LAPORAN KEMAJUAN TENGAH TAHUN PROGRAM IPTEKS BAGI WILAYAH (IbW) TAHUN KE- 2 PENGEMBANGAN WISATA WADUK TANJUNGAN WILAYAH KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Oleh: Idfi Setyaningrum,M.Si. Prof. Dr. Jatie K. Pudjibudojo, S.U.Psi. Rachman Sidharta Arisandi, SIP, M.Si Yudha Akbar Prabowo,S.E.,M.M.
UNIVERSITAS SURABAYA UNIVERSITAS ISLAM MOJOPAHIT PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO PROPINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2011
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................................ 3 BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 4 1.1.
MISI DAN TUJUAN PROGRAM IBW................................................................................................... 4
1.2.
ANALISIS LOKASI/WILAYAH DESA .................................................................................................. 5
1.3.
MOTIVASI MASYARAKAT DESA ....................................................................................................... 6
BAB II. PELAKSANAAN PROGRAM ............................................................................................. 8 2.1.
PROGRAM PERSIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGATASI DAMPAK ................................ 9
PERKEMBANGAN WADUK TANJUNGAN SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA. .................................... 9 2.2.
OPTIMALISASI PROGRAM KEWIRAUSAHAN MASYARAKAT BERBASIS JENIS POTENSI USAHA KECIL INFORMAL ...............................................................................................................20
2.3.
PEMANTAPAN USAHA TANAMAN BUAH DENGAN PENAMBAHAN JENIS DAN VARIETAS YANG DISESUAIKAN DENGAN KONDISI TANAH DESA. ...........................................................23
2.4.
PEMBENIHAN IKAN, PROGRAM EFISIENSI BIAYA PEMBELIAN BENIH IKAN AGAR MENJADI USAHA MANDIRI YANG DAPAT BERKEMBANG .......................................................25
BAB III. PENUTUP ..............................................................................................................................26
2
HALAMAN PENGESAHAN Judul : Pengembangan Wisata Waduk Tanjungan Wilayah Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto berbasis Pemberdayaan Masyarakat 1. Perguruan Tinggi Pengusul : Lembaga Penelitian dan Pengabdian a. Nama PT A Pada Masyarakat Universitas Surabaya Kampus II Ubaya. Gedung Perpustakaan Lt.4. Jl. Raya Kalirungkut Tenggilis Surabaya, Telp.(031)2981360, Faks.(031) 2981373, email.
[email protected] : Lembaga Penelitian dan Pengabdian b. Nama PT B Pada Masyarakat Universitas Islam Mojopahit Jl. Raya Jabon Mojokerto Telepon: 0321-399474, Fax: 0321-399474, Email:
[email protected] 2. Ketua Tim Pengusul a. Nama : Idfi Setyaningrum, M.Si. b. NPK : 198031 c. Jabatan/Golongan : Lektor-200/III-C d. Jurusan/Fakultas : Departemen MIPA e. Perguruan Tinggi : Universitas Surabaya f. Bidang Keahlian : Statistika g. Alamat Kantor/Telp/Faks/ : Kampus II Ubaya. Gedung Perpustakaan Lt.4. Jl. Raya Kalirungkut Tenggilis Surabaya, E-mail Telp.(031)2981360, Faks.(031)2981373, email.
[email protected] h. Alamat Rumah/Telp/Faks/E-mail : Pandugo Baru II/10 (D-5) Surabaya 3. Anggota Tim Pengusul a. Universitas Surabaya : Dosen 2 orang, Mhs 3 orang, Staf LPPM 1 orang b. Universitas Islam Mojopahit : Dosen 1 orang, Mhs 3 orang c. Staf Pemda : 1 orang d. Staf Lembaga lain :4. Lokasi Pelaksanaan IbW a. Nama Wilayah (Desa/Kecamatan) : Desa Tanjungan Kecamatan Kemlagi b. Kabupaten/Kota : Mojokerto c. Propinsi : Jawa Timur : 3 tahun (2010 - 2012) 5. Periode waktu Pelaksanaan : Tahun II: Februari – Desember 2011 6. Biaya Total 3 Tahun : Rp. 690.000.000,7. Biaya Total Tahun II : Rp. 200.000.000,- Dikti Tahun II : Rp. 100.000.000,- Pemda Tahun II : Rp. 100.000.000,- Sumber lain Tahun II : Rp. -
Mengetahui Ketua LPPM Universitas Surabaya
Dr. Yoan Nursari Simanjuntak, S.H., M.Hum. NPK. 196008
Surabaya, 14 Oktober 2011 Ketua Tim
Idfi Setyaningrum, M.Si. NPK. 198031
3
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.
MISI DAN TUJUAN PROGRAM IBW Program Ipteks bagi Wilayah (IbW) merupakan program yang dilatarbelakangi berbagai
permasalahan yang eksis di masyarakat, antara lain: 1. ketidakmapanan sebagian besar masyarakat terhadap pembangunan kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat dalam era globalisasi; 2. Ipteks perguruan tinggi belum secara sengaja ditujukan bagi kesejahteraan masyarakat; 3. potensi masyarakat maupun sumber daya alam lingkungannya belum termanfaatkan dengan baik dan arif, serta 4. penatakelolaan fisik kewilayahan yang belum proporsional dan profesional. Sedangkan misi program IbW sendiri adalah untuk meningkatkan kemandirian, kenyamanan kehidupan, sekaligus kesejahteraan masyarakat melalui keterlibatan aktif publik (inisiatif dan partisipatif), Pemkot/Pemkab (berbasis Rencana Pembangunan Jangka Menengah, RPJM) dan perguruan tinggi (kepakaran). Selain itu tujuan dilaksanakan program IbW adalah menciptakan kemandirian,
kenyamanan
dan
kesejahteraan
masyarakat
melalui
sinergi
kepakaran
masyarakat perguruan tinggi (PT), kemampuan dan kebijakan Pemkot/Pemkab seperti tertuang dalam RPJM dan potensi masyarakat dan menemukan solusi atas persoalan yang dihadapi Pemkab/Pemkot dan/ atau masyarakat serta secara langsung atau tidak langsung berpotensi mempengaruhi kenyamanan kehidupan masyarakat. Harapan dari sinergisme dalam IbW diwujudkan baik dalam pengintegrasian program maupun pendanaan dengan luaran program dapat berupa: 1) Jasa, 2) Metode, 3) Produk/Barang atau 4) Paten Luaran yang dihasilkan diharapkan mampu memberikan dampak pada: (1) up-dating ipteks di masyarakat, (2) pertumbuhan ekonomi wilayah, (3) peningkatan atensi Perguruan Tinggi terhadap kawasan, (4) peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah, (5) peningkatan kegiatan pengembangan ilmu, teknologi dan seni di perguruan tinggi.
4
1.2.
ANALISIS LOKASI/WILAYAH DESA Lokasi program Ipteks bagi Wilayah berada di Desa Tanjungan Kecamatan Kemlagi
Kabupaten Mojokerto. Kabupaten Mojokerto adalah salah satu kabupaten yang ada di Propinsi Jawa Timur. Wilayah Kabupaten Mojokerto terletak antara 111020’13’’ sampai dengan 111040’47’’ bujur timur dan antara 7018’35’’ sampai dengan 7047’30’’ lintang selatan dengan luas wilayah seluruhnya 692,15 km2 (dihitung tanpa luas hutan negara) yang terdiri dari 18 kecamatan dan 304 desa. Desa Tanjungan memiliki potensi wilayah yang sangat baik jika dikembangkan yaitu sebuah waduk yang dulunya pernah menjadi obyek wisata yang cukup ramai, karena kurangnya pengelolaan maka wisata tersebut tidak berkembang dan lambat laun menjadi mati. Keberadaan waduk Tanjungan di kecamatan Kemlagi yang memiliki kontur yang unik dan indah dimana waduk dikelilingi bukit dan hutan, merupakan aset wisata yang sangat potensial untuk dikembangkan. Program pengembangan tempat wisata disini merupakan sebuah program terpadu antara usaha pelestarian hutan dan waduk Tanjungan dengan usaha pemberdayaan ekonomi warga desa Tanjungan. Secara detil berikut diberikan peta waduk Tanjungan kec. Kemlagi, Mojokerto.
Gambar 1. Peta dan kontur waduk Tanjungan, Kec. Kemlagi, Mojokerto Keterangan gambar : -
Warna hijau muda = hutan milik Perum Perhutani KPH II Monokerto. 5
-
Warna hijau tua = lahan hutan milik rakyat/ desa. Warna coklat kehitaman = lahan hutan dataran rendah yang terkadang terendam air. Warna coklat = area parkir dan tempat pusat kegiatan warga di waduk Warna kuning tua = bekas area kamping (camping ground)
Waduk Tanjungan memiliki luas lahan seluas 27 ha dengan daerah yang terendam air seluas 5 ha sedangkan lainnya merupakan kawasan hutan dan semak. Saat ini waduk tanjungan sering dikunjungi oleh warga sekitar maupun dari luar desa untuk menikmati keindahan pemandangan di sekitar waduk. Waduk Tanjungan selama ini dikelola sebagai sumber air bagai warga desa Tanjungan untuk mengairi lahan pertanian. Selain itu waduk ini juga disewakan untuk memelihara ikan, namun tidak dilakukan secara intensif sehingga hasil yang diperoleh tidak signifikan bahkan cenderung merugi. Untuk itu difikirkan untuk memanfaatkan waduk Tanjungan ini sebagai tempat usaha ekonomi warga dibidang perikanan dan juga disertai dengan pengembangannya sebagai tempat wisata lokal khusunya masyarakat kabupaten Mojokerto. Olehkarena itu maka dipilihlah program Ibw untuk mengembangan waduk Tanjungan menjadi salah satu wisata yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjadikan desa Tanjungan menjadi desa produktif. Pelaksanaan program pengembangan daerah wisata waduk Tanjungan merupakan hasil kerjasama antara DIKTI, Universitas Surabaya, Pemkab Mojokerto dan Universitas Islam Mojopahit – Mojokerto. Kedudukan Universitas Surabaya dalam program ini adalah sebagai ketua dan koordinator program yang dibantu oleh Universitas Islam Mojopahit – Mojokerto, sedangkan Pemkab Mojokerto dan DIKTI sebagai penyandang dana dan sebagai pendukung pelaksanaan program secara administratif.
1.3.
MOTIVASI MASYARAKAT DESA Kesadaran masyarakat desa Tanjungan terhadap pengembangan desanya cukup tinggi
hal ini dibuktikan dengan kebiasaan kumpul warga baik tingkat dusun maupun tingkat desa yang bertujuan untuk melakukan musyawarah mengenai permasalahan desa yang muncul misalnya mengenai keamanan desa, penanggulangan kasus NARKOBA, peningkatan kesejahteraan warga dan sebagainya. Kegiatan kumpul warga ini sifatnya tidak formal namun frekuensinya cukup sering dilakukan yaitu hampir tiap minggu dan selalu ada aktivitas tersebut. Selain kegiatan kumpul warga ada juga kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbang) yaitu suatu kegiatan yang diadakan oleh pihak kecamatan dengan dihadiri oleh
pihak pedesaan yang bertujuan untuk membicarakan mengenai 6
pembangunan desa atau daerahnya. Selanjutnya hasil musyawarah tersebut di bicarakan pada Musrenbang tingkat kabupaten Mojokerto. Adapun program sosial ekonomi masyarakat kecamatan Kemlagi meliputi masalah
pemberdayaan masyarakat desa, mewujudkan desa
sebagai pusat pertumbuhan ekonomi masyarakat, program penanggulangan kemiskinan terpadu, pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam wilayah yang berwawasan lingkungan, mewujudkan
pengembangan
dunia
usaha
dan
koperasi, mengupayakan
pendampingan dan pelatihan ketrampilan bagi UKM, program penciptaan iklim usaha kecil dan menengah yang kondusif.
7
BAB II. PELAKSANAAN PROGRAM Secara umum ada empat program besar yang dilaksanakan pada tahun pertama ini yaitu : 1. Persiapan masyarakat dalam mengatasi dampak negatif perkembangan Waduk Tanjungan sebagai kawasan ekowisata. 2. Optimalisasi program kewirausahan masyarakat berbasis jenis potensi usaha kecil informal khususnya aspek peningkatan estetika produk serta pemasaran produk baik produk handycraft maupun makanan unggulan daerah 3. Pemantapan usaha tanaman buah dengan penambahan jenis dan varietas yang disesuaikan dengan kondisi tanah desa. 4. Pembenihan ikan, program efisiensi biaya pembelian benih ikan dan diharapkan agar menjadi usaha mandiri yang dapat berkembang Untuk melihat bagaimana kemajuan untuk masing-masing program secara rinci dapat dilihat pada laporan per program sebagai berikut :
8
2.1. PROGRAM PERSIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGATASI DAMPAK PERKEMBANGAN WADUK TANJUNGAN SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA. Dalam rangka pengembangan wisata Waduk Tanjungan menjadi “Ekowisata Desa Tanjungan”, berbasis pengelolaan “Komunitas” warga Desa Tanjungan, dengan harapan seluruh warga desa turut berperan serta dalam membangun daerah wisata dan dapat merasakan manfaat keberadaan daerah ekowisata tersebut. Dengan adanya pengembangan wisata tersebut tentunya perlu dipertimbangkan untuk mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi dampak negatif dan positif perkembangan Waduk Tanjungan sebagai kawasan tujuan wisata dengan pendekatan aspek sosial ekonomi budaya dan lingkungan. Dampak positif pariwisata akan difokuskan pada pemberdayaan ekonomi, sedangkan persiapan masyarakat dalam mengatasi dampak negatif adalah dengan melakukan kegiatan pelestarian lingkungan dan penguatan aspek mental spiritual masyakarat selain keterlibatan masyarakat dari aspek sosial ekonomi. Kondisi saat ini, kepedulian warga Desa Tanjungan dalam hal memiliki dan ikut serta membangun Ekowisata Desa Tanjungan masih terbatas pada perangkat desa dan beberapa tokoh masyarakat saja. Hal ini tentunya akan menjadi kendala yang sangat serius jika Ekowisata Desa Tanjungan diharapkan dapat memberikan dampak yang luas kepada masyarakat Desa Tanjungan khususnya perekonomian warga, sehingga perlu dipikirkan untuk dapat melibatkan seluruh komponen warga Desa Tanjungan melalui model pembentukan kaderisasi. Dengan model tersebut, di setiap dusun ada perwakilan warga yang dianggap memiliki
kapasitas
untuk
berperan
sebagai
pelopor
pengembangan
Ekowisata
di
dusun/wilayahnya. Dalam upaya melibatkan masyarakat untuk pengembangan Ekowisata Desa Tanjungan tersebut, maka dirasa perlu diperhatikan peningkatan kualitas SDM warga Desa Tanjungan sebagai pelaku dan pelaksana ekowisata. Peningkatan SDM ini dapat dilakukan melalui dua hal yaitu: 1. Melakukan kegiatan pelatihan bagi perwakilan warga Desa Tanjungan sebagai kader Ekowisata Desa Tanjungan (Laporan terlampir). 2. Mendorong pemerintahan Desa Tanjungan untuk menyusun Renstra Ekowisata Desa Tanjungan, sebagai pedoman bagi kader-kader Ekowisata Desa Tanjungan untuk
9
melakukan aktivitas pengembangan Ekowisata Desa Tanjungan yang melibatkan seluruh warga Desa Tanjungan. Adanya dua program/aktivitas tersebut diharapkan dapat mendorong keterlibatan warga Desa Tanjungan ke depan dalam membangun dan mengembangkan Ekowisata Desa Tanjungan. Keterlibatan warga ini diharapkan memberikan dampak sosial dan ekonomi dari adanya Ekowisata Desa Tanjungan yang kemudian dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat Desa Tanjungan. Tujuan dari program/aktivitas adalah : 1. Mencetak kader-kader pelaku pengembangan Ekowisata Desa Tanjungan yang tangguh, bersemangat dan mumpuni secara pengetahuan maupun ketrampilan (skill). 2. Membanguan pengembangan
dan
meningkatkan
Ekowisata
Desa
rasa
kebersamaan
Tanjungan
dalam
kepada
kader-kader
melaksanakan
program
pengembangan wisata. 3. Menyusun Rencana Strategis (RENSTRA) Desa Ekowisata yang akan menjadi pedoman bagi pemerintah desa dan kader Ekowisata Desa Tanjungan dalam melakukan aktivitas pengembangan ekowisata.
ALUR PENYUSUNAN RENSTRA EKOWISATA DESA TANJUNGAN a. Merumuskan Visi • Visi sebagai cara pandang jauh ke depan atau keadaan yang diinginkan agar ekowisata Desa Tanjungan dapat eksis dan berkembang, memberikan arah dan strategi yang berorientasi
terhadap
masa
depan
guna
menumbuhkan
komitmen
seluruh
dan
kesinambungan pengembangan desa ekowisata. • Kegiatan lokakarya akhirnya berhasil merumuskan visi Desa Tanjungan yaitu TANJUNGAN PERSADA (PERMAI, SEJAHTERA, AMAN DAN DAMAI).
10
Penjelasan dari visi tersebut sebagai berikut : 1.
PERMAI
•
Keindahan : Dalam lingkup kebersihan, tertata rapi, untuk penataan lokasi wisata
•
Keelokan: Memberikan rasa takjub/ kenangan setelah melihat lokasi wisata yang disajikan
•
Sedap dipandang: Suasana yang hijau dan udara yang sehat.
Langkah-langkah yang akan dilakukan : •
Menggalakkan reboisasi untuk menuju desa permai
•
Menggalakkan penyuluhan tentang pentingnya menuju desa permai yang peduli akan penghijauan.
•
Melakukan pembibitan tanaman
•
Perencanaan penanaman di musim penghujan
•
Melakukan perawatan tanaman
2. SEJAHTERA
Sejahtera adalah suatu keadaan yang dirasa oleh warga sudah layak/cukup lahir dan batin. (setiap warga desa dapat jaminan kehidupan yang layak). Langkah-langkah yang perlu dilakukan: •
Mengadakan pelatihan-pelatihan kewirausahaan dan pertanian
•
Meningkatkan SDM dan pendidikan bagi anak-anak/remaja sebagai generasi penerus
•
Memfasilitasi kebutuhan kewirausahaan maupun pertanian masyarakat sehingga dapat meningkatkan perekonomian
•
Meningkatkan
kreativitas
warga
dalam
bidang
keterampilan
dan
kewirausahaan, sosial dan budaya •
Menampung hasil karya warga.
11
3. AMAN
•
Tidak ada pemalakan, kejahatan fisik serta tidak takut adanya kehilangan di desa maupun lokasi ekowisata.
•
Kualitas makanan terjamin keamanan pangannya.
•
Bebas dari pembuangan limbah kimia
•
Tanaman organik bebas dari pestisida
•
Aman dalam beribadah
•
Satwa liar bebas dari perburuan
•
Bebas dari narkoba
Langkah-langkah yang perlu dilakukan: •
Disediakan tempat penitipan: barang, kendaraan/ parkir
•
Pembinaan kepada remaja-remaja tentang pentingnya moralitas
•
Semua makanan yang ditawarkan bebas dari bahan kimia berbahaya (boraks, formalin, tawas, pewarna tekstil dan lain-lain)
•
Dilarang adanya pembuangan bahan kimia di wilayah ekowisata
•
Semua petani organik diusahakan tidak menggunakan pestisida + pupuk buatan.
•
Menggunakan pupuk organik (kompos atau pupuk kandang) dalam aktivitas pertanian
•
Disediakan tempat beribadah yang aman dan nyaman.
•
Diterbitkan Perdes (peraturan desa) tentang pelarangan perburuan binantang.
4. DAMAI
•
Hidup selalu berdampingan, memiliki rasa
kebersamaan, gotong royong
dalam kehidupan bermasyarakat. •
Menghilangkan sifat ego dan individualisme
12
•
Menciptakan pola pikir masyarakat yang sudah terbiasa berpikir tradisional menjadi masyarakat yang berpola pikir maju guna menuju masa depan yang lebih baik
Langkah-langkah yang akan dilakukan : •
Menggalakkan kerja bakti
•
Mengadakan sosialisasi kebersamaan melalui: jamaah tahlil, jamaah Yasinan, jamaah Diba’, Khotbah Jum’at.
•
Diadakan pelatihan-pelatihan/ pembinaan a. Keterampilan ibu-ibu PKK b. RT pembinaan kualitas dan kuantitas SDM c. Peningkatan taraf hidup petani melalui peningkatan hasil produksi pertanian d. Menciptakan kesadaran individu tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Visi Desa Tanjungan sebagai Tanjungan Persada terinspirasi oleh Bunga Tanjung hidup di wilayah Desa Tanjungan. Filosofi dari bunga Tanjung : memiliki makna wangi, menerobos keterbatasan (banyak memunculkan inspirasi dan inovasi), akronim dari tiada henti untuk mencapai ujung/selalu berkelanjutan. b. Merumuskan Misi Misi sebagai sesuatu yang harus dilaksanakan oleh warga desa Tanjungan agar visi Desa Tanjungan Persada dapat tercapai. Merumuskan apa yang akan dilakukan, untuk siapa dan bagaimana kita melaksanakannya untuk mencapai visi tersebut. Lokakarya penyusunan rencana strategis perwujudan Tanjungan sebagai Desa Ekowisata berhasil merumuskan Misi sebagai berikut : 1. Mengembangkan tata kelola desa yang peka budaya dan berwawasan lingkungan 2. Menumbuhkembangkan usaha kreatif dan produktif berbasis sumber daya lokal 3. Mengembangkan produk dan media yang menjamin peningkatan kualitas SDM 4. Mengembangkan pola kemitraan yang produktif 13
Tanjungan PERSADA (Permai, Sejahtera, Aman, dan Damai)
VISI
MISI
Mengembangkan tata kelola desa yang peka budaya dan berwawasan lingkungan
Menumbuhkembang kan usaha kreatif dan produktif berbasis sumber daya lokal
Mengembangkan produk dan media yang menjamin peningkatan kualitas SDM
Perluasan Peningkatan partisipasi layanan model desa wisata masyarakat Penguatan unggulan dan regenerasi institusi dalam masyarakat penyelenggara lokal dan an atraksi perawatan budaya sarana pendukung ekowisata
STRATEGI
Kepedulian
Mengembangkan pola kemitraan yang produktif
Pengembangan jaringan kemitraan desa eko wisata
Kemandirian
TATA NILAI Keluwesan Melayani dan berbagi
Visi, Misi, Strategi dan Tata Nilai yang berhasil dirumuskan
c. Merumuskan Analisis Kondisi Lingkungan (Swot) Kegiatan SWOT atau analisis kondisi lingkungan yang ada pada ekowisata Desa Tanjungan yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang muncul dalam pengembangan ekowisata. 1. Kekuatan adalah Sumber daya dan tatanan yang dimiliki Desa Tanjungan, yang sudah
atau
belum
dimanfaatkan,
apabila
dikelola
dengan
baik
akan
mempercepat pencapaian sasaran strategis ekowisata Desa Tanjungan (FAKTOR PENDORONG) 2. Kelemahan-kelemahan yang dimiliki dan bagaimana dapat meminimumkannya. Kelemahan sumber daya dan tatanan yang dimiliki Desa Tanjungan yang menyebabkan
terjadinya
kemerosotan
pencapaian
sasaran
strategis
(PENGHAMBAT). 14
3. Peluang-peluang yang ada dan bagaimana kita dapat memanfaatkannya. Kecenderungan yang ada di luar atau tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pihak-pihak lain di luar Desa yang menguntungkan dan berpengaruh positif bagi pencapaian sasaran strategis ekowisata Desa Tanjungan. 4. Ancaman-ancaman yang mungkin menghambat keberhasilan. Kecenderungan yang ada di luar Desa atau tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pihak-pihak lain di luar Desa yang merugikan atau berpengaruh negatif bagi pencapaian sasaran strategis ekowisata Desa Tanjungan. kendala-kendala teknis, respon persaingan, nilai-nilai, dan sebagainya). Setiap ancaman diidentifikasi, apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi atau menghilangkan hambatan-hambatan tersebut. Matrik hasil analisis SWOT Ekowisata Desa Tanjungan :
FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL PELUANG 1. Keterbatasan wisata di mojokerto utara 2. Berkembangnya home industri (branding produk) 3. Media informasi dan promosi 4. Jasa transportasi sektor kepariwisataan (transportasi sungai) 5. Wisata religi 6. Program pertanggungjawaban sosial perusahaan 7. Program kepariwisataan dari pemerintah ANCAMAN 1. Implementasi dan pengawasan kebijakan yang berorientasi pada penyelamatan lingkungan (penebangan, perburuan flora dan satwa) 2. Berkembangnya budaya yang mereduksi budaya timur 3. Pengawasan terhadap kerjasama pemerintah dan industri yang kontra produktif dengan pertanian alami 4. Intervensi media
KEKUATAN 1. Eksistensi dan keragaman budaya konservasi lingkungan dan religi 2. Kelompok-kelompok kategorial yang bergerak di bidang kesehatan, pendidikan dan lingkungan 3. Unit usaha produktif komunitas 4. Pioner dari kelompok pemuda 5. Prestasi kelembagaan desa di skala nasional 6. Keseimbangan peran laki-laki dan perempuan ( wawasan gender)
Perluasan layanan dan produk desa wisata unggulan 1. 2. 3.
Bangun web desa wisata unggulan Promosi Usaha ekonomi produktif komunitas
KELEMAHAN 1. Pengetahuan dan kompetensi SDM untuk menunjang eco wisata 2. Pelembagaan unit produksi dari komunitas 3. Apatisme warga dan perilaku konsumtif (konsumerisme) 4. Pengelolaan sumberdaya alam 5. Sarana dan prasarana pendukung 6. Regulasi desa untuk eco wisata
Pengembangan jaringan kemitraan desa eko wisata 1. 2. 3. 4.
Peningkatan partisipasi masyarakat dan regenerasi dalam penyelenggaraan atraksi budaya 1. 2. 3. 4.
Penyadaran komunitas dan mereproduksi kader-kader Produk-produk seni budaya berbasis kearifan lokal Aktivasi kelompok-kelompok kategorial Menyelenggarakan event-event aktraksi budaya
Identifikasi potensi Membangun jaringan Menjalin kerjasama dengan pihak ketiga Pelatihan
Penguatan institusi masyarakat lokal dan perawatan sarana pendukung ekowisata 1. 2. 3. 4. 5.
Menghidupkan tradisi dan kearifan lokal Membangun keswadayaan Restorasi (merawat yang sudah ada) Pengembangan kapasitas Kelompok usaha bersama
15
d. Hasil Rumusan Isu Strategis, Tujuan Dan Sasaran Pengembangan Ekowisata
DAMAI (S-T)
ISU STRATEGIS 1 Bagaimana kita membentuk kelompok yang mereproduksi kader untuk mempertahankan budaya 2 Bagaimana seni budaya kita bisa menangkis intervensi dari budaya luar 3 Bagaimana kelompok kategorial sadar akan eko wisata
1.1
4.1
SEJAHTERA (W-O)
4 Bagaimana event-event atraksi budaya mendukung eko wisata 1 Berapa jumlah potensi yang ada?
1.1
membentuk kelompok-kelompok budaya dengan kreasi-kreasi baru Menyadarkan kelompok kategorial dalam hal keuntungan desa wisata Mencari bentuk-bentuk event yang menarik masyarakat/ remaja Untuk mengoptimalkan potensi yang ada
2.1
Untuk mempromosikan ekowisata desa
3.1
Untuk membuka kerjasama dengan pihak ketiga
4.1
Meningkatkan SDM
PERMAI (S-O)
2 bagaimana kiat untuk kerjasama dengan pihak-pihak yang berkompeten? 3 bagaimana cara meningkatkan peran pihak ketiga dalam pengelolaan eko wisata? 4 Bagaimana cara mencari peluang untuk peningkatan SDA dan SDM yang ada? 1 Bagaimana meningkatkan wisata unggulan?
1.1
Agar desa wisata dikenal di seluruh nusantara
1.2 2.1 2.2 3.1
Pendapatan bertambah Memperkenalkan produk unggulan Memperkenalkan kebudayaan desa Meningkatkan produk unggulan
3.2 3.3
Meningkatkan pendapatan ekonomi Meningkatkan dan memperkuat rasa persatuan dalam kelompok
2 Bagaimana mempromosikan desa wisata secara utuh? 3 bagaimana meningkatkan usaha ekonomi produktif komunitas?
2.1
TUJUAN Untuk melestarikan budaya lokal yang ada
3.1
16
AMAN (W-T)
1 Bagaimana meningkatkan peran serta masyarakat untuk menjaga tradisi dan kearifan yang ada serta menghidupkan tradisi yang hampir punah
2 Bagaimana meningkatkan kemandirian masyarakat desa
3 Bagaimana meningkatkan perawatan terhadap sarana prasarana yang ada
1.1
Mengenalkan pada generasi muda tentang tradisi dan kearifan lokal yang pernah ada
1.2
Meningkatkan keseimbangan lingkungan
2.1
Meninggalkan sifat ketergantungan pada pihak luar
2.2 2.3 3.1
Meningkatkan SDA secara maksimal Meningkatkan SDM yang berkualitas Menjaga tetap ada dan berfungsi maksimal sarana dan prasarana kepuasan dan kenyamanan wisatawan terpenuhi
3.2 4 Bagaimana kualitas produk kelompok usaha bersama
4.1
5 Bagaimana meningkatkan kapasitas
5.1
Kenyamanan wisatawan dengan melengkapi fasilitas yang ada Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
17
DAMAI (ST)
SEJAHTERA (W-O)
PERMAI (SO)
ISU STRATEGIS 1 bagaimana memperkuat partisipasi masyarakat kelompok kategorial dan mereproduksi kader yang mampu mempertumbuhkan kearifan budaya lokal penunjang ekowisata 2 Bagaimana menyelenggarakan atraksi-atraksi budaya lokal secara berkelanjutan yang melibatkan berbagai pihak
TUJUAN Untuk melestarikan budaya lokal yang ada
1 Bagaimana mengembangkan kemitraan/ kerjasama dengan berbagai pihak untuk menggali, menemukan, dan melipatgandakan potensi SDA, SDM yang menjamin terwujudnya ekowisata
Untuk mengoptimalkan potensi yang ada
1 bagaimana melakukan pelembagaan dan perluasan layanan serta produk desa wisata unggulan
SASARAN Meningkatnya partisipasi masyarakat untuk pelestarian budaya dan penciptaan produk unggulan ramah lingkungan
membentuk kelompok-kelompok budaya dengan kreasi-kreasi baru Menyadarkan kelompok kategorial dalam hal keuntungan desa wisata Mencari bentuk-bentuk event yang menarik masyarakat/ remaja
Meningkatnya produktivitas dan kualitas kader dalam pelestarian tradisi/ budaya, lingkungan berbasis sumber daya lokal Meningkatnya kerjasama dalam kegiatankegiatan ekowisata Tanjungan Persadda
Untuk mempromosikan ekowisata desa Untuk membuka kerjasama dengan pihak ketiga Meningkatkan SDM
Meningkatnya perilaku hidup bersih sehat
Memperkenalkan produk unggulan
Meningkatnya daya saing dan daya tarik desa Tanjungan di tingkat nasional
Memperkenalkan kebudayaan desa Meningkatkan produk unggulan Meningkatkan pendapatan ekonomi Meningkatkan dan memperkuat rasa persatuan dalam kelompok
18
AMAN (W-T)
1 bagaimana menciptakan tata kelola ekowisata dan peraturan desa yang menjamin pelestarian lingkungan dan budaya lokal
Mengenalkan pada generasi muda tentang tradisi dan kearifan lokal yang pernah ada
2 Bagaimana mengoptimalkan sarana prasarana pendukung ekowisata
Meningkatkan keseimbangan lingkungan
Meningkatnya kualitas ekologi desa Tanjungan (flora/ fauna)
Meninggalkan sifat ketergantungan dari pihak luar Meningkatkan SDA secara maksimal Meningkatkan SDM yang berkualitas Menjaga tetap ada dan berfungsi maksimal sarana dan prasarana kepuasan dan kenyamanan wisatawan terpenuhi Kenyamanan wisatawan dengan melengkapi fasilitas yang ada Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
19
2.2.
OPTIMALISASI PROGRAM KEWIRAUSAHAN MASYARAKAT BERBASIS JENIS POTENSI USAHA KECIL INFORMAL Program optimalisasi pengembangan kewirausahaan bertujuan
agar
masyarakat
Desa
Tanjungan
memiliki
kemampuan
dalam
pengelolaan usaha mandiri dan mampu meningkatkan potensi masyarakat desa dan menjadikan desa mereka menjadi desa produktif dan mampu mandiri secara ekonomi. Pada program aksi pada tahun kedua lebih difokuskan pada bagaimana mengembangkan variasi produk dan belajar manajemen pengelolaan usaha mandiri serta pemasaran produk melalui studi banding dan beberapa pelatihan pengembangan desain dan jenis produk handycraft serta menjadi peserta pameran produk unggulan daerah. Dalam melaksanakan program aksi ini telah dilakukan beberapa aktivitas yaitu melakukan beberapa pelatihan untuk pengembangan disain dan jenis produk handycraft serta studi banding, secara detail sebagai berikut : 1. Pelatihan handycraft dari koran pada tanggal 23 Maret 2011, bertempat di balai desa Tanjungan, diikuti oleh 25 peserta dari ibuibu PKK dan remaja putri dengan kegiatan pembuatan produk tempat tisyu dan hiasan dinding dari kertas koran. 2. Pelatihan handycraft dari clay pada tangga 28 Maret 2011, bertempat di balai desa Tanjungan, diikuti oleh 30 peserta dari ibuibu PKK dan remaja putri dengan kegiatan pembuatan produk clay untuk hiasan tempat tisyu dan hiasan dinding dari kertas koran. 3. Pelatihan handycraft dari koran pada tanggal 11 Mei 2011, bertempat di balai desa Tanjungan, diikuti oleh 25 peserta dari ibuibu PKK dan remaja putri dengan kegiatan pembuatan produk sepeda onthel dari kertas koran. 4. Studi banding ke Surabaya dan Malang 17-18 Juni 2011, kegiatan studi banding ini bertujuan untuk membuka wawasan terkait produk-produk
unggulan
daerah
serta
belajar
bagaimana
20
manajemen pengelolaan usaha mandiri. Studi banding dilakukan di Pameran Kerajinan dan Produk Unggulan nasional di Gramedia Expo Surabaya dan di Malang Town Square, Lita Decorative Glasspainting Malang, Maharani Souvenir Malang, GS4 Woodcraft Malang dan Kripik Tempe Rohani Malang. Selain itu belajar mengenai pengelolaan usaha mandiri di Sentra Pengembangan Agrobisnis Terpadu (SPAT) Bakpao Telo Lawang, Pasuruan. Kegiatan ini diikuti oleh 12 orang kader desa Tanjungan. 5. Studi banding ke Banyuwangi 28 Juli 2011, Studi banding dilakukan di UD. Masnur kerajinan kayu, Sanggar batik (sayu wiwit) gajah oling, Kerajinan Rotan di desa Gintangan, dan Kejaya handycraft. 6. Pengembangan
usaha
mandiri
melalui
pembuatan
Warung
Lesehan Kebun Kelengkeng. 7. Mengikuti
beberapa
pameran
produk
unggulan
daerah
di
Kabupaten Mojokerto dan Kota Surabaya Saat ini di Desa Tanjungan telah didirikan pengembangan usaha yang diwujudkan dalam suatu wadah yaitu UNIT USAHA BERSAMA TANJUNG JAYA. Pada tahun pertama pendampingan yang dilakukan difokuskan pada pembuatan produk dan variasi produk, pada tahun kedua lebih difokuskan pada pengelolaan atau manajemen usaha dan penguatan mental usaha serta pemasaran produk. Untuk analisis pemberdayaan masyarakat sektor informal dan pedesaan
terkait kewirausahaan akan dilakukan melalui analisis
pengembangan bisnis yang mencakup tahapan sebagai berikut: a. Mengembangkan semangat wirausaha/menumbuhkan minat Kewirausahaan; b. Menganalisis peluang usaha dan permodalan; c. Analisis Pasar dan Rencana Bisnis; d. Bentuk atau model usaha yang prospektif serta sesuai dengan potensi desa yang ada; e. Mempersiapkan pendirian usaha;
21
f.
Menyusun proposal usaha;
g. Meningkatkan produktivitas usaha melalui motivasi; h. Meningkatkan pertumbuhan usaha; i.
Melihat peluang jenis usaha yang merupakan kebutuhan potensial saat ini dari pelanggan atau pengunjung wisatawan kawasan Waduk Tanjungan;
j.
Pasar yang mana yang bisa diutamakan apakah wisatawan kelas menengah keatas atau menengah kebawah, demikian juga fokus pelanggan apakah remaja, keluarga, anak-anak, orang tua;
k. Memetakan karakter khusus pelanggan atau wisatawan Waduk Tanjungan; l.
Mendisain dan memunculkan keistimewaan produk ;
m. Mengidentifikasikan
sejauhmana
keefektifan
kegiatan
pemasaran dan promosi usaha Untuk melaksanakan tahapan tersebut tentunya diperlukan proses pendampingan yang intensif dan efektif ke pada calon pengelola unit usaha bersama tersebut, sehingga ke depan diharapkan masyarakat dapat mengembangkan usaha secara mandiri.
22
2.3.
PEMANTAPAN USAHA TANAMAN BUAH DENGAN PENAMBAHAN JENIS DAN VARIETAS YANG DISESUAIKAN DENGAN KONDISI TANAH DESA. Program ketiga ini sedang dalam proses persiapan, untuk
implementasi program direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Nopember 2011 dan Desember 2011 yang akan datang, saat ini sedang dalam tahap persiapan. Tujuan pemantapan penanaman tanaman buah di desa Tanjungan antara lain : -
Mengembangkan keanekaragaman jenis tanaman buah di desa Tanjungan
sehingga
dapat
menjadi
sumber
pendapatan
alternatif bagi warga desa. -
Untuk membuat dan menegmbangkan wisata agro buah di desa Tanjungan yang dilakukan dilahan milik warga dengan luas tertentu yang telah disepakati di desa.
Program rencana akan dilakukan oleh kelompok tanaman buah yang beranggotakan warga desa Tanjungan dengan dipimpin oleh seorang ketua/ koordinator aktivitas kelompok. Diharapkan kelompok ini dapat berkembang sebagai kelompok petani buah di desa Tanjungan. Untuk lahan yang akan dikembangkan sebagai daerah agrowisata buah ditentukan lahan warga dengan luasan tertentu. Hal tersebut bertujuan agar lahan dapat ditanami dengan pohon buah dalam jumlah yang cukup banyak sehingga layak dan menarik bagi wisatawan sebagai tempat agrowisata buah. Penanaman ini dilakukan untuk mengawali program PTB tersebut ditahun kedua yang akan dilakukan lebih intensif hingga terbentuk pondasi awal yang kuat untuk dikembangkan sebagai daerah agrowisata buah yang khas. Selain penanaman dilahan yang cukup luas juga dilakukan penataan penanaman tanaman buah tersebut sehingga memberikan kesan cantik dan indah di lahan yang ditanami. Harapannya, agar 23
wisatawan semakin menarik untuk hadir. Selain untuk wisata petik buah, kedepan juga akan dikembangkan sebagai wisata pendidikan penenaman tanaman buah bagi anak-anak usia sekolah dasar dan menengah, misalnya belajar mengembangkan tanaman dengan cara vegetatif seperti cangkok, stek, sambung dan lain-lain. Kedepan juga akan dikembangkan sebuah green house sederhana dilahan wisata petik buah tersebut untuk memberikan selingan tanaman buah semusim didaerah tersebut sehingga keaneka ragaman tanaman buah yang ditawarkan semakin banyak dan semakin menarik bagi wisatawan. Pada program penanaman tanaman buah (PTB) ini jenis tanaman buah yang ditanam dan dikembangkan sebagai tanaman agrowisata buah untuk tahun pertama adalah dari jenis kelengkeng tropis (pingpong, diamond river, itoh, aroma durian dan puan ray) dan srikaya jumbo. Kondisi saat ini, penanaman sudah dilakukan dilahan milik warga yang luas yaitu lahan bapak Kasiono dan bapak Abdul Syukur dengan kapasitas pohon
klengkeng sebanyak 75
pohon.
Adapun teknis
penanaman tanaman adalah setiap pohon ditanam dengan jarak (5-6) m x (5-6) m, hal ini bertujuan agar bila pohon tumbuh besar tidak terjadi saling tumpang tindih yang dapat menghambat pertumbuhan pohon tersebut.
24
2.4. PEMBENIHAN IKAN, PROGRAM EFISIENSI BIAYA PEMBELIAN BENIH IKAN AGAR MENJADI USAHA MANDIRI YANG DAPAT BERKEMBANG
Program keempat ini sedang dalam proses persiapan, untuk implementasi program direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Nopember 2011 dan Desember 2011 ke depan, saat ini sedang dalam tahap persiapan. Tujuan program pembenihan ikan mandiri di desa Tanjungan ada beberapa hal, antara lain : -
Efisiensi biaya proses pembenihan ikan, dengan melakukan pembenihan ikan sendiri menurunkan biaya sebesar 20% jika dibandingkan membeli benih ikan pada pihak lain
-
Pengembangan usaha mandiri untuk ekstensifikasi usaha karamba jaring apung (KJA) yang sudah dilakukan pada tahun pertama.
Kondisi saat ini, aktivitas penebaran benih kedalam KJA dilakukan dalam dua tahap Pada tahap pertama ini jenis dan jumlah ikan yang ditebar kedalam KJA adalah jenis ikan nila (hitam dan merah) dengan ukuran 9-12 cm berjumlah 20.000 ekor dan ikan patin ukuran 12-15 cm berjumlah 6.000 ekor. Pada tahap kedua jenis ikan yang dimasukkan adalah ikan nila hitam dengan ukuran 3-5 cm berjumlah 33.000 ekor dan ikan patin ukuran 15 cm sebanyak 3000 ekor. Untuk penebaran benih tahap kedua khususnya ikan nila hitam berukuran 3-5 cm dilakukan dalam waring karena masih berukuran sangat kecil. Untuk selanjutnya akan dipisah secara bertahap pada setiap 1 bulan berdasarkan ukurannya kedalam waring yang berbeda dengan jumlah maksimal perwaring 5000 ekor dengan ukuran ikan 12-15 cm.
25
BAB III. PENUTUP
Demikian laporan kemajuan tengah tahun 2011, program Ipteks Bagi Wilayah yang telah dikerjakan kurang lebih selama 7 bulan (Maret sampai dengan September). Pada pelaksanaan program IbW ini terlihat bahwa proses empowering warga desa Tanjungan untuk mengembangakan waduk Tanjungan sebagai tempat tujuan wisata dan mengembangkan potensi desa sebagai desa produktif berjalan cukup baik serta keterlibatan dan antusias warga terhadap program yang dikembangkan sangat baik, hanya ke depan perlu dipikirkan tentang peraturan pengelolaan Unit Usaha Bersama ditingkat warga berdasarkan kesepakatan bersama antara warga, perangkat desa dan tim IbW sebagai fasilitator.
26