1
NASKAH PUBLIKASI
ALASAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN KOTA YOGYAKARTA BERTAHAN PADA PEKERJAANYA
Oleh: Metha Irmawayani Putri 04 320 275
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008
2
PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Peristiwa kebakaran merupakan salah satu musibah yang banyak menelan kerugian secara materi dan tidak jarang pula menimbulkan korban jiwa. Bencana kebakaran di wilayah DKI Jakarta untuk saat ini cenderung mengalami peningkatan, dalam
sehari
terjadi
dua
sampai
tiga
kali
peristiwa
kebakaran
(www.beritajakarta.com/01.03.08). Di wilayah kota Yogyakarta sendiri jumlah peristiwa kebakaran yang terjadi pada tahun 2007 mencapai 111 kali. Terhitung sejak Januari 2008 hingga Maret 2008 terjadi kebakaran sebanyak 29 kali dan bencana angin ribut sebanyak tiga kali, atau bila dirata-rata pada tahun 2008 dalam tiap bulannya terjadi 10 kali peristiwa kebakaran (KPMPK Kota Yogyakarta). Kebakaran hampir selalu dihubungkan dengan profesi petugas pemadam kebakaran dengan segala asumsi dan harapan. Petugas pemadam kebakaran harus selalu siaga dalam setiap kesempatan apabila terjadi suatu peristiwa kebakaran, mereka harus selalu memenuhi panggilan tugas tanpa mengenal waktu atau batas jam kerja. Petugas pemadam kebakaran yang juga dikenal sebagai pasukan berbaju biru harus
siap
dipanggil
dan
terjun
ke
lapangan
24
jam
non
stop
(www.prajuritkecil.com/11.03.08). Petugas pemadam kebakaran Kota Yogyakarta bertugas dibawah naungan Kantor Perlindungan Masyarakat dan Penanggulangan Kebakaran dalam ruang lingkup Pemerintah Kota Yogyakarta Propinsi DI Yogyakarta. Karyawan terbagi atas karyawan administratif dan karyawan operasional (petugas pemadam), karyawan
3
operasional (petugas pemadam) sendiri berjumlah 98 orang, sedangkan karyawan administratif berjumlah 7 orang. Karyawan administratif memiliki jam kerja layaknya pegawai biasa, mulai dari jam 08.00 WIB sampai 16.00 WIB. Sedangkan karyawan operasional memiliki jam kerja 24 jam penuh, satu hari masuk, satu hari menjadi petugas cadangan, dan hari berikutnya libur sehingga terdapat tiga kelompok (pleton) yang bertugas secara bergantian. Petugas pemadam tidak memiliki hari libur selain ketika mereka tidak mendapatkan jadwal jaga. Hari minggu, hari raya, atau pada saat hari libur nasional lainnya mereka tetap harus bertugas. Selain besarnya tanggung jawab yang diemban, petugas pemadam kebakaran juga dihadapkan pada tingginya resiko dari profesi yang mereka jalani. Walaupun setiap profesi memiliki resiko, profesi sebagai petugas pemadam kebakaran memiliki resiko amat tinggi. Resiko yang dihadapi profesi ini sudah jelas, resiko cedera atau bahkan tewas
dalam
tugas
merupakan
bagian
dari
kemungkinan
yang
dihadapi
(www.kompas.com/07.04.07). Berdasarkan informasi tersebut, peneliti memiliki gambaran sementara bahwa ditengah ruang lingkup wilayah kerja yang luas dan tingginya resiko profesi, petugas pemadam kebakaran kurang mendapatkan dukungan positif, baik dari masyarakat, rekan sejawat, maupun kebijakan pemerintah. Meskipun berada dalam keadaan yang tidak mendukung, mereka tetap bertahan pada pekerjaannya sebagai petugas pemadam kebakaran di KPMPK Kota Yogyakarta, oleh karena itu peneliti tertarik mengambil topik ini. Bagaimana proses bertahannya petugas pemadam kebakaran
4
pada pekerjaannya di KPMPK Kota Yogyakarta?. Apa sajakah faktor yang menyebabkan petugas pemadam bertahan pada pekerjaannya?. B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses bertahannya petugas pemadam kebakaran pada pekerjaannya di KPMPK Kota Yogyakarta dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
TINJAUAN PUSTAKA Kata
bertahan
menurut
KBBI
(2002)
berarti
tetap
pada
tempatnya
(kedudukannya), tidak bergerak (mundur), dalam penelitian ini kata bertahan berarti keadaan menetap pada pekerjaan sebagai petugas pemadam kebakaran di KPMPK Yogyakarta. Bertahannya petugas pemadam kebakaran pada pekerjaannya di KPMPK Yogyakarta dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Beberapa teori yang dapat digunakan untuk memahami bertahannya seseorang pada pekerjaanya antara lain : Meyer dkk (1993) menyampaikan suatu gambaran bahwa komitmen adalah suatu keadaan psikologis berupa (a) karakteristik hubungan antara pekerja dengan organisasi dan (b) memiliki implikasi pada keputusan untuk melanjutkan atau berhenti dari keanggotaanya pada organisasi. Greenberg dan Baron (dalam Setiawati dan Zulkaida, 2007) mengemukakan bahwa komitmen kerja merefleksikan tingkat identifikasi dan keterlibatan individu dalam pekerjaannya dan ketidak sediaannya untuk meninggalkan pekerjaannya tersebut.
5
A. Proses Terbentuknya Komitmen Organisasi Mowday, Porter & Steers (dalam Miner, 1992) mereka membedakan komitmen menjadi dua, yaitu komitmen sebagai suatu sikap dan komitmen sebagai suatu perilaku. Ditinjau dari kategori sikap, komitmen organisasi dapat diartikan sebagai daya tahan, identifikasi seseorang, dan juga keterlibatannya dalam organisasi tertentu (Mowday, Porter, & Stears dalam Miner, 1992). Proses terbentuknya komitmen tentu akan berbeda antara satu individu dengan lainnya. Sebagai gambaran umum sementara Mowday, Porter, & Stears (dalam Miner, 1992) lebih lanjut menggambarkan tahap-tahap terbentuknya komitmen dalam bagan sebagai berikut : a. Komitmen awal Karakteristik pribadi: - Nilai - Kepercayaan - Kepribadian
Harapan tentang pekerjaan
Karakteristik pekerjaan yang dipilih : - apakah dipilih atas kemauannya sendiri (volition) - tidak dapat membatalkan keputusan memilih pekerjaan (irrevocability) - Pengorbanan yang harus diberikan untuk pekerjaan - pembenaran yang kurang (insufficient justification)
Tingkat komitmen awal pada organisasi
Proses terbentuknya komitmen awal Richard T Mowday, Lyman W. Porter, dan Richard M Steers dalam Miner (1992)
6
b. Komitmen pada pekerja awal (early employment) Pengalaman pada awal bekerja : - pekerjaan - pengawasan - kelompok kerja - gaji - organisasi
Komitmen awal Komitmen selama periode pekerja awal (early employment) Rasa bertanggungjawab
Adanya alternative pekerjaan
Proses terbentuknya komitmen pada pekerja awal (early employment) Richard T Mowday, Lyman W. Porter, dan Richard M Steers dalam Miner (1992)
c. Komitmen pekerja pada jenjang karir lanjutan Lamanya waktu mengabdi
-besarnya investasi pada perusahaan -keterlibatan dengan lingkungan sosial perusahaan - mobilitas pekerjaan - pengorbanan
Komitmen pekerja pada jenjang karir lanjutan
Proses terbentuknya komitmen pada jenjang karir lanjutan Richard T Mowday, Lyman W. Porter, dan Richard M Steers dalam Miner (1992)
Mowday (dalam Meyer, 1993) menyampaikan 4 faktor yang menjadi penyebab munculnya komitemen, yaitu : a. Karakteristik personal b. Karaktersitik struktur organisasi c. Karakteristik pekerjaan d. Kualitas pengalaman kerja Steers dan Porter (1983) menguraikan 4 faktor yang disampaikan oleh Mowday: a. Karakteristik personal meliputi masa kerja, usia, n-ach (need of achievement) dan pendidikan. Masa kerja dan usia memiliki korelasi positif dengan komitmen.
7
b. Karakteristik kerja meliputi stres kerja, tantangan kerja, umpan balik, identifikasi tugas, kejelasan peran, pengembangan diri, karir dan tanggung jawab. Selain stres kerja, kesemuanya berkorelasi positif terhadap komitmen c. Karaktersitik organisasi meliputi desentralisasi dan tingkat partisipasi dalam pengambilan keputusan. d. Sifat dan kualitas pengalaman meliputi sejauh mana karyawan merasakan sikap positif kelompok terhadap perusahaan. Pengalaman-pengalaman yang memenuhi kebutuhan psikologis untuk merasa nyaman dalam organisasi dan merasa kompeten dalam peran kerja. C. Petugas Pemadam Kebakaran Berdasar pada KJI (Klasifikasi Jabatan Indonesia), petugas pemadam kebakaran Kota Yogyakarta termasuk dalam kategori pemadam kebakaran umum (581.80) Adapun penjelasan mengenai tugas dan fungsinya yaitu memadamkan api sebagai anggota barisan pemadam kebakaran; mengendarai mobil atau kapal pemadam kebakaran untuk mengamati kobaran api; menggunakan alat pemadam api dengan tangan untuk menyemprot air; membongkar bagian gedung atau bangunan bila perlu untuk memadamkan api; menyelamatkan orang yang terkurung dalam kobaran api; melindungi dan menyelamatkan barang selama dan sesudah kebakaran dengan memindahkan barang-barang dari tempat yang membahayakan; mencegah terjadinya kerusakan perkakas dan barang lain dengan menggunakan kain taplak basah atau dari bahan lain yang tahan api dengan cara menutupi barang-barang tersebut; menjaga bangunan dan halaman dari kemungkinan api menjalar.
8
C. Pertanyaan Penelitian Bagaimana proses bertahannya petugas pemadam kebakaran pada pekerjaannya di KPMPK Kota Yogyakarta?. Apa sajakah faktor yang menyebabkan petugas pemadam bertahan pada pekerjaannya di KPMPK Kota Yogyakarta?. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Poerwandari (1998) penelitian merupakan studi terhadap suatu fenomena dalam situasi dimana fenomena tersebut ada dengan berorientasi pada penemuan. B. Fokus Penelitian 1) Bagaimana proses bertahannya petugas pemadam kebakaran pada pekerjaannya di KPMPK Kota Yogyakarta?. 2) Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi proses bertahannya petugas pemadam kebakaran? C. Responden Penelitian 1) Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah petugas pemadam kebakaran Kota Yogyakarta yang bekerja di lapangan (operasional). Metode pengambilan sample dilakukan dengan teknik nonprobability-purposive sampling, responden yang akan diambil datanya disesuaikan dengan tujuan penelitian (Mulyana, 2004). Karakteristik subyek penelitian yang akan diambil datanya adalah :
9
1. Berjenis kelamin laki-laki 2. Telah bekerja selama minimal dua tahun enam bulan menjadi petugas pemadam 3. Belum diangkat menjadi pegawai negeri 2) Informan Informan adalah responden selain subyek penelitian. 3) Data sekunder Data sekunder didapat dari sumber tertulis seperti artikel, data administratif kantor seperti absensi, dan modul-modul mengenai petugas pemadam. D. Metode Pengumpulan Data Wawancara mendalam E. Metode Analisis Data Data kualitatif yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan content analysis (Strauss dan Corbin, 2003). 1. Open Coding, yaitu di mana seluruh teks coding dikode baris perbaris, kemudian dimasukkan dalam setiap konsep atau tema yang berbeda. 2. Axial Coding, di mana kode-kode yang telah dimasukkan dalam tema dibuat menjadi kategori-kategori, biasanya akan terwujud struktur pohon 3. Selective Coding, yaitu di mana mencari hubungan antara kategori yang selanjutnya diuji dan tema baru dapat dikembangkan. Pada penelitian ini pengkodean dilakukan sampai dengan tahap axial coding karena sudah dianggap cukup.
10
HASIL PENELITIAN 1. Masa awal masuk Bantuan Konunikasi KPMPK Yogyakarta
Bekerja di lingkungan swasta
Lowongan KPMPK Yogyakarta
Penempatan dan pengangkatan Berharap menjadi petugas pemadam
Penerimaan diri
Sesuai dg harapan
Tidak pernah berkeiinginan untuk menjadi pemadam
Refleksi: bisa menolong orang Merasa senang dan bersyukur
Reinforcement : seragam yg bagus seperti tentara
Penerimaan pekerjaan Internal
: Eksternal :
Motivasi -dapat menolong orang lain (bekerja sosial) -mengabdi pada masyarakat -“prospek ‘lebih jelas -penghasilan tetap
Karakteristik Pekerjaan: -tidak membutuhkan pengorbanan -mendaftar atas keinginan sendiri/tanpa paksaan
Karakteristik personal -Self esteem (membuktikan eksistensi diri) -Self concept (merasa tidak dapat bersaing di dunia kerja) Keyakinan Nyawa ditangan tuhan
Harapan -mengabdi pada masyarakat dan negara -menjadi penolong -menjadi PNS -mendapat penghasilan tetap Nilai -bekerja halal -bekerja untuk kepentingan sosial
Ketidakpuasan pada Pekerjaan sebelumnya (penghasilan yang rendah)
Bertahan
Role model : Ingin menjadi PNS seperti ayah Reinforcement eksternal pandangan positif masyarakat pada pegawai instansi pemerintah
4.10 Bagan dinamika psikologis komitmen pada awal masuk (initial commitment)
11
2. Masa awal bekerja 2.
Pengalaman Kerja Penilaian Pada pekerjaan -petugas pemadam tugas yang mulia -harus selalu siap meski sedang libur -bekerja 24 jam penuh -pekerjaan beresiko tinggi Pekerjaan
Refleksi : -merasa bangga karena menjadi pemadam dapat menolong orang -merasa puas setelah dapat menolong orang
Bertugas sebagai anggota memegang selang air Tantangan Kerja -takut dan ragu dalam mengambil tindakan pemadaman -harus siaga 24 jam penuh -resiko mempertaruhkan nyawa saat bekerja
Coping : -terus berlatih dan belajar agar rasa takut berkurang -berhati-hati saat bertugas
-Mendapat saran dan masukan dari atasan -Mendapat kepercayaan perawatan alat komunikasi dari atasan
Pengawasan
3. yang baik Komunikasi dengan atasan
Penilaian pada kelompok kerja -Saling menghormati dan menghargai -Petugas4. senior dan yunior dapat membaur -pergaulan yang menyenangkan Penilaian pada gaji/kompensasi 5.
Bertahan
tidak mempermasalahkan nominal gaji gaji kecil (sebesar UMP)
Penilaian pada organisasi :
6. bekerja di -Merasa bangga
KPMPK -Fleksibilitas pola kerja dan 7.yang ringan Beban kerja -Tidak bekerja setiap hari -Tidak ada pekerjaan saat 8. tidak ada peristiwa kebakaran
Refleksi : -walaupun kecil, gaji PTT masih mencukupi -bersyukur karena pernah mendapat gaji lebih rendah
-merasa menjadi pengangguran yg dibayar negara bila hanya datang, duduk, absen, nonton tv, nunggu perintah, mengerjakan, selesai, istirahat, tidur, makan -ingin kantor membutuhkan dirinya seperti dirinya butuh kantor Coping: termotivasi melakukan sesuatu dg seizin atasan
-memiliki kegiatan rutin pengecekan mobil setelah usulanya diterima atasan -tidak menganggur lagi setelah memiliki kegiatan rutin
-Suasana kerja santai dan dapat menggunakan waktu luang untuk beristirahat di kantor - waktu luang untuk keluarga -menghemat biaya transportasi ke kentor
12
3. Level karir lanjutan Keyakinan: -“rezekinya” dengan menjadi petugas pemadam -menjadi juru selamat dg menjadi pemadam
Internal
Keyakinan : -bekerja di pemerintahan lebih menguntungkan dibanding bekerja di perusahaan swasta -pegawai pemerintahan lebih dihargai masyarakat
-Bekerja di perusahaan swasta sangat “diperas” tenaganya -Status pegawai pemerintah lebih tinggi dibanding pegawai swasta
Harapan : -meninggal saat bertugas memadamkan kebakaran -ingin menyelamatkan nyawa orang lain
-menjadi PNS Karakteristik personal : Senang mengembangkan ide & kreativitas
eksternal
Kontribusi dan investasi tinggi pada kantor
Organisasi : -banyak terlibat dalam kegiatan kantor -memperoleh kepercayaan khusus dari atasan (perawatan mobil&alat komunikasi) Organisasi : -gaji lebih terjamin -pengorbanan yg rendah - beban kerja ringan dan pola kerja fleksibel -bisa “bersantai” saat tidak ada pekerjaan Role model : Figur atasan yang ingin ditiru Masyarakat : Status sosial naik dg bekerja di instansi pemerintahan
Keluarga : Dukungan dari keluarga
Bertahan
13
PEMBAHASAN 1. Masa awal masuk (initial commitment) Berdasar bagan pertama dapat diketahui bahwa latar belakang subyek penelitian terbagi menjadi dua kategori, keseluruhan subyek memang berasal dari latar belakang pekerja swasta, namun salah satu diantaranya juga pernah terlibat dalam bantuan komunikasi pemadam kebakaran sebagai sukarelawan. Motivasi awal yang dimiliki oleh subyek untuk menjadi petugas pemadam kebakaran beragam, subyek yang berasal dari kelompok latar belakang pekerja swasta dan belum pernah terlibat dengan kegiatan petugas pemadam kebakaran ingin mendapatkan penghasilan tetap dengan “prospek” yang lebih jelas Nilai-nilai sosial dan pengabdian pada masyarakat secara umum mempengaruhi motivasi untuk menjadi pemadam dan tetap bertahan menjadi petugas pemadam Kepercayaan (beliefs) juga turut mempengaruhi mengapa subyek bertahan menjadi petugas pemadam. Selain keinginan subyek untuk mencari pekerjaan yang halal, keyakinan bahwa nyawa ada yang memiliki juga turut mempengaruhi, sehingga tingginya resiko petugas pemadam tidak menjadi suatu hambatan untuk tetap bertahan menjadi petugas pemadam hal ini dirasakan oleh subyek P yang membuatnya tidak gentar menghadapi resiko yang akan dihadapinya dengan menjadi petugas pemadam Faktor reinforcement eksternal juga turut mempengaruhi bertahannya subyek E di KPMPK Yogyakarta. Subyek E merasa kedudukannya di lingkungan sosial meningkat dan tidak diremehkan lagi karena ia telah bekerja di pemerintahan. Hal ini
14
sesuai dengan pendapat Becker (dalam Griffin & Hepburn, 2005) yang mengutarakan bahwa komitmen dipengaruhi oleh side-bet, salah satu faktor yang mempengaruhi side-bet adalah harapan budaya atau masyarakat dan kekhawatiran akan penampilan diri (proyeksi image seseorang). Karakteristik kepribadian subyek juga turut mempengaruhi alasan bertahannya subyek pada profesi petugas pemadam keyakinan subyek R bahwa persaingan kerja semakin sulit apalagi bagi dirinya sebagai “lulusan SMA” membuatnya memutuskan untuk tetap bertahan pada profesinya. Role model juga dapat mempengaruhi bertahannya seseorang pada suatu pekerjaan dalam suatu organisasi. Hal ini terjadi pada Mas E, status ayahnya sebagai pegawai negeri membuatnya ingin menjadi pegawai seperti ayahnya. Hal itu dipengaruhi oleh pandangan negatif ayahnya yang meremehkannya sehingga semakin mendorong keinginannya untuk bekerja di pemerintahan sehingga kemudian membuatnya merasa senang dapat diterima di KPMPK Yogyakarta walaupun statusnya sebagai pegawai tidak tetap (belum menjadi pegawai negeri). Tidak adanya paksaan bagi petugas pemadam saat memilih profesi sebagai pemadam dan tidak adanya pengorbanan yang harus mereka berikan pada profesi petugas pemadam semakin memperkuat keinginan petugas pemadam untuk bertahan pada pekerjaan sebagai petugas pemadam di KPMPK Kota Yogyakarta. 2.Masa awal bekerja Petugas pemadam memandang profesi yang digelutinya sebagai profesi sosial yang memberikan pertolongan saat terjadi bencana kebakaran atau bencana alam
15
lainnya. Petugas pemadam merupakan pekerjaan yang tidak bisa diremehkan dan penuh dengan resiko. Dua orang subyek yaitu P dan E pernah hampir meninggal pada saat bertugas, P pernah mengalami cedera terkena api dan pernah hampir tertabrak mobil pemadam saat mengawal mobil pemadam di jalan raya, sedangkan E pernah terjebak di tengah kepungan asap saat memadamkan api di dalam ruangan hingga kehabisan nafas dan hampir tertimpa baliho. Walaupun pernah mengalami peristiwa yang hampir merenggut nyawa, mereka tidak merasa trauma, petugas pemadam justru merasa bangga dan puas setelah menolong peristiwa kebakaran atau bencana alam. Subyek R merasa bahwa tidak semua orang dapat merasakan perasaan yang sama seperti rasa puas dan bangga yang ia rasakan setelah dapat menolong memadamkan kebakaran. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Louie (dalam Brown, 2002) yang menemukan bahwa komitmen secara signifikan berhubungan dengan kepercayaan, penyesuaian kerja, dan kepuasan kerja, di tiga area itu louie menemukan adanya hubungan yang positif dengan komitmen organisasi. Sehingga dalam hal ini rasa puas yang dirasakan subyek setelah memadamkan kebakaran mendukung terbentuknya komitmen yang selanjutnya dapat memunculkan keinginan untuk tetap bertahan. Kepuasan kerja juga dapat secara langsung mempengaruhi alasan bertahannya seseorang pada suatu pekerjaan. Locke (dalam Yew, 2006) mengungkapkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan positif seseorang yang berasal dari evaluasi terhadap pekerjaan dan pengalaman kerja dengan membandingkan apa yang ia harapkan dari pekerjaannya dan apa yang dapatkan dari pekerjaannya. Perasaan puas dan bangga
16
tersebut merupakan suatu perasaan positif yang petugas pemadam rasakan setelah harapannya untuk menolong orang dapat tercapai. Perasaan puas dan bangga yang dirasakan Mas R menjadi sutu keistimewaan tersendiri dari profesi petugas pemadam yang membuat Mas R merasa senang bekerja menjadi petugas pemadam. Seluruh subyek tidak mengalami kesulitan dalam memahami tugas, mereka memang mengakui bahwa mereka belum cukup mahir dalam menggunakan peralatan pemadam, hal ini terkait dengan peralatan pemadam yang menggunakan standar internasional sehingga tidak mudah untuk memahaminya, namun mereka berupaya mengatasinya dengan terus belajar. Hambatan juga tidak mereka temui saat menyandang peran tertentu pada struktur petugas pemadam di kantor, dua orang subyek memiliki jabatan sebagai wakil komandan regu, sedang seorang lainnya berstatus sebagai anggota. Hambatan mereka temui saat dihadapkan pada kejelasan peran mereka sebagai pegawai tidak tetap, hal ini berkaitan dengan ketidakpastian waktu kapan mereka dapat diangkat menjadi PNS. Faktor kepengawasan terdiri dari komunikasi dengan atasan, seluruh subyek tidak mengalami kesulitan saat berkomunikasi dengan atasan setingkat komandan regu dan wakil komandan regu karena sering bertemu. Berdasar informasi yang diperoleh dari subyek, atasan sering menyampaikan masukan atau menghadirkan wacana-wacana saat apel pagi, namun jarang dimintai pendapat atau diberi umpan balik secara pribadi Sebagian besar subyek memberikan penilaian positif pada kelompok kerja. Hambatan memang mereka hadapi ketika awal bertemu, hambatan tersebut menyangkut perbedaan kepribadian, perbedaan pendapat, perbedaan teknik
17
pemadaman namun setelah penyesuaian selama bebeberapa waktu hal tersebut dapat teratasi. Subyek semakin memahami kebiasaan dan kepribadian masing-masing rekan kerja. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Lembert, Hogan, Barton dan Clarke (dalam Griffin dan Hepburn 2005) yang menemukan bahwa meningkatnya komunikasi dan integrasi antara staf secara signifikan dapat meningkatkan komitmen afektif. Gaji pokok yang diperoleh petugas pemadam sebesar upah minimun DI Yogyakarta. Sebagian besar subyek merasa puas dengan gaji yang mereka terima, mereka memang mengalami kendala ketika harus menyesuaikan pengeluaran dengan gaji yang mereka peroleh. Namun seluruh subyek tetap bersyukur dengan gaji yang mereka peroleh, mereka menilai bahwa berapapun gaji yang diperoleh tidak akan pernah cukup bila tidak disyukuri Sebagian besar subyek memberikan penilaian positif pada kelompok kerja. Hambatan memang mereka hadapi ketika awal bertemu, hambatan tersebut menyangkut perbedaan kepribadian, perbedaan pendapat, perbedaan teknik pemadaman namun setelah penyesuaian selama bebeberapa waktu hal tersebut dapat teratasi. Subyek semakin memahami kebiasaan dan kepribadian masing-masing rekan kerja. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Lembert, Hogan, Barton dan Clarke (dalam Griffin dan Hepburn 2005) yang menemukan bahwa meningkatnya komunikasi dan integrasi antara staf secara signifikan dapat meningkatkan komitmen afektif. Tidak dipungkiri tetap terjadi perselisihan-perselisihan kecil, namun subyek menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang wajar. Pada subjek R ada terdapat
18
keluhan menyangkut rekan kerja yang “bersantai-santai” atau diam saja ketika ada rekan lain yang sedang bekerja. Subjek R berharap seharusnya antara satu petugas dengan petugas lainnya bisa merasakan hal yang sama. Spiegel, Torres dan Sutrisno (dalam Yulianie dkk, 2000) mengemukakan tentang timbulnya komitmen, bahwa komitmen timbul karena anggota tim memberikan sumbangan yang terselesaikannya suatu tugas. Berdasar pada pendapat tersebut rendahnya kontribusi dari tim akan berdampak negatif pada komitmen Mas R yang dapat mempengaruhi keputusan bertahan atau tidaknya ia pada pekerjaannya di KPMPK Yogyakarta. Fleksibilitas pola kerja membuat petugas pemadam bertahan pada pekerjaannya di KPMPK Kota Yogyakarta dengan cara yang berbeda. Subyek R dan E tetap bertahan karena merasa nyaman dengan fleksibilitas pola kerja tersebut, sedangkan subyek P berusaha memanfaatkan fleksibilitas pola kerja untuk melakukan hal lain yang dapat bermanfaat bagi pekerjaannya dan organisasinya yang kemudian meningkatkan rasa memiliki pada pekerjaan ataupun pada KPMPK Yogyakarta yang kemudian membuatnya ingin tetap bertahan. Sebagaian subyek yaitu Mas E dan Mas P memiliki alternatif pekerjaan, alternatif pekerjaan yang mereka jalankan masih berkaitan dengan pemadam kebakaran. Pekerjaan alternatif yang mereka miliki sama mengenai pengecekan peralatan kebakaran yang ada di kator-kantor atau di pabrik-pabrik. Sedangkan Mas R tidak memiliki pekerjaan alternatif karena kesulitan membagi waktu disaat harus mengasuh anaknya yang masih kecil.
19
Faktor-faktor tersebut secara langsung atau tidak membuat petugas pemadam bertahan pada pekerjaannya di KPMPK Yogyakarta. 3.Masa karir lanjutan Faktor internal meliputi keyakinan dan harapan, Pada refleksi yang dilakukan, keseluruhan subyek merasa senang dapat menjadi petugas pemadam kebakaran. Pada subyek P rasa senang, bangga, dan sedih ia rasakan secara bersamaan setelah dapat memadamkan kebakaran. Bekerja di lingkungan sosial dan kedudukan petugas pemadam sebagai pahlawan dan juru selamat yang menolong orang tanpa mengharap imbalan apapun menjadi suatu alasan yang kuat bagi subyek P untuk tetap bertahan menjadi petugas pemadam. Fleksibitas pola kerja, beban kerja yang ringan, dan gaji tetap menjadi alasan bagi subyek E dan R untuk bertahan. Pada subyek R, ia meyakini bahwa rezekinya memang pada profesinya saat ini sebagai petugas pemadam. Mas R juga merasa gajinya lebih terjamin dengan menjadi petugas pemadam, tidak adanya pekerjaan alternatif semakin memperkuat keinginan subyek untuk tetap bekerja. Mas R juga memiliki suatu keyakinan bahwa hidup itu untuk mencari yang lebih baik, Mas R merasa belum menemukan pekerjaan yang lebih baik selain menjadi petugas pemadam sehingga hal ini semakin memantapkan hatinya untuk tetap menjadi petugas pemadam. Mas E merasa senang dapat bekerja di lingkungan pemerintahan. Ia merasa bekerja di pemerintahan lebih menguntungkan dibanding bekerja di lingkungan swasta karena tenaga akan lebih “diperas” ketika bekerja di lingkungan swasta. Mas E juga merasa senang dengan sistem kerja yang ada di KPMPK Kota
20
Yogyakarta. Ia merasa lebih santai bekerja di KPMPK Yogyakarta karena tidak harus bekerja setiap hari. Mas P berharap dapat terus mengabdi pada masyarakat dengan menjadi petugas pemadam, bahkan ia berharap dapat meninggal saat sedang bertugas. Pada subyek E dan R harapan utama yang membuatnya tetap bertahan menjadi petugas pemadam kebakaran adalah keinginannya untuk dapat menjadi PNS. Harapan untuk menjadi PNS juga sempat diucapkan oleh Mas P namun tidak menjadi suatu alasan utama subyek untuk tetap bekerja di KPMPK Yogyakarta.Keahlian yang dimiliki juga mempengaruhi tingkat kontribusi pada kantor. Keterbatasan kemampuan pada subyek E dan subyek R membuatnya merasa bekerja biasa saja dan merasa kurang berkompeten untuk menyumbangkan ide atau gagasan. Sebaliknya keahlian subyek P dalam
alat
komunikasi
dan
perbengkelan
membuatnya
berusaha
untuk
mengembangkan ide dan gagasan baru untuk meningkatkan performa petugas pemadam. Meyer & Allen (dalam Meyer & Herscovitch, 2000) mengkategorikan lebih lanjut mengkategorikannya dalam komitmen afektif, karyawan yang memang berkeinginan untuk bergabung bekerja secara teratur, mengerjakan tugas dengan kemampuan maksimal yang ia miliki, dan meluangkan ekstra waktu untuk melakukan suatu hal untuk organisasi. Pada faktor Eksternal, faktor organisasi keluarga dan faktor mempengaruhi tingkat kontribusi dan komitmen secara langsung. Pada Mas P kepercayaan yang ia peroleh dari atasan untuk bertanggung jawab pada pengecekan unit mobil membuatnya lebih aktif dalam menyumbangkan ide atau gagasan baru. Faktor role model juga turut
21
mempengaruhi Mas P untuk tetap bekerja menjadi petugas pemadam. Mas P pernah mengutarakan keinginannya agar dapat menjadi seperti Pak Pulung (pada saat ini menjabat sebagai komandan seksi) yang selalu berusaha terlibat dalam upaya memadamkan api dimanapun kebakaran terjadi. Bycio, Hckett dan Allen (dalam Brown 2002) menginformasikan adanya hubungan positif antara perilaku kepemimpinan seperti karisma, stimulasi intelektual dan perhatian secara individual dengan komitmen baik afektif, normatif maupun kelanjutan. Mas P merasa kagum dan ingin menjadi Pak PS yang selalu berusaha untuk menolong kebakaran dimanapun lokasi kebakaran tersebut berada. Pak PS tetap berusaha terjun ke lapangan saat telah menjabat sebagai kapala seksi operasional yang membawahi seluruh pegawai operasional termasuk di dalamnya seluruh petugas pemadam. Selain itu Mas P juga merasa kagum dengan semangat Pak PS, meskipun usianya sudah lanjut beliau tetap bersemangat dan sehat. Pandangan positif masyarakat pada dirinya setelah ia bekerja di pemerintahan juga menjadi alasan kuat bagi subyek E untuk tetap bertahan menjadi petugas pemadam. Mas E akan kehilangan status sosialnya di masyarakat sebagai pegawai instansi pemerintahan bila ia mengundurkan diri dari KPMPK Yogyakarta. Kekahawatiran
tersebut
oleh
Becker
(dalam
Griffin
&
Hepburn,
2005)
dikelompokkan ke dalam side-bet yang akan mempengaruhi komitmen seseorang, proyeksi image Mas E sebagai seorang pegawai yang “seragaman” akan hilang bila ia mengundurkan diri dari KPMPK Yogyakarta.
22
KESIMPULAN Melalui pendekatan kualitatif hasil analisis data penelitian dapat menjawab pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Pada awal masuk, proses bertahannya subyek diawali dengan penerimaan dan pengangkatan pegawai tidak tetap (PTT). Subyek terbagi menjadi dua kelompok, subyek yang sudah mengetahui pekerjaan petugas pemadam karena sebelumnya pernah bergabung dalam bantuan komunikasi pemadam kebakaran dan yang belum mengenal “dunia” pemadam sebelumnya. Dua orang subyek yang memang ingin menjadi pemadam sejak awal menerima penerimaan dan pengangkatan dengan senang hati. Sedangkan pada subyek yang sebelumnya tidak pernah ingin menjadi pemadam akhirnya dapat menerima setelah melewati proses refleksi bahwa ia dapat menolong orang dengan menjadi pemadam, hal ini juga didukung dengan seragam ia dapat ketika masuk, ia merasa senang dan bangga dengan seragam yang akan dikenakan. Pada subyek yang memang ingin menjadi petugas pemadam faktor penilaian positif pada pekerjaan dan keinginan untuk menolong mendominasi alasan untuk bertahan. Sedangkan pada subyek yang pada awalnya hanya ingin bekerja di instansi pemerintahan faktor yang mendominasi alasan bertahan adalah keinginan untuk mendapat penghasilan tetap
dan faktor-faktor eksternal seperti keinginan untuk
meraih status sosial di mata masyarakat dan keluarga, juga disebabkan adanya ketidakpuasan pada pekerjaan terdahulu.
23
Pada masa awal bekerja , faktor yang mempengaruhi proses bertahannya petugas pemadam antara rasa puas dan bangga setelah berhasil memadamkan kebakaran, komunikasi yang baik dengan atasan, penilaian positif pada kelompok kerja, penerimaan pada gaji dan kompensasi serta fleksibilitas pola kerja. Pada subyek yang dari semula memang ingin menjadi pemadam memanfaatkan fleksibilitas pola kerja dengan mengembangkan dan merealisasikan ide untuk mengembangkan kantor. Sedang pada subyek yang pada awalnya hanya ingin bekerja di instansi pemerintah memanfaatkan flekasibilitas pola kerja untuk beristirahat, “bersantai” dan meluangkan waktu untuk keluarga, kondisi nyaman tersebut membuat subyek ingin bertahan. 3. Pada masa karir lanjutan, proses bertahannya petugas pemadam dipengaruhi oleh keinginan untuk menjadi PNS, walaupun pada subyek yang dari semula ingin menjadi pemadam hal ini bukan menjadi faktor utama. Baginya keinginan untuk menjadi “juru selamat” dan harapan untuk menolong nyawa orang lain menjadi alasan utama untuk bertahan, hal ini juga didukung oleh tingginya kontribusi pada organisasi dan rasa kagumnya pada atasannya yang akhirnya ingin ia tiru. Pada subyek yang pada awalnya hanya ingin bekerja di instansi pemerintah bertahan karena meyakini menjadi pemadam adalah “rezekinya”, keengganannya untuk bekerja di lingkungan swasta karena merasa bekerja dilingkungan swasta akan sangat “diperas”, kekhawatiran kehilangan status sosial sebagai pegawai pemerintah dan kekhawatiran kehilangan kondisi nyaman yang telah ia rasakan ketika bekerja di KPMPK Kota Yogyakarta.
24
SARAN 1. Bagi Responden Penelitian Bagi setiap responden, barangkali dapat mulai meyakinkan diri bahwa pekerjaan yang saat ini diemban adalah pekerjaan mulia sebagai penolong ketika terjadi peristiwa kebakaran. Sehingga hal ini dapat terus memotivasi untuk meningkatkan kemampuan sehingga kualitas pelayanan masyarakat meningkat. 2. Bagi Instansi Hendaknya perusahaan atau dalam hal ini pemerintah yang membawahi langsung petugas pemadam untuk memberikan perhatian lebih bagi profesi yang penuh dengan resiko ini. Perbaikan ekonomi, peningkatan standar keamanan, dan kepedulian secara personal dapat meningkatkan kinerja petugas pemadam yang akan berdampak langsung pada kualitas pelayanan. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Masih ditemukannya sejumlah kelemahan dalam penelitian ini, mendorong peneliti untuk mengajukan saran untuk dilakukan penelitian lanjutan. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambah jumlah responden agar informasi yang didapat lebih lengkap dan mendalam. Pertanyaan yang diajukan juga harus lebih bervariasi sehingga dapat menghasilkan informasi yang lebih kaya. Teori yang digunakan sebagai pembanding juga harus lebih banyak dan bervariasi sehingga analisis hasil penelitian dapat lebih tajam dan menyeluruh.
25
DAFTAR PUSTAKA Brown, Barbara.1999. Employee’s Organizational Commitment and Their Perception of Supervision’s.http://scholas.iib.vt.edu/theses/available/etd-04072003224349/unrestricted/Barbarabrown-4-22-03.pdf/22/01/2008 Bungin, B.2003.Analisis Data Penelitian Kualitatif.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada Candra.dan Alsa.1997.Komitmen Karyawan Ditinjau Dari Kualitas Hubungan Atasan-Bawahan Dan Persepsi Terhadap Pengembangan Karir.Psikologika Nomor 2 Tahun II januari 1997.Yogyakarta:Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Corbin,J.dan Strauss,A.2003.Dasar-dasar Penelitian Kualitatif.Yogyakarta:Pustaka Pelajar Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Direktorat Jenderal Pembinaan dan Penggunaan Tenaga Kerja, Direktorat Pembinaan Program Tenaga Kerja Sub Direktorat Analisa dan Penggolongan Jabatan.1981.Klasifikasi Jabatan Indonesia (kode jabatan, nama jabatan, dan uraian tugas).Jakarta:PT. Richter Corporation, Ltd Dewi,Rikha.2003. Hubungan Antara Iklim Etis Perusahaan dengan Komitmen Karyawan.Skripsi.Tidak Diterbitkan.Yogyakarta:Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Fitri,Yuliana.2006.Penilaian Positif Terhadap Pekerjaan Studi Eksplorasi Bertahannya Perawat Jiwa Pada Pekerjaannya di Rumah Sakit Ghrasia Yogyakarta.Skripsi.Tidak Diterbitkan.Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM Griffin,Maria.dan Hepburn,John.2005.Side-bet and Recoprocity As Determinants Of Organizational Commitment Among Correctional Officer www.uncfsu.edu/crimjust/library/indevalue/crcj%20510/Griffin%20ad%20Hep burn%202005.pdf/22/01/2008 Kuntjoro,Zainuddin.2002.Komitmen Organisasi.www.e-psikologi.com/04/12/2007 Herscovith, Lynee.Meyer, J.P.Commitment to organization : extention of a three-component model.Journal of applied psychology Vol 87 No 3 Meyer, J.P & Stanley,D.J.2002.Affective,Continuance, and Normative Commitment to The Organization.Jornal of vocational Behavior.
[email protected]/13/05/2008
26
Meyer, J.P dkk.1993.Commitment to Organizations and Occupations: Extension and Test of A Three-Component Conceptualization.Journal of applied psychology volume 78 No
[email protected]/13/05/2008 Miner, John.B.1992.Industrial Organizational Psychology.Singapura:McGrawHill Mulyana,Deddy.2004.Metode Penelitian Kualitatif “Paradigma Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya”.Bandung:PT Remaja Rosdakarya Poerwandari, K. 2005. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta: LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Purnomo, Jusuf.T.2000.Hubungan Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi Pada Perawat Rumah Sakit Dokter Oen Boen Solo Baru.Skripsi.Tidak Diterbitkan.Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM Steers,R.dan Porter,L.1983.Employee Commitment to Organizations Motivation and Work Behavior. Singapura:McGrawHill
dalam
Suryabrata, Sumadi.2003.Psikologi Kepribadian.Jakarta:Raja Grafindo Persada Untara, Awanta.2004.Hubungan Antara Komitmen Karyawan Dengan Orientasi Pelayanan Konsumen.Skripsi.Tidak Diterbitkan.Yogyakarta:Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Varona, federico.1996.Conceptualization Management of Communication Satisfaction and Commitment.www.acjournal.org/holding/vois/iss3/articles/concept.pdf Kinerja www.beritajakarta,com ditingkatkan/10/03/2008
Petugas
Pemadam
Kebakaran
www.cumaprajuritkecil.com Berperang dengan ongkos 10.000/11/03/2008 www.Pikiranrakyat.com Pemadam Kebakaran Sudah Biasa dicaci/10/03/2008 www.kompas.com Menghargai Jeni/10/03/2008 www.detik.com Kusnadi, Petugas Pemadam yang Merana/27/04/2007
harus
27
Identitas Penulis : Nama
: Metha Irmawayani Putri
No. Mahasiswa
: 04320275
Alamat
: Jl. Raya Renobasuki Rumbia Lampung Tengah
No. Telepon
: 081328002602