Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM MONITORING DAN MAINTENANCE UNTUK PENGELOLAAN DSLAM DAN MSAN Unit Maintenance Optima PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Witel Jateng Timur Selatan (Solo) Rizal Yunan Rifai1, Adian Fatchur Rochim, S.T., M.T 2 Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jalan Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang Kode Pos 50275 Telp. (024) 7460053, 7460055 1
2
Fax. (024) 746055
[email protected]
Abstrak Perkembangan teknologi serta perangkat telekomunikasi pada saat ini berkembang dengan pesat. Beragam inovasi media transmisi maupun perangkat telekomunikasi semakin kompleks dan beragam. Saat ini penyebaran jaringan akses internet mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Internet telah menjadi media bagi masyarakat di zaman sekarang untuk memenuhi kebutuhan akan informasi. Oleh karena itu PT.Telkom sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi merasa perlu untuk menyediakan suatu jaringan yang mendukung hal tersebut yakni melalui perangkat DSLAM dan MSAN. Untuk menjaga agar perangkat maupun media transmisi dapat bekerja dengan baik, diperlukan suatu sistem monitoring. Monitoring adalah suatu aktifitas pemantauan terhadap suatu objek untuk mengetahui setiap kondisi atau perubahan yang terjadi pada objek yang dipantau. Salah satu proses monitoring yang dilakukan adalah terhadap perangkat Digital Subscriber Line Access Multiplexer (DSLAM) dan Multi Service Access Node (MSAN), yang dimiliki oleh PT. Telkom. Digital Subscriber Line Access Multiplexer (DSLAM) merupakan sebuah peralatan yang berfungsi menggabungkan dan memisahkan sinyal data dengan saluran telepon yang dipakai untuk mentransmisikan data, dan terletak di ujung sentral telepon terdekat. Sedangkan Multi Service Access Network atau Jaringan Layanan Multi Akses merupakan platform single yang mampu mendukung teknologi akses tradisional yang sudah digelar secara luas, disamping juga mampu mendukung teknologi baru. MSAN memungkinkan TELKOM memberikan layanan triple play yaitu menyalurkan layanan high speed internet access (HSIA), Voice packet dan layanan IPTV secara bersamaan melalui infrastruktur yang sama. Beberapa software monitoring yang digunakan antara lain Cacti, Easy Measurement for Bandwidth, Attenuation, and SNR Speedy (EMBASSY) dan T3-Online (Telkom Trouble Ticket). Kata Kunci : DSLAM, MSAN, Monitoring, Cacti, EMBASSY, T3-Online
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk atau yang lebih dikenal dengan nama TELKOM adalah salah satu BUMN yang bergerak di beberapa bidang yang mencakup telecomunication, information, multimedia, dan edutainment. Bidang-bidang di TELKOM ini dikembangkan untuk mengikuti tuntutan kebutuhan konsumen yang semakin berkembang sesuai kemajuan teknologi. Salah satunya akses internet sekarang sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Selain
memenuhi kebutuhan masyarakat modern, layanan akses internet juga merupakan lahan potensial untuk mengembangkan TELKOM. Oleh karena itu, salah satu layanan TELKOM adalah jaringan internet bernama Speedy yang menjadi satu satu layanan TELKOM yang diunggulkan selain dua layanan yang lainnya, yakni telepon dan TV. TELKOM Speedy adalah layanan berbasis Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) yang diberikan oleh PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. kepada para pelanggannya untuk mengakses
jaringan internet. Untuk dapat menyelenggarakan layanan ini, TELKOM menggunakan beragam jumlah dan jenis perangkat infrastruktur jaringan seperti Digital Subscriber Line Access Multiplexer (DSLAM), Multi Service Access Node (MSAN), Fiber To The Home (FTTH). Untuk menjamin kualitas dan ketersediaan layanan TELKOM Speedy kepada pelanggan, TELKOM memiliki berbagai sistem pendukung layanan TELKOM Speedy. Easy Measurement for Bandwidth, Attenuation, and SNR Speedy (EMBASSY) adalah aplikasi yang digunakan untuk mengelola dan memonitor kondisi perangkat dan infrastruktur jaringan TELKOM Speedy yang terhubung langsung dengan pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia. Operational Support System Speedy (OS3) adalah aplikasi yang digunakan untuk mengelola service RADIUS terkait dengan manajemen Authentication, Authorization, dan Accounting (AAA) pelanggan Speedy secara terpusat. Element Management System (EMS) digunakan untuk memeriksa kondisi kesehatan DSLAM. Selain aplikasi-aplikasi yang telah disebutkan, masih banyak aplikasi lain yang semuanya memiliki tujuan utama meningkatkan kualitas layanan TELKOM Speedy. Terlepas dari banyaknya sistem pendukung layanan TELKOM Speedy yang dimiliki, sistem tersebut hanya bersifat korektif. TELKOM tidak dapat mengetahui dan menyelesaikan gangguan yang terjadi pada jaringan TELKOM Speedy, sampai ada pelanggan yang melaporkan gangguan tersebut. Setelah laporan gangguan dari pelanggan diterima, barulah TELKOM melakukan tindakan dengan bantuan sistem tersebut. Semakin banyak perangkat atau network element yang terpasang dalam jaringan, semakin banyak juga titik kegagalan atau Point of Failure (POF) yang harus diperiksa. Hal inilah yang menyebabkan penanganan terhadap gangguan tersebut menjadi lambat. Selain itu, banyaknya informasi
dari berbagai aplikasi menyulitkan TELKOM untuk mendapatkan informasi yang benar-benar dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan pelanggan.
Gambar 1. Point of Failure TELKOM Speedy
Lambatnya penanganan ganggunan tersebut dapat diatasi dengan membangun sistem monitoring yang bersifat preventif. Melalui sistem ini, kegagalan perangkat pendukung layanan TELKOM Speedy akan dengan cepat diketahui dan penanganannya dapat dilakukan lebih cepat pula. Oleh karena itu, sistem monitoring ini diperlukan. Selain itu, sistem ini dapat mengumpulkan dan mengolah informasi perangkat-perangkat pendukung layanan TELKOM Speedy sehingga perangkatperangkat dapat bekerja dengan opimal. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dilaksanakannya kerja praktek pada Unit Maintenance Access And Optima di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Witel Jateng Timur Selatan (Solo) ini adalah: 1. Untuk memenuhi syarat kelulusan Program Studi S1Teknik Elektro Universitas Diponegoro. 2. Menjalin kemitraan antara dunia pendidikan dan dunia perusahaan. 3. Untuk mempelajari sistem monitoring dan maintenance access di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Witel Jateng Timur Selatan (Solo). 4. Untuk mempelajari peralatan telekomunikasi yang digunakan dalam sistem monitoring dan maintenance access di PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk Witel Jateng Timur Selatan (Solo). 1.3 Batasan Masalah Untuk memperjelas ruang lingkup dan analisa, maka permasalahan lebih ditekankan pada Sistem Monitoring dan Maintenance perangkat DSLAM dan MSAN dalam layanan TELKOM Speedy dengan memperhatikan informasi berupa host up/down status, IP Address, Ping, Last Fail, dan Availability. Walaupun demikian, sistem ini dirancang untuk dapat dikembangkan tidak hanya untuk perangkat DSLAM dan MSAN tetapi juga untuk perangkat lain seperti Base Transceiver Station (BTS). II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer) Digital subscriber line access multiplexer (disingkat DSLAM) adalah sebuah peralatan yang berfungsi menggabungkan dan memisahkan sinyal data dengan saluran telepon yang dipakai untuk mentransmisikan data. Peralatan ini terletak di ujung sentral telepon terdekat. Berfungsi juga sebagai multiplekser. Perangkat ini merupakan sebuah syarat dalam pengimplementasian jaringan digital subscriber line. Pada perangkat DSLAM biasanya sudah terpasang splitter yang berfungsi memisahkan sinyal suara dan sinyal data. Sinyal suara akan menuju perangkat sentral telepon, dan sinyal data akan diarahkan menuju broadband remote access server (BRAS) melalui media transmisi yang bisa berbentuk E1, STM-1 (serat optik). Selanjutnya dari BRAS akan diarahkan ke masingmasing penyelenggara jasa Internet yang sudah bekerjasama. DSLAM terbagi menjadi DSLAM Outdoor dan DSLAM Indoor yang pada inti kerjanya adalah sama hanya penyebutan jenis modulnya saja yang berbeda. Prinsip kerja DSLAM pada prinsipnya sama dengan ADSL.
DSLAM memisahkan frekuensi sinyal suara dari trafik data kecepatan tinggi, serta mengontrol dan merutekan trafik digital subcriber line (xDSL) antara perangkat end–user, seperti: router, modem, dan network interface card, dengan jaringan penyedia layanan. DSLAM menyalurkan data digital memasuki jaringan suara (POTS). DSLAM mengalihkan kanal suara (biasanya dengan menggunakan splitter) sehingga sinyal tersebut dapat dikirimkan melalui PSTN, dan kanal data yang sudah ada kemudian ditransmisikan melalui DSLAM yang sebenarnya adalah kumpulan modem DSL. Setelah menghilangkan sinyal suara analog, DSLAM mengumpulkan sinyal-sinyal yang berasal dari end-user dan menyatukan menjadi sinyal tunggal dan bandwidth lebar, melalui proses multiplexing. Sinyal yang sudah disatukan ini disalurkan dengan kecepatan Mbps ke dalam kanal oleh peralatan switching backbone melalui jaringan akses (AN) yang biasa disebut network service provider (NSP). Sinyal yang dikirimkan melalui internet atau jaringan lain muncul kembali pada sentral telepon yang dituju, dimana DSLAM yang lain menunggu. DSLAM bersifat flexible dan dapat mendukung berbagai macam DSL yang terdapat dalam sebuah sentral telepon, yang juga menyediakan routing maupun penomoran IP secara dinamik untuk pelanggan (enduser). Jika tidak tersedia tempat di dalam MDF atau ternyata jarak antara sentral dengan pelanggan terlalu jauh maka solusinya dengan menggunakan mini DSLAM. Mini DSLAM ini dapat diletakkan pada RK yang terdapat di antara STO dengan pelanggan.
Gambar 2. DSLAM
Adapun parameter-parameter yang digunakan untuk menentukan performansi DSLAM, yaitu: Throughput, yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps. Troughput juga mengacu pada banyaknya data yang dapat dikirimkan dalam suatu waktu. Hal ini sangat bergantung pada ketersediaan bandwidth pada jaringan. Kecepatan upstream dan downstream, yaitu kecepatan saat melakukan upload dan download. SNR (Signal to noise ratio), yaitu perbandingan puncak sinyal dengan noise yang diukur. Nilai SNR dipengaruhi oleh kekuatan signal dan besarnya noise. Secara kasar tanpa melihat nilai power signal dan noise, semakin besar nilai SNR maka kualitas yang didapat akan semakin baik (bisa jadi signalnya yang besar atau noisenya yang kecil). Attenuation (dB), yaitu besarnya faktor redaman kabel. Kabel mempunyai velocity factor yang menyebabkan semakin panjang kabel maka loss-nya akan semakin besar. Setiap kabel memiliki nilai yang berbeda – beda tergantung dari bahan dan luas penampang kabel. Dengan begitu, semakin kecil nilai Line Attenuation maka akan semakin baik.
Output power, yaitu besarnya power yang dihasilkan dari suatu perangkat. Prinsip Jaringan Data Menggunakan Perangkat DSLAM Jaringan telepon terdiri dari sentral telepon, RK (Rumah Kabel), DP (Distributin Point), dan pelanggan. Pada saat ini, PT. TELKOM tidak hanya menawarkan pelayanan data suara saja (telepon) tetapi juga menawarkan pelayanan dalam bentuk data digital. Data digital tersebut antara lain: VoIP, IPTV, internet, dll. Untuk itulah dibutuhkan perangkat DSLAM yang memiliki fungsi : Sebagai filter voice dan data. Sebagai modulator / demodulator DSL. Sebagai multiplexer. DSLAM Indoor
Gambar 3. Arsitektur DSLAM Indoor
Gambar 4. Diagram Jaringan Lokal
DSLAM Outdoor
Gambar 5. Arsitektur DSLAM Outdoor
Tujuan dari DSLAM Outdoor : 1. Memperpendek jaringan akses ke pelanggan 2. Menghilangkan kabel primer lalu diganti dengan FO (Fiber Optik) 3. Central Voice dan Central Data ditempatkan di luar Contoh DSLAM Outdoor adalah miniDSLAM dan MSAN 2.2 MSAN MSAN (Multi Service Access Node / Multi Service Access Network ). MSAN memberikan layanan Voice, Data dan Video. Tentu saja layanan ini tergantung pada service yang disediakan oleh operator telekomunikasi yang bersangkutan. Untuk layanan Voice, perangkat MSAN harus terhubung ke service control, yaitu softswitch atau IMS (IP Multimedia Subsistem). Untuk layanan data, MSAN terhubung ke BRAS dan RADIUS. Sedangkan untuk layanan Video/IPTV, MSAN harus terhubung ke Middleware dan Head End. Perbedaan dengan DSLAM jika dibandingkan dengan DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer), perbedaannya terdapat pada proses layanan Voice. Pada DSLAM, sinyal voice dari pelanggan masuk splitter dan setelah splitter, sinyal voice diteruskan ke PSTN Switching yang berbasiskan Circuits switch. Pada MSAN, sinyal voice analog dari user yang masuk ke splitter
dilanjutkan menuju ke Card/subcard yang ada di MSAN untuk diproses (dalam hal ini MSAN berfungsi sebagai Access Gateway) dan dikirim ke uplink. Dengan demikian Fungsi MSAN identik dengan fungsi DSLAM ditambah dengan fungsi Access Gateway (untuk Voice).
Gambar 6. MSAN
Untuk bentuk arsitektur dari MSAN susunannya sama dengan mini-DSLAM yakni menggunakan bentuk arsitektur DSLAM Outdoor dan jenis modul yang digunakan juga berbeda dengan DSLAM baik modul pelanggan, modul control, dan modul power dalam hal spesifikasinya. Untuk MSAN modul control menggunakan tipe IPMD, untuk modul power menggunakan tipe PWX, dan modul pelanggan menggunakan tipe CSRB. III.PEMBAHASAN 3.1 Sistem Monitoring dan Maintenance DSLAM dan MSAN PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Witel Jateng Timur Selatan (Solo) pada Jaringan Speedy Dalam proses monitoring dan maintenance DSLAM dan MSAN terutama pada jaringan Speedy, PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk menggunakan beberapa aplikasi seperti : EMBASSY (Easy Measurement for Bandwith, Attenuation, Attainable Rate and SNR Speedy), T3 (Telkom Trouble Ticket) Monitoring System, dan Cacti Backbone Monitoring. Aplikasi ini hanya bisa dijalankan oleh para officer yang bertanggungjawab terhadap unitunit yang dikelola seperti Unit Maintenance dan Optima yang menangani maintenance DSLAM,
MSAN, BTS (Base Transceiver Station) ,dan DLC (Digital Loop Carrier).
3.1.1 EMBASSY(Easy Measurement for Bandwith, Attenuation, Attainable Rate and SNR Speedy) EMBASSY adalah singkatan dari Easy Measurement for Bandwith, Attenuation, Attainable Rate and SNR Speedy. Aplikasi ini digunakan untuk membantu dalam mengukur jaringan Speedy. Fungsi - fungsi EMBASSY antara lain : 1. Mengukur kualitas jaringan 2. Untuk melihat bandwith yang diberikan pelanggan sesuai dengan paketnya atau tidak (mengukur jaringan speedy). 3. Untuk melihat posisi speedy pelanggan online / tidak 4. SMS ( informasi berupa nomor contact person pelanggan , alamat, datek = data teknis untuk petugas teknis di lapangan sebagai work order)
c. Datek [ DP, RK, MDF ] d. EQN [Penomoran Pair pada Sentral ] e. Nama Pelanggan f. Alamat Pelanggan
Gambar 9. Data Teknis
Berikut cara penggunaannya : A. Penggunaan EMBASSY untuk mengukur kualitas jaringan 1. PC / Laptop sudah tekoneksi dengan Internet dan VPN Connection PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk 2. Membuka browser dan masuk ke alamat http://10.88.10.250/embassy/ind ex.php 3. Login
Gambar 7. Aplikasi EMBASSY Gambar 10. Login EMBASSY
Secara umum EMBASSY digunakan untuk : 1. Pengukuran SNR (Signal to Noise Ratio) / Kualitas Jaringan
Gambar 8. SNR (Signal to Noise Rasio)
2. Untuk Mencari Data Teknis Pelanggan, yaitu berupa : a. Nomor Telepon b. Nomor Speedy
4. Pilih Menu [No Speedy via Rekontruksi RadOnline]
Gambar 11. Menu EMBASSY
5. Memasukkan nomor Speedy yang akan di ukur kualitas
jaringannya pada kolom [Nomor], lalu tekan UKUR.
4.
Pilih Menu [Datek]
Gambar 12. No Speedy via Rekontruksi RadOnline
Gambar 15. Menu EMBASSY 5. Masukkan Nomor Telepon / Nomor Speedy Pelanggan pada kolom yang sudah tersedia, lalu klik [CEK DATEK] Gambar 13. Informasi kualitas jaringan
Hal – hal yang perlu diperhatikan setelah nomor Speedy diukur, antara lain : 1. Memastikan laporan pada kolom Link Status harus UP. 2. Tolak Ukur Jaringan / SNR Harus >13 db / 15 db sudah Standar, dan jika melebihi maka dinyatakan sudah baik.
B. Penggunaan EMBASSY untuk mencari data teknis jaringan pelanggan 1. PC / Laptop sudah tekoneksi dengan Internet dan VPN Connection PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk 2. Membuka browser dan masuk ke alamat http://10.88.10.250/embassy/ind ex.php 3. Login
Gambar 14. Login EMBASSY
Gambar 16. Data teknis pelanggan 3.1.2 Telkom Trouble Ticket (T3) Online Monitoring System T3-Online adalah singkatan dari Telkom Trouble Ticket Online yang merupakan aplikasi yang digunakan untuk keperluan koordinasi penanganan gangguan antar unit-unit terkait. Fungsi T3 (Telkom Trouble Ticket) Online secara khusus berfungsi untuk monitoring gangguan dan peng-close-an gangguan yang sudah selesai. Gangguan timbul dari laporan pelanggan untuk ditindaklanjuti. Di bawah ini adalah merupakan petunjuk dan persyaratan minimal dalam menggunakan aplikasi T3-Online Speedy : 1. Browser Internet. Untuk penggunaan fungsi-fungsi secara maksimal sebaiknya menggunakan Internet Explorer versi 6.0 keatas.
2. Seluruh data tanggal pada aplikasi ini menggunakan format mm/dd/yyyy, misalnya untuk tanggal 1 Maret 2015 dituliskan 03/01/2015. Seluruh data waktu (jam) menggunakan format AM/PM, misalnya untuk pukul 9.30 pagi akan dituliskan 9.30 AM.
Gambar 17. Login T3
3.
Lalu masuk All tickets
Mengakses T3-Online : 1. Masuk browser, ketik alamat : http://t3-online.telkom.co.id/ 2. Login 3.1.3 Cacti Salah satu software monitoring yang digunakan adalah Cacti. Cacti adalah tool monitoring network yang didesain dengan memanfaatkan kemampuan fungsi RRDTool sebagai penyimpanan data dan pembuatan grafik. Dengan menggunakan Cacti, dapat diketahui gangguan pada perangkat. Untuk memudahkan proses monitoring dibuat aplikasi monitoring berbasis SMS gateway. Proses monitoring pada Cacti tergantung pada ranah kinerjanya seperti Cacti untuk DSLAM dan MSAN, BTS (Base Transceiver Station) , GPON (Gigabit Capable Passive Optical Network), dan sebagainya. Cacti banyak digunakan dikalangan institusi maupun corporation. Pemilihan Cacti sebagai aplikasi monitoring karena memiliki beberapa kelebihan dan fitur antara lain bersifat open source, telah menghadirkan template grafik yang siap digunakan, jumlah graph item yang tidak terhingga, mendukung semua tipe graph dari RRDTools, data source dapat dibuat dengan memanfaatkan fungsi create dan update, yang terdapat di RRDTools (Round-robin database tool) dengan menggunakan PHP (Hypertext Preprocessor). Monitoring yang dilakukan Cacti bekerja dengan menggunakan protokol SNMP (Simple Network Management Protocol ) dan ICMP (Internet Control Message
Gambar 18. All Tickets
Protocol ) untuk dapat menghasilkan grafik. RRDtool memudahkan dalam mangamati serta menganalisa trafik bandwidth, kondisi untilisasi perangkat jaringan atau server, semua dapat diamati dalam kurun waktu harian (daily), mingguan (weekly), bulanan (monthly), maupun tahunan (yearly) Operasi Cacti dibagi menjadi tiga tugas yang berbeda, yaitu 1. Pengumpulan Data (Data Retrieval ) Cacti mengumpulkan data melalui poller, yaitu sebuah aplikasi yang dieksekusi dalam interval waktu konstan sebagai layanan penjadwalan dalam sistem operasi yang berbeda. 2. Penyimpanan Data (Data Storage) Dalam penyimpanan data, Cacti menggunakan RRDTool ( Round Robin Database Tool ). RRDTool (Round Robin Database Tool) adalah sebuah sistem untuk menyimpan dan menampilkan data yang dikumpulkan perwaktu dari device yang menggunakan SNMP. RRDTool mampu mengkonsolidasikan data histories berdasarkan fungsi-fungsi konsolidasi seperti average, minimum, maximum, dan lainnya untuk menjaga kapasitas penyimpanan tetap minimum. 3. Representasi Data (Data Representation) Salah satu fitur utama dari RRDTool (Round Robin Database Tool) adalah fungsi grafik built-in. Cacti
menggunakan fungsi grafik bulit-in ini grafik dari data-data yang dikumpulkan melalui device pengguna SNMP perwaktu tertentu. Fungsi grafik bulit-in ini mendukung auto- scaling dan logaritma y-axis. Fitur ini memungkinkan untuk menampilkan satu atau lebih item dalam satu grafik dan juga perubahan simbol lain seperti maksimum, rata-rata, dan lain sebagainya.
Tabel 1. Kode STO
SO2.FDC_1
SO2.MRC_1
SO7_1
SO2 = kode STO ( Sentral Telepon Otomat) F = DSLAM (outdoor) DC_1 = penamaan lokasi / pemetaan lokasi SO2 = kode STO M = MSAN RC_1 = penamaan lokasi / pemetaan lokasi tanpa kode (DSLAM Indoor)
untuk menghasilkan laporan berbentuk
Gambar 19. Cacti
Informasi yang diberikan berupa : Status, IP Address, Ping, Last Fail, Availability
Gambar 20. Legenda Cacti
Legenda Cacti menunjukkan status yang ditunjukkan. Warna Hijau berarti normal, warna biru laut berarti recovering (proses perbaikan) dan warna mearh berarti down (terjadi masalah/gangguan)
3.2 Perangkat arsitektur yang terdapat pada sistem DSLAM dan MSAN tersebut single mode (SMF) atau multi mode (MMF). Tipe SFP antara lain :
Gambar 21. SFP
SFP (Small Form-Factor Pluggable) adalah modul transceiver (Tx dan Rx) yang menjadi interface antara perangkat dengan jaringan serat optik. SFP dibagi menjadi beberapa jenis, bergantung pada jarak kabel optik yang digunakan, serta tipe kabel optik
Gambar 22. Splitter
Kegunaan splitter adalah untuk men-split (split = memisahkan) frekuensi “rendah” dengan “tinggi” yang berjalan bersama-sama dalam satu line telepon atau dapat mengatakan splitter
berfungsi memisahkan sinyal analog (suara) dan digital (koneksi data) supaya satu line telepon bisa dipakai baik untuk koneksi internet (digital signal) maupun telepon biasa (analog signal). Spitter bertugas menjaga supaya sinyal di kisaran frekuensi rendah tidak menginterferensi yg di kisaran frekuensi tinggi dan sebaliknya. Frekuensi rendah disini yaitu voice. sedangkan frekuensi tinggi nya yaitu data. Splitter ini berguna untuk menghubungkan kabel antara modem dan line telepon ke jaringan kabel telepon dari perusahaan telepon, pada contoh kasus ini misalnya PT. Telkom dengan jaringan koneksi internetnya Telkomspeedy. Di dalam DSLAM terdapat tiga jenis modul yakni modul pelanggan, modul control, dan modul power.
Gambar 25. Modul power miniDSLAM tipe PWDH
Untuk modul power, miniDSLAM salah satunya menggunakan tipe PWDH merk ZTE. Di dalam modul power ini juga terdapat rectifier sebagai penyearah gelombang untuk mengubah sinyal tegangan AC (Alternating Current) menjadi tegangan DC (Direct Current). Untuk MSAN modul control menggunakan tipe IPMD, untuk modul power menggunakan tipe PWX, dan modul pelanggan menggunakan tipe CSRB.
Gambar 23. Modul Control miniDSLAM tipe SCCF
Untuk modul control DSLAM Indoor menggunakan tipe STM-1 (Synchronous Transport Module level 1) dan STM-4 untuk mini-DSLAM modul control salah satunya menggunakan tipe SCCF.
Gambar 24. Modul pelanggan DSLAM tipe ASNV
Untuk modul pelanggan, DSLAM menggunakan salah satunya tipe ASNV (64 port) merk ZTE lalu ada juga yang menggunakan tipe A32 merk Teledata, tipe RI port merk Aztec.
Gambar 26. Modul Control, Power, Pelanggan dalam MSAN
Di dalam DSLAM/ MSAN juga terdapat rectifier. Rectifier adalah alat yang digunakan untuk mengubah sumber arus bolak-balik (AC) menjadi sinyal sumber arus searah (DC). Gelombang AC yang berbentuk gelombang sinus hanya dapat dilihat dengan alat ukur CRO. Rangkaian rectifier banyak menggunakan transformator step down yang digunakan untuk menurunkan tegangan sesuai dengan perbandingan transformasi transformator yang digunakan. Penyearah dibedakan menjadi 2 jenis, penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh, sedangkan untuk penyearah gelombang penuh dibedakan menjadi penyearah
gelombang penuh dengan center tap (CT), dan penyearah gelombang penuh dengan menggunakan dioda bridge.
Perangkat tambahan lainnya adalah baterai untuk menyuplai listrik DC yang tersambung juga ke rectifier dan juga modul modul lain di dalam MSAN/DSLAM.
Gambar 28. Baterai Gambar 27. Rectifier
IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan 1. Digital Subscriber Line Access Multiplexer (DSLAM) merupakan sebuah perangkat yang menjadi syarat dalam pengimplementasian jaringan Digital Subscriber Line (DSL). 2. Teknologi DSLAM merupakan teknologi broadband access yang sangat mendukung dalam memberikan layanan broadband. 3. DSLAM mengalihkan kanal suara (biasanya dengan menggunakan splitter POTS ) sehingga sinyal tersebut dapat dikirim melalui PSTN , dan kanal data yang sudah ada kemudian ditransmisikan melalui DSLAM yang sebenarnya adalah kumpulan modem DSL. 4. Ada dua tipe DSLAM yang digunakan di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Witel Jateng Timur Selatan (Solo) yaitu DSLAM Indoor dan DSLAM outdoor (mini-DSLAM dan MSAN) 5. MSAN (Multi Services Access Network) merupakan perangkat access network yang melayani multi services. 6. MSAN (Multi Service Access Node) menghubungkan pelanggan telepon ke core network sehingga pelanggan dimungkinkan untuk memperoleh telepon biasa, ISDN atau fasilitas broadband seperti DSL dengan hanya menggunakan single platform.
7.
ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line) adalah teknologi akses yang memungkinkan terjadinya komunikasi data, voice, dan video secara bersamaan, menggunakan media jaringan akses kabel tembaga 1 pair. 8. Dalam proses Access Maintenance, PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk menggunakan tiga software yang digunakan yakni T3-Online (Telkom Trouble Ticket), Cacti, dan EMBASSY (Easy Measurement for Bandwith, Attenuation, Attainable Rate and SNR Speedy). 4.2 Saran 1. Secara periodik dilakukan survey dan pengecekan data pada baik pelanggan maupun di Telkom agar tidak terjadi kerancuan pada data tertulis di database telkom dengan keadaan yang sebenarnya. Sehingga jika terjadi gangguan dapat segera dicari dan diketahui alamatnya untuk dilakukan perbaikan segera. 2. Dibutuhkan kerjasama yang baik dalam tim sehingga dapat mengerjakan tugas dengan cepat dan tepat. 3. Perlu diberi backup media transmisi, sehingga apabila ada kerusakan misalnya kabel putus, sistem masih dapat berjalan dan pelanggan masih mendapat layanan tanpa harus menuggu perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA [1] __________, Buku Panduan Produk dan Layanan Speedy, PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk , 19 Desember 2011. [2] __________, Laporan Tahunan PT. Telkom Indonesia, Tbk, 2009. [3] Fadhil, Febri. 2006. Laporan Kerja Praktek “Teknologi Digital Subcriber Line Access Multiplexer (DSLAM) pada Jaringan Speedy”. Jurusan Teknik Elektro Univeristas Diponegoro. Semarang. [4] Margosim, Ali. 2005. Laporan Kerja Praktek “Teknologi ADSL pada Layanan Speedy”. Jurusan Teknik Elektro Univeristas Diponegoro. Semarang. [5] Rofiah, Siti. 2014. Makalah Tugas Peripheral “Teknologi GPON (Gigabyte Passive Optical Network) dan MSAN (Multi Service Access Node)”. Sekolah Tinggi elektronika dan Komputer. Weleri. [6] Fahrul, Ginanjar dkk. 2010. Makalah Kerja Praktek “ Sistem
Monitoring EMS DSLAM”. ITB. Bandung. [7] Agatha, Ruhi. 2006. Makalah Kerja Praktek “Unit MDF (Main Distribution Frame) dan Teknologi ADSL (Asymetric Digital Subcriber Line)”. Jurusan Teknik Elektro Univeristas Diponegoro. Semarang. BIODATA PENULIS Rizal Yunan Rifai lahir di Sukoharjo pada tanggal 29 Maret 1994. Penulis telah menempuh pendidikan dari TK Miftakhul Jannah, SD Negeri Madegondo I, SMP Negeri 3 Surakarta, dan SMA Negeri 1Surakarta. Dan saat ini sedang melanjutkan studi di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro mengambil konsentrasi Teknologi Informasi.
Semarang, Maret 2015 Semarang, Maret 2015
Dosen Pembimbing
Dosen Pembimbing
Adian Fatchur Rochim, S.T., M.T. NIP 197302261998021001