Lectura Volume 04, Nomor 01, Agustus 2013, hlm 174 -182 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN PETA KONSEP (MAPPING CONCEPT LEARNING) *Jumiati *Raudhah Awal **Zainal Arifin *Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan – Universitas Lancang Kuning **Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan – Universitas Lancang Kuning ABSTRACT :This research was Classroom Action Research that is used to identify the improvement of students’ learning achievement by using Mapping Concept Learning in chapter Natural Resources to grade IV students of SDN. 011 Belutu. It was conducted in June 2012. The subject of this research is the students of class IVa. The total of the students was 26 students that consisted of 12 females and 14 males. The parameter in this research is the improvement of students’ learning achievement that consists of absorptive, completely learning, students’ activities, and teacher’s activities. The instrument of this research was learning achievement test and observation check list. In the cycle II meeting I was 78.46 (Good) and in meeting II was 84.23 (Good). The average score of students’ absorptive on UH score in cycle I was 73.46 (Good) and in cycle II was 81.92 (Good). Students’ completely learning in cycle I was 57.7% (not succed) and in cycle II was 88.5% (succed). The average score of students’ activities in cycle I was 64.9 (enough) and in cycle II was 78.9% (very good). Based on the result of research, it can be concluded that the using of Mapping Concept Learning can improve students’ learning achievement to grade IV students of SDN. 011 Belutu Siak District year 2011/2012. Keywords : mapping concept, students’ learnig achievemen, natural resources ABSTRAK :Telah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan peta konsep pada materi sumber daya alam siswa kelas IV SDN 11 Belutu, dilaksanakan pada bulan Juni 2012. Subjek penelitian adalah siswa kelas IVa yang berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 12 perempuan dan 14 laki-laki. Parameter dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang terdiri dari daya serap dan ketuntasan belajar serta aktifitas siswa dan aktifitas guru sebagai data pendukung. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar dan lembar observasi, analisis data dilakukan secara deskriptif. Rata-rata daya serap siswa dari nilai UH pada siklus I adalah 73,46 (baik) dan pada siklus II adalah 81,92 (baik). Ketuntasan belajar siswa pada siklus I adalah 57,7% (tidak tuntas) dan pada siklus II adalah 88,5% (tuntas). Sedangkan aktifitas belajar siswa pada siklus I rata-rata adalah 64,9% (cukup) dan pada siklus II rata-rata adalah 78,8% (baik sekali). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 11 Belutu Kecamatan Kandis, Kabupaten Siak Tahun Ajaran 2011/2012. Kata kunci: peta konsep, hasil belajar siswa, sumber daya alam 174
Lectura Volume 04, Nomor 01, Agustus 2013, hlm 174 -182 PENDAHULUAN Sains merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat memacu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena pentingnya peranan tersebut, maka dalam mempelajarinya dibutuhkan pemahaman yang cukup tinggi untuk menguasai teori pelajaran sains tersebut. Pembelajaran Sains selama ini lebih berpusat pada guru, artinya guru yang mendominasi kegiatan pembelajaran secara keseluruhan sehingga siswa menjadi pasif dan tidak dapat mengembangkan potensi dan kreatifitas berpikir mereka. Metode yang digunakan oleh guru selama ini cenderung metode ceramah dan hanya untuk pencapaian target (Slameto, 2003). Menurut Slameto (2003) belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan Sardiman (2007) menyatakan belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah perubahan tingkah laku baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Menurut Anni (2004), konsep tentang belajar mengandung tiga unsur utama yaitu: 1. Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku. Untuk mengukur apakah seseorang telah belajar, maka diperlukan perbandingan antara perilaku sebelum dan setelah mengalami kegiatan belajar. Apabila terjadi perbedaan perilaku, maka dapat disimpulkan bahwa seseorang telah belajar.
2. Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman. 3. Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen. Menurut Gagne dalam Djamarah & Zain (1995), ada bermacam-macam pola belajar siswa, salah satunya adalah belajar konsep. Belajar konsep adalah belajar pengertian berdasarkan kesamaan ciri-ciri dari sekumpulan objek-objeknya, seterusnya akan terbentuk suatu pengertian atau konsep. Hal yang terpenting dalam belajar pemetaan sebuah konsep ini adalah kemahiran mendeskripsikan dan pengetahuan kognitif yang bagus sebelumnya. Peta konsep merupakan salah satu bagian dari strategi organisasi. Adapun tujuan menggunakan peta konsep adalah: a. Mengembangkan kemampuan berpikir b. Mengembangkan kemampuan mengintegrasikan informasi atau ide menjadi satu c. Mengembangkan kecakapan, strategi dan kebiasaan belajar (Aziz dan Jair, 2009). Mekanisme proses informasi merupakan inti teori kognitif, dimulai dari diterimanya informasi dari lingkungan, terutama mata dan telinga. Selanjutnya informasi itu dikirim dan disimpan ke memori jangka pendek atau memori kerja. Sebagian informasi itu ada yang hilang dan ada yang dapat dikirim untuk disimpan pada memori jangka panjang. Dalam konteks belajar konsep, mekanisme penyimpanan informasi oleh memori jangka panjang akan digambarkan dengan model semantik network. Model ini menggambarkan bahwa yang tersimpan dalam memori jangka panjang adalah konsep-konsep yang saling berhubungan, tersusun hirarki dan terorganisasi dalam suatu skema konsep. Arends (1997) mengemukakan ada beberapa langkah dalam membuat peta konsep yaitu: 175
Lectura Volume 04, Nomor 01, Agustus 2013, hlm 174 -182 a. Mengidentifikasi ide pokok yang meliputi sejumlah konsep b. Mengidentifikasi ide-ide/konsepkonsep sekunder yang menunjang ide utama c. Tempatkan ide utama di tengah atau dipuncak peta yang akan dibuat d. Kelompokkan ide-ide sekunder disekitar ide utama yang secara visual menunjukkan hubungan dengan ide utama tersebut. Menurut Suratno dan Suhara (2003) dalam Sumarni (2007), bahwa bentuk luar (morfologi) peta konsep terbagi menjadi tiga macam, yaitu: a.
Spoke (menjari)
b.
Net (jaring)
c.
Chain (rantai)
Pada penelitian ini menggunakan jenis peta konsep dalam bentuk Net (Jaring).
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus dengan 4 kali pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012 di SDN 011 Belutu kelas IV. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 011 Belutu, dengan jumlah siswa 26 yang terdiri dari 14 siswa lakilaki dan 12 siswa perempuan. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah:
1. Hasil belajar siswa: daya serap siswa dan ketuntasan belajar. 2. Aktifitas siswa 3. Aktifitas guru Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: Perangkat pembelajaran yang terdiri dari: 1. Silabus 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3. Lembar Peta Konsep
Teknik Analisis Data Data yang diperoleh pada penelitian ini berupa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil pemberian posttest dan ulangan harian dan data kualitatif yang diperoleh dari kegiatan observasi yang kemudian akan dianalisis untuk melihat daya serap dan ketuntasan belajar siswa dari skor tes hasil belajar yang diperoleh dan dianalisis berdasarkan: 1. Daya serap Daya serap siswa diperoleh dengan menggunakan rumus:
Keterangan: DS = Daya Serap JB = Jawaban Benar BS = Jumlah Butir Soal Untuk mengetahui daya serap siswa dari hasil belajar dianalisa menggunakan kriteria tabel berikut:
Tabel 1 Daya Serap Siswa % Interval Kategori 85-100 Baik Sekali 70-84 Baik 50-69 Cukup 0-49 Kurang Sumber: Djamarah (2000) 176
Lectura Volume 04, Nomor 01, Agustus 2013, hlm 174 -182
2. Ketuntasan Belajar Siswa Ketuntasan individu dengan rumus:
Dengan kriteria apabila seorang siswa telah mencapai 65% dari jumlah soal yang diberikan atau dengan nilai 6,5 maka siswa dikategorikan tuntas. 3.
AktifitasBelajarSiswa Data yang diperoleh dari aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar diolah dengan menggunakan rumus:
Keterangan: P = Angka Persentase Siswa F = Frekuensi Aktifitas Siswa N = Banyak Individu Untuk memudahkan analisis data dan untuk mengetahui aktifitas siswa maka diberikan nilai atas observasi tersebut sesuai dengan kategori penilaian sebagai berikut:
Tabel 2 Aktifitas Belajar Siswa % Interval Kategori 75-100 Baik Sekali 65-74 Baik 55-64 Cukup ≤ 54 Kurang Sumber: Djamarah (2000) 4. Aktifitas Guru Observasi aktifitas guru dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Pelaksanaan observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang mengacu pada kegiatan belajar mengajar melalui peta konsep. Data yang diperoleh dari aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar diolah dengan menggunakan rumus:
Keterangan: P = Angka Persentase Guru F = Frekuensi Aktifitas Guru N = Banyak Aspek yang Diamati Adapun aktifitas guru yang diamati meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup, sedangkan kategori aktifitas guru adalah: Tabel 3 Aktifitas Guru % Interval Kategori 75-100 Baik Sekali 65-74 Baik 55-64 Cukup ≤ 54 Kurang Sumber: Djamarah (2000) 177
Lectura Volume 04, Nomor 01, Agustus 2013, hlm 174 -182 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Belajar Siswa
Daya Serap Siswa pada Siklus I dan II Berdasarkan hasil penelitian daya serap siswa pada materi sumber daya alam yang diperoleh dari nilai ulangan harian dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Data tentang hasil belajar siswa pada materi sumber daya alam dengan menggunakan peta konsep dianalisis melalui daya serap dan ketuntasan belajar secara individual. Tabel 4 Daya Serap Siswa pada Siklus I dan II Daya Serap Siswa Ulangan Harian No Interval (%) Kategori I II n(%) n(%) 1 85-100 Baik Sekali 6(23,1) 7(26,9) 2 70-84 Baik 13(50,0) 16(61,6) 3 50-69 Cukup 6(23,1) 3(11,5) 4 0-49 Kurang 1(3,8) ~ Jumlah Siswa 26 26 Rata-rata 73,46 82,69 Kategori Baik Baik Pada ulangan harian siklus I ratarata daya serap siswa 73,46 dengan kategori baik dan meningkat pada siklus II yaitu 82,69 kategori baik. Slameto (2003) mengatakan bahwa hasil belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam lingkungannya.
interaksi
dengan
Dari Tabel 6 dapat dijelaskan bahwa pada ulangan harian pertama secara individual sebanyak 15 orang siswa telah tuntas (57,7), sedangkan pada ulangan
harian kedua sebanyak 23 orang siswa telah tuntas (88,5). Tercapainya ketuntasan
Ketuntasan Belajar Siswa
Berdasarkan analisa tes hasil ulangan harian, ketuntasan hasil belajar siswa secara individual dan secara klasikal pada siklus I dan siklus II setelah menggunakan peta konsep dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 6 Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan Nilai Ulangan Harian Siklus I Siklus II Ketuntasan Belajar UH 1 UH 2 n(%) n(%) Belum Tuntas 11(42,3) 3(11,5) Individual Tuntas 15(57,7) 23(88,5) Jumlah Siswa 26(100) 26(100)
178
Lectura Volume 04, Nomor 01, Agustus 2013, hlm 174 -182
belajar siswa secara individual ini disebabkan oleh siswa telah dapat memahami cara belajar dengan menggunakan peta konsep dan melaksanakan aktifitas-aktifitas pada indikator tertentu. Ketidaktuntasan individual disebabkan oleh siswa yang bersangkutan tidak melaksanakan aktifitasaktifitas pada indikator tertentu dengan baik dan disebabkan juga faktor internal siswa seperti kesehatan, cacat badan, kecerdasan, perhatian, minat dan bakat. Menurut Mulyasa (2002) belajar tuntas merupakan strategi pembelajaran yang dapat dilaksanakan di dalam kelas dengan asumsi bahwa di dalam kondisi yang dapat secara maksimal terhadap seluruh bahan yang dipelajari. Agar seluruh siswa memperoleh hasil belajar yang maksimal, pembelajaran harus dilaksanakan secara sistematis. Kesistematisan akan terjamin dari strategi pembelajaran yang dilaksanakan terutama dalam mengorganisasi tujuan, dana, bahan belajar, melaksanakan evaluasi dan memberikan bimbingan pada siswa yang gagal dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Penggunaan model pembelajaran peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar siswa sains yang dapat dilihat dari hasil posttest siklus pertama pertemuan I adalah 74,23 (baik) dan pertemuan II adalah 78,08 (baik), sedangkan pada siklus kedua pertemuan I adalah 78,46 (baik) dan pertemuan II adalah 84,23 (baik). 2. Rata-rata nilai UH mengalami peningkatan, siklus pertama adalah 73,46 (baik) dan siklus kedua adalah 81,92 (baik).
3. Ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dengan menggunakan peta konsep, pada siklus pertama adalah 57,7 (tidak tuntas) dan siklus kedua adalah 88,5 (tuntas). 4. Dengan menggunakan strategi pembelajaran peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar sains siswa kelas IV SDN 11 Belutu Tahun Ajaran 2011/2012. Saran Diharapkan dari penelitian yang peneliti lakukan ini dapat menjadi panduan kepada guru-guru pada umumnya dan guru-guru di SDN 11 Belutu khususnya, dapat menggunakan strategi pembelajaran peta konsep sebagai model pengajaran pada materi pelajaran yang lainnya. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Depdikbud, Jakarta. Anni, C. T. 2004. Psikologi Belajar. UPT MKK Universitas Negeri Semarang, Semarang Arends, R. 1997. Classroon Intruction and Management. Mc Grow. Hill Comparies Inc, New York. Arsyad. 2003. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Aziz, Z. & Jair, N. 2009. Penggunaan Peta Konsep Untuk Meningkatkan Pencapaian Mata Pelajaran Sejarah Bagi Siswa Kelas II SD. Jurnal Pendidikan, Malaysia. Dahar.
1996. Teori-Teori Erlangga, Jakarta.
Belajar.
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta. 179
Lectura Volume 04, Nomor 01, Agustus 2013, hlm 174 -182 Djamarah, S. B. 2002. Psikologi Belajar. Rineka Cipta, Jakarta. Djamarah, S. B. & Zein A. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Banjarmasin. Haryanto. 2006. Sains untuk Sekolah Dasar kelas IV. Erlangga, Jakarta. Ishaq. 2002. Mengajar Efektif. UNRI Press, Pekanbaru. Kurniati,Tuti. 2001. Pembelajaran Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Siswa. UPI, Bandung (Tidak diterbitkan) Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional. PT Rosdakarya, Bandung Nasution. 1995. Dikdaktik Azas-Azas Mengajar. Bumi Aksara, Jakarta. Nauli, R. 2007. Upaya Peningkatan Interaksi dan Hasil Belajar Siswa SMA melalui Belajar Kooperatif
Faturrohman. 2007. Strategi Belajar Mengajar. PT. Refika Aditama, Bandung. Hamalik, O. 2009. Proses Belaar Mengajar. Bumi Aksara, Jakarta. dengan Menggunakan Media Peta Konsep dan Alat Peraga. Universitas Negeri Medan, Sumatra Utara: Tidak diterbitkan \Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada, Bandung Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Bina Aksara Pustaka, Bandung. Sumarni. 2007. Penerapan Strategi Belajar Peta Konsep dengan Model Kooperatif dalam Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas VIII4 SMPN 25 Pekanbaru. Universitas Riau, Pekanbaru.(Tidak diterbitkan)
180