edisi 3, 2016
Membangun dengan pendidikan, Membidik Prestasi dengan Kreatifitas
SANTUNAN
SALAM REDAKSI
Membangun dengan pendidikan, membidik prestasi dengan kreatifitas
P
endidikan erat kaitannya dengan peradaban, kualitas sebuah peradaban akan selalu berbanding lurus dengan pendidikan manusia yang mengisi sebuah peradaban. Bertahan tidaknya sebuah peradaban juga sangat dipengaruhi oleh pendidikan yang dibangun. Bercermin dari sejarah, peradaban Islam telah mencapai kejayaan, bahkan menjadi model masyarakat madani yang kini sedang gencar dikampanyekan. Alasan utamanya adalah pendidikan yang dibangun
2 edisi 3 - 2016
H.Rusli Lc, M.Si
Pemimpin Redaksi/Kasubag Humas Kanwil Kemenag Aceh
saat itu begitu gemilang dengan akhlakul karimah yang sangat luar biasa. Seiring perjalanan waktu, berbagai persoalan muncul dan menjadi penyakit sosial dalam masyarakat. Penyebab utamanya
adalah kualitas pendidikan masyarakat yang semakin menurun, apalagi dengan dekadensi moral yang menggejala dimanamana, bahkan merambah dunia pendidikan. Oleh sebab itu, tekad membangun pendidi-
kan sebuah keniscayaan dalam membangun peradaban bangsa. Membangun pendidikan adalah solusi cerdas dalam melanggengkan peradaban manusia, sebab pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujud-
EDISI 3
Redaksi
Dalam membangun pendidikan, tentu tidak hanya butuh teori tetapi juga butuh konspirasi yang berwujud kreatifitas. kan mengembangkan potensi manusia sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan, baik untuk pribadi, masyarakat, bangsa dan negara. Pepatah bijak pernah berpesan bahwa berpakaian bagus dimuliakan orang sebelum kamu duduk, sedangkan ilmu yang engkau miliki akan dimuliakan orang setelah kamu duduk. Pesan kata bijak lain bahwa orang yatim bukanlah yang telah meninggal kedua orang tuanya, yang benar benar yatim adalah orang yang tidak berilmu dan beradab. Dalam Al-Qur’an Allah berjanji akan meninggikan derajat orangorang yang berilmu (Q.S. Al Mujadalah : 11). Dalam membangun pendidikan, tentu tidak hanya butuh teori tetapi juga butuh konspirasi yang berwujud kreatifitas. Bukan kreatifitas biasa, tetapi kreatifitas yang berkualitas yang mampu mendobrak penghalang, menembus ruang dan waktu, mencairkan kebekuan serta mampu menemukan jalan kebuntuan dalam memantapkan pendidikan. Kreatifitas dan prestasi adalah dua hal yang tidak bisa saling memiliki pengaruh, sebab anda akan dianggap berprestasi apabila mampu berkreasi menemukan
hal-hal baru, tentunya hal-hal positif. Masih ingat, Ibnu Sina dengan nama lengkap Abu Ali Al-Husain ibn Abdallah ibn Sina seorang ilmuwan muslim yang telah menorehkan prestasi gemilang, kitabnya Qanun fi At Thibb yang lebih terkenal di dunia barat dengan Canons menjadi kitab suci ilmu kesehatan dan kodokteran dunia, dan kini menjadi “santapan” dokter dokter di barat, mereka mengenal Ibnu Sina dengan nama Aviciena. Al-Khawarizmi, terkenal sebagai penemu aljabar dan angka nol, temuannya ini telah telah memperkenalkan konsep sifat dan menjadi penting dalam sistem nomor pada zaman sekarang. Ia menemukan cosinus, sinus dan tangen dalam penyelesaian persamaan trigonometri , teorema segitiga sama kaki dan perhitungan luas segitiga, segi empat dan lingkaran dalam geometri. Ini hanyalah secuil sejarah tentang prestasi yang dibuktikan ilmuwan karena pendidikan mereka. Untuk itu, jangan menjadikan sejarah sebagai kenangan manis semata tanpa mengikuti jejakjejaknya. Mari membangun kreatifitas untuk membidik prestasi, membangun pendidikan untuk meneguhkan peradaban. Majulah pendidikan!g
Penanggungjawab
Dewan Redaksi
Kepala Kantor Wilayah
M. Yakub Yahya
Kementerian Agama
Muhammad Nasril, Lc
Provinsi Aceh Pengarah Kabag TU
Photografer/Layout Farhan Sirkulasi/Pj. Sirkulasi
Penasehat
Fajriah, S.Ag
Para Kabid dan Kasubbag
Lia Nurhalalia, SH.i
Pemimpin Redaksi
Keuangan
H. Rusli, Lc, M.Si Redaktur Pelaksana
Safrizal Cut Dinihari
Ahsan Khairuna, S.Sos.i
edisi 3 - 2016 3
SANTUNAN
DAFTAR ISI
LAPORAN UTAMA Kunker ke Aceh Tengah, Agenda M. Daud Pakeh Padat
5
Bermanfaat
warta nasional Kepala KUA kecamatan nisam antara Duta Inklusi
8
Nasional 2016 Sekjen: KUA Agen Deteksi Dini Problem Agama
10
Kemenag Upayakan Pemanfaatan Dana SBSN Untuk
11
resensi
12
SYAITHAN ITU, “MUSUH YANG NYATA”
Madrasah ASN Kemenag Diminta Gunakan Medsos Untuk Tangkap Aspirasi Umat Karopeg: Pejabat Fungsional Harus Kejar Kinerja, Bukan Sekedar Angka Kredit
13
Pospenas banten 2016, Kontingen Aceh: Banten Seperti Rumah Kita Sendiri
14
Momen Nostalgia Warga Aceh di Banten
14
Kontingen Aceh Kunjungi NEWSmedia
15
konsultasi keluarga Sepakat Berpisah
warta daerah
23
25
catatan Indahnya Kebersamaan
28
ORGANISASI KADER SISWA PENEGAK SYARIAH MADRASAH ALIYAH BIREUEN ( KSPS-MA)
31
Dermawati: Lakukan Penilaian Kinerja Guru Secara Benar dan Lengkap
16
opini
16
APLIKASI e-KINERJA GURU PAI PADA SEKOLAH DASAR KOTA LHOKSEUMAWE
29
Direktur Zakat Kemenag RI Bahas Potensi Zakat Aceh Bersama Kakanwil dan Ketua Baitul Mal Aceh
Pentingnya Belajar Ilmu Haji
37
Dua Hari Kunjungan Kerja, Kakanwil Temukan Berbagai Persoalan di Daerah
17
TRANSFORMASI SOSOK GURU DI ERA DIGITAL
40
Ini Kata Kakanwil Kemenag Aceh Tentang Pentingnya Sertifikasi Harta Wakaf
18
Kesamaan Itu, Terlihat Dari Mata Guru
43
cctv tuhan
44
Pelajar SBPI Selangor Malaysia Senang Belajar Bahasa Arab di Aceh
18
Sukses Haji dan Nyamuk di Arafah
46
Sekdako Subulussalam Apresiasi Kakanwil Kemenag Aceh
19
Efisiensi Pelayanan Dokumen Nikah Melalui Aplikasi e-SPDN
48
Tutup Anggaran dengan Husnul Khatimah
20
PERAN PENGHULU DALAM MENYELESAIKAN KASUS WALI ADHAL
51
Cek Jajanan di Sekolah, Kemenag Aceh Gelar “Halal Road To School”
20
Pendidikan Islam: Beramal Setelah Berilmu
54
Kakanwil: Tanpa Renstra dan RKT, Tunkin tak Dibayar
21
Penyuluh Agama Agen Komunikasi Umat Pendidikan Islam: Beramal Setelah Berilmu
56
Meriahnya Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kemenag Kota Subulussalam
22
Saifuddin “Yahwa” Paparkan Mekanisme Perencanaan dan Pelaporan Keuangan KUA Kecamatan
22
4 edisi 3 - 2016
cerpen Imanuel Naik Haji
33
bahasa arab
58
EDISI 3
LAPORAN UTAMA
Kunker ke Aceh Tengah, Agenda M. Daud Pakeh Padat Bermanfaat
M
emastikan proses belajar mengajar dan pelayanan masyarakat serta program berjalan baik, Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. M. Daud Pakeh melakukan kunjungan kerja yang terbilang mendadak ke Kabupaten Aceh Tengah, Kamis 10 Nopember 2016 lalu. Agenda Daud Pakeh diawali pertemuan dengan jajaran Kankemenag Aceh Tengah termasuk kepala madrasah di aula
setempat. Setelah itu, kunjungan dilanjutkan ke SMPN 2 Takengon dan SMAN 4 Takengon dimana kedua sekolah umum ini telah ditetapkan sebagai sekolah umum percontohan sebagai Sekolah Payung Unggulan Program Kanwil Kemenag Aceh. Tak berhenti disitu, M Daud Pakeh dan rombongan berkunjung ke 3 Kantor Urusan Agama (KUA) yang sedang dalam proses pembangunan kantor baru. Agenda kunjungan satu hari yang padat namun berman-
faat ke kabupaten yang beribukota Takengong kota wisata itu berakhir di Rapat Koordinasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang dibuka oleh Plt. Bupati Aceh Tengah, Drs. Alhudri, MM. Perhatikan Bakat Siswa, Rajinlah Membaca Dalam arahannya dihadapan para kepala Madsarah dan kepala KUA se-Aceh Tengah, Daud Pakeh meminta para insan pendidik untuk memperhatikan kelebihan-kelebihan atau potensi
anak didik untuk seterusnya melakukan pembinaan agar bakat dapat tersalurkan dan berprestasi dalam segala bidang, dari prestasi belajar, olahraga hingga dunia tulis menulis. Dia juga berharap jajarannya lebih sering memberitakan kegiatan-kegiatan atau program yang dilakukan agar tersosialisasi dengan baik kepada masyarakat, terlebih saat ini pemakaian smartphone sudah sangat luas sehingga mudah mengakses informasi. “Jangan sampai smartphone hanya untuk sms dan menelpon saja, banyak hal positif mendukung dunia pendidikan dapat dilakukan dengan smartphone termasuk mengakses informasi,” kata Daud Pakeh. Khusus kepada penyuluh, Daud Pakeh meminta agar menjadi juru penerang yang baik di tengah masyarakat. “Sampaikan informasi tentang bagaimana Kemenag hari ini, juga jangan biarkan masyarakat kebingungan mendengar informasi simpang siur terkait SARA akhir-akhir ini. Para penyuluh harus banyak membaca termasuk berita terupdate, jadikan HP anda juga sebagai alat kerja,” ujar Kakanwil Kemenag Aceh. Pertemuan tersebut berlangsung dengan suasana keakraban dan dalam arahannya, Daud Pakeh membumbui dengan kelakar sehingga kerap men
edisi 3 - 2016 5
SANTUNAN
laporan utama
gundang gelak tawa para kepala KUA, Penyuluh, pengawas serta kepala Madrasah. Program Islami di Sekolah Umum Usai pertemuan di Kankemenag Aceh Tengah, Kakanwil Kemenag Aceh didampingi Kankemenag Aceh Tengah, Drs. Amrun Saleh dan rombongan mengunjungi SMPN 2 Takengon yang rupanya sudah ditetapkan sebagai salahsatu sekolah di luar jajaran Kemenag sebagai sekolah umum percontohan sebagai Sekolah Payung Unggulan Program Kanwil Kemenag Aceh. “Dari 4 sekolah di Aceh 2 diantaranya kita pilih di Aceh Tengah untuk program ini, SMPN 2 Takengon dan SMAN 4 Takengon, sementara untuk TK kita pilih di Lhokseumawe dan SD di Aceh Tamiang,” ungkap Kakanwil Kemenag Aceh. Dijelaskan, Sekolah Payung
6 edisi 3 - 2016
Unggulan adalah rule of model atau referensi budaya Islam dan sisi-sisi keislaman lainnya. “Dengan program ini, selain fisik juga kita coba melakukan kegiatan-kegiatan sederhana yang islami, misalnya membiasakan siswa berwudhu’ saat pergi sekolah, membiasakan shalat Dhuha, membawa sajadah ke sekolah, dan hal-hal sederhana lainnya,” ujar Daud Pakeh. Untuk keberlanjutan program, selain SK Dinas Pendidikan dan Kemenag juga akan diterbitkan SK Gubenur Aceh. Dan diharapkan dapat menjadi contoh bagi seluruh Indonesia. “Banyak yang tanya ke saya, kenapa Kemenag Aceh masuk ke sekolah umum. Nah, ini ada dasar hukumnya yakni UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan. Tanggung jawab jajaran Kemenag
adalah pendidikan Agama baik di sekolah umum maupun madrasah di semua jenjang,” papar Daud Pakeh. Dalam kesempatan tersebut, selain ke SMPN 2 Takengon yang disambut Kepsek Ridwansyah,S. Ag, Kakanwil M Daud Pakeh turut didampingi Kabid Bimas Islam Kanwil Kemenag Aceh Hamdan, juga berkunjung ke SMAN 4 Takengon dan berdiskusi singkat dengan Kepsek, Misbahuddin beserta sejumlah guru. Pembangunan KUA Harus Tuntas Tepat Waktu Sebanyak 3 unit pembangunan Kantor Urusan Agama (KUA) di Aceh Tengah tak luput di kunjungi Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. HM Daud Pakeh. Dia menegaskan agar proses pembangunan 3 unit Kantor Urusan Agama (KUA) Tahun Anggaran 2016 di Aceh Tengah
segera diselesaikan sebelum tenggat waktu habis. “Ada 3 KUA yang dibangun tahun ini di Aceh Tengah, di Kecamatan Silihnara, Ketol dan Kute Panang, saya minta segera diselesaikan sebelum jangka waktu pelaksanaan habis,” kata M Daud Pakeh usai meninjau ke 3 KUA tersebut. Secara umum, dia mengaku puas melihat progress pembangunan dengan sumber dana APBN/SBSN tersebut. Ditanya apakah KUA lain akan dibangun juga, M Daud Pakeh menyatakan juga akan dibangun dalam kesempatan berikutnya. “Seluruh KUA akan dibangun dan bentuknya juga sama,” ungkapnya. Program pembangunan ini juga bersinerji dengan peningkatan kapasitas KUA. “Secara bertahap tugas KUA ditambah, bukan saja mengurusi nikah dan ruju’, tapi juga urusan Haji, Baitul Mal juga pendidikan,” tandas HM Daud Pakeh. Agenda kunjungan turut mengunjungi MAS Silihnara dan MTsN Ratawali. Di kedua madrasah ini, Daud Pakeh memberikan arahan agar sarana dan prasarana yang belum memadai agar diusulkan untuk dipertimbangkan pengadaannya di tahun berikutnya. PGRI Diharap Lahirkan Solusi Pendidikan Aceh Semangat dan kekuatan pisik M. Daud Pakeh patut diacungi jempol. Usai berkunjung ke sejumlah kecamatan yang terbilang berjauhan seharian, Kakanwil ini masih menyempatkan diri menghadiri dan memberi arahan kepada peserta pembukaan Rapat Koordinasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Aceh yang digelar di hotel Penemas Takengon, Kamis, 10
EDISI 3
LAPORAN UTAMA
Nopember 2016. Kepada pengurus dan anggota PGRI tersebut, dia berharap PGRI menghasilkan solusi terhadap sekian banyak persoalan guru dan pendidikan di Aceh. “Banyak persoalan yang perlu diselesaikan, mulai dari kompetensi guru, mutu pendidikan yang memprihatinkan hingga persoalan Kurikulum 2013 yang belum clear. Saya harapkan Rakor PGRI ini berhasil menelurkan solusi terbaiknya,” harap M Daud Pakeh. Lain itu, dia juga mencemaskan ketimpangan antara sekolah dan madrasah. “Kenapa orangtua banyak yang menyekolahkan pendidikan dasar ke Madrasah, kesimpulan pribadi saya karena madrasah lebih baik pendidikan agamanya. Nah untuk pendidikan agama di sekolah menengah pertama dan atas bagaimana?,” kata Daud Pakeh bernada tanya. Menurut dia, kondisi ini menjadi dasar bahwa di Aceh perlu ada sekolah umum rujukan yang berbudaya islami. “Kedepan antara madrasah dan sekolah harus seimbang kualitasnya. Pelajaran umum diperkuat di madrasah dan di sekolah umum perkuat pelajaran agama,” simpul Daud Pakeh. Dirinya berharap Rakor PGRI dapat menghasilkan solusi atas sejumlah masalah pendidikan di Aceh. Visi dan misi sekolah dan madrasah harus satu yang disatukan oleh PGRI. “Ayo ubah mindset perbedaan sekolah dan madrasah,” imbau Kakanwil Kemenag Aceh disambut tepuk tangan peserta Rakor. Untuk tujuan adanya sekolah umum berlabel syari’ah, Kanwil Kemenag Aceh telah menggulirkan program yang diberinama Sekolah Payung Ung-
gulan dan telah menetapkan 4 sekolah sebagai rujukan. “Untuk TK di Lhokseumawe, SD di Aceh Tamiang, serta SMP dan SMA di Takengon,” kata M Daud Pakeh.
Dia juga menyinggung para guru di Pondok Pesantren dimana kedepannya harus bergabung bersama PGRI. Dan perlu diperjuangkan adanya pesantren yang berstatus Negeri di Aceh.
Rakor yang dibuka Plt. Bupati Aceh Tengah, Drs. Alhudri, MM tersebut berlangsung hingga 3 hari kedepan dengan peserta seluruh pengurus PGRI se-Aceh.g
edisi 3 - 2016 7
SANTUNAN
warta nasional
Kepala KUA kecamatan nisam antara Duta Inklusi Nasional 2016
K
ementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK RI), bekerjasama dengan Australian Goverment dan Ford Foundation melalui Program Peduli mengundang Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Nisam Antara Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Aceh Utara, Saifullah S.Hum.MA pada Forum Nasional Program Peduli sekaligus sebagai penerima ‘Penyerahan Anugerah Duta Inklusi 2016’ di Auditorium
8 edisi 3 - 2016
Kemenko PMK Lantai VII, Jakarta Pusat pada 8-9 November 2016. Ia juga mengikuti serangkaian kegiatan serta mengikuti rapat kerja di Kemenko PMK sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, pada rapat kerja tersebut ia menjadi salah seorang peserta yang mendapat kesempatan untuk presentasi di hadapan para pejabat KEMENKO PMK dan seluruh peserta. Peserta penerima Duta Inklusi 2016 dari pejabat Pemerintah Daerah (PEMDA) terdiri 18 orang peserta dari seluruh Indonesia, yang terdiri dari Bupati, Kepala Dinas, Kepala Badan,
EDISI 3
warta nasional
Camat dan tercatat 1 orang dari KUA Kecamatan mewakili provinsi Aceh. KUA Nisam Antara selama ini aktif bekerja sama dengan salah satu Mitra Payung Program Peduli dari lembaga Indonesia Untuk Kemanusiaan (IKa) yang berkoordinasi dengan Relawan Perempuan untuk Kemanusiaan (RPuK), wilayah program Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh. IKa melalui RPuK aktif melaksanakan program sosial kemanusiaan di wilayah basis konflik, salah satu kerjasama dengan KUA adalah program Itsbat Nikah/Penetapan Nikah bagi warga korban konflik dalam bentuk pemulihan hak sosial ekonomi dan hak kependudukan di Kecamatan Nisam Antara. Seperti dikabarkan dari Kecamatan Nisam Antara, sebanyak 66 Pasutri telah mengikuti Itsbat nikah mandiri Terpadu perdana di Aceh Utara (17/05) dilanjutkan 73 pasutri pada Itsbat Nikah
Terpadu pada tahap dua pada 31 Oktober 2016. “Kami tidak bekerja sendiri, semua berkat dukungan dan koordinasi semua pihak demi terlaksananya kegiatan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Terlaksananya Pelayanan terpadu merupakan hasil koordinasi yang baik di tingkat Kabupaten hingga kecamatan di Aceh Utara, tidak terlepas dari peran Mahkamah Syar’iyah, Kankemenag, Disdukcapil dan Dinas Syari’at Islam juga camat dalam Kabupaten Aceh Utara, kami sangat berterimakasih atas kerjasama baik yang telah terbangun selama ini, semoga menjadi stimulasi yang kuat untuk mendorong pemerintah terus berkarya terhadap pelayanan masyarakat.” Sampai Saifullah. Adanya penghargaan ini menjadi motivasi bagi saya dalam meningkatkan kualitas kerja sesuai dengan tupoksi, tentunya juga masih banyak pekerjaan yang
mesti saya laksanakan ke depan, Saya sangat berterimakasih kepada Bapak Kakanwil Kemenag Aceh, Bapak Daud Pakeh yang mengapresiasi dan sangat mendukung kegiatan kerja kami di lapangan, semoga menjadi yang terbaik persembahan saya untuk Kemenag Aceh, lanjutnya. Terpilihnya kepala KUA Nisam Antara sebagai salah satu Duta Inklusi 2016, berkat usahausahanya menjadi katalisator/ penggerak yang mempercepat pelaksanaan kegiatan terhadap pemenuhan dan pemulihan hakhak administrasi kependudukan, hak sosial ekonomi di daerah konflik, sehingga dapat terlaksana pelayanan terpadu (Yandu) melalui efektifitas sumber daya yang ada demi terlaksana program.” Kepala KUA Nisam Antara sangat aktif dalam mempublikasikan setiap kegiatan advokasi di masyarakat melalui media sosial, lebih lagi publikasi di situs resmi pemerintah/website Kanwil Ke-
menag Provinsi Aceh (https:// aceh.kemenag.go.id), dengan demikian promosi terhadap kegiatan dalam mengadvokasi kebutuhan masyarakat dapat tersebar dan tersosialisasi dengan luas di Aceh bahkan secara nasional. Kegiatan Nasional tersebut bertemakan ‘Menuju Indonesia yang Setara dan Semartabat’ merupakan salah satu agenda nasional dalam rangka mengapresiasi kinerja dan prestasi di tingkat daerah tentang kegiatankegiatan sosial kemasyarakatan yang berhasil meng-inklusi-kan berbagai unsur dan elemen dalam membantu memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sebagai duta inklusi selama di Jakarta juga ikut serta mengikuti Forum Pidato Kebudayaan Dewan Kesenian Jakarta di Gedung Taman Ismail Marzuki Jakarta, yang diisi oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan ahli astronomi ITB Bandung, Premana W Premadi.g
edisi 3 - 2016 9
SANTUNAN
warta nasional
Sekjen Kemenag Nur Syam dalam peresmian KUA di Klaten. (Foto: Inmasdiy)
Sekjen: KUA Agen Deteksi Dini Problem Agama
K
laten - Sekjen Kemenag, Nur Syam mengatakan bahwa aparatur KUA mempunyai peran strategis. Mereka merupakan agen Kemenag yang diharapkan dapat mengindentifikasi problem keagamaan yang berkembang di masyarakat. “KUA merupakan agen deteksi dini munculnya persoalan agama di masyarakat. KUA berada pada garda terdepan Kemenag dalam melayani masyarakat,” terang Nur Syam pada acara peresmian 61 gedung Balai Nikah dan Manasik Haji yang berada di Jawa Tengah dan Daerah IstimewaYogyakarta. Seremonial peresmian dipusatkan di Kantor Urusan Agama (KUA) Karanganom Klaten Jawa Tengah, Jumat (23/12).
10 edisi 3 - 2016
Kementerian Agama terus melakukan perbaikan sarana Kantor Urusan Agama (KUA) dalam rangka peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat. Sejumlah balai nikah dan manasik haji baru dibangun agar aparatur KUA dapat memberikan layanan terbaik. Nur Syam menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung pembangunan Gedung Balai Nikah dan Manasik KUA. “Terutama kepada Kementerian Keuangan yang telah mengalokasikan dana SBSN untuk membangun ratusan KUA se-Indonesia,” tegasnya. Kepada aparatur Kemenag, Sekjen berharap perbaikan fasilitas di KUA ini bisa mendukung peningkatan kinerja KUA. Bupati Klaten dalam sambutannya yang dibacakan Sekretaris
Daerah, Jaka Sawaldi berharap keberadaan gedung balai nikah dan manasik haji bisa membawa manfaat besar bagi umat. Sekaligus mampu meningkatkan syiar Islam. Sementara Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan, menerangkan, dana pembangunan gedung tersebut berasal dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau dikenal dengan sebutan sukuk. Selain Gedung KUA juga telah dibangun asrama haji yang biayanya menggunakan sukuk. Kepala Kanwil Kemenag DIY, Nizar pada kesempatan itu juga mengungkapkan harapanya agar pembangunan yang telah dilakukan bisa mendukung pelayanan yang optimal ke masyarakat sekaligus mampu mewujudkan zona integritas. “Keberadaan ge-
dung ini memiliki fungsi melayani masyarakat khususnya dalam bidang agama dan keagamaan serta bisa mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK),Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM),” ujar Nizar. Adapun 61 gedung balai nikah dan manasik haji yang diresmikan terdiri atas 19 KUA di DIY dan 42 KUA di Jateng. 19 KUA DI Yogyakarta yaitu: KUA Wonosari, Patuk, Panggang, Rongkop, Paliyan, Karangmojo, Ngawen, Semin, Tepus, dan Ponjong (Kabupaten Gunung Kidul), KUA Pajangan, Imogiri, Jetis, Bantul dan Pundong (Kabupaten Bantul), KUA Wirobrajan, dan Mergangsan (KotaYogyakarta), KUA Kalibawang (Kab. Kulon Progo) serta KUA Kalasan (Kab. Sleman). Sementara 42 KUA di Jateng terdiri adalah: KUA Kerjo (Kab. Karanganyar), Mirit (Kab. Kebumen), Patean (Kab. Kendal), Ampel (Kab. Boyolali). KUA Adiwerna dan Suradadi (Kab. Tegal), Pekalongan Utara (Kota Pekalongan), Banyuputih dan Kandeman (Kab. Batang), Pemalang (Kab. Pemalang), Ketanggungan dan Larangan (Kab Brebes), Kejobong, Kalogondang, dan Kemangkon (Kab.Purbalingga). KUA Gebang (Kab. Purworejo), Tambakromo, Batangan, dan Jaken Pati (Kab. Pati), Jepon (Kab. Blora), Gondang dan Sambirejo (Kab. Sragen), Karangdadap, Kajen, Doro (Kab. Pekalongan), Kepil dan Mojotengah (Kab. Wonosobo), Baki dan Sukoharjo (Kab. Sukoharjo), Cipari (Kab. Cilacap). KUA Susukan, Mandiraja, Rakit, Purwanegara, Bawang, Pagedongan, Banjarnegara, dan Pagentan (Kab. Banjarnegara), Manisrenggo,Trucuk, dan Karanganom (Kab. Klaten), serta Wonogiri (Kab.Wonogiri).g[Pinmas]
EDISI 3
warta nasional
Kemenag Upayakan Pemanfaatan Dana SBSN Untuk Madrasah
Menag lukman bersama Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada Pembinaan Forum Kerukunan Umat Beragama di Jawa Tengah. (Foto: Syam)
S
emarang - Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin mengupayakan agar program pembangunan sarana dan prasarana yang bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) bisa dimanfaatkan juga untuk mendukung penguatan madrasah. “Ke depan, kita akan perjuangkan madrasah kita pun bisa memperoleh dana SBSN. Ini jumlahnya sangat besar,” terang Menag Lukman usai resmikan 61 Balai Nikah dan Manasik Haji KUA Kecamatan di wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, di Semarang, Jumat (23/12). Menurut Menag, skema
SBSN telah menjadi salah satu solusi pembangunan dan peningkatkan kualitas sarana prasanara layanan keagamaan, baik KUA, lembaga pendidikan, maupun Asrama Haji, di tengah keterbatasan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN). Nilai manfaat dari SBSN yang bersumber dari dana haji ini kembali ke masyarakat dalam bentuk program pembangunan gedung asrama haji, kampus Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), dan KUA. Kementerian Agama mencatat, data tahun 2015 ada 7 PTKIN yang sudah merasakan manfaat program SBSN ini. Total dana sebesar Rp280,9 miliar di-
berikan kepada IAIN Imam Bonjol Padang, IAIN Padang Sidempuan, IAIN Palu, IAIN Raden Intan Lampung, IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, IAIN Tulungagung, dan IAIN Salatiga. Masing-masing PTKIN menerima dana bantuan antara Rp29 - 40 Miliar. Dana SBSN tahun 2016 disalurkan kepada 26 PTKIN. Adapun pada tahun 2017, dana SBSN direncanakan akan disalurkan kepada 33 PTKIN. Selain PTKIN, dana SBSN juga dimanfaatkan untuk revitalisasi asrama haji. Untuk menyebut contoh, asrama haji Medan saat ini sudah berubah wajah hingga kualitas sarana dan pelayanannya
setara hotel bintang tiga. Mendapat kucuran dana SBSN sebesar Rp74miliar pada tahun 2014, Asrama Haji Embarkasi Medan sekarang memiliki gedung megah lima lantai yang dilengkapi 4 lift dan memiliki beragam fasilitas. SBSN juga dimanfaatkan untuk pembangunan Balai Nikah dan Manasik Haji KUA Kecamatan. Tahun 2016, sedikitnya ada 181 KUA baru yang sudah diresmikan, termasuk 42 KUA di Jawa Tengah dan 19 KUA di Yogyakarta yang hari ini diresmikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. “Pembangunan KUA ini agar pelayanan terhadap kebutuhan terkait kehidupan keagamaan masyarakat Jawa Tengah itu bisa lebih ditingkatkan oleh Kemenag. Sebab, KUA adalah salah satu sarana yang melakukan pelayanan kebutuhan kehidupan keagamaan masyarakat. Inilah yang akan terus kita tingkatkan pelayanannya,” kata Menag. Atas keberhasilan ini, Kementerian Agama mendapat penghargaan Pemerintah sebagai pemrakarsa pembangunaninfrastruktur yang dibiayai dengan SBSN. Penghargaan diberikan kepada Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, disaksikan oleh Presiden Joko Widodo hari ini, di Istana Negara. “Ke depan, kita akan perjuangkan madrasah kita pun bisa memperoleh dana-dana SBSN. Ini jumlahnya sangat besar,” tandasnya.g[Pinmas]
edisi 3 - 2016 11
SANTUNAN
warta nasional
Menag Lukman beri sambutan pada Pembinaan ASN Kemenag Kanwil Jawa Tengah. (Foto: Syam)
media sosial, Menag mengingatkan ASN nya untuk bisa memberikan penjelasan atau klarifikasi terkait informasi yang sebenarnya, jika ada yang menanyakan. Namun, jika tidak mampu memberikan klarifikasi atau penjelasan, kata Menag, setidaknya ASN tidak menjadi bagian orang yang ikut menyebarluaskan hal yang belum tentu benar. “Jangan menjadi bagian itu. Kalau lah kita tidak bisa memberikan klarifikasi dan penjelasan dengan baik, setidaknya kita bukanlah yang ikut menyebarluaskan hal seperti itu. Supaya masyarakat kita tidak dicekoki hal yang tidak
ASN Kemenag Diminta Gunakan Medsos Untuk Tangkap Aspirasi Umat
S
emarang - Globalisasi telah membawa Aparatur Sipil Negara (ASN) pada wilayah kerja baru yang disebut sebagai dunia digital. Beragam informasi banyak beredar di dunia maya, tidak terkecuali yang menyangkut persoalan keagamaan. Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemenag dapat memanfaatkan media sosial sebagai sarana menyerap aspirasi terkait layanan yang dibutuhkan umat. Untuk itu, ASN Kemenag dituntut memiliki kemampuan bermedia sosial yang baik dan bijak. “Saya mengajak ASN Kemenag gunakan sosial media sebagai sarana baru dalam memahami aspirasi masyarakat, utamanya terkait layanan dalam bidang agama,” kata
12 edisi 3 - 2016
Menag saat memberikan sambutan pada Pembinaan ASN Kanwil Kemenag Jawa Tengah di Semarang, Jumat (23/12). “Di era komunikasi, saya serukan gunakan sosial media sebagai telinga dan mata kita untuk menangkap aspirasi yang wajib kita layani,” ulangnya. Sosial media, menurut Menag harus digunakan secara bijak, karena seperti pisau dan
pena, sosmed sejatinya merupakan alat. Bagaimana alat itu digunakan, apakah untuk hal baik atau buruk, sangat tergantung pada penggunanya. “Kalau penggunaannya tidak benar maka akan menimbulkan kerusakan. Jika dengan bijak, maka akan melahirkan banyak hal positif,” tukasnya. Sehubungan viral informasi yang tidak jelas sumbernya di
Kalau penggunaannya tidak benar maka akan menimbulkan kerusakan. Jika dengan bijak, maka akan melahirkan banyak hal positif
mendasar,” tutur Menag. Pembinaan di Semarang ini diikuti oleh 300 ASN Kanwil Kemenag Jawa Tengah. Kepala Kanwil Kemenag, Farhani dalam laporannya mengatakan bahwa pembinaan dilakukan dengan tujuan meningkatkan pemahaman dan kesadaran ASN Kanwil terhadap regulasi pelaksanaan tugas dan fungsi yang dilandasi 5 nilai budaya kerja. Selain itu, pembinaan ini diharapkan dapat mengubah pola pikir dan budaya kerja ASN Kemenag sehingga terbentuk sikap aparatur yang berorientasi kepada pelayanan publik yang prima. “Pembinaan juga bertujuan mewujudkan wilayah birokrasi yang bersih dari pungli sebagaimana amanat Perpres No 87 Tahun 2016 tentang Satgas Saber Pungli,” tandasnya.g[Mkd/ Mkd]
EDISI 3
warta nasional
Karopeg: Pejabat Fungsional Harus Kejar Kinerja, Bukan Sekedar Angka Kredit
Kepala Biro Kepegawaian Ahmadi membuka Pembinaan Pejabat Fungsional Kanwil DKI Jakarta. (Foto: Gpenk)
J
akarta - Kepala Biro Kepegawaian Setjen Kemenag Ahmady mengingatkan para pejabat fungsional Kemenag untuk melakukan kinerja terbaik dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Menurutnya, para fungsional tidak boleh hanya mengejar angka kredit terbanyak, tapi bagaimana bisa melakukan kinerja terbaik. Hal ini disampaikan Ahmady saat memberikan sambutan pada Pembinaan Manajemen Kepegawaian Jabatan Fungsional di lingkungan Kemenag Provinsi DKI Jakarta, di Jakarta Utara, Jumat (09/12). “Seriusi pembinaan ini.
Orientasikan pembinaan ini sebagai awal untuk melakukan perubahan, merubah perilaku kita, merubah metode kerja kita, merubah strategi kegiatan kita. Mari kita tingkatkan kualitas dan kemampuan kita, untuk memberikan pelayanan yang terbaik, dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang yang menjadi tanggungjawab kita,” ujar Ahmady. “Semua diawali dari kemauan dan keinginan kita untuk memberikan kinerja terbaik, bukan untuk mendapatkan angka kredit terbanyak,” imbuh mantan Kakanwil Kemenag Jateng ini. Ahmadi berharap, ASN yang telah mengikuti pembinaan
nantinya mampu menjadi contoh, baik untuk diri pribadi maupun orang lain. Keteladanan diperlukan, utamanya dalam menjalin kerja sama dalam rangka memberikan pelayanan terbaik. “Terasa sulit memang untuk mengawali, karenanya harus ada niat dan mempraktekkannya. Mulailah dari hal-hal kecil, buatlah visi dan misi pribadi yang semua ini mengarah pada untuk memberikan pelayanan terbaik,” katanya. Menurut Karopeg, setiap ASN minimal mempunyai tiga hal, yakni: kompetensi, komitmen, dan etos kerja. Sebelumnya, Kasubbag Jabatan Fungsional pada Biro Kepegawaian Kemenag RI, Syah-
rudin mengatakan, pembinaan di lingkungan Kankemenag Jakarta Utara ini merupakan pembinaan terakhir dari serangkaian pembinaan yang dilakukan di Kankemenag Kota di wilayah Kanwil Kemenag DKI. Pembinaan ini merupakan implementasi dari UU ASN Nomor 05 Tahun 2014 Pasal 69 dan 72 serta PMA No 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemenag. PMA 42 itu sendiri merupakan perubahan dari PMA RI Nomor 10 Tahun 2010 tentang organisasi dan tata kerja Kemenag. “Harapan kami, ASN yang mengikut pembinaan mampu meningkatkan SDM, semakin profesional dan berkomitmen untuk selalu meningkatkan kompetensi dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, sesuai tupoksinya,” katanya. Dalam kegiatan ini, peserta akan diberi penguatan tentang cara dan metode tepat cara mengumpulkan angka kredit agar berkorelasi dengan kerja dan kinerja. Sebagai ASN, lanjut Syahruddin, mereka terikat pada aturan yang telah ditetapkan. Meski demikian, Syahrudin mengingatkan bahwa angka kredit bukan tujuan utama. Pada kesempatan ini, panitia menghadirkan beberapa nara sumber. Selain dari dalam Biro Kepegawaian, juga nara sumber dari Kemendikbud dan Tim Penilai. (G-penk/mkd/ mkd).g[Pinmas]
edisi 3 - 2016 13
SANTUNAN
warta nasional
Pospenas banten 2016 senang dan apresiasi kepada Banten yang menjadi tuan rumah Pospenas. “Banten dengan Aceh memiliki banyak kesamaan. Karakter masyarakatnya, budayanya, begitu juga ada memuliakan tamu. Rasanya, Banten seperti rumah kita sendiri,” ucap Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, HM Daud Pakeh yang memimpin rombongan perwakilan kontingen Pospenas dari Aceh saat berkunjung ke kantor Redaksi NEWSmedia, Minggu (23/10/2016). Selain telah mengamati kultur dan karakter masyarakat Banten, Daud juga mengetahui ada beberapa kesenian tradisional yang memiliki kesamaan dengan Aceh. “Di Aceh ada Daboh, di sini ada Debus. Itu sama-sama kesenian seperti itu,” ujar Daud,
yang mengaku baru dua kali datang ke Banten. Ketua Kontingen Aceh, Abrar Zym juga menegaskan ada kesamaan antara Aceh dengan Banten. “Kita punya masjid besar di sana dan makam-makan raja. Kalau di Banten itu ada makam Sultan,” katanya. Hubungan antara Aceh dengan Banten juga sudah ada. Banyak ulama yang mengajar di pondok-pondok pesantren di Aceh. Kitab-kitab karya ulama Banten juga banyak dipergunakan sebagai bahan ajaran di Pondok Pesantren Aceh. “Ya memang seperti di kampung sendiri,” ujar Abrar, seraya mengatakan tim official kontingen Aceh menginap di Hotel Le Dian Serang, sedangkan para atlet di Hotel Abadi Serang. Menurut Abrar, kontingen Aceh dijadwalkan akan meninggalkan Banten sehari setelah acara penutupan Pospenas, yakni pada 29 Oktober 2016. “Semoga kita dapat bersilaturahmi lagi,” katanya.g[Ildhan]
itu kini menetap dan berkarier di Banten. Seperti Husni Hasan, yang kini menduduki jabatan eselon di Pemerintahan Provinsi Banten. Dari perwakilan kontingen Aceh, hadir Kadispora Aceh Asnawi, serta Ketua kontingen Aceh H. Abrar Zym. Makanan khas Aceh tentunya menjadi sajian istimewa dalam ramah tamah itu. Seperti kuah beulangong dan ayam tangkap. Hal ini membuat suasana temu ramah menjadi semakin terasa seakan berada di Aceh. Ketua Masyarakat Adat Aceh (MAA) Husni Hasan menyampaikan rasa senangnya atas
kehadiran masyarakat Aceh di Banten. Ia berharap santri Aceh mampu mendulang prestasi gemilang di Pospenas VII ini. “Selamat datang saudara kami, anak-anak kami santri Aceh. Selamat berjuang di Pospenas ini. Selain pertandingan, menjalin silaturahim adalah poin penting dalam setiap kegiatan,” kata Husni yang kini menjabat sebagai Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLHD) Provinsi Banten. Salah seorang Kontingen Aceh juga mengaku senang bisa bertemu tokoh dan masyarakat Aceh di Banten. “Kadang, nasionalisme
Kontingen Aceh: Banten Seperti Rumah Kita Sendiri
S
Kontingen Pospenas VII dari Provinsi Aceh saat tiba di Banten, Jumat (21/10/2016)
ERANG - Perhelatan Pospenas VII Tahun 2016 yang diselenggarakan di Provinsi Banten rupanya bukan hanya menjadi ajang mencari prestasi. Bagi kontin-
gen dari luar Banten, Pospenas juga dijadikan untuk memahami budaya dan karakter masyarakat Banten. Seperti yang diungkapkan Kontingen Pospenas dari Provinsi Aceh misalnya. Mereka merasa
Momen Nostalgia Warga Aceh di Banten
S
ERANG - Perhelatan Pospenas VII Tahun 2016 di Provinsi Banten rupanya menjadi momentum berharga bagi warga Aceh. Betapa tidak, para kontingen asal Aceh bertemu dengan keluarga besar warga Aceh di Banten. Para kontingen Aceh untuk Pospenas VII yang tiba di Banten Jumat (21/10/2016),
14 edisi 3 - 2016
disambut dengan bahagia oleh Ikatan Keluarga Masyarakat Aceh Banten (Ikamaban) dengan menjamu makan siang pada Sabtu (22/10/2016). Temu ramah warga Aceh ini langsung dipimpin Ketua Ikamaban, Dr. Madani dan Ketua Masyarakat Adat Aceh (MAA) Husni Hasan di Aula Rumoh Aceh di Banten. Kedua putra daerah Aceh
EDISI 3
warta nasional
Aceh kita ini timbul saat kita di luar Aceh. Bukan jamuan yang istimewa, tapi bisa bersilaturahim itu yang membuat istimewa,” ucap salah seorang kontingen itu. Para kontingen dari Aceh akan mengikuti berbagai cabang olahraga dan seni di Pospenas VII yang akan berakhir pada 28 Oktober mendatang. Mereka akan kembali ke Aceh sehari setelah acara Pospenas ditutup.g[Mulyadi]
Momen pertemuan kontingen Pospenas Aceh dengan warga Aceh di Banten.
Kontingen Aceh Kunjungi NEWSmedia
S
ERANG - Perwakilan kontingen Pospenas VII Tahun 2016 dari Provinsi Aceh, Minggu (23/10/2016) pagi berkunjung ke kantor Redaksi NEWSmedia di Jalan Ciwaru Raya, Kota Serang, Banten. Kunjungan ini berkaitan dengan dukungan publikasi media terhadap penyelenggaraan
Pospenas VII yang diselenggarakan di Provinsi Banten. Rombongan perwakilan kontingen Pospenas dari Provinsi Aceh yang dipimpin Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh HM Daud Pakeh diterima oleh Pimpinan Umum NEWSmedia Rapih Herdiansyah dan jajaran redaksi.
Peranan media dalam menyiarkan informasi mengenai kegiatan Pospenas sangat penting. “Alhamdulillah kami diterima dengan baik di Banten, termasuk oleh rekan-rekan dari NEWSmedia yang intens memberitakan kegiatan Pospenas, termasuk pemberitaan untuk kontingen kami,” kata HM Daud Pakeh. Pada kesempatan ini, Daud Pakeh juga menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan Pospenas VII di Provinsi Banten. Kontingen dari Aceh yang berjumlah 79 orang, kata dia, mendapat pelayanan yang baik. “Dari akomodasi, transportasi, termasuk penyambutan terhadap kami Alhamdulillah sangat luar biasa. Kedatangan kami ke Banten disambut oleh keluarga besar warga Aceh yang ada di Banten,” ujarnya. Daud mengungkapkan, di Pospenas VII Tahun 2016, kontingen Aceh membawa atlet berjumlah 38 orang yang terdiri
11 atlet untuk cabang Seni dan 27 atlet untuk cabang olahraga, dengan pelatih sebanyak 13 orang. Panitia dan official lainnya 28 orang, salah satu di antaranya adalah santri madrasah yang bertugas melakukan peliputan selama Pospenas berlangsung. “Kami membawa jurnalis perwakilan terbaik yang dipilih dari siswa madrasah yang mengikuti program pelatihan jurnalistik yang kami selenggarakan,” ungkapnya. Daud juga menyampaikan bahwa peranan media dalam menyiarkan informasi mengenai kegiatan Pospenas sangat penting. Terlebih lagi media online yang dapat diakses di manapun. “Kami berharap pemberitaan media menjadi penyampai informasi bagi warga Aceh yang tidak ikut dalam Pospenas ini,” tuturnya.g[ildhan]
edisi 3 - 2016 15
SANTUNAN
warta daerah
Dermawati: Lakukan Penilaian Kinerja Guru Secara Benar dan Lengkap
I
di - Bukan masanya lagi seorang kepala madrasah harus berbohong dengan memberi nilai kinerja guru secara asal-asalan, karenan hal itu dapat berakibat fatal bagi kemajuan dunia pendidikan. Demikian antara lain kalimat
motivasi yang disampaikan Dra. Dermawati, M.Si di hadapan para peserta Bimbingan Teknis (Bimtek) Penilaian Kinerga Guru (PKG), Selasa (22/11) di Aula Kankemenag Kabupaten Aceh Timur. Dermawati adalah seorang
widyaiswara (WI)dari Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikandan Keagamaan Kemenag RI yang diundang menjadi nara sumber pada beberapa workshop dan bimtek yang dilaksanakan Kankemenag Kabupaten Aceh Timur. Ia juga diundang Balai Diklat Keagamaan (BDK) Provinsi Aceh untuk menjadi pemateri Diklat di tempat Kerja (DDTK) di Kabupaten Aceh Timur dan Pidie Jaya beberapa waktu lalu. Kepada peserta bimtek, terutama kepala madrasah, Dermawati menegaskan agar melakukan PKG secara benar dan lengkap, melalui tahapan-tahapan sesuai pedoman PKG yang telah ditentukan. “Mari kita lakukan PKG melalui proses yang benar, mulai dari penilaian formatif pada awal tahun sampai dengan penilaian sumatif pada akhir tahun,” tegasnya mengawali bimbingan.
Bimtek PKG yang dilaksanakan Kankemenag bekerjasama dengan Kelompok Kerja Kepapa Madrasah (K3M) berlangsung selama 4 hari diikuti 92 peser taterdiri dari guru dan kepala madrasah. Pelaksanaannya dibagi ke dalam 2 gelombang dimana Gelombang I berlangsung 19-20 November 2016 dan Gelombang II berlangsung 21-22 November 2016. Hasil evaluasi dari berbagai diklat dan bimtek yang dilakukan di Kabupaten Aceh Timur, Dermawati memperoleh data bahwa masih banyak guru dan kepala madrasah yang lemah pengetahuannya tentang PKG. Oleh karena itu Dermawati menyatakan kesediaannya bila diundang kembali pada waktu yang lain untuk membantu para kepala madrasah di Aceh Timur. Saya bersedia kembali ke sini pada waktu yang lain bila bapak dan ibu membutuhkannya. Besok, izinkanlah saya kembali ke Jakarta untuk menyelesaikan tugas-tugas lain yang telah banyak menanti,” pungkas kandidat doktor pada UIN Syarif Hidayatullah itu.g[Syarifuddin]
Direktur Zakat Kemenag RI Bahas Potensi Zakat Aceh Bersama Kakanwil dan Ketua Baitul Mal Aceh
B
anda Aceh [Inmas] Direktur Pemberdayaan Zakat Kementerian Agama Repulik Indonesia, Drs. H. Termizi Tohor, MA menggelar pertemuan dengan Kepala Kantor Wilayah
16 edisi 3 - 2016
Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. Daud Pakeh dan Ketua Baitul Mal Provinsi Aceh, Dr. Armiadi Musa, MA beserta jajarannya untuk membahas tentang bagaimana Potensi dan pengelolaan Zakat di Aceh, Jum’at, 18/11/2016 di Aula
EDISI 3
warta daerah
Baitul Mal Komplek keistimewaan Aceh Banda Aceh. Dalam pertemuan tersebut, Direktur Pemberdayaan Zakat memaparkan beberapa Persoalan yang ia dapatkan Selama mengunjungi sejumlah
Propinsi di Indonesia. Selain itu, ia juga menyampaikan bahwaZakat memiliki peran penting dalam mengurangi kemiskinan. “Selama ini Potensinya banyak yang belum terakomodir” ujar direktur.
Pertemuan tersebut selain untuk silaturrahmi juga dinilai sangat tepat, mengingat kedua tokoh Aceh itu memiliki peran dan kewenangan dalam menjalankan program seperti yang disampaikan oleh direktur Zakat
Kemenag RI. Pertemuan singkat ini berlangsung penuh keakraban dan juga dihadiri oleh Kepala Sekretariat Baitul Mal dan Kasubbag Inmas Kanwil Kemenag Aceh.g[Inmas]
Dua Hari Kunjungan Kerja, Kakanwil Temukan Berbagai Persoalan di Daerah
S
etelah menyelesaikan sejumlah kegiatan dalam agenda kunjungan kerja ke Kabupaten Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah, Kakanwil Kemenag Aceh Drs. H. M. Daud Pakeh melanjutkan perjalanan dinas ke Kabupaten Aceh Utara. Dalam kunjungan tersebut, memang ada sejumlah kegiatan yang telah diagendakan secara jelas, seperti pertemuan/pembinaan Ka.KUA Kec. dan Penyuluh Agama di Aceh Tengah, kemudian dilanjutkan dengan Monitoring 3 bangunan KUA di Kabupaten Aceh Tengah. Namun dalam kunjungan kerjanya kali ini tidak hanya agenda yang sudah terjadwal namun banyak kegiatan dimana rombongan Kakanwil sendiri tidak mengetahui ada agenda apa dan kemana dituju. Selanjutnya, dalam amatan Inmas, Kakanwil sepertinya punya target sendiri yang sangat jelas.Seperti halnya pada saat beliau mengunjungi salah satu Madrasah Aliyah Swasta, ternyata disana ditemukan adanya bangunan gedung perpustakaan yang di bangun pada Tahun 2014 belum selesai dikerjakan, dan belum ada atap. Begitu juga dengan MAN 2 Takengon.
“Lihat, gedung perpustakaan belum selesai dikerjakan, bahkan kosen pintu dan kosen jendelapun belum ada, disana bahkan ada sisi dinding yang membahayakan nyawa manusia karena lepas dari tiang dan reng balok” Ungkap Kakanwil dengan penuh kekesalan. Dalam kesempatan tersebut Kakanwil meminta kepada Kepala Madrasah agar segera di bongkar dan diusahakan untuk ditutupi triplek atau kayu. “Saya sebelum jadi Kakanwil sudah beberapa kepala yang saya jabat termasuk kepala tukang” canda Kakanwil saat menjawab salah satu pegawai yang bertanya tentang keahlian beliau. Adapun tujuan perjalanan ke
Alhamdulillah Kakanwil sangat senang melihat gedung tersebut yang hampir selesai
Aceh Utara, Kakanwil ingin meninjau langsung langsung perkembangan pembangunan kantor kemenag Aceh Utara yang sedang di bangun, baik dari persentasi prestasi kerja maupun kualitas bangunan. “Alhamdulillah Kakanwil sangat senang melihat gedung tersebut yang hampir selesai” kata Kakankemenag Aceh Utara H. Zulkifli Idris, M.Pd. Lebih lanjut Kakankemenag Aceh Utara menjelaskan bahwa kantor tersebut telah di bangun pondasinya pada masa Kakankemenag Tgk.Daud Hasbi, namun setelah itu tidak ada yang memperhatikan atau melanjutkan pembangunannya.
Sementara gedung itu adalah tempat kerja dan pelayanan masyarakat. Selain AcehUtara, Aceh Tamiang juga menyisakan persoalan yang sama yaitu pembangunan 4 kantor KUA Kec. tidak selesai. “Alhamdulillah pada tahun ini sudah dapat kita selesaikan, Namun PR saya selaku Kakanwil masih banyak, yaitu berupa bangunan dengan kasus serupa yang hampir ada di seluruh kab/kota di Aceh” ungkap Kakanwil kepada Inmas. oleh karena itu lanjutnya, informasi berupa data saat ini sangat dibutuhkan bagi seorang pimpinan untuk dapat menentukan arah kebijakan.g[Inmas]
edisi 3 - 2016 17
SANTUNAN
WARTA DAERAH
Ini Kata Kakanwil Kemenag Aceh Tentang Pentingnya Sertifikasi Harta Wakaf
B
anda Aceh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. M. Daud Pakeh, Meny-
ampaikan tentang Pentingnya Sertifikasi Wakaf di hadapan Kepala Seksi Bimas Islam Kemenag Kabupaten/Kota dan Kepala KUA Peserta Kegiatan Sosialisasi Tata Cara Sertifikasi
Tanah Wakaf yang dilaksanakan oleh Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag Aceh di Hotel Grand Nangroe Banda Aceh, Minggu, 13/11/2016. “Perlu dilakukan secara Intensif sosialisasi sertifikasi wakaf kepada masyarakat, supaya Masyarakat menyadari akan pentingnya sertifikat wakaf ini demi kemaslahatan di masa yang akan datang dan juga untuk mengamankan aset ummat Islam, karena tanah wakaf tersebut telah memiliki kekuatan hukum” Ujar Kakanwil. Kakanwil juga menyampaikan, selama ini Masyarakat mengetahui bahwa yang berkewajiban menjaga keutuhan wakaf itu adalah Nadzir, dengan demikian Nadzir juga
Pelajar SBPI Selangor Malaysia Senang Belajar Bahasa Arab di Aceh
B
anda Aceh - Setelah selesai semua proses belajar Bahasa Arab 41 Siswa Sekolah Berasrama Penuh Integrasi (SBPI) Rawang Selangor Malasyia di Aceh yang dikemas dalam Program kerjasama Sekolah SBPI Rawang Selangor Malasyia dengan Dayah Insan Qur ani Aceh
18 edisi 3 - 2016
Besar Provinsi Aceh, para pelajar dari negeri Jiran itu memiliki kesan yang bagus dan mereka mendapat pelajaran penting selama proses belajar selama 2 Minggu. Hal ini diketahui pada saat 6 Orang siswa/siswi perwakilan dari pelajar Malaysia itu menyampaikan pesan dan kesannya selama belajar Bahasa Arab di Aceh pada saat penu-
tupan Daurah Bahasa Arab tersebut yang dipusatkan di Gedung LPTQ Aceh. Rabu, 16/11/2016. Kami akan mengamalkan dan akan mempraktekkan apa yang telah kami peroleh selama belajar di Aceh, kami sangat banyak pelajaran baru, Alhamdulillah sekarang sudah boleh cakap sedikit bahasa Arab Ujar Nur Imanina Irdhina Pelajar
yang berkewajiban mendaftarkan wakaf ke PPAIW (Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf) yaitu KUA. “Pendaftaran harta wakaf ke PPAIW, bukan berarti harta wakaf tersebut direbut oleh Negara, namun dengan didaftarkannya harta wakaf tersebut akan menjadi kuat dari segi hukum dan juga Negara melindunginya” Lanjut Kakanwil. Ia juga memberikan contoh beberapa kasus yang terjadi tentang wakaf, dimana Kasus yang sering terjadi adalah gugatan Ahli Waris setelah Wakif tidak ada lagi atau sengketa tanah wakaf, namun dengan adanya Sertifikat ini kita akan kuat dan menang dari mereka yang ingin menguasai tanah wakaf.g[Inmas]
Kelas 2 Tsanawiyah SBPI Rawang Malaysia. Sementara Kepala Sekolah SBPI Rawang Selangor Malaysia, Tuanku H. Adnan Bin Usman, dalam sambutannya menyampaikan terimakasih kepada Pimpinan Dayah Insan Qur ani beserta dewan guru dan secara umum kepada masyarakat Aceh yang sudi menerima rombongan pelajar Malaysia dengan sangat baik selama di Aceh. Alhamdulillah anak-anak kami sangat senang belajar Bahasa Arab di Aceh, Kami kesini, selain belajar bahasa Arab, juga untuk melihat langsung atau belajar sejarah, dimana Aceh ini menjadi salah
EDISI 3
warta daerah
satu topik sejarah yang dipelajari di Malaysia Ujar adnan. Adnan mengaku bangga melihat perkembangan anak-anak didiknya setelah 2 Minggu belajar di Aceh, dimana para pelajar diajarkan dan diawasi langsung oleh guru Dayah Insan Qurani yang sangat professional dan ia bertekat untuk mengadopsi beberapa program
yang ada di Dayah Insan Qurani Aceh untuk diterapkan di Sekolah mereka, khususnya dalam bidang pengembangan Bahasa Arab. Hari, saya sangat terharu, dimana melihat perkembangan anak anak kami dalam muhadasah bahasa arab tadi, seolah-olah mereka telah mampu dan sudah belajar lama bahasa arab ini, selama ini kami sukses
menjalankan program pendidikang di Bidang Sains dan bidang lainnya , akan tetapi kami sedang mempelajari tentang penerapan Program Bahasa Arab yang lebih agar dibidang ini juga Sukses Ujar H, Adnan. Sementara Pimpinan Dayah Insan Qur ani, Ust. Muzakkir, S. Ag juga menyampaikan terimakasih atas kepercayaan Pelajar Malaysia kepada Dayah Insan Qurani untuk menyukseskan program Bahasa Arab ini, apalagi ini merupakan tahun ke 2 setelah sukses melaksanakan program pada yang sama pada tahun sebelumnya. “Kami juga terharu melihat perkembangan Pelajar Malaysia tadi dan kami menyambut baik dan sangat senang bahwa Aceh, dalam hal ini Dayah Insan Qurani dalam menjalankan Program pembelajaran Bahasa Arab, selama proses belajar, mereka diajarkan oleh Guru Dayah Insan Qurani dari Alumni Timur Tengah dan Lipia. Ujar Ust. Muzakkir.
Sekdako Subulussalam Apresiasi Kakanwil Kemenag Aceh
S
ubulussalam - Mengawali sambutannya pada Rapat Koordinasi Panitia Pelaksanaan Kegiatan HUT PGRI ke 71 dan HGN Provinsi Aceh Tahun 2016 bersama Pemerintah Kota Subulussalam, Sekretris Daerah Kota Subulussalam H. Damhuri, SP. MM mengaku senang dan Bangga kepada Ketua panitia kegiatan HUT PGRI ke 71 dan HGN Provinsi Aceh yang juga
Selain itu, Pimpinan Dayah IQ juga meminta maaf, Karena kegiatan ini belum bisa dilaksanakan di Kampus Dayah tersebut karena Kondisi yang belum memungkinkan. Semestinya Kegiatan dilaksanakan di Dayah IQ akan tetapi sampai saat ini, kegiatan daurah ini terpaksa dilaksanakan di luar Dayah IQ karena kondisi sarana kami yang belum memungkinkan,” ujar Muzakkir. Selain itu ia juga mengatakan silahkan pak Adnan sebagai kepala SBPI untuk mengembangkan lagi di sekolah yang bapak pimpin, seperti dibentuk kelompok atau kelas khusus untuk program bahasa Arab ini Tutup Muzakkir. Kegiatan penutupan ini, dihadiri oleh Pembina Yayaysan Insan Qurani, Ust. Amin Chuzaini, MA, Ketua UPT LPTQ Aceh, Guru Dayah IQ , Guru SBPI Malaysia dan tamu undangan lainnya.g[Nasril]
kesiapan Kota Subulussalam untuk menjadi tuan rumah PORSENI ke XVI di Kota Subulussalam. Selain itu,Sekda juga mengatakan komit dan siap
merupakan Kakanwil Kemenag Aceh yaitu bapak Drs. H.M Daud Pakeh, alhamdulillah hari ini telah hadir bersama kita untuk membahas Persiapan pelaksanaan Resepi HUT PGRI dan HGN Provinsi Aceh Tahun 2016 di Ruang Rapat Sekda Aceh, Kamis, 24/11/2016. Rapat Koordinasi Panitia Pelaksanaan tersebut dihadiri oleh panitia Provinsi dan daerah. Menurut Rencana, Setelah pembahasan tentang Kesiapan HUT PGRI juga akan di palarkan
edisi 3 - 2016 19
SANTUNAN
WARTA DAERAH
menyukseskan kegiatan berskala Provinsi itu. Menurut jadwal Resepi HUT PGRI akan dilaksanakan pa-
daTanggal 3 s.d 6 Desember 2016 di Subulussalam, Selain Resepi juga adalah pameran pendidikan yang diikuti lebih kurang sekitar
30 Stand dan juga nanti diadakan seminar pendidikan untuk guru di Kota Subulussalam. Diakhir sambutannya,
Sekda juga menyampaikan bahwa dalam diri Kakanwil Kemenag Aceh ada Kadis Pendidikan Aceh.g[Inmas]
“Kita tutup anggaran dengan husnul khatimah,” tambah Kakanwil lagi, setelah menjelaskan, bahwa baru-baru ini, Kabag TU telah kembali dari Bogor dalam rangka selesaikan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (THLP) BPK beberapa waktu lalu, bersama tim Itjen. Kakanwil menjelaskan, “Artinya, kita akhiri anggaran sesuai aturan, tidak ke-
liru, sehingga tidak ada temuan nantinya.” Akhirnya Kakanwil, pagi 21 Shafar 1438 H ini, harapkan, dengan pelaporan yang baik, yang husnul khatimah, nantinya Kemenag kembali akan peroleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), yang sebelum ini, dengan opini Wajar Dengan Pengecualian (WTP), dari BPK. Amin.g[Yakub]
Tutup Anggaran dengan Husnul Khatimah
B
anda Aceh Bahwa masa kerja realisasi Anggaran 2016 Kementerian Agama, tinggal beberapa hari lagi. Untuk itu, ajak Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs HM Daud Pakeh, mari kita manfaatkan waktu yang tersisa jelang akhir tahun, yang bisa dihitung dengan jari ini, dengan sebaikbaiknya. Jika ada Satker yang masih rendah realisasi anggarannya, maka Kanwil dengan jajarannya sedang mencari solusi, misalnya dengan menggelar pertemuan bersama Kankemenag se Aceh, dalam waktu dekat.
Pertemuan nanti itu, jelas Kakanwil dalam apel Senin (21/11) itu, juga untuk mencari jalan keluar tentang pengalokasian anggaran terhadap Kankemenag yang sebelumnya tidak diplotkan anggaran. Menurut Kakanwil, bahwa untuk meminimalisir kekeliruan, kita sudah membangun sistem yang baik untuk pendataaan dan penggaran ini, dengan nama Sistem Data Anggaran dan Perencanaan (SidangCana)/SC. Mengakhiri tahun nanti, Kakanwil ajak jajarannya selesaikan semua persoalan kerja, juga pelaporannya. “Mari kita susun pelaporan dengan baik, yang sesuai dengan aturan,” ajak Kakanwil, di halaman tengah Kanwil.
Cek Jajanan di Sekolah, Kemenag Aceh Gelar “Halal Road To School”
B
anda Aceh Akhir-akhir ini berkembang isu tentang banyaknya penggunaan
20 edisi 3 - 2016
bahan-bahan berbahaya pada makanan atau jajanan yang di jual di sekolah, seperti penggunaan Borak, formalin dan juga ditemukannya jajanan
yang sudah kadaluarsa. Untuk meminimalisir hal tersebut, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh melalui Bidang Urusan Agama Islam dan
Pembinaan Syariah melakukan sosialisasi ke sejumlah sekolah tentang makanan yang baik dan halal dalam program Halal Road To School sejak tanggal 13 s.d 16 Desember 2016. Dalam kesempatan tersebut, Kemenag bekerjasama dengan dinas Kesehatan Kota Banda Aceh melakukan tes uji sampel makanan yang ada di sekolah tersebut, selain itu juga dilakukan sosilaisasi pangan halal
EDISI 3
warta daerah
dan juga kiat memilih makanan kemasan. “Kegiatan ini merupakan sebagai langkah awal dalam mengawal dan upaya pencegahan sejak dini bagi anak-anak agar tidak terjerumus dalam mengkonsumsi makanan, minuman dan produkproduk lainnya yang terindikasi terkandung bahan berbahaya dan produk tidak halal,” ujar Muzakkir, Ketua panitia kegiatan Halal Road To School Tahu 2016, Jumat 16/9/2016 di SD aneuk
Batee Aceh Besar usai melakukan Sosialisasi di sekolah tersebut. Selain itu, ia juga menyampaikan dan berharap kepada para siswa untuk teliti dalam memilih jajanan dan minuman yang akan dikonsumsi. Selain di SD Aneuk Batee, sebelumnya Tim Halal Road To School juga telah melaksanakan kegiatan yang sama di MIN Bambi Kabupaten Pidie, Min Bak Dilip Montasik Aceh Besar dan MIT Al Ikhlas Ajun.g[Ruhamah]
Kakanwil: Tanpa Renstra dan RKT, Tunkin tak Dibayar
B
anda Aceh - Plh Kakanwil Kemenag Provinsi Aceh Drs H Asy’ari, ajak jajarannya, agar ke depan, pelaporan kinerja dapat dibuat per tiga bulan. Dengan pelaporan empat kali dalam tahun berjalan nanti, maka akan ada Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
LAKIP itu berdasarkan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), yang dipadukan dengan Rencana Kinerja Tahunan (RKT), yang juga materinya ikut menyempurnakan sesi demi sesi Bimtek. “Dengan Renstra, akan ada kepastian Standar Kinerja Pegawai (SKP), yang dengan SKP itu,Tunjangan Kinerja (Tunkin) pegawai
akan dibayar.Tanpa Renstra dan RKT,Tunkin bisa-bisa tidak dibayar,” katanya. Plh Kakanwil Kemenag Aceh, yang juga Kabag TU Kanwil sampaikan, dengan Bimtek akhir tahun 2016 ini, akan membantu penyusunan Renstra. Pelaporan indikaotr kinerja terdiri dari fisik dan nonfisik. “RKT itu jelmaan dari Renstra, yang akan seimbang dengan SAKIP dan LAKIP. Akhir pelaksanaan, akan ada pelaporan dalam bentuk LAKIP,” jelasnya. Menurutnya, Renstra itu seharusnya telah disusun sejak tahun lalu, sehingga berlaku sampai 2019. Namun meskipun terlambat, Renstra akan ditetapkan, untuk dijalankan 2017, beberapa hari lagi, hingga 2019. “Jika Renstra sudah ada, langsung dijalankan. Jika ada yang harus dipriorotaskan, maka boleh saja nanti ada program yang ‘lari’ dari 2017, dan masuk pada 2018,
tergantung anggaran dari Kemenkeu,” jelas Kabag TU. Menurutnya, harus ada kesesuaian Kankemenag, Kanwil, dan Pemerintah Pusat, untuk penganggaran program. “Semua yang jelas harus sesuai dengan visi dan misi Kemenag, juga dengan Nawacitanya Pemerintah,” harap H Asy’ari, yang sebelumnya Kakankemenag Aceh Selatan itu. Akhirnya, Kabag TU bagi-bagi kiat menghadapi dan menyelesaikan temuan. “Pusat sedang mengupayakan akhir tahun ini, agar tunkin ASN, bisa dibayar 70%,” hiburnya. Sebelum upaya ini, tunkin karyawan Kemenag dibayar 60%.g[Yakub]
RKT itu jelmaan dari Renstra, yang akan seimbang dengan SAKIP dan LAKIP.
edisi 3 - 2016 21
SANTUNAN
WARTA DAERAH
Meriahnya Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kemenag Kota Subulussalam
S
ubulussalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kemenag Kota Subulussalam dilaksanakan secara meriah pada hari ini, Selasa (13/12). Acara bertempat di Aula Kemenag Kota Subuussalam yang dilaksanakan mulai pukul 08.00 12.40 WIB. Syiar ini dilangsungkan den-
gan meriah, karena panitia Maulid Nabi membuat berbagai kegiatan di anataranya menampilkan lomba pidato, cerita islami, pengumuman hasil perlombaan Binaan PAI Non PNS dan Penyerahan piala kepada pemenang. Turut hadir ASN, Pramubakti di lingkungan Kemenag Kota Subulussalam, Penyuluh dan Tokoh Masyarakat Kota Subulussalam.
Dalam acara tersebut terdapat beberapa kata sambutan antara lain, Ketua Panitia Chaerul Anwar, S.Ag, sambutan Plh Kantor Kemenag Kota Subulussalam Jamhuri, SHI. Adapun penceramah dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah Ustad H. Qaharuddin Kombih, S.Ag Adapun jamaah adalah seluruh ASN, Pramubakti di lingkungan Kemenag Kota Subulussalam dan Tokoh Masyarakat Kota Subulussalam. Dalam ceramahnya, Ustad Qaharuddin Kombih mengingatkan: (1) agar ummat Islam tidak kembali ke zaman Jahiliah karena sekarang banyak ummat Islam yang hidup di zaman modern, tetapi kelakuan/prilakunya, sikap dan perbuatannya seperti atau sama dengan zaman Jahiliah, (2) agar ummat Islam membaca Al-Qur’an. Pentingnya membaca Al-Quran, karena Rasulullah Muhammad SAW, merupakan
Al-Quran berjalan (maksudnya adalah kepribadian Beliau merupakan pribadi yang tingkah lakunya seperti apa yang tertuang dalam AlQuran), (3) Idola yang seharusnya kita suri teladani dan contoh dalam kehidupan kita sehari-hari adalah Nabi Muhammad SAW. Jamhuri, SHI selaku Plh Kantor Kemenag Kota Subulussalam mengatakan melalui Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 2016, di Kemenag Kota Subulussalam, semoga kita sebagai Hamba Allah, selalu senantiasa bersyukur, istiqomah dalam menjalankan perintah-perintah dan meninggalkan larangan-larangan Allah SWT. “Dan senantiasa mencontoh dan suri teladani sifat-sifat dan perbuatan Rasullullah Muhammad SAW, dalam kehidupan kita sehari-hari, untuk bekal kelak kehidupan di dunia maupun di akhirat, agar kita semua nanti bisa masuk ke surganya Allah SWT,” harapnya.g[Faisal]
Saifuddin “Yahwa” Paparkan Mekanisme Perencanaan dan Pelaporan Keuangan KUA Kecamatan
B
anda Aceh - Kepala Subbag Perencanaan dan Keuangan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Saifuddin, SE atau yang lebih akrab disapaYahwa menjadi narasumber
22 edisi 3 - 2016
pada Kegiatan Rapat Koordinasi KUA se-Aceh yang dilaksanakan di Asrama Haji Embarkasi Aceh, Banda Aceh, Rabu, (30/11). Dalam kesempatan tersebut ia menjelaskan tentang mekanisme perencanaan dan pelaporan
Gunakan sebaik mungkin Dana Operasional dan tepat sasaran sehingga mudah dalam pelaporan
EDISI 3
resensi
SYAITHAN ITU, “MUSUH YANG NYATA” Saifuddin, SE
keuangan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan “Gunakan sebaik mungkin Dana Operasional dan tepat sasaran sehingga mudah dalam pelaporan “, ujar Saifuddin. Selain itu,Yahwa menjelaskan tentang target dan capaian kerja serta pagu anggaran 2017 sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP). “Tahun 2017 nanti, ada satker yang dapat anggaran sedikit, akibat serapan anggaran yang kurang pada Tahun 2016, ini merupakan bentuk Reward dan Punisment bagi satker dalam efektifitas kerja.”TerangYahwa. Sesuai dengan arahan presiden bahwa RKP tahun 2017 fokus anggaran pada program-program yang terbukti manfaatnya, sedangkan program lain akan mininmal alokasinya. Selain itu,Yahwa juga menyampaikan tatakelola PNBP-NR, dana operasional serta realisasi anggaran di KUA. Acara diakhiri dengan diskusi dan tanya jawab yang serius dari para peserta yang terdiri para Kepala KUA se Aceh, Kasi Bimas Islam dan Kasi Penyelenggara Syari’ah dalam lingkungan Kemenag Aceh. Tidak terasa,Yahwa memaparkan materi hingga pukul 12.30 Wib, dengan berakhirnya tanya jawabYahwa dengan para peserta berkhir pula rakor KUA se-Aceh yang ditutup oleh Kabid Urais Binsyar Kanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Hamdan, MA.g[Saifullah]
[email protected] Tentang Iblis Menarik bagi saya membaca dan juga membahas tentang iblis karena iblis dan syaithan telah tegas Allah sebutkan sebagai musuh yang nyata (‘aduwwum mubien). Ketika Allah menciptakan Adam sebagai khalifah di muka bumi, lalu Allah Ta’ala memerintahkan para malaikat dan Iblis untuk menghormati (bersujud) kepada Adam, akan tetapi Iblis menolak melakukannya
Judul Asli Judul Buku Penulis Penerbit Cetakan Tebal ISBN Harga
: : : : : : :
Hiwar Ma’a Iblis Mengungkap Rahasia Iblis Muhammad Abduh Mughawiri Qisthi Press Pertama, Mei 2011 152 halaman 978 979-1303-52-1 Rp. 35.000,
karena ia merasa dirinya lebih tinggi kedudukannya dari pada manusia lalu Allah Ta’ala mengusirnya. Pembangkangan iblis ini Allah ta’ala gambarkan secara berututan dalam beberapa ayat Al-Qur’an. Antaranya lain dalam surat AlA’raf ayat 11-25. Saat itu pula iblis dan bala tentaranya syaithan memproklamirkan penggodaan yang berkepanjangan terhadap manusia.
Resensi Buku kecil ini memaparkan tentang pergulatan iblis dan pasukannya syaithan dalam mengkuliti nafsu manusia. Siapa sebenarnya Iblis, darimana asal-usulnya, adakah kesamaan antara iblis dan syaithan?. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini yang selalu menerawang dalam hati dan pikiran kita. Padahal sudah sangat jelas bahwa Iblis adalah musuh yang nyata bagi manusia. Bagaimana kita dapat menghadapi musuh utama kita kalau kita sendiri tak mengenal siapa iblis. jawabannya melalui pemaparan riwayat tentang pertemuan dan dialog antara Iblis dengan para nabi, rasul, maupun wali Allah yang saleh. Dari dialogi-dialog
Sudah sangat jelas bahwa Iblis adalah musuh yang nyata bagi manusia.
inilah terungkap jati diri, tugas, berbagai tipu daya, hingga pasukan Iblis. Dalam dialog-dialog itupula, Iblis membuka rahasia untuk selamat dari jeratan tipu dayanya. Iblis menjelaskan juga mengapa orang berilmu lebih ia takuti ketimbang seorang ahli ibadah, dan strategi apa yang khusus ia siapkan untuk menjerat umat Nabi Muhammad SAW ke dalam lembah dosa Buku ini Mengungkap Rahasia Iblis dibagi dalam empat bab. Bab Pertama, Kenali Musuh. Membahas tentang Tugas Iblis, “Madrasah Iblis”, Khutbah Iblis, Petuahpetuah Iblis. Bab Kedua, membahas tentang Langkah Iblis dalam meremehkan dosa. Cara mematahkan langkah iblis dalam mereme-
edisi 3 - 2016 23
SANTUNAN
resensi
hkan dosa. Bab Ketiga, langkah Iblis dalam aksinya menampakkan keburukan seolah-olah baik. Cara mematahkan langkah Iblis. Dialog seputar “Menampakkan Keburukan Seolah-olah Baik dan Kebaikan Seolah-olah jelek. Bab Keempat, Cara Iblis Meracunkan Pikiran yang ditutup sebuah Dialog dengan Iblis dengan Nabi Muhammad SAW. Ada hal yang menarik dalam halaman 28-29 tentang dialog Iblis dengan Nabi Isa AS, saat bertemu iblis di gerbang Bait al Maqdis. Kepada Nabi Isa AS, Iblis memberitahu tentang umat Nabi Musa yang telah berhasil dipengaruhinya untuk mengubah agama Yahudi, Kitab Taurat diubah menjadi Talmut. Lalu tentang ummatnya kelak akan menjadikan Nabi Isa a.s sebagai “Tuhan” terbukti. Kemudian ketika Nabi Isa a.s bertanya tentang
24 edisi 3 - 2016
ummat Muhammad Saw, Iblis mengaku tidak punya cara untuk menggangu mereka, akan tetapi strategi Iblis membuat umat Muhammad lebih mencintai dinar dan dirham daripada lezatnya kalimat “Laa Ilaaha Illallah”. Dalam perjalanan waktu hingga kini pengakuan Iblis itu terbukti nyata tentang kegilaan pada Dinar dan Dirham Buku kecil ini pantas untuk kita miliki karena pembahasannya mengacu kepada keterangan dali-dalill Al-Qur’an, Hadits Nabi, dan riwayatriwayat yang sahih. Juga untuk cemilan jiwa, karena dengan membaca buku ini, kita akan mengetahui strategi tentang Iblis dalam menggoda manusia, Sehingga, kita dapat lebih waspada terhadap tipu daya musuh abadi umat manusia ini, dan senantiasa meningkatkan kualitas iman untuk terhindar dari godaan Iblis. Wallahu a’lam.g
EDISI 3
konsultasi keluarga
Sepakat Berpisah Assalamu’alaikumWr.Wb. Bapak pengasuh Konsultasi yang saya hormati. Terlebih dahulu ana sampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya atas perhatian dan keikhlasan bapak membantu menyelesaikan problema keluarga kami beberapa waktu lalu. Namun dibalik itu juga ana memohonmaaf yang sebesar-besarnya atas sikap dan tingkah laku kami dalam proses mediasi yang bapak lakukan, dengan tulus dan ikhlas, semoga menjadi bagian amal shalih bagi bapak. Niat ana bersama dengan suami sebagaimana taushiyah yang bapak berikan ingin hidup bersama kembali, mengingat anak-anak kami masih kecil, juga kami termasuk aktif di dalam masyarakat, jangan gara-gara rumah tangga/keluarga kami tak lagi jadi contoh dan panutan bagi lingkungan di mana kami bertempat tinggal. Rupanya rencana kami tidak berbuah manis, tapi berakhir dengan pahit, karena kami akhirnya setelah mempertimbangkan dari berbagai aspek, sepakat untuk mengakhiri hidup sebagai suami isteri melalui mahkamah syar’iyah. Yang menjadi masalah adalah, “Kami ada dan memiliki sedikit harta kekayaan yang kami peroleh bersama setelahmenikah”. Bagaimana pula dengan anak-anak kami setelah kami bercerai, mohon taushiyahnya dan atas bantuannya ana ucapkan terima kasih. Wassalam (hamba Allah) di Kota Madani Jawaban pengasuh: Wa’alaikumussalam Wr.Wb. Jawaban pengasuh buat anda berdua. Pengasuh sangat menghargai kesungguhan dan i’tikad baik anda untuk kembali hidup rukunsebagai suami isteri, mengingat anak-anakmasih membutuhkan kasih sayang dari kedua orangtuanya, dan orangtua anda berdua juga sangat mendukung agar ishlah/berdamai.Rencana baik anda berakhir dengan rencana baik Allah. Di-
Diasuh oleh: Dr. Tgk. H.AbdulGani Isa, SH,M.Ag
Ketua Umum BP4 Provinsi Aceh
mana anda berdua akhirnya dengan kondisi yang berat harus sepakat dan menerima kenyataan ini, yaitu‘berpisah’secara damai melalui Pengadilan/ Mahkamah.Untuk itu buat anda berdua ambillah hikmah dari kasus ini dan senantiasalah betawakkal kepada Allah swt. Selanjutnya pengasuh menyampaikan beberapa hal kepada anda berdua sebagai berikut: Pertama,Wama karuwama karallah wallahu khairul makirin (Q.S. Ali Imran : 54). Kamu boleh merencanakan sesuatu, Allah juga membuat rencana, rencana Allah akhirnya yang baik. Berpijak pada isyarat Al-Qur’an tersebut, sudah tentu diambil hikmah, dan itulah jalan yang terbaik. Namun harus disadari berdua, agar ke depan dalam menjalani hidup baru selanjutnya anda berdua bisa merubah dan memperbaiki kebiasaan-kebiasaan yang selama ini dinilai kurang baik, tentu dari pengalaman hidup selama ini, ada yang kurang mendukung kepada keharmonisan atau dengan kata lain sakinah, mawaddah warahmah. Kedua, Berkaitan dengan harta bersama, sesuai yang diatur dalam Kompilasi Hukum
Islam (KHI), dapat diselesaikan secara bersama. Tentu diselesaikan dengan baik berdasarkan musyawarah berdua, artinya 50:50 (setengah untuk suami dan setengah lagi untuk isteri). Disini diperlukan kejujuran dan transparansi, artinya tidak ada yang disembunyikan, apalagi anda berdua sama-sama memiliki usaha sesuai profesi yang anda tekuni selama ini. Sesuai ketentuan Pasal 97 KHI disebutkan: Janda atau duda cerai hidup masing-masing berhak seperdua dari harta bersama sepanjang tidak ditentukan lain dalam perjanjian perkawinan. Ketiga, anda sudah menyepakati bahwa anak menjadi tanggung jawab bersama artinya, menyangkut biaya hidup, biaya pendidikan, pengobatan dan lainnya sepenuhnya tanggung jawab orang tua si anak (mantansuami), ...Wa’alal mauludilahu rizquhunna wakiswatuhun nabil makruf...(Q.S. Al-Baqarah : 233). (Kewajiban ayah menanggung biaya hidup ibu dan pakaiannya secara makruf), sedangkan pengasuhannya menjadi tangung jawab isteri kecuali bila si anak memilih bersama ayahnya. Hal ini sudah disebutkan dalam KHI dalam Pasal 105: Dalam hal terjadi perceraian: (a) Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya; (b) Pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz diserahkan kepada anak-anak untuk memilih di antara ayah atau ibunya sebagai pemegang hak pemeliharaannya; (c) Biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya. Demikian jawaban pengasuh, semoga bermanfaat hendaknya. Wallahu A’lamu bishawab!g
SANTUNAN
LEnsa
26 edisi 3 - 2016
EDISI 3
lensa
edisi 3 - 2016 27
SANTUNAN
catatan
P
agi itu, Jum’at 2/11/2016. Kami telah tiba di Kantor lebih cepat daripada hari biasa, terlihat dari kejauhan, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh bapak Drs, H. M Daud Pakeh melangkah dengan begitu cepat menuju tempat dimana kami menunggu kesiapan rombongan untuk berangkat ke Kota Subulussalam. “Bagaimana sudah siap semuanya,? Tanyanya kepada Kami. Keberangkatan ke Kota Subulussalam kali ini untuk menyukseskan kegiatan Resepsi Hut PGRI dan HGN Provinsi Aceh Tahun 2016 dimana Kakanwil Kemenag Aceh ditunjuk sebagai Ketua panitia Pelaksanaan Kegiatan tersebut. Setelah semuanya siap, Kakanwil beserta rombongan bergerak Menuju ke lokasi tempat Tim Marchind Band Gita Handayani Aceh yang juga akan berangkat Konvoi Piala Presiden yang telah mereka raih pertengahan November 2016 lalu ke Wilayah Barat Selatan. Seakan heran, kenapa seorang Kakanwil Kemenag Aceh datang menjemput dan menunggu kesiapan rombongan Tim Marchind Band untuk berangkat bersama, padahal ia bisa saja berangkat dengan rombongan lebih awal. Namun ia tetap menunggu semua rombongan, sehingga ada 2 Orang anggota ikut bersama kami Karena tidak cukup mobil yang telah mereka cater. Rupanya ada alasan kuat kenapa Kakanwil mendampingi bahkan memimpin rombongan, karena Anggota Marchind Band Gita Handayani ini merupakan kumpulan Siswa sekolah dan Siswa Madrasah dari Banda Aceh dan Aceh Besar,mereka adalah Putra putri Aceh berprestasi. Sejak awal berangkat, perjalanan ini sudah terasa beda, kegiatan “Arak” Piala Presiden Milik Tim 28 edisi 3 - 2016
Indahnya Kebersamaan Marchind Band Gita Handayani Aceh rupanya didampingi langsung oleh Kakanwil Kemenag Aceh. Tentu saja kegiatan ini semakin megah, ketika seorang Kakanwil mendampingi perjalanan anak anak ini untuk Arakan Piala dengan Cara melakukan Konvoi bersama ke Wilayah Barat Selatan. Awalnya kami mengira kalau peserta hanya sekitar 4-5 mobil saja atau sekitar 40 anggota, Namun, dalam perjalanan, kira - kira masih dalam kawasan Wilayah Aceh Besar, ada beberapa unit mobil yang telah menunggu disana, suasana semakin Meriah dikala iringan Konvoi ini dihiasi rapai dan seurune kalee. Suasana kian Meriah, iringan mobil sudah semakin ramai, peserta semakin semangat. Sambil memprihatikan mobil di depan, tiba - tiba, Kakanwil meerkat”inilah Indahnya bersama, betapa bahagian-
ya kita karena kebersamaan” Ucap Kakanwil. Kata-kata itu, bukan sekedar penghias bibir, akan tetapi kata kata itu penuh makna, kata kata itu tentu memiliki filosofi, peluh dan perjuangan yang ia bangun bersama dengan dinas pendidikan Aceh kian bermakna. Menyadari Komitmen membangun pendidikan Aceh tidak mungkin berjalan sendiri, sehingga menurutnya ego sektoral itu harus di buang demi mereka anak bangsa,generasi Aceh. Perjalanan tugasnya hari ini, bukanlah karena jabatannya sebagai Kakanwil Kemenag Aceh, akan tetapi Atas nama Pemerintah Aceh sebagai Ketua panitia Pelaksanaan Kegiatan HUT PGRI ke 71 dan HGN Provinsi Aceh Tahun 2016. Selama ini ia sebagai Kakanwil telah meletakkan pondasi bagus dengan dinas pendidikan dibawa
Pimpinan Hasauddin Darjo. Mereka Seakan satu, ketika Kadis pendidikan pendidikan Aceh tidak bisa menghadiri maka hal biasa kalau Kakanwil Kemenag Aceh yang membuka kegiatan begitu juga Sebalikny di saat Kakanwil tidak ada, Kadis pendidikan Aceh penggantinya,sehingga suasana seperti itu, hari ini menjadi hal biasa. Banyak hal telah dicapai dari kebersamaan mereka dalam membangun pendidikan Aceh, dimana hari ini siswa sekolah dan Siswa Madrasah tidak ada lagi diskriminasi, tidak ada lagi perbedaan kedua Siswa itu karena keduanya adalah Generasi masa depan Aceh. Kalaulah, Kakanwil Kemenag Aceh membawa rombongan dari Banda Aceh, maka disana Kepala Dinas Pendidikan Aceh menyambutnya di Kota Sada Kata.g
EDISI 3
opini
APLIKASI e-KINERJA GURU PAI PADA SEKOLAH DASAR KOTA LHOKSEUMAWE
Wildani
Peserta Diklat PIM Tingkat IV Angkatan I BDK Aceh Tahun 2016
P
enilaian Kinerja Guru merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh semua kepala sekolah yang selanjutnya diverifikasi oleh pengawas. Penilaian ini dilakukan setiap tahun, dan hasilnya harus dilaporkan kepada pengelola pendidikan yang ada di tingkat kabupaten/kota, yang selanjutnya diteruskan ke tingkat provinsi dan nasional. Oleh sebab itu penyampaian hasil Penilaian Kinerja Guru sangat dibutuhkan, baik oleh para guru maupun pengelola pendidikan. Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah guru yang mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum, mulai dari TK, SD, SMP, SMA dan SMK yang berada dibawah koordinasi Dinas Pendidikan pada setiap kabupaten atau kota. Sebagian besar adalah pegawai Pemda ( 99,32 %) dan sebagian kecil saja pegawai Kementerian Agama ( 0,68 %).
Namun pembinaan dan pengendalian mutu guru PAI dan pembayaran tunjangan profesi guru di tugaskan kepada Kantor Kemeterian Agama Kota Lhokseumawe. Hal ini sesuai dengan SKB 3 Menteri dan KMA Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Sistem Organisasi Kementerian Agama. Saat ini di Kota Lhokseumawe penyampaian laporan hasil penilaian kinerja guru berjalan lambat, bahkan ada sekolah yang tidak melaporkannya. Sebagai pembina guru Pendidikan Agama Islam, Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe marasa penting untuk mengupayakan percepatan laporan kinerja guru. Hal ini disebabkan laporan penilaian kinerja guru akan dijadikan salah satu
sumber pengembangan program peningkatan mutu guru PAI. Oleh sebab itu perlu dilakukan suatu terobosan dengan melakukan proyek perubahan yang menggunakan aplikasi e-kinerja agar penilaian dan penyampaian laporan kinerja guru dapat berlangsung tepat waktu. Selain penilaian kinerja, sasaran kinerja pegawai ( SKP ) dan
Usulan pangkat ( DUPAK ) untuk guru Pendidikan Agama Islam juga perlu diperhatikan oleh pengawas PAI. Saat ini pengawas PAI hanya berjumlah tiga orang sementara guru yang akan dibina mencapai 444 orang guru baik ASN dan Non ASN. Percepatan dan kemudahan dalam memberikan pelayanan kepada guru PAI perlu dilakukan,
Di Kota Lhokseumawe penyampaian laporan hasil penilaian kinerja guru berjalan lambat, bahkan ada sekolah yang tidak melaporkannya. edisi 3 - 2016 29
SANTUNAN
opini
mengingat jumlah mereka banyak dan keberadaan mereka yang strategis, yaitu dapat meningkatkan citra kinerja Kementerian Agama. Oleh sebab itu dilakukan pembuatan suatu aplikasi yang dapat melayani guru PAI tentang Penilaian Kinerja Guru ( PKG ), Sasaran Kerja Pegawai ( SKP ) dan Daftar Usulan Penghitungan Angka Kredit Guru ( DUPAK ). Aplikasi e-kinerja yang berisi PKG, SKP dan DUPAK ini dipilih menjadi proyek yang dilakukan selama mengikuti diklat PIM angkatan IV di Balai Diklat Keagamaan Aceh tahun 2016 dengan nama Aplikasi e-Kinerja Guru PAI. Aplikasi ini adalah seperangkat instrumen untuk mengukur kompetensi paedagogik, kepribadian, sosial dan profesional guru berbasis elektronik yang digunakan untuk menilai kinerja guru Pendidikan Agama Islam (PAI), menyusun SKP guru dan Menyusun DUPAK guru PAI. Adapun tujuan pembuatan Aplikasi e-Kinerja ini adalah untuk mempermudah dan mempercepat proses penyampaian laporan kinerja guru PAI, menyusun sasaran kerja pegawai dan usulan penghitungan angka kredit guru dengan tepat waktu, membantu guru, kepala sekolah dan pengawas dalam menjalankan tugasnya sebagai penilai kinerja guru. Penggunaan aplikasi ini sangat didukung oleh Kepala Kantor Kementerian Agama dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe. Adapun tahapan yang akan dilakukan untuk menerapkan Aplikasi e-Kinerja ini sebagai berikut : A. Jangka Pendek 1. Pembentukan Tim Pelaksana Kegiatan a. Membuat SK Tim Pelaksana b. Rapat Tim 2. Tersedianya Aplikasi e-Kinerja Guru
30 edisi 3 - 2016
a.
Mendesain Aplikasi b. Membuat aplikasi c. Uji coba Aplikasi 3. Menyusun Petunjuk Penggunaan Aplikasi a. Menyusun draf Petunjuk Aplikasi b. Sosialisasi Petunjuk Aplikasi 4. Menerbitkan Payung Hukum berupa SKB a. Membuat Surat Keputusan Bersama Tentang Penggunaan Aplikasi antara Kepala Kantor Kementerian Agama dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe 5. Sosialisasi Apilkasi e-Kinerja Kepada Stakeholder a. Membuat dan menyebarkan undangan Sosialisasi b. Melaksanakan Sosialisasi B. Jangka Menengah 1. Lounching Aplikasi e-Kinerja Guru PAI a. Bimtek di KKG Guru PAI Kecamatan Banda Sakti 2. Pelaporan Penilaian Kinerja Guru PAI a. Membuat surat edaran kepada kepala sekolah tentang pelaporan PKG guru PAI b. Laporan Penilaian Kinerja Guru PAI disampaikan kepada Seksi Pendis Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe. C. Jangka Panjang
1. Mopnitoring dan Evaluasi Penerapan Aplikasi e-Kinerja Guru PAI a. Mengirim surat Pemberitahuan Pelaksanaan Monev b. Pelaksanaan Monev Aplikasi e-Kinerja Guru PAI 2. Pengembangan dan Penggunaan Apliksi e-Kinerja Guru PAI a. Penambahan Menu SKP dan Dupak pada Aplikasi b. Melaksanakan Bimtek Aplikasi di MGMP SMP, SMA dan SMK c. Pendampingan Hasil Bimtek Dukungan terhadap aplikasi ini ditandai dengan adanya surat keputusan bersama untuk menggunakan Aplikasi e-Kinerja dalam melakukan penilaian kinerja guru PAI di Kota Lhokseumawe, dan pernyataan dukungan lainnya dari para stakeholder internal maupun eksternal. Akhirnya penulis berharap dengan diterapkan Aplikasi EKinerja Guru PAI dapat diperoleh manfaat diantaranya : a. Bagi Peserta diklat. Sebagai wujud nyata pelaksanaan tugas pokok dan fungsi jabatan sebagai Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan pelayanan pembinaan, pengawasan dan penilaian Kinerja kepada seluruh guru PAI yang ada di Kota Lhokseumawe b. Bagi Sekolah di Kota Lhokseumawe, adalah sebagai berikut : 1) Setiap kepala sekolah dapat menilai kinerja
guru PAI dengan aplikasi sehingga didapat laporan penilaian kinerja guru yang objektif dan tepat waktu. 2) Setiap pengawas sekolah dapat memantau kemajuan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam c. Bagi Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe 1) Setiap pengawas PAI dapat menilai kinerja semua guru PAI yang dibinanya dengan aplikasi sehingga didapatkan penilaian kinerja guru yang objektif, tepat waktu dan dapat mengidentifikasi masalah yang ada pada guru PAI. 2) Seksi Pendidikan Islam yang akan membayar tunjangan profesi guru PAI dapat menggunakan laporan kinerja guru PAI untuk membayar tunjangan profesi dengan efektif dan efesien, sehingga tujangan profesi dibayarkan kepada guru yang kinerjanya memenuhi syarat. 3) Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe, mendapatkan informasi yang jelas tentang permasalan guru PAI, sehingga dapat menentukan program kerja prioritas untuk guru PAI.g Banda Aceh, 15 Desember 2016 Project Leader Wildani, S. Pd NIP. 196811031997032002
EDISI 3
catatan
ORGANISASI KADER SISWA PENEGAK SYARIAH MADRASAH ALIYAH BIREUEN ( KSPS-MA)
Iskandar, S.HI
Peserta Diklat Keagamaan Tingkat IV Angkatan I BDK Aceh Tahun 2016
K
emajuan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan dan isi dari pendidikan itu sendiri, kemajuan teknologi tidak dapat dipungkiri dan merupakan keniscayaan di era globalisasi saat ini, untuk itu perlu diarahkan agar perkembangan kemajuan suatu bangsa tidak lantas menenggelamkan sisi-sisi luhur agama dan budaya bangsa akibat masuknya budaya asing (terutama yang negative) melalui kemajuan teknologi informasi. Sebagai langkah pencegahan tercemarnya pola pikir dan prilaku masyarakat khususnya pelajar/ siswa maka perlu adanya perhatian serius dari generasi tua untuk membimbing dan mengarahkan generasi muda, terutama pejabat pemerintah, namun demikian tentunya harus ditempuh dengan metode-metode kekinian agar sesuai dengan perkembangan za-
man. Jka kita mau menilik kemasa lampau kejayaan islam, Dalam konteks pendidikan, jelas bahwa kecerdasan intelektual tidak lantas menjamin lahirnya pribadi yang paripurna demikian juga kecerdasan emosional, agaknya islam lebih menitik beratkan kecerdasan spiritual sebagai dasar upaya dalam mendidik generasi, tentunya dengan pendekatan alquran dan hadits (akhlak Rasulullah SAW), untuk itu Kementerian Agama khususnya Kabupaten/ kota agaknya dapat mengoptimalkan keberadaan bidang penyelenggara Syariah khususnya dalam bidang pembinaan syariah untuk melakukan upaya dimaksud dengan melakukan kerja nyata
merangkul dan “mempengaruhi” pemangku kebijakan agar mau turut serta mewujudkan generasi penerus yang berkualitas imtaq dan unggul juga secara iptek Adapun upaya yang dapat ditempuh dengan pembentukan Organisasi Kader Siswa Penegak Syariat Madrasah disetiap jenjangnya untuk dijadikan sarana mengajarkan siswa/i agar dapat menjadikan syariat islam sebagai bagian dari keseharian mereka dalam kehidupan seharihari secara lebih tajam, tentunya dengan pemahaman yang benar dan jauh dari nilai- nilai kesesatan dan penyimpangan. Pada dasarnya Bukan hanya di dunia pendidikan formal Madrasah saja KSPS Perlu
dibentuk akan tetapi juga di setiap sekolah umum karena baik pendidikan Madrasah dan pendidikan umum juga nantinya akan melahirkan generasi penerus bangsa yang notabenenya akan berkiprah dalam pemerintahan dan masyarakat pada umumnya tanpa melihat lagi asal pendidikannya( mengutip pemikiran Kakanwil kemenag aceh bapak Daud Pakeh pada rakor kua se-aceh di Asrama Haji 28 November 2016 ), lebih jauh lagi agaknya organisasi ini juga dapat di bangun di setiap desa- desa mengingat dewasa ini dipedesaan sendiri persoalan penegakan syariah/implementasi syariah juga tak jarang kita jumpai kurang maksimal, mirisnya lagi di
edisi 3 - 2016 31
SANTUNAN
catatan
aceh saat ini ada desa-desa yang untuk melahirkan kader imam saja sangat sulit dan hampir tidak ada pribadi yang ideal, persoalan ini jika di biarkan tanpa perhatian maka dapat dibayangkan apa yang akan terjadi sepuluh atau dua puluh tahun yang akan datang. Persoalan penegakan syariat khususnya di provinsi aceh merupakan tanggung jawab kita semuanya, tidak hanya diserahkan kepada instansi tertentu saja, akan tetapi semua pihak, pemerintah, lembaga pemerintah, ormas bahkan setiap pribadi muslim, untuk itu khususnya di kabupaten Bireuen Pembentukan KSPS-MA ini sangat didukung oleh tim efektif, pemerintah Kabupaten Bireuen sebagai Stakeholder eksternal maupun dikalangan Kementerian Agama
32 edisi 3 - 2016
sendiri selaku stakeholder internal. Untuk berlangsungnya proses pengkaderan siswa/i maka peran guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), guru-guru lainnya yang mampu, tenaga/ staff pada bidang penyelenggara Syariah Kemenag Bireuen, Majelis Permusyawaratan Ulama, BNN, LPPOM Aceh,dinas Syariat Islam, Kepolisian dan lembaga pemerintah/non pemerintah lainnya Sebagai bukti dukungan stakeholder eksternal dan internal tertuang dalam surat pernyataan dukungan. Dan diharapkan kedepan seluruh Madrasah aliyah dan juga sekolah umum serta desa desa yang ada di Kabupaten Bireuen dapat terbentuk organisasi kader penegak syariah dengan konsep tersebut diatas, Insha Allah.g
Sebagai bukti dukungan stakeholder eksternal dan internal tertuang dalam surat pernyataan dukungan.
EDISI 3
CERPEN
Imanuel Naik Haji Teuku Azhar Ibrahim, Lc.
Teuku Azhar Ibrahim, Lc. Pengarang Novel Burung Rantau Pulang ke Sarang, Pimpinan Pesantren Baitul Arqam Sibreh.
D
i pinggiran danau Toba Imanuel lahir dan besar dari keluarga kurang mampu, umur tiga puluh satu tahun ia naik status jadi suami, menikahi seorang wanita pilihan hati. Karena alasan adat, perkawinannya kurang mendapat restu dari keluarga besar, tapi ia tetap menjalani hidup dengan tambatan hati. Bak kata pepatah “malang tak dapat ditolak, untuk tak dapat diraih.” Setelah satu tahun berkeluarga, istrinya hamil dan Imanuel bahagia walau ekonomi sangatlah sulitnya. Kebahagian pudar saat istrinya hamil tujuh bulan, tertimpa satu jenis penyakit yang tidak banyak diketahui orang. Meninggallah ia dengan bayi dalam kandungan. Peristiwa duka itu membuat Imanuel sangat meradang, ditambah pula banyak macam cerita miring soal dirinya, mulut orang bilang, “ia ditolak alam.”
Akhirnya ia memutuskan untuk merantau ke negeri orang. Ia pamitan sama paman, adik dan abangnya. Kebetulan kedua orang tua sudah tidak ada ketika Imanuel baru duduk di kelas enam esde. Semua anggota kelu-
arga menanggapi dingin, bahkan ada yang menantang, “Mau kemana kau Manuel, dikampung sendiri saja, kau hampir lapar, apalagi di negeri orang.” Tantangannya itu menambah semangat Imanuel untuk bertualang, karena pendidikan rendah pengalaman pendek, ia hanya berani jadi buruh di kebun sawit. Maka bertolaklah ia ke pedalaman Sumatra untuk mencari kehidupan baru, tak sadar Manuel sudah melintas batas propinsi. Pada akhirnya tenaganya dipakai di sebuah kebun sawit milik pribadi. Gaji yang dijanjikan lumayan besar, dalam pikiran Manuel dia bisa pulang bawa mobil, tapi akhir bulan selalu ada alasan untuk memangkas gaji, bahkan cukong empunya kebun
itu bersumpah demi Tuhan di Sorga, tapi hidup Manuel di kebun bagai dalam neraka. Sesama buruh kebun sawit mereka punya jaringan komunikasi yang berpunca di warung kopi. Dapatlah berita tentang seorang pemilik kebun yang pemurah hati, namanya Haji Dinar. Gaji yang dijanjikan tidak besar tapi bonus yang membuat banyak pekerja kebun betah. “Imanuel, kalau kau mau ikut kerja dengan kami saat perkenal dengan empunya kebun, kau bilang namamu Iman.” Saran kenalan barunya sesama tukang kebun. Maka ia pun hengkang dari majikan lama menuju majikan baru. Pada saat wawancara Haji Dinar bertanya pada Imanuel motivasi ia bekerja di kebun sawitnya.
edisi 3 - 2016 33
SANTUNAN
cerpen
“Aku mau naik haji.” Jawab Imanuel singkat. Haji Dinar termangut-mangut, belum pernah ia dapat pekerja yang punya niat naik haji. Selanjutnya Imanuel menceritakan hidupnya yang tidak beruntung, dan dia berhasil menyembunyikan bahwa dirinya bukanlah seorang Muslim. Selesai interview kawan yang memperkenalkan Manuel kepada Pak Haji Dinar protes. “Kenapa kau berbohong, kalau pun kau bukan Muslim diterima juga kerja, yang penting kau kerja bagus.” “Aku bingung mau jawab apa, karena sering kudengar kalian bicara soal naik haji, dan kalau ada yang pelit, juga bilang mau naik haji. Sudahlah itu saja yang keluar dari mulutku.” Imanuel pun bekerja sungguh-sungguh, apalagi setelah dapat gaji bulan pertama ada tambahan bonus, nyaman hati Imanuel. Haji Dinar pun sering memotivasi kawan-kawan sekerja dengan Iman untuk punya cita-cita naik haji. Karena Haji Dinar seorang yang taat, jika sedang berkunjung ke kebun ia bawa makanan untuk para pekerja dan biasanya selepas makan ada shalat dhuhur berjamaah. Berpura-puralah Imanuel ikut shalat dan ada juga dari kalangan Muslim sendiri yang shalat karena perintah Haji Dinar, sesudah berpisah dengan Haji Dinar ia pun berpisah dengan shalat. Lama kelamaan Imanuel penasaran dengan kata Naik Haji yang pernah ia ucapkan, apalagi jika ada siaran di tv tentang pelaksanaan ibadah haji di Makkah. Ia pun tidak pernah keluar dari kawasan kebun, tidak pula pulang liburan ke kampung halamannya, pergaulannya sera-
34 edisi 3 - 2016
tus persen dengan orang-orang Muslim, baik yang sama-sama bekerja dengannya di kebun atau pasar, dan kedai kupi tempat ia biasa rehat. Bila pekerjaan tidak terlalu sibuk dan berat di kebun, ia datang ke sebuah surau yang pengajiannya diisi oleh ustaz-ustaz utusan dari organisasi-organisasi Islam dan dai perbatasan. Lama ia mengikuti pengajian hingga paham secara garis besar tentang Islam, dan terutama haji. Setelah ia merasah yakin dan mantap, maka ia sampaikan kepada salah seorang ustaz bernama Fauzan, bahwa ia ingin masuk Islam. Malam itu Imanuel disyahadahkan di sebuah surau sederhana di tengah kebun sawit. Resmi sudah ia menjadi anggota masyarakat, dan banyak orang yang mengenalnya terkejut mendengar Iman ternyata non-muslim dan nama aslinya adalah Imanuel. Keesokan hari, Imanuel bersama Rahmat sahabat setianya bertandang ke rumah Haji Dinar berjaraknya lumayan jauh. Untung pula ada salah seorang pekerja sudi meminjamkan sepeda motornya yang masih baru. “Pak Haji..., aku minta maaf, dulu aku berbohong soal
naik haji. “ Haji Dinar pun tertawa mendengar pengakuan Imanuel. “Saya sudah tahu tidak lama setelah kamu bekerja, karena kerjamu bagus saya tidak peduli dengan kebohongan itu, malah saya berdoa agar kamu dapat petunjuk dan bisa naik haji, Alhamdulillah kamu sudah dapat petunjuk” Imanuel merasa sangat malu dengan penjelasan Haji Dinar tentang dirinya. “Malam ini saya mau buat kenduri sedikit untuk menyambutmu sebagai seorang muallaf, jadi jangan pulang dulu.” Tegas Haji Dinar. Haji Dinar mengundang berberapa tokoh masyarakat, tetangga dan semua pekerja di kebunnya, termasuk ustaz yang mengislamkan Imanuel. Jadilah Imanuel orang penting malam ini, semua hadirin menyalami Imanuel selepas makan malam. Beberapa orang menawarkan bantuan, “Kalau ada yang bisa saya bantu jangan segan menghubungi saya.” Ucap beberapa tokoh masyarakat. Sebelum berpisah Imanuel mendekati Ustaz Fauzan. “Ustaz..., naik haji berapa perlu uang?” “Saya tidak tahu pasti, paling tidak harus punya sekitar empat puluh hingga lima puluh juta, pastinya tanya saja sama
Haji Dinar”, Balas Ustaz Fauzan. “Terima kasih Ustaz... malu aku tanya sama Pak Haji.” Dalam perjalanan pulang. Imanuel menghitung-hitung antara pendapat bulanan yang ia peroleh dengan ongkos haji yang mahal. Imanuel menimbangnimbang, kalau pun punya lima puluh juta itu tentu ia akan beli tanah buat bikin rumah, beli sepeda motor, menikah tidaklah selamanya harus menduda. Akhirnya haji itu sendiri menjadi sangat pelik bagi Imanuel, sisi lain ia juga sangat penasaran dengan perkumpulan jutaan orang di kota Mekkah, maka ia tak pernah lepas lagi dari kata “Haji.” Imanuel membuat keputusan untuk mengumpulkan uang naik haji. Ia bekerja lebih bersemangat dengan harapan ada bonus-bonus tambahan untuk mempercepat ia naik haji. Namun nasib berkata lain, saat tambungannya mencapai lima juta rupiah, Haji Dinar mengumpulkan semua pekerja di kebunnya. Tidak ada yang menyangka bahwa pertemuaan itu menjadi sangat penting buat para pekerja. Dalam pertemuan tersebut Haji Dinar mengumumkan, bahwa kebunnya akan dijual dan sudah ada pembeli. Haji
EDISI 3
CERPEN
Dinar menjelaskan secara bisnis perkebunan sawit tidak akan memberi untung karena proses selanjutnya tergantung pada perusahaan besar, kebijaksanaan perusahaan tidak bisa ditebak, harga pun mereka yang tentukan. Pertimbangan lain kebun sawit dalam jangka waktu lama akan merusak ekosistem, tanah akan kering pada akhirnya air laut akan meresap dalam rawarawa yang selama ini dipakai untuk menanam sawit. Kalau air laut sudah meresap masuk ke darat maka punahlah semua tumbuhan produktif. Disamping itu, Haji Dinar merasa sudah tidak mampu lagi mengelola, umurnya hampir menembus angka tujuh puluh lima tahun. Anak-anaknya lebih memilih karir sebagai pegawai dari pada usahawan. Haji Dinar memohon maaf atas keputusan yang terasa berat bagi pekerja kebun. Imanuel merasa sangat terpukul, semua cita-citanya jadi redup begitu saja, termasuk cita-cita naik haji, air di bola matanya sempat berlinang. Haji Dinar memahami kondisi Imanuel, ia panggil Imanuel secara terpisah. “Apa rencanamu selanjutnya Iman?” “Aku tak tahu Pak Haji, mau pulang pun sudah
tidak diterima sama keluargaku karena sudah pindah agama, keahlian lain pun tidak ada.” balas Imanuel, sebenarnya ia ingin sekali menyampaikan tentang naik haji kepada Haji Dinar, tapi ia tekan keinginan itu dalamdalam karena akhirnya dia mengerti bahwa naik haji urusan mewah, hanya bagi mereka yang mampu saja dan punya kemudahan, tidak untuk semua orang. “Iman, saya ada mengwakafkan tanah dua hektar, seribu meter akan saya berikan sebagai hak guna; kalau kamu meninggal sebelum punya keturunan maka tanah itu akan masuk kembali ke dalam hitungan dua hektar, tapi kalau kamu punya keturunan maka akan sah menjadi milik keturunanmu. “ “Terima kasih Pak Haji” Imanuel memeluk Haji Dinar erat-erat. Maka surat wakaf tanah pun dibuat, termasuk surat hak guna bersyarat kepada Imanuel. Beberapa orang pekerja kebun sawit Haji Dinar yang dapat PHK serentak pindah ke tanah pinjaman Haji Dinar. Mereka bergotoroyong membuat pagar dan membangun pondok tempat tinggal. Dari situ mereka bergerak mencari informasi kerja, satu minggu lamanya hasil yang diperoleh nihil, kalau pun ada tawaran
gaji sangat tidak layak. Akhirnya mereka memutuskan mengumpulkan modal untuk bercocok tanam, hanya tiga orang saja yang sepakat, Imanuel, Rahmat dan Roni, selebihnya pulang kampung. Dengan semangat menggebu merekapun mengolah tanah untuk menanam cabe, mereka bekerja keras untuk itu, kalau pun tidak cukup untuk naik haji minimal cukup untuk mempertahankan hidup. Kerja keras selalu ada hasil, demikian hukum alam berlaku, panen cabe berlipat ganda, kualitas prima, tapi harga di pasar anjlok sampai titik paling rendah. Jangankan untung balik modal saja tidak, mau dikeringkan pun tidak bisa karena hujan terus menerus turun. Sambil membawa beberapa kilo sebagai hadiah untuk Haji Dinar, mereka menyampaikan keluhan akibat kerugian di bisnis pemula. “Lain kali kalau tanam cabe ketika harga lagi murah, jangan pada saat harga tinggi, atau begini saja, tanam ketika saya suruh tanam. Untuk saat ini tanam saja kacang hijau dan sayuran.” Demikian nasehat Haji Dinar yang punya naluri usaha. Walau mereka semua sepakat untuk menganguk pesan
Haji Dinar, tapi Roni dan Rahmat mengundurkan diri, mereka pilih pulang kampung dengan harapan mencari pekerjaan lain atau bertani di kampung halaman. Sementara Imanuel tidak punya pilihan kecuali bertahan dengan nasehat Haji Dinar. Berbulan-bulan Imanuel sendirian memacul tanah sambil menanti perintah Haji Dinar untuk menanam cabe, dan masa pun tiba. Haji Dinar datang dengan membawa bibit, pupuk serta peralatan lain untuk menanam cabe. Mulailah Imanuel fokus pada cabe sambil membayangkan dirinya berada di kota Mekkah. Memang nasib baik lagi bersama Imanuel, ketika panen kualitas agak menurun dibanding yang pertama, tapi harga cabe meroket mencapai harga tertinggi sepanjang sejarah harga cabe di pasar induk. Imanuel jadi orang kaya mendadak, tapi ia tidak lupa daratan. Semua hasil penjualan ia serahkan kepada Haji Dinar, dia ambil sebagian kecil untuk persiapan hidup sehari-hari. “Pak Haji ini hasil penjualan semua untuk kita naik haji.” Ucap Imanuel. Haji Dinar menghitung cepat tumpukan uang atas meja dan berkata sambil tersenyun. “Itu hanya cukup untuk kamu saja, bukan untuk kita.” Imanuel terseyum getir. “Jangan kamu risaukan tentang saya, ambil uang itu setor untuk haji, tahu caranya? “ lanjut Haji Dinar. “Tidak Pak Haji, tolonglah saya didaftarkan agar bisa naik haji.” Balas Imanuel. Haji Dinar menelpon anaknya untuk mengurus pendaftaran haji Imanuel. Seminggu kemudian, Imanuel balik lagi ke rumah Hajid Dinar dan bertanya “Kapan kita naik haji ?” “Bukan kita, kamu antri-
edisi 3 - 2016 35
SANTUNAN
cerpen
annya 18 tahun lagi, kalau saya tahun depan naik haji plus.” “Wah..., nggak adil ini, Pak Haji, Siapa bisa jamin kita masih hidup 18 belas tahun lagi.” Balas Imanuel. “Persoalan bukan sampai di Mekkah, tapi usaha yang kita lakukan.” Jawaban Haji Dinar membuat Imanuel tak berkutik. Sejak saat itu Imanuel tidak lagi bicara soal haji, dia anggap sudah selesai tinggal menunggu waktu. Selanjutnya dia sibuk dengan cabe, bawang dan tomat. Setahun kemudia Haji Dinar memanggil Imanuel ke rumahnya, dan menyampaikan bahwa mereka akan berangkat bersama-sama naik haji tahun itu. Karena Haji Dinar perlu seseorang yang akan menemaninya selama perjalanan berhubung beliau sudah berumur. Haji Dinar mengharapkan salah satu anaknya akan menemani dengan syarat semua bea untuk haji plus ditanggung sendiri oleh salah satu orang anak. Dengan berbagai alasan semua menolak tapi mereka sepakat menjadikan Imanuel sebagai pendamping dan pemindahan dari haji biasa menjadi haji plus untuk Imanuel diurus oleh anak-anak Haji Dinar. “Kamu hanya persiapkan diri untuk berangkat, dan ikut bimbingan haji juga kajian-kajian tentang Islam lebih banyak lagi.”tegas Haji Dinar. Waktu berjalan begitu cepat, bulan puasa Imanuel fokus di masjid-masjid untuk mendalami tentang Islam. Waktu untuk berangkat pun tiba. Seperti biasanya diantar oleh sanak famili dan kenduri pelepasan, kecuali Imanuel tetap dalam kesendirian tapi dapat serpih kemeriahan. Rombongan Haji Dinar dan Imanuel lebih awal ke Madinah baru ke Mekkah, Imanuel
36 edisi 3 - 2016
merasa masuk dunia baru dan dirinya menjadi orang lain. Tidak pernah terbayang dalam hidupnya akan naik pesawat selama berjam-jam, makan enak dan tidur di hotel mewah. Bisa berjumpa dengan orangorang seluruh dunia, dan di atas segalanya ia sebagai seorang muallaf miskin bisa naik haji. Berulang kali ia ucapkan di hadapan Haji Dinar. “Pak Haji, aku sudah puas sekali hidup ini, tak punya citacita lain lagi setelah ini, tidak pulang lagi pun tidak masalah. “ “Itu karena kamu orang yang bersyukur, Allah kasih apa yang kamu inginkan, kita pergi sama-sama, pulang juga sama-sama, jangan tinggal di sini. “ Haji Dinar terus juga mengulangi nasehat yang sama. Berangkatlah mereka dari Arafah menuju muzdalifah dan terus ke mina, pagi itu suasana sangat padat, manusia seperti air bah yang menerjang, Haji Dinar memutuskan untuk melakukan segala sesuatu sendiri tanpa diwakilkan, ia merasa ini adalah
kesempatan hajinya yang terakhir. Ia mengandalkan Imanuel untuk banyak hal dengan pertimbangan Imanuel masih muda dan kuat. Keluar dari jamarah terakhir, Haji Dinar terasa sangat lelah, demikian juga Imanuel yang terus membentengi Haji Dinar dari himpitan saat pelemparan. Akhirnya Haji Dinar tidak mampu berjalan lagi, Imanuel menggendong Haji Dinar dan terus berjalan mengikuti keramaian, ia lupa harus kembali ke Kemah OHN plus, dan Imanuel juga telah kehilangan arah. Imanuel meneruskan hingga ke Masjidil Haram, seorang jamaah haji dari Afrika melihat Imanuel sudah sangat lelah dan lalu ia tawarkan kursi roda milik ibunya yang tidak terpakai lagi. Dengan kursi roda itu, Imanuel tawaf dan mentawafkan Haji Dinar. Setelah semua selesai ia istirahat di jalan keluar Babussalam. Ia perhatikan Haji Dinar sudah tidak bergerak lagi dan sesungguhnya Haji Dinar sudah diam untuk selamanya, entah
pada saat tawaf atau sa’i. Berteriaklah Imanuel keras-keras minta tolong. Polisi dan para jamaah lain segera mendekat. Haji Dinar dan Imanuel dilarikan ke rumah sakit, ternyata Imanuel pun terjatuh pingsan dan tak lama kemudian menghembus nafas terakhir. Analisa dokter mengatakan Imanuel meninggal karena kelelahan dan dehidrasi, Haji Dinar karena faktor umur, kelelahan dan suhu panas. Setelah mereka dimakamkan banyak orang memberi komentar, ada yang bilang; Imanuel tidak mengikuti prosedur evakuasi, tidak ada yang tahu apakah ia tidak ikut klas prosedur evakuasi darurat atau memang tidak diajar sama sekali. Sebagian lagi bilang; itu memang sudah keinginan mereka untuk tidak pulang lagi. Kelompok terakhir punya resume penting; takdir Allah tak dapat ditolak. Dan banyak orang memilih analisa terakhir untuk membentengi diri dari rasa bersalah. The end.g
EDISI 3
OPINI
Pentingnya Belajar Ilmu Haji Tgk. Irfan Siddiq
Jurnalis Santri Binaan Kanwil Kemenag Provinsi Aceh
S
ejak hadirnya agama islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ke permukaan bumi, kehidupan manusia semakin mengalami perubahan kepada arah yang jauh lebih baik. Hadir dengan sifatnya yang jujur, berkeperibadian santun, arif dan bijaksana, semakin menguatkan posisi Rasulullah pada ketika itu. Dimana sejarah juga mencatat, kehadiran Rasulullah SAW juga membawa arah manusia dari kebiasaan jahil dan tidak beradab, menjadi lebih santun dan berpengetahuan. Ini tidak terlepas dari sebuah pernyataan Baginda SAW secara langsung (hadist), bahwa ia Diutus oleh Allah SWT tidaklah lain kecuali untuk memperbaiki akhlak umat manusia. Kemudian, Allah juga menggambarkan kemuliaan sifat Rasul yang bergelar Al-amin ini dalam sebuat Firman-Nya, yaitu surat al-ahzab ayat 21 yang berbunyi :
Selain memiliki keperibadian yang santun, Rasulullah SAW juga dikenal sebagai sosok yang sangat mencintai ilmu pengetahuan. Hal ini terlihat dalam kesehariannya yang sangat gigih berdakwah kepada pengikut dan sahabatnya ketika itu. Dakwah rasulullah ketika itu, selain mengajarkan ketauhidan, juga memberi pengetahuan kepada umat islam untuk menaati normanorma kehidupan sesuai perintah Allah, serta tata cara ber’ubudiyah kepada Allah. Setelah Ia mendapat mukjizat Al-Qur’an dari Allah, penyiaran agama islam dengan
metode mengadakan majelis ilmu pengetahuan, semakin membuat Rasulullah diterima oleh penduduk Arab ketika itu. Mengingat, sebelum datangnya ajaran islam, penduduk Mekkah identik dengan menyembah berhala, berkelakuan keji, dan melakukan kesyirikan, kejadian ini disebabkan kejahilan yang dialami umat manusia ketika itu. Pentingnya ilmu pengetahuan bagi umat islam, juga ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah,
ٍ ِس اِبن مال ك قَ َل قَ َال َر ُس ْول هللا صلى َ ُ ْ ٍ َْع ْن اَن ِ ضةً َعلى ُك ّل َ ْب الْع ْلم فـَْري ُ َهللا عليه وسلـم طَل ِ ِ ِ ِ ِ ِ مسلٍِم ِالَنَا ِزيْر ْ ووض ًع العِْل ِم ِعْن َد َغيـُْر ْأهله َك ُمقلّد ُْ ب َ ْلَْوَهَرولَ ْلؤلَُؤ َوالذ ََّه “Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, memberikan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya seperti orang yang mengalungi babi dengan permata, mutiara, atau emas.” (H.R.Ibnu Majah) Selain itu ada beberapa nash yang didalamnya terdapat anjuran bagi umat islam menuntut ilmu. Karena pada hakikatnya, bagi umat islam ilmu adalah diibaratkan sebagai imam, dan amal adalah berperan sebagai makmum, sehingga yang wajib didahulukan adalah menuntut ilmu, supaya amal jadi berguna. Maka dari itu, menuntut
ِ ِ ُس َوةٌ َح َسنَةٌ لِ َم ْن ْ لََق ْد َكا َن لَ ُك ْم ِف َر ُسول َّالل أ ِ َكا َن يـرجو َّالل والْيـوم اآلخَر َوذَ َكَر َّاللَ َكثِ ًريا َ َْ َ َ ُ َْ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
edisi 3 - 2016 37
SANTUNAN
OPINI
ilmu tentang amal ibadah, adalah kewajiban baginya. Menjadi seorang muslim mukallaf, tentu tidak terlepas dari pada kewajiban-kewajiban yang telah menjadi bagian dari rukun islam. Setelah keislaman seseorang menjadi legal lewat kalimat dua syahadat, Allah juga mewajibkan kepada umat islam untuk melaksanakan shalat lima waktu, ibadah puasa, membayar zakat, dan melaksanakan ibadah haji bagi orang yang mampu, ini yang kemudian dinamai dengan rukun islam. Jika kelima rukun tersebut terpenuhi, maka sempurnalah islam seseorang. Namun demikian, melaksanakan ibadah haji tidaklah menjadi kewajiban bagi seorang muslim yang belum memiliki kemampuan melaksanakannya. Karena dalam redaksi dalil perintah haji, Allah menyebutkan bahwa haji wajib dilaksanakan bagi seseorang yang memiliki kemampuan untuk melakukan perjalanan menuju baitullah (kota suci Makkah), sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-qur’an Surat Ali Imran ayat 97. Para ulama menafsirkan maksud perjalanan pada ayat tersebut adalah sehat, berkecukupan finasial, dan aman dalam perjalanan. Dalam beberapa referensi, haji menurut definisi bahasa adalah menyengaja atau menuju dan mengunjungi. Menurut etimologi bahasa Arab, kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah syara’, haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula.Yang dimaksud dengan tempat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain Ka’bah dan Mas’a(tempat sa’i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina.Yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Zulhijah. Adapun
38 edisi 3 - 2016
amal ibadah tertentu ialah thawaf, sa’i, wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan lain-lain (sumber: wikipedia). Dalam perjalanan sejarahnya, ibadah haji merupakan ibadah yang telah ada sejak Nabi Ibrahim menjadi rasul Allah. Begitu pula dengan Ka’bah, simbul utama umat islam dan ikon dari ibadah haji itu sendiri, adalah Nabi Ibrahim berserta anaknya Nabi Ismail yang membangunnya, hal ini tergambarkan dalam Al-Qur’an surat Al-hajj ayat 26. Kehadiran Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul akhir zaman, membuat ibadah haji kembali disyariatkan. Ibadah haji yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah dengan beberapa perbedaan dari apa yang pernah ada sebelumnya. Dan ibadah haji pertama kali diwajibkan bagi umat Nabi Muhammad yaitu pada tahun ke-6 Hijrah. Pada tahun tersebut Rasulullah bersama lebih kurang 1500 orang telah berangkat ke Makkah untuk menunaikan fardhu haji tetapi tidak dapat mengerjakannya karena dihalangi oleh kaum Quraisy, imbas dari kejaian ini akhirnya lahir satu
perjanjian yang dinamakan dengan Perjanjian Hudaibiah. Perjanjian itu membuka jalan bagi perkembangan Islam dimana pada tahun berikutnya (tahun ke-7 Hijriyah), Rasulullah dapat mengerjakan Umrah bersama dengan 2000 orang umat Islam. Kemudian pada tahun ke-9 Hijriyah, ibadah haji pertama kali dilaksanakan oleh Rasulullah, dimana Ia mengarahkan Abu Bakar Siddiq untuk mengetuai rombongan 300 orang umat Islam. Dewasa ini, melaksanakan ibadah haji adalah suatu hal yang berat bagi sebagian orang, terutama umat islam yang berasal dari Indonesia, dimana Indonesia tercatat sebagai negara berpenduduk umat islam terbesar di dunia, dan letak geografis antara Indonesia dengan Arab Saudi, tempat dimana umat islam harus menunaikan ibadah haji, jaraknya lebih dari 7900 kilometer. Inilahyang kemudian menjadi penyebab bagi masyarakat Indonesia yang ingin melaksanakan haji harus mengantri bertahun-tahun lamanya, dan harus mengeluarkan biaya yang besar. Bagi setiap orang yang
akan melaksanakan ibadah haji, ada baiknya benar-benar mempersiapkan diri dengan baik dan matang. Mengingat, ibadah haji adalah sesuatu yang jarang ditunaikan, sehingga perlu pengetahuan dan latihan yang cukup agar pada pelaksanaannya tidak ada rukun dan wajib haji yang tertinggal, atau tidak ada pelanggaran-pelanggaran yang kita lakukan. Dr. Mustafa Dib Al-Bugha, salah satu pakar islam, dalam bukunya Fiqh Islam Lengkap Madzhab Syafii, turut merangkum beberapa poin penting yang harus diketahui oleh seseorang yang akan melaksanakan ibadah haji, antara lain adalah 1. Syarat Yang Mewajibkan Haji Syarat yang mewajibkan sesoran untuk melaksanakan ibadah haji adalah Islam, baligh (cukup umur), mempunyai akal yang sehat, orang merdeka, memiliki biaya dan kendaraan untuk melakukan perjalanan ke tanah suci Mekkah, terjaminnya keamanan saat melakukan perjalanan, dan
EDISI 3
Opini
memungkinkan seseorang untuk melakukan perjalanan dengan memakan waktu yang lazim seperti biasanya. 2. Rukun Haji Bagi seseorang yang akan melaksanakan ibadah haji, adapun rukun yang wajib di laksanakan saat beribadah haji adalah ihram beserta niat, yakni memakai pakaian ihram, berniat melakukan ihram (mengharamkan diri untuk melakukan perkara yang membatalkan ibadah haji) pada tempattempat yang telah ditentukan. Selanjutnya, rukun haji yang kedua adalah wukuf atau berhenti di padang Arafah pada hari tanggal 9 Dzulhijjah. Kemudian yang ke tiga adalah thawaf
(berkeliling) ka’bah di Baitullah, yang ke empat lari-lari kecil diantara bukit shafa dan marwah atau yang sering di kenal dengan sa’i, serta yang kelima adalah mencukur atau memendekkan sebagian rambut yang ada di kepala. 3. Kewajiban Haji Adapun kewajiban haji selain dari pada rukun haji ada tiga perkara, yaitu ihram di miqat atau tempat-tempat memulai ihram sesuai yang telah digariskan oleh Rasulullah Saw serta sahabatnya. Untuk kewajiban yang kedua adalah melontar jamrah yang tiga (jamrah ula, wustha, dan ‘aqabah) pada hari tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah, sedangkan jam-
rah aqabah pada hari qurban tanggal 10 Dzulhijjah. 4. Sunnah dalam Ibadah Haji Perkara yang tergolong dalam sunnah ibadah haji adalah Ifrad (mendahulukan ibadah haji dari pada umrah), membaca talbiyyah (labbaikallahumma labbaik, hingga seterusnya), tawaf qudum, mabit di muzdalifah, shalat dua rakaat sesudah tawaf, mabit di mina, dan tawaf wada’ (tawaf perpisahan). Terlepas dari penjelasan penting diatas, untuk lebih mendalami ilmu haji, ada baiknya seseorang berguru secara langsung kepada ulama-ulama yang berpengalaman dalam beribadah haji, baik secara teori,
atau praktik langsung (manasik). Karena, menurut beberapa orang yang telah menunaikan ibadah haji, pada pelaksanaan haji, beberapa masalah baru yang turut dijumpai adalah seperti tempat ibadah haji yang semakin hari bentuknya di moderenisasi, sehingga nilai sakral pada tempattempat bersejarah itu semakin terkikis. Padahal, haji itu sendiri adalah ibadah yang terbentuk dari nilai-nilai sejarah, misalnya pada prosesi sa’i, tawaf, lontar jamarah, dan wuquf, kesemuanya merupakan gambaran kehidupan nabi terdahulu. Oleh sebab itu, jika seseorang menguasai semua ilmu tentang ibadah haji, maka ia akan merasa seusatu yang sakral pada saat melakukan ibadah haji tersebut. Wallahu a’lam bi shawab.g
edisi 3 - 2016 39
SANTUNAN
OPINI
TRANSFORMASI SOSOK GURU DI ERA DIGITAL Muhammad Putra Aprullah, SE,Ak,M.Si,CA
Guru MAN Banda Aceh 1
H
ari Guru Nasional (HGN) yang diperingati bersama hari ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) setiap tanggal 25 November merupakan perayaan dalam bentuk upacara peringatan di sekolah-sekolah dan pemberian tanda jasa bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah. Peringatan HGN tahun 2016 mengangkat tema “Guru dan Tenaga Kependidikan Mulia Karena Karya”.Tema tersebut mengandung makna yang sangat mendalam bagi guru dan tenaga kependidikan. Dorongan dan harapan yang sangat besar bagi guru dalam meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam mengajar dan mendidik generasi bangsa Indonesia. Peringatan hari guru yang diselenggarakan setiap tahun harus menjadi cambuk bagi guru untuk melakukan perubahan pola pikir dan paradigma dalam membangun peradaban bangsa ini melalui pendidikan. Namun demikian, permasalahan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang kurang mampu bersaing dalam era globalisasi ini memunculkan sorotan
40 edisi 3 - 2016
yang sangat besar terhadap profesi guru sebagai eksekutor utama pendidikan. Rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia selalu dikaitkan dengan profesionalitas dan kompetensi guru. Pemerintah terus mengupayakan program-program agar guru semakin profesional, misalnya, melalui pemberian tunjangan profesi dan tunjangan khusus. Namun tunjangan itu diberikan bagi
guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik. Pemerintah mengharapkan tunjangan tersebut berdampak nyata bagi perbaikan kompetensi dan kinerja guru.Tolok ukurnya adalah peningkatan mutu proses dan hasil belajar siswa. Guru memiliki peran mulia dan strategis. Semua orang meyakini tidak ada orang yang sukses tanpa melalui peran seorang guru.
Komitmen pemerintah terus menumbuh-kembangkan keprofesian dan karier guru. Beberapa kebijakan strategis untuk membentuk guru profesional, sejahtera, bermartabat, dan terlindungi tengah dilakukan di semua lini. Bahkan program peningkatan profesionalisme guru menjadi salah satu agenda utama pembangunan pendidikan nasional. Peningkatan profesionalitas dan kompetensi guru merupakan langkah strategis untuk mencapai tujuan dari pelaksanaan pendidikan,yaitu mengembangkan kualitas SDM sedini mungkin, terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya. Dari tujuan tersebut, pelaksanaan pendidikan Indonesia menuntut untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki kualitas SDM yang mantap. Ketidakefektifan pelaksanaan pendidikan tidak akan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas. Sosok guru dihadapkan pada perubahan-perubahan yang sangat cepat dalam kehidupan masyarakat yang mempengaruhi
EDISI 3
Opini
mentalitas peserta didik. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat dan tanpa batas berpengaruh terhadap degradasi nilai dan norma-norma dalam masyarakat. Perkembangan generasi bangsa ini telah dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya, keluarga, lingkungan, media, teknologi informasi dan komunikasi, dan pendidikan. Meluasnya penggunaan internet dan pembelajaran online yang semakin marak memunculkan sebuah pertanyaan: Apakah sosok guru masih diperlukan dan sosok guru yang bagaimanakah yang dibutuhkan pada era digital saat ini. Teknologi dan ilmu pengetahuan dapat dipelajari melalui media internet dan robotik yang menghubungkan informasi secara global dari seluruh belahan dunia, tetapi sosok guru tidak akan pernah dapat digantikan oleh media, internet, dan robot. Guru adalah sosok yang mampu memberi tahu jalan yang harus dilalui oleh murid-muridnya, mengapa harus menempuh jalan itu, dan apa yang akan diraih jika sukses menempuh jalan itu dan tentunya hal ini tidak bisa dilakukan oleh internet maupun robot. Guru pada era digital ini harus berhadapan dengan siswa yang memiliki akses lebih besar kepada informasi karena adanya perkembangan teknologi. Oleh sebab kemampuannya itu, anakanak saat ini sering disebut sebagai anak-anak generasi Z. Prof. Dr. H. Arief Rachman, M.Pd mengatakan bahwa generasi Z merupakan generasi digital yang mahir dan gandrung akan teknologi informasi dan berbagai aplikasi komputer. Bahkan, informasi yang diakses oleh para Generasi Z ini tak terbatas pada informasi yang berkaitan dengan pendidikan saja, melainkan informasi yang berkaitan dengan kepentingan pribadi mereka.
Generasi Z sangat suka dan sering berkomunikasi dengan semua kalangan khususnya lewat jejaring sosial seperti Facebook,Twitter atau SMS. Melalui media tersebut, mereka jadi lebih bebas berekspresi, baik apa yang mereka rasakan atau pikirkan secara spontan. Tentunya hal itu perlu menjadi perhatian seluruh lapisan masyarakat, khususnya para guru sebagai garda terdepan dalam sistem pendidikan Indonesia. Oleh sebab itu, guru harus mampu memahami berbagai perkembangan teknologi dan mampu mengaplikasikannya. Hal itu tentu saja agar dapat menyampaikan ilmu kepada para siswa dengan up to date dan tepat sasaran sesuai dengan perkembangan pola pikir peserta didik. Dalam era digital ini seorang guru di tuntut mampu dalam menerapkan konsep pupil centered (berorientasi pada siswa), dynamics (dinamis), dan democratic (demokratis). Dengan menerapkan ketiga konsep ini, guru tak hanya menjadi seorang pengajar di kelas namun juga bisa menjadi seorang pendidik
yang mampu menginspirasi. Seorang guru harus memiliki kualitas yang tinggi agar dapat menjadi seorang pendidik. Dia harus memiliki preferensi keilmuan yang cukup kuat dan sebisa mungkin termasuk ahli di bidang ilmunya tersebut. Guru ideal harus mengetahui sedikit banyaknya tentang pengetahuan psikologi anak. Pengetahuan ini diperlukan sebab setiap siswa yang akan dihadapinya memiliki kepribadian, karakter, dan keunikan yang berbeda-beda. Untuk itu, seorang guru ideal harus memahami kondisi psikologis dan sosiologis anak didiknya. Peningkatan kompetensi seorang guru hanya bisa dilakukan dengan adanya usaha untuk mengembangkan diri dan selalu ingin belajar perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebab, untuk mampu mendidik anak-anak generasi Z, seorang guru harus memiliki amunisi yang berkualitas dan mampu menjadi insan kreatif. Sosok guru di era digital memang harus memiliki kualitas yang mumpuni agar dapat menjadi seorang
pendidik yang inspiratif. Hal ini sesuai dengan 3 semboyan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara. Semboyan “Tut wuri handayani”, atau aslinya: ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Arti dari semboyan ini adalah: tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), ing madya mangun karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide), dan ing ngarsa sung tulada (di depan, seorang guru harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik). Sehingga tercipta kalimat: di depan, seorang guru harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik, di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide, dari belakang seorang guru harus memberikan dorongan dan arahan. Meski kalimat ini terlihat sederhana sebenarnya tersimpan makna mendalam sebagai sebuah ungkapan penting dari sebuah keteladanan bagi seorang pendidik atau pemimpin baik moral maupun semangat bagi
edisi 3 - 2016 41
SANTUNAN
Opini
anak didiknya. Betapa mulia sosok guru dalam kehidupan peradaban suatu bangsa, peradaban islam telah membuktikan lahirnya generasigenerasi hebat seperti Ibnu Sina (Ahli Kedokteran), Al-Khawarizmi (Ahli Matematika), Al-Zarqali (Ahli Astronomi), Imam Syafiei (Ahli Fiqih), Imam Al-Ghazali, Ibnu Khaldun, dan segudang tokoh ilmuwan muslim lainnya. Bagaimana generasi-generasi hebat itu bisa lahir? Kaum muslimin sejak dahulu kala sudah mampu membaca potensi setiap manusia dan memperlakukan sesuai dengan potensinya. Ibnu Sina mengatakan bahwa kemampuan setiap anak adalah berbeda. Jika mereka terlihat mampu belajar dengan baik maka perlu diasah intelektualitasnya. Tetapi jika jika dia tidak menonjol di bidang intelektual dan lebih menyenangi aktifitas fisik, sebaiknya dipersiapkan untuk menjadi penunggang kuda. Teori multiintelegensi (Ibnu Sina) menyatakan bahwa setiap manusia memiliki kecerdasan yang apabila dimaksimalkan akan mela-
42 edisi 3 - 2016
Semua yang terbaik dariku adalah miliknya. Tiada satupun bakat, inspirasi, atau kebahagiaan di dalam diriku yang tidak digugah oleh sentuhannya yang penuh cinta hirkan generasi-generasi unggul. Berdasarkan teori ini jelaslah sosok dan peran guru sangat besar dalam menemukan potensi-potensi siswa. Sosok guru selalu dituntut mampu menjadi teladan, pemakrasa, dan pendorong bagi siswanya. Guru akan menjadi sosok yang ideal seperti ini apabila guru tersebut mampu mengajar dengan hati (Teaching by Heart), sehingga ada pepatah Inggris menyatakan “The best teachers teach from the heart, not from the book”. Helen Keller pernah mengungkapkan bagaimana pentingnya
sosok guru dalam kehidupan dia, “Semua yang terbaik dariku adalah miliknya.Tiada satupun bakat, inspirasi, atau kebahagiaan di dalam diriku yang tidak digugah oleh sentuhannya yang penuh cinta”. Itulah ucapan Keller untuk menggambarkan betapa cinta yang ditumbuhkan oleh gurunya telah membuat dia berubah dari seorang anak buta keras kepala dan nakal menjadi orang yang buta matanya tetapi pikirannya menaklukkan dunia. Sosok guru yang mengajar dengan hati akan memunculkan semangat, keikhlasan, kesabaran,
dan cinta kepada murid-muridnya, sehingga keberkahan ilmu akan diperoleh. Sosok guru adalah pembakar semangat dan motivasi bagi murid-muridnya untuk meraih kesuksesan. Kritikan dan sorotan yang terkadang begitu tajam terhadap profesionalitas dan kinerja guru harus dipandang dengan sudut pandang yang positif oleh para guru. Janganlah kritikan dan sorotan membuat semangat guru menjadi menurun dan pesimis dalam mendidik generasi bangsa ini. Kritikan dan sorotan tersebut harus menjadi cambuk dan pelecut semangat guru dalam meningkatkan profesionalitas dan kinerjanya yang terlihat dari semakin meningkatnya kualitas lulusan siswa dari masa ke masa. Harapan masyarakat dan pemerintah yang sangat tinggi terhadap sosok guru adalah sesuatu yang sangat wajar karena di tangan gurulah martabat sebuah bangsa dipertaruhkan dan di tangan gurulah jatuh bangun bangsa digadaikan. Sosok seorang guru sudah sangat akrab dalam kehidupan kita. Pahlawan tanpa tanda jasa ini begitu besar perannya dalam kehidupan. Mengantarkan anak didik lewat baktinya menuju pintu gerbang masa depan. Mendampingi anak didiknya untuk menyongsong cemerlangnya masa depan. Profesi ini menjadi salah satu profesi yang dipuji sepanjang masa dan sepanjang hayat. Banyak kebaikan yang tertumpuk dalam kehidupannya. Dan dengan jiwa pembaharunya, ia membagikan ilmu tersebut kepada orang banyak. Ilmu disampaikan dan diturunkan secara turun temurun yang dapat berimbas ke kehidupan keluarga dan lingkungan sekitar. Guru dimanapun ia berada akan selalu menjadi sosok panutan. Generasi hebat suatu bangsa akan lahir dari tangan-tangan keikhlasan dan kesabaran guru.g
EDISI 3
Opini
Kesamaan Itu, Terlihat Dari Mata Guru Fajrizal
Tenaga Kontrak di Disdik Aceh
B
anda Aceh - Pendidikan di bawah kementerian Agama serta Pendidikan di bawah Dinas Pendidikan Aceh mempunyai nilai yang sama, kesamaan ini terlihat dalam implementasi kerja nyata untuk pendidikan, Kementerian Agama Provinsi Aceh dibawah Nakhoda Daud Pakeh mempunyai sisi positif di mata Guru Pendidikan Umum, hal ini seperti diakui oleh kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Blang Bintang, Aceh Besar, Rusydi, S,Ag. Kepala Sekolah ini mengatakan bahwa, selama ini ia yang memimpin sekolah serta mengajar dibawah naungan Sekolah Umum tidak ada perbedaan sistem belajar dengan sekolah dibawah Kementerian Agama, sosok dibalik itu semua ialah selama Kemenag Aceh di pimpin oleh Pak Daud Pakeh. “Tidak ada lagi perbedaan guru di sekolah umum maupun di sekolah Madrasah, semua setara,”kata Rusydi Begitu juga dengan kegiatankegiatan lainya lainya seperti para Guru sekolah Umum yang mengasuh mata pelajara agama yang pembayaran sertifikasinya di bayar
oleh Kemenag. “Walaupun dananya dari pusat namun kecapatan dan kecekatan dari Kanwil mengurus admitrasi mulai proses pengusulan sampai pencairan dana sertifikasi perhatiaan dari Kemenag pantas diberi nilai positif,”kata Rusydi. Di mata Guru Madrasah Kadisdik Aceh Drs.Hasanuddin Darjo yang menahkhodai pendidikan Umum mempunyai nilai keset-
araan yang sama di guru Madrasah, hal ini seperti diungkapkan oleh Candra Sihotang, S,Pd.M.Pd, guru MtsN Simpang Kiri Kota Subulussalam ini menungkapkan bahwa selama ini, system Pendidikan dibawah Disdik Aceh tidak adanya pemisahan antara guru di bawah naungan dinas pendidikan dengan kementerian agama. “Ini menunjukkan bahwa beliau Pak Darjo adalah sosok yang berjiwa membangun,”ungkap Candra saat ditemui santunan usai pembukaan Hut PGRI KE 71. Selain itu, kata Candra nilai kesamaan itu juga terlihat saat pelatihan guru-guru, ia beserta guru lainnya yang bernaung di bawah Kemenag berbagai pelatihan
Rusydi Guru SMPN 2 Blang Bintang, Aceh Besar.
kini dapat kami rasakan yang penyelenggaranya adalah dinas pendidikan. “Saya sendiri beserta rekan guru di kemenag sudah mengikuti pelatihan MGMP di PPMG Regional IX Tapaktuan. Kemudian saya salah seorang Fasilitator Pedagogik dari Kementerian Agama yang lulus seleksi menjadi Fasilitator Daerah yang di seleksi oleh Dinas Pendidikan bekerja sama USAID Prioritas tahun 2016,” ungkap Candra Alhamdulillah berkat pak Darjo juga desiminasi Usaid Prioritas menjadikan guru2 di bawah kementerian agama menjadi peserta pelatihan di daerah. Dengan demikian kesamaan serta kesetaraan dan tidak ada lagi perbedaan di Kemenag dan di Disdik, sudah mulai dirasakan oleh guru-guru di Aceh, semoga dibawah Nakhoda dua putra terbaik Aceh ini, Drs,Hasanuddin Darjo dan Daud Pakeh untuk mewujudkan generasi Aceh yang cerdas serta islami bias terwujud, ya, kesamaan itu ialah modal. Semoga!g
Candra Sihotang Guru MTsN Simpang Kiri, Kota Subulussalam
edisi 3 - 2016 43
SANTUNAN
Opini
CCTV Tuhan
(Rekam Jejak Amal Manusia) Drs, Jamhuri Ungel, MA
Dosen pada Fak. Syari’ah dan Hukum IUN Ar-Raniry dan Presenter pada acara Keberni Gayo di Aceh TV.
S
emua manusia muslim memahami bahwa ada Malaikat di sebelah kanan yang bertugas sebagai pencatat amal kebaikan dan di sebelah kiri juga ada Malaikat yang bertugas sebagai pencatat amal kejahatan, catatan amal kebaikan dan kejahatan akan dinampakkan kepada pemilik amal di akhirat nanti untuk menentukan apakah si pemilik amal mendiami tempat yang baik berupa surga atau mendiami tempat yang tidak baik yaitu nerakan. Ini semua berdasarkan balasan amal ketika hidup di dunia. Itu adalah sebuah pemahaman dari apa yang telah disebutkan oleh Allah di dalam al-Qur’an. Tulisan ini ingin membahas dari sudut pemahaman yang lain sesuai dengan kemajuan media/alat atau teknologi komunkasi saat ini dengan harapan para pembaca dapat memahaminya dengan menggunakan logika yang berkembang dan berkemajuan saat ini. Dari al-Qur’an yang dijadikan petunjuk bagi semua ummat dapat kita pahami bahwa masa atau priode kehidupan manusia itu ada tiga masa, pertama
44 edisi 3 - 2016
ketika semua ruh dikumpulkan oleh Allah, saant itu ada sebuah perjanjian pengakuan antara ruh manusia dengan Allah, bahwa kalau Tuhan adalah khaliq dan semua ruh dan yang lainnya adalah makhluq, kemudian semua ruh yang telah berjanji itu dimatikan kembali, masa berkumpulnya ruh itu sering disebut dengan masa ajali. Selanjutnya ruh dihidupkan
dalam kehidupan masa kedua, yaitu kehidupan kita di dunia yang pana sekarang ini. Dalam kehidupan kedua ini semua ruh (manusia) yang dihidupkan telah mengikat atau mempunyai janji dengan Allah sebagai Kaliq dan ruh/manusia sebagai makhluk (ikatan ini dalam Islam disebut dengan ‘aqidah), dimana setiap ruh yang dihidupkan harus
mengabdi kepada-Nya. Perbedaan antara kehidupan pertama dengan kehidupan adalah kehidupan pertama merupakan pengikatan janji yang disebut dengan aqidah dan pada kehidupan kedua semua manusia yang sudah mempunyai aqidah diberi kesempatan untuk tetap memilih dalam aqidah sesuai dengan janji atau memilih berbeda dengan janji (ikatan janji). Kalau hidup tetap dengan pilihan maka mereka tegolong kepada orang yang beriman dan Kalau memilih mengingkari janji maka jelas dalam pandangan islam mereka adalah orang yang ingkar (kufur) atau tidak disebut dengan muslim. Setelah memilih aqidah
EDISI 3
Opini
yang sesuai dengan janji maka itulah aqidah yang benar menurut Allah, namun tidaklah memadai dengan hanya menentukan dan menetapkan pilihan tetapi juga harus mentaati seluruh apa yang yang menjadi konsekwensi dari kepatuhan dalam memilih. Hal-hal yang harus dipatuhi tersebut telah disebutkan secara umum di dalam al-Qur’an dan dijelaskan lebih rinci dalam Hadis dan untuk lebih rinci lagiu diberi kebebasan oleh Allah kepada manusia untuk memahaminya berdasarkan hidayah yang di dapat dan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Dalam memahami apa yang telah disebutkan secara umum oleh Allah dan Nabi banyak manusia memahaminya secara benar sesuai dengan kehendak Allah, namun ada juga yang memahaminya berdasarkan hawa nafsu dan keinginan sebagai manusia sehingga berlawanan dengan kehendak Tuhan. Selanjutnya semua hasil pemahaman dari Al-Qur’an dan Hadis haruslah diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan
diharapkan tidak ada sedikitpun perbuatan yang dilakukan bersalahan dengan kehendak Allah, tetapi dalam realitanya banyak sekali perbuatan dan tingkah laku manusia yang sudah menepati janji (beraqidah yang benar) bersalahan dengan dengan norma dan aturan perjanjian. Seperti, Allah secara jelas dan tegas menyuruh untuk shalat, puasa, berzakat, berhaji namun mereka tidak mau melakukannya seolah manusia tidak tau bahwa perintah itu datangnya dari Allah atau juga manusia merasa bahwa apa yang diperintahkan itu tidak harus segera dikerjakan dan masih sempat sampai ada kesempatan untuk melakukannya. Demikian juga dengan larangan yang tegas dan harus ditinggalkan seperti zina, pencurian, mabukmabukan dan lain-lain. Larangan ini disikapi dengan tidak ada beban dan rasa takut sehingga tidak merasa malu bila tidak melakukannya bahkan menganggap bahwa ketika melakukan perbuatan yang bersalahan dengan kehendah Allah, seolah Allah itu tidak mengetahuinya.
Manusia muslim yakin bahwa semua amal perbuatan yang dilakukan di dunia dalam masa kehidupan yang kedua itu akan dipertanggungjawabkan pada masa kehidupan ketiga yaitu setelah kehidupan di dunia yang fana ini, namun manusia selalu berharap dengan mudah mendapat maaf (ampun) dari Allah dan berharap dengan mudah mendapat syafaat dari Nabi, manusia muslim tidak menyadari bahwa ampun dan syafaat itu tidah mudah untuk didapatkan dan kalaupun didapatkan haruslah dengan usaha yang sungguh-sungguh dan tetap dalam bingkai janji dengan Allah. Sebagai mana telah disebutkan dan kita yakini bahwa Allah SWT. merekam semua jejak kehidupan manusia sejak dari lahir sampai pada kematiannya tidak ada yang luput walaupun sedikit dari rekaman Allah. Bila kita menggunakan analogi dengan pengetahuan modern saat ini tentu semua orang tau ada sebuah alat (kamera) dan satelit yang dapat merekam jejak yang dilakukan seorang manusia.
Acara yang populer di media sekarang ini adalah acara CCTV, dimana melalui alat ini kita bisa tau apa yang dilakukan seseorang cukup dengan memasang alat ini di suatu tempat, demikian juga kita bisa melihat hasil rekaman kameranya dan bisa diputar ulang untuk ditonton oleh oleh pelaku dan juga semua orang, karena itu tidak salah bila dikatakan bahwa kehidupan ini sama dengan pembuatan film bagi seseorang dengan peran/adegan yang diperankan masing-masing selama hidup. Ketika kehidupan kedua berakhir manusia dimatikan dan masa memilih dalam berbuat tidak ada lagi karena kebangkitan untuk hidup masa ketiga bukan lagi untuk memilih tetapi merupakan masa untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatan yang dipilih dan dilakukan ketika hidup di dunia dan telah terhimpun (terekam) di dalam kaset atau CD atau juga flash disk, sampai masanya nanti kaset atau CD atau flash disk ini akan akan diberikan kepada kita untuk ditonton sendiri dengan harap-harap cemas karena semua isinya akan menentukan tempat kita, apakah masuk surga ataukah neraka. Allah telah katakan di dalam al-Qur’an nahwa mereka yang telah menyaksikan dan mengetahui amalnya melalui film yang diperannya selama hidup dan ia telah menontonnya sendiri sampai muncul kata “tamat”, “sekian” atau “the end”, maka ia akan berkata,Ya Tuhanku Yang Maha Pengampun aku telah menyaksikan semua amal yang saya lakukan semasa hidupku di dunia, saya menyesal terhadap perbuatan itu semua, karena itu saya ingin kembali lagi ke dunia untuk berbuat baik dan saya tidak akan berbuat salah lagi. Lalu Allah menjawab “masa shootingmu telah selesai”.g
edisi 3 - 2016 45
SANTUNAN
Opini
Sukses Haji dan Nyamuk di Arafah Muhammad Yakub Yahya
Penyusun Bahan Siaran dan Pemberitaan Subbag Inmas Kanwil Kemenag Aceh dan PPPIH Embarkasi Banda Aceh.
A
lhamdulillah, 2016 dunia Islam apresiasikan lagi, bahwa haji 1437 H masuk yang tersukses dalam sejarah. Apresiasi pun diberikan untuk Kemenag RI, Kanwil, dan pelpagai pihak yang menyuskseskan rukun Islam kelima ini. Sebenarnya tiap tahun syiar Nabi Ibrahim dan Rasulullah SAW itu ‘sukses’, tapi selalu ada ‘catatan’. Ini antara lain karena syiar ini dilakukan serentak beramai-ramai, oleh orang yang berbeda-beda. Di balik penilaian, aneka ‘keluhan’, uneg-uneg, atau ‘sakit hati’ lainnya tahun lalu, kini, dan besok, yang tentu kian berjibun kritikan untuk pihak pelaksana ibadah haji, mari sekali-kali kita adil menakar. Pembaca mesti juga baca, ada berita gembira dan ‘nama harum’ Indonesia di tingkat Internasional kembali terukir melalui penyelenggara haji terbaik 2013 (penilaian untuk tahun-tahun sebelumnya). ‘Gelar terbaik’ diberikan Organisasi Penyelenggara Haji Dunia yang dikenal “Hajj People.” “Kita patut bersyukur prestasi Indonesia kembali
46 edisi 3 - 2016
terukir. Dengan meraih award Penyelenggara Haji Terbaik Internasional. Penghargaan ini diharapkan menjawab segala pemikiran buruk masyarakat Indonesia terkait penyelenggaraan haji,” ujar Menag RI, yang menerima anugerah dari WHUC (The World Hajj and Umrah Convcention). Lembaga nirlaba yang berkantor di London, Inggris ini menilai Indonesia sangat
berprestasi dalam memberikan pelayanan haji. Prestasi ini, sebuah bukti pelayanan haji Indonesia mengalami peningkatan. Penghargaan tersebut diperoleh setelah melalui mekanisme voting. Metode pemilihan melalui voting terbuka kepada misi haji, operastor, pengamat haji, serta jamaah haji di 40 negara. Sedangkan kriteria pemilihan meliputi ke-
bijakan, pelayanan, dan perilaku jamaah haji di mata para pemilih internasional. Setelah Indonesia, negara lain yang juga menerima penghargaan serupa adalah Malaysia dan Turki. Kita boleh bilang itu ‘cuma’ survey, bukan? Namun ‘diam-diam’, kita terus memanjangkan daftar antaran jamaah ke Asrama Haji, setelah pamitan di Masjid Raya, dan juga memanjangkan antrian ke Tanah Suci, ‘lewat tangan’ pemerintah. Kita boleh menilai terus jelek negari ini, termasuk Kemenag yang seakan ‘memegang kunci surga’ yang sering ‘berkalang noda’-padahal karena kita ‘baju putih’ jua, sedikit bergetah langsung kentara, berbeda dengan Kementerian/Badan lain yang memang ‘berbaju warna-warni’ yang belepotan pun, tak kelihatan. Termasuk sampai ada kritikan, sebagaimana sindiran Menag RI, lima tahu lalu, “Nyamuk di Arafah pun dikritik.” Termasuk yang menilai sering miring, Anggota Dewan yang terhormat di Senayan yang (pura-pura) bersih. Padahal kita
di nusantara, yang aneka ragam dan sangat plural ini, di mata dunia sangat unik, dan luar biasa dinamikanya, termasuk mereka bahkan mengapresiasikan kita, hal pelayanan haji. Memang di antara kabar miring soal prosesi haji yang rumit ini, kadang bisa masuk satu berita besar, jadi headline media. Media, pembaca, pengantar, atau pengamat, memang sangat leluasa dan terbuka untuk menyorot soal ‘naik-turun haji’ setiap tahun itu, yang seumur hidup cuma wajib sekali itu. Apalagi bagi yang merasa ‘hak haji’ dan ‘hak keleluasaan’, misal saat mengantar saudaranyanya haji, ada yang dilukai! Padahal semestinya untuk ibadah apa pun --juga untuk haji dan umrah-- tidak perlu ada sakit hati, tak perlu ada yang melukai dan dilukai, juga tidak usah ada rekayasa dan main mata. Apalagi dengan mencatut data orang yang telah meninggal, lantas mengganti dengan identitas kita yang masih bernyawa ini, agar mudah pelunasan dan lempang jalan untuk diterbangkan ke Saudi Arabia, ke Negara Nabi Saw. Sejak 17 tahun Aceh ‘diotonomihajikan’, kasus pemalsuan ini masuk kasus yang ‘mencengangkan’, berbarengan dengan lakap naggroe syariat. Meski ada ‘bisik-bisik tetangga’--sesama pengantar dan jamaah, yang sudah dan yang gagal terbang-bahwa sebelumnya juga ada yang ‘lolos’ atau ‘diloloskan’, dengan tipu muslihat serupa. Namun, moga itu hanya kabar burung belaka (meskipun diproses). “Sungguh, tak seharusnya kita berhaji tapi dengan modal dusta. Itu sama saja dengan mencuri Alquran, meski tujuannya untuk mengaji. Susah membayangkan para JCH yang seperti ini mendapatkan haji mabrur, sebab prosesnya saja sudah penuh
tipu muslihat. Maka, mari kita luruskan tindakan yang salah ini agar ia tak terulang!’ harap editorial (Salam Serambi (7/10), tiga tahun silam.Ya, ibadah ini butuh kejujuran, kemampuan, dan aspek keselamatan di sini dan di sana. Termasuk kita harus patuh dan menunda, karena kuota dipangkas 20%, selama masih ada ‘debu Masjidil Haram’, hingga kini. Dengan kasus itu dan cerita lainnya (termasuk haji ilegal via Filipina) itu, kian membuka ruang kritik dan celoteh warga untuk pihak pelaksana haji, dan umrah. Memang meski tidak selalu perlu direspon, kritik dan tuduhan ke ‘jidat’ Panitia: TPHD (Tim Pembimbing Haji Daerah), TPHI (Tim Pemandu Haji Indo-
nesia), TPIHI (Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia), TKHI (Tim Kesehatan Haji Indonesia), PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji), PPPIH (Pembantu PPIH), IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia), KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) dan unsur Penyelenggara lain, terutama di jajaran Kemenag, bahkan kritikan ke ‘istana’ Kerajaan Arab Saudi, tak pula dilarang. Asal semua kritik bak ‘pasir gurun masuk dalam mata’ dari pembaca dan ‘pakar’ dan ‘ahli’--seperti tudingan Kemenag itu ‘korupsi’ dan pelaksanaan haji kita ‘belum profesional’ itu, silakan saja, welcome, tafadhdhal. Asal semua demi kebaikan dan pembaharuan ibadah rukun Islam kelima. Asal yang mengkritik
juga, sudah duluan membersihkan diri, dan memprofesionalisasikan diri duluan. Jadi, sambil menunggu nomor porsi dipanggil, yang membuka tabungan haji, pengantar, yang mempeusijuek calhaj, penjemput, penerima oleh-oleh haji (zam-zam, manisan, kurma, tasbih, sajadah, peci, minyak zaitun, dan celak Arab), pendengar cerita ( mencium Hajarul Aswad, kesasar di Makkah, demam di Madinah, air mata tumpah di raudhah/taman, makam Nabi, kecopetan di pasar Arab, hingga kompensasi Baitul Asyi), mohon diingat, di Kemenag itu kini sudah ada tulisan bersih melayani, area bebas korupsi, dan pemberantasan pungli.g
SANTUNAN
Opini
Efisiensi Pelayanan Dokumen Nikah Melalui Aplikasi e-SPDN H. Roni Haldi, Lc
Kasi Bimas Islam Kankemenag Kab. Aceh Barat Daya
B
erdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor : 13 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama Provinsi Aceh dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota untuk seluruh Indonesia dan pada pasal 7 disebutkan bahwa Kantor Kementerian Agama mempunyai tugas melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian Agama dalam wilayah Kab/Kota berdasarkan kebijakan kepala kantor wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat Daya termasuk kedalam Tipologi-C. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud dalam KMA Nomor 13 Tahun 2012 yakni pasal 7, Kantor Kementerian Agama Kab/Kota menyelenggarakan fungsi antara lain : a. Perumusan dan penetapan visi, misi, dan kebijakan teknis di bidang pelayanan dan bimbingan kehidu-
48 edisi 3 - 2016
b. c.
d. e.
pan beragama kepada masyarakat di kab/kota; Pelayanan, bimbingan dan pembinaan di bidang haji dan umrah; Pelayanan, bimbingan dan pembinaan di bidang pendidikan madrasah, pendidikan agama dan keagamaan; Pembinaan kerukunan umat beragama; Pelaksanaan kebijakan
teknis di bidang pengelolaan administrasi dan informasi; f. Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian, pengawasan, dan evaluasi program; g. Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah daerah, instansi terkait, dan lembaga masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas kementerian di kabupaten/ kota. Selanjutnya dalam pasal 42, Susunan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Bener Meriah,
Kabupaten Pidie Jaya, Kota Langsa, Kota Lhoksmawe, dan Kota Subulussalam sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (2) huruf n sampai dengan huruf w terdiri dari: a. Subbagian Tata usaha; b. Seksi Pendididkan Islam; c. Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah; d. Seksi Bimbingan Masyarakat Islam; e. Penyelenggara Sayari’ah; dan f. Kelompok jabatan Fungsional. Pada pasal 43 disebutkan; Seksi Bimbingan Masyarakat Islam memiliki tugas melakukan pelayanan, bimbingan teknis,
pembinaan, serta pengelolaan data informasi di bidang masyarakat Islam. Untuk menguatkan 7 (tujuh) tugas dan fungsi diatas Maka Seksi Bimas Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat Daya menetapkan Visi dan Misi sebagai berikut ; Visi :“Terwujudnya masyarakat Kabupaten Aceh Barat Daya yang Taat Beragama, Rukun Cerdas, Mandiri, Sejahtera Lahir Dan Batin.” Misi : Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama serta Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa melalui : 1. Melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang kepenghuluan. 2. Pembinaan Kantor Urusan Agama (KUA) dan keluarga sakinah. 3. Pemberdayaan masjid 4. Pembinaan syariah dan hisab dan rukyat. 5. Penerangan agama islam dengan mendorong peran penyuluh yang aktif, kreatif, berwibawa dan dekat dengan masyarakat 6. Pemberdayaan zakat dan pemberdayaan wakaf serta 7. Sistem informasi manajemen bimbingan masyarakat islam. Salah satu Tusi dari Seksi Bimas Islam adalah pembinaan Kantor Urusan Agama Kecamatan, diantaranya pelayanan permintaan dokumen nikah rujuk pada Seksi Bimas Islam Kankemenag Kabupaten Aceh Barat Daya dan Kantor Urusan Agama Kecamatan seperti Model NA, Model N, Model NB yang dicaatat pada buku kontrol BS 1 (Buku Stock) dan BS (Buku Stock) 2 secara manual. Doku-
men Nikah yang dikelola oleh Seksi Bimas Islam Kankemenag Kabupaten Aceh Barat Daya diantaranya Model N (Akta Nikah), Model NB (Form Pemeriksaan), Model NA (Buku Nikah/Kutipan Akta Nikah), Model DN (Duplikat Buku Nikah), Form Bukti Pendaftaran dll. Seluruh dokumen Nikah didistribusikan ke 9 (sembilan) Kantor Urusan Agama Kecamatan dalam Kabupaten Aceh Barat Daya. Untuk mendukung tugas tersebut Seksi Bimas Islam Kankemenag Kabupaten Aceh Barat Daya selama ini hanya mendistribusikan dokumen nikah rujuk ke unit kerja berdasarkan kebutuhan masing-masing Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan dengan cara setiap ada permintaan. Kantor Urusan Agama Kecamatan mendatangi Seksi Bimas Islam Kankemenag Kabupaten Aceh Barat Daya dan mengajukan permintaan melalui surat dan foto copy Buku Stok 1 (dengan cara manual) dan membutuhkan waktu yang lama ditambah lagi jauhnya jarak tempuh antara Kantor Urusan Agama Kecamatan dengan Kantor Kementerian Agama Kab. Aceh Barat Daya. Sehingga terkendalanya pelayanan publik terhadap masyarakat. Kemudian pada Seksi Bimas Islam Kankemenag Kabupaten
Aceh Barat Daya kesulitan dalam membuat laporan ketersediaan dan distribusi dokumen nikah rujuk yang dijadikan sebagai dasar permintaan dokumen nikah rujuk ke Bidang Urais Binsyar Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh. Serta bagian dari upaya pengawasan Kankemenag Kabupaten Aceh Barat Daya terhadap dokumen Negara yang didistribusikan ke KUA Kecamatan. Berdasarkan kondisi diatas, dipandang perlu untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada Seksi Bimas Islam Kankemenag Kabupaten Aceh Barat Daya dan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan cukup dengan hanya melihat stock opname kemudian dengan hanya mengajukan surat permintaan dokumen Nikah melalui aplikasi tanpa perlu melampirkan photo copy Buku Stok maka pelayanan permintaan dokumen nikah rujuk dapat direalisasikan segera. Karena semua informasi ketersedian dokumen Nikah sudah ada dalam aplikasi tersebut. Sehingga mempercepat pemenuhan permintaan dokumen nikah rujuk yang dibutuhkan masyarakat. A. Tujuan dan Manfaat Tujuan dari proyek perubahan ini adalah terwujudnya pelayanan dokumen nikah yang
efektif dan efisien. Untuk mewujudkan tujuan yang dimaksud perlu ditetapkan tahapan waktu pelaksanaan Proyek Perubahan ini dalam 3 (tiga) tahapan tujuan yang ingin dicapai; Tujuan Jangka Pendek, Tujuan Jangka Menengah dan Tujuan Jangka Panjang, yaitu: a. Tujuan Jangka Pendek 1) Terbentuknya Tim Efektif 2) Terbentuknya Aplikasi Pelayanan Dokumen Nikah; 3) Terbentuknya Standar Operasional Prosedur ( SOP ) Pelayanan Dokumen Nikah; 4) Terwujudnya Uji coba aplikasi e-SPDN; 5) Terlaksananya Launching aplikasi e-SPDN; b. Tujuan Jangka Menengah : 1) Terbitnya Surat Edaran Kankemenag Kabupaten Aceh Barat Daya tentang Penerapan Aplikasi Sistem Pelayanan Dokumen Nikah; 2) Terwujudnya Sosialisasi aplikasi e-SPDN dan SOP; 3) Terlaksananya Monitoring penerapan aplikasi e-SPDN dan SOP. c. Tujuan Jangka Panjang ( lebih dari 1 tahun ) :
edisi 3 - 2016 49
SANTUNAN
OPINI
1). Terwujudnya Rekomendasi Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh untuk penerapan Aplikasi di seluruh Kankemenag Kab/Kota/ B. Manfaat Perubahan Diharapkan dengan berjalannya Aplikasi Permintaan Dokumen Nikah dapat diperoleh manfaat diantaranya : 1. Bagi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat Daya a. Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat Daya dalam hal ini Seksi Bimas Islam dapat memantau stock opname dokumen Nikah pada seluruh KUA Kecamatan. b. Setiap Kantor Urusan Agama Kecamatan dapat memantau stock opname sehingga Kantor Urusan Agama Kecamatan terkait dapat melakukan permintaan dokumen nikah sesuai dengan kebutuhan. c. Setiap Kantor Urusan Agama Kecamatan tidak perlu datang ke Seksi Bimas Islam untuk melakukan permintaan dokumen nikah, tetapi langsung dapat melakukan permintaan atau transaksi melalui aplikasi yang tersedia di masingmasing unit kerja sudah terintegrasi melalui jaringan. 2. Bagi Masyarakat Terlayaninya pelayanan kebutuhan dokumen masyarakat pada KUA Kecamatan seperti; terpenuhinya kelangkaan Buku
50 edisi 3 - 2016
Nikah, Duplikat Buku Nikah dan dokumen lainnya. C. Deskripsi Aplikasi Sistem Pelayanan Dokumen Nikah e- SPDN adalah suatu sistem pelayanan dokumen nikah pada Seksi Bimas Islam Kankemenag Kabupaten Aceh Barat Daya berbasis aplikasi teknologi informasi dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan dokumen Nikah yang efektif dan efisien. Sistem tersebut merupakan bentuk peralihan administrasi dokumen Nikah dari menggunakan Buku Stok 1 dan Buku Stok 2 secara manual beralih kepada berbasis aplikasi teknologi informasi. Dengan adanya aplikasi tersebut mampu meningkatkan dan mempermudah pelayanan. Diantaranya; Seksi Bimas Islam Kankemenag Kabupaten Aceh Barat Daya dapat memantau stock opname dan alur distribusi dokumen Nikah, memudahkan dalam pelaporan dan upaya pengawasan terhadap dokumen nikah rujuk pada seluruh Kantor Urusan Agama Kecamatan. Sedangkan bagi Kantor Urusan Agama Kecamatan mempersingkat administrasi permintaan dokumen Nikah pada Seksi Bimas Islam Kankemenag Kab. Aceh Barat Daya yaitu ;
hanya melihat stock opname pada aplikasi sudah bisa mengeahui ketersediaan dokumen Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan masing – masing. Dan berkuranganya syarat permintaan dokumen Nikah ke Seksi Bimas Islam Kankemenag Kab. Aceh Barat Daya yaitu; hanya mengajukan surat permintaan dokumen Nikah melalui aplikasi tanpa perlu melampirkan photo copy Buku Stok sehingga pelayanan permintaan dokumen nikah rujuk dapat direalisasikan segera. Karena semua informasi ketersedian dokumen Nikah sudah ada dalam aplikasi tersebut. Dengan adanya aplikasi tersebut akan mempercepat proses pelayanan dokumen nikah yang dibutuhkan masyarakat. D. Tujuan Aplikasi Dalam rangka mewujudkan pelayanan prima kepada pelanggan maka perlu efisiensi dan efektifitas pelayanan yang sebelumya pelayanan Seksi Bimas Islam khususnya dalam permintaan dokumen nikah rujuk dilakukan secara manual. Peningkatan kualitas pelayanan tersebut yaitu dengan menggunakan teknologi informasi. Kegiatan penting yang akan dilakukan dalam upaya pencapaian proyek perubahan harus diselaraskan dengan tujuan jangka
pendek, menengah dan panjang, sebagai berikut : a. Tujuan Jangka Pendek 1) Tim Efektif; 2) e-SPDN (Sistem Pelayanan Dokumen Nikah); 3) SOP (Standar Operasional Pelayanan) Pelayanan Dokumen Nikah; 4) Uji coba SOP dan Aplikasi e-SPDN (Sistem Pelayanan Dokumen Nikah); 5) Lounching aplikasi SOP dan e-SPDN; b. Tujuan Jangka Menengah : 1) Surat Edaran Kankemenag Kabupaten Aceh Barat Daya tentang Penerapan Aplikasi e-SPDN (Sistem Pelayanan Dokumen Nikah); 2) Sosialisasi Aplikasi SOP dan e-SPDN; 3) Monitoring penerapan SOP dan aplikasi eSPDN. c. Tujuan Jangka Panjang : 1). Aplikasi e-SPDN direkomendasikan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Provinsi Aceh untuk diterapkan pada seluruh Kankemenag Kab/Kota.g
EDISI 3
opini
PERAN PENGHULU DALAM MENYELESAIKAN KASUS WALI ADHAL Drs. Erman Jaya, M. Ag
Penghulu Madya pada KUA Kec. Syiah Kuala
A
da kalanya perkawinan yang telah disepakati atau disetujui oleh calon suami maupun calon isteri tetapi ternyata ada pihak lain yang keberatan. Pihak lain dapat dipahami, yaitu wali nikah. Apabila wali nikahnya tidak setuju, maka dalam hal ini ada dua pilihan untuk menyelesaikan sengketa tersebut, pilihan pertama yaitu melalui mediasi kepada wali, yang biasanya di koordinir oleh Kantor Urusan Agama (KUA), agar wali nikah menyetujui pernikahan yang sudah direncanakan tersebut, atau jalan kedua yakni dengan mengajukan sengketa antara calon pengantin dan walinya kepada Mahkamah Syar’iyah (MS) agar perkawinan dapat dilaksanakan dengan putusan Mahkamah Syari’ah disebabkan wali adhal atau enggan menjadi wali dalam pernikahan tersebut.
sah, meskipun ada pendapat yang tidak mengharuskannya, bahkan sebagian ulama menyebutkannya sebagai syarat saja. Perwalian hanya dijabat oleh keluarga laki-laki dari pengantin wanita.Sementara pejabat Negara yang ditunjuk, dalam kaitan ini biasanya dilakukan oleh aparat Kantor Urusan Agama (Kepala KUA atau Penghulu) bisa menjadi wali pengganti jika
wali nasabnya berhalangan atau tidak setuju, dengan sebutan wali hakim, dengan demikian wali nikah merupakan unsur yang penting bagi mempelai wanita ketika dilangsungkan pernikahan. Tentunya untuk menjadi wali nikah tersebut ada peryaratan tersendiri yang telah ditentukan dalam fiqh/hukum Islam, yakni muslim, laki-laki, baligh, berakal dan adil. Wali nikah tersebut terdiri dari wali nasab dan wali hakim. Ditetapkannya wali nikah sebagai rukun perkawinan karena untuk melindungi kepentingan wanita. melindungi integritas moralnya serta memungkinkan terciptanya perkawinan yang berhasil (saki-
nah, mawaddah warahmah), dengan demikian institusi perwalian dalam perkawinan tidak hanya bersifat kewajiban atau hak saja, tetapi merupakan sintesis dari keduanya. Peranan wali disinggung dalam Al-Qur’an antara lain pada dua ayat di bawah ini, yang artinya: “Apabila kalian menjatuhkan talak kepada isteri, dan mereka telah menghabiskan masa iddahnya, maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya apabila terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara yang ma’ruf”. (Surat Al-Baqarah, ayat 232). Dalam ayat lain disebutkan “Dan janganlah kamu menikah-
Kedudukan Wali Nikah Keharusan adanya seorang wali dalam pernikahan menjadi rukun dan sebagai sebuah keharusan, artinya apabila tidak ada wali maka pernikahan tidak
edisi 3 - 2016 51
SANTUNAN
Opini
kan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu” (Al-Baqarah ayat 221). Dua ayat ini memang diarahkan (dikhithabkan) untuk para wali dari wanita yang hendak dinikahkan. Menurut Imam Syafi’a RA, dua ayat ini sangat menjelaskan posisi dan kedudukan wali dalam pernikahan, sebab masalah wali juga dipertegas oleh Rasulullah, SAW melalui berbagai haditsnya. Dalam Hadits sahih riwayat Imam Ahmad RA dan Imam empat perawi hadits lainnya menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda “Tidak sah pernikahan kecuali dengan adanya wali”. Menurut Syaikh Ismail AlKhalani Ash-Shan’ani, mengutip pendapat sejumlah ahli fiqih karyanya subulus salam, bentuk makna hadits ini bukan menyatakan tidak sempurna pernikahan tanpa wali, tapi menyatakan tidak sahnya pernikahan tanpa wali, sebab Hadits ini juga didukung hadits-hadits berikutnya. Dalam Hadits Aisyah RA disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya nikah dengan tanpa wali itu batal, batal, dan batal”. Dalam hadits riwayat Aisyah RA yang lain juga disebutkan keharusan wali itu dalam Hadits “Siapapun wanita yang menikah tanpa izin walinya maka pernikahannya batal. Jika ia disetubuhi maka baginya berhak atas mas kawin sebagai ganti kenikmatan yang diberikan. Jika wali berhalangan atau menolak, maka penguasa (sultan atau imam dan jajarannya) menjadi wali bagi wanita yang tak memiliki wali”. Hampir seluruh ulama sepakat mensyaratkan adanya
52 edisi 3 - 2016
wali dalam pernikahan, kecuali Imam Hanafi RA, beliau menganalogikan (qiyas) dengan perdagangan. Artinya, jika wanita itu telah memiliki kecerdasan untuk menentukan dirinya, maka ia boleh menikahkan dirinya, seperti ia berhak menjual barang miliknya, sehingga Imam Hanafi RA berpendapat bahwa keberadaan wali sebagai sunah. Alasan Imam Hanafi RA yang lain adalah perbedaan pendapat dalam menafsirkan khitab ayat pertama di atas tadi. Jika kalangan ulama lainnya menyebut khitab ayat tadi kepada wali, maka Imam Hanafi melihat tujuan ayat di atas diarahkan kepada wanita yang akan menikah, sehingga untuk melangsungkan perkawinan tidak mesti adanya wali nikah. Namun kalangan ahli fiqih, seperti dikutip Al-Kahlani, menolak analogi (qiyas) dari Hanafi tersebut, karena ada nash yang jelas (sharih) yang memang mengharuskan adanya wali dalam pernikahan. Dalam Hadits riwayat Abu Hurairah RA disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda “Wanita tidak boleh menikah dengan wanita, dan wanita tidak boleh menikahkan dirinya sendiri kecuali dengan wali”. Wali Adhal Wali adhal, artinya wali
tidak bersedia atau menolak untuk menikahkan, atau penolakan wali dalam mengawinkan anak gadisnya dalam fikih disebut wali adhal. Masalah yang diperbincangkan tentang wewenang para ayah atas putri mereka ialah apakah izin ayah itu diperlukan untuk perkawinan putrinya yang belum pernah kawin. Berbeda dengan anak lakilaki, bahwa di dalam ketentuan hukum Islam (fiqh), apabila anak laki-laki yang telah mencapai usia akil baligh, telah sepenuhnya matang, dan berakal sehat, maka mereka bebas untuk menentukan pilihannya, dan tak seorangpun yang berhak campur tangan, dan hal ini hampir sama dengan seorang perempuan yang sudah pernah menikah (janda). Hanafi berpendapat bahwa mereka lebih berhak atas dirinya sendiri dalam persoalan menentukan pasangan hidupnya (dalam masalah pernikahannya), sehingga wali tidak berhak untuk mencampuri urusan pernikahannya, dan posisinya hampir sama dengan anak laki-laki. Tetapi apabila anak perempuan itu seorang perawan (bikir) dan hendak melangsungkan perkawinan dengan seorang pria untuk pertama kalinya, maka bagaimanakah situasinya? Bahwa si ayah tidak
berwenang mutlak atas putrinya tersebut, dan tidak dapat mengawinkannya dengan siapa saja yang dikehendakinya tanpa persetujuan si putri. Kita telah melihat bahwa Nabi dengan jelas menegaskan, apabila si gadis tidak menyetujui, maka ia boleh kawin dengan pria lain bahkan hak ayah sebagai wali nikah dapat dicabut oleh Mahkamah Syar’iyah, dan hal ini sudah disepakati oleh Faqih di zaman sekarang, bahwa persetujuan si ayah bukan syarat yang dimestikan. Selanjutnya mengenai wali adhal juga diatur dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1987 tentang Wali Hakim, dalam Pasal 2 ayat (1) Bagi calon mempelai wanita yang akan menikah di wilayah Indonesia atau luar negeri/wilayah ekstra-teritorial Indonesia ternyata tidak mempunyai wali nasab yang berhak atau wali nasabnya tidak memenuhi syarat, atau mafqud atau berhalangan atau adhal, maka nikahnya dapat dilangsungkan dengan Wali Hakim. Ayat (2) Untuk menyatakan adhalnya Wali sebagaimana tersebut ayat (1) pasal ini ditetapkan dengan keputusan Mahkamah Syar’iyah yang mewilayahi tempat tinggal calon mempelai wanita. Ayat (3)
EDISI 3
opini
Mahkamah Syar’iyah memeriksa dan menetapkan adhalnya Wali dengan acara singkat atas permohonan calon mempelai wanita dengan menghadirkan Wali calon mempelai wanita. Pasal 3 Pemeriksaan dan penetapan adhalnya Wali bagi calon mempelai wanita warganegara Indonesia yang bertempat tinggal di luar negeri dilakukan oleh Wali Hakim yang akan menikahkan calon mempelai wanita. Pasal 6 ayat (1) Sebelum akad nikah dilangsungkan Wali Hakim meminta kembali kepada wali nasabnya untuk menikahkan calon mempelai wanita, sekalipun sudah ada penetapan Mahkamah Syar’iyah tentang adhalnya Wali. Ayat (2) Apabila wali nasabnya tetap adhal, maka akad nikah dilangsungkan dengan Wali Hakim. Para ulama sependapat bahwa wali tidak berhak merintangi perempuan yang di bawah perwaliannya untuk menikah apabila alasannya keberatannya tersebut bukan karena perbedaan aqidah, apabila wali
tersebut berbuat demikan maka mereka sudah berbuat dhalim kepada anak perempuannya itu. Jika wali menghalangi pernikahan tersebut, maka calon pengantin wanita berhak mengadukan perkaranya melalui Pengadilan Agama agar perkawinan tersebut dapat dilangsungkan. Dalam keadaan seperti ini, perwalian tidak pindah dari wali yang dhalim ke wali lainnya, tetapi langsung ditangani oleh Hakim. Sebab menghalangi pernikahan tersebut adalah satu perbuatan yang dhalim, sedangkan untuk mengadukan wali dhalim itu hanya kepada hakim. Adapun jika wali menghalangi karena alasanalasan yang sehat, seperti laki-lakinya tidak seagama, atau maharnya kurang dari mahar mitsil, atau ada peminang lain yang lebih sudah terlebih dahulu meminang, maka dalam keadaan seperti ini perwalian tidak pindah ketangan orang lain, karena dalam kondisi yang seperti itu wali tidaklah dianggap menghalangi.
Peran Penghulu dalam Menyelesaikan kasus Wali Adhal pada Proses Pernikahan. Keberadaan Penghulu pada setiap peristiwa pernikahan pada hakekatnya mempunyai fungsi ganda, karena disamping tugas pokoknya mengawasi dan mecatat pernikahan, juga sekaligus memandu acara akad nikah agar pelaksanaannya dapat berlangsung, dengan baik dan khidmad. Peran penghulu selanjutnya adalah memberikan jalan keluar apabila terjadi sengketa di dalam proses pelaksanaan pencatat nikah, adapun rincian peran penghulu dalam menyelesaikan kasus wali adhal adalah sebagai berikut: 1. Penghulu senantiasa berkoordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan proses pencatatan pernikahan, misalnya dengan pak Keuchik, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, dan pihak-pihak lain untuk meyelesaikan dan
mencarikan jalan keluar apabila terjadi kebuntuan dalam komunikasi antara wali nikah dengan calon mempelai. 2. Selanjutnya memanggil dengan patut pihak-pihak yang bersengketa (wali dan catin perempuan) serta pihak-pihak berkepentingan lainnya. Biasanya wali enggan memenuhi pangilan mediasi, karena tidak setuju dengan pernikahan tersebut, apabila terjadi demikian maka sebaiknya Penghulu mendatangi rumah kediaman wali untuk mengadakan klarifikasi atau mediasi, dari klarifikasi tersebut akan dihasilkan jalan tengah, dan ditemukan perdamaian atau Ishlah, antara wali dengan calon mempelai. 3. Peranan Penghulu selanjutnya adalah sebagai konsultan pernikahan, dengan jalan memberikan penjelasan, bimbingan kepada pihak-pihak yang bersengketa yaitu wali, dengan calon mempelai, melalui lembaga Badan Penasehatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Kecamatan. 4. Penghulu bertindak sebagai wali hakim, karena wali nikah (wali nasab, wali akrab) tidak hadir dalam pencatatan nikah karena adhal, dan adhalnya wali ditetapkan berdasarkan putusan Mahkamah Syar’iyah.g
1 Murtadha Muthahhari, Wanita Dalam Islam, (Jakarta: Penerbit Lentera, 1981), hal. 41 2 Ibid, hal. 42. 3 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, (Bandung: PT. Alma’arif), hal. 28.
edisi 3 - 2016 53
SANTUNAN
Opini
Pendidikan Islam: Beramal Setelah Berilmu Teuku Zulkhairi
Mahasiswa Program Doktor Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Banda Aceh
I
slam menuntut ilmu disertai dengan amalan. Sebab, bahwa dengan adanya amalan ilmu menjadi berguna. Sementara itu, praktek pendidikan selama ini cenderung ke arah teori semata, tidak terkecuali institusi pendidikan Islam atau materi ajarnya. Meskipun dewasa ini pendidikan Islam mulai diarahkan menuju pendidikan berbasis praktek, namun realitasnya masih jauh antara apa yang seharusnya dengan praktek yang dilakukan di lapangan. Guru-guru tidak menaruh perhatian besar pada rutinitas amalan baik harian para peserta didiknya. Misalnya, sangat jarang para guru memerintahkan siswanya untuk shalat Zhuhur sebagai ibadah mahdhah yang itu bisa dikerjakan di sekolah, atau amalan-amalan lain. Juga sangat jarang guru memonitor dan atau mengevaluasi ibadah ghairu mahdhah para peserta didik di luar jam sekolah. Pada suatu ketika, seorang pimpinan dayah (baca: pesantren) menceritakan kepada penulis kekhawatirannya terhadap santrisantrinya yang terlambat pulang ke dayah setelah pulang dari sekolah. Ia menceritakan, suatu ketika ia bertanya kepada para muridnya
54 edisi 3 - 2016
yang sekolah di luar: “Apakah di sekolah ada diwajibkan untuk shalat dhuhur?”. Para muridnya menjawab “tidak”. Padahal, para siswa pulang dari sekolah pada jam shalat zhuhur. Padahal, kita tahu bahwa ilmu harus disertai dengan amal. Dengan kata lain, ilmu identik dengan amalan. Saat seorang guru mengajar peserta didik, maka memastikan adanya praktek dari ilmu yang diberikan adalah satu paket pengajaran. Ilmu tidak akan berguna tanpa diamalkan. Memang tidak semua ilmu membutuhkan amalan dalam waktu seketika, hal ini terdapat ilmu yang sifatnya merupakan pengetahuan yang prakteknya hanya dibutuhkan dalam
waktu tertentu. Misalnya ilmu tentang ibadah haji, bagi mereka yang sudah belajar tentang ibadah haji, tentu ilmu tersebut baru digunakan saat ia telah memenuhi syarat-syarat wajib haji yang digariskan dalam ilmu fiqh. Namun realitasnya, dalam Islam, ilmu-ilmu yang (seharusnya) disertai dengan praktek setelah diketahui, jumlahnya adalah sangat banyak. Tapi kenyataannya, jika kita perhatikan kurikulum mata pelajaran dalam berbagai jenjang pendidikan, hampir bisa dipastikan hanya sedikit yang diarahkan untuk diamalkan atau dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, produk dari lembaga pendidakan seakan sangat paradoks dengan tuntutan dari pendidikan itu sendiri. Pendidikan gagal menghasilkan peserta didik yang memiliki karakteristik Islami. Ilmu Harus Disertai Amalan Sekali lagi, dalam Islam ilmu
itu mesti disertai dengan amalan. Itu sebab, Abdullah Ibnul Mu’tazzi mengatakan: “Ilmu tanpa amal seperti pohon tanpa buah”. Bahkan, Islam juga mengecam orang-orang yang berilmu namun tidak mengamalkan ilmunya. Allah SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kalian mengatakan apa yang tidak kalian kerjakan. Sungguh besar kemurkaan di sisi Allah karena kalian mengatakan apa-apa yang tidak kalian kerjakan.” [QS. Ash Shaff: 2-3]. Dari Abu Barzah Ra, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: “Kedua telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai dia akan ditanya tentang empat perkara, diantaranya adalah tentang ilmunya, apa yang sudah diamalkannya.” Terdapat juga hadis-hadis lain yang menekannya pentingnya amalan segera setelah ilmu. Selain ancaman-ancaman (nazhir), Islam juga menyebut berbagai keuntungan saat ilmu diamalkan. Islam misalnya menegaskan amalan-amalan yang dikerjakan di dunia akan membantu seorang muslim saat ia telah meninggal. Islam juga menegaskan berbagai keutamaan amalan-amalan baik yang dengan itu seorang muslim akan dimudahkan jalannya menuju Syurga. Sebagai contoh misalnya, bagaimana Islam memotifasi kita untuk mengerjakan kebaikan-
kebaikan berikut ini: “Surga rindu kepada empat golongan yaitu pembaca Al-Qur’an, penjaga lisan, pemberi makan orang yang kelaparan dan orang yang berpuasa di bulan Ramadhan.”[HR. Bukhari]. Atau hadis lainnya, “Jauhilah api neraka walau hanya dengan bersedekah sebiji kurma. Jika kamu tidak punya, maka bisa dengan kalimat Thayyibah” (H.R. Bukhari dan Muslim). Dalam Islam dijelaskan, tugas kita diciptakan oleh Allah SWT sebagai khalifah di atas permukaan bumi adalah untuk beribadah kepada Allah. Hal ini dinyatakan dalam firman Allah SWT berikut ini: “Dan tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku” (QS. AdzDzariyat : 56). Dari ayat ini dapat kita pahami bahwa pada dasarnya keseluruhan waktu yang kita miliki selama hidup di dunia niscaya harus bernilai ibadah di sisi Allah Swt. Maka dari sini, sebagai makhluk Allah SWT kita harus mengikuti segenap “aturan-aturan main” yang ditetapkan oleh Allah Swt dalam Alqur’an dan oleh Rasulullah Saw dalam hadis-hadisnya. Setiap perintah dari Islam seyogyanya mesti diupayakan untuk dipelajari, diamalkan dan diajarkan. Maka dalam konteks dunia pendidikan, tuntutan amalan atas ilmu yang didapatkan sudah seharusnya menjadi perhatian besar dari lembaga pendidikan atau sekolah. Dengan kata lain, target amalan dari suatu ilmu mestilah masuk dalam sistem kurikulum pendidikan Islam. Adanya pembiasaan amalan baik secara tersistem oleh lembaga pendidikan niscaya akan membantu membentuk peserta didik memiliki karakteristik “Syakhshiyah Al-Islamiyah”, atau “kepribadian Islam”. Materi Ajar Berorientasi pada Praktek
Jika pendidikan Islam memiliki misi menyelamatkan dan membahagiakan kehidupan manusia di dunia hingga di akhirat, maka amalan apapun yang menuju ke arah tersebut seharusnya mendapat perhatian yang maksimal dalam proses pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan. Setiap perintah Islam dalam apapun bentuknya dan bagaimanapun titik tekannya tidak boleh dilewati, tidak diamalkan, apalagi disepelekan. Buktinya bahwa amalan sekecil apapun tidak boleh disepelekan adalah hadis Nabi Muhammad SAW: “Amal yang paling dicintai oleh Allah SWT adalah yang dikerjakan secara konsisten”. Itu artinya, amalan kecil sekalipun akan bernilai besar disisi Allah Swt jika dikerjakan secara konsisten. Misalnya, Islam mengatakan, “Afsyussalam bainakum”, yaitu: “tebarkanlah salam di antaramu”. Amalan seperti ini tentu bisa dikerjakan kapan saja saat memungkinkan, dan dimana hal ini harus dibiasakan. Dan akan bernilai besar disisi Allah Swt jika dikerjakan secara konsisten. Kita bisa bagi materi ajar yang berorientasi pada praktek ini dalam dua model, Pertama, penekanannya dalam semua mata pelajaran. Dan kedua yaitu adanya mata pelajaran atau materi ajar khusus. Keduanya format ini membutuhkan proses evaluasi dan komitmen yang
tinggi dari para guru dan segenap jajaran dalam institusi pendidikan. Terdapat beberapa mata pelajaran agama Islam yang diajarkan di sekolah selama ini, misalnya Akidah Akhlak, Qur’an Hadis, Sejarah Peradaban Islam, Fiqh dan mata pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam). Pada mata pelajaran-pelajaran di atas, muatan materi ajarnya tentu saja mengandung ‘ibrah atau pelajaran-pelajaran berharga bagi kehidupan seorang Muslim. Sebab, ajaran Islam memang berorioentasi pada praktik. Misalnya, dalam materi pelajaran Sirah Nabawiyah, ‘ibrah apa yang harus diambil oleh seorang muslim setelah mengetahui akhlak Rasulullah SAW? Contoh lain, ketika belajar Aqidah, diajarkan misalnya bagaimana aqidah yang lurus (salim), maka institusi pendidikan atau guru khususnya perlu memastikan peserta didik agar jauh dari praktek Syirik,Tahayul, Khurafat dan sebagianya yang hal tersebut bisa merusak aqidah Islam. ini tentu patut dilakukan apabila kita melihat realitas di lapangan perkaraperkara ini kian menyebar luas di masyarakat. Contoh berikutnya, pada mata pelajaran Fiqh, diajarkan do’a-do’a, shalat wajib, shalat sunat, keutamaan-keutamaan suatu amalan seperti sedekah, berbakti pada kedua orang tua dan sebagainya, maka institusi pendidikan atau guru
bisa merumuskan suatu formula untu memastikan agar peserta didik mengerjakan amalan-amalan tersebut. Cara kedua adalah, pelajaran yang berbasis pada praktek dikemas menjadi mataeri atau mata pelajaran tersendiri. Harus diakui, pendidikan Islam yang bersumber dari Alqur’an dan Hadis sangat terkait dengan keharusan untuk melakukan implementasi atau praktik di lapangan. Ayat-ayat dan hadis Nabi Muhammad Saw mengarahkan kita menjadi hamba Allah yang beruntung di dunia dan di akhirat dalam bentuk amalan-amalan. Adanya mata pelajaran khusus ini setidaknya dalam kurikulum pendidikan di jenjang PAUD, TK, SD dan SMP dan sederajat. Pada mata pelajaran ini, harus dikemas tentang apa yang mesti dikerjakan seorang muslim dalam kehidupannya di dunia agar ia bahagia di dunia dan di akhirat, baik amalan-amalan ibadah wajib harian dirinya sebagai pribadi atau sebagai anggota masyarakat, tingkah laku atau sifat-sifat terpuji yang harus terpatri dalam jiwanya, sifat-sifat tercela yang harus diajuhi, amalanamalan utama yang dikerjakan dan sebagainya. Dengan cara seperti ini, insya Allah produk pendidikan umat Islam akan memberi hasil seperti yang diharapkan. Insya Allah. Wallahu a’lam bishahwab.g
edisi 3 - 2016 55
SANTUNAN
opini
Penyuluh Agama Agen Komunikasi Umat Tgk. Ahyar M. Gade, MA
Penyuluh Agama Islam Fungsional Kabupaten Pidie
S
alah satu komitmen Nabi Muhamammad Saw terdapat dalam peristiwa Isra’ dan Mi’raj, yang terjadi pada malam 27 Rajab Tahun ke-11 Kenabian, Nabi diberi kesempatan oleh Allah Swt untuk menjelajah dunia malakut, yang tidak ada seorang pun manusia di dunia ini bisa menjangkaunya. Seandainya Nabi Muhammad Saw menuruti ambisi pribadinya, maka beliau cukup bertahan disana (alam malakut) dan meninggalkan gemuruhnya dunia material. Kenyataannya, Rasululah justru turun dengan membawa misi pembaharuan dan perbaikan. Dengan Islam, Nabi Muhammad Saw berhasil menancapkan akar peradaban di dunia ini. Atas jasanya yang sangat besar itu, Antinio Gramsci menyebutnya dengan “Muhammad adalah seorang intelektual organik”. Sosok intelektual yang tidak cukup puas berteriak; “revolusi!”, tapi setelah itu langsung duduk di atas kursi empuk sambil menikmati secangkir kopi. Namun dalam hal ini, Nabi Muhammad Saw benar-
56 edisi 3 - 2016
benar terjun langsung menjadi eksekutor lapangan (agent of change), bekerja keras mengorganisir kekuatan untuk menyiarkan syari’at agama, melawan ketidakadilan, memberantas kejahilan, dan mengubah pola pikir manusia dengan memperbaiki moral mereka. Sebagai ummat, kita berkewajiban melanjutkan tugas tersebut, sesuai dengan profesi dan kemampuan yang kita mi-
liki. Bedanya adalah kita tidak lagi harus memulai dari awal (membangun pondasi) sebagaimana yang telah diprakarsai oleh Baginda Rasulullah, akan tetapi kita hanya dituntut untuk memperbaiki dan membina mereka yang sedang mengalami dekadensi moral. Di samping juga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan umat akan syi’ar agama Islam. Agenda utama para Nabi adalah untuk menggiring, mengarahkan dan mengajak manusia agar mengabdi kepada Allah swt serta menolak mengabdi kepada selain Allah. Itu pulalah yang menjadi agenda besar para Penyuluh Agama (Ulama, Teungku, Da’i)
yang berperan sebagai agen komunikasi umat dan pengawal sosial kemasyarakatan. Penyuluh Agama yaitu pembimbing umat Islam dalam rangka pembinaan mental, moral dan ketaqwaan kepada Allah Swt, serta menjabarkan segala aspek pembangunan melalui pintu dan bahasa agama. Para Penyuluh Agama adalah juru peneran, penyampai pesan bagi masyarakat mengenai prinsip-prinsip dan etika nilai keberagaman yang baik. Sedangkan Penyuluhan agama adalah usaha penyampaian ajaran Islam kepada umat manusia oleh seseorang atau kelompok orang secara sadar dan terencana, dengan berbagai metode yang baik dan sesuai dengan sasaran penyuluhan, sehingga berubahlah keadaan umat itu kepada yang lebih baik, untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Penyuluh agama adalah agen komunikasi ummat menuju perubahan dan perbaikan, ini sebagaimana diutarakan Zulkarimen Nasution (2002) bahwa “Agen Komunikasi merupakan
EDISI 3
opini
sejumlah orang yang ikut mempelopori, menggerakkan dan menyebarluaskan proses perubahan dalam kehidupan sosial atau masyarakat”. Pengertian di atas memberikan sebuah gambaran bahwa penyuluh Agama merupakan orang yang berdiri di garda terdepan dalam upaya mengawal dan menggiring umat manusia ke jalan yang diridhai Allah Swt. Berbagai aspek dan nilai-nilai keislaman terus ditransformasikan oleh penyuluh Agama, guna untuk memperbaiki moral umat manusia sesuai dengan ajaran Islam. Di samping itu, penyuluhan agama juga tidak dapat diartikan sempit sebagaimana anggapan segelintir orang sekarang ini, yakni berupa pengajian dan mimbar ceramah semata. Fakta dan realitas dalam kehidupan masyarakat membuktikan bahwa peran penyuluh Agama hampir dapat dikatakan meliputi segala lini dan aspek kehidupan masyarakat. Tidak sedikit masyarakat yang menempatkan Penyuluh Agama sebagai tokoh panutan, sebagai tempat bertanya dan mengadu setiap persoalaan yang dihadapi, sebagai orang yang dipercayakan untuk memecahkan dan menyelesaikan permasalahan, bahkan juga diposisikan sebagai tokoh adat. Penyuluh juga berperan sebagai pemimpin masyarakat, sebagai imam dalam masalah agama dan masalah sosial kemasyarakatan. Penyuluh agama tidak hanya memberikan penerangan dalam bentuk ucapan-ucapan dan kata-kata saja, akan tetapi bersaama-sama mengamalkan dan melaksanakan apa yang dianjurkan dan menjadi ajaran dalam Islam. Di lain sisi,
penyuluh agama juga dapat dikatakan sebagai agent of change, yakni berperan sebagai tokoh utama dalam melaksanakan perubahan ke arah yang lebih baik, perubahan dari yang negatif dan pasif menjadi positif atau aktif. Peranan penyuluh agama ini sangatlah penting karena untuk membina umat tidak semata dengan membangun manusia dari segi lahiriah dan jasmaniahnya saja, melainkan membangun segi rohaniah, mental spiritualnya dilaksanakan secara
bersama-sama. Demi suksesnya pembangunan, penyuluh agam berfungsi sebagai pendorong masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan, ikut serta mengatasi berbagai hambatan yang mengganggu jalannya pembangunan, khususnya mengatasi dampak negatif yaitu menyampaikan penyuluhan agama kepada masyarakat dengan melalui bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh mereka. Multi peran yang di-
miliki penyuluh agama dalam masyarakat juga tidak terlepas dari kultur masyarakat Aceh. Tidak hanya dalam permasalahan agama, dalam bidang ekonomi, politik, sosial budaya, masyarakat cenderung terlebih dahulu meminta pencerahan dari penyuluh agama sebelum mengambil sebuah keputusan. Dalam konteks politik, para politikus pun ikut meminta dukungan para penyuluh agama demi mendapat dukungan dari masyarakat luas.g
SANTUNAN
bahasa arab
ِّ الر ْش ـ ـ ـ َـوةُ
)Ilustrasi. (pxleyes.com
الر ْشوةَ حرام علَى ِ اآلخ ِذ والْمع ِ فإن ِّ َّ الو ِسْي ِط و ي ط ْ ٌ َ ُ َ ات والَ لِألَفـر ِاد دفْع ِ ِ ِ ِِ ِ ص ْوِل الر ْش َوة ل ْل ُح ُ َوالَ َيُ ْوُز لل ّش ْرَك َ َْ َ ُ ّ ات مهما َكانَت الْمبـ ِرر ِ علَى الْمنَاقَ ِ اتِ ،ل َّ ف َن العُْر َ َ ُ َ ْ ُ َّ َ ص َْ َ ِ َّ ِ ِ َح َّل َحَراماً أ َْو َحَّرَم َحالَالً .السائ َد الَ ْاعتبَ َار لَهُ إ َذا أ َ الر ْشوةَ ِ ِ صلَةُ إِ َل ي ه َوقَ ْد َعَّر َ الو ْ ف الْعُلُ َماءُ ّ َ َ َ ال ِ الر ِاشي َم ْن يـُْع ِطي صانـََع ِةَ ،و َّ اجة ِبلْ ُم َ َْ َ اط ِل ،والْمرتَ ِشي ِ .الَّ ِذي يعِيـنُه علَى الب ِ اآلخ ُذ ُ ُْ َ َ َ ُْ الزرْك ِشيِّ : َخ ُذ الْ َم ِال لِيُ ِح َّق بِِه وعَّرفَها َّ (الر ْش َوةُ أ ْ َ الب ِ الَ َّق)َ .وِه َي َحَر ٌامَ ،و َجاءَ ِف اط َل أ َْو يـُْب ِط َل ْ َ َشأْ ِنَا اللَّ ْع ُن ِلكِلِ َها ،فـََع ْن أ ِ َيب ُهَريـَْرَة رضي هللا
عنه قاَ َل( :لَعن رسو ُل ِ هللا صلى هللا عليه وسلم َ َ َ ُْ ِ َّ ِ ِ الَ :ح ِديْث التِم ِذي َوقَ َ الراشي َوالْ ُم ْرتَشي) َرَواه ّْ ث ِ حسن صحيح ،و ِيف احل ِدي ِ الذي َرَواهُ الطَّبـَْرِان ٌ َ َْ ٌ ِ ِ ك (الر ِاشي َوالْ ُم ْرتَ ِشي ِيف النَّا ِر) ،وَكذل َ ِيف األ َْو َسطَ : أبوداود َوغريُمها قوله صلى هللا َرَوى اإلمام ُ أمحد و َ ُ الر ِاشي َوالْ ُم ْرتَ ِشي .قال عليه وسلم :لَ ْعنَةُ هللا َعلَى َّ العالّمةُ الْمنا ِوي رِحه هللا ِف فـي ِ ِ َي َْ ض ال َقديْ ِر :أ ْ َُ َ َُ ُ .البـع ُد ِمن مظَا ِّن ِ الرمحة ومو ِ اقع َعلَْي ِه َما اطنِ َها َن ٌ زل َوَو ٌ ُْ ْ َ ََ ِ َّب َعلَيـَْها ِم ْن َوقَ ْد نـََهى َش ْرعُنَا َعنـَْها ل َما يـَتـََرت ُ ِ ِ ٍ ِ ِ ي َعلَى ض الْ ُم َوظَّف ْ َ َم َفاس َد َعظْي َمة ،منـَْها َْت ِريْ ُ 58 edisi 3 - 2016
EDISI 3
bahasa arab
)Ilustrasi. (pakistancriminalrecords.com
استِ ْغالَ ِل َح َوائِ ِج ِ ال الناس بِ ُد ْو ِن َح ٍّقَ ،وإِ ْن َدفَ َع الْ َم َ ْ ف قَ ْد يـؤِدي إِ َل جع ِل الب ِ لِْلموظَّ ِ اط ِل َح ّقاً َواحلَ ِّق َُ ّ َْ َ َُ ب ِطالً وِ َخ ُذ الْموظَّ ِ ِ ف هل َذا الْ َم ِال بدون أ اطل الب ن م ْ َ ُ َ َ َ َ ح ٍقِ ،زيد ًة علَى أ ِِ ِ اجب َّ ََ َ ْ ُجَرته الْ ُم َقَّرَرة لَهَُ ،والو ُ ِ ِ ِ يصِ اح ِ احلق ِم ْن ب ِّ َعلَْيه أَ ْن يَ ُك ْو َن أَمْيناً ِيف تَْك ْ ِ َ َس ِ ح ِّقهَ ،ع ِادالً ِيف ِخ ْد َم ِة الن ِ اس الشُُّرْو ِط َّاس َعلَى أ َ ِ ك ُد ْو َن َتَيُّ ٍزَ ،ك َما َّ ال أن فِْي ِه إِبْطَ َ ض ْو َع ِة ل َذل َ الْ َم ْو ُ ضي ِاع فـر ٍ ِ احةٌ لِْل َج ِمْي ِع صة يـَْف َِت ُ .ح ٍّق بِ َ ُْ َ ض أَنـََّها َمتَ َ َ ِ ِ ِ ي إِ َعانَةٌ َلُْم علَى ِ الباطل، الع ُم ْولَة هلؤالء الْ ُم َوظَّف ْ َ فَِإ ْعطَاءُ َ ِ ِ مال دو َن أ ْن يكو َن ِم ْن ص َدفَ َع َلُم الْ َ َولَئ ْن ُوج َد َش ْخ ٌ ش أَو تـ ْقصري؛ فـ َق ْد يِْت من ي ْدفَع ِ طَرفِ ِه تَ ْدلِ ِ هذ ِه ي ْ س أ َْو غ ٌّ َ ٌ َ َ َ ْ َ ُ ْ ٌ العمولَةَ والَ يـؤِدي الْمطْلُو ِ ص ُل ب مْنهَُ ،غيـَْر أنَّهُ َسيَ ْح ُ َ ُ ْ َ َُ ّ َ ْ َ ِ كِ ،وف ك أ َْو َدفَ َع ِمثـْلَ َ الع َم ِل لَنَّهُ َدفَ َع أَ ْكثـََر ِمْن َ َعلَى َ ِ ص ِ احب ِ العمل ذل َ ك ظُْل ٌم َوعُ ْد َوا ٌن َسيـَعُ ْوُد َعلَى َ edisi 3 - 2016 59
ِّ الر ْشوة Tender-tender : صات الْ ُمنَاقَ َ Pembenaran : الْ ُمبـَِّرَرات السائِد Umum : َّ Menghubungkan : صلَةُ الو ْ َ Kemunafikan : صانـََعة الْ ُم َ Penyuap : الر ِاشي َّ Penerima suap : الْ ُم ْرتَ ِشي Mendorong : ض َْت ِريْ ُ Memperoleh/Eksploitasi : استِ ْغالَل ْ Memihak : َتَيُّز Penempatan : تَْ ِك ْي ِ Penipuan : س تَ ْدلْي ٌ Suap :