PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PTK pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 2 Purwodadi Tahun 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Matematika
Diajukan Oleh: ENI SETYANINGSIH A 410 090 007 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADI SURAKARTA 2013
PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING BAGI SISWA SMP
Oleh Eni Setyaningsih1 dan Sutama2 1
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Mathematika,
[email protected] 2
Staff Pengajar UMS,
[email protected]
Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan peningkatan kemandirian dan prestasi belajar matematika bagi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Purwodadi dengan strategi problem based learning dalam pembelajaran matematika. Penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, tes, catatan lapangan dan dokumentasi. Hasil penelitian, menunjukan adanya peningkatan kemandirian dan prestasi belajar matematika. (1) Peningkatan kemandirian matematika, (a) kemampuan menyelesaikan dan bertanggung jawab pada tugas mathematic sebelum tindakan 18,42% meningkat 65,79% pada tindakan terakhir, (b) kemampuan mengatasi masalah (soal) matematika sebelum tindakan 21,05% meningkat 63,16% pada akhir tindakan, (c) percaya pada kemampuan dalam berpendapat sebelum tindakan 2,63% meningkat 34,21% pada akhir tindakan, (d) kemampuan memperhatikan pelajaran mathematika sebelum tindakan 31,58% meningkat 84,21% pada akhir tindakan. (2) Peningkatan prestasi belajar pada penelitian sebelum tindakan 21,05% meningkat 71,05% pada akhir tindakan. Kata Kunci: kemandirian, prestasi belajar, problem Pendahuluan Kemandirian dan prestasi belajar matematika sangan diperlukan pada pembelajaran matematika. Othman (2010) pembelajaran efektif membantu siswa menjadi lebih mandiri dan aktif dalam pembelajarannya. Hasil observasi awal, kemandirian matematika siswa SMP Negeri 2 Purwodadi kelas VIIA berjumlah 38 siswa yang terdiri atas 21 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki belum sesuai dengan harapan. Siswa yang mampu menyelesaikan dan bertanggung jawab pada tugas matematika sebanyak 7 siswa (18,42%). Siswa yang mampu mengatasi masalah (soal) matematika sebanyak 8 siswa (21,05%). Siswa yang percaya pada
1
2
kemampuannya dalam berpendapat ada 1 siswa (2,63%). Siswa yang mampu mengatur dirinya dalam memperhatikan pelajaran matematika sebanyak 12 siswa (31,58%). Hasil analisis kondisi awal prestasi belajar matematika siswa kelas VIIA SMP N 2 Purwodadi sebanyak 30 siswa (78,95%) belum tuntas dan hanya 8 siswa (21,05%) yang tuntas. Hal ini menyatakan bahwa prestasi belajar belum sesuai harapan. Akar penyebab bervariasinya kemandirian dan prestasi belajar matematika siswa SMP Negeri 2 Purwodadi bersumber dari guru, siswa dan lingkungan belajar. Berdasarkan beberapa faktor tersebut, faktor dominal berasal dari guru dalam penerapan strategi pembelajaran. Proses pembelajaran akan menarik jika guru dapat menciptakan strategi pembelajaran yang tepat. Salah satu alternatif strategi pembelajaran yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah di atas adalah melalui strategi Problem Based Learning (PBL). Menurut Lambros (2004: 1) mengungkapkan bahwa PBL adalah metode pengajaran yang didasarkan pada prinsip menggunakan masalah sebagai titik awal untuk akuisisi pengetahuan baru. PBL juga penting untuk efektivitas pembelajaran melalui masalah yang menciptakan hasil baru dan penguatan pengetahuan yang ada. Adapun keunggulan strategi PBL menurut Hajriana (2010) antara lain; (1) dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna; (2) dalam situasi PBL, siswa mengintegrasikan
pengetahuan
dan
ketrampilan
secara
simultan
dan
mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan; dan (3) PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok. Hasil penelitian tindakan kelas dari awal sampai siklus II diperoleh bahwa tindakan belajar mengalami peningkatan kemandirian siswa dalam proses pembelajaran melalui strategi PBL. Penerapan strategi PBL juga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.Dalam siklus I membahas mengenai sifat-sifat persegi panjang dan persegi dan pada siklus II membahas keliling, luas persegi panjangi persegi dan persegi.
3
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk peningkatkan kemandirian dan prestasi belajar matematika. Secara khusus bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan peningkatan kemandirian bagi siswa kelas VII SMP N 2 Purwodadi dengan strategi pembelajaran PBL dalam pembelajaran matematika. (2) Mendeskripsikan prestasi belajar matematika bagi siswa kelas VII SMP N 2 Purwodadi dengan strategi pembelajaran PBL dalam pembelajaran matematika.
Metode Penelitian Jenis penelitian, Penelitan Tindakan Kelas (PTK) dilakukan secara kolaborasi antara guru matematika dan peneliti. Menurut Sutama (2010: 18) karakteristik PTK, mengkaji permasalahan situasional kontekstual, b) adanya tindakan, c) adanya efaluasi terhadap tindakan, d) pengkajian terhadap tindakan, e) adanya kerjasama, dan f) adanya refleksi. Proses PTK, dialog awal, perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan monitoring, refleksi, evaluasi, dan penyimpulan, secara siklus dilakukan dua putaran.Waktu penelitian 5 bulan, yaitu mulai bulan Februari hingga Juni 2013 di kelas VIIA SMP N 2 Purwodadi. Subyek yang melakukan tindakan,guru matematika dan subyek yang melakukan tindakan siswa dibantu oleh peneliti. Teknik pengumpulan data berupa observasi, tes, catatan lapangan dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan, kualitatif dan kuantitatif.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Pembelajaran yang dilakukan melalui strategi PBL, baik digunakan untuk membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan dan merubah system pendidikan yang cenderung monoton. Sehingga dapat memberikan suatu proses belajar mengajar yang disukai siswa. Kegiatan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan awal, meliputi berdoa, absensi siswa, motivasi, serta apersepsi. Pada kegiatan inti, guru membagi siswa dalam 9 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa, membimbing siswa dalam kegiatan diskusi secara berkeliling, serta membimbing siswa untuk melakukan persentasi di depan kelas. Pada kegiatan
4
penutup, guru memberikan penguatan jawaban permasalahan soal yang dibahas tentang permasalahan sifat-sifat persegi. Permasalahan soal yang dibahas tentang sifat-sifat persegi diambil sempel sebagai berikut: Perhatikan gambar persegi ABCD D C
Tentukn: a. Sudut yang sama besar dengan A
O b. Sudut-sudut yang sama besar dengan OAB
A B Jawaban siswa yang benar a. סA = סB = סC = סD = סO
b. סOAB = סOBA = סOBC = סOCB = סOCD = סODC = סODA = סOAD
Jawaban siswa yang salah a. סB = סC = סD
b. סOAD = סAOB = סCOB = סBCO
Berdasarkan data di atas, guru juga dapat memilih dan menggunakan strategi
pembelajaran yang bervariasi dan inovatif. Sunhaji (2008) mengungkapkan strategi pembelajaran merupakan upaya guru dalam menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan siswa belajar atau pilihan pola perbuatan guru siswa dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar. Pendapat ini diperkuat oleh Puteh dan Mahani Ibrahim
(2010) mengatakan, guru harus dapat meningkatkan kesadaran siswa pentingnya strategi pembelajaran sehingga siswa dapat mengikuti proses pembelajaran secara maksimal. Proses pembelajaran guru menggunakan strategi PBL.. Penelitian yang dilakukan. Pierrakos, dkk (2010) menyatakan PBL berfungsi sebagai pedagogi yang kuat untuk mengekspos siswa dalam masalah otentik dan dunia nyata pemecahan
lingkungan,
sehingga
memungkinkan
berpikir,
belajar,
dan
pemecahan masalah yang berbeda. Strategi PBL dapat meningkatkan kemandirian matematika,
terlihat
dari
meningkatnya
indikator-indikator
kemandirian
matematika yaitu 1) mampu menyelesaikan dan bertanggung jawab pada tugas
5
matematika, 2) mampu mengatasi masalah (soal) matematika,3) percaya pada kemampuan
dalam berpendapat, 4) mampu mengatur dirinya dalam
memperhatikan pelajaran. Hasil penelitian dari indikator kemandirian matematika sebanyak 38 siswa kelas VIIA SMP 2 Purwodadi. Kondisi awal siswa yang mampu menyelesaikan dan bertanggung jawab pada tugas matematika sebanyak 7 (18,42%). Pada tindakan siklus I sebanyak 15 siswa (39,47%) dan tindakan siklus II sebanyak 25 siswa (65,79%). Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Kazemi, dkk (2012) mengungkapkan bahwa siswa yang mampu berpikir pada masalah dan masuk akal akan menemukan kemampuan menganalaisis masalah dengan baik. Siswa harus aktif dalam belajar, tidak hanya menyalin atau mengikuti contohcontoh tanpa tahu maknanya. Pada kondisi awal siswa yang mampu mengatasi masalah (soal) matematika sebanyak 8 siswa (21,05%), pada tindakan siklus I sebanyak 15 siswa (42,1%), pada tindakan siklus II sebanyak 24 siswa (63,16%). Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Kocak, Bozan dan Isik (2009) menyatakan bahwa siswa belajar matematika dalam kerja kelompok lebih baik dalam memahami suatu permasalahan. Menurut Babakhani (2011) menyatakan pemodelan perilaku yang benar membantu siswa memahami seberapa baik pemecahan masalah menggunakan strategi yang tepat. Sehingga siswa yang belajar kelompok dapat meningkatkan pemahaman dalam mengatasi masalah. Siswa yang percaya pada kemampuanya dalam berpendapat mengalami peningkatan. Pada kondisi awal sebanyak 1 siswa (2,63%), pada siklus I sebanyak 6 siswa (15,79%), pada siklus II sebanyak 13 siswa (34,21%). Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Mahmudi (2009) menyatakan bahwa proses pemanfaatan masalah dapat mendorong siswa memahami materi matematika dengan baik. Pembelajaran matematika yang baik mampu menstimulus dan mengembangkan ide-ide dan kemampuan matematik siswa. Sehingga siswa lebih percaya diri dalam mengemukakan pendapatnya dan kemandirian siswa meningkat.
6
Pada kondisi awal siswa yang memperhatikan pelajaran matematika sebanyak 12 siswa (31,58%), pada siklus I sebanyak 20 siswa (52,63%), pada siklus II sebanyak 32 siswa (84,21%). Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hrbackova dan Jakub (2011) menyatakan bahwa perhatian rendah dalam pembelajaran sering gagal dibandingkan mereka yang memperhatikan dengan baik. Maknanya pemahaman yang baik mampu meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa. Hasil penelitian tindakan kelas dari awal sampai siklus II diperoleh bahwa tindakan belajar mengalami peningkatan kemandirian siswa dalam proses pembelajaran melalui strategi PBL. Pada siklus I membahas mengenai sifat-sifat persegi panjang dan persegi dan pada siklus II membahas keliling, luas persegi panjangi dan persegi. Hasil penelitian dapat dilihat pada table 1. Tabel 1. Data kemandirian matematika No
1 2
Indikator Kemandirian Matematika Siswa Menyelesaikan dan bertanggung jawab pada tugas matematika Mengatasi masalah (soal) mathematic
3
Percaya pada kemampuanya dalam berpendapat
4
Memperhatikan pelajaran matematika
Sebelum Tindakan
Sesudah Tindakan Siklus I Siklus II
7 siswa (18,42%)
15 siswa (39,47%)
25 siswa (65,79%)
8 siswa
16 siswa (42,1%)
24 siswa
(21,05%) 1 siswa (2,63%) 12 siswa (31,58%)
6 siswa (15,79%)
(63,16%) 13 siswa (34,21%)
20 siswa (52,63%)
32 siswa (84.21%)
7
Adapun grafik 1 meningkatnya kemandirian belajar matematika dari kondisi awal sampai siklus II. menyelesaikan dan bertanggung jawab pada tugas matematika mengatasi masalah (soal) matematika
90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00%
percaya pada kemampuanya dalam berpendapat
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
memperhatikan pelajaran matematika
Gambar 1. Grafik peningkatan kemandirian matematika Peningkatan kemandirian belajar matematika siswa berdampak pada meningkatnya prestasi belajar matematika. Prestasi
belajar matematika dapat
dilihat dari banyaknya siswa yang tuntas dengan nilai lebih dari sama dengan KKM. Pada kondisi awal siswa yang nilainya lebih dari sama dengan KKM (ш 70) yaitu sebelum tindakan sebanyak 8 siswa (21,05%), pada siklus I sebanyak 16 siswa (42,1%), pada siklus II sebanyak 27 siswa (71,05%). Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Acar dan Hilal (2010) menyatakan bahwa prestasi diri muncul dari kebutuhan siswa tentang pemahaman dan wawasan mereka sendiri dalam proses pembelajaran. Menurut Adedoyin (2010) menyatakan bahwa bahwa ada pengaruh perbedaan gender dalam tanggapan siswa mengenai pertanyaan dari guru terhadap prestasi belajar matematika. Siswa perempuan menanggapi pertanyaan dari guru kelas berbeda dengan siswa laki-laki. Siswa perempuan lebih mendominasi kelas daripada siswa laki-laki. Siswa laki-laki cenderung memiliki sifat cepat bosan pada pembelajaran matematika. Namun tidak dipungkiri bahwa
8
ada siswa laki-laki yang aktif saat pembelajaran. Data yang diperoleh dari peningkatnya kemandirian belajar dapat disajikan dalam tabel 2 berikut. Tabel 2. Data prestasi belajar matematika Sesudah Tindakan
Indikator Prestasi
Sebelum
Belajar
Tindakan
Siklus I
Siklus II
Nilai siswa di atas
8 siswa
16 siswa
27 siswa
KKM ( 70)
(21,05%)
(42,1%)
(71,05%)
Adapun grafik 1 meningkatnya kemandirian belajar matematika dari kondisi awal sampai siklus II. 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00%
0HQFDSDL..0
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Gambar 2. Grafik peningkatan prestasi belajar matematika Penelitian yang dihasilkan dari siklus I hingga siklus II menunjukkan kemandirian matematika berpengaruh terhadap prestasi belajar mathematika siswa. Hal ini didukung oleh pendapat Stoegler dan Ziegler (2005) yang menemukan bahwa kemandirian dapat meningkatkan prestasi pada siswa. Zimmerman (2004) mendefinisikan kemandirian merupakan kemampuan belajar untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajarnya yang meregulasi diri merencanakan, mengorganisasi, mengintruksi diri, memonitor dan mengevaluasi dirinya dalam proses belajar. Sehingga meningkatkan prestasi belajar sesuai harapan peneliti.
siswa
9
Simpulan Strategi PBL dilakukan dengan lima tahap. (1) Guru melakukan orientasi siswa pada situasi masalah. (2) Guru mengorganisasi siswa untuk belajar. (3) Guru membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. (4) Siswa mengembangkan dan menyajikan hasil karya. (5) Guru bersama dengan siswa menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pembelajaran matematika dengan strategi PBL dapat meningkatkan kemandirian belajar matematika. Peningkatan kemandirian belajar matematika diamati dari empat indikator sebagai berikur a) mampu menyelesaikan dan bertanggung jawab pada tugas matematika meningkat 47,37%,b) mampu mengatasi masalah (soal) matematika meningkat 42,11%, c) percaya pada kemampuan dalam berpendapat meningkat 31,58%, d) mampu memperhatikan pelajaran
mathematika
meningkat
52,63%.
Peningkatan
kemandirian
mengakibatkan peningkatan prestasi belajar matematika. Peningkatan prestasi belajar matematika diukur dari banyaknya siswa yang tuntas. Peningkatan prestasi belajar pada penelitian ini meningkat 50%. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat peneliti memberikan saran kepada guru,
penelitian
ini
dapat
dimanfaatkan
untuk
meningkatkan
kualitas
pembelajaran matematika. Bagi kepala sekolah, penelitian ini dapat digunakan untuk pembinaan guru-guru dan pemberdayaan kompetensi pedagogik. Bagi peneliti untuk meningkatkan karya ilmiahnya. Terimakasih pada dekan dan staff pengajar UMS yang telah membatu dan mendukung dalam menyusun karya ini.
Daftar Pustaka $FDU (VLQ GDQ +LODO $NWDPLV ³ 7KH5HODWLRQVKLS EHWZHHQ VHOI-regulation strategieV DQG SURVSHFWLYH HOHPHQWDU\ VFKRRO WHDFKHUV¶ DFDGHPLF DFKLHYHPHQWLQPDWKHPDWLFVWHDFKLQJFRXUVH´9RO1R-5543. Adedoyin, 2PREROD ³$Q ,QYHVWLJDWLRQ RI 7KH 7HDFKHU¶V &ODVVURRP Question on The Achievements of Students in Mathematics: Case Study of %RWVZDQD &RPPXQLW\ -XQLRU 6HFRQGDU\ 6FKRROV´ European Journal of Educational Studies, Vol.2, No.3, 313-329.
10
Babakhani, 1DUJHV³7KHHIIHFWRIWHDFLQJWKHFRJQLWLYHDQGPHWD-cognitive strategies (self- interaction procedure) on verbal math problem-solving pervormance of primary school students with verbal problem-solving GLIILFXOWLHV´Procedia Social and Behavioral Sciences, Vol. 15, 563-570. Borthick, A.F. dan Jones, D.R. 2000. ³The Motivation for Collaborative Discovery Learning Online and its Application in an Information Systems Assurance Course´. Issues in Accounting Education, Vol. 15, No. 2, 181210. +DMULDQD ³3UREOHP %DVHG /HDUQLQJ 3HPEHODMDUDQ %HUEDVLV 0DVDODK ´ http://hajrianawarnadunia.blogspot.com/2010_04_01_archive.html, diakses tanggal 19 Maret 2013. Hrbackova .DUOD GDQ -DNXE +ODGLN ³ 'RPDLQ-Specifik Contaxt of 6WXGHQWV¶ 6HOI-Regulated Learning in the Preparation of Helping 3URIHVLRQV´Procedia Social and Behavioral Sciences, Vol. 29, 330-340. .D]HPL)DUKDWGNN³,QYHVWLJDWLRQWKHLPSDFWRIchess play on developing meta-cognitive ability and math problem-solving power of students at GLIIHUHQW OHYHOV RI HGXFDWLRQ´ Procedia Social and Behavioral Sciences, Vol. 32, 372-379. Koçak, Zeynep Fidan, Radiye Bozan, g]OHP ,VÕN ³7KH LPSRUWDQFH Rf JURXS ZRUN LQ PDWKHPDWLFV´ Procedia Social and Behavioral Sciences, Vol. 1, 2363±2365 Lambros, Anna. 2004. Problem Based Learning. Amrika: Corwin Press. Mahmudi, Ali. 2009. Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal MIPMIPA UNHALU Vol. 8, No. 1, 1-9. Martinis, Yamin. 2011. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta. Gaung Persada Press. 2WKPDQ +DV\DPXGGLQ GNN ³$SSOLHG 0DWKHPDWLFV FDQV (QKDQFH (PSOR\DELOLW\ 6NLOOV 7KURXJK 3%/´ Procedia Social and Behavioral Sciences, Vol 8, 332±337. Reynolds, D., & Muijs, D. 1999.´The effective teaching of mathematics: A review of research´. School Leadership & Management, Vol. 19 No. 3, 273-288. 3LHUUDNRV 2OJD ³8QGHUVWDQGLQJ 8QGHUJUDGXDWH 5HVHDUFK ([SHULHQFHV through the Lens of Problem-based Learning: Implications for Curriculum
11
7UDQVODWLRQ´ Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning/ Vol. 4 , No. 2, 35-62. Puteh, Marzita dan ,EUDKLP 0DKDQL ´The Usage of Self-Regulated Learning Strategies among Form Four Students in the Mathematical Problem-Solving Context: A Case Study´9RO8, 446-452. Stoeger, H. & Ziegler, A. 2005. ³Evaluation of an elementary clasroom selfregulated learning program for gifted mathematics underachievers´. International Educational Journal, Vol. 6, No. 2, 261-271. Sunhaji. 2008. Strategi Pembelajaran: Konsep dan Aplikasinya. Journal Pemikiran Alternatif Pendidikan, Vol.13. No.3,474-492. Sutama. 2010. Penelitian Tindakan. Semarang: Surya Offset. Zimmerman,B.J. 2004. ³A social cognitive view of self-regulated academic learning´. Journal of Educational Psychology, Vol. 4, No. 2, 22-63.