Sastra Dalam Sepi Seseorang ditakdirkan untuk mengapdi Membuat setiap hembusan tak terbuang percuma Namun jika kesepian ini datang mengusik Apakah ini yang akan kita inginkan Kuberjalan dalam lorong kecil Kuterdiam duduk membisu dalam pelamunan Kubiarkan tetesan embun bersahaja Menitihkan, mengiringi sang pena berlaga Menuliskan butir-butir kata yang terinah Menghibur sang remaja dalam sunyi Dengan coretan tinta hitam Dan keteguhan hati untuk selalu tersenyum Membayangkan segenap keindahan yang ada Meresapinya penuh keelokan yang damai Seperti aliran air kecil yang mengalir Melewati pekatnya rimbunan hutan belantara Pastikan setiap detik takan terbuang Hanya pena, secari kertas putih dan diriku saat ini Menuliskan semerbak harum keindahan disana Menganggap sunyi dan sepi adalah kawan
Lembayung Kehidupan Pandanglah langkah tentang masa Betapa kehidupan ini berbolak-balik Setiap hembusan nafas akan ikut serta Berfikir apa tujuan hidup ini sesungguhnya Tatkalah rinai hujan menitih buaih Dan sinar mentari berenggan untuk menyapa Serasa hidup ini dua kali lebih memaksa Merasakan setiap persoalan-persoalan hidup Tatkalah malam berpijar nan apik mempesona Dengan semerbak sinar sang rembulan Sayup-sayup hidup kan terasa damai dalam hati Dan terucap dalam bibir betapa indahnya hidup ini Tatkalah badai datang tanpa pengampunan Tak ada Bintang, Rembulan bahkan Mentari Insan siapa yang akan tetap teguh dan bersabar Menitih tintah dalam langkah zaman Tapi, sadarkah engkau Inilah hidup dan lembayung tentangnya Terayun terombang-ambing kesana-kemari Tapi suatu saat pastikan temukan arti hidup ini sesungguhnya
2
Mata , Hati , Tangan Kehidupan ini taakan pernah terulang kembali Naluri dan roda kehidupan akan tetap bergek ke depan Merintihpun kita waktu takan pernah peduli Meninggalkan hari-hari esok juga Tapi mengertilah kini.. Tentang masa yang akan datang menjelang Dan smbut hari cerah yang berganti Menjalani apa yang sudah tertuliakan Mata... Lihatlah seberapa panjang langkah ini Merentang, seberapa kebaikan yang terbuat Dan tengoklah.. insan yang kini mengeluh disana Hati.. Resapi apa yang ada dalam hidup ini Apakah kau pantas untuk berkaca Sedangkan langkah mereka gusar Tangan... Bangun dan bangkitlah untuk maju Buktikanlah pada waktu yang terus bergerak mengejar Dan ulurkanlah tanganmu merendah
3
Satu Senyum Saja Dalam kesunyian sepi itu Berangankan fikiranku terbang melayang Betapa cobaan akan jiwa ini cukup berat Dan terasa begitu menyakitkan Begitu banyak yang terlarut Menjalani sebuah kehidupan ini begitu resah Memeras asa akan angan belaka Namun inilah hidup ini Hem....tapi Semua terhapus seketika dan sirna sudah Ketika hati ini luluh dengan senyuman Dengan ketulusan cinta dan kasih Begitu sebaliknya semua terungkap Seolah semua terbalikdi sini Kehidupan yang seolah penuh luka duka Kini penuh dengan cinta karna satu senyuman saja
4
Tak Seindah Hari Esok Tempat kita ini sangatlah luas Pesonanya akan melenggang secara fiksi Dengan langkahan kaki kecil ini kita terjaga Membawanya kedalam kehidupan yang indah Aku berharap kesempurnaan itu ada Bermimpikan keindahan dan sebuah keistimewaan Aku terus bermimpi seolah semua akan ku genggam Dan kuraih dengan tanganku sendiri Tapi apa ini yang sedang terjadi Palingkan wajahmu ke bawah eah... ke bawah Banyak insan tanpa mimpi-mimpi yang indah Rapuh menderita tak berdaya Aku kecewa sesaat dan terluka Inikah aku dalam diri ini sesunggunhnya Bermimpi indah bak sempurna Diatas sayatan luka dalam hati insan lainnya
5
Tak Searah Sapaan Mentari Saat ranum kehidupan ini memudar Tampak sayu apa yang dirasakan kini Menilai awal baru tak semudah bermimpi Dan tak se berat menapakkan kaki di air Tatkalah kesempatan itu berpihak Mungkin hanya sekejap asa dengan hitungan detik Takan bertahan seperti harapan penuh Se indah bintang setia pada satu malam Namun hati ini tak bisa mengelak Dan menyembunyikan bara yang terpendam Kan datang dimana darah ini mengalir Menyakiti diri seakan hal yang wajar Misteri Ilahi adalah takdir yang harus dijalani Dimanapun kupijakan, Pastikan ada Dan mungkin bukan nyanyian indah lagi Melainkan kata tak seindah sapaan mentari
6
Hidup, di Pundakku Hari kembali menyongsong lebih cepat Selayaknya diri ini kembali bersiap mencari hidup Dalam dunia yang terlahir kurang beruntung ini Dan di tengan hara-huru dalam kehidupan ini Kembali raga ini peluh akan keringat semangad Turun menggapai kemabali mimpi-mimpi yang indah kelak Memikul bonkahan persegi berisi harapan kedepan Dengan sejuta senyuman yang semerbak dalam hati Puluhan kilo jarak terlangkahi dalam penjajakan Ku pijakkan kaki tak beralas, pedih panas takan sedikit ku goyah Demi pencarian dimana kan terkandung harapan Untuk menyongsong kehidupan lebih baik mendatang Bukan saatnya meneteskan air mata dalam perantauan Jikalau sedikit senyuman kan menghapus luka ini Ku pasrahkan hidup ini kepada sang pencipta Akan kah ku lebih lama hidup bahagia di sini
7
Di Mana Keadilan Berpijak Hanya senandung sebuah katakah makna keadilan Bukan rupa yang nyata akan arti kata Bukan pula bukti prilaku adanya Namun apakah sebenarnya keadilan Tatapan sebuah kosongkah dirinya Tanpa hati berdiri kokoh menjawab setiap tanda tanya Menganggap dirinya yang terbaik dari segalanya Apakah dia yang bernama keadilan Memakai busana berbalut kemewahan semata Namun hanya janji sajalah yang dapat diberikan Menerjang kemiskinan bumi pertiwi Hanya dengan janji yang tak mungkin dapat ditepati Apalah arti sesunggunya dari sebuah keadilan Ke arifan dan kebijaksaanaan hanyalah baju semata Tapi bukan itu yang kami butuhkan Namun sosok pemimpin yang berhati dan berperasaan
8
Butiran Embun Bersahaja Saat sang fajar menjemput rona mentari Kupalingkan wajahku menuju rimbunan dedaunan Butiran-butiran embun yang senntiasa menetes Menyejukkan setiap jiwa-jiwa yang kesunyian Aku telah beranggapan dengannya Sesulit apapun liku kehidupan ini menjerat Semua belenggu masalah dalam asa ini Ku yakin dapat terhapuskan dengan mudah Seperti tetesan embun bersahaja Turun teruntai membasai bumi ini Dan menghapuskan segenap keluh kesah dalam jiwa Menumbuhkan semangat untuk tetap maju Bersegerahlah beranjak dan berdiri Sambutlah jiwa yang tenang ini Dan raihlah apa yang menjadi mimpimu Dan berjuanglah seperti embun
9
Biru Lembayung Senja Biru adalah terang Kecerahan akan fikiran dan tinta hitam Namun apa jadinya tetesan tinta menelungkup dalam air Semua itu terjadi karna diri kita Lembayung akan corak warna Inilah insan kita semua dalam hidup Tak semua sama dan saling melangkah mundur Jikalau bersama itu lebih indah Rekah senja merah merona Penatnya akan sebuah masa hidup ini Akankah goyah nuranimu sampai di langkah ini Tunjukan merahnya dalam hatimu Dan bangkit dari dalam lubang kecil Yang tengah membatasi ruang lingkup ekspresimu Terbanglah bebas menyentuh awan Layak kupu-kupu indah terbang tanpa henti
10