WAKTU DALAM ISLAM PERPEKTIF ALQURAN
Muhammad Ali Ngampo1 Abstract: The scholars stated that if Allah swares in something from His creature. It’s showing that those something is very noble and deep important is to paid attention. Allah has many wisdem and Allah is not wrong if He says a popular saying in the Arabic Language, that “the time is like sword, if you do not use it, so it will cut you. This expression signals or proclaims that time is very importent and value for life of human being. The problem which will be discourse later, in this article are: First; What is meant or aimed time and the terms in the book (Alquran)? The second; How is characteristic or principle of time in the book? And the third; How is the time urgent for the human being’ life? The end of this article are; First; Time is opportunity which is given to the human being to do, act, and finish their activity. Then, terms of time in the book (Alquran) is very have variation and describe the message which is messaged: The second; time’s nature is a certain time, quickly passed away, and relative. And the third; Time is very determine the successful and the human’s success.
Key words: Time, Islam, Perspektif Alquran, Human Being.
Pendahuluan Alquran sarat dengan bahasa yang memiliki makna, sehingga sering dijumpai suatu kata dalam Alquran sulit untuk kita temukan makna yang persis sama dalam bahsa lain, termasuk dalam bahasa Indonesia. Ada kata yang sama -di surah atau ayat yang berbeda- dalam Alquran terjemahnya berbeda dalam bahasa Indonesia pada kata tersebut, begitupun sebaliknya, ada kata-kata yang berbeda namun terjemahnya ke bahasa Indonesia sama. Kata-kata mutaradifat secara sepintas kita katakan sama maknanya, namun apabila ditelusuri lebih jauh akan dijumpai perbedaan subtansial makna kata-kata tersebut, dan dalam Alquran dijumpai banyak kata seperti itu, termasuk kata yang menunjukkan makna “waktu” dalam bahasa Indonesia. Kata "waktu" sendiri berasal dari bahasa Arab )(الوقت, sama halnya dengan kata saat
Lahir Rappang, Sulawesi Selatan, tahun 1969. Dosen tetap Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Kandidat Doktor dalam Bidang Ilmu Hadis, UIN Alauddin, Makassar. E-mail:
[email protected]. 1
1
) (الساعةdan zaman ) (الزمنyang berasal dari bahasa Arab keduanya menunjukkan makna “waktu” dalam bahasa Indonesia, walaupun dalam penggunaannya berbeda. Di dalam Alquran lafal yang menunjukkan makna waktu sangat variatif sesuai dengan makna pesan yang ingin disampaikan, di samping itu dalam Alquran juga disebutkan bagian-bagian dari waktu yang terdiri dari 24 jam, hal ini menunjukkan bahwa waktu mempunyai peran yang sangat besar dalam kehidupan manusia, bahkan ada yang mengatakan bahwa “waktu itu tidak lain adalah kehidupan itu sendiri”2, olehnya itu suatu hal yang sangat wajar bila dikatakan bahwa waktu adalah nikmat Allah yang sangat besar diberikan kepada umat manusia, dan ini sesuai dengan apa yang termaktub dalam QS.Ibrahim/ 14 :33,34.
Terjemahnya: Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerusberedar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). Dan dalam QS. Al-Furqan/25:62.
Terjemahnya: Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.
2
Yusuf al-Qardhawi, al-Waqt fi al-Muslim (Cet.III; Cairo: Maktabah al-Wahbah, 1996), h. 5
2
Dengan menggandengakan matahari dan bulan serta siang dan malam sebagai isyarat tentang waktu dengan nikmat pada surah Ibrahim dan kesyukuran kepada nikmat di surah al-Furqan mengisyaratkan bahwa waktu sesuatu yang sangat penting tetapi sering dilupakan orang, maka Allah swt. Memberikan sifat kepada mereka dengan muslim dan kufur. Olehnya itu, di dalam Alquran Allah swt. sering bersumpah dengan waktu sebagai isyarat bahwa waktu harus diperhatikan. Mufassirin berpendapat bila Allah swt, bersumpah dengan sesuatu dari makhluk-Nya, hal itu menunjukkan bahwa sesuatu itu sangat mulia dan penting untuk diperhatikan, karena banyak hikmahnya di sisi Allah3. Maka tidaklah salah bila suatu ungkapan yang sangat populer dalam bahasa Arab mengatakan:
"الوقت كالسيف
”( ان لم تقطعه قطعكwaktu itu laksana pedang bila anda tidak mempergunakannya maka dia akan memotongmu). Ungkapan ini mengisyaratkan bahwa waktu adalah sesuatu yang sangat penting dan berharga dalam kehidupan umat manusia, karena tidak memanfaatkannya berarti menjalani hidup dengan sia-sia dan tak berguna sama halnya di binasakan oleh waktu. Dalam kaitan ini, masalah yang akan dibahas lebih lanjut dalam artikel ini adalah: Pertama; Apa yang dimasud waktu dan term-termnya dalam Alquran? Kedua; Bagaimana sifat-sifat waktu dalam Alquran? Ketiga; Bagaimana urgensi waktu bagi kehidupan manusia? Waktu dan Term-Termnya dalam Alquran 1. Makna Waktu dalam Alquran Kata “waktu” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terdapat beberapa arti, yaitu: (1) Seluruh rangkaian saat, yang telah berlalu, sekarang, dan yang akan datang; (2) Lamanya (saat yang tertentu) pekerjaan itu harus selesai; (3) saat yang tertentu untuk melaksanakan sesuatu; (4) Kesempatan, tempo atau peluang; (5) ketika atau saat terjadinya sesuatu; (6) Hari (keadaan hari).4 Selain kata “waktu” itu sendiri, dalam bahasa Indonesia juga kita jumpai kata yang menunjukkan makna “waktu”, sepert: saat, tempo, zaman, ketika, masa. Walaupun tidak disebutkan dalam Kamus Besar 3 Lihat Mardan, Al-Qur’an Sebuah Pengantar Memahami Al-Qur’an Secara Utuh (Cet. I Jakarta:Pustaka Mapan, 2009), h. 163.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. Ketiga; Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 1006. 4
3
Bahasa Indinesia, bahwa kata “waktu” berasal dari bahasa Arab, namun dapat dipastikan bahwa kata ini terambil dari bahasa tersebut, yaitu al-waqt, sehingga maknanyapun tidak jauh berbeda dengan arti dalam bahasa Indonesia, hal tersebut bisa dilihat dari mu’jam atau kamus-kamus bahasa Arab. Al-waqt dalam kamus atau mu‘jam-mu‘jam bahasa Arab disebutkan beberapa makna, antara lain Ibn Faris dalam Mu‘jam Maqayis al-Lugah menyebutkan bahwa kata ini terdiri atas tiga huruf, yaitu wau, qaf, dan Ya, yang menunjukkan makna batas dan akhir sesuatu dalam suatu tempo atau selainnya,5 dalam lisan al-‘Arab, Ibn Mansur menyebutkan makna dari kata “al-waqtu” adalah مقدار من الزمان:الوقت
(ukuran atau
kadar dari fase/tempo) atau 6( مقدار من الدهرukuran dari suatu masa). Sementara alAșfah±niy menyebutkan dalam Mufradat bahwa:
نهاية الزمان المفروض للعمل: الوقت
7
(waktu : akhir fase/tempo yang seharusnya untuk bekerja), hal yang senada juga ditegaskan oleh Quraisy Shihab, bahwa waqt digunakan dalam arti batas akhir kesempatan atau peluang untuk menyelesaikan suatu peristiwa.8 makna ini tidak terlepas dari pemaknaan al-waqt dalam konteks Alquran. Berdasarkan pemaparan tersebut, ada perbedaan sedikit antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab tentang subtansi makna waktu. Dalam bahasa Indonesia kata “waktu” dapat
diperuntukkan untuk semua jenis waktu, sedangkan dalam
bahasa Arab “al-waqt” hanya merupakan bagian dari waktu (dalam pengertian bahasa Indonesia). Olehnya itu kata “al-waqt” dalam penggunaannya hampir tidak pernah berdiri sendiri, kecuali ada yang menyertaianya baik sebagai sifat atau yang disandarkan (i«āfah),9 Selain kata “al waqt”, dalam bahasa Arab, masih ada kata-kata lain yang menunjukkan makna waktu atau bagian-bagian dari waktu selama 24 jam. Hal ini sangat jelas penggunaannya dalam Alquran, seperti: al-fajr, al dhuha, al nahar, al
5 Ab- al-Husein Ahmad ibn Faris ibn Zakariya, Mu‘jam Maqayis al-Lugah (Cet. I;Beirut: Dar alAya al-Turat al-‘Arabiy, 2001), 877. 6
Ibn Manzhur, Lisān al- ‘Arab (Cet.I; Beirut: Dar al-Șadir, 1997), h. 471
7 Al Allamah al-Ragib al-Așfahaniy, Mufradat Alfāz al-Qur’an (Cet.III; Dimisyqa: Dar alQalam, 2002), h. 879 8 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an Tafsir Tematik atas Pelbagi Persoalan Umat (Cet.II; Bandung: Mizan, 2007), h.722. 9
Ibn Manzhur, loc. cit.
4
lail, al shubh, al ‘ashr, dan lail-lain. Dan makna setiap kata-kata ini mempunyai arti dan kesan yang tersendiri yang membedakan antara satu dengan yang lain. 2. Term-Term Waktu dalam Alquran dan Maknanya Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa kata yang menunjukkan makna waktu dalam bahasa Arab sangat banyak termasuk kata al waqt
itu sendiri, termasuk
penggunaannya dalam Alquran, dan kata-kata tersebut digunakan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Berikut ini beberapa kata tersebut dan maknanya atau pesan yang ingin disampaikan. a. Waqt Penggunaan kata al waqt dengan derivasinya terulang dalam alquran sebanyak 13 kali dalam empat bentuk10, yaitu: 1) Bentuk fi’il; bentuk ini hanya sekali disebutkan dalam Alquran, yaitu pada QS. al Mursalat/77:11. 11. Dan apabila Rasul-rasul telah ditetapkan waktu (mereka) Kata uqqitat adalah bentuk fi’il lilmajhul dari Waqt, Abu ‘Amr membacanya wuqqitat yang merupakan asal dari kata uqqitat, yaitu waktu yang telah ditetapkan untuk hadir memberikan kesaksian.11 Dari makna dan penafsiran ayat tersebut, dapat difahami bahwa al-waqt bila dijadikan kata kerja, maka ia menunjukkan batasan waktu yang telah ditetapkan sesuai dengan pemaknaan fi‘il pada umumnya. 2) Waqt atau al-waqt; bentuk ini hanya berulang tiga kali dalam Alquran, satu kali dalam bentuk disandarkan kepada dhamir ha ) (هاyaitu terdapat pada QS. Al A’raf/7:187. َالس َم َاواتَ َ َو ْاْل َْرضَ َََل َْ َب َََل َ ُُيَلّ َيها َل َوقْت َها َإََّل َ ُه ََو َثَ ُقل َّاها َقُ َْل َإَََّّنَا َعلْ ُم َها َعنْ ََد َ َر ََ َيَسأْلُون َّ َ َت َف َّ َ َك َ َعن َ الس َ اعةَ َأَيَّا َن َ ُم ْر َس َاّللَ َولَك ََّنَأَ ْكثَ ََرَالنَّاسََََلَيَ َْعلَ ُمون ََّ ََّكَ َحفيََ َعْن َهاَقُ َْلَإََّّنَاَعلْ ُم َهاَعْن ََد ََ كَ َكأَن ََ َتَأْتي ُك َْمَإََّلَبَ ْغتَةََيَ ْسأَلُون Terjemahnya: Muhammad Fu’ad Abd al-Baqi, Mu’jam Mufahras li Alfas al-Qur’an al-Karim (Cet.I Cairo: Dar al-hadit, 1996), h. 847 10
Al-Qadhiy Nashir al-Din Abi Sa’id Abdullah ibn Umar ibn Muhammad al-Syeraziy alBaidawiy, Tafsir al-Bai«aw³y al musamma Anwar al-Tanzīl wa Asrar al-Ta’wil, jilid 2 (Cet.I; Beirut: Dar alKutub al-‘Ilmiyyah, 1988), h. 557. 11
5
Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. kiamat itu Amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tibatiba". mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui". Kata bermakna waktu datangnya hari kiyamat. Dan dua kali dalam lafal al waqt, yaitu dalam QS. Al-hijr 15:38 dan dalam QS. 38:81. َلَيَ ْومََالْ َوقْتََالْ َم ْعلُوم ََ إ Terjemahnya: Sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan. Yang dimaksud dengan waktu yang telah ditentukan adalah hari di mana terjadi kematian semua makhluk.12 3) Miqat; mauqut, keduanya mempunyai jamak mawaqit. Bentuk ini terulang dalam Alquran sebanyak sembilan kali, tujuh kali dalam bentuk miqat, dan masing hanya sekali dalam bentuk jamak dan mauqut. Bentuk ini bermakna dalam Alquran”waktu yang diperuntkkan untuk sesuatu, atau janji yang telah ditetapkan waktunya”13 Seperti dalam bentuk miqat (ism zaman atau makan) yang tertera dalam QS, al-A‘raf/7:142- 143. ََاخلُ ْفنََف ََ َيَلَْي لَةََ َوق ََ اتَ َربّهََأ َْربَع َُ اهاَب َع ْشرََفَتَ ََّمَمي َق ََ وسىَثَََلث ْ َوسىَْلَخيهََ َه ُارو َن َ َوَو َ َيَلَْي لَةََ َوأَْْتَ ْمن َ الَ ُم َ اع ْدنَاَ ُم َب َأَرنَ َأَنْظَُْر َّ ال َ َر ََ َوسى َلمي َقاتنَا َ َوَكلَّ َم َهَُ َربَُّهَُق َ )َ َولَ َّما َ َج142(َ ين ََ يل َالْ ُم َْفسد ََ َصل َْح َ َوََل َتَتَّب َْع َ َسب ْ قَ ْومي َ َوأ َ اءََ ُم َف َتَ َرانَ َفَلَ َّما َ ََتَلَّى َ َربَُّهَُللْ َجبَلَ َ َج َعلََهَََُد ًّكا ََ استَ َقََّر َ َم َكانََهَُفَ َس ْو ََ ال َلَ َْن َتَ َرانَ َ َولَكنَ َانْظَُْر َإ ََ َك َق ََ ْإلَي ْ َ َل َا ْْلَبَلَ َفَإن )141(َي ََ كَ َوأَنَاَأ ََّو َُلَالْ ُم ْؤمن ََ تَإلَْي َُ كَتُْب ََ َالَ ُسْب َحان ََ َاقَق ََ َصعقاَفَلَ َّماَأَف َ َوسى َ َو َخََّرَ ُم Terjemahnya: Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu 12
Al-Syekh Muhammad Ali al-Shabuniy, Shafwat al Tafsir juz 6 (Halab: Dar al Rasyid, t.th.), h.
13
Al-Asfahani, op. cit., h. 879.
109.
6
dengan sepuluh (malam lagi), Maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. dan berkata Musa kepada saudaranya Yaitu Harun: "Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan". Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, Maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". tatkala Tuhannya Menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, Dia berkata: "Maha suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman". Dalam bentuk mauqut yang hanya terdapat dalam QS. al-Nisa’/4:101. َت َْ َالص ََلةَ َ َكان ََّ َ يموا ََّ َ الص ََلةَ َفَاذْ ُكُروا َّ َ الص ََلةَ َإ ََّن َّ َ ضْيتُ َُم َ َفَإذَا َق ُ اّللَ َقيَاما َ َوقُ ُعودا َ َو َعلَى َ ُجنُوب ُك َْم َفَإذَا َاطْ َمأْنَنْتُ َْم َفَأَق )101(َيَكتَاباَ َم ْوقُوتا ََ َعلَىَالْ ُم ْؤمن Terjemahnya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. Makna kitab an mauq-tan adalah kewajiban yang telah ditetapkan waktunya. Ayat ini menunjukkan bahwa shalat mempunyai waktu-waktu tertentu.14 Mawaqit (bentuk jama’) dalam Alquran disebutkan hanya sekali, yaitu
dalam QS. Al
Baqarah/2:189.
Lihat Abu Hafs Umar ibn Ali ibn Adil al-Dimisyqiy al-Hanbali, al-Lubab f³ ‘Ilm al-Kitab, tahqiq al-Syekh Adil Ahmad Abd al-Maujud, dkk, juz 6. (Cet. I; Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1998), h. 614. 14
7
ََوت َم َْن َظُ ُهورَها َ َولَك ََّن َالْبََّ َ َمن ََ ُس َالْبَُّ َبأَ َْن َتَأْتُوا َالْبُي ََ يت َللنَّاسَ َ َوا ْْلَ َّج َ َولَْي َُ ك َ َعنَ َ ْاْلَهلَّةَ َقُ َْل َه ََي َ َم َواق ََ َيَ ْسأَلُون )189(َاّللََلَ َعلَّ ُك َْمَتُ ْفل ُحو َن ََّ َوتَم َْنَأَبْ َواِبَاَ َواتَّ ُقوا ََ ُاتَّ َقىَ َوأْتُواَالْبُي
Terjemahnya: Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. Menurut al-Zamakhsyariy, mawaqit adalah tanda-tanda (‘alamat) waktu yang ditetapkan untuk manusia dalam melaksanakan aktivitasnya; di lahan pertanian dan niaga, dan waktu-waktu beribadah; shalat, puasa haji, juga yang berhubungan dengan masa datang bulan bagi wanita, masa iddah, dan lain-lain.15 Dengan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa waktu yang berasal dari kata al-waqt dan derivasinya
menunjukkan
makna
saat
yang tertentu
untuk
sesuatu atau
melaksanakannya (beraktivitas). b. Ajal Kata ini telah populer dalam masyarakat Indonesia, khususnya yang berhubungan dengan waktu kematian seseorang. Pada hakekatnya, kata ini terambil dari bahasa Arab, atau bahasa Alquran, dan maknanya pula persis sama dengan yang dimaksudkan dalam bahasa Arab, yaitu batas (waktu hidup), janji; mati.16 Alquran menyebutkan kata ajal dan derivasinya sebanyak 54 kali, dua kali di antaranya dalam bentuk fi’il, yaitu terdapat pada QS. Al An’am 6:128 dan dalam QS. Al Mursalat 77:12, dan selainnya dalam bentuk isim.17 Dari lafal-lafal tersebut, kesemuanya
Lihat al-‘Allamah Jarullah Abu al-Qasim Mahmud ibn Umar al-Zamakhsyariy, al-Kasysyaf ‘an haqa’iq Gawami« al-Tanzil wa ‘Uyn al-Aqawil fi Wuj-h al-Ta’wil, tauqiq Adil Ahmad Abd al-Maujud, dkk, juz 1(Cet. I; Riyac: Maktabah al-‘Abikan, 1998), h. 191. 15
16
Lihat Kamus Bahasa Indonesia, op. cit., h. 23
17
Fuad ‘Abd al Baqi, op.cit., h. 18
8
bermakna batas waktu sesuatu atau berakhirnya sesuatu18, firman Allah dalam QS./7:128.
Terjemahnya: Dan Kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami". Manusia bila berakhir hayatnya dikatakan: telah datang ajalnya, artinya batas usia untuk hidup di dunia ini telah berahir19. Demikian juga, lafal ajal digunakan bila kontrak pejanjian kerja telah berahir,20 sebagaimana kontrak kerja antara nabi Syu’aib dan nabi Musa a.s. seperti yang dikisahkan dalam QS. Al Qașaș/28:28.
Terjemahnya: Dia (Musa) berkata: "Itulah (perjanjian) antara aku dan kamu. mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, Maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan". 3. Al-Dahr Penggunaannya lafal al dahr dalam Alquran itu terdapat pada dua tempat, yaitu; a. QS. Al-jasiyah/45:24.
18
Lihat M. Quraish Shihab, op. cit., 721.
19
Lihat al Așfahaniy, op. cit., h. 65
20
M. Quraish Shihab, loc. cit. h. 721
9
Terjemahnya: Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja. b. QS. al-Insan/76:1:
Terjemahnya: “Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang Dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? Dalam Lisan al ‘Arab disebutkan makna al-dahr: 21َالزمانَالطويلَومدةَاْلياةَالدنيا:َالدهر. (tempo yang yang panjang dan masa kehidupan dunia) Makna yang sama juga dikemukakan oleh l-Asfahani dalam mufradatnya; ََاسمَملدةَالعاملَمنَمبدءَوجودهَال:الدهرَفَاْلصل ( انقضائهnama yang diperuntukkan kepada alam (dunia) sejak awal keberadaannya
22
sampai punah (berakhir). Dari makna-makna ini, M. Quraish Shihab menyimpulkan bahwa kata al-Dahr digunakan untuk saat yang berkepanjangan yang dilalui alam raya dalam kehidupan dunia ini,23 makna inilah yang dimaksud dalam Alquran surah aljasiyah ayat 24: . Karena keyakinan orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya adalah Tuhan, bahwa kehidupan di dunia ini tidak lain; adalah mati dan hidup saja yang saling berganti,24 dan yang membinasakan mereka bukanlah Tuhan, tetapi al-Dahr.25
21
Ibn al Mansur jild 2, op. cit.,h. 422
22
Al-Asfahani, op. cit., h. 319.
23
M. Qurash Shihab, op. cit., h. 721.
24
Al-Bai«āwiy, op. cit.,, h. 389
Abu al-Fa«l Syihab al-Din al-Sayid Mahmud al-All-siy al-Bagdadiy, Ruv al-Maaniy fi Tafsir alQur’an al-‘Asim wa al-Sab‘ al-malaniy, juz 25 (Beirut: Dar Iuyai al-Tural al-‘Arabiy, t.th.), h. 150. 25
10
3. Al-‘A¡r Kata al ‘Așri dan derivasinya dalam Alquran disebutkan sebanyak lima kali, namun, yang menunjuk langsung makna waktu kata al ‘Ajr, baik makna waktu secara umum atau bagian dari waktu, yaitu waktu menjelang malam; makna ini pun bukan satu-satunya makna dari kata tersebut. karena kata ini berasal dari kata ‘a¡ara ya’¡iru yang berarti memeras. dan al ‘a¡r bermakna “perasan” pemaknaan kata ini dengan waktu menurut M. Quraish Shihab; seakan-akan masa harus digunakan oleh manusia untuk memeras pikiran dan keringatnya.26 Kata ini tepat dimaknai dengan waktu bila melihat munasabah antar ayat-ayat yang terdapat di QS. Al ‘Araf:
Terjemahnya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. Dalam perkembangan bahasa Arab, banyak kata-kata yang mengalami pengembangan makna, termasuk kata al ‘a¡r ini. Istilah-istilah seperti: kontemporer dan modern, dalam bahasa Arab terambil dari kata ini, yaitu: ‘mu’±¡arah dan ‘a¡riy, dan pemaknaan seperti ini tepat juga (menurut pemakalah) bila dijadikan sebagai alas an untuk menghubungkan ayat wal al’a¡ri dengan ayat setelahnya. 4. Al-Sa’ah Kata ini dikenal mirip dalam bahasa Indonesia dengan kata “saat”, maknanya adalah waktu yang pendek sekali, ketika, waktu yang bertalian dengan baik dan buruk.27 Dalam bahasa Arab biasa diartikan dengan bagian dari malam atau siang atau waktu dalam pengertian jam, seperti dalam sehari semalam 24 jam.28 Dan di dalam
26
M. Qurash Shihab, op. cit., h. 723.
27
Lihat Kamus Bahasa Indonesia, h. 763
28
Ibn al Mansur, juz 3, op. cit., h. 367.
11
alquran kata al saiah dimaknai dengan hari kiamat sebagai tasybih karena kecepatan hisab-Nya ) وهو أسرع الحاسبين29(. Penggunaan kata ini dalam al Qur’an terulang sebanyak 48 kali, 5 diantaranya dalam bentuk nakirah, satu dalam bentuk ilafah dan 42 kali dalam bentu ma’rifah dengan “al”. semua yang berbentuk ma’rifah dengan “al” bermakna waktu atau hari kiyamat, sedangkan yang selainnya bermakna waktu yang singkat di dunia ini.seperti dalam QS. Al Taubah/ 9:117. ََّوب َفَريقَ َمنْ ُه َْم َ َُث َُ ُيغ َقُل َُ اد َيَز ََ اعةَ َالْ ُع ْسَرةَ َم َْن َبَ ْعدَ َ َما َ َك َ صارَ َالَّذي ََن َاتَّبَ ُع ََ َّب َ َوالْ ُم َهاجر َّ اّللَُ َعلَى َالن ََّ َ اب ََ َقَ َْد َت َ وهُ َفَ َ َس َ ْين َ َو ْاْلَن )117(ََابَ َعلَْيه َْمَإن ََّهَُِب َْمَ َرءُوفََ َرحيم ََ َت Terjemahnya: Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang muhajirin dan orang-orang anshar yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling, kemudian Allah menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka, Kata " "ساعة العسرةditerjemahkan dengan “masa kesulitan” yaitu pada saat perang tabuk yang sangat sulit dan berat karena jarak yang jauh.30 5. Al-ayin Dari semua term yang telah disebutkan, hanya kata ini tidak dijumpai dalam Alquran dalam bentuk ma‘rifah dengan al-, kata “yin” dan disebutkan sebanyak 15 kali termasuk sekali dengan bentuk حينئذ, bisa dikatakan makananya lebih umum atau dalam istilah al-Asfahani
مبهم َاملعىن. Al-Asfahaniy selanjutnya memberikan batasan
31
makna, al-yin adalah: َ ( وقت َبلوغ َالشيئ َوحصولهwaktu sampai dan dicapainya sesuatu), dan mempunyai beragam makna, yaitu bermakna ‘ajal seperti dalam firman Allah dalam QS. al-saffat/37:148.
َل َحي ََ اه َْم َإ ُ ََّعن ْ ( فَ َمتkami anugrahkan kenikmatan hidup kepada
mereka hingga waktu tertentu).32 Artinya sampai datang ajal mereka.33 Selain makna 29
Al Așfahaniy, op. cit., h. 434
30 Muhammad Ali al ¢abuniy, al Qur’an al Karim wa hamisyihi Durrat al Tafsir (Beirut: Maktabah al-Ajriyyah, 2008), h. 205. 31 32
Lihat al-Asfahaniy, op. cit., h. 267. Ibid.
12
tersebut, al-yin juga bermakna al-sanah (tahun) seperti dalam firman Allah QS. Ibrahim/14:25. َ َ)25(َالَللنَّاسََلَ َعلَّ ُه َْمَيَتَ َذ َّكُرو َن ََ َاّللَُ ْاْل َْمث ََّ َب َُ ضر ْ َتُ ْؤتََأُ ُكلَ َهاَ ُك ََّلَحيََبإ ْذنََ َرِّبَاَ َوي Terjemahnya: Pohon itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Al-Bagawiy menyebutkan, bahwa Mujahid dan ikrimah mengatakan bahwa makna yin di ayat ini adalah setahun penuh, karena kurma berbuah setiap tahun.34 Alyin juga bernakna al-saiah35 seperti dalam firman Allah QS. al-R-m/30:17. )17(َصب ُحو َن ََ يَْتُْ ُسو َنَ َوح ََ اّللَح ََّ َفَ ُسْب َحا َن ْ ُيَت Terjemahnya: Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan waktu kamu berada di waktu subuh. Selain beberapa term yang disebutkan di atas, basih banyak lagi term-term dalam al Qur’an yang menunjukkan makna waktu atau bagian-bagian dari waktu, seperti al lail, al fajr, al ‘asyiy, al ibkar, dan lain-lain. Makna-makna itu akan membutuhkan waktu yang dan referensi yang sangat banyak, dan ini tentu memberikan isyarat bahwa Alquran sangat merinci masalah waktu, dsan menunjukkan akan kekayaan bahasa Alquran. Sifat-Sifat Waktu dalam Al-qur’an Selain itu, dapat dicermati bahwa waktu mempunyai sifat sementara dan terasa singkat (kecuali hari akhirat), berlalu dan tidak akan kembali. Karena memiliki sifat-sifat ini, maka berahirnya pun sangat cepat dan tidak akan beulang atau tertunda. Hal ini tergambar dalam firman Allah berikut ini: QS. An Naziyat /79:46.
33 Lihat al-gafis ‘Imad al-Din Abu al-Fidai Ismail ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Asim, tauqiq Mustafa al-Sayid Muhammad, dkk, juz 12 (Cet. I; Gizah: Mu’assasah Qur¯ubah, 2000), h. 61. 34 Lihat al-Imam Muhy al-Din ibn Muhammad al-Husein ibn mas‘ud al-Bagawiy, Tafsir alBagawiy “Ma‘alim al-Tanzili, tauqiq Muhammad Abdullah al-Nemr, jilid 4 (Riyad: Dar kibah, 1411.H), h. 347. 35
Lihat selengkapnya al-Asfahani, op. cit. h. 267-268.
13
)46(َاها ُ ََكأَن َُّه َْمَيَ ْوََمَيََرْونَ َهاَ َملَْيَلْبَثُواَإََّلَ َعشيَّةََأ ََْو َ ض َح Terjemahnya: Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.
QS. Yunus/10:45. )45(َين ََ اّللَ َوَماَ َكانُواَ ُم ْهتَد ََّ ََينَ َك َّذبُواَبل َقاء ََ َّهارََيَتَ َع َارفُو َنَبَْي نَ ُه َْمَقَ َْدَ َخسََرَالَّذ َ َويَ ْوََمَ ََْي ُشُرُه َْمَ َكأَ َْنَ َملَْيَْلبَثُواَإََّلَ َس َ اعةََم ََنَالن Terjemahnya: Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat di siang hari, (di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan Pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk. QS. Yunus 10:49: )49(َاعةََ َوََلََيَ ْستَ ْقد ُمو َن ََ ََجلُ ُه َْمَف َ َجلََإذَاَ َج ََّ ََاء َ ضًّراَ َوََلَنَ ْفعاَإََّلَ َماَ َش َُ قُ َْلَََلَأ َْمل َ َكَلنَ ْفسي َ َلَيَ ْستَأْخُرو َنَ َس َ اءََأ َ اّللَُل ُك َّلَأ َُّمةََأ Terjemahnya: Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah". tiap-tiap umat mempunyai ajal. apabila telah datang ajal mereka, Maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya). Ayat-ayat ini memberikan isyarat bahwa waktu di dunia sangat singkat, cepat akan berlalu, dan tidak pernah akan kembali. Dan keadaan/perasaan seperti ini yang telah dialami oleh ajuab al-kahfi yang ditidurkan Allah selama tiga ratus tahun lebih, seperti termaktub dalam QS. Al Kahfi 18:19: َض َيَ ْومَ َقَالُوا َ َربُّ ُك َْم َأ َْعلَ َُم َِبَا َلَبثْتُ َْم َفَابْ َعثُوا ََ ال َقَائلَ َمنْ ُه َْم َ َك َْم َلَبثْتُ َْم َقَالُوا َلَبثْ نَا َيَ ْوما َأ ََْو َبَ ْع ََ َاه َْم َليَتَ َساءَلُوا َبَْي نَ ُه َْم َق ََ َوَك َذل ُ َك َبَ ََعثْ ن )19(ََحدا َْ َّلَالْ َمدينَةََفَلْيَ نْظَُْرَأَيُّ َهاَأ َْزَكىَطَ َعاماَفَلْيَأْت ُك َْمَبرْزقََمنَْهَُ َولْيَتَلَط ََ َح َد ُك َْمَب َورق ُك َْمَ َهذهََإ َ فَ َوََلَيُ ْشعَر ََّنَب ُك َْمَأ َأ Terjemahnya: Dan Demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. berkatalah salah seorang di antara mereka: sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)". mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara 14
kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah Dia Lihat manakah makanan yang lebih baik, Maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia Berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.
Urgensi Waktu Dalam Kehidupan Manusia Manusia tidak dapat dilepaskan dengan waktu, karena waktulah yang menentukan jalan hidupnya. Olehnya itu tidak heran di saat Mu‘az bin Jabal dan ¤a’labah bin Ganm : mengapa bulan sabit berfmula halus seperti benang, kemudian bertambah besar hingga menjadi purnama, kemudian kembali menjadi sabit yang menghilang?36 Pertanyaan ini dan jawabannya diabadikan dalam Alquran surah al Baqarah/2:189.
Terjemahannya: Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; Para sahabat ini bertanya tentang hikmah kenapa bulan terjadi demikian, apa tujuan sehingga Allah menciptakan hal itu, maka jawaban Al-Qur’an bahwa hal itu adalah tanda-tanda bagi manusia untuk mengatur waktu mereka untuk bekerja dan beribadah. Hal ini bermakna pemanfaatan waktu untuk meyelesaikan tugas, dan dalam hal ini Allah memberikan contoh ibadah haji. Ayat ini yang dimulai dengan "( ”يسألونكmereka bertanya kepadamu), sekelilingnya, seperti halnya bulan. M. Quraish Shihab mengomentari bahwa keberadaan manusia di pentas bumi ini, tidak ubahnya seperti bulan yang berawal dari tidak ada, kemudian ia lahir, kecil mungil bagai sabit, dan sedikit demi sedikit
36
Al Baidawiy, juz 1, op. cit., h. 108
15
membesar sampai dewasa, sempurna bagai purnama, lalu kembali sedikit demi sedikit menua, hingga pada akhirnya menghilang.37 Dalam ayat lain, Allah juga menyebutkan bahwa pergantian siang dan malam merupakan tanda-tanda Allah yang perlu direnungkan. Seperti pada QS. Ali Imran/3:190. )190(ََّهارََََلَيَاتََْلُولََ ْاْلَلْبَاب َّ ََإ ََّنَفََ َخلْق ْ الس َم َاواتََ َو ْاْل َْرضََ َو َ اخت ََلفََاللَّْيلََ َوالن Terjemahannya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, Selain ayat-ayat tersebut di atas masih banyak lagi ayat yang mengajak manusia untuk memperhatikan dan merenunginya, tentu dengan tujuan untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya. Penutup Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, maka tulisan dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: waktu adalah kesempatan atau peluang yang diberikan kepada manusia untuk dapat melaksanakan dan menyelesaikan aktifitasnya. Selanjutnya, term-term waktu dalam Alquran sangat variatif dan menggambarkan pesan yang disampaikan. Sifat waktu sementara, cepat berlalu, dan relatif. Waktu sangat menentukan keberhasilan dan kesuksesan manusia.
37
M. Quraish Shihab, op. cit., 729.
16
DAFTAR PUSTAKA Alquran al Karim. Așfahaniy, Al Allamah al Ragib al-. Mufradat Alfaz al Qur’an. Cet.III; Dimisyqa: Dar al Qalam, 2002 All-siy, Abu al-Fael Syihab al-Din al-Sayid Mahmud al-Bagdadiy al-, Ruy al-Ma‘aniy fi Tafsir al-Qur’an al-‘Asim wa al-Sab‘ al-maganiy, juz 25 (Beirut: Dar Kiyai alTural al-‘Arabiy, t.th. Bagawiy, al-Imam Muhy al-Din ibn Muhammad al-Husein ibn mas‘ud al-. Tafsir alBagawiy “Ma‘alim al-Tanzil”, tauqiq Muhammad Abdullah al-Nemr, jilid 4. Riyad: Dar °ibah, 1411.H Baidhawiy Al Qadhiy Nashir al Din Abi Sa’id Abdullah bin Umar bin Muhammad alSyeraziy al, Tafsir al Baidhawiy al musamma Anwar al Tanzil wa Asrar al Ta’wil, jilid 2. Cet.I; Beirut: Dar al Kutub al ‘Ilmiyyah, 1988. Baqi Muhammad Fu’ad Abd al-. Mu’jam Mufahras li Alfasi al Qur’an al Karim Cet. I. Cairo: Dar al jadit, 1996. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet. Ketiga; Jakarta: Balai Pustaka, 1990. Ibn Adil, Abu Hafs Umar ibn Ali al-Dimisyqiy al-Hanbali, al-Lubab fi ‘®lm al-Kitab, tahqiq al-Syekh Adil Ahmad Abd al-Maujud, dkk, juz 6. Cet. I; Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1998 Ibn Kafir al-jafis ‘Imad al-Din Abu al-Fida’ Ismail, Tafsir al-Qur’an al-‘Asim, tauqiq Mustafa al-Sayid Muhammad, dkk, juz 12. Cet. I; Gizah: Mu’assasah Qurubah, 2000
17
Mansur, Ibn. Lisān al ‘Arab. Cet.I; Beirut: Dar al Șadir, 1997. Mardan, Al-Qur’an Sebuah Pengantar Memahami Al-Qur’an Secara Utuh. Cet. I Jakarta:Pustaka Mapan, 2009. Qardhawi Yusuf al-, al-Waqt fi Hayat al Muslim. Cet.III; Cairo: Maktabah al- Wahbah, 1996 Sabuniy Muhammad Ali al-. al Qur’an al Karim wa hamisyihi Durrat al Tafsir. Beirut: Maktabah al; Ajriyyah, 2008. ______-. Shafwat al Tafasir juz 6 . Halab: Dar al Rasyid, t.th. Shihab, M. Quraish. Wawasan Al-Qur’an Tafsir Tematik atas Pelbagi Persoalan Umat Cet.II; Bandung: Mizan, 2007 Zakariya, Ab- al-Husein Ahmad bin Faris bin, Mu‘jam Maqayis al-Lugah. Cet. I;Beirut: Dar Iuya al-Turaf al-‘Arabiy, 2001. Zamakhsyariy, al-‘Allamah Jarullah Abu al-Qasim Mahmud ibn Umar al-. Al-Kasysyaf ‘an baqa’iq Gawamiy al-Tanzil wa ‘Uyun al-Aqawil fi Wuj-h al-Ta’wil, tauqiq Adil Ahmad Abd al-Maujud, dkk, juz 1. Cet. I; Riyay: Maktabah al‘Abikan, 1998
18