MODIFIKASI PERILAKU
SUNARDI, PLB FIP UPI
RUANG LINGKUP BAHASAN Gambaran umum Konsep dasar Karakteristik Teknik Asesmen Penerapan
Gambaran umum Asumsi dasar Perilaku itu dipelajari Perilaku maladaptif merupakan hasil belajar yang keliru. Perilaku maladaptif dpt diubah melalui proses belajar. Tujuan utamanya menghilangkah tingkah laku yang salah suai dan menggantikannya dengan tingkah laku baru.
Pendekatan yg berkembang pesat dan sangat populer. Mengapa?
Sederhana, praktis, logis, mudah dipahami dan diterapkan, dapat didemonstrasikan, menempatkan penghargaan khusus pada kebutuhan anak, dan adanya penekanan perhatian pada perilaku yang positif.
KONSEP DASAR MODIFIKASI Perubahan, merubah, memperbaiki, membuat sesuatu yang sudah ada menjadi berbeda / lebih baik. PERILAKU Aktivitas, aksi, kinerja, respons, atau reaksi Tindakan sederhana / simple action Dapat diobservasi / can be overt (observable) Dapat tersembunyi / can be covert (not directly observable) Perilaku tersembunyi harus disimpulkan dari responrespon terbuka / covert behavior must be inferred from overt responses.
www.mhhe.com/mayfieldpub/sarafino/presentations/ch01.ppt
Merupakan semua aktivitas yang merupakan reaksi thd lingkungan, yang meliputi: ◦ Reaksi motorik: Bicara, berjalan, belajar
◦ Reaksi fisiologis Aktifitas
◦ Reaksi Kognitif Bayangan, imaginasi, pikiran
◦ Reaksi afektif Perasaan: benci, kecewa, rasa sayang
Apa yang bukan perilaku ? What is Not Behavior?
Deskripsi penafsiran dari sifat-sifat kepribadian / interpretive descriptions of a personality trait.
Label-label diagnostik / diagnostic labels. Hasil (akibat) perilaku / outcome of behavior.
www.mhhe.com/mayfieldpub/sarafino/presentations/ch01.ppt
Pengertian MODIFIKASI PERILAKU
Berbagai upaya untuk mengubah perilaku
Aplikasi prinsip-prinsip belajar yang teruji secara sistematis untuk mengubah perilaku tidak adaptif menjadi perilaku adaptif
Penggunaan secara empiris teknik-teknik perubahan perilaku untuk memperbaiki perilaku melalui penguatan positif, penguatan negatif, dan hukuman.
usaha untuk menerapkan prinsip-prinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip psikologi hasil eksperimen pada manusia
Pandangan behaviorist: Klasik Modifikasi perilaku sebagai penggunaan secara sistematik teknik kondisioning pada manusia untuk menghasilkan perubahan frekuensi perilaku tertentu atau mengontrol lingkungan perilaku tersebut. Jika teknik kondisioning diterapkan secara ketat, dengan stimulus, respon dan akibat konsekuensi diharapkan terbentuk perilaku lahiriah yang diharapkan. Operant Modifikasi perilaku akan terbentuk ketika penguat atau pengukuh diberikan berupa reward atau punishment. Behavior Analist Modifikasi perilaku merupakan penerapan dari psikologi eksperimen seperti dalam laboratorium. Proses, emosi, problema, prosedur, semua diukur. Pengubahan perilaku dilaksanakan dengan rancangan eksperimen dibuat dengan cermat. Perilaku dihitung secara cacah untuk mendaparkan data dasar.Variabel bebas dimanipulasi, metode statistik digunakan untuk melihat perubahan perilaku, pengulangan jika perlu dilakukan hingga terjadi perubahan perilaku secara jelas.
PENDAPAT LAIN Eysenck : Modifikasi Perilaku adalah upaya mengubah perilaku dan emosi manusia dengan cara yang menguntungkan berdasarkan teori yang modern dalam prinsip psikologi belajar.
Wolpe : Penerapan prinsip-prinsip belajar yang telah teruji secara eksperimental untuk mengubah perilaku yang tidak adaptif, dengan melemahkan atau menghilangkannya dan perilaku adaptif ditimbulkan atau dikukuhkan
Prinsip Dasar dlm Modifikasi Perilaku ◦ ◦ ◦ ◦
Respondent / classical conditioning Operant / instrumental conditioning Modeling Cognitive processes
Respondent/classical conditioning Ivan P Pavlov Percobaan anjing : makanan, lampu, air liur No stimulus, no respon Istilah : respondent dan operant behavior, generalisasi, diskriminasi, extinction, pemulihan spontan (spontaneous recovery), reconditioning.
Operant conditioning BF Skinner Reinforcement dan punishment
Operant Conditioning
Faktor penyebab, perilaku, dan konsekuensi yang menegaskan situasi-situasi perilaku /antecedent, behavior, and consequence define behavioral situations
◦ Perangkat sebelumnya yang menjelaskan alasan terhadap perilaku / antecedents set the occasion for the behavior ◦ Perilaku adalah apa yang dilakukan organisme / behavior is what organisms do
◦ Konsekuensi mempengaruhi peristiwa yang akan datang dari sebuah perilaku / consequence influence the future occurrence of the behavior
Catatan : ◦ Konsekuensi juga dapat dianggap sebagai stimulus dari perilaku berikutnya.
Modeling Modeling adalah belajar melalui observasi tehadap orang lain / modeling is learning through observation of others Juga disebut belajar sosial, observasional, vicarious (dialami orang lain), imitatif. / also called social,
observational, vicarious, and imitative learning
Modeling dipengaRuhi oleh observasi dari konsekuensi / modeling influenced by observation of consequences
Modeling
Modeling dapat berupa / modeling can: ◦ Perilaku inisiatif / initiate behavior ◦ Mengajarkan tugas baru /teach new task ◦ Mempengaruhi kecepatan respon / influence response rate
◦ Mengajarkan respon-respon emosional / teach emotional responses
Proses--proses kognitif Proses Kognisi adalah pikiran / cognition is thought Pikiran dapat dianggap sbg suatu antecedent tersembunyi / thought can be considered a covert
antecedent
Ketepatan diri terlihat pada terjadinya korelasi positif dengan kemungkinan sukses / self-efficacy appears to be positively correlated with the likelihood of success
Karakteristik MODIFIKASI PERILAKU Fokus pada perilaku / focuses on behavior Menekankan pengaruh belajar dan lingkungan /
emphasizes influences of learning and the environment
Mengikuti pendekatan ilmiah / takes a scientific approach
Menggunakan metode-metode aktif dan pragmatik untuk mengubah perilaku / uses pragmatic and active methods to change behavior
Focus on behavior
Menghindari label-label interpretatif dan sistem diagnostik / avoid interpretive labels and diagnostic systems
Fokus pada perilaku yang berkekurangan atau yang berlebihan / focus on behavioral deficits or behavioral excess
Prilaku yang berlebihan • stimulasi diri (menatap jari jemari, mengepakngepak tangan) • self-abuse (memukul menggigit, mencakar diri sendiri) • tantrum (menjerit, mengamuk) • agresif (menendang, memukul,mencubit, menggigit orang lain) • Dll (Sugiarmin, 2006)
Perilaku yang berkekurangan
bicara (tak bicara, sedikit bicara, membeo) sosial (mengganggap orang sbg benda) sensasi (disangka tuli-buta) bermain (putar-putar roda mobil-mobilan) emosi (hanya bengong ketika dikelitiki, tertawa tidak pada tempatnya) dll
(Sugiarmin, 2006)
TEKNIK--TEKNIK MODIFIKASI PERILAKU TEKNIK
asertivitas aversi extinction satiation modeling time out Token economy
• • • • • • •
Desentizization / SD Exhaustion - kelelahan Imcopatible method Change of environment Flooding Hukuman reinforcement
Istilah lain yg sering ditemukan : • Shaping, chaining, promting, fading, ABA, Discrete trial Training – DDT, thought stoping, respon cost, over control, self control, self management, RET, dsb.
ASERTIVITAS Suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain. Dituntut jujur thd dirinya & jujur pula dlm mengekspresikan perasaan, pendapat & kebutuhan secara proporsional, tanpa ada maksud untuk memanipulasi, memanfaatkan / merugikan pihak lainnya.
Asertive training
Latihan mempertahankan diri akibat perlakuan orang lain yang menimbulkan kecemasan, dengan cara mempertahankan hak dan harga dirinya.
AVERSI Pemberian hukuman positif Diikuti sikap tegas Biasanya diikuti prompting Misal : anak marah – coret-coret tembok diminta untuk menghapus. Disarankan sebagai opsi terakhir jika teknik behav modification lain tdk efektif.
Aversion therapy Digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk., dengan meningkatkan kepekaan klien agar mengganti respond pada stimulus yang disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut, dibarengi dengan stimulus yang merugikan dirinya. Misal: Homo sex – lihat photo pria telanjang – lantai aliri listrik – gemetaran.
Jenis-jenis prosedur hukuman positif dalam aversif : Overcorrection Positive Practice Restitution – ganti rugi Contingent Excersice Guided Compliance – kepatuan terbimbing Physical Restraint (Pengekangan Fisik)
EXTINCTION Pemadaman Adalah hilangnya respons. Tingkah laku yang telah mengalami penguatan, pada beberapa saat/periode waktu tidak lagi diperkuat, dan oleh karena itu, tingkah laku tersebut berhenti untuk muncul. Extinction terjadi saat: - Sebuah tingkah laku sebelumnya telah diperkuat. - Tidak lagi mengakibatkan penguatan konsekuensi.
Extinction Burst (ledakan ekstensi) ekstensi)
Adalah peningkatan frekuensi, durasi, atau intensitas dari tklk yg tidak diperkuat selama proses extinction. Dampak yg mungkin terjadi :
◦ segera meningkatkan frekuensi, durasi, atau intensitas tklk. ◦ Tingkah laku baru mungkin terjadi. ◦ Respon yang emosional / tingkah laku agresif mungkin terjadi.
Contoh: macetnya mesin kopi
Spontaneous Recovery
Munculnya kembali tingkah laku ttt setelah beberapa waktu tidak muncul. kecenderungan alami perilaku untuk terjadi lagi di (dalam) situasi yang serupa dengan situasi dimana extinction belum terjadi
SATIATION kejenuhan
Teknik menghilangkan perilaku yang tidak dikehendaki dengan menghilangkan alasannya. Alasan tersebut ada pada diri anak. Misalnya : memberikan perhatian sebelum anak menuntut perhatian / segera mengalihkan kegiatan ke kegiatan lain sebelum bosan. Dpt juga dengan cara pembosanan. Misal, anak yang suka berteriak-teriak, justru diminta untuk berteriak terus sampai bosan.
Modeling A procedure that presents a sample of a given behavior to an individual to induce that individual to engage in similar behavior (Sebuah prosedur yang menghadirkan contoh perilaku yang diberikan kepada individu untuk mendorong individu untuk terlibat dalam perilaku yang serupa)
Belajar imitasi Belajar observasi Belajar sosial Belajar pengalaman
Modeling AGAR EFEKTIF Gunakan model teman sebaya yang kompeten dalam hal yang akan dimodelkan Lebih dari 1 model akan lebih baik Kompleksitas perilaku yang dimodelkan harus sesuai sesuai dengan kemampuan klien Sertakan aturan-aturan lain Berikan kesempatan klien melihat perilaku model pada saat menerima reinforcement Buat model yang didesain dengan benar Bila perilaku agak kompleks, desain model-model dengan kekompleksannya bertahap Model hendaknya serealistik mungkin
Penguatan dalam modeling Reinforcement by the model
Self reinforcement
Tipe--tipe Modeling Tipe Sensory
modeling Verbal modeling Live vs Symbolic modeling
Efek--efek Modeling Efek Efek modeling: respon yang dihasilkan benar-benar baru. Efek hambatan dan tanpa hambatan: peniruan mungkin dilakukan dengan rasa nyaman atau sebaliknya. Efek Perolehan: respon yang dihasilkan tidak benar-benar baru
Karakteristik Modeling Kesamaan model, kesamaan karakteristik model dengan pengamat. Status model, bisa berupa posisi (jabatan) dari model atau peran model. Standar model Jika model yang diamati cukup terhormat, maka pengamat tidak hanya mempertimbangkan perilaku nyata dari model tetapi juga standar performan yang ditunjukkan oleh model.
Faktor yang Mempengaruhi Belajar Modeling Faktor spesies b. Kompleksitas respon c. motivasi a.
Systematic Desentisization suatu cara menghapus tingkah laku yang diperbuat secara negatif dengan menyertakan pemunculan tingkah laku yang berlawanan dengan tingkah laku yang hendak dihapuskan secara sistematik. Salah satu caranya adalah dengan melatih anak maladaptif untuk santai dan mengasosiasikan keadaan santai dengan pengalaman-pengalaman pembangkit kecemasan yang dibayangkan atau dievaluasi. SD in vivo (real) / Imagination (SD-R / SD-I)
Systematic Desensitization
Time out menyisihkan anak dari lingkungan atau kelompoknya. Penyisihan dapat dilakukan melalui observasi kontingen, penyisihan exclusion, dan penyisihan seclusion.
Token economy
suatu cara untuk menghapus perilaku maladaptif dengan cara memberikan pemerkuat-pemerkuat tertentu yang berupa benda atau penguat simbolik lain yang bernilai ekonomis sesuai dengan persetujuan bersama.
Respon cost
yaitu dengan cara memberikan denda dengan mengurangi atau memperkecil reinforcement yang akan diberikan bila prilaku yang ditampilkan ternyata tidak sesuai dengan harapan.
SELF CONTROL dilakukan untuk meningkatkan perhatian pada anak tugas-tugas tertentu. dilakukan melalui prosedur self assessment, mencatat diri sendiri, menentukan tindakan diri sendiri, dan menyusun dorongan diri sendiri.
PUNISHMENT POSITIVE PUNISHMENT – PAINFUL STIMULUS NEGATIF PUNISHMENT – MENGHILANGKAN PEMERKUAT TKLK (yang disenangi anak dan tidak berkaitan langsung dengan tingkah lakunya), misal : dlm kasus anak yg suka melawan orang tua mengurangi uang jajan, tdk boleh nonton TV, setiap kali anak memukuladiknya.
Reinforcement Reinforcement positif Reinforcement negatif
Ideosinkratik Specific reinforcer
TERAPI TINGKAH LAKU
TUJUAN MENDORONG MUNCULNYA PERILAKU YANG TEPAT MELALUI BELAJAR
TRITMEN
PENGKONDISIAN KLASIK
PENGKONDISIAN OPERAN
TEKNIK
TEKNIK
FLOODING
AVERSI
DESENSITISASI SISTEMATIK
IN-VIVO
IMAGINAL
EKSTINGSI
TOKEN EKONOMI
PENGHUKUMAN
MODELING
TEKNIK
OBSERVASI
BERTAHAP LAKUKAN
LAKUKAN SENDIRI
IDEN TARGET PRILAKU KETENTUAN BERI TOKEN ATURAN PENUKARAN
TEKNIK-TEKNIK DALAM TEKNIKPENDEKATAN BEHAVIORAISME
Yates (1970) mengemukakan beberapa istilah:
Reciprocal inhibition: suatu prosedur untuk memperkuat hubungan respond baru dengan stimulus yang menimbulkan tingkah laku maladaptive. Extinction: prosedur untuk memperlemah hubungan respond dengan stimulus. (penghapusan) Systematic desensitization: prosedur eksperimental yang dilaksanakan dengan reciprocal inhibitation dan extinction.
TEKNIK-TEKNIK DALAM TEKNIKPENDEKATAN BEHAVIORAISME Hersher (1970) mengembangkan beberapa teknik dalam reciprocal inhibition (hambatan timbal balik). 1. Desensitization Mengurangkan ketegangan pasien dengan jalan mengajarkan pasien untuk santai
2. Assertive Training Latihan mempertahankan diri akibat perlakuan orang lain yang menimbulkan kecemasan, dengan cara mempertahankan hak dan harga dirinya. 3. Sexual training Digunakan untuk menghilangkan kecemasan yang timbul akibat pergaulan dengan jenis kelamin. Misal untuk penderita impoten --- Bantu dengan wanita lain, atau istri yang cemas/takut diraba suaminya – suruh membayangkan samapi kecemasannya hilang.
4.
Aversion therapy Digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk., dengan meningkatkan kepekaan klien agar mengganti respond pada stimulus yang disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut, dibarengi dengan stimulus yang merugikan dirinya, mislanya muntah. Homo sex – lihat photo pria telanjang – lantai aliri listrik – gemetaran.
5.
Cover desensitization Digunakan untuk merawat tingkah laku yang menyenangkan klien tetapi menyimpang, missal homo, alcoholic. Diminta membayangkan prilaku yang menyenangkan tersebut, tetapi pada saat bersamaan diminta pula untuk membayangkan sesuatu yang tidak menyenangkan. Alcoholic – diminta membayangkan minum, saat gelas hampir di mulut – bayangkan ingin muntah.
6.
Thought Stopping Efektif digunakan untuk klien yang sangat cemas. Caranya, missal klien ditutup matanya sambil membayangkan dan mengatakan sesuatu yang mengganggu dirinya, missal berkata “saya jahat” – pada saat itu klien memberi tanda, dan terapi kemudian berteriak atau berkata keras dan nyaring berkata “berhenti”. Jadi pikiran yang tadi digantikan dengan teriakan terapi, berulang-ulang sampai dirinya sendiri yang bisa menghentikan.
Guthri: Imcopatibel method, exhaustion (meletihkan, melelahkan), dan cange of environment.
ASESMEN Behavioral assessment & Behavioral analysis Behavior assessment (murni deskriptif) Functional assessment mengenai penyebab perilaku bermasalah tersebut : apa yang memicu masalah dan apa konsekuensinya? (S - R – C) --- A – B – C
Behavioral Assessment:
identifikasi perilaku yang akan diubah (target behaviors) Pengambilan data (anamnesis) – wawancara, kuis Pengukuran data dasar (baseline measure), atau fase penilaian perilaku (assessment) – obsrvasi, angket self report, self monitoring of target behavior, role play. Tiap sesi adalah suatu eksperimen, suatu studi kasus: pengukuran data dasar - prosedur terapi - pengukuran followup
Functional assessment
mengenai penyebab perilaku bermasalah
Functional Analysis:
mengidentifikasi penyebab perilaku bermasalah Social positive reinforcement (R - C) Internal sensory positive reinforcement External sensory positive reinforcement Social negative reinforcement Temukan masalah perilaku (S - R)
PENERAPAN Prinsip dasar • Perilaku yang akan dimodifikasi harus diidentifikasikan dalam bentuk perilaku yg teramati (behavior objective) dan terukur. • Ukuran perilaku ini dijadikan indikator untuk menentukan tolok ukur tercapai tidaknya tujuan intervensi • Prosedur dan teknik intervensi yang dipilih harus diarahkan untuk mengubah lingkungan.
PENERAPAN Prinsip dasar -lanjutan • Metode yang digunakan harus dapat dijelaskan secara logis dan dapat dipahami orang lain • sedapat mungkin teknik yang digunakan dapat diterapkan dalam lingkungan kehidupan seharihari • teknik dan prosedur yang digunakan selalu berdasarkan kepada prinsip psikologi belajar secara umum serta prinsip respondent conditioning dan operant conditioning.
Prosedur pelaksanaan
Menetapkan target behavior Asesmen – melalui pendkatan ABC menetapkan teknik intervensi yang dipilih melakukan intervensi merekam kegiatan pelaksanaan intervensi Mencatat hasilnya melaporkan hasil
Teknik pelaksanaan
SSR
TEKNIK-TEKNIK MODIFIKASI TEKNIKPERILAKU asertivitas aversi extinction satiation modeling konsekuensi negative time out hukuman dll
Learning and the Environment
Perubahan-perubahan perilaku sebagai hasil belajar / behavior changes as a result of learning Pengubahan situasi yang mendahului dan konsekuensi dapat mengarahkan pada perubahan perilaku / changing antecedents and consequences can lead to behavior change Pendekatan belajar dapat dibatasi oleh pengaruhpengaruh psikologis dan budaya / learning approach may be limited by physiological and cultural influences
Scientific Orientation Menggunakan teknik-teknik terapy yang secara empirik tervalidasi / use empirically validated therapy techniques Hasil-hasil terapy dievaluasi secara objektif / therapy outcomes evaluated objectively
Pragmatic and Active Methods to Change behavior therapy techniques selected based on effectiveness some methods based on operant conditioning, respondent conditioning, and modeling research and theory cognitive methods are based on our understanding of how our thoughts lead to actions
participants take a more active role in therapy
Early Theory and Research
John Locke (tabula rasa) Pavlov (respondent conditioning) Thorndike John Watson (father of behaviorism) Watson and Rayner (Little Albert) Mary Cover Jones (Peter)
KEMUNCULAN DAN PERTUMBUHAN MODIFIKASI PERILAKU Emergence and Growth of behavior Modification
1950s: modifikasi perilaku memperoleh penerimaan / behavior modification gains acceptance 1960s: penerbitan Journal of Applied behavior Analysis / the establishment of the Journal of Applied behavior Analysis 1970s: modifikasi perilaku diperluas pada cakupan kognisi / behavior modification expands to include cognition
Aplikasi-aplikasi efektif dari modifikasi perilaku AplikasiEffective Applications of behavior Modification
Pengasuhan dan hubungan orang tua – anak / parenting and parent/child relationships ◦ Perilaku perlawanan - pertentangan /oppositional behavior ◦ Ngompol / bed-wetting Pendidikan / education ◦ Program pembelajaran / programmed instruction ◦ PSI ◦ Tutor sebaya / peer tutoring ◦ Perilaku di kelas / classroom conduct
Effective Applications of behavior Modification (continued)
Kesehatan dan olahraga / health and sports ◦ Resiko-resiko kesehatan / health risks ◦ pemenuhan pada tretmen-tretmen / compliance with treatments ◦ Peningkatan tampilan atletik / enhanced athletic performance Setting pekerjaan / employment settings ◦ Peningkatan produktivitas / increase productivity ◦ Reduksi kehilangan / reduce losses ◦ Peningkatan kenyamanan / improve safety
Effective Applications of behavior Modification (continued)
Managemen diri / self-management ◦ Belajar teknik-teknik behavioral untuk mengontrol perilaku diri sendiri / learn behavioral techniques to control own behavior
Jadwal Pemberian Reinforcment Countinous reinforcment
Fixed
Reinforcment Interval
Variabel Intermitted reinforcment
Fixed
Ratio Variabel
Theories of Counseling: Behavioral Approaches
PowerPoint produced by Melinda Haley, M.S., New Mexico State University.
“This multimedia product and its contents are protected under copyright law. The following are prohibited by law:
any public performance or display, including transmission of an image over a network;
preparation of any derivative work, including the extraction, in whole or part, of any images;
any rental, lease, or lending of the program.”
“Copyright © Allyn & Bacon 2004”
Behavioral Approaches Development of Behavioral Approaches John Locke: Blank Slate ◦ John Watson: Learned Neuroses ◦ B. F. Skinner: Operant Conditioning ◦ Ivan Pavlov: Classical Conditioning
“Copyright © Allyn & Bacon 2004”
Behavioral Approaches Basic Principles ◦ Reinforcement: Rewards and Punishments. ◦ Shaping: Working with small, incremental changes. ◦ Measurement: Objective, measurable outcomes. ◦ Action: Dwells more on behaviors than thoughts.
“Copyright © Allyn & Bacon 2004”
Behavioral Approaches Albert Ellis/Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT) Theoretical Constructs and Techniques ◦ Focuses on dysfunctional, irrational, unrealistic and distorted thoughts. ◦ Feelings and behavior are also addressed. ◦ Unconditional acceptance is important. ◦ Ellis also believed in authenticity. ◦ Clients are encouraged to think rationally. “Copyright © Allyn & Bacon 2004”
Behavioral Approaches Albert Ellis/Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT) Philosophy and Beliefs ◦ Understanding belief systems is important. ◦ Belief systems are organized ways of thinking about reality. ◦ Belief systems affect one’s self-view. ◦ The language a client uses, will speak to their philosophy and belief system. “Copyright © Allyn & Bacon 2004”
Behavioral Approaches Albert Ellis/Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT) Philosophy and Beliefs (continued) ◦ Clients create their own emotional disturbances by believing in absolute and irrational beliefs. ◦ Clients can choose their belief system. ◦ Counselors can help clients by identifying irrational beliefs and helping the client find meaning in their lives.
“Copyright © Allyn & Bacon 2004”
Beliefs
Behavioral Approaches Albert Ellis/Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT) Identifying Irrational Thinking ◦ Helpless thinking is the result of irrational thinking. ◦ It usually includes “all or nothing” statements. ◦ It usually includes the words should, ought, never and must.
“Copyright © Allyn & Bacon 2004”
Behavioral Approaches Albert Ellis/Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT) Identifying Irrational Thinking (continued) Five common irrational or dysfunctional ideas: “Life
isn’t fair.” “It’s awful.” “I can’t stand it.” “I must get what I want.” “I’m incompetent.” “Copyright © Allyn & Bacon 2004”
Behavioral Approaches Albert Ellis/Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT) A-B-C-D-E-F A = The activating event. B = The irrational belief about the event. C = The emotional consequence. D = Disputing the irrational beliefs. E = The emotional effect of disputing the belief. F = New feelings and behavior. “Copyright © Allyn & Bacon 2004”
Behavioral Approaches Rational-Emotive Behavior Therapy and Multiculturalism ◦ The therapy fails to address contextual-situational factors that adversely impact client’s lives. ◦ REBT uses the ethnocentric approach to mental health care. ◦ Does not focus on the phenomenological experience of the client. ◦ Does not address the different ways irrational beliefs are manifested by the culturally different.
“Copyright © Allyn & Bacon 2004”
Behavioral Approaches William Glasser/Reality Therapy/Choice Theory The Basics ◦ Instead of seeking to change behavior, Reality Therapy works on changing awareness of responsibility. ◦ Once responsibility is acknowledged by the client, it is then possible to work on behavior change. ◦ The locus of the decision is placed on the client.
“Copyright © Allyn & Bacon 2004”
Behavioral Approaches William Glasser/Reality Therapy/Choice Theory The Basics ◦ The Reality therapist might borrow skills, techniques or ideas from other theories if it benefits the client. ◦ The Reality therapist will be himself or herself, use humor, sarcasm and confrontation in personal ways to assist the client in greater understanding. ◦ Role-playing, systematic planning, and teaching intentional living are all important in Reality Therapy.
“Copyright © Allyn & Bacon 2004”
Behavioral Approaches William Glasser/Reality Therapy/Choice Theory The Basics ◦ The client has control over his or her life, choices and personhood. ◦ There is no need to explore a client’s past because the past is over and the client’s problems occur in the present. ◦ Reality therapy puts the power into the client’s hands and shows the client how he or she can help himself or herself.
“Copyright © Allyn & Bacon 2004”
Behavioral Approaches William Glasser/Reality Therapy/Choice Theory The Basics ◦ The client and counselor explores the client’s wants and needs. ◦ It focuses on conscious, planned behavior. ◦ The therapy focuses on responsibility and choice. ◦ Trust and the relationship between client and counselor are critical.
“Copyright © Allyn & Bacon 2004”
Behavioral Approaches William Glasser/Reality Therapy/Choice Theory The Basics ◦ Since it is often used in institutions, the counselor’s communication of trust, warmth, respect and caring is especially important. ◦ Reality therapy helps clients look at the consequences of their own actions. ◦ This therapy is often used in settings other than the counseling office (e.g. playground or detention center) and is practiced by those other than counselors (e.g. teacher and prison guard).
“Copyright © Allyn & Bacon 2004”
ThoughtsBehavioral
Approaches
William Glasser/Reality Therapy//Choice Theory Cognitive Aspects of Reality Therapy ◦ Reality therapy aids the client in examining the types of thoughts he or she has about himself or herself and the external world. ◦ It helps clients exert control over their own actions, lives, choices and feelings. ◦ Clients choose misery and symptoms. This becomes a way a client has of dealing with the world (e.g. depressing, headaching).
“Copyright © Allyn & Bacon 2004”
Behavioral Approaches William Glasser/Reality Therapy/Choice Theory Cognitive Aspects of Reality Therapy ◦ There are negative additions (e.g. drugs, stealing) and positive addictions (e.g. walking, meditation). ◦ We choose our addictions and therefore our fate. ◦ Reality therapy helps clients to: Explore their wants and how that relates to their needs; look at what they are doing to meet those needs; evaluate behaviors in relationship to those needs and helps the client plan to change behavior to more effectively meet needs.
“Copyright © Allyn & Bacon 2004”
Behavioral Approaches William Glasser/Reality Therapy/Choice Theory Cognitive Aspects of Reality Therapy ◦ There are negative additions (e.g. drugs, stealing) and positive addictions (e.g. walking, meditation). ◦ We choose our addictions and therefore our fate. ◦ Reality therapy helps clients to: Explore their wants and how that relates to their needs; look at what they are doing to meet those needs; evaluate behaviors in relationship to those needs and helps the client plan to change behavior to more effectively meet needs.
“Copyright © Allyn & Bacon 2004”
Behavioral Approaches Reality Therapy and Multiculturalism ◦ Many of the tenets of Reality therapy fits well with other cultures. ◦ Helping the client explore wants and needs keeps the focus on the client’s values and concerns within the client’s cultural context. ◦ Reality therapy challenges the client to see the self in relationship to his or her context. This includes the client’s cultural context.
“Copyright © Allyn & Bacon 2004”
Behavioral Approaches Donald Meichenbaum’s Ten Central Tenets of Cognitive Behavioral Therapy
Behavior is reciprocal between a client’s thoughts, feelings, psychological processes and resultant consequences.
Cognitions do not cause emotional difficulty.
Counselors help clients understand how they construct and construe reality.
CBT therapists dissuade from the rationalist or objectivist position.
There is an emphasis on collaboration with the client.
“Copyright © Allyn & Bacon 2004”
Behavioral Approaches Donald Meichenbaum’s Ten Central Tenets of Cognitive Behavioral Therapy (continued)
Relapse prevention is central to cognitive behavioral therapy.
The client/therapist relationship is critical for change to occur.
Emotions play a critical role in cognitive-behavioral therapy.
CBT is used with couples and families.
CBT can be used in a variety of setting with a variety of issues.
“Copyright © Allyn & Bacon 2004”
Behavioral Approaches Applied Behavioral Analysis: Central Constructs ◦ Client-counselor relationship is imperative and counselors exhibit high levels of empathy, self-congruence and interpersonal contact. The relationship is collaborative and relationship variables differ according to client and culture. ◦ Operationalization of Behavior: Focuses on the concreteness and specifics of behavior. Vagueness is transformed into objective, observable actions. ◦ Functional Analysis: The ABC’s of behavior. An individual's behavior is directly related to events and stimuli in the environment. “Copyright © Allyn & Bacon 2004”
Behavioral Approaches Applied Behavioral Analysis: Central Constructs
◦ Reinforcement: Behavior develops and maintains itself through a system of punishments and rewards. ◦ Goals: These are designed to make specific behavioral changes. Goals are concrete, specific, observable and measurable.
“Copyright © Allyn & Bacon 2004”
Resources Ivey, A. E., D’Andrea, M., Ivey, M. B. and Morgan, L. S. (2002). Theories of counseling and psychotherapy: A multicultural perspective, 5th ed. Boston, MA.: Allyn & Bacon. James, R. K. & Gilliland, B. E. (2003). Theories and strategies in counseling and psychotherapy, 5th ed. Boston, MA: Allyn & Bacon. Kottler, J. A. (2002). Theories in counseling and therapy: An experiential approach. Boston, MA: Allyn & Bacon.
“Copyright © Allyn & Bacon 2004”
Functional Behavioral Assessment (FBA) Why do students act the way they do? Recall that if a pattern of behavior difficulty develops leading to 10 days of being removed from class, a FBA and BIP need to be developed. 302 FBA
96
Trish’s Behavior
Read Vignette II: “This is the third time in two weeks Trish has been sent to the office for fighting on the playground!”
302 FBA
97
Experience tells us…
Behaviors occur in context of a child’s interaction with his or her environment. Changing inappropriate behaviors requires identifying and changing the environment. Challenging behaviors are meaningful and serve a purpose or function.
TP: Share something that you’ve done today, its context, and the reinforcer you received.
302 FBA
98
Teachers address both dimensions of their students’ behaviors. …behavior’s
form…what teachers see a student do.
…behavior’s
function…what motivates the student to perform the action.
Many teachers tend to focus on the form of student behaviors. This has some drawbacks. 302 FBA
99
Drawbacks to focusing on form. Similar behaviors (reading assignments, doing homework) are done for dissimilar reasons (please teacher, maintain GPA, earn a scholarship) Dissimilar behaviors (reading assignments, calling out in class, pinching a peer) may be done for similar reasons (obtaining teacher attention)
302 FBA
100
Definition: Functional Behavioral Assessment? “…a set of information gathering strategies and instruments. Based on what precedes behavior and what follows it, patterns are identified that lead to the hypothesis.”
302 FBA
101
Part I : FBA Hypothesizing functional assessment
The hypothesizing aspect of FBA is described as functional assessment. It generates clues about the ‘whys,’ ‘whens,’ ‘with whoms,” and ‘wheres’ of a student’s behavior. Clues can relate to academics, social interactions, physical concerns.
Note: This is what your physician does. 302 FBA
102
The FBA process tries to help teachers discover… Are there events that consistently precede a behavior that occurs in the classroom? Are there events that consistently follow these behaviors? What are the setting events for the antecedents, behavior, and consequences? (These tend to be more remote in tme.) Can another behavior be taught/acquired that will serve the same function of the challenging behavior?
302 FBA
103
Basic behavioral belief: All we do tends to have a purpose.
5 functions that behaviors serve Gaining Attention (R+) Gaining a Tangible (R+) Gaining sensory stimulation (R+)
Escaping external stimulation (R-) Escaping internal stimulation (R-)
So what tools can teachers use to discover why students are acting the way they do? 302 FBA
104
Tools used for functional assessment
Rating Scales - based on group norms ◦ Behavior Rating Profile – An indirect measure. ◦ Interviews are also indirect measures.
Scatter Plot grids - based on direct observations ABCs - based on direct observations
Data from these sources allow those involved in FBA to create an hypothesis…why the student is behaving in a certain way. Now to test it. See next slide. 302 FBA
105
Part II Functional Analysis
…is a set of procedures for determining the function of a behavior by systematic manipulation of environmental variables, antecedents and consequences and documentation of their effect on the occurrence of the target behavior.
In collaboration with the special education teacher, you will test the hypothesis by using two progress monitoring procedures. 302 FBA
106
Two ProgressProgress-Monitoring Designs To test the hypothesis and to develop an intervention data are gathered using a… Reversal (ABAB) Design Changing Conditions or Alternating Treatment Designs
302 FBA
107
ABAB (Reversal) Design
This picture indicates that aggression increases when hard tasks are introduced. 302 FBA
108
IDEA’s Positive Behavior Intervention Plan… Plan… “…attempts to link the management of behaviors that impede instruction with positive intervention strategies to reduce the occurrence of inappropriate behavior…”
302 FBA
109
When do we use BIPs?
http://cecp.air.org/fba for more info.
…at time of development, review, or revision of an IEP… …an occurrence of behavior subjects a student to disciplinary action…
302 FBA
110
The Process: Step by step
302 FBA
111
Chapter 6
Developing a Hypothesis for Behavior Change: Functional Assessment and Functional Analysis
Chapter 6
113
Maurice’s Behavior
Read page 170: “At Whitier Middle School, the certain consequences for fighting is 2 days inschool suspension…”
Chapter 6
114
TEC Special Issue on Functional Assessment and Behavior Disorders
Behaviors occur in context of a child’s interaction with his or her environment. Changing inappropriate behaviors requires identifying and changing the environment. Challenging behaviors are meaningful and serve a purpose or function.
Chapter 6
115
Form and Function …form
is what teachers see a student do.
…function
is what motivates the student to perform the action.
Chapter 6
116
Drawbacks to focusing on form. Similar behaviors (reading assignments, doing homework) are done for dissimilar reasons (please teacher, maintain GPA, earn a scholarship) Dissimilar behaviors (reading assignments, calling out in class, pinching a peer) may be done for similar reasons (obtaining teacher attention)
Chapter 6
117
What is functional behavioral assessment? “…a set of information gathering strategies and instruments. Based on what precedes behavior and what follows it, patterns are identified that lead to the hypothesis.” (p. 178)
Chapter 6
118
What is functional behavioral assessment? “…a multimethod problem-solving strategy for gathering information about the topography of a particular behavior (what is looks like), as well as the ecology (environmental variables) surrounding its occurrence.”
Antecedent
Behavior Consequence
Chapter 6
119
Part I Hypothesizing functional assessment
The hypothesizing aspect is described as functional assessment. It generates clues about the ‘whys,’ ‘whens,’ ‘with whoms,” and ‘wheres’ of a student’s behavior.
Chapter 6
120
The hypothesis generating process tries to determine… Are there events that consistently precede behaviors? What are the setting events for the antecedents, behavior, and consequences? Are there events that consistently follow behaviors? Can another behavior be taught/acquired that will serve the same function of the challenging behavior?
Chapter 6
121
5 functions that behaviors serve Gaining Attention (R+) Gaining a Tangible (R+) Gaining sensory stimulation (R+)
Escaping external stimulation (R-) Escaping internal stimulation (R-)
Act: Generate examples. Chapter 6
122
Tools used for functional assessment
Rating Scales - based on a norm group ◦ Recall the BRP
Scatter Plot grids - based on observations ◦ We’ll see page 186 two slides further.
ABCs - based on observations ◦ We’ll see pages 60-61 two slides further.
Chapter 6
123
Functional Assessment Activity •In
your behavior change project, what is the “form” of the behavior? •Hypothesize what function you think the behavior is serving? (Be specific in terms of R+ or R-.) •What made you conclude that this is the function?
Chapter 6
124
Hypothesizing about why a behavior occurs can be based on different methods. •Rating
Scales •Behavioral Interview
Indirect Methods
(p. 181)
•Scatter
Plot Grids Direct Methods
(see pp. 185-187)
•ABCs
(see p. 187) •Anecdotal Records (pp. 59-62) See comparison to ABC on p. 61)
Chapter 6
125
Part II Functional Analysis …is a set of procedures for
determining the function of a behavior by systematic manipulation of environmental variables, antecedents and consequences and documentation of their effect on the occurrence of the target behavior (p. 191) …is a strategy of manipulating the student’s environment and observing the effect on behavior (p. 178)
Chapter 6
126
Functional Analysis: Analysis: Common Hypotheses
The behavior is getting attention The behavior results in escaping a demand The behavior occurs when student is alone (e.g., self-stimulation) (see pages 192)
Chapter 6
127
Functional Analysis: Two ABA Designs To test the hypothesis and to develop an intervention data are gathered using a… Reversal (ABAB) Design (See page 193) Changing Conditions Design (See page 193)
Chapter 6
128
ABAB (Reversal) Design
Chapter 6
129
Alternating Treatment Design
Chapter 6
130
IDEA & the Behavior Intervention Plan “…attempts to link the management of behaviors that impede instruction with positive intervention strategies to reduce the occurrence of inappropriate behavior…” (p. 51)
Chapter 6
131
When do we use BIPs?
…at time of development, review, or revision of an IEP… …an occurrence of behavior subjects a student to disciplinary action…(p. 51)
Chapter 6
132
The Process: Step by step
Chapter 6
133
http://cecp.air.org/fba/ Read Trish vignette •ABC •Scatterplots •Interview •Rating scale
Chapter 6
134
Behavior Management Methods for Students with Emotional and Behavioral Disorders: A Comparative Study
Kelly Mearns Senior Research Project Fall 2007 Trinity College
Research Questions
How do behavior management strategies for Emotional/ Behavior Disorder students used in public inclusive classrooms compare or contrast to the methods used within special education classrooms in private settings?
What factors influence any differences between methods used in the two different settings?
Background Information NCLB
– the movement from mainstreaming and resource rooms to all inclusive classrooms.
Hartford
– has been planning for several years and just began implementing this recently.
Teachers
and students alike are being forced to adapt.
Really
severe cases are referred to private special school settings.
Significance
Student with EBD have higher drop out rates than other disability groups*
Students with EBD are also less likely to attend postsecondary schooling than other disability groups.*
Left untreated, children's behavior problems typically multiply, intensify, and diversify over time, thus putting the child at increased risk for academic failure, social isolation, and peer rejection. These, in turn, accelerate the likelihood of school avoidance, alcoholism and drug abuse, and lifespan antisocial behavior (p. 363) **
* – Nelson, Benner, Lane & Smith, 2004. “Academic Achievement of K-12 Students with Emotional and Behavior Disorders”, Exceptional Children, v. 71, n.1, 59-73 ** - Hester, Baltodano, Gable, & Tonelson, 2003. “Early intervention with children at risk of emotional/behavioral disorders: a critical examination of research methodology and practices”, Education & Treatment of Children, v. 26, n. 4, 362-382.
Greenwell Medical School
Student population = 120
Services –Therapy: individual, group, occupational therapy, speech therapy
Must be referred by their public school system
4th / 5th grade classroom – 8 students, 1 special education teacher, 2 paraprofessionals ◦ Bipolar disorders, Post Traumatic Stress Disorder, Autism, Oppositional Defiant Disorder
Rodriguez Elementary School Public school in Hartford All inclusive classrooms 4 special education staff Focused on 3 different classrooms
◦ Mr. James’ 5th Grade classroom Students – 20 total, 2 EBD
◦ Mrs. Leonard’s 5th Grade Classroom Students – 27 total, 2 EBD
◦ Co-Teaching 5th Grade Classroom Students – 30 total, 8 EBD
Methodology
Classroom observation At least 3 hours a week for a month in each school
Informal Conversations ◦ with multiple teachers and paraprofessionals
Formal Interviews ◦ Greenwell –1 Special Education teacher, 2 Paraprofessionals ◦ Rodriguez – 4 Regular Education Teachers, 1 Special Education teacher
Thesis Statement
Without a school-wide commitment to behavior management plans, classroom structure relies too much on the individual classroom teacher’s initiative.
Private, special school settings provide well structured, cohesive behavior management systems in which all classrooms are required to implement while public schools are lax in terms of ensuring each classroom has a plan.
Mr. James : “Not really. I mean there are the general rules, like no running in the Rodriguez hallway. But I tend to do my own thing. I mean, every kid is different and then my student could go into another classroom and be completely different”
Ms. Stuart : “ Oh yes, there’s the level system, the point system, positive Greenwell motivators, reinforcements, and a lot of earning”
Required to follow these systems and fill out intense paperwork regarding the implementation of this.
Only required to provide their classroom with a list of general rules, decided upon by the teacher.
Is There A School Wide Behavior Plan?
Teacher Training Rodriguez
Felt that she was “not prepared enough” to have EBD students in her classroom. She only “had one special ed. undergraduate course, years ago”. So she decided to just “go with the flow” – Mrs. Little When asked what she wished she could change about the system she claimed “ school support” as the number one thing she wishes she had. She asked that they spend more time on development of those skills. “They can help you find ways to teach reading or math but not what to do when your class is being disrupted”
Greenwell
“Everybody who is hired here has experience in special ed.” – Ms. Stuart
Mandatory training on behavior management and “Therapeutic Crisis Intervention” – lasts 24 hours in total.
Provided with manual including proper steps to take in response to most behaviors. Also include structures forms to record behavior such as points sheets and intervention reports.
Variations in Rodriguez
Behavior Charts
Rewards
Punishment
Implications and Further Research Schools should provide a solid plan for behavior management in order to ensure standards for all their students, not just EBD students. By providing this plan, teachers would feel more confidant in their classrooms and students would receive more consistent treatment when transitioning into new classrooms. Could possibly look at how many public schools do not have a behavior management system in place in Hartford.
Chapter 11 Research Methods in Behavior Modification
Accuracy of Data: Sources of Inaccuracies some indirect assessments measure outcomes of behavior, not the target behavior itself rating scale questions and labels may not be clearly defined self-report data is flawed when memory is inaccurate
Accuracy of Data: Sources of Inaccuracies (continued) reactivity effects can modify normal responding definition of the target behavior may be unclear observers may not be trained or motivated to record accurately the detectability of the behavior may be impaired
Accuracy of Data: Increasing Reliability use more than one independent observer check the interobserver reliability of observers train and monitor observers
Accuracy of Data: Interobserver Reliability several methods are used to assess interobserver reliability ◦ the session totals method compares the total number of observations made by two observers ◦ the interval-recording method compares the number of intervals in which observers agree that behavior occurred reliability should be above 80%
Accuracy of Data: Training and Monitoring Observers other procedures can enhance accuracy let observers know their accuracy will be checked use interobserver reliability procedures in training use the procedures to evaluate the accuracy of self-monitoring
Accuracy of Data: Training and Monitoring Observers (continued) use interobserver reliability procedures with indirect assessment interobserver reliability can be tested on samples of the observation period
Intrasubject Research the purpose of research will determine the appropriate research design intrasubject or single-subject designs are commonly used to evaluate treatment effects for an individual combinations of consecutive letters of the alphabet are used to label different designs each letter refers to a phase of treatment with A typically referring to baseline
AB Designs in AB designs, baseline (A) is followed by an intervention (B) comparisons (typically on a graph) can be made to see if changes occur from baseline to treatment conditions not an ideal method to isolate the cause of change
Reversal, ABA or ABAB Designs in reversal designs, baseline (A) is followed by treatment (B) and a return to the baseline (A) condition reinstatement of the baseline condition allows for a replication of the treatment effect replication makes it clearer that the treatment caused the change in behavior
Reversal, ABA or ABAB Designs (continued)
reversal may not always be an appropriate design because: ◦ withdrawal of treatment may not lead to a return to baseline levels of behavior ◦ withdrawal may be undesirable or unethical
Reversal Designs Baseline
300
Number of vocalizations
Intervention (Time-out + DRO) Reversal
Intervention (Time-out + DRO)
200
Drug 100
Drug 0
2
4
6
8
10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 Daily sessions
Multiple--Baseline Designs Multiple multiple-baseline designs conduct more than one AB design concurrently with treatments beginning at different times multiple-baseline designs are useful when reversals cannot or should not be introduced multiple baselines can be across behaviors, baselining several similar behaviors within an individual
Multiple--Baseline Designs Multiple (continued) multiple baselines can be across subjects, applying the same treatment to the same behavior problems of two or more individuals multiple baselines can be across situations, baselining one type of behavior for a single individual in more than one setting
Multiple Baselines Across Behaviors 15
Baseline
Intervention
10 Eye Fixation 5
Mean number of inappropriate opriate behaviors
0 15
10 Facial Posturing
5
0 15 Diaphragmatic Breathing 10
5
0
2
4
6
8
10
12 14 Trial series
16
18
20
22
24
26
Changing--Criterion Designs Changing changing-criterion designs change over time the criterion for success and look for a relationship between criteria changes and behavior change one might increase or decrease: ◦ frequency requirements ◦ rate requirements ◦ duration requirements ◦ other requirements
Alternating--Treatment Designs Alternating alternating-treatment designs compare the effects of two or more treatments applied at alternating times within the same time period does not require a reversal several treatments can be evaluated at the same time a disadvantage is that the treatment effects can interact
Number of help behaviors per session
Alternating--Treatment Design Alternating 40
Baseline
Intervention (alternating treatments)
Choice
Modified tutoring procedures 30 20 10 Standard tutoring procedures 0
1 2 3 4
5
6
7
8 9 10 11 Consecutive weeks
12
13
14 15 16
Group--Based Research Group group research designs compare average responses of large numbers of individuals subjected to different conditions offer more generalizable results may not accurately reflect behavior of individuals
Group Designs: Within--Subjects Designs Within within-subject designs evaluate the influence of different conditions on the behavior of a single group of subjects methods follow the structure of intrasubject designs group average data are substituted for response measures of individuals
Group Designs: Between--Subjects Designs Between between-subject designs evaluate the influence of different conditions (independent variable) on the behavior (dependent variable) of different groups of subjects the simplest of designs compares behavior of a control group with that of an experimental group
Group Designs: BetweenBetween-Subjects Designs (continued) the environment of the experimental group is manipulated and the environment of the control group is not the control serves as a reference for evaluating the influence of the manipulation experimental designs can include more than two groups
Group Designs: BetweenBetween-Subjects Designs (continued) subjects are randomly assigned to groups when therapies are evaluated, we sometimes use waiting-list control groups
Group Designs: Quasi--Experimental Designs Quasi
quasi-experimental designs are similar to experimental designs except subjects are not randomly assigned
often used in applied settings where it may not be possible or ethical to randomly assign groups
Dimensions of Evaluation effectiveness of treatments must be evaluated from several different perspectives: did behavior change generalize to the individual's natural environment? was the behavior change significant to the individual's functioning and change it enough to have a practical impact? do long-term savings and advantages warrant costs of the treatment?
Importance of the Change
was change clinically significant and socially valid? did change have a meaningful impact on the individual's life? did treatment move the behavior within the normal range? is individual and those significant in his or her life satisfied with the change? are treatment techniques and procedures satisfactory to all involved?
Measuring Clinical Significance and Social Validity impact can be evaluated by: ◦ the individual ◦ those involved with the individual ◦ independent judges significance of change sometimes can be evaluated by measuring outcomes like arrests or other external interventions
Composing a Report after intervention is complete, a report should describe: target behaviors intervention techniques treatment outcomes follow-up results
Tips on Doing Behavior Modification Research
demonstrate accuracy of observations by using more than one observer inform observers that you are using more than one observer train observers behavior should be stable before changing conditions use a design other than a reversal design if you cannot expect to recover baseline
Doing Research in Behavior Modification Chapter 23
Introduction
Phases of Behavior Modification Program: ◦ Screening phase Clarifying the problem and determining who should treat it
◦ Baseline phase Determining the initial level of the behavior
◦ Treatment phase Intervention strategy is initiated
◦ Follow-up phase Evaluating the persistence of desirable behavioral changes after the termination of the program
A behavior modification research project attempts to demonstrate convincingly that it is the treatment, rather than some uncontrolled variables, that was responsible for the change in the behavior in question.
Reversal-Replication (ABAB) ReversalResearch Designs Baseline (A) is followed by treatment (B), return to baseline (A) condition, and then treatment again (B) Allows for replication of treatment effect Replication makes it clearer that treatment caused change in behavior
Reversal-Replication (ABAB) ReversalResearch Designs
Reversal-Replication (ABAB) ReversalResearch Designs
Reversal-Replication (ABAB) ReversalResearch Designs
Considerations ◦ How long should the baseline phase last?
Until see stable pattern or trend opposite that is expected from treatment Shorter baselines in studies of behavior previously researched Availability of time may shorten baseline time Ethical considerations Some behaviors are dangerous, and it may be unethical to leave them untreated for long periods of time
◦ How many reversals and replications are necessary? Less replications if large effects are observed and a lot of previous research exists in the area
Limitations ◦ Withdrawal of treatment may not lead to return to baseline ◦ Withdrawal may be undesirable or unethical
Multiple Baseline Designs Conduct more than one AB design concurrently with treatments beginning at different times Useful when reversals cannot be introduced
Multiple Baseline Designs
Across behaviors ◦ Baselining several similar behaviors within an individual
Across subjects ◦ Applying the same treatment to the same behavior problems of two or more individuals
Across situations ◦ Baselining one type of behavior for a single individual in more than one setting
Multiple Baseline Designs
Changing--Criterion Designs Changing Change over time the criterion for success and look for relationship between criteria changes and behavior change Can increase or decrease:
◦ ◦ ◦ ◦
Frequency requirements Rate requirements Duration requirements Etc.
Changing--Criterion Designs Changing
Alternating--Treatment Designs Alternating
Compare effects of two or more treatment conditions considerably more rapidly than in ABAB design ◦ Applied at alternating times within the same time period ◦ Also known as multielement design
Does not require reversal Several treatments can be evaluated at the same time Disadvantage: treatment effects interaction
Data Analysis and Interpretation Data typically analyzed without control groups and statistical techniques used in other areas of psychology Behavior modifiers interested in understanding and improving the behavior of individuals, not groups
Data Analysis and Interpretation
Evaluate treatments on two basic criteria: ◦ Scientific Guidelines used by a researcher to evaluate whether or not there has been a convincing demonstration that the treatment was responsible for the changes Judgment made by visually inspecting the graph of the results. Guidelines for inspecting data - There is greater confidence that a treatment effect has been observed:
the greater the number of times that results are replicated the fewer the overlapping points between baseline and treatment phases the sooner the effect is observed following the introduction of treatment the larger the effect is in comparison to baseline the more precisely the treatment procedures are specified the more reliable the response measures the more consistent the finding are with the existing data and accepted behavioral theory
◦ Practical Changes to client, other significant individuals in client’s life, and society in general
Data Analysis and Interpretation
Social Validity ◦ Behavior modifiers need to socially validate their work on at least three levels (Wolf, 1978): Must examine the extent to which target behaviors indentified for treatment programs are really the most important for client and society Must be concerned with the acceptability to the client of the particular procedures used Must ensure that the consumers are satisfied with the results
Tocen Economies Modifikasi Perilaku
Pengertian Token: tanda A program in which
◦ a group of individuals can earn tokens for a variety of desirable behaviors ◦ Dapat ditukar dengan barang atau benda
Prosedur perubahan perilaku yang dilakukan oleh lingkungan ◦ mengatur hubungan perilaku dan konsekuensi ◦ Memberi penguat atau hadiah tidak langsung
Token Ekonomi
Advantages: ◦ Dapat langsung diberikan sesudah suatu perilaku terjadi dan ditukarkan dengan benda bila waktu dan tempat memungkinkan ◦ Lebih mudah diberikan pada saat individu berada dalam kelompok
Penerapan ◦ ◦ ◦ ◦
pasien normal: menurunkan absen, anak nakal RSJ: disable person Narkoba Meningkatkan kesadaran masyarakat
Kedisiplinan orang-orang yang terlibat
Setting up a Tocen Economies
Deciding on the Target Behaviors ◦ Short-range & long-range objectives ◦ Arrange the objectives in order of Priority ◦ Select the most important
Taking Baseline Selecting Backup Reinforcers Selecting the Type of Tokens to Use: ◦ Attractiveness, lighweight, portable, durable, easy to handle
Identifying Available Help Choosing the Locations & Equipment Decide on Specific Implementation Procedures Prepare Token Economy Manual for the Clients and the Staff
Base Line Data Subjek 01
I 6
Minggu II 2
Rerata III 4
IV 5
4,25
02 03 04 05 06 07 08
2 5 2 7 7 14 6
4 5 2 4 7 13 6
4 5 2 6 7 11 4
2 5 3 5 7 11 1
3,00 5,00 2,25 5,50 7,00 12,25 4,25
Selection Backup Reinforcers
Use reinforcers that are effective with the Population of interest Premack Principle Collect verbal information from the clients Catalogues Ask clients what they like to do when they have freetime Natural reinforcers Consider the ethics and legalities Design an appropriate store to keep, display, dan dispense the backup reinforcers
Specific Implementation Procedures
Data sheet: ◦ what, who, how, and when
Reinforcement administration: ◦ How it will be adminstered and for what behavior
Number of tokens that can be earned ◦ Per behavior, per client, per day ◦ Store procedures and the value of tokens
Punishment? ◦ Only for clearly defined behaviors ◦ Only when ethically justified
Plan for potential problems
Penerapan Tocen Economy Enurosis (Suci Murti Karini) Dasar pikiran:
◦ Perilaku terbentuk karena faktor lingkungan ◦ Mengubah perilaku harus melibatkan lingkungan
Kartu diberikan bila muncul perilaku yang diharapkan dan perilaku lain yang mendukung ◦ Diharapkan: tidak ngompol ◦ Pendukung: mau kencing sebelum tidur, bangun untuk kencing di kamar mandi
Beberapa Catatan dalam Penerapan Tocen Economy Tocen Economy more effective than active milleu treatment tapi tocen economy tidak banyak digunakan di RSJ Approximately 1% pasien prikiatri diberi tocen economy therapy (Boudewyns, Fry, and Nightingale, 1986) Penyebab:
◦ Resistensi petugas ◦ Tidak cukup banyak petugas yang bersedia mencatat perilaku yang diharapkan ◦ Store backup reinforcers tidak mendukung
Latihan untuk Mahasiswa
Pilih subjek: ◦ Murid sekolah dasar ◦ Mahasiswa ◦ Disabled persons
Identified five plausable goals for a tocen economy Define precisely the target behavior related to each of the five goals Describe a number of things you might do to identify backup reinforcers for the group of individuals you chose
Self Control 1.
Learning to decrease excessive behaviors that have immediate gratification Smoking, eating, drinking
2.
Responses that need to be increased Studying, exercising, being assertive
WHY? Problems on Self Control “I just can’t resist having an extra dessert” My term paper is due; I have a big midterm; and I have to finish writing up that lab assignement. What am I doing here at this bar? Why aren’t home studying?
Problems of Behavioral Excesses - doing too much of something
Immediate Reinforcers vs Delayed Punishers: ◦ Bohong pada ortu mengatakan tidak ada PR karena ingin pergi dengan teman-teman
Immediate Reinforcers vs Cummulative Significant Punishers ◦ Senang makan coklat walau tahu colesterol tinggi
Immediate Reinforcers vs Delayed Reinforcers ◦ Ingin nilai bagus pada ujian esok pagi tapi ada teman yang ngajak nonton
Problems of Behavioral Deficiencies: responses that need to be increased Immediate small punishers vs reinforcers that are cummulatively significant Immediate small punishers for a behavior vs immediate but highly improbable major punisher if the behavior doesn’t occur Immediate small punisher for a behavior vs a Delayed major punisher if the behavior doesn’t occur
Steps in Self Control Program Specify the Problem Make a Commitment to Change Take Data and Analysis Causes Design and Implement a Program Prevent Relapse and Make It Last
Problem Specification Write out the GOAL: rinci, kongkrit, dan wajar Make a list of things that you take as evidence that your goal has been achieved? Given a number of people with the same goal, how would you decide who had met the goal and who had not??? If your goal is an outcome, such as achieving a certain weight then make a list of specific behaviors that will help you to achieve that outcome
Make a Commitment to Change Commitment to change and knowledge of change techniques were important (Perri & Richards, 1977) The Stronger of commitment the higher probability of success in changing your behavior
◦ ◦ ◦ ◦ ◦
Make a list of benefits for changing behavior Make your commitment public Rearrange your environmet Invest considerable time and energy in planning the project Plan ahead for various ways to deal with any temptation
Take Data and Analyse Causes Take data on the occurance of the problem: WHEN, WHERE, dan HOW OFTEN Record Keeping: ada berapa rokok semula? Berapa sekarang? Analyse antecedents and immediate consequences:
◦ Permen sambil nyopir, lampu merah jadi hijau ◦ Satu donat, segelas kopi panas ◦ Seiris biskuit, pemain favorit mencetak goal
Design and Implement a Program Manage the Situation Manage the Behavior Manage the Consequences
Manage the Situation Instructions Modelling Physical guidance Immediate surrounding Other people (mengurangi kontak dengan orang lain) Time of the day
Manage the Behavior
Chaining: ◦ Perilaku sesungguhnya adalah hasil dari rangkaian perilaku kecil ◦ Perilaku kecil merupakan isyarat bagi perilaku selanjutnya
Incompatible behavior ◦ Perilaku bermasalah diganti dengan perilaku yang lebih tepat
Shaping ◦ Membentuk perilaku target secara bertahap
Manage the Consequencies
Feedback atau self reward ◦ Cermin, tape recorder, self monitoring
Pencatatan keuntungan melakukan program Tetapkan peraturan:
◦ Le Bow : makan pada tempat, waktu
Prevent Relapse and Make it last
Self Instruction Increase exercise and study behavior (Cohen, DeJames, Nocera, & Ramberger, 1980) Reduce fear (Arrick,Voss, & Rimm, 1981) Reduce nail-bitting (Haris & McReynold, 1977) Improve a variety of other behavior
Willpower If you had more willpower you could get rid of that bad habits If you had more willpower you could improve yourself and get some better habits
Fading The gradual change, on successive trials, of a stimulus that controls a response, so that the response eventually occurs to a partially changed or completely new stimulus
Deitz&Malone, 1985
Fading efektif bila: Choosing the final desired stimulus Selecting an appropriate reinforcer Choosing the starting stimulus and fading steps
◦ Spesifikasi sejelas-jelasnya kondisi tertentu untuk membangunkan ◦ Spesifikasi stimulus ◦ waktu
Putting the plan into effect ◦ Usahakan eror seminimal mungkin
modifikasi perilaku
223
Modelling A procedure that presents a sample of a given behavior to an individual to induce that individual to engage in similar behavior
Effective Use of Modelling
Gunakan model teman sebaya yang kompeten dalam hal yang akan dimodelkan Lebih dari 1 model akan lebih baik Kompleksitas perilaku yang dimodelkan harus sesuai sesuai dengan kemampuan klien Sertakan aturan-aturan lain Berikan kesempatan klien melihat perilaku model pada saat menerima reinforcement Buat model yang didesain dengan benar Bila perilaku agak kompleks, desain model-model dengan kekompleksannya bertahap Model hendaknya serealistik mungkin modifikasi perilaku
225
Coba lakukan eksperimen Cobalah berbicara sambil mendesiskan suara atau sambil bersiul. Hitung berapa orang disekitarmu yang ikut bersiul? Cobalah menguap selebar-lebarnya, kemudian hitung berapa orang yang ikut menguap disekitarmu Berdirilah di depan sebuah toko atau rumah kosong selama beberapa saat, hitunglah berapa orang yang berhenti dan juga memandang ke toko atau rumah kosong tersebut?
modifikasi perilaku
226
Physical Guidance Application of physical contact to induce an individual to go through the motions of the desired behavior
Effective Use of Guidance Klien merasa nyaman dengan posisinya saat ini Tentukan stimulus yang akan dikontrol Gunakan cue words Reinforcement harus diberikan langsung saat itu juga Dimulai dari perilaku sederhana meningkat secara gradual Gunakan teknik tambahan 228Fading
modifikasi perilaku
228
EXTINCTION Salah satu teknik yang digunakan untuk menurunkan frekuensi dilakukan suatu perilaku tertentu
The Principle of Extinction If, in a given situation, somebody emits a previously reinforced response and the response is not followed by a reinforcing consequence Then, that person is less likely to do the same thing again when he next encounters a similar situation
Dengan kata lain, bila suatu PL muncul selama ini diperkuat oleh adanya positif reinforcement, maka dihentikannya positif reinforcement akan menurunkan frekuensi PL tersebut
Factors Influencing the Effectiveness of Extinction
Extinction combined with positive reinforcement Controlling Reinforcers for the Behavior that is to be increased The setting in which extinction is carried out Instructions: Make use of Rules Extinction is quicker after Continous Reinforcement Behavior being Extinguished may get worse before it gets better Extinction may produce Aggressions that Interferes with the program Extinguished Behavior may reappear after a delay
Fading The gradual change, on successive trials, of a stimulus that controls a response, so that the response eventually occurs to a partially changed or completely new stimulus
Deitz&Malone, 1985
Fading efektif bila: Choosing the final desired stimulus Selecting an appropriate reinforcer Choosing the starting stimulus and fading steps
◦ Spesifikasi sejelas-jelasnya kondisi tertentu untuk membangunkan ◦ Spesifikasi stimulus ◦ waktu
Putting the plan into effect ◦ Usahakan eror seminimal mungkin
modifikasi perilaku
235
Modelling A procedure that presents a sample of a given behavior to an individual to induce that individual to engage in similar behavior
Effective Use of Modelling
Gunakan model teman sebaya yang kompeten dalam hal yang akan dimodelkan Lebih dari 1 model akan lebih baik Kompleksitas perilaku yang dimodelkan harus sesuai sesuai dengan kemampuan klien Sertakan aturan-aturan lain Berikan kesempatan klien melihat perilaku model pada saat menerima reinforcement Buat model yang didesain dengan benar Bila perilaku agak kompleks, desain model-model dengan kekompleksannya bertahap Model hendaknya serealistik mungkin modifikasi perilaku
237
Coba lakukan eksperimen Cobalah berbicara sambil mendesiskan suara atau sambil bersiul. Hitung berapa orang disekitarmu yang ikut bersiul? Cobalah menguap selebar-lebarnya, kemudian hitung berapa orang yang ikut menguap disekitarmu Berdirilah di depan sebuah toko atau rumah kosong selama beberapa saat, hitunglah berapa orang yang berhenti dan juga memandang ke toko atau rumah kosong tersebut?
modifikasi perilaku
238
Physical Guidance Application of physical contact to induce an individual to go through the motions of the desired behavior
Effective Use of Guidance Klien merasa nyaman dengan posisinya saat ini Tentukan stimulus yang akan dikontrol Gunakan cue words Reinforcement harus diberikan langsung saat itu juga Dimulai dari perilaku sederhana meningkat secara gradual Gunakan teknik tambahan 240Fading
modifikasi perilaku
240
Belajar Behaviouristik Kelompok 1
Teori Belajar Behaviourisme Dipelopori oleh B.F Skinner Menekankan pada tingkah laku yang teramati Pada prinsipnya, manusia bukanlah organisme yang pasif tetapi ia aktif mencari akibat-akibat (konsekuensi) yang menyenangkan, karena memandang bahwa manusia itu pada dasarnya bebas menetukan perilakunya, maka teori Skinner disebut teori operant conditioning Skinner memakai refleks sebagai unit dasar untuk menganalisa tingkah laku organisme atau individu.
Behaviourisme Teori belajar Behavioristik ( Watson dan E.R. Guthrie ) Mementingkan pengaruh lingkungan Mementingkan bagian – bagian Mementingkan peranan reaksi (respon) Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar Mementingkan hubungan sebab akibat pada waktu yang lalu Mementingkan pembentukan kebiasaan Pemecahan masalah dengan “mencoba dan gagal”
Seseorang belajar adalah dengan merespon situasi yang baru dengan respon yang lama atau memakai respon yang baru dipelajari Cara efektif u/ mengubah dan mengontrol PL adalah dengan reinforcment, penguatan reward& punishment Pemberian reinforcment countinous reinforcment,dan intermitted reinforcmnet
Behaviour - Perilaku
Perilaku : merupakan semua aktivitas yang merupakan reaksi thd lingkungan, yang meliputi ◦ Reaksi motorik: Bicara, berjalan, belajar
◦ Reaksi fisiologis Aktifitas
◦ Reaksi Kognitif Bayangan, imaginasi, pikiran
◦ Reaksi afektif Perasaan: benci,kecewa, rasa sayang
Jenis Respon
Respondent Behavior respon yang diperoleh atau dibangkitkan oleh karena adanya stimulus. Hal ini merupakan pandangan dari conditioning classic, S – R yang dikemukakan oleh Pavlov. Atau lebih tegas lagi dikemukakan oleh Watson “ no stimulus, no respon”. Contoh responden behavior adalah menyempitnya mata kalau ada sinar yang tajam, saliva (keluarnya air ludah kalau ada makanan) dan lain sebagainya. Operant Behavior yaitu perilaku yang dikeluarkan tanpa adanya stimulus yang jelas.
Behaviourisme Setiap respon yang diikuti oleh stimulus penguat cenderung diulang. Stimulus penguat adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan dimunculkannya respon operan.
Prinsip dalam Pendekatan Behaviourisme
Generalisasi kecenderungan individu untuk memberikan respons yang sama terhadap stimulus original. Diskriminasi individu merespons pada stimulus tertentu dan tidak pada stimulus lainnya. Untuk memproduksi diskriminasi misalnya Pavlov memberikan anjing sekerat daging persis setelah bunyi lonceng, dan bukan setelah stimulus yang lain, akibatnya anjing tadi hanya memberi respons pada stimulus khusus tersebut yakni pada bunyi lonceng. Extinction pelemahan atau penghapusan reaksi terkondisi (conditioned response). Dalam salah satu penelitian Pavlov membunyikan bel berulang-ulang tanpa disertai pemberian makanan, akhirnya anjing itu mendengar suara bel tanpa mengeluarkan air liur.
Klasikal kondisioning TL dipelajari dengan memanfaatkan hubungan stimulus dan respon yang bersifat refleks bawaan Operan kondisioning reinforcment tidak diasosiakan dengan stimulus yang dikondisikan, tetapi diasosiasikan dengan respon (respon dianggap sebagai pemberi reinforcment)
Jenis Reinforcment
Reinforcement positif, yaitu stimulus yang pemberiannya terhadap operant behavior menyebabkan perilaku itu akan diperkuat atau dipersering untuk dimunculkan. Reinforcement negative, yaitu stimulus yang penghilangannya untuk stimulus-stimulus yang tidak menyenangkan (aversive stimulus) akan menyebabkan diperkuat atau diperseringnya perilaku.
Jadwal Pemberian Reinforcment Countinous reinforcment
Fixed
Reinforcment Interval
Variabel Intermitt ed reinforcm ent
Fixed
Ratio Variabel
Fix Interval Reinforcement Schedule (FI) jadual pemberian reinforcement yang tetap dihitung waktu. Misalnya: Dalam penelitian Skinner, setiap 5 menit makanan akan keluar (setelah diberi makanan, respon tikus santai. Selanjutnya lebih cepat dari 5 menit/mendekati 5 menit) Fix Ratio Reinforcement Schedule (FR) jadual pemberian reinforcement yang tetap dihitung menurut beberapa kali respon. Misalnya: tiap 5 kali tikus memukul pedal, maka makanan akan otomatis keluar, setelah makanan keluar, maka tikus akan memukul sehingga diagram akan menanjak tajam. Variable Interval Reinforcement Schedule (VI) interval interval yang tidak tetap. Misalnya: waktunya tidak jelas/ tidak tetap. Terkadang makanan baru keluar setelah 5 menit, terkadang makanan bisa keluar setelah tiga menit. Sehingga respon jadi malas-malasan. Variable Ratio Reinforcement Schedule (VR) tidak jelas beberapa kali ketukan maka makanan akan keluar.
Modifikasi Perilaku Metode dalam mengubah perilaku Perilaku & kebiasaan yang tidak adaptif (berlebihan/kurang) dieliminasi Menggunakan prinsip-prinsip belajar yang telah diuji secara eksperimental Memberi pengukuh/reinforsment pada perilaku & kebiasaan yang adaptif
MP
Prinsip belajar ◦ Modifikasi Perilaku operant conditioning classical conditioning Modelling
Behavior Modification 257
Respondent behavior: (also called reflex behavior) is that behavior in which responses are strengthened or weakened primarily by stimuli that precede the response. (Pavlov) Operant behavior: The individual “operates” upon his environment to produce a certain event. (Skinner) Conditioning: When behavior is manipulated, the term “conditioning” is used. - classical and operant conditioning Reinforcement:The consequence of operant behavior is called a reinforcer. Response , timing and contingency
TE Behavior modification Isp- uio
Behavior Modification 258 Situation
Behavior Respons Operant
Reaction
SD
R (O)
SR
Discriminating Stimuli
Respons
Environmental reaction on this respons
TE Behavior modification Isp- uio
Behavior Modification 259 Reinforcement
Something pleasant Something unpleasant
If proper timing Reinforcement works
We are concerned about contingency between S-R--S
Add
Remove
Positive reinforcement Positive reduction
Negative Reduction Negative reinforcement
TE Behavior modification Isp- uio
Behavior Modification 260
The value of observing, recording and measuring behavior: support your opinions about a situation or behavior which should be altered reveal a pattern of behavior which might suggest ways to alter the behavior reveal discrepancies between your perception of the situation and the situation as it exists. Visually indicate IF your program was successful,HOW successful it was, and WHEN the significant change occurred. Describe interaction for purposes of pinpointing target behavior for further programming
TE Behavior modification Isp- uio
Behavior Modification 261
Target behavior: That behavior which is labeled, specifically defined, and is the target for observation, recording and, consequently, for modification is called the target behavior. We can also look for behavior that is incompatible with the behavior of concern as a target behavior. Behavior modification claims to be a technique with a positive orientation. It can be used to increase as well as decrease behavior: stop fighting-get along with peers / stop cursing - use other words a.s.o.
TE Behavior modification Isp- uio
Behavior Modification 262
Target behavior: That behavior which is labeled, specifically defined, and is the target for observation, recording and, consequently, for modification is called the target behavior. We can also look for behavior that is incompatible with the behavior of concern as a target behavior. Behavior modification claims to be a technique with a positive orientation. It can be used to increase as well as decrease behavior: stop fighting-get along with peers / stop cursing - use other words a.s.o.
TE Behavior modification Isp- uio
Behavior Modification 263
Finding reinforcers:
Finding proper reinforcers is very important, but also difficult since what hay be a positive reinforcer for one student may be a negative one for another. Taking a shower has been used as both pos. and neg. Reinforcer. The trick is to know the student: 1. Observe him , see what he chooses to do when he does not have to be doing something. 2. Ask him, his friends or parent what his choice behavior are.
TE Behavior modification Isp- uio
Behavior Modification 264
Primary reinforcers:
build on biological based needs. Can seems primitive and unworthy, but can be effective - especially for mentally retarded. Advantages: Fast, and relatively simple to administrate Disadvantages: Easy to be “filled up”, economy, moral or ethical reactions?, reactions from others, self -esteem?
TE Behavior modification Isp- uio
Behavior Modification 265
Secondary or socially reinforcers:
Attention (best+), praise ,expression of joy etc. Advantages: Natural, easy to administer but also to forget, free, be be used to all groups - also you and me Disadvantages: Not all children react positively on praise and not from every teacher. Not everybody (teachers ) are able to communicate genuine social ,positive reinforcement. Attention from peers can be stronger ,and that can counteract the teacher Is regarded as the most important reinforcer
TE Behavior modification Isp- uio
Behavior Modification 266
When to reinforce? Continuous reinforcement schedule:Every response is reinforced.Very demanding approach and vulnerable for extinction. Intermittent reinforcement reinforcement schedule: Only some responses are reinforced: 1. fixed ratio: every n’ response 2.Variable ratio: between each ex. 15 or 20 3. Fixed interval : every n’ minute 4.Variable interval: Between f.i. Every 5’ and 10’ minute 2 and 4 is most resistant for extinction
TE Behavior modification Isp- uio
Behavior Modification 267 Punishment Removing a positive or present a negative reinforcer Some people think it is immoral in an educational context Punishment can be physical – social or psychological
TE Behavior modification Isp- uio
Behavior Modification 268 Punishment
Some disatvantages: It does not eliminate, it merely slows down the behavior It does not show what appropriate behavior is Aggressive behavior from teachers can serve as a bad model Emotional results as fear and withdrawal are maladaptive
TE Behavior modification Isp- uio
Behavior Modification 269 Punishment
”Effective” punishment are supposed to be Given imidiately Relies on withdrawal of reinforcement andovides steps for regaining them Makes use of warning signals Is carried out in a calm , matter of fact way Is accompanied by positive reinforcement of behavior imcompatible with behavior being punished Also uses procedures to make sure that the undesired behavior do not receive positive reinforcement
TE Behavior modification Isp- uio
Behavior Modification 270 Developing desirable behavior
Reinforce desirable behavior, overlook minor faults. The desirable behavior must be reasonable frequent Shaping: Reinforce behavior that has elements of the desirable one Modelling: Reinforce desirable behavior seen at others, but not everybody are potent models Special techniques: Selfinstruction (Bernsteinespecially used with small children with ADHD) Overcorrection – Azrin – used at enuresis
TE Behavior modification Isp- uio
Behavior Modification 271 Eliminate undesirable behavior Overlook minor faults and reinforce incompatible behavior Extinction: Totally overlooking. No reinforcement what so ever – difficult to administer Time out from reinforcement – sending out for a while Saturation - So much reinforcement that it gives a paradoxical effect
TE Behavior modification Isp- uio
Behavior Modification 272 Token economy
Advantages:
Children learn to postpone satisfaction of basic needs It’s easy to avoid saturation. You can change the back – up reinforcer You can reach target behavior when children are little receivable for social reinforcement Effective because it can be administrated at once Gives children the experience that behavior gives them consequensis
TE Behavior modification Isp- uio
Behavior Modification 273 Token economy
Problems – or important issues by use Target behavior and rules for earning tokens must be clearly defined and specified Children must be able to obtain the back- up as well as the target behavior The back up must appeal and variations? The number of tokens must be reasonable to obtain the goal The earnings potential should – if possible- gather different situations The child should preferably compare with himself – not others
TE Behavior modification Isp- uio
Behavior Modification 274 Discuss Advantages by using behavior modification Disadvantages? Moral orBehavior ethical Modification aspects? 274 Is it appropriate or useful in your country – in what kind of settings?
TE Behavior modification Isp- uio
Assertive Training Neila Ramdhani
Asertif
Lange & Jakubowski:
◦ Memperoleh hak-hak personal ◦ Pengekspresian pikiran, perasaan, dan keyakinan kita secara langsung dan terus terang dengan jujur, langsung, dan tepat
Kelley:
◦ Sikap seseorang dalam mengekspresikan dirinya dengan landasan hak pribadinya sendiri tanpa menyakiti atau menyinggung hak pribadi orang lain
Taubman:
◦ Kemampuan untuk menyatakan perasaan, keinginan, dan kebutuhan individu pada orang lain serta penghargaan
Kanfer & Goldstein:
◦ Orang yang asertif dapat membela diri ketika diperlakukan tidak adil ◦ Mampu memberi tanggapan terhadap masalahnya ◦ Mampu menyatakan cintanya
Orang yang Asertif Fensterhein & Baer
Bebas mengekspresikan dirinya ◦ Verbal & non verbal ◦ Tanpa ada perasaan cemas dan menyesal Menegakkan hak-hak pribadi Menolak permintaan yang tidak masuk akal
Komunikasi secara terbuka; langsung; terus terang; sebagaimana mestinya Pandangan aktif terhadap kehidupan Menerima keterbatasan dirinya dan tidak merasa malu dalam suatu pertemuan Selalu berusaha mencapai cita-cita
Pelatihan Asertif
Goldstein (1986) ◦ Rangkuman yang sistematis dari ketrampilan, peraturan, konsep atau sikap yang dapat mengembangkan dan melatih kemampuan individu untuk menyampaikan dengan terus terang pikiran, perasaan, keinginan dan kebutuhannya dengan penuh percaya diri sehingga dapat berhubungan dengan lingkungan sosialnya dengan baik Rees & Graham (1991) ◦ Penanaman kepercayaan bahwa asertif dapat dilatihkan & dikembangkan ◦ Memilih kata-kata yang tepat untuk tujuan yang mereka inginkan ◦ Saling mendukung ◦ Pengulangan perilaku asertif dalam berbagai situasi ◦ Umpan balik bagi setiap peserta dari trainer maupun peserta
Asserting Yourself Bower & Bower
Mengajarkan ketrampilan-ketrampilan verbal & non verbal untuk mengatasi situasi-situasi yang tidak nyaman Reaksi dari ketidak nyamanan:
◦ Menyalahkan diri sendiri ◦ Pasif atau Agresif
Tugas peserta: ◦ Analisis problem ◦ Develop a reasonable negotiation position ◦ Assert themselves effectively
Assertive Training untuk Menurunkan Kecemasan Sosial (Yushi T. Ismayudha)
Kognitif: ◦ Metode Rees & Graham ◦ Pemilihan kalimat untuk beberapa situasi:
Maaf di awal Menyatakan perasaan dan keputusan yang sebenarnya Menyatakan alasan yang mendasari Memberi alternatif pemecahan masalah
Perilaku: ◦ Modelling video (Ramdhani, 1993) ◦ Role play ◦ Umpan balik
Modifikasi Perilaku oleh: M. Sugiarmin
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung 27 Nopember 2006
Modifikasi Perilaku
-
Konsep dasar modifikasi perilaku Perilaku segala sesuatu yang dikatakan atau dilakukan seseorang perilaku overt dan perilaku covert Modifikasi perilaku berbagai upaya untuk mengubah perilaku penerapan prinsip-prinsip belajar yang teruji untuk mengubah perilaku tidak adaptif menjadi perilaku adaptif
Ciri-ciri
modifikasi perilaku
- perilaku yang akan dimodifikasi harus teramati dan terukur - prosedur dan teknik yang dipilih diarahkan untuk mengubah lingkungan seseorang - teknik yang dipilih dapat dijelaskan dan dipahami - teknik yang dipilih dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari dan bisa digunakan semua orang - teknik dan prosedur yang digunakan berdasarkan prinsip psikologi belajar - semua orang yang terlibat dalam modifikasi perilaku mempunyai tanggung jawab bersama
Prinsip Dasar Modifikasi Perilaku
Prinsip kondisioning respon
Prinsip kondisioning operan Prinsip modelling
Masalah Perilaku (ABK)
perilaku yang berkelebihan - stimulasi diri (menatap jari jemari, mengepakngepak tangan) - self-abuse (memukul menggigit, mencakar diri sendiri) - tantrum (menjerit, mengamuk) - agresif (menendang, memukul,mencubit, menggigit orang lain) - dll
Perilaku yang berkekurangan
- bicara (tak bicara, sedikit bicara, membeo) - sosial (mengganggap orang sbg benda) - sensasi (disangka tuli,buta) - bermain (putar-putar roda mobil-mobilan) - emosi (hanya bengong ketika dikelitiki, tertawa tidak pada tempatnya) - dll
Teknik--teknik modifikasi perilaku Teknik
asertivitas aversi extinction satiation modeling konsekuensi negative time out hukuman dll
Prosedur pelaksanaan modifikasi perilaku asesmen melalui pendekatan A (Antecendent)-B (Behavior) C (consequence) menetapkan teknik yang dipilih melakukan intervensi modifikasi perilaku merekam kegiatan pelaksanaan intervensi melaporkan hasil
Evaluasi
hal yang perlu diperhatikan -ketelitian respon -kecepatan respon -kekuatan respon -kemungkinan muncul respon lain -usaha-usaha subjek untuk berespon Pelaporan -grafik -frekuensi -durasi
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK
PSIKOLOGI BELAJAR
PENDAHULUAN Secara historis studi ilmiah tentang belajar dilakukan oleh psikolog. Dipelopori oleh ahli-ahli seperti Ebbinghaus (1885), Bryan dan Harter (1897, 1899) dan Thorndike (1898). Banyak Psikolog membuat pengakuan eksplisit bahwa belajar merupakan hal sentral dalam mempelajari tingkah laku (Hilgard, 1956), didukung oleh Tollman, Guthrie dan Hull.
Pengaruh Pra Psikologi Terhadap Studi Belajar
Filsafat: Objek studi dari para filosof adalah peranan pikiran individu dalam mempersepsikan dunianya. Aristoteles : belajar itu melalui asosiasi Tiga hukum asosiasi : contiguity, similarity dan law of contrast. Psikologi Belajar Sebagai Ilmu Pengetahuan : Psikologi belajar menggunakan pendekatan ilmiah untuk studi perilaku. Kesimpulan kesimpulan psikologis harus berdasarkan hasil observasi yang tepat dan objektif.
Penelitian Awal tentang Studi Belajar Herman Ebbinghaus: penelitian mengenai ingatan terhadap nonsense sylabels. Variabel yang mempengaruhi ingatan: waktu, tipe dan jumlah materi, pengalaman. “Sistem” Psikologi Sistem Psikologi menjelaskan perilaku secara komprehensif sedangkan Teori Psikologi menjelaskan sebagian perilaku. Sistem-sistem Psikologi : a. Strukturalisme d. Behaviorisme b. Fungsionalisme e. Psikologi gestalt c. Asosiasionisme f. Psikoanalisa
Teori--teori Belajar Teori Pengaruh dari sistem/ aliran psikologi mulai berkurang pada 1930 dan beralih ke teori psikologi,sebab penelitian psikologi terfokus pada masalah proses sentral psikologi, seperti belajar, motivasi, dll. Teori-teori belajar komprehensif menjadi kekuatan baru yang dominan dalam psikologi karena: 1. Psikologi mengutamakan penelitian dan percobaanpercobaan 2. Tekanan studi psikologi menggunakan observasi perilaku 3. Tekanan kepada pentingnya proses belajar 4. Analisis S-R dalam studi perilaku 5. Penelitian mengenai belajar merupakan upaya ilmu dasar bukan sekedar ilmu terapan
Edwin Guthrie: contiguity antara S-R ada dalam proses belajar.Reinforcement merubah kondisi stimulus sehingga memunculkan respon tertentu yang diharapkan dan mencegah respon lain yang tidak diharapkan.
Clark Hull: teori deduktif-matematis, menjelaskan kecenderungan munculnya respon berdasarkan dalil yang formal dan umum (deduktif) dan diformulasi dalam bentuk matematis. sEr = sHr x V x D x K – (Ir + sIr)
Edward Tolman: teori behaviorisme purposif, yang mencakup segi positif dari konsep behavioristik dan kognitif. Tolman berpendapat bahwa melalui perilaku bertujuan, proses belajar bukanlah sesuatu situasi yang dapat diamati semuanya, tetapi proses nyata dari belajar terdiri dari operasi kognitif yang terpusat. B.F Skinner: operan conditioning, perilaku dapat dimanipulasi dengan mengelola kondisi reinforcement. Donald Hebb: physiological learning, bahwa didalam belajar terdapat proses perubahan elektrokimia didalam satu atau lebih sinaps, yang berada diantara axon dan dendrit yang dikendalikan oleh sistem syaraf pusat. Jean Piaget: teori belajar kognitif, menekankan pentingnya interaksi antara pertumbuhan fisikdan perkembangan intelektual organisma.
Pendekatan--pendekatan Kontemporer Pendekatan Pendekatan Asosiasi dan Kognitif pendekatan asosiasi mementingkan ikatan S-R dalam belajar, sedangkan pendekatan kognitif mementingkan proses kognitif yaitu adanya proses mental yang tinggi. Pendekatan Ethologi mementingkan struktur biologis dalam mempelajari respon organisme Pendekatan Belajar Verbal dan perilaku bahasa menerapkan pendekatan asosiasi dan kognitif.
PENGERTIAN BELAJAR
Belajar adalah proses dimana suatu aktivitas berasal atau berubah melalui reaksi pada situasi yang ditemui, asalkan ciri perubahan aktivitasnya tidak dapat dijelaskan sebagai kecenderungan respon dasar, kematangan, atau proses tubuh organisma yang bersifat sementara. Hal-hal pokok berkenaan dengan belajar: a. membawa perubahan b. adanya kecakapan baru c. adanya usaha
Ciri-ciri Perubahan Perilaku Ciridalam Belajar 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Terjadi secara sadar Bersifat kontinu dan fungsional Bersifat positif dan aktif Bukan bersifat sementara Bertujuan atau terarah Mencakup seluruh aspek perilaku individu
Perilaku Bukan Belajar Menurut,Hilgard: • Respon bawaan: Gerak refleks, tropisms, insting • Kematangan: pertumbuhan • Kelelahan Dirambahkan oleh Wittig: • Motivasi • Kepekaan dan kebiasaan • Adaptasi sensori • Ciri-ciri fisiologis • Kondisi belajar
Definisi Belajar Bukan Sumber Utama Ketidaksamaan Diantara TeoriTeori-teori yang Ada
Definisi belajar sangat sulit untuk diformulasikan secara utuh atau memuaskan, karena melibatkan semua aktifitas dan proses yang diharapkan untuk dimasukkan ataupun dihapus. Kontroversi itu terdapat pada fakta dan interpretasi, tetapi bukan pada definisi. Alasan untuk mempelajari belajar yang berbedabeda menyebabkan pemberian tekanan kepada aspek yang berbeda-beda sehingga tampil seolah-olah ada pertentangan teori.
Sejumlah Masalah Tipikal yang Berhadapan dengan Teori Belajar Terdapat beberapa pertanyaan yang timbul selama meneliti tentang belajar: a. Apa batasan belajar? b. Apa peran latihan dalam belajar? c. Seberapa penting drive dan incentive, hadiah dan hukuman? d. Apa yang dimaksud dengan pengertian dan insight? e. Apakah belajar membantu seseorang mempelajari hal lain? f. Apa yang terjadi bila seseorang mengingat atau melupakan?
Metode Penelitian Metode Eksperimen Observasi Naturalis Studi Kausal-Komparatif Studi Korelasi Tes Psikologi dan Survai Sejarah Kasus Klinikal
Subyek Penelitian Selain Manusia Penelitian dalam Psikologi Belajar sering menggunakan binatang sebagai subyek. Alasannya: Hemat Hewan cepat bereproduksi Kesempatan yang lebih leluasa Waktu relatif tidak terbatas Kode etik yang ketat terhadap manusia
Etika Penelitian Peneliti harus melindungi hak-hak subyek dan toidak menempatkan subyek dalam bahaya psikis maupun fisik. Peneliti harus menjelaskan detail prosedur penelitian dan meminta persetujuan dari subjek
PENGKONDISIAN KLASIKAL Ivan P. Pavlov (1849-1936) Paradigma pengkondisian klasikal: - stimulus benar-benar netral dengan stimulus alami yang menghasilkan respon dipasangkan - setelah satu atau dua kali pemasangan stimulus netral diharapkan menghasilkan respon tertentu. Bila kondisi tersebut terjadi maka telah terjadi pengkondisian klasikal.
Terminologi Pengkondisian Klasikal CS
CR
Pemasangan UCS
UCR
Pada kasus-kasus tertentu CR dan UCR tidak sama : anticipatory respon CS dapat menghasilkan respon tidak dibawah penelitian : orienting respon
Variabel--variabel Non Pengkondisian Variabel a. b. c. d. e. f.
Respon alpha Habituasi Sensitisasi Pengkondisian palsu Hambatan laten Sensory preconditioning
Pemadaman dan Pemulihan Spontan Pemadaman: menghentikan UCS, sehingga berkurangnya atau padamnya CR. Pemulihan spontan: UCS dipresentasikan kembali.
Diskriminasi dan Generalisasi Stimulus Bila S diberi stimulus yang berbeda dari CS yang asli ada tiga kemungkinan respon yang akan dilakukan yaitu: a. membuat CR sama kuat dengan CR dari CS yang asli b. membuat CR kurang kuat dibanding CR dari CS yang asli c. tidak membuat CR sama sekali Kondisi (a) dan (b) Kondisi (c)
generalisasi diskriminasi
Pengukuran Pengkondisian Respon Amplitudo dari respon Frekuensi dari respon Latensi dari respon Ketahanan dari pemadaman
Inteval Antar Stimulus Delay
conditioning Trace conditioning Simultaneous conditioning Backward conditioning Temporal conditioning Inhibition of delay
Efek dari Penguatan Sebagian
CR lebih tahan dari pemadaman, dibandingkan dengan CR berdasarkan dari penguatan terus menerus.
PENGKONDISIAN INSTRUMENTAL B. F Skinner Proses belajar yang meliputi manipulasi akibat-akibat dari suatu respon dengan tujuan untuk menaikkan atau menurunkan probabilitas munculnya respon tersebut
Latar Belakang Pengkondisian Instrumental
Di awali oleh penelitian Edwaed Thorndike pada akhir 1800 dan awal 1900 eksperimen “puzzle” memasukkan hewan-hewan ke dalam puzzle dengan harapan dapat menemukan jalan keluarnya. = terdapat perilaku trial and error
Karakteristik Pengkondisian Instrumental Penguatan (Reinforcement) Pengkondisian instrumental bisa terjadi apabila terdapat penguatan untuk mendukung atau membentuk perilaku khusus yang diinginkan. penguatan positif penguatan negatf Kontingensi Mengukur kekuatan respon Tugas-tugas diskriminatif
Perbandingan Instrumental Conditioning dengan Classical Conditioning
a.
Respon yang dikeluarkan vs respon yang diperoleh (emitted) (elicited)
b. Identifikasi stimulus Classical : hubungan antara CS-UCS atau CS-CR Instrumental : hubungan antara respon dan penguatan
Shaping Shaping: pembentukan respon a. External shaping: pembentukan respon dengan cara mengontrol lingkungan dimana organisme berada b. Internal Shaping : pembentukan respon dimana kontrol yang konstan datangnya dari dalam organisma dukan dari lingkungannya
Penjadwalan Penguatan Fixed ratio (FR) Variable ratio (VR) Fixed interval (FI) Variable interval (VI) - dalam pengkondisian instrumental ini respon yang diberi penguatan sebagian juga lebih tahan terhadap pemadaman dibandingkan respon dari penguatan yang terus menerus
Pemadaman dan Pemulihan Spontan
Pada pengkondisian ini, penghentian pemberian penguatan dapat menyebabkan pemadaman respon (extinction).
Pemulihan spontan dapat terjadi bahkan tanpa penambahan penguatan
Generalisasi dan Diskriminasi Dalam tugas-tugas diskriminatif dicoba untuk mempertimbangkan apakah ia membuat respon atau tidak. Bila ia membuat respon, maka ia melakukan generalisasi stimulus. Bila S tidak merespon, maka ia melakukan diskriminasi stimulus.
Pertimbangan Lain dalam Pengkondisian Intrumental Perilaku takhayul Belajar dari kondisi tidak berdaya Biofeedback
MODELING
Merupakan beberapa bentuk perilaku (model) yang kemudian diikuti oleh performance atau perilkau yang sama oleh organisma
Pengertian Modeling Terdapat beberapa cara pandang yang berbeda dalam mengartikan modeling: • Belajar imitasi • Belajar observasi • Belajar sosial • Belajar pengalaman
Perbandingan Modeling dengan Belajar Lainnya Modeling vs Classical Conditioning belajar modeling tidak meliputi diperolehnya respon dan respon yang dipelajari bukan karena adanya stimulus khusus (CS) Modeling vs Instrumental Conditioning dalam modeling, respon organisma merupakan respon instrumental untuk mendapat penguatan. Efek penguatan tersebut hanya sebagai motivasi bukan penyebab terjadinya respon.
Penguatan dalam modeling Reinforcement by the model
Self reinforcement
Tipe--tipe Modeling Tipe
Sensory
modeling Verbal modeling Live vs Symbolic modeling
Efek--efek Modeling Efek Efek modeling: respon yang dihasilkan benar-benar baru. Efek hambatan dan tanpa hambatan: peniruan dilakukan dengan rasa nyaman atau tidak oleh S. Efek Perolehan: respon yang dihasilkan tidak benar-benar baru
Karakteristik Modeling Kesamaan model, kesamaan karakteristik model dengan pengamat. Status model, bisa berupa posisi (jabatan) dari model atau peran model. Standar model Jika model yang diamati cukup terhormat, maka pengamat tidak hanya mempertimbangkan perilaku nyata dari model tetapi juga standar performan yang ditunjukkan oleh model.
Faktor yang Mempengaruhi Belajar Modeling Faktor spesies b. Kompleksitas respon c. motivasi a.
BELAJAR VERBAL
Belajar verbal adalah proses pemerolehan perilaku verbal baru dalam seting sedang melakukan proses belajar
Latar Belakang Belajar Verbal
Munculnya tiga hukum asosiasi yaitu asosiasi, contiguity dan law of contrast. Aristoteles: pikiran manusia adalah organizing agent Penelitian Ebbinghaus : nonsense syllabels, yang menyimpulkan bahwa kemampuan mengingat akan menurun dengan bertambahnya waktu.
Belajar Berseri
1. 2. 3. 4.
Subjek diberi stimulus berseri dan kemudian diminta untuk mengulangi (menyatakan) kembali apa yang telah diterimanya. Terdapat 4 metode belajar berseri,yaitu: Metode antisipasi Metode serial recall Metode presentasi lengkap Metode free recall
1. 2. 3.
Ada 3 tipe asosiasi untuk menganalisis belajar berseri: Immediate forward association Immediate backward association Remote association
Kurva Posisi Berseri Materi awal dan akhir mudah diingat, dibanding materi tengah pelajaran: N Jumlah kesalahan yang dibuat selama belajar 0 1
Posisi berseri
N
Ingatan bebas (free recall) untuk mengingat materi belajar berseri N
Free recall
Jumlah kesalahan yang dibuat selama belajar 0 1
Posisi berseri
N
Modifikasi Kurva Posisi Berseri
Manipulasi instruksi yang diberikan kepada subjek. Misal: memberi penekanan pada materi tengah pelajaran: N Jumlah kesalahan
Respon instruksi
yang dibuat selama
dimanipulasi
belajar 0 1
Posisi berseri
N
Manipulasi materi yang diberikan kepada subjek. Misal: 36 materi belajar berseri yang dikelompokkan dalam 3 kelompok: N Jumlah kesalahan yang dibuat selama belajar 0 1
Posisi berseri
N
Modifikasi Kurva Posisi Berseri Manipulasi materi yang diberikan kepada subjek. Misal: Mengingat materi yang telah dikenal umum mudah diingat, dan yang tidak dikenal umum sulit diingat (efek Von Restorff). N Prosentasi kesalahan yang dibuat selama belajar 0
1
2
3
4
5
6
N
Posisi berseri Materi: 1. FOH, 2. ZOD, 3. XED, 4. KAH, 5. CAT, 6. MUQ.
Hasil belajar berseri dipengaruhi oleh urutan belajar atau pengalaman belajar.
Modifikasi Kurva Posisi Berseri
Hipotesa Berantai: usaha untuk menerangkan performan yang didapat dalam tugas-tugas berseri. Perilaku berseri dapat dilihat sebagai rantai, yang masing-masing perilaku saling berhubungan. Misal: hasil belajar semester 1 – 3 saling berhubungan.
Serial list: 1
2
3
Karakteristik Materi
Sangat berarti: diukur dari jumlah asosiasi rata-rata suatu perolehan unit verbal. Misal: kata “mama” sangat berarti bagi anak dibandingkan kata “komputer” Nilai asosiasi: presentasi responden tentang beberapa asosiasi dari unit verbal. Memiliki kesamaan dengan karakteristik materi sangat berarti. Familiaritas: materi yang sudah dikebal oleh subjek. Penilaiannya dibuat dalam skala 1 sampai 7 (tidak familiar sampai sangat familiar). Kemampuan pengucapan: penilaian kemudahan pengucapan unit verbal. Penilaiannya dibuat dalam skala 1 sampai 7 (tidak mudah sampai sangat mudah diucapkan).
Karakteristik Materi Imagery: mudah tidaknya subjek membuat gambaran mental tentang materi belajar di dalam dirinya. Ketergantungan rangkaian: didasarkan atas pengetahuan bahwa fonim, huruf dan kata tergantung pada rangkaiannya. Asosiasi simetri: pasangan R-S (responstimulus) dipelajari sama kuat dengan pasangan SR.
PRINSIP-PRINSIP PENGUATAN PRINSIPDAN HUKUMAN
Sebagian besar aspek psikologi belajar mempelajari penguatan-penguatan yang berfungsi meningkatkan atau memelihara kekuatan suatu respon.
Tipe--tipe Penguatan Tipe 1. Penguatan Positif dan Negatif Konsekuensi yang mengikuti respon
Pengaruh dari konsekuensi
Penguatan Positif Penguatan Diberikan
Negatif hukuman hukuman dihilangkan ditunda atau (escape) dihindari (avoidance)
Respon diperkuat
Bila latihan dihentikan Terjadi pemadaman respon yang memperoleh penguat (pemulihan spontan mungkin terjadi)
2. Penguatan primer vs sekunder
Penguatan primer adalah stimulus yang dapat meningkatkan atau memelihara kekuatan respon organisme secara otomatis. Penguatan sekunder adalah stimulus yang dapat meningkatkan atau memelihara kekuatan respon organisme bila organisme telah mempelajarinya. 3. Penguatan di Pengkondisian Klasikal, Instrumental dan Modeling UCS (unconditioned stimulus) sebgai penguatan di pengkondisian klasikal. Stimulus yang menyertai respon organisme sebagai penguatan di pengkondisian instrumental dan modeling 4. Prinsip Premack Beberapa keadaan performan dari perilkau yang tidak diharapkan akan dikuatkan oleh perilaku yang diharapkan
Penguatan Sekunder
Penguatan yang dipelajari, yang berfungsi sebagai sumber informasi dalam periode waktu antara membuat respon dan identifikasi informasi beberapa penguatan yang lain yang terdapat didalam jalur penguatan sekunder.
Penilaian Penguatan Tiga teknik untuk menilai apakah stimulus sebagai penguatan atau bukan penguatan: 1. Apakah stimulus dapat meningkatkan atau memelihara respon? 2. Apakah stimulus dapat memperpanjang tidak terjadinya pemadaman? 3. Apakah stimulus dapat sebagai penguat untuk beberapa respon lainnya? Apabila stimulus dapat memenuhi teknik no 3 maka dapat dikategorikan sebagai penguatan yang cukup kuat.
Penundaan Penguatan
Terjadi bila respon tidak langsung diikuti dengan pemberian penguatan, dan cenderung memunculkan penurunan performan organisma.
Sifat Penguatan Efektifitas stimulus yang berfungsi sebagai penguatan tergantung pada: 1. Kualitas penguatan 2. Kuantitas penguatan 3. Jumlah usaha organisme untuk memperoleh penguatan Penguatan Kontras: digunakan dalam percobaan untuk mengetahui pengaruh perubahan kuantitas atau tingkatan penguatan Penguatan Primer dan Sekunder
Penjadwalan Penguatan
Penjadwalan sederhana: fixed ratio, fixed interval, variable ratio, variable interval. Penjadwalan lanjutan: penjadwalan jamak, penjadwalan gabungan, dan penjadwalan konkuren
Pertimbangan Lain dari Penjadwalan Penguatan Autoshaping, adalah pembentukan sendiri yang merupakan pemberian penguatan pada saat stimulus khusus muncul pada organisma. Automaintenance, adalah pemeliharaan sendiri yang akan terjadi bila organisma membuat respon terus-menerus yang seolah-olah organisme nampak mencegah penguatan yang diberikan kepadanya.
Teori--teori Penguatan Teori
Drive-Reduction Theory Optimum Arousal Theory Stimulus Change Theory
Punishment (Hukuman) Stimulus yang bilamana ditampilkan akan melemahkan kekuatan respon atau menurunkan frekuensi munculnya respon. Hukuman Positif Hukuman Negatif Hukuman Negatif vs Pemadaman
Perbandingan prosedur Hukuman Konsekuensi yang mengikuti respon
Hukuman Positif hukuman Diberikan
Negatif penguat penguat dihilangkan ditunda
Pengaruh dari konsekuensi
Melemahnya respon
Bila latihan dihentikan
Terjadi munculnya kembali respon yang memperoleh hukuman (kecuali bila diberikan tekanan)
Belajar Behaviouristik Kelompok 1
Teori Belajar Behaviourisme Dipelopori oleh B.F Skinner Menekankan pada tingkah laku yang teramati Pada prinsipnya, manusia bukanlah organisme yang pasif tetapi ia aktif mencari akibat-akibat (konsekuensi) yang menyenangkan, karena memandang bahwa manusia itu pada dasarnya bebas menetukan perilakunya, maka teori Skinner disebut teori operant conditioning Skinner memakai refleks sebagai unit dasar untuk menganalisa tingkah laku organisme atau individu.
Behaviourisme Teori belajar Behavioristik ( Watson dan E.R. Guthrie ) Mementingkan pengaruh lingkungan Mementingkan bagian – bagian Mementingkan peranan reaksi (respon) Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar Mementingkan hubungan sebab akibat pada waktu yang lalu Mementingkan pembentukan kebiasaan Pemecahan masalah dengan “mencoba dan gagal”
Seseorang belajar adalah dengan merespon situasi yang baru dengan respon yang lama atau memakai respon yang baru dipelajari Cara efektif u/ mengubah dan mengontrol PL adalah dengan reinforcment, penguatan reward& punishment Pemberian reinforcment countinous reinforcment,dan intermitted reinforcmnet
Behaviour - Perilaku
Perilaku : merupakan semua aktivitas yang merupakan reaksi thd lingkungan, yang meliputi ◦ Reaksi motorik: Bicara, berjalan, belajar
◦ Reaksi fisiologis Aktifitas
◦ Reaksi Kognitif Bayangan, imaginasi, pikiran
◦ Reaksi afektif Perasaan: benci,kecewa, rasa sayang
Jenis Respon
Respondent Behavior respon yang diperoleh atau dibangkitkan oleh karena adanya stimulus. Hal ini merupakan pandangan dari conditioning classic, S – R yang dikemukakan oleh Pavlov. Atau lebih tegas lagi dikemukakan oleh Watson “ no stimulus, no respon”. Contoh responden behavior adalah menyempitnya mata kalau ada sinar yang tajam, saliva (keluarnya air ludah kalau ada makanan) dan lain sebagainya. Operant Behavior yaitu perilaku yang dikeluarkan tanpa adanya stimulus yang jelas.
Behaviourisme Setiap respon yang diikuti oleh stimulus penguat cenderung diulang. Stimulus penguat adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan dimunculkannya respon operan.
Prinsip dalam Pendekatan Behaviourisme
Generalisasi kecenderungan individu untuk memberikan respons yang sama terhadap stimulus original. Diskriminasi individu merespons pada stimulus tertentu dan tidak pada stimulus lainnya. Untuk memproduksi diskriminasi misalnya Pavlov memberikan anjing sekerat daging persis setelah bunyi lonceng, dan bukan setelah stimulus yang lain, akibatnya anjing tadi hanya memberi respons pada stimulus khusus tersebut yakni pada bunyi lonceng. Extinction pelemahan atau penghapusan reaksi terkondisi (conditioned response). Dalam salah satu penelitian Pavlov membunyikan bel berulang-ulang tanpa disertai pemberian makanan, akhirnya anjing itu mendengar suara bel tanpa mengeluarkan air liur.
Klasikal kondisioning TL dipelajari dengan memanfaatkan hubungan stimulus dan respon yang bersifat refleks bawaan Operan kondisioning reinforcment tidak diasosiakan dengan stimulus yang dikondisikan, tetapi diasosiasikan dengan respon (respon dianggap sebagai pemberi reinforcment)
Jenis Reinforcment
Reinforcement positif, yaitu stimulus yang pemberiannya terhadap operant behavior menyebabkan perilaku itu akan diperkuat atau dipersering untuk dimunculkan. Reinforcement negative, yaitu stimulus yang penghilangannya untuk stimulus-stimulus yang tidak menyenangkan (aversive stimulus) akan menyebabkan diperkuat atau diperseringnya perilaku.
Jadwal Pemberian Reinforcment Countinous reinforcment
Fixed
Reinforcment Interval
Variabel Intermitt ed reinforcm ent
Fixed
Ratio Variabel
Fix Interval Reinforcement Schedule (FI) jadual pemberian reinforcement yang tetap dihitung waktu. Misalnya: Dalam penelitian Skinner, setiap 5 menit makanan akan keluar (setelah diberi makanan, respon tikus santai. Selanjutnya lebih cepat dari 5 menit/mendekati 5 menit) Fix Ratio Reinforcement Schedule (FR) jadual pemberian reinforcement yang tetap dihitung menurut beberapa kali respon. Misalnya: tiap 5 kali tikus memukul pedal, maka makanan akan otomatis keluar, setelah makanan keluar, maka tikus akan memukul sehingga diagram akan menanjak tajam. Variable Interval Reinforcement Schedule (VI) interval interval yang tidak tetap. Misalnya: waktunya tidak jelas/ tidak tetap. Terkadang makanan baru keluar setelah 5 menit, terkadang makanan bisa keluar setelah tiga menit. Sehingga respon jadi malas-malasan. Variable Ratio Reinforcement Schedule (VR) tidak jelas beberapa kali ketukan maka makanan akan keluar.
Modifikasi Perilaku Metode dalam mengubah perilaku Perilaku & kebiasaan yang tidak adaptif (berlebihan/kurang) dieliminasi Menggunakan prinsip-prinsip belajar yang telah diuji secara eksperimental Memberi pengukuh/reinforsment pada perilaku & kebiasaan yang adaptif
MP
Prinsip belajar ◦ Modifikasi Perilaku operant conditioning classical conditioning Modelling
Belajar Behaviouristik Kelompok 1
Teori Belajar Behaviourisme Dipelopori oleh B.F Skinner Menekankan pada tingkah laku yang teramati Pada prinsipnya, manusia bukanlah organisme yang pasif tetapi ia aktif mencari akibat-akibat (konsekuensi) yang menyenangkan, karena memandang bahwa manusia itu pada dasarnya bebas menetukan perilakunya, maka teori Skinner disebut teori operant conditioning Skinner memakai refleks sebagai unit dasar untuk menganalisa tingkah laku organisme atau individu.
Behaviourisme Teori belajar Behavioristik ( Watson dan E.R. Guthrie ) Mementingkan pengaruh lingkungan Mementingkan bagian – bagian Mementingkan peranan reaksi (respon) Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar Mementingkan hubungan sebab akibat pada waktu yang lalu Mementingkan pembentukan kebiasaan Pemecahan masalah dengan “mencoba dan gagal”
Seseorang belajar adalah dengan merespon situasi yang baru dengan respon yang lama atau memakai respon yang baru dipelajari Cara efektif u/ mengubah dan mengontrol PL adalah dengan reinforcment, penguatan reward& punishment Pemberian reinforcment countinous reinforcment,dan intermitted reinforcmnet
Behaviour - Perilaku
Perilaku : merupakan semua aktivitas yang merupakan reaksi thd lingkungan, yang meliputi ◦ Reaksi motorik: Bicara, berjalan, belajar
◦ Reaksi fisiologis Aktifitas
◦ Reaksi Kognitif Bayangan, imaginasi, pikiran
◦ Reaksi afektif Perasaan: benci,kecewa, rasa sayang
Jenis Respon
Respondent Behavior respon yang diperoleh atau dibangkitkan oleh karena adanya stimulus. Hal ini merupakan pandangan dari conditioning classic, S – R yang dikemukakan oleh Pavlov. Atau lebih tegas lagi dikemukakan oleh Watson “ no stimulus, no respon”. Contoh responden behavior adalah menyempitnya mata kalau ada sinar yang tajam, saliva (keluarnya air ludah kalau ada makanan) dan lain sebagainya. Operant Behavior yaitu perilaku yang dikeluarkan tanpa adanya stimulus yang jelas.
Behaviourisme Setiap respon yang diikuti oleh stimulus penguat cenderung diulang. Stimulus penguat adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan dimunculkannya respon operan.
Prinsip dalam Pendekatan Behaviourisme
Generalisasi kecenderungan individu untuk memberikan respons yang sama terhadap stimulus original. Diskriminasi individu merespons pada stimulus tertentu dan tidak pada stimulus lainnya. Untuk memproduksi diskriminasi misalnya Pavlov memberikan anjing sekerat daging persis setelah bunyi lonceng, dan bukan setelah stimulus yang lain, akibatnya anjing tadi hanya memberi respons pada stimulus khusus tersebut yakni pada bunyi lonceng. Extinction pelemahan atau penghapusan reaksi terkondisi (conditioned response). Dalam salah satu penelitian Pavlov membunyikan bel berulang-ulang tanpa disertai pemberian makanan, akhirnya anjing itu mendengar suara bel tanpa mengeluarkan air liur.
Klasikal kondisioning TL dipelajari dengan memanfaatkan hubungan stimulus dan respon yang bersifat refleks bawaan Operan kondisioning reinforcment tidak diasosiakan dengan stimulus yang dikondisikan, tetapi diasosiasikan dengan respon (respon dianggap sebagai pemberi reinforcment)
Jenis Reinforcment
Reinforcement positif, yaitu stimulus yang pemberiannya terhadap operant behavior menyebabkan perilaku itu akan diperkuat atau dipersering untuk dimunculkan. Reinforcement negative, yaitu stimulus yang penghilangannya untuk stimulus-stimulus yang tidak menyenangkan (aversive stimulus) akan menyebabkan diperkuat atau diperseringnya perilaku.
Jadwal Pemberian Reinforcment Countinous reinforcment
Fixed
Reinforcment Interval
Variabel Intermitt ed reinforcm ent
Fixed
Ratio Variabel
Fix Interval Reinforcement Schedule (FI) jadual pemberian reinforcement yang tetap dihitung waktu. Misalnya: Dalam penelitian Skinner, setiap 5 menit makanan akan keluar (setelah diberi makanan, respon tikus santai. Selanjutnya lebih cepat dari 5 menit/mendekati 5 menit) Fix Ratio Reinforcement Schedule (FR) jadual pemberian reinforcement yang tetap dihitung menurut beberapa kali respon. Misalnya: tiap 5 kali tikus memukul pedal, maka makanan akan otomatis keluar, setelah makanan keluar, maka tikus akan memukul sehingga diagram akan menanjak tajam. Variable Interval Reinforcement Schedule (VI) interval interval yang tidak tetap. Misalnya: waktunya tidak jelas/ tidak tetap. Terkadang makanan baru keluar setelah 5 menit, terkadang makanan bisa keluar setelah tiga menit. Sehingga respon jadi malas-malasan. Variable Ratio Reinforcement Schedule (VR) tidak jelas beberapa kali ketukan maka makanan akan keluar.
Modifikasi Perilaku Metode dalam mengubah perilaku Perilaku & kebiasaan yang tidak adaptif (berlebihan/kurang) dieliminasi Menggunakan prinsip-prinsip belajar yang telah diuji secara eksperimental Memberi pengukuh/reinforsment pada perilaku & kebiasaan yang adaptif
MP
Prinsip belajar ◦ Modifikasi Perilaku operant conditioning classical conditioning Modelling
PUNISHMENT POSITIVE PUNISHMENT – PAINFUL STIMULUS NEGATIF PUNISHMENT – MENGHILANGKAN PEMERKUAT TKLK (yang disenangi anak dan tidak berkaitan langsung dengan tingkah lakunya), misal : dlm kasus anak yg suka melawan orang tua mengurangi uang jajan, tdk boleh nonton TV, setiap kali anak memukuladiknya.