Lectura Volume 04, Nomor 01, Februari 2013
PENGGUNAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VII SMPN 23 SIAK *Martala Sari **Yarmaina *Dosen Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan- Universitas Lancang Kuning **Alumni Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan- Universitas Lancang Kuning ABSTRACK: This research has purpose to know the influence of using Contextual Teaching and Learning (CTL) in improving students’ learning outcome about biodiversity. The research design was quasi-experimental research with pretest-postest control group. The sample was all the students on grade VII1 as the control class and VII2 as the experimental class. They were 27 students for each class which was chosen by using purposive random sampling. Technique of data analysis was t-test and U Mann Whitney test. This improvement was obtained from the result of U Mann Whitney test NGain which was different significantly between the two classes. It can be inferred that there was an improvement in students’ learning outcomes about biodiversity preservation by using CTL approach on the grade VII of SMPN 23 Siak academic year 2011/2012. Key words: Contextual Teaching and Learning (CTL), Students’ Learning Outcome, Biodiversity Preservation ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pelestarian keanekaragaman hayati. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2012 di SMPN 23 Siak. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen pretestposttest control group design. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII1 kelas control dan VII5 eksperimen dengan jumlah siswa masing-masing kelas 27 orang yang diambil dengan teknik purposive random sampling. Teknik analisis data yang digunakan berupa t-test dan U Mann Whitney. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil uji statistik U Mann Whitney Test N-Gain yang berbeda signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada materi pelestarian keanekaragaman hayati dengan menggunakan pendekatan pembelajaran CTL kelas VII SMPN 23 Siak Tahun Ajaran 2011/2012. Kata kunci : contextual teaching and learning, hasil belajar,keanekaragaman hayati
81
Lectura Volume 04, Nomor 01, Februari 2013
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina potensi sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan dari tingkat dasar, menengah dan perguruan tinggi. Salah satu tujuan pendidikan adalah menyelenggarakan proses belajar mengajar. Pendidikan di sekolah mempunyai tujuan untuk mengubah agar dapat memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap belajar sebagai bentuk perubahan perilaku stabil belajar (Hamalik, 1993). Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi kelas VII hal ini disebabkan karena cara mengajar yang dilakukan masih kurang bervariasi, guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan memberikan tugas, dan guru jarang sekali menerapkan modelmodel pembelajaran seperti kooperatif sehingga kelas selalu pasif dan banyak didominasi oleh guru, sementara siswa hanya sebagai pendengar. Padahal seharusnya dalam pembelajaran biologi siswa harus dilibatkan secara aktif untuk membuktikan sendiri tentang kebenaran dari teori-teori yang telah dipelajari. Dengan memperhatikan kondisi di atas, maka dilakukan perbaikan model pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat terlibat secara aktif dalam belajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan sikap siswa. Salah satu alternatifnya adalah dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Pendekatan pembelajaran CTL merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar
dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya. CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat. Pembelajaran kooperatif adalah menempatkan siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil, saling menyumbangkan pikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun kelompok (Slavin, 1995). Dalam pembelajaran kooperatif ada beberapa tipe, salah satunya adalah pembelajaran kooperatif Contextual Teaching and Learning (CTL). merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan quasi eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2012 di SMPN 23 Siak. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen pretest-posttest control group design. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII1 kelas kontrol dan VII5 82
Lectura Volume 04, Nomor 01, Februari 2013
eksperimen dengan jumlah siswa masingmasing kelas 27 orang yang diambil dengan teknik purposive random sampling.
Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Persiapan Peneliti megajar dikelas VII dengan merancang pembelajaran yang digunakan pendekatan pembelajaran CTL pada materi pelestarian keanekaragaman hayati. 2. Pelaksanaan Guru terlebih dahulu memberikan pretest sebelum memulai pembelajaran kepada kedua kelas tersebut baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Guru melaksanakan 3 kegiatan pembelajaran dari 7 komponen CTL yaitu inkuiri, bertanya dan masyarakat belajar pada kelas eksperimen dan kemudian guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Setelah selesai proses belajar berakhir, guru memberikan posttest kepada kedua kelas tersebut, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. 3. Penyusunan laporan Data hasil pretest dan posttest yang telah terkumpul, kemudian dilaporkan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan statistik uji t untuk parametrik jika data berdistribusi normal dan homogen untuk non parametrik jika data berdistribusi normal atau tidak homogen (Sugiyono, 2007).
Teknik Analisa Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu secara kuantitatif dan secara kualitatif. Analisa data dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pelestarian keanekaragaman hayati SMP kelas VII Tahun Ajaran 2011/2012. Data utama yang dipakai untuk melihat peningkatan hasil belajar, adalah data hasil Pretest maupun posttest. Data tersebut dianalisis untuk melihat skor hasil tes. Selanjutnya hasil tes tersebut dihitung rata-ratanya. Serta menghitung N-gain antara tes awal dan tes akhir. Untuk menghitung N-gain dapat digunakan rumus Hake (Meltzer, 2009). N- gain = S post – S pre S maks – S pre Keterangan : Spost : Skor posttest Spre : Skor pretest Smaks : Skor maksimum ideal Kriteria perolehan skor N-Gain dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 1 Kategori Perolehan Skor N-Gain Batasan Kategori g > 0,7 Tinggi 0,3 < g ≤ Sedang 0,7 g ≤ 0,3 Rendah Sumber (Meltzer, 2009) Selanjutnya dilakukan pengolahan data tes awal, tes akhir dan N-Gain dengan menggunakan Software Statistical Package for Sosial Science (SPSS) for windows versi 17.0. Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu 83
Lectura Volume 04, Nomor 01, Februari 2013
dilakukan uji normalitas distribusi data dan homogenitas varians data kedua kelompok. Pengujian normalitas distribusi data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov-Smirnov (KS-21) pada program SPSS versi 17.0, sedangkan uji homogenitas varians data dilakukan dengan Levene Test. Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas dilanjutkan dengan pengujian hipotesis komparatif. Sugiyono, (2008) mengatakan bahwa hipotesis komparatif adalah pernyataan yang menunjukkan hasil dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. Untuk menguji hipotesis komparatif digunakan Uji-t untuk parametrik (jika data berdistribusi normal dan homogen) atau U Mann Whitney untuk non parametrik (jika data tidak berdistribusi normal atau tidak homogen) atau U Mann-Whitney test. 3.7.1
Uji normalitas Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui distribusi data. Kenormalan data diketahui melalui sebaran regresi yang merata disetiap nilai (Kriswanto, 2008). Salah satu metode yang digunakan untuk menguji kenormalan data adalah metode Kolmogorov Smirnov (KS 21). Rumus uji Kolmogorov Smirnov menurut Steel dalam Wulandari (2010) : KS = | Fn(Yi-1) – Fo(Yi) | Keterangan : KS : Nilai KS hitung Fn(Yi-1) : Frekuensi persentase kumulatif pada waktu sebelum i Fo(Yi) : Frekuensi data sebaran normal pada saat i
Nilai KS hitung yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan nilai KS tabel. Jika nilai KS hitung < KS tabel maka Ho diterima artinya data model regresi sederhana atau regresi berganda mengikuti sebaran normal. Dan sebaliknya jika nilai KS hitung > KS tabel maka Ho ditolak, artinya data model regresi sederhana atau regresi berganda tidak mengikuti sebaran normal (Wulandari, 2010). 3.7.2
Uji homogenitas Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui keseragaman data penelitian. Dalam analisis regresi data penelitian yang baik harus mempunyai sebaran data yang homogen dan metode yang digunakan untuk mengujinya adalah uji Levene (Levene Test). Rumus uji Leven (Levene Test) dalam Sugiyono (2005) adalah sebagai berikut:
L
( N k ) ni(V i V k ) 2 (k 1) (Vij V i) 2
Vij = | Xij –
|
Keterangan : L : Nilai Levene hitung X : Nilai data residual : Rata-rata data Residual N : Jumlah sampel K : Jumlah kelompok Nilai Levene hitung yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan Levene tabel atau dapat juga menggunakan nilai perbandingan signifikansi dengan alpha 5 %. Jika nilai Levene hitung < Levene tabel atau P Value > 5 % maka data regresi sederhana atau regresi berganda 84
Lectura Volume 04, Nomor 01, Februari 2013
mempunyai ragam yang homogen. Dan sebaliknya jika nilai Levene besar Levene tabel atau P Value < 5 % maka data regresi sederhana atau regresi berganda mempunyai ragam yang tidak homogen. Dalam penelitian ini analisis perbedaan menggunakan uji t untuk melihat apakah ada perbedaan hasil siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe CTL dengan menggunakan metode konvensional. Shavelon dalam Surbakti (2006) menyatakan menguji Hipotesis dengan rumus uji t seperti dibawah ini:
t= Keterangan : :Rata-rata posttest kelompok eksperimen : Rata-rata posttest kelompok control : Varians posttest kelompok eksperimen : Varians posttest kelompok control : Jumlah sampel
jika
homogen maka dianalisis dengan menggunakan statistik uji t dan U Mann-Whitney untuk non parametrik jika data tidak terdistribusi normal atau tidak homogen. U Mann-Whitney test merupakan alternatif lain untuk beda dari sampel. Uji U ini tidak memerlukan asumsi distribusi normal dan homogen yang diperlukan hanya data kontiniu dan mempunyai skala ordinal. Rumus U Mann-Whitney adalah : n2 (n2 1) R2 2 U1 = n1.n2+ n1 (n1 1) R1 2 U2 = n1.n2+ Keterangan : U1 : Nilai Uji Mann-Whitney n1 : Sampel 1 n2 : Sampel 2 R1 : Jumlah Rangking untuk sampel 1 R2 : Jumlah Rangking untuk sampel 2 (Sumber : Nazir, 2005 ) HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil hasil N-Gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut :
Dari data hasil pretest dan posttest data terdistribusi normal dan Tabel 2 Rekapitulasi Hasil N-Gain Pada Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen Kelas
n
Kontrol
27
Eksperimen
27
Hasil Belajar Nilai Nilai Ideal Minimum 100 0.08 100
0.12
Rerata Nilai Maksimum 0.91
0.36
1.00
0.61
85
Lectura Volume 04, Nomor 01, Februari 2013
Pada Tabel di atas dapat dilihat nilai maksimum, nilai minimum dan rerata N-Gain kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Dimana nilai minimum pada kelas eksperimen adalah 0.12 sedangkan pada kelas kontrol adalah 0.08. Nilai maksimum pada kelas eksperimen adalah 1.00, sedangkan pada kelas kontrol adalah 0.91. Kemudian rerata N-
Gain pada kelas eksperimen adalah 0.61 sedangkan pada kelas kontrol adalah 0.36. Maka dapat dikatakan bahwa N-Gain kelas kontrol lebih rendah dibandingkan dengan N-Gain kelas eksperimen. Perbandingan hasil N-Gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini;
N-Gain 1 0,8
0,61 0,6 0,4
Kontrol
0,36
Eksperimen
0,2 0
Kontrol
Eksperimen
Gambar 1 Perbandingan N-Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol Gambar diagram batang di atas, dapat dilihat rerata N-Gain kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rerata N-Gain kelas kontrol. Rerata N-Gain untuk kelas eksperimen adalah 0.61 sedangkan rerata N-Gain kelas kontrol adalah 0.36.
Berikut ini merupakan data hasil persiswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang ditunjukkan oleh diagram garis di bawah ini :
86
Lectura Volume 04, Nomor 01, Februari 2013
1
1,00
0,91
0,94
0,9
0,87 0,83 0,8 0,82 0,85 0,7
0,64
0,64
0,6
0,79
0,87
0,88
0,81 0,72
0,65
0,55
0,630,62 0,59
0,53 0,53 0,53 0,45 0,45 0,45 0,46 0,45 0,420,44 0,42 0,39 0,38 0,38 0,38 0,38 0,38 0,36 0,33 0,33 0,31 0,29 0,29 0,29 0,29 0,28 0,22 0,21 0,2 0,2 0,17 0,15 0,13 0,12 0,08
0,5
0,4 0,3 0,2 0,1
Kontrol Eksperimen
0 1
3
5
7
9 11 13 15 17 19 21 23 25 27
Gambar 2 Perbandingan N-Gain persiswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Dari diagram garis di atas dapat homogenitas dan uji lanjutan. Jika data dilihat nilai N-Gain masing-masing berdistribusi normal dan homogen maka siswa, pada kelas eksperimen dan kelas uji hipotesis komparatif menggunakan kontrol. Pada kelas kontrol N-Gain statistik parametrik yaitu dengan minimum adalah 0.08 sedangkan Nmenggunakan uji-t, tetapi apabila data Gain minimum pada kelas eksperimen tidak berdistribusi normal dan homogen, adalah 0.12, pada kelas eksperimen Nmaka digunakan statistik non Gain maksimumnya adalah 1.00 parametrik, yaitu salah satunya dengan sedangkan N-Gain maksimumnya kelas menggunakan U Mann-Whitney test. kontrol adalah 0.91. Secara keseluruhan Uji Normalitas ini dilakukan terlihat nilai N-Gain persiswa pada untuk mengetahui apakah data kelas eksperimen lebih tinggi berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji dibandingkan dengan kelas kontrol. normalitas data N-Gain kelas Data N-Gain kelas kontrol dan eksperimen dan kelas kontrol dapat kelas eksperimen kemudian dianalisis dilihat pada tabel di bawah ini : dengan menggunakan uji normalitas, uji Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas N-Gain Kelas Asymp. Sig.(2-tailed) α Keputusan Keterangan Kontrol Eksperimen
0.366
0.05
Terima Ho
Normal
0.882
0.05
Terima Ho
Normal
87
Lectura Volume 04, Nomor 01, Februari 2013
Pada Tabel di atas uji normalitas Selanjutnya dilakukan Uji N-Gain dengan α (taraf signifikan) 0.05 homogenitas untuk menentukan diperoleh nilai Asym. Sig (2-tailed) kehomogenan sampel, apabila untuk kelas eksperimen adalah 0.882 kesimpulan menunjukkan homogen sedangkan pada kelas kontrol 0.366. maka dapat diuji dengan menggunakan Untuk kelas kontrol diperoleh keputusan statistik parametrik dengan terima H0 karena nilai Asym. Sig (2membandingkan nilai Based on trimmed tailed) 0.366 > 0.05 dan untuk kelas mean dengan taraf kepercayaan 0.05. eksperimen juga diperoleh keputusan Analisis data uji homogenitas ini dengan terima H0 karena Asymp. Sig (2-tailed) menggunakan uji Levene. Berdasarkan 0.882 > 0.05. Hal ini berarti data pada hasil uji homogenitas N-Gain kelas kelas kontrol dan kelas eksperimen eksperimen dan kelas kontrol diperoleh berdistribusi normal. data sebagai berikut : Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas N-Gain Jenis Data Based on trimmed mean α Keputusan Keterangan N-Gain
0.042
0.05
Tolak Ho
Tidak Homogen
Berdasarkan Tabel 4 di atas berdistribusi normal dan tidak homogen diperoleh nilai Based on trimmed mean maka dapat dilakukan uji lanjut yaitu 0.042 dengan taraf signifikan 0.05 parametrik yaitu dengan menggunakan maka dapat disimpulkan bahwa N-Gain uji U Mann Whitney, dimana uji lanjut pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang disebut dengan U Mann Whitney berasal dari varian yang tidak homogen ini yang dilihat adalah nilai Sig. (2dimana nilai Based on trimmed mean tailled) dibandingkan dengan taraf yaitu 0.042 < 0.05 yang artinya tolak signifikan 0.05 dimana jika nilai Sig. (2Ho data N-Gain pada kelas kontrol dan tailled) < 0.05 maka berbeda signifikan kelas eksperimen berasal dari varian begitu juga sebaliknya. Berikut yang tidak homogen. merupakan data hasil U Mann Whitney Setelah diketahui data N-Gain N-Gain : kelas eksperimen dan kelas kontrol Tabel 5 Rekapitulasi Hasil Uji U Mann-Whitney N-Gain
Jenis Data N-Gain
Sig.(2-tailed) 0.000
α 0.05
Dari Tabel di atas dapat dikatakan bahwa uji U Mann Whitney
Keputusan Terima Ho
Keterangan Berbeda Signifikan
N-Gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda signifikan dimana 88
Lectura Volume 04, Nomor 01, Februari 2013
niliai Sig. (2-tailled) 0.00 < 0.05 yang artinya Terima H0 yaitu adanya perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol pada materi keanekaragaman hayati.
lebih bersemangat dan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran berlangsung.
KESIMPULAN DAN SARAN
Azizah,
Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pelestarian keanekaragaman hayati kelas VII SMPN 23 Siak Tahun Ajaran 2011/2012. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil uji statistik U Mann Whitney Test N-Gain yang berbeda signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selain itu penggunaan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ini juga dapat meningkatkan aktifitas siswa dan guru dalam proses belajar mengajar atau pembelajaran sehingga pendekatan ini efektif digunakan pada materi pelestarian keanekaragaman hayati. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas penulis menyarankan kepada guru biologi agar pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam kegiatan belajar mengajar khususnya pada materi pelestarian keanekaragaman hayati. Dengan menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL) ini proses pembelajaran tidak akan menoton dan membosankan, akan tetapi siswa akan
DAFTAR PUSTAKA N. 2007. Keaktifan dan Penggunaan Model Pembelajaran. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Apriyani, 2009. Pembelajaran menggunakan Constekstual Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada SMP N 25 Pekanbaru Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi UNRI. (tidak diterbitkan) Cartono. 2007. Metode dan Pendekatan dalam Pembelajaran Sains. Program Doktor Pendidikan IPA Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan. Depdiknas. 2002. Kontekstual Teaching and Departemen Nasional.
Pendekatan (Contextual Learning). Pendidikan
Depdiknas. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi oleh Dirjen Dikdasmen. Jakarta Depdiknas. 2006. Pengelolaan Kurikulum Berbasis sekolah, Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, Jakarta. Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka cipta. Jakarta. 89
Lectura Volume 04, Nomor 01, Februari 2013
Djamarah, Bahri, S & Zain, A. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. PT. Rineka Cipta. Fitria, R. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Pendekatan Struktur NHT . Universitas Riau, Pekanbaru. Hamalik, U. 1993. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Tarsito. Bandung. Ibrahim, M, Nur, Rahmadiarti, Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor. Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL). Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Dikdasmen, Dit. PLP. Jakarta. Rustana, C, E. 2002. Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual. Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Sugiyono. 2007. Metode Statistika Untuk PendidikanAlfabeta: Bandung.
Ishaq. 2002. Mengajar Efektif. UNRI Press. Pekanbaru.
Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo. Jakarta
Jonhson, Elaine B. 2007. Contextual Teaching and Learning. Mizan Learning Center (MLC). Bandung.
Slavin. 1995. Cooperative Learning, Theory Research and praktisce. Ailin and Bocan. Boston
Kriswanto, J. 2008. Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov [online], tersedia http://Joni Kriswanto.blogsport.com/2008/ 10/uji-Normalitas-dengan kolmogorov.html.akses[01 September 2011] Meltzer, DE. 2009. “ The Relevionsip Between Matematics Preparation and Conceptual Learning Gains in physic: A possible “ hidden variable” in diagnostic pretest score”. American Journal of Physicn. 70 79.
Sugiarto, T, Eny, I. 2008. IPA Kelas VII. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Sudjana, N. 2000. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar Remaja. Rosdakarya. Bandung. Stiggins, R. J. 1994. Student-Centered Classroom Assesment. Macmillan College Publishing Company, Inc. New York Surbakti, A. 2006. Pengaruh Metode Inkuiri Pada Pokok Bahasan Lingkungan Dalam Matematika Terhadap Hasil Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP HKBP Perdamaian 90
Lectura Volume 04, Nomor 01, Februari 2013
Medan Tahun Ajaran 2005/2006. Skripsi Universitas Medan. Tidak Diterbitkan. Trianto.
2010. ModelModel Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivitisme. Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta.
Wulandari, A. 2010. Metode Penelitian [online]. Tersedia http:// www.trinoval.web.id/2010/04/j enis-uji-statistik.html. Akses [ 20 Mei 2011. Yarniati.
2011. Pembelajaran
Penerapan Contextual
Teaching And Learning (Ctl) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Ekosistem Kelas VII Smp Negeri 4 Siak. Skripsi UNILAK. (tidak diterbitkan) Yustini.
2008. Pembelajaran Constekstual Teaching And Learning (CTL) pada pokok bahasan Ciri-Ciri Makhluk Hidup Dapat Meningkatkan Kemampuan pemecahan masalah dan penguasaan konsep siswa dalam pelajaran IPA Biologi. Skripsi UNRI. (tidak diterbitkan).
91