Lectura Volume 03, Nomor 02, Agustus 2012
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK PEMAHAMAN KONSEP EKOSISTEM Di SMA BUDHI LUHUR PEKANBARU *Martala Sari **Afridewi Putri *Dosen FKIP Universitas Lancang Kuning-Pekanbaru **Alumni FKIP Universitas Lancang Kuning-Pekanbaru ABSTRAK: This research is aimed to find out the influence of the Problem Based Learning (PBL) to improve conceptual understanding of ecosystem at students X grade Budhi Luhur Senior High School. This research has been done in SMA Budhi Luhur Pekanbaru at tenth grade within second semester on April academic year 2011/2012. This research is quasi experiment by Pre-test Post-test Control Group Design. The sample of the research was taken by using saturated sample technique. The technique of analyzing the data used in this research can be t-test if the data normal and homogeneous and U-Mann Whitney test if the data is not normal and not homogeneous. The improvement of conceptual learning can be seen from the result of average N-Gain in experiment class is 0.55 including middle category and the average N-Gain in control class is 0.39 including middle category. So then it can be concluded that Problem Based Learning is able to improve conceptual understanding students on ecosystem material at students X1 grade Budhi Luhur Senior High School Pekanbaru academic year 2011/2012. Key words: Problem Based Learning, Conceptual Understanding, Ecosystem ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dalam meningkatkan pemahaman konsep ekosistem siswa kelas X SMA Budhi Luhur Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April semester genap Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain penelitian PretestPosttest Control Group Design. Sampel penelitian ini diambil menggunakan teknik sampel jenuh. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dapat berupa uji-t apabila data normal dan homogen U Mann-Whitney test apabila data tidak normal atau tidak homogen. Dari hasil penelitian diperoleh nilai rerata Pretest kelas eksperimen 47,58 sedangkan kelas kontrol 46,24. Setelah dilakukan proses pembelajaran berbasis masalah pada kelas eksperimen diperoleh nilai rerata Posttest 76,46 sedangkan kelas kontrol 67,47 dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Peningkatan pemahaman konsep belajar dapat dilihat dari rerata N-Gain pada kelas eksperimen yaitu sebesar 0.55 kategori sedang dan rerata N- Gain kelas kontrol yaitu sebesar 0.39 kategori sedang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan pemahaman konsep ekosistem pada siswa kelas X1 SMA Budhi Luhur Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012. Kata kunci: pembelajaran berbasis masalah, pemahaman konsep, ekosistem
206
Lectura Volume 03, Nomor 02, Agustus 2012
Untuk mengatasi hal tersebut
PENDAHULUAN Pendidikan
bagian
maka perlu dicari alternatif strategi
integral dalam pembangunan. Pendidikan
pembelajaran yang tepat, sehingga dapat
yang berkualitas sangat diperlukan untuk
meningkatkan pemahaman konsep siswa
mendukung terciptanya manusia yang
dalam pembelajaran biologi. Para guru
cerdas serta mampu bersaing di era
terus
globalisasi. Pendidikan dapat dikatakan
menerapkan
suatu proses dalam rangka mempengaruhi
bervariasi
peserta
bersemangat dalam belajar biologi. Salah
didik
menyesuaikan dengan
merupakan
supaya
diri
mampu
sebaik
lingkungannya,
mungkin
dan
dengan
demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang berfungsi dalam
berusaha
satunya
menyusun
berbagai agar
dan
model
siswa
yang
tertarik
dengan
dan
menggunakan
pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). Bertolak dari latar belakang maka
kehidupan masyarakat. Pengajar bertugas
diadakan
penelitian
yang
berjudul
mengarahkan proses ini agar sasaran dari
βPembelajaran Berbasis Masalah untuk
perubahan itu dapat tercapai sebagaimana
Meningkatkan
yang diinginkan (Widiastuti, 2010)
Ekosistem pada Siswa Kelas Xβ
Pemahaman
Konsep
Kenyataannya dapat dilihat bahwa prestasi belajar biologi yang dicapai siswa masih rendah. Berdasarkan observasi dan
METODE PENELITIAN Penelitian
wawancara yang dilakukan pada guru
penelitian
biologi kelas X SMA Budhi Luhur
penelitian ini adalah
Pekanbaru,
Control Group Design
dalam
metode
pembelajaran
yang
digunakan
merupakan
eksperimen.
Desain
Pretest-Posttest
metode
Penelitian ini dilakukan di SMA
ceramah, peta konsep, diskusi serta tanya
Budhi Luhur Pekanbaru kelas X semester
jawab. Dengan metode ini siswa masih
Genap pada bulan April Tahun Ajaran
sibuk dengan diri masing-masing dan
2011/2012. Populasi penelitian ini adalah
belum
pada
seluruh siswa kelas X SMA Budhi Luhur
pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil
Pekanbaru yang terdiri dari 2 kelas
belajar yang menunjukkan bahwa hanya
paralel. Seluruh populasi diambil sebagai
65% siswa yang tuntas dengan KKM 70.
sampel dengan teknik sampel jenuh.
sepenuhnya
yaitu
quasi
ini
konsentrasi
207
Lectura Volume 03, Nomor 02, Agustus 2012
Parameter yang diamati dalam
penelitian. Rumus uji Levene (Levene
penelitian ini adalah 1) Pemahaman
Test) dalam Sugiyono (2005) adalah
konsep 2) Aktivitas guru 3) Aktivitas
sebagai berikut:
siswa.
L=
Teknik Analisis Data Analisis data secara kuantitatif dilakukan untuk mengetahui besarnya peningkatan pemahaman konsep siswa. Data
hasil
pretest
maupun
posttest
dianalisis untuk melihat skor hasil tes.
(πβπ)π΄ππ(ππβπ£π)2 (πβ1)π΄(πππβππ)2
Vij = |πΈππ β π| Keterangan: L : Nilai Leven hitung X : Nilai data residual X : Rata-rata data residual N : Jumlah sampel K : Jumlah kelompok Data hasil pretest dan posttest jika terdistribusi normal dan homogen maka
Adapun rumusnya sebagai berikut: ππππ π‘βππππ
di analisis dengan menggunakan uji-t dan
N-Gain = πππππ βππππ Keterangan: Spre : Skor pretest Spost : Skor posttest Smaks : Skor maksimum ideal Uji Normalitas Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui distribusi data yang diketahui melalui sebaran regresi yang merata disetiap nilai. Rumus uji Kolmogorov Smirnov menurut Steel (1991) dalam Anisa (2011): KS = |Fn(Yiβ1) β Fo(Yi)| Keterangan: KS : Nilai KS hitung Fn(Yi-1) : Frekuensi persentase kumulatif pada waktu sebelum i Fo(Yi) : Frekuensi data sebaran normal pada saat i
U Mann-Whitney. Rumus uji t (Sugiyono, 2011): π βπ t = 12 22 βπ1 +π2
π1 π2
Rumus U Mann-Whitney 2011):
(Sugiyono,
U1 = π1. π2 +
β π
1
n1(π1+1)π₯ 2 2 n2(π2+1)π₯ 2
U2 = π1. π2 + β π
2 2 Keterangan: n1 : jumlah sampel 1 n2 : jumlah sampel 2 U1 : jumlah peringkat 1 U2 : jumlah peringkat 2 R1 : jumlah rangking pada sampel n1 R2 : jumlah rangking pada sampel n2
Uji Homogenitas Pengujian homogenitas dilakukan untuk
mengetahui
keseragaman
data 208
Lectura Volume 03, Nomor 02, Agustus 2012
data U Mann Whitney posttest dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN
dilihat pada Tabel 8. Berdasarkan data uji-t pada independent
Berdasarkan
data
U
Mann
Two Sample nilai Sig.(2-tailed) 0.556 >
Whitney untuk data posttest pada kelas
0.05, maka keputusannya terima H0, yang
kontrol dan kelas eksperimen dengan
artinya data
taraf signifikan (Ξ±) 0.05 telah diperoleh
pretest tidak
berbeda
signifikan.
nilai Asymp Sig. (2-tailed) 0.000 < 0.05
Berdasarkan data yang diperoleh
yang artinya berbeda signifikan. Hal ini
dari uji normalitas posttest kelas kontrol
berarti siswa kelas kontrol dan kelas
maupun kelas eksperimen berdistribusi
eksperimen memiliki kemampuan yang
normal namun uji homogenitas posttest
berbeda.
berasal dari varian yang tidak homogen,
N-Gain
maka
dilakukan
uji
lanjut
dengan
Berikut ini merupakan hasil N-
menggunakan U Mann Whitney. Hasil
Gain pada kelas kontrol dan kelas eksperimen sebagai berikut:
No
Kelas
n
1
Kontrol
31
2
Tabel 9 Statistik Deskriptif Skor N-Gain Hasil N-Gain Nilai ideal Nilai min Nilai max 1.00 0.15 0. 53
Eksperimen 33 1.00 Berdasarkan Tabel 9 di atas dapat
0.20
Rerata 0.39
0. 82 0.55 Berikut ini merupakan data hasil
dilihat bahwa nilai rerata N-Gain kelas
N-Gain per siswa pada kelas kontrol dan
kontrol adalah 0.39 dan kelas eksperimen
kelas eksperimen dengan gambar diagram
diperoleh 0.55. Jadi dapat dikatakan
garis sebagai berikut:
bahwa kelas kontrol lebih rendah dari pada kelas eksperimen.
209
Lectura Volume 03, Nomor 02, Agustus 2012
1,00 0,90 0,82 0,8
0,8
0,80
0,69
0,70
0,760,79
0,710,73 0,690,71
0,63 0,57 0,56 0,56 0,53 0,53 0,53 0,53 0,530,56 0,52 0,52 0,50 0,50 0,50 0,50 0,5 0,50 0,50 0,48 0,47 0,470,47 0,47 0,44 0,43 0,42 0,42 0,41 0,4 0,40 0,380,43 0,40 0,38 0,35 0,38 0,36 0,33 0,360,36 0,31 0,33 0,31 0,27 0,25 0,23 0,21 0,2 0,2 0,20 0,19 0,15 0,6
0,60 0,50 0,40 0,30 0,20 0,10
kontrol eksperimen
0,00
1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33
Gambar 1. Perbandingan Hasil Nilai N-Gain Kelas Kontrol dan Eksperimen Dari Gambar 1 di atas terdapat
minimum 0.20 dan N-Gain maksimalnya
perbedaan N-Gain per siswa antara siswa
adalah 0.82. secara keseluruhan nilai N-
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Nilai
Gain pada kelas eksperimen lebih tinggi
N-Gain pada kelas kontrol dengan nilai
dibandingkan dengan kelas kontrol.
N-Gain
minimum
0.15
dan
Hasil uji normalitas n-Gain pada
maksimumnya adalah 0.53, sedangkan
kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat
nilai N-Gain pada kelas eksperimen
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 10 Hasil Uji Normalitas N-Gain Kelas Asymp.Sig. (2-tailed) Keputusan Keterangan πΆ Kontrol 0.641 0.05 Terima Ho Normal Eksperiment 0.904 0.05 Terima Ho Normal Tabel 11 Hasil Uji Homogenitas N-Gain Jenis data Based on trimmed mean Keputusan Keterangan πΆ n-Gain 0.027 0.05 Tolak H0 Tidak Homogen Tabel 12 Hasil U Mann Whitney N-Gain Jenis data Z Sig.(2-tailed) Keputusan Keterangan πΆ n-Gain -4.035 0.000 0.05 Tolak H0 Berbeda Signifikan Dari Tabel 10 di atas dapat berdistribusi normal. Berdasarkan Tabel dikatakan bahwa uji normalitas N-Gain
11 di atas uji homogenitas data N-Gain
pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
dengan taraf signifikan (Ξ±) 0.05 diperoleh 210
Lectura Volume 03, Nomor 02, Agustus 2012
keputusan tolak H0 artinya data N-Gain
PEMBAHASAN
kelas kontrol dan kelas eksperimen
Setelah kelas kontrol dan kelas
berasal dari varian yang tidak homogen.
eksperimen
Setelah
diketahui
berbeda yaitu kelas kontrol diberikan
berdistribusi normal dan tidak homogen,
pembelajaran yang biasa dilakukan oleh
maka
guru yakni dengan menggunakan metode
data
N-Gain
diambil
melakukan
uji
keputusan lanjut
untuk dengan
diberi
konvensional,
perlakuan
yang
sedangkan diberi
kelas
menggunakan U Mann Whitney. N-Gain
eksperimen
kelas kontrol dan kelas eksperimen
pemebelajaran berbasis masalah (problem
dengan taraf signifikan (Ξ±) 0.05 diperoleh
based learning), kemudian dilakukan
keputusan tolak H0 artinya terdapat
posttest
perbedaan signifikan.
konsep siswa tentang materi ekosistem.
untuk
perlakuan
melihat
dengan
pemahaman
Hal ini berarti siswa kelas kontrol dan
Peningkatan hasil belajar siswa
kelas eksperimen memiliki kemampuan
atau N-Gain menunjukkan peningkatan
yang berbeda karena kelas eksperimen
pemahaman konsep ekosistem pada kelas
menggunakan
eksperimen
pembelajaran
berbasis
yang
menggunakan
masalah. Seperti yang dikemukakan Amir
pembelajaran berbasis masalah lebih
dalam Hidayati (2010), pembelajaran
tinggi dibandingkan kelas kontrol yang
berdasarkan masalah memiliki ciri-ciri
menggunakan
seperti pembelajaran dimulai dengan
berarti
pemberian βmasalahβ, biasanya βmasalahβ
Peningkatan hasil belajar siswa yang
memiliki konteks dengan dunia nyata,
menunjukkan pemahaman konsep belajar
pembelajaran secara berkelompok aktif
siswa
merumuskan
dan
maupun kelas kontrol termasuk kategori
kesenjangan
sedang. Hal ini sesuai yang dikatakan
pengetahuan mereka, mempelajari dan
Ester (2009), pemahaman konsep adalah
mencari sendiri materi yang terkait
kemampuan menangkap dan menguasai
dengan βmasalahβ dan melaporkan solusi
lebih
masalah.
mempunyai keterkaitan dengan makna
mengidentifikasi
masalah
konvensional.
adanya
baik
dalam
perbedaan
pada
kelas
sejumlah
Hal
ini
signifikan.
eksperimen
fakta
yang
tertentu. Pemahaman konsep penting bagi 211
Lectura Volume 03, Nomor 02, Agustus 2012
siswa karena dengan memahami konsep
bermakna serta dapat mengembangkan
yang benar maka siswa dapat menyerap,
seluruh
menguasai dan menyimpan materi yang
kemampuan intelektual maupun sikap dan
dipelajarinya dalam jangka waktu yang
mental. Observasi aktivitas guru juga
lama.
meningkat pada kelas eksperimen Seperti
kemampuan
siswa
baik
Selain dilihat dari hasil belajar,
yang dikemukakan Zain & Syaiful (2006)
peningkatan pemahaman konsep juga
bahwa belajar adalah proses perubahan
dilihat dari lembar observasi aktivitas
tingkah laku berkat pengalaman dan
siswa yang meningkat. Sanjaya (2008)
latihan. Semakin tinggi pemahaman dan
mengemukakan
penguasaan materi serta prestasi belajar
bahwa
pembelajaran
yang menekankan pada aktivitas siswa
maka
dapat meningkatkan kualitas dan hasil
keberhasilan
belajar menjadi lebih baik dan lebih
Sumiati, 2007).
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
sebagai variasi dalam pembelajaran dan
berbasis
bahwa
masalah
learning)
dapat
pula
pembelajaran
tingkat
(Asra
&
(problem based learning).
pembelajaran
(problem
based
DAFTAR PUSTAKA
meningkatkan
pemahaman konsep siswa pada materi ekosistem pada siswa kelas X1 SMA Budhi Luhur Pekanbaru tahun ajaran 2011/2012. Selain dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa, juga dapat meningkatkan aktivitas siswa dan guru dalam proses belajar mengajar. Saran Berdasarkan
tinggi
dengan menggunakan berbasis masalah
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
semakin
hasil
penelitian
Asra
& Sumiati. 2007. Metode Pembelajaran. CV Wacana Prima: Bandung.
Dalyono. 2001. Psikologi pendidikan. Rineka Cipta: Jakarta. Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta. Hasan, M. I. 2001. Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif). Bumi Aksara: Jakarta.
diharapkan kepada guru agar dapat menerapkan masalah
pembelajaran
(problem
based
berbasis
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Bogor.
learning) 212
Lectura Volume 03, Nomor 02, Agustus 2012
Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana: Jakarta. Sanjaya, W. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Kencana: Jakarta. Slameto. 2003. Belajar dan FaktorFaktor yang mempengaruhinya. PT Rineka Surappranata Cipta: Jakarta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekata Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta: Bandung. Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovativ-Progresif. Kencana: Surabaya. Uno,
H. B. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta.
Widodo, A. 2005. Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal-soal. FP MIPA: Kencana: Surabaya. Zain, A. & Syaiful B. D. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta
213