Demplot sumber benih unggulan lokal
Demplot sumber benih unggulan lokal
Pembangunan Demplot Sumber Benih Jenis Bambang Lanang Pembangunan Demplot Sumber Benih Jenis Tembesu
Demplot Sumber Benih Unggulan Lokal
Page 79
Program Judul RPI Koordinator RPI Judul Kegiatan Sub Judul Kegiatan Pelaksana Kegiatan
: Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan : Laporan Hasil Penelitian Bioteknologi Hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan : Dr. Ir. Budi Leksono,M.P : Demplot Sumber Benih Unggulan Lokal : Pembangunan Demplot Sumber Benih Jenis Bambang Lanang : Drs. Agus Sofyan, M.Sc Ir. A.H.Lukman, M.Si Joni Muara
Abstrak Bambang lanang (Michelia champaca.) merupakan salah satu jenis unggulan Sumatera Selatan. Jenis ini telah menyebar luas hampir ke seluruh wilayah Sumatera. Memiliki pertumbuhan yang cepat, berbatang lurus dengan pruning alami yang sangat baik serta keragaman pemanfaatan yang sangat variatif. Upaya peningkatan nilai ekonomi dan produktivitas dalam pembangunan hutan tanaman tembesu dapat dilakukan melalui teknik silvikultur secara intensif yang dipadukan dengan penggunaan benih/bibit unggul yang ditunjang dengan perlindungan tanaman. Salah satu kendala klasik dalam pembangunan hutan tanaman saat ini adalah tidak atau belum tersedianya materi tanaman baik berupa benih maupun bibit yang bermutu secara genetis dalam jumlah yang cukup. Dalam rangka mendukung pembangunan hutan tanaman produktif yang memiliki nilai ekonomi tinggi, maka pembangunan sumber benih merupakan kebutuhan yang mendesak dan perlu diprioritaskan. Pemilihan jenis-jenis lokal komersial yang populer menjadi alternatif pilihan yang tepat dan didasarkan pada berbagai pertimbangan teknis maupun lainnya seperti nilai ekonomi, pasar, kultural dan sosial. Bambang lanang merupakan jenis yang mempunyai keunggulan komperatif untuk dikembangkan secara luas, jenis ini sangat cepat tumbuh dengan batang yang lurus. Tujuan pembangunan sumber benih adalah untuk memenuhi kebutuhan benih bermutu (secara genetis) jenis bambang lanang untuk wilayah regional di Sumatera. Metode yang digunakan adalah metode survey dan experimental dalam bentuk plot penelitian berupa pembangunan kebun benih semai uji keturunan (KBSUK). Pada kegiatan tahun 2012 telah dilakukan pemeliharaan dan pengukuran tanaman pada pertumbuhan awal umur 1 tahun. Hasil penilitian menunjukkan bahwa pertumbuhan diameter tertinggi diperoleh pada famili nomor 17 dengan rerata diameter sebesar 3,2 cm, sementara pertumbuhan diameter terendah diperoleh pada famili nomor 42 dengan rerata diameter 0,98 cm. Kata kunci : hutan tanaman, tembesu, bambang lanang, mutu genetik, kebun benih.
A. Latar belakang Salah satu kebijakan Kementrian Kehutanan yang telah diimplementasikan dalam tiga dekade terakhir ini adalah rehabilitasi hutan dan lahan, dengan kegiatan utama penanaman. Salah satu kendala klasik dalam program penanaman ( pembangunan dan pengembangan hutan ) adalah belum tersedianya benih dalam jumlah yang cukup serta kualitas mutu benih yang masih rendah secara genetik. Demplot Sumber Benih Unggulan Lokal
Page 80
Guna diperoleh jaminan kinerja pertumbuhan yang baik dalam pembangunan hutan tanaman maka selain pemilihan jenis yang tepat, penggunaan bibit yang bermutu secara genetik juga sangat menentukan dalam program penanaman. Penyediaan bibit bermutu sangat terkait erat dengan status sumber benih yang tersedia pada saat ini. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pembangunan sumber benih jenisjenis pohon komersial menjadi suatu hal yang perlu diprioritaskan. Selain diharapkan dapat memenuhi kebutuhan benih bermutu secara genetik, melalui pembangunan kebun benih diharapkan dapat dilakukan peningkatan riap pertumbuhan dan produktivitas hutan tanaman yang akan dibangun. Bambang lanang (Michelia champaca) merupakan salah satu jenis komersial yang sangat populer di wilayah Sumatera Selatan. Bambang lanang banyak digunakan untuk keperluan bahan konstruksi bangunan, papan, kasau, kusen, dipan dan mebeler. Untuk kelas kayu pertukangan, jenis ini mempunyai pertumbuhan yang relatif cepat dengan rerata riap pertumbuhan diameter sebesar 2,52 cm per tahun dan 1,54 m untuk pertumbuhan tinggi, dengan rerata riap volume sebesar 20,22 m3/ha/th pada umur 15 tahun. Pembangunan sumber benih bambang lanang (Michelia champaca) yang telah dimulai pada tahun anggaran 2011. Dari hasil kegiatan pada tahun 2011 telah terbangun Demplot Sumber Benih bambang lanang seluas 1 Ha, yang terdiri atas 40 famili (pohon induk) dalam 4 blok dengan jarak tanam 3x3 m. Adapun kegiatan lanjutan yang akan dilakukan pada tahun 2012 adalah : pemeliharaan tanaman, perbaikan plot dan pengukuran pertumbuhan tanaman. B. Tujuan dan Sasaran Tujuan pembangunan sumber benih adalah untuk memenuhi kebutuhan benih bermutu jenis bambang lanang secara bertahap pada tingkat lokal, khususnya untuk wilayah Sumatera Selatan. Sasaran yang akan dicapai adalah : 1. Terbangunnya sumber benih (Kebun Benih Semai Uji Keturunan atau KBSUK) dari hasil penelitian. 2. Terpenuhinya kebutuhan benih secara kuantitas maupun kualitas secara bertahap untuk seluruh wilayah Sumatera. C. Metodologi Pembangunan Sumber dilakukan dengan metode survey dan experimental dalam bentuk pembangunan plot penelitian. Metode survey dilakukan pada kegiatan pengamatan fenologi dan pengunduhan buah ke berbagai lokasi pohon plus yang sebelumnya telah diinventarisir. Sementara dalam pembangunan Demplot Sumber Benih Unggulan Lokal
Page 81
sumber benih (KSBUK) dilakukan dalam bentuk eksperimental dengan rancangan acak lengkap berblok, dengan perlakuan berupa seedlot atau famili sebanyak 40 famili, dengan 4 ulangan (blok), 4 treeplot (masing-masing unit perlakuan). Jarak tanam 3 x 3 meter. D. Hasil Hasil yang telah dicapai sampai dengan akhir tahun 2012 adalah : 1). Tersedianya dan terpeliharanya demplot kebun benih semai seluas 1 Ha, 2). Diperolehnya data pertumbuhan tanaman umur 1 tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa rerata pertumbuhan diameter tertinggi diperoleh pada famili nomor 17 dengan rerata diameter sebesar 3,2 cm dan berbeda nyata dengan famili 42 yang mempunyai rerata pertumbuhan diameter sebesar 0,98 cm. Untuk pertumbuhan tinggi diperoleh pada famili nomor 8 dengan rerata tinggi sebesar 145,50 cm, sementara pertumbuhan tinggi terendah diperoleh pada famili nomor 42 yaitu sebesar 78,17 cm. Berbeda dengan pertumbuhan diameter, hasil analisis pertumbuhan tinggi menunjukkan pertumbuhan yang tidak berbeda nyata antar famili.
Demplot Sumber Benih Unggulan Lokal
Page 82
Foto Kegiatan.
Kondisi plot sebelum pemeliharaan
Penebasan gulma (manual)
Penebasan gulma (manual)
Penyemprotan herbisida pasca penebasan gulma
Gangguan utama dan pembebasan gulma
Demplot Sumber Benih Unggulan Lokal
Page 83
Program Judul RPI Koordinator RPI Judul Kegiatan Sub Judul Kegiatan Pelaksana Kegiatan
: Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan : Laporan Hasil Penelitian Bioteknologi Hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan : Dr. Ir. Budi Leksono,M.P : Demplot Sumber Benih Unggulan Lokal : Pembangunan Demplot Sumber Benih Jenis Bambang Lanang : Drs. Agus Sofyan, M.Sc Tubagus Angga, SP Maman Suparman Syaiful Islam
ABSTRAK Tembesu (Fagraea fragrans Roxb.) merupakan salah satu jenis unggulan Sumatera Selatan karena memiliki potensi pemanfaatan yang sangat luas dan potensi pertumbuhan yang cukup baik. Upaya peningkatan produktivitas hutan tanaman tembesu dapat dilakukan melalui penerapan teknik silvikultur intensif, berupa praktek budidaya yang memadukan penggunaan bibit unggul, manipulasi lingkungan, dan pengendalian hama terpadu. Salah satu kendala klasik dalam pembangunan hutan tanaman adalah tidak atau belum tersedianya materi tanaman, baik berupa benih maupun bibit yang bermutu secara genetis dalam jumlah yang cukup. Dalam rangka mendukung pembangunan hutan tanaman produktif yang memiliki nilai ekonomi tinggi, maka pembangunan sumber benih merupakan kebutuhan yang mendesak dan perlu diprioritaskan. Pemilihan jenis-jenis lokal komersial yang populer menjadi alternatif pilihan yang tepat karena berbagai pertimbangan teknis maupun lainnya seperti nilai ekonomi, pasar, kultural dan sosial. Tembesu merupakan jenis yang mempunyai keunggulan komperatif untuk dikembangkan secara luas di wilayah Sumatera. Tujuan pembangunan sumber benih adalah untuk memenuhi kebutuhan benih bermutu (secara genetis) jenis tembesu untuk wilayah regional di Sumatera. Metode yang digunakan adalah metode survey dan experimental dalam bentuk plot penelitian berupa pembangunan kebun benih semai uji keturunan (KBSUK). Pada kegiatan tahun 2012 telah dilakukan eksplorasi benih dari berbagai lokasi dan diperoleh 229 seedlot yang berasal dari 229 pohon induk/famili. Dari hasil tersebut saat ini tersedia materi bibit yang berasal dari 55 famili yang dapat digunakan untuk pembangunan kebun benih pada tahun 2013. Kata kunci : hutan tanaman, tembesu, produktifitas, mutu genetik, kebun benih.
A. Latar belakang Salah satu kebijakan Kementrian Kehutanan yang telah diimplementasikan dalam tiga dekade terakhir ini adalah rehabilitasi hutan dan lahan, dengan kegiatan utama penanaman. Salah satu kendala klasik dalam program penanaman ( pembangunan dan pengembangan hutan ) adalah belum tersedianya benih dalam jumlah yang cukup serta kualitas mutu benih yang masih rendah secara genetik. Demplot Sumber Benih Unggulan Lokal
Page 84
Guna diperoleh jaminan kinerja pertumbuhan yang baik dalam pembangunan hutan tanaman maka selain pemilihan jenis yang tepat, penggunaan bibit yang bermutu secara genetik juga sangat menentukan dalam program penanaman. Penyediaan bibit bermutu sangat terkait erat dengan status sumber benih yang tersedia pada saat ini. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pembangunan sumber benih jenisjenis pohon komersial menjadi suatu hal yang perlu diprioritaskan. Selain diharapkan dapat memenuhi kebutuhan benih bermutu secara genetik, melalui pembangunan kebun benih juga dapat diharapkan peningkatan riap pertumbuhan dan produktivitas hutan tanaman yang akan dibangun. B. Tujuan dan Sasaran Tujuan pembangunan sumber benih adalah untuk memenuhi kebutuhan benih bermutu jenis tembesu untuk wilayah regional di Sumatera. Sasaran yang akan dicapai adalah : 1. Terbangunnya sumber benih (Kebun Benih Semai Uji Keturunan atau KBSUK) jenis tembesu dari hasil penelitian 2. Terpenuhinya kebutuhan benih tembesu bermutu secara genetis untuk wilayah regional di Sumatera. C. Metodologi Pembangunan Sumber dilakukan dengan metode survey dalam kegiatan inventarisasi pohon induk, pengamatan fenologi dan pengunduhan benih atau buah di berbagai lokasi dan metode experimental dalam pembangunan plot penelitian (kebun benih semai uji keturunan), dengan rancangan yang akan digunakan adalah acak lengkap berblok, dengan perlakuan berupa seedlot atau famili (ditargetkan 100 famili/pohon induk) dengan 20 ulangan (blok), single treeplot (masing-masing unit perlakuan satu tanaman dalam satu blok). Jarak tanam 5 x 5 meter. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan tanaman yaitu tinggi dan diameter tanaman serta bentuk batang. D. Hasil Hasil yang telah dicapai sampai dengan akhir tahun 2012 adalah : 1). Tersedianya semai (tinggi 1-5 cm – 5 cm) sebanyak 55 famili, dengan masingmasing famili sebanyak 30 semai yang akan ditanam k pembangunan Kebun Benih Semai pada tahun anggaran 2013, 2). Tersedianya benih tembesu dari 125 famili hasil eksplorasi yang akan digunakan sebagai materi dalam pembangunan kebun benih pada tahun 2014 (akan ditabur/semai pada awal tahun 2013).
Demplot Sumber Benih Unggulan Lokal
Page 85
Lampiran.
Kegiatan dan proses ekstraksi benih
Hasil ekstraksi benih
Perkecambahan tembesu
Demplot Sumber Benih Unggulan Lokal
Page 86