6
THE DIFFERENCES ANALYSIS FINANCIAL PERFORMANCE AND STOCK ABNORMAL RETURN BEFORE AND AFTER ACQUISITION (Study in Go Public Company That Listed In IDX and do the acquisition in 2009 )
Melan Murnianti (113402192)
Program Study Management Of Economic Faculty Siliwangi University Tasikmalaya Email:
[email protected]
ABSTRACT
This study aims to analyze the differences in financial performance and abnormal return on corporate before and after acquisition activity. Acquisition is aimed to get synergy and value added. Value added is longer term that short term dimension. This research investigated the difference about stock abnormal return and financial ratio between before and after acquisition. In this research data applied is documentation, take the data of public company which had conducted acquisitions in Indonesia Stock Exchange (IDX), and analyzed using parametric statistic and non statistic parametric is used to analyze data. Wilcoxon signed ranks test is used to answer hypothesis. The result indicated that there is no any difference the level of stock abnormal return and financial ratio between after and before acquisition activity.
Keyword: acquisition, financial performance, stock return
i
6
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN DAN ABNORMAL RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar Di BEI yang Melakukan Akuisisi Tahun 2009)
Melan Murnianti (113402192)
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya Email:
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kinerja keuangan dan abnormal return pada perusahaan sebelum dan setelah melakukan akuisisi. Akuisisi bertujuan untuk mendapatkan sinergi dan penambahan nilai. Penambahan nilai merupakan tahap yang lebih panjang daripada dimensi jangka pendek. Penelitian ini menginvestigasi perbedaan antara abnormal return saham dan rasio keuangan antara sebelum dan sesudah keputusan akuisisi. Penelitian ini menggunakan data dokumentasi, mengambil data dari perusahaan publik yang telah melakukan akuisisi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dianalisis dengan menggunakan statistik parametrik dan non parametrik digunakan untuk menganalisis data. Wilcoxon signed test rank digunakan untuk menjawab hipotesis. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara abnormal return saham dan rasio keuangan antara sebelum dan sesudah akusisi . Kata Kunci: Akuisisi, Kinerja Keuangan, Return Saham
ii
6
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi dan bisnis yang semakin pesat dalam era globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang untuk menangkap kesempatan pasar yang semakin besar dan luas. Hal ini mendorong pemilik atau manajemen perusahaan untuk mengembangkan usahanya dengan strategi bisnis baik jangka pendek maupun jangka panjang. Perhatian terhadap strategi perusahaan dilakukan dengan mengatur aktivitas bisnis perusahaan sebagai sesuatu yang utuh, dengan suatu cara pandang untuk mencapai sasaran tertentu yang lebih dahulu ditentukan pada tingkat perusahaan. Sasaran strategis tersebut dapat bervariasi, meliputi pertumbuhan perusahaan, mendapatkan keunggulan kompetitif dalam pasar produk yang ada, pengembangan pasar atau perluasan produk, atau pengurangan risiko. Salah satu strategi yang digunakan perusahaan untuk mencapai strateginya adalah dengan penggabungan usaha. Dua bentuk penggabungan usaha yang sering dilakukan perusahaan adalah merger dan akuisisi. Perusahaan melakukan akuisisi harapannya agar kinerja
perusahaan yang
bergabung dapat meningkat. Kinerja perusahaan ada dua kategori yaitu kinerja pasar dan kinerja keuangan. Kinerja pasar mencerminkan seberapa baik prospek perusahaan di mata investor, kinerja perusahaan dapat dilihat dari nilai perusahaan di pasar modal. Sedangkan kinerja keuangan dihitung berdasarkan informasi-informasi sebelumnya, dan salah satu tolak ukur kinerja keuangan perusahaan adalah rasio keuangan. Akuisisi juga dilakukan atas dasar untuk memperoleh sinergi, maka tindakan tersebut diharapkan akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, sehingga akan meningkatkan jumlah permintaan saham perusahaan tersebut, selanjutnya akan mempengaruhi naiknya harga saham. Dengan naiknya harga saham akan menambah nilai perusahaan (value of the firm) yang pada akhirnyaakan meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham. Adanya aktivitas akuisisi yang diharapkan dapat meningkatkan kesehatan perusahaan, memberikan sinyal bagi investor untuk menanamkan sahamnya padaperusahaan tersebut dengan harapaninvestor dapat memperoleh keuntungan yang diinginkan. Reaksi pasar modal terhadap kandungan informasi dalam suatu peristiwa 1
2 6
dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return yang merupakan selisih antara return actual dengan return yang diekspektasikan oleh investor. Abnormal return yang diperoleh investor merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi yang dilakukan. Suatu pasar akan bereaksi apabila didalam pengumuman tersebut memiliki kandungan informasi. Jika pengumuman mengandung informasi, maka pasar diharapkan akan bereaksipada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar tersebut dapat dipengaruhi oleh tingkat keuntungan yang diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau menggunakan abnormal return. Suatu peristiwa yang mengandung informasi akan memberikan abnormal return kepada investor. Sebaliknya, peristiwa yang tidak mengandung informasi tidak akan memberikan abnormal return kepada investor. Penelitian-penelitian terdahulu tentang adanya perbedaan kinerja perusahaan dan pengaruh pengumuman akuisisi terhadap abnormal return saham sebelum dan sesudah akuisisi menampilkan hasil yang berbeda-beda. Dyaksa (2006), melakukan penelitian 2 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah akuisisi. Dan hasilnya terdapat perbedaan secara signifikan pada rasio EPS, NPM, ROE dan ROA. Namun tidak terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah akuisisi. Lizti (2010), melakukan penelitian pada perusahaan yang melakukan meger dan akuisisi pada tahun 2004-2007. Dan hasilnya terdapat perbedaan Rasio Likuiditas sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Dan untuk abnormal return tidak ada perbedaan signifikan sebelum dan sesudah akuisisi. Hasil penelitian tidak selalu sama, seperti penelitian yang dilakukan oleh Payamta dan Setiawan (2004), meneliti pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan manufaktur yang melakukan merger dan akuisisi antara tahun 19901996 dengan menggunakan rasio keuangan. Penelitian ini menunjukkan bahwa, kinerja perusahaan manufaktur setelah melakukan merger dan akuisisi ternyata tidak mengalami perbaikan dengan sebelum melaksanakan merger dan akuisisi. Karena hasil penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan adanya perbedaan hasil penelitian (research gap), maka peneliti tertarik untuk mengkaji ulang dengan menganalisis pengaruh akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan membandingkan kinerja perusahaan melalui penghitungan rasio-rasio keuangan
36
sebelum dan sesudah akuisisi dan menganalisisi abnormal return yang terjadi disekitar waktu akuisisi. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah yang akan dibahas sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI sebelum dan sesudah akuisisi tahun 2009. 2. Bagaimana abnormal return saham perusahaan yang terdaftar di BEI sebelum dan sesudah akuisisi tahun 2009. 3. Bagaimana perbedaan kinerja keuangan dan abnormal return perusahaan yang terdaftar di BEI sebelum dan sesudah akuisisi tahun 2009. METODE PENELITIAN Operasionalisasi Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kinerja keuangan dan abnormal return saham sebelum dan sesudah akuisisi yang berskala rasio. Prosedur Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu dengan cara mencatat atau mendokumentasikan data yang tercantum pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) untuk tahun 2008 dan 2013 yang dilakukan dengan mengambil data laporan keuangan dari perusahaan. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang melakukan akuisisi. Dalam penelitian ini pengambilan sampel yang dilakukan secara non probability sampling, yaitu dengan pendekatan purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut: (1) Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan
melakukan
akuisisi tahun 2009. (2) Perusahaan memiliki tanggal akuisisi yang jelas. (4) Menerbitkan laporan keuangan auditan secara lengkap selama satu tahun sebelum akuisisi serta tiga tahun setelah akuisisi dengan periode berakhir per 31 Desember.
46
Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditetapkan di atas dari seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) diperoleh 5 perusahaan sampel yang melakukan akuisisi pada tahun 2009 yang disajikan pada tabel berikut: Tabel 1 Sampel Penelitian No
Nama Perusahaan
Tanggal Akuisisi
1.
PT. Indika Energy Tbk
19 February 2009
2.
PT. Medco Energy Tbk
25 Februari 2009
3.
PT.Aneka Tambang Tbk
07 Juli 2009
4.
PT. JPFA Comfeed Tbk
05 Agustus 2009
5.
PT. AKR Corporindo Tbk
10 November 2009
Sumber: Bursa Efek Indonesia
Teknik Analisis Data Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, menggunakan uji beda untuk mengetahui adanya perbedaan kinerja keuangan dan abnormal return perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi. Hipotesis Terdapat perbedaan antara kinerja keuangan dan abnormal return sebelum dan sesudah akuisisi.
PEMBAHASAN
Kinerja Keuangan Perusahaan yang Terdaftar Di BEI Sebelum dan Sesudah Akuisisi
Dari penelitian diperoleh data mengenai kinerja keuangan perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Data yang diperoleh berupa data time series selama sembilan tahun (dari tahun 2005-2013). Data yang diperoleh tersebut digunakan untuk membandingkan kinerja keuangan perusahaan empat tahun sebelum dan empat tahun sesudah akuisisi. (Terlampir)
56
Berikut adalah data rasio keuangan perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi.
Tabel 2 Data Rasio Keuangan Perusahaan Tahun 2005-2013 Tahun
Kinerja Keuangan CR (%)
Rata-
189,89
DER
TATO
ROA
ROI
ROE
NPM
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
173,5
1,3
12,3
11,2
19
7,3
rata Industri AKRA 2005
128,65
86,01
1,42
9,25
6,02
12,24
4,21
2006
114,25
108,71
1,67
7,96
5,38
12,32
3,22
2007
116,28
156,52
1,68
9,66
5,46
14,96
3,24
2008
99,67
181,45
1,94
8,01
4,30
13,05
2,21
2010
104,78
201,42
1,59
5,48
4,42
14,20
2,78
2011
135,73
132,41
2,26
8,90
27,49
63,89
12,14
2012
144,18
180,01
1,83
6,86
5,24
14,70
2,85
2013
117,13
172,84
1,52
5,01
4,20
11,47
2,75
ANTM 2005
267,83
111,33
0,50
18,78
13,149
27,78
25,89
2006
281,26
70,31
0,77
30,44
21,29
36,26
27,58
2007
447,41
37,34
0,99
60,65
42,63
58,56
42,74
2008
801,65
26,42
0,93
18,83
13,35
16,96
14,26
2010
387,60
27,49
0,71
18,59
13,70
17,47
19,15
2011
1064,23
41,11
0,68
16,89
12,68
17,89
18,63
2012
251,42
53,58
0,53
19,76
15,18
23,32
28,64
2013
183,64
70,90
0,51
-0,60
1,87
3,20
3,62
INDY 2005
126,41
162,32
0,19
4,34
3,94
10,33
19,81
2006
114,08
117,78
0,39
6,79
5,90
12,85
14,91
6
2007
176,89
195,34
0,46
6,82
5,28
15,62
11,33
2008
497,35
67,06
0,26
13,63
12,45
20,80
46,86
2010
365,25
110,38
0,32
7,82
6,79
14,31
20,66
2011
163,73
136,16
0,28
4,97
6,57
15,52
23,03
2012
130,90
129,06
0,31
5,91
3,71
8,51
11,63
2013
218,58
143,85
0,37
17,54
2,32
5,66
6,23
JPFA 2005
230,30
766,68
1,59
2,31
1,22
10,90
0,76
2006
190,50
484,79
1,76
10,21
6,57
39,90
3,72
2007
244,69
389,57
1,95
7,19
4,47
22,81
2,28
2008
173,34
400,08
2,14
5,48
4,70
24,30
2,19
2010
262,95
113,61
1,99
20,58
15,63
35,49
7,81
2011
159,10
118,37
1,89
10,55
8,12
17,73
4,29
2012
182,45
130,12
1,62
12,45
9,80
22,55
6,02
2013
206,44
203,55
1,43
12,08
4,43
13,93
3,09
MEDC 2005
218,94
170,09
0,40
11,79
4,86
14,01
12,04
2006
225,96
220,94
0,43
9,20
2,07
7,12
4,81
2007
196,83
285,17
0,45
5,20
0,30
1,24
0,66
2008
222,49
168,42
0,64
25,23
14,15
38,21
21,78
2010
204,23
186,14
0,40
9,47
3,86
11,21
9,48
2011
160,52
202,49
0,44
14,04
18,87
57,10
42,72
2012
264,86
214,96
0,34
6,79
0,70
2,23
2,07
2013
200,32
182,31
0,35
7,65
0,63
1,78
1,79
Sumber: Indonesian Capital Market Directory 2013 yang telah diolah
Dari Tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa rasio keuangan perusahaan hampir semua meningkat setelah adanya akuisisi tahun 2009. Pada current ratio terdapat empat perusahaan sampel yang berada di atas standar industri 200%, pada total debt to equity ratio terdapat empat perusahaan sampel yang berada di atas standar industri 90%, pada total assets turn over terdapat tiga perusahaan sampel yang berada di bawah standar industri 2 kali, pada Return on Assets semua
76
perusahaan sampel berada di bawah standar industri 30%, pada Return on Investment semua perusahaan sampel berada di bawah standar industri 30%, pada Return on Equity semua perusahaan sampel berada di bawah standar industri 40%, pada Net Profit Margin sebagian perusahaan sampel berada di bawah standar industri 20%.
Abnormal Return Saham Perusahaan yang Terdaftar Di BEI Sebelum dan Sesudah Akuisisi
Abnormal return saham dapat terjadi bila ada perbedaan besarnya nilai return pasar, seperti nilai return realisasi lebih besar daripada return ekspektasi demikian pula sebaliknya. Apabila terdapat selisih return (baik negatif atau positif) maka dikatakan terdapat abnormal return. Return positif menunjukkan bahwa return actual lebih besar dari return yang diharapkan. Return negatif menunjukkan bahwa return actual yang diperoleh lebih kecil dari return yang diharapkan. Berikut adalah data abnormal return perusahaan sampel sebelum dan sesudah akuisisi.
Tabel 3 Rata-Rata Abnormal Return Perusahaan Sebelum dan Sesudah Akuisisi Nama Perusahaan Waktu
AKRA
ANTM
INDY
JPFA
MEDC
Sebelum Akuisisi -1
0,00327
-0,04400
-0,01594
-0,00910
-0,00523
-2
0,12457
-0,01667
0,03746
0,01769
0,00623
-3
-0,00704
0,00934
0,06006
0,08241
0,02021
-4
-0,00708
-0,00398
-0,01004
-0,00509
-0,00083
-5
-0,00203
-0,00878
0,03551
-0,02161
-0,00953
-6
-0,01920
0,00317 0,012733829
-0,01267
-0,01138
-7
-0,00124
-0,01010
-0,02064
0,03093
0,02768
-8
-0,01260
-0,01210
0,07389
-0,01153
0,00835
-9
0,00339
0,06565
0,02206
0,01205
-0,00045
-10
0,13889
0,62553
-0,00232
4,08221
-0,04867
86
Rata-rata
0,02209
0,06080
0,01927
0,41652
-0,00136
Sesudah Akuisisi -1
-0,00920
-0,02534
0,01380
-0,00647
0,00753
-2
0,00130
-0,00023
-0,01195
-0,00730
0,25223
-3
-0,03495
-0,02063
-0,01963
-0,01721
-0,04996
-4
0,00774
-0,00722
0,00339
0,00798
0,05327
-5
-0,01020
0,00500
-0,01233
0,02163
-0,03176
-6
-0,01241
-0,01810
-0,00976
-0,0447
0,03851
-7
-0,01857
0,00547
0,05709
0,02840
0,01311
-8
0,00095
0,04670
-0,00693
0,02089
-0,01050
-9
0,00238
-0,01246
-0,05253
0,01344
-0,03481
-10
0,00384
0,05671
0,02156
-0,05848
-0,00906
Rata-rata
-0,00691
0,00298
-0,00172
-0,00418
0,02285
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari Tabel 3 perusahaan yang mengalami peningkatan rata–rata abnormal return adalah PT. Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC), perubahan positif yang terlihat dari peningkatan rata–rata abnormal return sesudah pengumuman tersebut menunjukkan bahwa pengumuman akuisisi PT. Medco Energi Internasional Tbk. merupakan informasi yang cukup bernilai di pasar modal sehingga mendapat respon positif dari investor. Perusahaan yang mengalami penurunan abnormal return yaitu PT.AKR Corporindo Tbk. (AKRA), PT.Aneka Tambang (Persero) Tbk. (ANTM), PT.Indika Energy Tbk. (INDY), dan PT.JAPFA Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA). Penurunan
tersebut
mengindikasikan
bahwa
pengumuman
akuisisi
tersebut
kemungkinan informasinya sudah tersebar merata sehingga tidak memberikan nilai lebih terhadap investor. Berdasarkan hasil uji normalitas data (terlampir), terlihat bahwa nilai prob < taraf signifikan yang ditetapkan (α=0,05), dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa data rasio-rasio keuangan berdistribusi tidak normal. Hal ini sesuai dengan asumsi awal
96
didalam pemilihan metode untuk menguji data rasio keuangan perusahaan pada Bursa Efek Indonesia, bahwa karena data tidak normal maka untuk pengujian digunakan wilcoxon signed rank test. Untuk hasil uji normalitas data abnormal return, terlihat bahwa sebelum akuisisi nilai prob < taraf signifikansi yang ditetapkan (α=0,05), artinya data berdistribusi tidak normal. Sedangkan setelah akuisisi nilai prob > taraf signifikansi yang ditetapkan (α=0,05), artinya data berdistribusi normal. Untuk menguji abnormal return dalam penelitian ini akan digunakan Wilcoxon Sign Test.
Analisis Kinerja Keuangan Analisis ini dilakukan untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan (diukur dengan rasio keuangan) secara parsial berbeda signifikan antara sebelum dan sesudah akuisisi, dengan menggunakan uji wilcoxon signed rank tets. Hasil analisis kinerja keuangan yang diukur dengan rasio-rasio keuangan secara parsial untuk satu tahun sebelum dan satu tahun setelah akusisi disajikan pada tabel berikut: Tabel 4 Hasil ilcoxon signed rank test Untuk Setiap Rasio Keuangan Wilcoxon signed rank test
Rasio keuangan
Z hitung
Kesimpulan
Sig. (2tailed) -.523
.601 Tidak ada perbedaan
DER
-1.307
.191 Tidak ada perbedaan
TATO
-2.257
.024 Ada perbedaan
ROA
-1.120
.263 Tidak ada perbedaan
ROI
-.523
.601 Tidak ada perbedaan
ROE
-1.008
.313 Tidak ada perbedaan
NPM
-.523
.601 Tidak ada perbedaan
CR
Sumber: Output SPSS * Signifikan pada tingkat α= 5%
106
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa dengan tingkat signifikansi 0,05 dari 7 rasio keuangan yang diuji ternyata hanya satu rasio keuangan yang berbeda secara signifikan, yaitu rasio Total Assets Turn Over (sig. 0.024; t-hitung -2.257). Sedangkan rasio keuangan lainnya menunjukkan hasil tidak ada perbedaann secara signifikan, yaitu Current Ratio (sig. 0.601; z-hitung -0.523), Debt to Equity Ratio (sig. 0.191; z-hitung 1.307), Return on Assets (sig. 0.263; z-hitung -1.120), Return on Investment (sig. 0.601; z-hitung -0.523), Return on Equity (sig. 0.313; z-hitung -1.008), dan Net Profit Margin (sig. 0.601; z-hitung -0.523). Tabel 5 Hasil wilcoxon signed rank test Untuk Seluruh Rasio Keuangan Wilcoxon signed rank test Kinerja Keuangan
Z hitung -2.359
Kesimpulan
Sig. (2tailed) .018 Tidak ada perbedaan
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa dengan tingkat signifikansi 0,05 dari pengujian secara simultan terhadap keseluruhan rasio keuangan menunjukkan hasil ada perbedaann secara signifikan, yaitu (sig. 0.018; z-hitung -0.523). Pengujian data dengan menggunakan wilcoxon signed rank test secara parsial membuktikan hanya satu rasio keuangan tidak adanya perbedaan
rasio keuangan
sebelum dengan setelah akusisi. Berdasarkan pengujian diatas, dapat dinyatakan bahwa setelah akuisisi kinerja perusahaan tidak menjadi lebih baik. Meskipun secara simultan menunjukkan terdapat perbedaan. Pengujian ini juga memberikan indikasi bahwa keputusan perusahaan melakukan akuisisi untuk tujuan ekonomi belum tercapai, hal ini dibuktikan dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan terhadap pengujian rasio-rasio keuangan empat tahun sebelum dan empat tahun setelah akuisisi, jadi akuisisi tidak
menghasilkan
sinergi bagi perusahaan untuk jangka waktu empat tahun setelah terjadi akuisisi. Hal ini mungkin disebabkan karena ketidakmampuan perusahaan mempertahankan kinerja keuangan yang disebabkan oleh ketidakmampuan perusahaan melakukan manajemen perubahan dan lemahnya komunikasi dan keidakjelasaan tujuan. Pertentangan ego manajemen juga menjadi salah satu penyebab perusahaan tidak bisa mencapai sinergi.
11 6
Analisis Abnormal Return Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa kinerja saham perusahaan (diukur dengan abnormal return) berbeda secara signifikan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Pengujian data dilakukan dengan Wilcoxon Sign Test. Hasil analisis kinerja saham perusahaan (diukur dengan abnormal return) untuk 10 hari sebelum dan 10 hari setelah akusisi disajikan pada tabel berikut: Tabel 6 Hasil Wilcoxon Signed rank Test Abnormal Return Sebelum dan Setelah Akuisisi Variabel
Wilcoxon Signed rank Test Z hitung
Abnormal Return
Sig.(2 tailed)
-1.520
Kesimpulan
.128 Tidak terdapat perbedaan
Sumber: Output SPSS * Signifikan pada tingkat α= 5%
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa nilai z-hitung sebesar -1.520 dengan nilai signifikansi 0.128 yang lebih besar daripada 0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan abnormal return perusahaan pada masa sebelum dan sesudah akuisisi ditolak. Pengujian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan abnormal return saham perusahaan pada masa sebelum dan sesudah akiuisisi. Pengujian data dengan menggunakan Wicoxon Signed Test untuk membuktikan adanya perbedaan abnormal return 10 hari sebelum dengan 10 hari setelah akusisi, hasil menunjukan bahwa dengan taraf signifikansi 5% (α=0,05) dapat dinyatakan bahwa ternyata abnormal return saham publik yang diamati setelah pengumuman akuisisi tidak berbeda dengan abnormal return saham perusahaan tersebut untuk periode sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja pasar dari segi abnormal return saham untuk 10 hari sebelum dan 10 hari setelah akuisisi. Berarti tidak terdapat pengaruh akuisisi terhadap abnormal return. Jadi Investor beranggapan akuisisi tidak memberikan sinergi bagi perusahaan atau dengan kata lain akuisisi tidak memberikan manfaat ekonomis bagi pelaku akuisisi itu sendiri. Hal ini kemungkinan telah terjadi kebocoran informasi dari pihak manajemen, yaitu pasar telah mengetahui informasi
akuisisi
sebelum
pengumuman
dilaksanakan,
sehingga
pada
saat
12 6
pengumuman, informasi telah diketahui publik sehingga abnormal return tidak terjadi disekitar pengumuman tetapi terjadi jauh sebelum pengumuman tersebut.
Perbandingan Rasio Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa secara simultan terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan sebelum dan sesudah akuisisi. Namun secara parsial tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio likuiditas (diukur dengan current ratio). Penjelasan yang dapat dikemukakan adalah maka sesudah akuisisi kenaikan jumlah aktiva lancar semakin bertambah tinggi begitu pula dengan hutang lancarnya sehingga cenderung tidak ada perubahan dalam likuiditas perusahaan. Pada rasio solvabilitas (diukur dengan total debt to equity ratio)
untuk
pengujian satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah menunjukkan tidak terdapat perbedaan. Hal ini terjadi karena perusahaan pengakuisisi baik dalam masa sebelum dan sesudah merger dan akuisisi banyak menggunakan dana yang berasal dari hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Dan jumlah equity yang dimiliki mengalami peningkatan yang tinggi. Pada Rasio Aktivitas (diukur dengan total assets turn over) untuk pengujian empat tahun sebelum dan empat tahun sesudah akuisisi menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan. Jumlah aktiva yang bertambah karena adanya akuisisi bisa diefesiensikan dengan baik dengan meningkatnya jumlah tingkat penjualan, sehingga perputaran aktivanya cepat. Rasio profitablitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Semakin tinggi profitabilitas berarti semakin baik. Hasil analisis terhadap rasio profitabilitas menunjukkan bahwa akuisisi tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan, baik itu terhadap ROA, ROE, ROI, maupun NPM. Karena kenaikan jumlah laba yang dihasilkan hampir sama dengan kenaikan aktiva dan modal sendiri. Pada rasio NPM menunjukkan tidak terdapat perbedaan sebelum dan sesudah akuisisi. Hal ini dikarenakan walaupun perusahaan mampu meningkatkan penjualan setelah akuisisi tetapi kenaikannya masih belum sebanding dengan peningkatan biaya sehingga tidak
13 6
terjadi peningkatan laba setelah akuisisi. Pengujian yang dilakukan untuk ROA, ROE dan ROI menghasilkan tidak terdapatnya perbedaan dalam rasio ini. Hal ini disebabkan perusahaan belum dapat memanfaatkan laba secara maksimal dan operasional perusahaan masih banyak didanai hutang. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Meta (2009) dan Lizty (2010) yaitu meneliti perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi, yang hasilnya mereka menyatakan tidak ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan sebelum dan sesudah akuisisi. Pada hampir semua rasio keuangan yang diuji, kinerjanya menunjukkan kecenderungan yang sedikit menurun namun tidak signifikan. Kegagalan peningkatan kinerja perusahaan menunjukkan bahwa motivasi perusahaan melakukan akuisisi untuk mencapai sinergi tidak tercapai.
Perbandingan Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Akuisisi Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai abnormal return sebelum dan sesudah akuisisi. Hal ini disebabkan karena bentuk efisiensi pasar yang setengah kuat yang memungkinkan diperolehnya informasi yang belum dipublikasikan oleh pihak internal perusahaan sehingga investor telah mengantisipasi rencana akuisisi pada jauh sebelum pengumuman resmi yang dikeluarkan BAPEPAM yaitu 28 hari. Hal ini menyebabkan adanya
expected
return.
Adanya
peraturan
BAPEPAM
yang
mensyaratkan
pencantuman laporan keuangan 3 tahun terakhir menyebabkan perusahaan yang akan melakukan akuisisi melakukan persiapan dan memperbaiki kinerja perusahaannya sesuai dengan teori signaling bahwa perusahaan senantiasa berusaha untuk memberikan sinyal positif kepada investor salah satunya melalui laporan keuangan. Sama halnya seperti penelitian yang dilakukan oleh Rahardiani (2010) dan Lizty (2010) yang meneliti tentang perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah akuisisi, hasilnya menyatakan tidak ada perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah akuisisi. Tapi, selain itu tidak adanya perbedaan abnormal return yang signifikan juga terjadi karena adanya faktor-faktor lain selain akuisisi yang mempengaruhinya. Hal ini
14 6
menyebabkan return yang dicapai dapat meningkat atau menurun sejalan dengan expected return sehingga dapat tercapai abnormal return yang positif ataupun negatif.
PENUTUP
Simpulan Berdasarkan analisis data dan hasil pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis tentang perbedaan rasio keuangan sebelum dan sesudah akuisisi serta perbedaan harga saham harian sebelum dan sesudah akuisisi , maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan rasio keuangan dan tingkat abnormal return saham sebelum dan sesudah akuisisi. Kesimpulan tersebut ini didukung hasil analisis data berikut ini: 1. Kinerja keuangan sesudah akuisisi yang diukur melalui rasio keuangan menunjukkan peningkatan dari sebelum akuisisi, meskipun rata-rata kinerja keuangan perusahaan
berada di bawah rata-rata industri.
Pada current ratio
terdapat empat perusahaan sampel yang berada di atas standar industri 200%, pada total debt to equity ratio terdapat empat perusahaan sampel yang berada di atas standar industri 90%, pada total assets turn over terdapat tiga perusahaan sampel yang berada di bawah standar industri 2 kali, pada Return on Assets semua perusahaan sampel berada di bawah standar industri 30%, pada Return on Investment semua perusahaan sampel berada di bawah standar industri 30%, pada Return on Equity semua perusahaan sampel berada di bawah standar industri 40%, pada Net Profit Margin sebagian perusahaan sampel berada di bawah standar industri 20%. 2. Abnormal return perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi. yang mengalami peningkatan rata–rata abnormal return adalah PT. Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC), perubahan positif yang terlihat dari peningkatan rata–rata abnormal return sesudah pengumuman tersebut menunjukkan bahwa pengumuman akuisisi PT. Medco Energi Internasional Tbk. merupakan informasi yang cukup bernilai di pasar modal sehingga mendapat respon positif dari investor. Perusahaan yang mengalami penurunan abnormal return yaitu PT.AKR Corporindo Tbk. (AKRA), PT.Aneka Tambang (Persero) Tbk. (ANTM), PT.Indika Energy Tbk. (INDY), dan
156
PT.JAPFA Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA). Penurunan tersebut mengindikasikan bahwa pengumuman akuisisi tersebut kemungkinan informasinya sudah tersebar merata sehingga tidak memberikan nilai lebih terhadap investor. 3. Perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi yang diukur melalui rasio keuangan secara simultan menunjukkan ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah akuisisi, dibuktikan dengan sig.(2 tailed) 0.018 dengan α=0.05. Sedangakan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi yang diukur melalui rasio keuangan secara parsial menunjukkan ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah akuisisi pada total asset turn over, dibuktikan dengan sig.(2 Tailed) 0.024 dengan α=0.05. Sementara rasio lainnya menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada current ratio sebelum dan sesudah akuisisi. Artinya, tidak ada pengaruh current ratio terhadap akuisisi. Dibuktikan dengan sig.(2 tailed) 0.601 dengan α=5%. Tidak terdapaat perbedaan yang signifikan pada total debt to equity ratio sebelum dan sesudah akuisisi. Artinya, tidak ada pengaruh total debt to equity ratio terhadap akuisisi. Dibuktikan dengan sig.(2 tailed) 0.191 dengan α=5%. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada ROA sebelum dan sesudah akuisisi. Artinya, tidak ada pengaruh ROA terhadap akuisisi. Dibuktikan dengan sig.(2 tailed) 0.263 dengan α=5%. Tidak terdapaat perbedaan yang signifikan pada ROE sebelum dan sesudah akuisisi. Artinya, tidak ada pengaruh ROE terhadap akuisisi. Dibuktikan dengan sig.(2 tailed) 0.313 dengan α=5%. Tidak terdapaat perbedaan yang signifikan pada ROI sebelum dan sesudah akuisisi. Artinya, tidak ada pengaruh ROI terhadap akuisisi. Dibuktikan dengan sig.(2 tailed) 0.601 dengan α=5%. Tidak terdapaat perbedaan yang signifikan pada NPM sebelum dan sesudah akuisisi. Artinya, tidak ada pengaruh NPM terhadap akuisisi. Dibuktikan dengan sig.(2 tailed) 0 .687 dengan α=5%. Untuk abnormal return sebelum dan sesudah akuisisi. Tidak terdapaat perbedaan yang signifikan pada Abnormal return sebelum dan sesudah akuisisi. Artinya, tidak ada pengaruh Abnormal return terhadap akuisisi. Dibuktikan dengan sig.(2 tailed) 0.128 dengan α=5%. Saran
166
Hasil penelitian ini memberi masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan antara lain: 1. Bagi perusahaan di masa mendatang perlu dipikirkan lebih matang lagi sebelum melakukan akuisisi, apalagi dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Karena dari hasil penelitian tidak terdapat perbedaan yang signifikan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi. 2. Bagi investor jika ingin berinvestasi sebaiknya diperhatikan dulu kinerja perusahaannya, karena belum tentu perusahaan yang melakukan akusisi memiliki kinerja perusahaan yang baik. 3. Bagi penelitian di masa mendatang hendaknya menambah jumlah sampel dengan melibatkan seluruh perusahaan di BEI, sehingga diharapkan dapat meningkatkan generalisasi atas pengaruh akusisi terhadap kinerja keuangan. 4. Hasil dari analisis pengaruh akusisi terhadap kinerja perusahaaan belum terlihat pada tiga tahun ke depan, sehingga saran bagi peneliti selanjutnya adalah sebaiknya untuk lebih memperpanjang tahun pengamatan dari 3 tahun menjadi 4 sampai 5 tahun kedepan. Memasukan pula aspek-aspek non ekonomis yang mungkin berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai kinerja perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Alexander, Layet al. 2010. Efektifitas Regulasi Merger dan Akuisisi Dalam Kerangka Hukum Persaingan Usaha. Jakarta: PT Pustaka Sinar Harapan. Astrea Nike. 2013. Analisis Dampak Pengumuman Merger dan Akuisisi Terhadap Abnormal Return Saham Perusahaan Akuisitor yang terdaftar di BEI tahun 20062008. BambangRiyanto. 2010. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan.Edisi 4. Yogyakarta: BPFE. BEI, 2012, Ringkasan Kinerja Perusahaan Tercatat, (Online) (http://www.idx.co.id, diakses Oktober 2014). Brealey, Richard et al. 2008. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Buku 2, Edisi 5. Bob Sabran. Jakarta: Penerbit Erlangga. Dyaksa. 2006. Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan &Abnormal Return Saham Sebelum & Sesudah Merger Dan Akuisisi (Di Bursa Efek Jakarta Periode 19982004).
17 6
Eduardus Tandelilin. 2010.Portofoliodan Investasi.Edisi 1. Yogyakarta: Kanisisus. Fairuz Angger Wibowo. 2012. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi. Harrison, walteret al. 2013. Akuntansi Keuangan. Buku 2, Edisi 8. Gina Gania. Jakarta: Penerbit Erlangga. Suad Husnan. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang). Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE. Jumingan. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Lizti Nadya. 2010. Analisis Perbedaan Tingkat Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Akuisisi. Meta Annisa CW. 2009.Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2009. Payamta.& Setiawan, Doddy. 2004. Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.Vol.7(3): 265-282. Subramanyam & Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Buku 1, Edisi 10. Dewi Yanti. Jakarta: Salemba Empat. Usadha I Putu A. & Yasa, Gerianta W. 2009.Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi di Bursa Efek Indonesia. Vol.4, No. 2 Juli 2009.