Menulis Latar Belakang Deskripsi sesi: Dalam menyusun proposal penelitian, terlebih dahulu harus dijustifikasi alasan pemilihan topik penelitian. Audiens perlu diyakinkan bahwa topik yang akan diteliti memang relevan dan penting untuk diteliti. Beberapa pertimbangan pemilihan topik perlu dideskripsikan dengan alur tulisan berbentuk kerucut terbalik, yaitu dari umum ke khusus, dengan tidak hanya memanfaatkan data yang tersedia di rumah sakit akan tetapi juga berbagai publikasi berbentuk jurnal. Sesi ini menjabarkan mengenai bagianbagian penting dalam menyusun latar belakang penelitian, yang terdiri dari masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat dan keaslian penelitian. Selain itu, teknik menulis akademik akan direview pula dalam sesi ini. Tujuan sesi: Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa mampu: 1. Memahami gaya penulisan akademik 2. Menetapkan alasan pemilihan suatu topik penelitian 3. Menulis masalah dan tujuan penelitian, manfaat dan keaslian penelitian Materi pembelajaran: 1. Hand-out menulis akademik 2. Hand-out menulis latar belakang 3. Bahan bacaan: a. Creswell JW. 1994. Research design: qualitative and quantitative approaches. London: Sage Publications.
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
1
MENULIS LATAR BELAKANG Dalam suatu usulan penelitian, latar belakang merupakan bagian yang paling sulit. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh sistematika penulisannya, namun juga oleh karena dalam bab ini penulis harus mampu menguraikan, menjastifikasi dan mempertahankan alasan memilih suatu tema atau topik penelitian. Apabila hal ini tidak dilakukan dengan baik oleh peneliti, maka pada umumnya benang merah penelitian sulit dipertahankan. Oleh karenanya, ketika menulis latar belakang, peneliti harus mempunyai ekspektasi akan kompleksitas penyusunan bab ini. Dibandingkan dengan penulisan tinjauan pustaka dan metode penelitian, kesulitan yang dialami oleh peneliti dalam menulis babbab tersebut adalah kesulitan yang bersifat teknis. Kesulitan teknis dalam penyusunan tinjauan
pustaka
adalah
kesulitan
menemukan
referensi
yang
relevan
dan
mengorganisasi referensi-referensi tersebut secara sistematik (lihat bab dua dalam buku pedoman ini). Kesulitan dalam penulisan metode penelitian berkaitan dengan pemilihan metode yang sesuai untuk menjawab pertanyaan penelitian atau membuktikan hipotesis, dan melengkapi informasi yang diperlukan dalam metode penelitian sehingga pembaca mempunyai gambaran yang lengkap mengenai apa yang akan dilakukan oleh peneliti dalam proses pengumpulan data hingga analisisnya. Dalam latar belakang dijelaskan konteks penelitian (alasan pemilihan masalah penelitian), masalah penelitian, dan bagaimana dan mengapa masalah tersebut perlu dipecahkan. Setelah membaca latar belakang, pembaca seharusnya mempunyai informasi mengenai: •
Konteks masalah penelitian: Pada konteks atau situasi seperti apa masalah ini dapat terjadi?
•
Apa yang tidak kita ketahui, sehingga kita ingin meneliti masalah tersebut? Apa yang perlu ditingkatkan, mengapa?
•
Kepentingan penelitian ini: Siapa yang akan mendapat manfaat? Mengapa kita perlu mengetahuinya?
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
1
Dalam penelitian manajemen, penelitian merupakan suatu cara akselerasi proses pemahaman menuju pemahaman "manajemen" yang lebih baik dan pemahaman "manajer" yang lebih baik terhadap pekerjaannya (Easterby-Smith, Thorpe & Lowe, 1991). Oleh karenanya, langkah pertama untuk memahami konteks masalah penelitian adalah mendeskripsikan fakta-fakta yang tersedia di organisasi anda, dan mengkaitkan antara suatu fakta dengan fakta yang lain. Fakta dapat berupa fakta kuantitatif (berupa angka-angka) atau fakta kualitatif (misalnya dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi foto, dan sebagainya). Berikut adalah contoh cara mendeskripsikan konteks penelitian yang efisien. Ekasari (2000) melakukan penelitian pemasaran untuk mengetahui hubungan antara sikap terhadap perilaku, norma subyektif, kontrol perilaku dengan minat berperilaku di Rumah Sakit Islam Surakarta. Konteks dan kepentingan penelitian ini diuraikan dalam 1 paragraf dalam bab latar belakang sebagai berikut: Ilustrasi 2.1 Menciptakan konsumen dan mempertahankan konsumen bagi Rumah Sakit Islam Surakarta (RSIS) adalah merupakan syarat apabila RSIS ingin dapat tetap bertahan dan berkembang, terlebih dalam lingkungan bisnis yang sangat ketat tingkat persaingannya. Di wilayah kotamadya Surakarta dan kabupaten Sukoharjo, dengan luas kurang lebih 90 km2 dan berpenduduk kurang lebih 1,5 juta jiwa, terdapat 36 Puskesmas dan 16 Rumah sakit yang terdiri dari 11 rumah sakit umum (milik swasta maupun pemerintah) dan 5 buah rumah sakit khusus, dengan kurang lebih 2000 tempat tidur.
Masalah utama yang dihadapi ketika menyusun latar belakang adalah sistematika penulisan yang tidak jelas dan tidak mengikuti pola kerucut terbalik. Berikut ini adalah sistematika penulisan yang dapat membantu penulisan latar belakang.
Apakah dideskripsikan fakta-fakta di organisasi saudara? Apakah dipergunakan konsep kelembagaan berdasarkan teori manajemen?
Apakah fakta-fakta tersebut dibahas dan dicari penyebabnya dengan cara mengkaitkannya dengan fakta lain?
Apakah diidentifikasi masalah-masalah yang timbul?
Apakah ditetapkan masalah prioritas? Bagaimana metode penetapan masalah prioritas tersebut?
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
2
Masalah-masalah yang sering dijumpai: ¾ Awal yang terlalu lebar Sebagai contoh dalam penelitian mengenai evaluasi kemampuan para petugas penyuluh keluarga berencana (PKB) dalam menyuluh reproduksi sehat, latar belakang masalah diawali dengan penurunan Total Fertility Rate (TFR) dari periode 1960-an hingga saat ini. Awal latar belakang ini menjadi terlalu lebar, terutama apabila pada akhirnya peneliti tidak mampu mengungkapkan kaitan antara penurunan TFR dengan kemampuan petugas PKB. ¾ Tidak terstruktur Ketika seseorang harus mulai menulis, seringkali proses menulis ini tidak diawali dengan menyusun rerangka tulisan. Semakin rinci rerangka yang dibuat, akan semakin mudah bagi kita untuk mengembangkannya menjadi kalimat-kalimat. Latar belakang (atau bagian tesis lain) yang tidak terstruktur pada umumnya disebabkan oleh karena penulis tidak menyusun rerangka tulisan terlebih dahulu. ¾ Fixed idea Masalah penelitian seringkali tidak muncul dari latar belakang masalah yang disajikan. Dalam hal ini, peneliti mempunyai keinginan atau interest yang lebih didasarkan atas keinginan pribadi, bukan didasarkan atas latar belakang masalah. Sebagai contoh, ketika mendiskripsikan keadaan di suatu rumah sakit, tampak bahwa permasalahan yang menonjol adalah konflik antara direktur rumahsakit dan dokter spesialis yang bermuara pada masalah struktur jasa medik yang dirasakan tidak adil. Namun demikian, ketika mengajukan permasalahan penelitian, masalah yang dipilih adalah pendapat pasien tentang informed-consent, yang tidak berkaitan dengan latar belakang masalahnya.
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
3
2. Perumusan masalah Ilustrasi 2.2 Walaupun pengguna layanan sebagian besar tidak membayar langsung, untuk pensiunan, Pertamina unit lain dan lain-lain tanggungan Pertamina dihitung biaya yang timbul dari pelayanannya, dan dibebankan kepada bagian-bagian yang menanggungnya. Selama 3 tahun ini, telah dicoba untuk menghitung seluruh pendapatan baik dari Pertamina UP III, maupun kelompok populasi yang lain. Seperti terlihat pada tabel di bawah, maka persentase dari pihak ketiga murni sangat kecil. Hal ini dikarenakan kebijaksanaan dasar yang diterapkan bahwa pengajuan anggaran hanya berdasarkan rencana kegiatan yang dibutuhkan untuk populasi Pertamina saja, sehingga tidak akan membebani overhead cost Unit Pengolahan III. Apabila dirinci penerimaan dari unit-unit kegiatan, maka kegiatan rawat inap masih sangat sedikit memberikan pemasukan. Sedangkan dilihat dari beban kerja rawat jalan dan penunjang medis beban kerjanya sudah cukup tinggi.
Perbandingan Pendapatan Seluruh Kegiatan Kesehatan UP III, Sesuai Status Pengguna Layanan 96/97 KIA
97/98
98/99
64,46
59,22
38,85
0,00
0,00
16,84
27,60
32,66
33,75
Dependen
4,76
5,56
7,94
Pihak ketiga
2,18
2,56
2,62
100,00
100,00
100,00
Unit Lain YDP
Total Keterangan :
KIA : Karyawan & keluarga Pertamina UP III Unit Lain : Karyawan/ keluarga Pertamina yang berasal dari unit lain, mendapat pelayanan di UP III YDP : pensiunan Pertamina Dep : tenaga kerja waktu tertentu yang menjadi tanggungan Pertamina P III : pihak ketiga, non Pertamina murni
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
4
Dari data-data rawat inap di bawah ini, walaupun terjadi kenaikan dari tahun sebelumnya tampak bahwa angka hunian masih jauh di bawah 80% yang merupakan angka optimal. Persentase utilisasi oleh pihak ketiga masih sangat rendah yaitu 3%. Utilisasi Rawat Inap RS Pertamina UP IIII 1996-1998 1997/1998
1996/1997
19.727
20.018
Kapasitas Tempat Tidur
75
75
Jumlah Hari Perawatan
15.879
12.822
43
35,1
BOR
58 %
47 %
ALOS
4,2
4,2
Admission Rate Pertamina
10,7
10,5
Prosentase HP Non Pertamina
27 %
27 %
3%
3%
URAIAN Populasi
Rata -rata Sensus Harian
Prosentase Admission Non Pertamina
Rendahnya angka hunian ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu 1) belum diadakannya program untuk meningkatkan utilisasi oleh pihak ketiga, dan 2) adanya kebijaksanaan dasar tentang anggaran belanja. Dengan memperhatikan masih adanya kekurangan antara cost dibandingkan dengan revenue yang cenderung semakin membesar ini, maka peluang yang bisa dipertimbangkan selain upaya penurunan biaya adalah upaya meningkatkan utilisasi rawat inap. Walaupun angka hunian rendah, tetapi diketahui juga bahwa masih ada populasi tanggungan Pertamina yang memilih mencari pelayanan kesehatan di tempat lain. Selama ini belum pernah dilakukan evaluasi tentang persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Pertamina UP III. Dalam upaya meningkatkan pangsa pasar, maka perlu diketahui bagaimana pendapat pengguna layanan terhadap jasa/pelayanan yang telah diterimanya. Untuk melengkapi data dalam menyusun rencana bisnis bagi peningkatan utilisasi unit rawat inap maka perlu dipelajari hal-hal apa yang dapat menimbulkan ketidakpuasan pengguna layanan, seberapa besar pengaruhnya serta bagaimana cara mengatasinya. (Sumber: naskah bu Dewi, Palembang, bimbingan pak Laksono).
Perumusan masalah di atas masih memasukkan data-data yang seharusnya ditulis pada latar belakang. Dalam perumusan masalah (berbentuk pertanyaan) cukup ditulis pertanyaan yang akan dijawab dengan penelitian anda.
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
5
3. Keaslian
Apakah disajikan penelitian lain yang serupa?
Bagaimana perbedaaan penelitian ini dengan yang terdahulu?
Ilustrasi 2.3 Penelitian mengenai pengembangan sistem penyusunan anggaran di Rumah sakit Jantung Harapan Kita sejauh diketahui penulis belum pernah dilakukan oleh peneliti lain. Beberapa penelitian yang berhubungan dengan sistem anggaran antara lain: 1. Djuhaeni (1991) tentang pengembangan sistem penganggaran untuk meningkatkan manajemen keuangan di RSU R. Samsudin Sukabumi; dan 2. Zebua (1998) tentang analisis penyusunan anggaran di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. (Setiyono, 1999).
Setelah peneliti mengemukakan penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan, uraian ini sebaiknya diikuti dengan indikasi perbedaan antara penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan pada saat ini. Perbedaan tersebut dapat berupa perbedaan kerangka konsep/teori yang digunakan (yang berpengaruh terhadap variabel-variabel yang diteliti) atau perbedaan cara penelitian (baik rancangan penelitian,
subyek
penelitian, cara pengumpulan data, alat ukur, atau strategi analisisnya), atau keduanya. Perhatikan contoh berikut ini dalam penelitian Ekasari (2000). Ilustrasi 2.4 Penelitian mengenai perilaku konsumen, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dan penelitian sehubungan dengan keputusan memilih rumah sakit telah dilakukan, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Soesanto (1997) dan Lestari (1998). Soesanto (1997) dalam penelitiannya mengenai "Pengaruh tarif kamar terhadap kepuasan dan minat pasien dalam pembelian ulang jasa rawat inap di Rumah Sakit Panti Rapih", memfokuskan penleitiannya pada variabel tarif, dengan hasil bahwa tarif kamar bukan merupakan satu-satunya faktor yang menyebabkan perilaku mempergunakan jasa rumah sakit. Terdapat faktor lain yang mendukung minat pembelian ulang jasa pelayanan rumah sakit, yaitu usia, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pembiayaan dan promosi rumah sakit.
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
6
Lestari (1998) dalam penelitiannya mengenai "Hubungan antara faktor-faktor bauran pemasaran dengan keputusan pasien untuk membeli ulang jasa rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Temanggung" mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan fungsional yang erat dan searah di antara variabel bauran pemasaran dengan keputusan pasien untuk membeli ulang jasa rawat inap rumah sakit. Dalam penelitiannya, Lestari menganjurkan untuk dilakukan penelitian lanjutan untuk menganalisis faktor internal maupun eksternal lain yang mempengaruhi keputusan pembelian ulang jasa pelayanan rumah sakit. Pada kedua penelitian di atas perilaku konsumen dan keputusan memilih rumah sakit lebih dikaitkan dengan faktor-faktor yang bersifat eksternal yaitu tarif kamar dan bauran pemasaran, berbeda dengan penelitian perilaku konsumen yang peneliti lakukan ini, faktor internal (sikap, pengalaman aktual dan minat) dan faktor eksternal (normal subyektif, pengalaman aktual) dianalisis bersamaan agar dapat diperoleh hasil yang lebih lengkap dan komprehensif.
¾ Keaslian penelitian sama dengan "belum pernah diteliti sebelumnya?" Pernyataan bahwa masalah ini belum pernah diteliti sebelumnya di rumah sakit X seringkali dijumpai dalam penjelasan mengenai keaslian penelitian. Ada beberapa masalah yang berkaitan dengan pernyataan tersebut: 1. Pernyataan ini terkesan dibuat-buat, oleh karena pada umumnya diikuti dengan pernyataan belum pernah diteliti di rumah sakit X. Bagaimana bila telah ada penelitian sebelumnya di rumah sakit tersebut? Apakah akan dibatasi di unit yang lebih kecil dengan menyatakan bahwa masalah tersebut belum pernah diteliti di Instalasi Rawat Darurat rumah sakit X? 2. Peneliti biasanya tidak melakukan penelusuran pustaka yang memadai, untuk menyatakan bahwa penelitian tersebut belum pernah dilakukan sebelumnya (tanpa konteks rumah sakit X). Pada umumnya peneliti hanya memasukkan tesis yang pernah disusun di MMR UGM, itupun seringkali tidak lengkap. 3. Alasan yang lebih mendasar adalah bahwa masalah penelitian yang sudah pernah diteliti sebelumnya tidak berarti bahwa penelitian tersebut tidak asli, oleh karena masalah yang sama dapat dipecahkan dengan teori yang berbeda dan metode penelitian yang berbeda pula. Isu mengenai keaslian penelitian barangkali lebih tepat dikaitkan dengan kode etik penelitian dan kode etik publikasi ilmiah.
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
7
Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus mengetahui penelitian-penelitian lain yang telah dilakukan sebelumnya. Metode terbaru yang dianjurkan adalah melalui systematic review. Pertama, peneliti harus mempunyai masalah penelitian (atau hipotesis) yang akan diuji. Setelah itu, peneliti mengumpulkan seluruh informasi yang relevan, baik yang dipublikasi maupun tidak (dan idealnya juga dalam berbagai bahasa). Makalah-makalah yang mempunyai bobot ilmiah yang rendah dikeluarkan serta pada akhirnya peneliti melakukan sintesis dan mengambil kesimpulan berdasarkan makalahmakalah yang dipilih. Hasil review ini digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian lain yang serupa yang pernah dilaksanakan serta perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya inilah yang lebih ditekankan pada keaslian penelitian. 4. Tujuan penelitian Tujuan penelitian menunjukkan hasil nyata yang akan diperoleh melalui penelitian anda.
Apakah tujuan penelitian sesuai dengan atau dapat menjawab permasalahan penelitiannya?
Apakah tujuan penelitian sudah memberikan gambaran mengenai variabel dependen, independen, subjek penelitian dan metode penelitiannya?
Masalah yang sering dijumpai: ¾ Tujuan terlalu umum Tujuan yang terlalu umum tidak mencerminkan hasil yang nantinya akan diperoleh dalam penelitian. Sebagai contoh dalam suatu penelitian dilakukan intervensi berupa pelatihan manajemen keperawatan di suatu rumah sakit, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Tujuan penelitian yang ditulis oleh peneliti adalah meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Tujuan tersebut terlalu umum, oleh karena yang diteliti sesungguhnya adalah efektivitas pelatihan, tidak sampai meneliti dampak pelatihan terhadap mutu pelayanan keperawatan.
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
8
Ilustrasi 2.5 Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui implementasi sistem perencanaan dan penganggaran yang diterapkan oleh Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta di dalam mencapai tujuan; 2. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita dalam mencapai tujuan perencanaan dan penganggaran yang telah ditetapkan; 3. Untuk mengetahui peluang dan ancaman dari rumah sakit di dalam pencapaian tujuan perencanaan dan penganggaran yang telah ditetapkan; dan 4. Merumuskan sistem perencanaan dan penganggaran yang baik bagi Rumah Sakit Jantung Harapan Kita di dalam kondisi pasar yang hiperkompleks atas dasar kecocokan antara faktor internal dan eksternal rumah sakit. (Setiyono, 1999).
Bandingkan antara tujuan penelitian satu sampai dengan tiga dengan tujuan penelitian yang terakhir. Tujuan keempat sesungguhnya tidak akan dicapai dalam penelitian ini, oleh karena penelitian ini hanya melihat dari aspek implementasi sistem perencanaan dan penganggaran rumah sakit, beserta SWOTnya. Dengan demikian penelitian tersebut lebih menekankan pada proses implementasi sistem perencanaan dan penganggaran dengan harapan (manfaat praktis) agar rumah sakit setempat dapat melakukan koreksi dalam pelaksanaan sistem tersebut. ¾ Rancu dengan manfaat penelitian Tujuan penelitian seringkali rancu dengan manfaat penelitian. Hidayat (2000) ingin mengembangkan sistem pembayaran dengan metode Diagnosis Related Groups (DRG) dengan alasan bahwa sebagian besar cara pembayaran di suatu rumahsakit masih dengan cara fee for service dan juga bahwa di rumah sakit tersebut telah dikembangkan sistem informasi keuangan meskipun pemanfaatannya belum optimal. Tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut: Ilustrasi 2.6 1
Memanfaatkan data dalam sistem informasi keuangan yang telah tersedia di rumah sakit
2
Menyusun pengelompokkan diagnosis penyakit yang dapat digunakan di rumah sakit
Tujuan tersebut bukan merupakan tujuan penelitian, oleh karena tidak sesuai dengan hasil nyata yang akan diperoleh. Tujuan yang pertama lebih merupakan manfaat praktis Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
9
bagi rumah sakit setempat, yaitu mengoptimalkan pemanfaatan sistem informasi keuangan untuk membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan mutu pelayanan. Tujuan kedua tidak akan dicapai dalam penelitian tersebut, oleh karena peneliti hanya akan menyusun pengelompokkan diagnosis penyakit-penyakit tertentu, tidak seluruh penyakit. Kegiatan yang akan dilakukan peneliti tercermin dari tujuan yang telah direvisi berikut ini: Ilustrasi 2.7 Mengembangkan sistem penetapan kelompok penyakit yang mengacu pada pendekatan Diagnosis Related Groups (DRG) untuk menentukan besarnya tarif (tagihan).
Apabila akan dilengkapi dengan tujuan khusus penelitian (tidak merupakan keharusan), maka tujuan khususnya menjadi: Ilustrasi 2.8 1
Menghitung variasi biaya pelayanan untuk penyakit-penyakit dengan gejala demam
2
Menetapkan tarif untuk setiap penyakit
3
Menyusun pengelompokkan penyakit berdasarkan tarif dan tingkat keparahan penyakit
¾ Tujuan tidak sesuai dengan masalah Ilustrasi 2.9 Rumusan masalah: Berdasarkan latar belakang penelitian ini maka evaluasi dampak pelaksanaan Revolving Fund System (RFS) terhadap pengelolaan obat di Rumah Sakit dr. Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) perlu dirumuskan yaitu: 1. Bagaimana pelaksanaan RFS di rumah sakit umum dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan? -
Apakah mekanisme/sistem pengadaan dan akuntabilitas sudah ada?
-
Apakah mekanisme/sistem pengadaan dan akuntabilitas berbeda dengan sebelum menerapkan RFS?
2. Bagaimana pengelolaan obat di RSKD Balikpapan? 3. Apakah dengan pengelolaan obat secara RFS dapat meningkatkan pendapatan RSKD Balikpapan? Tujuan umum penelitian adalah mengetahui apakah dengan pelaksanaan RFS dapat menjamin tersedianya obat dan alat bahan habis pakai setiap saat dibutuhkan dalam jumlah yang cukup, kualitas terjamin dan harga yang terjangkau dan juga apakah dapat meningkatkan pendapatan rumah sakit? (Batubara, 1999).
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
10
Benang merah antara perumusan masalah dan tujuan penelitian pada ilustrasi di atas tidak jelas. Rumusan masalah pertama dan kedua yang berkaitan dengan proses pelaksanaan RFS tidak dapat dijawab dengan tujuan penelitian berupa "… menjamin ketersediaan obat dan alat … dalam jumlah yang cukup, kualitas terjamin dan harga yang terjangkau…" oleh karena tujuan penelitian tersebut lebih menekankan pada output RFS, bukan proses implementasinya. 5. Manfaat
Apa manfaat praktis hasil penelitian ini?
Siapa yang memperoleh manfaat praktis tersebut?
Apa manfaat teoritis hasil penelitian ini?
Apa manfaat bagi pribadi peneliti?
Manfaat penelitian menjelaskan mengenai manfaat yang diharapkan dari penelitian ini. Manfaat ini dapat berupa manfaat praktis bagi organisasi yang bersangkutan, tetapi dapat pula berupa manfaat akademik. Manfaat harus berkaitan dengan tujuan penelitian.
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
11