Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
MANAJEMEN STRATEGIK DI DALAM MENGEMBANGKAN INDUSTRI BIO-FUEL DI PT ARTA GUMILAR Bambang Sugiyono, Masroni Politeknik Negeri Malang, Malang Jurusan Teknik Mesin Jl. Veteran, Malang (Telp.: (0341)-551340-551341 Fax.: (0341)-551708 Telp./Fax.: (62-341)-716851 E-mail address:
[email protected]
ABSTRAK Persaingan bisnis yang semakin ketat di era globalisasi, menuntut satu atau beberapa perusahaan untuk menyusun kembali strategi usahanya, sehingga dapat lebih bisa bertahan. PT Arta Gumilar yang awalnya bergerak di bidang civil engineering melakukan pergeseran yang siknifikan ke agro industry. Lima tugas yang diemban di dalam manajemen strategi adalah: 1. Defining business, stating a mission, and forming a stategic vision, 2. Setting measurable objectives, 3. Crafting a strategic to achieve abjectives, 4. Implementing and executing strategiy, and 5. Evaluating performance, reviewing new developments, and initiating corrective adjustments. PT Arta Gumilar yang bergerak di bidang konstruksi bangunan (civil work) mulai melihat peluang pasar baru, yaitu industri pembibitan tanaman jarak Pagar (Jatropha Curcas) dan pemerosesan biji Jarak Pagar menjadi minyak Jarak (Bio-fuel). Beberapa tahapan yang dilakukan berkaitan adanya peluang baru adalah sebagai berikut: 1. Menetapkan bidang usaha baru, 2. Legal aspects, 3. Melakukan kerjasama dengan Pemerintah Daerah dan Swasta juga individu, dan Melakukan kerjasama dengan penyandang dana, 4. Melaksanakan pemetaaan dan usaha penamanan biji jarak Pagar, 5. Melakukan Penelitian dan Pengembangan, dan 6. Evaluasi Kinerja. Kata kunci: Manajemen Strategik, Kerjasama, dan Implementasi.
LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu peristiwa yang cukup menarik dan fenomental pada tahun 2005 adalah antrian yang panjang kendaraan roda empat (misal: mobil niaga maupun sedan) maupun roda dua bahkan bus penumpang umum serta truk untuk mengisi bahan bakar di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di beberapa kota dan provinsi. Demikian juga yang terjadi di pedagang eceran, apabila ada bahan bakar yang dijual, harganya sudah melonjak cukup mahal. Ada beberapa hal yang melatar-belakangi judul di atas di atas, yaitu: 1. Adanya keterbatasan cadangan bahan bakar mentah (crude oil) yang semakin hari semakin menipis dimana bahan bakar mentah merupakan salah bentuk nonrenewable energy. 2. Adanya kenaikan harga bahan bakar mentah (crude oil) yang semakin hari semakin mahal (dari seharga $ 22 per barrel pada tahun 2004, menjadi $ 42 pada awal tahun 2005 dan di akhir tahun 2005 menjadi seharga $69). 3. Adanya kenaikan harga bahan bakar (misal: solar) yang semakin hari semakin mahal (dari seharga Rp. 1.800,- pada tahun 2004, menjadi Rp. 4.300,- pada tahun 2005, sedangkan untuk kebutuhan solar industri naik manjadi Rp. 5.300 per liter).
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Januari 2007
4.
Perlunya pergeseran secara bertahap penggunaan energi yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable energy) ke energi yang dapat diperbaharui (renewable energy), seperti: alkohol, Jatropha oil, dll. 5. Perlunya perhatian terhadap reduksi emisi gas buang (misal: kandungan COx, NOx, dan SOx) hasil proses pembakaran (gas buang) di industri manufaktur dan jasa, pembangkit tenaga listrik, dan kendaraan bermotor. 6. Perlunya penciptaan lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja baru yang menganggur (ada sekitar 25 juta orang angkatan kerja yang menganggur di tahun 2005 atau sekitar 1,25 juta tambahan lapangan pekerjaan baru setiap tahunnya). 7. Adanya Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 5 tahun 2006: tentang Kebijakan Energi Nasional dan Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 1 tahun 2006: tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (Biofuels) sebagai Bahan Bakar lain pada tanggal 25 Januari 2006 dan ditanda-tangani Presiden Susilo Bambang Yudoyono. Tentunya usaha yang gigih untuk mencari jalan keluar terhadap berbagai permasalahan di atas melalui proses produksi dan pemasaran akan minyak jarak sebagai salah satu energi alternatif. Potensi Ekonomi Tingkat konsumsi bahan bakar Solar (Diesel oil) di Indonesia pada tahun ini adalah 14 juta atau rata-rata 88.000.000 barrel per tahun atau sekitar 250.000 barrel per hari. Untuk substitusi sekitar 5% dari kebutuhan bahan bakar solar, dibutuhkan sekitar 700.000 kiloliter (4.400.000 barrel) bio-diesel oil setiap tahunnya. Kebutuhan akan biodiesel secara aktual dapat didapatkan dengan mudah di Indonesia, karena tanaman Jarak Pagar atau pohon Kelapa sawit (CPO/Crude Palm Oil dan SJC oil) dapat tumbuh dengan subur di beberapa wilayah di Indonesia. Menurut seorang spesialis Biodiesel dari ITB, Prof. DR. Robert Manurung dari ITB, 1 Ha tanaman Jarak Pagar dapat menghasilkan sekitar 4.3 ton biodiesel oil setiap tahunnya atau sekitar 4.7 kiloliter bio-fuel per tahun. Berbagai keuntungan penanaman SJC adalah dapat ditanam di lahan kering dan diharapkan akan mendatangakn penghasilan dan pendapatan bagi masyarakat yang bertempat tinggal di lahan kering. Dimana tanaman yang ditanam di lahan kering tidak mengganggu atau mempengaruhi pasokan tanaman pangan, karena tidak akan mungkin terjadi persaingan di antara kedua tanaman tersebut. Sesuai data yang diperoleh dari BPS (Biro Pusat Statistik), pada tahun 2003 jumlah laha kritis di Indonesia mencapai 22 juta Ha. Berdasarkan Prof. DR. Robert Manurung di atas, hanya dibutuhkan penanaman pohon Jarak Pagar seluas hanya 10% atau untuk sekitar 10.3 million kiloliter bio diesel setiap tahunnya (lihat Tabel 1). Berdasarkan estimasi tentang bio-diesel oil yang diproses dari CPO dan SJC, maka produksi bio-diesel secara aktual merupakan suatu peluang yang besar untuk melakukan substitusi dan pergantian atau pencampuran antara bahan bakar non renewable energy dengan renewable energy (minyak nabati) secara nasional. Diharapkan apabila sebagian besar penduduk (baik secara individu maupun kelompok) melakukan investasi di bidang penanaman pohon jarak ataupun yang lain (misal: tanaman singkong dan jagung) dan proses produksi minyak nabati (Bio-fuel) serta menggunakan bio-fuel sebagai bahan bakar alternatif. Tentunya didukung oleh (peraturan pemerintah yang kondusif) Pemerintah Pusat dan Daerah dan dapat direalisasikan serta hasilnya dapat didistribusikan kepada masyarakat luas, maka akan diperoleh:
ISBN : 979-99735-2-X A-5-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Januari 2007
1.
2.
3.
4. 5.
Reduksi terhadap biaya produksi (operating cost) dari industri yang menggunakan (atau melakukan pencampuran) energi yang tak dapat diperbaharui (non renewable energy) ke energi yang dapat diperbaharui (renewable energy) sebagai energi (baik untuk proses produksi, transportasi dan pembangkit listriknya, dll), apabila menggunakan bio-fuel (yang harga jual per liter lebih murah dibanding dengan bahan bakar fosil) akan membuat harga jual produk industri akan semakin murah, sehingga masyarakat akan membeli produk tersebut dan dampaknya akan menggairahkan sektor real (industri). Kendaraan bermotor dan perahu motor nelayan yang menggunakan bahan bakar fosil (saat ini banyak yang tidak melaut) akan bergairah kembali (karena harga biodiesel yang lebih murah dibanding bahan bakar fosil), sehingga tercipta lapangan pekerjaan yang telah lama ditinggalkan akan bangkit kembali dan kebutuhan masyarakat akan ikan laut sebagai lauk pauk yang mempunyai kadar kolesterol relatif rendah akan terpenuhi. Keterlibatan masyarakat di sekitar penanaman pohon jarak dan singkong atau jagung serta industri proses produksi minyak jarak akan meningkatkan pendapatan dan pengetahuan serta ketrampilan. Peningkatan Pendapatan asli Daerah (PAD) an Pusat, karena adanya peningkatan pemasukan dari wajib pajak yang bertambah. Reduksi terhadap emisi gas buang, secara subyektif akan berdampak kepada emosi bagi petugas (Polisi Lalu Lintas) dan pencemaran lingkungan. Tabel 1 Bio-diesel Production Estimation From castor plant dry area
Wide of Are (million Ha)
Bio-diesel production (million tons)
1.1 2.2 6.6 11
4.7 9.5 28.4 47.3
Bio-diesel production (million kiloliter)** 5.2 10.3 31.1 51.7
Dry area exploitation*
Bio-diesel substitution in 2010***
Bio-diesel substitution in 2025***
5% 10% 30% 50%
14.4% 28.6% 86.3% 143.6%
5% 10.9% 33% 55%
NB: *
Indonesia has dry area as wide as 22 million Ha (BPS, 2003) 1 kiloliter equal to 0.88 tons (source: US Department of Energy) *** Assumption of solar demand is 36 million kiloliter in 2010 and 94 milion kiloliters in 2025 1 barrel = 159,25 liter **
Komitmen Pemerintah Ada beberapa komitmen yang telah dilakukan oleh Pemerintah, yaitu: 1. Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 2006, tentang National Energy Policy 2. Keputusan Presiden No. 1 2006, tentang pasokan dan eksploatasi minyak nabati (bio-fuel) sebagai bahan bakar alternatif. 3. Pemerintah akan merencanakan bahwa akan melakukan pencampuran bahan bakar solar (bio solar) dan bio-premium sampai 10% (pada saat ini hanya 5% atau B5 dan E5) pada tahun 2010. 4. Pertamina akan membuat target untuk melakukan substitusi bahan bakar fosil sebanyak 400.000 kiloliter dengan bio-fuel dari bahan bakar nabati selama 3 (tiga)
ISBN : 979-99735-2-X A-5-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Januari 2007
5. 6. 7.
8.
tahun mendatang dan akan dipasarkan ke 200 SPBU di Jakarta, Surabaya, dan Denpasar (Hanung Budya, Vice Director of Commercial of Pertamina, Ltd) LoC (Letter of Commitment) antara EcoSecurities dengan 11 perusahaan di Indonesia yang akan memberikan jaminan pasar bio-fuel (November, 22 2005) Telah terbentuknya National Team to Bio-fuel Program, yang dipimpin oleh Ir AlHilal Alhamdi. Persetujuan Director General of Oil and nature Gas (bapak Tubagus Haryono) dengan no. 3674K/24/DJM/2006 yang diterbitkan pada tanggal 17 Maret 2006 tentang ijin pencampuran bensin premium dengan Ethanol sebanyak 10% (E10). Pemerintah telah menetapkan SNI 04-7182-2006, yang berkaitan dengan standardisasi untuk substitusi/campuran solar sebanyak 10% (B10/biodiesel oil dengan kandungan 10%) dan untuk premium sebanyak 10% (E10/Ethanol dengan kandungan 10%) dapat diselenggarakan oleh masyarakat secara legal.
Pernyataan Masalah Pengusaha Indonesia yang bergerak di bidang Biodesel Oil harus memperhatikan beberapa hal berikut ini: 1. Dampak sosial bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik SJC oil dan pabrik alkohon/ethanol. 2. Persiapan, sosialisasi, dan pelatihan bagi masyarakat yang akan mengkonsumsi minyak nabati (bio-fuel) sebagai substitusi bahan bakar untuk mesin-mesin dan peralatannya (misal: generator, truk, perahu, dll). 3. Kebutuhan pendanaan dengan bunga ringan (soft loan) dan jangka panjang serta grace period akan sangat membantu untuk merealisasikan proyek/kegiatan yang strategis ini. Tujuan Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai, yaitu: 1. Menetapkan langkah-langkah di dalam mengaplikasikan manajemen strategi di PT Arta Gumilar dengan menggunakan The five task of Strategic Management. 2. Melakukan analisis terhadap langkah-langkah di dalam mengaplikasikan manajemen strategi di PT Arta Gumilar menggunakan The five task of Strategic Management. Manfaat Adapun manfaat dari kegaitan ini adalah: 1. Menanam pohon Jarak Pagar dan singkong beberapa ribu ha oleh petani (baik secara individu maupun kelompok), maka petani akan memperoleh pendapatan dari hasil. 2. Membangun pabrik minyak nabati dengan kapasitas cukup memadai, maka akan “menciptakan” lapangan pekerjaan baru. 3. Hasil substitusi dan pancampuran minyak nabati untuk mesin dan peralatan akan mengubah kebutuhan dari the non-renewable energy ke renewable energy sebagai an alternative energy. 4. Memberikan penghematan devisa yang cukup besar (sekitar beberapa puluh hingga ratusan triliun rupiah per tahun). 5. ”Penciptaan” lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan masyarakat di sekitar lokasi penanaman pohon Jarak Pagar dan singkong dan pemerosesan biofuel dibangun di lahan kritis.
ISBN : 979-99735-2-X A-5-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Januari 2007
Analisis Ekonomi Beberapa aspek yang menjadi perhatian di dalam proposal ini adalah: aspek energi, aspek ekonomi, dan aspek sosial (contoh untuk penanaman pohon Jarak Pagar). a. Aspek energi Ada beberapa aspek energi yang perlu diperhatikan (lihat Tabel 2). Tabel 2 Energy Aspect (Jatropha tree) Seed’s Yield Harvest per ha Oil content Straight Jatropha oil/ha/year 1.000 ha plantation
: : : :
4 – 5 kg/tree/year 10 – 12, 5 t (2500 trees/ha) 35% (max: 42%=chemical extraction) 3.500-4.375 kg (3.850-4.800 l/ha/year)
:
4.300.000 l/year
b. Aspek Ekonomi Ada beberapa aspek ekonomi yang perlu diperhatikan (lihat Tabel 3). Tabel 3 Economic Aspect Low investment cost
:
Saving capital
:
Increase income farmer’s house
for
Potential for this project
:
:
Oil extraction factory Use the existing generator or machines in Indonesia Oil import reduction Rp. 2.800/l x 4.300.000 l = Rp. 12.040.000.000,00,-/1000 ha/year 3 ha x 10.0000 kg x Rp. 500/kg = Rp. 15.000.000,-/ year or (Rp. 1.250.000/month/house) Investor will be interesting this project.
c. Aspek Sosial Ada beberapa aspek sosial yang perlu diperhatikan (lihat Tabel 4). Tabel 4 Social Aspect Increase employment
:
Environmental
:
1200 ha/ 3 ha/family = 400 families ( 4 person/family x 400 = 1600 persons) SOx, NOx, CO reduction
DASAR TEORI Strategi organisasi haruslah sesuai dengan sumber daya, lingkungan, dan tujuan utama dari suatu organisasi. Proses ini meliputi penggabungan antara sumber daya internal perusahaan dan kemampuan (manajemen kualitas) terhadap lingkungan usaha eksternal yang muncul di luar organisasi. Salah satu usaha adalah dengan memformulasikan strategi organisasi meliputi: a. Analisis situasi: internal dan eksternal organisasi b. Penetapan tujuan dan penilaian: berkaitan visi, misi, tujuan organisasi, dan tujuan SBU (Strategic Business Unit). c. Perencanaan strategik. Definisi Manajemen Strategik Definisi Manajemen Strategik (ref. 1, 2007:1) adalah sbb.:
ISBN : 979-99735-2-X A-5-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Januari 2007
Strategic management is that set of managerial decisions and actions that determines the long-run performance of a corporation. It includes environmental scanning, strategy formulation, strategy implementation and evaluation and control. Strategic management is a set of managerial decisions and actions aimed at the generation of sustainable competitive advantage. Pendekatan Manajemen Strategik Pendekatan yang dilakukan di dalam menganalisis manajemen strategik di PT Arta Gumilar adalah dengan menggunakan pendekatan dari Richard D Irwin (1995:5) adalah sbb.: The five task of Strategic Management is (lihat Gambar 1) 1. Defining business, stating a mission, and forming a stategic vision, 2. Setting measurable objectives, 3. Crafting a strategic to achieve abjectives, 4. Implementing and executing strategy, and 5. Evaluating performance, reviewing new developments, and initiating corrective adjustments.
Gambar 1 The Five Tasks of Strategic Management
Defining Business, Stating A Mission, And Forming A Stategic Vision Strategic Planning Teori tentang manajemen dasar telah dikenal secara familiar di dalam kehidupan kita sehari-hari. Dimana di dalam manajemen terdapat empat (4) fungsi manajemen yang paling esensial, yaitu: planning, organizing, actuating, and controlling. Definisi Strategic Planning, menurut Harold Koontz (1988, hal. 58), Strategic planning as a set of concept or statement that integrates and organizations’ goals, policies, and action in order to fulfill the organizations’ future mission.
ISBN : 979-99735-2-X A-5-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Januari 2007
Strategic planning can help organizations achieve their long-term objectives. Strategic planning is the systematic identification of opportunities and threats that lie in the future. Strategic planning can build on expected future trends, data, and assumptions. Strategic planning is much more action oriented than long range planning. Strategic planning will improve its performance. Sedangkan strategic planning itu sendiri dapat diklasifikasikan sbb.: penetapan Purposes or missions, Objectives, Strategies, Policies, Procedures, Rules, Programs, and Budgets. Klasifikasi tersebut di atas adalah berjenjang dan hirarkhis, sedangkan di atas semua itu terdapat vision. a. Penetapan Vision Visi dapat didefinisikan dengan berbagai pendekatan, yaitu: The impossible dream Suatu pemikiran yang melampaui batas realitas saat ini. Sesuatu yang diciptakan yang belum pernah ada sebelumnya. Suatu keadaan yang akan diwujudkan yang belum pernah kita alami sebelumnya. Contoh: 1. Sony’s President, Akio Morita, mempunyai visi sbb.: Wanted every one to have access to personal portable sound (walkman). 2. Nokia handphone, mempunyai visi sbb.: Connecting people. 3. ITB, mempunyai visi sbb.: Friendly ITB, and Go International 4. ABB (Asea Brown Boveri/ Switzerland Company), mempunyai visi sbb.: Globally thinking, locally acting. 5. Xerox Corp., mempunyai visi sbb.: Better than best. b. Penetapan Missions Misi dapat didefinisikan sbb.: 1. A statement of the organization’s people – what it wants to accomplish in the larger environment. 2. Jalan pilihan (the chhosen track) suatu organisasi untuk menyediakan barang dan/ jasa bagi pelanggannya. 3. Suatu usaha untuk menyusun peta perjalanan (charting world), sehingga kelangsungan hidup dan perkembangan organisasi terjamin secara akurat. Syaratnya adalah sbb.: Market oriented, Realistics, Specific, Market environment, Distinctive competencies and Motivating. Contoh: 1. Perusahaan penerbangan sipil Singapore Airlines, mempunyai misi sbb.: To become the world’s largest airline. 2. Microsoft’s Corporation, mempunyai misi sbb.: Information at your fingertips (IAYF).
ISBN : 979-99735-2-X A-5-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Januari 2007
c. Pentapan Goals/ Objectives Tujuan dapat didefinisikan sbb.: 1. A desirable change in its characteristics. 2. An object of effort or ambition. Syaratnya adalah should be as specific as possible dan Goals should be SMART: specific, measurable, achievable, realistic and time-based.. d. Strategies Strategi dapat didefinisikan sbb.: 1. The art (knowledge) or science (an organized knowledge) of war. 2. Skill managing any affair. 3. The use of a track in order to succeed in some purpose. Syaratnya adalah sbb.: Market penetration, Product development, Market development, and Product diversification. Contoh: 1. Strategi yang dilakukan oleh General Motor Company (GMC) adalah: - Do-it-yourself strategy. - Move into non-automotive business such as information processing and robotics. 2. Strategi yang dilakukan oleh Ford Motor Company (FMC) adalah sbb.: Producing lower price cars. 3. Strategi yang dilakukan oleh Toyota Motor Company (TMC) adalah sbb.: To produce small cars in California. e. Programs Program merupakan sekumpulan dari tujuan, kebijakan, prosedur, aturan, penugasan yang kompleks, langkah-langkah yang harus diambil, mengalokasikan sumber-sumber daya yang ada untuk dipergunakan sebagai mana mestinya, dan elemenelemen yang lain digunakan untuk melaknakan tindakan-tindakan yang harus diambil. Biasanya di dalam melaksanakan program-rpogram tersebut harus didukung dengan dana/ anggaran/ budgets.
Gambar 2. The Hierarchy Of The Strategic Planning
ISBN : 979-99735-2-X A-5-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Januari 2007
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil atau data yang diperoleh dari pengamatan dan pembahasan bersifat kualitatif. PT ARTA GUMILAR CABANG BLITAR Pada akhir tahun 80-an, perekonomian Indonesia tumbuh dan berkembang sesuai dengan pertumbuhan ekonomi dunia. Tentunya ada konsekuensi tentang adanya kebutuhan di bidang pembangunan (baik sarana dan prasarana), perdagangan, perindustrian, pengangkutan darat dan Jasa. Untuk itu, PT Arta Gumilar memulai bidang usaha tersebut di atas. CV Arta Gumilar untuk pertama kali pada tanggal 9 Oktober 1987 didirikan dengan Akta Notaris nomor 55. Sehubungan dengan perkembangan perusahaan, maka CV Arta Gumilar diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) Arta Gumilar pada tanggal 9 Oktober 1987 di hadapan Notaris wilayah Surabaya Susanto Tjiptowidjojo, SH dengan Akta Notaris nomor 17. Pada tanggal 20 Maret 2004 di hadapan Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah wilayah Sidoarjo Sujayanto, SH, MM, dengan Akta Notaris nomor 51. Beberapa perubahan kegiatan/ usahanya, seperti bidang pembangunan (general contractor, heavy lifting, konstruksi, dan instalasi), Perdagangan (ekspor dan impor), perindustrian (kerajinan tangan), Pengangkutan darat dan sektor Jasa. Sedangkan pendiri PT Arta Gumilar adalah tuan Hadi Djatmiko (sebagai Direktur) dan tuan Suratno (sebagai Komisaris). Pada tanggal 24 Juli 2006 di hadapan Notaris di Sidoardjo, bapak Sujayanto, SH, MM, PT Arta Gumilar membuka Cabang di Blitar karena adanya perkembangan bidang usaha. Dengan alamat kantor Cabang: Jl. Mas Trip No. 21, Srengat, Blitar, dengan nomor telp.: (0342)-553657; Fax.: (0342)-809330, dan Jl. Dirgantara Permai B 5 No. 33, Malang 65138, dengan nomor telp.: (0341)-571597 Fax.: (62-341)-716851 dan Email address:
[email protected] STRUKTUR ORGANISASI Adapun struktur organisasi PT Arta Gumilar Cabang Blitar adalah sbb.: Branch Director : Drs. Masroni, MM Marketing Manager : Hadi Djatmiko Operation/Production Manager : Ir. C. Sutrijono Finance and Adm. Manager : Ir. Bambang SAP, MSc Plantation Manager : Iwan Siswanto, ST Purchasing Manager : Hari Silvianto, ST, MM Communication Division Manager : H Moh. Yuhana, SH General affairs Manager : Drs. Idris Marbawi BIDANG USAHA Bidang usaha yang dilakukan adalah sbb.: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pembangunan (general contractor, heavy lifting, konstruksi, dan instalasi), Perdagangan (ekspor dan impor), perindustrian (kerajinan tangan), Pengangkutan darat, Sektor Jasa, dan Sektor Produksi.
ISBN : 979-99735-2-X A-5-9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Januari 2007
Sedangkan untuk PT Arta Gumilar Cabang Blitar bertambah dengan usaha di bidang pertanian, seperti pembenihan dan bidang industri (misal: proses produksi, seperti: proses produksi bio-fuel, dll), serta sektor pemasaran produk-produk hasil industri dan pertanian. KERJA SAMA Adapun kerjasama yang telah dan akan dilakukan adalah dengan beberapa perusahaan di bidang Power plant (ketel uap), kelistrikan, air minum, pembenihan, kelautan, pabrik gula mini, dll. Beberapa perusahaan yang telah melakukan kerjasama adalah: CV Sumber Berkat di Samarinda Kalimantan Timur, Perum Perhutani KPH di Jawa Timurr dan sekitarnya. Sedangkan yang dalam penjajagan adalah dengan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur ketel uap, pabrik bio-diesel di USA, dan pabrik Ethanol di India, Perusahaan Daerah di Kalimantan Selatan, Pemerintahan Kabupaten di Jawa Timur. KEGIATAN YANG SEDANG DILAKUKAN Pada saat ini, PT Arta Gumilar cabang Blitar sedang giat melakukan pembibitan biji Jarak Pagar (Jatropha Curcas) dan singkong, dan sosialisasi penanaman pohon Jarak Pagar dan singkong, serta dalam waktu dekat akan melakukan usaha pemerosesan biji pohon Jarak Pagar dan singkong menjadi minyak Jarak yang dikenal dengan Biodiesel oil dan alkohol yang dikenal dengan minyak nabati (bio-fuel). Dengan lahan yang akan dikembangkan atau ditanami pohon Jarak Pagar sekitar 4.000 hektar (ha) di wilayah Pemerintahan Kabupaten Blitar dan akan berkembang menjadi 40.000 ha. Penjajagan perluasan wilayah akan berkembang ke wilayah Kabupaten Madiun dan Ponorogo, Magetan serta Tulungagung dan sekitarnya. Sedangkan di luar pulau Jawa adalah wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan serta Sumatera Selatan. KAPASITAS PRODUKSI MINYAK NABATI Pada saat awal produksi, yang diharapkan pada pertengahan tahun 2007, PT Arta Gumilar cabang Blitar akan memproduksi bio-fuel (minyak Jarak/Jatropha Curcas Oil) dengan kapasitas 15.000 liter per hari (luas lahan yang dibutuhkan adalah 1.500 ha). dengan menggunakan standard ASTM (American Society for Testing Material) dan diharapkan pada tahun 2010 akan mencapai kapasitas 45.000 liter per hari. Dan mulai Desember 2006 telah mengembangkan pemerosesan Ethanol dengan bahan baku singkong (Manihot Esculenta) di wilayah Pemerintah Kabupaten di Jawa Timur. Apabila memungkinkan pada tahun 2011 akan memproduksi bio-fuel dengan kapasitas 300.000 liter per hari. PERNYATAAN VISI Adapun visi yang dikembangkan PT ARTA GUMILAR cabang Blitar adalah: MAKE OUR LIVE’S BETTER IN HARMONY. PERNYATAAN MISI Untuk mencapai visi tersebut, PT ARTA GUMILAR cabang Blitar telah mempersiapkan berbagai perangkat baik perangkat lunak dan keras. Sedangkan penjabaran visi ke dalam misi adalah sbb.: 1. Pemberdayaan ekonomi masyarakat.
ISBN : 979-99735-2-X A-5-10
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Januari 2007
2. Pengembangan Sumber Daya Alam (SDA) melalui Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan proses produksi yang efisien dan efektif dengan selalu memperhatikan kelestarian alam dan lingkungan. PERNYATAAN TUJUAN Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai oleh PT ARTA GUMILAR cabang Blitar, yaitu: 1. Budi daya dan sosialisasi tanaman jarak. 2. Pengembangan di bidang pembenihan. 3. Pengadaan peralatan dan pengembangan proses produksi bio-fuel. 4. Pemasaran hasil proses produksi. 5. Melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah dan swasta, serta perusahaan sejenis. 6. Rekrutmen SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas. 7. Diversifikasi dan diferensiasi produk. PEMBAHASAN Beberapa pembahasan dengan menggunakan The five task of Strategic Management adalah sebagai berikut: Defining business, stating a mission, and forming a stategic vision PT Arta Gumilar (semula berbentuk CV) sejak tahun 1987 sampai dengan awal tahun 2006 masih belum memiliki visi, misi dan tujuan yang rinci, dan sejak pertengahan tahun 2006 (setelah PT Arta Gumilar Cabang Blitar dibentuk) telah memiliki dari hasil suatu rembug di tingkat pimpinan yang intensif. Setting measurable objectives PT Arta Gumilar (semula berbentuk CV) sejak tahun 1987 sampai dengan awal tahun 2006 telah menetapkan tujuan di dalam bidang usahanya, tetapi mesih belum tampak jelas target jumlah proyek akan akan diperoleh. Tetapi sejak pertengahan tahun 2006 (setelah PT Arta Gumilar Cabang Blitar dibentuk) telah memiliki visi, misi, dan tujuan bidang usaha serta target yang akan dicanangkan bahkan diharapkan dapat direalisasikan sampai tahun 2001. Crafting a strategic to achieve abjectives Banyak usaha yang telah dilakukan oleh PT Arta Gumilar Cabang Blitar, baik internal maupun eksternal, seperti melakukan kerjasama dan melakukan penandatanganan nota kesepahaman antara PT Arta gumilar Cabang Blitar dengan Perum Perhutani, dan usaha-usaha yang dilakukan untuk penggalanagan pendanaan, baik kepada individu, badan usaha, maupun bank devisa umum. Untuk itu juga telah ditetapkan ukuran keberhasilannya (performance criteria). Implementing and executing strategy PT Arta Gumilar Cabang Blitar selain menetapkan strategi juga telah melakukan implementasi terhadap strategi yang telah ditetapkan, yaitu: a. Melakukan penanda-tanganan kerjasama (MOU) dengan Perum Perhutani KPH Blitar. b. Melakukan penanda-tanganan Kerja Sama Operasional dengan beberapa LMDH. c. Melakukan sosialisasi penanaman pohon Jarak Pagar dan singkong, serta jagung.
ISBN : 979-99735-2-X A-5-11
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Januari 2007
d. Melakukan pertemuan awal dengan para calon penyandang dana juga bank devisa umum. Evaluating performance, reviewing new developments, and initiating corrective adjustments Hampir setiap tahapan (awal dan akhir melakukan kegiatan) yang dilakukan PT Arta Gumilar Cabang Blitar dilakukan evaluasi terhadap kinerjanya, bahkan juga melakukan korektif tindakan, yaitu dengan mengembangkan produk baru dengan rencana penanaman singkong dan jagung dengan kapasitas yang cukup besar. KESIMPULAN Kesimpulan sementara yang dapat diberikan adalah sbb.: PT Arta Gumilar Cabang Blitar telah melakukan berbagai tahapan di dalam mengembangkan dan mengimplementasikan bidang usahanya, sbb.: a. Menetapkan bidang usaha baru, b. Legal aspects, c. Melakukan kerjasama dengan Pemerintah Daerah dan Swasta juga individu, dan Melakukan kerjasama dengan penyandang dana, d. Melaksanakan pemetaaan dan usaha penamanan biji Jarak Pagar, e. Melakukan Penelitian dan Pengembangan, dan f. Evaluasi Kinerja. DAFTAR PUSTAKA http://en.wikipedia.org/wiki/Strategic_management Dervitsiotis, Kostas N., 1984.
Operations Management, Mc-Graw Hill Inc., Singapore,
Purwono, Bambang SA, Sistem Produksi, Penerbit ITN, Malang, 1996 Ansoff, Igor., Strategies for diversification, Harvard Business Review, Boston, 1957. Ansoff, Igor., Corporate Strategy, McGraw Hill, New York, 1965 Porter, Michael E., Competitive Strategy, Free Press, New York, 1980. Krawjeski, Lee J., and Larry P Ritzman, Operation Management, Strategy and Analysis, Sixth Edition. Prentice Hall, New Jersey, 2002. Porter, Michael E., Keunggulan Bersaing, Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul. Erlangga, Jakarta, 1993. Sumanth, David J., Productivity Engineering and Management, Tata McGraw-Hill Publishing Co., New Delhi, 1990 Heizer, Jay, and Barry Render, Operations Management, Sixth Edition, Prentice-Hall International Inc., London, 2001 Dilworth, James B., Production and Operations Management, Fifth Edition, McGraw_hill Inc., Singapore, 1993
ISBN : 979-99735-2-X A-5-12
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Januari 2007
Adam, Everett E., and Ronald J Ebert, Production and Operations Management, Fifth Edition, Prentice-Hall International Inc., Singapore, 1995 US Dept. Of Energy, How to Measure Performance: A Handbook of Techniques and Tools. Oak Ridge Ass. Universities, Oak Ridge, 1995 Steers, Richard M., Introduction to Organizational Behavior. The Scott, Foresman And Co., New York, 1983 Koontz, Harold, and Heinz Weihrich, Management, Ninth Edition, McGraw-Hill book Co., Singapore, 1988 Nakajima, Seiichi, Total Productive Maintenance Development Program, Productivity Press, Cambridge, 1989 Irwin, Richard D., Module 1: Strategic Management Process, CSU, California, 1995. ………, Strategic Management Journal, John Wiley, Volume 23 Number 12, ISSN 0143-2095. ………, Strategic Management Journal, John Wiley, Volume 23 Number 3, ISSN 0143-2095. Tenner, Arthur R., and Irving de Toro, Total Quality Management, Addison-Wesley Publishing Company, Massachusetts, 1992.
ISBN : 979-99735-2-X A-5-13