MEMBANTING TULANG UNTUK MENCARI NAFKAH Tinjauan Biblikal Tentang Bekerja dan Melayani (1Korintus 4:12) Dadiana
Abstract: In the service of preaching the Gospel needs to be done with sincerity. Besides the problem of sincerity, care also needs to be supported by the material necessities of life to support the ministers of the Gospel. The situation of rural services / inland of West Kalimantan need people (servants of God) who want to work hard for the progress of the Gospel and at the same time working hard to provide for his physical life. Paul, as an apostle has set the example of how he worked hard to advance the gospel and also work hard to fulfill his own purposes. Keyword: Servant of the Lord, work hard, inland. Abstrak: Dalam pelayanan memberitakan Injil perlu dilakukan dengan ketulusan. Selain masalah ketulusan, pemeliharaan juga perlu didukung oleh kebutuhan materi hidup untuk mendukung pelayan Injil. Situasi pelayanan pedesaan / pedalaman Kalimantan Barat membutuhkan orang (hamba Allah) yang ingin bekerja keras untuk kemajuan Injil dan pada saat yang sama bekerja keras untuk memberikan kehidupan fisiknya. Paulus, sebagai rasul telah menunjukkan contoh bagaimana ia bekerja keras untuk memajukan Injil dan juga bekerja keras untuk memenuhi keperluan sendiri Kata-kata kunci: Hamba Tuhan, Bekerja keras, pedalaman.
pelakunya (Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pendahuluan Pelayanan
yang
berkenaan
dengan
2007, 897). Untuk dapat memiliki kepandaian
pemberitaan Injil, dan penggembalaan jemaat
khusus penginjil dan pendeta memperolehnya
merupakan suatu profesi yang mulia bila
melalui pendidikan, sedangkan berkenaan
dilakukan untuk kemuliaan Tuhan. Kedua
dengan pembayaran (gaji) merupakan hal yang
jenis pelayanan tersebut penulis menyebutnya
(masih) tabu untuk dibicarakan.
sebagai profesi, karena untuk dapat melakukan
Dalam
artikel
ini
penulis
ingin
tugas tersebut seseorang harus diperlengkapi
menyajikan bagaimana para hamba Tuhan
dengan pendidikan, pelatihan menurut jenjang
(penginjil dan pendeta) pedesaan menjalankan
tertentu (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007,
profesi
897). Jenjang pendidikan yang ditempuh
istilah hamba Tuhan dipakai untuk menyebut
untuk menjadi seorang penginjil, ataupun
penginjil dan gembala jemaat atau pendeta
gembala jemaat (pendeta) sangat bervariasi
yang akan dipakai dalam tulisan ini). Secara
dari yang bersifat kursus (Alkitab), program
khusus penulis memperhatikan pelayanan
sertifikat, diploma, sarjana, bahkan sampai
hamba Tuhan yang ada di pedesaan atau
doktoral.
pedalaman Kalimantan Barat. Bagaimana para
pelayanannya
(untuk
selanjutnya
Walaupun (mungkin) agak tabu, pelaku
hamba Tuhan giat dan tabah dalam melayani
pekerjaan (pelayanan) tersebut dituntut untuk
jemaat Tuhan namun juga tetap gigih bekerja
bekerja (melayani) secara profesional. Bekerja
untuk mencukupi kebutuhan jasmani bagi
secara profesional menghendaki adanya dua
keluarganya.
kententuan penting: memerlukan kepandaian khusus
untuk
mengharuskan
menjalankannya adanya
pembayaran
dan bagi
Membanting Tulang Untuk Mencari Nafkah: Tinjauan Biblikal Tentang Bekerja Dan Melayani (1Korintus 4:12) Jurnal Teologi Borneo: Integritas, Inteligensia, Interdenominasi
yang tak dapat dipisahkan dengan kehidupan
Kondisi Pedesaan Kalbar Wilayah Kalimantan Barat sebagian
masyarakat pedalaman, bahkan bila ada
besar merupakan wilayah pedesaan yang
profesi lain pun tidak jarang mereka tetap
kadang
wilayah
menekuni kegiatan berladang (A. Dj. Nihin
pedalaman. Pada umumnya orang Kristen di
2010, 214). Sekarang sistem ladang berpindah
Kalimantan Barat hidup di pedesaan. Mereka
sudah berkurang, sudah banyak masyarakat
hidup dalam kelompok-kelompok masyarakat
desa yang bercocok tanam padi di sawah.
yang
Dari
Menoreh getah (karet) merupakan sumber
kelompok masyarakat yang jumlah kepala
mata pencaharian tetap bagi masyarakat desa.
keluarganya (KK) dapat dihitung dengan jari
Kira-kira
sampai kelompok masyarakat yang jumlahnya
masyarakat
ratusan KK (satu desa dengan perangkatnya:
mengembangkan tanaman perkebunan kelapa
kepala desa dan stafnya). Secara geografi
sawit.
masih
sangat
disebut
bervariasi
sebagai
jumlahnya.
sepuluh
tahun
pedesaan
terakhir telah
ini
banyak
memiliki luas 14,68 ribu hektar, dari area
Di samping bertani pada umumnya
seluas itu, area yang berpenghuni hanya
masyarakat pedesaan Kalimantan Barat juga
sekitar 0,83 persen. Kepadatan pendudduk
memelihara ternak babi. Pola peternakan yang
rata-rata 28 jiwa per kilometer persegi,
dijalankan
kepadatan penduduk terendah dalam satu
peliharaan,
kabupaten dihuni oleh 7 jiwa perkilometer
berkeliaran dalam perkampungan. Dengan
persegi (www.kalbarprov.go.id, tgl. 1 Maret
berkeliarannya
babi
2014).
mengakibatkan
masyarakat
adalah
dengan
sehingga
melepas
ternak
di
babi
tersebut
perkampungan tidak
bisa
Menurut data dari pemerintah provinsi
bercocok tanam pertanian pangan di sekitar
Kalimantan Barat dari luas area 14,68 ribu
pemukiman kampung. Ada masyarakat yang
hektar, 42,32% area adalah hutan, 34,11%
telah sepakat supaya ternak babi dipelihara
berupa padang/semak belukar (alang-alang),
dalam
10,73% perkebunan, dan sisanya merupakan
masyarakat yang mengabaikan aturan tersebut,
area kebun, sawah, dan pemukiman penduduk
sehingga terjadi pembiaran karena jenuhnya
(www.kalbarprov.go.id, tgl 1 Maret 2014).
pengurus kampung dalam menegakkan aturan
Penduduk Kalimantan Barat 80,1% hidup di
tersebut.
pedesaan/pedalaman (Syarif Ibrahim Alqadri
kampung menjadi kelihatan kumuh.
2010, 221).
Pada umumnya masyarakat
kandang.
Hal
Namun
itulah
Transportasi
ke
masih
yang
banyak
menyebabkan
pedesaan
pada
pedesaan bekerja sebagai petani, dengan
umumnya masih sangat sulit, terutama di
berladang dan tanaman perkebunan karet.
musim hujan. Banyak jalan-jalan pedesaan
Kegiatan berladang merupakan kebiasaan
yang masih murni tanah dan kurang terawat. 95
Membanting Tulang Untuk Mencari Nafkah: Tinjauan Biblikal Tentang Bekerja Dan Melayani (1Korintus 4:12) Jurnal Teologi Borneo: Integritas, Inteligensia, Interdenominasi
Bahkan masih ada desa (kampung) yang
masyarakat
masih terisolasi yang tidak mempunyai jalan
Alqadri, faktor transportasi dan kominukasi
darat. Transportasi masih menggunakan jalur
juga memperlambat pertumbuhan ekonomi
sungai. Keadaan jalur sungai akan terkendala
dan perkembangan di pedesaan, apalagi untuk
bila musim kemarau tiba. Keadaan yang
wilayah-wilayah yang berjulukan sebagai
demikian itu mengakibatkan perkembangan
daerah terpencil (Syarif, 222).
desa menjadi terhambat.
pedesaan/pedalaman
menurut
Untuk saat ini berdasarkan data dari
Sekitar sepuluh tahun terakhir ini telah
Bappeda Kalbar, jumlah penduduk miskin
banyak perusahaan perkebunan kelapa sawit
sekitar 8,7% (data bulan September 2013),
yang merambah ke pedalaman. Dari data
atau
Dinas Kehutanan Provinsi Kalbar (th.1990)
penduduk sekitar 4,5 juta jiwa di Kalbar
terdapat 75 perusahaan HPH (Syarif Ibrahim
(www.kalbarprov.go.id). Tetapi bila dicermati
Alqadri 2010, 224), dan tentu untuk sekarang
di lapangan jumlah penduduk miskin tentu
(th.2014). Untuk memudahkan akses ke
lebih dari data tersebut. Keadaan ekonomi tak
pedalaman, perusahaan perkebunan membuat
lepas dari sumber daya manusia yang ada.
jalan-jalan baru untuk kelancaran sarana
Pada
transportasi. Dengan masuknya proyek-proyek
berpendidikan rendah, 81,88% tamatan SLTP
perkebunan kelapa sawit, maka terbukalah
ke bawah, dan dari semuanya itu lapangan
isolasi daerah pedalaman, dan sekaligus
kerja sektor pertanian menyerap 63,87%
membuka akses bagi transportasi masyarakat.
(www.kalbarprov.go.id).
sekitar
369.010
umumnya
jiwa
para
dari
pekerja
jumlah
masih
Dengan masuknya perusahaan kelapa sawit
ke
pedalaman
masyarakat
dalam
pada umumnya masyarakat menyandarkan
pendapatannya.
Dampak
penghasilannya
berkenaan dengan kehadiran perkebunan bagi
Kondisi Ekonomi Masyarakat Seperti telah dikemukakan sebelumnya,
pada
pertanian.
Hasil
telah
membantu
meningkatkan positif
lainnya
bercocok tanam padi pada umumnya hanya
penduduk setempat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan makan
proses pengalihan teknologi, pengetahuan
saja. Sedangkan keperluan lain berkenaan
pertanian,
cara-cara
dengan keuangan didapat dari hasil menoreh
kompetisi,
dan
karet. Penghasilan keuangan dari karet sangat
masyarakat (Syarif, 225). Namun demikian
tergantung dengan naik turunnya harga getah.
masih banyak juga desa-desa yang tidak
Untuk sekarang ini harga getah terbilang
mengembangkan tanaman kelapa sawit, atau
murah, sekitar lima sampai delapan ribu
perusahaan kelapa sawit yang masuk ke
perkilonya. Di samping rendahnya pendapatan
desanya. Dengan demikian masyarakat tetap 96
adalah memperlancar
kerja
yang
efisien,
kesejahteraan
sosial
Membanting Tulang Untuk Mencari Nafkah: Tinjauan Biblikal Tentang Bekerja Dan Melayani (1Korintus 4:12) Jurnal Teologi Borneo: Integritas, Inteligensia, Interdenominasi
memiliki penghasilan yang masih rendah,
rata-rata berjumlah dua puluh sampai lima
mengandalkan ladang, sawah tadah hujan, dan
puluh KK.
tanaman karet yang dikelola secara tradisonal.
Pada saat ini di Kalbar ada seratus Sembilan (Data dari bimas Kristan kementrian Kalbar tahun 2014) organisasi gereja Protestan
Kondisi Pelayanan Pedesaan Untuk
sekarang
masyarakat
(di dalamnya termasuk aliran Pantekosta,
Kalimantan Barat yang di pedesaan (terutama
Kharismatik) selain Katolik. Dengan dalih
etnis Dayak) pada umumnya beragama Kristen
penginjilan tidak jarang denominasi (atau
dan Katolik. Jangkauan penginjilan terhadap
organisasi) yang “baru” masuk di wilayah
etnis
pada
masyarakat
yang
“pengkristenan kembali” untuk membawa
mendirikan
“gereja
mereka menjadi orang-orang Kristen yang
mengakibatkan
sunnguh-sungguh
Jangkauan
anggota jemaat suatu organisasi gereja karena
pemberitaan Injil terhadap etnis lain adalah
terpecah dengan masuknya “gereja baru”
Tionghoa,
daerah
tersebut. Memang sering terjadi satu jemaat
transmigrasi), dan etnis pendatang yang
ditinggalkan hamba Tuhan yang melayaninya
lainnya.
sehingga jemaat terbengkalai. Ada hamba
Dayak
ini
lebih
menekankan
lahir
Melayu,
baru.
Jawa
(di
Pelayanan hamba Tuhan di pedesaan Kal-Bar
diperhadapkan
dengan
telah
Kristen
baru.”
semakin
untuk
Keadaan
kecilnya
ini
jumlah
Tuhan yang meninggalkan pelayanan karena
kondisi
tak sanggup hidup dalam segala kekurangan.
masyarakat dengan keadaan kehidupan yang
Jemaat yang ditinggalkan tersebut kemudian
telah diuraikan di atas. Masyarakat Kristen
dimasuki hamba Tuhan yang baru dengan
tersebar di daerah desa dan dusun yang jumlah
membawa organisasi gereja yang baru. Hal
KK-nya bervariasi. Ada komunitas Kristen
tersbut yang menjadikan banyaknya organisasi
yang hidup dalam satu desa atau dusun, ada
gereja masuk ke pedalaman namun tidak
juga komunitas Kristen yang hidup agak
menambah jumlah orang Kristen. Mungkin
terpencil dalam beberapa keluarga saja.
perlu pemikiran ulang atau pun srategi baru
Pelayanan para hamba Tuhan dalam lingkungan
gereja
Kristen
bagaimana para misisonaris yang datang
menempati
membangun kerja sama dengan gereja yang
wilayah-wilayah pelayanan dari jemaat yang
sudah ada dari pada sekedar mengganti nama
berskala besar (lebih dari seratus KK), skala
papan nama gereja!
sedang (antara lima puluh sampai seratus KK) dan skala kecil ( sekitar sepuluh sampai lima
Pelayanan: sebagai panggilan Tuhan
puluh KK). Pada umunya jemaat pedesaan
Pekerjaan pelayanan dapat dilihat dari dua sisi: pertama pelayanan adalah merupakan 97
Membanting Tulang Untuk Mencari Nafkah: Tinjauan Biblikal Tentang Bekerja Dan Melayani (1Korintus 4:12) Jurnal Teologi Borneo: Integritas, Inteligensia, Interdenominasi
profesi, di mana seorang hamba Tuhan yang
mempertanggungjawabkan
pelayanannya
akan melayani perlu dipersiapkan dengan
kepada Tuhan. Dan hal tersebut tentu sangat
pendidikan dengan kualifikasi tertentu; kedua,
berdampak terhadap tugas
perkerjaan pelayanan hamba Tuhan diterima
manapun mereka melayani.
pelayanan di
sebagai panggilan dari Tuhan. Pekerjaan pelayanan hamba Tuhan pada umumnya lebih
Kebutuhan hidup hamba Tuhan
ditekankan bahwa pekerjaan pelayanan adalah
Bons-Storm
mengemukakan
bahwa
panggilan Tuhan. Warren W. Wersbe dan
pendeta sebagai gembala khusus penuh waktu
Howard F. Sugden menekankan pentingnya
(full time), supaya ia dapat mempergunakan
panggilan
dengan
Tuhan
dalam
pelayanan,
sebaik
mungkin
apa
yang
“…mustahil seseorang mengerjakan pelayanan
dipelajarinya, maka jemaat memberi gaji
itu tanpa kepastian tentang panggilan ilahi…,
kepadanya, supaya ia tidak usah membuang
Hanya seorang yang mantap tentang panggilan
waktu untuk mencari nafkahnya dengan jalan
Tuhan itulah yang boleh mengharapkan
lain (M. Born-Storm 2005, 25-26). Tentunya
pelayanan yang berhasil dengan baik” (Warren
Storm bermaksud supaya pelayanan dapat
& Howard 1994, 13). Alkitab memang telah
dijalankan dengan konsentrasi penuh, waktu
membuktikan kenyataan tersebut. Tantangan,
tidak tersita untuk pekerjaan lain. Berkenaan
kesulitan hidup, penderitaan, dan aniaya
dengan
berkenaan dengan perluasan Injil hanya dapat
mengajukan pertanyaan, “Bagaimana kalau
di atasi oleh mereka yang dengan pasti
gereja tidak dapat memberi gaji yang cukup
meyakini panggilan Tuhan.
kepada pendetanya, baik dalam bentuk uang
Seorang hamba Tuhan adalah seorang
kontan
hal
tersebut,
maupun
berupa
Robert
Cowles
barang-barang?”
yang dipanggil dan dikuduskan untuk tugas
(Robert Cowles 1997, 101). Cowles sendiri
pelayanan tersebut. Setiap hamba Tuhan
menyadari
memang seharusnyalah memiliki kepekaan
merupakan persoalan yang di hadapi oleh
tentang panggilan dan pemilihan Allah atas
banyak pendeta, dan tidak mudah untuk
dirinya. Panggilan dan pemilihan Allah harus
menjawabnya
direspon,
pun
tersebut juga di hadapi oleh para hamba Tuhan
memiliki kerinduan untuk dipakai oleh Allah
yang melayani di pedesaan (lebih lagi
untuk menjadi pekerja-Nya (E.P. Ginting
pedalaman),
2008, 23). Dengan demikian seorang hamba
ekonomi masyarakat pedesaan atau pedalaman
Tuhan yang menyadari bahwa dirinya adalah
Kalbar sebagaimana dipaparkan di atas.
sehingga
hamba
Tuhan
bahwa
pertanyaan
(Robert,
dalam
101).
kondisi
tersebut
Persoalan
kehidupan
pekerjanya Tuhan, pelayannya Tuhan, yang
Para hamba Tuhan tentunya juga berhak
bekerja dan melayani umat Tuhan akan
untuk menikmati hidup yang layak yaitu 98
Membanting Tulang Untuk Mencari Nafkah: Tinjauan Biblikal Tentang Bekerja Dan Melayani (1Korintus 4:12) Jurnal Teologi Borneo: Integritas, Inteligensia, Interdenominasi
dengan tercukupinya pangan, sandang, dan
hidupnya dipersembahkan kepada Tuhan demi
papan. Mungkin untuk hal-hal tersebut di
banyak orang dapat mengenal Yesus dan
pedesaan sudah cukup, namun hamba Tuhan
penanaman gereja-gereja baru terutama di luar
juga berhak atas pendidikan yang layak untuk
lingkungan Yahudi.
anak-anaknya. Untuk sekarang ini pendidikan
Paulus mempunyai panggilan pelayanan
merupakan kebutuhan yang tak terelakkan
dari Tuhan yang sangat jelas, ia menuliskan
lagi. Pendidikan merupakan sesuatu yang
tentang panggilannya, “…, seorang rasul,
mahal. Bagaimanakah sebaiknya para hamba
bukan karena manusia, juga bukan oleh
Tuhan pedesaan atau pedalaman mengatasi
seorang manusia, melainkan oleh Yesus
persoalan tersebut?
Kristus
dan
Allah,
Bapa,
yang
telah
membangkitkan Dia dari antara orang mati” Membanting
Tulang
Untuk
(Gal.1:1). Ia juga menjadi utusan jemaat untuk
Mencari
tugas khusus yang telah ditentukan oleh Allah
Nafkah Dalam Alkitab ada kisah yang menarik
bersama dengan Barnabas (Kis.13:2). Dan
untuk disimak bagaimana Paulus melakukan
yang
pekerjaan pemberitaan Injil (pelayanan) dan
memenuhi kebutuhan hidup jasmaninya bukan
sekaligus juga melakukan pekerjaan lain untuk
dari “gaji” lembaga yang mengutusnya!
mendukung pelayanannya. Surat-surat Paulus
“…aku
yang dikirim kepada jemaat-jemaat dan juga
upah…”
surat-surat
dikirim
mengatakan, bahwa saya dapat memberitakan
kepada rekan pelayanannya (Timotius, Titus,
Kabar Baik itu tanpa memberatkan seorang
Filemon) menunjukkan betapa gigihnya dalam
pun untuk membiayai saya…! (I Kor.9:18).
pelayanan, namun demikian ia juga mampu
Relevankah pernyataan Paulus tersebut untuk
untuk mengurus keperluannya sendiri.
kondisi pelayanan sekarang?
penggembalaan
yang
sangat
luar
boleh
biasa
adalah
memberitakan
Dalam
bahasa
Injil
Paulus
tanpa
sehari-hari
ia
Panggilan Paulus dalam pelayanan
Mata pencaharian Paulus: Tukang
Dalam kesaksiannya, Paulus dengan
kemah
jelas mengatakan bahwa ia dengan giat melayani
Tuhan
karena
kehendak
Menurut Kisah Para Rasul 18:3, selain
dan
sebagai pelayan Tuhan, ternyata Paulus juga
panggilan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus
mempunyai pekerjaan lain, bekerja sebagai
(Rom.1:1; Gal.1:1,15). Paulus giat bekerja
tukang
dalam pemberitaan Injil dan juga dalam
dilakoni oleh pasangan suami-istri Akwila dan
penggembalaan. Ia melayani secara pribadi
Priskila. Terjemahan Alkitab dalam bahasa
dan juga pelayanan dalam tim. Totalitas
sehari-hari dituliskan: “Lalu tinggal di situ 99
kemah.
Pekerjaan
tersebut
juga
Membanting Tulang Untuk Mencari Nafkah: Tinjauan Biblikal Tentang Bekerja Dan Melayani (1Korintus 4:12) Jurnal Teologi Borneo: Integritas, Inteligensia, Interdenominasi
yang
dipegang
Paulus,
“lebih
dengan mereka dan bekerja bersama-sama
Prinsip
mereka, karena mata pencaharian mereka
berbahagia memberi dari pada menerima”
sama dengan Paulus, yaitu membuat kemah.”
(Kis.20:35).
Mereka
mempunyai
“mata
pencaharian”
sebagai pembuat kemah. Mata pencaharian
Pekerja Tuhan berhak mendapat upah
dapat
Paulus
diartikan
sebagai
pekerjaan
atau
mengemukakan
bahwa
bagi
pencaharian utama yang dikerjakan untuk
mereka yang melayani di tempat kudus
biaya hidup sehari-hari (Kamus BesarBahasa
mendapat penghidupannya (mereka makan
Indonesia, 722). Dengan demikian dapat
apa yang [datang] dari Bait Allah/kuil)
dipahami bahwa Paulus dan Akwila, „yang
(Drewes, Wlfrid & Heinrich 2010, 76-77) dari
mempunyai pekerjaan yang sama’ (sebagai
tempat kudus itu, dan mereka yang melayani
„tukang kemah’ dan tukang kemah merupakan
mezbah mendapat bahagian dari mezbah (I
keterampilan mereka (Drewes, Wlfrid &
Kor.9:13).
Heinrich 2010, 445). Pekerjaan tersebut
mengemukakan, “Demikian pula Tuhan telah
sebagai mata pencaharian yang dikerjakan
menetapkan,
bahwa
untuk biaya hidup sehari-hari.
memberitakan
Injil,
Lebih
jelas
lagi
mereka harus
hidup
Paulus
yang dari
pemberitaan Injil itu” (1Kor.9:14).
Lebih tegas lagi Paulus menjelaskan, “…dengan tanganku sendiri aku telah bekerja
Dalam hal ini Paulus setuju bahwa
untuk memenuhi keperluanku dan keperluan
mereka yang melayani sebagai pemberita Injil
kawan-kawan seperjalananku” (Kis.20:34).
berhak
Dengan mata pencahariannya sebagai tukang
pemberitaan Injil itu, mereka yang melayani
kemah Paulus memenuhi sendiri kebutuhan
jemaat berhak mendapatkan penghidupan
hidup sehari-harinya, dan bahkan keperluan
(gaji) dari jemaat yang dilayaninya. Namun
kawan-kawan
perlu diperhatikan bahwa terlaksananya tugas
seperjalannya.
Jerih
payah
mendapat
penghidupan
Paulus dalam pelayanan dan pekerjaannya
pelayanan
sebagai tukang kemah yang dikerjakan siang
tergantung pada upah, atau melayani supaya
malam, bertujuan supaya ia dan rekan-
mendapat upah. Tanpa upah pun pelayanan
rekannya tidak menjadi beban bagi orang-
harus tetap jalan, dan inilah ciri orang yang
orang
melayani karena panggilan Tuhan, melayani
yang
pendukung pemberitaan
dilayaninya (menopang) Injil
(I
dan
sebagai palayanan
Tes.2:9).
dengan
Paulus
tersebut
bukan
dari
memandang
memandang
upah!
semata-mata
Tuhan,
Paulus
tidak
bukan mau
melakukan semuanya itu karena ia meneladani
menerima upah karena ia telah bekerja dengan
Yesus,
tangannya sendiri untuk mencukupi keperluan
dan
menjadikan
dirinya
contoh
(teladan) bagi orang-orang yang dilayaninya.
hidupnya. 100
Membanting Tulang Untuk Mencari Nafkah: Tinjauan Biblikal Tentang Bekerja Dan Melayani (1Korintus 4:12) Jurnal Teologi Borneo: Integritas, Inteligensia, Interdenominasi
Paulus: Pelayan yang memilih untuk
penghambat dalam menunaikan pekerjaan
tidak menerima diupah
pemberitaan Injil!
Paulus
memilih
melayani
sebagai
Dalam kondisi sekarang mungkin kita
pemberita Injil tanpa upah (tanpa bayaran,
bertanya:
cuma-cuma) (Drewes, Wlfrid & Heinrich
melayani sambil berkerja? Menurut penulis
2010,
tidak
kedua-duanya bukanlah sambilan, semuanya
mempergunakan haknya untuk mendapat upah
pekerjaan yang dikerjakan dengan segenap
berkaitan dengan pelayanannya (1Kor.9:18).
hati.
Sebagai pekerja Tuhan Paulus menyadari
pekerjaan adalah pelayanan! Kata Paulus,
bahwa dirinya merasa sebagai orang yang
“Semua itu saya lakukan untuk Kabar Baik
paling berdosa namun sangat dikasihi Allah
dari Allah itu..,” (I Kor. 9:23 BIS). Bagi para
(1Tim.1:16),
membagikan
hamba Tuhan dan semua orang Kristen Semua
anugerah keselamatan (memberitakan Injil)
pekerjaan kita harus dikuduskan, sehingga
yang telah ia terima kepada mereka yang
dengan profesi yang dijalankan Tuhanlah yang
hidup dalam dosa dengan cuma-cuma.
tetap dimuliakan.
77),
dan
memilih
sehingga
ia
untuk
bekerja
Pelayanan
sambil
adalah
melayani
pekerjaan
atau
dan
Untuk kehidupan jasmaninya, Paulus perlu makan, minum, dan keperluan lainnya
Pekerjaan dan Pelayanan sebagai Ibadah
untuk hidup (1Kor.9:4-5). Demi memenuhi
Pdt. Phil. Eka Darmaputra memberikan
semua kebutuhan tersebut ia bekerja keras
panafsiran yang menarik dari kitab Kejadian
membanting
3:23, tentang “mengusahakan tanah” dalam
tulang
(berusaha
keras,
membanting tulang, menjadi capai) (Drewes,
hubungannya
Wlfrid & Heinrich 2010, 64) berusaha dan
”…”mengusahakan tanah” itu dalam bahasa
berjuang untuk mencari nafkah (1Kor.4:12,
Ibraninya adalah “abudah”, suatu kata yang
1Tes.2:9; BIS). Paulus memenuhi kebutuhan
sama dengan kata dalam bahasa Arab yang
hidupnya dengan bekerja dengan tangannya
lebih kita kenal “ibadah.” Nah, luar biasa,
sendiri, dengan mata pencaharian sebagai
bukan? “Bekerja” adalah “ibadah”!” (Eka
tukang kemah. Sebagai hamba Tuhan Paulus
Dharmaputra 2002, 101). Firman Tuhan yang
bergiat untuk melayani Tuhan dan juga ia
disampaikan
bergiat bekerja sebagai tukang kemah untuk
menghendaki bahwa, “… segala sesuatu yang
memenuhi kebutuhan jasmaninya. Pekerjaan
kamu
Paulus sebagai tukang kemah ternyata justru
perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam
mendukung pelayanannnya sebagai seorang
nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur
hamba Tuhan dalam memberitakan Injil.
oleh Dia kepada Allah, Bapa kita, …Apapun
Pekerjaan
juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan
tukang
kemah
tidak
menjadi 101
dengan
lakukan
kerja.
melalui
dengan
Menurutnya:
Paulus
perkataan
juga
atau
Membanting Tulang Untuk Mencari Nafkah: Tinjauan Biblikal Tentang Bekerja Dan Melayani (1Korintus 4:12) Jurnal Teologi Borneo: Integritas, Inteligensia, Interdenominasi
segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan
bekerja…, bekerja adalah bagian dari
bukan untuk manusia” (Kol.3:17,23). Sebagai
hakikat manusia sebagai manusia. Jadi
orang
salahlah
beriman
melakukan
kita
segala
mendasarkan
pekerjaan
kita
dan
bila
ada
orang
yang
mengatakan, bahwa bekerja itu adalah
untuk
kutuk Allah karena dosa. Sebelum dosa
memuliakan Tuhan. Dengan pelayanan kita
hadir, manusia sudah harus bekerja!
memuliakan Tuhan, dan dengan pekerjaan
Bedanya ialah, setelah dosa datang,
yang kita geluti kita juga memuliakan Tuhan.
bekerja itu dipandang atau dialami
Mandat Allah untuk bekerja diberikan
sebagai beban, sebagai penderitaan
sejak dari awal manusia diciptakan Tuhan.
(bnd. Kej.3:17-19). Oleh karena itu
"Beranakcuculah
manusia yang tidak bekerja adalah
penuhilah
bumi
dan dan
bertambah
banyak;
taklukkanlah
itu,
manusia yang meningkari hakikatnya
berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-
sendiri
sebagai
manusia
burung di udara dan atas segala binatang yang
Dharmaputra 2002, 100-101).
(Eka
merayap di bumi” (Kej.1:28). Lebih lanjut firman Tuhan menyatakan, “ TUHAN Allah
Oleh sebab itu melayani jemaat Tuhan,
mengambil manusia itu dan menempatkannya
memberitakan Injil dan melakukan pekerjaan
dalam taman Eden untuk mengusahakan dan
lain untuk mencukupi kebutuhan hidup adalah
memelihara taman itu” (Kej.2:15). Manusia
tidak salah. Keduanya dapat dilakukan untuk
diperintahkan Tuhan untuk memenuhi bumi,
saling menopang demi kemuliaan Tuhan dan
menaklukkan, menguasai, mengusahakan, dan
sekaligus kesejahteraan manusia selama ada di
memelihara. Sebelum manusia jatuh dalam
bumi ini.
dosa, Tuhan telah menciptakan manusia
Konsep kerja sebaiknya juga dapat
sebagai makhluk yang diperintahkan untuk
dipahami sebagaimana konsep kasih: kasih
bekerja. Dengan demikian bekerja adalah
kepada Tuhan, kasih kepada sesama, dan kasih
mandat dari Allah dan sabagai wujud ketaatan
kepada diri sendiri. Orang yang mengasihi
atas perintah Allah. Bekerja bukan upah dosa.
Tuhan, juga diwujudkan dalam mengasihi
Sangat menarik apa yang dikemukakan Pdt.
sesama manusia, dan juga dapat mengasihi
Eka tentang kerja:
diri sendiri, semuanya berimbang. Demikian juga dengan pekerjaan: bekerja untuk Tuhan
Titik tolak yang paling hakiki…, adalah
juga harus memberkati sesamanya, dan tentu
oleh karena di dalam Alkitab, Allah
diri sendiri.
senantiasa diperkenalkan sebagai Allah yang terus bekerja. Allah yang aktif.
Upah pelayanan di desa
Allah
Pada umumnya para hamba Tuhan yang
yang
bertindak…,
manusia
diciptakan oleh Allah, diciptakan untuk
melayani di desa mereka melayani karena 102
Membanting Tulang Untuk Mencari Nafkah: Tinjauan Biblikal Tentang Bekerja Dan Melayani (1Korintus 4:12) Jurnal Teologi Borneo: Integritas, Inteligensia, Interdenominasi
panggilan Tuhan. Ada juga hamba Tuhan yang
karena jemaat tidak mau memberi, tetapi
diutus oleh lembaga gereja untuk melayani di
pemberian jemaat tidak cukup untuk hidup
desa karena mereka di tempatkan di sana.
layak. Pelayanan pedesaan atau pedalaman
Namun, hal demikian pun mereka terima
memerlukan para hamba Tuhan yang memiliki
sebagai panggilan Tuhan untuk melayani di
semangat melayani dan semangat kerja yang
desa, bahkan di pedalaman yang terpencil.
bermental seperti Paulus. Pemberita Injil
Ada juga hamba Tuhan melayani di pedesaan
sekaligus tukang kemah. Pemberita Injil
di mana jemaat desa yang meminta seorang
sekaligus petani. Pemberita Injil sekaligus
hamba Tuhan untuk melayani jemaat di
guru di daerah terpencil. Pemberita Injil
desanya.
sekaligus
Penyuluh
Pemberita
Injil
Sesuai dengan kondisi jemaat desa yang telah diuraikan terdahulu, banyak hamba
Pertanian
Lapangan.
sekaligus
karyawan
Perkebunan.
Tuhan yang melayani jemaat dalam jumlah jiwa yang hanya puluhan saja. Sesuai dengan
Profesi pelayanan di desa dengan
pekerjaan dan penghasilan masyarakat desa,
berprofesi lain
persembahan
untuk
Demi menopang jalannya pelayanan di
membiayai kebutuhan hidup hamba Tuhannya.
desa dan sekaligus untuk kecukupan biaya
Menurut pengamatan penulis hamba Tuhan di
hidup, para hamba Tuhan yang melayani di
desa “yang bergaji” mulai dari lima puluh ribu
pedesaan Kalimantan Barat, ternyata banyak
rupiah sampai dengan dua juta rupiah bahkan
di antara mereka yang dengan tangannya
lebih. dan rata-rata di bawah satu juta rupiah.
sendiri melakukan pekerjaan sesuai dengan
Tentu upah tersebut tidak mencukupi biaya
keterampilan yang dimilikinya. Ada hamba
hidup hamba Tuhan. Tetapi ada juga hamba
Tuhan yang bertani, noreh karet, buruh di
Tuhan yang tidak digaji atau tidak menerima
perusahaan perkebunan kelapa sawit, dan
gaji.
bahkan sebagai pegawai negeri sipil (guru,
jemaat
tidak
cukap
Yang memprihatinkan, ada jemaat di
mantri kesehatan, dll).
pedalaman yang terbengkelai, tidak ada yang melayani
karena
jemaat
tidak
Sebagai petani, penoreh karet (kebun
mampu
punya orang lain), dan sebagai buruh, mereka
membiayai hamba Tuhan, sehingga tidak
harus bekerja dengan membanting tulang
berani mengundang hamba Tuhan untuk
untuk
melayani di jemaat. Kalaupun ada hamba
jasmaninya. Namun perlu juga diwaspadai
Tuhan yang berani “melamar” melayani
supaya kegigihan bekerja untuk mencukupi
mereka cenderung berkata, “Kami tak mampu
kebutuan
menggaji.” Ketidakmampuan jemaat bukan
melemahkan, bahkan mematikan pelayanan 103
mencukupi
jasmani,
kebutuhan
janganlah
hidup
sampai
Membanting Tulang Untuk Mencari Nafkah: Tinjauan Biblikal Tentang Bekerja Dan Melayani (1Korintus 4:12) Jurnal Teologi Borneo: Integritas, Inteligensia, Interdenominasi
yang dilakukan. Prisnsip Paulus hendaknya
dengan mengutus para Sajana Teologi, dan
dipegang teguh, hamba Tuhan harus menjadi
Pendidikan
teladan dalam kehidupan rohani, teladan
“hanya” melayani jemaat tetapi juga melayani
dalam ketekunan bekerja di luar bidang
masyarakat luas. Kecenderungan yang terjadi
pelayanan, dan menjadi inpirasi bagi jemaat
selama ini adalah para Sarjana Teologi hanya
bahwa kerja merupakan ibadah.
tertuju pada gereja (jemaat), dan mengabaikan
Kristen
ke
pedesaan
bukan
masyarakat luas (bukan hanya orang Kristen). Program
SP3:
Sarjana
Mungkinkah itu terwujud?
Pelopor
Hamba
Pembangunan Pedesaan
Tuhan
pedesaan
memang
Daerah pedesaan, terutama wilayah di
sebaiknya dapat menjadi pelopor/penggerak
luar pulau Jawa pada umumnya dilihat sebagai
pembangunan wilayah pedesaan terutama
daerah yang tertinggal. Untuk mempercepat
wilayah kantong-kantong Kristen. Karena
pembangunan pedesaan, pada tahun 1989
menurut gubernur Kalbar, wilayah kemiskinan
pemerintah Indonesia meluncurkan program
di pedalam Kalbar justru ada di wilayah
Sarjana
Pedesaan
kantong-kantong Kristen (Pernyataan yang
(SP3). Namun sampai tahun 2009 program
didengar langsung oleh penulis saat mengikuti
tersebut ternyata belum memberikan dampak
acara natal JPHT di Pendopo gubernuran
yang cukup bermutu, sehingga dilakukan
tahun
langkah revitalisasi (http:www.tirilolok.com
menyampaikan sambutannya). Pada saat ini
diunduh tgl. 3 Mei 2014). Tujuan diadakannya
sudah cukup banyak Sarjana Teologi, namun
program
SP3 adalah karena kprihatinan
masih kurang yang mau terjun melayani di
Pemerintah terhadap persoalan bangsa anatara
pedalaman. Menurut hemat penulis, gereja
lain pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan
kota (yang pada umumnya telah mapan secara
lainnya terutama di pedesaan atau pedalaman
keuangan) dapat mengembangkan program
(http:www.tirilolok.com diunduh tgl. 3 Mei
tersebut dengan bekerja sama dengan gereja di
2014). Para sarjana yang direkrut antara lain
pedalaman atau menjadi mitra lembaga yang
Sarjana
peduli terhadap pengembangan pelayanan di
Pelopor
Pembangunan
Ekonomi,
Perikanan,
dan
Pendidikan,
Pertanian.
Para
Hukum, sarjana
Pemerintah
untuk
Gubernur
Kalbar
Memang ada kendala dalam SP3 gereja.
pedesaan/pedalaman. dengan
saat
pedesaan/pedalaman.
diharapkan menjadi penggerak pembangunan
Sejalan
2009,
Kendala utama dalam melaksanakan program program
SP3-nya
tersebut bagi gereja, karena begitu banyaknya
membangun
organisasi gereja yang cenderung untuk
gereja
“bersaing” membuka pos PI dari pada berkerja
sebenarnya perlu merespon program tesebut
sama dengan lembaga gereja yang telah ada di
pedesaan/pedalaman,
lembaga
104
Membanting Tulang Untuk Mencari Nafkah: Tinjauan Biblikal Tentang Bekerja Dan Melayani (1Korintus 4:12) Jurnal Teologi Borneo: Integritas, Inteligensia, Interdenominasi
pedalaman. Dengan kehadiran pos PI baru
Keyakinan akan panggilan Tuhan dalam suatu
cenderung memecah yang ada dan pada
pelayanan, dan respon terhadap panggilan
umumnya pelayanan justru terkotak-kotak.
tersebut
Oleh sebab itu di kota yang berlebihan Sarjana
“militan” dalam pelayanan sesuai dengan
Teologinya, kirim Sarjana Teologi Pelopor
panggilannya. Karena telah banyak hamba
untuk membangun umat Kristen di pedalaman
Tuhan meninggalkan
tanpa membawa “bendera” baru! Bekali
dikarenakan
mereka ketrampilan sesuai dengan keperluan
kesederhanaan yang dipaksakan.
daerah yang akan dilayaninya.
yang
membuat
tidak
hamba
Tuhan
pelayanan di tahan
hidup
desa dalam
Namun bagi hamba Tuhan yang diutus
Bagi yang terpanggil bekerja untuk
untuk melayani di desa telah mendapat
melayanai jemaat di pedalaman yang harus
dukungan
membanting tulang dalam pekerjaan dan
kebutuhan hidupnya, sebaiknya tidak perlu
pelayanan, jadilah hamba Tuhan pelopor
“nyambi”
pembangunan
Pelopor
Janganlah sampai terjebak dalam perkara
pembangunan dalam jemaat baik secara
duniawi yang menjauhkan kita dari Tuhan.
jasmani maupun rohani. Menjadi pelopor
Paulus mengingatkan, “Banyak orang hidup
pembangunan yang tidak dibatasi oleh dinding
sebagai seteru salib Kristus.., pikiran mereka
gereja.
semata-mata tertuju kepada perkara duniawi”
pedalaman.
Jadilah pelopor untuk kemajuan
masyarakat
pedesaan
secara
menyeluruh.
yang
cukup
dengan
untuk
keperluan
pekerjaan
lainnya.
(Flp.3:18-19). Tidak dapat dipungkiri bahwa
Lakukan semuanya itu dengan sukacita.
perkara-perkara dengan
harta
duniawi benda
yang dapat
berkaitan mendukung
Mempersiapkan tenaga pelayanan di
kelancaran pelayanan dalam pemberitaan Injil
desa
maupun dalam jemaat. Tetapi kewaspadaan
Memang sangat tepatlah bila dalam
terhadap
godaan
terjerumus
kenikmatan
samping
mengikis iman dan pengandalan diri kepada
pemahaman
Alkitab
dengan dangan
bekal segala
yang secara
pada
mempersiapkan tenaga pelayanan di desa di dipersiapkan
dunia
untuk
perlahan
Tuhan harus tetap dijaga.
perangkatnya, perlu juga memperlengkapi tenaga pelayan pedesaan dengan keterampilan
Penutup: Kesimpulan dan Saran
bidang pekerjaan jasmani. Sudah banyak
Dunia dengan segala perilaku dan
sekolah-sekolah teologi yang melakukan hal
pemikiran manusia yang ada di dalamnya
tersebut. Namun yang paling utama adalah
terus
apakah
masyarakat
hamba
Tuhan
terpanggil
untuk
melayani di desa atau pedalaman atau tidak.
berubah,
tetapi
pedesaan
pola belum
kehidupan banyak
mengalami perubahan. Hamba Tuhan yang 105
Membanting Tulang Untuk Mencari Nafkah: Tinjauan Biblikal Tentang Bekerja Dan Melayani (1Korintus 4:12) Jurnal Teologi Borneo: Integritas, Inteligensia, Interdenominasi
melayani di pedesaan ataupun pedalaman
bidang kerohanian, maupun dalam kerja untuk
Kalbar
membangun perekonomian.
masih
kehidupan
diperhadapkan
masyarakat
yang
dengan
berekonomi Kepustakaan: Alkitab, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 1987 Alkitab Elektronik dalam terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari Cowles, Robert. Gembala Sidang, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1997 Bulin, Burtono. Bimas Kristen Kementrian Agama Propinsi Kalbar tahun 2014 Drewes, B.F.,., Dr. Wilfrid Haubeck, dan Dr. Heinrich von Siebenthal, Kunci Bahasa Yunani Perjanjian Baru Kitab Injil hingga Kitab Kisah Para Rasul, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2010 E.P. Ginting, Penggembalaan Hal-Hal Yang Pastoral, Bandung: Jurnal Info Media, 2008 Florus, Paulus; Djuweng, Stepanus; Bamba, John, dan Andasputra, Nico, Kebudayaan Dayak Aktualisasi Dan Transformasi, Pontianak: Institut Dayakologi, 2010 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007 M.Bons-Storm, Apakah Penggembalaan Itu? Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2005 --------------, Kunci Bahasa Yunani Perjanjian Baru Surat Roma hingga Kitab Wahyu, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010 Phil. Eka Darmaputra, Etika Sederhana Untuk Semua Bisnis, Ekonomi, dan Pelayanan, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002 Wiersbe, Warren W. dan Sugden, Howard F., Memimpin Gereja Secara Mantap, Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1994
lemah. Pelayanan rohani tentu seyogyanya tidaklah mengabaikan perkara jasmani dalam jemaat. Oleh sebab itu jika hamba Tuhan yang melayani di pedesaan harus bekerja lain untuk mencukupi kebutuan jasmaninya, janganlah sampai
pelayanan
dan
pekerjaan
yang
dilakukan tersebut membuat jemaat lupa akan tanggung jawabnya untuk mempersembahkan harta mereka sesuai dengan pola Alkitab. Dengan demikian tersedianya harta cukup di rumah
Tuhan,
pelayanan
dapat
terus
dikembangkan dengan baik seiring dengan meningkatnya perekonomian jemaat. Tuntutan kemandirian ekonomi para hamba Tuhan yang melayani di pedesaan/pedalaman sangat sesuai dengan
kondisi
wilayah-wilayah
pelayanan terpencil.
terutama
di
Kepedulian
pemerintah untuk memajukan pendidikan di daerah pedalam mengirim guru-guru dengan ditambah dengan tunjangan (gaji) daerah terpencil. Bagaimana dengan gereja? Pasti Tuhan punya cara tersendiri untuk mengurus umatnya di daerah terpencil. Hamba Tuhan yang
bermentalitas
Paulus-lah
sangat
diperlukan. Pekerjaan dalam kerohanian janganlah dipertentangkan antara satu dengan yang lainnya. Kesejahteraan
perlu diupayakan
dengan kerja keras baik secara rohani maupun jasmani. Lakukan segala pekerjaan sebagai ibadah di hadapan Tuhan, baik bekerja dalam 106