KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN Lilik Hidayanti1, Nur Lina ABSTRAK Pemberian ASI secara eksklusif memiliki banyak manfaat bagi bayi dan ibu, namun ada beberapa kendala yang terjadi dalam pemberian ASI Eksklusif salah satunya adalah persepsi ibu yang merasa bahwa produksi ASI nya tidak mencukupi kebutuhan bayi. Oleh karena itu, motivasi yang kuat serta usaha yang dilakukan terus menerus oleh ibu untuk dapat memberikan ASI kepada bayinya sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui kontribusi persepsi dan motivasi Ibu dalam peningkatan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di wilayah pedesaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan pendekatan cross sectional, dengan sampel sebanyak 62 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada masyarakat pedesaan ibu memiliki persepsi yang baik (59,6%) mengenai pemberian ASI kepada bayinya berjumlah hampir sama dengan ibu yang memiliki persepsi tidak baik (40,4) untuk memberikan ASI kepada bayinya. Sebagian besar ibu memiliki motivasi yang kuat (87,1%) untuk memberikan ASI kepada bayinya. Status pemberian ASI secara eksklusif hampir sama antara responden yang memberikan ASI secara eksklusif (55,8%) dan tidak eksklusif (54,2) di wilayah pedesaan. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa ada hubungan antara peserpsi (p value :0,001) dan motivasi ibu (p Value : 0,039) mengenai pemberian ASI kepada bayinya dengan status pemberian ASI Eksklusif pada masyarakat 2 pedesaan. Hasil regresi logistik diperoleh nilai R sebersar 0,031 sehingga dapat diartikan bahwa persepsi dan motivasi ibu dalam menyusui bayi memberikan kontribusi sebesar 31 % terhadap pemberian ASI secara eksklusif pada masyarakat di wilayah pedesaan. Saran yang direkomendasikan dalam penelitian ini adalah perlu dilakukan upaya untuk dapat merubah persepsi ibu mengenai pemberian ASI terlebih pemberian ASI secara Eksklusif melalui KIE secara kontiyu dan terstruktur Kata Kunci : Persepsi, Motivasi, ASI eksklusif, ibu, bayi
PENDAHULUAN Pada saat ini khususnya di kota–kota besar terdapat kecenderungan adanya penurunan pemberian ASI, hal ini dikhawatirkan akan meluas ke pedesaan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan pemberian ASI Eksklusif sangat penting dan mendasar bagi kelangsungan hidup, pertumbuhan, perkembangan, kesehatan dan kebutuhan gizi bagi bayi. Hal ini selaras dengan terbitnya Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 2012 yang mewajibkan setiap ibu memberikan Air Susu Ibu (ASI) pada bayinya secara Eksklusif (Suradi, 2004). 1
Pengajar Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Kontribusi Persepsi dan Motivasi Ibu Dalam Meningkatkan Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif di Wilayah Pedesaan Lilik Hidayanti, Nur Lina
Pada tahun 2012 Kemenkes menggelar gerakan Nasional Sadar Gizi (Gernasdarzi) yang intinya adalah menuju Manusia Indonesia Prima dengan harapan kondisi sehat, cerdas, dan produktif. Prosesnya dimulai dengan istilah periode 1000 hari pertama kehidupan (the first thousand days) atau masa emas, yaitu dari masa terbentuknya janin sampai usia 2 tahun yang merupakan periode kritis, karena gangguan tumbuh kembang pada periode tersebut akan berdampak permanen dan tidak bisa diperbaiki pada masa-masa berikutnya (Roesli , 2012). Ada beberapa kendala dalam pemberian ASI Eksklusif yaitu ibu tidak percaya diri bahwa dirinya mampu menyusui dengan baik sehingga mencukupi seluruh kebutuhan gizi bayi. Hal ini antara lain disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu karena rendahnya status pendidikan ibu, kurangnya dukungan keluarga serta rendahnya kesadaran masyarakat tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif. Selain itu kurangnya dukungan tenaga kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendukung keberhasilan ibu dalam menyusui bayinya (Mahfudin, 2012). Oleh karena itu, adanya motivasi yang kuat serta usaha yang dilakukan terus menerus oleh ibu untuk dapat memberikan ASI kepada bayinya sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif (Setyawati & Sutrisminan, 2012). Di samping itu persepsi seorang ibu yang menyakini bahwa produksi ASI nya kurang atau ibu merasa ASI nya tidak mencukupi kebutuhan bayi, dapat menyebabkan kegagalan dalam pemberian ASI eksklusif. Padahal apabila ibu merasa yakin bahwa sebenarnya ASInya cukup dan menghilangkan persepsi bahwa ibu kurang yakin dapat memproduksi ASI yang cukup dapat membantu meningkatkan keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif (Lestari, 2012). Hal ini disebabkan karena apabila payudara makin sering dihisap oleh bayi maka jumlah ASI akan makin sering dikeluarkan dan produksi ASI makin bertambah banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kontribusi
persepsi
dan
motivasi
Ibu
dalam
peningkatan
keberhasilan pemberian ASI eksklusif di wilayah pedesaan. METODE PENELITIAN Metode
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
metode
observasional dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi umur 6 – 8 bulan yang tinggal di wilayah
963
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 1 Maret 2014
pedesaan yaitu kecamatan lumbung. Pemilihan populasi ini diasumsikan bahwa mereka telah menyelesaikan dengan lengkap seluruh periode pemberian ASI Eksklusif dan juga masih memiliki ingatan yang kuat mengenai pemberian ASI eksklusif pada anaknya sehingga tidak ada bias ingatan. Jumlah
populasi
sebanyak
86
orang
yang
tercatat
di
register
penimbangan. Semua populasi pada penelitian ini dijadikan sampel yaitu sebanyak 86 orang. Sampel dibatasi dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Ibu tidak mengalami kelainan seperti puting lecet, payudara bengkak, mastitis, abses payudara pada saat periode ASI eksklusif. b. Bayi tidak mengalami kelainan seperti bayi prematur, ikterik, bayi sumbing. c. Ibu sedang tidak hamil kembali pada saat periode ASI eksklusif Sedangkan kriteria eksklusi yaitu sampel tidak bersedia untuk
dijadikan
responden. Setelah dilakukan penapisan dengan kriteria inklusi dan eksklusi maka diperoleh sampel sebanyak 62 orang responden. Variabel bebas pada penelitian ini adalah variabel persepsi dan motivasi ibu. Persepsi ibu yaitu suatu keyakinan yang dimiliki oleh seorang ibu mengenai produksi ASI, dan keyakinan seorang bu bahwa ASI yang diberikan mampu memenuhi kebutuhan bayinya. Motivasi ibu adalah upaya yang kuat serta usaha yang dilakukan terus menerus oleh ibu untuk dapat memberikan ASI kepada bayinya. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah status pemberian ASI eksklusif yaitu pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai usia 6 bulan tanpa mendapat tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu, air putih maupun makanan tambahan seperti pisang, biskuit, bubur susu, bubur nasi, tim, dan sebagainya (Suradi, 2004). Dalam penelitian ini juga ada variabel penganggu yaitu variabel status pendidikan, status Pekerjaan dan riwayat Kelahiran. Data diukur dengan wawancara face to face menggunakan instrument kuesioner terstruktur. Data-data hasil penelitian dideskripsikan secara univariat dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan grafik. Uji statistik yang digunakan dalam analisis bivariat adalah uji chi-square untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variable terikat serta uji multivariat dengan Regresi Logistik.
964
Kontribusi Persepsi dan Motivasi Ibu Dalam Meningkatkan Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif di Wilayah Pedesaan Lilik Hidayanti, Nur Lina
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Perhitungan Statistik Jumlah Anak yang Dimiliki Responden No 1 2 3 4
Perhitungan Statistik Mean Standar Deviasi Minimal Maksimal
Nilai 2 2 1 5
Pada tabel 1 terlihat bahwa rata-rata jumlah anak responden adalah 2 orang. Jumlah anak yang dimiliki responden antara 1-5 orang. Persepsi dan Motivasi Ibu Tabel 2 Distribusi Frekuensi Pertanyaan Persepsi Ibu mengenai Kemampuannya untuk Menyusui bayi No 1
2
3
1
2
3
Pertanyaan Persepsi Ibu Ibu yakin bisa memproduksi ASI a. Ya b. Tidak Ibu kuat dan mampu menyusui a. Ya b. Tidak Ibu merasa ASI yang ibu produksi cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi a. Ya b. Tidak Motivasi Ibu yakin ASI bisa meningkatkan daya tahan tubuh bayi a. Ya b. Tidak Ibu yakin dengan memberikan ASI dapat mempererat hubungan emosional antara ibu dan bayi a. Ya b. Tidak Ibu akan mampu menghadapi kendala dalam hal menyusui selama periode ASI eksklusif a. Ya b. Tidak
Hasil
n
Persentase (%)
43 19
69,4 30,6
42 20
67,7 32,3
41 21
66,1 33,9
62 0
100 0
62 0
100 0
54 8
87,1 12,9
distribusi frekuensi menunjukkan bahwa, Ibu yang yakin bisa
memproduksi ASI sebanyak 43 orang (69,4%), sisanya 19 orang (30,6%) tidak yakin bisa memproduksi ASI. Sebagian besar responden sebanyak 42 orang (67,7%) merasa bisa, kuat dan mampu menyusui bayinya, sedangkan 20 orang sisanya (32,3%) tidak bisa, kuat, dan mampu menyusui. Sebanyak 41 orang (66,1%) ibu, merasa ASI yang diproduksinya cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.
965
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 1 Maret 2014
Pada tabel 4 menunjukkan bahwa seluruh responden (100%) yakin dengan memberikan ASI bisa meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Selaras dengan hal tersebut, seluruh responden pun (100%) yakin dengan memberikan ASI bisa mempererat hubungan emosional antara ibu dan bayi. Sebagian besar responden (87,1%) akan mampu menghadapi kendala dalam hal menyusui selama periode ASI Eksklusif. Tabel
3
Distribusi Frekuensi Persepsi dan Kemampuannya untuk Menyusui bayi
No Persepsi Ibu 1 Persepsi baik
Variabel
Motivasi
n
2 Persepsi tidak baik Motivasi Ibu 1 Motivasi kuat 2 Motivasi tidak Kuat
Ibu
mengenai
Persentase %
37
59,7
25
40,3
54 8
87,1 12,9
Tabel 3 menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden (59,6%) memiliki persepsi yang baik mengenai kemampuannya untuk menyusui bayi, sedangkan sisanya memiliki persepsi yang tidak baik (40,4%). Pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebanyak 54 orang (87,1%) ibu memiliki motivasi yang baik dalam menyusui, sedangkan sisanya (12,9%) memiliki motivasi yang tidak kuat untuk menyusui bayinya. Keberhasilan pemberian ASI Eksklusif dapat diwujudkan dengan motivasi yang kuat dan usaha yang terus menerus oleh ibu untuk dapat memberikan ASI kepada bayinya., pengetahuan dasar tentang menyusui yang terkait dengan pendidikan seorang ibu, dukungan fasilitas persalinan “Sayang Bayi”. (Purwantin, 2004). Persepsi ibu bahwa produksi ASI kurang, ibu merasa ASI nya kurang padahal sebenarnya cukup hanya ibunya kurang yakin dapat memproduksi ASI cukup. Payudara makin sering dihisap menyebabkan ASI akan makin sering dikeluarkan dan produksi ASI makin bertambah banyak. Status Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
dilakukan
pada
masyarakat
pedesaan diperoleh hasil sebanyak 34 orang ( 55,8% ) bayi mendapat ASI Eksklusif dari ibunya dan 28 bayi (54,2%) tidak mendapatkan ASI eksklusif dari ibunya. Sementara itu hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayanti (2011) pada
966
Kontribusi Persepsi dan Motivasi Ibu Dalam Meningkatkan Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif di Wilayah Pedesaan Lilik Hidayanti, Nur Lina
masyarakat di wilayah perkotaan yang diperoleh hasil bahwa sebagian besar masyarakat di wilayah perkotaan memberikan ASI secara eksklusif. Tabel 4 Distribusi Frekuensi Status Pemberian ASI Eksklusif No 1 2
Bayi ASI Eksklusif Eksklusif Tidak Eksklusif Jumlah
N 34 28 62
Persentase (%) 55,8 54,2 100
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai usia 6 bulan tanpa mendapat tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu, air putih maupun makanan tambahan seperti pisang, biscuit, bubur susu, bubur nasi, tim, dan sebagainya (Suradi, 2004). Menurut Roesli (2008) manfaat menyusui bagi bayi adalah Air Susu Ibu (ASI) mengandung nutrisi optimal, baik kuantitas dan kualitasnya; meningkatkan kesehatan bayi; meningkatkan kecerdasan bayi; meningkatkan jalinan kasih sayang ibu - anak , merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang karena disesuaikan dengan kebutuhan bayi pada masa pertumbuhannya. Selain itu manfaat pemberian ASI bagi bayi bisa meningkatkan daya tahan tubuh karena bayi baru lahir secara alamiah mendapat zat kekebalan dari ibunya melalui plasenta. Keuntungan lain pemberian ASI adalah tidak mudah tercemar; melindungi bayi dari infeksi; lebih murah;mengandung vitamin yang cukup; mencegah anemia akibat kekurangan zat besi; mudah dicerna; menghindarkan bayi dari alergi (Soetjiningsih, 1997). Riwayat Kelahiran Responden Tabel 5 Distribusi Frekuensi Riwayat Persalinan Responden No Variabel Riwayat Persalinan 1 Normal 2 Sectio cesar (SC) No Variabel Penolong Persalinan 1 Dokter Spesialis 2 Dokter Poned 3 Bidan 4 Paraji Kategori Penolong Persalinan 1 Nakes 2 Non nakes
967
n
Persentase (%)
57 5 n
91,9% 8,1% Persentase (%)
6 8 47 1
9,7 12,9 75,8 1,6
60 1
9,4 1,6
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 1 Maret 2014 Tempat Kelahiran 1 Rumah bersalin 2 Rumah sakit 3 Puskesmas / Poned 4 Bidan Praktek Swasta 5 Rumah Kategori Tempat Persalinan 1 Fasilitas Kesehatan 2 Bukan Fasilitas Kesehatan
1 9 34 14 4
1,6 14,5 54,81 22,6 6,5
58 4
93,5 6,5
Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar bayi atau sebanyak 57 bayi (91,9%) dilahirkan dengan cara normal atau spontan dan sisanya (8,1%) dilahirkan melalui SC. Sebanyak 47 orang (75,8%) responden pada penelitian ini pada saat melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan dalam hal ini oleh bidan. Hanya 1 (satu) orang responden yang proses persalinannya ditolong oleh paraji. Penelitian ini juga menujukkan
bahwa hampir seluruh responden pada saat
persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan (Nakes) dan hanya 1,6 % yang proses persalinannya ditolong oleh paraji. untuk tempat kelahiran, terlihat bahwa sebanyak 34 orang (54,81%) responden melahirkan bayinya di Puskesmas atau Poned. Berdasarkan kategori tempat persalinan, sebagian besar responden melakukan persalinan di fasilitas kesehatan (93,5%) dan sisanya melakukan persalinan di bukan fasilitas kesehatan (6,5%) Tingkat Pendidikan dan Status Pekerjaan Ibu Tabel 6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden No Variabel Tingkat Pendidikan 1 SMP 2 SMA 3 Diploma/Sarjana Status Pekerjaan 1 Tidak Bekerja 2 Bekerja
n
Persentase (%)
42 16 4
67,7 25,8 6,5
54 8
87,1% 12,9%
Tabel 6 menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden (67,7%) berpendidikan SMP, dan hanya sedikit (6,5%) responden yang berpendidikan diploma atau sarjana. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa Sebagian besar responden tidak bekerja yaitu sebanyak 54 orang (87,1%). Ibu bekerja bukan merupakan alasan untuk menghentikan pemberian ASI eksklusif, asalkan memahami penatalaksanaan manajemen laktasi bagi ibu bekerja (Nurhuda & Mahmudah, 2012).
968
Kontribusi Persepsi dan Motivasi Ibu Dalam Meningkatkan Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif di Wilayah Pedesaan Lilik Hidayanti, Nur Lina
Namun tidak sedikit juga ibu yang beranggapan bahwa apabila ibu bekerja mencari nafkah maka tidak akan dapat menyusui secara eksklusif (Soetjiningsih, 1997). Ibu kurang memahami tata laksana laktasi yang benar (manajemen laktasi), misalnya pentingnya memberikan ASI, bagaimana ASI keluar (fisiologi menyusui), bagaimana posisi menyusui dan perlekatan yang baik sehingga bayi dapat menghisap secara efektif, dan ASI dapat keluar dengan opimal, termasuk cara memberikan ASI bila ibu harus terpisah dari bayinya. Untuk mengurangi kemungkinan ibu belum memahami tata laksana laktasi yang benar, pada saat kehamilan lebih dari 32 minggu ibu perlu melakukan konsultasi ke klinik laktasi untuk melakukan persiapan pemberian ASI eksklusif. Hubungan Antara Persepsi ibu dengan Status Pemberian ASI Eksklusif Tabel 7 Tabulasi Silang Hubungan antara Persepsi Ibu dengan Status Pemberian ASI Eksklusif Persepsi Ibu
Tidak Baik Baik Jumlah
Status Pemberian ASI Eksklusif Tidak Eksklusif Eksklusif n % n 18 64,3 6 10 35,7 28 18 100,0 34
pValue % 17,6 82,4 100,0
0,001
Tabel 7 menunjukkan bahwa pada ibu yang memiliki persepsi tidak baik sebagian besar tidak memberikan ASI secara eksklusif, sedangkan pada ibu yang memiliki persepsi baik sebagian besar memberikan ASI secara eksklusif. Hasil uji statistik dengan chi square diperoleh hasil nilai p sebesar 0,00 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara persepsi ibu dengan status pemberian ASI eksklusif pada masyarakat di wilayah pedesaan. Salah satu kendala dalam pemberian ASI Eksklusif adalah persepsi ibu bahwa produksi ASI kurang, ibu merasa ASI nya kurang padahal sebenarnya cukup hanya ibunya kurang yakin dapat memproduksi ASI cukup. Payudara makin sering di hisap menyebabkan ASI akan makin sering dikeluarkan dan produksi ASI makin bertambah banyak. Hubungan Antara Motivasi Ibu dalam menyusui dengan Status Pemberian ASI Eksklusif Tabel 8
Tabulasi Silang Hubungan antara Motivasi Ibu dengan Status Pemberian ASI Eksklusif
Motivasi Ibu
969
Status Pemberian ASI Eksklusif Tidak Eksklusif Eksklusif
P Value
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 1 Maret 2014
Tidak kuat Kuat Jumlah
n
%
n
%
6 22 28
85,7 40,0 45,2
1 33 34
14,3 60,0 54,8
0,039
Tabel 8 menunjukkan bahwa pada ibu yang memiliki motivasi tidak kuat dalam menyusui bayinya, sebagian besar tidak memberikan ASI eksklusif. Sedangkan pada ibu yang memiliki motivasi kuat dalam menyusui bayinya, sebagian besar memberikan ASI secara eksklusif. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh hasil nilai p sebesar 0,039 yang berarti ada hubungan antara motivasi ibu dengan pemberian ASI secara eksklusif pada masyarakat di wilayah pedesaan. Keberhasilan pemberian ASI Eksklusif dapat diwujudkan dengan motivasi yang kuat, pengetahuan dasar tentang menyusui, usaha yang terus menerus, serta dukungan fasilitas persalinan “Sayang Bayi”. Kontribusi Persepsi dan Motivasi Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif Hasil uji statistik dengan regresi logistik diperoleh nilai R2 sebesar 0,31 artinya diprediksi pada masyarakat di pedesaan persepsi dan motivasi ibu dalam menyusui bayinya memiliki kontribusi sebesar 31 % terhadap pemberian ASI secara eksklusif. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dalam penelitian ini adalah : 1.
Pada masyarakat pedesaan ibu memiliki persepsi yang baik mengenai pemberian ASI kepada bayinya berjumlah hampir sama dengan ibu yang memiliki persepsi tidak baik untuk memberikan ASI kepada bayinya dan sebagian besar ibu memiliki motivasi yang kuat untuk memberikan ASI kepada bayinya
2.
Status pemberian ASI secara eksklusif hampir sama antara responden yang memberikan ASI secara eksklusif dan tidak eksklusif di wilayah pedesaan
3.
Pada penelitian ini diperoleh ada hubungan antara peserpsi dan motivasi ibu mengenai pemberian ASI kepada bayinya dengan status pemberian ASI Eksklusif pada masyarakat pedesaan
970
Kontribusi Persepsi dan Motivasi Ibu Dalam Meningkatkan Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif di Wilayah Pedesaan Lilik Hidayanti, Nur Lina
4.
Pada masyarakat di wilayah pedesaan persepsi dan motivasi ibu dalam menyusui bayi memberikan kontribusi sebesar 31 % terhadap pemberian ASI secara eksklusif
Saran yang direkomendasikan dalam penelitian ini adalah perlu dilakukan upaya untuk dapat merubah persepsi ibu mengenai pemberian ASI terlebih pemberian ASI secara Eksklusif melalui KIE secara kontiyu dan terstruktur DAFTAR PUSTAKA Nurhuda, Firmansyah dan Mahmudah, Pengaruh Karakteristik (Pendidikan, Pekerjaan), Pengetahuan Dan Sikap Ibu menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif di Kabupaten Tuban, (Jurnal). 2012 Hidayanti, Lilik, Penurunan Pemberian ASI Eksklusif Sebagai Salah Satu Dampak Paparan Iklan Susu Formula, ( Prosiding Seminar Nasional ), 2011 Setyawati, Irni dan Sutrisminan, Emi, Pentingnya motivasi dan persepsi Terhadap Prilaku pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Bekerja, diakses 22 Desember 2012 Lestari, Ade, Motivasi Ibu Bekerja Dalam Memberikan ASI Eksklusif di PT Dewhirst Mens wear Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan Universirtas Padjadjaran, 2012 Mahfudin, Menyusui, Hak yang Menjadi Tantangan Bagi Ibu Bekerja, 2012, diakses 20 desember 2012 Notoatmodjo, S, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2002 Purwanti Hubertin, Konsep Penerapan ASI Eksklusif, EGC, Jakarta, 2004 Roesli, Utami, Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif, Pustaka Bunda, Jakarta, 2008 Roesli, Utami, ASI Peras Solusi Buat Ibu Bekerja, dari milis ayahbunda – online, 2005, diakses 12 Desember 2012 Soetjiningsih, ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan, EGC, 1997 Suradi, R.Manajemen Laktasi, Perkumpulan Perinatologi Indonesia, Jakarta,2004
971