LAPORAN DEMPLO LOT PEMUPUKAN ORGANIK UNTUK PENING NGKATAN PRODUKTIVITAS P PALA
Proyek Demplot ini Dibiayai oleh MERCYCORPS MAL ALUKU Dengan Konsultan tan Pelaksana: Dr. Ir. I. Marzuki, M.Si
Mei 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
i
I. PENDAHULUAN Latar belakang ..................................................................................................
1
Tujuan ..............................................................................................................
1
Manfaat .............................................................................................................
1
II. METODE PELAKSANAAN Desain Demplot ................................................................................................
2
Variabel Pengamata ..........................................................................................
2
III. HASIL PENGAMATAN Pembungaan .....................................................................................................
3
Pembuahan .......................................................................................................
3
Hasil Produksi (Proyeksi ....................................................................................
3
IV. PEMBAHASAN ................................................................................................
4
V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan ......................................................................................................
5
Rekomendasi ....................................................................................................
5
LAMPIRAN .............................................................................................................
6
KATA PENGANTAR Pemupukan pada tanaman pala adalah praktik budidaya yang tidak lazim bagi petani di Maluku. Kemampuan alam dalam menyuburkan tanah pertanian akan menurun dan akan mencapai batas terendah manakala setiap tahun nutrisi tanah yang terangkut melalui hasil panen tidak
dikembalikan ke tanah
melalui
pemupukan.
Sudah saatnya
petani
mempraktikkan pertanian organik dengan menambahkan unsur-unsur organik ke dalam tanah atau langsung ke tanaman jika menginginkan kenaikan produktivitas hasil. MercyCorps Indonesia di Maluku melihat pemupukan organik pada pertanaman pala ini sebagai sebuah terobosan meskipun tidak mudah diterima oleh sebagian besar petani. Potensi produksi pala secara maksimal hanya dapat dicapai jika tersedia nutrisi yang cukup untuk menghasilkan panen. Dengan sebuah eksperimen sederhana, petani pala di Desa Liliboi, Ureng, dan Tamilouw diajak untuk bertindak bagaimana meningkatkan produksi tanpa merusak/mencemari lingkungan pertanaman. Dalam hal ini konsep pertanian organik mulai diterapkan di kebun-kebun petani pala, dengan harapan terjadi perubahan yang dapat memberikan produktivitas--hasil produksi yang lebih baik.
1
I. PENDAHULUAN Latar belakang Produktivitas hasil pala di Maluku saat ini tidak lebih dari 300 kg/ha. Hasil yang rendah ini terutama disebabkan oleh faktor: (a) kesuburan tanah yang menurun, (b) praktik bertani yang tradisional, dan (c) kerusakan tanaman oleh hama dan penyakit. Faktor kesuburan tanah yang menurun terjadi karena setiap panen mengangkut nutrisi tanah yang cukup banyak tanpa ada pengembalian ke dalam tanah secara sepadan. Ratusan tahun praktik bertani tanpa pupuk telah diterapkan dalam usaha budidaya tanaman pala di Maluku. Dengan praktik seperti ini maka nutrisi di dalam tanah dikuras setiap tahun oleh panen. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan produksi maka input berupa pupuk harus ditambahkan ke tanah atau langsung ke tanaman. Pemupukan dengan pupuk kimia (seperti urea, TSP, dan KCL) yang dilakukan berulang-ulang cenderung merusak kualitas tanah. Kesadaran petani akan pentingnya keselamatan lingkungan pertumbuhan tanaman dari efek buruk pupuk kimia mendorong munculnya alternatif menggunakan pupuk organik. Pupuk organik diproduksi dari bahan-bahan organik baik dari sisa-sisa tanaman maupun kotoran/hewan. Formulasi pupuk organik padat seperti kompos, dan formulasi cair yang diberikan dalam bentuk semprotan saat ini menjadi pilihan penting untuk mengembalikan produktivitas hasil tanaman. Pengayaan tanah dengan kompos atau bahan organik lainnya selain memperbaiki kesuburan fisik tanah namun juga meningkatkan kemampuan tanah menyimpan air sebagai persediaan tanaman. Tanah yang subur secara fisik (gembur) mendorong perkembangannya mikroba tanah berguna (kesuburan biologis). Pemupukan dengan penyemroptan (foliar spray) hanya berlaku bagi nutrisi yang larut dalam air dan dapat diserap tanaman melalui epidermis daun. Meskipun metode pemupukan ini tidak lazim dipraktikkan pada pertanaman pala, namun melihat kondisi kesuburan tanah yang menurun dan perlunya secara cepat memulihkan produktivitas maka ini memiliki potensi memperbaiki produksi jika diterapkan secara benar. Tujuan Demplot pemupukan pala ini bertujuan untuk: (a) meningkatkan produktivitas pala dengan pemberian pupuk organik cair; dan (b) menemukan jenis pupuk organik cair yang secara efektif dapat meningkatkan produksi pala secara signifikan, dan dapat diadopsi pemakaiannya oleh petani. Manfaat Demplot pemupukan bermanfaat memperkenalkan kepada petani pentingnya menjaga kesuburan tanah untuk produktivitas tanaman dengan mensuplai kebutuhan nutrisi tanaman secara berkala.
2
II. METODE PELAKSANAAN Desain Demplot Demplot pemupukan organik pada tanaman pala dilaksanakan sejak Desember 2014 sampai awal Mei 2015. Lokasi demplot berada di tiga lokasi: Desa Liliboi, Desa Ureng, dan Desa Tamilouw. Demplot di Tamilouw mengambil dua sublokasi, yaitu di Dusun Sihulo dan Dusun Namaulun. Setiap lokasi demplot melibatkan 16 pohon pala jenis Banda yang berumur lebih dari 15 tahun, milik petani setempat. Sebanyak 64 pohon diberi tanda untuk demplot. Dalam demplot ini digunakan tiga jenis pupuk organik cair, yaitu Supermes, Biotrack Plus, dan Green Tonic. Pemberian pupuk cair dilakukan dengan cara menyemprotkan pada kanopi pohon. Dua minggu sebelum penyemprotan, setiap pohon diberi 5 kilogram pupuk kompos dengan cara membenamkan ke dalam tanah melingkar di sekitar batang. Pemberian pupuk kompos berfungsi sebagai pupuk dasar untuk jangka 6 – 12 bulan ke depan. Pupuk Organik Cair Supermes
Dosis 20 ml/L air
Volume Penyemprotan 5 L/pohon
Frekuensi Pemberian 8 minggu
Biotrack Plus
10 ml/L air
5 L/pohon
8 minggu
Green Tonic
6 ml/L air
5 L/pohon
8 minggu
Berikut adalah tata-letak pohon pala dilapangan dan perlakuan penyemprotannya: No. Pohon Lokasi Demplot
1
Desa Liliboi
B
Desa Ureng
2
S
3
4
5
6
B
N
S
N
S
B
7
8
9
10
11
12
N
B
S
N
S
N
S
B
N
B
13
B
14
15
16
N
B
S
S
N
Desa Tamilouw Dusun Sihulo
B
S
N
S
N
B
B
N
B
S
N
S
Dusun Namaulun
B
S
N
S
N
B
B
N
B
S
N
S
Pohon pala yg tidak disemprot pupuk cair S
Pohon pala yg disemprot Supermes
N
Pohon pala yg disemprot Biotrack Plus
B
Pohon pala yg disemprot Green Tonic
Variabel Pengamatan Pengaruh pemberian pupuk organik cair terhadap tanaman pala dilihat pada variabel respons, yaitu: (a) Pembungaan; (b) Pembuahan; dan (c) Hasil Produksi (proyeksi).
3
III. HASIL PENGAMATAN
1. Pembungaan Respons pembungaan menggambarkan stimulasi pohon-pohon pala untuk berbunga sebagai akibat pemberian/penyemprotan pupuk organik cair.
Pembungaan diukur dari
persentase bunga baru yang muncul setelah enam minggu penyemprotan. Pupuk Organik
Bunga baru yang muncul (%) Liliboi
Sihulo
Namaulun
Rata-rata
Supermes
22
26
28
25
Biotrack Plus
34
34
38
35
Green Tonic
12
22
20
18
Tanpa Pupuk Organik
8
8
9
8
2. Pembuahan Pembuahan awal pada tanaman pala demplot dapat dilihat delapan sampai sepuluh minggu setelah penyemprotan meskipun masih sangat terbatas hasilnya. Bakal buah yang masih berukuran kecil (panjang kurang dari 0,3 cm) menjadi indikasi terjadinya transformasi bunga menjadi bakal buah yang berkembang. Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa secara rata-rata 80 persen bunga betina dapat bertahan dan tumbuh menjadi buah. Untuk mencapai ukuran buah sempurna dengan bobot 70 gram sedikitnya memerlukan delapan sampai sembilan bulan sejak bunga dibuahi. Penyemprotan Pupuk Organik
Rata-rata Potensi Tambahan Buah (%)
Supermes
20
Biotrack Plus
28
Green Tonic
14,4
Tanpa Pupuk Organik Cair
6,4
3. Hasil Produksi (Proyeksi) Mengacu pada hasil rata-rata bahwa 1 buah pala menghasilkan 1 biji dengan bobot kering sekitar 3-5 gram, sehingga pada lahan seluas 1 ha (100 pohon produktif) setiap tahunnya dapat diperoleh panen sebanyak 600 kg biji kering. Bobot ini setara dengan produksi 200.000 buah per ha per tahun. Mengacu pada kalkulasi ini dan dengan memperhatikan data pembuahan dengan pemupukan maka sesungguhnya petani dapat menghasilkan tambahan
4
produksi. Dengan demikian, jika input pemupukan dimasukkan ke dalam sistem bertani pala maka dapat diproyeksikan hasil panen seperti pada tabel berikut. Penyemprotan Pupuk Organik
Proyeksi Hasil (ton/ha)
Supermes
600 kg + 120 kg (potensi 720 kg)
Biotrack Plus
600 kg + 168 kg (potensi 768 kg)
Green Tonic
600 kg + 86 kg (potensi 686 kg)
Tanpa Pupuk Organik Cair
600 kg + 38 kg (potensi 638 kg)
IV. PEMBAHASAN Pupuk organik cair adalah nutrisi tanaman yang diformulasi sedemikian rupa sehingga mudah diserap melalui stomata daun. Tambahan surfaktan ke dalam pupuk cair akan menambah efektivitas penyerapan zat-zat nutrisi oleh kanopi tanaman pala. Bunga baru yang muncul setelah beberapa minggu pemberian pupuk organik cair adalah akibat dari stimulasi pembentukan bakal (primordia) bunga yang sebelumnya telah terbentuk pada jaringan reproduktif, yang terdapat pada ketiak ranting-ranting daun. Jumlah bakal bunga betina biasanya 2-3 per malai, meskipun kadang-kadang dijumpai ada yang sampai 4 bunga. Secara alami lebih dari 80% bunga pala akan berkembang menjadi buah setelah berhasil diserbuki dan dibuahi oleh polen bunga jantan. Pupuk organik cair Biotrack Plus tampaknya lebih mampu memstimulasi keluarnya primordia bunga yang lebih banyak (35 persen) dari dua jenis pupuk lainnya.
Bunga
sebanyak ini akan berubah menjadi bakal buah dengan tingkat keberhasilan paling sedikit 80 persen. Stimulasi pembuahan oleh pupuk Biotrack Plus diproyeksikan dapat meningkatkan produksi pala hingga sekitar 768 kg per ha. Hasil ini sesungguhnya masih di bawah kisaran potensi produksi pala yang mampu dicapai hingga 3 ton per ha. Kenaikan hasil panen dari pemupukan pada setiap panen hingga 168 kg per ha akan memberikan nilai tambah sebesar Rp 16,8 juta bagi pertani. Setidaknya dengan pupuk kompos saja, tanpa pupuk organik cair petani dapat memperoleh tambahan penghasilan Rp 3,8 juta. (dengan asumsi harga jual pala kering, Rp 100.000 per kg). Komposisi nutrisi yang berbeda pada setiap formulasi/jenis pupuk cair menentukan efektivitasnya. Juga ditentukan oleh seberapa banyak nutrisi terserap masuk ke tanaman melalui daun.
Untuk meningkatkan efektivitas pupuk cair, waktu penyemprotan sangat
berpengaruh. Suhu udara yang cukup rendah dan kelembapan udara yang relatif tinggi di waktu pagi hari akan mendorong penyerapan nutrisi yang tinggi oleh daun. Sebaliknya dengan penyemprotan di waktu siang hari akan berakibat mengakibatkan sebagian nutrisi ikut
5
menguap akibat dan bahkan terakumulasi pada permukaan kanopi yang dapat menyebabkan daun-daun mengering (terbakar oleh zat kimia). Pemberian pupuk dengan semprotan harus lebih sering dilakukan karena kadar nutrisi dalam cairan pupuk diformulasi pada konsentrasi yang relatif rendah untuk mencegah daun mengering/terbakar secara kimia.
V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan (a) Penyemprotan pupuk organik cair beberapa kali sebelum pembungaan terbentuk dapat menstimulasi lebih banyak bunga menjadi buah; (b) Pupuk cair Biotrack Plus berpotensi meningkatkan produksi buah hingga 28 persen pada tanaman pala produktif yang telah berumur lebih dari 15 tahun dengan nilai tambah tidak kurang dari Rp 16 juta per ha. (c) Pemupukan dasar pada kebun pala dengan pupuk organik kompos, secara budidaya menguntungkan tanaman dari segi pertumbuhan vegetatif maupun perkembangan reproduktif. Rekomendasi Untuk meningkatkan produktivitas pala petani, kombinasi penggunaan pupuk organik kompos yang diberikan melalui tanah, dan pupuk organik cair melalui penyemprotan kanopi pohon sudah waktunya diterapkan agar produksi dapat dipulihkan. Dalam pemupukan harus tetap memperhatikan dosis dan waktu aplikasi sesuai dengan anjuran ahlinya. Untuk tahap awal, pupuk Biotrack Plus pada dosis 5 – 10 ml per liter air dengan volume semprot 5 liter per pohon dapat direkomendasikan untuk diberikan sebanyak 8 kali dengan interval pemberian setiap minggu. Pupuk kompos hendaknya diberikan setiap tahun sebanyak dua kali, yaitu 5 – 10 kg per pohon di awal musim hujan, dan 5 – 10 kg lainnya di akhir musim hujan.
6
LAMPIRAN 1. Dokumentasi kegiatan demplot di lapangan
Tanaman Pala Demplot di Liliboi
Bapak Manap dan Tanaman Pala Demplotnya di Tamilouw, Maluku Tengah
Penyemprotan pupuk organik cair pada kebun pala di Tamilouw
Penyemprotan pupuk organik cair oleh Bapak Demi, petani di Liliboi, Maluku Tengah
2. Sumber daya yang terlibat Teknisi Lapangan Dessy A. Marasabessy (HP: 081343396414)
Petani yang terlibat Demi Tulaseket (HP: 085343252772)
Abdul Latif Kelihu (HP: 081247004655)
Manap Nusalelu (HP:082198227026) Jailani Samalo (HP: 082198430176)
Lokasi Demplot Liliboi
Tamilouw, Dusun Sihulo Tamilouw, Dusun Namaulun
7
3. Komposisi nutrisi pupuk organik cair yang digunakan SUPERMES Komposisi: C organic = 11,86% N = 3% P2O5 = 3,79% K2O = 3,59% CU = 0,09% Fe = 0,07% B = 0,06% mg = 0,09% mn = 0,08% Zn = 0,08%
BIOTRACK PLUS BIOTRACK PLUS adalah pupuk hayati cair yang diperkaya hormon perangsang tumbuh, karena banyak mengandung mikroba bacillus sp. sebagai penghasil imunomodulator (berperan dalam proses imunisasi) dan berguna juga untuk memeperbaiki sruktur tanah, sehingga bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia. Komposisi : Jenis Mikroba
Satuan
Jumlah Populasi
Bacillus sp. Azospirillum sp. Lactobacillus sp. Bakteri Pelarut P Total bakteri
Cfu/g Cfu/g Cfu/g Cfu/g Cfu/g
5,5 x 108 3,5 x 103 2,4 x 104 6,6 x 108 1,2 x 109
Hormon Perangsang Tumbuh Auksin ( IAA) Sitokinin Giberelin (GA3) pH
4,2
Manfaat : Memperbaiki struktur tanah dengan cara menambah secara signifikan jumlah populasi mikroba penambat N, pelarut P, K dan unsur hara lainnya, sehingga kesuburan tanah akan cepat kembali secara alami.
8
Mengandung banyak mikroba Bacillus sp. sebagai penghasil imunomodulator (berperan dalam proses imunisasi) sehingga meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit. Mengandung mikroba-mikroba bermanfaat seperti Azospirillum sp., Lactobacillus sp., dan Bakteri Pelarut P, serta hormon perangsang tumbuh tanaman Auksin, Sitokinin dan Giberelin. Merangsang perkembangan dan pertumbuhan akar sehingga membantu penyerapan unsur hara makro dan mikro oleh tanaman. Mengurangi penggunaan pupuk kimia. Meningkatkan hasil panen. Fungsi Bakteri: No Nama Bakteri
1
Azospirillum sp
Manfaat 1. Menambat Nitrogen 2. Menghasilkan hormon pertumbuhan Asam Indol Asetat (auksin), sitokinin, dan giberellin 3. Menyebabkan percabangan akar lebih berperan dalam penyerapan hara jika berasosiasi di daerah perakaran 1. Mampu bertindak sbg imunomodulator 2. Menghasilkan zat antibiotik
2
bacillus sp
3. Genus Bacillus mempunyai kemampuan yang tinggi dalam melarutkan fosfat dan kalium. 4. Memfiksasi nitrogen 5. Menghasilkan hormon auksin 1. Menekan pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan
3
lactobacillus sp
2. Meningkatkan percepatan perombakan bahan organik 3. Menghancurkan bahan organik (lignin dan selulosa) 4. Menekan pertumbuhan fusarium
4
bakteri pelarut fostat
1. Melarutkan fosfat
GREEN TONIC Green Tonic adalah pupuk cair yang mengandung unsur hara makro dan mikro yang sangat diperlukan oleh tanaman untuk pertumbuhan. Unsur hara makro yang terkandung dalam pupuk daun Green Tonik meliputi: N 14,73 %, P2O5 1,56 % K2O 2,55 %, S 0,33 %, Ca 1,33 % dan Mg sebesar 0,02 %. Sedangkan unsur hara mikro: Fe 706,38 ppm, Cu 2,25 ppm, Zn sebesar 111,77 % ppm Mn sebesar 17,18 ppm.