PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MAKNA KEBAHAGIAAN PADA PELAKU MEDITASI SUMARAH
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Progam Studi Psikologi
Disusun oleh : Arga Yuda Pratama 119114163
PROGAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Kehidupan tidak Berhutang pada Kebahagiaan Ia memberikan Makna (Victor Frankl)
Trimakasih atas segala bentuk perjuanganmu Dalam diam, anakmu sangat menyayangimu
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MAKNA KEBAHAGIAAN BAGI PELAKU MEDITASI SUMARAH
Studi Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yogyakarta
Arga Yuda Pratama
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna kebahagian pada pelaku Meditasi Sumarah dan mengeksplorasi peran Meditasi Sumarah terhadap pemaknaan kebahagian. Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah Bagaimana peran meditasi sumarah dalam memaknai kebahagian. Metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan interpretative phenomenological analysis. Dalam penelitian ini melibatkan dua orang responden. Pengambilan data yang dilakukan menggunakan wawancara semi-terstruktur. Proses validasi menggunakan dua cara, pertama menggunakan validasi responden (respondent validation) yaitu dengan mengecek ulang data dengan menunjukan hasil salinan verbatim wawancara berserta analisis dari penelitian kepada responden atau subjek penelitian. Kedua, dengan cara mengecek ulang apakah ada tema-tema yang bersifat deviant atau menyimpang dan terkesan aneh berdasarkan pertimbangan dari peneliti. Hasil penelitian menunjukan bahwa praktik Meditasi Sumarah dengan menggunakan angan-angan, rasa dan budi dapat berperan dalam memaknai kebahagian. Pelaku Meditasi Sumarah memaknai kebahagian sebagai bentuk dari kedamaian.
Kata kunci: Meditasi, Sumarah, Kebahagiaan
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
THE MEANING OF HAPPINESS FOR THE DOERS OF SUMARAH MEDITATION Studies on the Psychology Faculty Student Sanata Dharma University in Yogyakarta Arga Yuda Pratama ABSTRACK The purpose of this study is to discover the meaning of happiness for the doers of Sumarah Meditation and to explore the role of Sumarah Meditation towards the meaning of happiness. The research question submitted is about the role of sumarah meditation towards the meaning of happiness. The method used in this study is qualitative research with the approach of interpretative phenomenological analysis. This research involves two respondents. The data collection was performed using semi-structured interview. The validation process used two ways, the first one used respondent validation by double-checking the data and showing the result of verbatim interview copies along with the research analysis to the respondent or the subject of research. The second one was done by double-checking if there are themes that are deviant or seem odd considered to the researcher. The result of the study shows that the practice of Sumarah Meditation that is done takes role in defining happiness. The doers of Sumarah Meditation defines happiness as a form of peace. Keyword: Meditation, Sumarah, Happiness
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Dalam melihat tugas akhir setiap individu pasti mempunyai caranya masing-masing. Secara formal tugas akhir merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Bagi peneliti tugas akhir ini mempunyai makna tersendiri, sebuah karya yang dituangkan dari usaha keras peneliti. Selain itu, tugas akhir tersebut menjadi awal atas petualangan yang akan dijalani penulis. Karya tulis dengan judul “MAKNA KEBAHAGIAAN PADA PELAKU MEDITASI SUMARAH”, tidak akan mewujud dalam sebuah tulisan jika tidak ada bantuan dari berbagai pihak yang sayang dan peduli pada penulis. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih atas sayang dan kepedulian dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Trimakasih ini kupersembahkan kepada: 1. Bapak Dr Tarsisius Priyo Widiyanto, M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih atas dedikasinya dalam menjalankan roda fakultas. 2. Bapak Siswa Widiyatmoko S.Psi., M.Psi selaku pembimbing skripsi. Terimakasih atas bimbingan dan pengetahuan yang telah diturunkan sampai terselesaikanya tulisan ini. Semoga kita masih dapat mengobrol berkaitan dengan akademis ataupun pengalaman hidup. 3. Bapak Paulus Eddy Suhartanto M.si, selaku dosen pembimbing akademik. Trimakasih atas saran- saran yang diberikan selama beberapa semester ini.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING …………………
ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI…………………………………… ii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………………
v
ABSTRACT……………………………………………………………........
vi
ABSTRACT ………………………………………………………………..
vii
LEBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ………………………
vii
KATA PENGANTAR …………………………………………………….
ix
DAFTAR ISI ………………………………………………………………
xii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………..
xv
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………….
1
A.
Latar Belakang ………………………………………………………
1
B.
Rumusan Masalah …………………………………………………...
8
C.
Tujuan Penelitian ……………………………………………………
8
D.
Manfaat penelitian …………………………………………………..
9
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Manfaat teoritis ……………………………………………...
9
2. Manfaat Praktis ……………………………………………...
9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………..
10
A. KEBAHAGIAAN ……………………………………………………….
10
1. Pengertian Kebahagiaan ………………………………………
10
2. Dimensi-Dimensi Kebahagiaan (Psychological Well-Being) ..
11
3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kebahagiaan ……………
14
4. Bentuk Kebahagiaan ………………………………………….
20
B. MEDITASI SUMARAH ………………………………………………
22
1.
Pengertian Meditasi …………………………………………
22
2.
Manfaat Meditasi ……………………………………………
24
3.
Meditasi Sumarah …………………………………………..
26
4.
Pokok Ajaran Sumarah ………………………......................
47
C. Dinamika Meditasi Sumarah dan Subjective Well-Being ………
49
BAB III. METODE PENELITIAN ……………………………………
52
A. Jenis Penelitian …………………………………………………..
52
B. Fokus Penelitian …………………………………………………
53
C. Informan Penelitian ……………………………………………
53
D. Metode Pengumpulan Data …………………………………......
53
E. Prosedur Pengumpulan Data ………………………...................
60
F. Metode Analisis Data ………………………………………......
63
G. Kredibilitas Penelitian …………………………………….........
65
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ………………..
67
A. Profil Responden ……………………………………………
67
B. Analisis Data ………………………………………………..
68
C. Pembahasan………………………………………………….
86
1. Kondisi sebelum melakukan meditasi Sumarah …………
86
2. Mekanisme meditasi Sumarah sehingga dapat memaknai Kebahagiaan …………………………………………….
87
BAB V. PENUTUP ……………………………………………………
98
A. Kesimpulan …………………………………………………
98
B. Keterbatasan Penelitian ………………………………….…
98
C. Saran ………………………………………………………..
99
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….
100
LAMPIRAN ……………………………………………………………
106
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1
Persiapan Wawancara …………………………………..
40
Tabel 2
Pedoman Wawancara ……………………………………
42
Table 3
Pelaksanaan Wawancara ………………………………..
48
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kunci dari hidup yang baik adalah kebahagiaan. Oleh karena itu, secara disadari setiap individu pada dasarnya akan berusaha untuk mencapai kebahagiaan dalam hidupnya. Kebahagiaan merupakan sebuah kebutuhan dan telah menjadi sebuah kewajiban moral individu (Seligman, 2004). Ryff mengistilahkan kebahagiaan sebagai subjective well-being atau psychological well-being (Nenny, 2015). Kebahagiaan merupakan indikator adanya psychological well-being pada diri seseorang (Ryff, 1989). Baunmgardener & Crothers
mengatakan bahwa
kebahagiaan (happiness) atau dalam terminologi psikologi sering disebut sebagai subjective well-being merupakan kombinasi dari kepuasaan hidup, adanya afek positif, dan tidak adanya afek negatif (Heimbach, 2009). Hal ini mengarah pada well being dimana individu dikatakan sejahtera bila mengisi hidupnya dengan halhal yang bermakna, bertujuan, dan berguna bagi kesejahteraan diri sendiri dan orang lain. Kebahagiaan berbeda dengan “senang”. Secara filsafat kata “bahagia” dapat diartikan dengan kenyamanan dan kenikmatan spiritual dengan sempurna dan rasa kepuasan, serta tidak adanya cacat dalam pikiran sehingga merasa tenang serta damai. Kosasih menyebutkan bahwa kebahagiaan erat hubungannya dengan kejiwaan dari individu yang bersangkutan (Farid, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Kebahagiaan
merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan
(Berscheid, 2003). Individu yang bahagia memiliki kreatifitas dan produktifitas yang lebih dan terbukti memiliki umur yang panjang karena kebahagiaan mempengaruhi kesehatan dan berdampak pada sistem imun (Carr, 2004). Kebahagiaan atau subjective well-being juga berhubungan dengan gejala-gejala depresi (Kim, Ann & Kim, 2011). Semakin tinggi tingkat kebahagiaan individu, maka gejala-gejala depresi individu tersebut akan semakin rendah. Selain itu, Park (Hakisukta & Saragih, 2012) mengatakan bahwa kebahagian juga memiliki hubungan dengan karakter positif yang dimiliki oleh seorang individu. Karakter positif sendiri adalah proses atau mekanisme yang mendefinisikan karakter inti dimana karater inti ini memiliki nilai-nilai moral dan pemikiran yang religius, seperti: kebijaksanaan, keberanian, kemanusiaan, justice, temperance dan transcendence (Peterson, 2004). Myers menyatakan bahwa individu yang bahagia cenderung untuk tidak memikirkan diri sendiri, tidak memiliki banyak musuh, akrab dengan individu lain, dan lebih suka menolong (Anam & Diponegoro, 2008) Kebahagiaan menjadi suatu hal yang ingin diraih oleh semua individu, baik oleh kaum laki-laki maupun perempuan. Kebahagiaan mungkin menjadi jawaban bagi sebagian besar individu sebagai tujuan hidup. Berbagai upaya dilakukan oleh individu untuk mencapai kondisi bahagia (Miwa, 2012). Menurut Arsitoteles (dalam Willliams dkk, 2006), kebahagiaan
merupakan bentuk kesempurnaan,
sehingga banyak upaya yang dilakukan untuk mencapainya. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh James, bahwa kebahagiaan merupakan hal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
penting sehingga upaya untuk mencapai kebahagiaan menjadi fokus perhatian dan tujuan dari individu sepanjang waktu (dalam Wiliams dkk, 2006). Dengan demikian jelas bahwa setiap individu ingin mencapai kebahagiaan dan akan berusaha melakukan upaya tertentu untuk mencapai kebahagiaan dalam hidupnya. Belum lama ini, salah satu surat kabar lokal memberitakan bahwa negara Uni Emirat
Arab
membuat
Menteri
Kebahagiaan,
demi
membahagiakan
rakyatnya, Uni Emirat Arab (UAE) menunjuk Ohoud al-Roumi sebagai Menteri Kebahagiaan pertama di negara itu. Pembentukan bidang kementerian baru itu memang diharapkan menciptakan
akan
mengendalikan
kebijakan pemerintah demi
kepuasan dan kebahagiaan rakyat. "Kebahagiaan
tidak hanya
menjadi harapan di negara ini," demikian jelas Al-Maktoum dalam cuitannya di Twitter, dikutip Al Jazeera (Detiknews.com, 2016) Setiap individu berusaha untuk memperoleh kebahagiaan dengan berbagai cara termasuk juga di Indonesia. Beberapa individu melakukan usaha yang keras sebagai
bentuk
pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan
dan
untuk
mengejar
kebahagiaan. Ada banyak cara yang dilakukan individu di Indonesia untuk mengejar kebahagiaan, antara lain dengan berpuasa (seperti puasa di bulan Ramadhan, puasa mutih, ngrowot, dll), bertapa dengan berbagai jenisnya, menggunakan mantra serta susuk, dan masih banyak lagi (Endraswara, 2010). Fenomena tersebut memperlihatkan bagaimana usaha keras dan sulitnya individu dalam mendapatkan sebuah kebahagiaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
Kebahagiaan sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebahagiaan mungkin akan berbeda pada setiap individu. Individu yang menjadikan satu faktor sebagai sumber kebahagiaan, belum tentu individu lain juga menjadikan satu faktor tersebut sebagai sumber faktor kebahagiaannya. Salah satu faktor kebahagian individu adalah budaya, Budaya memiliki sumbangan terhadap pembentukan konsep psikologis individu, seperti halnya konsep kebahagiaan. Kim dan Park (dalam Wahyu Jati, 2004) menyebutkan bahwa budaya memiliki peranan yang sangat sentral dalam mempersepsikan fenomena sosial. Budaya juga mempunyai peran seperti halnya fisiologi terkait dengan persepsi individu terhadap realitas. Hal tersebut dikarenakan budaya memuat simbol bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dan memaknai suatu realitas social. Sedangkan fisiologi menyumbang panca indra sebagai alat untuk mempersepsi realitas sosial tersebut. Oleh karena itu, dapat dipahami apabila suatu nilai kebahagiaan individu pasti dipengaruhi oleh konteks budaya yang berlaku di mana individu tersebut tinggal. Uchida (dalam Wahyu Jati, 2004) menemukan bahwa terdapat perbedaan makna kebahagiaan dalam budaya Barat (individualistik) dan Timur (kolektivistik). Secara spesifik, dalam konteks budaya Barat atau Amerika Utara, kebahagian memiliki kecenderungan didefinisikan terkait dengan pencapaian prestasi pribadi (personal achievement) dan dalam konteks budaya ini, individu bertindak karena termotivasi untuk memaksimalkan pengalaman afek positif. Hal ini bertolak belakang dengan konteks budaya Asia Timur, dimana kebahagiaan memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
kecenderungan definisi yang terkait dengan pencapaian hubungan interpersonal. Pada konteks budaya ini, individu bertindak karena termotivasi untuk mempertahankan keseimbangan antara afek positif dan negatif. Cara terbaik untuk memprediksi kebahagian di konteks ini adalah dengan melihat kelekatan diri atau individu dalam hubungan sosial Sedangkan menurut Seligman (2005) kebahagiaan dipengaruhi oleh dua faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yang mempengaruhi kebahagiaan diantaranya ialah uang, perkawinan, kehidupan sosial, emosi negatif, usia, kesehatan, pendidikan, iklim, ras dan jenis kelamin. Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi individu menjadi bahagia adalah kepuasaan terhadap masa lalu, optimisme, kepuasaan hidup dan kebahagiaan masa sekarang. Selain faktor eksternal dan internal, meditasi juga merupakan salah satu faktor yang membuat individu merasa bahagia (Rahmad, 2009). Meditasi dapat digunakan untuk mengurangi atau mengeliminasi pengaruh-pengaruh destruktif dari berbagai cobaan dan kesengsaraan hidup, jika pengaruh-pengaruh tersebut dapat di eliminasi dengan meditasi akan tercapai suatu kebahagiaan. Shappiro melakukan penelitian terhadap meditasi dan hasilnya ditemukan bahwa 88% dari subjek penelitiannya yang melakukan meditasi merasa lebih bahagia dan gembira, mampu berfikir positif, memiliki kepercayaan diri yang meningkat, dan memiliki penyelesaiaan masalah yang lebih baik dibandingkan dengan subjek yang tidak melakukan meditasi. Selain itu menurut salah satu pelaku Meditasi Sumarah, ketika latihan meditasi selesai pelaku merasakan kebahagiaan “Ya iya mas,apa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
apa lancar, dipermudah, terpenuhi ya bahagia”(Wawancara, Nugraha 2016). Etik dalam wawancara dengan peneliti juga menyatakan perasaan bahagia setelah melakukan meditasi sumarah “Ya itu tadi mas yang bisa menikmati kesejukan, kenikmtan. Wahh seneng, bahagia banget mas”(Etik, Wawancara 2016). Kebahagiaan adalah suatu hal yang menjadi harapan dalam diri seseorang, bahkan setiap orang sangat mendambakan kehidupan yang berbahagia semasa hidupnya. Menurut Lukman (2008) kebahagiaan pada tiap individu tergantung pada pemaknaan dan memahami kebahagiaan. Studi mengenai konsep kebahagiaan telah banyak dilakukan melalui berbagai perspektif. Masing-masing perspektif menyediakan berbagai penjelasan yang berbeda-beda mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan itu sendiri, yang pada akhirnya muncul hasil yang berbeda-beda pula mengenai bagaimana ke bahagiaan itu bisa dicapai. Para peneliti seringkali menemukan kesulitan untuk merumuskan konsep mengenai kebahagiaan. Kata ”kebahagiaan” ini memiliki makna yang beragam. Seringkali makna dari ”kebahagiaan” (happiness) disamakan dengan ”baik” (the good) ataupun ”hidup yang bagus” (the good life) (Eddington & Shuman, 2005). Namun demikian, beberapa peneliti mencoba untuk memaknai apa yang sebenarnya dimaksud dengan kebahagiaan Oleh sebab itu, peneliti ingin mengetahui apa makna kebahagiaan pada pelaku meditasi sumarah Meditasi Sumarah sendiri merupakan salah satu aliran kebatinan Jawa yang ada di Indonesia. Menurut Soebagyo (1976), kebatinan merupakan religi beserta pandangan hidup orang Jawa yang lebih menitik beratkan ketenteraman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
keselarasaan, dan keseimbangan batin. Pada dasarnya kebatinan adalah pengetahuan mengenai alam raya dengan tujuan mengadakan suatu hubungan langsung antara individu dan Yang Maha Kuasa yaitu ketentraman, keselarasaan dan hubungan langsung kepada Yang Maha Kuasa. Sumarah adalah latihan Sujud atau yang lebih sering disebut meditasi. Sumarah adalah praktik kebatinan dan tidak mempunyai buku rujukan tentang ajarannya sehingga interaksi praktis berlangsung tanpa melibatkan pedoman tertentu. Sumarah justru menekankan terbangunnya kesadaran sebagai proses alamiah yang tidak bisa dipaksakan dengan kehendak dan tidak mungkin dikembangkan berdasarkan pedoman (Stange, 2009). Sumarah merupakan sebuah kata dalam bahasa jawa yang berarti keadaan pasrah atau menerima secara total (Stange, 2009). Pengertian penerimaaan merupakan sebuah ide dasar filsafat Jawa yang tidak dipandang sebagai tanda kepasrahan diri pasif terhadap nasib, berbeda apabila dibandingkan dengan budaya Barat yang mengartikan penerimaan sebagai kalahnya kemampuan kita. Bagi orang Jawa, penerimaan mengindikasikan kebijaksanaan yang mendalam, yang sebagai pilihan dewasa dari individu yang telah memperoleh rasa Utuh/ Whole. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapan oleh sesepuh Sumarah “pasrah disini bukan berarti pasrah secara harafiah, pasrah disini adalah pasrah pada kehendah tuhan yang artinya pasrah secara rohani atau batin” (Untung 90th, wawancara 2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
Celestin-Westreich (2012) menambahkan bahwa meditasi Sumarah ini adalah meditasi mindfullness yang menentukan pelepasan dari pengendalian internal pada tingkat fisik mental dan emosional. praktek meditasi yang berfokus, tidak menghakimi (judgement), tidak reaktif (non-reaktif), dan merupakan kesadaran metakognitif. Tujuan dari meditasi Sumarah adalah menyerah-pasrahkan seluruh aspek keberadaan pribadi sehingga sang diri (the self) tidak lebih dari sekedar wahana kehendak Tuhan. Selain itu, meditasi Sumarah adalah cara mencapai keseimbangan lahir batin yang artinya memelihara kesehatan badan dan kedamaian batin (Stange, 2009) dimana kesehatan badan dan kedamaian batin merupakan faktor dari kebahagiaan. Selain itu menurut Stange (2009) ketika latihan sujud selesai, warga Sumarah yakin mengalami kedamaian batin yang secara otomatis meluas menuju penyelarasaan yang menghasilkan tindakan konstruktif bagi kehidupan masyarakat. Seligman (2013) juga menyatakan bahwa hidup yang nyaman adalah kehidupan dimana segala keperluan kehidupan terpenuhi, yaitu semua keperluan hidup secara jasmani, rohani dan sosial. Hidup yang nyaman adalah hidup yang aman, tentram dan damai. Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa kebahagiaan atau subjective well-being menjadi hal yang sangat berbeda setiap individu (subjektif) . Oleh sebab itu dalam penelitian tersebut, peneliti ingin mengeksplorasi makna kebahagiaan atau subjective well-being pada pelaku meditasi Sumarah. Peneliti juga ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
mengeksplorasi peran Meditasi Sumarah, termasuk mekanisme yang ada di dalamnya khususnya dalam kaitannya dengan pemaknaan kebahagiaan.
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan pertanyaan yang menjadi permasalahan penetian: apa makna kebahagiaan pada pelaku meditasi sumarah? C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna kebahagiaan pada pelaku meditasi Sumarah dan mengeksplorasi peran meditasi sumarah terhadap pemaknaan kebahagiaan. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi mengenai psikologi positif umumnya dan meditasi Sumarah sebagai cara untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental khususnya. b. Dalam bidang ilmu Psikologi, penelitian ini dapat menjelaskan peran budaya dalam hal ini meditasi Sumarah dalam memaknai kebahagiaan. 2. Manfaat Praktis Hasil ekplorasi dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan salah satu cara untuk mendapatkan kebahagiaan sebagai faktor yang sangat penting pada kesehatan mental seseorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian Kebahagiaan Menurut Schimmel (2009) kebahagiaan merupakan penilaian individu terhadap
keseluruhan
kualitas
hidupnya.
kebahagiaan terkadang juga disebut
Schimmel
sebagai
menambahkan
kesejaterahan subjektif
(subjective well being). Sedangkan, menurut Deiner & Ryan (2009), kebahagiaan mengacu kepada emosi yang lebih bersifat positif, sedangkan subjective well being mencakup emosi yang positif dan negatif. Akan tetapi, kedua istilah tersebut menunjukan penilaian individu terhadap kualitas individu. Andrews mengatakan bahwa well-being merupakan suatu keadaan mental, intelektual, dan kematangan psikologis (Nenny, 2015). Well-being diasosiasikan melalui pengalaman sebelumnya, kesenangan, kebahagiaan, pengalaman spritual, dan personalisasi yang berkelanjutan. Sementara Brough (2005) menyatakan bahwa psychological well being mencakup fungsi mental untuk jangka pendek dan juga jangka panjang yang terdiri dari afek positif dan moral serta afek negatif seperti kecemasan, depresi dan fatigue. Sedangkan Bradburn (dalam Ryff, 1989) mendifinisikan psychological well being sebagai kebahagiaan (happiness) dimana kebahagiaan (happiness) merupakan tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
tertinggi hasil dari kesejahterahan psikologis yang ingin dicapai oleh setiap manusia (wiling). Veenhoven (1984) menyatakan bahwa kebahagiaan adalah sejauh mana seorang individu menentukan secara keseluruhan kualitas hidupnya sendiri secara lebih positif. Veenhoven menambahkan bahwa kebahagiaan bisa disebut sebagai kepuasaan hidup (life statisfication). Sedangkan Carr (2004) menyatakan bahwa kebahagiaan sebagai suatu keadaan psikologis positif yang ditandai dengan tingginya derajat kepuasaan hidup, afek positif, dan rendahnya derajat negatif. Seligman (2002) mendefinisikan kebahagiaan sebagai muatan emosi dan aktifitas positif. Argyle, Martin & Crossland (1989) mengungkapkan bahwa kebahagian juga didefinisikan sebagai keunggulan afek positif pada afek negatif dan sebagai kepuasaan hidup yang menyeluruh. Dari banyak penjelasan para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa pengertian kebahagiaan adalah penilaian individu terhadap keseluruhan kualitas hidupnya yang memunculkan suatu perasaan bahagia, senang dan tenteram dalam hidup. 2. Dimensi-dimensi Kebahagiaan (Psychological Well-Being) Enam dimensi psychological well-being merupakan intisari dari teori-teori positif functioning psychology yang dirumuskan oleh Ryff (dalam Ryff, 1989; Ryff dan Keyes, 1995), yaitu: \
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
a. Penerimaan diri (Self-acceptance) Self-acceptance berkaitan dengan penerimaan diri individu pada masa kini dan masa lalunya. Seorang individu dikatakan memiliki nilai yang tinggi dalam dimensi penerimaan diri apabila ia memiliki sikap yang positif terhadap dirinya sendiri, menghargai dan menerima berbagai aspek yang ada pada dirinya, baik kualitas diri yang baik maupun buruk. Sebaliknya, individu dikatakan memiliki nilai yang rendah dalam dimensi penerimaan diri apabila ia merasa kurang puas terhadap dirinya sendiri, merasa kecewa dengan apa yang telah terjadi pada kehidupannya, dan berharap menjadi orang yang berbeda dari dirinya sendiri. b. Hubungan positif dengan orang lain (Positive relations with others) Individu yang memiliki hubungan yang positif dengan orang lain mampu membina hubungan yang hangat dan penuh kepercayaan dengan orang lain. Selain itu, individu tersebut memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain, dapat menunjukkan empati, afeksi dan intimitas serta memahami prinsip memberi dan menerima dalam hubungan pribadi. Sementara individu yang kurang baik dalam dimensi hubungan positif dengan orang lain ditandai dengan tingkah laku yang tertutup dalam berhubungan dengan orang lain, sulit untuk bersikap hangat, peduli dan terbuka dengan orang lain, terisolasi dan merasa frustrasi dalam membina hubungan interpersonal, serta tidak berkeinginan untuk berkompromi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
c. Otonomi (autonomy) Ciri utama dari seorang individu yang memiliki otonomi yang baik antara lain dapat menentukan segala sesuatu seorang diri (self-determining) dan mandiri. Ia mampu mengambil keputusan tanpa tekanan dan campur tangan dari orang lain. d. Penguasaan lingkungan (Environmental mastery) Individu yang baik dalam dimensi penguasaan lingkungan memiliki keyakinan dan kompetensi dalam mengatur lingkungan. Ia dapat mengendalikan berbagai aktivitas eksternal yang berada di lingkungannya termasuk mengatur dan mengendalikan situasi kehidupan sehari-hari e.
Tujuan hidup (Purpose in life) Individu yang memiliki nilai tinggi dalam dimensi tujuan hidup memiliki rasa keterarahan (directedness) dalam hidup, mampu merasakan arti dari masa lalu dan masa kini, memiliki keyakinan yang memberikan tujuan hidup, serta memiliki tujuan dan target yang ingin dicapai dalam hidup
f.
Pertumbuhan pribadi (Personal growth) Individu yang memiliki pertumbuhan pribadi yang baik ditandai dengan adanya,perasaan mengenai pertumbuhan yang berkesinambungan dalam dirinya, memandang diri sendiri sebagai individu yang selalu tumbuh dan berkembang, terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru, memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
kemampuan dalam menyadari potensi diri yang dimiliki, dapat merasakan peningkatan yang terjadi pada diri dan tingkah lakunya setiap waktu, serta dapat berubah menjadi pribadi yang lebih efektif dan memiliki pengetahuan yang bertambah. Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kebahagian memiliki 6 dimensi yaitu penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup dan pertumbuhan pribadi. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebahagiaan a. Faktor Eksternal Seligman (2002) memberikan delapan faktor eksternal
yang
mempengaruhi kebahagian seseorang, namun tidak semuanya memiliki pengaruh yang besar. Seligman (2005) menyatakan bahwa faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kebahagiaan sebagai berikut : 1. Uang Seligman (2005) mengatakan bahwa di negara yang sangat miskin, kaya bisa berarti lebih bahagia.Namun, di negara yang yang lebih makmur dimana semua rakyatnya sudah bisa memperoleh kebutuhan dasar, peningkatan kekayaan tidak begitu berdampak pada kebahagiaan. 2. Perkawinan Seligman (2005) mengatakan bahwa pernikahan sangat erat hubungannya dengan kebahagiaan. Ada dua penjelasan mengenai hubungan antara kebahagiaan dan pernikahan yaitu, orang yang bahagia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
lebih atraktif sebagai pasangan daripada orang yang tidak bahagia, Kedua, pernikahan memberikan banyak keuntungan yang dapat membahagiaan seseorang, diantaranya keintiman psikologis dan fisik, memiliki anak, membangun keluarga, menjalankan peran sebagai pasangan dan orang tua, menguatkan identitas dan menciptakan keturunan. Menurut Seligman (2005), kebahagiaan orang yang menikah mempengaruhi panjang usia dan besar penghasilan dan hal ini berlaku bagi pria dan wanita. 3. Kehidupan Sosial Seligman (2005) mengatakan bahwa orang yang sangat bahagia menjalani kehidupan sosial yang kaya dan memuaskan, paling sedikit menghabiskan waktu sendirian dan mayoritas dari mereka bersosialisasi. 4. Emosi negatif Seligman (2005) mengatakan bahwa hanya ada sedikit korelasi negatif antara emosi positif dan emosi negatif.Ini berarti bahwa jika individu banyak memiliki emosi negatif, dimungkinkan bahwa individu tersebut memiliki sedikit emosi positif dibandingkan dengan rata-rata.Namun, ini tidak berarti jauh dari kehidupan riang gembira.Demikian pula, meskipun banyak memiliki emosi postif dalam hidup, tidak berarti sangat terbebas dari kesedihan. 5. Usia Kepuasaan hidup sedikit meningkat dengan bertambahnya usia, afek positif sedikit melemah dan afek negatif tidak berubah (Seligman, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
Hal yang berubah ketika seseorang menua adalah intensitas emosi dimana perasaan “mencapai puncak dunia” dan “terpuruk dalam keputusasaan” berkurang seiring dengan bertambannya umur dan pengalaman. 6. Kesehatan Menurut Seligman (2005) yang terpenting adalah persepsi subjektif kita terhadap seberapa sehat diri kita. Seligman juga menambahkan bahwa orang yang memiliki liam atau lebih masalah kesehatan, kebahagiaan mereka berkurang sejalan dengan waktu. 7.
Pendidikan, Iklim, Ras, dan Jenis Kelamin Seligman (2005) menmasukan keempat kondisi ini menjadi satu kelompok dikarenakan tidak ada satupun dari keempat hal ini yang penting bagi kebahagiaan. Meskipun sebagai sarana untu mencapai penghasilan yang tinggi, pendidikan bukan sara untuk mencapai kebahagiaan yang lebih tinggi, kecuali hanya sedikit dan terjadi di kalangan mereka yang berpenghasilan rendah. Begitupun dengan iklim, meskipun sinar matahari berlimpah melawan gangguan afektif akibat depresi musim dingin, tingkat kebahagiaan tidak bervariasi sesuai dengan iklim. Seligman menambahkan bahwa ras, setidaknya di Amerika sama sekali tidak berkaitan dengan kebahagiaan. Meskipun mereka secara ekonomi, keadaan mereka lebih buruk namun orang Afro-Amerika dan Hispanik memiliki angka depresi yang jauh lebih rendah dibandingkan orang Kaukasia.Begitupula dengan jenis kelamin, tingkat emosi rata-rata antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
laki-laki dan perempuan tidak berbeda. Lebih mengherankan adalah bahwa perempuan ternyata lebih bahagia dan lebih sedih daripada laki-laki (Seligman, 2005). 8.
Agama Orang yang religius lebih bahagia dan lebih puas terhadap kehidupan daripada orang yang tidak religius (Seligman, 2005). Hal ini dikarenakan bahwa agama memberikan harapan akan masa depan dan menciptakan makanan dalam hidup bagi manusia. Selain, itu, keterlibatan seseorang dalam kegiatan keagaaman atau komunitas agama dapat memberikan dukungan sosial bagi orang tersebut. Hubungan antara harapan akan masa depan dan keyakinan beragama merupakan landasan mengapa keimanan sangat efektif melawan keputusaan dan meningkatkan kebahagiaan (Seligman, 2005).
b. Faktor Internal Menurut Seligman (2002), ada tiga faktor internal yang berkontribusi terhadap kebahagiaan. Ketiga hal tersebut tidak selalu dirasakan secara bersamaan, artinya seseorang bisa saja bangga dan puas akan masa lalunya namun merasa getir dan pesimis terhadap masa sekarang dan masa yang akan datang. Ketika seseorang dapat mengetahui dan mempelajari ketiga bentuk emosi positif ini, diharapkan dapat mengarahkan emosinya kearah yang positif dengan mengubah perasaan tentang masa lalu, cara berpikir tentang masa depan dan cara mengahadapi kehidupan saat ini. Ketiga hal tersebut, yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
1. Kepuasaan Terhadap Masa Lalu Kepuasaan terhadap masa lalu dapat dicapai melalui tiga cara : a.
Melepaskan pandangan masa lalu sebagai penentu masa depan seseorang. Pemahaman dan penghayatan yang tidak memadai terhadap perristiwa masa lalu dan terlalu menekankan pada peristiwa yang buruk adalah dua hal antara yang menurunkan ketenangan, kelegaan dan kepuasaan (Seligman, 2005).
b.
Gratitude (bersyukur) terhadap hal-hal baik dalam hidup akan meningkat kenangan-kenangan positif. Bersyukur dapat menambah pemahaman dan penghayatan terhadap peristiwa baik pada masa lalu.
c.
Forgiving dan forgetting (memaafkan dan melupakan) Perasaan seseorang terhadap masa lalu tergantung sepenuhnya pada ingatan yang dimiliki oleh seseorang. Salah satu cara untuk menghilangkan
emosi
negatif
mengenai
masa
lalu
adalah
memaafkan. Memaafkan merupakan tindakan yang membiarkan memori tetap utuh tetapi dengan membauang dan metranformasi kepedihan
(Seligman,
2005).
Memaafkan
dapat
mengurangi
kegetiran terhadap peristiwa-peristiwa buruk bahkan dapat mengubah kenangan buruk menjadi kenangan indah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
2. Optimisme Kepuasaan hidup Optimisme didefinisikan sebagai ekspektasi secara umum bahwa akan terjadi lebih banyak lagi hal baik dibandingkan dengan hal buruk dimasa yang akan datang (Carr, 2004). 3.
Kebahagiaan Masa Sekarang Kebahagian masa sekarang melibatkan dua hal, yaitu : a. Pleasure yaitu kesenangan atau kenikmatab yang memiliki komponen sensori dan emosional yang kuat atau yang biasa disebut dengan perasaan-perasaan dasar raw feels (Seligman, 2005). Kenikmatan ini bersifat sementara dan hanya sedikit melibatkan pemikiran
atau
malah
tidak
melibatkan
pemikiran
sama
sekali.Contoh dari kenikmatan antara lain ekstase, orgasme, gairah, rasa senang, riang, ceria, dan nyaman (Seligman, 2005) b. Gratificationatau gratifikasi berasal dari kegiatan yang sangat disukai individi namun tidak harus disertai dengan peraaan sadar (Seligman, 2005). Gratifikasi merupakan emosi positif pada masa sekarang yang berkaitan dengan kekuatan dan kualitas, serta datang dari kegiatankegiatan yang disukai. Gratifikasi membuat seseorang terlibat sepenuhnya sehingga dia merasa terserap di dalam kegiatan yang tengah dia lakukan dan waktu terasa berhenti ketika ia melakukannya (Seligman,
2005).
Gratifikasi
mendorong
kira
untuk
dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
bersentuhan dengan kekuatan diri sendiri. Gratifikasi dapat bertahan lebih lama dari pada kenikamtan dan lebih banytak melibatkan pemikiran serta intepretasi serta dapat diperoleh dan ditingkatkan dengan cara membangun kekuatan dan kebajikan personal (Seligman, 2005). Perbuatan baik adalah suatu gratifikasi dimana merupakan keadaan
menyenangkan
hasrat.Gratifikasi
berbeda
yang dengan
mengikuti kepuasaan
pencapaian (statisfaction)
dikarenakan kepuasaan diperoleh setelah salah satu motif terpenuhi. Gratifikasi tidak muncul setelah melakukan kegiataan yang menyenangkan namun muncul saat individu tersebut menggunakan kekuatan dan keutamaannya saat melakukan aktivitas tersebut (Seligman, 2005) Dari definisi di atas didapatkan bahwa faktor kebahagiaan meliputi faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal mencakup uang, perkawinan, kehidupan sosial, emosi negatif, usia, kesehatan, pendidikan dan agama. Sedangkan faktor internal mencakup kepuasan terhadap masa lalu, optimisme kepuasaan hidup, dan kebahagiaan masa sekarang. 4. Bentuk Kebahagiaan Seligman (2013) dalam bukunya Autentic Happiness menjelaskan secara umum bahwa ada tiga macam bentuk kebahagiaan yang dicari oleh manusia dalam kehidupan ini, yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
a. Hidup yang penuh kesenangan (pleasant life) Hidup yang penuh kesenangan ialah kondisi kehidupan dimana individu mencari kesenangan hidup, kepuasaan nafsu, keinginan dan berbagai bentuk kesenangan lainnya yang menjadi tujuan hidup manusia. Hidup yang menyenangkan adalah ketika sebanyak mungkin kesenangan hidup telah dimiliki oleh individu yang bersangkutan b. Hidup yang nyaman (good life) Hidup yang nyaman ialah kehidupan dimana segala keperluan kehidupan terpenuhi, terpenuhinya semua keperluan hidup secara jasmani, rohani dan sosial.Hidup yang nyaman dimaksudkan memiliki hidup yang aman, tentram dan damai. c. Hidup yang bermakna (meaningful life) Hidup bermakna memiliki derajat yang lebih tinggi daripada tingkat kehidupan yang nyaman, selain segala keperluan hidupnya telah terpenuhi, iamenjalani hidup ini dengan penug pemahaman tentang makna dan tujuan kehidupan. Individu ini tidak hanya memberikan kebaikan untuk diri dan keluarga melinkan juga memberikan kebaikan bagi orang lain dan lingkungan sekitarnya. Rasa kebahagiaan yang timbul ketika banyak orang lain mendapatkan kebahagiaan karena usaha kita atau yang biasa disebut pleasure in giving (kebahagiaan dalam berbagi). Individu yang memiliki hidup yang bermakana memiliki perasaan yang nyaman dan bahagia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Dari definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa ada tiga macam bentuk kebahagiaan yaitu : hidup yang penuh kesenangan, hidup yang nyaman dan hidup yang bermakna. B. Meditasi Sumarah 1. Pengertian meditasi Dalam beberapa literatur psikologi, Smith (Subandi 2003) istilah meditasi mengacu pada sekelompok latihan untuk membatasi pikiran dan perhatian. Sementara itu Walsh (dalam Subandi, 2003) menyatakan bahwa meditasi merupakan teknik atau metode latihan yang digunakan untuk melatih perhatian sehingga dapat meningkatkan taraf kesadaran, yang selanjutnya dapat membawa proses‐proses mental menjadi lebih terkontrol secara sadar. Pamungkas (2006) mendefinisikan meditasi sebagai suatu cara yang digunakan untuk mendekatkan diri dengan sang Pencipta dengan mengabungkan konsentrasi, sikap dan keyakinan untuk sebuah tujuan. Tujuan dari meditasi antara lain adalah untuk memohon diberikan petunjuk dan kekuatan atau kemampuan. Hirai (Cozzolino, 2006) menjelaskan bahwa meditasi bukan hanya suatu keadaan stabilitas mental dan tidur, tetapi juga suatu kondisi pikiran yang beroperasi maksimal yang membuat seseorang rileks tetapi siap untuk menerima dan merespons secara positif pada setiap stimulus yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
mencapainya.Meditasi tersebut dilakukan dengan memfokuskan pikiran pada suatu objek seperti nafas seseorang atau mantra. Selain itu, Mautahpin (Tart, 1969) mengatakan bahwa meditasi merupakan tehnik latihan untuk mengembangkan dunia internal atau dunia batin seseorang, sehingga menambah makna hidup bagi pelakunya. Sarayadarian (2007) mengaatakan bahwa meditasi merupakan suatu proses pemekaran batin (inner blooming), suatu proses pengisian wahanawahana dalam tubuh menggunakan energi spiritual. Energi tersebut dapat meregenerasi tubuh, meredamkan emosional dan memurnikan pikiran. Sehingga membuat pelaku meditasi tampak lebih muda, hati semakin damai dan pikiran menjadi lebih fokus. Humphrey (Baskara Adya, 2008) menyatakan bahwa meditasi dapat dianggap sebagai suatu keadaan kesadaran atau sebagai cara hidup, dapat dianggap sebagai jalan ke arah pencerahan dan disiplin rohani, dan dapat pula dianggap sebagai proses psikologis serta sarana untuk lebih mawas diri. Humphrey
(Baskara Adya 2008) mengatakan bahwa
berbagai metode yang berbeda dalam meditasi tidak menjadi masalah. Menurut mereka meditasi adalah suatu proses meniti jalan ke dalam diri yang pada gilirannya akan menghantarkan pada transformasi diri melalui berubahnya tingkat kesadaran. Barraclough (2002) menyatakan bahwa meditasi merupakan proses pemberiaan perhatian yang fokus dan bebas dari pikiran untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
meningkatkan ketenangan dan konsentrasi, menenagkan pikiran dan meningkatkan kesadaran rohani. Ada beberapa teknik dalam bermeditasi antara lain mengulangi kata-kata selain itu ada yang memfokuskan perhatian pada pernafasan. Meditasi merupakan suatu kondisi yang rileks untuk konsentrasi pada kejadian realitas yang sedang berlangsung, atau suatu kondisi yang pikiran bebas dari segala macam pikiran, atau suatu kondisi yang bebas dari semua yang melelahkan dan berfokus pada Tuhan atau suatu konsentrasi yang tinggi. Meditasi dapat menenangkan otak dan memperbaiki (memulihkan tubuh), meditasi yang dilakukan secara teratur dapat digunakan untuk menurunkan stres, depresi dan (Widodo 2013). 2. Manfaat meditasi Meditasi banyak di gunakan oleh masyarakat timur ataupun barat. Pada zaman modern ini meditasi banyak digunakan untuk mencari ketenangan, kedamaian, kesehatan. Banyak literature dan jurnal ilmiah yang menyatakan manfaat dari meditasi, berikut ini adalah manfaat meditasi yang di dapat dari praktek meditasi. Meditasi dapat menenangkan otak dan memperbaiki (memulihkan tubuh), meditasi yang dilakukan secara teratur dapat digunakan untuk menurunkan stres, depresi dan salah satu pilihannya yaitu terapi meditasi (Widodo 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Menurut Rachmad (2006) salah satu teknik yang efektif dari pengendalian diri melalui berfikir positif adalah meditasi. Eksperimen ilmiah telah menunjukan bahwa reaksi organisme terhadap meditasi adalah kebalikan dari reaksinya terhadap stres, yaitu menenangkan sistem saraf, menenangkan denyut jantung, menurunkan tekanan darah
dan
irama pernafasan, serta menstimulasi keseimbangan pengeluaran hormonhormon. Selain itu Albeniz (2000) menyatakan bahwa meditasi mempunyai beberapa manfaat psikis. Salah satunya adalah membantu pasien untuk menyadari,
meningkatkan
kemampuan
dalam
mempertimbangkan
perilaku, membantu untuk merasanya nyaman dengan ambiguitas, ketidak tentuan dan ketidaktahuan serta membantu dalam memahami dan meyakini sifat dasar dan kebijaksanaan serta menguatkan pemahaman terhadap respon. Bogart (1991) menyatakan manfaat dari meditasi dapat membuat seseorang menjadi tenang, mencapai keseimbangan antara pikiran dan emosi serta dapat lebih percaya diri. Individu yang melakukan meditasi akan lebih mudah menyesuaikan diri, perubahan perilaku negative dan menciptakan perasaan tenang, terbuka, penerimaan dan membangkitkan kesadaran yang lebih tingi dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
Craven (Albeniz, 2000) menyatakan bahwa meditasi mempunyai manfaat seperti, pengintegrasian pengalaman subjektif, penerimaan dan toleransi tentang perasaan dan kesadaran diri yang meningkat. 3. Meditasi Sumarah a. Sejarah Sumarah Sumarah lahir di tengah-tengah masyarakat Yogyakarta sekitar tahun 1935. Paguyuban ini lahir di tengah masyarakat Jawa yang berorientasi pada Keraton Yogyakarta. Mereka menjalani kehidupan yang penuh dengan tekanan politik dan ekonomi Penjajah Belanda (Muchit, 2011). Perjuangan yang dilakukan oleh penghayat kepercayaan Sumarah dilakukan dengan cara (berdo’a) kepada Tuhan dengan melakukan cara melakukan Sujud Sumarah (menyerah pada Tuhan Yang Maha Esa) dalam mencari jalan keluar permasalahan hidupnya. Sujud Sumarah juga dilakukan saat terjadi kesenjangan antara realita dan kehendak yang di inginkan. Menurut Dewan Pimpinan Pusat Paguyuban Sumarah Arymurthi (1978) sujud Sumarah tidak dapat dilepaskan dari perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai dan mengisi kemerdekaan. Hal tersebut tersirat pada petunjuk yang mengantar turunnya Tuntunan/Wahyu Sumarah pertama kalinya, ketika pak Sukino memanjatkan permohonan pada Tuhan Yang Maha Esa untuk kemerdekaan bangsa Indonesia (Muchit A Karim, 2011). Paguyuban Sumarah didirikan oleh Sukinohartono pada tahun 1935.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Sukinohartono lahir pada tanggal 27 Desember 1897 dan meninggal pada 27 Maret 1971 di sebuah desa di wilayah Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Pada masa dewasanya Sukino secara intens mengikuti berbagai paguron di Yogyakarta, keterlibatanya dalam dua paguron yaitu Hardopusoro dan Subud membantu Sukino dalam memperoleh wahyu yang akan menutunnya menuju kelahiran Sumarah. Wahyu pertama di terima Sukino pada Agustus 1935, Sukino mengatakan bahwa ia mulai merasakan banyak sekali terpaan ujian dan godaan. Pada tahap inilah dia mengalami kontak batin yang jernih dengan Hakiki. Hakiki sering di sebut “Hak” merupakan istilah yang sering digunakan Sukino dan para warga Sumarah yang berarti kontak langsung dengan Tuhan. Bagi sukino kekuatan dan kemurnian Hakiki yang diperolehnya menciptakan titik balik personal yang begitu signifikan. Pertama , ia meragukan beberapa istilah yang dia peroleh meskipun sedikit yang terwariskan sejak dalam kandungan. Akan tetapi, penyangkalan yang paling besar tentang pendirian fanatiknya ketika di Hardopusoro, yang telah membuat dirinya meragukan Tuhan. Kedua, Sukino mengalami proses penghukuman dan pembersihan yang terjadi pada 29 juni 1936. Pertama-tama ia menyaksikan beberapa timbangan yang menakjubkan dimana terukur segala keseimbangan hidup. Disana, kebaikan (becik) berada di sisi kanan, sedangkan keburukan (awon) berada di sisi kiri. Ia melihat, ternyata bobot kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
lebih besar dari kebaikan sehingga sebagai hukumanya dia harus dipotong menjadi tiga bagian lalu dibakar. Sukino merasakan secara sadar leher dan perutnya dipotong dan dibakar menjadi abu. Serakan tubuh tadi yang telah hangus ahirnya terstuan dan hidup kembali. Meskipun Sukino hanya meninggalkan sebuah cerita saja, sebuah catatan dalam sejarah Sumarah menjelaskan lebih lanjut mengenai signifikansi kisah tadi. Tubuh yang dipotong menjadi tiga dan terbakar menandakan tiga pusat okultis utama (Trimurti yang terdiri dari Janaloka, Endraloka, dan Guruloka) sudah termurnikan. Meski sudah mengalami pembersihan, Sukino tetap merasa dosanya melimpah sehingga ia yakin akan masuk neraka. Meskipun masih dibebani oleh perasaan itu, Sukino mendapat bisikan gaib (kedhawuhan) agar ia mengikuti petunjuk apapun yang datang padanya melalui Hakiki dan Malaikat Jibril. Pertama, ia memasuki suatu alam yang damai dan membahagiakan tanpa matahari, bulan dan bintang. Dari sana ia bisa melihat bumi meski diselimuti kabut. Tempat yang damai itu ditinggali segala macam penghuni. Sukino lantas diperingatkan untuk
meneruskan
kepasrahan
totalnya
karena
ia
mengadapi suatu godaan. Kedua, ia masuk ke alam hijau penuh tumbuhtumbuhan. Ketiga, ia masuk ke alam binatang. Setiap transisi yang dialaminya, dirasakan layaknya layar kaca. Kemudian untuk beberapa saatu ia dikembalikan ke alam kesadaran manusia normal. Setelah itu, ia melanjutkan perlanjutkan perjalanan spiritualnya masuk ke alam yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
kelima, sebuah jagad arwah yang tampak penuh damai dalam keadaan iman (in the state of faith). Beberapa waktu kemudian, tepatnya 7 juli 1937, dia mendapatkan wahyu yang menyuruhnya untuk menjadi warana bagi Sumarah sampai tahun 1949. Wahyu datang dalam bentuk mahkota yang memancarkan cahaya biru langit. Ketika mahkota itu menyentuh kepalanya , dia merasakan berat dan bertanya-tanya apakah ini hanya tipuan iblis semata. Perlahan berat mahkota berkurang, rasa takutnya sirna, dan hatinya menjadi lega. Menjelang tujuh hari, perasaan tadi sudah kembali normal. Sejak saat itulah, dirinya menjadi terbuka , bersih dan tanpa tabir dalam menerima pancaran wahyu Sumarah (Stange, 2009) Dari sanalah lahirnya eksistensi ajaran Sumarah, yaitu ketika R. Ng. Soekinohartono
untuk
pertama
kalinya
tahun
1935
menerima
Tuntunan/Bimbingan atas kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Tuntunan ini dihayati sebagai bimbingan kerohanian yang berasaskan bukti, saksi, nyata dalam menjalankan ibadat sujud Sumarah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu sampai sekarang Soekino dinobatkan oleh penganutnya sebagai warono perintis. Selanjutnya
untuk
mengembangkan
ajaran
dan
memberikan
bimbingan pada para penghayatnya, iadidampingi oleh dua orang pamong yakni Soehardo dan H. Soetadi. Keduanya adalah pamong pertama dan sebagai pinisepuh Sumarah. Kemudian setelah ketiga-tiganya meninggal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
dunia tugas warono dan pamong diemban dan berkembang pada diri petugas-petugas yang dikehendaki oleh Tuntunan Sumarah atas kesaksian dalam Sujud bersama. Pada era tahun 1935-1950 Sumarah masih berbentuk Paguyuban bukan organisasi. Paguyuban didasarkan pada kesatuan kelompok yang berbasis pada budaya kerohanian atau kepentingan kehidupan spiritual. Tetapi dalam paguyuban tersebut dikenal kepemimpinan atau kepengurusan yang dikehendaki oleh Tuntunan Sumarah atas kesaksian dalam sujud bersama. Kepengurusan tersebut bukanlah berdasar kesepakatan pamong (guru) dan para muridnya. Dalam periode ini Paguyuban Sumarah berada di tangan tiga orang pinisepuh dengan pembagian tugas: Soekino bagian kerohanian/ Ketuhanan Yang Maha Esa, Sohardo bagian pendidikan dan pengembang, serta Soetadi bagian organisasi (kepengurusan) dan praja (pengaturan). Tingkat bimbingan kerohanian juga baru dititik beratkan pada tahap bimbingan aneka martabat yang berorientasi kepada perjuangan ragawi (fisik) dalam kesadaran ber-Tuhan Yang Maha Esa. Pada waktu itu belum ada tahapan-tahapan ajaran yang lebih tinggi seperti sujud kanoman, kesepuhan (Muchit, 2011). Sekarang ini Sumarah menjadi organisasi kebatinan dengan sekitar enam ribu anggota. Kepengurusaan tertinggi dipegang oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) di Jakarta, sedangkan untuk wilayah pusat daerah di bawah kendali Dewan Pimpinan Daerah (DPD).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Diantara daerah tersebut adalah Bandung, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Magelang, Madiun, Ponorogo, Kediri, Malang, dan Surabaya (Stange, 2009) Dalam Sumarah tidak dikenal Kitab Suci (ajaran) atau buku pegangan ajaran Sumarah.Ajaran tertulis atau lisan hanyalah berbentuk Sesanggeman
dan
himpunan
tuntunan) yang terdiri
wewarah.
Sesanggeman
(pedoman,
empat kalimat atau kaidah yang berfungsi
mengarahkan sikap mental penghayatnya dan untuk memahami moral kehidupan dalam penghayatan Sujud Sumarah. Ia juga dijadikan sebagai identitas umum Sumarah. Sedangkan himpunan wewarah (nasehat lisan) sebagai catatan dan kumpulan tuntunan yang pernah muncul dalam perjalanan sejarah Paguyuban Sumarah sehingga dapat diketahui kesinambungan dan konsistensinya serta bukti, saksi dan kenyataan petunjuk-petunjuk masalalu. Himpunan wewarah ini diperlakukan sebagai pedoman internal dalam penghayatan Sujud Sumarah warga paguyuban (perkembangan). b. Proses Sujud Sumarah Menurut Basuki, Sujud Sumarah dapat disebut juga meditasi. Menurut Handoyo (dalam Saputro, 2009) meditasi bukan sebuah cara berfikir, bukan pula membiarkan pikiran melayang-layang atau menghayal. Meditasi melampaui pengalaman inderawi meperkaya kehidupan dan memberikannya arah tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Dalam Paguyuban Sumarah, tujuan Sujud Sumarah adalah untuk memperoleh ketenangan dan ketentraman hidup lahir maupun batin, serta mencapai kesempurnaan hidup di dunia dan di akhirat. Menurut Arymurthy, Sujud Sumarah dapat dipelajari oleh semua umat manusia, terutama umat manusia yang ahli kebatinan atau kerohanian. Kemudian untuk posisi Sujud adalah dengan duduk, menghadap ke arah mana saja diperbolehkan, karena Tuhan itu ada di mana-mana. Waktu untuk melakukan Sujud ini juga bisa kapan saja, baik pagi, siang, sore, ataupun malam hari, jadi tidak terikat oleh waktu. Inti sujud adalah berdiam diri dengan tenang dan tentram, artinya: tenang dalam pikiran dan panca inderanya (dalam Bahasa Jawa disebut lerem), tentram hatinya yang akan mengakibatkan sepi atau suwung. Dalam waktu sepi atau suwung itu hanya ada rasa Sujud Sumarah yang tertuju kepada Allah atau Tuhan Yang Maha Esa (Saputro, 2009). Dalam melakukan sujud Sumarah, memiliki susunan tersendiri yang wajib di ikuti dengan benar,yaitu; 1. Pembukaan, dalam sujud Sumarah akan di pimpin oleh seorang pamong dari Paguyuban Sumarah Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebelum memulai kegiatan sujud, pamong akan mengarahkan anggota lainya agar memposisikan badan senyaman mungkin. 2. Setelah itu pamong biasanya akan mengarahkan anggota Sumarah selama proses sujud dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
“Monggo poro kadang senajan mboten wonten ingkang di entosi, enjang meniko kito wiwiti sujud Sumarah. Kuataken tekad kito ingkang bade sujud sumarah, pasrah jiwo rogo kalian allah kito tingkataken tekad kito amben kito tansah timandang ing allah. Monggo kito sareng-sareng hinggo kito saget sujud, sujud Sumarah. Monggo alon-alon mboten kanti keseso, ampun kesupen kangge gampilaken kempaling angen-angen, roso lan budi kumpul ing sanubari. Rogo kendo ampun kenceng, penggalihipun suwung mboten penggalih nopo-nopo. Ingkang sampun keraos angen-angen, roso lan budi lenggah ing sanubari barniku pasrah. Ingkang sampun keroso sakniki monggo dzikiraken. Monggo mulai sujud Sumarah ing Allah. Sujud
ipun
mbotensah
ragu-ragu
kendor
lan
pasrah.
Allah….Allahh….Allahhhh….” (Mari saudara-saudara dikarenakan tidak ada lagi teman-teman yang ditunggu, kita mulai saja sujud sumarah. Kuatkan tekad yang akan melakukan Sujud Sumarah, berserah jiwa dan raga kepada Tuhan. Kita kuatkan tekad saat bertemu dengan Tuhan. Mari kita bersama-sama sampai kita dapat sujud, Sujud Sumarah. Mari pelan-pelan tidak usah terburu-buru, jangan lupa untuk memudahkan berkumpulnya angen-angen, roso dan budi menjadi satu di sanubari. Raga rileks jangan tegang, keinginan dikosongkan, yang sudah merasakan angen-angen, roso dan budi menjadi satu di sanubari setelah itu serahkan kepada Tuhan. Sekarang mulai dzikir. Silahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
mulai Sujud Sumarah kepada Tuhan. Dalam melakukan sujud jangan ada keraguan rileks dan pasrah. Allah..Allahhh..Allahhh.. 3. Dzikir akan dilakukan berulang-ulangkali setelah itu pamong pertama akan menunjuk salah satu anggota yang dipercaya oleh pamong pertama untuk memimpin sujud dan itu akan berlangsung beberapa kali. 4. Pada proses sujud Sumarah pamong akan memberi instruksi anggota untuk sejenak beristirahat. Waktu istirahat digunakan para anggota dan pamong untuk berdiskusi apakah latihan sujud yang dilakukan tersebut sudah benar atau belum. 5. Setelah istirahat di rasa cukup, pamong akan melanjutkan kembali sesi meditasi. Pamong tidak mengulangi kata-kata diawal seperti sebelum meditasi di mulai. Pamong akan melanjutkan dzikir kembali. Setelah dirasa cukup pamong akan menutup sesi meditasi, (Wawancara Untung, 2016). Apabila Sujudnya sudah benar, maka ada tandanya, ialah terasa di dalam dadanya, pertama rasanya seperti kena air yang dingin, tetapi rasanya enak, lama-lama akan terasa semakin enak sekali. Rasa yang demikian itu, yang enak sekali, tiap melakukan latihan Sujud Sumarah harus diusahakan. Apabila rasa itu belum ada, berarti Sujud Sumarahnya belum benar. Rasa yang enak sekali itu adalah pengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
dari Perbawa Tuhan Yang Maha Esa (Zat kesucian dan keluhuran dari kenyataan Allah). Dalam prakteknya atau pelaksanaanya, Sujud Sumarah harus mengalami eneng, ening, dan eling Eneng atau meneng itu ialah diam, yang maksudnya kosong, diamnya panca indera, pikiran, perasaan, angan-angan, semuanya suwung (sunyi-sepi). Ening maksudnya hati lerem (tenang), tentrem, mewujudkan wening, bening, atau jernihnya hati. Kemudian eling artinya selalu ingat kepada Allah atau Tuhan Yang Maha Esa (Saputro 2009). Menurut Pak Soehardo, jika Sujud Sumarahnya sudah berada pada tahap kedua (indra loka) tepatnya jiwa sudah berada di sanubari (lapisan pertama), maka panca indera dan nafsu menjadi tenang, dan hati terasa tentram. Kemudian jika posisi jiwanya berada di kolbu (lapisan kedua), maka akan terasa tenang, tentram, heneng, dan hening. Di dalam kolbu ada sinar, disebut Nur Illahi/budi/pepadanging urip/Zat Yang Maha Esa. Selama Sujudnya berada di kolbu, maka diperkenankan memohon segala kebutuhan hidup di dunia, baik untuk pribadi, keluarga, saudara, maupun orang lain. Diperkenankan juga untuk menerima “wahyu” dari Allah melalui perantara hakiki, dan seterusnya sampai tak terbatas. Kemudian apabila posisi Sujud Sumarahnya atau jiwanya berada di bait Allah (lapisan ketiga), maka Sujud Sumarahnya sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
mencapai tenang, tentram, heneng, hening, awas-eling atau eneng, ening, eling. Kalau eneng, ening, dan eling sudah terwujud, maka akan menyatukan trimurti, yaitu angan-angan (mewakili raga), ditambah rasa (mewakili jiwa), dan budi (mewakili nur pepadanging urip). Eneng, ening, eling, adalah menyatukan sifat Kemanusiaan, yaitu jiwa dan raga (rasa dan angan-angan) dengan sifat Ketuhanan, yaitu budi (nur pepadang urip), sehingga pada akhirnya sifat kemanusiaan lebur ke dalam sifat Ketuhanan (manunggaling kawula lan gusti atau jumbuhing kawula lan gusti). Kondisi tersebut artinya sudah lepas dari belenggu alam materi atau jagad lahir, dan telah menuju ke alam kesucian atau alam Surga. Sujud Sumarah itu ialah menyatukan trimurti (angan-angan, rasa, budi) melalui eneng, ening, eling (diam, hening atau jernihnya hati, dan sadar hidup). Menurut penjelasan Pak Kino, angan-angan, rasa, dan budi itu kejadian dari tiga macam unsur, yaitu: angan-angan sebagai wakil dari raga, rasa sebagai wakil dari jiwa, dan budi itu sebagai wakil Nur Pepadanging Urip atau yang menerangi hidup. Sujud Sumarah itu kumpulnya jiwa dan raga (jasmani-rohani). Jadi yang melakukan Sujud Sumarah itu adalah angan-angan (raga), rasa (jiwa). Sedangkan budi itu sebagai cahaya yang menerangi kehidupan dan
tidak turut Sujud Sumarah. Budi itu yang memberikan
penerangan jiwa dan raga. Budi itu yang memberikan penerangan saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
manusia sedang berfikir tentang persoalan yang rumit. Tempat kedudukan cahaya hidup itu berada di otak kecil. Jika budi itu menerangi batin manusia, maka manusia akan paham atau mengerti tentang ajaran (pendidikan) dari Allah, sebab menurut Pak Kino, budi itu bagian dari Allah yang menguasai hidup, juga yang menerangi alam gaib (Basuki, 2007: 38). Jika seseorang sudah dapat mempersatukan trimurti (anganangan, rasa, dan budi), dengan mewujudkan eneng, ening, eling, maka sudah dapat disebut manunggaling kawula lan gusti atau jumbuhing kawula lan gusti. Kemudian yang dianggap manusia adalah rasa dan angan-angan (jiwa-raga), sedangkan yang disebut gusti adalah pepadang atau sinar (Nur Ilahi, Nur Pepadanging Urip), semuanya (rasa, angan-angan, pepadang) berkumpul menjadi satu yang disebut trimurti atau manunggaling kawula lan gusti (Basuki, 2007: 43). Menyatunya trimurti tersebut adalah ketika jiwa berada di baital mukharam (tepatnya di lapisan ketiga, yaitu bait Allah) dan jiwa berada di baital makmur (guru loka), karena sinar urip atau pepadang itu berada dibaital mukharam dan baital makmur. Jika seseorang sudah dapat mengendalikan semua piranti (perlengkapan) hidup di dunia, seperti: empat macam hawa nafsu (nafsu luamah, amarah, supiyah, dan mutmainah), ditambah angan-angan, rasa, sudah menyatu dalam jiwa, kemudian yang ada tinggal eling atau sadar, maka dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
diibaratkan manunggaling kawula lan gusti atau jumbuhing kawula lan gusti, yaitu jiwa atau rohnya diijinkan masuk ke alam suwung kang amengku hana, yaitu suwung yang pada kenyataanya tidak ada apa-apa dan tidak mempunyai apa-apa, sepi, sunyi, kosong, dan hana yang kenyataanya berada di alam suwung, hanya ada jiwa atau roh dengan perasaan eling (sadar), dan itu sebenarnya intisari dari panembah atau menyembah atau Sujud Sumarah. Di Alam Suwung itu sudah tidak ada kiblat lagi, tidak ada arah, tidak ada atas-bawah, timur-barat, utara-selatan, yang ada hanya pepadang, yang disebut Nur Ilahi atau Zat Tuhan Yang Maha Esa atau Zat Allah atau Urip (hidup), yang menghidupi dunia beserta isinya, tidak ada yang terlewatkan. Hal ini seperti dalam perumpamaan Jawa “gusti kuwi adoh tanpa wangenan, cedak ora senggolan”. Allah itu ada meliputi jagad raya, jauh tidak terbatas, dekat tidak bersentuhan (Saputo 2009) Menurut Hertoto (2007) Sujud Sumarah dapat juga disebut meditasi. Menurut Handoyo (Saputro, 2009), meditasi bukan sebuah cara berpikir, bukan pula membiarkan pikiran melayang-layang atau menghayal. Meditasi melampaui pengalaman inderawi, memperkaya kehidupan dan memberikannya arah tujuan. Meditasi memiliki tujuan yang pasti. Meditasi adalah hubungan dengan Tuhan. Hal ini sama seperti ajaran Paguyuban Sumarah, bahwa puncak dalam melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Sujud Sumarah ialah tercapainya kesatuan antara jiwa manusia dengan Zat
Tuhan.
Warga
Sumarah
menyebutnya
dengan
istilah
Manunggaling Kawula Lan Gusti atau Jumbuhing Kawulo Lan Gusti Paguyuban sumarah mengajarkan bahwa pada dasarnya manusia dalam melakukan hubungan dengan Tuhanya dapat dilakukan melalui sujud Sumarah. Sujud sumarah menurut Arymurthy merupakan cara atau system pendekatan diri pribadi kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan cara ini dapat di pelajari serta dihayati oleh semua umat manusia dari kepercayaan dan keyakinan apapun sepanjang yang bersangkutan berpegang dan bernaung terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Hertoto, 2006). Sedangkan Sudarno (Stange, 2009) menjelaskan meditasi sumarah sebagai suatu proses alami yang terus bergerak menuju kesadaran batin dan terhadap apa yang sedang berlangsung saat itu sehingga batas antara pengawas dan diawasi menjadi cair, dalam melakukan meditasi sumarah sesorang harus membuka diri dan tetap rileks. Dwiyanto (2011) mengatakan Sujud Sumarah merupakan bentuk komunikasi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, karena sujud itu pada hakikatnya merupakan aktifitas batin/ rohani/ spiritual/ jiwa seorang manusia untuk berdoa dan memohon menghaturkan puja dan puji serta berserah diri secara total kepada Tuhan melalui kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Dari beberapa pengertian mengenai sujud sumarah yang di uangkapkan oleh para ahli pada intinya sama, bahwa Sujud Sumarah merupakan mekanisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Paguyuban Sumarah untuk lebih dekat dengan Sang Pencipta dengan cara pasrah dan menyerahkan diri secara total kepada Tuhan Yang Maha Esa. Stange (2009), mengungkapkan bahwa meditasi Sumarah merupakan suatu proses alami yang terus bergerak menuju kesadaran batin (awareness) dan terhadap apa yang sedang berlangsung waktu itu (here and now). Sedangkan, Edi (wawancara, 2016) menyatakan bahwa dalam proses meditasi sumarah kemampuan untuk mengamati aliran kesadaran tanpa melakukan penilaian (judgement) merupakan hal yang sangat penting, “delok sak delok, krungu sak krungu lan roso sak roso”. Meditasi sumarah berarti berada dalam keadaan santai secara fisik, emosional, mental, dan mengurangi hambatan yang biasanya muncul antara kita dengan realitas yang berada di sekitar kita. Meditasi sumarah dimulai dengan relaksasi tubuh, perasaan dan pikiran untuk menciptakan ruang dan keheningan yang diperlukan untuk kebangkitan dan terungkapnya kesadaran Meditasi sumarah dimaknai sebagai pemusatan batin, bukan merubah perhatian dari luar kedalam.Perhatian yang tadinya berada di pikiran kemudian terpendar melalui segala yang ada. Setelah perhatiaan dihayati sebagai sesuatu yang bersifat batin, lebih dari sekedar sadar tentang dimensi batin, muncul apa yang disebut dengan kesadaran batiniah dan penerimaan lahiriah (Stange, 2009).“Perhatian yang tadinya berada di pikiran kemudian terpendar melalui segala yang ada” mekanisme tersebut sama dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
mekanisme yang dipakai oleh meditasi mindfulness. Menurut Segall (2005) manfaat latihan meditasi mindfulness dalam wilayah psikologi yaitu meluaskan wilayah kesadaran, mekanisme tersebut dapat meningkatkan pencatatan (pengawasan) terhadap tubuh (body) serta pengalaman perasaan. Mekanisme tersebut dapat meningkatkan kapasitas kewaspadaan, perasaan dan perilaku. Selain itu, Mindfulness adalah keseluruhan pikiran yang terusmenerus berubah dan mengalir. Mindfulness memerlukan konsentrasi untuk mengendalikan dan memfokuskan perhatian, tetapi pikiran yang sudah terkonsentrasi tersebut kemudian di arahkan pada objek yang bergerak, yaitu aliran kesadaran (stream of consciousness) (Heimbach, 2009). Terminologi meditasi yang dipakai Sumarah sama dengan yang dipakai dalam ajaran Buddhisme yaitu “ kesadaran” dan “perhatian yang benar” yang terkait dengan meditasi Vipassanabhavana (Stange, 2009). Meditasi vipassana sering disebut juga dengan meditasi mindfulness. Objek dari meditasi mindfulness sama dengan yang dipakai oleh meditasi sumarah yaitu keseluruhan pikiran yang terus menerus berubah dan mengalir (Heimbach, 2009). Sedangkan, Celestin-Westreich (2012) mengatakan bahwa meditasi Sumarah ini adalah meditasi mindfullness yang menentukan pelepasan dari pengendalian internal pada tingkat fisik mental dan emosional. Praktek meditasi yang berfokus, tidak menghakimi (nonjudgement), tidak reaktif (non-reaktif), dan merupakan kesadaran metakognitif. Pengertian tersebut sama dengan yang di sebutkan oleh Kabat-Zinn (Heimbach, 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
mindfulness merupakan peningkatan kesadaran dengan berfokus pada pengalaman masa kini (present-moment awarnes) tanpa memberikan penilaian (nonjudgemental) dan adanya penerimaaan (acceptance). Meditasi sumarah berarti berada dalam keadaan santai secara fisik, emosional, mental, dan mengurangi hambatan yang biasanya muncul antara kita dengan realitas yang berada di sekitar kita. Dalam melakukan meditasi sumarah sesorang harus membuka diri dan tetap rileks Dalam meditasi sumarah titik kesadaran diarahkan untuk menuntun orang menuju rileksasi yang sadar dalam kehidupan sehari-hari.Dalam melakukan meditasi Sumarah, Dzikir menjadi hal yang penting. Seperti yang dikatakan Suwondo (Stange, 2009) bahwa dzikir yang biasanya diucapkan berulang-ulang seperti “Allah…” Allah menekankan keberkaitan antara kepasrahan total kepada Tuhan. Sedangkan tujuan dari latihan meditasinya adalah pasrah atau penyerahaan total sehingga individu diharapkan menjadi fokus sempurna bagi ekspresi kehendak Tuhan. Ketika latihan sujud selesai, warga sumarah yakin mengalami kedamaian batin secara otomatis meluas menuju penyelarasaan dengan melahirkan tindakan konstruktif bagi kehidupan masyarakat (Stange, 2009). Meditasi Sumarah berlangsung dengan melalui beberapa tahap: Tahap Eneng, Ening, Eling (Direktorat Kebudayaan, 1980).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Tahap Eneng atau disebut dengan tahap diam, latihan meditasi tersebut dilakukan dengan cara; menempatkan posisi tubuh senyaman mungkin dapat duduk bersila, duduk di kursi. Berdiam diri dengan tenang dan tentram. Raga diam, pikiran diam, panca indra diam (Direktorat Kebudayaan, 1980). Tahapan Ening, yaitu raga dan jiwa yang telah menyatu di dalam sanubari menjadi tenang tentrem atau lerem tentrem tidak terpengaruh oleh apapun yang berasal dari luar. Pada tahap ini para pemula selalu diperingatkan untuk tidak memperhatikan semua yang diterima oleh pancainderanya atau menenangkan pancaindera. Tenangnya raga atau panca indera dapat dilihat apabila pelaku meditasi dapat melakukan hal berikut, ada suara tidak diperhatikan, mendengar sesuatu tidaklah diperhatikan, mendengar sesuatu tidaklah di dengarkan, ada bau apa saja tidak menciumnya. Sedangkan tenangnya jiwa tidak terpengaruh oleh suara-suara yang menyakitkan hati yang berasal dari luar diri, tidak terpengaruh oleh berita-berita buruk yang berasal dari luar diri, tidak terpengaruh oleh penilaian baik ataupun buruk orang lain terhadap diri, tang tentrem, lerem tentrem (Direktorat Kebudayaan, 1980). Tahap Eling, setelah ego hening, hawanafsu hening, munculah kesadaran. Tahapan menyatunya angen-angen yang merupakan inti dari raga menyatu secara otomatis dengan yang namanaya rasa yang sering disebut dengan inti dari jiwa. Tahapan ini ditandai dengan berjalanya nafas secara otomatis, nafas berjalan secara teratur tenang, semakin lama semakin halus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Selain itu akan merasakan kesejukan di dalam dada, dada terasa longgar, tak ada rasa khawatir tak ada rasa takut yang ada hanya berserah diri pada Tuhan dan terasalah aman, tenang dan damai (Direktorat Kebudayaan, 1980). Dalam keadaan yang seperti ini manusia telah menjadi manusia yang utuh, manusia yang tidak hanya terdiri dari kesadaran raga saja. Tetapi manusia yang mempunyai kesadaran jiwa raga sepenuhnya (awarness). Dalam meditasi Sumarah ada pembagian terkait dengan tingkat kesadaran anggota Sumarah. Tingkat kesadaran tersebut dibagi dalam beberapa kelas, sebagai berikut (Stange, 2009) : 1. Level A Level A yaitu para individu yang tengah berada di tataran pembebasan hawa nafsu dan emosi serta telah memiliki hasrat untuk pasrah, namun kesadaran tentang makna yang terkandung belum tinggi. Pada tingkat ini geliat pamrih (keinginan yang menimbulkan hawa nafsu) masih ada dan kekuatan untuk memindahkan titik kesadaran kedalam batin (kesadaran diri) dan menenangkan gejolak tubuh (rileksasi) masih terbatas. 2. Level B Level B adalah tingkatan mereka yang telah mampu mengotrol nafsu dan indra. Pada titik ini, pengembangan kesadaran batin menjadi lebih dapat dilakukan sebab kondisi pikiran dan tubuh sudah tenang. 3. Level C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Level C adalah tingkatan dimana titik kesadaran tidak terpusat di alam pikir, tetapi sudah berada di sanubari atau dada. Pada tingkatan ini para penghayat sujud mengalami kesadaran langsung akan adanya ruang energi batin. Kesadaran sudah sepenuhnya berada di dalam rasa (yaitu nalar yang telah memasuki alam sanubari). 4. Level D Level D adalah tingkatan dimana kepasarahan total saat batin terbangunkan dan energi sejati telah mengisi ruang-ruang kesadaran. Angen-angen, rasa dan budi telah menjadi satu. Dimana titik kesadaran telah melintasi batas diri (ego) dan kondisi ini memperlihatkan individu telah berada pada posisi Sumarah. Paguyuban
Sumarah
mengajarkan
bahwa
manusia
dalam
melakukan hubungan dengan Tuhanya dapat di realisasikan dengan Meditasi Sumarah. Meditasi sumarah memiliki tiga tingkatan berdasarkan tingkat kesadaran, jinem, junun dan suhul. a. Meditasi Jinem Meditasi Jinem merujuk pada apa yang telah diketahui sebagai level A dan B. Bagi mereka yang berada pada level A, jinem berarti belajar menenangkan panca indera dan tubuh. Sedangkan di level B lebih pada upaya penenangan atau netralisasi pikiran dan hawa nafsu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
b. Meditasi Junun Meditasi Junun disebut juga dengan sembah jiwa raga, sembah rasa. Dalam
meditasi
ini
merupakan
usaha
bagaimana
untuk
mempersatukan angan-angan dengan rasa dalam sanubari. Junun belajar untuk menyelaraskan kesadaran dan ekspresi geliat batin intisari
hidup
(budi). Meditasi
pada
tingkat
ini
melibatkan
penghayatan akan keheningan (eneng), kejernihan (ening), dan kesadaran (eling), yang berarti ruang getaran sujud di terima secara langsung. Bagi mereka yang berada di level C, istilah junun berarti pikiran (angen-angen) atau perhatian mulai terpusat pada rasa. Pada level D kesadaran mulai terpusat dan tidak berubah. Artinya, tiga unsur dari pikiran, hati dan intisasi hidup (atau dikenal dengan Trimurti: angen-angen, rasa, budi) terikat secara utuh dan tetap. c. Meditasi Suhul Sofwan (Stange, 2013) mengatakan bahwa meditasi ini sering disebut juga sebagai meditasi Sumarah. Meditasi ini merupakan puncaknya orang mencari jumbuhing kawula gusti, yang berarti bahwa diantara Tuhan dan jiwa manusia ada kesatuan kehendak. Rasa dalam meditasi akan terasa sementara saja, kemudian akan hilang sehingga setelah itu tidak terasa apa-apa lagi. Karena antara pelaku meditasi dan Tuhan telah menjadi satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Apabila meditasi yang dilakukan sudah benar maka akan ada tanda atau ciri-ciri tersendiri. Pertama, di dalam sanubari atau dada terasa sejuk seperti dihembus angin gunung di pagi hari. Setalah itu pelaku meditasi Sumarah akan merasakan ketentram, nikmat dalam sanubari. Jika rasa seperti itu belum ada, maka pertanda Meditasi Sumarah belum benar, karena rasa yang seperti itu adalah pengaruh dari Tuhan. Dari beberapa penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa Sujud Sumarah merupakan bentuk dari meditasi. Meditasi Sumarah merupakan meditasi yang menyerah pasrahkan diri (self) agar selaras dengan kehendak Tuhan. 4.
Pokok Ajaran Sumarah Inti dari Sesanggeman adalah sebagai berikut (Stange, 2009) : 1. Warga Paguyuban Sumarah yakin bahwa Tuhan itu ada, yang menciptakan dunia akhirat seisinya, dan mengakui adanya Rasul-rasul dengan Kitab-Sucinya. 2. Sanggup selalu ingat kepada Tuhan, menghindari rasa mendaku, takabur, percaya kepada hakekat kenyataan serta Sujud Sumarah kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. 3. Menjaga kesehatan jasmani, ketentraman hati dan kesucian rohani, demikian pula mengusahakan budi pekert luhur, menjaga kata hati dan ucapan serta sikap dan tingkah laku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
4. Mempererat persaudaraan, berdasarkan rasa cinta kasih. 5. Sanggup berupaya dan bertindak memperluas makna tujuan hidup dan memperhatikan kepentingan masyarakat umum, mentaati kewajiban sebagai warga Negara, menuju kepada kemuliaan dan keluhuran yang membawa ketentraman dunia raya. 6. Sanggup berbuat benar, tunduk kepada Undang-Undang Negara dan menghormati sesama manusia tidak mencela faham pengetahuan orang lain bahwa akan berusaha berdasarkan rasa cinta kasih agar semua golongan para penghayat kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 7. Menghindari perbuatan hina, maksiat, jahat, dengki, dan sebagainya sega perbuatan dan ucapan serba jujur dan nyata dengan sabar dan teliti tidak tergesa-gesa tidak terdorong nafsu. 8. Rajin menambah pengetahuan lahir dan batin 9. Tidak fanatic hanya percaya kepada hakekat kenyataan yang pada akhirnya bermanfaat bagi masyarakat umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
C. DINAMIKA MEDITASI SUMARAH DAN SUBJECTIVE WELL-BEING Kebahagiaan merupakan sebuah kebutuhan dan telah menjadi sebuah kewajiban moral (Seligman, 2004). Kebahagiaan merupakan bentuk kesempurnaan, sehingga banyak upaya yang dilakukan untuk mencapainya. Hal ini sama seperti yang disampaikan oleh James (Wiliams dkk, 2006) bahwa kebahagiaan merupakan hal yang penting sehingga upaya untuk mencapai kebahagiaan menjadi fokus perhatiaan dan tujuan dari manusia sepanjang waktu. Dengan demikian jelas bahwa setiap orang memiliki keinginan untuk mencapai kebahagiaan dan akan berusaha melakukan upaya tertentu untuk mencapai kebahagiaan dalam hidupnya. Beberapa orang melakukan usaha yang keras sebagai bentuk pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan
dan
untuk
mengejar
kebahagiaan.
Khusunya di Indonesia, ada beberapa laku atau cara untuk mengejar hal tersebut, antara lain dengan berpuasa (seperti puasa dibulan ramadhan, mutih, ngrowot, dll), bertapa dengan berbagai jenisnya, menggunakan mantra serta susuk, dan masih banyak lagi. Fenomena tersebut memperlihatkan bagaimana usaha keras dan sulitnya seseorang untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan (Endraswara, 2010). Selain itu, Rahmat (2009) mengatakan meditasi merupakan salah satu faktor yang membuat seseorang bahagia. Data tersebut di dukung dari wawancara yang dilakukan pada pelaku Meditasi Sumarah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
bahwa dalam praktiknya pelaku meditasi dalam hal ini Meditasi Sumarah mengalami kebahagiaan. “Ya iya mas, apa apa lancar, dipermudah, terpenuhi ya bahagia”(Wawancara, Nugraha 2016). Etik dalam wawancara dengan peneliti juga menyatakan perasaan bahagia setelah melakukan meditasi sumarah “Ya itu tadi mas yang bisa menikmati kesejukan, kenikmatan. Wahh seneng, bahagia banget mas”(Etik, Wawancara 2016). Salah satu bentuk meditasi tersebut ialah meditasi sumarah.Sumarah adalah sebuah kata dalam bahasa Jawa yang berarti keadaan menyerah atau pasrah secara total. Hal tersebut merupakan deskripsi tujuan dan sifat dari praktek spiritual Paguyuban Sumarah. Sumarah banyak digunakan sebagai cara untuk mendapatkan hal-hal positif dalam kehidupan. Sujud atau meditasinya menjadi tehnik untuk mencapai hal tersebut. Suryopramono menyatakan meditasi sumarah berpengaruh positif terhadap
kesembuhan
fisik. Stange (2009), mengatakan meditasi sumarah adalah cara mencapai keseimbangan lahir batin yang artinya memelihara kesehatan badan dan kedamaian batin. Kesehatan badan dan kedamaian batin merupakan faktor dari kebahagiaan. Rusydi (2007) mengatakan bahwa kebahagiaan adalah perasaan yang dapat dirasakan berupa perasaan senang, tentaram dan memiliki kedamaian. Oleh sebab itu peneliti melihat perlunya menjelaskan apa sebenarnya esensi atau makna dari kebahagiaan bagi pelaku meditasi sumarah. Pada penelitian ini akan dideskripsikan makna kebahagiaan bagi pelaku meditasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
sumarah. Dalam menjelaskan proses yang mendasari pemaknaan kebahagiaan pada pelaku meditasi sumarah, peneliti menggunakan metode interpretative phenomenological analysis (IPA). Pendekatan IPA dapat digunakan untuk mengeksplorasi secara detail bagaimana subjek memaknai berbagai pengalaman, pristiwa, serta bagaimana individu memaknai hidupnya (Smith, 2008). Pemaknaan yang dimaksudkan dalam hal ini adalah pemaknaan tentang kebahagiaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna kebahagiaan pada pelaku meditasi Sumarah dan menemukan peran meditasi sumarah terhadap pemaknaan kebahagiaan. Dalam penelitian ini akan didapatkan suatu informasi berupa proses mendetail mengenai apa makna kebahagiaan pada pelaku meditasi Sumarah. Berdasarkan tujuan penelitian maka peneliti memutuskan untuk menggunakan jenis penelitian kulitatif dengan pendekatan interpretative phenomenological analysis (IPA). Pendekatan IPA dapat digunakan untuk menemukan makna-makna psikologis yang terkandung dalam fenomena melalui penyelidikan dan analisis. (Smith, 2008). AFI menekankan bahwa penelitian yang dilakukan merupakan suatu proses yang dinamis. Pendekatan ini berusaha mengeksplorasi pengalaman personal serta menekankan pada persepsi atau pendapat individu tentang objek atau pristiwa. Selain itu Penelitian yang menggunakan metode IPA memiliki dua tahapan proses interpretative. Para partisipan berusaha memahami dan memaknai kembali pengalaman partisipan. Kedua, peneliti berusaha memahami dan memaknai pengalaman dari partisipan (Smith,2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
B. FOKUS PENELITIAN Penelitian ini berfokus pada apa makna kebahagiaan menurut pelaku mekanisme meditasi Sumarah. C. INFORMAN PENELITIAN Responden dari penelitian ini yaitu para pelaku meditasi Sumarah yang sudah lebih dari 5 tahun melakukan praktek meditasi. Peneliti melihat 5 tahun adalah waktu yang cukup untuk melihat pengaruh meditasi Sumarah dalam memaknai kebahagiaan. Peneliti melibatkan dua orang responden pelaku meditasi Sumarah yang sudah di“beat” dalam penelitian ini D. METODE PENGUMPULAN DATA Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi-terstruktur. Wawancara jenis ini menggunakan pertanyaan terbuka yang berarti jawaban yang diberikan subjek tidak dibatasi, sehingga subjek dapat lebih bebas mengemukakan jawaban apapun sepanjang tidak keluar dari konteks pembicaraan. Pertanyaan yang diajukan bersifat fleksibel, bergantung situasi kondisi, serta alur pembicaraan. Demikian pula jawaban yang diberikan oleh subjek dapat lebih fleksibel. Walapun pertanyaan dan jawaban bersifat fleksibel tetapi masih ada kontrol yang dipegang oleh peneliti, yaitu tema wawancara. Wawancara semi-terstruktur mempunyai pedoman wawancara (guideline interview) yang dijadikan kontrol dalam alur pembicaraan dan untuk prediksi waktu wawancara. Oleh sebab itu peneliti diharapkan dapat menciptakan dan menjalin hubungan yang baik (rapport) selama proses pengumpulan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Dengan demikian peneilti dapat menyelidiki dengan jauh
wilayah-wilayah
menarik dan penting yang muncul Smith (2008). Dalam mempersiapkan wawancara ada beberapa langkah yang dilakukan peneliti. Pertama-tama peneliti mencari data berupa buku-buku, jurnal dan skripsi yang berkaitan dengan tema penelitian. Data-data tersebut digunakan untuk memberikan gambaran umum. Dari gambaran umum yang sudah didapat peneliti mengelompokan data-data yang mendukung tema penelitian. Data tersebut digunakan peneliti untuk membuat panduan wawancara dengan menjadikan teoriteori sebagai poin-poin acuan dalam panduan wawancara. Panduan wawancara tersebut kemudian didiskusikan peneliti dengan dosen pembimbing. Sesudah mendapat ijin untuk melakukan wawancara, peneliti langsung menghubungi responden penelitian untuk melakukan wawancara yang dari awal sudah setuju untuk melakukan wawancara. Wawancara pertama dilakukan pada tanggal 7 mei 2016 dengan responden yang pertama. Sesudah wawancara dilakukan peneliti membuat verbatim dan membuat tema-tema serta menganalisis data. Tabel 1 Persiapan wawancara No 1
Tanggal 7 Februari 2016
Kegiatan
Waktu
Tempat
Catatan
Membaca-baca
17:30-
Pusat Studi
Banyak metode
contoh-contoh
18:30
Lingkungan,
yang digunakan
Universitas
untuk melakukan
pertanyaan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
sekripsi
Sanata
terdahulu
Dharma,
wawancara
Yogyakarta 2
8 Februari 2016
Berdiskusi
23:00-
Pusat Studi
Menemukan
tentang makna
01:00
Lingkungan,
sudut pandang
kebahagiaan
Universitas
baru tentang
bagi orang jawa.
Sanata
makna
Dharma,
kebahagiaan.
Yogyakarta 3.
14 Februari 2016
Membaca ulang
09:00-
Perpustakaan
Menemukan
teori dan konsep
13:00
Kampus III,
beberapa poin
tentang
Universitas
tentang
kebahagiaan.
Sanata
kebahagiaan.
Dharma, Yogyakarta 4
20 Februari 2016
Membaca jurnal
16.00-
Pusat Studi
Banyak
tentang kejawen
17.30
Lingkungan,
yang membentuk
Universitas
kebahagiaan pada
Sanata
orang jawa
di indonesia
Dharma, Yogyakarta
aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Tabel 2 Pedoman Wawancara No 1
Aspek
Topik yang digali
Pertanyaan
Latar belakang Hal yang mendasari subjek mengikuti a. Kenapa meditasi
meditasi Sumarah
saudara
memilih
meditasi
sumarah? b. Sudah berapa lama melakukan meditasi sumarah? c. Mengapa melakukan meditasi? d. Apa yang membuat anda melakukan meditasi sampai saat ini? 2
Penerimaan Diri
Deskripsi bentuk penerimaan diri yang a. Bagaimana
anda
dialami
anda
subjek
meditasi Sumarah
sebelum
praktik
melihat
diri
sebelum
meditasi?
Bisa sebutkan contoh sehari-hari?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
b. Bagaimana anda melihat pengalaman Deskripsi
perasan-perasaan
meditasi Sumarah.
setelah
masa lalu anda sebelum meditasi? Bisa sebutkan contoh di kehidupan anda? c. Bagaimana anda melihat diri anda setelah meditasi? Bisa sebutkan contoh sehari-hari? d. bagaimana anda melihat pengalaman masa lalu anda sebelum meditasi? Bisa sebutkan contoh di kehidupan anda? e. Apa anda sudah merasa puas dengan kehidupan anda sekarang?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
3
Hubungan positif
Deskripsi
hubungan
positif
subjek a. Bagaimana
dengan dengan orang lainsebelum mengikuti
orang lain
Meditasi Sumarah.
relasi
atau hubungan anda dengan
keluarga,
tetangga dan sahabat anda sebelum anda mengikuti
meditasi
Sumarah?berikan Deskripsi
hubungan
positif
subjek
contohnya?
dengan orang lain sesudah mengikuti b. Bagaimana Meditasi Sumarah.
relasi
atau hubungan anda dengan
keluarga,
tetangga dan sahabat anda sesudah anda mengikuti
meditasi
Sumarah?
berikan
contohnya? 4
Otonomi
Deskripsi otonomi dari subjek sebelum a. Bagaimana cara mengikuti meditasi
bapak dalam mengambil keputusan terutama dalam hal-hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Deskripsi otonomi dari subjek sesudah
penting dalam hidup
mengikuti meditasi
bapak? b. Bagaimana cara bapak dalam mengambil keputusan terutama dalam hal-hal penting dalam hidup bapak?
5
Penguasaan
Deskripsi
penguasaan
Lingkungan
sebelum meditasi
lingkungan a. Bagaimana saudara
cara mengatasi
permasalahan ada Deskripsi
penguasaan
sesudah meditasi
lingkungan
di
yang sekitar
saudara? b. Bagaimana cara saudara mengatasi mengatasi permasalahan yang ada di sekitar saudara?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
6
Tujuan Hidup
Deskripsi tujuan hidup subjek sebelum a. Apa arti kehidupan mengikuti meditasi
bagi saudara?
Deskripsi tujuan hidup subjek sebelum mengikuti meditasi 7
Pertumbuhan
Deskripsi
dari
pertumbuhan
pribadi
sebelum meditasi Sumarah
b. Apa arti kehidupan bagi saudara?
hidup a. Bagaimana diri bapak sebelum mengikuti meditasi Sumarah?
Deskripsi
dari
pertumbuhan
setelah meditasi Sumarah
hidup b. Apakah ada perubahan dalam diri bapak sesudah mengikuti meditasi Sumarah?
E. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA Proses pengumpulan data yang dipakai oleh peneliti adalah pola zig-zag yaitu peneliti kelapangan mencari informasi, kemudian menganalisis data yang diperoleh, kembali lagi kelapangan untuk mendapat lebih banyak informasi, menganalisis data lagi dan seterusnya sampai akhirnya data yang didapat dirasa cukup Creswell (2003). Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang dilakukan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
1. Peneliti mengikuti kegiatan meditasi yang diakukan Paguyuban Sumarah dan melihat dinamika yang terjadi saat meditasi dilakukan 2. Peneliti sering mendatangi kediaman dari responden yang sudah di rencanakan untuk dijadikan responden penelitian. Dalam aktivitas ini banyak data yang didapatkan, akan tetapi data tersebut masih data kasar. 3. Peneliti menentukan responden berdasarkan kriteria yang sudah di tentukan. Responden yang terlibat dalam penelitian merupakan responden yang tergabung dalam paguyuban kejawen Sumarah Jln Seetiaki 8 Wirobrajan
Yogyakarta dan sudah dilakukan “beat”.
Sedangkan peneliti secara rutin mengikuti meditasi/sujud yang di lakukan komunitas setiap minggu pertama. 4. Sebelum melakukan wawancara peneliti melakukan pendekatan personal kepada responden, agar menciptakan suasana yang nyaman dan akrab dengan responden penelitian. 5. Peneliti menyatakan tujuan dan menanyakan kepada responden untuk terlibat dalam penelitian. 6. Setelah responden menyetujui terlibat dalam penelitian, peneliti membuat janji dengan responden untuk menentukan waktu dan lokasi wawancara. 7. Pada penelitian yang pertama, peneneliti menyampaikan tujuan dari wawancara yang akan dilakukan. Hal pertama yang digali adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
latarbelakang mengikuti meditasi Sumarah. Setelah itu peneliti menanyakan beberapa poin yang sudah ditulis dalam selembar kertas. 8. Saat proses penelitian, peneliti menggunakan perekam suara dan catatan untuk mempermudah penggalian data. 9. Setelah wawancara selesai peneliti membuat verbatim dan menganisis data-data yang sudah didapat. Jawaban-jawaban yang kurang jelas dicatat oleh peneliti untuk selanjutnya dikonfirmasi pada responden penelitian. 10. Setelah data-data yang kurang jelas dicatat peneliti kembali melakukan wawancara untuk mengkonfirmasi data yang kurang jelas tersebut. 11. Langkah-langkah tersebut juga dilakukan pada responden kedua Tabel 3 Pelaksanaan Wawancara No 1
Tanggal 7 Mei 2016
Kegiatan
Waktu
9 Mei 2016
18.00- Joglo
Wawancara semi-
pertama dengan
19.30
Paguyuban
terstruktur informal
Sumarah
dengan responden A
Wawancara kedua
15.00- Joglo
Melakukan konfirmasi
dengan responden
16.00
Paguyuban
atas data yang kurang
Sumarah
jelas
A 3
11 Mei 2016
Catatan
Wawancara
responden A 2
Tempat
Wawancara
23.00- Krapyak,
Wawancara Informal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
pertama dengan
01.00
responden Y
Sleman
dengan responden Y
Yogyakarta
menggunakan tehnik wawancara semiterstruktur
4
26 Mei 2016
Wawancara ke tiga
13.00- Joglo,
Melakukan konfirmasi
dengan responden
14.00
Paguyuban,
atas hasil wawancara
Sumarah
sebelumnya
A 5
26 Mei 2016
Wawancara kedua
19.00- Joglo,
Melakukan konfirmasi
dengan responden
20.00
Paguyuban,
atas hasil wawancara
Sumarah
sebelumnya
Y
F. METODE ANALISIS DATA Analisis yang mendasari IPA bertujuan untuk mempelajari sesuatu mengenai dunia psikologis responden (Smith, 2008). Berikut beberapa tahapan yang dilakukan dalam pendekatan IPA : 1.
Mencari tema-tema dalam kasus pertama Pada tahap pertama ini transkip dari verbatim dibaca berulang kali. Setelah itu peneliti membuat tiga kolom. Kolom paling kiri dibuat untuk transkip verbatim. Setelah data yang berupa audio dari rekaman di pindahkan di kolom verbatim akan berupa data teks verbatim. Setelah data teks verbatim selesai dibaca, peneliti akan membuat rangkuman atau komentar pada kolom
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
tengah pada setiap kalimat yang menarik oleh peneliti. Setelah semua selesai diberikan komentar atau rangkuman,peneliti memulai membuat tema dimulai dari poin yang paling atas. Tema yang dibuat diperlukan pemahaman dan istilah psikologi. 2. Mengaitkan tema-tema yang ada Tema-tema yang muncul dicatata dalam selembar kertas setelah itu dicari keterkaitan antara satu tema dengan tema lainya. Hal pertama yang dilakukan adalah menuliskan tema tersebut secara kronologis berdasarkan urutan yang ada di dalam transkip verbatim.Tahap kedua, tema-tema tersebut diurutkan secara analitis serta teoritis, dengan tujuan untuk menemukan koneksi antar tema yang ada. Pada tahap ini tema-tema yang sudah dikelompokan akan terbagi menjadi beberapa kelompok yang sesuai dengan ciri-cirinya masing-masing. Langkah selanjutnya adalah membuat table untuk kelompok
tema-tema.
Setiap
kelompok
diberikan
nama
yang
mempresentasikan dari keseluruhan tema yang ada. Bila ditemukan ada beberapa tema yang tidak relevan dengan tujuan penelitian, tema tersebut dapat dihilangkan. 3. Melanjutkan analisis ke kasus selanjutnya Pada tahapan ini peneliti menggunakan tema-tema dari responden pertama sebagai acuan untuk mengerjakan transkip verbatim selanjutnya. Setelah semua transkip verbatim telah memiliki table tema, tema-tema tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
kemudian dikelompokan pada kolom dan akan menjadi sebuah table tema superordinate. 4. Membuat laporan dari tema yang ada Tahapan penulisan laporan berkenaan dengan penerjemahan tema-tema ke dalam uraian naratif. Uraian yang dibuat mengambil bentuk argument naratif di selingi kutipan verbatim dari transkrip untuk mendukung kasus yang bersangkutan. Narasi tersebut dapat menjelaskan dinamika dan pengalaman dari subjek penelitian.. Pada proses menganalisis data ini, peneliti menggunakan trianggulasi perspektif.
Trianggulasi
prespektif
yang dimakusdkan
yaitu
dengan
menggunakan perspektif orang lain. Dengan adanya trianggulasi ini dimaksudkan agar adanya perspektif yang berbeda dalam menganalisis data. Tugas dari informan atau orang lain adalah memberikan penjelasaan sekaligus validasi apakah yang dikatakan oleh subjek benar atau bohong. G. KREDIBILITAS PENELITIAN Dalam menguji kredibilitas penelitian ini, peneliti menggunakan dua cara. Cara pertama, untuk menguji validitas adalah dengan menggunakan validasi responden (respondent validation) adalah mengecek ulang data dengan menunjukan hasil salinan verbatim wawancara berserta analisis dari penelitian kepada responden atau subjek penelitian. Peneliti meminta subjek untuk membaca dan menilai analisis yang telah dituliskan tersebut berdasarkan wawancara dengan subjek yang bersangkutan di waktu lalu, apakah benar sesuai dengan apa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
dibicarakan pada saat penelitian yang lalu. Selain itu, analitis penelitian terhadap data verbatim apakah sudah sesuai dan sejalan dengan apa yang dipahami dan di maksudkan oleh subjek penelitian. Cara yang kedua yang dilakukan peneliti untuk menguji validitas dengan cara mengecek ulang apakah ada tema-tema yang bersifat deviant atau menyimpang dan terkesan aneh berdasarkan pertimbangan dari peneliti. Tema-tema ini dapat dilihat dari alur pembicaraan yang secara sengaja diarahkan kepada topic diluar topic yang dibicarakan dan terlihat tidak nyambung dengan yang seharusnya, (Herdiansyah, 2015)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAn A. PROFIL RESPONDEN Berikut ini adalah profil dari kedua responden yang sudah terlibat dalam penelitian ini: 1. Responden 1 Responden yang pertama dalam penelitian ini berinisial A, A adalah seorang laki-laki berusia 40 tahun. A merupakan generasi atau keturunan ke tiga dari Soekino Hartono pendiri dari Sumarah. A memiliki postur tubuh yang tinggi dengan potongan rambut pendek dan memakai kacamata. Dalam setiap pertemuan dengan peneliti saat tujuan penelitian ataupun dilauar itu, A selalu menunjukan sikap gembira dan sering tertawa. Dalam memberikan jawaban penelitan, penjelasaan A cenderung singkat dan tersirat. A adalah seorang ayah dengan tiga anak, A juga seorang pekerja swasta. Dalam keorganisasian di Sumarah, A menjabat sebagai sekertaris DPP Sumarah Regional Daerah Istimewa Yogyakarta. A memutuskan untuk bermeditasi sejak umur 10 tahun, A dibiat saat umur 13 tahun. 2. Responden 2 Responden kedua dalam penelitian ini berinisial Y, Y adalah seorang perempuan berusia 43 tahun. Ciri khas dari Y adalah rambutnya yang lurus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
dan pendek. Dalam dinamika penelitian, A merupakan orang yang aktiv dalam menjawab semua pertanyaan penelitian. Dalam menjawab pertanyaan peneliti, A sering mempertegas jawaban verbalnya dengan perilaku non verbal. Perilaku tersebut dapat dilihat dari intonasi kata yang tiba-tiba meningkat dengan sendirinya, ekspresi wajah yang memperlihatkan kekaguman dan semangat. A merupakan seorang ibu, A berprofesi sebagai seorang guru di salah satu SMA Negeri di Yogyakarta. A memutuskan untuk bermeditasi sejak duduk dibangku SMA dan dibiat saat umur 20 tahun. B. ANALISIS DATA Berdasarkan hasil analisi terhadap kedua responden yang terlibat. Didapat beberapa tema yang menjelaskan jawaban dari pertanyaan penelitian. Analisis penelitian ini dilakukan secara terpisah, dari satu responden kemudian dilanjutkan ke responden ke dua. Hal ini dilakukan agar analisis dapat dilakukan secara terfokus kepada setiap responden. 1. Responden I A. Pengelolan diri negative Sebelum mendalami meditasi sumarah, A mudah merespon segala sesuatu dengan emosi dan amarah. Amarah dan emosi yang dialami si A terkadang sering di pendam sendiri dan mengakibatkan mangkel sendiri. “kalau saya terus terang. Dulu pernah ada masalah dengan RW, saya dipanggil diwajibkan sholat, pengajian karena saya ber KTP Islam. Trus terang saja saya bahwa memang kalo di kelurahan kan gak boleh nulis agamanya sumarah kan memang harus mengisi yang ada. Saya kan dipaksa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
sholat dan pengajian, saya kan gak mau, ya saya bilang saya jelaskan” (A, 34) “pas itu mangkel tapi cuma beberapa hari gak lama, paling mangkel sendiri kayaknya itu” (A,35)
Sebelum melakukan meditasi sumarah, subjek A merasa ragu dalam mengambil keputusaan. Tidak merasakan keyakinan pada keputusankeputusan yang di ambilnya. “Yang jelas ya beda mas, kalau dulu nggak langsung terasa disini gitu lho, hati itu kurang luluhnya” (A, 40)
Selain itu subjek A juga merasakan kekosongan dalam hatinya saat subjek sedang merasa marah. Subjek menyadari hal itu harus di cegah dengan melakukan meditasi sumarah “Kalau jengkel dihati gitu malah rasanya atinya suwung mas, dingin kayak harus direm supaya jangan mengumpat atau bicara jelek” (47)
B. Regulasi emosi Dalam
mempraktikan
meditasi
sumarah,
subjek
A
belajar
mengendalikan emosi yang sering kali menjadi respon saat subjek A mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari orang lain. “Ya pernah, tapi ingat gitu lho. Sebentar saja itu hilang kok mas dengan zikir gitu. Misanya difitnah teman, ya mangkel tapi ya terus longar longar gitu aja, ketemu orangnya ya biasa.Sehari gitu dirumah ya mangkel gitu, wajar sebagai manusia tapi habis itu yaudah ya gak papa. (A,27)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Pengendalian emosi yang dilakukan subjek A diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya berelasi dengan orang lain. Hal ini dapat dilihat saat subjek A mengendalikan emosinya. Sepintas sepintas aja mas, tetep ada rasa itu tapi ya gak terus gimana gitu.(A,33)
Kemampuan subjek A dalam mengendalikan emosi diterapkanya dalam lingkungan keluarga. Subjek A lebih dapat mengendalikan emosi dirinya ketika mengambil keputusan. Ya kalau sekarang gimana baiknya mas, gak emosi. Dibicarakan dengan istri gimana baikanya untuk anak, maunya apa (A,45)
Setelah subjek A melakukan praktik meditasi sumarah, subjek A lebih dapat mengendalikan emosinya dan mengubah perilakunya. Subjek A menyadari perilaku buruk yang diakibatkan emosinya akan menimbulkan konsekuensi yang buruk. “Kalau marah ya marah tapi cuma omongan, dihati malah gak jengkel gak dendam, ya marah aja dimulut, beda kan rasanya, saya malah takut kalau marah di hati mangkel malah takut ada apa-apa, gak berani sampai mengumpat jelek sampai dihati mangkel gitu nanti kalau kejadian malah bahaya, ngomong ya ngomong aja tapi dihati enggak” (A, 46)
C. Perubahan sikap menjadi lebih positif Pengendalian emosi yang dilakukan oleh subjek A, membuat sikap subjek A semakin tenang dalam menghadapi permasalahan yang ada di kehidupan subjek. Subjek menjadi lebih tertata dan mengetahui apa yang harus dilakukannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
“Ya mungkin saya menilainya mungkin karena sumarah bisa seperti itu. Menghadapi ibu meninggal, bapak sakit ya namanya orang dewasa saja kalau mengahadapi itu, liat orang tua sakit udah bingung to, gimana biaya, cari uang, bisa ngerawat, saya biasa aja ya dijalani saja “(A, 25)
Dalam menghadapi permasalahan yang di alami oleh subjek A, subjek A mempraktekan cara-cara yang di ajarakan dalam Meditasi sumarah yaitu pasrah dalam hati dan tenang, hal tersebut membuat subjek A lebih siap menghadapi masalah yang ada. “Gak ada sih, ada tapi ya langsung selesai, nggak pernah lama. Kalau belum selesai ya pasti dengan waktu ya selesai. Semua terselesaikan, tapi nggak menyelesaikan itu bukan masa bodoh ya, kalau sumarah ya dengan pasrah dengan hati, diam, tapi beda sama orang yang diam tapi luwehluweh kan ada, diam tapi hatinya kemrungsung ya sama aja. Biar saja masalah tetap berjalan tapi hatinya tetap pasrah gitu aja” (A, 28)
Ketenangan yang dimiliki subjek A dalam menghadapi permasalahan, membuat subjek A semakin iklas dan tidak merasa kecewa dalam menerima konsekuensi dari permasalahan tersebut. “Tapi di hati saya ya nggak ada perasaan kecewa atau apa. Tapi waktu itu ya pikiran saya cuma mengurus bapak, trus umur saya bertambah untuk dapat pekerjaan seperti itu kan ya sudah susah ya mas, tapi ya gak papa” (A, 57)
Selain perubahan sikap positif dalam hal ketenangan dan keiklasan dalam menghdapi permasalahan, subjek A juga merasakan perubahan sikap positif dalam kehidupanya. Subjek A
merasa lebih dapat menempatkan dirinya
didalam lingkungan dengan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
“Biasa aja sih mas, bisa menyesuaikan diri dimana tempat kita berada mas, sopan. Gak yang sok nuani, misal melakukan sesuatu ya tau batasnya” (A, 64)
Selain itu selama mengikuti meditasi sumarah subejk A merasakan ketenangan dalam hatinya. Ketenang hati yang dimiliki subjek A membantunya dalam menghadapi permasalahan yang muncul. “Kayak biaya sakit, persalinan anak saya itu ya ada aja mas. Entah gimana pasti kok nya ada jalannya, saya sampai sekarang itu gak ada utang lho mas, lebih enggak tapi cukup aja. Setiap ada masalah itu ya sujud supaya dilancarkan atau apa ya enggak ya sujud aja dengan hati yang tenang lha kok ternyata dilancarkan segala sesuatunya” (A, 53)
Dengan meditasi sumarah subjek A menyadari bahwa segala kehidupanya di tuntun oleh Tuhan. Tuntunan tersebut membuat subjek A sadar akan adanya Tuhan. “Tapi dengan sumarah itu tertuntun gitu lho mas, yang nuntun ya Tuhan. Tapi dengan kehidupan seperti ini kan kita jadi sadar bahwa Tuhan itu ada” (A, 63)
D. Hubungan positif dengan orang lain Penempatan diri yang baik membuat subjek A dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Walaupun subjek menjadi pengikut Sumarahakan tetapi hubungan dengan orang lain tetap berjalan baik. “SMP gitu udah bisa bedain teman, oo dia itu gini gitu. Tapi kan kalo punya gini kan gak boleh cerita-cerita kalo dulu gitu, yaudah karena dia beda keyakinan ya udah belajar ininya ya temen-temen tau masa-masa labil gitu, tapi ya tetep berteman seperti anak-anak muda, pacaran..pacaran.”(A, 17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Hubungan dengan tetangga di sekitar rumah subjek A juga terjalin dengan baik “Nggak ada mas, baik kok. Cuma sama RW tadi aja, selesai itu malah saya ditunjuk jadi sekretaris.” (A, 39) E. Proses pengelolan pikiran saat meditasi Dalam praktif meditasi subjek A belajar untuk lebih dapat berfokus pada pikiranya. Dalam
praktiknya subjek A mencoba tenang, tidak
memikirkan sesuatu yang mempengaruhi focus pikiarnya saat bermeditasi. “Kalau doa ya doa aja nggak usah mikir yang lain-lain. kalau dulu kan sumarah itu gak boleh mikir, harus tenang” (A, 32)
Pikiran yang focus saat bemeditasi membuat subjek A dapat menyadari stimulus yang muncul saat subjek A akan marah. Kesadaran tersebut membuat subjek A dapat mengendalikan diri ketika subjek akan marah. “Rasanya itu kayak ada yang mengendalikan mas. Marah tapi yang gak bikin orang lain sakit hati. Tapi dengan sumarah lho mas, kalau nggak sumarah malah nggak bisa niteni seperti itu” (A, 48)
Pengendalian diri yang dilakukan subjek A membuat subjek lebih dapat mengendalikan nafsu yang ada dalam dirinya. Hal tersebut dikarenakan subjek A menyadari permasalahan hanya berada di dalam pikiran saja. “Terkadang kan kita terbelenggu atas nafsu kita sendiri padahal gak sesulit yang ada dipikran kita kalau dijalani itu mas. Makanya ketika nafsu kita udah dilepas ya udah lebih mudah untuk menjalani”.(A,76)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
F. Penerimaan Diri positif Praktik meditasi Sumarah yang dilakukan oleh A memberi pengaruh juga terhadap penerimaan akan dirinya. Salah satunya perubahan yang dialami adalah A menjadi lebih percaya diri menerima dirinya tanpa keinginan untuk menjadi seperti orang lain. “ya gak ikut-ikutan orang. Oh yaudah percaya diri gitu aja, ya pas muda gitu misalnya mengidolakan siapa, yaudah gak tertarik, biasa aja, yaudah saya berjalan biasa gitu aja, “(A,23)
Dengan kepercayaan diri yang dimiliki A terhadap dirinya menjadikan A lebih dapat menerima segala sesuatu yang dimiliki dalam hidupnya. A menjadi pribadi yang tidak iri dengan apapun yang dimiliki orang lain. ”Tapi saya ya memang gak berlebih, pingin kayak orang lain gitu ya enggak kok mas, nanti ada waktunya, ya pokoknya seneng aja, liat orang lain punya apa ya gak papa, gak pengen gak apa, biasa aja. Trus mikir harus punya harus bisa ya enggak juga.(A,69)
Selain A lebih dapat menerima segala sesuatu yang dimiliki dalam hidupnya, A juga memandang permasalahan yang ada dalam hidupnya sebagai suatu sarana untuk meningkatkan kualitas dirinya. A memandang permasalahan yang ada dalam hidupnya sebagai sarana untuk meningkatkan derajat keimanannya terhadap Tuhan “Kalo contoh universal susah ya, yang penting bisa mengahadapi aja, dengan sumarah kan ya harus dengan cobaan to biar martabat dan keimanannya meningkat ya bisa menghadapi cobaan itu tadi. Tapi kan orang beda-beda ya, sifatnya tiap orang beda-beda”.(A, 26)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
G. Otonomi Setelah mengikuti meditasi sumarah, A memiliki otonomi yang baik. Hal tersebut nampak ketika A mengambil keputusan dalam hidupnya. A lebih tertata dalam mengambil keputusan, A juga menjadi lebih tenang dalam mengambil keputusan dalam hidupnya. “Kalau sekarang kira-kira ada masalah gitu, hati itu ya sudah tertata gitu lho.Bahkan untuk bicara aja dengan hati yang tenang itu ya bicaranya bisa pas gitu aja. (A, 41)
Selain itu subjek A dapat menerima segala bentuk resiko dari keputusaan yang di ambilnya. Subjek A tidak meras marah, kecewa dan kawatir dengan keputusannya. Subjek menerima dengan baik. “Apa ya mas..gak ada kayaknya mas. Kalau saya sih meskipun keputusan yang saya ambil itu salah ya saya terima mas, resikonya seperti apa ya saya terima” (A, 42) “Misalnya, mau pergi kerumah teman keluar kota, tapi gak ketemu ya udah harusnya gelo tapi yaudah itu resiko saya karna saya sudah milih gak datang kepernikahan teman malah milih pergi kerumah teman, yaudah gak papa” (A,43)
H. Tujuan Hidup A memiliki tujuan hidup sebagai usaha untuk membesarkan anak-anak hingga dewasa dan mandiri. Selain itu, si A juga akan tetap mengikuti Sumarah karena A merasa di Sumarah ia menemukan kehadiran Tuhan. “Ya membesarkan anak sampai dewasa mas, sampai madiri lah. Saya akan tetap di sumarah, cekelan saya ya tetap sumarah, percaya pada Tuhan. Ya pokonya menjalani hidup sebagai manusia seutuhnya. (A,77)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
I. Pemaknaan Hidup Melalui meditasi sumarah, A memaknai hidup sebagai hal yang harus dijalani dan mengalir. “kalau saya kehidupan ya menjalani kehidupan itu aja mas, dari kecil saya hidup hingga sekarang sudah berkeluarga ya saya jalani saja. Menjalani hidup itu, semuanya ya berjalan itu aja.” (A, 55) “..tapi sekarang ya dijalani aja. Dulu pernah selesai saya lulus dari kuliah pertanian saya ada panggilan kerja di luar jawa tapi waktu itu kan ayah saya juga sakit. Saya milih mengurus bapak saya dari pada kerja disana, padahal kalau dipikir kerja kan buat masa depan ya mas tapi saya milih mengurus bapak saya yang gak sehari dua hari, tapi sayaya menjalani aja, ini tanggung jawab saya sebagai anak.”(A, 56)
J. Makna Kebahagiaan Makna kebahagiaan bagi subjek A ialah ketika dia dapat menerima segala hal dengan tidak berlebihan atau sewajarnya. Penerimaan yang sewajarnya tersebut membuat subjek A merasa lebih tenang dalam kehidupanya. “Ya kalau di sumarah itu ya tenang itu aja mas, perasaan tenang, sedih ya gak sedih, senang ya ra banget-banget. Nerima sumarah itu ya gitu misal dapat sesuatu yang membahagiakan ya gak bahagia banget-banget”(A, 71)
Selain itu subjek A memaknai kebahagiaan dalam hidupnya sebagai sesuatu yang berjalan dengan lancar, dipermudah dan terpenuhi kebutuhan dalam kehidupanya. Kebahagiaan itu didapat subjek selama mengikuti sumarah. “Ya iya mas,apa apa lancar, dipermudah, terpenuhi ya bahagia. Kalau di wewarah kan ada ikut sumarah itu terjamin hidupnya, dan saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
merasakannya. Saya selalu merasa dipermudah dalam hidup mas, ngurus apa apa gitu kayak dipermudah aja. Kebetulan dipermudah sampai urusan yang kadang malah bukan urusan pribadi”. (A,65)
II. Responden II A. Pengelolaan diri negatif Sebelum mengenal dan mendalami Meditasi Sumarah Subjek Y sulit mengontrol stimulus eksternal yang membuat subjek Y mengalami emosi tinggi dan marah. Gejolak emosi dan amarah yang di alami subjek Y pada saat itu sangat luar biasa. “Misalnya ngadepi anak-anak seperti ini, dulu itu mas saya itu gejolak emosinya itu awal-awal ya luar biasa” (Y, 13).
Emosi yang tinggi tersebut membuat subjek Y sulit untuk menyadari dan mengontrol emosi dirinya yang ada. Terkadang saat marah subjek Y ngedumel sendiri dan ngomong sendiri “Kalo saya sih emosi masih mas, seperti yang sudah saya sampaikan tadi, tapi kalo marah sudah tidak seperti dulu, kalo dulu itu, ini tu ee...ngomong sendiri, ngedumel sendiri” (Y, 35)
B. Regulasi Emosi Setelah subjek Y mengikuti Meditasi Sumarah, subjek Y merasa lebih dapat mengontrol emosinya. Walaupun emosi tersebut terkadang masih ada, namun saat ini subjek Y lebih dapat mengendalikannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
“Emosi ,masih ada mas karena kan...ada batesannya tapi kalo sekarang, kalo yang saya rasakan ya udah jauh beda banget dulu dan sekarang, sekarangitu bisa lebih ngontrol” (Y, 36”)
Cara subjek dalam mengontrol emosi yang muncul membuat subjek Y lebih dapat aware terhadap kondisi emosinya. Subjek Y dapat menyadari jika subjek akan marah, aware terhadap emosi yang dimilik subjek Y membuat subjek dapat mengontrol emosinya dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan. “tapi ternyata di sumarah bisa lho nglerem, dan kita tahu kalo kita sebetulnya mau marah nah tapi kalo kita mendekatkan diri ke Tuhan ya harapannya semuanya lebih baik”. (Y, 15).
Selain perasaan tenang saat dapat mengendalikan emosi yang ada. Subjek Y juga merasakan kesejukan dan kenikmatan saat bisa mengatur emosinya. “Terus rasanya itu ya sejuk ya nikmat. Kalau bisa kayak gitu mas isoh ngatur emosine” (Y, 50)
C. Proses pengelolaan pikiran saat meditasi Perubahan yang mempengaruhi aspek emosi juga mempengaruhi aspek pikiran. Karena emosi yang dapat dikontrol dengan baik, pikiran subjek menjadi lebih positif. Subjek Y menanggapi stimulus eksternal dengan pikiran positif, dengan tidak memikirkanya banget-banget dan menanggapinya biasa saja. “Semuanya pasti ada mas, kalo dipikir banget-banget nanti malah kita sendiri yang rugi yang penting kita tidak seperti itu, kadang itu mikirnya kita klenik kita punya ritual yang melenceng dianggap beda tapi meskipun kita terangkan ke yang melakukan diskriminasi itu udah seperti itu, weslah sing pentingaku raseperti itu, tapi tempat kami memang percaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
ada seperti itu, monggo saja setiap orang kan punya pilihan tapi saya tidak seperti itu” (Y, 19)
Selain itu, setelah ikut sumarah subjek merasa lebih tahu harus bersikap seperti apa ketika sedang menghadapi permasalahan, fokus terhadap masalah sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat. Sebelum ikut sumarah, subjek sering grusa-grusu, tidak fokus ketika menghadapi masalah. “tapi terus lepas kendali, kita jadi bisa mikir oh dadi besok kalo ngene aku kudu ngene lho hehhe.. enaknya disitu lainnya itu kalo kayak gitu, lha aku kudu ngene kudu ngono wah jan spontanitas mesti gitu,, enaknya disitu, jadi nek menghadapi sesuatu wes ngerti kudu ngene. (Y,26)
D. Perubahan sikap menjadi lebih positif Pikiran positif yang dimiliki oleh subjek Y, membuat subjek Y lebih tenang dan lebih santai dalam menghadapi berbagai hal yang ada. Yang dulunya serba kemrungsung (tergesa-gesa) dalam menyikapi berbagai hal yang ada, sekarang lebih dapat mengontrolnya. “Kalo yang baik ya semuanya jadi lebih santai, misalnya dapat tugas besok harus mengerjakan ini, kalo dulu kan pasti wes kemrungsung wah piye iki gitu gitu to mas, tapi kalo sekarang yaudah santai, karena ya gimana ya, bukan berarti kita tidak terus tidak melakukan itu tidak, tapi menerimanya jauh lebih santai “ (Y, 24)
Setelah ikut sumarah, subjek merasa bahwa tidak ada lagi perasaan “sumelang” dalam dirinya karena segala sesuatu sudah dipasrahkan kepada Tuhan. Subjek merasa hatinya merasa lebih tenang “enteng” setelah ikut sumarah.
merasa “ayem” dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
“Ohh... alasannya itu di hati itu enak e mas, yang ada hanya rasa tenang dan tentram di hati gak takut apa-apa. Jadinya gak ada pemikiran sumelang itu gak ada jadinya yang ada pasrahin aja dengan gusti Allah adinya lebih enteng gimana ya yang ada rasa ayem.” (Y, 1)
Perubahan dalam aspek pikiran juga mempengaruhi sikap positif dari subjek Y, dahulu ketika ada respon yang memunculkan reaksi negative pada diri Y, sikap yang ditunjukan adalah sikap negative. Sesudah mengikuti meditasi Sumarah sikap yang dulunya negative berubah menjadi lebih positif. Perubahan sikap ini ditandai dengan kecenderungan A menyikapi permasalahan dengan santai dan tenang. “tapi Tuhan berikan banyak cara, kita kadang ... yawes jalan aja nanti juga pasti ada, entah itu seperti apa harus apa pasti ada jalannya. Punya uang dari ini ya gak tau yowespokok e santai wae, nanti pasti adajalannya, entah dari mana” (Y, 41)
Selain lebih tenang dan santai, subjek Y juga lebih dapat bertanggung jawab saat di berikan kepercayaan oleh orang lain. “karena kita itu dikasih tanggung jawab itu banyak e nah kalo kita udah tau itu tu hidup dadi ora sekarep e dewe gitu lho..kalo saya pribadi lho” (Y, 33).
Selain tanggung jawab subjek Y sebagai seorang istri dan seorang ibu tetap dijalaninya. Walaupun subjek Y mempunyai kewajiban lain yaitu bekerja. Tanggung jawab yang dilakukan oleh subjek Y dilakukan dengan cara menghindari dan tidak melakukan sesuatu yang tidak ada gunanya. “Kalo saya dengan keluarga yaudah saya bekerja tapi ya keluarga tetap nomor satu,nah kalo disekolah piye carane tidak melepas dari tanggung jawb, artinya jangan sampai kita melakukan hal-hal yang tidak guna” (Y, 34)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Selain itu subjek Y juga melakukan refleksi dan intropeksi pada dirinya. Refleksi dan intropeksi yang dilakukan subjek Y membuat subjek lebih dapat mengontrol stimulus yang memunculkan reaksi negative “disatu sisi kalo kita cerita keteman-teman ya kembali kekita juga, yasudah capek kalo disana mau seperti apa ya tetap aja, ini kaitannya sama keyakinan, tapi saya cuek aja sih mas, saya kadang nganggep gojek” (Y, 43)
Subjek juga tidak lagi merasa was-was dan khawatir dengan dirinya, tidak merasa takut bila tidak diterima oleh orang lain. Subjek selalu percaya bahwa setiap permasalahan yang ada dalam hidupnya sudah ada jalanya, sudah ada yang menentukan yaitu Tuhan. “Apa yo mass, yang pertama itu ya santai, yang kedua itu kita itu berteman juga enak, tidak ada apa yaa, jadi berteman dengan semua itu sama tidak ada rasa was-was, tidak ada rasa duh klambimu kok koyo ngono yo, wedi aku ra diterima atau gimana itu gak ada,” (Y, 9) “yawes jalan aja nanti juga pasti ada, entah itu seperti apa harus apa pasti ada jalannya. Punya uang dari ini ya gak tau yowespokok e santai wae, nanti pasti ada jalannya, entah dari mana. tapi Tuhan berikan banyak cara”,(Y, 40)
Selain itu selama mengikuti meditasi sumarah, subjek Y lebih dapat mengenali dirinya sendiri (aware) “Wah haa lucu itu mas, sujudtan itu sebenernya kita bisa mengenal diri kita malu sendiri itu lo” (Y, 46)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
E. Hubungan Positif dengan Orang Lain Walaupun subjek Y mempunyai kepercayaan yang berbeda dengan teman-temanya, tetapi subjek tetap menjaga hubungan yang baik. Hal tersebut ditunjukan subjek dengan mengantarkan sahabatnya pergi ke sendangsono. Walapun subjek Y tahu sendangsono merupakan tempat beribadah umat nasrani. “saya islam tapi temen-teman yang katholik juga banyak, kadang nganter ke Sendang sono, maksudnya adalah tidak terus fanatik, jadi tetep ke sendang sono, padahal kan jauh kan ya mas. Pas motonya, dulu kan motornya yang hitam itu, saya juga kenal frater, frater kan juga nganterin ke rumah, dan bapak saya juga tau kalo itu frater karena kan gak bisa dibohongi kan facenya, pembawaannya juga beda, pasti beda, kok ngertos pak? yo bedolah hehhe” (Y. 7)
Hubungan positif dengan sahabat-sahabatnya nampaknya diterapkan subjek pada kehidupan bermasyarakat di desanya. Subjek sebisa mungkin ikut berkontribusi pada kegiatan sosial di desanya misalnya menyediakan snack saat ada kerja bakti yang diadakan di desa. “Ya setiap kegiatan apa aja saya ikut, ya saya menunjukan saya itu memang berbeda, tapi untuk urusan masyarakat, usaha sosial di masyakarat, yang penting kita ketok di masyarakat, baik apa yang bisa kita lakukan untuk bersinergi dengan masyarakat ya sudah dilakukan.misalnya adakerja bakti ya ngetok, bisa ngasih snack ya ngasih. (Y,15)
Dalam hubungan bermasyarakat, subjek tidak pernah ingin bersikap baik hanya agar orang lain tidak lagi berpandangan buruk terhadap keyakinanya namun subjek selalu bersikap baik kepada orang lain dengan keikhlasan. Subjek berkeyakinan bahwa yang penting saya berbuat baik kepada siapa saja, terserah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
orang lain mau tetap berpikiran buruk atau merubah pemikirannya menjadi lebih baik terhadap dirinya. “Oh kalo itu ya baik mas. harus baik, yang penting kita menujukan keihlasan, menunjukan tidak adanya perbedaan antara kita, kita mau menolong siapapun gak masalah jadi dengan cara kayak gitu itu orang yang meihat ya biarkan melihat, yang bisa merasakan ya merasakan, yang bisa merubah sikap ya monggo merubah sikap, yang belum bisa ya gapapa.( Y, 22)
Subjek juga tidak pernah pilih-pilih dalam berteman. Subjek mau berteman dengan siapa saja, meskipun terkadang teman-temannya sering berprilaku menyimpang namun subjek tidak pernah terpengaruh dan tetap berteman. Subjek juga memiliki hubungan yang baik dengan orang tuanya, sebisa mungkin tidak menyakiti hati orang tuanya. “Tapi saya bersyukurnya itu untuk penyimpangan-penyimpangan saya memang berusaha untuk tidak, tapi bukan berarti saya pilihpilihteman, teman saya banyak dan saya tidak milih-milih dalam berteman, malah kadangsaya suka nungguin teman-teman saya yangsuka aneh-aneh tapi yangpenting saya tidak seperti itu, saya tetap berteman jadi artinya untuk penyimpangan sosial gak ada, malah kadang saya suka membantu teman-teman kayak voluntervoluntergitu mas dan saya juga sama orang tua ya berusaha sebaik mungkin jangan sampe menyakiti, kalo bisa bantu ya bantu” (Y 2930).
F. Penguasaan Lingkungan Sebagai orang Sumarah, banyak sekali pengalaman yang dialami oleh subjek, baik itu pengalaman positif dan negatif. Pengalaman negatif yang sering dialami subjek adalah diskriminasi. Subjek sering mengalami diskriminasi di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
tempat kerja, namun subjek tetap tidak terpengaruh. Menurut subjek, apapun yang terjadi di lingkungan kita baik maupun buruk tergantung kepada diri kita sendiri. ” Apa ya, kalo dari berteman ya ada beberapateman di tempat kerja ya ada yang seperti itu, masyarakat ya ada tapi tergantung padakitanya. Sekarang kalo saya sih terus terang sudah tidak memikirkan itu,” (Y, 16)
G. Otonomi Setelah mengikuti Sumarah, mulai muncul dalam diri subjek sikap dewasa dan tanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari apa yang dilakukannya. “Saya sudah dewasa sudah tau konsekuensinya dari apa yang saya pilih, nggak usah kepercayaan siapapun itu wes, agama apapun wes, tapi saya sungguh percaya pada Gusti”(Y, 17)
H. Makna Kebahagiaan Makna kebahagiaan dari subjek Y adalah ketika subjek dapat melihat anaknya merasakan kebahagiaan. “Mereka bahagia saya ikut bahagia, kalo anak mengalami apa ya jadi evaluasi kita” (Y, 38)
Selain itu, makna kebahagiaan dari subjek Y adalah ketika subjek dapat menerima stimulus baik maupun buruk, dapat menerima permasalahan yang ada “Gak ada gejolak gitu lho, nerimanya juga enak ya itulah yang saya rasakan di sumarah. Ya itu tadi mas yang bisa menikmati kesjukan kenikmtan. Wahh seneng banget mas kalau bis kayak gitu kie, yaa emosi juga bisa terkontrol. Kalau dulu pas masih muda itu senengane ngegrundel dewe. Ohhh… kok isoh ilang dewe yo aneh” (Y, 52)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
I. Pemaknaan Hidup Di dalam Sumarah, subjek memaknai kehidupan sebagai sesuatu yang harus dijalani sesuai dengan tuntunan Tuhan dan melakukan segala sesuatu sebaik mungkin dan tetap bertanggung jawab. “Kalo saya itu hanya sebatas menjalani hidup, dengan benar, sesuai tuntutan dari Gusti Allah, tapi juga tidak lupa bahwa segala sesuatu itu tidak lepas darinya. Menjalani wae, menjalani wae dengan apik, apa yang bisa kita lakukan ya lakukan, sebaik mungkin, tidak melepas tanggung jawab,” (Y, 32)
J. Tujuan Hidup Saat ini, subjek memiliki tujuan hidup sebagai usaha untuk membesarkan anak-anak, mengenalkan dan mengajarkan tentang rasa syukur. ” Ya anak bisa tumbuh besar hehhe... gizi tercukupi ya to, senang, tujuan pertama itu ya anak-anak. Banyak hal yang saya ajarkan keanak-anak, ke masyarakat saya kenalkan agar mereka terbiasa, kepanti asuhan, untuk mengajarkan rasa syukur, artinya ya mereka sehat senang bahagia dan bisa ngerti orang lain, dan menjadi lebih baik, wes sepele itu tok hehe mergo aku ibu mas hehehe...jadi ketika saya melihat mereka bahagia saya ikut bahagia, kalo anak mengalami apa ya jadi evaluasi kita.” (Y, 37)
K. Penerimaan diri positif Subjek Y mempunyai penerimaan terhadap stimulus yang tidak menyenangkan pada dirinya, saat banyak orang membicarakan tentang kepercayaan dak keyakinan yang subjek Y hidupi. Subjek Y tidak mempermasalahkan hal itu dan menerima hal itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
“Allah bahwa kalo kita niatnya baik lama-lama kita akan diberikan apa ya, kemudahan istilahnya. Bisa tapi memang tidak bisa yakin semua bisa menerima kita itu memang tidak bisa saya itu aja ya semua saya terima tapi itu bukan berarti terus itu merubah hidup saya gimana gimana gitu enggak” (Y, 18)
Selain itu subjek Y juga menerima dan mensyukuri segala sesuatu yang dia punyai, subjek mempunyai kepercayaan jika segala sesuatu jalani pasti akan ada jalanya. Saat subjek Y tidak mempunyai uang subjek respon yang muncul adalah santai. Berbeda sebelum mengikuti meditasi sumarah, respon yang biasanya muncul dari diri subjek adalah grusah-grusuh (tergesa-gesa). “Tuhan berikan banyak cara, kita kadang ... yawes jalan aja nanti juga pasti ada, entah itu seperti apa harus apa pasti ada jalannya. Punya uang dari ini ya gak tau yowespokok e santai wae, nanti pasti adajalannya, entah dari mana” (Y, 41)
C. PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, peneliti membagi pembahasan dalam dua bagian. Pada bagian pertama akan dibahas mengenai kondisi meditator sebelum mempraktikan meditasi sumarah dan pada bagian kedua akan dibahas hal yang dilakukan meditator saat melakukan meditasi sumarah sehingga dapat memaknai kebahagiaan. 1. Kondisi sebelum melakukan meditasi Sumarah Sebelum memulai praktik meditasi Sumarah, meditator mudah merespon segala sesuatu dengan emosi dan amarah. Respon berupa emosi negative yang mudah muncul tersebut membuat meditator merasakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
ketidaknyamanan dalam dirinya. Hal tersebut seperti yang dikatakan oleh meditator yang disebut dengan istilah mangkel sendiri. Meditasi sumarah menjelaskan bahwa hal tersebut dapat terjadi dikarnakan meditator tidak berada dalam keadaan rileks secara emosional dan membuka dirinya. (Stange, 2009). Stange, (2009) juga mengatakan bahwa meditator harus berada dalam keadaan santai secara fisik, emosional, mental, dan mengurangi hambatan yang biasanya muncul antara kita dengan realitas yang berada di sekitar kita. Dalam melakukan meditasi sumarah seseorang harus membuka diri dan tetap berada dalam keadaan rileks. Selain itu sebelum melakukan Pratik meditasi sumarah, meditator sulit untuk mengontrol emosinya. Kesulitan dalam mengontrol emosi tersebut membuat meditator tidak menyadari akibat yang muncul dari ketidak mampuan meditator dalam mengontrol emosinya. Meditator sering ngedumel sendiri atau ngomong-ngomong sendiri. Dalam meditasi sumarah keadaan tersebut muncul dikarenakan ego atau hawa nafsu yang tidak terkontrol dalam istilah meditasi sumarah tidak dapat mengheningkan ego dan hawa nafsu (Direktorat Kebudayaan, 1980). 2. Mekanisme meditasi sumarah sehingga dapat memaknai kebahagiaan. Setelah mempraktikan meditasi sumarah, meditator lebih dapat mengendalikan
emosi yang ada dalam dirinya. Sebelum mempraktikan
meditasi sumarah, meditator cenderung merespon stimulus yang tidak di sukainya dengan respon marah atau emosi negatif. Setelah melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
meditasi sumarah, meditator lebih dapat mengendalikan emosinya. Menurut Celestin-Westreich (2012), hal ini dikarenakan dalam praktik meditasinya, meditasi sumarah tidak melakukan mekanisme penilaian (nonjudgement)., terhadap stimulus eksternal yang membuat meditator memunculkan respon marah. Nonjudgement yang dilakukan meditator memunculkan apa yang dinamakan ketenangan jiwa, pada tahapan hening. Tenangnya jiwa ialah ketika kita tidak terpengaruh oleh suara-suara yang menyakitkan hati yang berasal dari luar diri, tidak terpengaruh oleh berita-berita buruk yang berasal dari luar diri, tidak terpengaruh oleh penilaian baik ataupun buruk orang lain terhadap diri (Direktorat Kebudayaan, 1980). Keberhasilan meditator dalam mengendalikan emosinya, merupakan factor internal dari kebahagiaan seseorang. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Seligman (2002) yang mengatakan bahwa ketika seseorang dapat mengetahui dan mempelajari bentuk emosi positif, diharapkan dapat mengarahkan emosinya kearah yang positif dengan mengubah perasaan tentang masa lalu, cara berpikir tentang masa depan dan cara menghadapi kehidupan saat ini. Selain itu meditator dapat mengenali emosi yang akan muncul, hal tersebut membuat meditatator semakin menyadari stimulus yang muncul saat itu. Stimulus yang membuat meditator memunculkan respon emosi dan marah. Sudarno ( Stange, 2009) menjelaskan meditasi sumarah sebagai suatu proses alami yang terus bergerak menuju kesadaran batin dan terhadap apa yang sedang berlangsung saat itu sehingga batas antara pengawas dan diawasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
menjadi cair. Dalam pernyataan Sudarno tersebut, meditasi sumarah mempraktikan
proses
pengamatan
terhadap
stimulus-stimulus
yang
memunculkan respon negative bagi meditator. Diharapkan saat meditator menyadari stimulus tersebut, meditator dapat mengontrol respon negative yang akan muncul. Praktik meditasi sumarah yang dijalani oleh para meditator, membuat para meditator lebih tenang, damai dan iklas dalam menghadapi berbagai hal dalam kehidupannya. Menurut Seligman (2013), perasaan tenang, damai dan ikhlas merupakan salah satu bentuk dari kebahagiaan yaitu hidup yang nyaman. Hidup yang nyaman ialah kehidupan dimana segala keperluan kehidupan terpenuhi, terpenuhinya semua keperluan hidup secara jasmani, rohani dan sosial. Hidup yang nyaman dimaksudkan memiliki hidup yang aman, tentram dan damai. Setelah meditator mengikuti meditasi Sumarah, meditator lebih mampu menyadari emosi yang ada di dalam dirinya, hal ini menjadikan meditator mampu mengontrol emosi yang ada pada dirinya ketika mendapatkan stimulus yang tidak menyenangkan. Menurut Wals (Subandi 2003) mengemukaan bahwa meditasi merupakan teknik atau metode latihan yang digunakan untuk melatih perhatian sehingga dapat meningkatkan taraf kesadaran, yang selanjutnya dapat membawa proses‐proses mental menjadi lebih terkontrol secara sadar. Dalam hal ini kesadaran meditator dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
mengontrol emosinya nerupakan peningkatan dalam diri meditator, meditator mengalami pertumbuhan pribadi yang baik. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ryff (1995) tentang aspek pertumbuhan pribadi pada kebahagiaan. Ryff (1995) mengatakan bahwa individu yang memiliki pertumbuhan pribadi yang baik ditandai dengan adanya,perasaan mengenai pertumbuhan yang berkesinambungan dalam dirinya, memandang diri sendiri sebagai individu yang selalu tumbuh dan berkembang, terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru, memiliki kemampuan dalam menyadari potensi diri yang dimiliki, dapat merasakan peningkatan yang terjadi pada diri dan tingkah lakunya setiap waktu, serta dapat berubah menjadi pribadi yang lebih efektif dan memiliki pengetahuan yang bertambah.. Ketika meditator sudah mampu menyadari dan mampu mengontrol emosi dalam dirinya maka meditator akan merasa lebih tenang, sejuk dan merasakan kenikmatan karena mampu mengendalikan emosi negatifnya. Hal tersebut konsisten dengan mekanisme dalam Meditasi Sumarah. Dalam Meditasi Sumarah, kesejukan yang dirasakan oleh meditator dikarenakan meditator memasuki tahapan eling dalam meditasi sumarah. Dalam tahap eling, mekanisme yang dilakukan adalah mengontrol ego dan hawa nafsu, tahap menyatunya angen-angen yang merupakan inti dari raga yang secara otomatis dengan yang namanya rasa yang disebut inti dari jiwa. Ketika meditator merasakan kesejukan di dalam dada, dada terasa longgar, tidak ada rasa khawatir dan rasa takut yang ada hanya berserah diri pada Tuhan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
terasalah aman, tenang dan damai (Direktorat Kebudayaan, 1980). Dalam keadaan yang seperti ini manusia telah menjadi manusia yang utuh, manusia yang tidak hanya terdiri dari kesadaran raga saja. Tetapi manusia yang mempunyai kesadaran jiwa raga sepenuhnya (awareness). Selain meditator mampu mengontrol emosi yang ada pada dirinya dengan baik, melalui meditasi sumarah meditator juga memiliki pikiran yang lebih positif terhadap stimulus eksternal yang ada dan tidak memikirkan banget-banget. Menurut meditasi sumarah. hal ini dikarenakan dalam praktik meditasinya, meditasi sumarah tidak melakukan mekanisme penilaian (nonjudgement) Celestin-Westreich (2012), terhadap stimulus eksternal yang membuat meditator memunculkan respon marah. Nonjudgement yang dilakukan meditator memunculkan apa yang dinamakan ketenangan jiwa, pada tahapan hening. Tenangnya jiwa ialah ketika kita tidak terpengaruh oleh suara-suara yang menyakitkan hati yang berasal dari luar diri, tidak terpengaruh oleh berita-berita buruk yang berasal dari luar diri, tidak terpengaruh oleh penilaian baik ataupun buruk orang lain terhadap diri (Direktorat Kebudayaan, 1980). Hal tersebut membuat meditator tidak memikirkan stimulus eksternal dengan berlebihan, sehingga membuat meditator dapat berfikir secara positif. Selain itu, selama meditator mengikuti praktik meditasi. Meditator belajar untuk berfokus pada pikirannya. Dalam praktiknya, meditator mencoba tenang dan tidak memikirkan sesuatu yang mempengaruhi fokus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
pikiranya saat bermeditasi. Hal tersebut seperti yang dikatakan CelestinWestreich (2012). Meditasi Sumarah ini adalah praktek meditasi yang berfokus, tidak menghakimi (nonjudgement), tidak reaktif (non-reaktif), dan merupakan kesadaran metakognitif Celestin-Westreich (2012). Pikiraan fokus membuat meditator masuk dalam aliran kesadaraan. Aliran kesadaran tersebut, membuat meditator menyadari bahwa permasalahaan yang ada dalam kehidupanya bersumber dari pikiran. Proses perubahan tersebut pada akhirnya akan membawa meditator dalam aliran kesadaraan dalam pikiran. Hal ini sama dengan yang di kemukakan oleh Stange (2009), perhatian yang tadinya berada di pikiran kemudian terpendar melalui segala yang ada. Setelah perhatian dihayati sebagai sesuatu yang bersifat batin, lebih dari sekedar sadar tentang dimensi batin, muncul apa yang disebut dengan kesadaran batiniah dan penerimaan lahiriah. Kemampuan menyadari permasalahan yang ada membuat meditator lebih tenang dalam menghadapi permasalahan, hal ini dikarenakan kewaspadaan terhadap stimulus yang meningkat. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Segall (2005) meluaskan wilayah kesadaran dapat meningkatkan pencatatan (pengawasan) terhadap tubuh (body) serta pengalaman perasaan. Mekanisme tersebut dapat meningkatkan kapasitas kewaspadaan, perasaan dan perilaku. Para meditator juga mengalami perubahan sikap, menjadi lebih tenang, damai dan tidak ada rasa khawatir selama menjalani praktik meditasi sumarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Hal ini dikarnakan dalam latihan meditasinya meditator memasrahkan (menyerahkan) segala sesuatunya kepada Tuhan dan nrimo (menerima) kehendak Tuhan. Sehingga kekawatiran yang ada berubah menjadi ketenangan dan kedamaian. Hal ini seperti yang dikatakan (Stange, 2009), tujuan dari latihan meditasinya adalah pasrah atau penyerahaan total pada kehendak Tuhan dan ketika latihan meditasi selesai para meditator akan merasakan kedamaian batin secara otomatis dan akan melahirkan tindakan konstruktif dalam masyarakat. Kedamaian dan ketenangan yang dirasakan meditator merupakan salah satu bentuk dari kebahagiaan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Seligman (2013), hidup yang nyaman dimaksudkan memiliki hidup yang aman, tentram dan damai. Sikap positif yang dimiliki meditator memunculkan tumbuhnya sikap percaya diri dalam dirinya. Meditator dalam menentukan hal-hal dalam hidupnya lebih dapat bertanggung jawab, mediatator dapat menerima resiko dari keputusaan yang diambilnya. Pengambilan keputusaan dan tanggung jawab dalam menerima konsekuensi dari keputusaan yang diambil merupakan bentuk dari kebahagiaan. Ryff (1995), dimensi kebahagiaan salah satunya adalah otonomi yang baik, dapat menentukan segala sesuatu seorang diri (selfdetermining) dan mandiri. Ia mampu mengambil keputusan tanpa tekanan dan campur tangan dari orang lain Praktik meditasi yang di jalani oleh meditator, membuat meditator lebih dapat menerima dirinya. Meditator lebih percaya diri, dapat menerima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
segala sesuatu yang dimilikinya. Proses penerimaan ini konsisten dengan konsep Meditasi Sumarah yang sering disebut pasrah kepada Tuhan atau (menerima kehendak semesta). Kepercayaan diri dan menerima berbagai aspek pada diri meditator, merupakan salah satu bentuk yang menandakan kebahagian. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan, Ryff (1995) bahwa selfacceptance berkaitan dengan penerimaan diri individu pada masa kini dan masa lalunya. Seorang individu dikatakan memiliki nilai yang tinggi dalam dimensi penerimaan diri apabila ia memiliki sikap yang positif terhadap dirinya sendiri, menghargai dan menerima berbagai aspek yang ada pada dirinya, baik kualitas diri yang baik maupun buruk. Selain itu, hubungan meditator dengan masyarakat berjalan dengan baik. Meditator dalam menjalin persahabatan dengan orang lain tidak membeda-bedakan,
meditator menganggap semua orang adalah temanya.
Meditator juga berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Hubungan baik meditator dengan orang lain konsisten dengan ajaran pokok Sumarah yaitu (Sesanggeman) nomor empat yang berbunyi “mempererat persaudaraan, berdasarkan rasa cinta kasih” (Direktorat Kebudayaan, 1980).. Keaktifan meditator dalam dalam kegiataan masyarakaat, sesuai dengan pernyataan Stange (2009), yang mengatakan ketika latihan meditasi selesai pelaku meditasi dipercaya dapat melahirkan tindakan konstruktif bagi masyarakat. Tidakan konstruktif tersebut di aplikasikan dengan cara mengikuti kegiatan di masyarakat. Kemampuan meditator dalam menjalin hubungan dengan orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
lain dan kepeduliaanya terhadap orang lain merupakan bentuk dari kebahagiaan individu. Hal tersebut di dukung oleh pernyataan Ryff (dalam Ryff, 1989; Ryff dan Keyes, 1995) bahwa individu yang memiliki hubungan yang positif dengan orang lain mampu membina hubungan yang hangat dan penuh kepercayaan dengan orang lain. Selain itu, individu tersebut memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain, dapat menunjukkan empati, afeksi dan intimitas serta memahami prinsip memberi dan menerima dalam hubungan pribadi. Dalam kehidupanya meditator memaknai kehidupan sebagai sesuatu yang harus dijalani sesuai dengan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan menjalani kehidupan sebaik mungkin. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Handoyo (Saputo, 2009) yang mengatakan puncak dalam melakukan Sujud Sumarah ialah tercapainya kesatuan antara jiwa manusia dengan Zat Tuhan. Warga Sumarah menyebutnya dengan istilah Manunggaling Kawula Lan Gusti atau Jumbuhing Kawulo Lan Gusti. Ketika meditator memaknai hidupnya. Meditator mempunyai tujuan hidup yang lebih jelas, tujuan hidup meditator saat ini ialah membesarkan anak-anaknya sampai anak-anaknya menjadi orang yang berguna bagi orang lain. Tujuan dan target yang dimiliki meditator merupakan bentuk dari kebahagian yang dialami meditator. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ryff (1995), bahwa individu yang memiliki nilai tinggi dalam dimensi tujuan hidup memiliki rasa keterarahan (directedness)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
dalam hidup, mampu merasakan arti dari masa lalu dan masa kini, memiliki keyakinan yang memberikan tujuan hidup, serta memiliki tujuan dan target yang ingin dicapai dalam hidup. Meditator memaknai kebahagiaan sebagai bentuk penerimaan atau sering disebut pasrah. Pasrah atau penerimaan membuat meditator selaras dengan kehendak Tuhan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan (Dwiyanto, 2011), bahwa Sujud Sumarah merupakan mekanisme meditasi Sumarah untuk lebih dekat dengan Sang Pencipta dengan cara pasrah dan menyerahkan diri secara total kepada Tuhan Yang Maha Esa. Saat mediator dapat pasrah atau menerima, meditator menemukan kelancaran atau dipermudah dalam hidupnya. Kelancaran atau kemudahan dalam hidup, dimaknai oleh meditator sebagai bentuk kebahagiaan. Sehingga terciptalah suatu kedamaian dalam diri meditator, kedamaian dalam hatinya. Saat mediatator dapat menerima dan menemukan kemudahan dalam hidupnya, kedamaian di dalam hati yang didapatkan. Kedamaian merupakan bentuk dari kebahagian dalam diri individu. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Seligman (2013) yang mengatakan bahwa hidup yang nyaman ialah kehidupan dimana segala keperluan kehidupan terpenuhi, terpenuhinya semua keperluan hidup secara jasmani, rohani dan sosial. Hidup yang nyaman dimaksudkan memiliki hidup yang aman, tentram dan damai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
analisis
dan
pembahasan,
peneliti
dapat
menyimpulkan bahwa pemaknaan kebahagiaan pelaku Meditasi Sumarah dapat tercapai melalui mekanisme yang terjadi saat mempraktikan Meditasi Sumarah. Melalui praktik Meditasi Sumarah, dengan mengendalikan anganangan dan rasa, pelaku meditasi sumarah merasakan kebahagiaan dalam bentuk, penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasan lingkungan, tujuan hidup dan pertumbuhan pribadi. Akan tetapi saat pelaku meditasi menyerahkan kepada budi, membuat pelaku meditasi merasakan penerimaan, kepasrahan dan dipermudah dalam kehidupanya perasaan tersebut membuat pelaku meditasi merasakan kedamaian dalam hidupnya. Kedamaian yang dialami pelaku meditasi tersebut, dimaknai sebagai bentuk kebahagiaan. B. Keterbatasan Penelitian 1. Dalam penggalian data ada beberapa istilah yang sulit diungkapkan secara konseptual. 2. Tidak adanya sumber referensi data secara tertulis berkaitan dengan makna kebahagiaan pelaku Kebatinan Sumarah. Sehingga gambaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
tentang makna kenahagiaan yang di dapat dalam penelitian ini apakah hanya karena pengalaman pribadi pada informan, ajaran penghayat kepercayaan ataukah memang sebuah nilai sosial yang ada dalam masyarakat tersebut. C. Saran 1. Dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang sulit dijelaskan oleh pelaku meditasi secara konseptual, sehingga untuk memahaminya peneliti harus mempraktekannya agar sepengertian dengan pelaku Meditas Sumarah. 2. Bagi pembaca dari kalangan akademisi dan ahli kesehatan secara umum, disarankan untuk mempertimbangkan praktik meditasi Sumarah sebagai salah satu pendekatan untuk meningkatkan kesehatan mental individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
DAFTAR PUSTAKA
Al-banjari, Rachmad Ramadhan . (2009). The Route of Happiness. Yogyakarta: Diva Press Albeniz & Holmes, j., (2009). Meditation: Concepts, effects and use in therapy International journal of psychotherapy; mar 2000; 5, 1; Academic, Research Library Anam, Choirul & Dipenogoro, Muhammad, (2008). Perbedaan Kebahagiaan Wanita Lansia Menurut Tempat Tinggalnya. Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan Argyle & Crosland. (1987). The Dimension of Positive Emotions. Jurnal Social Psychology. Jun 26. Vol 2. 127-137. Barraclough, J., (2000). Cancer and Emotion (Practical Guide to Psychology) John Wiley & Sons, Ltd, New York. Baskara Adya, dkk. 2008. Kecerdasan Emosi Ditinjau Dari Keikutsertaan Dalam Program Meditasi. Jurnal Psikologi. Vol 35, No. 2, 101-115 Basuki, Hertoto, 2007. Mengenal Sumarah : Paguyuban Sumarah. Pustaka Kuntara: Semarang. Berscheid, E. (2003) . A Psychology of human strengths : Fundamental questions and future directions for a positive psychology. Washington, DC : American Pschological Association Bogart, G. (1991). The Use Of Meditation In Psychotherapy- A review of the Literature. The American Journal Of Psychotherapy, Vol. XLV, No. 3, 1991
Carr, A. (2004). Positive Psychology :The science of Happiness and Human Strengths. Hove & New York : Brunner-Routledge Taylor and Francis group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Celestin-Westreich (2012). Sumarah Meditation in cognitive-emotional perspective: participant motivasion and effects and their link with personal and background determinants. Master Thesis Clinical Psychology: Faculteit Psychology en Educatiewetenschppen Cozzoline W., (2006). The Nuts and Bolts of Meditation. Raissa Publishing. Update March 10. Creswell, J. W. (2003). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. London: Sage Publications. Diener, E., & Ryan, K. (2009). Subjective well-being: A general overview. South African Journal of Psychology, 39(4), 391-406. doi:10.1177/008124630903900402 Endraswara, S. (2010). Falsafah Hidup Jawa. Yogyakarta : Penerbit Cakrawala Farid, M & Zaenab, P. 2015. Hubungan antara Religiusitas dan Dukungan Sosial dengan Kebahagian Pelaku konversi Agama. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia. Vol 4, No 01, hal 100-110 Hakiksukta & Juliana Irmayanti Saragih. (2012). Kebahagiaan Pada Bhane Treravada (Happiness in Bhante Theravada). Predicara Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Vol 1. No 1 Hardiansyah, H. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Psikologi. Jakarta Selatan: Salemba Humanika Harmaini, Alma Yulianti. (2014). Peristiwa-Peristiwa yang Membuat Bahagia. Jurnal: Ilmiah Psikologi, Vol 1, No 2. Heimbach, M. F. 2009. Peran Meditasi Mindfullness terhadap Pemaknaan Kebahagian. Skripsi. Universitas Sanata Dharma http://www.sumarah.net/en/introduction/introduction-to-sumarah.html (diunduh Agustus 2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
http://news.detik.com/internasional/3139442/pertama-kali-uni-emirat-arabpunya-menteri-kebahagiaan (diunduh Agustus 2016) http://www.sumarah.net/en/introduction/introduction-to-sumarah.html (diunduh Agustus 2016) http://www.kompasiana.com/grassius/sumarah26_552a8cbff17e61931dd623d (diunduh November 2016) http://www.kompasiana.com/grassius/sumarah14_552e0de46ea834cc2a8b45d 5 (diunduh November 2016 http://www.kompasiana.com/grassius/sumarah31_5529cc986ea8349625552d8 (diunduh November 2016 http://www.sumarah.net/en/introduction/introduction-tosumarah.html(diunduh November 2016)
Djoko Dwiyanto (2011) Bangkitnya Penghayat Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Yogyakarta: Ampera Utama, 176. Kim, J., Anna, J., Kim, M (2011). Relationship between improvements of subjective well-being and depressive symtoms during acute treatment of schizophrenia with a typical antipsychotics. Journal of clinical pharmacy & Therapeutics, 26, 172-178, doi: 10.1111/j.1365-2710.2010.01175.x Miwa, P (2012). Kebahagiaan Pada Perempuan. Jurnal Psikogenesis, Vol 1 No 1 Muchit A Karim. (2011). Dinamika Paguyuban Sumarah di Kota Yogyakarta. Jurnal Multikultural & Multireligius. Volume X, nomor 4. Hal 853. Muchit A Karim. (2011). Perkembangan Paham Keagaman Lokal di Indonesia. Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
Kementrian Agama RI. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI. ISBN: 978-979-797-326-1 Nenny Ika Simarmata. (2015). Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Well-being Karyawan in Pt. Intan Havea Industry, Medan. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas HKBP Nommsensen. Vol 1, No 1, ISSN: 2460-7835 Peterson, C., & Seligman, M. E. (2004). Character Strengths and Virtues: Handbook and Classification.Washington D.C: Oxford University Press, Inc Rachman Sani, Yoga Untuk Kesehatan (Semarang: Dahara Prize, 2006), h. 209. Ridin Sofwan, Menguak seluk beluk aliran kebatinan, (Semarang, CV. Aneka Ilmu, 1999), 228-229. Rusydi.(2007). Psikologi Kebahagiaan. Yogyakarta: Progresif Books. Ryff, C.D. & Keyes, C.L.M. (1995). The structure of psychological wellbeing revisited. Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 57, No. 69, 719-727
Ryff, D. 1989. Happiness is everything, or is it? Exploration on the meaning of Psychological Well-being. Journal of Personality and Social Psychology, 57.1069-1081 Saraydarian, T. (2007). Meditasi. Yogyakarta : Delphi Schimmel, Jörg. 2009. Development as Happiness: The Subjective Perception of Happiness and UNDP’s Analysis of Poverty, Wealth and Development. Journal of Happiness Studies Vol 10 Issue 1, p93-111, 19p. Segall, S. R. (2005). Mindfulness and self-development in psychotherapy. Journal of Transpersonal Psychology, 37(2), 143-163. Sejarah Paguyuban Sumarah 1935-1970, diterbitkan oleh: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Pembinaan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, tahun 1980, 56
Seligman, M. E. P. (2004). Bahagia RekhaTrimaryoan). Jakarta: Pustakaraya
Sejati. (diterjemahkan oleh:
Seligman, M. (2002). Authentic happiness: Using the new positive psychology to realize your potential for lasting fulfillment. New York: Free Press Seligman, Martin. E. (2005). Menciptakan Kebahagiaan dengan Psikologi Positif : Autentic Happieness. Bandung : Mizan Media Utama (MMU) Seligman, M.E.P. (2013). Beyond Authentic Happines, Menciptakan Kebahagiaan Sempurna dengan Psikologi Positif. Bandung: Kaifa
Septian Nugroho, (2015). Makna Kebahagiaan Para Penghayat Kepercayaan di Gunung Srandil. Skripsi: Universitas Sanata Dharma. Smith, J. A. (Ed.). (2008). Qualititative psychology: a practical guide to research methods (ed. Ke-2). London : Sage Publications.
Stange,P (2009). Kejawen Modern : Hakikat dalam Penghayatan Sumarah. Yogyakarta : Lkis Yogyakarta
Subagya, R. (1976).Kepercayaan, Kebatinan, Kerohaniaan, Kejiwaandan Agama. Yogyakarta: Kanisius
Subandi, M.A. 2003. Latihan Meditasi untuk Psikoterapi (dalam Subandi, M.A.
Psikoterapi
Pendekatan
Konvensional
dan
Kontemporer).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar & Unit PublikasiFakultas Psikologi UGM. Tart, C. T. 1969. Altered States of Consciousness. New York: AnchorBooks, Doubleday & Company, Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
Uchida, Y., Norasakkunkit, V., Kitayama, S., (2004). Cultural Constructions of Happiness: Theory and Empirical Evidence. Journal of Happiness Studies, 5: 223‐239. Netherlands: Kluwer Academic Veenhoven, R. 1994. Is happiness a trait? Test of the theory that a better societydoes not make people any happier. Social Indicator Research,32, pp.101-106. Widodo G.G, Puji Purwaningsih. 2013. Pengaruh Meditasi Terhadap Kualitas Hidup Lansia Yang Menderita Hipertensi di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran Kabupaten Semarang. Jurnal Keperawatan Medikal Bedah. Vol 1, No.2
Williams, K, Brian; Sawyer, C, Stacey & Wahlstrom, M, Carl. 2006. Marriages, Families & Intimate Relationship. A practical Introduction. USA: Pearson Education, Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TEMA-TEMA RESPONDEN I
A. Pengelolaan diri negative 1. Mudah emosi 2. Ragu dalam mengambil keputusaan 3. Kehampaan dalam hati B. Regulasi emosi 1. Pengendalian emosi 2. Tidak mengedepankan emosi dalam pengambilan keputusan 3. Mengendalikan perilaku ketika marah C. Perubahan sikap menjadi positif 1. Lebih tenang menghadapi masalah 2. Lebih iklas 3. Menempatkan diri 4. Kesadaran akan adanya Tuhan 5. Kedamaian hati D. Hubungan positif dengan orang lain 1. Menjalin hubungan baik 2. Tidak mempunyai masalah dengan orang lain E. Proses pengelolaan pikiran saat meditasi 1. Pikiran fokus 2. Piliran lebih terkendali 3. Melepas pikiran negative F. Penerimaan diri positif 1. Percaya diri 2. Menerima dirinya G. Otonomi 1. Tenang dalam mengambil keputusan 2. Menerima resiko dari keputusan H. Tujuan Hidup 1. Membesarkan anak I. Pemakna Hidup 1. Sesutau yang harus di jalani J. Makna kebahagiaan 1. Menerima 2. Hidup berjalan lancar
(Nomor) 34, 35 40 47
27,33 45 46 25, 28, 37, 38, 60, 75 57, 52, 54, 82 64 63, 80 53, 73, 81 17 39 32 48, 50 76, 74 23 69, 26 41 42,43 77 55,56 71 15, 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107 VERBATIM RESPONDEN I No
Verbatim
Catatan
1.
Sudah sejak kapan bapak mengikuti
Tema Spesifik
meditasi sumarah? Wah sudah sejak saya berumur sepuluh Awal mengikuti
Awal mengikuti
tahun (10 th) apa ya. Umur sepuluh sumarah umur 10 tahun
sumarah
tahun, masuk SD itu saya sudah dibiat, 2
sepuluh tahun dibiat? Iya, dibiat itu Adanya niat dari subjek
Niat di biat sejak usia
kayak dijanji, janji benar-benar mau untuk di biat
muda
ikut sumarah. Tapi ya ada niat, niat sumarah. 3
Kayak sesangeman ? iya kayak Langkah-langkah di biat
Proses di diat
dibacain sesangeman, kayak ikut apa, ikut sumarah gitu. Tapi kalau di sini istilahnya kalau pak Untung itu dibiat itu dibukakan hati nuraninya jadi yang membelenggu hati kita itu nafsu-nafsu 4
itu
dibuka
jadinya
itu
kita Manfaat dari proses-
Manfaat di biat
mendekatkan diri pada Tuhan itu lebih proses biat mudah. 5
Kalau dibiat itu ya pak? Tapi kalau latarbelakang si A mulai
Si A mulai mengenal
dulu itu beda biatnya? Ya itu saya mengenal sumarah
sumarah
dulu tahun 80 berapa ya, saya kan lingkungannya keluarga sumarah dari kecil ya tau, dari kecil lingkungan sumarah, kakek saya sumarah jadi ya tau karena lingkungan sumarah. ya sekitar delapan berapa ya dulu itu.. Kelas
sepuluh
pak?
Eh
umur
sepuluh tahun? Iya sekarang udah 40 tahun jadi ya sekitar 30 tahun ikut sumarah. 6
Tapi
seriusnya
berapa?
ikut
itu
tahun Keinginan sudah ada
Ya itu saya kecil itu udah sejak umur 8 tahun
bilang sendiri kok, tapi gak boleh boleh, umur delapan umur enam tahun
Muncul keinginan ikut sumarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108 7
itu udah bilang lho, suruh sembayang Salah satu motivasi ikut
Ketidak mampuan Si
suruh itu gak mau karena sembayang sumarah, karena
A dalam berdoa
susah kalau aku dulu itu, harus kesulitan berdoa ngapalin, kok ndadak suruh berdoa kenapa gitu lho. Dari kecil tu udah gitu haha..saya gak bisa kok menghapalkan doa ini. Dulu kan saya katolik juga to, banyak doa-doa gitu harus diapalin gitu, gak mau. Protes gitu. 8
Bapa Kami, Salam Maria iya, protes Menyadari ketidak
Penerimaan diri
dulu, tapi mungkin karena aku gak mampuan diri.
rendah
pintar juga to. Mau berdoa kepada Tuhan kok susah, dulu gitu aja haha..tapi dulu tetap di gereja dulu 9
kecilnya. Trus orang orang tua itu terus Syarat umur untuk di memperbolehkan
sebetulnya
Syarat di biat
kalo biat
sumarah itu nganu kok, dibiat itu minim 13 tahun itu, akil balik itu. Minim umur? Iya, mungkin gak tau apa pas aku ya, padahal aku sendiri gak 10
tau kalau aku cucunya mbah Kino lho Si A merasa layak di saya dulu. Kan ikut
Merasa di specialkan
Malah tidak biat lebih awal , karena
tahu? Enggak tau, orang tua saya kan si A cucu dari sukino gak pernah cerita, ternyata setelah sana belajar-belajar, ada yang bilang besok 11
kamu itu belajarnya di di tempat Tempat pertama kali si
Tempat pertama kali
pusatnya gitu, yang bilang tau saya A mengikuti dan belajar
ikutdan belajar
cucunya mbah Kino mungkin. Wah sumarah
sumarah
dulu belajarnya dimana pak? Saya belajarnya di Demak. Oh tidak asli sini ya?.. nggak dulu kan
saya
tinggalnya di Salatiga trus sumarahnya malah di Demak. SD itu udah naik bis ke Demak sampai sana lho haha. 12
Saya kira belajarnya di sini? Enggak Si A menceritakan
Pengalaman belajar
malah enggak, disini malah udah pengalamanya belajar
sumarah
SMA.. ohh saya dulu belajarnya di sumarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109 Demak, dibelakang masjid Demak itu. Masjid Demak Kauman besar itu, 13
sumarahnya dulu banyak itu. Disana Si A pertama kali
Mendapatkan nilai-
pak? Iya banyak, malah belajarnya diberitahu tentang
nilai kehidupan
disana. suka mainnya malah di masjid makna sesangeman Demak. Habis sumarah main habisnya mengenai nilai nilai banyak anak-anak to, cuma dulu pas di kehidupan biat itu cuma dibilangin apa ya kan masih kecil gitu ya, ehh.. ya gak boleh ambil nyolong gitu aja harus berbuat baik, kebetulan saya dibiatnya bareng 14
orang
Hindu.
Rambutnya
panjang Mendapatkan
sekali, dari kecil gak bisa dipotong, tapi pengalaman unik saat
Pengalaman unik saat di biat
setelah dibiat bisa dipotong, tapi proses biat sekarang gak tau masih apa enggak itu bapaknya, soalnya dulu aku masih kecil dia udah agak tua. Dua orang dulu, satu sudah tua, gak bisa dipotong tapi setelah
itu
latihan
berikutnya
rambutnya udah pendek. 15
Terus yang membuat bapak masih Kemudahan dalam hidup hidup berjalan lancar terus melakukan meditasi sumarah membuat si A itu apa pak? Alasannya? Alasannya melakukan meditasi ya saksi bukti nyata itu, karena dengan sumarah melakukan itu apa apa ya hidup ini apa ya..berjalan lancar gitu aja.
16
Lancarnya yang gimana pak? Kalo Pengalaman tidak goyah
Kontrol diri yang
dari sekolah ya, belajarnya..lulus ya dalam menghadapi
baik
gampang, tapi ya ada kesulitan itu permasalahan dengan sujud mudah trus kan hati nggak
mudah
goyah
menghadapi
masalah. Ada masalah kan biasanya .. ya namanya anak muda, itu berkurang. Itu teman teman saya yang masih labil 17
ya gitu, dulu saya ya seperti itu. Jadi Meskipun si A
Menjalin hubungan
SMP gitu udah bisa bedain teman, oo mengikuti meditasi
yang baik dengan
dia itu gini gitu. Tapi kan kalo punya sumarah tetapi tetap
orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110 gini kan gak boleh cerita-cerita kalo menjalin hubungan yang dulu gitu, yaudah karena dia beda baik dengan orang lain keyakinan ya udah belajar ininya ya temen-temen tau masa-masa labil gitu, tapi ya tetep berteman seperti anakanak muda, pacaran..pacaran. 18
Berarti SMA dulu disini ya pak? Si A menceritakan latar
Deskripsi keluarga
Iya.. Sama? Bapak saya masih, kalo belakang keluarganya
subjek
sekarang bapak sama ibu? Udah meninggal semua hehe. Saya nikah udah
meninggal
semua.
Saya
2
bersaudara. Saya anak pertama, adik saya satu di salatiga di rumah Ibu, di sini di rumah bapak. Ibu meninggal kan 19
disini. Bapak meninggal ya udah saya Si A percaya bahwa
Percaya akan adanya
nunggu sini adek nunggu sana.Tapi ya Tuhan itu ada
Tuhan
sumarah tadi ya itu mas, Tuhan itu, saya percaya Tuhan itu ada. Ada itu bukan karena saya membaca lho ya bukan karena teori teori lho, ya tau 20
karena memang merasakan. Tapi kalo Si A merasa bingung
Kebingungan yang di
merasakan, sungguh merasakan itu apakah sudah siap dibiat
alami subjek
dari umur sepuluh tahun itu pak atau belum atau sepuluh tahun itu baru ikutikut aja, tapi yang menemukan arti sumarah itu dari dulu atau pas sudah dewasa? Kalo orang yang membiat bilang ya dia udah merasakan, kan dibiat kan tahu hati saya. Karena saya diperbolehkan berarti saya sudah merasakan itu, saya sendiri malah pertama ya bingung ya gak tau, sana yang menterjemahkan gitu, universal gitu to, universal karena rohani gitu to. Orang kan gak tau wong sekarang aja orang memang benar ingin apa enggak kan ya gak tau, makanya kadang gak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111 21
diperbolehkan.
kalau
dulu
kan Adanya perbedaan
pamongnya. Kalau dulu orang sampai sayarat biat dulu dan
Perbedaan biat dulu dan sekarang
tua sampai umur 40 tahun ya gak bisa, sekarang mungkin ya hatinya gak bersih. Tapi ya beda-beda, mungkin ya..tapi kan dari anaknya kakek saya yang disalatiga itu kan 10 orang, trus ibu saya kan malah nggak ikut sumarah, bapak saya yang ikut. Itu anak yang 10 itu gak ada yang ikut sumarah malahan, dari kakek saya itu memang gak diajarkan ke anakanaknya, tapi kalo saya itu pilihan sendiri, milih sendiri. 22
Trus kalo setelah ini pak, setelah Subjek A menyadari
Penilaian posistif
ikut sumarah itu bapak melihat diri bahwa dirinya belum
pada diri
bapak itu seperti apa? Menjadi menjadi manusia yang seperti
apa?
beberapa hal
Mungkin
dalam baik
apa yaa..sebenarnya
malah gak bisa apa-apa, cuma ya jadi manusia seutuhnya. 23
Maksudnya jadi manusia seutuhnya Si A mempunyai sikap
Kepercayaan diri
itu apa pak? ya gak ikut-ikutan orang. percaya diri Oh yaudah percaya diri gitu aja, ya pas muda gitu misalnya mengidolakan siapa, yaudah gak tertarik, biasa aja, yaudah saya berjalan biasa gitu aja, 24
sampe sekarang ya kalo ada apa-apa, istilah orang ya tenang-tenang saja, Mempunyai ketenangan
Tenang menghadapi
karena dari dulu udah biasa kayak gitu dalam menghadapi
masalah
dari kecil yaudah jadi biasa aja bahkan permasalahan kena masalah serius saja, sebetulnya serius kata orang, tapi saya ya biasa aja. Ibu saya sakit kritis kanker sampe saya harus ngopeni berapa bulan, kanker ovarium atau apa ya, keluar darahnya sampai banyak, saya harus bersihin, saya ya biasa aja saya nggak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112 merasa jijik atau apa, saya melakukan itu ya biasa aja, bukan sesuatu hal luar 25
biasa atau apa. Ya mungkin saya Si A menilai bahwa
Sumarah membuat
menilainya mungkin karena sumarah karena sumarah dapat
lebih tenang
bisa
seperti
itu.
Menghadapi
ibu lebih tenang menghadapi menghadapi masalah
meninggal, bapak sakit ya namanya masalah orang dewasa saja kalau mengahadapi itu, liat orang tua sakit udah bingung to, gimana biaya, cari uang, bisa ngerawat, saya biasa aja ya dijalani 26
saja. Kalo contoh universal susah ya, Permasalahan membuat
Kualitas diri lebih
yang penting bisa mengahadapi aja, si A semakin baik dalam
baik
dengan sumarah kan ya harus dengan menghadapi masalah cobaan
to
keimanannya
biar
martabat
meningkat
ya
dan bisa
menghadapi cobaan itu tadi. Tapi kan orang beda-beda ya, sifatnya tiap orang beda-beda. 27
Berati lebih tenang ya pak dalam mengahadapi cobaan? Iya iya..tapi pernah nggak pak dulu merasa Setelah sangat jengkel? Ya pernah, tapi ingat meditasi
melakukan subjek
gitu lho. Sebentar saja itu hilang kok baik
regulasi emosi yang
lebih baik dalam
mas dengan zikir gitu. Misanya difitnah mengendalikan emosi teman, ya mangkel tapi ya terus longar longar gitu aja, ketemu orangnya ya biasa. Sehari gitu dirumah ya mangkel gitu, wajar sebagai manusia tapi habis itu yaudah ya gak papa. 28
Bapak pernah punya pengalaman Dengan pasrah dan tetap
Lebih siap
masa lalu yang sampai sekarang berusaha si A dapat
menghadapi masalah
masih di sesali? Sampai sekarang menghadapi masih belum bisa dilupakan? Gak permasalahan yang ada. ada sih, ada tapi ya langsung selesai, nggak pernah lama. Kalau belum selesai ya pasti dengan waktu ya selesai.
Semua
terselesaikan,
tapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113 nggak menyelesaikan itu bukan masa bodoh ya, kalau sumarah ya dengan pasrah dengan hati, diam, tapi beda sama orang yang diam tapi luwehluweh kan ada, diam tapi hatinya kemrungsung ya sama aja. Biar saja masalah tetap berjalan tapi hatinya tetap pasrah gitu aja. 29
Menerima, pasrah itu bukan hal Si A Menyadari bahwa
Kesadaran sulitnya
yang mudah kan pak? iya, tapi ya pasrah bukan hal yang
pasrah
gak tau ya kalo kata sesepuh itu bisa, mudah seseorang yang punya bawaan yang gak baik harus rajin sumarah. Sulit memang, tapi dulu saya pernah belajar 30
sumarah trus saya punya keinginan Pengalaman unik saat
Pengalaman unik
untuk harus bisa liat yang aneh-aneh mengikuti sumarah gitu, ya bener saya bisa tapi itu kan malah keliru. Saya dulu bisa cerita sama teman-teman saya, besok sana itu meninggal, sampai tanggalan sebelum orang meninggal saya centang, tapi gak tau oramg yang meninggal siapa, hanya tau saja, saya sampai dimarah karena dianggap melantur. 31
Kok bisa itu datangnya dari mana Menyadari bahwa
Kesadaran kegunaan
pak? kayak cuma keangen-angen gitu sumarah tidak untuk
ajaran sumarah
aja mas. Oh ada orang meninggal, tak mencari kesaktian tulis tapi habis itu saya dimarah orang sumarah, sumarah itu gak seperti itu, setelah itu saya nggak bisa apa-apa, sujudnya udah dibetulin arahnya, kalau yang pamong. Dulu tu saya pas sujud kan pingin motor gitu dimarah sama orang sumarah, mereka tahu padahal saya nggak pernah cerita apa bilang kemereka. Akhirnya beberapa bulan ada rejeki atau apa ya , ya bisa beli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114 32
mas. Kalau doa ya doa aja nggak usah A memaknai pikiran
Pikiran yang focus
mikir yang lain-lain. kalau dulu kan yang focus penting
dalam bermeditasi
sumarah itu gak boleh mikir, harus dalam bermeditasi tenang. 33
sumarah.
Selama ini bapak pernah belum Perasaan marah tetap
Pengendalian emosi
merasa marah sekali dengan orang? ada tapi masih bisa Sepintas sepintas aja mas, tetep ada mengendalikan rasa itu tapi ya gak terus gimana gitu. 34
Kita kan bisanya kalau marah sama Pengalaman buruk si A
Pengalaman buruk
orang kan ada beberapa hal yang setelah ikut sumarah biasa
kita
lakukan,
membalas,
memendam.. kalau saya terus terang. Dulu pernah ada masalah dengan RW, saya
dipanggil
diwajibkan
sholat,
pengajian karena saya ber KTP Islam. Trus terang saja saya bahwa memang kalo di kelurahan kan gak boleh nulis agamanya sumarah kan memang harus mengisi yang ada. Saya kan dipaksa sholat dan pengajian, saya kan gak mau, ya saya bilang saya jelaskan , ya 35
pas itu mangkel tapi cuma beberapa A marah saat
Marah menjadi
hari gak lama, paling mangkel sendiri diperlakukan tidak baik
respon si A
kayaknya itu. 36
Ketemu orangnya ya
sekarang udah biasa aja. Saya cerita ke Si A menyadari sesepuh ya diingatkan supaya jangan mengumpat merupakan mangkel, tapi saya pernah mengumpat perilaku tidak baik untuk orang itu, eh orang itu jatuh sampai patah tulang lho mas. Saya lalu diingatkan sesepuh kalau marah ya marah
aja
tapi
jangan
sampai
mengumpat orang karena nanti bisa jadi kenyataan. Di sumarah itu harus hati-hati, meskipun marah, hatinya harus diatur, kalau enggak ya bisa terjadi beneran.
Refleksi diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115 Tapi kalau pas lagi marah atau apa Si A dapat 37
gitu bapak sering langsung sujud ? mengendalikan
Meditasi membantu menghadapi masalah
ya kalau detik itu ya enggak ya ..tapi permasalahan dengan beberapa detik kemudian baru mas, cara meditasi misal saya mimpi buruk yang bikin takut gitu saya sujud terus takutnya itu hilang
mas,
kayak
misa
mimpi
kejatuhan atau terpojok (ketindihan) 38
pelan-pelan sumarah ya bisa lepas, Permasalahan dapat terasa gampang kalau sujud itu mas. diselesaikan dengan Tapi
39
kalau
hubungan
Meditasi melepaskan permasalahan
dengan meditasi.
tetangga gitu, atau pernah ada Si a mempunyai masalah? Nggak ada mas, baik kok. hubungan yang baik Cuma sama RW tadi aja, selesai itu dengan tetangga
Tidak mempunyai permasalahan dengan orang lain
malah saya ditunjuk jadi sekretaris. 40
Kalau pengambilan bapak
dengan Sebelum melakukan
berkaitan
ikut
keputusan, selama meditasi A merasa ragu sumarah
itu
Ragu dalam mengambil keputusan
kalau dalam mengambil
mengambil keputusan itu seperti keputusan apa? Ada bedanya dengan awal dengan sekarang? Yang jelas ya beda mas, kalau dulu nggak langsung terasa disini gitu lho, hati itu kurang luluhnya. 41
Kalau sekarang kira-kira ada masalah Setelah meditasi A gitu, hati itu ya sudah tertata gitu lho. merasa lebih tertata dan
Tenang dalam mengambil keputusan
Bahkan untuk biacara aja dengan hati tenang dalam yang tenang itu ya bicaranya bisa pas mengambil keputusan gitu aja. Kalau dulu gimana pak? masih emosi mas, tapi kan nggak lama. 42
Ada contohnya gak pak dalam Menerima segala resiko mengambil keputusan yang dulu dari keputusan yang masih disesali hingga saat ini? Apa dilakukan ya mas..gak ada kayaknya mas. Kalau saya sih meskipun keputusan yang saya ambil itu salah ya saya terima mas, resikonya seperti apa ya saya terima
Menerima resiko dari keputusanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116 43
mas. Misalnya, mau pergi kerumah Si A menerima resiko
Otonomi
teman keluar kota, tapi gak ketemu ya dari keputusaan yang udah harusnya gelo tapi yaudah itu sudah diambilnya resiko saya karna saya sudah milih gak datang kepernikahan teman
malah
milih pergi kerumah teman, yaudah gak papa. 44
Dulu sih memang saya masih emosi Si A mempunyai saya selalu diingatkan, ya kalo masih pertumbuhan yang kecil ya seperti anak kecil, tua ya berkesinabungan dalam
Si A memiliki pertumbuhan pribadi yang baik
seperti orang tua, kalau masih kecil dirinya seperti orang tua malah disalahke. Hati itu ya harus ditata, jangan ikut-ikut mau jadi kayak orang tua, ikut-ikut nuani malah dimarah saya. Ya udah normal aja gitu. 45
Kalau dalam rumah tangga gitu Sebelum mengambil gimana
pak
cara
mengambil keputusan dalam rumah
keputusannya? Ya kalau sekarang tangga, A tidak gimana baiknya mas, gak emosi. mengedepankan emosi Dibicarakan
dengan
istri
Tidak mengedepankan emosi dalam pengambilan keputusan
gimana melainkan
baikanya untuk anak, maunya apa.
mendiskusikan terlebih dahulu
46
Kalau marah
ya marah tapi cuma A lebih dapat
omongan, dihati malah gak jengkel gak mengendalikan diri
Pengendalian perilaku saat marah
dendam, ya marah aja dimulut, beda ketika sedang merasa kan rasanya, saya malah takut kalau marah marah di hati mangkel malah takut ada apa-apa, gak berani sampai mengumpat jelek sampai dihati mangkel gitu nanti kalau kejadian malah bahaya, ngomong ya ngomong aja tapi dihati enggak. 47
Kalau jengkel dihati gitu malah rasanya Sebelum sumarah saat atinya suwung mas, dingin kayak harus marah merasakaan
Kekosongan dalam hati
direm supaya jangan mengumpat atau kekosongan hati bicara jelek. 48
Rasanya
itu
kayak
ada
yang Meditasi membuat
Lebih terkendali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117 mengendalikan mas. Marah tapi yang adanya kenadali atas gak bikin orang lain sakit hati. Tapi pikiran dengan sumarah lho mas, kalau nggak sumarah malah nggak bisa niteni seperti itu, 49
tapi ya pernah ada kejadian aneh, Selama mengikuti kayak terselamatkan dari kemalangan. sumarah subjek A
Mendapatkan perlindungan
Pernah dulu istri saya mengendong medapatkan anak terus saya angkat belum ada perlindungan seperkian detik itu baju istrinya kena semprotan saos banyak sekali, coba kalo anaknya tapi masih dibawa istri saya pasti sudah kena, ya terus mikir berarti yang dilindungi anaknya, lalu dulu pernah saya mengendong anak saya yang saya ambil dari tempat bayi tiba tiba seperkian detik bendo jatuh pas ditempat dimana anak saya tadi tidur, kalau gak saya angkat tadi sudah pasti kena itu mas. Saya sebelumnya ya gak tau, ya cuma bersyukur aja. Gak bisa diterjemahkan ya cuma ngerasa pengen ngendong aja. 50
Saya masih tertarik dengan cara kita mengendalikan
saya Meditasi membuat A
masalah,
banyak mendengar
cerita orang menjadi lebih sadar,
Pengelolaan pikiran saat meditasi
yang ikut sumarah itu merasakan lebih aware terhadap banyak
perbedaan
sesudah
sumarah,
sebelum kalau
dan dirinya.
bapak
gimana? Ya kalau saya sih gimana ya mas ya biasa aja, kalau ada masalah itu ya gak tau gimana hati itu sudah terata sendiri mas, oh iya harus gini harus gitu. 51
Dan saya itu bersyukurnya kok jarang Setelah mengikuti kena masalah itu mas, terhindar gitu sumarah, si A merasa lho, tapi dulu pernah sih Laras anak terlindungi
Kemampuan dalam menghadapi permasalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118 saya ini karogo, karogo itu melukis gerakan. ini papah trus ini hujan papah itu punya payung besar jadi papah gak pernah kena hujan. Jadi ya itu kalau ada masalah kok ya bersyukurnya keluar keluar gitu aja mas. 52
Payung disini itu pengayoman mas, Dengan iklas A dapat disumarah itu kan ilmunya itu dengan menghadapi
Iklas membantu A menghadapi masalah yang ada
hati ikhlas aja kok kebetulan terhindar permasalahan yang ada terus dari bahaya/masalah tanpa perlu ilmu kanuragan. 53
Kayak biaya sakit, persalinan anak Dengan sumarah hati saya itu ya ada aja mas. Entah gimana menjadi tenang
Hati menjadi lebih damai
pasti kok nya ada jalannya, saya sehingga si A dapat sampai sekarang itu gak ada utang lho mengatasi masalah mas, lebih enggak tapi cukup aja. dengan baik Setiap ada masalah itu ya sujud supaya dilancarkan atau apa ya enggak ya sujud aja dengan hati yang tenang lha kok
ternyata
dilancarkan
segala
sesuatunya. 54
Dengan hati yang ikhlas semua jalan itu dimudahkan. Nyembuhin orang Dengan hati iklas dalam sumarah itu bisa mas, tapi ya kehidupan si A menjadi
Hati iklas membuat kehidupan lebih lancar
gak seperti itu, hubungannya kan lebih lancar. horisontal, kalau vertikal ya dengan menjadi manusia yang seutuhnya itu tadi. Hatinya suci dan menghadap pada Tuhan.
Ada
memang
orang-orang
tertentu di sumarah itu yang bisa menyembuhkan orang, tanpa diapaapakan cuma dipengang ya udah sembuh aja gitu mas. 55
42 tahun bapak hidup ini, memaknai Si A memaknai kehidupan seperti apa pak? kalau kehidupan sebagai saya
kehidupan
ya
menjalani sesuatu yang mengalir
kehidupan itu aja mas, dari kecil saya
Makna hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119 hidup
hingga
berkeluarga
ya
sekarang saya
jalani
sudah saja.
Menjalani hidup itu, semuanya ya berjalan itu aja. 56
Tapi bapak pasti punya cita-cita Kehidupan menurut si A
Makna hidup
kan? Dulu kecil iya, tapi sekarang ya adalah sesuatu yang dijalani aja. Dulu pernah selesai saya harus dijalani lulus dari kuliah pertanian saya ada panggilan kerja di luar jawa tapi waktu itu kan ayah saya juga sakit. Saya milih mengurus bapak saya dari pada kerja disana, padahal kalau dipikir kerja kan buat masa depan ya mas tapi saya milih mengurus bapak saya yang gak sehari dua hari, tapi saya ya menjalani aja, ini tanggung jawab saya sebagai anak. 57
Tapi di hati saya ya nggak ada perasaan Si A belajar iklas dari
Lebih iklas
kecewa atau apa. Tapi waktu itu ya keadaan yang sudah pikiran saya cuma mengurus bapak, terjadi trus umur saya bertambah untuk dapat pekerjaan seperti itu kan ya sudah susah ya mas, tapi ya gak papa. 58
Tapi ya rejeki ya ada saja mas Si A merasa hidupnya sekarang,
tercukupi
meskipun
gak tercukupi
Penerimaan terhadap hidupnya
lebih. Bahkan di iri teman-teman, cuma nongkrong-nongkrong kok apa apa tercukupi, temen temen yang banting tulang sana sini, tapi ya kayak gitu kan gak bisa diiri ya mas. 59
Menurut bapak kenapa bisa seperti Si A merasa ketidak itu? Ya karna mereka gak ikhlas dalam iklasan membuat orang bekerja mas, mengeluh, dapat sekian tidak pernah merasa
Tidak iklas membuat orang tidak merasa puas
dikeluhkan pengenya banyak, ya kayak puas gitu mas gak ada selesainya. 60
Kalau saya anak sakit, saya gak ada Saat si A merasa tabungan tapi ya ada aja cara untuk khawatir terhadap membayarnya, terbayar semua juta- permasalahan
Lebih tenang menghadapi permasalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120 jutaan tanpa utang mas. Saya juga gak kehidupan, meditasi tau datangnya rejeki itu dari mana, tapi sumarah membuat si A kok ya selalu ada saja orang minta lebih tenang tolong sama saya ini itu, ya dapat uang, meskipun tidak tiap hari ada, bukan pekerjaan sehari-hari saya. Ada aja rejekinya, yang penting ketika udah mulai
khawatir
bersyukurnya
itu
sujud
dimudahkan
mas, segala
sesuatunya sama Tuhan. 61
Ya meskipun gak lebih hanya untuk itu Si A mempunyai saja bukan lebih saya manfaatkan pengetahuan baru
Pertumbuhan pribadi yang baik
karena kebaikan Tuhan, cukup untuk tentang moral dan itu saja, rejeki itu sesuai kok. Nyari kebaikan rejeki itu yang penting dengan cara yang jujur, kalau nyari dengan cara ngapusi atau apa mesti ada saja kok mas, entah hilang atau apa. Dulu pernah saya dapat uang 1000 jaman kuliah tak bawa pulang, seneng banget tapi pas di rumah eh akuarium di rumah saya itu pecah mas, gak ada apa-apa padahal sejak saat itu saya nggak berani lagi ngambil yang bukan milik saya. Dengan kejadian itu saya merasa diimgatkan, itu bukan milikmu gitu aja, nemu aja saya gak berani ngambil apalagi nyuri. 62
Kalau dikatakan puas dengan hidup, Hidup menurut si A
Tujuan hidup
bapak puas tidak? Ya menjalani aja harus selalu disyukuri mas, disyukuri aja, tetap mikir untuk dan dijalani selalu berusaha menyekolahkan anakanak sampai dewasa. Kalau puas kan berarti sudah selesai, belajar sumarah itu gak ada selesainya kok. 63
Tapi dengan sumarah itu tertuntun gitu Dengan Sumarah si A lho mas, yang nuntun ya Tuhan. Tapi menyadari Tuhan itu
Kesadaran akan adanya Tuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121 dengan kehidupan seperti ini kan kita ada. jadi sadar bahwa Tuhan itu ada. 64
Selama ikut sumarah ada gak hal Lebih mampu atau
perubahan
yang
Perubahan sikap
membuat menempatkan diri
bapak menjadi baik atau buruk? Biasa aja sih mas, bisa menyesuaikan diri dimana tempat kita berada mas, sopan. Gak yang sok nuani, misal melakukan sesuatu ya tau batasnya. 65
Dengan ikut sumarah itu bapak Menurut si A
Makna kebahagiaan
merasakan kebahagiaan? Ya iya kebahagiaan adalah mas,apa
apa
terpenuhi
ya
lancar, bahagia.
dipermudah, ketika hidup berjalan Kalau
di lancar dan terpenuhi.
wewarah kan ada ikut sumarah itu terjamin
hidupnya,
merasakannya.
dan
saya
Saya selalu merasa
dipermudah dalam hidup mas, ngurus apa apa gitu kayak dipermudah aja. Kebetulan dipermudah sampai urusan yang kadang malah bukan urusan pribadi. 66
Tapi bapak sering menyadari gak Percaya terhadap Tuhan kok apa apa dipermudah? Ya saya membuat si A lebih
Pasrah terhadap Tuhan
percaya saja mas sama Tuhan, kalau mudah dalam percaya sama Tuhan pasti dipermudah menghadapi ya memang bener mas. Susah ya kok permasalahan dilalah disingkirke itu kalau percaya pada Tuhan. 67
Biasanya kan pak orang itu selalu Materi penting untuk mikir bahagia kalau banyak harta/ memennuhi hidup asal materi? ya saya tetap merasa materi itu digunakan seperlunya penting mas asalkan untuk mencukupi kebutuhan aja. Wong sekarang aja kalau mikir besok kalo anak saya sakit, biaya sana berapa rekeningku berapa, untuk persiapan itu aja gak ada mas, gak kepikiran harus nabung dulu yang
Materi penting dalam hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122 banyak untuk masa depan, yaudah yang penting dijalani gak usah itung-itungan sebulan itu harus habis berapa.kan ada orang yang seperti itu 68
Tapi bapak tetep punya cita-cita Dengan Sumarah A atau keinginan untuk punya apa merasa tidak khawatir
Ketenangan dalam hidup
gitu? Ya gak usah gitu mas, sekarang aja misal gak ada beras ya tiba-tiba ada beras kok mas, entah dikasih entah apa. Saya malah takut, malu malah sama Tuhan kalau saya khawatir. 69
Tapi saya ya memang gak berlebih, Si A menerima segala
Penerimaan diri
pingin kayak orang lain gitu ya enggak sesuatu yang dimiliki kok mas, nanti ada waktunya, ya dalam hidupnya pokoknya seneng aja, liat orang lain punya apa ya gak papa, gak pengen gak apa, biasa aja. Trus mikir harus punya harus bisa ya enggak juga. 70
Tapi masih punya kekhawatiran Si A memasrahkan
Kepasrahan diri
menjalani hidup kan pak? ya tetep segala kekhawatirannya ada mas, wajar layaknya manusia terhadap Tuhan biasa, khawatir kalau anak sakit atau apa. Mantep dan percaya diri aja, percaya aja sama Tuhan kalau percaya nanti pasti ada jalannya. Tapi ya tetap ada lah yang untuk njagani walau gak banyak. Semua itu saya yakin pasti ada solusinya. 71
Kalau pas ikut sujudtannya, apa ada Kebahagiaan menurut si gak perasaan dalam diri bapak A adalah menerima merasa bahagia saat sujud? Ya kalau segala sesuatu yang di sumarah itu ya tenang itu aja mas, sewajarnya. perasaan tenang, sedih ya gak sedih, senang ya ra banget-banget. Nerima sumarah itu ya gitu misal dapat sesuatu yang membahagiakan ya gak bahagia banget-banget.
Makna kebahagiaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123 72
Sujudtan itu ya biasa aja, pas ada Dengan meditasi, A masalah gitu ya terus sujudtan ya dapat mengelola
Meditasi meredam gejolak dalam diri
ditengah-tengah gitu aja, nggak ngerasa perasaan dan emosi yang sengsoro nah setelah itu memang ada dalam dirinya masalah masih ada tapi ya longgar, perasaan
senang
yang
tadinya
mengebu-ngebu ya terus enggak gitu aja. 73
Misal bapak ada masalah terus Dengan sumarah si A
Kedamaian batin
sujudtan, masalah itu ada ditengah- menemukan kedamaian tengah?
Artinya
gini
mas,
gak batin
sengsara banget ya gak bahagia banget, merasa
wajar
dan
netral
saja.
Permasalan itu menjadi netral, kita menjadi rileks, ngleremke ati. 74
Misal pas punya masalah gitu terus Meditasi melepaskan sujudtan ya disuruh melepaskan ya pikiran negativ
melepaskan pikiran negativ
lepas lho mas. Gak cuma dipikiran saja nerimanya tapi didalam hati juga. 75
Tapi ya nanti masalah itu tetap harus dihadapi dan jadinya gak susah mas, oh Dengan meditasi ternyata gini to, kalau dipikirkan wah sumarah lebih tenang masalah
e
ra
Tenang dalam menghadapi permasalahan
rampung-rampung, menghadapi
dipikir terus padahal ternyata setelah permasalahan dijalani dihadapi ya mudah aja. 76
Terkadang kan kita terbelenggu atas nafsu kita sendiri padahal gak sesulit Melepas pikiran yang yang ada dipikran kita kalau dijalani itu negative membuat hidup
Melepas pikiran negatif
mas. Makanya ketika nafsu kita udah lebih baik dilepas ya udah lebih mudah untuk menjalani. 77
Sekarang tujuan hidup bapak itu apa? Ya membesarkan anak sampai Tujuan hidup si A dewasa mas, sampai madiri lah. Saya membesarkan anak akan tetap di sumarah, cekelan saya ya sampai mandiri tetap sumarah, percaya pada Tuhan. Ya pokonya
menjalani
hidup
sebagai
Tujuan hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124 manusia seutuhnya. 78
saya percaya kehidupan selanjutnya. Sakit aja kalau memang sakit ya harus Dengan A bisa
Pengendalian diri
diterima. Kalau percaya sama Tuhan mengontrol dirinya itu apa apa dimudahkan mas, mampu sendiri secara otomatis mengontrol diri sendiri secara otomatis. Dalam sumarah itu tidak ada aturan apalagi tentang moral, budipekerti, ya tuntunan Tuhan sendiri. 79
Mau di sumarah itu sampai kapan pak?
Sumarah
itu
sudah
seperti A menganggap Sumarah
Identitas diri pribadi
pakaian bagi saya mas, masa gak saya sebagai identitas diri pakai, masa lepas baju. Meskipun di sumarah gak ada aturan yang mengikat. 80
Apa
yang
membuat
bapak
menjadikan itu bagian dalam diri A merasa semakin dekat
Dekat dengan Tuhan
bapak? Pertama ya itu, mendekatkan dengan Tuhan ketika ia diri pada Tuhan itu merasakan bahwa ikut sumarah Tuhan itu ada. Terus kehidupan sehari hari dengan cara mendekatkan diri pada
Tuhan
di
sumarah
itu
dimudahkan. Ada pengalaman gak pak yang 81
membuat bapak yakin Tuhan itu Hidup menjadi lebih
Kedamaian batin
ada? Ya kayak tadi itu mas apa apa mudah, nyaman dan dipermudah itu saya yakin Tuhan itu tenang ada, merasa nyaman tenang dalam hidup itu ya karena Tuhan itu ada. 82
Menerima segala sesuatu dengan lega, beda lho mas rasanya. Wong surga aja Menerima segala sesuatu tenang tentram bukan hanya nafsu, dengan ikhlas kalau neraka kan rasanya kayak hati sedang disakiti.
Kalau masih nafsu,
masih merasakan badan bukan surga namanya. Intinya percaya aja pada Tuhan.
penerimaan berlandaskan ke iklasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125 Kenapa kok di sumarah malah bisa menemukan adanya Tuhan gak di agama?
Karena memang saya gak
bisa mas, sudah. Saya dari sekolah sudah jujur kalao memang saya gak bisa. Ternyata ya gak papa mas, mereka
memaklumi.
Teman-teman
saya tau saya sumarah juga gak papa, biasa aja mas, gak papa, gak ada masalah,
buka
musrik.ya
kalau
sekarang pasti ada orang-orang yang gak suka karena dianggap kafir, tapi yaudah
ya
gakpapa
gak
ditanggapi, kan itu urusan mereka.
usah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
TEMA-TEMA RESPONDEN I
A. Pengelolaan diri negative 1. Mudah emosi 2. Ragu dalam mengambil keputusaan 3. Kehampaan dalam hati B. Regulasi emosi 1. Pengendalian emosi 2. Tidak mengedepankan emosi dalam pengambilan keputusan 3. Mengendalikan perilaku ketika marah C. Perubahan sikap menjadi positif 1. Lebih tenang menghadapi masalah 2. Lebih iklas 3. Menempatkan diri 4. Kesadaran akan adanya Tuhan 5. Kedamaian hati D. Hubungan positif dengan orang lain 1. Menjalin hubungan baik 2. Tidak mempunyai masalah dengan orang lain E. Proses pengelolaan pikiran saat meditasi 1. Pikiran fokus 2. Piliran lebih terkendali 3. Melepas pikiran negative F. Penerimaan diri positif 1. Percaya diri 2. Menerima dirinya G. Otonomi 1. Tenang dalam mengambil keputusan 2. Menerima resiko dari keputusan H. Tujuan Hidup 1. Membesarkan anak I. Pemakna Hidup 1. Sesutau yang harus di jalani J. Makna kebahagiaan 1. Menerima 2. Hidup berjalan lancar
(Nomor) 34, 35 40 47
27,33 45 46 25, 28, 37, 38, 60, 75 57, 52, 54, 82 64 63, 80 53, 73, 81 17 39 32 48, 50 76, 74 23 69, 26 41 42,43 77 55,56 71 15, 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TEMA-TEMA RESPONDEN II
A. Pengelolaan diri negative 1. Mudah emosi B. Regulasi emosi 1. Pengendalian emosi 2. Menyadari emosi yang muncul C. Proses pengelolaan pikiran saat meditasi 1. Pikiran positif 2. Pikiran focus 3. Non-judgement D. Perubahan sikap menjadi lebih positif 1. Lebih tenang 2. Bertanggung jawab 3. Introspeksi diri 4. Kekawatiran berkurang 5. Aware pada diri sendiri E. Hubungan positif dengan orang lain 1. Hubungan baik dengan siapa saja 2. Peran di kegiatan sosial 3. Menolong siapa saja 4. Bersahabat dengan siapa saja F. Penguasaan lingkungan 1. Tidak terpengaruh stimulus negative G. Otonomi 1. Menerima konsekuensi H. Makna kebahagiaan 1. Merasa bahagia ketika melihat anaknya bahagia 2. Penerimaan I. Pemaknaan hidup 1. Hidup harus dijalani dengan baik J. Tujuan hidup 1. Membesarkan anak K. Penerimaan diri 1. Menerima stimulus negative 2. Menerima pengalaman masalalunya
(Nomor) 13, 35
36, 25 , 50, 14 15 19 26 48 1, 3, 24, 41, 25 33, 34 43 9, 40 46 7 15 22 29, 30 16 17 38 52 32 37 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127 No Verbatim 1 Bisa diceritakan gak Bu, apa sih
Catatan
Tema Spesifik
sebenarnya alasan ibu memilih ikut Sumarah? Subjek Y mengikuti Lebih tenang sumarah dikarenakan mas, yang ada hanya rasa tenang dan merasa tentram, tenang dan tidak sumelang. tentram di hati gak takut apa-apa. Ohh... alasannya itu di hati itu enak e
Jadinya gak ada pemikiran sumelang itu gak ada jadinya yang ada pasrahin aja dengan gusti Allah jadinya lebih enteng gimana ya yang ada rasa ayem. 2.
Subjek Y mengikuti Sumarah dikarenakan saya itu kan dari keluarga sumarah, kemauan sendiri Awalnya juga lucu kok, memang
Memiliki Autonomy
bapak ibu kan nggak pernah to nyuruh
itu
gak
pernah.
Jadi
tergantung anaknya mau apa, kalo yang namanya udah besar udah kuliah gitu kan udah ada tanggung jawabkan dengan orang tua, ya contohnya nganter bapak ibu ke sumarah itu mas. Awalnya sih kan pas
nganterkan
capek
ya
kalo
langsung pulang,akhirnya duduk aja nungguin, 3
Y merasakan Merasakan kedamaian aja Subjek kedamaian saat mengikuti nungguin? Tapi kok Cuma nunggu Sumarah aja bedaya rasanya, kayak gak ada ohh
jadi
cuma
duduk
kekawatiran apa kalo apa-apa kok juga
enak,
itu
awalnya
masuk
sumarah. 4
Y mengikuti Ikut sumarah kemauan Tapi gak ada paksaan dari orang Subjek sumarah tidak ada paksaan sendiri tua atau gimana? Enggak ada. Wong waktu aku bilang sama bapak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128 itu bapak kaget kok, eh pak boleh gak saya ikut sumarah. 5
Tapi mulai seriusnya ikut sumarah itu kapan Bu? Yang kerasa pengen
Subjek Y serius mengikuti Awal ikut sumarah SMA Sumarah sejak SMA
bangetnya itu kapan bu? Ya waktu kuliah itu. Tapi pastinya tahun berapa itu saya lupa e, saya gak pernah nganu kayak gitu itu, wes jalan aja.hehhee. 6
Jadi sebelummya itu Islam ya bu?,
Sebelum ikut Sumarah Sebelum di sumarah subjek maksudnya ..iya sebelumnya saya subjek Y beragama Islam beragama Islam islam,
tapi
ya
islam gitu
lah,
pengemar apa saja, karena keluarga besar saya kan tidak harus apaya kekebetulan keluarga besar saya santai ya untuk masalah keyakinan, 7
saya islam tapi temen-teman yang Saat beragama islam subjek Subjek Y dapat berelasi dan ber relasi dengan siapa saja tidak fanatic katholik juga banyak, kadang nganter dan tidak fanatic ke Sendang sono, maksudnya adalah tidak terus fanatik, jadi tetep ke sendang sono, padahal kan jauh kan ya mas. Pas motonya, dulu kan motornya yang hitam itu, saya juga kenal frater, frater kan juga nganterin ke rumah, dan bapak saya juga tau kalo itu frater karena kan gak bisa dibohongi
kan
facenya,
pembawaannya juga beda, pasti beda, kok ngertos pak? yo bedolah hehhe. 8
Pas sujutan niku menggunakan Meditasi membuat subjek Y meditasi membantu dapat mengatasi mengatasi permasalahan Tapi mungkin secara tidak langsung permasalahan itu waktu kecil itu kan saya ke cara-cara islam mboten?
kebumen tempatnya simbah, SMP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129 apa SMA ya itu saya naik bis sendiri, saya kan mabukan to mas, jadi pas saya menyebut nama Allah Allah gitu, karena pas mau mabuk banget tapi saya sendiri padahal kan saya sadar rasa ah saya kok mabuk gitu lho, jadi gak mabuk. jadinya trus menyebut nama Allah Allah itu tapi waktu itu saya ya gak tau kalo sebenarnya itu ya sumarah 9
Perbedaan rasakan,
yang dulu
paling
kan
ibu
ibu ikut
sumarah pas zaman kuliah ya bu, selama itu yang menurut ibu paling ibu rasakan selama ini? Apa yo mass, yang pertama itu ya
Hal paling di rasakan subjek Tidak kawatir yang kedua itu kita itu Y saat mengikuti sumarah merasa santai, tidak ada berteman juga enak, tidak ada apa kekawatiran dan mudah ber yaa, jadi berteman dengan semua itu relasi santai,
sama tidak ada rasa was-was, tidak ada rasa duh klambimu kok koyo ngono yo, wedi aku ra diterima atau gimana itu gak ada, 10
apakah bisa dikatakan penerimaan diri itu lebih baik ya bu? Wah iya Subjek Y merasa nyaman di Merasa nyaman sumarah mas, sangat nyaman sekali, Contohnya bu? Kalo di Islam itu kan kaku ya, kaku banget, kalo saya yang menerima. Kalo di sumarah itu enak, karena terus terang apa ya bedanya nyaman,
11
kalo
di
islam
itu
kadang
Subjek Y merasa terbatasi Perasaan terbatasi membuat kitaberteman dengan siapa saja itu dalam ber relasi sebelum di subjek Y mencari hal sumarah berbeda gak bebas, lho kae sopo to kok koe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130 karo iki karo kae, di hati sayayo rapopo to, wong kekancan kok, misalnya kayak gitu, wong kekancan ki rapopo to ramasalah, tapi begitu saya itu melepas yaudah gak ada urusan apa-apa, karena saya juga punya teman-teman yang bener-bener kadang mengurusi urusan orang lain, itu yang pertama, yang kedua dalam beribadah jugabeda,
kadang kan
kitakalo beribadah pengen disawang oleh orang lain, waktu itu pengen dilihat
aku
wes
lho, aku
wes
melakukan itu lho, kayak gitu. Tapi kalo
disumarah
itu
kan
urusan
pribadi, kalo mau kayak gitu ya monggo, gak ya gapapa, wong itu ya urusanmu dengan Gusti. 12
Itu malah membuat ibu lebih tenang? Itu membuat saya oh iya Subjek Y menemukan hal Sumarah membuat subjek yang membuat nyaman di merasa nyaman saya diberi tanggung jawab ternyata, sumarah bukan karena untuk orang lain, tapi untuk aku, aku yang butuh. Tapi sebetulnya tiang sepuh itu tau lho kalo kita lagi ndableg istilahnya, lagi gak sembayang gitu tau, tapi kan gak yang langsung eh kamu gini-gini, itu enggak mas. ya tinggal kita ,akhirnya ooh ternyata tuntutan di sumarah itu bukan untuk disawang orang lain begini begitu, tergantung balik lagi ke kitanya, karena nantinya kalo saya pribadi merasa kalo saya benar-benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131 menembah
marang
gusti
Allah
nantinya yangdapat juga saya, kalo saya 13
Misalnya ngadepi anak-anak seperti
Subjek Y mempunyai emosi Emosi yang tinggi ini, dulu itu mas saya itu gejolak yang tinggi emosinya itu awal-awal ya luar biasa
14
tapi ternyata di sumarah bisa lho Setelah mengikuti sumarah emosi subjek mulai Regulasi emosi nglerem, dan kita tahu kalo kita terkontrol sebetulnya mau marah nah tapi kalo kita mendekatkan diri ke Tuhan ya harapannya semuanya lebih baik,
15
dengan
sujut
itu
ya
Bu?
Subjek Y mengikuti Hubungan positif dengan Iya..berarti salah satu sujud itu kegiatan di lingkunganya orang lain dapat mengontrol emosi? Salah satunya ... Trus kalo relasi dengan orang-orang
sekitar
gimana
bu?Kan ibu sudah lama ikut di sumarah? Ya setiap kegiatan apa aja saya ikut, ya saya menunjukan saya itu memang berbeda, tapi untuk urusan masyarakat, usaha sosial di masyakarat, yang penting kita ketok di masyarakat, baik apa yang bisa kita lakukan untuk bersinergi dengan masyarakayt
ya
sudah
dilakukan.misalnya adakerja bakti ya ngetok, bisa ngasih snack ya ngasih. Tapi selama ibu nderek sumarah 16
itu
masih
adagak
model
deskriminasi, Pengalaman ngoten?
Subjek Y tidak terlalu Penguasaan lingkungan baik Apa ya, kalo dari berteman ya ada memikirkan diskriminasi yang dialami beberapateman di tempat kerja ya ada yang seperti itu, masyarakat ya ada tapi
tergantung
pada
kitanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132 Sekarang kalo saya sih terus terang sudah tidak memikirkan itu, 17
karena saya sudah dewasa sudah tau Subjek Y bertanggung Otonomi yang baik jawab terhadap keputusanya konsekuensinya dari apa yang saya pilih,
nggak
usahkepercayaan
siapapun itu wes, agamaapapun wes, tapi saya sungguh percaya padagusti Allah bahwa kalo kita niatnya baik lama-lama kita akan diberikan apa 18
ya, kemudahan istilahnya. Bisa tapi
Subjek Y dapat menerima Dapat menerima memang tidak bisa yakin semua bisa permasalahan yang ada permasalahan menerima kita itu memang tidak bisa saya itu aja ya semua saya terima tapi itu bukan berarti terus itu merubah hidup saya gimana gimana gitu enggak.
19
Semuanya pasti ada mas, kalo dipikir Segala bentuk diskriminasi Pikiran positif yang diterima subjek di banget-banget nanti malah kita sikapi dengan pikiran positif sendiri yang rugi yang penting kita tidak seperti itu, kadang itu mikirnya kita klenik kita punya ritual yang melenceng
dianggap
beda
tapi
meskipun kita terangkan ke yang melakukan diskriminasi itu udah seperti itu, weslah sing pentingaku raseperti
itu,
tapi
tempat
kami
memang percaya ada seperti itu, monggo saja setiap orang kan punya pilihan tapi saya tidak seperti itu. 20
Biasanya diskriminasi itu dalam bentuk apa Bu? Ya kalo lisan itu memang banyak sekali tapi yasudah,
Bentuk diskriminasi yang Diskriminasi diberikan tapi kalo langsung ngomong pernah diterima subjek Y berupa dalam bentuk lisan lisan gak yaa..biasanya sikap mas, kan kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133 bisa merasakan kan kalo sikap. 21
Biasanya gimana bu kalo sikap itu? Ya kadang ngomongnya atos, Bentuk diskriminasi dengan Diskriminasi berbentuk perilaku menyindir sindiran kadang nyindir gitu to, sindiran gitu, jadi gitu mas ngomongin kita tapi kita disebelahnya. Yasudah begitulah tapi asyiknya disitu itu tantangan ya
22
Tapi kalo hubungan secara umum dengan tetangga dan lingkungan sekitar itu gimana bu? Oh kalo itu
Hubungan subjek Y dengan Hubungan positif dengan ya baik mas. harus baik, yang penting tetangga baik seperti tolong orang lain menolong kita menujukan keihlasan, menunjukan tidak adanya perbedaan antara kita, kita mau menolong siapapun gak masalah jadi dengan cara kayak gitu itu orang yang meihat ya
biarkan
melihat,
yang
bisa
merasakan ya merasakan, yang bisa merubah sikap ya monggo merubah sikap, yang belum bisa ya gapapa. 23
Kalo sekarang saya tanya kepada ibu
setelah
ikut
sumarah,
bagaimana ibu melihat diri ibu sekarang? Dibandingkan dulu saat blm ikut sumarah apa ada hal Subjek Y mengalami Perubahan hidup positif perubahan yang positif itu ya jelas ada mas, kalo gak ada dalam dirinya yang ibu rasakan berubah? Wah
mesti saya sudah melepas. Tapi ya tetep sih mas, namanya juga manusia ya mas, kalo diberikan kemewahan kenikmatan yang lebih sering lupa diri, aku mengakui lho hahha, kadang lupa, ning sumarah tapi ra sujudtan hahha, aku lho.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134 24
Kalo yang baik ya semuanya jadi setelah meditasi subjek Y Perubahan sikap menghadapi permasalahan lebih santai, misalnya dapat tugas dengan lebih tenang besok harus mengerjakan ini, kalo dulu kan pasti wes kemrungsung wah piye iki gitu gitu to mas, tapi kalo sekarang yaudah santai, karena ya gimana ya, bukan berarti kita tidak terus tidak melakukan itu tidak, tapi menerimanya
25
jauh
lebih
santai
artinya terus ada perasaan emosi
Lebih gejolak gitu itu ndak..iso po ra, trus emosi
dapat
mengontrol Regulasi emosi
bisa tenang ya to, tapi ya tenangnya tidak kosong sih , karena kalau di sumarah itu kan sebisa mungkin ingat sama Gusti Allah 24jam, itu tadi kecuali
kalau
merasa
diberi
kenikmatan trus lupa hehehehe, t 26
tapi terus lepas kendali, kita jadi bisa mikir oh dadi besok kalo ngene aku kudu ngene lho hehhe.. enaknya
Meditasi membuat Y menjadi lebih fokus, lebih
Mempunyai penguasaan lingkungan yang baik
aware terhadap dirinya.
disitum lainnya itu kalo kayak gitu, lha aku kudu ngene kudu ngono wah jan spontanitas mesti gitu, tapi saya udah nggak ngalami kayak gitu, enaknya disitu, jadi nek menghadapi sesuatu wes ngerti kudu ngene. Nah kalo sekaranggitu, ibu punya 27
gak pengalaman masa lalu yang masih ibu sesali atau belum lego hingga sekarang? Apa ya...satu, saya kalo dengan keluarga sudah bisa, keluarga besar itu saya dari dulu itu sama orang tua sudah ngabekti, tidak ada..jadi berusaha semuanya itu
Subjek Y tidak mempunyai pengalaman masa lalu yang disesali
Penerimaan diri yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135 untuk orangtua, jadi ..yaa mungkin oranglain akan berpikir bahwa wah kok ngene kok ngono tapi kalo saya nggak mas, saya malah berterima kasih karena saya sudah merasa jadi orangtua , maksudnya itu ya kita dilahirkan...tapi kalo yang disesali itu gak adakok mas, mungkin apa ya tantangan saya itu sama anak-anak 28
harus lebih sabar, karena kan apa apa Y menyadari dirinya harus masih harus banyak belajar, masih lebih sabar dan banyak kadang ada emosinya.
29
Pertumbuhan pribadi yang baik
belajar
Tapi saya bersyukurnya itu untuk penyimpangan-penyimpangan
saya
Subjek Y dapat berelasi Hubungan positif dengan memang berusaha untuk tidak, tapi dengan siapa saja orang lain bukan berarti saya pilih-pilihteman, teman saya banyak dan saya tidak milih-milih dalam berteman, malah kadangsaya suka nungguin temanteman saya yangsuka aneh-aneh tapi yangpenting saya tidak seperti itu, saya tetap berteman jadi artinya untuk penyimpangan sosial gak ada, 30
malah kadang saya suka membantu teman-teman
kayak
volunter-
voluntergitu mas dan saya juga sama orang
tua
ya
berusaha
sebaik
mungkin jangan sampe menyakiti, kalo bisa bantu ya bantu. 31
Kalo
dalam
pengambilan
keputusan kan pasti banyak yang kita pilih dalam hidup, nah selama ibu
nderek
prosesnyanya
sumarah
itu, gimana
Subjek Y suka menolong Hubungan positif dengan teman-temanya orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136 bu?Ohhh...kalo keluarga saya pasti minta pertimbangan suami, itu satu,
Dalam mengambil Mendiskusikan keputusaan karena namanya keluarga tidak boleh keputusan Y meminta pertimbangan suami lepas dari suami, apapun, misalnya pendidikan
ya
sama
suami,
pertimbangan pasti ada. Nah kalo bicaratentang kehidupan 32
ya bu? Menurut ibu arti hidup itu apa sekarang? Kalo saya itu hanya sebatas menjalani hidup, dengan benar, sesuai tuntutan dari Gusti Alllah, tapi jugatidak lupa bahwa
Si A memaknai kehidupan sebagai sesuatu yang
Makna kehiudpan sebagai sesuatu yang mengalir
mengalir
segala sesuatu itu tidak lepas darinya. Menjalani wae, menjalaniwae dengan apik, apa yang bisa kita lakukan ya lakukan,
sebaik
mungkin,
tidak
melepas tanggung jawab, 33
karena kita itu dikasih tanggung jawab itu banyak e nah kalo kita udah tau itu tu hidup dadi ora sekarep e
Dengan tanggung jawab Y menjalani hidup lebih
Tanggung jawab membuat hidup teratur
teratur dan terkendali
dewe gitu lho..kalo saya pribadi lho. Kalo saya dengan keluarga yaudah 34
saya bekerja tapi ya keluarga tetap nomor satu,nah kalo disekolah piye carane tidak melepas dari tanggung
Agar dapat bertanggung jawab Y tidak melakukan
Melakukan hal yang berguna membuat Y semakin bertanggung jawab
hal yang tidak berguna
jawb, artinya jangan sampai kita melakukan hal-hal yangtidak guna. Kalo ini ya bu? Seumpama ya 35
dalam hal emosi, selama ibu ikut sumarah, bagaimana emosi yang ibu rasakan? Kalo saya sih emosi Sebelum mengikuti sumarah Regulasi emosi yang buruk Y tidak dapat mengontrol sampaikan tadi, tapi kalo marah emosi masih mas, seperti yang sudah saya
sudah tidak seperti dulu, kalo dulu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137 itu, ini tu ee...ngomong sendiri, ngedumel sendiri, sekarang udah gak. Ini memang tidak lepas, tapi kalo dari skala yang dulu jauh sekali, tapi kalo emosi 36
,masih
adamas
karena
kan...ada
batesannya
tapi
kalo
sekarang,
sekarangitu
bisa
lebih
Y merasakan perubahan Regulasi emosi yang baik sekarang, kalo yang saya rasakan ya selam mengikuti meditasi, Y dapat menontrol emosi udah jauh beda banget dulu dan
ngontrol.
37
Kalau sekarang sebagai orangtua dan guru tujuan hidup ibu yang paling ingin dituju? Ya anak bisa tumbuh besar hehhe... gizitercukupi ya to, senang, tujuan
Tujuan hidup subjek Y Tujuan pertama itu ya anak-anak. Banyak hal membesarkan anak-anaknya hidupmembesarkananak yang saya ajarkan keanak-anak, ke masyarakat
saya
mereka terbiasa, untuk
kenalkan
agar
kepanti asuhan,
mengajarkan
rasa
syukur,
artinya ya mereka sehat senang bahagia dan bisa ngerti orang lain, dan menjadi lebih baik, wes sepele itu tok hehe mergo aku ibu mas hehehe...jadi ketika saya melihat mereka bahagia saya ikut bahagia, 38
kalo anak mengalami apa ya jadi evaluasi kita. Trus kalo namanya orang hidup
39
kan
materi
bu?kebahagian
penting ibu
ya
tergantung
padamateri, materi itu prioritas keberapa
sih
bu
dalam
Subjek Y merasabahagia Makna kebahagiaan saat melihatanaknya bahagia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138 menentukan kebhagiaan ibu? Kalo materi itu malah gak terlalu e,
Materi tidak menjadi faktor Materi bukan salah faktor wong materi itu dari gusti allah, penentu kebahagiaan pendukung kebahagiaan seberapa punyang diberi mesti kita cukup, sayapernah merasakan dari bawah, jadi mikir gak cukup jebulane cukup,
kalo
dipikir
secara
matematika itu gak nalar, tapi nak kita percayaitu pasti tercukupi.artinya gini mas, materi itu gak Cuma satu, ini lho, tapi Tuhan berikan banyak cara, kita 40
kadang ... yawes jalan aja nanti juga Subjek A percaya setiap Setiap permasalahan pasti permasalahan ada solusinya ada soulusinya pasti ada, entah itu seperti apa harus apa pasti ada jalannya. Punya uang dari ini ya gak tau yowespokok e santai wae, nanti pasti adajalannya, entah dari mana.
41
tapi Tuhan berikan banyak cara, kita Menerima kepunyaan diri Subjek A menerima segala pribadi pasti ada, entah itu seperti apa harus sesuatu yang diapunya kadang ... yawes jalan aja nanti juga
apa pasti ada jalannya. Punya uang dari ini ya gak tau yowespokok e santai wae, nanti pasti adajalannya, entah dari mana. Trus ini bu, kan yang namanya 42
kehidupan
kan
pasti
ada
pertumbuhan entah itu secarafisik, emosi, sikap kan pasti ada stepnya dia bertumbuh, kalo sekama ikut suumarah
yangibu
rasakan
bertumbuh itu apa? Sikap, sikap itu yaa ada postif dan negatifnya. Tapi yangutama dan penting adalah kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139 harus selalu menunjukan ssikap yang baik, yang bisa dicontoh. Misalnya,
43
ditempat kerja itu menguras bener Subjek A mengalamai perubahan sikap ketika Perubahan sikap emosi dan semuanya, cobaan benar, mengikuti sumarah disatu sisi kalo kita cerita ketemanSubjek A memberikan teman ya kembali kekita juga, respon positif pada stimulus Respon positif yasudah capek kalo disana mau negatif seperti apa ya tetap aja, ini kaitannya sama keyakinan, tapi saya cuek aja sih mas, saya kadang nganggep gojek.
44
Tapi secara keseluruhan ya namanya
Subjek A dapat Refleksi dan intropeksi manusia kan ada yang baik adayang merefleksikan dan menintropeksi dirinya gak ya itu lumrah saja, saya selalu instropeksi diri kok mas, gak semua mesti salah mereka, mungkin saya juga ada sikap atau prilaku yang kurang baik, saya kadang mikir gitu kok mas, saya merasakan gini lho..
45
Kalo
saya
tanya
ibu
mau
disumarah samapi kapan?
Subjek Y mengikuti Mengikuti sumarah sampai sumarah sampai akhir hayat akhir
Ya maunya sampai besok sampai akhir hayat. Kalo anak-anak yang gede udah nanya, soalnya kita kan kadang rutin sumarah kalo sudah tidak
ada
apa-apa
nah
anak,
kitamemang blm rutin 46
ohhh yayaya, saya mau Tanya buk kalau sujud itu apa yang dirasakan Dengan meditasi subjek Aware pada diri sendiri dapat lebih aware pada sama ibuk? dirinya Wah haa lucu itu mas, sujudtan itu sebenernya kita bisa mengenal diri kita malu sendiri itu lo.
47
Oo iya kalau mas sudah melakukan
Setelah bermeditasi subjek Merasakan sesuatu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140 sujudtan dengan benar geli sendiri. merasakan indah Saat sujudtan itu saya merasakan sesuatu 48
yang
indah,
sesuatu
yang indah
nikmat.
Contohnya apa buk?Indah nikmat
Pengamatan terhadap Non-judgment itu? Lahh… itu itu.tu gak bisa e mas pristiwa kekinian tanpa kritik dan penilaian tidak seperti duniawi, karena kalau udah sujud itu kita udah gak bisa ngomong kae kie bojoku kae kie endak e mas jadi udah sama.
49
Istilahnya gimana ya mas udah gak ada, udah gak mikirkan itu mas. Pengamatan terhadap Non-judgment pristiwa kekinian tanpa Sudah langsung menyembah pada kritik dan penilaian allah gitu mas.
50
Terus rasanya itu ya sejuk ya nikmat. Kalau bisa kayak gitu mas isoh Subjek A dapat megatur Regulasi emosi emosinya ngatur emosine.
51
Akhirnya itu akan berjalan sendiri, kalau kita marah itu artinya sujudtan
Menjadi lebih tenang
Tenang
kita itu ngk pas gitu mas. Kalau itu benar-benar kita rasakan hidup itu kie ya enak mas. Kita lihat apa aja itu jadi biasa mas. 52
Biasanya itu kayak apa buk? Gak ada gejolak gitu lo, nerimanya juga enak ya itulah yang saya rasakan di sumarah. Ya itu tadi mas yang bisa menikmati
kesjukan
kenikmtan.
Wahh seneng banget mas kalau bis kayak gitu kie, yaa emosi juga bisa terkontrol. Kalau dulu pas masih muda itu seneganengegrundel dewe. Ohhh koq isoh ilang dewe yo aneh.
Makna kebahagian dapat menerima
saat Makna kebahagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
TEMA-TEMA RESPONDEN II
A. Pengelolaan diri negative 1. Mudah emosi B. Regulasi emosi 1. Pengendalian emosi 2. Menyadari emosi yang muncul C. Proses pengelolaan pikiran saat meditasi 1. Pikiran positif 2. Pikiran focus 3. Non-judgement D. Perubahan sikap menjadi lebih positif 1. Lebih tenang 2. Bertanggung jawab 3. Introspeksi diri 4. Kekawatiran berkurang 5. Aware pada diri sendiri E. Hubungan positif dengan orang lain 1. Hubungan baik dengan siapa saja 2. Peran di kegiatan sosial 3. Menolong siapa saja 4. Bersahabat dengan siapa saja F. Penguasaan lingkungan 1. Tidak terpengaruh stimulus negative G. Otonomi 1. Menerima konsekuensi H. Makna kebahagiaan 1. Merasa bahagia ketika melihat anaknya bahagia 2. Penerimaan I. Pemaknaan hidup 1. Hidup harus dijalani dengan baik J. Tujuan hidup 1. Membesarkan anak K. Penerimaan diri 1. Menerima stimulus negative 2. Menerima pengalaman masalalunya
(Nomor) 13, 35
36, 25 , 50, 14 15 19 26 48 1, 3, 24, 41, 25 33, 34 43 9, 40 46 7 15 22 29, 30 16 17 38 52 32 37 18