Antologi, Vol …, Nomor …, Juni 2015
MEDIA BOARD GAME UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SPEAKING DI KELAS V SEKOLAH DASAR Ghina Zakiyah: Winti Ananthia’ dan Deti Rostika” PGSD Kampus Cibiru Universitas Pendidikan Indonesia Email:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan latar belakang berupa suatu permasalahan dalam pembelajaran bahasa Inggris diantaranya siswa kurang memiliki kesempatan untuk melatih keterampilan speaking. Hal itu disebabkan oleh pengajaran keterampilan speaking yang sering dikesampingkan oleh guru. Sehingga hasil belajar siswa yang diperoleh kurang memuaskan. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan suatu pembelajaran yang dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan speaking bahasa Inggris. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai hasil belajar siswa kelas V SDN Ciporeat 03 dalam pembelajaran speaking dengan menggunakan media board game. Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan media board game dalam pembelajaran speaking di Sekolah Dasar Negeri Ciporeat 03. Board game dirancang untuk dapat memberi banyak kesempatan bagi siswa untuk melakukan kegiatan speaking agar pembelajaran speaking dapat bermakna dan menyenangkan bagi siswa sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan model Elliot. Subjek penelitian terdiri dari 39 siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri Ciporeat 03. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus dan tiga tindakan setiap siklusnya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, lembar wawancara, catatan lapangan, rekaman audio dan video, serta dokumentasi. Kesimpulan hasil penelitian ini diantaranya, nilai rerata hasil belajar keterampilan speaking meningkat pada setiap siklusnya. Pada siklus I adalah 64,1, pada siklus II 83,6, dan pada siklus III 94,8. Dengan demikian, media board game dapat dijadikan salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran speaking di sekolah dasar. Kata Kunci : TEYL, speaking, board game, pembelajaran bahasa Inggris, sekolah dasar.
1) Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1104749 2) Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab 3) Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab
Ghina Zakiyah, Winti Ananthia, Deti Rostika Media Board Game untuk Meningkatkan Keterampilan Speaking di Kelas V Sekolah Dasar
THE BOARD GAME MEDIA TO IMPROVE SPEAKING SKILL IN GRADE V AT THE PRIMARY SCHOOL Ghina Zakiyah: Winti Ananthia’ and Deti Rostika” PGSD Kampus Cibiru Universitas Pendidikan Indonesia Email:
[email protected]
Abstrac This classroom action research implemented based on the background of the problem in English learning including speaking teaching in the primary school. The students have not enough opportunities to train their speaking skills. It caused by the teacher thought that speaking skill is hard to teach, one of the reason is because a lot of time is needed. So that the student’s learning result is low. Therefore, the implementation of an effective learning to give a lot of opportunities for the student to do speaking activity is needed. Speaking learning in the primary school should be fun and meaningful for the student. The purpose of this research is to have the representation about enhancement of student’s learning result in grade V at SDN Ciporeat 03 using board game media. The researcher used board game in speaking learning at SDN Ciporeat 03. Board game is one of fun games for the primary school students. Board game designed to give a lot of opportunities for the students to do speaking activity then speaking learning would be fun and meaningful for the primary school students. This research was carried out through classroom action research and Elliot design. Subject of this research is all of students in grade V at SDN Ciporeat 03. This research implemented on 3 cycles and 3 action in every cycles. Research instrument in this research are observation sheets, interview sheet, notes, documentation, audio and video recording. The researcher can conclude there is enhancement of student’s learning result that proved by the score, cycles I is 64,1, cycles II 83,6, and cycles III 94,8. So that, board game media improved student’s learning result in speaking learning at the primary school.
Keywords: TEYL, speaking, board game, English learning, primary school.
Antologi, Vol …, Nomor …, Juni 2015
PENDAHULUAN Pengajaran bahasa Inggris di sekolah dasar dimaksudkan untuk mengenalkan bahasa asing ini pada siswa sekolah dasar. Hal tersebut dilakukan agar siswa lebih mudah untuk mempelajari bahasa Inggris yang lebih dalam pada jenjang berikutnya. Siswa sekolah dasar yang juga belum berada pada masa pubertas akan lebih mudah mempelajari bahasa baru seperti apa yang dimaksud oleh Lenneberg (dalam pinter, 2006) mengenai Critical Period Hypothesis. Akan banyak manfaat yang diperoleh ketika mengajarkan bahasa baru pada anak khususnya di sekolah dasar. Pinter (2006, hlm.32) mengatakan bahwa “Introducing children to a new language offer opportunities to widen their horizons and awaken their enthusiasm and coriousity about language”. Dengan begitu tidak hanya semata-mata mengajarkan suatu materi pada siswa tetapi juga akan membangun wawasan, antusiasme dan rasa ingin tahu siswa mengenai bahasa. Akan tetapi sangat disayangkan tidak semua guru dapat menyelenggarakan pembelajaran bahasa Inggris yang memberikan banyak kesempatan siswa untuk memproduksi bahasa Inggris seperti mengembangkan keterampilan speaking siswa. Sehingga siswa tidak memiliki kepercayaan diri untuk mencoba berbicara menggunakan bahasa Inggris. Padahal untuk mengembangkan kemampuan speaking TINJAUAN PUSTAKA 1. Keterampilan Speaking Dalam pengajaran bahasa Inggris ada 4 keterampilan yang harus dikembangkan dalam setiap pembelajaran. Ke-4 skills ini yaitu listening, reading, speaking dan writting. Dengan demikian speaking merupakan salah satu keterampilan yang memang harus dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Inggris. Bertemali dengan
membutuhkan pembiasaan yang rutin atau practice yang maksimal. Seperti apa yang diutarakan oleh Pinter (2006, hlm.55) bahwa, “To be able to speak fluently in a foreign language requires a lot of practice”. Dengan demikian untuk dapat berbicara dengan lancar atau fasih dengan bahasa asing dibutuhkan banyak praktek. Dalam hal ini keterampilan speaking dalam bahasa Inggris harus terus dibiasakan dan dilatih terus menerus. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memberi banyak kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan speaking adalah dengan menggunakan media board game. Board game merupakan permainan yang dapat meningkatkan ketertarikan siswa untuk membiasakan melatih speaking dan menumbuhkan rasa percaya diri siswa Board game yang dapat dirancang khusus untuk melatih kemampuan speaking siswa merupakan salah satu bentuk media dalam dalam menyelenggarakan pembelajaran speaking yang bermakna. Oleh karena itu siswa akan senang memainkan permainan ini didalam kegiatan speaking pembelajaran bahasa Inggris. Disamping siswa bermain, siswa juga melatih kemampuan speakingnya pada saat permainan berlangsung. Berdasarkan uraian di atas maka board game bisa dijadikan salah satu media yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran speaking.
keterampilan speaking, Shastri (2010) menjelaskan bahwa dalam proses pemerolehan bahasa pertama, listening dan speaking datang secara natural. Hal itu dikarenakan siswa terus memperoleh bahasanya tersebut sepanjang hari. Namun lebih lanjut Shastri (2010) mengutarakan dalam konteks Bahasa Inggris yang bukan merupakan bahasa pertama, siswa mempelajari keterampilan reading dan writing terlebih dahulu. Oleh
Ghina Zakiyah, Winti Ananthia, Deti Rostika Media Board Game untuk Meningkatkan Keterampilan Speaking di Kelas V Sekolah Dasar
karena itu siswa harus mengenal bahasa Inggris terlebih dahulu misalnya dengan mempelajari keterampilan reading dan writing. Akan tetapi sebenarnya dalam kondisi tertentu pembelajaran speaking bisa langsung diterapkan tanpa harus mempelajari keterampilan reading dan writing. Misalnya ketika siswa telah memiliki input listening yang lebih baik. 2. Pembelajaran Speaking Pembelajaran speaking merupakan suatu kegiatan pembelajaran guna mengembangkan kemampuan speaking siswa. Dalam pembelajaran speaking siswa akan belajar bagaimana memproduksi bahasa lisan dengan menggunakan bahasa Inggris. Untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran speaking, guru harus memfasilitasi suatu kegiatan yang memberi banyak kesempatan untuk siswa berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris. Seperti apa yang diutarakan oleh Pinter (2006, hlm.55) bahwa, “To be able to speak fluently in a foreign language requires a lot of practice”. Dengan demikian untuk dapat berbicara dengan lancar atau fasih dengan bahasa asing dibutuhkan banyak praktek. Dalam hal ini keterampilan speaking dalam bahasa Inggris harus terus dibiasakan dan dilatih terus menerus. Hal ini bisa dilakukan salah satunya dengan memanfaatkan media board game untuk pembelajaran speaking. pada saat memainkan board game siswa memiliki banyak kesempatan untuk berlatih berkomunikasi lisan dengan menggunakan bahasa Inggris. 3. Games Permainan atau games tidak lagi semata-mata sesuatu yang hanya dapat dimainkan dan disenangi oleh siswa tetapi dapat bermanfaat pula apabila digunakan atau dimanfaatkan dalam suatu pembelajaran sebagai media pembelajaran. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kreatifitas guru dalam memodifikasi suatu permainan dalam
upaya menyelenggarakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Bertemali dengan hal tersebut Martin (dalam Brewster, 2002) mengutarakan salah satu alasan menggunakan games dalam pembelajaran bahasa Inggris yakni dalam games terkandung kegiatan yang menyenangkan yang dapat memberikan siswa sekolah dasar kesempatan untuk mempraktekan bahasa Inggris yang telah dipelajari dalam rangkaian jalan yang menyenangkan. Alasan lain juga diutarakan oleh Lewis dan Bedson (1999) mengenai penerapan games dalam pembelajaran bahasa Inggris yakni bahwa melalui games siswa dapat bereksperimen, menggali, dan berinteraksi dengan lingkungan. Dengan demikian games juga dapat diartikan sebagai alat yang esensial bagi siswa untuk memahami suatu pengetahuan. Kemudian diperkuat oleh pendapat Ludewig dan Swan (2007) melalui penyataan the power of games, bahwa games memiliki kekuatan untuk mendorong perhatian siswa dan memotivasi siswa dalam pembelajaran. Oleh karena itu, kekuatan yang terkandung dalam games tersebut dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran. Sehingga siswa dapat termotivasi dan fokus saat pembelajaran berlangsung. 4. Board game Media permainan yang dapat digunakan dalam pembelajaran diantaranya adalah Board game. Menurut Mayer dan Harris (2010), dari kebanyakan jenis board game, pada dasarnya teknik memainkannya adalah dengan menggulirkan dadu dan berpindah tempat sesuai angka yang keluar pada dadu. Berdasarkan kotak dimana pemain berhenti sesuatu akan terjadi. Artinya akan ada suatu perintah, kesempatan, pertanyaan dan lain sebagainya dalam kotak tersebut. Dengan demikian Pada dasarnya board game merupakan suatu
Antologi, Vol …, Nomor …, Juni 2015
permainan dengan papan dan bidak pemain atau penanda bergerak dan dipindahkan sepanjang jalur permainan pada suatu papan sesuai dengan seperangkat aturan. Permainan ini dapat didasarkan beragam aturan namun yang lebih sering adalah berdasarkan dadu bergulir, yakni setiap pemain mendapat kesempatan untuk melempar dadu untuk menentukan jumlah langkah memindahkan bidak. Beberapa bentuk board game yang sudah banyak dikenal diantaranya permainan monopoli dan permainan ular tangga. Salah satu cara untuk menyelenggarakan pembelajaran speaking yang menyenangkan di sekolah dasar diantaranya dengan merancang board game. Seperti yang telah diutarakan oleh Suite (2008), bahwa penggunaan board game dalam pembelajaran bahasa Inggris merupakan salah satu cara efektif, mudah, dan menyenangkan bagi siswa untuk mempelajari dan mempraktekan kemampuan komunikasi siswa. Board game dapat dirancang sedemikian rupa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini juga sesuai dengan yang diutarakan oleh Slattery dan Willis (2001) bahwa guru dapat mendorong siswa untuk menggunakan bahasa Inggris dengan memainkan suatu permainan dalam waktu yang sama. Hal tersebut akan berguna untuk menghemat waktu yang terbatas. Dengan waktu yang terbatas guru diharapkan tidak hanya menyelenggarakan pembelajaran yang menyenangkan saja namun harus tetap memiliki konten pembelajaran. 5. Board game dalam Pembelajaran Speaking Peneliti merancang board game yang mirip dengan permainan monopoli dalam menyelenggarakan kegiatan speaking dalam pembelajaran bahasa Inggris. Dalam kegiatan ini siswa tidak
hanya bermain tetapi melakukan kegiatan speaking pada saat permainan berlangsung. Hal tersebut dilakukan berdasarkan pendapat yang diutarakan oleh Slattery dan Willis (2001) bahwa guru dapat mendorong siswa untuk menggunakan bahasa Inggris dengan memainkan suatu permainan dalam waktu yang sama. Dengan sedikit modifikasi, peneliti merancang board game yang dijadikan sebagai media dalam kegiatan speaking pembelajaran bahasa Inggris dengan beragam theme. Dengan board game ini diharapkan dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk mencoba melatih kemampuan speaking yang dimilikinya. Dalam kegiatan inti pembelajaran speaking dengan media board game ini siswa bermain secara berkelompok, yakni 1 hingga 5 siswa dalam kelompok. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Slattery dan Willis (2001) bahwa ketika siswa belajar secara berkelompok siswa akan memperoleh lebih banyak kesempatan untuk berbicara dalam bahasa Inggris. Lebih lanjut Slattery dan Willis (2001) juga mengungkapkan bahwa siswa akan belajar banyak dari teman-teman sekelompok sehingga siswa akan lebih percaya diri. Setiap kelompok mendapat 1 perangkat board game yang terdiri dari; papan permainan, 4-5 kancing beragam warna sebagai bidak pemain, instruction cards dan question cards serta 1 dadu dengan 3 angka. Permainan diawali dengan menentukan siapa yang menjadi pemain pertama dan seterusnya dan semua pemain berada pada petak start. Kemudian mulai bermain dengan melemparkan dadu sesuai urutan yang telah ditentukan dan memindahkan bidaknya sesuai angka yang keluar pada lemparan dadu. Apabila bidak mendarat di petak dengan simbol “?” (tanda tanya) pemain tersebut harus mengambil 1 question card yang berisi sebuah pertanyaan dan siswa tersebut harus menjawabnya. Kemudian apabila bidak
Ghina Zakiyah, Winti Ananthia, Deti Rostika Media Board Game untuk Meningkatkan Keterampilan Speaking di Kelas V Sekolah Dasar
mendarat di petak dengan simbol “!” (tanda seru) pemain tersebut harus mengambil 1 instruction card dan mengikuti sesuai perintah yang tertera pada kartu tersebut. Sementara apabila bidak mendarat pada petak bintang pemain harus mengambil 1 change cards yang berupa kesempatan pemain untu maju dan mundur beberapa langkah. Pemain yang sampai finish adalah pemenangnya. Kegiatan selanjutnya setelah setiap kelompok selesai memainkan board game adalah penilaian keterampilan speaking siswa. Penilaian dilakukan dengan memfasilitasi setiap siswa satu pertanyaan dalam potongan kertas dan siswa harus menjawab pertanyaan tersebut. Dalam kegiatan ini siswa akan melaksanakan kegiatan speaking secara individu. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui perkembangan keterampilan speaking siswa setelah memainkan board game. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Kemudian model desain penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini menggunakan model John Elliot. Dalam model ini, setiap tindakan terdiri dari beberapa step atau langkah tindakan diantaranya langkah tindakan 1, langkah tindakan 2, dan langkah tindakan 3 (dalam Kusumah & Dwitagama, 2012). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang membutuhkan beberapa tindakan dalam setiap siklus. Dalam penelitian ini, ada tiga siklus yang meliputi tiga tindakan dalam setiap siklusnya. Penelitian ini diawali dengan siklus I dengan menggunakan tema Daily Activity. Selanjutnya dilanjutkan pada siklus II dengan menggunakan tema public places. Kemudian pada siklus III menggunakan tema Family.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V di SDN Ciporeat 3 Adapun subjeknya yaitu 39 orang siswa kelas V yang terdiri dari 15 siswa lakilaki dan 24 siswa perempuan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini diantaranya meningkatkan hasil belajar keterampilan speaking siswa dengan menggunkan media board game. Peningkatan yang terjadi dari mulai siklus I hingga siklus III terlihat dari perkembangan keterampilan speaking siswa serta rerata hasil evaluasi setiap siklusnya. Pada siklus I hasil belajar siswa yang belum maksimal. Meskipun nilai rerata kelas setiap tindakan pada siklus ini mengalami peningkatan. Hasil yang diperoleh pun masih dibawah standar. Siswa yang mampu memperoleh nilai mencapai KKM pada saat evaluasi hanya tujuh orang siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diutarakan oleh Pinter (2006, hlm.55) bahwa, “to be able to speak fluently in a foreign language requires a lot of practice”. Pendapat tersebut menyatakan bahwa untuk dapat fasih berbicara menggunakan bahasa asing (dalam hal ini bahasa Inggris) membutuhkan banyak praktik. Oleh karena itu, siswa membutuhkan banyak kesempatan untuk mengembangkan keterampilan speaking yakni dengan banyak berlatih berbicara menggunakan bahasa Inggris.Sehingga peneliti perlu melaksanakan siklus selanjutnya pada penelitian ini. Kemudian Pada siklus II siswa yang mampu memperoleh nilai mencapai KKM pada saat evaluasi mencapai 55%. Dibandingkan dengan hasil keterampilan speaking pada siklus sebelumnya, siswa memperoleh peningkatan hasil keterampilan speaking setelah berlatih dengan bermain board game. Hal ini kembali membuktikan pendapat Martin (dalam Brewster, 2002)
Antologi, Vol …, Nomor …, Juni 2015
bahwa penggunaan games dalam pembelajaran bahasa Inggris akan menciptakan kegiatan yang menyenangkan yang dapat memberikan siswa kesempatan untuk mempraktekan bahasa Inggris yang telah dipelajari dalam rangkaian jalan yang menyenangkan. Akan tetapi masih ada sebagian siswa yang masih dibawah standar yang telah ditentukan. Selanjutnya pada siklus III siswa yang mampu memperoleh nilai mencapai KKM pada saat evaluasi mencapai 100% bahkan seluruh siswa mampu memperoleh nilai melebihi KKM. Oleh karena itu, berdasarkan standar keberhasilan yang telah ditentukan yakni 100% siswa mencapai nilai KKM, maka penelitian ini dinyatakan berhasil. Berikut grafik untuk memperjelas peningkatan nilai rerata hasil evaluasi keterampilan speaking siswa setiap siklusnya. Rerata Hasil Evaluasi Siswa 83,6
100 80
94,8
64,1
60 40 20 0 Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gambar 4.14 Grafik Rerata Nilai Keterampilan Speaking Pada Siklus I, Siklus II, dan Siklus III Berdasarkan grafik di atas dapat terlihat peningkatan hasil yang diperoleh siswa. Rerata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 64,1, pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 83,6 dan pada siklus III kembali meningkat menjadi 94,8. Peningkatan yang terjadi
dari siklus I hingga pada siklus III membuktikan bahwa pembelajaran speaking menggunakan media board game dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini juga membuktikan pendapat yang diungkapkan oleh Slattery dan Willis (2001) bahwa penggunaan games dapat mendorong siswa untuk menggunakan bahasa Inggris dan mulai memproduksi bahasa lisan dengan bahasa Inggris. KESIMPULAN Kesimpulan penelitian ini diantaranya hasil belajar siswa dalam pembelajaran speaking dengan menggunakan media board game terus meningkat dalam setiap siklus penelitian ini. Hal tersebut membuktikan bahwa board game dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa terihat pada nilai rerata kelas yang juga meningkat pada setiap siklusnya. Rerata nilai keterampilan speaking siswa pada siklus I memperoleh rerata nilai keterampilan speaking siswa sebesar 64,1 dan berada pada kategori kurang. Rerata nilai keterampilan speaking siswa pada siklus II sebesar 83,6 sehingga mencapai kategori baik. Kemudian pada siklus III siswa yang mencapai nilai KKM semakin meningkat. Rerata nilai keterampilan speaking siswa pada siklus III sebesar 94,8 yakni mencapai kategori sangat baik pada standar yang telah ditentukan dalam penelitian ini. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa media board game dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil belajar keterampilan speaking siswa sekolah dasar. DAFTAR PUSTAKA Brewster, J., Ellis, G. & Girard, D. (2002). The primary english teacher’s guide. London: Penguin Longman Publishing.
Ghina Zakiyah, Winti Ananthia, Deti Rostika Media Board Game untuk Meningkatkan Keterampilan Speaking di Kelas V Sekolah Dasar
Kusumah, W. & Dwitagama, D. (2012). Mengenal penelitian tindakan kelas. Jakarta: Indeks.
Pinter, A. (2006). Teaching young language learners. New York: Oxford University press.
Lewis, G. & Bedson, G. (2004). 100 Games for children. New York: Oxford University Press
Shastri, P. D. (2010). Communicative approach to the teaching of english as a second language. Mumbai : Himalaya Publishing House.
Ludewig, A. & Swan, A. (2007). 101 Great classroom games. New York: McGraw-Hill Companies. Mayer, B. & Harris, C. (2010). Libraries got game, aligned learning through modern board games. Chicago: American Library Association.
Slattery, M. & Willis, J. (2001). English for primary teachers. New York: Oxford University Press Suite, H. H. (2008). Using Board Game in the Languange Classroom. Monterey Institute of Internasional Studies. Teacher of English to Speakers of Other Language, Inc. (TESOL)