Laporan Tahunan 2015
Annual Report
MERAPATKAN BARISAN MENGHADAPI TANTANGAN
MERAPATKAN BARISAN MENGHADAPI TANTANGAN Strengthen The Forces Facing The Challenge
Laporan Tahunan 2015 Annual Report
Call Center : Phone : (62-721) 702233 Facsimile : (62-721) 702775
Strengthen The Forces Facing The Challenge
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII Kantor Pusat /Head Office : Jl.Teuku Umar No.300, Bandar Lampung 35141 www.ptpn7.com
MERAPATKAN BARISAN MENGHADAPI TANTANGAN Strengthen The Forces Facing The Challenge Laporan Tahunan 2015 PT PERKEBUNAN
NUSANTARA VII
Annual Report
MERAPATKAN BARISAN MENGHADAPI TANTANGAN
Strengthen The Forces Facing The Challenge
Laporan Tahunan 2015 Annual Report
MERAPATKAN BARISAN MENGHADAPI TANTANGAN
Optimalisasi pengelolaan aset perusahaan
Optimization of Company’s Assets Management
Strengthen The Forces Facing The Challenge
Tahun 2015 merupakan tahun yang dilewati industri berbasis perkebunan dengan penuh tantangan seiring pelemahan kondisi ekonomi global. Sebagai perusahaan dengan produk andalan berupa sawit dan karet, PTPN VII sangat merasakan dampaknya seiring penurunan harga komoditas hingga berada pada titik terendah selama lima tahun terakhir. PTPN VII mengambil langkah-langkah strategis agar perusahaan tetap bertahan dan terus bergerak ke depan. PTPN VII fokus untuk meningkatkan produktivitas, melakukan efisiensi dan pengendalian biaya di semua lini, dan sekaligus tetap konsisten melaksanakan lima kebijakan strategis berupa: Optimalisasi pengelolaan aset perusahaan, Optimalisasi pemanfaatan sumber daya keuangan, Optimalisasi pengelolaan SDM dan organisasi, Optimalisasi pengembangan perusahaan, dan Optimalisasi hubungan kemitraan dan lingkungan. Year of 2015 was a year passed by plantation industry with full of challenges in line with the impairment of global economic condition. As a company with oil palm and rubber as its mainstay product, PTPN VII strongly felt the impact of the impairment in line with decreasing of commodity price to the lowest point for the last five years. PTPN VII took many strategic steps in order to survive and continue moving forward. PTPN VII focused on the increase of productivity, efficiency and cost control at all lines, and also remained consistent implementing five strategic policies involving: Optimization of company’s asset management, Optimization of financial resource use; Optimization of HR and organization management, Optimization of company development, and Optimization of partnership relationship and community development.
Optimalisasi pemanfaatan sumber daya keuangan
Optimalisasi pengelolaan SDM dan organisasi Optimization of Human Resources Management and Organization
Optimization of Financial Resources Utilization
Optimalisasi pengembangan perusahaan Optimization of Company’s Development
Optimalisasi hubungan kemitraan dan lingkungan
Optimization of Partnership Relations and the Environment
4
Pendahuluan Introduction
Ikhtisar Kinerja 2015 2015 Performance Highlights
5,1%
15,1%
16,9% 17,13% 0,9% 6%
13,1%
18,3%
Teh Tea Gula Sugar
Karet Rubber Minyak Sawit Palm Oil
Harga Jual
• • • • • • • • •
Hasil penjualan tahun 2015 turun 2% menjadi Rp4.426,1 miliar Volume penjualan karet meningkat 5,1% menjadi 78.699 ton Volume penjualan Minyak Sawit meningkat 15,1% menjadi 229.945 ton Volume penjualan Teh meningkat 16,9% menjadi 4.439 ton Volume penjualan Gula menurun 6% menjadi 116.866 ton Harga jual karet tahun 2015 turun 13,1% menjadi Rp 18.363/kg Harga jual Minyak Sawit tahun 2015 turun 18,3% menjadi Rp 6.748/kg. Harga jual komoditas Teh tahun 2015 naik 0,9% menjadi Rp 15.454/kg Harga jual Gula tahun 2015 naik 17,13% menjadi Rp8.762/kg.
• • • • • • • • •
2015 sales proceeds decreased by 2% to Rp4,426.1 billion Rubber sales volume increased by 5.1% into 78,699 ton Oil palm sales volume increased by 15.1% to 229,945 ton Tea sales volume increased by 16.9% to 4,439 ton Sugar sales volume decreased by 6% to 116,866 ton Rubber sales price in 2015 decreased by 13.1% to Rp18,363/kg Palm oil sales price in 2015 decreased by 18.3% to Rp6,748/kg Tea sales price in 2015 increased by 0.9% to Rp15,454/kg Sugar sales price in 2015 increased by 17.13% to Rp8,762/kg
Volume Penjualan
Laporan Tahunan
•
• •
• • •
2015 Annual Report
14 (Empat belas) unit kebun dan pabrik PTPN VII menerima Penghargaan Proper 2015 (1 unit kebun/pabrik menerima Proper Hijau, dan 13 unit kebun/pabrik menerima Proper Biru) 8 (Delapan) unit kerja PTPN VII menerima Penghargaan Industri Hijau PTPN VII Distrik Sumatera Selatan Unit Beringin memperoleh penghargaan ketaatan dan kepatuhan membayar pajak dari Pemerintah Kabupaten Muaraenim.
14 (Fourteen) PTPN VII’s plantation and mills received 2015 Proper Awards (1 plantation/ mill received Green Proper, and 13 Plantation/mill units received Blue Proper 8 (Eight) PTPN VII’s work units received Green Industry Awards PTPN VII South Sumatera District Beringin Unit received obedience and adherence in paying taxes awards from Government of Muaraenim District.
5
Daftar Isi Contents
01
105
Pendahuluan Introduction 1 4 6 8 13 14
15
Tema Ringkasan Kinerja 2015 Daftar Isi Ikhtisar Keuangan Ikhtisar Operasional Ikhtisar Obligasi
106 107 112 Financial Highlight Operational Highlight Bond Highlight
Laporan Pengurus Perusahaan Report from Board of Company 16
30
Laporan Dewan Komisaris Profil Dewan Komisaris Laporan Direksi
50
Profil Direksi
53
Pernyataan Tanggung Jawab
26
55 56 58 60 63 77 78 80 82 84 85 86 87 88 92 94 98 101
Report of The Board of Commissioners Profile of The Board of Commissioners Report of The Board of Directors Profile of The Board of Directors Statement of Responsibility
Profil Perusahaan Company Profile
Identitas Perusahaan Riwayat Singkat Perusahaan Milestone PTPN VIII Bidang Usaha Wilayah Operasional Struktur Organisasi Visi, Misi, dan Budaya Perusahaan Tujuan, Sasaran dan Strategi Komposisi Pemegang Saham Struktur Group Perusahaan Entitas Anak dan/atau Asosiasi Lembaga Profesi Penunjang Penghargaan dan Sertifikasi Alamat Entitas Anak dan Kantor Jaringan Kerja Peristiwa Penting Profil dan Kinerja Entitas Anak Profil dan Kinerja Entitas Asosiasi
Company Identity Company History in Brief PTPN VII Milestone Business Line Operation Area Organizational Structure Vision, Mission and Corporate Culture Objectives, Goal and Strategies Shareholders Composition Corporate Group Structure Subsidiaries and/or Associated Entity List Supporting Professional Institution Award and Certification Subsidiaries and Office Address and Network Significant Events Profile and Performance of Subsidiary Entity Profile and Performance of Association Entity
130 133 135 154 156 157 158 161
162 166 171 172 173 173 174
174
175 175 177
177
177
Analisa dan Pembahasan Manajemen Management Discussion Analysis Makro Ekonomi Tinjuan Industri Tinjauan Operasi Per Segmen Usaha Target Perseroan Dibandingkan Realisasi Tahun 2015 Target Tahun 2016 Uraian atas Kinerja Keuangan Perseroan Kemampuan Membayar Utang dan Tingkat Kolektibilitas Piutang Struktur Modal dan Kebijakan Struktur Modal Investasi Barang Modal Ikatan Material Untuk Investasi Barang Modall Informasi dan Fakta Material yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan Akuntan Prospek Usaha Perseroan Pemasaran dan Pangsa Pasar Kebijakan Dividen Program Kepemilikan Saham oleh Karyawan Transaksi Berelasi Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Informasi Material Mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi, Penggabungan/ Peleburan Usaha, Akuisisi atau Restrukturisasi Hutang/ Modal Informasi Transaksi Material yang Mengandung Benturan Kepentingan dan/atau Transaksi Afiliasi Perubahan Peraturan Perundang-Undangan Perubahan Kebijakan Akuntansi Informasi Keuangan yang Telah Dilaporkan yang Mengandung Kejadian yang Sifatnya Luar Biasa dan Jarang Terjadi Peningkatan Yang Material Dikaitkan Dengan Jumlah Barang Yang Dijual/Barang Baru Kelangsungan Usaha
Macro Economy Industry Review Operational Review per Business Segment 2015 Actual Performance Compared to Target 2016 Target Review of Financial Performance Liabilities Servicing and Receivables Collectability Capital Structure and Capital Structure Policy Capital Goods Investment Material Commitment for Capital Investment Material Event and Information Occurred After the Accountant’s Reporting Date Business Prospects Marketing and Market Share Dividend Policy Shareholdings Program by Employees Related Transaction Utilization of Proceeds From the Public Offering Material Information on Investment, Expansion, Divestment, Merger, Acquisition or Debt/Capital Restructuring Information on Material Transaction Which Contains Conflict of Interest and/ or Affiliate Transaction Change of Regulation Change of Accounting Policy Financial Information Which Has Been Reported With Extraordinary Events Material Increases Related To Sales Volume/New Products Business Sustainability
Laporan Tahunan
181 182 202 209 212
217
Tinjauan Operasional Operational Review
Pengelolaan Sumber Daya Manusia Teknologi dan Sistem Informasi Sistem Manajemen Terpadu PTPN 7 Manajemen Aset dan Proses Pengadaan Barang dan Jasa Malcolm Baldrige
Human Resource Management Technology and Information Systems Integrated Management System PTPN 7 Asset Management and Procurement Process Malcolm Baldrige
Corporate Governance
356 Akses Informasi dan Data Perusahaan 362 Kode Etik 365 Whistle Blowing System 373 Kebijakan Tata Kelola Perusahaan
385 395 398 404
414
Tata Kelola Perusahaan
219 Tujuan Penerapan Tata Kelola Perusahaan 220 Dasar Acuan Implementasi GCG 221 Road Map GCG 222 Penerapan Tata Kelola 223 Pedoman dan Kebijakan GCG 225 Asesmen Tata Kelola 229 Struktur Tata Kelola 230 Rapat Umum Pemegang Saham 244 Dewan Komisaris 259 Komisaris Independen 262 Direksi 280 Kebijakan Mengenai Keberagaman Komposisi Dewan Komisaris dan Direksi 281 Asesmen terhadap Dewan Komisaris dan Direksi 286 Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi 290 Rapat Dewan Komisaris, Rapat Direksi, dan Rapat Gabungan 297 Informasi Pemegang Saham Utama dan Pengendali 298 Hubungan Afiliasi Anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan Pemegang Saham Utama dan/atau Pengendali 299 Komite Audit 310 Komite Lain di Bawah Dewan Komisaris 321 Sekretaris Dewan Komisaris 324 Sekretaris Perusahaan 330 Unit Audit Intern 338 Akuntan Publik 340 Manajemen Risiko 352 Sistem Pengendalian Intern 355 Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan
381
Objectives of Corporate Governance Implementation Reference of GCG Implementation Road Map GCG Implementation of GCG Guidelines and GCG Policies GCG Assessment GCG Structure General Meeting of Shareholders Board of Commissioners Independent Commissioner Board of Directors Policies Regarding Diversity Composition of the BOC and BOD Assessment for the BOC and BOD BOC and BOD Remuneration Meetings of the BOC, BOD meetings, and the Joint Meeting Major Shareholder Information and Control Affiliate Relations BOD, BOC, and the Main Shareholders and / or Controller The Audit Committee Committee under The BOC BOC Secretary Corporate Secretary Internal Audit Report Public Accountants Risk Management Internal Control System Significant Issues Encountered by The Company Access to Information and Company’s Data Code of Conduct Whistle Blowing System Company Governance Policy
432 448
2015 Annual Report
7
Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibilities Tanggung Jawab Sosial Terhadap Lingkungan Tanggung Jawab Ketenagakerjaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Tanggung Jawab Sosial Terhadap Masyarakat Tanggung jawab Sosial Terhadap Konsumen
CSR to Environment Responsibility to Employment, Health and Work Safety CSR to Community CSR to Customer
Referensi Kriteria ARA 2015 Assessment Criteria
Lampiran Profil Pejabat Senior Kapasitas Pabrik dan Luas Area
Attachment Profile of Senior Officials Factory Capacity and width area
Laporan Keuangan Konsolidasi 2015
Consolidated Financial Statements 2015
8
Pendahuluan Introduction
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights Dalam jutaan Rupiah / In Million Rupiah URAIAN DESCRIPTION
2015:2014 (%)
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Penjualan bersih | Net Sales
3.832.934
4.923.295
4.360.371
4.616.805
4.518.243
4.424.545
97,93
Beban Pokok Penjualan | Cost of Goods Sold
2.972.539
4.223.057
3.554.599
3.647.647
4.273.181
3.445.743
80,64
Laba Bruto | Gross Profit
860.395
700.238
815.771
969.159
245.063
978.802
399,41
Laba Usaha | Operating Profit
498.195
413.965
293.467
401.156
(186.726)
481.134
(257,67)
3.904
3.051
3.405
6.663
5.295
7.143
134,90
Beban Keuangan | Finance Expense
157.103
203.296
233.870
293.251
369.473
432.821
117,15
Laba sebelum Beban Pajak Penghasilan Profit before Income Tax Expense
344.996
21.372
63.002
114.568
(550.904)
55.456
(10,07)
Beban Pajak Penghasilan | Income Tax Expense
91.752
6.031
8.670
35.915
45.434
9.086
20,00
Laba Tahun Berjalan | Profit for The Year
253.244
153.410
54.333
78.653
(596.338)
46.370
(7,78)
Pendapatan Komprehensif lain Other Comprehensive Income
-
-
-
-
134.683
3.469.266
2,575,88
Jumlah Laba Komprehensif Tahun Berjalan Total Comprehensive Income for The Year
-
-
-
-
-
-
Laba Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Income for the Year Attributable to Owners of the Parent Entity
-
-
-
78.612
(596.362)
46.583
(7,81)
Laba Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan kepada Kepentingan Non Pengendali | Income for the Year Attributable to Non Controlling Interests
-
-
-
41
24
(213)
(887,50)
Jumlah laba (rugi) dan penghasilan komprehensif lain yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Total Comprehensive Income for the Year Attributable to Owners of the Parent
-
-
-
78.612
(731.044)
3.515.849
(480,94)
Jumlah laba (rugi) dan penghasilan komprehensif lain yang Dapat Diatribusikan kepada Kepentingan Non Pengendali Total Comprehensive Income for the Year Attributable to Non Controlling Interests
-
-
-
41
24
(213)
(887,50)
326.205
156.078
(59.365)
(222.038)
266.451
340.383
127,75
75.973
46.023
-
9.827
3.588
208,146
126,090
-
8,014
2,926
412
420
44
64
(486)
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME
Pendapatan Keuangan | Finance Income
Arus Kas dari Aktivitas Operasi Cash Flows from Operating Activities Dividen | Devidens Dividen per Saham (dalam rupiah) DevIdens per Share (in rupiah) Laba Per Saham Dasar, Laba yang Diatribusikan kepada Pemegang Saham Biasa Entitas Induk | Earning per Share, Basic Income Attributable to Common Stockholders of The Parent
-
38
(7,81)
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
9
Dalam jutaan Rupiah / In Million Rupiah URAIAN DESCRIPTION
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2015:2014 (%)
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME Investasi Pada Entitas Asosiasi – Bersih Investments in Associates - Net
5.632
7.175
7.198
7.295
7.627
24.380
319,65
Jumlah Aset | Total Assets
4.857.962
6.037.546
7.165.905
8.040.301
8.742.339
13.039.538
149,15
Aset lancar | Current Assets
1.713.883
1.827.646
2.205.874
2.251.692
1.772.035
2.123.556
119,84
Aset tidak lancar | Non Current Assets
3.144.079
4.209.899
4.960.031
5.788.609
6.970.304
10.915.982
156,61
Jumlah Liabilitas | Total Liabilities
3.386.154
4.503.495
5.631.215
6.426.357
8.664.921
9.274.732
107,04
Liabilitas jangka pendek | Short-Term Liabilities
1.136.228
1.556.040
1.768.447
1.888.145
2.652.936
3.385.382
127,61
Liabilitas Jangka Panjang Long-Term Liabilities
2.249.926
2.947.455
3.862.768
4.538.212
6.011.985
5.889.350
127,61
365.000
365.000
1.226.223
1.226.223
1.226.223
1.226.223
100,00
-
10.203
8.889
-
19.092
8.889
8.889
8.889
8.889
-
-
-
-
-
175.000
-
Saldo Laba Ditentukan Penggunaannya Retained Earnings Appropriated
834.473
996.549
245.245
299.578
368.384
400.673
108,77
Saldo Laba Belum Ditentukan Penggunaannya Retained Earnings Unappropriated
253.244
153.410
54.333
78.612
(1.529.122)
(1.422.694)
Investasi Pada Entitas Pengendalian Bersama Investment in Jointly Controlled Entity LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCE POSITION Aset | Assets
Liabilitas | Liabilities
Ekuitas | Equity Modal Saham | Share Capital Modal yang ditempatkan dan disetor Additional Paid in Capital Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Antar Entitas Sepengendali Difference in Value of Restructuring Transaction Among Entities Under Common Control Komponen Ekuitas Lainnya Other Component of Equity
Penghasilan Komprehensif Lain Other Comprehensive Income Kepentingan Non Sepengendali Non –Controlling Interest Jumlah Ekuitas | Total Equity Modal Kerja Bersih | Net Working Capital
-
93,04
3.373.544
-
641
3.045
3.172
104,17
1.471.809
1.534.051
1.534.690
1.613.943
77.418
3.764.806
4,862,95
577.66
271.61
437.43
363.55
(880.90)
(1.261.83)
143,24
Angka kinerja keuangan di atas merupakan laporan keuangan konsolidasi PTPN VII beserta entitas perusahaan anak untuk tahun 2014 dan 2015 : PT Karya Nusa Tujuh dan PT Optima Nusa Tujuh. Financial performance as stated above is PTPN VII consolidation financial report along with subsidiaries for 2014 and 2015 : PT Karya Nusa Tujuh and PT Optima Nusa Tujuh.
10
Pendahuluan Introduction
2015
4.424.545
2014
4.518.243
2013
4.616.805
2012
4.360.371
2011
4.923.295
2010
3.832.934
2015 2014 2013 2012
Penjualan Bersih
Net Sales (Rp million)
2015
9.274.732
2014
7.617.856
2013
6.426.357
46.370
(596.338)
78.653
54.333
2011
153.410
2010
253.244
Laba Tahun Berjalan
Profit for The Year (Rp million)
2012
5.631.215
2011
4.503.495
2010
3.386.154
Jumlah Lialibitas
Total Liabilities (Rp million)
Laporan Tahunan
2015
3.764.806
2014
77.418
2013
1.613.943
2015 Annual Report
Jumlah Ekuitas
Total Equity (Rp million)
2012
1.534.690
2011
1.534.051
2015
13.039.538
2010
1.471.809
2014
8.742.339
2013
8.040.301
Jumlah Aset Total Aset (Rp million)
2012
7.165.905
2011
6.037.546
2010
4.857.962
11
12
Pendahuluan Introduction
Rasio Keuangan Financial Ratio URAIAN DESCRIPTION
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2015:2014 (%)
Rasio Likuditas | Liquidity Ratio Rasio kas (%) | Cash ratio (%)
51,01
25,96
31,71
19,31
11,53
12,81
111,85
Rasio cepat (%) | Acid test ratio (%)
85,12
56,62
59,95
45,27
17,66
17,43
98,70
Rasio lancar (%) | Current ratio (%)
150,84
117,45
124,74
119,25
66,80
62,73
93,91
Marjin Laba Kotor | Gross Margin
22,45
14,22
18,71
20,99
5,42
22,12
407,87
Margin Usaha (%) | Operating margin (%)
14,67
8,80
7,87
9,94
(5,30)
9,73
(183,55)
6,61
3,12
1,25
1,70
(13,20)
1,05
(7,94)
Tingkat pengembalian modal (%) Return on Equity (%)
20,78
11,11
3,67
5,11
(88,51)
1,25
41,48
Tingkat pengembalian investasi (%) Return on investment (%)
18,11
14,61
11,46
12,71
2,14
7,83
71,84
Imbal Hasil Rata-Rata terhadap Aset (ROA) Return on Assets
5,21
2,54
0,76
0,98
(6,82)
0,36
(5,21)
30,70
22,90
20,72
19,15
0,89
28,87
78,01
Rasio hutang thd aset (%) Debt to total assets ratio (%)
69,70
74,59
78,58
79,93
99,11
71,13
71,76
Rasio hutang thd modal (%) Debt to total equity (%)
230,07
293,57
366,93
398,18
11,192,38
246,35
2,20
Rasio Liabilitas Jangka Panjang terhadap Ekuitas | Long Term Debt to Equity Ratio
152,87
192,14
251,70
281,19
7,765,61
156,43
2,01
46,31
48,82
53,90
56,44
68,77
45,17
65,68
425,56
322,79
242,93
235,69
35,15
193,00
549,02
13,68
24,21
34,30
22,02
27,99
17,36
62,03
0,19
1,78
1,51
1,47
0,52
0,51
98,00
105,48
115,94
87,99
84,83
76,56
42,29
60,37
30,70
22,90
20,72
19,15
0,89
28,87
78,01
27.956
39.341
30.985
26.371
21.140
18.363
86,86
Minyak Sawit | Palm Oil
7.072
7.125
6.645
7.216
8.263
6.748
81,67
Gula | Sugar
7.971
7.642
9.275
8.966
7.480
8.762
117,14
12.795
13.626
14.379
17.052
15.323
15.454
100,85
Rasio Kas Cash Ratio
12,81
Perputaran Persediaan Inventory Turnover
17,36 hari
Rasio Profitabilitas | Profitabilities Ratio
Margin laba bersih (%) Net profit margin (%)
Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset Total Equity to Total Assets Rasio Solvabilitas | Sovabilities Ratio
Rasio Liabilitas Jangka Panjang terhadap Aset | Long Term Debt to Assets Ratio Rasio EBITDA Terhadap Bunga (%) Rasio Aktivitas | Activitas Ratio Perputaran persediaan (hr) Inventory turnover (days) Periode penagihan (hr) Collection period (days) Perputaran aset (%) | Total assets turnover (%) Rasio modal thd aset (%) Total equity to total assets (%) Harga Jual Produk | Product Sales Price Karet | Rubber
Teh | Tea
Imbal Hasil Ekuitas Return on Equity
Rasio Lancar Current Ratio
1.25 % 62,73 %
Imbal Hasil Investasi Return on Investment
Collection Periods
7.83 % 0,51 (days)
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
13
Ikhtisar Operasional Operational Highlight
URAIAN
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2015:2014 (%)
KOMODITAS KARET | RUBBER COMMODITY Areal Kebun | Estate Area (Ha) Areal Kebun Sendiri | Owned Estate
35.157
34.694
35.762
35.236
34.712
34.131
98,33
Produksi Kebun Sendiri Owned Estate Production
28.666
21.021
20.632
21.916
22.531
25.861
114,78
ProduksiPihak ke III | Third Party Production
28.732
44.448
47.331
63.270
56.084
48.032
85,64
1,701
1,605
1,634
1,656
1,671
1,621
98,83
57.399
65.468
67.963
85.186
78.615
73.893
93,99
Produks Kebun | Estate Production (Ton)
Produktivitas Kebun Inti Owned Estate Productivity (Ton/Ha) Produksi Hasil Olah Processed product production KOMODITAS KELAPA SAWIT OIL PALM COMMODITY Areal Kebun | Estate Area (Ha) Areal Kebun Sendiri | Owned estate
36.643
36.183
36.147
36.459
36.391
35.934
98,74
Areal Kebun Plasma | Plasma Estate
23.868
23.868
23.868
23.868
23.868
23.868
100,00
Produksi KebunSendiri Owned Estate Production
402.445
467.792
431.701
383.637
569.114
691.391
121,49
Produksi Plasma/Pihak Ketiga Plasma/Third Party Production
303.175
424.836
544.857
398.845
415.091
475.899
114.64
Produktivitas Kebun Inti Owned estate Productivity (Ton/Ha)
17,436
19,063
16,789
12,989
17,013
19,778
116,25
Produksi Hasil Olah Processed Product Production(Ton)
151.409
196.113
203.270
163.873
201.526
230.228
114,24
1.430
1.430
1.430
1.438
1.438
1.438
100
Produks Kebun | Estate Production (Ton)
KOMODITAS TEH | TEA COMMODITY Areal Kebun | Estate Area (Ha) Areal Kebun Sendiri | Owned estate Produksi Kebun | Estate Production(Ton)
17.810
19.570
18.372
15.500
20.135
16.739
83,13
Produktivitas Kebun Inti Owned estate Productivity (Ton/Ha)
12,455
13,686
12,847
10,779
14,002
11,641
83,14
Produksi Hasil Olah Processed Product Production(Ton)
3.826
4.294
4.097
3.375
4.348
3.639
83,69
Areal Kebun Sendiri | Owned estate
18.053
16.142
14.966
18.978
17.675
17.611
99,64
Areal Kebun Plasma | Plasma Estate
7.050
6.411
4.439
3.947
4.202
3.964
94,34
1.145.331
1.002.249
976.288
1.152.141
1.205.229
1.165.123
96,67
Tebu Rakyat | Community’s Sugarcane
564.091
399.700
321.662
294.684
320.949
275.359
85,80
Tebu Rakyat Bebas Free Community Sugarcane
271.051
213.089
168.215
242.843
237.891
256.336
107,75
Produktivitas Kebun Inti Owned Estate Productivity (Ton/Ha)
63,441
62,089
65,234
60,709
68,188
66,160
97,03
Produksi Hasil Olah Processed Product Production (Ton)
132.062
110.775
106.606
119.941
137.901
131.271
95,19
KOMODITAS TEBU SUGARCANE COMMODITY Areal Kebun | Estate Area (Ha)
Produksi Kebun | Estate Production (Ton) Produksi KebunSendiri Owned Estate Production
14
Pendahuluan Introduction
Informasi Harga Saham PT Perkebunan Nusantara VII merupakan Anak Perusahaan dari Holding BUMN Perkebunan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang tidak memperdagangkan sahamnya di bursa efek sehingga tidak memiliki informasi harga saham, jumlah saham yang beredar, kapitalisasi pasar, harga saham tertinggi dan terndah, harga saham penutupan, dan voume perdagangan saham,
PT Perkebunan Nusantara VII is a subsidiary of State Owned Enterprise (BUMN) Holding Plantation PT Perkebunan Nusantara III (Persero) whose shares are not listed on the stock exchange, so the Company dose not present information about the stock price, number of outstanding shares, market capitalization, highest and lowest price, closing price, and trading volume.
Ikhtisar Obligasi Yang Telah Diterbitkan Overview of The Bond that Has Been Published Sampai dengan akhir tahun 2015, tidak ada informasi mengenai obligasi, sukuk atau obligasi konversi yang masih beredar dalam 2 (dua) tahun buku terakhir.
Up to late 2015, there were no information regarding bond, sukuk or convertible bond that still outstanding in the last 2 (two) financial year books.
LAPORAN PENGURUS PERUSAHAAN
Report From Board of Company
Laporan Tahunan 2015 Annual Report
16
Laporan Pengurus Perusahaan Report From Board of Company
Laporan Dewan Komisaris
The Report of Board of Commissioners
Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat, Tahun 2015 ditandai dengan masih berlangsungnya perlambatan ekonomi global yang berdampak pada menurunnya harga komoditas. Sebagai perusahaan agribisnis penghasil komoditas primer, PTPN VII turut merasakan dampak negatif penurunan harga komoditas, terutama karet dan kelapa sawit, mengingat kinerja keuangan Perusahaan dipengaruhi volatilitas harga komoditas. Dear Respected Stakeholders, Year 2015 was marked with continuation of global economic deceleration impacting on decreasing commodity price. As an agribusiness company and producer of primary commodity, PTPN VII also felt the negative impact on the decrease of commodity price, particularly on rubber and oil palm prices, considering the Company financial performance was influenced by volatility of commodity price.
Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya langkah mitigasi yang ditempuh manajemen dalam menghadapi tantangan eksternal. Optimalisasi sumber daya yang semakin efektif dan efisien serta pengendalian biaya di semua lini secara ketat merupakan strategi jitu yang ditempuh PTPN VII untuk mengatasi penurunan harga. Dewan Komisaris menilai positif kemampuan Direksi PTPN VII dalam mengelola Perusahaan selama beberapa tahun terakhir ini, sehingga secara fundamental PTPN VII telah memiliki pondasi yang kuat dalam aspek produksi dan SDM untuk keberlanjutan usaha.
Board of Commissioner fully supports mitigation steps taken by management in dealing with external challenges. Optimization of resources which increasingly effective and efficient as well as cost control in all lines tightly were surefire strategies taken by PTPN VII to overcome the decreasing price. Board of Commissioner assessed positive on PTPN VII Board of Director’s ability in managing the Company for several past years, so fundamentally PTPN VII has had a strong foundation in production and HR aspects for the business sustainability.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
17
Meskipun pendapatan total mengalami penurunan, pada tahun 2015 PTPN VII mampu membukukan laba usaha sebesar Rp481,13 miliar. Demikian pula, produksi dan produktivitas tanaman mengalami peningkatan terhadap realisasi tahun 2014, khususnya untuk komoditas karet dan kelapa sawit kebun sendiri. Hal yang membanggakan adalah produktivitas karet PTPN VII bukan hanya melebihi target 2015, namun juga tertinggi dibandingkan produktivitas PTPN lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa program peremajaan tanaman yang disertai dengan optimalisasi produksi dan produktvitas telah memberikan hasil yang positif sehingga memberikan harapan yang cerah di masa mendatang.
Despite total revenue was having a decrease, in 2015 PTPN VII was able to book operating profit amounted to Rp481.13 billion. Likewise, plant production and productivity experienced an increase to 2014 realization, particularly for rubber and oil palm commodity from own estate. What makes us proud was PTPN VII rubber productivity was not just exceeding 2015 target, but also the highest compared to other SOE. This indicates that replanting program along with optimization of production and productivity have gave us a positive result and provided us a hope for a bright future.
Pencapaian tersebut merupakan hasil jerih payah seluruh Insan PTPN VII yang telah memberikan unjuk kerja terbaiknya bagi Perusahaan. Untuk itu, Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih. Dewan Komisaris juga menyampaikan apresiasi atas prestasi Perusahaan di bidang lingkungan dengan diperolehnya penghargaan PROPER Hijau dan PROPER Biru serta penghargaan Industri Hijau.
This achievement was a result of all PTPN VII human being’s hard work who has also given us their best performance for the Company. Therefore, BOC presents greatest gratitude. Board of Commissioner also appreciates the Company achievement in environmental field by obtaining Green PROPER and Blue PROPER awards as well as Green Industrial awards.
Penilaian atas Kinerja Direksi Selama Tahun 2015
Assessment on Board of Director Performance Throughout 2015
Dalam rangka memenuhi kewajiban Dewan Komisaris, sebagaimana tercantum dalam Pasal 15 Anggaran Dasar PT Perkebunan Nusantara VII dan peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik, Dewan Komisaris menyampaikan laporan atas perencanaan dan pelaksanaan operasional PTPN VII tahun 2015.
In order to meet Board of Commissioner obligation as put forth on of PT Perkebunan Nusantara VII Articles of Association Article 15 and Minister of SOE Regulation Number: PER-01/MBU/2011 regarding A Good Corporate Governance, Board of Commissioner presents report regarding 2015 PTPN VII operational planning and implementation.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap perencanaan (RJP dan RKAP) dan pelaksanaan operasional (SOP, LM, dan kondisi lapangan), Dewan Komisaris menilai bahwa selama tahun 2015 Direksi PTPN VII telah melaksanakan tugas, tanggung jawab, dan kewajibannya dengan baik. Perencanaan dan pelaksanaan operasi dalam mewujudkan visi perusahaan telah berjalan dengan efektif terbukti dari hasil produksi dan produktivitas tanaman yang semakin meningkat. Demikian pula, SDM PTPN VII telah menunjukkan kinerja yang meningkat meskipun terjadi penurunan jumlah karyawan secara alami serta perampingan organisasi.
Based on evaluation result on planning (Long Term Planning and CABP) and operational implementation (SOP, LM, and field condition), Board of Commissioner assessed that during 2015 PTPN VII Board of Director has carried out their duty, responsibility, and obligation excellently. Operational planning and implementation in manifesting company’s vision have been run effectively proven by increasing plant production and productivity. Likewise, PTPN VII HR has suggested an increasing performance despite there was a decrease in number of employee naturally and organization downsizing.
18
Laporan Pengurus Perusahaan Report From Board of Company
Beberapa catatan Dewan Komisaris berkaitan dengan penilaian atas kinerja Direksi tahun 2015 meliputi :
There are several Board of Commissioner notes related to assessment on Board of Director performance in 2015 comprising:
•
•
•
•
•
Laba sebelum pajak mencapai Rp55,46 miliar, sedang laba tahun berjalan mencapai Rp46,37 miliar. Total nilai penjualan bersih konsolidasian mencapai Rp4,42 triliun, turun 2,07% dibandingkan penjualan tahun 2016, terutama disebabkan menurunnya harga karet dan minyak sawit masing-masing sebesar 13,14% dan 18,34%. Total aset sebesar Rp13,04 triliun, naik 49,15% dibandingkan tahun 2014, terutama disebabkan adanya revaluasi aset tetap sebesar Rp3,37 triliun dan kenaikan aset lancar sebesar Rp351,52 miliar. Liabilitas total per 31 Desember 2015 sebesar Rp9,27 triliun, naik 7,04% dibandingkan tahun 2014.
Sejak dilakukannya penataan terhadap fundamental perusahaan melalui penataan aset, sistem kerja (work system) dan sumberdaya manusia, Dewan Komisaris menilai bahwa PTPN VII telah mampu menata dan membangun landasan bisnisnya dengan kokoh. Melalui berbagai upaya berupa optimalisasi produksi dan produktivitas, optimalisasi SDM dan organisasi, efisiensi dan efektivitas di semua lini bisnis, kinerja operasional perusahaan semakin meningkat. PTPN VII telah mampu melewati masa-masa sulit selama tiga tahun terakhir dan berhasil meningkatkan produksinya meskipun belum sesuai target yang diharapkan. Pencapaian positif sepanjang tahun 2015 diantaranya: • • • • •
Produksi kelapa sawit kebun sendiri meningkat 21,5% dibandingkan tahun 2014, dan berada di atas RKAP sebesar 1,4%. Produksi karet kebun sendiri meningkat 14,8% dibandingkan tahun 2014, namun berada di bawah RKAP sebesar 4,7%. Produksi teh berada di bawah realisasi tahun 2014 dan RKAP 2015 masing-masing sebesar 16,9% dan 19,5%. Jumlah tebu digiling berada di bawah realisasi tahun 2014 maupun RKAP 2015 masing-masing sebesar 3,3% dan 16%. Produksi hasil jadi minyak sawit tahun 2015 meningkat 14,2% dibandingkan tahun 2014, produksi hasil jadi karet tercapai 94% dibandingkan tahun lalu, produksi teh tercapai 83,7%, dan produksi gula tercapai 96,9% dibandingkan tahun lalu.
•
•
•
Profit before tax attained Rp55.46 billion, while profit for the year reached Rp46.37 billion. Total consolidated net sales value reached Rp4.42 trillion decreasing 2.07% compared to 2016 sales, it was specifically due to decreasing rubber and palm oil price respectively by 13.14% and 18.34%. Total asset was in the amount of Rp13.04 trillion increasing 49.15% compared to 2014, mainly was caused by fixed asset revaluation in the amount of Rp3.37 trillion and increasing fixed asset in the amount of Rp351.52 billion Total liabilities per 31 December 2015 were amounted to Rp9.27 trillion increasing 7.04% compared to 2014.
Since arrangement on company fundamental was conducted in term of asset arrangement, work system and human resources, Board of Commissioner assesses that PTPN VII has been able to manage and build its business foundation solidly. Through various efforts in form of optimization of production and productivity, optimization of HR and organization, efficiency and effectiveness in all business lines, company’s operational performance was increasing. PTPN VII has been able to pass difficult moments throughout the past three years and succeeded increasing its production even though it did not achieve expected target. Positive achievements during 2015 were following: • • • • •
Production of palm oil from own estate increased 21.5% compared to 2014, and 1.4%above CABP Rubber production from own estate increased 14.8% compared to 2014 but 4.7% below CABP in Tea production was below 2014 realization and 2015 CABP respectively by 16.9% and 19.5% Number of milled cane was below 2014 realization and 2015 CABP respectively by 3.3% and 16%. Production of palm oil final products in 2015 increased 14.2% compared to 2014, production of rubber final products reached 94% compared to prior year, tea production reached 83.7% and sugar production attained 96.9% compared to last year.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
19
Dalam upaya melihat secara langsung kinerja perusahaan di lapangan dan juga dalam rangka memberikan dorongan, semangat serta motivasi bagi karyawan, maka selama tahun 2015 Dewan Komisaris telah melakukan kunjungan kerja ke Distrik, Unit Usaha, dan Kantor Direksi PTPN VII yang dilakukan secara bersama-sama dengan Komite Audit dan Komite Manajemen Risiko maupun perorangan. Kunjungan kerja dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan operasional perusahaan guna diarahkan pada perbaikan fundamental perusahaan.
In an attempt to see directly the company performance in field and also to provide encouragement, spirit and motivation for employee, therefore during 2015 the Board of Commissioner has been conducted several official visits to PTPN VII Districts, Business Unit, and Head Office together with Audit Committee and Risk Management Committee or individual. The objective of this official visit was performed to evaluation of company operational activities to be directed to company fundamental improvement.
Berkenaan dengan produksi dan produktivitas, Dewan Komisaris menekankan bahwa agar dalam penggalian produksi sesuai potensi pada umur tanaman produktif dapat berkelanjutan, maka pelaksanaan eksploitasi supaya memegang teguh norma teknis yang telah ditetapkan. Untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tebu, perlu dilanjutkan program optimalisasi aset melalui pemanfaatan lebung menjadi waduk. Aspek finansial dan aspek teknis operasional agar menjadi pertimbangan secara komprehensif.
In term of production and productivity, Board of Commissioner emphasizes that in order production excavation based on potential age of productive plant can be sustainable, the implementation of the exploitation needs to embrace firmly technical norm that has been set. To improve sugarcane production and productivity needs to be proceeded asset optimization through utilization of ponds into dam. Financial aspect and operational technical aspect needs to be taken into consideration comprehensively.
Dalam kaitannya dengan petani plasma maupun pihak III, Dewan Komisaris menyarankan agar dilakukan optimalisasi kemitraan dan lingkungan dengan melakukan pembinaan yang berkesinabungan terhadap petani plasma maupun pihak III / kemitraan, tebu rakyat serta meningkatkan kemampuan petugas pengadaan bahan baku, penyediaan modal kerja yang cukup dan tepat waktu, pembinaan petani plasma, kemitraan, tebu rakyat dan peningkatan kualitas bahan baku dengan prinsip saling membutuhkan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.
In connection with plasma farmers or III parties, Board of Commissioner suggests to perform optimization of partnership and environment by conducting sustainable fostering to plasma farmer or III parties/partnership, community cane as well as improving raw material procurement officer’s ability, provision of adequate and timely working capital, fostering of plasma farmers, partnership, community cane and improving raw material quality with principles interdependent, mutual enforcing and mutual beneficial.
Sehubungan dengan belum membaiknya harga jual komoditas yang sudah berlangsung selama empat tahun terakhir ini, Dewan Komisaris berpendapat bahwa Direksi agar lebih mengintensifkan pelaksanaan efisiensi biaya di semua lini bisnis tanpa harus mengorbankan kultur tehnis guna mempertahankan produktivitas perusahaan. Dewan Komisaris mengharapkan agar Tim Crisis Center dapat melaksanakan tugas-tugasnya dalam rangka mendukung program efisiensi.
In relation with lack of improvement in commodity selling price ongoing during the last four years, Board of Commissioner argues that Board of Director needs to intensify implementation of cost efficiency in all business lines without sacrificing technical culture to maintain company productivity. Board of Commissioner expects that Crisis Center team can carry out its duties to support efficiency program.
Terkait masalah sengketa lahan, Dewan Komisaris mendukung pendekatan persuasif maupun melalui jalur hukum yang telah ditempuh perusahaan.
Related to land dispute, Board of Commissioner supports persuasive approach or through legal recourse that has been taken by the company.
20
Laporan Pengurus Perusahaan Report From Board of Company
Pengawasan Terhadap Kepatuhan Peraturan Perundang-Undangan
Supervision on Regulatory Compliance
Dewan Komisaris melalui Komite Audit dan Komite Manajemen Risiko memantau kepatuhan Direksi dalam melaksanakan peraturan perundangundangan. Setiap persetujuan/rekomendasi yang diterbitkan oleh Dewan Komisaris, terlebih dahulu melalui penilaian kesesuaian terhadap aspek legal.
Board of Commissioner through Audit Committee and Risk Management Committee monitors Board of Director obedience in carrying out law and regulation. Every approval/recommendation issued by Board of Commissioner previously through conformity assessment toward legal aspect.
Secara umum, Dewan Komisaris menilai bahwa Direksi dalam melakukan kegiatan pengurusan perusahaan, telah mematuhi peraturan perundangundangan, sebagaimana Laporan PSA 62 dari auditor independen.
Generally, Board of Commissioner assesses that Board of Director in performing company management activity, has comply law and regulation, as stated on PSA 62 Report from independent auditor.
Salah satu upaya Dewan Komisaris dalam memastikan pengurusan perusahaan telah mematuhi peraturan perundang-undangan adalah dengan memantau tindak lanjut terhadap temuan auditor.
One of Board of Commissioner endeavors in ensuring company management’s regulatory compliance was by monitoring follow up on auditor findings.
Perubahan Komposisi Dewan Komisaris Tahun 2015
Change of Board of Commissioner Composition in 2015
Sepanjang tahun 2015 tidak terdapat perubahan komposisi Dewan Komisaris PTPN VII.
During 2015 there was no change on composition of PTPN VII Board of Commissioner
Penilaian Atas Kinerja Komite-Komite di Bawah Dewan Komisaris
Assessment on Committees Performance under Board of Commissioner
Selama tahun 2015, dalam melaksanakan tugasnya Dewan Komisaris dibantu oleh Komite-komite di bawah Dewan Komisaris, yakni Komite Audit dan Komite Manajemen Risiko.
During 2015, in carrying out its duty Board of Commissioner was assisted by Committees under Board of Commissioner, namely Audit Committee and Risk Management Committee.
Dewan Komisaris telah melakukan evaluasi atas kinerja Komite-komite di Bawah Dewan Komisaris. Dewan Komisaris berpendapat bahwa selama tahun 2015 Komite Audit telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pelaksanaan fungsi pengawasan Dewan Komisaris. Komite Audit telah berperan dalam mengaji sistem pengendalian internal dan manajemen resiko, proses pelaporan keuangan, proses pemeriksaan dan kepatuhan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku. Dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit juga telah memelihara hubungan kerja yang efektif dengan Komisaris, Direksi, Auditor Internal dan Auditor Eksternal. Sejalan dengan fungsi tersebut, Komite Audit memonitor proses perbaikan yang berkesinambungan atas kebijakan prosedur dan praktiknya pada semua tingkatan di PTPN VII
Board of Commissioner has performed evaluation on Committees performance under Board of Commissioner. Board of Commissioner argues that for 2015 the Audit Committee has carried out its duty and responsibility properly hence it could give a significant contribution to the implementation of Board of Commissioner supervision task. Audit Committee has took its role in studying internal controlling system and risk management system, financial reporting process, inspection and obedience to applicable regulation and law. In undertaking its duty, Audit Committee also has maintained an effective work relationship with Board of Commissioner, Board of Director, Internal and External Auditor. In line with those functions, Audit Committee monitors sustainable improvement process of its procedure policy and its practices on all level at PT. Perkebunan Nusantara VII to ensure
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
21
guna memastikan telah dilaksanakannya Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan pengendalian risiko yang baik.
the Good Corporate Governance and risk control have been implemented properly.
Sepanjang tahun 2015, Komite audit melaksanakan rapat sebanyak 29 kali.
telah
Throughout 2015, Audit Committee has carried out meeting amounted to 29 times.
Sesuai dengan penugasan Dewan Komisaris, sepanjang tahun 2015 Komite Manajemen Risiko telah melaksanakan tugas-tugasnya baik secara sendiri maupun bersama sama dengan Komite Audit. Komite Manajemen Risiko telah melakukan reviu dan memberikan rekomendasi atas efektivitas pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko Perusahaan melalui pertemuan secara berkala maupun cara lainnya untuk membahas progres dari tahapan-tahapan tugas dan tanggung jawab yang dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko, dan melakukan pengawasan atas pelaksanaan rekomendasi Komite Manajemen Risiko oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko.
Pursuant to the Board of Commissioner assignment, during 2015 Risk Management Committee has executed its tasks properly either individually or jointly with Audit Committee. Risk Management Committee has carried out review and gave recommendation on effectiveness of risk management implementation conducted by Corporate Risk Management Work Unit by holding a meeting gradually or by other means to discuss progress of duty and responsibility stages conducted by Risk Management Work Unit, and supervised the implementation of Risk Management Committee recommendation conducted by Risk Management Work Unit.
Sepanjang tahun 2015, Komite Manajemen Risiko telah melaksanakan rapat sebanyak 29 kali.
During 2015, Risk Management Committee has carried out meeting in the amount of 29 times.
Sepanjang tahun 2015, terdapat pergantian anggota Komite Audit. Berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris Nomor: SK-01/DK.VII/08C tanggal 19 Agustus 2015, Dewan Komisaris menetapkan pemberhentian Sdr. Dinny Rahmi Prihatini yang telah mengajukan pengunduran diri. Selanjutnya Dewan Komisaris melakukan seleksi calon anggota Komite Audit pada bulan September 2015. Hasil seleksi tersebut ditetapkan melalui Keputusan Dewan Komisaris Nomor: SK-02/DK.VII/09/2015 tanggal 30 September 2015, yang mengangkat Sdr. Armaz Hariadi sebagai anggota Komite Audit.
Throughout 2015, there was a change of Audit Committee member. Based on Board of Commissioner Decree Number: SK-01/DK.VII/08C dated 19 August 2015, Board of Commissioner stipulated dismissal of Mrs. Dinny Rahmi Prihatini who has submitted her resignation. Afterwards Board of Commissioner performs selection on Audit Committee candidate in September 2015. Result of the selection was stipulated on Board of Commissioner Decree Number: SK-02/ DK.VII/09/2015 dated 30 September 2015, which appointed Mr. Armaz Hardiadi as member of Audit Committee.
Dewan Komisaris memberikan penghargaan atas unjuk kerja Komite Audit dan Komite Manajemen Risiko. Dewan Komisaris juga mengharapkan peningkatan kinerja dan peran Komite-Komite sehingga mampu memberikan kontribusi yang lebih baik bagi pertumbuhan dan keberlanjutan PTPN VII.
Board of Commissioner gives highest appreciation to Audit Committee and Risk Management Committee performance. Board of Commissioner also expects improvement on Committees’ performance and role hence they are able to provide better contribution for the development and sustainability of PTPN VII.
22
Laporan Pengurus Perusahaan Report From Board of Company
Penerapan Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance Application
Dewan Komisaris mengapresiasi upaya dan komitmen Direksi untuk meningkatkan penerapan tata kelola Perusahaan. Dewan Komisaris juga mendukung sepenuhnya komitmen PTPN VII dalam mencegah tindak pidana suap dan pengendalian gratifikasi. PTPN VII juga telah menyelenggarakan sosialisasi dan pelatihan pengisian blanko Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), dan pada bulan Juni 2015 seluruh Pejabat Struktural di Lingkungan PTPN VII telah mengumpulkan LHKPN kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Board of Commissioner appreciates Board of Director endeavors and commitments to improve implementation of Corporate governance. Board of Commissioner also fully supports PTPN VII commitments in preventing bribery crimes and gratification control. PTPN VII has also established socialization and training regarding filing of State Wealth Report (SWR), and in June 2015 all Structural Officials in PTPN VII have collected all SWR to Corruption Eradication Commission (CEC).
Dewan Komisaris mengapresiasi pelaksanaan tata kelola perusahaan di PTPN VII yang semakin meningkat sehingga dapat mendorong pengelolaan perusahaan secara profesional, transparan dan efisien. PTPN VII telah melaksanakan tindak lanjut hasil asesmen GCG guna penerapan GCG yang lebih baik sehingga skor asesmen GCG yang diperoleh mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dewan Komisaris mengharapkan agar monitoring terhadap pelaksanaan asesmen GCG diintensifkan tiap 3 bulan.
Board of Commissioner appreciates implementation of PTPN VII GCG which keeps on increasing so it can generate a professional, transparent and efficient company management. PTPN VII has carried out follow up on GCG assessment for a better GCG implementation so achieved GCG assessment score can be improving from year to year. Board of Commissioner expects that monitoring on GCG assessment implementation is intensified every 3 (three) months.
Proses internalisasi tata nilai dilaksanakan secara terus-menerus dan terprogram. Dewan Komisaris menekankan pentingnya pelaksanaan sosialisasi sistem pelaporan pelanggaran (Whistle Blowing System) kepada stakeholders secara berkesinambungan di seluruh tingkatan. Mekanisme WBS yang diterapkan perusahaan agar tetap memenuhi ketentuan dari Kementerian BUMN, dan mengutamakan pencegahan.
Value internalization process needs to be conducted continuously and programmatically. Likewise, Board of Commissioner emphasizes the importance of Whistle Blowing System socialization to stakeholders sustainably at all levels. WBS mechanism applied by company needs to meet Ministry of SOE provision, and prioritizing on prevention.
Pada akhirnya, Dewan Komisaris mengharapkan agar setiap Insan PTPN VII memiliki kesungguhan dan komitmen yang kuat untuk meningkatkan penerapan GCG dengan menjadikan GCG sebagai landasan operasional dan menjadikan setiap individu perusahaan sebagai motor penggerak penerapan GCG.
Eventually, Board of Commissioner wishes all PTPN VII human resources to have seriousness and strong commitment to enhance GCG application by making the GCG as an operational foundation and making all company’s individuals as a driving force in the implementation of GCG.
Optimalisasi SDM dan Organisasi
HR and Organization Optimization
Guna menunjang efektivitas operasional dalam penggalian potensi produksi, dan meningkatkan kualitas operasi, Dewan Komisaris mendukung kebijakan strategis Direksi untuk menata kembali struktur organisasi. Dewan Komisaris mengharapkan langkah efisiensi melalui perampingan struktur organisasi (pengurangan distrik) dilakukan dengan memperhatikan span of control dari General Manager serta dilakukan dengan meminimalkan risiko perselisihan.
To support operational effectiveness in potential production exploitation, and improving operational quality, Board of Commissioner supports Board of Director strategic policy to restructure the organization. Board of Commissioner hopes efficiency steps through organization structure downsizing (district reduction) performed by noticing on span of control from GM and performed by minimizing dispute risk.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
23
Dewan Komisaris juga mendukung dilaksanakannya efisiensi jumlah karyawan melalui pengurangan secara alami. Demikian pula sistem reward and punishment melalui sistem penilaian karyawan berdasarkan kriteria terukur perlu ditegakkan. Hal ini dimaksudkan agar karyawan merasa lebih termotivasi untuk berprestasi dan memberikan yang terbaik bagi perusahaan, serta sebagai landasan yang obyektif bagi Direksi dalam penilaian promosi, demosi dan mutasi karyawan.
Board of Commissioner also supports implementation of employee efficiency through natural reduction. Likewise reward and punishment system through employee assessment system based on measure criteria needs to be enforced. The intention is in order the employee feels more motivated to perform better and give the best for the company, and as an objective foundation for Board of Director in employee’s promotion, demotion and mutation assessment.
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Social and Environmental Responsibility
Pada tahun 2015 perusahaan telah menyelenggarakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dengan tingkat efektifitas penyaluran program kemitraan mencapai 96,47% (skor 3), dan tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman mencapai 87,05% (skor 3). Di samping melaksanakan program Bina Lingkungan bantuan kepada masyarakat, Perusahaan juga menyalurkan program CSR di antaranya untuk bantuan bencana alam, pendidikan/pelatihan, peningkatan kesehatan masyarakat, dan sarana/prasarana umum. Dewan Komisaris mendukung penyelenggaraan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan ini, dengan harapan:
In 2015 the company has organized Partnership and Community Development Program (PCDP). The effectiveness level of partnership program distribution in 2015 attained 96,47% (score 3), and level of loan repayment collectability attained 87,05% (score 3). Besides carrying out Community Development aid to community, Company also distributed CSR program including for natural disaster, education/training, community health improvement, and public facilities and infrastructure aids. Board of Commissioner supports the implementation of this Partnership and Community Development program with hope that:
1. Penyaluran dana Bina Lingkungan dapat dilakukan sesuai yang dianggarkan dan bantuan kepada Usaha Kecil dan Koperasi serta masyarakat dalam upaya optimalisasi Corporate Social Responsibility (CSR) dapat menghasilkan nilai manfaat timbal balik antara perusahaan dengan penerima bantuan. 2. Penagihan piutang macet dioptimalkan.
1. Community Development fund distribution can be conducted based on budget and aids for Small Enterprise and Cooperatives as well as community in an effort to optimize the Corporate Social Responsibility may yield reciprocal benefit value between the company and aid receivers.
Terkait diperolehnya penghargaan PROPER HIJAU untuk 1 unit usaha di lingkungan PTPN VII dan PROPER BIRU untuk 13 unit usaha serta Penghargaan Industri Hijau untuk 8 unit usaha, Dewan Komisaris memberikan apresiasi kepada unit-unit usaha tersebut. Dewan Komisaris mengharapkan agar prestasi tersebut dapat ditingkatkan ke level yang lebih tinggi sebagai bentuk keseriusan Perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan.
In relation with GREEN PROPER awards received by 1 business unit within PTPN VII environment and BLUE PROPER for 13 business units as well as Green Industry Awards for 8 business units, Board of Commissioner gives highest appreciation to those business units. Board of Commissioner expects those accomplishments can be promoted to higher level as a form of Company’s seriousness on environmental management.
2. Optimization of bad debt collection.
24
Laporan Pengurus Perusahaan Report From Board of Company
Pandangan Atas Prospek Usaha Perusahaan
Outlook on Company Business Prospect
Menghadapi level harga komoditas yang diprediksi akan tetap tertekan di tahun 2016, Dewan Komisaris akan terus memantau pergerakan industri dan harga komoditas global. Dewan Komisaris meyakini bahwa keandalan manajemen dan soliditas karyawan PTPN VII dalam menghadapi tantangan di tahuntahun sebelumnya akan menjadi bekal yang sangat berharga dalam menghadapi tantangan di masa mendatang.
Confronting commodity price level that predicted will still under pressure in 2016, Board of Commissioner will continue monitoring industrial movement and global commodity price. Board of Commissioner believes that management reliability and PTPN VII employee solidity in confronting challenges in the past years will be a valuable provision in dealing with future challenges.
PTPN VII masih tetap menghadapi tantangan yang berat berupa masih rendahnya harga komoditas di tahun 2016. Oleh sebab itu, strategi OCL (Overall Cost Leadership) melalui strategi Cost Effectiveness (Keefektifan biaya) dalam operasional perusahaan harus dijalankan dengan ketat. Perusahaan juga harus melakukan strategi Efficiency Resources guna memanfaatkan seluruh sumber daya dengan tepat guna. Dewan Komisaris juga mengharapkan agar Tim Crisis Centre dapat bekerja dengan cermat untuk memastikan upaya efisiensi di semua lini bisnis dapat berjalan dengan optimal. Namun, upaya efisiensi yang dilakukan diharapkan tidak mengabaikan norma budidaya tanaman.
PTPN VII will remain confronting serious challenges in form of low commodity price in 2016. Therefore, OCL (Overall Cost Leadership) strategy through Cost Effectiveness strategy in company operational needs to be carried out tightly. Company should also perform Efficiency Resources to utilize all resources appropriately. Board of Commissioner also expects that Crisis Centre Team can be work thoroughly to ensure efficiency efforts in all business lines can be run optimally. However, efficiency efforts that will be performed should not ignore plant cultivation.
Dewan Komisaris memandang bahwa PTPN VII memiliki potensi produksi dan produktivitas tanaman yang menjanjikan di masa mendatang. Seiring dengan bertumbuhnya TBM tanaman karet dan kelapa sawit hasil dari program peremajaan tanaman, maka ke depan PTPN VII juga akan memperoleh peningkatan pendapatan yang berasal dari peningkatan produksi dan produktivitas tanaman.
Board of Commissioner considers that PTPN VII has promising plant potential production and productivity in the future. In line with the growing of rubber and oil palm immature plant from replanting program, therefore in the future PTPN VII will also obtain increased revenue derived from increasing plant production and productivity.
Saat ini, beban kewajiban yang ditanggung Perusahaan sangat berat karena selama beberapa tahun ini perusahaan harus menanggung biaya pemeliharaan TBM dari program peremajaan tanaman sebelumnya. Dewan Komisaris memahami bahwa permasalahan yang paling mendesak adalah mencari pembiayaan murah. IPO atau pembiayaan lain yang lebih murah dapat menjadi alternatif pembiayaan. Program restrukturisasi hutang yang dilaksanakan di tahun 2016 diharapkan dapat memperbaiki posisi keuangan dan kewajiban perusahaan.
At present, the burden of obligation borne by Company is very heavy because over this past years company needs to bear IP upkeeping cost from previous replanting program. Board of Commissioner understands that the most urgent problem is seeking cheap financing. IPO or other cheaper financing can become an alternative financing. Debt restructuration program held in 2016 is expected can fix company financial position and obligation.
Adanya dana PMN sebesar Rp175 miliar yang diperoleh PTPN VII diharapkan dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk meningkatkan kinerja operasional kedua pabrik gula milik PTPN VII. Peningkatan pendapatan dari komoditas gula diharapkan mampu berperan dalam membantu percepatan cash flow Perusahaan.
State Capital Inclusion received by PTPN VII amounted to Rp175 billion is expected can be fully used to improve operational performance of both PTPN VII sugar mills. Revenue improvement from sugar commodity is expected able to take part in assisting acceleration of company cash flow.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
25
Saat ini, PTPN VII juga tengah membangun Pabrik Kelapa Sawit Bentayan berkapasitas 30 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam extention 60 ton TBS per jam yang diharapkan selesai tahun 2017. PPKS Bentayan yang didesain ramah lingkungan ini dimaksudkan untuk menampung TBS dari Unit Usaha Bentayan dan TBS dari masyarakat sekitar.
At present, PTPN VII is also currently building Bentayan Oil Palm Mill with capacity 30 ton Fresh Fruit Bunches per hour extention 60 ton FFB per hour which is expected will be finished in 2017. Bentayan OPM which was designed environmentally friendly is intended to collect FFB from Bentayan Unit and surrounding community.
Penutup
Closing
Dewan Komisaris menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Direksi dan seluruh Insan PTPN VII atas komitmen dan dedikasi yang telah dicurahkan bagi Perusahaan dalam mencapai target tahun 2015. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan lainnya atas kerjasama dan dukungannya sehingga tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris terkait fungsi pengawasan dan penasihatan dapat terlaksana dengan baik.
Board of Commissioner presents tremendous gratitude and appreciation to Board of Director and all PTPN VII human resources on their dedication and commitment that have been fully given to the Company in attaining 2015 target. Our sincere gratitude is also presented to Shareholders and Stakeholders for their cooperation and supports so the Board of Commissioner‘s duties and responsibilities in connection with the supervision and advisory can be executed properly.
Dewan Komisaris memberikan apresiasi positif atas apa yang diraih PTPN VII selama tahun 2015. Untuk itu, kita tetap harus selalu bersyukur seraya berupaya dengan sungguh-sungguh untuk memberikan yang terbaik bagi Perusahaan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan bimbingan dan hidayahNya bagi kita semua sehingga PTPN VII mampu melewati masa-masa yang penuh tantangan dan meraih peluang yang lebih baik lagi.
Board of Commissioner presents positive appreciation on what has been achieved by PTPN VII during 2015. Therefore, we need to remain grateful and truly struggling to give the best for the Company. May God the Almighty always gives us His guidance and blessing thus PTPN VII is able to get through full of challenging periods and to attain a better opportunity.
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Ahmad A. Mattjik Komisaris Utama President Commissioners
26
Laporan Pengurus Perusahaan Report From Board of Company
Profil Dewan Komisaris
Profile of Board of Commissioners Ahmad Anshori Mattjik
Komisaris Utama President Commissioners
Warga Negara Indonesia. Lahir di Jakarta, 26 Juni 1946 . Kembali bergabung dengan Perseroan sebagai Komisaris Utama sejak tanggal 13 Oktober 2013. Sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2008. Mendapatkan gelar Sarjana bidang Biometrika dari Institut Pertanian Bogor (1971), Magister Bidang Statistik University of Minnesota, Amerika Serikat (1977) dan Doktor bidang Statistika Terapan dari Colorado State University (1980). Pernah menjadi Rektor Institut Pertanian Bogor 2002-2007. Dasar hukum pengangkatan sebagai Komisaris Utama adalah Surat Keputusan Menteri BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII No:SK-387/MBU/2013 tanggal 21 November 2013. Penugasan khusus : Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya, maupun pemegang saham utama dan/atau pengendali. Usia per 31 Desember 2015 adalah 69 tahun. Domisili : Bogor
He is a citizen of Indonesia, born in Jakarta, June 26th, 1946. Rejoined with the Company as President Commissioners on October 13th, 2013. Previously he served as Company’s Commissioners since 2003 up to 2008. He earned his Bachelor of Biometric in Bogor Agricultural Institute (1971), Master of Statistic in University of Minnesota, USA (1977) and Doctor of Applied Statistic from Colorado State University (1980). He once served Rector of Bogor Agricultural Institute 2002 – 2007. Legal basis of appointment as President Commissioners was Minister of SOE’s Decree as GMS of PTPN VII Number SK-387/ MBU/2013 dated 21 November 2013. Special assignment: He does not have any affiliation relationships with other BOD and BOC member, nor with major and/or controlling shareholders. Age per December 31, 2015 was 69 years. Domicile: Bogor
Harun Sulkan
Komisaris Commissioners
Warga Negara Indonesia. Lahir di Ujung Pandang, 10 Oktober 1967. Meraih gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Proklamasi 1945, Yogjakarta (1998). . Aktif pada Yayasan Tenaga Kerja Indonesia (1996-1998), selanjutnya menjadi tenaga profesional pada Kantor Hukum Profesional HSH (20012004) dan Kantor Hukum Profesional H3I sejak tahun 2004 sampai saat ini. Diangkat pertama kali sebagai Anggota Komisaris Perseroan sejak tanggal 12 September 2006, sesuai Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. KEP- 101/MBU/2006 tanggal 11 September 2006 dan kemudian diangkat kembali dengan SK Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII No: KEP-209/MBU/2011 tanggal 10 Oktober 2011. Penugasan khusus : Ketua Komite Manajemen Risiko Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya, maupun pemegang saham utama dan/atau pengendali. Usia per 31 Desember 2015 adalah 48 tahun. Domisili : Jakarta He is a citizen of Indonesia. He was born in Ujung Pandang, October 10th, 1967. He obtained his Bachelor of Law degree from Law Faculty of University of Proclamation 1945, Yogyakarta (1998). He was active in Indonesian Labor Foundation (1996 – 1998), thereafter he served as professional at Professional Legal Office HSH (2001 – 2004) and Professional Legal Office H3I since 2004 to present. First appointment as Company’s BOC Member since 12 September 2006, based on State Minister of SOE’s Decree Number KEP- 101/ MBU/2006 dated 11 September 2006 and reappointed with DL of Minister of SOE as GMS of PTPN VII Number KEP-209/MBU/2011 dated 10 October 2011. Special assignment : Chairman of Risk Management Committee He does not have any affiliation relationships with other BOD and BOC member, nor with major and/or controlling shareholders. Age per December 31, 2015 is 48 years. Domicile: Jakarta
Laporan Tahunan
Dodi Iskandar
Komisaris Commissioners
Warga Negara Indonesia. Lahir di Jakarta, 24 Januari 1960. Diangkat pertama kali sebagai anggota Dewan Komisaris PTPN VII sejak tanggal 7 April 2014. Meraih gelar Diploma 3 dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (1982), kemudian meraih Diploma 4 pada institusi yang sama di tahun 1990 dan meraih gelar Strata Magister dari University of Colorado,Denver, United States of America (1994). Karir beliau diawali dengan menjadi Komite Audit di PT PUSRI (Persero) pada tahun 2004-2007, hingga kemudian berlanjut menjadi Kepala Bagian Keuangan di Sekretariat BPPK (20062008). Setelah itu selama 2008-2013 beliau menjabat sebagai Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan. Kemudian pada 2013 beliau dipercaya untuk menjabat sebagai Direktur Barang Milik Negara dan hingga saat ini beliau telah menjadi Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara di Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Dasar hukum pengangkatan sebagai Komisaris PTPN VII adalah Surat Keputusan Menteri BUMN No:SK-74/MBU/2014 tanggal 7 April 2014. Penugasan Khusus: Ketua Komite Audit
2015 Annual Report
27
Nanan Soekarna
Komisaris Commissioners
Warga Negara Indonesia. Lahir di Purwakarta, Jawa Barat tanggal 30 Juli 1955. Menjabat sebagai Anggota Dewan Komisaris PTPN VII sejak 21 November 2013. Merupakan alumni terbaik Akpol 1978 dan meraih penghargaan Adhi Makayasa, pernah menjadi Danyon Taruna Akpol, Korspri Pimpinan Kapolda Metro Jaya, Korspri Pimpinan Kapolri, Kapuskodalops Polda Sulsel, Ses NCB Interpol Indonesia, Staf Ahli Bidang Sospol Kapolri, Kadiv Humas Polri (2009-2010), Irwasum Polri (2010-2011) dan terakhir menjabat Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia mendampingi Jenderal Timur Pradopo (1 Maret 2011). Dasar hukum pengangkatan sebagai Komisaris PTPN VII adalah Surat Keputusan Menteri Negara BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII No: SK-387/MBU/2013 tanggal 21 November 2013. Penugasan Khusus: Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya, maupun pemegang saham utama dan/atau pengendali. Usia per 31 Desember 2015 adalah 60 tahun. Domisili : Jakarta
Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya, maupun pemegang saham utama dan/atau pengendali. Usia per 31 Desember 2015 adalah 55 tahun. Domisili : Jakarta He is a citizen of Indonesia. He was born in Jakarta, January 24th, 1960. He serves as member of BOC of PTPN VII since 7 April 2014. He earned his Diploma III from State Accounting Institute (1982), he obtained Diploma IV in the same Institution in 1990 and earned his Master Strata from University of Colorado, Denver, USA (1994). He began his career as Committee of Audit at PT PUSRI (Persero) in 2004 – 2007, and then served as Head of Finance Division in Secretariat of BPPK (2006 – 2008). Thereafter during 2008 – 2013 he served as Secretary of Educational and Financial Training Institute in Educational and Financial Training Institute. Afterwards in 2013 he was trusted as Director of State Property and up to present he has served as Secretary of Directorate General of State Assets in Directorate General of State Assets. Legal basis of appointment as Board of Commissioners of PTPN VII was Minister of SOE’s Decree Number: SK-74/MBU/2014 dated 7 April 2014. Special Assignment: Chairman of Audit Committee He does not have any affiliation relationships with other BOD and BOC members, nor with major and/or controlling shareholders. Age per December 31, 2015 is 55 years. Domicile: Jakarta
He is a citizen of Indonesia, born in Purwakarta, West Java on July 30th, 1955 . He serves as BOC member of PTPN VII since November 21st, 2013. He was the best alumnus of Police Academy 1978 and received award of Adhi Makayasa, once served as Danyon Taruna PA, Personal Staff Coordinator (PSC) of Head of Regional Police Metro Jaya, PSC of Head of Indonesian Police, Operation Command and Control Center of Regional Police South Sumatera, Ses NCB Interpol Indonesia, Expert Staff of Social Politic Indonesian police, Head of PR Division of Indonesian Police (2009 – 2010), Inspector of General Supervision of Indonesian Police (2010 – 2011) and the latest he served as Deputy Head of Indonesian Police accompanying General Timur Pradopo (1 March 2011) Legal basis of appointment as BOC of PTPN VII was State Minister of SOE’s Decree as Company’s (Persero) GMS PTPN VII Number SK387/MBU/2013 dated 21 November 2013. Special assignment: He does not have any affiliation relationships with other BOD and BOC members, nor with major and/or controlling shareholders. Age per December 31, 2015 is 60 years. Domicile: Jakarta
28
Laporan Pengurus Perusahaan Report From Board of Company
Haryono
Komisaris Commissioners
Warga Negara Indonesia. Lahir di Rembang, 16 Mei 1956. Diangkat pertama kali sebagai anggota Dewan Komisaris PTPN VII (Persero) sejak tanggal 21 November 2013. Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2010-sekarang), Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2005-2010)
He is a citizen of Indonesia, born in Rembang, 16 May 1956. His first appointment as BOC member of PTPN VII (Persero) was on 21 November 2013. Previously he served as Head of Agricultural Research and Development Agency (2010 – present), Secretary of Agricultural Research and Development Agency (2005 – 2010).
Meraih gelar Sarjana Pertanian dari Departemen Statistika dan Komputasi, Fakultas Pertanian IPB-Bogor, Program Utama Statistika dan Penunjang Agronomi (1980), gelar Master of Science dari Departement of Computer Science, Western Michigan University, USA, (1987), gelar Doctor of Technical Science dari Division of Computer Science, School of Engineering and Technology, Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand (1995).
He earned his Bachelor of Agriculture degree from Statistic and Computation Department, Agriculture Faculty of Bogor Agricultural Institute, Major Program of Statistic and Agronomic Support (1980), Master of Science degree from Department of Computer Science, Western Michigan University, USA, (1987), Doctor of Technical Science from Division of Computer Science, School of Engineering and Technology, Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand (1995).
Mengawali kariernya di Badan Litbang Pertanian pada tahun 1980 sebagai staf Pusat Pengolahan Data dan Statistik (Pusdatik). Menjalani Training Bahasa Inggris di Lembaga Indonesia-Amerika, Jakarta (1980), dan dilanjutkan dengan Training Programming dan System Analyses and Design di National Computer Institute, The Office of The President, Republic of The Philippines, JanuariDesember 1981. Pada tahun 1982, beliau melanjutkan Training Sistem Data Base dan Sistem Programming di Honeywell Education Center, Boston, Massachussetts, USA. Selanjutnya bekerja sebagai Programmer dan Disainer Sistem Data Base, pada Pusdatik.
He started his career at Agricultural Research and Development Agency in 1980 as staff of Data and Statistic Processing Center. He went through his English training in Indonesia-America Institute, Jakarta (1980), and was proceeded Training Programming and System Analyses and Design in National Computer Institute, The Office of The President, Republic of the Philippines, January – December 1981. In 1982, he went through Database and Programming System Training in Honeywell Education Center, Boston, Massachusetts, USA. Thereafter he worked as Programmer and Designer of Database System at Data and Statistic Processing Center.
Menjabat sebagai Direktur PCMU (Project Coordination and Monitoring Unit) pada Participatory Development of Agricultural Technology Project, tahun 1996-2001 pada Pusat Penyiapan Progam Penelitian Pertanian, Badan Litbang Pertanian. Selanjutnya beliau mendapat tugas sebagai Kepala Bagian Kerjasama IPTEK pada tahun 2001-2005. sebagai Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, pada tahun 20052010, dan sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2010-sekarang.
He served as Director of PCMU at Participatory Development of Agricultural Technology Project in 1996 – 2001 at Agricultural Research Program Preparation Center, Agricultural Research and Development Agency. Thereafter he received an assignment as Head of Science and Technology Cooperation Division in 2001 – 2005, as Secretary of Agricultural Research and Development Agency in 2005 – 2010, and as Head of Agricultural Research and Development Agency in 2010 – present.
Dasar hukum pengangkatan sebagai Komisaris PTPN VII adalah Surat Menteri BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII No:SK-387/MBU/2013 tanggal 21 November 2013.
Legal basis of appointment as BOC of PTPN VII was Minister of SOE’s Decree as GMS of the Company (Persero) PTPN VII Number : SK-387/MBU/2013 dated 21 November 2013.
Penugasan Khusus: -
Special assignment: -
Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya, maupun pemegang saham utama dan/atau pengendali.
He does not have any affiliation relationships with other BOD and BOC members, nor with major and/or controlling shareholders.
Usia per 31 Desember 2015 adalah 59 tahun. Domisili : Jakarta
Age per December 31, 2015 is 59 years. Domicile: Jakarta
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
29
30
Laporan Pengurus Perusahaan Report From Board of Company
Laporan Direksi
Report from the Board of Directors
Pemangku Kepentingan yang Terhormat, Beberapa tahun terakhir merupakan masa sulit bagi industri perkebunan, termasuk PTPN VII yang mengelola komoditas utama karet, sawit, teh, dan tebu. Salah satu penyebabnya adalah harga komoditas terutama karet, dan sawit yang terus terpuruk akibat pelemahan ekonomi global. Meskipun demikian, melalui langkah-langkah strategis yang diterapkan, di tahun 2015 PTPN VII mampu meraih kinerja operasional yang terus meningkat, bahkan dalam masa sulit seperti sekarang mampu meraih prestasi di bidang lingkungan. Dear Respected Stakeholders, Several few years are difficult times for plantation industry including PTPN VII which managing rubber, palm, tea and sugar cane as its major commodity. One of its causes is the commodity price particularly palm and rubber continues to fall as effect of global economic weakening. Nevertheless, in 2015 PTPN VII was able to attain increasing operational performance, in fact in difficult times like now it receives achievement in environment field.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
31
Manajemen berkomitmen untuk melaksanakan optimalisasi sumber daya agar semakin efektif dan efisien diimbangi dengan pengendalian biaya di semua lini secara ketat. Melalui konsistensi penerapan lima kebijakan strategis “5 O”, produksi dan produktivitas karet dan kelapa sawit semakin meningkat, bahkan pengelolaan komoditas tebu PTPN VII sekarang menjadi percontohan sehingga banyak perusahaan lain yang melakukan studi banding ke PTPN VII. Melalui efisiensi berupa perampingan organisasi dan pengurangan jumlah SDM secara alami, terbukti SDM PTPN VII mampu menjalankan operasional perusahaan dengan lancar. Kedua hal tersebut membentuk fundamental yang kuat bagi PTPN VII di masa mendatang, mengingat kinerja keuangan Perusahaan dipengaruhi volatilitas harga komoditas.
The management commits to carry out optimization of resources in order to be more effective and efficient offset by tight cost control in all lines. Through consistency in implementing five strategic policies, rubber and oil palm production and productivity are more increasing, even management of PTPN VII sugar cane commodity now has become pilot for many other companies which carry out a comparative study to PTPN VII. Through efficiency in form of downsizing of organization and reduction number of HR naturally, PTPN VII HR is able to run company’s operational smoothly. Both terms have built a strong fundamental for PTPN VII in the future, considering Company’s financial performance is affected by volatility of commodity price.
Beberapa capaian PTPN VII pada tahun 2015 diantaranya: • Laba usaha tercatat sebesar Rp481,13 miliar sehingga menjadikan marjin usaha sebesar 10,87%. • Volume penjualan karet tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 3.828 ton atau 5,1%, dari 74,871 ton menjadi 78.699 ton • Volume penjualan lokal Minyak Sawit tahun 2015 bertumbuh 15,1% menjadi 229.945 ton • Pada tahun 2015, empat belas unit kerja PTPN VII mendapatkan penghargaan PROPER dengan pencapaian satu unit kerja mendapatkan PROPER Hijau, dan tiga belas unit kerja mendapatakan PROPER Biru. • Pada tahun 2015, delapan unit kerja PTPN VII mendapatkan Penghargaan Industri Hijau dengan pencapaian lima unit kerja mendapatkan Penghargaan Industri Hijau Level 5, dan tiga unit kerja mendapatkan Penghargaan Industri Hijau Level 4. • Pembangunan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Bentayan berkapasitas 30 ton TBS per jam telah dimulai, dan diperkirakan selesai tahun 2017.
Several 2015 PTPN VII achievements are following:
Upaya-upaya PTPN VII untuk menghadapi perlambatan ekonomi global dan penurunan harga komoditas sudah berada pada jalur yang benar. Pondasi yang kuat menuju pengelolaan sumber daya yang semakin efisien dan efektif sudah terbangun. Meskipun kinerja keuangan PTPN VII mengalami tekanan yang cukup berat terkait anjloknya harga komoditas, PTPN VII tetap yakin dan optimis akan masa depan yang lebih baik.
Efforts PTPN VII conducted to deal with global economic weakening and commodity price deceleration have already on the right track. A strong foundation toward a more effective and efficient resource management has been built. Despite PTPN VII financial performance is under considerable pressure related to the fall of commodity price, PTPN VII is still confident and optimistic for its better future.
• • • •
Operating profit was recorded in the amount of Rp481.13 billion so it made the operating margin amounted to 10.87%. Volume of rubber sales in 2015 was having an increase by 3,828 ton or 5.1% from 74.871 ton into 78, 699 ton. Local sales volume of palm oil in 2015 was growing 15.1% became 229,945 ton. In 2015, fourteen PTPN VII units received PROPER award with details one unit received Green PROPER, and thirteen units attained Blue PROPER.
•
In 2015, eight PTPN VII unit received Green Industry Award with achievement five units received Green Industry Award Level 5, and three units received Green Industry Awards Level 4.
•
Construction of Bentayan Oil Palm Processing Mill with capacity 30 ton FFB per hour has begun, and estimated will be finish in 2017.
32
Laporan Pengurus Perusahaan Report From Board of Company
Kebijakan Strategis Tahun 2015
2015 Strategic Policies
Tahun 2015 masih dibayangi ketidakpastian global, pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun menjadi 4,7%. Pertumbuhan ekspor masih tertahan akibat permintaan global yang masih lemah dan harga komoditas yang turun. PTPN VII termasuk salah satu Perusahaan yang terkena dampak penurunan harga komoditas, terutama karet, dan kelapa sawit.
Year 2015 was still overshadowed with global uncertainty; Indonesian economic growth was decreasing by 4.7%. Export growth was still restrained due to weakening global demand and decreasing commodity price. PTPN VII was including in one of companies which suffered the impact of commodity price weakening, particularly rubber and oil palm.
Komoditas karet dan kelapa sawit memiliki kontribusi yang sangat signifikan terhadap pendapatan Perusahaan karena porsi portofolio kedua komoditas ini mendominasi komoditas lainnya. Di luar pendapatan anak perusahaan, sekitar 72,11% pendapatan tahun 2015 berasal dari komoditas karet dan kelapa sawit, sedang komoditas tebu memberikan kontribusi pendapatan sebesar 26,33%, dan sisanya berasal dari komoditas teh. Oleh sebab itu, anjloknya harga karet dan kelapa sawit di tahun 2015 memengaruhi pendapatan Perusahaan secara keseluruhan.
Rubber and oil palm commodity have a very significant contribution to Company’s revenue since both commodity portion portfolios dominates other commodity. Beyond subsidiary’s revenue, around 72.11% revenue in 2015 was derived from rubber and oil palm, whereas sugar cane commodity contributed to revenue in the amount 26.33%, and the remaining was originated from tea commodity. Therefore, the fall of rubber and oil palm prices in 2015 affected the overall Company’s income.
Dalam menghadapi tantangan yang berada di luar kendali Perusahaan, PTPN VII menempuh langkahlangkah strategis berupa perbaikan internal untuk mengatasi tantangan. Manajemen berfokus pada optimalisasi pengelolaan sumber daya yang semakin efektif dan efisien yang disertai dengan pengendalian biaya di semua lini. Pelaksanaan Lima Kebijakan Strategis semakin diintensifkan, meliputi:
In confronting challenges beyond Company control, PTPN VII has taken several strategic steps in form of internal improvement to overcome challenges. Management focused on optimization of resources management in a more effective and efficient way and accompanied with cost control in all lines. The Implementation of Five Strategic Policies was increasingly intensified involving:
1. Optimalisasi Pengelolaan Aset Perusahaan • Tanaman: pencapaian produktivitas yang optimal dan penggalian potensi produksi • Pabrik : Optimalisasi kapasitas dan utilitas, peningkatan efisiensi pabrik, menjaga konsistensi mutu produksi
1. Optimization of Company’s Assets Management • Plant: achievement of optimum productivity and excavation of production potential • Mill : Optimization of capacity and utility, mill efficiency improvement, maintain production quality consistency
2. Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Keuangan Pengelolaan keuangan diarahkan pada peningkatan IGF (Internal Generated Fund) dan perbaikan rasio keuangan. 3. Optimalisasi Pengelolaan SDM dan Organisasi Implementasi budaya perusahaan, perubahan struktur organisasi, peningkatan kompetensi dan skill SDM serta implementasi sistem jenjang karir dan remunerasi
2. Optimization of Financial Resource Utilization Financial management was redirected to improvement of IGF and financial ratio 3. Optimization of HR and Organization Management Implementation of company culture, change of organization structure, improvement of HR competency and skill as well as implementation of career rank and remuneration.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
33
4. Optimalisasi Pengembangan Perusahaan Pemberdayaan aset-aset strategis, pembangunan, pengembangan dan konsolidasi pabrik, akuisisi lahan, serta pengembangan sistem
4. Optimization of Company Development Empowerment of strategic assets, factory construction, development and consolidation, land acquisition, and system development.
5. Optimalisasi Hubungan Kemitraan dan Lingkungan Perbaikan dan peningkatan sistem kerja pengadaan bahan baku, pengelolaan pelanggan, lingkungan masyarakat sekitar dan lingkungan hidup.
5. Optimization of Partnership and Environment Relationship Improvement and maintenance of raw material procurement system, customer management, surrounding community, and environment.
Manajemen juga membentuk Tim Pengawalan Efisiensi pada November 2014, yang kemudian dikukuhkan menjadi Team Crisis Centre melalui SK No:SDM/Kpts/250/2015, berdasarkan surat dari holding PTPN III No: KPJAK/Hold/X/168/2015 tanggal 13 Juli 2015.
Management also established Efficiency Control Team in November 2014, which then affirmed as Team Crisis Centre through Decree No: SDM/ Kpts/250/2015, based on letter from PTPN III Holding No: KPJAK/Hold/X/168/2015 dated 13 July 2015.
Tim Crisis Centre bertugas:
Crisis Centre Team is in charge of:
•
•
•
•
•
•
Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan atau pengeluaran perusahaan yang dapat dihemat, ditiadakan atau dioptimalkan sehingga dapat mengurangi beban biaya operasional; Menyusun dan merumuskan kebijakan program efisiensi pada tingkat bagian/distrik/unit dengan tidak menganggu proses produksi, operasional perusahaan, dan pengawasan; Menyosialisasikan dan mengawal pelaksanaan kebijakan efisiensi agar efektif; melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap program efisiensi yang dilaksanakan; Memberikan laporan secara berkala hasil pelaksanaan kegiatan efisiensi, dan memastikan bahwa proses bisnis telah berjalan dengan memedomani standar sistem (SMTN7); Memastikan bahwa organisasi quality control telah berjalan secara efektif guna mendukung peningkatan kinerja dan mutu PTPN VII.
•
•
•
•
Identifying company’s activities or expenses that can be saved, abolished or optimized to reduce operational expenses; Drafting and formulating efficiency program policy at unit/district/division level by not disturbing production, company operational, and supervision process; Socializing and controlling implementation of efficiency policy to be more effective; carrying out monitoring and evaluation on implemented efficiency program; Providing report gradually as result of efficiency activities implementation, and ensuring that the business process has been run by referring to system standard (IMSN7); Ensuring that the organization’s quality control has run effectively to support PTPN VII performance improvement and quality
PTPN VII melalui tim pengawalan efisiensi juga telah mengambil beberapa kebijakan operasional, di antaranya adalah kebijakan efisiensi di bidang SDM dan Umum; kebijakan di bidang teknik dan pengolahan; serta kebijakan di bidang tanaman.
PTPN VII through efficiency control team has also taken several operational policies, including efficiency policy in HR and General fields; policy in field of engineering and processing; as well as policy in field of plant.
Tim Crisis Center juga dibentuk di tingkat Distrik/ Unit untuk melaksanakan program efisiensi secara ketat. Sosialisasi tentang kondisi perusahaan dan bagaimana menghadapi krisis kepada pekerja di seluruh unit dilaksanakan melalui manajer hingga ke tingkat asisten.
Crisis Center team is also established in District/ Unit level to carry out efficiency program tightly. Socialization regarding company condition and how to dealing with crisis to employee in all units is given to level of manager up to assistant.
34
Laporan Pengurus Perusahaan Report From Board of Company
Kinerja Operasi
Operational Performance
Produksi hasil kebun inti meningkat dibandingkan dengan produksi tahun lalu. Produksi karet menunjukkan kenaikan sebesar 14,8% menjadi 25.861 ton dibandingkan produksi di 2014. Produksi kelapa sawit tercapai sebesar 691.391 ton, meningkat 21,5% dibandingkan produksi tahun 2014. Produksi teh tercapai sebesar 16.739 ton, menurun 16,9% dari realisasi tahun 2014. Jumlah tebu sendiri yang digiling pada tahun 2015 sebesar 1.165.123 ton atau 96,7% terhadap realisasi tahun lalu. Bila dibandingkan dengan RKAP tahun 2015, komoditas Kelapa Sawit tercapai sebesar 101,4%, Karet sebesar 95,3%, Teh sebesar 80,5%, dan Tebu 84%.
Production of nucleus estate harvest was increasing compared to prior year production. Rubber production exhibited an increase by 14.8% became 25,861 ton compared to 2014 production. Oil palm production reached 691,391 ton, it was increasing 21.5% compared to 2014 production. Tea production attained 16,739 ton, it was decreasing 16.9% from 2014 realization. Number of milled own cane in 2015 was amounted to 1,165,123 ton or 96.7% compared to 2014 realization. If compared to 2015 CAPB, Oil Palm commodity attained 101.4%, rubber 95.3%, Tea 80.5%, and Cane 84%.
Produksi kebun plasma/pihak III tahun 2015 untuk komoditas kelapa sawit tercapai sebesar 475.899 ton, meningkat 14,6% dibandingkan produksi tahun lalu. Produksi kebun plasma/pihak III komoditas karet tercapai sebesar 48.032 ton, berada di bawah realisasi tahun lalu sebesar 14,4%. Pembelian tebu tercapai sebesar 256.336 ton, berada di atas realisasi tahun lalu sebesar 7,8%.
Production plasma/III party estates in 2015 for oil palm commodity attained 475,899 ton, increased by 14.6% compared to prior year production. Production of plasma/III party estates for rubber commodity was attained 48,032 ton, it was below prior year realization in the amount of 14.4%. The purchase of cane was amounted to 256,336 ton, it was above previous year realization by 7,8%
Tidak tercapainya rencana produksi plasma/pihak III komoditas Kelapa Sawit dan Karet terutama disebabkan persaingan harga beli di lapangan dimana harga beli swasta cenderung lebih tinggi dan sistem pembayaran lebih cepat sehingga menurunkan daya saing terhadap kompetitor. Tidak tercapainya target pembelian tebu terutama disebabkan menurunnya minat petani menanam tebu dan beralih ke komoditas singkong terkait dengan kondisi harga jual gula tahun 2014 relatif rendah.
The failure in achieving plasma/III parties production plan of Oil Palm and Rubber commodity was particularly caused by the competition of purchase price in market in which private purchase price tended to be higher and its payment system was faster so it reduced the competitiveness against competitor. The failure in achieving sugar cane purchase target was particularly caused by the decrease of farmers’ interest in planting cane and converted to cassava commodity with sugar selling price condition in 2014 was relatively low.
Produktivitas hasil kebun sendiri tahun 2015 untuk komoditas Kelapa Sawit tercapai sebesar 19.778 kg/ha atau 101,4% terhadap RKAP, Karet tercapai sebesar 1.621 kg/ha atau 100,1% terhadap RKAP, Tebu tercapai sebesar 66.160 kg/ha atau 87,6% terhadap RKAP, dan Teh tercapai sebesar 11.641 kg/ha atau 80,5% terhadap RKAP. Dibandingkan realisasi tahun lalu, produktivitas kebun sendiri untuk komoditas Kelapa Sawit tercapai 116,3%, Karet tercapai 97%, Tebu tercapai 97%, dan Teh tercapai 83,1%.
Productivity of own estate crops in 2015 for Oil Palm commodity was attained 19,778 kg/ha or 101.4% against CAPB, Rubber was attained 1,621 kg/ha or 100.1% against CAPB, Cane was attained 66,160 kg/ha or 87.6% against CAPB, and Tea was attained 11,641 kg/ha or 80.5% against CAPB. Compared to previous year realization, own estate productivity for Oil Palm commodity attained 116.3%, Rubber 97%, Cane 97%, and Tea 83.1%.
Produksi hasil jadi Minyak Sawit tahun 2015 meningkat 14,2% menjadi 230.228 ton dibandingkan produksi tahun lalu, produksi hasil jadi karet tercapai
Production of Palm Oil final product in 2015 increased 14.2% became 230,228 ton compared to last year production, production of rubber final
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
35
sebesar 73.893 ton atau 94% dibandingkan realisasi tahun lalu, produksi teh menurun 16,3% di bawah tahun lalu, dan produksi gula tercapai sebesar 117.139 ton atau 96,9% bila dibandingkan realisasi tahun lalu.
product attained 73,893 ton or 94% compared to prior year realization, tea production was decreasing 16.3% below last year, and sugar production was attained 117,139 ton or 96.9% if compared to last year realization.
Volume penjualan Karet, Minyak Sawit, Teh, dan Gula di atas realisasi tahun lalu masing-masing: Karet tercapai sebesar 105,1% menjadi 78.669 ton, Minyak Sawit tercapai sebesar 115,1% menjadi 229.945 ton, Teh tercapai sebesar 116,9% menjadi 4.439 ton, dan Gula tercapai sebesar 94% menjadi 116.866 ton.
Volume of Rubber, Oil Palm, Tea and Sugar was above last year realization then respectively: Rubber was attained 105.1% became 78,669 ton, Palm Oil was achieved 115.1% became 229,945 ton, Tea was reached 116.9% became 4,439 ton, and Sugar was reached 94% became 116,866 ton.
Kinerja Keuangan
Financial Performance
Pada tahun 2015, PTPN VII mencatatkan nilai penjualan bersih konsolidasian sebesar Rp4,42 triliun, turun 2,07% dibandingkan penjualan tahun 2014. Faktor utama penurunan penjualan bersih adalah turunnya harga komoditas karet dan minyak sawit masing-masing sebesar 13,14% dan 18,34%. Di sisi lain, meningkatnya volume penjualan karet sebesar 5,11% dan minyak sawit sebesar 15,1% belum mampu mengimbangi laju penurunan harga jual sehingga hasil akhir penjualan bersih perusahaan tahun 2015 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
In 2015, PTPN VII recorded consolidated net sales revenue in the amount of Rp4.42 trillion, 2.07% decreasing compared to 2014 sales. Main factor causing the decrease in net sales was the decrease of rubber and palm oil commodity price respectively by 13.14% and 18.34%. In other hand, increasing selling volume of rubber by 5.11% and palm oil 15.01% has not been able to keep pace with price reduction so final result of company net sales in 2015 was suffered a decrease compared to prior year.
Sehubungan dengan penerapan secara retrospektif Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja” (“PSAK 24”) yang telah direvisi dan berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2015, Perusahaan menyajikan kembali laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha tanggal 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2014/31 Desember 2013. Dengan adanya perubahan standar akuntansi tersebut, beban pokok penjualan 2014 disajikan kembali dari Rp3,54 triliun menjadi Rp4,27 triliun, beban umum dan administrasi 2014 disajikan kembali dari Rp543,79 miliar menjadi Rp411,51 miliar, dan beban pajak penghasilan tangguhan 2014 disajikan kembali dari Rp12,58 miliar menjadi Rp45,43 miliar.
In connection with implementation of Statement of Financial Accounting Standards (“PSAK”) 24 (Revision 2013), “Employee Benefits” (“PSAK 24”) that has been revised and effective since 1 January 2015, the Company restated Group consolidated financial statement on 31 December 2014 and 1 January 2014/31 December 2013. With the change of this accounting standard, 2014 Cost of Goods Sold was restated from Rp3.54 trillion to Rp4.27 trillion, 2014 general and administrative expenses was restated from Rp543.79 billion to Rp411.51 billion, and 2014 differed income tax expenses was restated from Rp12.58 billion to Rp45.43 billion.
Penjelasan lebih detil mengenai hal tersebut disampaikan dalam bagian Analisis Diskusi dan Manajemen.
Detail explanation regarding this term is presented in Discussion and Management Analysis section.
Beban pokok penjualan tahun 2015 turun 19,36% menjadi Rp3,45 triliun. Hal ini terutama disebabkan biaya pembelian bahan baku Karet dan Kelapa Sawit dari Plasma/Pihak III mengalami penurunan
Cost of goods sold in 2015 was decreasing 19.36% became Rp3.45 trillion. It was mainly caused by the purchase cost of Rubber and Oil Palm raw material from Plasma/III Party suffered a decrease related to
36
Laporan Pengurus Perusahaan Report From Board of Company
berkaitan dengan penurunan volume dan harga pembelian. Selain itu, penyajian kembali beban pokok penjualan 2014 menyebabkan adanya peningkatan beban pokok penjualan 2014 sebesar Rp731,67 miliar sehingga beban pokok penjualan 2014 tercatat lebih tinggi dibandingkan tahun 2015.
reduction in volume and purchase price. In addition, representation of 2014 cost of goods sold was causing an increase of 2014 cost of goods sold in the amount of Rp731.67 billion thus the 2014 cost of goods sold was recorded higher compared to 2015.
Beban usaha naik 15,26% menjadi Rp497,67 miliar disebabkan peningkatan biaya administrasi dan umum sebesar 19,23% menjadi Rp490,64 miliar. Selain itu, penyajian kembali beban umum dan administrasi 2014 menyebabkan adanya penurunan beban umum dan administrasi 2014 dari Rp543,79 miliar menjadi Rp411,51 miliar. Beban pemasaran dan penjualan tahun 2015 turun 21,20%, sedang beban operasi lain turun 55,05%. Beban keuangan naik menjadi Rp432,82 miliar dari Rp369,47 miliar seiring dengan peningkatan liabilitas Perusahaan.
Operating expenses rose up 15.26% became Rp497.67 billion due to the increase of administrative and general expenses by 19.23% became Rp490.64 billion. Moreover, restatement of 2014 general and administrative expenses was causing a decrease of 2014 general and administrative expenses from Rp543.79 billion to Rp411.51 billion. 2015 marketing and selling expenses was decreasing 21.20%, whereas other operating expenses decreased by 55.05%. Finance cost rose to Rp432.82 billion from Rp369.47 billion in line with the increase of Company’s liability.
Pada tahun 2015 PTPN VII mencatatkan laba kotor sebesar Rp978,80 miliar, dan laba usaha sebesar Rp481,13 miliar sehingga menjadikan marjin kotor sebesar 22,12%, dan marjin usaha sebesar 10,87%. Berdasarkan penyajian kembali laporan konsolidasian 2014, laba kotor tercatat sebesar Rp245,06 miliar, sedang rugi usaha tercatat sebesar Rp186,73 miliar.
In 2015 PTPN VII recorded its gross profit by Rp978.80 billion, and operating profit amounted to Rp481.13 billion so the gross margin became 22.12% and operating margin 10.87%. Based on restatement of 2014 consolidated statement, gross profit was recorded by Rp245.06 billion, while operating loss was recorded Rp186.73 billion.
Laba sebelum pajak PTPN VII tahun 2015 tercatat sebesar Rp55,46 miliar, dan setelah dikurangi beban pajak penghasilan sebesar Rp9,09 miliar, menjadikan laba tahun berjalan sebesar Rp46,37 miliar.
PTPN VII profit before tax in 2015 was recorded Rp55.46 billion, and after reduced income tax expense in the amount of Rp9.09 billion, has made profit for the year was Rp46.37 billion.
Dengan adanya revaluasi aset, di tahun 2015 terdapat surplus dari revaluasi aset tetap sebesar Rp3,37 triliun. Surplus tersebut dimasukkan ke dalam penghasilan komprehensif lain yang tidak akan direklasifikasikan ke laba rugi.
By asset revaluation, in 2015 gain on revaluation of fixed asset was amounted to Rp3.37 trillion. This gain was included in other comprehensive income that will not be reclassified to profit or loss.
Pada bulan Desember 2015, PTPN VII mendapatkan Penyertaan Modal Negara sebesar Rp175 miliar yang akan digunakan untuk keperluan investasi di PG Bungamayang dan PG Cinta manis dalam rangka program ketahanan pangan nasional. Dana tersebut telah dicatat sebagai bagian dari akun “Kas yang Dibatasi Penggunaannya” pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
In December 2015, PTPN VII received State Investment amounted to Rp175 billion that was going to be used as investment in SM Bungamayang and Cina Manis in context of national food security. The fund has been recorded as part of “Restricted Cash” account in consolidated financial position statement.
Posisi keuangan konsolidasian juga terdampak akibat penerapan PSAK 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja” (“PSAK 24”) yang telah direvisi, yaitu aset lancar (persediaan) 2014 disajikan kembali dari Rp2,04
Consolidated financial position was also affected by implementation of PSAK 24 (Revision 2013), “Employee Benefit” (“PSAK 24”) that has been revised, namely 2014 current assets (inventories)
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
37
triliun menjadi Rp1,30 triliun, aset tidak lancar (aset pajak tangguhan) disajikan kembali dari Rp1,12 juta menjadi Rp213,73 miliar, liabilitas imbalan kerja disajikan kembali dari Rp879,21 juta menjadi Rp1,11 triliun, liabilitas pajak tangguhan disajikan kembali dari Rp64,34 miliar menjadi nihil.
was restated from Rp2.04 trillion to Rp1.30 trillion, non-current assets (deferred tax assets) was restated from Rp1.12 million to Rp213.73 billion, employee benefit liability was restated from Rp879,21 billion to Rp1,11trillion, differed tax liabilities was restarted from Rp64.34 billion to null.
Total Aset per 31 Desember 2015 berjumlah Rp13,04 triliun, naik 49,15% dibandingkan 2014. Kenaikan ini disebabkan adanya revaluasi aset tetap sebesar Rp3,37 triliun dan kenaikan aset lancar sebesar Rp351,52 miliar.
Total Assets per 31 December 2015 was amounted to Rp13.04 trillion, it was increasing 49.15% compared to 2014. This increase was caused by revaluation of fixed asset amounted to Rp3.37 trillion and the increase of current asset by Rp351.52 billion.
Aset lancar PTPN VII meningkat Rp351,52 miliar atau 19,84%, yakni dari Rp1,77 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp2,12 triliun pada tahun 2015. Peningkatan ini terutama disebabkan meningkatnya kas/bank/ deposito dan persediaan tanaman semusim, masing-masing sebesar Rp127,74 miliar atau meningkat 41,77%, dan Rp365,92 miliar atau meningkat 38,24%.
PTPN VII current asset increased by Rp351.52 billion or 19.84%, namely from Rp1.77 trillion in 2014 to Rp2.12 trillion in 2015. This increase was due to the increase of cash/bank/deposit and seasonal plants inventory, respectively by Rp127.74 billion or increasing 41.77% and Rp365.92 billion or increasing 38.24%.
Aset tidak lancar PTPN VII meningkat 56,61%, yakni dari Rp6,97 triliun di tahun 2014 menjadi Rp10,92 triliun di tahun 2015. Hal ini disebabkan meningkatnya aset tetap sebesar Rp3,92 triliun atau 162,34% akibat dari revaluasi aset tetap.
PTPN VII non-current assets was increasing by 56.61%, from Rp6.97 trillion in 2014 to Rp10.92 trillion in 2015. This was due to the increase of fixed asset by Rp3.92 trillion or 162.34% as result of revaluation of fixed asset.
PTPN VII mencatatkan total liabilitas pada tahun 2015 sebesar Rp9,27 triliun, terdiri atas liabilitas jangka pendek 36,50%, kewajiban imbalan kerja 10,32%, dan liabilitas jangka panjang 53,18%. Liabilitas perusahaan mengalami kenaikan Rp609,81 miliar atau 7,04% dibandingkan realisasi tahun 2014, terutama berasal dari kenaikan liabilitas jangka pendek sebesar Rp732,45 miliar, serta kenaikan liabilitas jangka panjang sebesar Rp32,39 miliar. Kenaikan liabilitas secara keseluruhan digunakan untuk membiayai investasi Tanaman dan Non Tanaman.
PTPN VII recorded 2015 total liabilities in the amount of Rp9.27 trillion, consisting of current liabilities 36.50%, employee benefits liabilities 10.32%, and non-current liabilities 53.18%. Company liabilities suffered an increase by Rp609.81 billion or 7.04 compared to 2014 realization, specifically from current liabilities amounted to Rp732.45 billion, as well as the increase of non-current liabilities in the amount of Rp32.39 billion. The increase of liabilities overall was used for fund Plant and Non-Plant investment.
Jumlah ekuitas Perseroan pada akhir tahun 2015 sebesar Rp3,76 triliun, bertambah sebesar Rp3,69 triliun dari posisi per akhir tahun lalu. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh penambahan modal Negara sebesar Rp175 miliar dan penambahan penghasilan komprehensif lainnya sebesar Rp3,73 triliun dari revaluasi aset di tahun 2015.
Total Company equity in late 2015 was Rp3.76 trillion, increased by Rp3.69 trillion from position as of the end of last year. This increased was particularly due to the increase of State investment in the amount of Rp175 billion and other comprehensive income by Rp3.73 trillion from revaluation of assets in 2015.
Penilaian kinerja Direksi tahun 2015 didasarkan pada pencapaian target dan indikator kinerja utama (KPI) dengan berpedoman pada Surat Kementerian BUMN No. S-08/S.MBU/2013 tanggal 16 Januari 2013 tentang Penyampaian Pedoman Penentuan
Achievement of 2015 Board of Director performance was based on target achievement and KPI by referring to Ministry of SOE letter No. S-08/S.MBU/2013 dated 16 January 2013 regarding Presentation of Determination of KPI and ACfEP in SOE.
38
Laporan Pengurus Perusahaan Report From Board of Company
Key Performance Indicator dan Kriteria Penilaian Kinerja Unggul pada BUMN. Asesmen atas capaian kinerja Direksi yang tertuang dalam KPI tahun 2015 telah dinilai oleh KAP Purwantono, Sungkoro, & Surja dengan skor mencapai skor 95,47 lebih rendah dibandingkan target KPI sebesar 100.
Assessment on Board of Director achievement put forth on 2015 KPI has been audited by PAF Purwanto, Sungkoro, and Surja with score 95.47 lower compared to KPI target of 100.
Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN No. 100/ MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 yang menilai Aspek Keuangan, Operasional dan Administrasi, kinerja perusahaan tahun 2015 memperoleh score 59,47 dengan predikat “BBB”
Based on Minister of SOE Decree No. 100/MBU/2002 dated 4 June 2002 which assessing Financial, Operational and Administrative Aspects, of 2015 company performance obtained score 59.47 with predicate “BBB”.
Kinerja Pengembangan
Development Performance
Pelaksanaan investasi tahun 2015 didasarkan pada skala prioritas dengan memegang prinsip kehatihatian dalam pelaksanaannya. Program investasi diutamakan untuk investasi yang berhubungan langsung dengan produksi dan pemenuhan sasaran jangka panjang perusahaan.
Execution of 2015 investment was based on priority scale by embracing prudence principles. Investment program was prioritized on investment directly related to production and fulfillment of company long term target.
Pada tahun 2015, investasi PTPN VII berfokus pada keberlanjutan pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) komoditas karet dan kelapa sawit dengan porsi investasi mencapai Rp527,45 miliar atau 66,40% dari keseluruhan investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Selain itu, Perusahaan juga mengeluarkan dana investasi sebesar Rp136,01 miliar atau 17,12% untuk investasi mesin dan instalasi.
In 2015, PTPN VII investment was focused on sustainability of Immature Plant maintenance of rubber and oil palm with investment portion reached Rp527.45 billion or 66.40% of total investment incurred by the company. In addition, the Company also incurred investment fund in the amount of Rp136.01 billion or 17.12% for engine and installation investment.
Saat ini, PTPN VII juga tengah membangun Pabrik Kelapa Sawit Bentayan berkapasitas 30 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam extention 60 ton TBS per jam yang diharapkan selesai tahun 2017. PPKS Bentayan yang didesain ramah lingkungan ini dimaksudkan untuk menampung TBS dari Unit Usaha Bentayan dan TBS dari masyarakat sekitar.
At present, PTPN VII is also currently constructing Bentayan Oil Palm Mill with capacity 30 ton FFB per hour extension 60 ton FFB per hour which is expected finished in 2017. This OPM Bentayan was designed environmental friendly with the aim was to collect FFB from Bentayan Unit and surrounding communities.
Pada tahun 2015, belanja modal Perusahaan mencapai Rp794,29 miliar, lebih rendah 25,28% dibandingkan tahun 2014. Penurunan ini disebabkan investasi tanaman turun sebesar Rp174,98 juta atau 24,91% dan non-tanaman turun sebesar Rp23.184 juta atau 8,03%. Investasi non tanaman (termasuk investasi yang masih dalam penyelesaian) tahun 2015 tercapai sebesar Rp265.37 miliar, berada di bawah RKAP sebesar Rp28,13 miliar.
In 2015, Company capital expenditure reached Rp794.29 billion, 25.28% lower than 2014. This decrease was due to investment on plant decreasing by Rp174.98 million or 24.91% and non plant decreasing by Rp23.184 million or 8.03%. Non plant investment (including investment in settlement process) in 2015 was attained Rp265,37 billion, below CAPB by Rp28.13 billion.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
39
PTPN VII tengah mengaji optimalisasi aset lahan Distrik Banyuasin (DBAN) yang akan dikerjasamakan dengan PT Waskita Karya. PTPN VII juga mendirikan anak perusahaan dengan nama PT Optima Nusa Tujuh dengan kepemilikan modal 90% milik PTPN VII dan 10% milik Kopkar Ruwa Jurai PTPN VII.
PTPN VII is currently reviewing optimization of Banyuasin District land asset that will be undertaken into cooperation with PT Waskita Karya. PTPN VII also established subsidiary PT Optima Nusa Tujuh with capital holding amounted to 90% belong to PTPN VII and 10% belong to PTPN VII Employee Cooperative Ruwa Jurai
Optimalisasi Organisasi dan SDM
Optimization of Organization and HR
Sumber daya manusia adalah aset perusahaan potensial yang paling berharga. Oleh sebab itu, PTPN VII berkomitmen untuk meningkatkan kapabilitas dan kompetensi SDM yang dimilikinya secara terprogram dan berkesinambungan. Pada tahun 2015, PTPN VII melaksanakan penataan dan optimalisasi SDM. Perusahan juga melakukan sosialisasi model, kamus, dan Profil Kompetensi PTPN VII (Hard Competency dan Soft Competency) serta pengukuran CLI (Competency Level Index) Karyawan Strata Pengatur, Penata dan Pembina.
Human resource is the most valuable company’s assets. Therefore, PTPN VII commits to improve HR capability and competency sustainably and programmatically. In 2015, PTPN VII carried out HR restructuring and optimization. The Company also performed socialization of PTPN VII Competency model, dictionary and profile (Hard Competency and Soft Competency) as well as measurement of CLI of employee at Regulator, Administrator, and Supervisor level.
Program Pengembangan Organisasi tahun 2015 difokuskan pada upaya mengoptimalkan kinerja organisasi dengan mereviu dan merampingkan organisasi. Melalui tahapan reviu struktur organisasi, manajemen melakukan penggabungan beberapa distrik dan unit kerja. Jumlah kepala bagian dan jabatan manajer juga dikurangi sehingga menjadi lebih ramping dan lebih efisien.
Organization Development Program in 2015 was focused on optimization effort of organization performance by reviewing and structuring the organization. Through this organization structure review stage, management performed merger on several districts and units. Number of head of division and manager was also reduced to make it more downsizing and efficient.
Sejalan dengan program efisiensi, jumlah SDM PTPN VII dalam tiga tahun terakhir berkurang cukup banyak. Lebih dari seribu karyawan pensiun dan tidak ada rekrutmen baru. Dengan SDM yang ada sampai saat ini Perusahaan tetap mampu menjalankan roda operasionalnya dengan lancar. Hal ini membuktikan bahwa kualitas dan kompetensi SDM yang dimiliki PTPN VII semakin meningkat.
In line with the efficiency program, number of PTPN VII HR in the last three years is reduced quite a lot. More than thousand employees was retired and no new recruitment. With existing HR, Company is still able to run its operational smoothly. This is proven that PTPN VII HR quality and competency is more increasing.
Pada tahun 2015, kegiatan Pengembangan SDM & Organisasi dilakukan dengan melakukan prioritas terhadap kegiatan-kegiatan tertentu sesuai dengan kebutuhan perusahaan serta dengan mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi kegiatan. Pelaksanaan kegiatan pengembangan dilakukan dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada pekerja untuk maju sesuai dengan prestasi yang ditunjukkan dan kualitas yang telah ditetapkan. Setiap pekerja PTPN VII dituntut untuk memiliki kompetensi yang baik sesuai dengan bidang tugas dan kebutuhan posisi jabatannya serta
In 2015, HR and Organization Development activities were conducted by prioritizing on particular activities in accordance to company needs and by considering the activity effectiveness and efficiency. The implementation of development activity was performed by providing extensive opportunity to employee to move forward based on his achievement and quality that has been set. Every PTPN VII employee is demanded to have a good competency based on its task and position needs as well as result of employee mapping for current or future needs.
40
Laporan Pengurus Perusahaan Report From Board of Company
hasil pemetaan pekerja untuk keperluaan saat ini maupun masa datang. Realisasi pencapaian fisik tenaga kerja yang mengikuti Program Pengembangan SDM tahun 2015 sebanyak 1.163 orang atau 96% dari RKAP. Dari 1.163 peserta Program Pengembangan SDM, peserta Pelatihan Manajerial sebanyak 66 orang dan Pelatihan Kompetensi sebanyak 1.097 orang.
Realization of physical achievement of labor who participated in 2015 HR Development Program was amounted to 1,163 participants or 96% from CAPB. From 1,163 participants of HR Development Program, participants of Managerial Training were amounted to 66 participants and Competency Training 1,097 participants.
PTPN VII telah melaksanakan assessment center yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjaring Pekerja yang dinilai memiliki potensi untuk menduduki suatu jabatan tertentu di kemudian hari. Assessment center juga bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pengembangan yang perlu diberikan kepada setiap karyawan serta digunakan dalam proses seleksi dan penempatan karyawan.
PTPN VII has carried out assessment center which the objectives are to identify and screen Employee who has potential to occupy certain position in the future. Assessment center has also an objective to identify development needs that needs to be given to every employee as well as to be used in employee selection and placement process.
PTPN VII telah mengembangkan ERP Perkebunan sejak tahun 2012. Sistem ERP Perkebunan ini mengintegrasikan data dan informasi di seluruh fungsional organisasi, seperti tanaman, pengolahan, teknik, akuntansi keuangan, SDM, pemasaran, hubungan pelanggan, dan lain-lain. Tujuan strategis pengembangan ERP adalah untuk memfasilitasi aliran informasi antar fungsi bisnis di dalam organisasi PTPN VII, yang meliputi proses bisnis komoditas Karet, Kelapa Sawit, Teh dan Tebu. Pada tahun 2015, proses pengembangan Sistem ERP memasuki tahap implementasi yang dimulai sejak Go live tanggal 4 Mei 2015.
PTPN VII has developed ERP Plantation since 2012. This ERP Plantation system integrates data and information in all organization functional such as plant, processing, technic, financial accounting, HR, marketing, customer relationship, and others. Strategic goal of this ERP development is to facilitate information flow inter business function within PTPN VII organization involving business process of Rubber, Oil Palm, Tea and Cane. In 2015, ERP System development process was entering implementation stage started since Go Live on 4 May 2015.
Pengembangan Sistem dan Corporate Management Representative pada tahun 2015 meliputi: • Audit SMTN7 Stage -2, saat ini sedang dalam proses penerbitan sertifikat oleh PT Sucofindo. • Sertifikasi ISPO, proses sertifikasi ISPO untuk Unit Bekri, Unit Rejosari, Unit Sungai Lengi dan Unit Betung sedang dalam proses verifikasi oleh Tim Penilai di Komisi ISPO • Audit Internal SMTN7 • Monitoring Tindak Lanjut OFI to AFI KPKU tahun 2014 -2014 dan pengiriman dokumen aplikasi hasil implementasi KPKU PTPN VII tahun 2015 ke Tim Holding Perkebunan • Pengawalan dan Internalisasi SMTN7
Development of System and Corporate Management Representative in 2015 was comprising: • Stage – 2 IMSN7 audit, at present is currently in certificate issuance process by PT Sucofindo. • ISPO certification, ISPO certification process for Bekri, Rejosari, Sungai Lengi and Betung Units is currently in verification process by Assessor team in ISPO Commission. • IMSN7 Internal Audit • Monitoring on Follow Up of OFI to AFI ACfEP year 2014 – 2014 and delivery of application documents result of 2015 PTPN VII ACfEP implementation to Holding Plantation Team • IMSN7 Controlling and Internalization
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
41
Penerapan Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance Implementation
PTPN VII memiliki kesungguhan dan komitmen yang kuat untuk meningkatkan penerapan GCG dengan menjadikan GCG sebagai landasan operasional dan menjadikan setiap individu perusahaan sebagai motor penggerak penerapan GCG.
PTPN VII has seriousness and strong commitment to improve GCG implementation by making GCG as operational foundation and by making every company’s individual as driving force of GCG implementation.
Selama beberapa tahun terakhir, PTPN VII melakukan beberapa hal untuk memperkuat dan memutakhirkan kelengkapan GCG Manual, meliputi Pedoman GCG, Board Manual Direksi & Dewan Komisaris, Pedoman Perilaku, Pedoman WBS, Pedoman Gratifikasi, Pedoman Pengendalian Informasi, serta kebijakan dan pedoman lainnya. Secara terus–menerus, Perusahaan melakukan internalisasi dan sosialisasi infrastuktur GCG tersebut melalui media internal, website perusahaan maupun melalui sesi dan kegiatan pertemuan tatap muka antara pimpinan dan karyawan perusahaan.
For several past years, PTPN VII performed several terms to strengthen and update GCG Manual completeness, involving GCG Guidelines, Board of Director and Board of Commissioner’s Board Manual, Code of Conduct, WBS Guidelines, Gratification Guidelines, Information Control Manual, as well as other policies and guidelines. In continuous basis, the Company performs GCG infrastructure internalization and socialization through internal media, company website and session as well as meeting between company’s leaders and employees.
Sebagai wujud dari komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara berkelanjutan, PTPN VII melaksanakan evaluasi tahunan atas penerapan GCG dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara BUMN No Per-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) pada BUMN, dan Keputusan Sekretaris Menteri BUMN No. SK-16/S. MBU/2012 tentang Indikator/ Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) pada BUMN.
As a form of commitment on GCG implementation sustainably, PTPN VII carries out annual evaluation on GCG implementation by referring to State Minister of SOE Regulation No: Per-01/MBU/2011 regarding GCG Implementation in SOE, and Secretary Minister of SOE Decision No. SK-16/S.MBU/2012 regarding Indicator/Parameter of Assessment and Evaluation on GCG Implementation in SOE.
Menurut Pasal 44 (1) Permen BUMN 01/2011, BUMN wajib melakukan pengukuran atas kualitas penerapan GCG yang dilaksanakan berkala setiap dua tahun dalam dua bentuk, yaitu (1) penilaian (assessment) atas pelaksanaan GCG dan (2) evaluasi (review) atas tindak lanjut rekomendasi perbaikan dari hasil penilaian sebelumnya. Penilaian penerapan GCG tahun 2014 dilaksanakan oleh asesor eksternal, yaitu BPKP Propinsi Lampung dengan skor 83,95 (BAIK). Dalam evaluasi tahun 2015 yang dilaksanakan secara self assessment, PTPN VII dapat meningkatkan nilai asesmen dengan skor 84,80. Selama tahun 2015, Perusahaan berupaya menindaklanjuti rekomendasi hasil asesmen tahun 2014 dalam rangka mengurangi kesenjangan pada kriteria GCG serta dalam rangka penyempurnaan dan pengembangan kebijakan tata kelola perusahaan.
According to Article 44 (1) Minister of SOE Regulation 01/2011, SOE obligates to perform measurement on GCG implementation quality held gradually every two years in two forms, namely (1) assessment on GCG implementation and (2) review on follow up of improvement recommendation. Assessment of 2014 GCG implementation was held by external assessor namely FDSA Lampung Province with score 83.95 (GOOD). In 2015 evaluation held by self assessment, PTPN VII could increase assessment value with score 84.80. During 2015, the Company strived to follow up 2014 assessment recommendation to reduce discrepancy on GCG criteria as well as to improve and develop corporate governance policies.
42
Laporan Pengurus Perusahaan Report From Board of Company
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Social and Environment Responsibility
PTPN VII meyakini bahwa program tanggung jawab sosial perusahaan yang terencana dan terlaksana secara baik dan berkesinambungan akan berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan dan taraf kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar serta mendorong terciptanya suasana yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat setempat. Perusahaan memiliki komitmen yang tinggi agar dapat memberikan manfaat sebesarbesarnya bagi masyarakat sekitar, yang diwujudkan melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).
PTPN VII believes that a well planned and implemented and sustainable corporate social responsibility program will affect the improvement of surrounding community’s social economic welfare and livelihood as well as encourage the creation of a harmonious atmosphere between the company and local communities. The Company has high commitment in order to be able to provide greatest benefit for surrounding community, manifested through Partnership and Community Development Program (PCDP).
Implementasi dari pelaksanaan program PKBL PTPN VII diwujudkan melalui program PTPN 7 Peduli yang terdiri dari program PTPN 7 Peduli Kemitraan, PTPN 7 Peduli Bencana Alam, PTPN 7 Peduli Pendidikan, PTPN 7 Peduli Kesehatan, PTPN 7 Peduli Pembangunan, PTPN 7 Peduli Keagamaan, dan PTPN 7 Peduli Lingkungan Alam. Berdasarkan hasil evaluasi program tersebut diterima dengan baik oleh masyarakat, dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Implementation of PTPN VII PCDP is manifested through PTPN 7 Care program consisting PTPN 7 Partnership Care, PTPN 7 Natural Disaster Care, PTPN 7 Education Care, PTPN 7 Health Care, PTPN 7 Development Care, PTPN 7 Religious Care, and PTPN 7 Environment Care. Based on evaluation, these programs are well accepted by the community and have a positive impact to community.
Program kemitraan diwujudkan dalam bentuk pinjaman dan pembinaan/hibah. Selama tahun 2015, dana pinjaman yang dikucurkan mencapai Rp10,88 miliar untuk 1.125 Mitra Binaan (MB), dan dana hibah mencapai Rp33,35 juta. Penyaluran dana pinjaman ditujukan untuk mitra binaan UKM, KT dan KOP di Propinsi Lampung (11 Kab/kota), Propinsi Sumatera Selatan (5 Kab) dan Propinsi Bengkulu (5 Kab). Dengan demikian, sampai dengan tahun 2015 penyaluran dana ke tiga propinsi tersebut telah menjangkau di 28 Kab/kota, dengan jumlah dana tersalur mencapai Rp92,73 miliar, dengan jumlah mitra binaan mencapai 11.157 MB.
Partnership program is manifested in form of loan and fostering/granting. During 2015, loan fund incurred reached Rp10.88 billion for 1,125 Fostered Partners (FP), and grant fund reached Rp33.35 million. Distribution of loan fund was addressed to SME, Farmer Groups and Cooperatives in Lampung Province (11 Districts/Cities), South Sumatera Province (5 Districts) and Bengkulu province (5 districts). Therefore, up to 2015 distribution of the fund to those three provinces has reached 28 districts/cities, with total distributed fund reached Rp92.73 billion, with total FP reached 11,157 FPs.
PTPN VII melaksanakan program Bina Lingkungan di sekitar wilayah operasional Perusahaan. Selama tahun 2015, PTPN VII telah menyalurkan dana Program Bina Lingkungan sebesar Rp271,69 juta sehingga total dana tersalur sampai dengan tahun 2015 mencapai Rp48,1 miliar.
PTPN VII carries out Community Development program in the vicinity of Company operational area. During 2015, PTPN VII has distributed CDP amounted to Rp271.69 million so total distributed fund up to 2015 attained Rp48.1 billion.
Pada tahun 2015 PTPN VII berpartisipasi dalam pembangunan mega proyek jalan tol Sumatera, yang dimulai dari lahan PTPN VII. Dalam pembangunan jalan tol Sumatera, salah satu lahan milik PTPN VII, yaitu lahan di desa Sabahbalau, Kecamatan Jatiagung, Kabupaten Lampung Selatan
In 2015 PTPN VII participated in development of Sumatera toll road mega project, started from PTPN VII’s land. In the development of this Sumatera road toll, one of PTPN VII’s lands namely land in Sabahbalau village, Jatiagung subdistrict, South Lampung District has been stipulated as one of
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
43
telah ditetapkan sebagai area jalan tol Sumatera. Groundbreaking jalan tol tersebut, telah dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo pada tanggal 30 April 2015 di lahan milik PTPN VII.
Sumatera toll road area. The groundbreaking of the toll road has been conducted by President of Republic of Indonesia Mr. Joko Widodo on 30 April 2015 on PTPN VII’s land.
Berkaitan dengan pengelolaan lingkungan, PTPN VII berkomitmen untuk taat dan patuh pada peraturan perundang-undangan dan persyaratan-persyaratan yang relevan. PTPN VII telah mengaplikasikan Sistem Manajemen Lingkungan yaitu ISO 14001:2004, yang terintegrasi dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, Sistem Manajemen Keamanan Pangan ISO 22000:2005, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001:2007, Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO), GCG dan Malcolm Baldrige Criteria, di dalam Sistem Manajemen Terpadu PTPN 7 (SMTN7).
Associated with environmental management, PTPN VII commits to obey and comply with the law and regulation and relevant requirements. PTPN VII has applied Environmental Management System namely ISO 14001:2004, integrated with Quality Management System ISO 9001:2008, Food Security Management System 22000:2005, Occupational Health and Safety Management System OHSAS 18001:2007, Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO), GCG and Malcolm Baldrige Criteria, within Integrated Management System of PTPN 7 (IMSN 7).
PTPN VII secara rutin mengikuti Program Penilaian Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Proper) yang diadakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Program Penilaian Industri Hijau yang diadakan oleh Kementerian Perindustrian. Pada tahun 2015, sebanyak 14 unit PTPN VII menerima Penghargaan PROPER yaitu PG Bunga Mayang kembali memperoleh PROPER Hijau, sedangkan 13 lainnya mendapatkan PROPER biru, yaitu Unit Kedaton, Pematangkiwah, Way Berulu, Bekri, Tulungbuyut, Sungailengi, Baturaja, Tebenan, Musilandas, Betung, Padangpelawi, Ketahun dan Talopino.
PTPN VII routinely takes part in Corporate Performance Assessment Program in Environmental Management (PROPER) held by Ministry of Environment and Forestry, as well as Green Industrial Assessment Program held by Ministry of Industry. In 2015, amounted to 14 PTPN VII units received PROPER Awards, which was SM Bunga Mayang regained Green PROPER, whereas other 13 units received Blue PROPER, namely Kedaton, Pematang Kiwah, Way Berulu, Bekri, Tulungbuyut, Sungailengi, Baturaja, Tebenan, Musilandas, Betung, Padang Pelawi, Ketahun, and Talopino units.
Pada tahun 2015, sebanyak 8 unit kerja PTPN VII medapatkan penghargaan Industri Hijau, yaitu PG Bungamayang, Bekri, Kedaton, Tulungbuyut dan Padang Pelawi (Level 5), Way Berulu, Pematang Kiwah dan Betung (Level 4).
In 2015, there were 8 PTPN VII units receiving Green Industry awards, namely SM Bungamayang, Bekri, Kedaton, Tulungbuyut and Padang Pelawi (Level 5), Way Berulu, Pematang Kiwah and Betung (Level 4).
Perubahan Komposisi Anggota Direksi
Change of BOD Member Composition
Sepanjang tahun 2015 tidak terjadi perubahan komposisi Direksi PTPN VII.
During 2015 there was no change on the composition of PTPN VII Board of Director.
Penilaian atas Kinerja Komite-komite yang Berada di Bawah Direksi
Assessment on Performance of Committees under BOD
Perseroan tidak memiliki Komite-komite yang berada di bawah Direksi di Tahun Buku 2015.
Company does not have committees under Board of Director in Financial year 2015.
44
Laporan Pengurus Perusahaan Report From Board of Company
Kendala yang Dihadapi dan Solusi
Confronted Constraints and its Solutions
Sebagai perusahaan berbasis komoditas, volatilitas harga jual yang cenderung melemah selama empat tahun terakhir berpengaruh signifikan terhadap kondisi keuangan perusahaan. PTPN VII telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kendala dan tantangan selama tahun 2015 yang bersifat uncontrolable dengan melaksanakan strategi peningkatan produksi dan produktivitas serta efisiensi dan efektivitas biaya pada berbagai aspek operasional perusahaan.
As a commodity-based company, volatility of selling price which is likely to weaken for the last four years has significantly affected the company’s financial condition. PTPN VII has performed various efforts to overcome uncontrollable constraints and challenges during 2015 by carrying out production and productivity improvement strategy as well as cost efficiency and effectiveness on various company operational aspects.
Secara umum, kinerja operasional Perusahaan cukup menggembirakan, produksi dan produktivitas komoditas karet dan kelapa sawit berada di atas capaian tahun 2014. Produksi teh belum ada yang mengatasinya, bahkan pengelolaan komoditas tebu PTPN VII sekarang menjadi percontohan.
Generally, Company operational performance was quite favorable, production and productivity of rubber and oil palm was above 2014 achievement. Tea production has not overcome yet, in fact PTPN VII cane commodity management is currently becoming a pilot.
Kunci sukses bisnis komoditas adalah harga pokok produksi (HPP) karena harga jual ditentukan oleh mekanisme pasar. PTPN VII dituntut untuk dapat menekan level harga pokok produksi agar tetap kompetitif sehingga pada saat harga komoditas turun masih diperoleh margin keuntungan.
Key success of commodity business is cost of goods manufactured since the selling price is determined by market mechanism. PTPN VII is demanded to be able to suppress level of cost of goods manufactured in order to be able to stay competitive thus by the time the commodity price is decreasing profit margin is still obtained.
Di tahun 2015, harga pokok produksi produksi karet dan minyak sawit berada di bawah realisasi tahun 2014 masing-masing sebesar 3,4% dan 6,8%. Harga pokok produksi gula dan teh berada di atas HPP tahun 2014, masing-masing sebesar 0,6% dan 24,4%, namun HPP gula masih jauh berada di bawah RKAP tahun 2015, yakni sebesar 31,2%.
In 2015, cost of goods manufactured of rubber and palm oil production was below 2014 realization respectively by 3.4% and 6.8%. Cost of goods sold of sugar and tea production was above 2014 cost of goods manufactured, respectively by 0.6% and 24.4%, however cost of goods manufactured of sugar was still way above 2015 CAPB, namely by 31.2%.
Pada tahun 2015, sejumlah program efisiensi telah dilaksanakan oleh PTPN VII, antara lain optimalisasi penggunaan ampas untuk mengurangi pemakaian BBM dan pelumas di pabrik gula, optimalisasi penggunaan bahan bakar cangkang pada dryer untuk pengolahan produk SIR 20 di unit Tebenan dan Padang Pelawi, optimalisasi sumber daya internal untuk program pengembangan SDM, perampingan organisasi dan pengurangan jumlah SDM secara alami.
In 2015, numbers of efficiency programs have been carried out by PTPN VII including optimization on the use of bagasse to reduce the use of fuel and lubricants in sugar mill, optimization on the use of shell fuel in dryer to process SIR 20 product in Tebenan and Padang Pelawi units, optimization on internal resources for HR development program, organization downsizing and reduction of number of HR naturally.
Nilai penjualan tahun 2015 mengalami penurunan meskipun volume penjualan komoditas karet dan kelapa sawit meningkat dibandingkan tahun 2014. Hal ini terkait merosotnya harga jual kedua komoditas tersebut. Namun, dengan level harga pokok produksi yang lebih baik, PTPN VII masih mampu mencatatkan laba usaha.
2015 sales revenue was suffered a decrease despite sales volume of rubber and oil palm commodity was increasing compared to 2014. This was due to the decline of both commodities selling price. However, with better cost of goods manufactured level, PTPN VII was still able to record its operating profit.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
45
Dari sisi operasional, kendala yang muncul di tahun 2015 adalah persaingan untuk mendapatkan karet dari plasma maupun pihak ketiga dengan swasta. Upaya PTPN VII untuk mengatasi kendala tersebut adalah mengadakan pembinaan kepada petani bersama-sama dengan Kelompok Usaha Bersama (”KUB”) yang sudah terbentuk dan mengupayakan pembelian bahan olah Karet secara tunai dengan harga bersaing
In operational side, constraint emerged in 2015 was competition in earning rubber from plasma or III parties with privates. PTPN VII effort to overcome the constraints was by establishing a fostering to farmers together with Joint Enterprise Group that has been established and sought the purchase of rubber raw material in cash with competitive price.
Untuk komoditas kelapa sawit, PTPN VII menghadapi kendala berupa meningkatnya persaingan dengan Pabrik Pengolah Kelapa Sawit swasta yang tidak memiliki kebun. Hal ini menyebabkan banyaknya produk TBS plasma dan pihak ketiga lari ke PPKS swasta. Upaya PTPN VII untuk mengatasi kendala tersebut adalah mengintensifkan pembinaan petani dan memberikan pelayanan terbaik dan pembelian secara tunai (cash and carry) dengan harga yang bersaing.
For oil palm commodity, PTPN VII confronted constraints in form of increasing competition with private Oil Palm Processing Mill which did not have estates. This was causing many FFB product of Plasma and III parties run to private OPPM. PTPN VII attempts to overcome this constraint was intensifying fostering to farmers and providing the best services and cash and carry purchase with competitive price.
Dari sisi operasional, Perusahaan juga menghadapi kendala sengketa lahan dengan masyarakat setempat. Perusahaan mengedepankan musyawarah dan pendekatan persuasif serta pendekatan hukum untuk menyelesaikan kasus sengketa lahan sampai tuntas. Untuk kasus penyelesaian sengketa lahan di Unit Beringin, PTPN VII bersama-sama dengan Pemkab, dan Polres Muaraenim memperoleh apresiasi yang tinggi dari Komnas HAM karena pola penanganan terhadap masyarakat Lubai yang menuntut areal HGU Unit Beringin dinilai mengedepankan musyawarah dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan.
From operational side, the company also encountered land disputes with local community. The company prioritized on deliberation and persuasive approach as well as legal approach to settle the land dispute once and for all. For land dispute settlement in Beringin Unit, PTPN VII along District Government, and Muaraenim police received high appreciation from National Commission for Human Rights for their method in handling Lubai community who claimed for Unit Beringin HGU land was assessed prioritizing on deliberation and human values.
Dari sisi finansial, PTPN VII menghadapi kendala berupa beban kewajiban yang berat. Meski secara fundamental PTPN VII telah memiliki landasan yang kokoh dari aspek produksi dan SDM, manajemen menyadari bahwa volatilitas harga jual berpengaruh penting terhadap kinerja Perusahaan. Margin keuntungan dan tingkat kompetitif perusahaan akan tergantung pada harga pokok produksi (HPP) yang efisien. Implementasi secara disiplin dan ketat strategi peningkatan produksi dan produktivitas, efisiensi dan efektivitas biaya pada berbagai aspek operasional, serta kehati-hatian strategi keuangan akan menjadikan Perusahaan mampu bertahan menghadapi tantangan dan melanjutkan keberlanjutan Perusahaan.
In financial side, PTPN VII dealt with constraint in form of heavy burden of obligation. Despite fundamentally PTPN VII has had a strong foundation from production and HR aspects, management realized that volatility of selling price has a significant impact on Company performance. Profit margin and company competitive rate will depend on an efficient cost of goods manufactured. Implementation of a discipline and tight production and productivity strategic improvement, cost efficiency and effectiveness on many operational aspects, as well as prudence principle on financial strategic will make the Company able to survive confronting challenges and proceeding the Company sustainability.
46
Laporan Pengurus Perusahaan Report From Board of Company
Prospek Usaha dan Rencana Strategis Tahun 2016
2016 Business Prospects and Strategic Plan
Pertumbuhan ekonomi global diyakini masih akan melemah pada tahun 2016. Ekonomi dunia terutama negara berkembang masih terganggu oleh lemahnya harga komoditas. Meskipun terdapat kemungkinan adanya kenaikan harga komoditas dalam tahun-tahun mendatang, pertumbuhan permintaan karet alam global tahun 2016 diperkirakan melamban 1,3% ke 12,6 juta ton, sedangkan produksi meningkat 3,8% menjadi 13 juta ton. Hal ini mengakibatkan meningkatnya kelebihan pasokan sebesar 411.000 ton.
The growth of global economic is believed will still weakening in 2016. World economic particularly developing countries are still disrupted by weakening of commodity price. Despite there are likelihoods on the increase of commodity price in coming years, growth of global demand on natural rubber in 2016 was estimated slowing 1.3% to 12.6 million ton, while production increasing 3.8% to 13 million ton. This leads to oversupply by 411,000 ton.
Industri sawit nasional masih tetap menjadi andalan, motor penggerak dan perekonomian nasional. Pada akhir November 2015, para pakar meramalkan harga CPO global di tahun 2016 akan mencapai US$600 per metrik ton pada kuartal pertama.
National palm industry still remains mainstay, driving force and national economic. At the end of November 2015, experts estimated global CPO price in 2016 will reach US$600 per metric ton at first quarter.
Selain itu Volatilitas harga minyak dunia sangat menentukan pertumbuhan global. Rendahnya harga minyak dunia memang baik dalam jangka pendek, namun tidak berdampak positif dalam jangka menengah dan panjang, antara lain karena bisa memengaruhi harga komoditas secara berkelanjutan. Turunnya harga minyak akan membuat harga komoditas lain persisten dalam kondisi low price.
In addition volatility of world oil price increasingly determines global growth. The low of world oil price is indeed good in short term, but will not have a positive impact in long and medium term, since it could affect commodity price sustainably. The decline of oil price will make other commodities price persistent in low price condition.
Menghadapi level harga komoditas yang diprediksi akan tetap tertekan di tahun 2016, kondisi Perseroan di tahun 2016 diperkirakan belum akan membaik. PTPN VII masih tetap menghadapi tantangan yang berat berupa masih rendahnya harga komoditas. Oleh sebab itu agar perusahaan tetap bertahan menjalankan operasionalnya dan terus bergerak ke depan, maka PTPN VII harus secara ketat menjalankan strategi OCL (Overall Cost Leadership) melalui strategi Cost Effectiveness (Keefektifan biaya) dalam operasional perusahaan. Selain itu, dalam mewujudkan strategi Overall Cost Leadership dan Cost Effectiveness, perusahaan juga harus melakukan strategi Efficiency Resources guna memanfaatkan seluruh sumber daya dengan tepat guna.
Dealing with commodity price level predicted will remain suppressed in 2016, Company state in 2016 was estimated have yet to be improved. PTPN VII still confronts heavy challenge in form of low of commodity price. Therefore in order the company remains survive running its operational and keeps on moving forward, then PTPN VII should by tightly carrying out OCL strategy through cost effectiveness in company operational. Moreover, in manifesting Overall Cost Leadership and Cost Effectiveness strategies, Company should also perform Efficiency Resources strategy to utilize all resources appropriately.
PTPN VII telah mengambil beberapa kebijakan operasional, di antaranya adalah kebijakan efisiensi di bidang SDM dan Umum, kebijakan di bidang teknik dan pengolahan, serta kebijakan di bidang tanaman. Melalui Tim Crisis Centre yang sudah dibentuk tahun
PTPN VII has taken several operational policies, including efficiency policy in HR and General field, policies in engineering and processing, as well as policies in plants field. Through Crisis Centre Team that has been established in 2015, PTPN VII will be
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
47
2015, PTPN VII juga akan memastikan upaya efisiensi di semua lini bisnis dapat berjalan dengan optimal.
also ensuring efficiency efforts in all business lines can run optimally.
Di tahun 2016, PTPN VII juga tetap melanjutkan pembangunan PPKS Bentayan serta melanjutkan program pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) karet dan kelapa sawit sesuai best practice agriculture.
In 2016, PTPN VII also remains continuing development of Bentayan OPPM and continuing rubber and oil palm IP maintenance program according to best practice agriculture.
Komoditas karet dan kelapa sawit PTPN VII memiliki komposisi umur yang didominasi oleh tanaman belum menghasilkan dan tanaman muda. Agar penggalian produksi dapat lebih optimal dan untuk mempertahankan potensi jangka panjang, maka PTPN VII berupaya melakukan pengawalan produksi bekerjasama dengan institusi terkait, di antaranya adalah Balai Penelitian Sungei Putih untuk komoditas karet, PPKS Medan untuk komoditas kelapa sawit dan Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung.
PTPN VII rubber and oil palm commodities have composition of age dominated by immature and young plants. In order production excavation can be more optimal and to maintain long term potential, so PTPN VII strives conducting a production control in association with related institution, including with Sungei Putih Research Center for rubber commodity, Medan Oil Palm Research Center for oil palm commodity and Gambung Tea and Quinine Research Center for tea commodity.
Untuk komoditas tebu, PTPN VII telah melaksanakan perbaikan di seluruh bagian, baik di kebun (on farm) maupun di pabrik (off farm). Adanya Penyertaan Modal Negara sebesar Rp175 miliar untuk program ketahanan pangan dimanfaatkan sepenuhnya untuk meningkatkan kinerja operasional kedua pabrik gula milik PTPN VII. Peningkatatan pendapatan dari komoditas gula diharapkan mampu berperan dalam membantu percepatan cash flow Perusahaan.
For sugarcane, PTPN VII has carried out improvement in all sections, either on farm or off farm. The Inclusion of State Capital amounted to Rp175 billion for food security program was fully used to improve operational performance of both PTPN VII sugar mill. Improvement of revenue from sugar commodity is expected able to take part in assisting Company cash flow acceleration.
Seiring dengan bertumbuhnya TBM tanaman karet dan kelapa sawit hasil dari program peremajaan tanaman, maka ke depan PTPN VII juga akan memperoleh peningkatan pendapatan yang berasal dari peningkatan produksi dan produktivitas tanaman.
In line with the growth of rubber and oil palm Immature Plant result of replanting program, then in the future PTPN VII will also obtain revenue derived from production and plant productivity improvement.
Saat ini, beban kewajiban yang ditanggung Perusahaan sangat berat. Dampak volatilitas harga komoditas menjadi lebih terasa karena selama beberapa tahun ini perusahaan harus menanggung biaya pemeliharaan TBM dari program peremajaan tanaman sebelumnya. Di sisi lain, pendapatan yang berasal dari peningkatan produksi dan produktivitas TM dalam tiga tahun terakhir belum mampu mengimbangi laju penurunan harga.
At present, obligation expenses borne by the Company is very heavy. Impact of commodity price volatility becomes more pronounced because for past years the company must bear Immature Plant maintenance cost from previous planting program. In other hand, revenue from improvement of Mature Plant production and productivity in past three years has not been able to keep pace with the fall in price.
Oleh karena itu, PTPN VII tengah melakukan pembenahan aspek finansial. Program restrukturisasi hutang yang dilaksanakan di tahun 2016 diharapkan dapat memperbaiki posisi keuangan dan kewajiban perusahaan. PTPN VII juga melakukan kajian intensif
Therefore, PTPN VII is currently improving its financial aspects. Loan restructuration program held in 2016 is expected could improve financial position and company obligation. PTPN VII also performs
48
Laporan Pengurus Perusahaan Report From Board of Company
dan persiapan diri untuk mendapatkan alternatif sumber pendanaan melalui IPO.
intensive review and self preparation to obtain alternative fund source through IPO.
Ke depan banyak yang akan dilakukan PTPN VII, termasuk pengembangan usaha di luar sektor perkebunan. Diversivikasi usaha tersebut menjadi wajib, karena banyaknya peluang yang bisa diraih terkait perkembangan kondisi eksternal. Misalnya, dalam bidang properti, saat ini banyak lahan kebun yang posisinya berada di perkotaan. Apalagi jika jalan tol sudah jadi, areal milik PTPN VII yang berada di sekitar jalan tol bisa dijadikan lahan bisnis yang menjanjikan.
In the future, there are many things will be done by PTPN VII including business development beyond plantation sector. Business diversification is a must, since many opportunities can be achieved related to external condition development. For example, in property field, at present many plantation area are located in urban area. Especially if toll road has been finished, PTPN VII area located in surrounding toll area can be made as a promising business area.
Penutup
Closing
Atas nama Direksi kami ingin berterima kasih kepada Pemegang Saham dan Dewan Komisaris atas arahan dan pengawasannya serta kepada seluruh pemangku kepentingan, mitra bisnis, dan pelangggan atas kerjasamanya dan dukungan yang diberikan selama ini. Direksi juga berterima kasih kepada seluruh karyawan PTPN VII dan keluarganya atas kerja keras, dedikasi dan kontribusinya kepada Perusahaan.
On behalf of Board of Director we would like to thank Shareholders and Board of Commissioner for their direction and supervision as well as to all stakeholders, business partners, and customers for their cooperation and support. Board of Director also thanks to all PTPN VII employees and families for the hard work, dedication and contribution to the Company.
Dengan pondasi yang kuat di bidang produksi dan SDM serta didukung dengan kekompakan dan soliditas pimpinan dan seluruh karyawan, PTPN VII berkeyakinan mampu mengatasi masa-masa sulit yang akan terjadi. Demikian pula, dukungan dari berbagai pihak telah membantu meringankan langkah kami dalam menghadapi berbagai tantangan dan akan terus menjadi sumber kekuatan bagi kami untuk melangkah ke depan.
With a strong foundation in production and HR fields as well as supported by compactness and solidity of management and all employees, PTPN VII believes that will be able to overcome difficult times that will take place. Likewise, the support of various parties has helped lightening our steps in confronting many challenges and will continue becoming a source of power for us to step forward.
Atas Nama Direksi On behalf of Board of Director
Kusumandaru N.S. Direktur Utama President Director
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
49
Profil Dewan Direktur 50 Laporan Pengurus Perusahaan Report From Board of Company Profile of Board of Directors
Kusumandaru NS Direktur Utama President Director
Warga Negara Indonesia. Lahir di Cianjur, Jawa Barat, 25 Februari 1959. Menjabat sebagai Direktur Utama sejak tanggal 10 Juni 2013. Sebelumnya menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PTPN III (20122013), Direktur Utama PTPN XIII (2007-2012), Direktur Produksi PTPN XIII (2003-2007). Meraih gelar Sarjana Pertanian dari Institut Pertanian Bogor dengan predikat Sangat Memuaskan (1983), meraih gelar Magister Bisnis Administrasi dari Sekolah Tinggi Manajemen Prasetya Mulya Jakarta (1992) dengan predikat Cum Laude. Mengawali karirnya sebagai Sinder Kebun PG Takalar PTP XXIV-XXV (1983-1989), selanjutnya menjabat Kepala Bidang Pemasaran PTP XXXII (1996), Administratur PG Takalar (1996), Kepala Divisi Tanaman Semusim dan Ternak PTPN XIV (1997-1998), Direktur Produksi PTPN XIV (1998-2001), Direktur SDM/Umum PTPN XIV (2001-2003). Dasar hukum pengangkatan pertama kali sebagai Direktur Utama PTPN VII adalah SK Kementerian BUMN No:S-276/MBU/2013 tanggal 10 Juni 2013. Penugasan khusus : Komisaris Utama PT Riset Perkebunan Nusantara, Ketua Dewan Pengawas Dapenbun Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya, maupun pemegang saham utama dan/atau pengendali. Usia per 31 Desember 2015 adalah 56 tahun. Domisili : Bandar Lampung
Muhammad Natsir
Direktur Produksi Director of Production
Warga Negara Indonesia. Lahir di Teluk Betung, Bandar Lampung, 24 Juli 1958. Menjabat sebagai Direktur Produksi sejak tanggal 1 Maret 2012. Sebelumnya menjabat sebagai Manajer Distrik Banyuasin membawahi wilayah PTPN VII (Persero) di Sumatera Selatan (20092012). Meraih gelar Sarjana Pertanian dari Universitas Lampung (1983) serta Sarjana Hukum Univ. Sjakhyakirti di Palembang (2010). Mengawali karirnya di Perseroan sebagai sebagai Sinder di Pabrik Gula Bungamayang PTP XXI-XXII (1984), kemudian menjadi Kepala Rayon di PG Cinta Manis PTP XXXI (1990-1996), Kepala Tanaman di PG Bungamayang PTPN VII (1996-1997), Sinder Kepala Tanaman di kebun karet Unit Usaha Tulungbuyut (1997-2001), Manajer (2001-2009). Pada tahun 2004 dan 2005 mendapat penghargaan sebagai Pembina Terbaik Tenaga Kerja Wanita Se-Sumatera oleh Presiden Republik Indonesia, serta pada tahun 2006 mendapat penghargaan atas Zero Accident di Unit Usaha Beringin oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Dasar hukum pengangkatan pertama kali sebagai Direktur Produksi adalah Surat Keputusan Pemegang Saham PT Perkebunan Nusantara VII No. SK-92/MBU/2012 tanggal 1 Maret 2012. Penugasan khusus : Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya, maupun pemegang saham utama dan/atau pengendali. Usia per 31 Desember 2015 adalah 57 tahun. Domisili : Bandar Lampung
He is a citizen of Indonesia. He was born in Cianjur, West Java, February 25th, 1959. Serves as President Director since June 10th, 2013. Previously he was serving as Vice President Director of PTPN III (2012-2013), President Director of PTPN XIII (2007-2012), Director of Production of PTPN XIII (2003-2007). Earned his Bachelor of Agriculture from Bogor Agricultural Institute with predicate Magna Cum Laude (1983), earned Master of Business Administration from Management Institute of Prasetya Mulya Jakarta (1992) with predicate Cum Laude. He started his career as Foreman of Takalar SM Estate of PTP XXIVXXV (1983-1989), afterwards he served as Head of Marketing Division of PTP XXXII (1996), Administrator of Takalar SM (1996), Head of Seasonal Plant and Livestock Division of PTPN XIV (1997-1998), Director of Production of PTPN XIV (1998 – 2001), Director of HR/ General of PTPN XIV (2001-2003). Legal basis of appointment as President Director of PTPN VII was Ministry of SOE’s Decree Number: S-276/MBU/2013 dated 10 June 2013. Special assignment: President Commissionaire of PT Riset Perkebunan Nusantara, Chairman of the Supervisory Board Plantation Pension Fund (Dapenbun) He does not have any affiliation relationships with other BOD or BOC members, nor with major and/or controlling shareholders Age per December 31, 2015 was 56 years. Domicile: Bandar Lampung
He is a citizen of Indonesia, born in Teluk Betung, Bandar Lampung, July 24th, 1958. Serves as Director of Production since March 1st, 2012. Previously he was serving as Manager of Banyuasin District supervising PTPN VII (Persero) in South Sumatera (2009 – 2012). Earned his Bachelor of Agriculture from University of Lampung (1983) and Bachelor of Law from University Sjakhyakirti Palembang (2010). He was started his career as Foreman in Bungamayang SM of PTP XXIXXII (1984), afterwards he served as Head of District in Cinta Manis SM of PTP XXXI (1990-1996), Head of Planting in Bungamayang SM of PTPN VII (1996–1997), and Head Foreman of Planting in rubber estate of Tulungbuyut Business Unit (1997–2001), Manager (2001–2009). In 2004 and 2005 earned The Best Fosterer of Sumatera Women Labor by President of Republic of Indonesia, and in 2006 received Zero Accident Awards in Beringin Business Unit by Vice President of Republic of Indonesia. First legal basis of appointment as Director of Production was Decree of Shareholders of PTPN VII Number SK-92/MBU/2012 dated 1 March 2012. Special assignment: He does not have any affiliation relationships with other BOD and BOC member nor with major and/or controlling shareholders. Age per December 31, 2015 was 57 years. Domicile: Bandar Lampung
Laporan Tahunan
Budi Santoso
Direktur SDM dan Umum Director of HR and General
Warga Negara Indonesia. Lahir di Bandung, tanggal 24 Juni 1961. Menjabat sebagai Direktur SDM dan Umum sejak tanggal 8 April 2009. Sebelumnya menjabat sebagai Corporate Secretary Perseroan (2003-2009 ). Memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum, Universitas Padjadjaran Bandung (1985). Mengawali karirnya di Perseroan sejak tahun 1986. Sejak 1999-2003 menjabat sebagai Kepala Bagian SDM Perseroan. Dasar hukum pengangkatan pertama kali sebagai Direktur SDM dan Umum adalah Surat Keputusan Menteri BUMN No. KEP-81/ MBU/2009 tanggal 7 April 2009 dan diangkat kembali dengan jabatan yang sama oleh Pemegang Saham Kementerian BUMN melalui Surat Keputusan Menteri BUMN Selaku RUPS PT Perkebunan Nusantara VII No:SK-76/MBU/2014 tanggal 8 April 2014 Penugasan khusus : Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya, maupun pemegang saham utama dan/atau pengendali. Usia per 31 Desember 2015 adalah 54 tahun. Domisili : Bandar Lampung
He is a citizen of Indonesia, born in Bandung, on June 24th, 1961. Serves as Director of HR and General since April 8th, 2009. Previously he served as Corporate Secretary of The Company (2003 – 2009). He earned his Bachelor of Law from Law Faculty, University of Padjadjaran Bandung (1985). He started his career in the Company since 1986. Since 1999 – 2003 he served as Head of HR Division. First legal basis of appointment as Director of HR and General was Minister of SOE’s Decree Number KEP-81/MBU/2009 dated 7 April 2009 and reappointed at the same position by Shareholders of Ministry of SOE via Minister of SOE’s Decree as GMS of PTPN VII Number: SK-76/MBU/2014 dated 8 April 2014.
2015 Annual Report
51
Agoes Riyanto
Direktur Keuangan Director of Finance
Warga Negara Indonesia. Lahir di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, 27 Agustus 1956. Menjabat sebagai Direktur Keuangan sejak tanggal 1 Maret 2012. Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bagian Keuangan PTPN VII (2008-2012). Memperoleh gelar Sarjana Muda pada jurusan Akuntansi di Universitas Sumatera Utara dan selanjutnya menyelesaikan studinya sebagai Sarjana Ilmu Sosial dan Perpustakaan pada Universitas yang sama. Mengawali karirnya di PTPN III (1981-1990), menjadi Asisten di Bidang Keuangan Perusahaan (1991-2001), menjadi Kepala Urusan di Bagian Keuangan dan Pembiayaan PTPN III (2001-2007). Dasar hukum pengangkatan pertama kali sebagai Direktur Keuangan adalah Surat Keputusan Pemegang Saham PT Perkebunan Nusantara VII No. SK-92/MBU/2012 tanggal 1 Maret 2012. Penugasan khusus : Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya, maupun pemegang saham utama dan/atau pengendali. Usia per 31 Desember 2015 adalah 59 tahun. Domisili : Bandar Lampung
He is a citizen of Indonesia. He was born in Tanjung Pinang, Islands of Riau, August 27th, 1956. He serves as Director of Finance since March 1st, 2012. Previously he served as Head of Finance Division of PTPN VII (2008 – 2012). He earned his Bachelor degree at North Sumatera University, majoring in Accounting and afterwards he finished his study as Bachelor of Social and Library Science in the same university. He started his career in PTPN III (1981 – 1990), as an Assistant in Finance Division (1991 – 2001), Head of Affair in Finance and Financing Division of PTPN III (2001 – 2007). First legal basis of appointment as Director of Finance was Shareholder’s Decree of PTPN VII Number SK-92/MBU/2012 dated 1 March 2012.
Special assignment: -
Special assignment: -
He does not have any affiliation relationships with other BOD and BOC members nor with major and/or controlling shareholders.
He does not have any affiliation relationships with other BOD and BOC members, nor with major and/or controlling shareholders.
Age per December 31, 2015 was 54 years. Domicile: Bandar Lampung
Age per December 31, 2015 was 59 years. Domicile: Bandar Lampung
52
Laporan Pengurus Perusahaan Report From Board of Company
Rafel Parasian Sibagariang
Direktur Perencanaan dan Pengembangan Director of Planning and Development
Warga Negara Indonesia. Lahir di Tarutung (Sumatera Utara), 13 Maret 1958. Menjabat sebagai Direktur Perencanaan dan Pengembangan sejak tanggal 1 Maret 2012. Sebelumnya menjabat sebagai Distrik Manajer Tapanuli Selatan PTPN III (2009-2012). Meraih gelar Sarjana Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (1982), dan Magister Manajemen Agribisnis UMA Medan (2010).
He is a citizen of Indonesia. He was born in Tarutung (North Sumatera), March 13th, 1958. He serves as Director of Planning and Development since March 1st, 2012. Previously he served as Manager of District of South Tapanuli of PTPN III (2009 – 2012). He earned his Bachelor of Agriculture from Bogor Agricultural Institute (1982), and Master of Agribusiness Management of UMA Medan (2010).
Mengawali karirnya sebagai Trainee Asisten Tanaman di Sei Kabara PTP IV (1982), kemudian menjadi Asisten dan Staf di bidang tanaman PTP IV (1984-1995), bertugas sebagai Kepala Urusan Tanaman di PTPN III (1995-2002), Manajer Kebun di lingkungan PTPN III (20022009).
He started his career as Trainee of Planting Assistant in Sei Kabara PTP VI (1982), then appointed as Assistant and Staff of Planting of PTP IV (1984 – 1995), Head of Planting Affairs in PTPN III (1995 – 2002), Manager of Estate in PTPN III (2002 – 2009).
Dasar hukum pengangkatan pertama kali sebagai Direktur Perencanaan dan Pengembangan adalah Surat Keputusan Pemegang Saham PT Perkebunan Nusantara VII No. SK-92/MBU/2012 tanggal 1 Maret 2012.
First legal basis of appointment as Director of Planning and Development was Shareholders’ Decree of PTPN VII Number SK-92/ MBU/2012 dated 1 March 2012.
Penugasan khusus : Komisaris Utama PT Karya Nusa Tujuh (2013- sekarang) Komisaris PT Optima Nusa Tujuh (2015-sekarang)
Special assignment: President of Commissioner of PT Karya Nusa Tujuh (2013 – present), Commissioner of PT Optima Nusa Tujuh (2015– present)
Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya, maupun pemegang saham utama dan/atau pengendali.
He does not have any affiliation relationships with other BOD and BOC members, nor with major and/or controlling shareholders.
Usia per 31 Desember 2015 adalah 57 tahun. Domisili : Bandar Lampung
Age per December 31, 2015 was 57 years. Domicile: Bandar Lampung
Surat Pernyataan Angota Dewan Komisaris dan Direksi Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Tahunan PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII Tahun Buku 2015 Statement Letter Members of Board of Commissioners and Board of Directors Regarding Responsibility for The Annual Report of PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII for The Fiscal Year 2015
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Perkebunan Nusantara VII Tahun Buku 2015, telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan perusahaan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya We, the undersigned, declare that all information contained here in the Annual Report of PT Perkebunan Nusantara VII for the fiscal year 2015 has been fully disclosed and we take full responsibility for the truthfulness of the content on this company’s annual report. This is our statement, which has been made truthfully
Bandar Lampung, Juni 2016
Muhammad Natsir Direktur Produksi Production Director
Budi Santoso, SH Direktur SDM dan Umum HR & General Affair Director
Agoes Riyanto Direktur Keuangan Finance Director
Kusumandaru NS Direktur Utama President Director
Harun Sulkan Komisaris Commissioner
Nanan Soekarna Komisaris Commissioner
Rafel Parasian Sibagariang Direktur Perencanaan dan Pengembangan Planning & Development Director
Dodi Iskandar Komisaris Commissioner
Ahmad Anshori Mattjik Komisaris Utama President Commissioner
Haryono Komisaris Commissioner
PROFIL PERUSAHAAN
Company Profile
Laporan Tahunan 2015 Annual Report
56
Profil Perusahaan Company Profile
Identitas Perusahaan Company Identity
Logo PTPN 7 terinspirasi oleh bentuk “Globe” yang berbentuk lingkaran elips berwarna biru langit, dan bentuk “Biji Tanaman” yang berwarna orange. PTPN 7 Logo creation was inspired by shape of “Globe” which forming elliptical circle in blue sky color, and shape of “Plant Seeds” in orange color.
Bentuk “Biji Tanaman” yang berwarna orange, melambangkan PTPN 7 yang akan terus tumbuh dan berkembang.
Bentuk “Elips” yang berwarna biru langit (blue sky), melambangkan tujuan perusahaan untuk menjadi pemain dalam bisnis global, dengan tetap peduli pada lingkungan.
Shape of “Plant Seeds” in orange color, represents PTPN 7 that will keep on growing and evolving.
Shape of “Ellipse” in blue sky color, represents the company’s goal to be the player in global business, by remaining its concern to environment.
Kesatuan antara logo simbol dan logo huruf memproyeksikan PTPN 7 sebagai kelompok usaha yang solid serta terus TUMBUH dan BERKEMBANG mencapai target tertinggi.
Typography dalam huruf-huruf yang membangun nama PTPN 7 menggunakan huruf kecil (lower case), menggambarkan PTPN 7 berkesan ramah dan cinta lingkungan, sesuai dengan filosofi dan karakter perusahaan untuk terus berorientasi pada pasar dan melihat peluang ke depan.
Unity between symbol logo and alphabet logo is projecting PTPN 7 as a solid business group and continue to GROW and EVOLVE to reach highest target.
Typography in letters building name PTPN 7 uses lower case, discribes PTPN 7 creates impression of friendly and environmental lover, in accordance with the company’s philosophy and character to keep oriented on market and seek for opportunity ahead.
Kesatuan dari bentuk logo PTPN 7 adalah cerminan Visi dan Misi perusahaan, dimana PTPN 7 akan terus tumbuh dan berkembang (biji tanaman), dengan kepedulian terhadap lingkungan, untuk menggapai target yang paling tinggi (bola dunia elips); juga merupakan refleksi komitmen usaha yang dijalankan oleh PTPN 7, untuk terus berinovasi baik untuk masyarakat maupun kelompok usahanya.
The unity of PTPN 7 logo is reflection of Company’s Vision and Mission, in which PTPN 7 will continue growing and evolving (plant seeds), with its concern to environment, to achieve highest target (elliptical globe); which also a reflection of business commitment managed by PTPN 7, to continue innovating either for community and or for its business group.
Laporan Keberlanjutan
2015 Sustainability Report
57
Nama Perusahaan : PT Perkebunan Nusantara VII
Company’s Name : PT Perkebunan Nusantara VII
Kontak Perusahaan Kantor Pusat : Jl.Teuku Umar No.300, Bandar Lampung 35141 E-mail:
[email protected] Website : www.ptpn7.com Layanan Informasi : Telepon : (62-721) 702233 Faksimile : (62-721) 702775
Company’s Contact Head Office : Jl.Teuku Umar No.300, Bandar Lampung 35141 E-mail:
[email protected] Website : www.ptpn7.com Call Center : Phone : (62-721) 702233 Facsimile : (62-721) 702775
Bidang Usaha : Agribisnis perkebunan dengan komoditas karet, kelapa sawit, teh dan tebu
Business of Line : Plantation Agribusiness with rubber, oil palm, tea and sugarcane commodity
Tanggal Pendirian dan Perubahan Perusahaan: • 11 Maret 1996, bernama PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) • 17 September 2014, PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) menjadi PT Perkebunan Nusantara VII
Date of Company Establishment& Changes : • 11 March 1996, named PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) • 17 September 2014, PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) became PT Perkebunan Nusantara VII
Dasar Hukum Pendirian: 1. Peraturan Pemerintah (PP) No.12 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996. 2. Peraturan Pemerintah (PP) No.72 Tahun 2014 tanggal 17 September 2014.
Legal Basis of Establishment : 1. Government Regulation No. 12 Year 1996 dated February 14, 1996. 2. Government Regulation No. 72 Year 2014 dated September 17, 2014.
Status Perusahaan : Anak Perusahaan dari Holding BUMN Perkebunan PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
Company Status: Subsidiary of State Owned Enterprise (BUMN) Holding Plantation PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
Kepemilikan : 1. Negara Republik Indonesia sebanyak 10% atau 122.622 saham Seri B atau sebesar Rp122.622.000.000,00 2. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sebanyak 90% atau 1.103.601 saham atau sebesar Rp1.103.601.000.000,00 yang terdiri dari 1 (satu) saham Seri A sebesar Rp1.000.000,00 dan 1.103.600 saham Seri B sebesar Rp1.103.600.000.000,00
Ownership : 1. The Republic of Indonesia owned as much as 10% or 122 622 share of Series B or Rp122.622.000.000,00 2. PT Perkebunan NusantaraIII (Persero) as much as 90% or 1,103,601 shares or equal to Rp1.103.601.000.000,00 consists of 1 (one) share of Series A by Rp1.000.000,00 and 1.103.600 shares of Series B in the amount of Rp1.103.600.000.000,00
Modal Dasar : Rp4.900.000.000.000,00 (empat triliun sembilan ratus miliar Rupiah)
Authorized Capital: Rp4,900,000,000,000.00 (four trillion nine hundreds billion rupiah)
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : Rp1.226.223.000.000,00 Penyertaan Modal Negara: Rp17.500.000.000,00 Penyertaan Modal Disetor dari Induk Perusahaan: Rp157.500.000.000,00
Subscribed and fully paid-up capital : Rp1,226,223,000,000.00 Capital Country Additions: Rp17.500.000.000,00 The addition of paid in capital of the Parent Company: Rp157,500,000,000,00
58
Profil Perusahaan Company Profile
Riwayat Singkat Perusahaan Company History in Brief
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII yang selanjutnya disebut perusahaan didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 12 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996 yang merupakan konsolidasi dari PT Perkebunan X (Persero) di Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan, PT Perkebunan XXXI (Persero) Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan, Proyek Pengembangan PT Perkebunan XI (Persero) di Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan, dan Proyek Pengembangan PT Perkebunan XXIII (Persero) di Provinsi Bengkulu.
Government of RI Regulation Number 12 Year 1996 dated 14 February 1996 set asthe basis of establishment of Perseroan Company (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII hereinafter referred to the company. This company is a consolidation of PT Perkebunan X (Persero) in Lampung and South Sumatera Province, development project of PT Perkebunan XI (Persero) in Lahat Sub District of South Sumatera Province, and development project of PT Perkebunan XXIII (Persero) in Bengkulu Province.
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) (”Perusahaan”) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 1996, seperti yang dinyatakan dalam akta pendirian yang dibuat di hadapan Notaris Harun Kamil, S.H., No. 40 tanggal 11 Maret 1996 dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C28335.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 dan telah diumumkan dalam tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 80 tanggal 4 Oktober 1996.
The establishment of PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) as stated on statement of establishment made before Harun Kamil, S.H., as notary Number 30 dated 11 March 1996 was established based on Government Regulation Number 12 Year 1996 and has received validation from Minister of Justice of RI via Decree No. C2- 8335.HT.01.01.TH.96 dated 8 August 1996 and has been announced in additional State Gazette of Republic of Indonesia Number 80 dated 4 October 1996.
Berdasarkan Akta No. 08 tanggal 11 Oktober 2002 yang dibuat di hadapan Sri Rahayu Hadi Prasetyo, S.H., Notaris di Tangerang, seluruh Anggaran Dasar Perseroan diubah agar sesuai dengan Undangundang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas berikut Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 1998, juncto Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2001. Perubahan tersebut disahkan dan diserahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C-20863 HT.01.04.TH.2002 tanggal 25 Oktober 2002, serta telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 14 tanggal 18 Februari 2003, Tambahan No. 1365/2003.
All Company’s Article of Association, based on Deed No. 08 dated 11 October 2002 made in front of Sri Rahayu Prasetyo, S.H., as the Notary in Tangerang, has been adjusted in order to meet Law No. 1 Year 1995 on Limited Company following Government Regulation No. 12 Year 1998, juncto Government Regulation No. 45 Year 2001. The Minister of Justice and Human Rights of RI has legalized and submitted via Decree Letter No. C-20863 HT.01.04.TH.2002 dated 25 October 2002, and has announced it in Additional State Gazette of RI No. 14 dated 18 February 2003, Addition No. 1365/2003.
Selanjutnya, berdasarkan Akta No. 34 tanggal 13 Agustus 2008 yang dibuat di hadapan N. M. Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., Notaris di Jakarta Timur, seluruh Anggaran Dasar Perusahaan agar sesuai dengan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan tersebut disahkan dan diserahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-55963.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 27 Agustus 2008. Berdasarkan Akta No. 5 tanggal 9 Agustus 2012 yang dibuat di hadapan N. M. Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., Notaris di
Furthermore, all Company’s Article of Association, based on Deed No. 34 dated 13 August 2008 made before N. M. Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., a Notary in East Jakarta, was made in order to comply with Law No. 40 Year 2007 regarding Limited Company. The amendment was legalized and submitted by Minister of Justice and Human Rights of RI via Decree Letter No. AHU-55963.AH.01.02.Year 2008 dated 27 August 2008. Based on Deed No. 5 dated 9 August 2012 made before a Notary named N. M. Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., in East Jakarta, regarding addition of paid-up capital and amendment of article of association validated by
Laporan Keberlanjutan
2015 Sustainability Report
59
Jakarta Timur, tentang penambahan modal disetor dan perubahan anggaran dasar yang disahkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: AHU-AH.01.10-30450 tanggal 14 Agustus 2012. Berdasarkan Akta No. 42 tanggal 17 Oktober 2012 yang dibuat di hadapan N. M. Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., Notaris di Jakarta Timur, tentang penambahan modal disetor dan perubahan anggaran dasar yang disahkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: AHU-AH.01.10-38492 tanggal 29 Oktober 2012. Berdasarkan Akta No. 94 tanggal 30 Januari 2013 dengan pengesahan Menteri Hukum dan HAM Nomor : AHU-044.23. AH.01.02 tanggal 5 Februari 2013.
Ministry of Justice and Human Rights of RI Number: AHU-AH.01.10-30450 dated 14 August 2012. Based on Deed No. 42 dated 17 October 2012 made before a Notary named N. M. Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., in East Jakarta, regarding addition of paid-up capital and amendment of article of association validated by Ministry of Justice and Human Rights of RI Number: AHU-AH.01.10-38492 dated 29 October 2012. Based on Deed No. 94 dated 30 January 2013 with legalization of Minister of Justice and Human Rights Number: AHU-044.23.AH.01.02 dated 5 February 2013.
Pada tahun 2014 berdasarkan PP Nomor 72 Tahun 2014 tanggal 17 September 2014, tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III maka PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) yang semula merupakan BUMN Perkebunan berdasarkan PP No. 12 Tahun 1996 tanggal 11 Maret 1996 dari beberapa gabungan perusahaan perkebunan: - PT Perkebunan X (Persero) di Prov. Lampung dan Sumsel - PT Perkebunan XXXI (Persero) Prov. Lampung dan Sumsel - Proyek Pengembangan PT Perkebunan XI (Persero) di Kabupaten Lahat - Proyek Pengembangan PT Perkebunan XXIII (Persero) di Prov. Bengkulu Telah beralih menjadi PT Perkebunan Nusantara VII yang tunduk sepenuhnya pada UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Based on Government Regulation Number 72 Year 2014 dated 17 September 2014, concerning Addition of Capital Participation of RI into Capital Share of the Limited Company (Persero) PT Perkebunan Nusantara III then PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) which initially was SOE Plantation based on Government Regulation No. 12 year 1996 dated 11 March 1996 is a merger of several plantation companies: - PT Perkebunan X (Persero) in Lampung and South Sumatera Province - PT Perkebunan XXXI (Persero) in lampung and South Sumatera Province - Development Project of PT Perkebunan XI (Persero) in Lahat District - Development Project of PT Perkebunan XXIII (Persero) Has been turned into PT Perkebunan Nusantara VII which fully complied to Law No. 40 Year 2007 on Limited Company.
Anggaran Dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan dan perubahan Anggaran Dasar perusahaan terakhir adalah mengenai Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII No:PTPN VII/RUPS/01/X/2014 ; No:SK-54/D1.MBU/10/2014 tentang Perubahan Anggaran Dasar yang telah dituangkan melalui Notaris Nanda Fauz Iwan dalam Akta Notaris No:35 tanggal 23 Oktober 2014. Perubahan tersebut telah disahkan dan diserahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No.AHU-10035.40.20.2014 Tahun 2014 tanggal 24 Oktober 2014.
Company’s Article of Association has been changed several times and the lastest change of Company’s Article of Association was regarding Statement of Company (Persero) Shareholders Decree of PT Perkebunan Nusantara VII No: PTPN VII/RUPS/01/X/2014 ; No:SK-54/D1.MBU/10/2014 of Change of Article of Association that has been put forth on Notary Deed No: 35 dated 23 October 2014 made before Notary named Nanda Fauz Iwan. The amendment has been legalized and submitted by Minister of Justice and Human Rights of RI via Decree Letter No. AHU-10035.40.20.2014 Year 2014 dated 24 October 2014.
60
Profil Perusahaan Company Profile
Milestone PTPN VII CPTPN VII Milestone
Cikal bakal PTPN VII sudah ada sejak zaman Belanda. Dalam perjalanannya, perusahaan mengalami beragam perubahan. Mulai dari berpindah kepemilikan, pergantian nama, perombakan struktur, perubahan komoditas dan lain-lain. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan perusahaan perkebunan yang unggul dengan produktivitas tinggi sesuai tuntutan zaman. Forerunner of PTPN VII has existed since Dutch invasion. The company in its development has experienced a lot of changes. Start from ownership, change of name, overhaul of the structure, change of commodity and many more. The aim of these changes is to create a plantation company whose productivity ready to meet the demands from time to time.
Perusahaan swasta Belanda masuk ke wilayah Bekri, Lampung Tengah. Maskapai Bekri merupakan salah satu dari belasan perusahaan pionir Pemerintah Belanda dalam usaha perkebunan. Perusahaan ini mulai menanam kelapa sawit dan dalam kurun waktu tujuh tahun kemudian mendirikan pabrik pengolahan minyak sawit dengan sistem handpress
The Dutch private companies were entering Bekri, Lampung Tengah. Bekri airline was one among dozens of Dutch pioneer company in plantation business. This company started to plant oil palm and seven yearsafter that established palm oil processing mill using hand press system.
Setelah proklamasi kemerdekaan, aset perkebunan swasta asing menjadi milik Negara Indonesia. Pada masa ini dibentuklah Perusahaan Perkebunan Negara (PPN). Perusahaan inilah yang merintis ikhtisar perbaikan asset dan pengelolaan usaha perkebunan.
After proclamation, the foreign private plantation’s assets were turned into Republic of Indonesia’s assets. At this era a State Plantation Company (SPC) was established. This company was the pioneer inasset repairs overview and plantation business management.
1950
Nasionalisasi perkebunan pembentukan PPN Baru
dan
Nationalization of Dutch plantation and establishment of new SPC.
1957
Dibentuk PPN Kesatuan yang merupakan gabungan dari PPN Lama dan PPN Baru
SPC unity was established which constitute the merger from former PNP and new SPC.
1961
Dibentuk BPU PPN, BPU PPN Karet, Gula Tembakau dan Antan. Wilayah Sumsel dan Lampung yang mengelola PPN Karet menjadi PPN Karet IX Tanjung Karang. Bekri dan Pabrik Triplex Natar dimasukkan kedalam PPN Natar III Medan. Pagaralam Masuk ke PPN Antan VII Bandung
BPU SPC, BPU SPC Rubber, tobacco sugar and rice pestle were established. South Sumatera and Lampung area that managed PCS Rubber switched into PCS Rubber IX Tanjung Karang. Bekri and Triplex Natar Ill wereincluded into PNP Natar III Medan. Pagaralam was included in PCS Antan VII Bandung.
1963
Belanda
1916
Laporan Keberlanjutan
2015 Sustainability Report
Pemerintah membagi pengelolaan usaha perkebunan berdasarkan wilayah. Dibentuklah 28 PNP dimana Sumsel dan Lampung berada dibawah bendera Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) X, dengan 15 Unit kerja (12 Unit di wilayah Lampung dan 3 Unit di Sumsel).
The government divided the plantation business management based on area. 28 PSCs (Plantation State Company) was established in which the South Sumatera and Lampung was under the PSC X, consisted of 15 Units (12 units in Lampung and 3 Units in South Sumatera)
1968
Dibentuk Badan Khusus Urusan Perusahaan Perkebunan Negara (BKUPNP) dimana PNP X masuk kedalam BKUPNP Wilayah II Jawa Barat dan Lampung yang berkedudukan di Bandung
Special Agency of State Plantation Company Affair (SASPCA) was established in which the PSC X was included in SASPCA Area II East Java and Lampung which headquarteredin Bandung.
1969
Pemerintah menggagas proyek Perkebunan Inti Rakyat (PIR). PNP X membangun PIR berupa kebun karet pada areal transmigrasi di Way Abung dan Baturaja
The Government initiated Community Nucleus Estate. PSC X established CNE in form of rubber estate in transmigration area in Way Abung and Baturaja.
1976
PNP X kembali membangun PIR I Kebun Karet Tebenan/ Talang Jaya
PSC X built CNE I of Tebenan/Talang Jaya rubber estate.
1977
Dimulai studi kelayakan proyek pengembangan pabrik gula Cinta Manis.
Initiated with feasibility study of Cinta Manis sugar mill development project.
1978
Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) X berganti nama menjadi Perusahaan Terbatas Perkebunan (PTP) X.
The PSC X changed its name into Plantation Limited Company (PTP) X.
1980
Pemerintah menugaskan PTP XI untuk membangun kebun karet di Lahat, Sumsel dan menugaskan PTP XXIII Surabaya untuk mengembangkan kebun karet, kelapa sawit dan kakao di wilayah Bengkulu, yaitu di Padang Pelawi, Talo Pino dan Ketahun serta pengembangan kebun tebu dan Pabrik Gula Bungamayang.
The government assigned PTP XI to construct rubber estate in Lahat, South Sumatera and assigned PTP XXIII Surabaya to develop a rubber, oil palm and cacao estate in Bengkulu area, namely in Padang Pelawi, Talo Pino and Ketahun as well as rubber estate and Bungamayang Sugar Mill development.
1982
Pabrik Gula Cinta Manis dan Bungamayang efektif dioperasikan.
Cinta Manis and Bungamayang sugar mill was effectively operated.
1984
Pabrik Gula Cinta Manis dan Bungamayang dijadikan sebuah badan usaha tersendiri dengan nama PTP XXXI, dengan kantor pusat di Palembang.
Cinta Manis and Bungamayang sugar mill was turned into one separate business entity under the name PTP XXXI, headquartered in Palembang.
1989
61
62
Profil Perusahaan Company Profile
Lahirlah PT Perkebunan Nusantara VII yang merupakan hasil penggabungan dari PTP X Lampung, PTP XXXI Palembang, Proyek Pengembang PTP XI Lahat serta Proyek Pengembangan PTP XXIII di Bengkulu.
PT Perkebunan Nusantara VII was born constitute a merger of PTP X Lampung, PTP XXXI Palembang, Development Project of PTP XI Lahat and Development of Project PTP XXIII in Bengkulu.
1996
Pembentukan UBS Bengkulu, Muara Enim dan Banyuasin
Establishment of UBS Bengkulu, Muara Enim and Banyuasin.
2003
Perubahan UBS menjadi Distrik. Penambahan Distrik Sekampung dan Seputih
A change from UBS into District. Addition of Sekampung and Seputih District
2007
Meraih sertifikat produk penggunaan tanda SNI untuk empat PPKR dan dua PRSS
Achieved product certificate of SNI sign use for four PPKR and two PRSS.
2010
Meraih sertifikat produk penggunaan tanda SNI untuk empat PPKR dan dua PRSS
Achieved product certificate of SNI sign use for one PPKR. Achieved ISO 9001:2008 certificate for eight PPKR and four PRSS.
2011
Memperoleh anugerah penghargaan PROPER peringkat BIRU untuk enam Unit Usaha dan peringkat HIJAU untuk satu Unit Usaha
Obtained BLUE PROPER award for its six Business Unit and GREEN for one Business Unit.
Perancangan Enterprise Resource Planning
Enterprise Resource Planning design.
Perancangan Sistem Manajemen Terpadu Nusantara VII (SMTN7) Mendirikan anak perusahaan PT Karya Nusa Tujuh yang merupakan proyek penggemukan sapi potong dan pabrik pakan ternak
Design of Integrated Management System of Nusantara VII (IMSN7). Established subsidiaries named PT Karya Nusa Tujuh constitute cattle fattening project and animal feed factory.
-
-
-
Proses Pelaksanaan Pembentukan Holding Perkebunan tanggal 2 Oktober 2014 sesuai dengan PP Nomor 72 Tahun 2014 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroaan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III. PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) yang semula merupakan BUMN Perkebunan berdasarkan PP No. 12 Tahun 1996 tanggal 11 Maret 1996, telah beralih menjadi PT Perkebunan Nusantara VII yang tunduk sepenuhnya pada UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Mendirikan anak perusahaan PT Optima Nusa Tujuh
-
Plantation Holding Establishment Implementation process dated 2 October 2014 pursuant to Government Regulation number 72 year 2014 regarding capital participation of RI to share capital of PT Perkebunan Nusantara III (Persero). PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) which initially was a SOE Plantation based on GR No. 12 Year 1996 dated 11 March 1996, has been switched into PT Perkebunan Nusantara VII fully comply to Law No. 40 Year 2007 on Limited Company
Established subsidiaries named PT Optima Nusa Tujuh
2012
2013
2014
2015
Laporan Keberlanjutan
2015 Sustainability Report
63
Bidang Usaha Business Line
Kegiatan Usaha Menurut Anggaran Dasar
Line of Business according to Articles of Association
Di dalam Anggaran Dasar perusahaan terakhir mengenai Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII No:PTPN VII/ RUPS/01/X/2014 ; No:SK-54/D1.MBU/10/2014 tentang Perubahan Anggaran Dasar yang telah dituangkan melalui Notaris Nanda Fauz Iwan dalam Akta Notaris No.35 tanggal 23 Oktober 2014, tidak dicantumkan mengenai kegiatan usaha PTPN VII. Oeh sebab itu, kegiatan usaha PTPN VII tetap mengacu pada Anggaran Dasar Perseroan sebelumnya.
In the last Company’s Article of Association listed Shareholder Decree of PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) No:PTPN VII/RUPS/01/X/2014; No:SK-54/ D1.MBU/10/2014 regarding Change of Article of Association that has been put forth on Notary Deed No: 35 made before Nanda Fauz Iwan as a Notary on 23 October 2014, it did not put forth the PTPN VII business activity. Therefore, PTPN VII business activity still referred to prior Company’s Article of Association.
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan Akta No. 34 tanggal 13 Agustus 2008 oleh N. M. Dipo Nusantara Pua Upa, S.H, maksud dan tujuan Perseroan adalah melakukan usaha di bidang agrobisnis dan agroindustri, serta optimalisasi pemanfaatan Sumber Daya Perseroan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha utama sebagai berikut:
According to Company’s Article of Association Deed No. 34 dated 13 August 2008 made before N. M. Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., the company’s goal and objectives are to conduct agribusiness and agroindustry business, and optimize Company’s resources utilization to produce a high quality and strong competitive goods and/or service to gain/ pursue benefits/profit to improve Company’s value by adopting Limited Company principles. The Company to achieve above aim and objectives could carry out its major business activities as below:
1. Pengusahaan budidaya tanaman, meliputi pembukaan dan pengolahan lahan, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan dan pemungutan hasil tanaman serta melakukan kegiatankegiatan lain yang berhubungan dengan pengusahaan budidaya tanaman tersebut. 2. Produksi meliputi pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain, menjadi barang setengah jadi dan/atau barang jadi serta produk turunannya. 3. Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan. 4. Pengembangan usaha bidang Perkebunan, Agrowisata, Agro Bisnis, dan Agro Industri.
1. Crops cultivation, covering land clearing and processing, nursery, planting and maintenance and harvesting as well as other activities related to those crop cultivations 2. Production, covering own or other crop processing, into semi-finished goods and/or finished goods and its derivatives product 3. The trading encompasses implementation of marketing activities of various kind of production output as well as conduct other trading activities related to Company’s business activities 4. Business development in plantation, agrotourism, agribusiness, and agro industry field.
64
Profil Perusahaan Company Profile
Kegiatan Usaha yang Dijalankan Business Sctivities
PTPN VII mengelola 4 (empat) segmen usaha, yakni :
PTPN VII manages 4 (four) business segments, namely:
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
Segmen Karet Segmen Kelapa Sawit Segmen Tebu Segmen Teh
Serta satu anak perusahaan yang bergerak di bidang penggemukan sapi potong dan pabrik pakan ternak.
Rubber segments Oil palm segments Sugarcane segments Tea segments
as well as one subsidiary engaged in fattening beef cattle and feed mill.
Segmen Operasi Karet Rubber Operation Segment
Segmen operasi karet memberikan kontribusi sebesar 32,66% dari penjualan bersih Perseroan dan entitas anak di tahun 2015.
Rubber operation segment provided contribution in the amount of 32,66% from Company and subsidiary net sales in 2015.
Proses produksi yang dikelola Perusahaan terdiri dari budidaya karet yang menghasilkan getah karet; proses pengolahan getah karet di pabrik karet, dan proses pengelolaan limbah.
Production process managed by Company comprised of rubber cultivation producing rubber latex; rubber latex processing process in rubber factory, and waste management process.
Bahan pembantu yang digunakan pada budidaya karet adalah pupuk dan pestisida. PTPN VII melaksanakan pemupukan berdasarkan rekomendasi dari Balai Penelitian Sembawa dengan menggunakan bahan pupuk dari produsen dalam negeri. Pestisida yang digunakan adalah pestisida yang terdaftar di Departemen Pertanian.
Additional materials used in rubber cultivation were fertilizer and pesticide. PTPN VII carried out fertilization based on recommendation from Sembawa Research Center by using fertilizer material received from domestic producer. Pesticide used here were pesticide registered in Department of Agriculture.
Tahun 2015, PTPN VII mengelola perkebunan karet kebun inti seluas 34,131 ha, dengan komposisi 41,13% atau 14.038 ha merupakan Tanaman Menghasilkan (TM), 14,41% atau 4,923 ha merupakan TM akan diremajakan, dan 44,45% atau 15,170 ha merupakan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM).
In 2015, PTPN VII managed nucleus rubber estate over 34.131 ha, with composition 41.13% or 14,038 ha was MP, 14.41% or 4.923 ha was MP that will be replanted, and 44.45% or 15.170 ha was IP.
Proses pengolahan karet terdiri dari pengolahan karet remah (SIR) dan lembaran sheet (RSS). Produksi karet sheet (RSS)menggunakan material berupa getah karet (lateks). Lateks dibekukan pada bak
Rubber processing process comprised of crumb rubber processing (Standard Indonesia Rubber/ SIR) and Ribbed Smoked Sheet (RSS). Production of RSS used material in form of rubber latex. Latex
Laporan Keberlanjutan
2015 Sustainability Report
65
besar yang diberi sekat-sekat sehingga koagulum tercetak sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Kemudian koagulum dipres menggunakan roller mill untuk membuang air yang terkandung di dalamnya, dan membentuk koagulum menjadi lembaran-lembaran karet basah yang disebut ribbed sheet. Ribbed sheet kemudian dipotongpotong dengan ukuran tertentu agar mudah digantung pada rak-rak pengasapan. Kemudian dimasukkan ke dalam rumah pengasapan untuk menjalani proses pengasapan selama beberapa jam. Ketika dikeluarkan dari rumah pengasapan, warna lembaran karet telah berubah menjadi coklat keemasan dan disebut dengan nama ribbed smoked sheet. Kualitas RSS ini kemudian diperiksa dan dilakukan penetapan mutu sesuai dengan standar yang berlaku (The Green Book).
was frozen in large tub blocked so coagulum formed suited with desired measure. Then the coagulum was pressed by using roller mill to drain the water in it, and forming the coagulum into ribbed sheet. Ribbed sheet was then cut in specific measure in order easy to be hanged on smoking racks. Afterwards put it into smokehouse for smoking process for several hours. After being removed from the smokehouse, color of the rubber sheet has been changed into golden brown and called ribbed smoked sheet. The quality of this RSS was then examined and quality determination was conducted pursuant to applicable standard (The Green Book).
Untuk pengolahan karet remah (SIR), bahan baku yang digunakan berupa lateks (SIR HG) ataupun lump (SIR LG). secara sederhana, bahan baku baik lateks yang digumpalkan atau lump dilakukan proses peremahan atau pengecilan ukuran, kemudian dilakukan pengeringan dalam dryer. Selanjutnya dilakukan pengemasan dan analisa terhadap parameter mutu yang ditetapkan dalam SNI -06-1903-2000. Umumnya produksi karet remah dikemas dengan berat 35 kg per bal dan disusun dalam suatu palet sejumlah 36 buah
For the processing of crumb rubber (SIR), raw material used was latex (SIR HG) or lump (SIR LG). in a simple, raw material either coagulated latex or lump was crumbed or downsizing, then dry it in the dryer. Hereafter packing and analysis were conducted on quality parameter set in SNI-06-19032000. Generally crumb rubber production is packed with a weight of 35 kg per bald and arranged in a pallet amounted to 36 pieces.
Perusahaan memiliki 13 (tiga belas) pabrik pengolahan karet, terdiri atas 3 (tiga) unit pabrik SIR HG dengan kapasitas olah terpasang sebesar 70 ton karet kering per hari, 5 (lima) unit pabrik SIR LG dengan kapasitas olah terpasang sebesar 200 ton karet kering per hari, dan 5 (lima) unit pabrik RSS dengan kapasitas olah terpasang sebesar 45 ton karet kering per hari.
The company has 13 (thirteen) rubber factories, consisted of 3 (three) SIR HG factory units with installed capacity 70 ton dry rubber per day, 5 (five) SIR LG units with installed capacity 200 ton dry rubber per day, and 5 (five) RSS factory units with installed capacity 45 ton dry rubber per day.
Tahun 2015, produksi karet kebun inti mencapai 25.861 ton, produksi Pembelian Pihak III tahun 2015 mencapai 48.032 ton, sehingga total produksi mencapai 73.893 ton.
In 2015, nucleus estate rubber production reached 25,861 ton, production of III Party Purchase in 2015 reached 48,032 ton, so total production attained was 73,893 ton.
Produk karet PTPN VII berupa RSS, SIR 3L/3WF, dan SIR 20, sekitar 47% ditujukan untuk pasar ekspor, dan 53% ditujukan untuk pasar lokal. Seluruh produk karet PTPN VII telah dilengkapi dengan sertifikat SNI (Standar Nasional Indonesia) yang dikeluarkan oleh Balai Sertifikasi Industri.
PTPN VII rubber products were in form of RSS, SIR 3L/3WF, and SIR 20, around 47% was aimed to export market and 53% was aimed to local market. All PTPN VII rubber products have been completed with Indonesia National Standard certificated issued by Industrial Certification Center.
66
Profil Perusahaan Company Profile
Seluruh produk karet PTPN VII dihasilkan dari proses teknologi budidaya dan proses pengolahan yang efektif dan ramah lingkungan, serta dengan teknologi terbarukan yang telah dilaksanakan secara benar.
All PTPN VII rubber products were produced from cultivation technology process and processing process which was effective and environmental friendly, as well as renewable technology that has been carried out properly.
Sebanyak 5 (lima) Unit komoditas karet PTPN VII telah mendapatkan penghargaan Industri Hijau dari Kementerian Perindustrian, yakni Industri Hijau level V meliputi Unit Kedaton, Tulung Buyut, Padang Pelawi, dan Industri Hijau level IV meliputi Unit Way Berulu dan Pematang Kiwah.
Amounted to 5 (five) PTPN VII rubber commodities have received Green Industry award from Ministry of Industry, namely Green Industry level V consist of Kedaton, Tulung Buyut, Padang Pelawi Units and Green Industry level IV involving Way Berulu and Pematang Kiwah Units.
Sebanyak 9 (sembilan) Unit Usaha karet PTPN VII telah mendapatakan penghargaan PROPER Biru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yakni Unit Way Berulu, Kedaton, Pematang Kiwah, Tulung Buyut, Tebenan, Baturaja, Padang Pelawi, Musilandas, dan Ketahun.
Amounted to 9 (nine) PTPN VII rubber Business Units have received Blue PROPER award from Ministry of Environment and Forestry, namely Way Berulu, Pematang Kiwah, Tulung Buyut, Tebenan, Baturaja, Padang Pelawi, Musilandas, and Ketahun Units.
2015 Sustainability Report
Laporan Keberlanjutan
67
Bagan Pengolahan SIR LG
SIR LG Processing Chart
Penempatan Perjenis + Asal
Pre Breaker/ Slab Cutter Air Limbah
Blending Tank
Penempatan Perjenis + Asal
Penetapan K3
Loading Ramp
Air Pencuci
Pre Cleaning Hammermill
Air Limbah
Pemeriksaan Mutu
Air Pencuci
Blending Tank 2
Air Pencuci
Pelletizer/ Hammermill II
Pre Drying/ Penggantungan
RUBBER TRAP
Shredder
SIR 20
Crepper Finish
Penyimpanan
Blending Tank 3
Air Limbah Air Limbah
Air Pencuci
Penimbangan Gulungan
Bekuan Kebun
Crepper Jumbo
Air Pencuci
Macerator
Air Limbah
Vortex Pump
Pengepakan
Static Screen
Metal Detector
Pengisian Box
Penimbangan Pengepresan
Pengeringan
Sortasi Mutu
68
Profil Perusahaan Company Profile
Bagan Pengolahan RSS (Ribbed Smoke Sheet) Rss Processing Chart
Latek Kebun
Air Pencuci
Pencabutan Sekat/ Mengangkat Bekuan
+ Air
Pemeriksaan Mutu
Pengumpalan Dalam Bak Koagulasi (4-10 Jam)
Air Limbah
Bulking Tank/ Penyeragaman K3
Pemasangan Sekat Alimunium
Air Limbah
Penggilingan Bekuan Dalam Sheeter
RIBBED SMOKE SHEET (RSS)
Pengaliran Ke Bak Koagulasi
Pembuangan Busa II
Standarisasi K3 Latek (±13%)
Pengadukan
Pembuangan Busa I
RUBBER TRAP
Penirisan Lembaran
Pengeringan
Pengasapan dan Pengeringan Dalam Kamar Asap 5-6 Hari
Pengepakan
Sortasi Mutu Visual
Penimbangan/ Pengepresan
2015 Sustainability Report
Laporan Keberlanjutan
69
Bagan Pengolahan SIR HG SIR HG Processing Chart
Standarisasi K3 (25%)
Penambahan bahan pengumpul / Asam Semut
Maturasi Penggumpalan (6-18 jam) Mobile Crusher
Pengumpulan Coagulating Trough
Penambahan bahan kimia Sodium Metabisulfide
Air Pembilasan
Air Pembilasan
Air Pembilasan
Crepper Series 1 +2
Macerator Crepper Air Limbah
Penimbangan/ Pengepresan
Pengeringan
RUBBER TRAP
Pengepakan
Air Limbah
Penyimpanan
Pengisian Box
Air Limbah
SIR 3L, 3WF 3CV
Air Pembilasan
Latek Kebun
Vortex Pump Air Pembilasan
Air Limbah
Air Pembilasan
Sortasi Mutu (Visual)
Crepper + Hammermill
Air Limbah
Air Limbah
Penetapan K3
Pemeriksaan Mutu
Bulking Tank Penyeragaman
Static Screen
70
Profil Perusahaan Company Profile
Segmen Operasi Kelapa Sawit Oil Palm Operation Segments
Segmen operasi kelapa sawit memberikan kontribusi sebesar 39,17% dari penjualan bersih Perseroan dan entitas anak di tahun 2015.
Oil palm operation segment provided contribution by 39,17% from Company and subsidiary net sales in 2015.
Proses produksi yang dikelola Perusahaan terdiri dari budidaya kelapa sawit yang menghasilkan tandan buah segar (TBS) ; proses pengolahan TBS di pabrik pengolahan kelapa sawit (PPKS), dan proses pengelolaan limbah.
Production process managed by the Company consisted of oil palm cultivation producing FFB; FFB processing process in Oil Palm Processing Mill, and waste management process.
Bahan pembantu yang digunakan pada budidaya kelapa sawit adalah pupuk dan pestisida. PTPN VII melaksanakan pemupukan berdasarkan rekomendasi dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit dengan menggunakan bahan pupuk dari produsen dalam negeri. Pestisida yang digunakan adalah pestisida yang terdaftar di Departemen Pertanian.
Additional materials used at oil palm cultivation were fertilizer and pesticide. PTPN VII carried out fertilization based on Oil Palm Recearch Center recommendation by using fertilizer material from domestic producer. Pesticide used here was pesticide registered in Department of Agriculture.
Tahun 2015, PTPN VII mengelola perkebunan kelapa sawit seluas 59.802 ha, terdiri atas kebun inti 60,09% atau seluas 35,934 ha, dan kebun plasma 39,91% atau seluas 23.868 ha. Dengan demikian, sebesar 39,91% perkebunan yang dikelola PTPN VII adalah perkebunan plasma, yang merupakan pola kemitraan pengelolaan perkebunan kelapa sawit antara Perusahaan dengan masyarakat sekitar yang memberikan manfaat bersama baik bagi PTPN VII maupun masyarakat. Komposisi tanaman kebun inti terdiri atas 34,958 ha (97,28%) Tanaman Menghasilkan (TM), dan 976 ha (2,72%) Tanaman Belum Menghasilkan (TBM).
In 2015, PTPN VII managed oil palm estate over 59,802 ha land, covering 60.09% nucleus estate or 35.934 ha, and 39.91% plasma estate or 23,868 ha. Therefore, amounted to 39.91% estate managed by PTPN VII was plasma estate, which was a partnership pattern of oil palm estate between Company with surrounding community with mutual benefit principles either for PTPN VII or for the community. Compsition of nucleus estate plant consisted of 34,958 ha (97.28%) Mature Plant (MP) and 976 ha (2.72%) Immature Plant (IP).
PTPN VII memiliki 7 (tujuh) pabrik kelapa sawit dengan jumlah keseluruhan kapasitas pengolahan terpasang sebesar 280 ton tandan buah segar (”TBS”) per jam, 2 (dua) pabrik pengolahan inti sawit dengan jumlah keseluruhan kapasitas pengolahan sebesar 150 ton inti sawit per hari. Produk yang dihasilkan segmen operasi kelapa sawit berupa minyak kelapa sawit, inti sawit, minyak inti sawit, dan bungkil. Semua produk kelapa sawit dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan lokal.
PTPN VII has 7 (seven) oil palm mills with total overall installed processing capacity was 280 ton FFB per hour, 2 (two) palm kernel mills with total capacity 150 ton palm kernel per day. Products produced by oil palm operation segment were in form of palm oil, palm kernel, palm kernel oil, and oilcake. All oil palm products were marketed to meet local demands.
Produksi hasil jadi Minyak Sawit tahun 2015 mencapai 230.228 ton, produksi inti sawit mencapai 55.906 ton, produksi Minyak Inti Sawit mencapai 14.814 ton, sedangkan produksi bungkil sawit mencapai 28.838 ton.
Production of Oil Palm products in 2015 230,228 ton, production of palm kernel 55,906 ton, production of Palm Kernel Oil 14,814 ton, while production of oilcake 28,838 ton.
Seluruh produk kelapa sawit PTPN VII dihasilkan dari proses teknologi budidaya dan proses pengolahan yang efektif dan ramah lingkungan, serta dengan teknologi terbarukan yang telah dilaksanakan secara benar.
All PTPN VII oil palm products were produced from cultivation technology process and an effective and environmental friendly processing process, as well as with renewable technology that has been implemented properly.
reached reached reached reached
Laporan Keberlanjutan
2015 Sustainability Report
71
Sebanyak 2 (dua) Unit komoditas Kelapa Sawit PTPN VII telah mendapatkan penghargaan Industri Hijau dari Kementerian Perindustrian, yakni Unit Bekri memperoleh penghargaan Industri Hijau level V, dan Unit Betung memperoleh penghargaan Industri Hijau level IV.
Amounted to 2 (two) PTPN VII Palm Oil commodities have received Green Industry award from Ministry of Industry, namely Bekri Industry received Green Industry level V, and Betung Unit received Green Industry level IV.
Sebanyak 4 (empat) Unit komoditas kelapa sawit PTPN VII telah mendapatkan penghargaan PROPER Biru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yakni Unit Bekri, Betung, Sungai Lengi, dan Talopino.
Amounted to 4 (four) PTPN VII oil palm commodity units have received Blue PROPER award from Ministry of Environmental and Forestry, namely Bekri, Betung, Sungai Lengi, and Talopino Units.
72
Profil Perusahaan Company Profile
Segmen Operasi Teh Tea Operation Segment
Segmen operasi teh memberikan kontribusi sebesar 1,55% dari penjualan bersih Perseroan dan entitas anak di tahun 2015.
Tea operation segment provided contribution in the amount of 1,55% from Company and subsidiary net sales in 2015.
Proses produksi yang dikelola Perusahaan terdiri dari budidaya teh yang menghasilkan pucuk segar; proses pengolahan pucuk segar di pabrik pengolahan teh , dan proses pengelolaan limbah.
Production process managed by the Company was involving tea cultivation producing fresh tea shoots; fresh shoot processing process in tea processing mill, and waste management process.
Bahan pembantu yang digunakan pada budidaya teh adalah pupuk dan pestisida. PTPN VII melaksanakan pemupukan berdasarkan rekomendasi dari Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung dengan menggunakan bahan pupuk dari produsen dalam negeri. Pestisida yang digunakan adalah pestisida yang terdaftar di Departemen Pertanian.
Additional materials used in tea cultivation were fertilizer and pesticide. PTPN VII carried out fertilization based on Gambung Tea and Quinine Research Center by using fertilizer from domestic producer. Pesticide used was pesticide registered in Department of Agriculture.
PTPN VII memiliki 1 (satu) pabrik pengolahan teh dengan kapasitas pengolahan sebesar 80 ton pucuk segar per hari. Produk yang dihasilkan segmen operasi teh berupa Teh Hitam Orthodox dan CTC. Semua produk Teh dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan lokal dan ekspor
PTPN VII has 1 (one) tea processing mill with capacity 80 ton fresh shoots per day. Products produced from tea operation segment were Orthodox Black Tea and CTC. All Tea products were marketed to meet local and export needs.
Segmen usaha teh mampu menghasilkan produksi hasil olah sebesar 3.639 ton, yang berasal dari areal kebun inti seluas 1.438 ha. PTPN VII memiliki 1 (satu) buah Pabrik Pengolahan Teh dengan kapasitas total mencapai 80 ton pucuk teh segar per hari
Tea business segment was able to produce 3.639 ton of processed product derived from 1,438 ha nucleus estate. PTPN VII has 1 (one) Tea Processing Mills with total capacity by 80 ton fresh tea shoots per day.
Tea (Camellia sinesis) Processing Chart
Laporan Keberlanjutan
2015 Sustainability Report
73
Segmen Operasi Tebu Cane Operation Segments
Segmen operasi tebu memberikan kontribusi sebesar 26,20% dari penjualan bersih Perseroan dan entitas anak di tahun 2015.
Cane operation segment gave 26,20% contribution from Company and subsidiary net sales in 2015.
Proses produksi yang dikelola Perusahaan terdiri dari budidaya tebu; proses pengolahan tebu di pabrik gula, dan proses pengelolaan limbah.
Production process managed by Company comprised of cane cultivation; cane processing process in sugar mill, and waste management process.
Bahan pembantu yang digunakan pada budidaya tebu adalah pupuk dan pestisida. PTPN VII melaksanakan pemupukan berdasarkan rekomendasi dari Balai Penelitian Tanah Bogor dengan menggunakan bahan pupuk dari produsen dalam negeri. Pestisida yang digunakan adalah pestisida yang terdaftar di Departemen Pertanian.
Additional materials used in sugarcane cultivation were fertilizer and pesticide. PTPN VII held fertilization as Bogor Research Center recommendation by using fertilizer from domestic producer. Pesticide used was pesticide registered in Department of Agriculture.
Tahun 2015, PTPN VII mengelola perkebunan tebu seluas 21.575 ha, terdiri atas kebun sendiri seluas 81,63% atau seluas 17.611 ha, dan kebun plasma 18,37% atau seluas 3.964 ha. Selain itu, PTPN VII mendapatkan tambahan pasokan tebu pembelian dari Pihak III seluas 4.083 ha. Komposisi tanaman kebun sendiri terdiri atas Plant Cane seluas 5.323 ha (30,2%) dan Ratoon seluas 12.288 ha (69,8%).
In 2015, PTPN VII managed cane estate over 21,575 ha land, consisted of own estate 81.63% or as wide as 17,611 ha, and plasma estate 18.37% or as wide as 3,964 ha. In addition, PTPN VII received additional cane supply purchase from Third Party as wide as 4,083 ha. Composition of own estate plant was Plant cane 5,323 ha (30.2%) and Ratoon 12,288 ha (69.8%).
Perkebunan plasma yang dikelola PTPN VII merupakan pola kemitraan yang saling menguntungkan antara Perusahaan dengan masyarakat sekitar.
Plasma estate managed by PTPN VII was a partnership program that mutual benefitting between Company with surrounding community.
Pemrosesan tebu menjadi gula di pabrik gula melewati beberapa tahap yaitu proses pemerahan (difuser/gilingan), pemurnian, penguapan, kristalisasi, pemisahan dan penyelesaian (sugar handling). Proses pemerahan nira di PG Bungamayang menggunakan teknologi difuser
The process of cane into sugar in sugar mill has passed several stages namely diffuser stages, purification, evaporation, crystallization, separation and sugar handling. Diffuser process in SM Bungamayang used diffuser technology.
Produksi gula milik sendiri tahun 2015 mencapai 117.139 ton, berasal dari areal kebun inti sebesar 91.870 ton dan kebun plasma sebesar 7.105 ton (kebun Tebu Rakyat) dan 18.164 ton (kebun Tebu Rakyat Bebas). Produksi tetes tahun 2015 mencapai 106.545 ton. PTPN VII memiliki 2 (dua) buah Pabrik Gula dengan kapasitas total mencapai 12.500 Ton Cane per Day
Own sugar production in 2015 reached 117,139 ton, originated from nucleus estate in the amount of 91,870 ton and from plasma estate 7,105 ton (community cane estate) and 18,164 ton (Individual Community Cane estate). Molasses production in 2015 reached 106,545 ton. PTPN VII has 2 (two) Sugar Mill with total capacity reached 12,500 Ton Cane per Day.
Produk pabrik gula PTPN VII berupa gula kristal putih (GKP) dan tetes, seluruhnya ditujukan untuk pasar lokal. Produk GKP dari PG Bungamayang PTPN VII telah dilengkapi dengan sertifikat SNI (Standar Nasional Indonesia) sejak tanggal 18 Juni 2015, sedangkan PG Cinta Manis telah dilengkapi sertifikat
PTPN VII sugar products were in form of white crystal sugar (WCS) and molasses; all were aimed to meet local market. WCS product from PTPN VII SM Bungamayang has been completed with INS certificate since 18 June 2015, while SM Cinta Manis has been completed with NSI certificate since 15
74
Profil Perusahaan Company Profile
SNI (Standar Nasional Indonesia) sejak tanggal 15 Oktober 2015 sehingga berhak menerakan label SNI pada setiap karung GKP yang dikeluarkan Pabrik Gula.
October 2015 so they deserved to apply SNI label at every WCS sacks produced by the SM.
Seluruh produk pabrik gula PTPN VII dihasilkan dari proses teknologi budidaya dan proses pengolahan yang efektif dan ramah lingkungan, serta dengan teknologi terbarukan yang telah dilaksanakan secara benar.
All PTPN VII sugar products was produced from cultivation technology process and effective and environmental friendly processing process, as well as by using renewable technology that has been carried out properly.
Distrik Bungamayang PTPN VII telah mendapatkan penghargaan Industri Hijau level V dari Kementerian Perindustrian, dan penghargaan PROPER Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
PTPN VII Bungamayang District has received Green Industry level V award from Ministry of Industry and Green PROPER award from Ministry of Environmental and Forestry.
SUGARCANE MILLING PROCESS
Laporan Keberlanjutan
2015 Sustainability Report
75
Segmen Operasi Ternak Livestock Operation Segment
PTPN VII juga memiliki satu anak perusahaan yang mengelola Peternakan Sapi (PT Karya Nusa Tujuh), dan empat perusahaan asosiasi. Saat ini PT Karya Nusa Tujuh mengelola 3 (tiga) segmen usaha, yakni:
PTPN VII also has one subsidiaries managing Cattle Breeding (PT Karya Nusa Tujuh), and four associated companies. Currently 3 (three) business segments are managed by the PT Karya Nusa Tujuh, namely:
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
Segmen Pakan Ternak Segmen Penggemukan Sapi Segmen Pupuk Kompos Segmen Susu dan Produk Turunannya
Animal Feed Segment Cattle Feedlot Segment Compost Segment Milk and its Derivatives Product Segment
Segmen usaha Pakan Ternak mampu menghasilkan produksi hasil olah sebesar 2.672,5 ton yang berasal dari Pabrik Pakan Bungamayang.
Animal Feed business segment was able to produce products by 2.672,5 ton derived from Bungamayang Animal Feed Factory.
Segmen usaha Penggemukan Sapi memiliki saldo akhir jumlah ternak per 31 Desember 2015 sebanyak 220 ekor yang berasal dari 2 (dua) Peternakan di Bekri dan Bungamayang.
Cattle feedlot segment per 31 December 2015 has closing balance of total cattle in the amount of 220 cows derived from 2 (two) Farms in Bekri and Bungamayang.
Segmen usaha Pupuk Kompos mampu menghasilkan produksi hasil olah sebesar 4.086 ton yang berasal dari 2 (dua) Peternakan di Bekri dan Bungamayang
Compost fertilizer business segment has produced 4,086 ton derived from 2 (two) Farms in Bekri and Bungamayang.
Segmen usaha Susu dan Produk Turunannya mampu menghasilkan produksi susu sebesar 60.905 liter dan produk turunan berupa yogurt sebesar 6.926 liter yang berasal dari 2 (dua) Peternakan di Bekri dan Bungamayang
Milk and its Derivatives Product business segments was able to produce milk in the amount of 60,905 liter and its derivatives in form of yogurt amounted to 6,926 liter originated from 2 (two) Farms in Bekri and Bungamayang.
76
Profil Perusahaan Company Profile
Produk/Jasa Yang Dihasilkan Resulted products/services
PT Perkebunan Nusantara VII bergerak dibidang usaha agribisnis perkebunan dengan komoditas karet, kelapa sawit, teh, dan tebu dengan produk hasil jadi sebagai berikut :
PT Perkebunan Nusantara VII is engaged in plantation agribusiness with rubber, oil palm, tea and sugarcane commodities with final products as below
TEH | Tea
A. Ortodok Premium (TG FOP; GFOP; FOP; GBOP; PF; DUST). B . Ortodox Normal Mutu I (BOP; BOP - F; PF; DUST; BP; BT). C . CTC Mutu I (BP I; PF I; PD1). D. CTC Mutu II (D2; FNGS; FANN) E. Ortodox Normal Mutu II (PF – II; DUST - II; DUST– III; DUST- IV; BP – II; BT – II; FANNING II) F. Off Grade (BM; FLUF; RMIT; Powder) Persyaratan Produk Sesuai dengan: SNI 01- 1902- 1995 | Product requirements in compliance with: SNI 01- 1902- 1995 Dipasarkan : Lokal : 99,98%; Ekspor : 0,02% | Marketed in: Local: 99,98%; Export : 0,02%
KELAPA SAWIT | Oil Palm
Minyak Sawit | Palm Oil; Minyak Inti Sawit | Palm Kernel Oil; Inti Sawit | Palm Kernel; Bungkil Inti Sawit | Palm Kernel Meal Persyaratan Produk Sesuai dengan: SNI 01- 2901- 2006 | Product requirements in compliance with: SNI 01- 2901- 2006 Dipasarkan : Lokal : 100 %; Ekspor : - | Marketed in: Local: 100 %; Export : -
KARET |Rubber SIR 3L - SIR 3WF - SIR 20 - RSS I - RSS II - RSS III - Cutting A Persyaratan Produk Sesuai dengan: SNI 06- 1903- 2000 (SIR), SNI 06- 0001- 1987 (RSS) | Product requirements in compliance with SNI 06- 1903- 2000 (SIR), SNI 06- 0001- 1987 (RSS) Dipasarkan : Lokal : 53%; Ekspor :47% | Marketed in : Local: 53 %; Export : 47%
TEBU | Sugar cane Gula; Tetes | Sugar; Molasses Persyaratan Produk Sesuai dengan : SNI 3140.3- 2010 | Product requirements in compliance with : SNI 3140.3- 2010 Dipasarkan : Lokal : 100 %; Ekspor : - | Marketed in: Local: 100 %; Export : -
Catatan:
Note:
Produk dan jasa yang dimiliki dan dikembangkan Perusahaan sesuai dengan pernyataan dalam Anggaran Dasar Perseroan.
Product and service owned and developed by the Company is in accordance to statement on Company’s Article of Association
2015 Sustainability Report
77
Distrik Sumatra Selatan Unit Musi Landas - Kebun Karet Musi Landas - Pabrik Karet Musi Landas Unit Tebenan - Kebun Karet Tebenan - Pabrik Karet Tebenan Unit Betung - Kebun Kelapa Sawit Betung - Pabrik Kelapa Sawit Betung Unit Kebun Kelapa Sawit Betung Krawo Unit Pabrik Kelapa Sawit Talang Sawit Unit Kebun Kelapa Sawit Bentayan Unit Beringin - Kebun Karet Beringin - Pabrik Karet Beringin Unit Pabrik Karet Baturaja Unit Pabrik Kelapa Sawit Sungai Niru Unit Sungai Lengi - Kebun Kelapa Sawit Sungai Lengi - Pabrik Kelapa Sawit Sungai Lengi
D 10
Distrik Bengkulu Unit Senabing - Kebun Karet Senabing - Kebun Kelapa Sawit Senabing Unit Pagaralam - Kebun Teh Pagaralam - Pabrik Teh Pagaralam Unit Talo Pino - Kebun Kelapa Sawit Talo Pino - Pabrik Kelapa Sawit Talo Pino Unit Padang Pelawi - Kebun Karet Padang Pelawi - Pabrik Karet Padang Pelawi Unit Ketahun - Kebun Karet Ketahun - Pabrik Karet Ketahun
E 20
Laporan Keberlanjutan
Wilayah Operasional Operational Area
Kantor Direksi Distrik Lampung Unit Kebun Karet Bergen Unit Way Berulu : - Kebun Karet Way Berulu - Pabrik Karet Way Berulu Unit Kebun Karet Way Lima Unit Rejosari Unit Pabrik Karet Pematang Kiwah Unit Kedaton : - Kebun Karet Kedaton - Pabrik karet Kedaton Unit Bekri : - Kebun Kelapa Sawit Bekri - Pabrik Kelapa Sawit Bekri Unit Tulungbuyut - Kebun Karet Tulungbuyut - Pabrik Karet Tulungbuyut Unit Kebun Kelapa Sawit Padangratu
A 1 2
Distrik Bungamayang - Kebun Tebu Bungamayang - Pabrik Gula Bungamayang
B
Distrik Cinta Manis - Kebun Tebu Cinta Manis - Pabrik Gula Cinta Manis
C
3 4 5 6
7
8
9
11
12
13 14 15 16
17 18 19
21
22
23
24
4
3
Struktur Organisasi Organizational Structure
1
Dewan Komisaris 1. Prof. DR. H.Ahmad Anshori Mattjik, M.Sc 2. Harun Sulkam, SH 3. Dodi Iskandar 4. Komjen Pol (Purn) Drs. Nanan Sukarna 5. Dr. Ir. Haryono M.Sc
5
2
Direktur Produksi Ir. M. Natsir, SH
Distrik Bungamayang Herry Soesanto
Direktur SDM & Umum Budi Santoso, SH
Distrik Lampung Ir. A. A. Putra Wahyu G, MBA
Bagian Tanaman Ir. Christian Priyo P, MM
Bagian Sumber Daya Manusia Ir. Habib Wibowo
Bagian Keuangan Sutarna, SE
Bagian Teknis & Pengolahan Ir. Irma Kurniawati
Bagian Umum & PKBL Sultan Mr, SE
Bagian Akuntansi Suprayogi, SE
Bagian Satuan Pengawasan Intern Ir. Musyafak Manajer Tanaman Ir. Agus Yunarto
Bagian Hukum & Regulasi Sri Nenda Singarimbun, SH
Manajer Pabrik Sumardiyono. Unit Unit Kebun Karet WAY LIMA Ir. Rozi Harmawan
Unit KEDATON M. Arifin, Sp
Unit BEKRI Dicky Tjahyono BP, SP
Unit REJOSARI Ir. Akhmad Nurwibowo, MM
Unit BERGEN Ir. Riawan Syarif
Unit TULUNG BUYUT Joko Lelono, SP
Unit WAY BERULU Ir. Vedy Pudiansyah
Unit PADANG RATU Ir. Panani
Unit Pabrik Karet PEMATANG KIWAH Agus Faroni, SP, MM
3 2
RUPS 1 DEWAN KOMISARIS
Direktur Utama Ir. Kusumandaru NS, MBA
Direktur Keuangan Drs. H. Agoes Riyanto
4
5
Direktur Perencanaan & Pengembangan Ir. Rafel Parasian Sibagariang, M.MA
Distrik Sumatra Selatan Ir.Robert Simanjuntak, MM
Distrik Cinta Manis Ir. Syukur
Bagian Pemasaran Ir. Yarnis Alisyabana, MM
Bagian Logistik Andri, ST
Bagian Teknologi Informasi Komunikasi dan CMR Sulistijono Adi,B.Sc
Bagian Pengkajian & Pengembangan Ir. Singgih Larsito, M. Sc
Unit Kebun Kelapa Sawit BENTAYAN Ir. Andi Riswandi. Unit MUSI LANDAS Ir. Leonardo
Dewan Direksi 1. Ir. Kusumandaru NS, MBA 2. Ir. M. Natsir, SH 3. Budi Santoso, SH 4. Drs. H. Agoes Riyanto 5. Ir. Rafel Parasian Sibagariang, M.MA
Unit TALANG SAWIT Ir. Lip Supran
Distrik Bengkulu Budi Firman, S.St
Sekretaris Perusahaan Sukarnoto
Manajer Tanaman Ir. Tatang Wasito
Unit TALO PINO Ir. Kusnadi, MM
Manajer Pabrik Michael Karim Pronk
Unit PADANG PELAWI Ir. Sufri Gunawan
Unit Kebun Kelapa Sawit BETUNG KRAWO Ir. Samuel Sitompul
Unit KETAHUN Ir. Sugeng Budi Prasongko, MM
Unit TEBENAN Ir. Bagus Baru Soko
Unit SUNGAI LENGI Okta Kurniawan, ST
Unit BERINGIN Wiyoso, S.P.
Unit SENABING Ganif Hidayoko, A.Md
Unit BETUNG Daniel Solihin, S.P
Unit Pabrik Kelapa Sawit SUNGAI NIRU Ary Askari, ST
Unit Pabrik Karet BATURAJA Ir. Gerry Siagian
Unit PAGARALAM Ir. Bima Sakti
Berdasarkan SK Direksi No. SDM/Kpts/285/2015 tanggal 29 Oktober 2015 Based on BOD Decree No. SDM/Kpts/285/2015 tanggal 29 Oktober 2015
Garis Lini Garis Koordinasi
80
Profil Perusahaan Company Profile
Visi dan Misi Perusahaan Company Vision and Mission
Visi dan Misi PTPN VII ditetapkan oleh Direksi dan Dewan Komisaris pada Desember 2014 yang tercantum dalam dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2015-2019.
Visi
Vision
Misi
Mission
Vision and Mission PTPN VII established by the Board of Directors and the Board of Commissioners in December 2014 listed in company the Long-Term Plan 2015-2019
Visi PT Perkebunan Nusantara VII adalah menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan tata kelola yang baik. PT Perkebunan Nusantara VII vision is to become a formidable agribusiness company with good governance.
1. Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh, dan tebu dengan menggunakan teknologi budidaya dan proses pengolahan yang berkelanjutan, lestari dan ramah lingkungan. 2. Menghasilkan produksi bahan baku dan bahan jadi untuk industri yang bermutu tinggi untuk pasar domestik dan pasar ekspor. 3. Mewujudkan daya saing produk yang dihasilkan melalui tata kelola usaha yang efektif guna menumbuhkembangkan perusahaan. 4. Mengembangkan usaha industri yang terintegrasi dengan bisnis inti (karet, kelapa sawit, teh dan tebu) dengan menggunakan teknologi terbaru. 5. Melakukan pengembangan bisnis berdasarkan potensi sumberdaya yang dimiliki perusahaan. 6. Memelihara keseimbangan kepentingan stakeholders untuk menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif. 1. Run the rubber plantations , palm oil , tea , and sugar cane using the technology of cultivation and processing of continuous , sustainable and environmentally friendly . 2. Generate production of raw materials and finished to high-quality industry for the domestic market and the export market . 3. Realizing the competitiveness of products generated through effective corporate governance in order to foster the company . 4. Develop an integrated industrial enterprises with core business ( rubber , palm oil , tea and sugar cane ) using the latest technology . 5. Conducting business development based on the resource potential of the company . 6. Maintain a balance of interests of stakeholders to create a conducive business environment .
Laporan Keberlanjutan
Budaya dan Tata Nilai Perusahaan
Company Culture and Value
2015 Sustainability Report
81
The Spirit of Change “ProMOSI“ ditetapkan menjadi tata nilai PT Perkebunan Nusantara VII The Spirit of Change “ProMOSI” has set to be PTPN VII
PTPN VII dalam pengelolaan SDM membutuhkan suatu budaya perusahaan dalam bentuk pedoman tertulis, yang dapat menjadi acuan bagi Insan Perusahaan untuk mewujudkan visi, misi, dan sasaran perusahaan. The Spirit of Change “ProMOSI“ ditetapkan menjadi tata nilai PT Perkebunan Nusantara VII sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Nomor: 7.6/Kpts/477/2008 tanggal 19 Desember 2008. Selanjutnya, pedoman yang memuat Tata Nilai Perusahaan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi PTPN VII No: 7.15/Kpts/27/2013 dan No: KEP-110/ DK/12/2013 tanggal 11 Desember 2013 tentang Penyempurnaan Perilaku PT Perkebunan Nusantara VII.
PTPN VII in HR management requires a company culture in written guidelines, which can become a reference for Company human beings to realize comapny’s vision, mission and target. The Spirit of Change “ProMOSI” has set to be PTPN VII value pursuant to BOD Decree No: 7.6/Kpts/477/2008 dated 19 December 2008. Hereafter, guidelines contain Company Value was stipulated based on Joint Decree of PTPN VII BOC and BOD No:7.15/Kpts/27/2013 and No: KEP-110/DK/12/2013 dated 11 December 2013 regarding Conduct Improvement of PT Perkebunan Nusantara VII.
Tata nilai ini merupakan landasan dalam membangun budaya perusahaan. Nilai-nilai tersebut diharapkan dapat dihayati dengan baik dan menjadi pedoman sikap dan perilaku Insan Perseroan dalam aktivitas sehari-hari, baik sebagai pekerja maupun sebagai pribadi.
This value is a base in building company culture. These values are expected can be internalized properly and can become the spirit of every behavior and attitude of all Company’s employees in their daily activities, both as worker and as personal.
Internalisasi tata nilai dilaksanakan melalui proses sosialisasi dan pengintegrasian tata nilai pada sistem manajemen.
Internalization of value is held through socialization and integrating the value to management system.
PROduktivitas
Productivity
Mutu
Quality
Produktivitas adalah upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki dan dikelola. Perseroan secara transparan, akuntabel, asli dan bertanggungjawab untuk mencapai hasil optimal semua sasaran Perseroan yang dilaksanakan dengan Sigap, Maju, Antusias, Rajin dan Terampil (SMART). Mutu dipahami sebagai sikap lahir dan batin untuk menghasilkan kinerja yang terbaik kepada pemangku kepentingan sebagai perwujudan kemuliaan diri. Mutu ditandai dengan sikap berpegang teguh pada kualitas kerja dalam upaya merebut pangsa pasar dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
Productivity is an optimization effort on the use of owned and managed resources. The Company is transparently, accountably, originally and responsible for achieving optimum result of all Company’s goal implemented with Spry, Advance, Enthusiastic, Diligent and Skillful (SMART)
Quality is comprehended as inner and outer attitude to produce the best performance for the stakeholders as form of self glory. Quality is marked by attitude which sticking to work quality in an effort capturing market share and maintaining the company’s viability.
82
Profil Perusahaan Company Profile
Organisasi
Organization
Servis
Service
Inovasi
Innovation
Organisasi mengandung pengertian sadar akan posisi, peran, dan tanggung jawab dalam satu sistem dinamis yang utuh serta menjunjung tinggi etos kerja dan nilai – nilai kekeluargaan. Memandang organisasi sebagai wadah insan yang utuh dan unggul, bercipta, berkarsa dan berkarya. Servis diartikan sebagai panggilan untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pemangku kepentingan demi pertumbuhan Perseroan secara berkesinambungan. Inovasi adalah tindakan kreatif dalam melakukan upaya perbaikan dan penyempurnaan terus menerus untuk mengembangkan proses kerja dan produk dalam rangka menciptakan nilai tumbuh.
Tujuan Perusahaan Company’s objectives
Organization contains understanding on position, role and responsibility in one whole dynamic system as well as upholds the work ethic and family values. Organization is seen as a media for a complete and superior, creating, initiating, and working human/ people. Service means a calling to provide the best services to stakeholders for the sustainable Company’s growth.
Innovation is a creative action in conducting an ongoing maintenance and improvement efforts to develop the work and product process in order to create a grow value.
Sesuai Akte Pendirian Perusahaan, tujuan Perusahaan adalah : 1. Melaksanakan pembangunan dan pengembangan agribisnis sektor perkebunansesuai prinsip perusahaan yang sehat, kuat dan tumbuh berkesinambungan dalam skala usaha yang ekonomis. 2. Menjadi perusahaan yang berkemampulabaan, makmur (wealthy) dan berkelanjutan (sustainable), sehingga dapat berperan lebih jauh dalam akselerasi pembangunan regional dan nasional. Refer to the Company’s Establishment Deed, the Company’s objectives are: 1. Implementing construction and development of agribusiness’ plantation sector as a healthy, strong and sustainable grow company’s principle in economic business scale 2. To be a profitable, wealthy, and sustainable company, thus it can take part further in regional and national development acceleration.
Strategi Perusahaan Corporate Strategy
Berdasarkan analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT analysis), maka strategi korporasi yang tepat bagi PTPN VII adalah Strategi Stability. Arah, sasaran dan strategi organisasi yang sesuai adalah yang bersifat perbaikan internal melalui optimalisasi sumberdaya.
Based on SWOT (strength, weakness, opportunity and threat) analysis, a proper corporate strategy for PTPN VII is Stability Strategy. Appropriate organization direction, target and strategy are internal improvement through resources optimization.
Dengan karakteristik bisnis komoditas dimana harga terbentuk sesuai kekuatan penawaran dan permintaan, pilihan strategi bisnis yang tepat sesuai dengan Porter Competitive/Generic Strategy adalah OCL (Overall Cost Leadership) yang bercirikan memproduksi barang dengan manfaat yang sama seperti yang dihasilkan pesaing dan mempertahan-
With characteristic of commodity business in which the price is established according to supply and demand, the right business strategy option according to Porter Competitive/Generic Strategy is Overall Cost Leadership (OCL), which is producing standard quality product with the same benefit as produced by competitor and maintaining lower
Laporan Keberlanjutan
2015 Sustainability Report
83
kan total biaya produksi yang lebih rendah dibandingkan dengan pesaing melalui efisiensi dan keefektifan biaya. Untuk menuju strategi OCL, maka pada tahap awal dilakukan strategi Cost Effectiveness (Keefektifan biaya) dalam operasional perusahaan. Cost Effectiveness (Keefektifan Biaya) pada prinsipnya membandingkan output yang dihasilkan dari berbagai kombinasi input (mengacu kepada prinsip efektifitas), antara lain menghasilkan output yang diharapkan dengan kombinasi biaya terendah, atau menghasilkan output yang terbaik dengan kombinasi biaya yang sudah ditentukan. Selain itu, perusahaan juga harus melakukan strategi Efficiency Resources guna memanfaatkan seluruh sumber daya dengan tepat guna.
production expenses compared to competitor through cost efficiency and effectiveness. To get to OCL strategy, then at initial `stage is conducted a Cost Effectiveness strategy within company operational. Cost Effectiveness basically compares output produced by many input combinations (refers to effectiveness principle), including producing expected output with lowest expenses combination, or producing the best output with determined expenses combination. In addition, the company should also perform Efficiency Resources to utilize all resources appropriately.
Kebijakan dalam mengimplementasikan Grand Strategy merujuk kepada lima kebijakan strategis (5-O), yaitu :
Five strategic policies (5-O) are used as reference to implement Grand Strategy, namely:
1. Optimalisasi Pengelolaan Aset Perusahaan
1. Optimization of company’s assets management
•
-
•
Tanaman: Optimalisasi melalui pencapaian produktivitas (Best Practice Agriculture) yang optimal dan penggalian potensi produksi. Pabrik : Optimalisasi kapasitas dan utilitas, peningkatan efisiensi pabrik, menjaga konsistensi mutu produksi.
-
Plants: optimization of optimum productivity achievements (Best Practice Agriculture) and exploration of potential production. Mill: optimization of capacity and utility, mill efficiency enhancement, improvement of mill efficiency, maintain production quality consistency.
2. Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Keuangan
2. Optimization of financial resource utilization
3. Optimalisasi Pengelolaan SDM dan Organisasi
3. Optimization of HR and Organization Management
4. Optimalisasi Pengembangan Perusahaan
4. Optimization of Corporate Development
5. Optimalisasi Hubungan Kemitraan dan Lingkungan
5. Optimization of Partnership and Environmental Relationship
Optimalisasi pengelolaan keuangan diarahkan pada peningkatan IGF (Internal Generated Fund) dan perbaikan rasio keuangan.
Optimalisasi melalui implementasi budaya perusahaan, perubahan struktur organisasi, peningkatan kompetensi dan skill SDM serta implementasi sistem jenjang karir dan remunerasi.
Optimalisasi melalui pemberdayaan aset-aset strategis, pembangunan, pengembangan dan konsolidasi pabrik, akusisi lahan, serta pengembangan sistem.
Optimalisasi melalui perbaikan dan peningkatan sistem kerja pengadaan bahan baku, pengelolaan pelanggan, lingkungan masyarakat sekitar dan lingkungan hidup
Optimization of financial management was redirected to enhancement of IGF and improvement of financial ratio.
Optimization of company culture implementation, change of organization structure, improvement of HR competency and skill as well as implementation of career rank and remuneration.
Optimization of strategic assets empowerment, factory construction, development and consolidation, land acquisition, as well as system development
Optimization of work system maintenance and improvement of raw material procurement, customer management, local community and environment.
84
Profil Perusahaan Company Profile
Komposisi Pemegang Saham Composition of Shareholder
Setelah menjadi perusahaan holding per tanggal 2 Oktober 2014, Pemegang Saham PTPN VII adalah PTPN III (Persero) yang bertindak sebagai perusahaan induk. Dengan demikian saham PTPN VII berpindah kepemilikan dari 100% dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia menjadi 90% dimiliki oleh PTPN III (Persero) dan 10% dimiliki oleh Pemerintah RI.
PTPN VII after October 2nd, 2014 has become a holding company, its shareholders is PTPN III (Persero) which acts as the holding company. Therefore, RI Government is no longer 100% owned PTPN VIII share but transferred its ownership into 90% belong to PTPN III (Persero) and 10% belong to RI Government.
10%
Pemerintah RI
90% PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero)
Kepemilikan Saham Oleh Komisaris, Direksi, dan Masyarakat
Shareholding by Commissioners, Directors, and Public
Tidak ada masyarakat, Direksi atau Dewan Komisaris PTPN VII yang memiliki saham di PTPN VII. Selain itu, tidak ada aksi korporasi terkait saham atau perubahan jumlah saham PTPN VII sepanjang tahun 2015 sehingga tidak ada informasi kronologi saham yang disajikan pada Laporan Tahunan PTPN VII 2015.
There are no individual, PTPN VII BOD or BOC have share in PTPN VII. In addition, there were no coporate actions related to share or change of PTPN VII share during 2015 so there was no information of share chronology presented in this 2015 PTPN VII Annual Report.
2015 Sustainability Report
Laporan Keberlanjutan
85
Struktur Grup Perusahaan Company Group Structure
Struktur grup PTPN VII terdiri dari 2 (dua) Anak Perusahaan, dan 4 (empat) Perusahaan Asosiasi, sebagaimana tersaji dalam gambar struktur grup perusahaan berikut ini:
PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara 6,7% Indoham Gmbh 2,4%
10%
PT. Optima Nusa Tujuh 90%
90%
Entitas Anak Entitas Asosiasi
Subsidiary
Associated Entity PT. Riset Perkebunan Nusantara 11%
PT. Bio Industri Nusantara 25%
Group structure of PTPN VII consists of 2 (two) Subsidiary, and 4 (four) Association Companies, as presented on company’s group structure figure above.
PT. Karya Nusa Tujuh 90%
86
Profil Perusahaan Company Profile
Entitas Anak dan/atau Asosiasi Subsidiaries and/or Associated Entity List Daftar Entitas Anak dan/atau Asosiasi List of Subsidiaries and / or Association
Kepemilikan PTPN VII PTPN VII Shareholding
Bidang Usaha Business line
Mulai Beroperasi Komersial Start of Commercial Operation
Nama Entitas Entities Name
Alamat Address
PT Optima Nusa Tujuh
Jl. Laks. Yos Sudarso No. 27b Way Lunik, Panjang Bandar Lampung
Rp3 miliar 90%
Pertambangan Mining
Didirikan 18 Februari 2015. Belum beroperasi Established on 18 February 2015. Not operated yet
PT Karya Nusa Tujuh
Jl. Teuku Umar No.300 Bandar Lampung, 35141
Rp27 miliar (90%)
Penggemukan sapi Cattle fattening
Mulai beroperasi 18 Januari 2013 Started operation on 18 January 2013
PT Riset Perkebunan Nusantara
Jl. Salak No.1A, Bogor 16151
Rp11,5 miliar (11%)
Penelitian & Pengembangan Research & Development
Mulai beroperasi 30 September 2009 Started operation on 30 September 2009
PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara
Jl. Cut Meutia No.11 Jakarta 10330
Rp6,9 miliar (6,7%)
Trader
Mulai beroperasi 30 September 2009 Started operation on 30 September 2009
PT Bio Industri Nusantara
Jl. Ir.H. Juanda No.107 Bandung
Hamburg-Indonesia Import-GMBH (Indoham
Hamburg, Jerman
Rp6 miliar (25%) Produksi pupuk berbasis biologi, industri perdagangan pupuk dan obat-obatan tanaman serta pelayanan jasa konsultasi. Producing biology-based fertilizer, fertilizer trading industry and plants medicine and consultant services Rp784 juta (2,4%)
Trader
Mulai beroperasi 10 November 1999 Started operation on 10 November 1999
Tidak lagi beroperasi
No longer at operation
Kronologis Pencatatan Saham
Stock Listing History
Kronologis Pencatatan Efek Lainnya
Other Listing History
Sampai dengan tahun 2015, PTPN VII belum pernah mencatatkan saham di Bursa Saham. Oleh sebab itu, tidak ada informasi terkait kronologis pencatatan saham, jenis aksikorporasi, perubahan jumlah saham, maupun nama bursa. PTPN VII merupakan Perusahaan Non Listed sehingga belum pernah mencatatkan efek lainnya di Bursa Efek. Oleh sebab itu, sampai dengan tahun 2015 tidak ada informasi terkait kronologis pencatatan, jenis aksi korporasi, perubahan jumlah efek, nama bursa maupun peringkat efek.
Up to 2015 PTPN VII never recorded its share at stock exchange. Therefore, there is no information available regarding share recording chronology, corporation action type, change of number of share, or name of the exchange. PTPN VII is a Non Listed Company therefore it never recorded other securities at stock exchange. Therefore, up to 2015 no information available related to recording chronology, type of corporation action, change of number of securities, name of the exchange or securities ratings.
Laporan Keberlanjutan
2015 Sustainability Report
Lembaga Profesi Penunjang Perusahaan Company Supporting Profession Institution Kantor Akuntan Publik Public Accountant Office Purwantono, Suherman & Surja berafiliasi dengan Ernst & Young Indonesia Stock Exchange Building Tower 2, 7th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Indonesia Phone: +62 21 5289 5000
PT Pefindo Panin Tower Senayan City Lt.17 Jl. Asia Afrika Lot.19 Jakarta 10270 Indonesia Telp (021) 72782380 Fax (021) 72782370
Agen Pembayaran dan Penitipan Kolektif Paying Agent & Collective Depository PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, Tower I Lantai 5 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Telp: (62-21) 52991099 Faks: (62-21) 52991190
Konsultan Hukum Legal Consultants SAY & Partners Gedung Menara MTH, Lantai 11, Suite 1107 Jl. Letjen M.T. Haryono Kav. 23, Tebet Jakarta Selatan
Fahmi Abdullah Jl. Jenderal Sudirman No. 8 Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan
Nazaruddin Mansyuri, S.H Jl. Mayor Salim Batubara No.47 Teluk Betung, Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung
Made Sukiade, S.H. Jl. Jenderal Sudirman nNo.8 Bengkulu Provinsi Bengkulu
Rozali Umar, S.H. Jl. Mayor Salim Batubara No.47 Teluk Betung, Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung
87
88
Profil Perusahaan Company Profile
Penghargaan dan Sertifikasi Awards and Certification
Penghargaan Industri Hijau 2015 2015 Green Industry Award
No.
UNIT
KOMODITI Commodity
LEVEL
1
Bungamayang
Gula | Sugar
V
2
Kedaton
Karet | Rubber
V
3
Tulung Buyut
Karet | Rubber
V
4
Bekri
Kelapa Sawit | Oil Palm
V
5
Padang Pelawi
Karet | Rubber
V
6
Way Berulu
Karet | Rubber
IV
7
Betung
Kelapa Sawit | Oil Palm
IV
8
Pematang Kiwah
Karet | Rubber
IV
No.
UNIT
KOMODITI Commodity
PERINGKAT
Ratings
1
Bungamayang
Gula | Sugar
Hijau | Green
2
Way Berulu
Karet | Rubber
Biru | Blue
3
Kedaton
Karet | Rubber
Biru |Blue
4
Pematang Kiwah
Karet | Rubber
Biru | Blue
5
Tulung Buyut
Karet | Rubber
Biru | Blue
6
Tebenan
Karet | Rubber
Biru | Blue
7
Baturaja
Karet | Rubber
Biru | Blue
8
Padang Pelawi
Karet | Rubber
Biru | Blue
9
Bekri
Kelapa Sawit | Oil Palm
Biru | Blue
10
Betung
Kelapa Sawit | Oil Palm
Biru | Blue
11
Sungai Lengi
Kelapa Sawit | Oil Palm
Biru | Blue
12
Musilandas
Karet | Rubber
Biru | Blue
13
Ketahun
Karet | Rubber
Biru | Blue
14
Talopino
Kelapa Sawit | Oil Palm
Biru | Blue
Penyelenggara / Organizer : Kementerian Perindustrian / Ministry of Industry Tanggal / Date : 16 Desember 2015 / December 16, 2015
Penghargaan PROPER 2015 2015 PROPER AWARD Penyelenggara / Organizer : Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan / Ministry of Environmental and Forestry Tanggal / Date : 23 November 2015 / November 23, 2015
Laporan Keberlanjutan
2015 Sustainability Report
89
90
Profil Perusahaan Company Profile
Sertifikat SNI
1. Karet | Rubber NO UNIT
PRODUK Product
NO SERTIFIKAT Masa Berlaku Certificate Number validity period
LEMBAGA SERTIFIKASI
Certification Institution
1
Kedaton
RSS
416/S/RE/IX.7/2014
05-09-2014 s.d. 04-09-2018
2
Way Berulu
SIR 3L, 3WF, RSS
373/S/RE/VIII.7/2014 06/S/EX/B/VI.6/2015
19-08-2014 s.d. 18-08-2018 22-06-2015 s.d 18-08-2018
3
Pematang Kiwah
SIR 20
105/S/RE/III.3/2014
19-03-2014 s.d. 13-03-2018
4
Tulung Buyut
SIR20,SIR3L,3W, RSS
50/S/RE/IV/2012 49/S/RE/IV/2012
01-05-2012 s.d. 23-04-2016 21-10-2013 s.d. 23-04-2016
5
Baturaja
SIR 20
26/S/RE/VII.12/2012
19-12-2012 s.d. 05-12-2016
6
Beringin
SIR 3L
13/S/RE/B/I.1/2015
14-01-2015 s.d. 13-01-2019
7
Musilandas
RSS
385/S/RE/VIII.8/2014
26-08-2014 s.d. 25-08-2018
8
Tebenan
SIR 20
386/S/RE/VIII.8/2014
26-08-2014 s.d. 25-08-2018
9
Padang Pelawi
SIR 20
506/S/RE/X.9/2014
15-10-2014 s.d. 14-10-2018
10
Ketahun
RSS
018/S/RE/VI/2012
22-06-2012 s.d. 13-06-2016
PRODUK Product
NO SERTIFIKAT Masa Berlaku Certificate Number validity period
LEMBAGA SERTIFIKASI
Balai Sertifikasi Industri Industrial Certification Center
2. Gula | Sugar NO UNIT
Certification Institution
1
Bungamayang
Gula Kristal Putih White Crystal Sugar
LSPr-Bdl-Lpg-109-2015
18-06-2015 s.d 17-06-2019 18-06-2015 up to 17-062019
Balai Riset dan Standardisasi Industri Bandar Lampung Bandar Lampung Research and Industrial Standardization Center
2
Cinta Manis
Gula Kristal Putih White Crystal Sugar
LSPr-Bdl-Lpg-112-2015
15-10-2015 s.d 14-10-2019 15-10-2015 up to 14-102019
Balai Riset dan Standardisasi Industri Bandar Lampung Bandar Lampung Research and Industrial Standardization Center
PRODUK Product
NO SERTIFIKAT Masa Berlaku Certificate Number validity period
Teh Tea
0490/SJ/SNI-BW/IV/1998
3. Teh | Tea NO UNIT
1
Pagar Alam
30-04-1998 s.d adanya perubahan standar yang dipersyaratkan 30-04-1998 up to change of required standard
LEMBAGA SERTIFIKASI
Certification Institution Kementerian Perdagangan Ministry of Trade
2015 Sustainability Report
Laporan Keberlanjutan
91
Sertifikat Sistem Manajemen Management System Certificate
Sebagai wujud implementasi Sistem Manajemen Terpadu PTPN VII (SMTN7), PTPN VII telah mendapatkan sertifikat Sistem Manajemen secara terintegrasi (satu sertifikat untuk beberapa Unit Kerja). Sertifikat terintegrasi tersebut untuk implementasi Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001:2004) dan Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 14001:2008) dengan lingkup sertifikasi Kantor Direksi, Kantor Distrik, Unit Komoditi Gula, Unit Komoditi Karet dan Unit Komoditi Teh dengan rincian sebagai berikut: NO UNIT KERJA Work Unit 1
Kantor Direksi, Kantor Distrik Way Sekampung, Way Seputih, Banyuasin, Muara Enim dan Bengkulu Head Office, Way Sekampung, Way Seputih, Banyuasin, Muara Enim and Bengkulu District Office
KOMODITI Commodity
NO SERTIFIKAT Certificate Number
-----
a. b. c.
2.
Distrik Bungamayang dan Cinta Manis
Gula
3.
Unit Kedaton, Way Berulu, Pematang Kiwah, Tulung Buyut, Beringin, Musilandas, Tebenan, Padang Pelawi dan Ketahun
Karet
Unit Pagar Alam
Teh
4.
As form of implementation of Integrated Management System PTPN VII (IMSN7), PTPN VII has received Management System certificate integrally (one certificate for several Work Units). This integrated certificate is for implementation of Quality Management System (ISO 9001:2004) and Environmental Management System (ISO 14001:2008) with certification scope Head Office, District Office, Sugar Commodity Unit, Rubber Commodity Unit and Tea Commodity Unit with following detail:
a. b. c.
Masa Berlaku validity period
Sertifikat Terintegrasi No. IMS 00123 Sertifikat Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001:2008) No.QSC 01328 Sertifikat Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 14001:2004) No. EMS 00223 Integrated Certificate No. IMS 00123 Quality Management System Certificate (ISO 9001:2008 No. QSC 01328 Environmental Management System certificate (ISO 14001:2004) No. EMS 00223
10 November 2015 s.d. 14 September 2018 10 November 2015 up to 14 September 2018
LEMBAGA SERTIFIKASI
Certification Institution
PT Sucofindo (Persero)
Sertifikat ISPO ISPO Certificate
Guna mematuhi Peraturan Menteri Pertanian nomor 11/Permentan/OT.140/3/2015, maka tahun 2015 PTPN VII telah mendaftarkan 3 (tiga) unit komoditi kelapa sawit untuk proses sertifikasi ISPO, meliputi Unit Bekri, Betung dan Sungai Lengi. Dua Unit sedang dalam proses verifikasi berkas untuk proses rekomendasi penerbitan sertifikat, satu Unit telah mendapatkan sertifikat.
NO
1.
UNIT
Unit Bekri
To comply with Minister of Agriculture Regulation number 11/Permentan/OT.140/3/2015, PTPN VII in 2015 has registered its 3 (three) oil palm commodity units for ISPO certification process, involving Bekri, Betung and Sungai Lengi Units. Two units are currently in file verification process for recommendation of certificate issuance, One Unit have received the certificate.
Ruang Lingkup Sertifikasi Certification Scope
NO SERTIFIKAT Certificate Number
Masa Berlaku validity period
LEMBAGA SERTIFIKASI
a. Kebun Unit Bekri dan Unit Rejosari b. Pabrik Kelapa Sawit Unit Bekri
Nomor Sertifikat MISB ISPO/005 Certificate Number MISB-ISPO/005
5 Februari 2016 s.d. 4 Februari 2021 5 February 2016 up to 4 Februari 2021
PT Mutu Indonesia Strategis Berkelanjutan
Certification Institution
92
Profil Perusahaan Company Profile
Nama dan Alamat Entitas Anak/ Kantor Cabang/Kantor Perwakilan Name and Address of Subsidiaries/ Branch Office/Representative Office Liaison Office Jakarta
Jl.Dharmawangsa X, Kav.2 Kebayoran Baru , Jakarta 12150
Distrik / District Distrik Lampung Way Sekampung District Jl. Pramuka No. 11/24, Rajabasa, Bandar Lampung 35144, Provinsi Lampung Telepon : 0721 - 705546 Fax : 0721 - 705546 Distrik Bengkulu Bengkulu District Jl. Pangeran Natadirja Km. 7 No. 65, Bengkulu 38225, Provinsi Bengkulu Telepon : 0736 - 21302 Fax : 0736 – 21302
Distrik Bungamayang Bungamayang District Desa Negara Tulang Bawang Kec. Bungamayang – Lampung Utara 34554 PO.BOX 26/KB Telp (0724) 730085
Distrik Cinta Manis Desa Ketiau Kec. Lubuk Keliat Kab. Ogan Ilir Telp (0712) 322033
Distrik Sumatera Selatan Jl. Kol. H. Barlian Km. 9,5 Palembang 30152, Provinsi Sumatera Selatan Telepon : 0711 - 411418 Fax : 0711 – 410237
Unit Kerja
Business Units Unit Kedaton Desa Way Galih Kec Tanjung Bintang Kab Lampung Selatan Lampung Tlp (0721) 707353
Unit Kebun Karet Way Lima Desa Cipadang Kec Gedong Tatatan Kab Peswaran Lampung
Unit Rejosari Desa Rejosari Kec Natar Lampung Selatan, Lampung
Unit Pabrik Karet Pematang Kiwah Jl Raya Natar No.71 –A Lampung Selatan, Lampung, Telp (0721) 91461
Unit Way Berulu Desa Kebagusan Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran 35371 Telp (0721) 94537
Unit Kebun Karet Bergen Tromol Pos No.59 Tanjung Karang – Bandar Lampung 35000
Unit Bekri Ds.Sinar Banten, Kecamatan Bekri Lampung Tengah Telp (0725) 7002885
Unit Kebun Kelapa Sawit Padang Ratu Desa Karangsari Kec Padangratu Lampung Tengah 34176
Unit Tulung Buyut Kampung Kalipapan Kecamatan Negeri Agung Kabupaten Way Kanan. Telp 0828 7063120
Unit Musi Landas Jalan Raya Palembang – Betung KM 20 PO.BOX 1068 Palembang 30001. Telp (0711) 430569
Unit Tebenan Jl Raya Palembang – Sekayu KM 75 Palembang
2015 Sustainability Report
Laporan Keberlanjutan
Unit Betung Jl Raya Palembang – Sekayu Palembang
Unit Kebun Kelapa Sawit Betung Unit Pabrik Kelapa Sawit Talang Krawo Sawit Jalan Raya Palembang – Jambi KM Musi Banyuasin - Palembang 75, Betung Banyuasin 30758
Unit Kebun Kelapa Sawit Bentayan Desa Keluang – Kec Tugkal Ilir – Kab.Banyuasin 30781
Unit Beringin Jl Raya Prabumulih Baturaja KM.52 Muara Enim – Sumsel Telp (0713) 323777
Unit Pabrik Karet Baturaja Desa Lekisrejo Batumarta III Baturaja (OKU) 32152 Telp (0735) 325777
Unit Pabrik Kelapa Sawit Sungai Niru Sungai Niru Business Unit Kecamatan Rambang Dangku Kabupaten Muara Enim – Sumsel
Unit Pabrik Kelapa Sawit Sungai Lengi Panang Jaya Muara EnimKotak Pos No.125 Muara Enim –Sumsel Telp (0812) 7116824
Unit Pagaralam Jl.Lingkar Gunung Dempo No.10 Kec.Pagaralam Selatan Kota Pagar Alam Telp (0730) 621006/623776
Unit Senabing Jalan Manggul – Senabing KM 12 PO.BOX 42 Lahat 31401 Telp (0713) 322957
Unit Padang Pelawi Jl Raya Bengkulu – Manna KM 26,5 Seluma Bengkulu 38577 Telp (0736) 342012
Unit Ketahun Desa Air Sebayur, Kec.Ketahun, Kab. Bengkulu Utara Telp / Fax (0737) 522657
UnitTalopino Jl.Pring Baru, Kec Talo Kecil Kabupaten Seluma
Entitas Anak Dan Entitas Asosiasi Subsidiaries And Associated Entities PT KARYA NUSA TUJUH Jl.Teuku Umar No.300 Bandar Lampung, 35141 Telp. 0721-702233 (Hunting) Fax. 0721-702775
PT OPTIMA NUSA TUJUH
PT KHARISMA PEMASARAN BERSAMA NUSANTARA Jl.Cut Meutia No.11 Jakarta 10330 Telp. (021) 3907554, 3106685 (Hunting) Fax. (021) 31935091
PT BIO INDUSTRI NUSANTARA Jl. Ir.H.Juanda No.107 Bandung Telp. (62-22) 2530580 Fax. (62-22) 2530591
PT RISET PERKEBUNAN NUSANTARA Jl.Salak No.1A, Bogor 16151 Telp.+62 251 8333382 Fax. +62 251 8315985
Jl. Laks. Yos Sudarso No. 27b Way Lunik, Panjang, Bandar Lampung
93
94
Profil Perusahaan Company Profile
Peristiwa Penting
4+5 Maret 2015
Significant Events 19 - 23 Januari 2015
6-7
Februari 2015
24
Februari 2015
25
Februari 2015
Sebanyak 43 orang calon asisten dan staf hasil kualifikasi reguler/internal tahun 2014, mengikuti pembekalan dalam rangka penyiapan personil di tempat penugasan yang baru. Amounted to 43 assistant and staff candidates as result of regular/internal qualification in 2014, were participating in provision in context of personnel preparation in new assignment place
Distrik Way Seputih (Lampung) mengadakan field dan mill day bertempat di Unit Tulungbuyut Way Seputih District (Lampung) held field and mill day in Tulung Buyut Unit
Tim Holding PTPN III (Persero) berkunjung ke PG Bungamayang, Unit Kebun Waylima dan Unit Wayberulu PTPN VII PTPN III (Persero) Holding Team visited PTPN VII SM Bungamayang, Way Lima Estate and Way Berulu Unit
10
April 2015
17 + 24 Februari 2015
Distrik Banyuasin mengadakan field dan mill day bertempat Unit Betung dan
Bentayan Banyuwasin District held field and mill day located in Betung and Bentayan Unit
Sebanyak 6 Unit kerja PTPN VII di Lampung menerima penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sertifikat diserahkan Wakil Gubernur Bachtiar Basri, di Balai Keratun Pemprov Lampung Amounted to 6 PTPN VII work units in Lampung received PROPER award from Ministry of Environmental and Forestry. Certificates was handed over to Deputy Governor Bachtiar Basri in Balai Keratun Lampung Province
4
Mei 2015 Peluncuran ERP Launching of ERP
Peletakan batu pertama pembangunan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS) di Unit Bentayan oleh Direktur Pemasaran dan Pengembangan PTPN VII Rafel P. Sibagariang Groundbreaking of Oil Palm Processing Mill construction in Bentayan Unit by PTPN VII Director of Marketing and Development Rafel P. Sibagariang
Kunjungan Anggota Komisi VI DPR-RI, Dwi Aroem Hadiatie ke Unit Kebun dan Pabrik Wayberulu di Gedongtataan, Pesawaran. Kegiatan ini dalam rangka masa reses anggota DPR RI Visitation of DPR-RI Commission VI Member Dwi Aroem Hadiatie to Way Berulu Estate and Mill in Gedongtataan, Pesawaran. This activity was in connection with recess period of the DPR RI member.
Kunjungan Komisaris Utama PTPN VII H. Ahmad Ansori Mattjik ke Distrik Muara Enim Visitation of PTPN VII President Commissioner H. Ahmad Ansory Mattjik to Muara Enim District
Laporan Keberlanjutan
2015 Sustainability Report
PTPN VII bersama tim BPKP Perwakilan Provinsi Lampung menggelar Kick off Meeting Assesment Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG) PTPN VII along with Lampung Province BPKP representatives held Kick Off Meeting Assessment of GCG Musyawarah Besar (Mubes) V Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara (SSPN) VII dan Pelantikan Pengurus SSPN periode 2015-2019 Great Deliberation V Labor Union of Plantation of Nusantara VII and inauguration of LUPN VII Officials for period 2015-2019
30
April 2015
4
Presiden Joko Widodo melakukan peletakan batu pertama pembangunan megaproyek jalan tol Sumatera di lahan milik PTPN VII di desa Sabahbalau, Kecamatan Jatiagung, Kabupaten Lampung Selatan President Joko Widodo was performing groundbreaking for construction of megaproject of Sumatera toll road on PTPN VII’s land in Sabahbalau village, Jatiagung sub district, South Lampung District
18-20
Peringatan Hari Buruh dengan Mei diskusi layanan BPJS 2015 Kesehatan May Day Commemoration with discussion concerning Social Security Health services
Mei 2015
Studi banding PTPN XI ke PG Bungamayang PTPN XI Comparative Study to SM Bungamayang
27
Kunjungan menteri BUMN Rini Soemarno di Mei lokasi Ground breaking 2015 pembangunan jalan tol Sumatera Visitation of Minister SOE RIni Soemarno in location of Groundbreaking Sumatera toll road construction
8
Juni 2015
Unit Kebun Bungamayang dan Unit Kebun Wayberulu menerima penghargaan Pengelolaan Lingkungan Hidup dari Gubernur Lampung Bungamayang and Wayberulu Estate Units received awards Environmental Management award from Lampung Governor.
15
Juni 2015 Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI untuk menggali informasi tentang produksi dan distribusi Specific Visitation of DPR RI Commission VI to explore information concerning production and distribution
95
96
Profil Perusahaan Company Profile
17
Agustus 2015
18
Juni 2015
Agustus 2015
26
Agustus 2015
8-11
September 2015
Komnas HAM mengapresiasi kerja TIM PTPN VII, Pemkab dan Polres, terkait tuntutan masyarakat terhadap areal HGU Unit Beringin HR National Commission gave appreciation to PTPN VII team work, District Government and Resort Police, related to community claim over Right to Cultivate area of Beringin Unit
PTPN memberikan penghargaan kepada karyawan yang telah mengabdi selama 20, 25, 30 dan 35 tahun PTPN VII rewarded employees who have served for 20, 25, 30 and 35 years
19
November 2015
Waskita Karya, Airnav dan PTPN VII menggelar kegiatan BUMN hadir untuk negeri. Kegiatan berupa upacara bendera, pasar murah, jalan sehat, bantuan peralatan laboratorium kepada 17 SMK, penyediaan air bersih dan bedah rumah untuk 45 veteran pejuang Waskita Karya, Airnav and PTPN VII held SOE Ready For Country events. The activities were involving ceremony, bazaar, walking race, aid for 17 SMK in form of laboratory equipment, water supply and house renovation for 45 veterans
Divisi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PTPN X (Jawa Timur) dan 50 petani tebu rakyat (TR) binaannya melakukan studi banding ke PG Bungamayang PTPN X (East Java) Partnership and Community Development Program Division and its 50 fostered partners conducted comparative study to Bungamayang SM Unit Kedaton mengikuti pameran China International Fair for Investment and Trade (CIFIT) di Xiamen, China Kedaton Unit attended China International Fair for Investment and Trade (CIFIT) exhibition, China.
16
November 2015
23
November 2015
16
Oktober 2015 PG Bungamayang telah menerapkan label SNI pada setiap karung gula kristal putih (GKP) yang dikeluarkan PG Bungamayang SM Bungamayang has applied INS label on every white crystal sugar sacks produced by SM Bungamayang Serah terima jabatan dan penggabungan Distrik banyuasin dan Muaraenim menjadi Distrik Sumatera Selatan. Transfer of position and merger of Banyuasin and Muaraenim District into South Sumatera District
PTPN VII melakukan sosialisasi model dan kamus kompetensi yang telah selesai dirumuskan pada tahun 2011, serta pengukuran competency level index (CLI) tahun 2015. PTPN VII performed socialization of competency model and dictionary that has been completed its formulation in 2011, as well as measurement of 2015 CLI
Laporan Keberlanjutan
PTPN VII Distrik Sumatera Selatan Unit Beringin memperoleh penghargaan ketaatan dan kepatuhan membayar pajak dari pemerintah Kabupaten Muaraenim PTPN VII South Sumatera District Beringin Unit received Obedience and Compliance award in Paying Taxes from Muaraenim District government Sebanyak 14 Unit Kebun dan Pabrik PTPN VII menerima penghargaan Program Penilaian Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup 2015 dari kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Amounted to 14 PTPN VII Estate Units and Mills received Company Performance Assessment Program in Managing Environment 2015 awards from Ministry of Environment and Forestry
23
November 2015
16
17
November 2015
Desember 2015
PTPN VII mengikuti pameran di Abu Dhabi, Unit Emirat Arab PTPN VII participated in exhibition in Abu Dhabi, UEA
PTPN VII menerima penghargaan Industri Hijau level 5 dan 4 dari Kementerian Perindustrian PTPN VII received Green Industry award level 5 and 4 from Ministry of Industry
2015 Sustainability Report
97
98
Profil Perusahaan Company Profile
Profil dan Kinerja Entitas Anak
Profile and Performance of Subsidiary Entity
PT Karya Nusa Tujuh Aspek Operasional
Operational Aspects
Bidang Usaha Saat ini PT Karya Nusa Tujuh mengelola 4 (empat) segmen usaha, yakni: 1. Segmen Pakan Ternak 2. Segmen Penggemukan Sapi 3. Segmen Pupuk Kompos/Pupuk Organik 4. Segmen Susu dan Produk Turunannya
Business Line PT Karya Nusa Tujuh at present manages 4 (four) business segments, namely: 1. Animal feed segment 2. Cattle Feedlot segment 3. Compost segment 4. Milk and its derivative segments
Segmen usaha Pakan Ternak mampu menghasilkan produksi hasil olah sebesar 2.672,5 ton yang berasal dari Pabrik Pakan Bungamayang.
Animal feed segment produced 2,672.5 ton of production derived from Bungamayang Animal Feed Factory
Segmen usaha Penggemukan Sapi memiliki saldo akhir jumlah ternak per 31 Desember 2015 sebanyak 220 ekor yang berasal dari 2 (dua) Peternakan di Bekri dan Bungamayang.
Cattle Feedlot segment has closing balance of cattle amounted to 220 cattles per 31 December 2015 originated from 2 (two) Farms in Bekri and Bungamayang.
Segmen usaha Pupuk Kompos mampu menghasilkan produksi hasil olah sebesar 4.086 ton yang berasal dari 2 (dua) Peternakan di Bekri dan Bungamayang
Compost fertilizer business segment was able to produce 4,086 ton of production originated from 2 (two) Farms in Bekri and Bungamayang.
Segmen usaha Susu dan Produk Turunannya mampu menghasilkan produksi susu sebesar 60.905 liter dan produk turunan berupa yogurt sebesar 6.926 liter yang berasal dari 2 (dua) Peternakan di Bekri dan Bungamayang
Milk and its derivative segments produced milk production in the amount of 60,905 liter and its derivative in form of yogurt by 6,926 liter originated from 2 (two) farms in Bekri and Bungamayang.
PT Karya Nusa Tujuh memiliki areal peternakan sapi yang berada di Bekri dan Bungamayang Provinsi Lampung. Saat ini perusahaan menjalankan usaha peternakan sapi potong yang terdiri dari kandang sapi yang telah beroperasi secara penuh yang terletak di Desa Sinar Banten, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung serta kandang sapi dan pabrik pakan ternak yang terletak di Desa Negara Tulang Bawang, Kecamatan Bungamayang, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.
Cattle breeding area owned by PT Karya Nusa Tujuh is located in Bekri and Bungamayang of Lampung Province. At present the company runs beef cattle breeding business contain of one cowshed which has been fully operated located in Sinar Banten Village, Bekri sub district, Central Lampung district, Lampung province and project of beef cattle fattening development and animal feed mill located in Negara Tulang Bawang village, Bungamayang sub district, North Lampung district, Lampung Province.
Laporan Keberlanjutan
2015 Sustainability Report
99
Pendapatan per 31 Desember 2015 mencapai Rp18,21 miliar, meningkat 114% terhadap pendapatan tahun 2014 yang mencapai Rp16,04 miliar. Pada tahun 2015, Perusahaan mengalami rugi bersih sebesar Rp1,66 miliar, sedangkan tahun 2014 Perusahaan meraih laba bersih sebesar Rp242,04 juta.
Revenue per 31 December 2015 reached Rp18.21 billion, increasing 114% compared to 2014 revenue reached Rp16.04 billion. In 2015, the Company suffered net loss by Rp1.66 billion, whereas in 2014 the Company received net profit by Rp242.04 million.
Total aset per 31 Desember 2015 tercatat sebesar Rp29.531 juta, mengalami penurunan sebesar 5% terhadap tahun sebelumnya yang mencapai Rp31.004,99 juta. Aset lancar menurun 11% dari Rp21.352,66 juta di tahun 2014 menjadi Rp18.968,7 juta di tahun 2015. Aset tidak lancar meningkat 103% dari Rp9.652,33 juta juta menjadi Rp 9.903 juta di tahun 2015.
Total asset per 31 December 2015 recorded by Rp29,531 million, suffered a decrease by 5% against previous year that reached Rp31,004.99 million. Current asset was decreasing 11% from Rp21,352.66 million in 2014 to Rp18,968.7 million in 2015. Noncurrent asset was increasing 103% from Rp9,652.33 million to Rp9,903 million in 2015.
Liabilitas jangka panjang tercatat sebesar Rp355 juta di tahun 2015, mengalami peningkatan terhadap tahun sebelumnya yang mencapai Rp205,1 juta.
Long-term liability was recorded by Rp355 million in 2015, it was having an increase against previous year by Rp205.1 million.
Ikhtisar Keuangan (Rp Juta)
Financial Review (Rp Million)
Uraian
2014
2015
21.352,66
18.968,7
9.652,33
10.561
Liabilitas jangka pendek
350,44
384
Short term liability
Liabilitas jangka panjang
205,10
355
Long-term liability
Ekuitas
30.449,45
28.791,5
Pendapatan
16.036,58
18.214,62
Revenue
Laba Bersih
242,04
(1.657,9)
Net profit
Aset Lancar Aset Tidak Lancar
Description Current assets Non- Current assets
Equity
100
Profil Perusahaan Company Profile
PT Optima Nusa Tujuh PT Optima Nusa Tujuh didirikan berdasarkan Akta Notaris Sujono Paryono No. 5 -tanggal 18 Februari 2015, dan telah disahkan melalui surat keputusan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.AHU-0007841. AH.01.01.
PT Optima Nusa Tujuh was established based on Notarial Deed Sujono Paryono No. 5 dated 18 February 2015, and has been legalized by Minister of Law and Human Rights RI Decree in Decree No.AHU-007841.AH.01.01.
PT Optima Nusa Tujuh merupakan perusahaan pertambangan serta industri pengolahan hasil pertambangan untuk menghasilkan barang dan jasa yang memiliki daya saing kuat guna meningkatkan nilai perusahaan dengan menerapkan prinsipprinsip tata kelola perusahaan secara efektif dan efisien serta memperhatikan pelestarian lingkungan. Kepemilikan Saham PT Perkebunan Nusantara VII di PT Optima Nusa Tujuh adalah sebesar 90% dan 10% dimiliki oleh Koperasi Karyawan Ruwa Jurai PT Perkebunan Nusantara VII.
PT Optima Nusa Tujuh is a mining company and mining product processing industry to produce goods and service that have a strong competitiveness to improve company value by adopting an effective and efficient company governance principles as well as paying attention to environmental conservation. PTPN VII share ownership in PT Optima Nusa Tujuh was 90% and 10% owned by PTPN VII Employee Cooperative Ruwa Jurai.
Modal dasar sebesar Rp12.000 juta. Modal disetor sebesar Rp3.400 juta dengan komposisi modal disetor: 1. PTPN VII senilai Rp3.060 juta (90%) 2. Koperasi Karyawan Ruwa Jurai PTPN VII senilai Rp340 juta (10%)
Authorized capital is Rp12,000 million. Paid-in capital is Rp3,400 million with composition of paidin capital: 1. PTPN VII Rp3,060 million (90%) 2. PTPN VII Employee Cooperative Rp340 million (10%)
Lokasi pertambangan berada di wilayah aset yang dimiliki oleh perusahaan pemegang saham yaitu Afdeling Kalianda Lampung Selatan. Sampai dengan 31 Desember 2015, status perusahaan masih belum beroperasi. Perusahaan direncanakan mulai beroperasi pada tahun 2016 dengan kapasitas produksi sebesar 800 – 1.000 m3/hari dengan hari olah 76-285 hari (60.800 – 285.000 m3/tahun) dengan komposisi hasil jadi terdiri dari batu split ukuran 2-3, 3-5, 5-7 dan abu batu. Produk PT Optima Nusa Tujuh ditujukan untuk memenuhi pangsa pasar di bidang proyek infrastruktur pemerintahan, swasta dan umum dengan harga penjualan yang kompetitif.
Mining location is at asset area owned by company shareholder namely Afdeling Kalianda South Lampung. Up to 31 December 2015, company status was still not in operation. The Company planned to start operation in 2016 with production capacity 800-1,000 m3/day with processing day 76-285 days (60,800-285,000 m3/year) with final product comprising of split stone size 2-3,3-5, 5-7 and stone dust. PT Optima Nusa Tujuh products are aimed to meet market in government, private and public infrastructure projects with competitive selling price.
Laporan Keberlanjutan
2015 Sustainability Report
101
Profil dan Kinerja Entitas Asosiasi Profile and Performance of Association Entity
PT Bio Industri Nusantara PT Bio Industri Nusantara didirikan berdasarkan Akta Notaris Tien Norman Lubis, S.H. No. 10 -tanggal 10 November 1999, dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman RI dalam Surat Keputusan No.C.06812. HT.01.01.Th-2001 tanggal 28 Agustus 2001. PT Bio Industri Nusantara merupakan perusahaan penghasil pupuk hayati ”Emas”, pupuk hayati berbahan aktif mikroba pelarut hara dan pemantap agregat tanah, dan barang-barang sejenis. Kepemilikan Saham PT Perkebunan Nusantara VII di PT Bio Industri Nusantara adalah sebesar 25% senilai Rp1.925 juta. Dengan pencatatan berdasarkan metode ekuitas, maka nilai penyertaan PT Perkebunan Nusantara VII pada PT Bio Industri per 31 Desember 2015 adalah Rp5.976 juta.
PT Bio Industri Nusantara was established based on Notary Deed of Tien Norman Lubis, S.H., No. 10 – dated 10 November 1999, and has been approved by RI Justice Minister in Decree No. C. 06812.HT.01.01.Th-2001 dated 28 August 2001. PT Bio Industri Nusantara is a producer of bio fertilizer “Emas”, bio fertilizer s made from active ingredient of solvent microbial nutrient and soil aggregate stabilizers, and similar ingredients. Shareholdings of PTPN VII (Persero) in PT Bio Industri Nusantara is by 25% worth Rp1,925 million. With recording based on equity method, then the value of investment of PTPN VII (Persero) at PT Bio Industri per 31 December 2015 was Rp5,976 million.
Hamburg-Indonesia Impor-GMBH (Indoham) Indoham didirikan berdasarkan Akta Notaris Dr. Wessendorf No. 926/1960 tanggal 25 Maret 1960, dan telah terdaftar pada Pengadilan Hamburg, Jerman, dengan No. HR.B.9116 tanggal 25 April 1960. Bidang usaha Indoham adalah penjualan komoditas PT Perkebunan Nusantara VII di pasar Eropa dan Afrika Utara berdasarkan pada penawaran yang didapat Indoham setiap hari dari PT Perkebunan Nusantara VII. Selain itu, Indoham bertugas memonitor harga-harga komoditas di pasar internasional serta ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa) untuk disampaikan ke PT Perkebunan Nusantara VII. Kepemilikan saham PT Perkebunan Nusantara VII di Indoham adalah sebesar 2,4% dari jumlah saham atau senilai Rp784 juta.
Indoham was established based on Notary Act of Dr. Wessendorf No. 926/1960 dated 25 March 1960, and has been registered in Hamburg Court Germany, number HR.B.9116 dated 25 April 1960. The business line of Indoham is PTPN VII (Persero) commodity sales in Europe and North Africa market based on tender Indoham gained every day from PTPN VII (Persero). In addition, Indoham is in charge to monitor the commodity prices in international market as well as provisions issued by European Economic Community to be delivered to PTPN VII (Persero). The PTPN VII (Persero) shareholdings in Indoham are 2.4% of total share or worth by Rp784 million.
Saat ini Indoham tidak lagi beroperasi sehingga dicadangkan penurunan nilai investasi sebesar Rp784 juta.
At present Indoham is no longer at operation so investment value decrease reserved by Rp784 million.
102
Profil Perusahaan Company Profile
PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN) PT Riset Perkebunan Nusantara dibentuk sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) seluruh PT Perkebunan Nusantara I sampai dengan PT Perkebunan Nusantara XIV dan PT RNI (Persero) dan sesuai dengan surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No.S-713/MBU/2009 tanggal 30 September 2009 dan sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Seluruh PT Perkebunan Nusantara I sampai dengan PT Perkebunan Nusantara XIV dan PT RNI (Persero) mengenai Persetujuan Pendirian Perseoran Terbatas PT Riset Perkebunan Nusantara serta surat PT Perkebunan Nusantara IV No.04.01/X/221/XI/2009 mengenai setoran modal PT Riset Perkebunan Nusantara. Besarnya penyertaan modal sampai dengan 31 Desember 2015 Rp11,52 miliar
PT Riset Perkebunan Nusantara was established in accordance to Decision of General Meeting of Shareholders (GMS) all PTPN start from PTPN I up to PTPN XIV (Persero) and PT RNI (Persero) and based on SOE Minister Decree No. S-713/MBU/2009 dated 30 September 2009 and according to GMS Decision of all PTPN start from PTPN I (Persero) up to PTPN XIV (Persero) and PT RNI (Persero) regarding approval of limited company establishment of PT Riset Perkebunan Nusantara and letter of PTPN IV (Persero) No. 04.01/X/221/XI/2009 on paid-up capital of PT Riset Perkebunan Nusantara. The amount of capital participation up to December 2015 was Rp11.52 billion.
PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPBN) Penyertaan saham pada PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara adalah sesuai dengan surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No.S674/MBU/2009 tanggal 30 September 2009 tentang Perubahan Bentuk Kantor Pemasaran Bersama PTPN menjadi Perseroan Terbatas. Pembayaran atas penyertaan modal saham PT Kharisma Pemasaran Bersama sebesar Rp1.000.000.000 dilaksanakan tanggal 21 Januari 2010. Berdasarkan Keputusan Pemegang Saham No.48/KPBN/P/01/XII/2012 tanggal 30 Desember 2012 tentang Penambahan Setoran Modal sebesar Rp702.487,-. Besarnya penyertaan PTPN VII sampai dengan 31 Desember 2015 sebesar Rp6.884 Juta. Untuk tahun 2015 perusahaan mendapatkan deviden sebesar Rp92,9 juta
Share participation at PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara is based on SOE Minister letter No. S-674/MBU/2009 dated 30 September 2009 regarding Change on the SOE Joint Marketing Office into Limited Company. Payment on the capital share participation of PT Kharisma Pemasaran Bersama amounted to Rp1,000,000,000.00 implemented on 21 January 2010. Based on Shareholders Decision No. 48/KPBN/P/01/XII/2011 dated 30 December 2011 on Capital Injection by Rp702,487,-. The amount of PTPN VII (Persero) participation up to 31 December 2015 was amounted to Rp6,884 million. For 2015 the company received dividend amounted to Rp92.9 million.
Laporan Keberlanjutan
2015 Sustainability Report
103
PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara didirikan berdasarkan Akta Notaris N.M Dipo Nusantara PUA UPA, SH No.4 Tanggal 16 November 2010 dan telah disetujui oleh Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No.AHU-60488.AH.01.01.Tahun 2010 tanggal 11 Desember 2010.
PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara was established based on Notary Deed of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, SH No. 4 dated 16 November 2010 and has been approved by Justice and Human Rights decision No. AHU-60488.AH.01.01 Year 2010 dated 11 December 2010.
PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara adalah perusahaan yang melakukan usaha dibidang perdagangan, pemasaran komoditas agro industri, pengelolaan komoditas agro industri serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya perusahaan meliputi pengelolaan gudang, fasilitas penimbunan, dan transportasi, optimalisasi pemanfaatan sumberdaya untuk pendidikan dan pelatihan, jasa konsultan di bidang pemasaran komoditas agro industri dan pengusahaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh perusahaan.
PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara is a company which runs a business in trading, agribusiness commodity marketing as well as optimization of company resources utilization covering warehouse management, hoarding facility, and transportation, optimization of resource utilization for education and training, consultant service in agribusiness commodity marketing and procurement of facilities and infrastructures owned by the company.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Management Discussion & Analysis
Laporan Tahunan 2015 Annual Report
Makroekonomi Analisis dan Pembahasan Manajemen
106
Management Discusion & Analysis Macroeconomic
Menghadapi tren menurun harga komoditas sepanjang lima tahun terakhir, PTPN VII mengambil langkah-langkah strategis agar perusahan tetap bertahan dan terus begerak ke depan. Confronting trend of declining price of commodity for the last five years, PTPN VII took strategic steps in order the company to survive and continue moving forwards.
Kondisi ekonomi global tahun 2015 masih penuh dengan ketidakpastian, hal ini dipengaruhi oleh laju pertumbuhan ekonomi pada berbagai Negara maju yang masih rendah dan rentan serta mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi Negara lain. Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2015 dihadapkan pada sejumlah tantangan akibat kondisi perekonomian global yang belum sepenuhnya kondusif. Dinamika lingkungan global yang masih diwarnai oleh tingginya ketidakpastian diikuti oleh masih rendahnya harga komoditas di pasar ekspor memberikan implikasi yang kurang menguntungkan bagi kinerja perekonomian domestik.
Global economic condition in 2015 was still full of uncertainty, due to it was affected by economic grow rate of advanced countries that was still low and susceptible as well as influencing other countries’ economic growth. Indonesian economic at I quarter of 2015 was confronted to number of challenges as effect if global economic condition that has not fully conducive. The dynamic of global environment that was still characterized by the high of uncertainty followed by the low of commodity price at export market provided unfavorable implication for domestic economic performance.
Kondisi ekonomi global tahun 2015 ditandai dengan ketidakpastian di pasar keuangan global mereda, kenaikan bunga Amerika Serikat (FFR) yang dilakukan secara bertahap dan telah diantisipasi oleh pelaku pasar. Pemulihan ekonomi global masih terbatas di Tiongkok, Eropa, dan Jepang, sedangkan rebalancing ekonomi Tiongkok masih terus berlanjut. Sementara itu harga komoditas dan minyak dunia masih menurun.
2015 global economic condition was marked by uncertainty of global financial market that was subsiding; the increase of interest rate of USA (FFR) which was conducted gradually and it has been anticipated by market players. Global economic recovery was still limited in China, Europe, and Japan, whereas rebalancing of China economic was still ongoing. Meanwhile the price of commodity and world oil was still declining.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 diperkirakan 4,8 yoy, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 5,0 yoy. Pertumbuhan ekspor masih tertahan akibat permintaan global yang masih lemah dan harga komoditas yang turun. Investasi swasta juga masih lemah sejalan dengan menurunnya kinerja perusahaan.
The growth of Indonesian Economic in 2015 was estimated 4.8 yoy, having a decrease compared to 2014 reached 5.0 yoy. The growth of export was still detained as result of weaken global demand and commodity price that still fell. Private investment was also still weakening in line with the decrease of the company’s performance.
Inflasi tahun 2015 turun signifikan dibanding tahun sebelumnya, dari 8,36% (yoy) menjadi 3,35% (yoy). Penurunan inflasi ini juga dibantu oleh harga minyak dunia dan harga komoditas yang dalam tren menurun. Rupiah mengalami penguatan seiring dengan menurunnya ketidakpastian di pasar keuangan global.
Inflation in 2015 significantly fell compared to previous year, from 8.36% (yoy) to 3.35% (yoy). This inflation decrease was also supported by world oil price and commodity in downward trend. Rupiah was strengthened in line with the decrease of uncertainty in global financial market.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
107
Tinjauan Industri Industrial Review
Tahun 2015 merupakan tahun yang dilewati industri berbasis komoditas perkebunan dengan penuh tantangan. Harga rata-rata CPO tahun 2015 hanya berada di angka US$ 614,2 per metrik ton, turun sebesar 25% dibandingkan dengan harga rata-rata tahun 2014 yaitu US$ 818,2 per metrik ton. Jatuhnya harga CPO global tidak terlepas dari pengaruh jatuhnya harga minyak mentah dunia yang sempat jatuh sampai US$ 30 per barel, yang kemudian memengaruhi harga-harga komoditas lainnya. Pertumbuhan ekonomi China yang melambat dan stagnasi di Eropa juga menjadi faktor penyebab penurunan harga CPO global.
2015 was a year passed by plantation commoditybased industry with full of challenges. Average CPO price in 2015 was only at level US$614.2 per metric ton, decreased by 25% compared to average price in 2014 which was US$818.2 per metric ton. The fall of global CPO price can not be seperated from the impact of decreasing world raw oil price which fell up to US$30 per barrel, which influenced other commodity’s prices. The slow growth of China economic and stagnation in Europe were also factors caused the decrease of global CPO price.
Harga karet jatuh ke level terendah sejak tahun 2009 setelah melemahnya industri manufaktur China dan Amerika Serikat. Harga karet menjadi sebesar Rp4.000,00 - Rp4.500,00 per kg di tingkat petani. Sementara di pasar internasional, harga karet tinggal US$ 1,2 per kilogram (kg), jauh dari harga ideal sebesar US$ 2 per kg.
Price of rubber fell to lowest level since 2009 after the weakening of China and USA manufacture industry. Rubber price became Rp4,000.00 – Rp4,500.00 per kg at farmers. Meanwhile at international market, rubber price was US$1.2 per kg, far from ideal price by US$2 per kg.
Vietnam merupakan produsen karet terbesar ketiga di dunia setelah menyalip Malaysia pada tahun 2014. Produksi karet Vietnam pada tahun 2014 sebesar 1,042 juta ton. Sementara itu Thailand masih berada di posisi pertama sebagai produsen karet dengan produksi 2014 sebesar 3,97 juta ton dan Indonesia memproduksi 3,2 juta ton. Peran penting Vietnam sebagai produsen karet turut menentukan harga karet di pasar internasional.
Vietnam was the third largest rubber manufacturers in the world overtaking Malaysia in 2014. Vietnam’s rubber production in 2014 was 1.042 million ton. Meanwhile Thailand was still at first rank as the rubber manufacturer with 2014 production by 3.97 million ton and Indonesia produced 3.2 million ton. Vietnam’s important role as rubber manufacturer also took part in determining rubber price at international market.
Produksi karet alam Indonesia sebagian besar diserap oleh pasar ekspor dengan negara tujuan utama Amerika Serikat, Jepang dan China. Indonesia sepakat mengimplementasikan mekanisme pengurangan ekspor karet alam atau agreed export tonnage scheme (AETS) untuk menghambat turunnya harga komoditas karet alam di tingkat global. Pengurangan ekspor ini diharapkan akan mengoreksi kecenderungan penurunan harga
Production of Indonesia’s natural rubber was mostly absorbed by export market with major destination country as USA, Japan and China. Indonesia agreed to implement mechanism of reduction on natural rubber export or Agreed Export Tonnage Scheme (AETS to detain the fall of rubber commodity price at global. The export reduction was expected able correcting tendency of price markdown which no longer reflecting rubber price fundamental.
108
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
yang sudah tidak mencerminkan fundamental pasar karet. Konsumsi karet dalam negeri sejumlah 540.000 ton dipekirakan dapat meningkat pada 2016 karena kesepakatan AETS.
Domestic rubber consumption 540,000 ton was estimated could increase at 2016 due to AETS agreement.
Industri perkebunan dalam dua tahun terakhir masih akan mengalami tekanan berat. Bahkan sejumlah komoditas perkebunan, seperti karet dan sawit diprediksi masih mengalami tekanan hingga 2016 mendatang.
Plantation industry in the last two years still suffered a severe pressure. In fact number of plantation commodities such as rubber and oil palm was predicted will still suffer a pressure up to upcoming 2016.
Prospek harga CPO pada tahun 2016 diperkirakan akan berfluktuasi pada US$ 0,50 per kg sampai US$ 0,69 per kg. Jika kondisi pasar membaik, harga CPO akan bertengger ke US$ 0,74 per kg dan jika memburuk harga CPO akan jatuh di US$ 0,43 per kg.
The prospect of CPO price in 2016 estimated will be fluctuated at US$0,50 per kg up to US$0.69 per kg. And if the market condition gets better it will be at US$0.74 per kg and if worsen will fall to US$0.43 per kg.
Prospek harga karet pada tahun 2016 diperkirakan akan berfluktuasi pada kisaran US$1,14 per kilogram (kg) sampai 1,69 kg. Jika kondisi pasar membaik maka harga karet bisa mencapai US$1,71 per kg dan jika memburuk akan tembus di bawah US$1,14 per kg. (sumber http://industri.kontan.co.id/news/ prospek-tiga-komoditas-andalan-ekspor-masihlemah)
The prospect of rubber prices in 2016 predicted will be fluctuated at US$1.14 per kg up to 1.69 per kg. If the market condition gets better rubber price it could reach US$1.71 per kg and if worsen will fall below US$1.14 per kg. (Source : http://industri. kontan.co.id/news/prospek-tiga-komoditasandalan-ekspor-masih-lemah
Rubber, Smoked Sheet (RSS3) Price US Dollars per Metric Ton
Palm oil Price US Dollars per Metric Ton
Sumber Data : Index Mundi/Data Source : Index Mundi
Source: Singapore Commodity Exchange (SICOM)
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
109
Berdasarkan data dari Bank Dunia, pada tahun 2015 rerata harga teh tercatat hanya 2,70 $/kg lebih rendah $ 0,02 & $ 0,16 dibandingkan tahun 2014 dan 2013. Indonesia termasuk negara ke 7 sebagai produsen teh di dunia turut merasakan dampak terhadap rendahnya harga teh dunia. Kisaran harga teh hitam yang tercatat di KBP Nusantara berkisar antara 1,5-1,7 $/kg. Murahnya harga teh di Indonesia dikarenakan banyak teh hitam di Indonesia dijual atau diekspor dalam keadaan tanpa merek.
Based on World Bank data in 2015 the average of tea price was recorded only US$ 2.70 per kg lower US$0.02 and US$0.16 compared to 2014 and 2013. Indonesia as 7th country as a tea manufacturer in the world also perceived the impact of world tea product. The price range of black tea was recorded in KBP Nusantara was between US$1.5-1.7 per kg. The low of tea price in Indonesia was caused by many black tea in Indonesia was sold or exported in non label condition.
Bank Dunia memprediksi harga teh akan lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2015. Hal tersebut dikarenakan meningkatnya kesetimbangan antara supply dan demand dari teh hitam yaitu meningkatnya jumlah konsumsi dan meningktanya produksi teh hitam. FAO memprediksi terjadi peningkatan produksi sebesar 2,9% setiap tahunnya hingga mencapai 4,17 juta ton pada tahun 2023.
World Bank predicted tea price will be better if compared to 2015. This was due to in increase of equilibrium between supply and demand of the black tea which is increasing of total consumption and black tea production. FAO predicted the increase of production by 2.9% every year until 4.17 million ton in 2023.
Tahun 2016 ini diprediksi lonjakan harga gula bisa beberapa kali lipat. Hal ini disebabkan beberapa hal yang di antaranya, rata-rata rendemen tebu sejumlah perkebunan akan turun drastis hingga 15 persen. Menurut Direktur Penelitian dan Pengembangan PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN), Gede Wibawa, perkebunan tebu diprediksi akan terganggu kinerja produksinya saat musim kemarau basah. Meskipun volume produksinya bagus, produksi gula berpotensi berkurang karena penurunan rendemen.
In this 2016 the increase of sugar price was predicted could occur several times. This was due to several things, among others, average cane extraction of several plantations will drastically decrease up to 15 percent. According to Research and Development Director of PT. Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN) Gede Wibawa, sugar cane plantation will be disrupted its production performance during wet drought. Despite its production volume is good, sugar production will be lacking due to the decrease of extraction.
Thai Sugar Millers Corp. menyampaikan produksi gula periode 2015-2016 dapat jatuh di bawah 100 juta ton. F.O.Licht Senior Commodity Analyst Stefan Uhlenbrock di Bangkok berpendapat defisit gula dunia pada periode 2015-2016 berkisar 6,5 juta ton, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 5,2 juta ton. Sedangkan defisit 2016-2017 berjumlah 1,5 juta ton. Selama ini Indonesia banyak mengimpor gula kristal putih dari Thailand. Jika stok di Thailand menurun, maka Indonesia pun bisa terpengaruh.
Thai Sugar Millers Corp. stated sugar production period 2015-2016 can be fell below 100 million ton. F.O. Licht Senior Commodity Analyst Stefan Uhlenbrock in Bangkok argued that world sugar deficit in period 2015-2016 is range at 6.5 million, increasing from previous prediction by 5.2 million ton. Meanwhile 2016-2017 deficit is 1.5 million ton. All this time Indonesia has been imported so many white crystal sugar from Thailand. If Thailand stock decreasing, then Indonesia can be affected.
Harga gula atau raw sugar pada tahun 2016 diperkirakan akan berfluktuasi pada kisaran US$0,22 per kg sampai US$0,27 per kg. Jika kondisi pasar membaik maka harga dapat mencapai US$ 0,34 per kg dan jika memburuk menjadi US$ 0,21 per kg. (sumber http://industri.kontan.co.id/news/prospektiga-komoditas-andalan-ekspor-masih-lemah)
Raw sugar price in 2016 was estimated will be fluctuated at range US$0.22 per kg up to US$0.27 per kg. And if the market condition gets better, then the price could reach US$0.34 per kg and if worsen it could reach US$0.21 per kg. (source http://industri. kontan.co.id/news/prospek-tiga-komoditasandalan-ekspor-masih-lemah)
110
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Sugar Monthly Price - US cents per Pound
Source : World Bank
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
111
Strategi 2015 2015 Strategies
Sebagai perusahaan dengan produk andalan sawit dan karet, PTPN VII termasuk yang terkena dampak penurunan harga komoditas. Dalam menghadapi perlambatan ekonomi global yang berdampak pada penurunan harga komoditas, PTPN VII menempuh langkah-langkah strategis yang merupakan kelanjutan dari strategi tahun sebelumnya berupa optimalisasi produktivitas dan efisiensi serta pengendalian di semua lini. Setelah membentuk Tim Pengawalan Efisiensi pada November 2014, Manajemen membentuk Tim Crisis Centre berdasarkan SK No:SDM/Kpts/250/2015, berdaarkan surat dari holding PTPN III No: KPJAK/ Hold/X/168/2015 tanggal 13 Juli 2015. Tim Crisis Centre bertugas: mengidentifikasi kegiatan-kegiatan atau pengeluaran perusahaan yang dapat dihemat, ditiadakan atau dioptimalkan sehingga dapat mengurangi beban biaya operasional; menyusun dan merumuskan kebijakan program efisiensi pada tingkat bagian/distrik/unit dengan tidak menganggu proses produksi, operasional perusahaan, dan pengawasan; mensosialisasikan dan mengawal pelaksanaan kebijakan efisiensi agar efektif; melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap program efisiensi yang dilaksanakan; memberikan laporan secara berkala hasil pelaksanaan kegiatan efisiensi, dan memastikan bahwa proses bisnis telah berjalan dengan mempedomani standar sistem (SMTN7); memastikan bahwa organisasi quality control telah berjalan secara efektif guna mendukung peningkatan kinerja dan mutu PTPN VII.
As a company with oil palm and rubber as its mainstay products, PTPN VII was also affected the decrease of commodity price. In confronting global economic slowdown which affecting the decrease of commodity price, PTPN VII took strategic steps which was a continuation of previous year strategy in form of productivity and efficiency optimization as well as controlling at all lines. After forming Efficiency Supervision Team in November 2014, Management established Team Crisis Centre based on Decree Number:SDM/Kpts/250/2015, based on letter from PTPN III holding Number: KPJAK/Hold/X/168/2015 dated 13 July 2015. Crisis Centre team was in charged to: identify company’s activities or expenses that can be saved, abolished or optimized so it can reduce operational expenses; drafting and formulating efficiency program policy at division/district/ unit level by not disrupting production process, company’s operational and supervision process; socializing and escorting the implementation of the efficiency policies to be effective; implementing monitoring and evaluation to efficiency program that implemented; providing gradually report of efficiency activity implementation result, and ensuring that business process has been running smoothly based on system standard (IMSN 7); ensuring that quality control organization has been running effectively to support the increase of PTPN VII performance and quality.
PTPN VII melalui tim pengawalan efisiensi juga telah mengambil beberapa kebijakan operasional, di antaranya adalah kebijakan efisiensi di bidang SDM dan Umum; kebijakan di bidang teknik dan pengolahan; kebijakan di bidang tanaman.
PTPN VII through efficiency supervision team has also taken several operational policies; among others, were efficiency policy in HR and General fields; policy in technical and processing fields; policy in planting.
Tim Crisis Center juga dibentuk di tingkat Distrik/ Unit untuk melaksanakan program efisiensi secara ketat. Sosialisasi tentang kondisi perusahaan dan bagaimana menghadapi krisis kepada pekerja di seluruh unit dilaksanakan melalui manajer hingga ke tingkat asisten.
Crisis Center was also formed in District/Unit level to carry out efficiency program tightly. Socialization concerning company condition and how to deal with crisis to employees in all units was held through manager up to assistant level.
112
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Tinjauan Operasi Per Segmen Usaha Operation Review per Business Segment Perusahaan memiliki areal perkebunan yang tersebar di Provinsi Lampung, Sumatera Selatan, dan Bengkulu. Saat ini Perusahaan menguasai areal tanaman seluas 132.765 ha, untuk pengembangan perkebunan yang meliputi kelapa sawit, karet, teh, dan tebu dan menghasilkan produk minyak kelapa sawit, inti sawit, karet, gula, dan teh. Tahun 2015 jumlah lahan perkebunan yang telah memiliki sertifikat Hak Guna Usaha (HGU) adalah seluas 82.041,69 Ha dan yang telah memiliki Hak Guna Bangunan (HGB) adalah seluas 329,58 Ha, periode masa berlaku sertipikat HGU paling cepat berakhir pada tahun 2018 dan paling akhir masa berlakunya 19 Januari 2049.
PTPN VII is a company engages in plantation agribusiness, business located in three provinces, namely Lampung, South Sumatera and Bengkulu. Currently the Company handles plant area covering 132,765 ha, for plantation development which include oil palm, rubber, tea, and sugar cane and produce palm oil, palm kernel, rubber, sugar, and tea. In 2015 number of plantation area that has had Right To Cultivate Certificate was 82,041.69 Ha and has had Building Rights on Land (BRL) was land over 329.58 Ha, validity period of BRL certificate at the fastest was end in 2018 and the latest was on 19 January 2049.
Berdasarkan komoditas yang diusahakan, PTPN VII mengelola 4 (empat) segmen usaha. Pada tahun 2013, PTPN VII juga memiliki satu anak perusahaan yang mengelola Peternakan Sapi (PT Karya Nusa Tujuh), dan pada tahun 2015 PTPN VII memiliki satu anak perusahaan baru yang bergerak di bidang tambang batu (PT Optima Nusa Tujuh). Kinerja segmen operasi anak perusahaan disajikan pada bab Profil Perusahaan di dalam Laporan Tahunan ini.
Based on its business commodity, PTPN VII manages 4 (four) business segments. In 2013, PTPN VII also had one subsidiary managing Cattle Farm (PT Karya Nusa Tujuh), and in 2015 PTPN VII had one new subsidiary engaging in stone quarry (PT Optima Nusa Tujuh). Performance of subsidiaries operating segments are presented on the Company Profile chapter in this Annual Report.
Pada tahun 2015, segmen Karet memberikan kontribusi sebesar 32.65 % terhadap nilai penjualan total, segmen kelapa sawit berkontribusi sebesar 39.16% terhadap nilai penjualan total, segmen tebu memberikan kontribusi sebesar 26.22% terhadap nilai penjualan total, segmen teh memberikan kontribusi sebesar 1.55% dari total penjualan dan anak perusahaan berkontribusi sebesar 0.41% terhadap nilai penjualan total.
Rubber segment in 2015 provided contribution in amount of 32,65% against total sales revenue, oil palm segment contributed 39,16% against total sales revenue, sugarcane contributed 26,22% on total sales revenue, tea segment gave contribution by 1,55% to total sales revenue, and subsidiary gave contribution in amount of 0,41% to total sales revenue.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
113
Komoditas Karet Rubber Commodity
Penjelasan Segmen Operasi Karet
Information of Rubber Operation Segment
Segmen operasi karet terdiri dari pengelolaan areal perkebunan karet dan pengolahan karet kering. Getah karet hasil sadap di kebun kemudian diolah di Pabrik Karet Remah milik PTPN VII yang berjumlah 12 pabrik dengan kapasitas total 295 ton karet kering per hari. PTPN VII berkomitmen untuk menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan pelanggan melalui sertifikasi produk yang ketat. Produk karet yang akan dikirimkan ke pelanggan terlebih dahulu harus memenuhi spesifikasi yang sudah ditetapkan, mengacu pada SNI 06-1903-2000 (Standard Indonesian Rubber) dan SNI 06-00011987 (The Green Book). Produk karet PTPN VII telah memenuhi parameter Kadar Kotoran, Kadar Abu, Kadar Zat Menguap, Plastisitas Retention Index (PRI), Plastisitas (Po) dan parameter lainnya.
Rubber operation segment consisted of rubber estate area management and dry rubber processing. Rubber latex as result of tapping in estate was processed in 12 PTPN VII’s Crump Rubber Mills with total capacity 295 ton dry rubber per day. PTPN VII committed to produce products that meet customer’s requirements through tight product certification. Rubber product that will be sent to customers previously should meet specification that has been set by referring to INS 06-1903-2000 (Standard Indonesian Rubber) and SNI 06-0001-1987 (The Green Book). PTPN VII rubber product has fulfilled parameter of Impurity Level, Ash Level, Evaporates Substance Level, Plasticity Retention Index (PRI), Plasticity (Po), and other parameters.
Produksi
Production
Tahun 2015, produksi karet kebun inti mencapai 25.861 ton, bertumbuh 14,8% bila dibandingkan dengan realisasi tahun lalu, namun berada di bawah RKAP sebesar 4,7%. Produktivitas kebun inti mencapai 1.621 kg/ha atau 100,1% terhadap RKAP, namun mengalami penurunan 3% terhadap tahun 2014. Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan produksi antara lain dengan melaksanakan tapping school di semua unit untuk meningkatkan keterampilan penyadap dan optimalisasi penggalian produksi karet sesuai norma teknis secara kontinyu.
In 2015, rubber production of nucleus estate reached 25,861 ton, grow 14.8% if compared to last year realization, however it below CABP by 4.7%. Productivity of nucleus estate reached 1,621 kg/Ha or 100.1% to CABP, however it suffered a decrease by 3% against 2014. Efforts that have been conducted to increase productivity among other were by implementing tapping school at all units to improve tapping skill and optimization of rubber production exploration based on technical norm continuously.
114
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Produksi Pembelian Pihak III tahun 2015 mencapai 48.032 ton, berada di bawah RKAP tahun 2015 maupun realisasi tahun 2014 masing-masing sebesar 26,5% dan 14,4%. Hal ini disebabkan periode pembayaran bokar di PTPN VII sedikit lebih lambat dibanding pabrik swasta di sekitar pabrik sehingga melemahkan daya saing UPK di PTPN VII untuk memperoleh bokar pembelian, dimana persaingan dengan kompetitor semakin ketat.
Production of III Party Purchase in 2015 reached 48,032 ton below 2015 CABP and 2014 realization respectively by 26.5% and 14.4%. This was caused by the payment of rubber processed material in PTPN VII was a little bit slower compared to private mill in the vicinity of the mill so it weakened rubber processing unit competitiveness in PTPN VII to obtain raw rubber material purchase, in which the competition with competitors became more tougher.
Kapasitas Produksi
Production Capacity
Tahun 2015, PTPN VII mengelola perkebunan karet kebun inti seluas 34,131 ha, dengan komposisi 41,13% atau 14.038 ha merupakan Tanaman Menghasilkan (TM), 14,41% atau 4,923 ha merupakan TM akan diremajakan, dan 44,45% atau 15,170 ha merupakan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM). Realisasi areal TM produktif bertambah 3.564 ha atau 134,03 % terhadap tahun 2014, disebabkan adanya mutasi areal TBM ke TM, sedangkan areal TBM berkurang disebabkan adanya mutasi ke TM serta tidak adanya kegiatan penanaman baru sepanjang tahun 2015. Komposisi tanaman yang didominasi Tanaman Belum Menghasilkan memberikan harapan peningkatan produksi di masa mendatang bagi Perusahaan.
In 2015, PTPN VII managed nucleus rubber estate over 34.131 ha land, with composition 41.13% or 14,038 ha was Mature Plants, 14,41% or 4,923 ha was Mature Plant that will be replanted, and 44.45% or 15.170 Ha was Immature Plants. Realization of productive mature plant area was added by 3,564 Ha or 134.03% to 2014, it was due to mutation area of immature plant to mature plant, whereas immature plant area was reduced due to mutation to mature plant as well as no new planting activity during 2015. Plant composition dominated by immature plant gave a positive hope for the company on the increase of production in the future.
Perusahaan memiliki 13 (tiga belas) pabrik pengolahan karet, terdiri atas 3 (tiga) unit pabrik SIR HG dengan kapasitas olah terpasang sebesar 70 ton karet kering per hari, 5 (lima) unit pabrik SIR LG dengan kapasitas olah terpasang sebesar 200 ton karet kerting per hari, dan 5 (lima) unit pabrik RSS dengan kapasitas olah terpasang sebesar 45 ton karet kering per hari. Kapasitas olah pabrik yang dimiliki PTPN VII tidak berubah di tahun 2015 mengingat belum adanya penambahan aset pabrik.
Company has 13 (thirteen) rubber processing factories, consisted of 3 (three) SIR HG factory units with processing capacity 70 ton dry rubber per day, 5 (five) SIR LG factory units with processing capacity by 200 ton dry rubber per day, and 5 (five) RSS mill units with installed processing capacity 45 ton dry rubber per day. Capacity of factory owned by PTPN VII did not change in 2015 considering no factory’s asset added.
Realisasi kapasitas olah tahun 2015 berada di bawah RKAP sehingga realisasi produk hasil jadi juga berada di bawah RKAP. Hal ini disebabkan tidak tecapainya pasokan bahan baku, baik dari inti maupun dari pembelian. Produksi hasil jadi karet pada tahun 2015 mencapai 73.893 ton, berada di bawah RKAP maupun realisasi tahun 2014, masingmasng sebesar 18.613 ton (20,1%), dan 4.722 ton (6%).
Processing capacity realization in 2015 was below CABP so the realization of final product was also below CABP. This was caused by failure in achieving raw material supply, either from nucleus or from purchasing. Production of rubber final product in 2015 reached 73,893 ton below CABP or 2014 realization, respectively by 18,613 ton (20.1%), and 4,722 ton (6%).
Penjualan
Sales
Produk yang dihasilkan PTPN VII berupa berupa RSS (Ribbed Smoked Sheet), SIR (Standard Indonesian Rubber). Produk karet PTPN VII dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan lokal 47 % dan ekspor 53%.
The products produced by PTPN VII were in form of RSS (Ribbed Smoked Sheet), SIR (Standard Indonesian Rubber). PTPN VII’s rubber products were marketed to meet local necessity by 47% and export by 53%.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
115
Hasil penjualan komoditas karet tahun 2015 mencapai Rp1.445,2 miliar, berada di bawah RKAP dan realisasi tahun sebelumnya, masing-masing sebesar Rp604,5 miliar atau 29,5%, dan Rp137,6 miliar atau 8,7%. Penurunan penjualan dikarenakan penurunan harga jual rata-rata produk karet, yakni dari Rp21,140/kg di tahun 2014 menjadi Rp18,363/kg di tahun 2015, atau turun sebesar 13,1%. Penurunan harga rata-rata terjadi karena penurunan harga karet global terkait dengan dampak dari lesunya sektor industri di Jepang dan China, pertumbuhan aktivitas manufaktur secara global masih lamban, serta posisi stok karet alam global masih cenderung mengalami kenaikan.
Rubber commodity sales in 2015 reached Rp1,445.2 billion below CABP and previous year realization, respectively by Rp604.5 billion or 29.5%, and Rp137.6 billion or 8.7%. The decrease of sales was caused by the decrease of average rubber selling price, namely from Rp21.140/kg in 2014 to Rp18.363/kg in 2015, or decreasing by 13.1%. The decrease of average price was occurred due to the decrease of global rubber price related to the impact of deceleration of industrial sector in Japan and China, the growth of manufacture activity globally was still slowed, and position of global natural rubber stock still tended to increase.
Volume penjualan tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 3.828 ton atau 5,1%, dari 74,871 ton menjadi 78.699 ton, namun berada di bawah RKAP, sebesar 13.806 ton atau 14,9%.
Volume of sales in 2015 was having an increase in the amount of 3,828 ton or 5.1%, from 74.871 ton to 78,699 ton, however it was still below CABP, in the amount of 13,806 ton or 14.9%.
Profitabilitas
Profitability
Profitabilitas dari segmen operasi karet tercermin dari laba kotor. Pada tahun 2015 laba kotor segmen operasi karet tercatat sebesar Rp 32,2 miliar, lebih rendah 1,66% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini terutama disebabkan penurunan nilai penjualan terkait menurunnya harga jual dan volume penjualan.
Profitability of rubber operation segment was reflected from gross profit. In 2015 rubber gross profit was recorded Rp32,2, lower 1,66% compared to previous year. This was particularly caused by the decrease of sales revenue as effect of the decrease of selling price and sales volume.
Program dan Target 2016
2016 Programs and Target
Untuk mencapai target produksi tahun 2016, Perusahaan akan lebih mengoptimalkan strategi dan program kerja yang telah diterapkan sebelumnya, di antaranya: Pengawalan produksi dan Tata Guna Panel (TGP) bekerja sama dengan Balai Penelitian Sei Putih Medan; Pemenuhan kebutuhan tenaga penyadap.; Meningkatkan disiplin dan pengawasan kinerja; Pengamanan produksi bekerja sama dengan aparat keamanan dan tokoh masyarakat serta menambah patroli pengamanan kebun; Pengawalan produksi dari Kantor Pusat, Distrik dan Unit Kebun.
To achieve production target in 2016, the Company will be more optimizing work strategy and program that had been set beforehand, including: production escort and Panel Use Order in cooperation with Sei Putih Research Center Medan; Fulfillment of tapping worker needs; Enhance discipline and performance supervision; Production security in cooperation with security and local community and add estate security patrol; Production supervision from Head Office, District and Estate Unit.
Perusahaan menargetkan nilai penjualan sebesar Rp1.636 miliar di tahun 2016, berasal dari penjualan ekspor dan lokal. Saat ini, kondisi oversupply karet alam global masih terjadi, sehingga harga karet alam masih dalam trend pelemahan. Oleh sebab itu Perusahaan akan lebih mengintensifkan upayaupaya efisiensi, diimbangi dengan meningkatkan volume penjualan. Perusahaan juga berupaya untuk mendapatkan harga jual terbaik dengan tetap menjaga kepercayaan pelanggan, dan berupaya untuk mendapatkan pelanggan baru.
The Company targeted sales revenue by Rp1,636 billion in 2016, derived from export and local sales. At present, condition of global natural rubber is still oversupply, so the natural rubber price is still in weakening trend. Therefore the Company will be increasingly intensifying efficiency efforts, offset by increasing sales volume. The Company also strives to attain the best selling price by continuesly maintaining customers’ trust, and strives to attract new customers.
116
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Kinerja Operasional Segmen Karet
Operational Performance of Rubber Segment Keterangan Description
Satuan Unit
Real 2014
Real 2015
RKAP 2015 CABP 2015
(1)
(2)
(3)
Perbandingan (%) Comparison (%) (4) = (2) : (1)
Target 2016
(5) = (2) : (3)
Luas Areal | Total Area TM Produktif | Productive MP
ha
10.474
14.038
14.076
134,03
99,73
18.825
TM Akan Diremajakan Replanted MP
ha
5.427
4.923
4.992
90,71
98,62
4.542
TBM/IP
ha
18.377
15.170
15.179
82,55
99,94
10.302
TU/TK/TB RP/CP/NP
ha
434
-
-
-
-
Jumlah | Total
ha
34.712
34.131
34.247
98,33
99,66
33.670
RSS
ton
6.891
8.647
10.879
125,5
79,5
13.610
SIR 3L/3WF
ton
5.876
4.211
5.127
71,7
82,1
3.016
SIR 20
ton
65.848
61.035
76.500
92,7
79,8
76.500
Produksi K. Inti + Pihak III Nucleus Estate + III Party Production
Jumlah | Total
ton
78.615
73.893
92.506
94,0
79,9
93.126
kg/ha
1.671
1.621
1.619
97,0
100,1
1.863
Ekspor | Export
ton
35.254
41.660
55.503
118,2
75,1
46.563
Lokal | Local
ton
39.618
37.039
37.002
93,5
100,1
46.563
Jumlah | Total
ton
74.871
78.699
92.505
105,1
85,1
93.126
Ekspor | Export
Rp/kg
21.263
18.638
22.157
87,7
84,1
17.568
Lokal | Local
Rp/kg
21.030
18.053
22.157
85,8
81,5
17.568
Rerata | Average
Rp/kg
21.140
18.363
22.157
86,9
82,9
17.568
Ekspor | Export
Rp juta
749.616
776.473
1.229.809
103,6
63,1
818.022
Lokal | Local
Rp juta
833.167
668.681
819.868
80,3
81,6
818.022
Jumlah | Total
Rp juta
1.582.783
1.445.154
2.049.677
91,3
70,5
1.636.044
Produktivitas K. Inti Nucleus Estate Productivity Volume Penjualan Sales Volume
Harga Jual | Selling Price
Nilai Penjualan | Sales revenue
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
117
Komoditas Kelapa Sawit Oil Palm Commodity
Penjelasan Segmen Operasi Kelapa Sawit
Information of Oil Palm Operation Segment
Segmen operasi kelapa sawit terdiri dari pengelolaan areal perkebunan sawit seluas 35.934 ha dan 7 pabrik kelapa sawit dengan jumlah keseluruhan kapasitas pengolahan sebesar 290 ton tandan buah segar (TBS) per jam, 2 pabrik pengolahan inti sawit dengan jumlah keseluruhan kapasitas pengolahan sebesar 150 ton inti sawit per hari. Produk yang dihasilkan segmen operasi kelapa sawit berupa minyak kelapa sawit, inti sawit, minyak inti sawit, dan bungkil. Semua produk kelapa sawit dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan lokal.
Segment of oil palm operation comprises of management of oil palm estate area as wide as 35,934 ha and 7 oil palm mills with total processing capacity 290 ton of fresh fruit bunches per hour, 2 processing mills of palm kernel with total processing capacity 150 ton palm kernel per day. Products produced by oil palm operation segment are in form of palm oil, palm kernel, palm kernel oil, and oilcake. All of oil palm products are marketed to meet local needs.
Produksi
Production
Rata-rata tingkat produktivitas TBS kebun inti PTPN VII tahun 2015 mencapai 19,78 ton/ha, bertumbuh 2,77 ton/ha atau 16,3% dibandingkan realisasi tahun 2014, dan berada di atas RKAP tahun 2015 sebesar 1,4%. Peningkatan produktivitas ini merupakan hasil program optimalisasi penggalian produksi kelapa sawit secara kontinyu, pengawalan produksi, dan peningkatan pengamanan areal yang telah dilakukan Perusahaan sejak beberapa tahun sebelumnya. Produksi Tandan Buah Segar (TBS) kebun inti mencapai 691.391 ton atau bertumbuh 21,5% dibandingkan produksi TBS tahun 2014, sedangkan terhadap RKAP 2015 meningkat sebesar 1,4%.
The Average of FFB productivity level of PTPN VII nucleus estate in 2015 reached 19.78 ton/ ha, grew 2.77 ton/ha or 16.3% compared to 2014 realization, and above 2015 CABP in the amount of 1.4%. The increase of this productivity was as result of optimization of oil palm production program excavation continuously, production escort, and improvement of security of estate area that have been conducted by the Company since several years earlier. Production of FFB of nucleus estate attained 691,391 ton or grew 21.5% compared to FFB production in 2014, but it was increasing against 2015 CABP in the amount of 1.4%.
118
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Produksi TBS kebun plasma/pihak III tahun 2015 mencapai 475.899 ton, bertumbuh 14,6% dibandingkan realisasi tahun lalu, namun berada di bawah RKAP sebesar 20,4%. Tidak tercapainya rencana produksi plasma/pihak III terutama disebabkan persaingan harga beli di lapangan dengan swasta yang cenderung lebih tinggi dan sistem pembayaran lebih cepat sehingga menurunkan daya saing perusahaan terhadap kompetitor.
Production of plasma estate/third party FFB in 2015 attained 475,899 ton, grew 14.6% compared to last year realization, but below CABP by 20.4%. The failure in achieving plan of plasma/third party production was particularly caused by the competition on purchasing price in field with privates which tended to higher and the payment system tended to faster so it declined company’s competitiveness against competitors.
Produksi hasil jadi Minyak Sawit tahun 2015 mencapai 230.228 ton bertumbuh 14,2% dibandingkan dengan realisasi tahun 2014, namun berada di bawah RKAP tahun 2015 sebesar 16,1%. Produksi inti sawit mencapai 55.906 ton, naik 19,7%, produksi hasil jadi Minyak Inti Sawit tahun 2015 sebesar 14.814 ton berada di bawah realisasi tahun 2014 sebesar 1,7%, sedangkan produksi bungkil sawit naik13,8% menjadi 28.838 ton.
Production of Palm Oil final product in 2015 reached 230,228 ton grew 14.2% compared to 2014 realization, but still below 2015 CABP in the amount of 16.1%. Production of palm kernel reached 55,906 ton rose by 19.7%, production of Palm Kernel Oil products in 2015 was 14,814 ton below 2014 realization in the amount of 1.7%, while production of palm oilcake rose by 13.8% to 28,838 ton.
Rendemen Minyak Sawit (Oil Extraction Rate) turun 0,72%, dari 20,48% menjadi 19,72%, sedangkan rendemen Inti Sawit (Kernel Extraction Rate) naik 0,04%, dari 4,75% menjadi 4,79%. Penurunan rendemen minyak sawit merupakan dampak dari meningkatnya komposisi TBS dari tanaman muda dimana kandungan minyak sawitnya cenderung rendah.
Oil Extraction Rate decreased by 0.72%, from 20.48% to 19.72%, whereas Kernel Extraction Rate rose by 0.04%, from 4.75% to 4.79%. The decrease of oil extraction rate was the impact of the increase of FFB composition from immature plant in which the content of its oil tended too low.
Kapasitas Produksi
Production Capacity
Tahun 2015, PTPN VII mengelola perkebunan kelapa sawit seluas 59.802 ha, terdiri atas kebun inti 60,09% atau seluas 35,934 ha, dan kebun plasma 39,91% atau seluas 23.868 ha. Dengan demikian, sebesar 39,91% perkebunan yang dikelola PTPN VII adalah perkebunan plasma, yang merupakan pola kemitraan pengelolaan perkebunan kelapa sawit antara Perusahaan dengan masyarakat sekitar yang memberikan manfaat bersama baik bagi PTPN VII maupun masyarakat. Komposisi tanaman kebun inti terdiri atas 34,958 ha (97,28%) Tanaman Menghasilkan (TM), dan 976 ha (2,72%) Tanaman Belum Menghasilkan (TBM). Realisasi areal TM bertambah 1.506 ha atau 104,5% terhadap tahun 2014 dikarenakan adanya mutasi areal TBM ke TM. Sepanjang tahun 2015 tidak ada kegiatan penanaman baru.
In 2015, PTPN VII managed oil palm estate as wide as 59,802 ha, comprised of nucleus estate 60.09% or 35.934 ha, and plasma estate 39.91% or 23,868 ha. Therefore, amounted to 39.91% estate managed by PTPN VII was plasma estate, which constitutes a partnership pattern of palm estate management between Company and local community with prioritizing mutual benefit either for PTPN VII or for community. Composition of nucleus estate plants comprised of 34.958 ha (97.28%) Mature Plant (MP), and 976 ha (2.72%) Immature Plant (IP). Realization of MP was added 1,506 Ha or 104.5% against 2014 due to mutation from IP to MP area. Throughout 2015 there were no new planting activities.
Saat ini, Perusahaan memiliki 7 pabrik pengolahan kelapa sawit dengan jumlah keseluruhan kapasitas sebesar 280 ton TBS/jam. Pada tahun 2015, PTPN VII memulai pembangunan PPKS Bentayan dengan kapasitas 30 ton TBS/jam. Pembangunan PPKS ini bertujuan untuk menampung TBS dari kebun sendiri dengan semakin meningkatnya produksi dari kebun-kebun program replanting.
At present, the Company has 7 oil palm processing mill with total capacity 280 ton FFB/hour. In 2015, PTPN VII started to build Palm Oil Processing Mill in Bentayan with capacity 30 ton FFB/hour. The construction of this POPM was aimed to accommodate FFB from own estate due to the increase of production from replanting-program estates.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
119
Realisasi TBS diolah tahun 2015 bertumbuh 18,6% dari 984.205 ton menjadi 1.167.290 ton, berasal dari kebun sendiri 691.391 ton (59,23%), kebun plasma 179.242 ton (15,36%) , dan kebun pihak III 296.657 ton (25,41%). Realisasi inti sawit diolah tahun 2015 naik 2,6% dari 44.733 ton menjadi 45. 911 ton.
Realization of processed FFB in 2015 grew 18.6% from 984,205 ton to 1,167,290 ton, derived from own estate 691,391 ton (59.23%), plasma estate 179,242 ton (15.36%), and third party estate 296,657 ton (25.41%). Realization of processed palm kernel in 2015 rose by 2.6% from 44,733 ton to 45,911 ton.
Penjualan
Sales
Produk komoditas kelapa sawit PTPN VII seluruhnya ditujukan untuk memenuhi pasar lokal. Hasil penjualan komoditas kelapa sawit tahun 2015 mencapai Rp1.733,3 miliar, berada di bawah RKAP dan realisasi tahun sebelumnya, masing-masing sebesar Rp624,1 miliar (26,5%) dan Rp114,1 miliar (6,2%). Penurunan penjualan dikarenakan penurunan harga jual rata-rata minyak sawit. Realisasi harga jual Minyak Sawit tahun 2015 sebesar Rp6.748/kg, berada di bawah RKAP maupun realisasi tahun 2014 masingmasing sebesar Rp1.052/kg atau 13,5% senilai Rp 241,9 miliar, dan Rp1.515/kg atau 18,3% senilai Rp348,4 miliar. Sementara itu, harga jual Minyak Inti Sawit dan Bungkil Inti Sawit juga berada di bawah RKAP masing-masing sebesar Rp 1.562/kg senilai Rp13,7 miliar, dan Rp817/kg senilai Rp35,6 miliar.
All PTPN VII oil palm commodity products are aimed to meet local market. Oil palm commodity sales revenue in 2015 reached Rp1,733.3 billion, below CABP and previous year realization, respectively by Rp624.1 billion (26.5%) and Rp114.1 billion (6.2%). The decrease of sales was caused by the decrease of average selling price of palm oil. Realization of Palm Oil selling price in 2015 was Rp6,748/kg, below 2015 CABP by Rp6,748/kg and below 2014 realization respectively by Rp1,052/kg or 13.5% worth by Rp248.4 billion, and Rp1,515/kg or 18.3% worth by Rp348.4 billion. Meanwhile, selling price of Palm Kernel Oil and Palm Kernel Oilcake was also below CABP respectively by Rp1,562/kg worth by Rp13,7 billion, and Rp817/kg worth by Rp35.6 billion.
Penurunan harga rata-rata terjadi karena terjadi penurunan harga global. Hal ini terkait dengan : • Melemahnya harga minyak mentah akibat pasokan minyak mentah global melimpah di tengah melemahnya permintaan, sehinga menekan harga minyak sawit karena minyak nabati kurang menarik sebagai bahan baku bahan bakar alternatif. • Kekhawatiran peningkatan pasokan minyak sawit Malaysia dan Indonesia, sedangkan permintaan melambat. • Pemberlakuan pungutan ekspor sebesar US$50 per ton untuk minyak sawit dan US$ 30 per ton untuk produk turunannya memberikan dampak buruk terhadap perusahaan Indonesia dan Malaysia yang hanya beroperasi di hulu. Pemberlakuan pungutan ekspor tersebut akan membebani harga minyak sawit Indonesia.
The decrease of average price was occurred due to the decrease of global price. This was related to: • The weakening of raw oil price as effect of abundant raw oil supply in global in the midst of increasing demand, so it depressed the oil palm price because vegetable oil was less attractive as raw material for alternative fuel. • The concern of increasing palm oil supply in Malaysia and Indonesia, while the demand was slowing • Enactment of export tax in the amount of US$50 per ton for palm oil and US$30 per ton for its derivative products gave bad impact for Indonesia’s and Malaysia’s companies which only operated in the upstream. The enactment of export tax will encumber Indonesian palm oil price.
Volume penjualan lokal Minyak Sawit tahun 2015 bertumbuh 15,1% menjadi 229.945 ton, namun berada di bawah RKAP sebesar 16,2%. Volume penjualan Inti Sawit tahun 2015 bertumbuh 191,7% menjadi 8.750 ton, dan berada di atas RKAP sebesar 31,7%. Volume penjualan Minyak Inti Sawit tahun 2015 tercapai sebesar 14.700 ton, mengalami penurunan sebesar 200 ton atau 1,3% bila dibanding realisasi tahun lalu, dan berada di bawah RKAP sebesar 3.948 ton atau 21,2%. Volume penjualan Bungkil Inti Sawit tahun 2015 tercapai sebesar 28.840 ton, berada di atas RKAP 2015 maupun realisasi tahun 2014 masing-masing sebesar 22,6% dan 14,4%.
Volume of Palm Oil local sales in 2015 grew 15.1% to 229,945 ton, but below CABP in the amount of16.2%. Volume of Palm Kernel sales in 2015 grew 191.7% to 8,750 ton, and above CABP by 31.7%. Volume of Palm Kernel Oil in 2015 reached 14,700 ton, suffered a decrease by 200 ton or 1.3% compared to previous year, and below CABP by 3,948 ton or 21.2%. Volume of Palm Kernel Cake sales in 2015 reached 28,840 ton, above 2015 CABP and 2014 realization respectively by 22.6% and 14.4%.
120
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Profitabilitas
Profitability
Profitabilitas dari segmen operasi kelapa sawit tercermin dari laba kotor. Pada tahun 2015 laba kotor segmen operasi kelapa sawit tercatat sebesar Rp423 miliar lebih rendah 11,29% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini terutama disebabkan penurunan nilai penjualan terkait menurunnya harga jual.
Profitability of oil palm operation segment is reflected from gross profit. In 2015 gross profit of oil palm operation segment was recorded in the amount of Rp423 lower 11,29% compared to previous year. This was particularly caused by the decrease of sales revenue as effect of the decrease of selling price.
Program dan Target 2016
2016 Program and Target
Perusahaan menargetkan nilai penjualan sebesar Rp1.941 miliar di tahun 2016, berasal dari penjualan lokal. Saat ini, pasokan minyak mentah global melimpah ditengah melemahnya permintaan, sehingga menekan harga jual minyak sawit. Perusahaan akan lebih mengintensifkan upayaupaya efisiensi diimbangi dengan meningkatkan volume penjualan. Perusahaan harus berupaya maksimal untuk meningkatkan produksi dan produktivitas dengan melakukan pengawalan produksi bekerjasama dengan PPKS Medan. Selain itu Perusahaan juga terus melaksanakan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan best practice agriculture, di antaranya: Melakukan penyiraman dengan limbah organik (Resa, Beki, Betu, dan Beka); Penambahan embung baru; Membentuk tim pengawalan produksi dari Kantor Pusat, Distrik dan Unit Kebun; Pengamanan produksi berkerja sama dengan aparat keamanan dan tokoh masyarakat.
The Company targeting sales revenue in 2016 was Rp1,941 billion from local sales. At present, global raw oil supply is abundant in the midst of weakening demand, so the price of palm oil gets decressed. The Company will be more intensifying efficiency efforts offset by increasing sales volume. The company should perform maximum efforts to enhance production and productivity by conducting production escort in cooperation with Medan Oil Palm Research Center. In addition the Company also needs to continue implementing various efforts to improve best practice agriculture, among other are by: Conducting watering by using organic waste (Resa, Beki, Betu, and Beka); Adding new ponds; Forming production escort team from Head Office, District and Estate Unit; Security of production in collaboration with security and local community leaders.
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
121
Kinerja Operasional Segmen Kelapa Sawit Oil Palm Segment Operational Performance Keterangan Description
Satuan Unit
Real 2014
Real 2015
RKAP 2015 CABP 2015
(1)
(2)
(3)
Perbandingan (%) Comparison (%) (4) = (2) : (1)
Target 2016
(5) = (2) : (3)
Luas Areal K. Inti Total Nucleus Estate area TM Produktif | Productive MP
ha
33.452
34.958
34.974
104,5
99,95
35.213
TBM/IP
ha
2.939
976
976
33,21
100,0
1.191
TU/TK/TB RP/CP/NP
ha
-
-
455
-
-
-
Jumlah | Total
ha
36.391
35.934
36.406
98,74
98,71
36.404
TBS/ FFB
ton
984.205
1.167.290
1.280.000
118,6
91,2
1.128.670
Minyak Sawit/Palm Oil
ton
201.526
230.228
274.394
114,2
83,9
241.118
Inti Sawit/Palm Kernel
ton
46.720
55.906
61.010
119,7
91,6
54.382
Minyak Inti Sawit Palm Kernel Oil
to
15.065
14.814
18.648
98,3
79,4
18.900
Bungkil Inti Sawit Palm Kernel Cake
ton
25.346
28.838
23.532
113,8
122,5
23.850
TBS/FFB
kg/ha
17.013
19.778
19.503
116,3
101,4
21.067
Minyak Sawit | Palm Oil
kg/ha
3.580
3.992
4.340
111,5
92,0
4.590
Inti Sawit / Palm Kernel
kg/ha
775
925
942
119,3
98,1
1.007
Produksi K. Inti + Pihak III Nucleus Estate + III Party Production
Produktivitas K. Inti Nucleus Estate Productivity
Rendemen / Extraction Minyak Sawit / Palm Oil
%
20,48
19,72
21,44
96,3
92,0
21.57
Inti Sawit / Palm Kernel
%
4,75
4,79
4,77
100,8
100,5
4.86
199.850
229.945
274.393
115,1
83,8
241.118
Volume Penjualan Lokal Local Sales Volume Minyak Sawit / Palm Oil
ton
Inti Sawit / Palm Kernel
ton
3.000
8.750
6.644
291,7
131,7
12.000
Minyak Inti Sawit / Palm Kernel Oil
ton
14.900
14.700
18.648
98,7
78,8
18.900
Bungkil Inti Sawit / Palm Kernel Cake
ton
25.200
28.840
23.532
114,4
122,6
23.850
Minyak Sawit / Palm Oil
Rp/kg
8.263
6.748
7.800
81,7
86,5
7.020
Inti Sawit / Palm Kernel
Rp/kg
3.439
1.974
3.536
57,4
55,8
2.500
Minyak Inti Sawit / Palm Kernel Oil
Rp/kg
10.764
9.989
9.250
92,8
108,0
10.840
Bungkil Inti Sawit / Palm Kernel Cake
Rp/kg
1.004
607
900
60,4
67,4
600
Rp juta
1.847.412
1.733.298
2.357.437
93,8
73,5
1.941.835
Harga Jual / Selling Price
Nilai Penjualan / Sales Revenue Total
122
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Komoditas Teh Tea Commodity
Penjelasan Segmen Operasi Teh
Information Of Tea Operational Segment
Segmen operasi teh terdiri dari pengelolaan areal perkebunan teh, 1 (satu) pabrik teh dengan jumlah keseluruhan kapasitas pengolahan sebesar 80 ton pucuk segar per jam. Produk yang dihasilkan segmen operasi teh berupa Teh Orthodox dan CTC, yang dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan lokal maupun ekspor. Dalam upaya menciptakan produk yang memenuhi kriteria food grade, PTPN VII menerapkan teknologi dengan memperhatikan prinsip-prinsip hygieni yang didukung peralatan full automatic processing.
Tea operation segment comprises of tea estate area management with 1 (one) tea mill with total capacity 80 ton fresh shoot per hour. Products produced by tea operation segment were in form of Orthodox Tea and CTC that have been marketed to meet local or export needs. In an effort to create product that meet food grade criteria, PTPN VII applies technology by considering hygiene principles supported by full automatic processing machines.
Produksi
Production
Produksi pucuk teh segar tahun 2015 mencapai 16.739 ton, berada di bawah realisasi tahun 2014 maupun RKAP 2015 masing-masing sebesar 16,9% dan 19,5%. Penurunan produksi Teh terhadap RKAP terutama disebabkan adanya penataan ulang areal petik untuk meningkatkan mutu pucuk, pertumbuhan pucuk terganggu akibat serangan hama Empoasca dan Helopeltis, dan serangan penyakit Blister Blight.
Fresh tea shoot production in 2015 reached 16,739 ton, below 2014 realization or 2015 CABP respectively by 16.9% and 19.5%. The decrease of tea production against CABP was notably caused by the rearrangement of picking area to improve shoot quality, the growth of the shoot was disrupt as result of Emposca and Helopeltis pest attack, and Blister Blight disease attack.
Produksi teh kering tahun 2015 mencapai 3.639 ton, berada di bawah realisasi tahun 2014 maupun RKAP 2015, masing-masing sebesar 16,3% dan 20,9%. Produktivitas teh tahun 2015 mencapai 11.641 kg/ ha, berada di bawah realisasi tahun 2014 maupun RKAP 2015, masing-masing sebesar 16,9% dan atau 19,5%.
Dry tea production in 2015 reached 3,639 ton, below 2014 realization and 2015 CABP, respectively by 16.3% and 20.9%. Tea productivity in 2015 reached 11,641 kg/ha, below 2014 realization and 2015 CABP, respectively by 16.9% and or 19.5%.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
123
Kapasitas Produksi
Production Capacity
Realisasi areal Tanaman Menghasilkan teh tahun 2015 mencapai 1.438 ha, sama dengan luas areal tahun 2014. Pada tahun 2015 tidak terdapat penambahan areal, baik pada Tanaman Menghasilkan, Tanaman Belum Menghasilkan maupun Tanaman Baru/ Tanaman Ulang/Tanaman Konversi.
Tea Mature Plant area realization in 2015 reached 1,438 ha, equal to total area in 2014. In 2015 there was no additional area, either for Mature Plant, Immature Plant or to New/Replanting/Conversion Plant.
Realisasi kapasitas olah pucuk teh segar tahun 2015 mencapai 53 ton/hari, mengalami penurunan sebesar 9,2 ton/hari atau 10,6% dibandingkan kapasitas olah tahun 2014.
Realization of fresh tea shoot processing capacity in 2015 reached 53 ton/day, it suffered a decrease by 9.2 ton/day or 10.6% compared to processing capacity in 2014.
Rendemen teh tahun 2015 mencapai 21,74%, meningkat sebesar 0,15% dibandingkan realisasi tahun lalu, namun di bawah RKAP tahun 2015 sebesar 0,40%.
Tea extraction in 2015 reached 21.74% increasing 0.15% compared to last year realization, but below 2015 CABP in the amount of 0.40%.
Penjualan
Sales
Hasil penjualan ekspor dan lokal komoditi teh tahun 2015 naik 18% dibandingkan realisasi tahun 2014, yakni dari Rp58,16 miliar menjadi Rp68,6 miliar, namun berada di bawah RKAP sebesar 28,5%. Hal ini disebabkan oleh:
Sales revenue to export and local of tea commodity in 2015 rose by 18% compared t 2014 realization, namely from Rp58.16 billion to Rp68.6 billion, but below CABP by 28.5%. This was caused by:
•
•
•
Volume penjualan berada di bawah RKAP sejumlah 163 ton atau senilai Rp3,4 miliar. Harga jual teh berada di bawah RKAP sebesar Rp5.389/kg atau senilai Rp 23,9 miliar.
•
Sales volume was below CABP in the amount 163 ton or worth by Rp3.4 billion Tea selling price was below CABP by Rp5,389/kg or worth by Rp23.9 billion
Volume penjualan ekspor dan lokal tahun 2015 naik 16,9% dibandingkan realisasi tahun 2014, yakni dari 3,796 ton menjadi 4.439 ton, namun berada di bawah RKAP tahun 2015 sebesar 163 ton atau 3,5%.
Export and local sales volume in 2015 rose by 16.9% compared to 2014 realization, namely from 3.796 ton to 4,439 ton, but below 2015 CABP in the amount of 163 ton or 3.5%.
Harga jual rata-rata ekspor dan lokal komoditas teh tahun 2015 naik 0,9% dari Rp15.323/kg menjadi Rp15.454/kg, namun berada di bawah RKAP sebesar Rp5.389/kg atau 25,9%. Hal ini disebabkan : • Produksi dan jumlah teh yang ditawarkan cukup besar untuk tahun 2014 berdampak pada anjloknya harga teh di tahun 2015. • Belum pulihnya krisis geopolitik di negaranegara konsumen teh. • Permintaan teh dunia masih selektif, sementara suplai masih relatif stabil.
Average selling price for local and export for tea commodity in 2015 rose by 0.9% from Rp15,323/kg to Rp15,389/kg or 25.9%. This was due to: • Production and number of tea offered at market were quite large for 2014 and impacted to the drop of tea price in 2015. • Geopolitics crisis in tea consumer countries that has not recovered. • World tea demand was still selective; meanwhile the supply was still relatively stable.
Profitabilitas
Profitability
Profitabilitas dari segmen operasi teh tercermin dari laba kotor. Pada tahun 2015 rugi kotor segmen operasi teh tercatat sebesar Rp833 juta, lebih rendah 113,88% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini terutama disebabkan penurunan nilai penjualan terkait menurunnya harga jual dan volume penjualan.
Profitability of tea operation segment is reflected from gross profit. In 2015 gross profit of tea operation segment was recorded in the amount of Rp833, lower113 % compared to previous year. This was notably caused by the decrease of sales revenue as effect of decreasing selling price and sales volume.
124
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Program dan Target 2016
2016 Programs and Target
Untuk mencapai target produksi tahun 2016, Perusahaan akan lebih mengoptimalkan strategi dan program kerja yang telah diterapkan sebelumnya, berupa peningkatan penerapan best practice agriculture, di antaranya melalui pengawalan produksi dan pengendalian Hama Penyakit Tanaman (HPT) bekerja sama dengan Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung.
To attain production target in 2016, the Company will be increasingly optimizing work strategy and program that have been set beforehand, in form of the increase of best practice agriculture implementation, including production escort and controlling of Plant Pest and Disease in collaboration with Tea and Quinine Research Center Gambung.
Perusahaan menargetkan nilai penjualan sebesar Rp97,52 miliar di tahun 2016, berasal dari penjualan ekspor dan lokal. Strategi dan program penjualan tahun sebelumnya akan lebih ditingkatkan lagi guna menjaga kepercayaan pelanggan, mendapatkan pelanggan baru serta mendapatkan harga jual terbaik.
The Company targeted sales revenue in the amount of Rp97.52 billion in 2016, derived from export and local sales. Previous year sales strategies and programs will be more intensified to maintain customer‘s trust, and attract new customers as well as obtain the best selling price.
Kinerja Operasional Segmen Teh Tea Segment Operational Performance Keterangan Description
Satuan Unit
Real 2014
Real 2015
RKAP 2015 CABP 2015
(1)
(2)
(3)
Perbandingan (%) Comparison (%) (4) = (2) : (1)
Target 2016
(5) = (2) : (3)
Luas Areal / Total Area
ha
1.438
1.438
1.438
100,00
100,00
1.468
Produksi Pucuk Teh Segar Production of FTS
ton
20.135
16.739
20.790
83,1
80,5
22.058
Mutu – I / Quality I
ton
2.643,5
2.187,9
2.802,5
82,8
78,1
3.018
Mutu – II / Quality II
ton
1.237,0
1.025,6
1.552,0
82,9
66,1
1.487
Off Grade
ton
467,1
425,2
247,5
91,0
171,8
233
Jumlah / Total
ton
4.348,0
3.639
4.602
83,7
79,1
4.737
Produktivitas Pucuk Teh Segar Fresh Tea Shoot Productivity
kg/ha
14.002
11.641
14.458
83,1
80,5
15.026
ProduktivitasTeh Kering Dry Tea Productivity
kg/ha
3.023
2.530
3.200
83,7
79,1
3.227
Rendemen / Extraction
%
21,59
21,74
22,14
100,7
98,2
21.48
Produksi Teh Kering Dry Tea Production
Volume Penjualan Sales Volume Ekspor / Export
ton
701
731
1.306
104,4
56,0
1.351
Lokal / Local
ton
3.095
3.708
3.296
119,8
112,5
3.386
Jumlah / Total
ton
3.796
4.439
4.602
116,9
96,5
4.737
Ekspor / Export
Rp/kg
17.237
16.923
21.609
98,2
78,3
21.247
Lokal / Local
Rp/kg
14.890
15.165
20.540
101,8
73,8
20.321
Rerata / Average
Rp/kg
15.323
15.454
20.843
100,9
74,1
20.585
Ekspor / Export
Rp juta
12.077
12.372
28.221
102,4
43,8
28.715
Lokal / Local
Rp juta
46.083
56.227
67.698
122,0
83,1
68.806
Jumlah / Total
Rp juta
58.160
68.599
95.919
118,0
71,5
97.521
Harga Jual / Selling Price
Nilai Penjualan / Sales Revenue
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
125
Komoditas Tebu
Sugarcane Commodity
Penjelasan Segmen Operasi Tebu
Information of Sugarcane Operation Segment
Segmen operasi tebu terdiri dari pengelolaan areal perkebunan tebu seluas 17.611 ha dan 2 pabrik gula dengan kapasitas total mencapai 12.500 Ton Cane per Day. Produk pabrik gula PTPN VII berupa gula kristal putih (GKP) dan tetes, seluruhnya ditujukan untuk pasar lokal. Produk GKP dari PG Bungamayang PTPN VII telah dilengkapi dengan sertifikat SNI (Standar Nasional Indonesia) sejak tanggal 18 Juni 2015, sedangkan PG Cinta Manis PTPN VII telah dilengkapi dengan sertifikat SNI (Standar Nasional Indonesia) sejak tanggal 15 Oktober 2015 sehingga berhak menerapkan label SNI pada setiap karung GKP yang dikeluarkan masing-masing PG.
Sugarcane operation segment comprises of sugarcane estate management over 17,611 ha land and 2 sugar mills with total capacity 12,500 ton Cane per Day. PTPN VII sugar mill products are in form of white crystal sugar (WCS) and molasses, all of them are aimed to meet local market. WCS product from PTPN VII SM Bungamayang has been completed with Indonesia National Standard (INS) certificate since 18 June 2015, whereas PTPN VII SM Cinta Manis has been completed with INS certificate since 15 October 2015 so PTPN VII deserves to apply INS label at each WCS sack produced by each SM.
Produksi
Production
Produksi tebu sendiri tahun 2015 mencapai 1.165.123 ton, turun sebesar 3,3% dibandingkan dengan realisasi tahun 2014, dan berada di bawah RKAP tahun 2015 16%. Rata-rata tingkat produktivitas tebu sendiri tahun 2015 mencapai 661,60 ku/ha, berada di bawah realisasi tahun 2014 dan RKAP tahun 2015 masing-masing sebesar 3% dan 12,4%. Penurunan produksi dan produktivitas tebu terkait dengan kekurangan air pada saat kemarau (water deficit) pada bulan Juli sampai
Owned sugar cane production in 2015 reached 1,165,123 ton, it was decreasing by 3.3% compared to 2014 realization, and below 2015 CABP by 16%. Average owned cane productivity level in 2015 reached 661.60 ku/ha, it was below 2014 realization and 2015 CABP respectively by 3% and 12.4%. The decrease of cane production and productivity was due to water deficit during drought on July up to September 2014 and 2015 (el nino effect) which was causing lengthwise growth (age 3-4 months)
126
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
dengan September tahun 2014 dan tahun 2015 (dampak el nino) yang menyebabkan pertumbuhan memanjang (umur 3-4 bulan) mengalami stagnasi. Perusahaan berupaya untuk mengurangi dampak kekurangan air melalui aplikasi pemberian air (irigasi) dengan mengoptimalkan penggunaan mesin pompa dan sumber air embung. Selain itu, untuk mempertahankan potensi produksi, Perusahaan melaksanakan pengawalan produksi dan pengendalian hama penyakit tanaman tebu melalui peningkatan Sistem Peringatan Dini (Early Warning System) di masing-masing Unit Kebun.
suffered a stagnation. Company strived to reduce water deficit impact by irrigation application by optimizing the use of pump machines and ponds. In addition, to maintain potential production, Company carried out production escort and controlling of cane pests and deseases by increasing Early Warning System in each Estate Unit.
Produksi Tebu Rakyat tahun 2015 mencapai 275.359 ton, turun 14,2% dibandingkan dengan realisasi tahun 2014, dan berada di bawah RKAP tahun 2015 sebesar 20,5%. Pembelian tebu tercapai sebesar 256.336 ton, berada di atas realisasi tahun lalu sebesar 7,8%, namun berada di bawah RKAP sebesar 25,6%. Pembelian tebu tidak mencapai target yang dicanangkan terutama disebabkan menurunnya minat petani menanam tebu dan beralih ke komoditi singkong terkait dengan turunnya harga jual gula tahun 2014. Upaya yang dilakukan Perusahaan adalah meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan petani tebu dan pihak terkait.
Community Sugarcane Production in 2015 reached 275,359 ton, fell by 14.2% compared to 2014 realization and below 2015 CABP in the amount of 20.5%. Purchase of cane reached 256,336 ton, above last year realization in the amount of 7.8%, but below CABP by 25.6%. Purchase of cane did not reached target notably was caused by the decrease of farmer’s interest to plant cane and convert to cassava commodity as effect of the decrease of sugar selling price in 2014. Efforts conducted by the Company were increasing coordination and communication with cane farmers and related parties.
Rendemen tebu sendiri tahun 2015 mencapai 7,87%, turun 0,07% dibandingkan dengan realisasi tahun 2014, dan berada di bawah RKAP tahun 2015 sebesar 0,87%.
Cane extraction itself in 2015 reached 7.87%, fell 0.07% compared to 2014 realization, and below 2015 CABP by 0.87%.
Produksi gula tahun 2015 mencapai 117.139 ton atau 96,9% bila dibandingkan dengan realisasi tahun lalu dan bila dibandingkan dengan RKAP tercapai sebesar 74%. Hal ini terkait dengan penurunan produksi dan produktivias tebu sendiri.
Sugar production in 2015 reached 117,139 ton or 96.9% compared to previous year realization and compared to CABP reached 74%. This was due to the decrease of production and own cane productivity.
Produksi tetes tahun 2015 mencapai 98.260 ton, naik 18,08% terhadap tahun 2014, dan berada di atas RKAP 2015 sebesar 34,8%.
Molasses production in 2015 reached 98.260 ton, rose 18.08% against 2014 and above 2015 CABP in the amount of 34.8%.
Kapasitas Produksi
Production Capacity
Tahun 2015, PTPN VII mengelola perkebunan tebu seluas 21.575 ha, terdiri atas kebun sendiri seluas seluas 17.611 ha atau 81,63%, dan kebun plasma seluas 3.964 ha atau 18,37%. Selain itu, PTPN VII mendapatkan tambahan pasokan tebu pembelian dari Pihak III seluas 4.083 ha. Komposisi tanaman kebun inti terdiri atas Plant Cane seluas 5.323 ha (30,2%) dan Ratoon seluas 12.288 ha (69,8%).
In 2015, PTPN VII was managing sugarcane estate over 21,575 ha land, comprised of own estate 17,611 ha or 81.63%, and plasma estate 3,964 ha or 18.37%. In addition, PTPN VII received additional cane supply from third parties over 4,084 ha land. Composition of nucleus estate plant consisted of Plant Cane 5,323 ha (30.2%) and Ratoon 12,288 ha (69.8%).
Perkebunan plasma yang dikelola PTPN VII merupakan pola kemitraan yang saling menguntungkan antara Perusahaan dengan masyarakat sekitar
Plasma estate managed by PTPN VII is a partnership pattern with mutual benefit principle between Company and local community.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
127
Saat ini, Perusahaan memiliki 2 (dua) pabrik gula dengan jumlah keseluruhan kapasitas giling sebesar 12.500 ton tebu per hari (TCD). Realisasi Tebu digiling PG Buma 1.070.925 ton, turun 3,3% dibandingkan tahun 2014, serta berada di bawah RKAP sebesar 16,6%. Realisasi Tebu digiling PG Cima tercapai sebesar 625.893 ton, turun 4,7% dibandingkan tahun 2014, serta berada di bawah RKAP sebesar 21,3%. Kapasitas giling PG Buma 7.000 TCD namun hanya mencapai 6.645 TCD, mengalami peningkatan 2 TCD dari tahun 2014 dan kapasitas giling PG Cima sebesar 5.500 TCD namun hanya mencapai 4.818 TCD, mengalami peningkatan 179 TCD dari tahun 2014.
At present Company has 2 (two) sugar mills with total capacity by 12,500 ton cane per day (TCD). Cane realization milled by SM Buma in 2015 was 1,070,925 ton, fell 3.3% compared to 2014 realization and below CABP by 16.6%. Realization of cane milled by SM Cima reached 625,893 ton, fell 4.7% compared to 2014, and below CABP by 21.3%. Milling capacity of SM Buma was 7,000 TCD but only reached 6,645 TCD, it was having an increase by 2 TCD from 2014 and SM Cima milling capacity was 5,500 TCD but only reached 4,818 TCD, increased 179 TCD from previous year.
Luas areal tanaman tebu sendiri yang ditebang tahun 2015 mencapai 17.611 ha atau 83% dari luas areal tebu sendiri, dengan jumlah tebu sendiri yang digiling mencapai 1.165.123 ton atau 96,7% terhadap realisasi tahun lalu dan 84% terhadap rencana tebu yang akan digiling tahun 2015. Penurunan areal tanaman tebu yang ditebang terkait dengan anomali el nino yang menyebabkan kebakaran tebu. Sedangkan penurunan jumlah tebu digiling disebabkan tidak tercapainya produksi dan produktivitas tebu serta adanya areal tanaman yang tidak ditebang.
Total area of own cane estate in 2015 reached 17,611 ha or 83% of total own area, with number of own milled cane reached 1,165,123 ton or 96.7% against last year realization and 84% against plan of cane that will be milled in 2015. The reduction of harvested cane area was due to el nino anomaly which was causing cane on fire. Whereas the decline of total milled cane was caused by failure of cane production and productivity and the reduction of not harvested cane area.
Penjualan
Sales
Produk komoditas tebu seluruhnya dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan lokal. Hasil penjualan komoditas tebu tahun 2015 meningkat 14,3% dari Rp1.015,74 miliar menjadi Rp1.160,5 miliar, namun berada di bawah RKAP sebesar Rp185,2 miliar atau 13,8%. Hal ini disebabkan oleh :
Cane commodity products are entirely marketed to meet local needs. Result of cane commodity sales in 2015 increased by 14.3% from Rp1,015.74 billion to Rp1,160.5 billion, but it was below CABP in the amount of Rp185.2 billion or 13.8%. This was due to:
•
•
•
Volume penjualan gula berada di bawah RKAP sebesar 41.481 ton senilai Rp327,7 miliar sedangkan volume penjualan tetes berada di atas RKAP sebesar 23.383 ton senilai Rp30,4 miliar. Harga jual gula dan tetes berada di atas RKAP masing-masing sebesar Rp862/kg senilai Rp100,7 miliar dan Rp118/kg senilai Rp11,4 miliar. Realisasi harga jual gula tahun 2015 sebesar Rp8.762/kg, berada di atas RKAP maupun realisasi tahun 2014 masing-masing sebesar 10,9% dan 17,13%.
Realisasi volume penjualan lokal gula tahun 2015 turun 6% dari 124.291 ton menjadi 116.866 ton. Volume penjualan tetes tahun 2015 naik 17,4% dari 82.040 ton menjadi 96.279 ton. Bila dibandingkan dengan RKAP, volume penjualan tetes naik sebesar 23.383 ton atau 32,1%.
•
Sugar sales volume was below CABP in the amount of 41,481 ton worth by Rp327.7 billion whereas volume of molasses sales was above CABP by 23.383 ton worth by Rp30.4 billion. Sugar and molasses selling price were above CABP respectively by Rp862/kg worth by Rp100.7 billion and Rp118/kg worth by Rp11.4 billion. Realization of sugar selling price in 2015 was Rp8,762/kg, it was above CABP and 2014 realization respectively by 10.9% and 17.13%.
Realization of local sales volume for sugar in 2015 fell by 6% from 124,291 ton to 116,866 ton. Volume of molasses sales in 2015 rose 17.4% from 82,040 ton to 96,279 ton. If compared to CABP, volume of molasses sales rose by 23,383 ton or 32.1%.
128
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Profitabilitas
Profitability
Profitabilitas dari segmen operasi tebu tercermin dari laba kotor. Pada tahun 2015 laba kotor segmen operasi tebu tercatat sebesar Rp522,8 miliar, meningkat sebesar 251,33% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini terutama disebabkan adanya peningkatan nilai penjualan terkait meningkatnya harga jual komoditas tebu. Selain itu, adanya impairment aset atas persediaan semusim yang dibebankan ke biaya produksi tebu tahun 2014 mengakibatkan laba kotor tahun 2014 turun
Profitability from cane operation segment is reflected from gross profit. In 2015 gross profit from sugarcane operation segment was recorded by Rp522.8 billion, increase by 251.33% compared to previous year. This was notably caused by the increase of sales revenue as effect of increasing selling price sugarcane commodity. In addition, the impairment of assets on seasonal inventory charged to production cost of sugarcane in 2014 resulted in the decrease of gross profit in 2014
Program dan Target 2016
2016 Programs and Target
Perusahaan menargetkan nilai penjualan sebesar Rp1.563 miliar di tahun 2016, berasal dari penjualan lokal. Perusahaan akan lebih mengintensifkan upaya-upaya efisiensi diimbangi dengan meningkatkan volume penjualan. Perusahaan harus berupaya maksimal untuk meningkatkan produksi dan produktivitas. Di bidang tanaman program kerja yang dilaksanakan diantaranya adalah assessment tanaman, best practice management operasi, peningkatan produktivitas sumber daya, pengembangan varietas, konservasi tanah dan water management serta pemanfaatan limbah cair dan padat untuk pupuk alternatif.
The Company targeted sales revenue by Rp1,563 billion in 2016, derived from local sales. Company will be more intensifying efficiency efforts offset by increasing sales volume. Company should conduct maximum efforts to improve production and productivity. For plant, work programs carried out, among others, were plant assessment, best practice management in operation, improvement of resources productivity, development of variety, land conservation and water management as well as utilization of solid and liquid waste for alternative fertilizer.
Di bidang program kerja pabrik yang dilaksanakan di antaranya adalah assessment pabrik, peningkatan kapasitas pabrik, peningkatan reliabilitas peralatan pabrik, otomatisasi pabrik, dan penyempurnaan teknologi untuk penghematan energi dan pemanfaatan energi alternatif.
For factory, work programs carried out, among others, were factory assessment, improvement of factory capacity, improvement of factory equipment reliability, factory automation, and improvement of technology for energy saving and utilization of alternative energy.
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
129
Kinerja Operasional Segmen Tebu Performance of Cane Segment Operational Keterangan Description
Satuan Unit
Real 2014
Real 2015
RKAP 2015 CABP 2015
(1)
(2)
(3)
Perbandingan (%) Comparison (%) (4) = (2) : (1)
Target 2016
(5) = (2) : (3)
Luas KTG Ditanam Total planted area Tebu Sendiri / Own cane
ha
17.675
Tebu Rakyat / Community Cane
ha
4.203
Jumlah / Total
ha
21.878
Tebu Sendiri / Own cane
ha
17.675
Tebu Rakyat / Community area
ha
4.203
18.491
18.371
100,7
104,6
19.520
4.609
4.609
100,0
109,7
4.724
23.099
22.979
100,5
105,6
24.244
17.611
18.371
95,9
99,6
19.520
3.964
4.609
86,0
94,3
4.724
Luas KTG Ditebang Harvested area
Jumlah / Total
ha
21.878
21.574
22.979
93,9
98,6
24.244
Jumlah Tebu / Total Cane
ton
1.764.069
1.696.818
2.078.766
96,2
91,6
2.193.674
Jumlah Hablur / Total crystal
ton
137.511
130.902
178.611
95,2
73,3
183.638
7,80
7,71
8,59
99,0
89,8
8.37
Rendemen / Extraction
%
Jumlah Gula / Total sugar
ton
137.901
131.271
179.147
95,2
73.3
184.189
Jumlah Tetes / Total Molasses
ton
92.852
106.545
83.151
114,7
128,1
87.747
Tebu / Cane
kg/ha
69.181
66.134
76.182
95,6
86,8
76.510
Gula / Sugar
kg/ha
5.408
5.116
6.565
94,6
77,9
6.323
Tetes / Molasses
kg/ha
3.641
4.153
3.047
114,0
136,3
3.012
Produktivitas / Productivity
Volume Penjualan Sales Volume Gula / Sugar
ton
124.291
116.866
158.347
94,0
73,8
163.963
Tetes / Molasses
ton
82.040
96.279
72.896
117,4
132,1
77.265
Gula / Sugar
Rp/kg
7.480
8.762
7.900
117,1
110,9
8.800
Tetes / Molasses
Rp/kg
1.049
1.418
1.300
135,2
109,1
1.560
Gula / Sugar
Rp juta
929.656
1.023.942
1.250.939
110,1
81,9
1.442.879
Tetes / Molasses
Rp juta
86.087
136.569
94.764
158,6
144,1
120.533
Jumlah / Total
Rp juta
1.015.743
1.160.510
1.345.703
114,3
86,2
1.563.412
Harga Jual / Selling Price
Nilai Penjualan Lokal Local Sales Revenue
130
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Target Perusahaan Dibandingkan Realisasi 2015 Company’s Target Compared to 2015 Realization
Kinerja keuangan Perusahaan sangat dipengaruhi oleh harga jual yang terbentuk di pasar global. Seiring dengan melimpahnya pasokan Minyak Sawit secara global, serta pelemahan demand karet alam dari pembeli China, harga jual Minyak Sawit dan Karet tahun 2015 mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Penjualan tahun 2015 tercapai Rp4.426,1 miliar, berada di bawah RKAP sebesar 24,8%. Hal ini disebabkan oleh realisasi harga jual komoditi Karet, Minyak Sawit, dan Teh di bawah asumsi yang ditetapkan dalam RKAP serta adanya penurunan volume penjualan Karet, Minyak Sawit dan Gula.
Performance of Company’s finance is strongly influenced by selling price formed in global market. In line with the abundant of Palm Oil supply globally, and weakening of natural rubber demand from China’s buyer, Palm Oil and Rubber selling price in 2015 was significantly decreasing compared to previous years. Sales in 2015 was attained Rp4,426.1 billion, it was below CABP by 24.8%. This was due to realization of Rubber, Palm Oil and Tea selling price below assumption set in CABP and also the decrease of Rubber, Palm Oil and Sugar sales volume.
Harga jual produk PTPN VII berada di bawah harga jual yang ditetapkan dalam RKAP, yakni Minyak Sawit tercapai sebesar 86,5%, Karet tercapai sebesar 82,9%, dan Teh tercapai sebesar 74,1%. Namun, realisasi harga jual komoditas Gula tercapai 110,9% terhadap RKAP.
PTPN VII products’ selling price was below selling price set in CABP, viz. Palm Oil reached 86.5%, Rubber 82.9%, and Tea 74.1%. However, realization of Sugar selling price reached 110.9% against CABP.
Dibandingkan dengan RKAP pencapaian volume penjualan Tetes berada di atas RKAP yaitu tercapai sebesar 132,1% sedangkan volume penjualan Karet, Minyak Sawit, teh, dan Gula berada di bawah rencana yang disebabkan antara lain produksi Karet tercapai sebesar 79,9% terhadap RKAP terkait dengan produksi pembelian yang tercapai sebesar 73,5%, Produksi Minyak Sawit tercapai sebesar 83,9% terhadap RKAP terkait dengan pencapaian rendemen Minyak Sawit sebesar 92% dan produksi pembelian yang tercapai sebesar 79,6%, serta produksi Gula tercapai 74% terhadap RKAP terkait dengan anomali el nino yang berdampak pada penurunan produktivitas tebu.
Compared to CABP, achievement of Molasses sales volume was above CABP namely 132.1% while Rubber, Palm Oil, Tea and Sugar sales volumes were below plan due to Rubber production attained 79.9% against CABP because the purchase production achieved only 73.5%, Palm Oil production achieved 83,9% against CABP due to Palm Oil extraction achievement was only 92% and production of purchase was reached 79.6%, and Sugar production reached 74% against CABP related to el nino anomaly which affecting the decrease of cane productivity.
Secara umum produksi hasil jadi tahun 2015 berada di bawah RKAP. Hal ini terkait dengan penurunan rendemen dan tidak tercapainya pasokan bahan baku terhadap RKAP. Hasil jadi masing-masing komoditas diuraikan sebagai berikut : Minyak Sawit tercapai sebesar 230.228 ton atau tercapai sebesar 83,9% terhadap RKAP; Karet tercapai sebesar 73.893 ton atau 79,9% terhadap RKAP.; Teh tercapai sebesar 3.639 ton, berada di bawah RKAP sebesar 20,9%; Gula tercapai 74% bila dibandingkan dengan RKAP.
Generally production of final products in 2015 was below CABP. This was related to the decrease of extraction and failure in achieving supply against CABP. Final products of each commodity are described as follow: Palm Oil reached 230,228 ton or 83.9% against CABP; Rubber reached 73,893 ton or 79.9% against CABP; Tea reached 3,639 ton below CABP by 20.9%; Sugar reached 74% compared to CABP.
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
131
Produktivitas hasil kebun sendiri tahun 2015 untuk komoditas Kelapa Sawit tercapai sebesar 19.778 kg/ha atau 101,4% terhadap RKAP, Karet tercapai sebesar 1.621 kg/ha atau 100,1% terhadap RKAP, Tebu tercapai sebesar 66.160 kg/ha atau 87,6% terhadap RKAP, dan Teh tercapai sebesar 11.641 kg/ ha atau 80,5% terhadap RKAP.
Productivity of own estate production in 2015 for Oil Palm reached 19,778 kg/ha or 101.4% against CABP, Rubber reached 1,621 kg/ha or 100.1% againts CABP, Cane reached 66,160 kg/ha or 87.6% against CABP, and Tea reached 11,641 kg/ha or 80.5% against CABP.
Produksi kebun plasma / pihak III tahun 2015 untuk komoditas Kelapa Sawit tercapai sebesar 475.899 ton, berada di bawah RKAP sebesar 20,4%. Komoditas Karet tercapai sebesar 48.032 ton, berada di bawah RKAP sebesar 26,5%, Pembelian tebu tercapai sebesar 256.336 ton, berada di atas realisasi tahun lalu sebesar 7,8%, namun berada di bawah RKAP sebesar 25,6%.
Production of plasma estate or third parties in 2015 for Oil Palm commodity achieved 475,899 ton below CABP by 20.4%. Rubber commodity attained 48,032 ton below CABP by 26.5%. Purchase of cane reached 256,336 ton above last year realization in the amount of 7.8% but below CABP 25.6%.
Harga Jual Rata-Rata Tahun 2011-2015 Average Selling Price in 2011-2015 (Rp/Kg) 39.341 17.052
30.985 13.626
26.371 21.140
2011 Karet Rubber
2012
2013
2014
14.379
15.323
15.454
2014
2015
18.363
2015
2011 Teh Tea
2012
2013
132
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
3.439 10.764 9.763 2.175
2.132
2012
2013
1.974
2014
2015
Inti Sawit Palm Kernel
2013
2014
2015
8.263 7.125
6.645
7.216
6.748
607
554
2013
2014
2015
Bungkil Inti Sawit Palm Kernel Cake 9.275
2012
1004
659
2012
2011
7.693
Minyak Inti Sawit Palm Kernel Oil 915
2011
7.273
9.989
2012
2013
2014
2015
Minyak Sawit Palm Oil
8.966
7.642
2011
1.418
8.762 7.480 945
945
2012
2013
1.049
640
2011 Gula Sugar
2012
2013
2014
2015
2011
Tetes Molasses
2014
2015
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
133
Penjualan Bersih Per Segmen Operasi Net Sales per Operation Segment Segmen Usaha Business Segment
Rp juta (Rp million)
Karet / Rubber
2.241.012
48.54
1.582.783
35,03
1.445.154
32.65
32.66
Kelapa Sawit Oil Palm
1.320.638
28.60
1.847.412
40,89
1.733.298
39.16
39.17
Teh / Tea
2013
2014
% Komposisi Composition
Rp juta (Rp million)
2015
% Komposisi Composition
Rp juta (Rp million)
% Komposisi Composition
Perbandingan Comparation 2015 / 2014
57.626
1.24
58.160
1,29
68.599
1.55
1.55
Gula / Sugar
990.539
21.45
1.015.743
22,48
1.159.279
26.22
26.20
Entitas Anak Subsidiary
6.990
0.15
14.147
0,31
18.214
0.41
0.41
4.616.805
100
4.518.243
100,00
4.425.777
100
100
Jumlah / Total
Target Perusahaan Tahun 2016 Company Target in 2016
PTPN VII telah menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran (RKAP) tahun 2016 beserta asumsiasumsi yang ditetapkan berdasarkan kondisi harga komoditas yang masih akan berfluktuasi, serta dilandasi dengan semangat efisiensi dan efektivitas di semua lini bisnis. Penetapan asumsi harga jual berdasarkan arahan dan persetujuan Perusahaan Induk sebagai pemegang saham. Target Perusahaan tahun 2016 diuraikan sebagai berikut:
PTPN VII has set Company Action and Budget Plan (CABP) in 2016 along with its assumptions set based on condition of commodity prices that will still be fluctuating, as well as based on efficiency and effectiveness at all business lines. Determination of price assumption is based on the direction and approval of the Parent Company as a shareholder. Company Targets in 2016 are described below:
•
Proyeksi produksi karet tahun 2016 sebesar 93.126 ton, berasal dari kebun sendiri sebesar 38.656 ton (41,51%) dan pembelian pihak III sebesar 54.470 ton (58.49%). Proyeksi produktivitas kebun sendiri sebesar 1,863 kg/ha
•
Projection of rubber production in 2016 is 93,126 ton, derives from own estate 38,656 ton (41.51%) and third party purchase is 54,470 ton (58.49%). Projection of own estate productivity is 1.863 kg/ ha
•
Proyeksi produksi kelapa sawit tahun 2016 sebesar 1.128.670.ton, berasal dari kebun sendiri sebesar 741.830 ton (65,73%) dan pembelian pihak III sebesar 386.840 ton (34,27%). Proyeksi produktivitas kebun sendiri sebesar 21.067 kg/ ha
•
Projection of oil palm production in 2016 is 1,128,670 ton originated from own estate by 741.830 ton (65.73%) and third party purchase by 386,840 ton (34.27%). Projection of own estate productivity is 21,067 kg/ha.
•
Proyeksi produksi teh tahun 2016 sebesar 22.058 ton, berasal dari kebun sendiri. Proyeksi produktivitas kebun sendiri sebesar 15.026 kg/ ha
•
Projection of tea production in 2016 is 22,058 ton derived from own estate. Projectin of own estate productivity is 15,026 kg/ha
•
Proyeksi produksi tebu tahun 2016 sebesar 2.193.675 ton, berasal dari kebun sendiri 1.493.484 (68%) Tebu Rakyat sebesar 354.900
•
Projection of cane production in 2016 is 2,193,675 ton originated from own estate 1,493,484 ton (68%), Community Cane by 354,900 ton (16.18%)
134
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
(16,18%) dan pembelian pihak III sebesar 345.291 ton (15,74%). Proyeksi produktivitas kebun sendiri sebesar 76.510 kg/ha.
and third party purchase 345,291 ton (15.74%). Projection of own estate productivity is 76,510 kg/ha.
•
Proyeksi hasil jadi karet sebesar 93.126 ton sedangkan proyeksi volume penjualan karet diproyeksikan sebesar 93.126 ton.
•
Projection of rubber product is 93,126 ton whereas projection of rubber sales volume is 93,126 ton
•
Proyeksi hasil jadi minyak sawit sebesar 241.118 ton, sedangkan proyeksi volume penjualan diproyeksikan sebesar 241.118 ton; Proyeksi hasil jadi inti sawit sebesar.54.382 ton sedangkan proyeksi volume penjualan diproyeksikan sebesar 12.000 ton; Proyeksi hasil jadi minyak inti sawit sebesar 18.900 ton, sedangkan proyeksi volume penjualan diproyeksikan sebesar . 18.900 ton; Proyeksi hasil jadi bungkil inti sawit sebesar 23.850 ton, sedangkan proyeksi volume penjualan diproyeksikan sebesar 23.850 ton.
•
Projection of palm oil product is 241,118 ton, while projection of sales volume is projected 241,118 ton; projection of palm kernel product is 54,382 ton whereas projection of sales volume is projected 12,000 ton; projection of palm kernel oil product was 18,900 ton, whereas projection of sales volume is 18,900 ton; projection of palm kernel cake was 23,850 ton, while projection of sales volume was 23,850 ton.
•
Proyeksi hasil jadi teh sebesar 4.737 ton, sedangkan proyeksi volume penjualan diproyeksikan sebesar 4.737 ton.
•
Projection of tea products is 4,737 ton, while projection of sales volume is 4,737 ton.
•
Proyeksi hasil jadi gula milik PTPN VII sebesar 163.963 ton, sedangkan proyeksi volume penjualan diproyeksikan sebesar 163.963 ton.
•
Projection of PTPN VII sugar product is 163,963 ton, while projection of sales volume is 163,963 ton.
•
Proyeksi hasil jadi tetes sebesar 77.265 ton, sedangkan proyeksi volume penjualan diproyeksikan sebesar 77.265 ton.
•
Projection of molasses product is 77,265 ton, whereas projection of sales volume is 77,265 ton
•
Proyeksi harga jual karet sebesar Rp17.568,00/ kg, harga jual CPO sebesar Rp7.020,00/kg, harga jual teh Rp20.585,00/kg, harga jual gula Rp8.800,00/kg. Target harga jual karet, CPO, dan teh diproyeksikan lebih rendah dari target harga jual tahun 2015 masing-masing sebesar Rp4.589/ kg (20,7%) untuk karet, Rp780,00/kg (10%) untuk CPO, dan Rp258,00/kg (1,2%) untuk teh. Harga jual gula diproyeksikan lebih tinggi dari tahun 2015 sebesar Rp900,00/kg (11,4%).
•
Projection of selling price of rubber is Rp17,568.00/ kg, selling price of CPO is Rp7,020.00/kg, selling price of tea is Rp20,585.00/kg, selling price of sugar is Rp8,800.00/kg. Selling price target of rubber, palm oil, and tea is projected to be lower than selling price target in 2015 respectively by Rp4,589.00/kg (20.7%) for rubber, Rp780.00/kg (10%) for CPO, and Rp258.00/kg (1.2%) for tea. Selling price of sugar is projected to be higher than in 2015 amounted to Rp900,00/kg (11.4%).
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
135
Uraian Atas Kinerja Keuangan Perusahaan Review of Financial Performance
Pada tanggal 1 Januari 2015, PTPN VII menerapkan PSAK baru dan revisi yang efektif pada tahun 2015, meliputi PSAK No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan, PSAK No. 24 tentang Imbalan kerja, PSAK 60 tentang Instrumen Keuangan: Pengungkapan, PSAK 65 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian dan PSAK 4 tentang Laporan Keuangan Tersendiri, PSAK 66 tentang Pengaturan Bersama dan PSAK 15 tentang Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama, PSAK 67 tentang Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain, PSAK 68 tentang Pengukuran Nilai Wajar
On January 1, 2015, PTPN VII applied new and revised PSAK effective in 2015 comprising PSAK No. 1 regarding Presentation of Financial Statement, PSAK No. 24 regarding Employee Benefits, PSAK 60 regarding Financial Instrument: Disclosure, PSAK 65 regarding Consolidated Financial Statement and PSAK 4 regarding Separate Financial Statement, PSAK 66 regarding Joint Arrangements and PSAK 15 regarding Investment in Associates and Joint Ventures, PSAK 67 regarding Disclosure of Interest in other Entities, PSAK 68 regarding Fair Value Measurement.
Sehubungan dengan penerapan PSAK tersebut, PTPN VII menyajikan kembali laporan keuangan konsolida-sian tanggal 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2014/31 Desember 2013, serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014. Selain itu, Perusahaan melakukan koreksi atas penyajian kelebihan nilai persediaannya.
In connection with the implementation of PSAK, PTPN VII restated the consolidated financial statements dated December 31, 2014 and January 1st 2014/31 December 2013, as well as for the year ended December 31, 2014. In addition, the Company also corrected the presentation on the excess of inventories value.
Penyajian kembali atas dampak penerapan PSAK yang berlaku efektif per 1 Januari 2015 tercantum pada Catatan No. 4 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tahun 2015.
Restatement on the impact of PSAK implementation applicable since 1 January 2015 is listed on Notes No. 4 Notes to The Consolidated Financial Statement Year 2015.
136
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Tabel Laba Rugi Komprehensif (Rp juta) - Table of Comprehensive Profit Loss (Rp million) Uraian Description Penjualan Bersih / Net Sales Beban Pokok Penjualan / Cost of Goods Sold Laba Bruto / Gross Profit Beban Penjualan / Sales Expenses Beban umum & administrasi / General & Adm. Expenses Pendapatan /(beban) lain-lain, neto Other operating income/(expneses), net Laba Usaha / Operating Profit Pendapatan keuangan / Finance income
2015/2014 2014*
2015
4.518.243
4.424.545
(93.698)
(2.07)
(4.273.181)
(3.445.743)
827.437
(19,36)
245.063
978.802
733.739
299,41
Selisih Difference
(%)
(73.100)
(57.599)
15.501
(21,21)
(411.510)
(490.637)
(79.127)
19,23
52.821
50.568
(2.253)
(4,27)
(186.726)
481.134
667.860
357,67
5.295
7.143
1.848
34,90
Beban keuangan / Finance expenses
(369.473)
(432.821)
(63.348)
17,15
Laba sbl. beban pajak penghasilan / Profit before Income Tax
(550.904)
55.456
606.360
110,07
Beban pajak penghasilan / Income tax expenses
(45.434)
(9.086)
36.347
80,00
Laba tahun berjalan / Profit for the year
(596.338)
46.370
642.707
107,78
Total Laba Komprehensif / Total of Comprehensive Income
(731.020)
3.515.636
4.246.656
480,92
* disajikan kembali / restated
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian Consolidated Statements of Comprehensive Income
Di tahun 2015, PTPN VII menghadapi tantangan berat yang sebagian besar berasal dari kondisi eksternal, yang berdampak signifikan terhadap kondisi keuangan perusahaan. Harga komoditas karet dan kelapa sawit yang merupakan komoditas andalan Perusahan terus turun hingga berada pada titik terendah dibandingkan lima tahun terakhir.
In 2015, PTPN VII confronted tough challenges which most of it derived from external condition and has significant impact to company financial condition. Rubber and oil palm commodity price which was a mainstay commodity of the Company continued to fall until lowest point compared to last five years.
Melalui langkah strategis berupa optimalisasi produktivitas dan efisiensi serta pengendalian biaya di semua lini, PTPN VII berupaya menekan beban biaya di satu sisi, serta meningkatkan produksi di sisi lain. Hal ini dimaksudkan untuk mengimbangi berkurangnya pendapatan usaha akibat penurunan harga jual.
Through strategic steps in form of optimization of productivity and efficiency as well as cost control in all lines, PTPN VII strived suppressing cost expenses in one side, and improving production in other side. This was intended to offset loss of business income as effect of decreasing selling price.
Penjualan Bersih Net Sales
Net sales
Pada tahun 2015, PTPN VII mencatat nilai penjualan bersih konsolidasian sebesar Rp4,42 triliun, turun 2,07% dibandingkan capaian tahun 2014. Faktor utama penurunan penjualan bersih adalah turunnya harga komoditas karet dan minyak sawit masingmasing sebesar 13,14% dan 18,34% dibandingkan tahun 2014.
In 2015, PTPN VII recorded consolidated net sales revenue in the amount of Rp4.42 trillion decreasing 2.07% compared to 2015 achievement. Main factor causing the decrease of net sales was the decrease of rubber and palm oil commodity respectively by 13.14% and 18.34% compared to 2014.
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
Penjualan bersih ini berasal dari lima segmen usaha, yakni karet, kelapa sawit, teh, gula dan segmen usaha lainnya berupa sapi dan kompos. Kontribusi masing-masing segmen terhadap penjualan bersih adalah sebagai berikut: karet 32,66%, kelapa sawit 39,17%, teh 1,55%, gula 26,20%, dan segmen usaha lainnya 0,41%. Penjualan karet dan kelapa sawit mengalami penurunan masing-masing sebesar 8,70% dan 6,18%.
137
These net sales was derived from five business segments, i.e. rubber, oil palm, tea, sugar and other business segment in form of cattle and compost. Contribution of each segments to net sales are following: rubber 32.66%, oil palm 39.17%, tea 1.55%, sugar 26.20%, and other business segments 0.41%. rubber and oil palm sales was having a decrease respectively by 8.70% and 6.18%.
Tabel Kontribusi Pendapatan Per Segmen - Table of Income Contribution per Operation Segment Segmen Usaha Business segment
2014* Rp juta (Rp million)
2015
% Kontribusi
Rp juta (Rp million)
2015/2014
% Kontribusi
Selisih Difference
(%)
Karet / Rubber
1.582.782
35,03
1.445.154
32,66
(137.628)
(3,11)
Kelapa Sawit / Oil Palm
1.847.412
40,89
1.733.298
39,17
(114.114)
(2,58)
Teh / Tea Gula / Sugar Usaha Lainnya / Other Business Jumlah / Total
58.159
1,29
68.599
1,55
10.440
0,24
1.015.743
22,48
1.159.279
26,20
143.536
3,24
14.147
0,31
18.215
0,41
4.068
0,09
4.518.243
100,00
4.425.545
100,00
(93.698)
2,04
*disajikan kembali / restated
Grafik Kontribusi Pendapatan Per Segmen Revenue Contribution per Segment Graph Karet / Rubber
2014
2015
Kelapa Sawit / Palm Oil Teh / Tea Gula / Sugar Usaha Lainnya / Other Business
Tabel Komposisi Penjualan Berdasarkan Tujuan Pasar - Table of Sales Composition by Market Destination 2014* Segmen Usaha
Ekspor Karet / Rubber Export
Rp juta (Rp million)
2015
Kontribusi %
Rp juta (Rp million)
2015/2014
Kontribusi %
Selisih Difference
(%)
749.616
16,59
776.473
17,55
26.857
0,61
12.077
0,27
12.372
0,28
295
0,01
Lokal (karet, kelapa sawit, teh, gula, lainnya) Local (rubber, oil palm, tea, sugar, others)
3.756.550
83,14
3.635.700
82,17
(120.851)
(2,73)
Jumlah / Total
4.518.243
100,00
4.425.545
100,00
(93.699)
(2,12)
Ekspor Teh / Tea Export
*disajikan kembali / restated
138
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Penjualan Bersih Segmen Operasi Karet
Net Sales of Rubber Operating Segment
Penjualan bersih dari segmen operasi karet mencapai Rp1,45 triliun, atau berkontribusi sebesar 32,66% terhadap total penjualan bersih konsolidasian di tahun 2015. Nilai penjualan segmen operasi karet mengalami penurunan 8,70% dibandingkan tahun 2014 yang disebabkan oleh penurunan harga komoditas global. Harga jual rata-rata ekspor dan lokal komoditas karet tahun 2015 sebesar Rp18.363/kg, mengalami penurunan sebesar 13,14% dibandingkan tahun 2014. Realisasi volume penjualan ekspor dan lokal tahun 2015 mencapai 78.699 ton, mengalami kenaikan sebesar 5,11% dibandingkan tahun 2014.
Net sales of rubber operating segment reached Rp1.45 trillion, or contributed in the amount of 32.66% to total consolidated net sales in 2015. Sales revenue of rubber operating segment was suffered a decrease by 8.70% compared to 2014 caused by the decrease of global commodity price. Average selling price for export and local of rubber commodity in 2015 was amounted to Rp18,363/kg, increasing by 13.14% compared to 2014. Realization of export and local sales volume in 2015 attained 78,699 ton increasing 5.11% compared to 2014.
Penjualan ekspor segmen operasi karet mencapai Rp776,47 miliar, mengalami peningkatan 3,58% dibandingkan tahun 2014. Kontribusi ekspor karet mencapai 17,55% terhadap total penjualan bersih konsolidasian di 2015. Harga jual ekspor mencapai Rp18.638/kg, mengalami penurunan sebesar 12,35% dibandingkan tahun 2014. Realisasi volume penjualan ekspor mencapai 41.660 ton, mengalami kenaikan sebesar 18,17% dibandingkan tahun 2014.
Export sales of rubber operating segment attained Rp776.47 billion, increasing 3.58% compared to 2014. Contribution of rubber export reached 17.55% to total consolidated net sales in 2015. Export selling price attained Rp18,638/kg, decreasing 12.35% compared to 2014. Realization of export sales volume attained 41,660 ton, increasing 18.17% compared to 2014.
Penjualan lokal segmen operasi karet mencapai Rp668,68 miliar, mengalami penurunan 19,74% dibandingkan tahun 2014. Kontribusi penjualan lokal karet mencapai 15,11% terhadap total penjualan bersih konsolidasian di 2015. Harga jual lokal mencapai Rp18.053/kg, mengalami penurunan sebesar 14,16% dibandingkan tahun 2014. Realisasi volume penjualan lokal mencapai 37.039 ton, mengalami penurunan sebesar 6,51% dibandingkan tahun 2014.
Local sales for rubber operating segment reached Rp668.8 billion, increasing 19.74% compared to 2014. Contribution of local sales of rubber reached 15.11% to total consolidated net sales in 2015. Local selling price reached Rp18,053/kg, increasing 14.16% compared to 2014. Realization of local sales volume reached 37,039 ton, decreasing 6.51% compared to 2014.
Penjualan Bersih Segmen Operasi Kelapa Sawit
Net Sales of Oil Palm Operating Segment
Keseluruhan produk segmen operasi kelapa sawit ditujukan untuk memenuhi pasar lokal. Pada tahun 2015, penjualan bersih segmen operasi kelapa sawit mencapai Rp1,73 triliun, atau berkontribusi sebesar 39,17% terhadap total penjualan bersih konsolidasian di tahun 2015. Nilai penjualan segmen operasi kelapa sawit mengalami penurunan 6,18% dibandingkan tahun 2014 yang disebabkan penurunan harga komoditas global.
All products of oil palm operating segment are aimed to meet local needs. In 2015, net sales of oil palm operating segment reached Rp1.73 trillion, or contributed 39.17% to total consolidated net sales in 2015. Sales revenue of oil palm operating segment suffered a decrease by 6.18% compared to 2014 due to the decrease of global commodity price.
Harga jual Minyak Sawit, Inti Sawit, Minyak Inti Sawit & Bungkil Inti Sawit berada di bawah realisasi tahun 2014 masing-masing sebesar 18,34%, 42,60%, 7,20%, dan 39,55%. Volume penjualan lokal Minyak Sawit tahun 2015 mencapai 229.945 ton, mengalami peningkatan 15,06% dibandingkan realisasi tahun lalu. Volume penjualan Inti Sawit
Selling price of Palm Oil, Palm Kernel, Palm Kernel Oil and Palm Kernel Cake was below 2014 realization respectively by 18.34%, 42.60%, 7.20%, and 39.55%. Local sales volume of Palm Oil in 2015 reached 229,945 ton, increasing 15.06% compared to last year realization. Sales volume of Palm Kernel reached 8,750 ton, increasing 191.67% compared to last year
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
139
mencapai 8.750 ton, mengalami peningkatan 191,67% dibandingkan realisasi tahun lalu. Volume penjualan Minyak Inti Sawit tahun 2015 mencapai 14.700 ton, mengalami penurunan sebesar 1,34% dibandingkan realisasi tahun lalu. Volume penjualan Bungkil Inti Sawit tahun 2015 mencapai 28.840 ton, mengalami peningkatan 14,44% dibandingkan tahun 2014. Peningkatan volume penjualan terutama disebabkan meningkatnya produksi dan produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) kebun inti.
realization. Sales volume of Palm Kernel oil in 2015 reached 14,700 ton, increasing 1.34% compared to last year realization. Sales volume of Palm Kernel Cake in 2015 reached 28,840 ton, increasing 14.44% compared to 2014. The increase of sales volume was particularly due to increasing Fresh Fruit Bunches production and productivity at nucleus estate.
Penjualan Bersih Segmen Operasi Teh
Net Sales of Tea Operating Segment
Penjualan bersih dari segmen operasi teh mencapai Rp68,60 miliar, atau berkontribusi sebesar 1,55% terhadap total penjualan bersih konsolidasian di tahun 2015. Nilai penjualan segmen operasi teh mengalami peningkatan 17,95% dibandingkan tahun 2014 yang disebabkan meningkatnya volume penjualan. Harga jual rata-rata ekspor dan lokal komoditas teh tahun 2015 sebesar Rp15.454/kg, mengalami peningkatan sebesar 0,86% dibandingkan tahun 2014. Realisasi volume penjualan ekspor dan lokal tahun 2015 tercapai sebesar 4.439 ton, berada di atas realisasi tahun lalu sebesar 643 ton atau 16,95%,
Net sales of tea operating segment reached Rp68.60 billion, or contributed in the amount of 1.55% to total consolidated net sales in 2015. Sales revenue of tea operating segment experienced an increase by 17.95% compared to 2014 caused by increasing sales volume. Average selling price of export and local tea commodity in 2015 was Rp15,454/kg, increasing 0.86% compared to 2014. Realization of export and local sales volume in 2015 reached 4,439 ton, it was above last year realization in the amount of 643 ton or 16.95%.
Penjualan ekspor segmen operasi teh mencapai Rp12,37 miliar, mengalami kenaikan 2,45% dibandingkan tahun 2014. Kontribusi ekspor teh mencapai 0,28% terhadap total penjualan bersih konsolidasian di 2015. Harga jual ekspor mencapai Rp16.923/kg, mengalami penurunan sebesar 1,82% dibandingkan tahun 2014. Realisasi volume penjualan ekspor mencapai 731 ton, mengalami kenaikan sebesar 4,35% dibandingkan tahun 2014.
Export sales of tea operating segment reached Rp12.37 billion, increasing 2.45% compared to 2014. Contribution of tea export reached 0.28% to total consolidated net sales in 2015. Export selling price reached Rp16,923/kg, increasing 1.82% compared to 2014. Realization of export sales volume reached 731 ton, increasing 4.35% compared to 2014.
Penjualan lokal segmen operasi teh mencapai Rp56,23 miliar, mengalami peningkatan 22,01% dibandingkan tahun 2014. Kontribusi penjualan lokal teh mencapai 1,27% terhadap total penjualan bersih konsolidasian di 2015. Harga jual lokal mencapai Rp15.165/kg, mengalami peningkatan sebesar 1,85% dibandingkan tahun 2014. Realisasi volume penjualan lokal mencapai 3,708 ton, mengalami kenaikan sebesar 19,80% dibandingkan tahun 2014.
Local sales of tea operating segment reached Rp56.23 billion, increasing 22.01% compared to 2014. Contribution of tea local sales reached 1.27% to total consolidated net sales in 2015. Local selling price reached Rp15,165/kg, increasing 1.85% compared to 2014. Realization of local sales volume reached 3.708 ton, increasing 19.80% compared to 2014.
Penjualan Bersih Segmen Operasi Tebu/ Gula
Net Sales of Sugarcane/Sugar Operating Segment
Keseluruhan produk segmen operasi tebu/gula ditujukan untuk memenuhi pasar lokal. Pada tahun 2015, penjualan bersih segmen operasi tebu/ gula mencapai Rp1,16 triliun, atau berkontribusi sebesar 26,20% terhadap total penjualan bersih
All sugarcane/sugar operating segment products are aimed to meet local market. In 2015, net sales of cane/sugar operating segment reached Rp1.16 trillion, or contributed 26.20% to total consolidated net sales in 2015. Sales revenue of cane/sugar
140
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
konsolidasian di tahun 2015. Nilai penjualan segmen operasi tebu/gula mengalami peningkatan 14,13% dibandingkan tahun 2014.
operating segment experienced an increase by 14.13% compared to 2014.
Volume penjualan lokal Gula tahun 2015 mencapai 116.866 ton, mengalami penurunan sebesar 5,97% dibandingkan realisasi tahun lalu. Volume penjualan Tetes tahun 2015 mencapai 96.279 ton, mengalami peningkatan sebesar 17,36% dibandingkan tahun lalu. Harga jual Gula tahun 2015 sebesar Rp8.762/ kg, mengalami peningkatan sebesar 17,14% dibandingkan tahun 2014.
Volume of Sugar local sales in 2015 reached 116,866 ton, decreasing 5.97% compared to last year realization. Molasses sales volume in 2015 reached 96,279 ton, increasing 17.36% compared to last year. Sugar selling price in 2015 was amounted to Rp8,762/kg, increasing 17.14% compared to 2014.
Penjualan Bersih Segmen Operasi Lainlain
Net Sales of Other Operating Segments
Keseluruhan produk segmen operasi lain-lain ditujukan untuk memenuhi pasar lokal. Pada tahun 2015, penjualan bersih segmen operasi lain-lain mencapai Rp18,21 miliar, atau berkontribusi sebesar 0,41% terhadap total penjualan bersih konsolidasian di tahun 2015. Nilai penjualan segmen operasi lainlain mengalami peningkatan 28,76% dibandingkan tahun 2014.
All products of other operating segment are aimed to meet local needs. In 2015, net sales of other operating segment reached Rp18.21 billion, or contributed in the amount of 0.41% to total consolidated net sales in 2015. Sales revenue of other operating segment experienced an increase by 28.76% compared to 2014.
Beban Pokok Penjualan
Cost of Goods Sold
Beban pokok penjualan pada tahun 2015 sebesar Rp3,45 triliun, mengalami penurunan sebesar 19,36% dibandingkan tahun 2014 yang mencapai Rp4,27 triliun. Total biaya produksi inklusif penyusutan tahun 2015 mencapai Rp3,31 triliun, atau turun 23,49% dari biaya produksi tahun 2014 yang mencapai Rp4,33 triliun. Hal ini terutama disebabkan biaya pembelian bahan baku Karet dan Kelapa Sawit dari Plasma/Pihak III mengalami penurunan berkaitan dengan penurunan volume dan harga pembelian. Komponen terbesar beban pokok penjualan adalah beban pokok produksi karet, kelapa sawit, dan tebu.
Cost of goods sold in 2015 was amounted to Rp3.45 trillion, decreasing 19.36% compared to 2014 that reached Rp4.27 trillion. Total inclusive production cost of depreciation in 2015 reached Rp3.31 trillion or decreasing 23.49% from 2014 production cost that reached Rp4.33 trillion. This was due to purchase cost or Rubber and Oil Palm raw material from Plasma/III Parties decreasing as effect of a decrease of purchase volume and price. Largest component of cost of goods sold is cost of goods manufactured of rubber, oil palm, and sugarcane.
Tabel Biaya Produksi Inklusif Penyusutan (Rp juta) Table of Production Expenses in (Rp million) 2014* Segmen Usaha Operating Segment
Rp juta (Rp million)
2015
Kontribusi Contribution (%)
Rp juta (Rp million)
2015/2014
Kontribusi Contribution (%)
Selisih Difference (Rp million)
Naik/ Turun Increase/ Decrease (%)
Karet / Rubber
1.540.103
35,57
1.293.060
39,03
(247.043)
(16,04)
Kelapa Sawit / Oil Palm
1.371.308
31,67
1.310.222
39,55
(61.086)
(4,45)
Teh / Tea Gula / Sugar Usaha Lainnya / Other Business Jumlah / Total *disajikan kembali / restated
58.019
1,34
60.374
1,82
2.355
4,06
1.339.587
30,94
638.299
19,27
(701.288)
(52,35)
20.826
0,48
10.776
0,33
(10.049)
(48,25)
4.329.843
100,00
3.312.732
100,00
(1.017.111)
(23,49)
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
141
Laba Kotor
Gross Profit
Laba kotor tahun 2015 mencapai Rp978,80 miliar, mengalami kenaikan 299,41% dibandingkan laba kotor tahun 2014 yang mencapai Rp245,06 miliar. Kenaikan laba kotor ini disebabkan oleh menurunnya beban pokok penjualan sebesar 19,36%. Rasio laba kotor tahun 2015 mencapai 22,12%, meningkat dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 5,42%.
Gross profit in 2015 reached Rp978,80 billion, it was having an increase of 299,4% compared to gross profit achievement in 2014 amounted to Rp245,06 billion. The increase of this gross profit was particularly triggered by the decrease of cost of goods sold amounted to 19,36%. Ratio of gross profit in 2015 reached 22.12%, increasing compared to 2014 that reached 5.42%.
Beban Usaha
Operating Expenses
Biaya operasi tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 13,13%, yaitu dari Rp484,61 miliar di tahun 2014 menjadi Rp548,24 miliar di tahun 2015. Biaya penjualan mengalami penurunan sebesar 21,2%, sedangkan biaya administrasi dan umum naik sebesar 19,23%.
Operating expenses in 2015 increased by 13.13% namely from Rp484.61 billion in 2014 to Rp548.24 billion in 2015. Sales expenses increased by 21.2%, whereas administration and general expenses increased by 19.23%.
Tabel Beban Usaha Operating Expenses Table 2014* Segmen Usaha Operating Segment
Biaya Penjualan Sales Expenses
Rp juta (Rp million)
2015
Kontribusi Contribution (%)
Rp juta (Rp million)
2015/2014
Kontribusi Contribution (%)
Selisih Difference (Rp million)
Naik/ Turun Increase/ Decrease (%)
73.100
15,08
57.599
10,51
(15.501)
(21,21)
Biaya Administrasi & Umum Adm & General Expenses
411.510
84,92
490.637
89,49
79.127
19,23
Jumlah / Total
484.610
100,00
548.236
100,00
63.626
13,13
*disajikan kembali / restated
Laba Usaha
Operating Profit
Seiring dengan penurunan biaya operasi, maka laba usaha tahun 2015 meningkat 357,7% dibandingkan tahun 2014, yaitu dari rugi Rp186,73 miliar menjadi laba Rp481,13 miliar. Rasio laba usaha tahun 2015 mencapai 10,87%, meningkat dibandingkan tahun 2014 yang mencapai minus 4,13%.
In line with the decrease of operating expenses, then operating profit in 2015 increased 357.7% compared to 2014, from loss Rp186.73 billion to profit Rp481.13 billion. Ratio of operating profit in 2015 reached 10.87%, increasing compared to 2014 which reached minus 4.13%.
Berdasarkan segmen operasi, segmen karet mencatatkan rugi usaha sebesar Rp118,21 miliar, turun 262,56% dibandingkan tahun 2014, segmen kelapa sawit mencatatkan laba usaha sebesar Rp190,42 miliar, turun 32,75%, segmen teh mencatatkan rugi usaha sebesar Rp13,58 miliar, turun 546,86%, segmen tebu mencatatkan laba usaha sebesar Rp423,48 miliar, naik 177,59%, dan segmen lainnya mencatatkan rugi usaha sebesar
Based on operating segment, rubber segment recorded operating loss by Rp118.21 billion decreasing 262.56% compared to 2014, oil palm segment recorded operating profit in the amount Rp190.42 billion decreasing 32.75%, tea segment recorded operating loss by Rp13.58 billion, decreasing 546.86%, sugarcane segment recorded operating profit amounted to Rp423.48 billion increasing 177.59% and other segments recorded
142
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Rp977 juta, turun 733,08% dibandingkan tahun 2014. Penurunan laba usaha segmen karet dan kelapa sawit berkaitan dengan kondisi harga komoditas yang kurang menggembirakan.
operating loss in the amount of Rp977 million, fell by 733.08% compared to 2014. The decrease of operating profit for rubber and oil palm segment was due to the condition of commodity price was not encouraging.
Pendapatan (Beban) Lain-Lain
Other Income (Expenses)
Beban lain-lain tahun 2015 meningkat sebesar 20,72%, dari Rp316,65 miliar di tahun 2014 menjadi Rp382,25 miliar di tahun 2015. Peningkatan ini disebabkan meningkatnya biaya bunga yang harus dibayarkan berkaitan dengan meningkatnya beban hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang Perseroan.
Other expenses in 2015 increased by 20.72% from Rp316.65 billion in 2014 to Rp382.25 billion in 2015. This increase was caused by increasing interest expenses need to be paid due to increasing Company’s short term loan expenses and long term loan expenses.
Pendapatan lain-lain berkurang sebesar 32,58%`menjadi Rp80,5 miliar. Hal ini terutama disebabkan menurunnya penjualan non komoditas dari realisasi tahun 2014 sebesar Rp41,9 miliar atau 71,84%, sedangkan biaya lain-lain juga berkurang 55,05% disebabkan oleh menurunnya biaya non komoditas utama sebesar Rp34,69 miliar atau 94,37% sejalan dengan menurunnya penjualan non komoditas utama.
Other income was lessened in the amount 32.58% becoming Rp80.5 billion. This was mainly caused by the decrease of non commodity sales from 2014 realization in the amount of Rp41.9 billion or 71.84%, whereas other expenses was also lessen 55.05% due to decreasing main non commodity expenses in the amount of Rp34.69 billion or 94.37% in line with the decrease of non major commodity sales.
Tabel Pendapatan (Beban) Lain-Lain Table of Other income (expenses) 2014* Segmen Usaha Operating Segment Pendapatan Lain-Lain Other income Biaya Bunga Interest expenses Biaya Lain-Lain Other expenses Pendapatan (Beban) Lain-Lain Other income (expenses)
Rp juta (Rp million)
2015
Kontribusi Contribution (%)
Rp juta (Rp million)
2015/2014
Kontribusi Contribution (%)
Selisih Difference (Rp million)
Naik/ Turun Increase/ Decrease (%)
119.369
(37,70)
80.482
(21,05)
(38.887)
(32,57)
5,295
(1,70)
7,143
(1,90)
1,848
34,89
(369.473)
116,68
(432.821)
113,23
(63.348)
(17,14)
(66.547)
21,02
(29.913)
7,83
36.634
(55,05)
*disajikan kembali / restated
Laba Sebelum Beban Pajak Penghasilan
Profit Before Income Tax Expenses
Pencapaian laba sebelum pajak penghasilan pada tahun 2015 sebesar Rp55.456 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp606,36 miliar dibandingkan pencapaian tahun 2014. Hal ini terutama disebabkan meningkatnya laba usaha sebesar Rp667,86 miliar dibandingkan tahun 2014, yaitu dari rugi Rp186,73 miliar menjadi laba Rp481,13 miliar.
Achievement of profit before income tax in 2015 was amounted to Rp55,456 million, it was decreasing by Rp606.36 billion compared to 2014 achievement. This was mainly caused by increasing operating profit amounted to Rp667.86 billion compared to 2014, namely from loss Rp186.73 billion to profit Rp481.13 billion.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
143
Beban Pajak Penghasilan
Income Tax Expenses
Beban pajak penghasilan tahun 2015 berkurang sebesar 80% menjadi Rp9.086 miliar. Hal ini berkaitan dengan Aset Pajak tangguhan.
Income tax expenses in 2015 were lessened to 80% becoming Rp9,086 billion. This was due to deffered tax asset.
Kepentingan Non Pengendali
Non Controlling Interest
Pada tahun 2015, kerugian atas kepentingan non pengendali anak perusahaan mencapai Rp213 juta. Hal ini disebabkan anak perusahaan yaitu PT Karya Nusa Tujuh dan PT Optima Nusa Tujuh mengalami rugi.
In 2015, loss on non controlling interest of subsidiaries reached Rp213 million. This was due to the subsidiary PT Karya Nusa Tujuh and dan PT Optima Nusa Tujuh were suffering a loss.
Laba Komprehensif
Comprehensive Income
Realisasi Laba bersih konsolidasian tahun 2015 mencapai Rp46,37 miliar naik sebesar Rp642,7 miliar atau 107,78% dibandingkan tahun 2014. Rasio laba bersih tahun 2015 mencapai 1,05%, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014 yang mencapai minus 13,20%.
Realization of consolidated net profit in 2015 reached Rp46.37 billion rose by Rp642.7 billion or 107.78% compared to 2014. Ratio of net profit in 2015 reached 1.05% increasing compared to 2014 in the amounted to 13.20%.
Profitabilitas
Profitability
Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Pada tahun 2015 marjin operasi perusahaan mencapai 10,87%, meningkat dibandingkan tahun 2014 yang mencapai minus 4,13%. Peningkatan ini disebabkan oleh menurunnya beban pokok penjualan dari Rp4,27 triliun di tahun 2014 menjadi Rp3,45 triliun. Di sisi lain, penjualan bersih juga menurun, yakni dari Rp4,52 triliun menjadi Rp4,42 triliun.
Profitability ratio indicates the company’s ability in generating profit. In 2015 company operational margin reached 10.87% increasing compared to 2014 that reached 4.13%. This increase was due to the decrease of cost of goods sold from Rp4.27 trillion in 2014 into Rp3.45 trillion. In other hand, net sale was also decreasing, from Rp4.52 trillion into Rp4.42 trillion.
Marjin Laba Bersih tahun 2015 mengalami peningkatan, yakni dari minus 13,20% di tahun 2014 menjadi 1,05% di tahun 2015. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya laba tahun berjalan, yakni dari rugi Rp596,34 miliar di tahun 2014 menjadi laba sebesar Rp46,37 miliar di tahun 2015.
Net Profit Margin in 2015 was an increase, from minus 13.20% in 2014 into 1.05% in 2015. This increase was due to increasing profit for the year, namely from loss Rp596.34 billion in 2014 into profit in the amount of Rp46.37 billion in 2015.
Tingkat Pengembalian Modal tahun 2015 mengalami kenaikan, yakni dari minus 88,51% di tahun 2014 menjadi 1,25% di tahun 2015. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya laba tahun berjalan, yakni dari rugi Rp596,34 miliar di tahun 2014 menjadi laba sebesar Rp46,37 miliar di tahun 2015.
Return on capital level in 2015 increased from minus 88.51% in 2014 into 1.25% in 2015. This increase was due to increasing profit for the year, from loss amounted to Rp596.34 billion in 2014 into profit in the amount of Rp46.37 billion in 2015.
Tingkat Pengembalian Investasi tahun 2015 mengalami kenaikan, yakni dari 2,14% di tahun 2014 menjadi 7,83% di tahun 2015. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya EBITDA (Earning Before Interest Tax Depreciation and Amortitation), yakni dari Rp129,88 miliar di tahun 2014 menjadi Rp835,36 miliar di tahun 2015.
Return on Investment level in 2015 increased from 2.14% in 2014 into 7.83% in 2015. This increase was due to the increase of EBITDA (Earning Before Interest Tax Depreciation and Amortitation ) namely from Rp129.88 billion in 2014 into Rp835.36 billion in 2015.
144
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Pada tahun 2015, segmen karet mengalami rugi usaha sehingga margin usaha menjadi negatif 8,18%, sedangkan tahun 2014, margin laba tercapai 4,59%. Hal ini berkaitan dengan penurunan harga jual komoditas karet sebesar 13,14% dari periode tahun 2014.
In 2015, rubber segment suffered a loss so the operating margin turned into negative 8.18%, whereas in 2014, profit margin reached 4.59%. This was related with decreasing rubber selling price amounted to 13.14% from 2014.
Marjin laba usaha segmen kelapa sawit tahun 2015 mencapai 10,99%, mengalami penurunan sebesar 4,34% dibandingkan tahun 2014. Hal ini berkaitan dengan penurunan harga jual minyak sawit sebesar 18,34% dari periode tahun 2014.
Operating profit margin of oil palm segment in 2015 attained 10.99% decreasing 4.34% compared to 2014. This was related to the decrease of palm oil selling price in the amount of 18.34% from period of 2014.
Pada tahun 2015, segmen teh mengalami rugi usaha sebesar Rp13,58 miliar sehingga margin usaha menjadi negatif 19,80%, sedangkan tahun 2014, margin laba tercapai 5,23%. Hal ini berkaitan dengan kenaikan beban pokok penjualan sebesar 33,13% dan beban umum & administrasi sebesar 257,28% dari realisasi tahun 2014.
In 2015, tea segment suffered a loss in the amount of Rp13.58 billion so operating margin turn into negative by 19.80%, where as in 2015, profit margin reached 5,23%. This was because the increase of cost of goods sold amounted to 33.13% and general and administrative expenses by 257.28% from 2014 realization.
Marjin laba usaha segmen tebu/gula tahun 2015 mencapai 36,53%, mengalami peningkatan sebesar 90,26% dibandingkan tahun 2014. Hal ini berkaitan dengan kenaikan harga jual gula dan tetes masingmasing sebesar 17,14% dan 35,18% dari realisasi tahun 2014.
Operating profit margin for cane/sugar segment in 2015 attained 36.53% increasing 90.26% compared to 2014. This was due to the increase of sugar and molasses selling prices respectively by 17.14% and 35.18% of 2014 realization.
Rasio Keuangan Financial Ratio
Uraian Description
Nilai / Amount Rp juta / Rp million
2015/2014 Selisih Difference (Rp million)
Naik/ Turun Increase/ Decrease (%)
2014*
2015
4.518.243
4.424.545
(93.698)
(2.07)
245.063
978.802
733.739
299.41
Laba Usaha / Operating Profit
(186.726)
481.134
667.860
(357.67)
Laba Sebelum Pajak / Profit before Income Tax
(550.904)
55.456
606.360
(110.07)
Laba Bersih / Net Profit
(596.338)
46.370
642.707
(107.78)
5,42
22,12
16,70
307.87
(4,13)
10,87
15,01
(363.13)
(13,20)
1,05
14,25
(107.94)
2,14
7,83
5,69
265.61
(6,82)
0,36
7,18
(105.21)
Penjualan Bersih / Net Sales Laba Bruto / Gross Profit
Marjin Laba Bruto / Gross Margin Marjin Laba Usaha / Operating Margin Marjin Laba Bersih / Net Margin Imbal Hasil Rata-Rata Ekuitas | Return on Average Equity Imbal Hasil Rata-Rata Aset | Return on Average Asset *disajikan kembali / restated
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
145
Profitabilitas per Segmen (Rp juta) Profitability By Segment (Rp million) Uraian Description
2014*
2015
Naik/ Turun (%) Increase/Decrease
Penjualan | Sales
4.518.243
4.424.545
(2,07)
Karet / Rubber
1.582.783
1.445.154
(8,70)
Kelapa Sawit / Oil Palm
1.847.412
1.733.298
(6,18)
58.160
68.599
17,95
1.015.743
1.159.279
14,13
14.147
18.215
28,76
72.715
(118.208)
(262,56)
283.161
190.417
(32,75)
3.039
(13.580)
(546,86)
(545.795)
423.482
177,59
154
(977)
(733,08)
Karet / Rubber
(57.018)
(197.794)
246,90
Kelapa Sawit / Oil Palm
173.009
23.000
(86,71)
765
(20.206)
(2,739,76)
(667.970)
251.389
137,63
310
(932)
(400,82)
4,59
(8,18)
(278,05)
15,33
10,99
(28,33)
5,23
(19,80)
(478,85)
(53,73)
36,53
167,98
1,09
(5,36)
(591,69)
Teh / Tea Tebu / Sugarcane Segmen Lainnya Laba (Rugi) Usaha | Operating Income Profit (Loss) Karet / Rubber Kelapa Sawit / Oil Palm Teh / Tea Tebu / Sugarcane Segmen Lainnya Laba sbl. beban pajak penghasilan | Profit before Income Tax
Teh / Tea Tebu / Sugarcane Segmen Lainnya/Other Segments Marjin Laba Usaha | Operating Margin Karet / Rubber Kelapa Sawit / Oil Palm Teh / Tea Tebu / Sugarcane Segmen Lainnya / Other Segments *disajikan kembali / restated
146
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Financial Position
Tabel Posisi Keuangan (Rp juta) Table of Financial Position (Rp milion
2015/2014
2014* Rp juta / Rp milion
2015 Rp juta / Rp milion
Aset Lancar / Current Assets
1.772.035
2.123.556
351.521
19,84
Aset Tidak Lancar / Non Current Assets
6.970.304
10.915.982
3.945.679
56,61
Total Aset / Total Asset
8.742.339
13.039.538
4.297.200
49,15
Liabilitas Jangka Pendek / Short Term Liabilities
2.652.936
3.385.382
732.446
27,61
Liabilitas Jangka Panjang / Long Term Liabilities
6.011.985
5.889.350
(122.634)
(2,04)
Total Liabilitas / Total Liabilities
8.664.921
9.274.732
609.811
7,04
77.418
3.764.806
3.687.388
4.762,96
8.742.339
13.039.538
4.297.200
49,15
Uraian Description
Ekuitas / Equity Jumlah liabilitas dan ekuitas / Total liabilities and equity
Selisih Difference (Rp million)
Naik/ Turun Increase/ Decrease (%)
*disajikan kembali / restated
3,50
1,76
2014
Persediaan Inventory
Lainnya Others
11,76 1,15
2015
80,0
Grafik Komposisi Aset Asset Composition Kas/Bank/Deposito Cash/Bank/deposit
3,33
14,91
83,71
Aset Tidak Lancar Non-Current Assets
Aset
Assets
Total aset PTPN VII tahun 2015 mencapai Rp13,04 triliun, terdiri atas 16,29% aset lancar dan 83,71% aset tidak lancar. Total aset pada tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar Rp4,30 triliun atau 49,15% jika dibandingkan dengan tahun 2014. Kenaikan tersebut terutama disebabkan adanya revaluasi aset tetap sebesar Rp3,37 triliun.
Total PTPN VII assets in 2015 reached Rp13.04 trillion, comprising of 16.29% current asset and 83.71% non current asset. Total asset in 2015 was having an increase in the amount of Rp4.30 trillion or 49.15% if compared to 2014. This increase was particularly due to the increase of revaluation of fixed asset amounted to Rp3.37 trillion.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
147
Aset Lancar
Current Asset
Aset lancar PTPN VII meningkat Rp351,52 miliar atau 19,84%, yakni dari Rp1,77 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp2,12 triliun pada tahun 2015. Peningkatan ini terutama disebabkan meningkatnya kas/bank/deposito dan persediaan tanaman semusim, masing-masing sebesar Rp127,74 miliar atau meningkat 41,77%, dan Rp365,92 miliar atau meningkat 38,24%.
PTPN VII current asset increased by Rp351.52 million or 19.84% from Rp1.77 trillion in 2014 into Rp2.12 trillion in 2015. This increase was particularly caused by the increase of cash/bank/deposit and seasonal plants inventory respectively by Rp127.74 billion or increasing 41.77% and Rp365.92 billion or increasing 38.24%.
•
Kas/bank/Deposito Posisi Kas/Bank/Deposito per 31 Desember 2015 sebesar Rp433,59 miliar atau naik Rp127,75 miliar dari realisasi per 31 Desember 2014 sebesar Rp305,85 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh penambahan modal Negara sebesar Rp175 miliar.
•
Cash/bank/deposit Position of Cash/Bank/Deposit per 31 December 2015 was amounted to Rp433.59 billion or rose by Rp127.75 billion from realization per 31 December 2014 amounted to Rp305.85 billion. This was particularly due to inclusion of State Capital in the amount of 175 billion.
•
Piutang Niaga Piutang niaga tahun 2015 mengalami penurunan sebesar Rp259 juta atau 4,04%, yaitu dari Rp6.416 juta di tahun 2014 menjadi Rp6.157 juta.
•
Account Receivables Account receivables in 2015 was suffered a decrease by Rp259 million or 4.04% from Rp6,416 million in 2014 to Rp6,157 million.
•
Piutang Lainnya Piutang lainnya tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar Rp33,48 miliar atau 219,22%, yaitu dari Rp15,27 miliar di tahun 2014 menjadi Rp48,75 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya piutang lain-lain pihak ketiga sebesar Rp34,80 miliar atau sebesar 176,94%.
•
Other receivables Other receivables in 2015 increased by Rp33.48 billion or 219.22% from Rp15.27 billion in 2014 to Rp48.75 billion. This increase was due to increasing of third party receivables amounted to Rp34.80 billion or 176.94%.
•
Persediaan Nilai persediaan tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar Rp229,93 miliar atau 17,64%, yaitu dari Rp1.303,48 miliar di tahun 2014 menjadi Rp1.533,41 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya persediaan semusim sebesar Rp365,92 miliar atau 38,24% dari realisasi tahun 2014.
•
Inventory Inventory in 2015 was having an increase by Rp229.93 billion or 17.64% from Rp1,303.48 billion in 2014 to Rp1,533.41 billion. This increase was caused by increasing seasonal inventory in the amount of Rp365.92 billion or 38.24% of 2014 realization
•
Aset Lancar Lainnya Aset lancar lainnya tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar Rp25,58 miliar atau 173,49%, yaitu dari Rp14,75 miliar di tahun 2014 menjadi Rp40,33 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya uang muka pemasok sebesar Rp23,18 miliar atau 569,12% dari realisasi tahun 2014.
•
Other Current Assets Other current assets in 2015 was having an increase by Rp25.58 billion or 173.49% from Rp14.75 billion in 2014 to Rp40.33 billion. This increase mainly was due to increasing advances to supplier in the amount of Rp23.18 billion or 569.12% from 2014 realization.
148
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Komposisi Aset Lancar Composition of Current Assets 2014* Uraian Description Kas dan setara kas Cash and cash equivalents Piutang usaha / Trade receivables Piutang lain-lain / Other receivables Persediaan bersih / Net Inventories Uang muka pajak / Prepaid Taxes Aset lancar lainnya / Other Current Assets Jumlah / Total Current Assets
Rp juta (Rp million)
2015
Komposisi Composition (%)
Rp juta (Rp million)
2015/2014
Komposisi Composition (%)
Selisih Difference (Rp million)
Naik/ Turun Increase/ Decrease (%)
305.849
17,26
433.595
20,42
127.745
41,77
6.416
0,36
6.157
0,29
(259)
(4,04)
15.272
0,86
48.753
2,30
33.481
219,22
1.303.476
73,56
1.533.410
72,21
229.935
17,64
126.275
7,13
61.310
2,89
(64.965)
(51,45)
14.747
0,83
40.330
1,90
25.584
173,49
1.772.035
100,00
2.123.556
100,00
351.521
19,84
*disajikan kembali / restated
Aset Tidak Lancar Non-Current Assets Aset tidak lancar PTPN VII meningkat 56,61%, yakni dari Rp6,97 triliun di tahun 2014 menjadi Rp10,92 triliun di tahun 2015. Hal ini disebabkan meningkatnya Aset Tetap sebesar Rp3,42 triliun atau 196,69% akibat dari revaluasi asset tetap.
PTPN VII non-current assets increased by 56.61%, from Rp6.97 trillion in 2014 into Rp10.92 trillion in 2015. This was due to the increase of Fixed Asset amounted to Rp3.42 trillion or 196.69% as effect of fixed assets revaluation.
Komposisi Tidak Aset Lancar Composition of Non Current Assets 2014* Uraian Description Piutang kepada pihak-pihak berelasi Due from related parties
Rp juta (Rp million)
2015
Kontribusi Contribution (%)
Rp juta (Rp million)
2015/2014
Kontribusi Contribution (%)
Selisih Difference (Rp million)
Naik/ Turun Increase/ Decrease (%)
28.026
0,40
22.961
0,21
(5.066)
(18,07)
7.627
0,11
24.380
0,22
16.753
219,65
Tanaman telah menghasilkan Mature plantation
2.098.608
30,11
2.774.880
25,42
676.273
32,22
Tanaman belum menghasilkan Immature plantation
2.577.385
36,98
2.302.548
21,09
(274.837)
(10,66)
Aset tetap / Fixed Assets
1.739.363
24,95
5.160.476
47,27
3.421.113
196,69
Aktiva pajak tangguhan Deferred tax asset
213.734
3,07
174.156
1,60
(39.578)
(18,52)
Aset tidak lancar lainnya Other Non Current Assets
305.560
4,38
456.580
4,18
151.021
49,42
6.970.304
100,00
10.915.982
100,00
3.945.679
Investasi pada perusahaan asosiasi Investment in Associates Aset tanaman perkebunan Plantation Assets
Aset hewan ternak / Assets Livestocks
Jumlah / Total *disajikan kembali / restated
56,61
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
149
Liabilitas Liabilities PTPN VII mencatatkan total liabilitas pada tahun 2015 sebesar Rp9,27 triliun, terdiri atas liabilitas jangka pendek 36,50%, kewajiban imbalan kerja 10,32%, dan liabilitas jangka panjang 53,18%. Liabilitas perusahaan mengalami kenaikan Rp609,81 miliar atau 7,04% dibandingkan realisasi tahun 2014, terutama berasal dari kenaikan liabilitas jangka pendek sebesar Rp732,45 miliar, serta kenaikan liabilitas jangka panjang sebesar Rp32,39 miliar.
PTPN VII recorded its 2015 total liability in amounted to Rp9.27 trillion, consisted of 36,50% short-term liability, 10.32% employee benefit reliabilities and 53.18% long-term liability. Company liability was having an increase by Rp609.81 billion or 7.4% compared to realization in 2014, mainly originated from the increase of short term liabilities in the amount of Rp732.45 billion, as well as increasing long term liabilities amounted to Rp32.39 billion.
Liabilitas Jangka Pendek
Short-Term Liabilities
Liabilitas jangka pendek mengalami peningkatan sebesar 27,61%, yakni dari Rp2,65 triliun di tahun 2014 menjadi Rp3,39 triliun di tahun 2015. Peningkatan ini terutama disebabkan adanya kenaikan hutang niaga sebesar Rp335,41 miliar atau 46,84%, kenaikan pada pinjaman jangka pendek sebesar Rp300 miliar atau 30,30%, kenaikan utang lain-lain sebesar Rp110,59 juta atau 200,61% dan hutang jangka panjang yang jatuh tempo setahun sebesar Rp115,73 juta atau 49,70%.
Short-term liability increased by 27.61%, from Rp2.65 trillion in 2014 into Rp3.39 trillion in 2015. This increment was particularly caused by the increase of account receivables in the amount of Rp335.41 billion or 46.84%, the increase of shortterm loan amounted to Rp300 billion or 30.30%, the increase of other payables were amounted to Rp110.59 million or 200.61% and long-term loan maturing in one year was amounted to Rp115.73 million or 49.70%.
Komposisi Liabilitas Jangka Pendek Composition of Short-Term Liabilities 2014* Uraian Description
Rp juta (Rp million)
2015
Kontribusi Contribution (%)
Rp juta (Rp million)
2015/2014
Kontribusi Contribution (%)
Selisih Difference (Rp million)
Naik/ Turun Increase/ Decrease (%)
Pinjaman jangka pendek Short-Term liabilities
989.943
37,31
1.289.943
38,10
300.000
30,30
Utang usaha / Accounts Payables
716.008
26,99
1.051.415
31,06
335.408
46,84
Utang Lain-lain / Other payables
55.126
2,08
165.714
4,89
110.589
200,61
Utang pajak / Taxes Payables
10.089
0,38
2.489
0,07
(7.600)
(75,33)
Biaya yang masih harus dibayar Accrued expenses
123.286
4,65
111.754
3,30
(11.532)
(9,35)
Uang muka dari pelanggan Advances from customers
524.459
19,77
414.313
12,24
(110.146)
(21,00)
Bagian lancar atas liabilitas jangka panjang / Current portion of long term liabilities
232.845
8,78
348.574
10,30
115.728
49,70
Liabilitas sewa pembiayaan Finance lease Liabilities
-
-
-
-
-
-
Pendapatan ditangguhkan Unearned revenue
1.180
0,04
1.180
0,03
-
-
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek Total Current Liabilities *disajikan kembali / restated
2.652.936
100,00
3.385.382
100,00
732.446
27,61
150
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Liabilitas Jangka Panjang
Long-Term Liabilities
Liabilitas jangka panjang mengalami penurunan sebesar 2,04%, yakni dari Rp6,01 triliun di tahun 2014 menjadi Rp5,89 miliar di tahun 2015. Penurunan liabilitas jangka panjang disebabkan oleh penurunan utang antar badan hukum sebesar Rp6,72 miliar atau 9,45%, liabilitas sewa pembiayaan sebesar Rp17.45 miliar atau 81,66%, dan liabilitas imbalan kerja karyawan sebesar Rp155,03 miliar atau 13,94%.
Long-term liabilities decreased by 2.04% from Rp6.01 trillion in 2014 into Rp5.89 billion in 2015. The decrease of long-term liabilities was caused by the decrease of inter legal entities loan by Rp6.72 billion or 9.45%, finance lease liabilities by Rp17.45 billion or 81.66%, and employee benefit liabilities in the amount of Rp155.03 billion or 13.94%.
Komposisi Liabilitas Jangka Panjang Composition of Long-Term Liabilities 2014* Uraian Description Piutang kepada pihak-pihak berelasi Due from related parties
Rp juta (Rp million)
2015
Kontribusi Contribution (%)
Rp juta (Rp million)
2015/2014
Kontribusi Contribution (%)
Selisih Difference (Rp million)
Naik/ Turun Increase/ Decrease (%)
71.194
1,18
64.469
1,09
(6.725)
(9,45)
4.789.077
79,66
4.845.815
82,28
56.738
1,18
Liabilitas sewa pembiayaan finance lease liabilities
21.376
0,36
3.921
0,07
(17.455)
(81,66)
Pendapatan diterima dimuka jangka panjang / Long term unearned revenue
18.058
0,30
17.892
0,30
(165)
(0,92)
1.112.280
18,50
957.253
16,25
(155.027)
(13,94)
100,00
5.889.350
100,00
Pinjaman jangka panjang Long-Term Loans
Liabilitas imbalan kerja karyawan Employments Benefit Liabilities Jumlah / Total
6.011.985
(122.634)
(2,04)
*disajikan kembali / restated
Total Ekuitas Total Equity Pada tahun 2015 PTPN VII menerima Penambahan Modal Negara sebesar Rp175 miliar. Jumlah ekuitas Perseroan pada akhir tahun 2015 sebesar Rp3,76 triliun, bertambah sebesar Rp3,69 triliun dari posisi per akhir tahun lalu. kenaikan ini terutama disebabkan oleh penambahan modal Negara sebesar Rp175 miliar dan penambahan penghasilan komprehensif lainnya sebesar Rp3,73 triliun dari revaluasi aset di tahun 2015.
In 2015 PTPN VII received Additional State Capital in the amount of Rp175 billion. Total Company’s equity in late 2015 was amounted to Rp3.76 trillion, increased by Rp3.69 trillion from position per late last year. This increase was particularly due to additional State Capital amounted to Rp175 billion and other additional comprehensive income by Rp3.73 trillion from assets revaluation in 2015.
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
151
Tabel Ekuitas (Rp juta) - Table of Equity (Rp million) 2015/2014
Uraian Description Modal Dasar - 4.900.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 (angka penuh) per saham Modal ditempatkan dan disetor-1.226.223 saham Authorized capital - 4,900,000 with nominal amounting to Rp1,000,000 (full amount) per share Subcribed and Paid-up 1,226,223 shares Tambahan modal disetor / Additional paid-in capita Komponen Ekuitas lainnya / Other component of equity
2014*
2015
1.226.223
1.226.223
-
-
8.889
8.889
-
-
-
175.000
(175.000)
100
368.384
400.673
32.289
8,77
(1.529.122)
(1.422.694)
106.428
(6,96)
Selisih Difference
(%)
Saldo laba / Retained earnings Ditentukan penggunaannya / Appropriated Belum ditentukan penggunaannya / Unappropriated Kepentingan non pengendali / Non controlling interest Penghasilan komprehensif lainnya / Other comprhensive income Jumlah Ekuitas / Total Equity
3.045
3.172
127
4,17
-
3.373.544
3.373.544
100
77.418
3.764.806
3.687.388
4.762,95
*disajikan kembali / restated
Arus Kas
Cash Flows
Posisi kas dan setara kas akhir tahun 2015 menurun 15,45%, yakni dari Rp305,85 miliar di tahun 2014 menjadi Rp258,59 miliar di tahun 2015. Penurunan ini terutama disebabkan berkurangnya pembayaran ke pemasok sebesar 20,86%, yakni dari Rp3,32 triliun di tahun 2014 menjadi Rp2,63 triliun di tahun 2015. Demikian pula, pada tahun 2015 Perseroan tidak melakukan pembayaran tantiem yang pada tahun sebelumnya mencapai Rp1,98 miliar.
Cash and cash equivalent in late 2015 decreased by 15.45% from Rp305.85 billion in 2014 into Rp258.59 billion in 2015. This decrease was mainly due to reduced payment to supplier amounted to 20.86% from Rp3.32 trillion in 2014 to Rp2.63 trillion 2015. Likewise, in 2015 the Company did not pay tantiem of previous year which reached Rp1.98 billion.
Tabel Arus Kas (Rp juta) - Table of Cash Flows (Rp million) Uraian Description
2015/2014 2014*
2015
266.451
402.768
136.317
51,16
(789.791)
(882.644)
(92.853)
(11,76)
Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan Net cash provided by financing activities
466.998
451.426
(15.572)
(3,33)
Kenaikan (Penurunan) bersih kas Net Increase (decrease) in Cash
(56.342)
(28.449)
27.892
49,50
(8.741)
(18.805)
(10.065)
(115,15)
Saldo kas dan setara kas awal periode Cash and Cash Equivalents at the beginning of the period
370.931
305.849
(65.082)
(17,55)
Saldo kas dan setara kas akhir periode Cash and Cash Equivalents at the end of the periodr
305.849
258.595
(47.255)
(15,45)
Arus kas neto diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi Net cash provided by (used for) operational activities Arus kas neto digunakan untuk aktivitas investasi Net Cash flows used for investing activities
Dampak selisih kurs Effect of foreign exchange
*disajikan kembali / restated
Selisih Difference
(%)
152
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Arus Kas dari Kegiatan Operasi
Cash Flow from Operational Activities
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi di tahun 2015 mencapai Rp402,77 miliar, meningkat 51,16% dibandingkan tahun 2014 yang mencapai Rp266,45 miliar. Penerimaan dari aktivitas operasi mencapai Rp4,4 triliun, turun 12,67% dibandingkan tahun 2014 yang mencapai Rp5,04 triliun. Hal ini berkaitan dengan berkurangnya penerimaan dari pelanggan sebesar 13,04%, dari Rp4,96 triliun menjadi Rp4,31 triliun di tahun 2015. Pembayaran dari aktivitas operasi mencapai Rp4 triliun, turun 16,23% dibandingkan tahun 2014 yang mencapai Rp4,78 triliun. Hal ini berkaitan dengan berkurangnya pembayaran ke pemasok sebesar 20,86%, dari Rp3,32 triliun menjadi Rp2,63 triliun.
Net cash flow from operational activities in 2015 reached Rp402.77 billion increasing 51.16% compared to 2014 which reached Rp266.45 billion. Receipt from operational activities reached Rp4.4 trillion declining 12.67% compared to 2014 which reached Rp5.04 trillion. This was related to reduction of cash received from customer in the amount of 13.04% from Rp4.96 trillion to Rp4.31 trillion in 2015. Payment from operating activities reached Rp4 trillion decreasing 16.23% compared to 2014 which reached Rp4.78 trillion. This was due to reduction of payment to supplier amounted to 20.86% from Rp3.32 trillion to Rp2.63 trillion.
Tabel Arus Kas dari Aktivitas Operasi (Rp juta) Table of Cash Flows from Operating Activities (Rp million) Uraian Description
2015/2014 2014*
2015
Selisih Difference
4.961.695
4.314.658
(647.036)
(13,04)
5.295
7.143
1.848
34,86
76.418
44.758
(31.660)
(41,43)
-
37.664
37.664
-
5.043.407
4.404.223
(639.185)
(12,67)
3.318.978
2.626.490
(692.489)
(20,86)
833.018
949.896
116.878
14.03
(%)
Penerimaan / Receipts Penerimaan kas dari pelanggan / Cash receipts from customers Penerimaan bunga / Interest receipts Penerimaan Restitusi Pajak / Tax Restitution Receipts Penerimaan ganti Rugi Lahan / Acceptance of replace Loss of Land Jumlah penerimaan / Total receipts Pembayaran / Payment Pembayaran kepada pemasok / Payments to suppliers Pembayaran kepada Direksi & karyawan / Payments to Directors and employees Pembayaran pajak penghasilan / Payment of income tax Pembayaran bunga / Interest payment Pembayaran tantiem / Payment tantiem Jumlah pembayaran / Total payment Arus kas bersih dari aktivitas operasi Net cash flow from operating activities
28.858
1.945
(26.913)
(93,26)
594.127
423.124
(171.002)
(28,78)
1.975
-
(1.975)
(100)
4.776.956
4.001.455
(775.502)
(16,23)
266.451
402.768
136.317
51,16
*disajikan kembali / restated
Arus Kas dari Kegiatan Investasi
Cash Flow from Investment Activities
Tahun 2015 Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi sebesar Rp882,64 miliar. Arus kas tersebut digunakan untuk pembayaran penambahan Tanaman Belum Menghasilkan, pembayaran penambahan aset tetap dan HGU, pembayaran penambahan beban tangguhan.
Net cash used for investment activities in 2015 was in the amount of Rp882.64 billion. This cashflow was used to pay addition of Immature Plant, addition of fixed asset and HGU (Business Usage Rights), payment of deferred tax.
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
153
Tabel Arus Kas dari Aktivitas Investasi (Rp juta) Table of Cash Flows from Investing Activities (Rp million) Uraian Description
2014*
Penerimaan / Receipts Penerimaan dari pelepasan aset tetap dan tanaman perkebunan Proceeds from disposals of fixed assets and plantations Penerimaan dividen dari perusahaan asosiasi Receipts of dividend from associated companies Jumlah penerimaan / Total receipts Pembayaran / Payment Pembayaran untuk penambahan TBM Payment for addition to Immature Plant Pembayaran untuk penambahan aset tetap dan HGU Payment for addition to fixed assets and HGU Penambahan pembibitan / Addition to nursery Penambahan beban tangguhan / Addition to deffered charges Jumlah pembayaran / Total payments Arus kas bersih dari aktivitas investasi Net cashflow from investment activities
2015/2014 Selisih (%) Difference
2015
-
41.813
41.813
-
255
93
(163)
(63,92)
255
41.906
41.650
16.333,33
432.985
527.245
94.260
21,76
344.123
291.177
(52.947)
(15,39)
12.938 790.046
1.103 105.025 924.550
(11.835) 105.025 134.503
(91,47) 17,02
(789.791)
(882.644)
(92.853)
11,75
*disajikan kembali / restated
Arus Kas dari Kegiatan Pendanaan
Cash Flow from Funding Activities
Arus kas dari kegiatan pendanaan pada tahun 2015 berasal dari pinjaman bank sebesar Rp1,10 triliun. Arus kas keluar digunakan untuk pembayaran pinjaman bank serta pembayaran hutang sewa guna usaha.
Cashflow from funding activities in 2015 was derived from short-term loan in the amount of Rp1.10 trillion. Cash outflow was used for bank loan payment and payment for business usage loan.
Tabel Arus Kas dari Kegiatan Pendanaan (Rp Juta) Table of Cash Flows from Financing Activities (Rp million) Uraian Description
2015/2014 2014*
2015
Selisih Difference
(%)
Penerimaan / Receipts Penerimaan dari pinjaman bank / Receipts of bank loans Penambahan modal dari pihak non-pengendali pada entitas anak Additional capital from non-controlling to subsidiaries Jumlah penerimaan / Total receipts
726.806
1.102.745
375.939
51,72
2.400
340
(2.060)
(85,83)
729.206
1.103.085
373.879
51,27
20.475
20.864
389
1,90
231.906
627.207
395.301
170,46
Pembayaran / Payments Pembayaran hutang sewa HGU / Payment for HGU lease Pembayaran pinjaman bank / Paymernt of bank loan Pembayaran dividen / Payment for dividends
9.827
3.588
(6.239)
(63,49)
Jumlah pembayaran / Total payments
262.208
651.659
389.451
148,52
Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan / Net cashflow from funding activities
466.998
451.426
(15.572)
3,33
*disajikan kembali / restated
154
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Kemampuan Membayar Utang dan Tingkat Kolektibilitas Piutang
Debt Payment Ability and Receivable Collectibility
Kemampuan Membayar Utang
Debt Payment Ability
Solvabilitas adalah kemampuan Perseroan untuk memenuhi seluruh liabilitasnya, baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang. Kemampuan membayar utang diukur dengan menggunakan rasio DER (Debt to Equity Ratio) maupun DAR (Debt to Assets Ratio).
Solvability is Company’s ability to fulfill all its liabilities, either short-term or long-term debt. Debt payment ability is measured by using DER (Debt to Equity Ratio) or DAR (Debt to Assets Ratio).
Pada tahun 2015 nilai DER mencapai 246,35%, lebih rendah dibandingkan nilai DER tahun 2014 yang mencapai 11.192,38%. Sedangkan nilai DAR mencapai 71,13%, mengalami penurunan dibandingkan DAR tahun 2014 yang mencapai 99,11%. Penurunan nilai DER maupun DAR disebabkan adanya kenaikan ekuitas, dari Rp77,42 miliar di tahun 2014 menjadi Rp3,76 triliun di tahun 2015.
In 2015 value of DER reached 246.35%, lower than 2014 DER which reached 11,192.38%. Whereas value of DAR reached 71.13% decreasing compared to 2014 DAR which reached 99.11%. The decrease of DER and DAR value was due to the increase of equity from Rp77.42 billion in 2014 to Rp3.76 trillion in 2015.
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
155
Likuiditas
Liquidity
Likuiditas adalah kemampuan Perseroan untuk memenuhi liabilitas lancarnya yang diukur dengan perbandingan antara aset lancar dengan liabilitas jangka pendek. Pada tahun 2015 Current Ratio tercapai 62,73%, menurun sebesar 4,07% dari posisi per 31 Desember 2014 sebesar 66,80%, sedangkan cash ratio sebesar 12,81% meningkat tipis dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 11,53%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan jatuh tempo mengalami penurunan. Penurunan likuiditas ini terkait dengan meningkatnya jumlah liabilitas jangka pendek dibandingkan tahun sebelumnya.
Liquidity is Company’s ability to fulfill its current liabilities measured by comparing current asset with short-term liability. In 2015 Current Ratio reached 62.73% decreasing by 4.07% from position per 31 December 2014 in the amount of 66.80%, whereas cash ratio amounted to 12.81% slightly increasing compared to 2014 which reached 11.53%. This indicated that company’s ability in meeting its short-term liabilities that will be maturity was having a decrease. The decrease of this liquidity was related to the increase of total short-term liabilities compared to prior year.
Tabel Rasio Solvabilitas Table of Solvability Ratio
Tabel Rasio Likuiditas Table of Liquidity Ratio
Uraian Description
Satuan Unit
2014*
2015
Debt to Total Assets
%
99,11
71,13
Debt to Equity Ratio
%
11.192,38
246,35
Uraian Description
Satuan Unit
2014*
2015
Cash Ratio
%
11,53
12,81
Current Ratio
%
66,80
62,73
Tingkat Kolektibilitas Piutang
Receivable Collectibility Level
Pada tahun 2015, kolektibilitas perusahaan ditunjukkan dengan angka perputaran piutang niaga 0,51 (nol koma lima puluh satu) hari, sehingga rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi piutang menjadi kas / setara kas adalah 0,51 (nol koma lima puluh satu) hari. Hal ini menunjukkan kemampuan kolektibilitas perseroan dalam menagih piutang sangat baik.
In 2015 Company collectability was indicated by number of trade receivables turnover 0.51 (zero point fifty one) day, thus average time needed to converse receivables into cash/cash equivalent was 0.51 (zero point fifty one) day. This indicated the company collectability ability in collecting receivables was pretty good.
Tabel Tingkat Kolektibilitas Piutang Tahun Table of Collection Period Uraian Description Collection Period
Satuan Unit
2014*
2015
Hari/days
0.52
0.51
156
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Struktur Modal dan Kebijakan Struktur Modal
Capital Structue and Capital Structure Policy
PTPN VII mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan. PTPN VII dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham, mengembalikan modal kepada Pemegang Saham. Tujuan utama Perseroan mengelola permodalan adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham.
PTPN VII manages its capital structure and makes adjustments by virtue of changes in economic conditions. To upkeep and adjust the capital structure, PTPN VII may adjust the dividend payment to shareholders, return the capital to shareholders. The primary objective of the Company in managing capital is to ensure the upkeeping of healthy capital ratios in order to support its business and maximize the benefits for shareholders.
Kebijakan PTPN VII adalah mempertahankan struktur permodalan yang sehat untuk mengamankan akses terhadap pendanaan pada biaya yang wajar.
The PTPN VII’s policy is to maintain a healthy capital structure in order to secure access to funding in a reasonable cost.
Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal sendiri dengan pinjaman/ hutang yang terdiri dari hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Pada tahun 2015, rasio utang terhadap modal mencapai 2,46x, menurun dari posisi tahun 2014 yang mencapai 111,92x. Penurunan ini disebabkan adanya peningkatan ekuitas tahun 2015. Peningkatan ekuitas ini disebabkan oleh penghasilan komprehensif lainnya sebesar Rp3,37 triliun karena revaluasi aset tetap. Pada tahun 2015, PTPN VII menerima penambahan Penyertaan Modal Negara sebesar Rp175 miliar.
Capital structure is balance between the use of own capital and loan/debt comprising of shortterm and long-term debt. In 2015, ratio of debt to capital reached 2.46x decreasing from 2014 position which reached 111.92 xs. This decrease was due to the increase of equity in 2015. The increase of this equity was caused by other comprehensive income amounted to Rp3.37 trillion as effect of fixed assets revaluation. In 2015, PTPN VII received additional State Capital Inclusion amounted to Rp175 billion.
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
157
Rasio Hutang Terhadap Modal (Rp juta) Debt to Equity Ratio (Rp million) Uraian Description
Satuan Unit
Jumlah liabilitas Total Liabilities
2014* 8.664.921
9.274.732
77.418
3.764.806
111,92 : 1
2,46 : 1
Ekuitas / Equity Rasio / Ratio
%
2015
Tabel Rasio Likuiditas Table of Liquidity Ratio Uraian Description
2014* Rp juta (Rp million)
2015 Rp juta (Rp million)
%
%
Liabilitas jangka pendek / Current liabilities
2.652.936
30,35
3.385.382
25,96
Liabilitas jangka panjang / Non Current liabilities
6.011.985
68,77
5.889.350
45,17
Jumlah liabilitas / Total Liabilities
8.664.921
99,11
9.274.732
71,13
77.418
0,89
3.764.806
28,87
100,00 13.039.538
100,00
Ekuitas / Equity Jumlah Liabilitas dan Ekuitas Total Liabilities and Equity
8.742.339
*disajikan kembali / restated
Investasi Barang Modal Capital Goods Investment
PTPN VII melaksanakan investasi didasarkan pada skala prioritas. Manajemen mengelola dana secara lebih berhati-hati seiring dengan turunnya pendapatan perseroan terkait kondisi harga komoditas yang belum menggembirakan.
PTPN VII performs investment by virtue of priority scale. Management manages the fund by using precedence principles in line with the decline of Company’s income due to yet exhilarating commodity price condition.
Pada tahun 2015, investasi PTPN VII berfokus pada keberlanjutan pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) komoditas karet dan kelapa sawit dengan porsi investasi mencapai Rp527,45 miliar atau 66,40% dari keseluruhan investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Selain itu, Perusahaan juga mengeluarkan dana investasi sebesar Rp136,01 miliar atau 17,12% untuk investasi mesin dan instalasi.
In 2015, PTPN VII investment focused on sustainability of Immature Plant upkeeping for rubber and oil palm commodity with investment portion reached Rp527.45 billion or 66.40% from total investment incurred by the Company. In addition, the Company also incurred investment fund in the amount of Rp136.01 billion or 17.12% for machines and installation investment.
Kebijakan investasi PTPN VII adalah pada program yang berhubungan langsung dengan produksi dan pemenuhan sasaran jangka panjang perusahaan.
PTPN VII investment policy is a program that directly related with production and fulfillment of company long term goal.
158
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Tujuan investasi barang modal adalah dalam rangka optimalisasi produktivitas komoditas karet dan kelapa sawit sehingga dapat meningkatkan potensi produksi jangka panjang. Adanya peningkatan produksi dan produktivitas ini merupakan modal utama bagi perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang.
The objective of capital goods investment is in context of optimization of rubber and oil palm commodity productivity so it can improve potential production in long term. The increase of production and productivity is a major capital for the company to improve company’s value in a long term.
Pada tahun 2015, belanja modal Perusahaan mencapai Rp794.292,10 juta, lebih rendah 25,28% dibandingkan tahun 2014. Penurunan ini disebabkan investasi tanaman turun sebesar Rp174,98 juta atau 24,91% dan non-tanaman turun sebesar Rp82.315 juta atau 23,68% dibandingkan realisasi 2014. Investasi non tanaman (termasuk investasi yang masih dalam penyelesaian) tahun 2015 tercapai sebesar Rp265.37 miliar, berada di bawah RKAP sebesar Rp28,13 miliar.
In 2015 Company’s capital expenditure reached Rp794,292.10 million lower 25.28% compared to 2014. This decrease was due to investment of plant decreasing by Rp174.98 million or 24.91% and non plant decreasing by Rp82,315 million or 23.68% compared to 2014 realization. Investment of non plant (including under settlement investment) in 2015 reached Rp265,37, it was below CABP in the amount of Rp28.13 billion.
Realisasi investasi tahun 2015 sebesar Rp792.812 juta (tidak termasuk bibitan), yang didanai dari: 1. Cadangan umum : Rp46.369,72 Juta 2. Penyusutan : Rp347.088,18 Juta 3. Hutang Jangka Panjang : Rp419.576 Juta
Realization of investment in 2015 was amounted to Rp792,812 million (excluding nursery) funded from: 1. General reserve : Rp46,369.72 million 2. Depreciation : Rp347,088.18 million 3. Long term debt: Rp419,576 million
Ikatan Material Untuk Investasi Barang Modal Material Commitment for the Capital Expenditure
Terkait pembangunan PKS Bentayan yang dimulai sejak tanggal 3 Desember 2015, PTPN VII telah mengadakan perikatan material untuk investasi barang modal. Perikatan dilakukan dalam mata uang Rupiah sehingga tidak dilakukan transaksi lindung nilai.
In connection with construction of OPM Bentayan sterted on 3 December 2015, PTPN VII has established material engagement for capital goods investment. Thid engagement was performed in Rupiah currency so hedging transaction was not performed.
Pada tanggal 12 November 2015, PTPN VII mengadakan perikatan material dengan PT Amarta Karya (Persero) dengan surat perjanjian No: LOG/ PI/KTR/195/2015 untuk jasa rekayasa, konstruksi, dan pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit (PPKS) Bentayan PTPN VII yang berlokasi di Kabupaten Musibanyuasin, Sumatera Selatan. PPKS tersebut berada di atas lahan seluas 25 ha, direncanakan berkapasitas 30 ton TBS/jam extention 60 ton TBS/jam. Besarnya nilai kontrak adalah Rp84.220,60 miliar dan US$2.341,44 juta Sumber pendanaan atas ikatan ini sebagian berasal dari cadangan umum internal perusahaan (saldo laba dari kegiatan operasional tahun sebelumnya), penyusutan, dan fasilitas kredit jangka panjang.
In 12 November 2015, PTPN VII established material engagement with PT Amarta Karya (Persero) with agrement letter No: LOG/PI/KTR/195/2015 for engineering service, construction and Oil Palm Processing Mill development of PTPN VII Bentayan located in Musibanyuasin district, South Sumatera. This OPPM was located over 25 ha land, with planned capacity 30 ton FFB/hour extention 60 ton FFB/hour. The amount of contract value was Rp84,220.60 billion and US$2,341.44 million. The fund source of this engagement was originated from company’s internal general reserve (retained earnings from previous year operational activities), depreciation, and long term credit facility.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
159
Pencapaian Target Tahun 2015 dan Target Satu Tahun Mendatang Target Achievement 2015 and One Year Upcoming Target
Tabel Perbandingan Realisasi Laba Rugi dengan Target 2015 serta Proyeksi Tahun 2016 (Rp Juta) Table of Comparison of Actual Profit Loss vs Target in 2015 and Projected in 2016 (Rp Million
Uraian Description
Penjualan Bersih / Net Sales
Realisasi 2015 2015 Realization
Target 2015 2015 Target
Realisasi/ Target 2015 2015 Realization/ Target (%)
Target 2016 2016 Target
Target 2016/ Realisasi 2015
4.424.545
5.889.225
75,13
5.316.307
120,15
Laba Bruto / Gross Profit
978.802
1.273.072
76,89
1.322.074
135,07
Laba Usaha / Operating Profit
481.134
531.893
90,46
638.485
132,70
Laba sbl. Pajak / Profit before Income Tax
55.456
83.275
66,59
125.210
44,29
Laba Bersih / Net Income
46.370
62.305
74,42
93.608
201,87
Pencapaian Target Laba Rugi 2015
Achievement of 2015 Profit Loss Target
•
•
• • •
Penjualan bersih tahun 2015 mencapai Rp4,42 triliun, atau 75,13% dari target 2015. Penyebab utama tidak tercapainya target penjualan bersih: a. Harga jual karet berada di bawah RKAP sebesar Rp3.794/kg mengakibatkan penjualan di bawah RKAP sebesar Rp298,6 miliar. b. Harga jual Minyak Sawit, Inti Sawit, Minyak Inti Sawit & Bungkil Inti Sawit berada di bawah RKAP masing-masing sebesar Rp1.052/kg senilai Rp241,9 miliar, Rp1.562/kg senilai Rp13,7 miliar, Rp817/kg senilai Rp35,6 miliar. c. Harga jual Teh berada di bawah RKAP sebesar Rp5.389/kg mengakibatkan penjualan di bawah RKAP sebesar Rp23,9 miliar. d. Volume penjualan karet berada di bawah RKAP sebesar 13.806 ton senilai Rp306 miliar. e. Volume penjualan Minyak Sawit berada di bawah RKAP sejumlah 44.448 ton senilai Rp346,7 miliar. f. Volume penjualan Gula berada di bawah RKAP sebesar 41.481 ton senilai Rp327,7 miliar. Realisasi laba bruto tahun 2015 mencapai Rp978,80 miliar atau 76,89% terhadap target 2015. Realisasi laba usaha tahun 2015 mencapai Rp481,13 miliar atau 90,46% terhadap target 2015. Realisasi laba bersih mencapai Rp46,58 miliar atau 74,77% terhadap target tahun 2015
• • •
2015 net sales reached Rp4.42 trillion, or 75.13% of 2015 target. The main causes of the failure in net sales target were: a. Rubber selling price was below CABP in the amount of Rp3,794/kg resulting on the sales was under CABP in the amount of Rp298.6 billion. b. Selling price of Palm Oil, Palm Kernel, Palm Kernel oil and Palm Kernel Cake was below CABP respectively by Rp1,052kg worth by Rp241.9 billion, Rp1,562/kg worth by Rp13.7 billion, Rp817/kg worth by Rp35.6 billion. c. Tea selling price was below CABP by Rp5,389/ kg resulting on sales below CABP in the amount of Rp23.9 billion d. Rubber sales volume was below CABP in the amount of 13,806 ton worth by Rp306 billion. e. Palm Oil sales volume was below CABP in the amount of 44,448 ton worth by Rp346.7 billion f. Sugar sales volume was below CABP in the amount of 41,481 ton worth by Rp327.7 billion Realization of gross profit in 2015 reached Rp978.80 billion or 76.89% to 2015 target. Realization of operating profit in 2015 reached Rp481.13 billion or 90.46% to 2015 target Realization of net profit reached Rp46.58 billion or 74.77% to 2015 target
160
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Pencapaian Target Posisi Keuangan
Pencapaian Target Posisi Keuangan
•
Aset total tahun 2015 mencapai Rp13,04 triliun, atau 138,95% terhadap target 2015. Hal ini terutama disebabkan oleh realisasi aset lancar berada di atas RKAP sebesar Rp386,64 miliar atau menurun 84,60%, demikian pula aset tidak lancar mengalami kenaikan sebesar Rp4.042,14 miliar atau naik 158,80%.
•
Total asset in 2015 reached Rp13.04 trillion or 138.95% to 2015 target. This was due torealization of current asset was above CABP in the amount of Rp386.64 billion or decreasing by 84.60%, likewise non current asset was also having an increase by Rp4,042.14 billion or 158.80%.
•
Liabilitas tahun 2015 mencapai Rp9,27 triliun, atau 120,74% terhadap target 2015. Hal ini terutama disebabkan adanya penambahan liabilitas jangka pendek dan kewajiban imbalan kerja.
•
2015 liabilities reached Rp9.27 trillion, or 120.74% against 2015 target. This was mainly caused by additional short term liability and employee benefit obligation.
•
Ekuitas tahun 2015 mencapai Rp3,27 triliun, atau 221,16% terhadap target 2015. Hal ini terutama disebabkan penambahan penghasilan komprehensif lainnya dari revaluasi asset sebesar Rp3,37 triliun.
•
2015 equity reached Rp3.27 trillion, or 221.16% against 2015 target. This was particularly due to other additional comprehensive income from asset revaluation by Rp3.37 trillion.
Tabel Perbandingan Target, Realisasi, dan Proyeksi Struktur Modal Table of Comparison of Capital Structure Target, Realization and Projection
Uraian Description
Realisasi 2015 2015 Realization
Target 2015 2015 Target
Realisasi/ Target 2015 2015 Realization/ Target (%)
Target 2016 2016 Target
Target 2016/ Realisasi 2015
Liabilitas / Liabilities
9.274.732
7.681.701
120,74
8.771.009
94,57
Ekuitas / Equities
3.764.806
1.702.335
221,16
1.059.059
28,13
13.039.538
9.384.036
138,95
9.830.068
75,39
Aset / Assets
Proyeksi 2016
2016 Projection
Dengan memperhatikan kondisi eksternal yang masih akan terpengaruh perlambatan ekonomi global, harga komoditas yang diperkirakan masih tetap rendah, serta pencapaian kinerja 2015, maka PTPN VII menetapkan target tahun 2016 sebagai berikut:
By noticing on external condition that will still be affected by global economic deceleration, estimated commodity prices is still low, as well as 2015 performance achievement, so PTPN VII established 2016 target as follow:
•
•
Penjualan bersih sebesar Rp 5.316,31 miliar atau 120,15% dari realisasi tahun 2015. Peningkatan ini diproyeksikan berasal dari peningkatan volume penjualan karet 18,33%, minyak sawit 4,86%, minyak inti sawit 28,57%, teh 6,72%, dan gula 40,30%. Harga jual ditargetkan relatif tidak mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015.
A net sale was amounted to Rp5,316.31 billion or 120.15% of 2015 realization. This improvement was projected derived from improvement of rubber sales volume 18.33%, palm oil 4.86%, palm kernel oil 28.57%, tea 6.72%, and sugar 40.30%. Selling price targeted was relatively not experiencing a decrease compared to 2015.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
161
•
Laba usaha sebesar Rp93.61 miliar atau 200,95% dari realisasi tahun 2015. Proyeksi ini disusun berdasarkan asumsi laju peningkatan pendapatan lebih tinggi dibandingkan beban pokok produksi serta biaya operasi, tercapainya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman, serta pemakaian biaya yang semakin efisiensi di semua lini bisnis.
•
Operating profit was amounted to Rp93,61 billion or 200.95% from 2015 realization. This projection was drafted based on assumption that improvement of revenue rate was higher than cost of goods produced and plant productivity, as well as the use of cost was more efficient in all business lines.
•
Aset perusahaan tahun 2016 sebesar Rp 9.830,06 miliar, atau 75,39% dari realisasi tahun 2015. Penurunan ini terutama terjadi karena pada saat penyusunan dan pengesahan RKAP 2016 dalam RUPS belum diperhitungkan pelaksanaan Revaluasi Aset tahun buku 2015. dimana RUPS RKAP 2016 dilaksanakan pada bulan Desember 2015, sedangkan Revaluasi Aset dilaksanakan pada saat penyusunan Laporan Keuangan 2015 oleh Kantor Akuntan Publik.
•
Company’s asset in 2016 was amounted to Rp9,830.06 billion, or 75.39% from 2015 realization. This decrease was particularly caused by when preparing and approving 2016 CABP in GMS was not calculated implementation of Asset Revaluation financial year 2015 in which 2016 GMS CABP held in December 2015, whereas Asset Revaluation was held during preparation of 2015 Financial Statement by Public Accountant Firm.
•
Total liabilitas tahun 2016 sebesar Rp 8.771 miliar, atau 94,57% dari realisasi tahun 2015. Penurunan terjadi karena dengan meningkatnya penjualan tahun 2016 diproyeksikan dapat melunasi kewajiban jangka pendek.
•
Total liability in 2016 was amounted to Rp8,771 billion, or 94.57% from 2015 realization. This decreasee was due to increasing 2016 sales projected could pay off short term liabilities
•
Ekuitas tahun 2016 sebesar Rp 1.059,06 miliar, atau 28,13% dari realisasi tahun 2015. Penurunan terjadi karena pada saat penyusunan dan pengesahan RKAP 2016 belum memperhitungkan Revaluasi Aset yang dilaksanakan setelah RUPS RKAP 2016 (pada saat Laporan Audited tahun buku 2015 disusun).
•
Equity in 2016 was amounted to Rp1,059.06 billion or 28.13% from 2015 realization. This decrease/increase was occurred due to when drafting and approving 2016 CABP has not calculated Asset Revaluation held after 2016 GMS CABP (when Audited Report financial year 2015 was drafted)
Informasi dan Fakta Material yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan Akuntan Material information and fact occurred after accountant’s report date Setelah tanggal pelaporan, pada tanggal 23 Maret 2016, perusahaan melaksanakan restrukturisasi fasilitas kredit sesuai dengan Surat Persetujuan Nomor:
After reporting date, on 23 March 2016, company carried out restructurisation of credit facility pursuant to Decree No:
1. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk No. CBG.CB4/ SPPK/017/2016 2. PT BNI (Persero) Tbk No. BIN/3.3/053/R 3. PT BRI (Persero) Tbk No. B.452-MND/ NDD/03/2019 4. Indonesia Eximbank No. PBD/SP3/14/2016
1. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk No. CBG.CB4/ SPPK/017/2016 2. PT BNI (Persero) Tbk No. BIN/3.3/053R 3. PT BRI (Persero) Tbk No. B.452-MND/ NDD/03/2019 4. Indonesia Eximbank No. PBD/SP3/14/2016.
162
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Prospek Usaha Perseroan Company Business Prospect
Pertumbuhan ekonomi global diyakini masih akan melemah pada tahun 2016. Menurut Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim, pertumbuhan ekonomi 2016 hanya akan meningkat tipis dibandingkan tahun lalu, dari 2,5% pada tahun 2015 menjadi 2,9% pada tahun 2016. Ekonomi global juga dipengaruhi oleh masih bergejolaknya situasi perekonomian di Cina. Cina diprediksi hanya bisa tumbuh 6,3% tahun ini atau lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 6,7%. Ekonomi dunia terutama negara berkembang masih terganggu oleh lemahnya harga komoditas. Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi negara berkembang hanya di kisaran 4,8%, terpangkas jauh dari proyeksi sebelumnya, yaitu 5,4%. Revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2016 oleh Bank Dunia menjadi tanda bahwa ekonomi pada tahun ini tidak akan berbeda jauh dengan tahun lalu.
Global economic growth was believed will still be weakening in 2016. According to President of World Bank President Jim Yong Kim, 2016 economic growth will be only slightly increasing compared to last year, from 2.5% in 2015 to 2.9% in 2016. Global economic will also be influenced by the turmoil of economic situation in China. China was predicted will can only 6.3% this year or lower the previous projection 6.7%. World economic specifically in developing countries are still disturbed by the weakening of commodity price. World Bank projected economic growth of developing countries was only at range 4.8%, cut off from previous projection 5.4%. Revised projection of 2016 global economic growth by World Bank will be a sign that economic in this year will not be far different from previous year.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan meningkat pada tahun 2016, yakni berkisar antara 5,2%-5,6% (yoy). Inflasi diperkirakan akan berada pada sasaran inflasi 2018, yakni 3,5%±1% yoy. Bank Indonesia masih mewaspadai berbagai risiko, seperti: Munculnya kembali ketidakpastian terkait dengan rencana kenaikan Fed Fund Rate (FFR); Perlambatan ekonomi Tiongkok terutama melalui jalur perdagangan; Risiko capital outflow yang bersumber dari perkembangan setiap saat (tail risk) di pasar keuangan Tiongkok.
Indonesian economic growth was estimated will increase in 2016 at range 5.2% - 5.6% (yoy). Inflation was estimated will be at 2018 inflation target, namely 3.5%±1% yoy. Bank of Indonesia was still aware of many risks such as: reemerge of uncertainty due to Fed Fund Rate (FFR); deceleration of China economic particularly in trading; Capital outflow risk originated from any moment progress (tail risk) at the China financial market.
Meskipun terdapat kemungkinan adanya kenaikan harga komoditas dalam tahun-tahun mendatang, pertumbuhan permintaan karet alam global tahun 2016 diperkirakan melamban 1,3% ke 12,6 juta ton, sedangkan produksi meningkat 3,8% menjadi 13 juta ton. Hal ini mengakibatkan meningkatnya kelebihan pasokan sebesar 411.000 ton. Industri kendaraan bermotor China kemungkinan akan tumbuh sekitar 3,7% per tahun dalam kurun waktu lima tahun mendatang hingga 2020, lebih rendah
Despite there are possibilities on increasing commodity price in future years, global natural rubber demand in 2016 was estimated decelerate 1.3% to 12.6 million ton, whereas production increasing 3.8% to 13 million ton. This will cause increasing oversupply by 411,000 ton. Motor vehicle industry in China will likely grow around 3.7% per year in next five years until 2020, lower compared to growth level 6.9% in 2014. This will increasingly create natural rubber price oppressed
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
163
dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan 6,9% pada tahun 2014. Hal ini akan semakin membuat harga karet alam tertekan di bulan-bulan mendatang. (The Rubber Economist Ltd., sebuah perusahaan riset berbasis di London, seperti yang dikutip oleh Bloomberg).
in the future months. (The Rubber Economist Ltd., a research company based in London, as quoted by Bloomberg).
Industri sawit nasional masih tetap menjadi andalan, motor penggerak dan perekonomian nasional. Pada akhir November 2015, para pakar meramalkan harga CPO global di tahun 2016 akan mencapai US$600 per metrik ton pada kuartal pertama, akan tetapi melihat kondisi saat ini, harga CPO global cenderung menurun.
National palm industry still becomes a mainstay and driving force of national economies. In late November 2015, the expert predicted global CPO price in 2016 will reach US$600 per metric ton at first quarter, but considering current state, the global CPO price will likely be decreasing.
Selain itu Volatilitas harga minyak dunia sangat menentukan pertumbuhan global. Rendahnya harga minyak dunia memang baik dalam jangka pendek, namun tidak berdampak positif dalam jangka menengah dan panjang, antara lain karena bisa memengaruhi harga komoditas secara berkelanjutan. Turunnya harga minyak akan membuat harga komoditas lain persisten dalam kondisi low price.
In addition Volatility of world oil price largely determines global growth. The low of world oil price is indeed good in short term, but it does not have any positive impact in medium and long term, among other, because it could affect commodity price sustainably. The decline of oil price will make other commodities price persistent in low price condition.
Menghadapi level harga komoditas yang diprediksi akan tetap tertekan di tahun 2016, kondisi Perseroan di tahun 2016 diperkirakan belum akan membaik. PTPN VII masih tetap menghadapi tantangan yang berat berupa masih rendahnya harga komoditas global. Oleh sebab itu, agar perusahaan tetap bertahan menjalankan operasionalnya dan terus bergerak ke depan, maka PTPN VII harus secara ketat menjalankan strategi OCL (Overall Cost Leadership) melalui strategi Cost Effectiveness (Keefektifan biaya) dalam operasional perusahaan. Cost Effectiveness (Keefektifan Biaya) pada prinsipnya membandingkan output yang dihasilkan dari berbagai kombinasi input (mengacu kepada prinsip efektifitas), antara lain menghasilkan output yang diharapkan dengan kombinasi biaya terendah, atau menghasilkan
Confronting commodity price level that predicted will still be oppressed in 2016, Company condition in 2016 was estimated will not improve. PTPN VII will still encounter a great challenge in form of the low of global economic price. Therefore, in order the company to remain surviving running its operational and continue to move forward, then PTPN VII should tightly carrying out OCL (Overall Cost Leadership) strategy through Cost Effectiveness strategy in its operational. Cost effectiveness principally compares produced output from combination of many inputs (referring to effectiveness principles), including producing expected output with lowest cost combination, or producing the best output with cost combination that has been set. In addition, in manifesting Overall Cost Leadership and Cost
164
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
output yang terbaik dengan kombinasi biaya yang sudah ditentukan. Selain itu, dalam mewujudkan strategi Overall Cost Leadership dan Cost Effectiveness, perusahaan juga harus melakukan strategi Efficiency Resources guna memanfaatkan seluruh sumber daya dengan tepat guna.
Effectiveness, the company should also perform Efficiency Resources strategic to utilize all resources properly.
PTPN VII telah mengambil beberapa kebijakan operasional, di antaranya adalah kebijakan efisiensi di bidang SDM dan Umum, kebijakan di bidang teknik dan pengolahan, serta kebijakan di bidang tanaman. Melalui Tim Crisis Centre yang sudah dibentuk tahun 2015, PTPN VII juga akan memastikan upaya efisiensi di semua lini bisnis dapat berjalan dengan optimal.
PTPN VII has taken several operational policies including efficiency policy in HR and General, policy in engineering and processing, as well as policy in plants field. Through Crisis Centre team which has been established since 2015, PTPN VII will also ensure efficiency efforts in all business lines can be running optimally.
Di tahun 2016, PTPN VII juga tetap melanjutkan pembangunan PPKS Bentayan serta melanjutkan pogram pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) karet dan kelapa sawit sesuai best practice agriculture.
In 2016, PTPN VII also will still carry on Bentayan OPPM construction as well as carry on upkeeping rubber and oil palm Immature Plant in conformity with best practice agriculture.
Komoditas karet dan kelapa sawit PTPN VII memiliki komposisi umur yang didominasi oleh tanaman belum menghasilkan dan tanaman muda. Agar penggalian produksi dapat lebih optimal dan untuk mempertahankan potensi jangka panjang, maka PTPN VII berupaya melakukan pengawalan produksi bekerjasama dengan institusi terkait, di antaranya adalah Balai Penelitian Sungei Putih untuk komoditas karet, PPKS Medan untuk komoditas kelapa sawit dan Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung.
PTPN VII rubber and oil palm commodity has age composition dominated by immature and sapling. In order production excavation can be more optimal and to maintain long term potential, then PTPN VII attempted to perform production control in collaboration with related institution, including Sungei Putih Research Center for rubber commodity, Medan Oil Palm Research Center for oil palm commodity and Tea and Quinine Research Center in Gambung for tea commodity.
Untuk komoditas tebu, PTPN VII telah melaksanakan perbaikan di seluruh bagian, baik di kebun (on farm) maupun di pabrik (off farm). Adanya Penyertaan Modal Negara sebesar Rp175 miliar untuk program ketahanan pangan dimanfaatkan sepenuhnya untuk meningkatkan kinerja operasional kedua pabrik gula milik PTPN VII. Peningkatatan pendapatan dari komoditas gula diharapkan mampu berperan dalam membantu percepatan cash flow Perusahaan.
For sugarcane commodity, PTPN VII has carried out maintenance in all sections, either on farm or off farm. The existence of State Capital Inclusion amounted to Rp175 billion for food safety is fully utilized to improve operational performance of both PTPN VII sugar mills. Increasing revenue from sugar commodity is expected able to take part in helping to accelerate Company’s cash flow.
Seiring dengan bertumbuhnya TBM tanaman karet dan kelapa sawit hasil dari program peremajaan tanaman, maka ke depan PTPN VII juga akan memperoleh peningkatan pendapatan yang berasal dari peningkatan produksi dan produktivitas tanaman. Saat ini, beban kewajiban yang ditanggung Perusahaan sangat berat. Dampak volatilitas harga
In line with the growth of rubber and oil palm Immature Plants as result of replanting program, then in the future PTPN VII will also obtain increased revenue from improvement of plants production and productivity. At present, the burden of obligation borne by the Company is very heavy. Volatility impact
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
165
komoditas menjadi lebih terasa karena selama beberapa tahun ini perusahaan harus menanggung biaya pemeliharaan TBM dari program peremajaan tanaman sebelumnya. Di sisi lain, pendapatan yang berasal dari peningkatan produksi dan produktivitas TM dalam tiga tahun terakhir belum mampu mengimbangi laju penurunan harga.
of commodity price is more pronounced since throughout several past years the company should bear Immature Plant upkeep cost from previous replanting program. In other hand, revenue from Immature plants production and productivity in the last three years is not able to offset the rate of decline in price.
Oleh karena itu, PTPN VII tengah melakukan pembenahan aspek finansial. Program restrukturisasi hutang yang dilaksanakan di tahun 2016 diharapkan dapat memperbaiki posisi keuangan dan kewajiban perusahaan. PTPN VII juga melakukan kajian intensif dan persiapan diri untuk mendapatkan alternatif sumber pendanaan melalui IPO.
Therefore, PTPN VII is currently conducting financial aspect revamping. Debt restructurisation program that will be carried out in 2016 was expected could improve company’s financial position and obligation. PTPN VII is also conducting an intensive study and self preparation to earn alternative fund source through IPO.
Ke depan banyak yang akan dilakukan PTPN VII, termasuk pengembangan usaha di luar sektor perkebunan. Diversifikasi usaha tersebut menjadi wajib, karena banyaknya peluang yang biasa diraih terkait perkembangan kondisi eksternal. Misalnya, dalam bidang properti, saat ini banyak lahan kebun yang posisinya berada di perkotaan. Apalagi jika jalan tol sudah jadi, areal milik PTPN VII yang berada di sekitar jalan tol bisa dijadikan lahan bisnis yang menjanjikan.
In the future there will be many things performed by PTPN VII, including business development beyond plantation sector. This business diversification is a must; due to many opportunities can be achieved related to external condition development. Such as in property, at present many estate lands are located in urban area. Especially if the toll project has been completed, PTPN VII area located in the vicinity of the toll road can be made as a promising business property.
166
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Pemasaran dan Pangsa Pasar Marketing and Market Share Strategi
Strategies
Pemasaran produk PTPN VII dilakukan secara curah (bulk) melalui lelang seperti pada Bursa Komoditas umumnya di dunia. Oleh sebab itu harga terbentuk sesuai kekuatan penawaran dan permintaan (supply and demand) sehingga harga jual merupakan faktor eksternal di luar kendali perusahaan. Dengan karakteristik bisnis komoditas tersebut yang sifat pasarnya massal (bukan segmented dan branded seperti produk retail), maka PTPN VII harus mampu menghasilkan produk berkualitas standar yang mampu bersaing di industrinya. Melalui strategi bisnis OCL (Overall Cost Leadership), Perusahaan harus mampu meningkatkan kapabilitas sumber daya produksi dan SDM bersamaan dengan pengendalian biaya sehingga menghasilkan harga pokok penjualan serendah-rendahnya untuk meningkatkan daya saing.
Marketing of PTPN VII products is conducted by bulk or auction such as on Commodity Exchange generally in the world. Therefore price is established based on supply and demand hence selling price is an external factor beyond company control. With characteristic of those commodity business which the nature of its market is mass (not segmented and branded like retail product), then PTPN VII should be able to produce product with standard quality which able to compete in its industry. Through OCL business strategy, the Company should be able to improve its production resource and HR capability along with cost control hence producing cost of goods sold as low as possible to improve competitiveness.
Pelaksanaan Pemasaran ditempuh dengan dua cara, yaitu: 1. Pemasaran melalui PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara untuk produk standar, meliputi:
The implementation of marketing is carried out by two ways, involving 1. Marketing through PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara for produced standard products, consist of:
a. Komoditas Karet: SIR (SIR 3L, SIR 3WF, SIR 20); RSS (RSS I, RSS II, RSS III, Cutting A) b. Komoditas Kelapa Sawit : Crude Palm Oil, Palm Kernel Oi, Palm kernel Mill, Palm Kernel c. Komoditas Tebu: Gula, Tetes d. Komoditas Teh: - Teh Orthodox Normal Mutu I (BOP, BOP– F, PF, DUST, BP, BT) - Teh Orthodox Normal Mutu II (BP – II, BT– II, PF–II, DUST–II, DUST–III, DUST–IV, FANN II) - Teh CTC Mutu I (BP 1, PF 1, PD , D1) - Teh CTC Mutu II (D2, FNGS, FANN) - Teh Orthodox Premium (TG FOP, GFOP, FOP, GBOP, PF, DUST) - Off Grade (BM, FLUFF, Powder RMIT-OG,)
a. Rubber commodity: SIR (SIR 3L, SIR 3WF, SIR 20); RSS (RSS I, RSS II, RSS III, Cutting A) b. Oil Palm Commodity: Crude Palm Oil, Palm Kernel Oil, Palm kernel Mill, Palm Kernel c. Sugarcane Commodity: Sugar, Molasses d. Tea Commodity: - Normal Orthodox Tea Quality I BOP, BOP– F, PF, DUST, BP, BT) - Normal Orthodox Tea Quality II (BP – II, BT– II, PF–II, DUST–II, DUST–III, DUST–IV, FANN II) - CTC Tea Quality I (BP 1, PF 1, PD , D1) - Tea Orthodox Premium (TG FOP, GFOP, FOP, GBOP, PF, DUST) - Off Grade (BM, FLUFF, Powder RMIT-OG,)
2. Penjualan oleh PTPN VII untuk produk standard maupun off grade komoditas karet, kelapa sawit, gula dan teh
2. PTPN VII Sales for standard product and/or off grade commodity such as rubber, oil palm, sugar and tea.
Produk yang akan dipasarkan terlebih dahulu harus melalui evaluasi yang meliputi stock bebas dan prognosa produksi, bulan shipment, jenis/mutu, dan unit usaha atau wilayah/tempat pengambilan barang. PTPN VII berupaya mempertahankan pelanggan yang loyal dan sekaligus memperluas
Product that will be marketed should be evaluated previously involving free stock and production prognosis, month of shipment, type/quality, and business unit or goods picking area/location. PTPN VII strives to maintain its loyal customers and also extends its market to earn new customers. PTPN VII
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
167
pasar untuk mendapatkan pelanggan baru. PTPN VII juga berupaya untuk menjaga mutu produk dengan meningkatkan quality assurance pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu di seluruh komoditas. Hal ini dimaksudkan agar pelanggan mendapatkan produk dengan kualitas yang terjamin sehingga dapat mengeliminir keluhan maupun klaim pelanggan setelah produk diterima.
also strives to maintain product quality by improving quality assurance by implementing Quality Management System on all commodities. This is intended to give customers the assured quality thus could minimize complaints or claims from customer after the product received.
Pelanggan utama PTPN VII adalah para trader dengan mekanisme penyampaian produk dan layanan utama mulai dari PTPN VII – Trader – Broker/ Pabrikan – End User. Untuk dapat memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan, PTPN VII memiliki persyaratan dan ekspektasi atas produk utama, layanan pendukung pelanggan dan operasi, yaitu tepat mutu, tepat jumlah, administrasi penjualan bisa selesai dengan tepat waktu. Dengan diluncurkannya Sistem Manajemen Terpadu Nusantara 7 sejak bulan April 2014, maka perusahaan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pelanggan, termasuk di dalamnya persyaratan manajemen mutu dan keamanan pangan yang memenuhi standar ISO 9001 : 2008 tentang Sistem Manajemen Mutu dan ISO 22000 : 2005 tentang Sistem Manajemen Keamanan Pangan.
PTPN VII major customers are traders with prime product delivery mechanism and service starts from PTPN VII – Trader – Broker/Manufacturer – End User. To meet customer’s expectation and satisfaction, PTPN VII has requirements and expectation on primary product, customer and operational support service, include right on quality, right on quantity, sales administration can be completed in right on time. With the issuance of Integrated Management System of Nusantara 7 since April 2014, the Company needs to meet requirements set by customers, includes quality management and food safety requirements that meet ISO 9001:2008 Standard regarding Quality Management System and ISO 22000:2005 regarding Food Safety Management System.
Seluruh produk karet PTPN VII telah bersertifikat sehingga memenuhi spesifikasi yang sudah ditetapkan, mengacu pada SNI 1903 : 2000 – Standar Indonesia Rubber, yang selanjutnya diperbarui oleh Badan Standarisasi Nasional BSN melalui SNI 1903 : 2011 – Karet Spesifikasi Teknis.
All PTPN VII rubber products have certified so they meet stipulated specification, referring to SNI 1903 : 2000 – Standar Indonesia Rubber, which afterward revised by National Standardization Agency through SNI 1903 : 2011 – Karet Spesifikasi Teknis .
Produk gula kristal putih GKP dari PG Bungamayang telah dilengkapi dengan sertifikat SNI (Standar Nasional Indonesia) sejak tanggal 16 Juni 2015 dan PG Cinta Manis sejak 15 Oktober 2015 sehingga berhak menerakan label SNI pada setiap karung GKP yang dikeluarkan PG Bungamayang dan PG Cinta Manis .
White crystal sugar (WCS) products from SM Bungamayang have been completed with SNI certificate (Indonesian National Certificate) since 16 June 2015 and SM Cinta Manis since 15 October 2015 so they have rights to apply SNI on every WCS sacks published by SM Bungamayang and Cintamanis.
Karena sangat pentingnya pelanggan bagi kelangsungan hidup perusahaan, PTPN VII secara periodik melaksanakan customer relationship management dengan melakukan pendataan terhadap animo, tingkat kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan. Data dan masukan dari pelanggan selanjutnya dievaluasi dan dijadikan sebagai acuan untuk melakukan penyempurnaan layanan
Because customer is very important for company’s business continuity, PTPN VII periodically carries out customer relationship management by performing data collection on customer’s interest, satisfaction level and dissatisfaction. Data and input from customer are evaluated and made as reference to improve the service.
168
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Pangsa Pasar
Market Share
Pada tahun 2015, segmen operasional karet memberikan kontribusi penjualan sebesar 32,65% terhadap penjualan total, segmen kelapa sawit sebesar 39,16%, segmen teh sebesar 1,55%, segmen tebu/gula sebesar 26,22%, dan segmen lainnya sebesar 0,41%.
In 2015, rubber operational segments contributed on sales in the amount of 32.65% on total sales, oil palm segment 39.16%, tea segment 1.55% and cane/sugar segment 26.22%, and other segments by 0.41%.
Produk karet PTPN VII ditujukan untuk pasar lokal dan pasar ekspor, masing-masing dengan kontribusi sebesar 46,91% pasar lokal dan 53,09% pasar ekspor. Negara tujuan ekspor adalah Cina, Turki, Taiwan, Amerika Serikat, Korea, India, Sri lanka. Produk teh PTPN VII ditujukan untuk pasar lokal dan pasar ekspor masing-masing dengan kontribusi sebesar 99,98% pasar lokal dan 0,02% pasar ekspor. Produk sawit dan gula PTPN VII ditujukan untuk memenuhi kebutuhan lokal.
PTPN VII rubber products were aimed to local and export market, respectively with contribution 46.91% in local market and 53.09% in export market. Export destination countries were China, Turkey, Taiwan, USA, South Korea, India, Sri Langka. PTPN VII tea products were aimed to local and export markets respectively with contribution 99.98% local market and 0.02% export market. PTPN VII palm and sugar products were aimed to meet local needs.
Pada tahun 2015, pangsa pasar komoditas karet PTPN VII mencapai 2,50% dari total produksi karet Indonesia yang mencapai 3.146 ribu ton. Pangsa pasar karet PTPN VII mengalami kenaikan 2,94% dari tahun sebelumnya yang mencapai 2,43% dari 3.081 ribu ton. Bila dibandingkan dengan produksi dunia pangsa pasar karet PTPN VII mencapai 0,72% dari 10.920 ribu ton, naik 18,11% terhadap tahun sebelumnya yang mencapai 0,61% dari 12.270 ribu ton.
In 2015, market share of PTPN VII rubber product reached 2.50% of total Indonesian rubber production which reached 3,146 thousand tons. Market share of PTPN VII rubber was having an increase by 2.94% of prior year that reached 2.43% from 3,081 thousand tons. If it was compared to world production then market share of PTPN VII rubber reached 0.72% from 10,920 thousand ton increasing 18.11% to prior year which reached 0.61% from 12,270 thousand ton.
Pada tahun 2015, pangsa pasar komoditas sawit PTPN VII mencapai 0,69% dari total produksi minyak mentah kelapa sawit Indonesia yang mencapai 33.300 ribu ton. Pangsa pasar sawit PTPN VII naik 17,79% dari tahun sebelumnya. Bila dibandingkan dengan produksi dunia, pangsa pasar minyak mentah kelapa sawit PTPN VII mencapai 0,37% dari 62.600 ribu ton, sama dengan tahun sebelumnya.
In 2015, market share of PTPN VII oil palm commodity reached 0.69% of total Indonesia CPO production which reached 33,300 thousand tons. PTPN VII palm market share was having an increase of 17.79% from prior year. If compared to world production, PTPN VII CPO market share reached 0.37% from 62,000 thousand ton, same with previous year.
Pada tahun 2015, pangsa pasar teh PTPN VII mencapai 3,39% dari total produksi teh Indonesia yang mencapai 130 ribu ton. Pangsa pasar PTPN VII naik 31,91% dari tahun sebelumnya yang mencapai 2,57% dari produksi Indonesia. Bila dibandingkan dengan produksi dunia, pangsa pasar Teh PTPN VII mencapai 0,11% dari 4.080 ribu ton produksi teh dunia.
In 2015, market share of PTPN VII tea reached 3.39% of total Indonesian tea production that reached 130 thousand ton. PTPN VII market share rose 31.91% of prior year which reached 2.57% of Indonesian production. If compared to world production, PTPN VII tea market share reached 0.11% of 4,080 thousand ton of world tea production.
Pada tahun 2015, pangsa pasar gula PTPN VII mencapai 4,45% dari total produksi gula Indonesia
In 2015, the PTPN VII sugar market share reached 4.45% of total Indonesian sugar production that
Laporan Tahunan
yang mencapai 2.623 ribu ton. Pangsa pasar PTPN VII turun 1,21% dari tahun sebelumnya yang mencapai 4,51% dari produksi Indonesia. Bila dibandingkan dengan produksi dunia, pangsa pasar gula PTPN VII mencapai 0,07% dari 171.340 ribu ton produksi gula dunia, sama dengan tahun sebelumnya.
2015 Annual Report
169
reached 2,623 thousand tons. The PTPN VII market share fell by 1.21% of prior year that reached 4.51% of Indonesian production. If compared to world production, the PTPN VII sugar market share reached 0.07% from 171,340 thousand ton of world sugar production, same with previous year.
Pembeli Utama dan Pembeli Baru Ekspor Produk Karet PTPN VII Major Buyer and New Buyer of PTPN VII’s Rubber Export No
2013
2014
2015
1.
New Continent Enterprises Pte
Nama Pembeli / Buyers’ Name
31,67%
38,07%
46,51%
2.
Wilson Global Trade Pte Ltd
25,03%
25,38%
15,53%
3.
Tong Teik Pte Ltd
17,39%
21,79%
2,84%
4.
Jaya Tropical Pte Ltd
4,96%
5,82%
5.
Lanesborough Invesment Pte Tld
3,25%
2,59%
6.
Vitra Commodities PTE LTD
7.
Solar Universe Rubber SDN BHD
27,47% 4,68%
Pembeli Utama dan Pembeli Baru Lokal Produk Karet PTPN VII Local Major Buyer and New Buyer of PTPN VII’s Rubber No
Nama Pembeli / Buyers’ Name
2013
2014
2015
1.
Bitung Guna Sejahtera
53,11%
53,11%
54,26%
2.
Wilson Tunggal Perkasa
27,79%
27,79%
34,27%
3.
Dramaga
2,99%
2,99%
1,86%
4.
Karias Tabing Kencana
2,99%
2,99%
5.
Bumi Indawa Niaga
3,29% 2,25%
Pembeli Utama Lokal Produk Sawit PTPN VII Local Major Buyer of PTPN VII ’s Oil Palm Product No
Nama Pembeli / Buyers’ Name
2013
2014
2015 27,12%
1.
Indokarya Internusa
23,44%
22,95%
2.
Trinity Interlink
12,58%
20,08%
3.
Bina Karya Prima
8,52%
13,44%
13,35%
4.
Palm Mas Asri
10,86%
11,97%
10,75%
5.
Sinar Alam Permai
13,15%
10,04%
6.
Sari Dumai Sejati
7
Aman Jaya Perdana
22,52% 8%
170
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Pembeli Utama dan Pembeli Baru Ekspor Produk Teh PTPN VII Major Buyer and New Buyer of PTPN VII’s Tea Export No
Nama Pembeli / Buyers’ Name
2013
2014
2015
1.
Indoma (P.P) Sdn Bhd
20,89%
40,54%
44,23%
2.
L.Elink Schuurman (Thee) BV
24,36%
17,36%
28,05%
3.
Van Rees Indonesia
21,04%
16,82%
4.
Kong Wooi Fong Tea Merchants
9,22%
13,15%
9,09%
5.
Berlian Nusantara Sdn Hbd
2,53%
4,17%
3,70%
6.
Top Tea (M) SDN BHD
3,77%
Pembeli Utama dan Pembeli Baru Lokal Produk Teh PTPN VII Local Major Buyer and New Buyer of PTPN VII’s Tea No
Nama Pembeli / Buyers’ Name
2013
2014
2015
1.
Swadaya Makmur Sentosa
46,21%
32,73%
20,88%
2.
Trijasa Prima International
28,48%
24,45%
26,87%
3.
Sari Wangi A.E.A
0,79%
15,88%
4.
Selamat Prama Arta
1,10%
8,36%
5.
Kabepe Chakra
0,49%
6,84%
6.
Anugerah Tetap Makmur Sentosa
7.
Agropangan Putra Mandiri
7,75% 15,36% 7,78%
Pembeli Utama Gula PTPN VII Major Buyer of PTPN VII’s Sugar No
Nama Pembeli / Buyers’ Name
2013
2014
1.
Hasil Karya Wijaya
38,00%
50,92%
2.
PD Setia / Kawi Hamdani
7,36%
4,50%
3.
Koperasi Primer Rawa Jurai
0,01%
3,46%
4.
Kopkar RJ UU Cima
27,08%
0,07%
5.
Duo Gemini Sakti
26,51%
6.
Fajar Mulia Transindo
2015 5,99%
72,73%
7.
Citra Gemini Mulya
8,67%
8.
Medansakti Asta Sukses
3,85%
9.
Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero)
8,56%
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
171
Kebijakan dan Pembayaran Dividen Dividend Policy and Payment
PTPN VII memiliki kebijakan untuk membayarkan dividen sekali dalam setahun, yang langsung disetorkan ke kas negara. Besarnya dividen payout ratio diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan usulan dari Perusahaan, kondisi keuangan dan tingkat kesehatan Perusahaan.
PTPN VII has policy to pay dividend once in a year, directly deposited to State Treasury. The amount of dividend payout ratio is stipulated in General Meeting of Shareholders by paying attention on Company’s proposal, financial condition and Company’s health level.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tentang persetujuan dan pengesahan Laporan Keuangan tahun buku 2014 pada tanggal 15 Mei 2015, RUPS menyetujui pembayaran dividen sebesar Rp3,59 miliar melalui keputusan Nomor SKR/RIS/002/2015. RUPS juga menyetujui usulan pembagian Laba Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk untuk Tahun Buku 2014 yang seluruhnya berjumlah Rp35.876.908 ribu untuk digunakan sebagai berikut:
In Annual GMS regarding approval and validation of Financial Statement financial year 2014 on 15 May 2015, GMS approved dividend payment amounted to Rp3.59 billion through decree Number SKR/ RIS/002/2015. GMS also approved proposal on Profit For The Year attributable to the Owners of Parent Entity for Financial Year 2014 with total Rp35,876,908 thousand to be used for:
•
•
• •
Dividen tunai disetorkan ke PTPN III (Persero) sebesar Rp3.228.930.000,00 atau sebesar 9%. Dividen tunai disetorkan ke kas negara sebesar Rp358.770.000,00 atau sebesar 1%. Cadangan Umum sebesar Rp32.289.208.000,00 atau 90%.
• •
Cash dividend was deposited to PTPN III (Persero) amounted to Rp3,228,930,000.00 or 9%. Cash Dividend Dividend was deposited to state treasury amounted to Rp358,770,000.00 or 1%. General Reserve amounted to Rp32,289,208,000.00 or 90%.
Berdasarkan keputusan RUPS tersebut, pada tanggal 18 Juni 2015, PTPN VII telah membayar keseluruhan dividen tersebut sebesar Rp3.228.930.000,00 ke PTPN III, dan sebesar Rp358.770.000,00 ke Kas Negara. Dividen per lembar saham untuk perolehan laba Tahun Buku 2014 adalah Rp29,26 per lembar saham, turun Rp34,85 dibandingkan tahun 2013.
Based on GMS decision, on 18 June 2015, PTPN VII has paid all dividends amounted to Rp3,228,930,000.00 to PTPN III, and amounted to Rp358,770,000.00 to State Treasury. Dividend per share for Financial Year 2014 profit earning was Rp29.26 per share decreasing Rp34.85 compared to 2013.
RUPS tahun buku 2013 melalui keputusan Nomor SKR/RIS/001/2014 tanggal 21 Maret 2014 memutuskan dividen tahun buku 2013 sebesar Rp9,83 miliar atau 12,50% dari perolehan laba tahun buku 2013. Sesuai dengan keputusan RUPS tersebut, pada tanggal 21 Maret 2014, PTPN VII telah membayar keseluruhan dividen tersebut sebesar Rp9.827.000.000,00 ke kas negara.
GMS fiscal year 2013 through ruling Number SKR/RIS/001/2014 dated 21 March 2014 decided dividend of Financial Year 2013 was in the amount of Rp9.83 billion or 12.50% from profit of Financial Year 2013. In accordance to this GMS ruling, on 21 March 2014 PTPN VII has paid all dividend in the amount of Rp9,827,000,000.00 to state treasury fund.
172
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Program Kepemilikan Saham Oleh Karyawan Dan/Atau Manajemen Yang Dilakukan Perusahaan (Esop/Msop) Employee Share Ownership Program/ Management Share Ownership Program
Pada tahun 2015, PTPN VII tidak memiliki program Kepemilikan Saham oleh Karyawan dan/atau manajemen yang dilaksanakan Perusahaan (Employee Stock Ownership Program/Management Stock Ownership Program).
In 2015, PTPN VII did not have Employee Stock Ownership Program/Management Stock Ownership Program.
Ketaatan Sebagai Wajib Pajak Obedience As a Taxpayers
Pada tahun 2015, PTPN VII telah memenuhi kewajibannya sebagai wajib pajak kepada pemerintah sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku. Pembayaran pajak PTPN VII pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:
In 2015, PTPN VII has met its obligation as taxpayer to government pursuant to applicable legislation provision. The tax payment of PTPN VII in 2015 was following:
Tabel Pembayaran Pajak (Rp juta) Tax Payment (Rp million) 2013
2014
2015
PPh Pasal 21 / Income Tax Article 21
21.763
29.897
23,623
PPh Pasal 23 / Income Tax Article 23
20.392
18.051
18,290
PPh Badan / Income Tax Article 29
42.325
28.858
-
PPN
293.98
339.925
272,981
Pajak Bumi dan Bangunan/Land & Building Tax
22.484
27.444
30,068
400.944
444.175
344,961
Jumlah / Total
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
173
Transaksi Berelasi Related Transactions
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau perusahaan yang terkait dengan Perusahaan yang menyiapkan laporan keuangannya (“Perusahaan pelapor”). PTPN VII dan entitas anak melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi secara wajar sesuai dengan kebijakan dan syarat yang telah disepakati bersama. Pencatatan transaksi berelasi dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam PSAK No.7 (revisi tahun 2010) mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” agar dapat memberikan laporan keuangan yang wajar. PSAK No.7 (revisi tahun 2010) juga mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian.
Related parties are person or companies related to the Company that prepares its financial statement (Reporting Company). PTPN VII and subsidiary conduct transactions with related parties naturally in accordance to policy and requirements that has been agreed together. Transactions related recording is conducted in conformity with provision in PSAK (Statement of Financial Accounting Standard) No. 7 (revised in 2010) regarding “Dislosure of Related Parties” in order to be able to provide natural financial statements. PSAK No.7 (revised in 2010) also presupposes disclosure of relationships, transactions and related parties balance, including committments, in consolidated financial statement.
Pada tahun 2015, Perusahaan dan entitas anak melakukan transaksi dengan pihak berelasi sebagai berikut: • Transaksi dengan pihak entitas induk, yaitu PT Perkebunan Nusantara III (Persero) berupa Tagihan biaya pengobatan dan andil biaya rapat • Transaksi dengan entitas sepengendali berupa piutang pihak berelasi non-usaha dan utang kepada pihak berelasi • Transaksi dengan entitas asosiasi berupa penyertaan saham yaitu dengan PT. Bio Industri Nusantara
In 2015, Company and entities conducted transactions with related parties detail as follow:
Transaksi piutang pihak berelasi non-usaha selama tahun 2015 mencapai Rp885 juta, utang kepada pihak berelasi mencapai Rp21.897 juta, utang bank jangka pendek (catatan 16) mencapai Rp1.289,94 miliar.
Receivables transaction with non-trade related parties during 2015 reached Rp885 million, payables to related parties reached Rp21,897 million, shortterm bank loans (note 16) reached Rp1,289.94 billion.
Transaksi material dengan pihak berelasi selama tahun 2015 selengkapnya terdapat pada catatan 8 Laporan Keuangan Audited Konsolidasian.
Material transaction with related parties during 2015 implicitly put forth on note 8 Consolidated Audited Financial Statements.
Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum
Realization Of Fund Use As Result Of Public Offering
Selama tahun 2015, tidak ada realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum. Perusahaan tidak memiliki kewajiban menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana sehubungan dengan telah dilunasinya obligasi pada tanggal 26 Maret 2011
During 2015, there was no realization of the use of fund as result of public offering. The company did not have obligation presenting realization report regarding the use of fund because the bond has been repaid on 26 March 2011.
• • •
Transaction with parent entity, namely PTPN III (Persero) in form of medical bills and cost of meeting share Transactions with under common control entities in form of non-trade related parties receivables and related parties payables Transaction with associatiated entities in form of investment with PT. Bio Industri Nusantara
174
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Informasi Material Mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi, Penggabungan/ Peleburan Usaha, Akuisisi Atau Restrukturisasi Hutang/Modal Material Information On Investment, Expansion, Divestment, Merger, Acquisition Or Debt/Capital Restructuring
Kebijakan investasi PTPN VII berfokus pada investasi yang berhubungan langsung dengan produksi dan jangka panjang Perusahaan, diutamakan untuk pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan serta untuk investasi non tanaman (termasuk investasi yang masih dalam penyelesaian) tahun 2015.
PTPN VII investment policy focuses on investment directly connected to Company production and long term, preferred for upkeeping of Immature Plant as well as for non plant investment (including under settlement investment) in 2015.
Sepanjang tahun 2015, PTPN VII membelanjakan investasi tanaman sebesar Rp527.45 Milyar, investasi non tanaman sebesar Rp265,37 miliar.
During 2015, PTPN VII incurred plant investment in the amount of Rp527,45 billion, non plant investment amounted to Rp265.37 billion.
Pada tahun 2015, PTPN VII menginvestasikan modalnya untuk mendirikan anak perusahaan. PT Optima Nusa Tujuh didirikan pada tanggal 18 Februari 2015 melalui akta notaris Sujono Paryono nomor 5 yang disahkan melalui surat keputusan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-0007841.AH.01.01. PT Optima Nusa Tujuh merupakan perusahaan pertambangan yang sahamnya 90% dimiliki oleh PTPN VII dan 10% dimiliki oleh Koperasi Karyawan Ruwa Jurai PTPN VII. Perusahaan memiliki modal dasar sebesar Rp12.000.000.000,00 dan modal disetor sebesar Rp3.400.000.000,00. PTPN VII memiliki 90% saham senilai Rp3.060.000.000,00 dan Koperasi Karyawan Ruwa Jurai PTPN VII memiliki 10% saham senilai Rp340.000.000,00.
In 2015, PTPN VII invested its capital to establish a subsidiary. PT Optima Nusa Tujuh was established on 18 February 2015 through Notarial Deed Sujono Paryono Number 5 certified through decree from Minister of Law and Human Rights of Republic of Indonesia Number: AHU-0007841.AH.01.01 PT Optima Nusa Tujuh is a mining company which its 90% share is owned by PTPN VII and 10% is owned by PTPN VII Employee Cooperative Ruwa Jurai. The company has authorized capital by Rp12,000,000,000.00 and paid in capital by Rp3.400.000.000,00 PTPN VII has 90% shares worth by Rp3,060,000,000.00 an PTPN VII Employee Cooperative Ruwa Jurai has 10% shares worth by Rp340,000,000.00.
PTPN VII tidak melakukan divestasi, penggabungan/ peleburan usaha, akuisisi atau restrukturisasi hutang/ modal.
PTPN VII did not conduct any divestment, business merger, acquisition or debt/capital restructuring
Informasi Transaksi Material yang Mengandung Benturan Kepentingan dan/atau Transaksi dengan Pihak Afiliasi Information On Material Transaction Which Contains Conflict Of Interest And/Or Affiliate Transaction Sepnjang tahun 2015 dan 2014 tidak terdapat transaksi yang mengandung benturan kepentingan berupa perbedaan antara kepentingan ekonomis perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi dari anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, atau pihak-pihak lainnya yang dapat merugikan perusahaan.
During 2015 and 2014 there were no transactions containing conflict of interest in form of differences between company’s economic interest with individual economic interest from Board of Director members, Board of Commissioner members, or other parties that could harm the Company.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
175
Perubahan Peraturan Perundang-Undangan Amendments of Regulations
Sepanjang tahun 2015 tidak terdapat perubahan peraturan perundang-undangan yang berdampak pada perusahaan
During 2015 there was no amendment on law and regulation which has impact on the company.
Perubahan Kebijakan Akuntansi Change of Accounting Policy
Berikut adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) yang wajib diterapkan untuk pertama kalinya sejak 1 Januari 2015 yang berdampak terhadap laporan keuangan konsolidasian PTPN VII:
The following is Statements of Financial Accounting Standards (“PSAK”) which shall be applied for the first time since January 1, 2015 and has an impact on PTPN VII consolidated financial statement:
a. Revaluasi Tanah
a. Land Revaluation
Perusahaan menilai kembali kebijakan akuntansinya atas aset tetap berkaitan dengan pengukuran kelompok aset tetap tertentu setelah pengukuran awal. Perusahaan sebelumnya mengukur seluruh aset tetap dengan menggunakan model biaya sesuai dengan PSAK 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”, dimana setelah pengakuan awal, aset tetap dinyatakan sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai.
the Company reconsiders its accounting principles for fixed assets in relation with measurement of certain fixed assets group after initial recognition. Previously, the Company measured all fixed assets by using cost model in accordance with PSAK 16 (Revised 2011)“, “Fixed Assets” , which after initial recognition, fixed assets are stated at acquisition cost minus accumulated depreciation and impairment loss.
Efektif Desember 2015, Perusahaan memilih untuk mengubah kebijakan akuntansi atas tanah karena Perusahaan meyakini bahwa model revaluasi lebih mencerminkan nilai dari tanah tersebut.
Effective in December 2015, the Company decided to revise the accounting principles for land since the Company believes that the revaluation model clearly reflects the value of the land.
Setelah pengakuan awal, Perusahaan menerapkan model revaluasi dimana tanah diukur pada nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai berikutnya. Sesuai ketentuan PSAK 18 (Revisi 2011), perubahan kebijakan akuntansi tersebut berlaku secara prospektif.
After initial recognition, the Company applies the revaluation model which land is measured at fair value at the revaluation date less subsequent accumulated impairmanet loss. In accordance whith the provision of PSAK 16 (Revised 2011), the revision of the accounting principle applies prospectively.
b. Standar baru dan revisi standar
b. New and revised standards
Pada tanggal 1 Januari 2015, PTPN VII menerapkan PSAK baru dan revisi yang efektif pada tahun 2015. Perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan telah diterapkan seperti yang disyaratkan dan sesuai dengan ketentuan transisi dalam masing-masing standar dan interpretasi, meliputi:
On January 1, 2015, PTPN VII applied new and revised PSAKs which became effective in 2015. The revision of the accounting principles of the Company has been applied as required and is in accordance with the transitional provision in each standards and interpretations, comprising:
• • •
• • •
PSAK 1: Presentation of Financial Statements PSAK 24: Employee Benefits PSAK 60: Financial Instruments : Disclosure
•
PSAK 65 Consolidated Financial Statement and PSAK 4 Seperate Financial Statement PSAK 66 Joint Arrangements and PSAK 15
•
PSAK No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan, PSAK No. 24 tentang Imbalan kerja, PSAK 60 tentang Instrumen Keuangan: Pengungkapan, PSAK 65 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian dan PSAK 4 tentang Laporan Keuangan Tersendiri
176
• •
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
PSAK 66 tentang Pengaturan Bersama dan PSAK 15 tentang Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama PSAK 67 tentang Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain PSAK 68 tentang Pengukuran Nilai Wajar
Sehubungan dengan penerapan PSAK tersebut, PTPN VII menyajikan kembali laporan keuangan konsolida-sian tanggal 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2014/31 Desember 2013, serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014. Selain itu, Perusahaan melakukan koreksi atas penyajian kelebihan nilai persediaannya. Penyajian kembali atas dampak penerapan PSAK yang berlaku efektif per 1 Januari 2015 tercantum pada Catatan No. 4 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tahun 2015. Untuk informasi lebih rinci terkait kebijakan akuntansi dapat dilihat pada catatan 2 laporan keuangan konsolidasian yang merupakan satu kesatuan dengan laporan tahunan ini. c. Penerapan dari standar baru/revisi berikut tidak menimbulkan perubahan besar terhadap kebijakan akuntansi Perusahaan dan efek material terhadap laporan keuangan konsolidasian • • • •
PSAK 46 (Revisi 2014): Pajak Penghasilan PSAK 48 (Revisi 2014): Penurunan Nilai Aset PSAK 50 (Revisi 2014): Instrumen Keuangan: Penyajian PSAK 55 (Revisi 2014): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
d. Standar baru dan revisi yang telah diterbitkan, namun belum berlaku efektif • Amandemen PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan • Amandemen PSAK 4: Laporan Keuangan tersendiri • Amandemen PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan ventura Bersama tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi • Amandemen PSAK 16: Aset Tetap tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortaisasi • Amandemen PSAK 19: Aset Tak Berwujud tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan AMortisasi • Amandemen PSAK 24: Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja • Amandemen PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi
Investment in Associates and Joint Ventures •
PSAK 67 Disclosure of Interest in Other Entities
•
PSAK 68 Fair Value Measurement
In line with the implementation of those PSAKs, PTPN VII restated consolidated financial statement dated 31 december 2014 and 1 January 2014/31 December 2013, as well as for year ended on 31 December 2014. In addition, the Company performed correction on overstatement of its inventories. Restatement as impact of PSAK application which will be effective by 1 January 2015 listed on Note No. 4 Note on Notes to Consolidated Financial Statement for Year 2015. For detail information related to accounting policy can be seen in note 2 consolidated financial statements which is an integral part of this annual report. c. The application of these new/revised standards does not raise any significant changes in the Company accounting policy and material effect in consolidated financial statements. • • • •
PSAK 46 (Revised 2014): Income Tax PSAK 48 (Revised 2014): Impairment of Assets PSAK 50 (Revised 2014): Financial Instruments: Presentation PSAK 55 (Revised 2014): Financial Instruments: Recognition and Measurement.
d. New standards and revision, which have been issued, but not yet effective • Amandements to PSAK 1: Presentation of Financial Statements • Amandements to PSAK 4: Separate of Financial Statements • Amandements to PSAK 15: Investment in Associates and Joint Ventures on investment Entities Appliying the Consolidation Exception • Amandemen to PSAK 16: Property, Plant, and Equipment on Clarification of the Accepted Method for Depriciation and Amortization • Amandemen to PSAK 19: Intangible Assets on Clarification of the Accepted Method for Depriciation and Amortization • Amandemen to PSAK 24: Employee Benefits on Defined Benefit Plans: Employee Contribution • Amandemen to PSAK 65: Consolidated Financial Statements on Investment Entities: Applying the Consolidation Exception
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
177
Informasi Keuangan Yang Telah Dilaporkan Yang Mengandung Kejadian Yang Sifatnya Luar Biasa dan Jarang Terjadi Financial Information Which Has Been Reported With Extraordinary Events Laporan Keuangan PTPN VII yang diaudit untuk Periode Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 tidak memiliki informasi keuangan yang bersifat luar biasa.
PTPN VII’s Audited Financial Statements ended December 31, 2015 and 2014 did not have any extraordinary events
Peningkatan yang Material Dikaitkan Dengan Jumlah Barang Yang Dijual
Material Increases Related To Sales Volume/New Products Tidak ada peningkatan material dikaitkan dengan jumlah barang yang dijual dan atau barang baru
PTPN VII did not have any material increases related to sales volume/new products.
Kelangsungan Usaha Business Continuity
Hal yang berpotensi berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan usaha Perusahaan pada tahun buku 2015 adalah harga komoditas. Pada tahun 2015, semua perusahaan perkebunan yang mengelola bisnis komoditas kelapa sawit dan karet – termasuk PTPN VII - menghadapi tantangan yang sangat berat. Harga kedua komoditas perkebunan tersebut terus turun hingga berada pada titik terendah dibandingkan lima tahun terakhir. Harga kedua komoditas tersebut mengalami volatilitas yang sangat signifikan disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang berdampak pada melemahnya permintaan. Sentimen negatif yang kuat dari pergerakan harga faktor substitusi terkait anjloknya harga minyak mentah dunia berdampak pada semakin murahnya harga karet sintetis sehingga membuat persaingan harga antara karet sintetis dengan karet alam semakin ketat. Demikian pula, melemahnya harga minyak mentah akibat pasokan minyak mentah global melimpah di tengah melemahnya permintaan juga berperan dalam menekan harga minyak sawit karena minyak nabati kurang menarik sebagai bahan baku bahan bakar alternatif.
Terms which potentially has significant effect on Company business sustainability in financial year 2015 was commodity price. In 2015, all plantation companies managing oil palm and rubber commodity – including PTPN VII – confronted daunting challenges. Price of both plantation commodities continued to fall to the lowest point compared to past five years. Price of both commodities suffered a very significant volatility due to deceleration of global economic growth which affecting weakening of demand. A strong negative sentiment from price movement of substitution factor related to the drop of world crude oil has an impact on cheapening synthetic rubber price it made price competition between synthetic rubber with natural rubber increasingly stringent. Likewise, the weakening of crude oil price as result of abundant supply of global crude oil in the midst of weakening demand was also take part in oppressing palm oil price since vegetable oil was less attractive as an alternative fuel.
Volatilitas harga produk karet dan kelapa sawit akan secara signifikan mempengaruhi pendapatan Perseroan secara keseluruhan mengingat kedua komoditas tersebut merupakan penyumbang terbesar terhadap pendapatan Perseroan. Berdasarkan hasil kajian, potensi kehilangan pendapatan usaha akibat volatilitas harga karet tahun 2015 dibandingkan harga tahun 2014 dan RKAP 2015 berturut-turut adalah sebesar
Volatility of rubber and oil palm price will significantly affect Company’s revenue overall considering both commodities are the biggest contributor of Company’s revenue. Based on study result, potential loss of operating income as effect of rubber price volatility in 2015 compared to price in 2014 and 2015 CABP was respectively by Rp218.55 billion and Rp298.58 billion. Meanwhile, potential loss of operating business as effect of oil palm price
178
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Rp218,55 miliar dan Rp298,58 miliar. Sementara itu, potensi kehilangan pendapatan usaha akibat volatilitas harga komoditas kelapa sawit tahun 2015 dibandingkan harga tahun 2014 dan RKAP 2015 berturut-turut adalah sebesar Rp384,07 miliar dan Rp253,15 miliar.
volatility in 2015 compared to 2014 price and 2015 CABP respectively was amounted to Rp384.07 billion and Rp253.15 billion.
Program manajemen risiko yang dimiliki Perseroan ditujukan untuk mengidentifikasi, menganalisis/ mengevaluasi, mengelola dan mengaji ulang risiko perusahaan secara efektif untuk meminimalkan dampak yang tidak diharapkan pada kelangsungan usaha Perseroan.
Risk management program owned by the Company is addressed to identify, analyze/evaluate, manage and restudy company risks effectively to minize unexpected impact on Company sustainability.
Untuk mendapatkan harga jual komoditas yang kompetitif, perusahaan telah menetapkan kebijakan mutu sesuai dengan standar SNI, ISO serta sertifikasi lainnya yang mendukung. Selain itu, perusahaan juga melakukan analisis pasar untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan dari pangsa pasar. Dengan memaksimalkan produk-produk dengan harga tertinggi, maka secara agregat harga jual dapat dipertahankan.
To derive a competitive commodity selling price, company has set quality policy based on SNI standard, ISO as well as other supporting certification. Moreover, the company also performs market analysis to seek the needs and desire of market share. By maximizing products with highest price, so aggregately selling price can be maintained.
Perusahaan juga menetapkan asumsi harga dalam RKAP sesuai arahan dan persetujuan dari Perusahaan Induk sebagai pemegang saham. Peningkatan penjualan komoditas di pasar domestik dilakukan pada saat yang tepat sehingga dapat membantu pendapatan perusahaan.
The company also stipulates price assumption in CABP pursuant to Parent Company’s direction and approval as the shareholders. The inrease of commodity sales in domestic market is conducted at appropriate time so it may improve company revenue.
Perusahaan berkeyakinan bahwa sebagai perusahaan penghasil produk agribisnis dengan kualitas produk yang terstandar, maka langkahlangkah strategis agar perusahaan tetap bertahan dan terus bergerak ke depan dalam menghadapi penurunan harga komoditas adalah dengan melaksanakan optimalisasi produksi dan efisiensi serta pengendalian biaya di semua lini. Perseroan mempunyai komitmen untuk melaksanakan strategi tersebut dengan ketat sehingga dampak penurunan harga komoditas dapat ditekan.
The company believes that as an agribusiness company with standardized product, then strategic steps in order to the company stays survive and moves forwards in dealing with decreasing commodity price are by implementing production optimization and cost efficiency and control in all lines. Company has commitments to carry out those strategies tightly so the impact of decreasing commodity price can be suppressed.
Potensi Kehilangan Pendapatan Usaha Akibat Perubahan Harga Jual Potential Loss of Operating Revenue as Effect of Change of Selling Price
Produk Product
Karet / Rubber Minyak Sawit / Palm Oil Inti Sawit / Palm Kernel Minyak Inti Sawi/ Palm Kernel Oil Bungkil Sawit / Palm Cake Jumlah / Total
Harga Jual (Rp/kg) Seliing Price
Selisih Difference
2014 a
2015 b
RKAP c
C= (b – a)
D= (b-c)
21.140
18.363
22.157
(2.777)
(3.794)
8.263
6.748
7.800
(1.515)
(1.052)
Volume Penjualan Sales Volume Ton
Potensi Kehilangan Potential Loss (RP miliar) Real 2014 / 2015
Real 2015/ RKAP 2015
78.699
(218.549)
(298.622)
229.945
(348.405)
(241.877)
3.439
1.974
3.536
(1.465)
(1.562)
8.750
(12.818)
(13.671)
10.764
9.989
9.250
(775)
739
14.700
(11.397)
10.862
1.004
607
900
(397)
(293)
28.840
(11.447)
(8.462)
(717.047)
(647.848)
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
179
Proyek-Proyek Pengembangan Developments Projects
Di tengah kondisi yang kurang menguntungkan berupa perkembangan harga komoditas yang kurang menggembirakan, PTPN VII tetap berkomitmen untuk melanjutkan investasi yang telah direncanakan. Beberapa program pengembangan yang dilaksanakan adalah: In the midst of unfavorable condition in form of less encouraging commodity price, PTPN VII stays committed to continue planned investment. Several development program that has been carried out are:
PPKS Bentayan
Oil Palm Processing Mill Bentayan
Pada tanggal 3 Desember 2015, PTPN VII memulai pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit (PPKS) Bentayan, yang diawali dengan peletakan batu pertama oleh Direktur Perencanaan dan Pengembangan PTPN VII. PPKS Bentayan merupakan pabrik yang tercanggih dibandingkan 7 PPKS yang sudah dimiliki PTPN VII. Dengan kapasitas mencapai 30 ton TBS/jam extention 60 ton TBS/jam, pabrik ini diharapkan mampu menampung dan mengolah tandan buah segar hasil kebun sendiri dan dari masyarakat yang ada di sekitarnya. Unit Usaha Bentayan yang dibuka sejak tahun 1999 memiliki kebun kelapa sawit seluas 6.700 ha, terdiri atas 8 afdeling dan kebun kemitraan. Selama ini, produksi TBS dari UU Bentayan diolah di PPKS Betung dan Talangsawit sehingga memerlukan ongkos angkut yang tinggi.
On 3 December 2015, PTPN VII started construction of Oil Palm Processing Mill Bentayan, started with groundbreaking by PTPN VII Director of Planning and Development. OPPM Bentayan is sophisticated mill compared to other 7 PTPN VII’s OPPMs. With capacity reach 30 ton FFB/hour extention 60 ton FFB/hour, it is expected that this mill able to collect and process fresh fruit bunches from own estate crops and from community estate crops in surrounding of the mill. Bentayan unit opened since 1999 has oil palm estate as wide as 6,700 ha, comprised of 8 afdelings and partnership estates. To date, FFB production from Bentayan Unit is processed in OPPM Betung and Talangsawit so it takes high transportation cost.
Pembangunan PPKS Bentayan yang diharapkan selesai pada 2017, dilaksanakan oleh PT Amarta Karya (Persero) yang diikat melalui perjanjian kerjasama. Sampai dengan akhir Desember 2015 sumber pandanaan masih berasal dari cadangan perusahaan, Progres kemajuan pekerjaan sampai dengan Desember 2015 telah mencapai 0,09%.
This OPPM Bentayan construction which expected finished in 2017, is conducted by PT Amarta Karya (Persero) bound by a contract of cooperation. Up to late December 2015 fund source was still from company reserve, thr progress of the construction up to December 2015 has reached 0.09%.
Optimalisasi Pabrik Gula
Optimization of Sugar Mill
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.135 tanggal 28 Desember 2015 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan Nusantara III dan Peraturan Pemerintah No.136 tanggal 28 Desember 2015 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara
Based on Government Regulation No. 135 dated 28 December 2015 regarding Additional State Capital Inclusion of Republic of Indonesia into Company Share Capital (Persero) PT Perkebunan Nusantara III and Government Regulation dated 28 December 2015 regarding Additional State Capital Inclusion of Republic of Indonesia into PTPN VII share, Additional
180
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discusion & Analysis
Republik Indonesia Ke Dalam Saham PT. Perkebunan Nusantara VII, Penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2015 sebesar Rp175 miliar yang diberikan secara langsung sebesar Rp17,5 miliar dan penerusan dari PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) sebesar Rp157,5 miliar.
State Capital Inclusion (SCI) in 2015 was amounted to Rp175 billion directly granted in the amount of Rp17.5 billion and continuation from PTPN III (Persero) amounted to Rp157.5 billion.
Pada tanggal 31 Desember 2015, PTPN VII menerima penambahan penyertaan modal Negara (PMN) melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta II Selaku Ketua Bendahara Umum Pusat sebesar Rp17,5 miliar dan melalui PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) sebesar Rp157,5 miliar yang akan dipergunakan untuk kegiatan on farm senilai Rp67 miliar dan kegiatan off farm sebesar Rp108 miliar untuk meningkatkan produktivitas, rendemen dan kapasitas Pabrik Gula Bungamayang dan Cintamanis yang belum optimal. Adapun rincian penggunaan dana PMN tahun 2015 sebagai berikut:
On 31 December 2015, PTPN VII received additional state capital inclusion through State Treasury Office of Jakarta II as Chairman of the General Treasurer Center in the amount of Rp17.5 billion and through PTPN III (Persero) by Rp157.5 billion that will be used for on farm activities Rp67 billion and off farm activities Rp108 billion to improve productivity, extraction and capacity of SM Bungamayang and Cintamanis that has not optimum yet. As for details of the use of 2015 SCI fund are following:
a. Kegiatan on farm senilai Rp67 miliar untuk peningkatan produksi dan produktivitas tebu
a. On farm activities in the amount of Rp67 billion for sugarcane production and productivity improvement b. Off farm activities amounted to Rp108 billion comprising of: - SM Bungamayang: 1 unit of Turbine Feed Water Pump procurement worth by Rp8 billion. - SM Cintamanis: 1 unit of Boiler with capacity 80 ton/hour procurement worth by Rp100 billion.
b. Kegiatan off farm sebesar Rp108 milyar terdiri dari: - PG. Bungamayang: Pengadaan 1 unit Turbine Feed Water Pump senilai Rp8 miliar. -
PG. Cinta Manis: Pengadaan 1 unit Boiler Kapasitas 80 Ton/Jam senilai Rp100 miliar.
Dengan penambahan penyertaan modal negara pada tahun 2015 maka akan terjadi percepatan pencapaian produksi, produktivitas dan rendemen yang berdampak pada percepatan penurunan harga pokok. Hal ini terjadi karena adanya percepatan investasi on farm dan off farm meliputi kegiatan pada irigasi, TMA, Mekanisasi, Litbang, dan infrastruktur serta investasi pada mesin dan peralatan pabrik gula. Seluruh kinerja operasional tersebut diatas mengakibatkan kinerja keuangan khususnya gross profit margin unit gula meningkat.
With additional state capital inclusion in 2015 then there will be acceleration on production, productivity and extraction achievement which resulting on acceleration on the decline of cost of goods sold. This is occurred due to acceleration of on farm and off farm investment comprising irrigation, TMA, mechanization, Research and Development, and Infrastructures activities as well as investment on sugar mill machines and equipments. All operational performances above are resulting financial performance specifically gross profit margin of sugar increases.
TINJAUAN OPERASIONAL
Operational Review
Laporan Tahunan 2015 Annual Report
182
Tinjauan Operasional Operational Review
Karyawan Tetap Permanent Employees
2014
12.605
Karyawan Tetap Permanent Employees
2015
11.703
Peserta program pengembangan SDM Participants H R Development Program
2015
1.163
Sumber Daya Manusia Human Resource
Strategi Dan Tata Kelola Pengelolaan Sumber Daya Strategy and Governance of Resource Management Sumber daya manusia adalah aset perusahaan potensial yang paling berharga. Oleh sebab itu, PTPN VII berkomitmen untuk meningkatkan kapabilitas dan kompetensi SDM yang dimilikinya secara terprogram dan berkesinambungan.
Strategy and Governance of Resource Management Human resource is a very valuable potential company’s assets. Therefore, PTPN VII commits to improve its HR capability and competency programmatically and sustainably.
Pengelolaan SDM PTPN VII dilakukan melalui penerapan Human Capital Management System (HCMS) dengan mempertimbangkan keselarasan job requirement dan Distinct Job Profile guna mencapai kinerja terbaik. Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Manusia dan Organisasi berbasiskan HCMS diwujudkan dengan penyusunan lima modul HCMS meliputi: Desain Organisasi, Standar Formasi, Sistem Remunerasi, Performance Management & Incentive System, dan Sistem Rekrutmen, Sistem Karier dan Sistem Pengembangan Berbasis Talent Management.
PTPN VII’s HR management is conducted through Human Capital Management System (HCMS) by considering the harmony of job requirement and Distinct Job Profile to achieve the best performance. HCMS-based Optimization of Human Resource and Organization Management are realized by the arrangement of five HCMS modules consisting of: Organization Design, Formation Standard, Remuneration System, Performance Management & Incentive System, and Recruitment System, Career System and Talent Management-based Development System.
Prasyarat utama dalam implementasi HCMS adalah penetapan Performance Management dan Competency Management yang termuat dalam Distinct Job Profile dalam upaya mempersiapkan karyawan berkinerja unggul. PTPN VII memberikan kesempatan berkarier sesuai ketersediaan formasi, kebutuhan perusahaan dan sesuai persyaratan kompetensi yang terbuka bagi semua karyawan tanpa membedakan ras, agama, warna kulit maupun jenis kelamin.
Main requirement in HCMS implementation is determination of Performance Management and Competency Management put forth on Distinct Job Profile in an effort to prepare a superior performance employee. PTPN VII provides career opportunity based on formation availability, company needs and based on competency requirements open for all employees without distinguishing race, religion, skin color, and gender.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
183
Kebijakan dan Keputusan Strategis Pengelolaan Sumber Daya Tahun 2015
Policy and Strategic Decision of Resource Management in 2015
Beberapa kebijakan pengelolaan SDM dan keputusan strategis yang ditetapkan manajemen terkait optimalisasi sumber daya manusia adalah:
Several strategic decisions set by management relating to human resource optimization were:
1. Pemenuhan kebutuhan karyawan pimpinan. 2. Penataan dan Optimalisasi Sumber Daya Manusia 3. Sosialisasi Model, Kamus, dan Profil Kompetensi PTPN VII (Hard Competency dan Soft Competency) serta Pengukuran CLI (Competency Level Index) Karyawan Strata Pengatur, Penata dan Pembina 4. Optimalisasi pelaksanaan Program Pengembangan SDM berdasarkan kebutuhan dan skala prioritas, serta penggunaan sumber daya internal dalam hal fasilitas dan pemateri
1. Fulfillment of managerial employees needs 2. Arrangement and optimization of HR 3. Socialization of PTPN VII’s Model, Dictionary and Competency Profile (Hard and Soft Competency) and CLI Measurement (Competency Level Index) for Employee level Regulator, Administrator, and Supervisor. 4. Optimizing the implementation of the Human Resources Development Program based on the needs and priorities, as well as the use of internal resources in terms of facilities and Brazing
Profil SDM
HR Profile
Jumlah karyawan PTPN VII tahun 2015 mencapai 16.357 orang, terdiri dari karyawan tetap sebanyak 11.703 orang, karyawan tidak tetap sebanyak 4.654 orang. Jumlah Karyawan tetap tahun 2015 mengalami penurunan sebanyak 912 orang dibandingkan jumlah karyawan tetap tahun 2014 yang mencapai 12.615 orang. Hal ini disebabkan adanya pengangkatan karyawan baru sebanyak 38 orang, serta adanya karyawan yang memasuki pensiun sejumlah 950, meliputi pensiun normal sebanyak 851 orang, pensiun dipercepat/tunda/ berhenti sebanyak 48 orang, dan pensiun karena meninggal dunia sebanyak 51 orang.
Number of PTPN VII employee in 2015 reached 16,357 employees, Comprised of permanent employees by 11.703 employees, temporary worker by 4,654 employees. Total permanent employees in 2015 were decreasing by 912 employees compared to total employees in 2014 that reached 12,514 employees. This was caused by employees who entered pension period was amounted to 934, which consisted of normal pension by 843 employees, early retirement by 39 employees, and pension due to death by 52 employees.
Komposisi karyawan tetap PTPN VII tahun 2015 berdasarkan level jabatan di bawah Direksi terdiri dari 0.06 % merupakan Manajer Atas, 0.38 % merupakan Manajer Menengah Atas, 1.02 % merupakan Manajer Menengah Madya, 4.69 % merupakan Manajer Menengah Pratama, 93.82 % merupakan karyawan golongan I-II.
Composition of PTPN VII permanent employees in 2015 based on position level under Director consisted of 0,06% was Top Manager, 0,38% was Top Middle Manager, 1,02% was Senior Middle Manager, 4,69% was Primary Middle Manager, and 93,82% was grade I-II employee.
Berdasarkan jenjang pendidikan, komposisi karyawan tetap di tahun 2015 mengalami peningkatan pada level lulusan S1 dan SMU, sedangkan jumlah Karyawan pada level lainnya
Based on education, permanent employees’ composition in 2015 was having an increase in level of Bachelor and High School degree, whereas number of employees on other level was relatively
184
Tinjauan Operasional Operational Review
relatif stabil. Karyawan didominasi level SMU dan dibawah SMU. Sehubungan dengan karakteristik usaha Perseroan di bidang agrobisnis perkebunan, PTPN VII lebih banyak membutuhkan Karyawan untuk kegiatan pemeliharaan, panen dan pasca panen di kebun serta Karyawan operasional di pabrik. Oleh sebab itu, Karyawan pada level golongan I-II dengan latar pendidikan SMU dan di bawah SMU serta berjenis kelamin laki-laki lebih mendominasi komposisi Karyawan PTPN VII.
stable. Employees were dominated by High School and Under High School degree. Due to Company’s business characteristic in plantation agribusiness, PTPN VII needs more workers for maintenance, harvest and post harvest activities in estate and operational workers in mill. Therefore, workers in grade I-II level with background education graduated from high school and under high school and male are dominating the PTPN VII employees’ composition.
Berdasarkan jenjang usia, Karyawan berusia 20 – 29 tahun berjumlah 1.762 orang, usia 30 – 39 tahun berjumlah 4.756 orang, usia 40 – 49 tahun berjumlah 5.741 orang, usia > 50 tahun berjumlah 4.098 orang. Untuk mempertahankan jumlah karyawan pada level komposisi ideal berdasarkan jenjang usia, PTPN VII selalu membentuk kader baru untuk mengisi standar formasi yang akan kosong akibat adanya Karyawan yang memasuki Masa Bebas Tugas. Proses pengaderan dilakukan melalui program rekrutmen dari internal maupun eksternal Perusahaan.
By age, employees aged between 20-29 years old were 1,762 employees, aged 30-39 years old were 4,756 employees, aged between 40-49 years old were 5,741 employees, and aged > 50 years old were 4,098 employees. To maintain number of employees at ideal composition level based on age, PTPN VII always establishes new cadre to fill formation standard that will be vacant as result of employee who will enter the pre-retirement period. The cadre process is conducted via recruitment program from internal or external company.
Komposisi Karyawan Berdasarkan Level Organisasi Employee Composition by Organization Level Tahun | Year
Uraian Description
2013
2014
2015
5
7
8
52
60
45
Manajer Menengah Madya | Senior Middle Manager
117
108
120
Manajer Menengah Pratama | Junior Middle Manager
487
555
550
Karyawan Golongan I-II | I-II Grade Employee
12.552
11.885
10.980
Jumlah Karyawan Tetap | Total Permanent Employee
13.213
12.615
11.703
Manajer Atas | Top Manager Manajer Menengah Atas | Top Middle Manager
Komposisi Karyawan Berdasarkan Status Kepegawaian Employee Composition Based on Employee Status
2013
2014
4.041
2015
3.678 13.213 Karyawan tidak tetap
4.654 12.615
11.703 Karyawan tetap
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
Komposisi Karyawan Tetap Berdasarkan Jenjang Pendidikan Permanent Employee Composition by Education Tahun | Year
Uraian Description
2013
S3 | Ph.D
2014
2015
1
1
1
30
30
21
S1 | Bachelor
567
620
590
Diploma
164
137
111
SMU | High School
4.073
3.865
3.685
Di bawah SMU | Below High School
8.378
7.962
7.295
S2 | Master
Komposisi Karyawan Tetap Berdasarkan Jenis Kelamin Permanent Employee Composition by Gender
2013
2014 1.015
2015 981
12.198
818
11.634
10.885
Perempuan | Female
Laki-laki | Male
Komposisi Karyawan Tetap Berdasarkan Jenjang Usia Permanent Employee Composition by Age
2013
2014
2015 661
431
1.869 1.869
3.803 4.952 20 - 29
2.576
3.936 5.442 30 - 39
2.412
3.860 5.000 40 - 49
> 50
185
186
Tinjauan Operasional Operational Review
Produktivitas Karyawan Employees Productivity
Pada tahun 2015, tingkat produktivitas Karyawan adalah sebagai berikut:
In 2015, the employees productivity level was following:
•
Tingkat produktivitas komoditi karet tahun 2015 mencapai 4.493 kg per orang atau naik 26% dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 4.248 kg per orang.
•
Rubber commodity productivity level in 2015 reached 4,493 kg per person or up to 26% compared to 2014 which reached 4,248 kg per person.
•
Tingkat produktivitas komoditi kelapa sawit tahun 2015 mencapai 276.239 kg per orang atau naik 22 % dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 246.036 kg per orang.
•
Oil palm productivity level in 2015 reached 276,239 kg per person or increased by 22% compared to 2014 which reached 246,036 kg per person.
•
Tingkat produktivitas komoditi teh tahun 2015 mencapai 34.795 kg per orang atau turun 12% dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 39.473 kg per orang.
•
Tea commodity productivity level in 2015 reached 34,795 kg per person or decrease by 12% compared to 2014 which reached 39,473 kg per person.
•
Tingkat produktivitas komoditi tebu tahun 2015 mencapai 188.409 kg per orang atau turun 3% dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 194.895 kg per orang.
•
Sugar cane productivity level in 2015 reached 188,409 kg per person or decrease by 3% compared to 2014 which reached 194,895 kg per person.
Produktivitas Karyawan Employess Productivity Uraian Description
2014
2015
Komoditi Karet | Rubber commodity
4.248
4.493
126
246.036
276.239
122
39.473
34.795
88
194.895
188.409
97
Komoditi Kelapa Sawit | Oil Palm Commodity Komoditi Teh | Tea Commodity Komoditi Tebu | Sugar cane commodity
2015/2014 (%)
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
187
Pengembangan SDM dan Organisasi HR Development and Organization
Sumber Daya Manusia sebagai aset perusahaan memiliki posisi yang sangat strategis karena SDM adalah aset yang sangat menentukan pemanfaatan dan pendayagunaan aset-aset yang lainnya. Kinerja SDM akan sangat terkait dengan performance dari sebuah perusahaan. PTPN VII melaksanakan Program Pengembangan SDM bertujuan untuk menciptakan SDM yang berkualitas, memiliki pengetahuan, serta skill yang dapat menunjang pencapaian maksimal kinerja karyawan PTPN VII.
HR as the company’s assets has a very strategic position since HR is an asset determining the utilization and usefulness of other assets. The HR performance will be much related to performance of a company. PTPN VII carries out HR Development Program which the objectives are to create a high quality HR, HR who has knowledge, and skill to support the achievement of PTPN VII’s employee’s performance.
Pada tahun 2015, kegiatan Pengembangan SDM & Organisasi dilakukan dengan melakukan prioritas terhadap kegiatan-kegiatan tertentu sesuai dengan kebutuhan perusahaan serta dengan mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi kegiatan. Pelaksanaan kegiatan pengembangan dilakukan dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada karyawan untuk maju sesuai dengan prestasi yang ditunjukkan dan kualitas yang telah ditetapkan tanpa memperhatikan latar belakang etnik, agama, jenis kelamin, usia, kondisi fisik yang dipunyai seseorang, atau keadaan khusus lainnya yang dilindungi oleh peraturan perundangundangan. Setiap karyawan PTPN VII dituntut untuk memiliki kompetensi yang baik sesuai dengan bidang tugas dan kebutuhan posisi jabatannya serta hasil pemetaan karyawan untuk keperluan saat ini maupun masa datang.
In 2015, HR and Organization Development activities were conducted by prioritizing on certain activities pursuant to company needs and by considering activity effectiveness and efficiency. The implementation of development activities was conducted by providing a wide opportunity for the employees to move forward based on their achievement they had been shown and quality that have been set without noticing on one’s ethnic, religions, gender, age, physical condition, or other particular condition protected by law and regulation. Every PTPN VII employee is required to have a good competency based on its position duties and needs as well as employee mapping result for current or future necessity.
Penyusunan desain program pengembangan SDM mengacu pada beberapa aspek antara lain:
The preparation of HR development program design refers to several aspects including: 1. Worker mapping result conducted by Assessment Center Program 2. Training program necessity from input of each division based on related field. 3. Result of training implementation evaluation in prior year.
1. Hasil pemetaan karyawan yang dilakukan melalui program Assessment Center. 2. Kebutuhan program pelatihan dari masukan masing-masing Bagian sesuai bidang terkait. 3. Hasil evaluasi pelaksanaan pelatihan tahun sebelumnya. Kegiatan Pengembangan SDM Tahun difokuskan pada kegiatan sebagai berikut:
2015
1. Kursus Pemeriksaaan 2. Pelatihan yang dilaksanakan secara in house training (IHT) 3. Studi Banding 4. Peningkatan Kinerja Pabrik 5. SMK3 6. Seminar/Lokakarya/Workshop yang dilaksanakan oleh lembaga pelatihan secara eksternal
Activities of HR Development in 2015 was focused on several following activities: 1. 2. 3. 4. 5.
Examination Course; In House Training; Comparative Study Improvement of Factory Performance Occupational Safety and Health Management System 6. External Seminars and Workshops;
188
Tinjauan Operasional Operational Review
Biaya Pengembangan SDM tahun 2015 sebesar Rp496,78 juta atau 5,37% dari RKAP tahun 2015, dan 21,53% dari realisasi tahun 2014 yang mencapai Rp2,31 miliar. Biaya pengembangan SDM mengalami penurunan cukup siginifikan dibandingkan dengan biaya tahun 2014. Hal tersebut dikarenakan pelaksanaan Program Pengembangan SDM dilakukan secara swakelola sesuai dengan kebutuhan perusahaan dengan mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi kegiatan dan mengoptimalkan sumber daya internal perusahan.
HR Development expenses in 2015 was amounted to Rp496.78 million or 5.73% of 2015 CAPB, and 21.53% of 2014 realization that reached Rp2.31 billion. HR development expense was having a quite significant decrease compared to 2014 cost. This was occurred due to HR Development Program implementation was conducted privately based on company’s needs by considering activity effectiveness and efficiency and optimizing company’s internal resources.
Realisasi pencapaian fisik tenaga kerja yang mengikuti Program Pengembangan SDM tahun 2015 sebanyak 1.163 orang atau 96% dari RKAP sebanyak 1.211 orang. Rata-rata biaya pengembangan untuk tiap peserta mencapai Rp427.151,14 per peserta. Dari 1.163 peserta Program Pengembangan SDM, peserta Pelatihan Manajerial sebanyak 66 orang dan Pelatihan Kompetensi sebanyak 1.097 orang.
Realization of labor physical achievement who attended HR Development Program in 2015 was amounted to 1,163 people or 96% of CAPB in the amount of 1,211 people. Average development cost for every participant reached Rp427,151.14 per participant. From 1,163 HR development program participants amounted to 66 attending Managerial Training and 1,097 people attending Competency Training.
PTPN VII juga memfasilitasi lembaga-lembaga pendidikan (universitas/sekolah) baik negeri maupun swasta serta lembaga penelitian lainnya untuk penempatan siswa/mahasiswa Praktek Kerja Lapang (PKL), serta penelitian dalam rangka penyusunan Karya Tulis/Skripsi/Tesis/Disertasi.
PTPN VII also facilitates education institutions (university/school) either state or private as well as other research institution for placement of Job Training Practices students, as well as research for the preparation of Papers/Essay/Thesis/Dissertation.
Program Pengembangan Organisasi Tahun 2015 difokuskan pada upaya mengoptimalkan kinerja organisasi dengan mereviu organisasi sebagai berikut: 1. Reviu Struktur Organisasi Bagian di Kantor Direksi 2. Struktur Organisasi Penggabungan Distrik Banyuasin dan Distrik Muara Enim menjadi Distrik Sumatera Selatan 3. Struktur Organisasi Penggabungan Distrik Way Seputih dan Way Sekampung menjadi Distrik Lampung 4. Struktur Organisasi Penggabungan UKKS Suli dan UPKS Suli menjadi Unit Sungai Lengi 5. Struktur Organisasi Penggabungan UKK Trikora dan Unit Kedaton menjadi Unit Kedaton 6. Struktur Organisasi Pembentukan Unit Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit Bentayan
2015 Organization Development Program was focused on the effort to optimize organization performance by reviewing organization as follow: 1. Review on Head Office Organization Structure, 2. Organization Structure of merger of Banyuasin and Muara Enim District into South Sumatera District, 3. Organization Structure of Way Seputih and Way Sekampung District merger into Lampung District 4. Organization Structure of UKKS Suli and UPKS Suli merger into Sungai Lengi Unit 5. Organization Structure of UKK Trikora and Unit Kedaton merger into Unit Kedaton 6. Organization Structure of Establishment of Bentayan Oil Palm Mill Development Unit
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
189
Realisasi Program Pengembangan Kompetensi SDM Tahun 2015 Realization of HR Competency Development Program in 2015
Uraian Description
No.
2014 Fisik Physic
Biaya Cost
2015 Fisik Physic
Biaya Cost
1.
Kursus Jabatan / In-service Course
22
443.199.600
-
-
2.
Kursus Pemeriksaan / Audit Course
10
105.929.000
15
149.270.000
3.
Pelatihan / In House Training
484
196.275.630
724
196.703.035
4.
Field & Mill Day
359
16.094.000
-
-
5.
Studi Banding / Comparative Study
14
16.867.200
4
1.175.000
6.
Peningkatan Kinerja Pabrik Improvement on Factory Performance
541
1.071.370.900
112
22.053.450
7.
SMK3 / Hiperkes / OHSMS
20
-
6
14.450.000
8.
Evaluasi Monitoring / Monitoring Evaluation
-
-
-
-
9.
Pelatihan Purnakarya / After Office Training
-
-
47
-
10.
Pendidikan S2 & D3 / Master & Diploma Education
4
22.405.000
-
-
11.
Konsultan SDM / HR Consultant
-
136.706.340
-
-
12.
Seminar/Lokakarya Seminars/Workshops
317
288.860.209
255
102.904.000
13.
Lain-Lain / Others
-
9.759.500
-
10.220.886
1.771
2.307.469.379
1.163
496.776.371
Jumlah Pengembangan SDM Total HR Development Biaya per orang / Cost per Person
1.302.918,90
427.150,79
Inhouse Training Pelaksanaan Inhouse Training tahun 2015 melibatkan 724 karyawan, atau 98,24% dari jumlah fisik yang ditetapkan dalam RKAP 2015. Kegiatan Inhouse Training diselenggarakan dengan melibatkan narasumber yang berasal dari unsur karyawan, Purnakarya dan pihak lain yang berpengalaman pada bidangnya. Tujuan pelaksanaan Inhouse Training terutama adalah untuk meningkatkan kompetensi bidang (hard competency) sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
2015 in house training implementation was engaging 724 employees, or 98.24% of total employees stipulated in 2015 CAPB. In house training activities were held by engaging sources from employees, retirees and other elements that experienced in their field. The aim of In house Training implementation particularly was to enhance the hard competency pursuant to each task field.
Pelaksanaan In House Training (IHT) tahun 2015 sebagai berikut:
During 2015 the implementation of in house training activities were:
•
•
• • •
Pembekalan Calon Asisten/Staf hasil Kualifikasi Jalur Reguler Tahun 2014 Pelatihan Implementasi ERP Pelatihan Impelementasi ERP Khusus Modul Surat Menyurat Pelatihan Operator Persiapan Giling Pabrik Gula Distrik Cinta Manis
• • •
Provision of Assistant/Staff Candidate of Regular Line Qualification year 2014 ERP Implementation Training ERP Implementation Training (Correspondence module) Training for Operator of Milling Preparation of Cinta Manis Sugar Mill
190
• • • • • • • • • • • •
•
Tinjauan Operasional Operational Review
Pelatihan Implementasi ERP Bidang SDM & Umum Sosialisasi Hubungan Industrial Pelatihan Pengisian LHKPN level Asisten Kepala/ Kepala Urusan, Manajer, Kepala Bagian dan General Manager Distrik Pelatihan Tapping School di Unit Beringin Pelatihan Audit Internal SMTN7 di Bandar Lampung (wilayah Lampung dan Bengkulu) dan Distrik Banyuasin (wilayah Sumatera Selatan). Bimbingan Teknis Implementasi ERP Modul Sekretariat. Workshop Implementasi Proses Penggajian Sistem Informasi Terintegrasi/ERP PTPN VII Pelatihan Legal Drafting Bidang SDM FGD Assessment GCG Studi Banding Pola Krani Kesinkaan dari wilayah Distrik Bengkulu ke Unit Rejosari Pembekalan Calon Asisten Tanaman Hasil Kualifikasi Jalur Reguler Tahun 2015 Knowledge Sharing & Transfer untuk Karyawan yang memasuki Masa Bebas Tugas atas nama Bpk. Teguh Supriyanto, Bpk. Bertus F. Sipasulta, Bpk. Edy Taufik, SH, Bpk. Edy Yuniarto, Bpk. Bambang Soetedjo. Sosialisasi Investasi Untuk Pra Purnakarya oleh PT BNI
• • •
• • • • • • • • •
•
ERP Implementation Training for HR and General Field Industrial Relationship Socialization Training of LHKPN Filling for Head Assistant/ Head of Affair, Manager, Head of Division and District General Manager level Training for Tapping School at Beringin Unit Training of IMSN 7 Internal Audit in Bandar Lampung (Lampung and Bengkulu area) and Banyuasin District (South Sumatera area) ERP Implementation Technical Guidelines (Secretariat Module) Implementation of Integrated Information System Payroll Process/ERP PTPN VII Workshop Legal Drafting Training for HR field FGD Assessment GCG Comparative Study of Kesinkaan Krani Pattern from Bengkulu District to Rejosari Unit Provision of Planting Assistant Candidate, Result of Regular Line in 2015 Knowledge Sharing and Transfer for employees who were entering pre-retirement period on behalf of Mr. Bertus F. Sipasulta, Mr. Edy Taufik, SH., Mr. Edy Yuniarto, Mr. Bambang Soetedjo Socialization of Investment for Pre-retirement by PT BNI
Realisasi fisik dan biaya kegiatan Pelaksanaan kegiatan In House Training (IHT) tahun 2015 2015 Physical Realization and costs of In House Training (IHT) Activity Uraian Pelatihan | Inhouse Training
RKAP Fisik 737
Biaya 2.909.157.500
Realisasi
% Thd RKAP
Fisik
Biaya
Fisik
Biaya
724
196.703.435
98,24
6,76
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
191
Kursus Pemeriksaan Auditing Course Kursus Pemeriksaan dilaksanakan dengan mengirimkan peserta ke Pelatihan/Kursus yang diselenggarakan oleh PPAK STAN atau lembaga lainnya yang menyelenggarakan Kursus Pemeriksaan dan sejenisnya. Kegiatan Kursus Pemeriksanaan tahun 2015 terdiri dari:
Auditing Course is held by sending participants to Training/Course held by PPAK STAN or other institution which establishes Audit Course and the like. 2015 Audit Course Activities consisted of:
a. b. c. d. e.
a. b. c. d. e.
Dasar-Dasar Audit Audit Operasional Audit Kecurangan Pengelolaan Tugas – Tugas Audit Komunikasi dan Psikologi Audit
Basic Audit Operational Audit Fraudulence Audit Assignment Management Audit Communication and Psychology Audit
Realisasi fisik dan biaya Kursus Pemeriksaan tahun 2015 sebagai berikut 2015 Physical Realization and Course Expenses : Uraian Description Kursus Pemeriksaan | Audit Course
RKAP / CAPB Fisik 13
Realisasi
Biaya
Fisik
156.338.000,00
15
% Thd RKAP
Biaya
Fisik
149.270.000,00
115,38
Biaya 95,46
Seminar / Lokakarya / Workshop Public Training Kegiatan Seminar, Workshop dan Lokakarya dilakukan dengan selektif dan memperhatikan urgensi, serta kondisi keuangan perusahaan dan RKAP Program Pengembangan SDM khusus Seminar, Workshop dan Lokakarya. Kegiatan ini berupa penyelenggaraan Seminar, Workshop dan Lokakarya yang diadakan oleh LPP dan/atau lembaga pelatihan lainnya yang dilakukan secara eksternal. Selain itu, kegiatan Seminar, Workshop dan Lokakarya ini dilakukan dalam bentuk Knowledge Transfer, Knowledge Sharing dan Sosialisasi peraturan baru maupun sosialisasi lainnya. dengan rincian sebagai berikut :
Seminars and workshops are conducted selectively and by considering its urgency, and also company’s financial condition and CAPB of the HR Development Program specifically for Seminars and Workshops. These activities are in form of Seminar and Workshop held by LPP and/or other training institution conducted externally. In addition, these Seminars and Workshops are performed in form of Knowledge Transfer, Knowledge Sharing and Socialization of new regulation or other socialization, with details as follows:
-
Semiloka Implementasi SNI Kualitas Gula di Pabrik Gula FGD tentang Varietas Tebu Workshop Percepatan Sertifikasi ISPO dan RSPO
-
Pelatihan Keselamatan Kerja di Laboratorium Sosialisasi Hasil Survei Pergulaan 2014/2015 Sosialisasi Program Penempatan Tenaga Kerja AKAD Pelatihan Hukum Kepailitan FGD PT RPN tentang:
-
-
-
-
SNI Sugar Quality Implementation Workshop in Sugar Mill FGD regarding Cane Variety ISPO and RSPO Certification Acceleration Workshop Occupational Safety Training in laboratory Sugar Survey Result Socialization 2014/2015 Socialization for AKAD Employment Assignment Program Bankruptcy Legal Training FGD PT RPN concerning
192
Tinjauan Operasional Operational Review
• Hasil riset PT RPN • Sinergi untuk peningkatan produktivitas dan
• PT RPN research result • Synergy for productivity improvement and
• Training Auditor ISPO yang diselenggarakan
• ISPO Training Auditor held by ISPO
• Sertifikasi Asisten Kepala Tanaman dan
• Planting Head Assistant and Assistant
•
•
diversifikasi produk di lingkungan PTPN oleh Komisi ISPO
• • •
Asisten Tanaman oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Perkebunan dan Hortikultura Indonesia (LSP PHI). Pertemuan Teknis Kelapa Sawit dengan tema Pengaruh Aplikasi Bahan Organik Cair Terhadap Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit. Pelatihan Training of Trainer (TOT) dan Sosialisasi Pencegahan Tindak Pidana Korupsi Pelatihan Tea Tester Pelatihan Mutu Bokor dan Bimbingan Teknis Mutu Bahan Olah Komoditi Ekspor SIR
product diversification in PTPN environment Commission
•
• Tea Tester Training • Processed Material for Export Commodity
• Workshop Sosialisasi Aplikasi Perhitungan
•
•
•
• • • • • • • • • • • • • • •
CLA pada Industri Kelapa Sawit Sharing Session Teknologi Pabrik Gula dan Onfarm Workshop Telaah Perda No. 18 Tahun 2011 tentang Restribusi Penyediaan & Penyedotan Tinja Sharing Session Peningkatan Produktivitas dan Pengendalian Biaya Komoditi Kelapa Sawit dan Karet. Knowledge Transfer Teknis Penerapan CBHRM (Competency Based Human Resources Management) di PTPN III Workshop Opportunity for Improvement (OFI) to Action for Improvement (AFI) KPKU Pelatihan Asesor Kompetensi yang dilaksanakan oleh BNSP dan LSP PHI Peserta Expo China International Fair for Investment and Trade 2015 yang dilaksanakan oleh Pusat Industri Hijau dan Lingkungan. Sosialisasi Norma Ketenagakerjaan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Lampung Bimbingan Teknis Perencanaan Tenaga Kerja oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Lampung Pelatihan Asesor KPKU BUMN Holding Perkebunan Pembekalan Kompetensi Calon Asesor oleh LSP PHI Jakarta Workshop Pendalaman Self Assessment GCG oleh Holding PTPN III (Persero) Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) Pelatihan Financial Planner untuk Karyawan yang akan MBT Konferensi Invitation for the Indonesia International Conference on Islamic Finance 2015, yang diselenggarakan oleh OJK. Penyelesaian Kasus Norma Perlindungan
Certification by Indonesia Plantation and Horticulture Profession Certification Institution Meeting of Oil Palm Technic with theme Effect of Liquid Organic Application to Oil Palm Productivity Training of Trainer and Socialization of Corruption Criminal Act Prevention
• • •
(PMEC) Quality and Technical Course for SIR PMEC CLA Calculation Application Socialization for Oil Palm Industry Workshop Sharing Session for Sugar Mill and On farm Technology Workshop for Regional Regulation No. 18 Year 2011 regarding Provision Retribution and Feces Suction Sharing Session for Oil Palm and Rubber Productivity and Commodity Cost Control Improvement Knowledge transfer of CBHRM Application Technic in PTPN III
• Opportunity for Improvement (OFI) to Action for Improvement (AFI) KPKU Workshop
• Competency Assessor Training held by BNSP and LSP PHI
• Expo China International Fair for Investment • • • • • • • • •
and Trade 2015 held by Green Industrial and Environmental Center participants Socialization of Employment Norm by Labor and Transmigration Agency of Lampung Province Labor Planning Technical Guidance by Labor and Transmigration Agency Province of Lampung KPKU SOE Holding Plantation Assessor Training Assessor Candidate Competency Provision by LSP PHI Jakarta GCG Self Assessment Deepening Workshop by Holding PTPN III (Persero) Special Education for Advocate (PKPA) Financial Planner Training for Employee who will be MBT Invitation for the Indonesia International Conference on Islamic Finance 2015 conference held by OJK Settlement of Female Employee Protection
Laporan Tahunan
•
• •
•
• •
Tenaga Kerja Perempuan, yang diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung Diskusi tentang Efektivitas Dewan Pengupahan Se Provinsi Lampung dalam rangka Penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di Provinsi Lampung oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung Pelatihan Peningkatan Kapasitas SP/SB, yang diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Provinsi Lampung Workshop Implementasi Hukum dalam Penangangan Sengketa Pertanahan Pada BUMN & Anak Perusahaan, yang diselenggarakan oleh Media Karyawan BUMN Workshop Rock Phosphate, yang diselenggarakan oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Seminar 11th Indonesian Palm Oil Conference and 2016 Price Outlook SIAL Middle East 2015; Food & Beverage Sector Event
2015 Annual Report
193
Norm case, held by Labor and Transmigration Agency Province of Lampung
• Discussion concerning Board of Payroll
• •
Effectiveness Province of Lampung in context of Minimum Wages Determination for District/City in Province of Lampung by Labor and Transmigration Agency Province of Lampung SP/SB Capacity Improvement Training held by Labor and Transmigration Agency Province of Lampung Legal Implementation Workshop in Handling of Land Dispute in SOE and Subsidiaries, held by SOE Employee Media
• Rock
Phosphate Workshop, held by Agriculture Resource Research and Development Center
• 11th Indonesian Palm Oil Conference and 2016 Price Outlook seminar
• SIAL Middle East 2015, Food and Beverage Sector Event
Realisasi kegiatan Seminar, Workshop dan Lokakarya tahun 2015 Realization of 2015 Seminar and Workshop: Uraian Description Seminar / Lokakarya | Seminar / Workshop
RKAP / CAPB Fisik 109
Realisasi
Biaya
Fisik
1.042.670.450
255
Biaya 102.904.000
% Thd RKAP Fisik 233,94
Biaya 9,87
Rekrutmen dan Seleksi Recruitment and Selection
PTPN VII telah melaksanakan analisa terhadap kebutuhan Karyawan pada setiap jenjang jabatan dengan mempertimbangkan proyeksi kebutuhan Karyawan untuk mengisi formasi, program pengembangan, serta proyeksi Karyawan yang akan memasuki masa pensiun.
PTPN VII has implemented analysis on Employees’ needs in every position by considering the projection of employee requirement to fill formation, development program as well as projection of employees who will enter retired period.
Berdasarkan analisa tersebut, kemudian dilaksanakan pengadaan tenaga kerja melalui : 1. Jalur internal (kualifikasi / Promosi Jabatan) 2. Jalur eksternal (seleksi pelamar umum)
Based on above analysis, labor procurement then held through: 1. Internal line (qualification/promotion) 2. External line (public selection)
Pada tahun 2015 telah dilaksanakan penerimaan karyawan pelaksana (golongan IA) dengan formasi penyadap melalui seleksi dari karyawan tidak tetap
In 2015 has been held recruitment for Implementer Employee (Grade IA) with tapping formation through selection of temporary employee and has
194
Tinjauan Operasional Operational Review
dan yang memenuhi persyaratan untuk diangkat sebagai karyawan tetap sebanyak 58 orang.
met requirements to be appointed as permanent employee in the amount of 58 people.
Sebagai kelanjutan dari proses rekrutmen, bagian SDM telah melaksanakan Pembekalan Calon Asisten Tanaman Hasil Kualifikasi Jalur Reguler Tahun 2015 yang diikuti oleh 21 peserta, serta monitoring Pelaksanaan Masa Orientasi Calon Asisten/Staf hasil Kualifikasi Jalur Reguler Tahun 2014 yang diikuti oleh 21 peserta.
As continuation of recruitment process, the HR has carried out a Provision for Planting Assistant Candidate as Result of Regular Line Qualification in 2015 which was attended by 21 participants, as well as monitoring the Implementation of Orientation Period for Assistant/Staff Candidate as result of 2014 Regular Line Qualification participated by 21 participants.
Pengukuran Kompetensi Competency Measurement
PTPN VII telah melaksanakan pengukuran kompetensi yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjaring Karyawan yang dinilai memiliki potensi untuk menduduki suatu jabatan tertentu di kemudian hari. Pengukuran kompetensi juga bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pengembangan yang perlu diberikan kepada setiap karyawan agar lebih siap menghadapi tugas dan tanggung jawab di perusahaan. Selain itu, pengukuran kompetensi juga digunakan dalam proses seleksi dan penempatan karyawan.
PTPN VII has carried out assessment center which the aim is to identify and screen Employee who has been assessed having a potential to occupy certain position in future days. Assessment center is also intended to identify development that need to be given to every employee in order to be more prepared in dealing with tasks that will be given in the future. Besides, assessment center is also used in selection and employee deployment process.
Program Pengukuran Kompetensi yang dilaksanakan pada tahun 2015 yaitu: • Melanjutkan Sosialisasi Model, Kamus dan Profil Kompetensi • Pengukuran Kompetensi Karyawan tahun 2015 (Competency Level Indexs/CLI) di kelas dan secara online
Assessment Center activity programs held in 2015 were: • Continuing Socialization of Competency Model , Dictionary and Profile • 2015 Employee Competency Measurement (Competency Level Index) in class and online
Jumlah Peserta Pengukuran Kompetensi Karyawan Tahun 2015 Number of Participants of Competency Level Indexs/CLI in 2015 Strata Karyawan | Employee Level Pembina Supervisor
Penata Administrator
Pengatur Regulator
Penyelia Madya Middle Supervisor
Jumlah Number
Distrik Sumatera Selatan (DSSL) District of South Sumatra
13
20
112
119
264
Distrik Bengkulu (DBKL) District of Bengkulu
10
18
83
87
198
Distrik Lampung (DLPG) ) District of Lampung
3
12
41
60
116
Distrik Bungamayang (DBUMA) ) District of Bungamayang
2
10
69
34
115
Distrik Cinta Manis (DCIMA) ) District of Cinta Manis
2
10
60
41
113
Kantor Direksi | Head Office
28
38
125
31
222
Jumlah | Total
58
108
490
372
1.028
Uraian Description
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
195
Kesempatan Kerja Yang Sama Equal Employment
SDM yang kompeten di bidangnya merupakan salah satu aset penting bagi perusahaan, karena tanpa mereka perusahaan tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, Direksi atau pejabat yang berwenang senantiasa memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada karyawan untuk maju sesuai dengan prestasi yang ditunjukkan dan kualitas yang telah ditetapkan, dengan cara :
HR who competent in its fields is one of the most important assets for the company, because without any of it the company will not be able to run as it should be. Therefore, the BOD or authorized officials always provide extensive opportunity for the employee to move forward based on their achievements and quality that has been set, by:
a. Mempekerjakan, menetapkan besarnya gaji, memberikan pelatihan, menetapkan jenjang karir, serta menentukan persyaratan kerja lainnya, tanpa memperhatikan latar belakang etnik, agama, jenis kelamin, usia, cacat tubuh yang dipunyai seseorang, atau keadaan khusus lainnya yang dilindungi oleh peraturan perundang-undangan.
a. Employing, determining the amount of salary, providing trainings, determining career rank, and determining other job requirements, without considering on ethnic, religion, gender, age, disability, or other specific state backgrounds which protected by law and regulation
b. Berkomitmen terhadap program Pemerintah Wajib Belajar Sembilan Tahun dan Perlindungan Anak dengan tidak memkaryawankan anak dibawah umur dalam setiap proses bisnis.
b. Having a commitment to Government Program such as Nine Months Compulsory Education and Child Protection Program by not employing underage in every business process
c. Menyediakan lingkungan kerja yang bebas dari segala bentuk tekanan (pelecehan) yang mungkin timbul sebagai akibat perbedaan watak, keadaan pribadi, dan latar belakang kebudayaan seseorang.
c. Providing work environment that is free from any kind of pressure (harassment) that maybe emerge as a result of differences in character, personal state, and one’s cultural background.
d. Memberikan penghargaan atas prestasi hasil kerja individu atau kerja sama tim yang menciptakan sinergi demi kepentingan perusahaan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
d. Providing awards for individual or team work performance achievements which create a synergy for the company’s interest pursuant to a policy that has been set by the company.
Penilaian Kinerja
Performance Assessment Pengukuran kinerja dilaksanakan berdasarkan prinsip obyektivitas dan keadilan. Sistem penilaian harus mampu menunjukkan mana karyawan yang memiliki kinerja baik dan yang sebaliknya. Sistem Penilaian Kinerja (SPK) diperuntukkan bagi Karyawan golongan III - IV, untuk Karyawan golongan I – II menggunakan Daftar Penilaian Prestasi Kerja (DP2K). Hasil pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar pengembangan Karyawan, dasar kenaikan golongan / berkala, dasar pertimbangan promosi / mutasi serta dasar penentuan kebutuhan pendidikan dan pelatihan.
Performance assessment is held based on objectivity and just principles. The assessment system must be able to be a differentiator between high performance employees and low performance employee. The Performance Assessment System (PAS) is addressed for grade III-IV employee, for grade I-II employee assessment is carried out by using Job Performance Assessment List System (JPALS). The performance assessment result is used as basis for employee development, basic of class/periodic promotion, basic for promotion/mutation consideration and basic for determination of education and training necessity.
196
Tinjauan Operasional Operational Review
Pada tahun 2015, terdapat 54 Karyawan yang mendapatkan promosi ke jenjang yang lebih tinggi, 348 Karyawan dimutasi ke bagian lain dalam rangka pengayaan jabatan/program rotasi, 3 orang karyawan mendapat Surat Peringatan kedua (SP.II), 1 orang karyawan mendapatkan Surat Peringatan Pertama (SP.I).
In 2015, there were 54 employees who received promotion to a higher position, 348 employees were mutated to another division in the course of position enrichment/rotation program, 3 employees received a second warning letter (SP.II), and 1 employee received the First Warning Letter (SP.I).
Kesejahteraan Karyawan Employees’ Welfare
PTPN VII memberikan jaminan atas kesejahteraan Karyawan yang diatur di dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara Direksi PTPN VII dan Serikat Karyawan Perkebunan Nusantara VII. PKB mengatur hal-hal sebagai berikut: Hubungan kerja; Perencanaan Karir Karyawan; Hari kerja dan jam kerja; Pembebasan dari kewajiban untuk bekerja; Golongan, penggajian, tunjangan; Keselamatan dan kesehatan kerja; Jaminan sosial dan kesejahteraan tenaga kerja; Perawatan kesehatan dan pengobatan; Pembinaan keahlian dan keterampilan; Tata tertib kerja; Pemutusan hubungan kerja; Hal-hal khusus; Penyelesaian keluh kesah. Perundingan PKB dilakukan setiap 2 tahun sekali sehingga dapat disesuaikan dengan perkembangan terkini. Perundingan terakhir dilaksanakan pada tanggal 2 s.d. 6 Desember 2013. Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang telah diperbaharui tersebut telah didaftarkan ke Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI c.q. Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang ditetapkan dengan surat keputusan nomor KEP. 13/ PHIJSK-PKKAD/PKB/I/2014 tanggal 22 Januari 2014 dan berlaku mulai 1 Januari 2014 sampai dengan 31 Desember 2015.
PTPN VII guarantees the employees welfare as regulated on Collective Labor Agreement between the PTPN VII’s BOD and Plantation Labor Union of Nusantara VII. CLA regulates following terms: labor relation, employee career plan, weekdays and working hours, exemption of obligation to work; payroll, allowance classification; occupational safety and health; labor social security and welfare; health treatment and medication; skill and expertise training; job rules; dismissal; special terms; grievance settlement. The CLA negotiation is held once in every two years thus it can be adjusted with recent development. The latest discussion was held on 2 until 6 December 2013. The updated CLA has been registered to Labor and Transmigration Ministry c.q. Directorate of Industrial Relationship Development and Manpower Social Security stipulated by decree no. KEP.13/PHIJSK-PKKAD/PKB/I/2014 dated 22 January 2014 and effective since 1 January 2014 up to 31 December 2015.
Setiap Karyawan Tetap PTPN VII mendapatkan hakhaknya berupa gaji, uang lembur, biaya pelaksanaan tugas, bonus, tunjangan hari raya keagamaan, tunjangan cuti tahunan dan jaminan sosial meliputi fasilitas pengobatan dan perawatan kesehatan bagi Karyawan dan batih, penyediaan fasilitas perumahan lengkap dengan listrik dan air, terutama yang di Unit sedangkan bagi yang tidak tersedia dalam bentuk fisik diberikan dalam bentuk bantuan sewa rumah, listrik dan air, serta bantuan Bahan Bakar untuk semua Karyawan, mengikutsertakan Karyawan pada program BPJS Ketenagakerjaan meliputi program Jaminan Hari Tua, Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian, Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).
Every PTPN VII’s permanent employee receives their rights in form of salary, overtime pay, cost of task execution, bonuses, religious holiday allowance, annual leave allowance and social security covering treatment and health care facility for employee and family, housing facility completed with electricity and water, particularly who resides in Unit whereas for those who is not provided in form of physical is given in form of residential rent, water and electricity aid, and fuel aid for every employees, engagement in Labor Social Security Covering Old Age Pension, Accident Insurance and Life Insurance, Plantation Pension Fund, and Financial Institution Pension Fund.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
197
Posisi per 31 Desember 2015, PTPN VII mengikutsertakan Karyawan golongan I - IV sebanyak 9.770 orang sebagai peserta aktif Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) pada Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun), dan 1.921 orang peserta aktif PPIP pada DPLK BRI untuk Karyawan yang diangkat mulai tahun 2009.
Position per 31 December 2015, PTPN VII was engaging Grade I-IV employees by 9,770 people as active participants of Defined Benefit Pension Plan in Plantation Pension Fund, and 1,921 employees active in Rural Infrastructure Development Program in Financial Institution Pension Fund Program BRI for Employee appointed since 2009.
Karyawan Tidak Tetap PTPN VII mendapatkan hak-haknya berupa Gaji, Pengobatan, Jamsostek, Pakaian Kerja, THR. Besarnya penghasilan yang diperoleh Karyawan Tetap level paling bawah sama dengan standar UMP Sumsel sebesar Rp1.825.600,00 sedangkan penghasilan Karyawan Tidak tetap per bulan disesuaikan dengan UMP masing-masing propinsi (Lampung Rp1.399.000,00 Bengkulu Rp1.350.000,00, dan Sumsel Rp 1.825.600,00).
PTPN VII’s Temporary Employees receives their rights in form of Salary, Health Treatment, Social Security, Uniforms, and Religious Holiday Allowance. The amount of salary received by lowest level of permanent employees was the same with Province Minimum Wages of South Sumatera amounted to Rp1,825,000.00 whereas the Temporary Employee’s salary per month was adjusted with each province’s PMW (Lampung Rp1,399,000.00 Bengkulu Rp1,350,000.00 and South Sumatera Rp1,825,600.00).
Meskipun Perseroan tengah menghadapi tantangan perekonomian dunia, manajemen tetap mengutamakan pemenuhan kewajiban Perseroan terkait kesejahteraan karyawan. Pada tahun 2015, PTPN VII mengeluarkan biaya kesejahteraan karyawan, meliputi : • Pembayaran cuti karyawan dengan total biaya Rp19,43 miliar • Biaya pindah karyawan dengan total biaya Rp1,85 miliar • Bantuan Pendidikan Anak Sekolah (BPAS) dengan total biaya Rp1,32 miliar • Santunan Sosial dengan total biaya Rp94,71 miliar Perseroan menyelenggarakan program pensiun manfaatpasti bagi karyawan tetap yang dikelola oleh Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) serta Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP), Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) BRI. Dana Pensiun Perseroan ini didanai melalui iuran karyawan sebesar 6% dari gaji pokok serta kontribusi Perseroan sebesar 7,19% dari gaji pokok. Pada tahun 2015, Perseroan telah memenuhi pembayaran kewajiban pensiun dan imbalan pasca-kerja lainnya meliputi: iuran Dapenbun sebesar Rp37,01 miliar, Pembayaran Santunan Hari Tua sebesar Rp78,91 miliar, Iuran Jamsostek sebesar Rp11,55 miliar, Iuran asuransi sebesar Rp1,2 miliar, dan Iuran Program Pensiun Iuran Pasti sebesar Rp2,43 miliar. Realisasi biaya tenaga kerja tahun 2015 sebesar Rp700,36 miliar, mengalami penurunan sebesar Rp10,38 miliar atau 1,46% dibanding dengan tahun 2014 yang berjumlah Rp710,74 miliar.
Despite the Company is currently encountering many challenges, the management is still prioritizing on fulfilling Company’s obligation relating to employee’s welfare. In 2015, PTPN VII has incurred employee welfare cost, including: • • • •
Employee leave payment with total cost Rp19.43 billion Moving expenses with total cost Rp1.85 billion Student Education Aid with total cost Rp1.32 billion Social Donation with total cost Rp94,71 billion
Company carries out a defined benefit pension program for permanent employees run by Plantation Pension Fund (PPF) as well as Defined Dues Pension Program, Financial Institution Pension Fund of BRI. This Company Pension Fund is funded by employee dues amounted to 6% from basic salary as well as Company’s contribution amounted to 7.19% of basic salary. In 2015, the Company has fulfilled pension obligation payment and other post-work compensation including: PPF amounted to Rp37.01 billion, Elderly Compensation Payment amounted to Rp78.91 billion, Social Security Dues amounted to Rp11,55 billion, insurance Dues by Rp1.2 billion, and Defined Dues Pension Program by Rp2.43 billion. Realization for labor cost in 2015 was amounted to Rp700.36 billion, suffered a decrease by Rp10.38 billion or 1.46% compared to 2014 in the amount of Rp710.74 billion.
198
Tinjauan Operasional Operational Review
Penghargaan terhadap Karyawan Awards for the Employees
Pada tahun 2015, Perusahaan memberikan Penghargaan Masa Pengabdian kepada Karyawan yang telah bekerja secara terus-menerus tanpa terputus selama 20 tahun, 25 tahun, 30 tahun, 35 tahun atau lebih berupa: • Masa Kerja 20 tahun diberikan kepada 314 Orang Karyawan dalam bentuk Piagam. • Masa Kerja 25 tahun diberikan kepada 637 orang Karyawan dalam bentuk uang penghargaan 5 x Gaji Pokok, Medali Emas seberat 10 gram dan Piagam. • Masa Kerja 30 tahun diberikan kepada 471 orang Karyawan dalam bentuk uang penghargaan 3 x Gaji Pokok, Medali Emas seberat 10 gram dan Piagam. • Masa kerja 35 tahun diberikan kepada 101 orang Karyawan dalam bentuk uang pengahargaan 5 x Gaji Pokok, Medali Emas 10 gram dan Piagam.
In 2015, the Company provided Term of Office Awards for employees who have been working continuously without uninterruptedly for 20 years, 25 years, 30 years, 35 years, or more in form of: -
20 years tenure was given to 314 employees in form of charter 25 years tenure was given to 637 employees in form of cash of 5 times basic salary, 10 gram Gold Medal and Charter
-
30 years tenure was given to 471 employees in form of cash award of 3 times basic salary, 10 gram Gold Medal, and Charter
•
35 years tenure was given to 101 employees in form of award cash of 5 times basic salary, 10 grams Gold Medal and Charter.
Pengelolaan Hubungan Industrial Industrial Relationship Management
Wadah penyampaian aspirasi Karyawan di PTPN VII terakomodasi dalam Serikat Karyawan Perkebunan Nusantara VII (SPPN VII) dengan perwakilan di masing-masing Distrik dan Unit Usaha. SPPN VII berdiri sejak tahun 1999 yang pembaruannya tercatat di Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung Nomor 568/312/IV/43/07/2015 tanggal 30 Juli 2015 .SPPN VII berfungsi sebagai:
Employee aspiration media in PTPN VII is accommodated in Labor Union of Plantation of Nusantara VII with their representatives in each District and Business Unit. LUPN VII was established since 1999 which the renewal was recorded in Labor Agency of Bandar Lampung No 568/245/07/10/2011 dated 17 October 2011. LUPN VII served as:
•
-
•
•
Pihak dalam pembuatan Perjanjian Kerja Bersama dan penyelesaian perselisihan industrial, Sarana untuk menjaga, membina dan meningkatkan hubungan kerja yang harmonis dalam mewujudkan dan memelihara hubungan industrial, Sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan kepentingan anggota.
Kepengurusan Serikat Karyawan Perkebunan Nusantara (SPPN) VII periode 2015 – 2018 telah dilantik dan dikukuhkan oleh Ketua Federasi Serikat Karyawan (FSBUN) dalam Musyawarah Besar SPPN VII yang dilaksanakan pada tanggal 8 – 10 April 2015. Sinergi yang harmonis antara pengusaha dan serikat karyawan akan menciptakan soliditas dan solidaritas karyawan dalam menyikapi perusahaan, menuju perusahaan yang sehat dan menyejahterakan karyawan.
-
A party in making the Collective Labor Agreement and industrial dispute settlement Facility to maintain, manage and enhance a harmonious relationship in realizing and maintaining industrial relation Aspiration facilities in fighting the member’s rights and interests.
Management of Labor Union of Plantation of Nusantara VII (LUPN VII) Period 2015 – 2018 has been inaugurated and affirmed by Head of Labor Union Federation in Deliberation of LUPN VII held in 8 – 10 April 2015. A harmonious synergy between entrepreneur and labor union will create worker solidarity in addressing company, toward a healthy company and to embody employee welfare.
Laporan Tahunan
PTPN VII berkomitmen melaksanakan hubungan industrial dengan baik dan benar, sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan. Karena itu, agar terjadi kesamaan pandang dan tidak memicu konflik, setiap karyawan harus memahami berbagai hal terkait dengan hubungan industrial. PTPN VII melaksanakan sosialisasi secara kontinyu minimal satu tahun sekali atau bila ada perubahan undangundang tentang ketenagakerjaan. Pada tanggal 17 Juni 2015, bagian SDM PTPN VII telah melaksanakan Sosialisasi Hubungan Industrial PTPN VII dengan tema materi optimalisasi lembaga kerjasama bipartit, proses pengangkatan karyawan tidak tetap, dan mekanisme hubungan kerja karyawan tidak tetap. Dalam rangka memeringati Hari Buruh pada 1 Mei 2015, SPPN VII menggelar diskusi tentang layanan BPJS Kesehatan.
2015 Annual Report
199
PTPN VII commits to carry out a correct and appropriate industrial relationship, based on law and regulation. Therefore, in order commonality of view is occurred and not rising any conflicts, every employee should understand various things related to industrial relationship. PTPN VII carries out socialization continuously once a year or if there is an amendment on law regarding employment. On June 17th, 2015, PTPN VII HR Division has held Socialization of PTPN VII Industrial Relationship with theme bipartite cooperation institution optimization, appointment process of temporary employee, and temporary employee work relationship mechanism. In commemoration of Labor Day on May 1st, 2015, LUPN VII held discussion concerning Social Security of Health services.
Pengukuran Indeks Kepuasan dan Keterikatan Karyawan Tahun 2015 Measurement Engagement and Employee Satisfaction Index 2015 Indeks Kepuasan dan Keterikatan Karyawan PTPN VII Tahun 2015 diukur melalui metode survei dengan menyebarkan skala pengukuran kepada 1.891 responden, yang merupakan sampel dari level Karyawan Tetap (Golongan I s.d. IV) dan Karyawan Tidak Tetap (Outsourcing, Honor, dan Kampanye).
2015 PTPN VII Employee Satisfaction and Engagement Index was measured through survey method by distributing measurement scale to 1,891 respondents, which was a Permanent Employee level (Grade I – IV) and Contracted Employee Outsourcing, Honorary and Campaign).
Dari hasil pengukuran tersebut, didapat Indeks Kepuasan dan Keterikatan Karyawan PTPN VII Tahun 2015 sebesar 78,56.
From the measurement result, 2015 PTPN VII Employee Satisfaction and Engagement Index was in the amount 78.56.
Elemen pengukuran yang digunakan sebagai berikut: a. Tugas & Tanggung Jawab b. Lingkungan kerja c. Kerjasama tim d. Reward & Benefit e. Kepemimpinan f. Pengembangan SDM g. Komunikasi
Measurement elements used were: a. b. c. d. e. f. g.
Assignment and responsibility Work environment Team work Reward and benefit Leadership HR Development Communication
200
Tinjauan Operasional Operational Review
Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan Serta Layanan Medis Environmental and Occupational Safety and Health as well as Medic
PTPN VII memiliki komitmen yang tinggi terhadap aspek keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan dengan menerapkan OHSAS 18001 : 2007 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. SMK3 PTPN VII merupakan salah satu dari 7 sistem yang terintegrasi di dalam Sistem Manajamen Terpadu Nusantara 7 (SMTN7).
PTPN VII has high commitment toward occupational and environmental safety and health by adopting OHSAS 18001: 2007 Occupational Safety and Health Management System. PTPN VII OSHMS is one of 7 systems integrated in Integrated Management System of Nusantara 7 (IMSN 7).
PTPN VII telah memiliki pedoman pelaksanaan K3 meliputi: Pedoman Pelaksanaan K3 Bidang Tanaman Karet, Kelapa Sawit, Teh dan Tebu; Pedoman Pelaksanaan K3 Bidang Tehnik dan Amdal Pabrik Karet, Minyak Kelapa Sawit, Teh dan Gula; Pedoman Pelaksanaan K3 di Kantor Direksi, Kantor Perwakilan / Distrik dan IPMG Panjang, Boom Baru, Pulau Bay.
PTPN VII has had guidance of OHS implementation covering: OHS Implementation Guidance for Rubber, Oil Palm, Tea and Sugarcane Planting Section; OHS Implementation Guidance for Technical and Environmental Impact Analysis for Rubber Mill, Palm Oil, Tea and Sugar; OHS Implementation Guidance at Head Office, Representative/District and OGHI/Oil and Gas Hoarding Installation Panjang, Boom Baru, Pulau Bay.
Perusahaan juga menyediakan Alat Pelindung Diri bagi karyawan, terutama untuk karyawan di pabrik dan di lapangan terutama untuk mengurangi risiko faktor kecelakaan kerja menuju zero accident. Pada tahun 2015 tercatat ada 58 kecelakaan kerja, yang merupakan kategori kecelakaan kerja ringan, sedangkan untuk kategori sedang, kategori berat, dan kategori fatal nihil. Perusahaan secara konsisten dan berkesinambungan melaksanakan apel siaga, melaksanakan pengujian lingkungan/ tempat kerja dan tenaga kerja, melaksanakan Riksa Uji (Pemeriksaan dan Pengujian peralatan K3), melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada karyawan untuk meningkatkan kesadaran dan disiplin dalam penggunaan peralatan kerja dan APD, melaksanakan simulasi dan pelatihan cara penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan).
Company also provides Personal Protective Equipment for employee, particularly for employee in mills and fields specifically to reduce work accident risk toward zero accident. In 2015 recorded there were 58 work accidents in category of mild accidents, whereas for medium and severe as well as fatal accidents were zero. Company consistently and sustainably carries out briefing for readiness, testing on work environment and labor, OHS equipment inspection and test, socialization and counseling to employees to improve their awareness and discipline in the use of work equipment and Personal Protective Equipment, carries out simulation and training of how to use Fire Extinguisher.
Dalam bidang kesehatan, Perusahaan memberikan jaminan kesehatan untuk karyawan dan keluarga serta pensiunan dan isteri secara paripurna dengan mengikutsertakan mereka pada program BPJS kesehatan. PTPN VII juga memiliki fasilitas pelayanan kesehatan/klinik di setiap unit, distrik, dan kantor direksi yang disediakan untuk melayani karyawan dan batihnya. Perusahaan juga mengikutkan semua karyawan dalam program jaminan Asuransi Tenaga Kerja berupa Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua.
In health section, the Company provides health security for employee and family as well as retired and family completely by engaging them to Social Security of Health Program. PTPN VII also has a health/clinic facility in every unit, district and head office also provided to serve employee and the family. The company also engages all employees in Social Security of Labor in form of Work Accident Security, Death Security and Pension Plan.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
201
Turnover Karyawan Employees Turnover
Dari tahun ke tahun, angka turnover Karyawan PTPN VII relatif rendah. Sepanjang tahun 2015, terdapat 950 karyawan yang berhenti menjadi karyawan PTPN VII dengan rincian 851 orang berhenti karena memasuki masa pensiun, 48 orang karena pensiun dipercepat/tunda/berhenti dan 51 meninggal dunia.
From year to year, the PTPN VII employee turnover number is relatively low. During 2015, there were 950 employees who quit working at PTPN VII with following details 851 employees discharged because entering a pension period, 48 employees early retirement and 51 employees were deceased.
Rendahnya tingkat turnover Karyawan PTPN VII karena faktor pengunduran diri menunjukkan semakin tingginya kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Beberapa hal yang mendukung kepuasan Karyawan adalah adanya sistem dan prosedur yang jelas, adanya sistem kompensasi yang jelas dan transparan yang tertuang dalam Perjanjian Kerja Bersama, adanya suasana kerja yang nyaman, adanya sistem jenjang karir yang jelas serta adanya program pengembangan kompetensi dan kemampuan Karyawan.
The low of PTPN VII employee turnover level was caused by resigning factors is indicated that work satisfaction and organization commitment was increasing. Several terms supporting the employee satisfaction were the existence of a clear system and procedure, the existence of a clear and transparent compensation system put forth on CLA, the existence of comfortable working atmosphere, clear career rank system and employees’ competency and ability development program.
Mutasi Karyawan Tetap Permanent Employee Mutation No
Uraian Description
Golongan Grade IA - IB
IC - IID
IIIA - IVD
Jumlah Total
1.
Posisi per 31 Desember 2014 | Position per 31 December 2014
8.024
3.860
731
12.615
2.
Kenaikan golongan | Grade Promotion
(143)
102
41
0
3.
Pengangkatan Karyawan | Promosi Promotion
38
0
0
38
4.
PHK/Pensiun/Meninggal Termination of Employment/Pension/Deceased
(478)
(423)
(49)
(950)
5.
Posisi per 31 Desember 2015 | Position per 31 December 2015
7.441
3.539
723
11.703
202
Tinjauan Operasional Operational Review
Teknologi Informasi Information Technology
Information Capital sebagai bagian dari perusaahan untuk mencapai tujuan bisnisnya, perlu dikelola dengan baik melalui penyelerasan sasaran strategis bisnis dengan perencanaan strategis sistem informasi perusahaan. Pengelolaan Information Capital dengan baik dan tepat akan memperbesar peluang yang dimiliki Perusahaan untuk mencapai tujuannya. Dalam rangka mewujudkan Information Capital, pada tahun 2015 PTPN VII telah mengimplementasikan Tata Kelola TI dan Master Plan TI periode tahun 2015 – 2019
Information Capital as part of the company to achieve its business goal, needs to be managed properly by harmonizing the business strategic goal and company’s information system strategic planning. Management of Information Capital properly and precisely will enlarge Company’s opportunity to achieve its goal. In order to manifest the Information Capital, PTPN VII has implemented IT Governance and IT Master Plan for period 2015 – 2019.
Program Pengembangan TI Tahun 2015 2015 IT Development Program
Program pengembangan Teknologi Informasi Komunikasi dan Corporate Management Representative (TIK & CMR) yang dilaksanakan tahun 2015 meliputi: • • •
• •
Pengembangan sistem Enterprises Resource Planning (ERP) PTPN VII, Peningkatan / penyempurnaan infrastruktur Teknologi Informasi Master Plan Teknologi Informasi Periode 20152019, sesuai PER–02 / MBU / 2013, Tentang Panduan Penyusunan Pengelolaan Teknologi Informasi BUMN. Implementasi Web Sistem Manajemen Terpadu Audit SMTN7.
Communication Information Technology and Corporate Management Representatives (CIT & CMR) development program held in 2015 comprising: • • • • •
Development of PTPN VII Enterprises Resource Planning System Improvement of IT Infrastructure IT Master Plan for Period 2015-2019, based on PER-02/MBU/2013, regarding SOE Information Technology Management Preparation Manual Implementation of Web of Integrated Management System IMSN7 audit
Pengembangan ERP PTPN VII
Development of PTPN VII’s ERP
PTPN VII telah mengembangkan ERP Perkebunan sejak tahun 2012. Sistem ERP Perkebunan ini mengintegrasikan data dan informasi di seluruh fungsional organisasi, seperti tanaman, pengolahan, teknik, akuntansi keuangan, SDM, pemasaran, hubungan pelanggan, dll. Tujuan strategis pengembangan ERP adalah untuk memfasilitasi aliran informasi antar fungsi bisnis di dalam organisasi PTPN VII, yang meliputi proses bisnis komoditas Karet, Kelapa Sawit, Teh dan Tebu.
PTPN VII has developed ERP Plantation since 2012. This ERP Plantation system integrates data and information in entire organization function, such as plant, processing, technique, financial accounting, HR, marketing, customer relations, etc. Strategic objective of ERP development is to facilitate information flow between business function within PTPN VII organization, consisting of business process of Rubber, Oil Palm, Tea and Sugarcane commodity.
Laporan Tahunan
GIS Data / Informasi Terpusat
PKBL
RKAP
MAN RISK
y tor ven n I • adaan • Peng
AKUNTANSI
•M • An edical a Bah lisa Pe an B mbe aku lian
203
Executive Information System (EIS)
knik • Te olahan • Peng • Pemasaran
AGENDARIS
• Tanaman • SDM • • K Premi eu an ga n
HUKPER
2015 Annual Report
Proses Bisnis PTPN VII Berbasis Sistem ERP Perkebunan diintegrasikan melalui data/Informasi yang bersifat lintas fungsional Organisasi yang mencakup modul aplikasi seperti pada gambar di atas.
PTPN VII Business Process Based ERP Plantation System is integrated through data/information which is cross functional Organization comprising application module as presented above:
Pengembangan sistem ERP Perkebunan PTPN VII dilaksanakan secara multiyear yang terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu : Inisiasi ERP (Business Requirement dan Manajemen Risiko ERP); Analisa dan Desain Sistem (User Requirement dan Mock-Up); Pembangunan Aplikasi Sistem ERP (Development dan Kostumisasi); Pengujian Sistem (User Acceptance Test/UAT); Pilot Project; Implementasi (Go Live); Pemeliharaan.
Development of PTPN VII ERP Plantation system was carried out in multiyear divided in several phases, viz.: ERP initiation (Business Requirement and ERP Risk Management); System Analysis and Design (User Requirement and Mock-Up); Development of ERP System Application; System Test (User Acceptance Test/UAT); Pilot Project; Implementation (Go Live); Maintenance.
Pada tahun 2014, proses pengembangan sistem ERP telah menyelesaikan tahapan Pilot Project untuk proses bisnis Komoditas Perkebunan Kelapa Sawit, Karet, Teh dan Tebu serta Kantor Distrik dan Kantor Direksi. Tahapan Pilot Project ini untuk menguji Sistem ERP secara langsung oleh pengguna operasional perusahaan.
In 2014, ERP system development process has been completed Pilot Project stages for business process of Oil Palm, Rubber, Tea and Sugar Cane Commodity as well as District Office and Head Office. This Pilot Project was to test ERP System directly by company operational user.
Pada tahun 2015, proses pegembangan Sistem ERP memasuki tahap implementasi yang dimulai sejak Go live tanggal 4 Mei 2015. Beberapa tahapan pelaksanaan pengembangan sistem ERP meliputi:
In 2015, ERP System development process was entering implementation stages started since Go live on 4 May 2015. Several ERP system development implementation stages were:
204
Tinjauan Operasional Operational Review
•
Bisnis Perkebunan Komoditas Karet di Lokasi Unit Kedaton, Pematang Kiwah, Way Berulu serta Kantor Direksi untuk konsolidasinya dengan tahapan Go Live.
•
Rubber Commodity Plantation Business in Kedaton, Pematang Kiwah, Way Berulu and Head Office for its consolidation with Go Live stage
•
Konsolidasi Implementasi ERP pada End User untuk Unit Kedaton, Unit Pabrik Karet Pematang Kiwah, Unit Way Berulu dan Kantor Direksi
•
Consolidation of ERP Implementation to End User for Kedaton Unit, Pematang Kiwah Rubber Factory, Way Berulu Unit and Head Office
•
Monitoring penggunaan Payroll Kantor Direksi, Unit Pabrik Karet Pematang Kiwah, Unit Way Berulu dan Unit Kedaton
•
Monitoring the use of payroll in Head Office, Pematang Kiwah Rubber Factory, Way Berulu Unit and Kedaton Unit
•
Helpdesk Implementasi Counterpart TI
oleh
•
Helpdesk ERP system implementation by IT Counterpart
•
Monitoring Modul Sekretariat Perusahaan (Agenda Surat) untuk seluruh Unit/Distrik Lampung
•
Monitoring Corporate Secretary Module (Letter Agenda) for all Lampung Units/Districts
•
Pendampingan Modul Pengadaan (PB-16, PB-74, dan AU-31) untuk Unit Kedaton, Unit Pabrik Karet Pematang Kiwah, Unit Way Berulu dan Kantor Direksi
•
Accompaniment of Procurement Module (PB-16, PB-74, and AU-31) for Kedaton Unit, Pematang Kiwah Rubber Factory, Way Berulu Unit and Head Office
•
Proses Assesment Kinerja Pekerjaan Pengembangan Sistem ERP PTPN VII oleh Konsultan PT. Equine Global
•
PTPN VII ERP System Development Performance Assessment Process by Consultant PT. Equine Global
•
Agar lebih efektif pengelolaan implementasi ERP dilaksanakan oleh Tim Ad Hoc ERP.
•
To be effective the management of ERP implementation was held by Ad Hoc ERP Team.
Sistem
ERP
PHASE PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI / ERP PERKEBUNAN
Piloting (Proses Bisnis 4 Komoditas)
27 September 2012
Inisiasi Persiapan
Mock Up Design System
Development System
Evaluasi dan Peningkatan
Deployment Implementasi
Pemeliharaan 30 Maret 2016
Kegiatan : 1. Review 2. Peningkatan Kinerja Sistem ERP
Rencana
2 Bulan
4 Bulan
14 Bulan
6 Bulan
Realisasi
2 Bulan
4 Bulan
14 Bulan 10 hari
7 Bulan
4 Bulan
12 Bulan
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
205
Tata Kelola Teknologi Informasi Information Technology Governance
Tata Kelola Teknologi Informasi PTPN VII disusun berdasarkan Permen PER-2/MBU/2013 Tentang Panduan Penyusunan Pengelolaan Teknologi Informasi Badan Usaha Milik Negara yang diterbitkan tanggal 18 Feruari 2013. Tata Kelola Teknologi Informasi PTPN VII merupakan pedoman untuk mengimplementasikan pengelolaan dan Manajemen Teknologi Informasi (TI), agar Tata Kelola TI yang dilaksanakan perusahaan sesuai dengan kaidah standar dan best practice Tata Kelola TI.
PTPN VII IT Governance was drafted based on Minister Regulation PER-2/MBU/2013 of SOE IT Management Preparation Manual published on 18 February 2013. PTPN VII IT Governance is a manual to implement IT management, in order the IT Governance carried out by company is based on IT Governance standard and best practices.
Maksud dan tujuan penyusunan dan penetapan Tata Kelola TI PTPN VII adalah sebagai berikut: a. Mendukung terciptanya Good Corporate Governance Perusahaan b. Memberikan pengaturan kepada penyelenggara dan pelaksana terkait layanan TI Perusahaan untuk melaksanakan Kebijakan Pengelolaan TI Perusahaan secara konsisten dan berkesinambungan c. Memberikan kerangka acuan bagi penyelenggara dan pelaksana terkait layanan TI Perusahaan dalam penyusunan dan penetapan Petunjuk Pelaksanaan dan Prosedur agar terjadi sinergi antara pengembangan dan operasional TI di lingkungan Perusahaan.
Purpose and objective of PTPN VII IT Governance preparation and determination are following: a. Supporting the creation of Company GCG
Pada tahun 2015 PTPN VII telah mengimplementasikan Tata Kelola TI meliputi : • Pelaksanaan Audit TI melalui audit SMT, • Mendisiplinkan pencatatan setiap kegiatan TI sesuai dengan prosedur, • Implementasi Project Manajemen ERP sesuai dengan dokumen Tata Kelola TI tahun 2015, • Pelaksanaan pertemuan strategi komite TI dalam agenda rapat gabungan dengan dewan komisaris. • Mereviu dan memformalkan dokumentasi tata kelola TI.
In 2015, PTPN VII has implemented IT Governance comprising: • Implementation of IT Audit through SMT audit, • Disciplining recording on every IT activities based on procedure • Implementation of ERP Management Project based on 2015 IT Governance documents • Implementation of IT Committee strategy meeting in joint meeting agenda with Board of Commissioner • Reviewing and formalizing IT Governance documentation
COBIT
IT-IL
b. Providing arrangement to administrator and executor related to Company IT to carry out Company IT Management consistently and continuously c. Providing reference framework for administrator and executor related to Company IT in drafting and determination of Implementation and Procedure Instruction in order the synergy between IT development and operational in the company can be established.
ISO 27001
TATA KELOLA TI PTPN 7 EVALUASI, PENGARAHAN DAN PENGAWASAN TI
Penyelarasan, Perencanaan & Pengorganisasian TI
Pengembangan, Pengadaan, dan implementasi Layanan TI
Penyediaan, dukungan, dan pelayanan TI
PENGAWASAN, EVALUASI TI DAN ANALISIS LAYANAN TI
KEBUTUHAN
Rencana Strategis
MASTER PLAN TI KAPABILITAS
206
Tinjauan Operasional Operational Review
Master Plan Teknologi Informasi
Information Technology Master Plan
PTPN VII telah menyusun Master Plan TI PTPN VII periode 2015-2019. Penyusunan Master Plan TI 2015 -2019 mengacu dan berpedoman pada Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-2/MBU/2013 Tentang Panduan Penyusunan Pengelolaan Teknologi Informasi Badan Usaha Milik Negara yang diterbitkan tanggal 18 Feruari 2013.
The preparation of 2015-2019 IT Master Plan referred and based on Ministry of SOE Regulation Number: PER-2/MBU/2013 concerning SOE Information Technology Preparation Guidelines published on 18 February 2013.
Tujuan dari Master Plan TI PTPN VII adalah untuk menghasilkan acuan yang komprehensif dan terintegrasi bagi kebijakan Direksi PTPN VII dalam penerapan dan pengembangan TI.
The objectives of PTPN VII IT Master Plan are to yield a comprehensive and integrated reference for PTPN VII BOD policy in implementation and development of the IT.
Pada tahun 2015 PTPN VII telah mengimplementasikan inisiatif - inisiatif TI diantaranya adalah : • Implementasi ERP (Modul SDM, Pemasaran, Agenda/Kesekretariatan) dan • Pengelolaan Aset, Infrastruktir dan Layanan TI
In 2015 PTPN VII has implemented IT initiatives including: • •
ERP implementation (HR Module, Marketing, Agenda/Secretarial) and Infrastructure Asset Management and IT Service
Kerangka Besar Master PLAN TI PTPN VII 2015-2019 Strategi Perusahaan
Arsitektur Bisnis
Strategi TI
Strategi Bisnis
Best Practice
Tata Kelola TI Kebutuhan Bisnis Terhadap TI
Ha
k
rd w ar e
or tw Ne
Tren Teknologi
Arsitektur Sistim Informasi (Aplikasi & Data)
pa tu
ha
n
Kerahasiaan
gr Inte
Portofolio Alternatif TI
I n So fra ftw st a ru re ct ur e
Ke
er nt Ce
itas
fitas
ta Da
Efis ien si
Efekti
Arsitektur Teknologi
an
Kehan
s
ia ed
dalan
r te Ke
2015
2016
2017
2018
2019
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
207
Investasi TI Tahun 2015 2015 IT Investment
Pada tahun 2015 realisasi biaya Pengembangan TI mencapai Rp721 Juta, realisasi pengembangan Sistem/Sertifikasi mencapai Rp529 juta, Adapun total biaya TI & Pengembangan Sistem mencapai Rp1.249. juta, berada di bawah realisasi tahun 2014 yang mencapai Rp6.348 juta
In 2015 realization of IT Development cost reached Rp721 million, realization of System/Certification development reached Rp529 million. As for total IT cost and System Development attained Rp1,249 million, below 2014 realization that reached Rp6,348 million.
Biaya Teknologi Informasi (Rp ribu)
Information Technology Expenses (Rp thousand)
Pengembangan TI
2015
2014
472.986
1.242.226
21%
Integrated Information System/ERP
Tata Kelola TI
-
235.705
0%
IT Governance
Tata Kelola Email Korporasi
-
-
0%
Corporate Email Governance
Disaster Recovery Center
-
-
0%
Disaster Recovery Center
248.042
400.236
62%
LAN/WAN Network Development
-
0%
Network Security
Sistem Informasi Terintegrasi/ERP
Pengembangan Jaringan LAN / WAN Keamanan jaringan
2015 : 2014
IT Development
Master Plan TI
-
294.704
0%
IT Master Plan
Data Center
-
144.400
0%
Data Center
Sub Total Pengembangan TI
721.028
2.999.265
24%
Sub Total IT Development
Pengembangan Sistem/ Sertifikasi
528.758
681.995
78%
System/Certification Development
-
3.348.665
0%
System Maintenance Development
1.249.786
6.347.930
20%
Total Expenses
Biaya Pemeliharaan Sistem Total Biaya
208
Tinjauan Operasional Operational Review
Pemeliharaan dan Pengembangan Infrastruktur TI Tahun 2015 2015 IT Infrastructure Maintenance and Development
Program kerja pemeliharaan dan pengembangan infrastruktur Bagian TI dan Sistem tahun 2015 meliputi:
Work program of maintenance and development of IT and System Division infrastructure in 2015 were:
•
Pemeliharaan Infrastruktur TI pendukung proses bisnis, meliputi : Sistem Informasi/ Software Aplikasi, dan Infrastruktur (Komputer Desktop dan Notebook; Server & BackUp Data; Sistem keamanan Informasi; Email dan Website Korporasi; Jaringan WAN dan LAN; Layanan Internet; Layanan Video Conference, VoIP)
•
•
Pengembangan Jaringan WAN & LAN. Sampai dengan tahun 2015, seluruh kantor wilayah kerja PTPN VII dapat diintegrasikan melalui Jaringan WAN yang terpusat di Kantor Direksi.
•
•
Directory Service. Pengembangan Directory Service telah menghasilkan Layanan Active Directory yang dapat terintegrasi dengan Program ERP dan Layanan E-Mail Perusahaan.
•
Directory Service. Directory Service development has yielded Active Directory Service that can be integrated with ERP Program and Corporate Email Service.
•
Layanan Email Perusahaan berbasis Microsoft Exchange Server yang pengelolaannya terintegrasi dengan Active Directory dan Sophos UTM dimanfaatkan sebagai media komunikasi perusahaan baik di internal maupun dengan pihak eksternal
•
Corporate Email Service based Microsoft Exchange Server which its management was integrated with Active Directory and Sophos ITM used as a medium of communication companies both internally and with external parties
•
Video Conference dimanfaatkan sebagai media untuk melakukan pembahasan atau rapat secara Live baik data maupun video di LO Jakarta, Kandir, dan Kantor Distrik. Melalui pemanfaatan Teknologi Video Conference perusahaan mampu mengefisiensikan biaya perjalanan dinas sekitar Rp300-500 Juta/tahun
•
Video Conference is utilized as media to perform live discussion or meeting either in form of data or video in LO Jakarta, Kandir, and District Office. Through utilization of Video Conference Technology the company is able to create official travel trip more efficient in about Rp300-500 million/year.
Maintenance of IT Infrastructure as supporting of the business process covering: Information System/Application Software and Infrastructure (Desktop Computer and Notebook; Server and Back Up Data; Information Security System; Corporate Email and Website; WAN and LAN Network; Internet Service; Video Conference Service; VoIP). Development of WAN and LAN Network. Until 2015, the entire work office of PTPN VII can be integrated via WAN network centralized in Head Office.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
209
Sistem Manajemen Terpadu Nusantara 7 (SMTN7) Integrated Management System of Nusantara 7 or IMSN7 SMTN7 merupakan upaya memenuhi persyaratan pelanggan dan perundangan yang berlaku dengan penerapan 7 (tujuh) sistem manajemen berstandar internasional dan nasional secara terintegrasi, meliputi:
IMSN7 is an effort to meet the customer requirements and applicable legislation with application of 7 (seven) National and International Standard Management Systems integrally, including:
• • •
• •
• •
•
•
ISO 9001 : 2008 Sistem Manajemen Mutu, ISO 14001 : 2004 Sistem Manajemen Lingkungan, OHSAS 18001 : 2007 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, ISO 22000 : 2005 Sistem Manajemen Keamanan Pangan, Permentan nomor 19/Permentan/OT.140.3.2011 tanggal 29 Maret 2011 tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Indonesian Sustainable Palm Oil/ISPO), Permen BUMN nomor PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence 2013 -2014.
• • • • •
ISO 9001:2008 Quality Management System, ISO 14001 : 2004 Environmental Management System, OHSAS 18001 : 2007 Work Health and Safety Management System , ISO 22000 : 2005 Food Safety Management System, Permentan No 19/Permentan/OT.140.3.2011 dated 29 March 2011 regarding Guideliness of Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), Permen SOE No. PER-01/MBU/2011 dated 1 August 2011 regarding GCG Application on SOE Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence 2013-2014.
Kick off Implementasi SMTN7 pada tanggal 3 April 2014. Guna memperoleh pengakuan atas implementasi SMTN7, PTPN VII bekerja sama dengan lembaga sertifikasi yang memiliki kompetensi sesuai sistem manajemen yang ada, antara lain :
Kick Off of IMSN7 Implementation on 3 April 2014. To derive recognition on IMSN7 implementation, PTPN VII in cooperation with certification institution that has competency pursuant to existing management system, including:
1. PTPN VII bekerja sama dengan PT Sucofindo sebagai salah satu lembaga yang dapat menerbitkan sertifikat ISO, OHSAS secara terintegrasi (satu sertifikat mencakup beberapa ISO dan untuk satu perusahaan). 2. PTPN VII bekerja sama dengan PT Mutu Indonesia Strategis Berkelanjutan sebagai salah satu lembaga sertifikasi ISPO yang memiliki kompetensi untuk melakukan proses sertifikasi dan sudah diakui oleh Komisi ISPO. Komisi ISPO adalah lembaga yang memiliki peran sebagai pemberi rekomendasi sertifikat ISPO yang ditunjuk oleh Pemerintah. 3. PTPN VII melaksanakan asesmen GCG sesuai peraturan yang berlaku.
1. PTPN VII in cooperation with PT Sucofindo as an institution who could establish ISO, OHSAS certificate integrally (one certificate consists of several ISO and for one company)
4. PTPN VII melaksanakan peraturan yang diamanatkan oleh kementerian BUMN melalui evaluasi pelaporan implementasi Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU). Proses evaluasi/ penilaian dilakukan setiap tahun oleh tim yang ditunjuk oleh kementerian BUMN.
4. PTPN VII carries out regulation mandated by Ministry of SOE through evaluation on reporting of Superior Performance Assessment Criteria implementation. Evaluation/assessment process is conducted every year by team appointed by Ministry of SOE.
2. PTPN VII in cooperation with PT Mutu Indonesia Strategis Berkelanjutan as an institution publishes ISPO Certification and has competency to perform certification process and has acknowledged by ISPO Commission. ISPO Commission is an institution that has an important role as provider of ISPO certificate recommendation appointed by Government 3. PTPN VII implement GCG assessment in accordance with applicable regulations.
210
Tinjauan Operasional Operational Review
Pengembangan Sistem dan Corporate Management Representative pada tahun 2015 meliputi:
System Development and Corporate Management Representative in 2015 was comprising:
•
•
•
• •
•
Audit SMTN7 Stage -2, saat ini sedang dalam proses penerbitan sertifikat oleh PT Sucofindo. Sertifikasi ISPO, proses sertifikasi ISPO untuk Unit Bekri, Unit Rejosari, Unit Sungai Lengi dan Unit Betung sedang dalam proses verifikasi oleh Tim Penilai di Komisi ISPO Audit Internal SMTN7 Monitoring Tindak Lanjut OFI to AFI KPKU tahun 2014 -2015 dan pengiriman dokumen aplikasi hasil implementasi KPKU PTPN VII tahun 2015 ke Tim Holding Perkebunan Pengawalan dan Internalisasi SMTN7
•
• •
•
IMSN7 Audit Stage 2, at present it is currently in the process of certification issuance by PT Sucofindo ISPO certification process for Bekri Unit, Rejosari Unit, Sungai Lengi Unit and Betung Unit is currently on verification process by Assessor Team in ISPO Commission IMSN7 Internal Audit Monitoring on OFI t AFI ACfEP Follow Up year 2014-2015 and delivery of application document , result of 2015 PTPN VII ACfEP to Plantation Holding Team Monitoring and Internalization of IMSN7
Laporan Tahunan
INTEGRATED POLICY PT Perkebunan Nusantara VII PTPN VII as a company engages in plantation aware and committed to align the company goal by maintaining quality, environmental preservation, Occupational Health and Sacurity, Food Safety and Community Empowerment as well as enhance performance sustainably and consistently by: 1. Optimization of company’s asset management, company development, HR and organization management, financial resources as well as partnership and community relationship. 2. Obey and comply to relevant law and regulation and requirements related to environment, OHS, food grade, ISPO, GCG and Baldrige Criteria Requirements which continuously improved, reviewed its conformity and evaluated its effectiveness based on PTPN VII activities, products and services. 3. Stipulate objectives and goals of quality, environment, OHS and food safety as well as review its achievement periodically 4. Create products based on Indonesian National Standard, food safety requirements and other requirements stipulated by customers, to meet customer’s satisfaction and establish mutual benefitting feedback relationship. 5. Prioritize pollution prevention and reduction specifically liquid waste, Toxic and Hazardous Waste (THW), non THW solid waste and air emission, perform zero burning, and prevention on work accident and occupational disease 6. Actively participate in environmental care activities as form of company’s social responsibility to community by referring to “PTPN 7 Care 7” Program (Partnership, Natural Disaster, Education, Health, Development, Religious and Environmental Preservation Care) This policy is open for public and socialized to all PTPN VII’s employees.
2015 Annual Report
211
212
Tinjauan Operasional Operational Review
Manajamen Aset Asset Management
Di dalam Sistem Manajemen Terpadu Nusantara 7, diagram konteks Manajemen Aset dilaksanakan melalui beberapa aktivitas yang sistematis melalui pendekatan proses-proses: Inventarisasi dan Identifikasi Aset; Pengelolaan Aset; Penghapusbukuan dan Pemindahtanganan. Oleh sebab itu Kepala Bagian Akuntansi berkewajiban memastikan bahwa: Proses pelepasan aset dan proses penghapusbukuan aset telah sesuai dengan Peraturan yang berlaku; Pendataan/inventarisasi aset serta transaksi yang berkaitan dengan aset telah didokumentasikan dengan akurat, lengkap, dan dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan Kepala Bagian Hukum dan Regulasi berkewajiban memastikan bahwa: Proses kerjasama optimalisasi aset telah sesuai dengan peraturan yang berlaku guna memperoleh nilai tambah bagi perusahaan. Kepala Bagian Pengkajian dan Pengembangan berkewajiban memastikan bahwa Proses optimalisasi aset telah melalui pengkajian baik teknis maupun ekonomis atas potensi aset yang dapat dikembangkan dan dikerjasamakan.
In Integrated Management System of Nusantara 7, diagram of Asset Management context is carried out through several systematic activities through approach of processes: inventory and asset identification; asset management; writeoff and handover. Therefore Head of Accounting Section obligates to ensure that: asset release process and asset write-off process have complied with applicable Regulation; asset data collection/ inventory and transactions related to asset has been documented accurately, completely, and can be accounted for. Whereas Head of Legal and Regulation Section obligate to ensure that: Process of asset optimization cooperation has been in conformity with applicable regulation to obtain added-value for company. Head of Study and Development Section obligates to ensure that asset optimization process has been through study/research either technically or economically on asset potential that can be developed and cooperated.
Sasaran yang ingin dicapai dalam Manajemen Aset adalah tercapainya Optimalisasi Aset sebesar 100% dan Pengisian Portal Aset 100%.
Target wished to be achieved in Asset Management is achievement of Asset Optimization in the amount of 100% and Asset Portal Fulfillment 100%.
PTPN VII telah mengasuransikan aset tetap terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp2.454.837.456,- dan Rp2.102.214.468,- pada tanggal 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013. Nilai tersebut cukup memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan, mengingat aset tetap Perusahaan terletak di beberapa lokasi, sehingga kemungkinan timbulnya kerugian dalam waktu yang bersamaan untuk beberapa lokasi adalah sangat kecil.
PTPN VII has been insuring fixed asset on fire risk and other risk based on specific policy package with the amount of insurance respectively of Rp2,454,837,456,- and Rp2,102,214,468,- on 31 December 2014 and 31 December 2013. This value is quite adequate to cover possibility of loss on insured asset, given Company’s fixed assets are located on several locations; hence the possibility of loss occurred at the same time for several location is very small.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
213
Pengadaan Barang dan Jasa Goods and Service Procurement
Di dalam Sistem Manajemen Terpadu Nusantara 7 (SMTN7), diagram konteks Manajemen Logistik dilaksanakan melalui beberapa aktivitas yang sistematis melalui pendekatan proses-proses yaitu:
Within Integrated Management System of Nusantara 7, the diagram of Logistic Management context is carried out through several systematic activities through processes approaches namely:
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
Perencanaan Pengadaan Barang dan/atau Jasa Pengadaan Barang dan/atau Jasa Pengelolaan Pergudangan Material Penyusunan Daftar Rekanan
Goods and/or Service Procurement Plan; Goods and/or Service Procurement; Material Warehousing Management; Partnership List Drafting.
Oleh sebab itu Kepala Bagian Logistik berkewajiban memastikan bahwa:
Therefore Head of Logistic Section obligates to ensure that:
1. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa menerapkan prinsip-prinsip efisien, efektif, kompetitif, transparan, akuntabel, adil dan wajar, serta mencegah kehilangan momentum bisnis yang dapat menimbulkan kerugian sesuai Pedoman pengadaan barang dan/atau jasa yang berlaku di PTPN VII;
1. Implementation of goods and service procurement applies efficient, effectiveness, competitive, transparent, accountable, fair and natural principles, as well as prevent business momentum lost that could generate loss based on Goods and/or Service Procurement Guidelines applicable in PTPN VII;
2. Pengadaan barang dan/atau jasa memenuhi kriteria tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu, dan harga wajar;
2. Goods and/or Service Procurement meets criteria of right on time, right on quantity, right on quality, and reasonable price;
3. Penyusunan Daftar Rekanan dan evaluasi kinerja rekanan dilaksanakan untuk menjamin prosedur pengadaan barang dan/atau jasa dapat berjalan sesuai Pedoman yang berlaku di PTPN VII.
3. Partnership List Drafting and partner performance evaluation is held to ensure goods and/or service procurement can be run in compliance with applicable Guidelines in PTPN VII.
Sasaran yang ingin dicapai dalam Manajemen Logistik adalah :
Targets wished to be achieved in Logistic Management are:
a. Kinerja Proses Pengadaan Barang dan Jasa (Waktu proses) b. Kinerja Vendor c. Skor kepuasan rekanan minmal 70
a. Performance of process of goods and service procurement b. Performance of Vendor c. Business partner satisfaction score at least is 70
Perusahaan menyadari pentingnya sistem pengadaan barang dan jasa yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mendukung terciptanya persaingan usaha yang sehat. Guna pengadaan barang dan jasa terlaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku, perusahaan senantiasa memenuhi prinsip-prinsip :
The Company awares the importance of goods and service procurement system effectively and efficiently, and support creation of healthy business competitiveness. To ensure implementation of goods and service procurement is met, the company always meets principles:
• • • • •
• • • • •
Efisien Efektif Ekonomis Kompetitif Transaparan
Efficient Effective Economic Competitive Transparent
214
• • • • •
Tinjauan Operasional Operational Review
Adil dan wajar Akuntabel Optimal Mengutamakan produksi dalam negeri dan pemberdayaan usaha kecil/koperasi Mengutamakan sinergi antara BUMN, anak perusahaan, dan/atau perusahaan terafiliasi BUMN
Selain itu, guna membina hubungan perusahaan dengan stakeholder (rekanan), perusahaan senantiasa telah mengupayakan beberapa hal sebagai berikut:
• • • • •
Fair and reasonable Accountable Optimum Prioritizing on domestic production and small enterprises empowerment Prioritizing synergy between SOE, subdiriaries, and/or SOE-affiliated company
Moreover, to maintain relationship with stakeholders company has always attempted several terms below:
a. Perusahaan memperlakukan rekanan/ pemasok sebagai mitra kerja dan bukan sebagai objek untuk mengharapkan atau untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
a. Company treats partners/supplier as business partner and not as an object to expect or to obtain personal advantages
b. Memberi perlakuan yang sama terhadap semua rekanan baik dalam proses untuk menjadi rekanan maupun dalam kesempatan untuk mengikuti lelang/tender pengadaan barang dan/atau jasa.
b. Provide equal treatment to all partners either in process to be partner or in an opportunity to participate in tender auction for goods and service procurement
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
215
Kriteria Penilaian Kinerja Unggul “Malcolm Baldrige” Assessment Criteria for Performance Execellence “Malcolm Baldrige” Menindaklanjuti Keputusan Kementerian BUMN untuk membangun dan mengimplementasikan sistem pengelolaan dan pengendalian kinerja BUMN berbasis Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU), PTPN VII telah menerapkan Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) yang bersifat mandatory bagi setiap BUMN tanpa terkecuali sejak tahun 2012. KPKU yang diimplementasikan merupakan adopsi dan adaptasi dari Kriteria Baldrige atau Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence.
Following up Ministry of SOE Decree to develop and implement management and controlling of SOE Performance based on Assessment Criteria for Performance Excellence (ACfPE), PTPN VII has applied ACfPE which is mandatory for every SOE without exception since 2012. ACfEP that has been implemented is adoption and adaptation of Malcolm Baldrige Criteria for Excellence Performance.
KPKU memuat kriteria 7 (tujuh) kategori kriteria penilaian yakni:
ACfPE contains seven (7) categories of assessment criteria, namely:
1. Kategori 1 : Kepemimpinan • Kepemimpinan senior • Tata Kelola dan Tanggung Jawab Sosial
1. Category 1: Leadership • Senior Leadership • Governance and Social Responsibility
2. Kategori 2 : Perencanaan Strategis • Pengembangan Strategis • Implementasi Strategis
2. Category 2: Strategic Planning • Strategic Development • Strategic Implementation
3. Kategori 3 : Fokus Pelanggan • Suara Pelanggan • Kerekatan Pelanggan
3. Category 3: Customer Focus • Voice of the Customer • Customer Loyalty
4. Kategori 4 : Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan • Pengukuran, Analisis, dan Perbaikan Kinerja Organisasi • Manajemen Pengetahuan, Informasi, dan Teknologi Informasi
4. Categor y 4: M easurement, Analysis and Knowledge Management • Measurement, Analysis, and Improvement of Organizational Performance • Knowledge Management, Information and Information Technology
5. Kategori 5 : Fokus Tenaga Kerja • Lingkungan Tenaga Kerja • Kerekatan Tenaga Kerja
5. Category 5: The focus of Manpower • Workforce Environment • Workforce loyalty
6. Kategori 6 : Fokus Operasi • Proses Kerja • Efektivitas Operasional
6. Category 6: Operation Focus • Work Process • Operational Effectiveness
7. Kategori 7 : Hasil • Hasil-Hasil Produk dan Proses • Hasil-Hasil Fokus Pelanggan • Hasil-Hasil Fokus Tenaga Kerja • Hasil-Hasil Kepemimpinan dan Tata Kelola • Hasil-Hasil Keuangan dan Pasar
7. Category 7: Results • Product and Process Results • Customer Focus Results • Workforce Focus Results • Leadership and Governance Results • Financial and Market Results
Pada tahun dilaksanakan oleh PTPN III Perkebunan
In 2015, PTPN VII ACfPE assessment was held by evaluator assigned by PTPN III (Persero) as Plantation Holding Company to calculate ACfPE. Scoring method performed was by evaluating
2015, penilaian KPKU PTPN VII oleh evaluator yang ditugaskan (Persero) selaku Perusahaan Holding untuk menghitung Skor Kriteria
216
Tinjauan Operasional Operational Review
Penilaian Kinerja Unggul (KPKU). Metode skoring yang dilakukan adalah dengan mengevaluasi dokumen yang tersedia dan hasil wawancara. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh skor KPKU tahun 2015 sebesar 417,75 meningkat sebesar 40,5 dari skor tahun lalu sebesar 377,25. Dengan demikian, selama tiga tahun berturut-turut skor KPKU mencapai nilai 416,25 untuk tahun 2013, 377,25 untuk tahun 2014, dan 417,75 untuk tahun 2015, kesemuanya masuk dalam predikat yang sama, yakni Early Improvement predicate, average level.
available documents and interview results. Based on calculation result was obtained 2015 ACfPE score in the amount of 417.75 increasing 40.5 from prior year’s score by 377.25. Therefore, during three consecutive years ACfPE score reached value 416.25 for 2013, 377.25 for 2014, and 417, 75 for 2015, all of them included in the same predicate, namely Early Improvement Predicate, Average Level.
Untuk meningkatkan kompetensi SDM terkait implementasi KPKU, manajemen mengikutkan 2 (dua) orang karyawan PTPN VII untuk mengikuti Workshop Opportunity for Improvement (OFI) to Action for Improvement (AFI) KPKU serta 3 (tiga) orang untuk mengikuti pelatihan asesor KPKU BUMN Holding Perkebunan.
To improve HR competency related to ACfPE implementation, Management engaged 2 (two) PTPN VII’s employees to participate in Opportunity for Improvement to Action for Improvement ACfPE workshop and 3 (three) people to participate in SOE Plantation Holding ACfPE assessor training.
876-1000
Effort S
World Leader
676-775
476-575
276-375
Good Performance
Early Result
0-275
Development
Industry Leader
776-875
Benchmark Leader
576-675
376-475
Emerging Industry Leader
Early Improvement
MBNQA Score
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Corporate Governance
Laporan Tahunan 2015 Annual Report
218
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Corporate Governance Skor GCG tahun 2015 : 84,80
PTPN VII senantiasa memastikan bahwa seluruh insan Perusahaan menerapkan prinsip-prinsip GCG di dalam setiap kegiatan operasional Perusahaan, meliputi Transparency, Accountability, Responsibility, Independency dan Fairness. PTPN VII is constantly ensuring that all human Company applies GCG principles in every Company’s operational activities, involving Transparency, Accountability, Responsibility, Independency and Fairness
PTPN VII memiliki kesungguhan dalam meningkatkan penerapan praktik GCG. Manajemen menyadari bahwa penerapan GCG saat ini tidak hanya sebagai pemenuhan kewajiban, namun telah menjadi kebutuhan dalam menjalankan kegiatan bisnis perusahaan dalam rangka menjaga pertumbuhan usaha secara berkelanjutan, meningkatkan nilai perusahaan dan sebagai upaya agar mampu bertahan dalam persaingan. Konsistensi dalam menerapkan praktik GCG secara utuh akan menjadi landasan yang kokoh bagi PTPN VII dalam menghadapi berbagai perubahan lingkungan global yang semakin dinamis dan turbulen.
PTPN VII has seriousness in improving GCG practices implementation. Management realizes that GCG implementation nowadays is not just as fulfillment of obligation, but it has become a necessity in running the company’s business activities in order to maintain business growth sustainably, to increase the value of the company and as an effort in order to be able to survive in the competition. Consistency in implementing GCG practices as a whole will be a strong foundation for PTPN VII in confronting increasingly dynamic and turbulent global environmental change.
PTPN VII telah melakukan sejumlah program pengembangan dan penerapan praktek GCG antara lain mengembangkan kebijakan dan peraturan yang dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk meningkatkan praktek GCG. PTPN VII juga mengembangkan model pengelolaan perusahaan yang mampu mendukung tumbuhnya profesionalitas, transparansi, akuntabilitas, kesetaraan, dan tanggung jawab.
PTPN VII has conducted numbers of GCG practices development and implementation program including by developing policies and regulations to create a favorable environment to improve GCG practices. PTPN VII has also developed a company management model which is able to support the growth of professionalism, transparency, accountability, equality, and responsibility.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
219
PTPN VII senantiasa memastikan bahwa seluruh insan Perusahaan menerapkan prinsip-prinsip GCG di dalam setiap kegiatan operasional Perusahaan, meliputi Transparency, Accountability, Responsibility, Independency dan Fairness. Asesmen terhadap penerapan GCG dilaksanakan secara rutin, baik dengan metode self assessment maupun dengan menggunakan asesor independen dari BPKP Perwakilan Provinsi Lampung. PTPN VII juga senantiasa menindaklanjuti rekomendasi hasil asesmen.
PTPN VII is constantly ensuring that all human Company applies GCG principles in every Company’s operational activities, involving Transparency, Accountability, Responsibility, Independency and Fairness. Assessment of GCG implementation is carried out regularly, either by self assessment method or by using independent assessors from BPKP Lampung Province Representative. PTPN VII is also continuously following up the recommendation of the assessment results.
Pada tahun 2015, PTPN VII memperoleh beberapa penghargaan berkaitan dengan praktik GCG, yakni penghargaan kategori PROPER Hijau dan PROPER Biru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), penghargaan Industri Hijau dari Kementerian Perindustrian, dan penghargaan ketaatan dan kepatuhan membayar pajak dari Pemerintah Kabupaten Muaraenim tahun 2015 untuk Distrik Sumatera Selatan Unit Beringin.
In 2015, PTPN VII received several GCG practices awards, namely PROPER Green and PROPER Blue award from Ministry of Environment and Forestry, Green Industry award from Ministry of Industry, and Obedience and Compliance in paying taxes awards from Muaraenim District Government in 2015 for South Sumatera District, Beringin Unit.
Tujuan Penerapan Tata Kelola Perusahaan The Objectives of Corporate Governance Implementation Penerapan Good Corporate Governance oleh perseroan mutlak diperlukan agar tercapai keseimbangan hubungan antar organ-organ perseroan, yang mencakup hubungan dengan struktur kelembagaan dan mekanisme operasional (keseimbangan internal), serta terpenuhinya tanggung jawab perseroan sebagai entitas bisnis dalam masyarakat dan seluruh stakeholders. Hubungan antara perseroan dengan seluruh stakeholders (keseimbangan eksternal) yang harmonis pada akhirnya akan memberi nilai tambah bagi perseroan. Hubungan tersebut akan menentukan arah pengembangan dan meningkatkan kinerja perseroan serta berjalannya fungsi-fungsi pengelolaan perusahaan secara efektif dan efisien.
The GCG implementation by company is absolutely required in order to achieve a balance of relationship among the company’s organs which covering organizational structure and operational mechanism (internal balance), and fulfillment of company’s responsibility as a business entity in community and all stakeholders. Harmonious relationship between the company and all stakeholders (external balance) eventually it will provide value-added for the company. Those relationships will determine the development direction and enhance the company’s performance as well as the functions of company management to run effectively and efficiently.
220
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
Penerapan GCG oleh perseroan bertujuan untuk : a. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggungjawab, dan adil agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional; b. Mendorong pengelolaan perusahaan secara profesional, transparan dan efisien, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Organ; c. Mendorong agar organ dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggungjawab sosial perusahaan terhadap stakeholders maupun kelestarian lingkungan di sekitar perusahaan; d. Meningkatkan kontribusi perusahaan dalam perekonomian nasional; e. Meningkatkan iklim investasi nasional; f. Mensukseskan program privatisasi.
The objectives of GCG implementation by the company are to: a. Maximize the company’s value by improving the openness, accountability, trustable, responsible, and fair principle in order the company has a strong competitiveness, both nationally and internationally; b. Encourage the management of the company professionally, transparently and efficiently, as well as empower the function and enhance the organ independency; c. Encourage the organ in making the decision and perform action based on high moral value and obedience to applicable law and regulation, as well as awareness on the existence of corporate social responsibility to stakeholders or environmental preservation in the vicinity of the company; d. Improve the company contribution in the national economic; e. Enhance the national investment climate; f. Manage the privatization program successful.
Dasar Acuan Implementasi GCG Basic Reference of GCG Implementation PTPN VII telah mengembangkan struktur dan sistem tata kelola perusahaan sejak tahun 2004 yang tertuang dalam Surat Keputusan Direksi No:7.6/Kpts/435/2004 tanggal 20 Oktober 2004 tentang Pedoman Good Corporate Governance dan telah disempurnakan kembali dengan Surat Keputusan Bersama Direksi & Dewan Komisaris No:7.15/Kpts/26/2013 tanggal 4 Desember 2013 tentang Penyempurnaan Pedoman Good Corporate Governance.
PTPN VII has developed corporate governance structure and system since 2004 that listed on BOD Decree Number: 7.6/Kpts/435/2004 dated 20 October 2004 regarding Guidelines of GCG and has been re-updated with BOD and BOC Joint Decree Number:7.15/Kpts/26/2013 dated 4 December 2013 of Improvement of Good Corporate Governance Guidelines.
Penerapan GCG di PTPN VII terus ditingkatkan dengan berpedoman pada sejumlah peraturan yang menjadi landasan hukum pelaksanaan tata kelola sesuai yang diwajibkan oleh induk Holding PTPN III (Persero), yakni:
GCG implementation in PTPN VII is continuously improved by referring to several regulations which becomes the legal basis of GCG implementation obligated by PTPN III (Persero) parent holding, namely:
1. UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; 2. Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/ MBU/2011 tentang Penerapan Praktik GCG pada BUMN; 3. Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-09/ MBU/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (good corporate governance) pada BUMN;
1. Law Number 40 Year 2007 of Limited Company; 2. State Minister of SOE Regulation No. PER-01/ MBU/2011 of Implementation of GCG Practices in SOE; 3. State Minister of SOE Regulation No. PER-09/ MBU/2012 of Amendment on State Minister of SOE Regulation Number PER-01/MBU/2011 of Implementation of GCG in SOE;
Laporan Tahunan
4. Surat Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN No. SK-16/S.MBU/2012 tentang Indikator/ Parameter Penilaian dan Evaluasi Atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (good corporate governance) pada BUMN; 5. Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-12/ MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris / Dewan Pengawas BUMN; 6. Anggaran Dasar PT Perkebunan Nusantara VII; 7. Pedoman Umum Good Corporate Governance.
2015 Annual Report
221
4. Secretary of Ministry of SOE Decree Number SK16/S.MBU/2012 regarding Indicator/Parameter of Assessment and Evaluation on GCG in SOE; 5. State Minister of SOE Regulation Number PER-12/ MBU/2012 of SOE BOC/BOT Supporting Organs; 6. PTPN VII Articles of Association; 7. General Guidelines of Good Governance.
Corporate
Roadmap Implementasi GCG Roadmap of GCG Implementation Persiapan Persiapan Implementasi Implementasi GCG GCG
GCG GCG Governanance perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) Mematuhi semua hukum & peraturan yang berhubungan dengan GCG (wajib & sukarela) Comply to all law and regulation which association with GCG (compulsory and voluntary)
GCG GGC Perusahaan yang terkelola dengan baik (Good Governance Corporation) Pengoperasian yang dikendalikan dengan baik melalui internal control yang wajar, implementasi manajemen resiko, dan implementasi WBS Operation which properly control through natural internal control, implementation of risk management and implementation of WBS
GCG GCC Perusahaan yang berwarga masyarakat yang baik (Good Corporate Citizen)
PERBAIKAN YANG BERKELANJUTAN
Menjadi perusahaan yang berwarga masyarakat yang baik melalui implementasi tanggung jawab sosial perusahaan Become a good citizen company through implementation of CSR
GovernancePerusahaan Perusahaan yang yang baik Governance baik dan danpenciptaan penciptaannilai-nilai nilai nilai Good Corporate Governance and creation of value Good Corporate Governance and creation of value
Tahapan Roadmap Implementasi GCG PTPN VII GCG Implementation Roadmap Stages
PTPN VII memiliki kesungguhan dan komitmen yang kuat untuk meningkatkan penerapan GCG dengan menjadikan GCG sebagai landasan operasional dan menjadikan setiap individu perusahaan sebagai motor penggerak penerapan GCG. Sosialisasi secara berkesinambungan terus dilaksanakan di seluruh tingkatan.
PTPN VII has seriousness and strong commitment to enhance the implementation of GCG by making the GCG as operational foundation and creates each company’s individu as the driving force of the GCG implementation. Continuously socialization keeps on conducted in all level.
Berdasarkan roadmap di atas, implementasi GCG di PTPN VII saat ini berada pada tahap II, yaitu Perusahaan yang dikelola dengan baik (Good Governed Corporation) melalui internal control yang wajar, implementasi manajemen risiko, dan implementasi Whistle Blowing System.
Based on the roadmap above, implementation of GCG in PTPN VII at present is at stage of II, which is Company has been managed well (Good Governed Corporation) by natural internal control, implementation of risk management, and implementation of Whistle Blowing System.
222
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
Peningkatan Kualitas dan Efektivitas GCG 2015 2015 GCG Quality and Effectiveness Improvement Beberapa program yang mendukung implementasi GCG yang telah dilaksanakan selama tahun 2015 adalah sebagai berikut :
Several programs that support GCG implementation that have been held during 2015 were following:
•
PTPN VII melaksanakan perbaikan serta proses sertifikasi Sistem Manajemen Terpadu Nusantara 7.
•
PTPN VII carried out maintenance and certification of Integrated Management System of Nusantara 7.
•
PTPN VII menyelenggarakan kegiatan pelatihan implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) bagi karyawan. Kegiatan diselenggarakan pada tanggal 9 Maret 2015.
•
PTPN VII established training regarding implementation of Enterprise Resource Planning for employee. The activity was held on 9 March 2015.
•
PTPN VII bersama tim BPKP Perwakilan Provinsi Lampung menggelar Kick off Meeting Assesment Tata Kelola Perusahaan yang Baik.
•
PTPN VII along with BPKP Lampung Province Representative established Kick off Meeting Assessment of GCG
•
PTPN VII melaksanakan Self Assessment GCG tahun 2015 diawali dengan workshop penerapan GCG dengan materi meliputi penguatan GCG, pemahaman dan perkembangan, tahapan asesmen dan metodologi. Workshop dilaksanakan bekerja sama dengan BPKP Pusat dan Perwakilan Lampung.
•
PTPN VII carried out 2015 GCG Self Assessment started with GCG implementation workshop with material comprising GCG Reinforcement, understanding and development, assessment and methodology stages. Workshop was held in collaboration with FDSA Central and Representatives Lampung.
•
Peluncuran ERP (Enterprise Resource Planning) sebuah sistem informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktivitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap.
•
ERP launching is a corporate information system designed to coordinate all resources, information and activity required to complete the business process.
•
PTPN VII menyelenggarakan sosialisasi dan pelatihan pengisian Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). (24 Juni 2015)
•
PTPN VII established socialization and training on the filling of State Officials Wealth Report on 24 June 2015
•
PTPN VII mengadakan FGD Self Assessment GCG pada 28 Oktober 2015.
•
PTPN VII held FGD of GCG Self Assessment on 28 October 2015.
•
PTPN VII menerbitkan Laporan Keberlanjutan berdasarkan standar Global Reporting Initiative (GRI). GRI menetapkan prinsip dan indikator yang dapat dipergunakan organisasi untuk mengukur dan melaporkan kinerja ekonomi, lingkungan dan sosialnya.
•
PTPN VII published Sustainability Report based on GRI. GRI sets principle and indicator that can be used by the organization to measure and report its economic, environment and social performances.
•
PTPN VII melaksanakan sosialisasi dan evaluasi Whistle Blowing System secara berkelanjutan kepada seluruh Insan Perseroan maupun para pemangku kepentingan.
•
PTPN VII carried out socialization and evaluation on Whistle Blowing System sustainably to all Company human beings and/or to stakeholders.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
223
Pedoman, Kebijakan dan Prosedur Tata Kelola Perusahaan GCG Board Manual, Policy and Procedure
PTPN VII telah memiliki dan mematuhi semua hukum yang berhubungan dengan tata kelola perusahaan, baik yang wajib maupun sukarela. Kelengkapan GCG Manual PTPN VII mencakup Pedoman GCG, Board Manual Direksi & Dewan Komisaris, Code of Conduct, serta kebijakan dan pedoman lainnya. Guna menjamin keberhasilan penerapan GCG dalam arti yang sebenarnya, PTPN VII senantiasa melaksanakan review dan penyempurnaan sejumlah kebijakan, pedoman, dan peraturan perusahaan lainnya untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi terkini serta praktek terbaik GCG. Berikut ini adalah perkembangan reviu dan penyempurnaan pedoman, kebijakan dan prosedur tata kelola yang telah dilaksanakan oleh PTPN VII.
PTPN VII has had and comply all laws that related with corporate governance, either compulsory or voluntarily. PTPN VII Manual GCG completion is covering GCG Board Manual, BOD & BOC Board Manual, Code of Conduct, and other policy and guidelines. To ensure the success of GCG implementation in true sense, PTPN VII always carries out review and improvement of many policies, guidelines and other company regulation to be adjusted with latest situation and condition as well as the best GCG practices. Following are progress of review and improvement of GCG guidelines, policy and procedure that have been carried out by PTPN VII.
Perkembangan Reviu dan Penyempurnaan Pedoman, Kebijakan dan Prosedur Tata Kelola Review Development and Improvement of Governance Guidelines, Policy and Procedure Tahun Year
< 2004
Uraian Description
• •
Persiapan Implementasi GCG Kebijakan Perusahaan
• •
Preparation of GCG Implementation Company’s Policies
• • • • • • • •
Mengembangkan struktur dan sistem tata kelola perusahaan Pedoman GCG Board Manual Direksi & Dewan Komisaris Pedoman Perilaku (Code of Conduct) Pedoman Pelaksanaan Teknologi Informasi Penyempurnaan Pedoman Pemasaran Pedoman Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PTPN 7 Peduli Menetapkan Pedoman Pelaksanaan Teknologi Informasi dalam Surat Edaran Direksi No:7.10/ SE/001/2005 tanggal 3 Mei 2005. Menetapkan Pedoman Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PTPN 7 Peduli dalam Surat Keputusan Direksi No:7.13/Kpts/01/2010 tanggal 1 April 2010. Menetapkan Internal Audit Charter yang telah disempurnakan dalam Surat Keputusan Direksi No:7.14/Kpts/002/2011 tanggal 3 Januari 2011.
• •
2004 - 2011 • • • • • • • • • •
Developed corporate governance structure and system GCG guidelines BOD & BOC Manual Board Code of Conduct Guidelines of Information Technology Implementation Marketing Guidelines Improvement Guidelines of Partnership and Community Development Program Implementation Stipulated Guidelines of Information Technology Implementation Stipulated of Guidelines of Partnership and Community Development Program Implementation of PTPN 7 Care in BOD Decree No: 7.13/Kpts/01/2010 dated 1 April 2010 Determined Internal Audit Charter that has been improved in BOD Decree No: 7.14/ Kpts/002/2011 dated 3 January 2011
224
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
• • • • • • • • • • •
2012 - 2015 • • • • • • • • • • •
Surat Keputusan Bersama Pedoman GCG No: 7.15/Kpts/26/2013 dan No: KEP-106/DKVII/12/2013 tanggal 4 Desember 2013 yang ditandatangani oleh Direksi & Dewan Komisaris. Menetapkan Board Manual Direksi & Dewan Komisaris dalam Surat Keputusan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris No:7.15/Kpts/02/2013 tanggal 2 Januari 2013. Menetapkan Pedoman Perilaku (Code of Conduct) PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) yang telah disempurnakan dalam Surat Keputusan Direksi No:7.15/Kpts/03/2013 tanggal 2 Januari 2013. Menetapkan Kebijakan Manajemen Risiko dalam Surat Keputusan Direksi No:7.8/Kpts/17/2012 tanggal 1 November 2012 Menetapkan Penyempurnaan Pedoman Pemasaran Hasil Produksi dalam Surat Keputusan Direksi No:7.12/Kpts/19/2013. Menetapkan Sistem Pelaporan Dugaan Penyimpangan (Whistle Blowing System) dalam Surat Keputusan Direksi No:7.15/Kpts/22/2013 tanggal 31 Juli 2013. Menetapkan Penyempurnaan Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran (Whistle Blowing System) PT Perkebunan Nusantara VII dalam SK Direksi No:SKR/Kpts/02/2014 tanggal 7 Mei 2014. Menetapkan Audit Commitee Charter dalam Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi No:SKR/Kpts/03/2014 tanggal Mei 2014 tentang Komite Audit Charter. Menetapkan Pedoman Pengendalian Gratifikasi dalam Surat Keputusan Direksi No:SKR/ Kpts/07/2014 tanggal 28 Oktober 2014. Menetapkan Pedoman Pengendalian Informasi dalam surat Keputusan Direksi No:SKR/ Kpts/08/2014 tanggal 28 Oktober 2014. Menetapkan Pedoman Pemasaran Hasil Produksi PT Perkebunan Nusantara VII No:PSR/ Kpts/002/2014 tanggal 1 Juli 2014 GCG Guidelines Joint Decree No: 7.15/Kpts/26/2013 and No: KEP-106/KDVII/12/2013 dated 4 December 2013 that has been signed by BOD & BOC Set BOD & BOC Board Manual in BOD & BOC Joint Decree No:7.15/Kpts/02/2013 dated 2 January 2013 Stipulated PTPN VII (Persero) Code of Conduct that has been updated in BOD Decree No:7.15/ Kpts/03/2013 dated 2 January 2013 Stipulated Risk Management Policy in BOD Decree No: 7.8/Kpts/17/2012 dated 1 November 2012 Stipulated Improvement of Production Product Marketing Guidelines in BOD Decree No: 7.12/ Kpts/19/2013 Stipulated Whistle Blowing System in BOD Decree No:7.15/Kpts/22/2013 dated 31 July 2013 Stipulated Improvement of PTPN VII Whistle Blowing System in BOD Decree No: SKR/ Kpts/02/2014 dated 7 May 2014 Stipulated Audit Committee Charter in BOC & BOD Joint Decree No: SKR/Kpts/03/2014 dated May 2014 of Audit Charter Committee Stipulated Guidelines of Gratification Control in BOD Decree No: SKR/Kps/07/2014 dated 28 October 2014 Stipulated Guidelines of Information Control in BOD Decree No:SKR/Kpts/08/2014 dated 28 October 2014 Determined Guidelines of PTPN VII Production Product Marketing No:PSR/Kpts/002/2014 dated 1 July 2014
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
225
Asesmen Kualitas Penerapan GCG Assessment on GCG Implementation Quality Tujuan pelaksanaan penilaian penerapan GCG di perusahaan adalah: Pengukuran kualitas penerapan GCG dalam rangka pemberian skor atas penerapan GCG dan pemberian kategori kualitas penerapan GCG; Identifikasi kekuatan dan kelemahan, serta penyusunan rekomendasi perbaikan penerapan GCG dalam rangka mengurangi kesenjangan pada kriteria GCG; Pemantauan konsistensi penerapan GCG dalam rangka penyempurnaan dan pengembangan kebijakan tata kelola di lingkungan BUMN. Sesuai ketentuan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/MBU/2011 pasal 44 tanggal 1 Agustus 2011 tentang kewajiban BUMN untuk melaksanakan pengukuran terhadap penerapan GCG dalam bentuk self assessment maupun oleh pihak eksternal, PTPN VII telah melaksanakan asesmen penerapan GCG tahun 2013 secara self assessment. Aspek pengujian asesmen GCG meliputi 6 (enam) aspek dengan menggunakan Indikator/parameter sesuai Surat Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN Nomor: SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang indikator/parameter penilaian dan evaluasi atas penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) pada BUMN.
Objectives of GCG implementation assessment in the company are to measure the quality of GCG implementation to provide score on GCG implementation and to provide GCG implementation quality category; Identification of GCG strength and weakness, as well as GCG implementation improvement recommendation; GCG implementation consistency monitoring in order to improve and develop governance policy in SOE environment. Based on provision of State Minister of SOE Regulation No. PER-01/MBU/2011 Article 44 dated 1 August 2011 of SOE obligation to carry out measurement on GCG implementation by self assessment or by external party, PTPN VII has carried out 2013 implementation assessment by self assessment. Aspects of GCG assessment test consisted of 6 (six) aspects by using indicators/ parameters in accordance to Secretary Ministry of SOE Decree Number: SK-16/S.MBU/2012 dated 6 June 2012 regarding assessment and evaluation indicators/parameters on good corporate governance implementation in SOE.
Asesmen atas Penerapan GCG PTPN VII tahun 2014 dilaksanakan oleh pihak eksternal, yakni BPKP Provinsi Lampung. Asesmen dilaksanakan mulai bulan Maret 2015 dan selesai pada April 2015. Pelaksanaan asesmen melalui beberapa tahapan yaitu:
Assessment on GCG Implementation in PTPN VII in 2014 was held by external parties namely FDSA Province of Lampung, Assessment was held in March 2015 and completed in April 2015. The assessment implementation passed through several stages namely:
•
Tahap persiapan meliputi pembicaraan pendahuluan, pengumpulan data awal dan penyusunan rencana kerja.
•
Preparation stage comprised of preliminary discussion, initial data collection and drafting of work plan
•
Tahap pekerjaan lapangan meliputi pengumpulan data, pengolahan data dan pembahasan dengan counterpart.
•
Field stage comprised of data collection, data processing and discussion with counterpart
•
Tahapan ketiga meliputi pemaparan hasil asesmen, tahapan verifikasi dan konfirmasi ulang atas simpulan yang diambil dan penyusunan draft laporan hasil asesmen.
•
Third stage was covering presentation of the assessment result, verification stage and reconfirmation on conclusion and drafting of assessment result report.
Berdasarkan hasil asesmen, pencapaian nilai asesmen PTPN VII atas penerapan GCG tahun 2014 adalah 83,953 (BAIK), meningkat dibandingkan tahun 2013 dengan nilai 83,125 (BAIK).
Based on assessment result, achievement of assessment grade on 2014 PTPN VII GCG implementation was 83,953 (GOOD) improved compared 2013 with grade 83,125 (GOOD).
Asesmen penerapan GCG tahun 2015 dilaksanakan dengan metode self assessment oleh pihak internal
2015 GCG Implementation assessment was held by using self assessment conducted by company
226
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
perusahaan. Asesmen dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2015 sampai dengan Mei 2016. Berdasarkan hasil asesmen, pencapaian nilai asesmen PTPN VII atas penerapan GCG tahun 2015 adalah 84,80 (BAIK), meningkat dibandingkan tahun 2014 dengan nilai 83,953 (BAIK).
internal party. The assessment was carried out on 14 December 2015 up to Mey 2016. Based on assessment result, achievement of PTPN VII assessment value on 2015 GCG implementation was 84.80 (GOOD), increasing compared to 2014 with value 83.953 (GOOD).
PTPN VII berupaya untuk menindaklanjuti rekomendasi hasil asesmen sebagai wujud dari komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara berkelanjutan.
PTPN VII strived to follow up recommendation of assessment result as form of its commitment on GCG implementation sustainably.
Aspek Pengujian Test aspect
No.
Bobot Weight
Tahun buku 2014 Fiscal year 2014
Tahun buku 2015 Fiscal Year 2015
Skor / Score
%
Skor / Score
%
1.
Komitmen terhadap penerapan tata kelola secara berkelanjutan Commitment on sustainable governance implementation
7
6,278
84,2
6,213
88,757
2.
Pemegang saham dan RUPS / Shareholders and GMS
9
8,218
90,3
8,218
91,311
3.
Dewan Komisaris / BOC
35
30,033
86,9
31,293
89,409
4.
Direksi / BOD
35
31,433
91,0
31,812
90,891
5.
Pengungkapan Informasi dan Transparansi Information presentation and transparency
9
7,991
76,6
7,264
80,711
6.
Lain-lain / Etc
5
0
0
0
0
100
83,953
83
84,800
Total
80,018
2012
83,125
83,953
84,800
2013
2014
2015
Grafik Pencapaian Skor GCG Tahun 2012-2015 GCG Score Achievement Graph for 2012-2015
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
227
Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Asesmen Penerapan GCG Tahun Buku 2014 Follow up Recommendation of 2014 GCG Implementation Assessment Result Selama tahun 2015 perusahaan telah melaksanakan Tindak Lanjut atas Areal of Improvement hasil Penilaian Mandiri (Self Assessment) Penerapan GCG Tahun 2014. Beberapa hal yang sudah ditindaklanjuti adalah sebagai berikut :
During 2015 company has carried out Follow Up on Areal of Improvement of Self Assessment of 2014 GCG Implementation. Several terms that has been followed up are following:
a. Penyempurnaan perangkat GCG yaitu Pedoman GCG dan Board Manual dengan melakukan kajian terhadap kesesuaian perubahan Anggaran Dasar dan penambahan waktu pengambilan keputusan Direksi. b. Melakukan kajian penyusunan Sistem Pengendalian Intern yang mengatur kerangka (framework) pengendalian intern. c. Membuat ketentuan sanksi pelanggaran perilaku etika dengan melakukan kajian tentang SK Pedoman Sanksi Disiplin Karyawan. d. Melakukan rekapitulasi atas penyampaian LHKPN tahun 2015 serta pelaksanaan pemberian Surat Teguran bila terdapat keterlambatan penyampaian. e. Melakukan kajian perubahan status perusahaan guna menjaga kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. f. Melakukan kajian legal terhadap pelaksanaan e-proc serta asesmen pemasok secara komprehensif. g. Menetapkan pedoman pengelolaan anak perusahaan. h. Melengkapi laporan kinerja per Direksi dengan pencapaian target kinerja per individu Direksi di samping kinerja secara kolegial kepada Dewan Komisaris.
a. Improvement on GCG device namely GCG Manual and Board Manual by performing study on conformity of Articles of Association and extra time for BOD in the Decision Making. b. Performing study on Internal Controlling System which regulates internal controlling framework. c. Performing provision on sanction for ethical conduct violation by conducting study on Decree Manual for Employee Discipline Sanction d. Performing recapitulation on 2015 State Officials Wealth Report as well as implementation of Reprimand Letter if there is a late in submission. e. Performing study on company status change to maintain regulatory compliance. f. Performing legal study on implementation of e-proc as well as supplier assessment comprehensively. g. Stipulating subsidiaries management guidelines. h. Completing performance report per Director with achievement of performance target per Director beside performance collegially to Board of Commissioner.
Rencana Peningkatan Implementasi GCG Tahun 2016 2016 GCG Implementation Improvement Plan
Sebagai bagian dari upaya untuk membangun tata kelola usaha yang efektif sebagaimana tercantum dalam salah satu misi Perusahaan, PTPN VII membangun Sistem Manajemen Terpadu Nusantara VII (SMTN7) dan mulai menerapkannya pada tahun 2014. Terkait peningkatan implementasi GCG yang merupakan salah satu komponen sistem di dalam SMTN7, Perusahaan telah menyiapkan berbagai program yang akan dilaksanakan tahun 2016, antara lain: • PTPN VII melaksanakan asesmen sesuai yang diamanatkan dalam peraturan yang berlaku, yaitu setiap dua tahun sekali melakukan asesmen
As part of its efforts to build an effective business governance as put forth on one of Company’s missions, PTPN VII developed Integrated Management System Nusantara VII (IMSN7) and began to apply it in 2014. Related to improvement of GCG implementation which was one of system components in IMSN7, the Company has prepared various programs that will be held in 2016, including: •
PTPN VII carries out assessment as mandated in applicable regulation namely once in every two years conducted by third party who is
228
•
•
• • •
•
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
oleh pihak ketiga yang independen dan memiliki kompetensi untuk melakukan asesmen, dalam hal ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan untuk tahun yang tidak dilakukan asesmen oleh pihak ketiga, maka PTPN VII melakukan asesmen mandiri oleh tim dari PTPN VII sendiri yang memiliki kompetensi dengan pendampingan dari pihak BPKP. Menaati dan mematuhi perundang-undangan yang relevan dan persyaratan terkait dengan Good Corporate Governance yang diperbaiki secara berkesinambungan, ditinjau kesesuaiannya dan dievaluasi efektivitasnya. Peningkatan kualitas transparansi implementasi GCG melalui website dan laporan tahunan perusahaan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Melakukan review dan pemutakhiran pedoman-pedoman terkait dengan GCG secara berkelanjutan. Melakukan sosialisasi internal dan eksternal halhal terkait dengan peningkatan implementasi GCG. Mengimplementasikan, mengevaluasi dan menyempurnakan Sistem Manajamen Terpadu Nusantara 7 sebagai pedoman kerja yang terintegrasi. Perusahaan semakin mengoptimalkan fungsi website perusahaan sebagai media informasi publik dengan menampilkan pedoman infrastruktur GCG pada menu tersendiri meliputi: Code of Conduct, Board Manual, Pedoman Pengendalian Gratifikasi, Whistle Blowing System.
independent and has competency in performing the assessment, in this regard is Finance and Development Supervision Agency (FDSA), and for the year which the assessment is not conducted by third party, PTPN VII will perform independent assessment by PTPN VII own team who has competency and assisted by FDSA. •
Obey and comply relevant regulation and requirements associated with GCG which is improved sustainably, reviewed its conformity and evaluated its effectiveness.
•
Improvement of GCG implementation transparency quality via company’s website and annual report based on determined criteria.
•
Conduct review and update on GCG guidelines continuously.
•
Perform internal and external socialization on terms relating to improvement of GCG implementation Implement, evaluate and improve Integrated Management System of Nusantara 7 as an integrated work manual
•
•
The Company increasingly optimizes its website function as public information media by featuring GCG infrastructure on separate menu consists of: Code of Conduct, Board Manual, Gratification Control Manual, and WBS.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
229
Struktur Tata Kelola Perusahaan Structure of Corporate Governance
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, struktur tata kelola Perusahaan tercermin pada organ utama perusahaan, yaitu Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi. Organ perusahaan PT Perkebunan Nusantara VII menjalankan fungsinya sesuai ketentuan yang berlaku atas dasar prinsip bahwa masing-masing organ mempunyai independensi dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya semata-mata untuk kepentingan perusahaan. Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut, struktur tata kelola PTPN VII terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi dibantu oleh organ-organ GCG lainnya seperti Komite-komite, mekanisme pengendalian risiko dan sistem audit internal serta Sekretaris Perusahaan dan organ pendukung lainnya.
Based on Law Number 40 Year 2007 regarding the Limited Company stated that the main company’s organ consists of General Meeting of Shareholders, BOC, and BOD. PTPN VII (Persero)’s company organs run their function pursuant to applicable provision based on the principle that each organ has independency in carrying out their tasks, functions, and responsible merely for the company’s interest. Based on above provisions, structure of PTPN VII (Persero) governance consists of GMS, BOC and BOD assisted by other GCG organs such as Committees, risk control mechanism and internal audit system as well as the Corporate Secretary and other supporting organs.
RUPS General Meeting of Shareholder
DIREKSI Board of Directors
Organ Utama Main Organ
DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners
Satuan Pengawas Internal Internal Audit Unit
Komite Audit Audit Commitee
Satuan Manajemen Resiko Risk Management Unit
Komite Manajemen Resiko Risk Management Commitee
Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
Sistim Menejemen Resiko Risk Management System
Unit Bisnis Business Unit
Sistim Pengendalian Internal Internal Control System
Organ Pendukung Supporting Organ
230
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
Rapat Umum Pemegang Saham General Meeting of Shareholders
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan institusi atau lembaga bagi Pemegang Saham untuk mengadakan pertemuan serta mengambil keputusan penting yang berkaitan dengan kepemilikan saham di Perusahaan. Sebagai Organ Perusahaan, RUPS memiliki kewenangan tertinggi yang tidak dilimpahkan baik kepada Dewan Komisaris maupun Direksi. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan No.35 Tahun 2014, RUPS terbagi atas 2 pemegang saham yaitu PTPN III (Persero) sebagai pemegang saham seri A dan saham seri B serta Kementerian BUMN sebagai pemegang saham seri B.
General Meeting of Shareholders (GMS) is an institution or foundation for the Shareholders to hold a meeting and making a critical decision related to shareholding in the Company. As a company organ, GMS have the highest authorization which is not delegated either to BOC or BOD. Based on Company’s Article of Association No. 35 Year 2014, GMS is divided into 2 shareholders namely PTPN III (Persero) as series A and series B shareholders and Ministry of SOE as series B shareholders.
Kewenangan Pemegang Saham Authorization of Shareholders
Pemegang saham Seri A
Series A Shareholders
a. Mengusulkan calon Dewan Komisaris dan Direksi. b. Mengusulkan perubahan anggaran dasar termasuk perubahan modal. c. Mengusulkan penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan Perseroan, pengajuan permohonan agar Perseroan dinyatakan pailit, dan pembubaran. d. Meminta laporan dan penjelasan mengenai hal tertentu kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan. e. Mengusulkan remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris. f. Menetapkan kebijakan umum terhadap Perseroan dalam bidang sebagai berikut :
a. Propose candidate of BOC and BOD . b. Propose change on article of association including change of capital. c. Propose Company merger, consolidation, takeover and division, propose an application in order the Company can be declared as bankrupt, and dismissal. d. Request report and explanation regarding particular terms to Company BOD and BOC by paying attention to law and regulation. e. Propose BOD and BOC remuneration. f. Determine general policy on the Company in field as follow:
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
231
(i) Bidang Produksi (a) Harmonisasi bidang produksi, energi, persediaan dan sumber daya perusahaan untuk mengoptimalkan jumlah produksi; dengan biaya yang efisien. (b) Health, safety and environment (HSE) dengan target zero accident. (c) Pengelolaan Aset Produksi dan fasilitas pendukung.
(i) Production Field (a) Harmonization of company production, energy, supply and resource to optimize number of production; with efficient cost (b) Health, safety and environment with target zero accident (c) Production Asset and supporting facility management
(ii) Bidang Pemasaran Kegiatan perdagangan produksi barang dan jasa untuk pasar ekspor maupun dalam negeri.
(ii) Marketing Field Activities of goods and service trading for export or domestic market
(iii) Bidang Keuangan, Akuntansi dan Perbendaharaan (a) Akuntansi mengenai standarisasi biaya operasional (OPEX) dan Biaya Modal (CAPEX), kebijakan akuntansi dan komponen laporan keuangan interim dan tahunan sesuai dengan Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan berbasis International Financial Reporting Standard (IFRS). (b) Keuangan dan perbendaharaan mencakup struktur modal ekuitas dan keuangan; perbankan atas penempatan dana; manajemen resiko; pendanaan proyek investasi; modal kerja; dan pengelolaan kas/bank dan treasury dalam tata kelola valuta asing. (c) Modal kerja; (d) Pinjaman dana dari pihak luar dan melakukan kerjasama dengan pihak perbankan atau pihak lainnya terkait pinjaman dana, penerbitan obligasi atau instrumen-instrumen pasar modal lainnya.
(iii) Financial, Accounting and Treasury
(iv) Bidang Pengadaan (a) Impor Barang dan Jasa yang bersifat strategis; (b) Pengadaan bersama atas barang atau material supporting produksi yang jenisnya sama dan tertentu;
(iv) Procurement Field (a) Strategic Goods and Service Import (b) Joint procurement on goods or production supporting materials which the type is the same and specific;
(v) Bidang Perencanaan & Pengembangan (a) Pengembangan perusahaan sesuai dengan ketersediaan sumber daya, teknologi dan peluang pasar. (b) Aktivitas penelitian agar tujuan penelitian fokus kepada aktivitas dengan nilai tambah yang tinggi.
(v) Planning and Development Field (a) Company development in conformity with resource, technology and market opportunity availability (b) Research activities in order the research objective only focus on activities with high added value.
(vi) Bidang Teknologi Informasi Pengadaan dan Pengembangan Teknologi Informasi
(vi) Information Technology Field Information Technology Procurement and Development
(a) Accounting regarding Operational Expenditure and Capital Expenditure standardization, accounting policy and interim and annual financial statement components in conformation to International Financial Reporting Standard-based SOE Plantation Accounting Manual. (b) Finance and treasury include equity and financial capital structure, banking on fund placement; risk management; funding of investment project; working capital; and management of cash/ bank and treasury in foreign exchange governance (c) Working capital; (d) Loan from external parties and establishes a cooperation with banking or other parties related to loan, bond issuance or other capital market instruments
232
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
(vii) Bidang Sumber Daya Manusia (a) Implementasi Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis kompetensi secara terintegrasi, yang terdiri dari i. Sistem Rekrutmen dan Seleksi ii. Sistem Pengembangan SDM iii. Sistem Manajemen Pengetahuan iv. Sistem Manajemen Kinerja v. Sistem karir dan Suksesi Berdasarkan Talent Management. vi. Sistem Retensi vii. Sistem Remunerasi (b) Talent Management (acceleration pool) untuk mempersiapkan pemimpin strategis. (c) Hubungan Industrial (d) Fungsi pengembangan dan perubahan organisasi (e) Pengembangan sistem informasi.
Pemegang Saham seri B Mempunyai kewenangan sesuai perundang-undangan yang berlaku.
(vii) Human Resource Field (a) Implementation of competency-based HR Management integrally, consists of: i. ii. iii. iv. v.
Recruitment and Selection System HR Development System Knowledge Management System Performance Management System Talent Management-Based Career and Succession System vi. Retention System vii. Remuneration System (b) Management Talent (acceleration pool) to prepare strategic leader (c) Industrial relationship (d) Organizational development and change function (e) Information system development
Series B Shareholders peraturan
They have an authorization in conformity with applicable law and regulation.
Di dalam Pedoman GCG PTPN VII dinyatakan bahwa pemegang saham tidak diperkenankan mencampuri kegiatan operasional perusahaan yang menjadi tanggung jawab Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemegang saham memiliki kewenangan yang tidak diberikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris dalam batas yang ditetapkan dalam undang-undang dan anggaran dasar, antara lain :
In PTPN VII GCG Guidelines stated that shareholders is not allowed to interfere on company operational activities that becomes the Board of Director’s responsibility and pursuant to Company’s Articles of Association provision and applicable law and regulation. Shareholders have authority that is not given to Board of Director and Board of Commissioner in limitation stipulated in Law and Articles of Association, including:
a. Mengubah Anggaran Dasar; b. Mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi; c. Menetapkan besar dan jenis penghasilan Direksi dan Dewan Komisaris ; d. Menetapkan sistem pengangkatan Dewan Komisaris dan Direksi; e. Menetapkan jumlah maksimum jabatan komisaris yang boleh dipegang oleh seorang anggota Dewan Komisaris; f. Menetapkan jumlah komposisi Direksi dan Dewan Komisaris sesuai kebutuhan perusahaan; g. Melakukan penilaian kinerja Dewan Komisaris dan Direksi; h. Menetapkan auditor eksternal.
a. Changing Articles of Association; b. Appointing and discharging Board of Commissioner and Board of Director member; c. Determining the amount and type of Board of Director and Board of Commissioner’s salary; d. Determining Board of Commissioner and Board of Director appointment system; e. Determining maximum number of commissioner position that can be occupied by one Board of Commissioner member; f. Determining number of Board of Commissioner and Board of Director composition based on company needs; g. Conducting assessment on BOC and BOD performance. h. Determining external auditor.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
233
Pelaksanaan dan Agenda RUPS GMS Conduct and Agenda
Berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar Perusahaan, Rapat Umum Pemegang Saham meliputi RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa. RUPS Tahunan diadakan tiap-tiap tahun yang meliputi RUPS mengenai persetujuan Laporan Tahunan dan Perhitungan Tahunan serta RUPS mengenai persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). RUPS Luar Biasa dapat diadakan sewaktu-waktu bila dianggap perlu oleh Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan atau Direksi.
Based on Limited Company Law and Company’s Article of Association, General Meeting of Shareholders consists of Annual GMS and Extraordinary GMS. Annual GMS is held every year covering GMS regarding approval of Annual Report and Annual Calculation as well as GMS concerning approval on Company Action Plan and Budget (CAPB). Extraordinary GMS can be held at any time if deemed as necessary by the Shareholders, BOC and or BOD.
Selama tahun 2015, Perusahaan melaksanakan 3 kali RUPS berupa RUPS atas persetujuan RKAP 2015 yang dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2015 dan RUPS Persetujuan & Pengesahan Laporan Keuangan Tahun Buku 2014 yang dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2015 serta persetujuan atas RKAP 2016 pada 28 Desember 2015.
During 2015, the Company established GMS 3 times including GMS on Approval of CABP 2015 held on 20 January 2015 and GMS on Approval and Validation of Financial Statement Fiscal Year 2014 held on 20 May 2015 as well as approval on 2016 CABP on 28 December 2015.
Pemberitahuan penyelenggaraan RUPS atas persetujuan RKAP 2015 dilakukan melalui surat undangan Direksi PTPN VII No:SKR/A/07/2015 tanggal 16 Januari 2015 kepada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan Kementerian BUMN.
Information regarding GMS establishment on 2015 CABP approval was conducted through PTPN VII Board of Director invitation letter No.SKR/A/07/2015 dated 16 January 2015 to PT Perkebunan Nusantara III (Persero) from Ministry of SOE.
Pemberitahuan penyelenggaraan RUPS tahunan Tahun Buku 2014 dilakukan melalui surat undangan Direksi PTPN VII No:SKR/A/17/2015 tanggal 15 Mei 2015 kepada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan Kementerian BUMN.
Information regarding annual GMS establishment for Fiscal Year 2014 was conducted through PTPN VII Board of Director invitation letter No: SKR/A/17/2015 dated 15 May 2015 to PT Perkebunan Nusantara III (Persero) and Ministry of SOE.
Pemberitahuan penyelenggaraan RUPS atas persetujuan RKAP 2016 dilakukan melalui surat undangan Direksi PTPN VII No:SKR/A/68/2015 tanggal 18 Desember 2015 kepada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan Kementerian BUMN.
GMS notification letter on 2016 CABP approval was conducted trough PTPN VII BOD invitation letter No: SKR/A/68/2015 dated 18 December 2015 to PT Perkebunan Nusantara III (Persero) and Ministry of SOE.
Rincian agenda pembahasan dan keputusan RUPS selama tahun 2015, sebagai berikut:
Details of agenda of GMS discussion and decision during 2015 are following:
234
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
Pelaksanaan Execution
No
1.
RUPS atas persetujuan RKAP 2015 Dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2015 Jam 10.00 s/d 11.30 Bertempat di Ruang Rapat Kementerian BUMN Lantai 13, Jl.Medan Merdeka Selatan No.13, Jakarta Pusat Dihadiri oleh : •
Pemegang 90% Saham : Direktur Utama PTPN III (Persero) (Bagas Angkasa);
•
Kuasa Pemegang 10% Saham Deputi Bidang Usaha Industri Primer Kementerian BUMN (M. Zamkhani) yang mendapat kewenangan sebagai kuasa pemegang saham sesuai surat kuasa Menteri BUMN No:SKU-09/MBU/I/2015 tanggal 08 Januari 2015;
•
Dewan Komisaris PTPN VII, Direksi PTPN VII;
•
Staf Kementerian BUMN, Staf PTPN III (Persero) dan Staf PTPN VII.
GMS on 2015 CABP approval was held on 20 January 2015 at 10.00 am up to 11.30 am Located on Ministry of SOE Meeting Room 13th floor, Jl.Medan Merdeka Selatan No.13, Central Jakarta Attended by •
Holder of 90% Share: President Director of PTPN III (Persero) (Bagas Angkasa);
•
Proxy of Holder of 10% share was Deputy of Primary Industry Business Ministry of SOE (M. Zamkhani) who received authority as proxy of shareholder based on Minister of SOE power of attorney No:SKU-09/MBU/I/2015 dated 08 January 2015;
•
PTPN VII Board of Commissioner; PTPN VII Board of Director;
•
Minister of SOE Staff; PTPN III (Persero) staff and PTPN VII Staff.
Hasil Result
Pokok-pokok keputusan RUPS tertuang dalam Risalah No:SKR/ RIS/001/2015 1. 2. 3. 4. 5.
6.
7. 8.
Main points of GMS decision were included on Minutes No:SKR/ RIS/001/2015 1. Determination of 2015 Company Action and Budget Plan, Partnership and Community Development Program Budget and Action Plan as well as BOC Action and Budget Plan. 2. Determination of operational aspect indicator for assessment on company health level year 2015. 3. Determination of KPI put forth on 2015 Management Contract Key Performance Indicators (KPI). 4. Determination of 2015 KPI of BOC. 5. Determination of proxy of attorney to BOC to perform approval if there are actions lead to change of program and investment budget allocation maximum 10% of CABP and accounted in GMS. 6. Enactment of Minister of SOE Regulation Number:PER-02/ MBU/2010 jo PER-06/MBU/2010 jo. PER-22/MBU/12/2014 regarding SOE Fixed Asset Write-off and Alienation Method. 7. Enactment of Minister of SOE Regulation Number:PER-13/ MBU/09/2014 regarding SOE Fixed Asset Utilization Manual. 8.
2.
RUPS Persetujuan & Pengesahan Laporan Keuangan Tahun Buku 2014 Dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2015 Jam 10.30 s.d. 12.00 Bertempat di Ruang Rapat Kementerian BUMN Lantai 13, Jl. Medan Merdeka Selatan No.13, Jakarta Pusat Dihadiri oleh • Pemegang 90% Saham : Direktur Utama PTPN III (Persero) (Bagas Angkasa);
Penetapan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan, Rencana Kerja Anggaran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan serta Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris tahun 2015. Penetapan indikator aspek operasional untuk penilaian tingkat kesehatan perusahaan tahun 2015. Penetapan Key Performance Indicators (KPI) yang teruang dalam Kontrak Manajemen Tahun 2015. Menetapkan Key Performance Indicators (KPI) Dewan Komisaris tahun 2015. Pemberian kuasa kepada Dewan Komisaris untuk melakukan persetujuan apabila terdapat tindakan-tindakan yang mengakibatkan terjadinya perubahan program dan alokasi anggaran investasi maksimal 10% dari plafon RKAP dan dipertanggungjawabkan dalam RUPS. Pengukuhan pemberlakuan Peraturan Menteri BUMN Nomor:PER-02/MBU/2010 jo PER-06/MBU/2010 jo. PER-22/ MBU/12/2014 tentang Tata Cara Penghapusbukuan dan Pemindahtanganan Aktiva Tetap BUMN. Pengukuhan pemberlakuan Peraturan Menteri BUMN Nomor:PER-13/MBU/09/2014 tentang Pedoman Pendayagunaan Aset Tetap BUMN. Persetujuan pengagunan sebagian asset perusahaan dalam rangka penarikan pinjaman sebesar Rp500 milyar dari perbankan atau sumber dana lainnya.
Approval of collateral of most company’s assets in withdrawal of loan amounted to Rp500 billion from banks or other sources.
Pokok-pokok keputusan RUPS tertuang dalam Risalah No:SKR/ RIS/002/2015 1. Persetujuan Laporan Tahunan dan pengesahan Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2014 yang telah diaudit oleh KAP Hendrawinata, Eddy Siddharta & Tanzil sekaligus pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris termasuk Laporan Pelaksanaan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Tahun 2014. 2. Pengesahan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina LingkunganTahun Buku 2014 yang telah diaudit oleh KAP Hendrawinata, Eddy Siddharta & Tanzil sekaligus memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab (acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris
Laporan Tahunan
•
Kuasa Pemegang 10% Saham Deputi Bidang Usaha Industri Primer Kementerian BUMN (M. Zamkhani) yang mendapat kewenangan sebagai kuasa pemegang saham sesuai surat kuasa Menteri BUMN No:SKU-09/MBU/I/2015 tanggal 08 Januari 2015;
•
Dewan Komisaris PTPN VII, Direksi PTPN VII;
•
Staf Kementerian BUMN, Staf PTPN III (Persero) dan Staf PTPN VII.
GMS Approval and Validation of Financial Statement Fiscal Year 2014 Held on 20 May 2015 10.30 up to 12.00 located on Ministry of SOE Meeting Room 13th floor, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13, Central Jakarta Attended by • Holder 90% Shares: PTPN III (Persero) (Bagas Angkasa). •
Proxy of holder 10% Shares Deputy of Primary Industry Business Ministry of SOE (M. Zamkhani) who received authority as shareholder based on Minister of SOE power of attorney No: SKU-09/ MBU/I/2015 dated 08 January 2015;
•
PTPN VII BOC; PTPN VII BOD;
•
Ministry of SOE Staff; PTPN III (Persero) Staff and PTPN VII staff.
3.
4. 5.
Bertempat di Ruang Rapat Kementerian BUMN Lantai 13, Jl.Medan Merdeka Selatan No.13, Jakarta Pusat Dihadiri oleh • Pemegang 90% Saham : Direktur Utama PTPN III (Persero) (Bagas Angkasa);
Penetapan penggunaan seluruh laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp35.876.908.000 dengan pembagian sebagai berikut : Dividen sejumlah 10% yang dibagikan kepada : - PTPN III (Persero) sebesar Rp3.228.930.000 - Pemerintah RI sejumlah Rp358.770.000 b. Sisa yang diperoleh untuk cadangan. c. Memberikan wewenang kepada Direksi Perusahaan untuk melaksanakan pembayaran dividen sesuai ketentuan dan peraturan perundangan. Penetapan tantiem kepada Direksi dan Dewan Komisaris atas kinerja perusahaan tahun buku 2014 serta penetapan remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris tahun 2015. Penetapan Kantor Akuntan Publik yang akan mengaudit Laporan Keuangan Perseroan dan Laporan Keuangan PKBL Tahun Buku 2015.
Main points of GMS decision were put forth on Minutes No:SKR/ RIS/002/2015 1. Approval of Annual Report and validation of Company Financial Statement Fiscal Year 2014 that had been audited by Public Accounting Firm Hendrawinata, Eddy Siddharta & Tanzil as well as payment and fully responsibility discharge (volledig acquit et de charge) to BOD and BOC including 2014 BOC Supervisory Assignment Implementation Report. 2. Validation on Annual Report of Partnership and Community Development Program Fiscal Year 2014 that had been audited by Public Accountant Firm Hendrawinata, Eddy Siddharta and Tanzil as well as provide payment and responsibility discharge to (acquit et de charge) BOD and BOC. 3. Determination of the use of all attributable profits to parent entity in the amount of Rp35,876,908,000 with following division: a. 10% dividend distributed to: - PTPN III (Persero) amounted to Rp3,228,930,000 - Government of RI amounted to Rp358,770,000 b. The remaining is for reserve. c. Authorized the Company’s BOD to carry out payment of dividend based on law and regulation.
5.
RUPS atas persetujuan RKAP 2016 Dilaksanakan pada tanggal 18 Desember 2015 Jam 13.35 s/d 14.00
235
a.
4.
3.
2015 Annual Report
Determination of tantiem to BOD and BOC on company performance fiscal year 2014 as well as determination of 2015 BOD and BOC remuneration. Determination of Public Accountant Firm that will be auditing Company Financial Statement and PCDP Financial Statement Fiscal Year 2015.
Pokok-pokok keputusan RUPS tertuang dalam Risalah No:SKR/ RIS/003/2015 1. Penetapan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan, Rencana Kerja Anggaran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan serta Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris tahun 2016. 2. Penetapan indikator aspek operasional untuk penilaian tingkat kesehatan perusahaan tahun 2016. 3. Penetapan Kontrak Manajemen Direksi & Dewan Komisaris Tahun 2016.
236
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
•
• •
Kuasa Pemegang 10% Saham Deputi Bidang Usaha Industri Primer Kementerian BUMN (M. Zamkhani) yang mendapat kewenangan sebagai kuasa pemegang saham sesuai surat kuasa Menteri BUMN No:SKU-09/MBU/I/2015 tanggal 08 Januari 2015; Dewan Komisaris PTPN VII; Direksi PTPN VII; Staf Kementerian BUMN, Staf PTPN III (Persero) dan Staf PTPN VII.
GMS on 2016 CABP Held on 18 December 2015 at 13.35 up to 14.00 Located in Ministry of SOE meeting room 13th floor, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13, Central Jakarta Attended by • Holder of 90% Share; PTPN III (Persero) President Director (Bagas Angkasa) •
Proxy of 10% Shareholders Deputy of Primary Industry Business Ministry of SOE (M. Zamkhani) who received authority as shareholder proxy based on Minister of SOE power of attorney No:SKU-09/ MBU/I/2015 dated 08 January 2015;
•
PTPN VII BOC; PTPN VII BOD; Ministry of SOE
•
Staff; PTPN III (Persero) Staff and PTPN VII Staff.
Menetapkan Key Performance Indicators (KPI) yang tertuang dalam Kontrak Manajemen tahun 2016 antara Direksi dan Dewan Komisaris dengan Pemegang Saham. 5. Menetapakan Key Performance Indicators (KPI) Dewan Komisaris tahun 2016 6. Pemberian kuasa kepada Dewan Komisaris untuk melakukan persetujuan apabila terdapat tindakan-tindakan yang mengakibatkan terjadinya perubahan program dan alokasi anggaran investasi maksimal 10% dari plafon RKAP dan dipertanggungjawabkan dalam RUPS. 7. Pengukuhan pemberlakuan Peraturan Menteri BUMN Nomor:PER-09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan. 8. Pengukuhan pemberlakuan Peraturan Menteri BUMN Nomor:PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG) pada BUMN jo. Peraturan Menteri BUMN No:PER-09/MBU/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri BUMN Nomor:PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG) pada BUMN. 9. Pengukuhan pemberlakuan Peraturan Menteri BUMN Nomor:PER-08/MBU/06/2015 tentang Pedoman Pelaporan Realisasi Penggunaan Tambahan Dana PMN kepada BUMN dan Perseroan Terbatas jo.PER-11/MBU/09/2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri BUMN Nomor:PER-08/MBU/06/2015 tentang Pedoman Pelaporan Realisasi Penggunaan Tambahan Dana PMN kepada BUMN dan Perseroan Terbatas. 10. Persetujuan pengagunan sebagaian aset perusahaan kepada bank/ lembaga keuangan lainnya dalam rangka memperoleh pinjaman dana sebesar Rp300 milyar untuk investasi. 11. Persetujuan pengagunan sebagian aset perusahaan meliputi beberapa SHGU dan atau SHGB di Distrik Lampung, Distrik Bungamayang, Distrik Cinta Manis, Distrik Sumatera Selatan dan Distrik Bengkulu dengan luas keseluruhan 78.996,04 HA beserta aset di dalamnya dengan total nilai Rp6.077.393.002.011 dalam rangka penarikan pinjaman. 4.
Main points of GMS Decision were put fort on Minutes No:SKR/ RIS/003/2015 1. Determination of Company Action and Budget Plan, Partnership and Community Action Budget Plan as well as 2016 BOC Action and Budget Plan 2016. 2. Determination of operational aspect indicator for 2016 company health assessment. 3. Determination of 2016 BOD and BOC Management Contract. 4. Determination of KPI included on 2016 Management Contract between BOD and BOC with Shareholders. 5. Determining 2016 KPI of Board of Commissioner 6. Granting of proxy to BOC to perform approval if there are actions causing a change of program and investment budget allocation maximum 10% of CABP and accounted in GMS. 7. Enactment of Minister of SOE Regulation Number:PER-09/ MBU/07/2015 regarding Partnership and Community Development Program. 8. Enactment of Minister of SOE Regulation Number::PER-01/ MBU/2011 regarding GCG Implementation on SOE jo. Minister of SOE Regulation No:PER-09/MBU/2012 regarding Change on Minister of SOE Number:PER-01/MBU/2011 regarding GCG Implementation on SOE 9. Enactment of Minister of SOE Regulation Number:PER-08/ MBU/06/2015 regarding Reporting Manual for Additional SCI Fund to SOE and Limited Company Realization. 10. Approval of collateral on most company’s asset to bank/other financial institution in context of obtaining loan fund in the amount of Rp300 billion for investment. 11. Approval of collateral on most company’s asset comprising several Rights to Cultivate Certificate and/or Right to Build Certificate in Lampung District, Bungamayang District, Cinta Manis District, South Sumatera District and Bengkulu District with total area 78,996.04 ha and all assets in it with total value Rp6,077,393,002,011 to withdraw a loan
Laporan Tahunan
Tindak Lanjut Keputusan RUPS Follow-up the GMS Decision
Hasil Keputusan RUPS / GMS Decision Result
1. Menyetujui Laporan Tahunan yang disampaikan Direksi mengenai keadaan dan jalannya Perusahaan selama Tahun Buku 2014 termasuk Laporan Pelaksanaan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris selama Tahun Buku 2014. Mengesahkan Laporan Keuangan Perusahaan Tahun Buku 2014 yang telah diaudit oleh KAP Hendrawinata, Eddy Siddharta & Tanzil sesuai laporannya Nomor 002/03/AH/I/15 tanggal 28 Januari 2015 dengan pendapat ‘wajar dalam semua hal yang material’, sekaligus pemberian pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama Tahun Buku 2014 sepanjang tindakan tersebut tercatat pada buku-buku Perusahaan dan tidak bertentangan dengan ketentuan dan peraturan perundangan. Approves Annual Report presented by Board of Director regarding Company condition and the running of the Company during Fiscal Year 2015 including Board of Commissioner Supervisory Assignment Implementation during Fiscal year 2014. Validated Company Financial Statement Fiscal Year 2014 that had been audited by Public Accountant Firm Hendrawinata, Eddy Siddharta and Tanzil based on its report Number 002/03/AH/I/15 dated 28 January 2015 with opinion “reasonable in all material things”, as well as repayment and fully responsibility discharged (volledig acquit et de charge) to Company Board of Director and Board of Commissioner on management and supervisory actions that has been carried out throughout Fiscal Year 2014 as long as the actions were recorded on Company books and did not against provision and regulation. Realisasi Keputusan RUPS / GMS Decision Realization : Selesai / Accomplished
Status : 100%
2. Mengesahkan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2014 yang telah diaudit oleh KAP Hendrawinata, Eddy Siddharta & Tanzil sesuai laporannya Nomor 003/03/AH/I/2015 tanggal 28 Januari 2015 dengan pendapat ‘wajar dalam semua hal yang material’, serta memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab (acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan atas tindakan pengurusan dan pengawasan PKBL yang telah dilakukan selama Tahun Buku 2014, sepanjang tindakan tersebut tercatat pada buku-buku Perusahaan serta tidak bertentangan dengan ketentuan dan perundangan. Pokok-pokok laporan keuangan PKBL sebagai berikut : Validates Annual Report of Partnership and Community Development Program Fiscal Year 2014 that had been audited by Public Accountant Firm Hendrawinata, Eddy Siddharta and Tanzil based on its report Number 003/03/AH/I/2015 dated 28 January 2015 with argument “reasonable in every material things”, as well as provided repayment and responsibility discharge (acquit et de charge) to Company Board of Director and Commissioner on management actions and supervisory of PCDP that had been conducted during Fiscal Year 2014, as long as the actions were recorded on Company’s books and did not against provision and law. Main points of PCDP financial statement are following:
2015 Annual Report
237
238
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
Uraian Description
Program Kemitraan Partnership Program (Rp Juta / Rp million)
Bina Lingkungan Community Development (Rp Juta / Rp Million)
Jumlah Dana Tersedia / Total Available Fund
9.265
760
Penggunaan Dana / Use of Fund
8.904
5
362
755
Dana Per 31 Des 2014 / Fund per 31 Dec 2014
Realisasi Keputusan RUPS / GMS Decision Realization : Selesai / Accomplished
Status : 100%
3. Menetapkan penggunaan seluruh laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp35.876.908.000,- dengan pembagian sebagai berikut : 1) Sebesar Rp3.587.700.000,- atau sebesar 10% dibagikan sebagai dividen. Dividen dibagikan kepada : a. PTPN III sebesar Rp3.228.930.000,b. Pemerintah RI sebesar Rp358.770.000,2) Sisanya untuk Cadangan Memberikan wewenang kepada Direksi Perusahaan untuk melaksanakan pembayaran dividen sesuai ketentuan dan peraturan perundangan. 3. Determines the use of all attributable profits to owner of parent entity amounted to Rp35,876,908,000,- with following division: 1) Amounted to Rp358,770,000,- or 10% distributed as dividend. Dividend was distributed to: a. PTPN III in the amount of Rp3,228,930,000,b. RI Government in the amount of Rp358,770,000,2) The remaining is for Reserved. Granting the authority to Company Board of Director to carry out dividend payment based on provision and regulation. Realisasi Keputusan RUPS / GMS Decision Realization : Selesai / Accomplished
Status : 100%
4. Penetapan Tantiem/Insentif Kinerja kepada Direksi dan Dewan Komisaris atas kinerja Tahun Buku 2014, serta Renumerasi Direksi dan Dewan Komisaris Tahun 2015 akan diputuskan secara tersendiri dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari RUPS ini. Determination of Performance Tantiem/Intensive to BOD and BOC on their performance for Fiscal Year 2014, as well as 2015 BOD and BOC remuneration will be decided separately and as an integral part of this GMS. Realisasi Keputusan RUPS / GMS Decision Realization : Selesai / Accomplished
Status : 100%
5. Penetapan KAP yang akan mengaudit Laporan Keuangan dan Laporan Keuangan PKBL Tahun Buku 2015, akan diputuskan secara tersendiri oleh RUPS setelah dilakukan proses pengadaan KAP dengan pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku. Determination of Public Accountant Firm that will be auditing Financial Statement and PCDP Financial Statement Fiscal Year 2015, will be separately decided by GMS after PAF procurement process was conducted with its implementation pursuant to applicable provision and regulation Realisasi Keputusan RUPS / GMS Decision Realization : Selesai / Accomplished
Status : 100%
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
239
Tindak Lanjut Arahan RUPS terhadap Laporan Tahunan PTPN VII 2014 Follow Up on GMS Instruction on 2014 PTPN VII Annual Report Arahan Pemegang Saham Shareholders Instruction
Tindak Lanjut dan Alasan Follow Up and Reasons
-
Manajemen terus mengupayakan perbaikan kinerja melalui evaluasi pencapaian tahun-tahun sebelumnya, dan menetapkan stategi untuk kinerja yang lebih baik seperti membentuk Tim crisis centre.
Pencapaian perusahaan pada Tahun Buku 2014 agar dijadikan bahan evaluasi bagi Direksi, untuk menentukan strategi terbaik dalam pengelolaan perusahaan, sehingga kinerja keuangan dan tingkat kesehatan perusahaan pada tahun 2015 menjadi lebih baik. The company achievement for Fiscal Year 2014 should become an evaluation material for Director, to determine best strategy in company management, so the financial performance and health level in 2015 can be better.
-
Management continued to improve performance through evaluation on prior year’s achievement, and determined strategy for better performance such as establishing a crisis center team.
Direksi harus maksimal dalam memanfaatkan sumber daya dan peluang yang dimiliki perusahaan, dan mandiri dalam mengatasi setiap kendala dan potensi permasalahan, serta mengantisipasi berbagai tantangan bisnis seperti pelemahan permintaan, penurunan harga komoditas, serta fluktuasi kurs dan harga BBM. Board of Director should maximize the utilization of resources and opportunities owned by the Company, and independent in overcoming every constraints and potential issues, as well as anticipate various business challenges such as declining demand, the decrease of commodity price, as well as fluctuating exchange rate and fuel price
Direksi agar fokus dalam menjaga kondisi cash flow perusahaan, dengan memaksimalkan pendapatan perusahaan, dan melakukan monitoring komprehensif pada sumber biaya dan kegiatan usaha yang tidak produktif.
-
Manajemen dalam pengelolaan cash flow akan mengeluarkan biaya berdasarkan skala prioritas yang didasarkan pada analisa cost/benefit sehingga biaya yang dikeluarkan diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Board of Director should focus in maintaining company cash flow condition, by maximizing company’s revenue, and monitoring comprehensively the fund resource and unproductive business activity.
-
Management in managing cash flow will incur cost based on priority scale referring to cost/benefit analysis so the incurred cost is expected can provide added value for company.
Direksi diminta untuk mengimplementasikan budaya korporat yang kuat, dengan menciptakan iklim kerja internal yang positif dan harmonis, menegakan aturan perusahaan secara konsisten, serta menerapkan prinsipprinsip tata kelola perusahaan yang baik.
-
Telah dilakukan sosialisasi atas Surat Keputusan Direksi : • SK No. 7.15/Kpts/26/2013 tentang Penyempurnaan Pedoman GCG
240
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
Board of Director should carry out a strong corporate culture, by creating a positive and harmonious internal work climate; enforce company regulation consistently, as well as applying GCG principles.
•
-
• • • • -
Program kemitraan dan Bina Lingkungan agar dikelola dengan optimal, guna memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan meningkatkan citra positif bagi perusahaan. Kolektabilitas pinjaman mitra binaan dapat dijaga dengan pemberlakuan agunan dan asuransi. Partnership and Community Development Program should be managed optimally, to give a positive contribution to community and improve positive image for company. Fostered partner loan collectability can be maintained by enactment of collateral and assurance.
SK No. 7.15/Kpts/27/2013 tentang Penyempurnaan Pedoman Perilaku (Code of Conduct) • SK No. SKR/Kpts/02/2014 tentang Pedoman Whistleblowing System (WBS) • SK No. SKR/Kpts/07/2014 tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi. Melakukan pembaruan penandatanganan pernyataan kesanggupan kepatuhan terhadap Pedoman Perilaku (Code of Conduct) Menindaklanjuti Areal of Improvement atas assessment GCG tahun 2014 guna peningkatan pelaksanaan GCG Perusahaan. Has been conducted socialization on Board of Director Decree: Decree No. 7.15/Kpts/26/2013 regarding GCG Manual Improvement SK No. 7.15/Kpts/27/2013 regarding Code of Conduct improvement SK No. SKR/Kpts/02/2014 regarding WBS manual SK No. SKR/Kpts/07/2014 regarding Gratification Control Manual Conducted renewal on signing of obedience statement on Code of Conduct Followed up Area of Improvement on 2014 GCG assessment to improve Company GCG implementation.
-
Pelaksanaan dan pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan akan terus ditingkatkan dan dilaksanakan secara optimal dengan melibatkan Unit/Distrik PTPN VII sehingga mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan meningkatkan citra posistif bagi perusahaan.
-
Kolektibilitas pengembalian pinjaman akan diupayakan tetap terjaga dan dalam pemberian pinjaman Program Kemitraan telah memberlakukan agunan.
-
Terkait dengan asuransi akan dijajagi kemungkinanMitra Binaan mengikuti program asuransi baik asuransi usaha maupun asuransi jiwa yang bersifat sukarela dan PTPN VII bertindak sebatas fasilitator saja mengingat padatnya volume bidang tugas PKBL serta jumlah Mitra Binaan yang wafat tidak terlalu banyak.
-
Partnership and Community Development Program implementation and management will continue to be improved and implemented optimally by involving PTPN VII Units/Districts so it will be able to provide a positive contribution for community and enhance a positive image for company.
Laporan Tahunan
-
Direksi agar responsif terhadap setiap permintaan data dari pemegang saham, serta mengaktifkan personil terkait untuk pengisian Portal Sistem Informasi Induk Perusahaan, dengan memperhatikan batas waktu pengisian. Board of Director should be responsive on every data demand from shareholders, as well as activated related personnel for the filling of Parent Company Information System Portal by paying attention on filling deadline. Dalam rangka harmonisasi kebijakan Holding BUMN Perkebunan, Direksi diminta berpartisipasi dalam rancangan standarisasi proses bisnis dan sistem teknologi terintegrasi.
2015 Annual Report
241
Loan repayment collectability will be maintained and in granting of Partnership Program loan has enforced collateral Related to insurance will be explored the possibility of Fostered Partners participating in insurance program whether business insurance or life insurance voluntarily and PTPN VII merely acts as facilitator considering the abundant volume of PCDP duties as well as number of deceased Fostered Partner was not that much.
-
Telah disiapkan personil dalam rangka pengisian permintaan data dari pemegang saham serta Portal sistem informasi induk perusahaan dengan memperhatikan batas waktunya.
-
Personnel have been prepared to load data demand from shareholders as well as parent company information system portal by considering its deadline
-
Sistem Teknologi Informasi: PTPN VII dalam melakukan standarisasi teknologi informasi, menyusun master plan dan tata kelola TI sebagai payung hukum dan pedoman implementasi TI. Tujuannya agar arah tumbuh kembang TI tetap inline dengan tujuan jangka pendek dan panjang perusahaan. Masterplan dan Tata Kelola TI disusun berdasarkan framework standar COBIT 5 sehingga sudah mewakili standar pengelolaan teknologi informasi perusahaan yang komprehensif, yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Nomor : TIS /Kpts/003/2014 Tanggal 1 September 2014 Tentang Penetapan dan Penerapan Tatakelola TI PT. Perkebunan nusantara VII (Persero). Dalam implementasinya, salah satu inisiatif TI pada tahun 2014 adalah pengembangan ERP Perkebunan PTPN VII. Tujuan penerapan ERP adalah agar kinerja proses bisnis PTPN VII dapat efektif dan efisien. Hasil evaluasi untuk 21 modul ERP PTPN VII capaian efefektivitasnya sebesar 13%. Untuk itu pada akhir tahun 2015 implementasi difokuskan pada modul; Procurement, Inventory Management, Payroll, Human Resource, General Ledger, Account Payable, Account Receivable dan Sekretariat Perusahaan. Saat ini internalisasi ERP perkebunan sedang berlangsung di Kantor Direksi dan 3 Unit Karet yaitu Way Berulu, Kedaton, dan Pematang Kiwah
To harmonize SOE Plantation Holding policy, Board of Director should participate in the design of business process standardization and integrated technology system.
-
242
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
-
-
Terkait dengan penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) Tahun 2015, Direksi agar melaksanakan program dengan efisien, sesuai yang direncanakan dalam Kajian Bersama Penambahan PMN, dengan mengacu kepada peraturan, ketentuan dan prosedur yang berlaku serta sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Related to State Capital Inclusion Year 2015, the BOD should carry out the program efficiently, based on Additional SCI Study, by referring to applicable regulation, provision and procedure as well as pursuant to GCG principles Penyetoran dividen kepada Pemegang Saham agar dilakukan paling lambat 30(tiga puluh) hari setelah tanggal RUPS ini, melalui nomor rekening sebagai berikut : 1) PTPN III Bank : Bank Rakyat Indonesia – Cabang Medan Iskandar Muda Nomor Rekening : 0336.01.001961.30.9 Atas Nama : PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
Information Technology System: PTPN VII in conducting information technology standardization prepared IT master plan and governance as IT legal protection and implementation manual. The aims were in order the direction of IT growth remain in line with company’s short-term and long-term objectives. IT Master plan and Governance were drafted based on COBIT 5 standard framework so it has represented a comprehensive company IT management standard, stipulated by Decree Number: TIS /Kpts/003/2014 dated 1 September 2014 regarding PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) IT Governance Implementation and Stipulation. In its implementation, one of IT initiatives in 2014 was PTPN VII Plantation ERP Development. The objective of ERP implementation was in order PTPN VII business performance can be effective and efficient. Result of evaluation on 21 PTPN VII ERP modules was the effectiveness achievement was amounted to 13%. Therefore in late 2015 implementation was focused on module; Procurement, Inventory Management, Payroll, Human Resource, General Ledger, Account Payable, Account Receivable and Corporate Secretariat. At present ERP Plantation internalization is currently ongoing in Head Office and 3 Rubber Units namely way Berulu, Kedaton, and Pematang Kiwah.
Dibentuk gugus tugas dan petunjuk operasional program PMN sebagai acuan dalam pelaksaan program tahun 2015 Established task formation and manual of State Capital Inclusion program operational as a reference in implementation of 2015 programs.
Perusahaan telah menyalurkan dividen kepada pemegang saham dengan rincian : a) Pembayaran dividen sebesar : Rp 3.228.930.000,- telah disetorkan ke PTPN III (Persero) pada tgl. 18 Juni 2015 b) Pembayaran dividen sebesar : Rp 358.770.000,- telah disetorkan ke Kas Umum Negara pada tgl. 18 Juni 2015
Laporan Tahunan
2) Pemerintah RI Bank : Bank Indonesia Nomor Rekening : 502.000000.980 Atas Nama : Kas Umum Negara Dividend deposit to Shareholders should be conducted at least 30 days after the GMS date, through following bank account :
2015 Annual Report
243
Company has distributed dividend to shareholders with detail: a) Dividend payment amounted to Rp3,228,930,000,has been deposited to PTPN III (Persero) on 18 June 2015. b) Dividend payment amounted to Rp358,770,000,- has been deposited to State Treasury on 18 June 2015
1) PTPN III Bank : Bank Rakyat Indonesia – Medan Iskandar Muda Branch Account Number : 0336.01.001961.30.9 Registered on behalf of: PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) 2) RI Government Bank : Bank Indonesia Account Number : 502.000000.980 Registered on behalf of : State General Treasury Dewan Komisaris diminta untuk meningkatkan fungsi pengawasan dan melaksanakan evaluasi secara berkala, guna memastikan agar pelaksanaan kegiatan perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance Board of Commissioner should improve supervisory function and carrying out evaluation gradually, to ensure that the implementation of corporate activities is based on GCG principles.
-
-
-
Menindaklanjuti Areal of Improvement atas assessment GCG tahun 2014 khususnya pada aspek Dewan Komisaris guna peningkatan fungsi Dewan Komisaris Melakukan koordinasi dengan Bagian SPI dan Sekretariat Perusahaan dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi tentang tindak lanjut Areal of Improvement Followed up Areal of Improvement on 2014 GCG assessment specifically on Board of Commissioner aspect to improve BOC function Performed coordination with IAU Division and Corporate Secretary in implementing monitoring and evaluation on Areal of Improvement
Akses Informasi Pemegang Saham
Shareholder Information Acces
PTPN VII telah menyediakan akses informasi untuk pemegang saham dalam melaksanakan hak dan tanggung jawabnya, yaitu: a. RUPS Pemegang saham berhak memperoleh keterangan yang berkaitan dengan Perseroan dari Direksi dan/ atau Dewan Komisaris, sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat dalam RUPS dan tidak bertentangan dengan kepentingan Perseroan. b. Media elektronik seperti website (www.ptpn7.com) dan email resmi Perusahaan (
[email protected]) untuk menyampaikan dan mengetahui informasi terkini Perusahaan; c. Media komunikasi lain : site visit, internal meeting, video konferensi, atau sarana media elektronik lainnya d. Laporan Tahunan (cetak /download dari website perusahaan) berisi kinerja dan laporan keuangan perusahaan
PTPN VII has provided information access for shareholder in carrying out its rights and responsibility, namely: a. General Meeting of Shareholder Shareholders has a rights to receive any information related to Company from Board of Director and/ or Board of Commissioner, as long as it relates to meeting agenda in GMS and does not against Company’s interest. b. Electronic media such as website (www.ptpn7.com) and Company official email (
[email protected]) to deliver and discover information relating Company. c. Other communication media: site, visit, internal meeting, conference video, and other electronic media facilities. d. Annual Report (printed/download from company website) containing company performance and financial statement
Uraian Dewan Komisaris BOC Description
Dewan Komisaris merupakan organ perusahaan yang bertugas dan bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan GCG. Saat ini Dewan Komisaris Perseroan berjumlah 5 orang. Tugas Komisaris Utama sebagai primus inter pares adalah mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris. Dalam pelaksanaan tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh Sekretaris Dewan Komisaris, Komite Audit, dan Komite Manajemen Risiko.
The Board of Commissioners is the company’s organ that’s comprehensively in charge of overseeing and providing advice to the Board of Directors as well as ensuring that the company implements GCG. Currently the Board of Commissioners consists of five people. Commissioner’s duty as primus inter pares is to coordinate the activities of the Board of Commissioners. In carrying out its duties, the Board is assisted by the Secretary of the Board of Commissioners, the Audit Committee and Risk Management Committee.
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris BOC Manual and Work Regulation
Dalam rangka mengawasi dan memantau kepatuhan Direksi dalam menjalankan korporasi, kepatuhan Direksi dalam menjalankan peraturan perundangan yang berlaku dan memberikan masukan kepada Direksi, Dewan Komisaris berpedoman pada Board Manual Dewan Komisaris dan Direksi. Board Manual tersebut ditetapkan dalam Surat Keputusan Bersama No: 7.15/Kpts/02/2013 dan No: KEP-01/ DKVII/01/2013 tanggal 2 januari 2013. Pedoman Kerja tersebut disusun berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan, Undang-Undang Nomor 40/2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-undang Nomor 19/2003 tentang BUMN (termasuk penjelasannya), Permen BUMN No. PER-01/MBU/2011 dan No. PER-09/MBU/2012 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada BUMN, Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-12/MBU/2012 Tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas BUMN, Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-03/MBU/2012 Tentang Pedoman Pengangkatan Anggota Direksi dan Anggota Dewan
In order to supervise and monitor the BOD obedience in carrying out the corporation, the BOD obedience in carrying out the applicable legislation regulation and provide input to BOD, the BOC is referring to BOC and BOD Board Manual. The Board Manual was stipulated in Joint Decree No: 7.15/Kpts/02/2013 and No: KEP-01/DKVII/01/2013 dated 2 January 2013. This Work Manual was drafted based on Company’s Articles of Association, Law Number 40/2007 regarding Limited Company, Law Number 19/2003 regarding SOE (including the explanation), Minister of SOE Regulation No. PER-01/MBU/2011 and No. PER-09/MBU/2012 regarding GCG Implementation on SOE, State Minister of SOE Regulation Number PER-12/MBU/2012 regarding BOC Supporting Organ/SOE Board of Trustee, State Minister of SOE Regulation Number PER-03/MBU/2012 regarding Assignment Manual for SOE Subsidiaries’ BOD and BOC member, Head of Capital Market Supervisory Agency Decree Number KEP-496/BL/2008 regarding Internal Audit Unit Establishment Manual, Internal
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
245
Komisaris Anak Perusahaan Badan Usaha Milik Negara, Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-496/BL/2008 Tentang Pedoman Pembentukan Unit Audit Internal, Standar Profesi Audit Internal, Tahun 2004, Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia Tahun 2006 oleh Komite Nasional Kebijakan GCG.
Audit Profession Standard year 2004, Indonesia GCG General Guidelines Year 2006 by National Committee of GCG Policy.
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris diatur secara khusus dalam Bab II Board Manual PT Perkebunan Nusantara VII, dengan pokok-pokok isi mencakup: • Persyaratan, Keanggotaan dan Masa Jabatan Dewan Komisaris; • Tugas dan Wewenang Dewan Komisaris; • Hak dan Kewajiban Dewan Komisaris; • Pembagian Kerja Dewan Komisaris • Perangkapan Jabatan • Rapat Dewan Komisaris; • Organ Pendukung Dewan Komisaris; • Pendelegasian Wewenang
BOC Work guidelines and regulation are regulated specifically on Chapter II of PTPN VII Board Manual, with main points of the content comprising: -
BOC Requirements, Membership and Term of Office; BOC Duties and Authorities; BOC Rights and Obligation; BOC Job Division Interlocking Position BOC meeting; BOC Supporting Organ Delegation of Authority
Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan Komisaris Appointment and Dismissal of Board of Commissioner Pengangkatan Komisaris dilakukan oleh RUPS dengan kualifikasi sebagai berikut : (1) Memiliki integritas, dedikasi, memahami masalah-masalah manajemen perusahaan yang berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen, memiliki pengetahuan yang memadai di bidang usaha Persero tersebut, serta dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya; (2) Mampu melaksakanan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi, Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit atau orang yang tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara. Pengangkatan Dewan Komisaris dilakukan setelah melalui tahap fit and proper test.
The BOC appointment is conducted by GMS with qualification as follow: (1) has integrity, dedication and comprehend the company’s management issues related to one of management functions, has an adequate knowledge in the Company business, as well as able to provide proper time to carry out the tasks; (2) able to carry out a legal action and never declared as bankrupt or become the BOD member, the BOC who declared guilty causing a company went bankrupt or one who never convicted because committed a criminal offense which disadvantaging the state finance. The BOC appointment is conducted after fit and proper test stages.
Pemberhentian anggota Dewan Komisaris dilakukan apabila tidak dapat memenuhi kewajibannya yang telah disepakati dalam kontrak manajemen, tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan dan/atau ketentuan Anggaran Dasar, terlibat dalam tindakan yang merugikan Perseroan dan/atau Negara, melakukan perbuatan yang melanggar etika dan/atau kepatutan yang seharusnya dihormati sebagai anggota Direksi BUMN, dinyatakan bersalah dengan putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap, mengundurkan diri.
Dismissal of BOC member is conducted if he/she can not fulfill the obligation that has been agreed on the management contract, can not carry out his/ her tasks properly, can not carry out the legislation regulation provision and/or Articles of Association provision, involves in action which disadvantaging the ethic and/or appropriateness that should be respected as the SOE BOD member, is declared as guilty by Court ruling which has a permanent legal force, and is resigning.
246
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
Tugas & Wewenang Dewan Komisaris BOC Tasks and Authority Tugas Dewan Komisaris
Board of Commissioner’s Task
Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.
BOC is in charge to conduct a supervision to management policy, the run of management in general either the Company’s management or Company business which conducted by BOD and provides supervision on implementation of Company Long-term Plan, CAPB, as well as Article of Association provision and GMS Decision, also applicable law and regulation, for the Company’s interest and in accordance with Company intention and objectives.
Wewenang Dewan Komisaris
Board of Commissioner Authority
Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris berwenang untuk: a. Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumendokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga dan memeriksa kekayaan Perseroan. b. Memasuki pekarangan, gedung dan kantor yang dipergunakan oleh Perseroan. c. Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perseroan. d. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh Direksi. e. Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Komisaris. f. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Dewan Komisaris, jika dianggap perlu. g. Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.
In carrying out their tasks, the Board of Commissioner is authorized to: a. Examine the books, letters, and other documents, check on cash for the verification and other securities and examine the Company’s wealth b. Enter the environment, building and office used by the Company c. Request the explanation from BOD and/or other official regarding all issues concerning the Company management d. Discover all policies and actions that has been and will be conducted by the BOD e. Request the BOD and/or other officials under BOD with knowledge of BOD to attend the BOC meeting f. Appoint and dismiss the BOC Secretary, if necessary g. Temporary dismiss the BOD member pursuant to Articles of Association provision.
Hak dan Kewajiban Dewan Komisaris BOC Rights and Obligation Hak Dewan Komisaris
Board of Commissioner Rights
a. Anggota Dewan Komisaris diberikan honorarium dan tunjangan/fasilitas termasuk santunan purna jabatan yang jenis dan jumlahnya ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis
a. The BOC member is provided with honorarium and allowance/facility including pension allowance which the type and amount are determined by GMS by referring to provision of applicable legislation regulation b. The BOC has a right to resign from his/her position by notify it in written regarding his/her intention
Laporan Tahunan
mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan dengan tembusan kepada Pemegang Saham, anggota Dewan Komisaris lainnya dan Direksi paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.
2015 Annual Report
247
to the Company with copy sent to Shareholders, other BOC and BOD member approximately 30 (thirty) days before his/her resignation date.
Kewajiban Dewan Komisaris
Board of Commissioner Obligation
Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris berkewajiban untuk: a. Memberikan nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perseroan, b. Meneliti dan menelaah serta menandatangani RJPP dan RKAP yang disiapkan oleh Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, c. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai RJPP dan RKAP mengenai alasan Dewan Komisaris menandatangani RJPP dan RKAP, d. Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan Perseroan, e. Melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Perseroan, f. Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani laporan tahunan, g. Memberikan penjelasan, pendapat dan saran kepada RUPS mengenai Laporan Tahunan, apabila diminta, h. Menyusun program kerja tahunan dan dimasukkan dalam RKAP, i. Membentuk Komite Audit, j. Mengusulkan akuntan publik kepada RUPS, k. Membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya, l. Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada Perseroan tersebut dan Perseroan lain, m. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS, n. Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas pengawasan dan pemberian nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, anggaran dasar, dan/ atau keputusan RUPS.
In implementing their tasks, the BOC is obligate to: a. Provide advices to BOD in carrying out the Company Management, b. Examine and study as well as signing the CLTP and CAPB prepared by BOD pursuant to Articles of Association provision c. Provide suggestion and advice to GMS concerning CLTP and CAPB of the BOC excuse signing the CLTP and CAPB d. Following the Company’s activity development, provide suggestion and advice to GMS concerning every issue that considered as important matter for the Company management e. Report immediately to GMS if there is any symptom of declining the Company’s performance f. Observe and study the regular and annual report prepared by the BOD as well as signing the annual report g. Provide description, suggestion and advise to GMS concerning Annual Report, if requested h. Drafting annual work program and input it to CAPB i. Form an Audit Committee j. Propose public accountant to GMS k. Create BOC minutes of meeting and save the copy l. Report to the Company concerning the shareholdings and/or his/her family to the concerned Company and other Company m. Provide reports of supervision task that has been conducted during last fiscal year to GMS n. Carry out other obligation in term of supervision task and provide advices, as long as it does not contrary with the legislation regulation, articles of association, and/or GMS decision.
248
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
Komposisi Dewan Komisaris Board of Commissioner Composition
Anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dengan masa jabatan ditetapkan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya. Komposisi dan jumlah anggota Dewan Komisaris ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan visi, misi, dan rencana strategis PTPN VII untuk memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak secara independen. Komposisi Dewan Komisaris paling sedikit 20% (dua puluh persen) merupakan anggota Dewan Komisaris Independen yang ditetapkan dalam keputusan pengangkatannya.
Board of Commissioner member is appointed and dismissed by General Meeting of Shareholders (GMS) with stipulated term 5 (five) years and can be reappointed for the next 1 (one) term. Board of Commissioner member composition and number are stipulated by GMS by noticing on PTPN VII vision, mission, and strategic plan to enable an effective, precise and fast decision making and can act independently. Board of Commissioner composition at least 20% (twenty percent) is Independent Board of Commissioner member which the appointment is stipulated on a decree.
Komposisi Dewan Komisaris pada tahun 2015 tidak mengalami perubahan. Dewan Komisaris PTPN VII per tanggal 31 Desember 2015 berjumlah 5 orang, yaitu Ahmad Anshori Mattjik sebagai Komisaris Utama, .dengan Anggota Komisaris Harun Sulkam, Dodi Iskandar, Nanan Soekarna dan Haryono.
BOC composition in 2015 was not experiencing a change. PTPN VII BOC per 31 December 2015 was 5 people, namely Ahmad Anshori Mattjik as President Commissioner, and Members of Board of Commissioner were Harun Sulkam, Dodi Iskandar, Nanan Soekarna and Haryono.
Dewan Komisaris PTPN VII tahun 2015 terdiri atas beragam latar belakang pendidikan dan bidang studi, pengalaman kerja dan usia sehingga bisa saling melengkapi yang sangat diperlukan untuk efektivitas pelaksanaan fungsi pengawasan dan penasehatan perusahaan.
PTPN VII BOC in 2015 comprised of various background in education and field of study, work experience and age so they can complete each other which it was required for the effectiveness of company supervision and advisory function implementation.
Susunan Dewan Komisaris Per 31 Desember 2015 Structure of Board of Commissioner per 31 December 2015 No.
Nama Name
Jabatan Position
1
Ahmad Anshori Mattjik
Komisaris Utama President Commissioner
2
Harun Sulkam
3
SK Pengangkatan Appointment Decree
Usia Age (Th)
Independensi Independency
SK-387/MBU/2013 tanggal 21 November 2013
69
Independen Independent
Komisaris Commissioner
KEP-209/MBU/2011 tanggal 10 Oktober 2011
48
Independen Independent
Dodi Iskandar
Komisaris Commissioner
SK-74/MBU/2014 tanggal 7 April 2014
56
Independen Independent
4
Nanan Soekarna
Komisaris Commissioner
SK-387/MBU/2013 tanggal 21 November 2013
60
Independen Independent
5
Haryono
Komisaris Commissioner
SK-387/MBU/2013 tanggal 21 November 2013
58
Independen Independent
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
249
Pendelegasian Wewenang Delegation of Authority
Pendelegasian wewenang anggota Dewan Komisaris kepada anggota Dewan Komisaris lainnya dinyatakan dengan surat kuasa tertulis. Seorang anggota Dewan Komisaris hanya dapat mewakili seorang anggota Dewan Komisaris lainnya yang berhalangan. Pendelegasian wewenang Dewan Komisaris kepada Komite Audit diatur dalam Piagam Komite Audit.
The delegation of BOC member authority to other BOC member is stated on written power of attorney. One BOC member may only represent another BOC member who is absent. The delegation of BOC authority to Audit Committee is regulated on Audit Committee Charter.
Pada tahun 2015 terdapat beberapa pendelegasian wewenang anggota Dewan Komisaris kepada anggota Dewan Komisaris lainnya melalui Surat Kuasa dalam beberapa pelaksanaan rapat baik internal dan gabungan.
In 2015 there were several delegations of authority that the BOC member transferred to another BOC member via Power of Attorney in several meetings both internal and joint meetings.
Pembagian Kerja Dewan Komisaris Work Division of Board of Commissioner
Dalam melaksanakan fungsi pengawasan dan penasehatan, Dewan Komisaris telah melakukan pembagian tugas diantara para anggota Dewan, sesuai Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor:SK-107/DK.VII/12/2013 tanggal 6 Desember 2013, pembagian tugas di antara anggota disusun sebagai berikut:
In carrying out the supervision and advisory function, the BOC has conducted a task division between the BOC member, pursuant to PTPN VII (Persero) BOC Decree No. 107/DK.VII/12/2013 dated 6 December 2013, task division between members was organized as follow:
Pembagian Tugas Dewan Komisaris Per 31 Desember 2015 Board of Commissioner Task Division per 31 December 2015 No.
Nama / Name
Tugas / Job
1.
Ahmad A. Mattjik
Koordinator / Coordinator
2.
Nanan Soekarna
Bidang Pengawasan Umum, SDM dan keamanan serta PKBL General, HR and Security Supervision and PCDP Division
3.
Harun Sulkam
Bidang Pengawasan Pengadaan dan Pemasaran merangkap Ketua Komite Manajemen Risiko Procurement and Marketing Supervision Division has concurrent position as Head of Risk Management Committee
4.
Dodi Iskandar
Bidang Pengawasan Keuangan dan Investasi merangkap Ketua Komite Audit Financial and Investment Audit Division concurrent position as Head of Audit Committee
5.
Haryono
Bidang Pengawasan Produksi Production Supervision Division
250
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
Program Pengenalan Kepada Dewan Komisaris Introduction Program for the BOC
Program pengenalan ditujukan kepada aggota Dewan Komisaris yang diangkat untuk pertama kalinya. Tanggung jawab untuk mengadakan program pengenalan tersebut berada pada Sekretaris Perusahaan.
Introduction program is addressed to BOC member who was appointed for the first time. The one who is in charge to hold the introduction program is Corporate Secretary.
Berdasarkan Pedoman GCG, program pengenalan meliputi: a. Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG; b. Gambaran mengenai perusahaan dengan tujuan, sifat, dan lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasi, strategi, rencana usaha jangka pendek dan jangka panjang, posisi kompetitif, risiko dan masalah-masalah strategis lainnya; c. Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit internal dan eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal, termasuk Komite Audit; d. Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi serta hal-hal yang tidak diperbolehkan.
Based on GCG Guidelines, introduction program is covering: a. Implementation of GCG principles b. Description of company along with objectives, nature and activity scope, financial and operational performance, strategy, short and long-term business plan, competitive position, risk and other strategic issues; c. Description related to delegated authorization, internal and external audit, internal control system and policy, including Audit Committee; d. Description concerning BOC and BOD task and responsibility as well as prohibited terms.
Program pengenalan perusahaan dapat berupa presentasi, pertemuan, kunjungan ke perusahaan dan pengkajian dokumen atau program lainnya yang dianggap sesuai dengan perusahaan dimana program tersebut dilaksanakan.
Company introduction program could in form of presentation, meeting, visitation to company and document study or other program that deemed related to company in which the program is held.
Pada tahun 2015 tidak terjadi perubahan keanggotaan Dewan Komisaris PTPN VII sehingga tidak ada program pengenalan untuk anggota Dewan Komisaris yang baru.
In 2015 there was no change of PTPN VII Board of Commissioner membership so there was no introduction program for new BOC member.
Pengembangan Keahlian Berkelanjutan BOC Development
PTPN VII melaksanakan program pengembangan untuk mendukung peningkatan pengetahuan anggota Dewan Komisaris melalui kegiatan workshop, seminar yang terkait dengan informasiinformasi terkini perkembangan industri perkebunan maupun pengetahuan lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas pengawasan Dewan Komisaris.
PTPN VII carries out development program to support BOC member’s knowledge improvement through workshops, seminars related to latest information of plantation industry development or other knowledge that support implementation of BOC supervision duty.
Program pengembangan Dewan Komisaris tahun 2015 dengan melakukan studi banding ke Wilmar, Surabaya yang diikuti oleh seluruh anggota Dewan Komisaris beserta Komite Audit dan Komite Manajemen Risiko guna pemahaman bisnis industri hilir kelapa sawit.
2015 Board of Commissioner Development Program was conducted by comparative study to Wilmar, Surabaya attended by all Board of Commissioner members along with Audit Committee and Risk Management Committee to better understand the downstream industry business of palm oil.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
251
Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris BOC Action Plan and Budget
Dewan Komisaris menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris yang memuat indikator kinerja dan target pengawasan, meliputi:
BOC drafted BOC Action Plan and Budget containing performance indicators and supervision target, involving:
a. Rapat internal Dewan Komisaris: evaluasi kebijakan, laporan manajemen, masalah khusus, evaluasi usulan KAP, RJP
a. BOC Internal Meeting: policy evaluation, management report, special issues, PAF proposal evaluation, Long-term Plan
b. Rapat gabungan: pembahasan RKAP dan RJP, pembahasan laporan manajemen, pembahasan kebijakan dan masalah khusus
b. Joint meeting: CAPB and LTP discussion, management report discussion, policy and special issue discussion
c. Rapat dan Konsultasi dengan Pemegang Saham : pembahasan dalam rangka pengesahan RKAP dan atau RJP, pembahasan dalam rangka pengesahan Laporan Tahunan, pembahasan evaluasi dan Laporan Manajemen semester I
c. Meeting and consultation with Shareholders; discussion in term of CAPB validation and or LTP, discussion in term of Annual Report Validation, evaluation and Management Report Semester I
d. Kunjungan Kerja e. Rapat Komite-Komite Dewan Komisaris
d. Work Visitation e. BOC Committees Meeting
Pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris tahun 2015 telah dilaksanakan pada Rapat Internal tanggal 5 Desember 2014.
Discussion of 2015 BOC Action Plan and Budget has been held in Internal Meeting on 5 December 2014.
Fokus Pengawasan Dewan Komisaris Tahun 2015 2015 BOC Supervisory Focus
Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris Tahun 2015 dalam rangka mengantisipasi perubahan eksternal yang sangat dinamis, Dewan Komisaris menyusun fokus pengawasan tahun 2015, antara lain :
2015 BOC Action Plan and Budget was to anticipate an increasingly dynamic external change, Board of Commissioner prepared 2015 supervision focus on:
•
•
• • • • • •
Mendorong penyesuaian struktur organisasi dalam rangka meningkatkan produktivitas & efisiensi biaya perusahaan. Mempertahankan & optimalisasi fundamental asset secara berkelanjutan. Program peningkatan produksi & produktivitas dan optimalisasi kapasitas pabrik melalui pemenuhan pembelian bahan baku dari pihak III Penyediaan kebutuhan air dalam mengantisipasi terjadinya musim kering yang berkepanjangan (El Nino). Evaluasi dan monitoring kinerja Sosialisasi sejumlah kebijakan perusahaan Penerapan GCG, Pengendalian Internal & CSR
• •
• • • •
Encouraging organizational structure adjustment to improve company productivity and cost efficiency Maintaining and optimizing fundamental asset sustainably Production and productivity improvement program and optimization of factory capacity through fulfillment of raw material purchase from third parties. Provision of water needs in anticipating long drought (El Nino) Evaluation and monitoring on performance Socialization on several company’s policies GCG, Internal Control and CSR implementation
252
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
Pertanggungjawaban Kinerja Dewan komisaris BOC Performance Accountability
Pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dipertanggungjawabkan dalam Laporan Pengawasan Dewan Komisaris PTPN VII Tahun 2015, dan telah disampaikan kepada pemegang saham pada pelaksanaan RUPS Laporan Keuangan Tahun 2015.
The implementation of BOC task is accounted on 2015 PTPN VII Board of Commissioner Supervisory Report, and had been presented to shareholders on the GMS of 2015 Financial Statement.
Keputusan, Tanggapan, dan Persetujuan Dewan Komisaris
Board of Commissioner Decision, Response, and Approval
a. Menyetujui perubahan struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara VII dalam rangka meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya perusahaan. b. Mendukung usulan Direksi untuk melakukan revisi RKAP 2015 terkait dengan penerimaan dana PMN sebesar Rp175 miliar dan tidak berdampak pada aspek operasional. c. Menyetujui pemindahtanganan lahan PTPN VII Seluas 85,5 Ha untuk lokasi pembangunan Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar I. d. Mendukung usulan Direksi untuk melakukan penambahan fasilitas KMK beserta asset yang diagunkan sebesar Rp300 miliar. e. Menyetujui permohonan menjadi avalist Kredit Ketahanan Pangan dan Energi Tebu Rakyat (KKPE-TR) dan Bank BRI Agro dan Bank Mandiri sebesar Rp35,747 miliar. f. Mendukung usulan Direksi untuk melakukan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan. g. Mendukung usulan Direksi untuk melakukan perpanjangan fasilitas KMK sebesar Rp900 miliar. h. Menyetujui permohonan perpanjangan fasilitas KMKE Supplier sebesar Rp100 miliar. i. Menyetujui permohonan menjadi avalist kredit kebun kelapa sawit kemitraan Sidomulyo dari Bank BNI sebesar Rp38,957 miliar.
a. Approving a change of organization structure of PT Perkebunan Nusantara VII in order to improve company productivity and cost efficiency b. Supporting Board of Director proposal to perform revision on 2015 CABP related to the receipt of State Capital Inclusion amounted to Rp175 billion and it was not impacting operational aspect. c. Approving transfer of PTPN VII land as wide as 85.5 ha for location of development of Toll Road Bakauheni-Terbanggi Besar I d. Supporting Board of Director proposal to perform additional Working Capital Credit facility as well as its collateralized asset in the amount of Rp300 billion. e. Approving application to be avalist for Food Security and Energy of Community Sugarcane Credit and BRI Bank Agro and Mandiri Bank in the amount of Rp35.747 billion f. Supporting Board of Director proposal to perform changes on Company’s Articles of Association g. Supporting Board of Director proposal to perform extension on Working Capital Credit facility amounted to Rp900 billion. h. Approving application on extension of Export Working Capital Credit of Supplier by Rp100 billion i. Approving application to be avalist for partnership oil palm plantation of Sidomulyo credit from BNI Bank amounted to Rp38.957 billion.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
253
Rekomendasi Dewan Komisaris Selama Tahun 2015
Board of Commissioner Recommendation during 2015
1. Tanaman Karet 1) Optimalisasi Pemeliharaan dan Penggalian potensi produksi Karet di lakukan sbb : • Memperpendek masa TBM dari 5 tahun menjadi 4 tahun. • Mempersempit hanca penyadapan pada areal tanaman non produktif • Meningkatkan pengawasan terhadap gangguan pencurian produksi. • Peningkatan kadar karet kering dari latek (DRC) 2) Akselerasi pertumbuhan lilit batang dan homogenitas TBM. Guna tercapainya akselerasi pertumbuhan lilit batang dan homogenitas TBM telah disarankan agar seluruh Asisten Afdeling harus mempunyai rijstaat hasil sensus lilit batang secara up to date yang dituangkan dalam peta kelompok tanaman berdasarkan tingkat homogenitas lilit batang pertahun tanam untuk memudahkan pengawasan dan efektivitas pelaksanaan dalam pemeliharaan serta perbaikan media tumbuh tanam. 3) Kekurangan Tenaga Penyadap. Untuk memenuhi kriteria dan jumlah kebutuhan tenaga penyadap telah disarankan agar tenaga penyadap yang tersedia ditingkatkan klasifikasinya melalui Tap School sesuai norma sebelum memiliki hanca tetap dan kekurangan tenaga penyadap segera dicukupi baik melalui realokasi dari Unit lain maupun rekrutmen dengan prioritas tenaga yang berada disekitar Unit. 4) Sustainability Produksi Karet Agar dalam penggalian produksi sesuai potensi pada umur tanaman produktif dapat berkelanjutan (Suistainable), maka pelaksanaan eksploitasi supaya memegang teguh norma teknis yang telah ditetapkan, sehingga tidak terulang kembali kerugian akibat tanaman yang harusnya masih masa produktif dengan terpaksa harus masuk kepada kategori tanaman non produktif (umur teknis eksploitasi secara normatif tidak tercapai).
1. Rubber Plant 1) Optimization of Rubber production potential Maintenance and Exploration was performed following: - Shortening Immature plant period from 5 years to 4 years - Narrowing tapping arable of non productive area - Increasing supervision on production theft disruption - Increasing dry rubber level from latex (DRC) 2) Acceleration of rod girth growth and IP homogeneity To achieve acceleration on rod girth growth and immature plant homogeneity has been suggested that all Afdeling assistants should have up to date census finding of rod girth put forth on plant group map based on rod girth homogeneity level per planting year to facilitate implementation supervision and effectiveness of maintenance and repair of plant growth media. 3) Lack of Tappers To meet criteria and number of tappers needs has been suggested that available tappers classification should be improved thru Tap School based on norm before having fixed arable and tappers shortage should be immediately fulfilled either through reallocation from another Unit or by recruitment with priority local labor in the vicinity of Unit. 4) Rubber production sustainability in order the production exploration according to potential of the age of productive plant can be sustainable, therefore the implementation of exploitation should embrace technical norm that has been set, so there will be no loss as effect of the plant that should be in category of productive is forcefully included on category of non productive plant (exploitation technical age normatively is not achieved)
254
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
5) Tapping School. Guna mengantisipasi kerusakan bidang sadapan dan untuk meningkatkan mutu sadapan, maka tapping school sebagai sarana pelatihan dan perbaikan teknis sesuai norma bagi penyadap agar dilakukan secara berkesinambungan diadakan disetiap kebun karet.
5) Tapping school To anticipate tapping damage and to improve tapping quality, then tapping school as facility of technical training and maintenance based on norm for tappers should be conducted continuously in every rubber estate.
2. Tanaman Kelapa Sawit 1) Optimalisasi penggalian potensi produksi Agar pencapaian produksi sesuai potensinya, pada saat pelaksanaan penggalian potensi produksi (eksploitasi) agar perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dalam implementasi panen & angkut (P&A) menjadi perhatian utama. 2) Pengendalian Ganoderma Penurunan produktivitas karena berkurangnya populasi pohon kelapa sawit per ha akibat adanya serangan Ganoderma perlu menjadi prioritas penanggulangannya
2. Oil Palm Plants 1) Optimization of production potential exploration In order to achieve production as its potential, during the implementation of production potential exploration (exploitation), the planning, implementation and supervision in harvest and distribution should become main priority. 2) Ganoderma control The decrease of productivity due to lack of oil palm population per ha as effect of Ganoderma attack its prevention should become a priority.
3. Tanaman Teh 1) Pelaksanaan mutu petik Pengawasan pelaksanaan mutu pemetikan terutama terhadap kontaminasi dari gulma dan mutu pucuk hasil petikan terus ditingkatkan guna mencapai sasaran pucuk sesuai norma. 2) Stock produksi melebihi kapasitas gudang. Agar optimalisasi pengangkutan produksi ke gudang penampungan terus ditingkatkan, sehingga tidak terjadi stock produksi menumpuk melebihi kapasitas gudang.
3. Tea Plant 1) Implementation of picking quality Supervision on picking quality particularly to contamination from weeds and quality of shoots needs to be improved to achieve asper-norm shoots target. 2) Production stock exceeds warehouse capacity In order the optimization of production transportation to storage should be improved, so there will be no pilling up of production stock exceeding the warehouse capacity.
4. Tanaman Tebu 1) Ketepatan masa tanam KTG 2015/2016 Ketepatan masa tanam sesuai sifat kemasakan dari masing-masing varietas diupayakan sudah terlaksana 100%, begitupun dengan komposisi masa tanam sesuai sifat kemasakannya (masak awal, tengah & akhir) masing-masing varietas agar sesuai norma teknis. 2) Optimalisasi aset melalui pemanfaatan lebung menjadi waduk. Aspek finansial dan aspek teknis operasional agar menjadi pertimbangan secara komprehensif terutama mengenai luasan & kedalaman waduk, volume air, curah hujan, kebutuhan air, waktu penyiraman, sistim penyiraman dan penyebaran waduk sehingga pemanfaatan lebung/waduk untuk pengairan tanaman.
4. Sugarcane Plant 1) Accuracy on growing season of KTG 2015/2016 Accuracy of growing season according to maturity of each variety should be accomplished 100%, likewise the composition of growing season according to its mature (early, middle, end mature) of each variety should be based on technical norm, 2) Optimization of asset through utilization of lake into a water reservoir Financial aspect and operational technical aspect should be come comprehensive consideration mainly regarding the width and depth of the reservoir, water volume, rainfall, water requirements, time of watering, watering system and reservoir dissemination u to utilization of lake/reservoir for irrigation.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
255
5. Utilitas Pabrik 1) Kapasitas olah PKS. Realisasi kapasitas olah Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit 2015 masih dibawah kapasitas terpasang, sejalan dengan kekurangan bahan baku pengolahan dan juga disebabkan karena kerusakan pabrik agar mendapat perhatian 2) Utilitas pabrik pengolahan Teh Upaya optimalisasi penggalian potensi produksi pucuk basah agar terus ditingkatkan guna mencapai sasaran sesuai kapasitas pabrik terpasang, dan rendemen agar diusahakan sesuai dengan target yang telah dianggarkan dalam RKAP.
5. Mill Utility 1) OPM processing capacity Realization of 2015 OPM processing capacity was still below installed capacity, in line with processing raw material shortage and also due to mill breakage should be receiving more attention 2) Tea processing mill utility Efforts on optimization of potential exploration of wet shoot production should be increased to achieve target as installed mill capacity, and the extraction should be continued attempted based on target budgeted in CABP.
6. Optimalisasi Penguasaan lahan di Rayon V Way Tulang Bawang ( Tuba ). Guna memitigasi kemungkinan makin meningkatnya sengketa lahan yang tidak dapat dikuasai, agar Direksi segera mengambil sikap dan langkah yang lebih terukur guna penyelesaian permasalahan dan penguasaan lahan tersebut.
6. Optimization of land occupation in Rayon V Way Tulang Bawang (Tuba) To mitigate possibility of increasing land dispute that can be occupied, Board of Director should immediately take measured attitude and steps to solve the issue and land occupation.
7. Revitalisasi kebun ( Rev – Bun ) Kelapa Sawit Rawa Pitu ( Rapi ) Guna memenuhi skala ekonomi unit usaha, sisa areal yang belum digarap seluas 761 ha dengan 597 berkas CPCL yang sudah siap, segera dikoordinasikan dengan KUD dan Bank pemberi Kredit yang ditunjuk agar areal tersebut dapat dikelola.
7. Revitalization of estate (Rev – Bun) of Oil Palm Rawa Pitu (Rapi) To meet economic scale of business unit, remaining area that has not been cultivated as wide as 761 ha with 597 Potential Farmers for Potential Lands that are ready, should be immediately coordinated with cooperatives and bank as the appointed creditor in order the area can be cultivated immediately.
8. Kemitraan Sidomulyo, 1) Pembangunan kebun pola kemitraan satu manajemen memiliki potensi yang memadai sebagai penyuplai bahan baku di UPKS Bentayan di masa yang akan datang dan merupakan solusi penyelesaian sengketa lahan dengan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan Tungkal, kabupaten Banyuasin. 2) Untuk membiayai pembangunan kebun kemitraan kelapa sawit Sidomulyo PTPN VII /UKKS Bentayan, sejak tahun 2011 sampai dengan bulan Oktober 2015, perusahaan telah mengeluarkan biaya pre-financing sebesar Rp27.244.588.965,- yang terdiri dari beban petani sebesar Rp26.254.588.965,- dan beban PTPN VII sebesar Rp990.000.000,-. 3) Kondisi fisik tanaman sangat tertekan, apabila dalam waktu singkat tidak ada rehabilitasi maka tanaman tersebut akan semakin menderita serta jika pendanaan kredit perbankan untuk kemitraan Sidomulyo gagal, kemungkinan akan menimbulkan risiko munculnya kembali tuntutan pemilik lahan lama yang terletak di Afdeling VI
8. Sidomulyo Partnership 1) Development of partnership pattern estate one management has adequate potential as raw material supplier in Bentayan OPPU in the future and is a solution to solve land dispute with Sidomulyo villagers, Tungkal sub district, and Banyuasin district. 2) To finance development of PTPN VII Sidomulyo oil palm partnership estate/ rubber and oil palm business Bentayan, since 2011 up to October 2015, the company has incurred pre-financing cost amounted to Rp27,244,588,965,- comprising of farmer expenses in the amount of Rp26,254,588,965,and PTPN VII expenses by Rp990,000,000,3) Physical condition of the plant was very depressed, if in a short time there is no rehabilitation then the plant will suffer more and if the credit funding for Sidomulyo partnership is failed, the possibility on risk of land former owner located in Afdeling VI’s demand will reappear.
256
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
9. Sengketa lahan 1) Melalui penyelesaian sengketa lahan terus diupayakan sampai tuntas, pendekatan persuasif dan pendekatan hukum dengan masyarakat yang bersengketa, khusus untuk Unit Cinta Manis upaya tersebut terus ditingkatkan. 2) Agar menjadi perhatian dan prioritas utama penyelesaian lahan yang masuk kedalam kawasan hutan lindung ±300 ha di Unit Usaha Pagar Alam. 3) Agar dilaksanakan penyelesaian sertifikat HGU unit kebun Senabing dan Sungai Berau 4) Penyelesaian sengketa lahan antara Unit Usaha Betung dengan warga Talang Ucin Eks Marga Teluk Kijing seluas ±1.600 ha melalui pembangunan kebun kas desa pada prinsipnya Dewan Komisaris berpendapat dapat dilaksanakan menggunakan dana CSR, dengan catatan pelaksanaannya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku dan sebelum dilaksanakan supaya disosialisasikan terlebih dahulu kepada seluruh lapisan masyarakat agar penuntutan lahan pada areal tersebut tidak berulang dikemudian hari. 5) Afdeling Kebun Blambangan Umpu (BAPU) Mengingat persoalan sengketa lahan di Afdeling Bapu sudah berlangsung lama dan kejadiannya berulang-ulang, maka dalam upaya penyelesaian sengketa lahan dan sejalan dengan strategi optimalisasi aset perusahaan, agar dilakukan pendekatan persuasive maupun melalui jalur hukum terus ditingkatkan, sehingga apabila akan mengelola/menanami kembali lahan tersebut hanya dilakukan pada lahan yang betul-betul sudah dikuasai dan tidak bermasalah lagi
9. Land dispute 1) Despite the settlement of land dispute continued to be attempted to completion, a persuasive approach and legal approach with the community involved, specifically for Cinta Manis Unit the attempt was continued to be increased. 2) Settlement on ±300 land included in preservation forest area in Pagar Alam BU should become main focus and priority 3) Settlement on right to cultivate certificate of Senabing and Sungai Berau should be carried out. 4) Settlement on land dispute between Betung BU and Talang Ucin residents ex Marga Teluk Kijing residents over ±1.600 ha through village estate development principally Board of Commissioner argued that it can be conducted by using CSR fund, with note: its implementation should be based on applicable regulation and before the implementation it should be socialized beforehand to community in order the demand on the area will not reappear in the future. 5) Blambangan Umpu Estate (BAPU) Division. Considering the land dispute issue in BAPU afdeling/division is long-standing issue and it happened repeatedly, then in its settlement effort and in line with company’s asset optimization strategy, a persuasive approach should be conducted and/or legal approach should continue to be increased, so by the time cultivating the land it should have been fully occupied and has no more problems.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
Persetujuan Dewan Komisaris atas Transaksi/Tindakan Material BOC Approval on Material Transaction/Action Mengacu pada Board Manual Dewan Komisaris dan Direksi PTPN VII, pada tahun 2015 terdapat transaksi atau tindakan yang dilakukan oleh Direksi Perusahaan yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris , antara lain: Refering to PTPN VII BOC and BOD Board Manual, in 2015 there were actions and transactions performed by BOD that required BOC approval, including: Transaksi Material yang Memerlukan Persetujuan Dewan Komisaris Material Action/Transaction that Required of BOC Approval Keputusan Dewan Komisaris Board of Commissioner Decision Mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka pendek; Collateralized fixed asset for short-term credit
-
Mengadakan kerja sama dengan badan usaha atau pihak lain berupa kerjasama lisensi, kontrak manajemen, menyewakan aset, Kerja Sama Operasi (KSO), Bangun Guna Serah (Build Operate Transfer/BOT), Bangun Milik Serah (Build Own Transfer/BOwT), Bangun Serah Guna (Build Transfer Operate/BTO) dan kerja sama lainnya dengan nilai atau jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh RUPS;
-
Established cooperation with other enterprises or parties in form of license cooperation, management contract, leasing asset, Operational Cooperation, BOT, BOwT, BTO and other cooperation with particular value or term stipulated by GMS Menerima atau memberikan pinjaman jangka menengah/panjang, kecuali pinjaman (utang atau piutang) yang timbul karena transaksi bisnis dan pinjaman yang diberikan kepada anak perusahaan Perseroan dengan ketentuan pinjaman kepada anak perusahaan Perseroan dilaporkan kepada Dewan Komisaris
-
Received or provide medium-long term loan, unless loan due to business transaction and loan given to Company’s subsidiaries with loan provision was reported to Board of Commissioner Menghapuskan dari pembukuan piutang macet dan persediaan barang mati
-
Wrote-off from the bookkeeping bad debts and inanimate inventory Melepaskan aktiva tetap bergerak dengan umur ekonomis yang lazim berlaku dalam industri pada umumnya sampai dengan 5 (lima) tahun;
Menyetujui pemindahtanganan lahan PTPN VII Seluas 85,5 Ha untuk lokasi pembangunan Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar I.
Released mobile fixed asset with prevailing economic life in industry generally up to 5 (five) years;
Approving alienation of PTPN VII land as wide as 85.5 ha for location of development of Toll Road Bakauheni-Terbanggi Besar I
Menetapkan struktur organisasi 1 (satu) tingkat di bawah Direksi Determined organization structure 1 (one) level under BOD
Menyetujui perubahan struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara VII dalam rangka meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya perusahaan. Approving a change of organization structure of PT Perkebunan Nusantara VII in order to improve company productivity and cost efficiency
257
258
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
Transaksi Material yang Memerlukan Tanggapan Tertulis Dewan Komisaris dan Persetujuan dari RUPS Material transaction that Required Written Response from BOC and GMS Approval Tanggapan Tertulis Dewan Komisaris BOC Written Response Mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka menengah/panjang Collateralized fixed asset for medium/long term credit
Mendukung usulan Direksi untuk melakukan penambahan fasilitas KMK beserta asset yang diagunkan sebesar Rp300 miliar. Supporting Board of Director proposal to perform additional Working Capital Credit facility as well as its collateralized asset in the amount of Rp300 billion. Mendukung usulan Direksi untuk melakukan perpanjangan fasilitas KMK sebesar Rp900 miliar Supporting Board of Director proposal to perform extension on Working Capital Credit facility amounted to Rp900 billion.
Melakukan penyertaan modal pada perseroan lain Performed capital inclusion to other company
-
Mendirikan anak perusahaan dan/atau perusahaan patungan Established subsidiaries and/or joint venture company
Dewan Komisaris menyetujui usulan pendirian anak perusahaan PT Optima Nusa Tujuh Board of Commissioner approved proposal of the establishment of PT Optima Nusa Tujuh subsidiary
Mengikat Perseroan sebagai penjamin (borg atau avalist) Binded the Company as avalist
-
Mengadakan kerjasama dengan badan usaha atau pihak lain berupa kerjasama lisensi, kontrak manajemen, menyewakan aset, Kerja Sama Operasi (KSO), Bangun Guna Serah (Build Operate Transfer/BOT), Bangun Milik Serah (Build Own Transfer/BOwT), Bangun Serah Guna (Build Transfer Operate/BTO) dan kerjasama lainnya dengan nilai atau jangka waktu melebihi yang ditetapkan RUPS.
-
Established cooperation with other enterprises and parties in form of license cooperation, management contract, leasing asset, Operational Cooperation, BOT, BOwT, BTO, and other cooperation with value or term exceeding GMS Stipulation Melepaskan dan menghapuskan aktiva tetap Perseroan, kecuali aktiva tetap bergerak dengan umur ekonomis yang lazim berlaku dalam industri pada umumnya sampai dengan 5 (lima) tahun. Released and wrote-off Company fixed asset, unless mobile fixed asset with prevailing economic life in industry generally up to 5 (five) years.
-
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
259
Komisaris Independen Independent Commissioner
Kriteria Penentuan Komisaris Independen
Independent Commissioner Determination Criteria
Keberadaan Komisaris independen sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan fungsi pengawasan Dewan Komisaris. Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang tidak terafiliasi dengan Direksi, anggota Dewan Komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat memengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan.
Independent Commissioner existence is extremely needed to improve BOC supervisory function. Independent Commissioner is member of BOC unaffiliated with BOD, other BOC member and controlling shareholder, as well as free of business relationship and other relationship that might affect its ability to act independently or merely act for company’s interest.
Kriteria penentuan komisaris independen sesuai dengan Surat Pernyataan Tidak Mempunyai Benturan Kepentingan yang memuat beberapa pernyataan sebagai berikut :
Criteria in determining independent Commissioner is based on Do Not Have Any Conflict of Interest Statement Letter containing following several statements:
•
Kepemilikan saham baik pada perusahaan lain maupun pada PT Perkebunan Nusantara VII.
•
Share ownership in other company or in PTPN VII
•
Tidak adanya hubungan keluarga baik dengan sesama anggota Direksi maupun anggota Komisaris PT Perkebunan Nusantara VII .
•
There is no family relationship either with fellow PTPN VII BOD or BOC members
•
Tidak adanya rangkap jabatan sebagai Direksi atau Dewan Komisaris pada BUMN, BUMD ataupun perusahaan swasta
•
There is no concurrent position as BOD or BOC at SOE, ROE, or private companies
•
Tidak menjabat sebagai pejabat struktural ataupun fungsional pada instansi/lembaga pemerintah pusat/daerah.
•
Does not occupy as structural official or functional at institution/central/regional government agency
•
Tidak menjabat sebagai pengurus partai politik/ anggota legislatif, calon kepala/wakil kepala daerah serta jabatan lain yang menimbulkan benturan kepentingan.
•
Do not serve as political party management/ legislative member, candidate of head/deputy head of regional and other position that causing conflict of interest
260
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
Pernyataan tentang Independensi Masing-masing Komisaris Independen
Statement regarding Independency of Each Independent Commissioner
Untuk menjamin tercapainya independensi dalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris mendorong terciptanya iklim dan lingkungan kerja yang objektif dan menempatkan kewajaran di antara beragam kepentingan serta senantiasa terbebas dari benturan kepentingan (conflict of interest).
To ensure the achievement of independency in carrying out its tasks, Board of Commissioner encourages the creation of an objective working climate and environment and places reasonable among many interests as well as always free of conflict of interest.
Setiap anggota Dewan Komisaris membuat pernyataan independensi dan bebas benturan kepentingan pada awal jabatan serta tiap tahunnya. Surat Pernyataan Tidak Mempunyai Benturan Kepentingan tersebut memuat beberapa pernyataan sebagai berikut :
Every Board of Commissioner member should make a statement regarding his independency and free of conflict of interest in the beginning of their office and every year. Statement Letter of Do Not Have Any Conflict Of Interest contains following statements:
•
•
• • • •
Kepemilikan saham baik pada perusahaan lain maupun pada PT Perkebunan Nusantara VII. Tidak adanya hubungan keluarga baik dengan sesama anggota Direksi maupun anggota Komisaris PT Perkebunan Nusantara VII . Tidak adanya rangkap jabatan sebagai Direksi atau Dewan Komisaris pada BUMN, BUMD ataupun perusahaan swasta Tidak menjabat sebagai pejabat struktural ataupun fungsional pada instansi/lembaga pemerintah pusat/daerah. Tidak menjabat sebagai pengurus partai politik/ anggota legislatif, calon kepala/wakil kepala daerah serta jabatan lain yang menimbulkan benturan kepentingan.
• • • •
Shareholdings either at another company and/or at PTPN VII No family relationship either with fellow BOD or BOC member of PTPN VII Do not have any concurrent position as BOD or BOC at other SOE, ROE, or private company Do not serve as a structural or functional official in other regional/central government agency/ institution Does not serve as political party management/ legislative member, candidate of head/deputy head of regional and other position causing a conflict of interest.
Rangkap Jabatan Dewan Komisaris
BOC Concurrent Position
Sesuai Board Manual PTPN VII, anggota Dewan Komisaris dilarang memangku jabatan rangkap sebagai anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Badan Usaha Milik Swasta; Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan dalam perundang-undangan; pengurus partai politik dan/atau calon/anggota legislatif dan/atau calon Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah; dan/atau; Jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.
Based on PTPN VII Board Manual, BOC member is prohibited to have concurrent position as BOD member of other SOE, ROE, POE; and other position based on provision of law and regulation; managing political party and/or as candidate/member of legislative and/or candidate of Regional Head and/ or Deputy Head of Regional; and/or other positions that might cause conflict of interest.
Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan yang dilarang oleh peraturan perundangan yang berlaku tekait penerapan GCG.
All BOC members do not have concurrent position prohibited by applicable law and regulation related to GCG implementation.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
261
Kepemilikan Saham Dewan Komisaris Share Ownership of BOC
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 tidak terdapat anggota Dewan Komisaris PTPN VII yang memiliki saham PTPN VII maupun pada perusahaan lainnya yang berkedudukan di dalam maupun luar negeri. Pernyataan atas hal tersebut tertuang menjadi satu bagian di dalam Surat Pernyataan Tidak Mempunyai Benturan Kepentingan
Up to 31 December 2015, there was no PTPN VII BOC member who has PTPN VII share or in other domestic or overseas companies. Statement above has been put forth in one part on Statement Letter of Do Not Have Any Conflict of Interests.
No
Nama Name
Jabatan Position
Kepemilikan Saham di PTPN VII Shareholdings at PTPN VII
Kepemilikan saham di Perusahaan Lainnya Shareholdings at other company
1
A. Anshori Matjjik
Komisaris Utama President Commissioner
Nihil Null
Nihil Null
2
Harun Sulkam
Anggota Komisaris Commissioner
Nihil Null
Nihil Null
3
Dodi Iskandar
Anggota Komisaris Commissioner
Nihil Null
Nihil Null
4
Nanan Soekarna
Anggota Komisaris Commissioner
Nihil Null
Nihil Null
5
Haryono
Anggota Komisaris Commissioner
Nihil Null
Nihil Null
262
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
Direksi
Board of Directors Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan. Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perusahaan serta mewakili perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Board of Director is a Company organ which authorize and fully responsible on the Company’s management for the Company’s interest. The BOD obligates to carry out all actions related with the company’s management with good intention and full responsibility for the company’s interest and goal also represent the company pursuant to the Articles of Association and applicable legislation regulation.
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab operasional Perusahaan, Direksi berpedoman pada Board Manual Dewan Komisaris dan Direksi PTPN VII. Direksi sebagai organ Perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial, masingmasing anggota Direksi dapat melaksanakan tugas mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya. Kedudukan masingmasing anggota Direksi termasuk Direktur Utama adalah setara. Tugas Direktur Utama adalah mengkoordinasikan kegiatan Direksi. Pelaksanaan tugas oleh masing-masing anggota Direksi tetap merupakan tanggung jawab bersama.
In carrying out Company operational duties and responsibilities, BOD is referring to PTPN VII BOC and BOD Board Manual. BOD as a Company organ is in charge and collegially responsible, each BOD member can carry out duty in making decision based on assignment and authority division, each BOD member position including President Director is equal. President Director duty is coordinating BOD activities. Implementation of duties by each BOD member is still a shared responsibility.
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi BOD Manual and Work Rules
Dalam rangka melaksanakan peran dan fungsi kepengurusan perseroan serta mengelola hubungan dengan Dewan Komisaris, Direksi berpedoman pada Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi yang termuat dalam Board Manual Dewan Komisaris dan Direksi tahun 2013 Bab III, yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Bersama No: 7.15/Kpts/02/2013 dan No: KEP-01/DKVII/01/2013 tanggal 2 Januari 2013. Pedoman Kerja tersebut disusun berdasarkan
In order to carry out the role and function of company’s management as well as to manage the relationship with the BOC, BOD is referring to BOD Manual and Work Rules put forth on 2013 BOC and BOD Board Manual Chapter III, stipulated in Joint Decree No: 7.15/Kpts/02/2013 and No:KEP-01/ DKVII/01/2013 and No:KEP-01/DKVII/01/2013 dated 2 January 2013. This Work Manual has been drafted based on Company’s Articles of Association, Law
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
263
Anggaran Dasar Perseroan, Undang-Undang Nomor 40/2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-undang Nomor 19/2003 tentang BUMN (termasuk penjelasannya), Permen BUMN No. PER01/MBU/2011 dan No. PER-09/MBU/2012 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada BUMN, Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER12/MBU/2012 Tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN, Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-03/MBU/2012 Tentang Pedoman Pengangkatan Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris Anak Perusahaan Badan Usaha Milik Negara, Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-496/BL/2008 Tentang Pedoman Pembentukan Unit Audit Internal, Standar Profesi Audit Internal, Tahun 2004, Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia Tahun 2006 oleh Komite Nasional Kebijakan GCG.
Number 40/2007 regarding Limited Company, Law Number 19/2003 regarding SOE (including its explanation), Minister of SOE Regulation No. PER01/MBU/2011 and No. PER-09/MBU/2012 regarding GCG implementation at SOE, State Minister of SOE Regulation Number PER-12/MBU/2012 regarding SOE BOC/BOT Supporting Organ, State Minister of SOE Regulation Number PER-03/MBU/2012 regarding Appointment Guidelines for SOE Subsidiary’s BOD and BOC members, Head of Capital Market Supervisory Agency Decision Number KEP496/BL/2008 regarding Establishment manual for Internal Audit Unit, Internal Audit Profession Standard, Year 2004, Indonesia GCG General Guidelines year 2006 by National Committee of GCG Policy.
Cakupan Pedoman dan Tata Tertib Keja Direksi meliputi: • Pengertian • Tugas dan Weewenang • Hak dan Kewajiban • Susunan dan Pembagian Kerja Direksi • Perangkapan Jabatan • Rapat Direksi • Organ Pendukung Direksi • Pengendalian Intern • Pengadaan Barang dan Jasa • Pengelolaan Aset • Pendelegasian Wewenang
The Scope of BOD Manual and Work Rules involve: • • • • • • • • • • •
Definition Tasks and Authorities Rights and Obligation BOD Composition and Work Division Double Position BOD Meeting BOD Supporting Organ Internal Controlling Goods and Service Procurement Asset Management Delegation and Authority
Pengangkatan dan Pemberhentian Direksi BOD Appointment and Dismissal
Pengangkatan anggota Direksi dilakukan dengan memperhatikan keahlian, pengalaman serta persyaratan lain berdasarkan peraturan perundangan. Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS atau berdasarkan keputusan seluruh Pemegang Saham di luar RUPS. Keputusan RUPS mengenai pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi juga menetapkan saat mulai berlakunya pengangkatan dan pemberhentian tersebut. Dalam hal RUPS tidak menetapkan, maka pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi tersebut mulai berlaku sejak penutupan RUPS.
BOD member appointment is conducted by paying attention to skills, experiences and other requirements based on regulation. The BOD member is appointed and dismissed by GMS or based on all shareholders decision outside GMS. The GMS decisions regarding the appointment and dismissal of BOD member is also determining the time when the appointment and dismissal is effective. In term of GMS did not determine, then the appointment and dismissal of BOD member is effective since the GMS closing.
264
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
Pengangkatan direksi dilakukan oleh RUPS dengan kualifikasi sebagai berikut:
BOD appointment is conducted by GMS with following qualification:
•
-
•
Memenuhi kriteria keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman, jujur, perilaku yang baik, serta memiliki dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan mengembangkan perusahaan. Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi atau Komisaris atau Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan atau perum dinyatakan pailit atau orang yang tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara.
Masa jabatan anggota Direksi ditetapkan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.
-
Fulfill the skill, integrity, leadership, experience, honest, good conduct, criteria as well as having a high dedication to advance and develop the company Able to carry out the legal action and never declared as bankrupt or is stated as a guilty BOD or BOC member or BOT for causing a company or public company as bankrupt or one who never convicted because committing a criminal offense that disadvantaging the state finance.
The BOD term of office is determined for 5 (five) years and can be reappointed for 1 (one) time of the next term of office.
Tugas & Wewenang Direksi BOD Task and Authority Tugas Direksi
The BOD Tasks
Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasanpembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan RUPS.
BOD is in charge to carry out all actions related to Company management for the Company’s interest and pursuant to company’s objective and goal as well as represent the Company either inside or outside of Court regarding all terms and all occurrences with limitations as regulated in legislation regulation, the Articles of Association and/or GMS Decision.
Salah seorang anggota Direksi ditunjuk oleh Rapat Direksi sebagai penanggungjawab dalam penerapan dan pemantauan GCG di Perseroan. Direksi mempunyai tugas antara lain:
One of the BOD members is appointed by the BOD meeting as the person who is in charge in the GCG implementation and monitoring within the Company.The BOD has tasks including to:
a. Memimpin dan mengelola perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan. b. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan secara berdaya guna dan berhasil guna. c. Mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan menurut bidangnya masing-masing baik kedalam maupun keluar dan kepada RUPS. d. Mewakili perusahaan di dalam dan di luar pengadilan. e. Memimpin, merencanakan dan mengkoordinir pelaksanaan tugas di bidang masing-masing. f. Memberikan wewenang dan tanggung jawab
a. Lead and manage the company pursuant to the company’s goal and always strive to enhance the company’s efficiency and effectiveness. b. Master, maintain and manage the company’s assets both efficient and effective. c. Be responsible on the company management according to each division either inside or outside and to GMS. d. Represent the company inside and outside Court. e. Lead, plan and coordinate the task implementation in each division. f. Provide authority and responsibility to District
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
265
kepada Manajer Distrik/Manajer Unit Usaha/ Manajer bagian sesuai dengan kepentingan perusahaan. g. Menyelenggarakan Rapat Direksi secara berkala dipimpin oleh Direktur Utama untuk menentukan kebijakan operasional perusahaan. h. Mengadakan rapat sewaktu-waktu apabila dianggap perlu oleh Direktur Utama atau atas usul dari sekurang-kurangnya 1/3 (satu per tiga) dari jumlah anggota Direksi dengan menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakan.
Manager/Business Unit Manager/Division Manager pursuant to the company’s interest. g. Establish a BOD Meeting periodically led by President Director to determine the Company’s operational policy.
Wewenang Direksi
Director Authorities
Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi berwenang untuk:
In carrying out the tasks, the BOD is authorized to:
a. Menetapkan kebijakan kepengurusan Perseroan. b. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seseorang atau beberapa orang anggota Direksi untuk mengambil keputusan atas nama Direksi atau mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan. c. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seorang atau beberapa orang pekerja Perseroan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang lain, untuk mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan. d. Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Perseroan termasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pekerja Perseroan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan ketentuan penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pekerja yang melampaui kewajiban yang ditetapkan peraturan perundangundangan, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari RUPS. e. Mengangkat dan memberhentikan pekerja Perseroan berdasarkan peraturan kepegawaian Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. f. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Perseroan. g. Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai pengurusan maupun pemilikan kekayaan Perseroan, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan Perseroan, serta mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian, dengan pembatasanpembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan /atau Keputusan RUPS.
a. Determine the Company’s management policy. b. Regulate the BOD devolution of power to one or several BOD members to make a decision on behalf of BOD or represent the Company inside and outside the Court.
h. Establish a meeting at anytime if it is considered as necessary by the President Director or on the proposal of at least from the total amount of BOD members by stating issues that will be discussed. .
c. Regulate the BOD handover of power to one or several Company’s employee either individual or group or to someone else, to represent the Company inside and outside Court. d. Regulate provisions of Company staffing including salary, pension and other income determination for the Company’s employees based on applicable legislation regulation, with the determination provision of salary, pension and other income for workers who exceeding the obligation determined by the regulation legislation, must obtain approval first from GMS.
e. Appoint and dismiss the Company’s employee based on Company’s staffing regulation and applicable regulation legislation. f. Appoint and dismiss the Company’s secretary. g. Conduct all action and other deeds regarding the management or ownership of the Company’s wealth, binding the Company with other party and/or other party with the Company, as well as represent the Company inside and outside court about everything and all occurrences, with limitations as regulated in legislation regulation, Articles of Association and/or GMS decision.
266
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
Hak & Kewajiban Direksi The BOD Rights and Obligation Hak Direksi
BOD Rights
Anggota Direksi diberi gaji dan tunjangan/fasilitas termasuk santunan purna jabatan yang jenis dan jumlahnya ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundangundangan.
The BOD member is provided with salary and allowance/facility include full pension compensation which the type and amount are determined by the GMS by paying attention to the provision of legislation regulation.
Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan dengan tembusan kepada Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan anggota Direksi Perseroan lainnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya. Apabila surat pengunduran diri disebutkan tanggal efektif kurang dari 30 (tiga puluh) hari dari tanggal surat diterima, maka dianggap tidak menyebutkan tanggal efektif pengunduran diri. Apabila sampai dengan tanggal yang diminta oleh anggota Direksi yang bersangkutan atau dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal surat permohonan pengunduran diri dalam hal tidak disebutkan tanggal efektif pengunduran diri, tidak ada keputusan dari RUPS, maka anggota Direksi tersebut berhenti pada tanggal yang diminta tersebut di atas atau dengan lewatnya waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal surat permohonan pengunduran diri diterima tanpa memerlukan persetujuan RUPS.
A BOD member has a right to resign from his position by notification in written regarding his intention to the Company with copy delivered to the shareholders, the BOC and others company’s BOD members approximately 30 (thirty) days before his resignation date. If the resignation letter stated that the effective date is less than 30 (thirty) days from the date the letter was received, then it is considered as not mentioning the effective date of his resignation. If until the date requested by the concerned BOD member or within 30 (thirty) days since the date of resignation in term of not stated the resignation effective date, there is no decision from GMS, then the concerned BOD member is resigning on the requested date above or by the passage of 30 (thirty) days since the resignation date is accepted without any GMS approval.
Kewajiban Direksi
BOD Obligation
Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi berkewajiban untuk: a. Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya. b. Menyiapkan pada waktunya Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), dan perubahannya serta menyampaikannya kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham untuk mendapatkan pengesahan RUPS. c. Memberikan penjelasan kepada RUPS mengenai RJPP dan RKAP. d. Membuat Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, dan Risalah Rapat Direksi. e. Membuat Laporan Tahunan sebagai wujud pertanggungjawaban pengurusan Perseroan, serta dokumen keuangan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan.
In implementing its task, the BOD is obligate to: a. Attempt and ensure the implementation of company’s business and activities pursuant to objectives and goal and its business activities. b. Prepare in time the Company’s Long Term Plan (CLP), Company Action and Budget Plan (CABP), and its changes as well as convey them to BOC and Shareholder to obtain the GMS validation. c. Provide explanation to GMS regarding CLP and CAPB. d. Draft a Shareholder List, Special List, Minutes of GMS, and Minutes of BOD Meeting. e. Draft an Annual Report as form of Company Management Accountability, as well as the Company’s financial documents as referred in Law regarding the Company’s Document.
Laporan Tahunan
f. Menyusun Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan menyerahkan kepada Akuntan Publik untuk diaudit. g. Menyampaikan Laporan Tahunan termasuk Laporan Keuangan kepada RUPS untuk disetujui dan disahkan, serta laporan mengenai hak-hak Perseroan yang tidak tercatat dalam pembukuan antara lain sebagai akibat penghapusbukuan piutang. h. Memberikan penjelasan kepada RUPS mengenai Laporan Tahunan. i. Menyampaikan Neraca dan Laporan Laba Rugi yang telah disahkan oleh RUPS kepada Menteri yang membidangi Hukum dan HAM sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. j. Menyampaikan laporan perubahan susunan Pemegang Saham, Direksi dan Dewan Komisaris kepada Menteri yang membidangi Hukum dan HAM. k. Memelihara Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen keuangan serta dokumen perseroan lainnya. l. Menyimpan di tempat kedudukan Perseroan: Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen keuangan serta dokumen perseroan lainnya. m. Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern, terutama fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan pengawasan. n. Memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham. o. Menyiapkan susunan organisasi Perseroan lengkap dengan perincian dan tugasnya. p. Memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan atau diminta anggota Dewan Komisaris dan para Pemegang Saham. q. Menyusun dan menetapkan blue print organisasi Perseroan. r. Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan yang ditetapkan oleh RUPS berdasarkan peraturan perundang-undangan.
2015 Annual Report
267
f. Draft the Financial Statement based on Financial Accounting Standard and submits it to Public Accountant to be audited. g. Present the Annual Report include Financial Statement to GMS to get approval and validation, as well as report regarding Company’s rights that is not recorded in bookkeeping among other as effect of receivables write-off. h. Provide explanation to GMS regarding Annual Report. i. Convey the balance sheet and profit and loss statement that has been validated by GMS to the Minister who in charge of Law and Human Rights pursuant to provision of legislation regulation. j. Convey report of a change of Shareholders, BOD and BOC composition to the Law and Human Rights Minister. k. Maintain Shareholders list, Special list, Minutes of GMS, Minutes of BOC meeting and Minutes of BOD meeting, Annual Report and Financial documents as well as other company’s document. l. Store in Company’s domicile: the Shareholder List, Special List, Minutes of GMS, and Minutes of BOC meeting and Minutes of BOD meeting, annual Report and Financial Documents as well as other company’s document. m. Draft the accounting system pursuant to Financial Accounting Standard and based on internal controlling principles, particularly the management, recording, storing and supervision function. n. Provide periodic report according to the means and time of applicable provision, as well as other reports every time the BOC and/or Shareholders ask for it. o. Prepare the Company’s organizational structure complete with its detail and tasks. p. Provide explanation of everything which is asked or requested by the BOC member and the Shareholder. q. Draft and determined the Company’s organization blue print. r. Implement other obligations pursuant to provision regulated in Articles of Association and determined by GMS based on law and regulation.
268
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
Komposisi Direksi
Board of Director Composition Di dalam Pedoman GCG PTPN VII dinyatakan bahwa RUPS menetapkan komposisi Direksi sedemikian rupa sehingga memungkinkan Direksi dalam pengambilan keputusan secara tepat dan cepat serta memungkinkan Direksi untuk bertindak secara independen, dalam arti tidak mempunyai kepentingan yang dapat mengganggu kapasitasnya untuk melaksanakan tugas secara mandiri dan kritis. Paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah anggota Direksi harus berasal dari kalangan di luar BUMN yang bersangkutan yang bebas dari pengaruh anggota Komisaris dan anggota Direksi lainnya serta Pemegang Saham, Pengendali/Pemilik Modal.
In PTPN VII GCG Manual is stated that GMS stipulates BOD composition as such so enabling the Board of Director in making decision precisely and quickly as well as enabling the BOD to act independently, in other words do not have any conflict of interest that might disrupt its capacity to carry out the assignment independently and critically. At least 20% (twenty percent) of BOD member should be originated from outside the concerned SOE who is free from other BOC and BOD member influence as well as Shareholder, Capital Controller/Owner influence.
Pembagian Tugas Direksi
Board of Director Assignment Division Di dalam Board Manual PTPN VII dinyatakan bahwa Direksi bertugas secara kolektif, namun agar lebih efisien dan efektif dalam melaksanakan tugas, maka dilakukan pembagian tugas di antara anggota Direksi. Namun demikian, tanggung jawab atas pengurusan Perseroan secara keseluruhan tetap berada pada Direksi secara kolektif (board) sebagai organ Perseroan. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS. Dalam hal RUPS tidak menetapkan pembagian tugas dan wewenang tersebut, maka pembagian tugas dan wewenang diantara Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi.
In PTPN VII Board Manual is stated that BOD is served collectively, however in order to be more efficient and effective in carrying out the duty, then task division is conducted among BOD members. Nevertheless, responsibility on Company management overall remains under BOD collectively as the Company’s organ. The task and authority division of every BOD member are stipulated by GMS. In terms GMS does not stipulate task and authority division, then the task and authority division among BOD member are stipulated based on BOD Decree.
Komposisi Direksi Per 31 Desember 2015 Composition of BOD period 31 December 2015 No.
Nama Name
Jabatan Position
SK Pengangkatan Appointment Decree
Usia Age (Th)
1
Kusumandaru NS
Direktur Utama President Director
No:S-276/MBU/2013 tgl 10 Juni 2013 No:S-276/MBU/2013 dated 10 June 2013
57
2
Muhammad Natsir
Direktur Produksi Production Director
No.SK-92/MBU/2012 tanggal 1 Maret 2012 No.SK-92/MBU/2012 dated 1 March 2012
58
3
Budi Santoso*)
Direktur SDM & Umum HR & GA Director
No. SK-76/MBU/2014 tanggal 8 April 2014 No. SK-76/MBU/2014 dated 8 April 2014
55
4
Agoes Riyanto
Direktur Keuangan Finance Director
No.SK-92/MBU/2012 tanggal 1 Maret 2012 No.SK-92/MBU/2012 dated 1 March 2012
59
Rafel Parasian Sibagariang
Direktur Perencanaan & Pengembangan Planning & Development Director
No.SK-92/MBU/2012 tanggal 1 Maret 2012 No.SK-92/MBU/2012 date 1 March 2012
58
5
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
269
Pada tahun 2014, Budi Santoso menjabat sebagai Direktur SDM dan Umum untuk periode kedua kali. Dasar hukum pengangkatan pertama kali sebagai Direktur SDM dan Umum adalah Surat Keputusan Menteri BUMN No. KEP-81/MBU/2009 tanggal 7 April 2009 dan diangkat kembali dengan jabatan yang sama oleh Pemegang Saham Kementerian BUMN melalui Surat Keputusan Menteri BUMN Selaku RUPS PT Perkebunan Nusantara VII No:SK-76/ MBU/2014 tanggal 8 April 2014.
In 2014, Mr. Budi Santosa was serving as Director of HR and General for second period. Legal basis for the first appointment as Director of HR and General is Ministry of SOE Decree Number KEP-81/MBU/2009 dated 7 April 2009 and reappointed to the same position by Ministry of SOE ‘s Shareholders via Ministry of SOE Decree as GMS of PTPN VII Number SK-76/MBU/2014 dated 8 April 2014.
Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direksi No:7.6/Kpts/188/2012 tanggal 6 Maret 2012 yang kemudian diperbaharui dengan Surat Keputusan Direksi No:7.5/Kpts/292/2013 tanggal 30 Desember 2013 dan sesuai Board Manual PT Perkebunan Nusantara VII. Pembagian kerja Direksi terdiri dari:
Task and authority division of each BOD member are determined based on BOD Decree No: 7.6/ Kpts188/2012 dated 6 March 2012 which updated with BOD Decree No: 7.5/Kpts/292/2013 dated 30 December 2013 and pursuant to PTPN VII’s Board Manual. The BOD work division consists of:
Direktur Utama
President Director
a. Direktur Utama mempunyai tugas memimpin, merencanakan, mengkoordinir, melaksanakan dan mengawasi tugas para Direktur agar tercapai pelaksanaan operasional perusahaan secara teratur, terarah, terkendali dan terpadu. b. Direktur Utama bertanggungjawab atas pelaksanaan kebijakan umum perusahaan sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar, RUPS, dan Keputusan/petunjuk lainnya yang diberikan oleh Menteri Negara BUMN.
a. President Director has a duty to lead, plan, coordinate, implement and monitor the Directors’ tasks in order to achieve the implementation of the company’s operations in a regularly arranged, directed, controlled and integrated way. b. The President Director is responsible for the implementation of the general policies of the company as set out in the Article of Association, the General Meeting of Shareholders, and other Ruling/ instructions given by the Minister of State Owned Enterprises. c. Besides being President Director of the company, he is obliged to guide and coordinate all the activities of the Directors. In addition, he is also obliged to manage all operational activities in order to achieve the goals / targets set by the GMS.
c. Direktur Utama disamping merupakan pemimpin umum dari perusahaan, berkewajiban untuk membimbing, mengkoordinir, semua aktivitas dari Direktur Bidang. Selain itu berkewajiban pula untuk mengelola seluruh kegiatan operasional sehingga dapat mencapai tujuan/sasaran yang telah ditetapkan oleh RUPS. d. Kebijakan lainnya yang berkaitan dengan investasi baru, kebijakan keuangan dan rekrutmen serta mutasi Kepala Urusan/Sinder Kepala keatas (2 level dibawah Direksi) ditangani secara langsung oleh Direktur Utama.
d. Other policies related to new investment, finance and recruitment policies and mutation of Head of Affairs/Foreman and above (2 levels below the Board of Directors) are handled directly by the President Director.
270
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
Direktur Produksi
Director of Production
Direktur Produksi bertanggungjawab atas: a. Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan pada seluruh kegiatan yang menyangkut produksi dan investasi yang telah diputuskan oleh Direktur Utama baik tanaman maupun non tanaman. b. Segala aktivitas yang menyangkut pengolahan dan bidang teknik sehingga menghasilkan mutu dan kualitas sebagaimana yang diharapkan. c. Kerja seluruh Distrik, Unit Usaha dan Bagianbagian yang terkait dengan aktivitas produksi termasuk unit usaha plasma. d. Hal-hal yang berkaitan dengan biaya, baik investasi maupun eksploitasi termasuk pengendalian harga pokok e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama.
Director of Production is responsible for: a. Planning, organizing, implementation and monitoring on production-related activities and investment that have been decided by the President Director of both crop and non-crop.
Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum
Director of Human Resources (HR) and General
Direktur SDM dan Umum bertanggungjawab atas: a. Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan pada seluruh kegiatan pembinaan SDM yang meliputi personalia, hubungan antar kerja, kesejahteraan pekerja, pendidikan latihan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), dan hal-hal yang menyangkut bidang umum seperti keamanan, hubungan masyarakat (humas), hukum dan pertanahan.
Director of HR and General is responsible for: a. Planning, organizing, implementing and monitoring all activities on human resource development, including personnel, labor relations, employee welfare, educational training, occupational health and safety (OHS), and matters relating to common areas such as security, public relations (PR) , law and land.
b. All activities related to processing and engineering to produce good quality products as expected. c. Work of entire Districts, Business Units and divisions associated to production activities, including business unit of plasma. d. Matters relating to costs, both investment and exploitation,including the cost of control. e. Execution of other tasks given by the President Director.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
271
b. Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang berkaitan dengan kegiatan pembinaan pengusaha kecil dan koperasi serta mengkoordinir pelaksanaan kegiatan unit usaha di daerah pengembangan dalam hal penyiapan lahan dan aspek legal. c. Segala aktivitas di Unit Usaha Plasma yang berkaitan dengan pembinaan petani peserta. d. Wilayah kerja seluruh Distrik, Unit Usaha dan Bagian-bagian yang terkait dengan SDM dan Umum. e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama.
b. Planning, organizing, implementing and monitoring development activities related to small businesses and cooperatives and coordinate the implementation of business unit activities in the development area in terms of land preparation and legal aspects. c. All activities in Business Unit of Plasma related to development of farmer participants. d. Work areas throughout the District, Business Unit and parts related to Human Resources and General affairs. e. Execution of other tasks given by the President Director.
Direktur Keuangan
Director of Finance
Direktur Keuangan bertanggungjawab atas: a. Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan pada seluruh kegiatan yang menyangkut keuangan yang berlaku umum. b. Pengelolaan sumber dana dan penggunaan dana yang mendorong peningkatan produktivitas dan pengendalian harga pokok penjualan. c. Kelancaran sistem informasi keuangan dan non keuangan yang tepat waktu, akurat, dan tepat guna. d. Wilayah kerja seluruh Distrik, Unit Usaha dan Bagian-bagian yang terkait dengan bidang keuangan. e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama.
Director of Finance is responsible for: a. Planning, organizing, implementing and monitoring all activities related to financial concerns which are generally applied. b. Management of funding sources and uses of funds that support the increase of productivity and control of cost of goods sold. c. Smoothness of financial and non-financial information system that is right on timely, accurate, and appropriate. d. Work areas throughout the District, Business Unit and Divisions related to finance. e. Execution of other tasks given by the President Director.
272
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
Direktur Pemasaran dan Renbang
Director of Marketing and Planning & Development
Direktur Pemasaran dan Renbang bertanggungjawab atas: a. Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan pada seluruh kegiatan pengkajian, perencanaan dan pengembangan usaha dan pemasaran yang meliputi penentuan harga jual, stok, produksi, distribusi/penyaluran barang, pengembangan produk dan promosi sehingga mencapai sasaran yang diinginkan. b. Mengumpulkan informasi, menganalisa (analisa pasar) dan melakukan pengembangan pasar. c. Mengendalikan biaya penjualan seefisien mungkin dan mendapatkan harga jual yang menguntungkan perusahaan. d. Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan pengadaan barang, stok barang gudang dan jasa keperluan proses produksi serta pengendalian harga pembelian sehingga dicapai harga yang wajar. e. Pengkajian, perencanaan dan pengembangan usaha dan/atau produk baru sesuai dengan kebutuhan pasar. f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama.
Director of Marketing and Planning & Development is responsible for: a. Planning, organizing, implementing and monitoring all activities on assessment, planning and business development and marketing, including sale pricing, stock, production, distribution/delivery of goods, product development and promotion in order to achieve the desired goals. b. Gathering information, analyzing (market analysis) and developing the market. c. Controlling cost of sales as efficient as possible and get a favorable selling price for the company. d. Planning, organizing, implementing and supervising goods procurement, warehouse inventory and services needed for production process as well as controlling the purchasing price so that the reasonable purchase price can be achieved e. Assessment, planning and business development and / or new products according to market needs. f. Execution of other tasks given by the President Director.
Pendelegasian Wewenang
Delegation of Authority
Direksi dapat mendelegasikan kewenangan kepada anggota Direksi lainnya dan pejabat setingkat di bawah Direksi. Pendelegasian wewenang meliputi tugas, tanggung jawab serta kewenangan, dan dibuat secara tertulis.
The BOD may delegate its authority to another BOD member and official one level under BOD. The delegation of authority is covering tasks, responsibilities and authority and it is made in written.
Setiap pendelegasian wewenang dilakukan melalui analisis terhadap pekerjaan yang akan didelegasikan dan kompetensi orang yang akan menerima pendelegasian wewenang.
Every delegation of authority is conducted by analyzing on the job that will be delegated and the competency of the person who will receive the delegation of authority.
Pada tahun 2015, terdapat 4 kali pendelegasian wewenang anggota Direksi kepada anggota Direksi lainnya, 0 kali pendelegasian wewenang Direksi kepada pejabat satu tingkat di bawah Direksi.
In 2015, there were 4 times delegations of authority from BOD member to another BOD member, 0 times delegation of authority from Board of Director to official one level under Board of Director.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
273
Independensi Direksi Independency of BOD
Kriteria Independensi Direksi
Criteria of BOD Independency
Baik Direktur Utama dan anggota Direksi PTPN VII lainnya tidak memiliki hubungan keluarga sedarah sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun garis kesamping atau hubungan semenda (menantu/ipar) baik antara anggota Direksi maupun Direksi dengan anggota Dewan Komisaris.
Both President Director and other PTPN VII BOD members do not have any consanguineal relationships up to third degree either horizontally or vertically or do not have any in laws/affinal relationship either between the BOD members or between the BOD with the BOC members.
Hal tersebut menjadi jaminan bahwa anggota Direksi dalam menjalankan tugasnya bertindak secara independen, serta menghindari kemungkinan terjadinya kolusi dan nepotisme. Begitu juga dengan tidak terdapatnya hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan Pemegang Saham dan/atau Pengendali.
Those terms above become an assurance that the BOD member in implementing his task is acting independently, as well as to avoid possibility of collusion and nepotism. Likewise the absence of affiliation relationship between the BOD member with the Shareholders and/or Controlling.
Pernyataan tentang Independensi Masing-Masing Direksi
Statement of Each Director’s Independency
Direksi dalam menjalankan kewajibannya sesuai dengan Board Manual Perseroan dituntut untuk lepas dari segala macam bentuk benturan kepentingan sehingga mengharuskan Direksi untuk memberikan pernyataan mengenai tidak adanya benturan kepentingan. Sejalan hal dimaksud di dalam memenuhi Good Corporate Governance maka Direksi PTPN VII memberikan pernyataannya di dalam Surat Pernyataan Tidak Mempunyai Benturan Kepentingan yang ditandatangani pada awal jabatannya.
BOD in implementing its obligation based on the Company’s Board Manual is demanded to be offed from any kind of conflict of interest thus obligate the BOD to provide statement of Not Having Any Conflict of Interest, in line with terms mentioned above in fulfilling the GCG then the PTPN VII BOD provides their statement in Not Having Any Conflict Of Interest Statement Letter signed in the beginning of their post.
Surat Pernyataan Tidak Mempunyai Benturan Kepentingan tersebut memuat beberapa pernyataan sebagai berikut :
Statement Letter of Not Having Any Conflict of Interest contains following several statements:
•
•
• • • •
Kepemilikan saham baik pada perusahaan lain maupun pada PT Perkebunan Nusantara VII Tidak adanya hubungan keluarga baik dengan sesama anggota Direksi maupun anggota Komisaris PT Perkebunan Nusantara VII. Tidak adanya rangkap jabatan sebagai Direksi atau Dewan Komisaris pada BUMN, BUMD ataupun perusahaan swasta Tidak menjabat sebagai pejabat struktural ataupun fungsional pada instansi/lembaga pemerintah pusat/daerah. Tidak menjabat sebagai pengurus partai politik/ anggota legislatif, calon kepala/wakil kepala daerah serta jabatan lain yang menimbulkan benturan kepentingan.
• • • •
Shareholdings either at other company or at the PTPN VII There is no family relationship either with fellow BOD member or with the PTPN VII BOC member Does not have any double the position either as BOC or BOD of other SOE, ROE, or private company Does not serve as a structural official or functional at government/regional institution/agency Does not serve as political party management/ legislative member, candidate of head/deputy head of regional as well as other position that might generate a conflict of interest.
274
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
Sepanjang tahun 2015, tidak terdapat situasi dengan potensi benturan kepentingan yang dihadapi oleh anggota Direksi dan Dewan Komisaris dalam pengambilan keputusannya dan dalam kedudukannya Direksi tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Pemegang Saham Utama atau Pemegang Saham Pengendali.
During 2015, there were no situation of potential conflict of interest confronted by BOD and BOC member in the process of making decision and in its placement the BOD did not have any affiliated relationship with Major Shareholders or Controlling Shareholders.
Rangkap Jabatan Direksi
Interlocking Directorship
Sesuai Board Manual PTPN VII, anggota Direksi tidak ada yang memangku jabatan rangkap sebagai Anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Swasta; jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, pengurus partai politik dan/ atau calon/anggota legislatif, dan/atau calon Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah; dan atau jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.
In accordance with PTPN VII Board Manual, there are no BOD members who serve other position as BOD member in SOE, ROE, POE; other position pursuant to provision of legislation, political party management and/or legislative candidate/member, and/or candidate of Head/Deputy Head of Regional; and or other position that may generate a conflict of interest.
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor:PER-01/MBU/ 2011 Pasal 19, Direksi harus menyampaikan informasi mengenai jabatan Dewan Komisaris di anak perusahaan/perusahaan patungan dan/atau perusahaan lain. Selama tahun 2015, terdapat 2 orang anggota Direksi yang mempunyai hubungan kepengurusan di perusahaan lain, yaitu 1 (satu) orang sebagai komisaris di perusahaan asosiasi dan 1 (satu) orang sebagai anggota komisaris di anak perusahaan yaitu :
Based on SOE minister regulation No: PER-01/ MBU/2011 Article 19, BOD must present information concerning the BOC position in subsidiaries/joint venture and/or other companies. During 2015, there are 2 BOD members who have management relationship in other company, namely 1 (one) person served as BOC in an associated company and 1 (one) person served as BOC member of subsidiary they were:
•
•
•
Kusumandaru NS sebagai Komisaris Utama PT Riset Perkebunan Nusantara, dan Ketua Dewan Pengawas Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) Rafel Parasian Sibagariang sebagai Komisaris Utama pada anak perusahaan PT Karya Nusa Tujuh yang bergerak di bidang pembibitan sapi sesuai Keputusan Rapat Direksi tanggal 18 Desember 2013 yang kemudian dituangkan dalam Akte Pendirian Perusahaan Nomor:5 tanggal 18 Januari 2013 oleh Notaris Sujono Paryono.
•
Kusumandaru NS. served as President Commissioner of PT Riset Perkebunan Nusantara Rafel Parasian Sibagariang as President Commissioner at subsidiary PT Karya Nusa Tujuh engaged in cattle breeding pursuant to BOD meeting decision dated 18 December 2013 which afterwards it put forth on the Statutes of Incorporation Number: 5 dated 18 January 2013 by Notary Sujono Paryono.
Nama / Name
Jabatan di PTPN VII Position in PTPN VII
Jabatan Lain Saat Ini / Other Current Position
Kusumandaru
Direktur Utama President Director
Komisaris Utama PT Riset Perkebunan Nusantara President Commissioner of PT Riset Perkebunan Nusantara Ketua Dewan Pengawas Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) Chairman of Board of Trustee of Plantation Retirement Fund
Rafel Parasian Sibagariang
Direktur Pemasaran & Renbang Marketing, Planning & Development Director
Komisaris Utama pada anak perusahaan PT Karya Nusa Tujuh President Commissioner at subsidiary PT Karya Nusa Tujuh
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
275
Kepemilikan Saham Anggota Direksi Beserta Keluarga Shares Ownership of Member the Board of Directors and Their Family Pernyataan mengenai kepemilikan saham baik pada perusahaan lain maupun pada PTPN VII tertuang menjadi satu bagian di dalam Surat Pernyataan Tidak Mempunyai Benturan Kepentingan yang ditandatangani pada awal jabatannya. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2015, tidak terdapat anggota Dewan Komisaris PTPN VII yang memiliki saham PTPN VII mencapai 5% maupun pada perusahaan lainnya yang berkedudukan di dalam maupun luar negeri.
Nama Name
Jabatan Position
Statement regarding share ownership either at other company or at PTPN VII is included on Do Not Have Conflict of Interest Statement Letter signed at the beginning of his office. Up to 31 December 2015, there was no PTPN VII BOC member who has PTPN VII share that neither reached 5% nor at other company located inside and outside the country.
Kepemilikan Saham di PTPN VII Shareholdings at PTPN VII
Kepemilikan saham di Perusahaan Lainnya Shareholdings at other company
Kusumandaru NS
Direktur Utama President Director
Nihil Null
Nihil Null
M Natsir
Direktur Produksi Production Director
Nihil Null
Nihil Null
Budi Santoso
Direktur SDM &Umum HR & General Director
Nihil Null
Nihil Null
Agoes Riyanto
Direktur Keuangan Finance Director
Nihil Null
Nihil Null
Rafel Parasian Sibagariang
Direktur Pemasaran & Renbang Marketing, Planning & Development Director
Nihil Null
Biccon Agro Makmur (Jambi) sebanyak 49.000 lembar Biccon Agro Makmur (Jambi) amounted to 49,000 pieces
Program Pengenalan Untuk Direksi Introduction Program for the BOD
Program pengenalan ditujukan kepada aggota Direksi yang diangkat untuk pertama kalinya. Tanggung jawab untuk mengadakan program pengenalan tersebut berada pada Sekretaris Perusahaan.
Introduction program is aimed to BOD member who is appointed for the first time. Responsibility on the implementation of introduction program is held by the Company Secretary.
Berdasarkan Pedoman GCG, program pengenalan meliputi: a. Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG; b. Gambaran mengenai perusahaan dengan tujuan, sifat, dan lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasi, strategi, rencana usaha jangka pendek dan jangka panjang, posisi kompetitif, risiko dan masalah-masalah strategis lainnya; c. Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit internal dan eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal, termasuk Komite Audit;
Based on GCG Guideliness, introduction program consists of: a. Implementation of GCG principles b. Images of company containing activity’s objective, nature and scope, financial and operational performance, strategies, short-term and long-term business plans, competitive position, and other risks and strategic issues; c. Description related to authorization being delegated, internal and external audit, internal control system and policy, including Committee of Audit;
276
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
d. Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi serta hal-hal yang tidak diperbolehkan.
d. Description regarding BOC and BOD’s tasks and responsibilities as well as terms that are not permitted to do.
Program pengenalan perusahaan dapat berupa presentasi, pertemuan, kunjungan ke perusahaan dan pengkajian dokumen atau program lainnya yang dianggap sesuai dengan perusahaan dimana program tersebut dilaksanakan.
Company’s introduction program may in form of presentation, meeting, visitation to company and documents study or other programs which is deemed suited with the company in which the program is held.
Dalam kurun waktu tahun 2015 tidak terdapat pergantian Direksi PTPN VII sehingga tidak terdapat program pengenalan untuk Direksi.
During 2015 there was no change of PTPN VII BOD hence there was no introduction program for BOD.
Program Pengembangan Keahlian Berkelanjutan Sustainable Skill Development Program
PTPN VII melaksanakan program pengembangan keahlian berkelanjutan untuk mendukung peningkatan keahlian anggota Direksi melalui kegiatan workshop, seminar, dan pelatihan yang terkait dengan informasi-informasi terkini mengenai perkembangan industri perkebunan maupun pengetahuan lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas Direksi. Program pengembangan Direksi tahun 2015 meliputi:
PTPN VII carries out development program to support the enhancement of BOD member’s knowledge via workshop, seminar, training activities which associated to latest information regarding development of plantation industry or other knowledge that supports the execution of BOD tasks. BOD development program in 2015 consisted of:
Program Pengembangan Direksi BOD Development Program
Nama / Name
Jenis Pelatihan/Workshop/Seminar Type Of Training/Workshop/Seminar
Pelaksanaan Implementation Tanggal Date
Tempat Location
Ir. Kusumandaru NS, MBA
11th Indonesian Palm Oil Conference and 2016 Price Outlook
26 s.d. 27 Nov 2015 26 up to 27 Nove 2015
Nusa Dua Bali
Ir. M. Natsir, SH
FGD oleh PT Riset Perkebunan Nusantara VII FGD By PT Riset Perkebunan Nusantara VII
26 s.d. 27 Nov 2015 26 up to 27 Nove 2015
Cianjur, Jawa Barat
Drs. Agoes Riyanto
Invitation for the Indonesia International Conference on Islamic Finance 2015
12 s.d. 13 Nov 2015 12 up to 13 Nov 2015
Jakarta
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
277
Pertanggungjawaban Kinerja Direksi BOD Performance Accountability
Direksi PTPN VII telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya selama periode tahun 2015, sesuai yang tercantum di dalam Anggaran dasar Perusahaan, Pedoman GCG, Board Manual Direksi, RKAP 2015, dan Kontrak Manajemen 2015. Secara periodik Direksi menyampaikan capaian pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi yang tercantum dalam Laporan Manajemen Triwulan kepada Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham.
PTPN VII Board of Director has carried out its duty and responsibility during 2015 period, as included on Company’s Articles of Association, GCG Manual, Board of Director Manual, 2015 CABP, and 2015 Management Contract. Periodically BOD presents BOD duty and responsibility achievement put forth on Quarterly Management Report to BOC and/or Shareholder.
Direksi juga mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada RUPS, antara lain mencakup: Membuat Laporan Tahunan sebagai wujud pertanggungjawaban pengurusan Perseroan, serta dokumen keuangan Perseroan; Menyusun Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan; Menyampaikan Laporan Tahunan termasuk Laporan Keuangan kepada RUPS untuk disetujui dan disahkan, serta laporan mengenai hakhak Perseroan yang tidak tercatat dalam pembukuan antara lain sebagai akibat penghapusbukuan piutang; Memberikan penjelasan kepada RUPS mengenai Laporan Tahunan.
BOD is also accounting its performance to GMS covering: creating Annual Report as form of Company’s management accountability, and Company’s finance documents; drafting Financial Statement based on Finance Accounting Standard; presenting the Annual Report including Financial Statement to GMS to receive approval and validation, and reporting of Company’s rights that are not recorded in bookkeeping among others, as result of receivable write-off; providing explanation to GMS regarding the Annual Report.
278
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
Suksesi Direksi BOD Succession
Kebijakan Mengenai Suksesi Direksi Policy of BOD Succession
Pedoman mengenai suksesi Direksi diperlukan dalam rangka memperoleh Sumber Daya Manusia BUMN khususnya Anggota Direksi yang profesional, berintegritas, berdedikasi dan memiliki kompetensi, guna melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, serta untuk mewujudkan suatu proses pergantian Anggota Direksi secara baik.
Guidance regarding BOD Succession is required in order to obtain SOE Human Resource specifically professional, integrated, dedicated and competent BOD Members, to carry out its duty and responsibility, as well as to manifest BOD member turnover process properly.
Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No. PER03/MBU/02/2015 tentang Persyaratan, Tata Cara Pengangkatan, dan Pemberhentian Anggota Direksi Badan Usaha Milik Negara, sumber bakal calon Direksi berasal dari:
Based on Minister of SOE Regulation No. PER03/MBU/2015 regarding SOE BOD member Requirements, Appointment, and Dismissal Method, the source of BOD candidate is originated from:
1. Direksi BUMN; 2. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN; 3. Talenta BUMN yang diusulkan melalui Dewan Komisaris, terdiri atas: a. Pejabat satu tingkat dibawah Direksi atau pejabat yang mempunyai prestasi istimewa; b. Direksi anak perusahaan BUMN/Perusahaan patungan BUMN. 4. Talenta Kementerian BUMN; 5. Sumber lain yang terdiri dari: a. Pejabat BUMN lain; dan b. Sumber lainnya.
1. SOE Board of Director; 2. SOE Board of Commissioner/Board of Trustee; 3. SOE Talent proposed through Board of Commissioner, comprising of: a. Official one level below Board of Director or official who has special achievement; b. SOE Subsidiary/Joint Venture Board of Director 4. Ministry of SOE talent; 5. Other source comprising: a. Other SOE officials; and b. Other sources
Di dalam Board of Manual PTPN VII dinyatakan bahwa Suksesi manajemen dimaksudkan untuk mempersiapkan Bakal Calon Anggota Direksi yang berasal dari internal perusahaan. Suksesi manajemen didahului dengan program kaderisasi dengan mempertimbangkan integritas, dedikasi dan kompetensi individu. Terhadap Bakal Calon Anggota Direksi yang berasal dari internal perseroan dapat dipertimbangkan untuk diangkat sebagai
In PTPN VII Board of Manual is stated that Management Succession is intended to prepare prospective candidate of Board of Director Member originated from internal company. Succession of management is preceded with catering program by considering individual integrity, dedication and competency. To Board of Director prospective candidate originated from internal company can be considered to be appointed as BOD member at
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
279
Anggota Direksi pada perseroan yang bersangkutan berdasarkan Uji Kelayakan dan Kepatutan oleh Lembaga Profesional yang dipilih oleh perseroan atau pemegang saham dapat meminta usulan atau pendapat dari Dewan Komisaris terhadap Bakal Calon Anggota Direksi yang berasal dari internal perseroan.
the concerned company based on Fit and Proper Test conducted by Professional Institution selected by Company or Shareholders may ask proposal or opinion from BOC regarding BOD Member Prospective Candidate originated from internal company.
Berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri BUMN No. PER-03/MBU/02/2015, bakal calon yang akan ditetapkan menjadi calon anggota Direksi harus memenuhi persyaratan formal dan persyaratan lain, serta lulus Uji Kelayakan dan Kepatutan yang dilaksanakan oleh lembaga profesional. Bakal calon dari Talenta BUMN, diusulkan oleh Dewan Komisaris.
Based on Minister of SOE Regulation No. PER-03/ MBU/02/2015, prospective candidate that will be stipulated to become BOD member candidate should meet formal and other requirements, as well as pass the Fit and Proper Test held by professional institution. Prospective candidate from SOE talent is proposed by Board of Commissioner. BOD Member is appointed by GMS from candidate proposed by Shareholder Series A after through several nomination processes based on applicable law and regulation and the nomination is binding for GMS.
Anggota Direksi diangkat oleh RUPS dari calon yang diusulkan oleh Pemegang Saham Seri A setelah melalui proses pencalonan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan pencalonan tersebut mengikat bagi RUPS. Anggota Direksi dapat diberhentikan sewaktu-waktu jika anggota Direksi tersebut tidak dapat memenuhi kewajibannya yang telah disepakati dalam kontrak manajemen, tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik, melanggar ketentuan anggaran dasar dan/atau peraturan perundang-undangan; telah ditetapkan sebagi tersangka atau terdakwa dalam tindakan yang merugikan Perusahaan dan/ atau negara, melakukan tindakan yang melanggar etika dan/atau kepatuhan yang seharusnya dihormati sebagai Direksi Perusahaan, alasan lain yang dinilai tepat oleh RUPS, dinyatakan bersalah dengan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Keputusan pemberhentian tersebut diambil setelah yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri. Anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perusahaan.
BOD member can be dismissed at any time if the BOD member can not meet its obligation that has been agreed upon management contract, can not carry out its duty properly, violating articles of association provision and/or law and regulation; has been stipulated as a suspect or the accused in action violating ethic and/or obedience that should be respected as Company Director, another reason considered as appropriate by GMS, is stated guilty by court ruling that has permanent legal force. The discharge ruling is taken after the concerned is given an opportunity to defend himself, member of BOD has rights to resign from his position with written announcement regarding his intention to Company.
280
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
Kebijakan Mengenai Keberagaman Komposisi Dewan Komisaris dan Direksi Policy regarding BOC and BOD Composition Diversity PTPN VII menganut kebijakan non-diskriminatif mengenai gender, latar belakang etnik, agama, jenis kelamin, usia, cacat tubuh yang dipunyai seseorang, atau keadaan khusus lainnya yang dilindungi oleh peraturan perundang-undangan. Kebijakan ini tercantum dalam Surat Keputusan Bersama yang ditandatangani Dewan Komisaris (KEP-110/ DK.VII/12/2013) dan Direksi (No:7.15/Kpts/27/2013) tanggal 11 Desember 2013 perihal Penyempurnaan Pedoman Perilaku (Code of Conduct) PT Perkebunan Nusantara VII.
PTPN VII embraces non-discriminative policy regarding gender, ethnic, religions, age, disabilities or other specific circumstances protected by law and regulation. This policy is put forth on Joint Decree signed by Board of Commissioner (KEP-110/ DK.VII/12/2013) and Board of Director (No:7.15/ Kpts/27/2013) dated 11 December 2013 regarding PTPN VII Code of Conduct Manual Improvement.
Komposisi Dewan Komisaris dan Direksi PTPN VII terdiri atas beragam latar pendidikan dan bidang studi, pengalaman kerja dan usia sehingga bisa saling melengkapi yang sangat diperlukan untuk efektivitas pelaksanaan pengurusan perusahaan. Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi PTPN VII memiliki keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman, jujur, perilaku yang baik, serta dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan mengembangkan perusahaan.
PTPN VII BOC and BOD composition is consisting of education and study field background, work experience and age so it can complement each other which is increasingly required for the effectiveness of company management implementation. All PTPN VII BOD and BOC member have skill, integrity, leadership, experience, honest, good behavior, and high dedication to promote and develop the company.
Asesmen Terhadap Dewan Komisaris dan Direksi Board of Commissioner and Board of Director Assessment Penilaian Kinerja Dewan Komisaris BOC Performance Assessment
Prosedur Pelaksanaan Asesmen
Assessment Implementation Procedure
Dasar acuan pelaksanaan penilaian kinerja Dewan Komisaris PTPN VII adalah sebagai berikut: 1. Surat Kementerian BUMN Nomor-S-08/S. MBU/2013 tanggal 16 Januari 2013 tentang Penyampaian Pedoman Penentuan Key Performance Indicator (KPI) dan Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) pada BUMN. 2. Surat Kementerian BUMN Nomor-S-441/MBU/ Wk/08/2014 tanggal 25 Agustus 2014. 3. Kontrak Manajemen PTPN VII tahun 2015 yang mengatur target pencapaian kinerja Direksi dan Dewan Komisaris
Basic references for implementation of PTPN VII BOC performance assessment are following: 1. Ministry of SOE Letter Number-S-08/S.MBU/2013 dated 16 January 2013 regarding presentation of KPI Determination Manual and Assessment Criteria for Excellent Performance at SOE. 2. Ministry of SOE letter Number –S- 441/MBU/ Wk/08/2014 dated 25 August 2014. 3. 2015 PTPN VII Management Contract regulates target of BOD and BOC performance achievement
Kriteria Asesmen
Assessment Criteria
Penilaian kinerja Dewan komisaris tahun 2015 mengacu pada pencapaian terhadap Key Performance Indicator (KPI) Dewan Komisaris pada pengawasan tahun 2015 dan pelaksanaan tugas Dewan Komisaris. Indikator penilaian KPI Dewan Komisaris meliputi: 1. Rapat internal Dewan Komisaris: Evaluasi kebijakan, Laporan manajemen dan masalah khusus; Evaluasi usulan Auditor; Evaluasi RJP dan RKAP 2016
Assessment on 2015 BOC performance refered to BOC KPI achievement on 2015 supervision and implementation of BOC assignments. Indicator of the BOC KPI assessment are: 1. BOC Internal Meeting: Policy Evaluation, Management and Special Issue Report; Evaluation on Auditor proposal; Evaluation on 2016 Long-Term Plan and CABP;
282
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
2. Rapat gabungan Dekom dengan Direksi dan manajemen: Pembahasan laporan manajemen; Pembahasan RJP dan RKAP 2016; Pembahasan laporan tahunan tahun 2014; Pembahasan kebijakan dan masalah khusus 3. Rapat dan konsultasi dengan Pemegang Saham: Pengesahan RKAP dan atau RJP; Pengesahan Laporan Tahunan; Pembahasan evaluasi atas Laporan Manajemen Perusahaan Semester I 4. Kunjungan Kerja ke Kantor pusat, Distrik dan Unit Usaha: Diskusi & penyamaan persepsi dalam pencapaian sasaran bisnis di Kantor pusat; Kunjungan kerja ke Distrik dan unit usaha yang dipandang perlu; menghadiri seminar atau studi banding terkait bidang usaha perkebunan dan atau manajemen; 5. Masukan saran (nasihat) kepada Direksi: Saran lisan yang tertuang dalam notulen rapat atau saran tertulis 6. Rapat konsultasi dan koordinasi Dewan Komisaris dengan Direksi & Komisaris PTPN III (Persero)
2. Joint Meeting between BOC and BOD; discussion regarding management report; discussion on 2016 Long-term Plan; discussion on CABP and special policy 3. Meeting and consultation with Shareholders: CABP and LTP approval; validation of 2014 Annual Report; Discussion on Semester I Company Management Report 4. Work Visit to Head Office, District and Business Unit; Discussion and Shared Perception in achievement of business target in Head Office; Work Visit to District and business unit which deemed as necessary; attending seminar and comparative study relating plantation business and or management; 5. Providing suggestion (advice) to Board of Director: oral suggestion written on meeting minutes or written suggestion. 6. Consultation and coordination meeting of PTPN VIII BOC and BOD and PTPN III (Persero) BOC
Pihak yang Melakukan Asesmen
Party who Executes the Assessment
Penilaian kinerja Dewan Komisaris dilakukan secara self assessment dan bersifat kolegial. Setelah penilaian selesai dilaksanakan maka Dewan Komisaris menyusun Laporan Tugas Pengawasan yang akan disampaikan kepada Pemegang Saham dalam RUPS guna dilakukan evaluasi dan mendapat pengesahan.
The BOC Performance Assessment was conducted by self assessment and it was collegial. After the assessment finished then the BOC drafted Supervision Assignment Report which will be presented to Shareholder in GMS to be conducted evaluation and received a validation.
Realisasi Key Performance Indicator (KPI) Dewan Komisaris pada pengawasan tahun 2015 tercapai dengan skor 98,1. Penyebab tidak tercapainya KPI tahun 2015, antara lain karena rapat internal tercapai skor 19,2 dari rencana 20 dan kunjungan kerja tercapai Skor 3,9 dari rencana 5
The BOC KPI realization in 2015 supervision achieved score of 98.1. The cause of failure in achieving 2015 KPI, was due to internal meetings reached score 19.2 of plan 20 and official visit activities reached score 3.9 of plan 5.
Kegiatan Activities
NO
SKOR KPI / KPI SCORE Realisasi 2015 2015 Realization
Target 2015
%
1.
Rapat internal Dekom / Internal Meeting
19,2
20
96,0
2.
Rapat gabungan Dekom dengan Direksi Meeting with the BOC and BOD
25
25
100,0
3.
Rapat dan konsultasi dengan Pemegang Saham Meeting and Consultation with the Shareholder
30
30
100,0
4.
Kunjungan Kerja ke Kantor Pusat, Distrik dan Unit Usaha Working Visit to HO, District, Business Units
3,9
5
78,0
5.
Masukan saran (nasihat) kepada Direksi Input suggestion (advice) to BOD
20
20
100,0
98,1
100
98,1
JUMLAH / Total
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
283
Penilaian Kinerja Direksi BOD Performance Assessment
Prosedur Pelaksanaan Asesmen
Assessment Implementation Procedure
Sesuai dengan Surat Kementerian BUMN No. S-08/S.MBU/2013 tanggal 16 Januari 2013 dan mengakomodir aspirasi pemegang saham untuk penyusunan RKAP tahun 2015 sebagaimana yang tertuang dalam surat No. S-441/MBU/Wk/08/2014 tanggal 25 Agustus 2014, Direksi dan Komisaris PT. Perkebunan Nusantara VII telah menandatangani kontrak manajemen PT. Perkebunan Nusantara VII dan menyepakati bahwa Direksi mengupayakan pencapaian target KPI tahun 2015 dengan skor minimal sebesar 100.
Based on Minister of SOE Letter No. S-08/S.MBU/2013 dated 16 January 2013 and accommodating shareholder aspiration for preparation of 2015 CABP as listed on letter No. S-441/MBU/Wk/08/2014 dated 25 August 2014, PTPN VII BOD and BOC have signed management contract with PTPN VII and agreed that BOD is attempting 2015 KPI target achievement with minimum score 100.
Kinerja Direksi merupakan hasil kerja kolegial atas pencapaian target terhadap Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Pengukuran kinerja Direksi dilakukan terhadap pencapaian KPI dan Tingkat Kesehatan Perusahaan.
Board of Director performance is a collegial work result on target achievement on Company Action and Budget Plan (CABP). Measurement on BOD performance is conducted on KPI achievement and Company Health Level.
Kriteria Asesmen
Assessment Criteria
Penilaian kinerja Direksi tahun 2015 didasarkan pada pencapaian target dan indikator kinerja utama (KPI). Di dalam KPI tahun 2015, Direksi telah memasukkan skor KPKU sebagai salah satu indikator penilaian pada perspektif Kepemimpinan, Tata Kelola, dan Tanggung Jawab Sosial. Hal ini merupakan tindak lanjut dari Surat Kementerian BUMN No. S-08/S. MBU/2013 tanggal 16 Januari 2013 tentang Penyampaian Pedoman Penentuan Key Performance Indicator dan Kriteria Penilaian Kinerja Unggul pada BUMN.
2015 BOD performance assessment was based on achievement of target and KPI. In 2015 KPI, the BOD has included the SPAC score as one of the assessment indicator on the perspective of Leadership, Governance, and Social Responsibilities. This was the follow up from Ministry of SOE Letter No. S-08/S.MBU/2013 dated 16 January 2013 of Presentation of KPI Determination Guidelines and Criteria of Superior Performance Assessment in SOE.
Kriteria yang digunakan dalam penilaian kinerja direksi sebagai berikut:
Criteria used in BOD performance assessment are following:
1. Perspektif Keuangan dan Pasar Indikator penilaian meliputi: Return on Assets, Debt Equity Ratio (Solvabilitas), Current Ratio (likuiditas), Net Profit Margin (Rentabilitas), Market Share (Nasional)
1. Financial and Market Perspective Assessment indicator comprises: Return on Assets, Debt Equity Ratio (Solvability), Current Ratio (Liquidity), Net Profit Margin (Rentability), Market Share (National)
2. Perspektif Fokus pada pelanggan Indikator penilaian meliputi: Tingkat Kepuasan Pelangan, Customer Loyalty Index
2. Focus Perspective on Customer Assessment indicator comprises: Customer Satisfaction Index, Customer Loyalty Index
3. Perspektif Efektivitas dan Proses Indikator penilaian meliputi: Pencapaian Produksi (total), Pencapaian Produktivitas Sendiri, Standar Mutu Produk, Efisiensi Biaya (Harga Pokok)
3. Effectiveness Perspective and Process Assessment indicator comprises: Production Achievement (total), Self Productivity Achievement, Product Quality Standard, Cost Efficiency (Cost of Goods Sold)
284
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
4. Perspektif Fokus Tenaga Kerja Indikator penilaian meliputi: Indeks Tingkat Kompetensi Karyawan Manajerial, Indeks Keterlibatan Karyawan, Rasio Kecukupan Tenaga Kerja
4. Labor Focus Perspective Assessment indicator comprising: Competency Level Index of Managerial Employee, Employee Engagement Index, Labor Adequacy Ratio
5. Perspektif Kepemimpinan, Tata Kelola, dan Tanggung Jawab Sosial Indikator penilaian meliputi: Skor KPPU 2015, Skor GCG, Skor Kinerja PKBL, Aspirasi Pemegang Saham, Tingkat Penyerapan CAPEX
5. Leadership Perspective, Governance, and Social Responsibility Assessment indicator includes: 2015 Business Competition Supervisory Commission (BCSC), GCG Score, PCDP Performance Score, Shareholder Aspiration, CAPEX Absorption Level
Pihak yang Melakukan Asesmen
Parties who Perform Assessment
Asesmen atas capaian kinerja Direksi yang tertuang dalam KPI tahun 2015 telah dinilai oleh KAP Purwantono, Sungkoro & Surja yang hasilnya termuat dalam Laporan No.RPC-1463/PSS/2016 tanggal 15 April 2016. Hasil penilaian tersebut disampaikan kepada Dewan Komisaris dan RUPS sebagai pertanggungjawaban kinerja Direksi. Secara keseluruhan kinerja Dewan Komisaris dan Direksi dievaluasi secara kolegial oleh Pemegang Saham dalam RUPS.
Assessment on the achievement of BOD performance that put forth on 2015 KPI has been assessed by PAF Purwantono, Sungkoro and Surja which the result was listed on Report No. RPC-1463/ PSS/2016 dated 15 April 2016. The assessment result was presented to BOC and GMS as BOD Performance Accountability. Overall, BOC and BOD performance was evaluated collegially by Shareholders in GMS.
Hasil Penilaian Kinerja Direksi
BOD Performance Assessment Result
Realisasi pencapaian KPI tahun 2015 adalah sebesar 95,47 dari target 100, dengan rincian sebagai berikut:
2015 KPI achievement realization was amounted to 95,47 from target 100, with following details:
Perspektif Perspective
NO
SKOR KPI / KPI SCORE Realisasi 2015 2015 Realization
Target 2015
%
Keuangan dan Pasar / Finance and Market
20,79
24,00
88,62
2.
Fokus pada Pelanggan / Focus on customer
23,10
22,00
105,00
3.
Efektivitas Produk dan Proses Product and process effectiveness
18,30
20,00
91,50
4.
Fokus Tenaga Kerja / Labor focus
17,10
17,00
100,58
5.
Kepemimpinan, Tata Kelola dan Tanggung Jawab Sosial Leadership, Governance and social responsibilities
16,19
17,00
95,23
JUMLAH / Total
95,47
100,00
95,47
1.
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
285
Penilaian Tingkat Kinerja Perusahaan
Assessment of Company’s Performance
Tingkat kesehatan perusahaan dihitung berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No. KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 yang meliputi Aspek Keuangan, Aspek Operasional, dan Aspek Administrasi. Penilaian tingkat kesehatan perusahaan tahun 2015 mencapai hasil total skor sebesar 59,47 dengan predikat “BBB”.
Company’s health level is calculated based on Minister of SOE Decree No. KEP-100/MBU/2002 dated 4 June 2002 which covering Financial, Operational, and Administration Aspect. 2015 company health level assessment reached total score by 59.47 with predicate “BBB”.
Indikator / Indicator
Bobot / Weight
Skor / Score
Aspek Keuangan Financial Aspect
70
31,75
Aspek Operasional
15
12,72
Operational Aspect
Aspek Administrasi Administration Aspect Jumlah / Total
15
15,00
100
59,47
286
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi BOC and BOD Remuneration
Dasar Penetapan Remunerasi
Basis of Remuneration Determination
Remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi merupakan kewenangan Pemegang Saham dan ditetapkan dalam RUPS yang formulasinya mengacu pada Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-04/MBU/2014 tanggal 10 Maret 2014 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas BUMN.
Remuneration for BOC and BOD member is authorization of Shareholders and set in GMS which formulation is referring to State Minister of SOE Regulation Number PER-04/MBU/2014 dated 10 March 2014 regarding Guidelines of SOE BOD, BOC, and BOT Remuneration Determination.
Remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi untuk tahun 2015 ditetapkan oleh RUPS dengan basis formula yang telah disetujui oleh pemegang saham dan realisasi pencapaian KPI .
Remuneration for BOC and BOD member in 2015 was stipulated by GMS with basis formula that has been approved by shareholders and realization of KPI achievement.
Prosedur Penetapan Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Remuneration Determination Procedure of BOC & BOD Prosedur Penetapan Remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi adalah sebagai berikut: • Direksi mengusulkan formulasi dan jumlah remunerasi Direksi kepada Dewan Komisaris yang dikaitkan dengan hasil penilaian kinerja masing-masing Direksi. • Dewan Komisaris meninjau formulasi remunerasi yang diusulkan Direksi. • Dewan Komisaris mengusulkan kepada RUPS tentang besaran remunerasi untuk Direksi dan Dewan Komisaris melalui surat No 25/ DK.VII/04/2015 tanggal 9 April 2015. • Remunerasi yang diterima Direksi dan Dewan Komisaris di tahun 2015 didasarkan pada keputusan RUPS No. SK-06/D.1.MBU/2015 dan KPJAK/Hold/SKPTS/07/2015 tentang Penetapan Tantiem/ Insentif Kinerja Tahun 2014 Dan Remunerasi Direksi Dan Dewan Komisaris Tahun 2015.
Procedures for determining BOC and BOD remuneration are following: • BOD proposes the formulation and amount of BOD remuneration to BOC related to the result of each BOD performance assessment. • •
•
The BOC reviews formulation of the remuneration proposed by the BOD. The BOC proposes to GMS regarding the amount of remuneration for BOC and BOD through letter No. 25/DK.VII/04/2015 dated 9 April 2015. Remuneration received by BOD and BOC in 2015 was based on GMS decision No. SK-06/ D.1.MBU/2015 and KPJAK/Hold/SKPTS/07/2015 regarding Determi-nation of Performance Tantiem/ Intensive year 2014 and Remuneration for BOC and BOD in 2015.
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
287
Struktur Remunerasi Dewan Komisaris BOC Remuneration Structure
Remunerasi yang diberikan kepada Dewan Komisaris PTPN VII didasarkan pada kebijakan remunerasi yaitu anggota Dewan Komisaris mendapat gaji bulanan dan tunjangan tertentu serta tantiem yang besarnya ditetapkan oleh RUPS, dan uang penghargaan diberikan kepada Komisaris pada saat mengakhiri masa jabatannya sesuai dengan ketentuan Menteri Keuangan untuk semua BUMN.
Remuneration given to PTPN VII BOC is based on remuneration policy which is the BOC member receives monthly salary and specific allowance and tantiem which the amount is set by GMS, and the award in form of cash is given to BOC when he ends his term of office pursuant to Finance Minister provision to all SOE.
Imbalan Jangka Panjang bagi Dewan Komisaris adalah dengan mengikutsertakan Dewan Komisaris dalam Asuransi Purna Jabatan dengan besaran Premi 25% dari Gaji dan dibayarkan tahunan.
Long Term reward for the BOC is by engaging the BOC in After Office/Pension assurance with the amount of the premium is 25% from salary and paid annually.
Besaran Remunerasi Dewan Komisaris ditetapkan berdasarkan keputusan RUPS No. SK-06/ D.1.MBU/2015 dan KPJAK/Hold/SKPTS/07/2015 tanggal 21 Maret 2014 dan diatur di dalam PerMen No.PER-04/MBU/2014 tanggal 10 Maret 2014 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas BUMN.
The amount of BOC Remuneration is stipulated based on GMS result No. SKR/RIS/001/2014 dated 21 March 2014 and regulated in Ministry Regulation Number PER-04/MBU/2014 dated 10 March 2014 of Guidelines of SOE BOD, BOC and BOT Income Determination.
Remunerasi Remuneration
Komisaris Utama President Commissioner
Komisaris Commissioner
45 % x Gaji Direktur Utama = Rp44.190.000.00 45% x President Director Salary = Rp44,190,000,00
90 % x Honor Komisaris Utama = Rp39.771.000.00 90% x President Director Salary = Rp39,771,000,00
Tunjangan Hari Raya / Holiday Allowance
1 x Honorarium
1 x Honorarium
Tunjangan Transportasi Transportation Allowance
20% Honorarium
20% Honorarium
Asuransi Purna Jabatan After office insurance
Besaran Premi sebesar 25% dari Gaji dan dibayarkan tahunan Amount of Premi is 25% from of Salary and paid annually
Besaran Premi sebesar 25% dari Gaji dan dibayarkan tahunan Amount of Premi is 25% from of Salary and paid annually
Pengobatan & Perawatan Kesehatan Medication and health care
Dengan biaya At Cost
Dengan biaya At Cost
Bantuan Hukum / Legal aid
Dengan biaya / At Cost
Dengan biaya / At Cost
Keanggotaan Klub / Club Membership
Dengan biaya / At Cost
Dengan biaya / At Cost
Tantiem/Insentif Kerja Tantiem/insentive
45 % x Tantiem DirekturUtama 45% x President Director Tantiem
90 % x Tantiem Komisaris Utama 90% x President Commissioner tantiem
Honorarium Tunjangan / Allowances
Fasilitas / Facility
288
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
Remunerasi Aktual Selama Tahun 2015 (Rp) Actual Remuneration during 2015 (Rp)
Nama Name
Remunerasi Bulanan Monthly Remuneration Honorarium
Remunerasi Selama 1 Tahun Remuneration for 1 Year
Transport
Total
Total Gaji Honorarium
Total Tunjangan Total Allowance
THR + Tantiem
Ahmad A. Mattjik
44.190.000
8.838.000
53.028.000
530.280.000
106.056.000
44.190.000
Harun Sulkam
39.771.000
7.954.200
47.725.500
477.252.000
95.450.400
39.771.000
Haryono
39.771.000
7.954.200
47.725.500
477.252.000
95.450.400
39.771.000
Nanan Soekarna
39.771.000
7.954.200
47.725.500
477.252.000
95.450.400
39.771.000
Doddi Iskandar
39.771.000
7.954.200
47.725.500
477.252.000
95.450.400
39.771.000
Struktur Remunerasi Direksi BOD Remuneration Structure
Sesuai keputusan RUPS atas persetujuan Laporan Tahunan dan pengesahan Laporan Keuangan tahun buku 2014 No. SK-06/D.1.MBU/2015 dan KPJAK/Hold/SKPTS/07/2015 disebutkan bahwa gaji Direktur Utama untuk tahun 2015 sebesar Rp98.200.000,00 per bulan sedangkan gaji anggota Direksi ditetapkan sebesar 90% dari gaji Direktur Utama.
Pursuant to GMS decision on the Annual Report approval and Financial Statement validation fiscal year 2014 No. SK-06/D.1.MBU/2015 and KPJAK/Hold/ SKPTS/07/2015 stated that the President Director’s salary for 2015 was amounted to Rp98,200,000.00 per month whereas the BOD member’s salary was set by 90% of the President Director’s salary.
Imbalan Jangka Panjang bagi Direksi adalah dengan mengikutsertakan Direksi dalam Asuransi Purna Jabatan dengan besaran Premi 25% dari Gaji dan dibayarkan tahunan.
Long Term reward for the BOD is by engaging the BOD in After Office/ Pension assurance with the amount of the premium is 25% from of salary and paid annually.
Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No. PER04/MBU/2014 dan KEP-11/D1.MBU/2011 dan berdasarkan keputusan RUPS tersebut diatas, rincian remunerasi Direksi PTPN VII pada tahun 2014 adalah sebagai berikut:
Based on Minister of SOE Regulation No. PER – 04/ MBU/2014 and KEP-11/D1.MBU/2011 and based on above GMS decision, details of PTPN VII (Persero) BOD Remuneration in 2014 were as follow:
Remunerasi
Direktur Utama
Direksi
Rp98.200.000,00 per bulan Rp98,200,000.00 per month
90% dari gaji Direktur Utama Rp88.380.000,00 per bulan 90% from President Director salary Rp88,380,000.00 per month
- Komunikasi / Communications
Dengan biaya / At Cost
Dengan biaya / At Cost
- Hari Raya / Holiday
1 x Gaji
1 x Gaji
- Asuransi Purna Jabatan - Retirement insurance
Besaran Premi 25% dari Gaji dan dibayarkan tahunan Amount of premium 25% of Salary and paid annually
Besaran Premi 25% dari Gaji dan dibayarkan tahunan Amount of premium 25% of Salary and paid annually
1 (satu) rumah dinas beserta biaya pemeliharaan dan operasional, dengan memperhatikan kondisi keuangan perusahaan. 1 (one) house and includes maintenance and operational costs, by considering company financial condition
1 (satu) rumah dinas beserta biaya pemeliharaan dan operasional, dengan memperhatikan kondisi keuangan perusahaan. 1 (one) house and includes maintenance and operational costs, by considering company financial condition
Gaji Tunjangan / Allowance
Fasilitas / Facility - Rumah Jabatan - House
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
Remunerasi
289
Direktur Utama
Direksi
- Kendaraan Jabatan - Official vehicle Vehicle positions
1 (satu) unit mobil beserta biaya pemeliharaan dan operasional, dengan memperhatikan kondisi keuangan perusahaan. Maksimum kapasitas 3000 cc 1 (one) vehicle as well as maintenance and operational costs, by considering company financial state. Maximum capacity 3000 cc
1 (satu) unit mobil beserta biaya pemeliharaan dan operasional, dengan memperhatikan kondisi keuangan perusahaan. Maksimum kapasitas 3000 cc 1 (one) vehicle as well as maintenance and operational costs, by considering company financial state. Maximum capacity 3000 cc
- Biaya Perjalanan Dinas - Official travel expenses
Dengan biaya At Cost
Dengan biaya At Cost
- Pengobatan & Perawatan Kesehatan - Medication and health care
Dengan biaya At Cost
Dengan biaya At Cost
- Bantuan Hukum / Legal Aid
Dengan biaya / At Cost
Dengan biaya / At Cost
Keanggotaan Klub / Club Membership
Dengan biaya / At Cost
Dengan biaya / At Cost
Seragam / uniforms
At Cost
At Cost
Tantiem/Insentif Kerja Tantiem/work insentive
Berdasarkan keputusan RUPS Based on GMS decision
90 % x Tantiem Direktur Utama 90% x President Director tantiem
Remunerasi Aktual Selama Tahun 2015 (Rp) Actual Remuneration during 2015 (Rp)
Nama Name
Remunerasi Bulanan Monthly Remuneration Honorarium
Remunerasi Selama 1 Tahun Remuneration for 1 Year
Transport
Total
Total Gaji Honorarium
Total Tunjangan/ Allowance
THR + Tantiem
Kusumandaru NS
98.200.000
3.000.000
101.200.000
1.178.400.000
36.000.000
98.200.000
Muhammad Natsir
88.380.000
3.000.000
91.380.000
1.060.560.000
36.000.000
88.380.000
Budi Santoso
88.380.000
3.000.000
91.380.000
1.060.560.000
36.000.000
88.380.000
Agoes Riyanto
88.380.000
3.000.000
91.380.000
1.060.560.000
36.000.000
88.380.000
Rafel Parasian Sibagariang
88.380.000
3.000.000
91.380.000
1.060.560.000
36.000.000
88.380.000
Indikator Penetapan Remunerasi Direksi Indicator for Determination of BOD Remuneration Penetapan penghasilan berupa gaji/honorarium, tunjangan dan fasilitas yang bersifat tetap dilakukan dengan mempertimbangkan faktor pendapatan, aktiva, kondisi dan kemampuan keuangan perusahaan, tingkat inflasi, dan faktor lain yang relevan, serta tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Determination of income in form of salary/ honorarium, allowance and fixed facility is conducted by considering the company’s income, assets, condition and financial ability, inflation level and other relevant factors, and it cannot contrary with the law and regulation.
Penetapan penghasilan berupa tunjangan dan tantiem yang bersifat variabel, dilakukan dengan mempertimbangkan faktor pencapaian target, tingkat kesehatan dan kemampuan keuangan serta faktor lain yang relevan.
Income determination in form of allowance and tantiem which is variable was conducted by considering the target achievement factor, health level and financial ability and other relevant factors.
Pemberian remunerasi kepada Direksi dilaksanakan dengan memperhatikan realisasi pencapaian Key Performance Indicator (KPI) Direksi atas pencapaian kinerja perusahaan tahun 2014.
Remuneration provision to BOD was carried out by paying attention on the realization of BOD KPI on company’s performance achievement in year of 2014.
Rapat Dewan Komisaris, Rapat Direksi, dan Rapat Gabungan BOC Meeting, BOD Meeting, and Joint Meeting
Pelaksanaan Rapat Dewan Komisaris BOC Meeting Implementation
Rapat Dewan Komisaris diselenggarakan minimal satu kali dalam satu bulan, dan dalam rapat tersebut Dewan Komisaris dapat mengundang Direksi. Rapat Dewan Komisaris terdiri dari Rapat Internal Komisaris dan Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi. Setiap Rapat Dewan Komisaris dibuatkan risalah rapat yang menggambarkan jalannya rapat. Dalam risalah rapat tersebut dicantumkan juga bila ada pendapat yang berbeda (dissenting opinions) dengan yang diputuskan dalam Rapat Komisaris. Risalah rapat asli diadministrasikan/ diarsipkan sebagaimana dokumen perusahaan lainnya oleh Direksi.
The BOC meeting is held minimally once a month and in the meeting Board of Commissioners may invite BOD. The BOC meeting consists of Commissioner Internal Meeting, and BOC – BOD meeting. On every BOC meeting the Minutes of Meeting is made which describing the meeting progress. In the Minutes of Meeting is also containing dissenting opinions on the BOC meeting decision. The original minute of meeting was administrated/archieved like other company’s document by the BOD.
Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri atau diwakili oleh lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota Dewan Komisaris. Semua keputusan dalam rapat Dewan Komisaris diambil dengan musyawarah untuk mufakat. Apabila melalui musyawarah tidak tercapai mufakat, maka keputusan rapat Dewan Komisaris diambil dengan suara terbanyak biasa.
BOC meeting is legal and has a rights making a binding decision if it is attended or represented by more than ½ (half ) of total Board of Commissioner member. All decision in Board of Commisioner meeting is taken by Deliberation and consensus. If by deliberation consensus is not achieved, then Board of Commissioner decision can be taken by voting.
Selama tahun 2015 telah dilakukan rapat kerja (internal) Dewan Komisaris sebanyak 11 kali, dengan pokok-pokok bahasan yaitu:
During 2015 BOC internal meeting has been conducted about 11 times, the following were the points of discussion including:
a. Membahas Program Kerja Dewan Komisaris dan anggaran untuk Tahun Anggaran 2016 b. Membahas laporan pengawasan tahun 2014 dan tanggapan atas laporan keuangan PTPN VII tahun buku 2014. c. Membahas laporan pengawasan dan tanggapan atas laporan keuangan PTPN VII triwulanan tahun 2015.
a. Discussing the BOC Work Progam for fiscal year of 2016 b. Discussing 2014 supervision report and responses on PTPN VII Financial Statements financial year 2014 c. Discussing supervision report and responses on 2015 PTPN VII financial statement quarterly
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
d. Membahas laporan kunjungan Dewan Komisaris ke unit-unit usaha, Distrik dan Kantor Direksi PTPN VII. e. Membahas surat-surat masuk dari Direksi serta memberikan arahan atau rekomendasi bila diperlukan. f. Membahas tindakan Direksi yang memerlukan persetujuan dan/atau tanggapan. g. Membahas Laporan Komite Audit dan Laporan Komite Manajemen Risiko.
291
d. Discussing BOC visitation report to PTPN VII business units, Districts and Head Office e. Discussing the incoming mail from BOD and provide instruction or recommendation if necessary f. Discussing BOD action which needs approval and/or response g. Discussing Audit Committee Report and Risk Management Committee Report
Jumlah Kehadiran Rapat Internal Dewan Komisaris PTPN VII Tahun 2015 Total Attendance of 2015 PTPN VII BOC Internal Meeting Jumlah / Number
Dewan Komisaris Board of Commissioner
Tingkat Kehadiran Attendance Level
Rapat / Meeting
Kehadiran Attendance
Ahmad A. Mattjik
11
11
100%
Harun Sulkam
11
11
100%
Dodi Iskandar
11
11
100%
Haryono
11
11
100%
Nanan Soekarna
11
11
100%
Agenda Rapat Internal Dewan Komisaris Tahun 2015 2015 BOC Internal Meeting Agenda Hari/Tanggal Day/Date
Peserta Rapat Meeting Participants
Agenda Agenda
Dewan Komisaris
Evaluasi Produksi s.d Desember 2014 Evaluasi Program Pengawasan SPI Tahun 2015 Evaluation of production up to December 2014 Evaluation of IAU Supervisory Progran year 2015
23 Februari 2015
Dewan Komisaris
-
30 Maret 2015
Dewan Komisaris
- Pengisian kuesioner dan wawancara penilaian GCG tahun 2014 oleh BPKP Lampung. - Filing of 2014 GCG assessment questionnair and interview by FDSA Lampung
9 April 2015
Dewan Komisaris
-
Laporan Pengawasan Dekom 2014 Tanggapan Dekom atas LM 2014 2014 BOC Supervisory Report BOC Response on LM 2014
17 Juni 2015
Dewan Komisaris
-
Laporan Kunker Komite Audit ke Way Seputih Laporan Produksi s.d Mei 2015 Audit Commitee Official Report to Way Seputih Production Report up to May 2015
19 Agustus 2015
Dewan Komisaris
-
Evaluasi Produksi s.d Juli 2015 Hasil kunjungan kerja ke Muara Enim Production Evaluation up to July 2015 Official visit result to Muara Enim
4 September 2015
Dewan Komisaris
- Interview Calon Komite Audit - Interview of Audit Committee Candidate
22 Januari 2015
Laporan Produksi s.d Januari 2015 Laporan Kunker Dekom ke Bengkulu Laporan Studi Banding ke Wilmar Production Report up to 2015 Official visit report of BOC to Bengkulu Comparative Study Report to Wilmar
292
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
11 September 2015
Dewan Komisaris
- Interview Calon Komite Audit - Interview of Audit Committee Candidate
21 September 2015
Dewan Komisaris
-
10 November 2015
Dewan Komisaris
- Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris Tahun 2016 - 2016 BOC Action and Budget Plan
Dewan Komisaris
-
22 Desember 2015
Evaluasi Calon Komite Audit Pengajuan tambahan KMK Rp300 miliar Evaluation of Audit Committee candidate Proposal of Working capital Credit additional Rp300 billion
Hasil Kunker Dewan Komisaris ke Sumatera Selatan Persiapan RUPS RKAP Tahun 2016 Result of BOC Official Visit to South Sumatera Preparation for 2016 GMS CABP
Catatan : Dalam rapat tersebut, tidak terdapat dissenting opinion dari anggota Dewan Komisaris. Note: In those meetings, there were no dissenting opinions from BOC members
Pelaksanaan Rapat Direksi BOD Meeting Implementation
Segala keputusan Direksi diambil dalam rapat Direksi. Keputusan dapat pula diambil di luar rapat Direksi sepanjang seluruh anggota Direksi setuju tentang cara dan materi yang diputuskan. Rapat Direksi harus diadakan secara berkala, sekurangkurangnya sekali dalam setiap bulan, dan dalam rapat tersebut Direksi dapat mengundang Dewan Komisaris.
All BOD decision is made in Board of Director meeting. The decision can also be made beyond BOD meeting as long as all BOD members agree on the way and decided material. Board of Commisioner should be held gradually, at least once a month, and in the meeting the Board of Director may invite Board of Commissioner.
Semua keputusan dalam rapat Direksi diambil dengan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan tidak dapat diambil dengan musyawarah mufakat, maka keputusan diambil dengan suara terbanyak biasa. Dalam setiap rapat Direksi harus dibuat risalah rapat yang ditandatangani oleh Ketua Rapat Direksi dan seluruh anggota Direksi yang hadir, yang berisi hal-hal yang dibicarakan (termasuk pernyataan ketidaksetujuan/dissenting opinion anggota Direksi jika ada) dan hal-hal yang diputuskan. Satu salinan risalah rapat Direksi agar disampaikan kepada Dewan Komisaris untuk diketahui.
All decisions in Board of Director meeting are made with deliberation and consession. In term of decision can not be made by deliberation and consession, then the decision can be made by voting. In every Board of Director meeting minutes should always be made signed by Head of Board of Director meeting and all present BOD member, containing discussed terms (including dissenting opinion of the BOD member if exist) and terms need to be decided. One BOD meeting minutes needs to be presented to Board of Commissioner to be known.
Jumlah Kehadiran Direksi dalam Rapat Internal Direksi Tahun 2015 Total Attendance of 2015 BOD in Director Internal Meeting Direksi Board of Directors
Jumlah / Number
Tingkat Kehadiran Attendance Level
Rapat / Meeting
Kehadiran Attendance
Kusumandaru NS
22
22
100%
Muhammad Natsir
22
22
100%
Budi Santoso
22
22
100%
Agoes Riyanto
22
22
100%
Rafel Parasian Sibagariang
22
22
100%
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
Agenda Rapat Internal Direksi
Agenda Rapat Internal Direksi
Selama tahun 2015 Direksi telah mengadakan 22 kali rapat internal dengan agenda sebagai berikut :
During 2015 BOD has held 22 internal meetings with agenda as follow:
293
Agenda Rapat Internal Direksi Tahun 2015 2015 BOD Internal Meeting Agenda Hari/Tanggal Day/Date
Peserta Rapat Meeting Participants
Agenda Agenda
26 Januari 2015 26 January 2015
Direksi BOD
- Informasi Harga Jual Komoditi - Information regarding Commodity Selling Price
27 Januari 2015 27 January 2015
Direksi BOD
-
17 Februari 2015 17 February 2015
Direksi BOD
- Optimalisasi pengelolaan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Talopino dan Tangki Timbun CPO IPMG Pulau Baai dengan sistem Kerjasama Operasi (KSO) - Optimization of Oil Palm Mill Talopino and CPO storage tank, Baai Island Oil and gas Hoarding Installation (OGHI) with a system of joint operations
17 Maret 2015 17 March 2015
Direksi BOD
- Kebutuhan cash inflow arus kas masuk bulan Maret - Optimalisasi pengelolaan tanki timbun CPO IPMG Pulau Baai kapasitas 2.000 ton - Cash inflow needs for March - Optimization CPO storage tank hoarding installation, OGHI Baai Island with capacity 2,000 ton
7 April 2015 7 April 2015
Direksi BOD
- Penjualan gula Kristal putih (GKP) produksi Bungamayang - White crystal sugar sales Bungamayang product
14 April 2015 14 April 2015
Direksi BOD
- Proyek Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit Bentayan - Oil Palm Mill Bentayan Development project
22 April 2015 22 April 2015
Direksi BOD
- Tindak Lanjut Kegiatan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit Bentayan - Follow up on Bentayan OPM Development activity.
16 Juni 2015 16 June 2015
Direksi BOD
23 Juni 2015 23 June 2015
Direksi BOD
- Penjualan CPO FoB IPMG Boom Baru-Palembang. - CPO sales FoB OGHI Boom Baru – Palembang
12 Agustus 2015 12 August 2015
Direksi BOD
- Penyusunan master plan optimalisasi aset tahun 2016-2020 - Preparation of master plan of 2016 – 2020 asset optimization
18 Agustus 2015 18 August 2015
Direksi BOD
-
Kebutuhan cash inflow aliran kas masuk Penjualan produksi karet dan gula Needs of cash inflow Sales of rubber and sugar production
9 September 2015 9 September 2015
Direksi BOD
-
Kebutuhan cash inflow aliran kas masuk bulan September Penjualan gula Kristal putih (GKP) produksi Bungamayang Needs of Cash inflow September White Crystal Sugar sales production of Bungamayang
7 Oktober 2015 7 October 2015
Direksi BOD
- Penjualan SIR 3L - Sales of SIR 3L
9 Oktober 2015 9 October 2015
Direksi BOD
Kebutuhan cash inflow arus kas masuk bulan Januari s/d Maret 2015 Penjualan Gula Kristal Putih (GKP) produksi PG Bungamayang. The needs of cash inflow for January up to March 2015 Sales of White Crystal Sugar product of SM Bungamayang
- Penjualan Gula Kristal Putih (GKP) Bungamayang dan Cinta Manis. - Sales of White Crystal Sugar Bungamayang and Cinta Manis
- Kebutuhan cash inflow aliran kas masuk PTPN VII bulan Oktober 2015 - Penjualan Gula Kristal Putih (GKP) ke PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) - PTPN VII cash inflow needs for October 2015 - Sales of White Crystal Sugar to PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero)
294
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
12 Oktober 2015 12 October 2015
Direksi BOD
- Pembahasan tindak lanjut pembangunan PKS Bentayan kapasitas 30 ton TBS/jam ekstensi 60 ton/TBS/jam. - Discussion on follow up of OPM Bentayan development with capacity 30 ton FFB/hour exsistence 60 ton/FFB/hour
13 Oktober 2015 13 October 2015
Direksi BOD
- Penjualan gula kepada PT Fajar Mulia Tansindo melalui Bid Offer/ penawaran lunak - Sales of sugar to PT Fajar Mulia Tansindo through Bid Offer
29 Oktober 2015 29 October 2015
Direksi BOD
- Pembahasan penetapan pelaksana pekerjaan pembangunan PKS Bentayan kap.30 ton TBS/jam ekstensi 60 ton TBS/jam. - Discussion on determination of OPM Bentayan development implementer with capacity 30 ton FFB/hour extence 60 ton FFB/hour
4 November 2015
Direksi BOD
- Addendum Surat Perjanjian Jual Beli Gula Kristal Putih. - Addendum of Purchase Agreement for White Crystal Sugar
13 November 2015
Direksi BOD
- Pembayaran penjualan gula Kristal putih - Payment of white crystal sugar sales
16 November 2015
Direksi BOD
- Kebutuhan cash inflow aliran kas masuk bulan Desember 2015 - Needs of cash inflow for December 2015
18 November 2015
Direksi BOD
- Pembahasan penjualan gula Kristal putih. - Discussion on white crystal sugar sales
14 Desember 2015
Direksi BOD
-
Kebutuhan cash inflow aliran kas masuk bulan Desember 2015 Penjualan komoditi tetes. The needs of cash inflow for December 2015 Sales of molasses commodity
Catatan : Dalam rapat tersebut, tidak terdapat dissenting opinion dari anggota Direksi. Note: In those meetings, there were no dissenting opinions from BOC members
Rapat Gabungan Joint Meeting
Dewan Komisaris dapat mengundang Direksi untuk mengadakan rapat gabungan. Dewan Komisaris dapat mengadakan rapat sewaktu-waktu atas permintaan 1 (satu) atau beberapa anggota Dewan Komisaris, permintaan Direksi, atau atas permintaan tertulis dari 1 (satu) atau beberapa Pemegang Saham yang mewakili sekurang-kurangnya 1/10 (satu per sepuluh) dari jumlah saham dengan hak suara, dengan menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakan. Demikian pula, Direksi dapat mengundang Dewan Komisaris dalam rapat gabungan.
Board of Commissioner may invite Board of Director to Joint Meeting. Board of Commissioner may establish a meeting at anytime on request of 1 (one) or several members of Board of Commisioner, Board of Directors, or on written request from 1 (one) or several Shareholders representing at least 1/10 (one tenth) of total share by voting, by stating terms that will be discussed. Similarly, Board of Director may invite Board of Commissioner to joint meeting.
Selama tahun 2015, telah dilaksanakan rapat gabungan sebanyak 12 kali rapat dengan tingkat kehadiran dan agenda sebagai berikut :
During 2015, it has been established joint meeting amounted to 12 meetings with attendance level and agenda are following:
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
295
Jumlah Kehadiran Rapat Gabungan Dewan Komisaris dengan Direksi PTPN VII Tahun 2015 Number of BOC Attendance on BOC & BOC BOD Joint Meeting year of 2015 Dewan Komisaris & Direksi BOC & BOD
Jumlah / Number
Tingkat Kehadiran Attendance Level
Rapat / Meeting
Kehadiran Attendance
Ahmad A. Mattjik
12
12
100%
Harun Sulkam
12
12
100%
Dodi Iskandar
12
12
100%
Haryono
12
12
100%
Nanan Soekarna
12
12
100%
Kusumandaru NS
12
12
100%
Muhammad Natsir
12
12
100%
Budi Santoso
12
12
100%
Agoes Riyanto
12
12
100%
Rafel Parasian Sibagariang
12
12
100%
Dewan Komisaris / BOC
Direksi / BOD
Agenda Rapat Kerja Gabungan Komisaris dan Direksi PTPN VII Tahun 2015 Agenda of 2015 PTPN VII BOC And and BOD Joint Meeting Hari/Tanggal Day/Date
Agenda Agenda
29 Januari 2015 29 January 2015
• Laporan pelaksanaan RUPS RKAP 2015 / 2015 GMS CABP Implementation Report • Evaluasi Kinerja dan Posisi keuangan 2014 / Evaluation of 2014 Financial Performance and Position • Evaluasi Optimalisasi Kapasitas Pabrik / Evaluation of Mill Capacity Optimization
18 Februari 2015 18 February 2015
• Laporan Hasil Audit 2014 / 2014 Audit Result Report • Evaluasi kinerja s.d Januari 2015 / Evaluation of Performance up to january 2015 • Pelepasan lahan di Unit Pagar Alam / Land release in Pagar Alam Unit
30 Maret 2015 30 March 2015
• Evaluasi kinerja s.d Februari 2015 / Performance evaluation up to February 2015 • Persetujuan kredit investasi / Investment Credit Approval • Pembahasan Pabrik Kelapa Sawit Bentayan / Discussion of Bentayan Oil Palm Mill
8 Mei 2015 8 May 2015
• Evaluasi Kinerja s.d April 2015 / Performance Evaluation up to April 2015 • Laporan Hasil Asessment GCG oleh BPKP / GCG Assessment Result Report by FDSA
19 Mei 2015 19 May 2015
• Persiapan RUPS tahun buku 2015 / Preparation for GMS financial year 2015
8 Juli 2015 8 July 2015
• Evaluasi kinerja s.d Mei 2015 / Performance evaluation up to May 2015 • Perkembangan proyek Rawapitu dan Way Tulang Bawang / Progress of Rawapitu and Way Tulang Bawang project
25 Juli 2015 25 July 2015
• Evaluasi Kinerja s.d Juni 2015 / Performance evaluation up to June 2015
21 Agustus 2015 21 August 2015
• Evaluasi Kinerja s.d Juli 2015 / Performance evaluation up to July 2015
30 September 2015 30 September 2015
• • • •
Evaluasi Kinerja s.d Agustus 2015 / Performance evaluation up to August 201 Perpanjangan fasilitas KMK dan KMKE perkembangan pembangunan PKS Bentayan Extension of KMK and KMKE facility for development of Bentayan OPM construction Perkembangan PKS Bentayan / Bentayan OPM progress
296
Tata Kelola Perusahaa Corporate Governance
30 Oktober 2015 30 October 2015
• Evaluasi Kinerja s.d September 2015 / Performance evaluation up to September 2015 • Perkembangan PKS Bentayan / Bentayan OPM progress • Rencana IPO Tahun 2016 / IPO Plan year 2016
23 November 2015 23 November 2015
• Evaluasi kinerja s.d Oktober 2015 / Performance evaluation up to October 2015 • Prognosa kinerja s.d Desember 2015 / Prognosis of performance up to December 2015 • RKAP tahun 2016 / 2016 CABP
28 Desember 2015 28 December 2015
• Prognosa kinerja s.d Desember 2015 / Performance prognosis up to December 2015 • Perkembangan pembangunan PPKS Bentayan / Bentayan OPM construction progress • Persiapan RUPS RKAP 2016 / 2016 GMS CABP preparation
Catatan Note
: Dalam rapat tersebut, tidak terdapat dissenting opinion dari anggota Dewan Komisaris. : Within the meeting, there were no dissenting opinions from BOC member
Hubungan Komisaris Dan Direksi BOC And BOD Relationship
Dewan Komisaris dan Direksi menerapkan prinsipprinsip hubungan kerja sebagai berikut:
BOC and BOD applies work relationship principles as follow:
1. Dewan Komisaris menghormati tugas dan wewenang Direksi dalam mengelola perusahaan sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar Perseroan. 2. Direksi menghormati tugas dan wewenang Dewan Komisaris untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat terhadap kebijakan pengelolaan perusahaan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. 3. Setiap hubungan kerja antara Dewan Komisaris dan Direksi merupakan hubungan yang bersifat formal kelembagaan, yang berarti senantiasa dilandasi oleh suatu mekanisme baku atau korespondensi yang dapat dipertanggung jawabkan. 4. Hubungan kerja yang bersifat informal dapat dilakukan oleh masing-masing anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris, namun tidak dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan kebijakan yang dapat dipertanggungjawabkan. 5. Dewan Komisaris berhak memperoleh informasi perusahaan secara lengkap, tepat waktu dan akurat. 6. Direksi bertanggung jawab atas penyampaian informasi perusahaan kepada Dewan Komisaris secara lengkap, tepat waktu dan akurat. 7. Dewan Komisaris dan Direksi menyepakati hubungan kerja antara organ-organ dibawah Dewan Komisaris dan organ-organ di bawah Direksi.
1. The BOC respects the BOD’s tasks and authorities in managing the company as stipulated in law and regulation and Company’s Articles of Association.
Sebagai media komunikasi untuk membahas persoalan penting menyangkut kelangsungan usaha dan keputusan strategis yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris dan Pemegang
As a communication media to discuss the critical matters concerning business sustainability and strategic decision that need the BOC and Shareholder approval, the BOC and BOD carry out a
2. The BOD respects the BOC tasks and authorities to conduct supervision and provide suggestions of the company management policy pursuant to provision of Articles of Association. 3. Every work relation between the BOC and BOD is formally institutional, which means that always based on a standard mechanism or correspondence that can be accounted for. 4. Informal work relation can be conducted by each of BOD member and BOC member, but it cannot be served as basis on accounted policy-making. 5. The BOC deserves to receive the company’s information completely, timely and accurately. 6. The BOD is responsible on the company’s information presentation to the BOC completely, timely, and accurately. 7. The BOC and BOD agree on the work relation between the organs under BOC and organs under BOD.
Laporan Tahunan
Saham, Dewan Komisaris dan Direksi melaksanakan pertemuan dan komunikasi formal melalui forum rapat. Kehadiran Direksi dalam Rapat Dewan Komisaris dimungkinkan apabila Direksi atau salah satu anggota Direksi diundang oleh Dewan Komisaris untuk menjelaskan, memberikan masukan atau melakukan diskusi. Sebaliknya, Direksi dapat mengundang Dewan Komisaris atau salah satu anggota Dewan Komisaris untuk menjelaskan, memberikan masukan atau melakukan diskusi terhadap suatu permasalahan sebagai bahan bagi Direksi untuk menjalankan tugasnya. Kehadiran Dewan Komisaris dalam Rapat Direksi juga dimungkinkan atas permintaan Dewan Komisaris atau salah satu anggota Dewan Komisaris untuk hadir dalam rapat Direksi guna memberikan pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan.
2015 Annual Report
297
formal meeting and formal communication through meeting forum. The BOD attendance in the BOC meeting is possible if the BOD or one of the BOD members was invited by the BOC to explain, present input or having a discussion. In contrary, the BOD may invite the BOC or one of the BOC members to explain, provide input or having a discussion regarding a certain matters as material for the BOD to carry out their duty. The BOC presence in the BOD meeting is also possible on request of BOC or one of BOC members to present in the BOD meeting to provide insights on the discussed matters.
Informasi Pemegang Saham Pengendali Information Regarding Controller Shareholder Setelah ditandatanganinya holding BUMN Perkebunan tanggal 2 Oktober 2014, maka kepemilikan saham PTPN VII berpindah tangan, yaitu dari Pemerintah Republik Indonesia sebesar 100% melalui Kemneterian BUMN menjadi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sebesar 90% dan Kementerian BUMN sebesar 10%.
10%
PEMERINTAH RI
90% PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III
After SOE Plantation holding was signed on 2 October 2014, PTPN VII shareholding was transferred from The Government of the Republic of Indonesia amounting to 100% through the Ministry of SOEs to PTPN III (Persero) 90% and Ministry of SOE 10%.
298
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Hubungan Afiliasi Affiliation Relationship
Hubungan Afiliasi antara Anggota Direksi dengan Anggota Direksi Lainnya, dengan Anggota Dewan Komisaris, dan dengan Pemegang Saham Utama Affiliation Relationship between BOD member with fellow BOD member, with BOC member, and with Major Shareholders Antara anggota Direksi dengan sesama anggota Direksi, dengan Dewan Komisaris dan dengan Pemegang Saham Pengendali PTPN VII tidak memiliki hubungan afiliasi, hubungan keluarga, hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, seperti ditunjukkan pada tabel berikut:
Between PTPN VII’s BOD members with fellow BOD members, with BOC and Controlling Shareholders do not have any affiliation relationship, family relationship, financial relationship, management, shareholding, as presented in table below:
Hubungan Keluarga Dengan Family Relationship Nama Name
Dewan Komisaris BOC
DIreksi BOD Ya Yes
Tidak No
Ya Yes
Tidak No
Hubungan Keuangan di Perusahaan Lain Financial Relationship in other Companies
Pemegang Saham Shareholdes Ya Yes
Tidak No
Dewan Komisaris BOC
DIreksi BOD Ya Yes
Tidak No
Ya Yes √
Tidak No
Pemegang Saham Shareholdes Ya Yes
Tidak No
Kusumandaru NS
√
√
√
√
√
Muhammad Natsir
√
√
√
√
√
√
Budi Santoso
√
√
√
√
√
√
Agoes Riyanto
√
√
√
√
√
√
Rafel Parasian Sibagariang
√
√
√
√
√
√
Hubungan Afiliasi antara Anggota Dewan Komisaris dengan Anggota Komisaris Lainnya, dan dengan Pemegang Saham Utama Affiliation Relationship between BOC member and fellow BOC member, and with Major Shareholders Antara anggota Dewan Komisaris dengan sesama anggota Dewan komisaris, Direksi dan Pemegang Saham Pengendali PTPN VII tidak memiliki hubungan afiliasi, hubungan keluarga, hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, seperti ditunjukkan pada tabel berikut:
Between BOC member and fellow BOC member, PTPN VII BOD and Controlling Shareholder does not have any affiliation, family, financial, management, shareholding relationships, as presented in table below:
Hubungan Keluarga Dengan Family Relationship Nama Name
Dewan Komisaris BOC
DIreksi BOD Ya Yes
Tidak No
Ya Yes
Tidak No
Hubungan Keuangan di Perusahaan Lain Financial Relationship in other Companies
Pemegang Saham Shareholdes Ya Yes
Tidak No
Dewan Komisaris BOC
DIreksi BOD Ya Yes
Tidak No
Ya Yes √
Tidak No
Pemegang Saham Shareholdes Ya Yes
Tidak No
A.A. Mattjik
√
√
√
√
Harun Sulkan
√
√
√
√
√
√ √
Dodi Iskandar
√
√
√
√
√
√
Nanan Soekarna
√
√
√
√
√
√
Haryono
√
√
√
√
√
√
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
299
Organ Pendukung Dewan Komisaris Board of Commissioner Supporting Organ Mengacu pada Board Manual Dewan Komisaris dan Direksi PTPN VII yang terakhir dimutakhirkan melalui Surat Keputusan Bersama No: 7.15/Kpts/02/2013 dan No: KEP-01/DK. VII/01/2013 tanggal 2 Januari 2013, Dewan Komisaris PTPN VII memiliki organ pendukung Dewan Komisaris, yang terdiri atas:
Referring to PTPN VII Board of Commissioner and Board of Director Board Manual that last updated through Joint Decree No: 7.15/Kpts/02/2013 and No: KEP-01/DK.VII/01/2013 dated 2 January 2013, PTPN VII Board of Commissioner has Board of Commissioner supporting organs comprising of:
• • •
• • •
Sekretaris Dewan Komisaris Komite Audit Komite Manajemen Risiko
Dalam rangka membantu Dewan Komisaris melaksanakan tugas pengawasan yang efektif, Dewan Komisaris membentuk Komite Audit dan lainnya dengan keanggotaan masing-masing komite yang berasal dari luar Dewan Komisaris maksimum sebanyak dua orang. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No: PER10/MBU/2012 Tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN.
Board of Commissioner Secretary Audit Committee Risk Management Committee
In order to assist Board of Commissionr in carrying out its duty realizing an effective supervision, Board of Commissioner established Audit Committee and others with membership of each committee and membership of each commitee beyond BOC maximum 2 people. This is in line with State Minister of SOE Regulation No: PER-10/MBU/2012 regarding Supporting Organs of Board of Commissioner/SOE Board of Trustee.
Komite Audit Audit Committee
Dasar Pembentukan Komite Audit
Basic Establishment of Audit Committee
Pembentukan Komite Audit mengacu pada UndangUndang No. 19 tahun 2003 pasal 70 tentang BUMN, yang menyebutkan bahwa Komisaris dan Dewan Pengawas BUMN wajib membentuk Komite Audit. Selanjutnya pembentukan Komite Audit diatur dalam Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per05/MBU/2006 tanggal 20 Desember 2006 yang diperbarui dalam Peraturan Menteri BUMN No. PER12/MBU/2012 tanggal 24 Agustus 2012.
The Audit Committee Establishment refers to Law No.19 year 2003 article 70 of SOE, which is stating that the BOC and Board of Trustees of SOE are obligate to establish an Audit Committee. Afterwards the Audit Committee establishment is regulated in SOE Minister Regulation No. Per-05/MBU/2006 dated 20 December 2006 updated on SOE Minister Regulation No. PER-12/MBU/2012 dated 24 August 2012.
300
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Komite Audit PTPN VII sudah dibentuk sejak tahun 2004 dan terakhir diperbarui melalui Surat Keputusan. Bersama Dewan Komisaris dan Direksi PTPN VII (Persero) Nomor: SKR/Kpts/03/2014 tanggal 1 Mei 2014.
PTPN VII Audit Committee has been established since 2004 and last updated by PTPN VII BOC and BOD Decree PTPN VII (Persero) Number: SKR/ Kpts/03/2014 dated 1 May 2014.
Tujuan Pembentukan Komite Audit
The Objective of Audit Committee Establishment
Fungsi utama Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris dalam tugasnya memenuhi fungsi pengawasan di PT. Perkebunan Nusantara VII. Komite Audit mengkaji sistem pengendalian internal dan manajemen resiko, proses pelaporan keuangan, proses pemeriksaan dan kepatuhan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku.
Main function of Audit Committee is to assist Board of Commissioner in its task to meet supervision function at PT. Perkebunan Nusantara VII. Audit Committee study internal control system and risk management system, financial reporting process, audit process and obedience on applicable regulation and law.
Dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit akan memelihara hubungan kerja yang efektif dengan Komisaris, Direksi, Auditor Internal dan Auditor Eksternal. Sejalan dengan fungsi tersebut, Komite Audit harus selalu memonitor proses perbaikan yang berkesinambungan atas kebijakan prosedur dan praktiknya pada semua tingkatan di PTPN VII guna memastikan telah dilaksanakannya Tata Kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan pengendalian resiko yang baik.
In carrying out its task, Audit Committee will maintain an effective work relationship with Boad of Commissioner, Board of Director, Internal and External Auditor. In line with those functions, Audit Committee always needs to monitor sustainable improvement process on procedure policy and its practice at all levels in PTPN VII to ensure the GCG and risk control have been implemented properly.
Kedudukan Komite Audit Audit Committee Position Komite Audit adalah suatu lembaga di bawah koordinasi Dewan Komisaris yang secara struktural bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Audit memelihara hubungan kerja yang efektif dengan Dewan Komisaris, Direksi, Auditor Internal, Auditor Eksternal dan pihak-pihak lain yang terkait dalam pelaksanaan tugas Komite Audit. Audit Committee is an institution under Board of Commissioner which structurally responsible to Board of Commissioner. In carrying out its duty, Audit Committee maintains an effective work relationship with Board of Commissioner, Board of Director, Internal and External Auditor and other parties who related in the implementation of Audit Committee duty.
Rapat Umum Pemegang Saham General Meeting of Shareholders
Dewan Komisaris Board of Commissioner
Direktur Utama President Director Direktur Director
General Manager
Komite Audit Audit Committee
Auditor Internal Internal Auditor
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
301
Pedoman Kerja Komite Audit
Audit Committee Work Guidelines
Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Audit berpedoman pada Pedoman Kerja (Charter) Komite Audit tahun 2008 yang telah diperbaharui pada Charter Komite Audit tahun 2014 dan Program Kerja Komite Audit yang tertuang menjadi satu di dalam Program Kerja Dewan Komisaris Tahun 2014. Charter Komite Audit Tahun 2014 mengatur halhal yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan kewajiban anggota Komite Audit, antara lain tujuan pembentukan Komite Audit, kewenangan, kedudukan dan keanggotaan Komite Audit, pelaksanaan rapat, honorarium, serta tugas dan tanggung jawab. PTPN VII mempublikasikan Charter Komite Audit; dan Profil anggota Komite Audit pada website Perusahaan yaitu www.ptpn7.com.
In implementing its tasks, the Audit Committee is referring to the 2008 Work Charter of Audit Committee which has been updated in 2014 Audit Committee Work Program put forth into 2014 Board of Commissioner Work program.
Pengangkatan dan Pemberhentian Komite Audit
The Appointment and Dismissal of Audit Committee
Pengangkatan dan pemberhentian anggota Komite Audit juga mengacu pada Peraturan Menteri BUMN No. PER-12/MBU/2012 tanggal 24 Agustus 2012, yang menyatakan bahwa Ketua dan Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris dan dilaporkan kepada RUPS. Mekanisme dan tata cara pengangkatan dan pemberhentian anggota Komite Audit diatur secara khusus dalam Piagam Komite Audit tahun 2008 yang telah diperbaharui menjadi Charter Komite Audit tahun 2014 yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Bersama No:SKR/Kpts/03/2014 tanggal 01 Mei 2014
The appointment and dismissal of Audit Committee member are also referring to SOE Minister Regulation No. PER-12/MBU/2012 dated 24 August 2012, which is stating that the Chairman and member of Audit Committee are appointed and dismissed by the BOC and reported to GMS. As for appointment and dismissal procedure and mechanism of the Audit Committee member is regulated specifically in 2008 Audit Committee Charter that has been updated into 2014 Audit Committee Charter stipulated on Joint Decree No: SKR/Kpts/03/2014 dated 01 May 2014.
Kualifikasi Pendidikan & Kompetensi Komite Audit
The Audit Committee Education & Competency Qualification
Anggota Komite Audit harus memenuhi kualifikasi sebagai berikut: a) Memiliki integritas yang baik, pengetahuan serta pengalaman kerja yang cukup di bidang pengawasan/ pemeriksaan dan bidang-bidang lainnya yang dianggap perlu sehingga dapat melaksanakan fungsinya secara optimal. b) Mampu berkomunikasi dan bekerja secara efektif. c) Salah satu Anggota dari Komite Audit harus memiliki latar belakang pendidikan akuntansi atau keuangan dan memahami manajemen resiko, dan salah seorang lainnya harus memahami industri/bisnis BUMN yang bersangkutan. d) Setiap anggota dapat memberikan konstribusi yang berharga bagi Komite Audit. e) Pendengar yang baik, penyelidik dan pemikir keras.
Members of Audit Committee should meet qualifications as follow: a) Have a good integrity, knowledge as well as adequate work experience in supervision/audit field and other fields which considered being necessary thus could carry out their function optimally. b) Able to communicate and work effectively
Charther of 2014 Audit Committee stipulates terms related to implementation of Audit Committee member tasks and obligation, including the objective of Audit Committee establishment, Audit Committee authorization, position and membership, meeting implementation, honorarium, as well as duties and responsibility. PTPN VII published Audit Committee Charter and Profile of Audit Committee member on Company website namely www.ptpn7.com
c) One of Audit Committee Members should have accounting or finance educational background and understand perfectly risk management, and other member should understand the concerned SOE industry/business d) Every member can provide a precious contribution for Audit Committee e) A good listener, investigator and hard thinker.
302
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
f ) Mempunyai waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya. g) Memiliki sikap mental dan etika serta tanggung jawab profesi yang tinggi.
f ) Has adequate time to carry out their tasks g) Has mental and ethic attitude as well as has a high profession responsibility.
Masa Jabatan Anggota Komite Audit
Term of Office of Audit Committee Member
Masa jabatan anggota Komite Audit diatur dalam Piagam Komite Audit PTPN VII tahun 2014. Komite Audit diangkat oleh Dewan Komisaris paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang satu kali selama 2 (dua) tahun masa jabatan, dengan tidak mengurangi hak Dewan Komisaris untuk memberhentikan sewaktu-waktu.
Term of office of Audit Committee member has been regulated on 2014 PTPN Audit Committee Charter. Audit Committee was appointed by Board of Commissioner maximum 3 (three) years and can be extended one more time for 2 (two) years term, by not reducing Board of Commissioner’s rights to dismiss at any time.
Komposisi Komite Audit
Audit Committee Composition
Anggota Komite Audit PTPN VII tidak berasal dari karyawan PTPN VII dan tidak mempunyai benturan kepentingan, bukan pelanggan dan bukan supplier PTPN VII. Anggota Komite Audit sekurang-kurangnya terdiri dari satu orang Anggota Komisaris dan dua orang ahli yang bukan merupakan pegawai PTPN VII. Komisaris mengangkat dan memberhentikan Ketua/Anggota Komite melalui Surat Keputusan Komisaris dan disampaikan pada pemegang saham.
Audit Committee members of PTPN VII do not originate from PTPN VII Employees and do not have a conflict of interest, not PTPN VII’s customers and suppliers. Audit Committee member at least comprises one BOC member and two experts which are not employee of PT. Perkebunan Nusantara VII. Board of Commissioner appoints and removes the Chairman / Members of the Committee by Commissioner Decree and it is conveyed to the shareholder. Chairman of Audit Committee is also a member of PTPN VII Independent Board of Commissioner or Member of BOC who could act independently.
Ketua Komite Audit juga merupakan anggota Dewan Komisaris Independen PTPN VII atau Anggota Dewan Komisaris yang dapat bertindak Independen. Komposisi Komite Audit per 31 Desember 2015 Composition of Audit Committee Jabatan / Position
Nama / Name
Surat Keputusan / Decree
Ketua Chairman
Dodi Iskandar
No:SK-03/DK.VII/04/2014 tanggal 15 April 2014 No:SK-03/DK.VII/04/2014 dated 15 April 2014
Ronnie P. Sitorus
No:SK-108/DK.VII/12/2013 tanggal 6 Desember 2013 No:SK-108/DK.VII/12/2013 dated 6 December 2013
Dinny Rahmi Prihatini*
No:SK-01/DK.VII/01/2014 tanggal 23 Januari 2014 No:SK-01/DK.VII/01/2014 dated 23 January 2014 No:SK01/DK.VII/08/2015 tanggal 19 Agustus 2015 No:SK-01/DK.VII/08/2015 dated 19 Agustus 2015
Armaz Hariadi**
No:SK02/DK.VII/09/2015 tanggal 30 September 2015 No:SK-02/DK.VII/09/2015 dated 30 September 2015
Anggota Member
* Berhenti per 19 Agustus 2015 / Dismissal per 19 August 2015 ** Mulai menjabat per 1 Oktober 2015 / Served since 1 October 2015
Anggota Komite Audit PTPN VII mempunyai latar belakang sebagai auditor pada bidang perkebunan. Kualifikasi pendidikan dan kompetensi anggota Komite Audit PTPN VII tahun 2015 dapat dilihat pada profil berikut:
Member of PTPN VII Audit Committee has a background as an auditor at plantation field. The education and competency qualification of the 2015 PTPN VII Audit Committee member can be discovered at profile below:
Laporan Tahunan
Dodi Iskandar
Ketua Komite Audit. (15 April 2014 – 31 Desember 2015.) Profil dapat dilihat pada bagian Laporan Dewan Komisaris
2015 Annual Report
303
Dodi Iskandar
Chairman of Audit Committee (15 April 2014 – 31 December 2015.) Profile can be seen at Board of Commissioner Report section.
Ronnie P. Sitorus
Anggota Komite Audit Member of Audit Committee (6 Desember 2013 – 31 Desember 2015)
Lahir di Porsea, 20 Desember 1950. Mendapat gelar Sarjana di Sekolah Tinggi Ekonomi Mahardika Surabaya di tahun 1986, mengikuti pendidikan Ajun Akuntan PAAP FE Unair Surabaya (1979).
He was born in Porsea, 20 December 1950. Graduate from Economic Mahardika Institute Surabaya in 1986, enrolled in PAAP Accounting of Economic Faculty of Airlangga University Surabaya (1979).
Perjalanan kariernya dimulai sebagai Forex drilling Coy of Indonesia di tahun 1971 dan Parker drilling Coy of Indonesia Inc di tahun 1972.
His career journey was started as Forex drilling Coy of Indonesia in 1971 and Parker Drilling Coy of Indonesia Inc in 1972.
Bergabung di lingkungan PTPN sejak tahun 1975. Bermula menjadi Staf Inspeksi PN/PTP Wilayah IV Surabaya (1979-1987), Staf SPI PTP XXI-XXII (19871990), Kepala Urusan SPI PTP XXXI (1990-1996), Kepala Urusan Verifikasi PTPN VII (Persero) (19961997), dan Kepala Urusan SPI PTPN VII (Persero) (2004-2006).
He joined in PTPN since 1975. Started as Staff Inspection of PN/PTP Area IV Surabaya (1979-1987), staff of IAU of PTP XXI-XXII (1987-1990), served as Head of IAU Affairs of PTP XXXI (1990-1996), Head of Verificatin Affairs of PTPN VII (Persero) (1996-1997), and Head of IAU Affairs of PTPN VII (Persero) (20042006).
Memperoleh gelar Qualified Internal Auditor (QIA) dari Institut Pendidikan Pelatihan Audit dan Manajemen (IPPAM) Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPAI) tahun 2006.
He obtained his Qualified Internal Auditor title from Audit And Management Training Institute of Audit Internal Education Foundation in 2006.
Dinny Rahmi Prihatini
Anggota Komite Audit Member of Audit Committee (6 Desember 2013 – 19 Agustus 2015)
304
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Lahir di Payakumbuh, Sumatera Barat, 16 Mei 1978. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (2000) dan gelar Master Manajemen Pasca Sarjana, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (2009).
She was born in Payakumbuh, West Sumatera, 16 May 1978. She obtained her Economic Bachelor degree from Faculty of Economy University of Indonesia (2000) and Master of Management, Faculty of Economy, University of Indonesia (2009).
Perjalanan karir dimulai pada tahun 2000 sebagai Auditor di Kantor Akuntan Publik Delloite Touche Tohmatsu, Jakarta, sebagai Kepala Urusan Administrasi & Keuangan di Magister Pengembangan dan Kebijakan Publik Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (2003-2008). Beliau juga mengembangkan karirnya sebagai dosen di berbagai perguruan tinggi seperti di Uni Sadhu Guna Business School (Oktober 2009 hingga sekarang) dan Vocational Program di Universitas Indonesia (2015-sekarang).
She started her career in 2000 as Auditor in Public Accountant Firm Delloite Touche Tohmatsu, Jakarta, and then served as Head of Administration and Finance Affair in Master of Public Development and Policy in Faculty of Economy, University of Indonesia (2003-2008). She also developed her career as lecturer in many universities such as Uni Sadhu Guna Business School (October 2009 up to present) and Vocational Program in University of Indonesia (2015 – Present).
Armaz Hariadi
Anggota Komite Audit Member of Audit Committee (01 October 2013 – 31 Desember 2015)
Lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 22 Maret 1959. Memperoleh gelar S-1 Mekanisasi Pertanian dari Fakultas Teknologi Pertanian IPB (1982) dan gelar MBA Agribisnis dari IEU Oklahoma State University (1992)
He was born in Palembang, South Sumatera, 22 March 1959. He obtained his degree in Agriculture Mechanic from Agriculture Technology Faculty IPB (1982) and Agribusiness MBA from IEU Oklahoma State University (1992)
Perjalanan karir sebagai Asisten Tanaman di Unit Cinta Manis (1984), Staf Sekretariat Direksi di Kantor Direksi (1994) dan diangkat sebagai Kepala Urusan Sekretariat tahun yang sama. Menjabat sebagai Kepala Urusan Tanaman Tebu di Bagian Tanaman Kantor Direksi (1994), Kepala Workshop Pabrik Gula Bungamayang (1995), Kepala Urusan Sekretariat Kantor Direksi (1995-1999), Kepala Urusan Pengembangan Perusahaan Investasi di Bagian Pengembangan (1999-2000), Sinder Kepala Tanaman Unit Cinta Manis (2000-2002), Kepala Urusan Tanaman Tebu di Bagian Tanaman Kantor Direksi (2003), Kepala Urusan Evaluasi Laporan & Sisdur Bagian SPI (2004-2006), Manajer Unit Bergen (2006), Manajer Unit Padangratu (2006-2008), Manajer Unit Pagar Alam (2008-2009). Tahun 20092011 dimutasikan menjadi Manajer Pemasaran. Tahun 2011-2012 mutasi sebagai Manajer Perencanaan & Pengendalian Anggaran, kemudian
His carreer journey was as Plants Assistant in Cinta Manis Unit (1984), BOD Secretariate Staff in Head Office (1994) and appointed as Head of Secretariate Affair in the same year. He served as Head of Cane Plant Affair in Plant Division in Head Office (1994), Head of SM Bungamayang workshop (1995), Head of Secretariat Affair of Head Office (1995-1999), Head of Investment Corporate Development Affair in Development Division (1999-2000), Sinder Head of Planting Cinta Manis Unit (2000-2002), Head of Sugar Cane Affair in Plant Division of Head Office (2003), Head of Report Evaluation and System and Procedure of SPI Division (2004-2006), Manager of Bergen Unit (2006), Manager of Padangratu Unit (2006-2008), Manager of Pagar Alam Unit (2008-2009), year 2009 – 2011 he was transfered as Marketing Manager. In 2011-2012 he served as Manager of Budget Planning and Controlling, then transfered as Head of Plants Division in 2012-2013,
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
305
mutasi sebagai Kepala Bagian Tanaman tahun 20122013, dan terhitung sejak bulan Juni 2013 s.d 30 Nopember 2014 menjabat sebagai Kepala Bagian SPI.
and since June 2013 up to 30 November 2014 he served as Head of IAU Division.
Independensi Komite Audit
Audit Committee Independence
Independensi Komite Audit tertuang pada Pedoman Kerja (Charter) Komite Audit tahun 2008 yang telah diperbaharui pada Charter Komite Audit tahun 2014 yaitu bahwa anggota Komite Audit harus memenuhi kualifikasi sebagai berikut: • Tidak memiliki kepentingan/keterkaitan pribadi yang dapat menimbulkan dampak negative dan konflik kepentingan terhadap BUMN yang bersangkutan. • Anggota Komite audit yang berasal dari luar BUMN dilarang mempunyai hubungan sedarah dan semenda sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun garis ke samping dengan Anggota Komisaris/Dewan Pengawasan dan/atau Anggota Direksi. • Jika ada Anggota Komite Audit berasal dari sebuah institusi tertentu, maka institusi dimana Anggota Komite Audit berasal tidak boleh memberikan jasa pada BUMN yang bersangkutan.
Audit Committee Independe is put forth on 2008 Work Manual (Charter) of Audit Committee stating that the Audit Committee member must fulfill qualification as follow: •
Do not have any personal interest or relation that might generate negative impact and conflict of interest to the concerned SOE
•
The Audit Committee member from outside SOE is forbidden to have a consanguineal and affinal (related by marriage) relationship up to third degree both horizontally and vertically with the BOC, BOD and/or Board of Trustees members.
•
If there is Audit Committee Member originated from particular institution, then the institution in which the Audit Committee Member comes from should not provide any services to the concerned SOE.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit
Audit Committee Tasks and Responsibilities
Komite Audit Perseroan bertugas membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan peran pengawasan di Perseroan, terutama dalam hal: 1. Membantu Dewan Komisaris untuk memastikan efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan auditor internal; 2. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilaksanakan oleh Satuan Pengawasan Internal maupun Auditor Eksternal; 3. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian manajemen serta pelaksanaannya; 4. Memastikan telah terdapat prosedur evaluasi yang memuaskan terhadap segala informasi yang dikeluarkan perusahaan; 5. Melakukan identifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris serta tugas-tugas Dewan Komisaris.
Company Audit Committee is assigned to assist Board of Commissioner in playing its supervision role in the Company, mainly in terms of: 1. Assist Board of Commissioner to ensure effectiveness of internal control system and implementation of external and internal auditor duties. 2. Assess implementation of audit activities and result carried out by Internal Audit Unit or External Auditor 3. Provide recommendation regarding improvement of management control system and its implementation; 4. Ensure that there are satisfying evaluation procedure on all informations issued by the company; 5. Performs identification on terms require the Board of Commisionaire attention as well as identification on Board of Commissioner duties.
Wewenang Anggota Komite Audit
Audit Committee Member Authorization
Dewan Komisaris memberikan kewenangan kepada Komite Audit dalam lingkup tanggung jawab untuk: 1. Mendapatkan berbagai informasi mengenai PT. Perkebunan Nusantara VII dari:
Board of Commisionaire gives authorization to Audit Committee in scope of responsibility to: 1. Obtain various informations regarding PT. Perkebunan Nusantara VII from:
306
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
• Pihak-pihak PT. Perkebunan VII • Pihak-pihak eksternal namun tetap menjaga kerahasiaan perusahaan 2. Menggunakan tenaga profesional untuk mendapatkan masukan dan saran dengan persetujuan Komisaris Utama. 3. Komite Audit dapat menyarankan Dewan Komisaris untuk memanggil Direksi secara tertulis untuk memberi keterangan mengenai hasil pemeriksaan Satuan Pengawasan Intern.
• PT. Perkebunan VII parties • External parties However remain maintaining company’s confidentiality 2. Use professionals to earn input and suggestion by President Commissioner approval 3. Audit Committee may suggest the Board of Commissioner to summon Board of Director in written to give explanation concerning audit result of Internal Audit Unit
Laporan Pelaksanaan Tugas Komite Audit
Report of Audit Committee Tasks Implementation
Selama tahun 2015 sesuai dengan penugasan Dewan Komisaris, Komite Audit telah melaksanakan tugas- tugasnya sebagai berikut: 1. Menyiapkan evaluasi untuk bahan rapat dan mengikuti rapat Dewan Komisaris. 2. Menyiapkan evaluasi untuk bahan rapat gabungan antara Dewan Komisaris dengan Direksi PT. Perkebunan Nusantara VII dan mengikuti rapat gabungan. 3. Mendampingi Dewan Komisaris dalam melaksanakan kunjungan kerja pengawasan ke Perseroan beserta unit usaha. 4. Melakukan telaah dan evaluasi atas Laporan Manajemen dan Tahunan serta surat-surat/ laporan lain yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris atas tindakan Direksi. 5. Melakukan telaah dan evaluasi terhadap Rencana Kerja Dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2016 dan RJPP 2015-2019. 6. Mengadakan rapat Komite Audit dan evaluasi pelaksanaan audit oleh Satuan Pengawasan Intern (SPI). 7. Melakukan pembahasan program kerja, pelaksanaan dan hasil audit oleh auditor eksternal (KAP)atas laporan keuangan PTPN VII tahun buku 2014 & 2015 dan pembahasan program kerja audit oleh KAP. 8. Melakukan evaluasi kemitraan Kelapa sawit Rawapitu & Sidomulyo dan Way Tulang Bawang di Rayon V Buma
During 2015 in accordance with the assignment of the Board of Commissioners, the Audit Committee has carried out its duties to: 1. Prepare evaluation on meeting material and participate on Board of Commissioner; 2. Prepare evaluation on material for joint meeting between Board of Commissioner with Board of Director of PT. Perkebunan Nusantara VII and participate in joint meeting. 3. Accompany Board of Commisionaire in carrying out audit work visitation to Company and Business Unit; 4. Perform study and evaluation on Management and Annual Report as well as other letters/report that need Board of Commisionaire approval on Board of Director’s action. 5. Conduct study and evaluation on 2016Company Action Plan and Budget
Frekuensi Pertemuan dan Tingkat Kehadiran Komite Audit
Meeting Frequency and Attendance Level of the Audit Committee
Komite Audit mengadakan rapat sekurangkurangnya sama dengan ketentuan minimal rapat Dewan Komisaris yang ditetapkan dalam anggaran dasar, yaitu sebulan sekali. Selama tahun 2015, Komite Audit telah melaksanakan rapat sebanyak 29 kali dengan tingkat kehadiran sebagai berikut:
Audit Committee establishes meeting at least the same with minimum provision of the BOC meeting stipulated on the Articles of Association, namely once a month. During 2015, the Audit Committee has carried out 29 times meeting with the attendance levels are as follow:
6. Establish Audit Committee meeting and evaluation on audit process conducted by Internal Audit Unit 7. Perform discussion on work program, implementation and audit finding by external auditor (PAF) on PTPN VII financial statement financial year 2014 and 2015 and discussion on audit work program by PAF. 8. Perform evaluation on Rawapitu and Sidomulyo and Way Tulang Bawang Partnership in Rayon V Buma
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
307
Tingkat Kehadiran Rapat Komite Audit Attendance level of the Audit Committee Meeting
Nama Name
Jabatan Position
Status Independensi Independency Status
Jumlah Rapat
Number of Meeting
Jumlah Hadir Amount of Attendance
Persentase Percentage
Dodi Iskandar
Ketua
Chairman
Independen
29
29
100
Ronnie P. Sitorus
Anggota
Member
Independen
29
29
100
Dinny Rahmi Prihatini
Anggota
Member
Independen
29
18
62
Armaz Hariadi
Anggota
Member
Independen
29
7
24
Rincian kegiatan Komite Audit selama tahun 2015 sebagai berikut: Details of Audit Committee activities during 2014 as follow: No.
Tanggal Date
Kegiatan Activities
1
20/01/2015
Rapat Komite Audit dengan SPI Audit committee meeting with IAU
2
22/01/2015
Mengikuti rapat Internal Dewan Komisaris Participating in BOC Internal Meeting
3
29/01/2015
Mengikuti Rapat Gabungan Direksi dengan Dewan Komisaris Attending Joint Meeting of BOD and BOC
4
03-05/02/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Bengkulu Accompanying BOC official visit to Bengkulu District
5
06/02/2015
Rapat dengan KAP Meeting with PAF
6
16-17/02/2015
Mendampingi Dewan Komisaris Studi Banding ke PT Wilmar Gresik Accompanying BOC on comparative study to PT Wilmar Gresik
7
18/02/2015
Mengikuti rapat Gabungan Direksi dengan Dewan Komisaris Attending Joint Meeting of BOD and BOC
8
23/02/2015
Mengikuti rapat internal Dewan Komisaris Attending BOC Internal Meeting
9
25-27/02/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Muara Enim Accompanying BOC official visit to Muara Enim District
10
06-07/03/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Bunga Mayang Accompanying BOC Official visit to Bunga Mayang District
11
26-27/03/2015
Pembahasan RJPP di Kantor Direksi Discussion on Company’s long term plan in Head Office
12
30/03/2015
Mengikuti rapat Gabungan Direksi dengan Dewan Komisaris Attending Joint Meeting of BOD and BOC
13
30/03/2015
Mengikuti rapat Internal Dewan Komisaris Attending BOC Internal Meeting
14
09/04/2015
Mengikuti rapat Internal Dewan Komisaris Attending BOC Internal Meeting
15
10/04/2015
Mengikuti rapat Gabungan Direksi dengan Dewan Komisaris Attending joint meeting of BOD and BOC
16
23-25/04/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Banyuasin & Cinta Manis Accompanying BOC official visit to Banyuasin and Cinta Manis District
308
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
No.
Tanggal Date
Kegiatan Activities
17
03-05/05/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Bunga Mayang Accompanying BOC official visit to Bunga Mayang District
18
08/05/2015
Mengikuti rapat Gabungan Direksi dengan Dewan Komisaris Attending Joint Meeting of BOD and BOC
19
12-14/05/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Banyuasin Accompanying BOC on Official Visit to Banyuasin District
20
27-29/05/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Way Sekampung Accompanying BOC official visit to Way Sekampung District
21
04-06/06/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Way Seputih Accompanying BOC Official Visit to Way Seputih District
22
05/06/2015
Rapat Komite Audit dengan SPI Audit Committee Meeting with IAU
23
10-12/06/2015
Evaluasi Kemitraan Kelapa sawit RAPI dan Penyelesaian tanah eks PT ADP di WATU Evaluation on RAPI Oil Palm Partnership and Settlement of land ex PT ADP in WATU
24
17/06/2015
Mengikuti rapat Internal Dewan Komisaris Attending BOC Internal Meeting
25
24-26/06/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Bengkulu Accompanying BOC official visit to Bengkulu District
26
08/07/2015
Mengikuti rapat Gabungan Direksi dengan Dewan Komisaris Attending Joint Meeting of BOD and BOC
27
25/07/2015
Mengikuti rapat Gabungan Direksi dengan Dewan Komisaris Attending Joint Meeting of BOD and BOC
28
05-07/08/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Muara Enim Accompanying BOC official visit to Muara Enim District
29
19/08/2015
Mengikuti rapat Internal Dewan Komisaris Attending BOC internal meeting
30
21/08/2015
Mengikuti rapat Gabungan Direksi dengan Dewan Komisaris Attending Joint Meeting of BOD and BOC
31
25-26/08/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Muara Enim Accompanying BOC official visit to Muara Enim District
32
04/09/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Muara Enim Accompanying BOC official visit to Muara Enim District
33
08-09/09/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Banyu asin & Muara Enim Accompanying BOC official visit to Banyuasin and Muara Enim district
34
14/09/2015
Rapat Evaluasi SPI IAU evaluation meeting
35
21/09/2015
Mengikuti rapat Internal Dewan Komisaris Attending BOC internal meeting
36
25-26/09/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Bungamayang Accompanying BOC official visit to Bungamayang District
37
30/09/2015
Mengikuti rapat Gabungan Direksi dengan Dewan Komisaris Attending Joint Meeting of BOD and BOC
38
19-21/10/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Bengkulu Accompanying BOC official visit to Bengkulu District
39
21/10/2015
Rapat teknis Komite dengan Direksi Pembahasan RKAP 2016 Commitee Technical Meeting with BOD discussion regarding 2016 CABP
40
30/10/2015
Mengikuti rapat Gabungan Direksi dengan Dewan Komisaris Attending Joint Meeting of BOD and BOC
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
No.
Tanggal Date
Kegiatan Activities
41
10-11/11/2015
Mengikuti rapat Internal Dewan Komisaris dan Kunker ke Unit Bekri Attending internal Meeting of BOC and Official visit to Bekri Unit
42
23/11/2015
Mengikuti rapat Gabungan Direksi dengan Dewan Komisaris Attending Joint Meeting of BOD and BOC
43
25-26/11/2015
Kunker Komite ke Kemitraan Sidomulyo – UKKS Bentayan Official visit to Sidomulyo – Rubber and palm oil Unit Bentayan
44
27/11/2015
Rapat Koordinasi dengan PTPN III (Persero) Coordination Meeting with PTPN III (Persero)
45
04/12/2015
Rapat Komite dengan SPI membahas Laporan Pengawasan s.d TW III/2015 Committee Meeting with IAU discussing Supervisory Report up to III Quarter/2015
46
07-09/12/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Sum-Sel Accompanying BOC Official visit to South Sumatera District
47
29-30/12/2015
Evaluasi Pengadaan dan Anak Perusahaan Evaluation on Procurement and Subsidiaries
Penilaian Kinerja Komite Audit Evaluasi terhadap kinerja Komite Audit dilaksanakan setiap satu tahun sekali dengan menggunakan metode yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris. Metode penilaian kinerja tersebut berdasarkan pada evaluasi atas realisasi kegiatan terhadap Rencana Kerja dan Anggaran Komite Audit baik yang disampaikan dalam Laporan Triwulan dan Tahunan Komite Audit. Hasil penilaian kinerja dijadikan bahan pertimbangan pengangkatan kembali anggota Komite Audit.
309
Audit Committee Performance Assessment Evaluation on Audit Commitee performance is held every once a year by using method set by BOC. Method of performance assessment is based on evaluation on realization of activities on Audit Commitee Action and Budget Plan presented in Quarterly and Annual Report of Audit Commitee.
Result of Performance assessment is made as consideration material regarding reappoinment of Audit Committee member.
Remunerasi Komite Audit
Remuneration of the Audit Committee
Remunerasi bagi Komite Audit ditetapkan secara internal oleh Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara VII dan diatur lebih lanjut dalam SK Dewan Komisaris No: SK-108/DK.VII/012/2013 tanggal 6 Desember 2013 dan No: SK-01/DK.VII/01/2014 tanggal 23 Januari 2014, No: SK-02/DK.VII/09/2015 tanggal 30 September 2015 dengan nilai sebagai berikut:
Remuneration for Audit Committee has been stipulated internally by PT. Perkebunan Nusantara VII Board of Commissioner and further regulated on Board of Commissioner Decree No: SK-108/ DK.VII/012/2013 dated 6 December 2013 and No: SK-01/DK.VII/01/2014 dated 23 January 2014, No: SK-02/DK.VII/09/2015 dated 30 September 2015 with following value:
No. 1 2 3
Nama Name
Honor per bulan Honor per month
Dodi Iskandar Dinny Rahmi Prihatini Armaz Hariadi
Rp16.866.000 Rp14.055.000 Rp.15.712.000
310
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Komite Manajemen Risiko Risk Management Committe
Dasar Pembentukan Komite Manajemen Risiko
Basic Establishment of Risk Management Committee
Komite Manajemen Risiko dibentuk berdasarkan SK Dewan Komisaris No:KEP-08/ DK.VII/02/2012 tanggal 27 Februari 2012 dengan tugas dan wewenang untuk melakukan pengelolaan risiko Perusahaan secara menyeluruh.
The Risk Management Committee was established by the Board of Commissioners Decree No. BOC: KEP-08/DK.VII/02/2012 dated February 27, 2012 with the duty and authority to run Company’s risk management thoroughly.
Tujuan Pembentukan Komite Audit
The Audit Committee Establishment Objectives
Komite Manajemen Risiko merupakan organ dari Dewan Komisaris yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bekerja secara profesional dan independen.
Risk Management Committee is an organ of Board of Commissioner which in carrying out its duty and function works professionally and independently.
Maksud pembentukan Komite Manajemen Risiko adalah untuk membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan, penasehatan, dan memantau efektivitas pelaksanaan fungsi Manajemen Risiko yang berkelanjutan sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG).
The purpose of establishment of Risk Management Committee is to assist Board of Commissioner in carrying out its supervision, advisory, and monitor effectiveness duties of Risk Management implementation sustainably pursuant to GCG principles.
Pedoman Kerja Komite Manajemen Risiko
Working Guidelines of Risk Management Committee
Tujuan penyusunan piagam Komite Manajemen Risiko adalah untuk menjadi pedoman pelaksanaan tugas, tanggung jawab dan kewenangan sehingga dalam implementasinya dapat lebih efisien, efektif, transparan, kompeten, independen serta dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.
The objectives of Risk Management Committee charter drafting are to become guidelines for the implementation of tasks, responsibility and authority which in its implementation it could be more efficient, effective, transparent, competent, independent as well as accountable in accordance to applicable law and regulation.
Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Manajemen Risiko berpedoman kepada Pedoman (Charter) Kerja Komite Manajemen Risiko tahun 2014 yang mengatur hal-hal sebagai berikut : maksud dan tujuan pembentukan Komite Manajemen Risiko, struktur organisasi, kewenangan, kedudukan dan keanggotaan Komite Manajemen Risiko, pelaksanaan rapat, honorarium, serta tugas dan tanggung jawab.
In implementing its duty the Risk Management Committee is referring to Risk Management Committee Work Charter regulates terms below: including purpose and objective of Risk Management Committee establishment, organization structure, authorization, position and membership of the Risk Management Committee, Meeting Implementation, honorarium, as well as duties and responsibilities.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
311
Pengangkatan dan Pemberhentian Komite Manajemen Risiko
Appointment and Dismissal of Risk Management Committee
Mekanisme dan tata cara pengangkatan dan pemberhentian anggota Komite Manajemen Risiko diatur secara khusus dalam Pedoman Kerja Komite Manajemen Risiko.
The mechanism and procedure of Risk Management Committee member appointment and dismissal is regulated specifically in Risk Management Committee Working Guideliness.
Anggota Komite Manajemen Risiko yang bukan anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris untuk masa jabatan paling lama 3 tahun dan dapat diangkat kembali untuk selama 2 tahun masa jabatan. Ketua Komite Manajemen Risiko berhak mengusulkan penggantian anggota Komite Manajemen Risiko yang bukan anggota Dewan Komisaris kepada Dewan Komisaris, jika anggota Komite tersebut berakhir masa tugasnya, mengundurkan diri, atau tidak kompeten dalam melaksanakan tugasnya.
Risk Management Committee member who is not Board of Commissioner member is appointed and discharged by Board of Commissioner for a term not exceeding 3 years and may be reappointed for a 2-year term of office. Chairman of Risk Management Committee deserves to propose replacement of Risk Management Committee who is not Board of Commissioner member to Board of Commissioner if the Committee member ends his term of office, resign, or not competent in carrying out its duties.
Komposisi Komite Manajemen Risiko
Risk Management Committee Composition
Anggota Komite Manajemen Risiko PTPN VII tidak berasal dari karyawan PTPN VII dan tidak mempunyai benturan kepentingan, bukan pelanggan dan bukan supplier PTPN VII.
PTPN VII Risk Management Committee member is not originated from PTPN VII employee and does not have any conflict of interests, is not PTPN VII’s customer and supplier.
Komposisi Komite Manajemen Risiko Per 31 Desember 2015
Composition of Risk Management Committee Per 31 December 2015 Jabatan Position
Nama Name
Surat Keputusan Decree
Ketua Chairman
Harun Sulkam
No:SK-107/DK.VII/12/2013 tanggal 6 Desember 2013 No:SK-107/DK.VII/12/2013 dated 6 December 2013
Herry Suheri
No:SK-109/DK.VII/12/2013 tanggal 6 Desember 2013 No:SK-109/DK.VII/12/2013 dated 6 December 2013
Widuro Adi Pradono
No:SK-109/DK.VII/12/2013 tanggal 6 Desember 2013 No:SK-109/DK.VII/12/2013 dated 6 December 2013
Anggota Member
Struktur Organisasi
Organization Structure
1) Anggota Komite Manajemen Risiko terdiri dari sekurang kurangnya 1 (satu) anggota Dewan Komisaris dan sekurang kurangnya 2 ( dua ) orang anggota. 2) Anggota Komite Manajemen Risiko yang kedudukannya sebagai anggota Dewan Komisaris bertindak sebagai Ketua Komite Manajemen Risiko. 3) Anggota Komite Manajemen Risiko yang bukan anggota Dewan Komisaris tidak boleh merangkap sebagai anggota Komite lainnya dilingkungan Perusahaan Perseroan (Persero) PTP Nusantara VII pada periode yang sama.
1) Risk Management Committee Member comprises of at least 1 (one) Board of Commissioner member and approximately 2 (two) members. 2) Risk Mnagement Committee member who served as Board of Commissioner member is act as Chairman of Risk Management Committee 3) Risk Management Committee member who is not Board of Commissioner member is not allowed to have a concurrent position as other Committee member in the Company of PTP Nusantara VII (Persero) environtment at the same period.
312
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Kualifikasi Pendidikan & Kompetensi Komite Manajemen Risiko
Risk Management Committee Education and Competency Qualification
Persyaratan Kompetensi anggota Komite Manajemen Risiko tercantum di dalam Piagam Komite Manajemen Risiko, yaitu: 1. Memiliki integritas, dedikasi, kemampuan, pendidikan, independesi, pengetahuan, dan pengalaman untuk menjalankan tugas dan fungsi pengawasan, tata kelola perusahaan serta mengkomunikasikan secara tertulis hasil pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Dewan Komisaris sesuai prosedur yang berlaku. 2. Memiliki pengetahuan yang cukup untuk dapat memahami prinsip prinsip dan proses Manajemen Risiko secara Umum, prinsip prinsip fungsi pengawasan, dan Anggaran Dasar Perusahaan. 3. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan perundangan dibidang pasar modal dan perundangan yang berkaitan dengan operasi perusahaan. 4. Mampu mempelajari kegiatan perusahaan secara cepat, sehingga dapat memperoleh pengetahuan yang memadai tentang kegiatan perusahaan dan kaitannya dengan aspek Manajemen Risiko. 5. Mampu berkomunikasi dengan baik dan santun serta dapat menyediakan waktu untuk pelaksanaan tugasnya.
Qualification of Risk Management Committee member competency is put forth on Risk Management Committee Charter, which is: 1. Having integrity, dedication, ability, education, independecy, knowledge, and experience to carry out supervision task and function, corporate governance as well as communicate the result of its task and function implementation in written to Board of Commissioner pursuant to applicable procedure 2. Having adequate knowledge to be able to understand Risk Management principles and process generally, supervision function principles, and Corporate’s Article of Association
Anggota Komite Manajemen Risiko mempunyai kompetensi di bidang bisnis perkebunan dan sebagai auditor. Kualifikasi pendidikan dan kompetensi anggota Komite Manajemen Risiko PTPN VII tahun 2014 dapat dilihat pada profil berikut:
Risk Management Committee member has a competency in plantation business and as auditor. The education and competency qualification of the PTPN VII Risk Management Committee member in 2014 are presented below:
Harun Sulkan Ketua Komite Manajemen Risiko (6 Desember 2013 - 31 Desember 2015) Profil dapat dilihat pada bagian Laporan Dewan Komisaris.
Harun Sulkan Chairman of Risk Management Committee (6 December 2013 - 31 December 2015) Profile can be seen at BOC Report section
Herry Suheri Anggota Komite Manajemen Risiko (6 Desember 2013 - 31 Desember 2015)
Herry Suheri Member of Risk Management Committee (6 December 2013 - 31 December 2015)
Lahir di Ciamis, 7 November 1952. Mendapat gelar Sarjana Pertanian dari Universitas Palembang (1999) dan gelar Magister di Sekolah Tinggi Manajemen Labora (2000).
He was born in Ciamis, 7 November 1952. He obtaines his Bachelor of Agriculture degree from University of Palembang and Master title in Labora Management Institute (2000). He served as Risk Management Committee member since 6 December 2013.
Memulai karier sebagai mandor besar dan Assisten Afdeling (1976-1986) di PTP X, menjadi Kepala Urusan Proteksi Bagian Tanaman dan menjadi Asisten Kepala Tanaman Kebun (1990), magang Manager Kebun (1992-1993), magang Kepala Bagian
He started his career as Senior Foreman and Afdeling Assistant (1976-1986) in PTP X, Head of Planting Protection Affiar and Head of Estate (1990), as Apprentice of Estate Manager (1992-1993), Apprentice of Head of Project Development Section
3. Having an adequate knowledge regarding law and regulation of capital market and regulation related to company’s operational 4. Able to study corporate activities rapidly, thus able to derive adequate knowledge regarding company’s activities and its relation with the Risk Management aspect 5. Able to communicate properly and politely as well as able to provide his spare time to carry out his tasks.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
313
Herry Suheri
Anggota Komite Manajemen Resiko Member of Risk Management Committee (06 Desember 2013 – 31 Desember 2015)
Pengembangan Proyek (1994) di PTPN VII (Persero), menjabat Manajer Kebun dan Pabrik (1994-2001), Kepala Bagian Tanaman (2001-2004), menjabat Distrik Manajer (2004-2008) selama 4 tahun hingga akhirnya menjadi Komite Audit Komisaris Urusan Kinerja Produksi di PTPN VII (Persero) tahun 2010.
(1994) in PTPN VII (Persero), served as Manager of Kebundan Mill (1994-2001), Head of Planting (20012004), served as District Manager (2004-2008) for 4 years until finally served as member of Commissioner Audit Committee of Production Performance Affair in PTPN VII (Persero) in 2010.
Widuro Adi Pradono
Anggota Komite Manajemen Risiko Member of Risk Management Committee (6 Desember 2013 - 31 Desember 2015)
Lahir di Sidoarjo, 13 April 1979. Meraih gelar Sarjana Jurusan Akuntansi di STIE YKPN (2005). Memulai karier sebagai pengajar di SD Budi Mulia 2 (20022003), Ketua Lapangan Wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah untuk Proyek Iklan Televisi Produk Obat Nyamuk Bakar Garuda (2003), menjabat sebagai Auditor di KAP Drs Abdul Muntalib & Co (2006), menjadi Audior di KAP Eddy Prakarsa Permana & Siddharta (2007), menjabat sebagai Akuntan di RSM AAJ Associates sejak 2008.
He was born in Sidoarjo, 13 April 1979. He obtained his Bachelor of Accounting in STIE YKPN (2005). He started his career as teacher in Budi Mulya 2 Elementary School (2002-2003), Chairman of Yogyakarta and Central Java Area for Television advertising project of mosquito coils product Garuda (2003), served as Auditor at Drs Abdul Muntalib & Co PAF (2006), Auditor at Eddy Prakarsa Permana & Siddharta PAF (2007), served as Accountant in RSM AAJ Associaes since 2008.
Pernah mengikuti beberapa pelatihan, di antaranya Seminar Hearing Draft Rancangan Undang-undang Akuntan Publik (2005), Seminar Nasional Perpajakan ”Arah Perubahan RUU Perpajakan” (2005), dan Seminar Nasional ”Mewujudkan Good Corporate Govermance melalui Pelaksanaan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (2006).
He was once attending several trainings, comprising Hearing Draft of Public Accountant Law Draft Seminar (2005), Seminar of Taxation National “The Direction of Taxation Law Draft Amendment” (2005), and National Seminar “Manifest Good Corporate Governance through Implementation of Law of Republic of Indonesia Number 5 Year 1999 of Prohibition of Monopoly and Unhealthy Business Competition Practices (2006).
314
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Independensi Komite Manajemen Risiko
Risk Management Committee Independency
Independensi Komite Manajemen Risiko tertuang dalam pada Pedoman Kerja (Charter) Komite Manajemen Risiko tahun 2014 yaitu bahwa anggota Komite Manajemen Risiko harus memenuhi kualifikasi sebagai berikut: 1. Anggota Komite Manajemen Risiko yang kedudukannya sebagai Anggota Dewan Komisaris tidak mempunya hubungan keluarga sedarah sampai derajat ke -3, baik menurut garis lurus maupun garis kesamping ataupun hubungan yang timbul karena perkawinan dengan anggota Dewan Komisaris lainnya atau dengan anggota Direksi. 2. Anggota Komite Manajemen Risiko yang bukan anggota Dewan Komisaris tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah sampai derajat ke -3, baik menurut garis lurus maupun garis kesamping ataupun hubungan yang timbul karena perkawinan dengan anggota Komite Manajemen Risiko lain atau dengan anggota Komite lain di lingkungan Dewan Komisaris yang dapat menimbulkan benturan kepentingan (Conflict Of Interest). 3. Tidak memangku jabatan rangkap sebagai pengurus partai politik dan / atau calon / anggota legislatif dan atau calon kepala daerah/ wakil kepala daerah dan jabatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku yang dapat menimbulkan benturan kepentingan 4. Tidak memiliki hubungan usaha, baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha perusahaan perseroan (Persero) PTP Nusantara VII, yang dapat menimbulkan benturan kepentingan. 5. Bukan merupakan karyawan kunci yakni orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, atau mengendalikan kegiatan perusahaan dalam tiga tahun terakhir sebelum diangkat oleh Dewan Komisaris. 6. Bukan merupakan Karyawan Kantor Akuntan Publik, Kantor Konsultan Hukum, atau pihak lain yang memberikan jasa audit, jasa hukum dan atau jasa konsultasi lainnya kepada perusahaan dalam waktu satu tahun terakhir sebelum diangkat menjadi Komite Manajemen Risiko.
Risk Manajement Committee Independency is put forth on Working Guidelines (Charter) of Risk Management Committee year of 2014 stating that Risk Management Committee should meet qualifications as follow: 1. Risk Management Committee Member who is serving as BOC member does not have any consanguineal relationship up to 3rd degree, both horizontally and vertically or affinal relationship with the other BOC member or with the BOD member.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Manajemen Risiko
Tasks and Responsibilities of Risk Management Committee
1. Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Manajemen Risiko di perusahaan. 2. Melakukan penelaahan terhadap RJPP dan RKAP, baik pengesahan awal maupun perubahannya
1. Conduct monitoring on the implementation of Risk Management within the company 2. Perform study on Company’s Long Term Plan and CAPB, either initial validation or its changes.
2. The Risk Management Committee member who is not member of BOC does not have any consanguineal relationship up to 3rd degree, either horizontally or vertically or relation occurred due to marriage (affinal) with other Risk Management Committee member or with other Committee member in Board of Commissioner environment which could generate a conflict of interest. 3. Does not occupy concurrent position as political party management and/or candidate of legislative member and/or head/deputy head of regional and other position pursuant to applicable law and regulation that could generate a conflict of interest. 4. Does not have any business relation, either directly or indirectly that related to the PTPN VII (Persero) company business activity that could generate a conflict of interest. 5. Not member of key employee which is a person who has authority and responsibility to plan, lead, or control the company’s activity within the last three months before appointed by the Board of Commissioner 6. Not employee of Public Accountant Firm, Legal Consultant Firm, or other party who provide audit services, legal services and or other consultation services to the company within the last one year before appointed to be the Risk Management Committee.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
315
3. Melakukan pemantauan terhadap investasi perusahaan. 4. Mendeteksi dan menganalisa risiko operasional, finansial, hukum dan risiko lainnya, baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan kelangsungan usaha perusahaan. 5. Melakukan kajian risiko usaha terhadap setiap rencana pengembangan usaha perusahaan. 6. Membahas dan memberikan usulan langkahlangkah yang diperlukan untuk mengatasi risiko yang dihadapi perusahaan. 7. Membuat laporan dan rekomendasi Dewan Komisaris atas pelaksanaan tugas-tugas Komite Manajemen Risiko.
3. Conduct monitoring on company investment
Wewenang
Authorities
a. Komite Manajemen Risiko berwenang mengakses secara penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap setiap kebijakan Perusahaan yang berkaitan dengan pengelolaan Risiko Perusahaan. b. Dalam melaksanakan wewenang, Komite Manajemen Risiko bekerja sama dengan mitra kerja komite - komite yang ada di Dewan Komisaris, Sekretaris Dewan Komisaris, Satuan Kerja Manajemen Risiko perusahaan, Satuan Pengawasan Intern (SPI) dan unit perusahaan yang terkait. c. Apabila diperlukan Komite Manajemen Risiko dapat mempekerjakan tenaga ahli dan atau konsultan untuk membantu Komite Manajemen Risiko dengan persetujuan tertulis Dewan Komisaris dan atas biaya perusahaan. d. Jika diperlukan, dalam melaksanakan tugasnya, Komite Manajemen Risiko dapat membentuk suatu tim yang bersifat ad-hoc dengan kriteria dan periode penugasannya disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis pekerjaannya e. Untuk memperoleh masukan dari pihak eksternal/independen yang profesional dalam rangka pelaksanaan tugas dan peningkatan kemampuan anggota Komite Manajemen Risiko apabila diperlukan atas biaya perusahaan.
a. Risk Management Committee is authorized to fully, freely, and unlimited access every Company’s policy related to Corporate Risk management.
Laporan Pelaksanaan Tugas Komite Manajemen Risiko Selama tahun 2015 sesuai dengan penugasan Dewan Komisaris, Komite Manajemen Risiko telah melaksanakan tugas tugasnya baik secara sendiri maupun bersama sama dengan Komite Audit sebagai berikut: • Menyiapkan evaluasi kinerja perusahaan sebagai bahan rapat dan sekaligus mengikuti rapat intern Dewan Komisaris • Menyiapkan evaluasi untuk bahan rapat gabungan antara Dewan Komisaris dengan Direksi PT. Perkebunan Nusantara VII dan
4. Detect and analyze operational, financial, legal risks and other risks, either directly related to or not directly related to company business survival 5. Conduct business risk study to every company’s business development plan 6. Discuss and provide proposal of steps required to overcome risk encountered by the company 7. Create Board of Commissioner Report and Recommendation on implementation of Risk Management Committee duties
b. In carrying out its authority, Risk Management Committee is in cooperation with Committees under Board of Commissioner, Board of Commisioner Secretary, corporate’s Risk management Work Unit, Internal Audit Unit and other related company unit as counterparts. c. If necessary the Risk Management Committee may employ experts and or consultants to assist Risk Management Committee with written approval from Board of Commissioner and charged as company’s expenses d. If required, in carrying out its task, Risk Management Committee may establish an ad-hoc team with criteria and period of its assignment can be adjusted with its needs and type of work. e. To derive input from professional external/ independent party in order to carry out Risk Management Committee tasks and enhance Risk Management Committee member’s ability if necessary as company’s expenses.
Implementation of Risk Management Committee Task Report During 2015 based on BOC assignment, the Risk Management Committee has carried out its tasks properly either individually or jointly with the Audit Committee as follow: • •
Preparing evaluation on company performance as meeting materials and all at once attended internal meeting of Board of Commissioners Preparing evaluation for joint meeting materials between PT. Perkebunan Nusantara VII Board of Commissioners and the Board of Directors and participated in the joint meeting.
316
• •
• • • •
• • •
• • • • • •
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
mengikuti rapat gabungan. Mendampingi Dewan Komisaris dalam melaksanakan kunjungan kerja pengawasan ke Kantor Pusat, Distrik dan Unit. Melakukan analisa dan evaluasi terhadap Laporan Manajemen Bulanan, Triwulanan dan Tahunan serta laporan-laporan lain yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris. Melakukan analisa dan evaluasi terhadap Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2015. Mengadakan rapat Komite Manajemen Risiko dengan tim manajemen risiko kantor pusat. Pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Manajemen Risiko di perusahaan. Analisa risiko operasional, finansial, hukum dan risiko lainnya, yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan kelangsungan usaha perusahaan. Membahas dan memberikan saran langkahlangkah yang diperlukan untuk mitigasi risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Membuat saran tindak lanjut dan rekomendasi Dewan Komisaris atas pelaksanaan operasional perusahaan. Mengikuti rapat pembahasan program pemeriksaan Auditor Eksternal (KAP) atas pemeriksaan Laporan Keuangan PT Perkebunan Nusantara VII yang berakhir Tahun buku 2014. Membahas RKAP PT Perkebunan Nusantara VII tahun 2015. Telaah Komite atas RKAP Tahun 2016. Telaah Kronologis Pengembangan dan permasalahan UKKS Bentayan PTPN VII. Perhitungan Kebutuhan & Pemanfaatan Air untuk Budidaya Kelapa Sawit PTPN VII. Laporan Evaluasi Perkembangan Kemitraan Kebun Kelapa Sawit Sidomulyo-Bentayan. Evaluasi Proyek Revbun Kelapa Sawit Rawapitu dan Penguasaan Lahan Ex. PT. ADP.
• •
• • • •
• • •
• • • • • •
Accompanying the Board of Commissioners in carriying out monitoring visits to the Head Office, District, and business unit. Performing analysis and evaluation on the Monthly, Quarterly and Annually Management Reports, and other reports that required the Board of Commissioners’ attention. Performing analysis and evaluation on the Company Action Plan and Budget (CABP) in 2015. Establishing Risk Management Committee meeting Monitoring and evaluation on the implementation of Risk Management in the Company Operational, financial, legal, and other risks analysis, which directly or indirectely related to company business survival Discussing and provided suggestion on steps taken for risk mitigation encountered by the company Advisory for Board of Commissioner follow up and recommendation on the implementation of company’s operational Attending a meeting about an External Auditor (PAF) examination program on audit of PTP Nusantara VII financial statements which its fiscal year ended in 2014. Discussing 2015 CAPB PTP Nusantara VII. Committee study on 2016 CABP Study on PTPN VII Bentayan Unit Issues and Development Chronological Calculation on Water Needs and Utilization for PTPN VII Oil Palm Cultivation Report on Sidomulyo-Bentayan Oil palm Patnership Development Evaluation Evaluation on Rawapitu Oil Palm Project and Land ex PT ADP Occupation
Frekuensi Pertemuan dan Tingkat Kehadiran Komite Manajemen Risiko
Meeting Frequency and Attendance Level of Risk Management Committee
Selama tahun 2015, Komite Manajemen Risiko telah melaksanakan rapat sebanyak 29 kali dengan tingkat kehadiran sebagai berikut:
During 2015, the Risk Management Committee has carried out 29 times meeting with attendance level are as follow:
Tingkat Kehadiran Rapat Komite Manajemen Risiko Attendance Level of Risk Management Committee Meeting Nama Name
Jabatan Position
Chairman
Jumlah Rapat Number of Meeting
Jumlah Hadir Amount of Attendance
Persentase Percentage
Independen
29
29
100
Status Independensi Independency Status
Harun Sulkam
Ketua
Widuro Adi Pradono
Anggota Member
Independen
29
29
100
Herry Suheri
Anggota Member
Independen
29
29
100
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
317
Rincian kegiatan Komite Manajemen Risiko selama tahun 2015 sebagai berikut: Risk Management Committee Activity Details during 2015 as follow: No.
Tanggal Date
Kegiatan Activities
1
20/01/2015
Rapat Komite Audit dengan SPI Audit Committee Meeting with IAU
2
22/01/2015
Mengikuti rapat Internal Dewan Komisaris Attending BOC Internal Meeting
3
29/01/2015
Mengikuti Rapat Gabungan Direksi dengan Dewan Komisaris Attending Joint Meeting of BOD and BOC
4
03-05/02/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Bengkulu (Keta, Pawi & Tapi) Accompanying BOC official visit to Bengkulu District (Keta, Pawi and Tapi)
5
06/02/2015
Membahas hasil temuan KAP Hendrawan, Eddy & Tanzil Discussion on PAF Hendrawan, Eddy and TAnzil result finding
6
16-17/02/2015
Mendampingi Dewan Komisaris Studi banding ke PT Wilmar Gresik Accompanying BOC Comparative Study to PT Wilmar Gresik
7
18/02/2015
Mengikuti rapat Gabungan Direksi dengan Dewan Komisaris dalam evaluasi kinerja perusahaan Januari 2015 Attending Joint Meeting of BOD and BOC regarding Evaluation of January 2015 Company Performance Evaluation
8
23/02/2015
Mengikuti rapat internal Dewan Komisaris membahas laporan produksi Januari, Kunker Dekom ke Bengkulu Attending BOC Internal Meeting discussing January Production Report, official visit of BOC to Bengkulu
9
25-27/02/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Muara Enim Accompanying BOC official visit to Muara Enim District
10
06-07/03/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Bunga Mayang Accompanying BOC Official visit to Bunga Mayang District
11
26-27/03/2015
Pembahasan RJPP di Kantor Direksi bersama bagian keuangan Discussion regarding Company Long Term Plan in Head Office with Finance Division
12
30/03/2015
Mengikuti rapat Gabungan Direksi dengan Dewan Komisaris Attending Joint Meeting of BOD and BOC
13
30/03/2015
Mengikuti rapat Internal Dewan Komisaris membahas evaluasi GCG Tahun 2014 Attending BOC internal meeting discussing 2014 GCG evaluation
14
09/04/2015
Mengikuti rapat Internal Dewan Komisaris membahas laporan pengawasan Dekom dan Tanggapan Dekom atas LM tahun 2014 Attending BOC internal Meeting discussing BOC Supervisory Report and BOC response on 2014 LM
15
10/04/2015
Mengikuti rapat Gabungan Direksi dengan Dewan Komisaris dalam membahas RJPP 2015-2019 dan Pembahasan ERP Attending BOD joint meeting with BOC discussing 2015-2019 company long term plan and ERP
16
23-25/04/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Banyuasin & Cinta Manis Accompanying BOC official visit to Banyuasin and Cinta Manis District
17
03-05/05/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Bunga Mayang Accompanying BOC official visit to Bungamayang District
18
08/05/2015
Mengikuti rapat Gabungan Direksi dengan Dewan Komisaris dalam evaluasi kinerja perusahaan s.d April 2015 dan laporan hasil assessment GCG oleh BPKP Attending Joint Meeting of BOD and BOC in evaluating company performance up to April 2015 and GCG assessment report by BPKP
318
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
No.
Tanggal Date
Kegiatan Activities
19
12-14/05/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Banyuasin Accompanying BOC official vsit to Banyuasin District
20
19/05/2015
Paparan Kronologis Pengembangan UKKS Bentayan di Kantor Direksi Presentation on Bentayan Unit Development Chronologic in Head Office
21
27-29/05/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Way Sekampung Accompanying BOC Official Visit to Way Sekampung District
22
04-06/06/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Way Seputih Accompanying BOC official visit to Way Seputih District
23
05/06/2015
Rapat Komite dengan SPI Committee meeting with IAU
24
10-12/06/2015
Evaluasi Kemitraan Kelapa sawit RAPI dan Penyelesaian tanah eks PT ADP di WATU Evaluation on RAPI oil palm partnership and settlement on ex PT ADP land in WATU
25
17/06/2015
Mengikuti rapat Internal Dewan Komisaris membahas kunjungan kerja Attending BOC internal meeting discussing official visit
26
24-26/06/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Bengkulu Accompanying BOC official visit to Bengkulu District
27
08/07/2015
Mengikuti rapat Gabungan Direksi dengan Dewan Komisaris membahas evaluasi kinerja s.d Mei 2015 dan perkembangan Proyek Rapi & Watu Attending Joint Meeting of BOC and BOD discussing performance evaluation up to May 2015 and progress of Rapi and Watu Project
28
25/07/2015
Mengikuti rapat Gabungan Direksi dengan Dewan Komisaris membahas evaluasi kinerja s.d Juni 2015 Attending Joint Meeting of BOD and BOC discussing performance evaluation up to June 2015
29
05-07/08/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Muara Enim Accompanying BOC official visit to Muara Enim District
30
19/08/2015
Mengikuti rapat Internal Dewan Komisaris membahas evaluasi produksi s.d Juli 2015 dan hasil Kunker ke Muara Enim dan Banyuasin Attending BOC internal Meeting discussing Production evaluation up to July 2015 and official visit result to Muara Enim and Banyuasin
31
21/08/2015
Mengikuti rapat Gabungan Direksi dengan Dewan Komisaris membahas evaluasi kinerja s.d Juli 2015 Attending Joint Meeting of BOD and BOC discussing performance evaluation up to July 2015
32
25-26/08/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Muara Enim Accompanying BOC official visit to Muara Enim District
33
04/09/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Muara Enim Accompanying BOC official visit to Muara enim District
34
08-09/09/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Banyuasin & Muara Enim Accompanying BOC official visit to Banyuasin and Muara Enim District
35
14/09/2015
Rapat Komite dengan SPI Commitee meeting with IAU
36
21/09/2015
Mengikuti rapat Internal Dewan Komisaris membahas laporan SPI Tw. II/2015 Attending BOC Internal Meeting discussing IAU Report Quarter II/2015
37
25-26/09/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Bungamayang Accompanying BOC official visit to Bungamayang District
38
30/09/2015
Mengikuti rapat Gabungan Direksi dengan Dewan Komisaris Attending Joint Meeting of BOD and BOC
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
No.
Tanggal Date
Kegiatan Activities
39
19-21/10/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Bengkulu Accompanying BOC official visit to Bengkulu District
40
21/10/2015
Rapat teknis Komite dengan Direksi Pembahasan RKAP 2016 Technical Meeting of Committee with BOD discussing 2016 CABP
41
30/10/2015
Mengikuti rapat Gabungan Direksi dengan Dewan Komisaris membahas evaluasi Kinerja s.d Sept 2015, perkembangan PPKS Beta dan Rencana IPO tahun 2016 Attending Joint Meeting of BOD and BOC dicussing performance evaluation up to September 2015, progress of Beta OPM and IPO plan year 2016
42
10-11/11/2015
Mengikuti rapat Internal Dewan Komisaris dan Kunker ke Unit Bekri Attending BOC internal Meeting and oficial visit to Bekri Unit
43
23/11/2015
Mengikuti Rapat Gabungan Direksi dengan Komisaris Attending Joint Meeting BOD and BOC
44
25-26/11/2015
Kunker Komite ke Kemitraan Sidomulyo – UKKS Bentayan Committee official visit to Sidomulyo – Benyatan OPM partnership
45
04/12/2015
Rapat Komite dengan SPI membahas Laporan Pengawasan s.d TW III/2015 Committee meeting with IAU discussing Supervisory Report up to Quarter III/2015
46
07-09/12/2015
Mendampingi kunker Dewan Komisaris ke Distrik Sum-Sel Accompanying BOC official visit to South Sumatera District
47
29-30/12/2015
Evaluasi Pengadaan dan Anak Perusahaan Procurement and subsidiaries evaluation
48
30/12/2015
Study Banding Pelaksanaan Pemupukan Budidaya Karet PT. Socfindo-Sumut Comparative Study of Rubber Cultivation Fertilization Implementation at PT Socfindo-Sumut
319
320
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Penilaian Kinerja Komite Manajemen Risiko
Risk Management Committee Performance Assessment
Evaluasi terhadap kinerja Komite Manajemen Risiko dilaksanakan setiap satu tahun sekali dengan menggunakan metode yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris. Metode penilaian kinerja tersebut berdasarkan pada evaluasi atas realisasi kegiatan terhadap Rencana Kerja dan Anggaran Komite Manajemen Risiko baik yang disampaikan dalam Laporan Triwulan dan Tahunan Komite Manajemen Risiko.
Evaluation on performance of Risk Management Committee is carried out every once a year by using method stipulated by Board of Commissioner. Method on performance assessment is based on evaluation of activity realization on Risk Management Committee Action and Budget Plan either presented on Quarterly Report or Annual Report of Risk Management Committee.
Hasil penilaian kinerja dijadikan bahan pertimbangan guna pengangkatan kembali anggota Komite Manajemen Risiko.
Result of performance assessment is taken into consideration material for reappointment of Risk Management Committee member.
Remunerasi Komite Manajemen Risiko
Remuneration of Risk Management Committee
Remunerasi bagi Komite Manajemen Risiko ditetapkan secara internal oleh Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara VII dan diatur lebih lanjut dalam SK Dewan Komisaris No: SK-109/ DK.VII/12/2013 tanggal 6 Desember 2013 dengan nilai sebagai berikut:
Remuneration for Risk Management Committee was stipulated internally by PT Perkebunan Nusantara VII Board Of Commissioner and further regulated on Board of Commissioner Decree No: SK-109/ DK.VII/12/2013 Dated 6 December 2013 with value as follow:
No.
Nama Name
Honor per bulan Honor per month
1
Herry Suheri
Rp18.740.000
2
Widuro Adi Pradono
Rp14.055.000
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
321
Sekretaris Dewan Komisaris BOC Secretary
Dasar Pengangkatan
Basic Appointment
Dewan Komisaris melalui SK No. KEP-20/ DK.VII/02/2013 tanggal 28 Februari 2013 telah mengangkat Bpk. R.M.Wiratmoko sebagai Sekretaris Dewan Komisaris yang baru.
The BOC via Decree No. KEP-20/DK.VII/02/2013 dated 28 February 2013 has appointed Mr. R. M. Wiratmoko as the new BOC Secretary.
Sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN No. PER-12/ MBU/2012 tanggal 24 Agustus 2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris BUMN, maka yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan sebagai Sekretaris Dewan Komisaris yaitu berasal dari luar perusahaan, diangkat oleh Dewan Komisaris, memahami tata kelola perusahaan dan mampu berkomunikasi dengan baik.
Based on Minister of SOE Regulation No. PER-12/ MBU/2012 dated 24 August 2012 regarding the SOE BOC Supporting Organ, then the concerned has met the requirements as BOC Secretary namely he was originated from outside of the company, appointed by BOC, he understood the company governance and able to communicate well.
Profil Sekretaris Dewan Komisaris
BOC Secretary Profile
R.M. Wiratmoko Prasidhanto
Sekretaris Dewan Komisaris Periode: 28 Feb 2013 - 31 Desember 2015
Lahir di Yogyakarta, 20 Agustus 1982, mengawali pendidikan di Sekolah Tinggi Administrasi Negara (STAN) dan lulus sebagai Diploma (D3) pada tahun 2003, kemudian melanjutkan ke PEFE Universitas Indonesia dan lulus sebagai Sarjana (S-1) jurusan Ekonomi Akuntansi pada tahun 2009.
He was born in Yogyakarta, 20 August 1982. He started his education in State Administration Academy (SAA) and graduated as Diploma III in 2003, then continued to PEFE University of Indonesia and graduated as Bachelor of Economic Accounting in 2009.
Selain menjabat sebagai Sekretaris Dewan Komisaris PTPN VII, yang bersangkutan juga pernah menjabat sebagai Asisten Peneliti di Asdep Riset dan Informasi (2010-2013) dan kemudian terakhir menjabat sebagai Pelaksana tugas. Kasubag Perundangundangan Kementerian BUMN (2013 – sekarang).
Beside serving as the BOD Secretary of PTPN VII (Persero) the concerned was also once serving as Researcher Assistant in Research and Information Department (2010-2013) and the latest he served as Task Executor Head of Ministry of SOE Legislation Sub Division (2013-present).
Pedoman Kerja dan Tugas Sekretaris Dewan Komisaris
BOC Secretary’s Work and Task Guidelines
Pedoman Kerja Sekretaris Dewan Komisaris tercantum di dalam Board Manual PTPN VII (Persero) tahun 2013. Sekretaris Dewan Komisaris juga dilengkapi dengan Job Description yang tercantum dalam Program Kerja Dewan Komisaris.
The BOC Secretary Work Guidelines is put forth on 2013 PTPN VII (Persero) Board Manual. The BOC Secretary is equipped with the Job Description put forth on the BOC working program.
322
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Sekretariat Dewan Komisaris bertugas melakukan kegiatan untuk membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya berupa:
The BOC secretariat is in charge to conduct activities to assist the BOC in carrying out its tasks in form of:
a. Mempersiapkan rapat, termasuk bahan rapat (briefing sheet) Dewan Komisaris. b. Membuat risalah rapat Dewan Komisaris sesuai ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan. c. Mengadministrasikan dokumen Dewan Komisaris, baik surat masuk, surat keluar, risalah rapat maupun dokumen lainnya. d. Menyusun Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris. e. Menyusun Rancangan Laporan-laporan Dewan Komisaris.
a. Preparing meeting, including the BOC meeting material (briefing sheet). b. Creating BOC minutes of meeting pursuant to Company’s Article of Association. c. Administrating the BOC’s documents, wither incoming, outgoing letters, minutes of meeting or other documents. d. Drafting Work Plan Design and BOC Budget.
Selain melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Sekretaris Dewan Komisaris selaku pimpinan Sekretariat, melaksanakan tugas lain berupa: a. Memastikan bahwa Dewan Komisaris mematuhi peraturan perundang-undangan serta menerapkan prinsip-prinsip GCG. b. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Dewan Komisaris secara berkala dan/atau sewaktu-waktu apabila diminta. c. Mengkoordinasikan anggota Komite, jika diperlukan dalam rangka memperlancar tugas Dewan Komisaris. d. Sebagai penghubung (liaison officer) Dewan Komisaris dengan pihak lain.
Beside carrying out the task as stated above, the BOC Secretary as head of Secretariat carries out other tasks in form of: a. Ensuring that the BOC obey the law and regulation as well as apply the GCG principles.
Laporan Kegiatan Sekretaris Dewan Komisaris Selama tahun 2015, Sekretaris Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai berikut: a. Melakukan analisa mengenai kinerja perusahaan b. Menyiapkan Bahan Rapat internal dan bahan rapat Gabungan Dewan Komisaris & Direksi c. Menyiapkan Notulen rapat internal dan rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi selama tahun 2015 d. Menyiapkan surat-surat keluar untuk pemegang saham dan ke Direksi PTPN VII. e. Menyiapkan Laporan Pengawasan Dewan Komisaris kepada Pemegang saham dan mempersiapkan rekomendasi Dewan Komisaris kepada Direksi PTPN VII. f. Mendokumentasikan & mengarsipan surat baik surat masuk maupun surat keluar dari dan ke Dewan Komisaris PTPN VII. g. Memfasilitasi tugas-tugas Dekom dalam rangka kunjungan kerja dan pengawasan ke Unit PTPN VII.
e. Drafting the BOC Reports Design.
b. Providing information required by the BOC gradually and/or anytime if requested. c. Coordinating the Committee member, if required in order to facilitate the BOC tasks. d. As the liaison officer of the BOC with other parties.
BOC Secretary Activity Report During 2015, the BOC Secretary has carried out its tasks and obligation as follow: a. Conducting analysis regarding company performance b. Preparing the Internal Meeting Material and BOC & BOD Joint Meeting Material c. Preparing the Minutes of Internal Meeting and Joint Meeting of BOC and BOD during 2015 d. Preparing the outgoing mails for the shareholders and to BOD of PTPN VII e. Preparing the BOC Supervision Report to Shareholders and prepare BOC recommendation to BODof PTPN VII f. Documenting and archiving mails either incoming or outgoing mails from and to PTPN VII BOC g. Facilitating the BOC tasks in context of Work Visit and supervision to PTPN VII Units
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
323
Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary Peran Sekretaris Perusahaan pada PTPN VII menjadi peran yang sangat utama pada penyampaian informasi kepada masyarakat. Peran tersebut melekat pada bagian Sekretariat Perusahaan yang independen baik di perusahaan maupun kepada unit usaha yang lain. Selain itu Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab langsung kepada Direksi sehingga hal ini memungkinkan Sekretaris Perusahaan bertindak mewakili Perusahaan dalam berhubungan dengan pihak luar dan bertugas untuk mengelola informasi yang berkaitan dengan kebijakan dan aktivitas perusahaan.
Corporate Secretary in PTPN VII has a major role in delivering information to society. Such role is attached to the Corporate Secretariat division which is independent both in company and other business units. Moreover the Corporate Secretary is directly responsible to the Board of Directors so it enables the Corporate Secretary to take action on behalf of the Company in dealing with outsiders and in charge to manage information related to the company policies and activities.
Pengangkatan dan Pemberhentian Sekretaris Perusahaan
Appointment and Dismissal of the Corporate Secretary
Sesuai Peraturan Menteri Negara BUMN No PER01/MBU/2011 Pasal 28 (3), Sekretaris Perusahaan diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan persetujuan Dewan Komisaris.
In accordance to Minister of SOE Regulation No. PER01/MBU/2011 Article 28 (3), Corporate Secretary is appointed and dismissed by the President Director with the Board of Commissioner’s approval.
Pada awal tahun 2015 Sekretaris Perusahaan dijabat oleh Yohanes Hadi Nugroho menggantkan Sonny Soediastanto terhitung dari 12 Januari 2015 sesuai Surat Keputusan Direksi No:SDM/Kpts/010/2015 tanggal 12 Januari 2015 dan rekomendasi dari Dewan Komisaris No:03/DK.VII/01/2015 tanggal 13 Januari 2015.
In early 2015 Corporate Secretary was served by Yohanes Hadi Nugroho replacing Sonny Soediastanto effective since 12 January 2015 based on BOD Decree No:SDM/Kpts/010/2015 dated 12 January 2015 and recommendation from BC No:03/ DK.VII/01/2015 dated 13 January 2015.
Kemudian setelah memasuki masa pensiun maka jabatan Sekretaris Perusahaan digantikan oleh Sukarnoto sesuai Surat Keputusan Direksi No:SDM/Kpts/132/2015 tgl 27 Mei 2015 tentang Pengangkatan Sukarnoto sebagai Sekretaris Perusahaan dan telah mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris melalui Surat Dewan Komisaris No:36/DK.VII/05/2015 tgl 29 Mei 2015.
Later on after entering retirement period then the Corporate Secretary was served by Sukarnoto based on BOD Decree No:SDM/Kpts/132/2015 dated 27 May 2015 regarding Sukarnoto Appointment and has received BOC approval through BOC letter No:36/DK.VII/05/2015 dated 29 May 2015
Kualifikasi Pendidikan & Kompetensi Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary Education Qualification and Competency
Persyaratan Sekretaris Perusahaan PTPN VII antara lain adalah pendidikan minimal S-1 di bidang Komunikasi, Sospol, Hukum, Pertanian atau Teknik; mampu berkomunikasi dan membangun hubungan kerja serta mempunyai pemikiran analitis dan mampu berpikir secara konseptual.
PTPN VII Coporate Secretary Requirements are minimal education graduated from Bachelor degree majoring in Communication, Social Politic, Law, Agriculture or Engineering; able to communicate properly and build work relationship as well as have an analytical reasoning and have a conceptual reasoning.
Kualifikasi pendidikan dan kompetensi Sekretaris Perusahaan PTPN VII tahun 2015 dapat dilihat pada profil berikut:
The PTPN VII Corporate Secretary education qualification and competency in 2015 can be viewed in profile below:
324
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Yohanes Hadi Nugroho
Sekretaris perusahaan Periode: Januari 2015 - Mei 2015
Lahir di Sleman, 27 November 1959 Menamatkan pendidikan Strata 1 di Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada (1984) dan melanjutkan ke jenjang S2 pada Program Agribusiness Management & Teknologi (1998) di Universitas Silsoe, Bedfordshire, London.
He was born in Sleman, 27 November 1959 He graduated from Gajah Mada University majoring Agriculture Faculty in 1984 and proceeded to Master of Agribusiness Management and Technology (1998) in University of Silsoe, Bedfordshire, London.
Menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan pada bulan Januari 2015 menggantikan Sonny Soediastanto.
He served as Corporate Secretary on January 2015 replacing Sonny Soediastanto.
Mengawali jabatan sebagai Calon Pekerja (1985) dan diangkat sebagai Asisten Tanaman (19861988) di Kebun Betung Barat lalu sebagai Asisten Tanaman di Kebun Beringin (1988-1994) dan Kebun Betung (1994-1997). Setelah itu ditugaskan untuk belajar program S2 (1997-1999) di Universitas Silsoe, London dan kembali bertugas dengan jabatan sebagai Kepala Urusan Investasi Tanaman dan Kemitraan Bagian Tanaman (1999-2000).
He started his career as employee candidate in 1985 and appointed as Planting Assistant (1986-1988) in Betung Barat Estate and then as Planting Assistant in Beringin Estate (1988-1994) and Betung Estate (1994-1997). Afterwards he was assigned to learn Master Program in Silsoe University, London and reassigned as Head of Planting Investment and Partnership Affair in Planting Division (1999-2000).
Setelah adanya inpassing pada tahun 2000 bertugas menjabat sebagai Sinder Kepala Tanaman Unit Usaha Rejosari (2002-2003) Kemudian menjabat sebagai Kepala Urusan Bagian Tanaman (2003-2004) dan diangkat menjadi Asisten Manajer Tanaman (2004-2007) di UBS Bengkulu hingga menjabat sebagai Pjs. Manajer Pengkajian dan Perencanaan Pengembangan (2007-2011).
After inpassing in 2000 he served as Sinder Head of Planting Rejosari Unit (2002-2003). Hereafter he served as Head of Planting Affair (2003-2004) and appointed as Assistant Manager of Planting (20042007) in UBS Bengkulu until he served as Acting Manager of Development Study and Planning (2007-2011).
Dilanjutkan sebagai Manajer Penelitian & Pengembangan (2011-2012) lalu Kepala Bagian Penelitian, Perencanaan dan Pengembangan (20122015).
Continued as Manager of Research and Development (2011-2012) and Head of Research, Planning and Development Division (2012-2015).
Hingga terakhir menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan (2015) yang diangkat oleh Direksi melalui surat No:SDM/Kpts/010/2015 dengan rekomendasi Dewan Komisaris sesuai surat No:03/ DK.VII/01/2015 tgl 13 Januari 2015.
Until at last he served as Corporate Secretary (2015) appointed by Board of Director No:SDM/ Kpts/010/2015 with recommendation Board of Commissioner according to letter No:03/ DK.VII/01/2015 dated 13 January 2015.
Mengingat fungsi dan sifat pekerjaan maka Sekretaris Perusahaan berdomisili di Bandar Lampung.
Considering the job function and nature then Corporate Secretary domiciled in Bandar Lampung.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
325
Sukarnoto
Sekretaris perusahaan Periode: Mei 2015 s.d sekarang
Lahir di Malang, 9 Agustus 1963 Menamatkan pendidikan Strata 1 di Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (1987) dan melanjutkan ke jenjang S2 pada Program Magister Management (2001) di institut yang sama.
Born in Malang, 9 August 1963 He graduated from Bogor Agriculture Institute majoring in Agriculture in 1987 and proceeded to master degree in 2001 majoring in Master of Management at the same Institution.
Menjabat sebagai Sekretaris Peruahaan pada bulan Mei 2015 menggantikan Yohanes Hadi Nugroho.
He served as Corporate Secretary in May 2015 replacing Yohanes Hadi Nugroho.
Mengawali jabatan sebagai Calon Pekerja (1989) dan diangkat sebagai Pembantu Sinder Kebun II (1989-1997) di Pabrik Gula Cinta Manis lalu sebagai Sinder Tanaman di Unit Padang Ratu (1998-2002). Setelah itu berkarya di Kantor Direksi sebagai Staf Urusan Tanaman (2002) dan diangkat menjadi Kaur Pembinaan SDM (2003-2006).
He started his career as Candidate of Employee in 1989 and was appointed as Sinder Helper of Estate II (1989 – 1997) in Sugar Mill Cinta Manis then as Planting Sinder at Padang Ratu Unit (1998 – 2002). After that he worked at Head Office as Planting Affair Staff (2002) and was appointed as Head of HR Development Affair (2003 – 2006).
Kemudian menjabat sebagai Sinder Kepala Tanaman Unit Way Berulu (2007) dan pada tahun yang sama diangkat menjadi Kepala Urusan Teknologi Informasi (2007-2009) di Bagian Sekretariat Perusahaan hingga menjabat sebagai Asisten Manajer Bagian Tanaman di Distrik Way Seputih (2009-2010).
In 2007 he served as Sinder Head of Planting in Way Berulu Unit and in the same year he was appointed as Head of Information Technology Affair (20072009) in Corporate Secretary Division up to serving as Assistant Manager of Planting Division in Way Seputih District (2009-2010).
Dilanjutkan sebagai Manajer Unit Usaha Sunga Lengi Plasma (2010) lalu Manajer Unit Tebenan (2010) dan Manajer Unit Bungamayang (2011) yang kemudian seiring dengan adanya perubahan pada Unit komoditas gula meningkat menjadi Distrik maka menjabat sebagai General Manager Distrik Bungamayang (2013-2015).
He continued his career as manager of Sungai Lengi Plasma Business Unit (2010) then Manager of Tebenan Unit (2010) and Manager of Bungamayang Unit (2011) and in line with the change of sugar commodity unit into district then he served as General Manager of Bungamayang District (20132015).
Hingga terakhir menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan (2015-sekarang) yang diangkat oleh Direksi melalui surat No:SDM/Kpts/132/2015 tgl 27 Mei 2015 dengan rekomendasi Dewan Komisaris sesuai surat No:36/DK.VII/05/2015 tgl 29 Mei 2015.
Until his last occupation was as Corporate Secretary (2015-present) appointed by Board of Director via letter No:SDM/Kpts/132/2015 dated 27 May 2015 with recommendation from Board of Commissioner via letter No:36/DK.VII/05/2015 dated 29 May 2015.
Mengingat fungsi dan sifat pekerjaan maka Sekretaris Perusahaan berdomisili di Bandar Lampung.
Considering its occupation function and nature then Corporate Secretary is domiciled in Bandar Lampung.
326
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Struktur Organisasi Sekretaris Perusahaan
Corporate secretary Organization Structure
Sesuai SK Direksi No:SDM/Kpts/285/2015 tanggal 29 Oktober 2015 tentang Struktur Organisasi Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara VII, bahwa kedudukan Sekretaris Perusahaan berada di bawah Direktur Utama dan mempunyai 3 (tiga) urusan sebagai berikut: - Urusan Protokoler, Humas dan Biro Direksi
Based on BOD Decree No:SDM/Kpts/285/2015 dated 29 Oactober 2015 regarding PTPN VII Head Office Organization Structure, that the Corporate Secretary position is under President Director and has 3 (three) affairs as follow:
-
-
Urusan Hubungan Antar Lembaga Urusan Liaison Office (LO) Jakarta
-
Protocol, Public Relation and Director Bureau Affairs Inter-institutional Relation Affairs Liaison Office Affairs in Jakarta
Direktur Utama President Director
Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
Urusan Protokoler Humas dan Biro Direksi
Urusan Hubungan Antar Lembaga
Pedoman Kerja Sekretaris Perusahaan
Urusan Liaison Office (LO) Jakarta
Working Guideliness of the Corporate Secretary
Pedoman kerja Sekretaris Perusahaan PTPN VII berdasarkan pada surat Keputusan Direksi No:7.6/ SI/04/2012 tanggal 11 Juni 2012 tentang Penerapan Proses Bisnis & SOP Perusahaan Perseroan (Persero) PT perkebunan Nusantara VII dan telah diperbaharui dengan DJP (Distinct Job Profil) sesuai Surat Keputusan Direksi No:SDM/Kpts/091/2014 tanggal 01 April 2014.
PTPN VII Corporate Secretary Manual was drafted based on Board of Director Decree No:7.6/SI/04/2012 Dated 11 June 2012 of Business Process and PTPN VII (Persero) Company SOP application and has been updated with Distinct Job Profile pursuant to Board of Director Decree No:SDM/Kpts/091/2014 Dated 01 April 2014.
Pedoman Kerja Sekretaris Perusahaan mengatur hal-hal sebagai berikut: 1. Misi Jabatan 2. Ilustrasi Jabatan yang berisi uraian tentang aktivitas-aktivitas kunci yang harus dilakukan dalam rangka menghasilkan output dari jabatan. 3. Dimensi Jabatan yang berisi tentang skala, cakupan pekerjaan, atau faktor penting lain yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi bobot tanggung jawab pemangku jabatan. 4. Tanggung Jawab Utama 5. Indikator Kinerja Utama 6. Kewenangan Utama pemangku jabatan. 7. Kondisi Lingkungan Kerja yang dihadapi pemangku jabatan. 8. Hubungan pemangku jabatan dengan pihak lain dalam rangka mendukung kelancaran pemenuhan tanggung jawab.
Corporate Secretary Work Guidelines regulates following terms: 1. Occupation Mission 2. Occupation illustration containing description regarding key activities need to be conducted in order to produce output from the occupation 3. Occupation dimension containing scale, scope, or other critical factors which directly and indirectly influencing the weight of position holder responsibility. 4. 5. 6. 7.
Main responsibility Main performance indicator Position holder main authority Work environment condition encountered by position holder 8. Relationship between position holder and other parties in order to support the smoothness in fulfilling responsibility.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
327
Tugas & Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan
Duties and Responsibilities of the Corporate Secretary
1. Memastikan citra perusahaan terjaga dengan baik. 2. Memastikan tidak adanya testimoni negatif terhadap perusahaan 3. Memastikan tata kelola perusahaan berjalan dengan baik. 4. Memastikan corporate identity telah sesuai dengan Grafik Standard Manual (GSM) 5. Memastikan laporan tahunan perusahaan tepat waktu. 6. Memastikan pelaksanaan protokoler berjalan secara efektif. 7. Memastikan pelaksanaan administrasi perkantoran sesuai ketentuan yang berlaku.
1. Ensuring the company’s image is preserved properly 2. Ensuring there is no negative testimonial against the Company 3. Ensuring the Company governance goes properly 4. Ensuring the corporate identity has in accordance with Manual Standard Graph (GMS) 5. Ensuring the Company’s Annual Report is published right on time 6. Ensuring the protocol implementation runs effectively 7. Ensuring the office administration implementation is according to applicable provision
Uraian Pelaksanaan Tugas Duties Implementation Description
Urusan Protokoler, Humas dan Biro Direksi 1. Membantu tugas Sekretaris Perusahaan dalam menjalin hubungan serta kerjasama yang harmonis dengan semua unsur stakeholder serta melaksanakan pengumpulan data guna penyebaran informasi (positif ) yang seluasluasnya. 2. Menyusun sistem dan prosedur pelaksanaan/ penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat (public relation) baik melalui siaran pers, ekspose, kunjungan pers dan sebagainya. 3. Menyusun sistem prosedur pelaksanaan/ penyelenggaraan kegiatan keprotokoleran tamu internal dan eksternal 4. Memberikan saran kepada manajemen dalam melakukan mitigasi resiko atas publikasi eksternal terhadap PTPN VII 5. Mengkoordinir penerbitan media informasi dan komunikasi untuk keperluan internal perusahaan. 6. Menyusun rencana, monitoring dan evaluasi biaya operasional bidang Humas, Protokoler, dan Biro Direksi. 7. Monitoring dan evaluasi pengelolaan kegiatan dokumentasi Perusahaan melalui foto, video, kliping berita atau berupa dokumentasi berita lainnya
Protocol, PR, and Director Bureau Affairs 1. Assist the Corporate secretary tasks in establishing a harmonious relationship and cooperation with all stakeholder elements and carry out data collection for the distribution of (positive) information as wide as possible. 2. Draft public relation implementation procedure and system either by press conference, expose, pers visit and many more 3. Draft protocol activity implementation system and procedure for the internal and external guest 4. Provide suggestions to management in performing risk mitigation on external publication to PTPN VII 5. Coordinate the information and communication media publishing for the internal company necessity. 6. Draft planning, monitoring and evaluation of the PR, Protocol, and Director Bureau operational cost 7. Monitor and evaluate the management of company documentation activities by picture, video, news clippings or in form of other news documentation.
328
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Urusan Hubungan Antar Lembaga
Inter-Agency Relation Affair
1. Memastikan pengeluaran biaya sesuai dengan RKAP 2. Memastikan tata kelola perusahaan berjalan dengan baik. 3. Memastikan laporan tahunan perusahaan berjalan tepat waktu. 4. Memastikan pelaksanaan administrasi perkantoran sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5. Memastikan penyampaian informasi perusahaan akurat dan tepat waktu 6. Memastikan pengelolaan arsip sentral tertata dengan aman dan rapih.
1. Ensure the cost expenses is pursuant to CAPB
Urusan Liaison Office (LO) Jakarta
Jakarta Liaison Office (LO) Affair
1. Menyelenggarakan dan mengelola manajemen perkantoran LO Jakarta 2. Melaksanakan dan membina hubungan/ komunikasi dengan Kementerian BUMN dan Instansi Pemerintahan lainnya 3. Melayani dan mempersiapkan kegiatan Dewan Komisaris, Direksi, Pekerja dalam pelaksanaan tugas kedinasan, berobat, cuti atau keperluan lainnya di Jakarta atau melalui Jakarta berdasarkan penunjukan/pemberitahuan resmi dari perusahaan.
1. Establish and manage the Jakarta LO Office Management 2. Carry out and maintain relationship/ communication with the Ministry of SOE and other Government Institution.
Program Pelatihan
Training Programs
Guna menunjang kinerja Sekretaris Perusahaan serta menambah wawasan dalam bidang Good Corporate Governance maka selama tahun 2015, program pelatihan yang diberikan adalah sebagai berikut:
To support the Corporate Secretary performance and augment knowledge in GCG then during 2015, the training programs given were as follow:
Nama Name
Jenis Pelatihan/Workshop/Seminar Type of Training/Workshop/Seminar
Sukarnoto
2. Ensure the corporate governance is wellimplemented 3. Ensure the company’s annual report established timely 4. Ensure the implementation of office administration is based on applicable provision 5. Ensure the company’s information presentation is accurate and right on time 6. Ensure the central archieve management is arranged safely and neatly.
3. Serve and prepare the BOC, BOD, Employees activities in the implementation of official duties, medication, leave or other necessities in Jakarta or through Jakarta based on official appointment/notification from the company.
Pelaksanaan Implementation Tanggal Date
Tempat Location
Penandatanganan Komitmen Pencegahan Korupsi Terintegrasi antara PTPN dengan KPK, Sosialisasi Pencegahan Tindak Pidana Korupsi dari KPK Signing of Integrated Corruption Prevention Commitment between PTPN and KPK. Socialization of Corruption Prevention from KPK
8 Juni 2015 8 June 2015
Jakarta
Training of Trainers (TOT)
9 Juni 2015 9 June 2015
Jakarta
Narasumber Pelatihan Legal Drafting Source of Legal Drafting Training
2-3 September 2015
Bandar Lampung
SIAL Middle East 2015: Food and Beverage Sector Event
5-11 Desember 2015 5-11 December 2015
Abu Dhabi, Uni Emirat Arab
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
329
Realisasi Target Kinerja Sekretaris Perusahaan
Realization of Corporate Secretary Performance Target
Kinerja Sekretaris Perusahaan tahun 2015 dinilai berdasarkan realisasi kinerja terhadap Key Performance Indicator (KPI) dengan indikator kinerja yang terdapat dalam Kesepakatan Sasaran Kinerja sebagai berikut: 1. Biaya 2. Pembentukan Opini Positif & Citra Perusahaan
2015 Corporate Secretary Performance was assessed based on performance realization to Key Performance Indicator with performance indicators containing in Performance Target Agreement as follow: 1. Cost 2. Establishment of Positive Opinion and Company Image 3. RKO and CABP planning punctuality 4. Annual Report Preparation 5. Development Corporate Identity 6. Implementation of Office Administration 7. Protocol Function Effectiveness 8. Monitoring implementatoin of GCG
3. 4. 5. 6. 7. 8.
Ketepatan perencanaan RKO & RKAP Penyusunan Laporan Tahunan Pengembangan Corporate Identity Pelaksanaan Administrasi Perkantoran Efektivitas Fungsi Protokoler Monitoring pelaksanaan Good Corporate Governance
Pada tahun 2015, realisasi kinerja Sekretaris Perusahaan mencapai nilai 3,56 dengan kriteria Sangat Baik dari keseluruhan nilai 5.
In 2015, realization of Coporate Secretary performance reached 3.56 value with criteria Very Good of overall value 5.
330
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Unit Audit Internal Internal Audit Unit
PT Perkebunan Nusantara VII dalam aktivitasnya membentuk suatu Unit Audit Internal yang disebut Bagian Satuan Pengawasan Intern (SPI). SPI merupakan pengawas yang obyektif dan independen serta dirancang untuk memberi nilai tambah dalam meningkatkan kinerja dengan memperhatikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dengan peran dalam paradigma baru sebagai evaluator, katalisator, dan konsultan.
PT Perkebunan Nusantara VII in its activities forms Internal Audit Unit (IAU). IAU is an objective and independent auditor and it was designed to provide added-value in increasing performance by paying attention on the Good Corporate Governance principles with its role in a new paradigm as evaluator, catalyst, and consultant.
Piagam Internal Audit Internal Audit Charter
Piagam Internal Audit disusun berdasarkan peraturan perundangan dan standar umum yang berlaku, yaitu: 1. Regulasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No.PER — 01 / MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 lalu mengenai Penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada BUMN. Pasal 28 antara lain mencantumkan kewajiban Direksi untuk membentuk aktivitas audit internal dan membuat piagam audit internal. 2. Keputusan Sekretaris Menteri BUMN nomor SK- 16 /S.MBU/2012 pada tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas GCG pada BUMN. Sesuai pasal 2, BUMN wajib menerapkan GCG secara konsisten dan berkelanjutan dengan menyusun GCG manual yang di antaranya memuat manajemen risiko manual, sistem pengendalian intern, sistem pengawasan intern. 3. Peraturan Bapepam No. IX.I.7 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal.
Audit Internal Charter was prepared based on applicable regulation and general standard, namely:
Piagam Internal Audit mengatur kedudukan SPI sebagai Organisasi Internal Audit, ruang lingkup tugas, tanggung jawab pelaporan, wewenang dan
Audit Internal Charter regulates IAU position as an Audit Internal Organization, assignment scope, reporting responsibility, authorization and role,
1. Regulation issued by Ministry of SOE No.PER — 01 /MBU/2011 dated 1 August 2011 concerning GCG Implementation in SOE. Article 28, among others, is listing BOD obligation to establish internal audit activity and making internal audit charter 2. Minister Secretary of SOE Regulation number SK- 16 /S.MBU/2012 on 6 June 2012 concerning Assessment and Evaluation Indicator/Parameter on GCG in SOE. Based on article 2, SOE obligates to apply GCG consistently and sustainably by preparing GCG manual including by containing risk management manual, internal control system manual, and internal audit manual. 3. Bapepam (Capital Market Audit Agency) Regulation No. IX.I.7 regarding Establishment and Guidelines of Internal Audit Unit Charter
Laporan Tahunan
peranan, serta standar profesi auditor internal. Secara berkala Piagam Internal Audit PTPN VII ditandatangani oleh Direksi PT Perkebunan Nusantara VII sesuai Surat Keputusan No:7.1/ Kpts/01/2014 tanggal 30 Desember 2014. Piagam tersebut menjadi pedoman bagi para Auditor Internal agar dapat melaksanakan tugas secara optimal, serta diketahui oleh Auditee/ pihakpihak lain yang terkait agar dapat saling tercipta pengertian dan kerjasama yang baik dalam mewujudkan Visi dan Misi PTPN VII.
2015 Annual Report
331
as well as internal auditor profession standard. Gradually PTPN VII Audit Internal Charter was signed by Board of Director of PTPN VII based on Decree No. SK no: 7.1/Kpts/01/2014 on 30 December 2014. This charter is guidance for all Internal Auditor in order to be able to carry out their duty optimally, and acknowledge by other Auditee/related parties in order to establish understanding and a good cooperation in manifesting PTPN VII Vision and Mission.
Pihak yang Mengangkat/Memberhentikan Kepala Unit Audit Internal
Party who Appoint/Dismiss Head of Internal Audit Unit Sesuai Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER01/MBU/2011 Pasal 28 (3) tanggal 1 Agustus 2011, Kepala SPI diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan persetujuan Dewan Komisaris No.87/ DK.VII/11/2014 tanggal 25 November 2014.
Pursuant to SOE Minister Regulation No. PER-01/ MBU/2011 Article 28 (3) dated 1st August 2011, the Head of IAU is appointed and dismissed by the President Director with the Approval of BOC No.87/ DK.VII/11/2014 dated 25 November 2014 .
Penunjukan Kepala Unit Audit Internal
Head of Internal Audit Unit Appointment
Kepala SPI yang menjabat saat ini diangkat oleh Direktur Utama PTPN VII melalui Surat Keputusan Direksi Nomor: SDM/Kpts/253/2014 tanggal 25 November 2014. Penunjukan dan/atau pemberhentian Kepala Satuan Pengawasan Intern telah mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris, dengan proses rekomendasi pengangkatan, sebagai berikut:
Current Head of IAU was appointed by President Director of PTPN VII via BOD Decree Number: SDM/Kpts/253/2014 dated 25 November 2014. The assignment and/or dismissal of Head of Internal Audit Unit has received approval from Board of Commissionaire, with appointment recommendation process, as follow:
•
•
•
Surat Direksi No. SDM/DK/004/2014 tanggal 24 November 2014 perihal Pengisian Jabatan Kepala Bagian SPI. Surat Dewan Komisaris No. 87/DK.VII/11/2014 tanggal 25 November 2014 perihal persetujuan pengangkatan Musyafak sebagai Kepala Bagian Satuan Pengawasan Intern.
•
BOD Decree No. SDM/DK/004/2014 dated 24 November 2014 regarding Position Filing for Head of IAU Division. BOC Decree No. 87/DK.VII/11/2014 dated 25 November 2014 concerning appointment approval of Musyafak as Head of Internal Audit Unit Division.
332
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Profil Kepala SPI Head of IAU Profile
Musyafak
Lahir di Kendal, 10 November 1961, meraih gelar S-1 dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada tahun 1986.
He was born in Kendal, 10th November 1961, he obtained his Bachelor Degree from Agriculture Faculty at Gadjah Mada University in 1986.
Memulai karier sebagai Asisten Tanaman pada tahun 1988-1996 (UU Tulungbuyut dan UU Pagar Alam). Pada tahun 1996 dimutasikan sebagai Staf Urusan Pengawasan Fisik Tanaman di Biro SPI. Pada tahun 1997 – 2003 menjadi Asisten Kepala tanaman (UU Kedaton, UU Bungamayang, UU Padang Pelawi dan UU Rejosari). Kemudian mutasi sebagai Kepala Urusan Tanaman Kelapa Sawit Bagian Tanaman pada tahun 2004.
He started his career as Planting Assistant in 19881996 (BU Tulungbuyut and BU Pagar Alam). In 1996 he was mutated as Planting Physical Audit Affair Staff in IAU bureau. In 1997-2003 he became Head Assistant of Planting (BU Kedaton, BU Bungamayang, BU Padang Pelawi and BU Rejosari). He was then transfered as Head of Oil Palm Planting Affair in Planting Division in 2004.
Pada tahun 2005 - 2011 diangkat sebagai Manajer (UU Musilandas, UU Padang Pelawi, UU Betung Krawo, dan Manajer UU Bungamayang. Pada bulan Agustus 2011 mutasi sebagai Manajer SPI. Pada tahun 2012 mutasi sebagai Kepala Bagian SDM. Kemudian pada bulan April 2013 s.d bulan April 2014 mutasi sebagai Manajer Distrik Way Sekampung. Terhitung sejak bulan Desember 2014 menjabat sebagai Kepala Bagian SPI.
In 2005-2011 he was appointed as Manager (BU Musilandas, BU Padang Pelawi, BU Betung Krawo, and Manager BU Bungamayang). In Augist 2011 he was transfered as IAU Manager. In 2012 he was reassigned as Manager of Way Sekampung District. As of December 2014 he was served as Head of IAU Division.
Usia per 31 Desember 2015: 54 tahun Domisili : Bandar Lampung
Age per 31 December 2015 : 54 years old Domicile : Bandar Lampung
Profil dan Kualifikasi Auditor Internal Profile and Qualification of Internal Auditor
Setiap Auditor internal PTPN VII telah mengikuti pelatihan di bidang audit secara berkesinambungan serta harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Ahli 2. Integritas 3. Objektif 4. Kualitas Kepribadian
Every PTPN VII Internal Auditor has participated in audit training sustainably and should meet following requirements: 1. Expert 2. Integrity 3. Objective 4. Personality Quality
Jumlah auditor di Bagian SPI per 31 Desember 2015 adalah sebanyak 18 orang yang terdiri dari 1 orang penanggung jawab audit, 3 orang ketua tim audit,
Number of auditor in IAU Division per 31 December 2015 was 18 people consisting of 1 person as audit coordinator, 3 person head of audit team, 13
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
333
person of auditor, and 1 auditor assistant. Auditor background is Bachelor and Diploma degree majoring in Agriculture, Economic and Engineering. In carrying out their duty, Auditor is assisted by 1 (one) Auditor Assistant, with background education High School.
13 orang auditor, dan 1 orang pembantu auditor. Latar belakang auditor adalah berpendidikan Strata1 dan D3 bidang Pertanian, Ekonomi dan Teknik. Dalam menjalankan tugasnya, Auditor dibantu 1 (satu) Pembantu Auditor, dengan latar belakang pendidikan SMU.
Tabel Komposisi Auditor di Fungsi Internal Audit PTPN VII Tahun 2015 Tabel Komposisi Auditor di Fungsi Internal Audit PTPN VII Tahun 2015 No.
Fungsi / Function
Jumlah Orang Number/ Person
1
Penanggung Jawab Audit / Person in Charge of Audit
1
2
Ketua Tim Audit / Head of Audit Team
3
3
Auditor
13
4
Pembantu Auditor / Audit Assistant
1
Jumlah / Total
18
Sertifikasi Profesi dan Pelatihan Audit Internal
Professional Certification and Training of Internal Audit
Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan kemampuan personil SPI, PTPN VII melaksanakan program pengembangan Auditor berupa pendidikan dan pelatihan baik berupa kursus audit, seminar maupun workshop yang dilakukan secara berkesinambungan guna meningkatkan kemampuan personil dalam bidang karir dan fungsi audit. Pelatihan diikuti secara berjenjang untuk dapat memperoleh Gelar Profesi yaitu Professional Internal Auditor (PIA).
In order to increase the competency and skill of the IAU personnel, the PTPN VII implements Auditor Development program in form of education and training either in form of audit course, seminar or workshop holds continuously to enhance the personnel skill in audit career and function. Training is carried out in tiered to obtain a Profession Title namely Auditor Internal Professional (PIA).
Tabel Sertifikasi Profesi dan Diklat Internal Audit PTPN VII s/d Tahun 2015 Table of Professional Certification and Training for Internal Audit PTPN VII until 2015 No
Nama Diklat / Training Name
Jumlah Orang Number/ Person
1
Sertifikasi Professional Internal Auditor (PIA) / Auditor Internal Professional Certification (PIA)
2
2
Diklat Dasar-Dasar Audit / Basics of Auditing Training
18
3
Diklat Audit Operasional / Operational Audit Training
9
4
Diklat Komunikasi dan Psikologi AuditAudit / Communication and Psychology Training
6
5
Diklat Audit Kecurangan / Fraudulence Auditing Training
6
6
Diklat Pengelolaan Tugas-Tugas Audit / Audit Tasks Management Training
4
7
Risk Based Audit
1
8
Diklat Fraud Auditing / Fraudulence Auditing Training
0
9
Diklat Kepala SPI
1
Jumlah / Total
47
334
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Pelatihan/seminar/diklat/workshop yang diikuti personil SPI sepanjang tahun 2015 meliputi:
Training/seminar/workshop attended by IAU personnel throughout 2015 comprised of:
1. Dasar-Dasar Audit sebanyak 10 orang personil SPI 2. Audit Operasional sebanyak 3 orang personil SPI 3. Komunikasi dan Psikologi Audit sebanyak 1 orang personil SPI 4. Audit Kecurangan sebanyak 1 orang personil SPI
1. Basic Audit 10 personnel 2. Operational Audit 3 personnel 3. Audit communication and psychology personnel 4. Fraudulence audit 1 personnel
1
Kedudukan Unit Audit Internal dalam Struktur Perusahaan Internal Audit Unit Position in Company Structure Sesuai SK Direksi No. SDM/Kpts/285/2015 tanggal 29 Oktober 2015 tentang Penggabungan Distrik Banyuasin dan Distrik Muara Enim, secara struktural Bagian SPI berada di bawah Direktur Utama. Dalam melaksanakan tugasnya, secara struktural SPI bertanggung jawab dan melapor kepada Direktur Utama. Secara fungsional, SPI juga memberikan laporan kepada Komite Audit.
Refers to BOD Decree No. SDM/Kpts/285/2015 dated 29 October 2015 concerning Merger of Banyuasin and Muara Enim District, structurally IAU Division is under President Director. In carrying out its duty, structurally IAU responsible and reporting to President Director. Functionally, IAU also provides a report to Audit Committee.
SPI dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang membawahi empat orang Kepala Urusan yaitu Kaur Pengawasan Operasional Bidang Tanaman, Kaur Pengawasan Operasional Bidang Teknik/ Pengolahan, Kaur Pengawasan Keuangan, Administrasi dan SDM serta Kaur Manajemen Risiko.
IAU is chaired by a Division Head oversee four Head of Affair namely Head of Planting Operational Audit Affair, Head of Processing/Technical Operational Audit Affair, Head of Financial, Administration and HR Affair and Head of Risk Management Affair
Direktur Utama President Director Kepala Bagian Satuan Pengawasan Intern Head of Internal Supervision Unit Division
Kepala Urusan Pengawasan Operasional Bidang Tanaman Head of Operational Supervision Affair of Plant Division
Kepala Urusan PengawasanOperasional Bidang Teknik/Pengolahan Head of Operational Supervision Affair of Technical/Processing Divison
Kepala Urusan Pengawasan Keuangan, Adminstrasi dan SDM Head of Financial, Administration, and HR Supervision Affair
Kepala Urusan Manajemen Risiko Head of Supervision Affair Risk Management
Staf Urusan Pengawasan Operasional Bidang Tanaman Staff of Operational Supervision Affair of Plant Division
Staf Urusan Pengawasan Operasional Bidang Teknik dan Pengolahan Staff of Operational Supervision Affair of Technical and Processing Division
Staf Urusan Pengawasan Keuangan, Administrasi dan SDM Staff of Finance, Administration and HR Supervision Affair
Staf Urusan Manajemen Risiko Staff of Supervision Affair of Risk Management
Krani Kepala Sekretariat Head of Secretariat Krani Sekretariat Secretariat Agendaris Agendarist
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
335
Fungsi SPI
IAU Function
Berdasarkan Pasal 28 Permen BUMN No. PER—01/ MBU/2011, fungsi audit internal adalah: a. Evaluasi atas efektifitas pelaksanaan pengendalian intern, manajemen risiko, dan proses tata kelola perusahaan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kebijakan perusahaan; b. Pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektifitas di bidang keuangan, operasional, sumber daya manusia, teknologi informasi, dan kegiatan lainnya.
Based on Article 28 Ministry of SOE Regulation No. PER-01/MBU/2011, internal audit function is: a. Evaluation on affectivity of internal controlling implementation, risk management, and corporate governance process, based on law and regulation and company’s policy;
Tugas & Kewajiban SPI
IAU Tasks and Obligation
Peran Satuan Pengawasan Intern adalah membantu manajemen dalam mencapai sasaran perusahaan. Untuk itu, Satuan Pengawasan Intern memberikan bantuan berupa analisis, penilaian, rekomendasi, konsultasi, dan informasi mengenai aktivitas Unit Operasional melalui Direktur Utama, dengan tujuan: • Menjaga ketaatan terhadap sistem dan prosedur yang berlaku. • Meningkatkan efisiensi dan efektivitas biaya. • Menjaga keamanan asset perusahaan dari pemborosan, pencurian, dan kehilangan. • Menjaga ketepatan pembukuan/pelaporan, perhitungan/ kalkulasi biaya, analisis ratio setiap Unit Usaha/Bagian/Distrik sesuai kebijakan akuntansi yang berlaku.
Role of Internal Audit is to assist management in achieving corporate goals. Therefore, Internal Audit Unit provides assistance in form of analysis, assessment, recommendation, consultation and information about the Operational Unit activities through President Director, with the aims are to: • Maintain adherence to applicable systems and procedures. • Improve the cost efficiency and effectiveness. • Maintain the security of company assets fromwaste, theft and loss. • Maintain accuracy of accounting/reporting, calculations/costing, ratio analysis of each Business Unit/Section/District in accordance with applicable accounting policies.
Wewenang
Authority
Sesuai Audit Charter SPI tanggal 30 Desember 2014, SPI mempunyai akses terhadap seluruh dokumen, pencatatan, personal dan fisik kekayaan perusahaan di seluruh unit kerja perusahaan untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas auditnya.
In accordance with the IAU Audit Charter dated 30 December 2014, IAU has an access to all company’s asset documents, recording, personal and physical in all company’s working unit to derive data and information related to its auditing tasks implementation.
Rencana Strategis Internal Audit
Audit Internal Strategic Plan
Pada setiap awal tahun, SPI membuat Program Kerja Audit Tahunan (PKAT) untuk rencana pelaksanaan pengawasan SPI sesuai peran dan fungsi yang ditetapkan yaitu Auditor, Konsultan dan Katalisator. Penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan/ PKPT (Rencana Audit Tahunan) dilakukan dengan pendekatan risiko (risk based auditing, yaitu dengan memperhatikan tingkat risiko masingmasing unit. Pada tahun 2015 SPI merencanakan pelaksanaan audit sebanyak 40 kali. Rencana penugasan PKAT yang telah disetujui Direktur Utama dikomunikasikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris c.q. Komite Audit.
In every intial year, IAU creates an Annual Auditing Working Program (AAWP) for the IAU audit implementation plan based on stipulated role and function namely Auditor, Consultant and Catalyst. The preparation of Annual Audit Work Program (Annual Audit Plan) is conducted by risk based auditing, namely by paying attention to each unit risk level. In 2015 IAU planned on audit in the amount of 40 times. The AAWP assignment plant that has been approved by President Director was presented to BOD and BOC c.q. Audit Committee.
b. Audit and assessment on efficiency and effectiveness in financial, operational, HR, IT, and other activities.
336
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Selain pelaksanaan audit , SPI juga menyusun rencana kegiatan pengembangan kompetensi auditor.
Moreover IAU audit also drafted an auditor competency development activity plan.
Kinerja Fungsi Internal Audit Tahun 2015
2015 Audit Internal Function Performance
SPI melaporkan pelaksanaan tugasnya yang dituangkan dalam Laporan Hasil Audit (LHA) kepada Direktur Utama. Pada setiap triwulan, SPI juga membuat Laporan Kinerja SPI yang disampaikan kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris c.q. Komite Audit.
IAU reports its tasks execution which put forth on the Audit Result Report (ARR) to the President Director. In each quarter, IAU also creates IAU Performance Report presented to President Director with copy given to BOC c.q. Audit Committee.
Berikut adalah realisasi pelaksanaan tugas SPI selama tahun 2015: • Melaksanakan audit operasional pada 26 Unit, 10 Distrik (D.SKP, D.Buma, dan D.Cima 2x setahun) dan 4 Bagian di Kantor Direksi. • Melaksanakan monitoring tindak lanjut temuan hasil audit • Bertindak sebagai counterpart atas pelaksanaan pemeriksaan dengan tujuan tertentu oleh BPK
Following are realization of IAU tasks implementation in 2015 : • Carried out 26 audits to 26 unit, 10 District (D.SKP, D. Buma, and D. Cima twice a year) and 4 Divisions in Head Office. • Carried out monitoring on follow up of audit finding • Acted as counterpart on the examination execution with specific objective by the State Audit Agency (SAA) • Acted as counterpart on implementation of General Audit fiscal year 2014 by PAF. • Acted as counterpart on the GCG implementation assessment fiscal year 2014 by the Lampung FDSA • Implementation of risk management through evaluation on Corporate Risk Management Implementation
• • •
Bertindak sebagai counterpart atas pelaksanaan General Audit tahun buku 2014 oleh KAP Bertindak sebagai counterpart atas pelaksanaan assessment GCG tahun buku 2014 oleh BPKP Lampung Pelaksanaan fungsi manajemen risiko melalui evaluasi atas penerapan manajemen risiko Perusahaan.
Hasil Temuan Audit
Audit Findings Result
Berdasarkan hasil pelaksanaan audit tahun 2015, telah diperoleh 628 hasil temuan audit dengan 1.172 rekomendasi. Sampai dengan akhir tahun 2015, sebanyak 1.070 hasil audit telah ditindaklanjuti dan sisanya sebanyak 102 rekomendasi masih dalam proses tindak lanjut dan monitoring.
Based on 2015 audit result, has been found 628 audit findings and 1,172 recommendations. Up to late 2015, there were 1,070 audit results that have been followed up and the rest in the amount of 102 recommendations were currently in following up process and monitoring.
Tabel Hasil Temuan Audit Tahun 2015 2015 Audit Findings Table
∑Temuan Finding Amount
∑Penegasan ∑Affirmation
Bidang Tanaman / Plant
290
Bidang Teknik & Pengolahan Technique and Processing
Kategori Bidang Temuan / Finding Category
∑Penegasan ∑Affirmation Tuntas Completed
Dalam Proses In Process
500
440
60
89
236
222
14
Bidang Akuntansi, Keuangan, SDM dan Umum Accounting, Finance, HR and General
249
436
408
28
Jumlah
628
1.172
1.070
102
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
337
Penilaian Kinerja SPI
IAU Performance Assessment
Agar fungsi audit internal dapat berjalan dengan baik dan efektif, maka bagian SPI PTPN VII menerapkan program pemastian kualitas dan peningkatan untuk memastikan beberapa hal pokok, yaitu:
In order the internal audit function can be run smoothly and effectively, then the PTPN VII IAU division applies quality ascertainment program and improvement to ensure several key points, namely:
•
Kesesuaian aktivitas audit internal dengan kode etik, definisi, dan standar audit internal yang berlaku umum Efisiensi dan efektivitas aktivitas audit internal
•
Mengidentifikasi peluang-peluang perbaikan dan peningkatan
•
• •
untuk
Pelaksanaan program tersebut dilakukan melalui reviu internal dan reviu eksternal. Reviu internal dilakukan secara terus-menerus sebagai bagian yang terintegrasi dengan proses manajemen Aktivitas Audit Internal. Selain itu reviu internal juga dilakukan secara berkala, baik oleh personil di dalam Aktivitas Audit Internal sendiri atau personil lainnya di dalam organisasi yang menguasai kerangka profesional praktik audit internal. Sedangkan reviu eksternal dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam lima tahun oleh pihak-pihak independen di luar organisasi dengan kompetensi dan prosedur yang diatur oleh kerangka profesional praktik audit internal.
•
Conformity of internal audit activity with code of conduct, definition and internal audit standard applicable generally Efficiency and effectiveness of internal audit activity Identify opportunities for improvement and enhancement
Implementation of those programs is conducted through internal and external review; internal review is conducted continuously as integral part of management process of Internal Audit activities. In addition internal review is also conducted gradually, either by personnel in Internal Audit Activities itself or other personnel within organization who mastering internal audit practice professional framework. Whereas external review is conducted at least once in five years by independent parties from outside of the organization with competency and procedure regulated by internal audit practice professional framework.
338
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Akuntan Perseroan Company’s Accountant
Untuk melaksanakan audit atas Laporan Keuangan Tahunan PTPN VII tahun 2015, Pemegang Saham telah menunjuk KAP Ernst n Young sebagai auditor eksternal. Penunjukan akuntan tersebut dilakukan oleh PTPN III (Persero) selaku Pemegang Saham atas PTPN VII.
To carry out audit on 2015 PTPN VII Annual Fiancial Statement, Shareholders have appointed PAF Ernst n Young as external auditor. The appointment of thie accountant was conducted by PTPN III (Persero) as PTPN VII’s Shareholders.
Penunjukan tersebut merupakan periode pertama bagi KAP Purwantono, Sungkoro, dan Surja dan bagi signing partner untuk melaksanakan audit Laporan Keuangan PTPN VII tahun 2015, dengan jumlah imbal jasa sebesar Rp313,83 Juta termasuk PPN dan out of pocket expenses.
The appointment was first period for PAF Purwantono, Sungkoro, dan Surja and for signing partners to carry out 2015 PTPN VII Financial Statement, with total expenses by Rp313.83 million including tax and out of pocket expenses.
Penunjukan tersebut juga telah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No.17/PMK.01/2008 tanggal 5 Februari 2008 tentang Jasa Akuntan Publik yang merupakan penyempurnaan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No. 423/KMK.06/2002 dan KMK No. 359/KMK.06/2006. Di dalam pasal 3 ayat 1 Peraturan Menteri tersebut disebutkan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.
The appointment has also according to Minister of Finance Regulation No.17/PMK.01/2008 dated 5 February 2008 concerning Public Accounting Service which was a refinement of Minister of Finance Decree (MFD) No. 423/KMK.06/2002 and MFD No. 359/KMK.06/2006. In article 3 section 1 this Ministry Regulation stated that the granting of public audit service on financial statement of an entity is conducted by Public Accountant Firm approximately 6 (six) consecutive financial years.
Sesuai dengan perjanjian No AKU/KTR/07/2015 Tanggal 6 November 2015 antara PT. Perkebunan Nusantara VII dengan KAP Purwantono, Sungkoro, dan Surja, selain melaksanakan audit laporan keuangan tahunan pada tahun buku 2015, akuntan publik juga ditugaskan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut: • Laporan Auditor Independen atas Laporan Keuangan Konsolidasian PTPN VII tahun 2015; • Laporan Auditor Independen atas Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan (PSA 62) dan Kepatuhan Terhadap Pengendalian Internal;
Based on agreement number AKU/KTR/07/2015 dated 6 November 2015 between PT. Perkebunan Nusantara VII and PAF Purwantono, Sungkoro, and Surja, beside carrying out annual financial statement audit for fiscal year 2015, the public accountant was also assigned to perform following terms: • •
Independent Auditor Report on 2015 PTPN VII Consolidation Financial Statement; Independent Auditor Report on Obedience on Law and Regulation (PSA 62) and Obedience to Internal Control;
Laporan Tahunan
• • •
Laporan Auditor Independen atas Penilaian Tingkat Kesehatan Perusahaan Tahun 2015.; Laporan Auditor Independen atas Laporan Keuangan Pengelolaan PKBL; Laporan Auditor Independen atas Key Performance Indicator (KPI) Tahun Buku 2015.
Berikut daftar auditor eksternal tahun 2010-2015 PTPN VII.
• • •
2015 Annual Report
339
Independent Auditor Report on 2015 Corporate Health Level Assessment Independent Auditor Report on Financial Statement of PCDP Management; Independent Auditor Report on Key Performance Index for financial year 2015
Following are the list of external auditor of PTPN VII for period 2010-2015.
Daftar Auditor Eksternal Tahun Buku 2010-2015 External Auditor List Fiscal Year 2010-2015 Tahun Buku Year Book
Akuntan Accountant
Kantor Akuntan Publik Public Accountant Office
Fee Audit
2010
Achmad Hidayat, CPA No. Registrasi Akuntan Publik: AP.98.1.0144
Hendrawinata Gani & Hidayat
Rp685 Juta termasuk PPN dan out of pocket expenses Rp685 million include vAT and Out of Pocket Expenses
2011
Drs. Iskariman Supardjo No. Registrasi Akuntan Publik: AP.0336
Hendrawinata Eddy & Siddharta
Rp685 Juta termasuk PPN dan out of pocket expenses Rp685 million include vAT and out of pocket expenses
2012
Drs. Iskariman Supardjo No. Registrasi Akuntan Publik: AP.0336
Hendrawinata Eddy & Siddharta
Rp675 Juta termasuk PPN dan out of pocket expenses Rp675 million include vAT and out of pocket expenses
2013
Drs. Jimmy Jansen, Ak,CPA No. Registrasi Akuntan Publik: AP.021
Hadori Sugiarto & Rekan
Rp850 Juta termasuk PPN dan out of pocket expenses Rp850 million include vAT and out of pocket expenses
2014
Anny Hutagaol, M.Sc., CPA No.Izin Akuntan Publik/ Public Accountant License No.AP.0037
Hendrawinata,Eddy Siddharta & Tanzil
Rp850 Juta termasuk PPN dan out of pocket expenses Rp850 million include vAT and out of pocket expenses
2015
Tia Adityasih, CPA No.Izin Akuntan Publik / Public Accountant License No.AP.0029
Purwantono, Sungkoro & Surja
Rp314 Juta termasuk PPN dan tidak termasuk out of pocket expenses Rp314 million include vAT and out of pocket expenses
340
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Manajemen Resiko Risk Management
Manajemen Risiko Korporasi adalah upaya untuk mengidentifikasi, menganalisis/mengevaluasi, mengelola dan mengkaji ulang risiko perusahaan secara efektif agar tujuan perusahaan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan dampak risiko seminimal mungkin.
Corporate Risk Management is an effort to identify, analyze/evaluate, manage and review the company risk effectively in order the determined company’s objective can be achieved with risk impact as minimum as possible.
Dasar Acuan Penerapan Manajemen Risiko
Basic Reference of Risk Management Implementation
Dasar acuan penerapan Manajemen Risiko di PTPN VII adalah: 1. Peraturan Menteri Negara BUMN No.PER-01/ MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada Badan Usaha Milik Negara. 2. Blue print / road map Manajemen Risiko di PTPN VII Tahun 2010 sebagai acuan dalam penerapan Manajemen Risiko di PTPN VII. 3. Kebijakan Manajemen Risiko yang dituangkan di dalam Surat Keputusan Direksi No: 7.8/ Kpts/017/2012 tanggal 01 November 2012. 4. Seiring dengan perancangan dan pelaksanaan Sistem Manajemen Terpadu PTPN VII, maka Sistem Manajemen Risiko PTPN VII juga mengalami perubahan dengan mengacu kepada ISO 31000 (2009).
Basic references of Risk Management implementation in PTPN VII are: 1. State Minister of SOE Regulation No.PER-01/ MBU/2011 concerning Good Corporate Governance Implementation at State-Owned Enterprises 2. Blue print/road map of Risk Management at PTPN VII year 2010 as reference in Risk Management Implementation in PTPN VII 3. Risk Management Policy put forth on BOD Decree No: 7.8/Kpts/017/2012 dated 01 November 2012
Dengan adanya acuan tersebut, maka sistem manajemen risiko yang diterapkan di PTPN VII adalah “Praktik Manajemen Risiko Korporasi (MRK) berbasis Disiplin”, yang berisikan rencana aktivitas pengembangan penerapan MRK PTPN VII yang terfokus pada ketersediaan prosedur dan alat bantu MRK, pembentukan profil risiko di tingkat perusahaan, penyusunan RKAP dan RJPP berbasis risiko, pengembangan basis kompetensi, serta pemantauan risiko secara efektif. MRK secara garis besar menekankan pada pengarahan alokasi sumber daya yang dimiliki perusahaan secara lebih efektif dan efisien guna tercapainya tujuan utama seperti yang tertuang dalam RKAP maupun RJPP.
With these references, then risk management system adopted by PTPN VIII is “Discipline-based Corporate Risk Management (CRM) Practices” containing PTPN VII CRM implementation development activity plan focused on availability of CRM procedure and aids, formation of risk profile in company level, drafting of CAPB and risk- based CLTP, competency-based development, and monitoring on risk effectively. CRM emphasizes on resource allocation briefing owned by the company effectively and efficiently to achieve main objectives as listed on CAPB or CLTP.
4. In line with the design and implementation of PTPN VII Integrated Management System, then PTPN VII Risk Management System also suffers a change by refering to ISO 31000 (2009)
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
341
Roadmap Manajemen Risiko Risk Management Roadmap
Penerapan Framework ISO 31000
Implementation of ISO 31000 Framework
Penerapan ISO 31000 : 2009 sebagai acuan penerapan Manajemen Risiko dilakukan terintegrasi dengan Sistem Manajemen Terpadu PTPN VII (SMTN7) yang telah diterapkan mulai tanggal 03 April 2014 berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. TIS/Kpts/001/2014. Untuk itu Tim Manajemen Risiko PTPN VII melakukan sosialisasi dan pendampingan secara bertahap dan berkelanjutan terhadap implementasi MRK berbasis ISO 31000 : 2009.
ISO 31000 : 2009 implementation as reference of Risk Management implementation is conducted integrally with PTPN VII Integrated Management Systems (IMSN7) that has been applied since 03 April 2014 based on BOD Decree No. TIS/Kpts/001/2014. Therefore PTPN VII Risk Management Team performs socialization and guidance gradually and sustainably to ISO 31000 : 2009-based CRM.
Penerapan ISO 31000 : 2009 mencakup 3 prosedur dan 7 instruksi kerja. Pelaksanaan manajemen risiko di tingkat operasional dilakukan oleh seluruh unit kerja baik di tingkat Unit, Distrik maupun Bagian di Kantor Direksi.
ISO 31000 : 2009 implementation covers 3 procedures and 7 work instructions. The implementation of risk management at operational level is carried out by all work units either at Unit, District level or Division at Head Office.
PTPN VII telah memiliki Komite Manajemen Risiko yang bertugas untuk mengelola risiko perusahaan secara menyeluruh. Komite Manajemen Risiko beranggotakan 2 (dua) orang.
PTPN VII has had Risk Management Commitee assigned to manage corporate risks comprehensively. Risk Management Commitee has 2 (two) members.
Hingga akhir tahun 2015, dokumen manajemen risiko yang telah dimiliki PTPN VII adalah : 1. Kebijakan Manajemen Risiko 2. Laporan Profil Risiko Korporasi 3. Laporan Profil Risiko Direktur Bidang 4. Laporan Profil Risiko Bagian 5. Laporan Profil Risiko Unit
Up to 2015, PTPN VII has several risk management documents, namely: 1. Risk Management Policy 2. Corporate Risk Profile Report 3. Sector Director Risk Profile Report 4. Division Risk Profile Report 5. Unit Risk Profile Report
342
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Kebijakan Manajemen Risiko PTPN VII
PTPN VII Risk Management Policy
1. Dalam rangka mendukung tujuan / sasaran perusahaan, maka ditetapkan Filosofi Manajemen Risiko PTPN VII sebagai berikut: “Melalui pengelolaan risiko secara efektif dan berkelanjutan serta konsisten menjalankan praktik good corporate governance akan mampu mendukung pencapaian tujuan / sasaran PTPN VII”. 2. Garis Toleransi Risiko ditetapkan bahwa Level Risiko Tinggi dan Ekstrem menjadi prioritas penanganan sedangkan level Risiko Rendah dan Moderat dipandang masih dapat ditoleransi dan tidak menjadi prioritas penanganan risiko.
1. In order to support the company’s objective/ target, then PTPN VII Risk Management Philosophy is stipulated as follow: “through an effective and sustainable risk management and consistently carry out good corporate governance practices will be able to support PTPN VII goal/target achievement”
3. Selera Risiko ditetapkan dalam satu forum pembahasan di masing-masing Unit kerja sesuai tingkatan Unit, Distrik dan Kantor Direksi. Sedangkan di tingkat korporasi penetapan selera risiko dilakukan di dalam forum pembahasan Komite Manajemen Risiko.
3. Risk taste set in one discussion forum in each work Unit based on Unit, District, and Head Office. Whereas at corporate level risk taste determination is conducted in Risk Management Committee discussion forum.
2. Risk Tolerance Line set that High and Extreme Risk Level become priority of handling whereas Low and Moderate Risk level is still considered can be tolerated and does not become priority of risk handling
Pedoman dan Prosedur Manajemen Risiko PTPN VII PTPN VII Risk Management Procedure and Guidance
2. Penetapan Konsep a. Konteks Internal b. Konteks Eksternal
3. Asesmen Risiko a. Indentifikasi Risiko (5 W + 1 H), Fishbone analysis, dll b. Analisis Risiko Efektivitas Existing Control 1. Komusikasi dan Konsultasi
Kemungkinan
Dampak
Level Risiko
c. Evaluasi Risiko - Uji dengan kriteria risiko - Pilih opsi perlakuan risiko - Buat prioritas
4. Perlakuan Risiko a. Seleksi metode perlakuan b. Buat dan laksanakan rencana perlakuan
5. Monitoring dan Review
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
343
Unit Kerja Pengelola Risiko
Risk Owner
Pengorganisasian manajemen risiko di PTPN VII dilakukan berdasarkan pembagian tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang dapat diuraikan sebagai berikut :
Organizing of risk management in PTPN VII is conducted based on assignment, responsibilities, and authority division that can be described as follow:
A. Risk Owner Unit 1. Menunjuk Agen Manajemen Risiko di setiap proses bisnis perusahaan (Bidang Tanaman, Bidang Teknik dan Pengolahan, Bidang Administrasi, Keuangan, SDM dan Umum) dan ditetapkan dengan Surat Keputusan. 2. Menyusun kriteria yang akan digunakan di dalam analisis risiko. 3. Menyelenggarakan Lokakarya Swa-Asesmen Risiko untuk mengidentifikasi dan melakukan asesmen risiko. 4. Merumuskan dan memutuskan tindak lanjut risiko di tingkat Unit (tanggapan dan perlakuan terhadap risiko). 5. Melaporkan hasil asesmen risiko dan tindak lanjut risiko (tanggapan dan perlakuan atas risiko) kepada satuan organisasi yang membidangi manajemen risiko di Distrik. 6. Hal-hal yang tidak dapat diputuskan di tingkat Unit (berdasarkan kewenangannya) disampaikan kepada Distrik untuk proses tindak lanjut.
A. Risk Owner Unit 1. Appointing Risk Management Agent in every company business process (Planting, Engineering and Processing, Administration, Finance, HR and General) and stipulated by Decree.
B. Risk Owner Distrik 1. Menunjuk Agen Manajemen Risiko di setiap proses bisnis perusahaan (Bidang Tanaman, Bidang Teknik dan Pengolahan, Bidang Administrasi, Keuangan, SDM dan Umum) dan ditetapkan dengan Surat Keputusan. 2. Menyusun kriteria yang akan digunakan di dalam analisis risiko, diusulkan kepada Direksi melalui satuan organisasi yang membidangi manajemen risiko di Kantor Direksi untuk mendapatkan persetujuan. 3. Menyelenggarakan Lokakarya Swa-Asesmen Risiko untuk mengidentifikasi dan melakukan asesmen risiko. 4. Mengevaluasi dan menetapkan kriteria yang akan digunakan di dalam analisis risiko yang diusulkan oleh Unit. 5. Merumuskan dan memutuskan tindak lanjut risiko di tingkat Unit dan tingkat Distrik (tanggapan dan perlakuan terhadap risiko). 6. Memantau tindak lanjut pelaksanaan manajemen risiko di tingkat Unit dan melaporkan kepada satuan organisasi yang membidangi manajemen risiko di Kantor Direksi. 7. Menetapkan standar kerja pencapaian manajemen risiko di tingkat Unit dan Distrik dengan persetujuan Direksi.
B. Risk Owner District 1. Appointing Risk Management Agent in every company business process (Planting, Engineering and Processing, Administration, Finance, HR and General) and stipulated by Decree.
2. Drafting criteria that will be used in risk analysis 3. Establishing Risk Self-Assessment to identify and perform risk assessment 4. Formulating and deciding risk follow up at Unit level (response and treatment on the risk) 5. Reporting risk assessment result and risk follow up (response and treatment on risk) to organization unit in charge of risk management in District 6. Terms that can not be decided at Unit level (based on its authority) are presented to District for further processed.
2. Preparing criteria that will be used in risk analysis, proposed to BOD through organization unit that in charge of risk management at Head Office to receive approval 3. Establishing Risk Self-Assessment to identify and perform risk assessment 4. Evaluating and stipulating criteria that will be used in risk analysis proposed by Unit 5. Formulating and deciding risk follow up at Unit and District level (response and treatment on risk) 6. Monitoring follow up of risk management implementation and reporting it to organization unit in charge of risk management at Head Office 7. Determining work standard of risk management achievement at Unit and District level with BOD approval
344
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
C. Risk Owner Bagian Kantor Direksi 1. Menunjuk Agen Manajemen Risiko di masingmasing Bagian Kantor Direksi dan ditetapkan dengan Surat Keputusan. 2. Menyusun kriteria yang akan digunakan di dalam analisis risiko, diusulkan kepada Direksi melalui satuan organisasi yang membidangi manajemen risiko di Kantor Direksi untuk mendapatkan persetujuan. 3. Menyelenggarakan Lokakarya Swa-Asesmen Risiko untuk mengidentifikasi dan melakukan asesmen risiko. 4. Mengevaluasi dan menetapkan kriteria yang akan digunakan di dalam analisis risiko. 5. Merumuskan dan memutuskan tindak lanjut risiko di tingkat Bagian (tanggapan dan perlakuan terhadap risiko). 6. Memantau tindak lanjut pelaksanaan manajemen risiko di Bagian dan melaporkan kepada satuan organisasi yang membidangi manajemen risiko di Kantor Direksi.
C. Risk Owner of Head Office Division 1. Appointing Risk Management Agent in each Head Office Division and stipulated by Decree
D. Risk Owner Korporat/Direksi 1. Membentuk satuan organisasi yang membidangi manajemen risiko 2. Mengarahkan kebijakan manajemen risiko 3. Memastikan kecukupan identifikasi dan asesmen risiko untuk tingkat perusahaan dan tidaklanjutnya. 4. Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk penerapan manajemen risiko. 5. Mengungkapkan risiko kepada pemegang kepentingan (stakeholders) di luar perusahaan sesuai dengan kebutuhan. 6. Memutuskan kebijakan dan bertanggung jawab terhadap toleransi risiko.
D. Risk Owner of Corporate/Director 1. Establishing organization unit in charge of risk management 2. Directing risk management policy 3. Ensuring identification adequacy and risk assessment for corporate level and its follow up
Pengembangan Kompetensi dan Sosialisasi Manajemen Risiko
Competency Development and Risk Management Socialization
Sosialisasi Manajemen Risiko di lingkungan PTPN VII dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan baik di tingkat Unit, Distrik dan Bagian Kantor Direksi. Hal ini ditindaklanjuti dengan menunjuk Agen Manajemen Risiko di masing-masing unit kerja tersebut. Diharapkan agen-agen manajemen risiko dapat mengawal implementasi manajemen risiko di unitnya masing-masing.
Risk Management Socialization in PTPN VII environment is conducted regularly and continuously either in Unit, District and Head Office Division level. This is followed up by appointing Risk Management Agent in these each work unit. It is expected that the Risk Management Agents can escort the Risk Management Implementation in their unit.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan memperoleh sertifikasi manajemen risiko, upaya yang dilakukan adalah dengan mengikuti pelatihan, workshop, seminar dan lokakarya yang diikuti oleh personel kunci dan agen-agen manajemen risiko, baik di lingkungan internal maupun eksternal perusahaan dengan melibatkan konsultan pihak III.
In order to increase the competency and obtain Risk Management Certification, the efforts conducted are by participating in training, workshop, and seminar attended by key personnel and risk management agents, either in internal or external company by involving the third party consultant.
2. Drafting criteria that will be used in risk analysis, proposed to BOD through organization unit in charge of risk management at Head Office to receive approval 3. Establishing Risk Self-Assessment to identify and perform risk assessment 4. Evaluating and deciding criteria that will be used in risk analysis 5. Formulating and deciding risk follow up at Division level (response and treatment on the risk) 6. Monitoring follow up of risk management implementation at Division and reporting it to organization unit in charge of risk management at Head Office
4. Provisioning resources required for risk management implementation 5. Disclosing risk to stakeholders beyond the company based on the needs 6. Deciding policy and responsibility on risk tolerance
Laporan Tahunan
Program pengembangan kompetensi dan sosialisasi manajemen risiko yang telah dilaksanakan sampai dengan tahun 2015 meliputi:
2015 Annual Report
345
Competency development program and socialization of risk management that has been carried out up to 2015 comprised of:
Activity Name
Participant
Peserta
Jumlah
1
Studi banding ke PTPN III (Persero) Comparative Study to PTPN III (Persero)
Tim Manajemen Risiko Kantor Direksi Head Office Risk Management Team
3 orang / people
2
Workshop Manajemen Risiko di Yogyakarta Risk Management Workshop in Yogyakarta
Tim Manajemen Risiko Kantor Direksi Head Office Risk Management Team
3 orang / people
3
Semiloka Manajemen Risiko Bisnis Perkebunan di LPP Medan Plantation Business Risk Management Workshop in LPP Medan
Tim Manajemen Risiko Kantor Direksi Head Office Risk management Team
3 orang / people
4
Workshop Manajemen Risiko bekerjasama dengan Konsultan di PTPN 7 Risk Management Workshop in cooperation with Consultant in PTPN 7
Agen Manajemen Risiko Kantorr Direksi dan Distrik Head Office and District Risk Management Agent
29 orang / people
5
Workshop Manajemen Risiko bekerjasama dengan Konsultan di PTPN 7 Risk Management Workshop in cooperation with Consultant in PTPN 7
Agen Manajemen Risiko Unit Unit Risk Management Agent
29 orang / people
6
Workshop Manajemen Risiko Tahap Lanjutan bekerjasama dengan Konsultan di PTPN 7 Advanced Risk Management Workshop in cooperation with Consultant in PTPN 7
Agen Manajemen Risiko Kantor Direksi, Distrik dan Unit Head Office, District and Unit Risk Management Agent
29 orang / people
7
Pelatihan Agen Manajemen Risiko di Kantor Direksi dengan fasilitator dari Pusdiklat BPKP Jakarta Risk Management Agent Training at Head Office with facilitator from Pusdiklat BPKP Jakarta
Agen Manajemen Risiko Kantor Direksi, Distrik dan Unit Head Office, District and Unit Risk Management Agent
45 orang / people
No.
Nama Kegiatan
Number
Risiko-Risiko yang Dihadapi Perusahaan dan Mitigasinya
Risks Encountered by Company and its Mitigation
Profil Risiko Korporasi PTPN VII Tahun 2015 telah disusun oleh Urusan Manajemen Risiko Bagian Keuangan dan dilaporkan kepada Direksi. Laporan Profil Risiko Korporasi tersebut diteruskan kepada Komite Pemantau Risiko untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris. Dewan Komisaris melakukan koordinasi dan evaluasi secara berkala dengan Tim Manajemen Risiko Kantor Direksi terhadap Laporan Profil Risiko.
The Corporate Risk Profile of PTPN VII in 2015 has been drafted by the Risk Management Affair of the Financial Division and reported to BOD. The CRP report is forwarded to Risk Monitoring Committee to be presented to BOC. BOC performs coordination and evaluation gradually with Head Office Risk Management Team on Risk Profile Report.
PTPN VII telah mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi Perusahaan pada proses bisnis, yaitu: 1. Risiko Operasional 2. Risiko Keuangan 3. Risiko Strategis 4. Risiko Eksternalitas
PTPN VII has identified risk confronted by the Company at business process, namely: 1. Operational risk 2. Financial risk 3. Strategic risk 4. Externality risk
Upaya untuk mengelola risiko dilakukan oleh risk owner melalui pelaksanaan asesmen risiko terhadap
Effort to manage risk performed by risk owner through implementation of risk assessment to every
346
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
setiap sasaran proses bisnis sebagaimana tertuang dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP), dan membuat rencana mitigasi atau pengendalian risiko yang dituangkan dalam Rencana Kerja Operasional (RKO). Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berkala setiap semester melalui pendampingan penyusunan profil risiko Unit, Distrik dan Bagian oleh Tim Manajemen Risiko Kantor Direksi. Demikian pula, Bagian SPI juga melakukan pendekatan audit berbasis risiko. Monitoring dan evaluasi tersebut dilaksanakan untuk memastikan bahwa risiko-risiko yang ada sudah dikelola dengan baik.
business process target as put forth on Corporate Action and Budget Plan, and create mitigation plan or risk control put forth on Operational Work Plan (OWP). Monitoring and evaluation are held gradually every semester through accompaniment on Unit, District and Division risk profile preparation by Head Office Risk Management Team. Likewise, IAU Division also performs risk-based audit approach. Monitoring and evaluation are held to make sure that existing risks has been managed properly.
Pengelolaan risiko perusahaan secara menyeluruh dilaksanakan oleh Komite Manajemen Risiko yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No : KEP-08/DK.VII/02/2012 tanggal 27 Februari 2012 dan terakhir diperbarui melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris No:SK-107/DK.VII/12/2013 tanggal 6 Desember 2013 dan Surat Keputusan Dewan Komisaris No:SK-109/DK.VII/12/2013 tanggal 6 Desember 2013. Komite Manajemen Risiko antara lain bertugas untuk melakukan reviu dan memberikan rekomendasi atas efektivitas pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko Perusahaan.
Company risk management comprehensively is carried out by Risk Management Committee established based on BOC Decree No: KEP-08/ DK.VII/02/2012 dated 27 February 2012 and last updated by BOC Decree No: SK-107/DK.VII/12/2013 dated 6 December 2013 and BOC Decree No: SK109/DK.VII/12/2013 dated 6 December 2013. Risk Management Committee, among others, is in charge to perform review and provide recommendation on risk management implementation effectiveness performed by Corporate Risk Management Work Unit.
Tabel Risiko yang Dihadapi Perusahaan, Dampak, dan Mitigasi Risiko Risk Table Confronted by Company, Impact and Risk Mitigation Tipe Risiko
Penyebab Risiko
Dampak
Mitigasi
Risiko Operasional Operational Risk
Risiko Pencapaian Produksi • Potensi dari kebun inti belum tergali secara optimal, kondisi cuaca ekstrem dan masih adanya pencurian. • Persaingan dengan pabrikpabrik swasta sejenis untuk pembelian bahan baku dari Pihak III .
Tidak tercapainya produksi baik dari kebun inti maupun dari pembelian Pihak III
• Optimalisasi produksi dengan pengawalan intensif, pengawasan melekat terhadap penggalian produksi dan peningkatan keamanan dengan patroli rutin di areal rawan pencurian. • Optimalisasi kompetensi personel yang menangani pembelian bahan baku, pengawalan intensif oleh Komite Pengadaan Bahan Baku Kantor Direksi, mengupayakan kemampuan finansial di bidang keuangan dan memperluas jaringan pemasok di lingkungan Unit/Distrik.
Risk Type
Risk Cause
Production Achievement Risk: • Potential of nucleus estate is not yet explored optimally, due to extreme weather condition and existing theft • Competition with similar private factory for raw material purchase from III party
Impact
The failure in achieving production either from nucleus or from III party purchase
Mitigation
• Optimization of production with intensive escort, supervision adhere to production exploration and improvement of security with a routine patrol in theft prone area • Optimization of personnel competency who handling raw material purchase, intensive escort by Head Office Raw Material Procurement Committee, managing financial ability in financial field and extending supplier network in Unit/District environment
Laporan Tahunan
Tipe Risiko
Risk Type
Penyebab Risiko
Risk Cause
Risiko Gangguan Serangan Hama Risiko serangan hama pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) maupun pada Tanaman Menghasilkan (TM), antara lain : ancaman serangan babi hutan, monyet, ulat, belalang, dan penggerek. Pest Attack Risk Pest attack risk on Immature Plant or Mature Plant involving: wild boar, monkey, caterpillar, grasshopper, and borer attack threat.
Risiko Keuangan Financial Risk
Fluktuasi Nilai Tukar Mata Uang Harga jual ekspor dan biaya produksi perusahaan dipengaruhi oleh nilai tukar Rupiah terhadap harga di pasar internasional khususnya untuk bahan baku impor, seperti pupuk, alat dan mesin-mesin pabrik serta bahan pendukung lainnya. Kondisi perubahan perekonomian dunia, regional dan nasional sangat berpengaruh terhadap nilai tukar Rupiah yang pada akhirnya menjadi risiko yang harus dihadapi Perusahaan. Fluctuation of Currency Exchange Rate Export sale price and company production cost is influenced by Rupiah current exchange to international market price particularly for imported raw material, such as fertilizer, tools and factory machines as well as other supporting materials. The condition of world, regional and national economic change is extremely influencing Rupiah exchange rate which eventually will become the risk should be confronted by the Company
2015 Annual Report
Dampak
Mitigasi
Tidak tercapainya produksi baik dari kebun inti maupun dari pembelian Pihak III.
Menerapkan Early Warning System untuk mendeteksi hama pada waktu yang lebih dini yang bertujuan untuk memudahkan tindakan pencegahan dan pengendalian sehingga tidak terjadi ledakan serangan, serta dapat meminimalkan biaya pengendalian.
Impact
Biaya pengendalian meningkat apabila terjadi eksplosi serangan hama Failure in achieving production either from nucleus or third party purchase Controlling cost increases if pest attack exploration occurred
Kondisi Rupiah yang fluktuatif dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan secara signifikan, baik secara positif maupun negatif. Menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS akan mengakibatkan penurunan pendapatan bagi Perusahaan meski harga bahan baku yang diimpor oleh Perusahaan tidak langsung mengalami penurunan. Kenaikan harga bahan baku impor apabila terjadi depresiasi nilai tukar Rupiah. Di sisi lain melemahnya nilai tukar akan meningkatkan pendapatan dari penjualan ekspor.
347
Mitigation
Applying Early Warning System to detect pest on early time with aim is to ease prevention and controlling action so pest attack explosion will not occur and it can minimize controlling cost. Menetapkan asumsi harga dalam RKAP sesuai arahan dan persetujuan dari Perusahaan Induk sebagai pemegang saham. Meningkatkan penjualan komoditi di pasar domestik pada saat yang tepat sehingga dapat membantu pendapatan perusahaan. Determining price assumption in CAPB based on Parent Company direction and approval as Shareholder Increase commodity sale in domestic market at the right time so it can help the company’s revenue
Fluctuated condition of Rupiah could influence company financial performance significantly, either positively or negatively. Strengthening Rupiah exchange rate to US Dollar will result in the decrease of Company’s income despite raw material price imported by the Company indirectly suffering a decrease The increase of imported raw material if depreciation of Rupiah exchange rate occurred. In other hand the weakening of exchange rate will increase income from export sale.
Risiko Fluktuasi Harga Jual Komoditas Harga komoditas utama perusahaan seperti kelapa sawit, karet, gula dan teh banyak ditentukan oleh mekanisme pasar internasional, baik pasar spot maupun pasar forward. Pasar komoditas tersebut sangat sensitif terhadap tingkat produksi dan perubahan ekonomi dunia. Ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan di tingkat dunia akan mempengaruhi harga jual. Commodity Selling Price Fluctuation Risk Company major commodity price such as oil palm, rubber, sugar and
Penurunan akibat mekanisme pasar ini dapat mempengaruhi tingkat pendapatan dan keuntungan Perusahaan. The decrease as effect of this market mechanism may influence Company’s revenue level and profit.
Untuk mendapatkan harga jual komoditas yang kompetitif, perusahaan telah menetapkan kebijakan mutu sesuai dengan standar untuk memenuhi persyaratan produk seperti SNI, ISO serta sertifikasi lainnya yang mendukung. Selain itu perusahaan juga melakukan analisis pasar untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan dari pangsa pasar serta dengan memaksimalkan produkproduk dengan harga tertinggi, sehingga secara agregat harga jual dapat dipertahankan. To derive a competitive commodity selling price, the company has set quality policy pursuant to standard to meet product requirements
348
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Tipe Risiko
Risk Type
Penyebab Risiko
Risk Cause
Dampak
Impact
Risiko Usaha Adanya kampanye negatif yang mendiskreditkan minyak sawit melalui isu kesehatan seperti kandungan kolestrol tinggi, dalam jangka panjang dapat membentuk citra negatif tentang penggunaan minyak nabati yang berbahan baku CPO. Produk karet sintetis merupakan pesaing karet alam, namun masingmasing mempunyai keunggulan dan kelemahan, yang dalam banyak hal saling melengkapi. Untuk komoditas gula, produksi dalam negeri belum mampu untuk mencukupi kebutuhan sendiri sehingga Pemerintah memberikan izin impor gula untuk memenuhi kebutuhan gula dalam negeri.
Mitigation such as ISO, INS as well as other supporting certification. In addition the Company also performs market analysis to seek market necessity and desire as well as by maximizing products with high price, so aggregately the selling price can be maintained.
tea is determined by international market mechanism, either spot or forward market. This commodity price market is very sensitive to production level and world economic change. Unbalance between demand and supply in world level will be influencing selling price. Risiko Strategis Strategical Risk
Mitigasi
Terjadinya pergeseran konsumsi dari minyak sawit ke minyak nabati lainnya yang pada gilirannya bisa mempengaruhi tingkat pendapatan dan keuntungan Perusahaan. Harga karet alam menjadi sangat fluktuatif. Harga komoditas gula yang bervariasi. The diversion from palm oil to vegetable oil in turn can influence Company level and profit. Natural rubber price becomes fluctuating
Melalui kegiatan yang positif guna meyakinkan konsumen dan dapat mengangkat citra perusahaan. Meningkatkan produktivitas dan kualitas produk sehingga menjadi komoditi yang mempunyai nilai jual yang pantas dan dapat bersaing dengan produk impor. Memperluas jaringan bisnis baik domestik maupun luar negeri. Through a positive activity to ensure consumers and improve company’s image. Improve product productivity and quality so become a commodity that has a proper selling price and able to compete with imported product.
Varied sugar commodity price
The existence of negatiive campaign which discrediting oil palm through health issue such as high collesterol content, in long term could form a negative image regarding the use of vegetable oil with CPO as its raw material. Syntetic rubber product is a natural rubber competitor, but each of them has their own weakness and superiority, which in many ways they complete each other. For sugar commodity, domestic production has not able to complete own needs so the Government gave permission to meet domestic sugar need. Risiko Hak Guna Usaha (HGU) • Pemastian akan status lahan sesuai aturan yang berlaku. • Proses pengurusan dan perpanjangan HGU yang memerlukan waktu dan biaya, persyaratan yang harus dipenuhi. • Penjarahan/okupasi lahan yang menyebabkan status lahan menjadi tidak clean and clear serta tuntutan dari para stakeholders akan kejelasan status lahan. Right to Cultivate Risk • ascertainment on land status based on applicable regulation • the process to get Right to Cultivate and extention that takes time and cost, requirements that needs to be fulfilled. • occupancy of land causing land status becomes unclean and unclear as well as stakeholder demand regarding land status clarity.
Terganggunya kegiatan operasional perusahaan The disruption of company operational activity.
• Inventarisasi terhadap status HGU lahan – lahan di perusahaan • Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pihak pemerintah dalam hal ini BPN untuk percepatan proses perpanjangan HGU sesuai prosedur yang berlaku, • Melakukan sosialisasi, pendekatan dan pemahaman kepada stakeholders di sekitar kebun dan areal perusahaan • Melakukan langkah litigasi dan non litigasi atas lahan – lahan yang diokupasi • Melakukan upaya pendekatan sosial perusahaan dengan membangun areal kemitraan serta melalui program CSR dan PKBL • Stocktaking on land’s Right to Cultivate status in the company • Perform communication and coordination with the government in this term National Land Agency for the
Laporan Tahunan
Tipe Risiko
Risk Type
Penyebab Risiko
Risk Cause
Dampak
Impact
2015 Annual Report
349
Mitigasi
Mitigation acceleration of Right to Cultivate extension process based on applicable procedure • Perform socialization, approach and understanding to stakeholders in the vicinity of the estate and company area • Perform litigation and non litigation steps on occupied lands. • Perform social approach efforts by building partnership area and through CSR and PCDP
Risiko Investasi Risiko tidak tercapainya target investasi Investment Risk Risk of failure in achieving investment target
Tidak tercapainya tujuan investasi sesuai program The failure in achieving investment objectives according to program
Melakukan kajian terhadap kelayakan investasi, sumber dana yang digunakan, perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan selama dan setelah masa investasi dilaksanakan. Perform study on investment feasibility, resources used, planning, monitoring, evaluation and reporting during and after investment held.
Risiko Likuiditas Hal ini antara lain disebabkan karena adanya penurunan yang sistematis dan fluktuatif terhadap harga jual produk, masih banyaknya aset yang statusnya tidak clean and clear serta keterbatasan aset yang bisa diagunkan. Liquidity Risk This is occurred due to a systematic and fluctuating decrease of product selling price, there are so many asset with unclean and unclear status as well as asset limitation that can be collateralized
Risiko likuiditas pada perusahaan terjadi ketika posisi arus kas perusahaan tidak cukup untuk menutup liabilitas yang jatuh tempo, dimana kebutuhan likuiditas perusahaan terutama timbul dari kebutuhan untuk membiayai investasi tanaman dan non tanaman. Liquidity risk on company occurred when the position of company’s cash flow is not sufficed to cover mature liability, where the company’s liquidity mainly occurred from the needs to finance plant and non-plant investment.
Mitigasi Risiko: Untuk mengelola risiko likuiditas, manajemen melakukan kebijakan keuangan dengan prinsip kehati-hatian (Pridential Principle). Manajemen secara berkala juga melakukan evaluasi proyeksi dan aktual arus kas, termasuk profil pinjaman yang akan jatuh tempo, menempatkan setiap keputusan perusahaan sesuai dengan kondisi yang ada (berdasarkan analisa jangka pendek & jangka panjang), terus melakukan penelaahan kondisi di pasar keuangan untuk mendapatkan kesempatan memperoleh sumber pendanaan yang optimal, serta melaksanakan pengendalian biaya (cost effectiveness). Risk Mitigation: To manage liquidity risk, management performs financial policy with Prudential Principle. Management gradually also performs evaluation on projection and actual of cash flow, including loan profile that will be due date, place every company’s decision based on existing condition (based on short-term and long-term analysis), continue to perform study on condition at financial market to obtain opportunity gaining an optimum financial source, as well as performing cost effectiveness.
Risiko Eksternalitas Externality Risk
Risiko Cuaca Ekstrem dan Risiko Gangguan Lahan
Produksi dan produktivitas tanaman tidak mencapai target
Extreme Weather Risk and Land Disturbance Risk
Plant production and productivity do not reach target
Program water management dengan pembuatan dan pemanfaatan embung serta perbaikan struktur tanah melalui aplikasi pupuk organik dan eks pengolahan (solid, tandan kosong, abu boiler). Menjalin kerjasama dengan aparat keamanan serta meningkatkan hubungan yang lebih baik lagi dengan masyarakat sekitar melalui pola Corporate Social Responsibility (CSR).
350
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Tipe Risiko
Risk Type
Penyebab Risiko
Risk Cause
Dampak Impact
Mitigasi
Mitigation Water management program by making and utilizing ponds as well as land structure refinement through organic fertilizer application and ex processing (solid, empty bunches, boiler ash). Establish a cooperation with securities and improve a better relationship with surrounding community through CSR pattern
Risiko Bencana Alam Risiko terjadinya angin puting beliung yang dapat merobohkan tanaman karet serta bencana kebakaran pada areal tanaman tebu, tanaman kelapa sawit muda, tanaman karet serta potensi kebakaran di pabrik.
Tidak tercapainya produksi dan produktivitas tanaman The failure in achieving plant production and productivity
Natural Disaster Risk Risk of tornado can knock down the rubbert plant and fire on cane area, young oil palm, rubber plant as well as potential fire at factory
• Manajemen percabangan (kanopi) secara optimal untuk mengurangi dampak negatif angin puting beliung. • Penyiapan tanki air di setiap rayon/afdeling, persiapan perangkat pemadam kebakaran, kesiapan personel dan patroli rutin oleh petugas pemadam kebakaran di unit kerja untuk mengantisipasi kebakaran di areal tanaman. • Mempersiapkan alat-alat pemadam api di lingkungan pabrik, antara lain instalasi air hydrant dan alat pemadam api ringan (APAR untuk mengantisipasi kebakaran di pabrik. • Mengalihkan risiko ke pihak lain (asuransi). • Canopy management to reduce negative impact of tornado • Water tank preparation in every rayon/afdeling, preparation of fire extinguisher, personnel readiness and routine patrol by firemen in work unit to anticipate fire in plant area. • prepare fire extinguishers in factory environment, including hydrant and fire extinguisher (to anticipate fire in factories) • transfer risk to other party (insurance)
Evaluasi Atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko
Evaluation on Risk Management System Effectiveness
Evaluasi atas efektivitas Sistem Manajemen Risiko dilaksanakan oleh Audit Internal (SPI) melalui mekanisme Audit Berbasis Risiko (risk based audit). Evaluasi mengacu pada ISO 31.000 : 2009 yang telah disesuaikan oleh SPI sesuai dengan framework manajemen risiko di Perusahaan.
Evaluation on Risk Management System effectiveness is held by Internal Audit Unit through Risk-based Audit. The evaluation refers to ISO 31000 : 2009 that has been adjusted by IAU pursuant to risk management framework in the Company.
Tujuan evaluasi penerapan manajemen risiko adalah: • Menilai kecukupan rancangan dan efektivitas pelaksanaan proses manajemen risiko. • Mengetahui tingkat kematangan manajemen risiko (risk maturity level) perusahaan, dan • Sebagai acuan untuk menentukan perencanaan audit dan pendekatan audit yang akan digunakan oleh Auditor Internal.
The objectives of risk management implementation evaluation are: • Assessing design and effectiveness adequacy on the implementation of risk management process • Discovering company’s risk maturity level, and •
As reference to determine audit planning and approach that will be used by internal auditor.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
351
Hasil penilaian akan menunjukkan tingkat kematangan penerapan manajemen risiko di perusahaan yang dibagi ke dalam 6 (enam) kategori, yaitu Non-existent, Initial, Repeatable, Defined, Managed, dan Optimised.
Assessment result will indicate maturity level of risk management implementation in the company that will be divided into 6 (six) categories, namely NonExistent, Initial, Repeatable, Defined, and Optimized.
Penilaian dilakukan dengan cara pengumpulan informasi melalui reviu dokumen, kuesioner, wawancara, dan observasi. Delapan unsur Key Risk Indicator yang diukur meliputi: 1. Kesadaran 2. Reputasi 3. Budaya 4. Keahlian 5. Kepercayaan 6. Sumber Daya 7. Penerapan 8. Proses.
Assessment is conducted by information collection, through documents review, questionnaires, interviews, and observations. eight Key Risk Indicator elements measured comprised of: 1. Awareness 2. Reputation 3. Culture 4. Skill 5. Trust 6. Resources 7. Implementation 8. Process
Berdasarkan hasil pengukuran 8 unsur tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum Sistem Manajemen Risiko di PTPN VII berjalan dengan cukup efektif dan masih terus dikembangkan sesuai road map Manajemen Risiko PTPN VII.
Based on measurement result of those 8 elements can be concluded that generally risk management system in ptpn vii run quite effectively and still continue to be developed based on ptpn vii risk management road map.
Hal ini ditandai dengan beberapa hal berikut : • Kesadaran pemilik risiko untuk melakukan swa asesmen risiko. • Budaya sadar risiko cukup melekat pada pemilik risiko, hal ini ditandai dengan upaya melakukan kajian risiko dalam kegiatan operasional perusahaan. • Para pemangku kepentingan di bidang Manajemen Risiko dinilai cukup mampu melakukan kajian risiko secara efektif, seperti penggunaan analisis risiko secara semi kuantitatif. • Sumber daya yang tersedia cukup memadai, baik di tingkat pusat (Urusan Manajemen Risiko Bagian Keuangan) maupun agen-agen manajemen risiko di setiap Distrik/Bagian/Unit.
This is marked with several terms below: • Risk owner awareness to perform self-risk assessment • Risk awareness culture is quite adhere to risk owner, this is marked with the effort to perform risk study in company operational activity •
The stakeholders in risk management are assessed quite able performing risk study effectively, such as the use of risk analysis semi quantitatively.
•
Available resources are quite adequate, either in central level (Financial Division Risk Management Affair) or risk management agents in every District/Division/Unit
352
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Sistem Pengendalian Intern Internal Controlling System
PTPN VII memiliki komitmen yang tinggi untuk melaksanakan sistem pengendalian intern. Komitmen ini diwujudkan dalam bentuk SK Direksi No:TIS/Kpts/001/2014 tanggal 04 April 2014 tentang Penetapan dan Penerapan Sistem Manajemen Terpadu (SMTN7). Di dalam SMTN7 terdapat proses bisnis perusahaan dan pedoman dalam pengawasan proses bisnis tersebut sebagai alat pengendalian intern.
PTPN VII has a high commitment to carry out internal system. This commitment is put forth on BOD Decree No:TIS/Kpts/001/2014 dated 04 April 2014 regarding Integrated Management System Implementation (IMSN7). In IMSN7 there is company business process and guidelines on the business audit process as internal controlling tools.
Sistem pengendalian intern merupakan suatu proses yang dirancang dan dijalankan oleh Dewan Komisaris, Direksi, dan anggota manajemen lainnya, serta seluruh insan perusahaan, untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya: • Efektifitas dan efisiensi operasional • Reliabilitas pelaporan keuangan • Kepatuhan atas hukum dan peraturan yang berlaku
Internal controlling system is a process designed and run by Board of Commissioner, Board of Director, and other management members, as well as all company’s employees to provide an adequate belief on the achievement of • Operational effectiveness and efficiency • Financial reporting reliability • Obedience on applicable law and regulation
Kerangka kerja Sistem Pengendalian Internal PTPN VII telah menerapkan Sistem pengendalian internal dengan menggunakan kerangka yang diakui secara internasional Committee of Sponsoring Organizations of The Treadway Commissions (COSO – internal control framework). Ruang lingkup sistem pengendalian internal meliputi: • Lingkungan pengendalian: Integritas dan nilai-nilai etis yang dijaga dan ditunjukkan oleh Manajemen dan Pekerjanya, dengan adanya kode etik perilaku perusahaan. Komitmen Manajemen terhadap kompetensi di atur dalam Pedoman Pembinaan Karier KaryawanPTPN VII, filosofi dan gaya operasi
Internal Controlling System Framework PTPN VII has implemented Internal Controlling System by using framework recognized internationally by COSO – Internal Control Framework. The scope of internal controlling system comprised of: •
Controlling environment: Integrity and ethical values guarded and showed by Management and its employees, with the existence of company conduct ethic code. Management commitment on competency is regulated on PTPN VII Employee Career Fostering Guidelines, Management philosophy and
Laporan Tahunan
•
•
•
•
Manajemen dengan budaya perusahaan, menganut tata nilai “ProMOSI”. Perusahaan juga membangun hubungan yang kondusif dengan pihak pemerintah, badan legislatif dan stakeholders lainnya, dalam mendukung pengendalian manajemen yang sehat. Penilaian dan pengelolaan risiko usaha: PTPN VII telah memiliki Agen Manajemen Risiko di masing-masing unit kerja yang bertugas untuk mengawal implementasi manajemen risiko di unitnya masing-masing. Aktivitas pengendalian: Aktivitas pengendalian dilaksanakan terhadap kegiatan perusahaan pada setiap tingkat dan unit dalam struktur organisasi. Aktifitas pengendalian tersebut antara lain aktivitas verifikasi, approval, rekonsiliasi, otorisasi dan review atas kinerja operasi, pengamanan aset dan pemisahan tugas dan wewenang. Prinsip-prinsip utama pada aktivitas pengendalian di Perusahaan meliputi: 1) Pemilihan dan pengembangan aktivitas pengendalian yang dapat mengurangi risiko agar tujuan Perusahaan tercapai. 2) Pemilihan dan pengembangan general control terkait Teknologi Informasi untuk mendukung tercapainya tujuan Perusahaan 3) Perusahaan menerapkan aktivitas pengendalian melalui kebijakan dan SOP Informasi dan komunikasi meliputi proses penyajian laporan kegiatan operasional yang tercermin dalam laporan keuangan Perusahaan harus akurat, terintegrasi dan terpercaya, karena informasi tersebut akan digunakan sebagai acuan bagi manajemen dalam menjalankan, memonitor dan mengambil keputusan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk BUMN. Dengan menggunakan Sistem Manajemen Terpadu Nusantara 7 (STMN7) yang merupakan wujud kepatuhan perusahaan terhadap ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 22000, ISPO, dan sebagai bentuk komitmen Perusahaan atas peningkatan implementasi tata kelola perusahaan dan Kriteria Peningkatan Kinerja Unggul. Monitoring meliputi proses penilaian terhadap kualitas sistem pengendalian internal termasuk fungsi internal audit pada setiap tingkat dan unit struktur organisasi sehingga dapat dilaksanakan secara optimal.
2015 Annual Report
353
operational style with company culture, embrace “ProMOSI” values. The company also builds a conducive relationship with government, legislative agency and other stakeholders, in supporting a healthy management control. •
Assessment and management of business risk: PTPN VII has had Risk Management Agent in each work unit who assign to escort risk management implementation in each unit.
•
Controlling activity Controlling activity is held on company’s activity in every at every level and unit within organization structure. Those controlling activities include: verification, approval, reconciliation, authorization and review activities on operational performance, asset security and duties and authority separation. Main principles in controlling activities within the Company includes: 1) Selection and development of controlling activities that can reduce risks in order the Company’s goal is attained 2) Selection and development of general control related to IT to support achieving Company’s goal 3) Company applies controlling activities through policies and SOP
•
Information and communication comprise of presentation process of operational activities reflected in Company Financial Statement that needs to be accurate, integrated and trusted, due to the information will be used as reference by the management in running, monitoring and taking decision based on provision and regulation applied for SOE. By using Integrated Management System of Nusantara 7 (IMSN7) which is a form of company obedience toward ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 22000, ISPO, and as form of company’s commitment on the improvement of corporate governance implementation and Assessment Criteria for Superior Performance
•
Monitoring comprises of assessment process of internal controlling system quality including internal audit function in every level and unit of organization structure so it can be carried out optimally.
354
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Evaluasi atas Efektivitas Sistem Pengendalian Intern
Evaluation on Internal Controlling System Effectiveness
Untuk menjamin terlaksananya sistem pengendalian intern secara efektif pada perseroan peran Satuan Pengawasan Intern sangat diperlukan melalui kegiatan-kegiatan pengujian keandalan sistem pengendalian internal perusahaan. Komisaris melalui Komite Audit juga ikut berperan dalam memastikan efektivitas sistem pengendalian internal perseroan, sedangkan dari pihak ekternal yaitu Auditor Ekternal, juga berperan dalam memastikan berjalannya Sistem Pengendalian Internal perseroan melalui kegiatan auditnya.
To ensure the execution of internal control system effectively at the company Internal Audit Unit’s role is increasingly required through reliability testing on Company internal control system activities. Board of Commissioner through Audit Committee also takes part in ensuring effectiveness of company internal control system, while the External Auditor also takes part in ensuring the smoothness of company internal control system through its audit activities.
Evaluasi atas efektivitas sistem pengendalian intern dilakukan secara berkala pada tingkat entitas dan operasional sesuai prosedur audit yang berlaku, yaitu dengan mengacu pada kerangka yang diakui secara internasional yaitu COSO – Internal Control Framework. Menurut framework COSO tersebut, terdapat 5 (lima) komponen yang dievaluasi yaitu lingkungan pengendalian (control environment), penilaian risiko (risk assessment), kegiatan pengendalian (control activities), informasi dan komunikasi (information and communication), dan pemantauan (monitoring).
Evaluation on internal controlling system effectiveness is performed gradually at entity and operational level based on applicable audit procedure, namely by referring to framework recognized internationally namely COSO – Internal Control Framework. According to this COSO framework, there are 5 (five) components that evaluated namely control environment, risk assessment, control activities, information and communication, and monitoring.
Bagian Satuan Pengawasan Intern (SPI) melakukan evaluasi pengendalian internal atas operasional Perusahaan (Internal Control Review / ICR) pada Unit, Distrik dan Bagian pada saat melaksanakan Audit. Secara entitas, evaluasi dilakukan oleh Auditor eksternal, yakni Kantor Akuntan Publik (KAP) pada saat melaksanakan general audit pada setiap tutup buku. Hasil audit atas efektivitas sistem pengendalian intern dituangkan dalam Laporan Auditor Independen atas Kepatuhan terhadap Perundang-undangan dan Pengendalian Intern.
Internal Audit Unit division performs evaluation on internal control related to Company operational (Internal Control Review/ICR) in Unit, District and Division by the time carrying out an Audit. By entities, evaluation is performed by external Auditor, namely Public Accountant Firm when carry out general audit at every closing date. Result of audit on internal control system is put forth on Independent Auditor Report on Obedience to Law and Internal Control.
Berdasarkan evaluasi yang dilaksanakan SPI untuk periode tahun 2015, nilai efektifvitas penerapan sistem pengendalian internal atas setiap komponen tercapai 78,22 (efektif ).
Based on evaluation held by IAU for period 2015, effective value for internal control system implementation on every component reached 78.22 (effective).
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
355
Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Important Cases Encountered by the Company Selama tahun 2015, perkara penting yang sedang dihadapi oleh perusahaan, entitas anak, serta anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi yang menjabat pada periode laporan tahunan, yaitu berupa perkara perdata berjumlah 1 kasus. Status perkara per 31 Desember 2015.
During 2015, crucial case that confronted by Company, Subsidiary, and Board of Commissioner and Board of Director member who take office at period of annual report was 1 civil cases, case status per 31 December 2015.
Nomor Perkara/ Nilai Gugatan Case Number/ Lawsuit Value
Pokok Perkara Principal Case
Status Perkara Case Status
Keterangan Description
Distrik Bungamayang • Nomor Register Perkara : 08/ pdt.G/2014/PN.BBU tanggal 26 Sep 2014 • Gugatan Perdata (Perbuatan Melawan Hukum) di Pengadilan Negeri Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung • Nilai gugatan tanah seluas 3.869 Ha, dengan tuntutan kerugian sebesar Rp.474.163.449.086,-
• PTPN VII melakukan gugatan perdata Perbuatan Melawan Hukum kepada PT Bumi Madu Mandiri yang telah menguasai dan mengelola lahan PTPN VII Distrik Bungamayang seluas 3.869 Ha secara tidak sah dan melawan hukum sehingga menimbulkan kerugian bagi PTPN VII sebesar Rp. 474.163.449.086 Ha. • PT Bumi Madu Mandiri mengklaim telah mengganti rugi lahan seluas 3.869 Ha berdasarkan SK Izin Lokasi No: 141/ B.103/01-WK/ HK/2006 tanggal 13 Sep 2006 yang dikeluarkan oleh Bupati Way Kanan.
• Menyikapi Putusan MA Nomor 96 PK/TUN/2012 tanggal 15 Januari 2013 yang menempatkan perusahaan pada posisi kurang menguntungkan (PK ditolak), maka demi mendapatkan kepastian hukum, PTPN VII mengajukan Gugatan Perdata terhadap PT Bumi Madu Mandiri di Pengadilan Negeri Blambangan Umpu pada tanggal 26 September 2014 • PTPN VII menggugat PT Bumi Madu Mandiri selaku Tergugat dan Pemkab Way Kanan selaku Turut Tergugat.
• PTPN VII saat ini terus berkoordinasi dengan Pengacara Perusahaan dan Kejati Lampung guna memperoleh pendampingan hukum dalam upaya Gugatan Perdata sebagai penyelesaian masalah lahan seluas 4.650 Ha (termasuk didalamnya lahan seluas 3.869 Ha). • Saat ini proses sidang Gugatan Perdata antara PTPN VII melawan PT Bumi Mandiri selaku Tergugat dan Pemkab Way Kanan selaku Turut Tergugat • PTPN VII mengajukan upaya hukum banding atas putusan Pengadilan Negeri Blambangan Umpu Nomor 08/pdt.G/2014/PN.BBU di Pengadilan TinggiTanjung Karang.
Bungamayang District • Case register number: 08/ pdt.G/2014/PN.BBU dated 26 September 2014 • Civil Suit (Action Againts Law) in Blambangan Umpo District Court, Way Kanan District, Lampung Province • Value of suit 3,869 Ha land, with damages claim by Rp474,163,449,086,-
• PTPN VII conducted civil action of unlawful act against PT Bumi Madu Mandiri which has occupied and managed PTPN VII’s land Bungamayang District of 3.869 Ha illegally and against the law thus generated a loss for the PTPN VII in the amount of Rp. 474,163,449,086 . • PT Bumi Madu Mandiri claimed that they have pay the claim of 3,869 Ha land based on Location Permit Decree SK Izin Lokasi No: 141/ B.103/01-WK/ HK/2006 dated 13 September 2006 issued by Regent of Way Kanan
• Addressing the Supreme Court Ruling Number 96 PK/ TUN/2012 dated 15 January 2013 which placed the company on less favorable position (Judicial Review was denied), therefore to earn legal certainty, PTPN VII filed civil action against PT Bumi Madu Mandiri in District Court Blambangan Umpu on 26 September 2014 • PTPN VII sued PT Bumi Madu Mandiri as Defendant and Way Kanan District Government as Co-Defendant.
• PTPN VII at present continues to coordinate with Company’s Lawyer and High Prosecutor Lampung to obtain legal mentoring in Civil Action on settlement over 4,650 Ha land (including land of 3.869 Ha). • At present the trial process of Civil Action between PTPN VII against PT Bumi Mandiri as Defendant and District Government Way Kanan as Co-Defendant has entered Agenda of Proof (documentary evidences and testimonies). • PTPN VII submitted an appeal on court ruling of Blambangan Umpu District Court Number 08/pdt.G/2014/PN.BBU at Tanjung Karang High Courth.
Status Perkara dan Pengaruhnya Terhadap Kondisi Perusahaan
Case Status and its Impact to Company Condition
Status penyelesaian atas perkara yang dihadapai oleh Perusahaan adalah saat ini proses sidang Gugatan Perdata antara PTPN VII melawan PT Bumi Mandiri selaku Tergugat dan Pemkab Way Kanan selaku Turut Tergugat telah memasuki agenda Pembuktian (Alat Bukti Surat dan Kesaksian).
Status of settlement on cases confronted by the Company at present is trial process of Civil Action between PTPN VII against PT Bumi Mandiri as the Defendant and Way Kanan District Government as Co-Defendant has entered Proofing agenda (Evidence of Letter and Testimonies).
356
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Terkait gugatan tanah seluas 3.869 Ha tersebut, PTPN VII telah mengajukan tuntutan kerugian sebesar Rp474.163.449.086,- kepada PT. Bumi Madu Mandiri yang telah menguasai dan mengelola lahan PTPN VII Distrik Bungamayang secara tidak sah dan melawan hukum.
In relation to land suit of 3,869 Ha, PTPN VII has filed claim suit in the amount of Rp474,499,086,to PT. Bumi Madu Mandiri which has occupied and managed PTPN VII Bungamayang District’s land illegally and against the law.
Informasi Tentang Sanksi Administratif
Information of the Administration Sanction
Selama tahun 2015 tidak terdapat sanksi administratif yang dikenakan oleh otoritas Pasar Modal, Perbankan dan lainnya kepada Perusahaan, anggota Dewan Komisaris, Direksi maupun kepada entitas anak.
During 2015 there was no administrative sanction charged by the Capital Market, Banking and other authority to the Company, member of BOC and BOD, and also subsidiary.
Akses Informasi Dan Data Perusahaan Company’s Information and Data Access Sekretariat Perusahaan telah menyusun Pedoman Pengendalian Informasi yang dituangkan dalam Surat Keputusan Direksi No:SKR/Kpts/08/2014 tanggal 28 Oktober 2014. Langkah tersebut merupakan bentuk komitmen untuk mengimplementasikan kebijakan pelayanan informasi kepada stakeholder (publik) secara baik sesuai ketentuan yang berlaku.
Corporate Secretary has drafted Information Control Manual put forth on Board of Director Decree No:SKR/ Kpts/08/2014 dated 28 October 2014. This step was a form of company’s commitment to implement information service policy to stakeholders (public) properly pursuant to applicable provision.
Pedoman Pengendalian Informasi mengatur tentang batasan informasi yang dapat dipublikasikan dan informasi yang tergolong dalam rahasia perusahaan. Kewenangan pengelolaan informasi perusahaan oleh Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) yang dijabat oleh Sekretaris Perusahaan dan berada dibawah pengawasan Direksi.
The Information Control Manual regulates information limitation that can be published and information which classified as company confidential. Authority on company information management by Information and Documentation Officer served by Corporate Secretary and overseen by Board of Director.
Mekanisme pelayanan informasi telah dipublikasikan melalui website perusahaan. Perangkat yang bertugas mengelola operasional pelayanan informasi berada pada Bagian Sekretariat Perusahaan di bawah arahan PPID. Petugas telah dibekali dengan perangkat kerja yang representatif untuk guna peningkatan operasional pelayanan informasi publik.
Mechanism of information service has been published via company website. Officer who is in charge in managing information service operational was Corporate Secretary Division under direction of IDO. The officer has been provided with representative devices to enhance public information service operational.
Akses Informasi
Information Access
PTPN VII menyediakan akses atas informasi perusahaan dalam rangka keterbukaan PTPN VII kepada para stakeholders melalui berbagai sarana media, yaitu: • Website perusahaan beralamat di http:// www.ptpn7.com, yang berisi tentang profil perusahaan, struktur organisasi, kebijakan, laporan kinerja tahunan serta update berita
PTPN VII provides assess on company’s information in course of PTPN VII disclosures to stakeholders through various media facilities, involving: •
Company’s website address at http://www.ptpn7. com contains company’s profile, organization structure, policies, annual performance report and latest update news about the company’s
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
•
•
• • • • • •
tentang kegiatan internal perusahaan. Portal Kementerian BUMN• yang beralamat di http://www.bumn.go.id/ptpn7/. menyajikan informasi dan data kinerja perusahaan yang dapat diakses secara bebas oleh masyarakat. Penerbitan buletin bulanan dan majalah Triwulan “Media Agro” sebagai sarana sosialisasi dan komunikasi karyawan internal PTPN VII serta didistribusikan juga ke beberapa instansi terkait. E-magazine buletin Media Agro yang dimuat di ebsite perusahaan http://www.ptpn7.com, Penerbitan Laporan Tahunan dilakukan juga setiap tahunnya oleh perseroan. Pameran Pemberitaan TV lokal Rilis berita Materi publikasi lainnya seperti company profile, brosur, kalender, buku agenda
•
•
• • • • • •
357
internal activities SOE Ministry portal address at http://www. bumn.go.id/ptpn7/ provide information and data of the company’s performance that can be accessed freely by the public Monthly bulletin and quarterly magazine “Media Agro” as a means of internal employee socialization and communication in PTPN VII and distributed to several related institutions E-magazine Media Agro bulletin posted on the company’s website http://www.ptpn7.com In addition Annual Report publishing is also conducted every year by the company. Exhibition Local TV Coverage News releases Other publications such as company profile, brochure, calendar, appointment
Publikasi Media Internal Tahun 2015 Publication of Internal Media in 2015 Tanggal Date
Topik Issue
Media
Januari 2015
Menyiapkan Asisten dan Staf yang handal
Media Agro7 Edisi No.100
Februari 2015
Kembali ke Norma Teknis, Kembali Mematuhi SOP
Media Agro7 Edisi No.102
Maret 2015
Tim Holding Tinjau Pabrik Gula dan Karet
Media Agro7 Edisi No.103
April 2016
Wujudkan Solidaritas Karyawan, Kerja Memajukan Perusahaan
Media Agro7 Edisi No.104
Mei 2015
PTPN VII Targetkan 179 Ribu Ton Gula
Media Agro7 Edisi No.105
Juni 2015
Pentingnya Manajemen Air & Irigasi Perkebunan
Media Agro7 Edisi No.106
Juli 2015
Indahnya Berbagi di Bulan Suci
Media Agro7 Edisi No.107
Agustus 2015
BUMN Hadir Untuk Negeri di Lampung
Media Agro7 Edisi No.108
September 2015
Langkah Strategis Mengatasi Krisis
Agro7 Edisi No.109
Oktober 2015
Gula Bungamayang Berlabel SNI
Agro7 Edisi No.110
November 2015
Menguji Potensi, Menuju Realisasi
Agro7 Edisi No.111
Desember 2015
Borong Penghargaan Industri Hijau
Agro7 Edisi No.112
358
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Publikasi Keterbukaan Informasi Perusahaan di Media Massa Disclosure Publication of Corporate Information in the Mass Media Tanggal / Date
Topik / Issue
Media
12-01-2015
Sengketa Tanah PTPN VII versus Warga
Radar Lampung
12-02-2015
PMN Rp37,25 T disetujui
Republika, Bisnis Indonesia
27-04-2015
Pengumuman Pelelangan Umum Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit
Bisnis Indonesia, Media Indonesia, Radar Lampung
28-05-2015
PTPN VII Dukung Penuh Pembangunan JTTS
www.bumn.go.id www.harianlampung.com www.bumninsight.com
11-07-2015
PTPN VII Pelatihan Pengisian LHKPN
Lampung Ekspres
18-08-2015
Pengumuman Ulang Pelelangan Umum Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit
Media Indonesia dan Radar Lampung
21-11-2015
PTPN VII Unit Beringin Raih Penghargaan
Lampung Ekspres Plus
11-12-2015
PMN dalam RAPBN-P 2015 disepakati hanya Rp37,27 triliun
www.cnnindonesia.com
11-12-2015
Komisi VI DPR setujui PMN ke 27 BUMN sebesar Rp37,27 Triliun
www.ekonomi.metrotv.com
Publikasi Keterbukaan Informasi Perusahaan di website Portal BUMN, BEJ Company Information Disclosure Publication in SOE, BEI Portal website Tanggal / Date
Topik / Issue
Media
05-01-2015
Teh Pagaralam Tetap manis Diminum Tanpa Gula
www.bumn.go.id
13-01-2015
PTPN VII Mutasi Jabatan Manager dan Kepala Bagian
www.bumn.go.id
15-01-2015
Tingkatkan Iman dan taqwa, Lewat Peringatan Maulid Nabi
www.bumn.go.id
21-01-2015
Pembekalan Calon Asisten & Staf di PTPN VII
www.bumn.go.id
13-02-2015
Perusahaan Penerima PNM BUMN
www.bumn.go.id
24-02-2015
6 Unit Kerja PTPN VII terima Sertifikat Proper
www.bumn.go.id
25-02-2015
Anggota Komis VI DPR RI Serap Aspirasi PTPN VII
www.bumn.go.id
09-03-2015
PTPN VII Gelar Pelatihan ERP
www.bumn.go.id
17-03-2015
PTPN VII kumpulkan 100 Kantong Darah
www.bumn.go.id
19-03-2015
Tingkatkan keimanan dengan Siraman Rohani
www.bumn.go.id
06-04-2015
SPPN VII Kumpulkan akan Pilih Ketua Baru
www.bumn.go.id
13-04-2015
Ketua FSBUN Lantik Pengurus Serikat Karyawan PPN VII
www.harianlampung.com
19-04-2015
Vedy Kembali Pimpin SPPN VII
www.bumn.go.id
04-05-2015
Peringati Hari Buruh, SPPN VII Gelar Diskusi
www.bumn.go.id
09-05-2015
Tim Wabe kalahkan Tim kandir PTPN VII
www.bumn.go.id
20-05-2015
PG. Cima targetkan Produksi Gula 68.964 Ton
www.bumn.go.id
20-05-2015
PG. Buma Siap Giling Tebu 1.283.462
www.bumn.go.id
20-05-2015
PTPN XI kunjungi PG. Bungamayang
www.bumn.go.id
21-05-2015
Hikmah Isra Miraj: Sholat ajarkan kita Disiplin dan kejujuran
www.bumn.go.id
28-05-2015
PTPN VII Dukung Penuh Pembangunan JTTS
www.bumn.go.id
09-06-2015
Dua Unit Kerja PTPN VII Raih Penghargaan Lingkungan
www.bumn.go.id
14-06-2015
PTPN VII terima Penghargaan kelompok Donor Terbaik
www.bumn.go.id
16-06-2015
Komisi VI DPR RI Kunjungan kerja Spesipikasi di PTPN VII
www.bumn.go.id
22-06-2015
PTPN VII Sosialiasi Hubungan Industrial
www.bumn.go.id
25-06-2015
PTPN VII adakan Kualifikasi Calon Asisten Tanaman
www.bumn.go.id
Laporan Tahunan
Tanggal Date
Topik Issue
2015 Annual Report
Media
07-07-2015
IKI beri Tali Asih Purnakarya
www.bumn.go.id
09-07-2015
Pahami Hubungan Indutrial, Cegah Konflik Karyawanvs Manajemen
www.harianlampung.com
10-07-2015
PTPN VII Pelatihan Pengisian Blangko LHKPN
www.antaralampung.com
15-07-2015
PTPN VII Siapkan 15 Ton Gula untuk Pasar Murah
www.bumn.go.id
19-07-2015
Komisi VI Minta PTPN VII Tingkatkan Kinerja dan Keuangan
www.dpr.go.id
24-08-2015
Pererat Silaturahmi, PTPN VII Gelar Halalbilhalal
www.bumn.go.id
16-08-2015
Direksi PTPN VII Ikuti Jalan Sehatan BUMN Hadir Untuk Negeri
www.bumn.go.id
17-08-2015
PTPN VII Beri penghargaan Yubaris kepada karyawan
www.bumn.go.id
20-08-2015
PTPN VII Lepas 40 Calon Jemaah Haji
www.lampungprov.go.id
21-08-2015
Warsika, Airnav dan PTPN VII Gelar HUT Ke-70 RI
www.waskita.co.id
01-09-2015
Petani TR PTPN XII Study banding ke PG. Bungamayang
www.bumn.go.id
07-09-2015
Manajemen Air dan kesehatan Tanaman jadi Prioritas
www.bumn.go.id
10-09-2015
IKI PTPN VII Beri Bantuan Buku Bacaan
www.bumn.go.id
15-09-2015
Karyawan PTPN VII Sumbang 104 kantong Darah
www.bumn.go.id
24-09-2015
PTPN VII Potong 10 Ekor Hewan Kurban
www.bumn.go.id
24-09-2015
Vitamin Ajaib untuk Kesehatan Tanaman Karet
www.bumn.go.id
06-10-2015
Unit Kedaton PTPN VII Ikuti Pameran CIFIT di Xiamen
www.bumn.go.id
07-10-2015
PTPN VII Gelar Workshop Review Kamus dan Profil Kompetensi Tahun 2015
www.bumn.go.id
17-10-2015
PTPN 7 Peringati Tahun Baru Islam 1437 H
www.bumn.go.id
17-10-2015
Gula Bungamayang Berlabel SNI
www.bumn.go.id
21-10-2015
IKI PTPN VII Beri Bantuan Yatim Piatu
www.bumn.go.id
27-10-2015
IKI PTPN VII Gelar Seminar Kesehatan
www.bumn.go.id
28-10-2015
Menteri BUMN minta anak perusahaan melantai di Bursa
www.bumn.go.id
29-10-2015
Samakan Persepsi pola kerja, PTPN VII Gelar FGD Self Assesment
www.bumn.go.id
05-11-2015
Pembekalan Asisten Tanaman PTPN VII
www.bumn.go.id
09-11-2015
Mendidik Anak Sesuai Perkembangan Zaman
www.bumn.go.id
14-11-2015
SPPN VII Gelar Pelatihan Bagi Ketua Cabang
www.harianlampung.com
15-11-2015
Hadapi Penurunan Harga, FSBUN Ambil Langkah Stategis
www.bumn.go.id
18-11-2015
Sosialisasi Model dan Kamus Kompetensi PTPN VII serta Pengukuran CLI Tahun 2015
www.bumn.go.id
18-11-2015
Rektor ITERA Kunjungi PTPN VII
www.bumn.go.id
18-11-2015
SPPN VII Bahas Draf PKB 2016-2017
www.bumn.go.id
19-11-2015
PTPN VII Raih Penghargaan Kepatuhan Pajak
www.bumn.go.id
03-12-2015
Lagi, PTPN VII Jajaki Rencana IPO
www.neraca.co.id
20-12-2015
Robet Siamanjuntak Jabat Manager Distrik Sumsel
www.bumn.go.id
25-12-2015
14 Unit PTPN VII Raih Penghargaan Proper 2015
www.bumn.go.id
02-12-2015
Implementasi KPKU, PTPN VII Selenggarakan FGD
www.bumn.go.id
11-12-2015
Tim Evaluator Holding Assesment KPKU
www.bumn.go.id
16-12-2015
PTPN VII Kumpulkan 90 Kantong Darah
www.bumn.go.id
17-12-2015
IKI PTPN VII Dukung Pelestarian Budanya
www.bumn.go.id
17-12-2015
Delapan Unit PTPN VII Raih Penghargaan Industri Hijau
www.bumn.go.id
18-12-2015
PTPN VII Ikuti pameran Business Forum di Abu Dhabi
www.bumn.go.id
31-12-2015
PTPN VII gelar peringatan Mualid Nabi Muhammad SAW
www.bumn.go.id
359
360
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Press Release Media Nasional / National Media Press Release Tanggal Date
Topik Issue
Media
14-01-2016
Sekretaris PTPN 7 kini dipercayakan pada Hadi Nugroho
Tempo
03-04-2015
PTPN VII Terapkan Hatch and carry pada Sawit
Koran Sindo
23-04-2015
Panen kelapa Sawit PTPN VII Lebih Cepat
Koran Sindo
23-04-2015
Produksi Gula Ditargetkan 67.227 Ton
Koran Sindo
16-09-2015
Penyadap Karet
Tempo
14-09-2015
Harga Kelapa Sawit Anjlok
Kompas
04-11-2015
BUMN Diminta revaluasi Aset
Kompas
08-12-2015
4 Anak BUMN Incar Rp8 Triliun
Bisnis Indonesia
11-09-2015
Laku Pandai BRI Garap Lampung
Rakyat Merdeka
18-12-2015
BUMN Harus Bersinergi
Koran Jakarta
Press Release Media Lokal / Local Media Press Release Tanggal Date
Topik Issue
Media
06-01-2015
Teh Pagar Alam tetap manis diminum tanpa gula
Bandar LampungNews
14-01-2015
Hadi Nugroho Jabat Sekretaris PTPN7
Lampung Post, Kupas Tuntas, Tribun Lampung
20-01-2015
35 BUMN Dapat Kucuran 48 triliun
Kupas Tuntas, Swara Lampung
26-01-2015
Bersama Warga bergotong Royong dan Distribusi Makanan
Radar Lampung
02-02-2015
Terapkan Prinsip-Prinsip GCG Raih Profer Hijau
Radar Lampung
25-02-2015
67 Perusahaan Raih Sertifikat Proper
Radar Lampung, Bandar LampungNews.
25-02-2015
7 Perusahaan Terima Peringkat Hijau Dari Wagub
Bongkar Post
25-02-2015
Pemprov berikan Sertifikat Proper Perusahaan
Haluan Lampung
18-03-2015
PTPN 7 Kumpulkan 100 Kantong Darah
Lampung Post, Kupas Tuntas, Bongkar Post, Bandar LampungNews, Rakyat Lampung, Koran Editor
05-04-2015
PTPN VII Penuhi 6 persen Kebutuhan Gula Nasional
Radar Palembang, Sriwijaya Post, Sumatera Expres
08-04-2015
Terapkan Metode Hatch & Carry
Sumatera Expres
10-04-2015
Tingkatkan target produksi TBS
Palembang Post
14-04-2015
Produksi karet PTPN VII Over Target
Sriwijaya Post, Sumatera Expres
14-04-2015
Triwulanan, Realisasi produksi Lampaui Target
Palembang Post
20-04-2015
PTPN VII Gelar Simulasi Kebakaran
Bandar LampungNews, Rakyat Lampung, Radar Lampung
11/13-04-2015
Tuhu Bangun Lantik Pengurus SPPN 7
Lampung Post, Rakyat Lampung, Lampungnews Paper, Bandar LampungNews, Koran Editor, Radar Lampung Sriwijaya Post
23-04-2015 29-04-2015
Bidik Produksi gula 67,224 Ton
Sriwijaya Post
05-05-2015
Peringati Hari Buruh SPPN VII Gelar Diskusi
Radar Lampung, Bandar LampungNews, Bongkar Post dan Lampung News Paper, Tribun Lampung
21-05-2015
PG Buma Siap Giling Tebu 1,28 juta Ton
Radar Lampung
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
Tanggal Date
Topik Issue
Media
26-05-2015
PTMN7 Cetak Hat-trick
Radar Lampung
28-05-2015
PTPN VII Dukung Penuh Pembangunan JTTS
Radar Lampung
09-06-2015
Dua Unit Kerja PTPN VII Raih Penghargaan Lingkungan
Bandar lampung News, Bongkar Post, Tribun Lampung
16-06-2015
PTPN VII Kembali Gelar Donor Darah
Lampung Post Bandar LampungNews, Bongkar Post
16-06-2015
Tingkatkan Produksi Gula
Kupas Tuntas
16-06-2015
Komisi VI DPR RI Kunjungan Kerja Spesifik di PTPN VII
Bandar LampungNews, Bongkar Post
04-07-2015
Peduli UMKM, PTPN 7 Raih Penghargaan
Bandar LampungNews
08-07-2015
PTPN 7 Santuni 4.438 Anak Yatim
Radar Lampung, Lampung Post, Haluan Lampung, Kupas Tuntas, Bandar LampunNews, Bongkar Post
08-07-2015
PTPN & Gelar Nuzulu Qur’an
Poros Lampung
10-07-2015
PTPN 7 Sosialisasikan Peringsian LHKPN
Radar Lampung, Lampung Ekspres Plus, Rakyat Lampung
10-07-2015
PTPN VII Gelar Bukber dengan Media
Poros Lampung
10-07-2015
PTPN VII Dorong Harmonisasi Industrial
Fajar Sumatera, Kupas Tuntas
11-07-2015
PTPN 7 Minta KaryawanPahami Hubungan Industrial
Lampung Post, Bandar lampungNews
13-07-2015
PTPN VII Gelar Pelatihan
Fajar Sumatera
18-08-2015
PTPN VII Beri penghargaan Yubelaris kepada Karyawan
Bandar lampungNews
20-08-2015
PTPN VII Lepas 40 Jamaah Calon Haji
Radar lampung, Rakyat Lampung, Harian Pilar, Bandar lampung News dan Bongkar Post
16-09-2015
Karyawan PTPN7 Sumbang 104 Kantong Darah
Radar Lampung, Bandar Lampung News, Kupas Tuntas, Rakyat Lampung, Harian Pilar dan Bongkar Post
28-09-2015
PTPN VII Potong 10 Hewan Kurban
Bongkar Post
16-11-2015
FSPBUN Minta CPO Bebas Pajak
Tribun Lampung
16/17-11-2015
Hadapi Penurunan Harga, FSPBUN Ambil Langkah Strategis
Radar Lampung, Bandar Lampungnews
21/23-05-2015
PTPN VII Unit Beringin Raih Penghargaan Kepatuhan Pajak
Lampung Ekspres Plus, Bandar LampungNews
25-11-2015
Korem gelar Latposko di PTPN 7 Way Lima
Bongkar Post
30-11-2015
PMN Untuk 33 BUMN Hingga November baru Cair 49 Persen
Rakyat Merdeka
17-12-2015
PTPN VII Gelar Donor Darah
Fajar Sumatera, Bongkas Post, Bandar Lampungnews, Radar Lampung, Lampung Post, Kupas Tuntas
18/24-12-2015
PTPN VII Raih Penghargaan industry Hijau
Tribun Lampung, Lampung Ekpres Plus, Radar Lampung
22-12-2015
Pelajar Lampung Ikuti Program Mengenal Nusantara
Bandar lampungNews
361
Jumlah Pemberitaan di Media Lokal dan Nasional
Number of Reporting in Local and National Media
Sepanjang tahun 2015, jumlah pemberitaan PTPN VII di media lokal maupun media nasional mencapai 276 berita. Pemberitaan dengan tone positif mencapai 253 berita atau 91,67 %, pemberitaan dengan tone negatif mencapai 18 berita atau 6,52%, dan pemberitaan dengan tone netral mencapai 5 berita atau 1,81%.
During 2015, number of PTPN VII reporting in local and national media reached 276 news reports. Reporting with positive tone reached 253 news reports or 91.67%, reporting with negative tone reached 18 news reports or 6.52%, and reporting with neutral tone reached 5 news reports or 1.81%.
362
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Kode Etik
Code of Conduct Keberadaan Kebijakan Code of Conduct Existence of Code of Conduct policy
PTPN VII telah memilki kode etik atau Code of Conduct (CoC) sejak tahun 2003. Kode etik ini merupakan pedoman bagi seluruh pengurus perusahaan dan karyawanPT Perkebunan Nusantara VII dalam bersikap dan berperilaku untuk melaksanakan tugas sehari-hari serta dalam berinteraksi dengan rekan sekerja, mitra usaha dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan. PTPN VII senantiasa melakukan evaluasi kode etik secara berkala untuk disesuaikan dengan perkembangan peraturan terkini serta kebutuhan Perusahaan.
PTPN VII has had a Code of Conduct since 2003 this CoC is a manual for all company administrator and PTPN VII employees in acting and behaving to carry out daily activiies as well as in interacting with counterpart, business partners and other related parties. PTPN VII always performs evaluation on CoC gradually to be adjusted with latest regulation development and Company needs.
Pemutakhiran terakhir dilaksanakan pada tahun 2013 melalui Surat Keputusan Direksi Nomor: 7.15/ Kpts/01/2013 tanggal 2 Januari 2013 tentang Pedoman Perilaku (Code of Conduct). Selanjutnya, Dewan Komisaris dan Direksi telah menetapkan Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi PTPN VII (Persero) No: 7.15/Kpts/27/2013 dan No: KEP-110/DK.VII/12/2013 tanggal 11 Desember 2013 tentang Penyempurnaan Pedoman Perilaku PT Perkebunan Nusantara VII.
Lates update was held on 2013 through BOD Decree Number: 7.15/Kpts/01/2013 dated 2 January 2013 regarding Code of Conduct. Forthermore, BOC and BOD have stipulated a PTPN VII (Persero) BOC and BOD Joint Decree No: 7.15/Kpts/27/2013 dan No: KEP-110/DK.VII/12/2013 dated 11 December 2013 concerning PTPN VII Code of Conduct Improvement
Muatan Kode Etik
Code of Conduct Content Pedoman Perilaku merupakan salah satu bentuk komitmen PTPN VII atas implementasi GCG dan merupakan sekumpulan komitmen yang berisi tentang kewajiban, larangan dan hubungan dengan stakeholders lainnya.
Code of conduct is one form of PTPN VII commitment on the GCG implementation and it is a group of commitment containing obligation, prohibition and relation with other stakeholders.
Kode Etik Perusahaan yang mengatur kewajiban yang harus ditaati setiap insan PTPN VII memuat:
Company’s code of conduct regulates all obligation must be adhered by every PTPN VII employee containing: • Property safeguarding; • Information confidentiality; • Information disclosures;
• • •
Pengamanan Harta Benda; Kerahasiaan Informasi; Keterbukaan Informasi;
Laporan Tahunan
• •
Kepemilikan Informasi dan Intangible Asset; Kesehatan dan Keselamatan Kerja; dan Kesempatan Kerja yang Sama.
Kode Etik Perusahaan yang mengatur larangan yang harus dihindari setiap insan PTPN VII memuat: • • • • •
Benturan Kepentingan, Kegiatan Politik; Jamuan Bisnis; Hadiah, Donasi, Cendera Mata, dan Sumbangan Perbuatan Tercela.
Pedoman hubungan dengan stakeholders memuat pedoman perilaku yang berkenaan dengan hubungan antara Pengurus Perusahaan dan Karyawan dengan stakeholder yang merupakan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut antara lain adalah: • RUPS, • Rekanan, • Kreditur dan Bank, • Pelanggan/Pembeli, • Pesaing, • Pemerintah, • Masyarakat dan Lingkungan, • Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian, serta • Media Massa, LSM dan Organisasi Kemasyarakatan.
• •
2015 Annual Report
363
Information ownership and intangible asset; occupational health and safety and The same work opportunity.
Company’s code of conduct that regulated a prohibition must be avoided by every PTPN VII employees containing: • Conflict of Interest, • Political Activities; • Business Dinner; • Presents, Donation, Souvenirs, and Contribution; • Misconduct. The relation with the stakeholder manual contains code of conduct related to relation between the Company Management and Worker with Stakeholders, they are parties who have interest to the company either directly or indirectly. These interested parties among others are: • • • • • • • • •
GMS, Partners, Creditor and Bank, Customer/Buyer, Competitor, Government, Society and Environtment, College and Research Center, Mass Media, Non-Governmental Organization and community organizations.
Pemberlakuan Code of Conduct Code of Conduct Enactment
Sebagai bentuk komitmen Insan PTPN VII untuk selalu menaati dan menerapkan sikap dan perilaku kerja yang sesuai Kode Etik, maka setiap dua tahun seluruh pengurus Perusahaan dan karyawan diwajibkan menandatangani pernyataan kepatuhan setiap butir Kode Etik. Pernyataan tertulis ini diawali dengan penandatanganan pernyataan kepatuhan oleh setiap pengurus Perusahaan mulai dari Dewan Komisaris, Direksi serta jajaran Manajemen PTPN VII (pejabat 1 level di bawah Direksi). Selanjutnya, seluruh karyawan juga diwajibkan untuk menandatangani formulir pernyataan sebagai salah satu syarat kelanjutan hubungan kerja dengan perusahaan.
As a form of PTPN VII human being’s commitment to always obey and adopt work attitude and behavior pursuant to CoC, then every two years all Company management and employee need to sign statement of compliance of every CoC items. This written statement is initiated by signing of obedience statement by every Company’s management started from BOC, BOD, as well as PTPN VII Management (level 1 official under BOD). Hereafter, all employees are also obligated to sign statement form as one of work continuation requirements with the company.
Kode Etik PTPN VII berlaku untuk seluruh pengurus Perusahaan dan seluruh karyawan serta stakeholder yang merupakan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.
PTPN VII CoC applies to all Company management and all employees as well as stakeholders which are parties interested to the company.
364
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Penyebarluasan Kode Etik Code of Conduct Socialization
Segenap Pejabat Puncak PTPN VII memiliki tanggung jawab dalam memberikan pemahaman penerapan Kode Etik kepada karyawan di lingkungan unit kerja masing masing. Upaya penyebarluasan Kode Etik dilakukan melalui kegiatan berikut:
Every PTPN VII Top Management is responsible in providing understanding of code of conduct implementation to employees in each working unit. Distribution of CoC is conducted through following activities:
•
•
•
• •
Sosialisasi kepada seluruh karyawanperusahaan oleh pejabat pimpinan masing-masing sehingga dapat dipahami dan diterapkan dengan tepat, baik dan benar. Setiap karyawan perusahaan mendapat satu salinan Kode Etik dan menandatangani formulir pernyataan bahwa telah menerima, memahami, dan setuju untuk mematuhi Kode Etik. Formulir pernyataan harus diperbaharui dan ditandatangani kembali setiap dua tahun oleh setiap pekerja. Formulir pernyataan yang telah ditandatangani dikumpulkan dan diarsipkan oleh masingmasing unit kerja sebagai bukti komitmen seluruh karyawan perusahaan.
Pada tahun 2015, PTPN VII juga melakukan sosialisasi Kode Etik secara berkala melalui media internal Perusahaan, program pembekalan kepada 43 calon asisten dan staf, serta melalui pengarahan langsung oleh Direksi, Kepala Bagian, General Manager Distrik dan Manajer Unit di lingkungan unit kerja masing-masing pada saat upacara, rapat, maupun pertemuan lainnya yang bersifat formal maupun non formal.
•
• •
Code of conduct is socialized to all company employees via each superior officials thus can be comprehended and applied properly, precisely and correctly. Every company’s employee receives one copy of code of conduct and signs the statement form stating that he/she has received, understood, and agreed to obey the code of conduct. Statement form must be updated and resigned every two years by every worker Statement forms that have been signed are then collected and archived by each working unit as commitment evidence of all company’s employees
In 2015 PTPN VII also gradually performed socialization on CoC through Company internal media, provision program to 43 assistant and staff candidates, as well as through direct briefing by Director, Head of Division, General Manager of District and Manager of Unit in each work unit during ceremony, meeting, or other formal or non formal meetings.
Jenis Sanksi dan Jumlah Pelanggaran Type of Sanction and Number of Violation
Penegakan dan sanksi pelanggaran kode etik dilaksanakan PTPN VII melalui mekanisme Whistle Blowing System. Adapun sanksi yang diberikan atas pelanggaran Kode Etik adalah:
Enforcement and sanction on CoC violation is held by PTPN VII through Whistle Blowing System mechanism. As for sanctions given on CoC violation are:
1. Pengurus Perusahaan dan karyawanyang terbukti melakukan pelanggaran terhadap Pedoman Perilaku (Code of Conduct) dalam tingkatan apapun akan mendapatkan sanksi disiplin atau sanksi lainnya sesuai peraturan yang berlaku. 2. Mitra kerja PTPN VII yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap Pedoman Perilaku (Code of Conduct) akan mendapatkan sanksi disiplin atau sanksi lainnya sesuai peraturan yang berlaku. 3. Apabila terbukti mengarah kepada tindak pidana maka permasalahan tersebut dapat dilimpahkan kepada Aparat Penegak Hukum.
1. Company management and employee who are proved commit a violation on CoC in any level will receive disciplinary action or other sanctions according to applicable regulation 2. PTPN VII partners who are proved commit a violation against CoC will receive disciplinary action or other sanctions based on applicable regulation 3. If it is proven lead to criminal offense the issue can be transferred to Law Enforcement
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
365
4. Atas rekomendasi oleh Dewan Kehormatan, apabila menyangkut Direksi, Komisaris menindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku. Apabila menyangkut Komisaris, Pemegang Saham menindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku.
4. On Board of Trustees recommendation if it comes to BOD, BOC follows up based on applicable provision. If it concerns to BOC, Shareholders will follow up according to applicable provision.
Selama tahun 2015, PTPN VII telah memberikan sanksi kepada karyawan strata pengatur, penata, dan pembina dengan rincian sebagai berikut: • Pernyataan tidak puas nihil • Peringatan Pertama 1 orang • Peringatan Kedua 3 orang • Peringatan Ketiga nihil • Skorsing nihil • Pemutusan Hubungan Kerja nihil
During 2015, PTPN VII has given sanction to regulator, administrator, and fosterer employees with details as follow: • Unsatisfied statement null • First Warning 1 person • Second Warning 3 person • Third Warning null • Suspension null • Dismissed null
Whistle Blowing System Whistle Blowing System
Keberadaan Kebijakan WBS WBS Policy Existence
PTPN VII telah memiliki Pedoman laporan dugaan pelanggaran (WBS) sejak tahun 2013. Penyempurnaan WBS dalam aspek perangkat kerja, mekanisme pelaporan serta mekanisme perlindungan bagi pelapor telah dilakukan dan diterbitkan melalui Surat Keputusan Direksi No:SKR/Kpts/02/2014 tanggal 7 Mei 2014. Sosialisasi secara berkala dilaksanakan dengan memuat Pedoman WBS di tabloid internal PTPN VII, yaitu Media Agro.
PTPN VII has had Whistle Blower System since 2013. WBS improvement in work device, reporting mechanism and protection mechanism for whistleblower have been conducted and published through BOD Decree no: SKR/Kpts/02/2014 dated 7 May 2014. Gradually socialization is held by posting WBS Manual in PTPN VII internal tabloid, namely Media Agro.
Perusahaan menyusun dan menerapkan Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran dalam rangka memberikan kesempatan kepada segenap insan perusahaan dan pihak eksternal untuk dapat menyampaikan laporan mengenai dugaan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik, serta nilai-nilai etika yang berlaku berdasarkan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan serta dengan niat baik untuk kepentingan perusahaan.
Company drafted and adopted Whistle Blowing System in order to provide opportunities to all company human beings and external parties to be able to convey report regarding alleged violation to GCG principles, as well as applicable ethical values based on accounted evidences and good will for the sake of the company.
366
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Mekanisme Penyampaian Laporan Report Submission Mechanism Sarana Pelaporan
Reporting Facility
Pelapor dapat menyampaikan laporan dugaan pelanggaran melalui media resmi perusahaan yang telah disediakan sebagai berikut : Surat : Tim Pengelola Laporan dan Perlindungan Pelapor WBS PTPN VII Jl.Teuku Umar No.300 Bandar Lampung. SMS : 08117873777 Faksimile : (0721) 774433 Email :
[email protected] Website : http://wbs.ptpn7.com
Whistleblower may present alleged violation report through company official media which has been provided as follow: Letter : PTPN VII Report Management and Whistleblower Protection Team Jl. Teuku Umar No. 300 Bandar Lampung SMS : 08117873777 Faximile : (0721) 774433 Email :
[email protected] Website : http://wbs.ptpn7.com
Kriteria Umum Pelaporan
General Critera of Reporting
Setiap Pelaporan dugaan pelanggaran, harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Pelapor dapat mengungkapkan identitas dengan jelas (nama, alamat dan nomor telepon yang dapat dihubungi) ataupun anonim. b. Pelaporan dilakukan melalui sarana pelaporan yang telah tersedia c. Isi laporan dugaan pelanggaran dapat berupa:
Every Reporting of alleged violation, should meet criteria as follow: a. Whistleblower may disclose his identity clearly (name, address and available phone number) or anonymously b. Reporting conducted via available reporting media c. Contain of alleged violation report may in form of: 1) Type of violation 2) Violation perpetator and parties involved 3) Crime scene/violation location 4) Type of violation 5) Chronology of violation 6) Loss value/impact of violation 7) Evidences that support reporting
1) Jenis pelanggaran yang dilaporkan 2) Pelaku pelanggaran dan pihak yang terlibat 3) Lokasi kejadian pelanggaran 4) Waktu kejadian pelanggaran 5) Kronologis kejadian pelanggaran 6) Nilai kerugian/dampak pelanggaran 7) Bukti yang mendukung pelaporan
Mekanisme Pelaporan
Reporting Mechanism
Tata Cara Pelaporan Dugaan Pelanggaran: 1. Pelapor menyampaikan laporan dugaan pelanggaran melalui sarana pelaporan yang telah disediakan perusahaan. 2. Pelapor mendapatkan tanda terima pelaporan dugaan pelanggaran. 3. Atas laporan oleh Pelapor, Tim Pengelolaan Laporan dan Perlindungan Pelapor menerima dan memverifikasi dugaan pelanggaran yang diterima. Verifikasi dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1) Pelapor disertai identitas atau anonim
Alleged Violation Reporting Mechanism: 1. Whistleblower submits alleged violation report through reporting facility provided by company
2) Kesesuaian kriteria pelaporan baik untuk pelapor dengan identitas ataupun pelapor anonim. 3) Perlindungan terhadap pelapor.
2. Whistleblower receives receipt of alleged violation report 3. On Whistleblower’s report, Report Management and Whistleblower Protection Team receive and verify submitted alleged violation report. The verification is conducted by paying attention to several respects below: 1) Whistleblower is complemented with identity or anonymous 2) Conformity of reporting criteria either for whistleblower with identity and for anonymous whistleblower 3) Protection to whistleblower
Laporan Tahunan
4. Setelah itu dilakukan telaah atas laporan dugaan pelanggaran. Apabila kriteria pelaporan terpenuhi maka laporan akan ditindaklanjuti dan apabila pelapor memerlukan perlindungan, maka Tim Pengelolaan Laporan dan Perlindungan Pelapor akan memberikan fasilitas perlindungan maupun bekerjasama dengan pihak lain untuk melakukan perlindungan. Hasil verifikasi dan telaah dituangkan dalam Berita Acara 5. Apabila terlapor adalah karyawanperseroan Laporan Dugaan Pelanggaran akan ditindaklanjuti oleh Tim Investigasi. 6. Apabila terlapor adalah Tim Investigasi Laporan Dugaan Pelanggaran akan ditindaklanjuti oleh Direksi. 7. Apabila terlapor adalah Direksi dan/atau Dewan Komisaris Laporan Dugaan Pelanggaran akan ditindaklanjuti oleh Dewan Kehormatan. 8. Apabila diperlukan, tindak lanjut atas Dugaan Pelanggaran dapat melibatkan investigator eskternal yang ditunjuk oleh Perseroan.
2015 Annual Report
367
4. Thereafter study on alleged violation report is conducted. If the reporting criteria has been fulfilled then the report will be followed up and if the whistleblower requires any protection, then the Report Management and Whistleblower Protection Team will provide protection facility and in cooperation with other party to conduct a protection. Result of verification and study is put forth on Investigation Report. 5. If the reported is employee of the company in which the alleged violation is occurred it will be followed up by investigation team 6. If the reported is Alleged Violation Report Investigation Team it will be followed up by Board of Director 7. If the reported is Board of Director and/or Board Of Commisioner the Alleged Violation Report will be followed up by Board of Trustee 8. If necessary, follow up on Alleged Violation Report may involve external investigator appointed by Company
Penanganan Pelaporan Dugaan Pelanggaran Handling on Alleged Violation Report
Tindak Lanjut Penanganan Pelaporan Dugaan Pelanggaran
Follow Up on Alleged Violation Report
a) Tim Investigasi 1. Tim Investigasi menerima laporan dari Tim Pengelolaan Laporan dan Perlindungan Pelapor. 2. Tim investigasi kemudian akan melakukan investigasi. 3. Membuat Laporan Hasil Investigasi yang di dalamnya memuat rekomendasi dan/atau sanksi atas tindakan pelanggaran kepada Direksi. 4. Mendokumentasikan seluruh proses investigasi terkait bukti pendukung, kertas kerja, berita acara maupun dokumen lainnya.
a) Investigation Team 1) Investigation team receives a report from Report Management and Whistleblower Protection Team 2) Investigation Team will conduct an investigation 3) Investigation Team will produce Investigation Result Report containing recommendation and/or sanction on violation action to Board of Director 4) Investigation Team will be documenting all investigation report related to supporting evidences, paper works, official reports and other documents
b) Direksi 1. Direksi menerima laporan dari Tim Pengelolaan Laporan dan Perlindungan Pelapor atas dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh Tim Investigasi 2. Direksi menugaskan tim investigasi untuk melakukan investigasi 3. Tim investigasi membuat Laporan Hasil Investigasi yang di dalamnya memuat rekomendasi dan/atau sanksi atas tindakan pelanggaran kepada Direksi.
b) Board of Director 1. Board of Director receives report from Report Management and Whistleblower Protection Team on alleged violation committed by Investigation Team 2. Board of Director assigns Investigation team to conduct an investigation 3. Investigation Team creates Investigation Result Report containing recommendation and/or sanctions on violation action to Board of Director
368
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
4. Tim investigasi mendokumentasikan seluruh proses investigasi terkait bukti pendukung, kertas kerja, berita acara maupun dokumen lainnya.
4. Investigation Team will be documenting all Investigation process in relation to supporting evidences, official report or other documents.
c) Dewan Kehormatan 1. Dewan Kehormatan menerima laporan dari Tim Pengelolaan Laporan dan Perlindungan Pelapor atas dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh Direksi/Dewan Komisaris 2. Selanjutnya Dewan Kehormatan akan melakukan investigasi sesuai dengan prinsipprinsip yang terdapat pada Sistem Pedoman Dugaan Pelanggaran. 3. Membuat Laporan Hasil Investigasi yang di dalamnya memuat rekomendasi dan dilaporkan kepada Komisaris Utama atas pelanggaran yang dilakukan oleh Direksi dan kepada Pemegang Saham apabila pelanggaran dilakukan oleh Komisaris. 4. Mendokumentasikan seluruh proses investigasi terkait bukti pendukung, kertas kerja, berita acara maupun dokumen lainnya
c) Board of Trustees 1. Board of Trustees receives report from Report Management and Whistleblower Protection Team on alleged violation committed by Board of Director or Commissioner 2. Board of Trustee will conduct an investigation in compliance with principles containing on Alleged Violation Guidelines System 3. Board of Trustee creates Investigation Result Report containing recommendation and presented to President Commissioner on violation committed by Board of Director and to Shareholder if the violation is committed by Board of Commissioner 4. Board of Trustee will be documenting all investigation process related to supporting evidences, paper work, official report or other documents.
Hasil Penanganan Pelaporan Dugaan Pelanggaran
Result of Alleged Violation Report Handling
1) Atas rekomendasi oleh Tim Investigasi, Direksi mengenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku, apabila terbukti mengarah kepada tindak pidana maka dengan pertimbangan Perseroan laporan tersebut dapat dilimpahkan kepada Aparat Penegak Hukum. 2) Atas rekomendasi oleh Dewan Kehormatan, apabila menyangkut Direksi, Komisaris menindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku. Apabila menyangkut Komisaris, Pemegang Saham menindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku, 3) Bila tidak terbukti atau selesai, maka laporan pengaduan akan ditutup dan dituangkan dalam Berita Acara Tindak Lanjut Selesai.
1) On recommendation of Investigation Team, Board of Director imposes sanction according to applicable provision, if proven it leads to criminal offenses then with consideration the Company’s report will be handed over to law enforcement
Pelaporan Dugaan Pelanggaran
Alleged Violation Report
1. Tim Pengelolaan Pelaporan Dugaan Pelanggaran membuat laporan berkala triwulanan kepada Direksi mengenai penyelenggaraan Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran. Laporan tersebut berisi: 1) Status Pelapor 2) Kategori dan deskripsi pelanggaran 3) Status Tindak Lanjut 4) Hasil Tindak Lanjut
1. Alleged Violation Report Management Team creates quarterly report to Board of Director regarding implementation of Alleged Violation Report System. This report contains:
2) On Board of Trustee recommendation, if it comes to Board of Director, Board of Commissioner will follow up according to applicable provision. If it comes to Board of Commissioner, Shareholder will be following up based on applicable provision, 3) If it found not guilty or completed, the whistleblowing report will be closed and put forth on “Follow Up Report Accomplished”
1) Whistleblower Status 2) Violation category and description 3) Follow up status 4) Follow up result
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
369
2. Direksi melaporkan secara semesteran perkembangan Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran kepada Dewan Komisaris. 3. Ringkasan perkembangan Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran dilaporkan dalam Laporan Tahunan (Annual Report).
2. Board of Director reports in semester the development of Alleged Violation Report System to Board of Commissioner 3. Summary of Alleged Violation Report System development is reported on Annual Report
Monitoring dan Evaluasi
Monitoring and Evaluation
Untuk menjamin efektivitas penerapan Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran perlu dilakukan monitoring dan evaluasi Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran secara berkala minimal satu tahun sekali. Hal ini dilakukan untuk memenuhi sasaran yang telah ditetapkan pada awal pencanangan sistem ini dan juga memastikan bahwa pencapaian tersebut sesuai dengan tuntutan bisnis perseroan maupun peraturan perundangan yang berlaku. Monitoring dan evaluasi ini dapat dilakukan sendiri oleh Direksi melalui Satuan Pengawasan Intern atau menggunakan pihak luar yang independen.
To ensure effectiveness of Alleged Violation Report System monitoring and evaluation needs to be conducted gradually minimum once a year. This is taken to meet target that has been stipulated at initial design of this system and also to ensure that the achievement has been in compliance to demand of company business or applicable law and regulation. This monitoring and evaluation can be self-conducted by Board of Director via Internal Audit Unit or by using independent external party.
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi perbaikan Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran maupun melakukan pemantauan atas rekomendasi perbaikan. Hasil monitoring dan evaluasi dituangkan dalam bentuk laporan kepada Direksi.
Monitoring and evaluation is conducted to ensure recommendation on improvement of Alleged Violation Report System or monitor on improvement recommendation. Result of monitoring and evaluation is put forth in form of report to Board of Director.
Pihak yang Mengelola Pengaduan The Party who Manages Whistleblowing Struktur Pengelolaan
Management Structure
Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran berada pada Direksi, khususnya Direktur Utama, sedangkan Dewan Komisaris akan melakukan pengawasan atas kecukupan dan efektifitas pelaksanaan sistem tersebut.
Alleged Violation Report System is overseen by Board of Director, specifically President Director, whereas Board of Commissioner will conduct supervision on adequacy and effectiveness of the system implementation.
Adapun Struktur Pengelolaan WBS di perseroan adalah sebagai berikut:
As for WBS Management Structure in the compny is following:
Tim Pengelolaan Laporan dan Perlindungan Pelapor Tim yang melakukan tugas dalam hal pengelolaan atas laporan mengenai dugaan pelanggaran dan perlindungan pelapor. Tim ini menerima pelaporan pelanggaran, menyeleksi laporan pelanggaran untuk diproses lebih lanjut oleh tim investigasi tanpa membuka identitas pelapor. Tim ini juga bertanggung jawab atas pelaksanaan program perlindungan pelapor sesuai dengan kebijakan yang telah dicanangkan, terutama aspek kerahasiaan dan jaminan keamanan pelapor.
Report Management and Whistleblower Protection Team This team conducts a duty in managing report regarding alleged violation and whistleblower protection. This team receives violation report, selects violation report to be further processed by investigation system without reveals whistleblower’s identity. This team also responsibles for implementation of whistleblower protection program based on policy that has been set, specifically in confidentiality and whistleblower security guarantee.
370
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Untuk keperluan pengelolaan laporan dan perlindungan pelapor, tim mendapatkan bantuan hukum, keuangan dan operasional bila diperlukan. Pembentukan Tim Pengelolaan Laporan dan Perlindungan Pelapor dituangkan dalam Surat Keputusan Direksi yang diketuai oleh salah satu Direksi sesuai No: SDM/Kpts/097/2014 tanggal 1 April 2014
For the purpose of report management and whistleblower protection, team receives legal, financial and operational aid if necessary. Establishment of Report Management and Whistleblower Protection Team is put forth on Board of Director Decree chaired by one of Board of Director member pursuant to No: SDM/Kpts/097/2014 dated 1 April 2014.
Tugas Tim Pengelolaan Laporan dan Perlindungan Pelapor: 1) Menerima laporan atas adanya dugaan pelanggaran dari pelapor. 2) Menjaga kerahasiaan pelapor dan menyimpan identitas pelapor pada tempat yang aman. 3) Memverifikasi laporan atas dugaan pelanggaran yang masuk, dengan cara memastikan bahwa laporan tersebut telah memenuhi kriteria dan sesuai dengan kategori yang ditetapkan. 4) Membuat berita acara hasil verifikasi laporan dugaan pelanggaran dan rekomendasi tindak lanjut. 5) Memfasilitasi perlindungan kepada pelapor. 6) Membuat laporan secara berkala minimal 3 (tiga) bulan sekali kepada Direksi, yang meliputi jumlah pengaduan, kategori pengaduan, status pelaporan dugaan pelanggaran serta media yang digunakan oleh pelapor.
Duties of Report Management and Whistleblower Protection Team: 1) Receives report regarding alleged violation from whistleblower 2) Maintains confidentiality of the whistleblower and keeps whistleblower’s identity in a safe place 3) Verifies incoming alleged violation report, by ensuring that the report has met criteria and in accordance to stipulated category
Tim Investigasi Tim yang bertugas untuk melakukan investigasi lebih lanjut terhadap substansi pelanggaran yang dilaporkan. Tujuannya adalah mencari dan mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan guna memastikan bahwa memang telah terjadi pelanggaran. Dalam hal terdapat bukti-bukti yang memadai, maka rekomendasi sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan diberikan kepada Direksi. Akan tetapi bila tidak ditemukan bukti-bukti yang mencukupi, maka proses investigasi dihentikan dan laporan pelanggaran tidak dilanjutkan.
Investigation Team Team who is in charge to conduct further investigation on reported violation. The aim is to seek and collect evidences required ensuring that the violation has really occurred. In terms of available adequate evidences, then sanction recommendation to violation that has been occurred is given to the Board of Director. However if there is no adequate evidences found, then the investigation process is terminated and violation report is discontinued.
Untuk keperluan investigasi tim mendapatkan bantuan hukum, keuangan dan operasional terhadap seluruh unit yang diinvestigasi. Pembentukan Tim Investigasi dituangkan dalam Surat Keputusan Direktur Utama yang diketuai oleh salah satu direksi No:SDM/Kpts/097/2014 tanggal 1 April 2014.
For the purpose of investigation team receives legal, financial and operational aid to all investigated units. Establishment of Investigation Team is put forth on President Director Decree chaired by one of Director No: SDM/Kpts/097/2014 dated 1 April 2014.
Tugas Tim Investigasi: 1) Melakukan investigasi terhadap laporan dugaan pelanggaran yang layak ditindaklanjuti dari Tim Pengelolaan Laporan dan Perlindungan Pelapor;
The Investigation Team’s tasks are including: 1. Conduct investigation to alleged violation report which decent to be followed up received from Report Management and Whistleblower Protection Team; 2. Ensure the violation action with supporting evidences; 3. Determine loss value/impact on violation action
2) Memastikan terjadinya tindakan pelanggaran dengan bukti-bukti pendukung; 3) Menentukan nilai kerugian/dampak atas tindakan pelanggaran
4) Creates official report on result of alleged violation report verification and recoomendation of follow up 5) Facilitates protection to whistleblower 6) Creates gradually report minimum once in 3 (three) months to Board of Director, comprises number of whistleblowing, category of whistleblowing, alleged violation report status and media used by the whistleblower
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
371
4) Berkoordinasi dengan investigator eksternal, penegak hukum dan/atau instansi lainnya, bila diperlukan dengan persetujuan Direksi. 5) Membuat Laporan Hasil Investigasi yang di dalamnya memuat rekomendasi dan/atau sanksi atas tindakan pelanggaran kepada Direksi. 6) Mendokumentasikan seluruh proses investigasi terkait bukti pendukung, kertas kerja, berita acara maupun dokumen lainnya.
4. Coordinate with external investigator, law enforcement and/or other institution, if necessary with Board of Director approval 5. Create Investigation Result Report containing recommendation and/or sanction on violation action to Board of Director 6. Documenting all investigation processed related to supporting evidences, paper work, official report or other documents.
Dewan Kehormatan Tim yang menangani pelaporan yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran direksi/komisaris. Pembentukan Dewan Kehormatan dikukuhkan oleh Direksi sesuai Surat Keputusan Direksi No:7.6/ Kpts/601/2012 tanggal 15 Maret 2012.
Board of Trustee Team who is handling alleged violation report committed by Board of Commissioner/Director. Establishment of Board of Trustee is confirmed by Board of Director pursuant to Board of Director Letter No:7.6/Kpts/601/2012 dated 15 March 2012.
Tugas Dewan Kehormatan: 1) Menerima Laporan dari Tim Pengelolaan Laporan dan Perlindungan Pelapor atas adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh direksi/ komisaris ; 2) Memastikan terjadinya tindakan pelanggaran oleh Direksi/Komisaris dengan bukti-bukti pendukung; 3) Menentukan nilai kerugian/dampak atas tindakan pelanggaran Direksi/Komisaris 4) Berkoordinasi dengan investigator eksternal, penegak hukum dan/atau instansi lainnya. 5) Membuat Laporan Hasil Investigasi yang di dalamnya memuat rekomendasi dan dilaporkan kepada Komisaris Utama atas pelanggaran yang dilakukan oleh Direksi dan kepada Pemegang Saham apabila pelanggaran dilakukan oleh Komisaris. 6) Mendokumentasikan seluruh proses investigasi terkait bukti pendukung, kertas kerja, berita acara maupun dokumen lainnya.
Board of Trustee’s tasks are to: 1) Receive report from Report Management and Whistleblower Protection Team on the existence of alleged violation committed by Board of Director/Commissioner; 2) Ensure violation action occurrence committed by Board of Director/Commissioner with supporting evidences; 3) Determine loss value/impact on violation action committed by Board of Director/Commissioner 4) Coordinate with external investigator, law enforcement and/or other institution; 5) Create Investigation Result Report containing recommendations and reported to President Commissioner on violation committed by Board of Director and to Shareholders if the violation is committed by the Commissioner
Perlindungan Pelapor
Whistleblower Protection
Kebijakan Perlindungan Pelapor Perseroan berkomitmen untuk melindungi pelapor pelanggaran yang beriktikad baik dan perseroan akan patuh terhadap segala peraturan perundangan yang terkait serta best practices yang berlaku dalam penyelenggaraan Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran (Whistle Blowing System). Kebijakan ini juga menjelaskan maksud dari adanya perlindungan pelapor yaitu untuk mendorong terjadinya pelaporan pelanggaran dan menjamin keamanan si pelapor maupun keluarganya.
Whistleblower Protection Policy The Company commits to protect violation whistleblower that has a good intention and the Company will comply with all related laws and regulations as well as best practices apply in implementation of Alleged Violation Report System (Whistleblowing System). This policy also explains intention of the existence of whistleblower protection which is to encourage the violation reporting and ensure the security of whistleblower and his family.
Adapun kebijakan perlindungan pelapor pada perseroan adalah sebagai berikut: 1. Identitas pelapor dijamin kerahasiaannya oleh perseroan dan/atau Tim Pengelolaan Laporan dan Perlindungan Pelapor.
As for whistleblower protection policies to company are following: 1. Whistleblower’s identity is guaranteed its confidentiality by the Company and/or Report Management and Whistleblower Protection Team.
6) Put all investigation process onto documents related to supporting evidences, paperwork, official report or other documents.
372
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
2. Perseroan menjamin perlindungan terhadap pelapor dari segala bentuk ancaman, intimidasi, ataupun tindakan tidak menyenangkan dari pihak manapun selama pelapor menjaga kerahasiaan pelanggaran yang diadukan kepada pihak manapun. 3. Perlindungan terhadap pelapor juga berlaku bagi pihak yang mengelola sistem pelaporan dugaan pelanggaran maupun pihak-pihak yang memberikan informasi terkait dengan pengaduan tersebut. 4. Jaminan keamanan informasi dan perlindungan terhadap tindakan balasan dari terlapor atau perseroan, yang berupa ancaman keselamatan fisik, teror psikologis, keselamatan harta, perlindungan hukum dan keamanan pekerjaan
2. The company guarantees whistleblower security from any kind of threat, intimidation, or unpleasant action from any parties as long as the whistleblower keeps the violation he reported to himself.
Jumlah Pengaduan
Number of Complaint
Sejalan dengan tindakan pencegahan dan penanganan terhadap berbagai tindak kecurangan (Fraud) untuk mendukung terciptanya penyelenggaraan Good Corporate Governance secara efektif maka sosialisasi serta penerapan Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran telah dilaksanakan kepada seluruh insan Perseroan maupun para pemangku kepentingan dan secara berkala akan dilaksanakan pemutakhiran/ penyempurnaan sistem dalam rangka perbaikan berkelanjutan sesuai dengan perkembangan bisnis Perseroan.
In line with the prevention and handling against all Fraudulence action to support the creation of GCG effectively then socialization as well as application of Alleged Violation Reporting System has been carried out to all Company’s employee or to stakeholders and gradually will be held updating/improvement on the system in order to sustainable improvement pursuant to development of Company’s business.
Dengan adanya Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran, maka diharapkan dapat mencegah dan mendeteksi potensi terjadinya pelanggaran di Perseroan. Sepanjang tahun 2015 Tim pengelola WBS telah melaksanakan tugas pemantauan terhadap media/sarana pengaduan, baik media sms, email, surat-menyurat, maupun fax dan menindaklanjuti laporan pengaduan yang masuk. Dari beberapa media tersebut, telah tercatat 1 (satu) laporan pengaduan masuk melalui media email. Laporan tersebut telah ditindaklanjuti oleh Tim berdasarkan mekanisme yang berlaku, yaitu dengan menjaga kerahasiaan identitas pelapor, juga menyikapi laporan dengan mengacu kepada kriteria jenis pengaduan dan kemudian mendokumentasikannya secara representatif (baik).
With the existence of Alleged Violation Reporting System, then it is expected it could prevent and detect potential of violation within the Company. During 2015 the WBS administrator team has carried out monitoring to all whistleblowing medias/ facilities, either via SMS, Email, letters, or fax and followed up incoming report. Of several medias, it has been recorded 1 (one) incoming whistleblowing report via email. The report has been followed up by Team based on applicable mechanism, namely by keeping whistleblower’s identity, also addressed the report by referring to criteria of whistleblowing types and documenting them representatively (properly).
3. Whistleblower protection is also applied for the parties who manage alleged violation report system or to parties who provide information related to this violation report. 4. Information and protection security guarantees against countermeasure from the reported or company, in form of physical safety threat, psychological terror, assets safety, legal protection and occupation security.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
373
Kebijakan Tata Kelola Perusahaan Company’s Governance Policy
PTPN VII memiliki sejumlah kebijakan dalam rangka meningkatkan penerapan Tata Kelola Perusahaan. Beberapa kebijakan penting yang termuat dalam GCG Code, Board Manual Dewan Komisaris dan Direksi, Code of Conduct, maupun kebijakan yang tertuang melalui Surat Keputusan Direksi adalah:
PTPN VII has number of policies in order to increase the Company Governance. Several crucial policy put forth on the GCG Code, BOC and BOD’s Board Manual, Code of Conduct, or policies put forth on the BOD Decree include:
Benturan Kepentingan Conflict of Interest
Benturan kepentingan adalah keadaan di mana terdapat konflik antara kepentingan ekonomis perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan Direksi, serta pekerja. Benturan kepentingan pribadi dan keluarga dengan kepentingan perusahaan yang dihindari adalah sebagai berikut: 1) Khusus untuk Dewan Komisaris dilarang memangku jabatan rangkap sebagai Anggota Direksi BUMN/BUMD lain, Badan Usaha Milik Swasta, atau jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, pengurus perusahaan partai politik dan/ atau calon/anggota legislatif dan/atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dan/atau jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan. 2) Antar para anggota Dewan Komisaris dan antara anggota Dewan Komisaris dengan anggota Direksi tidak boleh ada hubungan keluarga sedarah atau hubungan karena perkawinan sampai dengan derajat ke-3 (ketiga), baik menurut garis lurus maupun garis ke samping. 3) Khusus untuk Anggota Direksi dilarang memangku jabatan sebagai Anggota Direksi pada BUMN/BUMD, Badan Usaha Milik Swasta, Anggota Dewan Komisaris pada Badan Usaha Milik Negara, Jabatan Struktural dan Fungsional pada Instansi/Lembaga Pemerintah Pusat/ Daerah atau jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, pengurus Perusahaan partai politik dan/ atau calon/anggota legislatif dan/atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dan/atau jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.
Conflict of interest is a state in which there is a conflict between the company economic interest with the shareholder, BOC and BOD member, and employee personal economic interest. Conflicts of personal and family interest with company interest that needs to be avoided are as follow: 1) Specifically for the BOC is prohibited to occupy double position as BOD member of other SOE/ ROE, Private-Owned Enterprise, or other position according to legislation regulation, political party’s company management and/or candidate/ member of legislative and/or candidate of head/ deputy head of regional, and/or other position that might generate conflict of interest 2) Among the BOC members and between the BOC member with the BOD member are not allowed to have consanguineal or affinal relation up to third degree, either horizontally or vertically 3) Specifically for the BOD member is prohibited to occupy position as BOD member at other SOE/ ROE, POE, BOC member in other SOE, structural and Functional Position at Central/Regional Government Institution/Agency or other position with provision of legislation regulation, political party’s company management and/ or candidate/member of legislative and/or candidate of Regional Head/Deputy Head, and/ or other position that might emerge the conflict of interest
374
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
4) Antar para anggota Direksi dan antara anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris dilarang memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis ke samping, termasuk hubungan yang timbul karena perkawinan. 5) Pengurus perusahaan dan karyawanharus menghindari posisi atau situasi yang memungkinkan terjadinya atau berpotensi menimbulkan benturan kepentingan dengan kepentingan perusahaan. 6) Pengurus perusahaan dan karyawandilarang untuk menanamkan modal/investasi atau ikatan bisnis dengan pihak lainnya yang mempunyai keterkaitan bisnis dengan perusahaan baik langsung maupun tidak langsung yang dapat menimbulkan benturan kepentingan. Untuk memastikan bahwa setiap pengambilan keputusan dilakukan secara objektif dalam perusahaan maka semua pengurus perusahaan dan karyawandiwajibkan untuk mengungkapkan kepada Dewan Kehormatan atas semua kepentingannya pada pihak lain, yang mempunyai keterkaitan bisnis dengan perusahaan dan diminta tidak terlibat dalam pengambilan keputusan yang akan menimbulkan benturan kepentingan.
4) Among the BOD members and between the BOD members with the BOC members are prohibited to have a family relation up to third degree, either horizontally or vertically, include relation that occurred due to marriage.
Sepanjang tahun 2015, tidak terjadi peristiwa terkait benturan kepentingan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan.
During 2015, there were no events related to conflict of interest conducted by company’s BOC and BOD.
5) The company management and employee must avoid position or situation that allows the conflict of interest or potential emerging a conflict with interest with the company’s interest 6) The company management and employee are prohibited to make an investment or a business ties with other parties who has a business relation to the company directly or indirectly that may generate the conflict of interest. To ensure that every decision-making is held objectively within the company then all company management and employee are obligated to convey to the BOT all their interests on other party, who has business interrelation with the company and requested to not involve in the decision-making that might generate conflict of interest.
Kegiatan Politik Political Activities
Kegiatan yang berkaitan dengan politik, pengurus perusahaan dan karyawandibatasi oleh hal-hal sebagai berikut: 1) Perusahaan tidak berafiliasi ke partai politik manapun di seluruh dunia. 2) Perusahaan tidak memperkenankan dana, fasilitas, dan sumber daya perusahaan disumbangkan kepada partai atau kandidat partai maupun non partai. 3) Setiap pengurus Perusahaan dan karyawansebagai pribadi tidak dihalangi untuk menyalurkan aspirasi politiknya. 4) Keputusan yang diambil oleh seorang pengurus perusahaan atau karyawanuntuk memberikan kontribusi dalam bentuk waktu, uang, atau sumber daya personalnya bagi kampanye atau aktivitas politik merupakan konsekuensi dan risiko bagi yang bersangkutan.
Activities related to politic, company management and employee are limited by following terms: 1) The company is not affiliated to any political party in the world 2) The company does not permit the company’s fund, facility, and resources to be donated to neither party nor non party candidate. 3) Every Company management and employees as personal are not hindered to distribute their political aspiration 4) The decision taken by one company management or employee to provide contribution in form of time, money, or his personal resources for party campaign or political activities is consequences and risk for the concerned.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
375
Hadiah, Donasi, Cendera Mata, dan Sumbangan Present, Donation, Souvenir, and Contribution
Peraturan tentang hadiah, donasi, cendera mata, dan sumbangan terdapat dalam Surat Keputusan Bersama Penyempurnaan Pedoman perilaku (Code Of Conduct) antara Direksi (No:7.15/Kpts/27/2013) dan Dewan Komisaris (KEP-110/DK.VII/12/2013) tanggal 11 Desember 2013, yakni Pengurus Perusahaan dan karyawandilarang untuk menerima baik langsung maupun tidak langsung sesuatu yang berharga dari pelanggan/rekanan atau seorang pejabat pemerintah dan pihak lain untuk mempengaruhi atau sebagai imbalan atas apa yang telah dilakukannya dan tindakan lainnya, kecuali dilaporkan ke KPK sesuai peraturan perundangundangan.
Regulation concerning presents, donation, souvenir and contribution is put forth on Code of Conduct Improvement Joint Decree, between BOD (No:7.15/ Kpts/27/2013) (KEP-110/DK.VII/12/2013) dated 11 December 2013 and BOC namely Company Management and employee are prohibited to receive either directly or indirectly something precious from the customers/partners or government officials and other party to influence or as a reward on what he has done and other actions, unless it is reported to CEC (Corruption Eradication Commission) based on legislation regulation.
Perusahaan dapat memberikan kepada tiap pelanggan/mitra/ stakeholder dalam rangka menjaga hubungan baik sesuai dengan kebijakan perusahaan maksimal Rp1.000.000,00 selama 1 (satu) tahun kalender. Perusahaan juga dapat memberikan uang atau yang disetarakan dalam batas kewajaran/ kepatutan untuk amal atau tujuan sosial dengan ketentuan hadiah atau pemberian dengan bentuk dan nilai tertentu tersebut masingmasing atau seluruhnya selama 1 (satu) tahun kalender bernilai tidak lebih dari Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
Company may provide them to each customer /partner /stakeholder in order to maintain a good relationship pursuant to company’s policy maximum Rp1, 000,000.00 for 1 (year). The company may provide money or the equivalent in acceptable/ appropriateness limit for charity or social purpose with present/gift stipulation in given form and value each or overall for 1 (one) calendar year worth no more than Rp1,000,000.00 (one million rupiah)
Pemberian donasi hanya dapat dilakukan untuk tujuan amal, kegiatan keagamaan dan tujuan sosial lainnya dalam batas yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan perusahaan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemberian donasi terkait tanggung jawab sosial PTPN VII dilakukan melalui dana pemberdayaan masyarakat serta dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, seperti yang tercantum di dalam Laporan Tahunan PTPN VII 2015 Bab Laporan Tanggung Jawab Sosial.
The donation granting can only be conducted for charity, religious activities and other social purpose in limitation suited with the company financial and applicable provision legislation. Donation aid related to social responsibility, performed by PTPN VII through community empowerment fund as well as Partnership and Community Development Program as listed on 2015 PTPN VII Annual Report chapter Social Responsibility Report.
Pedoman Pengendalian Gratifikasi
Gratification Control Manual
Komitmen PTPN VII dalam mencegah tindak pidana suap dan pengendalian gratifikasi ditetapkan melalui Surat Keputusan Direksi No:SKR/ Kpts/07/2014 tanggal 28 Oktober 2014 tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi. Pedoman tersebut berisi aturan bagi seluruh insan PTPN VII dalam mengambil sikap terhadap tindakantindakan yang berpotensi atau mengarah pada tindak pidana korupsi, khususnya gratifikasi, yakni larangan bagi Insan PTPN VII, baik secara langsung atau tidak langsung, menerima/memberikan gratifikasi yang berhubungan dengan jabatannya
PTPN VII’s commitments in preventing bribery crime and gratification control are stipulated through Board of Director Decree No:SKR/Kpts/07/2014 dated 28 October 2014 concerning Gratification Control Manual. This manual contains regulation for all PTPN VII human beings in taking action on potential actions lead to corruption, specifically gratification, namely prohibition for PTPN VII human beings either directly or indirectly receive/provide gratification in association with his position and contradictory with his obligation and assignment. PTPN VII employee’s attitude if offered or given any
376
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
dan berlawanan dengan kewajiban dan tugasnya. Sikap insan PTPN VII apabila ditawarkan atau diberi hadiah/cinderamata dan/atau hiburan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam pedoman ini, wajib MENOLAK dengan cara yang santun terhadap tawaran atau pemberian dimaksud, dengan memberikan penjelasan sekaligus melakukan sosialisasi terhadap kebijakan ini kepada Pihak Ketiga.
presents/souvenirs and/or entertaintment which is not in accordance to provision regulated in this guidelines, is obligate to REFUSE politely to the offer or granting in question, by providing explanations and all at once conducts socialization of this policy to third parties.
Setiap penerimaan sehubungan dengan Gratifikasi yang dianggap suap wajib dilaporkan kepada KPK melalui Unit Pengendali Gratifikasi (UPG) PTPN VII dengan mengisi formulir yang ditetapkan oleh KPK secara lengkap. Jangka waktu pelaporan melalui UPG paling lama 20 (dua puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal Gratifikasi tersebut diterima oleh Insan PTPN VII.
Every acceptance related to Gratification which considered as bribery should be reported immediately to Corruption Eradication Commission (CEC) through PTPN VII Gratification Control Unit by filling form stipulated by CEC. Reporting period through Gratification Control Unit (GCU) is approximately 20 (twenty) work days effective since the date of the Gratification received by PTPN VII Employee.
Laporan gratifikasi dapat disampaikan secara langsung atau melalui pos dan email yang disediakan, ditujukan kepada UPG melalui media berikut :
Gratification report can be presented directly or indirectly by mail and email, addressed to GCU via following media:
a. Korespondensi surat-menyurat: Kepada Unit Pengendali Gratifikasi (UPG) PTPN VII Jl. Teuku Umar No. 300 Bandar Lampung b. Email:
[email protected]
a. Mails correspondence: To PTPN VII Gratification Control Unit (GCU) Jl. Teuku Umar No. 300 Bandar Lampung b. Email:
[email protected]
Selama tahun 2015, tidak terdapat adanya pelaporan tentang adanya gratifikasi di PTPN VII. Sosialisasi sekaligus penegasan larangan gratifikasi dilakukan melalui media internal Media Agro 7 secara rutin, forum pertemuan, website perusahaan, serta x-banner yang dipasang di titik strategis Kantor Direksi dan Unit Usaha.
During 2015, there were no reports regarding gratification in PTPN VII. Socialization and gratification prohibition confirmation was conducted routinely through Media Agro 7, meeting, company’s website, and x-banner posted at strategic points in Head Office and Business Unit.
Keterbukaan Informasi Information Disclosure
PTPN VII telah memiliki Pedoman Pengelolaan Informasi yang disahkan melalui Surat Keputusan Direksi No : SKR/Kpts/08/2014. Pedoman mengatur tata penyampaian informasi perusahaan, meliputi jenis informasi yang bisa disampaikan kepada publik, dan pejabat yang berhak menyampaikan informasi yang dapat digunakan untuk penyampaian informasi perusahaan.
PTPN VII has had Information Management Manual endorsed by BOD Decree No: SKR/Kpts/08/2014. The manual regulates company information procedure, consisting of type of information that can be presented to public, and official who has right to present the information that can be used for company information presentation.
PTPN VII berkomitmen untuk menyampaian informasi secara tepat waktu, akurat, jelas , dan objektif. Oleh sebab itu, pengelolaan media website korporat secara spesifik menjadi salah satu sarana efektif dalam pengungkapan informasi, dan pejabat
PTPN VII commits to deliver the information right on time, accurately, clearly, and objectively. Therefore, the corporate website media management specifically becomes one of effective facilities in information disclosure, and official who deserves to
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
377
yang berhak menyampaikan informasi. Pada tahun 2013 telah dilakukan pemutakhiran Tim Pengelola Website melalui SK No : 7.5/Kpts/320/2013.
deliver the information. In 2013 has been conducted an updates by Website Management Team through Decree No: 7.5/Kpts/320/2013.
Tim ini bertanggungjawab dalam pengungkapan informasi pada media website perusahaan, meliputi tugas- tugas sebagai berikut: 1. Memastikan dan memonitor beroperasinya media website PT Perkebunan Nusantara VII. 2. Melakukan pemutakhiran konten informasi perusahaan yang ditampilkan di dalam website secara berkala. 3. Berkoordinasi dengan lintas bagian terkait dengan pemenuhan atas pengungkapan informasi yang ditampilkan dalam website. 4. Memberikan saran kepada Direksi berkaitan dengan pengembangan website PT Perkebunan Nusantara VII
This team was responsible on information presentation on company’s website, comprising following duties: 1. Ensuring and monitoring operational of PTPN VII website 2. Peforming update on company information content displayed on website gradually
Selama tahun 2015, Perusahaan mempublikasikan informasi publik melalui saluran informasi publik, antara lain : 1. Portal web resmi perusahaan www.ptpn7.com. 2. Papan pengumuman di Kantor Direksi dan Kantor Unit Kerja; 3. Majalah dan Buletin internal; dan 4. Media Komunikasi lainnya, termasuk diantaranya tapi tidak terbatas pada iklan media massa, leaflet dan brosur.
During 2015, Company published public information through public information channel, including:
Selain itu, untuk berhubungan dengan Pemangku Kepentingan lainnya, Perusahaan mengadakan forum temu pelanggan dalam bentuk kunjungan ke unit usaha maupun forum pertemuan lainnya.
In addition, to connect to other Stakeholders, Company holds customer gathering in form of visitation to business unit or other meeting forum.
Alur kerja dalam rangka proses pelayanan informasi yang berada disetiap unit kerja di lingkungan perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Permohonan informasi publik yang ditujukan kepada Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) PTPN VII dapat disampaikan melalui surat tertulis maupun secara elektronik dan menandatangani surat pernyataan bahwa informasi yang dimohon tidak untuk tujuan yang melanggar hukum; 2. Dalam hal permohonan informasi disampaikan melalui surat tertulis, permohonan informasi publik dapat disampaikan kepada : PPID PTPN VII Kantor Direksi PTPN VII Jl. Teuku Umar No. 300, Bandar Lampung 3. Untuk permohonan informasi secara elektronik dapat disampaikan melalui email : sekretariat@ ptpn7.com;
Workflow in order to support information service process in every unit is following:
Sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 12 UndangUndang Keterbukaan Informasi Publik, pada akhir tahun 2015 PPID PTPN VII telah melakukan pelaporan kepada publik dengan mengumumkan hal-hal sebagai berikut:
As stated in Article 12 Public Information Disclosure Law, at the en of 2015 PTPN VII IDMO has performed reporting to public by announcing following terms:
3. Coordinating with cross division related to fulfilment of information disclosure displayed on website 4. Provideing suggestion to Board of Director in connection with development of PTPN VII website.
1. Company website portal www.ptpn7.com; 2. Bulletin board at Head Office and Unit Office; 3. Internal magazine and bulletin; and 4. Other Communication Media, including but not limited to mass media advertising, leaflet and brochure
1. Public information request aimed to PTPN VII Information and Documentation Management Official can be presented through written or electronically and sign statement letter that requested information does not for illegal action; 2. In term of information request is presented through written letter, the public information request can be delivered to: PTPN VII IDMO PTPN VII Head Office Jl. Teuku Umar No. 300, Bandar Lampung 3. For electronic information request can be delivered via email to:
[email protected];
378
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
a. Jumlah permintaan informasi yang diterima tahun 2015 sebanyak 5 kali b. Waktu yang diperlukan dalam memenuhi setiap permintaan informasi selama 7 hari. c. Jumlah pemberian informasi sebanyak 4 kali secara tertulis dan 1 kali wawancara dan tidak terdapat penolakan permintaan informasi.
a. Number of information request received in 2015 was 5 times. b. Time required in fulfilling every information request was 7 days. c. Total provision of information as much as four times in writing and one times interviews and there is no denial of requests for information
Perlindungan Konsumen Consumers Protection
PTPN VII berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan dengan senantiasa memberikan perhatian, kualitas, waktu, dan keamanan sesuai standar pelayanan yang berlaku. Komtmen PTPN VII atas perlindungan terhadap pelanggan tercantum di dalam Standar Etika Perusahaan.
PTPN VII commits providing the best service to customers by always provide attention, quality, time, and security based on applicable service standard. PTPN VII’s commitment on customers protection is put forth on Corporate Ethical Standard.
Seluruh produk karet PTPN VII telah dilengkapi dengan sertifikat SNI (Standar Nasional Indonesia). Demikian pula, gula kristal putih (GKP) produk Pabrik Gula Bungamayang telah bersertifikat standar mutu SNI sejak 16 Juni 2015 dan Pabrik Gula Cinta Manis PTPN VII sejak 15 Oktober 2015. Label SNI yang tertera pada setiap karung GKP yang dikeluarkan oleh PG Bungamayang dan Cinta Manis memberikan jaminan mutu dan perlindungan bagi masyarakat, memberikan jaminan kualias dan kepastian hukum bagi pelaku usaha yang melakukan distribusi GKP, serta mempermudah penelusuran kembali dari kemungkinan terjadinya penyimpangan dan peredaran GKP.
All PTPN VII rubber products have been completed with SNI certificate (Indonesian National Standard). Likewise, white crystal sugar product of Bungamayang sugar mill has had SNI quality standard certificate since 16 June 2015 and PTPN VII Cinta Manis sugar mill since 15 October 2015. SNI label printed on every sugar sack produced by Bungamayang and Cinta Manis SM gives quality insurance and protection for community, provide quality insurance and legal certainty for business actor who perform crystal sugar distribution, and facilitates retrace of possibility on deviation and distribution of crystal sugar.
Pusat Pengaduan Pelanggan
Customer Grievance Center
Jika ada pelanggan/calon pelanggan/pelanggan pesaing yang akan membeli produk, memberikan saran/ masukan, maupun keluhan/klaim dapat menyampaikannya melalui surat resmi kepada Bagian Pemasaran Kantor Pusat PTPN VII, Jl. Teuku umar no.300 Bandar Lampung - 35141 Provinsi Lampung – Indonesia, atau melalui telepon langsung, faksimile, email ke Telepon: 0721 702233 ext. 318, 319, Fax: 0721 – 707353, dan E-mail:
[email protected].
If there is customer/customer candidate/customer’s competitor who will buy products, gives suggestion/ input, or filing claims can deliver it through official letter to Marketing Division of PTPN VII Head Office Jl. Teuku Umar no. 300 Bandar Lampung – 35141 Province of Lampung – Indonesia, or via direct call, facsimile, email to : Phone: 0721 – 702233 ext. 318, 319, Fax: 0721 – 707353, and email: pemasaran@ ptpn7.com
Pengendalian Kualitas Produk
Product Quality Control
Sebagai wujud komitmen perusahaan dalam peningkatan mutu produk dan lingkungan serta perbaikan berkelanjutan, PTPN VII telah menerapkan Sistem Manajemen Terpadu Nusantara Tujuh (SMTN7) sejak tahun 2014. Pada akhir tahun 2015 PTPN VII memperoleh sertifikat terintegrasi
As a form of company’s commitment in improvement of product quality and environment and continuous improvement, PTPN VII has applied Integrated Management System Nusantara 7 (IMSN7) since 2014. At the end of 2015 PTPN VII obtained Integrated Certificate for implementation
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
379
untuk implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan sistem manajemen lingkungan ISO 14001:2004. PT Sucofindo (Persero) selaku perusahaan yang menerbitkan Sertifikat terintegrasi ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2004 menyatakan bahwa PTPN VII merupakan perusahaan pertama dalam lingkup Perusahaan Perkebunan yang terafiliasi dengan BUMN yang mendapatkan sertifikat terintegrasi ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2004.
of quality management system ISO 9001:2008 and environment management system ISO 14001:2004. PT Sucofindo (Persero) as the company that published integrated Certificate ISO 9001:2008 and ISO 14001:2004 stated that PTPN VII is the first company in Plantation Company scope affiliated with SOE that receives integrated certificate ISO 9001:2008 and ISO 14001:2004.
Saat ini lingkup sertifikasi terintegrasi difokuskan pada komoditas karet, teh dan tebu, guna peningkatan mutu produksi. Untuk yang akan datang PTPN VII akan memperluas lingkup sertifikasi ke komoditas kelapa sawit.
At present integrated certification scope is focused on rubber, tea and cane commodities to improve production quality. For the upcoming PTPN VII will extend certification scope to oil palm commodity.
Sertifikasi terintegrasi ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2004 ini merupakan acuan PTPN VII dalam meningkatkan mutu produk sesuai Standar Internasional. Selain itu, produk karet, gula, dan teh PTPN VII juga telah memperoleh label SNI. Dengan adanya sertifikasi ini, diharapkan dimasa mendatang PTPN VII akan senantiasa dapat memberikan pelayanan terbaiknya kepada seluruh pelanggan dalam setiap situasi.
Integrated certification ISO 9001:2008 and ISO 14001:2004 is a reference for PTPN VII in improving product quality based on International Standard. In addition, PTPN VII products such as rubber, sugar and tea has also received SNI label. With this certification, it is expected that in the future PTPN VII will always able to provide its best service to all customers in all situations.
Kebijakan Pengadaan
Procurement Policy
Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa PT Perkebunan Nusantara VII tertuang dalam SMTN7 khususnya mengenai Kebijakan Manajemen Logistik yang berisi antara lain:
PTPN VII Goods and Service Procurement policy is put forth on IMSN7 particularly regarding Logistic Management Policy containing:
Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di PTPN VII menerapkan prinsip-prinsip efisien, efektif, ekonomis, kompetitif, transparan, akuntabel, adil dan wajar, serta mencegah kehilangan momentum bisnis yang dapat menimbulkan kerugian sesuai Pedoman pengadaan barang dan/atau jasa yang berlaku di PTPN VII.
Implementation of goods and services procurement in PTPN VII adopts efficient, effective, economic, competitive, transparent, accountable, fair and reasonable principles as well as prevents the loss of business momentum that may cause loss based on goods and/or service procurement manual applicable in PTPN VII.
Pengadaan barang dan/atau jasa memenuhi kriteria tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu, dan harga wajar. Adapun Penyusunan Daftar Rekanan dan evaluasi kinerja rekanan dilaksanakan untuk menjamin prosedur pengadaan barang dan/atau jasa dapat berjalan sesuai Pedoman yang berlaku di PTPN VII.
Goods and/or services procurement meet criteria i.e. right on time, right on quantity, right on quality, and reasonable price. As for Partners List Preparation and partner performance evaluation is held to guarantee goods and/or service procurement procedure can be run as Manual applicable in PTPN VII.
Terkait upaya PT Perkebunan Nusantara VII mendapatkan ISO 14001 (Environment Management System/Sistem Manajemen Lingkungan) salah satunya PT Perkebunan Nusantara VII telah mensyaratkan pemasok barang seperti pupuk, bahan kimia tanaman dan bahan kimia pengolahan untuk menyertakan MSDS (Material Safety Data
In connection to PTPN VII’s effort obtaining ISO 14001 (Environment Management System) one of them is PTPN VII has required goods supplier such as fertilizer, plant chemical materials and processing chemical material to attach MSDS (Material Safety Data Sheet) namely document containing information regarding danger potential (health, fire,
380
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Sheet) yakni dokumen yang berisi informasi mengenai potensi bahaya (kesehatan, kebakaran, reaktifitas dan lingkungan) dan cara bekerja yang aman terhadap produk kimia yang tertuang dalam (Surat Perjanjian Kerja (SPK)/lampiran Surat Pengadaan Barang (SPB)/dokumen administrasi/ dokumen teknis).
reactivity and environment) and a safety method working with chemical product put forth on (Occupational Agreement Letter/attachment Goods Procurement Letter/administration document/ technical document).
Jumlah pemasok/rekanan yang terdaftar dalam Daftar Rekanan Terpilih (DRT) PT Perkebunan Nusantara VII yang berlaku adalah sebanyak 224 pemasok. Dengan komposisi pemasok/rekanan lokal sebanyak 152 rekanan (67,8%) dan pemasok/ rekanan non lokal sebanyak 72 rekanan (32,2%).
Number of supplier/partners listed on PTPN VII Selected Partner List was 224 suppliers. With composition local supplier/partner was amounted to 152 partners (67,8%) and non local supplier/ partner amounted to 72 partners (32,2%).
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN)
State Actors Wealth Report
Sebagai bentuk komitmen PTPN VII dalam mendukung gerakan Indonesia bersih, PTPN VII menyelenggarakan sosialisasi dan pelatihan pengisian blanko Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), dalam dua kesempatan, pertama untuk wilayah Lampung diselenggarakan pada tanggal 24 Juni 2015. Pelatihan diikuti oleh General Manager Distrik, Kepala Bagian, dan Manager Unit Kebun Wilayah Lampung. Untuk wilayah Sumatera Selatan dan Bengkulu, diselenggarakan pada tanggal 29 Juni 2015, diikuti oleh General Manajer Distrik, Manajer Unit, Kepala Bidang dan Asisten Kepala Wilayah Sumatera Selatan dan Bengkulu. . Berdasarkan Instruksi Menteri BUMN No. INS-02/MBU/2007 tentang Penyelenggara Negara yang wajib menyampaikan LHKPN di lingkungan BUMN adalah Direksi BUMN, Dewan Komisaris BUMN, Dewan Pengawas BUMN, pejabat struktural satu tingkat di bawah Direksi, dan pejabat lain yang memiliki fungsi strategis di lingkungan BUMN (pejabat setingkat manajer).
Form of PTPN VII’s commitment in supporting Clean Indonesian Movement, PTPN VII held socialization and training on filling of State Actors Wealth Report form, in two occasions, first for Lampung area it was held on 24 June 2015. The training was attended by General Manager District, Head of Division, and Manager of Lampung Estate Unit. For South Sumatera Area and Bengkulu area, it was held on 29 June 2015, attended by General Manager District, Manager Unit, Head of Division and Head Assistant of South Sumatera and Bengkulu area. Based on Minister of SOE Instruction No. INS-02/MBU/2007 regarding State Actor who obligate to deliver SAWR in SOE environment is SOE BOD, SOE BOC, SOE BOT, structural official one level below BOD, and pother official who has strategic function in SOE environment (official equivalent to manager).
Atas dasar Surat Keputusan Direksi PTPN III (Persero) No. 3.00/HOLD/SKPTS/04/2015 tentang Penyampaian LHKPN bagi Pejabat yang Menduduki Jabatan Struktural di PTPN III (Persero) dan PTPN I, II, IV s/d XIV yang ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Direksi PTPN VII No. SDM/ Kpts/137/2015 tentang LHKPN Pejabat Struktural di Lingkungan PTPN VII, maka pada bulan Juni 2015 seluruh Pejabat Struktural di Lingkungan PTPN VII telah mengumpulkan LHKPN kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Based on PTPN III (Persero) BOD Decree No. 3.00/HOLD/SKPTS/04/2015 concerning SAWR Presentation for official who has Structural Position in PTPN III (Persero) and PTPN I, II, IV, up to XIV that followed up with PTPN VII BOD Decree No. SDM/ Kpts/137/2015 concerning Structural Official SAWR in PTPN VII, then in June 2015 all Structural Officials in PTPN VII Environment has collected SAWR to Corruption Eradication Commission (CEC).
Laporan Tahunan
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Corporate Social Responsibility
Laporan Tahunan 2015 Annual Report
2015 Annual Report
381
382
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibilities
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Corporate Social Responsibilities
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, PTPN VII berkomitmen untuk menyelaraskan sasaran perusahaan dengan menjaga mutu, kelestarian lingkungan hidup, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, keamanan pangan, dan pemberdayaan masyarakat serta meningkatkan kinerja secara berkesinambungan. Hal ini sejalan dengan Visi CSR PTPN VII yaitu menjadi bagian perusahaan yang mampu menciptakan dan mendukung keberlanjutan perusahaan melalui harmonisasi kepentingan perusahaan, hubungan sosial kemasyarakatan dan lingkungan. PTPN VII as a company engaging in plantation is aware and commits to harmonize company goals by maintaining quality, environmental preservation, OHS, Food Safety and Community Empowerment as well as enhancing performance sustainably and consistency. It is inline PTPN VII CSR vision namely to be part of the company which able to create and support company sustainability through harmonization between company’s interest, community and environmental social responsibility.
Pelaksanaan CSR PTPN VII sejalan dengan Kebijakan Terpadu PTPN VII tanggal 15 Desember 2014. Dalam kebijakan tersebut, CSR PTPN VII tidak hanya terbatas pada tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat, namun mencakup CSR secara menyeluruh dengan mengacu pada Sistem Manajemen Terpadu Nusantara 7. SMTN7 berpedoman pada ISO 9001 : 2008 tentang Sistem Manajemen Mutu, ISO 14001 : 2004 tentang Sistem Manajemen Lingkungan, OHSAS 18001 : 2007 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, ISO 22000 : 2005 Sistem Manajemen Keamanan Pangan, Permentan Nomor 19/ Permentan/OT.140.3.2011 tanggal 29 Maret 2011 tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Indonesian Sustainable Palm Oil/ISPO), Permen BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, dan Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence 2013 -2014.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
The implementation of PTPN VII CSR is in line with PTPN VII Integrated Policy dated 15 December 2014. In this policy, PTPN VII CSR does not limited to company social responsibility to community but also covering overall CSR by referring to Integrated Management System of Nusantara 7. IMSN 7 is based on ISO 9001:2008 regarding Quality Management System, ISO 14001 : 2004 Environmental Management System, OHSAS 18001:2007 Occupational Health and Safety Management System, ISO 22000 : 2005 Food Safety Management System, Minister of Agriculture Regulation No. 19/Permentan/ OT.140.3.2011 dated 29 March 2011 of Guidelines of Indonesian Sustainable Palm Oil/ISPO, Minister of SOE Regulation No. PER-01/MBU/2011 of Application of GCG on SOE, Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence 2013-2014.
383
384
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibilities
PTPN VII melaporkan kegiatan CSR dalam Laporan Keberlanjutan yang dibuat berdasarkan standar internasional yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI). Laporan yang berisikan kegiatan CSR secara lengkap tersebut merupakan laporan tersendiri tetapi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Laporan Tahunan ini.
PTPN VII reports CSR activities in Sustainability Reports made based on international standard published by Global Reporting Initiative (GRI). The report containing complete CSR activities is a seperate report but still integral part of this Annual Report.
Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN PerMen/09/ MBU/07/2015 pasal 17, setiap BUMN Pembina wajib menyusun laporan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan, terdiri dari Laporan Triwulanan dan Laporan Tahunan. Laporan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL tersebut menjadi satu kesatuan dengan Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan BUMN Pembina yang dituangkan dalam bab tersendiri. Sesuai ketentuan tersebut, PTPN VII juga melaporkan kegiatan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dalam laporan tersendiri, namun menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Laporan Tahunan.
Based on Minister of SOE Regulation PerMen/09/ MBU/07/2015 article 17, every SOE Trustee obligates to prepare report Partnership and Community Development Programs, comprised of Quarter and Annual Reports. Reports of this Partnership and Community Development Program has become an integral part of SOE Trustee Quarter and Annual Reports put fort seperate chapter. Based on this provision, PTPN VII also reports Partnership and Community Development Program activities in seperate Report, however it is an integral part of Annual Report.
Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN PerMen/09/ MBU/07/2015 pasal 8, sumber dana Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (BL) berasal dari penyisihan laba bersih setelah pajak yang ditetapkan dalam RUPS/Menteri pengesahan Laporan Tahunan BUMN Pembina maksimum sebesar 4% (empat persen) dari laba setelah pajak tahun buku sebelumnya. Sesuai ketentuan tersebut, pada tahun 2015 PTPN VII telah mengalokasikan dana sebesar Rp 358,8 juta untuk program kemitraan dan Rp 358,8 juta untuk program bina lingkungan, berasal dari penyisihan laba bersih setelah pajak masing-masing sebesar 1%.
Based on Minister of SOE Regulation PerMen/09/ MBU/07/2015 article 8, fund source of Partnership and Community Development Programs is originated from allowance of profit after tax set in GMS/Minister of SOE Trustee Annual Report Validation maximum 4% (four percent) of profit after tax of previous fiscal year. Based on this provision, in 2015 PTPN VII has allocated fund in the amount of Rp358.8 million for partnership program and Rp358.8 million for community development proram, derived from allowance of profit before tax respectively by 1%.
PTPN VII meyakini bahwa program tanggung jawab sosial perusahaan yang terencana dan terlaksana secara baik dan berkesinambungan akan berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan dan taraf kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar serta mendorong terciptanya suasana yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat setempat. Dengan melibatkan pemangku kepentingan dalam program tanggung jawab sosial, maka akan terwujud sebuah relasi yang baik dengan para pemangku kepentingan tersebut sehingga dapat mengeliminasi konflik lingkungan dan sosial disekitar perusahaan dan meningkatkan kerja sama dengan para pemangku kepentingan. Dengan demikian perusahaan dapat menjalankan operasional bisnisnya dengan lancar sehingga dapat memberikan kinerja yang unggul yang pada akhirnya akan bermuara pada terpenuhinya harapan seluruh pemangku kepentingan.
PTPN VII believes that a well planned and implemented company social responsibility program more and less will affect the improvement of community welfare and economic social living standard and encourage the creation of a harmonious relationship between company and local community. By involving stakeholders in social responsibility program, will realize a good relationship with those stakeholders hence could eliminate environmental and social conflicts in the vicinity of the company and enhance cooperation with the stakeholders. Therefore the company will be able to run its business operational smoothly thus it could provide a superior performance which in the end it will lead to fulfillment of all stakeholders’ expectation
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
385
Tabel Realisasi Penyaluiran Dana CSR (Rp ribu) CSR Fund Distribution Realization Table (Rp thousand)
Aktivitas CSR CSR Activities Program Kemitraan | Partnership Program BUMN Pembina | SOE Trustee Program CSR (Bina Lingkungan) CSR Program (Community Development) Jumlah | Total
2013
2014
2015
Pertumbuhan (Growth) 2014 – 2015 %
12.007,84
9.217,89
11.110,62
20,53%
739,69
5,00
269,40
98,14%
3.495,09
1.075,15
406,87
-62%
16.242,62
10.298,04
11.786,89
14,46%
Tanggung Jawab Sosial Terhadap Lingkungan Hidup Social Responsibility To The Environment Salah satu misi dari PTPN VII adalah menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh, dan tebu dengan menggunakan teknologi budidaya dan proses pengolahan efektif serta ramah lingkungan.
One of PTPN VII mission is to run the rubber, oil palm, tea and sugar cane business by using cultivation technology and effective processing process and environmental friendly.
Komitmen ini dijalankan dengan memperhatikan prinsip pengelolaan lingkungan yang lestari, yaitu dalam setiap tahapan proses produksi selalu mengutamakan efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, sehingga sasaran pengelolaan lingkungan dapat terkendali dan menjadi Perusahaan yang berwawasan lingkungan (eco efficiency). Komitmen Perusahaan terhadap lingkungan diwujudkan melalui kebijakan lingkungan yang terintegrasi dalam Kebijakan Terpadu PT Perkebunan Nusantara VII, di antaranya yang terkait dengan tanggung jawab lingkungan adalah:
This commitment is carried out with due to regard with the principles of sustainable environmental management, ie in every stage of the production process is always giving priority to efficiency and effectiveness in the use of resources in a sustainable manner. This is in line with the Law No. 32 year 2009, regarding Environmental protection and management, thus the environment management target can be controlled and become an eco efficiency company. The company’s commitment to environment is realized through environment policies in an Integrated Management System Nusantara VII, of which are related to environmental responsibility is:
386
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibilities
1. Taat dan patuh pada peraturan perundangundangan yang relevan dan persyaratan yang terkait dengan lingkungan hidup, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, keamanan pangan, Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), Good Corporate Governance dan Persyaratan Kriteria Baldrige yang diperbaiki secara berkesinambungan, ditinjau kesesuaiannya dan dievaluasi efektivitasnya sesuai dengan aktivitas, produk dan layanan PTPN VII.
1. Comply and obey with relevant law and regulation and requirements related to environment, OHS, food safety, ISPO, GCG and Baldrige Criteria Requirements that updated continuesly , reviewed its conformity and evaluated its effectiveness pursuant to PTPN VII activity, product and service.
2. Mengutamakan pencegahan dan penurunan pencemaran khususnya limbah cair, limbah B3, limbah padat non B3 dan emisi udara, melakukan praktik budidaya tanaman tanpa bakar (zero burning), serta pencegahan terhadap kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
2. Prioritize on preventive and reduction of pollution specifically liquid waste, hazardous and toxic material (HTM) waste, solid non-HTM waste and air emissions, conduct plant cultivation without burning (zero burning), and preventive on occupational accident and occupational disease.
Dalam menjalankan aktivitas operasional yang berkaitan dengan proses produksi, PTPN VII mengutamakan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat luas. Lingkup kegiatan PTPN VII yang mengarah pada efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya meliputi penggunaan bahan kimia yang ramah lingkungan, penerapan reduce, recycle, reuse, dan recovery pada proses produksi, penggunaan intensitas energi yang rendah, penggunaan intensitas air yang rendah, serta meminimalkan limbah dan menggunakan teknologi rendah karbon. Selain itu, PTPN VII juga melaksanakan beberapa kegiatan terkait pengelolaan lingkungan, antara lain implementasi AMDAL, UKL-UPL melalui pengelolaan limbah cair, emisi udara, limbah B3, limbah padat non B3 dan kelengkapan ijin lingkungan.
In undertaking its operational activities related to the production process, PTPN VII prioritizes on efficiency and effectiveness of the resources use sustainably thus able to harmonize the industrial development with the environmental preservation and able to provide benefit for community. The PTPN VII activities scope which leads to efficiency and effectiveness of the resources use was involving the use of environmentally friendly chemical, application of reduce, recycle, reuse, and recovery on production process, the use of low energy intensity, the use of low water intensity, and undertook waste minimization and was using low-carbon technology. In addition, PTPN VII was also carrying out several activities related to environmental management; include EIA, Environmental Monitoring EffortsEnvironmental Management Efforts through management of liquid waste, air emission, hazardous and toxic waste, solid waste non-htw and completeness of environmental permit.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
387
Program Efisiensi Energi Energy Efficiency Program
PTPN VII melaksanakan optimalisasi penggunaan ampas sehingga dapat mengurangi penggunaan BBM dan pelumas di pabrik gula, optimalisasi penggunaan cangkang pada dryer untuk pengolahan produk SIR 20, penggunaan listrik PLN sebagai pengganti genset, optimalisasi penggunaan cangkang dan serabut sebagai bahan bakar boiler di pabrik pengolahan kelapa sawit. Hasil program efiseinsi energi di antaranya adalah PG Bungamayang mampu menghemat pemakaian residu dari 780 ton di tahun 2014 menjadi 150 ton di tahun 2015, atau setara dengan Rp6 miliar.
PTPN VII carries out optimization on the use of dregs so it can reduce the use of fuel and oil in sugar mill, optimization of shells on dryer for processing of SIR 20, the use of State Electricity Company as generator substitute, optimization of the use of shells and fibers as boiler fuel at oil palm processing mill. Result of energy efficiency program, among others, were SM Bungamayang able to save the use of residue from 780 ton in 2014 to 150 ton in 2015, or equal to Rp6 billion.
Program Efisiensi Air Water Efficiency Program
PTPN VII terus melakukan upaya efiseinsi agar dapat memenuhi kebutuhan air bagi kelangsungan produksi perusahaan baik untuk proses produksi di kebun maupun di pabrik. Dampak kekurangan air sangat dirasakan terutama pada berat tandan kelapa sawit, jumlah dan kualitas hasil sadapan tanaman karet, kualitas pucuk daun teh, dan rendemen gula. Upaya yang dilakukan perusahaan untuk efisiensi pengelolaan air antara lain :
PTPN VII continue to conduct efficiency effort in order to meet water needs for the sustainability of company production either for production process in estate of in mill. The impact of water shortage was keenly perceived particularly in the weight of palm bunches, number and quality of rubber tapping, tea shoot quality, and sugar extraction. Efforts conducted by the company for water management efficiency were:
•
Konservasi air dengan close loop system untuk air pendingin kondensor dengan Spray pond dan Cooling tower di PG Bungamayang
•
Water conservation with close loop system for condenser cooler water with spray pond and cooling tower at SM Bungamayang
•
Melakukan recycling limbah cair untuk mendukung proses produksi di Pabrik Gula dan Karet PTPN VII
•
Conducting recycling liquid waste to support production process at PTPN VII Sugar mill and rubber factory.
•
Pemeliharaan dan perawatan embung yang sudah ada dan membuat embung baru sebagai tempat penampungan air hujan.
•
Maintenance and upkeep of existing ponds and made new pond for rain water reservoir.
•
Efisiensi penggunaan air dengan inovasi cara pengairan dengan sistem irigasi tetes pada tanaman kelapa sawit, pola tanam dan irigasi curah pada tanaman tebu plant cane.
•
Water use efficiency with innovation on irrigation method is drip irrigation to oil palm, cropping patters and bulk irrigation to plant cane.
•
Menggunakan bahan organik dalam pemupukan tanaman sehingga dapat meningkatkan kapasitas penyimpanan air (water holding capasity).
•
Using organic materials in plant fertilization to improve water holding capacity.
388
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibilities
Menjaga Kelestarian Keanekaragaman Hayati Biodiversity Preservation
PTPN VII telah mengembangkan teknik pengendalian hayati untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) di areal tanaman tebu maupun kelapa sawit. Teknik pengendalian ini memiliki keunggulan berupa lebih ramah lingkungan, relatif permanen, dalam jangka panjang relatif murah dan efisien. Beberapa musuh alami yang dikembangkan di laboratorium hayati PG Bungamayang dan PG Cintamanis PTPN VII Trichogramma, Ellasmus, Apanteles, Tetrastichus dan Lalat jatiroto yang dimanfaatkan untuk mengendalikan penggerek pucuk dan penggerek batang tebu fase telur dan ulat.
PTPN VII has developed biological control technic to control plant pests in cane or oil palm area. The advantages of this technic are more environmental friendly, relatively permanent, for a long term it is relatively cheap and efficient. Several natural enemies developed by biological laboratory of PTPN VII SM Bungamayang and SM Cintamanis are: Trichogramma, Ellasmus, Apanteles, Tetrastichus and jatiroto flies used to control shoot borer and cane borer.
PTPN VII juga menjaga populasi burung hantu dan ular sebagai predator alami hama tikus di perkebunan kelapa sawit. Penanaman dan pengembangan tanaman Turnera subulata sebagai inang predator alami hama ulat api dilakukan di pinggiran blok areal perkebunan sawit.
PTPN VII also maintains owl and snake population as natural predator of mouse in oil palm estate. Planting and development of Turnera Subulata as host of natural predator of fire caterpillar conducted in the outskirt of palm estate area.
Program Pengelolaan Limbah Waste Management Program
Pengelolaan limbah cair
Liquid Waste Management
Setiap pabrik milik PTPN VII telah dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), yang telah mendapatkan izin dari Kepala Daerah setempat . Sebagian besar pabrik karet dan pabrik gula PTPN VII telah melakukan pemanfaatan ulang (recycle) air limbah hasil dari pengolahan di IPAL untuk mendukung proses pengolahan ataupun aktivitas pendukung lainnya. Demikian pula, sebagian hasil limbah cair dari pabrik kelapa sawit PTPN VII juga dimanfaatkan untuk aplikasi lahan (Land Application) sesuai dengan ijin dan ketentuan yang berlaku. Limbah cair yang tidak dimanfaatkan untuk proses pengolahan dan land aplication dibuang ke sungai setelah melalui proses di IPAL dan telah memenuhi Baku Mutu Limbah Cair yang berlaku sesuai dengan ketentuan. Untuk pengendalian kualitas limbah, PTPN VII melaksanakan pemantauan pH dan debit limbah dilakukan setiap hari, pengujian efluent limbah cair setiap 1 bulan sekali, pengujian influent limbah cair setiap 3 bulan sekali, dan pengujian kualitas air badan sungai setiap 3 bulan sekali. Untuk pabrik yang mengaplikasikan limbah cair ke lahan dilakukan pengecekan sumur pantau setiap 6 bulan sekali dan pengecekan kualitas tanah setiap 1 tahun sekali. Sepanjang tahun 2015, tidak ada laporan resmi yang diterima Perusahaan mengenai dampak negatif terkait pengelolaan limbah cair.
Every factory belong to PTPN VII has been completed with Water Waste Management Installation (WWMI), that has obtained a license from local District Head. Most PTPN VII rubber factory and sugar mill have performed recycle of water waste in WWMI to support processing process or other support activities. Likewise, most of liquid waste from oil palm mill belong to PTPN VII is also used for land application based on applicable permit and provision. Liquid waste which is not used for processing process and land application is dumped to the river after through several processes in WWMI and has met applicable Liquid Waste Quality Standard based on provision. To control waste quality, PTPN VII carries out pH and waste debit controlling everyday, test on liquid waste effluent also is also conducted once a month, test on liquid waste influent is conducted once in every three months, and test on river water quality is once every three months. For factories which apply liquid waste to land monitoring on monitoring wells once every six month and checking on land quality every once a year. During 2015, there were no official reports received by the Company regarding negative impact related to liquid waste.
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
Pabrik Pengolahan Karet
Rubber Trap
Ko
lam
An Ae ro
b
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR PABRIK PENGOLAHAN KARET Ponds System
Reuse Untuk Proses Pengolahan
Outlet Ipal Pelepasan ke Badan Sungai
Kolam Fakultatif
b
Kolam Sedimentasi
Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit
lam
Ko
ro Ae n A
Fat Pit
Co o
lin
gP on
d
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
Pelepasan ke Badan Sungai
Kolam Sedimentasi
Media Pengomposan
Kolam An Aerob
Pengembangan Microalgae
Kolam Aerob
f ati
lam
Ko
ult Fak
Land Aplikasi
389
390
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibilities
Kolam Sedimentasi
Oil Trap
Pabrik Gula
Ko
lam
Eq u
alis
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR PABRIK GULA Recycling Kolam Injeksi di Pabrik Kolam Uji
Kolam Aerob
asi
Kolam An-Aerob
tif lta
lam
Ko
u Fak
Pengelolaan Limbah Padat
Solid Waste Management
PTPN VII telah memanfaatkan limbah padat non B3 yang dihasilkan dari proses produksi di pabrik pengolahan kelapa sawit. Tandan kosong dimanfaatkan sebagai pupuk yang diaplikasikan pada tanaman, baik tanaman yang sudah menghasilkan maupun tanaman belum menghasilkan. Cangkang dan serabut dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler di pabrik pengolahan kelapa sawit. Bungkil inti sawit, tetes, wet decanter solid dan kulit cokelat dimanfaatkan untuk bahan campuran pakan ternak sapi, yang dikelola oleh anak perusahaan yaitu PT Karya Nusa Tujuh.
PTPN VII has used liquid waste non hazardous and toxic produced by oil palm mill. Empty bunches are used as fertilizer applied to plants, either mature or immature plants. Shells and fiber are used as boiler fuel in oil palm mill. Palm kernel cake, molasses, wet decanter solid and cocoa skin are used for additional cattle feed managed by subsidiary namely PT Karya Nusa Tujuh.
Limbah yang dihasilkan dari proses produksi di pabrik karet berupa padatan getah dan busa. Limbah tersebut dikumpulkan kemudian diambil oleh pembeli karena masih dapat dimanfaatkan.
Waste produced from production process in rubber factory is in form of sap and foam. These wastes are collected then taken by buyer for further processing.
Limbah yang dihasilkan dari proses produksi di pabrik gula berupa ampas tebu dan blotong. Ampas tebu dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler di pabrik gula, sedangkan blotong dimanfaatkan sebagai bahan penambah kesuburan tanah yang diaplikasikan pada lahan tebu untuk plant cane.
Wastes produced from production process in sugar mill are in form of bagasse and filter cake. Bagasse is used as boiler fuel in sugar mill, whereas filter cake is used as additional fertilizer applied to cane area for plant cane.
Limbah yang dihasilkan dari pabrik teh Pagaralam juga dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk tanaman sulam kelapa sawit.
Waste produced from Pagaralam tea mill is also used as organic fertilizer for embroidered palm plants.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
391
Pengelolaan Limbah B3
Hazardous and Toxic Waste Management
Limbah B3 yang dihasilkan berupa oli bekas, aki bekas, filter bekas, lampu TL bekas, maupun kemasan terkontaminasi limbah B3 dan limbah medis dikelola di Tempat Penampungan Sementara (TPS) untuk ditampung selama 365 hari (sesuai perizinan yang dimiliki) dan selanjutnya diserahkan kepada pengelola limbah B3 yang kompeten sesuai dengan ketentuan. TPS limbah B3 masing-masing Unit telah mendapatkan izin dari pejabat yang berwenang. Hal ini sesuai dengan PPRI no 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3.
Hazardous and toxic waste produced is in form of used oil, used battery, used filter, used TL light, or packaging contaminated with HTW and medical waste are managed in Temporary Storage Warehouse (STW) to be stored for about 365 days (based on owned licenses) and further submitted to a competent HTW waste management pursuant to provision. STW of the HTW in every unit has obtained licensed from the authorities. This is based on PPRI no. 101 year 2014 regarding HWT Management.
Program Pengendalian Emisi dan Pencemaran Udara Emission and Air Pollution Control Program
PTPN VII telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi pencemaran udara dan menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GKR), di antaranya adalah:
PTPN VII has performed several efforts to reduce air pollution and reduce Greenhouse gas emission, involving:
•
Menggunakan bahan bakar boiler ramah lingkungan berupa cangkang dan fiber serta melengkapi cerobong boiler dengan abu dust collector.
•
Using an environmental friendly fuel for boiler in form of shells and fibers as well as completing boiler chimbey with dust collector.
•
Pengalihan penggunaan pembangkit listrik Genset ke PLN, serta memanfaatkan bahan bakar terbarukan untuk boiler sebagai unit pembangkit uap untuk turbin generator (pembangkit listrik pabrik).
•
Conversion from the use of electricity using generator to State Electricity Company as well as using renewable fuel for boiler as steam generating unit for generator turbine (factory power plant)
•
Menerapkan sistem tebu hijau yang masuk pabrik yaitu dengan tidak melakukan pembakaran saat penebangan tebu
•
Adopting green cane system when entering the mill namely by not conducting a burning during harvesting the cane
•
Menerapkan zero burning pada saat penyiapan lahan untuk tanaman baru maupun tanaman replanting. Landclearing dengan tebang, cacah dan timbun, yaitu dengan membuat lubang tanam, menebang pohon, mencacah dan menimbun.
•
Applying zero burning during land clearance for new plant or replanting. Land clearing by cut down, chopped, and buried, namely by making a hole, cut down trees, chopped and buried.
Secara rutin, PTPN VII melakukan monitoring dan evaluasi kualitas emisi udara, ambient dan kebisingan setiap 6 bulan. Hasil monitoring dan evaluasi menunjukkan bahwa kadar emisi di unitunit kerja PTPN VII selalu berada di bawah ambang standar baku mutu sesuai peraturan
PTPN VII routinely conducts monitoring and evaluation on air emission, ambient and noise quality every 6 months. Result of the monitoring and evaluation indicates that emission level in each PTPN VII work unit is always below standart below the threshold of quality standard according to the rules.
392
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibilities
Sertifikasi Bidang Lingkungan, PROPER, dan Industri Hijau Environmental Certification, PROPER, and Green Industry Dalam melaksanakan sistem operasionalnya berkaitan dengan pengelolaan lingkungan, PTPN VII berkomitmen untuk taat dan patuh pada peraturan perundang-undangan dan persyaratan-persyaratan yang relevan. PTPN VII telah mengaplikasikan Sistem Manajemen Lingkungan yaitu ISO 14001:2004, yang terintegrasi dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, Sistem Manajemen Keamanan Pangan ISO 22000:2005, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001:2007, Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO), GCG dan Malcolm Baldrige Criteria, di dalam Sistem Manajemen Terpadu PTPN 7 (SMTN7). Saat ini, sertifikasi ISPO untuk Unit Bekri, Unit Rejosari, Unit Sungai Lengi dan Unit Betung sedang dalam proses verifikasi oleh Tim Penilai di Komisi ISPO.
In implementing its operational system related to environmental management, PTPN VII commits to obedient and submissive to law and regulation and to relevant requirements. PTPN VII has applies Environmental Management System namely ISO 14001:2004, which integrated with Quality Management System ISO 9001:2008, Food Grade Management System ISO 22000:2005. Occupational Safety and Health Management System OHSAS 18001:2007, Indonesian Sustainable Palm Oil, GCG and Malcolm Baldrige Criteria, in Integrated Management System PTPN 7. At present, ISPO certfication for Bekri, Rejosari, Sungai Lengi and Betung Units is currently in verification process by Assessor Team at ISPO Commission.
PTPN VII secara rutin mengikuti Program Penilaian Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Proper) yang diadakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Program Penilaian Industri Hijau yang diadakan oleh Kementerian Perindustrian. Pada tahun 2015, sebanyak 14 unit PTPN VII menerima Penghargaan Proper, yaitu PG Bunga Mayang kembali memperoleh Proper Hijau, sedangkan 13 lainnya mendapatkan proper biru, yaitu Unit Kedaton, Pematang Kiwah, Way Berulu, Bekri, Tulungbuyut, Sungailengi, Baturaja, Tebenan, Musilandas, Betung, Padangpelawi, Ketahun dan Talopino.
PTPN VII routinely participates in Company Performance Assessment in Environmental Management Program (Proper) held by Ministry of Environment and Forestry, as well as Green Industry Assessment Program held by Ministry of Industry. In 2015, amounted to 14 PTPN VII’s units received Proper Awards, namely SM Bunga Mayang received Green Proper, whereas other 13 units received blue proper, namely Kedaton, Pematangkiwah, Way Berulu, Bekri, Tulungbuyut, Sungailengi, Baturaja, Tebenan, Musilandas, Betung, Padangpelawi, Ketahun and Talopino units.
Pada tahun 2015, sebanyak 8 unit kerja PTPN VII medapatkan penghargaan Industri Hijau, yaitu PG Bungamayang, Bekri, Kedaton, Tulungbuyut dan Padang Pelawi (Level 5), Way Berulu, Pematang Kiwah dan Betung (Level 4).
In 2015, amounted to 8 PTPN VII work units received Green Industry Award, namely SM Bungamayang, SM Bekri, Kedaton, Tulungbuyut and Padang Pelawi (Level 5), Way Berulu, Pematang Kiwah and Betung (Level 4)
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
Penilaian PROPER PTPN VII PTPN VII PROPER Assessment Skala Scale
Bungamayang
Nasional National
2013
Gula / Sugar
2014
2015
Hijau / Green
Hijau / Green
Hijau / Green
Kedaton
Karet / Rubber
Biru / Blue
Biru / Blue
Biru / Blue
Way Berulu
Karet / Rubber
Biru / Blue
Hijau / Green
Biru / Blue
Pematang Kiwah
Karet / Rubber
Biru / Blue
Biru / Blue
Biru / Blue
Tulungbuyut
Karet / Rubber
Biru / Blue
Biru / Blue
Biru / Blue
Padang Pelawi
Karet / Rubber
Biru / Blue
Biru / Blue
Biru / Blue
Bekri
Sawit / Palm
Biru / Blue
Biru / Blue
Biru / Blue
Betung
Sawit / Palm
Biru / Blue
Biru / Blue
Biru / Blue
Teh / Tea
Hijau / Green
Biru / Blue
-
Tebenan
Karet / Rubber
Hijau / Green
Biru / Blue
Biru / Blue
Baturaja
Karet / Rubber
Hijau / Green
Biru / Blue
Biru / Blue
Pagaralam
Daerah Regional
Peringkat | Rating
Komoditas Commodity
Unit
Sungelengi Pabrik
Sawit / Palm
Biru / Blue
Biru / Blue
Biru / Blue
Talopino
Sawit / Palm
Biru / Blue
Merah / Red
Biru / Blue
Ketahun
-
-
Biru / Blue
Musilandas
-
-
Biru / Blue
Beringin
Karet / Rubber
Biru / Blue
Biru / Blue
Musilandas
Karet / Rubber
Biru / Blue
Biru / Blue
Sungainiru
Sawit / Palm
Biru / Blue
Biru / Blue
Talangsawit
Sawit / Palm
Biru / Blue
Biru / Blue
Cintamanis
Gula / Sugar
Biru / Blue
Biru / Blue
-
Penilaian Industri Hijau PTPN VII PTPN VII Green Industry Assessment Peringkat
Rating
Komoditas Commodity
2013
2014
2015
Bungamayang
Gula / Sugar
Level 5
Level 5
Level 5
Bekri
Sawit / Palm
Level 5
Level 5
Level 5
Kedaton
Karet / Rubber
Level 5
Level 5
Level 5
Tulungbuyut
Karet / Rubber
Level 5
Level 5
Level 5
Way Berulu
Karet / Rubber
Level 5
Level 5
Level 4
Pematang Kiwah
Karet / Rubber
Level 4
Level 4
Level 4
Padang Pelawi
Karet / Rubber
-
Level 5
Level 5
Betung
Sawit / Palm
-
Level 4
Level 4
Cintamanis
Gula / Sugar
-
Level 4
-
Unit
393
394
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibilities
Biaya Lingkungan Environmental Cost
Sepanjang tahun 2015, PTPN VII telah mengeluarkan biaya pengelolaan lingkungan sebesar Rp16,9 miliar meliputi biaya penyusunan dokumen lingkungan, pengelolaan dan pengolahan limbah, kegiatan analisa, kegiatan PROPER dan aktivitas pemantauan lingkungan dengan rincian per komoditas sebagai berikut:
During 2015, PTPN VII has incurred for environmental management amounted by Rp16.9 billion consist of environmental document drafting cost, waste management and processing, analysis activities, PROPER activities and environmental monitoring activities with details per commodity are as follow:
Biaya Pengelolaan Lingkungan (Rp) Environmental management cost (Rp)
Komoditas Commodity
∑ Pabrik ∑ of Mill
Realisasi Biaya Cost Realization 2013
2014
2015
Sawit/Palm
7
6.218.289.000
11.180.509.968
12.366.858.331
Karet/Rubber
10
3.557.110.000
3.221.227.900
8.331.843.341
Gula/Sugar
2
1.380.491.000
1.598.607.896
1.079.873.024
Teh/Tea
1
260.076.000
154.526.107
121.791.981
Total
20
11.415.966.000
16.154.871.871
16.900.366.677
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
395
Tanggung Jawab Sosial Terhadap Ketenagakerjaan, Kesehatan, Dan Keselamatan Kerja Social Responsibility To Employment, Occupational Health And Safety Ketenagakerjaan Employment
Salah satu dari 7 sistem yang terintegrasi di dalam Sistem Manajemen Terpadu Nusantara 7 (SMTN7) adalah Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), yang kemudian diterjemahkan secara integral ke dalam salah satu proses dalam Proses Bisnis PTPN VII yaitu Manajemen Lingkungan & K3. PTPN VII berkomitmen untuk mengutamakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dan peningkatan berkesinambungan manajemen dan kinerja K3 serta berkomitmen untuk menaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku dan persyaratan lainnya yang terkait dengan lingkungan hidup, K3 dan bahaya K3. Oleh sebab itu Perusahaan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sebagai bagian integral dari Manajemen Perusahaan. Perhatian dan kepatuhan Perusahaan terhadap aspek K3 antara lain diwujudkan dengan pencantuman pasal-pasal mengenai K3 dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB), tepatnya dalam Bab XVI Pasal 80 – 82.
One of 7 systems integrated in Integrated Management System of Nusantara 7 (IMSN 7) is Occupational Safety and Health Management System, which later integrally translated into one of PTPN VII Business Process namely Environmental Management and Occupational Safety and Health. PTPN VII commits to prioritizing prevention on work accident and disease and improves management sustainably and OSH performance as well as committed to obey all applicable law and regulation and other conditions related to environment, OSH and OSH danger. Therefore, the Company adopts Occupational Safety and Health Management System as an integral part of Company Management. Company’s attention and obedience to OSH aspects are realized on articles regarding OSH on Collective Work Agreement Chapter XVI Article 80-82.
Kebijakan PTPN VII terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan ditetapkan Surat Keputusan Direksi Nomor:7.6/Kpts/090/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) PT Perkebunan Nusantara VII, meliputi: Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Tanaman Karet, Kelapa Sawit, Teh dan Tebu; Bidang Tehnik dan Amdal: Pabrik Karet, Minyak Kelapa Sawit, Teh dan Gula; Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Kantor Direksi, Kantor Perwakilan / Distrik dan IPMG Panjang, Boom Baru, Pulau Bay; dan Alat Pelindung Diri.
PTPN VII policy related to Occupational Safety and Health has been set on Director Decree Number:7.6/Kpts/090/2001 comprising: Guidelines for Occupational Safety and Health Implementation for Rubber, Oil Palm, Tea and Sugarcane Planting; Engineering Fields and Environmental Impact Analysis: Rubber Factory, Oil Palm, Tea and Sugar Mills; Guidelines for Occupational Safety And Health Implementation at Head Office, Representatives Office and IPMG Panjang, Boom Baru, Pulau Bay; and Personal Protective Equipment.
Kebijakan lain yang terkait dengan K3 yaitu: • Jaminan Kesehatan untuk karyawan dan keluarga serta pensiunan dan isteri secara paripurna dengan keikutsertaan BPJS kesehatan. • Mengikutkan semua karyawan dalam program jaminan Asuransi Tenaga Kerja berupa Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua. • Menyediakan pelayanan kesehatan / Klinik di setiap Unit, Distrik dan Kantor Direksi.
Other policies related to OSH were: • Health Security for Employee and family as well as pensioners and wife completely by engaging them to Health Insurance • Engaging all employee in Labor Insurance in form Accident Insurance, Life and Retirement Insurance •
Providing health service/clinics in every Unit, Districts and Head Office
396
• •
•
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibilities
Mengoptimalkan peran Panitia Pembina K3 Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (P2K3L ) di masing-masing Unit dan Distrik. Menganggarkan alokasi dana K3 pada RKAP 2015 meliputi: pengadaan perlengkapan K3 di setiap Unit, Pemeriksaan lingkungan kerja dan Pemeriksaan karyawan yang berpotensi dampak penyakit akibat kerja. Penyediaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) di setiap Kantor dan Pabrik.
• •
•
Optimizing the role of OSH and Environmental Trustee Committee in each Unit and District. Budgeting OSH fund allocation to 2015 Company Action and Budget Plan involving: OSH equipment provision in every Unit, work environmental inspection and employee examination who potentially has disease as effect of work Provision of Fire Extinguisher in every Office and Factory.
Mengelola Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Managing Occupational Health and Safety
PTPN VII memiliki Panitia Pembina Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (P2K3L) di masing-masing Unit dan Distrik. P2K3L adalah organisasi yang terdiri dari beberapa tim yaitu, Tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Tim Tanggap Darurat, Tim Konservasi Sumber Daya & Keanekaragaman Hayati, Tim Efisiensi Energi& Gas Rumah Kaca, Tim Pengendalian Limbah serta Tim COMDEV dan CSR. Dalam konteks Kesehatan dan Keselamatan Kerja, P2K3L bertanggung jawab untuk melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada karyawan untuk meningkatkan kesadaran dan disiplin dalam penggunaan peralatan kerja dan Alat Pelindung Diri (APD), melakukan pengawasan dalam pemakaian APD, melakukan simulasi dan pelatihan cara penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan), dan memeriksakan karyawan yang beresiko tinggi / dugaan terkena penyakit akibat hubungan kerja. Selama tahun 2015 total karyawan yang terdaftar pada P2K3L, sebanyak 859 orang atau 7,34% dari total karyawan tetap seluruh PTPN VII..
PTPN VII has Environmental and Occupational Safety and Health Trustee Committee (EOSHTC) in every Unit and District. EOSHTC is an organization consisting of several teams namely: Occupation Safety and Health team, Emergency Response team, Resource and Biodiversity Conservation team, Energy and Glass House Gas Efficiency team, Waste Controlling team as well as COMDEV and CSR team. In context of Occupational Safety and Health, EOSHTC is responsible to conduct socialization and counseling to employee to improve their awareness and discipline in the use of work equipment and Personal Protective Equipment (PPE), conduct supervision in the use of PPE, to conduct simulation and training on how to use Fire Extinguisher, and examine high risk/allegedly risked with disease as result of work. During 2015 total employee registered in EOSHTC was amounted to 859 people or 7.34% of total PTPN VII permanent employee.
Perusahaan bekerja sama dengan Unit Pelaksana Teknik Daerah (UPTD) K3 Provinsi Lampung, Sumatera Selatan dan Bengkulu secara berkala melaksanakan pengujian lingkungan / tempat kerja dan tenaga kerja di beberapa Unit dan Distrik yang memiliki Pabrik. Hal yang diuji meliputi iklim kerja, kebisingan, pencahayaan, debu total, kadar gas Udara (Embient), tes Audio Metri (ambang dengar). Perusahaan juga melaksanakan Riksa Uji (Pemeriksaan dan Pengujian peralatan K3 di IPMG Panjang, Pabrik gula Cinta Manis dan Pabrik Gula Bungamayang
The company together with Regional Technical Implementation Unit (UPTD) OSH Lampung, South Sumatra and Bengkulu periodically conduct environmental testing / workplace and workforce in several units and districts that have factory. Their test are including work climate, noise, lighting, total dust, gas levels Air (Ambient), Audio test Metric (hearing threshold). The company also conducting Inspection and Testing on OSH equipment in IPMG Panjang, Cinta Manis sugar mill and Bungamayang sugar mill.
PTPN VII juga melakukan upaya preventif dalam mengelola kesehatan dan keselamatan kerja, antara lain melalui kegiatan olah raga bersama yang rutin dilaksanakan seminggu sekali, penyuluhan kesehatan, pemeriksaan kesehatan secara berkala, lomba kebersihan lingkungan baik lingkungan pabrik / kantor dan perumahan karyawan yang diikuti oleh seluruh karyawan. Selain itu, secara
PTPN VII also conducts a preventive effort in managing occupational safety and health, among others by conducting a routine sport activities held once a week, health consultation and examination periodically, environmental hygiene competition either factory/office environment and employee housing attended by all employee. In addition, PTPN VII employees routinely hold blood donor activity as
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
397
rutin karyawan PTPN VII juga mengadakan kegiatan donor darah sebagai wujud kepedulian terhadap sesama. PTPN VII telah beberapa kali menerima penghargaan kelompok donor terbaik kategori BUMN Provinsi Lampung.
a manifestation of concern for other. PTPN VII has several times received the best blood donor group award for category of SOE Lampung Province.
Sepanjang tahun 2015, terjadi sejumlah kasus kecelakaan kerja sebanyak 58 kasus yang seluruhnya merupakan kecelakaan kerja kategori ringan. Jumlah tersebut turun 63% bila dibandingkan dengan tahun 2014 yang mencapai 155 kasus.
Throughout 2015, there were 58 cases of work accidents in category mild accidents. This number was 63% decreasing if compared to 2014 reached 155 cases.
PTPN VII terus berupaya meningkatkan pengelolaan keselamatan kerja dengan mewajibkan seluruh unit kerja dan kantor direksi/kantor perwakilan menerapkan SMK3 serta mengikuti penilaian oleh Tim penilai / Audit Zero Accident dan SMK3 Award dari Disnaker Kabupaten, Disnaker Provinsi dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Pusat.
PTPN VII keeps on enhancing occupational safety management by obligating all work unit and head office/representative office to apply OSHMS as well as participating in assessment by Zero Accident Audit Team and OSHMS Award from District, Province Labor Agency and Ministry of Labor and Transmigration of RI.
No.
Kategori Category
Jumlah Kasus Tahun 2013 Number of Case in 2013
Jumlah Kasus Tahun 2014 Number of case in 2014
Jumlah Kasus Tahun 2015 Number of case in 2015
1
Ringan | Mild
16
148
58
2
Sedang | Moderate
3
4
-
3
Berat | Severe
-
3
-
4
Fatal / Meninggal| Decease
-
-
-
19
155
58
Jmlah | Total
398
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibilities
Tanggung Jawab Sosial Terhadap Pengembangan Sosial Dan Kemasyarakatan Social Responsibility Towards Social And Community Development
Wilayah kerja PT Perkebunan Nusantara VII tersebar di tiga provinsi, yaitu Lampung, Sumatera Selatan dan Bengkulu dengan latar belakang masyarakat yang beragam. Perusahaan memiliki komitmen yang tinggi agar dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat sekitar wilayah kerja, yang diwujudkan melalui Program CSR.
The work area of PTPN VII is scattered in three provinces, i.e. Lampung, South Sumatera and Bengkulu with various community backgrounds. Therefore the Company has a high commitment in order to have ability to provide maximum benefit for local community, embodied through Partnership and Community Development Program.
PTPN VII menyadari bahwa terciptanya suasana yang harmonis dengan masyarakat setempat dapat mendorong keberhasilan dan keberlanjutan Perusahaan dalam jangka panjang yang diwujudkan melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).
PTPN VII realized that the creation of a harmonious atmosphere with locals may generate Company’s success and sustainability in long term manifested through Partnership and Community Development Program (PCDP).
Implementasi dari pelaksanaan program PKBL PTPN VII diwujudkan melalui program PTPN 7 Peduli yang terdiri dari program PTPN 7 Peduli Kemitraan, PTPN 7 Peduli Bencana Alam, PTPN 7 Peduli Pendidikan, PTPN 7 Peduli Kesehatan, PTPN 7 Peduli Pembangunan, PTPN 7 Peduli Keagamaan, dan PTPN 7 Peduli Lingkungan Alam. Berdasarkan hasil evaluasi program tersebut diterima dengan baik oleh masyarakat, dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Implementation of PTPN VII PCDP is realized through PTPN 7 Care program consist of PTPN 7 Partnership Care, PTPN 7 Natural Disaster Care, PTPN 7 Education Care, PTPN 7 Health Care, PTPN 7 Development Care, PTPN 7 Religion Care, and PTPN 7 Nature Care. Based on result of evaluation these programs are well accepted by community and provides many positive impact to society.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
399
Program Pengembangan Masyarakat Community Development Program
Pada tahun 2015 PTPN VII berpartisipasi dalam pembangunan mega proyek jalan tol Sumatera, yang dimulai dari lahan PTPN VII. Dalam pembangunan jalan tol Sumatera, salah satu lahan milik PTPN VII, yaitu lahan di desa Sabahbalau, Kecamatan Jatiagung, Kabupaten Lampung Selatan seluas 85,5 ha, telah ditetapkan sebagai area jalan tol Sumatera Groundbreaking jalan tol tersebut, telah dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo pada tanggal 30 April 2015 di lahan milik PTPN VII.
In 2015 PTPN VII participated in the development of mega project of Sumatera toll road, started from PTPN VII’s land. In the development of Sumatera toll road, one of PTPN VII’s land, namely land in Sabahbalau village, Jatiagung sub district, South Lampung district as wide as 85.5 ha, has been stipulated as Sumatera toll road. The groundbreaking of this toll road was performed by President Republic of Indonesia Mr. Joko Widodo on 30 April 2015 on PTPN VII land.
Program PTPN 7 Peduli Pembangunan diwujudkan dalam bentuk perbaikan sektor sarana dan prasarana umum sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar unit kerja wilayah PTPN VII. Sebagai misal, Unit Padang Ratu melaksanakan perbaikan jalan di Kampung Kota Baru, Kecamatan Padang Ratu dan Kampung Sukawaringin, Kecamatan Bangunrejo, Lampung Tengah, demikian juga Distrik Bungamayang membantu perbaikan jalan Bernah-Kalicinta. Untuk fasilitas umum lainnya adalah pembangunan 1 (satu) Unit MCK di Arena Bumi Perkemahan Kwarda Lampung, pembuatan 1 Unit MCK di Dusun Fajar Bulan, Desa Mulyosari, Kecamatan Way Ratai, Kabupaten Pesawaran yang merupakan Desa Binaan BEM UNILA. Bantuan MCK juga diberikan untuk masyarakat Desa Teluk Kijing I, Kecamatan Lais, Kabupaten Musi Banyuasin masingmasing 1 (satu) Unit di Dusun 1 dan Dusun 4. Untuk wilayah Kabupaten Muara Enim sarana/prasarana umum yang diberikan adalah bantuan pembuatan 2 (dua) Unit Sumur Bor dan 2 (dua) Unit Kamar Mandi dan WC di Dusun Sungai Luar & Desa Gunung Megang Dalam, Kecamatan Gunung Megang.
PTPN 7 Development Care Program is realized in form of refurbishment of public facility and infrastructure sector based on local community needs in the vicinity of PTPN VII work area. For an instance, Padang Ratu unit carried out road repair in Kota Baru village, Padang Ratu sub district, and Sukawaringin Village, Bangunrejo sub district Central lampung, likewise Bungamayang district assisted in road repair along Bernah-Kalicinta. For other public facilities were construction of 1 unit of public toilet in Lampung camp site area, construction of 1 unit of public toilet in Fajar Bulan sub village, Mulyosary Village, Way Ratai sub district, Pesawaran District which was Fostered Village of BEM UNILA. Public toilet aid was also given to Teluk Kijing I village, Lais sub district, Musi Banyuasin District respectively by 1 unit in sub village 1 and sub village 4. For Muara Enim area public facilities and infrastructures given were 2 (two) units of artesian wells and 2 (two) units of public toilet in Sungai Luar sub village and Gunung Megang Dalam village, Gunung Megang sub district.
Program PTPN 7 Peduli Pendidikan antara lain diwujudkan dalam bentuk distribusi bantuan untuk pemberian makanan tambahan, bantuan buku bacaan untuk perpusatakaan sekolah dasar, santunan kepada anak yatim, kunjungan lapangan pelajar/mahasiswa ke unit kerja, bimbingan dan fasilitas penelitian mahasiswa serta bantuan perlengkapan sarana belajar mengajar (meubeler).
PTPN 7 Education Care program, among others, were realized in form of aid distribution to provide additional food, books for elementary school’s library, donation for orphanage, students field visit to work unit, provide counseling and facilitate students research as well as learning facilities.
400
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibilities
PTPN VII juga berperan dalam Program Siswa Mengenal Nusantara yang digagas Kementerian BUMN, serta berpartisipasi dalam pemberian bantuan peralatan laboratorium kepada 17 SMK PTPN VII bersama dengan PT Waskita Karya dan PT Airnav berperan dalam kegiatan BUMN Hadir untuk Negeri, antara lain diwujudkan dalam bentuk penyediaan air bersih dan bedah rumah untuk 45 veteran pejuang.
PTPN VII also took part in Students Know Nusantara Program initiated by Ministry of SOE, and participates in granting of laboratory equipment aid for 17 vocational schools. PTPN VII together with PT Waskita Karya and PT Airnav participated in SOE Ready for Country, involving provision of clean water and house refurbishment for 45 veterants.
Program PTPN 7 Peduli Kesehatan diwujudkan dalam bentuk kegiatan donor darah secara rutin. Untuk ketiga kalinya PTPN VII menerima penghargaan sebagai Kelompok Donor Terbaik kategori Instansi BUMN dari Unit Transfusi Darah pembina Provinsi Lampung. PTPN VII juga aktif melakukan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat sekitar unit kerja, mengadakan lomba bayi sehat sekaligus memberikan edukasi yang lebih baik kepada para ibu tentang seluk- beluk perawatan tumbuh-kembang anak , mengadakan pemeriksaan dan pengobatan umum. Kegiatan lain dalam membantu masyarakat yang tidak mampu diaksanakan dalam kegiatan pasar murah gula bersama Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan untuk masyarakat wilayah Desa Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung dan Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, selanjutnya kegiatan bersama Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang untuk masyarakat wilayah Kampung Tri Tunggal Jaya, Kecamatan Banjar Agung, Kampung Tri Makmur Jaya, Kecamatan Menggala Timur, Kampung Balai Murni Jaya, Kecamatan Banjar Baru. Sedangkan untuk wilayah Sumatera Selatan pelaksanaan kegiatan pasar murah dilaksanakan bekerjasama dengan Pemerintah Kota Palembang masing-masing diwilayah Kecamatan Ilir Barat II, Halaman Kantor Gubernur Sumatera Selatan, Halaman Sepak Bola SMA PGRI VII, Kecamatan Sako Kenten dan Kertapati/Plaju.
PTPN 7 Health Care is manifested in form of a routine blood donor activity. For the third times, PTPN VII received award as the Best Donor Group for category of SOE Institution from Blood Transfusion Unit Province of Lampung. PTPN VII also actively participated in providing health counseling to local community surrounding work unit, held healthy baby contest and provided better education for mothers concerning child growth and development, held public medication. Other activities in assisting underprivileged were providing cheap sugar in low cost bazar together with Government of South Lampung District for Karang Anyar village, Jati Agung Sub District and Pasuruan Village, Penengahan sub district, furthermore numbers of activities were conducted with Tulang Bawang government for Tri Tunggal Jaya village community, Banjar Agung Sub District, Tri Makmur Jaya village, Menggala Timur Sub District, Balai Murni Jaya Village, Banjar Baru Sub District. Whereas for South Sumatera area the implementation of low cost bazar activities was held together with Palembang City Government each in Ilir Barat II area, South Sumatera Governor Office Yard, SMA PGRI VII football field, Sako Kenten sub district and Kertapati/Plaju area.
Program PTPN 7 Peduli Keagamaan diwujudkan dalam bentuk partisipasi perusahaan dalam pembangunan maupun perbaikan sarana ibadah, pengadaan dan penyaluran hewan kurban dan fasilitasi dana bagi karyawan terbaik untuk dapat menunaikan ibadah haji dengan biaya perusahaan.
PTPN 7 Religion Care program was realized in form of company participation in construction or refurbishment of worship facility, procurement and distribution of sacrificial lamb and facilitated fund for the best employee to be able to go to Hajj on company’s cost.
Untuk menjaga keselarasan hubungan antara pimpinan dan para karyawan serta masyarakat, Perusahaan melakukan kegiatan bersama-sama, misalnya olah raga bersama, pertandingan olah raga dengan melibatkan para remaja setempat, kegiatan kesenian, pengajian, peringatan hari besar keagamaan lainnya, dan safari Ramadhan.
To maintain a harmonious relationship between leader and employee as well as community, the Company performs collective activities, such as sports competition involving local teenagers, art activities, recitation, commemoration of religion days, and Ramadhan safari.
Untuk membantu masyarakat yang terkena musibah / bencana, PTPN VII telah memberikan bantuan tanggap darurat bencana banjir di Desa
To assist community who affected by natural disaster, PTPN VII has provided flood emergency aid in Padang Manis village and Baturaja Village,
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
401
Padang Manis dan Desa Baturaja, Kecamatan Way Lima dan bantuan tanggap darurat bencana banjir di Kampung Goras dusun 1,2 dan 3 dan Kampung Sinar Banten Dusun 1 dan 4, Kecamatan Bekri, Lampung Tengah.
Way Lima Sub district and flood emergency aid in Goras Village, sub village 1, 2 and 3, and Sinar Banten Village, Sub Village 1 and 4, Bekri Sub District, Central Lampung.
PTPN VII juga mengembangkan kluster pertanian budi daya jagung, padi dan ubi kayu dan budidaya cabe di wilayah Kabupaten Lampung Selatan, Lampung Timur, Pringsewu dan Tulang Bawang sejak tahun 2008, kluster peternakan domba/ kambing dan sapi di Kabupaten Lampung Selatan danTanggamus sejak tahun 2011, kluster industri kerupuk/ kemplang di sekitar Unit Usaha Cinta Manis, Kec. Tanjung Batu, Kab. Ogan Ilir sejak tahun 2013.
PTPN VII also developed agriculture clusters for corn, rice and cassava cultivation and chili cultivation in South Lampung District area, East Lampung, Pringsewu and Tulang Bawang since 2008, farming clusters for lamb/goat and cattle in South Lampung and Tanggamus Districts since 2011, clusters for crackers industry in the vicinity of Cinta Manis BU, Tanjung Batu Sub District, Ogan Ilir since 2013.
Program Kemitraan Partnership Care Program
PTPN VII melaksanakan Program Kemitraan dengan tujuan terciptanya pertumbuhan ekonomi rakyat, terutama pengembangan kelompok usaha yang berada di sekitar wilayah kerja PTPN VII (unit/ distrik/kantor direksi). Program Kemitraan yang diwujudkan dalam bentuk PTPN VII Peduli Kemitraan difokuskan pada pemberian pinjaman modal kerja/ pemberdayaan usaha kecil, khususnya pada kegiatan sektor Industri, Perdagangan, Perikanan, Perkebunan, Pertanian, Peternakan, Jasa dan usaha lainnya baik secara sendiri maupun kelompok (Pola Clustering). Perusahaan juga melakukan pembinaan terhadap mitra yang bertujuan agar sikap dan perilaku mitra usaha berubah menuju perilaku bisnis yang etis dan professional sehingga mitra binaan mempunyai kedisiplinan untuk mempertanggungjawabkan kewajibannya agar dapat membantu UMKM lain untuk memperoleh tambahan modal.
PTPN VII carried out Partnership Program with the aim was to create community economic growth, mainly development of business group located in the vicinity of PTPN VII work area (unit/district/head office). Partnership Program was realized in form of PTPN 7 Partnership Care focusing on granting of business loan/small entrepreneur empowerment, particularly on industrial, trading, fishery, plantation, agriculture, animal husbandry, services and other businesses sectors either individually or group (Clustering pattern). Company also conducted a stewardship to partners with the objective was to change business partners’ attitude and behavior to an ethical and professional business conduct so fostered partners have a discipline to account their obligation in order to be able to help other small business to obtain additional capital.
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, program kemitraan diwujudkan dalam bentuk pinjaman dan pembinaan/hibah. Selama tahun 2015, dana pinjaman yang dikucurkan mencapai Rp10,88 miliar untuk 1.125 Mitra Binaan (MB), dan dana hibah mencapai Rp33,35 juta Penyaluran dana pinjaman dilakukan untuk mitra binaan UKM, Kelomppok Tani (KT) dan Koperasi (KOP) di Propinsi Lampung (11 Kab/kota), Propinsi Sumatera Selatan (5 Kab) dan Propinsi Bengkulu (5 Kab). Dengan demikian, sampai dengan tahun 2015 penyaluran dana ke tiga propinsi tersebut telah menjangkau di 28 Kab/kota, dengan jumlah dana tersalur mencapai Rp92,73 miliar, dengan jumlah mitra binaan mencapai 11.157 MB. Kinerja Program Kemitraan PTPN 7 diukur berdasarkan acuan Surat Keputusan Menteri BUMN
As in earlier years, partnership program is realized in form of loan and fostering/granting. During 2015, loan fund distributed reached Rp10.88 billion for 1,125 Fostered Partners (FP), and granting fund reached Rp33.35 million. Loan fund distribution was conducted for SME, Farmers Group and Cooperatives in Lampung Province (11 districts/ cities), South Sumatera Province (5 Districts) and Bengkulu Province (5 Districts). Therefore, up to 2015 fund distribution to those three provinces has been covering 28 districts/cities, with total distributed fund reached Rp92.73 billion, and total Fostered Partners reached 11,157 FP. PTPN 7 Partnership Program Performance is measured based on Minister of SOE RI Decree
402
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibilities
RI No. KEP-100/MB/2002 tanggal 4 Juni 2002. Kinerja efektivitas penyaluran tahun 2015 mencapai 96,47.%, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 96,10%. Demikian pula kolektibiltas pengembalian tahun 2015 juga meningkat, yakni dari 85,85% di tahun 2014 menjadi 87,05% di tahun 2015.
No. KEP-100/MB/2002 dated 4 June 2002. Performance of distribution effectiveness in 2015 reached 96.47%, increased compared to 2014 reached 96.10%. Likewise repayment collectability in 2015 was also increasing, namely from 85.85% in 2014 into 87.05% in 2015.
Tabel Kinerja Program Kemitraan Partnership Program Performance Kinerja | Performance
2012
2013
2014
2015
Efektifitas penyaluran | Distribution effectiveness
94,84%
93,67%
96,10%
96,47%
Score
3
3
3
3
Kolektibilitas pengembalian | Repayment Collectability
88,34%
85,16%
85,85%
87,05%
Score
3
3
3
3
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
403
Program Bina Lingkungan Community Development Program
PTPN VII melaksanakan program Bina Lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk program PTPN 7 Peduli Bencana Alam, PTPN 7 Peduli Pendidikan, PTPN 7 Peduli Kesehatan, PTPN 7 Peduli Pembangunan, PTPN 7 Peduli Keagamaan, dan PTPN 7 Peduli Lingkungan Alam. Selama tahun 2015, PTPN VII telah menyalurkan dana Program Bina Lingkungan sebesar Rp271,69 juta sehingga total dana tersalur sampai dengan tahun 2015 mencapai Rp48,1 miliar. Berdasarkan PerMen-09/MBU/07/2015, sumber dana Program Bina Lingkungan tahun 2015 berasal dari penyisihan laba perusahaan.
PTPN VII carries out Community Development Program which is realized in form of PTPN 7 Natural Disaster Care, PTPN 7 Education Care, PTPN 7 Health Care, PTPN 7 Development Care, PTPN 7 Religion Care, and PTPN 7 Nature Care. During 2015, PTPN VII has distributed Community Development Program fund in the amount of Rp271.69 million so total distributed fund up to 2015 reached Rp48.1 billion. Based on PerMen-09/MBU/07/2015, fund source of Community Development Program in 2015 was originated from allowance of company’s profit.
Alokasi penyaluran terbesar tahun 2015 ditujukan untuk sektor sarana dan prasarana umum, disusul sektor sarana ibadah dan sektor pendidikan.
Largest distribution allocation in 2015 was aimed to public facility and infrastructur sectors, followed by worship facility and education sector.
Realisasi Penyaluran Pinjaman PK PP Loan Distribution Realization
Uraian Description A. -
(Ribu) (thousand)
2014 ∑ Mitra / Partner
Penyaluran PK/PP Distribution Lampung Sumsel Bengkulu
Perubahan / change
2015 Rp ribu / thousand
∑ Mitra / partner
Rp ribu / thousand
Rp ribu / thousand
%
613 103 60
6,157,000 956,500 758,500
901 181 43
8,.998,000 1,376,000 505,000
2,841,000 419,500 -253,500
146,14 143,86 66,58
776
7,870,000
1.125
10,879,000
3,009,000
138,23
1,033,583 314,310
33,345 198,276 -
-1,000,238 -116,034 -
3,22 63,08
Jumlah/Total B
1,347,893
231,621
1,116,272
17,18
Jumlah/Total A+B
9,217,893
11,110,621
1,892,728
120,53
Jumlah/Total A B. -
Lain-lain/others Hibah/Grant Operasional/Operational Lain-Lain/Others
(Ribu) (thousand)
Realisasi Penyaluran Dana Bina Lingkungan Community Development Distribution Realization Uraian | Description
2014
2015
Perubahan | Change
BUMN Pedule / SOE Care BUMN Pembina •
Bencana Alam | Natural Disaster
14,244
14,244
•
Pendidikan & Pelatihan | Eduaction & Training
25,000
25,000
•
Peningkatan Kesehatan | Health Improvement
14,699
9,699
•
Sarana/Prasarana Umum | Public Facility/infrastructure
185,464
185,464
•
Sarana Ibadah | Worship facility
30,000
30,000
•
Pelestarian Alam | Natural Preservation
5.000
Jumlah/Total A
5.000
269,407
264,407
Operasional/Operational
1.315
2,287
972
Jumlah/Total A+B
6.315
271,694
265,379
404
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibilities
Tanggung Jawab Sosial Terhadap Produk Dan Pelanggan Product And Consumers Responsibility Pelanggan merupakan stakeholders yang sangat penting bagi tumbuh dan berkembangnya perusahaan. PTPN VII senantiasa menjaga hubungan baik dengan pelanggan lama dan berusaha menjaring pelanggan baru melalui berbagai upaya. Perusahaan membuat kebijakan dan standard operasional prosedur bagi pekerja agar dapat memberi pelayanan prima kepada pelanggan, meliputi:
Customer is a very important stakeholder for the company since without customer the company cannot grow and develop. On above ground every company management and employees should have an excellent attitude in order to provide the best services to the customer by:
a. Bekerja dengan mengutamakan kualitas pelayanan kepada pelanggan dengan memberikan pelayanan yang ramah, cepat, tepat, akurat serta selalu membina hubungan bisnis yang bersahabat, jujur dan terbuka. b. Memberikan informasi kepada pelanggan mengenai hak-hak pelanggan, standar pelayanan, serta informasi lain yang diperlukan pelanggan; c. Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan dengan senantiasa memberikan perhatian, kualitas, waktu dan keamanan sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku; d. Memberikan kesempatan yang sama kepada semua pembeli yang terdaftar untuk mengikuti tender ataupun penawaran langsung atas penjualan komoditi perusahaan sesuai pedoman/ ketentuan yang berlaku di perusahaan. e. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai mutu komoditi perusahaan pada saat penyerahan barang dengan terlebih dahulu melakukan analisa bersama yang dilakukan oleh surveyor independen jika diperlukan, sehingga tidak ada hal-hal yang disembunyikan untuk mengelabui pelanggan. f. Mempersiapkan kuantitas komoditi perusahaan kepada pelanggan, mengacu kepada ketentuan yang tercantum dalam kontrak penjualan.
a. Working and prioritizing the service quality to customer by providing a friendly, fast, right, accurate services and always establish a friendly, honest and open business relationship. b. Providing information for the customer regarding customer’s rights, service standard, and other information required by the customer. c. Providing the best services to customer by always provide attention, quality, time and security pursuant to applicable service standard. d. Providing the same opportunity to all registered buyer to engage in tender or direct offering on company’s commodity sales pursuant to the applicable provision/guidelines in the company. e. Providing correct, clear and honest information regarding company’s commodity quality during goods submission with first initially perform joint analysis conducted by the independent surveyor if needed, thus there were no terms hide to deceive the customers. f. Preparing the company commodity quantity to customers refers to provision put forth in sales contract
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
405
Menghasilkan Produk Sesuai Standar
Producing Standards Compliance Products
Salah satu kebijakan dalam Sistem Manajemen Terpadu Nusantara 7 adalah Menciptakan produk sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), persyaratan keamanan pangan dan persyaratan lainnya yang ditetapkan pelanggan, untuk memenuhi kepuasan pelanggan guna menjalin hubungan timbal balik yang saling menguntungkan.
One of the policies in the Integrated Management System Nusantara 7 is Creating products according to the Indonesian National Standard (SNI), food safety requirements and other requirements set by customers, to meet customer satisfaction in order to establish a reciprocal win-win solution relationship.
Sejak tanggal 16 Juni 2015 PTPN VII mengeluarkan label Standar Nasional Indonesia (SNI) pada setiap karung Gula Kristal Putih (GKP) yang dihasilkan PG Bungamayang dan sejak tanggal 15 Oktober 2015 mengeluarkan label Standar Nasional Indonesia (SNI) pada setiap karung Gula Kristal Putih (GKP) yang dihasilkan PG Cinta Manis. SNI dirumuskan oleh Panitia Teknis dan ditetapkan Badan Standarisasi Nasional (BSN). Untuk dapat mengeluarkan label SNI, PTPN VII harus melakukan serangkaian proses yang cukup panjang; di antaranya harus memiliki Sertifikat Produk Pengguna Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT-SNI) dan harus menerapkan SMM ISO 9001:2008, SMKP ISO 22000:2009 dan SMKP ISO01-4852-1998 HACCP. Atas prestasi ini Pabrik Gula Bungamayang dipilih untuk menjadi kandidat penerima Proper Emas.
Since 16 June 2015 PTPN VII published Indonesia National Standard (SNI) label on every White Crystal Sugar (WCS) sack produced by SM Bungamayang and since 15 October 2015 issued SNI on every WCS produced by SM Cinta Manis. SNI was formulated by Technical Committee and stipulated by National Standardization Agency. To be able to issue SNI label, PTPN VII needs to perform a quite long sequence of process, including obtaining Indonesia National Standard Sign User Product Certificate (SPPT-SNI) and should apply SMM ISO 9001-2008, SMKP ISO 22000:2009 and SMKP ISO01 4852-1998 HACCP. On this achievement SM Bungamayang is chosen to be the candidate to receive Golden Proper.
Sejak tahun 2012, produk karet yang dihasilkan PTPN VII juga telah bersertifikat SNI yang dikeluarkan oleh Balai Sertifikasi Industri. Demikian pula, proses budidaya hingga proses pengolahan getah karet menjadi produk karet yang siap jual telah memenuhi standar keamanan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya Proper Hijau, Proper Biru serta penghargaan Industri Hijau untuk kebun/ pabrik pengolah karet yang dimiliki PTPN VII.
Since 2012, rubber product produced by PTPN VII has also had SNI certificate published by Industrial Certification Agency. Likewise, cultivation process up to processing process of latex until become ready to sell rubber product has met environmental security standard. This was proven by obtaining Green Proper, Blue Proper as well as Green Industry Proper for PTPN VII’s estate/rubber factory.
Produk kelapa sawit yang dihasilkan PTPN VII telah memenuhi standar yang dipersyaratkan pelanggan.
Oil palm product produced by PTPN VII has met standard required by customer. Before it sent to
406
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibilities
Sebelum dikirim ke pelanggan, PTPN VII telah melakukan analisa mutu CPO yang dilakukan oleh pihak internal dan pihak eksternal menggunakan jasa PT Sucofindo untuk memastikan spesifikasi dan komposisi produk. Kebun dan pabrik pengolah kelapa sawit PTPN VII juga telah memperoleh Proper Hijau, Proper Biru serta penghargaan Industri Hijau sehingga bisa dipastikan bahwa seluruh proses budidaya hingga proses pengolahan telah memenuhi standar keamanan lingkungan.
customer, PTPN VII has perform analysis on CPO quality performed by internal and external parties using PT Sucofindo service to ensure product specification and composition. PTPN VII’s oil palm estate and mills have also received Green Proper, Blue Proper as well as Green Industry award so it can be ascertained that all cultivation process so the processing process has met environmental security standard.
Teh hitam Gunung Dempo produk PTPN VII merupakan produk kualitas ekspor yang telah bersertifikat halal, memenuhi standar kesehatan dengan dicantumkannya kode Dinkes no 8101673010059-19 di setiap kemasan produk. Teh hitam Gunung Dempo memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, di antaranya untuk mencegah/ mengurangi penyakit jantung/kanker, mengurangi risiko darah tinggi, mencegah/mengurangi asam urat, mengurangi kolesterol/ gula darah.
Black tea Gunung Dempo product of PTPN VII is export quality product that has halal certificate, fulfill health standard by listing Health Agency code no. 8101673010059-19 in every product packaging. Black tea Gunung Dempo has many benefits for body health, including preventing/reducing heart disease/cancer, reducing high blood pressure risk, prevent/reduce uric acid, reducing cholesterol/ blood sugar.
Menjaga Kepuasan Pelanggan Maintaining Customer Satisfaction
Produk karet dan teh PTPN VII dipasarkan untuk pasar ekspor dan pasar lokal, sedangkan produk kelapa sawit dan gula dipasarkan untuk pasar lokal. Pelanggan PTPN VII tersebar dalam pasar lokal dan pasar mancanegara meliputi Cina, Taiwan, Turki, Amerika, Korea Selatan.
PTPN VII rubber and tea are marketed for export and local market, whereas oil palm and sugar are marketed for local market. PTPN VII customers are scattered in local and overseas market comprising of China, Taiwan, Turkey, USA, South Korea.
PTPN VII secara rutin melaksanakan survei kepuasaan pelanggan. Sebagai responden pada tahun 2015 adalah pembeli yang mewakili seluruh komoditas yaitu: Pembeli komoditas karet sebanyak 12 responden; Pembeli komoditias sawit sebanyak 9 responden; Pembeli komoditas tebu sebanyak 7 responden; dan Pembeli komoditas Teh sebanyak 9 responden.
PTPN VII regularly carries out customer satisfaction surveys. As respondents in 2015 were buyers who represent all commodities i.e.: Rubber commodity buyer 12 respondents; Oil palm commodity buyer 9 respondents; Sugar cane commodity buyer 7 respondents; Tea Commodity Buyer 9 respondents.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
407
Faktor-faktor yang menjadi indikator loyalitas pelanggan, yaitu: Jangka waktu pembeli menjadi pelanggan produk PTPN VII; Keinginan pembeli untuk selalu membeli produk PTPN VII; Spesifikasi produk PTPN VII sesuai yang dibutuhkan pembeli.
Factors that become the customers’ loyalty indicators are: Period in which the buyer started to be the PTPN VII’s customer; Buyer’s desire to always buy PTPN VII‘s product; Specification of PTPN VII’s product as needed by buyer.
Faktor-faktor yang menjadi indikator kepuasan pelanggan, yaitu: Ketepatan waktu pelayanan pengambilan DO; Ketepatan waktu penyerahan barang; Ketepatan Jumlah penyerahan barang; Ketepatan atas mutu barang yang diserahkan
Factors that become the customer satisfaction indicators are: Punctuality on the DO pickup service; Punctuality on the goods submission; Accuracy on good submission amount; Accuracy on submitted goods quality.
Berdasarkan hasil survei tahun 2015, tingkat kepuasan komoditi karet, berada pada level “Sangat Puas” dan komoditi kelapa sawit, tebu, teh berada pada level “Puas”. Faktor-faktor yang perlu ditingkatkan untuk komoditi karet dan kelapa sawit adalah pelayanan DO baik di unit maupun di IPMG, untuk komoditi tebu mempercepat pelayanan muat di Pabrik Gula dan untuk komoditi teh melakukan temu pelanggan ke pabrik dalam rangka evaluasi proses pengolahan sebagai upaya meningkatkan mutu produk.
Based on 2015 survey, the rubber, oil palm, tea commodity satisfaction level was at level “Very Satisfied” and sugarcane commodity was at level “Satisfied”. Factors need to be improved for the oil palm commodity were DO service both in business unit and in OGHI (Oil and Gas Hoarding Installation), for sugar cane commodity were by accelerating loading service in business unit and for rubber and tea commodity were by conducting customers gathering at the factory in order to evaluate processing process to improve the quality product.
Untuk menjaga hubungan baik dan memberikan informasi kepada pelanggan dan potensial konsumen, perusahaan mengikuti berbagai even, baik yang berskala regional, nasional maupun internasional; memberikan informasi terkini melalui website perusahaan temu pelanggan, menerima kunjungan berbagai pihak seperti pemerintah, anggota legislatif, akademisi, mitra kerja dan lainlain. Pada tahun 2015, sebanyak 9 pelanggan mengadakan kunjungan ke unit PTPN VII, yaitu ke Unit Pengolahan Karet Pematang Kiwah, Unit Way Berulu, ke Unit Beringin, Unit Tebenan, Unit Musi Landas, Pabrik Gula Bungamayang
To maintain a good relationship and provide information to customer and potential customer, the company participates in many events, either regional, national or international; provide latest information through company’s website, customer gathering, receive visitation from many parties such as government, legislative members, academics, partners and so on. In 2015, 9 customers held a visit to PTPN VII unit, namely to Pematang Kiwah Rubber Processing Unit, Way Berulu Unit to Beringin Unit, Tebenan Unit, Musi Landas Unit, Bungamayang Sugar Mill.
Layanan Pengaduan (Klaim) Complaint (Claim) Service
PTPN VII menyediakan media yang digunakan untuk penyampaian pengaduan dari pelanggan, yaitu melalui media telpon dan Fax di nomor 0721705665/0721-707353, serta email pemasaran@ ptpn7.com.
PTPN VII presents the medium used for the submission of complaints from customers, namely through phone and fax at 0721-705665/0721707353, email
[email protected].
Pengaduan atau keluhan melalui telpon diselesaikan paling lambat 2 hari. Pengaduan atau keluhan melalui surat diselesaikan paling lambat 2 bulan sesuai permasalahan. Selama tahun 2015 terdapat 11 pengaduan, 10 di antaranya merupakan pengaduan produk karet dan 1 pengaduan produk teh. Selama tahun 2015, seluruh klaim dapat diselesaikan dengan baik dan tuntas.
Complaint by phone will be settled approximately 2 days. Complaint or claim by letter will be settled approximately 2 months based on the issues. During 2015 there were 11 complaints, 10 of them were complaints on rubber product, 1 complaint on tea product. Throughout 2015, all claims can be finished properly and completely.
408
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibilities
Pameran dan Business Forum Exhibition and Business Forum
Berbagai even baik untuk kalangan internal maupun eksternal diikuti oleh perusahaan, di antaranya adalah China International Fair for Investment and Trade (CIFIT) di Xiamen, China pada bulan September 2015. Keikutsertaan PTPN VII dalam pameran di China ini adalah sebagai bentuk apresiasi pemerintah pada Unit Kedaton yang telah mendapatkan penghargaan Industri Hijau.
Many events either for internal or external community followed by company, including China International Fair for Investment and Trade (CIFIT) in Xiamen, China in September 2015. PTPN VII engagement in exhibition in China is a form of government appreciation to Kedaton Unit which has received Green Industry award.
PTPN VII yang diwakili oleh Pabrik Gula Bungamayang juga mengikuti pameran yang diselenggarakan oleh Salon International de I Alimentiton (SIAL) bertempat di Abu Dhabi. Pameran diikuti oleh berbagai negara di Afrika, Asia, Eropa, dan Australia. Pada even tersebut, PTPN VII menampilkan produk teh celup, teh hitam Gunung Dempo, dan gula kristal merek G7 dengan standar SNI 3140.3.210 LsPro 035-IDN. PTPN VII juga diberi kesempatan untuk memberikan presentasi dengan tema “Green Industry and Investment Opportunities in Indonesia”. Keikutsertaan PTPN VII dalam pameran di Abu Dhabi ini adalah sebagai bentuk apresiasi pemerintah pada PG Bungamayang yang telah mendapatkan penghargaan Industri Hijau.
PTPN VII which presented by Bungamayang Sugar Mill also attended an exhibition held by Salon International de I Alimentiton (SIAL) in Abu Dhabi. The exhibition was attended by many countries in Africa, Asia, Europe, and Australia. At this event, PTPN VII presented tea bag, black tea Gunung Dempo, and crystal sugar G7 with standard SNI 3140.3.210 LsPro 035-IDN. PTPN VII was also given an opportunity to provide presentation with theme “Green Industry and Investment Opportunity in Indonesia”. PTPN VII engagement in exhibition in Abu Dhabi was a form of government appreciation to SM Bungamayang that has received Green Industry award.
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
Hasil Survei tahun 2013 - 2015 sebagai berikut : Results of 2013 – 2015 Survey were following: a. Survei Loyalitas Pelanggan Customer Loyalty Survey
Komoditi/Commodity
Skor/Score
Hasil/Result
2013
2014
2015
Karet / Rubber
93
95
95
Sangat Loyal/Very Loyal
Kelapa Sawit / Oil Palm
83
90
90
Sangat Loyal/Very Loyal
Tebu / Sugar Cane
83
86
86
Sangat Loyal/Very Loyal
Teh / Tea
90
92
92
Sangat Loyal/Very Loyal
Rata-rata / Average
88
91
91
Sangat Loyal/Very Loyal
b. Survei Kepuasan Pelanggan Customer Satisfaction Survey
Komoditi/Commodity
Skor/Score
Hasil/Result
2013
2014
2015
Karet / Rubber
87
88
89
Sangat Loyal/Very Loyal
Kelapa Sawit / Oil Palm
76
80
80
Sangat Loyal/Very Loyal
Tebu / Sugar Cane
68
73
80
Sangat Loyal/Very Loyal
Teh / Tea
77
83
79
Sangat Loyal/Very Loyal
Rata-rata / Average
78
82
83
Sangat Loyal/Very Loyal
Kunjungan Pembeli ke PTPN VII Tahun 2015 Buyers Visitation to PTPN VII in 2015 No.
Tanggal | Date
Pembeli | Buyer’s
Unit Usaha | Business Unit
Komoditas | Commodity
1.
11 Juni 2015
PT Wilson Tunggal Perkasa
Pematang Kiwah
Karet / Rubber
2.
12 Juni 2015
PT Bumi Indawa Niaga
Way Berutu
Karet / Rubber
3.
18 Agustus 2015
PT Aman Jaya Perdana
Bungamayang
4.
4 September 2015
PT Bumi Indawa Niaga
Beringin
Karet / Rubber
5.
9 September 2015
PT Asia Rubberindo
Way Berutu
Karet / Rubber
6.
17 September 2015
PT Bumi Indawa Niaga
Beringin
Karet / Rubber
7.
22 September 2015
PT Bitung Guna Sejahtera
Beringin
Karet / Rubber
8.
29 September 2015
PT Solar Universe Rubber SDN.BHD
SDZ
Karet / Rubber
9.
26 Oktober 2016
Vitra Commodities PTE LTD
Tebenan
Karet / Rubber
10.
5 November 2015
New Continent Enterprises
Musi Landas
Karet / Rubber
Tetes Tebu / Molasses
409
410
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibilities
Watini - Pengrajin Kain Tapis Khas Provinsi Lampung
Tapis Fabric Craftsman original handicraft from Lampung Province
Sebelumnya Watini adalah karyawati di sebuah perusahaan eksportir di bidang Charcoal (arang padat). Ketika masih bekerja di perusahaan eksportir charcoal, Watini memberikan kain tapis kepada tamu-tamu perusahaan baik lokal maupun mancanegara sebagai suvenir. Melihat respon positif dari tamu-tamu perusahaan tersebut, ia pun melihat peluang bisnis sehingga ia memutuskan untuk mendalami pembuatan kain tapis.
Previously Watini was an employee at Exporter Company selling charcoal. When she was working at this charcoal company, Watini gave tapis fabric to company’s guests both local and overseas as a souvenir. Seeing positive responds from the company guests, she then saw a business opportunity so she decided to learn the making of tapis fabric.
Watini menjadi mitra binaan PTPN VII sejak tahun 2008 dan merasakan banyak manfaat dengan adanya Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PTPN VII. “Dengan adanya pinjaman dari PTPN VII, saya tidak hanya memperoleh tambahan modal, tetapi juga dibantu promosi, link pemasaran semakin banyak, omset bertambah sehingga keuntungan saya meningkat,” ujarnya.
Watini became PTPN VII fostered partner since 2008 and perceived many benefits with PTPN VII Partnertship and Community Development Program. “With loan from PTPN VII, I did not just receive additional capital, but also was helped with promotion, more marketing link, increasing omzet so my profit was also increasing,” she said.
Pembinaan yang dilakukan PTPN VII kepada Mitra Binaan berupa kunjungan ke lokasi usaha, pelatihan, studi banding, dan juga mengikutsertakan Mitra Binaan dalam pameran. Watini beberapa kali diikutsertakan PTPN VII dalam pameran, terakhir pada bulan Mei 2015 ia mengikuti promo produk di Mall Boemi Kedaton selama satu bulan. Selain itu juga Watini juga ikut studi banding yang
Fostering conducted by PTPN VII to fostered partners in form of visitation of business location, training,, comparative study, and also engaging Fostered Partner in Exhibition. Watini was several times engaged in PTPN VII in last Exhibition in May 2015 she participated in product promotion in Mall Boemi Kedaton for a month. In addition Watini also participated in Comparative Study held by
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
411
diadakan oleh PTPN VII dengan mengunjungi UKM-UKM di Daerah Yogyakarta dan Semarang, untuk menambah wawasan dalam pengembangan produk, dan berbisnis.
PTPN VII by visiting Small Medium Entrepreneurs in Yogyakarta and Semarang, to add insights in product development and to do a business.
Produk yang Watini jual saat ini antara lain: kain tapis 1,75 m (standar) seharga Rp1.500.000,00 -Rp19.000.000,00, hiasan dinding dengan aneka ragam ukuran seharga Rp275.000,00 - Rp4.500.000,00 tas pesta wanita seharga Rp500.000,00, dan lain-lain.
At present Watini sells products including: 1,75 m (standard) tapis fabric at the price of Rp1,500,000.00 - Rp19,000,000.00, wall decoration with various size at the price of Rp275,000.00 - Rp4,500,000.00 woman party bag at the price of Rp500,000.00 and others.
Kini ia mempunyai 20 tenaga kerja lepas yang terdiri dari ibu-ibu Rumah Tangga dan anak-anak putus sekolah. Tenaga kerja tersebut diberi peralatan dan juga diberi pengetahuan untuk pembuatan kerajinan Tapis Lampung. Watini juga telah melakukan kerja sama bisnis dengan beberapa hotel, antara lain Hotel Emersia dan Hotel 7th. Watini juga memasarkan produknya melalui rekan-rekan pengrajin yang membuka gerai toko. Promosi lain yang dilakukannya ialah melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, Blackberry Messenger, dan Whatsap. Selain itu Watini memiliki Showroom di kediamannya di Jalan Sadewo Atas No.22, Kelurahan Kampung Sawah Lama, Kecamatan Tanjung Karang, Kota Bandar Lampung.
At present she has 20 freelancers involving housewives and dropped out children. These freelancers are given tools and also knowledge in the making of Tapis Lampung fabric. Watini has also performed business cooperation with several hotels including Emersia and 7th hotels. Watini also markets her products through her craftsman partners who open shops. Other promotion she conducted is through social media such as Facebook, Instagram, Blackberry Messenger, and Whatsapp. In addition Watini has showroom in her house on Jalan Sadewo Atas No. 22, Kampung Sawah Lama Village, Tanjung Karang Sub District, Bandar Lampung City.
412
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibilities
Arsad - Umur 48 tahun, anggota Kelompok Tani di Desa Isorejo Age 48 years old, Farmers Group member in Isorejo Village
Arsad menekuni penanaman tebu sejak tahun 1993, namun ia belum dapat merasakan hasilnya dengan layak. Sejak tahun 2003 ia bergabung dengan PG Bunga Mayang dan sudah dapat merasakan hasilnya.
Arsad engages in cane planting since 1993, but he has not perceived decent profit. Since 2003 he joined SM Bungamayang and he already perceived the result.
“Dari hasil tanam tebu saya bisa menambah sewa lahan baru, membeli mobil, membeli tanah, membangun rumah dan membiayai kuliah anak.” Pembinaan dari PG Bunga Mayang dalam hal berbudidaya tanaman menjadikannya lebih trampil bertanam tebu. Menurutnya, lebih mudah bertanam tebu dari pada bertanam singkong terutama dalam merawat dan mengendalikan gulma.
“From sugar cane profit, I can rent more land, bought car and land, built house and pay my children school fee.” Fostering from SM Bunga Mayang in term of cultivation has made him more skillful in planting cane. According to him, it is easier to plant cane then cassava specifically in maintaining and controlling weeds.
Fasilitas pinjaman modal yang diterimanya dari perusahaan menjadikannya dapat menggarap lahan yang lebih luas. Lahan yang digarapnya dapat menghasilkan 80 ton perhektar atau senilai Rp20 juta perhektar.
Capital loan facility he received from the Company, has made him able to cultivate on wider land. Land he cultivated can produce 80 ton per hectare or worth by Rp20 million per hectare.
Peningkatan taraf hidup juga dirasakan oleh petani rekan-rekan Arsad, perekonomian meningkat, rumah mereka semakin bagus, pasar lokal makin ramai. Aktifitas masyarakat menjadi semakin lancar karena perbaikan dan pemeliharaan jalan terus dilakukan.
The improvement of living standard is also perceived by Arsad’s farmer friends, increasing economic, more decent houses, and crowded local market. Community activities become more streamlined because road maintenance and refurbishment continue to be performed.
Arsad berharap agar perusahaan terus melakukan pembinaan, memberi kemudahan dalam segala bidang dan menstabilkan harga jual komoditas.
Arsad wished that the company continues to perform fostering, provides easiness in all fields and stabilizing commodity selling price.
KRITERIA PENILAIAN ANNUAL REPORT 2015 Assessment Criteria
Laporan Tahunan 2015 Annual Report
414
Kriteria Penilaian Annual Report 2015 Criteria Assessment
KRITERIA PENILAIAN ANNUAL REPORT 2015 Assessment Criteria
Kriteria & Penjelasan
Criteria & Description
I.
Umum
General
1.
Laporan tahunan disajikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dan dianjurkan menyajikan juga dalam bahasa Inggris
The Annual Report is presented in appropriate and correct Bahasa Indonesia and it is also suggested to present it in English
√
2.
Laporan tahunan dicetak dengan kualitas yang baik dan menggunakan jenis dan ukuran huruf yang mudah dibaca
The Annual Report is printed in a high quality standard, using an easily-read font and size
√
3.
Laporan tahunan mencantumkan identitas perusahaan dengan jelas Nama perusahaan dan tahun annual report ditampilkan di:
The Annual Report should clearly mention the identity of the company Name of the Company and the Year of Annual Report are displayed on: 1. Front cover 2. Book Spine 3. Back cover; and 4. Each page
√
√
1. 2. 3. 4.
Sampul muka; Samping; Sampul belakang; dan Setiap halaman.
4.
Laporan tahunan ditampilkan di website perusahaan. Mencakup laporan tahunan terkini dan paling kurang 4 tahun terakhir.
The Annual Report should be displayed on the Company website. Covering the latest annual report and at least last 4 years.
II.
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Important Financial Data Highlight
1.
Informasi hasil usaha perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun.
Information on the company business outcome in comparative form within 3 (three) financial years or since the business start if the company runs its business less than 3 (three) years
Informasi memuat antara lain: 1. Penjualan/pendapatan usaha; 2. Laba (rugi): a. Diatribusikan kepada pemilik entitas induk; dan b. Diatribusikan kepada kepentingan nonpengendali; 3. Total laba (rugi) dan penghasilan komprehensif lain: a. Diatribusikan kepada pemilik entitas induk; dan b. Diatribusikan kepada kepentingan nonpengendali; dan 4. Laba (rugi) per saham.
The information includes : 1. Sales/operating revenue 2. Profit (loss) a. Attributed to parent entity owner; and
Catatan: Apabila perusahaan tidak memiliki entitas anak, perusahaan menyajikan laba (rugi) serta laba (rugi) dan penghasilan komprehensif lain secara total.
Note: If the company does not have any subsidiaries, the company presents profit (loss) and other comprehensive income totally.
Informasi posisi keuangan perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun.
Information on the Company’s financial position in comparative form within 3 (three) financial years or since the business start if the company runs its business less than 3 (three) years
2.
Halaman/ Page
8
b. Attributed to non-controller interest; 3. Total profit (loss) and other comprehensive income: a. Attributed to parent entity owner; and b. Attributed to non-controller interest; and 4. Net income per share
9-11
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
Kriteria & Penjelasan
Criteria & Description
Informasi memuat antara lain: 1. Jumlah investasi pada entitas asosiasi; 2. Jumlah aset; 3. Jumlah liabilitas; dan 4. Jumlah ekuitas.
The information includes : 1. Total investments on association entities 2. Total assets 3. Total liabilities; and 4. Total equities
Rasio keuangan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun
Financial ratio in comparative form within 3 (three) financial years or since starting operating the business if the company runs the business less than 3 (three) years
Informasi memuat 5 (lima) rasio keuangan yang umum dan relevan dengan industri perusahaan.
The information includes 5 (five) general financial ratios and relevant to the company’s sector of industry
Informasi harga saham dalam bentuk tabel dan grafik* 1. Informasi dalam bentuk tabel yang memuat: a. Jumlah saham yang beredar; b. Kapitalisasi pasar; c. Harga saham tertinggi, terendah, dan penutupan; dan d. Volume perdagangan. 2. Informasi dalam bentuk grafik yang memuat paling kurang harga penutupan dan volume perdagangan saham.
Information on the share price in the form of tables and graphics. 1. Information in table contains:
Untuk setiap masa triwulan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir.
For every quarter in the last 2 (two) financial years
5.
Informasi mengenai obligasi, sukuk atau obligasi konversi yang masih beredar dalam 2 (dua) tahun buku terakhir* Informasi memuat: 1. Jumlah obligasi/sukuk/obligasi konversi yang beredar (outstanding) 2. Tingkat bunga/imbalan 3. Tanggal jatuh tempo; dan 4. Peringkat obligasi/sukuk
Information on outstanding bond, Syari’ah bond or convertion bond within the last 2 (two) financial years The information includes: 1. Total amount of outstanding bond/sukuk (islamic bond)/conversion bond 2. Interest rate 3. Date of maturity; and 4. Bond/sukuk rating
III.
Laporan Dewan Komisaris dan Direksi
Board of Commissioners and Board of Directors’ Report
1.
Laporan Dewan Komisaris Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Penilaian atas kinerja Direksi mengenai pengelolaan perusahaan dan dasar penilaiannya 2. Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh Direksi dan dasar pertimbangannya 3. Penilaian atas kinerja komite-komite yang berada dibawah Dewan Komisaris; dan 4. Perubahan Komposisi Dewan Komisaris (jika ada) dan alasan perubahannya
Board of Commissioners’ Report contains several matters as follows: 1. Performance assessement of the Board of Directors in managing the Company and its basic assessment. 2. Outlook on the business prospect drafted by the Board of Directors and their basic consideration 3. Assessment on committees performance under Commissioner Board; and 4. The change of Board of Commissioners composition (if any) and the reason of the change
3.
4.
a. The amount of outstanding shares b. Market capitalization c. The highest, lowest, and closing stock price; and d. Trading volume 2. Information in table contains at least closing price and stock trading volume
Halaman/ Page
12
n.a 00-00
00-00
n.a
16-25
415
416
Kriteria Penilaian Annual Report 2015 Criteria Assessment
Kriteria & Penjelasan
Criteria & Description
Laporan Direksi Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Analisis atas kinerja perusahaan, yang mencakup antara lain kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan dan kendalakendala yang dihadapi perusahaan. 2. Analisis tentang prospek usaha 3. Penerapan tata kelola perusahaan; dan
Board of Directors Report contains terms as follows: 1. Company performance analysis, including, among others, strategic policies, comparison between aschieved and targeted outcome and obstacles encountered by the company. 2. Analysis of Business prospect 3. Implementation of company governance; and 4. Assessment of committees performance under BOD (if any); and 5. The change of Board of Directors composition & the reason of the changes (if any)
30-48
Tanda tangan anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Tanda tangan dituangkan pada lembaran tersendiri. 2. Pernyataan bahwa Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan. 3. Ditandatangani seluruh anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi dengan menyebutkan nama dan jabatannya; dan 4. Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari yang bersangkutan dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi yang tidak menandatangani laporan tahunan atau penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari anggota yang lain dalam hal tidak terdapat penjelasan tertulis dari yang bersangkutan.
Signature of the members of the BOC and the BOD contains terms as follows: 1. Signature to be affixed on a separate sheet.
53
IV.
Profil Perusahaan
Company Profile
1.
Nama dan alamat lengkap perusahaan Informasi memuat antara lain: nama dan alamat, kode pos, no. Telp, no. Fax, email, dan website.
Company’s name and address The information contains, among others, the name and address, zip code, phone number, fax number, e-mail and website addresses.
56-57
2.
Riwayat singkat perusahaan Mencakup antara lain: tanggal/tahun pendirian, nama, dan perubahan nama perusahaan (jika ada) Catatan: apabila perusahaan tidak pernah melakukan perubahan nama, agar diungkapkan
Company history in brief Includes, among others, the date/year of establishment, name, and the change of the company’s name (if any) Note: if the company never change its name, please disclosed
58-62
3.
Bidang Usaha Uraian mengenai antara lain: 1. Kegiatan usaha perusahaan menurut anggaran dasar terakhir
Business Line Description should include among others: 1. The business activities of the company in accordance with the latest Articles of Association; 2. Business activities that carried on; and 3. Description of the product produced or service provided.
2.
4. Penilaian atas kinerja komite-komite yang berada di bawah Direksi (jika ada); dan 5. Perubahan komposisi anggota Direksi (jika ada) dan alasan perubahannya. 3.
2. Kegiatan usaha yang dijalankan; dan 3. Produk dan/atau jasa yang dihasilkan.
4.
Struktur Organisasi Dalam bentuk bagan, meliputi nama dan jabatan paling kurang sampai dengan struktur satu tingkat di bawah direksi
Halaman/ Page
2. Statement that the BOC and the BOD fully responsible for the contents of the annual report. 3. Signed by all members of the BOC and the BOD by stating their names and positions; and 4. Written explanation from the relevant parties is provided in a separate letter if there are any members of the BOC or BOD who do not sign the annual report or written explanation from other members available in a separate letter if there aren’t any written explanations from the relevant parties.
Organizational Structure In the form of a chart, containing name and position, at least until one layer of structure below the BOD
63 64-75 76 78-79
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
Kriteria & Penjelasan
Criteria & Description
Visi dan Misi Perusahaan Mencakup: 1. Visi perusahaan 2. Misi perusahaan; dan 3. Keterangan bahwa visi dan misi tersebut telah disetujui oleh Direksi/Dewan Komisaris 4. Pernyataan mengenai budaya perusahaan (corporate culture) yang dimiliki perusahaan.
Vision and Mission of the Company Includes: 1. Company Vision 2. Company Mission, and 3. Explanation that the vision and mission have been agreed upon by the BOD/BOC 4. Statement regarding corporate culture owned by the company
81-82
6.
Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Dewan Komisaris Informasi memuat antara lain: 1. Nama; 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain); 3. Umur; 4. Domisili; 5. Pendidikan (Bidang Studi dan Lembaga Pendidikan); 6. Pengalaman kerja (Jabatan, Instansi, dan Periode Menjabat); dan 7. Riwayat penunjukkan sebagai anggota Dewan Komisaris di Perusahaan.
Identity and brief curriculum vitae of the members of the Board of Commissioners Information includes: 1. Name 2. Position ( including position in other company or institution ) 3. Age 4. Residence 5. Education (Field Study and the Institute of Education) 6. Work experience (Position, Institution, and Served Period) 7. History appointment as a member of the Board of Commissioners of the Company.
26-28
7.
Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Direksi Informasi memuat antara lain: 1. Nama 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain) 3. Umur 4. Domisili; 5. Pendidikan (Bidang Studi dan Lembaga Pendidikan); 6. Pengalaman kerja (Jabatan, Instansi, dan Periode Menjabat); dan 7. Riwayat penunjukkan sebagai anggota Direksi di Perusahaan.
Identity and curriculum vitae of the members of the Board of Directors. Information includes among others: 1. Name 2. Position (including position in other company or institution) 3. Age 4. Residense 5. Education (Field of Study and the Educational Institution) 6. Work experience (Position, Institution, and Served Period) 7. History of appointment as a member of the Board of Director of the Company.
50-52
8.
Jumlah karyawan (komparatif 2 tahun) dan deskripsi pengembangan kompetensinya (misal: aspek pendidikan dan pelatihan karyawan). Informasi memuat antara lain: 1. Jumlah karyawan untuk masing-masing level organisasi 2. Jumlah karyawan untuk masing-masing tingkat pendidikan 3. Jumlah karyawan berdasarkan status kepegawaian 4. Deskripsi dan data pengembangan kompetensi karyawan yang telah dilakukan dengan mencerminkan adanya persamaan kesempatan untuk masingmasing level organisasi; dan 5. Biaya pengembangan kompetensi karyawan yang telah dikeluarkan
Total employees (comparative within the last 2 years) and description on their competency development (such as: employees’ education and training). Information includes : 1. Total employees for each level of organization 2. Total employees for each educational level
182-201
3. Total employees by virtue of employment status 4. Employees description and competency development data that have been conducted by reflecting on the existing of equal opportunity for each level of organization; and 5. Cost of employees competency development which has been incurred
184
5.
Halaman/ Page
80 80 80
184 185
187-193
188-189
417
418
Kriteria Penilaian Annual Report 2015 Criteria Assessment
Kriteria & Penjelasan
Criteria & Description
Halaman/ Page
9.
Komposisi pemegang saham Mencakup antara lain: 1. Rincian nama pemegang saham yang meliputi 20 pemegang saham terbesar dan persentase kepemilikannya 2. Rincian pemegang saham dan persentase kepemilikannya meliputi: a. Nama pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham b. Nama Komisaris dan Direktur yang memiliki saham; dan c. Kelompok pemegang saham masyarakat dengan kepemilikan saham masing-masing kurang dari 5%.
Composition of shareholders Information includes among others: 1. The details of the shareholders name including 20 largest shareholders and their percentage of ownership 2. Details of shareholders and percentage of ownership include: a. Name of shareholders who have 5% or more shares b. Name of Commissioners and Directors who have shares; and c. Groups of society shareholder with shareholding respectively less than 5%.
84
10.
Daftar entitas anak dan/atau entitas asosiasi Informasi memuat antara lain: 1. Nama entitas anak dan/atau asosiasi 2. Persentase kepemilikan saham 3. Keterangan tentang bidang usaha entitas anak dan/atau entitas asosiasi; dan 4. Keterangan status operasi entitas anak dan/atau entitas asosiasi (telah beroperasi atau belum beroperasi)
List of subsidiary and/or associate entities Information contains: 1. Name of Subsidiary and/or Associate 2. Percentage of share ownership 3. Information on business line of the subsidiary and/or associate entities; and 4. Information on the operational status of the subsidiary and/or associate company (operating or no operating)
86
11.
Struktur grup perusahaan Struktur grup perusahaan dalam bentuk bagan yang menggambarkan entitas anak, entitas asosiasi, joint venture, dan special purpose vehicles (SPV)
The Structure of The Company Group The Structure of The Company Group in form of chart which illustrates the profile of its subsidiaries, associates, joint ventures, and special purpose vehicles (SPV)
85
12.
Kronologis pencatatan saham* Mencakup antara lain: 1. Kronologis pencatatan saham 2. Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan perubahan jumlah saham. 3. Perubahan jumlah saham dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku. 4. Nama bursa di mana saham perusahaan dicatatkan.
Chronology of share listing Includes among others: 1. Chronology of share listing 2. Type of the corporate action that causes a change in total shares
n.a
Kronologis pencatatan efek lainnya* Mencakup antara lain: 1. Kronologis pecatatan efek lainnya. 2. Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan perubahan jumlah efek lainnya. 3. Perubahan jumlah efek lainnya dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku. 4. Nama bursa di mana efek lainnya dicatatkan; dan 5. Peringkat efek.
Chronology of other stock listing Includes among others: 1. Chronology of other stock listing 2. Type of corporate action that causes a change in total other shares
Nama dan alamat lembaga dan atau profesi penunjang pasar modal* Informasi memuat antara lain:
Name and address of stock exchange supporting institution and/or profession of capital market support. Information involves: 1. Name and address of BAE/parties that administrates the company’s share 2. Name and address of Public Accountant Office 3. Name and address of the Stock Rating Company
13.
14.
1. Nama dan alamat BAE/pihak yang mengadminstrasikan saham perusahaan 2. Nama dan alamat Kantor Akuntan Publik 3. Nama dan alamat pemeringkat efek
perusahaan
3. Change in total shares from early listing up to end of bookkeeping year 4. Name of the stock exchange in which the company’s shares are listed. n.a
3. A change in total other shares from early listing up to the end of bookkeeping year 4. Name of the stock exchange in which the company’s shares are listed; and 5. Stock Rank 87
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
419
Kriteria & Penjelasan
Criteria & Description
Halaman/ Page
15.
Penghargaan yang diterima dalam tahun buku terakhir dan/atau sertifikasi yang masih berlaku dalam tahun buku terakhir baik yang berskala nasional maupun internasional. Informasi memuat antara lain: 1. Nama Penghargaan dan/atau sertifikat 2. Tahun perolehan 3. Badan pemberi penghargaan dan/atau sertifikat; dan 4. Masa berlaku (untuk sertifikasi)
Award that is received in the last financial year book and/or certificate applicable in the last financial year received by the company, both national and international level. Information involves: 1. Name of the award and/or certificate 2. Year of attainment 3. Grant awarding bodies and/or certification; and 4. The validity period (for certification)
88-91
16.
Nama dan alamat entitas anak dan/atau kantor cabang atau kantor perwakilan (jika ada). Memuat informasi antara lain: 1. nama dan alamat entitas anak; dan 2. nama dan alamat kantor cabang/ perwakilan.
The subsidiary’s and/or branch office’s or representative office’s name and address (if any). Containing information includes: 1. name and address of subsidiaries; and 2. name and address of branches/ representatives office
Catatan: apabila perusahaan tidak memiliki entitas anak/cabang/perwakilan, agar diungkapkan
Note: If the company does not have subsidiaries/branches/representatives, please disclosed
Informasi pada Website Perusahaan Meliputi paling kurang: 1. Informasi pemegang saham sampai dengan pemilik akhir individu; 2. Struktur grup perusahaan (jika ada); 3. Analisis kinerja keuangan; 4. Laporan keuangan tahunan (5 tahun terakhir); dan 5. Profil Dewan Komisaris dan Direksi.
Information on Company’s website Consist of: 1. Information of shareholders up to last holder; 2. Company group structure (if any); 3. Financial performance analysis; 4. Annual financial report (last 5 years); and
V.
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Management Analysis and Discussion on Corporate Performance
1.
Tinjauan operasi per segmen usaha Memuat uraian mengenai: 1. Penjelasan masing-masing segmen usaha. 2. Kinerja per segmen usaha, antara lain:
113-129, 448-451
a. Produksi; b. Peningkatan/penurunan kapasitas produksi; c. Penjualan/pendapatan usaha; dan d. Profitabilitas.
Operational review per business segment Information includes: 1. Elaboration of each business segment. 2. Performance by business segments, among others: a. Production b. The increase/decrease of production capacity for each business segment c. Sales/operating income; and d. Profitability
Uraian atas kinerja keuangan Perusahaan Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya dan penyebab kenaikan/ penurunan (dalam bentuk narasi dan tabel), antara lain mengenai: 1. Aset lancar, aset tidak lancar, dan total aset; 2. Liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka panjang, dan total liabilitas; 3. Ekuitas; 4. Penjualan/pendapatan usaha, beban dan laba (rugi), penghasilan komprehensif lain, dan total laba (rugi) dan penghasilan komprehensif lain; dan 5. Arus kas.
Explanation on Corporate financial performance Analysis of the corporate financial performance contains comparison with that of the previous year and the cause of the increase/decrease (in form of narration and tables), including: 1. Current assets, non-current assets and total assets 2. Current liability, non-current liability and total liabilities 3. Equities 4. Sales/operating revenue, expenses and profit (loss), other comprehensive income, and total comprehensive income 5. Cash flow
135-153
17.
2.
93 92-93
√
5. Profile of Board of Commissioner and Board of Director
146-148 149-150 150-151 136-144 151-153
420
3.
4.
5.
6.
7.
Kriteria Penilaian Annual Report 2015 Criteria Assessment
Kriteria & Penjelasan
Criteria & Description
Bahasan dan analisis tentang kemampuan membayar utang dan tingkat kolektibilitas piutang perusahaan, dengan menyajikan perhitungan rasio yang relevan sesuai dengan jenis industri perusahaan Penjelasan tentang: 1. Kemampuan membayar hutang, baik jangka pendek maupun jangka panjang; dan 2. Tingkat kolektibilitas piutang
Discussion and analysis on Corporate solvability and collectability level, by presenting the relevant ratio calculation pursuant to type of company.
Bahasan tentang struktur modal(capital structure) dan kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policy) Penjelasan atas: 1. Rincian struktur modal (capital structure) yang terdiri dari utang berbasis bunga dan ekuitas; dan 2. Kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policies) dan dasar pemilihan kebijakan tersebut.
Discussion on capital structure, and capital structure policy Explanation on:
Halaman/ Page
Explanation on: 1. Solvability, either short-term or long-term loan; and
154-155
2. Collectability level
155
1. Capital structure consists of interest based loan and equity; and
156-157
2. Management policy on the Capital structure policies and basic of those policy selection
156
Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal pada tahun buku terakhir Penjelasan tentang: 1. Tujuan dari ikatan tersebut 2. Sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatan-ikatan tersebut 3. Mata uang yang menjadi denominasi; dan 4. Langkah-langkah yang direncanakan perusahaan untuk melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkait.
Discussion on material contract for capital investment in the last fiscal year Explanation on:
157-158
Catatan: apabila perusahaan tidak mempunyai ikatan terkait investasi barang modal pada tahun buku terakhir, agar diungkapkan.
Note: it should also be disclosed, if the corporation has no capital goods related investments in the last fiscal year
Bahasan mengenai investasi barang modal yang direalisasikan pada tahun buku terakhir Penjelasan tentang: 1. Jenis investasi barang modal; 2. Tujuan investasi barang modal; dan 3. Nilai investasi barang modal yang dikeluarkan pada tahun buku terakhir.
Discussion regarding capital investment realized in the last financial year Explanation of: 1. Type of capital investment 2. Capital investment goal; and 3. Value of capital investment incurred on the last financial year
Catatan: apabila tidak terdapat realisasi investasi barang modal, agar diungkapkan
Note: If it does not contain any capital investment realization, please revealed
Informasi perbandingan antara target pada awal tahun buku dengan hasil yang dicapai (realisasi), dan target atau proyeksi yang ingin dicapai untuk satu tahun mendatang mengenai pendapatan, laba, dan lainnya yang dianggap penting bagi perusahaan. Informasi memuat antara lain: 1. Perbandingan antara target pada awal tahun buku dengan hasil yang dicapai (realisasi); dan 2. Target atau proyeksi yang ingin dicapai dalam satu tahun mendatang.
Some comparative information between the early financial yearbook with its realization outcome, and the target or projections wish to achieve for the coming year concerning revenues, profits, and other information considered as vital for the company. Information should contain: 1. A comparison between early financial yearbook target with outcomes achieved (realization); and 2. Target or projections to achieve for the coming year.
1. Objective of the contract 2. Fund source which is expected to meet the requirements of the contract 3. Denominated currency 4. Steps planned by the company to protect the risk of the related foreign currency position.
157-158
159-161
Laporan Tahunan
8.
9.
10.
11.
12.
13.
2015 Annual Report
Kriteria & Penjelasan
Criteria & Description
Halaman/ Page
Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan. Uraian kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan termasuk dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa mendatang.
Information and material fact occurred after the date of accountant report Elaboration of important events after the date of accountant report including its impact to corporate performance and business risk in the future.
161
Catatan: apabila tidak ada kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan, agar diungkapkan.
Note: In the absence of any important events after the date of accountant report, please revealed.
Uraian tentang prospek usaha perusahaan
Elaboration on corporate business prospect.
Uraian mengenai prospek perusahaan dikaitkan dengan industri dan ekonomi secara umum disertai data pendukung kuantitatif dari sumber data yang layak dipercaya.
Elaboration on corporate prospect in relation to industry, and economics in general, and it can be accompanied with quantitative supporting data from a reliable source of data.
Uraian tentang aspek pemasaran
Elaboration on marketing aspect
Uraian tentang aspek pemasaran atas produk dan/atau jasa perusahaan, antara lain strategi pemasaran dan pangsa pasar
Elaboration on marketing for corporate products and services, among others market share
Uraian mengenai kebijakan dividen dan jumlah dividen kas per saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 (dua) tahun buku terakhir. Memuat uraian mengenai: 1. Kebijakan pembagian dividen 2. Total dividen yang dibagikan 3. Jumlah dividen kas per saham 4. Payout ratio; dan 5. Tanggal pengumuman dan pembayaran dividen kas untuk masing-masing tahun.
Elaboration on dividend policy and the total cash dividend per share and the total dividend per year announced or paid within the last 2 (two) financial years. Information includes: 1. Dividend division policy 2. Total dividend distributed 3. Amount of cash dividends per share 4. Payout ratio; and 5. Date of cash dividends announcement and payment for consecutive year
Catatan: apabila tidak ada pembagian dividen, agar diungkapkan alasannya.
Note: If there is no dividend payment, state the reason/s.
Program kepemilikan saham oleh karyawan dan/atau manajemen yang dilaksanakan perusahaan (ESOP/MSOP) Memuat uraian mengenai: 1. Jumlah saham ESOP/MSOP dan realisasinya; 2. Jangka waktu 3. Persyaratan karyawan dan/atau manajemen yang berhak; dan 4. Harga exercise.
Shareholding program by employees and/ or management carried out by the company (ESOP/MSOP) Contains description of: 1. Total ESOP/MSOP share and its realization
Catatan: apabila tidak memiliki program dimaksud, agar diungkapkan
Note: if do not have any of those program mentioned above, please state
Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum (dalam hal perusahaan masih diwajibkan menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana)* Memuat uraian mengenai: 1. Total perolehan dana 2. Rencana penggunaan dana 3. Rincian penggunaan dana 4. Saldo dana; dan 5. Tanggal persetujuan RUPS/RUPO atas perubahan penggunaan dana (jika ada)
Realization of fund utilization resulted from public offering (in case the company is still obliged to present fund utilization realization report)*. Information includes: 1. Total fundraising 2. Fund utilization plan 3. Fund utilization breakdown 4. Fund Balance; and 5. Date of GMS/GMO approval over changes in fund utilization (if any)
162-165
166-170
171
172
2. Period of time; 3. Requirements of eligible employees and/ or management; and 4. Exercise price
n.a 173
421
422
14.
15.
16.
17.
Kriteria Penilaian Annual Report 2015 Criteria Assessment
Kriteria & Penjelasan
Criteria & Description
Halaman/ Page
Informasi transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan/ atau transaksi dengan pihak afiliasi*. Memuat uraian mengenai: 1. Nama pihak yang bertransaksi dan sifat hubungan afiliasi; 2. Penjelasan mengenai kewajaran transaksi; 3. Alasan dilakukannya transaksi; 4. Realisasi transaksi pada periode tahun buku terakhir; 5. Kebijakan perusahaan terkait dengan mekanisme review atas transaksi; dan 6. Pemenuhan peraturan dan ketentuan terkait.
Information of material transaction which contains conflict of interest and/or transaction with affiliate parties.*
173-174
Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan.
Note: if the company does not have the mentioned transaction, please revealed
Uraian mengenai perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap perusahaan.
Elaboration on the change of laws and regulations which significantly affects the company
Uraian memuat antara lain: perubahan peraturan perundang-undangan dan dampaknya terhadap perusahaan.
Information contains among others: any amendment to the legislation, and its impact on the company.
Catatan: apabila tidak terdapat perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan, agar diungkapkan.
Note: If there is no amendment to the legislation significantly affect the company, please state
Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi yang diterapkan perusahaan pada tahun buku terakhir.
Elaboration on the change of accounting policies applied by the company in the last financial year
Uraian memuat antara lain: perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan keuangan.
The information includes among others any changes on the accounting policies, their reasons and impacts on the financial statement.
Catatan: apabila tidak terdapat perubahan kebijakan akuntansi, agar diungkapkan.
Note: If there is no change of accounting policies, please state.
Informasi kelangsungan usaha Pengungkapan informasi mengenai: 1. Hal-hal yang berpotensi berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan usaha perusahaan pada tahun buku terakhir; 2. Assessment manajemen atas hal-hal pada angka 1; dan 3. Asumsi yang digunakan manajemen dalam melakukan assessment.
Business continuation information. Information disclosure regarding: 1. Terms which are potentially affecting company’s business continuation in the last financial yearbook; 2. Management assessment on terms on number 1; and 3. Assumption used by the management in performing the assessment
Catatan: apabila tidak terdapat hal-hal yang berpotensi berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan usaha perusahaan pada tahun buku terakhir, agar diungkapkan asumsi yang mendasari manajemen dalam meyakini bahwa tidak terdapat hal-hal yang berpotensi berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan usaha perusahaan pada tahun buku.
Note: if there are no terms significantly has a potential endangering the company’s business continuation in the last financial yearbook, please revealed the assumption that underlining the management in believing that there are no terms have a potential that significantly affecting the company’s business in the financial yearbook.
1. Name of transacting parties and the nature of affiliated relationship; 2. Explanation of transaction fairness; 3. The reason of transaction; 4. Realization of transaction at the period of last financial yearbook; 5. Company’s policy related to review mechanism on the transaction; and 6. Fulfillment of related regulation and provision; and
175
175-176
177-178
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
Kriteria & Penjelasan
Criteria & Description
VI.
Good Corporate Governance
Good Corporate Governance
1.
Uraian Dewan Komisaris Uraian memuat antara lain: 1. Uraian tanggung jawab Dewan Komisaris;
244-257
2. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Dewan Komisaris atau program orientasi bagi Komisaris baru; dan 3. Pengungkapan mengenai Board Charter (pedoman dan tata tertib kerja Dewan Komisaris).
Elaboration from the BOC Information includes among others: 1. Elaboration on the Board of Commissioners responsibilities. 2. Training program in order to improve the competency of the Board of Commissioners or orientation program for new Commissioners; and 3. Disclosures of Board Charter ( Board of Commissioners guidelines and working order)
Informasi mengenai Komisaris Independen Meliputi antara lain: 1. Kriteria penentuan Komisaris Independen; dan 2. Pernyataan tentang independensi masingmasing Komisaris Independen.
Information of Independent Commissioners Involving: 1. Criteria of independent commissioners determination; and 2. Statement of independency of each Independent Commissioner.
259-261
Uraian Direksi Uraian memuat antara lain: 1. Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing anggota Direksi; 2. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Direksi atau program orientasi bagi Direksi baru; dan 3. Pengungkapan mengenai Board Charter (pedoman dan tata tertib kerja Direksi).
Elaboration from the Board of Directors Information includes among others: 1. The scope of work and the responsibility of each Board of Directors member 2. Training program in order to improve the competency of the BOD members or orientation program for new BOD 3. Disclosures of Board Charter ( Board of Directors guidelines and working orders)
262-277
Assessment terhadap Dewan Komisaris dan Direksi Uraian mengenai: 1. Prosedur pelaksanaan assessment atas kinerja Dewan Komisaris dan Direksi.
Assessment of the BOC and the BOD
281-285
2.
3.
4.
2. Kriteria yang digunakan dalam pelaksanaan assessment atas kinerja anggota Dewan Komisaris dan Direksi. 3. Pihak yang melakukan assessment. 5.
Uraian mengenai kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi Mencakup antara lain: 1. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi Dewan Komisaris; 2. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi Direksi; 3. Struktur remunerasi yang menunjukkan jenis dan jumlah imbalan jangka pendek, pasca kerja, dan/atau jangka panjang lainnya untuk setiap anggota Dewan Komisaris; 4. Struktur remunerasi yang menunjukkan jenis dan jumlah imbalan jangka pendek, pasca kerja, dan/atau jangka panjang lainnya untuk setiap anggota Direksi; dan 5. Pengungkapan indikator untuk penetapan remunerasi Direksi.
Halaman/ Page
246-247 250
244-245
259 260
264-272 276 262
Elaboration of: 1. Procedure of assessment execution on the members of the BOC and the BOD performance 2. The criteria used in performing the assessment of the performance of the BOC and the BOD members 3. The party who performs the assessment. Elaboration on the remuneration policies for Board of Commissioners and Board of Directors Includes: 1. Disclosure of determination procedure of BOC remuneration. 2. Disclosure of determination procedure of BOD remuneration; 3. Structure of remuneration which indicates the type and amount of the short-term, post-working, and/or long-term award for each member of the BOC.
286-289
4. Renumeration structure which indicates type and number of short term rewards, post work, and/or other long-term for every BOD member; and 5. Disclosure of indicator for the BOD remuneration determination
288
286 286 289
289
423
424
6.
7.
8.
Kriteria Penilaian Annual Report 2015 Criteria Assessment
Kriteria & Penjelasan
Criteria & Description
Halaman/ Page
Frekuensi dan tingkat kehadiran rapat Dewan Komisaris, rapat Direksi, dan rapat gabungan Dewan Komisaris dengan Direksi. Informasi memuat antara lain: 1. Tanggal Rapat; 2. Peserta Rapat; dan 3. Agenda Rapat. untuk masing-masing rapat Dewan Komisaris, Direksi, dan rapat gabungan.
Frequency and meeting attendance level of BOC, BOD, and joint meeting of BOC and BOD. The information contains:
290-296
Informasi mengenai pemegang saham utama dan pengendali, baik langsung maupun tidak langsung, sampai kepada pemilik individu.
Any Information related to the Principal and Controller Shareholders, direct or indirect up to the individual share holders.
Dalam bentuk skema atau diagram, kecuali untuk BUMN yang dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah
Please reveal in form of a schema or in diagram, unless for SOE fully owned by the government.
Pengungkapan hubungan afiliasi antara anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan Pemegang Saham Utama dan/atau Pengendali Mencakup antara lain: 1. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan anggota Direksi lainnya 2. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris
Disclosures of affiliation relationships between the BOD, BOC and the Principal Shareholders, and/ or the Controller members.
3. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan Pemegang Saham Utama dan/ atau Pengendali 4. Hubungan afiliasi antara anggota Dewan Komisaris dengan anggota Komisaris lainnya 5. Hubungan afiliasi antara anggota Dewan Komisaris dengan Pemegang Saham Utama dan/atau Pengendali
9.
1. Meeting Date; 2. Meeting Participant; and 3. Meeting Agenda For each BOC, BOD, and joint meeting.
5. Affiliation relationship between the members of the BOC with the Principal and/ or the Controller Shareholders Note: if there are no mentioned affiliations relationships, please state.
Komite Audit
Audit Committee
Mencakup antara lain: 1. Nama dan jabatan anggota Komite Audit
Includes among others: 1. Name, and position of the Audit Committee members 2. Educational qualifications and work experience of the Audit Committee member 3. Independency of the Audit Committee members 4. Job description and responsibility 5. Brief report on the implementation of Audit Committee activities 6. Frequency of meeting and attendance level of the audit committee.
3. Independensi anggota Komite Audit 4. Uraian tugas dan tanggungjawab 5. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan komite audit. 6. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite audit.
298
The disclosures should cover: 1. Affiliation relationships between the BOD members 2. Affiliation relationships between the members of the BOD with the members of the BOC 3. Affiliation relationship between the members of the BOD with Major and/ or Controller Shareholders. 4. Affiliation relationship among the BOC members
Catatan: apabila tidak mempunyai hubungan afiliasi dimaksud, agar diungkapkan
2. Kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja anggota komite audit
297
299-309 302-304 301 305 305-306 306 306-307
Laporan Tahunan
10.
Kriteria & Penjelasan
Criteria & Description
Halaman/ Page
Komite/Fungsi Nominasi dan/atau Remunerasi Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan dan riwayat hidup singkat anggota komite/fungsi nominasi dan/atau remunerasi 2. Independensi anggota komite/fungsi nominasi dan/atau remunerasi 3. Uraian tugas dan tanggung jawab 4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite/ fungsi nominasi dan/atau remunerasi; dan
Nomination and Remuneration Committee/ Function Includes among others: 1. Name, position and curriculum vitae of the committee members/ nomination Function and/or remuneration 2. Independency of the committee members/ nomination Function and/or remuneration 3. Job description and responsibility 4. Brief description on the committee activities/nomination Function and/or comitte remuneration; and 5. Frequency of meeting and attendance level of the committee/ nomination Function and/or remuneration 6. Statement of committee/nomination function and/or remuneration guidelines 7. Policy on the succession of Board of Directors
n.a
Other committees under the Board of Commissioners in the company Includes among others: 1. Name, position and curriculum vitae of the members of other committees 2. Independency of other committees members 3. Job description and responsibility 4. Brief description of other committees activities; and 5. Frequency of meeting and attendance level of other committees members
310-320
Job description and function of the Corporate Secretary Includes among others: 1. Name, domicile, and curriculum vitae of the corporate secretary 2. Description of implementation of corporate secretary’s tasks 3. Training program in order to develop company’s secretary competency
323-329
Uraian mengenai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun sebelumnya Dalam bentuk tabel mencakup antara lain: 1. Keputusan RUPS tahun sebelumnya 2. Realisasi hasil RUPS tahun sebelumnya pada tahun buku; dan 3. Alasan dalam hal terdapat keputusan RUPS yang belum direalisasikan.
Elaboration of General Meeting Of Shareholders (GMS) of prior years In the form of tables including, 1. GMS decision in prior year; 2. Realization of GMS result of prior years on financial yearbook; and 3. Reason on terms containing GMS decision that has not been realized.
230-243
Uraian mengenai unit Audit Internal Mencakup antara lain: 1. Nama Ketua Unit Audit Internal
Elaboration on Internal Audit Unit Includes among others: 1. Name of the Chairman of the Internal Audit Unit 2. The number of employees (internal auditor) in Internal Audit Unit 3. Certification as an internal audit profession 4. Position of the internal audit unit in the company structure 5. Brief report regarding implementation of internal audit unit activity; and 6. The party who appoints/terminates the head of the internal audit unit.
330-337
5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite/fungsi nominasi dan/ atau remunerasi 6. Pernyataan adanya pedoman komite/ fungsi nominasi dan/atau remunerasi; 7. Kebijakan mengenai suksesi Direksi
11.
Komite-komite lain di bawah Dewan Komisaris yang dimiliki oleh perusahaan Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan dan riwayat hidup singkat anggota komite lain. 2. Independensi komite lain 3. Uraian tugas dan tanggung jawab 4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite lain; dan 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite lain
12.
Uraian tugas dan fungsi Sekretaris Perusahaan. Mencakup antara lain: 1. Nama, domisili, dan riwayat jabatan singkat sekretaris perusahaan; 2. Uraian pelaksanaan tugas sekretaris perusahaan; dan 3. Program pelatihan dalam rangka mengembangkan kompetensi sekretaris perusahaan.
13.
14.
2015 Annual Report
2. Jumlah pegawai (auditor internal) pada unit audit internal 3. Sertifikasi sebagai profesi audit internal 4. Kedudukan unit audit internal dalam struktur perusahaan 5. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan unit audit internal; dan 6. Pihak yang mengangkat/memberhentikan ketua unit audit internal
278-279
312-314 314 314-315 315-316 316
324-325 327-328 323
237-238 239-243 -
332 333 333 334 336-337 331
425
426
15.
16.
17.
18.
Kriteria Penilaian Annual Report 2015 Criteria Assessment
Kriteria & Penjelasan
Criteria & Description
Halaman/ Page
Akuntan Publik Informasi memuat antara lain: 1. Nama dan tahun akuntan publik yang melakukan audit laporan keuangan tahunan selama 5 tahun terakhir; 2. Nama dan tahun Kantor Akuntan Publik yang melakukan audit laporan keuangan tahunan selama 5 tahun terakhir; 3. Besarnya fee untuk masing-masing jenis jasa yang diberikan oleh akuntan publik pada tahun buku terakhir; dan 4. Jasa lain yang diberikan akuntan selain jasa audit laporan keuangan tahunan pada tahun buku terakhir.
Public accountant Information includes among others: 1. Name and year public accountants auditing the annual financial statements for the last 5 years; 2. Name and years of public accounting firm auditing the annual financial statements for the last 5 years; 3. The amount of fee for each type of service provided by a public accountant in the last fiscal year; and 4. Other services provided by the accountant beside financial statement audit service in the last fiscal year book.
338-339
Catatan: apabila tidak ada jasa lain dimaksud, agar diungkapkan.
Note: if there are no other services as contemplated, please reveal
Uraian mengenai manajemen risiko perusahaan Mencakup antara lain: 1. Penjelasan mengenai sistem manajemen risiko yang diterapkan perusahaan 2. Penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas efektivitas sistem manajemen risiko 3. Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi perusahaan ; dan 4. Upaya untuk mengelola risiko tersebut
Elaboration on corporate risk management Includes among others:
340-351
1. Elaboration on risk management system applied by the company 2. Elaboration on the evaluation conducted over the risk management system effectiveness 3. Explanations on risks encountered by the company 4. Efforts to manage the risks
340-342
Uraian mengenai sistem pengendalian intern Mencakup antara lain: 1. Penjelasan singkat mengenai sistem pengendalian intern, antara lain mencakup pengendalian keuangan dan operasional 2. Penjelasan kesesuaian sistem pengendalian intern dengan kerangka yang diakui secara internasional (COSO – internal control framework); dan 3. Penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas efektivitas sistem pengendalian intern
Elaboration on the internal control system Includes among others: 1. A brief explanation of the internal control system, among others: operational and financial control. 2. Explanation of compatibility of internal control system with an internationally recognized frameworks (COSO- internal control framework); and 3. Explanation on evaluation of internal control system effectiveness.
Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan lingkungan hidup Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Kebijakan yang ditetapkan manajemen 2. Kegiatan yang dilakukan, terkait program lingkungan hidup yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan, seperti penggunaan material dan energi yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang, sistem pengolahan limbah perusahaan, pertimbangan aspek lingkungan dalam pemberian kredit kepada nasabah, dan lain-lain 3. Sertifikasi di bidang lingkungan yang dimiliki
Elaboration on the CSR related to environment Includes information of: 1. Policy set up by management 2. The activities undertaken, arising from the environmental-related activities such as the use of material and environmentally friendly and recycled energy, the corporate waste management system, consideration of environmental aspects in the provision of credit to customers, and others. 3. The environmental certification owned.
350-351 345-350 346-350
352-354 352-353
354
382-394
385-386 387-391
392-393
Laporan Tahunan
19.
20.
Kriteria & Penjelasan
Criteria & Description
Halaman/ Page
Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Kebijakanyang ditetapkan manajemen; dan 2. Kegiatan yang dilakukan terkait praktik ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja, seperti kesetaraan gender dan kesempatan kerja, sarana dan keselamatan kerja, tingkat turnover karyawan, tingkat kecelakaan kerja, dan lain-lain
Elaboration on the CSR related to employment, occupational health and safety.
395-397
Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan pengembangan sosial dan kemasyarakatan Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Kebijakan yang ditetapkan manajemen
Elaboration on the CSR related to social and community development
2. Kegiatan yang dilakukan, dan 3. Biaya yang dikeluarkan terkait pengembangan sosial dan kemasyarakatan, seperti penggunaan tenaga kerja lokal, pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan, perbaikan sarana dan prasarana sosial, bentuk donasi lainnya, dan lain-lain 21.
22.
2015 Annual Report
Covering information, such as: 1. Policies determined by the management, and 2. Activities conducted related to employment, health care, and work safety practices, such as: gender equality and employment opportunities, facilities and work safety, employess turnover rates, accident rates, and others.
Information involving: 1. Policies determined by the management; and 2. The activities undertaken, and 3. Cost incurred related to social and community development such as the use of local manpower, the empowerment of the community living in the vicinity of the company, improvement of social facilities and infrastructure, other forms of donation, and so on.
Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan tanggung jawab kepada konsumen Mencakup antara lain: 1. Kebijakanyang ditetapkan manajemen 2. Kegiatan yang dilakukan, dan terkait tanggung jawab produk, seperti kesehatan dan keselamatan konsumen, informasi produk, sarana, jumlah dan penanggulangan atas pengaduan konsumen, dan lain-lain
Elaboration on the CSR related to the responsibilities to consumers.
Perkara penting yang sedang dihadapi oleh perusahaan, entitas anak, serta anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi yang menjabat pada periode laporan tahunan Mencakup antara lain: 1. Pokok perkara/gugatan 2. Status penyelesaian perkara/gugatan 3. Pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan
Important issues encountered by the company, the subsidiary entity, the members of BOC and/or BOD during the annual report period Involving: 1. Lawsuit 2. Status of lawsuit settlement 3. The influence towards corporate financial condition 4. Administrative penalties imposed on Company, the members of BOC and BOD, by related authorities (capital markets, banking industries, and others) published in the last fiscal year (or please provide statements that is not subjected to administrative sanction)
4. Sanksi administrasi yang dikenakan kepada Perusahaan, anggota Dewan Komisaris dan Direksi, oleh otoritas terkait (pasar modal, perbankan dan lainnya) pada tahun buku terakhir (atau terdapat pernyataan bahwa tidak dikenakan sanksi administrasi) Catatan: dalam hal tidak berperkara, agar diungkapkan
Information involving: 1. Policies determined by the management 2. The activities undertaken, and related to the responsibilities for products such as consumers’ health and safety, product information, facilities, the number of and settlement to consumers complaints, and so on
Note: please reveal if no disputes occured.
395 396-397
398-403
398 400-402 401, 403
404-409
404 405-409
355-356
355 355 355 356
427
428
Kriteria Penilaian Annual Report 2015 Criteria Assessment
Kriteria & Penjelasan
Criteria & Description
Halaman/ Page
Akses informasi dan data perusahaan
Access to information and corporate data
356-361
Uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data perusahaan kepada publik, misalnya melalui website (dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris), media massa, mailing list, buletin, pertemuan dengan analis, dan sebagainya
Elaboration on the availability of access to information and corporate data for the public, such as through website (Indonesian and English version), mass media, mailing list, bulletin, analyst forum meeting, etc.
Bahasan mengenai kode etik Memuat uraian antara lain: 1. Isi kode etik; 2. Pengungkapan bahwa kode etik berlaku bagi seluruh level organisasi; 3. Penyebarluasan kode etik; 4. Jenis sanksi untuk setiap pelanggaran kode etik; dan 5. Jumlah pelanggaran kode etik beserta sanksi yang diberikan pada tahun buku terakhir.
Elaboration on code of conducts Involving: 1. The content of code of conducts 2. Statement that the code of conducts is applicable to all organization levels 3. Dissemination of code of conduct 4. Type of sanction for every code of conduct violation; and 5. Number of code of conduct violation along with sanction given at the last financial yearbook.
Catatan: apabila tidak terdapat pelanggaran kode etik pada tahun buku terakhir, agar diungkapkan
Note : if there is no code of conduct violation at the last financial year, please state
Pengungkapan mengenai whistleblowing system Memuat uraian tentang mekanisme whistleblowing system antara lain: 1. Penyampaian laporan pelanggaran 2. Perlindungan bagi whistleblower 3. Penanganan pengaduan 4. Pihak yang mengelola pengaduan 5. Jumlah pengaduan yang masuk dan diproses pada tahun buku terakhir serta tindak lanjutnya.
Disclosure of whistle blowing system
365-372
Containing elaboration on the whistleblowing system mechanism, including: 1. Disclosure of breach report 2. Protection of whistleblowers 3. Grievance handling 4. The party who manages grievances 5. The amount of incoming and processed grievances in the last financial year as well as its follow up
366 371 367-369 369-371 372
Catatan: apabila tidak terdapat pengaduan yang masuk pada tahun buku terakhir, agar diungkapkan
Note: if there are no incoming grievances at the last financial yearbook, please state
Kebijakan mengenai keberagaman komposisi Dewan Komisaris dan Direksi Uraian kebijakan Perusahaan mengenai keberagaman komposisi Dewan Komisaris dan Direksi dalam pendidikan (bidang studi), pengalaman kerja, usia, dan jenis kelamin.
Policy regarding diversity composition of BOC and BOD. Description of Company policy regarding BOC and BOD diversity compesition in term of education (study program), work experience, age and gender.
Catatan: apabila tidak ada kebijakan dimaksud, agar diungkapkan alasan dan pertimbangannya
Note: if there is no policy as contemplated, please state its reasons and consideration
VII
Informasi Keuangan
Financial Information
1.
Surat pernyataan Direksi dan/atau Dewan Komisaris tentang Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan * Kesesuaian dengan peraturan terkait tentang Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan
Statement of Board of Directors and/or Board of Commissiners of Responsibility on Financial Statements Compatibility with regulations related to Responsibility on Financial Statements
i-2, i-3
2.
Opini Auditor Independen atas laporan keuangan
Independent Auditor Opinion about the Financial Statements
iii
23.
24.
25.
26.
362-365 362-363 363 364 364-365
280
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
Kriteria & Penjelasan
Criteria & Description
Halaman/ Page
Deskripsi Auditor Independen di opini
The description of the Independent Auditor in the opinion Description involves: 1. Name & signature 2. Date of Audit Report; and 3. Number of Public Accountant Office permit and number of Public Accountant permit
v
Laporan keuangan yang lengkap Memuat secara lengkap unsur-unsur laporan keuangan: 1. Laporan posisi keuangan; 2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain; 3. Laporan perubahan ekuitas; 4. Laporan arus kas; 5. Catatan atas laporan keuangan; 6. Informasi komparatif mengenai periode sebelumnya; dan 7. Laporan posisi keuangan pada awal periode sebelumnya ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya (jika relevan).
Comprehensive financial statements Containing full financial statement report elements: 1. Report on financial position (balance sheet) 2. Comprehensive income statement 3. Statement of changes in equity 4. Cashflow Report 5. Notes to financial statement 6. Comparatives information regarding previous period; and 7. Financial position statement in the beginning of previous period when the entity applies an accounting policy retrospectively or creates a re-presentation of financial statement post, or when the entity re-clarifies the post in its financial statement(if relevant)
1-5
5.
Perbandingan tingkat profitabilitas Perbandingan kinerja/laba (rugi) berjalan dengan tahun sebelumnya
Comparison of profitability level Comparison of current performance/profit (loss) to that of previous year.
3
6.
Laporan arus kas Memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas: operasi, investasi, dan pendanaan
Cashflow Statement To meet the following requirements: 1. Categorization into three activity categories: operating, investing and financing 2. The use of direct method to report cashflow from operating activities
5
3.
Deskripsi memuat tentang: 1. Nama & tanda tangan 2. Tanggal Laporan Audit; dan 3. Nomor ijin KAP dan nomor ijin Akuntan Publik
4.
tahun
2. Penggunaan metode langsung (direct method) untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi 3. Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan/atau pengeluaran kas selama tahun berjalan pada aktivitas operasi, investasi dan pendanaan; dan 4. Pengungkapan transaksi non kas harus dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan 7.
Ikhtisar kebijakan akuntansi Meliputi sekurang-kurangnya: 1. Pernyataan kepatuhan terhadap SAK; 2. Dasar pengukuran dan penyusunan laporan keuangan; 3. Pajak penghasilan; 4. Imbalan kerja; dan 5. Instrumen Keuangan.
1 2-3 4 5
53-54 109-110
3. Separated presentation between cash receipt and or cash expenditure during the year-to-date on operating, investing and financing activities; and 4. Disclosure of non-cash transaction should be included on the note over the financial statement. Accounting Policy Highlight Involving at least: 1. Statement of compliance to SAK. 2. Basis of measurement and preparation of financial statement. 3. Income tax; 4. Employment benefits; and 5. Financial instruments
10-48
429
430
Kriteria Penilaian Annual Report 2015 Criteria Assessment
Kriteria & Penjelasan
Criteria & Description
Halaman/ Page
8.
Pengungkapan transaksi pihak berelasi Hal-hal yang diungkapkan antara lain: 1. Nama pihak berelasi, serta sifat dan hubungan dengan pihak berelasi; 2. Nilai transaksi beserta persentasenya terhadap total pendapatan dan beban terkait; dan 3. Jumlah saldo beserta persentasenya terhadap total aset atau liabilitas.
Disclosure of transaction by related parties Information includes among others: 1. Name of related parties, as well as the nature and relation of related parties. 2. Amount of transaction along with its percentage against the total income and related expense. 3. Total balance along with its percentage against the total assets or liabilities.
56-62
9.
Pengungkapan yang berhubungan dengan perpajakan Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Rekonsiliasi fiskal dan perhitungan beban pajak kini; 2. Penjelasan hubungan antara beban (penghasilan) pajak dan laba akuntansi; 3. Pernyataan bahwa Laba Kena Pajak (LKP) hasil rekonsiliasi dijadikan dasar dalam pengisian SPT Tahunan PPh Badan;
Disclosure related to Taxes
73-87 41-43
4. Rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan untuk setiap periode penyajian, dan jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari jumlah aset atau liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan; dan 5. Pengungkapan ada sengketa pajak. 10.
11.
atau
tidak
ada
Information must includes: 1. Reconciliation between fiscal and the calculation of current tax expense 2. Explanation on relation between tax expense (income) and accounting profits. 3. Statement that Taxable Profit from the reconciliation becomes the basis in filling of the Annual Taxation Return of Corporate Income Tax 4. Description of assets and liabilities of the deferred tax that acknowledged on the financial position report for each presenting period, and the amount of the expenses (income) of the deferred tax which acknowledged on the earnings statement if the amount is not reflected on the number of assets or liabilities of the deffered tax which acknowledged in the financial position report. 5. Disclosure of the presence or the absence of tax dispute
Pengungkapan yang berhubungan dengan aset tetap Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Metode penyusutan yang digunakan; 2. Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang dipilih antara model revaluasi dan model biaya; 3. Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar aset tetap (untuk model revaluasi) atau pengungkapan nilai wajar aset tetap (untuk model biaya); dan 4. Rekonsiliasi jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan aset tetap pada awal dan akhir periode dengan menunjukkan: penambahan, pengurangan dan reklasifikasi.
Disclosure related to Fixed Assets
Pengungkapan yang berhubungan dengan segmen operasi Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Informasi umum yang meliputi faktor-faktor yang digunakan untuk mengidentifikasi segmen yang dilaporkan; 2. Informasi tentang laba rugi, aset, dan liabilitas segmen yang dilaporkan; 3. Rekonsiliasi dari total pendapatan segmen, laba rugi segmen yang dilaporkan, aset segmen, liabilitas segmen, dan unsur material segmen lainnya terhadap jumlah terkait dalam entitas; dan
Disclosure related to operation segment
Things that must be disclosed: 1. The depreciation method used 2. Elaboration on accounting policies selected, between the revaluation model and cost model 3. The method and significant assumption used in estimating the fair value of fixed assets (for revaluation model) or disclosure of the fair value of fixed assets (for cost model); and 4. Reconcilliation of total recorded gross and accumulation of fixed asset depreciation at the beginning and in the end of period by highlighting: the addition, deduction and reclassification.
Terms must be disclosed: 1. General information involving factors used to identify reported segments; 2. Information regarding profit and loss, assets, and liability of reported segment; 3. Reconciliation of total segment revenue, profit and loss of reported segments, segment’s assets, segment’s liability, and other segment material elements to the amount related to the entity; and
34-37
52
69-70
99
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
Kriteria & Penjelasan
Criteria & Description
4. Pengungkapan pada level entitas, yang meliputi informasi tentang produk dan/ atau jasa, wilayah geografis dan pelanggan utama.
4. Disclosure on entity level, which covering information regarding product and/ or service, geography area and major customer.
Pengungkapan yang berhubungan dengan instrumen keuangan Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Rincian instrumen keuangan yang dimiliki berdasarkan klasifikasinya; 2. Nilai wajar dan hirarkinya untuk setiap kelompok instrumen keuangan; 3. Kebijakan manajemen risiko; 4. Penjelasan risiko yang terkait dengan instrumen keuangan: risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas; dan 5. Analisis risiko yang terkait dengan instrumen keuangan secara kuantitatif.
Disclosure related to financial instrument
13.
Penerbitan laporan keuangan Hal-hal yang diungkapkan antara lain: 1. Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit; dan 2. Pihak yang bertanggung jawab mengotorisasi laporan keuangan.
Release of financial statement Information includes: 1. Date of the financial statement authorization for being released; and 2. The party responsible for authorizing the financial statement
VIII
Lain-lain
Others
Praktik good corporate governance yang melebihi kriteria, seperti: 1. Terdapat surat pernyataan tanggung jawab manajemen atas Laporan Keuangan bagi Perusahaan non Tbk. 2. Menyampaikan Laporan Keberlanjutan / CSR yang disusun berdasarkan standar yang berlaku secara internasional (GRI Sustainability Reporting Guidelines).
Good corporate governance practices exceeds criterion, such as: 1. There is a management responsibility affidavit regarding the financial statement for the non public companies. 2. Submitting a Sustainability Report/CSR drafted based on internationally accepted standards (GRI Sustainability Reporting Guidelines)
Praktik bad corporate governance yang tidak diatur dalam kriteria seperti: 1. Adanya laporan sebagai perusahaan yang mencemari lingkungan; 2. Perkara penting yang sedang dihadapi oleh perusahaan, entitas anak, anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang sedang menjabat yang tidak diungkapkan dalam Laporan Tahunan; 3. Ketidakpatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan; dan 4. Ketidaksesuaian penyajian laporan keuangan dengan SAK.
Bad corporate governance practices which are not regulated in criteria such as: 1. The existence of a report as companies that pollutes the environment; 2. Critical issues encounted by companies, subsidiaries, members of the Board of Directors and / or members of the Board of Commissioners of the incumbent which are not disclosed in the Annual Report; 3. Non-compliance in the fulfillment of tax obligations; and 4. Incompatibility with GAAP financial statement presentation.
12.
Things that must be disclosed: 1. Details of financial instruments held based on its classification 2. Fair value of every financial instrument group 3. The risk management policy; 4. Explanation on risk related to financial instrument: market risk, loan risk and liquidity risk; and 5. Risk analysis related to quantitative financial instruments.
*Kriteria khusus untuk Perusahaan Listed /Special criteria for Listed Company
431
Halaman/ Page
104-105
105-108
i-2, i-3
√ √
432
Lampiran Attachment
Lampiran 1
Pejabat Senior Perseroan Senior Officials Of The Company
Kantor Pusat
Ir. Christian Priyo P, MM Kepala Bagian Tanaman Head of Planting Division
Memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Universitas Gadjah Mada (1986) dan gelar Magister Manajemen dari Institut Pertanian Bogor (2002).
Received Bachelor of Agriculture degree from Gadjah Mada University (1986) and Master of Management from Bogor Agricultural Institute (2002).
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1988. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Manajer Unit Usaha Bergen (2009), Manajer Unit Usaha Betung Krawo (2011), Manajer Unit Usaha Rejosari (2012), Kepala Bagian Tanaman (2014 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1988. Previous key positions in PTPN VII were: Business Unit Manager Bergen (2009), Business Unit Manager Betung Krawo (2011), Business Unit Manager Rejosari (2012), Head of Planting Division (2014 up to present)
Ir. Habib Wibowo Kepala Bagian SDM Head of HRM Division
Memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Universitas Gadjah Mada (1986).
Received Bachelor of Agriculture degree from Gadjah Mada University (1986).
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1988. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Manajer Unit Usaha Kedaton (2009), Manajer Unit Usaha Padang Pelawi (2011), Manajer Unit Usaha Bekri (2012), Manajer Distrik Way Sekampung (2012), Kepala Bagian SDM (2013 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1988. His previous key positions in PTPN VII were : Business Unit Manager Kedaton (2009), Business Unit Manager t Padanag Pelawi (2011), Business Unit Manager Bekri (2012), District Manager Way Sekampung (2012), Head of HR Division (2013 up to present)
Sri Nenda Singarimbun, SH Kepala Bagian Hukum dan Pertanahan Head of Legal and Land Division
Memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas Jayabaya Jakarta (1986)
Received Law Degree from Jayabaya University Jakarta (1986).
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1988. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Pjs. Manajer Bagian Umum (2012), Pjs. Kepala Bagian Hukum dan Pertanahan (2012), Kepala Bagian Hukum dan Pertanahan (2013 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1988. Previous key positions in PTPN VII were: Acting Manager of General Affair (2012), Acting Head of Legal and Land Division (2012), Head of Legal and Land Division (2013 up to present)
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
433
Sultan Mr, SE Pjs. Kepala Bagian Umum & PKBL Head of General Affairs & CSR Division a.i.
Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari STIE Lampung (2008)
Received Bachelor of Economics Degree from STIE Lampung (2008).
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1988. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Pjs. Kepala Urusan Hubungan Antar Lembaga& Corporate CSR Bagian Sekretariat Perusahaan (2012), Kepala Urusan RT, Sosial & Keamanan Bagian Umum & PKBL (2015), Pjs. Kepala Bagian Umum & PKBL (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1988. Previous key positions in PTPN VII were : Acting Head of Inter-Institutional Relations and Corporate CSR Section Corporate Secretariat (2012), Head of RT, Social Security and General Affairs & CSR (2015), Head of General Affairs & CSR Division a.i (2015 up to present)
Sumardi, SE Pjs. Kepala Bagian Keuangan Head of Finance Division a.i.
Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Lampung tahun 2004
Received Bachelor of Economics Degree from STIE Lampung (2004).
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1983. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Kepala Urusan Verifikasi Bagian Akuntansi (2010), Kepala Urusan Verifikasi Bagian Perencanaan & Pengendalian Anggaran (2011), Kepala Urusan Keuangan Bagian Keuangan (2014), Pjs. Kepala Bagian Keuangan (2014 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1983. His previous key positions in PTPN VII were: Head of Verification Affair Accounting Division (2010), Head of Verification Budget Planning & Controlling Division (2011), Head of Finance Division (2014), Head of Finance Division a.i (2014 up to present)
Sutarna, SE Pjs. Kepala Bagian Akuntansi Head of Accounting a.i.
Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari UNISAB Lampung (2003)
Received Bachelor of Economics Degree from UNISAB Lampung (2003).
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1985. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Pjs. Kepala Urusan Akuntansi (2007), Sinder Kepala Akuntansi & Keuangan Unit Usaha Bungamayang (2011), Asisten Manajer Akuntansi dan Keuangan Distrik Way Sekampung (2012), Pjs. Kepala Bagian, Bagian Akuntansi (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1985. Previous key positions in PTPN VII were : Acting Head of Accounting Affair (2007), Sinder Head of Accounting & Finance Business Unit Bungamayang (2011), Assistant Manager of Accounting and Finance District Sekampung Way (2012), Head of Accounting Division a.i (2015 s.d. now)
434
Lampiran Attachment
Ir. Yarnis Alisyabana, MM Kepala Bagian Pemasaran Head of Marketing Division
Menyelesaikan S1 Pertanian di UNIB (1987) dan S2 di Institut Pertanian Bogor (2002)
Graduated from Bachelor Agriculture, UNIB (1987) and Master Degree from Bogor Agriculture Institute (2002)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1988. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Kepala Urusan Karet dan Kelapa Sawit (2010), Kepala Urusan K.Sawit & Gula (2012), Kepala Urusan Pemasaran dan Analisa Pasar (2014), Pjs. Kepala Bagian Pemasaran (2014 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1988. Occupied key positions in PTPN VII among others were: Head of Rubber and Oil Palm (2010), Head of Oil Palm and Sugar (2012). Head of Marketing and Market Analysis (2014), Head of Marketing Division a.i (2014 up to present)
Andri, ST Pjs.Kepala Bagian Logistik Head of Logistic Division a.i
Memperoleh gelar Sarjana Teknik (ST) dari Universitas Sriwijaya Palembang (1996).
Obtained Engineering Bachelor from University of Sriwijaya Palembang (1996)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1999. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Pjs. Kepala Urusan Administrasi Bagian Sekretariat (2009), Pjs. Kepala Urusan Administrasi Pengadaan Bagian Pengadaan (2010), Pjs. Kepala Bagian Logistik (2015 s.d. sekarang))
He joined PTPN VII since 1999 his previous key positions in PTPN VII were: Acting Head of Administration Affair Secretariat Division (2009), Acting Head of Procurement Administration Affair Procurement Division (2010), Head of Logistic a.i (2015 up to present)
Ir. Singgih Larsito, M. Sc Pjs. Kepala Bagian Pengkajian & Pengembangan Head of Research and Development a.i
Memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Universitas Gadjah Mada (1986), dan S2 di Silsoe Inggris (1998).
Graduated from University of Gajah Mada majoring in Agriculture (1986), and Master degree in Silsoe UK (1998).
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1988. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Sinder Kepala Tanaman Unit Usaha Way Berulu (2011), Sinka Kemitraan & Pengadaan Bahan Baku Unit Usaha Rejosari (2013), Kepala Bidang Tanaman Distrik Bengkulu (2014), Pjs. Kepala Bagian Pengkajian & Pengembangan (2015 s.d. sekarang)
Join PTPN VII since 1988. His previous key positions in PTPN VII were: Sinder Head of Planting Way Berulu Business Unit (2011), Sinka Partnership and Procurement of Raw Material of Rejosari Business Unit (2013), Head of Planting Division Bengkulu District (2014), Head of Research and Development Division a.i (2015 up to present)
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
435
Sulistijono Adi,B.Sc Pjs. Kepala Bagian Teknologi Informasi Komunikasi dan CMR Head of Information and System Technology Division a.i (2015 up to present) Menyelesaikan Pendidikan di Akademik Teknik Mesin, Surabaya (1984)
Graduated from Mechanical Engineering Academy, Surabaya (1984)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1985. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Staf Urusan Pengadaan Barang dan Jasa Bagian Pengadaan (2011), Pjs. Kepala Urusan Operasional Teknologi Informasi (2012), Pjs. Kepala Bagian Teknologi Informasi dan Sistem (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1985. He was occupying several key position previously in PTPN VII, viz.: Good and Service Procurement Division Staff Procurement Division (2011), Acting Head of Information Technology Operational Affair (2012), Head of Information and System Technology Division a.i (2015 up to present)
Ir. Sukarnoto, MM Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan
Memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (1987), dan S2 Magister Management di Institut Pertanian Bogor (2002)
Received Agriculture Bachelor degree from Bogor Agriculture Institute (1987), and Master of Management in Bogor Agriculture Institute (2002).
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1989. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Pjs. Manajer Unit Usaha Sungai Lengi Plasma (2010), Pjs. Manajer Unit Usaha Tebenan (2010), Pjs. Manajer Unit Usaha Beringin (2011), Pjs. Manajer Unit Usaha Bungamayang (2011), General Manager Distrik Bungamayang (2013), Sekretaris Perusahaan (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1989. His several key positions in PTPN VII previously were: Acting Manager of Sungai Lengi Plasma Business Unit (2010), Acting Manager of Tebenan Business Unit (2010), Acting Manager of Beringin Business Unit (2011), Acting Manager of Bungamayang Business Unit (2011), General Manager of Bungamayang District (2013), Corporate Secretary (2015 up to present)
436
Lampiran Attachment
General Manajer Distrik General Manajer of District
Ir. A. A. Putra Wahyu G, MBA General Manajer Distrik Lampung
Memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Pembangunan Nasional (1985), dan gelar Magister Business Adminstration IMJI Lampung (1994)
Received his Bachelor degree from University of National Development (1985), and Master of Administration Business IMJI Lampung (1994)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1985. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Manajer Unit Usaha Betung Bentayan (2004), Manajer Unit Usaha Padang Pelawi (2005), Manajer SPI (2007), Manajer Pengolahan (2011), Manajer Unit Usaha Rejosari (2012), Kepala Bagian Kepatuhan dan Manajemen Risiko (2012), Kepala Bagian Pemasaran (2013), General Manager Distrik Way Sekampung (2014 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1985. He was previously occupying several key positions, including: Manager of Betung Bentayan Business Unit (2004), Manager of Padang Pelawi Business Unit (2005), Manager of Internal Audit Unit (2007), Manager of Processing (2011), Manager of Rejosari BU (2012), Head of Obedience and Risk Management Division (2012), Head of Marketing Division (2013), General Manager of Way Sekampung District (2014 up to present)
Herry Soesanto General Manager Distrik Bungamayang
Memperoleh gelar PAUP Jurusan Pengolahan LPP Yogyakarta (1990)
Received his Plantation Business Expert Education degree Majoring Processing in LPP Yogyakarta (1990)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1983. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Pjs. Sinka Pengolahan UU Buma (2009), Pjs. Manajer Pabrik, PG Bungamayang (2013), General Manager Distrik Bungamayang (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1983. He was previously occupying several key positions, namely: Acting Sinder Head of Buma BU (2009), Acting Manager of Bungamayang SM (2013), GM Bungamayang District (2015 – present)
Ir. Syukur General Manager Kebun Distrik Cinta Manis
Memperoleh gelar Insinyur Pertanian dari Fakultas Pertanian UNS Surakarta (1988)
Received his Agriculture Engineer title from UNS Surakarta majoring Agriculture Faculty (1988)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1989. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Kepala Urusan Tanaman Tebu (2009), Pjs.Manajer Tanaman Unit Usaha Bungamayang (2013), Manajer Tanaman Distrik Cinta Manis (2015), General Manager Distrik Cinta Manis (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1989. He was previously occupying several key positions in PTPN VII, namely: Head of Cane Affair (2009), Acting Manager of Planting Bungamayang BU (2013), Manager of Planting Cinta Manis District (2015), GM CIntamanis District (2015 – present)
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
437
Ir. Robert Simanjuntak, MM General Manajer Distrik Sumatera Selatan
Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Institut Pertanian Bogor (1986), dan gelar Magister Manajemen dari Universitas Bandar Lampung (2001)
Obtained his Bachelor degree from Bogor Agriculture Institute (1986), and Master of Management degree from University of Bandar Lampung (2001)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1987. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Pjs. Manajer Unit Usaha Betung Krawo (2009), Manajer unit Usaha Bentayan (2009), Manajer unit Usaha Betung (2012), Manajer Unit Usaha Betung Krawo (2012), General Manajer Distrik Muara Enim (2013 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1987. His several key positions previously were: Acting Manager of Betung Krawo BU (2009), Manager of Bentayan BU (2009), Manager of Betung BU (2012), Manager of Betung Krawo BU (2012), GM Muara Enim District (2013 – present)
Budi Firman, S.St General Manager Distrik Bengkulu
Memperoleh gelar Sarjana Statistika Universitas Padjajaran Bandung (1988)
Obtained Bachelor of Statistic degree from University of Padjajaran Bandung (1988)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1990. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Pjs. Manajer Plasma dan Kemitraan (2007), Manajer Kemitraan & Pengadaan Bahan Baku (2010), Kepala Bagian Teknologi Informasi dan Pengembangan Sistem (2012), General Manager Distrik Way Seputih (2015), General Manajer Distrik Bengkulu (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1990. He was previously occupying several key positions namely: Acting Manager of Plasma and Partnership (2007), Manager of Partnership and Raw Material Procurement (2010), Head of TI and System Development Div (2012), GM Way Seputih District (2015), GM Bengkulu District (2015 – present)
Manajer Unit Usaha
Hi. M. Arifin. SE Manajer Unit Usaha Kedaton
Memperoleh gelar Sarjana Muda Farming di Semarang (198), dan STIPER Surya Darma Bandar Lampung (2005)
Obtained his Diploma of Farming from Semarang (198...), and Agriculture School Surya Darma Bandar Lampung (2005)
Bergabung di PTP VII sejak tahun 1983. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Pjs. Manajer UU Senabing (2005), Pjs. Manajer Unit Usaha Musilandas (2007), Manajer Unit Usaha Way Lima (2009), Manajer Unit Usaha Ketahun (2010), Manajer Unit Usaha Kedaton (2012 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1983. He was previously occupying many key positions namely: Acting Manager Senabing BU (2005), Acting Manager Musilandas BU (2007), Manager Way Lima BU (2009), Manager Ketahun BU (2010), Manager Kedaton BU (2012 – present)
438
Lampiran Attachment
Ir. Riawan Syarif Manajer Unit Kebun Karet Bergen
Memperoleh gelar Sarjana Pertanian Universitas Lampung (1987)
Obtained Bachelor of Agriculture degree from University of Lampung (1987)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1988. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Sinder Kepala Tanaman Unit Usaha Talang Sawit (2004), Sinder kepala Tanaman UU Tulungbuyut (2010), Asisten Manajer Tanaman Distrik Way Sekampung (2013), Manajer Unit Kebun Karet Bergen (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1988. He was occupying many key positions previously, namely: Sinder Head of Talang Sawit BU (2004), Sinder Head of Way Sekampung BU (2013), Manager of Bergen Rubber Estate (2015 – present)
Ir. Vedy Pudiansyah Manajer Unit Way Berulu
Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian STIPER Yogyakarta (1990)
Received Bachelor of Agriculture degree from Agriculture School Yogyakarta (1990)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1993. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Asisten Manajer Tanaman Distrik Way Seputih (2011), Manajer Unit Usaha Talon Pino (2011), Manajer Unit Usaha Padangratu (2012), Manajer Unit Usaha Way Berulu (2013 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1993. He was previously occupying several key positions, namely: Assistant Manager Planting Way Seputih District (2011), Manager Talon Pino BU (2011), Manager Padangratu BU (2012), Manager Way Berulu BU (2013 – present)
Ir. Rozi Harmawan Manajer Unit Kebun Karet Way Lima
Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Universitas Brawijaya (1987)
Received his Bachelor of Agriculture degree from University of Brawijaya (1987)
Bergabung di PTPN VII Sejak Tahun 1989. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Kepala Urusan Tanaman Tebu (2010), Manajer Unit Kebun Karet Trikora (2014), Manajer Unit Kebun Karet Way Lima (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1989. He was previously occupying several key position, namely: Head of Cane Affair (2010), Manager of Trikora Rubber Estate (2014), Manager of Way Lima Rubber Estate (2015 up to present)
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
439
Ir. Akhmad Nurwibowo, MM Pjs.Manajer Unit Kebun Kelapa Sawit Rejosari
Memperoleh Gelar Sarjana dari Universitas Hasanudin Ujung Pandang (1992), dan gelar Magister Management Universitas Airlangga Surabaya (1997)
Obtained his Bachelor degree from University of Hasanudin Ujung Pandang (1992), and Master of Management title from University of Airlangga Surabaya (1997)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1993. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Staf Kemitraan & Bahan Baku Distrik Muara Enim (2011), Pjs. Sinder Kepala Tanaman Unit Usaha Bekri (2012), Pjs. Manajer Unit Rejosari (2014 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1993. He was occupying many key positions previously, namely: Partnership and Raw Material Staff Muara Enim District (2011), Sinder Head of Bekri BU a.i (2012), Manager of Rejosari Unit a.i (2014 – present)
Agus Faroni, SP, MM Pjs. Manajer Unit Pabrik Karet Pematang Kiwah
Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian dari STIBUN Lampung Pada tahun (1995), dan gelar Magister Management dari Universitas Bandar Lampung (2001)
Graduated from STIBUN Lampung majoring Agriculture Faculty (1995), and University of Bandar Lampung majoring Master of Management (2001).
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1996. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Sinder Kepala Tanaman Unit Usaha Trikora (2013), Sinder Kepala Tanaman Unit Usaha Way Berulu (2014), Kepala Bidang Tanaman Distrik Way Seputih (2015), Pjs. Manajer Unit Pabrik Karet Pematang Kiwah (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1996. He was occupying several positions previously, namely: Sinder Head of Plants Trikora BU (2013), Sinder Head of Plants Way Berulu BU (2014), Head of Plants Way Seputih District (2015), Manager of Pematang Kiwah Rubber Factory a.i (2015 – present)
Dicky Tjahyono BP, SP Pjs. Manajer Unit Bekri
Memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Universitas Lampung (1993)
Graduated as Bachelor of Agriculture from University of Lampung (1993)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1999. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Pjs. Sinder Kepala Tanaman UU Resa (2012), Pjs. Manajer Unit Kebun Karet Way Lima (2014), Pjs. Manajer Unit Bekri (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1999. He was previously occupying many key positions, namely: Sinder Head of Planting Resa BU a.i. (2012), Manager of Way Lima Rubber Estate a.i (2014), Manager of Bekri Unit a.i (2015 – present)
440
Lampiran Attachment
Ir. Panani Manajer Unit Kebun Kelapa Sawit Padangratu
Memperoleh gelar sarjana Pertanian dari Universitas Lampung (1986)
Obtained Bachelor of Agriculture title from University of Lampung (1986)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1989. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Pjs. Manajer Unit Usaha Senabing (2011), Pjs. Manajer Unit Usaha Ketahun (2012), Manajer Unit Kebun Kelapa Sawit Padangratu (2014), Manajer Unit Kebun Kelapa Sawit Padangratu (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1989. He was previously occupying several key positions, namely: Manager Senabing BU a.i (2011), Manager Ketahun BU a.i (2012), Manager Padangratu Oil Palm Estate (2014), Manager Padangratu Oil Palm Estate (2015 up to present)
Joko Lelono, SP Manajer Unit Tulungbuyut
Memperoleh gelar sarjana Pertanian dari STIPER Surya Darma Bandar lampung (2002)
Obtained Bachelor of Agriculture degree from STIPER Surya Darma Bandar Lampung (2002)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1980. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Asisten Manajer Tanaman Distrik Banyuasin (2010), Pjs. Manajer Unit Usaha Bergen (2011), Manajer Unit Usaha Tebenan (2012), Manajer Unit Tulungbuyut (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1980. He was previously occupying positions as: Assistant Manager Planting Banyuasin District (2010), Manager Bergen BU a.i (2011), Manager Tebenan BU (2012), Manager Tulungbuyut Unit (2015 – present)
Ir. Agus Yunarto Pjs. Manajer Tanaman Distrik Bungamayang
Memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Universitas Gadjah Mada (1986)
Obtained Bachelor of Agriculture degree from University of Gajah Mada (1986)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1989. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Pjs. Sinder Kepala TMA Unit Usaha Cinta Manis (2010), Kaur Teknik Sipil, Irigasi dan Traksi Bagian Teknik Kantor Direksi (2013), Kepala Urusan Teknik Tanaman Bagian Teknik dan Pengolahan (2014), Pjs.Manajer Tanaman Distrik Bungamayang (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1989. He was occupying many PTPN VII positions, namely: Sinder Head of TMA Cinta Manis BU a.i (2010), Head of Civil Engineering Affair, Irrigation and Tractor & Civil, Technical Division of Head Office (2013), Head of Planting Technical Affair Technic and Processing Division (2014), Manager of Planting Bungamayang District a.i (2015 – present)
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
441
Sumardiyono Manajer Pabrik Distrik Bungamayang
Menyelesaikan Pendidikan D3 PAUP Yogyakarta (1985)
Completed his Diploma of Plantation Business Education Yogyakarta (1985)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1983. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Sinder Kepala Teknik/Pengolahan Unit Usaha Betung (2011), Sinder Kepala Pengolahan Unit Usaha Bungamayang (2011), Asisten Manajer Teknik & Pengolahan Distrik Way Seputih (2013), Pjs. Manajer Unit Pabrik Kelapa Sawit Sungai Niru (2014), Manajer Pabrik Distrik Bungamayang (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1983. He was occupying several positions in PTPN VII previously, namely: Sinder Head of Technical/Processing Betung BU (2011), Sinder Head of Processing Bungamayang BU (2011), Assistant Manager of Technic & Processing Way Seputih District (2013), Manager of Sungai Niru OPM Unit a.i (2014), Manager of Mill Bungamayang District (2015 – present)
Ir. Leonardo Manajer Unit Musilandas
Memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (1987)
Obtained his Bachelor of Agriculture title from Bogor Agriculture Institute (1987)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1988. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Pjs. Manajer Unit Usaha Baturaja (2010), Manajer Unit Usaha Way Berulu (2012), Staf Khusus Kantor Direksi (2013), Kepala Bagian Umum & PKBL (2014), Manajer Unit Kebun Karet Trikora (2015), Manajer Unit Musilandas (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1988. He was occupying many position previously, viz.: Manager of Baturaja BU a.i (2010), Manager of Way Berulu BU (2012), Head Office Special Staff (2013), Head of General Affair and PCDP (2014), Manager of Trikora Rubber Estate (2015), Manager of Musilandas Unit (2015 – present)
Ir. Bagus Baru Soko Pjs. Manajer Unit Tebenan
Memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Universitas Lampung (1992)
Completed his Bachelor of Agriculture degree from University of Lampung (1992)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1994. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Pjs. Kepala Urusan Tanaman Tahunan Bagian Tanaman (2011), Pjs. Sinder Kepala Tanaman. UU Betung (2012), Pjs. Manajer Unit Senabing (2014), Pjs.Manajer Unit Tebenan (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1994. He was occupying many positions previously, i.e.: Acting Head of Annual Plants Planting Division (2011), Sinder Head of lanting, Betung BU a.i (2012), Acting Manager of Senabing Unit (2014), Acting Manager of Tebenan Unit (2015 – present)
442
Lampiran Attachment
Ir. Samuel Sitompul Manajer Unit Kebun Kelapa Sawit Betung Krawo
Memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Universitas Lampung (1987).
Graduated as Bachelor of Agriculture from University of Lampung (1987)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1988. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Pjs. Sinder Kepala Tanaman UU Beta (2009), Kepala Bidang Tanaman D.SKP (2014), Pjs. Manajer Unit Pabrik Karet Baturaja (2014), Pjs. Manajer Kebun Kelapa Sawit Betung Krawo (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII 1988. He was occupying several key positions, viz.: Sinder Head of Planting Beta BU a.i (2009), Head of Planting D.SKP (2014), Acting Manager of Baturaja Rubber Factory Unit (2014), Acting Manager of Betung Krawo OPM (2015 – present)
Daniel Solihin, S.P Pjs. Manajer Unit Betung
Memperoleh gelar sarjana pertanian dari Universitas Padjajaran (1997)
Completed his Bachelor of Agriculture from University of Padjajaran (1997)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1999. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Pjs. Sinder Kepala Tanaman UU Beta (2010), Pjs. Manajer Unit Pagaralam (2014), Pjs. Manajer Unit Kebun Kelapa Sawit Sungai Lengi (2015), Pjs. Manajer Unit Betung (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1999. He was occupying many key positions, i.e.: Acting Sinder Head of Planting Beta BU (2010), Manager of Pagaralam Unit a.i (2014), Manager of Sungai Lengi OPM a.i (2015), Manager Betung Unit a.i (2015 – present)
Ir. Andi Riswandi Manajer Unit Kebun Kelapa Sawit Bentayan
Memperoleh gelar Insiyur dari Universitas Bandung Raya (1988)
Received his Engineer title from University of Bandung Raya (1988)
Bergabung di PTPN VII pada tahun 1994. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Sinder Kepala Tanaman UU Beka (2011), Pjs.Manajer Unit Usaha Betung Krawo (2013), Pjs.Manajer Unit Kebun Kelapa Sawit Bentayan (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII 1994. He was occupying key positions, viz.: Sinder Head of Planting Beka BU (2011), Manager of Betung Krawo BU a.i (2013), Manager of Bentayam OP Estate a,i (2015 – present)
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
443
Ir. Lip Supran Manajer Unit Usaha Talang Sawit
Memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Universitas Sriwijaya Palembang (1987).
Completed his Bachelor of Agriculture from University of Sriwijaya Palembang (1987)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1988. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Sinder Kepala Tanaman Unit Usaha Ketahun (2010), Kepala Urusan Tanaman Tahunan Bagian Tanaman (2011), Asisten Manajer Tanaman Distrik Muara Enim (2011), Pjs. Manajer Unit Usaha Senabing (2012), Pjs. Manajer Unit Usaha Talang Sawit (2012).
Joined PTPN VII since 1988. He was occupying several positions, i.e.: Sinder Head of Planting Ketahun BU (2010), Head of Annual Planting Affair Planting Division (2011), Assistant Manager of Planting Muara Enim District (2011), Manager Senabung BU a.i (2012), Manager Talang Sawit BU a.i (2012)
Ir. Tatang Wasito Pjs. Manajer Distrik Cinta Manis
Memperoleh gelar Ir. Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (1987)
Completed his Agriculture Engineer degree in Bogor Agriculture Institute (1987)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1989. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Sinder Kepala Litbang Unit Usaha Bunga Mayang (2010), Sinder Kepala Tanaman Rayon I Unit Usaha Cinta Manis (2012), Pjs. Manajer Kebun Distrik Cinta Manis (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1989. He was occupying many positions since, viz.: Sinder Head of Planting Rayon 1 Cinta Manis BU (2012), Manager Cinta Manis District a.i (2015 – present)
Michael Karim Pronk Manajer Pabrik Distrik Cinta Manis
Menyelesaikan pendidikan DIII Pengolahan Budidaya Gula LPP Yogyakarta (1991)
Completed his Diploma education majoring Sugar Cultivation Processing in LPP Yogyakarta (1991)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1983. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Pjs.Sinder Kepala Pengolahan Unit Usaha Bungamayang (2010), Sinder Kepala Teknik Unit Usaha Bungamayang (2011), Pjs. Manajer Pabrik, PG Cinta Manis (2013 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1983. He was occupying key positions, viz.: Sinder Head of Processing Bungamayang BU a.i (2010), Sinder Head of Technic Bungamayang Unit (2011), Manager of Mill Cinta Manis SM a.i (2013 – present)
444
Lampiran Attachment
Okta Kurniawan, ST Pjs. Manajer Unit Sungai Lengi
Memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Unisba Bandung (1999)
Received Bachelor of Engineering title from UNISBA Bandung (1999)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 200. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Sinder Kepala Teknik & Pengolahan Unit Usaha Betung (2012), Kepala Bidang Teknik & Pengolahan Distrik Muara Enim (2014), Pjs. Manajer Unit Pabrik Kelapa Sawit Sungai Lengi (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 2000. He was occupying many key positions, i.e.: Sinder Head of Technic & Processing Betung Unit (2012), Head of Technic & Processing Muara Enim District (2014), Acting Manager of Sungai Lengi OPM (2015 – present)
Wiyoso, SP Pjs. Manajer Unit Beringin
Memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari UNIB Bengkulu (1996).
Completed his Bachelor of Agriculture degree in UNIB Bengkulu (1996)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1999. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Sinder Kepala Tanaman Unit Usaha Beringin (2011), Pjs. Manajer Unit Beringin (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1999. He was occupying many key positions since, i.e.: Sinder Head of Planting Beringin Unit (2011), Manager Beringin Unit a.i (2015 – present)
Ir. Gerry Siagian Manajer Unit Pabrik Karet Baturaja
Memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Universitas Sumatera Utara (1987)
Completed his Bachelor of Agriculture degree from University of Sumater Utara (1987)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1988. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Sinder Kepala Tanaman Unit Usaha Rejosari (2009), Asisten Manajer Tanaman Distrik Banyuasin (2010), Pjs. Manajer Unit Usaha Talang Sawit (2010), Pjs.Manajer Unit Usaha Bentayan (2012), Manajer Unit Pabrik Karet Baturaja (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1988. He was occupying many positions, viz.: Sinder Head of Planting Rejosari BU (2009), Assistant Manager of Planting Banyuasin District (2010), Manager of Talang Sawit BU a.i (2010), Manager Bentayan BU (2012) a.i, Manager Baturaja Rubber Factory Unit a.i. (2015 – present)
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
445
Ganif Hidayoko, A.Md Pjs. ManajerUnit Senabing
Menyelesaikan pendidikan DIII Program Diploma UNIVED Bengkulu (2008)
Completed his Diploma degree in UNIVED Bengkulu (2008)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1982. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Pjs. Sinder Kepala Tanaman UU. Padang Pelawi (2011), Sinder Kepala Tanaman Unit Usaha Bergen (2012), Kepala Bidang Tanaman Distrik Way Sekampung (2014), Pjs. Manajer Unit Senabing (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1982. He was occupying several key positions, i.e.: Sinder Head of Planting Padang Pelawi BU a.i (2011), Sinder Head of Planting Bergen BU (2012), Head of Planting District Way Sekampung (2014), Manager Senabing Unit a.i (2015 – present)
Ir. Bima Sakti Manajer Unit Pagar Alam
Memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (1984)
Received his Bachelor of Agriculture degree from Bogor Agriculture Institute (1984)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1988. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Sinder Kepala Tanaman Unit Usaha Pagaralam (2007), Sinder Kepala Tanaman Unit Usaha Talo Pino (2008), Sinder Kepala Tanaman Unit Usaha Sungai Niru (2011), Kaur Kemitraan dan Pengadaan B.B Tan. Tahunan (2012), Pjs. Manajer Unit Usaha Padangratu (2013), Pjs. Manajer Unit Kebun Kelapa Sawit Sungai Lengi (2014), Pjs. Manajer Unit Pagar Alam (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1988. He was occupying several positions, viz.: Sinder Head of Planting Pagaralam BU (2007), Sinder Head of Planting Talo Pino BU (2008), Sinder Head of Planting Sungai Niru BU (2011), Head of Partnership & Raw Material Procurement of Annual Plant (2012), Manager Padangratu BU a.i (2013), Manager Sungai Lengi OP Estate a.i (2014), Manager Pagar Alam Unit a.i (2015 – present)
Ir. Sufri Gunawan Manajer Unit Padang Pelawi
Memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Unversitas Kediri (1986)
Received his Bachelor of Agriculture degree from University of Kediri (1986)
Bergabung di PTPN VII sejaktahun 1989. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Pjs. Sinder Kepala Tanaman Unit Usaha Cinta Manis (2006), Kepala Urusan Bagian Tanaman (2010), Kabag Tanaman UU Cima (2010), Pjs. Manajer Unit Usaha Ketahun (2012), Manajer Unit Padang Pelawi (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1989. He was occupying many positions, viz.: Sinder Head of Planting Cinta Manis BU a.i (2006), Head of Planting Div. (2010), Head of Planting Div Cima BU(2010), Manager of Tetahun BU a.i (2012), Manager Padang Pelawi Unit (2015 – present)
446
Lampiran Attachment
Ir. Kusnadi, MM Manajer Unit Talo Pino
Memperoleh gelar Sarjana Teknik Mesin (ITN) Malang (1988), dan gelar Magister Manajemen Universitas Bandar Lampung (2003)
Obtained Bachelor of Mechanical Engineering degree (ITN) Malang (1988), and Master of Management degree from University of Bandar Lampung (2003)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1989. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Pjs. Manajer Proyek Revitalisasi Pabrik Gula (2010), Manajer UU Sungai Lengi Pabrik (2012), Manajer Unit Talo Pino (2014 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1989. He was occupying many positions, i.e. : Acting Manager of Sugar Mill Revitalization Project (2010), Manager of Sungai Lengi Mill BU (2012), Manager Talo Pino Unit (2014 – present)
Ir. Sugeng Budi Prasongko, MM Pjs. Manajer Unit Ketahun
Menyelesaikan Pendidikan S1 Universitas Lampung (1992), dan Magister Manajemen di Universitas Bandar Lampung (2002)
Finished his Bachelor degree in University of Lampung (1992), and Master of Management in University of Bandar Lampung (2002)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1994. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Sinder Kepala Tanaman Unit Usaha Bentayan (2011), Asisten Manajer Tanaman Distrik Banyuasin (2012), Asisten Manajer Tanaman Distrik Muara Enim (2012), Pjs. Manajer Unit Ketahun (2015 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1994. He has been occupying several positions, viz.: Sinder Head of Planting Bentayan BU (2011), Assistant Manager of Planting Banyuasin District (2012), Assistant Manager of Planting Muara Enim district (2012), Manager of Ketahun Unit a.i (2015 – present)
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
447
Anak Perusahaan
Ir. Tantan Roswana Direktur PT Karya Nusa Tujuh
Memperoleh gelar Sarjana Kehutanan (Teknologi Hasil Hutan) dari Institut Pertanian Bogor (1987)
Graduated from Bogor Agriculture Institute majoring Bachelor of Forestry (1987)
Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1990. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Kepala Urusan Bidang Tanaman Bagian Pengkajian dan Renbang (2009), Kepala Urusan Penelitian Bidang Tanaman Bagian Penelitian, Perencanaan dan Pengembangan (2011), Direktur PT Karya Nusa Tujuh (2013 s.d. sekarang)
Joined PTPN VII since 1990. He has been occupying several positions, i.e.: Head of Planting Affair Research and Development Planning Div (2009), Head of Planting Research Affair, Research, Planning and Development Div. (2011), Director of PT Karya Nusa Tujuh (2013 – present)
Indah Irwanti. SP Manajer Keuangan PT Karya Nusa Tujuh
Memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2000
Graduated from Bogor Agriculture Institute majoring Bachelor of Agriculture (2000)
Bergabung dengan PTPN VII sejak tahun 2002. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Staf Urusan Penelitian Bidang Tanaman, Bagian penelitian & Pengembangan (2011), Staf Urusan Perencanaan & Pengembangan Bisnis, Bagian Pengkajian dan Pengembangan (2014), Manajer Keuangan PT Karya Nusa Tujuh (2014)
Staff of Field Planting Affairs Research, Research & Development Planning Dev (2011), Staff of Planning & Business Development, Research and Development Dev (2014), Financial Manager of PT Karya Nusa Seven (2014)
Ir. Sunardi, M.M. Direktur PT Optima Nusa Tujuh
Memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Universitas Sebelas Maret, Surakarta (1982) Bergabung di PTPN VII sejak tahun 1983. Menempati berbagai posisi kunci di PTPN VII sebelumnya, yaitu: Administratur Unit Usaha Senabing (2003), Administratur Unit Usaha Betung Krawo (2004), Manajer Unit Usaha Betung Bentayan (2005), Manajer Sumber Daya Manusia (2007), Manajer Distrik Way Seputih (2012), Direktur PT Optima Nusa Tujuh (2015 s.d. sekarang)
Graduated from Sebelas Maret University, Surakarta majoring Bachelor of Agriculture (1982) Joined PTPN VII since 1983. He has been occupying several positions, i.e.: Administrator of Senabing Business Unit (2003), Administrator of Betung Krawo Business Unit (2004), Manager of Betung Bentayan Business Unit (2005), Human Resources Manager (2007), District Manager of Way Seputih (2012), Director of PT Optima Nusa Tujuh (2015 sd now)
448
Lampiran Attachment
Lampiran 2
Kapasitas Pabrik Dan Luas Area Plant Capacity And Width Area
Pabrik Karet milik Perusahaan tersebar di 10 lokasi Kebun dengan kapasitas terpasang total sebesar 295 ton Karet Kering/hari. Realisasi kapasitas total pengolahan karet Tahun 2015 dibanding dengan RKAP mencapai 89%, dan jika dibanding dengan realisasi tahun lalu mencapai 95,1%.
Rubber factory owned by the Company spread over 10 locations with a total installed capacity of 295 tons of dry rubber / day. Realization of total processing capacity of rubber in 2015 compared with CBP reached 89%, and when compared with last year reached 95.1%.
Kapasitas Pabrik Karet (Ton Karet Kering/hari) Kapasitas Terpasang
Real 2014
Real 2015
RKAP 2015
(1)
(2)
(3)
1. Wabe
30,00
11,90
10,17
2. Beri
20,00
4,50
Total
5,00
1. Pewa
Keterangan Description
Perbandingan (%) (4) = (2) : (1)
(4) = (2) : (1)
10,26
85,46
99,13
3,60
4,82
80,00
74,68
16,40
13,77
15,08
83,96
91,32
40,00
43,90
41,10
45,00
93,62
91,33
2. Tubu
40,00
45,10
45,31
45,00
100,47
100,69
3. Baja
40,00
39,30
38,64
45,00
98,32
85,87
4. Tebe
40,00
44,00
40,82
45,00
92,77
90,71
5. Pawi
40,00
42,20
37,04
45,00
87,77
82,31
200,00
214,50
202,91
225,00
94,60
90,18
1. Keda
10,00
6,90
7,05
8,15
102,17
86,53
2. Wabe
10,00
4,47
4,76
5,95
106,46
79,97
3. Tubu
3,00
2,80
2,77
3,00
98,93
92,33
4. Mula
12,00
6,90
6,69
10,00
96,96
66,90
5. Keta
10,00
2,80
4,28
4,90
152,86
87,40
Total
45,00
23,87
25,55
32,00
107,03
79,85
205,00
254,77
242,23
272,08
95,08
89,03
SIR HG
SIR HG
Total RSS
Grand Total
Pabrik Kelapa Sawit milik Perusahaan tersebar di 7 lokasi Kebun dengan kapasitas terpasang total 290 ton TBS/jam. Realisasi total pengolahan kelapa sawit Tahun 2015 dibanding dengan RKAP mencapai 82,6 % sedangkan dibanding dengan realisasi tahun lalu mencapai 104,9%.
Palm Oil Mills owned by the Company spread over 7 locations with a total installed capacity of 290 ton FFB/ hour. Realization of total oil palm processing in 2015 compared with CBP reached 82.6%, while compared with last year reached 104.9%.
Laporan Tahunan
2015 Annual Report
449
Kapasitas Pabrik Kelapa Sawit (Ton TBS/jam) Keterangan Description
Kapasitas Terpasang
Real 2014
Real 2015
RKAP 2015
(1)
(2)
(3)
1. UPKS Resa
30,00
-
-
2. UPKS Beki
55,00
41,69
3. UPKS Betu
55,00
4. UPKS Tasa
Perbandingan (%) (4) = (2) : (1)
(4) = (2) : (1)
-
-
-
41,45
55,00
99,4
75,4
51,88
43,02
55,00
82,9
78,2
30,00
35,74
31,11
30,00
87,0
103,7
5. UPKS Suni
30,00
29,39
29,29
30,00
99,7
97,6
6. UPKS Supa
60,00
35,80
37,25
55,00
104,1
67,7
7. UPKS Tapi
30,00
30,03
30,31
30,00
100,9
101,0
290,00
200,88
210,74
255,00
104,9
82,6
Total
Pabrik teh milik perseroan terdapat hanya di Unit Pagar Alam dengan kapasitas terpasang 80 ton pucuk teh segar/hari. Realisasi kapasitas Tahun 2015 dibandingkan dengan RKAP mencapai 83,6% sedangkan bila dibandingkan dengan tahun lalu mencapai 89,5%.
Tea factory owned by the Company is only in Pagar Alam unit with an installed capacity of 80 tons of fresh bud tea / day. Realization capacity in 2015 compared with CBP reached 83.6%, while compared with last year reached 89.5%.
Kapasitas Pabrik Teh (ton pucuk teh segar/hari) Keterangan Description
Kapasitas Terpasang
Real 2014
Real 2015
RKAP 2015
(1)
(2)
(3)
80.0
59.2
Pabrik Teh Pala
53.00
Pabrik Gula milik Perusahaan terletak di 2 (dua) wilayah yaitu Sumatera Selatan (Cintamanis) dan Lampung (Bungamayang) dengan kapasitas terpasang total 12.500 ton Tebu/hari. Realisasi total kapasitas giling tahun 2015 dibanding dengan RKAP mencapai 89,57% sedangkan dibanding dengan realisasi tahun lalu mencapai 107,2%.
63.4
Perbandingan (%) (4) = (2) : (1)
(4) = (2) : (1)
89.45
83.57
Sugar Factory owned by the Company located in two (2) regions namely South Sumatra (Cintamanis) and Lampung (Bungamayang) with a total installed capacity of 12,500 tons of sugarcane / day. Realization total milling capacity in 2015 compared with CBP reached 89.57%, while compared with last year reached 107.2%.
Kapasitas Pabrik Gula (Ton Cane per Day) Kapasitas Terpasang
Real 2014
Real 2015
RKAP 2015
(1)
(2)
(3)
PG BUMA
7.000,00
6.098,7
6.263,5
PG CIMA
5.500,00
3.954,9
12.500,00
10.053,6
Keterangan Description
Total
Perbandingan (%) (4) = (2) : (1)
(4) = (2) : (1)
7.091,0
102,70
88,33
4.566,5
5.000,0
115,46
91,87
10.830,0
12.091,0
107,72
89,79
450
Lampiran Attachment
Daftar Unit Kebun List of Estate Unit Komoditas Karet No.
Unit Kebun Estate Unit
Kabupaten District
Luas Areal (ha) Total Area
Keterangan Remarks
1
Unit Kedaton
Lampung Selatan
3.963
Inti
2
Unit Kebun Karet Bergen
Lampung Selatan
3.330
Inti
3
Unit Way Berulu
Pesawaran
1.894
Inti
4
Unit Kebun Karet Way Lima
Pesawaran
2.665
Inti
5
Unit Tulungbuyut
Way Kanan
5.162
Inti
6
Afdeling Blambangan Umpu
Way Kanan
449
Inti
7
Unit Musi Landas
Banyuasin
2.754
Inti
8
Unit Tebenan
Banyuasin
1.854
Inti
9
Unit Beringin
Muara Enim
3.970
Inti
10
Unit Senabing
Lahat
981
Inti
11
Unit Padang Pelawi
Seluma
4.295
Inti
12
Unit Ketahun
Bengkulu Utara
2.814
Inti
34.131
Jumlah:
Komoditas Karet No.
Unit Kebun Estate Unit
Kabupaten District
Luas Areal (ha) Total Area
1
Unit Rejosari
Lampung Selatan
4.875
Inti
2
Unit Bekri
Lampung Tengah
3.251
Inti
3
Unit Kebun Kelapa Sawit Padangratu
Lampung Tengah
2.513
Inti
4
Unit Betung
Banyuasin
3.162
Inti
5
Unit Kebun Kelapa Sawit Betung Krawo
Banyuasin
6.878
Inti
6
Unit Kebun Kelapa Sawit Bentayan
Banyuasin
6.805
Inti
7
Unit Pabrik Kelapa Sawit Talang Sawit
Banyuasin
8.000
Plasma
8
Unit Pabrik Kelapa Sawit Sungai Niru
Muara Enim
6.210
Plasma
9
Unit Sungai Lengi
Muara Enim
6,750 5,790
Inti Plasma
10
Unit Senabing
Empat Lawang
1,182
Inti
11
Unit Talopino
Seluma
518 3,868
Inti Plasma
Jumlah Inti
35.934
Jumlah Plasma
23.868
Keterangan Remarks
2015 Annual Report
Laporan Tahunan
Teh No.
Unit Kebun Estate Unit
Kabupaten District
1
Unit Pagaralam Pagaralam Unit
Pagaralam
Luas Areal (ha) Total Area 1,438
Keterangan Remarks Inti
Tebu No.
Unit Kebun Estate Unit
Kabupaten District
1
Unit Bekri
Lampung Tengah
2
Unit Tulungbuyut
Way Kanan
3
Distrik Bungamayang
Lampung Utara
7.698,93 3.680,47
Inti Plasma
4
Distrik Cintamanis
Ogan Ilir, Sumsel
9.509,20 283,30
Inti Plasma
Jumlah Inti Jumlah Plasma
Luas Areal (ha) Total Area
Keterangan Remarks
372,45
Inti
30,00
Inti
17.610,58 3.963,77
451
Laporan Tahunan
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Consolidated Financial Statement
Laporan Tahunan 2015 Annual Report
2015 Annual Report
453
452
Lampiran Attachment
Laporan Keuangan Konsolidasi PTPN VII terdapat dalam file tersendiri
Laporan Tahunan 2015
Annual Report
MERAPATKAN BARISAN MENGHADAPI TANTANGAN
MERAPATKAN BARISAN MENGHADAPI TANTANGAN Strengthen The Forces Facing The Challenge
Laporan Tahunan 2015 Annual Report
Call Center : Phone : (62-721) 702233 Facsimile : (62-721) 702775
Strengthen The Forces Facing The Challenge
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII Kantor Pusat /Head Office : Jl.Teuku Umar No.300, Bandar Lampung 35141 www.ptpn7.com
MERAPATKAN BARISAN MENGHADAPI TANTANGAN Strengthen The Forces Facing The Challenge Laporan Tahunan 2015 PT PERKEBUNAN
NUSANTARA VII
Annual Report