PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI SE-KECAMATAN KALASAN SLEMAN TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Veronica Tyas Larasati NIM : 121134106
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI SE-KECAMATAN KALASAN SLEMAN TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Veronica Tyas Larasati NIM : 121134106
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Tuhan Allah yang telah mewakilkan dirinya kepada orang-orang ini: Kedua orangtuaku tercinta untuk Bapak Agus Irianto dan Ibu Yustina Sri Hartanti yang telah memberikan segalanya yang tidak pernah aku dapatkan di luar sana. Semua orang yang aku temui yang sudah menjadi guru yang paling berharga di kehidupanku. Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
1. Man jadda wajada, man shabara zhafira. “Siapa yang bersungguhsungguh, maka dia akan berhasil, siapa yang bersabar dia akan beruntung” (Ahmad Fuadi).
2. Every time you smile at someone, it is an action of love, a gift to that person, a beautiful thing (Mother Theresa).
3. When you have nothing, you have Allah. When you have Allah, you have everything (Elzanna PS).
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 15 Maret 2016 Penulis,
Veronica Tyas Larasati
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Univesitas Sanata Dharma : Nama: Veronica Tyas Larasati Nomor Mahasiswa : 121134106
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD NEGERI SEMESTER
2 SE-KECAMATAN KALASAN SLEMAN TAHUN 2015”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan diinternet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian surat ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 15 Maret 2016 Yang menyatakan
Veronica Tyas Larasati
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD NEGERI SEMESTER 2 SE-KECAMATAN KALASAN SLEMAN TAHUN 2015 Oleh: Veronica Tyas Larasati (121134106) Universitas Sanata Dharma 2016 Miskonsepsi dalam pembelajaran IPA di SD Negeri Se-Kecamatan Kalasan siswa masih banyak yang mengalami miskonsepsi, nilai dalam pembelajaran IPA masih rendah. Tujuan peneliti memfokuskan penelitian tersebut dengan tujuan peneliti mendeskripsikan miskonsepsi IPA siswa kelas V SD semester 2 seKecamatan Kasan Kabupaten Sleman dan mengetahui adanya perbedaan miskonsepsi IPA dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD semester 2 seKecamatan Kalasan Kabupaten Sleman. Peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif survey. Instrumen yang digunakan peneliti adalah instrumen tes dan non tes. Populasi seluruh siswa SD Negeri se-Kecamatan Kalasan 863 siswa, dan jumlah sampel yang digunakan peneliti ada 265 siswa. Pengolahan data dilakukan secara random sampling dari setiap sekolah, siswa akan diacak menggunakan undian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas V SD se-Kecamatan Kalasan mengalami miskonsepsi pada konsep gaya, pesawat sederhana, membuat suatau karya model dengan menerapkan sifat-sifat cahaya, dan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Selain itu diperoleh data bahwa tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V SD semester 2 seKecamatan Kalasan dilihat dari jenis kelamin. Kata Kunci : jenis kelamin, Miskonsepsi IPA Fisika
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE MISKONSEPTION ON THE ELEMTENTS OF PHYSICS INN SCIENCE SUBJECT ON THE SECOND SEMESTER OF THE FIFTH GRADE STUDENT IN STATE ELEMENTARY SCHOOLS IN KALASAN DISTRICT OF SLEMAN REGENCY Veronica Tyas Larasati (121134106) Sanata Dharma University 2016 In the learning process of Mathematical and Natural Science in subdistrict Kalasan, there are still many student who experience misconception, the value of the learning process of Mathematical and Natural Science still esay. Therefore, the researcher focuses on that researcher to describe Mathematical and Natural Science misconception of the fifth grade student in the semester 2 of subdistrict Kalasan, district Sleman. Then, this research also aims to find out the differences of Mathematical and Natural Science misconception based on the gender of the fifth grade students in semester 2 of subdistrict Kalasan, district Sleman. The researcher uses quantitative survey as a research method. The instrument used by the researcher are test instrument and non-test instrument. The result shows that the fifth grade student of elementary school in the subdistrict Kalasan experienced misconception on energy concep, simple instrument making a model creation using light characteristics, and the corossion process in land formation. Then, there is also different Mathematical and Natural Science misconception especially in a Physics based on gender of the fifth grade student in semester 2 of elementary school in subdistrict Kalasan Keyword : Sexs, Misconseption Mathematical and Natural Science.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena peneliti dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan judul “Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Kalasan Sleman Tahun 2015”. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. Selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 4. Maria Melani Ika S., S.Pd., M.Pd. Selaku selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan dorongan, motivasi, dan perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan saran dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 6. Seluruh dosen dan staf PGSD, terima kasih atas bantuannya. 7. Sahabat payung “Menuju Cita” yang selalu memberikan doa, masukan dan dorongan, serta semangat. 8. Semua guru dan karyawan serta siswa SDN Se-Kecamatan Kalasan Sleman Yogyakarta yang telah membantu melaksanakan penelitian. 9. Siswa-siswi SDN Se-Kecamatan Kalasan Sleman Yogyakarta yang telah menyambut dengan baik dan dapat bekerja sama.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Orang tuaku yang tercinta, yang telah memberikan dukungan, cintakasih, dan menunjang segala kebutuhan. 11. Seluruh keluarga besar Paulus Sumiharjo yang telah memberikan semangat dan bantuannya. 12. Sahabat-sahabatku semua teman-teman kelas C angkatan 2012, Defira Alizuna, dan Adri Budi Darma terima kasih atas dorongan, semangat dan bantuannya. 13. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut membantu dan memberikan dukungan.
Semoga semua bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti mendapat balasan yang terbaik dan berlimpah dari Tuhan Yesus Kristus. Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi positif bagi peneliti, pembaca, maupun dunia pendidikan.
Penulis
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................
iv
HALAMAN MOTTO .............................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...............................................
vi
PERNYATAAN
PERSETUJUAN
PUBLIKASI
KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..........................
vii
ABSTRAK ................................................................................................
viii
ABSTRACT ...............................................................................................
ix
KATA PENGANTAR .............................................................................
x
DAFTAR ISI .............................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................
xiv
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................
1
A. Latar Belakang .......................................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ..............................................................................
4
C. Batasan Masalah ...................................................................................
5
D. Rumusan Masalah .................................................................................
6
E. Tujuan Masalah ......................................................................................
6
F. Manfaat Penelitian .................................................................................
7
G. Definisi Operasional ..............................................................................
7
BAB II LANDASAN TEORI ...............................................................
10
A. Kajian Pustaka ....................................................................................
10
1. Konsep ................................................................................................
10
3. Miskonsepsi ........................................................................................
11
4. Hakikat Pembelajaran IPA ..................................................................
22
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Pembelajaran IPA di SD Kelas V Semester 2 ....................................
23
6. Miskonsepsi IPA .................................................................................
42
7. Jenis Kelamin ......................................................................................
43
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................
47
C. Kerangka Perpikir ..............................................................................
51
D. Hipotesis Penelitian ...........................................................................
54
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................
45
A. Jenis Penelitian ...................................................................................
54
B. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................
55
C.Populasi dan Sampel ..............................................................................
56
D. Variabel Penelitian ..............................................................................
61
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................
62
F. Teknik Pengujian Instrume .............................................................
68
G. Teknik Analisis Data ......................................................................
78
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................
85
A. Hasil Penelitian ...............................................................................
85
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ....................................................
85
2. Deskripsi Responden Penelitian ......................................................
87
3. Deskripsi Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Se88 Kecamatan Kalasan ........................................................................ 4. Uji Prasyarat Analisis untuk Melihat Perbedaan Miskonsespsi Siswa Kelas V dilihat dari Jenis Kelamin ....................................... 127 B. Pembahasan .................................................................................... 132 BAB V PENUTUP .............................................................................
137
A. Kesimpulan .....................................................................................
137
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 137 C. Saran ...............................................................................................
138
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................
139
LAMPIRAN .......................................................................................
142
BIODATA PENELITI ......................................................................
252
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gaya Grafitasi ...................................................................................
27
Gambar 2.2
Magnet ..............................................................................................
28
Gambar 2.3
Gaya Gesek .......................................................................................
30
Gambar 2.4
Tuas Jenis 1 ......................................................................................
31
Gambar 2.5
Tuas Jenis 2 ......................................................................................
32
Gambar 2.6
Tuas Jenis 3 ......................................................................................
33
Gambar 2.7
Bidang Miring ..................................................................................
33
Gambar 2.8
Katrol.................................................................................................
34
Gambar 2.9
Sepeda Beroda ..................................................................................
34
Gambar 2.10
Cahaya ..............................................................................................
35
Gambar 2.11
Pembiasan Cahaya.............................................................................
36
Gambar 2.12
Pemantulan Teratur...........................................................................
37
Gambar 2.13
Pemantulan Tidak Teratur ................................................................
38
Gambar 2.14
Penampang Bumi .............................................................................
41
Gambar 3.1
Rumus Product Moment ...............................................................
73
Gambar 4.1
Pie Chart Jenis Kelamin Siswa ........................................................
88
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar 4.8 Gambar 4.9
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Kalasan ..................................................
90
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Kalasan pada Aitem 1 ...........................
92
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Kalasan pada Aitem 2 ............................
93
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Kalasan pada Aitem 3 ............................
94
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Kalasan pada Aitem 4 ............................
96
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Kalasan pada Aitem 5 ............................
97
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Kalasan pada Aitem 6.............................
98
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri
99
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Semester 2 Se-Kecamatan Kalasan pada Aitem 7............................. Gambar 4.10
Gambar 4.11
Gambar 4.12
Gambar 4.13
Gambar 4.14
Gambar 4.15
Gambar 4.16
Gambar 4.17
Gambar 4.18
Gambar 4.19
Gambar 4.20
Gambar 4.21
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Kalasan pada Aitem 8 ............................ Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Kalasan pada Aitem 9 ............................
101
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Kalasan pada Aitem 10 ..........................
102
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Kalasan pada Aitem 11 ..........................
103
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Kalasan pada Aitem 12 ..........................
104
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Kalasan pada Aitem 13...........................
105
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Kalasan pada Aitem 14 ..........................
106
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Kalasan pada Aitem 15 ..........................
107
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Kalasan pada Aitem 16 .........................
108
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Kalasan pada Aitem 17 ........................
109
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Kalasan pada Aitem 18 ..........................
110
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Kalasan pada Aitem 19 ..........................
Gambar 4.22
100
111
Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Kalasan pada Aitem 20 ..........................
112
Gambar 4.23
Persentase Miskonsepsi Siswa pada Soal Uraian..............................
114
Gambar 4.24
Histogram Jenis Kelamin Siswa .......................................................
129
Gambar 4.25
Histogram Jenis Kelamin Siswa Data Normal .................................
130
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Populasi Penelitian ...........................................................................
57
Tabel 3.2
Krejcie dan Morgan ..........................................................................
58
Tabel 3.3.
Sampel dan Populasi .........................................................................
59
Tabel 3.4
Kisi-kisi Soal Pilihan Gandan dan Esai ............................................
64
Tabel 3.5
Pedoman Wawancara .......................................................................
67
Tabel 3.6
Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen ........................................
70
Tabel 3.7
Hasil Validitas Muka ........................................................................
72
Tabel 3.8
Hasil Validitas Soal Pilihan Ganda ..................................................
74
Tabel 3.9
Hasil Validitas Soal Pilihan Esai .....................................................
76
Tabel 3.10
Koefisien Reliabilitas ......................................................................
77
Tabel 3.11
Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ........................................................
78
Tabel 3.12
Reliabilitas Soal Pilihan Esai ............................................................
78
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Siswa..........................................................................
87
Tabel 4.2
KD dan Nomor Aitem Soal yang Mewakili pada Instrumen Pilihan Ganda ................................................................................................
89
Tabel 4.3
Jawaban Soal Untuk Nomor Aitem 1 ...............................................
115
Tabel 4.4
Jawaban Soal Untuk Nomor Aitem 4 ...............................................
118
Tabel 4.5
Jawaban Soal Untuk Nomor Aitem 2 ...............................................
120
Tabel 4.6
Jawaban Soal Untuk Nomor Aitem 3 ...............................................
122
Tabel 4.7
Jawaban Soal Untuk Nomor Aitem 5 ...............................................
125
Tabel 4.8
Sampel Kolmogorov-Smornov Test .................................................
128
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Lampiran Lampiran 1.
Surat Ijin............................................................................................
142
Lampiran 1.
Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma ......................
143
Lampiran 1.2
Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa ...
144
Lampiran 1.3
Surat Izin Penelitian dari BAPPEDA Kab. Sleman .........................
145
Lampiran 1.4
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari UPTD Kec. Kalasan .....................................................................................
146
Lampiran 2
Data Penelitian...................................................................................
147
Lampiran 2.1
Rangkuman Data SD Negeri di Kecamatan Kalasan .......................
148
Lampiran 2.2
Data Hasil Tes Siswa Kelas V ..........................................................
149
Lampiran 2.3
Data Sekolah dan Jenis Kelamin Siswa ............................................
156
Lampiran 2.4
Hasil validasi isi instrumen pilihan ganda dan uraian .....................
163
Lampiran 2.5
Rekap Data Miskonsepsi Untuk Instrrumen Soal Pilihan Ganda .....
169
Lampiran 2.6
Rekap Data Miskonsepsi Untuk Instrrumen Soal Uraian ................. 177
Lampiran 3
Instrumen Penelitian..........................................................................
182
Lampiran 3.1
Kisi-kisi Instrumen Soal Pilihan Ganda untuk Expert Judgment .....
183
Lampiran 3.2
Kisi-kisi Instrumen Soal Uraian untuk Expert Judgment..................
206
Lampiran 3.3.
Petunjuk Pengisian Soal dan Identitas Responden............................
217
Lampiran 3.4
Soal Pilihan Ganda Penelitian...........................................................
219
Lampiran 3.5
Soal Uraian Penelitian.......................................................................
225
Lampiran 4
Hasil Validasi Ahli............................................................................
226
Lampiran 4.1
Permohonan Izin Validasi Ahli.........................................................
227
Lampiran 4.2
Hasil Rekap Nilai Expert Judgment Instrumen Pilihan Ganda.........
228
Lampiran 4.3
Hasil Rekap Nilai Expert Judgment Instrumen Uraian.....................
239
Lampiran 5
Hasil Validitas dan Reliabilitas.........................................................
242
Lampiran 5.1
Hasil Validitas Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Empiris .............
243
Lampiran 5.2
Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Pilihan Ganda .............................
246
Lampiran 5.3
Hasil Validitas Instrumen Soal Uraian Uji Empiris..........................
247
Lampiran 5.4
Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Uraian..........................................
248
Lampiran 6
Uji Asumsi Dasar Penelitian.............................................................
249
Lampiran 6.1
Hasil uji normalitas ..........................................................................
250
Lampiran 6.2
Hasil uji normalitas............................................................................
250
Lampiran 7
Hasil Analisis.....................................................................................
251
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7.1
Hasil Uji Independent Sample Test ..................................................
252
Lampiran 7.2
Hasil Uji Independent Sample Test ..................................................
252
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Bab I akan membahas enam bagian pendahuluan dari penelitian ini. Enam bagian tersebut yaitu latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional. A.
Latar Belakang Masalah Pendidikan pada prinsipnya merupakan proses pematangan kualitas hidup. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Buchori dalam Trianto, 2009: 4). Karena itulah fokus pendidikan diarahkan pada pembentukan kepribadian unggul dengan menitikberatkan proses pematangan kualitas logika, hati, akhlak dan keimanan. Sama halnya seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara (1889-1959), “Pendidikan pada umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan batin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakat. Mulyasana (2012: 120) mengatakan bahwa diharapkan pendidikan pada waktu dekat ini menampilkan pendidikan yang lebih bermutu. Pendidikan bermutu adalah pendidikan yang mampu melakukan proses pematangan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
kualitas peserta didik yang dikembangkan dengan cara membebaskan peserta didik dari ketidaktahuan, ketidakmampuan, ketidakberdayaan dan dari buruknya akhlak keimanan. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di pendidikan formal sudah ada pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Karena pelajaran IPA berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari dan sebagai dasar mengungkapkan fenomena alam yang terjadi, sehingga pembelajaran IPA harus diajarkan secara mendalam agar siswa mampu memahami konsepkonsep yang terkandung IPA . Pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar, IPA diajarkan dengan tujuan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir dan mampu memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai tujuan tersebut diharapkan siswa dapat memahami konsepkonsep belajar IPA secara benar (Suparno, 2005: 54). Faktanya prestasi pembelajaran IPA di Indonesia masih sangat rendah, dengan beberapa bukti dari Program for Internasional Student Assesment (PISA) dan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) menyatakan bahwa kemampuan siswa Indonesia untuk semua bidang yang diukur ternyata Indonesia berada di bawah rata-rata skor internasional yang sebesar 500, menurut PISA 2006 dan TIMSS 2007. Berdasarkan studi PISA tahun 2003, Indonesia berada di urutan 39 dari 41 negara untuk Matematika dan IPA (Kompas, 28 Oktober 2009), dan dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan lima guru dari lima sekolah yang berada di Kecamatan Kalasan bahwa nilai KKM di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
wilayah Kecamatam Kalasan untuk mata pelajaran IPA masih sangat rendah. Menurut Suparno (2005: 2-3) rendahnya hasil belajar IPA siswa juga dapat disebabkan karena pemahaman siswa yang salah tentang suatu konsep IPA (miskonsepsi) dan konsepsi yang telah dimilikinya, yang pada umumnya tidak sesuai dengan konsep ilmiah. Dalam pelajaran IPA usaha yang dilakukan guru untuk memahami konsepsi siswa merupakan titik awal proses perubahan konseptual siswa. Siswa bukanlah suatu kertas kosong yang bersih, yang dalam proses pembelajaran akan ditulis oleh guru. Konsepsi yang kurang lengkap atau kurang sempurna dapat menimbulkan miskonsepsi pada siswa. Adanya miskonsepsi yang dalam IPA yang dialami murid berpengaruh pada prestasi IPA di sekolah. Berdasarkan tes sampling yang peneliti lakukan sebelum pengambilan dan pengolahan data dilima sekolah dengan jumlah siswa 50 siswa pada Kecamatan Kalasan ada 45 siswa yang belum mampu menerapkan konsep dengan baik. Siswa seKecamatan Kalasan masih belum mendapatkan hasil yang memuaskan dalam Ujian Nasional karena masih banyak siswa yang belum memahami konsep dengan benar terbukti dari wawancara yang saya lakukan kepada 5 sekolah dan 5 guru yang mengampu kelas V pada tanggal 25 Maret 2015 ada 4 guru yang mengatakan bawah nilai KKM terendah pada kelas V adalah mata pelajaran IPA dan sisanya mengatakan mata pelajaran lain . Serta banyak siswa yang kurang memahami konsep IPA Fisika terutama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
pada memahami
hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta
fungsinya. Penelitian ini di lakasanakan di seluruh SD Negeri seKecamatan kalasan, karena peneliti beranggapan bahwa belum ada penelitian yang dilakukan di Kecamatan Kalasan mengenai miskonsepsi pada siswa. Berdasarkan fakta yang peneliti dapatkan, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 se-Kecamatan Kalasan, Sleman Tahun 2015”. Penelitian ini, dilakukan untuk mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada siswa dan perbedaan miskonsepsi yang dilihat dari jenis kelamin siswa, sehingga guru dapat dengan cepat melakukan penanganan kepada siswa yang mengalami miskonsepsi.
B.
Identifikasi Masalah Penelitian ini mengungkapkan beberapa masalah yang mendasari penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1.
Rendahnya pembelajaran IPA berdasarkan hasil didapat dari literasi PISA dan TIMSS.
2.
Masih banyak siswa SD Negeri kelas V se-Kecamatan Kalasan pada pembelajaran IPA yang mendapat nilai di bawah KKM.
3.
Pemantapan konsep IPA siswa dengan materi gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya di Kecamatan Kalasan berbeda-beda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
C.
Batasan Masalah Agar penelitian lebih terarah atau tidak terlalu luas, maka peneliti membuat batasan masalah. Masalah yang diteliti akan dibatasi sebagai berikut: 1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri semester 2 seKecamatan Kalasan, Sleman. 2. Fokus penelitian pada miskonsepsi IPA Fisika. `SK dan KD sebagai berikut : a. SK (Standar Kompetensi) 1.) Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya. 2.) Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model. 3.) Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber. b. KD (Kompetensi Dasar) 5.1
Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)
5.2
Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.
6.1
Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
6.2
Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan
3. Fokus penelitian pada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa. 4. Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar yang menggunakan Kurikulum KTSP.
D.
Rumusan Masalah Latar belakang masalah dan batasan masalah yang dikemukakan melandasi rumusan masalah dalam penelitian ini. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Bagaimanakah miskonsepsi IPA siswa kelas V SD semester 2 se Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman?
2.
Apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD semester 2 se-Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman?
E.
Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk 1.
Mendeskripsikan miskonsepsi IPA siswa kelas V SD semester 2 se Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
2.
Mengetahui adanya perbedaan miskonsepsi IPA dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD semester 2 se-Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman.
F.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang bermakna bagi: 1.
Siswa Siswa
akan
mendapat
pengalaman
mengerjakan
soal
yang
berhubungan dengan materi. 2.
Guru Guru dapat memperbaiki konsep pembelajaran yang terjadi kepada siswa yang mengalami miskonsepsi secara cepat sehingga siswa tidak akan terjadi miskonsepsi secara berkelanjutan.
3.
Sekolah Dengan adanya pelaksanaan penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut, sekolah dapat mengetahui kelebihan yang akan dikembangkan dan kekurangan akan diperbaiki
4.
Peneliti Peneliti mampu memberikan solusi terhadap masalah yang berada di kelas tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
G.
Definisi Operasional Definisi operasional berisi tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1.
Miskonsepsi disebut juga salah konsep adalah konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah dan tidak diterima oleh pakar bidang itu.
2.
IPA adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang gejala alam yang sifatnya lebih pasti karena didasarkan pada percobaan dan pengamatan manusia secara terukur.
3.
Miskonsepsi IPA adalah salah konsep disebut juga konsep IPA yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah dan tidak diterima oleh pakar bidang IPA. Penelitian miskonsepsi ini ditandani dengan siswa yang menjawab dengan jawaban salah tetapi yakin benar.
4.
Siswa Kelas V SD adalah 863 siswa yang berada pada tingkat kelas V dengan rata-rata umur 10-11 tahun di SD Negeri Se-Kecamatan Kalasan.
5.
Kecamatan Sleman,
Kalasan
adalah
Provinsi Daerah
sebuah Kecamatan di Istimewa
Kabupaten
Yogyakarta, Indonesia.
Kecamatan Kalasan berada di sebelah Timur Laut dari Ibu Kota Kabupaten Sleman, yang berbatasan dengan kota Klaten di sebelah timur, sebelah barat dengan kota Purworejo, sebelah utara kota Magelang, dan sebelah selatan laut Jawa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
6.
Jenis kelamin adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Bab II membahas empat bagian inti yaitu kajian, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Bagian-bagian tersebut akan dijabarkan sebagai berikut. A.
Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan uraian hasil pengkajian kita terhadap berbagai referensi yang dijadikan acuan dalam penelitian. Kajian pustaka misalnya dapat mengkaji beberapa hal sebagai berikut. 1. Konsep Rosser (dalam Dahar
2009: 155)
mengatakan bahwa konsep
adalah suatu abstraksi yang mewakili suatu kelas atau objek, kejadian, kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Konsep tentang suatu objek dapat diperoleh dari hasil persepsi terhadap gejalagejala alam, karena dari persepsi terhadap gejala akan diperoleh pemahaman secara konseptual tentang objek tersebut. Menurut Amien (1990: 156) konsep merupakan suatu gagasan atau ide yang didasarkan pada pengalaman tertentu yang relevan dan yang dapat digeneralisasikan. Lebih lanjut dikatakan bahwa suatu konsep akan terbentuk apabila dua atau lebih objek dapat dibedakan berdasarkan ciri-ciri umum, bentuk, atau sifat-sifatnya. Bourne seperti dikutip dalam Amien (1990: 161) mengatakan bahwa suatu konsep
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
dapat dianggap sebagai suatu unit pikiran atau gagasan. Lebih lanjut dikatakan bahwa suatu konsep tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan satu sama lain dengan sistem dinamik yang disebut dengan sistem konseptual. Berdasarkan pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa suatu konsep, persepsi, atau gagasan yang dimiliki seseorang dengan yang lain diperoleh dari pengalaman tertentu dan pemahaman konseptual tentang objek tersebut berbeda beda, sehingga akan diperoleh pemahaman yang berbeda tentang objek tersebut. 2. Konsepsi Menurut
Budi
(1992:
114-115)
konsepsi
adalah
sebagai
kemampuan memahami konsep, baik yang diperoleh indra maupun kondisi lingkungan. Jika beberapa potong es batu dimasukan ke dalam sebuah gelas yang kering maka setelah beberapa saat kemudian akan ditemukan titiktitik air yang menempel di permukaan luar gelas. Menurut para ilmuwan munculnya titik-titik air yang menempel dipermukaan gelas tersebut berasal dari uap air berada di udara sekitar gelas. Pada saat udara yang mengandung air tersebut menyentuh permukaan gelas yang dingin maka uap air akan mengembun dan menempel pada permukaan gelas. Jika situasi tersebut dihadapkan kepada murid mungkin akan ditemukan beberapa murid yang mempunyai pemahaman yang berbeda satu sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
lain tentang konsep inilah yang disebut dengan konsepsi (Van dan Breg. 1991). Konsepsi murid terhadap suatu konsep dapat benar atau salah. Jika konsepsi murid terhadap suatu konsep dengan konsepsi para ilmuwan, dikatakan murid tersebut mempunyai konsepsi yang benar. Jika konsepsi murid tentang suatu konsep berbeda dengan para ilmuwan, dikatakan murid tersebut mengalami miskonsepsi. 3. Miskonsepsi a. Pengertian Miskonsepsi Miskonsepsi merujuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar. Miskonsepsi dapat berbentuk konsepsi, kesalahan hubungan yang tidak benar antar konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang salah. Menurut Fowler (dalam Suparno, 2005:4) miskonsepsi dapat merupakan pengertian yang tidak akurat tentang konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah tentang penerapan konsep, pemaknaan konsep yang berbeda, kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hierarkis konsep-konsep yang tidak benar. Dalam pembelajaran fisika kumpulan pengetahuan dapat berupa fakta, konsep, prinsip, teori dan model. Miskonsepsi dapat timbul karena tidak ada kecocokan antara teori, model atau konsep yang benar menurut keilmuan dengan teori, model atau konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
yang secara spontan telah ada pada benak siswa (Prasetyo, 2004:49). Van den Berg (1991:10) mengartikan miskonsepsi sebagai konsepsi yang bertentangan dengan konsepsi para fisikawan. Sutrisno menyatakan miskonsepsi adalah konsepsikonsepsi lain, yang tidak sesuai dengan konsep ilmuwan secara umum. Sementara itu, Brown (dalam Suparno, 2005: 4) menyatakan bahwa miskonsepsi merupakan penjelasan yang salah dan suatu gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang diterima para ahli. Dari
pendapat
tersebut
dapat
disimpulkan
bahwa
miskonsepsi adalah ketidakcocokan konsep dan penjelasan salah yang dimiliki siswa atau sesorang dengan konsep yang dimiliki oleh para ahli. Kesalahan pemahaman dalam menghubungkan suatu konsep dengan konsep yang lain, antara konsep yang baru dan konsep yang sudah ada dalam pikiran siswa sehingga terbentuk konsep yang salah. Menurut Simanek (dalam Donald E, 2009) miskonsepsi dapat terjadi di dalam dan di luar sekolah, jika miskonsepsi terjadi di sekolah maka guru, buku, bahkan siswa itu sendiri merupakan sumber terjadinya miskonsepsi. Penyebab dari guru yaitu, ketidakjelasan dalam menyampaikan materi pelajaran, penggunaan media
pelajaran
yang
tidak
sesuai
dengan
materi
yang
disampaikan, penggunaan analogi yang keliru serta kurangnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
kemampuan guru dalam mengelola dan menyampaikan materi pelajaran.Sedangkan penyebab dari siswa antara lain, rendahnya motivasi belajar, cara belajar yang kurang baik dan kurang mampu dalam mengaitkan antara konsep-konsep yang saling berhubungan. Miskonsepsi
siswa dapat
terjadi pada
berbagai
tingkatan
pendidikan formal dalam berbagai subjek. Miskonsepsi pada umumnya sulit direduksi meskipun berbagai upaya perbaikan pembelajaran telah dilakukan. Hal ini antara lain disebabkan oleh: (1) jarang dilakukan tes atau tugas yang ditujukan untuk melihat terjadinya miskonsepsi, (2) miskonsepsi muncul dari kesalahan analogi, (3) banyak miskonsepsi yang muncul dari keterangan terlalu singkat, tanpa penjelasan rinci, (4) adanya slogan misalnya ‘aksi sama dengan reaksi’ dan ‘setiap akibat memiliki sebab, akan mendorong pemikiran yang dangkal. Berdasarkan teori seperti yang dijabarkan di atas miskonsepsi merupakan perbedaan penangkapan konsep antara orang satu dengan orang yang lain dengan konsep awal dan konsep ilmiah atau yang diperoleh dari para ahli. b. Penyebab Miskonsepsi Berg (Yunita, dkk, 2013:2) menjelaskan bahwa faktorfaktor yang dapat mempengaruhi miskonsepsi adalah, siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar. Apabila miskonsepsi yang terjadi pada siswa tidak diperhatikan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
guru, akan berdampak pada hasil belajar siswa, karena semakin bertambahnya materi yang tidak mampu dipahami oleh siswa dengan tuntas, akan menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Secara garis besar, penyebab miskonsepsi dapat diringkas dalam lima kelompok, yaitu: siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar (Suparno, 2005: 29-54). Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Siswa Miskonsepsi dalam bidang fisika paling banyak berasal dari diri siswa sendiri. Miskonsepsi yang berasal dari siswa dapat dikelompokkan dalam beberapa hal, antara lain : a. Prakonsepsi atau konsep awal siswa, banyak siswa sudah mempunyai konsep awal atau prakonsepsi tentang suatu bahan sebelum siswa mengikuti pelajaran formal di bawah bimbingan guru. Konsep awal ini sering kali mengandung miskonsepsi. Prakonsepsi ini biasanya diperoleh dari orangtua, teman, sekolah awal, lingkungan
siswa.
Prakonsepsi
dan pengalaman di yang
dimiliki
siswa
menunjukkan bahwa pikiran siswa sejak lahir tidak diam, tetapi terus aktif untuk memahami sesuatu. b. Pemikiran asosiatif siswa, asosiasi siswa terhadap istilahistilah sehari-hari kadang-kadang juga membuat miskonspesi (Arons dalam Suparno, 2005: 35). Contohnya, siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
mengasosiasikan gaya dengan aksi atau gerakan. Gaya oleh banyak siswa dianggap selalu menyebabkan gerakan. Maka jika siswa tidak tidak melihat suatu benda bergerak, mereka memastikan tidak ada gaya. c. Pemikiran humanistik, siswa kerap kali memandang semua benda dari pandangan manusiawi (Gilbert dalam Suparno, 2005: 36). Tingkah laku benda dipahami seperti tingkah laku manusia yang hidup, sehingga tidak cocok. d. Reasoning yang tidak lengkap atau salah, miskonsepsi juga dapat disebabkan oleh reasoning atau penalaram siswa yang tidak lengkap atau salah (Comins dalam Suparno, 2005: 38). e. Intuisi yang salah, intuisi atau perasaan siswa dapat menyebabkan miskonsepsi. Intuisi adalah suatu perasaab dalam diri seseorang, yang secara spontan mengungkapkan sikap arau gagasan tentang sesuatu sebelum secara obyektif dan
rasional
diteliti.
Contoh
siswa
kadang-kadang
mempunyai instuisi bahwa benda yang besar akan jatuh bebas lebih cepat daripada benda yang kecil. Pemikiran instuitif ini sering membuat siswa tidak kritis dan mengakibatkan miskonsepsi. f. Tahap perkembangan kognitif siswa, perkembangan kognitif siswa yang tidak sesuai dengan bahan yang digeluti dapat menjadi penyebab adanya miskonsepsi siswa. Secara umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
siswa yang masih dalam tahap operasional konkret bila mempelajari suatu bahan yang abstrak sulit menangkap dan sering salah mengerti tentang konsep bahan tersebut. g. Kemampuan siswa, siswa yang kurang berbakat fisika atau kurang mampu dalam mempelajari fisika, sering mengalami kesulitan menangkap konsep yang benar dalam proses belajar. Minat belajar, siswa yang berminat pada fisika cenderung mempunyai miskonsepsi lebih rendah daripada siswa yang tidak berminat pada fisika. 2. Guru atau pengajar Miskonsepsi siswa dapat terjadi pula karena miskonsepsi yang dibawa oleh guru fisika. Guru tidak menguasai bahan, tidak kompeten, bukan lulusan dari dari bidang ilmu, tidak membiarkan siswa mengungkapkan gagasan atau ide, realisasi guru-siswa tidak baik. Guru yang tidak menguasai bahan atau materi tentang suatu konsep pembelajaran dan diajarkan kepada siswa
secara
tidak
benar,
akan
menyebabkan
siswa
mendapatakan miskonsepsi. (Suparno, 2005: 42). 3. Buku a. Buku teks juga dapat menyebabkan miskonsepsi. Mungkin karena bahasanya yang sulit atau karena penjelasan tidak benar,
miskonsepsi
tetap
diteruskan.
Para
peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
menemukan bahwa beberapa miskonsepsi datang dari buku teks (Lona dalam Suparno, 2005: 44). b. Buku
fiksi
sains(Science
Fiction),
banyak
negara
menerbitkan buku fiksi sains untuk menarik anak-anak menyukai bidang sains, termasuk fisika. Tujuannya untuk menarik anak, maka seringkali pengarang membuat gagasan fisika secara sederhana dan bahkan agak ekstrem yang kurang berdasarkan kaedah ilmu yang sesungguhnya. Meski di satu sisi buku ini baik, karena membuat anak senang membaca dan mempelajari fisika, tetapi dalam banyak hal dapat juga menyesatkan dan memunculkan miskonsepsi pada diri anak. c. Kartun (Cartoon), gambar-gambar kartun dalam majalah sains sering kali dapat memunculkan dan menyebabkan miskonsepsi pada siswa bila tidak mengindahkan hukum dan teori fisika yang berlaku. 4. Konteks a. Pengalaman siswa Pengalaman belajar siswa dalam kegiatan sehari-hari dapat dijadikan sebagai sumber belajar namun dalam pengalaman yang didapat siswa tersebut belum tentu hasilnya sesuai dengan yang ada dalam pembelajarn formal di sekolah. b. Bahasa sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Bahasa
siswa
yang
diganakan
sehari-hari
terkadang
menimbulkan salah arti dengan yang dimaksudkan sehingga terjadi simpang siur dan salah paham. Misalnya, dalam bahasa sehari-hari siswa mengerti dan menggunakan istilah berat dan kg. Tetapi dalam fisika, berat adalah suatu gaya, dan unitnya adalah Newton. c. Teman lain Banyak siswa yang tidak kritis terhadap kesalahan teman, terlebih bila teman tersebut dianggapnya dekat, pandai atau berpengaruh. Jika salah konsep yang diajarkan maka juga akan terjadi salah konsep yang beruntutan. d. Keyakinan dan ajaran agama Keyakinan atau agama siswa dapat juga menjadi penyebab miskonsepsi dalam bidang fisika (Commins dalam Suparno, 2005: 49). Keyakinan ataupun ajaran agama yang diyakini secara kurang tepat sering membuat siswa tidak dapat menerima penjelasan ilmu pengetahuan. e. Metode mengajar Beberapa metode mengajar yang digunakan guru, terlebih yang menekankan satu segi saja dari konsep bahan yang digeluti, meskipun membantu siswa menangkap bahan, tetapi sering mempunyai dampak jelek, yaitu memunculkan miskonsepsi siswa (Suparno, 2005: 50).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
Dari
pendapat
di
atas
dapat
disimpulkan
penyebab
miskonsepsi adalah siswa/mahasiswa, guru/pengajar, buku teks, konteks, dan metode mengajar. Miskonsepsi pada siswa disebabkan oleh pengetahuan awal siswa (prakonsepsi), pemikiran siswa, pemahaman siswa yang berbeda, cara berfikir yang berbeda, serta minat belajar yang ada dalam diri siswa. Miskonsepsi yang terjadi pada guru/pengajar terjadi karena guru kurang menguasai bahan atau materi, serta guru kurang berkompeten dalam bidang tersebut, serta realisisai antara guru dengan siswa yang kurang. Buku teks, buku fiksi, kartun dapat menyebabkan miskonsepsi karena bahasanya yang digunakan sulit, penjelasan tidak benar atau tidak sesuai dengan kaedah ilmu (teori-teori fisika yang berlaku). Konteks menjadi penyebab miskonsepsi karena pengalaman, bahasa, teman, serta keyakinan dan ajaran agama yang dimiliki setiap siswa berbeda-beda. Kemudian cara mengajar atau metode mengajar yang digunakan guru sulit dipahami siswa sehingga tidak dapat mengungkap miskonsepsi yang terjadi pada siswa.
5. Kiat-kiat mengatasi Miskonsepsi Kurangnya
pemahaman
terhadap
suatu
konsep,
mengakibatkan terjadinya miskonsepsi dan hasil belajar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
kurang memuaskan pada peserta didik. Ada beberapa langkah yang digunakan untuk membantu mengatasi miskonsepsi yaitu mencari atau mengungkap miskonsepsi yang dilakukan siswa, mencoba menemukan penyebab miskonsepsi, dan mencari perlakuan yang sesuai untuk mengatasi miskonsepsi. Secara garis besar langkah yang digunakan untuk membantu siswa mengatasi msikonsepsi ada 3, yaitu (Suparno, 2005:55) : a. Mencari atau mengungkap miskonsepsi yang dilakukan siswa Untuk dapat membantu siswa mengatasi miskonsepsi, pertama-tama guru perlu mengerti kerangka berfikir, cara menangkap, dan bagaimana gagasan siswa, dengan begitu kita
dapat
mengetahui
dengan
tepat
dimana
letak
miskonsepsi siswa dan kita dapat membantunya. Cara yang dilakukan seperti, siswa dibebaskan mengungkapkan gagasan dan pemikirannya mengenai bahan yang sedang dibicarakan. Hal ini dapat dilakukan secara lisan atau tertulis. Guru dapat memberi pertanyaan kepada siswa tentang konsep yang biasanya membuat siswa bingung dan sisiwa diminta menjawab secara jujur. Pertanyaan ini dapat dilakukan secara pribadi maupun umum di kelas. Guru juga dapat mengajak siswa untuk berdiskusi tentang bahan tertentu yang biasanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
mengandung miskonsepsi, dan guru membiarkan siswa berdiskusi dengan bebas. b. Mencoba menemukan penyebab miskonspesi yang dialami siswa Untuk menemukan penyebab miskonsepsi yang dialami oleh siswa dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu, guru dapat melakukan wawancara secara langsung baik pribadi ataupun umum di kelas, guru juga bisa memberikan pertanyaan tertulis yang diberikan kepada siswa. c. Mencari perlakuan yang sesuai untuk siswa Para pendidik sebaiknya mencari dan memilih metode atau strategi pembenahan miskonsepsi siswa yang lebih cocok dengan situasi siswa yang mereka hadapi. Disimpulkan bahwa cara mengatasi miskonsepsi dengan mencari tahu miskonsepsi yang dialami siswa, lalu mencari tahu penyebab kesalahan atau miskonsepsi yang dialami siswa, sehingga dengan metode dan strategi yg tepat dapat mengurangi dampak terjadinya miskonsepsi pada siswa.
4. Hakikat Pembelajaran IPA Menurut Trianto (2010:137) bahwa hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun menentukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran. IPA sebagai proses menyangkut proses atau cara kerja untuk memperoleh hasil (produk) inilah yang kemudian dikenal sebagai proses ilmiah. Melalui proses-proses ilmiah akan didapatkan temuan-temuan ilmiah. Menurut Fisher seperti dikutip oleh Amien (1990: 54). IPA merupakan
kumpulan
pengetahuan
yang
diperoleh
dengan
menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi. Dengan demikian dalam pembelajaran IPA dikehendaki adanya keterlibatann langsung antara anak dengan objek yang sedang dipelajari. Seorang anak yang memperlajari IPA akan menemukan pengertian-perngertian tentang sejumlah gejala melalui pengetahuan panca inderanya. Kesalahan
anak dalam
mempelajari suatu
konsep
IPA dapat
menyebabkan terjadinya miskonsepsi. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan
5. Pembelajaran IPA di SD kelas V semester 2 Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada siswa (Hamalik, 2008: 25). Bila pembelajaran dipandang sebagai suatu proses,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Proses tersebut dimulai dari merencanakan progam pengajaran tahunan, semester dan penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) berikut persiapan perangkat kelengkapannya antara lain berupa alat peraga dan alat-alat evaluasinya (Zaini, 2004: 4). Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka disimpulkan pembelajaran adalah suatu proses dan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar, pembelajaran juga merupakan persiapan di masa depan dan sekolah mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat yang akan datang. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan. IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain (Abdullah, 1998: 18). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis dan IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Sulistyorini, 2007: 39). Menurut Iskandar (2001: 2) IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan. Pada prinsipnya, mempelajari IPA sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dan membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih mendalam (Depdiknas dalam Suyitno, 2002: 7). Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan pembelajaran IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan. 1) Tujuan Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa: a) Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap sains, teknologi dan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
b) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar,
memecahkan
masalah
dan
membuat
keputusan. c) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsepkonsep sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. d) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam kehidupan sehari-hari. e) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman ke bidang pengajaran lain. f) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta ini untuk dipelajari (Sulistiyorini, 2007: 40) 2) Pembelajaran IPA di SD kelas V Semester 2 Ada beberapa materi yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
a. Gaya Gerakan mendorong atau menarik yang menyebabkan benda bergerak disebut gaya. Gaya yang dikerjakan pada suatu benda akan mempengaruhi benda tersebut. Gaya terhadap suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
benda dapat mengakibatkan benda bergerak, berubah bentuk, dan berubah arah (Sulistyanto, 2008: 89). Seorang yang mendorong meja, meja yang tadinya diam sekarang bisa bergerak. Meja bisa bergerak karena orang memberikan sesuatu kekuatan melalui dorongan, kekuatan itulah yang kita namakan sebagai gaya. Gaya adalah dorongan atau tarikan yang dapat menyebabkan benda bergerak. Jadi bila kita menarik atau mendorong benda hingga benda itu bergerak maka kita telah memberikan gaya terhadap benda tersebut.
Gambar 2.1 Gaya Grafitasi Sumber: Winarti (2009: 61) Besar kecilnya gaya dapat diukur menggunakan alat yang bernama neraca pegas atau dinamometer. Sedangkan satuan gaya dinyatakan dalam satuan Newton yang biasa ditulis dengan huruf N. Kata Newton diambil dari nama Sir Isaac
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Newton, seorang ahli matematika dan ilmuwan besar. Besarnya gaya yang diperlukan untuk menarik benda akan ditunjukkan oleh jarum pada skala dinamometer.
Jenis-jenis Gaya
Secara sadar atau tidak kita sering melakukan aktivitas yang memerlukan gaya. Tetapi jenis gaya tidak hanya yang kita keluarkan. Berikut ini adalah jenis-jenis gaya:
1.) Gaya magnet:
Kekuatan yang menarik jarum, paku, atau benda logam lainnya yang ada disekitarnya. Magnet memiliki 2 kutub yaitu kutub utara dan selatan. Bentuk magnet beragam ada yang berbentuk jarum, ada yang berbentuk huruf “U”, berbentuk silinder, berbentuk lingkaran dan ada yang berbentuk batang.
Gambar 2.2 Magnet Sumber: Winarti (2009: 63)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
2.) Gaya listrik statis: Kekuatan yang dimiliki benda yang bermuatan listrik untuk menarik benda-benda disekitarnya. Untuk melihat adanya gaya listrik statis, bisa dicoba dengan mengosok-gosok penggaris pada rambut kering kita, kemudian
dekatkan
pada
sobekkan
kertas,
maka
sobekkan kertas tersebut akan menempel pada penggaris. Penggaris bisa menarik potongan kertas dengan gaya listrik statis. 3.) Gaya gravitasi bumi : Kekuatan bumi untuk menarik benda lain ke bawah. Bila kita melempar benda ke atas, baik dari kertas, pensil atau benda lain maka semua benda itu akan jatuh ke bawah. Berbeda bila di luar angkasa para astronot tidak merasakan gaya gravitasi, akibatnya mereka akan melayang-layang bila berada di luar angkasa. 4.) Gaya Gesekan: Bila kedua benda saling bergesekkan, maka antara keduanya akan muncul gaya gesek. Gaya gesek bisa menguntungkan dan merugikan. Bila kita berjalan di jalan yang kering, antara sepatu dan jalan akan muncul gaya gesek. Gaya gesek ini membantu kita untuk bisa berjalan. Bayangkan bila jalanan licin, maka gaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
geseknya akan kecil dan kita akan kesulitan untuk berjalan.
Gambar 2.3 Gaya Gesek Sumber: Winarti (2009: 66)
b. Pesawat Sederhana Semua jenis alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia disebut pesawat. Kesederhanaan dalam penggunaannya menyebabkan alat-alat tersebut dikenal dengan sebutan pesawat sederhana
(Sulistyanto,
2008:
109).
Pesawat
sederhana
dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu tuas, bidang miring, katrol, dan roda berporos (Sulistyanto, 2008: 110-112). 1. Tuas Prinsip kerja tuas kalau kita akan mengangkat benda dengan menggunakan tuas, maka kita harus meletakkan benda di salah satu ujung pengungkit (tuas) kemudian memasang batu atau benda apa saja sebagai penumpu dekat dengan benda seperti pada gambar. Selanjutnya tangan kita memegang ujung batang pengungkit dan menekan batang pengungkit tersebut secara perlahan-lahan sampai benda dapat diangkat atau bergeser.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Dengan menggunakan tuas semakin jauh jarak kuasa terhadap titik tumpu, maka semakin kecil gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban, atau dapat dirumuskan B X Lb = F X Lk Keterangan
:
B : Beban yang akan diangkat satuannya (Newton ) Lb : Jarak antara Beban dengan titik tumpu (satuannya meter) F : Kuasa (gaya yang akan mengangkat beban) (satuannya Newton) Lk : Jarak antara Kuasa dengan titik tumpu (satuannya meter ) 1) Jenis Tuas Berdasarkan letak titik tumpunya, tuas dapat dikelompokkan menjadi 3 kelas/jenis :
a) Tuas kelas pertama Tuas kelas yang pertama yaitu tuas yang memiliki titik tumpu berada diantara titik kuasa F dan titik beban B, Contohnya : gunting, palu dan sebagainya
Gambar 2.4 Tuas Jenis 1 Sumber: Winarti (2009: 71)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
b) Tuas kelas kedua Tuas kelas kedua yaitu tuas yang memiliki titik beban berada di antara titik kuasa F dan titik tumpu T atau bebannya diletakkan diantara titik tumpu dan titik kuasa. Contoh alat yang bekerja berdasarkan prinsip tuas kelas kedua antara lain : Gerobak dorong, pembuka botol, dan pemecah biji.
Gambar 2.5 Tuas Jenis 2 Sumber: Winarti (2009: 72) c) Tuas kelas ketiga Tuas yang titik kuasa F posisinya berada diantara titik tumpu T dan titik beban B contohnya: penjepit, pinset, tangan memegang beban, dsb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Gambar 2.6 Tuas Jenis 3 Sumber: Winarti (2009: 73)
2. Bidang Miring Bidang miring merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang digunakan untuk memindahkan benda dengan lintasan yang miring. Dengan menggunakan bidang miring beban yang berat dapat dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi dengan lebih mudah, artinya gaya yang kita keluarkan menjadi lebih kecil bila dibanding tidak menggunakan bidang miring. Semakin landai bidang miring semakin ringan gaya yang harus kita keluarkan.
Gambar 2.7 Bidang Miring Sumber: Winarti (2009: 74)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
Dalam kehidupan sehari-hari prinsip bidang miring digunakan untuk alat bantu kerja misalnya baji dan sekrup : 3. Katrol Salah satu jenis katrol adalah kerekan. Kerekan umumnya digunakan untuk mengubah gaya dari gaya angkat menjadi gaya tarik.
Gambar 2.8 Katrol Sumber: Winarti (2009: 75) 4. Roda Berporos Roda berporos merupakan roda yang dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama. Contohnya yaitu roda sepeda, kursi roda, roda gerobak, dan lain sebagainya (Haryanto, 2004: 129).
Gambar 2.9Sepeda Beroda Sumber: Winarti (2009: 77)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
c. Sifat-sifat Cahaya Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat kita lihat apabila ada cahaya yang mengenai benda tersebut. Cahaya yang mengenai benda akan dipantulkan oleh benda ke mata sehingga benda tersebut dapat terlihat. Cahaya memiliki sifat merambat lurus, menembus benda bening, dan dapat dipantulkan (Sulistyanto, 2008: 125) 1. Cahaya merambat lurus
Gambar 2.10 Cahaya Sumber: Winarti (2009: 78) Salah satu sifat cahaya adalah merambat lurus dari sumbernya. Lihat contoh kedua gambar di sebelah kiri. Gambar tersebut membuktikan bahwa cahaya merambat lurus. Contoh lain yang membuktikan cahaya merambat lurus tampak pada berkas cahaya matahari yang menembus masuk ke dalam ruangan yang gelap. Demikian pula dengan berkas lampu sorot pada malam hari. 2. Cahaya menembus benda bening Gambar
di
samping
adalah
seorang
anak
yang
mengarahkan senter ke sebuah kertas putih dan cahaya tidak tembus. Kemudian kertas putih diganti dengan plastik bening maka cahaya dapat tembus. Dari percobaan tersebut membuktikan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
cahaya menembus benda bening tetapi tidak menembus benda yang tidak bening apalagi benda gelap. Cahaya menembus benda bening dapat terlihat jika kita menerawangkan plastik bening ke arah sinar lampu. Sinar tersebut dapat kita lihat karena cahaya dapat menembus benda bening. Jika cahaya mengenai benda yang gelap (tidak bening) misalnya pohon, tangan, mobil, maka akan membentuk bayangan. Contoh lain yang membuktikan bahwa cahaya dapat menembus benda bening adalah jika kita berada di dalam ruangan berkaca berwarna bening dan kita memandang ke halaman kita dapat melihat anak-anak yang sedang bermain di halaman. 3. Cahaya dapat dibiaskan
Gambar 2.11 Pembiasan Cahaya Sumber: Winarti (2009: 81) Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya cahaya merambat dari udara ke air. Sebaliknya, apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Misalnya cahaya merambat dari air ke udara. Pembiasan cahaya sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dasar kolam terlihat lebih dangkal daripada kedalaman sebenarnya. Gejala pembiasan juga dapat dilihat pada pensil yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air. Pensil tersebut akan tampak patah. 4. Cahaya dapat dipantulkan Kita dapat melihat sebuah benda jika ada cahaya. Prosesnya yaitu sinar/cahaya mengenai benda dan benda yang terkena cahaya memantulkannya ke mata kita.
Gambar 2.12 Pemantulan Cahaya Teratur Sumber: Winarti (2009: 82) 1) Pemantulan teratur yaitu jika sinar datarng jatuh pada benda yang permukaannya rata. Pada pemantulan teratur sudut datang sama dengan sudut pantul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Gambar 2.13 Pemantulan Cahaya Tidak Teratur Sumber: Winarti (2009: 82) 2) Pemantulan tidak teratur adalah pemantulan tidak teratur
terjadi jika sinar atau cahaya jatuh pada benda yang permukaan tidak rata. Pada pemantulan tidak teratur sudut datang tidak sama dengan sudut pantul. d. Proses terbentuknya tanah Tanah berasal dari batuan. Batuan akan mengalami pelapukan menjadi butiran-butiran yang sangat halus. Lama-kelamaan butiranbutiran halus ini bertambah banyak dan terbentuklah tanah (Azmiyawati, 2008: 124). Azmiyawati (2008: 125) mengungkapkan terdapat tiga jenis batuan yang menyusun lapisan kerak bumi dilihat dari proses terbentuknya yaitu : 1) Batuan Beku (Batuan Magma/Vulkanik) Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. 2) Batuan Endapan (Batuan Sedimen)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Batuan endapan adalah batuan yang terbentuk dari endapan hasil pelapukan batuan. Batuan ini dapat pula terbentuk dari batuan yang terkikis atau dari endapan sisa-sisa binatang dan tumbuhan. 3) Batuan Malihan (Metamorf) Batuan malihan (metamorf) berasal dari batuan sedimen yang mengalami perubahan (metamorfosis). Batuan sedimen ini mengalami perubahan karena mendapat panas dan tekanan dari dalam Bumi. Jika mendapat panas terus menerus, batuan ini akan berubah menjadi batuan malihan. a. Proses Pembentukan Tanah karena Pelapukan Batuan Batuan memerlukan waktu jutaan tahun untuk berubah menjadi tanah. Batuan menjadi tanah karena pelapukan. Batuan dapat mengalami pelapukan karena berbagai faktor, di antaranya cuaca dan kegiatan makhluk hidup. Pelapukan yang disebabkan oleh faktor cuaca ini disebut pelapukan fisika. Adapun makhluk hidup yang menyebabkan pelapukan, misalnya pepohonan dan lumut. Pelapukan yang disebabkan oleh aktivitas makhluk hidup ini disebut pelapukan biologi. (Azmiyawati, 2008: 128) b. Lapisan Bumi Dalam susunan bumi , peneliti membahas tentang selimut bumi dan lapisan penyusun bumi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
1) Selimut Bumi Berbicara tentang Bumi, kita tidak boleh melupakan selubung udara yang menyelimuti Bumi. Selubung udara itu disebut atmosfer. Azmiyawati (2008: 139-140) mengungkapkan bahwa atmosfer terdiri atas lapisan troposfer, stratosfer, mesosfer, dan termosfer. Lapisan troposfer terbentang sejauh 10 km dari permukaan bumi. Lapisan troposfer merupakan lapisan yang paling dekat dengan Bumi. Lapisan inilah yang memengaruhi cuaca. Di atas lapisan troposfer terdapat lapisan stratosfer. Lapisan stratosfer berjarak 10–50 km di atas permukaan bumi. Udara di lapisan stratosfer sangat dingin dan tipis. Lapisan di atas stratosfer yaitu mesosfer. Lapisan mesosfer berjarak 50-80 km di atas permukaan bumi. Lapisan di atas mesosfer yaitu lapisan termosfer. Lapisan termosfer terbentang pada ketinggian 80–500 km di atas permukaan bumi. Di lapisan ini terjadi efek cahaya yang disebut aurora. Lapisan yang paling jauh dari permukaan bumi yaitu lapisan eksosfer. Eksosfer ada di ketinggian 700 km di atas permukaan bumi. Setelah lapisan eksosfer adalah angkasa luar. (Azmiyawati, 2008: 139-140)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
2) Lapisan Penyusun Bumi Di bawah ini gambar penampang bumi
Gambar 2.14 Penampang Bumi Sumber: Winarti (2009: 84) Mengungkapkan ada tiga lapisan penyusun Bumi yaitu : a)
Kerak Kerak adalah lapisan terluar permukaan bumi yang berupa batuan keras dan dingin setebal 15–60 km.
b) Selubung atau Mantel Selubung atau mantel merupakan lapisan di bawah kerak yang tebalnya mencapai 2.900 kilometer. Lapisan mantel merupakan lapisan yang paling tebal. Lapisan ini terdiri atas magma kental yang bersuhu 1.400°C–2.500°C. c)
Inti Inti terdiri atas dua bagian, yaitu inti luar dan inti dalam. Lapisan inti luar merupakan satu-satunya lapisan cair. Lapisan ini mempunyai tebal ±2.255 kilometer, sedangkan lapisan inti dalam setebal ±1.200 kilometer. Inti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
dalam merupakan bola logam yang padat dan mampat, bersuhu sangat panas sekitar 4.500°C 6. Miskonsepsi IPA Penelitian mengenai miskonsepsi pada konsep fisika sudah dilakukan sejak beberapa tahun yang lalu oleh para peneliti fisika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak siswa mengalami miskonsepsi pada konsep fisika salah satunya adalah mengenai miskonsepsi cahaya antara lain oleh Stead dan Osborne (1980) serta Anderson dan Karrqvist (1981) memperlihatkan bahwa banyak siswa atau mahasiswa berpikir bahwa “cahaya tidak berjalan sama sekali atau hanya berjalan dalam lingkungan gelap”(van den Berg, 1991: 93). Kebanyakan buku teks dan guru tidak sadar akan konsepsi ini. Adanya miskonsepsi dalam IPA sering dialami murid dan berpengaruh pada prestasi IPA di sekolah, oleh sebab itu, sangat disayangkan jika miskonsepsi yang terjadi pada siswa mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang bekelanjutan. Hal ini tentu saja secara umum akan mempengaruhi mutu pendidikan di Indonesia. Sehingga peneliti melakukan penelitian dari taraf dasar pendidikan yaitu Sekolah Dasar. Penelitian
yang
ditemukan
kebanyakan
dilakukan
tentang
miskonsepsi dalam konsep IPA Fisika yang terjadi pada murid di suatu daerah tertentu. Lokasi penelitian hanya mencakup satu wilayah tertentu sehingga kurang dapat memberi gambaran menyeluruh mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
miskonsepsi pada murid, secara lebih konferhensip. Untuk melengkapi hasil-hasil penelitian tentang miskonsepsi terhadap konsep-konsep IPA Fisika maka dari itu masih dianggap perlu untuk melakukan penelitian sejenis dengan lebih memperluas lokasi penelitian. 7. Jenis kelamin Menurut Hungu (2007: 166) jenis kelamin (seks) adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir. Seks berkaitan dengan tubuh laki-laki dan perempuan, dimana laki-laki memproduksikan sperma, sementara perempuan menghasilkan sel telur dan secara biologis mampu untuk menstruasi, hamil dan menyusui. Perbedaan biologis dan fungsi biologis laki-laki dan perempuan tidak dapat dipertukarkan diantara keduanya, dan fungsinya tetap dengan lakilaki dan perempuan pada segala ras yang ada di muka bumi. Menurut Ahmad, A (2008: 139) hasil belajar maupun prestasi belajar yang dicapai oleh seseorang merupakan hasil interaksi antara faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam individu maupun dari luar individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar maupun prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu seorang siswa mencapai hasil belajar maupun prestasi belajar sebaik-baiknya. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi belajar, dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu faktor-faktor stimulus belajar, faktor-faktor metode belajar dan faktor-faktor individual. Faktor individual besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang. Faktor-faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
yang termasuk faktor individual diantaranya seperti faktor perbedaan jenis kelamin, kematangan, faktor usia klonologis, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi kesehatan rohani serta motivasi. Faktor perbedaan jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi belajar seseorang. Jenis kelamin ada dua yaitu laki-laki (pria) dan perempuan (wanita). Setiap siswa baik itu laki-laki maupun perempuan memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Banyak anggapan bahwa kecerdasan tersebut juga dapat digolongkan sesuai dengan jenis kelaminnya. Anggapan bahwa pada umumnya kecerdasan siswa laki-laki terletak pada kekreatifitasannya (lebih dominan menggunakan otak kanan)
sedangkan
siswa
perempuan
pada
umumnya
memiliki
kecerdasan di bidang akademik (lebih dominan menggunakan otak kiri) tersebut kurang tepat. Namun muncul beberapa fakta lain yang berbeda. Ada bukti bahwa perbedaan tingkah laku antara laki-laki dan wanita merupakan hasil dari perbedaan tradisi kehidupan dan bukan sematamata karena perbedaan jenis kelamin. Hal itulah yang mendasari bahwa intelegensi antara siswa laki-laki dan perempuan tidak memiliki perbedaan. Karena perbedaan tradisi yang dialami siswa laki-laki dan siswa perempuan mengakibatkan perbedaan gaya berpikir. Bila wanita secara umum benar-benar lebih baik untuk tugas auditori dan pria secara umum benar-benar lebih baik untuk tugas-tugas visual (Ibid, :145).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Menurut Jonni (2006: 144) yang dapat membedakan antara pria dan wanita adalah dalam hal peranan dan perhatiannya terhadap sesuatu pekerjaan dan inipun merupakan akibat dari pengaruh kultural. Hal yang mendasari perbedaan pola pikir dan pandangan antara laki-laki dan perempuan sesungguhnya adalah bentuk susunan otak mereka. Ukuran bagian-bagian otak antara laki-laki dan perempuan yang berbeda mengakibatkan perbedaan bagian tersebut berhubungan dan juga perbedaan cara kerja otak tersebut. Perbedaan mendasar otak antar kedua jenis kelamin itu adalah: 1.) Perbedaan Spasial Pada laki-laki otak cenderung berkembang dan memiliki spasial yang lebih kompleks seperti kemampuan perancangan mekanis, pengukuran penentuan arah abstraksi dan manipulasi bendabenda fisik. Karena itu tak heran jika laki-laki suka sekali mengutak-atik kendaraan. 2.) Perbedaan Verbal Daerah korteks otak pria lebih banyak tersedot untuk melakukan fungsi-fungsi spasial dan cenderung memberi porsi sedikit pada daerah korteksnya untuk memproduksi dan mengolah kata-kata. Kumpulan saraf yang menghubungkan otak kiri-kanan atau corpus collosum otak lakilaki lebih kecil seperempat ketimbang otak perempuan. Bila otak pria hanya menggunakan belahan otak kanan, otak perempuan bisa memaksimalkan keduanya. Itulah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
mengapa perempuan lebih banyak bicara ketimbang pria. Dalam sebuah penelitian disebutkan perempuan menggunakan sekitar 20.000 kata per hari, sementara pria hanya 7.000 kata. 3.) Perbedaan bahan kimia Otak perempuan lebih banyak mengandung serotonim yang membuatnya bersikap tenang. Tak aneh jika perempuan lebih kalem menanggapi ancaman yang melibatkan fisik, sedangkan laki-laki cepat naik pitam. Selain itu otak perempuan juga memiliki oksitosin, yaitu zat yang mengikat manusia dengan manusia lain atau dengan benda lebih banyak. Dua hal ini mempengaruhi kecenderungan biologis otak pria untuk tidak bertindak lebih dahulu ketimbang bicara. Kondisi ini yang membedakan pria dengan perempuan. 4.) Memori lebih kecil Pusat memori (hippocampus) pada otak perempuan lebih besar ketimbang pada otak pria. Hal ini bisa menjawab pertanyaan kenapa lakilaki mudah lupa, sementara wanita bisa mengingat semua secara detail. Berdasarkan hal tersebut di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa perbedaan pola pikir laki-laki dan perempuan terletak pada ukuran bagian otak dan bagaimana cara kerjanya. Selain itu perbedaan tradisi di masyarakat jugalah yang membawa pengaruh terhadap gaya berpikir laki-laki dan perempuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Terjadinya perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Kalasan dikarenakan adanya perbedaan kemampuan siswa laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori bahwa jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi belajar seseorang
umumnya
kecerdasan
siswa
laki-laki
terletak
pada
kekreatifitasannya (lebih dominan menggunakan otak kanan) sedangkan siswa perempuan pada umumnya memiliki kecerdasan di bidang akademik (lebih dominan menggunakan otak kiri), dan perbedaan pola pikir serta pandangan antara laki-laki dan perempuan sesungguhnya adalah bentuk susunan otak mereka. Ukuran bagian-bagian otak antara laki-laki dan perempuan yang berbeda mengakibatkan perbedaan bagian tersebut berhubungan dan juga perbedaan cara kerja otak tersebut. Perbedaan tersebut terdapat pada perbedaan spasial, perbedaan verbal, perbedaan bahan kimia, dan perbedaan memori yang lebih kecil anatara laki-laki dan perempuan.
B.
Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian Suryanto,
dan Hewindati (2009) dengan judul tentang
“Pemahaan murid Sekolah Dasar (SD) terhadap konsep ilmu pengetahuan alam (IPA) berbasis biologi”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey. Hasil penelitian menunjukkan sedikit anak yang dapat memahami konsep dengan benar dengan perbandingan 1:4 hanya ada 1 konsep yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
dapat dipahami dengan baik oleh siswa dan juga kesalahan konsepsi banyak disebabkan karena dalam memahami suatu konsep siswa hanya memberikan jawaban berdasarkan atas pengalaman mereka sehari-hari. Penelitian Rochman, dkk dengan judul “Miskonsepsi siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 04 Salatiga Tentang Gaya Gravitasi dan Pembelajaran Remediasinya” jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan Design One Group Pretest-Postest. Hasil penelitian didapat teryata terbukti bahwa siswa memiliki miskonsepsi IPA (Fisika) pada pokok bahasan Gaya dan Cahaya. Pada sebagian besar konsep terjadi miskonsepsi, dengan tingkatan yang berbeda-beda. Adapun profil mriskonsepsi yang dimiliki sebagian besar siswa sebagai berikut: l).Gaya hanya akan mempercepat gerak benda, tidak dapat memperlambat gerak; 2). Gaya tidak dapat membelokkan arah gerak benda; 3). Gaya magnet selalu berupa tarikan, sedangkan gaya gravitasi dapat berupa tarikan ataupun dorongan; 4). Berat benda di bumi sama dengan berat benda di bulan, karena massa benda di bumi sama dengan di bulan. 5). Setiap dua benda yang bersentuhan mengalami gaya gesekan; 6). Batang besi hanya dapat dijadikan magnet dengan digosok magnet dan batang besi tidak dapat dijadikan magnet dengan cara induksi 7). Pesawat sederhana dapat memperkecil energi yang digunakan dalam bekerja; 8). Cahaya tidak dapat dipantulkan oleh setiap permukaan; 9). Di dalam sebuah media cahaya dapat dibiaskan; 10). Benda dapat dilihat, jika ada cahaya dari mata sampai ke benda; 11). Benda dapat dilihat, apabila benda tersebut sumber cahaya; l2). Cahaya lampu neon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
dapat diurai menjadi cahaya warna pelangi, karena cahaya lampu neon adalah cahaya putih seperti cahaya putih matahari. Penelitian Pujayanto (2010) dengan judul “Profil Miskonsepsi Siswa SD Pada Konsep Gaya dan Cahaya” penelitian ini dilakssanakan dengan menerapkan metode penelitian exposefacto. Sumber data yang digunakan merupankan
sumber data primer, karena penelitian memperoleh data
langsung dari subyek penelitian. Hasil penelitian ini bahwa guru mengalami miskonsepsi IPA (Fisika) pada pokok bahasan Gaya dan Cahaya. Adapun profil miskonsepsi yang dimiliki guru (lebih dari 30%) dan besar persentase miskonsepsinya sebagai berikut adalah sebagai berikut: 1). Gaya dapat berupa tarikan atau dorongan, gaya magnet selalu berupa tarikan (45%); 2). Gaya gravitasi dapat berupa dorongan maupun tarikan (40 %); 3). Massa benda di bumi sama dengan massa benda di bulan, berat benda di bumi sama dengan berat benda di bulan (60%); 4). Setiap dua benda bersentuhan muncul gaya gesekan (60%); 5). Pesawat sederhana meringankan kerja manusia, berarti pada umumnya dengan menggunakan pesawat sederhana gaya (kuasa) dan “energi” yang digunakan menjadi lebih kecil (100 %); 6). Cahaya merambat lurus, berarti cahaya tidak dapat dipantulkan oleh permukaan tembok tetapi dapat dibiaskan oleh sebuah medium (85%); 7). Benda dapat dilihat jika benda tersebut sebagai sumber cahaya atau ada cahaya dari mata yang sampai ke benda (50%); 8). Cahaya lampu neon dapat diurai menjadi cahaya warna pelangi, karena cahaya lampu neon adalah cahaya putih seperti cahaya putih matahari (55%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Penelitian Clara, Stephan, dan Haratua (2011) dengan judul “Miskonsepsi Siswa Kelas Rangkap SDN 47 Sekadu Pada Materi Sifat dan Perubahan Wujud Benda”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan bentuk penelitian survey. Hasil penelitian ini ini menunjukkan bahwa siswa kelas III dan IV (kelas rangkap) SD Negeri 47 Sekadau masih memiliki konsepsi yang keliru (miskonsepsi). Dari analisis data dapat dikemukakan bahwa rata-rata 58,38 % dari 14 siswa kelas III dan rata-rata 54,67 % dari 15 siswa kelas IV mengalami miskonsepsi pada materi sifat dan perubahan wujud benda. Penelitian Mufidah, S (2013) dengan judul “Pengaruh metode pembelajaran Mind mapping dan jenis kelamin Terhadap hasil belajar matematika Siswa Kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung”. Dengan menggunakan teknik t-test. Hasil analisis penelitian menunjukan bahwa t(hitung) > t(tabel) yaitu 3,040 > 1,995 sehingga menolah Ho dan menerima H1. Analisis kedua mengenaijenis kelamin terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung yang ditunjukan oleh nilai t(hitung) < t (tabel) yaitu 1,062 < 2,027 sehingga menerima Ho dan menolak H1. Besarnya pengaruh metode pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung tidak dihitung karena analisis menunjukan bahwa tidak adanya pengaruh jenis kelamin terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung. Namun analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
menunjukan bahwa nilai rata-rata siswa perempuan lebih besar dari pada nilai rata-rata siswa laki-laki yaitu 87,56 > 83,17. Relasi yang dilakukan peneliti dengan penelitian yang didapat bahwa kesalahan konsep atau miskonsepsi banyak disebabkan karena siswa kurang mendalami sebuah materi dan siswa hanya menjawab dari pengalam yang mereka peroleh sehari-hari. Selanjutnya siswa yang mengalami miskonsepsi pada materi sifat dan perubahan wujud benda, gaya, dan cahaya. Jenis kelamin yang didapat dari penelitian sebelumnya mengatakan bahwa tidak adanya pengaruh hasil belajar siswa antara laki-laki dan perempuan.
C.
Kerangka Berpikir Menurut Fisher seperti dikutip oleh Amien (1990: 155). IPA merupakan kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi. Dengan demikian dalam pembelajaran IPA dikehendaki adanya keterlibatan langsung antara anak dengan objek yang sedang dipelajari. Seorang anak yang mempelajari IPA akan menemukan pengertian tentang sejumlah gejala melalui pengetahuan panca inderanya. Kesalahan anak dalam mempelajari suatu konsep IPA dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi. Miskonsepsi merujuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar. Miskonsepsi dapat berbentuk konsepsi, kesalahan hubungan yang tidak benar antar konsep-konsep, gagasan intuitif atau
pandangan yang salah. Menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Fowler (dalam Suparno, 2005: 4) miskonsepsi dapat merupakan pengertian yang tidak akurat tentang konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah tentang penerapan konsep, pemaknaan konsep yang berbeda, kekacauan konsep konsep yang berbeda, dan hubungan hierarkis konsep-konsep yang tidak benar. Dengan adanya pembelajaran IPA siswa juga akan mengerti akan kehidupan sehari-hari. Karena pada kehidupan sehari-hari IPA sangat bermanfaat bagi kehidupan siswa. Jika tidak mengenal konsep IPA dengan baik maka siswapun tidak akan bisa beradaptasi dengan lingkungan dan kehidupan sehari-hari. Pada pelajaran IPA biasanya juga banyak terjadi kesalahan konsepsi seperti dalam materi gaya, pesawat sederhana, cahaya, terbentuknya tanah dan pembentukan atau pelapukan batuan, dikarenakan konsep siswa dan konsep yang sudah dikemukakan oleh para ahli berbeda. Miskonsepsi ini dapat cegah dengan cara memberikan soal dan melakukan wawancara dengan guru. Siswa diberikan soal yang sudah dipersiapkan oleh peneliti dan guru diwawancara untuk mendeteksi apa penyeban terjadinya miskonsepsi pada siswa. Peneliti akan mendeteksi adanya miskonsepsi yang terjadi pada pelajara IPA Fisika yang terjadi pada siswa SD se-Kecamatan Kalasan. Secara keseluruhan hasil dari populasi siswa di seluruh Kecamatan Kalasan menunjukan bahwa siswa laki-laki lebih banyak dari pada siswa perempuan, dengan begitu akan terlihat perbadaan persepsi konsepsi IPA Fisika
antara perempuan dan laki-laki. Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
kemudian akan disajikan dengan menggunakan jenis penelitian kuantitatif survei. Berdasarkan kerangka yang sudah dibuat oleh peneliti, peneliti lalu membuat literatur map dengan berdasarkan relasi yang sudah peneliti lakukan.
Penelitian Suryanto, dkk dengan judul dkk (2009) tentang “Pemahaan murid Sekolah Dasar (SD) terhadap konsep ilmu pengetahuan alam (IPA) berbasisi biologi”.
Penelitian Rochman,(37) dkk dengan judul “Miskonsepsi siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 04 Salatiga Tentang Gaya Gravitasi dan Pembelajaran Remediasinya”
Penelitian
Larasati
(2016)
dengan judul “Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Sd
Penelitian Pujayanto,(2010) dkk dengan judul “Profil Miskonsepsi Siswa SD Pada Konsep Gaya dan Cahaya”
Penelitian Clara, dkk (2011) dengan judul “Miskonsepsi Siswa Kelas Rangkap SDN 47 Sekadu Pada Materi Sifat dan Perubahan Wujud Benda”.
Penelitian Mufidah, S (2013) dengan judul “Pengaruh metode pembelajaran Mind mapping dan Jenis Kelamin Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas vii MTSN Karangrejo Tulungagung”.
D.
Hipotesis Penelitian
Negeri
Semester
2
Se-
Kecamatan Kalasan” Sleman Tahun 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan teori-teori dalam kajian pustaka dan kerangka berpikir, maka hipotesis pada penelitian ini adalah : 1.
Miskonsepsi IPA Fisika banyak terjadi pada siswa kelas V SD Negeri semester 2 se-Kecamatan Kalasan, Sleman. Miskonsepsi akan banyak terjadi pada pada materi gaya, pesawat sederhana, cahaya, dan proses pembentukan tanah.
2.
Ada perbedaan miskonsepsi IPA dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD semester 2 se Kecamatan Kalasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bagian ini, akan dibahas beberapa hal mengenai jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, dan yang terakhir teknik analisa data. A.
Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif survei. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang berorientasi pada data-data empiris berupa angka atau suatu fakta yang bisa dihitung (Mahdi dan Mujahidin, 2014: 104). Survei digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel kecil. Survei ditujukan untuk memperoleh gambaran umum tentang karakteristik populasi (Sukmadinata, 2008: 82). Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa penelitian kuantitatif survei adalah sebuah penelitian yang hasilnya berupa angka yang dapat dihitung, kemudian hasil perhitungan digunakan untuk memperoleh gambaran umum
karakteristik populasi. Penelitian ini
mengumpulkan data dari responden melalui tes tertulis. Pengambilan data dibatasi dari sampel untuk seluruh populasi. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V SD Negeri
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
se-Kecamatan Kalasan, Sleman dan perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa.
B.
Waktu dan Tempat Penelitian 1.
Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Desember 2015. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam penelitian meliputi wawancara dengan kepala sekolah dan guru pengampu kelas V SD N se-Kecamatan Kalasan, dilanjutkan dengan pengambilan sampel penelitian dibeberapa SD, setelah itu pengujian data yang terakhir yang dilakukan oleh seluruh SD se-kecamatan kalasan. Berdasarkan rancangan yang telah peneliti susun, sebelum melakukan diadakan rancangan, pada bulan Maret peneliti memyusun proposal. Wawancara dilakukan kepada guru yang mengampu kelas V. Hal ini dilakukan untuk mengetahui miskonsepsi pada siswa dan penyebabnya. Dilanjutkan pada bulan April dengan kegiatan mengurus perijinan yang dilakukan di UPTD Kecamatan Kalasan, lalu meminta ijin pada masing-masing SD se-Kecamatan Kalasan, dan kegiatan penyusunan instrumen penilaian. Pada bulan Mei kegiatan yang peneliti lakukan adalah memvalidasi instrumen kepada para ahli dan merevisinya, kegiatan yang kedua adalah menguji coba instrumen tersebut ke seluruh SD Negeri se-Kecamatan Kalasan dan peneliti juga melakukan wawancara kepada guru pengampu kelas V untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
mengetahui adanya miskonsepsi pada siswa. Pengumpulan seluruh data yang sudah dilakukan uji coba di laksanakan pada bulan Juni. Kegiatan peneliti pada bulan Juli Agustus adalah pengolahan data. Dan kegiatan terakhir yang dilakukan peneliti adalah penyusunan laporan skripsi yang dilakukan pada bulan September, Oktober, November, Desember, dan Januari. 2.
Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri se Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman dengan melihat miskonsepsi IPA. Pemilihan tempat di SD se-Kecamatan Kalasan karena berdasar wawancara dan berdasarkan hasil wawancara pra survei ditemukan permasalahan mengenai miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas V di seluruh Kecamatan Kalasan.
C.
Populasi dan Sampel 1.
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek maupun subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 80). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V se-Kecamatan Kalasan, yang berjumlah 860 siswa seluruh kecamatan kalasan populasi selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Tabel 3.1. Populasi Penelitian No
2.
Nama SD
1
SDN Kalasan Baru
2 3 4 5 6
SDN Salakan Lor SDN Tunjungsari 1 SDN Tunjungsari 2 SDN Kledokan SDN Pucung
7
SDN Tamanan 1
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
SDN Tamanan 2 SDN Bogem 1 SDN Bogem 2 SDN Sorogenen 1 SDN Sorogenen 2 SDN Temanggal SDN Sambiroto 1 SDN Sambiroto 2 SDN Kalasan 1 SDN Karangnongko 1 SDNKarangnongko 2
19
SDN Sidorejo
20 21 22 23 24
SDN Pakem SDN Purwobinangun SDN Bendungan SDN Kowangbinangun SDN Kertirejo
25
SDN Purwomartani
26
SDN Tamanan 3 Jumlah
Jumlah kelas 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1
Kelas Paralel A B A A A A A A B A A A A A A A A A A A A B A A A A A A B A 7
Jumlah siswa 34 35 22 30 16 21 34 30 30 13 35 34 21 32 32 23 30 39 37 37 32 37 25 34 35 24 25 32 33 38 863
Sampel Sampel penelitian merupakan suatu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam penelitian yang kita lakukan (Setyosari, 2010: 169). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012: 81). Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
diharapkan 100%
mewakili populasi adalah sama dengan jumlah
anggota populasi itu sendiri Pengambilan sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan tabel Krejcie dan Morgan dengan taraf kepercayaan 95% dan kesalahan 5%. Untuk menentukan besar sampel Krejcie dan Morgan, (Fenandez dalam Sumanto, 2014: 210) memberikan aturan paktis yang dapat dilihat dalam bentuk tabel 3.3. Krejcie dan Morgan. Tabel 3.2. Krejcie dan Morgan N S 10 10 15 14 20 19 25 24 30 28 35 32 40 36 45 40 50 44 55 48 60 52 65 56 70 59 75 63 80 66 85 70 90 73 95 76 100 80 110 86 120 92 130 97 140 103 150 108 160 113 170 118 180 123 190 127 200 132 210 136 Keterangan : N = Populasi S = Sampel
N 220 230 240 250 260 270 280 290 300 320 340 360 380 400 420 440 460 480 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 1000 1100
S 140 144 148 152 155 159 162 165 169 175 181 186 191 196 201 205 210 214 217 226 234 242 248 254 260 265 269 274 278 285
N 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3500 4000 4500 5000 6000 7000 8000 9000 10000 15000 20000 30000 40000 50000 75000 1000000
S 291 297 302 306 310 313 317 320 322 327 331 335 338 341 346 351 354 357 361 364 367 368 370 377 379 380 381 382 382 384
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Berdasarkan populasi penelitian yaitu 863 siswa, maka sampel yang diambil dalam penelitian ini sebesar 265 siswa. Diambilnya sampel penelitian sebesar 265 siswa karena populasi siswa SD Negeri se-Kecamatan Kalasan mendekati populasi 850 yang sudah ditetapkan pada tabel Krejcie dan Morgan. Agar persentase pembagian sampel setiap sekolah imbang, maka sampel ditentukan sebanding dengan banyaknya subyek dalam tiap sekolah, yaitu dengan cara : Sampel Sekolah = Jumlah siswa kelas V x Jumlah Sampel (265) Populasi Didapat sampel setiap sekolah sebagai berikut : Tabel 3.3. Tabel Sampel Populasi No
1
Nama SD
Kelas Paralel
Jumlah siswa
A
34
Jumlah Sampel (Bulat)
34 x265 10,4 863
10
Dibulatkan 10
SDN Kalasan Baru B
34
34 x 265 10,4 863
10
22 x265 6,7 863 30 x 265 9,2 863 16 x 265 4,9 863 21 x 265 6,4 863 22 x 265 6,7 863 30 x 265 9,2 863
7
30 x 265 9,2 863
9
2
SDN Salakan Lor
A
22
3
SDN Tunjungsari 1
A
30
4
SDN Tunjungsari 2
A
16
5
SDN Kledokan
A
21
6
SDN Pucung
A
22
A
30
B
30
7
Sampel Penelitian
SDN Tamanan 1
9 5 6 7 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
No
Nama SD
Kelas Paralel
Jumlah siswa
Sampel Penelitian
Jumlah Sampel (Bulat)
8
SDN Tamanan 2
A
13
13 x 265 3,9 863
4
9
SDN Bogem 1
A
31
31 x 265 9,5 863
10
10
SDN Bogem 2
A
34
10
11
SDN Sorogenen 1
A
21
34 x265 10,4 863 21 x 265 6,4 863
12
SDN Sorogenen 2
A
32
32 x265 9,8 863
10
13
SDN Temanggal
A
32
10
14
SDN Sambiroto 1
A
23
32 x265 9,8 863 23 x 265 7,0 863
15
SDNSambiroto 2
A
30
9
16
SDN Kalasan 1
A
33
30 x 265 9,2 863 33 x265 10,1 863
17
SDN Karangnongko 1
A
33
18
SDNKarangnongko 2
A
37
A
32
B
32
19
SDN Sidorejo
20
SDN Pakem
A
25
21
SDN Purwobinangun
A
34
22
SDN Bendungan
A
35
23
SDN Kowangbinangun
A
24
24
SDN Kertirejo
A
25
A
32
B
33
SDN Tamanan 3
A
33
Jumlah
30
863
25
26
SDN Purwomartani
6
7
10
33 x 265 10,1 863 37 x265 11,3 863 32 x 265 9,8 863 32 x 265 9,8 863 25 x 265 7,6 863
10
34 x 265 10,4 863 35 x 265 10,7 863 24 x 265 7,3 863 25 x265 7,6 863 32 x 265 9,8 863 33 x 265 10,1 863
10
33 x 265 10.1 863 265
10
11 10 10 8
11 7 8 10 10
265
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Setelah menentukan julah sampel pada masing-masing sekolah, maka peneliti melanjutkannya dengan menggunkana teknik simple random sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012: 82). Peneliti mengampil sempel dengan cara mengambil undian. Peneliti memakai sistem acak dengan cara menggunakan kertas kecil-kecil yang sudah ditulis nomor absen siswa yang kemudia digulung dan di masukkan ke dalam gelas. Setelah menentukan besar sampel pada masing-masing sekolah, kemudian peneliti akan melanjutkan menggunakan teknik random sampling. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan undian. Peneliti akan melakukan undian pada tiap sekolah menggunakan kertas kecil-kecil yang sudah ditulis nomor absensi siswa, kemudian kertas akan digulung. Peneliti mengambil gulungan kertas undian sejumlah dengan sampel yang akan diujikan peneliti, dan nomor yang tertulis pada kertas adalah nomer identitas siswa yang akan melakukan penelitian atau mengerjakan soal. D.
Variabel Penelitian Sugiyono (2011: 38) menyatakan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel penelitian adalah data dari objek dari penelitian yang nantinya akan dipakai sebagai pedoman dalam penelitian tersebut. Variabel dalam penelitian ini ada 2 jenis, yaitu:
1.
Variabel Bebas Variabel bebas (independent) pada penelitian ini adalah siswa kelas V semester 2 SD Negeri Se-Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman. Variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependent (terikat)
(Sugiyono, 2011: 39). 2.
Variabel Terikat Variabel terikat (dependent) pada penelitian ini adalah miskonsepsi IPA Fisika. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independent (Sugiyono, 2011: 39).
E.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan
wawancara,
angket,
observasi,
dan
studi
dokumenter
(Sukmadinata, 2008: 216). Penelitian ini peneliti menggunakan tenknik pengambilan data dengan cara tes dan non tes. Pengumpulan data tes yaitu dengan menggunakan tes tertulis, sedangkan pengambilan data secara non tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
yaitu dengan teknik wawancara dan dokumentasi. Berikut peneliti akan menguraikan tentang teknik pengembalian data 1. Tes Tertulis Menurut Arikunto (2013: 67) tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Peneliti menggunakan teknik tes tertulis diguanakan untuk mengetahui miskonsepsi IPA Fisika se-Kecamatan Kalasan. Data yang berupa jawaban-jawaban siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kalasan merupakan data yang paling utama pada penelitian ini. Data yang diperoleh peneliti dengan teknik tes tertulis ini akan menentukan hasil penelitian. 2. Wawancara Menurut Sanjaya (2013: 263) bahwa wawancara adalah teknik penelitian yang dilaksanakan dengan cara dialog baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui saluran media tertentu antara pewancara dengan yang diwawancarai sebagai sumber data. Wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya kecil (Sugiyono, 2015:194). Peneliti menggunakan teknik wawancara ini untuk mencari informasi tentang pemahaman siswa pada konsep IPA Fisika kelas V.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
F.
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa instrumen tes dan daftar cek. 1.
Instrumen Tes Tes dapat berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau sejenisnya yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek penelitian. Lembar instrumen berupa tes ini berisi soal-soal tes yang terdiri atas butir-butir soal (Trianto, 2011: 264). Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda dan uraian. Instrumen tes yang digunakan oleh peneliti yaitu berupa 50 soal pilihan ganda dan 11 soal esai. Tabel 3.4 adalah kisi-kisi soal tes yang digunakan peneliti.
Tabel 3.4 tabel kisi-kisi soal pilahan ganda dan esai No 1.
Standar Kompetensi 5 Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya
Kompetensi Dasar
Indikator
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)
5.1.1 Menyebutkan macam-macam gaya melalui percobaan 5.1.2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gaya 5.2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana 5.2.2 Menyebutkan contoh jenis tuas atau pengungkit jenis pertama
5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat
Nomor Soal Pilihan Ganda 1, 2, 3
Nomor Soal Esai 2
4, 5, 6
7, 8, 9, 10, 11, 12
1
13, 14, 15
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
2.
3.
6 Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model
6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
7 Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber
7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan
6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya
7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi
5.2.3 Menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan seharihari 6.1.1 Menyebutkan sifat-sifat cahaya 6.1.2 Menjelaskan sifat bayangan pada cermin 6.2.1 Mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya 7.1.1 Menggolongkan jenis-jenis batuan 7.1.2 Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan 7.2.1 Mengetahui jenis-jenis tanah 7.3.1 Mendeskripsikan struktur permukaan bumi
16, 17, 18
19, 20, 21, 22, 23
4
24, 25, 26, 27, 28
5
29, 30, 31
32, 33, 34, 35
8
36, 37, 38
7
39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48 49, 50
10, 11
3, 9
Instrumen tes merupakan alat bantu pertama yang digunakan untuk memperoleh data miskonsepsi siswa secara tertulis. Instrumen ini pertama kali diujicobakan kepada siswa minimal 50 siswa. Instrumen tes ini digunakan mengetahui seberapa jauh miskonsepsi IPA Fisika Kelas V SD Negeri semester 2 se-Kecamatan Kalasan. Tes diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
pada sempel yang telah dibuat sebelumnya. Sampel penelitian hanya akan menjawab soal pilihan ganda dan uraian yang akan dilakukan pada saat pengambilan data antara bulan Mei akhir sampai awal Juni. 2.
Non tes Peneliti menggunakan pedoman wawancara sebagai instrumen yang selanjutnya. Wawancara menurut Moleong (2006: 186), menyatakan bahwa wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer)
terwawancara
(interviewee)
yang mengajukan pertanyaan yang
memberikan
jawaban
dan atas
pertanyaan itu. Wawancara akan dilakukan kepada guru. Wawancara yang dilakukan kepada siswa, siswa yang dipilih untuk melakukan wawancara dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Candiroto 1 bertujuan untuk mengetahui cara berpikir siswa saat mengerjakan soal. Tujuan peneliti dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan responden memunculkan instrumen yang dibuat oleh peneliti yaitu pedoman wawancara. Pedoman wawancara adalah instrumen
yang digunakan
untuk
memandu jalannya
wawancara (Bungin, 2013: 134) Bugin (2013: 134-135) juga mengatakan pedoman wawancara teramat sangat penting bagi pewawancara hal ini disebabkan oleh beberapa fungsi sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
a) Pedoman wawancara membimbing alur wawancara terutama mengarahkan hal-hal yang harus ditanyakan. b) Dengan pedoman wawancara dapat dihindari kemungkinan melupakan
beberapa
persoalan
yang
relevan
dengan
permasalahan penelitian. c) Dapat meningkatkan kredibilitas penelitian karena secara ilmiah jenis wawancara ini dapat meyakinkan orang lain bahwa apa yang dilakukannya dapat dipertanggungjawabkan secara tertulis. Hasil rangkuman membuat pedoman wawancara di rangkum seperti pada tabel 3.5 Tabel 3.5 Pedoman wawancara Responden Guru
1. 2. 3.
4. 5.
Pertanyaan Apakah guru mengoreksi hasil pekerjaan siswa kelas V pada materi IPA fisika di semester II ? Bagaimana hasil pekerjaan siswa kelas V pada materi IPA fisika di semester II? Bagaimana guru menyikapi hasil pekerjaan siswa kelas V yang belum menguasi atau belum mencapai nilai sesuai KKM yang sudah ditentukan untuk mata pelajaran IPA fisika? Apakah guru sering menjumpai jawaban siswa yang tidak sesuai dengan konsep yang sebenarnya? Apa saja yang dipersiapkan oleh guru agar siswa kelas V mudah dalam memahami konsep materi IPA fisika di semester II?
Tabel 3.5 di atas merupakan tabel pedoman wawancara yang digunakan oleh peneliti untuk mewawancarai guru kelas V SD di Kecamatan Kalasan. Peneliti mengajukan 5 pertanyaan yang akan ditanyakan kepada guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
G.
Teknik Pengujian Instrumen Instrumen penelitian yang akan digunakan harus melalui pengujian validitas dan reliabilitas. Uji validitas meliputi tiga hal yaitu validitas isi, validitas muka, dan validitas konstruk. Ketiga validitas ini dan reliabilitas akan dikenakan pada instrumen tes. Sementara instrumen daftar cek tidak melalui uji validasi dan reliabilitas. 1.
Validitas Validitas menunjuk pada sejauh mana instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono 2010: 121). Adapun validitas yang digunakan dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut : a.
Validitas Isi Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi (dinilai) lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment (Azwar, 2011: 45). Validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Validitas isi juga dapat menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi tersebut terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Validitas isi diberikan oleh para ahli yang memiliki keahlian dibidang penelitian ini. Instrumen yang divalidasi yaitu berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
50 soal pilihan ganda dan 11 soal uraian. Peneliti sudah menentukan beberapa ahli yang melakukan validitas dosen dari dari Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma dan 2 guru Sekolah Dasar Kelas V. Para ahli memberikan nilai pada lembar penilaian yang telah diberikan. Penilaian menggunakan skala Likert dalam lembar penilaian. Skala Likert merupakan suatu skala untuk mengukur sikap dengan skala ordinal (Subali, 2012: 74). Skala skor yang biasa digunakan dalam Skala Likert meliputi Skor 1 : Tidak sesuai, Skor 2 : Kurang Sesuai, Skor 3 : Ragu-ragu, Skor 4 : Sesuai, dan Skor 5 : Sangat Sesuai. Pengukuran
menggunakan
skala
Likert,
sering
terjadi
kecenderungan ahli memilih kategori skor ragu-ragu. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dalam penelitian ini kategori skor ragu-ragu akan dihapus, agar skor yang didapatkan jelas. Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini menjadi sebagai berikut : Skor 1 : Tidak Sesuai, Skor 2 : Kurang Sesuai, Skor 3 : Sesuai, Skor 4 : Sangat Sesuai. Hasil akhir akan yang didapat dari parah ahli akan diakumulasi kemudian dikategorikan menggunakan kriteria yang telah ditentukan. Ketentuan pelaksanaan revisi terhadap instrumen sudah diatur dalam tabel 3.4. Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Tabel 3.6. Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen Penilaian Kuantitatif >3 >3
Penilaian Kualitatif Positip Negatif
<3 <3
Positif Negatif
Keputusan Tidak Revisi Revisi pada bagian tertentu Revisi Revisi
Tidak revisi itu diartikan bahwa tidak mengubah soal, jawaban, dan bahasa yang digunakan. Revisi pada bagian tertentu diartikan mengubah pada bagian tertentu seperti pada bahasa yang digunkan. Revisi diartikan sebagai mengubah keseluruhan poin yang telah dialidasi seperti bahasa, soal, dan jawaban. Dalam penelitian ini yang diminta sebagai ahli pertama untuk menjadi validator adalah Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ, M.S.T. beliau menilai cocok atau tidaknya
instrumen yang
digunakan untuk menemukan adanya miskonsepsi pada siswa. Beliau juga diminta menjadi validator bagian miskonsepsi karena ahli dalam bidangnya yaitu sebagai dosen P. Fisika serta penulis buku miskonsepsi. Ahli yang kedua ditunjuk sebagai validator adalah Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si. Beliau menilai pada cocok atau tidaknya soal yang dibuat dengan kunci jawaban. Beliau diminta menjadi validator bagian isi karena ahli dalam dalam bidang fisika yaitu sebagai dosen fisika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Ketiga diminta adalah guru Sekolah Dasar kelas V di Kabupaten Sleman yaitu Ibu Ari Trisnawati, S.Pd. dan yang keempat adalah guru Sekolah Dasar kelas V di Kabupaten Magelang yaitu Bapak Agustinus Tarmadi, S.Pd. Ibu Ari dan Bapak Agustinus dikhususkan untuk menilai bahwa bahasa yang digunakan dalam soal dapat mudah dipahami siswa. Ibu Ari dan Bapak Agustinus diminta karena beliau tersebut menjadi guru kelas V SD yang sudah memang kesehariannya menggeluti dan lebih paham terhadap soal yang telah dibuat. Berdasarkan hasil validitas isi yang telah dilakukan oleh keempat validator masih ada yang perlu diperbaiki. Hal tersebut dilakukan agar dapat mengetahui instrumen penelitian sudah layak digunakan atau belum. Hasil validasi dari keempat validator pada instrumen pilihan ganda dan uraian dapat dilihat pada lampiran 4.2. b.
Validitas Muka Validitas muka adalah kemampuan suatu instrumen untuk mengukur konten yang diukur (Siregar, 2010:163). Pengukuran validitas muka yang dilakukan tampak baik dengan melihat indikator pengukuran yang digunakan. Validitas muka menunjukkan kualitas suatu indikator tampak beralasan atau logis untuk mengukur suatu variabel (Morrisan, 2012:104). Validitas muka ini dilakukan pada soal pilihan ganda yang berjumlah 38 soal dan soal uraian berjumlah 9 soal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
sebelum memasuki tahap ini yang sudah divalidasi oleh para ahli. Validitas muka pada instrumen tes dilakukan oleh lima siswa kelas V SD Negeri Candiroto 1, Temanggung. Siswa kelas V SD Negeri Candiroto 1 dipilih karena mereka sudah mempelajari materi dengan soal yang sudah dibuat dan kelasnya sesuai dengan sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu kelas V. Validitas muka dilakukan dengan teknik wawancara saat siswa mengerjakan soal. Beberapa soal yang diujikan dianggap masih membingungkan dan hanya ditemui pada soal pilihan ganda. Hasil validitas muka dapat dilihat pada tabel 3.5. Tabel 3.7. Hasil Validitas Muka No Item 3 17 20 36 39
Masukan dari siswa Pilihan ganda susah dipahami Pilihan ganda membingungkan Pilihan ganda membingungkan Kata-kata pada pilihan b dan d susah dipahami Tidak paham arti fisis
Berdasarkan hasil tersebut akan dilakukan revisi pada item yang dianggap masih membingungkan. c.
Validitas Konstruk Validitas konstruk merupakan validitas yang berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang dikukur
(siregar, 2010: 163). Validitas
kontruk memiliki pengukuran yang paling kompleks. Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa validitas konstruk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
merupakan upaya menghubungkan suatu instrumen pengukuran dengan seluruh kerangka kerja teoristis. Hal ini dilakukan untuk memastikan penelitian yang dilakukan mempunyai hubungan logis terhadap konsep lainnya yang ada dalam kerangka kerja teoritis yang bersangkutan. Peneliti mampu menyatakan berbagai hubungan antara konsep yang sedang diukur dengan variabel lain. Peneliti menunjukkan hubungan tersebut benar untuk menunjuk adanya validitas konstruk (Morrisan, 2012:207. Rumus product moment dapat dilihat pada gambar 3.1. rxy
nXY XY nX 2 (X ) 2 nY 2 Y 2
Gambar 3.1. Rumus Product Moment Keterangan: rxy= koefisien validitas X= skor butir soal Y = skor total n= jumlah responden Hasil uji validitas konstruk akan direkap menggunakan Microsoft Excel dan dihitung menggunakan program IBM SPSS Statistic 20. Hasil uji validitas konstruk dapat dilihat pada tabel 3.7. untuk soal pilihan ganda dan 3.8. untuk soal esai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Tabel 3.8. Hasil Validitas Soal Pilihan Ganda No. Butir Soal
Pearson Correlation
Sig. (2tailed)
Hasil valid
1
0,012
0,929
Tidak Valid Valid
2
0,340**
0,873
3
0,199
0,128
4
0,473**
0,000
Tidak Valid Valid
5
0,450**
0,214
Valid
6
0,120
0,006
7
0,090
0,492
8
0,542**
0,000
Tidak Valid Tidak Valid Valid
9
0,271*
0,036
Valid
10
0,110
0,001
11
0,442**
0,000
Tidak Valid Valid
12
0,202
0,122
13
0,201
0,036
14
0,408**
0,001
15
0,098
0,029
16
0,068
0,604
17
0,040
0,760
18
0,435**
0,073
Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid
19
0,318*
0,013
Valid
20
0,541**
0,000
Valid
21
0,012
0,002
22
0,364**
0,004
Tidak Valid Valid
23
0,560**
0,677
Valid
24
0,499**
0,000
Valid
Tidak Valid Tidak Valid Valid
Setelah direvisi
Soal dibuang Soal dipakai Soal dibuang Soal dipakai Soal dipakai Soal tidak dipakai Soal tidak dipakai Soal dipakai Soal dipakai Soal tidak dipakai Soal dipakai Soal tidak dipakai Soal tidak dipakai Soal tidak dipakai Soal tidak dipakai Soal tidak dipakai Soal tidak dipakai Soal dipakai Soal dipakai Soal dipakai Soal tidak dipakai Soal dipakai Soal dipakai Soal dipakai
Nomor butir setelah direvisi
1
2 3
4 5
6
7
8 9 10
11 12 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
No. Butir Soal
Pearson Correlation
Sig. (2tailed)
Hasil valid
25
0,677**
0,591
Valid
26
0,257*
0,048
Valid
27
0,101
0,003
28
0,246**
0,058
Tidak Valid Valid
29
0,011
0,001
30
0,150
0,253
31
0,002
0,002
32
0,055
0,045
33
0,330*
0,742
Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid
34
0,455*
0,206
Valid
35
0,006
0,004
36
0,009
0,18
37
0,467**
0,239
Tidak Valid Tidak Valid Valid
38
0,401*
0,175
Valid
Setelah direvisi
Soal dipakai Soal dipakai Soal tidak dipakai Soal dipakai Soal tidak dipakai Soal tidak dipakai Soal tidak dipakai Soal tidak dipakai Soal dipakai Soal dipakai Soal tidak dipakai Soal tidak dipakai Soal dipakai Soal dipakai
Nomor butir setelah direvisi 14 15
16
17 18
19 20
Berdasarkan output yang dihaasilkan dengan menggunkan program IBM SPSS Statistic 20 untuk uji validitas instrumen didapatkan 20 item soal pilihan ganda yang dinyatakan valid yaitu item 2, item 4, item 5, item 8, item 9, item 11, item 14, item 18, item19, item 21, item 22, item 23, item 24, item 25, item 26, item 28, item 32, item 33, item 34, item 37, item 38. Berdasarkan hasil revisi dari peneliti, peneliti memakai nomor soal 2, 4, 5, 8, 9, 11, 14, 18, 19, 20. 22, 23, 24, 25, 26, 28,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
33, 34, 37, dan 38. Karena sudah mewakili dari satu persatu indikator yang dibutuhkan oleh peneliti.
Tabel 3.9. Hasil Validitas Soal Esai No. Butir Soal 1 2
Pearson Setelah Nomor Correlation Sig. (2Hasil direvisi butir tailed) Validitas setelah direvisi 0,668** 0,000 Valid Soal 1 dipakai Soal 0,889** 0,000 Valid tidak dipakai Soal tidak dipakai
3
0,672**
0,001
Valid
4
0,982**
0,006
Valid
Soal dipakai
5
0,456**
0,002
Valid
Soal tidak dipakai
6
0,578**
0,000
Valid
7
0,765**
0,000
Valid
8
0,751**
0,000
Valid
Soal dipakai Soal dipakai Soal dipakai
9
0,334**
0,000
Valid
2
3 4 5
Soal tidak dipakai
Berdasarkan output yang dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS Statistic 20 untuk uji validitas instrumen diperoleh 9 item soal esai dinyatakan valid. Dari 9 soal yang dinyatakan valid diambil dan dipakai 5 soal yang digunakan dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui spss hanya 5 soal yang akan dipakai oleh peneliti untuk melakukan penelitian dengan cara menyebarkan soal yaitu soal nomer 1, 4, 6, 7, dan 8. 2.
Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indikator tingkat keandalan atau kepercayaan terhadap suatu hasil pengukuran (Morrisan, 2012: 99). Suatu pengukuran disebut reliable atau memiliki keandalan jika konsisten memberikan jawaban yang sama. Penelitian ini menggunakan rumus alpha Cronbach. Peneliti menggunakan rumus koefisien alpha dari Cronbach
(Jogiyanto,
2008:50).
Hasil
perhitungan
reliablitas
instrumen-instrumen ini dicocokkan dengan tabel koefisien reliabilitas menurut (Masidjo, 1995: 209) yang dapat dilihat pada tabel 3.9.
Tabel 3.10. Koefisien Reliabilitas Interval Koefisien Reliabilitas Kategori Reliabilitas 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah Negatif – 0,20 Sangat rendah Setelah mendapatkan butir pernyataan yang valid, kemudian item pernyataan dilakukan uji reliabilitasnya. Berikut hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.9 untuk soal pilihan ganda dan 3.10 untuk soal uraian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
Tabel 3.11. Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Cronbach Alpha 0,758
Jumlah Item Kategori 21 Tinggi
Keterangan Reliabel
Berdasarkan tabel 3.9. Maka dapat dilihat bahwa butir-butir soal pilihan ganda yang valid dinyatakan reliabel. Hal tersebut dapat dilihat dari kooefisien reliabilitas yang diperoleh soal pilihan ganda sebesar 0,758. Ini berarti bahwa butir soal pilihan ganda yang valid dinyatakan layak diandalkan sebagai alat ukur penelitian. Tabel 3.12. Reliabilitas Soal Esai Cronbach Alpha 0,699
Jumlah Item Kategori 9 Cukup
Keterangan Reliabel
Berdasarkan tabel 3.10. maka dapat dilihat bahwa butir-butir soal uraian yang valid dinyatakan reliabel. Hal tersebut dapat dilihat dari kooefisien reliabilitas yang diperoleh soal sebesar soal uraian sebesar 0,699. Ini berarti bahwa butir soal uraian yang valid dinyatakan layak diandalkan sebagai alat ukur penelitian.
H.
Teknik Analisis Data Setelah penelitian selesai, maka peneliti melakukan analisis terhadap data hasil penelitian yang didapat pada SD se-Kecamatan Kalasan. Program peneliti terlebih dahulu merumuskan null hypothesis. Setelah merumuskan null hypothesis dan mengorganisasi data, kemudian peneliti melakukan pengujian normalitas skor tes, menguji homogenitas skor tes, dan menguji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
hipotesis dengan batuan program IBM SPSS Statistic 20 untuk mengetahui perbedaan miskonsepsi dilihat dari jenis kelaminnya. Berikut peneliti akan menguraikan
analisis
deskripsi,
merumuskan
null
hypothesis,
mengorganisasi data, menguji normalitas skor tes, menguji homogenitas skor tes, dan menguji hipotesis yaitu sebagai berikut. 1. Analisis Deskripsi Analisis deskripsi atau statisk deskripsi merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi menurut Sugiono (2011: 147). Data miskonsepsi dilakukan analisis untuk setiap kompetensi dasar (KD). Setiap respon yang diberikan dimasukkan ke dalam tabel distribusi. Semua data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif berdasarkan frekuensi dan persentase setiap kelompok respon yang diberikan siswa. Analisis deskripsi juga berlaku untuk data miskonsepsi dilihat dari jenis kelamin. Sesudah peneliti memperoleh jawaban siswa, lalu peneliti mengolah data berdasarkan jenis soal Pilihan Gandan dan Uraian. Data Pilihan Ganda dikelompokkan berdasarkan jawaban siswa mengenai yakin benar salah per aitem. Menghitung jumlah jawaban siswa berdasarkan kategori yakin benar atau tidak yakin benar per aitem. Lalu mempresentasikan miskonsepsi siswa per aitem dalam bentuk diagram. Yang terakhir adalah mendiskripsikan miskonsespsi siswa untuk seluruh KD untuk pilihan soal Pilihan Ganda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Peneliti juga mengolah data siswa yang uraian. Data Uraian dikelompokkan berdasarkan jawaban siswa mengenai yakin benar salah per aitem. Menghitung jumlah jawaban siswa berdasarkan kategori yakin benar atau tidak yakin benar per aitem. Lalu data soal uraian miskonsepsi siswa presentase dalam bentuk diagram. Yang terakhir adalah mendiskripsikan miskonsespsi siswa untuk seluruh KD untuk pilihan soal Uraian. Yang terakhir peneliti menganalisis data jenis kelamin siswa. Pertama peneliti mengelompokkan data siswa berdasarkan jenis kelamin dengan cara tabulasi pada daftar cek. Yang kedua menjumlahkan jumlah data jenis kelamin siswa dengan skor siswa. Selanjutnya dianalisis menggunakan SPSS. 2. Merumuskan null hypothesis Hipotesis statistik penelitian dibuat berdasarkan pada rumusan masalahnya. Rumusan masalah yang kedua dalam penelitian ini adalah “apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD Negeri semester 2 se Kecamatan Pakem”. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah H0
=
Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD semester 2 se Kecamatan Kalasan. (µ1- µ2 = 0 atau µ1= µ2)
H1
=
Ada perbedaan miskonsepsi IPA dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD semester 2 se Kecamatan Kalasan. (µ1- µ2 ≠ 0 atau µ1≠ µ2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
1. Mengorganisasi data Langkah ketiga dalam analisis data adalah data manajemen. Data manajemen meliputi empat langkah, yakni data coding, data editing, data entry, dan data cleaning. Di bawah ini peneliti menguraikan empat langkah data manajemen menurut Cholifah (2014: 65). a. Data coding Data coding adalah tahap melakukan mengkatagorian data dan memberi kode khusus untuk masing-masing aspek pada penelitian sehingga mempermudah penelitian untuk memasukkan data ke komputer. Tahap coding pada penelitian ini dilakukan untuk mengkode nama siswa dan sekolah. Sebagai contoh KLN I 1 artinya SD N Kalasan 1 siswa 1, TMN I 2 artinya SD N Tamanan 1 siswa 2, KEM I 3 artinya SD N Pakem 1 siswa 3, dan seterusnya sampai jumlah sampel tertentu dan digunakan saat memasukan data yang berupa skor. b. Data editing Tahapan editing atau penyuntingan dilakukan untuk memeriksa kelengkapan data yang sudah diperoleh. Tahap editing ini dilakukan pada penelitian ini adalah mengecek kembali kelengkapan lembar instrumen yang akan diujikan. Tahapan editing ini juga dilakukan oleh peneliti untuk memperbaiki instrumen yang telah di uji validitas isi, muka, dan kontruk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
c. Data entery Data entery adalah tahap memasukan data ke dalam program Microsoft Exel sebagai pengolahan untuk diuji lebih lanjut menggunakan IBM SPSS 20. d. Data Cleaning Data cleaning dilakukan untuk membersihkan atau merapikan data-data hasil penelitian. Data cleaning pada penelitian ini seperti menghapus data-data yang tidak diperlukan. 2. Menguji normalitas skor tes Untuk mengetahui apakah data tersebar sesuai dengan kurva normal atau tidak. Uji normalitas skor dilakukan dengan menggunakan KolmogorovSmirnov. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah H0
=
Sebaran data tidak sesuai dengan kurva normal atau data tidak normal
H1
=
Sebaran data sesuai dengan kurva normal atau data normal
Kriteria normalitas suatu data adalah 1) Jika harga sig (2-tailed) ≥ 0,05; H0 ditolak atau H1 gagal ditolak, artinya sebaran data tes sesuai dengan kurva normal 2) Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 gagal ditolak atau H1 ditolak, artinya sebaran data tes tidak sesuai dengan kurva normal Lengkapi dengan grafik p-p plot atau histogram sebaran data. 3. Menguji homogenitas skor tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Uji homogenitas varians dilakukan dengan menggunakan analisis Of Variance (ANOVA) pada IBM SPSS20. Asumsi dalam pengujian ANOVA adalah bahan varian kelompok data adalah sama atau homogen. Jika Signifikansi < 0,05 maka varian kelompok data tidak sama atau tidak homogen, jika Signifikansi > 0,05 maka varian kelompok data sama atau homogen (Priyanto, 2012: 100). Asumsi dalam pengujian ANOVA adalah bahwa varian kelompok data adalah sama atau homogen. Jika jika signifikansi < 0,05 maka varian kelompok data tidak sama atau tidak homogen, dan jika Signifikansi > 0,05 maka varian kelompok data sama atau homogen. 4. Menguji hipotesis Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji independen t t-test. Taraf signifikansi yang digunakan adalah dengan uji dua pihak atau kelompok data yakni jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan. Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS. Dengan uji independent t test. Berikan rumusnya. Hipotesis yang digunakan dalam uji hipotesis menggunakan independent t test adalah
H0
=
tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD semester 2 se-Kecamatan Kalasan. (µ1= µ2)
H1
=
Ada perbedaan miskonsepsi IPA dilihat dari jenis kelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
siswa kelas V SD semester 2 se-Kecamatan Kalasan. (µ1≠ µ2) Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah 1) Jika harga sig (2-tailed) ≥ 0,05; H0 ditolak atau H1 gagal ditolak, artinya tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD semester 2 se-Kecamatan Kalasan. 2) Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 gagal ditolak atau H1 ditolak, artinya ada perbedaan miskonsepsi IPA dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD semester 2 se-Kecamatan Kalasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini peneliti akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan beserta pembahasannya. Hasil penelitian berupa deskripsi data hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti. Bagian pembahasan dijelaskan mengenai pemaknaan terhadap hasil penelitian yang didapatkan, kemudian dikaitkan dengan hasil penelitian yang relevan serta kajian teori. A.
Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode survei. Penelitian ini dilakukan di seluruh SD Negeri seKecamatan Kalasan yang berjumlah 18 SD. Penelitian ini dilakukan kepada siswa kelas V SD. Jumlah seluruh siswa kelas V SD negeri seKecamatan Kalasan yaitu 836 siswa, tetapi yang digunakan dalam penelitian ini hanya 265 siswa karena peneliti hanya mengambil sampel berdasarkan tabel Krejcie dan Morgan sesuai dengan jumlah populasi. SD yang menjadi sampel penelitian ini adalah SD Instrumen penelitian ini berjumlah 20 soal pilihan ganda dan 5 soal soal esay. Peneliti melaksanakan penelitian ini pada semester 2 (genap) tahun ajaran 2014/2015.Peneliti melakukan pengambilan data atau melakukan penelitian pada bulan Mei-Juni, sampel penelitian tersebar di seluruh
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Kecamatan
Kalasan.
Sebelum
melakukan
penelitian
atau
pengambilan data peneliti terlebih dahulu menyebarkan surat keseluruh 18 SDN se-Kecamatan Kalasan. Peneliti sedikit mendapat kesulitan sewaktu akan menyebarkan surat tersebut, dikarenakan ada beberapa sekolah yang memberi kesan tidak bisa dipakai untuk penelitian, tetapi kepala sekolah dengan terpaksa kepala sekolah memberikan ijin dikarenakan peneliti sudah mempunyai surat yang kuat dari Bappeda. Setelah peneliti meminta izin kepada kepala sekolah yang akan diteliti, peneliti telah diizinkan oleh kepala sekolah maka peneliti menemui wali kelas V untuk menjelaskan mengenai penelitian yang akan dilaksanakan, menjelaskan mengenai sampel yang diambil di SD tersebut, dan tata cara mengerjakan instrumen yang akan diujikan. Penyebaran soal dilakukan 2 kali yang pertama untuk menguji validasi soal yang berjumlah 50 soal pilihan gandan dan 10 soal uraian diujikan kepada 10 sekolah yaitu SDN Kowangan, SDN Karangnongko 1, SDN Karangnongko 2, SDN Bogem 1, SDN Bogem 2, SDN Sorogenen 1, SDN Temanggal, SDN Bendungan, SDN 1 Kalasan, SDN Kalasan Baru. Dengan jadwal dari tanggal 4 – 8 Mei 2015 untuk pendistribusian soal pada 10 SDN tersebut, dan pada tanggal 11 – 12 Mei adalah jadwal hari pengambilan soal-soal yang sudah di distribusikan ke10 SDN tersebut. Untuk penyebaran yang pertama ini peneliti tidak mendapat halangan sedikitpun.
Setelah
peneliti
kesepuluh
SDN
tersebut
peneliti
menyebarkan soal yang sudah divaliditas dan mendapatkan 20 soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
pilihan ganda dan 5 soal uraian. Setelah soal itu jadi peneliti langsung menyebarkan ke semua SDN se-Kecamatan Kalasan. Dengan jadwal pada tanggal 1-11 Juni adalah jadwal persebaran keseluruh SDN seKecamatan Kalasan, dan dari tanggal 24-30 Juni adalah jadwal pengambilan soal yang sudah didistribusikan tadi. 2. Deskripsi Responden Penelitian Penelitian ini dikhususkan bagi siswa kelas V SD Negeri seKecamatan Kalasan dengan jumlah 274 reponden (siswa), responden (siswa) mengerjakan instrumen soal pilihan ganda yang berjumlah 20 dan soal esay yang berjumlah 5 soal. Saat mengerjakan soal siswa juga diminta untuk menuliskan data diri yang berupa nama siswa, nomor absen, umur, kelas, jenis kelamin, nama sekolah, dan identitas orang tua siswa. Berdasarkan data diri yang ditulis makan akan diketahui jenis kelamin siswa. Tabel 4.1 akan memberikan gambaran mengenai persentase jumlah siswa laki-laki dan perempuan yang berada di Kecamatan Kalasan, sebagai berikut: Tabel 4.1 Jenis Kelamin Siswa Persentase
Laki-laki
Jumlah Responden 138
Perempuan
127
47,69 %
265
100,00 %
No.
Jenis Kelamin
1 2
Jumlah
52,31 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Jenis Kelamin laki-laki
127 138
perempuan
Gambar 4.1 Pie Chart Jenis Kelamin Siswa Dilihat dari tabel 4.1 dan gambar 4.1 diketahui siswa yang berjenis kelamin laki-laki ada 147 siswa (53,649 %) dan siswa yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 128 siswa (46,715 %). Dilihat dari hasil persentasenya siswa laki-laki lebih banyak dari pada siswa perempuan dengan selisih 6,934%. 3. Deskripsi Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Se-Kecamatan Kalasan Penelitian ini ditujukan pada masalah miskonsepsi anak IPA Fisika kelas V semseter 2 se-Kecamatan Kalasan. Deskripsi data akan peneliti sajikan perkompetensi dasar (KD) mengenai kompetensi dasar (KD) yang akan diuji. Deskripsi data oleh peneliti mengenai instrumen yang berisi instrumen soal pilihan ganda dan instrumen soal esay. Deskripsi kedua data tersbut akan disajikan sebagai berikut: a. Deskripsi data instrumen soal pilihan ganda Bagian ini peneliti medeskripsikan hasil dari pengujian instrumen pada soal pilihan ganda yang telah dikerjakan oleh siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kalasan. Deskripsi ini dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
peneliti untuk mengetahui adanya miskonsepsi. Miskonsepsi pada soal pilihan ganda dapat dilihat dari jawaban siswa yang salah dan menurut keyakinannya bahwa jawaban yang mereka pilih itu yakin benar. Pada tabel 4.2, peneliti menuliskan Kompetensi dasar (KD) beserta nomor aitem soal yang mewakili. Tabel 4.2 KD dan Nomor Item Soal yang Mewakili pada Instrumen Pilihan Ganda No 1 2 3 4
Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet) 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.
Aitem 1, 2, dan 3 4, 5, 6, 7, dan 8 9, 10, 11, 12. 13, 14, 15, dan 16 17, 18, 19, dan 20
Tabel 4.2 berisi kompetensi dasar yang digunakan dalam penelitian miskonsepsi pada IPA Fisika beserta nomer aitem yang mewakili setiap kompetensi dasarnya. Peneliti menyajikan hasil pengolahan data secara umum (semua KD) dan secara khusus (setiap KD dan setiap aitem). Pertama peneliti mendeskripsikan secara umum hasil pengolahan data miskonsepsi IPA Fisika. Gambar 4.2 peneliti menampilkan persentase miskonsepsi IPA Fisika secara umum yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Persentase Miskonsepsi pada Soal Pilihan Ganda 100,00% 93,43% 90,00% 80,00% 70,00%
69,70% 58,75%
60,00% 50,00% 40,00% 30,00%
47,08%
45,98% 37,95% 36,86% 30,65% 30,29% 29,19%
Persentase
24,54% 26,64% 19,34%18,24% 19,70%
20,00% 10,00%
55,83% 52,18%
50,01%
4,01%
1,45%
Aitem 1 Aitem 2 Aitem 3 Aitem 4 Aitem 5 Aitem 6 Aitem 7 Aitem 8 Aitem 9 Aitem 10 Aitem 11 Aitem 12 Aitem 13 Aitem 14 Aitem 15 Aitem 16 Aitem 17 Aitem 18 Aitem 19 Aitem 20
0,00%
Gambar 4.2 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Kalasan
Berdasarkan gambar 4.2 menunjukkan bahwa lebih dari 30 % dari 201 siswa yang mengalami miskonsepi pada aitem 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 11, 13, 19, dan 20. Hanya ada sembilan aitem yang memiliki persentase siswa yang mengalami miskonsepsi di bawah 30 % yaitu 8, 9, 10, 12, 14, 15, 16, dan 17. Siswa yang mengalami miskonsepsi tertinggi yaitu pada aitem 1 yang membahas tentang gaya dengan persentase 93,43 % serta persentase siswa yang mengalami miskonsepsi paling rendah yaitu aitem 16 yang membahas tentang batuan sedimen dengan persentase 1,45 %. Berdasarkan hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada siswa yang mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
miskonsepsi pada kompetensi dasar yang diujikan pada soal pilihan ganda. Bagian kedua peneliti mendeskripsikan hasil pengolahan data miskonsepsi IPA Fisika secara khusus yaitu dengan meninjau setiap kompetensi dasar yang telah diujikan. Kompetensi dasar (KD) yang pertama yaitu 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet). Komptensi dasar ini peneliti membuat 2 indikator yaitu indikator 5.1.1 Menyebutkan macam-macam gaya dan 5.1.2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gaya. Indikator 5.1.1 peneliti mengujikan 1 soal dan indikator 5.1.2 peneliti mengujikan 2 soal. Hasil yang didapatkan peneliti pada pengujian soal pada Kompetensi dasar (KD) ini yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
a) Aitem 1 Tabel Persentase Miskonsespsi Pilihan Ganda Aitem 1.
persentase %
Aitem 1 9,00% 8,00% 7,00% 6,00% 5,00% 4,00% 3,00% 2,00% 1,00% 0,00%
persentase ; 8.29% 5,10% 1,45% A
B
C
Gambar 4.3 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Kalasan pada aitem 1
`
Dilihat dari gambar 4.3 bahwa ada siswa kelas V
SD Negeri se-Kecamatan Kalasan
yang mengalami
miskonsepsi pada konsep macam-macam gaya. Hal itu dibuktikan dari jawaban siswa yang salah dan menurut keyakinannya jawaban yang mereka pilih yakin benar. Pada aitem 1 ada 22 siswa dengan persentase 8,29 % yang mengalami miskonsepsi pada konsep ini, pada pilihan jawaban C. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban C dengan persentase sebesar 8,29 %. Artinya ada 22 siswa yang memiliki pemahaman bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
bola yang menggelinding akan berhenti karena dipengaruhi oleh gaya pegas. b) Aitem 2 Tabel Persentase Miskonsespsi Pilihan Ganda Aitem 2.
Aitem 2 persentase %
0,2 0,15 0,1
17,88%
0,05 0 A
C
persentase; 0.72% D
Gambar 4.4 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Kalasan pada aitem 2 Berdasarkan gambar 4.4 menunjukkan bahwa ada 24,38% atau 49 siswa dari sejumlah siswa di kelas V SD Negeri sekecamatan Kalasan mengalami miskonsepsi pada aitem 2 yang membahas tentang gaya gravitasi terhadap suatu benda. Hal itu dibuktikan dari jawaban siswa yang salah dan menurut keyakinannya jawaban yang mereka pilih yakin benar. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban C dengan persentase sebesar 17,88 %. Artinya ada 49 siswa dari seluruh responden memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
pemahaman bahwa benda cepat mengalami pelapukan karena dipengaruhi oleh gaya gravitasi. c) Aitem 3 Tabel Persentase Miskonsespsi Pilihan Ganda Aitem 3.
Aitem 3 60,00%
persentase %
50,00% 40,00% 30,00%
Aitem; 53.64%
20,00% 10,00% 8,39% 0,00%
0,72% A
B
C
Gambar 4.5 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Kalasan pada aitem 3 Dilihat dari gambar 4.5 bahwa ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep faktor-faktor yang memperbesar gaya gesek. Hal itu dibuktikan dari jawaban siswa yang menjawab salah dan menurut keyakinannya jawaban yang mereka pilih yakin benar. Pada aitem 3 ada 53,64 % atau 147 siswa yang mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban C dengan persentase sebesar 53,64 %. Artinya ada 147 siswa memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
pemahaman yang salah bahwa memperbesar gaya gesek dengan cara memperhalus permukaan benda. Kompetensi dasar (KD) yang kedua yaitu 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Komptensi dasar ini peneliti membuat 3 indikator yaitu indikator 5.2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana, 5.2.2 Menyebutkan contoh jenis tuas atau pengungkit jenis pertama, dan 5.2.3 Menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Indikator 5.2.1 peneliti mengujikan 3 soal, indikator 5.2.2 peneliti mengujikan 1 soal, dan indikator 5.2.3 peneliti menguji 1 soal. Hasil yang didapatkan peneliti
pada
pengujian soal pada Kompetensi dasar (KD) ini yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
d) Aitem 4 Tabel Persentase Miskonsespsi Pilihan Ganda Aitem 4.
Aitem 4 14,00%
persentase %
12,00% 10,00% 8,00% 6,00%
11,31%
Aitem 4; 12,40%
C
D
4,00% 2,00%
4,74%
0,00% A
Gambar 4.6 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Kalasan pada aitem 4 Berdasarkan gambar 4.6 menunjukkan bahwa ada 28,45 % atau 78 siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kalasan mengalami miskonsepsi pada aitem 4 yang membahas tentang jenis pengungkit. Hal itu dibuktikan dari jawaban siswa yang salah dan menurut keyakinannya jawaban yang mereka pilih yakin benar. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban D dengan persentase sebesar 12,40 %. Artinya ada 78 siswa memilki pemahaman konsep yang salah mengenai jenis pengungkit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
e) Aitem 5 Tabel Persentase Miskonsespsi Pilihan Ganda Aitem 5.
persentase %
Aitem 5 45,00% 40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00%
Aitem 5; 38,32% 16,78% 8,29% B
C
D
Gambar 4.7 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Kalasan pada aitem 5 Dilihat dari gambar 4.7 bahwa ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep ciri-ciri pesawat sederhana. Hal itu dibuktikan dari jawaban siswa yang salah dan menurut keyakinannya jawaban yang mereka pilih yakin benar. Pada aitem 5 ada 63,39 % atau 173 siswa dari sejumlah responden yang mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban D dengan persentase sebesar 38,32 %. Artinya ada 173 siswa dari sejumlah responden memiliki pemahaman yang salah pada posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada gerobak, siswa memiliki pemahaman bahwa titik tumpu pada gerobak berada di antara titik beban dan kuasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
f) Aitem 6 Tabel Persentase Miskonsespsi Pilihan Ganda Aitem 6.
Aitem 6 35,00%
Persentase%
30,00% 25,00% 20,00%
Aitem 6; 33,21%
15,00% 21,89%
10,00% 5,00%
13,13%
0,00% A
C
D
Gambar 4.8 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Kalasan pada aitem 6 Berdasarkan gambar 4.8 menunjukkan bahwa ada 38,52 % atau 187 siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kalasan mengalami miskonsepsi pada aitem 6 yang membahas tentang prinsip kerja bidang miring. Hal itu dibuktikan dari jawaban siswa yang salah dan menurut keyakinannya jawaban yang mereka pilih yakin benar. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban C dengan persentase sebesar 21,89 %. Artinya ada 60 siswa yang memiliki pemahaman yang salah bahwa prinsip kerja bidang miring pada skrup terdapat pada ulur skrup dan bagian runcingnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
g) Aitem 7 Tabel Persentase Miskonsespsi Pilihan Ganda Aitem 7.
Aitem 7 35,00% Persentase%
30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00%
29,92% 15,32%
Aitem 7; 8,03%
0,00% A
C
D
Gambar 4.9 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Kalasan pada aitem 7 Berdasarkan gambar 4.9 menunjukkan bahwa ada 53,26 % atau 146 siswa dari 265 responden mengalami miskonsepsi pada aitem 7 yang membahas tentang gambar anak yang sedang mendorong gerobak adalah golongan tuas jenis kedua. Hal itu dibuktikan dari jawaban siswa yang salah dan menurut keyakinannya
jawaban
yang
mereka
pilih
yakin
benar.
Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban C dengan persentase sebesar 29,92 %. Artinya ada 82 siswa memiliki pemahaman yang salah mengenai gambar anak yang sedang mendorong gerobak adalah golongan tuas jenis kedua bukan jenis golongan yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
1) Aitem 8 Tabel Persentase Miskonsespsi Pilihan Ganda Aitem 8.
Aitem 8 35,00% Persentase%
30,00% 25,00% 20,00% 15,00%
32,11%
31,75%
Aitem 8; 21,35%
10,00% 5,00% 0,00% A
B
C
Gambar 4.10 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Kalasan pada aitem 8 Dilihat dari gambar 4.10 bahwa ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep bidang miring. Hal itu dibuktikan dari jawaban siswa yang salah dan menurut keyakinannya jawaban yang mereka pilih yakin benar. Pada aitem 8 ada 85,21 % siswa yang mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban B dengan persentase sebesar 32,11 %. Artinya ada 234 dari 265 siswa yang memiliki pemahaman yang salah bahwa kancing baju merupan perinsip kerja bidang miring. Kompetesi
dasar
(KD)
yang
ketiga
yaitu
6.1
Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Komptensi dasar ini peneliti membuat 2 indikator yaitu indikator 6.1.1 Menyebutkan sifat-sifat cahaya, 6.1.2 Menjelaskan sifat bayangan pada cermin. Indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
6.1.1 peneliti mengujikan 4 soal dan indikator 6.1.2 peneliti mengujikan 3 soal. Hasil yang didapatkan peneliti
pada
pengujian soal pada Kompetensi dasar (KD) ini yaitu sebagai berikut: h) Aitem 9 Tabel Persentase Miskonsespsi Pilihan Ganda Aitem 9.
Aitem 9 Persentase%
60,00% 40,00% 20,00%
49,63% 14,23%
0,00% A
C
Aitem 9; 0 D
Gambar 4.11 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Kalasan pada aitem 9 Dilihat dari gambar 4.11 bahwa ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep cahaya yang merambat dari udara ke air maka cahaya tersebut akan dibiaskan dengan arah mendekati garis normal. Hal itu dibuktikan dari jawaban siswa yang salah dan menurut keyakinannya jawaban yang mereka pilih yakin benar. Pada aitem 9 ada 63,86 % atau 175 siswa dari 265 responden yang mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban A dengan persentase sebesar 49,63 %. Artinya ada 136 siswa yang memiliki pemahaman yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
salah bahwa cahaya akan dibiaskan dengan arah mendekati gari normal. i) Aitem 10 Tabel Persentase Miskonsespsi Pilihan Ganda Aitem 10.
Aitem 10 50,00%
Persentase%
40,00% 30,00% 20,00%
41,24%
10,00%
16,78%
Aitem 10; 9,12%
C
D
0,00% B
Gambar 4.12 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Kalasan pada aitem 10 Berdasarkan gambar 4.12 menunjukkan bahwa ada 67,14 % atau 184 siswa kelas V SD Negeri se-kecamatan Kalasan mengalami miskonsepsi pada aitem 10 yang membahas tentang peristiwa terbentuknya pelangi setelah hujan. Hal itu dibuktikan dari jawaban siswa yang salah dan menurut keyakinannya jawaban yang mereka pilih yakin benar. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban B dengan persentase sebesar 41,24 %. Artinya ada 113 siswa yang memiliki pemahaman
yang
salah
bahwa
dispersi
cahaya
terpantulnya cahaya matahari terhadap bulir-bulir air hujan
adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
j) Aitem11 Tabel Persentase Miskonsespsi Pilihan Ganda Aitem 11.
Aitem 11 20,00%
Persentase%
15,00% 10,00% 16,05%
18,61%
5,00% Aitem 11; 4,37%
0,00% A
C
D
Gambar 4.13 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Kalasan pada aitem 11 Dilihat dari gambar 4.13 bahwa ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep cermin datar. Hal itu dibuktikan dari jawaban siswa yang salah dan menurut keyakinannya jawaban yang mereka pilih yakin benar. Pada aitem 11 ada 39,39 % atau 107 siswa yang mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban C dengan persentase sebesar 18,61 %. Artinya ada 51 siswa memiliki pemahaman yang salah bahwa ketika seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda dengan cermin dekat dengan jarak bayangan dengan cermin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
k) Aitem 12 Tabel Persentase Miskonsespsi Pilihan Ganda Aitem 12.
Aitem 12 70,00%
Persentase%
60,00% 50,00% 40,00% 30,00%
64,96%
20,00% 10,00%
11,67%
0,00% A
B
Aitem 12; 1,45% C
Gambar 4.14 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Kalasan pada aitem 12 Dilihat dari gambar 4.14 bahwa ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep sifat bayangan maya. Hal itu dibuktikan dari jawaban siswa yang salah dan menurut keyakinannya jawaban yang mereka pilih yakin benar. Pada aitem 12 ada 78,08 % atau 214 siswa dari 265 responden yang mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban A dengan persentase sebesar 64,96 %. Artinya ada 178 siswa memiliki pemahaman yang salah bahwa yang dimaksd dengan bayangan maya adalah bayangan yang sama arahnya terbalik terhadap bendanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
l) Aitem 13 Tabel Persentase Miskonsespsi Pilihan Ganda Aitem 13.
Aitem 13 30,00%
Persentase%
25,00% 20,00% 15,00%
26,27%
10,00%
Aitem 13; 17,15%
5,00% 4,01%
0,00% B
C
D
Gambar 4.15 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Kalasan pada aitem 13 Berdasarkan gambar 4.15 menunjukkan bahwa ada 47,43 % atau 130 siswa kelas V SD Negeri se-kecamatan Kalasan mengalami miskonsepsi pada aitem 13 yang membahas tentang sifat cahaya. Hal itu dibuktikan dari jawaban siswa yang salah dan menurut keyakinannya jawaban yang mereka pilih yakin benar. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban B dengan persentase sebesar 26,27 %. Artinya ada 72 siswa memiliki pemahaman yang salah bahwa sfat bayangan yang dibentuk oleh kaca spion pada mobil atau motor adalah semu, tegak dan diperbesar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
m) Aitem 14 Tabel Persentase Miskonsespsi Pilihan Ganda Aitem 14.
Aitem 14 60,00%
Persentase%
50,00% 40,00% 30,00% 48,90%
20,00% 10,00%
Aitem 14; 13,50%
13,13%
0,00% A
B
D
Gambar 4.16 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Kalasan pada aitem 14 Berdasarkan gambar 4.16 menunjukkan bahwa ada 76,55 % atau 207 siswa kelas V SD Negeri se-kecamatan Kalasan mengalami miskonsepsi pada aitem 14 yang membahas tentang sifat-sifat bayangan pada cermin. Hal itu dibuktikan dari jawaban siswa yang salah dan menurut keyakinannya jawaban yang mereka pilih yakin benar. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban B dengan persentase sebesar 48,9 %. Artinya ada 134 siswa memiliki pemahaman yang salah bahwa saifat bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan dari cermin cekung adalah nyata, tegak, dan diperkecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
n) Aitem 15 Tabel Persentase Miskonsespsi Pilihan Ganda Aitem 15.
Aitem 15 35,00%
Persentase%
30,00% 25,00% 20,00% 15,00%
31,75%
10,00%
22,99%
Aitem 15; 17,15%
B
D
5,00% 0,00% A
Gambar 4.17 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Kalasan pada aitem 15 Dilihat dari gambar 4.17 bahwa ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada bahan utama yang digunakan untuk membuat periskop. Hal itu dibuktikan dari jawaban siswa yang salah dan menurut keyakinannya jawaban yang mereka pilih yakin benar. Pada aitem 15 ada 71,89 % atau 197 siswa yang mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban A dengan persentase sebesar 31,75 %. Artinya ada 87 siswa memiliki pemahaman yang salah bahwa bahan utama yang digunkana untuk membuat periskop adalah gunting dan lem. Kompetesi
dasar
(KD)
yang
kelima
yaitu
7.1
Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Komptensi dasar ini peneliti membuat 1 indikator yaitu indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
7.1.1 Menggolongkan jenis-jenis batuan dan indikator. Setiap indikator ini peneliti mengujikan 5 soal. Hasil yang didapatkan peneliti pada pengujian soal pada Kompetensi dasar (KD) ini yaitu sebagai berikut: o) Aitem 16 Tabel Persentase Miskonsespsi Pilihan Ganda Aitem 16.
Aitem 16 60,00%
Persentase%
50,00% 40,00% 30,00%
55,01%
20,00% 22,99%
10,00%
Aitem 16; 14,59%
0,00% A
B
C
Gambar 4.18 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Kalasan pada aitem 16 Dilihat dari gambar 4.18 bahwa ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari preses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai. Hal itu dibuktikan dari jawaban siswa yang salah dan menurut keyakinannya jawaban yang mereka pilih yakin benar. Pada aitem 16 ada 92,59 % atau 254 siswa yang mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pilihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
jawaban A dengan persentase sebesar 55,01 %. Artinya ada 151 siswa memiliki pemahaman konsep yang salah bahwa batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari sungai. p) Aitem 17 Tabel Persentase Miskonsespsi Pilihan Ganda Aitem 17.
Aitem 17 60,00%
Persentase%
50,00% 40,00% 30,00%
54,01%
20,00% 10,00% 0,00%
Aitem 17; 13,13%
7,20% A
C
D
Gambar 4.19 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Kalasan pada aitem 17 Berdasarkan gambar 4.19 menunjukkan bahwa ada 74,34 % atau 204 siswa kelas V SD Negeri se-kecamatan Kalasan mengalami miskonsepsi pada aitem 17 yang membahas tentang ciri-ciri batuan basal. Hal itu dibuktikan dari jawaban siswa yang salah dan menurut keyakinannya jawaban yang mereka pilih yakin benar.Miskonsepsi pada aitem ini lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban C dengan persentase sebesar 54,01 %. Artinya ada 148 siswa memiliki pemahaman bahwa ciri-ciri dari batuan basal adalah no 2, 3, dan 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
q) Aitem 18. Tabel Persentase Miskonsespsi Pilihan Ganda Aitem 18.
Persentase%
Aitem 18 40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00%
35,40% 26,64% Aitem 18; 10,94% A
B
C
Gambar 4.20 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Kalasan pada aitem 18 Dilihat dari gambar 4.20 bahwa ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep strukur permukaan bumi. Hal itu dibuktikan dari jawaban siswa yang salah dan menurut keyakinannya jawaban yang mereka pilih yakin benar. Pada aitem 18 ada 72,68 % atau 191 siswa yang mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban A persentase sebesar 35,4 %. Artinya ada 88 siswa memiliki pemahaman yang salah pada urutan lapisan bumi dari yang terdalam inti dalam bumi, kerak bumi, mantel bumi, inti luar bumi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
r) Aitem 19 Tabel Persentase Miskonsespsi Pilihan Ganda Aitem 19.
Aitem 19 40,00% 35,00% Persentase%
30,00% 25,00% 20,00% 15,00%
34,30%
10,00% 4,01%
Aitem 19; 6,93%
C
D
5,00% 0,00% B
Gambar 4.21 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Kalasan pada aitem 19 Berdasarkan gambar 4.21 menunjukkan bahwa ada 30,85 % atau 62 siswa kelas V SD Negeri se-kecamatan Kalasan mengalami miskonsepsi pada aitem 19 yang membahas tentang gambar magma. Hal itu dibuktikan dari jawaban siswa yang salah dan menurut keyakinannya jawaban yang mereka pilih yakin benar. Miskonsepsi pada aitem ini lebih banyak terjadi pada pilihan jawaban B dengan persentase sebesar 34,1 %. Artinya ada 94 siswa memiliki pemahaman yang salah bahwa gambar magma ditunjukan pada gambar B .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
s) Aitem 20 Tabel Persentase Miskonsespsi Pilihan Ganda Aitem 20.
Aitem 20 25,00%
Persentase%
20,00% 15,00% 10,00% 5,00%
19,34% 13,50% Aitem 20; 5,40%
0,00% A
B
D
Gambar 4.22 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Kalasan pada aitem 20 Dilihat dari gambar 4.22 bahwa ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat rapat. Hal itu dibuktikan dari jawaban siswa yang salah dan menurut keyakinannya jawaban yang mereka pilih yakin benar. Pada aitem 18 ada 19,40 % atau 39 siswa yang mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi pada siswa lebih banyak terjadi pada pilihan B dengan persentase 38,24 %. Artinya ada 37 siswa memiliki pemahaman yang salah jika cahaya yang merambat dari zat yang rapat ke zat yang kurang rapat. Berdasarkan deskripsi hasil pengujian intrumen soal pilihan ganda di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa masih terjadi miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V SD Negeri se-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Kecamatan Kalasan. Terjadinya miskonsepsi tersebut dapat dibuktikan dari hasil pekerjaan siswa yang memilih jawaban yang salah dan menurut keyakinannya jawaban yang mereka pilih yakin benar. b. Deskripsi data instrumen soal uraian Peneliti akan mendeskripsikan hasil intrumen soal urain. Intrumen soal urain ini terdiri dari 5 butir soal yang telah diujikan pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kalasan. Peneliti mendeskripsikan hasil pengujian ini untuk mengetahui adanya miskonsepsi IPA Fisika. Banyaknya siswa yang mengalami miskonsepsi dapat dilihat berdasarkan persentase siswa yang menjawab tidak sesuai dengan konsep atau jawaban yang sudah ditetapkan. Hasil pengujian instrumen soal uraian tersebut akan dideskripsikan per kompetensi dasar (KD). Peneliti selanjutnya akan membahas miskonsepsi pada soal uraian. Miskonsepsi pada soal uraian ini dapat dilihat dari jawaban siswa yang tidak sesuai dengan konsep yang sebenarnya. Berikut peneliti akan menyajikan grafik persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal uraian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
120,00%
presentase
100,00% 80,00% 60,00% Miskonsepsi 40,00% 20,00% 0,00% Aitem Aitem Aitem Aitem Aitem 1 2 3 4 5
Gambar 4.23 Persentase Miskonsepsi Siswa pada Soal Uraian
Gambar 4.2 merupakan grafik siswa yang mengalami miskonsepsi pada IPA Fisika kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kalasan. Grafik di atas menunjukkan lebih dari 30 % dari 260 siswa yaitu item 1, 3, 4, dan 5. Aitem 3 adalah aitem tertinggi siswa yang mengalami miskonsepsi sebesar 95,62 %. Hanya 1 item yang mengalami miskonsepsi rendah yaitu item 2 dengan presentase 26,54 %. Berdasarkan kajian peneliti di atas maka dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi terjadi pada siswa kelas V SD Negeri seKecamatan Kalasan. a) Aitem 1 konsep hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet) Kompetensi dasar (KD) pertama akan dibahas adalah KD 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Kompetentsi dasar (KD) ini diujikan pada 2 soal yaitu nomor aitem 1 yang mewakili indikator 5.2.1 menjelaskan perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
golongan pengungkit, serta nomor aitem 4 yang mewakili indikator 5.2.2 menjelaskan fungsi bidang miring. Peneliti akan menganalisis jawaban siswa pada tabel 4.3 dan 4.4.
Tabel 4.3 Jawaban soal untuk nomor aitem 1 Nomor Butir soal 1
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase (%)
Gambar A merupakan pengungkit jenis kedua yang memiliki ciri beban berada diantara posisi kuasa dan titik tumpu Gambar B merupakan pengungkit pertama yang memiliki ciri titik tumpu berada antara beban dan kuasa.
Gambar A : Beban terletak diantara titik tumpu dan kuasa Gambar B : Titik tumpu terletak diantara beban dan kuasa A: pengunkit jenis 1 B: pengunglit jenis 2 A = pengungkit jenis ke 1 B = pengungkit jenis ke 3 A: pengungkit jenis 1 B: pengungkit jenis 3 A: pengungkit jenis 2 B: pengungkit jenis 3 A. Dimasukan ke pengungkit ke III (tiga) B. Dimasukan pada pengungkit kedua (II) A) Posisi kuasa berada diantara titik tumpu dan beban B) Posisi beban berada diantara posisi kuasa dan titik tumpu Pemecah biji titik tumpunya ada diantara titik kuasa Tang titik tumpunya ada diantara titik beban A: karena pemecah biji kemiri katerol kesatu B: karena yang katerol ke dua A: pengungkit jenis 2 B: pengungkit jenis 1 Karena mempunyai fungsi dan nama yang berbeda: A. Pemecah kenari: untuk memecah buah kenari. B. Tang : Untuk menarik/mengambil paku
56
20.44
38
13.87
22
8.03
8
2.92
33
12.04
41
14.96
13
4.74
7
2.55
6
2.19
14
5.11
1
0.36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
yang tertancap kayu/dinding Jawaban diluar konteks
pada 35 274
12.77 100.00
Hasil tabel 4.6 diatas menunjukan 20.44% siswa kelas V seKecamatan Kalasan
mampu menjelaskan konsep dengan benar
bahwa gambar A dan gambar B memiliki perbedaan. Siswa tersebut dapat menjelaskan bahwa gambar A termasuk pengungkit jenis kedua yang memiliki ciri-ciri titik beban terletak diantara titik tumpu dan titik kuasa, sedangkan gambar B termasuk pengungkit jenis pertama yang memiliki ciri-ciri titik tumpu berada diantara titik beban dan titik kuasa. Sebagian siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kalasan mengalami kesalahan konsepsi dengan 14.96% siswa mengalami kesalahan konsepsi dalam menentukan jenis pengungkitgambar A dan gambar B. Ada 13.87% siswa mengalami kesalahan konsepsi dalam menentukan jenis pengungkit gambar A dan gambar B; 8.03% siswa mengalami kesalahan dalam menentukan posisi titik kuasa, beban, dan tumpu pada jenis pengungkit; 12.04% siswa mengalami kesalahan dalam konsepsi dalam menentukan jenis pengungkit yaitu dengan menjawab bahwa gambar A merupakan pemecah biji kemiri katerol pertama dan gambar B merupakan katrol yang ke dua, serta ada 0.36% siswa menjawab bahwa kedua alat tersebut digunakan untuk membuat pesawat sederhana. Siswa yang menjawab di luar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
konteks dari jawaban pesawat sederhana dan beberapa siswa tidak menjawab ada 12.77%. Berdasarkan penjelasan di atas bahwa ada sebagian siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kalasan mengalami miskonsepsi pada kompetensi dasar (KD) 5.2
Menjelaskan pesawat sederhana
yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat, pada indikator 5.2.1 menjelaskan perbedaan golongan pengungkit. Persentase siswa yang mengalami miskonsepsi secara keseluruhan pada kompetensi dasar ini adalah 12,95 % siswa. b) Aitem 2 : konsep pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat Peneliti selanjutnya akan menganalisis dan mendeskripsikan jawaban siswa pada KD 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat dengan indikator yang kedua yaitu 5.2.2 menjelaskan fungsi bidang miring. Indkator yang kedua ini diwakili oleh soal aitem 4 dengan memebrikan pertanyaan “Mengapa jalan di daerah pegunungan dibuat berkelok-kelok?”. Jawaban dari siswa SD Kelas V seKematan Kalasan adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
Tabel 4.10 Jawaban soal untuk nomor aitem 4 Nomor Butir soal 4
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase (%)
Jalan berkelokkelok memanfaatkan cara kerja bidang miring. Agar orang dapat mudah mencapai tempat ketinggian tertentu dengan tenaga yang lebih kecil. Dengan dibuat berkelok-kelok pengendara kendaraan bermotor lebih mudah melewati jalan yang menanjak.
Jalan berkelok-kelok adalah cara kerja bidang miring. Agar orang dapat mudah mencapai tempat ketinggian tertentu dengan tenaga yang lebih kecil. Dengan dibuat berkelok-kelok pengendara kendaraan bermotor lebih mudah melewati jalan yang menanjak. Supaya ban mobil atau motor tidak cepat aus Agar jalan dipenggunungan tidak mudah tergelincir atau terpeleset
58
21.17
12
4.38
12
4.38
Agar karena memperbesar gaya Karena jalan di pegunungan yang berkelok-kelok mengikuti prinsip pesawat sederhana yaitu roda berporos yang digunakan untuk menghindari terjadinya kecelakaan
36
13.14
27
9.85
Karena memperkuat laju kendaran dan sebagai fungsi bidang miring
26
9.49
Jawaban tidak sesuai dengan kontek
103
37.59 100.00
274
Tabel 4.7 menunjukan hasil bahwa ada 21.17% siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kalasan mampu menjelaskan konsep dengan benar. Siswa tersebut dapat menjelaskan bahwa jalan di daerah pegunungan dibuat berkelok-kelok karena agar orang dapat mudah mencapai tempat ketinggian tertentu dengan tenaga yang lebih kecil, supaya pengendara kendaraan bermotor lebih mudah melewati jalan yang menanjak, dapat memperkecil gaya gesek, dan memanfaatkan cara kerja bidang miring. Sebagian siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kalasan mengalami miskonsepsi pada (KD) 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat dengan indikator yang kedua yaitu 5.2.2 menjelaskan fungsi bidang miring. Hasil penelitian pada tabel—menjelaskan bahwa jalan dipegunungan dibuat berkelok-kelok agar ban mobil tidak cepat aus ada 4.38%. Beberapa siswa mengalami miskonsepsi ada 4.38% menjelaskan bahwa jalan di pegunungan dibuat berkelok-kelok agar sewaktu jalan di pegunungan tidak mudah tergelincir atau terpeleset. Ada 13.14 % siswa menjelaskan bahwa jalan dipegunungan dibuat berkelok-kelok karena mengikuti perinsip bidang miring. Sebanyak 9.49% siswa menjelaskan bahwa jalan di pegunungan dibuat berkelok-kelok agar mempercepat laju kendaraan dan sama dengan fungsi bidang miring. Siswa yang menjawab diluarkonteks soal ada 37.59%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti dapat menyimpulkan bahwa sebagian siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kalasan mengalami miskonsepsi pada (KD) 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat dengan indikator yang kedua yaitu 5.2.2 menjelaskan fungsi bidang miring. Siswa yang mengalami miskonsepsi sebesar 78.83%. c) Aitem 3 : konsep pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat Kompetensi dasar (KD) yang kedua yang akan dibahas yaitu KD 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Kompetentsi dasar (KD) ini diujikan dengan memberikan 2 soal yaitu aitem 2 yang mewakili indikator 6.1.1Mengidentifikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
sifat-sifat cahaya, serta aitem 3 yang mewakili indikator 6.1.2Menjelaskan sifat bayangan pada cermin. Peneliti akan menganalisis jawaban siswa pada tabel 4.8 dan 4.9 Tabel 4.8 Jawaban soal untuk nomor aitem 2 Nomor Butir soal 2
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase (%)
Karena, cahaya datang dari zat yang kurang rapat menuju zat yang lebih rapat. Dalam hal ini, air lebih rapat dari udara sehingga cahaya dibiaskan mendekati garis normal.
Karena, cahaya datang dari zat yang kurang rapat menuju zat yang lebih rapat. Dalam hal ini, air lebih rapat dari udara sehingga cahaya dibiaskan mendekati garis normal.
201
73.36
karena pembiasan cahaya sehingga pensil terlihat patah Karena bayangan pada gelas beda dengan kaca, karena berada di garis normal
9
3.28
18
6.57
Karena cahaya dapat merambat melalui 3 medium yaitu air, udara, dan angin
22
8.03
Karena cahaya merambat ke zat yang kurang rapat
2
0.73
Karena penguraian cahaya sehingga terlihat menjadi patah Karena pemantulan cahaya matahari pensil terlihat seperti patah.
5
1.82
1
0.36
Karena cahaya dapat menembus benda bening Karena cahaya merambat lurus. Pensil tempak terlihat patah Karena cahaya merambat kemedium yang kurang rapat maka cahaya itu akan dibiaskan menjadi garis normal
3
1.09
2
0.73
2
0.73
Jawaban tidak sesuai dengan kontek
9
3.28
274
100.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
Hasil dari tabel 4.8 terlihat bahwa sebagian besar siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kalasan memiliki konsepsi yang benar. Ada 73.36 %siswa SD Negeri sekecamatan Kalasan yang memiliki konsepsi yang benar. Siswa dengan perolehan 3.28% siswa menjelaskan mengapa pensil yang dimasukkan terlihat patah karena terjadi pembiasan. Ada 6.57% siswa siswa menjelaskan mengapa pensil yang dimasukkan terlihat patah karena bayangan pada gelas beda dengan kaca, karena berada di garis normal. Sebagian siswa menjelaskan mengapa pensil yang dimasukkan terlihat patah karena cahaya dapat merambat melalui 3 medium yaitu air, udara, dan angin. Ada juga yang menyatakan bahwa ke zat yang kurang pada sebesar 0,73%. Sebesar 1,82 % siswa menjelaskan mengapa pensil yang dimasukkan terlihat patah karena penguraian cahaya sehingga terlihat menjadi patah. Ada 0,36% siswa menjelaskan mengapa pensil yang dimasukkan terlihat patah karena menembus benda bening. Beberapa siswa sebanyak 0,73% menjelaskan mengapa pensil yang dimasukkan terlihat patah karena cahaya merambat lurus. Pensil tempak terlihat patah dan karena cahaya merambat kemedium yang kurang rapat maka cahaya itu akan dibiaskan menjadi garis normal. Bebrapa siswa yang menjawab diluar konteks ada 3,28 %. Berdasarkan analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa ada sebagian siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kalasan mengalami miskonsepsi pada konsep ini. Persentase siswa yang mengalami miskonsepsi secara keseluruhan pada konsep ini adalah 26,64 % siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
d) Aitem 4 : konsep sifat-sifat cahaya Peneliti selanjutnya akan menganalisis dan mendeskripsikan jawaban siswa pada KD 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dengan indikator yang kedua yaitu 6.1.2Menjelaskan sifat bayangan pada cermin. Indikator yang kedua ini diwakili oleh soal aitem 3 dengan memberikan pertanyaan “Apakah bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik? Jelaskan!”. Jawaban dari siswa SD Kelas V se-Kematan Kalasan adalah sebagai berikut. Tabel 4.9 Jawaban soal untuk nomor aitem 3 nomor butir soal 3
Jumlah
Persentase (%)
12
4.38
32
11.68
Ya, karena cermin cembung adlah cermin yang bisa dibalik kesegala arah
12
4.38
Karena bayangan ditangkap oleh cermin cekung maya/semu dan diberbesar
3
1.09
Karena terjadinya pemantulan cahaya yang mengenai cermin cekung yang memantulkan bayangan terbalik Karena cahaya dibiaskan sampai
16 7
5.84 2.55
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Tidak. Karena sifat bayangan dibentuk oleh cermin cekung bergantung pada letak benda di depan cermin. Jika benda terletak di antara f (fokus) dan P (pusat kelengkungan) dan seterusnya maka bayangan yang terbentuk nyata terbalik. Jika benda terletak diantara O (pusat optis) dan F maka bayangan terletak di belakang cermin, maka di perbesar dan tegak.
Tidak. Karena sifat bayangan dibentuk oleh cermin cekung bergantung pada letak benda di depan cermin. Jika benda terletak di antara f (fokus) dan P (pusat kelengkungan) dan seterusnya maka bayangan yang terbentuk nyata terbalik. Jika benda terletak diantara O (pusat optis) dan F maka bayangan terletak di belakang cermin, maka di perbesar dan tegak. Tidak selalu terbalik jika benda dekat dengan cermin bayangan benda bersifat maya, tegak, dan diperbesar jika benda jauh dari cermin maka bayangan nyata dan terbalik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
menjadi terbalik. Karena cermin cekung mempunyai sifat mengumpulkan cahaya. Jadi itulah yang dimaksud cermin cekung. Cermin cekung adalah cermin yang cekung seperti sendok jika kita bercermin cekung maka kita terlihat kecil Ya, karena sifat cermin cekung mengumpulkan cahaya/difergen Tidak, karena cermin bersifat maya dan semu Jawaban tidak sesuai kontek
5
1.82
9
3.28
23
8.39
22
8.03
133 274
48.54 100.00
cekung dengan
Hasil penelitian pada tabel 4.9 menunjukkan hasil bahwa ada sebagian siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kalasan belum mampu menjelaskan konsep dengan benar. Siswa tersebut dapat menjelaskan bahwa bayangan cermin cekung tidak selalu terbalik, hal itu terjadi karena sifat bayangan dibentuk oleh cermin cekung bergantung pada letak benda di depan cermin. Jika benda terletak di antara f (fokus) dan P (pusat kelengkungan) dan seterusnya maka bayangan yang terbentuk nyata terbalik. Jika benda terletak diantara O (pusat optis) dan F maka bayangan terletak di belakang cermin, maka di perbesar dan tegak. Pada aitem 3 ini hanya ada 11.68 % siswa saja yang mampu menjawab konsep ini dengan benar. Dari hasil yang peneliti lakukan banyak siswa yang mengalamai miskonsepsi pada konsep bayangan pada cermin. Hasil tabel 4.9 menunjukkan bahwa 11.68% siswa mengatakan tidak selalu terbalik jika benda dekat dengan cermin bayangan benda bersifat maya, tegak, dan diperbesar jika benda jauh dari cermin maka bayangan nyata dan terbalik. Ada 4.83% siswa mengatakan karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
cermin cembung adalah cermin yang bisa dibalik kesegala arah. Ada 1,09 % siswa menjawab karena bayangan ditangkap oleh cermin cekung maya/semu dan diberbesar. Siswa yang menyatakan karena terjadinya pemantulan cahaya yang mengenai cermin cekung yang memantulkan bayangan terbalik ada 5,84%. Ada 2,55% siswa mengatakan karena cahaya dibiaskan sampai menjadi terbalik. Ada 1,82% siswa mengatakan Karena cermin cekung mempunyai sifat mengumpulkan cahaya. Jadi itulah yang dimaksud cermin cekung. Ada 3,28% siswa menjawab cermin cekung adalah cermin yang cekung seperti sendok jika kita bercermin cekung maka kita terlihat kecil. Ada 8,39% siswa mengatakan, karena sifat cermin cekung
mengumpulkan cahaya/difergen. Ada 8,03% siswa menjawab tidak
karena cermin cekung bersifat maya dan semu. Dan sebagian siswa menjawab diluar konteks sebesar 48,54%. Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti pada tabel 4.9 tentang konsep sifat bayangan pada cermin dapat disimpulkan bahwa ada banyak siswa yang mengalami miskonsepsi. Persentase siswa yang mengalami miskonsepsi secara keseluruhan pada konsep ini adalah 95,62% siswa. e) Aitem 5 : konsep proses pembentukan tanah karena pelapukan Peneliti selanjutnya akan menganalisis dan mendeskripsikan jawaban siswa pada KD 7.1 Mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan dengan indikator yang kedua yaitu 7.1.1 Menggolongkan jenis-jenis batuan. Indikator 7.1.1 diwakili oleh soal aitem 5 dengan memberikan pertanyaan “Jelaskan perbedaan antara batuan beku dengan batuan sedimen !”. Jawaban dari siswa SD Kelas V se-Kematan Kalasan adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
Tabel 4.10 Jawaban soal untuk nomor aitem 5 Nomor Butir soal 5
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase (%)
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Sedangkan batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai.
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Sedangkan batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai.
48
17.52
Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari pembekuan magma/lava. Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi dari endapan magma/lava Batuan beku terjadi karena pembekuan magma/lava. Batuan sedimen terjadi karena endapan/pelapukan mahkluk hidup yang telah mati
18
6.57
9
3.28
Batuan beku adalah karena pelapukan batuan Batuan Sedimen terbuat dari lava
33
12.04
12
4.38
7
2.55
38
13.87
Batuan beku: terbentuk dari lava yang mengendap Batuan sedimen: terbentuk dari fosil yang berusia jutaan tahun. Batuan beku adalah batuan bisidian dan batuan sedimen adalah batuan yang sisa makhluk hidup
19
6.93
13
4.74
Jawaban tidak sesuai dengan kontek
77
28.10
274
100.00
Batuan beku, batuan yang berasal dari letusan gunung berapi Batuan sedimen, batuan yang terjadi akibat endapan pasir dan untuk membuat semen Batuan beku adalah batu yang terbentuk oleh tekanan suhu udara Batu Sedimen adalah batu yang terbentuk dari endapan magma Batuan beku: terbuat dari gas magma batuan sedimen: terbuat dari aliran arus sungai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 17.52 % siswa kelas V seKecamatan Kalasan mampu menjelaskan perbedaan batu beku dan batu sedimen dengan benar. Siswa tersebut dengan benar menjelaskan bahwa batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Sedangkan batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai. Hasil dari tabel 4.10 juga mengalami miskonsepsi dilihat dari jumlah presentase yang didapat oleh peneliti. Ada 6,57% siswa menjawab batuan beku adalah batuan yang terjadi dari pembekuan magma/lava, batuan sedimen adalah batuan yang terjadi dari endapan magma/lava. Ada 3,28% menjelaskan perbedaan batuan beku dengan batuan sedimen yaitu batuan beku terjadi karena pembekuan magma/lava, batuan sedimen terjadi karena endapan/pelapukan mahkluk hidup yang telah mati. Sebagian siswa 12,04% menjelaskan perbedaan batuan beku dengan batuan sedimen yaitu atuan beku adalah karena pelapukan batuan, batuan Sedimen terbuat dari lava. Ada juga siswa yang menjelaskan perbedaan batuan beku dengan batuan sedimen yaitu batuan beku, batuan yang berasal dari letusan gunung berapi, batuan sedimen, batuan yang terjadi akibat endapan pasir dan untuk membuat semen sebesar 4,38%. Beberapa siswa menjelaskan perbedaan batuan beku dengan batuan sedimen yaitu batuan beku adalah batu yang terbentuk oleh tekanan suhu udara, batu Sedimen adalah batu yang terbentuk dari endapan magma ada 2,55%. Sebesar 13,87% menjelaskan perbedaan batuan beku dengan batuan sedimen yaitu batuan beku terbuat dari gas magma batuan sedimen terbuat dari aliran arus sungai. Ada yang menjelaskan perbedaan batuan beku dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
batuan sedimen yaitu batuan beku: terbentuk dari lava yang mengendap Batuan sedimen: terbentuk dari fosil yang berusia jutaan tahun sebesar 6,93%. Sebesar 4,74% menjelaskan batuan beku dan batuan sedimen yaitu batuan beku adalah batuan bisidian dan batuan sedimen adalah batuan yang sisa makhluk hidup. Dan yang menjelaskan diluar konsep dari batuan beku dan batuan sedimen ada 28,10%. Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti pada tabel 4.10 tentang perbedaan batuan beku dengan batuan sedimen dapat disimpulkan bahwa banyak siswa yang mengalami miskonsepsi. Persentase siswa yang mengalami miskonsepsi secara keseluruhan pada konsep ini adalah 82,48 % siswa.
4. Uji Prasyarat Analisis untuk Melihat Perbedaan Miskonsepsi Siswa Kelas V SD dilihat dari jenis kelamin Pada bagian ini penelti akan melakukan uji persyaratan analisis yang terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Uji persyaratan analisisini peneliti menggunkan SPSS versi 20. Uji persyaratan analisis akan diuraikan peneliti yaitu sebagai berikut. a. Uji Normalitas Uji Normaliatas ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui apakah data tersebar terdistribusi normal atau tidak. Peneliti melakukan uji normalitas ini dengan menggunakan uji KolmogorovSmirnovpada SPSS versi 20. Penelitian peneliti menggunakan taraf signifikansi 0,05. Hipotesis stastistik dalam penelitian ini adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
H0
=
Sebaran data tidak sesuai dengan kurva normal atau data tidak normal
H1
=
Sebaran data sesuai dengan kurva normal atau data normal
Kriteria normalitas suatu data adalah 3) Jika harga sig (2-tailed) ≥ 0,05; H0 ditolak atau H1 gagal ditolak, artinya sebaran data tes sesuai dengan kurva normal 4) Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 gagal ditolak atau H1 ditolak, artinya sebaran data tes tidak sesuai dengan kurva normal Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnovdapat dilihat pada tabel 4.13. JENIS DATA
Sig
Kategori
Skor Total
,005
Tidak Normal
Jenis Kelamin
,000
Ada Perbedaan
Tabel. 4.11 Tabel Sampel Kolmogorov-Smirnov Test Dari data yang didapat oleh peneliti
merupakan hasil uji nomalitas
menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Tabel tersebut memperlihatkan sig(2-.tailed) pada variabel jenis kelamin adalah 0,000, maka data dapat dikatakan tidak normal karena nilai signifikansinya kurang dari taraf signifikansi α = 0,05. Pada variabel skor memperlihatkan sig(2-.tailed) adalah 0,005, maka data dapat dikatakan tidak normal karena nilai signifikansinya lebih besar dari taraf signifikansi α = 0,05. Selain data tabel peneliti menyajikan dalam bentuk histogram yaitu sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
Gambar 4.24 Histogram Jenis Kelamin Siswa
Gambar 4.2 menunjukkan histogram jenis kelamin siswa yang menyatakan bahwa data tidak normal karena kecondongan grafik histogram tidak seimbang dengan nilai skewnees tidak mendekati 0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
Gambar 4.25109 Histogram Homogenitas
Gambar 4.2 menunjukkan histogram data siswa yang menyatakan bahwa data normal karena kecondongan grafik histogram seimbang dengan nilai skewnees mendekati 0. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk membuktikan adanya kesamaan variansi populasi atau data variabel homogen atau tidak. Data yang dapat dikatakan homogen bila nilai disignifikansi lebih dari 0,05.Uji homogenitas didasarkan pada uji Levene Statistic dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 20. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel. Dari data yang sudah diperoleh peneliti menunjukkan hasil uji homogenitas yang menyatakan taraf signifikansinya 0,284. Taraf signifikansi yang telah didapatkan oleh peneliti lebih besar dari 0,05. Hasil yang uji homogenitas pada data yang telah diuji dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
dikatakan bahwa dua kelompok data yaitu laki-laki dan perempuan memiliki variansi yang sama. 1. Uji Hipotesis Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji Independent samples t-test pada SPSS 20. Uji Independent samples t-test dilakukan untuk mengetahui perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD Negeri semeseter 2 se-Kecamatan Kalasan.Hipotesis yang digunakan dalam uji hipotesis menggunakan Independent t test adalah H0
=
tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD semester 2 se Kecamatan Kalasan. (µ1= µ2)
H1
=
Ada perbedaan miskonsepsi IPA dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD semester 2 se Kecamatan Kalasan. (µ1≠ µ2)
Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah 3) Jika harga sig (2-tailed) ≥ 0,05; H0 ditolak atau H1 gagal ditolak, artinya ada perbedaan miskonsepsi IPA dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD semester 2 se Kecamatan Kalasan. 4) Jika harga sig (2-tailed) < 0,05; H0 gagal ditolak atau H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD semester 2 se Kecamatan Kalasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
Dari tabel menunjukkan hasil uji hipotesis yang telah di uji dengan Independent samples t-test yang menunjukkan bahwa harga sig (2-.tailed) adalah 0,257. Hasil uji hipotesis ini menyatakan bahwa harga sig (2-.tailed) ≥ 0,05. Berdasarkan hasil yang didapat peneliti dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak atau H1 gagal ditolak, artinya tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD Negeri semester 2 seKecamatan Kalasan.
B. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terjadinya miskonsepsi IPA Fisika kelas V SD Negeri semester 2 se-Kecamatan Kalasan dan untuk mengetahui adanya perbedaan miskonsepsi dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kalasan. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan soal pilihan ganda yang berjumlah 20 item dan 5 item soal uraian. Soal-soal tersebut peneliti sebar di SD Negeri se-Kecamatan Kalasan yang menggunakan kurikulum KTSP dan dibagikan sesuai dengan jumlah sampel yang dibutuhkan peneliti. Miskonsepsi merujuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar. Miskonsepsi dapat berbentuk konsepsi, kesalahan hubungan yang tidak benar antar konsep-konsep,gagasan intuitif atau pandangan yang salah. Menurut Fowler
(dalam
Suparno,
2005:4)
miskonsepsi
dapat
merupakan
pengertian yang tidak akurat tentang konsep, penggunaan konsep yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah tentang penerapan konsep, pemaknaan konsep yang berbeda, kekacauan konsep konsep yang berbeda, dan hubungan hierarkis konsep-konsep yang tidak benar. Sama dengan halnya siswa SD se-Kecamatan Kalasan yang memiliki gagasan yang salah terhadap beberapa materi pada pembelajaran IPA Fisika. Berdasarkan hasil yang telah didapatkan peneliti dan telah dianalisis oleh peneliti menujukkan bahwa ada banyak siswa kelas V SD Negeri seKecamatan Kalasan yang mengalami miskonsepsi IPA Fisika pada setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator yang telah diujikan ke siswa. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada perbedaan miskonsepsi dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kalasan. Hasil analisis pertama yang dilakukan peneliti menunjukan bahwa ada banyak siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kalasan yang mengalami miskonsepsi pada IPA Fisika. Hal ini dibuktikan dari hasil yang peneliti dapat dari pekerjaan siswa pada soal pilihan ganda dan soal uraian. Peneliti akan membahas terjadinya miskonsepsi yang pertama melalui soal pilihan ganda. Siswa tersebut dikatakan mengalami miskonsepsi dilihat dari pilihan jawaban yang salah dan menurut mereka jawaban yang mereka pilih adalah benar. Berikut gambar 4.2 peneliti menyajikan persentase siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kalasan yang mengalami miskonsepsi IPA Fisika melalui soal pilihan ganda. Berdasarkan bahasan peneliti di atas dapat disimpulkan bahwa siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kalasan banyak yang mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
miskonsepsi IPA Fisika. Miskonsepsi siswa tersebut terjadi karena kosepsi yang dimiliki siswa tidak sesuai dengan kosep IPA Fisika yang sebenarnya. Hasil penelitian yang sudah didapatkan oleh peneliti sejalan dengan hasil peneltian yang dilakukan oleh Suryanto, dkk (2009) tentang “Pemahaan murid Sekolah Dasar (SD) terhadap konsep ilmu pengetahuan alam (IPA) berbasisi biologi”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian wawancara. Hasil penelitian menunjukkan sedikit anak yang dapat memahami konsep dengan benar dengan perbandingan 1:4 hanya ada 1 konsep yang dapat dipahami dengan baik oleh siswa dan juga kesalahan konsepsi banyak disebabkan karena dalam memahami suatu konsep siswa hanya memberikan jawaban berdasarkan atas pengalaman mereka seharihari.
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Clara, Stepanus dan Harahtuah tentang “Miskonsepsi Siswa Kelas Rangkap SDN 47 Sekadu Pada Materi Sifat dan Perubahan Wujud Benda”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan bentuk penelitian survey. Hasil penelitian ini ini menunjukkan bahwa siswa kelas III dan IV (kelas rangkap) SD Negeri 47 Sekadau masih memiliki konsepsi yang keliru (miskonsepsi). Dari analisis data dapat dikemukakan bahwa rata-rata 58,38 % dari 14 siswa kelas III dan rata-rata 54,67 % dari 15 siswa kelas IV mengalami miskonsepsi pada materi sifat dan perubahan wujud benda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Raharjo dkk dan Suwarna telah menguatkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Hasil yang didapatkan oleh peneliti dapat membuktikan bahwa miskonsepsi terjadi pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kalasan pada materi IPA Fisika, walaupun tempat penelitian, variabel penelitian, dan sampel yang digunakan berbeda. Penelitian Mufidah, S (2013) dengan judul “Pengaruh metode pembelajaran Mind mapping dan jenis kelamin Terhadap hasil belajar matematika Siswa kelas vii mtsn karangrejo tulungagung”.
Dengan
menggunakan
metode
teknik
t-test.
Hasil
penelitian
pengaruh
pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung, karena tidak adanya pengaruh jenis kelamin terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung. Namun analisis menunjukan bahwa nilai ratarata anak perempuan lebih tinggi dari anak laki-laki. Peneliti akan membahas hasil analisis yang kedua yaitu ada perbedaan miskonsepsi dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kalasan. Hasil yang didapatkan peneliti setelah melakukan uji hipotesis dengan menggunakan bantuan program IBM SPSS 20 dengan melakukan uji Independent t testmenunjukkan bahwa harga sig(2-tailed) adalah 0,257. Hasil uji Independent t test yang didapatkan lebih besar dari 0,05 (0,257 ≥ 0,005) maka H0 ditolak, jadi dapat disimpulkan bahwa ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD Negeri semester 2 se-Kecamatan Kalasan. Terjadinya perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V SD Negeri semester 2 se-Kecamatan Kalasan dikarenakan
adanya
perbedaan
kemampuan
siswa
laki-laki
dan
perempuan. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori bahwa secara psikologis anak laki-laki dan perempuan tingkat inteligensinya berbeda, bahwa lebih banyak anak laki-laki yang lemah dalam inteligensi dibandingkan dengan perempuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
Pada bab penutup peneliti akan menguraikan tiga hal, yaitu kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kalasan dapat disimpulakan bahwa: 1. Siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kalasan mengalami miskonsepsi pada konsep gaya, pesawat sederhana, membuat suatu karya/model dengan menerapkan sifat-sifat cahaya, dan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Miskonsepsi ini dilihat dari pekerjaan siswa pada soal pilihan ganda yaitu siswa yang menjawab salah dan menurut keyakinan mereka bahwa jawaban yang dipilih yakin benar serta soal uraian yaitu dengan melihat jawaban siswa ditinjau dari konsepsi yang mereka miliki sesuai dengan konsep yang sebenarnya atau tidak. 2. Tidak ada perbedaan Miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kalasan dilihat dari jenis kelamin. Hal ini ditunjukkan oleh hasil analisis peneliti dengan menggunakan IBM SPSS 20 dengan memperoleh harga sig(2-.tailed) adalah 0,275. Karena 0,275 > 0,05 maka artinya ada perbedaan Miskonsepsi IPA
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
Fisika pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Kalasan dilihat dari jenis kelamin.
B. Keterbatasan Penelitian Peneliti juga mengungkapkan keterbatasan penelitian yang dihadapi pada saat melakukan penelitian. Beberapa kekurangan atau kesulitan yang dialami oleh peneliti pada saat melakukan penelitian yaitu: 1. Keterbatasan waktu yang dialami oleh peneliti karena jumlah siswa dan sekolah yang sangat banyak sehingga peneliti tidak bisa melakukan pengawasan dengan baik saat siswa mengerjakan soal. 2. Penelitian ini hanya bertujuan mengetahui dan mendeskripsikan terjadinya miskonsepsi IPA Fisika kelas V Negeri se-Kecamatan Kalasan saja.
C. Saran Saran yang diberikan peneliti sebagai masukan dan perbaikan untuk penelitian selanjutnya agar jangan sampai ada keterbatasan penelitian yang menghambat proses pembelajaram, diantaranya yaitu: 1. Sebaiknya peneliti mempertimbangkan waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian. 2. Penelitian selanjutnya sebaiknya lebih mendalam dan tidak hanya mengenai miskonsepsi saja tetapi penyebab minskonsepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, R. (2014). Pengantar pendidikan: asas & filsafat pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Ahadi, R. (2012). Buku adalah tongkat kehidupan. Sleman: AR-Ruzz media Amien, M. (1987). Pemetaan Konsep Suatu Tehnik untuk Meningkatkan Belajat yang Bermakna. Mimbar Pendidikan. 2. Tahun IX, 55-69 Bugin, M. (2013). Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Budi. K. (1992). Pemahaman konsep gaya dan beberapa salah konsep yang terjadi. Jurnal Widya Dharma V III. Universitas Sanata Dharma.Yogya Clara, Stephan, Haratua (2012) dengan judul “Miskonsepsi Siswa Kelas Rangkap SDN 47 Sekadu Pada Materi Sifat dan Perubahan Wujud Benda”. Jurnal Penelitian. FKIP Untan Pontianak. Pontianak
Diunduh :
http://repo.iain-untan.ac.id/400/1/Skripsi%20SITI%20IVA%20MUFIDA.pdf (02/11/2015) (19.20)
Dahar, R dan Wilis. (2006). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Bandung : Erlangga. Djohar (1993). Analisis hubungan antara konsep dengan unsur-unsur penyusun Sebagai pendekatan untuk deskripsi kesulitan memahami konsep dan proses konseptualisasi bidang ilmu pengetahuan alam. Laporan Penelitian (Tidak diterbitkan). Yogyakarta. FP MIPA IKIP YOGYA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
Ivowi U.M 0 (1984). "Misconception in physics among Nigerian secondory school students" Physics Edtrcation, Vol. 19. pp. 279 – 285 Mufidah, S (2013). “Pengaruh metode pembelajaran Mind mapping dan Jenis Kelamin Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas vii MTSN Karangrejo Tulungagung”. SKRIPSI : Sekolah Tinggi Islam Negeri. Tulungagung.
Diunduh
:
http://repo.iaintulungagung.ac.id/400/1/Skripsi%2A. df (03/03/2016) (20.00)
Mulyasa. (2012). Kurikulum tingkat satuan pendidikan. : PT Remaja Rosdakarya Presetyo, Z. (2004). Kapita Selekta Pembelajaran Fisika. Jakarta: UT Pujayanto, dan Wijaya, E. (2011). “Profil miskonsepsi siswa SD pada konsep gaya dan cahaya”. Jurnal Penelitian.FKIP UNS. Solo Diunduh : http://repo.iain-UNSac.id/400/1/Skripsi%20SITI%20IVA%20.pdf (02/11/2015) (19.20) Priyanto, D. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta :CV. Andi Offset
Rochman, A dan Winanto, A (2010). “Miskonsepsi siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 04 Salatiga Tentang Gaya Gravitasi Remediasinya”.
dan Pembelajaran Diunduh:http://repo.iain-
UKSW.ac.id/400/1/Skripsi%20SITI%20IVA%20.pdf (02/11/2015) (19.20)
Simanek
E.
(2002).
Didaktikogenic
Physics
Misconceptions:
Student
misconceptions induced by teachers and textbooks. Diunduh dari: http://www.lhup.edu/~dsimanek/scenario/miscon.htm, 4/8/2005 Suke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
Silverius (1991). Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia. Sukmadinata, N. (2010). Metode penelitian pendidikan. PT. REMAJA ROSDAKARYA. Bandung. Suparno, P. (2005). Miskonsepsi dan perubahan konsep dalam pendididkan fisika. Jakarta: Gramedia Sangadji, dan Etta. (2010). Metodeologi penelitian-pendekatan praktis dalam penelitian. Yogyakarta: C.V Andi Offset. Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif Kualitatif danrnd. Bandung : Alfabeta. Sukmadinata, Nana dan Syaodih. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung : Rosda. Sulistyorini. (2007). Pembelajaran konsep dan kesalahan konsep IPA yang sering dijumpai di Sekolah Dasar. SKRIPSI. Jakarta: UT Suryanto, A dan Herman, Y. (2009) tentang “Pemahaan murid Sekolah Dasar (SD) terhadap konsep ilmu pengetahuan alam (IPA) berbasis biologi”. Laporan
Penelitian.
UT
http://pjjpgsd.ut.ac.id/dok/6.Modul-6-
Miskonsepsi%20dan%20Remediasi%20Pembelajaran%20IPA.pdf (02/11/2015) (19.20)
Triwiyanto, T. (2014). Pengantar pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
Urevbo, A.O. (1984). Teaching and Concept Of Energy In Nigeria Children in 7 – 11 Years Old Age Range. Journal Of Research in Science Teaching. 21 (3):255-257. Van den Breg, E (1991). Miskonsepsi fisika dan remediasi. Salatiga: UKSW Vaidya, N. (1976). The Impact Science Teaching. New Delhi : Oxford & IBH Pub.Co Winarti, W dkk. (2009). Ilmu pengatuan alam (BSE). Pusat Perbukuan Departemen Nasional. Jakarta NN
:
http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-pisa (01/02/2016) (12.30)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
Lampiran 1
SURAT-SURAT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
Lampiran 1.2 Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
Lampiran 1.3 Surat Izin Penelitian dari BAPPEDA Kab. Sleman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
Lampiran 1.4 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari UPTD Kec. Kalasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
Lampiran 2
DATA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
Lampiran 2.1 Rangkuman Data SD Negeri di Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman.
Rangkuman Data SD Negeri Kecamatan Kalasan Tahun Pelajaran 2014/2015 Kecamatan
: Kalasan
Kabupaten
: Sleman
Provinsi
: D.I Yogyakarta
Status Sekolah : Negeri No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama Sekolah Sd Negeri Bendungan Sd Negeri Bogem 2 Sd Negeri Bogem I Sd Negeri Kalasan 1 Sd Negeri Kalasan Baru Sd Negeri Karangnongko 1 Sd Negeri Karangnongko 2 Sd Negeri Kertirejo Sd Negeri Kledokan Sd Negeri Kowangbinangun Sd Negeri Pakem Sd Negeri Pucung Sd Negeri Purwobinangun Sd Negeri Purwomartani Sd Negeri Salakan Lor Sd Negeri Sambiroto 2 Sd Negeri Sambiroto I Sd Negeri Sidorejo
Alamat Bendungan Bogem Kepatihan Krajan Glondong Karangnongko Dalangan Kertirejo Tunjungan Kowang Pakem Pucung Purwobinangun Karangmojo Salakan Sidokerto Karanglo Sidorejo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
Lampiran 2.2 Data hasil tes siswa kelas V No
Nama Sekolah
Nama Responden
Jumlah Benar
Nilai
1
SD N Tunjung Sari 1
TJS 1 1
8
40
2
SD N Tunjung Sari 1
TJS 1 2
11
55
3
SD N Tunjung Sari 1
TJS 1 3
12
60
4
SD N Tunjung Sari 1
TJS 1 4
13
65
5
SD N Tunjung Sari 1
TJS 1 5
8
40
6
SD N Tunjung Sari 1
TJS 1 6
15
75
7
SD N Tunjung Sari 1
TJS 1 7
15
75
8
SD N Tunjung Sari 1
TJS 1 8
6
30
9
SD N Tamanan 1
TMN 1 2
10
50
10
SD N Tamanan 1
TMN 1 3
11
55
11
SD N Tamanan 1
TMN 1 4
8
40
12
SD N Tamanan 1
TMN 1 5
6
30
13
SD N Tamanan 1
TMN 1 6
18
90
14
SD N Tamanan 1
TMN 1 7
11
55
15
SD N Tamanan 1
TMN 1 8
17
85
16
SD N Tamanan 1
TMN 1 9
6
30
17
SD N Tamanan 1
TMN 1 11
13
65
18
SD N Tamanan 1
TMN 1 12
6
30
19
SD N Tamanan 1
TMN 1 13
9
45
20
SD N Tamanan 1
TMN 1 14
7
35
21
SD N Tamanan 1
TMN 1 15
11
55
22
SD N Tamanan 1
TMN 1 16
12
60
23
SD N Tamanan 1
TMN 1 17
12
60
24
SD N Tamanan 1
TMN 1 18
8
40
25
SD N Tamanan 1
TMN 1 19
14
70
26
SD N Tamanan 1
TMN 1 20
6
30
27
SD N Tamanan 1
TMN 1 21
11
55
28
SD N Tamanan 1
TMN 1 22
12
60
29
SD N Tamanan 1
TMN 1 23
8
40
30
SD N Tamanan 1
TMN 1 24
9
45
31
SD N Tamanan 1
TMN 1 25
9
45
32
SD N Tamanan 1
TMN 1 26
9
45
33
SD N Tamanan 1
TMN 1 27
8
40
34
SD N Tamanan 1
TMN 1 28
8
40
35
SD N Tamanan 1
TMN 1 29
8
40
36
SD N Tamanan 1
TMN 1 30
12
60
37
SD N Tamanan 1
TMN 1 31
9
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
No
Nama Sekolah
Nama Responden
Jumlah Benar
Nilai
38
SD N Karangnongko 1
KNG 1 1
8
40
39
SD N Karangnongko 1
KNG 1 2
9
45
40
SD N Karangnongko 1
KNG 1 3
17
85
41
SD N Karangnongko 1
KNG 1 4
9
45
42
SD N Karangnongko 1
KNG 1 5
16
80
43
SD N Karangnongko 1
kng 1 6
15
75
44
SD N Karangnongko 1
KNG 1 7
6
30
45
SD N Karangongko 2
KNG 2 1
11
55
46
SD N Karangongko 2
KNG 2 2
12
65
47
SD N Karangongko 2
KNG 2 3
6
30
48
SD N Karangongko 2
KNG 2 4
9
45
49
SD N Karangongko 2
KNG 2 5
7
35
50
SD N Karangongko 2
KNG 2 6
6
30
51
SD N Karangongko 2
KNG 2 7
6
30
52
SD N Sambiroto 2
SMB 2 1
5
25
53
SD N Sambiroto 2
SMB 2 2
10
50
54
SD N Sambiroto 2
SMB 2 3
8
45
55
SD N Sambiroto 2
SMB 2 4
6
30
56
SD N Sambiroto 2
SMB 2 5
9
45
57
SD N Sambiroto 2
SMB 2 6
9
45
58
SD N Sambiroto 2
SMB 2 7
10
50
59
SD N Kowang
KWG 1
5
25
60
SD N Kowang
KWG 2
11
55
61
SD N Kowang
KWG 3
11
55
62
SD N Kertirejo
KRT 1
11
55
63
SD N Kertirejo
KRT 2
4
20
64
SD N Kertirejo
KRT 3
12
60
65
SD N Kertirejo
KRT 4
8
40
66
SD N Kertirejo
KRT 5
8
40
67
SD N Kertirejo
KRT 6
9
45
68
SD N Kertirejo
KRT 7
9
45
69
SD N Kertirejo
KRT 8
6
30
70
SD N Purwobinangun
PRB 1
11
55
71
SD N Purwobinangun
PRB 2
9
45
72
SD N Purwobinangun
PRB 3
16
80
73
SD N Purwobinangun
PRB 4
8
40
74
SD N Purwobinangun
PRB 5
8
40
75
SD N Purwobinangun
PRB 6
7
35
76
SD N Purwobinangun
PRB 7
5
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
No
Nama Sekolah
Nama Responden
Jumlah Benar
Nilai
77
SD N Purwobinangun
PRB 8
14
70
78
SD N Purwobinangun
PRB 9
6
30
79
SD N Bendungan
BNG 1
12
60
80
SD N Bendungan
BNG 2
6
30
81
SD N Bendungan
BNG 3
10
50
82
SD N Bendungan
BNG 4
12
60
83
SD N Bendungan
BNG 5
16
80
84
SD N Bendungan
BNG 6
12
60
85
SD N Bendungan
BNG 7
7
35
86
SD N Bendungan
BNG 8
15
75
87
SD N Bendungan
BNG 9
14
70
88
SD N Bendungan
BNG 10
8
40
89
SD N Bendungan
BNG 11
13
65
90
SD N Purwomartani
PWM 1
11
55
91
SD N Purwomartani
PWM 2
5
25
92
SD N Purwomartani
PWM 3
11
55
93
SD N Purwomartani
PWM 4
14
70
94
SD N Purwomartani
PWM 5
12
60
95
SD N Purwomartani
PWM 6
7
35
96
SD N Purwomartani
PWM 7
14
70
97
SD N Purwomartani
PWM 8
9
45
98
SD N Purwomartani
PWM 9
12
60
99
SD N Purwomartani
PWM 10
5
25
100
SD N Purwomartani
PWM 11
5
25
101
SD N Purwomartani
PWM 12
6
30
102
SD N Purwomartani
PWM 13
7
35
103
SD N Purwomartani
PWM 14
6
30
104
SD N Purwomartani
PWM 15
14
70
105
SD N Purwomartani
PWM 16
9
45
106
SD N Purwomartani
PWM 17
10
50
107
SD N Purwomartani
PWM 18
9
45
108
SD N Purwomartani
PWM 19
14
70
109
SD N Purwomartani
PWM 20
6
30
110
SD N Tamanan 2
TMN 2 1
9
45
111
SD N Tamanan 2
TMN 2 2
8
40
112
SD N Tamanan 2
TMN 2 3
14
70
113
SD N Tamanan 2
TMN 2 4
15
75
114
SD N Bogem 2
BGM 2 1
10
50
115
SD N Bogem 2
BGM 2 2
14
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
No
Nama Sekolah
Nama Responden
Jumlah Benar
Nilai
116
SD N Bogem 2
BGM 2 3
6
30
117
SD N Bogem 2
BGM 2 4
6
30
118
SD N Bogem 2
BGM 2 5
15
75
119
SD N Bogem 2
BGM 2 6
11
55
120
SD N Bogem 2
BGM 2 7
14
70
121
SD N Bogem 2
BGM 2 8
11
55
122
SD N Bogem 2
BGM 2 9
12
60
123
SD N Bogem 2
BGM 2 10
12
60
124
SD N Tunjung Sari 2
TJG 2 1
11
55
125
SD N Tunjung Sari 2
TJG 2 2
16
80
126
SD N Tunjung Sari 2
TJG 2 3
12
60
127
SD N Tunjung Sari 2
TJG 2 4
10
50
128
SD N Tunjung Sari 2
TJG 2 5
12
60
129
SD N Kalasan Baru
KLB 1
12
60
130
SD N Kalasan Baru
KLB 2
14
70
131
SD N Kalasan Baru
KLB 3
15
75
132
SD N Kalasan Baru
KLB 4
16
80
133
SD N Kalasan Baru
KLB 5
18
90
134
SD N Kalasan Baru
KLB 6
13
65
135
SD N Kalasan Baru
KLB 7
12
60
136
SD N Kalasan Baru
KLB 8
11
55
137
SD N Kalasan Baru
KLB 9
11
55
138
SD N Kalasan Baru
KLB 10
19
95
139
SD N Kalasan Baru
KLB 11
16
80
140
SD N Kalasan Baru
KLB 12
13
65
141
SD N Kalasan Baru
KLB 13
12
60
142
SD N Kalasan Baru
KLB 14
10
50
143
SD N Kalasan Baru
KLB 15
14
70
144
SD N Kalasan Baru
KLB 16
15
75
145
SD N Kalasan Baru
KLB 17
13
65
146
SD N Kalasan Baru
KLB 18
16
80
147
SD N Kalasan Baru
KLB 19
11
55
148
SD N Kalasan Baru
KLB 20
8
40
149
SD N Kalasan Baru
KLB 21
9
45
150
SD N Sambiroto 1
SMB 1 1
12
60
151
SD N Sambiroto 1
SMB 1 2
10
50
152
SD N Sambiroto 1
SMB 1 3
7
35
153
SD N Sambiroto 1
SMB 1 4
10
55
154
SD N Sambiroto 1
SMB 1 5
14
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157
No
Nama Sekolah
Nama Responden
Jumlah Benar
Nilai
155
SD N Sambiroto 1
SMB 1 6
14
70
156
SD N Sambiroto 1
SMB 1 7
11
55
157
SD N Sorogenen 1
SRG 1 1
15
75
158
SD N Sorogenen 1
SRG 1 2
9
45
159
SD N Sorogenen 1
SRG 1 3
9
45
160
SD N Sorogenen 1
SRG 1 4
19
95
161
SD N Sorogenen 1
SRG 1 5
10
50
162
SD N Sorogenen 1
SRG 1 6
6
35
163
SD N Pucung
PCG 1
11
55
164
SD N Pucung
PCG 2
7
35
165
SD N Pucung
PCG 3
6
30
166
SD N Pucung
PCG 4
12
60
167
SD N Pucung
PCG 5
7
35
168
SD N Pucung
PCG 6
12
60
169
SD N Pucung
PCG 7
8
40
170
SD N Pucung
PCG 8
13
65
171
SD N Pucung
PCG 9
11
55
172
SD N Pucung
PCG 10
5
25
173
SD N Pucung
PCG 11
10
50
174
SD N Kledokan
KLD 1
12
60
175
SD N Kledokan
KLD 2
14
70
176
SD N Kledokan
KLD 3
11
55
177
SD N Kledokan
KLD 4
9
45
178
SD N Kledokan
KLD 5
6
30
179
SD N Kledokan
KLD 6
11
55
180
SD N Tamanan 3
TMN 3 1
14
70
181
SD N Tamanan 3
TMN 3 2
5
25
182
SD N Tamanan 3
TMN 3 3
9
45
183
SD N Tamanan 3
TMN 3 4
10
50
184
SD N Tamanan 3
TMN 3 5
9
45
185
SD N Tamanan 3
TMN 3 6
8
40
186
SD N Tamanan 3
TMN 3 7
10
50
187
SD N Tamanan 3
TMN 3 8
11
55
188
SD N Tamanan 3
TMN 3 9
8
40
189
SD N Tamanan 3
TMN 3 10
13
65
190
SD N Tamanan 3
TMN 3 11
8
40
191
SD N Bogem 1
BGM 1 2
13
65
192
SD N Bogem 1
BGM 1 3
14
70
193
SD N Bogem 1
BGM 1 4
14
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158
No
Nama Sekolah
Nama Responden
Jumlah Benar
Nilai
194
SD N Bogem 1
BGM 1 5
17
85
195
SD N Bogem 1
BGM 1 6
10
50
196
SD N Bogem 1
BGM 1 7
17
85
197
SD N Bogem 1
BGM 1 8
15
75
198
SD N Bogem 1
BGM 1 9
16
80
199
SD N Bogem 1
BGM 1 10
15
75
200
SD N Bogem 1
BGM 1 11
15
75
201
SD N Pakem
PKM 1
15
75
202
SD N Pakem
PKM 2
12
60
203
SD N Pakem
PKM 3
14
70
204
SD N Pakem
PKM 4
13
65
205
SD N Pakem
PKM 5
17
85
206
SD N Pakem
PKM 6
17
85
207
SD N Pakem
PKM 7
14
70
208
SD N Pakem
PKM 8
12
60
209
SD N Kalasan 1
KLN 1 1
7
35
210
SD N Kalasan 1
KLN 1 2
9
45
211
SD N Kalasan 1
KLN 1 3
14
70
212
SD N Kalasan 1
KLN 1 4
6
30
213
SD N Kalasan 1
KLN 1 5
8
40
214
SD N Kalasan 1
KLN 1 6
15
75
215
SD N Kalasan 1
KLN 1 7
17
85
216
SD N Kalasan 1
KLN 1 8
12
60
217
SD N Kalasan 1
KLN 1 9
12
60
218
SD N Kalasan 1
KLN 1 10
9
45
219
SD N Kalasan 1
KLN 1 11
10
50
220
SD N Kalasan 1
KLN 1 12
12
60
221
SD N Sidorejo
SDR 1
8
40
222
SD N Sidorejo
SDR 2
12
60
223
SD N Sidorejo
SDR 3
10
50
224
SD N Sidorejo
SDR 4
8
40
225
SD N Sidorejo
SDR 5
17
85
226
SD N Sidorejo
SDR 6
8
40
227
SD N Sidorejo
SDR 7
9
45
228
SD N Sidorejo
SDR 8
7
35
229
SD N Sidorejo
SDR 9
8
40
230
SD N Sidorejo
SDR 10
7
35
231
SD N Sidorejo
SDR 11
15
75
232
SD N Sidorejo
SDR 12
11
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159
No
Nama Sekolah
Nama Responden
Jumlah Benar
Nilai
233
SD N Sidorejo
SDR 13
12
60
234
SD N Sidorejo
SDR 14
17
85
235
SD N Sidorejo
SDR 15
15
75
236
SD N Sidorejo
SDR 16
9
45
237
SD N Sidorejo
SDR 17
14
70
238
SD N Sidorejo
SDR 18
13
65
239
SD N Sidorejo
SDR 19
18
90
240
SD N Sidorejo
SDR 20
8
40
241
SD N Sidorejo
SDR 21
11
55
242
SD N Tamanan 2
TMG 1
12
60
243
SD N Tamanan 2
TMG 2
13
65
244
SD N Tamanan 2
TMG 3
8
40
245
SD N Tamanan 2
TMG 4
15
75
246
SD N Tamanan 2
TMG 5
15
75
247
SD N Tamanan 2
TMG 6
6
30
248
SD N Tamanan 2
TMG 7
16
80
249
SD N Tamanan 2
TMG 8
9
45
250
SD N Tamanan 2
TMG 9
10
50
251
SD N Tamanan 2
TMG 10
11
55
252
SD N Salakan Lor
SLKL 1
8
40
253
SD N Salakan Lor
SLKL 2
6
30
254
SD N Salakan Lor
SLKL 3
18
90
255
SD N Salakan Lor
SLKL 4
11
55
256
SD N Salakan Lor
SLKL 5
17
85
257
SD N Salakan Lor
SLKL 6
6
30
258
SD N Salakan Lor
SLKL 7
8
40
259
SD N Sorogenen 2
SRG 2 1
13
65
260
SD N Sorogenen 2
SRG 2 2
6
30
261
SD N Sorogenen 2
SRG 2 3
9
45
262
SD N Sorogenen 2
SRG 2 4
7
35
263
SD N Sorogenen 2
SRG 2 5
11
55
264
SD N Sorogenen 2
SRG 2 6
12
60
265
SD N Sorogenen 2
SRG 2 7
12
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
Lampiran 2.3 Data sekolah dan jenis kelamin siswa Jenis Kelamin
No
Nama Sekolah
Nama Responden
1
SD N Tunjung Sari 1
TJS 1 1
2
SD N Tunjung Sari 1
TJS 1 2
P
3
SD N Tunjung Sari 1
TJS 1 3
P
4
SD N Tunjung Sari 1
TJS 1 4
P
5
SD N Tunjung Sari 1
TJS 1 5
P
6
SD N Tunjung Sari 1
TJS 1 6
P
7
SD N Tunjung Sari 1
TJS 1 7
P
8
SD N Tunjung Sari 1
TJS 1 8
P
9
SD N Tamanan 1
TMN 1 2
P
10
SD N Tamanan 1
TMN 1 3
P
11
SD N Tamanan 1
TMN 1 4
P
12
SD N Tamanan 1
TMN 1 5
P
13
SD N Tamanan 1
TMN 1 6
P
14
SD N Tamanan 1
TMN 1 7
P
15
SD N Tamanan 1
TMN 1 8
P
16
SD N Tamanan 1
TMN 1 9
P
17
SD N Tamanan 1
TMN 1 11
P
18
SD N Tamanan 1
TMN 1 12
P
19
SD N Tamanan 1
TMN 1 13
P
20
SD N Tamanan 1
TMN 1 14
P
21
SD N Tamanan 1
TMN 1 15
P
22
SD N Tamanan 1
TMN 1 16
P
23
SD N Tamanan 1
TMN 1 17
P
24
SD N Tamanan 1
TMN 1 18
P
25
SD N Tamanan 1
TMN 1 19
P
26
SD N Tamanan 1
TMN 1 20
P
27
SD N Tamanan 1
TMN 1 21
P
28
SD N Tamanan 1
TMN 1 22
P
29
SD N Tamanan 1
TMN 1 23
P
30
SD N Tamanan 1
TMN 1 24
P
31
SD N Tamanan 1
TMN 1 25
P
32
SD N Tamanan 1
TMN 1 26
P
33
SD N Tamanan 1
TMN 1 27
P
34
SD N Tamanan 1
TMN 1 28
P
35
SD N Tamanan 1
TMN 1 29
P
36
SD N Tamanan 1
TMN 1 30
P
37
SD N Tamanan 1
TMN 1 31
P
L P
P
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161
No
Nama Sekolah
Jenis Kelamin
Nama Responden
P
KNG 1 1
P
L
44
SD N Karangnongko 1 SD N Karangnongko 1 SD N Karangnongko 1 SD N Karangnongko 1 SD N Karangnongko 1 SD N Karangnongko 1 SD N Karangnongko 1
45
SD N Karangongko 2
KNG 2 1
P
46
SD N Karangongko 2
KNG 2 2
P
47
SD N Karangongko 2
KNG 2 3
P
48
SD N Karangongko 2
KNG 2 4
P
49
SD N Karangongko 2
KNG 2 5
50
SD N Karangongko 2
KNG 2 6
51
SD N Karangongko 2
KNG 2 7
P
52
SD N Sambiroto 2
SMB 2 1
P
53
SD N Sambiroto 2
SMB 2 2
P
54
SD N Sambiroto 2
SMB 2 3
55
SD N Sambiroto 2
SMB 2 4
56
SD N Sambiroto 2
SMB 2 5
P
57
SD N Sambiroto 2
SMB 2 6
P
58
SD N Sambiroto 2
SMB 2 7
P
59
SD N Kowang
KWG 1
P
60
SD N Kowang
KWG 2
P
61
SD N Kowang
KWG 3
P
62
SD N Kertirejo
KRT 1
P
63
SD N Kertirejo
KRT 2
P
64
SD N Kertirejo
KRT 3
P
65
SD N Kertirejo
KRT 4
P
66
SD N Kertirejo
KRT 5
P
67
SD N Kertirejo
KRT 6
P
68
SD N Kertirejo
KRT 7
P
69
SD N Kertirejo
KRT 8
P
70
SD N Purwobinangun
PRB 1
P
71
SD N Purwobinangun
PRB 2
P
72
SD N Purwobinangun
PRB 3
P
38 39 40 41 42 43
KNG 1 2
P
KNG 1 3
P
KNG 1 4
P
KNG 1 5
P
kng 1 6 KNG 1 7
P P
P P
P P
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162
Jenis Kelamin
No
Nama Sekolah
Nama Responden
73
SD N Purwobinangun
PRB 4
P
74
SD N Purwobinangun
PRB 5
P
75
SD N Purwobinangun
PRB 6
P
76
SD N Purwobinangun
PRB 7
P
77
SD N Purwobinangun
PRB 8
P
78
SD N Purwobinangun
PRB 9
P
79
SD N Bendungan
BNG 1
P
80
SD N Bendungan
BNG 2
P
81
SD N Bendungan
BNG 3
P
82
SD N Bendungan
BNG 4
P
83
SD N Bendungan
BNG 5
P
84
SD N Bendungan
BNG 6
P
85
SD N Bendungan
BNG 7
P
86
SD N Bendungan
BNG 8
P
87
SD N Bendungan
BNG 9
P
88
SD N Bendungan
BNG 10
P
89
SD N Bendungan
BNG 11
P
90
SD N Purwomartani
PWM 1
P
91
SD N Purwomartani
PWM 2
P
92
SD N Purwomartani
PWM 3
P
93
SD N Purwomartani
PWM 4
94
SD N Purwomartani
PWM 5
95
SD N Purwomartani
PWM 6
96
SD N Purwomartani
PWM 7
P
97
SD N Purwomartani
PWM 8
P
98
SD N Purwomartani
PWM 9
P
99
SD N Purwomartani
PWM 10
P
100
SD N Purwomartani
PWM 11
P
101
SD N Purwomartani
PWM 12
P
102
SD N Purwomartani
PWM 13
103
SD N Purwomartani
PWM 14
P
104
SD N Purwomartani
PWM 15
P
105
SD N Purwomartani
PWM 16
P
106
SD N Purwomartani
PWM 17
P
107
SD N Purwomartani
PWM 18
P
108
SD N Purwomartani
PWM 19
109
SD N Purwomartani
PWM 20
P
110
SD N Tamanan 2
TMN 2 1
P
111
SD N Tamanan 2
TMN 2 2
P
L
P P P
P
P
P
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163
Jenis Kelamin
No
Nama Sekolah
Nama Responden
P
112
SD N Tamanan 2
TMN 2 3
P
113
SD N Tamanan 2
TMN 2 4
P
114
SD N Bogem 2
BGM 2 1
P
115
SD N Bogem 2
BGM 2 2
P
116
SD N Bogem 2
BGM 2 3
P
117
SD N Bogem 2
BGM 2 4
P
118
SD N Bogem 2
BGM 2 5
P
119
SD N Bogem 2
BGM 2 6
P
120
SD N Bogem 2
BGM 2 7
P
121
SD N Bogem 2
BGM 2 8
122
SD N Bogem 2
BGM 2 9
P
123
SD N Bogem 2
BGM 2 10
P
124
SD N Tunjung Sari 2
TJG 2 1
P
125
SD N Tunjung Sari 2
TJG 2 2
126
SD N Tunjung Sari 2
TJG 2 3
127
SD N Tunjung Sari 2
TJG 2 4
P
128
SD N Tunjung Sari 2
TJG 2 5
P
129
SD N Kalasan Baru
KLB 1
P
130
SD N Kalasan Baru
KLB 2
P
131
SD N Kalasan Baru
KLB 3
P
132
SD N Kalasan Baru
KLB 4
P
133
SD N Kalasan Baru
KLB 5
P
134
SD N Kalasan Baru
KLB 6
P
135
SD N Kalasan Baru
KLB 7
P
136
SD N Kalasan Baru
KLB 8
137
SD N Kalasan Baru
KLB 9
P
138
SD N Kalasan Baru
KLB 10
P
139
SD N Kalasan Baru
KLB 11
P
140
SD N Kalasan Baru
KLB 12
P
141
SD N Kalasan Baru
KLB 13
P
142
SD N Kalasan Baru
KLB 14
P
143
SD N Kalasan Baru
KLB 15
P
144
SD N Kalasan Baru
KLB 16
P
145
SD N Kalasan Baru
KLB 17
P
146
SD N Kalasan Baru
KLB 18
147
SD N Kalasan Baru
KLB 19
148
SD N Kalasan Baru
KLB 20
P
149
SD N Kalasan Baru
KLB 21
P
150
SD N Sambiroto 1
SMB 1 1
P
L
P
P P
P
P P
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164
Jenis Kelamin
No
Nama Sekolah
Nama Responden
P
151
SD N Sambiroto 1
SMB 1 2
P
152
SD N Sambiroto 1
SMB 1 3
P
153
SD N Sambiroto 1
SMB 1 4
P
154
SD N Sambiroto 1
SMB 1 5
P
155
SD N Sambiroto 1
SMB 1 6
P
156
SD N Sambiroto 1
SMB 1 7
157
SD N Sorogenen 1
SRG 1 1
P
158
SD N Sorogenen 1
SRG 1 2
P
159
SD N Sorogenen 1
SRG 1 3
P
160
SD N Sorogenen 1
SRG 1 4
161
SD N Sorogenen 1
SRG 1 5
162
SD N Sorogenen 1
SRG 1 6
163
SD N Pucung
PCG 1
164
SD N Pucung
PCG 2
165
SD N Pucung
PCG 3
P
166
SD N Pucung
PCG 4
P
167
SD N Pucung
PCG 5
P
168
SD N Pucung
PCG 6
P
169
SD N Pucung
PCG 7
P
170
SD N Pucung
PCG 8
P
171
SD N Pucung
PCG 9
P
172
SD N Pucung
PCG 10
173
SD N Pucung
PCG 11
174
SD N Kledokan
KLD 1
P
175
SD N Kledokan
KLD 2
P
176
SD N Kledokan
KLD 3
P
177
SD N Kledokan
KLD 4
178
SD N Kledokan
KLD 5
179
SD N Kledokan
KLD 6
180
SD N Tamanan 3
TMN 3 1
P
181
SD N Tamanan 3
TMN 3 2
P
182
SD N Tamanan 3
TMN 3 3
P
183
SD N Tamanan 3
TMN 3 4
P
184
SD N Tamanan 3
TMN 3 5
P
185
SD N Tamanan 3
TMN 3 6
P
186
SD N Tamanan 3
TMN 3 7
P
187
SD N Tamanan 3
TMN 3 8
P
188
SD N Tamanan 3
TMN 3 9
P
189
SD N Tamanan 3
TMN 3 10
P
L
P
P P P P
P P
P P P
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165
Jenis Kelamin
No
Nama Sekolah
Nama Responden
190
SD N Tamanan 3
TMN 3 11
P
191
SD N Bogem 1
BGM 1 2
P
192
SD N Bogem 1
BGM 1 3
P
193
SD N Bogem 1
BGM 1 4
P
194
SD N Bogem 1
BGM 1 5
P
195
SD N Bogem 1
BGM 1 6
P
196
SD N Bogem 1
BGM 1 7
197
SD N Bogem 1
BGM 1 8
198
SD N Bogem 1
BGM 1 9
P
199
SD N Bogem 1
BGM 1 10
P
200
SD N Bogem 1
BGM 1 11
201
SD N Pakem
PKM 1
202
SD N Pakem
PKM 2
P
203
SD N Pakem
PKM 3
P
204
SD N Pakem
PKM 4
P
205
SD N Pakem
PKM 5
P
206
SD N Pakem
PKM 6
P
207
SD N Pakem
PKM 7
P
208
SD N Pakem
PKM 8
P
209
SD N Kalasan 1
KLN 1 1
P
210
SD N Kalasan 1
KLN 1 2
P
211
SD N Kalasan 1
KLN 1 3
P
212
SD N Kalasan 1
KLN 1 4
P
213
SD N Kalasan 1
KLN 1 5
214
SD N Kalasan 1
KLN 1 6
215
SD N Kalasan 1
KLN 1 7
P
216
SD N Kalasan 1
KLN 1 8
P
217
SD N Kalasan 1
KLN 1 9
P
218
SD N Kalasan 1
KLN 1 10
219
SD N Kalasan 1
KLN 1 11
P
220
SD N Kalasan 1
KLN 1 12
P
221
SD N Sidorejo
SDR 1
P
222
SD N Sidorejo
SDR 2
223
SD N Sidorejo
SDR 3
P
224
SD N Sidorejo
SDR 4
P
225
SD N Sidorejo
SDR 5
P
226
SD N Sidorejo
SDR 6
P
227
SD N Sidorejo
SDR 7
P
228
SD N Sidorejo
SDR 8
P
L
P P
P P
P P
P
P
P
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166
Jenis Kelamin
No
Nama Sekolah
Nama Responden
229
SD N Sidorejo
SDR 9
230
SD N Sidorejo
SDR 10
231
SD N Sidorejo
SDR 11
232
SD N Sidorejo
SDR 12
233
SD N Sidorejo
SDR 13
234
SD N Sidorejo
SDR 14
235
SD N Sidorejo
SDR 15
236
SD N Sidorejo
SDR 16
237
SD N Sidorejo
SDR 17
238
SD N Sidorejo
SDR 18
239
SD N Sidorejo
SDR 19
240
SD N Sidorejo
SDR 20
241
SD N Sidorejo
SDR 21
P
242
SD N Tamanan 2
TMG 1
P
243
SD N Tamanan 2
TMG 2
P
244
SD N Tamanan 2
TMG 3
P
245
SD N Tamanan 2
TMG 4
P
246
SD N Tamanan 2
TMG 5
P
247
SD N Tamanan 2
TMG 6
P
248
SD N Tamanan 2
TMG 7
P
249
SD N Tamanan 2
TMG 8
250
SD N Tamanan 2
TMG 9
P
251
SD N Tamanan 2
TMG 10
P
252
SD N Salakan Lor
SLKL 1
P
253
SD N Salakan Lor
SLKL 2
P
254
SD N Salakan Lor
SLKL 3
P
255
SD N Salakan Lor
SLKL 4
P
256
SD N Salakan Lor
SLKL 5
P
257
SD N Salakan Lor
SLKL 6
P
L P
P P P P P P P P P P P
P
P
258
SD N Salakan Lor
SLKL 7
259
SD N Sorogenen 2
SRG 2 1
P
260
SD N Sorogenen 2
SRG 2 2
P
261
SD N Sorogenen 2
SRG 2 3
P
262
SD N Sorogenen 2
SRG 2 4
P
263
SD N Sorogenen 2
SRG 2 5
P
264
SD N Sorogenen 2
SRG 2 6
P
265
SD N Sorogenen 2
SRG 2 7
P
P
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167
Lampiran 2.4 Hasil validitas isi instrumen pilihan ganda dan uraian Dosen 1: Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ, M.S.T. A. Pilihan Ganda No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Penilaian Kuantitatif 3 3 2 3 2 1 1 3 4 3 3 3 4 4 4 3 1 2 1 2 1 1 3 3 3 4 4 1 4 1 3 4 3 4 4 4 4 3 1 4 4 4 3
Penilaian Kualitatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Positif Positif Negatif Positif Positif Positif Positif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Positif Negatif Positif Positif Positif Negatif Positif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Negatif Positif Positif Positif Positif
Keputusan Revisi pada bagian tertentu Revisi pada bagian tertentu Revisi Revisi pada bagian tertentu Revisi Revisi Revisi Revisi pada bagian tertentu Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi pada bagian tertentu Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi pada bagian tertentu Revisi Revisi Revisi Revisi Revisi Revisi Tidak Revisi Revisi pada bagian tertentu Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi Tidak Revisi Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168
44 45 46 47 48 49 50
3 4 3 3 4 4 4
Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif
Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi
B. Uraian No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Penilaian Kuantitatif 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4
Penilaian Kualitatif Positif Negatif Negatif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif
Keputusan Tidak Revisi Revisi pada bagian tertentu Revisi pada bagian tertentu Revisi pada bagian tertentu Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi
Dosen 2: Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si. A. Pilihan Ganda No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Penilaian Kuantitatif 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4
Penilaian Kualitatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Negatif Positif Negatif Positif
Keputusan Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi pada bagian tertentu Tidak Revisi Revisi Tidak Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
1 1 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Negatif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif
Revisi Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi
B. Uraian No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Penilaian Kuantitatif 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Penilaian Kualitatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif
Keputusan Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170
Guru 1: Ari Trisnawati, S.Pd. A. No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
Pilihan Ganda Penilaian Kuantitatif 3 2 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
Penilaian Kualitatif Negatif Negatif Negatif Positif Positif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Negatif Positif Positif Positif Positif
Keputusan Revisi pada bagian tertentu Revisi Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi pada bagian tertentu Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi pada bagian tertentu Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi pada bagian tertentu Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171
48 49 50
4 4 4
Positif Positif Positif
Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi
B. Uraian No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Penilaian Kuantitatif
Penilaian Kualitatif
3 2 4 4 3 4 4 3 3 4 4
Negatif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif
Keputusan Revisi pada bagian tertentu Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi
Guru 2: Agustinus Tarmadi, S.Pd. A. Pilihan Ganda No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Penilaian Kuantitatif 2 2 4 3 3 4 3 2 2 4 1 4 4 3 4 3 2 2 3 4 1 1 4 3 4 4
Penilaian Kualitatif Negatif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Negatif Positif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Negatif Negatif Positif Positif Negatif Negatif Positif Positif Positif Positif
Keputusan Revisi Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi Revisi Tidak Revisi Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
3 4 2 2 3 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4
Positif Positif Negaitf Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Negatif Positif Positif Positif Positif Negatif Negatif Negatif Positif
Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi Revisi Tidak Revisi Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi pada bagian tertentu Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi pada bagian tertentu Revisi pada bagian tertentu Revisi pada bagian tertentu Tidak Revisi
B. Uraian No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Penilaian Kuantitatif 1 2 4 3 2 2 3 4 4 1 1
Penilaian Kualitatif Negatif Positif Positif Positif Negaitf Positif Positif Positif Positif Negatif Negatif
Keputusan Revisi Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Tidak Revisi Revisi Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173
Lampiran 2.5 Rekapan Data Miskonsepsi Untuk Instrumen Soal Pilihan Ganda 1. Jawaban soal untuk KD 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet) No 1
2
Indikator 5.1.1 Menyebutkan macam-macam gaya
5.1.2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gaya
Nomor Butir Soal
Kunci Jawabaan
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
1
D. Gesek
A. pegas
14
5,109 %
Yakin Benar
14
5,109 %
Tidak Yakin Benar
0
0%
B. magnet
4
1,415 %
Yakin Benar
4
1,415 %
Tidak Yakin Benar
0
0%
C. gravitas
22
8,292 %
Yakin Benar
22
8,292 %
Tidak Yakin Benar
0
0%
A. Benda memiliki berat
0
0
Yakin Benar
0
0
Tidak Yakin Benar
0
0
C. Benda jatuh ke bawah
49
17,883 %
Yakin Benar
36
13,13 %
Tidak Yakin Benar
2
0,729 %
D. Permukaan air selalu datar Yakin Benar
89
32,481 %
84
30,6569 %
Tidak Yakin
5
1,8248 %
2
B.Benda cepat mengalami pelapukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174
D. 4
3
A. 1
2
0,729 %
Yakin Benar
2
0,729 %
Tidak Yakin Benar
0
0
B. 2
25
9,12 %
Yakin Benar
25
9,12 %
Tidak Yakin Benar
0
C. 3
155
56,569 %
Yakin Benar
151
55,109 %
Tidak Yakin Benar
4
1,094%
2. Jawaban soal untuk KD 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat No.
Indikator
1
5.2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana
Nomor Butir Soal 4
Kunci Jawabaan
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
a. Pengungkit yang titik tumpunya terletak di antara beban dan kuasa
B. Pengungkit yang bebannya terletak di antara titik tumpu dan kuasa
21
7.664234
Yakin Benar
16
5,83942 %
Tidak Yakin Benar
1
0,36496 %
C. Pengungkit yang kuasanya terletak di antara titik tumpu dan beban
28
13,93 %
Yakin Benar
20
9,95 %
Tidak Yakin Benar
8
3,98 %
D. Pengungkit yang bebannya terletak di antara kuasa dan titik tumpu
11
5,47 %
%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175
2
3
5
5.2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana
6
A. beban berada di antara titik tumpu dan kuasa
B. II dan III
Yakin Benar
7
3,48 %
Tidak Yakin Benar
4
1,99 %
B titik tumpu berada di antara beban dan kuasa
22
8,0292 %
Yakin Benar
21
7,66423 %
Tidak Yakin Benar
1
0,36496 %
C. kuasa berada di antara titik tumpu dan beban Yakin Benar
47
17,1533 %
42
15,13285 %
Tidak Yakin Benar
5
1,82482 %
D. titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat Yakin Benar
105
38,3212 %
91
38,2117 %
Tidak Yakin Benar
13
4,74453 %
36
13,1387 %
Yakin Benar
33
12,0438 %
Tidak Yakin Benar
3
1,09489 %
60
21,8978 %
Yakin Benar
59
21,5328 %
Tidak Yakin Benar
0
A. I dan II
C. III dan I
91
33,2117 %
Yakin Benar
78
28,4672 %
Tidak Yakin Benar
12
4,37956 %
D. IV dan III
No.
Indikator
1
5.2.2 Menyebutkan contoh jenis tuas atau pengungkit jenis
Nomor Butir Soal
Kunci Jawabaan
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
7
B. Kedua
A. pertama
42
15,3285 %
Yakin Benar
42
15,3285 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176
pertama
No.
Indikator
1
5.2.3 Menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan seharihari
Tidak Yakin Benar
0
C. ketiga
82
29,927%
Yakin Benar
75
27,3723%
Tidak Yakin Benar
7
2,58474 %
D. keempat
22
8,0292 %
Yakin Benar
14
5,10948 %
Tidak Yakin Benar
7
2,58474 %
Nomor Butir Soal
Kunci Jawabaan
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
8
D. Bidang miring
A. pengungkit
87
31,7518 %
Yakin Benar
85
31,0219 %
B. Roda berporos
105
36,3212 %
Yakin Benar
92
33,5766 %
Tidak Yakin Benar
21
7,66433 %
C. Katrol
64
33,3577 %
Yakin Benar
52
18,9781 %
Tidak Yakin Benar
12
4,3796 %
Tidak Yakin Benar
3. Jawaban soal untuk KD 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya No.
Indikator
1
6.1.1 Menyebutkan sifat-sifat cahaya
Nomor Butir Soal 9
Kunci Jawabaan
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
D. Berlawanan arah dengan garis normal
A. menjauhi garis normal
136
26,87 %
Yakin Benar
123
44.89051 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177
Tidak Yakin Benar B. Mendekati garis normal
6.1.1 Menyebutkan sifat-sifat cahaya
10
A. Peristiwa penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna
2
6.1.1 Menyebutkan sifat-sifat cahaya
11
B. Sama
3
6.1.1 Menyebutkan sifat-sifat cahaya
4
12
D. Bayangan yang dapat kita lihat dalam cermin, tetepi di tempat cahaya tersebut tidak terdapat cahaya pantul
80
29.19708 %
Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. Sejajar garis normal
66 12 39
24.08759 % 4.379562 % 14.23358 %
Yakin Benar Tidak Yakin Benar B. peristiwa terpantulnya cahaya matahari terhadap bulirbulir air hujan Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. peristiwa terbiasnya cahaya putih oleh air hujan Yakin Benar Tidak Yakin Benar D. Peristiwa terpantulnya cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna Yakin Benar Tidak Yakin Benar A. Lebih Jauh Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. Dekat Yakin Benar Tidak Yakin Benar
33 5 84
12.0438 % 1.824818 % 26,87 %
83 1 105
17,41 %
92 21 64
33,5766 % 7,66433 % 33,3577 %
44 42 1 51 40 10
D. Sangat dekat Yakin Benar Tidak Yakin Benar A. Bayngan yang arahnya terbalik terhadap bendanya Yakin Benar
12 9 2 178
16,0584 % 15,3285 % 36,964 % 18,6131% 14,5989% 3.649635 % 4,37956 % 3,28457 % 0,72993 % 65.32847 %
Tidak Yakin Benar
21
56.93431 % 7.664234%
B. Bayangan yang letaknya didepan cermin atau dibelakang lensa Yakin Benar
32
11.67883 %
30
Tidak Yakin Benar
2
10.94891 % 0.729927
156
36,3212 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178
No.
Indikator
1
6.1.2 Menjelaskan sifat bayangan pada cermin
6.1.2 Menjelaskan sifat bayangan pada cermin
Nomor Butir Soal 13
14
4
Tidak Yakin Benar
0
Kunci Jawabaan
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
A. Semu tegak dan diperkecil
B. Semu, tegak, dan diperbesar Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. Nyata dan terbalik Yakin Benar Tidak Yakin Benar D. Semu, tegak, dan diperbesar Yakin Benar Tidak Yakin Benar A. Semu, tegak, dan diperkecil Yakin Benar Tidak Yakin Benar B. nyata, tegak, dan diperkecil Yakin Benar Tidak Yakin Benar D. semu, tegak, dan diperbesar Yakin Benar Tidak Yakin Benar A. gunting dan lem Yakin Benar Tidak Yakin Benar B. karton dan isolasi Yakin Benar Tidak Yakin Benar D. cermin dan lem Yakin Benar Tidak Yakin Benar A. batuan yang terbentuk dari magma yang membeku Yakin Benar Tidak Yakin Benar B. batuan yang terbentuk dari proses pengendapan
72
26.27737 %
72 0 11
26.27737 %
11 0 47
4.014599 % % 17.15328 %
45 0 36
16.42336 %
36 0 134
13.13869 %
121 13 37
44.16058 % 4.744526 % 13.50365 %
34 2 87 64 23 63
12.40876 % 0.729927 % 31.75182 % 23.35766 % 8.394161 % 22.9927 %
60 1 47 42 5 151
21.89781 % 0.364964 % 17.15328 % 15.32847 % 1.824818 % 55.10949 %
127 22 63
46.35036 % 8.029197 % 22.9927 %
C. Nyata terbalik
dan
2
6.1.2 Menjelaskan sifat bayangan pada cermin
15
C. kotak pasta gigi dan cermin
3
6.1.2 Menjelaskan sifat bayangan pada cermin 4
16
% 1.459854 %
C. Bayangan yang terbentuk oleh sinar-sinar pantul Yakin Benar
D. batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai
4
1.459854 %
4.014599 %
13.13869%
48.90511 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 179
magma Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. batuan yang terbentuk karena mengalami peningkatan tekanan atau suhu Yakin Benar Tidak Yakin Benar
58 3 40
21.16788 % 1.824818 % 14.59854 %
39 1
14.23358 % 0.364964 %
4. Jawaban soal untuk KD 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan No.
Indikator
1
Nomor Butir Soal 17
Kunci Jawabaan
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase
B. 1, 2, dan 4
A. 1, 2, dan 3
20
7.29927 %
Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. 2, 3, dan 4 Yakin Benar Tidak Yakin Benar D. 1, 3, dan 5 Yakin Benar Tidak Yakin Benar A. inti dalam bumi, kerak bumi, mantel bumi, inti luar bumi Yakin Benar Tidak Yakin Benar B. Kerak bumi, msntel bumi, inti bumi, inti luar bumi. Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. Inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi, kerak bumi Yakin Benar Tidak Yakin Benar B. B
19 1 148 104 41 36 36 0 97
6.934307 % 2,49 % 54.0146 % 37.9562 % 14.9635 % 13.13869 % 13.13869 % 0% 35.40146 %
87 9 73
31.75182 % 3.284672 % 26.64234 %
51 22 30
18.61314 % 8.029197 % 10.94891 %
13 11 94
4.744526 % 4.014599 % 34.30657 %
7.1.1 Menggolongkan jenis-jenis batuan
2
18
D. Inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi, kerak bumi
7.1.1 Menggolongkan jenis-jenis batuan
3
7.1.1
19
A. A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 180
Menggolongkan jenis-jenis batuan
4
20
7.1.1 Menggolongkan jenis-jenis batuan
C. garis normal
Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. C Yakin Benar Tidak Yakin 20Benar D. D Yakin Benar Tidak Yakin Benar A. garis horizontal
59 23 11 11 0 19 19 0 37
21.53285 % 8.394161 % 4.014599 % 4.014599 % 0% 6.934307 % 6.934307 % 0% 13.50365 %
Yakin Benar Tidak Yakin Benar B. garis vertikal Yakin Benar Tidak Yakin Benar D. garis lurus Yakin Benar Tidak Yakin Benar
25 11 53 51 2 15 15 0
9.124088 % 4.014599 % 19.34307 % 18.61314 % 0.729927 % 5.474453 % 5.474453 % 0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 181
Lampiran 2.6 Rekapan Data Miskonsepsi Untuk Instrumen Soal Uraian 1. Nomor Butir soal 1
Jawaban soal untuk nomor item 1 Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase (%)
Gambar A merupakan pengungkit jenis kedua yang memiliki ciri beban berada diantara posisi kuasa dan titik tumpu Gambar B merupakan pengungkit pertama yang memiliki ciri titik tumpu berada antara beban dan kuasa.
Gambar A : Beban terletak diantara titik tumpu dan kuasa Gambar B : Titik tumpu terletak diantara beban dan kuasa A: pengunkit jenis 1 B: pengunglit jenis 2 A = pengungkit jenis ke 1 B = pengungkit jenis ke 3 A: pengungkit jenis 1 B: pengungkit jenis 3 A: pengungkit jenis 2 B: pengungkit jenis 3 A. Dimasukan ke pengungkit ke III (tiga) B. Dimasukan pada pengungkit kedua (II) A) Posisi kuasa berada diantara titik tumpu dan beban B) Posisi beban berada diantara posisi kuasa dan titik tumpu Pemecah biji titik tumpunya ada diantara titik kuasa Tang titik tumpunya ada diantara titik beban A: karena pemecah biji kemiri katerol kesatu B: karena yang katerol ke dua A: pengungkit jenis 2 B: pengungkit jenis 1 Karena mempunyai fungsi dan nama yang berbeda: A. Pemecah kenari: untuk memecah buah kenari. B. Tang : Untuk menarik/mengambil paku yang tertancap pada kayu/dinding Jawaban diluar konteks
56
20.44
38
13.87
22
8.03
8
2.92
33
12.04
41
14.96
13
4.74
7
2.55
6
2.19
14
5.11
1
0.36
35 274
12.77 100.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 182
2.
Jawaban soal untuk nomor item 4
Nomor Butir soal 4
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase (%)
Jalan berkelokkelok memanfaatkan cara kerja bidang miring. Agar orang dapat mudah mencapai tempat ketinggian tertentu dengan tenaga yang lebih kecil. Dengan dibuat berkelok-kelok pengendara kendaraan bermotor lebih mudah melewati jalan yang menanjak.
Jalan berkelok-kelok adalah cara kerja bidang miring. Agar orang dapat mudah mencapai tempat ketinggian tertentu dengan tenaga yang lebih kecil. Dengan dibuat berkelok-kelok pengendara kendaraan bermotor lebih mudah melewati jalan yang menanjak. Supaya ban mobil atau motor tidak cepat aus Agar jalan dipenggunungan tidak mudah tergelincir atau terpeleset
58
21.17
12
4.38
12
4.38
Agar karena memperbesar gaya Karena jalan di pegunungan yang berkelok-kelok mengikuti prinsip pesawat sederhana yaitu roda berporos yang digunakan untuk menghindari terjadinya kecelakaan
36
13.14
27
9.85
Karena memperkuat laju kendaran dan sebagai fungsi bidang miring
26
9.49
Jawaban tidak sesuai dengan kontek
103
37.59 100.00
274
3.
Jawaban soal untuk nomor item 2
Nomor Butir soal 2
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase (%)
Karena, cahaya datang dari zat yang kurang rapat menuju zat yang lebih rapat. Dalam hal ini, air lebih rapat dari udara sehingga cahaya dibiaskan mendekati garis normal.
Karena, cahaya datang dari zat yang kurang rapat menuju zat yang lebih rapat. Dalam hal ini, air lebih rapat dari udara sehingga cahaya dibiaskan mendekati garis normal.
201
73.36
karena pembiasan cahaya sehingga pensil terlihat patah Karena bayangan pada gelas beda dengan kaca, karena berada di garis normal
9
3.28
18
6.57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 183
4.
Karena cahaya dapat merambat melalui 3 medium yaitu air, udara, dan angin
22
8.03
Karena cahaya merambat ke zat yang kurang rapat
2
0.73
Karena penguraian cahaya sehingga terlihat menjadi patah Karena pemantulan cahaya matahari pensil terlihat seperti patah.
5
1.82
1
0.36
Karena cahaya dapat menembus benda bening Karena cahaya merambat lurus. Pensil tempak terlihat patah Karena cahaya merambat kemedium yang kurang rapat maka cahaya itu akan dibiaskan menjadi garis normal
3
1.09
2
0.73
2
0.73
Jawaban tidak sesuai dengan kontek
9
3.28
274
100.00
Jawaban soal untuk nomor item 3
nomor butir soal 3
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Tidak. Karena sifat bayangan dibentuk oleh cermin cekung bergantung pada letak benda di depan cermin. Jika benda terletak di antara f (fokus) dan P (pusat kelengkungan) dan seterusnya maka bayangan yang terbentuk nyata terbalik. Jika benda terletak diantara
Tidak. Karena sifat bayangan dibentuk oleh cermin cekung bergantung pada letak benda di depan cermin. Jika benda terletak di antara f (fokus) dan P (pusat kelengkungan) dan seterusnya maka bayangan yang terbentuk nyata terbalik. Jika benda terletak diantara O (pusat optis) dan F maka bayangan terletak di belakang cermin, maka di perbesar dan tegak. Tidak selalu terbalik jika benda dekat dengan cermin bayangan benda bersifat maya, tegak, dan diperbesar jika benda jauh dari cermin maka bayangan nyata dan terbalik
Jumlah
Persentase (%)
12
4.38
32
11.68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 184
O (pusat optis) dan F maka bayangan terletak di belakang cermin, maka di perbesar dan tegak.
Ya, karena cermin cembung adlah cermin yang bisa dibalik kesegala arah
12
4.38
Karena bayangan ditangkap oleh cermin cekung maya/semu dan diberbesar
3
1.09
16
5.84
7
2.55
5
1.82
9
3.28
23
8.39
22
8.03
133 274
48.54 100.00
Karena terjadinya pemantulan cahaya yang mengenai cermin cekung yang memantulkan bayangan terbalik Karena cahaya dibiaskan sampai menjadi terbalik. Karena cermin cekung mempunyai sifat mengumpulkan cahaya. Jadi itulah yang dimaksud cermin cekung. Cermin cekung adalah cermin yang cekung seperti sendok jika kita bercermin cekung maka kita terlihat kecil Ya, karena sifat cermin cekung mengumpulkan cahaya/difergen Tidak, karena cermin bersifat maya dan semu Jawaban tidak sesuai kontek
5.
cekung dengan
Jawaban soal untuk nomor item 5
Nomor Butir soal 5
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
Jumlah
Persentase (%)
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Sedangkan batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai.
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Sedangkan batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai.
48
17.52
Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari pembekuan magma/lava. Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi dari endapan magma/lava
18
6.57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 185
Batuan beku terjadi pembekuan magma/lava. sedimen terjadi endapan/pelapukan mahkluk yang telah mati
karena Batuan karena hidup
9
3.28
33
12.04
12
4.38
7
2.55
38
13.87
Batuan beku: terbentuk dari lava yang mengendap Batuan sedimen: terbentuk dari fosil yang berusia jutaan tahun. Batuan beku adalah batuan bisidian dan batuan sedimen adalah batuan yang sisa makhluk hidup
19
6.93
13
4.74
Jawaban tidak sesuai dengan kontek
77
28.10
274
100.00
Batuan beku adalah karena pelapukan batuan Batuan Sedimen terbuat dari lava Batuan beku, batuan yang berasal dari letusan gunung berapi Batuan sedimen, batuan yang terjadi akibat endapan pasir dan untuk membuat semen Batuan beku adalah batu yang terbentuk oleh tekanan suhu udara Batu Sedimen adalah batu yang terbentuk dari endapan magma Batuan beku: terbuat dari gas magma batuan sedimen: terbuat dari aliran arus sungai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 186
Lampiran 3
INSTRUMEN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 187
Lampiran 3.1 Kisi-kisi Instrumen Soal Pilihan Ganda untuk Expert Judgment
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)
No soal PG
Indikator
Soal
5.1.1 1 Menyebutkan macam-macam gaya melalui percobaan
2
Kunci Jawaban B
Perhatikan gambar di atas Percobaan di atas menunjukkan bahwa paku-paku kecil dapat menempel pada paku besar karena adanya gaya … . a. gravitasi b. magnet c. gesek d. pegas Antara ban dan aspal menyebabkan mobil dapat bergerak tanpa tergelincir. Percobaan tersebut menunjukkan adanya gaya … . a. pegas
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 188
3
5.1.2 4 Mengidentifika si faktor-faktor yang mempengaruhi gaya 5
b. c. d. 1. 2.
magnet gravitasi gesek Buah yang jatuh dari pohonnya. Adi mengerem sepedanya saat melewati turunan. 3. Air yang mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. 4. Bola yang dilempar ke atas akan kembali jatuh ke tanah. Manakah di antara empat pernyataan di atas yang menunjukkan penerapan gaya gravitasi? a. 1, 2, dan 3 b. 1, 2, dan 4 c. 2, 3, dan 4 d. 1, 3, dan 4 Berikut ini yang bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah ... . a. Benda memiliki berat b. Benda cepat mengalami pelapukan c. Benda jatuh ke bawah d. Permukaan air selalu datar Perhatikan pernyataan di bawah ini!
D
B
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 189
6
1. Melapisi permukaan benda dengan karet 2. Memperluas bidang permukaan 3. Memperkecil luas permukaan 4. Menggunakan corak batik pada permukaan benda 5. Memperhalus permukaan benda Yang termasuk cara untuk memperbesar gaya gesek adalah ... . a. 1, 2, dan 3 b. 1, 2, dan 4 c. 1, 2, dan 5 d. 2, 3, dan 4 Perhatikan gambar ini!
Gambar di atas menunjukkan pak Beni
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 190
5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat
5.2.1 7 Mengidentifika si ciri-ciri pesawat sederhana
sedang mendorong tembok. Pernyataan yang benar adalah ... . a. Pak Beni mendorong tembok dan tembok tidak mendorong pak Beni b. Pak Beni mendorong tembok dan tembok diberi gaya oleh pak Beni c. Pak Beni mendorong tembok dan tembok mendorong pak Beni d. Pak Beni mendorong tembok dan tembok tetap diam karena memberi gaya pada pak Beni Cermati sifat-sifat roda berikut ini! 1. Semakin kecil ukurannya, maka gaya kuasanya semakin kecil 2. Semakin kecil ukurannya, maka gaya kuasanya semakin besar 3. Semakin besar ukurannya, maka gaya kuasanya semakin besar 4. Semakin besar ukurannya, maka gaya kuasanya semakin kecil Yang bukan merupakan sifat roda ditunjukkan oleh nomor ... a. 1 dan 2 b. 1 dan 3
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 191
8
9
c. 1 dan 4 d. 2 dan 3 Pengungkit dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan kedudukan titik tumpu, beban, dan kuasanya. Gunting termasuk ... . b. Pengungkit yang titik bebannya terletak di antara titik tumpu dan titik kuasa c. Pengungkit yang titik tumpunya terletak di antara titik beban dan kuasa d. Pengungkit yang titik kuasanya terletak di antara titik tumpu dan titik beban e. Pengungkit yang titik kuasanya terletak di antara titik tumpu dan titik beban Perhatikan gambar berikut!
Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat di atas yaitu ... . a. titik tumpu berada di antara beban
B
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 192
dan kuasa b. beban berada di antara titik tumpu dan kuasa c. kuasa berada di antara titik tumpu dan beban d. titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat 10
B
Pada waktu menyapu, titik tumpu terletak pada bagian yang bernomor ... . a. I b. II c. III d. IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 193
11
12
C
Bagian pada sekrup yang menggunakan prinsip kerja bidang miring yaitu nomor … . a. I b. II c. III d. IV Berikut ini salah satu ciri-ciri katrol tetap adalah ... . a. katrol yang dipasang pada tempat tertentu dengan posisi tetap b. katrol yang dapat bergerak bebas dan dapat dipindah-pindahkan c. gabungan antara katrol tetap dan katrol lepas
A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 194
d. beberapa roda katrol yang disusun secara berdampingan dalam satu poros
5.2.2 Menyebutkan contoh jenis tuas atau pengungkit jenis pertama
13
Berikut yang termasuk tuas jenis pertama adalah … . a. gunting b. gerobak pasir c. sekop d. pemecah biji
14
A
B
Gambar di atas adalah contoh jenis tuas golongan … . a. pertama b. kedua c. ketiga d. keempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 195
15
A 4
1
2
3
5.2.3 Menyebutkan penerapan pesawat
16
Gambar di atas adalah contoh tuas jenis ketiga. Letak titik kuasa pada sekop di atas ditunjukkan oleh nomor … . a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 Pemecah kemiri menggunakan prinsip kerja … . a. pengungkit b. katrol
A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 196
sederhana dalam kehidupan sehari-hari
17
18
c. gravitasi d. bidang miring Jalan di pegunungan dibuat dengan lintasan berkelok-kelok, merupakan jenis penerapan … . a. roda berporos b. katrol c. bidang miring d. pengungkit Perhatikan gambar di bawah ini!
B
D
Alat yang digunakan pada kegiatan seperti pada gambar, menggunakan prinsip kerja pesawat sederhana berupa ... . a. pengungkit b. roda dan poros c. katrol d. bidang miring 2.
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui
6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
6.1.1 Menyebutkan sifat-sifat cahaya
19
Apabila cahaya merambat dari udara ke air, maka cahaya tersebut akan dibiaskan dengan arah ... . a. menjauhi garis normal
A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 197
kegiatan membuat suatu karya atau model
20
21
22
b. mendekati garis normal c. sejajar garis normal d. berlawanan arah dengan garis normal Salah satu sifat cahaya yaitu merambat lurus. Peristiwa di bawah ini yang menunjukkan bahwa cahaya merambat lurus adalah, kecuali ... . a. pantulan sinar kendaraan bermotor pada malam hari b. rambatan cahaya matahari yang menembus genting kaca c. terbentuknya pelangi setelah hujan d. sorotan lampu senter ketika sedang mati lampu Apabila cahaya merambat dari udara ke air, maka cahaya tersebut akan dibiaskan dengan arah … . a. menjauhi garis normal b. mendekati garis normal c. sejajar garis normal d. berlawanan arah dengan garis normal Apabila cahaya merambat dari udara ke air, maka cahaya tersebut akan dibiaskan dengan arah ... .
C
A
A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 198
a. b. c. d.
23
6.1.2 Menjelaskan sifat bayangan pada cermin
24
25
menjauhi garis normal mendekati garis normal sejajar garis normal berlawanan arah dengan garis normal Peristiwa terbentuknya pelangi setelah hujan menunjukkan bahwa adanya dispersi cahaya. Dispersi cahaya adalah ... . a. peristiwa penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna b. peristiwa terpantulnya cahaya matahari terhadap bulir-bulir air hujan c. peristiwa terbiasnya cahaya putih oleh air hujan d. peristiwa terpantulnya cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna Ketika seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda dengan cermin …. dengan jarak bayangannya. a. lebih jauh b. sama c. dekat d. sangat dekat Yang dimaksud dengan bayangan maya
A
B
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 199
26
27
28
adalah ... . a. bayangan yang arahnya terbalik terhadap bendanya b. bayangan yang letaknya di depan cermin atau di belakang lensa c. bayangan yang terbentuk oleh sinarsinar pantul d. bayangan yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan tersebut tidak terdapat cahaya pantul Sifat bayangan yang dibentuk oleh kaca spion pada mobil/motor adalah… . a. semu, tegak, dan diperkecil b. semu, tegak, dan diperbesar c. nyata dan terbalik d. nyata, tegak, dan diperkecil Sifat bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan dari cermin cekung adalah ... . a. semu, tegak, dan diperkecil b. nyata, tegak, dan diperkecil c. nyata dan terbalik d. semu, tegak, dan diperbesar. Jika cahaya merambat dari zat yang rapat ke zat yang kurang rapat, maka cahaya
A
C
C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 200
6.2 6.2.1 Membuat suatu Mengetahui karya/model, alat dan bahan misalnya yang periskop atau digunakan lensa dari bahan untuk sederhana dengan membuat menerapkan sifat- karya/model sifat cahaya yang menerapkan sifat-sifat cahaya
29
30
31
akan dibiaskan mendekati … . a. garis horizontal b. garis vertikal c. garis normal d. garis lurus Alat yang digunakan untuk melihat bendabenda yang berada di atas batas pandang adalah … . a. lup b. periskop c. kacamata d. mikroskop Bahan utama yang digunakan untuk membuat model periskop adalah … . a. gunting dan lem b. karton dan isolasi c. kotak pasta gigi dan cermin d. cermin dan lem Bahan utama pada pembuatan kaca pembesar sederhana adalah … . a. bola lampu b. kardus c. karet gelang d. air
B
C
A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 201
3.
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber
7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan
7.1.1 Menggolongka n jenis-jenis batuan
32
33
34
Batuan memiliki sifat dan ciri yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan … . a. kandungan mineralnya b. tempat ditemukannya c. kegunaannya d. proses pelapukannya Perhatikan ciri-ciri batuan berikut ! 1. Terbentuk dari lava yang membeku dengan sangat lama 2. Dapat digunakan untuk pelapis dinding atau ubin 3. Tidak mengandung banyak gas 4. Terbentuk dari endapan air sungai. Merupakan ciri dari batuan granit adalah ... a. 1, 2, dan 3 b. 1, 2, dan 4 c. 2, 3, dan 4 d. 1, 3, dan 4 Batuan sedimen adalah ... . a. batuan yang terbentuk dari magma yang membeku b. batuan yang terbentuk dari proses pengendapan magma
A
A
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 202
c. batuan yang terbentuk karena mengalami peningkatan tekanan atau suhu d. batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai 35
B Perhatikan ciri-ciri batuan dibawah ini. 1. memiliki warna hijau keabu-abuan 2. Berasal dari magma 3. berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah 4. memiliki rongga-rongga kecil 5. terdiri dari butiran-butiran kapur yang halus Pernyataan diatas yang merupakan ciri-ciri dari batuan basal adalah ... .
7.1.2
36
a. 1,2, dan 3 b. 1,2, dan 4 c. 2, 3, dan 4 d. 1, 3, dan 5 Pelapukan batuan di gurun pasir terjadi
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 203
Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan
37
38
karena ... . a. getaran permukaan bumi b. perubahan suhu yang drastis c. terbenturnya batuan satu sama lain karena angin d. pengaruh paparan panas sinar matahari Pelapukan fisis adalah ... . a. proses pelapukan batuan karena pengaruh suhu, hujan, dan angin b. pelapukan yang terrjadi kerena peran makhluk hidup c. pelapukan yang menghasilkan perubahan zat mineral pembentuk batuan d. proses pelapukan batuan karena hujan deras dan arus air Beberapa penyebab pelapukan biologi adalah ... . a. lumut, lichen, akar tanaman dan batuan b. lumut, angin, lichen dan akar tanaman c. akar tanaman, humus dari daun,
A
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 204
7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah
7.2.1 Mengetahui jenis-jenis tanah
39
40
41
batuan dan lumut d. lichen, lumut, humus dari daun dan akar tanaman Berdasarkan komposisi penyusunnya, tanah dibedakan menjadi tiga jenis, kecuali ... . a. tanah berhumus b. tanah liat c. tanah berkapur d. tanah berpasir Tanah yang merupakan perpaduan antara tanah liat, lumpur, dan pasir disebut tanah ... . a. tanah humus b. tanah lempung c. tanah gambut d. tanah liat Tanah yang terbentuk dari tumbuhtumbuhan yang membusuk dan air, serta sering disebut tanah organik adalah tanah ... . a. tanah lempung b. tanah pasir c. tanah humus
C
B
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 205
42
d. tanah gambut Tanah yang mudah dilalui air, udara, dan zat mineral tanah lainnya disebut tanah ... . a. tanah humus b. tanah gambut c. tanah pasir d. tanah lempung
C
43
Memiliki susunan tanah yang sangat rapat sehingga peredaran udara dan air pada tanah kurang baik disebut tanah ... . a. tanah liat b. tanah lempung c. tanah humus d. tanah gambut
A
44
Salah satu ciri dari tanah lempung adalah ... . a. kandungan tanah sangat subur dan cocok untuk menanam tanaman pangan b. mengandung banyak unsur hara dan sering dimanfaatkan untuk menanam sayuran
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 206
c. saat kering tanah retak-retak dan ketika hujan air di atas menggenang d. mengandung banyak air dan bersifat sangat asam 45
46
Salah satu dari ciri tanah gambut adalah ... . a. memiliki daya serap dan daya tahan air yang tinggi b. unsur hara yang ada di dalam tanah sangat sedikit c. peredaran udara dan air pada tanah kurang baik d. bersifat sangat asam dan biasanya terdapat di daerah rawa Berikut ini yang merupakan ciri-ciri dari tanah humus, kecuali ... . a. unsur hara sangat sedikit b. berasal dari tumbuhan dan hewan kecil yang membusuk c. memiliki daya serap dan daya tahan air yang tinggi d. sangat cocok untuk menanam tanaman pangan
D
A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 207
47
Berikut ini yang merupakan ciri-ciri dari tanah liat, kecuali ... . a. peredaran udara dan air pada tanah kurang baik b. saat musim kemarau tanah menjadi retak-retak c. saat musim penghujan air menggenang d. sering digunakan untuk bercocok tanam
D
48
Berikut ini yang merupakan ciri dari tanah pasir adalah ... . a. cocok ditanami tumbuhan sayurmayur b. banyak mengandung unsur hara
C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 208
c. hanya dapat ditanami sedikit jenis tanaman d. bersifat sangat asam 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi
7.3.1 Mendeskripsik an struktur permukaan bumi
49
D
Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun bumi. Urutan lapisan penyusun bumi dari yang paling dalam adalah ... . a. inti dalam bumi, kerak bumi, mantel bumi, inti luar bumi b. kerak bumi, mantel bumi, inti dalam bumi, inti luar bumi c. inti dalam bumi, inti luar bumi, kerak bumi, mantel bumi d. inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi, kerak bumi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 209
50
A
Magma pada gambar di atas, ditunjukkan dengan huruf ... . a. A b. B c. C d. D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 210
Lampiran 3.2 Kisi-kisi Instrumen Soal Uraian untuk Expert Judgment
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar 5.1
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak dan energi serta fungsinya. 5.2
Indikator
No. Soal
Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan 5.1.1 Menjelaskan energi melalui hubungan gaya 2 percobaan (gaya magnet. gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).
Menjelaskan pesawat sederhana 5.2.1 Menjelaskan yang dapat membuat perbedaan 1 pekerjaan lebih golongan mudah dan lebih pengungkit cepat.
Soal
Apakah paku kecil yang dipasang penghalang plastik dapat dipengaruhi magnet? Jelaskan!
Kedua alat di atas tampak sama. Namun, kedua alat tersebut dimasukkan ke dalam jenis pengungkit yang berbeda. Mengapa demikian ? Jelaskan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 211
5.2.2
Menjelaskan fungsi bidang 6 miring
Mengapa jalan di daerah pegunungan dibuat berkelok-kelok? Perhatikan gambar di bawah ini!
6.1.1Mengidentifikasi 6. Menerapkan sifat-sifat sifat-sifat cahaya cahaya melalui 6.1 Mendeskripsikan kegiatan membuat sifat-sifat cahaya suatu karya atau model
4
Jelaskan mengapa sedotan di dalam gelas berair pada gambar di atas tampak seperti patah?
6.1.2Menjelaskan sifat bayangan pada 5 cermin
Apakah bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik? Jelaskan!
7.1.1Menggolongkan 8 7. Memahami perubahan jenis-jenis batuan 7.1 Mendiskripsikan yang terjadi di alam proses pembentukan 7.1.2 Menjelaskan dan hubungannya tanah karena proses dengan penggunaan 7 pelapukan pembentukan sumber daya alam. tanah karena
Jelaskan perbedaan antara batuan beku dengan batuan sedimen ! Apakah yang dimaksud dengan pelapukan biologi? Sebutkan penyebabnya!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 212
pelapukan
7.2
Mengidentifikasi jenis-jenis tanah.
7.2.1
Mampu menjelaskan salah satu jenis tanah
10
Jelaskan mengapa tanah pasir hanya dapat ditanami oleh jenis tanaman tertentu dan berikan contoh tanaman tersebut!
11
Mengapa tanaman pangan seperti jagung dan padi cocok ditanam di tanah humus? Jelaskan! Sebut dan jelaskan lapisan penyusun bumi berdasar gambar tersebut! 1. ..................... 2. ..................... 3. ...................... 4. ......................
3
1
7.3 Mendeskripsikan 7.3.1 Mendeskripsikan struktur bumi struktur bumi
2 4 3
9
Gambarkan dan jelaskan penyusun atmosfer !
lapisan-lapisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 213
Pedoman Penskoran No.
Soal
1.
Kedua alat seperti diatas sekilas tampak sama. Namun, kedua alat tersebut dimasukkan kedalam jenis pengungkit yang berbeda. Mengapa demikian ? Jelaskan!
2.
Kunci Jawaban
Kriteria Penilaian
Skor
Gambar a merupakan pengungkit jenis Siswa mampu menyebutkan 2 jenis kedua yang memiliki ciri beban berada pengungkit berserta 2 ciri dari kedua diantara posisi kuasa dan titik tumpu pengungkit tersebut
4
Gambar b merupakan pengungkit pertama Siswa mampu menyebutkan 2 jenis yang memiliki ciri titik tumpu berada pengungkit dan hanya menyebutkan 1 antara beban dan kuasa. ciri dari pengungkit tersebut
3
Siswa mampu menyebutkan 1 jenis pengungkit dan hanya menyebutkan 1 cirinya
2
Siswa mampu menyebutkan 1 jenis pengungkit tanpa diberi ciri-cirinya
1
Siswa tidak bisa menyebutkan jenis pengungkit dan cirinya
0
Karena ada magnet yang dipasang dibadan Siswa mampu lemari es dan bingkai pintunya terbuat dari dengan benar besi. Ketika pintu didekatkan, magnet akan
menjelaskan 3 alasan 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 214
segera menariknya. Akibatnya,timbullah Siswa mampu menjelaskan 2 alasan gaya tarik yang menyebabkan pintu lemari dengan benar es tertutup.
3
Siswa mampu menjelaskan 1 alasan dengan benar
2
Alasan :
Perhatikan gambar di atas! Pada saat dibuka, pintu lemari es secara otomatis dapat tertutup kembali rapat. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Jelaskan!
1. Ada magnet yang dipasang dibadan lemari es Siswa mampu menjelaskan alasan tetapi tidak mencakup poin-poin yang tersedia 2. bingkai pintunya terbuat dari besi 3. Ketika pintu didekatkan, magnet akan Siswa tidak mengerjakan soal segera menariknya.
0
Akibatnya,timbullah gaya tarik yang menyebabkan pintu lemari es tertutup. 3.
Sebut dan jelaskan lapisan penyusun bumi !
1
Lapisan-lapisan penyusun bumi : a. Kerakbumi Kerak bumi adalah lapisan terluar permukaan bumi yang berupa batuankerasdandinginsetebal 15-60 km. b. Selubungatau mantel bumi Mantel bumi merupakan lapisan di bawahkerakbumi yang tebalnya
Siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan lapisan-lapisan penyusun bumi dengan benar
4
Siswa hanya mampu menyebutkan dan menjelaskan 3 lapisan-lapisan penyusun bumi dengan benar
3
Siswa hanya mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 lapisan-lapisan penyusun bumi dengan benar
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 215
4.
Perhatikan gambar di bawah ini!
mencapai 2.900 km, dan merupakan lapisan paling tebal. c. Inti luar Inti luar merupakan satu-satunya lapisancair, terdiri atas besi, nikel dan oksigen d. Intidalam Inti dalam merupakan lapisan paling dalam, berupa bola logam yang padat dan sangat panas Kunci Jawaban
Siswa mampu menyebutkan lapisanlapisan penyusun bumi, namun belum mampu menjelaskannya dengan benar. Siswa tidak mengerjakan soal
0
Siswa mampu menjelaskan dengan tepat dan benar.
alasan
Sedotan pada gambar di atas nampak seperti patah karena, cahaya datang dari zat Siswa mampu menjelaskan alasan yang lebih rapat (benda di air) menuju ke mendekati benar. udara (kurang rapat) dibiaskan menjauhi garis Siswa hanya mampu menuliskan beberapakata kunci (garis normal, zat, dibiaskan) Jelaskan mengapa sedotan pada gambar di atas tampak seperti patah?
1
4
3
2
Siswa menjawab, namun salah. 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 216
Siswa tidak menjawab. 0 5.
Apakah bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik? Jelaskan!
Tidak. Alasan 1: Karena sifat bayangan dibentuk oleh cermin cekung bergantung pada letak benda di depan cermin. Alasan 2 : Jika benda terletak di antara F (fokus) dan P (pusat kelengkungan) dan seterusnya maka bayangan yang terbentuk nyata, terbalik. Alasan 3 : Jika benda terletak di antara O (pusat optis) dan F maka bayangan terletak di belakang cermin, maya, diperbesar, dan tegak.
Siswa mampu menjelaskan 3 alasan dengan benar
4
Siswa mampu menjelaskan 2 alasan dengan benar
3
Siswa mampu menjelaskan 1 alasan dengan benar
2
Siswa mampu menjelaskan jawaban tetapi tidak mencakup alasan yang tersedia dalam jawaban
1
Siswa tidak mengerjakan soal 0 6.
Mengapa jalan di daerah pegunungan dibuat berkelokkelok?
1. Jalan berkelok-kelok memanfaatkan cara kerja bidang miring 2. Agar orang dapat mudah mencapai tempat ketinggian tertentu dengan tenaga yang lebih kecil.
Siswa mampu menjelaskan 3 alasan dengan benar
4
Siswa mampu menjelaskan 2 alasan dengan benar
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 217
3. Dengan dibuat berkelok-kelok Siswa mampu menjelaskan 1 alasan pengendara kendaraan bermotor lebih dengan benar mudah melewati jalan yang menanjak. Siswa mampu menjelaskan jawaban tetapi tidak mencakup alasan yang tersedia dalam jawaban Siswa tidak mengerjakan soal 7.
Apakah yang dimaksud dengan pelapukan biologi! Sebutkan penyebabnya!
2
1
0
Pelapukan biologi adalah pelapukan yang Siswa mampu menjelaskan pengertian terjadi karena peran makhluk hidup. dan penyebab pelapukan biologi dengan Penyebab pelapukan biologi adalah lumut, benar lichen, akar tanaman dan humus dari daun. Siswa mampu menjelaskan pengertian pelapukan biologi dengan tepat tetapi penyebab hampir tepat
4
3
Siswa menjelaskan pengertian dan penyebab dari pelapukan batuan hampir benar
2
Siswa menjawab belum tepat
1
pertanyaan
Siswa tidak mengerjakan soal
tetapi
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 218
8.
9.
Jelaskan perbedaan antara batuan beku dengan batuan sedimen !
Gambarkan dan jelaskan lapisan-lapisan penyusun atmosfer !
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai.
Siswa mampu menjelaskan pengertian batuan beku dan batuan sedimen dengan benar.
4
Siswa hanya mampu menjelaskan salah satu pengertian dari batuan dengan benar
3
Siswa mampu menjawab soal dengan jawaban hampir benar
2
Siswa mejawab pertanyaan dengan tidak tepat
1
Siswa tidak mengerjakan soal
0
Siswa mampu menggambarkan dan menjelaskan 5 lapisan penyusun atmosfer dengan benar
4
Siswa mampu menggambarkan dan menjelaskan 4 lapisan penyusun atmosfer dengan benar
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 219
a.
b.
c.
d.
e.
10.
Jelaskan mengapa tanah pasir hanya dapat ditanami oleh jenis tanaman tertentu dan berikan contoh tanaman tersebut!
Siswa mampu menggambarkan dan Lapisan troposfer meruakan lapisan menjelaskan 3 lapisan penyusun yang paling dekat dengan permukaan atmosfer dengan benar bumi, terbentang sejauh 10 km dari permukaan bumi. Siswa mampu 2 menggambarkan dan Lapisan stratosfer merupakan lapisan menjelaskan lapisan penyusun atmosfer di ataslapisan troposfer, berjarak 10-30 dengan benar km dari permukaan bumi. Lapisan mesosfer merupakanlapisan di atas stratosfer, berjarak 50 km dari Siswa hanya mampu menggambarkan, namun belum dapat menjelaskan lapisan permukaan bumi. Lapisan termosfer merupakan lapisan penyusun atmosfer dengan benar di atas mesosfer, terbentang pada ketinggian 50-400 km dari permukaan bumi. Lapisan eksosfer merupakan lapisan tertinggi pada atmosfer bumi, lapisan ini berada pada ketinggian 400-100 km dari permukaan bumi. Karena banyak mengandung Siswa mampu menjelaskan 3 alasan dengan tepat beserta contohnya. butiran-butiran pasir Unsur hara yang terdapat pada Siswa mampu menjelaskan 2 alasan tanah pasir sedikit dengan tepat beserta contohnya. Mudah dilalui air dan udara
2
1
0
4
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 220
Contohnya adalah tumbuhan kaktus
11.
Mengapa tanaman pangan seperti jagung dan padi cocok ditanam di tanah humus? Jelaskan!
Karena tanah humus berasal dari tumbuhan dan hewan kecil yang membusuk. Tanah humus memiliki daya serapdan daya tahan air yang tinggi sehingga sangat subur.
Siswa mampu menjelaskan 1 alasan dengan tepat beserta contohnya.
2
Siswa belum mampu menjelaskan alasan dengan tepat serta memberikan contohnya.
1
Siswa tidak dapat menjelaskan alasan serta memberikan contoh.
0
Siswa mampu memenuhi 2 aspek penilaian dengan tepat.
4
Siswa mampu memenuhi 2 aspek penilaian namun kurang tepat.
3
Siswa mampu memenuhi 1 aspek penilaian dengan tepat.
2
Siswa mampu memenuhi 1 aspek penilaian namun kurang tepat.
1
Siswa tidak mengerjakan soal
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 221
Lampiran 3.3 Petunjuk Pengisian Soal dan Identitas Responden Isilah identitas di bawah ini dengan lengkap!
Identitas Siswa Nama
: ......................................................................
No. Absen
: ......................................................................
Umur
: ......................................................................
Kelas
: ......................................................................
Jenis kelamin
: ......................................................................
Nama Sekolah
: ......................................................................
Identitas Orang tua Nama Orang tua
: ......................................................................
Pekerjaan Orang tua
: ......................................................................
Pendidikan terakhir Orang tua
: Cukup lingkari pilihan yang ada
SD (Sekolah Dasar) SMP (Sekolah Menengah Pertama) SMA (Sekolah Menengah Atas) Sarjana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 222
Prosedur Pengerjaan Soal 1.
Siswa yang mengerjakan soal harus sesuai dengan nama siswa yang terpilih dalam undian.
2.
Guru dimohon untuk mengawasi siswa dalam mengerjakan soal.
3.
Guru tidak boleh membantu siswa dalam mengerjakan soal.
4.
Guru dimohon untuk menyampaikan prosedur pengerjaan soal kepada siswa.
5.
Soal tidak boleh dibawa pulang
6.
Lembar soal dan lembar jawab yang telah dikerjakan siswa harus dimasukkan kedalam amplop.
7.
Waktu pengerjaan soal: 90 menit
8.
Siswa dalam mengerjakan soal tidak boleh membuka buku paket atau catatan sejenisnya.
9.
Siswa dalam mengerjakan soal tidak boleh melihat pekerjaan teman (mencontek).
10. Siswa mengerjakan soal harus menggunakan bolpoin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 223
Lampiran 3.4 Soal Pilihan Ganda Penelitian
I.
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar. II. Lingkarilah point yakin atau tidak yakin di bawah jawaban! Yakin Benar : (jika kamu yakin dengan jawaban yang kamu pilih) Tidak Yakin Benar : (jika kamu tidak yakin dengan jawaban yang kamu pilih) 1. Roda yang digelindingkan akan berhenti, hal ini terjadi karena ada pengaruh gaya … . a. Pegas b. Magnet c. Gravitasi d. gesek Yakin Benar Tidak Yakin Benar 2. Yang bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah ... . a. benda memiliki berat b. benda cepat mengalami pelapukan c. benda jatuh ke bawah d. permukaan air selalu datar Yakin Benar Tidak Yakin Benar 3. Perhatikan pernyataan di bawah ini! 1. Melapisi permukaan benda dengan karet 2. Memperluas bidang permukaan 3. Memberi pul atau paku-paku pada sepatu sepak bola 4. Memperhalus permukaan benda Yang bukan termasuk cara untuk memperbesar gaya gesek adalah ... . a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 Yakin Benar Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 224
4. Pengungkit dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan kedudukan titik tumpu, beban, dan kuasanya. Gunting termasuk ... . a. Pengungkit yang bebannya terletak di antara titik tumpu dan kuasa b. Pengungkit yang titik tumpunya terletak di antara beban dan kuasa c. Pengungkit yang kuasanya terletak di antara titik tumpu dan beban d. Pengungkit yang bebannya terletak di antara kuasa dan titik tumpu Yakin Benar Tidak Yakin Benar 5. Perhatikan gambar berikut!
Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat di atas yaitu ... . a. beban berada di antara titik tumpu dan kuasa b. titik tumpu berada di antara beban dan kuasa c. kuasa berada di antara titik tumpu dan beban d. titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat Yakin Benar Tidak Yakin Benar
6. Perhatikan gambar berikut! I IV V
II III
Bagian pada sekrup yang menggunakan prinsip kerja bidang miring yaitu nomor … . e. I dan II f. II dan III g. III dan I h. IV dan III Yakin Benar Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 225
7.
Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas adalah contoh jenis tuas golongan … . a. pertama b. kedua c. ketiga d. keempat Yakin Benar Tidak Yakin Benar 8. Saat membuka kancing baju, kita menggunakan prinsip kerja pesawat sederhana berupa ... . a. pengungkit b. roda dan poros c. katrol d. bidang miring Yakin Benar Tidak Yakin Benar 9. Apabila cahaya merambat dari udara ke air, maka cahaya tersebut akan dibiaskan dengan arah ... . a. menjauhi garis normal b. mendekati garis normal c. sejajar garis normal d. berlawanan arah dengan garis normal Yakin Benar Tidak Yakin Benar
10. Peristiwa terbentuknya pelangi setelah hujan menunjukkan adanya dispersi cahaya. Dispersi cahaya adalah ... . a. peristiwa penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna b. peristiwa terpantulnya cahaya matahari terhadap bulir-bulir air hujan c. peristiwa terbiasnya cahaya putih oleh air hujan d. peristiwa terpantulnya cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna Yakin Benar Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 226
11. Ketika seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda dengan cermin …. dengan jarak bayangan dengan cermin. a. lebih jauh b. sama c. dekat d. sangat dekat Yakin Benar Tidak Yakin Benar 12. Yang dimaksud dengan bayangan maya adalah ... . a. bayangan yang arahnya terbalik terhadap bendanya b. bayangan yang letaknya di depan cermin atau di belakang lensa c. bayangan yang terbentuk oleh sinar-sinar pantul d. bayangan yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan tersebut tidak terdapat cahaya pantul Yakin Benar Tidak Yakin Benar 13. Sifat bayangan yang dibentuk oleh kaca spion pada mobil/motor adalah… . a. semu, tegak, dan diperkecil b. semu, tegak, dan diperbesar c. nyata dan terbalik d. nyata, tegak, dan diperkecil Yakin Benar Tidak Yakin Benar 14. Sifat bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan dari cermin cekung adalah ... . a. semu, tegak, dan diperkecil b. nyata, tegak, dan diperkecil c. nyata dan terbalik d. semu, tegak, dan diperbesar Yakin Benar Tidak Yakin Benar 15. Bahan utama yang digunakan untuk membuat model periskop adalah … . a. gunting dan lem b. karton dan isolasi c. kotak pasta gigi dan cermin d. cermin dan lem Yakin Benar Tidak Yakin Benar 16. Batuan sedimen adalah ... .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 227
e. f. g. h.
batuan yang terbentuk dari magma yang membeku batuan yang terbentuk dari proses pengendapan magma batuan yang terbentuk karena mengalami peningkatan tekanan atau suhu batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai Yakin Benar Tidak Yakin Benar 17. Perhatikan ciri-ciri batuan di bawah ini. 6. memiliki warna hijau keabu-abuan 7. Berasal dari magma 8. berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah 9. memiliki rongga-rongga kecil 10. terdiri dari butiran-butiran kapur yang halus Pernyataan di atas yang merupakan ciri-ciri dari batuan basal adalah ... . e. 1, 2, dan 3 f. 1, 2, dan 4 g. 2, 3, dan 4 h. 1, 3, dan 5 Yakin Benar Tidak Yakin Benar 18. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun bumi. Urutan lapisan penyusun bumi dari yang paling dalam adalah ... . e. inti dalam bumi, kerak bumi, mantel bumi, inti luar bumi f. kerak bumi, mantel bumi, inti dalam bumi, inti luar bumi g. inti dalam bumi, inti luar bumi, kerak bumi, mantel bumi h. inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi, kerak bumi Yakin Benar Tidak Yakin Benar
19. Perhatikan gambar berikut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 228
Magma pada gambar di atas, ditunjukkan dengan huruf ... . a. A b. B c. C d. D Yakin Benar Tidak Yakin Benar
20. Jika cahaya merambat dari zat yang rapat ke zat yang kurang rapat, maka cahaya akan dibiaskan mendekati … . a. garis horizontal b. garis vertikal c. garis normal d. garis lurus Yakin Benar Tidak Yakin Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 229
Lampiran 3.5 Soal Uraian Penelitian Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar pada lembar jawab yang tersedia ! 1. Perhatikan kedua gambar berikut!
A
B
Kedua alat di atas tampak sama. Namun, kedua alat tersebut dimasukkan ke dalam jenis pengungkit yang berbeda. Mengapa demikian? Jelaskan! 2. Perhatikan gambar pensil di dalam gelas berisi air berikut!
Mengapa pensil pada gambar di samping tampak seperti patah?
3. Apakah bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik? Jelaskan jawabanmu! 4. Mengapa jalan di daerah pegunungan dibuat berkelok-kelok? 5. Jelaskan perbedaan antara batuan beku dengan batuan sedimen !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 230
Lampiran 4
HASIL VALIDASI AHLI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 231
Lampiran 4.1 Permohonan Izin Validasi Ahli Kepada Yth. Bapak/Ibu validator di tempat Dengan hormat, Bersama ini kami mohon kesediaan Romo/Bapak/Ibu untuk melakukan validasi instrumen penelitian yang terdiri dari soal evaluasi pilihan ganda dan soal essay, dalam penelitian skripsi payung dengan tema Miskonsepsi IPA Fisika Kelas V SD se-Kabupaten Sleman. Penelitian ini bertujuan untuk: 1). mengetahui ada tidaknya miskonsepsi IPA (Fisika) pada siswa SD Kelas V di Kabupaten Sleman; 2). mendeskripsikan profil miskonsepsi IPA (Fisika) pada siswa SD Kelas V di Kabupaten Sleman. Kami menyertakan juga pemetaan indikator dan kompetensi dasar yang bisa Romo/Bapak/Ibu pergunakan untuk pertimbangan validasi instrumen penelitian. Tanggapan Romo/Bapak/Ibu adalah anonym (tanpa nama) dan dijamin kerahasiaannya. Kami akan menjadi satu-satunya pihak yang dapat mengakses data Romo/Bapak/Ibu. Laporan penelitian ini, yang akan disajikan untuk masyarakat umum tidak akan mencantumkan segala informasi personal yang dapat digunakan untuk menelusur identitas Romo/Bapak/Ibu. Kami mohon Romo/Bapak/Ibu berkenan untuk melakukan validasi dengan mengisi rubrik penilaian soal pilihan ganda dan essay. Instrumen penelitian yang sudah divalidasi akan kami ambil kembali dari Romo/Bapak/Ibu seminggu setelah penyerahan. Jika Romo/Bapak/Ibu memiliki pertanyaan atau saran, dimohon untuk menghubungi dosen pembimbing kami, Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. dengan alamat email :
[email protected] atau dapat menghubungi di nomor telepon 081809809444. Terima kasih atas waktu dan dukungan Bapak/Ibu.
Hormat kami,
Kelompok Studi Pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 232
Lampiran 4.2 Hasil Rekap Nilai Expert Judgment Instrumen Pilihan Ganda No Soal
Validator 1 2 3 4
Ratarata
1
3
4
3
2
3
2
3
4
2
2
2.75
3
2
4
2
4
3
4
3
4
4
3
3.5
Komentar, Saran, Perbaikan Validator 1 Validator 2 Validator 3 Bagian indikator disajikan gambar siswa dapat menyebutkan macam-macam gaya Validator 4 Pilihan jawaban diganti menjadi induksi, elektro magnet, dan gosok. Validator 1 Kalimat yang digunakan untuk pertanyaan jelek butuh subjek, dan mengganti alternatif pegasnya Validator 2 Percobaan diganti dengan peristiwa Validator 3 Tolong diperbaiki soalnya, misalnya roda yang digelindingkan akan berhenti hal ini terjdi karena Validator 4 Pernyataannya sudah jelas, tidak memerlukan “percobaan”, karena itu ada dalam kehidupan seharihari. Validator 1 Pernyataan nomor 1 dan 3 jelek, sulit dilihat miskonsepsinya karena ada yang benar dan ada yang salah. Validator 2 Validator 3 Bagian indikator = disajikan contoh peristiwa siswa dapat mengelompokan salah satu jenis gaya Validator 4 Validator 1 Kalimat soalnya tidak baik Validator 2 Validator 3 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 233
5
2
4
4
3
3.25
6
1
4
1
4
2.5
7
1
4
4
3
3
8
3
4
4
2
3.25
9
4
4
4
2
3.5
Validator 4 Validator 1 Pernyataan pada nomor 1 membingungkan karena mempunyai 2 kemungkinan dapat benar dapat tidak Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Pernyataan dapat benar semua pada pilihan, dapat membuat siswa pandai bingung. Validator 2 Validator 3 Tolong soal diperbaiki memakai misalnya gerobak yang didorong bergerak karena apa…. Validator 4 Validator 1 Perlu ada gambar dan membingungkan Validator 2 Validator 3 Bagian indikator = disajikan sifat-sifat roda siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 234
10
3
4
4
4
3.75
11
3
4
4
1
3
12
3
4
4
4
3.75
13
4
4
4
4
4
Validator 4 Sebaiknya antara soal dan jawaban tidak mengandung kata yang sama nomor 8 dan 9. Soal diganti menjadi: Gambar di samping adalah pengungkit jenis 2 cirinya adalah Validator 1 Soal penting atau tidak diberikan. Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Gambar tidak jelas Validator 2 Validator 3 Bagian indikator = disajikan gambar skrup siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana Validator 4 Apakah no. 2 tidak memakai prinsip bidang miring? Kasat mata sudah terlihat jelas. Pilihan jawaban ditambahi, menjadi: a. I & IV b. II & I c. III & II d. IV & III Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 235
14
4
4
4
3
3.75
15
4
4
4
4
4
16
3
4
4
3
3.5
17
1
4
4
2
2.75
18
2
4
3
-
2.5
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Belum tentu semua anak tahu pemecah kemiri seperti apa Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Salah dalam menulis kunci jawaban Validator 2 Kunci jawaban diganti C bukan B Validator 3 Validator 4 Apa iya jawabannya B? Validator 1 Gambar tidak jelas Validator 2 Validator 3 Bagian indikator disajikan gambar siswa dapat menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari Gambar kurang jelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 236
19
1
-
4
3
3
20
2
4
4
4
3.5
21
1
-
4
1
0.5
22
1
-
4
1
0.5
23
3
4
4
4
3.75
Validator 4 Pilihan jawaban membingungkan. Pemotong kuku ada 2 prinsip bidang miring & pengungkit. Validator 1 Membingungkan Validator 2 Kunci jawaban diganti B bukan A Validator 3 Validator 4 Validator 1 Kalimat membingungkan siswa, dapat terjadi salah jawab karena kalimatnya. Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Membingungkan Validator 2 Validator 3 Validator 4 Soal sama dengan no. 19 Validator 1 Membingungkan Validator 2 Validator 3 Validator 4 Soal sama dengan no. 19 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 237
24
3
4
4
3
3.5
25
3
4
4
4
3.75
26
4
4
4
4
4
27
4
4
4
3
3.75
28
1
-
4
4
3.25
29
4
4
3
2
3.25
Validator 1 Kalimat harus diperbaiki Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Membingungkan Validator 2 Kunci jawaban A bukan C Validator 3 Validator 4 Validator 1 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 238
30
1
4
4
2
2.75
31
3
4
4
3
3.5
32
4
4
4
2
3.5
33
3
4
4
4
3.75
34
4
4
4
3
3.75
Validator 2 Validator 3 Tolong diperjelas untuk kata-kata batas pandang apakah terlalu kecil atau terlalu jauh Validator 4 Bahasa kiasan kurang tepat untuk anak. Diganti menjadi: “untuk melihat benda angkasa …. Validator 1 Tergantung siapa yang mengajarkan, dengan apa mereka membuatnya. Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 239
35
4
4
3
4
3.75
36
4
4
4
3
3.75
37
4
4
4
3
3.75
38
3
4
4
3
3.75
39
1
4
4
4
3.25
Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Diganti hurufnya Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Dalam buku ada 4 jenis penyusun tanah, diperhatikan lagi. Validator 2 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 240
40
4
4
4
4
4
41
4
4
4
4
4
42
4
4
4
3
3.75
43
3
4
3
4
3.5
44
3
4
4
4
3.75
Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Dapat digunakan sebagai bahan bangunan. Validator 1 Validator 2 Validator 3 Tanah yang memiliki susunan tanah yang sangat rapat sehingga perbedaan udara dan air pada tanah kurang baik disebut tanah Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 241
45
4
4
4
4
4
46
3
4
4
3
3.75
47
3
4
4
3
3.5
48
4
4
4
3
3.75
49
4
4
4
3
3.75
Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Item a bisa diganti item jawaban “digunakan untuk membuat kerajinan gerabah”. Karena sudah digunakan di soal no. 43 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Pasir dalam ingatan anak terutama Sleman yang lereng merapi identik dengan fungsi sebagai bahan bangunan Validator 1 Validator 2 Validator 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 242
50
4
4
4
4
3
Bagian indikator disajikan gambar lapisan bumi, siswa dapat mendiskripsikan struktur permukaan bumi Validator 4 “Gambar di atasmenunjukkan lapisan penyusun bumi” dihapus. Soal diganti menjadi: “Urutan lapisan penyusun bumi dari yang paling dalam sesuai gambar di atas adalah”. Validator 1 Validator 2 Validator 3 Bagian indikator disajikan gambar bagan gunung siswa dapat mendiskripsikan struktur permukaan bumi Validator 4 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 243
Lampiran 4.3 Hasil Rekap Nilai Expert Judgment Instrumen Uraian No. Soal
Validator 1 2 3 4
Ratarata
1
4
4
3
1
3
2
3
4
2
2
2.75
3
3
4
4
4
3.75
4
3
4
4
3
3.5
Komentar, Saran, Perbaikan Validator 1 Validator 2 Validator 3 Disediakan gambar siswa dapat menjelaskan perbedaan golongan pengungkit, Gambar kurang jelas Validator 4 Soal kurang jelas, diganti sesuai dengan komentar validator menjadi: “Gambar disamping adalah contoh pengungkit. Jelaskan perbedaannya!” Validator 1 Validator 2 Validator 3 Bagian indikator disajikan gambar, siswa dapat…., Gunakan data valid, ketika pintu kulkas dibuka lebih dari 450 belum tentu pintu secara otomatis tertutup sendiri (kemungkinan hanya produk-produk tertentu), Mungkin soal diperbaiki dengan menggunakan mainan anak-anak beralaskan besi bisa menempel di pintu kulkas karena…… Validator 4 Perintah soal diganti sesuai dengan komentar validator menjadi: “Jelaskan apa yang terjadi!” Validator 1 Kalimat diperbaiki agar tidak membingungkan Validator 2 Validator 3 Disediakan gambar struktur lapisan bumi, siswa dapat mendiskripsikan struktur bumi Validator 4 Validator 1 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 244
5
4
4
3
2
3.25
6
3
4
4
2
3.25
7
3
4
4
3
3.5
8
4
4
3
4
3.75
9
4
4
3
4
3.75
Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 “sebutkan sifat cermin cekung!” Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Diberikan contoh penyebabnya, soal direvisi menjadi: “Apakah yang dimaksud dengan pelapukan biologi? Sebutkan contoh penyebabnya!” Validator 1 Validator 2 Validator 3 Bagian indikator = ada datanya/ ciri-ciri batuan Validator 4 Validator 1 Validator 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 245
10
4
4
4
-
3
11
4
4
4
-
3
Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Sebaiknya dari pasir saja, missal menjelaskan sifat tanah saja atau menyebutkan contoh tanaman untuk jenis tanah tertentu. Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Sebaiknya dari pasir saja, missal menjelaskan sifat tanah saja atau menyebutkan contoh tanaman untuk jenis tanah tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 246
Lampiran 5
HASIL VALIDITAS DAN RELIABILITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 247
Lampiran 5.1 Hasil Validitas Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Empiris Total Pearson Correlation Total
Aitem1
Aitem2
Aitem3
Aitem4
Aitem5
Aitem6
Aitem7
Aitem8
Aitem9
Aitem10
Aitem11
Aitem12
Aitem13
Aitem14
1
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
50 , , 50 ,374** ,007 50 ,188 ,192 50 ,451** ,001 50 ,322* ,023 50 -129 ,371 50 ,182 ,207 50 ,329* ,020 50 ,523** ,000 50 ,284 ,083 50 ,409** ,003 50 ,096 ,506 50 -0,15 ,895 50 ,329* ,020 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 248
Aitem15
Aitem16
Aitem17
Aitem18
Aitem19
Aitem20
Aitem21
Aitem22
Aitem23
Aitem24
Aitem25
Aitem26
Aitem27
Aitem28
Aitem29
Aitem30
Aitem31
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
-0,50 ,730 50 ,069 ,634 50 -,151 ,295 50 ,372** ,008 50 ,478** ,000 50 ,221 ,123 50 ,506”” ,000 50 ,450** ,000 50 ,484** ,000 50 ,350* ,013 50 ,527** ,000 50 ,314* ,027 50 ,207 ,149 50 ,453** ,001 50 ,084 ,536 50 -,048 ,738 50 ,053 ,717 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 249
Aitem32
Aitem33
Aitem34
Aitem35
Aitem36
Aitem37
Aitem38
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
,398** ,004 50 ,035* ,031 50 ,339* ,016 50 ,159 ,270 50 -,229 ,109 50 ,474** ,001 50 ,366** ,009 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 250
Lampiran 5.2 Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Pilihan Ganda
Case Processing Summary N Valid 50 a Excluded 0 Total 50 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Cases
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .787
N of Items 20
% 100.0 0.0 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 251
Lampiran 5.3 Hasil Validitas Instrumen Soal Uraian Uji Empiris Total Pearson Correlation Total
Aitem1
Aitem2
Aitem3
Aitem4
Aitem5
Aitem6
Aitem7
Aitem8
Aitem9
1
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
51 ,687** ,000 51 ,634** ,000 51 ,654** ,001 51 ,686** ,000 51 ,511** ,000 51 ,681** ,000 51 ,717** ,000 51 ,626** ,000 51 ,513** ,000 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 252
Lampiran 5.4 Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Uraian Case Processing Summary N Valid a Excluded Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Cases
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .818
9
51 0 51
% 100.0 0.0 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 253
Lampiran 6
UJI ASUMSI DASAR PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 254
Lampiran 6.1 Hasil uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test skortotal N Normal Parameters
265
265
53,7885
1,52
16,79922
,501
Absolute
,107
,351
Positive
,107
,331
Negative
-,071
-,351
1,729
5,657
,005
,000
Mean
a,b
Std. Deviation
Most Extreme Differences
jenis_kelamin
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Lampiran 6.2 Hasil uji normalitas Test of Homogeneity of Variances skortotal Levene Statistic 1,151
df1
df2 1
Sig. 258
,284
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 187
Lampiran 7
HASIL ANALISIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 188
Lampiran 7.1 Hasil Uji Hipotesis ANOVA skortotal Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
363,306
1
363,306
Within Groups
72730,059
258
281,899
Total
73093,365
259
F
Sig.
1,289
,257
Lampiran 7.2 Hasil Uji Independen Sample Test
Independent Samples Test Levene's Test for
t-test for Equality of Means
Equality of Variances F
Sig.
t
df
Sig. (2-
Mean
Std.
95% Confidence
tailed)
Differen
Error
Interval of the
ce
Differen
Difference
ce Equal variances
1,151
,284
1,13 5
otal
-
variances not assumed
Upper
-
skort assumed Equal
Lower
1,14 0
258
257, 877
,257 -2,36593
2,08407 -6,46988
1,73802
,256 -2,36593
2,07613 -6,45426
1,72240
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 189
BIODATA PENELITI Veronica Tyas Larasati lahir di Klaten, 04 Agustus 1993, merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Agus Irianto dan Ibu Yustina Sri Hartanti. Pendidikan yang pernah ditempuh oleh peneliti yaitu pendidikan Sekolah Dasar di SD Kanisius Kalasan pada tahun 2000-2006. Pada tahun 2006-2009 peneliti menempuh pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Kalasan. Selanjutnya pada tahun 2009-2012 peneliti menempuh pendidikan menengah tingkat atas di SMA Negeri 1 Prambanan. Pada tahun 2012, peneliti melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan mengambil program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama berproses di Universitas Sanata Dharma, peneliti memperoleh ilmu dan pengalaman. Ilmu yang didapatkan berasal dari perkuliahan selama tujuh semester dan keikutsertaan peneliti dalam program wajib seperti English Club, Program Pengembangan Kepribadian Mahasiswa, dan seminar/ workshop. Pengalaman peneliti selama kuliah yaitu mengikuti berbagai kegiatan yang ada di kampus seperti menjadi panitia dalam kegiatan Malam Kreativitas PGSD, dan Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Sanata Dharma cabang bola basket, serta Unit
Kegiatan
Fakultas
cabang
bola
basket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142