Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015: Meningkatkan Daya Saing, Meraih Peluang Disampaikan oleh: Direktur Kerja Sama ASEAN, Ditjen Kerja Sama Perdagangan Internasional, KEMENDAG Jakarta,30 September 2015
Perjalanan ASEAN Menuju MEA 2015 MEA 2015 Bali Concord III 2011 2009
ASEAN Charter 2007
ASEAN – PTA Preferential Trading Arrangement 1977 1967
Terbentuknya ASEAN
ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS)
1995
ASEAN Investment Agreement (AIA)
1998
1997
ASEAN Vision 2020
2003
AEC Blueprint
Roadmap for ASEAN Community (APSC, AEC, ASCC)
Bali Concord II – ASEAN Economic Community (AEC)
1992
ASEAN Free Trade Area (AFTA)
ASEAN POLITICAL-SECURITY COMMUNITY *
ASEAN COMMUNITY
ASEAN ECONOMIC COMMUNITY
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
ASEAN SOCIO-CULTURE COMMUNITY ***
2
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015
3
4 Pilar Cetak-biru MEA 2015 4 PILAR MEA
Pasar Tunggal dan Basis Produksi
Kawasan Ekonomi yang Kompetitif
Arus Bebas Perdagangan Barang
Kebijakan persaingan
Integrasi Sektor Prioritas Arus Bebas Perdagangan Jasa
Arus Bebas Tenaga Kerja Terampil
Perlindungan Konsumen
Pembangunan Ekonomi yang Merata
Integrasi dengan Global Ekonomi
Pengembangan UKM
Prakarsa Bagi Integrasi ASEAN
Pendekatan Koheren Menuju Hubungan Ekonomi Eksternal
HKI Pembangunan Infrastruktur
Arus Bebas Investasi
Peningkatan Partisipasi pada jaringan pasok global
Perpajakan
Arus Modal yang lebih bebas
E-Commerce
Pangan, Pertanian dan Kehutanan
4
Apa Sesungguhnya Komitmen Roadmap MEA? 1. Liberalisasi. Penghapusan tariff bea masuk di internal ASEAN dan Eksternal ASEAN (dengan Mitra Dagang) Pilar 1 dan 4 MEA 2015; 2. Fasilitasi Perdagangan dan Investasi (Pilar 1): • ASEAN and National Single Window initiatives • Investment facilitation and improvement of investment climate 3. Harmonisasi Kebijakan. Diperlukan dalam mendorong daya saing dan proses integrase ekonomi (Pilar Kawasan Berdaya Saing dan Pemertan Pembangnan Ekonomi); 4. Reformasi Ekonomi. Reformasi ekonomi dan kebijakan terkait bisnis juga merupakan prasyarat rodmap MEA (Pilar Kawasan Berdaya Saing dan Pemertan Pembangnan Ekonomi ): • Kebijakan persaingan usaha dan Intellectual Property
Implementasi Cetak-biru MEA 2015 • ASEAN mencatat tingkat implementasi Cetak-biru MEA dalam 2 format perhitungan yakni: 1. New Focused Base yang menghitung tingkat implementasi dari total 506 measures sejak tahun 2008, dimana di dalamnya terdapat 54 measures yang diidentifikasi sebagai High Priority Measures (HPM). Berdasarkan perhitungan ini, tingkat implementasi Cetak-biru MEA per 31 Juli 2015, mencapai 91.5% atau 463 measures dari total 506 measures. 2. Full Scorecard, perhitungan tingkat implementasi berdasarkan total 611 measures (105 measures baru dapat diselesaikan tahun 2016) sehingga tingkat implementasi hanya mencapai 76.6% atau baru terimplementasi sebanyak 468 measures. • ASEAN optimis dapat mencapai target implementasi Cetak-biru MEA hingga akhir 2015 yakni 95% • Sekretariat ASEAN akan menerbitkan AEC Scorecard Public Report, untuk konsumsi publik 6
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2025 (akan diluncurkan bulan November 2015)
7
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2025 • Implementasi AEC Blueprint 2015 akan berakhir Des 2015 proses integrasi terus berlanjut, AEC Blueprint 2025 akan disahkan oleh Kepala Negara ASEAN bulan November 2015 dan mulai diimplementasikan 1 Januari 2016 5 Pilar MEA 2025 yang saling terkait: 1. Ekonomi ASEAN yang terintegrasi dan kohesif; 2. ASEAN yang kompetitif, inovatif dan dinamis; 3. Meningkatkan Konnektifitas dan Kerjasama Sektoral; 4. ASEAN yang tangguh, inklusif dan berorientasi serta berfokus ke masyarakat; 5. Global ASEAN 8
Kawasan ASEAN Tahun 2025 • Integrasi Ekonomi dalam sistem ekonomi global; • Wilayah yang kompetitif, inovatif dan dinamis bagi dunia; • Wilayah dengan lingkungan usaha yang ramah, memfasilitasi perdagangan, mendorong akses pasar dan lingkungan investasi yang menarik; • Peningkatan daya saing dan produktivitas; • Peningkatan partisipasi UKM • Peningkatan masuknya investasi; • Penguatan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan; • Penguatan jaringan produksi regional; • Peningkatan Perdagangan dan Investasi intra ASEAN; • Peningkatan konektivitas; • Pembangunan yang adil dan merata; • Penguatan partisipasi pengusaha muda dan wanita. 9
Kinerja Perdagangan 1. Kinerja Ekspor-Impor ASEAN, meski AFTA sudah full implementasi sejak 1 Januari 2010: 1) Intra – ASEAN Trade: + 24% 2) Eksterna Trade: + 76%
2. Kinerja Ekspor-Impor Indonesia ke ASEAN: Neraca perdagangan Non-Migas dengan Thailand konsisten deficit sejak tahun 2010 (+ 5 M USD), sedangkan dengan Vietnam mengalami deficit sejak tahun 2012. Dengan Singapura, tahun 2012 dan 2014 mengalami deficit. Perdagangan dengan Thailand terus menerus menagalami deficit krn impor utama mobil dan gula. 3. Utilisasi Konsessi FTAs untuk Ekspor: Jumlah penggunaan SKA ekspor Indonesia menunjukkan pertumbuhan dan Form D merupakan SKA yang terbanyak digunakan. Namun nilai perdagangan yang menggunakan SKA Form E (ACFTA) yang paling tinggi, khususnya di tahun 2013. 10
Kinerja Perdagangan Non Migas Indonesia - ASEAN Tahun 2013 12,000.00 10,000.00
Nilai Juta USD
8,000.00 6,000.00 4,000.00
3,025.84 1,339.06
2,000.00
482.53
294.27
116.26 0.00
226.93
-1.70
-318.19
-2,000.00 -4,000.00
-5,399.65
-6,000.00 Ekspor
Brunei 122.69
Cambodia 312.12
Laos 5.85
Malaysia 7,268.24
Myanmar 555.68
Philippines 3,798.52
Singapore 10,385.82
Thailand 5,214.06
Vietnam 2,398.40
Impor
6.43
17.84
7.54
5,929.18
73.15
772.67
10,158.89
10,613.71
2,716.59
116.26
294.27
-1.70
1,339.06
482.53
3,025.84
226.93
-5,399.65
-318.19
Neraca Perdagangan
11 Sumber: ASEAN Secretariat, diolah Kemendag
Kinerja Perdagangan Non Migas Indonesia - ASEAN Tahun 2014 12000.00
Nilai Juta USD
10000.00 8000.00
6000.00 3188.70
4000.00 2000.00
618.60
397.00
74.12
0.00
444.27
-46.71
-84.63
-789.13
-2000.00 -4000.00
-4691.84
-6000.00 Ekspor
Brunei 100.29
Cambodia 415.69
Laos 4.55
Malaysia 6397.15
Myanmar 566.35
Philippines 3886.84
Singapore 10065.89
Thailand 5002.92
Vietnam 2436.29
Impor
26.17
18.70
51.26
5778.54
122.08
698.14
10150.53
9694.76
3225.42
Neraca Perdagangan
74.12
397.00
-46.71
618.60
444.27
3188.70
-84.63
-4691.84
-789.13 12
Sumber: ASEAN Secretariat, diolah Kemendag
Jumlah Utilisasi SKA Ekspor Indonesia 2012-2014 160,000 140,000 120,000 100,000 80,000
Form D
60,000
Form AK
40,000
Form E Form IJEPA
20,000
0 Form D Form AK Form E Form IJEPA Form AANZ Form AI
Form AANZ 2012 132,289 39,467 46,645 63,252 34,467 18,204
2013 141,631 44,462 57,174 67,999 39,236 22,057
2014 152,061 49,603 68,673 71,153 45,105 27,162
Form AI
Nilai FOB (US$) SKA Ekspor Indonesia 2012-2014 25,000,000,000.00 20,000,000,000.00
15,000,000,000.00 Form D
10,000,000,000.00
Form AK Form E
5,000,000,000.00
Form IJEPA Form AANZ
0.00
2012 Form D 16,510,292,244. Form AK 10,091,303,468. Form E 15,407,941,548. Form IJEPA 9,515,073,153.6 Form AANZ 1,350,772,247.2 Form AI 8,263,510,772.5
2013 16,466,262,795. 9,873,212,545.7 23,421,218,580. 10,923,818,049. 2,153,412,471.2 13,870,722,787.
2014 16,059,254,675. 11,043,956,798. 14,451,868,555. 9,449,044,131.0 3,002,925,004.5 10,230,810,625.
Form AI
Strategi Meningkatkan Daya Saing Harmonisasi Kebijakan Pusat dan Daerah (termasuk terhadap agreement yang telah disepakati di level ASEAN)
Pemerintah Pusat dan Daerah
Pembangunan Sarana dan Prasarana Peningkatan Fasilitasi Perdagangan
Daya Saing: - Kualitas - Kuantitas (kontinyuitas) - Harga - Standar
Market research (selera pasar, dll)
Pelaku Usaha
Efisiensi dan Inovasi Perluasan Networking Rekomendasi kebijakan
Akademisi
Kajian ilmiah terhadap produk barang dan jasa Indonesia Peningkatan mutu pendidikan dan 15 pelatihan
Paket Deregulasi dan Tindak Lanjuti : Ciptakan Daya Saing 1. Paket deregulasi dan debirokratisasi. • Tujuannya: meningkatkan daya saing di sektor industri yang mencakup pengadaan impor bahan baku untuk keperluan industri dan kelancaran arus barang, serta membuka peluang bisnis yang lebih luas.
• Langkah Pemerintah: memangkas peraturan, menyederhanakan berbagai perizinan dan mengurangi persyaratan yang tidak relevan, serta menghilangkan pemeriksaan yang ditetapkan oleh 15 kementerian/lembaga atau 18 unit penerbit perizinan. • Target Penyelesaian: Akhir September 2015 (Tahap 1) dan Akhir Oktober 2015 (Tahap 2):
18
Paket Deregulasi dan Tindak Lanjuti : Ciptakan Daya Saing a. Target September 2015: Merevisi Permendag utk menghilangkan kewajiban verifikasi surveyor (LS) dalam persyaratan: 1) Permendag No. 97/M-DAG/PER/12/2014 ttg ekspor kayu; 2) Permendag No. 19/M-DAG/PER/3/2014 ttg ekspor beras; dan 3) Permendag No. 47/M-DAG/PER/7/2012 ttg ekspor precursor nonfarmasi; b. Target Oktober 2015: Merevisi 2 kebijakan 1)
Permendag No 61/M-DAG/PER/9/2013 tentang Ketentuan Impor Produk Tertentu, untuk menghilangkan penelusuran teknis dan Laporan Surveyor sebagai dokumen pre-clearance produk kosmetika karena menambah tambahan waktu 17-26 hari dari RFI hingga tersedianya LS; dan
2)
Permendag No. 19/M-DAG/PER/5/2008 Tentang Perubahan Kelima Atas Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan No. 527/MPP/KEP/9/2004 Tentang Ketentuan Impor Gula, untuk menghilangkan rekomendasi Kemenperin. 19
Paket Deregulasi dan Tindak Lanjuti : Ciptakan Daya Saing 2. Deregulasi terus berlanjut sampai ke peraturan dan perizinan tingkat daerah 3. Paket ini telah diperkuat dengan sistem Indonesia National Single Window (INSW) yaitu suatu pelayanan loket elektronik tunggal dalam penyelesaian proses ekspor impor, yang menerapkan prinsip single submission, single processing, dan single synchronous decision making yang juga akan berlaku dalam kegiatan ekspor impor di kawasan ASEAN. 4. Proses perizinan ekspor-impor akan dilakukan secara mandatory online dengan tanda tangan elektronik (digital signature) pada Oktober 2015.
5. Evaluasi akan dilakukan secara berkala setiap enam bulan sekali oleh Tim Deregulasi Perdagangan, Kementerian Perdagangan di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
20
AEC Center Sebagai salah satu informasi yang akan memberikan pemahaman secara menyeluruh kepada masyarakat tentang MEA.
Potensi Peningkatan Ekspor, Meraih Peluang 1.
Berdasarkan empiris produk utama dan continue ekspornya yang potensial untuk ditingkatkan dalam upaya merubah struktur ekspor dari dominasi komoditi dan bahan baku menjadi produk industry (manufaktur): • Ekspor Unggulan: TPT, Elektronik, Karet dan produk karet,Minyak Kelapa Sawit, Produk Hutan, Alas Kaki, Otomotif, Udang, Coklat, Kopi • Ekspor Potensial: Kulit dan Produk Kulit, Peralatan dan instrumen medis, Rempah-rempah untuk obat, Makanan Olahan, Essential Oil, Ikan dan produk ikan, Produk kerajinan, Perhiasan, Bumbu, Peralatan tulis selain kertas
2.
Pertanian: • Potensi peningkatan ekspor hanya pada komoditi/produk perkebunan, al. Kelapa Sawit, Karet, Kelapa, Kakao dan Kopi • Namun impor komoditi/produk tanaman pangan sulit dikurangi, al. Gandum, Kedelai, Jagung, Kacang Tanah, Beras dan Ubi Kayu ketergantungan impor Gandum dan Kedela sangat tinggi. 22
Potensi Peningkatan Ekspor, Meraih Peluang 3.
Strategi Meningkatkan Ekspor Produk Industri/Manufaktur • Pengembangan industry focus pada produk unggulan dan potensial ekspor meningkatkan pangsa pasar yang sudah; • Meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi: focus industry jangan hanya memenuhi pasar domestic tetapi juga pasar di 9 negara ASEAN
4.
Regional Vaue Chain (RVC). Memanfaatkan pasar ASEAN tidak hanya sebagai tujuan ekspor namun sebagai sumber input murah bagi pengembangan industry yang lebih efisien berdaya saing: • MEA jangan hanya dilihat sebagai tujuan pasar saja tetapi meanfaatkan ASEAN dalam konteks regional value chain (RVC). • Indonesia berpotensi memanfaatkan RVC, mis untuk Otomotif, TPT, Pangan Olahan, etc. • Jadi jangan berpikir akan menguasai seluruh rantai nilai focus di segmen industry yang secara comparative Indonesia lebih baik. 23
Production network: Berkembang di ASEAN
Source: Hiratsuka (2010)
www.kemendag.go.id http://ditjenkpi.kemendag.go.id/website_kpi/ 25