i
KONSUMSI ENERGI MINUMAN BERKALORI DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP TOTAL KONSUMSI ENERGI PADA REMAJA DAN DEWASA
NI MADE PUTRIA SUKMA FEBRIYANI
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
ii
ABSTRACT Ni Made Putria Sukma Febriyani. Energy Intake from Calorie Beverages and It’s Contribution to Energy Intake in Adolescents and Adults. Supervised by Hardinsyah. The objective of this research was to analyze energy intake from calorie beverages (EICB) and it’s contribution total energy intake of adolescents and adults. The research was carried out throught analyzing a data set of THIRST (The Indonesian Regional Hydration Study) collected in 2008 and 2009 by applying a crossectional study design among 606 adolescents (male and female aged 15-18 yrs) and 594 adults (male and female aged 25-55 yrs) in North Jakarta, West Bandung, Surabaya, Malang, Makasar and Malino. Data processing and analysis were conducted in Bogor in April-July 2011. The results showed that the mean EICB among adolescents was 420 ± 406 kcal/d and emong adults was 450 ± 382 kcal/d, which is 21.2% and 23.4% of the total energy intake (TEI) of adolescents and adults respectively. EICB was moderately associated with TEI of adolescents (r= 0.58, p<0.05 ), of adults (r= 0.51 , p<0.05), and of both adolescents and adults (r= 0.54 and p<0.05). This could be lead to over energy intake, obesity and other possible adverse effects. Further studies are required to analyze causal relationship between EICB and obesity, and other possible adverse effects among Indonesians; while at the same time it is also important to start promoting an advice for healthier and wiser beverages choices. Keywords: Calorie beverages, physical activity, and energy intake.
iii
RINGKASAN Ni Made Putria Sukma Febriyani. Konsumsi Energi Minuman Berkalori dan Kontribusinya terhadap Total Konsumsi Energi pada Remaja dan Dewasa. (Dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS). Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui konsumsi energi minuman berkalori dan kontribusinya terhadap total konsumsi energi pada remaja dan dewasa. Adapun tujuan khusus penelitian ini yaitu: (1) Mengetahui jenis-jenis minuman berkalori, (2) Asupan energi dari minuman berkalori, dan (3) Menganalisis hubungannya dengan total asupan energi pada remaja dan dewasa di Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi Berbeda yang dilaksanakan oleh THIRST (The Indonesian Regional Hydration Study). Wilayah penelitian ini terdiri atas enam lokasi yaitu Bandung Barat (Jawa Barat), Jakarta Utara (DKI Jakarta), Malang dan Surabaya (Jawa Timur), serta Malino dan Makasar (Sulawesi Selatan). Pengumpulan data penelitian Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi Berbeda dilakukan dari akhir tahun 2008 sampai awal tahun 2009 (Hardinsyah dkk 2010). Pengolahan, analisis, dan interpretasi data dilakukan pada bulan April-Juli 2011 di Kampus IPB Darmaga Bogor, Jawa Barat. Jumlah sampel dihitung berdasarkan perhitungan rumus jumlah minimum sampel studi cross-sectional penelitian memperhitungkan proporsi diasumsikan dehidrasi 30% (Manz & Wentz 2005). Setelah mempertimbangkan dua kelompok jenis kelamin, dua kelompok umur dan dua lokasi penelitian, maka jumlah total sampel yang menjadi subjek penelitian yaitu 1200 subjek. Kelompok usia remaja (15-18 tahun) merupakan pelajar SMU. Penelitian ini juga mencakup responden dari golongan usia dewasa. Pemilihan responden dewasa dilakukan dengan cara memilih guru dan karyawan sekolah yang berusia 25-55 tahun yang berada di semua lokasi penelitian. Data terdiri atas variabel sosial ekonomi (karakteristik individu dan keluarga), status gizi, konsumsi makanan dan minuman, kesukaan minum, dan energi dari minuman. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan menggunakan program komputer Microsoft Office Excel dan SPSS 16 for Windows. Proses pengolahan meliputi coding, entry dan analisis. Besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam PAL (Physical Activity Level) atau tingkat aktivitas fisik. PAL merupakan besarnya energi yang dikeluarkan (Kal) per kilogram berat badan dalam 24 jam. Kebutuhan energi untuk subjek dewasa dan remaja berdasarkan rumus yang terdapat pada WNPG (2004). Tingkat konsumsi energi dihitung dengan membandingkan konsumsi energi terhadap kebutuhan. Hasil pengolahan data selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan statistik. Analisis deskriptif dilakukan terhadap data karakteristik individu, karakteristik sosial ekonomi keluarga, aktivitas fisik, dan konsumsi makanan dan minuman. Uji statistik menggunakan uji beda (Uji t) dan uji Pearson. Uji beda digunakan untuk mengetahui perbedaan dari setiap variabel pada penelitian ini. Hubungan antar variabel yang dianalisis dengan uji korelasi Pearson yaitu analisis hubungan antara konsumsi minuman berkalori dengan total konsumsi energi sehari pada remaja dan dewasa.
iv
Aktivitas fisik sebagian besar subjek tergolong dalam aktivitas ringan yaitu sebesar 67.5%, namun dibanding dengan dewasa, remaja lebih banyak melakukan aktivitas sedang dan berat. Hasil uji t menunjukkan bahwa aktivitas fisik antara remaja dan dewasa terdapat perbedaan yang signifikan (p<0.05), begitu juga antara laki-laki dan perempuan pada remaja dan dewasa. Status gizi pada subjek sebagian besar normal, namun pada dewasa lebih banyak status gizi gemuk dibanding dengan remaja. Jenis minuman berkalori yang sering diminum berdasarkan kesukaan subjek, yaitu minuman elektrolit (23.8%), teh tanpa kemasan (18.6%), teh kemasan (17.2%), susu kemasan (13.7%), dan jus/sari buah kemasan (8.6%) untuk remaja, sedangkan dewasa yaitu teh tanpa kemasan (13.3%), kopi kemasan (9.1%), minuman elektrolit (7.6%), teh kemasan (7.1%), jus/sari buah tanpa kemasan (6.2%). Sedangkan jenis minuman berkalori yang dikonsumsi subjek selama satu minggu yaitu teh tanpa kemasan (62.5%), susu kemasan (62.5%), minuman serbuk aneka rasa (48.0%), aneka es buah/campur/kelapa (41.6%), serta minuman berkarbonasi (40.8%) pada subjek remaja. Pada subjek dewasa, minuman berkalori yang paling banyak dikonsumsi selama satu minggu yaitu jus/sari buah tanpa kemasan (46.6%), teh tanpa kemasan (43.6%), susu kemasan (41.1%), aneka es buah/campur/kelapa (27.1%), dan jus/sari buah kemasan (19.4%). Jenis minuman berkalori yang memiliki kontribusi tertinggi pada konsumsi energi minuman berkalori yaitu susu kemasan pada remaja dan teh tanpa kemasan pada dewasa dengan masing-masing menyumbang kalori sebesar 106 Kal dan 177 Kal. Pada uji t menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara konsumsi energi minuman berkalori antara remaja dan dewasa (p>0.05). Pada remaja perempuan dan laki-laki terdapat perbedaan yang signifikan (p<0.05), namun pada dewasa laki-laki dan perempuan, tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0.05). Total konsumsi minuman berkalori pada remaja sebesar 420 Kal sedangkan untuk dewasa sebesar 450 Kal. Pada dewasa, kontribusi konsumsi minuman berkalori terhadap konsumsi energi sebesar 23.4%, sedangkan remaja sebesar 21.2%. Secara keseluruhan, konsumsi energi minuman berkalori berhubungan positif dengan total konsumsi energi pada remaja dan dewasa yang signikan pada nilai r= 0.54 (p<0.05). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian di negara-negara maju dan berimplikasi pada perlunya kewaspadaan peningkatan asupan energi dari minuman berkalori terutama bagi mereka yang mengalami kegemukan. Saran yang dapat diberikan adalah diharapkan penelitian ini dapat memberikan edukasi kepada subjek atau masyarakat bahwa minuman berkalori mempunyai kontribusi pada konsumsi energi. Disarankan juga perlu pengayaan materi pendidikan gizi tentang pilihan jenis minuman untuk mencegah kelebihan asupan energi, mencegah kegemukan, dan dampak buruk lainnya dalam jangka panjang.
v
KONSUMSI ENERGI MINUMAN BERKALORI DAN TOTAL KONTRIBUSINYA TERHADAP KONSUMSI ENERGI PADA REMAJA DAN DEWASA
NI MADE PUTRIA SUKMA FEBRIYANI
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
vi
Judul Nama NIM
: Konsumsi Energi Minuman Berkalori dan Kontribusinya terhadap Total Konsumsi Energi pada Remaja dan Dewasa : Ni Made Putria Sukma Febriyani : I14070010
Disetujui : Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS NIP. 19590807 198303 1 001
Diketahui, Ketua Departemen Gizi Masyarakat
Dr. Ir. Budi Setiawan, MS NIP. 19621218 198703 1 001
Tanggal Lulus :
vii
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME karena atas karunia-Nya, penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi yang berjudul “Konsumsi Energi Minuman Berkalori dan Kontribusinya terhadap Total Konsumsi Energi pada Remaja dan Dewasa” ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan masukan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS selaku dosen pembimbing yang senantiasa membimbing, memberi arahan, masukan serta saran yang sangat membangun kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Ibu dr. Vera Uripi selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis dalam pengisian Kartu Rencana Studi selama kuliah. Ibu dr. Mira selaku dosen pemandu seminar dan Dr. Ir. Dodik Briawan, MCN selaku dosen penguji atas saran yang diberikan. Terima kasih juga kepada kedua orangtua (bapa dan bunda), kakak (gendud), adik (komang), my boo (Adia), dan keluarga besar Arya Batu Lepang, terima kasih atas doa, dukungan, nasehat, semangat dan kasih sayang yang telah kalian berikan selama ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada paman (Pak Guru) dan bibi (Ibu Raini) yang telah memberikan dukungan dan doa serta mengasuh penulis dari kecil. Sisil, Gustam, dan Fauji, teman seperjuangan dalam penyusunan skripsi suku air. Thanks for all, akhirnya penantian dan kesabaran kita membuahkan hasil. Teman-teman Luminaire (Lina, Riri, Upi, Itni, Hanum, Qila, Ayu, Puput, Siha, Devi, Ines, Tami, Dede, dan semuanya) yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada penulis. Sahabat dan adik-adik di Tilottama (Gie, Dayu, Renny, Puspita, Dian, Santi dan Ika), terima kasih atas doa dan semangatnya serta hari-hari indah kebersamaan yang telah kita lalui selama ini. Keluarga besar Departemen Gizi Masyarakat, KMHD (Kumpulan Mahasiswa Hindu Dharma) IPB Bogor, Brahmacarya serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu kelancaran penyelesaian penyusunan skripsi ini.
viii
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik serta saran membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap penelitian ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan semua pihak pada umumnya.
Bogor,
Agustus 2011
Ni Made Putria Sukma Febriyani
ix
RIWAYAT HIDUP Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, puteri pasangan Bapak I Putu Anom dan Ibu Ni Ketut Kasih. Penulis dilahirkan di Kota Singaraja pada tanggal 22 Februari 1990. Pendidikan sekolah dasar penulis ditempuh pada tahun 1995 sampai 2001 di SD Negeri 1 Seririt dan pada tahun 2001 sampai 2004 di SMP Negeri 1 Seririt. Pada tahun 2004 sampai 2007 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Singaraja. Pada tahun 2007, melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) penulis diterima sebagai mahasiswa Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia di Institut Pertanian Bogor. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dibeberapa organisasi seperti HIMAGIZI (Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi) dan KMHD (Kumpulan Mahasiswa Hindu Dharma). Selain itu penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan, baik yang diselenggarakan pada tingkat fakultas maupun kampus. Pada tahun 2010 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pada bulan Februari 2011 penulis juga melaksanakan Internship Dietetik di Rumah Sakit Cibinong Bogor.
x
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI ......................................................................................................... x DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii PENDAHULUAN.................................................................................................. 1 Latar Belakang ................................................................................................. 1 Tujuan .............................................................................................................. 2 Hipotesis .......................................................................................................... 2 Kegunaan......................................................................................................... 2 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................... 4 Karakteristik Remaja dan Dewasa.................................................................... 4 Aktivitas Fisik dan Status Gizi .......................................................................... 6 Konsumsi Pangan ............................................................................................ 9 Minuman Berkalori ......................................................................................... 10 Jenis Minuman Berkalori ................................................................................ 13 KERANGKA PEMIKIRAN .................................................................................. 16 METODE ........................................................................................................... 18 Desain, Tempat, dan Waktu ........................................................................... 18 Jumlah dan Cara Penarikan Subjek ............................................................... 18 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ................................................................ 19 Pengolahan dan Analisis Data ....................................................................... 20 Definisi Operasional ....................................................................................... 24 HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................. 26 Karakteristik Sosial Ekonomi, Aktivitas Fisik, dan Status Gizi ......................... 26 Jenis Minuman Berkalori ................................................................................ 32 Hubungan Konsumsi Energi Minuman Berkalori dengan Total Konsumsi Energi pada Remaja dan Dewasa .................................................................. 43 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 46 Kesimpulan .................................................................................................... 46 Saran ............................................................................................................. 46 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 48 LAMPIRAN ........................................................................................................ 51
xi
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT (Indeks Massa Tubuh)................ 8 Tabel 2 Kategori minuman menurut BPOM........................................................ 14 Tabel 3 Aspek, cakupan data, dan metode yang digunakan dalam pengumpulan data ................................................................................ 19 Tabel 4 Kategori status gizi remaja berdasarkan IMT menurut umur ................. 20 Tabel 5 Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL ............................. 21 Tabel 6 Sebaran subjek berdasarkan karakteristik individu dan keluarga pada remaja dan dewasa menurut jenis kelamin .................................. 27 Tabel 7 Sebaran subjek berdasarkan tingkat aktivitas fisik pada remaja dan dewasa ................................................................................................. 28 Tabel 8 Alokasi waktu untuk kegiatan harian remaja dan dewasa menurut jenis kelamin ......................................................................................... 30 Tabel 9 Sebaran subjek berdasarkan status gizi pada remaja dan dewasa ...... 31 Tabel 10 Sebaran subjek berdasarkan kesukaan terhadap jenis minuman dan alasannya pada remaja dan dewasa menurut jenis kelamin ......... 33 Tabel 11 Sebaran subjek berdasarkan jenis minum minuman berkalori yang sering diminum pada remaja dan dewasa menurut jenis kelamin ........ 35 Tabel 12 Perbandingan asupan energi terhadap kebutuhan energi pada remaja dan dewasa menurut jenis kelamin .......................................... 36 Tabel 13 Sebaran subjek berdasarkan konsumsi minuman berkalori pada remaja dan dewasa menurut jenis kelamin .......................................... 39 Tabel 14 Kontribusi energi minuman berkalori pada remaja dan dewasa menurut jenis kelamin ......................................................................... 40 Tabel 15 Sebaran subjek berdasarkan penambahan gula pada jenis minuman teh, kopi, susu, dan jus pada remaja dan dewasa ................ 42 Tabel 16 Sebaran subjek berdasarkan konsumsi energi minuman berkalori pada remaja dan dewasa .................................................................... 44 Tabel 17 Hubungan minuman berkalori dengan konsumsi energi pada remaja dan dewasa ......................................................................................... 44
xii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Kerangka pemikiran kontribusi minuman berkalori terhadap total konsumsi energi ................................................................................. 17
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Data yang digunakan berdasarkan penelitian tim THIRST .............. 51 Lampiran 2 Jumlah energi yang dikeluarkan untuk tiap jenis aktivitas per satuan waktu tertentu (Physical Activity Rate)........................... 52 Lampiran 3 Kandungan energi dan zat gizi makro dari tiap merk/jenis minuman berkalori .......................................................................... 52 Lampiran 4 Jenis produk minuman tidak berkalori dan minuman berkalori berdasarkan jumlah subjek (remaja dan dewasa) .......................... 56 Lampiran 5 Jenis produk minuman berkalori berdasarkan jumlah subjek remaja ............................................................................................. 59 Lampiran 6 Jenis produk minuman berkalori berdasarkan jumlah subjek dewasa ........................................................................................... 61 Lampiran 7 Uji beda karakteristik sosial ekonomi subjek (besar keluarga, uang minuman, dan pengeluaran rumah tangga) antara remaja dan dewasa .................................................................................... 63 Lampiran 8 Uji beda karakteristik sosial ekonomi subjek (umur, besar keluarga, uang minuman, dan pengeluaran rumah tangga) antara remaja laki-laki dan perempuan ........................................... 63 Lampiran 9 Uji beda karakteristik sosial ekonomi subjek (umur, besar keluarga, uang minuman, dan pengeluaran rumah tangga) antara dewasa laki-laki dan perempuan .......................................... 63 Lampiran 10 Uji beda aktivitas fisik dan konsumsi energi minuman berkalori antara remaja dan dewasa ............................................................ 64 Lampiran 11 Uji beda aktivitas fisik dan konsumsi energi minuman berkalori antara remaja laki-laki dan remaja perempuan .............................. 64 Lampiran 12 Uji beda aktivitas fisik dan konsumsi energi minuman berkalori antara dewasa laki-laki dan dewasa perempuan ........................... 64 Lampiran 13 Uji Korelasi Pearson hubungan antara konsumsi energi dari minuman berkalori dengan total konsumsi energi pada remaja dan dewasa ................................................................................... 65 Lampiran 14 Uji Korelasi Pearson hubungan antara konsumsi energi dari minuman berkalori dengan total konsumsi energi pada remaja laki-laki dan remaja perempuan ..................................................... 65 Lampiran 15 Uji Korelasi Pearson hubungan antara konsumsi energi dari minuman berkalori dengan total konsumsi energi pada dewasa laki-laki dan dewasa perempuan ................................................... 65
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Zat gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila konsumsi pangan dapat memenuhi kebutuhan zat gizi optimal (Budiyanto 2002). Konsumsi pangan merupakan banyaknya atau jumlah pangan, secara tunggal maupun beragam, yang dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Tujuan fisiologis adalah upaya untuk memenuhi keinginan makan (rasa lapar) atau untuk memperoleh zat-zat gizi yang diperlukan tubuh. Tujuan psikologis adalah untuk memenuhi kepuasan emosional atau selera, sedangkan tujuan sosiologis adalah untuk memelihara hubungan manusia dalam keluarga dan masyarakat (Sediaoetama 2000). Faktor yang secara langsung mempengaruhi status gizi adalah konsumsi pangan. Berbagai faktor yang melatarbelakangi faktor tersebut misalnya faktor ekonomi sosial keluarga, karakteristik individu, dan aktivitas fisik (Suhardjo 2000). Remaja maupun dewasa perlu mengkonsumsi pangan yang seimbang untuk memperoleh tingkat gizi dan kesehatan yang optimal. Sementara itu, konsumsi pangan dibedakan menjadi dua menurut sumbernya, berasal dari makanan dan berasal dari minuman. Makanan dapat berasal dari hewani maupun nabati, sedangkan minuman dapat dibedakan menjadi dua yaitu minuman berkalori dan tidak berkalori. Menurut Joan Koelemay, dari Beverage Institute, air merupakan gizi yang dibutuhkan tubuh yang berbentuk cair, air mineral, dan makanan. Semua itu merupakan kebutuhan yang essensial untuk menggantikan besarnya cairan yang keluar dalam aktivitas sehari-hari. Kalori dalam minuman sudah terdaftar pada nutrition facts, namun kebanyakan orang belum banyak menyadari bahwa minuman berkalori memiliki kontribusi untuk konsumsi harian (Walker 2006). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bleich et al. (2009) menunjukkan bahwa
minuman
bergula
merupakan
sumber
kalori
minuman
tertinggi
dibandingkan minuman lainnya dan menyumbang energi yang signifikan. Pada tahun 1999-2004 dua pertiga orang dewasa (63%) mengkonsumsi minuman bergula dan memperoleh sumbangan energi 293 Kal tiap harinya. Pada periode tersebut, dewasa muda (dini) merupakan golongan prevalensi tertinggi (72%)
2
yang mengkonsumsi minuman bergula dan memperoleh sumbangan energi 289 Kal tiap harinya. Asupan jus dan bersoda/karbonasi menyumbang 81% dari peningkatan asupan energi dari minuman berkalori di Amerika. Pada populasi yang besar, konsumsi minuman berkalori sudah mencapai 20.1% untuk remaja dan 22.3% untuk dewasa dari asupan energi di Meksiko (Barquera et al. 2008). Sedangkan di Indonesia sendiri, belum banyak penelitian mengenai konsumsi energi pada minuman berkalori. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai konsumsi energi minuman berkalori dalam total konsumsi energi remaja dan dewasa.
Tujuan Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui konsumsi energi minuman berkalori dan kontribusinya terhadap total konsumsi energi pada remaja dan dewasa. Adapun tujuan khusus penelitian ini, yaitu (1) Mengetahui jenis-jenis minuman berkalori pada remaja dan dewasa, (2) Menghitung konsumsi energi dari minuman berkalori, dan (3) Menganalisis hubungan konsumsi energi dari minuman berkalori terhadap total konsumsi energi pada remaja dan dewasa di Indonesia. Hipotesis Terdapat hubungan antara konsumsi energi minuman berkalori dalam total konsumsi energi pada remaja dan dewasa. Kegunaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya mengenai konsumsi minuman berkalori dan meningkatkan kepedulian akan konsumsi makanan dan minuman untuk pemenuhan energi sehari. Konsumsi energi sehari-hari tidak hanya dari makanan, namun minuman seperti minuman
berkalori
(minuman
produk
industri
atau
konvensional)
turut
menyumbang kontribusi energi bagi kebutuhan energi sehari. Sebagian besar orang melupakan sumbangan energi dari minuman tersebut sehingga banyak orang yang berpendapat bahwa mengkonsumsi minuman berkalori dalam jumlah berlebihan tidak memberikan efek apapun bagi status gizi.
3
Industri swasta dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam proses produksi minuman berkalori. Bagi peneliti, hasil penelitian yang diperoleh dapat digunakan sebagai informasi terbaru dalam bidang ilmu gizi masyarakat untuk menambah wawasan mengenai minuman berkalori.
4
TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Remaja dan Dewasa Remaja Istilah remaja (adolescence) berasal dari kata latin adolesceere yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa” (Hurlock 2004). Menurut WHO (2007), remaja berkisar antara usia 10 sampai 19 tahun. Masa remaja umumnya disebut pancaroba atau masa peralihan dari masa anak-anak menuju arah kedewasaan (Gunarsa 2001). Masa remaja merupakan periode antara masa kanak-kanak dan dewasa. Menurut Arisman (2004), masa ini dimulai antara usia 9 hingga 10 tahun dan berakhir pada usia sekitar 18 tahun. Pertumbuhan yang terjadi diiringi dengan perubahan fisik yang seringkali memicu kebingungan. Golongan remaja rentan akan adanya berbagai pengaruh dari luar yang dapat dengan mudah langsung diikuti. Determinan utama bagi remaja adalah berasal dari teman sebaya (Hasan 2006). Terdapat tiga kekuatan dalam masyarakat yang dapat mempengaruhi remaja, yaitu: (1) keluarga, (2) sekolah dan (3) lingkungan sosial. Lingkungan sosial yang mempengaruhi perkembangan remaja adalah guru, teman sepermainan, dan peristiwa-peristiwa dalam masyarakat. Melalui berbagai macam media massa remaja berkenalan dengan berbagai macam peristiwa yang terjadi dalam masyarakat sehingga akan mempengaruhi perkembangan kepribadian remaja (Khumaidi 1989). Mann dan Stewart (2007) mengatakan bahwa pada kenyataannya, remaja perempuan sering sekali mengalami masalah gizi. Remaja laki-laki memiliki perilaku makan dalam porsi besar untuk memenuhi kebutuhan energi dan protein mereka. Pada masa ini terjadi pemilihan pola makan yang salah dan meningkatnya konsumsi energi yang tinggi yang berasal dari minuman berkalori. Remaja tidak setiap hari makan buah dan sayur, sementara kudapan asin dan manis (70%) dimakan beberapa kali (sepertiga dari mereka) setiap hari. Salah satu masalah serius yang menghantui dunia kini adalah konsumsi makanan olahan, seperti yang ditayangkan dalam iklan televisi, secara berlebihan. Makanan ini terlalu banyak mengandung gula serta lemak. Kebiasaan makan yang diperoleh semasa remaja akan berdampak pada kesehatan dalam fase kehidupan selanjutnya, setelah dewasa dan berusia lanjut. Berdasarkan WNPG VIII tahun 2004 remaja laki-laki yang berusia 13-15 tahun dan 16-18 tahun memiliki angka kecukupan energi masing-masing 2400
5
Kal dan 2600 Kal sehingga rata-rata kecukupan energi untuk remaja laki-laki adalah 2500 Kal. Remaja perempuan yang berusia 13-15 tahun dan 16-18 tahun memiliki angka kecukupan energi masing-masing 2350 dan 2200 Kal sehingga rata-rata kecukupan energi untuk remaja perempuan adalah 2275 Kal. Dewasa Istilah dewasa (adult) berasal dari bahasa latin adultus yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa.
Secara
psikologis
orang dewasa adalah individu
yang telah
menyelesaikan pertumbuhan fisiknya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Masa dewasa dibagi menjadi tiga fase, yaitu masa dewasa dini, masa dewasa madya, dan masa dewasa lanjut. Masa dewasa dini dimulai pada umur 18 tahun hingga 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Masa dewasa dini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapanharapan sosial baru. Masa dewasa madya dimulai pada umur 40 hingga 60 tahun, yakni saat menurunnya kemampuan fisik dan psikologis yang jelas nampak pada setiap orang. Masa dewasa madya, dilihat dari sudut posisi usia dan terjadinya perubahan fisik maupun psikologis, memiliki banyak kesamaan dengan masa remaja. Secara fisik, pada masa remaja terjadi perubahan yang demikian pesat (menuju ke arah kesempurnaan/kemajuan) yang berpengaruh pada kondisi psikologisnya, sedangkan masa dewasa madya juga mengalami perubahan kondisi fisik, namun dalam pengertian terjadi penurunan/kemunduran, yang juga akan mempengaruhi kondisi psikologisnya. Kemudian masa dewasa lanjut dimulai pada umur 60 tahun keatas hingga kematian, dimana kemampuan fisik dan psikologis cepat menurun (Hurlock 2004). Berdasarkan WNPG VIII tahun 2004 dewasa laki-laki yang berusia 19-29 tahun, 30-49 tahun, dan 50-64 tahun memiliki angka kecukupan energi masingmasing 2550 Kal, 2350 Kal, dan 2250 Kal sehingga rata-rata kecukupan energi untuk dewasa laki-laki adalah 2383 Kal. Dewasa perempuan yang berusia 19-29 tahun, 30-49 tahun, dan 50-64 tahun memiliki angka kecukupan energi masingmasing 1900 Kal, 1800 Kal, dan 1750 Kal sehingga rata-rata kecukupan energi untuk dewasa perempuan adalah 1817 Kal.
6
Aktivitas Fisik dan Status Gizi Aktivitas fisik didefinisikan sebagai gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Kurangnya aktivitas fisik telah diidentifikasi sebagai faktor risiko keempat terkemuka untuk kematian global (6% kematian secara global). Selain itu, aktivitas fisik yang diperkirakan menjadi penyebab utama untuk sekitar 21-25% dari kanker payudara dan usus besar, 27% dari diabetes dan sekitar 30% dari beban penyakit jantung iskemik (WHO 2010). Menurut data Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan Indonesia tahun 2007, saat ini 48.2% masyarakat berusia lebih dari 10 tahun memiliki aktivitas fisik yang kurang (ringan). Selama melakukan aktivitas fisik, otot membutuhkan energi di luar metabolismenya untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk menghantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh. Banyaknya energi yang dibutuhkan tergantung pada berapa banyak otot yang bergerak, berapa lama dan berapa berat pekerjaan yang dilakukan (Almatsier 2003). Riyadi (1996) menyatakan bahwa jika diketahui jumlah energi tubuh yang dikeluarkan selama aktivitas sehari maka sebenarnya jumlah tersebut merupakan kebutuhan energi seseorang, dengan asumsi aktivitas harian tersebut merupakan aktivitas normal. Aktivitas fisik yang teratur, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau menari memiliki manfaat yang signifikan bagi kesehatan. Sebagai subjek, dapat mengurangi risiko kardiovaskular, diabetes, dan osteoporosis; membantu mengontrol berat badan, dan mempromosikan kesejahteraan psikologis. Setiap orang harus terlibat dalam setidaknya 30 menit aktivitas fisik sedang setiap hari. Lebih banyak kegiatan mungkin diperlukan untuk mengendalikan berat badan. Tingkat aktivitas fisik pada orang dewasa memiliki manfaat, diantaranya mengurangi risiko hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke, diabetes, payudara dan kanker usus, depresi dan risiko jatuh; memperbaiki tulang dan kesehatan fungsional, dan penentu utama pengeluaran energi, dan dengan demikian merupakan dasar untuk menyeimbangkan energi dan mengontrol berat badan (WHO 2010). Aktivitas fisik pada umumnya dibagi menjadi tiga golongan yaitu ringan, sedang, dan berat. Semakin berat aktivitas yang dilakukan, semakin banyak energi yang diperlukan untuk melakukan aktivitas tersebut (WHO/FAO 2003). Menurut Soendoro (2008), kegiatan aktivitas fisik dikategorikan sedang apabila
7
kegiatan dilakukan terus-menerus sekurangnya 10 menit dalam satu kegiatan tanpa henti dan secara kumulatif 150 menit selama lima hari dalam satu minggu. FAO/WHO (2003) menyatakan bahwa aktivitas fisik adalah variabel utama setelah angka metabolisme basal dalam penghitungan pengeluaran energi. Besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam PAL (Physical Activity Level) atau tingkat aktivitas fisik. PAL merupakan besarnya energi yang dikeluarkan (Kal) per kilogram berat badan dalam 24 jam, PAL ditentukan dengan rumus sebagai berikut: PAL = Keterangan:
∑ (PAR i × Wi) 24 jam
PAL
: Physical activity level (tingkat aktivitas fisik)
PARi
: Physical activity rate (jumlah energi yang dikeluarkan untuk tiap jenis aktivitas per jam)
Wi
: Alokasi waktu tiap aktivitas
Seseorang dikatakan sedentary (aktivitas ringan) bila tidak banyak melakukan aktivitas fisik, tidak berjalan jauh, umumnya menggunakan alat transportasi, tidak latihan atau berolahraga secara teratur, menghabiskan waktu senggangnya dengan duduk dan berdiri dengan sedikit bergerak seperti pelajar. Pada kategori sedang adalah orang yang tidak terlalu banyak menggunakan energi, namun lebih banyak mengeluarkan energi dibandingkan yang beraktivitas ringan. Kemungkinan juga adalah orang yang tergolong beraktivitas ringan namun memiliki waktu untuk beraktivitas sedang hingga berat yang teratur. Misalnya kegiatan harian yang dilakukan selama 1 jam (langsung atau bertahap dalam hari yang sama) baik sedang maupun berat seperti jogging, berlari, aerobic yang dapat meningkatkan PAL dari 1.55 (ringan) menjadi 1.75 (sedang). Terakhir orang yang tergolong beraktivitas berat bila orang tersebut dalam kesehariannya melakukan aktivitas yang mengeluarkan banyak energi seperti berenang dan menari selama 2 jam, mencangkul, berjalan kaku dengan beban yang berat (WHO/FAO 2003). Level aktivitas fisik yang rendah juga menjadi faktor penting dalam penambahan berat badan. Hal ini terjadi karena perubahan gaya hidup (tidak sempat berolahraga, memiliki pekerjaan yang dilakukan dengan duduk terus menerus, dan memiliki anak), penuaan, dan mengidap suatu penyakit. Urbanisasi, kemakmuran, dan modernisasi gaya hidup menimbulkan perubahan pada pola aktivitas fisik. Gaya hidup modern membuat berkurangnya aktivitas fisik sehari-hari (Mann & Stewart 2007). Sebanyak 25% remaja berumur 11-15
8
tahun di barat daya dan barat laut inggris melakukan 60 menit aktivitas sedang hingga berat per hari dan 23.7% dari seluruh remaja memiliki status gizi obesitas atau overweight. Remaja yang memiliki tingkat aktivitas sedang hingga berat yang rendah memiliki konsekuensi mengalami masalah kesehatan masyarakat, salah satunya kelebihan berat badan (Boyle et al. 2010). Menurut Supariasa (2001) status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Secara umum status gizi diukur secara antropometri yang artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berikut merupakan klasifikasi status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang dikeluarkan oleh WHO (2007). Tabel 1 Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT (Indeks Massa Tubuh) 2 Status gizi IMT (kg/m ) Underweight <18.5 Normal 18.5-24.9 Overweight ≥25.0 Pra-obes 25.0-29.9 Obesitas ≥30.0 Obesitas kelas I 30.0-34.9 Obesitas kelas II 35.0-39.9 Obesitas kelas III ≥40.0 Sumber : WHO (2007) dalam Gibney et al. (2008)
Menurut penelitian Weiss et al. (2007) ditemukan bahwa peningkatan IMT berhubungan dengan penurunan aktivitas fisik jangka panjang (LTPA), dimana antara IMT dan aktivitas fisik memiliki hubungan yang saling mempengaruhi. Kurang aktivitas fisik dapat meningkatkan IMT, yang dimana peningkatan IMT tersebut dapat menurunkan tingkat aktivitas fisik. Peningkatan IMT ini juga berhubungan dengan peningkatan resiko dari orthopaedic, CVD, dan diabetes tipe II yang dapat menurunkan kemampuan untuk beraktivitas/latihan. Penelitian ini juga menyatakan bahwa perempuan lebih mungkin dibandingkan laki-laki menjadi tidak aktif. Casperson et al. (2000) dalam Weiss et al. (2007) melaporkan bahwa laki-laki mengalami penurunan lebih besar dalam tingkat aktivitas fisik selama masa remaja, sedangkan perempuan lebih rendah tingkat aktivitas sepanjang masa dewasa. WHO (2000) menyatakan bahwa perempuan cenderung mengalami peningkatan penyimpanan lemak. Simpanan ini berguna untuk meningkatkan pertumbuhan seksual pada perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
9
perempuan cenderung mengonsumsi sumber karbohidrat yang lebih kuat sebelum masa pubertas, sementara laki-laki cenderung mengonsumsi makanan yang kaya protein. Tetapi penelitian yang dilakukan oleh Proper et al. (2006) menyatakan bahwa laki-laki secara signifikan lebih berkemungkinan untuk menjadi overweight atau obesitas daripada perempuan, karena laki-laki cenderung untuk menghabiskan lebih banyak waktu untuk bersantai pada saat akhir minggu atau waktu senggang dibandingkan perempuan. Usia yang lebih tua meningkatkan kemungkinan menjadi tidak aktif sekitar 2% per tahun. Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa peningkatan terbesar dalam tingkat aktivitas terjadi selama masa remaja dan menurun sepanjang masa dewasa. Sallis (2000) dalam Weiss et al. (2007) menyatakan hubungan antara usia dengan tingkat aktivitas, sebagian dikarenakan faktor biologis yang menurun dengan bertambahnya usia yang diamati di seluruh populasi.
Konsumsi Pangan Konsumsi pangan merupakan banyaknya atau jumlah pangan, secara tunggal maupun beragam, yang dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan sosiologis. Tujuan fisiologis adalah upaya untuk memenuhi keinginan makan (rasa lapar) atau untuk memperoleh zat-zat gizi yang diperlukan tubuh. Tujuan psikologis adalah untuk memenuhi kepuasan emosional atau selera, sedangkan tujuan sosiologis adalah untuk memelihara hubungan manusia dalam keluarga dan masyarakat (Sedioetama 1996). Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi yang selanjutnya bertindak menyediakan energi bagi tubuh, mengatur proses metabolisme, memperbaiki jaringan tubuh serta untuk pertumbuhan (Harper et al.1986 dalam Maulad 2010). Konsumsi, jumlah dan jenis pangan dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Harper et al. (1986) dalam Maulad (2010), faktor-faktor yang sangat mempengaruhi konsumsi pangan adalah jenis, jumlah produksi dan ketersediaan pangan. Untuk tingkat konsumsi, lebih banyak ditentukan oleh kualitas dan kuantitas pangan yang dikonsumsi (Sedioetama 1996). Kualitas pangan mencerminkan adanya zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh yang terdapat dalam bahan pangan, sedangkan kuantitas pangan mencerminkan jumlah setiap gizi dalam suatu bahan pangan. Untuk mencapai keadaan gizi yang baik, maka unsur kualitas dan kuantitas harus dapat terpenuhi. Dalam aspek gizi, tujuan
10
mengkonsumsi makanan dan minuman adalah untuk memperoleh sejumlah zat gizi yang diperlukan oleh tubuh (Hardinsyah & Martianto 1989). Perilaku konsumsi makanan dan minuman dapat dirumuskan sebagai cara atau tindakan yang dilakukan oleh individu, keluarga atau masyarakat di dalam pemilihan makanannya yang dilandasi oleh pengetahuan dan sikapnya terhadap makanan tersebut (Susanto 1993 dalam Maulad 2010). Pola konsumsi makanan dan minuman dipengaruhi oleh banyak faktor, tidak hanya faktor ekonomi tetapi juga faktor budaya, ketersediaan, pendidikan, gaya hidup, dan sebagainya. Walaupun selera dan pilihan masyarakat didasari pada nilai-nilai sosial, ekonomi, budaya, agama, pengetahuan serta aksesibilitas, namun kadang-kadang unsur prestise menjadi sangat menonjol. Pola konsumsi makanan dan minuman remaja dapat dipengaruhi pola konsumsi teman sebaya. Remaja lebih mudah menerima satu jenis makanan dan minuman yang relatif baru dari orang-orang yang merupakan teman dekatnya, mereka lebih senang makan dan minum bersama orang yang dekat dengan mereka. Penilaian konsumsi makanan dan minuman dilakukan sebagai cara untuk mengukur keadaan konsumsi makanan dan minuman yang kadang-kadang merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menilai status gizi. Pada prinsipnya ada empat metode untuk menggali informasi konsumsi makanan dan minuman secara kuantitatif, yaitu metode inventaris, metode pendaftaran, metode mengingat-ingat, dan metode penimbangan (Suhardjo 2000).
Minuman Berkalori Air merupakan zat yang sangat esensial bagi kehidupan manusia. Tubuh manusia dewasa mengandung air 59% dari berat badan. Penentuan kebutuhan air ditentukan dengan metode keseimbangan antara keluaran air dengan konsumsi. Besarnya kebutuhan dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, suhu dan kelembaban lingkungan serta aktivitas fisik. Penentuan kebutuhan air untuk orang sehat dapat didasarkan pada usia, berat badan, konsumsi energi, dan luas permukaan tubuh (Proboprastowo & Dwiriyani 2004). Almatsier (2003) menyatakan bahwa konsumsi cairan terdiri atas air yang diminum, yang diperoleh dari makanan maupun minuman, serta air yang diperoleh sebagai hasil metabolisme. Sedangkan Sawka, Cheuvront, dan Charter (2005), total konsumsi cairan berasal dari air minum (drinking water), air pada minuman (water in beverages), dan air pada makanan.
11
Menurut Joan Koelemay, dari Beverage Institute, air merupakan gizi yang dibutuhkan tubuh yang berbentuk cair, air mineral, dan makanan. Semua itu merupakan kebutuhan yang essensial untuk menggantikan besarnya cairan yang keluar dalam aktivitas sehari-hari (Walker 2009). Jenis minuman yang biasa dikonsumsi yaitu air, susu, jus, sari buah, teh, kopi, minuman beralkohol, soft drink, dan minuman berenergi (peningkatan stamina) (Ahira 2010). Setiap minuman yang dikonsumsi tersebut memiliki kalori yang beragam. Kalori dalam minuman sudah terdaftar pada nutrition facts, namun kebanyakan orang belum banyak menyadari bahwa minuman berkalori memiliki kontribusi untuk konsumsi harian (Walker 2006). Pada populasi yang besar, konsumsi minuman berkalori sudah mencapai 20.1% untuk remaja dan 22.3% dari asupan energi di Meksiko (Barquera et al. 2008). Buah-buahan dan minuman fruitades (minuman yang dibuat dengan menambahkan air ke bubuk atau kristal), yang sama-sama manis, sering dikonsumsi dalam jumlah besar oleh balita dan anak-anak muda di Amerika Serikat (Malik et al. 2006). Perkiraan saat ini adalah bahwa rata-rata asupan energi gula penduduk Amerika 15.8% dari total energi dan bahwa sumber terbesar dari penambahan gula adalah minuman ringan nondiet, yang mencakup 47% dari total gula yang ditambahkan dalam makanan. Istilah ini meliputi minuman ringan soda bersama dengan minuman gula manis lainnya seperti minuman buah, limun, dan es teh. Istilah soda mencakup carbonated beverages seperti cola. Konsumsi minuman ini terbukti meningkat 135% antara 1977 dan 2001 (Malik et al. 2006). Pada penelitian Malik et al. (2006), diperkirakan selama ini, setiap hari konsumsi minuman berkalori di Amerika Serikat meningkat sebesar 83 Kal per orang, dimana 54 Kal / hari dari soda. Di Amerika Serikat, rata-rata, 12-oz [12 oz = 1 kaleng soda (atau 1 soda) = 1 porsi] soda menyediakan 150 Kal dan 40-50 gram gula dalam bentuk sirup jagung tinggi fruktosa [(HFCS) glukosa 45% dan 55% fruktosa], yang setara dengan 10 sendok teh gula meja. Jika kalori yang ditambahkan ke makanan khas AS tanpa mengurangi asupan dari sumber lain, 1 soda / hari bisa menyebabkan kenaikan berat badan 6.75 kg dalam satu tahun. Sejajar dengan pola konsumsi soda adalah bahwa konsumsi buahbuahan dan minuman fruitades (minuman yang dibuat dengan menambahkan air ke bubuk atau kristal), yang sama-sama manis dan sering dikonsumsi dalam jumlah besar oleh balita dan anak-anak muda. Dari total 83 Kal perhari
12
peningkatan konsumsi pemanis kalori, 13 Kal perhari diperkirakan berasal dari minuman buah. Konsumsi minuman-minuman buah dan soda tersebut hampir 81% dari peningkatan asupan kalori di seluruh pemanis pada dua dekade terakhir di Amerika Serikat. Asupan minuman berkalori dapat meningkatkan berat badan dan obesitas dengan peningkatan asupan energi secara keseluruhan (Malik et al. 2006). Gula merupakan salah satu kandungan dari minuman berkalori. Gula digunakan untuk mendeskripsikan karbohidrat sederhana, yaitu sukrosa. Sukrosa merupakan bentuk komersial dari gula tebu dan gula umbi serta gula yang biasanya digunakan untuk memasak. Secara kimia, sukrosa adalah disakarida yang terdiri dari dua monosakarida, yaitu fruktosa dan glukosa. Penyerapan yang terjadi di usus halus hanya terjadi jika molekul gula berbentuk monosakarida, oleh karena itu sukrosa dipecah menjadi bentuk monosakarida dalam saluran pencernaan. Setelah melalui proses pencernaan di saluran gastrointestinal, monosakarida dibawa melalui darah menuju hati dan jaringan lain (Mann & Stewart 2007). Selama beberapa periode, total asupan pemanis buatan meningkat dengan tajam. Peningkatan ini disebabkan oleh penggunaan pemanis buatan yang berasal dari jagung yang diproduksi dengan cara pemotongan pati jagung secara enzimatis. Pemanis jagung memiliki kesamaan rasa dengan sukrosa tetapi harganya lebih murah dibandingkan sukrosa. Pemanis buatan jagung digunakan dalam produksi beberapa jenis makanan, seperti soft drink, bahan makanan yang dikalengkan, jelly, selai, dan salad untuk makanan penutup (Pennington & Baker 1990). Asupan gula pada orang amerika menyumbang sekitar 20% rata-rata asupan kalori. Kelompok usia tertentu seperti remaja memiliki konsumsi minuman berkalori yang tinggi. Salah satu alasan konsumsi gula yang tinggi adalah rasa yang manis. Sebagian besar hewan mamalia, termasuk manusia, memiliki preferensi yang tinggi terhadap substansi yang memiliki rasa manis. Hal ini terlihat dari peninggalan sejarah berupa gambar-gambar di gua yang menceritakan mengenai kesukaan manusia purba kala terhadap madu, buah ara, dan
kurma
(Mann
&
Stewart
2007).
Menurut
WHO
(2003),
peneliti
merekomendasikan bahwa gula yang ditambahkan harus membentuk tidak lebih dari 10% dari total asupan makanan.
13
Penelitian di Afrika Selatan menunjukkan bahwa di antara remaja dan orang dewasa (lebih tua dari 10 tahun), persentase konsumsi gula yang ditambahkan dalam makanan dan minuman adalah dua kali lebih tinggi pada populasi perkotaan dibanding pedesaan dengan persentase 12.3% dibandingkan dengan 5.9% dari total asupan energi. Peneliti juga menyebutkan bahwa 33% populasi perkotaan mengkonsumsi minuman ringan berkarbonasi sementara pada daerah pedesaan hanya 3% (WHO 2003). Jenis Minuman Berkalori Bleich et al. (2009) membagi minuman berkalori ke dalam enam jenis, yaitu minuman bergula, jus, minuman diet, susu (termasuk yang memiliki rasa), kopi atau teh, dan alkohol. Minuman bergula terdiri dari soda, minuman olahraga, minuman berperisa buah, minuman rendah kalori, teh yang dimaniskan, dan minuman yang dimaniskan lainnya. Minuman bergula merupakan sumber kalori minuman tertinggi dibandingkan minuman lainnya. Pada tahun 1999-2004 dua pertiga orang dewasa (63%) mengkonsumsi minuman bergula dan memperoleh sumbangan energi 293 Kal tiap harinya. Pada periode tersebut, dewasa muda (dini) merupakan golongan prevalensi tertinggi (72%) yang mengkonsumsi minuman bergula dan memperoleh sumbangan energi 289 Kal tiap harinya. Pada penelitian Barquera et al. (2008), konsumsi dari minuman bergula (berkalori) di Meksiko tahun 2006 sudah mencapai 372 Kal untuk remaja dan 411 Kal untuk dewasa. Adapun kalori pada masing-masing jenis minuman berkalori yang dikonsumsi remaja diantaranya soft drink sebesar 85 Kal, teh dan kopi 34 Kal, Jus 69 Kal, sari buah kemasan 26 Kal, alkohol 67 Kal, susu full cream 86 Kal, dan minuman lainnya sebesar 9 Kal. Sedangkan pada dewasa, konsumsi energi untuk minuman berkalori seperti soft drink sebesar 88 Kal, teh dan kopi 35 Kal, Jus 72 Kal, sari buah kemasan 27 Kal, alkohol 69 Kal, susu full cream 86 Kal, dan minuman lainnya sebesar 8 Kal. Keputusan
Ka.Badan
POM (Pemeriksa
Obat
dan
Makanan)
No.
HK.00.05.52.4040 Tanggal 9 0ktober 2006 tentang Kategori Pangan menetapkan kategori minuman sebagai berikut :
14
Tabel 2 Kategori minuman menurut BPOM No 1
2
Kategori Minuman produk susu
Minuman tidak termasuk produk susu
Sub kategori 1. Susu dan minuman berbasis susu
2. Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim renin (plain) 3. Susu kental dan analognya (plain) 4. Krim (plain) dan sejenisnya 5. Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk analog (plain) 6. Keju dan keju analog 7. Makanan pencuci mulut berbahan dasar susu 8. Whey dan produk whey 1. Minuman ringan tidak beralkohol
Jenis 1. Susu dan buttermilk (plain) Susu segar Susu pasteurisasi Susu UHT (Ultra High Temperature) Susu steril Susu tanpa lemak atau susu skim Susu rendah lemak Susu rekonstitusi Susu rekombinasi Susu lemak nabati/susu minyak nabati (Filled Milk) Susu lemak nabati rendah lemak/susu minyak nabati rendah lemak Susu lemak nabati tanpa lemak/susu minyak nabati tanpa lemak Buttermilk (plain) Dadih 2. Minuman berbasis susu yang berperisa dan/atau difermentasi - Minuman susu berperisa - Minuman mengandung susu - Minuman susu fermentasi berperisa - Minuman yoghurt berperisa - Lassi 1. Susu fermentasi (plain) 2. Susu yang digumpalkan dengan enzim renin (plain) 1. Susu kental (plain) 2. Krimer minuman (bukan susu)
1. 2. 3. 4.
Air minum Sari buah dan sari sayuran Nektar buah dan nektar sayur Minuman berbasis air berperisa, termasuk minuman olahraga atau elektrolit dan minuman berpartikel 5. Minuman yang disiapkan sebagai hasil ekstraksi berbasis air atau hasil pencelupan seperti kopi, teh, seduhan herbal, minuman biji-bijian dan sereal panas
2. Minuman beralkohol
Kalori dalam cairan kurang diperhitungkan dibandingkan dengan kalori dari makanan padat (Bleich et al. 2009). Minuman soda dengan kadar gula tinggi memiliki kandungan air yang tinggi dan bobot energi yang rendah.
15
Densitas energi yang rendah tidak memiliki dampak perbandingan pada kepuasan dan asupan makanan ad libitum. Efek fisiologis asupan energi terhadap kekenyangan terlihat berbeda antara makanan padat dan cairan. Energi dari minuman berkalori (yang umumnya memiliki kandungan gula tinggi) kurang dirasakan dibandingkan asupan energi dari makanan padat karena berkurangnya penggelembungan lambung dan waktu transit yang lebih cepat. Konsumsi minuman soda dengan kadar gula tinggi dalam jumlah yang melebihi batas normal memberikan asupan energi yang tinggi pula yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kenaikan berat badan (Gibney et al. 2008). Berdasarkan hasil penelitian Bleich et al. (2009) diketahui bahwa konsumsi minuman berkalori memiliki hubungan dengan epidemik obesitas. Hal ini terlihat dari meningkatnya asupan energi yang berasal dari soft drink dan minuman dengan rasa buah sejak tahun 1977 sampai 2001 menjadi 135% yang diikuti dengan berlipat gandanya prevalensi obesitas. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa persentase kalori dari minuman berkalori meningkat melebihi 50%.
16
KERANGKA PEMIKIRAN Karakteristik individu merupakan informasi dari subjek yang meliputi umur dan jenis kelamin. Karakteristik individu dapat mempengaruhi aktivitas fisik dan konsumsi pangan seseorang. Aktivitas fisik merupakan berbagai kegiatan fisik tubuh yang dilakukan oleh remaja dan dewasa dalam kehidupan sehari-hari. Setiap individu memiliki ciri khas tersendiri, sehingga setiap individu memiliki tingkat aktivitas yang berbeda. Konsumsi pangan seseorang dapat dipengaruhi langsung oleh karakteristik individu dan tingkat aktivitas fisik. Selain karakteristik individu, konsumsi pangan juga dipengaruhi oleh karakteristik sosial ekonomi keluarga yaitu jumlah anggota keluarga, pengeluaran air minum, dan pengeluaran rumah tangga perbulan. Konsumsi pangan dapat mencerminkan konsumsi energi. Setiap individu memiliki ciri tersendiri dalam konsumsi pangan. Kebutuhan pangan seseorang dapat dipenuhi dari makanan maupun minuman. Pangan yang berasal dari minuman dapat dibedakan menjadi dua, yaitu minuman berkalori dan tidak berkalori. Minuman berkalori merupakan minuman yang dikonsumsi oleh seseorang dan memiliki sejumlah energi (kalori) sehingga dapat berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan energi sehari. Sedangkan minuman tidak berkalori merupakan jenis minuman yang tidak memiliki energi (kalori) seperti air putih. Pemenuhan energi sehari yang berasal dari makanan dan minuman didapatkan dari penjumlahan kalori konsumsi pangan individu dalam sehari. Sehingga kontribusi dari minuman berkalori dalam konsumsi energi pada individu baik remaja maupun dewasa dapat dihitung dari jumlah energi yang telah dikonsumsi (Gambar 1).
17
Karakteristik sosial ekonomi Karakteristik individu
keluarga
Aktivitas Fisik
Konsumsi Pangan
Minuman
Makanan
Minuman
Minuman tidak
berkalori
berkalori
Energi
Energi Minuman
Makanan
Berkalori
Total konsumsi energi sehari
Gambar 1 Kerangka pemikiran kontribusi minuman berkalori terhadap total konsumsi energi
Keterangan gambar : : variabel yang diteliti : variabel yang tidak diteliti : hubungan yang diteliti : hubungan yang tidak diteliti
18
METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi Berbeda yang dilaksanakan oleh THIRST (The Indonesian Regional Hydration Study). Wilayah penelitian ini terdiri atas enam lokasi yaitu Bandung Barat (Jawa Barat), Jakarta Utara (DKI Jakarta), Malang dan Surabaya (Jawa Timur), serta Malino dan Makasar (Sulawesi Selatan). Pengumpulan data penelitian THIRST dilakukan pada bulan Oktober-November tahun 2008 dan bulan Oktober-Novermber tahun 2009. Tahun pertama dilakukan di Jakarta Utara dan Bandung Barat, dan tahun kedua di empat lokasi lainnya (Hardinsyah dkk 2010). Pengolahan, analisis, dan interpretasi data dilakukan pada bulan April-Juli 2011 di Kampus IPB Darmaga Bogor, Jawa Barat. Jumlah dan Cara Penarikan Subjek Responden subjek pada penelitian ini adalah kelompok remaja (laki-laki dan perempuan) berusia 15-18 tahun dan dewasa (laki-laki dan perempuan) berusia 25-55 tahun yang bermukim di lokasi penelitian. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah 1) remaja (umur 15-18 tahun) dan dewasa (25-55 tahun), 2) bermukim atau menghabiskan sebagian besar waktunya di lokasi penelitian, 3) secara fisik sehat, dan 4) bersedia diambil urin dan mengikuti kegiatan penelitian sampai selesai. Kriteria ekslusi yang digunakan adalah tidak mengalami keluhan kesehatan, tidak mempunyai riwayat ginjal, hati dan diabetes. Kriteria ekslusi ditentukan berdasarkan pemeriksaan dokter. Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus perhitungan jumlah sampel minimal penelitian cross sectional study dengan mempertimbangkan proporsi dehidrasi diasumsikan sebesar 30%, seperti berikut: n ≥ za2 x p (1 – p)/d2 n = jumlah sampel minimum za2 = 1.96 p = 0.3 atau 30% (Manz & Wentz 2005) d = perkiraan akurasi prediksi (0.1) Berdasarkan rumus perhitungan tersebut, jumlah responden minimum untuk tiap jenis kelamin di masing-masing lokasi penelitian adalah 41. Jumlah
19
tersebut dibulatkan menjadi 50 untuk meningkatkan ketepatan penelitian, sehingga jumlah sampel menjadi 50 orang untuk tiap kelompok umur dan jenis kelamin. Setelah mempertimbangkan dua kelompok jenis kelamin, dua kelompok umur dan dua lokasi penelitian, maka jumlah total sampel yang menjadi subjek penelitian adalah 50 x 2 (jenis kelamin) x 2 (kelompok umur) x 6 (lokasi penelitian) yaitu 1200 subjek. Melalui pertimbangan bahwa kelompok usia remaja (15-18 tahun) merupakan pelajar SMU, maka cara yang paling mudah dan tepat (secara teknis dan ekonomi) adalah dengan memilih SMU dan institusi/lembaga pendidikan dengan jumlah siswa yang banyak di masing-masing lokasi penelitian. Penelitian ini juga mencakup responden dari golongan usia dewasa. Pemilihan responden dewasa dilakukan dengan cara memilih guru dan karyawan sekolah yang berusia 25-55 tahun yang berada di semua lokasi penelitian. Subyek akhir yang diperoleh dan diolah dalam penelitian ini berjumlah 606 orang untuk remaja dan 594 orang untuk dewasa. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data dari penelitian ini sebagian merupakan data penelitian THIRST (Hardinsyah dkk 2010) yang diperoleh dalam bentuk electronic file. Tabel 3 berikut merupakan daftar jenis dan cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian. Tabel 3 Aspek, cakupan data, dan metode yang digunakan dalam pengumpulan data Aspek Cakupan Metode Sosial-ekonomiKarakteristik individu dan keluarga Kuisioner diisi sendiri demografi (umur, jenis kelamin, ukuran, diawali penjelasan pengeluaran minum dan pengeluaran keluarga) Aktivitas fisik Jenis, durasi dan frekuensi aktivitas Kuesioner diisi sendiri fisik dan olahraga selama enam hari diawali penjelasan Status gizi Berat badan dan tinggi badan Pengukuran langsung menggunakan timbangan analog dan microtoise untuk tinggi badan Asupan makanan Jenis, jumlah, dan frekuensi minuman Wawancara selama 7 hari dan minuman dan makanan (semi FFQ) Kebiasaan minum Kesukaan minuman dan jenis Kuisioner diisi sendiri air dan minuman minuman berkalori yang sering diawali penjelasan diminum.
Pada tabel disebutkan bahwa data terdiri atas variabel karakteristik individu dan keluarga, aktivitas fisik, status gizi, konsumsi makanan dan minuman serta kebiasaan minum. Penelitian sekunder ini menggunakan beberapa data yang memungkinkan dalam analisis mengenai konsumsi
20
minuman berkalori. Data dan peubah pada penelitian THIRST yang digunakan terdapat pada Lampiran 1. Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan menggunakan program komputer Microsoft Office Excel dan SPSS 16 for Windows. Proses pengolahan meliputi coding, entry, dan analisis. Besar Keluarga. Data besar keluarga diperoleh dengan menanyakan kepada subjek jumlah anggota keluarganya. Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan menjadi keluarga kecil (≤4 orang), keluarga sedang (5-6 orang), dan keluarga besar (≥7 orang) (Hurlock 2004). Pengeluaran Rumah Tangga. Data pengeluaran rumah
tangga
merupakan data keluarga yang terdiri dari pengeluaran pangan dan non pangan. Jenis variabel pengeluaran adalah kelompok dengan interval < Rp 1 000 000, Rp 1 000 000 - Rp 1 999 999, Rp 2 000 000 – Rp 3 999 999, dan ≥ Rp 4 000 000. Pengeluaran Minum. Data pengeluaran minum merupakan data individu subjek mengenai pengeluaran yang dilakukan khususnya untuk minuman yang dikonsumsi. Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan menjadi dua, yaitu < Rp 100 000 dan ≥ Rp 100 000. Status Gizi. Status gizi remaja dihitung berdasarkan standar penilaian status gizi berdasarkan IMT menurut umur. Berikut merupakan rumus perhitungan IMT dan standar penilaian status gizi remaja dan dewasa (WHO 2007) IMT =
( ( )
) ( )
Tabel 4 Kategori status gizi remaja berdasarkan IMT menurut umur Umur (Tahun) 14 15 16 17 18
Kurus < 16.0 < 16.5 < 17.1 < 17.5 < 17.9
Laki-laki Normal 16.0 – 21.9 16.5 – 22.8 17.1 – 23.7 17.5 – 24.4 17.9 – 25.0
Gemuk > 21.9 > 22.8 > 23.7 > 24.4 > 25.0
Kurus < 16.0 < 16.5 < 16.8 < 17.0 < 17.1
Perempuan Normal 16.0 – 22.9 16.5 – 23.7 16.8 – 24.2 17.0 – 24.7 17.1 – 24.9
Gemuk > 22.9 > 23.7 > 24.2 > 24.7 > 24.9
Nilai indeks massa tubuh (IMT) yang normal untuk dewasa berkisar antara 18.5-24.9. Responden dikatakan kurus (Kekurangan Energi Kronis/KEK) bila nilai IMT nya < 18.5 dan mengalami kegemukan bila ≥ 25 (WHO 2007). Aktivitas fisik diketahui melalui kombinasi metode tiga hari recall dan metode tiga hari record yang dilakukan pada hari yang berbeda, yaitu pada hari
21
sekolah dan hari libur. Pengukuran aktivitas fisik dilakukan terhadap jenis aktivitas yang dilakukan subyek dan lama waktu melakukan aktivitas dalam sehari. WHO/FAO (2003) menyatakan bahwa aktivitas fisik adalah variabel utama setelah angka metabolisme basal dalam penghitungan pengeluaran energi. Berdasarkan WHO/FAO (2003), besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam PAL (Physical Activity Level) atau tingkat aktivitas fisik. PAL merupakan besarnya energi yang dikeluarkan (kkal) per kilogram berat badan dalam 24 jam. Nilai PAR (Physical Activity Rate) untuk berbagai jenis aktivitas dan tingkat aktivitas fisik menurut WHO/FAO (2004) tercantum dalam Lampiran 2. PAL ditentukan dengan rumus sebagai berikut : PAL = Keterangan:
∑ (PAR i × Wi) 24 jam
PAL
: Physical activity level (tingkat aktivitas fisik)
PARi
: Physical activity rate (jumlah energi yang dikeluarkan untuk tiap jenis aktivitas per jam)
Wi
: Alokasi waktu tiap aktivitas
Perhitungan di atas dijelaskan dengan contoh kasus sebagai berikut : Seorang perempuan yang memiliki 8 jam waktu tidur (8 x 1.0 = 8), 4 jam waktu melakukan pekerjaan rumah tangga (4 x 1.7 = 6.8), 4 jam waktu menonton televisi (4 x 1.4 = 5.6), dan 8 jam waktu bekerja (8 x 1.5 = 12). Total PAL selama 24 jam diperoleh dengan menjumlahkan seluruh hasil perkalian waktu (jam) dan PAR sehingga diperoleh nilai PAL selama 24 jam adalah 32.4 kkal. Rata-rata nilai PAL selama 24 jam adalah 1.40 kkal/jam. Hal ini berarti perempuan tersebut memiliki tingkat aktivitas fisik ringan. Tabel 5 Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL Kategori Ringan Sedang Berat
Kebiasaan Minum. Kebiasaan
Nilai PAL 1.40-1.69 1.70-1.99 2.00-2.40
minum subjek meliputi kesukaan
minuman serta alasannya dan jenis minuman yang sering diminum. Kesukaan minum subjek dibedakan menjadi dua, yaitu menyukai air putih dan menyukai minuman lainnya. Alasan menyukai minuman lainnya terdiri dari rasa, keamanan, harga, kemudahan, gengsi, dan lainnya. Sedangkan untuk pemilihan tiga jenis minuman yang sering diminum subjek dibedakan menjadi 17 kategori yaitu teh kemasan, kopi kemasan, teh tanpa kemasan, kopi tanpa kemasan, minuman berkarbonasi, minuman elektrolit, jus/sari buah kemasan, jus/sari tanpa
22
kemasan, minuman serbuk aneka rasa, aneka es buah/campur/kelapa, minuman jelly, susu tanpa kemasan, susu kemasan, susu kedelai, yogurt/probiotik, sirup, dan minuman lainnya. Kebutuhan Energi. Kebutuhan energi dihitung berdasarkan Angka Kecukupan Energi dalam WNPG VIII tahun 2004 yang didasarkan pada Oxford Equation. Angka kecukupan energi merupakan jumlah rata-rata energi yang dibutuhkan dalam suatu populasi. Kebutuhan energi individu pada penelitian ini diperoleh dengan menghitung kebutuhan energi sesuai berat badan aktual berdasarkan energi basal metabolisme (EBM) yang dikoreksi dengan PAL dan Thermal Energy Food (10% dari EBM). EMB yang digunakan adalah berdasarkan oxford equation dalam WNPG (2004):
EMB laki-laki berumur 19-29 tahun
= 16.8 BB + 498 Kal
EMB laki-laki berumur 30-49 tahun
= 16.0 BB + 462 Kal
EMB laki-laki berumur 50-64 tahun
= 16.0 BB + 462 Kal
EMB perempuan berumur 19-29 tahun
= 13.4 BB + 517 Kal
EMB perempuan berumur 30-49 tahun
= 9.59 BB + 687 Kal
EMB perempuan berumur 50-64 tahun
= 9.59 BB + 687 Kal
Pada angka kebutuhan energi (AKE) remaja dihitung dari umur, aktivitas fisik (PAL), berat badan (BB), dan tinggi badan (TB) serta Thermal Energy Food (10% dari EBM) menggunakaan rumus dari WNPG (2004), yaitu: [(88.5 - 61.9U) + 26.7 BB (PAL) + 903 TB + 25] x 10% EBM Kal Konsumsi Energi. Data meliputi jenis dan jumlah makanan dan minuman. Asupan energi total dan energi dari minuman berkalori dihitung berdasarkan kandungan energi dalam DKBM, kandungan gizi makanan dan minuman komersial berlabel menggunakan kandungan tercantum pada label (Lampiran 4). Rumus yang digunakan untuk mengetahui kandungan energi makanan yang diasupan adalah (Hardinsyah & Briawan 1994): KGij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100) Keterangan : KGij
: Jumlah energi dari bahan makanan/pangan j yang dikonsumsi
Bj
: Berat makanan j yang dikonsumsi (gram)
Gij
: Kandungan energi dalam 100 gram BDD bahan makanan j
BDDj
: Persen bahan makanan j yang dapat dimakan
Tingkat Konsumsi Energi. Konsumsi energi dibandingkan dengan kebutuhan sehingga dapat dilakukan penilaian tingkat konsumsi energi terhadap
23
kebutuhan. Jenis variabel tingkat konsumsi adalah kategori. Rumus yang digunakan adalah: Tingkat konsumsi energi =
× 100%
Penilaian tingkat konsumsi energi diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu rendah (<85%), cukup (85-115%), dan tinggi (≥115%). Sedangkan untuk penilaian konsumsi minuman berkalori menggunakan batas penambahan gula 10% pada total konsumsi (WHO 2003). Angka kecukupan energi rata-rata untuk remaja dan dewasa adalah 2000 Kal sehingga konsumsi gula pada penambahan minuman dan makanan masing-masing disarankan tidak lebih dari 100 Kal. Konsumsi gula dari minuman dibagi menjadi tiga, yaitu rendah (<100 Kal), sedang (100-200 Kal), dan tinggi (>200 Kal). Hasil pengolahan data selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan statistik. Analisis deskriptif (persentase dan rata-rata) dilakukan terhadap data karakteristik sosial ekonomi, aktivitas fisik, status gizi, serta konsumsi makanan dan minuman. Uji statistik menggunakan uji beda (Uji t) dan uji Pearson. Uji beda digunakan untuk mengetahui perbedaan dari setiap variabel pada penelitian ini yaitu karakteristik sosial ekonomi, aktivitas fisik, konsumsi minuman pada remaja dan dewasa. Hubungan antar variabel yang dianalisis dengan uji korelasi Pearson yaitu analisis hubungan antara konsumsi minuman berkalori dengan total konsumsi energi pada remaja dan dewasa.
24
Definisi Operasional Remaja adalah siswa-siswi (15-18 tahun) dari SMU yang dijadikan sebagai subjek dalam penelitian. Dewasa adalah staf pengajar dan pegawai SMU (25-55 tahun) yang dijadikan sebagai subjek dalam penelitian. Karakteristik individu adalah informasi seputar subjek yang diwawancarai yang meliputi umur dan jenis kelamin. Karakteristik sosial ekonomi keluarga adalah informasi tentang keluarga subjek yang meliputi jumlah anggota keluarga, pengeluaran minum perminggu, dan pengeluaran rumah tangga perbulan. Pengeluaran rumah tangga adalah pengeluaran yang terdiri dari pengeluaran pangan dan non pangan dalam rumah tangga (Rp/bulan). Pengeluaran minum adalah alokasi uang yang dikeluarkan untuk konsumsi minuman selama satu minggu (Rp/minggu). Aktivitas fisik adalah kegiatan dan pekerjaan yang dilakukan dari waktu ke waktu setiap hari yang dinyatakan jam/hari dan PAL. Aktivitas fisik pada penelitian ini adalah aktivitas fisik ringan, sedang, atau berat yang diukur secara recall dan record selama enam hari. Kesukaan minum adalah perilaku individu yang berhubungan dengan kesukaan minum dan jenis minuman yang sering diminum subjek. Konsumsi pangan adalah jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh subjek yang diukur dengan metode semi quantitative FFQ (Food Frequency Quisioner) selama tujuh hari serta dinyatakan dalam gram dan miliLiter. Konsumsi energi adalah keseluruhan asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh subjek dan dihitung berdasarkan kandungan energi yang terdapat pada DKBM (Daftar Kandungan Bahan Makanan) dan atau tercantum pada label makanan dan minuman komersial. Minuman Berkalori (calory beverage) adalah minuman yang memiliki kandungan energi baik berasal dari gula intrinsik atau gula tambahan, misalnya jus/sari buah tanpa kemasan, jus/sari buah kemasan, aneka es buah/campur/kelapa, minuman serbuk, minuman jelly, susu tanpa kemasan, susu kemasan, yogurt/probiotik, susu kedelai, teh tanpa kemasan, kopi tanpa kemasan, teh kemasan, kopi kemasan, minuman berkarbonasi, dan minuman elektrolit.
25
Konsumsi energi minuman berkalori adalah keseluruhan asupan minuman yang dikonsumsi subjek yang memiliki kandungan energi. Minuman Manis Bergula (Sugary Sweetened Beverages) adalah jenis minuman yang ditambahkan pemanis seperti gula. Jus/sari buah tanpa kemasan adalah minuman yang berasal dari buah segar, baik yang pembuatannya menggunakan blender ataupun alat peras misalnya pada pembuatan es jeruk. Soft drink adalah minuman berkarbonasi seperti Coca Cola, Fanta, Sprite, Pepsi, dan sebagainya. Minuman elektrolit adalah minuman mengandung mineral yang terlarut dalam air, seperti Pocari Sweat, Mizone, Vita Zone, dan lain-lain. Kontribusi energi minuman berkalori adalah persentase energi dari minuman berkalori terhadap total konsumsi energi. Total konsumsi energi adalah keseluruhan asupan energi subjek baik dari energi makanan maupun minuman.
26
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sosial Ekonomi, Aktivitas Fisik, dan Status Gizi Karakteristik sosial ekonomi subjek terdiri dari karakteristik individu dan keluarga. Karakteristik individu remaja dan dewasa meliputi umur dan jenis kelamin. Karakteristik keluarga terdiri dari besar keluarga, pengeluaran minuman perbulan, dan pengeluaran rumah tangga perbulan. Sebaran subjek berdasarkan karakteristik individu dan keluarga pada remaja dan dewasa dapat dilihat pada Tabel 6. Subjek dari penelitian ini terdiri dari remaja (siswa dan siswi SMU) dan dewasa (guru dan staf pegawai) yang tersebar di enam lokasi penelitian. Ratarata umur remaja yaitu 15.9 ± 0.9 tahun, sedangkan dewasa memiliki rata-rata yaitu 40.3 ± 9.4 tahun, sehingga total rata-rata umur subjek yaitu 28.0 ± 13.9 tahun. Rata-rata umur subjek untuk remaja laki-laki dan perempuan yaitu 15.9 ± 0.9 tahun. Rata-rata umur subjek untuk dewasa laki-laki yaitu 40.0 ± 9.5 tahun dan untuk dewasa perempuan memiliki rata-rata yaitu 40.7 ± 9.3 tahun. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak (keluarga inti). Pada penelitian ini, besar keluarga merupakan keseluruhan jumlah anggota keluarga subjek yang tinggal dalam satu rumah. Rata-rata besar keluarga untuk subjek baik remaja maupun dewasa yaitu 5 ± 2 orang. Hampir sebagian besar jumlah keluarga subjek 2-4 orang (45.7%). Pengeluaran minuman merupakan uang yang dikeluarkan subjek untuk mengonsumsi minuman dalam satu bulan. Rata-rata pengeluaran konsumsi minuman perbulan pada remaja yaitu Rp 68 667 ± 52 219 dengan sebagian besar persentase untuk pengeluaran ≤ Rp 100 000 (79.7%). Pada subjek dewasa, rata-rata pengeluaran konsumsi minuman perbulan lebih tinggi dibanding dengan remaja yaitu Rp 95 641 ± 108 045 dengan persentase untuk pengeluaran ≤ Rp 100 000 sebesar 69.0%. Pengeluaran rumah tangga subjek terdiri dari pangan dan non pangan. Pengeluaran rumah tangga perbulan dibedakan menjadi empat kelompok yaitu < Rp 1 000 000, Rp 1 000 000 - Rp 1 999 999, Rp 2 000 000 – Rp 3 999 999, dan ≥ Rp 4 000 000. Pada remaja dan dewasa, sebagian besar memiliki pengeluaran rumah tangga perbulan interval Rp 1 000 000 - Rp 1 999 999 dengan persentase masing-masing 44.7% dan 39.6%.
27
Tabel 6 Sebaran subjek berdasarkan karakteristik individu dan keluarga pada remaja dan dewasa menurut jenis kelamin No 1 2
3
4
1 2
3
4
1 2
3
4
Karakteristik Laki-laki Umur (tahun) Besar keluarga a. 2-4 orang b. 5-6 orang c. ≥ 7 orang Pengeluaran minuman (Rp/bulan) a. ≤ 100.000 b. > 100.000 Pengeluaran rumah tangga (Rp/bulan) a. <1 juta b. 1 – 1.9 juta c. 2 – 3.9 juta d. ≥ 4 juta Total Perempuan Umur (tahun) Besar keluarga a. 2-4 orang b. 5-6 orang c. ≥ 7 orang Pengeluaran minuman (Rp/bulan) a. ≤ 100.000 b. > 100.000 Pengeluaran rumah tangga (Rp/bulan) a. <1 juta b. 1 – 1.9 juta c. 2 – 3.9 juta d. ≥ 4 juta Total Laki-laki + Perempuan Umur (tahun) Besar keluarga a. 2-4 orang b. 5-6 orang c. ≥ 7 orang Pengeluaran minuman (Rp/bulan) a. ≤ 100.000 b. > 100.000 Pengeluaran rumah tangga (Rp/bulan) a. <1 juta b. 1 – 1.9 juta c. 2 – 3.9 juta d. ≥ 4 juta Total
Remaja
Dewasa
15.9 ± 0.9 40.0 ± 9.5 5±2 5±2 129 (42.9) 140 (50.5) 138 (45.8) 105 (37.9) 34 (11.3) 32 (11.6) 61 410 ± 50 566 109 370 ± 123 410
Total 27.4 ± 13.7 5±2 269 (46.5) 243 (42.0) 66 (11.4) 84 394 ± 95 862
254 (84.4) 47 (15.6)
171 (61.7) 106 (38.3)
425 (73.5) 153 (26.5)
86 (28.6) 130 (43.2) 64 (21.3) 21 (6.9) 301 (100.0)
76 (27.4) 121 (43.7) 69 (24.9) 11 (4.0) 277 (100.0)
162 (28.0) 251 (43.4) 133 (23.0) 32 (5.5) 578 (100.0)
15.9 ± 0.9 5±2 118 (38.7) 142 (46.6) 45 (14.7) 75 829 ± 52 914
40.7 ± 9.3 5±2 161 (50.8) 115 (36.3) 41 (12.9) 83 644 ± 91 076
28.5 ± 14.0 5±2 279 (44.8) 257 (41.3) 86 (13.8) 79 812 ± 74 878
229 (75.1) 76 (24.9)
239 (75.4) 78 (24.6)
468 (75.2) 154 (24.8)
71 (23.3) 141 (46.2) 82 (26.9) 11 (3.6) 305 (100.0)
58 (18.3) 114 (36.0) 111 (35.0) 34 (10.7) 317 (100.0)
129 (20.7) 255 (41.0) 193 (31.0) 45 (7.2) 622 (100.0)
15.9 ± 0.9 5±2 247 (40.7) 280 (46.2) 79 (13.1) 68 667 ± 52 219
40.3 ± 9.4 5±2 310 (52.2) 201 (33.8) 83 (14.0) 95 641 ± 108 045
28.0 ± 13.9 5±2 548 (45.7) 500 (41.6) 152 (12.7) 82 019 ± 85 624
483 (79.7) 123 (20.3)
410 (69.0) 184 (31.0)
893 (74.4) 307 (25.6)
157 (25.9) 271 (44.7) 146 (24.1) 32 (5.3) 606 (100.0)
133 (22.4) 238 (40.1) 156 (26.3) 67 (11.2) 594 (100.0)
291 (24.2) 506 (42.2) 326 (27.2) 77 (6.4) 1200 (100.0)
Pada uji statistik (uji t) membuktikan bahwa besar keluarga, pengeluaran minuman, dan pengeluaran rumah tangga subjek terdapat perbedaan yang nyata (signifikan) antara remaja dan dewasa (p<0.05). Pada remaja laki-laki dan perempuan tidak terdapat perbedaan pada besar keluarga, demikian juga pada dewasa laki-laki dan perempuan. Namun, pengeluaran minuman pada laki-laki
28
dan perempuan remaja maupun dewasa terdapat perbedaan yang nyata. Sedangkan pada pengeluaran rumah tangga untuk subjek remaja laki-laki dan perempuan tidak terdapat perbedaan, berbeda dengan dewasa laki-laki dan perempuan (Lampiran 7-9). Aktivitas Fisik dan Status Gizi Aktivitas fisik pada umumnya dibagi menjadi tiga golongan yaitu ringan, sedang, dan berat (FAO/WHO/UNU 2001). Semakin berat aktivitas yang dilakukan, semakin banyak energi yang diperlukan untuk melakukan aktivitas tersebut. Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui bahwa secara umum jenis kegiatan pokok subjek terdiri dari belajar untuk subjek remaja dan bekerja untuk subjek dewasa. Jenis kegiatan pilihan bebas terdiri dari kegiatan rumah tangga, menonton tv, jalan-jalan, dan olahraga. Kegiatan subjek lainnya yaitu istirahat (tidur siang dan tidur malam), mandi, makan, perjalanan ke sekolah, dan ibadah. Besarnya aktivitas fisik yang dilakukan subjek dapat dilihat dari nilai PAL (Physical Activity Level) atau tingkat aktivitas fisik. Rata-rata aktivitas fisik subjek remaja laki-laki sebesar 1.8, sedangkan subjek remaja perempuan sebesar 1.7. Rata-rata aktivitas fisik subjek dewasa laki-laki dan perempuan lebih rendah dibanding remaja yaitu masing-masing sebesar 1.6. Tabel 7 merupakan sebaran tingkat aktivitas fisik pada remaja dan dewasa. Tabel 7 Sebaran subjek berdasarkan tingkat aktivitas fisik pada remaja dan dewasa Remaja Dewasa Total No Aktivitas fisik n (%) n (%) n (%) 1 Laki-laki a. Ringan 129(42.9) 229(82.7) 358(62.0) b. Sedang 132(43.8) 45 (15.2) 177(30.6) c. Berat 40 (13.3) 3 (1.1) 43(7.4) Total 301 (100.0) 277 (100.0) 578 (100.0) 2 Perempuan a. Ringan 181 (59.3) 271(85.5) 452(72.7) b. Sedang 111 (36.3) 43(14.5) 154 (24.7) c. Berat 13 (4.3) 3(1.0) 16 (2.6) Total 305 (100.0) 317 (100.0) 622 (100.0) 3 Laki-laki + Perempuan a. Ringan 310(51.2) 500(84.2) 810(67.5) b. Sedang 243(40.1) 88(14.8) 331(27.6) c. Berat 53(8.7) 6(1.0) 59(4.9) Total 606 (100.0) 594 (100.0) 1200 (100.0)
Persentase aktivitas fisik pada remaja laki-laki yang tergolong sedang lebih besar dibanding dengan aktivitas fisik ringan yaitu sebesar 43.8%, sedangkan pada remaja perempuan, aktivitas ringan sebesar 59.3%, persentase ini lebih tinggi dibanding dengan persentase aktivitas remaja perempuan yang tergolong sedang (36.3%). Pada aktivitas yang tergolong berat, persentase pada
29
remaja laki-laki lebih tinggi dibanding dengan perempuan, yaitu sebesar 13.3%. Pada subjek dewasa, sebagian besar subjek tergolong dalam aktivitas ringan yaitu sebesar 84.2%, sedangkan yang tergolong sedang 14.8%, dan berat sebesar 1%. Dibanding dewasa, remaja lebih banyak melakukan aktivitas sedang dan berat, baik pada laki-laki maupun perempuan (p<0.05) (Lampiran 10-12). Tingkat aktivitas dewasa lebih banyak aktivitas ringan dibandingkan dengan remaja, seperti pada penelitian Weiss et al. (2007) menyatakan bahwa umur yang lebih tua meningkatkan kemungkinan menjadi tidak aktif sekitar 2% per tahun. Penelitian sebelumnya juga melaporkan bahwa peningkatan terbesar dalam tingkat aktivitas terjadi selama masa remaja dan menurun sepanjang masa dewasa. Sallis (2000) dalam Weiss et al. (2007) menyatakan hubungan antara umur dengan tingkat aktivitas, sebagian dikarenakan faktor biologis yang menurun dengan bertambahnya umur yang diamati di seluruh populasi. Secara keseluruhan pada penelitian ini, aktivitas fisik subjek tergolong ringan sebesar 67.5%, sedang 27.6%, dan berat sebesar 4.9%. Jenis aktivitas yang dilakukan subjek dikelompokkan menjadi 10 aktivitas, yaitu istirahat (tidur malam dan tidur siang), mandi, makan, perjalanan, belajar untuk subjek remaja, bekerja untuk subjek dewasa, olahraga (di sekolah dan diluar sekolah), ibadah, santai/hangout, menonton tv/dengar radio, dan pekerjaan rumah tangga. Tabel 8 menunjukkan alokasi waktu kegiatan harian remaja dan dewasa (jam/hari), aktivitas yang menghabiskan banyak waktu untuk subjek remaja yaitu belajar 7.5 ± 1.7 jam, istirahat (tidur malam) 7.3 ± 1.1, dan santai 2.3 ± 1.6 jam. Pada subjek remaja laki-laki waktu rata-rata untuk belajar, istirahat (tidur malam), dan santai masing-masing sebesar 7.4 ± 1.6 jam, 7.3 ± 1.1 jam,dan 2.6 ± 1.7 jam. Pada subjek remaja perempuan waktu rata-rata untuk belajar, istirahat (tidur malam), dan santai masing-masing sebesar 7.7 ± 1.7 jam, 7.3 ± 1.1 jam, dan 2.1 ± 1.4 jam. Alokasi waktu untuk kegiatan harian subjek dewasa berbeda dengan subjek remaja. Subjek dewasa lebih banyak menghabiskan waktu bekerja 6.6 ± 2.3 jam, istirahat (tidur malam) 6.6 ± 1.3 jam, dan santai/hangout 2.8 ± 2.1 jam. Pada subjek dewasa laki-laki waktu rata-rata untuk bekerja, istirahat (tidur malam), dan santai/hangout masing-masing sebesar 7.0 ± 2.3 jam, 6.4 ± 1.3 jam, dan 2.9 ± 2.1 jam, sedangkan subjek dewasa perempuan sebesar 6.3 ± 2.3 jam, 6.7 ± 1.2 jam, dan 2.7 ± 2.1 jam.
30
Tabel 8 Alokasi waktu untuk kegiatan harian remaja dan dewasa menurut jenis kelamin No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10
Aktivitas Fisik Laki-laki Istirahat a. Tidur malam b. Tidur siang Mandi Makan Perjalanan Belajar/bekerja a. Di sekolah/kantor b. Di luar sekolah Olahraga a. Di sekolah b. Di luar sekolah Ibadah Santai/hangout Nonton TV/dengar radio Pekerjaan rumah tangga Jumlah Perempuan Istirahat c. Tidur malam d. Tidur siang Mandi Makan Perjalanan Belajar/bekerja c. Di sekolah/kantor d. Di luar sekolah Olahraga c. Di sekolah d. Di luar sekolah Ibadah Santai/hangout Nonton TV/dengar radio Pekerjaan rumah tangga Jumlah Laki-laki + Perempuan Istirahat e. Tidur malam f. Tidur siang Mandi Makan Perjalanan Belajar/bekerja e. Di sekolah/kantor f. Di luar sekolah Olahraga e. Di sekolah f. Di luar sekolah Ibadah Santai/hangout Nonton TV/dengar radio Pekerjaan rumah tangga Jumlah
Remaja Jam (%)
Dewasa Jam (%)
Total Jam (%)
7.3 ± 1.1 (30.4) 1.0 ± 0.8 (4.2) 0.7 ± 0.3 (2.9) 0.7 ± 0.3 (2.9) 0.4 ± 0.3 (1.7) 7.4 ± 1.6 (30.8) 6.2 ± 1.4 (25.8) 1.1 ± 0.9 (4.6) 1.3 ± 0.9 (5.4) 0.5 ± 0.5 (2.1) 0.8 ± 0.7 (3.3) 0.8 ± 0.5 (3.3) 2.6 ± 1.7 (10.8) 1.5 ± 1.2 (6.3) 0.2 ± 0.4 (0.8) 24.0 (100.0)
6.4 ± 1.3 (26.7) 0.7 ± 0.8 (2.9) 0.7 ± 0.4 (2.9) 0.7 ± 0.4 (2.9) 0.6 ± 0.6 (2.5) 7.0 ± 2.3 (29.2) 7.0 ± 2.3 (29.2) 1.0 ± 1.2 (4.2) 1.0 ± 1.2 (4.2) 1.0 ± 0.5 (4.2) 2.9 ± 2.1 (12.1) 2.1 ± 1.3 (8.8) 0.6 ± 0.9 (2.5) 24.0 (100.0)
6.8 ± 1.3 (28.3) 0.9 ± 0.8 (3.8) 0.7 ± 0.4 (2.9) 0.7 ± 0.4 (2.9) 0.5 ± 0.5 (2.1) 7.3 ± 1.5 (30.4) 6.3 ± 1.8 (26.3) 1.1 ± 1.0 (4.6) 1.3 ± 0.6 (5.4) 0.5 ± 0.5 (2.1) 0.8 ± 0.7 (3.3) 0.9 ± 0.5 (3.8) 2.3 ± 1.1 (9.6) 1.8 ± 1.3 (7.5) 0.4 ± 0.7 (1.6) 24.0 (100.0)
7.3 ± 1.1 (30.4) 0.9 ± 0.8 (3.8) 0.9 ± 0.5 (3.8) 0.9 ± 0.5 (3.8) 0.5 ± 0.4 (2.1) 7.7 ± 1.7 (32.1) 6.3 ± 1.4 (26.3) 1.3 ± 1.0 (5.4) 0.8 ± 0.8 (3.3) 0.4 ± 0.4 (1.7) 0.5 ± 0.5 (2.1) 0.8 ± 0.5 (3.3) 2.1 ± 1.4 (8.8) 1.5 ± 1.0 (6.3) 0.2 ± 0.4 (0.8) 24.0 (100.0)
6.7 ± 1.2 (27.9) 0.7 ± 0.7 (2.9) 0.8 ± 0.4 (3.3) 0.8 ± 0.4 (3.3) 0.7 ± 0.6 (2.9) 6.3 ± 2.3 (26.3) 6.3 ± 2.3 (26.3) 0.4 ± 0.5 (1.7) 0.4 ± 0.5 (1.7) 1.0 ± 0.6 (4.2) 2.7 ± 2.1 (11.3) 2.3 ± 1.5 (9.6) 1.6 ± 1.9 (6.7) 24.0 (100.0)
7.0 ± 1.2 (29.2) 0.8 ± 0.7 (3.3) 0.9 ± 0.4 (3.8) 0.9 ± 0.4 (3.8) 0.6 ± 0.5 (2.5) 7.3 ± 1.7 (30.4) 6.3 ± 1.8 (26.3) 1.3 ± 1.0 (5.4) 0.7 ± 0.5 (2.9) 0.4 ± 0.4 (1.7) 0.4 ± 0.5 (1.7) 1.0 ± 0.6 (4.2) 2.3 ± 1.0 (9.6) 1.5 ± 1.1 (6.3) 1.0 ± 1.5 (4.2) 24.0 (100.0)
7.3 ± 1.1 (30.4) 0.9 ± 0.8 (3.8) 0.9 ± 0.4 (3.8) 0.9 ± 0.4 (3.8) 0.5 ± 0.4 (2.1) 7.5 ± 1.7 (31.3) 6.3 ± 1.4 (26.3) 1.3 ± 1.0 (5.4) 1.1 ± 0.9 (4.6) 0.4 ± 0.5 (1.7) 0.6 ± 0.6 (2.5) 0.8 ± 0.5 (3.3) 2.3 ± 1.6 (9.6) 1.5 ± 1.1 (6.3) 0.2 ± 0.4 (0.8) 24.0 (100.0)
6.6 ± 1.3 (27.5) 0.7 ± 0.7 (2.9) 0.8 ± 0.4 (3.3) 0.8 ± 0.4 (3.3) 0.7 ± 0.6 (2.9) 6.6 ± 2.3 (27.5) 6.6 ± 2.3 (27.5) 0.7 ± 0.9 (2.9) 0.7 ± 0.9 (2.9) 1.0 ± 0.6 (4.2) 2.8 ± 2.1 (11.7) 2.2 ± 1.4 (9.2) 1.1 ± 1.6 (4.6) 24.0 (100.0)
7.0 ± 1.2 (29.2) 0.9 ± 0.8 (3.8) 0.8 ± 0.4 (3.3) 0.8 ± 0.4 (3.3) 0.6 ± 0.5 (2.5) 7.2 ± 1.5 (30.0) 6.2 ± 1.8 (25.8) 1.3 ± 1.0 (5.4) 0.9 ± 0.4 (3.8) 0.4 ± 0.5 (1.7) 0.6 ± 0.7 (2.5) 0.9 ± 0.5 (3.8) 2.5 ± 1.1 (10.4) 1.9 ± 1.3 (7.9) 0.7 ± 0.8 (2.9) 24.0 (100.0)
Aktivitas fisik yang dilakukan subjek sangat beragam antara remaja dan dewasa. Pada tabel diatas menunjukkan bahwa pola aktivitas fisik remaja dan dewasa, sebanyak 30.8% subjek remaja laki-laki menghabiskan waktu sehari dengan belajar, sedangkan untuk subjek remaja perempuan sebesar 32.1%.
31
Pada subjek dewasa laki-laki, persentase tertinggi dalam penggunaan waktu sehari yaitu 29.2% untuk bekerja, sedangkan dewasa perempuan sebanyak 27.9% waktunya untuk istirahat (tidur malam). Ini sesuai dengan penelitian Weiss et al. (2007) yang menyatakan bahwa dewasa perempuan lebih mungkin dibandingkan laki-laki menjadi tidak aktif. Begitu juga dengan penelitian Casperson et al. (2000) dalam Weiss et al. (2007) yang melaporkan bahwa lakilaki mengalami penurunan lebih besar dalam tingkat aktivitas fisik selama masa remaja, sedangkan perempuan lebih rendah tingkat aktivitas sepanjang masa dewasa. Penelitian Mann & Stewart (2007) menyatakan bahwa level aktivitas fisik yang rendah dapat menjadi faktor penting dalam penambahan berat badan. Hal ini terjadi karena perubahan gaya hidup (tidak sempat berolahraga, memiliki pekerjaan yang dilakukan dengan duduk terus menerus, dan memiliki anak), penuaan, dan mengidap suatu penyakit. Urbanisasi, kemakmuran, dan modernisasi gaya hidup menimbulkan perubahan pada pola aktivitas fisik. Gaya hidup modern membuat berkurangnya aktivitas fisik sehari-hari. Klasifikasi terhadap status gizi subjek didasarkan pada Indeks Massa Tubuh (IMT). Perhitungan ini dilakukan dengan cara membagi berat badan (kilogram) dengan hasil kuadrat tinggi badan (meter). Berikut merupakan tabel sebaran subjek berdasarkan status gizi pada remaja dan dewasa. No 1
2
3
Tabel 9 Sebaran subjek berdasarkan status gizi pada remaja dan dewasa Remaja Dewasa Total Status Gizi n (%) n (%) n (%) Laki-laki a. Kurus 97 (32.2) 11 (3.9) 108 (18.7) b. Normal 166 (55.1) 143 (51.6) 309 (53.5) c. Gemuk 38 (12.6) 123 (44.5) 161 (27.9) Jumlah 301 (100.0) 277 (100.0) 578 (100.0) Perempuan a. Kurus 72 (23.6) 13 (4.1) 85 (13.7) b. Normal 189 (62.0) 127 (40.1) 316 (50.8) c. Gemuk 44 (14.4) 177 (55.8) 221 (35.5) Jumlah 305 (100.0) 317 (100.0) 622 (100.0) Laki-laki + Perempuan a. Kurus 169 (27.9) 24 (4.0) 193 (16.1) b. Normal 355 (58.6) 270 (45.5) 625 (52.1) c. Gemuk 82 (13.5) 300 (50.5) 382 (31.8) 606 (100.0) 594 (100.0) 1200(100.0)
Tabel 9 disebutkan bahwa sebesar 55.1% subjek remaja laki-laki tergolong dalam status gizi normal, sedangkan untuk subjek remaja perempuan yang tergolong gizi normal sebesar 62.0%. Pada subjek dewasa, laki-laki yang memiliki status gizi normal sebesar 51.6% dan status gizi gemuk sedikit dibawah persentase gizi normal yaitu sebesar 44.5%. Persentase status gizi normal lebih
32
rendah dibanding status gizi gemuk pada dewasa perempuan, dimana status gizi gemuk sebesar 55.8%. Sedangkan pada total remaja, persentase status gizi normal sebesar 58.6% dan pada dewasa sebesar 45.5%. Secara keseluruhan, subjek pada penelitian ini memiliki status gizi normal sebesar 52.1%, status gizi kurus 16.1%, dan status gizi gemuk 31.8%. Status gizi pada dewasa sebagian besar tergolong kategori gemuk, sehingga mempengaruhi aktivitas fisik (didukung oleh fakta sebelumnya, sebagian besar subjek dewasa memiliki tingkat aktivitas ringan). Sesuai dengan penelitian Weiss et al. (2007) ditemukan bahwa peningkatan IMT berhubungan dengan penurunan aktivitas fisik jangka panjang (LTPA), dimana antara IMT dan aktivitas fisik memiliki hubungan yang saling mempengaruhi. Kurang aktivitas fisik dapat meningkatkan IMT, yang dimana peningkatan IMT tersebut dapat menurunkan tingkat aktivitas fisik. Peningkatan IMT ini juga berhubungan dengan peningkatan resiko dari orthopaedic, CVD, dan diabetes tipe II yang dapat menurunkan kemampuan untuk beraktivitas/latihan. WHO (2000) menyatakan bahwa perempuan cenderung mengalami peningkatan penyimpanan lemak. Simpanan ini berguna untuk meningkatkan pertumbuhan seksual pada perempuan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perempuan cenderung mengonsumsi sumber karbohidrat yang lebih kuat sebelum masa pubertas, sementara laki-laki cenderung mengonsumsi makanan yang kaya protein. Pada penelitian ini, status gizi overweight lebih banyak pada dewasa perempuan. Ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Proper et al. (2006) yang menyatakan bahwa laki-laki secara signifikan lebih berkemungkinan untuk menjadi overweight atau obesitas daripada perempuan, karena laki-laki cenderung untuk menghabiskan lebih banyak waktu untuk bersantai pada saat akhir minggu atau waktu senggang dibandingkan perempuan. Jenis Minuman Berkalori Konsumsi pangan pada subjek dapat berasal dari makanan dan juga minuman. Secara keseluruhan, jenis minuman yang dikonsumsi oleh subjek bervariasi. Air putih merupakan jenis minuman utama yang setiap hari selalu diminum oleh subjek. Namun selain air putih, subjek juga mengkonsumsi minuman berkalori. Tabel 10 merupakan sebaran subjek berdasarkan kesukaan terhadap jenis minuman dan alasannya pada remaja dan dewasa.
33
Sebanyak 51.5% subjek remaja laki-laki lebih menyukai air putih dibanding minuman lainnya (48.5% subjek remaja laki-laki), persentase ini lebih tinggi dibanding persentase perempuan yang menyukai minuman berkalori yaitu 41.3%. Alasan remaja laki-laki lebih menyukai minuman berkalori sebanyak 77.4% memberikan alasan karena rasanya. Pada remaja perempuan, sebanyak 58.7% menyukai air putih. Alasan dari remaja perempuan yang menyukai minuman berkalori sebesar 88.9% karena rasanya. Persentase kesukaan terhadap air putih pada laki-laki dan perempuan dewasa yaitu 75.8% dan perempuan 80.4%. Sedangkan yang menyukai minuman lainnya sebesar 24.2% pada laki-laki dan 19.6% pada perempuan. Alasan tertinggi lebih menyukai minuman berkalori pada subjek dewasa yaitu rasa, sebesar 70.2% pada laki-laki dan 82.3% pada perempuan. Alasan tertinggi kedua yang dipilih subjek yaitu keamanan sebesar 10.4% pada laki-laki dan 8.1% pada perempuan. Tabel 10 Sebaran subjek berdasarkan kesukaan terhadap jenis minuman dan alasannya pada remaja dan dewasa menurut jenis kelamin No 1 2 3
1 2 3
1 2 3
Kesukaan Minum Laki-laki Lebih menyukai air putih Lebih menyukai minuman lainnya Alasan lebih menyukai minuman lainnya a. Rasa b. Keamanan c. Harga d. Kemudahan e. Gengsi f. Lainnya Perempuan Lebih menyukai air putih Lebih menyukai minuman lainnya Alasan lebih menyukai minuman lainnya a. Rasa b. Keamanan c. Harga d. Kemudahan e. Gengsi f. Lainnya Laki-laki + Perempuan Lebih menyukai air putih Lebih menyukai minuman lainnya Alasan lebih menyukai minuman lainnya a. Rasa b. Keamanan c. Harga d. Kemudahan e. Gengsi f. Lainnya
Remaja
Dewasa
Total
155 (51.5) 146 (48.5)
210 (75.8) 67 (24.2)
365 (63.2) 213 (36.9)
113 (77.4) 16 (11.0) 2 (1.4) 11 (7.5) 1 (0.7) 3 (2.0)
47 (70.2) 7 (10.4) 0 (0.0) 7 (10.4) 1 (1.5) 5 (7.5)
160 (75.1) 23 (10.8) 2 (0.9) 18 (8.4) 2 (0.9) 8 (3.7)
179 (58.7) 126 (41.3)
255 (80.4) 62 (19.6)
434 (69.8) 188 (30.2)
112 (88.9) 11 (8.7) 0 (0.0) 2 (1.6) 0 (0.0) 1 (0.8)
51 (82.3) 5 (8.1) 2 (3.2) 1 (1.6) 1 (3.2) 2 (1.6)
163 (86.7) 16 (8.5) 2 (1.1) 3 (1.6) 1 (0.5) 3 (1.6)
334 (55.1) 272 (44.9)
465 (78.3) 129 (21.7)
799 (66.6) 401 (33.4)
225 (82.7) 27 (9.9) 2 (0.7) 13 (4.8) 1 (0.4) 4 (1.5)
98 (76.0) 12 (9.3) 2 (1.5) 8 (6.2) 2 (1.6) 7 (5.4)
323 (26.9) 39 (3.3) 4 (0.3) 21 (1.8) 3 (0.3) 11 (0.9)
Secara keseluruhan, persentase subjek cukup tinggi untuk pemilihan minuman lainnya atau yang disebut minuman berkalori terbukti pada penelitian Malik et al (2006), bahwa konsumsi minuman ini meningkat 135% antara 1977 dan 2001 di negara Amerika. Istilah minuman ini meliputi minuman ringan soda
34
bersama dengan minuman gula manis lainnya seperti minuman buah, limun, dan es teh. Istilah soda mencakup carbonated beverages seperti cola. Pada penelitian ini, jenis minuman berkalori yang paling sering diminum dikelompokkan menjadi 17 kategori, yaitu teh kemasan, kopi kemasan, teh tanpa kemasan, kopi tanpa kemasan, minuman berkarbonasi, minuman elektrolit, jus/sari
buah
kemasan,
jus/sari
buah
tanpa
kemasan,
aneka
es
buah/campur/kelapa, minuman jelly, minuman serbuk aneka rasa, susu tanpa kemasan, susu kemasan, susu kedelai, yogurt/probiotik, sirup, dan minuman lainnya (bir dan minuman beralkohol atau jamu dan minuman herbal). Kemudian subjek memilih tiga minuman yang sering diminum. Tabel 11 menunjukkan sebaran subjek berdasarkan kesukaan minum minuman berkalori pada remaja dan dewasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lima jenis minuman yang paling sering diminum dari 17 jenis minuman berkalori pada remaja laki-laki, yaitu minuman elektrolit, teh tanpa kemasan, teh kemasan, susu kemasan, dan susu tanpa kemasan dengan masing-masing persentase 28.6%, 22.6%, 18.3%, 13.6% dan 8.3%. Pada remaja perempuan, lima jenis minuman berkalori yang sering diminum yaitu minuman elektrolit, teh kemasan, teh tanpa kemasan, susu kemasan, dan jus/sari buah kemasan dengan masing-masing persentase 19.0%, 16.1%, 14.8%, 13.7%, dan 10.2%. Secara keseluruhan, lima jenis minuman berkalori yang sering diminum remaja yaitu
minuman elektrolit (23.8%), teh
tanpa kemasan (18.6%), teh kemasan (17.2%), susu kemasan (13.7%), dan jus/sari buah kemasan (8.6%). Lima jenis minuman yang sering diminum dari 17 jenis minuman berkalori pada dewasa laki-laki, yaitu kopi tanpa kemasan (13.7%), teh tanpa kemasan (13.4%), teh kemasan (10.1%), minuman elektrolit (9.0%), dan kopi kemasan (5.1%). Pada dewasa perempuan, lima jenis minuman berkalori yang sering diminum yaitu teh tanpa kemasan, jus/sari tanpa kemasan, minuman elektrolit, kopi tanpa kemasan, dan jus/sari buah kemasan dengan masing-masing persentase 13.2%, 7.3%, 6.3%, 5.0%, dan 4.7%. Lima jenis minuman berkalori yang sering diminum subjek dewasa yaitu teh tanpa kemasan (13.3%), kopi kemasan (9.1%), minuman elektrolit (7.6%), teh kemasan (7.1%), jus/sari buah tanpa kemasan (6.2%).
35
Tabel 11 Sebaran subjek berdasarkan jenis minum minuman berkalori yang sering diminum pada remaja dan dewasa menurut jenis kelamin No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Jenis Minuman Laki-laki Minuman elektrolit Teh tanpa kemasan Teh kemasan Kopi tanpa kemasan Susu kemasan Kopi kemasan Jus/sari buah tanpa kemasan Susu tanpa kemasan Jus/sari buah kemasan Minuman berkarbonasi Sirup Minuman serbuk aneka rasa Yoghurt/probiotik Susu kedelai Minuman lainnya Aneka es/campur/buah Minuman jelly Perempuan Teh tanpa kemasan Minuman elektrolit Teh kemasan Susu kemasan Jus/sari buah tanpa kemasan Jus/sari buah kemasan Susu tanpa kemasan Sirup Minuman berkarbonasi Kopi tanpa kemasan Minuman serbuk aneka rasa Yoghurt/probiotik Susu kedelai Kopi kemasan Aneka es/campur/buah Minuman jelly Minuman lainnya Laki-laki + Perempuan Teh tanpa kemasan Minuman ionisasi Teh kemasan Susu kemasan Jus/sari buah tanpa kemasan Kopi tanpa kemasan Jus/sari buah kemasan Susu tanpa kemasan Sirup Minuman berkarbonasi Kopi kemasan Minuman serbuk aneka rasa Yoghurt/probiotik Susu kedelai Minuman lainnya Aneka es/campur/buah Minuman jelly
Remaja n (%)
Dewasa n (%)
Total n (%)
86 (28.6) 68 (22.6) 55 (18.3) 19 (6.3) 41 (13.6) 24 (8.0) 23 (7.6) 25 (8.3) 21 (7.0) 20 (6.6) 24 (8.0) 18 (6.0) 10 (3.3) 5 (1.7) 0 (0.0) 0 (0.0) 0 (0.0)
25 (9.0) 37 (13.4) 28 (10.1) 38 (13.7) 7 (2.5) 14 (5.1) 14 (5.1) 8 (2.9) 10 (3.6) 8 (2.9) 4 (1.4) 4 (1.4) 3 (1.1) 4 (1.5) 2 (0.7) 0 (0.0) 0 (0.0)
163 (28.2) 105 (18.2) 83 (14.4) 57 (9.9) 48 (8.3) 38 (6.6) 37 (6.4) 33 (5.7) 31 (5.4) 28 (4.8) 28 (4.8) 22 (3.8) 13 (2.2) 9 (1.6) 2 (0.3) 0 (0.0) 0 (0.0)
45 (14.8) 58 (19.0) 49 (16.1) 42 (13.7) 28 (9.2) 31 (10.2) 22 (7.2) 19 (6.2) 23 (7.5) 6 (2.0) 18 (5.9) 14 (4.6) 11 (3.7) 6 (2.0) 0 (0.0) 0 (0.0) 0 (0.0)
42 (13.2) 20 (6.3) 14 (4.4) 11 (3.5) 23 (7.3) 15 (4.7) 11 (3.5) 12 (3.8) 4 (1.3) 16 (5.0) 3 (0.9) 4 (1.3) 5 (1.5) 5 (1.6) 0 (0.0) 0 (0.0) 0 (0.0)
87 (14.0) 78 (12.5) 63 (10.1) 53 (8.5) 51 (8.2) 46 (7.4) 33 (5.3) 31 (5.0) 27 (4.3) 22 (3.5) 21 (3.4) 18 (2.9) 16 (2.6) 11 (1.8) 0 (0.0) 0 (0.0) 0 (0.0)
113 (18.6) 144 (23.8) 104 (17.2) 83 (13.7) 51 (8.4) 25 (4.1) 52 (8.6) 47 (7.8) 43 (7.1) 43 (7.1) 30 (5.0) 36 (5.9) 24 (4.0) 16 (2.7) 0 (0.0) 0 (0.0) 0 (0.0)
79 (13.3) 45 (7.6) 42 (7.1) 18 (3.0) 37 (6.2) 54 (9.1) 25 (4.2) 19 (3.2) 16 (2.7) 12 (2.0) 19 (3.2) 7 (1.2) 7 (1.2) 9 (1.5) 2 (0.0) 0 (0.0) 0 (0.0)
192 (16.0) 189 (15.7) 146 (12.2) 101 (8.4) 88 (7.3) 79 (6.6) 77 (6.4) 66 (5.5) 59 (4.9) 55 (4.6) 49 (4.1) 43 (3.6) 31 (2.6) 25 (2.1) 2 (0.2) 0 (0.0) 0 (0.0)
36
Konsumsi energi harian subjek dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu makanan dan minuman. Tabel 12 menunjukkan perbandingan asupan energi terhadap kebutuhan energi pada remaja dan dewasa menurut jenis kelamin. Tabel 12 Perbandingan asupan energi terhadap kebutuhan energi pada remaja dan dewasa menurut jenis kelamin Konsumsi Energi No Kategori Remaja Dewasa Total 1 Laki-laki a. Makanan (Kal) 1645 ± 902 1526 ± 597 1588 ± 773 b. Minuman (Kal) 455 ± 431 465 ± 407 593 ± 718 Total konsumsi (Kal) 2098 ± 1043 2012 ± 734 2181 ± 1075 Kebutuhan energi (Kal) 3110 ± 550 2338 ± 246 2740 ± 579 Tingkat konsumsi (%) 67.5 86.1 79.6 Kontribusi minuman terhadap 21.7 23.1 27.2 total konsumsi (%) 2 Perempuan a. Makanan (Kal) 1473 ± 655 1403 ± 503 1437 ± 583 b. Minuman (Kal) 386 ± 376 437 ± 356 462 ± 504 Total konsumsi (Kal) 1859 ± 775 1839 ± 637 1900 ± 790 Kebutuhan energi (Kal) 2651 ± 412 1857 ± 146 2246 ± 502 Tingkat konsumsi (%) 70.1 99.0 84.6 Kontribusi minuman terhadap 20.8 23.8 24.3 total konsumsi (%) 3 Laki-laki + Perempuan a. Makanan (Kal) 1558 ± 792 1460 ± 552 1510 ± 685 b. Minuman (Kal) 420 ± 406 450 ± 382 525 ± 620 Total konsumsi (Kal) 1978 ± 925 1919 ± 689 2035 ± 948 Kebutuhan energi (Kal) 2879 ± 537 2081 ± 312 2484 ± 594 Tingkat konsumsi (%) 68.7 92.2 81.9 Kontribusi minuman terhadap 21.2 23.4 25.8 total konsumsi (%)
Pada remaja laki-laki, konsumsi energi yang berasal dari makanan sebesar 1645 ± 902 Kal dan dari minuman sebesar 455 ± 431 Kal, sehingga total konsumsi sehari pada subjek remaja laki-laki sebesar 2098 ± 1043 Kal. Tingkat konsumsi pada remaja laki-laki sebesar 67.5%. Total konsumsi pada remaja perempuan lebih rendah dari pada remaja laki-laki yaitu 1859 ± 775 Kal, namun tingkat konsumsi remaja perempuan lebih besar dibanding remaja laki-laki yaitu 70.1%. Pada subjek dewasa, tingkat konsumsi laki-laki (86.1%) lebih kecil dibanding perempuan (99.0%), dengan total konsumsi untuk dewasa laki-laki sebesar 2012 ± 734 Kal dan perempuan sebesar 1839 ± 637. Tingkat konsumsi dewasa laki-laki lebih rendah karena kebutuhan energi antara laki-laki dan perempuan berbeda. Tingkat konsumsi subjek laki-laki lebih kecil dibanding dengan subjek perempuan yaitu masing-masing sebesar 79.6% dan 84.6%. Secara keseluruhan tingkat konsumsi remaja dan dewasa yaitu sebesar 81.9%.
37
Konsumsi energi dari minuman berkalori juga ikut berkontribusi dalam total konsumsi energi sehari pada remaja dan dewasa. Diperkirakan, selama ini, setiap hari konsumsi minuman berkalori di Amerika Serikat meningkat sebesar 83 Kal per orang. Energi dalam minuman kurang diperhitungkan dibandingkan dengan energi dari makanan padat (Bleich et al. 2009). Padahal efek fisiologis asupan energi terhadap kekenyangan terlihat berbeda antara makanan padat dan cairan. Energi dari minuman berkalori (yang umumnya memiliki kandungan gula tinggi) kurang dirasakan dibandingkan asupan energi dari makanan padat karena berkurangnya penggelembungan lambung dan waktu transit yang lebih cepat (Gibney et al. 2008). Jika kalori yang ditambahkan ke makanan khas AS tanpa mengurangi asupan dari sumber lain, minuman berkalori bisa menyebabkan kenaikan berat badan 6.75 kg dalam satu tahun (Malik et al. 2006). Pada penelitian ini, konsumsi minuman berkalori pada remaja lebih kecil dibanding dewasa, ini bertentangan dengan pernyataan dari Mann dan Stewart (2007) yang menyatakan bahwa kelompok usia tertentu seperti remaja memiliki konsumsi minuman berkalori yang tinggi. Minuman berkalori yang dikonsumsi oleh subjek selama satu minggu dikategorikan menjadi 17 kelompok yaitu jus/sari buah tanpa kemasan, sari buah kemasan, aneka es buah/campur/kelapa, minuman serbuk, minuman jelly, susu tanpa kemasan, susu kemasan, yogurt/probiotik, susu kedelai, teh tanpa kemasan, kopi tanpa kemasan, teh kemasan, kopi kemasan, minuman berkarbonasi, sirup, minuman elektrolit, dan minuman lainnya (bir dan minuman beralkohol; jamu dan minuman herbal). Sepuluh jenis produk minuman berkalori yang paling banyak dikonsumsi oleh subjek (remaja dan dewasa) yaitu Teh Kotak (18.4%), agar-agar (aneka es buah/campur/kelapa) (16.3%),
Ultramilk (16.3%), air kelapa
(aneka es
buah/campur/kelapa) (15.7%), daging kelapa (aneka es buah/campur/kelapa) (15.4%), Coca Cola (14.3%), Buavita (13.3%), Okky Jelly Drink (12.0%), Teh Botol Sosro (11.3%), dan Fanta (11.3%). Pada masing-masing subjek remaja dan dewasa, sepuluh jenis produk minuman yang paling banyak dikonsumsi pada remaja yaitu agar-agar (aneka es buah/campur/kelapa) (32.3%), Teh kotak (30.7%), daging kelapa (aneka es buah/campur/kelapa) (29.5%), air kelapa (aneka es buah/campur/kelapa) (29.4%), Ultramilk (28.2%), Okky Jelly Drink (21.0%), Coca Cola (18.8%), Fanta (15.5%), Pop Ice (14.5%) dan Buavita
38
(13.7%), sedangkan pada subjek dewasa yaitu Buavita 12.8, Kapal api 11.4, Teh Botol Sosro (10.9%), Coca Cola (9.6%), Nutrisari (9.1%), Nescafe (9.1%), Pocari Sweat (7.9%), Bendera (7.7%), Fanta (7.1%), dan Abc (kopi kemasan) (6.1%). Jenis produk minuman berkalori berdasarkan jumlah subjek (remaja dan dewasa) terdapat pada Lampiran 4, untuk subjek remaja pada Lampiran 5, dan subjek dewasa pada Lampiran 6. Tabel 13 menunjukkan sebaran subjek berdasarkan konsumsi minuman berkalori pada remaja dan dewasa. Jenis minuman berkalori yang paling banyak dikonsumsi oleh remaja laki-laki selama satu minggu yaitu teh tanpa kemasan sebanyak 65.8%, kemudian susu kemasan (59.4%), minuman serbuk aneka rasa (46.2%), minuman berkarbonasi (42.2%), serta aneka es buah/campur/kelapa (39.2%). Sedangkan pada remaja perempuan, minuman berkalori yang paling banyak dikonsumsi yaitu susu kemasan (60.3%), teh tanpa kemasan (59.3%), minuman serbuk aneka rasa (49.8%), aneka es buah/campur/kelapa (43.9%), dan jus/sari buah tanpa kemasan (43.6%). Secara keseluruhan, jenis minuman berkalori yang paling banyak dikonsumsi selama satu minggu oleh subjek remaja yaitu teh tanpa kemasan (62.5%), susu kemasan (62.5%), minuman serbuk aneka rasa (48.0%), aneka es buah/campur/kelapa (41.6%), serta minuman berkarbonasi (40.8%). Jenis minuman berkalori yang paling banyak dikonsumsi pada dewasa laki-laki selama satu minggu yaitu jus/sari buah tanpa kemasan, susu kemasan, teh tanpa kemasan, aneka es buah/campur/kelapa, dan kopi tanpa kemasan, sedangkan dewasa perempuan yaitu jus/sari buah tanpa kemasan, teh tanpa kemasan, susu kemasan, aneka es buah/campur/kelapa, dan jus/sari buah kemasan. Secara keseluruhan, konsumsi minuman kalori pada subjek dewasa terbanyak yaitu jus/sari buah tanpa kemasan, teh tanpa kemasan, susu kemasan, aneka es buah/campur/kelapa, dan jus/sari buah kemasan. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Barquera et al. (2008) menyebutkan bahwa jenis minuman berkalori yang banyak dikonsumsi oleh subjek di Meksiko yaitu minuman berkarbonasi, susu, jus, teh, dan sari buah kemasan untuk remaja sedangkan untuk dewasa yaitu minuman berkarbonasi, susu, teh, kopi, dan jus tanpa kemasan. Ini kemungkinan dikarenakan kebiasaan konsumsi minum minuman berkalori di Indonesia berbeda dengan di negara lain, dimana Indonesia sendiri sebagian besar penduduknya lebih menyukai teh dan kopi dengan penambahan gula.
39
Tabel 13 Sebaran subjek berdasarkan konsumsi minuman berkalori pada remaja dan dewasa menurut jenis kelamin No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Jenis Minuman Laki-laki Teh tanpa kemasan Susu kemasan Jus/sari buah tanpa kemasan Minuman serbuk aneka rasa Aneka es buah/campur/kelapa Minuman berkarbonasi Jus/sari buah kemasan Teh kemasan Kopi tanpa kemasan Kopi kemasan Minuman jelly Sirup Minuman lainnya Susu tanpa kemasan Minuman elektrolit Susu kedelai Yogurt/probiotik Perempuan Teh tanpa kemasan Susu kemasan Jus/sari buah tanpa kemasan Aneka es buah/campur/kelapa Minuman serbuk aneka rasa Minuman berkarbonasi Jus/sari buah kemasan Teh kemasan Sirup Jamu dan minuman herbal Susu tanpa kemasan Minuman jelly Kopi kemasan Kopi tanpa kemasan Minuman lainnya Yogurt/probiotik Susu kedelai Laki-laki + Perempuan Teh tanpa kemasan Susu kemasan Jus/sari buah tanpa kemasan Aneka es buah/campur/kelapa Minuman serbuk aneka rasa Minuman berkarbonasi Jus/sari buah kemasan Teh kemasan Sirup Kopi tanpa kemasan Susu tanpa kemasan Minuman jelly Kopi kemasan Minuman lainnya Minuman elektrolit Yogurt/probiotik Susu kedelai
Remaja n (%)
Dewasa n (%)
Total n (%)
198 (65.8) 179 (59.4) 98 (32.6) 139 (46.2) 118 (39.2) 127 (42.2) 86 (28.6) 102 (33.9) 38 (12.6) 48 (15.9) 71 (23.6) 53 (17.6) 16 (8.6) 32 (10.6) 28 (9.3) 6 (2.0) 12 (4.0)
107 (38.6) 111 (40.1) 121 (43.7) 52 (18.8) 71 (25.6) 51 (18.4) 45 (16.2) 27 (9.7) 62 (22.4) 37 (13.4) 10 (3.6) 27 (9.7) 45 (16.2) 36 (13.0) 31 (11.2) 10 (3.6) 3 (1.1)
305 (52.8) 299 (51.7) 219 (37.9) 191 (33.0) 189 (32.7) 178 (30.8) 131 (22.7) 129 (22.3) 100 (17.3) 85 (14.7) 81 (14.0) 80 (13.8) 71 (12.3) 68 (11.8) 59 (10.2) 16 (2.8) 15 (2.6)
181 (59.3) 184 (60.3) 133 (43.6) 134 (43.9) 152 (49.8) 120 (39.3) 100 (32.8) 125 (41.0) 70 (23.0) 26 (8.5) 34 (11.1) 60 (19.7) 18 (5.9) 19 (6.2) 22 (7.3) 15 (4.9) 2 (0.7)
152 (47.9) 133 (42.0) 156 (53.1) 90 (30.6) 36 (12.2) 63 (21.4) 70 (23.8) 32 (10.1) 36 (12.2) 58 (19.7) 49 (16.7) 8 (2.7) 42 (13.2) 37 (11.7) 34 (11.6) 15 (4.7) 11 (3.5)
333 (53.5) 317 (51.0) 289 (46.5) 224 (36.0) 188 (30.2) 183 (29.4) 170 (27.3) 157 (25.2) 106 (17.0) 84 (13.5) 83 (13.3) 68 (10.9) 60 (9.6) 56 (9.0) 56 (9.0) 30 (4.8) 13 (2.1)
379 (62.5) 363 (60.0) 231 (38.1) 252 (41.6) 291 (48.0) 247 (40.8) 186 (30.7) 227 (37.5) 123 (20.3) 57 (9.4) 66 (10.9) 131 (21.6) 66 (10.9) 54 (9.9) 48 (7.9) 27 (4.5) 8 (1.3)
259 (43.6) 244 (41.1) 277 (46.6) 161 (27.1) 88 (14.8) 114 (19.2) 115 (19.4) 59 (9.9) 63 (10.6) 99 (16.7) 85 (14.3) 18 (3.0) 79 (13.2) 103 (17.3) 65 (10.9) 18 (3.0) 21 3.5)
638 (53.2) 607 (50.6) 508 (42.3) 413 (34.4) 379 (31.6) 361 (30.1) 301 (25.1) 286 (23.8) 186 (15.5) 156 (13.0) 151 (12.6) 149 (12.4) 145 (12.1) 157 (13.1) 113 (9.4) 45 (3.8) 29 (2.4)
40
Tabel 14 Kontribusi energi minuman berkalori pada remaja dan dewasa menurut jenis kelamin No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Jenis Minuman Laki-laki Teh tanpa kemasan Susu kemasan Kopi tanpa kemasan Jus/sari buah tanpa kemasan Aneka es buah/campur/kelapa Kopi kemasan Minuman berkarbonasi Sari buah kemasan Susu tanpa kemasan Minuman serbuk aneka rasa Sirup Teh kemasan Minuman lainnya Minuman jelly Minuman elektrolit Susu kedelai Yogurt/probiotik Total Perempuan Teh tanpa kemasan Susu kemasan Jus/sari buah tanpa kemasan Aneka es buah/campur/kelapa Kopi kemasan Teh kemasan Minuman berkarbonasi Kopi tanpa kemasan Susu tanpa kemasan Jus/sari buah kemasan Minuman serbuk aneka rasa Sirup Minuman elektrolit Minuman jelly Minuman lainnya Susu kedelai Yogurt/probiotik Total Laki-laki + Perempuan Teh tanpa kemasan Susu kemasan Kopi tanpa kemasan Kopi kemasan Aneka es buah/campur/kelapa Jus/sari buah tanpa kemasan Teh kemasan Minuman berkarbonasi Sari buah kemasan Susu tanpa kemasan Sirup Minuman serbuk aneka rasa Minuman elektrolit Minuman lainnya Minuman jelly Susu kedelai Yogurt/probiotik Total
Remaja Kal (%)
Dewasa Kal (%)
Total Kal (%)
112 (24.6) 105 (23.1) 15 (3.3) 22 (4.8) 32 (7.0) 22 (4.8) 33 (7.3) 21 (4.6) 19 (4.2) 21 (4.6) 16 (3.5) 21 (4.6) 6 (1.3) 5 (1.1) 3 (0.7) 2 (0.4) 2 (0.4) 455 (100.0)
151 (32.5) 92 (19.6) 63 (13.5) 35 (7.5) 16 (3.4) 33 (7.1) 11 (2.4) 7 (1.5) 17 (3.7) 12 (2.6) 9 (1.9) 1 (0.2) 9 (1.9) 1 (0.2) 4 (0.9) 5 (0.9) 1 (0.2) 465 (100.0)
149 (25.1) 98 (16.5) 52 (8.8) 34 (5.7) 30 (5.1) 30 (5.1) 30 (5.1) 20 (3.4) 20 (3.4) 19 (3.2) 16 (2.7) 15 (2.5) 8 (1.3) 5 (0.8) 4 (0.6) 3 (0.5) 1 (0.2) 593 (100.0)
90 (23.3) 106 (2.8) 26 (6.7) 34 (8.8) 4 (1.0) 22 (5.7) 23 (6.0) 6 (1.6) 16 (4.1) 19 (4.9) 16 (4.1) 11 (2.8) 2 (0.5) 4 (1.0) 4 (1.0) 1 (0.3) 2 (0.4) 386 (100.0)
182 (41.6) 75 (17.2) 29 (6.6) 13 (3.0) 42 (9.6) 13 (3.0) 9 (2.1) 25 (5.7) 15 (3.4) 10 (2.3) 8 (1.8) 7 (1.6) 6 (1.4) 1 (0.2) 2 (0.5) 4 (0.8) 3 (0.5) 437 (100.0)
156 (33.8) 91 (19.6) 28 (6.1) 25 (5.4) 24 (5.2) 18 (3.9) 18 (3.9) 17 (3.7) 17 (3.7) 16 (3.5) 13 (2.8) 11 (2.4) 4 (0.9) 3 (0.6) 3 (0.6) 3 (0.6) 2 (0.4) 462 (100.0)
105 (25.0) 106 (25.2) 11 (2.5) 13 (3.1) 34 (8.1) 28 (6.7) 21 (5.0) 23 (5.5) 21 (5.0) 16 (3.8) 11 (2.6) 16 (3.8) 2 (0.5) 6 (1.5) 4 (1.0) 2 (0.5) 3 (0.7) 420 (100.0)
177 (39.3) 83 (18.5) 44 (9.8) 41 (9.1) 13 (2.9) 29 (6.4) 12 (2.7) 9 (2.0) 10 (2.2) 15 (3.3) 7 (1.6) 8 (1.8) 6 (1.3) 3 (0.6) 1 (0.2) 4 (0.9) 2 (0.4) 450 (100.0)
151 (28.8) 91 (17.3) 35 (6.7) 35 (6.7) 31 (5.9) 31 (5.9) 21 (4.0) 20 (3.8) 19 (3.6) 17 (3.2) 15 (2.9) 14 (2.7) 11 (2.1) 5 (1.0) 4 (0.8) 3 (0.6) 2 (0.3) 525 (100.0)
41
Energi minuman berkalori sangat beragam, tabel diatas merupakan kontribusi energi pada minuman berkalori pada remaja dan dewasa. Konsumsi energi minuman berkalori untuk remaja yang tertinggi yaitu susu kemasan (25.2%) sebesar 106 Kal, teh tanpa kemasan sebesar 105 Kal (25.0%), aneka es buah/campur/kelapa (8.1%) sebesar 34 Kal, jus/sari buah tanpa kemasan (6.7%) sebesar 28 Kal, dan minuman berkarbonasi (5.5%) menyumbang kalori sebesar 23 Kal. Pada remaja laki-laki, kontribusi kalori tertinggi dari minuman berkalori yaitu teh tanpa kemasan, susu kemasan, minuman berkarbonasi, aneka es buah/campur/kelapa, jus/sari buah tanpa kemasan yang masing-masing memliki kontribusi energi sebesar 112 Kal, 105 Kal, 33 Kal, dan 32 Kal. Subjek remaja perempuan hampir sama dengan remaja laki-laki dalam hal konsumsi minuman berkalori, tertinggi pada konsumsi minuman berkalori jenis susu kemasan, selanjutnya minuman teh tanpa kemasan, aneka es buah/campur/kelapa, jus/sari buah tanpa kemasan dan minuman berkarbonasi yang masing-masing menyumbang kalori sebesar 106 Kal, 90 Kal, 34 Kal, 26 Kal, dan 23 Kal. Total konsumsi minuman berkalori pada dewasa sebagian besar berasal dari teh tanpa kemasan dengan sumbangan kalori sebesar 177 Kal, kemudian jenis minuman berkalori seperti susu kemasan sebesar 83 Kal, kopi tanpa kemasan sebesar 44 Kal, kopi kemasan sebesar 41 Kal, dan jus/sari buah tanpa kemasan 29 Kal. Total konsumsi minuman berkalori untuk dewasa yaitu 450 Kal. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bleich et al. (2009) menunjukkan bahwa minuman bergula merupakan sumber kalori minuman tertinggi dibandingkan minuman lainnya. Ini sesuai dengan penelitian ini, kontribusi kalori yang tertinggi terdapat pada konsumsi minuman berkalori (penambahan gula) yaitu teh tanpa kemasan. Pada uji t menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara konsumsi energi minuman berkalori antara remaja dan dewasa (p>0.05). Pada remaja perempuan dan laki-laki terdapat perbedaan yang signifikan (p<0.05), namun pada dewasa laki-laki dan perempuan, tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0.05).
42
Tabel 15 Sebaran subjek berdasarkan penambahan gula pada jenis minuman teh, kopi, susu, dan jus pada remaja dan dewasa Remaja Laki-laki Perempuan Teh n (%) 180 (59.8) x ±SD (gram) 12.8 ± 5.9 x ±SD (Kal) 47 ± 21 Kopi n (%) 38 (12.6) x ±SD (gram) 4.1 ± 9.8 x ±SD (Kal) 15 ± 32 Susu n (%) 32 (10.6) x ±SD (gram) 2.0 ± 6.1 x ±SD (Kal) 4±6 Jus n (%) 13 (4.3) x ±SD (gram) 1.5 ± 1.9 x ±SD (Kal) 2 ± 11 Teh + kopi + susu + jus n (%) 261 (86.7) x ±SD (gram) 12.6 ± 8.7 x ±SD (Kal) 48 ± 32
Dewasa Laki-laki Perempuan
Total Remaja
Dewasa
174 (57.0) 11.0 ± 12.2 43 ± 44
97 (35.0) 10.4 ± 2.7 38 ± 27
148 (46.7) 12.5 ± 3.2 46 ± 26†
354 (58.4) 11.1 ± 6.9 40 ± 32
245 (41.2) 11.3 ± 5.4 41 ± 27†
19 (6.2) 2.7 ± 0.5 6±5
51 (18.4) 14.3 ± 1.1 52 ± 40
29 (9.1) 6.9 ± 2.6 25 ± 34†
57 (9.4) 3.9 ± 7.1 11 ± 23
80 (13.5) 10.3 ± 3.3 38 ± 34†
31 (10.2) 12.9 ± 14.1 2±6
59 (21.3) 1.9 ± 3.4 7 ± 11
64 (20.2) 2.2 ± 3.0 8 ± 10
63 (10.4) 1.1 ± 4.4 4 ± 16
123 (20.7) 3.0 ± 6.3 8 ± 23
16 (5.2) 1.7 ± 8.9 4 ± 28†
23 (8.3) 1.1 ± 3.8 4 ± 19
30 (9.5) 1.8 ± 9.4 6 ± 21†
29 (4.8) 1.8 ± 8.3 3 ± 24
53 (8.9) 1.4 ± 7.9 5 ± 28
240 (78.7) 11.1 ± 8.9 42 ± 30
230 (83.0) 10.3 ± 7.5 39 ± 27
271 (85.5) 12.9 ± 7.4 43 ± 27
503 (83.0) 12.8 ± 9.8 45 ± 32
501 (84.3) 12.7 ± 8.6 47 ± 20†
Keterangan: † = berbeda nyata pada p<0.05
Gula merupakan salah satu kandungan dari minuman berkalori untuk pembuatan minuman teh, kopi, susu, dan jus pada penelitian ini. Tabel 15 menunjukkan sebaran subjek berdasarkan penambahan gula pada jenis minuman teh, kopi, susu, dan jus pada remaja dan dewasa. Pada remaja, ratarata penambahan gula pada teh, kopi, susu, dan jus sebesar 12.6 ± 8.7 gram untuk laki-laki dan 11.1 ± 8.9 gram untuk perempuan, sedangkan pada dewasa rata-rata penambahan gula sebesar 10.3 ± 3.4 gram, dan 12.8 ± 5.8 gram sedangkan dewasa yaitu 10.3 ± 7.5 gram untuk laki-laki dan 12.9 ± 7.4 gram untuk perempuan. Rata-rata penambahan gula pada teh, kopi, susu, dan jus pada subjek remaja lebih tinggi dibandingkan dengan subjek dewasa. Uji t menunjukkan pada penambahan gula di jenis minuman teh, terdapat perbedaan yang signifikan pada remaja dan dewasa, namun laki-laki dan perempuan remaja tidak terdapat perbedaan, demikian juga pada laki-laki dan perempuan dewasa. Penambahan gula pada kopi tidak terdapat perbedaan antara remaja dan dewasa, begitu juga laki-laki dan perempuan remaja, namun laki-laki dan perempuan dewasa terdapat perbedaan. Penambahan gula pada susu tidak terdapat perbedaan antara remaja dan dewasa, demikian juga pada laki-laki dan perempuan remaja serta dewasa. Penambahan gula pada jus untuk remaja dan dewasa tidak terdapat perbedaan, namun pada laki-laki dan
43
perempuan remaja maupun dewasa terdapat perbedaan yang signifikan. Total penambahan gula pada teh, kopi, susu, dan jus pada pada remaja dan dewasa terdapat perbedaan, namun pada laki-laki dan perempuan remaja maupun dewasa tidak terdapat perbedaan. Gula digunakan untuk mendeskripsikan karbohidrat sederhana, yaitu sukrosa. Sukrosa merupakan bentuk komersial dari gula tebu dan gula umbi serta gula yang biasanya untuk memasak. Secara kimia, sukrosa adalah disakarida yang terdiri dari dua monosakarida, yaitu fruktosa dan glukosa. Asupan gula pada orang amerika menyumbang sekitar 20% rata-rata asupan kalori. Salah satu alasan konsumsi gula yang tinggi adalah rasa yang manis (Mann & Stewart 2007). Total konsumsi minuman berkalori pada remaja sebesar 420 Kal sedangkan untuk dewasa sebesar 450 Kal. Ini berbeda dengan hasil penelitian Bleich et al. (2009), pada tahun 1999-2004 dua pertiga orang dewasa (63%) mengkonsumsi minuman bergula dan memperoleh sumbangan energi 293 kalori tiap harinya. Pada periode tersebut, dewasa muda (dini) merupakan golongan prevalensi
tertinggi
(72%)
yang
mengkonsumsi
minuman
bergula
dan
memperoleh sumbangan energi 289 kalori tiap harinya. Kemungkinan karena penelitian tersebut sudah lama (5-10 tahun lalu) atau karena metode recall 24 jam, dimana minuman berkalori underestimated. Hal ini perlu diwaspadai karena ada kecenderungan peningkatan energi dari minuman berkalori di negara maju. Berdasarkan penelitian Malik et al. (2006) di Amerika selama lima tahun terakhir asupan energi dari minuman berkalori meningkat sebesar 83 Kal/orang, dimana 54 Kal/hari dari soda.
Hubungan Konsumsi Energi Minuman Berkalori dengan Total Konsumsi Energi pada Remaja dan Dewasa Konsumsi minuman berkalori subjek pada penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga, yaitu rendah (<100 Kal), sedang (100-200 Kal), dan tinggi (>200 Kal). Tabel 16 menunjukkan sebaran subjek berdasarkan konsumsi energi minuman berkalori pada remaja dan dewasa. Sebagian besar subjek mengkonsumsi minuman berkalori lebih dari 200 Kal baik pada remaja maupun dewasa. Uji t menunjukkan bahwa konsumsi minuman berkalori pada remaja dan dewasa baik laki-laki maupun perempuan, tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0.05).
44
Tabel 16 Sebaran subjek berdasarkan konsumsi energi minuman berkalori pada remaja dan dewasa Remaja Dewasa Konsumsi minuman berkalori n (%) n (%) Laki-laki Rendah (<100 Kal) 45 (15.0) 48 (17.3) Sedang (100-200 Kal) 51 (16.9) 43 (15.5) Tinggi (>200Kal) 205 (68.1) 186 (67.2) Total 301 (100.0) 277 (100.0) Perempuan Rendah (<100 Kal) 46 (15.1) 52 (16.4) Sedang (100-200 Kal) 62 (20.3) 53 (16.7) Tinggi (>200 Kal) 197 (64.6) 212 (66.9) Total 305 (100.0) 317 (100.0) Laki-laki + Perempuan Rendah (<100 Kal) 91 (15.0) 100 (16.8) Sedang (100-200 Kal) 113 (18.6) 96 (16.2) Tinggi (>200 Kal) 402 (66.4) 398 (67.0) Total 606 (100.0) 594 (100.0)
Tingkat konsumsi energi pada subjek remaja dan dewasa dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu rendah (<85%), cukup (85-115%), dan tinggi (>115%). Tabel 17 menunjukkan hubungan minuman berkalori dengan konsumsi energi pada remaja dan dewasa. Tabel 17 Hubungan minuman berkalori dengan konsumsi energi pada remaja dan dewasa Intake Minuman berkalori Laki-laki Rendah (<100 Kal) Sedang (100-200 Kal) Tinggi (>200 Kal) Total Perempuan Rendah (<100Kal) Sedang (100-200 Kal) Tinggi (>200Kal) Total Laki-laki + Perempuan Rendah (<100Kal) Sedang (100-200 Kal) Tinggi (>200Kal) Total
Remaja (%) Konsumsi Energi Rendah Cukup Tinggi (<85%) (85-115%) (>115%)
Dewasa (%) Konsumsi Energi Rendah Cukup Tinggi (<85%) (85-115%) (>115%)
17.3 20.8 61.9 100.0
9.3 7.4 83.3 100.0
4.8 0.0 95.2 100.0
24.5 23.7 51.8 100.0
11.2 5.6 83.2 100.0
8.2 10.2 81.6 100.0
20.3 24.3 55.4 100.0
1.9 13.2 84.9 100.0
0.0 3.3 96.7 100.0
27.1 24.3 48.6 100.0
13.3 19.4 67.3 100.0
8.9 7.1 83.9 100.0
18.8 22.5 58.7 100.0
5.6 10.3 84.1 100.0
2.0 2.0 96.0 100.0
25.6 24.0 50.4 100.0
12.3 12.8 74.9 100.0
8.7 8.1 83.2 100.0
Remaja laki-laki yang konsumsi energinya rendah namun konsumsi minuman kalorinya tinggi sebanyak 61.9%, sedangkan konsumsi energi cukup namun konsumsi minuman kalorinya tinggi sebanyak 83.3%, begitu juga dengan konsumsi energi yang tinggi, konsumsi minuman berkalori juga tinggi sebesar 95.2%. Pada remaja perempuan tidak jauh berbeda, namun persentasenya lebih tinggi dibanding remaja laki-laki yaitu sebesar 96.7% untuk konsumsi minuman berkalori lebih dari 200 Kal dan tingkat konsumsinya tinggi. Total subjek remaja yang mengonsumsi minuman berkalori tinggi namun konsumsi energinya rendah
45
sebanyak 58.7%, sedangkan pada konsumsi energi cukup 84.1%, dan pada konsumsi energi tinggi sebesar 96.0%. Pada ketiga tingkat konsumsi energi (rendah, cukup, tinggi) sebagian besar mengonsumsi minuman berkalori lebih besar dari 200 Kal pada dewasa laki-laki maupun perempuan. Uji pearson digunakan untuk melihat hubungan antara
konsumsi
konsumsi energi minuman berkalori dengan total konsumsi energi pada dewasa. Konsumsi minuman berkalori berhubungan positif dengan total konsumsi energi dewasa yang signifikan pada r= 0.51 (p<0.05), sedangkan pada remaja juga berhubungan positif dengan nilai r= 0.58 (p<0.05) (Lampiran 14 dan Lampiran 15). Secara keseluruhan, konsumsi energi minuman berkalori berhubungan positif dengan total konsumsi energi pada remaja dan dewasa yang signikan pada nilai r= 0.54 (p<0.05) (Lampiran 13). Pada remaja, kontribusi konsumsi minuman berkalori terhadap konsumsi energi sebesar 21.2%, sedangkan dewasa sebesar 23.4%. Persentase ini lebih tinggi dibandingkan dengan negaranegara seperti Meksiko dimana konsumsi minuman berkalori 20.1% untuk remaja dan 22.3% untuk dewasa dari asupan energi (Barquera et al. 2008).
46
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Jenis minuman berkalori yang sering diminum berdasarkan kesukaan subjek, yaitu minuman elektrolit (23.8%), teh tanpa kemasan (18.6%), teh kemasan (17.2%), susu kemasan (13.7%), dan jus/sari buah kemasan (8.6%) untuk remaja, sedangkan dewasa yaitu teh tanpa kemasan (13.3%), kopi kemasan (9.1%), minuman elektrolit (7.6%), teh kemasan (7.1%), jus/sari buah tanpa kemasan (6.2%). Sedangkan jenis minuman berkalori yang dikonsumsi subjek selama satu minggu yaitu teh tanpa kemasan (62.5%), susu kemasan (62.5%), minuman serbuk aneka rasa (48.0%), aneka es buah/campur/kelapa (41.6%), serta minuman berkarbonasi (40.8%) pada subjek remaja. Pada subjek dewasa, minuman berkalori yang paling banyak dikonsumsi selama satu minggu yaitu jus/sari buah tanpa kemasan (46.6%), teh tanpa kemasan (43.6%), susu kemasan (41.1%), aneka es buah/campur/kelapa (27.1%), dan jus/sari buah kemasan (19.4%). Jenis minuman berkalori yang memiliki kontribusi tertinggi pada konsumsi energi minuman berkalori yaitu susu kemasan pada remaja dan teh tanpa kemasan pada dewasa dengan masing-masing menyumbang kalori sebesar 106 Kal dan 177 Kal. Pada uji t menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara konsumsi energi minuman berkalori antara remaja dan dewasa (p>0.05). Pada remaja perempuan dan laki-laki terdapat perbedaan yang signifikan (p<0.05), namun pada dewasa laki-laki dan perempuan, tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0.05). Total konsumsi energi minuman berkalori pada remaja sebesar 420 Kal sedangkan untuk dewasa sebesar 450 Kal dengan kontribusi asupan minuman berkalori terhadap total asupan energi relatif sama yaitu 21.2% pada remaja dan 23.4% pada dewasa. Uji korelasi pearson menunjukkan hubungan yang positif antara asupan minuman berkalori dengan total asupan energi (r= 0.54, p<0.05); demikian juga pada remaja (r=0.58, p<0.05) dan dewasa (r=0.51, p<0.05).
Saran Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian di negara-negara maju dan berimplikasi pada perlunya kewaspadaan peningkatan asupan energi dari minuman berkalori terutama bagi mereka yang mengalami kegemukan. Saran yang dapat diberikan adalah diharapkan penelitian ini dapat dijadikan masukan
47
dalam memberikan edukasi kepada subjek atau masyarakat bahwa minuman berkalori mempunyai kontribusi pada konsumsi energi. Disarankan juga perlu pengayaan materi pendidikan gizi tentang pilihan jenis minuman untuk mencegah kelebihan asupan energi, mencegah kegemukan, dan dampak buruk lainnya dalam jangka panjang.
48
DAFTAR PUSTAKA Ahira. 2010. Jenis minuman sehat. http://www.anneahira.com/jenis-minuman.htm [12 Desember 2010]. Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Ulang Kehidupan. Jakarta: EGC Barquera S, Lucia H, Maria L, Juan E, Shu W, Juan A, and Barry M. 2008. Energy intake from beverages is creasing among Mexican adolescents and adults. J Clin Nutr 2008;138: 2454–2461. Bleich SN, Wang YC, Wang Y, and Gortmaker SL. 2009. Increasing consumption of sugar-sweetened beverages among US adults: 1988-1994 to 19992004. J Clin Nutr 2009;89:372-81. Boyle SE, Jones GL, Walters SJ. 2010. Physical activity, weight status and diet in adolescents: are children meeting the guidelines? / Health 2010;2:11421149. Budiyanto. 2002. Gizi dan Kesehatan. Malang: Bayu Media. Food and Agriculture Organization, World Health Organization, and United Nations University (FAO/WHO/UNU). 2001. Energy and Protein Requirements. Roma: FAO/WHO/UNU. Gibney MJ, Barrie M. Margetts, John M. Kearney, dan Lenore Arab. 2008. The Nutrition Society Textbook Series: Public Health Nutrition. USA: Blackwell Publishing. Gunarsa SD. 2001. Psikologi untuk Keluarga. Jakarta: PT. BPK. Gunung Mulia. Hardinsyah, Martianto D. 1992. Gizi Terapan. Dirjen Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB. Hardinsyah, Briawan D. 1994. Penilaian dan Perencanaan Konsumsi Pangan. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Hardinsyah, Briawan D, Effendi, YH, Dwiriani CM, Dewi M, Damayanti E, Aries M. 2010. Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi Berbeda. Tim THIRST (The Indonesian Regional Hydration Study). FEMA IPB, FKM UNAIR dan FKM UNHAS. Hasan AB. 2006. Psikologi Perkembangan Islami. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hurlock EB. 2004. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Khumaidi. 1989. Gizi Masyarakat. Bogor: PAU Institut Pertanian Bogor.
49
Li S et al. 2010. Physical activity attenuates the genetic predisposition to obesity in 20,000 men and women from epic-norfolk prospective population study. PLoS Med 7(8): e1000332. doi:10.1371/journal.pmed.1000332 Maulad A. 2010. Hubungan Aktivitas Fisik dan Preferensi Konsumsi Minuman dengan Pemenuhan Kebutuhan Cairan pada Remaja SMA Negeri 2 Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Malik VS, Schulze MB, & Hu FB. 2006. Intake of sugar-weetened beverages and weight gain: a systematic review. http://www.ajcn.org/cgi/content/full/84/2/274?maxtoshow=&hits=10&RESULTFORMAT=&fulltext=beverages& searchid=1&FIRSTINDEX=0&resourcetype=HWCIT [15 september 2010]. Mann J and Stewart A.T. 2007. Essential of Human Nutrition Third Edition. USA : Oxford University Press inc. Manz F and Wentz A. 2005. The Importance of Good Hydration for the Prevention of Chronic Diseases. International Life Sciences Institute. doi: 10.1301/nr.2005.jun.S2–S5 Pennington N and Baker C. 1990. Sugar : A User’s Guide to Sucrose. New york: Van Nostrand Reinhold. Proboprastowo SM, Dwiriyani CM. 2004. Angka Kecukupan Air dan Elektrolit. Jakarta: Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi. Proper, K. I., Cerin, E., Brown, W. J., & Owen, N. (2007). Sitting time and socioeconomic differences in overweight and obesity. International journal of obesity 2005, 31(1), 169-176. Retrieved from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16652126 [25 Oktober 2010] Rivera JA, Muňoz-Hernández O, Rosas-Peralta M, Aguilar-Salinas CA, Popkin BM, Wilett WC. Beverage consumption for a healthy life: recommendations for the Mexican population. Salud Publica Mex. 2008;53:122-7;quiz 186. Riyadi H.1996. Gizi dan Kesehatan dalam Pembangunan Pertanian.(Khomsan A. dan Sulaeman A, Editor). Bogor. IPB Press Sawka MN, Cheuvront SN, Charter R. 2005. Human Water Needs. International Life Sciences Institute. Sediaoetama A. D. 2000. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid 1. Jakarta: Dian Rakyat. Soendoro T. 2008. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007. Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI Suhardjo. 2000. Perencanaan Pangan dan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta.
50
Supariasa. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Walker WA. 2006. Eat, Play, and Be Healthy. United States: Harvard Medical School. Weiss D, O’loughlin J, Platt R, Paradis G. 2007. Five-year predictors of physical activity decline among adults in low-income communities: a prospective study. http://www.ijbnpa.org/content/4/1/2 [21 Juni 2011]. WHO/FAO [World Health Organization/Food and Agriculture and Agriculture Organization]. 2003. Joint WHO/FAO Expert Consultation on Diet, Nutrition, and Prevention of Chronic Diseases. Draft 28 March 2002. Geneva. http://www.who.int/world-health-day/q_and_a.en.shtml [25 September 2010]. WHO [World Health Organization]. 2000. Obesity: Preventing and Managing the Global Epidemic. Geneva: WHO Technical Report Series. ____. 2003. Populations with high sugar consumption are at increased risk of chronic disease, South African researchers report. http://www.who.int/bulletin/releases/2003/PR0803/en/ [21 Juni 2011]. ____. 2003. Joint WHO/FAO Expert Consultation on Diet. Nutrition. and Prevention of Chronic Diseases. Draft 28 March 2002. Geneva. http://www.who.int/world-health-day/q_and_a.en.shtml [25 September 2010] ____. 2004. Human energy requirements : principles and definitions. Report of a Joint FAO/WHO/UNU Expert Consultation. Food and Agriculture Organization of the United Nations. 2004. http://www.fao.org/docrep/007/y5686e/y5686e04.htm. [17 Agustus 2011] ____. 2005. Obesity: preventing and managing the global epidemic. Genewa: WHO Technical Report Series. ____.
2007. Growth reference 5-19 years. http://www.who.int/growthref/who2007_bmi_for_age/en/index.html. [15 September 2010].
____. 2010. Physical Activity. http://www.who.int/dietphysicalactivity/pa/en/ [25 September 2010] Yuniastuti A. 2008. Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
48
LAMPIRAN
51
No 1
2
3
4
5
Lampiran 1 Data yang digunakan berdasarkan penelitian tim THIRST Data Remaja Dewasa Karakteristik Individu dan Keluarga Umur Jenis kelamin Jumlah anggota keluarga Uang minum (perminggu) Pengeluaran Rumah Tangga (perbulan) Kebiasaan Minum Lebih menyukai minuma air putih atau minuman lainnya Alasan menyukai minuman lainnya Jenis minuman lainnya yang sering diminum Aktivitas Fisik (3 hari yang lalu dan 3 hari kemudian) Tidur malam Tidur siang/sore Mandi/kebersihan diri/berdandan Makan (pagi, siang, dan malam) Perjalanan ke dan dari sekolah Belajar di sekolah (termasuk jam istirahat di sekolah) Bekerja di sekolah Belajar di luar sekolah Bekerja di luar sekolah Olahraga di sekolah Olahraga di luar sekolah Ibadah/sholat Kegiatan lainnya (misalnya nonton, nongkrong, pesta, jalan-jalan) Karakteristik Kesehatan Individu Berat Badan Tinggi Badan Makanan dan Minuman (satu minggu yang lalu) Makanan Pokok Lauk pauk Buah segar, rujak, asinan & manisan Jajanan berkuah/basah Jajanan Kering Jus/sari buah tanpa kemasan Sari buah kemasan Aneka es buah/campur/kelapa Minuman serbuk Minuman jelly Susu tanpa kemasan Susu (bubuk/cair) dan yoghurt kemasan Teh dan kopi tanpa kemasan Teh dan kopi dalam kemasan Minuman ber-gas (karbonasi) Bir dan minuman beralkohol Jamu dan minuman herbal Minuman Lainnya Minuman Lainnya
52
Lampiran 2 Jumlah energi yang dikeluarkan untuk tiap jenis aktivitas per satuan waktu tertentu (Physical Activity Rate) Aktivitas Aktivitas pribadi Tidur Duduk Berdiri Berpakaian Mandi Makan dan minum Kegiatan transportasi Berjalan lambat Berjalan cepat Duduk di bis/kereta Mengendarai sepeda motor Mengendarai mobil/truk Memasak/mempersiapkan makanan Membuat adonan Mengupas sayuran Berbelanja Memeras kelapa Mencuci piring Membersihkan rumah Pekerjaan rumah (tidak spesifik) Merapikan tempat tidur Mengepel Menyapu Pencucian Mencuci pakaian Menjemur Menyetrika Pekerjaan kantor Merapikan berkas Membaca Duduk Berdiri/berjalan sekitar Mengetik Menulis Aktivitas olahraga Basket Sepakbola Berlari jarak jauh Berlari sprint Berenang Voli Aktivitas rekreasi Menari Mendengarkan radio/musik Melukis Bermain kartu Bermain drum Bermain piano Bermain terompet Membaca Menonton TV
Sumber : WHO/FAO (2004)
Laki-laki Rata-rata Kisaran PAR PAR 1.0 1.2 1.4 2.4 2.3 1.4
1.6-3.3
2.6-3.0
1.9
1.3-2.4
3.6
2.4-3.0
3.5 1.3 1.3 1.3 1.6 1.8 1.4
5.0 1.57 1.25 1.5 3.71 2.25 1.77 1.22 1.64
1.0 1.2 1.5 3.3 1.6
2.8 3.8 1.2 2.7 2.0
6.95 8.0 6.34 8.21 9 6.06
Perempuan Rata-rata Kisaran PAR PAR
3.4 1.5 4.6 2.4 1.7 2.8 3.4 4.4 2.3
2.5-3.0
2.8 4.4 1.7
2.6-3.0 4.3-4.6
1.5 1.5 1.8 1.4 7.74 7.5-8.5 6.55 8.28 8.5-9.4 6.06
1.45-1.9 1.4-1.8
1.6-1.9
5.09 1.43 1.27 1.75
1.25 1.72
3.4-6.5 2.0-2.5
53
Lampiran 3 Kandungan energi dan zat gizi makro dari tiap merk/jenis minuman berkalori No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kategori
Merk minuman
Bentuk
Sari buah kemasan
Ale-ale Abc Asam jawa Berry jus Buavita Country choice Fresh juicy Fruitamin Frutang Gogo Happy juice Jungle juice Love Nutrisari Pulpy orange
Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Jelly/ padat Cair Padat Jelly/ padat Bubuk Bubuk Bubuk Bubuk Bubuk Bubuk Bubuk Bubuk Bubuk Bubuk Bubuk Cair Bubuk Bubuk Bubuk Cair Cair Cair Cair Bubuk Bubuk Jelly/ padat Jelly/ padat Semi padat Bubuk Bubuk Cair Bubuk Bubuk Cair Cair Bubuk Bubuk Cair Cair Bubuk Bubuk Bubuk Bubuk Bubuk Bubuk Cair
16 17 18
Nata de coco Es buah/campur/ kelapa
Air kelapa Daging kelapa*
19
Agar-agar
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Adem sari Energen Esquis Finto Hore Jasjus Marimas Naturade Nutrisari Pop ice Segar sari Sisri Top ice Tropicana Vanilla latte Extra joss Hem aviton Kratingdaeng Kuku bima Vegeta Nutrijel
41
Minuman serbuk
Minuman jelly
Okky jelly drink
42
Vita jelly
43
Activia
44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61
Anlene Ansure Bear brand Bendera Boneeto Calpico Cimori Dancow Diabetasol Fresh milk Fresh time Frisian flag Hilo Ideal Indomilk Lactamil L men Mdl 525
Susu dan yogurt kemasan
Takaran saji (mL/g) 200 250 250 330 300 250 300 200 165 200 200 200 250 200 350
Kandungan energi per takaran saji E P L KH (kkal) (g) (g) (g) 100 0 0 24 130 0 0 31 110 6 0 23 160 0 0 40 150 1 0 37 112 0 0 28 150 1 0 37 60 0 0 16 35 0 0 9 100 0 0 26 100 0 0 26 100 0 0 26 100 0 1 24 120 0 0 28 164 0 0 40
E (kkal)/ 100 mL 50 52 44 48 50 45 50 30 21 50 50 20 40 60 47
180
140
0
0
35
78
200.6 30
17 68
0.2 1
0.1 0.9
3.8 14
8 227
95
0
0
0.2
0
0
29 30 29 29 8 8 8 29 29 25 8 250 25 5 20 150 150 150 150 8 95
110 130 110 110 30 30 30 110 110 100 30 85 100 6 88 100 100 100 100 30 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1.5 1.5 1.5 1.5 0 0
0 3.5 0 0 0 0 0 0 0 0.5 0 0 0.5 0 2.4 0 0 0 0 0 0.2
29 24 29 29 8 8 8 29 29 23 8 21 23 0 16 25 25 25 25 8 0
15 52 15 15 12 12 12 15 44 40 12 53 40 2 35 71 71 67 71 15 0
180
45
0
0
11
25
180
45
0
0
11
25
80
70
3
2.5
10
88
25 52.3 189 40 35 320 250 27 100 250 200 40 40 27 26 40 43.5 200
88 230 120 170 160 160 213 130 422 160 61 170 160 120 130 160 150 41
8.3 8 6 5 6 1 5 7 15 9 3.2 5 6 4 6 8 12 3.5
0.2 7 7 3.5 5 0 5 7 11.5 9 3.5 3.5 3 3.5 7 2 2 2.5
13.2 33 9 29 22 39 37 11 64.5 11 4.3 29 28 18 10 26 27 5
35 92 63 68 64 50 85 52 169 64 31 68 64 48 52 64 60 21
54
No
Merk minuman
Bentuk
62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
Milkuat Milo cair Milo bubuk Natoya Nutrilite Omela Ovaltine Prenagen Real good Skm bendera SKM cap nona SKM enak Skm indomilk Susu bantal Susu bendera Susu kedelai Ultra
79
Vitacharm
80
Weight gain
81
Yakult
Cair Cair Bubuk Bubuk Bubuk Bubuk Bubuk Bubuk Cair Cair Cair Cair Cair Cair Bubuk Cair Cair Semi padat Bubuk Semi padat Cair Cair Cair Cair Bubuk Bubuk Cair Cair Cair Cair Cair Bubuk Bubuk Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair
82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101
Kategori
Teh dan kopi kemasan
102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126
Minuman berkarbonasi
Bir dan minuman beralkohol
Jamu atau minuman herbal
Abc susu Abc mocca Birdy C2 Ceremix Coffeemix Estea Fresstea Fruit tea Granita Green tea Good day Indocafe Joy tea Kapal api Milk tea Moccachino Mountea Nescafe Nu green tea Teh Botol Sosro Starbucks Teh gelas Teh kotak Teh 2 tang Torabika Zes tea Aw Coca cola Diet coke Fanta Green sands Pepsi Sprite Tebs Bintang Cap tikus Janen bir Vodka Heineken Anker bir Bandrek Sekoteng Buyung upik Intisari
Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Bubuk
Takaran saji (mL/g) 100 240 28 25 9.5 42 33 35 160 45 45 42 42 200 190 200 200
Kandungan energi per takaran saji E P L KH (kkal) (g) (g) (g) 70 1 0.5 16 180 5 5 28 110 3 2.5 19 70 7 1 8 37 8 0.4 0.4 150 1 5 24 140 2 3 26 110 6 1 21 100 5 3 14 130 3 3.5 22 150 1 5 27 140 1 4 24 140 3 3.5 24 150 6 4 22 141 5 4 21 100 3 1.5 18 120 6 6 10
E (kkal)/ 100 mL 70 75 44 21 15 60 56 44 63 52 60 56 56 75 74 50 60
65
45
1
0
10
69
25
120
7
6
9
48
65
50
1
0
11
77
182 182 182 200 30 20 250 250 500 182 250 20 25 300 182 250 182 180 240 250
352 352 352 90 140 88 85 125 150 352 85 88 110 85 352 85 352 45 140 80
17.4 17.4 17.4 0 1 1 0 0 0 17.4 0 1 2 0 17.4 0 17.4 0 4.6 0
1.3 1.3 1.3 0 4 2.4 0 0 0 1.3 0 2.4 2 0 1.3 0 1.3 0 2.6 0
69 69 69 23 26 16 21 31 38 69 21 16 20 21 69 21 69 11 24.9 20
193 193 193 45 56 35 34 50 30 193 34 35 44 28 193 34 193 25 58 32
250
85
0
0
21
34
182 190 200 250 182 500 330 250 300 250 300 330 250 250 100 100 100 100 100 100 29.4 29.4 49 29
352 70 70 85 352 170 186 105 0.3 140 0.3 110 130 105 153 153 153 153 153 153 51 51 63 110
17.4 0 0 0 17.4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.5 1.5 2 0
1.3 0 0 0 1.3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2.7 0
69 19 17 21 69 44 49 28 0 35 0 35 31 28 16 16 16 16 16 16 10.1 10.1 9.1 29
193 37 35 34 193 34 56 42 0 56 0 33 52 42 153 153 153 153 153 153 173 173 129 15
55
No
Kategori
127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140
Sirup
Minuman berelektrolit
Takaran saji (mL/g)
Kandungan energi per takaran saji E P L KH (kkal) (g) (g) (g) 63 2 2.7 9.1 20 0.85 0 3.5
E (kkal)/ 100 mL 129 200
Merk minuman
Bentuk
Kiranti Madurasa Larutan cap kaki 3 Slimming tea Sido muncul Tolak angin Abc Marjan Sirup giant Lemon water Mizone Pocari Uc 1000 Vitazone
Cair Cair
49 10
Cair
200
0
0
0
0
0
Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair
250 29.4 29.4 35 35 35 500 100 100 140 350
85 51 51 100 100 100 148 25 25 65 90
0 1.5 1.5 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
21 10.1 10.1 25 25 25 37 6 6 16 22
34 20 173 40 40 40 30 25 25 46 26
Ket: * dalam bentuk gram
56
Lampiran 4 Jenis produk minuman tidak berkalori dan minuman berkalori berdasarkan jumlah subjek (remaja dan dewasa) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
Merk minuman Air putih tanpa kemasan Air putih kemasan Teh kotak Agar-agar Ultramilk Air kelapa Daging kelapa Coca cola Buavita Okky jelly drink Teh Botol Sosro Fanta Nutrisari Pocari Sweat Pop ice Bendera Kapal api Nescafe Sprite Abc susu Marimas Milo bubuk Dancow Mountea Skm bendera Mizone Fruit tea Energen Abc Indomilk Sisri Nutrisari Anlene Hilo Teh 2 tang Marjan Milo cair Freshtea Sirup giant Frisian flag Yakult Tebs Extra joss Teh gelas Ale-ale Pulpy orange Skm indomilk Torabika Frutang Good day Activia Fresh milk Susu kedelai Indocafe Adem sari Sido muncul Berry jus Fruitamin Uc 1000
Kategori Minuman tidak berkalori Minuman tidak berkalori Teh kemasan Es buah/campur/kelapa Susu dan yogurt kemasan Es buah/campur/kelapa Es buah/campur/kelapa Minuman berkarbonasi Sari buah kemasan Minuman jelly Teh kemasan Minuman berkarbonasi Sari buah kemasan Minuman berelektrolit Minuman serbuk Susu dan yogurt kemasan Kopi kemasan Kopi kemasan Minuman berkarbonasi Kopi kemasan Minuman serbuk Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Teh kemasan Susu dan yogurt kemasan Minuman berelektrolit Teh kemasan Minuman serbuk Sari buah kemasan Susu dan yogurt kemasan Minuman serbuk Minuman serbuk Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Teh kemasan Sirup Susu dan yogurt kemasan Teh kemasan Sirup Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Teh kemasan Minuman serbuk Teh kemasan Sari buah kemasan Sari buah kemasan Susu dan yogurt kemasan Kopi kemasan Sari buah kemasan Kopi kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Kopi kemasan Minuman serbuk Jamu atau minuman herbal Sari buah kemasan Sari buah kemasan Minuman berelektrolit
Bentuk Cair Cair Cair Kenyal Cair Cair Padat Cair Cair Jelly/Padat Cair Cair Cair Cair Bubuk Bubuk Bubuk Bubuk Cair Cair Bubuk Bubuk Bubuk Cair Kental Cair Cair Bubuk Cair Bubuk Bubuk Cair Bubuk Bubuk Cair Cair Cair Cair Cair Bubuk Cair Cair Bubuk Cair Cair Cair Kental Cair Cair Bubuk Bubuk Cair Cair Bubuk Bubuk Cair Cair Cair Cair
n 1200 550 221 196 196 188 185 171 159 144 136 136 104 102 98 89 83 79 79 79 74 66 63 64 61 61 60 56 55 52 45 37 36 35 35 34 31 27 27 26 26 26 24 23 22 21 21 21 19 19 18 18 18 18 17 17 16 16 15
% 100 87.4 18.4 16.3 16.3 15.7 15.4 14.3 13.3 12 11.3 11.3 8.7 8.5 8.2 7.4 6.9 6.6 6.6 6.6 6.2 5.5 5.3 5.3 5.1 5.1 5 4.7 4.6 4.3 3.8 3.1 3 2.9 2.9 2.8 2.6 2.3 2.3 2.2 2.2 2.2 2 1.9 1.8 1.8 1.8 1.8 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.4 1.4 1.3 1.3 1.3
mL 173.4 115.2 102.5 5.1 68.6 79.5 24.9 37.0 40.5 45.3 35.5 17.7 3.7 73.5 13.9 35.5 33.9 20.5 9.4 15.1 22.7 9.6 10.1 12.5 8.7 51.1 18.2 8.8 15.8 34.9 0.9 23.2 13.3 15.0 3.6 18.8 2.1 12.8 27.0 8.7 5.6 3.5 6.7 35.9 1.4 9.4 5.8 10.6 8.6 4.3 2.5 3.7 2.8 7.6 3.4 1.9 18.3 9.5 0.7
57
No 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85
Merk minuman Bandrek Jasjus Vitazone Segar sari Abc mocca Coffeemix Nu green tea Bear brand Fresh time Pepsi Nata de coco Estea Granita Moccachino SKM enak Country choice Happy juice Vita jelly SKM cap nona Kiranti Larutan cap kaki 3 Hemaviton Kratingdaeng Real good Prenagen Aw
86
Bintang
87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101
Abc Hore Top ice Kuku bima Lactamil L men Mdl 525 Ovaltine Susu bantal Vitacharm C2 Ceremix Green tea Joy tea Green sands
102
Anker bir
103 104 105 106 107 108 109 110 111
Sekoteng Tolak angin Asam jawa Esquis Naturade Tropicana Nutrijel Omela Birdy
112
Vodka
113 114 115 116 117 118 119
Intisari Lemon water Fresh juicy Gogo Jungle juice Love Finto
Kategori Jamu atau minuman herbal Minuman serbuk Minuman berelektrolit Minuman serbuk Kopi kemasan Kopi kemasan Teh kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Minuman berkarbonasi Minuman jelly Teh kemasan Kopi kemasan Kopi kemasan Susu dan yogurt kemasan Sari buah kemasan Sari buah kemasan Minuman jelly Susu dan yogurt kemasan Jamu atau minuman herbal Jamu atau minuman herbal Minuman serbuk Minuman serbuk Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Minuman berkarbonasi Bir dan minuman beralkohol Sirup Minuman serbuk Minuman serbuk Minuman serbuk Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Teh kemasan Kopi kemasan Teh kemasan Teh kemasan Minuman berkarbonasi Bir dan minuman beralkohol Jamu atau minuman herbal Jamu atau minuman herbal Sari buah kemasan Minuman serbuk Minuman serbuk Minuman serbuk Minuman jelly Susu dan yogurt kemasan Kopi kemasan Bir dan minuman beralkohol Jamu atau minuman herbal Minuman berelektrolit Sari buah kemasan Sari buah kemasan Sari buah kemasan Sari buah kemasan Minuman serbuk
Bentuk Bubuk Bubuk Cair Bubuk Bubuk Bubuk Cair Cair Cair Cair Jelly/padat Bubuk Cair Bubuk Kental Cair Cair Jelly/padat Kental Cair Cair Bubuk Bubuk Cair Bubuk Cair
n 14 13 13 12 12 12 12 11 11 11 9 10 10 10 8 7 7 7 7 7 7 6 6 6 5 5
% 1.2 1.1 1.1 1 1 1 1 0.9 0.9 0.9 0.8 0.8 0.8 0.8 0.7 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.5 0.5 0.5 0.4 0.4
mL 1.4 5.2 6.5 4.7 3.5 3.9 16.3 8.1 3.9 10.6 8.2 5.3 8.1 20.0 0.7 4.7 3.2 0.8 13.4 9.5 2.7 5.9 2.8 6.6 6.7 0.4
Cair
5
0.4
5.6
Cair Bubuk Bubuk Bubuk Bubuk Bubuk Cair Bubuk Cair Kental Cair Bubuk Cair Cair Cair
3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4
0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
12.5 4.3 11.0 3.8 2.8 3.2 4.6 10.7 4.4 4.3 0.8 2.5 6.7 8.9 2.6
Cair
3
0.3
2.7
Cair Cair Cair Bubuk Bubuk Bubuk Padat/Jeli Kental Cair
3 3 2 2 2 2 2 2 2
0.3 0.3 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2
2.1 0.4 2.0 3.3 4.3 4.0 1.8 15.2 5.6
Cair
2
0.2
4.5
Cair Cair Cair Cair Cair Cair Bubuk
2 2 1 1 1 1 1
0.2 0.2 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
3.7 1.3 11.2 6.8 9.5 2.3 4.7
58
No 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136
Merk minuman Vanilla latte Vegeta Ansure Boneeto Calpico Cimori Diabetasol Ideal Milkuat Natoya Nutrilite Susu bendera Weight gain Milk tea Starbucks Zes tea Diet coke
137
Cap tikus
138
Janen bir
139
Heineken
140 141 142
Buyung upik Madurasa Slimming tea
Kategori Minuman serbuk Minuman serbuk Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Minuman serbuk Kopi kemasan Teh kemasan Minuman berkarbonasi Bir dan minuman beralkohol Bir dan minuman beralkohol Bir dan minuman beralkohol Jamu atau minuman herbal Jamu atau minuman herbal Jamu atau minuman herbal
Bentuk Bubuk Bubuk Bubuk Bubuk Cair Cair Bubuk Bubuk Cair Cair Cair Cair Bubuk Bubuk Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Bubuk
n 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
% 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
mL 7.2 9.8 22.7 3.4 5.6 10.8 0.9 8.6 8.9 3.6 0.4 8.7 6.7 2.9 0.7 0.7 2.1
1
0.1
5.6
1
0.1
4.8
1
0.1
3.5
1 1 1
0.1 0.1 0.1
2.0 2.7 4.7
59
Lampiran 5 Jenis produk minuman tidak berkalori dan minuman berkalori berdasarkan jumlah subjek remaja No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61
Jenis Minuman Air putih tanpa kemasan Air putih kemasan Agar-agar Teh kotak Daging kelapa Air kelapa Ultramilk Okky jelly drink Coca cola Fanta Pop ice Buavita Teh botol sosro Dancow Marimas Sprite Pocari Sweat Nutrisari Mountea Skm bendera Sisri Milo bubuk Bendera Indomilk Abc Nutrisari Energen Fruit tea Mizone Milo cair Sirup giant Nescafe Teh 2 tang Teh gelas Abc susu Frisian flag Tebs Ale-ale Fresh milk Hilo Susu kedelai Sido muncul Berry jus Activia Kapal api Marjan Bandrek Pulpy orange Jasjus Segar sari Freshtea Good day Uc 1000 Frutang Adem sari Skm indomilk Abc mocca Granita Moccachino Nu green tea Extra joss
Kategori Minuman tidak berkalori Minuman tidak berkalori Es buah/campur/kelapa Teh kemasan Es buah/campur/kelapa Es buah/campur/kelapa Susu dan yogurt kemasan Minuman jelly Minuman berkarbonasi Minuman berkarbonasi Minuman serbuk Sari buah kemasan Teh kemasan Susu dan yogurt kemasan Minuman serbuk Minuman berkarbonasi Minuman berelektrolit Minuman serbuk Teh kemasan Susu dan yogurt kemasan Minuman serbuk Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Sari buah kemasan Minuman serbuk Minuman serbuk Teh kemasan Minuman berelektrolit Susu dan yogurt kemasan Sirup Kopi kemasan Teh kemasan Teh kemasan Kopi kemasan Susu dan yogurt kemasan Teh kemasan Sari buah kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Jamu atau minuman herbal Sari buah kemasan Susu dan yogurt kemasan Kopi kemasan Sirup Jamu atau minuman herbal Sari buah kemasan Minuman serbuk Minuman serbuk Teh kemasan Kopi kemasan Minuman berelektrolit Sari buah kemasan Minuman serbuk Susu dan yogurt kemasan Kopi kemasan Kopi kemasan Kopi kemasan Teh kemasan Minuman serbuk
Bentuk Cair Cair Kenyal Cair Padat Cair Cair Jelly/Padat Cair Cair Bubuk Cair Cair Bubuk Bubuk Cair Cair Bubuk Cair Kental Bubuk Bubuk Bubuk Cair Cair Bubuk Bubuk Cair Cair Cair Cair Bubuk Cair Cair Bubuk Bubuk Cair Cair Cair Bubuk Cair Cair Cair Kental Bubuk Cair Cair Cair Bubuk Bubuk Cair Bubuk Cair Cair Bubuk Kental Bubuk Cair Bubuk Cair Bubuk
n 606 550 196 186 179 178 171 127 114 94 88 83 71 63 61 55 55 50 47 46 45 44 43 43 43 37 36 36 32 31 27 25 24 23 22 20 20 19 18 18 18 17 16 15 15 15 14 13 13 12 12 12 12 11 11 10 9 9 9 9 8
% 100 90.8 32.3 30.7 29.5 29.4 28.2 21.0 18.8 15.5 14.5 13.7 11.7 10.4 10.1 9.1 9.1 8.3 7.8 7.6 7.4 7.3 7.1 7.1 7.1 6.1 5.9 5.9 5.3 5.1 4.5 4.1 4.0 3.8 3.6 3.3 3.3 3.1 3.0 3.0 3.0 2.8 2.6 2.5 2.5 2.5 2.3 2.1 2.1 2.0 2.0 2.0 2.0 1.8 1.8 1.7 1.5 1.5 1.5 1.5 1.3
mL 184.3 129.1 5.1 89.4 26.8 82.0 72.2 43.5 38.9 19.3 14.7 50.6 45.5 10.1 20.8 8.7 45.3 37.5 15.3 12.1 0.9 12.4 28.9 28.5 21.4 4.9 18.3 25.6 50.8 13.7 27.0 25.8 5.4 35.9 12.3 9.8 5.2 2.6 3.7 18.5 2.8 1.9 18.3 3.2 26.5 15.7 1.4 12.1 5.2 4.7 16.3 3.1 1.8 9.6 5.2 9.5 2.9 8.6 21.8 14.7 4.6
60
No 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124
Jenis Minuman Fruitamin Fresh time Coffeemix Indocafe Pepsi Happy juice SKM cap nona Vita jelly Bear brand Yakult Nata de coco Top ice Ovaltine Real good Susu bantal Torabika Aw Green sands Bintang Vitazone Hore Vitacharm Estea Green tea Sekoteng Tolak angin Kuku bima Naturade Nutrijel L men Omela Birdy c2 Ceremix Joy tea Vodka Intisari Kiranti Larutan cap kaki 3 Lemon water Hemaviton Kratingdaeng Asam jawa Gogo Jungle juice Love Esquis Finto Vanilla latte Boneeto Calpico Cimori Ideal Milkuat SKM enak Susu bendera Weight gain Milk tea Starbucks Cap tikus Heineken Anker bir Slimming tea
Kategori Sari buah kemasan Susu dan yogurt kemasan Kopi kemasan Kopi kemasan Minuman berkarbonasi Sari buah kemasan Susu dan yogurt kemasan Minuman jelly Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Es buah/campur/kelapa Minuman serbuk Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Kopi kemasan Minuman berkarbonasi Minuman berkarbonasi Bir dan minuman beralkohol Minuman berelektrolit Minuman serbuk Susu dan yogurt kemasan Teh kemasan Teh kemasan Jamu atau minuman herbal Jamu atau minuman herbal Minuman serbuk Minuman serbuk Minuman jelly Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Kopi kemasan Teh kemasan Kopi kemasan Teh kemasan Bir dan minuman beralkohol Jamu atau minuman herbal Jamu atau minuman herbal Jamu atau minuman herbal Minuman berelektrolit Minuman serbuk Minuman serbuk Sari buah kemasan Sari buah kemasan Sari buah kemasan Sari buah kemasan Minuman serbuk Minuman serbuk Minuman serbuk Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Minuman serbuk Kopi kemasan Bir dan minuman beralkohol Bir dan minuman beralkohol Bir dan minuman beralkohol Jamu atau minuman herbal
Bentuk Cair Cair Bubuk Bubuk Cair Cair Kental Kenyal Cair Cair Jelly/Padat Bubuk Bubuk Cair Cair Bubuk Cair Cair Cair Cair Bubuk Cair Cair Cair Cair Cair Bubuk Bubuk Jelly/Padat Bubuk Kental Cair Cair Bubuk Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Cair Bubuk Bubuk Bubuk Bubuk Cair Cair Bubuk Cair Kental Bubuk Bubuk Bubuk Cair Cair Cair Cair Bubuk
n 7 7 7 7 7 6 6 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
% 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.0 1.0 0.8 0.8 0.8 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2
mL 8.2 1.7 4.2 6.3 12.8 3.5 12.1 0.6 6.8 2.3 7.4 11.0 10.7 4.4 4.4 5.3 0.8 2.6 4.7 5.2 4.3 3.1 3.9 6.4 2.1 0.4 3.8 4.3 1.8 4.1 15.2 5.6 1.6 2.5 7.8 4.5 3.7 4.2 4.1 1.3 6.9 3.6 4.2 6.8 9.5 2.3 3.9 4.7 7.2 3.4 5.6 10.8 8.6 8.9 2.0 8.7 6.7 2.9 0.7 5.6 3.5 1.5 4.7
61
Lampiran 6 Jenis produk minuman tidak berkalori dan minuman berkalori berdasarkan jumlah subjek dewasa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61
Jenis Minuman Air putih tanpa kemasan Air putih kemasan Buavita Kapal api Teh botol sosro Coca cola Nutrisari Nescafe Pocari Sweat Bendera Fanta Abc Anlene Teh kotak Abc susu Mizone Ultramilk Sprite Fruit tea Milo bubuk Yakult Energen Marjan Okky jelly drink Mountea Hilo Torabika Extra joss Skm bendera Freshtea Marimas Teh 2 tang Skm indomilk Indocafe Air kelapa Pop ice Indomilk Fruitamin Vitazone Pulpy orange Frutang Good day Estea SKM enak Country choice Daging kelapa Frisian flag Tebs Adem sari Bear brand Coffeemix Nata de coco Kiranti Larutan cap kaki 3 Prenagen Fresh time Pepsi Hemaviton Kratingdaeng Lactamil Mdl 525
Kategori Minuman tidak berkalori Minuman berkalori Sari buah kemasan Kopi kemasan Teh kemasan Minuman berkarbonasi Minuman serbuk Kopi kemasan Minuman berelektrolit Susu dan yogurt kemasan Minuman berkarbonasi Kopi kemasan Susu dan yogurt kemasan Teh kemasan Kopi kemasan Minuman berelektrolit Susu dan yogurt kemasan Minuman berkarbonasi Teh kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Minuman serbuk Sirup Minuman jelly Teh kemasan Susu dan yogurt kemasan Kopi kemasan Minuman serbuk Susu dan yogurt kemasan Teh kemasan Minuman serbuk Teh kemasan Susu dan yogurt kemasan Kopi kemasan Es buah/campur/kelapa Minuman serbuk Susu dan yogurt kemasan Sari buah kemasan Minuman berelektrolit Sari buah kemasan Sari buah kemasan Kopi kemasan Teh kemasan Susu dan yogurt kemasan Sari buah kemasan Es buah/campur/kelapa Susu dan yogurt kemasan Teh kemasan Minuman serbuk Susu dan yogurt kemasan Kopi kemasan Es buah/campur/kelapa Jamu atau minuman herbal Jamu atau minuman herbal Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Minuman berkarbonasi Minuman serbuk Minuman serbuk Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan
Bentuk Cair Cair Cair Bubuk Cair Cair Bubuk Bubuk Cair Bubuk Cair Bubuk Bubuk Cair Bubuk Cair Cair Cair Cair Bubuk Cair Bubuk Cair Jelly/Padat Cair Bubuk Bubuk Bubuk Kental Cair Bubuk Cair Kental Bubuk Cair Bubuk Cair Cair Cair Cair Cair Bubuk Cair Kental Cair Padat Bubuk Cair Bubuk Cair Bubuk Jelly/Padat Cair Cair Bubuk Cair Cair Cair Cair Bubuk Bubuk
n 594 499 76 68 65 57 54 54 47 46 42 36 36 35 33 29 25 24 24 22 21 20 19 17 17 17 17 16 15 15 13 11 11 11 10 10 9 9 9 8 8 7 7 7 7 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4
% 100.0 84.0 12.8 11.4 10.9 9.6 9.1 9.1 7.9 7.7 7.1 6.1 6.1 5.9 5.6 4.9 4.2 4.0 4.0 3.7 3.5 3.4 3.2 2.9 2.9 2.9 2.9 2.7 2.5 2.5 2.2 1.9 1.9 1.9 1.7 1.7 1.5 1.5 1.5 1.3 1.3 1.2 1.2 1.2 1.2 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
mL 187.6 142.9 38.7 41.1 35.5 17.7 3.7 73.5 13.9 13.3 15.0 3.6 18.8 2.1 12.8 27.0 35.5 33.9 20.5 9.4 15.1 22.7 15.8 34.9 0.9 23.2 1.4 9.4 5.8 10.6 8.6 4.3 2.5 3.7 2.8 7.6 3.4 1.9 18.3 9.5 2.8 9.6 10.1 12.5 8.7 51.1 18.2 8.8 9.5 2.7 5.9 2.8 6.6 2.1 0.4 2.0 3.3 4.3 4.0 1.8 15.2
62
No 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95
Jenis Minuman Ale-ale Activia Uc 1000 Abc mocca Nu green tea Abc sirup Vita jelly Real good Anker bir Tropicana Granita Moccachino Happy juice SKM cap nona Aw Bintang Vitacharm Green tea L men c2 ceremix Joy tea Asam jawa esquis Madurasa Diabetasol Vegeta Ansure Natoya Nutrilite Zes tea Diet coke Janen bir Fresh juicy
Kategori Sari buah kemasan Susu dan yogurt kemasan Minuman berelektrolit Kopi kemasan Teh kemasan Sirup Minuman jelly Susu dan yogurt kemasan Bir dan minuman beralkohol Minuman serbuk Kopi kemasan Kopi kemasan Sari buah kemasan Susu dan yogurt kemasan Minuman berkarbonasi Bir dan minuman beralkohol Susu dan yogurt kemasan Teh kemasan Susu dan yogurt kemasan Teh kemasan Kopi kemasan Teh kemasan Sari buah kemasan Minuman serbuk Jamu atau minuman herbal Susu dan yogurt kemasan Minuman serbuk Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Susu dan yogurt kemasan Teh kemasan Minuman berkarbonasi Bir dan minuman beralkohol Sari buah kemasan
Bentuk Cair Kental Cair Bubuk Cair Cair Jelly/Padat Cair Cair Bubuk Cair Bubuk Cair Kental Cair Cair Cair Cair Bubuk Cair Bubuk Cair Cair Bubuk Cair Bubuk Bubuk Bubuk Bubuk Bubuk Cair Cair Cair Cair
n 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
% 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.3 0.3 0.3 0.3 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2
mL 5.6 4.5 3.7 1.3 11.0 8.6 4.3 2.5 3.7 2.8 7.6 8.9 2.6 11.0 6.7 10.7 4.4 4.3 0.8 2.8 2.8 3.2 4.6 9.5 3.6 0.9 9.8 2.7 5.9 2.8 6.6 6.7 4.8 11.2
63
Lampiran 7 Uji beda karakteristik sosial ekonomi subjek (besar keluarga, uang minuman, dan pengeluaran rumah tangga) antara remaja dan dewasa t-test for Equality of Means
Angka keluarga
Equal variances assumed Equal variances not assumed Uang minum Equal variances assumed Equal variances not assumed Pengeluaran Equal variances assumed rumah tangga Equal variances not assumed
Sig. (2Mean Std. Error t df tailed) Difference Difference 3.230 1198 .001 .305 .095 3.225 1.166E3 .001 .305 .095 -5.523 1198 .000 -26974.5 4884.0 -5.489 851.871 .000 -26974.5 4914.5 -2.525 1198 .012 -.128 .051 -2.525 1.197E3 .012 -.128 .051
Lampiran 8 Uji beda karakteristik sosial ekonomi subjek (umur, besar keluarga, uang minuman, dan pengeluaran rumah tangga) antara remaja laki-laki dan perempuan t-test for Equality of Means
Angka keluarga
Equal variances Equal variances Uang minum Equal variances Equal variances Pengeluaran Equal variances rumah tangga Equal variances Umur Equal variances Equal variances
assumed not assumed assumed not assumed assumed not assumed assumed not assumed
t
df
-.915 -.915 -3.429 -3.430 -.676 -.676 .515 .515
604 604.000 604 603.377 604 599.736 604 602.216
Sig. (2Mean tailed) Difference .361 .361 .001 .001 .499 .499 .607 .607
Std. Error Difference
-.113 -.113 -14419.4 -14419.4 -.048 -.048 .039 .039
.123 .123 4205.434 4204.173 .071 .071 .075 .075
Lampiran 9 Uji beda karakteristik sosial ekonomi subjek (umur, besar keluarga, uang minuman, dan pengeluaran rumah tangga) antara dewasa laki-laki dan perempuan t-test for Equality of Means t Angka keluarga
Equal variances assumed Equal variances not assumed Uang minum Equal variances assumed Equal variances not assumed Pengeluaran Equal variances assumed rumah tangga Equal variances not assumed Umur Equal variances assumed Equal variances not assumed
.416 .413 2.913 2.856 -4.583 -4.611 -.816 -.815
df 592 556.849 592 501.923 592 590.884 592 578.598
Sig. (2tailed) .678 .680 .004 .004 .000 .000 .415 .415
Mean Difference .060 .060 25726.4 25726.4 -.328 -.328 -.633 -.633
Std. Error Difference .144 .145 8830.9 9008.2 .071 .071 .776 .777
64
Lampiran 10 Uji beda aktivitas fisik dan konsumsi energi minuman berkalori antara remaja dan dewasa t-test for Equality of Means Sig. (2Mean Std. Error df tailed) Difference Difference PAL (aktivitas fisik) Equal variances assumed 1198 .000 .1601 .0101 Equal variances not 1.064E 15.961 .000 .1601 .0100 assumed 3 Minuman berkalori Equal variances assumed -1.725 1198 .085 -39.3 22.8 Equal variances not 1.196E -1.726 .085 -39.3 22.8 assumed 3 t 15.902
Lampiran 11 Uji beda aktivitas fisik dan konsumsi energi minuman berkalori antara remaja laki-laki dan remaja perempuan t-test for Equality of Means t PAL (aktivitas fisik) Equal variances Equal variances Minuman berkalori Equal variances Equal variances
assumed not assumed assumed not assumed
df
5.537 604 5.528 569.018 2.047 604 2.046 591.116
Sig. (2Mean Std. Error tailed) Difference Difference .000 .000 .041 .041
.0896 .0896 67.291 67.291
.0162 .0162 32.866 32.895
Lampiran 12 Uji beda aktivitas fisik dan konsumsi energi minuman berkalori antara dewasa laki-laki dan dewasa perempuan t-test for Equality of Means t PAL (aktivitas fisik) Equal variances Equal variances Minuman berkalori Equal variances Equal variances
assumed not assumed assumed not assumed
df
2.311 592 2.296 562.369 1.916 592 1.899 553.226
Sig. (2- Mean Std. Error tailed) Difference Difference .021 .022 .056 .058
.0261 .0261 60.1 60.1
.0113 .0114 31.3 31.6
65
Lampiran 13 Uji Korelasi Pearson hubungan antara konsumsi energi dari minuman berkalori dengan total konsumsi energi pada remaja dan dewasa Total konsumsi energy
Minuman berkalori Minuman berkalori
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Total konsumsi energy
**
1
0.544 0.000 1200 1
1200 ** 0.544 0.000 1200
1200
**. Korelasi signifikan pada level 0,01 (2-tailed) Lampiran 14 Uji Korelasi Pearson hubungan antara konsumsi energi dari minuman berkalori dengan total konsumsi energi pada remaja laki-laki dan remaja perempuan Total konsumsi Minuman berkalori energi ** Pearson Correlation 1 0.577 Minuman berkalori Sig. (2-tailed) N
Total konsumsi energi Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
0.000 606 ** 0.577
606 1
0.000 606
606
**. Korelasi signifikan pada level 0,01 (2-tailed)
Lampiran 15 Uji Korelasi Pearson hubungan antara konsumsi energi dari minuman berkalori dengan total konsumsi energi pada dewasa laki-laki dan dewasa perempuan Total konsumsi Minuman berkalori energi Pearson Correlation 1 0.510** Minuman berkalori Sig. (2-tailed) N Total konsumsi energi Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N **. Korelasi signifikan pada level 0,01 (2-tailed)
0.000 594 ** 0.510
594 1
0.000 594
594