perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IMPLEMENTASI METODE PIKTOGRAFI, IDEOGRAFI, DAN PENYUSUNAN KARAKTER GABUNGAN RADIKAL-FONETIK UNTUK MEMPERMUDAH MEMAHAMI MAKNA AKSARA MANDARIN DI SMA NEGERI 1 KARANGANYAR
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada Diploma III Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Oleh : Oko Kahana C9607005
PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN PEMBIMBING
Disetujui untuk diuji, Program Diploma III Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Judul :
IMPLEMENTASI METODE PIKTOGRAFI, IDEOGRAFI, DAN PENYUSUNAN KARAKTER GABUNGAN RADIKAL-FONETIK UNTUK MEMPERMUDAH MEMAHAMI MAKNA AKSARA MANDARIN DI SMA NEGERI 1 KARANGANYAR
Nama :
Oko Kahana
NIM :
C9607005 Pembimbing:
Teguh Sarosa, S.S., M.Hum. Pembimbing I
( ……………………………….) NIP. 197302052006041001
Christina, S.E. Pembimbing II
(………………………………..) NIP -
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN UJIAN
Diterima dan Disahkan oleh Dewan Penguji Program Diploma III Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Judul
: IMPLEMENTASI METODE PIKTOGRAFI, IDEOGRAFI, DAN PENYUSUNAN KARAKTER GABUNGAN RADIKAL-FONETIK UNTUK MEMPERMUDAH MEMAHAMI MAKNA AKSARA MANDARIN DI SMA NEGERI 1 KARANGANYAR
Nama : Oko Kahana NIM : C9607005 Tanggal Ujian : 2 Agustus 2010
Dewan Penguji:
Dra. Endang Tri Winarni, M.Hum. Ketua
(……………………………….) NIP. 195811011986012001
Drs. Y. Suwanto, M.Hum. Sekretaris
(……………………………….) NIP. 1961110121987031002
Teguh Sarosa, S.S., M.Hum. Penguji Utama
( ……………………………….) NIP. 197302052006041001
Christina, S.E. Penguji Kedua
(………………………………..) NIP. Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Dekan,
Drs.commit Sudarno,toMA. user . NIP. 195303141985061001
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan pujian yang penuh kebaikan dan keberkahan. Pujian yang pantas bagi-Nya sebagaimana yang Dia sukai dan ridhai. Shalawat dan salam bagi kekasih tercinta, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam beserta keluarga dan para sahabat beliau. Terwujudnya laporan ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada: 1.
Drs. Sudarno, MA. selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.
2.
Dra. Endang Tri Winarni, M.Hum. selaku Ketua Program Diploma III Bahasa China Universitas Sebelas Maret serta selaku Pembimbing Akademik Program Diploma III Bahasa China Universitas Sebelas Maret.
3.
Drs. Y. Suwanto, M.Hum. selaku Sekretaris Program Diploma III Bahasa China Universitas Sebelas Maret.
4.
Teguh Sarosa, S.S., M.Hum. dan Christina, S.E. selaku pembimbing dalam penyusunan laporan ini.
5.
Drs. H. Sobirin M, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Karanganyar.
6.
Ibu Anita Kundariati selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Mandarin SMA Negeri 1 Karanganyar.
7.
Ayah dan Ibu penulis yang penulis demikian cintai serta teman-teman Program Diploma III Bahasa China Universitas Sebelas Maret. Surakarta, 7 Juli 2010
commit to user
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Oko Kahana. 2010. IMPLEMENTASI METODE PIKTOGRAFI, IDEOGRAFI, DAN PENYUSUNAN KARAKTER GABUNGAN RADIKAL-FONETIK UNTUK MEMPERMUDAH MEMAHAMI MAKNA AKSARA MANDARIN DI SMA NEGERI 1 KARANGANYAR Program Diploma III Bahasa China, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret. Permasalahan umum yang dihadapi siswa dalam mempelajari bahasa Mandarin adalah perbendaharaan aksaranya yang demikian banyak. Ada kira-kira enam ribu huruf Mandarin yang harus dihafal oleh seseorang yang ingin menguasai Bahasa Mandarin. Hal ini menyebabkan banyak pemula mengambil jalan pintas dengan menggunakan Hanyu Pinyin (sitem romanisasi bahasa Mandarin) untuk mempelajari percakapan Bahasa Mandarin. Padahal Hanyu Pinyin lebih tepat digunakan sebagai pendamping huruf Mandarin, yaitu untuk membantu melafalkan huruf Mandarin dan kurang cocok dipelajari secara terpisah. Oleh karena itu, diperlukan metode-metode yang lebih efektif untuk mempermudah pembelajar menghafal aksara Mandarin, yaitu suatu metode yang dapat meningkatkan kemampuan pemahaman pembelajar tentang makna di balik aksara Mandarin. Dengan mempelajari bentuk terawal dari aksara Mandarin beserta tahap-tahap evolusinya diharapkan menjadikan pembelajar lebih mudah memahami aksara Mandarin. Bentuk terawal dari aksara Mandarin bersifat piktografik, yaitu gambar objek yang distilisasi. Simbol-simbol grafis ditambahkan pada piktograf untuk mewakili pemikiran abstrak yang sederhana. Kemudian, untuk menjabarkan gagasan yang rumit, dibuatlah ideograf dari aksaraaksara sederhana yang sudah lebih dulu ada. Ideograf dibuat untuk menyampaikan gagasan dengan cara menjajarkan unsur-unsur yang bisa saling dipertukarkan. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan akan ribuan aksara baru, Bahasa Mandarin mengambil cara penulisan fonetik atau harmonik, dengan cara mengandalkan radikal sebagai penunjuk makna dan fonetik sebagai penunjuk bunyi. Penerapan metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik di kelas X (sepuluh) SMA Negeri 1 Karanganyar telah menunjukkan hasil yang positif, dimana seluruh pembelajar mengalami peningkatan kemampuan yang signifikan dalam pelajaran Bahasa Mandarin. Hal ini terlihat dari hasil nilai tes sebelum dan sesudah pembelajaran ketiga metode tersebut. Selain itu seluruh pembelajar juga mengaku telah merasakan manfaat dari penerapan metode-metode ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa implementasi metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik sangat efektif dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi pembelajar dalam belajar bahasa Mandarin.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
论文摘要
Oko_Kahana。2010。应用“象形法、指事法、和形声法”为了把 学生更简便掌握汉字的意思。梭罗国立大学文学和艺术系中文 专科。 目前在印尼学习汉语的浪潮越来越大。很多人说汉语是难学的 ,特别是因为它的词汇很多。大概有六千汉字必须掌握的。这 件事使很多初学者用汉语拼音走捷径学习汉语。其实汉语拼音 的用处是帮助初学者正确地念汉字。汉字和汉语拼音不能各个 学习得。所以需要有校的方法让学生更简便记住汉字。就是能 提高学生汉语能力的一种方法。钻研最初形的汉字和它的过渡 阶段,希望能让学生更简便学习汉语。 最初形的汉字是建设性的“象形”,就是相合适话题的画。后来, 据那些象形,制造了“指事”为了约分抽象的设想。而,为了装满 以前为单位新词汇的需要,制造了“形声”。就是用部首为指示意 思的、也是用语音为指示声音的。 笔者在_Karanganyar_国立中学,一年级,教导汉语时应用“象形 法、指事法、和形声法”。从考试成绩看出学生了解这种方法后 ,他们掌握汉字的能力提升了很大。并且可以知道全班学生都 认为这种方法对学汉语有很大的帮助。 因而,可以结论:“象形法、指事法、和形声法”确实能帮助学生 解决他们学习上的困难。 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
PENGESAHAN PEMBIMBING .........................................................................
ii
PENGESAHAN UJIAN .......................................................................................
iii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
iv
ABSTRAK ............................................................................................................
v
DAFTAR ISI.........................................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................
x
DAFTAR TABEL .................................................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN...............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................
1
B. Pembatasan Masalah .................................................................................
3
C. Perumusan Masalah ..................................................................................
5
D. Tujuan .......................................................................................................
5
E. Manfaat .....................................................................................................
5
BAB II
LANDASAN TEORI .........................................................................
7
A. Metode Pengajaran....................................................................................
7
B. Metode Pengajaran Bahasa .......................................................................
21
1. Metode Pengajaran Bahasa Secara Umum ...................................
21
2. Metode Pengajaran Bahasa Mandarin ..........................................
29
C. Metode Piktografi, Ideografi, dan Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik.........................................................................................
commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Metode Piktografi .........................................................................
40
2. Metode Ideografi...........................................................................
43
3. Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik...........
44
BAB III KEGIATAN DAN HASIL PENGAMATAN..................................
50
A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Karanganyar........................................
50
1. Identitas SMA Negeri 1 Karanganyar...........................................
50
2. Visi Sekolah ..................................................................................
52
3. Misi Sekolah .................................................................................
52
4. Tujuan Sekolah .............................................................................
53
5. Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Karanganyar .........................
53
B. Pelaksanaan
Pembelajaran
Metode
Piktografi,
Ideografi,
dan
Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik ....................................
59
1. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran .....................................
59
2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pembelajaran ..................................
61
3. Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran Bahasa Mandarin di Kelas X SMA Negeri 1 Karanganyar ...........................................................
62
C. Penyajian Data Hasil Tes Siswa ...............................................................
111
1. Penyajian Data Hasil Tes Siswa Sebelum Pembelajaran Metode Piktografi, Ideografi, dan Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik...................................................................................
112
2. Penyajian Data Hasil Tes Siswa Sesudah Pembelajaran Metode Piktografi, Ideografi, dan Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik...................................................................................
commit to user
113
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Penyajian Data Peningkatan Hasil Tes Siswa dalam Memahami Aksara Mandarin .................................................................................
114
D. Pembahasan...............................................................................................
115
BAB IV
PENUTUP ..........................................................................................
117
A. Simpulan ...................................................................................................
117
B. Saran .........................................................................................................
118
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
120
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
122
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1
Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011...................................................................
54
Gambar 3.2
Piktograf: Tian .............................................................................
79
Gambar 3.3
Piktograf: Li .................................................................................
80
Gambar 3.4
Piktograf: Ri .................................................................................
80
Gambar 3.5
Piktograf: Yue...............................................................................
80
Gambar 3.6
Piktograf: Ren ..............................................................................
81
Gambar 3.7
Ideograf: Nan ...............................................................................
81
Gambar 3.8
Ideograf: Ming..............................................................................
81
Gambar 3.9
Ideograf: Dan ...............................................................................
82
Gambar 3.10
Piktograf: Gong ............................................................................
83
Gambar 3.11
Piktograf: Er .................................................................................
83
Gambar 3.12
Piktograf: Shi................................................................................
83
Gambar 3.13
Piktograf: Ren ..............................................................................
84
Gambar 3.14
Piktograf: Gu ................................................................................
84
Gambar 3.15
Ideograf: You ................................................................................
84
Gambar 3.16
Ideograf: Qu .................................................................................
85
Gambar 3.17
Ideograf: Zuo ................................................................................
85
Gambar 3.18
Piktograf: Xin ...............................................................................
86
Gambar 3.19
Piktograf: Shen .............................................................................
86
Gambar 3.20
Piktograf: Shi................................................................................
87
Gambar 3.21
Piktograf: Yan ..............................................................................
87
Gambar 3.22
Piktograf: Chuan ..........................................................................
87
Gambar 3.23
Ideograf: Bu..................................................................................
88
Gambar 3.24
Ideograf: Nu .................................................................................
88
Gambar 3.25
Ideograf: Nu .................................................................................
88
Gambar 3.26
Piktograf: Nu ................................................................................
89
Gambar 3.27
Piktograf: Chu ..............................................................................
90
Gambar 3.28
Piktograf: Ren ..............................................................................
90
Gambar 3.29
Piktograf: Tu ................................................................................
90
Gambar 3.30
Piktograf: Bei ...............................................................................
91
Gambar 3.31
Ideograf: Xing ..............................................................................
91
commit to user Gambar 3.32 Ideograf: Zuo ................................................................................
91
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 3.33
Ideograf: Sheng ............................................................................
92
Gambar 3.34
Piktograf: Niao .............................................................................
93
Gambar 3.35
Piktograf: Shan.............................................................................
93
Gambar 3.36
Piktograf: Yu ................................................................................
93
Gambar 3.37
Piktograf: Yu ................................................................................
94
Gambar 3.38
Piktograf: Shui..............................................................................
94
Gambar 3.39
Ideograf: Dao ...............................................................................
94
Gambar 3.40
Ideograf: Yu ..................................................................................
95
Gambar 3.41
Ideograf: Yong ..............................................................................
95
Gambar 3.42
Piktograf: Yu ................................................................................
96
Gambar 3.43
Piktograf: Yu ................................................................................
96
Gambar 3.44
Piktograf: Yang ............................................................................
96
Gambar 3.45
Piktograf: Zi .................................................................................
97
Gambar 3.46
Piktograf: Da ................................................................................
97
Gambar 3.47
Ideograf: Mei ................................................................................
97
Gambar 3.48
Ideograf: Xi ..................................................................................
98
Gambar 3.49
Ideograf: Xian ..............................................................................
98
Gambar 3.50
Piktograf: Shang...........................................................................
99
Gambar 3.51
Piktograf: Ren ..............................................................................
99
Gambar 3.52
Piktograf: Tian .............................................................................
100
Gambar 3.53
Piktograf: Huo ..............................................................................
100
Gambar 3.54
Piktograf: Yan ..............................................................................
100
Gambar 3.55
Ideograf: Miao..............................................................................
101
Gambar 3.56
Ideograf: Tan ................................................................................
101
Gambar 3.47
Ideograf: Yan ................................................................................
101
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 2.1
Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik dengan penyusun fonetik yang sama ...............................................
Tabel 2.2
45
Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik dengan penyusun radikal yang sama................................................
47
Tabel 3.1
Identitas SMA Negeri 1 Karanganyar .............................................
50
Tabel 3.2
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran ................
61
Tabel 3.3
Materi Pembelajaran Kelas X2 Pertemuan Pertama ........................
63
Tabel 3.4
Materi Pembelajaran Kelas X4 Pertemuan Pertama ........................
64
Tabel 3.5
Materi Pembelajaran Kelas X5 Pertemuan Pertama ........................
65
Tabel 3.6
Materi Pembelajaran Kelas X6 Pertemuan Pertama ........................
66
Tabel 3.7
Materi Pembelajaran Kelas X7 Pertemuan Pertama ........................
67
Tabel 3.8
Materi Pembelajaran Kelas X8 Pertemuan Pertama ........................
67
Tabel 3.9
Materi Pembelajaran Kelas X9 Pertemuan Pertama ........................
68
Tabel 3.10
Soal Tes I Kelas X2 Pertemuan Pertama .........................................
70
Tabel 3.11
Soal Tes II Kelas X2 Pertemuan Pertama ........................................
70
Tabel 3.12
Soal Tes I Kelas X4 Pertemuan Pertama .........................................
71
Tabel 3.13
Soal Tes II Kelas X4 Pertemuan Pertama ........................................
71
Tabel 3.14
Soal Tes I Kelas X5 Pertemuan Pertama .........................................
72
Tabel 3.15
Soal Tes II Kelas X5 Pertemuan Pertama ........................................
73
Tabel 3.16
Soal Tes I Kelas X6 Pertemuan Pertama .........................................
73
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 3.17
Soal Tes II Kelas X6 Pertemuan Pertama ........................................
74
Tabel 3.18
Soal Tes I Kelas X7 Pertemuan Pertama .........................................
74
Tabel 3.19
Soal Tes II Kelas X7 Pertemuan Pertama ........................................
75
Tabel 3.20
Soal Tes I Kelas X8 Pertemuan Pertama .........................................
76
Tabel 3.21
Soal Tes II Kelas X8 Pertemuan Pertama ........................................
76
Tabel 3.22
Soal Tes I Kelas X9 Pertemuan Pertama .........................................
77
Tabel 3.23
Soal Tes II Kelas X9 Pertemuan Pertama ........................................
77
Tabel 3.24
Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik: Jing dan Ban ........................................................
Tabel 3.25
Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik: Tian dan Wen .......................................................
Tabel 3.26
95
Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik: Chi dan Gao .........................................................
Tabel 3.30
92
Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik: Ling dan Han .......................................................
Tabel 3.29
89
Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik: Jian dan Gui .........................................................
Tabel 3.28
85
Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik: Ji dan Gong ..........................................................
Tabel 3.27
82
98
Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik: Hua dan Bo ..........................................................
102
Tabel 3.31
Soal Tes I Kelas X2 Pertemuan Kedua ............................................
102
Tabel 3.32
Soal Tes II Kelas X2 Pertemuan Kedua ..........................................
103
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 3.33
Soal Tes I Kelas X4 Pertemuan Kedua ............................................
104
Tabel 3.34
Soal Tes II Kelas X4 Pertemuan Kedua ..........................................
104
Tabel 3.35
Soal Tes I Kelas X5 Pertemuan Kedua ............................................
105
Tabel 3.36
Soal Tes II Kelas X5 Pertemuan Kedua ..........................................
105
Tabel 3.37
Soal Tes I Kelas X6 Pertemuan Kedua ............................................
106
Tabel 3.38
Soal Tes II Kelas X6 Pertemuan Kedua ..........................................
107
Tabel 3.39
Soal Tes I Kelas X7 Pertemuan Kedua ............................................
107
Tabel 3.40
Soal Tes II Kelas X7 Pertemuan Kedua ..........................................
108
Tabel 3.41
Soal Tes I Kelas X8 Pertemuan Kedua ............................................
108
Tabel 3.42
Soal Tes II Kelas X8 Pertemuan Kedua ..........................................
109
Tabel 3.43
Soal Tes I Kelas X9 Pertemuan Kedua ............................................
109
Tabel 3.44
Soal Tes II Kelas X9 Pertemuan Kedua ..........................................
110
Tabel 3.45
Hasil Tes Siswa Sebelum Pembelajaran Metode Piktografi, Ideografi, dan Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik................................................................................
Tabel 3.46
Hasil Tes Siswa Sesudah
112
Pembelajaran Metode
Piktografi, Ideografi, dan Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik................................................................................ Tabel 3.47
113
Data Peningkatan Hasil Tes Siswa dalam Memahami Aksara Mandarin ..............................................................................
commit to user
114
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Surat Tugas ....................................................................................
124
Lampiran 2
Penilaian Praktek Kerja .................................................................
125
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X2 Pertemuan Pertama .........................................................................................
Lampiran 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X2 Pertemuan Kedua ............................................................................................
Lampiran 5
146
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X5 Pertemuan Kedua ............................................................................................
Lampiran 9
140
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X5 Pertemuan Pertama .........................................................................................
Lampiran 8
136
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X4 Pertemuan Kedua ............................................................................................
Lampiran 7
130
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X4 Pertemuan Pertama .........................................................................................
Lampiran 6
126
150
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X6 Pertemuan Pertama .........................................................................................
156
Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X6 Pertemuan Kedua ............................................................................................
160
Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X7 Pertemuan Pertama .........................................................................................
166
Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X7 Pertemuan Kedua ............................................................................................
170
Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X8 Pertemuan
commit to user Pertama ......................................................................................... 122
176
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X8 Pertemuan Kedua ............................................................................................
180
Lampiran 15 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X9 Pertemuan Pertama .........................................................................................
186
Lampiran 16 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X9 Pertemuan Kedua ............................................................................................
190
Lampiran 17 Hasil Tes Awal ..............................................................................
191
Lampiran 18 Hasil Tes Akhir .............................................................................
198
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perbendaharaan aksara Mandarin yang demikian banyak membuat banyak pemula yang mempelajari bahasa Mandarin merasa sangat kesulitan. Menurut Tan Huay Peng (2008) ada kira-kira 6000 huruf Mandarin yang harus dihafal oleh seseorang yang ingin menguasai bahasa Mandarin. Hal ini menyebabkan banyak pemula mengambil jalan pintas dengan menggunakan Hanyu Pinyin (sitem romanisasi bahasa Mandarin) untuk mempelajari percakapan bahasa Mandarin. Padahal Hanyu Pinyin lebih tepat digunakan sebagai pendamping huruf Mandarin, yaitu untuk membantu melafalkan huruf Mandarin dan kurang cocok dipelajari secara terpisah.
Oleh karena itu, diperlukan metode-metode yang lebih efektif untuk mempermudah pembelajar menghafal aksara Mandarin. Yaitu suatu metode yang dapat meningkatkan kemampuan pemahaman pembelajar tentang makna di balik aksara Mandarin. Dengan mempelajari bentuk terawal dari aksara Mandarin beserta tahaptahap evolusinya diharapkan menjadikan pembelajar lebih mudah memahami aksara Mandarin.
Menurut Dr.Ong Tee Wah (1980:vii) bentuk terawal dari aksara Mandarin bersifat piktografik, yaitu gambar objek yang distilisasi. Simbol-simbol grafis ditambahkan pada piktograf untuk mewakili pemikiran abstrak yang sederhana. Kemudian, untuk menjabarkan gagasan yang rumit, dibuatlah ideograf dari aksaraaksara sederhana yang sudah lebih dulu ada. Ideograf dibuat untuk menyampaikan gagasan dengan cara menjajarkan unsur-unsur yang bisa saling dipertukarkan.
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan akan ribuan aksara baru, bahasa Mandarin mengambil cara penulisan fonetik atau harmonik, dengan cara mengandalkan radikal sebagai penunjuk makna dan fonetik sebagai penunjuk bunyi.
Pemahaman dan penguasaan aksara Mandarin menjadi dasar yang penting dalam mempelajari bahasa Mandarin. Dengan memahami dan menguasai aksara Mandarin, tentu pembelajaran bahasa Mandarin akan jadi lebih mudah. Sebaliknya, tanpa pemahaman yang baik, pembelajaran bahasa Mandarin hanya akan bersifat superfisial (dangkal) karena hasil dari menghafal saja. Jelaslah hal ini menjadi sangat tidak efektif dan akan jadi membosankan, karena sesuatu yang dipahami lebih mudah untuk diingat daripada sesuatu yang dihafalkan.
Penulis melakukan magang kerja sebagai guru bahasa Mandarin di SMA (Sekolah Menengah Atas) Negeri 1 Karanganyar, di mana pembelajar –dalam hal ini siswa kelas X– masih menghafalkan secara konvensional aksara-aksara yang diajarkan. Pembelajar hanya menghafalkan aksara-aksara beserta artinya tanpa memahami makna dari bentuk aksara-aksara itu sendiri. Hal ini menyebabkan banyak pembelajar yang kesulitan untuk menghafalkan setiap karakter yang telah diajarkan. Setiap memulai bab pelajaran baru maka sebagian besar aksara-aksara yang telah dipelajari sebelumnya akan terlupakan. Oleh karena itulah diperlukan metode-metode baru untuk membantu pembelajar –khususnya pembelajar pemula– menghafal aksara-aksara Mandarin dengan lebih mudah. Pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik penulis pandang sebagai metode yang ampuh untuk memudahkan pembelajar menghafal aksara-aksara Mandarin. Hal ini tidak lain karena penulis telah mempraktekkannya dalam diri penulis sendiri selama mempelajari bahasa Mandarin.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan metode-metode ini dalam membantu pembelajar memahami makna aksara Mandarin dengan lebih mudah, penulis menerapkan metode ini dalam pelajaran bahasa Mandarin di SMA Negeri 1 Karanganyar.
B. Pembatasan Masalah
Metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik yang penulis maksud di sini adalah tiga metode penyusunan utama dalam penulisan aksara Mandarin. Tiga metode utama ini selanjutnya disebut sebagai san shu (tiga kategori penulisan). Dalam sejarah penulisan aksara Mandarin, Dr.Ong Tee Wah (1980:vii) menyebutkan bahwa tiga kategori penulisan ini oleh ahli kamus Han yang bernama Xu Shen (30 Masehi sampai 124 Masehi) diistilahkan sebagai berikut:
i. Piktografi (metode penyusunan piktograf) = Xiang xing ii. Ideografi (metode penyusunan ideograf) = Zhi shi iii. Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik = Xing sheng
Sejatinya, ada enam metode penyusunan aksara Mandarin yang ditemukan oleh Liu Xin dan Xu Shen di akhir Dinasti Han (25 Masehi sampai 220 Masehi). Enam metode penyusunan aksara ini selanjutnya disebut sebagai liu shu (enam kategori penulisan). Enam kategori penulisan ini terdiri dari tiga kategori penulisan seperti tersebut di atas, ditambah dengan tiga kategori penulisan lainnya. Tiga kategori penulisan lainnya yaitu hui yi yang berarti “perjumpaan gagasan” (gabungan asosiatif atau gabungan logis), zhuan zhu yang berarti “arti yang dapat dialihkan” (simbol yang saling menafsirkan), dan jia jie yang berarti “meminjam” (karakter yang meminjam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
fonetik); ketiga kategori penulisan tersebut digolongkan bukan berdasarkan susunan maupun sifatnya, tetapi digolongkan berdasarkan penggunaan karakter tersebut.
Kenyataannya, karakter-karakter dengan metode penyusunan hui yi, zhuan zhu, dan jia jie tetaplah terdiri dari satu penunjuk rasa, yaitu radikal, dan satu penunjuk bunyi alias fonetik. Secara susunan, mereka tergolong dalam metode penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik. Mengingat cakupan pembelajaran Bahasa Mandarin yang sangat luas, maka penulis merasa perlu untuk melakukan pembatasan masalah.
Dalam penulisan ini penulis tidak akan membahas mengenai pemahaman pengucapan aksara Mandarin dengan alasan bahwa kemampuan memahami pengucapan dapat dipelajari secara lebih rinci dalam pelajaran membaca maupun dalam pelajaran pelafalan. Penulis tidak akan membahas mengenai keindahan penulisan aksara Mandarin, karena menurut hemat penulis kemampuan menulis indah bukanlah suatu kebutuhan yang mutlak. Alasan lainnya adalah apabila aksara Mandarin ditulis menurut aturan yang baku maka akan dihasilkan tulisan aksara Mandarin yang relatif indah. Penulis juga tidak akan membahas mengenai penggunaan karakter tertentu dalam suatu kalimat.
Akan tetapi penulis hanya akan membahas san shu (tiga kategori penulisan) dan penerapannya guna mempermudah pembelajar (siswa) mengingat aksara Mandarin dalam pembelajaran Bahasa Mandarin di SMA Negeri 1 Karanganyar. Dengan demikian penulis hanya menitikberatkan pada sejauh mana implementasi metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik dapat memudahkan pembelajar (siswa) untuk memahami aksara Mandarin.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5 C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah serta pembatasan masalah, maka rumusan masalah yang menjadi pokok pembahasan dalam penulisan ini adalah:
1. Apakah implementasi metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik dapat memudahkan pembelajar untuk memahami makna aksara Mandarin? 2. Hambatan apa saja yang dijumpai selama penerapan metode piktografi, ideografi,
dan
penyusunan
karakter
gabungan
radikal-fonetik
serta
bagaimana solusinya?
D. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejauh mana manfaat implementasi metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik dalam upaya meningkatkan kemampuan pembelajar untuk memahami aksara Mandarin. 2. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dijumpai selama implementasi metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikalfonetik, serta mencari solusi untuk mengatasinya.
E. Manfaat
1. Manfaat Teoritis:
Memberikan kontribusi pemikiran tentang cara dan memahami aksara Mandarin dengan mudah dan efektif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
2. Manfaat Praktis a. Bagi pengajar bahasa Mandarin
Memberi wawasan kepada para pengajar dalam mengarahkan anak didiknya agar lebih mudah menghafal dan memahami makna aksara Mandarin.
b. Bagi mahasiswa dan pembelajar bahasa Mandarin
Memberi inspirasi kepada para mahasiswa dan pembelajar bahasa Mandarin tentang bagaimana cara menghafal dan memahami aksara Mandarin secara lebih mudah serta mengetahui sejarah dan asal-usul lahirnya aksara Mandarin.
c. Bagi siswa
Memberi wawasan kepada para siswa tentang:
1) Metode-metode belajar bahasa Mandarin yang lebih efektif. 2) Sejarah dan asal-usul lahirnya aksara Mandarin. 3) Bagaimana cara memahami dan menghafal aksara Mandarin dengan lebih mudah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Metode Pengajaran
Beberapa metode pengajaran yang digunakan penulis pada waktu magang di SMA Negeri 1 Karanganyar adalah sebagai berikut:
1. Metode Ceramah
Metode ceramah menurut Muhibbin Syah (2000) yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa. Metode ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip dan fakta pada akhir perkuliahan ditutup dengan tanya jawab antara dosen dan mahasiswa.
Metode ini dapat dilakukan :
a. Untuk memberikan pengarahan atau petunjuk di awal pembelajaran. b. Waktu terbatas, sedangkan materi atau informasi yang akan disampaikan banyak. c. Lembaga pendidikan sedikit memiliki staf pengajar dengan siswa yang banyak.
commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
Alasan penggunaan metode ceramah antara lain:
a. Agar perhatian siswa tetap terarah selama penyajian berlangsung. b. Penyajian materi pelajaran sistematis (tidak berbelit-belit). c. Untuk merangsang siswa belajar aktif. d. Untuk memberikan feed back (balikan). e. Untuk memberikan motivasi belajar.
Metode ceramah digunakan dengan tujuan untuk:
a. Menyampaikan informasi atau materi pelajaran. b. Membangkitkan hasrat, minat, dan motivasi siswa untuk belajar. c. Memperjelas materi pelajaran.
Kelebihan metode ceramah :
a. Guru mudah menguasai kelas. b. Mudah mengorganisasikan tempat duduk atau kelas. c. Dapat diikuti oleh siswa dalam jumlah besar. d. Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya. e. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
Keterbatasan metode ceramah adalah :
a. Membuat siswa pasif (peran serta siswa dalam pembelajaran rendah). b. Keberhasilan siswa tidak terukur (sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik). c. Mengandung unsur paksaan kepada siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
d. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya. e. Perhatian dan motivasi siswa sulit diukur. f. Pembicara sering melantur. g. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata). h. Bila sering digunakan dan terlalu lama membosankan. 2. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu metode dimana guru menggunakan atau memberi pertanyaan kepada murid dan murid menjawab, atau sebaliknya murid bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan murid itu (Soetomo, 1993 : 150).
Metode tanya jawab merupakan cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru (Syaiful Bahri Djamarah 2000: 107). Metode ini dipandang lebih baik dari pada metode pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah. Alasannya karena metode ini dapat merangsang siswa untuk berfikir dan berkreativitas dalam proses pembelajaran. Metode Tanya jawab juga dapat digunakan untuk mengukur atau mengetahui seberapa jauh materi atau bahan pengajaran yang telah dikuasai oleh siswa.
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Metode ini merupakan metode yang tertua dan banyak digunakan dalam proses pendidikan, baik di lingkungan keluarga, masyarakat maupun di sekolah. Dalamto metode commit user ini pemimpin pada umumnya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
berusaha menanyakan apakah peserta telah mengetahui fakta tertentu yang sudah diajarkan, atau apakah proses pemikiran yang dipakai oleh peserta. Jadi bukan sekedar kesempatan di mana peserta diperbolehkan menanyakan sesuatu mengenai hal yang kurang jelas bagi mereka (Surakhmad, 1998 : 103).
Menurut Sudjana (2004: 78) mendefinisikan metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa, guru bertanya siswa menjawab, atau siswa bertanya guru menjawab. Sehingga terlihat adanya timbal balik secara langsung antara guru dengan siswa.
Metode tanya jawab sebagai sebuah bentuk interaksi edukatif, mempunyai kebaikan dan kelemahan yang perlu diperhatikan. Diantara sifatnya yang baik yaitu:
a. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya. b. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatan. c. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
Langkah-langkah penggunaan metode tanya jawab:
a. Merumuskan tujuan tanya jawab sejelasnya dalam bentuk khusus dan berpusat pada tingkah laku anak didik.
committanya to user b. Mencari alasan pemilihan metode jawab.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
c. Menetapkan kemungkinan pertanyaan yang akan dikemukakan. d. Menetapkan kemungkinan jawaban untuk menjaga agar tidak menyimpang dari pokok persoalan. e. Menyediakan kesempatan bertanya oleh anak didik.
Berdasarkan langkah-langkah diatas, maka tindakan guru dalam menggunakan metode tanya jawab harus dipersiapkan secermat mungkin dalam bentuk rencana pengajaran yang detail dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menyebutkan alasan penggunaan metode tanya jawab. b. Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai tujuan pembelajaran khusus. c. Menyimpulkan jawaban siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus. d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada hal-hal yang belum dipahami. e. Memberi pertanyaan atau kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada hal-hal yang sifatnya pengembangan atau pengayaan. f. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang relevan dan sifatnya pengembangan atau pengayaan. g. Menyimpulkan materi jawaban yang relevan. h. Pemberian tugas.
Jelas bahwa untuk membuka komunikasi dua arah, pertanyaan tidak dapat dibatasi datang hanya dari pengajar atau penceramah. Untuk tujuan tertentu pertanyaan dari anak didiklah yang dapat memberi petunjuk telah atau belum terciptanya komunikasi yang diharapkan. Terhadap hal yang terakhir ini seorang pengajar harus selalu waspada peka (Surakhmad,1998: 102). commit dan to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
Rancangan pembelajaran tanya jawab:
a. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa dalam kelas. Pertanyaan tersebut dimulai dengan pertanyaan berfokus luas, kemudian diikuti dengan pertanyaan yang lebih khusus, yang berfokus terbatas sesuai dengan tujuan yang telah diterapkan. b. Sesudah mengajukan satu pertanyaan kepada seluruh siswa, guru memberikan waktu beberapa detik untuk siswa berpikir, kemudian salah satu siswa menjawab dengan kesadaran sendiri atau guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab. c. Salah satu siswa menjawab, guru memberikan kesempatan kepada siswa lainnya untuk menyatakan persetujuan, penolakan, atau kolaborasi dengan alasan-alasannya terhadap pandangan atau jawaban yang disampaikan oleh temannya. Bila jawaban siswa belum tepat, guru memilih siswa meninjau kembali jawaban yang telah dikemukakan siswa dengan pertanyaan khusus agar jawaban siswa menjadi lebih akurat. d. Bila siswa memberikan jawaban salah atau tidak dapat memberikan jawaban, guru memberikan tuntunan agar siswa dapat menemukan jawaban yang benar.
Menurut Usman dan Setiawati (1993 : 123), seorang guru dalam memberikan tanya jawab harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Ciri pertanyaan yang baik antara lain : 1) Merangsang siswa untuk berpikir. 2) Jelas dan tindak menimbulkan banyak penafsiran. 3) Singkat dan mudah commit dipahamitosiswa. user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
4) Disesuaikan dengan kemampuan siswa. b. Teknik mengajukan pertanyaan antara lain : 1) Pertanyaan ditujukan pada seluruh siswa. 2) Memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir. 3) Usahakan setiap siswa diberikan giliran menjawab. 4) Dilakukan dalam suasana rileks, tidak tegang. c. Sikap guru terhadap jawaban siswa antara lain : 1) Tafsirkan jawaban siswa ke arah yang baik. 2) Hargai secara wajar sekalipun jawaban siswa kurang tepat. 3) Pada saat tertentu berikan kesempatan kepada siswa lain untuk menilai jawaban yang diberikan temannya.
Kelebihan metode tanya jawab ini :
a. Lebih mengaktifkan siswa dibandingkan dengan metode ceramah. b. Siswa akan lebih cepat mengerti, karena memberi kesempatan siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas atau belum dimengerti sehingga guru dapat menjelaskan kembali. c. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat. d. Mengetahui perbedaan pendapat antara siswa dan guru, dan akan membawa ke arah suatu diskusi. e. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa.
Keterbatasan metode ini adalah :
a. Menyita waktu lama dan jumlah siswa harus sedikit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
b. Mempersyaratkan siswa memiliki latar belakang yang cukup tentang topik atau masalah yang didiskusikan. c. Dapat menimbulkan beberapa masalah baru. d. Mudah menyimpang dari pokok persoalan. e. Metode ini tidak tepat digunakan pada tahap awal proses belajar bila siswa baru diperkenalkan kepada bahan pembelajaran yang baru. f. Apatis bagi siswa yang tidak terbiasa dalam forum. 3. Metode Diskusi
Muhibbin Syah (2000) mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation).
Metode diskusi dapat pula diartikan sebagai siasat penyampaian bahan ajar yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Guru, peserta didik atau kelompok peserta didik memiliki perhatian yang sama terhadap topik yang dibicarakan dalam diskusi.
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk:
a. Mendorong siswa berpikir kritis. b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas. c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan masalah bersama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut:
a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan. b. Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik. c. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi.
(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut:
a. Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar. b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas. c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara. d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.
(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Sedangkan menurut Sumantri dan Johar Permana (2002:125-126) metode diskusi memiliki beberapa kelebihan dan beberapa kelemahan. Kelebihan metode diskusi antara lain:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
a. Dapat mendorong partisipasi peserta didik secara aktif baik sebagai partisipan, penanya, penyanggah maupun sebagai ketua ataupun moderator. b. Menimbulkan kreativitas dalam ide, pendapat, gagasan, prakarsa ataupun terobosan-terobosan baru dalam pemecahan masalah. c. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis dan partisipasi demokratis. d. Melatih kestabilan emosi dengan menghargai dan menerima pendapat orang lain dan tidak memaksakan pendapat sendiri sehingga tercipta kondisi memberi dan menerima (take dan give). e. Keputusan yang diambil kelompok akan lebih baik daripada berfikir sendiri.
Sedangkan kelemahan metode ini adalah :
a. Sulit menentukan topik masalah yang sesuai dengan tingkat berfikir peserta didik yang memiliki relevansi dengan lingkungan. b. Memerlukan waktu yang tidak terbatas. c. Pembicaraan atau pembahasan sering meluas dan mengambang. d. Didominasi oleh orang-orang tertentu yang biasanya aktif. e. Kadang tidak membuat penyelesaian yang tuntas walaupun kesimpulannya telah disepakati namun implementasi sangat sulit dilaksanakan. f. Perbedaan pendapat dapat mengundang reaksi di luar kelas bahkan dapat menimbulkan bentrokan fisik.
Metode ini merupakan interaksi antar siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisa, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
Yang dibutuhkan bila menggunakan metode ini adalah:
a. Menyediakan bahan atau topik atau masalah yang akan didiskusikan. b. Menyebutkan pokok-pokok masalah yang akan dibahas atau memberikan penugasan studi khusus kepada siwa sebelum menyelenggarakan diskusi. c. Menugaskan siswa untuk menjelaskan, menganalisis dan meringkas. d. Membimbing diskusi, tidak memberi ceramah. e. Sabar terhadap kelompok yang lamban dalam mendiskusikannya. f. Waspada terhadap kelompok yang tampak kebingungan atau berjalan dengan tidak menentu. g. Melatih siswa dalam menghargai pendapat orang lain.
Model ini cocok digunakan :
a. Siswa berada di tahap menengah atau tahap akhir proses belajar. b. Pelajaran normal atau magang. c. Perluasan pengetahuan yang telah didiskusikan. d. Belajar mengidentifikasi dan memecahkan masalah
serta mengambil
keputusan.
Pada hakekatnya metode diskusi berpusat pada pelajar. Akan tetapi diskusi dapat bervariasi di situasi yang sangat terstruktur dimana guru bertindak dengan tegas dan secara otokratis. Diskusi selalu berkisar pada suatu persoalan tertentu. Ada kesimpulan bahwa sebagai akibat suatu proses yang dinamakan “fasilitas sosial”, orang cenderung bekerja lebih keras, kalau bekerja dalam kelompok .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
4. Metode Penugasan
Metode resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukankegiatan belajar. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit.
Metode pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar mengajar dengan jalan
memberi tugas kepada siswa. Tugas-tugas itu dapat berupa
mengikhtisarkan karangan (dari surat kabar, majalah atau buku bacaan), membuat kliping, mengumpulkan gambar, perangko, dan dapat pula menyusun karangan.
Metode pemberian tugas, dianjurkan antara lain untuk mendukung metode ceramah. Penggunaan metode ini memerlukan pemberian tugas dengan baik, baik ruang lingkup maupun bahannya. Pelaksanaannya dapat diberikan secara individual maupun kelompok.
Penggunaan metode pemberian tugas bertujuan:
a. Menumbuhkan proses pembelajaran yang eksploratif. b. Mendorong perilaku kreatif. c. Membiasakan berpikir komprehensif. d. Memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran.
Metode pemberian tugas yang digunakan secara tepat dan terencana dapat bermanfaat untuk:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
a. Menumbuhkan kebiasaan belajar secara mandiri dalam lingkungan bersama (kolektif) maupun sendiri. b. Melatih cara mencari informasi secara langsung dari sumber belajar yang terdapat di lingkungan sekolah, rumah dan masyarakat. c. Menumbuhkan suasana pembelajaran yang menggairahkan (rekreatif).
Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah (PR), tetapi jauh lebih luas.
Langkah-langkah yang harus diikuti metode tugas dan resitasi adalah :
a. Fase pemberian tugas 1) Tujuan yang akan dicapai. 2) Jenis tugas yang jelas dan tepat. 3) Sesuai dengan kemampuan siswa. 4) Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa. 5) Sediakan waktu yangcukup untuk mengerjakan tugas tersebut. b. Langkah pelaksanaan tugas 1) Diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru. 2) Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja. 3) Diusahakan atau dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain. 4) Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh. c. Fase mempertanggungjawabkan tugas 1) Laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang dikerjakannya. 2) Ada tanya jawab atau diskusi kelas. 3) Penilaian hasil pekerjaan baik dengan tes maunpun non tes. commitsiswa to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Kelebihan Metode ini adalah :
a. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok. b. Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru. c. Dapat membina tanggung jwab dan disiplin siswa. d. Dapat mengembangkan kreativitas siswa.
Kekurangannya adalah :
a. Siswa sulit dikontrol mengenai pengerjaan tugas. b. Khusunya untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikan adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik. c. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan pervedaan individu siswa. d. Sering memberikan tugas yang monoton dapat menimbulkan kebosanan siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21 B. Metode Pengajaran Bahasa
1. Metode Pengajaran Bahasa Secara Umum
Teori pembelajaran (mengajar dan belajar) bahasa menurut Alwasilah (1993) pada umumnya didasarkan kepada empat konsep kunci: bahasa, belajar, mengajar bahasa, dan konteks;
a. Pembelajaran bahasa membutuhkan suatu konsep tentang hakikat bahasa. b. Pembelajaran bahasa membutuhkan pandangan dan wawasan tentang pelajar dan hakikat belajar bahasa. c. Pembelajaran bahasa mengimplikasikan pandangan tentang pengajar bahasa dan pengajaran bahasa. d. Pembelajaran bahasa terjadi pada konteks tertentu. Penafsiran konteks amat penting dalam teori ini. Bahasa, belajar, dan mengajar pasti selalu dipandang dari satu konteks, latar, dan latar belakang.
Metodologi secara ringkas dapat diartikan sebagai ilmu mengenai metode. Pengkajian metodologi pengajaran bahasa bersumber dari:
a. pemerian bahasa yang dihasilkan oleh linguistik umum; b. teori pembelajaran yang dikaji oleh psikologi; c. teori pembelajaran bahasa yang disumbangkan oleh psikolinguistik; dan d. teori pemakaian bahasa dalam masyarakat yang diambil dari sosiolinguistik. Anthony (1963) melahirkan istilah approach (pendekatan), method (metode) dan technique (teknik):
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
a. Approach
adalah seperangkat asumsi yang berhubungan dengan hakikat
bahasa, belajar, dan mengajar. b. Method ialah suatu rencana menyeluruh mengenai panyajian bahasa yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu. c. Technique ialah kegiatan-kegiatan khusus yang diwujudkan di dalam kelas yang konsisten dengan metode, dan olehnya itu juga sejalan dengan pendekatan.
Richards, dkk. (1985:177) memberikan batasan mengenai metodologi pengajaran bahasa sebagai kajian praktik dan prosedur yang digunakan dalam pengajaran, dan prinsip-prinsip dan keyakinan yang melandasinya. Metodologi meliputi: a. Kajian tentang hakikat keterampilan berbahasa (yaitu listening, speaking, reading dan writing) dan prosedur pengajarannya. b. Kajian tentang penyiapan rencana pembelajaran, materi ajar, buku teks untuk pengajaran keterampilan berbahasa. c. Evaluasi dan perbandingan metode pengajaran bahasa (misalnya Audiolingual method).
Metode dalam pengajaran bahasa menurut Richards, dkk. (1985:176) adalah cara mengajarkan suatu bahasa
yang didasarkan kepada prinsip dan
prosedur yang sistematis, yakni penerapan pandangan tentang cara bahasa diajarkan dan dipelajari. Metode pengajaran bahasa yang berbeda seperti direct method, audiolingual method, grammar translation method, the silent way dan communicative approach merupakan hasil dari pandangan yang berbeda tentang; (a) hakikat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
bahasa; (b) hakikat belajar bahasa; (c) tujuan pengajaran; (d) jenis silabus yang digunakan; (e) peran guru, pelajar, dan materi pembelajaran; dan (f) teknik dan prosedur yang digunakan.
Richards dan Rodgers (1982, 1986) mengajukan hasil kajian mereka yang merumuskan kembali konsep metode. Istilah Anthony, approach, method dan technique, dilabel menjadi approach, design dan procedure secara berturut-turut dengan payung istilah method yang menjelaskan proses tiga-langkah ini.
Menurut Richards dan Rodgers (1982:154), metode adalah istilah yang memayungi spesifikasi dan hubungan antara teori dan praktik. Approach adalah asumsi, keyakinan, dan teori mengenai hakikat bahasa dan belajar bahasa. Procedures merupakan teknik dan praktik yang diturunkan dari approach dan design.
a. Hakikat Bahasa
Hakikat bahasa dalam kaitannya dengan pengajaran bahasa menurut aliran linguistik strukturalisme adalah: 1) language is speech, not writing; 2) a language is what its native speakers say, not what someone thinks they ought to say; 3) languages are different; 4) a language is a set of habit; dan 5) teach the language, not about the language.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Aliran linguistik transformational mengemukakan bahwa: 1) A living language is characterized by rule-giverned creativity. 2) The rules of grammar are psychologically real. 3) Man is specially equipped to learn languages. Secara biologis manusia lahir dengan suatu kemampuan belajar bahasa sehingga bahasa dapat dipelajari kapan saja sepanjang hidup manusia dalam situasi pemakaian yang bermakna. 4) A living language is a language in which we can think. Bahasa mengikat makna dan pikiran. b. Beberapa Pandangan Tentang Hakikat Bahasa
Bahasa bersifat lisan yang telah tertata dalam sistem simbol pandang dan dengar. Anak belajar menggunakan simbol ini secara kumulatif, pertama dalam mendengar (menyimak) dan berbicara, kemudian membaca dan menulis. Oleh karena itu, program pembelajaran bahasa mulai dengan kegiatan komunikasi lisan. Setelah anak menguasai keterampilan dalam aspek mendengar dan berbicara, barulah instruktur memulai kegiatan komunikasi tertulis.
Bahasa mencerminkan lingkungan sosial tempat yang ditinggali anak, baik dari segi linguistik maupun tingkatan budaya serta pengaruh berbagai macam dialek dan geografis. Oleh karena itu, pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan pribadi, sosial, dan komunikasi siswa, serta mempertimbangkan pengaruh regional terhadap wicara, kosakata, dan penggunaan.
Bahasa mengalami proses perubahan yang tetap, seperti pembentukan kata baru untuk memenuhi tuntutan komunikasi, tekanan sosial yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
mengakibatkan perubahan terhadap keberterimaan item pemakaian khusus dan konstruksi bahasa. Oleh karena itu, bahasa diajarkan untuk mencerminkan penggunaan dan struktur kontemporer; alfabet, tulisan, kata dan ejaannya digunakan untuk merangsang minat siswa terhadap bahasa.
Setiap bahasa memiliki struktur sendiri.Hubungan antara kata, urutan kata, pola kalimat dipelajari melalui pengalaman praktis dan kajian khusus. Oleh karena itu, program pembelajaran harus mencakup pembelajaran penggunaan bahasa dan struktur bahasa baku melalui pengalaman dalam percakapan, diskusi, laporan, wawancara, dan karangan. Pembelajaran itu meliputi konstruksi kalimat dan paragraf, dan secara bertahap memperkenalkan prinsip dan terminologi tata bahasa.
c. Penggunaan Bahasa
Bahasa merupakan suatu bentuk perilaku, perlambang konsep diri dan sikap
sosial
seseorang
yang
menyimbolkan
pikiran,
keinginan,
dan
kepercayaannya. Kemampuan mempelajari bahasa sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan pribadi dan perkembangan pemahaman dasar manusia. Oleh karena itu, program pembelajaran bahasa menekankan penciptaan iklim yang hangat dan bersahabat yang mendorong setiap siswa berpartisipasi dalam kegiatan berbahasa lisan dan tulisan.
Bahasa merupakan alat berpikir yang membantu siswa berasionalisasi dan tumbuh melalui pengalaman mereka. Oleh karena itu, kegiatan berbahasa dikembangkan untuk membantu setiap siswa melihat hubungan, membuat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
klasifikasi,
menarik
kesimpulan,
menanggung
resiko
penebakan,
memprakirakan hasil, merumuskan kesimpulan, dan membuat generalisasi.
Bahasa merupakan media pengembangan dan pertukaran gagasan. Pengalaman itu harus mendorong interaksi antara siswa dan orang lain, yang tentunya menekankan tujuan komunikasi, penataan gagasan yang logis, dan kesensitifan terhadap reaksi pendengar atau pembaca.
Bahasa
merupakan
alat
kekuasaan
dan
kekuatan
sosial
yang
mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan tingkah laku. Oleh karena itu, siswa diajarkan pentingnya tanggung jawab sosial dan integritas pribadi dalam penggunaan bahasa.
Bahasa dalam bentuk tertulis merupakan catatan pikiran manusia sepanjang zaman yang dapat memperkenalkan setiap anak kepada karya-karya sastra sehingga dapat menumbuhkan apresiasi keindahan bahasa sebagai media komunikasi. Oleh karena itu, program pengajaran bahasa melengkapi siswa dengan pengalaman dalam prosa dan puisi untuk menumbuhkembangkan pemahamannya terhadap masalah manusia dan seperangkat nilai pribadi.
d. Prinsip Pembelajaran (Belajar dan Mengajar) Bahasa 1) Prinsip Kognitif a) Otomatisitas
Pembelajaran bahasa kedua melibatkan pemindahan kendali beberapa bentuk pada saat yang tepat ke dalam pemrosesan otomatis sejumlah bentuk bahasa yang relatif tidak terbatas. Menganalisis bahasa
commit to userbentuk-bentuk bahasa, dan secara secara berlebihan, terlalu memikirkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
sadar berlama-lama pada kaidah dan aturan-aturan bahasa cenderung menghambat peningkatan ke arah otomatisitas. b) Pembelajaran Bermakna Pembelajaran bermakna akan menuntun kepada retensi jangka panjang yang lebih baik dibandingkan dengan rote learning. Beberapa kemungkinan penerapan prinsip di atas di dalam kelas sebagai berikut ini. 1. Gunakan kekuatan pembelajaran bermakna dengan menarik minat pelajar, tujuan akademik, dan tujuan karir pelajar; 2. Apabila topik atau konsep baru diperkenalkan, upayakan untuk menanamkannya dengan mempertimbangkan pengetahuan dan latar belakang pelajar sehingga topik baru itu dapat dikaitkan dengan apa yang diketahuinya; 3. Hindari kelemahan pembelajaran menghafal. c) Antisipasi Penghargaan Manusia
secara
umum
terdorong
untuk
bertindak
atau
bertingkah-laku dengan mengharapkan semacam penghargaan nyata atau tidak nyata, jangka pendek atau jangka panjang yang akan terjadi sebagai akibat perilaku itu.
2) Prinsip Motivasi Intrinsik Penghargaan yang paling kuat adalah penghargaan yang secara intrinsik termotivasi dalam diri pelajar. Karena perilaku ini bersumber dari kebutuhan, keinginan, dan hasrat dalam diri seseorang. Perilaku itu sendiri dapat memberikan penghargaan terhadap diri sendiri; karena itu, tidak perlu sama sekali adanya penghargaan yang diberikan secara eksternal. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
Penguasaan bahasa kedua yang sukses sebagian besar disebabkan oleh investasi perorangan pelajar sendiri dari aspek waktu, upaya, dan perhatian kepada bahasa kedua dalam bentuk deretan strategi perorangan guna memahami dan memproduksi bahasa.
3) Prinsip Afektif a) Ego Bahasa Sementara manusia belajar menggunakan bahasa kedua, mereka juga mengembangkan suatu modus baru berpikir, berperasaan dan bertindak-identitas kedua. Ego bahasa kedua yang bergandeng dengan bahasa kedua dengan mudah dapat menciptakan dalam diri pelajar suatu perasaan kerapuhan, kedefensivan, dan peningkatan hambatan. b) Kepercayaan Diri Keberhasilan
yang
dicapai
pelajar
dalam
suatu
tugas
sebahagiannya merupakan faktor keyakinannya bahwa mereka benarbenar mampu menyelesaikan tugas itu. c) Pengambilan Resiko Pelajar bahasa yang sukses saat menilai diri mereka sendiri secara realistik merupakan orang yang rentan namun mampu menyelesaikan tugas harus sudi menjadi “penjudi” dalam permainan bahasa, mencoba menghasilkan dan menafsirkan bahasa sedikit di luar batas keyakinan mutlak mereka. d) Hubungan Bahasa dengan Budaya Kapanpun mengajarkan suatu bahasa, anda juga mengajarkan sistem budaya yang rumit, tata krama, nilai, dan cara berpikir, merasa, dan bertindak. Khususcommit dalamtokonteks user pembelajaran bahasa kedua,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
keberhasilan yang pelajar biasakan terhadap lingkungan budaya yang baru akan mempengaruhi keberhasilan pemerolehan bahasanya, begitu pula sebaliknya. 4) Prinsip Linguistik Prinsip linguistik dipengaruhi antara lain oleh efek bahasa ibu, antarbahasa, dan kompetensi komunikatif.
2. Metode Pengajaran Bahasa Mandarin a. Pengenalan Huruf Mandarin
Huruf mandarin menurut Silvia (2007:xiii) adalah sistem penulisan bahasa mandarin yang berupa simbol-simbol. Setiap simbol melambangkan ide, bisa berupa kata seru, dan sebagainya.
Pada mulanya huruf Mandarin dibuat meniru bentuk benda atau objek yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, semisal
木
(pohon), 人 (orang), 日 (matahari), 月 (bulan), 田 (sawah), 火 (api), dan
lain-lain. Huruf-huruf seperti ini dikenal dengan sebutan piktograf, sudah dikenal sejak lebih dari 3.500 tahun lalu. Karena pembuatan berdasarkan imajinasi bentuk dirasa terbatas untuk melambangkan setiap benda, selain itu sulit menjangkau ide abstrak seperti perasaan hati, suasana jiwa, sifatsifat, dan sebagainya, kemudian dibuatlah ideograf yang dibentuk dari penggabungan piktograf. Contoh :
(terang).
日
(matahari) +
commit to user
月
(bulan) =
明
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
Namun, dalam perkembangan selanjutnya, cara penggabungan ini dianggap kurang memadai bagi perkembangan bahasa yang demikian pesat, seiring kemajuan peradaban dan kebudayaan masyarakat. Oleh karena itu, dibuatlah huruf yang mengandung unsur bermakna dan unsur fenotik. Unsur bermakna menentukan makna huruf Mandarin, sedangkan unsur fonetik membantu pelafalan huruf tersebut. Penciptaan huruf Mandarin dengan metode ini memungkinkan terciptanya huruf-huruf Mandarin dengan metode ini memungkinkan terciptanya huruf-huruf baru yang tak terbatas.
Dalam perkembangannya, Bahasa Mandarin tidak lepas dari pengaruh bahasa asing, terutama Inggris. Pengaruh ini memunculkan huruf yang dibentuk dari peminjaman bunyi bahasa asing.
Contoh :
咖啡 kāfēi
kopi, berasal dari bahasa Inggris “coffee”
吉他 jítā
gitar, berasal dari bahasa Inggris “guitar”
Untuk menuliskan nama tempat dan nama orang dalam bahasa asing juga digunakan peminjaman bunyi.
Contoh :
Suoluo
Solo
Afandi
Efendi
b. Pengenalan Unsur Bermakna Sebagai Radikal dan Unsur Fonetik
Unsur bermakna atau radikal, selanjutnya disingkat menjadi unsur, dibuat untuk mempermudah mengingat atau menerka arti suatu huruf.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
Contoh:
汗
hán
keringat
河
hé
sungai
Kedua huruf diatas mengandung unsur air (水), sehingga kita bisa menebak
makna kedua huruf ini berhubungan dengan air. Dapat disimulkan bahwa dengan bantuan unsur ini kita dapat menguasai huruf Mandari melalui pemahaman, tidak hanya sekedar menghafal saja.
Walaupun bisa kita manfaatkan untuk melafalkan huruf Mandarin, unsur
fenotik
tidak
bisa
diandalkan
sepenuhnya,
sebab
dalam
perkembangannya terjadi perubahan-perubahan pelafalan huruf Mandarin.
Contoh :
义
yì
keadilan; arti
仪
yì
rupa; upacara
议
yì
pendapat; mendiskusikan
Dari contoh diatas kita dapat disimpulkan bahwa huruf
义
yì
merupakan unsur fenotik bagi kedua huruf dibawahnya, dalam hal ini 仪
dan
议. Walaupun mengandung unsur yang berbeda, kedua huruf tersebut
dilafalkan dengan bunyi yang sama, hanya saja intonasinya berbeda. c. Pengenalan Hànyŭ Pīnyīn
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
Seperti kita ketahui, bahasa Mandarin tidak ditulis dalam huruf Latin seperti bahasa Indonesia atau bahasa-bahasa Eropa pada umumnya. Oleh karena itu, diciptakan cara untuk menuliskan bunyi atau pelafalan huruf Mandarin dalam huruf Latin. Inilah yang disebut Hànyŭ Pīnyīn. Hànyŭ Pīnyīn seperti yang dikutip oleh Silvia (2007:xiv) merupakan
system romanisasi bahasa Mandarin yang paling standar dan paling akurat pelafalannya. Tujuan penyusunannya adalah membantu orang asing atau anak-anak mempelajari bahasa Mandarin. Biasanya Hànyŭ Pīnyīn digunakan sebagai pelengkap huruf mandarin untuk mempermudah pelafalannya.
Contoh :
公
gōng
前
qián
Namun, perlu diingat Hànyŭ Pīnyīn tidak bisa dilafalkan apa adanya seperti yang tertulis, sebab pelafalannya yang seperti itu akan menghasilkan bunyi yang janggal. Untuk mengucapkannya dengan tepat ada beberapa aturan. Berikut petunjuk praktisnya.
Konsonan b
dibaca
p,
contoh:
爸爸
bà ba
dibaca
pa pa
p
dibaca
ph,
contoh:
陪
péi
dibaca
phei
d
dibaca
t,
contoh:
道
dào
dibaca
tau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
t
dibaca
th,
contoh:
田
tián
dibaca
thien
g
dibaca
k,
contoh:
告
gào
dibaca
kau
k
dibaca
kh,
contoh:
看
kān
dibaca
khan
f
dibaca
f,
contoh:
饭
fàn
dibaca
fan
h
dibaca
h,
contoh:
合
hé
dibaca
he
j
dibaca
c,
contoh:
今
jīn
dibaca
cin
l
dibaca
l,
contoh:
礼
lĭ
dibaca
li
m
dibaca
m,
contoh:
妈
mā
dibaca
ma
n
dibaca
n,
contoh:
男
nán
dibaca
nan
q
dibaca
ch,
contoh:
千
qiān
dibaca
chien
c
dibaca
ch,
contoh:
菜
cài
dibaca
chai
r
dibaca
r (diucapkan dengan lembut, tanpa tekanan).
contoh : 人 rén s
dibaca
s,
contoh:
三
sān
dibaca
san
x
dibaca
s,
contoh:
现
xiàn
dibaca
sien
z
dibaca
c,
contoh:
走
zŏu
dibaca
cou
ch
dibaca
ch,
contoh:
锤
chuí
dibaca
chui
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
sh
dibaca contoh:
zh
dibaca
sh (tidak digetarkan)
神 c,
shén
contoh:
shen
dibaca
zhŭ
煮
dibaca
cu
Vokal a
dibaca
a,
contoh:
牙
yá
dibaca
ya
i
dibaca
i,
contoh:
衣
yī
dibaca
yi
Pengecualian: Jika diawali konsonan zh, ch, sh, z, c, s, dan r, i dibaca seperti e dalam “empat”
u
Contoh ;
枝
zhī
池 chí
dibaca
u,
contoh:
女
室 shì 日 rì nŭ
dibaca
nu
Pengecualian: Jika diawali l dan n, u ditulis lü, nü. Cara menghasilkan bunyi ü adalah ucapan I dengan bentuk bibir seperti mengucapkan u (bibir
旅 lü
membentuk bulatan kecil). Contoh
女 nü
Jika diawali huruf j, q, x, dan y, u tetap ditulis ju, qu, xu, dan yu, namun pengucapannya sama seperti mengucapkan ü. Contoh ;
e
距
jù
屈
dibaca seperti e dalam “empat”, contoh: Pengecuaian;
commit to user
qū
娥
絮
xù
玉
yù
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Jika diawali konsonan y, e dibaca seperti e dalam “enak”. Contoh:
o
夜
yé
dibaca
ye
dibaca uo (diucapkan dengan cepat dan halus). Contoh:
波
bō
dibaca
puo
Vokal dan Konsonan
ai
dibaca
ai,
contoh:
爱
ái
dibaca
ai
an
dibaca
an,
contoh
安
ān
dibaca
an
Pengecualian: Jika diawali konsonan y, an dibaca en sepertie dalam “enak”.
言
yán
dibaca
yen
ang dibaca
ang,
contoh:
样
yáng
ao
dibaca
aw (ucapan cepat seperti jika kesakitan).
Contoh:
要
dibaca
ei, dengan e seperti dalam “enak”.
Contoh:
尾
wĕi
eng,
dengan e seperti dalam “empat”.
Contoh:
哼
hēng
dibaca
ye,
dengan e, seperti dalam “enak”, ucapan ie
Contoh:
ei
eng dibaca
ie
yáo
dibaca
dibaca
dibaca
dengan cepat.
commit to user
dibaca
yang
yau
wei
heng
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
ian
Contoh:
挈
qiè
dibaca
yen,
dengan e seperti dalam “enak”, ucapan ie
dibaca
chie
(chye)
dengan cepat. Contoh:
剪
jiăn
dibaca
cien
(cyen)
dibaca
ing
Contoh
应
yìng
dibaca
ying
ong dibaca
ung,
Contoh
用
yòng
dibaca
yung
ou
dibaca
ow
ucapkan dengan cepat.
contoh:
有
yŏu
uan
(wan) diucapkan dengan cepat
算
suàn
ing
uan dibaca Contoh:
dibaca
dibaca
yow
(you)
suan
Pengecualian: Jika diawali konsonan j, q, x, dan y, u dibaca seperti I, namun dengan bentuk bibir seperti mengucapkan u. A dibaca seperti e dalam “enak”. Contoh:
绢
juan
dibaca
泉
cuen
选
xuăn
dibaca
quan
dibaca chuen
原
suen
yuăn
dibaca yuen
Ue jika diawali konsonan j, q, x, dan y, ue ditulis menjadi jue, que, xue, dan yue. Ue dibaca seperti huruf i, namun dengan bentuk bibir seperti mengucapkan u. e dibaca seperti e dalam “enak”. Contoh :
决
jué
dibaca cue
commit to user
确
què
dibaca chue
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
血
xuè
月
dibaca sue
Ui
dibaca yue
Dibaca wei, dengan huruf e seperti dalam “enak” Contoh:
Un
yuè
对
duì
dibaca
twei
Dibaca wen, dengan huruf e seperti dalam “empat”. Contoh:
吨
dùn
dibaca
twen (ucapkan dengan
cepat).
Pengecualian: Jika diawali konsonan j, q, x, dan y, u dibaca seperti huruf I, namun dengan bentuk bibir mengucapkan u. Contoh:
军
jūn
dibaca
裙
cǖn
巡
xún
dibaca
qún
dibaca chǘn
云
sǘn
yún
dibaca yǘn
Walaupun cara pelafalan di atas belum tepat seratus persen, setidaknya pembelajar pemula punya bayangan bagaimana seharusnya melafalkan Hànyǔ Pīnyīn, sehingga pembelajar tidak melakukan kesalahan lagi.
公公
gōng gōng (kakek) tidak dibaca gong gong (seperti anjing
menggonggong), melainkan dilafalkan kung kung.
Jika pembelajar kesulitan mengingat pelafalan huruf Mandarin, yang harus dilakukan adalah memfokuskan perhatian terlebih dulu pada penguasaan makna huruf tersebut. Jika pembelajar sudah memahami artinya, belajar melafalkan tidaklah terlalu sulit, sebab huruf-huruf tersebut bukan lagi hal asing.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
d. Intonasi
Dalam bahasa Mandarin terdapat empat intonasi yang berbeda, ditambah satu intonasi netral. 1. Intonasi Pertama ( ̵ ) Merupakan intonasi dengna suara tinggi datar. Caranya: ucapkan a dengan nada tinggi, pastikan posisi kepala tidak berubah. Bayangkan garis lurus mendatar ketika mengucapkannya. 2. Intonasi Kedua ( ̷ ) Merupakan intonasi dengan suara naik atau meninggi. Caranya: ucapkan a sambil mengangkat kepala. Pastikan a yang ucapkan nadanya meninggi seiring dengan terangkatnya kepala. 3. Intonasi Ketiga ( v ) Merupakan intonasi dengan suara turun-naik. Caranya: ucapkan a sambil menundukkan kepala. Pastikan a yang diucapkan nadanya menurun seiring dengan gerakan kepala. Naikkan kepala, pastikan a yang diucapkan nadanya meninggi seiring dengan terangkatnya kepala. Setelah terbiasa, bisa dilakukan dengan cepat. 4. Intonasi Keempat ( \ ) Merupakan intonasi dengan suara menurun. Caranya: ucapkan a sambil menyentakkan kepala ke bawah (anggukkan kepala dengan cepat). Pastikan a yang diucapkan nadanya menurun seiring dengan hentakan kepala Anda. 5. Intonasi Netral
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
Caranya: ucapkan a dengan nada netral tanpa tekanan dan pendek. Sesudah terbiasa mengucapkan ā, á, ă, à, dan a (intonasi netral), pembelajar dapat berlatih mengucapkan huruf vokal, i, u, e, o, dan ü dalam lima intonasi yang berbeda. Setelah merasa cukup menguasainya, dapat dicoba melafalkan huruf-huruf berikut.
青
qīng
(chīng) hijau
情
qíng
(chíng) perasaan; cinta
請
qῐng
(chῐng) memohon; harap
慶
qìng
(chìng) merayakan; perayaan
Walaupun keempat huruf di atas dilafalkan dengan bunyi ching intonasinya berbeda. Dari perbedaan ini kita bisa membedakannya hanya dengan mendengar bagaimana huruf tersebut dilafalkan. Misalnya: qing (ching) yang dilafalkan dengan intonasi naik bermakna perasaan atau cinta,
sementara qing (ching) yang dilafalkan dengan intonasi turun-naik memiliki arti memohon atau harap.
Membedakan keempat intonasi di atas (ditambah intonasi netral) memang cukup sulit. Namun, dengan giat berlatih mengucapkan dan mendengarkan, tidak mustahil pembelajar pemula bisa menguasainya.
C. Metode Piktografi, Ideografi, dan Penyusunan Karakter Gabungan RadikalFonetik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
Perubahan struktural dari sistem penulisan aksara China menurut Dr. Ong Tee Wah (1980) berlangsung sangat lama, namun dapat dibagi menjadi 4 tahap berikut :
i
Tahap primitif (atau Periode Legendaris): ini adalah tahap paling awal penulisan aksara China, di mana piktograf berasal dari penggambaran objek langsung. Walaupun kami tak memiliki bukti arkeologis untuk ini, Táng Lán
唐闌
memperkirakan bahwa tahap ini terjadi lebih dari 10.000 tahun yang lalu. ii Tahap arkais (atau Periode Prasejarah): ini adalah periode ideograf yang meliputi periode dari muncul sampai lengkapnya simbol tak langsung. Tidak hanya ada alasan yang bagus, tetapi juga ada bukti bahwa ini terjadi kira-kira 5.000-6.000 tahun yang lalu. iii Tahap Neo-Arkais (atau Periode Setelah Sejarah): ini adalah periode karakter radikal-fonetik, yang berlangsung dalam jangka waktu 1.600 tahun sejak masa Dinasti Yin akhir (1384 SM – 1112 SM) sampai Dinasti Han (206 SM – 220 M). Hampir seluruh bahan dari naskah China kuno yang ada saat ini berasal dari periode panjang ini. Bukan hanya dalam masa ini aksara China menyelesaikan perkembangan strukturalnya, namun menjelang akhir tahapan ini, aksara China akhirnya melengkapi evolusi bentuknya. iv Tahap Kontemporer (atau Periode Modern) Dalam perkembangan system penulisan China, ini adalah tahap stabilitas. Baik evolusi structural maupun perubahan bentuk bisa dikatakan telah mencapai kesempurnaan. Secara structural, tidak seperti piktograf maupun ideograf, karakter radikal-fonetik terus berkembang. Secara resmi, setelah munculnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
楷書
kaῐ shū (penulisan standar), yang masih merupakan bentuk tulisan
normal dan dasar dari bentuk cetakan yang digunakan sekarang, telah mengalami perubahan kecil sejak periode Dinasti Wei dan Jin (221 M – 580 M). Pada awal tahun 1950-an, pemerintah Republik Rakyat China mulai memperkenalkan bentuk yang disederhanakan untuk 2000 buah aksara China. Ini dilakukan dengan alas an penyederhanaan dan kenyamanan, namun di sisi lain mengorbankan keindahan dan susunan logis dari aksara China.
Metode penyusunan utama dalam penulisan aksara China secara umum dibagi dalam tiga kategori utama yaitu piktograf, ideograf, dan karakter gabungan radikal-fonetik. Dr. Ong Tee Wah (1980) menyebutnya sebagai sān shū 三書 (tiga
kategori penulisan). 1. Metode Piktografi Awal mula dari aksara China sangatlah panjang. Sangat sedikit yang kita ketahui mengenai sejarah dan asal-usulnya karena kurangnya dokumentasi. Dari bermacam legenda tentang munculnya aksara China, legenda yang relatif bisa diterima mengatakan bahwa Cāng Jí
Huáng Dì
倉頡, salah seorang menteri dari Kaisar
皇帝 lah yang pertama kali menemukan system aksara tersebut. Ini
adalah hasil luar biasa dari waktu yang diluangkan Cāng Jí dalam mengamati jejak burung dan hewan lain yang garis dan bentuknya berbeda. Karena terilhami oleh hal ini, ia lalu menggambarkan objek sesuai dengan bentuknya.
commit to user Gambar-gambar tersebut disederhanakan menjadi bentuk biasa dan disesuaikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
dengan mode. Dengan kata lain, gambar-gambar tersebut disederhanakan menjadi beberapa guratan saja. Gambar-gambar ini sering kali, terutama dalam bentuk kunonya, sangat penuh dengan arti dan disebut sebagai xiàng xíng
象形, yang berarti “menyerupai bentuk” oleh ahli kamus Han yang bernama
Xŭ Shèn
許慎
(30 M – 124 M); atau “piktografi” oleh banyak ahli paleografi
kontemporer. Namun dalam beberapa kasus, yang disebut sebagai “karakter gambar” ini berubah bentuk sampat tak bisa dikenali lagi. Dapat dimengerti bahwa objek nyata seperti fenomena alam, manusia dan yang berhubungan dengannya, hewan dan tanaman, alat-alat, perkakas, dan sebagainya mudah digambar
dan
secara
mengagumkan
bisa
menyesuaikan
diri
untuk
melambangkan bahasa. Beberapa contoh sebagai berikut : Untuk menggambarkan fenomena alam, ada piktograf seperti rì (matahari) X X X
, yùe (bulan) X X X
, makin tua bentuk karakternya,
makin dekat kemiripan antara karakter dengan objek yang diwakilinya. Karakter shuῐ (air) X X
(juga disingkat menjadi tiga titik air X
sebagai radikal) dan chuān (sungai) X X
saat ia berfungsi
digambarkan sebagai air yang
mengalir di sungai. Karakter shān (gunung) X X X
jelas-jelas
menggambarkan deretan gunung, begitu juga dengan karakter yŭ (hujan) yang digambarkan sebagai titik hujan yang turun dari langit.
Banyak piktograf yang berhubungan dengan manusia dan segala yag berhubungan dengannya. Karakter rén (manusia) X X X X X
digambarkan
dengan garis sederhana yang melukiskan bermacam tingkah laku yang mungkin
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
dilakukannya. Untuk nü (perempuan) X X dan mù (ibu) X X , adalah karakter yang
digambarkan
sebagai
kesederhanaan,
melambangkan mata (mù) X X X
dengan
, telinga (ér) X X
karakter
yang
, tangan (shoŭ) X X X
(juga disingkat menjadi X saat berfungsi sebagai radikal), mulut (koŭ) X X dan sebagainya.
Dunia binatang juga dilambangkan dengan luas. Ada binatang berkaki empat seperti hù (macan) X X X X X xiàng (gajah) X X X X
X
, yáng (domba) X X X X X
, mă (kuda) X X
dan quăn (anjing)
, X
(juga disingkat sebagai X saat berfungsi sebagai radikal). Untuk burung,
aksaranya dibedakan antara niăo (burung biasa) X X X X
. Sebagai tambahan, ada juga gambar lain, wū
berekor pendek) X X X (gagak) X X
dan zhuῐ (burung
dengan menghilangkan titik dari kepala burung biasa.
Ada juga piktograf yang berarti tanaman dan buah. Contohnya mù menonjolkan cabang dan akar pohon; caŏ (rumput) XX
(pohon) X X X XX XX X
menggambarkan tunas yang mencuat ke atas, sementara zhú
(bamboo) XX XX XX
aksara mῐ (beras) X X X
menggambarkan bulir-
bulir padi di pucuk tanaman.
Ada banyak gambar yang menjadi saksi pertumbuhan peradaban di China Kuno. Lihatlah karakter untuk perkakas dan peralatan; contohnya, dāo (pisau) XX
, chē (kereta) X X X X
(mangkuk) X X
, hú (kendi arak) X X X
, cè (dokumen, buku) X X X X
(disingkat menjadi X
, zhoŭ (sapu) X X
, yῢ (sikat) X X ) dan sebagainya.
commit to user
, mῐng
, yú (kendi arwah) X X , wang (jala) X X
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
2. Metode Ideografi
Piktograf ini, yang dalam batas tertentu bisa dibandingkan dengan karakter hieroglif, kemudian berkembang menjadi jenis karakter yang oleh Xŭ Shèn disebut dengan “zhῐ shì”
指事,
yang berarti “menunjuk pada hal”. Di
barat ini disebut sebagai simbol tak langsung” atau “simbol yang menunjukkan”. Apa pun sebutan yang digunakan oleh ahli ilmu bahasa, karakter-karakter ini dicocokkan dengan mahir pada ide-ide yang abstrak oleh penemunya. Hasilnya, lingkup sistem aksara China menjadi berkembang lebih jauh.
Ada banyak metode untuk menciptakan ideograf: menggambar symbol yang memiliki arti, menambahkan tanda pada piktograf, membuat satu bagian mewakili keseluruhan, lambing untuk benda-benda, dampak untuk penyebab, alat untuk kegiatan, isyarat untuk tindakan adalah beberapa di antaranya. Singkatnya, ide-ide abstrak dibuat dengan cara metafora atau perlambangan. Contohnya, dengan menggambar satu garis:
一
, dua garis: 二, tiga garis: 三,
atau empat garis: XXXX (ideograf ini sekarang tidak digunakan lagi), sang pencipta ingin menemukan yī (satu), èr (dua), sān (tiga) dan sì (empat). Dengan menambahkan satu titik atau satu garis di atas sebuah garis horizontal: X X X (sekarang
上
) atau dibawahnya: X commitXtoXuser
(sekarang
下),
ia ingin
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
mengemukakan shàng (atas) atau xià (bawah). Dengan cara yang mirip, yaitu menambahkan sebuah guratan di atas piktograf “ 木 “ (pohon)
XXXXXXX X X
), atau di bagian bawahnya ( X
(
XXXXX
), ia ingin mengemukakan mò (ranting, dahan atas) atau bĕn (akar).
Sementara garis tegak lurus yang membelah sebuah lingkaran berarti zhōng (pusat, tengah) X
X . Tangan yang memegang busur dan panah, tak perlu
dikatakan lagi, berarti shè (memanah) X X melempar tombak pada orang berarti fá (menyerang) X X
X . Mirip dengan itu, X . Manusia
dengan kaki bersilang melambangkan jiāo (menyeberangi, hubungan) X X ; demikian pula gambar orang berdiri, dengan jelas mewakili gagasan tentang lì (berdiri) X
X立.
3. Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik
Sejalan dengan berkembangnya peradaban, perubahan sosial yang pesat terjadi. Benda-benda menjadi begitu rumit sehingga karakter hieroglif maupun ideograf tak bisa lagi mencukupi pengungkapan pengertian abstrak yang begitu luas. Seperti dalam peribahasa, “Keadaan mendesak adalah awal dari pembuatan”, kemudian sejenis sistem tulisan fonetik yang oleh Xŭ Shèn disebut “xíng shēng”
形声,
atau lebih dikenal sebagai “karakter fonetik yang tetap”
(radikal) diciptakan. Metode penciptaan karakter baru dalam jumlah tak terbatas. Berkat hal itu, pertumbuhan sistem tulisan China menjadi sangat pesat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
dan tak lama kemudian mereka lengkap, dan hampir semua karakter China, kecuali sekitar lima persen saja, berasal dari jenis ini.
Metode pembuatan yang baru ini bisa dipandang sebagai sejenis tulisan fonetik di mana ia tak bisa dianggap sebagai sistem tulisan abjad. Ia adalah penggabungan dari radikal yang menunjuk pada arti suatu kata dan sebuah fonetik yang menunjuk pada cara pengucapan suatu kata. Contoh berikut akan menjelaskan cara kerja metode yang sederhana, mudah dilakukan, namun bisa berkembang secara bertahap:
Tabel 2.1 Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik dengan penyusun fonetik yang sama Radikal
水 shuí
(air;
disingkat )
Fonetik + 其qí (miliknya;
Gabungan = 淇 qí (sungai Qí)
ini; itu; awalnya berarti tampah, sekarang 箕)
玉 yῢ
+ 其 qí
= 琪 qí (batu mulia atau permata)
(pohon;
+ 其qí
= 棋 qí (catur China)
(batu)
+
(giok;
disingkat X)
木 mu kayu)
石 shi
其 qí
= X qí (bentuk lain dari 祺yang dibuat dari batu)
马 mă (kuda)
+ 其 qí
=
骐 qí
commit to user
(kuda dua warna)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
鹿
lù (rusa)
+ 其 qí
=
麒 qi
(seekor hewan legenda)
鸟 niaŏ (burung)
+
其 qí
=
骐 qí
(sejenis angsa liar)
月 yué
+
其 qí
=
期 qí
(periode waktu: tanggal
(bulan;
waktu)
+ 其 jí
欠 qiàn (berhutang;
tertentu: mengharapkan) =
期
+ 其 qí
=
欺 qí
jí (setahun penuh: ulang tahun)
(menipu; menindas)
kurang)
心 xīn
(hati)
+ 其 jī
=
惎
土 tŏ
(tanah)
+ 其 jī
=
基 jī
(dasar)
+ 其 jī
=
箕 jī
(tampah)
+ 其 jī
=
萁
=
萁qí
+ 其 qí
=
祺 qí
+ 其 qí
=
綦 qí
=
蜞 qí
竹 zhŭ
(bambu;
jī (meracuni; membenci)
disingkat X )
艸
căo (rumput;
disingkat sekarang
示 shí
草)
(pertanda;
+ 其 qí
jī (sejenis rumput)
(batang buncis)
(beruntung)
firasat; mewujud; disingkat X )
糸mí
(bentuk kuno
dari X sutra)
虫 chóng
(ulat;
+ 其 qí
commit to user
(sejenis kepiting)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
disingkat ) Contoh di atas adalah kata dengan pengucapan yang sama (atau hampir sama) yang bisa ditulis tanpa kemungkinan bingung atau salah paham sama sekali. Oleh karena itu, dalam kata gabungan其 qí atau jī selalu menjadi fonetik,
tak pernah menjadi radikal, walaupun ia juga adalah karakter yang mewakili kata yang berarti miliknya, milik mereka ini, itu, dan sebagainya. Kita akan mengambil deretan contoh lain dimankarakter
木mù
(kayu) hampir selalu
menjadi radikal dalam sebuah kata gabungan yang berhubungan dengan kayu (terdapat sekitar 1.585 kata dalam kamus China yang paling besar):
Tabel 2.2 Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik dengan penyusun radikal yang sama Radikal
木mù (kayu)
Fonetik
Gabungan
+卜.bo (partikel
= 朴 pò (sejenis pohon ek: Quercus
akhir)
dentate; juga bentuk sederhana dari X )
+卜 bo (partikel
=
朴pō (senjata kuno berbentuk pisau)
akhir) + 卜 bu
= 朴 pŭ (sederhana dan biasa)
(meramalkan)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
木 mù (kayu)
土 tŭ (tanah)
= 杜 du (menutup)
木 mù (kayu)
+ 反 făn
=
板 ban (papan)
(membalikkan: memberontak; berbalik)
木 mù (kayu)
+ 木 mù (kayu)
= 林 lin (hutan)
木 mù (kayu)
+ 公 gōng (umum)
= 松 sōng (pinus; longgar)
木 mù (kayu)
+ 同 tóng
= 桐 tóng (nama yang seiring sama;
(bersama; serupa;
digunakan pada berbagai tumbuhan,
dan; dengan)
antara lain Sterculia platanifolia)
木 mù (kayu)
+ 每 mĕi (setiap)
= 梅 méi (plum)
木 mù (kayu)
+ 票 piào (tiket,
= 標 biāo (tanda; lampu suar; rambu
surat tilang)
sinyal; bendera)
+ 黄 huáng
= 横 héng (bersilang; mendatar; tepi
(kuning)
jalan)
木 mù (kayu)
+ 閨 guì (lemari)
= 柜 guì (lemari; konter toko)
木 mù (kayu)
+ 蘭 lán (tirai)
= 欄 lán (jeruji; kandang)
木 mù (kayu)
+ 雚 guàn (sejenis
=
木 mù (kayu)
權quán (bobot; kekuatan; wewenang)
bangau; cangkir)
木 mù (kayu)
+ 覽 lăn (melihat; mengawasi)
= 欄 lăn (minyak zaitun)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
木 mù (kayu)
+ 登 dēng (naik,
= 橙 chéng (jeruk)
memanjat) Jika ingin, masih ada 1.550 contoh sejenis yang bisa ditambahkan ke dalam daftar di atas, dimana karakter 木 mù selalu menjadi radikal walaupun ia
sendiri adalah piktograf untuk kayu. Lebih jauh lagi,
fonetik dalam kata gabungan
沐
木 mù juga bisa menjadi
mù (mencuci; mandi; membersihkan;
memperkaya dengan kebaikan; menerima bantuan; dan sebagainya). Maka, selain fakta bahwa setiap piktograf dan ideograf bisa digunakan sebagai fonetik, gambar dan simbol semacam ini juga bisa menjadi radikal. Karena jumlah radikal yang tergolong sedikit, system radikal lalu digunakan sebagai cara yang mudah untuk menggolongkan berbagai karakter dalam kamus. Kamus besar pertama Shūo Wén Jῐe Zì
說文解字
karya Xŭ Shèn, yang diselesaikan pada
tahun 121 M, memperkenalkan 540 radikal, atau bù shŏu
部首
secara
keseluruhan. Jumlah ini tidak berubah sampai kamus kekaisaran Kāng Xī Zì Diăn
康熙字典,
dari Dinasti Qing (1644 M – 1911 M) menguranginya menjadi
214, sampai sekarang.
Seiring berjalannya waktu, bahasa China, seperti halnya bahasa lainnya, mengalami perubahan bertahap. Perubahan commit to userfonetik dalam bahasa ini sangat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
besar sehingga kombinasi bunyi yang hampir sama dan diwakili oleh satu fonetik yang tak serupa. Contoh yang khas adalah fonetik
工
gōng (bekerja;
asalnya adalah dari gambar salah satu perkakas tukang kayu) dalam karakter radikal – fonetik berikut ini:
功gōng
(jasa: radikal
力lì
“tenaga”).
訌
hòng
(perselisihan: radikal 言yán “bicara”), 紅 hong (merah; radikal糸, mì “sutra”),
水
shuῐ “air”) dan
(bangku; radikal
貢
扛
gāng (membawa radikal
手shŏu
“tangan”,
杠gāng
木 mù “kayu”), 江 jiāng (sungai; radikal 水 shuῐ “air”) dan
gong (upeti; radikal貝 beì “cangkang, uang”) dan sebagainya. Mereka
hampir tidak sebunyi dalam bahasa China modern walaupun mereka memiliki satu unsur yang berbunyi sama. Contoh yang lebih parah adalah
gāng, dan
江
扛 gāng, 杠
jīang, dimana tidak ada kesamaan antara bunyi fonetik dengan
karakter gabungannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III KEGIATAN DAN HASIL PENGAMATAN
A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Karanganyar
SMA Negeri 1 Karanganyar didirikan oleh pemerintah Kabupaten Karanganyar pada tahun 1961 di Jl. AW. Monginsidi No. 03 Kelurahan Donomulyo Tegalgede. Sekolah ini terletak di Ibukota Kabupaten Karanganyar dengan dikelilingi jalan umun beraspal. Sekolah ini adalah sekolah umum untuk siswa lulusan SMP (Sekolah Menengah Pertama) yang hendak melanjutkan ke jenjang SMA (Sekolah Menengah Atas). Sudah sejak tahun 2006 sekolah ini memasukkan mata pelajaran bahasa Mandarin menjadi kurikulum wajib bagi siswa kelas X (sepuluh). Pada semester genap tahun 2010, pelajaran Bahasa Mandarin dilaksanakan pada hari Rabu, Jumat, dan Sabtu mulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB pada hari Rabu dan Sabtu serta mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 11.00 WIB pada hari Jumat.
1. Identitas SMA Negeri 1 Karanganyar
Identitas lengkap SMA Negeri 1 Karanganyar dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1 Identitas SMA Negeri 1 Karanganyar Nama Sekolah
SMA Negeri 1 Karanganyar
Nomor Statistik Sekolah
301 031 309 001
Provinsi
Jawa Tengah
Otonomi Daerah
Kabupaten Karanganyar
Kecamatan
Karanganyar commit to user 50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
Desa/Kelurahan
Donomulyo Tegalgede
Jalan dan Nomor
Jl. AW. Monginsidi No. 03
Kode Pos
57714
Telepon
Kode Wilayah : 0271
No. 495068
Faxcimile/Fax
Kode Wilayah : 0271
No. 495068
Daerah
V Perkantoran
Pedesaan
Status Sekolah
V Negeri
Swasta
Dasar Pendirian
1 Agustus 1962 / SK Menteri Pendidikan Nomor : 21/SK/B/III/ tanggal 10 September 1962
Lokasi
Terletak di Ibukota Kabupaten Karanganyar di kelilingi jalan umum beraspal.
Luas Tanah
11.740 m2
Luas Bangunan
6.625 m2
Luas Lap.OR /Up
2.330 m2
Luas Halaman
1.150 m2
Luas Taman
240 m2
Pagar Keliling
1.395 m2
Akreditasi
Terakreditasi A (Amat Baik Skor : 91)
Surat Keputusan/SK
Keputusan Rapat BAS Provinsi Jawa Tengah tanggal 29 September 2007
Penerbit SK
BAS Propinsi Jawa Tengah/
(Ditandatangani oleh)
DR. Sudharto, MA
Tahun Berdiri
Tahun 1961
Tahun Perubahan
Tahun 1962
Kegiatan Belajar Mengajar
V Pagi
Bangunan Sekolah
V Milik Sendiri
Lokasi Sekolah
Komplek Sekolah
Jarak Kepusat Kecamatan commit 1 KM to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
Jarak Otoda
2 KM
Terletak pada lintasan
V Kab/Kota
Perjalanan perubahan
01-08-1962
sekolah Penegerian : SMA Negeri
Mentri P D dan K RI No. 21/SK/B/III
Gaya Baru
10 September 1962
Jumlah Keanggotaan
17 Sekolah
Rayon Organisasi Penyelenggara
V Pemerintah
Sumber: Arsip SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2010
2. Visi Sekolah
“ Berbasis Teknologi, Unggul dalam Prestasi, Luhur dalam Budi Pekerti dan Berwawasan Internasional ”
3. Misi Sekolah a. Menyelenggarakan pelayanan sekolah yang berbasis Teknologi Informasi. b. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik sesuai dengan bakat, minat dan potensi siswa sesuai dengan tuntutan era globalisasi. c. Membentuk karakter siswa beriman, bertaqwa, berbudi luhur sesuai dengan agama dan nilai-nilai budaya daerah. d. Mewujudkan rasa kebersamaan, kerukunan, kekeluargaan yang harmonis serta saling menghormati intern dan antar warga sekolah dengan masyarakat. e. Menjalin hubungan dengan sekolah bertaraf internasional dalam negeri maupun luar negeri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
4. Tujuan Sekolah a. Menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran berbasis teknologi dan informasi. b. Memberikan pelayanan yang berkualitas dan berbasis teknologi informasi dan komunikasi. c. Meningkatkan prestasi akademik terutama dalam nilai Ujian Nasional dan Olimpiade Sains Nasional dan event–event pada tingkat regional, nasional maupun internasional. d. Meningkatkan prestasi non akademik pada kompetisi olah raga maupun seni pada tingkat regional, nasional maupun internasional. e. Menciptakan kerukunan antar umat beragama dan saling menghormati antar sesama warga sekolah. f. Menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan
agama
untuk
meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Mahakuasa. g. Mengadakan kerja sama dengan sekolah bertaraf internasional dalam negeri maupun luar negeri. h. Menjalin kerja sama untuk pendampingan dengan perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri. i. Menyelenggarakan menajemen sekolah yang berbasis tekonologi dan informasi. j.
Meningkatkan SDM para pendidik dan tenaga kependidikan dengan teknologi informasi dan berbahasa Inggris.
5. Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Karanganyar
Struktur organisasi dibentuk untuk memudahkan berlangsungnya kegiatan yaitu proses belajarcommit mengajar dan mendeskripsikan tanggung jawab to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
semua guru dan pegawai tata usaha. Adapun struktur organisasi SMA Negeri 1 Karanganyar adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011
Sumber: Arsip SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2010 Adapun pengorganisasian kegiatan dan uraian tugas masing-masing komponen dalam struktur organisasi adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
a. Kepala Sekolah
Kepala sekolah bertanggung jawab atas seluruh pengelolaan sekolah dan melaksanakan tugas-tugas rutin, antara lain sebagai berikut:
1) Merencanakan sluruh kegiatan sekolah yang dibantu oleh semua pembantu kepala sekolah sesuai dengan urusannya masing-masing. 2) Mengkoordinasikan semua pembantu agar terjalin hubungan kerja yang baik dan serasi dalam rangka memberikan motivasi kepada semua unsur/personil sekolah, sehingga membangkitkan partisipasi dan dedikasi yang sebesar-besarnya. 3) Secara rutin mengadakan supervisi/pembinaan setiap minggu sekali pada
hari
sabtu
dan
senin
dalam
rangka
mengatasi
hambatanhambatan, misalnya memberikan catatan-catatan yang telah dibuat tentang siswa kepada semua guru bidang studi 4) Mengadakan evaluasi terhadap semua kegiatan sekolah dalam rangka mengurangi hambatan dan pengembangan. 5) Menjalin hubungan yang erat/mengadakan koordinasi dengan MS dan pengurus BP3. b. Wakil Kepala Sekolah
Bertanggung jawab kepada kepala sekolah atas berlangsungnya semua kegiatan (perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, pengendalian dan evalusi) implementasi kurikulum di sekolah secara optimal.
1) Menyusun program tahunan dan semesteran yang berkaitan dengan implementasi kurikulum di sekolah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
2) Mengkoordinasikan penyusunan jadual proses belajar mengajar 3) Mengkoordinasikan pembagian tugas mengajar guru. 4) Mengawasi proses belajar mengajar . 5) Mengkoordinasikan kegiatan pengadaan bahan pengajaran (satuan pelajaran, job sheet, diktat, dan sebagainya). 6) Mengkoordinasikan kegiatan pengembangan staf. 7) Mengumpulkan dan menganalisa absensi murid dan guru. 8) Mengkoordinasikan kegiatan evaluasi dan ujian semester. 9) Mengkoordinasikan keseluruhan pengajaran di semua jurusan. 10) Melaksanakan bimbingan, pngarahan dan pengendalian kegiatan siswa, pengarahan dan, pengendalian kegiatan siswa/OSIS dalam rangka penegakan disiplin tata tertib sekolah. 11) Memberikan pengarahan dalam pemilihan pengurus. 12) Melaksanakan pembinaan pengurus OSIS dalam berorganisasi. 13) Menyusun program dan jadwal pembinaan siswa secara berkala dan insidentik.
c. Wali Kelas
Bertanggung jawab kepada kepala sekolah terhadap siswa di kelas yang diampunya. Selaku pembantu kepala sekolah, wali kelas mempunyai tugas antara lain sebagai berikut:
1) Sebagai pengganti orang tua di sekolah. 2) Bersama petugas BP untuk mengadakan pendekatan tentang keadaan pribadi siswa untuk mengisi kertas putih. 3) Membuat data kelascommit dan petatokerawanan siswa. user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
4) Mengatur administrasi kelas. 5) Mengatur pembagian dan koordinasi kerja kelompok. 6) Mengadakan komunikasi dengan orang tua/wali siswa. 7) Menyusun dan melaksanakan program koordinasi dan kerjasama dengan petugas BP. 8) Membantu kelancaran pembayaran iuran SPP. d. Bimbingan dan Penyuluhan 1) Menyusun dan melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan yang meliputi waktu kegiatan, metode bimbingan dan penyuluhan, peralatan dan biaya teknik pengolahan data hasil bimbingan dan penyuluhan serta petugas BP 2) Mengadakan koordinasi dengan wali kelas, guru bidang studi dan ketua jurusan serta urusan kesiswaan dalam rangka pembinaan kesiswaan dan orang tua/wali siswa. 3) Menyusun dan memberikan saran dan pertimbangan pemilihan jurusan bagi siswa. e. Perpustakaan
Bagian perpustakaan selaku pembantu wakil kepala bertanggung jawab dalam hal pengaturan dan pelaksanna perpustakaan. Sehingga kegiatan ini dapat berfungsi sebagi media pendidikan yang kedua. Adapun kegiatan-kegiatan yang wajib dilakukan oleh bagian perpustakaan secara garis besar antara lain sebagai berikut:
1) Pengurusan
pelayanan dan administrasi
perpustakaan sesuai
dengansistem yang telah ditetapkan dengan tertib dan baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
2) Perencanaan pengembangan pelayanan perpustakaan. 3) Pemeliharaan, perawatan dan perbaikan buku/bahan pustaka. 4) Mengatur penggunaan buku paket kepada guru/siswa sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
f. Kasubbag Tata Usaha
Bertanggung jawab kepada kepala sekolah, mempunyai tugas meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1) Penyusunan program tata usaha sekolah. 2) Penyusunan keuangan sekolah. 3) Pengurusan pegawai. 4) Pembinaan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah. 5) Penyusunan perlengkapan sekolah. 6) Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah. 7) Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketata usahaan secara berkala.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
B. Pelaksanaan Pembelajaran Metode Piktografi, Ideografi, dan Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik 1. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Karanganyar tahun ajaran 2010/2011 dilaksanakan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
a.
Melakukan identifikasi terhadap siswa untuk menemukan kesulitan siswa selama belajar bahasa Mandarin. Tindakan yang dilakukan untuk mengidentifikasi siswa antara lain: wawancara dengan guru bidang studi sebelum pelaksanaan tindakan kemudian melakukan observasi langsung pada siswa. Observasi dilakukan di kelas X2, X4, X5, X6, X7, X8, dan X9. Hasilnya adalah sebagian besar siswa merasa kesulitan dalam menghafalkan kosakata yang diajarkan di kelas.
b.
Perencanaan
tindakan,
yaitu
penulis
berencana
melaksanakan
pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik di kelas X (sepuluh) dalam rangka variasi metode pembelajaran. Dalam perencanaan ini disusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan soal-soal untuk evaluasi. c.
Melakukan dokumentasi nilai pretest sebagai dasar untuk mengukur peningkatan prestasi belajar setelah dilakukan pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
d.
Pelaksanaan penerapan pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik. Pada setiap akhir tindakan dilaksanakan tes untuk mengetahui prestasi belajar yang telah dicapai siswa. Pelaksanaan pembelajaran melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Guru menyajikan pelajaran. Materi pelajaran mencakup tentang sepuluh
kosakata
sederhana
dalam
bahasa
Mandarin,
cara
penulisannya dalam karakter China, dan artinya dalam Bahasa Indonesia. 2) Guru memberi soal tes kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. 3) Guru melakukan evaluasi. 4) Guru menyajikan pelajaran. Materi pelajaran mencakup tentang sepuluh kosakata sederhana dalam bahasa Mandarin, asal usul lahirnya aksara tersebut; apakah menggunakan metode piktografi, ideografi, atau penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik, serta artinya dalam Bahasa Indonesia. 5) Guru memberi soal tes kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. 6) Guru melakukan evaluasi.
e.
Observasi dan monitoring. Pada tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini, penulis melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
diperlukan dan terjadi selama tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi atau penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses hasil belajar siswa. f.
Pelaksanaan evaluasi. Kegiatan ini sebagai proses mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi sehingga bermanfaat untuk pengambilan keputusan tindakan. Evaluasi khususnya diarahkan pada penemuan bukti- bukti adanya peningkatan pemahaman bahasa Mandarin oleh siswa.
2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pembelajaran
Waktu dan tempat dilaksanakannya kegiatan pembelajaran Bahasa Mandarin di kelas X (sepuluh) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran No.
Hari, tanggal
Pertemuan
Kelas
1
Rabu, 7 April 2010
I
X2
2
Rabu, 7 April 2010
I
X4
3
Rabu, 14 April 2010
I
X5
4
Jumat, 16 April 2010
I
X6
5
Jumat, 23 April 2010
I
X7
6
Sabtu, 24 April 2010
I
X8
7
Sabtu, 1 Mei 2010
I
X9
8
Rabu, 5 Mei 2010
II
X2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
9
Rabu, 5 Mei 2010
II
X4
10
Rabu, 12 Mei 2010
II
X5
11
Jumat, 14 Mei 2010
II
X6
12
Jumat , 21 Mei 2010
II
X7
13
Sabtu, 22 Mei 2010
II
X8
14
Sabtu , 29 Mei 2010
II
X9
3. Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran Bahasa Mandarin di Kelas X SMA Negeri 1 Karanganyar
Kegiatan pembelajaran bahasa Mandarin di kelas X SMA Negeri 1 Karanganyar tiga hari dalam satu pekan, yaitu pada hari Rabu, Jumat, dan Sabtu (seperti yang telah dipaparkan dalam tabel 3.2 di atas). Adapun proses belajar mengajar secara rinci adalah sebagai berikut:
a. Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama, penulis membuka kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan salam pembuka: Guru : Selamat pagi, teman-teman! Siswa: Selamat pagi! Guru : Pada pertemuan pertama kita pada pagi hari ini, saya terlebih dahulu akan memperkenalkan diri, nama saya Oko, mahasiswa UNS semester 6. Saya akan menjalani magang kerja selama dua bulan di sini, mengajarkan pelajaran Bahasa Mandarin. Seusai menyampaikan salam, penulis mengabsen siswa dengan maksud agar penulis mengetahui adakah siswa yang tidak hadir pada hari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
itu. Kegiatan selanjutnya, penulis menyampaikan tujuan pembelajaran untuk pertemuan hari itu. Masuk pada kegiatan inti, penulis menyampaikan sepuluh kosakata sederhana dalam Bahasa Mandarin beserta dengan cara mempelajari penulisannya goresan demi goresan secara runtut, cara membacanya, serta artinya dalam Bahasa Indonesia. Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X2 pada pertemuan pertama. Tabel 3.3 Materi Pembelajaran Kelas X2 Pertemuan Pertama Aksara Mandarin
Arti
1
nu wanita
2
zi anak
3
mu pohon
4
da besar
5
xiao kecil
6
hao baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64 li
7
pohon plum
Jian
8
puncak
zhuo meja
9
sun
10
cucu laki
Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X4 pada pertemuan pertama.
Tabel 3.4 Materi Pembelajaran Kelas X4 Pertemuan Pertama Aksara Mandarin
Arti
1
shang atas
2
shou tangan
3
mu mata
4
kou mulut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65 ge
5
tombak
kan
6
melihat
7
chi makan
8
ding mengamati
9
wo saya
you teman
10
Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X5 pada pertemuan pertama.
Tabel 3.5 Materi Pembelajaran Kelas X5 Pertemuan Pertama Aksara Mandarin
Arti
1
gong bekerja
2
er telinga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
3
shi sepulh
4
ren orang
5
she lidah
6
zuo kiri
qu
7
menangkap
8
tian manis
9
gu kuno
wen Mendengar -kan
10
Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X6 pada pertemuan pertama.
Tabel 3.6 Materi Pembelajaran Kelas X6 Pertemuan Pertama Aksara Mandarin
commit to user
Arti
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
1
xin hati
2
chuan sungai
yan
3
katakata
4
shi sepuluh
5
shen badan
6
nu budak
7
nu amara h
ji
8
menghitung
9
bu langkah
10
gong membungkuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68 Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X7
pada pertemuan pertama.
Tabel 3.7 Materi Pembelajaran Kelas X7 Pertemuan Pertama Aksara Mandarin
Arti
1
tu bumi
2
ren orang
3
chu keluar
4
nu wanita
5
bei harta
6
zuo duduk
7
sheng tumbu h
8
xing marga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
9
jian murah
10
gui mahal
Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X8 pada pertemuan pertama. Tabel 3.8 Materi Pembelajaran Kelas X8 Pertemuan Pertama Aksara Mandarin
Arti
1
shui air
2
yu ikan
3
yu hujan
4
shan gunun g
5
niao burung
6
yong abadi
ling
7
pegunung an
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70 han kering at
8
yu
9
memanci ng
dao pulau
10
Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X9 pada pertemuan pertama. Tabel 3.9 Materi Pembelajaran Kelas X9 Pertemuan Pertama Aksara Mandarin
Arti yu bulu
1
zi
2
dirisendiri
yang
3
kambin g
4
yu ikan
5
da besar
6
xi berlati h
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
7
chi sayap
8
xian segar
9
mei cantik
gao
10
anak kambing
Pada kegiatan akhir, penulis menanyakan kepada siswa adakah halhal yang belum dipahami. Setelah tanya jawab dengan siswa selesai, penulis memberikan penguatan dengan cara mengulang materi yang telah diajarkan. Sebagai bahan evaluasi, penulis memberikan soal tes yang harus dikerjakan siswa pada saat itu juga secara individu. Soal tes ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang sepuluh kosakata sederhana yang telah diajarkan dengan metode konvensional tadi, yakni dengan cara mempelajari penulisannya goresan demi goresan secara runtut, cara membacanya, serta artinya dalam bahasa Indonesia.
Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X2 pada pertemuan pertama:
I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin di bawah ini.
commit to user
Tabel 3.10 Soal Tes I Kelas X2 Pertemuan Pertama
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
1.
2.
3.
4.
5.
桌
a. besar b. wanita c. meja
小
a. pohon b. kecil c. anak
李
a. baik b. buah plum c. besar
子
a. anak b. buah plum c. kecil
女
a. baik b. kecil c. wanita
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya dalam bahasa Indonesia di bagian kanan! Tabel 3.11 Soal Tes II Kelas X2 Pertemuan Pertama Kosakata Bahasa Mandarin
Arti dalam Bahasa Indonesia
大
Cucu lelaki
孙
Pohon
木
Besar
好
Puncak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73 Baik
尖
Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X4 pada pertemuan pertama: I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin di bawah ini. Tabel 3.12 Soal Tes I Kelas X4 Pertemuan Pertama
1.
2.
3.
4.
5.
上
a. saya b. atas c. mata
戈
a. teman b. mulut c. tombak
看
a. melihat b. atas c. makan
手
a. tangan b. mata c. atas
吃
a. tombak b. tangan c. makan
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya dalam bahasa Indonesia di bagian kanan! Tabel 3.13 Soal Tes II Kelas X4 Pertemuan Pertama Kosakata Bahasa Mandarin
Arti dalam Bahasa Indonesia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
口
Mengamati
我
Mata
友
Saya
目
Mulut
盯
Teman
Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X5 pada pertemuan pertama: I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin di bawah ini. Tabel 3.14 Soal Tes I Kelas X5 Pertemuan Pertama 1.
2.
3.
4.
舌
a. lidah b. sepuluh c. menangkap
人
a. kiri b. orang c. telinga
闻
a. mendengarkan b. manis c. orang
取
a. lidah b. menangkap c. kuno
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
5.
a. sepuluh b. manis c. lidah
十
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya dalam bahasa Indonesia di bagian kanan! Tabel 3.15 Soal Tes II Kelas X5 Pertemuan Pertama Kosakata Bahasa Mandarin
Arti dalam Bahasa Indonesia
古
Telinga
左
Bekerja
甜
Kuno
工
Manis
耳
Kiri
Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X6 pada pertemuan pertama: I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin di bawah ini. Tabel 3.16 Soal Tes I Kelas X6 Pertemuan Pertama
1.
身
a. kata-kata b. sepuluh c. badan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
2.
3.
4.
5.
计
a. menghitung b. amarah c. langkah
川
a. sungai b. budak c. menghitung
躬
a. badan b. membungkuk c. budak
十
a. hati b. sepuluh c. kata-kata
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya dalam bahasa Indonesia di bagian kanan! Tabel 3.17 Soal Tes II Kelas X6 Pertemuan Pertama Kosakata Bahasa Mandarin
Arti dalam Bahasa Indonesia
言
Amarah
奴
Hati
步
Kata-kata
心
Budak
怒
Langkah
Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X7 pada pertemuan pertama:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin di bawah ini. Tabel 3.18 Soal Tes I Kelas X7 Pertemuan Pertama 1.
2.
3.
4.
5.
姓
a. marga b. mahal c. orang
女
a. murah b. marga c. wanita
出
a. duduk b. keluar c. harta
贵
a. keluar b. mahal c. tumbuh
土
a. bumi b. mahal c. wanita
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya dalam bahasa Indonesia di bagian kanan! Tabel 3.19 Soal Tes II Kelas X7 Pertemuan Pertama Kosakata Bahasa Mandarin
Arti dalam Bahasa Indonesia
见
Duduk
生
Orang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
坐
Harta
人
Murah
贱
Tumbuh
Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X8 pada pertemuan pertama: I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin di bawah ini. Tabel 3.20 Soal Tes I Kelas X8 Pertemuan Pertama
1.
2.
3.
4.
5.
雨
a. pulau b. ikan c. hujan
汗
a. keringat b. gunung c. burung
山
a. air b. gunung c. ikan
鱼
a. ikan b. keringat c. pegunungan
岛
a. burung b. gunung c. pulau
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya dalam bahasa Indonesia di bagian kanan!
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
Tabel 3.21 Soal Tes II Kelas X8 Pertemuan Pertama Kosakata Bahasa Mandarin
Arti dalam Bahasa Indonesia
岭
Abadi
水
Pegunungan
永
Memancing
鸟
Burung
渔
Air
Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X9 pada pertemuan pertama:
I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin di bawah ini. Tabel 3.22 Soal Tes I Kelas X9 Pertemuan Pertama
1.
2.
3
羽
a. bulu b. kambing c. cantik
自
a. segar b. besar c. diri- sendiri
大
a. ikan b. besar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80 c. sayap
4.
5.
习
a. bulu b. berlatih c. diri-sendiri
羔
a. anak kambing b. berlatih c. ikan
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya dalam bahasa Indonesia di bagian kanan! Tabel 3.23 Soal Tes I Kelas X9 Pertemuan Pertama Kosakata Bahasa Mandarin
Arti dalam Bahasa Indonesia
鲜
Kambing
羊
Ikan
美
Segar
鱼
Cantik
翅
Sayap
Akhirnya, setelah hasil tes dikumpulkan, penulis menyampaikan terima kasih atas partisipasi para murid. Penulis juga tidak lupa menyampaikan salam penutup: Guru : Semoga pelajaran pada hari ini banyak memberikan manfaat bagi kita, terima kasih dan sampai jumpa! Siswa: Sampai jumpa!
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
b. Pertemuan Kedua
Untuk membuka kegiatan pada pertemuan kedua, penulis terlebih dahulu menyampaikan salam pembuka: Guru : Selamat pagi, teman-teman! Siswa: Selamat pagi! Guru : Pada pertemuan pertama kita yang lalu, kita telah belajar sepuluh kosakata sederhana dalam Bahasa Mandarin dengan metode konvensional seperti yangtelah diajarkan selama ini. Apakah kalian merasa kesulitan untuk memahaminya, teman-teman? Siswa: Ya! Guru : Pada pertemuan kedua hari ini saya akan mengajarkan tiga metode utama penyusunan aksara Mandarin, dimana dengan mempelajarinya kalian akan dapat lebih mudah untuk memahami Bahasa Mandarin. Kemudian penulis mengabsen siswa dengan maksud agar penulis mengetahui adakah siswa yang tidak hadir pada hari itu. Kegiatan selanjutnya, penulis menyampaikan tujuan pembelajaran untuk pertemuan hari itu, serta mengulas secara singkat materi pertemuan yang lalu. Materi yang penulis sampaikan pada pertemuan kedua adalah bagaimana mempelajari sepuluh kosakata dalam Basaha Mandarin dengan menggunakan tiga metode utama penyusunan Aksara Mandarin yaitu metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikalfonetik. Penulis menyampaikan materi pembelajaran menggunakan slide show dengan Power Point.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X2 pada pertemuan kedua.
Kosakata baru berjumlah sepuluh buah aksara-aksara yang sangat sederhana yang terdiri dari: a. Lima aksara dengan metode penyusunan piktografi, yaitu: Gambar 3.2 Piktograf: Tian
Gambar 3.3 Piktograf: Li
Gambar 3.4 Piktograf: Ri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
Gambar 3.5 Piktograf: Yue
Gambar 3.6 Piktograf: Ren
b. Tiga aksara dengan metode penyusunan ideografi, yaitu: Gambar 3.7 Ideograf: Nan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
Gambar 3.8 Ideograf: Ming
Gambar 3.9 Ideograf: Dan
c. Dua aksara dengan metode penyusunan gabungan radikal-fonetik, yaitu:
commit to user Tabel 3.24 Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik: Jing dan Ban
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
No. 1.
2.
Radikal
日 人
Fonetik ri hari
+
ren orang
+
日 半
Gabungan ri
matahari
=
ban setengah
=
晶 伴
jing cemerlang ban rekan
Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X4 pada pertemuan kedua. Kosakata baru berjumlah sepuluh buah aksara-aksara yang sangat sederhana yang terdiri dari: a. Lima aksara dengan metode penyusunan piktografi, yaitu:
Gambar 3.10 Piktograf: Gong
Gambar 3.11 Piktograf: Er
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
Gambar 3.12 Piktograf: Shi
Gambar 3.13 Piktograf: Ren
Gambar 3.14 Piktograf: Gu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
b. Tiga aksara dengan metode penyusunan ideografi, yaitu: Gambar 3.15 Ideograf: You
Gambar 3.16 Ideograf: Qu
Gambar 3.17 Ideograf: Zuo
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
c. Dua aksara dengan metode penyusunan karakter gabungan radikalfonetik, yaitu: Tabel 3.25 Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik: Tian dan Wen No. 1.
2.
Radikal
舌 耳
Fonetik She
lidah
+
Er telinga
+
甘 门
Gabungan gān tebu
=
Men pintu
=
甜 闻
Tian manis Wen mendengarkan
Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X5 pada pertemuan kedua.
Kosakata baru berjumlah sepuluh buah aksara-aksara yang sangat sederhana yang terdiri dari: a. Lima aksara dengan metode penyusunan piktografi, yaitu: Gambar 3.18 Piktograf: Xin
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
Gambar 3.19 Piktograf: Shen
Gambar 3.20 Piktograf: Shi
Gambar 3.21 Piktograf: Yan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
Gambar 3.22 Piktograf: Chuan
b. Tiga aksara dengan metode penyusunan ideografi, yaitu: Gambar 3.23 Ideograf: Bu
Gambar 3.24
commitIdeograf: to user Nu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
Gambar 3.25 Ideograf: Nu
c. Dua aksara dengan metode penyusunan karakter gabungan radikalfonetik, yaitu: Tabel 3.26 Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik: Ji dan Gong No. 1.
2.
Radikal
言 身
Fonetik yan
katakata shen badan
+
+
十 弓
Gabungan shi
sepuluh
=
gōng busur
=
计 躬
ji menghitung gong membungkuk
Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X6 pada pertemuan kedua.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
Kosakata baru berjumlah sepuluh buah aksara-aksara yang sangat sederhana yang terdiri dari: a. Lima aksara dengan metode penyusunan piktografi, yaitu:
Gambar 3.26 Piktograf: Nu
Gambar 3.27 Piktograf: Chu
Gambar 3.28 Piktograf: Ren
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
Gambar 3.29 Piktograf: Tu
Gambar 3.30 Piktograf: Bei
b. Tiga aksara dengan metode penyusunan ideografi, yaitu: Gambar 3.31 Ideograf: Xing
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
Gambar 3.32 Ideograf: Zuo
Gambar 3.33 Ideograf: Sheng
c. Dua aksara dengan metode penyusunan karakter gabungan radikalfonetik, yaitu: Tabel 3.27 commit to user Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik: Jian dan Gui
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
No. 1.
2.
Radikal
贝 贝
Fonetik
harta
+
bei harta
Gabungan zhí
bei
+
tombak
鬼
=
gui keranjang
=
贱 贵
jian murah gui mahal
Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X7 pada pertemuan kedua.
Kosakata baru berjumlah sepuluh buah aksara-aksara yang sangat sederhana yang terdiri dari: a. Lima aksara dengan metode penyusunan piktografi, yaitu:
Gambar 3.34 Piktograf: Niao
Gambar 3.35 Piktograf: Shan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
Gambar 3.36 Piktograf: Yu
Gambar 3.37 Piktograf: Yu
Gambar 3.38 Piktograf: Shui
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
b. Tiga aksara dengan metode penyusunan ideografi, yaitu: Gambar 3.39 Ideograf: Dao
Gambar 3.40 Ideograf: Yu
Gambar 3.41 Ideograf: Yong
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
c. Dua aksara dengan metode penyusunan karakter gabungan radikalfonetik, yaitu: Tabel 3.28 Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik: Ling dan Han No. 1.
2.
Radikal
山 水
Fonetik
shan gunung
+
shui air
+
冷 干
Gabungan leng dingin
=
gan melakukan
=
岭 汗
ling pegunungan han keringat
Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X8 pada pertemuan kedua. Kosakata baru berjumlah sepuluh buah aksara-aksara yang sangat sederhana yang terdiri dari: a. Lima aksara dengan metode penyusunan piktografi, yaitu: Gambar 3.42 Piktograf: Yu
Yu : bulu unggas
Gambar 3.43 Piktograf: Yu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
Gambar 3.44 Piktograf: Yang
Gambar 3.45 Piktograf: Zi
Gambar 3.46 Piktograf: Da
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
b. Tiga aksara dengan metode penyusunan ideografi, yaitu: Gambar 3.47 Ideograf: Mei
Gambar 3.48 Ideograf: Xi
Gambar 3.49 Ideograf: Xian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 101
c. Dua aksara dengan metode penyusunan karakter gabungan radikalfonetik, yaitu:
Tabel 3.29 Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik: Chi dan Gao No. 1.
2.
Radikal
支 羊
Fonetik zhī
+ yang kambing
+
羽 火
Gabungan Yǔ bulu
=
huo api
=
翅 羔
chi sayap gao anak kambing
Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X9 pada pertemuan kedua.
Kosakata baru berjumlah sepuluh buah aksara-aksara yang sangat sederhana yang terdiri dari: a. Lima aksara dengan metode penyusunan piktografi, yaitu:
Gambar 3.50 Piktograf: Shang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
Gambar 3.51 Piktograf: Ren
Gambar 3.52 Piktograf: Tian
Gambar 3.53 Piktograf: Huo
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 103
Gambar 3.54 Piktograf: Yan
b. Tiga aksara dengan metode penyusunan ideografi, yaitu: Gambar 3.55 Ideograf: Miao
Gambar 3.56
commit Ideograf: to user Tan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 104
Gambar 3.57 Ideograf: Yan
c. Dua aksara dengan metode penyusunan karakter gabungan radikalfonetik, yaitu: Tabel 3.30 Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik: Hua dan Bo No. 1.
2.
Radikal
艹 人
Fonetik Cǎo
rumput
+
ren orang
+
人 白
Gabungan rén orang
=
bái ratus
=
花 伯
hua bunga bo paman
Setelah semua materi disampaikan, penulis menanyakan kepada siswa adakah hal-hal yang belum dipahami. Setelah tanya jawab dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 105
siswa selesai, penulis memberikan penguatan dengan cara mengulang materi yang telah diajarkan. Sebagai bahan evaluasi, penulis memberikan soal tes yang harus dikerjakan siswa pada saat itu juga secara individu. Soal tes ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang sepuluh kosakata sederhana yang telah diajarkan dengan metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik, serta arti dari masing-masing kosakata tersebut dalam bahasa Indonesia. Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X2 pada pertemuan kedua: I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin di bawah ini. Tabel 3.31 Soal Tes I Kelas X2 Pertemuan Kedua
1.
2.
3.
4.
5.
旦
a. tenaga b. sawah c. fajar
人
a. bulan b. orang c. terang
晶
a. kristal b. lelaki c. orang
田
a. fajar b. sawah c. tenaga
月
a. bulan b. fajar c. matahari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 106
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya dalam bahasa Indonesia di bagian kanan! Tabel 3.32 Soal Tes II Kelas X2 Pertemuan Kedua Kosakata Bahasa Mandarin
Arti dalam Bahasa Indonesia
男
Terang
力
Laki-laki
明
Rekan
日
Tenaga
伴
Matahari
Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X4 pada pertemuan kedua: I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin di bawah ini. Tabel 3.33 Soal Tes I Kelas X4 Pertemuan Kedua
1.
2.
舌
a. lidah b. sepuluh c. menangkap
人
a. kiri b. orang c. telinga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 107
3.
4.
5.
闻
a. mendengarkan b. manis c. orang
取
a. lidah b. menangkap c. kuno
十
a. sepuluh b. manis c. lidah
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya dalam bahasa Indonesia di bagian kanan! Tabel 3.34 Soal Tes II Kelas X4 Pertemuan Kedua Kosakata Arti dalam Bahasa Bahasa Indonesia Mandarin Telinga
古 左
Bekerja
甜
Kuno
工
Manis
耳
Kiri
Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X5 pada pertemuan kedua:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 108
I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin di bawah ini. Tabel 3.35 Soal Tes I Kelas X5 Pertemuan Kedua
1.
2.
3.
4.
5.
身
a. kata-kata b. sepuluh c. badan
计
a. menghitung b. amarah c. langkah
川
a. sungai b. budak c. menghitung
躬
a. badan b. membungkuk c. budak
十
a. hati b. sepuluh c. kata-kata
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya dalam bahasa Indonesia di bagian kanan! Tabel 3.36 Soal Tes II Kelas X5 Pertemuan Kedua Kosakata Bahasa Mandarin
Arti dalam Bahasa Indonesia
言
Amarah
奴
Hati
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 109
步
Kata-kata
心
Budak
怒
Langkah
Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X6 pada pertemuan kedua:
I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin di bawah ini. Tabel 3.37 Soal Tes I Kelas X6 Pertemuan Kedua
1.
2.
3.
4.
5.
姓
a. marga b. mahal c. orang
女
a. murah b. marga c. wanita
出
a. duduk b. keluar c. harta
贵
a. keluar b. mahal c. tumbuh
土
a. bumi b. mahal c. wanita
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 110
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya dalam bahasa Indonesia di bagian kanan! Tabel 3.38 Soal Tes II Kelas X6 Pertemuan Kedua Kosakata Bahasa Mandarin
Arti dalam Bahasa Indonesia
见
Duduk
生
Orang
坐
Harta
人
Murah
贱
Tumbuh
Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X7 pada pertemuan kedua: I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin di bawah ini.
1.
2.
3
雨
Tabel 3.39 Soal Tes I Kelas X7 Pertemuan Kedua a. pulau b. ikan c. hujan
汗
a. keringat b. gunung c. burung
山
a. air b. gunung commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 111 c. ikan
4.
5.
鱼
a. ikan b. keringat c. pegunungan
岛
a. burung b. gunung c. pulau
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya dalam bahasa Indonesia di bagian kanan! Tabel 3.40 Soal Tes II Kelas X7 Pertemuan Kedua Kosakata Bahasa Mandarin
Arti dalam Bahasa Indonesia
岭
Abadi
水
Pegunungan
永
Memancing
鸟
Burung
渔
Air
Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X8 pada pertemuan kedua: I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin di bawah ini. Tabel 3.41 commit to user
Soal Tes I Kelas X8 Pertemuan Kedua
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 112
1.
2.
3.
4.
5.
羽
a. bulu b. kambing c. cantik
自
a. segar b. besar c. diri- sendiri
大
a. ikan b. besar c. sayap
习
a. bulu b. berlatih c. diri-sendiri
羔
a. anak kambing b. berlatih c. ikan
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya dalam bahasa Indonesia di bagian kanan! Tabel 3.42 Soal Tes II Kelas X8 Pertemuan Kedua Kosakata Bahasa Mandarin
Arti dalam Bahasa Indonesia
鲜
Kambing
羊
Ikan
美
Segar
鱼
Cantik
翅
Sayap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 113
Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X9 pada pertemuan kedua:
I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin di bawah ini. Tabel 3.43 Soal Tes I Kelas X9 Pertemuan Kedua
1.
2.
3.
4.
5.
伯
a. paman b. mengobrol c. panas
人
a. bawah b. orang c. sawah
苗
a. kata-kata b. bibit c. orang
炎
a. bawah b. panas c. bunga
火
a. api b. kata-kata c. paman
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya dalam bahasa Indonesia di bagian kanan! Tabel 3.44 Soal Tes II Kelas X9 Pertemuan Kedua Kosakata Arti dalam Bahasa Bahasa Indonesia Mandarin bunga
谈
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 114
下
mengobrol
炎
panas
花
sawah
田
bawah
Setelah hasil tes dikumpulkan, penulis menyampaikan terima kasih atas partisipasi para murid. Penulis juga menyampaikan review singkat tentang materi secara keseluruhan. Akhirnya, untuk menutup pertemuan hari itu sekaligus menutup kegiatan magang yang dilakukan penulis di kelas tersebut, peulis menyampaikan salam penutup:
Guru : Hari ini adalah terakhir kali saya mengajar di kelas ini. Saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan kalian menerima pelajaran dari saya. Semoga bermanfaat dalam membantu kalian belajar Bahasa
Mandarin
dengan
lebih
mudah.
Kalian
dapat
mengembangkan sendiri metode-metode yang telah saya ajarkan untuk memahami Aksara Mandarin selain sepuluh kosakata yang telah saya ajarkan sebelumnya. Saya harap kalian dapat terus semangat dalam belajar dan menjadi orang-orang yang berguna bagi lingkungan kalian. Terima kasih!
Siswa: Ya, sama-sama!
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 115
C. Penyajian Data Hasil Tes Siswa
Penyajian data hasil tes siswa kelas X (sepuluh) SMA Negeri 1 Karanganyar di bawah ini dibagi menjadi tiga bagian. Penyajian data yang pertama adalah data hasil tes siswa sebelum pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik. Penyajian data yang kedua adalah data hasil tes siswa sesudah pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik. Sedangkan penyajian data yang ketiga adalah data hasil tes siswa sebelum pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik.
1. Penyajian Data Hasil Tes Siswa Sebelum Pembelajaran Metode Piktografi, Ideografi, dan Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik
Data tentang hasil tes siswa sebelum pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik diperoleh dari hasil tes yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai kemampuan siswa dalam memahami kosakata-kosakata Mandarin. Tes ini dilakukan setelah siswa diajarkan oleh guru sepuluh kosakata sederhana dengan menggunakan metode ceramah dan penulisan goresan demi goresan setiap karakter tersebut. Hasil dari pengumpulan data tersebut diringkas kemudian disajikan dalam bentuk tabel supaya memudahkan pengkajian, dan selanjutnya dilakukan pembahasan atas data-data tersebut.
Tabel 3.45
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 116
Hasil Tes Siswa Sebelum Pembelajaran Metode Piktografi, Ideografi, dan Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik No.
Kelas
Prestasi Belajar (Hasil Tes) Minimal
Maksimal
Mean
1
X2
60
75
67,5
2
X4
55
80
67,5
3
X5
75
85
80
4
X6
40
70
55
5
X7
65
75
70
6
X8
30
80
55
7
X9
55
85
70
Dari hasil data di atas dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yaitu 85, diperoleh oleh para siswa yang duduk di kelas X5 dan X9. Sedangkan nilai terendah yaitu 30, diperoleh siswa yang duduk di kelas X8. Kelas X5 adalah kelas dengan nilai yang hampir merata karena selisih nilai tertinggi dan terendah hanya 10 serta rata-rata nilai tertinggi dan terendah adalah 80.
2. Penyajian Data Hasil Tes Siswa Sesudah Pembelajaran Metode Piktografi, Ideografi, dan Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik Data tentang hasil tes siswa sesudah pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik diperoleh dari hasil tes yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai kemampuan siswa dalam memahami kosakata-kosakata Mandarin. Tes ini dilakukan setelah siswa diajarkan sepuluh kosakata sederhana dengan menggunakan metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik. Hasil
commit to user dari pengumpulan data tersebut diringkas kemudian disajikan dalam bentuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 117
tabel supaya memudahkan pengkajian, dan selanjutnya dilakukan pembahasan atas data-data tersebut. Tabel 3.46 Hasil Tes Siswa Sesudah Pembelajaran Metode Piktografi, Ideografi, dan Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik No.
Kelas
Prestasi Belajar (Hasil Tes) Minimal
Maksimal
Mean
1
X2
75
90
82,5
2
X4
60
85
72,5
3
X5
70
95
82,5
4
X6
85
85
85
5
X7
80
90
85
6
X8
65
95
80
7
X9
60
95
77,5
Dari hasil data di atas dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yaitu 95, diperoleh oleh para siswa yang duduk di kelas X5, X8, dan X9. Sedangkan nilai terendah yaitu 60, diperoleh siswa yang duduk di kelas X4 dan X9. Dengan demikian, kelas X9 adalah kelas dengan siswa yang memperoleh nilai tertinggi dan nilai terendah. Sedangkan kelas X6 adalah kelas dengan siswa yang nilai tertinggi dan terendahnya sama, yaitu 85. Rata-rata nilai tertinggi dan terendah yang paling tinggi adalah kelas X6 dan X7 dengan nilai 85.
3. Penyajian Data Peningkatan Hasil Tes Siswa dalam Memahami Aksara Mandarin Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui teknik observasi terhadap hasil tes siswa sebelum dan sesudah pembelajaran metode commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 118
piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik. Berdasarkan perbandingan data hasil observasi siswa tersebut, maka diperoleh karakteristik data sebagai berikut: Tabel 3.47 Data Peningkatan Hasil Tes Siswa dalam Memahami Aksara Mandarin No.
Periode
Prestasi Belajar (Hasil Tes) Minimal
Maksimal
Mean
1
Sebelum pembelajaran
30
85
57,5
2
Sesudah pembelajaran
60
95
77,5
3
Selisih
30
10
20
Tabel 3.5 menunjukkan bahwa nilai rata-rata prestasi belajar siswa pada post test (sesudah pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik) adalah sebesar 77,5 , meningkat sebesar 20 dibandingkan sebelum pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik (57,5). Peningkatan prestasi belajar ini menunjukkan bahwa pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik sangat baik untuk digunakan sebagai variasi dalam metode mengajar bahasa Mandarin guna memudahkan siswa memahami aksara Mandarin.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil tes dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar bahasa Mandarin siswa setelah diberi pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik. Prestasi belajar sesudah pembelajaran mencapai sebesar 77,5 atau meningkat sebesar 20
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 119
dibandingkan sebelum pembelajaran. Peningkatan prestasi belajar tersebut membuktikan bahwa pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik sangat baik digunakan sebagai variasi metode mengajar bahasa Mandarin agar memudahkan siswa memahami aksara Mandarin.
Pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik merupakan bagian dari pembelajaran bahasa Mandarin yang menekankan tentang metode memahami aksara Mandarin secara lebih mudah dengan mempelajari asal mula lahirnya setiap aksara. Menurut Silvia (2007) Pada mulanya huruf Mandarin dibuat meniru bentuk benda atau objek yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, semisal 木 (pohon), 人 (orang), 日 (matahari), 月 (bulan), 田 (sawah), 火 (api), dan lain-lain. Huruf-huruf seperti ini dikenal dengan sebutan piktograf, sudah dikenal sejak lebih dari 3.500 tahun lalu. Karena
pembuatan
berdasarkan
imajinasi
bentuk
dirasa
terbatas
untuk
melambangkan setiap benda, selain itu sulit menjangkau ide abstrak seperti perasaan hati, suasana jiwa, sifat-sifat, dan sebagainya, kemudian dibuatlah ideograf yang dibentuk dari penggabungan piktograf. Contoh : 日(matahari) + 月 (bulan) = 明 (terang).
Dalam perkembangan selanjutnya, cara penggabungan ini dianggap kurang memadai bagi perkembangan bahasa yang demikian pesat, seiring kemajuan peradaban dan kebudayaan masyarakat. Oleh karena itu, dibuat huruf yang mengandung unsur bermakna dan unsur fenotik. Unsur bermakna menentukan makna huruf Mandarin, sedangkan unsur fenotik membantu pelafalan huruf tersebut. Penciptaan huruf Mandarin dengan metode ini memungkinkan terciptanya huruf-huruf baru yang tak terbatas. Dengan commit to kata user lain, pembelajaran ini juga turut
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 120
melibatkan otak kanan untuk selalu aktif berimajinasi melalui gambar-gambar asal mula dan perkembangan aksara Mandarin terbentuk.
Metode ini sangat bermanfaat bagi pembelajar bahasa Mandarin untuk memahami aksara Mandarin karena juga melibatkan otak kanan dalam penerapannya. Sehingga siswa dapat lebih mudah dalam memahami makna suatu kosakata dalam aksara Mandarin.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada babbab sebelumnya dan mengacu pada perumusan masalah, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik dapat memudahkan pembelajar pemula –dalam hal ini siswa kelas X SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011– untuk memahami makna aksara Mandarin. Setelah diberi pembelajaran dengan pendekatan metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik, siswa memiliki prestasi belajar yang tinggi (77,5) dibandingkan prestasi belajar siswa sebelum diberi metode pembelajaran piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter radikal-fonetik (57,5) atau terdapat selisih sebesar 20. Artinya, pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter radikal-fonetik lebih efektif dalam memudahkan siswa memahami makna aksara Mandarin. 2. Meode penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik kadang kala dapat membuat pembelajar semakin bingung. Adapun jalan keluar untuk mengatasi masalah ini adalah dengan cara mengkombinasikan metode ini dengan metode piktografi dan ideografi untuk membantu memahami perbedaan di antara ketiga metode serta agar dapat membandingkan ketiga metode serta hubungan dari masing-masing metode demgan metode yang lain.
commit to user
117
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 118 B. Saran
Dalam rangka menyumbang pemikiran untuk meningkatkan prestasi belajar Bahasa mandarin siswa maka disampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi guru a. Khususnya guru mata pelajaran bahasa Mandarin, hendaknya menggunakan metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikalfonetik dalam proses pembelajaran agar siswa lebih mudah dalam memahami aksara Mandarin. Metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter
gabungan
radikal-fonetik
sebagai
alternatif
pembelajaran
diperlukan agar siswa tidak jenuh dalam pelajaran serta berguna untuk melatih motorik siswa melalui gambar-ganbar karakter piktografi, ideografi, dan karakter gabungan radikal-fonetik sehingga pemahaman siswa terhadap materi menjadi lebih mudah dan lebih baik. b. Diharapkan untuk berperan aktif dalam meningkatkan pengetahuan dan kompetensi mengajar, sehingga kemampuan guru dalam menggunakan variasi metode pembelajaran dapat menjadi lebih baik. Selain itu guru diharapkan
sering
berlatih
dalam
memadukan
beberapa
metode
pembelajaran. 2. Bagi siswa a. Para siswa diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran agar dapat memperoleh manfaat berupa pengetahuan dan pemahaman yang lebih meningkat. Siswa harus dapat memanfaatkan kesempatan belajar dengan lebih tekun dalam mengikuti proses pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 119
b. Agar proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, siswa diharapkan tidak ramai dan berbicara sendiri. Akan lebih baik jika siswa aktif mengikuti segala aktivitas pembelajaran dengan maksimal. 3. Bagi sekolah
Bagi pihak sekolah diharapkan untuk menciptakan lingkungan belajar dan sarana pembelajaran yang lebih lengkap, sehingga dapat membantu kelancaran proses pembelajaran. Selain itu pihak sekolah diharapkan untuk selalu mengikutsertakan para guru dalam pelatihan-pelatihan yang sering diadakan instansi-instansi terkait agar kompetensi guru lebih meningkat.
4. Bagi pengajaran berikutnya
Disarankan bagi pengajar di masa mendatang untuk dapat menguji kembali beberapa faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa dalam belajar bahasa
Mandarin,
khususnya
penggunaan
beberapa
mempermudah siswa memahami makna aksara Mandarin.
commit to user
metode
untuk