1
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI MASALAH SOSIAL MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DI KELAS IV SDN 2 BATUDAA KABUPATENGORONTALO
VIVIN SEPTIANA IMULA (Mahasiswa S1 Jurusan PGSD FIP UNG) Pembimbing Dra. Hj. Hakop Walangadi, M.Si Drs. H. Haris Mahmud, S.Pd, M.Si
ABSTRAK Vivin Septiana Imula. 2013. Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Masalah Sosial Melalui Media Audio Visual Di Kelas IV SDN 2 Batudaa Kabupaten Gorontalo. (Skripsi). Jurusan PGSD. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo.
Pembimbing I
Dra. Hj. Hakop Walangadi,
M.Si Pembimbing II Drs. H. Haris Mahmud, S.Pd, M.Si. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah pemahaman siswa pada materi masalah sosial di kelas IV SDN 2 Batudaa Kabupaten Gorontalo dapat ditingkatkan melalui media audio visual? Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi masalah sosial melalui penggunaan media audio visual di kelas IV SDN 2 Batudaa Kabupaten Gorontalo. Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di kelas IV SDN 2 Batudaa Kabupaten Gorontalo pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Siswa yang dikenai tindakan berjumlah 20 orang. Teknik pengumpulan data meliputi : tes, dan observasi. Data yang telah diperoleh melalui instrumen selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik persentase, untuk selanjutnya dikonversikan dalam bentuk kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I terlihat bahwa 3 aspek tentang (1) Aspek kerjasama terdapat 8 orang siswa (40%) kategori baik, 7 orang siswa (35%) kategori cukup dan 5 orang siswa (25%) kategori kurang. (2) Aspek keberanian terdapat 6 orang siswa (30%) kategori baik, 8 orang siswa (40%) kategori cukup dan 6 orang siswa (30%) kategori
2
kurang. (3) Aspek menyimpulkan terdapat 7 orang siswa (35%) kategori baik, 8 orang siswa (40%) kategori cukup dan 5 orang siswa (25%) kategori kurang. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus 2 menunjukkan bahwa, terlihat 3 aspek tentang (1) Aspek kerjasama terdapat 18 orang siswa (90%) kategori baik, dan 2 orang siswa (10%) kategori cukup. (2) Aspek keberanian terdapat 18 orang siswa (90%) kategori baik dan 2 orang siswa (10%) kategori cukup. (3) Aspek menyimpulkan terdapat 17 orang siswa (85%) kategori baik dan 3 orang siswa (15%) kategori cukup. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan dalam penelitian yang berbunyi : “Jika media audio visual digunakan dalam proses pembelajaran, maka pemahaman siswa pada materi masalah sosial di kelas IV SDN 2 Batudaa Kabupaten Gorontalo akan meningkat“ maka penelitian ini dinyatakan berhasil atau hipotesisnya diterima.
Kata kunci : Pemahaman siswa, Media audio visual
BAB I PENDAHULUAN Proses penyajian materi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah dasar dewasa ini cenderung hanya mengakumulasikan pengetahuan dan mengedepankan aspek kognitif. Peserta didik terlalu banyak belajar fakta dan gagasan, tetapi kurang mampu memanfaatkan secara efektif. Idealnya pembelajaran ilmu pengetahuan sosial harus memunculkan realitas masalah sosial. Artinya siswa yang belajar ilmu pengetahuan sosial dapat memetik faedahnya dalam memecahkan masalah keseharian mereka. Salah satu penyebab kurang bermaknanya pelajaran ilmu pengetahuan sosial bagi siswa dikarenakan struktur kurikulum Pendidikan ilmu pengetahuan sosial sekolah dasar selama ini bersifat sentralistik, beban yang terlalu sarat dengan materi, cakupan materi yang tumpang tindih. Salah satu media yang mulai banyak digunakan dalam proses pembelajaran saat ini adalah Liquid Crystal Display (LCD) proyektor yang merupakan suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama.
3
LCD proyektor adalah teknik untuk menyajikan data dalam bentuk huruf-huruf kristal yang tidak tembus cahaya apabila ada dalam medan listrik tertentu. Dalam proses pembelajaran, media LCD proyektor telah dikenal sebagai alat bantu mengajar yang seharusnya dimanfaatkan oleh guru, namun seringkali terabaikan. Belum dimanfaatkannya media LCD proyektor dalam proses pembelajaran pada umumnya disebabkan oleh berbagai alasan seperti, waktu persiapan mengajar terbatas, biaya tidak tersedia, atau alasan lain. Berdasarkan hasil observasi awal di kelas IV SDN 2 Batudaa Kabupaten Gorontalo menunjukkan bahwa pemahaman siswa pada materi masalah sosial masih rendah. Dalam kondisi tersebut para siswa benar-benar tidak memahami materi pembelajaran yang disajikan oleh guru. Hasil observasi awal yang dilaksanakan di kelas IV SDN 2 Batudaa Kabupaten Gorontalo menunjukkan bahwa dari 20 siswa hanya terdapat 7 siswa atau 35% yang telah mencapai standar ketuntasan maksimal, sedangkan 13 siswa atau 65% belum mencapai standar ketuntasan maksimal. Memperhatikan kenyataan tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti masalah tersebut. Sebagai pemecahannya adalah dengan menggunakan media audio visual. Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran merupakan salah satu upaya tepat karena dengan adanya media pembelajaran siswa harus menghubungkan pengalamannya dengan pengalaman yang ada dalam buku teks. Untuk mengetahui apakah penggunaan media audio visual dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi masalah sosial, maka perlu diadakan penelitian tindakan.
BAB II KAJIAN TEORI 2.1
Hakekat Pemahaman Belajar Siswa
2.1.1 Defenisi Pemahaman Menurut W.J.S Poerwodarminto (2009: 45) dalam kamus Bahasa Indonesia, pemahaman berasal dari kata “Paham” yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Definisi di atas, tidak bersifat operasional, sebab tidak
4
memperlihatkan perbuatan psikologis yang diambil seseorang jika ia memahami. Maka arti pemahaman yang bersifat operasional diartikan sebagai melihat suatu hubungan ide tentang suatu persoalan. Sesuatu itu dipahami selagi fakta-fakta mengenai persoalan itu dikumpulkan. Jika dikaitkan dengan belajar IPS maka pemahaman terjadi karena evaluasi yang dilakukan guru dalam mempelajari IPS. Agar dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran maka perlu dilakukan usaha dan tindakan atau kegiatan untuk menilai pemahaman siswanya. Faktor lingkungan
dan
instrumental
(misalnya
guru,
kurikulum
dan
model
pembelajaran). Berdasarkan
berbagai
pengertian
pemahaman
tersebut,
penulis
menyimpulkan pemahaman adalah suatu cara yang sistematis dalam memahami dan mengemukakan tentang sesuatu yang diperolehnya. 2.1.2 Tingkatan Pemahaman Siswa Menurut Skemp (Wahyudi, 2010: 28) Pemahaman (understanding) pada pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua. Pemahaman yang pertama disebut pemahaman instruksional (instructional understanding). Pada tingkatan ini dapat dikatakan bahwa siswa baru berada di tahap tahu atau hafal tetapi dia belum atau tidak tahu mengapa hal itu bisa dan dapat terjadi. Lebih lanjut, siswa pada tahapan ini juga belum atau tidak bisa menerapkan hal tersebut pada keadaan baru yang berkaitan. Selanjutnya, pemahaman yang kedua disebut pemahaman relasional (relational understanding). Pada tahapan tingkatan ini, menurut Skemp, siswa tidak hanya sekedar tahu dan hafal tentang suatu hal, tetapi dia juga tahu bagaimana dan mengapa hal itu dapat terjadi. Lebih lanjut, dia dapat menggunakannya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terkait pada situasi lain. 2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Siswa Purwanto (2010: 73) mengemukakan beberapa
faktor yang dapat
mempengaruhi proses pembelajaran siswa. Secara garis besar, faktor-faktor tersebut sebagai berikut :
5
1)
Faktor raw input (faktor murid/anak itu sendiri) dimana tiap anak memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam kondisi fisiologis dan kondisi psikologis.
2)
Faktor enviromental input (faktor lingkungan), baik lingkungan alami ataupun lingkungan sosial.
3)
Faktor instrumental input, antara lain terdiri dari : Kurikulum, program/bahan pengajaran, sarana dan fasilitas, guru
2.2
Hakikat Media Pembelajaran
2.2.1 Defenisi Media Pembelajaran Banyak ahli yang memberikan batasan tentang media pembelajaran. Menurut AECT (Engkoswara. 2009: 19) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Gagne dan Briggs (2010: 29) mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Sejalan dengan itu, Uno (2010: 40) mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar. . Dengan demikian media pembelajaran yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu, bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa. 2.2.2 Klasifikasi Media Pembelajaran Anderson (Kamdi 2010: 103) mengelompokkan media menjadi sepuluh golongan sebagai berikut: No.
Golongan Media
Contoh dalam Pembelajaran
1.
Audio
Kaset audio, siaran radio, CID, telepon
2.
Cetak
Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
3.
Audio cetak
Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
4.
Proyeksi visual diam
Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)
5.
Proyeksi audio visual diam Film bingkai (slide) bersuara.
6
6.
Visual gerak
Film bisu
7.
Audio visual gerak
Film gerak bersuara, video NCD, televise
8.
Obyek fisik
Benda nyata, model, specimen
9.
Manusia dan lingkungan
Guru, pustakawan, laboran
10.
Komputer
CAI (pembelajaran berbantuan komputer) dan CBI (pembelajaran berbasis komputer)
2.2.3
Prinsip-Prinsip Pemanfaatan Media Sebelum media digunakan harus direncanakan secara matang dalam
penyusunan rencana pembelajaran. Tentukan bagian materi mana saja yang akan kita sajikan dengan bantuan media. Rencanakan bagaimana strategi dan teknik penggunaannya. Hindari penggunaan media yang hanya dimaksudkan sebagai selingan atau sekedar pengisi waktu kosong saja. Jika siswa sadar bahwa media yang digunakan hanya untuk mengisi waktu kosong, maka kesan ini akan selalu muncul setiap kali guru menggunakan media. Penggunaaan media yang sembarangan, asal-asalan, atau "daripada tidak dipakai", akan membawa akibat negatif yang lebih buruk. Harus senantiasa dilakukan persiapan yang cukup sebelum penggunaaan media. Kurangnya persiapan bukan saja membuat proses pembelajaran tidak efektif dan efisien, tetapi justru mengganggu kelancaran proses pembelajaran. Hal ini terutama perlu diperhatikan ketika kita akan menggunakan media elektronik. 2.2.4 Manfaat Media Dalam Pembelajaran Kemp dan Dayton (Winatapura 2010: 224) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran, yaitu: 1.
Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
2.
Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
3.
Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
4.
Efisiensi dalam waktu dan tenaga
5.
Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
6.
Media memungkinkan proses pembelajaran dapat dilakukan dimana dan kapan saja
7
7.
Media dapat menumbuhkan sikap positip siswa terhadap materi dan proses belajar.
8.
Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
2.3
Meningkatkan Pemahaman Siswa Melalui Audio Visual Media pembelajaran audio visual agar dapat berperan sebagaimana
mestinya,
diantaranya
yaitu
mempermudah
mempelajari
pesan/pelajaran,
membangkitkan semangat siswa, dan mempermudah guru dalam menyampaikan pesan/pelajaran. Peranan media pembelajaran atau alat peraga diperlukan dalam proses pembelajaran di kelas karena didasarkan pertimbangan bahwa: 1)
Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku maka media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut.
2)
Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik, karena pertimbangan keamanan. Obyek dimaksud bisa disederhanakan jika memang berbahaya dalam bentuk miniatur, model, maupun bentuk gambar-gambar yang dapat disajikan secara audio visual, audial atau visual.
3)
Media dapat menjebatani pemahaman siswa jika objek dibawa kedalam ruang kelas karena misalkan objek: a)
obyek terlalu besar;
b)
obyek terlalu kecil;
c)
obyek yang bergerak terlalu lambat;
d)
obyek yang bergerak terlalu cepat;
e)
obyek yang terlalu kompleks;
f)
obyek yang bunyinya terlalu halus;
g)
obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan media pembelajaran yang beragam dan tepat, akan meningkatkan perhatian dan motivasi siswa untuk belajar yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajarnya.
8
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 hasil observasi AWAL Sebelum melaksanakan penelitian tindakan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi guna mengetahui pemahaman siswa pada materi masalah sosial. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilaksanakan di kelas IV SDN 2 Batudaa Kabupaten Gorontalo menunjukkan bahwa dari dari 20 siswa hanya terdapat 7 siswa atau 35% yang telah mencapai standar ketuntasan maksimal, sedangkan 13 siswa atau 65% belum mencapai standar ketuntasan maksimal. 3.2.HASIL TINDAKAN SIKLUS I 3.2.1 Deskripsi Hasil Pengamatan Aktifitas Guru Pada Siklus 1 Dalam proses pembelajaran pada siklus 1 seluruh siswa kelas IV SDN 2 Batudaa Kabupaten Gorontalo yang dikenai tindakan hadir seluruhnya. Untuk meningkatkan pemahaman, maka proses pembelajaran menggunakan media audio visual. Setelah diberikan tindakan, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.1 : Deskripsi Hasil Pengamatan Aktifitas Guru Pada Siklus 1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Aspek Yang Dinilai Perumusan kompetensi dasar Rumusan tujuan pembelajaran Penjabaran materi Alat dan bahan pelajaran Prosedur RPP Penilaian Penampilan guru Apersepsi / motivasi Penggunaan bahasa Penguasaan materi Penyajian sesuai dengan urutan materi Metode / pendekatan Penggunaan media pembelajaran Partisipasi siswa Bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar Tehnik bertanya Test proses Daya serap Tanggapan
SB √ √
B
C
K
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
9
20 21 22
√
Tugas siswa Penyesuaian alokasi waktu Tehnik mengakhiri pelajaran Jumlah
√ √ 6 27.2 7
Persentase (%)
3 13.6 4
6 27.2 7
7 31.8 2
3.2.2 Lembar Pegamatan Pada Aspek Pemahaman Siklus I No
Nama Siswa
1 2
Aldi Umar Abd.Madjid Nusi Arif Abjul Adris Sone Fikran Talalu Moh.Rizki Purwanto Ranto Tomolango Rolan Y.Adam Yadin Umar Zulkarnain Tomolango Meli Iglisa Novita Abas Ria Yusuf Ririn Ayuba Sartika Nur Selvian Mile Siska Ibrahim Sulastri Adam Utiarahman Monoarfa Risna Umar Jumlah Prosentase
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Aspek yang diamati Kerjasama Keberanian Meyimpulkan B C K B C K B C K
7 35
8 40
5 25
6 30
8 40
6 30
5 25
7 35
8 40
10
3.3 HASIL TINDAKAN SIKLUS II 3.3.1 Deskripsi Hasil Pengamatan Aktifitas Guru Pada Siklus 2 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Aspek Yang Dinilai Perumusan kompetensi dasar Rumusan tujuan pembelajaran Penjabaran materi Alat dan bahan pelajaran Prosedur RPP Penilaian Penampilan guru Apersepsi / motivasi Penggunaan bahasa Penguasaan materi Penyajian sesuai dengan urutan materi Metode / pendekatan Penggunaan media pembelajaran Partisipasi siswa Bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar Tehnik bertanya Test proses Daya serap Tanggapan Tugas siswa Penyesuaian alokasi waktu Tehnik mengakhiri pelajaran Jumlah Persentase (%)
SB √ √
B
C
K
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 8 36.3 6
8 36.3 6
5 22.7 3
1 4.55
3.3.2 Lembar Pengamatan Pada Aspek Pemahaman Siklus II No
1 2 3 4 5 6 7
Nama Siswa
Aldi Umar Abd.Madjid Nusi Arif Abjul Adris Sone Fikran Talalu Moh.Rizki Purwanto Ranto
Kerjasama B C K
Aspek yang diamati Keberanian Meyimpulkan B C K B C K
11
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Tomolango Rolan Y.Adam Yadin Umar Zulkarnain Tomolango Meli Iglisa Novita Abas Ria Yusuf Ririn Ayuba Sartika Nur Selvian Mile Siska Ibrahim Sulastri Adam Utiarahman Monoarfa Risna Umar Jumlah Prosetase
18 90
18 90
17 85
2 10
2 10
3 15
3.4 PEMBAHASAN Bertitiktolak dari hasil observasi yang menunjukkan rendahnya pemahaman siswa pada materi masalah sosial di kelas IV SDN 2 Batudaa Kabupaten Gorontalo tersebut, peneliti menggunakan media audio visual. Setelah dilaksanakan tindakan menunjukkan bahwa pada siklus 1, terlihat bahwa 3 aspek tentang (1) Aspek kerjasama siswa dalam belajar dengan penggunaan media audio visual menunjukkan bahwa terdapat 8 orang siswa (40%) yang telah mampu menunjukkan kerjasama dengan baik dalam belajar kelompok, 7 orang siswa (35%) kurang melakukan kerjasama dalam kelompok dan 5 orang siswa (25%) lainnya tidak mampu melakukan kerjasama dalam kelompok dengan baik. (2) Aspek keberanian terdapat 6 orang siswa (30%) yang telah mampu menunjukkan keberanian mengungkapkan pendapat dengan baik, 8 orang siswa (40%) kurang mengintrepretasi materi dan 6 orang siswa (30%) lainnya tidak mampu menunjukkan keberanian dalam kelompok. (3) Aspek menyimpulkan materi setelah dibahas dalam kelompok menunjukkan bahwa terdapat 7 orang siswa (35%) yang telah mampu menunjukkan kemampuan menyimpulkan materi dengan baik, 8 orang siswa (40%) kurang mampu menyimpulkan materi dan 5 orang siswa (25%) lainnya tidak mampu menyimpulkan materi dengan baik.
12
Mengingat pemahaman siswa pada siklus 1 belum mencapai indikator keberhasilan penelitian, maka proses tindakan dilanjutkan ke siklus 2, dengan memperhatikan berbagai temuan pada siklus 1. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus 2 menunjukkan bahwa, terlihat bahwa 3 aspek tentang (1) Aspek kerjasama siswa dalam belajar dengan penggunaan media audio visual menunjukkan bahwa terdapat 18 orang siswa (90%) yang telah mampu menunjukkan kerjasama dengan baik dalam belajar kelompok, dan 2 orang siswa (10%) kurang melakukan kerjasama dalam kelompok. (2) Aspek keberanian terdapat 18 orang siswa (90%) yang telah mampu menunjukkan keberanian mengungkapkan pendapat dengan baik, dan 2 orang siswa (10%) kurang mengintrepretasi materi. (3) Aspek menyimpulkan materi setelah dibahas dalam kelompok menunjukkan bahwa terdapat 17 orang siswa (85%) yang telah mampu menunjukkan kemampuan menyimpulkan materi dengan baik, dan 3 orang siswa (15%) kurang mampu menyimpulkan materi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan hipotesis tindakan dalam penelitian yang berbunyi : “Jika media audio visual digunakan dalam proses pembelajaran, maka pemahaman siswa pada materi masalah sosial di kelas IV SDN 2 Batudaa Kabupaten Gorontalo akan meningkat“ maka penelitian ini dinyatakan berhasil atau hipotesisnya diterima. BAB IV PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan dan analisis data pada bab terdahulu, dapat disimpulkan bahwa rendahnya pemahaman siswa pada materi masalah sosial di kelas IV SDN 2 Batudaa Kabupaten Gorontalo disebabkan oleh kurang penggunaan media dalam proses pembelajaran. Namun demikian harus dipahami bahwa dalam penggunaan media audio visual, penguasaan terhadap media yang akan digunakan mutlak diperlukan, jika tidak maka guru akan kesulitan menggunakan media ketika berada dalam ruang belajar. 5.2
Saran
13
Berdasarkan kesimpulan akhir hasil penelitian ini, maka peneliti mengemukakan saran-saran sebagai berikut : 1)
Kepada guru Kepada
guru
diharapkan
untuk
terus
melakukan
inovasi-inovasi
pembelajaran guna meningkatkan pemahaman siswa. 2)
Kepada Siswa Kepada
siswa
diharapkan
dapat
memanfaatkan
berbagai
media
pembelajaran yang disediakan baik oleh sekolah maupun oleh guru, sebagai sumber belajar untuk meningkatkan pemahaman secara lebih optimal dimasa yang akan datang 3.
Kepada Kepala Sekolah Kepada kepala sekolah, diharapkan dapat membantu para guru dalam menyediakan berbagai media pembelajaran, karena media pembelajaran merupakan salah satu aspek yang sangat urgen dalam pencapaian pemahaman yang lebih bermutu. DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi dan Prasetya. 2009. Pengantar Pengajaran dan Pengelolaan kelas. Jakarta : University Press Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Atmini, Dhoruri. 2010. Pendekatan Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Bahan Diklat Profesi Guru Sertifikasi Guru Rayon 11 DIY & Jateng. Yogyakarta: UNY Basyiruddin, Usman, dan Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Degeng I Nyoman Sudana. 2009. Peran Teknologi Pembelajaran di Era Kesemrautan Global. Makalah Seminar Nasional Teknlogi Pendidikan. Jakarta : Forum Komunikasi Mahasiswa Pascasarjana Teknologi Pendidikan UNJ Engkoswara. 2009. Pembinaan Pengembangan Kurikulum Alat peraga dan Komunikasi Pendidikan. Jakarta : Depdikbud Ernawati, dkk. 200910. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
14
Gagne Robert M. & Briggs, J.L. 2010. Princiles of Instructional Design. Secon Edition. New York: Holt, Rinehart and Winston Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Cet. ke-3. Jakarta: PT Bumi Aksara. Ihsan, Fuad. 2009. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta Kamdi, Waras. 2010. Inisiasi Pembelajaran di Sekolah Dasar. Online. http://www/wordpress.com. Diakses tanggal 15 Agustus 2011 Mulyasa. 2009. Media Pembelajaran (Dalam Proses Belajar Mengajar Masa kini). Makassar: Badan Penerbit UNM. Ngalim Purwanto.M. 2010. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. PT.Remaja Rosdakarya. Bandung Nasution, Noehi. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Dan Universitas Terbuka Suharsimi. Arikunto.2009. Inovasi Pendidikan. Bandung : IKIP Bandung Uno Hamzah. B. 2009. Media Pembelajaran dan Penerapannya (untuk para guru dalam rangka mengkuti uji kompetensi). Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo Virlianti 2009. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran LCD Projector Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Siswa SMAN 1 Persetan. Terdapat di: http://anjarsubiantorosubagio.blogspot.com/2011. Diakses tanggal 10 Maret 2013 Wahyudi. 2010. Alternatif Pembelajaran di SD: Malang Bayumedia Publishing Winatapura, S.Udin. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media