Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 MEMBANGUN KARAKTER GURU MIPA MELALUI LESSON STUDY DI SMA NEGERI 1 MUARA BENGKAL KUTAI TIMUR - KALIMANTAN TIMUR Achmad Lutfi Dosen Jurusan Kimia FMIPA Unesa
[email protected] Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak implementasi lesson study terhadap katakter guru MIPA. Kegiatan meliputi penjelasan tentang “apa, mengapa dan bagaimana lesson study” dan pemutaran video pelaksanaan lesson study kemudian dilakukan pendampingan implementasi lesson study untuk matapelajaran Matematika, Biologi, Fisika dan Kimia. Selama kegiatan yang meliputi plan, do dan see dilakukan pengamatan, rekaman video dan setelah see diberikan angket kepada guru peserta. Setiap selesai do (pelaksanaan) siswa diminta menjawab angket yang telah disediakan, sedangkan wawancara kepada kepala sekolah dilakukan setelah seluruh kegiatan akan berakhir. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa melalui implementasi lesson study di SMA Negeri 1 Muara Bengkal Kutai Timur Kalimantan Timur dapat membangun karakter guru MIPA. Karakter yang terbangun meliputi karakter ingin lebih baik, rasa ingin tahu, rendah hati, kerja keras, kerjasama, percaya diri, obyektif, teliti, berpikir positip dan kreatif.
Katakunci: karakter, lesson study, muara bengkal
BUILDING THE CHARACTER OF SCIENCE AND MATHEMATICS TEACHERS THROUGH LESSON STUDY IN SMA NEGERI 1 MUARA BENGKAL KUTAI TIMUR – EAST KALIMANTAN Abstract. The aim of this research is for knowing the impact of lesson study implementation to the character of Science and Mathematics teachers. The activity included the explanation about “what, why, and how lesson study” and video conference the implementation of lesson study, then it was conducted the assistance of lesson study implementation for Mathematics, Biology, Physics, and Chemistry. During the activity, consists of plan, do, and see, there were the observation, video recording, and after see, the questionnaire was given to the participants (teachers). Every after conducting do (implementation) the students were asked to fill the questionnaire that had been prepared, while the interview to the principal was conducted after the whole activities were over. The result shows that the implementation of lesson study in SMA Negeri 1 Muara Bengkal Kutai Timur East Kalimantan can build the character of Science and Mathematics teachers. The built character includes being better, curiosity, humble, toil, cooperation, self-confidence, objective, careful, positive thinking and creative. Key words: character, lesson study, muara bengkal
B - 124
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 nasional adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, peduli sosial dan tanggung jawab (Samani, 2011). Dalam pelaksanaan di sekolah Pusat Kurikulum menyarankan agar dimulai dari yang esensial, sederhana dan mudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi sekolah misalnya bersih, rapi, nyaman, disiplin, sopan dan santun. Implementasi pendidikan karakter melalui transformasi budaya dan perikehidupan sekolah dirasakan lebih efektif daripada mengubah kurikulum dengan menambahkan materi pendidikan karakter ke dalam muatan kurikulum. Lesson study adalah kegiatan pengkajian terhadap proses pembelajaran di kelas yang nyata oleh beberapa guru secara kolaboratif, dalam rangka meningkatkan keprofesionalan guru untuk membangun komunitas belajar ( Herdayana dkk., 2007; Widhiarta dkk, 2008). Lesson study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu Plan (merencanakan), Do (melaksanakan), dan See (merefleksi) yang berkelanjutan. Kegiatan pengkajian bersama secara kolaboratif memungkinkan terjadinya saling asah dan asuk, saling gesek, saling memberi dan menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing. Para guru hendaknya menanamkan sikap saling menghormati, bahwa setiap guru memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing (Syamsuri, 2011). Pada tahap plan, guru melakukan pengkajian mendalam tentang kurikulum, materi, metode yang akan digunakan, media yang harus disiapkan, waktu yang tersedia, serta kondisi siswa yang akan belajar. Semua kegiatan tersebut memerlukan sikap yang obyektip, teliti, sistematis agar proses pengkajian berjalan dengan baik. Pada tahap do, para guru melakukan pengamatan dengan jeli terhadap proses belajar siswa, bukan proses guru
PENDAHULUAN Pendidikan karakter banyak dibicarakan dalam berbagai seminar atau kajian dan sering berbicara tentang bagaimana guru dengan by design dapat mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam materi dan kegiatan pembelajaran yang guru lakukan (Syamsuri, 2011). Pendidikan karakter di Indonesia dirasakan amat perlu pengembangannya bila mengingat makin meningkatnya tawuran antarpelajar, serta bentuk-bentuk kenakalan remaja lainnya pemerasan, penggunaan narkoba dan lain-lain, bahkan yang paling memprihatinkan keinginan untuk membangun sifat kejujuran pada anakanak melalui Kantin Kejujuran di sejumlah sekolah banyak yang mengalami kegagalan (Samani, 2011). Namun sering terlupakan bahwa sebelum guru melaksanakan pendidikan karakter, guru sebagai pembelajar dan pendidik harus melakukan pendidikan karakter sendiri. Pembelajar dan pendidik pemperoleh pendidikan karakter atau membangun karakternya karena merekalah yang akan melaksanakan pendidikan karakter, merekalah yang akan dijadikan contoh bagi siswa, serta merekalah yang akan mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam materi dan kegiatan pembelajaran. Dalam pengertian yang sederhana pendidikan karakter adalah hal positip apa saja yang dilakukan oleh guru dan berpengaruh kepada karakter siswa yang diajarkan (Samani, 2011). Pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para siswanya (Winton, 2010). Jadi pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, piker, raga, serta rasa dan karsa. Menurut Pusat Kurikulum telah diidentifikasi sejumlah nilai berbentuk karakter yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya dan tujuan pendidikan B - 125
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 mengajar. Dalam tahap ini diperlukan sikap saling menghormati, disiplin, menghormati hak siswa belajar, melakukan pengamatan secara obyektif, mencatat data hasil pengamatan secara cermat. Demikian juga pada tahap see (refleksi) sikap kritis, toleransi, teliti diperlukan oleh setiap guru dalam melakukan refleksi. Dalam refleksi juga guru tidak diharapkan “membantai” guru model, menyalahkan atau mencelah proses pembelajaran. Maka diperlukan sikap tenggang rasa, saling menghormati, berpikir positip dan kritis dan kreatif dalam memecahkan permasalahan. Semuanya itu bila dilakukan berulang-ulang akan dapat berdampak sikap guru dan pandangan guru terhadap dirinya, guru-guru lain dan siswa sehingga terbentuk atau membangun karakter guru (Syamsuri, 2011). Untuk itu di SMA Negeri1 Muara Bengkal Kabupaten Kutai Timur dilakukan pendampingan lesson study pada guru pengampu mata pelajaran Matematika, Kimia, Fisika dan Biologi (MIPA) dengan harapan dapat berdampak membangun karakter guru sebagai persiapan pelaksanaan pembelajaran karakter di kelas.
mengapa dan bagaimana lesson study disertai pemutaran video pelaksanan lesson study di tempat lain. Kemudian dilakukan plan untuk ke-4 matapelajaran yaitu Matematika, Biologi, Kimia dan Fisika, saat itu para guru MIPA berdiskusi merencanakan pembelajaran yang akhirnya para guru menghasilkan Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Para guru berkeinginan RPP dan LKS yang digunakan itu dapat membelajarkan siswa secara efektif dan efisien. Pada tahap kedua yaitu do, guru model melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana yaitu RPP dan LKS yang telah didiskusikan. Para guru yang tidak berperan sebagai guru model melakukan pengamatan. Pada tahap ketiga yaitu see, para guru menyajikan temuannya tentang kegiatan belajar siswa, mengapa para siswa belajar dan tidak belajar, dan bagaimana cara mengatasinya. Pada semua tahap dilakukan secara berulang untuk keempat mata pelajaran. Pelaksanaan plan, do dan see untuk keempat matapelajaran tertera dalam tabel 1.
METODE PENELITIAN Lesson study diawali dengan kegiatan penjelasan umum apa, . Tabel 1. Pelaksanaan lesson study No 1 2 3 4
Matapelajaran Biologi Matematika Fisika Kimia
Guru Model Leonardo Roy, S.Pd. Indra Kusumaharyo, S.Pd. Norjanah, S.Pd. Aditya Pratama Putra, S.Pd.
Moderator Dosen Pendamping Guru Geografi Guru Fisika Guru Biologi
Kutai Timur Kalimantan Timur, peserta terdiri dari guru matapelajaran Matematika, Kimia, Fisika dan Biologi (MIPA) dari SMA Negeri 1 Muara Bengkal, SMA Negeri 1 Long Mesangat
Prosedur Kegiatan plan, do dan see untuk keempat matapelajaran dilakukan mulai tanggal 5 sampai dengan 18 Desember 2011 di SMA Negeri 1 Muara Bengkal B - 126
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 dan SMA Negeri 1 Batu Ampar yang keseluruhan berjumlah 24 guru. Kegiatan diawali dengan penjelasan umum tentang lesson study selama 2 jam dan plan berlangsung sekitar 4 jam, dan setiap do (pelaksanaan) dilakukan selama 1 jam pelajaran (45 menit). Pelaksanaan see (refleksi) dilakukan setelah do masingmasing sekitar 40-60 menit. Selama kegiatan dilakukan pengamatan dan direkam (video) serta diakhiri dengan angket untuk semua guru yang terlibat dalan lesson study, demikian juga para siswa secara acak setelah pembelajaran diberi angket serta
dilakukan wawancara dengan Kepala Sekolah. Data yang diperoleh dianalisis dengan diskripsi. Angket diberikan kepada peserta untuk mengetahui sejauh mana karakter guru terbangun melalui kegiatan pendampingan lesson study yang telah direncanakan meliputi: ingin lebih baik, rasa ingin tahu, rendah hati, kerja keras, kerjasama, percaya diri, obyektif, teliti, berpikir positip dan kreatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil angket yang diberikan kepada guru MIPA peserta lesson study dapat dilihat antara lain pada tabel 2.
Tabel 2. Angket Guru terhadap Karakter Ingin Lebih baik dan Rasa Ingin Tahu Pernyataan SS S TS STS (%) (%) (%) (%) 1 Saya mengikuti kegiatan lesson study secara antusias 41,6 50 4,2 0 2 Saya berkeinginan mengikuti lagi kegiatan lesson 66,7 29,2 0 0 study 3 Kegiatan lesson study membukakan pikiran saya 83,3 12,5 0 0 tentang cara-cara mengelola pembelajaran. Saya merasa bertambah pengetahuan saya tentang 4 79,2 16,7 0 0 teknik pembelajaran. SS, sangat setuju; S, setuju; TS, tidak setuju; STS, sangat tidak setuju No
Jawaban angket di atas memperlihatkan para guru MIPA peserta lesson study yakni hampir keseluruhan (91% – 96%) menyatakan setuju dan sangat setuju untuk terus mengikuti lesson study dan lesson study dianggap bisa membuka pikiran, serta guru beranggapan dengan lesson study akan menambah pengetahuan tentang pembelajaran. Hal ini menunjukan para kegiatan lesson study telah membangun karakter guru antara lain rasa ingin lebih baik dan rasa ingin tahu. Namun masih ada sejumlah guru (4,2%) yang berpendapat masih tidak antusias mengikuti lesson study dan hal ini perlu dicari penyebabnya atau ada hal-hal yang masih menjadi kendala bagi guruguru tersebut. Hasil angket siswa mendukung keinginan guru untuk terus mengikuti kegiatan lesson study yaitu sebesar 75%
siswa merasa kehadiran guru di kelas tidak mengganggu mereka belajar, juga sebesar 84% siswa menginginkan model pembelajaran waktu lesson study diteruskan pada pembelajaran lain. Terhadap karakter rendah hati dan kerja keras dapat dicermati dalam hasil angket yang dirangkum dalam tabel 2. Atas jawaban terhadap penyataan di atas memperlihatkan hampir keseluruhan peserta (95%) menyatakan setuju dan sangat setuju bahkan lebih besar menyatakan sangat setuju dibanding jawaban setuju. Hal ini memperlihatkan peserta kegiatan lesson study telah terbangun karakter rendah hati dan kerja keras. Ini merupakan komponen karakter yang baik untuk “ditularkan” ke siswa saat pembelajaran di kelas.
B - 127
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 Terhadap tampak dalam
karakter kerjasama hasil angket yang
disajikan dalam tabel 4.
Tabel 3. Angket Guru terhadap Karakter Rendah Hati dan Kerja Keras No
Pernyataan
SS (%) 66,7
1
S TS (%) (%) 29,2 0
Saya kira kegiatan lesson study yang telah dilaksanakan penting bagi setiap guru yang diberi tugas mengajar. 2 Saya memandang kegiatan lesson study bermanfaat 83,3 12,5 0 bagi diri saya untuk meningkatkan kualitas kerja saya sebagai guru. SS, sangat setuju; S, setuju; TS, tidak setuju; STS, sangat tidak setuju.
STS (%) 0
0
Tabel 4. Angket Guru terhadap Karakter Kerjasama No
Pernyataan
SS (%)
S (%)
TS (%)
STS (%)
1
Gagasan dan pikiran saya diperhatikan kelompok dalam kegiatan pengembangan teaching materials.
12,5
70,8
4,2
0
2
Saya rasa terjadi diskusi yang baik pada kegiatan pengembangan dan ujicoba teaching materials.
33,3
62,5
0
0
SS, sangat setuju; S, setuju; TS, tidak setuju; STS, sangat tidak setuju. Terhadap dua pernyataan di atas memperlihatkan guru merasa selama kegiatan lesson study telah terjadi diskusi yang cukup tinggi yakni sekitar 82% guru menyatakan setuju dan sangat setuju bila selama diskusi pikiran/gagasan diperhatikan dalam kelompok dan sebesar 95% peserta menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa dalam kelompok diskusi terjadi kerjasama yang baik untuk mengembangkan/menghasilkan teaching
materials (RPP dan LKS). Data ini juga dapat menunjukkan selama diskusi terjadi kerja sama antar anggota diskusi. Hal ini juga tampak dalam pengamatan selama tahap plan. Guru berupaya secara bersama-sama untuk menghasilkan RPP dan LKS yang terbaik. Atas karakter obyektif dan teliti dapat tergambarkan dalam hasil angket yang disajikan dalam tabel 5.
Tabel 5. Angket Guru terhadap Karakter Obyektif dan Teliti No
Pernyataan
SS (%) 25
1
S (%) 66,6
Saya senang menjadi observer dalam implementasi pembelajaran 2 Saya mencatat banyak hal pada observasi 29,2 66,6 pembelajaran SS, sangat setuju; S, setuju; TS, tidak setuju; STS, sangat tidak setuju. B - 128
TS (%) 4,2
STS (%) 0
0
0
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 Selama do (pelaksanaan pembelajaran) dilakukan observasi oleh peserta yang sedang menjadi guru model. Hasil angket memperlihatkan 91% - 96% menyatakan senang menjadi observer dan melakukan pencatatan, padahal menjadi observer membutuhkan obyektifitas dan ketelitian yang tinggi sebagai bahan laporan saat see. Dengan
demikian selama kegiatan lesson study bisa membangun obyektifitas dan ketelitian guru terutama pada saat observasi karena dengan melakukan observasi dapat mengalami sendiri (Suyono dan Hariyanto, 2011). Terhadap karakter percaya diri guru diperoleh hasil angket seperti dalam tabel 6 berikut.
Tabel 6. Angket Guru terhadap Karakter Percaya Diri Pernyataan SS S TS (%) (%) (%) 1 Saya ingin menjadi guru model 20,8 58,3 16,6 2 Saya merasa enggan mengemukakan hasil observasi 0 12,5 70,8 saya karena takut menyinggung perasaan guru model. SS, sangat setuju; S, setuju; TS, tidak setuju; STS, sangat tidak setuju. No
Sebagai guru model selain harus menerapkan rancangan pembelajaran yang telah didiskusikan juga harus memberikan klarifikasi pada waktu see sehingga memerlukan karakter percaya diri. Hasil angket di atas memperlihatkan hampir 80% guru ingin menjadi guru model dan guru tidak merasa enggan untuk mengemukakan hasil observasinya dan tidak merasa takut menyampaikannya, padahal aturan dalam lesson study tidak diperkenankan mengeritik guru model yang diperbolehkan adalah melaporkan fakta pada siswa selama pembelajaran (do). Hal ini memperlihatkan guru sudah percaya diri bahwa yang disampaikan tidak mengeritik guru atau sudah sesuai dengan aturan dalam lesson study. Walaupun masih ada sekitar 12% - 16 %
STS (%) 0 16,7
guru belum setuju atau belum yakin atau belum percaya diri sebagai guru model dan dapat menyampaikan hasil observasi sesuai dengan aturan. Hasil wawancara kepada Kepala SMA Negeri 1 Muara Bengkal juga mendukung hasil angket tersebut yakni dikatakan “hebat”, para guru setelah mengikuti lesson study, mereka bersemangat untuk menjadi guru model padahal selama ini mereka merasa tidak nyaman bila Kepala Sekolah melakukan supervisi kelas. Hal ini merupakan harapan yang baik para guru peserta implementasi lesson study dapat meningkatkan keprofesionalannya (Lutfi, 2009). Terhadap karakter berpikir positip dan kreatif dalam memecahkan masalah dapat dilihat dalam tabel 7.
Tabel 7. Angket Guru terhadap Karakter Berpikir Positip dan kreatif Pernyataan SS S TS (%) (%) (%) 1 Saya rasa diskusi refleksi setelah observasi 62,5 33,3 0 pembelajaran menghasilkan ide untuk meningkatkan pembelajaran 2 Saya memperoleh ide-ide dari diskusi setelah 54,2 41,2 0 observasi untuk saya laksanakan di kelas. SS, sangat setuju; S, setuju; TS, tidak setuju; STS, sangat tidak setuju. No
Tabel di atas memperlihatkan (95%) bahwa setelah mengikuti diskusi pada tahap see (refleksi) guru
STS (%) 0
0
menyatakan bisa menghasilkan ide atau gagasan untuk meningkatkan pembelajaran pada saat nanti guru B - 129
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 tersebut melakukan pembelajaran di kelas. Karakter positip dan kreatif guru nampak pada jawaban di atas, guru akan mencoba mengatasi masalah yang mata pelajaran ada pernyataan guru bahwa yang bersangkutan akan mencoba solusi yang ditawarkan oleh peserta lain. Hal ini memperlihatkan guru memperoleh ide dalam merancang pembelajaran yang akan datang. Karakter guru MIPA yang telah terbangun menjadi awal yang baik untuk melaksanakan pendidikan karakter kepada siswa karena Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2011) menyarankan pendidikan karakter di satuan pendidikan melalui kedeladanan guru selain pengondisian, dan kegiatan rutin. Guru sebagai sosok yang sering menjadi teladan bagi siswa haruslah memiliki karakter yang layak ditiru oleh peserta didiknya.
dihadapi di kelas berdasarkan ide selama melakukan diskusi hasil observasi. Hasil observasi juga menunjukkan bahwa selama tahap see hamper pada setiap Kabupaten Kutai Timur. Juga kepada para guru SMA Negeri 1 Muara Bengkal, SMA Negeri Long Mesangat dan SMA Negeri 1 Bantu Ampar yang dengan semangat mengikuti pendampingan lesson study. DAFTAR PUSTAKA Hendayana, S. dkk. 2007. Lesson Study Suatu Strategi Untuk Meningkatkan Keprofesionalan Pendidik. Bandung: FMIPA UPI dan JICA. Lutfi, Achmad dan Wisanti. 2009. Meningkatkan Profesionalisme Guru MIPA Melalui Implementasi Lesson Study Berbasis MGMP di Kota Surabaya. Prosiding Seminar Nasional Kimia (pp. C7-C8). Surabaya: Jurusan Kimia FMIPA Unesa. Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025. Pusat Kurikulum dan Perbukuan. 2011. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional. Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2011. Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Syamsuri, Istamar. 2011. Lesson Study: Sebagai Pendidikan Karakter. Buku Panduan Seminar Nasional Lesson Study IV (p. 100). Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang. Widhiarta dkk. 2008. Lesson Study Sebuah Upaya Peningkatan Mutu Pendidik Pendidikan Non-Formal. Surabaya: Balai Pengembangan Pendidikan Non-Formal dan Informal Regional IV Surabaya. Winton, Sue. 2010. Character Education: Implication for Critical
KESIMPULAN Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan memperlihatkan bahwa dengan melakukan kegiatan lesson study meliputi tahapan plan (perencanaan), do (pelaksanaan) dan see (refleksi) secara berulang dapat sebagai wahana membangun karakter guru MIPA di SMA Negeri 1 Muara Bengkal Kutai Timur antara lain karakter ingin lebih baik, rasa ingin tahu, rendah hati, kerja keras, kerjasama, percaya diri, obyektif, teliti, berpikir positip dan kreatif. Pembangunan karakter sangat diperlukan oleh setiap guru sebelum mengajarkan karakter kepada siswanya, salah satu cara adalah dengan kegiatan lesson study secara berkelanjutan. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur, Pembantu Rektor IV Unesa dan Kepala SMA Negeri 1 Muara Bengkal yang memberi kesempatan dan kepercayaan kepada penulis melakukan pendampingan di SMA Negeri 1 Muara Bengkal B - 130
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 Democracy, International Critocal Chilhood Policy Sttudies, Vol. 1 (I),
2008.
Foto dokumentasi
Pemaparan lesson study
Suasana do mapel Biologi
Tahap do mapel Fisika
Tahap di mapel Kimia
Saat do mapel Fisika
Suasana plan
Tahap do mapel Matematika
Suasana see
B - 131