Sosialisasi Tiga Pilar Nuclear Non-‐Prolifera/on Treaty (NPT): Perlucutan Senjata Nuklir, Non-‐ Proliferasi Senjata Nuklir, dan Pemanfaatan Energi Nuklir Tujuan Damai, Padang, 19-‐20 November 2015
MODALITAS DAN PROGRAM APLIKASI NUKLIR UNTUK TUJUAN DAMAI DI INDONESIA Yaziz Hasan
Biro Hukum, Hubungan Masyarakat, dan Kerja Sama, Badan Tenaga Nuklir Nasional
www.batan.go.id
PENDAHULUAN Sejarah Nuklir
1938– Ilmuwan menyelidiki inC atom Uranium 1941 – Proyek ManhaGan dimulai 1942 – Reaksi Nuklir berantai terkendali 1945 – AS menggunakan 2 bom atom di Jepang 1949 – Soviet mengembangkan bom atom 1952 – AS uji coba bom hidrogen 1955 – Kapal selam nuklir AS pertama
Bom Atom Pertama – 6 Agustus 1945, U-bom (little boy) Hiroshima • korban 140.000 (70.000 tewas) • ultimatum menyerah – 8 Agustus 1945, Pu-bom (fat man) Nagasaki • korban 100.000 (40.000 tewas) • Jepang menyerah, 14/08/45 – Juli 1945, US Atomic Energy Act – Atomic energy commission (AEC) dibentuk (31/12/46) program nuklir dibawah sipil “atomic energy should be directed toward improving public walfare, increasing standard of living…..cementing world peace…”
Kekuatan energi nuklir • Energi dalam 1 pon Uranium diperkaya sama dengan satu juta galon gasoline
• Satu juta kali energi dalam satu pon batu bara
Awan cendawan Bom Atom Nagasaki, Jepang, 9 Augustus 1945 membumbung 18 km di atas pusat ledakan. Kurang lebih 80.000 jiwa menjadi korban. Bom Hiroshima, 6 Agustus 1945, menelan korban 166.000. Dalam dua ledakan 246.000 terbunuh.
Litle boy, bom atom uranium Hiroshima, 6 Agustus 1945
Fat man, bom fissi Vpe implosi plutonium Nagasaki, 9 Agustus 1945
Era Uji Coba Senjata Nuklir (1946-1980) - Soviet 1949 – Inggeris 1952 – Uji coba senjata nuklir di atmosfer (423 kali) – Sindrom perang nuklir – Gerakan internasional anti (senjata) nuklir – Gelombang Demonstrasi – Ceritera fiksi (komik&film) tentang bahaya radiasi, perang nuklir, musibah nuklir, kerusakan lingkungan, kelainan genetik
Uji coba ledakan nuklir (23 kT) di Tapak Uji Nevada, 18 April 1953
Nuklir untuk Kemanusian – Des. 1953, Eisenhower – Atom untuk perdamaian (atom for peace) – Pembentukan International Atomic Energy Agency (IAEA), langkah nyata atom untuk perdamaian – 1957, IAEA diresmikan, statuta nuklir untuk perdamaian • Pengawasan (safeguards) • Keselamatan • Kerjasama internasional
“Atoms for Peace” Program untuk menjusCfikasi nuklir 8 Desember 1953
Sejarah dan Pencapaian Indonesia 2000
Peningkatan daya reaktor Triga 2 MW
2004
1954
PaniCa Negara untuk Penyelidikan RadioakCvitet
Pencapaian target 10% varietas unggul tanaman pangan nasional
1979
Reaktor karCni berdaya 100 kW
1988
Instalansi Pengolahan Limbah RadioakCf
1965
Triga Mark II 250 kW
1950 1960
1970
1997 1990
1980
1995
Whole Indonesian Core untuk RSG-‐GAS
1968
Iradiator Gamma Cell Co-‐60
1958
2000
1964
1989 1987
RSG GA. Siwabessy daya 30 MW
Penguasaan Teknologi Produksi Elemen Bakar Reaktor, Produksi Radioisotop, Produksi Instrumentasi dan Rekayasa Nuklir
2006
1 juta hektar varietas padi unggul Batan
Tantangan Utama: Pangan, Energi, Kesehatan, Air
PEMANFAATAN TEKNOLOGI NUKLIR DI INDONESIA PENGAWASAN TENAGA NUKLIR: MANFAAT
RISIKO
SEBESARBESARNYA
SEKECILKECILNYA
IPTEK NUKLIR
v Keselamatan v Keamanan v Kedamaian
PENGGUNA TENAGA NUKLIR
Industri Kesehatan PeneliVan Pendidikan
PELAKSANAAN: v Lit-Bang v Demonstrasi Tek’ v Diseminasi Info’
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
TEKNOLOGI NUKLIR – Melibatkan penggunaan bahan berbahaya & strategis – Rawan terhadap penyimpangan untuk senjata – Rawan sebagai sasaran teror untuk pemaksaan kehendak (politik & kriminal) oleh kelompok/golongan Menuntut tingkat keselamatan, pengawasan & Keamanan yang tinggi
Prinsip Dasar Iptek nuklir hanya untuk tujuan damai
Keselamatan dan keamanan harus selalu diutamakan
“Demand driven” dan “stakeholder sa1sfac1on”
PELUNCURAN PROGRAM PLTN • Energi nuklir diperlukan dalam bauran energi (oleh beberapa negara) untuk menjamin keamanan pasokan energi • Energi nuklir menjadi alternaVf yang berkelanjutan hanya jika keselamatan nuklir dan keamanan nuklir terjamin. • Dengan demikian, faktor pengelolaan keselamatan dan keamanan nuklir menjadi sangat penVng, terutama bagi negara yang akan meluncurkan PLTNnya yang pertama. • Program PLTN memerlukan komitmen jangka panjang, karena bersifat lintas generasi (lebih dari seratus tahun).
} Pengembangan program nuklir harus didasarkan pada komitmen hanya untuk tujuan damai, dengan cara yang aman dan selamat, yang mengharuskan adanya infrastruktur nasional yang berkelanjutan yang melibatkan aspek pemerintahan, peraturan perundang-‐undangan, manajerial, teknologi, sumber daya manusia dan industri sepanjang siklus program nuklir. } Unjuk kepatuhan terhadap instrumen hukum internasional, standar keselamatan nuklir yang diterima secara internasional, panduan keamanan nuklir dan persyaratan seifgard (safeguard) sangat penCng dalam membangun program nuklir yang bertanggung jawab.
Perencanaan Jangka Panjang Pengembangan program nuklir memerlukan perhaCan pada isu-‐isu kompleks dan saling berhubungan selama waktu lama. Introduksi program nuklir perlu komitmen seCdaknya 100 tahun untuk menjamin infrastruktur nasional yang berkelanjutan selama pengoperasian, dekomisioning dan pengelolaan/penyimpanan limbah lestari.
Aspek Keselamatan dan Pengendalian Bahan Nuklir
Pilihan meluncurkan program nuklir m e r u p a k a n k o m i t m e n p e n C n g y a n g memerlukan perhaCan khusus pada aspek keselamatan dan pengendalian bahan nuklir. Komitmen ini Cdak hanya mencakup tanggung jawab terhadap warga negara yang mengembangkan program tersebut, tetapi juga tanggung jawab terhadap masyarakat internasional.
Perlindungan Kepada Masyarakat dan Lingkungan Tujuan pokok keselamatan nuklir adalah untuk melindungi pekerja, masyarakat dan lingkungan dari efek bahaya radiasi pengion.
www.batan.go.id
Poin-‐poin penCng dalam rangka komitmen tersebut antara lain:
} Perlunya memasCkan keselamatan, keamanan dan non-‐ proliferasi bahan nuklir; } Perlunya menjadi pihak pada perjanjian dan konvensi internasional yang relevan; } Perlunya mengembangkan suatu kerangka peraturan perundang-‐undangan komprehensif yang mencakup semua aspek hukum nuklir: keselamatan, keamanan, seifgard, dan pertanggungjawaban kerugian; } Perlunya badan pengawas independen, kompeten dan efekCf; } Perlunya mengembangkan dan mempertahankan kemampuan sumber daya nasional.
JALAN MENUJU PLTN PERTAMA: 3 Milestone, 19 Isu/Elements Milestone: Milestone 1: Understanding the commitment (pre-‐project) Milestone 2: Ready to request bid for the first NPP Milestone 3: Ready to commission and operate the first NPP Isu/Element: NaConal PosiCon Management LegislaCve Framework Regulatory Framework Stakeholder Involvement Site & SupporCng FaciliCes Environmental ProtecCon Nuclear Fuel Cycle Industrial Involvement Procurement Funding and Financing
Nuclear Safety Safeguards RadiaCon ProtecCon Electrical Grid Human Resources Development Emergency Planning Security & Physical ProtecVon RadioacCve Waste
Isu dan Tonggak Infrastruktur
Safety, Security, Safeguards (3S) • Keselamatan Nuklir: Mencegah kecelakaan di instalasi nuklir dan memiCgasi konsekuensinya jika terjadi (CNS) • Keamanan Nuklir: Mencegah pencurian bahan nuklir dan radioakCf lainnya; mencegah Cndakan sabotase terhadap instalasi nuklir (dan transportasi) dan memiCgasi konsekuensinya jika terjadi (CPPNM + lain-‐lain) • Safeguards nuklir: Akuntansi dan pengendalian bahan nuklir oleh negara dan verifikasi independen untuk memasCkan bahwa Cdak digunakan untuk selain tujuan damai (NPT + AP)
Keselamatan, Pengawasan dan Keamanan Teknologi Nuklir – Keselamatan radiasi & keselamatan nuklir (radiation & nuclear safety) • Fasilitas nuklir • Bahan radioaktif • Limbah radioaktif
– Tidak untuk senjata(safeguard) • NPT • Safeguard • Additional Protocol • CTBT – Aman dari Sabotase (Security) • Physical protection • Illicit traffiking
Penerapan Keselamatan & Keamanan Nuklir – Sistem pertahanan berlapis, adalah sistem keselamatan mulai dari rancangan, konstruksi dan prosedur operasi nuklir yang bila terjadi kegagalan operasi tidak akan berlanjut menjadi keadaan yang membahayakan – Prosedur operasi, yang mengacu pada konvensi dan kesepakatan internasional – Perizinan dan pengawasan, mulai dari rancangan, konstruksi, operasi dan purna-operasi
Sistem Safeguards • • • •
Traktat Non-‐proliferasi (NPT) Kontrol Bahan Nuklir Kontrol Teknologi Kunci Kontrol Uji Coba Senjata Nuklir
Sumber: hGp://www.bapeten.go.id/badiklat/file_materi/modul/586_Pengantar %20safeguard%20dan%20Proteksi%20fisik%20.ppt.
Instrumen Internasional Keamanan Nuklir dan Safeguards § ConvenCon on the Physical ProtecCon of Nuclear Material & its Amendment § ConvenCon on the Suppression of Acts of Nuclear Terrorism § Security Council resoluCon 1540 § Security Council resoluCon 1373 § Code of Conduct on the Safety and Security of RadioacCve Sources § NPT, NWFZ, Project and Supply Agreements § Safeguards agreements and AddiConal protocols
TRAKTAT NON PROLIFERASI (NPT) { UU No 8 Tahun 1978 } • NPT DIBUKA UNTUK DITANDATANGANI 1 AGUSTUS 1968; • SECARA SAH BERLAKU MULAI 5 MARET 1970; • SEJAK TAHUN 1995 BERLAKU SELAMANYA; • 188 NEGARA DI DUNIA MENJADI NEGARA PIHAK; • INDONESIA MENANDATANGANI 2 MARET 1978 DAN MERATIFIKASI 25 NOVEMBER 1978 • PERSETUJUAN SAFEGUARDS DENGAN IAEA 14 JULI 1980 • MENANDATANGANI ADDITIONAL PROTOCOL 29 SEPTEMBER 1999
PASAL IV & VI NPT Nothing in this Treaty shall be interpreted as affecting the inalienable right of all the Parties to the Treaty to develop research, production and use of nuclear energy for peaceful purposes without discrimination and incorformity with Articles I and II of this Treaty (IV)
Each of the Parties to the Treaty undertakes to pursue negotiations in good faith on effective measures relating to cessation of the nuclear arms race at early date and to nuclear disarmament, and on a treaty on general and complete disarmament under strict and effective internatioal control (VI)
Indonesia mendorong negara-‐negara di dunia untuk meraCfikasi traktat Traktat nuklir paling penting adalah NPT 1970. Menurut traktat bersejarah ini, Negara tak bersenjata nuklir (non-nuclear weapon
states -NNWS) berikrar untuk tidak memperoleh dan mengembangkan senjata nuklir, sementara negara bersenjata nuklir (nuclear weapon states -NWS) berjanji untuk tidak hanya berupaya menghentikan perlombaan senjata nuklir tetapi juga membongkar gudang senjata nuklir mereka. Pada saat yang sama, NPT membolehkan NNWS menggunakan energi nuklir tujuan damai. Juga menetapkan bahwa Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) bertindak sebagai pengawas penggunaan tenaga nuklir tersebut dan bahwa NWS dapat membantu NNWS mendapatkan teknologi yang diperlukan. Hanya empat negara yang tidak menjadi pihak pada NPT: India, Israel, Korea Utara dan Pakistan. www.batan.go.id
Selama NPT Review Conference 1995, negara pihak pada NPT sepakat bahwa traktat harus tetap berlaku tanpa batas waktu. Mayoritas NNWS menyatakan bahwa mereka hanya akan menyetujui ketentuan ini dengan syarat bahwa NWS menerima langkah-langkah pengendalian senjata.
Lima NWS yang diakui resmi akhirnya menerima serangkaian langkah-langkah, salah satunya adalah Comprehensive Test Ban Treaty (CTBT).
www.batan.go.id
DAFTAR KONVENSI/TRAKTAT NUKLIR YANG DITANDATANGANI DAN DIRATIFIKASI OLEH PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA No.
Konvensi/Protokol/Traktat
Ditandatangani
Diratifikasi
26 Okt 1956
22 Juli 1957 UU 25 1957
Amandment Article VI.a.1 Statute IAEA.
-
12 Jan. 1973
2.
Convention on the Privileges and Immunities of the United Nations.
-
24 Juni 1969
3
Treaty on Non-Proliferation of Nuclear Weapons
2 Maret 1970
25 Nop. 1978 UU 8 1978
Safeguards Agreement with IAEA
14 Juli 1980
-
29 Sept. 1999
-
26 Sept. 1986
1 Sept 1993 Keppres 81 1993
Statuta IAEA 1.
Additional Protocol to Safeguards 4.
Early Notification on Nuclear Accidents Convention
5.
Convention on Assistance in the case of Nuclear Accident or Radiological Emergency
26 Sept. 1986
1 Sept 1993 Keppres 82 1993
Convention on Physical Protection of Nuclear 6. Material Amendment to the Convention on Physical Protection of Nuclear Material 7.
3 Juli 1986
5 Nov. 1986 Keppres 49 1986
8 Juli 2005
29 Okt 2009 Perpres 46 2009
20 Sept. 1994
4 Okt. 2001 Keppres 106 2001
Convention on Nuclear Safety 8.
9. 10.
11.
Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone Treaty (Treaty of Bangkok) Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Joint Convention on the Safety of Spent Fuel Management and the Safety of Radioactive Waste Management The Protocol to Amend the 1963 Vienna Convention on Civil Liability For Nuclear Damage
12. Convention On Supplementary Compensation for Nuclear Damage
15 Des. 1995 24 Sept. 1996 6 Oct. 1997
2 April 1997 UU 9 1997 4 Jan 2012 UU 1 2012 28 Des 2010 Perpres 84 2010
6 Oct. 1997 - 6 Oct. 1997
-
Tantangan PLTN v Infrastruktur, misal: Jaringan listrik, SDM, pendanaan. v Persyaratan Perizinan: PLTN harus menggunakan teknologi proven/ sudah mendapatkan izin konstruksi dari negara asal v Penerimaan masyarakat v Komitmen Politik v Perizinan
TEKNOLOGI & KESELAMATAN PLTN PWR
reaktor
Bijih uranium
Pellet = 1ton bb = 560 lt minyak
Elemen Bakar 40
PERBANDINGAN PL NUKLIR DENGAN PL FOSIL Batubara: C[NSMOUTh] + O2 CO2 + Energi NOx
SOx UAP
debu
AIR
MOx
U/Ra
PLT FOSIL
UAP
Buangan panas
AIR Air pendingin
PLT NUKLIR
Nuklir Pompa air
U + n HF + Energi BBB U, Pu, HF
Animasi PLTN
proses fisi nuklir
PWR
BWR
42
Struktur Reaktor Nuklir • Wadah tekanan Reaktor dilindungi oleh baja 8” • Perisai beton 36” • Baja diperkuat beton 45”
Lapisan Pertahanan Containment Vessel 3,81 cm-‐thick steel Shield Building Wall
91,4 cm-‐thick reinforced concrete, 5cm diameter steel
Dry Well Wall
152,4 cm-‐thick reinforced concrete
Bio Shield
121,9 cm-‐thick leaded concrete with 3,81 cm-‐thick steel lining inside and out
Reactor Vessel
10,16-‐20,32 cm thick steel
Reactor Fuel Weir Wall
45,72 cm-‐thick concrete
SISTEM BERLAPIS KESELAMATAN REAKTOR DAN RADIASI GEDUNG REAKTOR
GEDUNG REAKTOR
BEJANA PENGUNGKUNG
BEJANA PENGUNGKNG BEJANA TEKAN
BEJANA TEKAN
TABUNG BHN BAKAR
BT.BHN BAKAR
REAKTOR AIR TEKAN
REAKTOR AIR DIDIH
PERBANDINGAN REAKTOR NUKLIR DAN BOM ATOM
JUMLAH PLTN YANG BEROPERASI DI DUNIA
100
Amerika Serikat Perancis
58 48
Jepang 33
Rusia 23
Korea
21
China India
435 unit PLTN yang dioperasikan oleh 31 negara (termasuk Taiwan), dengan total kapasitas neGo terpasang sebesar 372.751 MW
21 19
Kanada 16
Inggris
15
Ukrania 10
Swedia
9
Jerman 7
Belgia Spanyol
7 6
Republik Ceko
6
Taiwan Swiss
5
Finlandia
4
Hugaria
4
Slovakia
4
Pakistan
3
ArgenCna
2
Brasil
2
Bulgaria
2
Meksiko
2
Romania
2
Afrika Selatan
2
Armenia
1
Iran
1
Belanda
1
Slovenia
1
0
20
40
60
80
100
Perkembangan Teknologi PLTN
KESIMPULAN • Kekhawatiran sebagian besar masyarakat akan bahaya radiasi nuklir lebih banyak dilatari belakangi oleh informasi masa lalu menentang penggunaan nuklir untuk senjata • Keselamatan dan keamanan teknologi nuklir menganut sistem pertahanan berlapis yang mencakup radiasi, fasilitas nuklir dan limbah radioaktif • Keselamatan, pengawasan/safeguards dan keamanan nuklir dan radiasi merupakan bagian integral dari teknologi nuklir yang diatur secara internasional • Infrastruktur bagi tercapainya keselamatan dan keamanan aplikasi teknologi nuklir perlu dikembangkan.
TERIMA KASIH
www.batan.go.id