1
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga negara/masyarakat, dengan memilih materi, strategi kegiatan dan teknik penilaian yang sesuai. Dengan kata lain, pendidikan dipandang mempunyai peranan yang besar dalam mencapai keberhasilan dalam perkembangan anak.1
Sekolah merupakan salah satu lembaga penyelenggara pendidikan secara formal di Indonesia. Di dalamnya berlangsung proses pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, keceedasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 2
Pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah diharapkan agar mampu membentuk kesalehan pribadi dan sekaligus kesalehan sosial sehingga pendidikan agama diharapakani; (1) menumbuhkan semangat fanatisme;(2) menumbuhkan 1
Jalaluddin dan Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2011),hlm.153. 2
Usman Abu Bakar,Paradigma dan Epistemologi Pendidikan Islam,(Yogyakarta: UAB Media,2013),hlm.121-122.
2
sikap toleran di kalangan peserta didik dan masyarakat Indonesia;(3) memperoleh kerukunan hidup dan kesatuan nasional. beragama serta persatuan.3
Kegagalan pada dunia pembelajaran adalah karena peran penting guru didalam praktik menjadi dominasi guru yang merampas kebebasan murid ,membatasi dan menekan aktivitas murid dan akhirnya menghambat pertumbuhan murid. 4Setiap
potensi
usaha
membelajarkan
peserta
didik
sudah
pasti
membutuhkan persiapan, waktu, biaya, sarana prasarana, dan sebagainya. Berbagai hal yang telah dikeluarkan, untuk kepentingan kegiatan pembelajaran tersebut tentu harus mendatangkan hasil yang maksimal dan tidak sia-sia.5 Pendidik atau guru dituntut pula memiliki kompetensi pada bidang masing-masing.6 Diantara kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagaimana yang di amanatkan oleh Undang-Undang
adalah kompetensi
pedagogik. Dalam penjelasan UU Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat (1) disebutkan :
3
Muhaimin,et.al, Rosdakarya,2004),hlm.76. 4
Paradigma
Pendidikan
Islam,(Bandung:PT
Remaja
Utomo Dananjaya,Media Pembelajaran Aktif, (Bandung: Nuansa,2010),hlm.35.
5
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Prenata Media Group,2009),hlm.87. 6
Atmodiwiryo, Soebagio, Manajemen Pengawasan dan Supervisi Sekolah. (Jakarta:PT. Ardadizya Jaya.2011),hlm. 73
3
“Yang di maksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.” 7 Pembelajaran pendidikan agama Islam, sebagai salah satu mata pelajaran yang mengandung muatan ajaran-ajaran Islam dan tantangan nilai hidup dan kehidupan Islam perlu diupayakan melalui perencanaan pembelajaran pendidikan agama yang baik agar dapat mempengaruhi pilihan, putusan, dan pengembangan kehidupan peserta didik. Karena itu salah satu kemampuan yang harus dimiliki seorang Guru Pendikan Agama Islam (GPAI) adalah kemampuan merencanakan untuk mengembangkan metode pembelajarannya secara profesional. 8 Dalam aspek proses, pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolahsekolah kita masih dihadapkan pada masalah berkenaan dengan mutu proses belajar mengajar yang belum sepenuhnya berorientasi pada pencapaian tujuan. Dalam hal ini, kita mengakui bahwa metode-metode inovatif dalam proses pembelajaran dibawah asuhan guru masih belum banyak digunakan. 9Banyak guruguru kita yang masih minim informasi mengenai dunia kepengajaran. Termasuk di dalamnya adalah perkembangan penelitian dan penemuan terbaru dalam dunia ajar mengajar.10 Beberapa hal yang perlu diperkaya oleh guru adalah gaya dan model 7
Lihat, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasa 10 ayat 1.(Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jendral Pendidikan Islam,2006),hlm.35. 8
Muhaimin,et.al, Paradigma Pendidikan Islam,hlm.185.
9
Dedi Supriadi, Membangun Bangsa Melalui Pendidikan,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2005),hlm.142. 10
Abdurrahman, Meaningful Learning Re-invensi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2007), hlm.132.
Kebermaknaan Pembelajaran,
4
pembelajaran. Oleh karenanya, guru hendaklah melek informasi terbaru persoalan dunia pendidikan.11 Permasalahan tersebut di atas, semakin diperparah oleh tidak tersedianya tenaga pendidik Islam yang profesional, yaitu tenaga pendidik yang selain menguasai materi ilmu yang di ajarkannya secara baik dan benar, juga harus mampu mengajarkannya secara efisien dan efektif kepada para siswa, serta harus memiliki idealisme. 12 Untuk menghasilkan kualitas guru yang memiliki kompetensi baik, perlu dilakukan adanya pengawasan secara kontiniu (terus-menerus) sesuai dengan perkembangan, kegiatan pembinaan kependidikan.13 Maka kepala sekolah berada di titik paling sentral dalam kehidupan sekolah. Keberhasilan atau kegagalan suatu sekolah dalam menampilkan kinerjanya secara memuaskan banyak tergantung pada kualitas kepemimpinan kepala sekolah. Demikian juga seorang kepala sekolah mempunyai peranan pimpinan yang sangat berpengaruh di lingkungan yang menjadi tanggung jawabnya.14 Seorang pemimpin bila berada di depan maka ia akan memberi contoh tauladan kepada bawahannya, jika ia berada di tengah-tengah ia harus dapar membangkitkan, memberi semangat kepada orang-orang yang berada disekitarnya
11
Abdurrahman, Meaningful Learning Re-invensi Kebermaknaan Pembelajaran,hlm.134.
12
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan,(Jakarta: Kencana,2007,hlm.3.
13
Atmodiwiryo, Soebagio, Manajemen Pengawasan dan Supervisi Sekolah, hlm. 73
14
M. Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), hlm.37.
5
dan jika ia berada di belakang, maka pemimpin itu harus dapat mengarahkan, mendorong/memotivasi agar orang-orang tersebut lebih maju. 15 Studi keberhasilan kepala sekolah menunjukan bahwa kepala sekolah adalah seseorang yang menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah. 16 Kepala sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen pendidikan akan memberikan dampak positif dan perubahan yang cukup mendasar dalam pembaruan sistem pendidikan di sekolah. Dampak tersebut antara lain terhadap efektifitas pendidikan.17 Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu yang harus dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya dapat menfasilitasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah seperti MGMP/MGP tingkat sekolah, in house traning, diskusi profesional dan sebagainya. 18 Efektivitas kepala sekolah adalah dapat dilihat dari kriteria-kriteria: 1) mampu memperdayakan guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan
15
Daryanto, Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media,2011),hlm.165. 16
Wahjosumidjo, Persada,2005),hlm.82.
Kepemimpinan
Kepala
Sekolah,(Jakarta:PT.RajaGrafindo
17
E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK,(Bandung:PT.Remaja Rosdakarya,2005),hlm.89. 18
Daryanto, Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pembelajaran, hlm.31.
6
baik,lancar dan produktif, 2) dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, 3) mampu menjalin hubunganyang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan, 4) berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lainnya di sekolah, 5) bekerja dengan team manajemen, serta 6) berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 19 Peningkatan kualitas guru pendidikan agama Islam di sekolah merupakan bagian dari tanggungjawab kepala sekolah, oleh sebab itu, banyak hal yang harus dikerjakan oleh kepala sekolah. Selain itu pula, kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsinya, dan meningkatkan kinerjanya demi mencapai keberhasilan dalam proses pendidikan di sekolah. Keadaan pendidikan sebagaimana di atas merupakan tantangan bagi lembaga pendidikan untuk dapat melaksanakan suatu pengelolaan pembelajaran yang relevan, sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Demikian juga dengan proses pendidikan di SD Kecamatan Pemalang. Di Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang memiliki 105 (99 SD Negeri dan 6 SD Swasta).20 Menurut penjelasan dari beberapa guru SD, 21 bahwa yang menjadi persoalan pada saat ini pada sekolah tersebut adalah (1) rendahnya
19
Daryanto, Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pembelajaran, hlm.191.
20
Data UPPK Pemalang.
21
Penulis mewawancarai, 10 Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SD Kecamatan Pemalang, pada tanggal 21-03-2014, di Aula KUA Pemalang.
7
motivasi kerja kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya; (2) monitoring kepala sekolah yang masih minim, sehingga tidak ada kontrol yang berkesinambungan; (3) kebijakan kepala sekolah dalam menyediakan fasilitas yang berupa sarana dan prasarana demi kemudahan dalam proses pembelajaran masih belum tercukupi; (4) Kemampuan manajerial kepala sekolah yang masih rendah. Persoalan-persoalan tersebut berdampak pada mutu pembelajaran di sekolah, terutama bagi guru pendidikan agama Islam, yang seharusnya kepala sekolah diharapkan
mampu
mengelola satuan pendidikan dan mampu
meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam mencapai tujuan pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan saat ini, terlihat dari aktifitas pembelajaran di sekolah, misalnya, belum terciptanya suasana belajar di sekolah yang kondusif, nilai-nilai Islam yang seharusnya diterapkan di kelas-kelas oleh Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) SD Kecamatan Pemalang, belum sesuai harapan, sehingga tidak dapat menumbuhkan bakat dan potensi peserta didik, keadaan ini diperparah dengan metode pembelajaran yang monoton, dan kurang bervariasi.di tambah lagi dengan kurangnya sarana dan prasarana yang sesuai dengan perkembangan zaman. Selama ini secara individu, guru telah melaksanakan berbagai aktifitas untuk menunjang kualitasnya sebagai guru, misalnya mengikuti pelatihan dan workshop, disisi yang lain, keterlibatan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam baik berupa bentuk kepedulian, perhatian, saran , anjuran yang masih tergolong rendah.
8
Berdasarkan fenomena dan realita pendidikan di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat sebuah penelitian dalam tesis yang berjudul “UPAYA KEPALA
SEKOLAH
DALAM
MENINGKATKAN
KOMPETENSI
PEDAGOGIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SD DI KECAMATAN PEMALANG” B.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis membuat rumusan
masalah yang akan digunakan sebagai acuan dalam pembahasan selanjutnya. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam Sekolah Dasar di Kecamatan Pemalang? 2. Apa saja yang menjadi kendala dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam Sekolah Dasar di Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang? 3. Bagaimana upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam Sekolah Dasar di Kecamatan Pemalang? C.
Tujuan Penelitian 1.
Untuk mendiskripsikan kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam Sekolah Dasar di Kecamatan Pemalang.
2.
Untuk mendiskripsikan apa saja yang menjadi kendala dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam Sekolah Dasardi Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang.
9
3.
Untuk mendiskripsikan upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam Sekolah Dasar di Kecamatan Pemalang.
D.
Manfaat Penelitian 1.
Aspek teoritis a) Sebagai sumbangsih dalam pengembangan ilmu pengetahuan, terutama yang berkaitan dengan peran dan tugas kepala sekolah. b) Sebagai acuan untuk memperluas wawasan pemikiran sekaligus, dapat menjadi bahan refrensi bagi peneliti berikutnya dalam topik yang relevan.
2.
Aspek praktis a) Sebagai salah satu informasi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui kepemimpinan kepala sekolah. b) Sebagai bahan evaluasi sekaligus pertimbangan pemikiran terhadap upaya kepala sekolah dalam kaitannya dengan peningkatan kompetensi pedagogik guru SD PAI di Kecamatan pemalang.
E.
Penelitian yang Relevan
Penulis mengakui bahwa penelitian yang mengulas tentang kepala sekolah dari berbagai aspek telah banyak dijumpai, baik berupa buku, disertasi, tesis, skripsi, jurnal ilmiah, makalah, artikel dan sebagainya. Kajian ini berupaya untuk menyoroti upaya-upaya apa yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam rangka untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam SD di
10
Kecamatan Pemalang.Dengan demikian menurut hemat penulis, bahwa dalam penelitian tesis ini memiliki sudut pandang yang berbeda, dari beberapa penelitian yang lain.Penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi dengan penelitian ini telah dilakukan diantaranya adalah : Pertama, “Peranan Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais Dalam Pengembangan Kemampuan Profesional Guru Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar” (Studi kasus pengembangan kemampuan profesional guru PAI di SD Sukamenak II dan SD Margahayu XIII Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung). Tesis di tulis oleh Munipah. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah, kegiatan pengawas pendais, kegiatan kerjasama kepala sekolah dengan Pengawas Pendais, dan respons tanggapan guru pendidikan agama Islam belum optimal, hal tersebut dapat dilihat dari kinerja pengawas pendais yang terkesan ragu-ragu, dan kepala sekolah yang tidak dapat berupaya mencairkan keragu-raguan tersebut yang berdampak pada tidak produkrifnya kerjasama tersebut dalam meneliti masalah ini, terungkap temuan perlu disikapi positif oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam upaya pemgembangan kemampuan profesional guru PAI. 22 Kedua, “Pengaruh Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru Bersertifikasi Di Unit Pelaksana Dinas
22
Munipah, Peranan Kepala Sekolah dan Pengawas Pendais Dalam Pengembangan Kemampuan Profesional Guru Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar,(Studi kasus pengembangan kemampuan profesional guru PAI di SD Sukamenak II dan SD Margahayu XIII Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung), (Tesis,Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung,2003).hlm. iv.
11
Pendidikan Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga” Tesis ditulis oleh Maksudi. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa kompetensi manajerial kepala sekolah berpengaruh kepada kinerja guru bersertifikasi sebesar 41,5%. Motivasi kerja guru berpengaruh terhadap kinerja guru bersertifikasi sebesar 47,8%. Sementara itu pengaruh kompetensi manajerial kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru bersertifikasi terbukti kebenarannya sebesar 51,3%.23 Ketiga, “Peranan Kepala Sekolah dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Konsep Manajemen Berbasis Sekolah” (Studi Kasus pada SLTP Swasta di Kota Bandung).Tesis ini ditulis oleh RM Imam I.Tunggara. Peneletiaannya menyebutkan bahwa keberhasilan dalam mencapai kinerja unggulan akan sangat ditentukan oleh faktor pengetahuan, keterampilan, dan performance dari kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan. 24 Penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi dengan tesis ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1
23
Maksudi, Pengaruh Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru Bersertifikasi Di Unit Pelaksana Dinas Pendidikan Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga, (Tesis ,IKIP PGRI, Semarang,2013).hlm.vi 24
RM Imam I. Tunggara. Peranan Kepala Sekolah dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (Studi Kasus pada SLTP Swasta di Kota Bandung). (Tesis,Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung,2001).
12
Penelitian yang relevan No Peneliti 1 Munipah, (Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung,2003)
2
Maksudi, Tesis (IKIP PGRI Semarang,2013)
3
RM Imam I.Tunggara, Tesis,(Universitas Pendidikan Indonesia,
Hasil Penelitian Kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas pendais, kerjasama kepala sekolah dengan Pengawas Pendais, dan respons tanggapan guru pendidikan agama Islam belum optimal, hal tersebut dapat dilihat dari kinerja pengawas pendais yang terkesan ragu-ragu, dan kepala sekolah yang tidak dapat berupaya mencairkan keragu-raguan tersebut yang berdampak pada tidak produkrifnya kerjasama tersebut kompetensi manajerial kepala sekolah berpengaruh kepada kinerja guru bersertifikasi sebesar 41,5%. Motivasi kerja guru berpengaruh terhadap kinerja guru bersertifikasi sebesar 47,8%. Sementara itu pengaruh kompetensi manajerial kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru bersertifikasi terbukti kebenarannya sebesar 51,3% Keberhasilan dalam mencapai kinerja unggulan akan sangat ditentukan oleh faktor pengetahuan, keterampilan, dan performance dari kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
Bandung,2001)
F.
Kerangka Teoritis Teori yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah teori manajemen,
dimana kepala sekolah harus mampu me-manage semua potensi sekolah agar berfungsi secara efektif dalam pencapaian tujuan pendidikan. Menurut M. Manullang, terdapat tiga fokus untuk mengartikan manajemen, yaitu : 1) Manajemen sebagai suatu kemampuan atau keahlian yang selanjutnya menjadi cikal bakal manajemen sebagai suatu profesi. Manajemen
13
sebagai suatu ilmu menekankan perhatian pada ketrampilan dan kemampuan
manajerial
yang
di
klasifikasikan
menjadi
kemampuan/ketrampilan teknikal, manusiawi dan konseptual. 2) Manajemen sebagai proses yaitu dengan menentukan langkah yang sitematis dan terpadu sebagai aktifitas manajemen. 3) Manajemen sebagai seni, tercermin dari perbedaan gaya (style) seseorang dalam menggunakan atau memperdayakan orang lain untuk mencapai tujuan.25 Teori-teori manajemen tersebut meliputi: 1) planning (perencanaan) 2) organizing (pengorganisasian) 3) actuaing (penggerakan) 4) controling (pengontrolan) 5) evaluation (evaluasi).26 Fungsi perencanaan (planning) merupakan penentu dari program bagian personalia yang akan membantu tercapainya sasaran yang telah disusun oleh perusahaan. Fungsi pengorganisasian (organizing) merupakan alat untuk mencapai tujuan organisasi, dimana setelah fungsi perencanaan dijalankan bagian personalia menyusun dan merancang struktur hubungan antara pekerjaan, personalia, dan faktor-faktor fisik. Fungsi actuating, pemimpin mengarahkan karyawan agar mau bekerjasama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu 25
M. Manullang, Press,2008),hlm.3-4. 26
Manajemen
Personalia,(Yogyakarta:Gajah
Mada
Daryanto, Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pembelajaran, hlm.169.
University
14
tercapainya tujuan pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi. Fungsi pengendalian (controlling) merupakan upaya untuk mengatur kegiatan agar sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. 27Sedangkan evaluation (evaluasi) adalah hasil kerja yang telah dicapai dalam program yang telah digariskan di buat prosentasi realisasi pencapaian sasaran/target.28 Menurut Rosyada sebagaimana dikutip oleh Daryanto bahwa, kemampuan manajerial yang harus dipertimbangkan sebagai langkah awal mengerjakan berbagai tugas manajerial, yaitu: 1. Kemampuan
mencipta
meliputi:
selalu
mempunyai
ide-ide
bagus,
selalumemperoleh solusi-solusi untuk berbagai problem yang dihadapi,mampu mengantisipasi berbagaikonsekwensi dari pelaksanaan berbagai keputusan. 2. Kemampuan membuat perencanaan yang meliputi mampu menghubungkan kenyataan sekarang dan hari esok, mampu mengenali apa-apa yang penting saat itu, dan apa-apa yang benar-benar mendesak. 3. Kemampuasn berkomunikasi yang meliputi mampu memahami orang lain, mampu dan mau mendengarkan orang lain,mampu menjelaskan sesuatu pada orang lain. 4. Kemampuan memberi motivasi yang meliputi mampu memberi inspirasi pada orang lain, menyampaikan tantangan yang realistik, membantu orang lain untuk mencapai tujuan dan target, membantu orang lain untuk menilai kontribusi dan pencapaiannya sendiri. 27
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan Implementasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002),hlm.62. . 28 Daryanto, Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pembelajaran, hlm.169.
15
5. Kemampuan melakukan evaluasi yang meliputi mampu membandingkan antara hasil yang dicapai dengan tujuan, mampu melakukan evaluasi diri, mampu melakukan evaluasi terhadap pekerjaan orang lain dan mampu melakukan tindakan pembenaran yang diperlukan. 6. Kemampuan mengorganisasi, yang meliputi: mampu mendistribusikan tugas dan tanggungjawab yang adil, mampu membuat keputusan yang tepat, selalu bersikap tenang dalam menghadapi kesulitan, mampu mengenali pekerjaan itu sudah selesai dan sempurna dikerjakan.29 Sebagai salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah terutama dalam meningkatkan kompetensi guru, maka tidak cukup hanya dengan penguasaan materi semata melainkan mencakup berbagai aspek dalam prose pendidikan. Dinas pendidikan (dulu:Depdikbud) telah menetapkan bahwa kepala sekolah harus mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai edukator, manajer, administator, dan supervisor (EMAS).Dalam perkembangan selanjutnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman, kepala sekolah juga harus mampu berperan sebagai leader , innovator, dan motivator di sekolahnya. Dengan demikian dalam paradigma baru manajemen pendidikan, kepala sekolah sedikitnya harus mampu berfungsi sebagai edukator, manajer,administrator, supervisor, leader, innovator,motivator (EMASLIM). 30
29
30
Daryanto, Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pembelajaran, hlm.138.
E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, hlm.89. .
16
G.
Metodologi Penelitian
1.
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan kualitatif yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. 31 Penelitian kualitatif memiliki karakteristik dengan mendiskripsikan suatu keadaan yang sebenarnya, tetapi laporannya bukan sekedar bentuk laporan suatu kejadian tanpa suatu intepretasi ilmiah.32Sesuai dengan fokus masalah, maka jenis penelitian ini adalah (field research) apabila dilihat dari tempat penelitian dilakukan. Penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari sasaran penelitian yang selanjutnya disebut informan atau responden melalui instrumen pengumpulan data seperti angket, wawancara, observasi dan sebagainya. 33
Dalam melaksanakan penelitian tersebut, penulis menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih secara tepat dengan mengambil orang atau obyek penelitian yang selektif dan mempunyai ciri-ciri yang 31
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014),hlm.6. 32
Djam’an Satori, dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,2013),hlm.25. 33
hlm.125.
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2000),
17
spesifik.34Menurut Suharsimi, untuk menentukan sampel yang populasinya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya menjadi penelitian populasi. Tetapi jika populasinya besar maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. 35
2.
Lokasi Penelitian Dalam usaha untuk memperoleh data-data tentang upaya kepala sekolah
dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam SD di Kec Pemalang, maka penulis melaksanakan penelitian di SD Kecamatan Pemalang, Ada 105 jumlah SD di Kecamatan Pemalang, dari jumlah tersebut ditentukan 10 SD yang dianggap sudah mewakili dari penelitian ini. Sekolah yang dimaksud : 1) SDN 04 Mulyoharjo di Kelurahan Mulyoharjo 2) SDN 01 Paduraksa di Kelurahan Paduraksa 3) SDN 02 Mengori di Desa Mengori 4) SDN 03 Surajaya di Desa Surajaya 5) SDN 01 Wanamulya di Desa Wanamulya. 6) SDN Al-Irsyad di Kelurahan Mulyoharjo 7) SD IT Buah Hati Pemalang 8) SDN 02 Tanjungsari di Kelurahan Sugihwaras 9) SDN 06 Pelutan di Kelurahan Pelutan 34
Moh. Pabundu Aksara,2005),hlm.41. 35
Tika,
Metode
Penelitian
Geografi,
(Jakarta:
PT.Bumi
Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta:Rineka Cipta,2006).,hlm.134.
18
10) SDN 05 Kebondalem di Kelurahan Kebondalem 3.
Sumber Data Sumber data adalah subjek tempat asal data yang diperoleh.36 Adapun yang
menjadi subjek penelitian ini adalah: a.
Kepala sekolah di SD Kecamatan Pemalang
b.
Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SD di Kecamatan Pemalang. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah upaya-upaya apa
yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam SD di Kecamatan Pemalang. 4.
Teknik Pengumpulan Data a) Observasi Observasi secara singkat dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala-gejala pada obyek penelitian.” Unsur- unsur yang tampak itu disebut data atau informasi yang harus diamati dan di catat secara benar dan lengkap.37 Teknik ini di gunakan untuk mendapatkan data tentang sejauh mana pelaksanaan pengembangan kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam SD di Kecamatan Pemalang. Yang menjadi sasaran atau fokus observasi dalam penelitian ini adalah keterlibatan kepala sekolah berupa upaya dalam peningkatan kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam yang diberikan oleh kepala 36
37
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung Pustaka Setia, 2011),hlm.151.
Hadari Nawawi dan Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,2006 ),hlm.74.
19
sekolah baik berupa, kepedulian, perhatian, saran , anjuran dan sebagainya. Dengan demikian berbagai informasi akan terungkap, dan mudah didapatnya, demikian pula keakuratan data lebih terjamin. b) Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur38wawancara ini digunakan untuk menggali inoformasi tentang upaya-upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam, yang menjadi objek wawancara ini adalah kepala sekolah dan guru pendidikan agama Islam SD di Kecamatan Pemalang. c) Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen. Dokumen adalah catatan tertulis yang isinya merupakan pernyataan tertulis yang di susun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu 38
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung: Alfabeta,2009),hlm.194.
20
peristiwa, dan berguna bagi sumber data, bukti ,informasi kealamiahan yang sukar di peroleh, sukar di temukan dan membuka kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang di selidiki. 39 Teknik ini digunakan untuk mencari arsip ,catatan-catatan, dan dokumen-dokumen atau yang yang memiliki keterkaitan dengan kegiatan atau upaya-upaya apa yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam SD di Kecamatan pemalang. 5.
Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah di fahami, dan temuannya dapat di informasikan kepada orang lain. Analisis data di lakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan yang akan di ceritakan kepada orang lain. 40 Analisis data penelitian ini di lakukan melalui tiga tahapan kegaiatan yang saling berkaitan satu sama lainnya, ketiga tahapan analisis tersebut adalah a) Reduksi Data Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi.
39
40
Sedarmayanti, Metodologi Penelitian, (Bandung:Mandar Maju,2002),hlm.86. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung: Alfabeta,2009),hlm.334.
21
Bagipeneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada temen atau orang lain yang di pandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki temuan dan pengembangan teori yang signifikan.41 b) Penyajian Data Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam penelitian kuantitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, pie chart, pictogram, dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, data diorganisasikan secara sistematis dalam pola hubungan, sehingga mudah di pahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Yang
paling
sering
digunakan
adalah
teks
yang
bersifat
naratif.Penyajian data akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi , merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Dalam penyajian data, huruf besar, huruf kecil dan angka disusun ke dalam urutan sehingga strukturnya dapat di pahami. Selanjutnya, setelah dilakukan analisis secara mendalam, tampak ada hubungan yang interaktif antara tiga kelompok tersebut c) Concludion Drawing/Verification
41
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung: Alfabeta,2009),hlm..339.
22
Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah hingga di temukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi, apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, di dukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, kesimpulan yang di kemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. 42 H.
Sistematikan Penulisan Untuk memperoleh gambaran secara utuh uraian dalam tesis ini, dapat
dilihat dari lima bab pembahasan berikut ini: Bab I adalah pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,manfaat penelitian,kajian penelitian relevan, kerangka teoritis, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Bab II akan mengulas kajian teori meliputi deskripsi pengertian kepala sekolah, kepala sekolah profesional, faktor dominan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan, serta faktor penghambatnya, tugas dan fungsi kepala sekolah, dan kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam, meliputi kompetensi pedagogik guru, makna guru pendidikan agama Islam, syarat guru dan peran guru dalam pembelajaran.
42
202.
Beni Ahmad Saebani,Metode Penelitian,(Bandung: CV. Pustaka Setia,2008),hlm.201-
23
Bab III adalah sajian data, yakni untuk mengetahui gambaran umum Sekolah Dasar Kecamatan Pemalang, Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kompetensi pedagogik guru dan dalam upaya apa yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam Bab IV adalah analisis data upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam Sekolah Dasar di Kecamatan pemalang. Bab IV akan berisi penutup dari serangkaian pembahasan dalam penelitian, sebagai bab penutup akan mencakup kesimpulan, dan saran-saran.