MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK HERLINA KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO
Hasrat Ibrahim
ABSTRAK
Permasalahan pada penelitian ini adalah apakah kegiatan kolase dapat meningkatkan kreativitas Anak Kelompok B TK Herlina Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo?. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas anak Kelompok B TK Herlina Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo melalui kegiatan kolase. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika dalam pembelajaran dilaksanakan kegiatan kolase maka kreativitas anak kelompok B TK Herlina Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo akan meningkat. Hasil penelitian pada pelaksanaan Siklus I, terdapat 9 orang anak (45%) yang mampu meningkatkan kreativitasnya, dan pada pelaksanaan Siklus II terjadi peningkatan yang signifikan yakni dari 9 orang anak menjadi 16 orang anak (80%) yang mampu meningkatkan kreativitasnya. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa kegiatan kolase dapat meningkatkan kreativitas anak di Taman Kanak-kanak.
Kata Kunci : Kreativitas, Kegiatan kolase
Hasrat Ibrahim, Mahasiswa pada Jurusan PAUD, Universitas Negeri Gorontalo.
1
INCREASING CHILDRENS CREATIVITY THROUGH COLLAGE AT GROUP B OF TK HERLINA OF SUB-DICTRICT OF TILANGO DISTRICT OF GORONTALO
Hasrat Ibrahim
ABSTARCT
The research problem was whether collage activity can increase childrens creativity at Group B TK Herlina of sub-dictrict of Tilango, District of Gorontalo. The research aimed to increase childrens creativity at Group B TK Herlina of sub-dictrict of Tilango, District of Gorontalo through collage activity. The results showed that childrens creativity can be increased by collage activity. In cycle I, it incresedto become 9 children or 45% who were able to increase their creativities. In cycle II, it increased significantly to 16 children or 80% who were able to increase their creativities. So, it can be concluded that application of learning through collage activity can increase creativity of childrens Kindergarten.
Keywords: Creativity, Collage Activity
Hasrat Ibrahim, Student at Department of Early Childhood Education Universitas Negeri Gorontalo.
2
PENDAHULUAN Kreativitas anak harus dikembangkan sejak usia dini, karena anak peluang yang sangat besar untuk mengembangkan kreativitasnya. Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur formal yang menyelenggarakan program pembelajaran anak usia dini usia 4-6 tahun. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak usia Dini terdapat 5 bidang pengembangan yakni, nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional. Kreativitas anak usia dini tidak bisa lepas dari kegiatan bermain. Karena dunia anak adalah bermain. Menurut Suratno (2005:76), Bermain merupakan aktivitas anak paling dominan dan paling banyak diinginkan anak. Kegiatan bermain dapat dilakukan melalui kegiatan kolase. Dengan kegiatan kolase perkembangan motorik halus dan perkembangan kognitif anak akan berkembang. Pada anak Taman Kanak-kanak usia 5-6 tahun tingkat pencapaian perkembangan motorik halus yang harus dicapai anak pada kegiatan kolase adalah melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan serta menempel gambar dengan tepat, dan tingkat pencapaian perkembangan kognitif yang harus anak capai untuk kegiatan kolase adalah menunjukan inisiatif dalam permainan, mengklasifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran serta dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini membutuhkan kreativitas sehingga anak mampu melaksanakan kegiatan kolase sehingga anak diharapkan dapat melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan menempel kepingan-kepingan kertas atau bahan lain dengan tepat. Dengan demikian maka kegitan kolase dapat meningkatkan kreativitas anak, Nurjatmika Yusep (2012:82) mengemukakan bahwa: “Salah satu manfaat kegiatan kolase dapat meningkatkan kreativitas, yakni dengan memilih kegiatan kolase yang dapat memancing kreativitas dengan menyediakan pilihan warna, bidang tempel, atau karakter”. TK Herlina Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo merupakan salah satu sekolah Taman Kanak-kanak yang ada di Kabupaten Gorontalo yang memiliki murid sebanyak 40 orang anak yang terdiri dari kelompok A dan kelompok B. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada anak Kelompok B TK Herlina Kecamatan Tilango Kabuaten Gorontalo menunjukan bahwa dari 20 orang anak, hanya 4 orang anak yang mampu meningkatkan kreativitasnya dalam kegiatan kolase, dan 16 orang anak yang belum mampu meningkatkan kreativitasnya dalam kegiatan kolase. Hal ini terlihat ketika guru meminta anak membuat bentuk kolase mobil truk dengan kepingan-kepingan kertas warna warni, sebagian besar jari tangan anak belum lentur dalam mengoleskan lem di atas permukaan kertas, tidak menyelesaikan kegiatan kolase tepat waktu, dan bentuk kolase yang tidak sesuai dengan aslinya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah kegiatan kolase dapat meningkatkan kreativitas anak Kelompok B TK Herlina Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas anak Kelompok B TK Herlina Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo melalui kegiatan kolase. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi sekolah; dapat memberikan sumbangan pikiran yang baik sehingga mampu menghasilkan anak-anak yang kreatif dalam kegiatan kolase. 2. Bagi guru; dapat membantu guru untuk lebih memahami bagaimana cara membimbing anak dalam meningkatkan kreativitasnya melalui kegiatan kolase. 3. Bagi anak; dapat berguna bagi anak khususnya dalam meningkatkan kreativitasnya melalui kegiatan kolase.
3
4. Bagi peneliti; dapat dijadikan sebagai bahan pengalaman dan pengetahuan baru dalam melakukan kegiatan penelitian ilmiah apabila akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Wiyani, 2012:98), kreativitas berasal dari kata “kreatif” berarti memiliki daya cipta, memiliki kamampuan untuk menciptakan. Supriadi (dalam Rachmawati, 2005:15) mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang melahirkan sesuatu yang baik, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Adapun Semiawan (dalam Rachmawati, 2005:16) mengemukakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Menurut Guilford (dalam Munandar, 2009:10), ciri-ciri utama dari kreativitas dibedakan antara aptitude dan non-aptitude traist. Ciri-ciri aptitude (berfikir kreatif) meliputi kelancaran (Fluency), keluwesan (Flexibility), dan orisinalitas (Originality), dan ciri-ciri non-aptitude atau afektif seperti kepercayaan diri, keuletan, apresiasi estetik dan kemandirian. Menurut Al-Khalili (2005:35) jenis-jenis kretivitas adalah sebagai berikut: 1) Kreativitas Ekspresionis, 2) Kreativitas Produktif, 3) Kreativitas Inovatif, 4) Kreativitas Pembaruan, dan 5) Kreativitas Emanasi. Utami Munandar (2009:71), mengemukakan ciri-ciri kreativitas meliputi; (1) rasa ingin tahu luas dan mendalam, (2) sering mengajukan pertanyaan yang baik, (3) memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah, (4) bebas dalam menyatakan pendapat, (5) mempunyai rasa keindahan yang mendalam, (6) menonjol dalam salah satu bidang seni, (7) mempu melihat suatu masalah dari berbagai segi/sudut pandang, (8) mempunyai rasa humor yang luas, (9) mempunyai daya imajinasi, dan (10) orisinal dalam ungkapkan gagasan dan dalam pemecahan masalah. Rachmawati (2005:61), kreativitas anak Taman Kanak-kanak dapat ditingkatkan melalui tujuh strategi sebagai berikut: (1) Meningkatkan kreativitas melalui menciptakan produk (hasta karya), (2) Meningkatkan kreativitas melalui imajinasi, (3) Meningkatkan kreativitas melalui eksplorasi, (4) Meningkatkan kreativitas melalui eksperimen, (5) Meningkatkan kreativitas melalui metode proyek, dan (6) Meningkatkan kreativitas melalui musik7) Meningkatkan kreativitas melalui bahasa. Kolase berasal dari bahasa Perancis, yaitu ”coller” yang berarti lem/temple. Pengertian kolase menurut Kamus Besar Bahasa Indonsia adalah komposisi yang artistic yang dibuat dari berbagai bahan (kain, kertas, kayu) yang ditempelkan pada permukaan gambar. Menurut Susanto, M (dalam Nurjatmika Yusep, 2012:82), kolase adalah sebagai suatu teknik seni menempel berbagai macam materi selain cat, seperti kertas, kain, kaca, logam dan lain sebagainya yang dikombinasikan dengan penggunaan cat minyak atau teknik lainnya. Dalam metodik khusus pengembangan keterampilan di Taman Kanakkanak kegiatan kolase dilakukan dengan langah-langkah sebagai berikut: (1) Guru menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan, (2) Guru memperlihatkan bentuk kolase yang sudah jadi dan menjelaskan cara mengisi pola dengan bahan yang sudah disiapkan, (3) Anak diberi kesempatan mengisi pola dengan bahan yang disediakan guru, (4) Guru memberi motivasi, bimbingan, dan bantuan bila diperlukan.
4
Berikut ini contoh gambar kolase anak Taman kanak-kanak:
Gambar Kolase kepik (Sumber: Dokumentasi Penelitian 2014) Nurjatmika Yusep (2012:82), manfaat kegiatan kolase bagi anak adalah sebagai berikut: (1) Meningkatkan kreativitas, (2) Melatih konsentrasi, (3) Mengenal Warna dan bentuk, (4) Melatih memecahkan masalah, (5) Melatih ketekunan, (6) Meningkatkan kepercayaan diri. Kegiatan kolase mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan kegiatan kolase adalah kegiatan ini bisa menjadi alternatif bermain dan belajar bagi anak di rumah karena gampang membuatnya, dan bahan-bahan yang digunakan mudah didapat karena banyak menggunakan bahan-bahan bekas. Disamping mempunyai kelebihan, kegiatan kolase juga mempunyai kekurangan yakni membuat anak menjadi bosan, kerena untuk menyelesaikan kegiatan ini membutuhkan waktu lebih dari 15 menit. Kolase kaya akan unsur pendidikan komplit bagi perkembangan otak anak, diantaranya bermain dan berkreasi, belajar mengenal bentuk-bentuk geometris dan warna, serta melatih kemampuan motorik halus. Upaya meningkatkan kreativitas anak melalui kegiatan kolase dapat dilakukan berdasarkan indicator penilaian yaitu keluwesan, kelancaran, dan keaslian, seperti yang dikemukakan Guilford (dalam Munandar, 2009:10), ciri-ciri utama dari kreativitas dibedakan antara aptitude dan non-aptitude traist. Ciri-ciri aptitude (berfikir kreatif) meliputi kelancaran (Fluency), keluwesan (Flexibility), dan orisinalitas (Originality), dan ciri-ciri non-aptitude atau afektif seperti kepercayaan diri, keuletan, apresiasi estetik dan kemandirian. Keluwesan dalam indicator penilaian ini adalah kelenturan jari tangan dalam mengoleskan lem di atas permukaan gambar atau pola, kelancaran dalam indicator penilaian ini adalah menyelesaikan kegiatan kolase tepat waktu, dan keaslian dalam indicator penilaian ini adalah membuat bentuk kolase sesuai aslinya.
5
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bersiklus yang dilaksanakan di TK Herlina Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Subjek yang dikenai tindakan adalah anak yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 20 orang anak dengan 9 orang anak laki-laki dan 11 orang anak perempuan yang keseluruhannya memiliki latar belakang social, ekonomi, dan budaya yang berbed-beda. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengacu pada proses pengkajian yang bersiklus yang terdiri dari empat fase setiap siklusnya yakni (a) tahap persiapan, (b) tahap pelaksanaan tindakan, (c) tahap pemantauan dan evaluasi, (d) tahap analisis dan refleksi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data pada pelaksanaan siklus I terdapat 9 orang anak (45%) yang sudah mampu, 3 orang anak (15%) yang kurang mampu dan 8 orang anak (40%) anak yang tidak mampu untuk aspek kelenturan jari tangan dalam mengoleskan lem pada permukaan gambar atau pola. Pada aspek menyelesaikan kegiatan kolase tepat waktu terdapat 9 orang anak (45%) yang mampu, 1 orang anak (5%) yang kurang mampu, dan 10 orang anak (50%) yang tidak mampu, dan untuk aspek membuat bentuk kolase sesuai dengan aslinya, terdapat 9 oarang anak (45%) yang mampu, 2 orang anak (10%) yang kurang mampu, dan 9 orang anak (45%) yang tidak mampu. Dengan demikian anak yang belum mampu meningkatkan kreativitasnya dalam kegiatan kolase sebanyak 11 orang anak atau sebesar (55%). Pada pelaksanaan Siklus II hasil yang diperoleh sangat memuaskan sebab pada pelaksanaan Siklus II terjadi peningkatan yang sangat signifikan dimana dari 9 orang anak atau 45% pada Siklus I meningkat menjadi 16 orang anak atau sebesar 80% yang telah mampu meningkatkan kreativitasnya dengan baik dan 4 orang anak atau 20% yang belum mampu meningkatkan kreativitasnya dan mereka akan tetap dimotivasi sehingga mampu meningkatkan kreativitas dalam kegiatan kolase. Adapun perbandingan hasil pelaksanaan Siklus I dan Siklus II dapat dlihat pada table berikut:
Tabel Perbandingan Hasil Pelaksanaan Siklus I dan Siklus II Kegiatan Siklus I Siklus II
M F 27 48
% 135 240
Kriteria Penilaian KM F % 6 30 0 0
TM F 27 12
% 135 60
Keterangan: M = Mampu KM = Kurang Mampu TM = Tidak Mampu (Sumber: Data Primer Penelitian 2014) Memperhatikan hasil perbandingan pada pelaksanaan Siklus I dan Siklus II, maka penelitian tindakan kelas dianggap telah mencapai hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan dan dapat disimpulkan bahwa kegiatan kolase dapat meningkatkan kreativitas anak. Dengan melihat hasil capaian yang ada, maka hipotesis yang menyatakan “Jika dalam pembelajaran dilaksanakan kegiatan kolase maka kreativitas anak Kelompok B TK Herlina Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo akan meningkat” dapat diterima.
6
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, observasi awal diperoleh data anak yang mampu meningkatkan kreativitasnya sebanyak 4 orang anak atau 20%. Pelaksanaan Siklus I terjadi peningkatan dengan kategori anak yang mampu meningkatkan kreativitasnya sebanyak 9 orang anak atau sebesar 45%. Pelaksanaan Siklus II terjadi peningkatan yang signifikan sebanyak 16 orang anak atau sebesar 80% anak yang mampu meningkatkan kreativitasnya. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan kolase dapat meningkatkan kreativitas anak Kelompok B TK Herlina Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan simpulan di atas dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Diharapkan guru sebagai pendidik dapat melakukan inovasi pembelajaran dalam meningkatkan kreativitas anak. 2. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan anak usia dini terutama dalam meningkatkan kreativitas anak dalam kegiatan kolase. 3. Bagi pihak yang ingin melanjutkan penelitian ini diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih baik lagi dari apa yang telah dilaksanakan peneliti sekarang. DAFTAR PUSTAKA
Al-Khalili, Amal Abdussalam. 2005. Mengembangkan Kreativitas Anak. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997. Metodik khusus Pengembangan keterampilan di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidika Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan dasar. Munandar, Utami.2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka Cipta. …………2005. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka Cipta. Masnipal. 2013. Siap Menjadi Guru dan Pengelola PAUD Profesional. Jakarta: PT Alex Media Komputindo. Nurjatmika, Yusep. 2012. Ragam Aktivitas Harian untuk TK. Jogjakarta: Diva Press. Rachmawati, Yeni dan Kurniati, Euis. 2005. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan..
7
Suratno. 2005. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Uno, Hamzah. 2011. Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: PT Bumi Aksara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 23. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Wiyani, Novan Ardy dan Barnawi. 2012. Format PAUD. Konsep, Karakteristik, dan Implementasi Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Ar-Ruzz Media.
8
9