DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 1
LESSON STUDY BERGILIR UNTUK MENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK Slamet*) NIP 19711105 199803 1 009 Kepala SD Negeri Wuwur UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang 59262 *)
e-mail:
[email protected]
Abstrak Penerapan pendekatan saintifik di SD Negeri Wuwur saat ini masih menemui kendala dalam penerapannya. Guru masih mengalami kesulitan dalam mengoptimalkan siswa. Pengamatan yang dilakukan oleh siswa masih dangkal, kemauan dan kemampuan menanya siswa belum bersifat investigatif, kemampuan menggali informasi masih kurang tajam, dan kemampuan mengasosiasi masih dangkal, dan keinginan serta kemampuan untuk mengomunikasikan ide, proses, dan temuan hasil belajarnya masih minim. Hal ini tampak dari pengamatan awal yang penulis lakukan sebagai seorang kepala sekolah, hanya 1 dari 8 orang guru atau 12,5% yang memperoleh predikat layak dalam menerapkan pendekatan saintifik. Sementara 7 guru yang lain masih belum mampu mengorganisir pendekatan ini dengan baik. Oleh sebab itu, Penulis sebagai Kepala Sekolah SD Negeri Wuwur akan melakukan upaya meningkatkan kemampuan guru dalam implementasi pendekatan saintifik melalui lesson study bergilir. Lesson Study Bergilir terbukti dapat meningkatkan kemampuan guru dalam penerapan pendekatan saintifik pada guru-guru SD Negeri Wuwur dalam implementasi kurikulum 2013 Tindakan yang direncanakan dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap upaya peningkatan kompetensi dan kinerja guru. Kata kunci: Kompetensi Guru, Lesson Study Bergilir
1. Pendahuluan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan pendidikan adalah usaha sadar menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Berdasarkan undang-undang tersebut bahwa dengan adanya pendidikan akan tercipta sumber daya manusia yang unggul, cerdas dan bermartabat yang dapat mengisi dan membangun bangsa. Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil membawa semua anak didik kepada tujuan itu. Lebih lanjut dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengemukakan fungsi, maksud dan tujuan serta profil lulusan dari sistem pendidikan nasional Indonesia, sebagai berikut. a. Sistem Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat. b. Sistem Pendidikan Nasional dimaksudkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
c. Sistem Pendidikan Nasional ditujukan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri , dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pemerintah melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidik dan Tenaga Kependidikan (BPSDM PTK) telah melatih para guru untuk menerapkan kurikulum 2013. Pembelajaran yang menerapkan prinsip tematik integratif serta menggunakan pendekatan saintifik pun telah dilatihkan kepada para guru. Dengan pelatihan tersebut, para guru diharapkan mampu mengaktifkan siswa dalam mengamati, menanya, menggali informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Sampai sejauh ini, apa yang menjadi pesan dari UU No 20 tahun 2003 dan apa yang menjadi inti Kurikulum 2013 tersebut masih perlu terus dikembangkan. Pembelajaran yang seharusnya menggunakan pendekatan saintifik, yang menjadi ruh sistem pendidikan, masih perlu terus ditingkatkan mutunya. Penerapan pendekatan saintifik di SD Negeri Wuwur saat ini masih menemui kendala dalam
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 2
penerapannya. Guru masih mengalami kesulitan dalam mengoptimalkan siswa. Pengamatan yang dilakukan oleh siswa masih dangkal, kemauan dan kemampuan menanya siswa belum bersifat investigatif, kemampuan menggali informasi masih kurang tajam, dan kemampuan mengasosiasi masih dangkal, dan keinginan serta kemampuan untuk mengomunikasikan ide, proses, dan temuan hasil belajarnya masih minim. Hal ini tampak dari pengamatan awal yang penulis lakukan sebagai seorang kepala sekolah, hanya 1 dari 8 orang guru atau 12,5% yang memperoleh predikat layak dalam menerapkan pendekatan saintifik. Sementara 7 guru yang lain masih belum mampu mengorganisir pendekatan ini dengan baik. Oleh sebab itu, Penulis sebagai Kepala Sekolah SD Negeri Wuwur akan melakukan upaya meningkatkan kemampuan guru dalam implementasi pendekatan saintifik melalui lesson study bergilir. Upaya seperti dimaksud di atas direncanakan akan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sampai semua guru pelaksana kurikulum 2013 mencapai kondisi minimal seperti yang dipersyaratkan. Melalui lesson study bergilir diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mengajar dan menerapkan pendekatan saintifik guru SD Negeri Wuwur dalam implementasi kurikulum 2013. Telah disebutkan di awal bahwa penerapan pendekatan saintifik guru SD Negeri Wuwur rendah, yang untuk selanjutnya akan ditetapkan sebagai variabel y, sehingga untuk bisa memenuhi standar minimal implementasi kurikulum 2013, kepala sekolah harus melakukan upaya. Upaya yang diusulkan pada penelitian adalah penerapan lesson study bergilir, yang selanjutnya ditetapkan sebagai variabel x. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam penerapan pendekatan saintifik melalui model pembinaan profesi lesson study bergilir.
2. Materi dan Metode 2.1. Materi Peningkatan kompetensi guru merupakan amanat UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Upaya peningkatan guru bukan hanya kegiatan sesaat, tetapi lebih merupakan kegiatan berkelanjutan, yang dilaksanakan sesuai dengan konsep continuing professsional development (CPD). Salah satu kegiatan yang sangat tepat untuk dapat dimasukkan dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) adalah lesson study Lesson Study adalah model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Lesson Study pada dasarnya adalah salah satu bentuk kegiatan pengembangan profesional guru yang bercirikan
guru membuka pelajaran yang dikelolanya untuk guru sejawat lainnya sebagai observer, sehingga memungkinkan guru-guru dapat membagi pengalaman pembelajaran dengan sejawatnya. Lesson study merupakan proses pelatihan guru yang bersiklus, diawali dengan seorang guru: 1) merencanakan pelajaran melalui eksplorasi akademik terhadap materi ajar dan alat-alat pelajaran; 2) melakukan pembelajaran berdasarkan rencana dan alat-alat pelajaran yang dibuat, mengundang sejawat untuk mengobservasi; 3) melakukan refleksi terhadap pelajaran tadi melalui tukar pandangan, ulasan, dan diskusi dengan para observer. Oleh karena itu, implementasi program lesson study perlu dimonitor dan dievaluasi sehingga akan diketahui bagaimana keefektifan, keefesienan dan perolehan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Dengan keterlibatan guru dalam Lesson Study, diharapkan kepala sekolah dapat mengambil keputusan yang penting dan tepat bagi peningkatan mutu pembelajaran di sekolah. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang mengikuti alur: (a) mengamati, (b) menanya, (c) menggali informasi, (d) mengasosiasi, dan (e) mengomunikasikan. Pembelajaran ini adalah pembelajaran yang mendorong siswa aktif. Siswalah yang aktif dalam melakukan 5 M (mengamati, menanya, menggali informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan) tersebut. Namun demikian, semua itu tergantung kepada kemampuan guru. Siswa akan malas mengamati bila yang diamatinya adalah sesuatu yang tidak menarik dan tidak menantang. Siswa tidak tertarik dan tidak tertantang untuk mengamati kalau dia tidak melihat adanya sesuatu yang penting dan bermanfaat dari apa yang diamati. Karena itu, guru harus pandai memilah dan memilih bahan yang perlu diamati siswa. Guru harus pandai menyusun bahan pengamatan tersebut sehingga siswa tertarik dan tertantang untuk mengamatinya.
2.2. Metode Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang. Dilaksanakan pada awal tahun ajaran 2014/2015 (Agustus s.d. November 2014), dengan subjek penelitian guru peserta kegiatan pendampingan kurikulum 2013, berjumlah 8 orang, terdiri dari guru kelas I-VI, guru Pendidikan Agama dan Guru Olah Raga. Ada tiga sumber data yang dimanfaatkan dalam penelitian ini. Ketiga sumber tersebut adalah: a. Penilaian unjuk kerja guru dalam pembelajaran Penilaian ini adalah salah satu gambaran dari kompetensi guru, yang pada awal pembicaraan telah ditetapkan sebagai Variabel Y. Penilaian ini meliputi kegiatan pengamatan sebelum, selama dan setelah pembelajaran. Dari hasil penilaian kinerja, ini akan bisa diamati berubah atau tidaknya Variabel Y ketika tindakan telah dilakukan.
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 3
b. Hasil Observasi Data yang kedua adalah hasil pengamatan dan catatan lapangan (field notes) ketika tindakan pada setiap siklus sedang dilaksanakan. Melalui data ini akan bisa dilihat apakah kompetensi guru mengalami peningkatan. c. Hasil Wawancara Data yang ketiga diperoleh dari wawancara. Data ini adalah hasil tanya jawab kolaborator dengan subjek penelitian pada akhir kegiatan. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan teknik yang digunakan. Data sebuah penelitian valid bila data itu diperoleh dengan menggunakan alat yang sesuai. Pada penelitian ini akan dihasilkan dua jenis data, yaitu data yang mengungkap peningkatan kompetensi guru dalam pembelajaran dan penerapan pendekatan saintifik (variabel y), dan data yang merupakan gambaran dari variabel x yakni lesson study bergilir. Untuk menentukan validitas kedua jenis data itu akan dilakukan langkahlangkah sebagai berikut: a. Kompetensi Guru Seperti telah dikemukakan sebelumnya, peningkatan kompetensi guru diungkap dengan menggunakan Penilaian Kinerja guru dalam pembelajaran, sedangkan kemampuan penerapan pendekatan saintifik akan diungkap melalui observasi selama penerapan tindakan berlangsung dan wawancara setelah kegiatan pembelajaran. b. Teknik Lesson Study Bergilir Data tentang penerapan teknik lesson study bergilir diungkap melalui wawancara. Untuk menemukan validitasnya, hasilnya akan divalidasi dengan melakukan triangulasi, baik terhadap sumber data maupun terhadap teknik yang digunakan. Analisis data pada penelitian ini dilakukan melalui dua cara untuk mengukur indikator kinerja I dan II. Cara I: Data Variabel Y yang berupa skor akan diperbandingkan: nilai pembelajaran guru kondisi awal dengan indikator kinerja 1; nilai Siklus I dengan nilai kondisi awal; nilai Siklus II dengan nilai Siklus I; dan akhirnya nilai Siklus II dengan indikator kinerja 1. Cara II: Data hasil observasi kemampuan penerapan pendekatan saintifik akan diperbandingkan: hasil observasi kondisi awal dengan indikator kinerja 2; hasil observasi Siklus I dengan hasil observasi kondisi awal; hasil observasi Siklus II dengan hasil observasi Siklus I; hasil observasi Siklus II dengan hasil observasi kondisi awal; dan akhirnya hasil observasi Siklus II dengan indikator kinerja 2.
Selanjutnya, untuk melengkapi gambaran apakah responden sebagai subjek penelitian secara teoretis konseptual sudah menguasai teknik-teknik pendekatan saintifik dilakukan melalui 2 siklus tindakan, hasil wawancara terhadap mereka akan disimpulkan secara deskriptif. Karena Variabel Y berupa skor Penilaian kemampuan mengajar Guru dan kemampuan dalam penerapan pendekatan saintifik, indikator kinerjanya ditetapkan sebagai berikut: a. Mayoritas subjek penelitian (60%) mencapai skor minimal 60 pada nilai unjuk kerja guru dalam pembelajaran; b. Mayoritas subjek penelitian (60%) mampu mengimplementasikan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Sekolah, yang direncanakan terdiri dari 2 Siklus, dengan langkah-langkah: 1. Planning (Perencanaan) 2. Acting (Pelaksanaan) 3. Observing (observasi proses) 4. Reflecting (mendiskusikan temuan untuk bahan tindakan berikutnya)
3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Deskripsi Kondisi Awal Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan dialog peneliti dengan para guru untuk menyepakati program peneliti melalui proposal yang telah tersusun. Setelah membaca proposal dan mendapat penjelasan dari peneliti para guru menyepakati dilaksanakannya penelitian tindakan sekolah. Bahkan, karena tingginya minat terhadap penelitian ini, para guru menghendaki agar semua guru gugus dilibatkan dalam penelitian ini sebagai subjek. Namun, karena berbagai keterbatasan yang dikemukakan peneliti, akhirnya peneliti menetapkan 8 guru di SD Negeri Wuwur, sedangkan kolaborator penulis tetapkan dari pengawas sekolah. Kepada subjek penelitian diberikan format data awal yang harus diisi dengan informasi tentang nama subjek, dan durasi pengalaman mengajarnya, serta sedikit uraian tentang tugas mengajarnya sebagai guru kelas. Selanjutnya penulis bersama kolaborator mengamati dan menilai kinerja subjek penelitian dalam format penilaian kinerja pembelajaran. Hasil penilaian kinerja pembelajaran terhadap subjek penelitian menunjukkan bahwa mereka memang masih belum memiliki kemampuan mengajar yang bisa diandalkan. Hampir semuanya berada pada level bawah. Secara ringkas bisa digambarkan sebagai berikut: a. Sebanyak 1 orang (12,5%) subjek menempati mencapai predikat cukup; b. Sebanyak 2 orang (25 %) subjek menempati mencapai predikat Sedang;
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 4
c. Sebanyak 5 orang (62,5%) mencapai predikat Kurang;
subjek
menempati
Secara rinci hasil tes dan pengamatan kondisi awal digambarkan dalam tabel: Tabel 1 Hasil Pembelajaran Guru Kondisi Awal PREDICATE Amat Baik Baik Cukup Sedang Kurang
SCORE TALLY TOTAL PERCENTAGE RANGE 90 – 100 0 0% 76 – 90 0 0% 61 – 75 1 1 12,5% 51 – 60 II 2 25% ≤ 50 IIIII 5 62,5%
Hasil pengamatan awal terhadap subjek penelitian juga menunjukkan kemampuan penerapan pendekatan saintifik yang belum bisa diandalkan. Hampir semuanya berada pada level bawah. Secara ringkas bisa digambarkan sebagai berikut: a. Sebanyak 1 orang (12,5 %) subjek menempati mencapai predikat Cukup b. Sebanyak 2 orang (25 %) subjek menempati mencapai predikat Sedang; c. Sebanyak 5 orang (62,5 %) subjek menempati mencapai predikat Kurang;
3.2 Deskripsi Tiap Siklus 3.2.1 Deskripsi Siklus I a. Perencanaan Tindakan Siklus I Model Lesson study direncanakan dengan matang melalui langkah-langkah yang rinci dan jelas. Selanjutnya, rancangan ini dikomunikasikan kepada kolaborator sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan untuk mendapatkan masukan. Dengan demikian kalau terjadi hal-hal yang bisa menghambat pelaksanaan tindakan sudah bisa diantisipasi. Rencana Kegiatan Tindakan Lesson Study Siklus I Waktu Pelaksanaan Tempat Peserta
Sabtu, 4, 11, 18 Oktober 2014 SD Negeri Wuwur 8 peserta
I. Tujuan Tindakan Setelah pelaksanaan Siklus I peserta dapat: 1) Melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik; 2) Meningkatkan kualitas kemampuan mengajar; dan 3) Melaksanakan langkah-langkah kegiatan lesson study II. Materi Pembelajaran 1) Langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran: 2) Meningkatkan kualitas pembelajaran 3) Langkah-langkah Lesson Study III. Kegiatan Pembelajaran
1) Metode: Ceramah Bervariasi, Tanya Jawab, Demonstrasi, Tugas 2) Pelaksanaan Kegiatan: a) Persiapan: Peneliti menyiapkan tempat, bahan dan alat bagi peserta untuk kegiatan pembelajaran, sebagai berikut: (1) mengecek ruangan yang akan digunakan untuk kegiatan pembelajaran apakah tempat duduk, meja, papan tulis, dan alat tulis sudah siap digunakan; (2) menyetel laptop dan LCD yang akan digunakan untuk menayangkan materi pembelajaran; (3) menyiapkan handouts dan video yang akan digunakan untuk berlatih. b) Kegiatan Awal: Peneliti memberi salam dan menanyakan kondisi kesehatan peserta, kemudian melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) menyampaikan tujuan pembelajaran; (2) memberikan orientasi tentang materi yang akan dipelajari; dan (3) menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan yang akan dilakukan peserta untuk menguasai materi pembelajaran. c) Kegiatan Inti: Pada kegiatan inti ada tiga pihak yang terlibat, peneliti, subjek dan kolaborator. Peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) menayangkan materi pengantar pendekatan saintifik, meliputi urutan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi/ menalar, menarik simpulan dan mengomunikasikan hasil; (2) menayangkan materi inti tentang model pembinaan profesi guru lesson study, meliputi; tahap perencanaan (plan), pelaksananan (do), refleksi (check) dan tindak lanjut (act). (3) mengajak peserta menarik simpulan antara pendekatan saintifik dengan lesson study; (4) menugasi peserta untuk bekerja berpasangan mempersiapkan pelaksanan lesson study, mulai dari persiapan perangkat pembelajaran, media, lembar pengamatan, refleksi sampai dengan tidak lanjut, dan dilaksanakan dengan secara, siklus 1 terdiri dari 1 kegiatan lesson study, dilanjutkan kegiatan supervisi peneliti di pembelajaran masing-masing kelas. Sebagai subjek penelitian, guru melakukan halhal sebagai berikut:
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 5
(1) memperhatikan penjelasan peneliti, bertanya dan atau meminta klarifikasi terhadap hal-hal yang belum dipahami; (2) memperhatikan tayangan dan penjelasan peneliti, serta menyimak tayangan video, (3) bersama dengan peneliti menyimpulkan materi pembelaran; dan (4) dengan pengarahan peneliti dan berdasarkan kesepakatan yang telah dibangun bersama, guru menyusun perangkat pembelajaran dan hal lain berkaitan dengan rencana lesson study yang akan dilaksanakan minggu depan. (5) Guru subjek penelitian terpilih melaksanakan tindakan lesson study dibantu oleh peserta lain. (6) Guru meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas masing-masing dan menerapkan pendekatan saintifik. Sebagai kolaborator Pengawas Sekolah melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) mengamati keaktifan peserta/ subjek selama tindakan berlangsung dan mengisi format observasi yang telah dipersiapkan; (2) menilai unjuk kerja (performance) peserta dalam kegiatan lesson study dengan menggunakan format penilaian yang telah disediakan; (3) mewawancarai peserta berdasarkan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan dan menuliskan hasilnya pada tempat yang disediakan (setelah kegiatan akhir); (4) menuliskan kesan dan simpulan kolaborator berdasarkan hasil pengamatannya terhadap tindakan yang telah dilaksanakan (setelah kegiatan akhir). d) Kegiatan Akhir: Untuk mengakiri kegiatan pada tindakan siklus I peneliti melakukan hal-hal berikut: (1) bersama peserta, menyimpulkan materi tindakan yang telah dipelajari pada kegiatan inti; (2) menguji peserta dengan menggunakan format penilaian guru dalam pembelajaran dan format penilaian model penerapan pendekatan saintifik; serta (3) menghimbau peserta mengembangkan kemampuannya dalam implemaentasi kurikulum 2013. IV. Evaluasi Sesuai dengan rencana penelitian, data terdiri dari dua macam data, yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil kemampuan mengajar dan hasil observasi yang dikuantifikasi, yakni observasi terhadap keaktifan peserta dalam kegiatan dan kinerja peserta dalam pembelajaran dan penerapan pendekatan saintifik. Data kualitatif berupa deskripsi
kolabotaror berdasarkan kinerja peserta ketika kegiatan pembelajaran setelah kegiatan lesson study. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan rancangan tindakan yang telah disusun. Tindakan ini berupa pembelajaran Konsep I: Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, setelah pelatihan dengan menyusun perangkat pembelajaran bersama dan mengamati lesson study yang dilakukan oleh salah satu guru terpilih. Tindakan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya. Sesuai dengan rencana dan jadwal yang telah disusun dan disepakati, tindakan Siklus I dilaksanakan 3 kali pertemuan, yaitu pada: 1. Hari Sabtu tanggal 4 Oktober 2014 adalah kegiatan in training yang dilakukan oleh kepala sekolah dan diikuti oleh seluruh guru subjek, dilanjutkan dengan diskusi bersama tentang penyusunan prangkat pembelajaran yang akan digunakan untuk kegiatan lesson study pada minggu depan. 2. Hari Sabtu tanggal 11 Oktober 2014 adalah kegiatan lesson study dengan penyaji guru terpilih, dengan fokus pada kegiatan pembelajaran dan penerapan pendekatan saintifik. 3. Hari Sabtu tanggal 18 Oktober 2014 adalah kegiatan refleksi dan tindak lanjut (act). Dilanjutkan dengan penilaian pembelajaran dan pengamatan penerapan pendekatan saintifik di kelas masing-masing. Tempat kegiatan pembelajaran berlangsung adalah di Ruang Pertemuan SD Negeri Wuwur. peneliti sendiri dibantu oleh 1 orang pengawas sebagai observer/ kolaborator. Secara garis besar kegiatan pembelajaran Konsep I: Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik berlangsung dalam tahap-tahap kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Kegiatan awal meliputi: a) penyampaian tujuan pembelajaran; b) orientasi tentang materi yang akan dipelajari; dan c) penjelasan tentang bentuk-bentuk kegiatan yang akan dilakukan peserta untuk menguasai materi tindakan. Kegiatan inti menggambarkan kegiatan yang dilakukan oleh 3 pihak, peneliti sebagai fasilitator tindakan/ kepala sekolah, subjek penelitian, dan pengawas sekolah sebagai observer, sebagai berikut: a) Peneliti: 1) menayangkan materi pengantar pendekatan saintifik, meliputi urutan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi/ menalar, menarik simpulan dan
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 6
mengomunikasikan hasil dialnjutkan dengan tayangan model dari video; 2) menayangkan materi inti tentang model pembinaan profesi guru lesson study, meliputi; tahap perencanaan (plan), pelaksananan (do), refleksi (check) dan tindak lanjut (act). 3) mengajak peserta menarik simpulan antara pendekatan saintifik dengan lesson study; 4) menugasi peserta untuk bekerja berpasangan mempersiapkan pelaksanan lesson study, mulai dari persiapan perangkat pembelajaran, media, lembar pengamatan, refleksi sampai dengan tidak lanjut dan dilaksanakan dengan cara cara, siklus 1 terdiri dari 1 kegiatan lesson study, dilanjutkan kegiatan supervisi peneliti di pembelajaran di masing-masing kelas. b) Subjek Penelitian: 1) memperhatikan penjelasan peneliti, bertanya dan atau meminta klarifikasi terhadap hal-hal yang belum dipahami; 2) memperhatikan tayangan dan penjelasan peneliti, serta menyimak tayangan video, 3) bersama dengan peneliti menyimpulkan materi tindakan; dan 4) dengan pengarahan peneliti dan berdasarkan kesepakatan yang telah dibangun bersama, guru menyusun perangkat pembelajaran dan hal lain berkaitan dengan rencana lesson study yang akan dilaksanakan minggu depan. 5) Guru subjek penelitian terpilih melaksanakan tindakan lesson study dibantu oleh peserta lain. 6) Guru melaksanakan pembelajaran di kelas masing-masing dengan orientasi pada pendekatan saintifik sesuai model yang ditampilkan dalam lesson study. c) Kolaborator/Observer: 1) mengamati keaktifan peserta/ subjek selama tindakan berlangsung dan mengisi format observasi yang telah dipersiapkan; 2) menilai unjuk kerja (performance) peserta dalam kegiatan pembelajaran setelah kegiatan lesson study dengan menggunakan format penilaian yang telah disediakan; 3) mewawancarai peserta berdasarkan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan dan menuliskan hasilnya pada tempat yang disediakan (setelah kegiatan akhir); 4) menuliskan kesan dan simpulan kolaborator berdasarkan hasil pengamatannya terhadap tindakan yang telah dilaksanakan (setelah kegiatan akhir). Kegiatan akhir meliputi: a) bersama peserta, menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada kegiatan inti; b) menguji peserta dengan menggunakan format penilaian kemampuan mengajar guru dalam pembelajaran dan format penilaian penerapan pendekatan saintifik; serta
c) menghimbau peserta agar mengembangkan kemampuan mengajarnya dalam implementasi kurikulum 2013. c. Observasi Siklus I Observasi merupakan upaya mencermati setiap langkah dalam pelaksanaan tindakan. Dalam konteks penelitian tindakan sekolah, observasi merupakan aktivitas yang dirancang dengan sengaja untuk menghasilkan peningkatan dalam praktik pendidikan dan pengajaran dalam kondisi sekolah tertentu. Sebagaimana telah disebutkan di bagian sebelumnya, observasi dilakukan oleh kolaborator karena pada saat yang sama peneliti sedang melakukan tindakan terhadap subjek penelitian. Observer dibekali dengan dua macam format pengamatan untuk mendokumentasikan pengaruh pelaksanaan tindakan terhadap kompetensi guru dalam pembelajaran saintifik dan unjuk kerja subjek penelitian. Kemudian observer mendeskripsikan hasil pengamatannya terhadap kinerja subjek ke dalam lembar deskripsi hasil pengamatan. Selain itu, observasi juga memungkinkan observer mencatat hal-hal yang tidak terduga ke dalam buku catatan, yang berkaitan dengan apa yang terjadi pada saat proses tindakan, pengaruh tindakan yang disengaja, situasi pada saat tindakan, keadaan dan kendala tindakan. Secara ringkas hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel pada uraian tentang hasil penelitian pada subbab tersendiri setelah ini. d. Refleksi dan Revisi Tindakan Siklus I 1) Refleksi Refleksi adalah mengingat, merenungkan dan mengungkapkan kembali suatu peristiwa atau tindakan yang telah dicatat dalam observasi sesuai dengan apa yang dijumpai di lapangan. Ini merupakan bagian yang tak boleh ditinggalkan dalam penelitian tindakan (action research). Hasilnya digunakan untuk mengatasi permasalahan dan merevisi perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Refleksi pada penelitian ini mengungkap hal-hal berikut: a) Unjuk kerja (performance) subjek penelitian dalam pembelajaran kadang-kadang mengalami hambatan pembelajaran harus berubah ke student oriented. Guru masih telah relative terbiasa dengan teacher orientd Ini mengimplikasikan memunculkan kegiatan siswa yang lebih banyak. b) Penerapan pendekatan saintifik secara umum telah mengalami peningkatan dibanding kondisi awal, walaupun belum memuaskan, hal ini terjadi karena guru belum terbiasa dengan aktivitas menanya yang menantang, membiasakan siswa menalar, menyampaikan hasil dan kompetisi antar kelompok.
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 7
c) Ketidaktenangan subjek penelitian dalam mengikuti kegiatan pembelajaran karena banyak tugas dan kesibukan sekolah yang harus diselesaikan dan guru tidak mau menunda karena terbatasnya waktu yang tersedia di sekolah. Ini berimplikasi pada wacana untuk mengubah jadwal pelaksanaan tindakan yang pada akhirnya tidak bisa diambil keputusan yang bisa memuaskan semua subjek. Namun secara umum, hasil refleksi tidak merekomendasikan perubahan yang signifikan pada rencana tindakan pada siklus berikutnya, yakni Siklus II. Kesimpulan ini didasarkan pada fakta bahwa pelaksanaan tindakan pada Siklus I telah memberikan pengaruh yang sangat signifikan terutama terhadap perubahan unjuk kerja (performance) subjek penelitian dalam menerapkan konsep I, yaitu pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Secara ringkas hasil unjuk kerja guru dalam pembelajaran bisa digambarkan sebagai berikut: a. Sebanyak 2 orang (25 %) subjek menempati mencapai predikat baik; b. Sebanyak 2 orang (25 %) subjek menempati mencapai predikat cukup; c. Sebanyak 4 orang (50 %) subjek menempati mencapai predikat Sedang; Secara rinci hasil tes dan pengamatan awal digambarkan dalam tabel-tabel berikut. Tabel 2 Hasil Unjuk Kerja Guru dalam Pembelajaran Siklus 1 PREDICATE Amat Baik Baik Cukup Sedang Kurang
SCORE TALLY TOTAL PERCENTAGE RANGE 90 – 100 0 0% 76 – 90 II 2 25% 61 – 75 1I 2 25% 51 – 60 IIII 4 50% ≤ 50 0 0%
Sementara itu hasil pengamatan terhadap subjek penelitian dalam penerapan pendekatan saintifik pada siklus 1 menunjukkan sebagai berikut: a. Sebanyak 3 orang (37,5 %) subjek menempati mencapai predikat cukup; b. Sebanyak 4 orang (50 %) subjek menempati mencapai predikat sedang; c. Sebanyak 1 orang (12,5 %) subjek menempati mencapai predikat Kurang;
3.2.2
Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan Tindakan Siklus II Draft rencana tindakan Siklus II sudah disusun sejak awal. Kemudian, dengan menggunakan masukan dari para kolaborator melalui kegiatan refleksi, rencana ditataulang melalui langkah-langkah yang rinci dan jelas. Selanjutnya, rancangan ini dikomunikasikan
kepada kolaborator sebelum pelaksanaan tindakan berikutnya dilakukan supaya pelaksanaannya bisa dipahami dan untuk mendapatkan masukan lebih lanjut. Dengan demikian kalau terjadi hal-hal yang diprediksi bisa menghambat pelaksanaan tindakan sudah bisa diantisipasi. Rencana Kegiatan Tindakan Lesson Study Siklus II Waktu Sabtu, 8, 15, 22 November 2014 Pelaksanaan Tempat SD Negeri Wuwur Peserta 8 peserta I. Tujuan Tindakan Siklus II Setelah pelaksanaan Siklus II peserta dapat: 1) Meningkatkan kualitas kemampuan mengajar guru; dan 2) meningkatkan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik; II. Materi Pembelajaran Siklus II 1) Langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran: 2) Meningkatkan kualitas pembelajaran 3) Langkah-langkah Lesson Study III. Kegiatan Pembelajaran Siklus II 1) Metode: Ceramah Bervariasi, Tanya Jawab, Demonstrasi, Tugas 2) Pelaksanaan Kegiatan: a) Persiapan: Peneliti menyiapkan tempat, bahan dan alat bagi peserta untuk kegiatan pembelajaran, sebagai berikut: (1) mengecek ruangan yang akan digunakan untuk kegiatan pembelajaran apakah tempat duduk, meja, papan tulis, dan alat tulis sudah siap digunakan; (2) menyetel laptop dan LCD yang akan digunakan untuk menayangkan materi pembelajaran; (3) menyiapkan handouts dan video yang akan digunakan untuk berlatih. b) Kegiatan Awal: Peneliti memberi salam dan menanyakan kondisi kesehatan peserta, kemudian melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) menyampaikan tujuan pembelajaran; (2) memberikan orientasi tentang materi yang akan dipelajari; dan (3) menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan yang akan dilakukan peserta pada siklus II, yang terdiri dari 3 kegiatan lesson study dan dilaksanakan 3 kali pertemuan. c) Kegiatan Inti: Pada kegiatan inti ada tiga pihak yang terlibat, peneliti, subjek dan kolaborator. Peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) Melakukan inventarisir permasalahan penilaian pembelajaran dan penerapan
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 8
saintifik yang telah dilakukan minngu yang lalu (2) menugasi peserta untuk bekerja berpasangan mempersiapkan pelaksanan lesson study, mulai dari persiapan perangkat pembelajaran, media, lembar pengamatan, refleksi sampai dengan tidak lanjut. (3) Lesson study yang dilaksanakan bergilir dimaksudkan untuk memaksimalkan kemampuan guru agar dapat memodeling pembelajaran dan pendekatan saintifik dari teman sejawat. (4) Dilanjutkan dengan penilaian dan monitoring pembelajaran di kelas masingmasing. Sebagai subjek penelitian, guru melakukan halhal sebagai berikut: (1) Bersama peniliti melakukan inventarisir permasalahan pembelajaran dan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran yang telah dilakukan minggu kemarin. (2) Peserta berpasangan mempersiapkan pelaksanan lesson study, mulai dari persiapan perangkat pembelajaran, media, lembar pengamatan, refleksi sampai dengan tidak lanjut (3) Peserta melaksanakan tindakan lesson study (4) Peserta melakukan pmbelajaran regular di kelas masing-masing. Sebagai kolaborator Pengawas Sekolah melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) menilai unjuk kerja (performance) peserta dalam kegiatan lesson study dengan menggunakan format penilaian yang telah disediakan; (2) menilai unjuk kerja guru dalam pembelajaran dan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran regular. (3) mewawancarai peserta berdasarkan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan dan menuliskan hasilnya pada tempat yang disediakan [setelah kegiatan akhir]; (4) menuliskan kesan dan simpulan kolaborator berdasarkan hasil pengamatannya terhadap tindakan yang telah dilaksanakan [setelah kegiatan akhir]. d) Kegiatan Akhir: Untuk mengakiri kegiatan pada tindakan siklus II peneliti melakukan hal-hal berikut: (1) bersama peserta, menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada kegiatan inti; (2) menguji peserta dengan menggunakan format penilaian kinerja guru dalam pembelajaran dann format penilaian model pendekatan saintifik; serta
(3) menghimbau peserta mengembangkan kemampuannya dalam implementasi kurikulum 2013. IV. Evaluasi Sesuai dengan rencana penelitian, data terdiri dari dua macam data, yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil kemampuan mengajar dan hasil observasi yang dikuantifikasi, yakni observasi terhadap keaktifan peserta dalam kegiatan dan kinerja peserta dalam penerapan pendekatan saintifik. Data kualitatif berupa deskripsi kolabotaror berdasarkan kinerja peserta ketika kegiatan pembelajaran setelah kegiatan lesson study.
3.3 Pembahasan Data dianalisis dengan menggunakan dua cara, yaitu memperbandingkan hasil unjuk kerja dan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran selama siklussiklus tindakan dilaksanakan dengan hasil kondisi awal dan indikator kinerja (1); dan memperbandingkan hasil observasi selama siklus-siklus dilaksanakan dengan hasil observasi awal dan indikator kinerja (2). Secara rinci analisisnya sebagai berikut. 1. Perbandingan Indikator Kinerja dengan Data Awal Untuk mendapatkan gambaran kondisi awal subjek penelitian dari sudut skor dan kemampuan mengajarnya, di bawah ini akan dibandingkan data awal dengan indikator kinerja: Tabel 3 Perbandingan Skor Pembelajaran Awal dengan Indikator Kinerja (1) PREDIKAT
RENTANG INDIKATOR SKOR SKOR KINERJA AWAL
Amat Baik 90 – 100 Baik 76 – 90 Cukup 61 – 75 Sedang 51 – 60 Kurang ≤ 50
60%
40%
0% 0% 12,5% 25% 62,5%
KETERANGAN
Belum ada Belum ada 1 guru 7 guru masih di bawah indikator
Tabel 3 menunjukkan bahwa kemampuan guru yang digambarkan melalui besaran skornya memang belum layak. Hasil perbandingan terhadap kemampuan menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran juga menghasilkan gambaran yang tidak jauh berbeda, sebagai berikut Tabel 4 Penerapan Perbandingan Kemampuan Pendekatan Saintifik dengan Indikator Kinerja (2) PREDIKAT
Amat Baik Baik Cukup Sedang Kurang
INDIKATOR KINERJA
60%
40%
KONDISI AWAL
0% 0% 12,5% 25% 62,5%
KETERANGAN
Belum ada Belum ada 1 guru 7 guru masih di bawah indikator
Gambaran kondisi awal subjek penelitian dipandang dari dua aspek itu mengimplikasikan perlunya
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 9
dilaksanakan tindakan untuk meningkatkan kemampuan mereka sampai tercapai kondisi seperti yang digambarkan pada indikator kinerja. 2. Perbandingan Data Siklus I dengan Data Awal Untuk mendapatkan gambaran apakah tindakan pada Siklus I telah mempengaruhi kondisi awal subjek penelitian dari sudut skor dan kemampuan kemampuan mengajar guru menjadi lebih baik di bawah ini akan dibandingkan data Siklus I dengan data awal sebagai berikut: Tabel 5 Perbandingan Skor Pembelajaran Siklus I dengan Skor Awal RENTANG SKOR Amat Baik 90 – 100 Baik 76 – 90 Cukup 61 – 75 Sedang 51 – 60 Kurang ≤ 50
PREDIKAT
SKOR SIKLUS I KETERANGAN AWAL 0% 0% Belum ada 0% 25% Meningkat 12,5% 25% Meningkat 25% 50% Meningkat 62,5% 0% Meningkat
Tabel 5 menunjukkan bahwa kemampuan guru mengajar yang digambarkan melalui besaran skornya sudah mengalami peningkatan namun kalau dibandingkan dengan indikator kinerja (1) memang masih belum layak karena baru mencapai 50%. Hasil perbandingan terhadap kemampuan menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran juga menghasilkan gambaran yang tidak jauh berbeda (37,5%), sebagai berikut.
Tabel 6 Perbandingan Menerapkan Pendekatan Saintifik Siklus I dengan Kondisi Awal PREDIKAT Amat Baik Baik Cukup Sedang Kurang
KONDISI SIKLUS I AWAL 0% 0% 12,5% 25% 62,5%
0% 0% 37,5% 50% 12,5%
KETERANGAN Belum ada Belum ada Meningkat Meningkat Meningkat
Gambaran kondisi subjek penelitian setelah diterapkan tindakan I dipandang dari dua aspek itu mengimplikasikan masih perlunya dilaksanakan tindakan untuk meningkatkan kemampuan mereka sampai tercapai kondisi seperti yang digambarkan pada indikator kinerja. 3. Perbandingan Data Siklus II dengan Siklus I Untuk mendapatkan gambaran apakah tindakan pada Siklus II telah mempengaruhi kondisi Siklus I subjek penelitian dari sudut skor dan kemampuan verbalnya menjadi lebih baik di bawah ini akan dibandingkan data Siklus II dengan data Siklus I sebagai berikut:
Tabel 7 Perbandingan Skor Kemampuan Mengajar Guru Siklus II dengan Skor Siklus I PREDIKAT
RENTANG SKOR
SIKLUS I
SIKLUS II
KETERANGAN
Amat Baik Baik Cukup Sedang Kurang
90 – 100 76 – 90 61 – 75 51 – 60 ≤ 50
0% 25% 25% 50% 0%
0% 37,5% 50% 12,5% 0%
Belum ada Meningkat Meningkat Meningkat Tetap
Tabel 7 menunjukkan bahwa kemampuan guru yang digambarkan melalui besaran skornya sudah mengalami peningkatan yang cukup signifikan karena telah mencapai 87,5%. Hasil perbandingan terhadap kemampuan verbalnya juga menghasilkan gambaran yang tidak jauh berbeda (87,50%), sebagai berikut: Tabel 8 Perbandingan Kemampuan Penerapan Pendekatan Saintifik Siklus I dengan Siklus II PREDIKAT
Amat Baik Baik Cukup Sedang Kurang
SIKLUS I
SIKLUS II
0% 0% 37,5% 50% 12,5%
0% 12,5% 75% 0% 12,5%
KETERANGAN
Belum ada Meningkat Meningkat Meningkat Tetap
Gambaran kondisi subjek penelitian setelah diterapkan tindakan II dipandang dari dua aspek itu mengimplikasikan untuk dihentikannya tindakan karena indikator kinerja (1) maupun (2) telah dicapai dengan hasil yang signifikan 4. Perbandingan Data Siklus II dengan Data Awal Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas seberapa besar pengaruh tindakan pada ketiga siklus terhadap kondisi subjek penelitian dari sudut skor kemampuan mengajar subjek dan kemampuan pendekatan saintifik di bawah ini akan dibandingkan data Siklus II dengan data Awal sebagai berikut: Tabel 9 Perbandingan Skor Kemampuan Mengajar Guru Siklus II dengan Skor Awal PREDIKAT
RENTANG SKOR
KONDISI AWAL
SIKLUS II
KETERANGAN
Amat Baik Baik Cukup Sedang Kurang
90 – 100 76 – 90 61 – 75 51 – 60 ≤ 50
0% 0% 12,5% 25% 62,5%
0% 37,5% 50% 12,5% 0%
Belum Ada Meningkat Tajam Meningkat Tajam Meningkat Tajam Meningkat Tajam
Tabel di atas menunjukkan bahwa telah terjadi lonjakan kemampuan guru yang digambarkan melalui besaran skor pada rentang 61 ke atas yang pada kondisi awal (12,5%) menjadi 87,5%. Hasil perbandingan terhadap kemampuan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran juga menghasilkan lonjakan yang signifikan, yakni dari predikat Cukup yang semula 12% menjadi 87,5%, seperti bisa dilihat pada tabel berikut.
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 10
Tabel 10 Perbandingan Kemampuan Penerapan Pendekatan Saintifik Kondisi Awal dengan Siklus II PREDIKAT
KONDISI AWAL
SIKLUS II
KETERANGAN
Amat Baik Baik Cukup Sedang Kurang
0% 0% 12,5% 25% 62,5%
0% 12,5% 75% 0% 12,5%
Belum Ada Meningkat Tajam Meningkat Tajam Meningkat Tajam Meningkat Tajam
Gambaran di atas menunjukkan bahwa tindakan yang dirancang dan dilaksanakan secara sungguh-sungguh akan bisa berpengaruh signifikan terhadap upaya peningkatan kompetensi. 5. Perbandingan Data Siklus II dengan Indikator Kinerja Untuk mendapatkan gambaran yang lebih nyata apakah tindakan yang dilaksanakan dalam 2 siklus telah berpengaruh dan seberapa besar pengaruh tindakan pada kedua siklus terhadap kondisi subjek penelitian dari sudut skor kompetensi pembelajaran dan kemampuan penerapan pendekatan saintifik, di bawah ini akan dibandingkan data Siklus II dengan Indikator Kinerja melalui Tabel 19 dan Tabel 20 sebagai berikut: Tabel 11 Perbandingan Skor Kemampuan Mengajar Siklus II dengan Indikator Kinerja PREDIKAT
Amat Baik Baik Cukup
RENTANG INDIKATOR SIKLUS KETERANGAN SKOR KINERJA II
90 – 100 76 – 90 61 – 75
0% 37,5% 50% 60%
Sedang Kurang
51 – 60 ≤ 50
40%
Indikator Kinerja Penelitian tercapai secara signifikan (87,5%).
12,5% 0%
Tabel di atas menunjukkan bahwa telah terjadi lonjakan kemampuan guru yang digambarkan melalui besaran skor pada rentang 61 ke atas yang pada kondisi awal (12,5%) menjadi 87,5%. Hasil perbandingan terhadap kemampuan penerapan pendekatan saintifik juga menghasilkan lonjakan yang signifikan, yakni dari predikan Cukup yang semula 12,5% menjadi 87,5%, seperti bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 12 Perbandingan Kemampuan Menerapkan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Siklus II dengan Indikator Kinerja PREDIKAT
INDIKATOR KINERJA
SIKLUS II
Amat Baik Baik Cukup
60%
0% 37,5% 50%
Sedang Kurang
40%
12,5% 0%
KETERANGAN
Indikator Kinerja Penelitian tercapai secara signifikan.
Gambaran di atas telah berhasil menunjukkan gambaran bahwa penerapan Lesson study yang dijabarkan melalui dua siklus tindakan telah berhasil meningkatkan kemampuan guru dalam penerapan pendekatan saintifik bagi guru-guru SD Negeri Wuwur. 6. Deskripsi Hasil Wawancara Hasil wawancara terhadap masing-masing responden atau subjek penelitian menunjukkan hasil yang beragam namun mayoritas telah memiliki kemampuan yang seharusnya dikuasi berdasarkan konsep yang diajarkan. Secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut. a. Kemampuan Membangun Pertanyaan Menantang Mayoritas peserta bisa menyebutkan bahwa kendala yang muncul adalah sulitnya siswa dan guru memunculkan pertanyaan yang merangsang dan menantang. Melalui kegiatan bertanya ini maka dapat dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam. b. Kemampuan Mengasosiasi, Mengolah Informasi dan Menalar Pada segi ini juga terjadi hal yang sama, yakni mayoritas peserta kesulitan dalam membantu peserta didik dalam memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informsi. Baik pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kesulitan yang lain adalah menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
4. Simpulan Lesson Study sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan mengajar guru di SD Negeri Wuwur, karena telah memberikan keuntungan dan kesempatan kepada para guru untuk dapat: (1) memikirkan secara lebih teliti lagi tentang tujuan, materi tertentu yang akan dibelajarkan kepada siswa, (2) memikirkan secara mendalam tentang tujuan-tujuan pembelajaran untuk kepentingan masa depan siswa, antara lain tentang arti penting sebuah persahabatan, pengembangan perspektif dan cara berfikir
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 11
siswa, serta kegandrungan siswa terhadap ilmu pengetahuan, (3) mengkaji tentang hal-hal terbaik yang dapat digunakan dalam pembelajaran melalui belajar dari para guru lain (peserta atau partisipan Lesson Study), (4) belajar tentang isi atau materi pelajaran dari guru lain sehingga dapat menambah pengetahuan tentang apa yang harus diberikan kepada siswa, (5) mengembangkan keahlian dalam mengajar, baik pada saat merencanakan pembelajaran maupun selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran, (6) membangun kemampuan melalui pembelajaran kolegial, dalam arti para guru bisa saling belajar tentang apa-apa yang dirasakan masih kurang, baik tentang pengetahuan maupun keterampilannya dalam membelajarkan siswa, dan (7) mengembangkan “The Eyes to See Students” (kodomo wo miru me), dalam arti dengan dihadirkannya para pengamat (obeserver), pengamatan tentang perilaku belajar siswa bisa semakin detail dan jelas.
Daftar Pustaka Bill Cerbin & Bryan Kopp. A Brief Introduction to College Lesson Study. Lesson Study Project. online: http://www.uwlax.edu/sotl/lsp/index2.htm
Catherine Lewis (2004) Does Lesson Study Have a Future in the United States?. Online: http://www.sowionline.de/journal/2004-1/lesson_lewis.htm I Wayan Santyasa. 2009. Implementasi Lesson Study dalam Pembelajaran. Universitas Pendidikan Ghanesha. Kemdikbud. 2014 Panduan Peningkatan Mutu Pembelajaran di SD Lesson Study Research Group online: http://www.tc.edu/lessonstudy/whatislessonstudy.html Nur, M. 2011. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: PSMS Unesa Nur, M. & Wikandari, P.R. 2000. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa Dan Pendekatan Konstruktivis Dalam Pengajaran. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya University Press. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar. Nasional Pendidikan Slamet Mulyana. 2007. Lesson Study (Makalah). Kuningan: LPMP-Jawa Barat Wikipedia. 2007. Lesson Study. Online: http://en.wikipedia.org/wiki/Lesson_study