Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta Kunci penghematan energi pada gedung-gedung tinggi adalah dengan penggunaan listrik untuk AC dan penerangan dapat ditekan serendah mungkin, karena penggunaaan energi di gedung bisa mencapai 90 % untuk AC dan penerangan . Upaya untuk penghematan energi pada sistem pendingin adalah dengan beberapa cara : memperbaiki efisiensi kompresor, memvariasikan putaran kompresor dan fan, mencari refrigeran alternatif, memvariasikan putaran fan, sistem kontrol refrigeran, dan lainlain.
Definisi dari Penyegaran Udara Penyegaran udara adalah suatu proses mendinginkan udara sehingga dapat mencapai temperature dan kelembaban yang sesuai dengan persyaratan kondisi udara dari sauatu ruangan tertentu yang dapat mengatur aliran udara dan kebersihannya. Sistem penyegaran udara pada umumnya di bedakan menjadi 2 ( dua ) jenis golongan , yaitu :
Batasan Masalah A. Penyegaran udara untuk kenyamanan Untuk lebih terarahnya penelitian ini dan memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan penulisan, maka dilakukan pembatasan masalah. Tujuan Penulisan
Yaitu penyegaran yang fungsi utamanya mengatur suhu dalam ruangan yang memberikan kenyamanan bagi penghuni atau pemakainya dalam melakukan aktifitas tertentu.
Tujuan penelitian yang dilakukan adalah : B. Penyegaran Udara untuk Industri Menganalisis Jumlah Peralatan yang digunakan, menganalisis System Kerja AHU, menganalisis Waktu yang tepat untuk menghidupkan AHU dan menganalisis Konsumsi energy yang digunakan.
Yaitu penyegaran udara dari ruangan yang di fungsikan untuk mengontrol suhu suatu perangkat yang ada di dalamnya. Biasanya peralatan – peralatan tersebut tidak kuat akan suhu yang terlalu tinggi. Bagian – bagian System Air Conditioner
Air Conditioner Air Conditioning adalah “Proses penanganan udara; untuk mengontrol secara serempak terhadap temperatur, kelembaban, kebersihan dan distribusi untuk mencapai kondisi yang diinginkan”. Dengan melakukan pengkondisian udara tersebut setiap orang dapat mengatur suhu, kelembaban udara sesuai dengan yang diinginkan sehingga dapat menghasilkan pengkondisian udara nyaman (comfort air conditioning). Di masyarakat, alat pengkondisian udara ini biasa dikenal dengan sebutan AC (Air Conditioning), yang mana salah satunya adalah AC jenis Water Chiller.
Pada sistem refrigrasi mekanik kompresi uap terdapat rangkaian dari empat komponen utama, yaitu: evaporator, kompresor, kondenser, dan alat pengontrol aliran refrigeran. Masing-masing komponen mempunyai ciri dan fungsi sendiri-sendiri yang berbeda, tetapi secara terintegrasi dan dioperasikan bersama-sama akan dapat memindahkan energi termal. Dampak dari pengoperasian sebuah sistem refrigerasi pada sebuah obyek adalah, bila terambil sebagian energi yang terkandung di dalamnya, suhu obyek tersebut akan menurun. Sebaliknya, karena operasi sistem refrigerasi itu kemudian sejumlah energi termal terpindahkan ke lingkungan, maka lingkungan tersebut dapat menjadi lebih hangat.
GAMBAR SISTEM REFRIGERASI 1.Kondenser Kondenser adalah komponen di mana terjadi proses perubahan fasa refrigeran, dari fasa uap menjadi fasa cair. Dari proses kondensasi (pengembunan) yang terjadi di dalamnya itulah maka komponen ini mendapatkan namanya. Proses kondensasi akan berlangsung apabila refrigeran dapat melepaskan kalor yang dikandungnya. Kalor tersebut dilepaskan dan dibuang ke lingkungan. Agar kalor dapat lepas ke lingkungan, maka suhu kondensasi (Tkd) harus lebih tinggi dari suhu lingkungan (Tling). Karena refrigeran adalah zat yang sangat mudah menguap, maka agar dapat dia dikondensasikan haruslah dibuat bertekanan tinggi. Maka, kondenser adalah bagian di mana refrigeran bertekanan tinggi (Pkd = high pressure–HP). 2. Piranti ekspansi (expansiondevice–EXD) Piranti ini berfungsi seperti sebuah gerbang yang mengatur banyaknya refrigeran cair yang boleh mengalir dari kondenser ke evaporator. Oleh sebab itu piranti ini sering juga dinamakan refrigerant flow controller. Dalam berbagai buku teks Termodinamika, proses yang berlangsung dalam piranti ini biasanya disebut throttling process. Besarnya laju aliran refrigeran merupakan salah satu faktor yang menentukan besarnya kapasitas refrigerasi. Untuk sistem refrigerasi yang kecil, maka laju aliran refrigeran yang diperlukan juga kecil saja. Sebaliknya unit atau sistem refrigerasi yang besar akan mempunyai laju aliran refrigeran yang besar pula. Terdapat beberapa jenis piranti ekspansi. Di bawah ini diterakan beberapa di antaranya. a. Pipa kapiler (capillary tube – CT). Berupa pipa kecil dari tembaga dengan lubang berdiameter sekitar 1 mm, dengan panjang yang disesuaikan dengan keperluannya
hingga beberapa meter. Pada berbagai unit refrigerasi yang menggunakannya pipa ini biasanya diuntai agar terlindung dari kerusakan dan ringkas penempatannya. Lubang saluran yang sempit dan panjangnya pipa kapiler ini merupakan hambatan bagi aliran refrigeran yang melintasinya; hambatan itulah yang membatasi besarnya aliran itu. Pipa kapiler ini menghasilkan aliran yang konstan. b. Katup ekspansi tangan (hand/manual expansion valve – HEV). Adalah pengatur aliran yang berupa katup atau keran biasa, yang dioperasikan untuk mengatur bukaannya secara manual. c. Katup ekspansi termostatik (Thermostatic expansion valve – TEV). Pada piranti ini terdapat bagian yang dapat bekerja secara termostatik, yaitu mempunyai sensor suhu yang dilekatkan pada bagian keluaran evaporator. Perubahan suhu yang terjadi pada keluaran evaporator itu menjadi indikator besar-kecilnya beban refrigerasi. Variasi suhu itu dimanfaatkan untuk mengatur bukaan TEV, sehingga besarnya laju aliran melintasinya juga menjadi terkontrol. d. Katup pelampung (float valve – FV). Piranti ekspansi jenis ini biasanya dirangkaikan dengan evaporator jenis ‘genangan’ (flooded evaporator, wet evaporator). Ketinggian muka (level) cairan dalam tandon (reservoir) cairan evaporator menjadi pendorong pelampung yang menjadi pengatur besarnya bukaan katup. 3. Evaporator (evaporator – EV) Evaporator adalah komponen di mana cairan refrigeran yang masuk ke dalamnya akan menguap. Proses penguapan (evaporation) itu terjadi karena cairan refrigeran menyerap kalor, yaitu yang merupakan beban refrigerasi sistem. Terdapat dua jenis Evaporator yaitu: a. Evaporator ekspansi langsung (direct/dry expansion type - DX).
Pada evaporator ini terdapat bagian, yaitu di bagian keluarannya, yang dirancang selalu terjaga ‘kering’, artinya di bagian itu refrigeran yang berfasa cair telah habis menguap sebelum terhisap keluar ke saluran masuk kompresor. b. Evaporator genangan (flooded/wet expansion type). Pada evaporator jenis ini seluruh permukaan bagian dalam evaporator selalu dibanjiri, atau bersentuhan, dengan refrigeran yang berbentuk cair. Terdapat sebuah tandon (reservoir, low pressure receiver), di mana cairan refrigeran terkumpul, dan dari bagian atas tandon tersebut uap refrigeran yang terbentuk dalam evaporator tersebut dihisap masuk ke kompresor. 4. Kompresor (compressor – CP) Kompresor adalah komponen yang merupakan jantung dari sistem refrigerasi. Kompresor bekerja menghisap uap refrigeran dari evaporator dan mendorongnya dengan cara kompresi agar mengalir masuk ke kondenser. Karena kompresor mengalirkan refrigeran sementara piranti ekspansi membatasi alirannya, maka di antara kedua komponen itu terbangkitkan perbedaan tekanan, yaitu: di kondenser tekanan refrigeran menjadi tinggi (high pressure – HP), sedangkan di evaporator tekanan refrigeran menjadi rendah (low pressure – LP). Bagian-Bagian System Central Air Conditioner AC System Central merupakan alat pengkondisian udara yang dapat mengkondisikan udara lebih dari satu ruangan untuk satu perangkat AC, karena sistem AC water chlller terdiri dari dua siklus yaitu siklus primer dan siklus sekunder. Pada siklus primer yang bertindak sebagai fluida kerja adalah refrigerant berada didalam chiller itu sendiri dan pada siklus sekunder yang bertindak sebagai fluida kerja adalah air yang difungsikan keluar dari siklus chiller.
GAMBAR System Central Air Conditioner 1. Paket Chiller Perangkat yang berfungsi sebagai satu kesatuan bagian-bagian yang mendukung kerja system kerja Air Conditioner system sentral. Meliputi: - Kompresor - Kondenser - Katup ekspansi - Evaporator - Display setting - Dan lain sebagainya
Gambar Chiller 2. Cooling Tower Salah satu komponen utama pada AC sentral selain chiller, AHU, dan ducting adalah cooling tower atau menara pendingin. Fungsi utamanya adalah sebagai alat untuk mendinginkan air panas dari kondensor dengan cara dikontakkan langsung dengan udara secara konveksi paksa menggunakan fan/kipas. Konstruksi cooling tower terdiri dari system pemipaan dengan banyak nozzle, fan/blower, bak penampung, casing, dsb.
c. Sebagai tempat berbagai pendukung kerja chiller seperti; sensor, valve, damper, balancing, dan lain sebagainya.
Gambar Cooling Tower 3. Motor Pump Pada system chiller, motor pump berfungsi untuk menghantarkan fluida yang dibutuhkan untuk melengkapi kerja dari system chiller itu sendiri. Seperti : a. Sebagai penghantar fluida pendingin condenser (yaitu air dari Cooling Tower) b. Sebagai penghantar fluida dingin (chilled water) ke setiap system diluar proses chiller. Seperti: - FCU - AHU
Gambar System Pemipaan AC Central AHU dan kelengkapannya. a. Fan Blower Digunakan untuk : - Fan Udara kembali (air return) - Fan Udara Masuk (air supply)
Gambar Fan Blower AHU Gambar Motor Pump c. Ducting 4. Pemipaan Pemipaan berfungsi sebagai penghantar air sesuai dengan fungsi dan kegunaanya. Dalam system Chiller pemipaan difungsikan sebagai : a. penghantar air pendingin condenser dan mensirkulasikan lagi ke cooling tower b. penghantar chilled water ke setiap system AC yang membutuhkan nya.
Sistem Ducting adalah sistem penghawaan ruangan pada suatu bangunan dengan menggunakan lorong-lorong plat maupun fleksible yang difungsikan sebagai penghantar udara.
kenyamanan atau proses. Suhu juga dapat dikontrol dengan pengontrolan aliran laju sirkulasi air.
Gambar Ducting Pada System AHU Sistem AC Central merupakan sistem AC yang terpusat, dalam arti AC dialihkan dari satu mesin yang disebut AHU dan dialirkan ke Cooling Tower yang berada di lantai atas bangunan dan kemudian dialirkan melalui pipa ducting ke seluruh ruang bangunan. Sistem ini secara global mempengaruhi struktur bangunan di bentang bangunan. Yang mana artinya perletakan mesin ducting itu sendiri harus diperhitungkan jumlah dan letaknya. Dikarenakan udara yang disalurkan oleh pipa ducting memiliki intensitas yang berbeda di pipa dekat mesin dengan ujung paling jauh pipa dari mesin. Beban dari pipa ducting tersebut juga cukup membebani struktur. Selain itu mesin AHU yang menghasilkan suara berisik harus mendapatkan ruang khusus dengan peredam suara dan struktur yang kokoh demi mendukung beratnya mesin AHU dan Cooling Tower.
e. Damper Disini Damper difungsikan sebagai pengatur laju udara yang disirkulasikan, baik udara untuk supply mau pun udara kembali dari ruangan. Dengan adanya damper suhu dalam ruangan dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan. f. Filter udara Udara dalam ruangan tidak selalu bersih, adakalanya Udara terkontaminasi dengan zatzat yang merugikan proses dari system itu sendir.Untuk memberikan hasil udara yang bersih, AHU dilengkapi dengan Filter Udara, Filter diletakkan tepat di belakan coil (evaporator). Filter dituntut selalu bersih sehingga harus dilakukan pembersihan secara berkala. System Control
Gambar 2.10 Skema System Control[4] [10]
Gambar 2.9 Line Ducting d. Coil (Evaporator)
Pada system AHU, Konsep kerja Coil sangat sederhana; air dingin (chilled water) dari chiller dihantarkan melalui pipa menuju evaporator pada AHU dan di alirkan kembali ke Chiller.Udara di alirkan dan bersinggungan melewati Evaporator untuk mendinginkan udara hingga suhu mendekati suhu yang diinginkan. Udara dingin dapat digunakan untuk refrigerasi
System Control difungsikan sebagai Control otomatis yang dapat diatur pada satu buah computer (server pusat) Oleh seorang operator teknik. Yang dapat mempermudahan dalam pengontrolan. Selain itu dengan system control dapat memaksimalisasi efisiensi yang ada. Sebagai contoh, system konvensional pengkondisian udara (AC) dengan AHU banyak menggunakan system aliran udara secara maksimal sehingga suhu pada ruangan kurang terkontrol. Pada saat temperature sudah tercapai control mematikan dan
menghidupkan mesin. Pada sistem konvensional, motor hanya mengenal dua kondisi berdasarkan referensi temperature on dan off. Apabila temperatur yang diinginkan lebih besar dari temperatur referensi maka motor akan beroperasi (On) dan sebaliknya akan Off, jika temperature yang diinginkan lebih kecil dari temperatur referensi. Aliran udara bekerja secara maksimal, penjagaan suhu dalam ruangan dicontrol dengan menghidupkan dan mematikan motor. Dengan meggunakan system ini aliran udara diatur dengan menutup dan membuka damper pada AHU, aliran udara diatur sedimikian rupa agar suhu pada ruangan tetap terjaga. Diasumsikan motor akan lebih tahan lama jika tidak sering terjadi on/off secara terus menerus. Penggunaan sistem Control cukup mudah, dapat melakukan control jarak jauh,kesalahan (failure) cepat terdeteksi sehingga, Hemat Energi baik untuk manusianya maupun energynya,harga yang mahal dapat sebanding jika dilihat dari sisi investasinya yang besar untuk jangka waktu yang lama. Untuk lebih lengkapnya akan di jelaskan pada pokok pembahasan.
Gambar System schedule pada BAS
AHU
BAS (Building Automatic System) Pada system BAS digunakan untuk mengontrol system AHU, FCU, Exhaust Fan. BAS adalah control otomatis yang dapat mengontrol system untuk menghidupkan dan mematikan alat sesuai waktu yang ditentukan, serta melakukan control secara otomatis, yang dipusatkan dalam satu Computer server dengan menggunakan beberapa Hadware Module sebagai perintah. Berikut jumlah perangkat kerasnya (hardware) yang digunakan.: • 1 unit computer (PC) • Perangkat system bas yang ditempatkan pada masing- masing alat: o SMS ; System Management Server; yang berfungsi untuk menerima perintah dari PC dan mengirimkan ke SCS o DSS ; Data Storage Server ; untuk menyimpan data perintah dan melaporkan setiap kejadian. SCS ; System Core Server; berfungsi untuk menerima perintah dari SMS untuk dikirimkan ke MVD, MV, Temperature Control, dan lain sebagainya.
Gambar AHU (Air Handling Unit) Pada Bioskop XYZ AHU berfungsi untuk mendingin ruang Auditorium, yang digunakan untuk Pertunjukan Film dan berbagai event lainnya. Tabel Spesifikasi AHU Pada System Pendingin Nama
Capasitas (kW)
Ahu 1
64,1
Air flow (l/s) 2830
CHWS/R (l/s); dia
Dia Pipa Chiller ; l/s 100 / 15.137
Ahu 2
64,1
2830
2.787 ;50 2.787 ; 50
Ahu 3
24,8
1115
1.08 ; 32
100 / 12,35
Ahu 4
60
1550
2.6 ; 50
65 / 4.3
Ahu 5
39,1
1550
1.7 ; 50
50 / 1.7
Ahu 6
39,1
1550
1.7 ; 50
50 / 1.7
100 / 14.187
Ahu 7
60
1550
2.6 ; 50
80 / 8.67
Ahu 8
24,8
1115
1.08 ; 32
100 / 11.687
AHU terdiri dari beberapa system control otomatis, sensor temperature, damper udara, valve motorizer dan lain-lain, berikut data jumlah alat-alat tersebut: Tabel Data System Control pada AHU Nama AHU 1 AHU 2 AHU 3 AHU 4 AHU 5 AHU 6 AHU 7 AHU 8
Motorizer Sensor MVD Valve temperature 5 1 2 5 1 2 5 1 2 5 1 2 5 1 2 5 1 2 5 1 2 5 1 2
VRV VRV (Variable refrigerant volume)yaitu suatu sistem pengontrolan kapasitas mesin AC dengan cara langsung mengatur laju aliran refrigerantnya, di dalam indkWr unit, electronic expansion valve yang dikendalikan oleh komputer akan mengubah laju aliran refrigerant secara terus menerus sebagai reaksi atas terjadinya perubahan beban. Komponen dari VRV sama dengan AC split, hanya pengendaliannya saja yang berbeda sehingga VRV lebih presisi dan efisien. Ada tiga hal utama yang membuat sistem VRV hemat energi ; - Energi penyerapan panas yang lebih rendah - Mencegah kapasitas yang berlebihan - Efiensi tinggi pada beban sebagian. Kelebihan VRV dibanding AC yang Lain yaitu: - Hemat energi - Kontrol kapasitas yang linear dan presisi - Perencanaan/pemasangan/perawatan mudah dan hemat - Kontrol individu dan atau terpusat - Hemat energi - Hemat biaya operasional - Kontrol temperatur presisi Data meter Panel. A. Spesifikasi kWH meter MSB 1: Terpasang kWH meter merk SWADEN 230/400 V 5A/CT 50 Hz 1600 imp/kWH 3 Phase 4 Wire
MCCB 252 – 630 A 3P Trafo arus terpasang CT 800/5A Penggunaan MSB 1(Panel Room): - Semua Equipment di Lt 6 - Lighting Lt 7 - Projektor dan Equipmentnya - FCU Lt 7 dan 6 - Exhaust Fan Lt 7 dan 6 B. Spesifikasi kWH meter MSB 2: 230/400 V 5A/CT 50 Hz 1600 imp/kWH 3 Phase 4 Wire MCCB 252 – 630 A 3P Trafo arus terpasang CT 800/5A Penggunaan MSB 2 (Chiller) : - Chiller, - CHWP (Chiller Water Pump) - CWP (CkWling Water Pump) - CkWling tower - AHU FA - AHU 12345678, 9a dan, 9b Pada dasarnya, besarnya energi yang telah dipakai oleh pelanggan ditunjukkan dengan angka-angka (register) yang tertera pada alat ukur kWH meter. Jumlah pemakaian yang sebenarnya dihitung berdasarkan angkaangka yang tertera pada register sebelumnya (awal) yang dikurangkan terhadap angkaangka yang tertera pada register terakhir (akhir) atau dapat dinyatakan dengan rumus kWH = (selisih pembacaan meter kWH) x Faktor Meter. Selisih pembacaan meter kWH = Penunjukan meter bulan ini - Penunjukan meter bulan lalu Faktor Meter = Rasio CT x Rasio PT x Faktor Register Auditorium Fungsi Auditorium Auditorium di fungsikan untuk pertunjukan perfilman (bioskop), pada saatsaat tertentu Auditorium juga difungsikan untuk berbagai kegiatan lainnya, seperti; seminar, pertunjukan theater, fashion show, launching product dan lain sebagainya. Ini merupakan situasi-situasi di luar kendali, dikarenakan pada saat event-event tertentu tidak jarang menggunakan alat-alat melebihi kapasitas, sound system, spot light, panggung, dan lain sebagainya, ini menuntut sang
engineering untuk melakukan langkah-langkah diluar schedule biasanya, Di karenakan Auditorium pada Bioskop ini di design hanya untuk kegiatan perfilman saja, maka tidak jarang AC digunakan secara maksimal, tanpa batasan tertentu (Manual) efek dari alat-alat yang digunakan sangat besar pengaruhnya terhadap kondisi udara di dalam ruangan. Dalam Penulisan ini, fungsi-fungsi tersebut dia abaikan, fungsi utama (Pertunjukan film) digunakan sebagai patokan pada penulisan ini. Sudah tentu bertujuaan demi kenyamanan costumer pada saat menonton film.
Total Konsumsi Energy (daya) pada Bioskop XYZ adalah: Kapasitas 415,80 kVA dg faktor meter 800/5A TOTAL PEMAKAIAN LISTRIK = AC
105.668
Lighting
12.306,15
Peralatan
89.629,44 `+ Total `=
207.604 kW/bulan
Jadi Total Energy yang digunakan adalah: Total `= 207.603,69 kWh Tabel Kapasitas Kursi & luas ruangan Auditorim Dimensi LUAS AUDI Panjang Lebar Tinggi Kapasitas AUDI 1 21 13 8 203 AUDI 2 21 13 8 203 AUDI 3 11 7 6 60 AUDI 4 20 14 7 177 AUDI 5 16 11 7 128 AUDI 6 16 11 7 128 AUDI 7 20 14 7 177 AUDI 8 11 7 6 60
120000 100000
Air Conditioner, 105667
Peralatan, 89629.44
80000 60000 40000
Lampu, 12306.15
20000 0
Grafik Penggunaan Energy
Dilihat pada Grafik diatas Penggunaan energy pada bioskop BMP mempunyai nilai Konsumsi Energy Normal Pada Gedung Bioskop XYZ Tabel Total penggunaan daya peralatan 1 hari Penggunaan
kW/hari
Peralatan Lt6
1516,848
Peralatan Lt7
75,45
Ex & supply fan
317,85
Projection
1077,5 2987,648 kWh
Maka Daya Peralatan pada setiap bulannya(30hari) sebesar : 89.629,44 kWh
tertinggi yaitu 105.667 Kwh/bulan. Dengan hasil tersebut diatas ada perlunya sebagai seorang Teknik untuk
mencari peluang
efisiensi sebanyak-banyaknya pada semua system.
Efisiensi Pada System AC (Air Conditioner) 1.
Waktu Penyalaan System AC (air
Tabel 4.8 Jadwal menghidupkan mesin
conditioner) Central.
sebelum dilakukan riset. (Lanjutan)
Dibawah ini adalah tabel prosedur penyalaan system, untuk mengetahui waktu-waktu yang
Waktu NAMA
Hidup (on)
AHU 2
Sesuai Awal pemutaran film
Setelah show terakhir selesai
AHU 3
Sesuai Awal pemutaran film
Setelah show terakhir selesai
AHU 4
Sesuai Awal pemutaran film
Setelah show terakhir selesai
AHU 5
Sesuai Awal pemutaran film
Setelah show terakhir selesai
AHU 6
Sesuai Awal pemutaran film
Setelah show terakhir selesai
AHU 7
Sesuai Awal pemutaran film
Setelah show terakhir selesai
AHU 8
Sesuai Awal pemutaran film
Setelah show terakhir selesai
Mati (off)
Ket
tepat untuk menyalakan mesin-mesin yang ada sehingga
mengecilkan
pemborosan
listrik
terhadap waktu yang digunakan. Tabel 4.8 Jadwal menghidupkan mesin sebelum dilakukan riset.
Waktu NAMA
CHWP
CWP
Chiller
AHU Area A
Hidup (on)
15 menit sebelum chiller dinyalak an Start berbaren gan dengan cooling Tower, 15 menit sebelum chiller hidup 1jam sebelum pemutara n film pertama
9:00 ;
AHU Area B
9:00 ;
AHU 1
Sesuai Awal pemutara n film
Mati (off)
Dimatikan sampai semua AHU mati
15 menit setelah Chiller mati
Ket untuk mensirkulasik an air yang ada di coil kepada AHU area yang hidup lebih dulu dari chiller
untuk memaksimal suhu pendinginan pada condenser
berbarenga n dengan AHU mati
12:00
adalah jam operasional kerja
12:00
adalah jam operasional kerja
Setelah show terakhir selesai
Exhaust FAN
8:30
0:00
FCU Projector
9:00
0:00
FCU Coridor
9:00
0:00
FCU OFFICE
9:00
0:00
untuk membuang udara kotor dan me sirkulasi udara di Area. adalah jam operasional kerja adalah jam operasional kerja adalah jam operasional kerja
Seperti dilihat pada table diatas bahwa proses tersebut merupakan jadwal dihidupkan dan
dimatikannya sebuah system AC central, dengan
ruangan yang di inginkan. Blower (fan) yang
berpatokan pada jam operasional kerja kantor.
digunakan berputar secara maksimal secara
Dengan proses tersebut dapat dilihat beberapa
continue selama mesin AHU di hidupkan.
kerugian yang terjadi pada beberapa system.
Dengan memanfaatkan Chilled water pada coil dari Chiller untuk dimanfaatkan sebagai penghasil dingin. Dari proses tersebut diatas ada
beberapa
maksimalkan mengurangi
proses
yang
bisa
kegunaannya. perputaran
kita
Seperti
MVD
(sebagai
pengatur jumlah Udara yang masuk ke auditorium) agar kerja yang di lakukan Gambar
Blower (fan) yang secara continue itu bisa
Grafik kerugian gesek Water Chiller
bekerja secara maksimal serta memanfaatkan Chilled water yang telah dihasilkan oleh
Dilihat pada table diatas adalah kerugian gesek
chiller,
dapat
water chiller yang diakibatkan dari proses kerja
mungkin.
di
gunakan
semaksimal
mesin AHU dan FCU dengan bantuan pompa CHWP tanpa menghidupkan Chiller. Yang mengakibatkan begitu cepatnya kenaikan suhu Water chilled didalam pipa. Terlihat pada table diatas, waktu untuk mendingin sebuah chiller untuk mencapai suhu mendekati 60C adalah +48menit . Dengan
melihat
grafik
diatas
kita
dapat
melakukan beberapa Efisiensi lagi di beberapa proses
system
mendapatkan dengan
pendinginan
proses
menggunakan
kerja
sehingga
yang
energi
maksimal
se
minimal
mungkin.
AHU (Air Handling Unit)
Pada praktiknya System kerja AHU yang dipakai memanfaatkan
Gambar
Volume
cukup memboroskan listrik, namun tidak
Damper) sebagai pengatur jumlah masuk udara
banyak yang dapat dilakukan perusahaan
dingin
untuk hal ini, walaupun banyak cara untuk
dan
MVD sekaligus
(Motorizer
Kerja blower (fan) pada AHU ini
penentu
temperature
menghemat listrik, penambahan dana merupakan
b. MVD 2; berfungsi untuk mengatur
factor utama penghalang untuk mencapai target
jumlah volume udara yang di buang
efisiensi yang tinggi, walaupun perusahaan akan
melalui exhaust fan dari udara return
mendapatkan investasi yang besar dikemudian
auditorium.
hari. Dengan adanya beberapa masalah yang
c. MVD 3; berfungsi untuk mengatur
timbul tersebut, dengan memaksimalkan kerja
jumlah volume udara yang di bypass
mesin-mesin yang ada dan mengefisiensikan
(melewati) Evaporator (coil) menuju
energi yang ada, itu sudah merupakan salah satu
Auditorium.
wujud peduli terhadap krisis energi yang ada dan sebagai investasi yang bagus untuk perusahaan.
d. MVD 4; berfungsi untuk mengatur jumlah volume udara yang melewati evaporator (coil) menuju auditorium.
2. System Refrigerasi pada AHU
e. MVD 5; berfungsi untuk mengatur
Pada Gedung Bioskop ini AHU difungsikan
jumlah volume udara yang dibagi
sebagai Pendingin udara untuk Auditorium
antara
(ruang pertunjukan) kapasitas pada setiap ahu
kembali ke AHU.
berbeda-beda. Pada gedung ini dibagi menjadi dua area;
Udara
exhaust
dan
yang
f. RF (Return Fresh); fan yang berfungsi untuk
menghisap
udara
dari
auditorium menuju ke AHU. g. RA Temp; Point temperature udara yang sensor temperature yang masuk ke system AHU, dalam artian sama dengan
udara
yang
berada
di
auditorium. h. Set Point RA temp, nilai yang di berikan
untuk
menentukan
temperature udara yang diinginkan. Pada saat kita menghidupkan ahu pada Gambar
pertama kali, perintah pertama diberikan pada
AHU (Air Handling Unit) dan
fan untuk mulai berputar, selanjutnya MV
kelengkapannya Fungsi: a. MVD 1; berfungsi untuk mengatur
berangsur-angsur
membuka
untuk
mengalirkan air ke coil, pada saat yang bersamaan
MVD
juga
berangsur-angsur
jumlah volume udara dari AHU fresh air
membuka untuk mengatur volume udara
yang masuk ke AHU
sesuai fungsinya. Pada awal menyalakan
AHU, Udara dari ruangan dihisap oleh Fan RF semua udara menuju ke AHU melewati MVD 5
Jumlah penonton juga sangat berpengaruh
terus ke MVD 4 dengan persentase pembukaan
waktu untuk mendinginkan ruangan, sesuai
100% melewati filter dan coil lalu dihembuskan
survey
keluar AHU menuju Auditorium. Begitu pula
Auditorium dihidupkan sebelum penonton
selanjutnya, udara di sirkulasi secara berkala,
memasuki ruangan. Sehingga ruangan akan
kemudian berangsur-angsur persentasi dari MVD
lebih cepat dingin dikarenakan tidak adanya
akan berubah.
beban kalor manusia dari ruangan. Ini
yang
telah
dilakukan,
AHU
dipengaruhi besar oleh jumlah udara penyegar Perubahan tersebut di pengaruhi dari beberapa
yang disupply dan di kembalikan ke system
factor yaitu:
penyegar.
-
temperature ruangan
Dapat juga kita buktikan dengan grafik
-
jumlah penonton
dibawah ini.
-
temperature coil
Temperature coil dipengaruhi oleh chiller yaitu mensuplay water chilled kepada coil, semakin dingin chiller memproduksi air dingin, semakin cepat pula coil mencapai suhu yang diinginkan. Coil berfungsi untuk menurunkan temperature udara yang melewatinya, gesekan udara dengan coil akan menyebabkan naiknya
Grafik Penurunan Temperature Ruangan
temperature pada coil, oleh sebab itu coil harus
saat Start
dapat mempertahankan suhunya sesuai yang
Temperature ruangan yang semakin dingin
diinginkan.
akan mempengaruhi jumlah udara yang
Kita
dapat
melihat
perubahan
temperature coil pada grafik di bawah ini.
melewati MVD. Semakin turun temperature ruangan menuju set yang telah ditentukan maka semakin besar pula pembukaan MVD 3 (Bypass) dan berbanding terbalik dengan MVD 4 (Face). Apabila temperature udara ruangan sudah sesuai dengan set point yang diberikan maka udara akan di bypass oleh MVD 3 (100%) melewati Coil dan MVD 4 (face) akan menutup penuh (0%). Semakin
Grafik Temperature vs Waktu pada COIL
besar ruangan maka semakin besar pula Kapasitas AHU yang dibutuhkan, dengan
menentukan beban kalor ruangan dan kapasitas
= 0,5355 m2 jam 0C / kCal
AHU maka kita dapat menentukan berapa lama
Dan r rockwool = 18,4 m2 jam 0C / kCal,
waktu AHU mencapai suhu yang ditentukan.
maka :
Perhitungan Beban Kalor Pada Auditorium.
Radukan semen
= 18,4 x 0,15 = 2,76 m2 jam 0C / kCal
AUDI 1
Maka besarnya tahanan total (RT ) adalah
KALOR SENSIBEL SENSIBEL PERIMETER
RT
1. sensibel infiltrasi QSv= [(vr x Nn) - N] x
= 0,05 + 0,125 + 0,145 +
0,5355 +2,76 0,24 x volume spesifik
Δt
= 61,21 kCal/jam
= 3,62 m2 jam 0C / kCal Dan besarnya koefisien perpindahan kalor
2. Dinding
dari dinding adalah :
Qd = A x K x ( Δ t)
K
dimana, A= luas dinding ((21 x 8 x 2) + (13 x 8 x 2) =
= 0,24 kCal / m2 jam 0C
2
544m ) K= koefisien transmisi kalor dari dinding ( kCal/m2 jam 0C) (0C) Beton = 75mm rockwool = 15 mm besarnya tahanan R adalah = Rsi + R1 + R2 + Rso + Ra
dapat diketahui bahwa Rso
= 0,05, dan Rsi = 0,125
(m3
jam 0C / kCal) tahanan perpindahan kalor dari ruangan udara adalah, Ra = 0,145 m2 jam 0C/ kCal tahanan dari dinding beton adalah Rbeton = 0,714, maka, Rbeton = 0,714 x 0,75
Qd
= 544 x 0,24 x (22 – 21,7) = 39,17 kCal / jam
Δt= selisih Suhu udara di dalam dan luar ruangan
RT
= 1 / 3,62
3. atap
4. tersimpan Qa = A x K x ( Δ t)
Qtersimpan
= (Q1 + Q2 + Q3) x 15% = (61,21 + 39,17 + 255,53) x
dimana, A
= luas atap (21 x 13 = 273m2)
Qtersimpan
K
= koefisien transmisi kalor dari dinding (
15 %
kCal/m2 jam 0C)
Δt
= 53,39 kCal/jam
= selisih Suhu udara di dalam dan luar
ruangan (0C) SENSIBEL INTERIOR
besarnya tahanan R adalah RT
1. LANGIT-LANGIT
= Rsi + R1 + R2 + Rso + Ra
QL = A x K x ( Δ t)
dimana,
dapat diketahui bahwa Rso
= 0,05, dan Rsi = 0,125
(m3
jam 0C / kCal)
A= luas langit-langit (21 x 13 = 273m2) K= koefisien transmisi kalor dari langitlangit( kCal/m2 jam 0C)
tahanan perpindahan kalor dari ruangan udara 2
0
Δt= selisih Suhu udara di dalam dan luar
adalah, Ra = 0,145 m jam C / kCal
ruangan (0C)
tahanan dari papan asbes adalah Rasbes = 0,0055,
besarnya tahanan R adalah
maka,
RT Rasbes = 0,0055 x 0,06 2
dapat diketahui bahwa 0
= 0,00033 m jam C / kCal Maka besarnya tahanan total (RT ) adalah RT
= 0,05 + 0,125 + 0,145 + 0,00033 = 0,32033 m2 jam 0C / kCal
Dan besarnya koefisien perpindahan kalor dari dinding adalah : K
Rso
= 273 x 3,12 x (22 – 21,7) = 255,53 kCal / jam
= 0,05, dan Rsi = 0,125
(m3 jam 0C / kCal) tahanan perpindahan kalor dari ruangan udara adalah, Ra = 0,145 m2 jam 0C / kCal tahanan dari adukan beton adalah Rbeton = 1,45, maka, Rbeton = 1,45 x 0,2 = 0,29 m2 jam 0C / kCal
= 1 / 0,32033 = 3,12 kCal / m2 jam 0C
Qa
= Rsi + R1 + R2 + Rso + Ra
Maka besarnya tahanan total (RT ) adalah RT
= 0,05 + 0,125 + 0,145 + 0,29 = 0,61 m2 jam 0C / kCal
Dan besarnya koefisien perpindahan kalor dari
0,24
dinding adalah :
(kCal/kg’)
K
= 1 / 0,61 = 1,64 kCal / m2 jam 0C
Ql
= 273 x 1,64 x (22 – 21,7)
= kalor spesifik dari 1 kg udara kering
Vs
= 0,8399 m3/kg’
Δt
= selisih suhu udara luar dan dalam =
0,3 0C QSu
= 134,32 kCal / jam
= 3654 x (0,24/0,8399) x 0,3 = 313,24 kCal/jam
2. Interior
Qi
= n x Qsm x f
2. MESIN
= P x 0,860 x η
dimana,
QSm
n
= jumlah orang dalam ruangan
dimana,
Qsm
= kalor sensibel manusia (kCal/kg)
P
f
= koreksi faktor kelompok
0,860 = besarnya kalor sensibel dari motor
Qi
= 203 x 53 x 0,897
kipas udara (kCal/kW)
= 9650,82 kCal/jam
η
= daya dari mesin = 2 kW
= Efisiensi kipas udara = 0,8
3. Peralatan listrik
Ql = Pm x 0,860 x f
(kCal/jam)
QSm
dimana, Pm
= 2 x 0,860 x 0,8 = 1,376 kCal/jam
= daya mesin yang digunakan 2 kW
0,860 = besarnya kalor sensibel dari peralatan listrik f
KALOR LATEN
= faktor penggunaan peralatan =1 Laten perimeter
Ql
= 2 x 0,860 x 1
1. infiltrasi
= 1,72 kCal/jam
QLi = vr x Nn x 597,3 x Δ x dimana,
SENSIBEL MESIN
vr
= Volume ruangan = 21x 13x 8 =
2184m3 1. VENTILASI
QSu
= N x (0,24/Vs) x Δ t
dimana, N
= jumlah udara luar yang masuk = 203 x
18 = 3654 m3 / jam
Nn
= jumlah ventilasi alamiah = 2
597,3 = kalor laten penguapan (kCal/kg) Δx
= selisih perbandingan kelembaban di
dalam dan di luar ruangan kg/kg'
xranc
= 0,020 – 0,0116
QLu
= 3654 x 0,8399 x 0,0084
= 0,0084 kg / kg'
= 25,78 kCal / jam
Jadi besarnya beban kalor laten karena adanya
Tabel Hasil Peritungan Beban Kalor Audi 1 AUDI 1 NO NAMA SENSIBEL LATEN 1. Perimeter a. infiltrasi 61,21 21915,65 b. dinding 39,17 c. atap 255,53 d. tersimpan 53,39 -
infiltrasi adalah QLi
= 2184 x 2 x 597,3 x 0,0084 = 21915,65 kCal / jam
2. interior
QLo
= n x Qlm x f
2.
dimana, n
= jumlah orang yang ada dalam ruangan
= 203 orang Qlm
= kalor laten manusia = 25 kCal/kg
f
= koreksi faktor kelompok = 0,897
QLo
= 203 x 25 x 0,897
3.
= 4552,275 kCal / jam 3. ventilasi
QLm = N /Vs x Δx
(kCal/jam)
dimana, N
= jumlah udara yang masuk ruangan
(m3/jam) Vs
= volume spesifik udara luar (m3/kg')
Δx
= selisih perbandingan kelembaban udara
di dalam dan luar ruangan (kg/kg') N
2.
= 18 m / jam per orang = 18 x 203 = 3654 m3 / jam = 0,8399 m3 / kg
Δx
= 0,020 – 0,0116 = 0,0084
Maka besarnya beban kalor laten oleh udara luar yang masuk adalah :
Mesin a. Ventilasi b. mesin Jumlah total
134,32
-
9650,82 1,72
4552,275 -
313,24 1,376 10510,78
25,78 26493,71
Tabel Hasil Peritungan Beban Kalor Audi 2 AUDI 2 NO NAMA SENSIBEL LATEN 1. Perimeter a. infiltrasi 61,21 21915,65 b. dinding 39,17 c. atap 255,53 d. tersimpan 53,39 -
3
Vs
Interior a. langitlangit b. interior c. peralatan listrik
3.
Interior a. langitlangit b. interior c. peralatan listrik Mesin a. Ventilasi b. mesin Jumlah total
134,32
-
9650,82 4552,275 1,72 -
313,24 25,78 1,376 10510,78 26493,71
Tabel Hasil Peritungan Beban Kalor Audi 3 AUDI 3 NO NAMA SENSIBEL LATEN 1. Perimeter a. infiltrasi 7,72 14901,44 b. dinding 31,32 c. atap 59,4 d. tersimpan 14,77 2.
3.
Interior a. langitlangit b. interior c. peralatan listrik Mesin a. Ventilasi b. mesin Jumlah total
2. 59,4 7606,56 1,72
3588 3.
246,89 20,31 1,376 8029,16 18509,75
Tabel Hasil Peritungan Beban Kalor Audi 4 AUDI 4 NO NAMA SENSIBEL LATEN 1. Perimeter a. infiltrasi 91,73 21353,71 b. dinding 38,02 c. atap 248,98 d. tersimpan 56,81 2.
3.
Interior a. langitlangit b. interior c. peralatan listrik Mesin a. Ventilasi b. mesin Jumlah total
Tabel Hasil Peritungan Beban Kalor Audi 5 AUDI 5 NO NAMA SENSIBEL LATEN 1. Perimeter a. infiltrasi 28,8 13245,73 b. dinding 29,16 c. atap 164,74 d. tersimpan 33,41 -
-
8414,76 1,72
3969,23 3.
273,12 22,48 1,376 9257,39 25345,42
Mesin a. Ventilasi b. mesin Jumlah total
86,59 6085,25 1,72
2870,4 -
197,51 16,26 1,376 6628,56 16132,39
Tabel Hasil Peritungan Beban Kalor Audi 6 AUDI 6 NO NAMA SENSIBEL LATEN 1. Perimeter a. infiltrasi 28,8 13245,73 b. dinding 29,16 c. atap 164,74 d. tersimpan 33,41 2.
130,87
Interior a. langitlangit b. interior c. peralatan listrik
Interior a. langitlangit b. interior c. peralatan listrik Mesin a. Ventilasi b. mesin Jumlah total
86,59
-
6085,25 1,72
2870,4 -
197,51 1,376 6628,56
16,26 16132,39
Tabel Hasil Peritungan Beban Kalor Audi 7 AUDI 7 NO NAMA SENSIBEL LATEN 1. Perimeter a. infiltrasi 91,73 21353,71 b. dinding 38,02 c. atap 248,98 d. tersimpan 56,81 2.
3.
Interior a. langitlangit b. interior c. peralatan listrik Mesin a. Ventilasi b. mesin Jumlah total
130,87
-
8414,76 1,72
3969,23 -
273,12 1,376 9257,39
22,48 25345,42
Tabel Hasil Peritungan Beban Kalor Audi 8 AUDI 8 NO NAMA SENSIBEL LATEN 1. Perimeter a. infiltrasi 7,72 14901,44 b. dinding 31,32 c. atap 59,4 d. tersimpan 14,77 2.
3.
Interior a. langitlangit b. interior c. peralatan listrik Mesin a. Ventilasi b. mesin Jumlah total
59,4
-
7606,56 1,72
3588 -
246,89 1,376 8029,16
20,31 18509,75
Perhitungan Waktu Menghidupkan dan Mematikan AHU A. AHU 1 & 2 Waktu untuk mencapai suhu yang diinginkan pada auditorium 1 (tanpa factor manusia): Data di dapat langsung pada lapangan. ∆i = G (i1 – i7 ) (kCal/jam) Dimana:
Sesi masuk koil pendingin; - Temp bola kering 260C - Temp bola basah 210C Sesi keluar koil pendingin; - Temp bola kering 230C - Temp bola basah 15.40C Jumlah aliran udara yang masuk ; 10188 m3/jam Volume spesifik udara = 0.849 Maka: ` i1 (enthalpy) udara masuk = 60 Kj/kg = 14.3 kCal ` i7 (enthalpy) udara keluar = 39 Kj/kg = 8.5 kCal Maka jumlah kalor yang diserap oleh koil adalah Kapasitas kerja koil (∆i) = G (i1 – i7) G = Jumlah aliran udara m3/jam Volume spesifik udara keluar ∆i = 10188 (14.3 – 8.5) = 69192.5 0,854 Dapat diperoleh waktu untuk penyerapan kalor dalam auditorium adalah: 37004.49 Beban kalor ruangan = Kapasitas kerja koil 69192.5 Maka diperoleh waktu penyerapan kalor oleh coil pendingin sebesar 0.53 jam Untuk mencapai suhu ruangan dari suhu ruangan normal (+ 26) menjadi 230C kita membutuhkan waktu selama 0.53 jam (31.8 menit), maka dapat ditentu penyalaan AHU pada awal show yaitu 31.8 menit sebelum show dimulai, disaat itulah penonton akan masuk ke Auditorium, dan selanjutnya suhu akan berangsur-angsur berubah sesuai dengan set point (rata-rata 210C) yang telah ditentukan sesuai procedure System BAS. Selanjutnya untuk schedule mematikan AHU dengan perhitungan sebagai berikut, Diketahui: Temperature ruang = 210C Kalor total orang dewasa = 87 kCal/jam Beban kalor total orang dalam gedung = 87 kCal/jam x 203 orang = 17661 kCal/jam 17661 KCal/jam x 0,897 (factor kelompok) = 15841,917 Beban kalor ruangan = 37004.49 kCal/jam
Jika dalam 1 jam ruangan mendapatkan kalor sebesar 37004.49 dari beban kalor total. Maka dalam 1 jam tanpa AHU, ruangan akan mendapatkan beban kalor sebesar 17661 KCal dari manusia sebanyak 203. pada praktiknya perubahan temperature pada ruangan dapat dilihat pada Gambar Berikut
~ Start awal AHU = 31,8 menit ~ lama waktu jeda = dimatikan 60 menit sebelum penayangan selesai Total pemakaian AHU = 31,8 menit + [(100 menit – 30 menit )x 5sessi] = 381,8 menit Maka penghematan Waktu penggunaan AHU 1 sebesar = Total pemakaian awal – Total pemakaian dengan Efisiensi 650 – 381,8 = 268,2 menit = 4,47 jam Total Efisiensi dari system refrigerasi AHU sebesar:
Grafik perubahan Temperature AHU 1
Dengan demikian perubahan temperature tersebut dipakai sebagai acuan, bahwa waktu untuk mematikan AHU pada Auditorium 1 yaitu 30 menit sebelum show selesai. Mengacu pada schedule penayangan film bahwa jeda waktu antara show adalah 30 menit, telah disepakati bahwa penentuan temperature Auditorium pada saat masuknya penonton adalah 230C, maka waktu untuk menyalakan ahu pada show berikutnya bersamaan dengan waktu saat memasukkan waktu penayangan show berikutnya. Dengan demikian, jika pada satu hari terdapat 5 sessi kita dapat menghemat penggunaan listrik pada auditorium 1 pada system pendingin AHU sebesar: Perhitungan waktu tanpa mematikan AHU dari awal pertunjukan sampai selesai: ~ Durasi film = 100 menit . ~ Total penayangan = 5 sessi. ~ Jeda waktu = 30 menit ~ Start awal AHU = 60 menit Total pemakaian selama = 30 + (100x5) + (30x4) = 650 menit Perhitungan waktu dengan mematikan AHU menurut perhitungan: ~ Durasi film = 100 menit . ~ Total penayangan = 5 sessi.
I. Total Daya hidup yang digunakan (15 jam, 24 jam) = 2.888.220 Watt Waktu Hidup (jam) AREA Ruang Ahu 1
Ruang Ahu 2
Nama Barang
Kapasitas (Watt)
QTY
Total
13
AHU 1 RF-1 AHU 3 RF-3 AHU 4 RF-4 AHU 5 RF-5 AHU 2 RF-2 AHU 6 RF-6 AHU 7 RF-7 AHU 8 RF-8
3000 2200 1500 1100 4000 2200 2200 1100 3000 2200 2200 1100 3000 2200 1500 1100
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3000 2200 1500 1100 4000 2200 2200 1100 3000 2200 2200 1100 3000 2200 1500 1100
39000 28600 19500 14300 52000 28600 28600 14300 39000 28600 28600 14300 39000 28600 19500 14300
33.600
436.800
II. Total Daya Hidup yang digunakan (13 jam
+ 15 Jam) = 436.800 Watt Tabel Efisiensi Konsumsi Energy MSB 1 pada AHU
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
MSB 1 Bulan / Tahun Des-07 Jan-08 Feb-08 Mar-08 Apr-08 Mei-08 Jun-08 Jul-08 Agust-08 Sep-08 Okt-08 Nop-08 Des-08
kWh Total 1514 2076,67 2776,96 3466,05 4116,88 4717,52 5316,29 5936,48 6541,54 7159,76 7788,02 8395,79 9015,88
Pemakaian kWh
Dikali CT (800/5A)
700,29 689,09 650,83 600,64 598,77 620,19 605,06 618,22 628,26 607,77 620,09 620,12
112046,4 110254,4 104132,8 96102,4 95803,2 99230,4 96809,6 98915,2 100521,6 97243,2 99214,4 99219,2
Total Daya Hidup yang digunakan (13 jam + 15 Jam) = 218.970 Watt Total Pemakaian / hari (watt) (I + III) 3.107.190 Watt kWh / hari 3.107,19 kWh kWh/ bulan Efisiensi 93.215,70 kWh Didapat selisih Konsumsi Daya Pada MSB 1sebesar : Total kWh Normal (I + II) - Total kWh Efisiensi (I + III) 99.750,60 kWh/bulan - 93.215,70 kWh/bulan = 6.535 kWh/bulan (6.55%)
47,60
Rata-rata
100791.07
Efisiensi Energy AHU Nama Barang AHU 1 RF-1 AHU 3 RF-3 AHU 4 RF-4 AHU 5 RF-5 AHU 2 RF-2 AHU 6 RF-6 AHU 7 RF-7 AHU 8 RF-8
Kapasitas (watt) 3000 2200 1500 1100 4000 2200 2200 1100 3000 2200 2200 1100 3000 2200 1500 1100
QTY 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Total (Watt)
Total 3000 2200 1500 1100 4000 2200 2200 1100 3000 2200 2200 1100 3000 2200 1500 1100 33.600
Waktu Hidup (Jam) 6,36 6,36 6,36 6,36 6,73 6,73 6,52 6,52 6,36 6,36 6,52 6,52 6,73 6,73 6,36 6,36
Pemakaian (Watt) 19080 13992 9540 6996 26920 14806 14344 7172 19080 13992 14344 7172 20190 14806 9540 6996 218.970
4.3. Pencatatan meter.
Dilihat dari hasil diatas, Maka didapat nilai
Perubahan total daya efisiensi ini dapat di
selisih konsumsi energy Total sebesar:
buktikan dengan pencatatan meter pada tiap
207.604 kWh/Bulan - 201.069 kWh/Bulan =
bulan yang ditagihkan kepada pihak tenant.
6.535 kWh/Bulan ( 3.15 %/Bulan)
Tabel 4.20. Catatan Meter Tiap Bulan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
MSB 1 Bulan / Tahun Des-07 Jan-08 Feb-08 Mar-08 Apr-08 Mei-08 Jun-08 Jul-08 Agust-08 Sep-08 Okt-08 Nop-08 Des-08
Kesimpulan kWh Total 1514 2076,67 2776,96 3466,05 4116,88 4717,52 5316,29 5936,48 6541,54 7159,76 7788,02 8395,79 9015,88
Pemakaian kWh
Dikali CT (800/5A)
700,29 689,09 650,83 600,64 598,77 620,19 605,06 618,22 628,26 607,77 620,09 620,12
112046,4 110254,4 104132,8 96102,4 95803,2 99230,4 96809,6 98915,2 100521,6 97243,2 99214,4 99219,2
1. Pada
sistem
menghidupkan
AHU, nya
kita
dapat
beberapa
saat
sebelum show pada Auditorium di mulai. Yaitu pada saat belum ada penonton yang masuk, sehingga untuk pencapaian suhu yang diinginkan akan lebih mudah. 2. Dengan memberi batasan set point
Rata-rata
47,60
100791.07
pada AHU target efisiensi akan lebih baik, dikarenakan AHU tidak akan
4.4 Total Efisiensi Energy Total
Dari hasil perhitungan yang ada di ketahui nilai Total Penggunaan setelah Efisiensi Energy Total
bekerja melebihi batas yang telah ditentukan, dan target pencapaian suhu
Yaitu sebesar:
akan lebih cepat tercapai. AC Lighting Peralatan Total `=
99.133 12.306,15 89.629,44 201.069 kWh
penggunaan
listrik
(Efisiensi) dari 207.604 kWh/Bulan menjadi 201.069 kWh/Bulan maka telah didapat sebuah efisiensi sebesar
Dari Total Sebelum Efisiensi sebesar: AC Lighting
105.668 12.306,15
Peralatan
89.629,44 207.604 kWh
Total `=
3. Penurunan
6.535 kWh/Bulan ( 3.15 %/Bulan).