LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN STUDI PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG BAGI HASIL MENURUT PRINSIP EKONOMI SYARIAH DI KOTA MEDAN Assalamu ‘ alaikum Wr , Wb . Dalam rangka menunjang kegiatan penelitian yang akan saya lakukan untuk meraih gelar Sarjana Program Strata-1 Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, saya sangat mengharapkan Bapak / Ibu / Saudara / saudari bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pendapat mengenai Pemahaman Masyarakat Tentang Bagi Hasil Menurut Prinsip Ekonomi Syariah di Kota Medan melalui kuesioner yang telah disediakan. Bapak / Ibu / Saudara / Saudari
kami harapkan bisa memberikan
informasi yang sebenarnya secara jujur sesuai dengan kenyataan yang ada (kerahasiaan identitas dan jawaban Bapak / Ibu / Saudara / Saudari saya jamin sepenuhnya), sehingga dapat memberikan sumbangan yang berarti pada penelitian ini. Atas bantuan dan kerjasama yang telah Bapak / Ibu / Saudara / saudari berikan, kami mengucapkan banyak terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Hormat Saya,
Muhammad Darbi
91
1. Identitas Responden Untuk pertanyaan dibawah ini, anda cukup memilih salah satu jawaban dengan memberi tanda silang (X). 1. Jenis kelamin a. Pria
b. Wanita
2. Umur a. 15-30 Tahun
d. 60-75 Tahun
b. 30-45 Tahun
e. 75-90 Tahun
c. 45-60 Tahun
f. 90-100 Tahun
3. Kecamatan tempat tinggal a. Medan Johor
d. Medan Helvetia
b. Medan Denai
e. Medan Tembung
c. Medan Baru
92
II. KUESIONER Cara menjawab pertanyaan dibawah ini adalah dengan memberikan tanda benar (√ ) pada kotak jawaban yang merupakan pendapat anda. KETERANGAN : SP
= Sangat Paham
Skor = 5
P
= Paham
Skor = 4
CP
= Cukup Paham
Skor = 3
KP
= Kurang Paham
Skor = 2
TP
= Tidak Paham
Skor = 1
1. Gambaran Umum Ekonomi Syariah No
Peernyataan
1
Ekonomi syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam . Ekonomi syariah berbeda dengan sistem ekonomi konvensional yang merupakan hasil pemikiran manusia. Sistam ekonomi syariah lebih mengutamakan sistem bagi hasil dalam kerja sama usaha dibanding sistem ekonomi konvensional yang mengutamakan sistem bunga. Ekonomi syariah dimaksudkan untuk mengatur kegiatan ekonomi guna mencapai derajat kehidupan yang layak bagi seluru individu dan masyarakat. Ekonomi syariah sudah ada sejak keberadaan agama Islam yaitu mulai zaman nabiMuhammad SAW. sampai sekarang.
2
3
4
5
SP
P
CP KP TP
93
2. Dasar Hukum Ekonomi Syariah No
Pernyataan
1
Al-qur,an merupakan amanah sesungguhnya yang disampaikan secara lanngsung oleh Allah kepada nabi Muhammad SAW untuk membimbing ummat manusai. Hadits adalah sebuah perkataan, perbuatan dan perilaku nabi Muhammad yang tidak wajib dilakukan ummat manusia tetapi apabila dikerjakan berpahala. Ijma adalah sebagai sumber hukum ke tiga merupakan pendapat / fatwa baik yang telah disepakati bersama oleh masyarakat maupun cendikiawan agama. ijtihad dan qiyas merupakan kebiasaan dari para pemuka agama untuk memecahkan masalah yang muncul dalam masyarakat, dimana masalah tersebut tidak dijelaskan secara rinci dalam hukum Islam.
2
3
4
SP
P
CP KP TP
SP
P
CP KP TP
3. Pengertian Bagi Hasil Dalam Ekonomi Syariah No. 1
2
3
4
5
Pernyataan Bagi hasil merupakan pembagian keuntungan hasil kerja sama usaha antara pemilik modal dengan pelaku usaha. Bagi hasil dalam kerja sama usaha merupakan pembagian keuntungan sesuai kesepakatan bersama. Bagi hasil merupakan pembagian keuntungan apabila penerimaan usaha lebih besar dari pada biaya yang dikeluarkan secara keseluruhan dalam menjalankan usaha. Sistem bagi hasil merupakan sistem di mana dilakukannya perjanjian atau ikatan bersama di dalam melakukan kegiatan usaha. Bagi hasil merupakan ciri khusus dalam ekonomi syariah khususnya yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha dalam kerja sama usaha dalam kegiatan ekonomi.
94
4. Pembagian Keuntungan Dalam Usaha Kerja Sama Bagi Hasil No.
Pernyataan
1
Bagi hasil didasarkan pada besar kecilnya keuntungan yang diperoleh dari hasil kegiatan usaha kerja sama. Dalam kerja sama usaha antara pemilik modal dan Pelaku usaha, keuntungan dan kerugian ditanggung bersama sesuai kesepakatan. Dalam perjanjian ditentukan keuntunagan yang dibagi berdasarkan persentase tertentu bagi pemilik modal dan pengelola usaha berdasarkan kesepakatan bersama. Bagi hasil tidak hanya pembagian keuntungan secara langsung tetapi juga pemilik modal memperbolehkan pelaku usaha membeli saham perusahaan sebagai bentuk lain pembagian keuntungan. Pembagian keuntungan didasarkan pada besar kecilnya modal yang disertakan dalam kegiatan usaha sesuai kesepakatan.
2
3
4
5
SP
P
CP KP TP
5. Modal Yang Disertakan Dalam Usaha Kerja Sama Bagi Hasil No.
Pernyataan
1
Bagi hasil dalam kerja sama usaha dapat juga dilakukan dengan sama-sama menyertakan modal antara pihak yang bekerja sama dalam usaha. Bagi hasil dalam kerja sama usaha dapat dilakukan dengan menyertakan modal sama jumlahnya maupun berbeda. Bagi hasil dalam kerja sama usaha tidak hanya berbentuk penyertaan modal tetapi bisa juga dalam bentuk keterampilan Bagi hasil dalam kerja sama usaha dapat juga dilakukan antara pihak yang mempunyai modal dengan pihak yang tidak mempunyai modal maupun keterampilan. Modal yang disertakan dalam kerja sama usaha harus jelas jumlahnya dan bentuknya.
2
3
4
5
SP
P
CP KP TP
95
6. Penentuan Usaha Dalam Usaha Kerja Sama Bagi Hasil No . 1 2
3
4 5
Pernyataan
SP
P
CP
Bagi hasil dalam kerja sama usaha tidak hanya dibidang perdagangan tetapi juga dibidang pertanian. Jenis usaha dalam bagi hasil boleh ditentukan maupun tidak oleh Pemilik modal maupun pelaksana usaha sesuai dengan kemampuan dan kesepakatan bersama. Jenis usaha yang ditentukan untuk dijalankan haruslah usaha yang dianggap baik dan benar agar membawa manfaat bagi pihak-pihak yang melakukan kerja sama usaha Usaha yang dijalankan tidak boleh menyulitkan pelaksana usaha dengan pembatasan pembatasan yang menyulitkan Pihak-pihak yang melakukan bagi hasil dalam pelaksanaan kerja sama usaha harus transparansi dan kemitraan dengan baik dan ideal.
7. Perbedaan Bunga dengan Bagi Hasil No
Pernyataan
1
Penentuan bunga ditentukan pada waktu akad dengan asumsi selalu untung sedangkan bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung atau rugi. Besarnya persentase bunga didasarkan pada jumlah uang yang dipinjam sedangkan bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh sesuai dengan kesepakatan. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan untung atau rugi sedangkan bagi hasil bergantung pada untung atau rugi kegiatan usaha. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan meningkat sedangkan bagi hasil meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan / keuntungan. Keberadaan bunga diragukan dan dilarang oleh semua agama sedangkan bagi hasil tidak ada yang meragukan keabsahannya.
2
3
4
5
SP
P
CP KP TP
96
KP
TP
8. Bentuk Bentuk Usaha Kerja Sama Bagi Hasil Dalam Ekonomi Syariah No
Pernyataan
1
Mudharabah adalah akad kerja sama antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik modal) menyediakan 100% modal sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola (pelaku usaha). Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Al Muzara’ah adalah kerja sama pengelolaan pertanian antara pemilik lahan dan penggarap dimana pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada si penggarap untuk ditanami dan di pelihara dengan imbalan bagian tertentu (persentase) dari hasil panen. Al Musaqah adalah bentuk yang lebih sederhana dari muzara’ah dimana si penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan. Sebagai imbalan si penggarap berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen.
2
3
4
SP
P
CP KP TP
97
9. Pelaksanaan Sistem Bagi Hasil di Indonesia No.
Pernyataan
1
Bagi hasil di Indonesia dalam kegiatan kerja sama usaha lebih banyak diterapkan dalam perbankan syariah. Bagi hasil di Indonesia belum banyak diterapkan oleh masyarakat dalam kegiatan usaha perdagangan maupun pertanian. Masih banyak masyarakat Indonesia yang menyamakan bagi hasil dalam ekonomi syariah dengan sistem bunga dalam ekonomi konvensional. Masih kurangnya pemahaman masarakat tentang bagi hasil dan kurangnya rasa saling percaya merupakan penyebab kurangnya pelaksanaan sistem bagi hasil dalam kerja sama usaha. Sistem bagi hasil dalam ekonomi syariah lebih baik daripada sistem bunga dalam ekonomi konvensional.
2
3
4
5
SP
P
CP KP TP
98