KONSUMSI DAN PERSEPSI MANFAAT MINUMAN PROBIOTIK PADA REMAJA PUTRI (Studi Kasus Di SMAN 1, SMAN 2, dan SMAN 3 Kota Bogor)
Oleh : DEVI RUSPRIANA A54104028
PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN Devi Ruspriana. Konsumsi dan Persepsi Manfaat Minuman Probiotik Pada Remaja Putri (Studi Kasus Di SMAN 1, SMAN 2, Dan SMAN 3 Kota Bogor) (Di Bawah Bimbingan Dr. Ir. Ahmad Sulaeman, MS.). Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi, konsumsi, dan manfaat minuman probiotik pada remaja putri. Adapun tujuan khususnya yaitu : (1) Mempelajari karakteristik produk (komposisi, kemasan, harga, merek, dan klaim) minuman probiotik yang biasa dikonsumsi remaja putri. (2) Mengetahui riwayat konsumsi pangan responden selama satu minggu terakhir. (3) Mengetahui sumber informasi mengenai produk minuman probiotik yang dikonsumsi responden. (4) Mengetahui pengetahuan gizi dan pengetahuan produk responden. (5) Mengetahui persepsi responden terhadap atribut minuman probiotik yang dikonsumsi. (6) Mempelajari konsumsi minuman probiotik responden (merek, frekuensi, jumlah, alasan konsumsi, tempat pembelian). (7) Mengetahui persepsi manfaat yang dirasakan dari minuman probiotik. (8) Menganalisis hubungan antara persepsi dan konsumsi minuman probiotik.(9) Menganalisis hubungan antara konsumsi dengan manfaat yang dirasakan dari minuman probiotik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2008 di SMAN 1, SMAN 2, dan SMAN 3 kota Bogor. Populasi penelitian ini adalah siswi kelas X dan XI. Metode yang digunakan dalam penarikan contoh adalah pengambilan contoh secara acak sederhana (stratified random sampling). Total contoh dalam peneltian ini adalah 120 siswi. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diambil dengan menggunakan kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Pendidikan kota bogor dan dari sekolah-sekolah terkait. Data-data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara statistik deskriptif dan inferensial dengan menggunakan program komputer microsoft Excel 2003 dan SPSS versi 13.0 for Windows. Pengolahan data yang dilakukan berupa editing, coding, dan data entry,. Dalam penelitian ini, untuk melihat hubungan antara persepsi, konsumsi, dan manfaat minuman probiotik digunakan uji korelasi Spearman. Usia responden terletak dalam kelompok usia 13-15 tahun atau remaja tengah (50%) dan usia 16-18 tahun atau remaja akhir (50%) dan persentase terbesar uang saku responden terdapat pada rentang Rp. 10.000-20.000 (63.3%). Sebanyak 60% responden memiliki besar keluarga yang berada pada kelompok >4 orang. Persentase terbesar pendidikan ayah responden adalah sarjana (49.2%) sedangkan pendidikan ibu adalah SMA/SMEA (45%). Sebanyak 40.8% responden memiliki ayah yang bekerja sebagai karyawan swasta dan sebanyak 63.3% responden memiliki ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Persentase terbesar pendapatan keluarga contoh terdapat pada kisaran Rp. 1.000.000-2.500.000 (39.2%). Sebanyak 44.2% responden pernah mengalami sakit maag dan 18.3% responden sedang mengalami sakit maag. Jenis keluhan kesehatan yang paling banyak dialami oleh responden dalam satu bulan terakhir ini adalah pusing (47.5%). Sebagian besar responden memperoleh informasi mengenai minuman probiotik dari televisi, namun 41.7% responden menyatakan bahwa sumber informasi yang paling dipercaya adalah dokter/ahli kesehatan. Sebanyak 78.3%
responden menyatakan bahwa informasi yang ingin dicari dari suatu sumber informasi adalah tentang manfaat dari minuman probiotik, dan 43.3% responden juga menyatakan bahwa hal yang pertama kali diperhatikan ketika membeli minuman probiotik adalah tanggal kedaluarsa. Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan gizi yang baik (87.5%), dan sebanyak 48.3 % responden memiliki tingkat pengetahuan produk sedang. Sebagian besar responden memiliki tingkat persepsi yang baik terhadap minuman probiotik (74.2%). Umumnya merek minuman probiotik yang pernah dikonsumsi oleh responden adalah Yakult (99.2%), dengan persentase terbesar frekuensi konsumsi adalah setiap hari (30.0%). Umumnya responden memiliki alasan karena rasanya yang enak (92.5%). Sebagian besar responden membeli minuman probiotik dari supermarket (88.3%). Sebanyak 64.1% responden memiliki loyalitas merek terhadap suatu produk. Lebih dari separo responden menyatakan merasakan manfaat dari minuman probiotik (68.3%) dengan persentase terbesar jenis manfaat yang dirasakan adalah lebih mudah buang air besar (45%). Persentase responden yang merasa yakin dan agak yakin akan manfaat tersebut sama besar (30.8%). Sebanyak 65% responden mengonsumsi sayur dan buah setiap hari, 46.7% responden mengonsumsi daging sebanyak 4-5hari/minggu, 57.5% responden mengonsumsi ikan dengan frekuensi 1-3hari/minggu, 50.8% responden mengonsumsi telur dengan frekuensi 1-3hari/minggu, dan 45% responden mengonsumsi minuman probiotik dengan frekuensi 6-7hari/minggu. Dari hasil uji korelasi spearman, variabel yang memiliki hubungan positif dan signifikan adalah pengetahuan produk dan persepsi (p<0.05, r=0.209), persepsi dan frekuensi konsumsi minuman probiotik (p<0.05, r=0.227), dan frekuensi konsumsi minuman probiotik dengan manfaat (p<0.01, r=0.491). Sedangkan variabel yang memiliki hubungan tidak signifikan (p>0.05) adalah pengetahuan gizi dan persepsi, uang saku dan frekuensi konsumsi minuman probiotik, dan frekuensi konsumsi minuman probiotik, konsumsi sayur dan buah dan kejadian konstipasi.
ABSTRACT The purpose of this study was to analyze the consumtion and benefit perception of probiotic drink on girl adolescents and relationship all of them. The study was conducted in owned senior high school in Bogor, that are SMAN 1, SMAN 2, and SMAN 3 Bogor. The total samples were 120 girl students with drink or not drink probiotic product background. Description test and correlation test were used to analyze the data. The result of this study showed that more than half of study participants (74.2%) have a good perception of probiotic product and all of them ever consumed probiotic drink. This study also showed that more than half of study participants (68.3%) experienced the probiotic drink benefit. Spearman correlation test showed that there were no significant correlation (p>0.05) between nutrition knowledge with perception, between sack money with probiotics drink consumption frequency, between consumption frequency of probiotics drink and between vegetables and fruits consumption for one week with constipation. Nevertheless, spearman correlation test showed that there were positive and significant correlation between perception with consumption frequency (p<0.05, r=0.227), between consumption frequency with benefit of probiotic drink (p=0.01, r=0.491), and perception (p=0.05, r=0.209).
between product knowledge with
KONSUMSI DAN PERSEPSI MANFAAT MINUMAN PROBIOTIK PADA REMAJA PUTRI (Studi Kasus Di SMAN 1, SMAN 2, dan SMAN 3 Kota Bogor)
Skripsi Sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian pada Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Oleh : DEVI RUSPRIANA A54104028
PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Belitang OKU Timur Sumatera Selatan pada tanggal 10 Februari 1987. Penulis adalah anak ke lima dari lima bersaudara dari pasangan suami isteri Bapak Sudiro dan Ibu Lilik Purwaningsih (Alm). Penulis menempuh pendidikan SD selama enam tahun di SDN 3 Belitang, yakni pada tahun 1992 sampai 1998. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke SMP Xaverius 3 Belitang pada tahun 1998 dan lulus pada tahun 2001. Tahun 2001, penulis melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi pada tahun 2001 di SMA Negeri 1 Leuwiliang. Penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI pada tahun 2004. Penulis diterima sebagai mahasiswa pada Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ..............................................................................................
i
DAFTAR TABEL .......................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
vi
PENDAHULUAN .......................................................................................
1
Latar Belakang ..........................................................................
1
Tujuan .......................................................................................
4
Kegunaan Penelitian .................................................................
4
TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................
5
Minuman Probiotik .....................................................................
5
Probiotik ............................................................................
5
Minuman Fermentasi Probiotik .........................................
7
Manfaat Terhadap Kesehatan ...........................................
8
Konsumsi ...................................................................................
10
Sumber Informasi .....................................................................
12
Remaja ......................................................................................
12
Keluhan Kesehatan ...........................................................
14
Karakteristik Individu .................................................................
15
Usia ..................................................................................
15
Pengetahuan Gizi ..............................................................
15
Uang Saku ........................................................................
15
Karakteristik Keluarga ...............................................................
16
Pendidikan dan Pekerjaan Orang Tua ..............................
16
Pendapatan .......................................................................
16
Besar Keluarga .................................................................
16
Karakteristik Produk ..................................................................
16
Kemasan ..........................................................................
16
Harga ................................................................................
17
Merek ................................................................................
17
Label .................................................................................
17
Klaim .................................................................................
17
Persepsi .....................................................................................
18
Persepsi Terhadap Minuman Probiotik...............................
19
ii
KERANGKA PEMIKIRAN ......... ........................................................ .......
20
METODOLOGI ......... ......................................................................... .......
22
Desain, Tempat, dan Waktu .......................................................
22
Cara Penarikan Contoh ..............................................................
22
Jenis dan Cara Pengumpulan Data ...........................................
23
Pengolahan dan Analisis Data ...................................................
23
Definisi Operasional ...................................................................
26
HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................................
28
Keadaan Umum Lokasi Penelitian ............................................
28
Karakteristik Produk Minuman Probiotik ...................................
31
Karakteristik Responden ...........................................................
34
Karakteristik Keluarga ...............................................................
35
Riwayat Kesehatan ....................................................................
37
Konsumsi Pangan .....................................................................
40
Sumber Informasi .....................................................................
41
Pengetahuan Gizi ......................................................................
44
Pengetahuan Produk .................................................................
46
Pembelian Minuman Probiotik ...................................................
47
Persepsi Terhadap Atribut dan Manfaat Minuman Probiotik .....
48
Konsumsi Minuman Probiotik ....................................................
50
Manfaat yang Dirasakan ............................................................
54
Hubungan Pengetahuan Gizi dan Persepsi .............................
56
Hubungan Pengetahuan Produk dan Persepsi ........................
57
Hubungan Uang Saku dengan Frekuensi Konsumsi Minuman Probiotik .....................................................................
57
Hubungan Persepsi dan Frekuensi Konsumsi ........................
58
Hubungan Frekuensi Konsumsi Minuman Probiotik dan Konsumsi Sayur dan Buah dengan Konstipasi ..................
59
Hubungan Frekuensi Konsumsi dan Manfaat yang Dirasakan ............................................................
60
KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................................
62
Kesimpulan .................................................................................
62
Saran .........................................................................................
63
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
64
LAMPIRAN ................................................................................................
67
iii
DAFTAR TABEL Halaman 1.
Tabel jenis dan kategori variabel .......................................................
2.
Tabel karakteristik produk minuman probiotik yang dikonsumsi
25
responden ........................................................................................
31
3.
Tabel sebaran responden berdasarkan usia .....................................
34
4.
Tabel sebaran responden berdasarkan uang saku ...........................
35
5.
Tabel persentase responden berdasarkan besar keluarga ...............
35
6.
Tabel sebaran responden berdasarkan pendidikan orang tua ..........
36
7.
Tabel sebaran responden berdasarkan pekerjaan orang tua ...........
36
8.
Tabel sebaran responden berdasarkan pendapatan keluarga ..........
37
9.
Tabel sebaran responden berdasarkan penyakit .............................
38
10. Tabel sebaran responden berdasarkan keluhan kesehatan .............
39
11. Tabel konsumsi pangan selama satu minggu terakhir ......................
40
12. Tabel sebaran responden berdasarkan sumber informasi ................
42
13. Tabel sebaran responden berdasarkan informasi yang dicari...........
43
14. Tabel sebaran responden berdasarkan perhatian utama..................
44
15. Tabel persentase responden berdasarkan pengetahuan gizi ...........
45
16. Tabel persentase responden berdasarkan tingkat pengetahuan gizi
46
17. Tabel persentase responden berdasarkan pengetahuan produk ......
46
18. Tabel persentase responden berdasarkan tingkat pengetahuan produk .............................................................
47
19. Tabel sebaran responden berdasarkan tempat pembelian ...............
47
20. Tabel sebaran responden berdasarkan tingkat persepsi ..................
49
21. Tabel persepsi responden terhadap berbagai atribut minuman probiotik ............................................................................................
49
22. Tabel persepsi responden terhadap manfaat minuman probiotik ............................................................................................
50
23. Tabel merek minuman probiotik yang dikonsumsi ............................
51
24. Tabel sebaran responden berdasarkan alasan konsumsi .................
52
25. Tabel sebaran responden berdasarkan frekuensi konsumsi .............
52
26. Tabel sebaran responden berdasarkan jenis manfaat konsumsi minuman probiotik ..............................................
55
27. Tabel sebaran responden berdasarkan tingkat keyakinan ................
55
28. Tabel sebaran persepsi berdasarkan pengetahuan gizi....................
56
iv
29. Tabel sebaran persepsi berdasarkan pengetahuan produk ..............
57
30. Tabel sebaran frekuensi konsumsi berdasarkan uang saku .............
58
31. Tabel sebaran frekuensi konsumsi berdasarkan persepsi ...............
58
32. Tabel sebaran konstipasi berdasarkan frekuensi konsumsi minuman probiotik dan konsumsi sayur dan buah satu minggu terakhir ................................................
60
33. Tabel sebaran manfaat berdasarkan frekuensi konsumsi .................
61
v
DAFTAR GAMBAR Halaman 1.
Kerangka pemikiran ...........................................................................
21
2.
Sebaran responden berdasarkan keluhan kesehatan ........................
40
3.
Sebaran responden berdasarkan keluhan konstipasi ........................
39
4.
Persentase responden yang pernah mendengar minuman probiotik ..............................................................................
41
5.
Persentase responden berdasarkan sumber informasi terpercaya ....
43
6.
Sebaran responden berdasarkan alternatif pembelian.......................
48
7.
Sebaran responden berdasarkan jumlah perkonsumsi ......................
53
8.
Sebaran responden berdasarkan kesediaan
9.
mencoba produk minuman probiotik yang baru .................................
54
Sebaran responden yang merasakan manfaat minuman probiotik ....
54
10. Persentase responden yang merasakan efek samping dari minuman probiotik .......................................................................
56
vi
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1.
Form karakteristik sekolah..................................................................
69
2.
Karakteristik berbagai produk minuman probiotik ..............................
71
3.
Kuesioner ...........................................................................................
75
PENDAHULUAN Latar Belakang Program Indonesia Menuju Sehat tahun 2010 mengacu kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan tersebut dapat dicapai melalui pembangunan kesehatan yakni masyarakat hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu upaya peningkatan tersebut, ditujukan pada remaja khususnya remaja putri. Remaja adalah suatu masa dimana individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. Secara psikologi, masa remaja adalah usia individu mulai berintegrasi dengan masyarakat dewasa. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan batas usia remaja yaitu berkisar antara usia 10 sampai 20 tahun. Masa remaja merupakan masa terjadinya perubahan yang pesat, dimana kebutuhan remaja akan zat tenaga, pembangun, dan pengatur sangat meningkat, tetapi mereka termasuk dalam golongan anggota keluarga yang biasanya kurang mendapat makanan yang sempurna (Daradjat 1995). Menurut Khomsan (2002), remaja adalah kelompok yang dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya memerlukan zat gizi yang relatif besar jumlahnya dan bila konsumsi tidak seimbang maka dapat menimbulkan masalah gizi. Masalah-masalah tersebut muncul didukung oleh adanya beberapa faktor, diantaranya adalah adanya ragam gaya hidup, perubahan perilaku, dan pengalaman dalam memilih makanan apa yang akan dikonsumsi (Khomsan 2002). Aspek pemilihan makanan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan karena remaja sudah menginjak tahap indenpendensi. Pemilihan makanan pada remaja tidak lagi didasarkan pada kandungan gizi tetapi hanya sekedar bersosialisasi, untuk kesenangan, dan supaya tidak kehilangan status (Khomsan 2002). Para remaja khususnya remaja putri lebih menyukai makanan instan dan junk food yang kurang mengandung zat gizi dan serat. Perubahan pola konsumsi remaja saat ini berdampak negatif pada kesehatan. Perubahan pola konsumsi makan tersebut membuat mereka lupa pada pentingnya kombinasi gizi yang tepat dan seimbang. Masalah kesehatan yang sangat dekat hubungannya dengan pola makan salah satunya adalah susah buang air besar (konstipasi). Konstipasi didefinisikan sebagai kesulitan
2 buang air besar atau dengan frekuensi yang tidak teratur, kurang dari 3 kali seminggu (Jennie 2007). Beberapa faktor risiko penyebab konstipasi adalah penyakit
sistemik,
pemakaian
obat-obatan,
serta
jenis
kelamin
yang
menerangkan mengapa wanita lebih sering mengalami konstipasi dibanding pria. Faktor risiko lain terkait dengan gaya hidup seseorang seperti minimnya aktivitas, asupan makanan yang kurang mengandung cairan, diet rendah serat, dan depresi (Probosuseno 2002). Penelitian dokter Probosuseno menyatakan bahwa Konstipasi pada wanita lebih banyak terjadi dibandingkan pada pria dengan perbandingan 3:1. Hal ini disebabkan perubahan komposisi diet dan pengaruh faktor sosio-psikologi pada wanita yang berdampak serius pada kualitas hidup. Hasil penelitian Probosuseno dan timnya tentang Konstipasi pada pasien yang mendapatkan pelayaan Home Care di Geriatri RS Dr Sardjito (Januari 2000-Desember 2002) menunjukkan, wanita lebih banyak yang mengalami konstipasi (71,4 persen) dibandingkan pria sebanyak 28,6 persen (Probosuseno 2002). Menurut Jennie (2007), di dalam tubuh manusia terdapat 400 jenis mikroba dengan jumlah total
1014 cfu dimana 108 cfu diantaranya harus
merupakan bakteri baik. Bakteri baik adalah bakteri yang sangat diibutuhkan oleh tubuh guna untuk menetralisir bakteri patogen di dalam usus sehingga waktu transit di usus menjadi semakin singkat. Sedangkan bakteri jahat adalah bakteri yang merugikan dan bersifat patogen terutama di dalam saluran pencernaan (Vrese et al. 2001). Oleh sebab itu, agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari keluhan susah buang air besar, bakteri baik diupayakan jumlahnya lebih banyak dibanding bakteri jahat. Sehingga, populasi bakteri yang menguntungkan lebih dominan dibanding bakteri yang merugikan. Menurut Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar keseimbangan jumlah bakteri baik dan bakteri jahat selalu dalam keadaan normal dengan maksud bahwa bakteri baik lebih banyak dibandingkan bakteri jahat adalah dengan mengonsumsi bakteri probiotik sesuai dengan kebutuhan tubuh (Vrese et al. 2001). Probiotik berasal dari bahasa Latin yang berarti "untuk kehidupan"; disebut juga "bakteri bersahabat", "bakteri menguntungkan" , "bakteri baik", atau " bakteri sehat". Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) tahun 2001 mendefinisikan probiotik sebagai mikroorganisme hidup yang jika diberikan dalam jumlah yang memadai akan memberikan efek menyehatkan bagi si penerima (Lahteenmaki & Ledeboer 2006). Tak sembarang bakteri bisa digunakan sebagai probiotik. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, di
3 antaranya punya aktivitas antimikroba dan antikarsinogenik, serta mampu berkoloni dalam saluran cerna (Salminen et al. 2004) . Probiotik yang sering digunakan adalah Lactobacillus, Streptococcus, dan Bifidiobacteria (Andra 2007). Beberapa penelitian menunjukkan pentingnya kemampuan penempelan pada mukosa usus untuk bakteri probiotik dapat meningkatkan sistem imun, berkompetisi dengan patogen, serta mencegah penempelan dan pembentukan koloni patogen (Tannock 1997). Sumber probiotik bisa diperoleh dari susu fermentasi (yogurt), keju dan susu sapi, jus, dan susu bubuk bayi. Probiotik biasa juga dijumpai dalam kemasan tablet, kapsul, atau granula. Produk-produk tersebut memiliki beberapa klaim kesehatan, yang meliputi kekebalan terhadap infeksi usus, perbaikan penggunaan
laktosa,
pencegahan
penyakit
diare,
kanker
kolon,
hiperkoleseterolemia, penyakit alat pencernaan bagian atas, stabilisasi barier mukosa usus, perbaikan absorpsi kalsium, dan sintesis vitamin, serta pra pencernaan protein (Jennie 2007). Selain itu, menurut Winarno (2003), mengkonsumsi bakteri probiotik dalam suatu produk makanan setiap hari akan menstimulir macrophage menjadi lebih ganas dalam memangsa bakteri jahat atau patogen di usus kecil sehingga menjaga kebugaran serta meningkatkan seluruh sistem imunitas tubuh. Saat ini peneliti-peneliti probiotik telah menghasilkan temuan menarik, di mana bakteri probiotik tidak hanya menstimulasi sistem kekebalan secara umum, tetapi juga mengatur reaksi sistem kekebalan pasien yang menderita alergi ataupun menderita penyakit kulit (atopic dermatitis). Sebuah studi di Finlandia menunjukkan bahwa penyakit kulit eksim yang diderita anak-anak membaik secara signifikan setelah dua bulan diberi perlakuan probiotik hypoallergenic. Sebuah studi lain di Perancis melibatkan 287 anak (6-24 bulan) yang diberikan yogurt konvensional dan yogurt yang mengandung probiotik Lactobacillus casei. Masing-masing produk diberikan setiap hari selama satu bulan. Hasilnya menunjukkan, durasi diare anak-anak yang mengonsumsi yogurt konvensional berkurang dari delapan hari menjadi lima hari, sementara yang mengonsumsi yogurt mengandung probiotik, durasi diarenya berkurang menjadi hanya selama empat hari (Roos & Katan 2000). Berbagai manfaat yang terdapat dalam produk probiotik tersebut telah meningkatkan pasar probiotik di perdagangan dunia. Tercatat bahwa di Eropa pasar produk yogurt probiotik pada tahun 1997 mencapai 65% dan susu probiotik mencapai 23% dari total pangan fungsional yang dipasarkan (Hilliam 2000).
4 Dengan latar belakang tersebut, peneliti ingin mempelajari perilaku konsumsi minuman probiotik pada remaja putri dan untuk mengetahui hubungan antara persepsi, konsumsi, dan manfaat minuman probiotik yang dirasakan oleh remaja putri. Tujuan Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi, konsumsi, dan manfaat minuman probiotik yang dirasakan remaja putri. Tujuan Khusus Secara khusus penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Mempelajari karakteristik produk (komposisi, kemasan, harga, merek, dan klaim) minuman probiotik yang biasa dikonsumsi remaja putri. 2. Mengetahui riwayat konsumsi pangan responden selama satu minggu terakhir. 3. Mengetahui sumber informasi mengenai produk minuman probiotik yang dikonsumsi responden. 4. Mengetahui pengetahuan gizi dan pengetahuan produk responden. 5. Mengetahui persepsi responden terhadap atribut minuman probiotik yang dikonsumsi. 6. Mempelajari konsumsi minuman probiotik responden (merek, frekuensi, jumlah, alasan konsumsi, tempat pembelian). 7. Mengetahui persepsi manfaat yang dirasakan dari minuman probiotik. 8. Menganalisis hubungan antara persepsi dan konsumsi minuman probiotik. 9. Menganalisis hubungan antara konsumsi dengan manfaat yang dirasakan dari muniman probiotik. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan pengetahuan dan teknologi serta memberikan informasi kepada masyarakat terutama remaja puteri mengenai hubungan antara persepsi, konsumsi, dan manfaat minuman probiotik. Selain itu, bagi pemasar produk minuman probiotik dapat membuat strategi pemasaran yang tepat dan untuk pengembangan upaya perlindungan konsumen minuman probiotik.
TINJAUAN PUSTAKA Minuman Probiotik Probiotik Sejarah penemuan probiotik dimulai dengan pernyataan yang dilontarkan oleh peraih Nobel ilmuwan Rusia yang bekerja di Pasteur Institute Paris, Eli Metchnikoff. Awalnya Metchnikoff menyatakan bahwa terjadinya proses penuaan dalam sel tubuh disebabkan adanya bakteri-bakteri proteolitik (bakteri pemecah protein) seperti Clostridia dalam usus. Bakteri ini memecah protein dalam saluran cerna menjadi fenol, indol dan ammonia sebagai radikal/senyawa penyebab penuaan sel. Berdasarkan penelitiannya dengan susu yang diasamkan, Metchnikoff menemukan bahwa ada bakteri yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri proteolitik ini, yakni bakteri-bakteri asam laktat (Lactic Acid bacteria). Sejak itu banyak ilmuwan mencurahkan penelitian pada jenis-jenis BAL dan bakteri lainnya yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri lain dalam tubuh yang mengganggu. Henry Tissier ilmuwan dari Pasteur Institute Paris menemukan adanya banyak Bifidobacteria dalam usus bayi yang diberi ASI (Antoine 2007). Salminen et al. (2004) mendefinisikan probiotik sebagai sediaan sel mikroba hidup yang memiliki pengaruh menguntungkan terhadap kesehatan dan kehidupan inangnya. Beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu probiotik adalah : (1) bersifat nonpatogenik dan mewakili mikrobiota normal usus dari inang tertentu, serta masih aktif pada kondisi asam lambung dan konsentrasi garam empedu yang tinggi dalam usus halus, (2) mampu tumbuh dan melakukan metabolisme dengan cepat serta terdapat dalam jumlah yang tinggi dalam usus, (3) dapat mengkolonisasi beberapa bagian dari saluran usus untuk sementara, (4) dapat memproduksi asam-asam organik secara efisien dan memiliki sifat antimikroba terhadap bakteri merugikan, dan (5) mudah diproduksi, mampu tumbuh dalam sistem produksi skala besar, dan hidup selama kondisi penyimpanan. Rolfe (2000) menyatakan bahwa probiotik dapat berupa bakteri gram positif, gram negatif, khamir, atau fungi. Namun, jenis mikroba yang banyak digunakan dalam pembuatan minuman dan makanan probiotik terutama berasal dari kelompok bakteri asam laktat (BAL). BAL sering digunakan sebagai probiotik dengan alasan karena strainnya jarang yang patogen dan kemampuannya untuk hidup di saluran pencernaan dan dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen
6 enterik sehingga dapat dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan tubuh. Pada dasarnya, bakteri probiotik secara normal dapat mendukung penyerapan laktosa di dalam usus kecil yang memiliki keefisienan rendah. Ketahanan terhadap asam lambung juga merupakan syarat penting suatu isolat untuk menjadi probiotik. Asam lambung memiliki pH sekitar 2,5, dimana terdiri dari air (97-99%) musin (lendir), garam anorganik, dan enzim pencernaan. Berrada (2001) menyatakan bahwa waktu yang diperlukan mulai saat bakteri masuk sampai keluar dari lambung adalah sekitar 90 menit. Setelah bakteri tersebut berhasil melalui lambung maka mereka akan memasuki saluran usus atas dimana garam empedu disekresikan. Setelah perjalanan melalui lingkungan yang sulit, bakteri probiotik harus dapat bertahan terhadap garam empedu pada usus duabelas jari dan mampu mengkolonisasi pada saluran usus bagian bawah (Scientific summary 2007). Menurut Rowen (2006) waktu yang diperlukan sampai usus halus kosong adalah sekitar 4-5 jam. Jadi, isolat dapat dikatakan sebagai probiotik jika mampu bertahan dalam keadaan asam lambung sedikitnya 4 jam. Selain itu, juga harus diperhatikan kemampuan bakteri untuk terus hidup (viability) ketika dalam penyimpanan, bakteri mudah mengalami degradasi oleh panas, cahaya, kelembapan, dan oksigen. Oleh karena itu, produk probiotik biasanya harus disimpan di pendingin untuk menjaga agar bakteri tetap hidup dan aktif. Sifat bakteri lainnya yang harus diperhatikan adalah sifat ketahanannya terhadap antibiotik dan tidak memiliki sifat virulen (dapat menyebabkan penyakit) (Lahteenmaki & Ledeboer 2006). Menurut Chapman & Hall (1997) pengaruh dari bakteri probiotik untuk kesehatan tubuh sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah umur, seseorang yang sedang terapi obat, diet, keadaan psikologi, sistem imun, dan interaksi antar mikroba. Selain itu, daya tahan hidup dari bakteri yang berpotensi sebagai probiotik juga dipengaruhi oleh nutrisi yang mendukungnya. Nutrisi bagi bakteri probiotik adalah prebiotik. Prebiotik adalah bahan pangan yang tidak dapat dicerna namun memberikan efek yang menguntungkan terhadap flora intestinal dengan cara menstimulasi pertumbuhan dan keaktifan satu atau lebih jenis bakteri menguntungkan . Apapun komponen nutrisi yang mencapai kolon tanpa tercerna berpotensi sebagai prebiotik, namun perkembangan penelitian mengenai prebiotik mengklaim bahwa senyawa oligosakarida tak tercerna sebagai prebiotik utama (Chapmann & Hall 1997).
7 Hingga kini yang dikenal sebagai probiotik adalah bakteri asam laktat (BAL) golongan Lactobacillus dan Bifidobacterium. Lactobacillus adalah Gram positif fakultatif anaerob bakteri, sementara Bifidobacterium adalah Gram positif non motile anaerob bakteria. Kedua golongan besar bakteri ini terdapat sebagai flora normal dalam tubuh manusia dan hewan. Lactobacillus yang popular secara komersial adalah L acidophilus dan L casei (Bogi 2007). L acidophilus terdapat secara normal dalam saluran mulut, pencernaan dan vagina. Bifidobacterium yang merupakan kumpulan tak kurang dari 20an bakteri tumbuh secara normal di usus dan usus besar. Yang sering mendapat sebutan probiotik awalnya adalah Bifidobacterium. Bifidobacterium ditemukan dalam jumlah terbanyak pada bayi, dengan meningkatnya umur, jumlah bakteri ini menurun dengan cepat. Begitu pula makanan bayi sangat mempengaruhi jumlah Bifidobacterium. Pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif ditemukan 90% bakteri dalam usus adalah Bifidobacterium (Bogi 2007). Minuman Fermentasi Probiotik Minuman fermentasi probiotik adalah sejenis minuman yang dibuat dengan memanfaatkan bakteri probiotik tertentu untuk membantu proses fermentasi suatu bahan pangan. Saat ini seiring dengan peningkatan kesadaran konsumen akan pentingnya upaya preventif dalam menjaga kesehatan maka semakin banyak berkembang jenis minuman probiotik diantaranya dalam bentuk yoghurt. Vrese et al. (2001) menyatakan tidak semua produk yoghurt sama dengan minuman probiotik, dengan alasan bahwa BAL yang terdapat pada yogurt-yogurt tradisional ternyata tidak mampu bertahan hidup hingga usus halus. Menurut Waspodo (2007) L bullgaricus dan S. thermophillus tidak berpotensi sebagai bakteri probiotik meskipun enzim yang dihasilkan dapat mengatasi lactose intolerance. Hal ini disebabkan kedua jenis bakteri ini tidak mampu bertahan terhadap berbagai rintangan, seperti kondisi asam lambung dan garam empedu. Berdasarkan penelitian empiris, yoghurt adalah produk yang cocok untuk diare, sebagai sebuah faktor kunci dietetik untuk hidup lebih lama, dan merupakan produk susu yang dapat diserap setiap orang (Antoine 2007). Ketika bakteri probiotik dimasukkan ke dalam suatu produk makanan maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar bakteri tersebut masih mampu hidup dan menjadi aktif ketika masuk ke dalam organ gastrointestinal. Faktor-faktor tersebut adalah keadaan psikologis dari bakteri probiotik, kondisi fisik dari produk (misalnya suhu), komposisi kimia dari produk tersebut (seperti
8 karbohidrat, nitrogen, mineral, aktifitas air, dan oksigen), dan interaksi antara bakteri probiotik dengan kultur starter. Interaksi antara bakteri probiotik dengan kultur starter atau dengan matrik produk yang lain akan membuat kerja dari bakteri probiotik tersebut lebih intensif (Chapman and Hall 1997). Menurut Heller (2001), produk probiotik baik dalam bentuk makanan atau minuman telah memiliki image bahwa produk tersebut bermanfaat bagi kesehatan. Manfaat Terhadap Kesehatan Probiotik memilki hubungan timbal balik dengan mikroflora usus dan epithelium usus, dan cara kerjanya adalah dengan meregulasi fungsi tubuh dan mempengaruhi fungsi tubuh yang berhubungan dengan faktor resiko. Probiotik sangat potensial untuk meregulasi dan optimasi sejumlah besar fungsi dalam tubuh (Antoine 2007). Manfaat Bifidobacterium secara umum adalah mampu menurunkan pertumbuhan tumor, mencegah terjadinya alergi, infeksi Candida serta diare karena E coli. Selain itu merupakan bakteri penjaga pH saluran cerna yang tangguh (Schrezenmeir & Vrese 2001). Sedangkan Penelitian Picard (2005) menunjukkan bahwa Bifidobacterium animalis dalam suatu produk susu fermentasi memiliki ketahanan hidup dalam strain sampai usus halus dan usus besar, tetap hidup dalam waktu transit gastrointestinal tanpa mengkoloni usus. Beberapa studi menyebutkan bahwa probiotik strain Bifidobacterium animalis dapat memperbaiki waktu transit pada dewasa dan dewasa tengah, terutama pada wanita. Hasil dari beberapa penelitian menyebutkan bahwa Bifidobacterium animalis tetap bertahan hidup selama waktu transit gastrointestinal dan masih terdeteksi meskipun konsumsi dihentikan (Scientific summary 2007). L acidophilus merupakan pembuat enzim amylase/pencerna amilum/pati dalam saluran cerna. Selain itu juga memproduksi niasin (vitamin B3 atau asam nikotinat), piridoksin (vitamin B6), dan asam folat dalam saluran cerna. L acidophilus mampu meningkatkan sistem pertahanan tubuh, menghambat diare serta mencegah infeksi jamur Candida albicans di vagina maupun rongga mulut. L casei juga merupakan flora normal dalam rongga mulut dan saluran cerna. Bakteri ini disebut berperan dalam mengurangi terjadinya peradangan di lambung akibat tingginya bakteri Helicobacter pylori (Schrezenmeir & Vrese 2001). Manfaat dari Streptococcus adalah mampu mempercepat gerakan perut. Penelitian dengan menggunakan uji in vitro terhadap tikus didapatkan hasil bahwa tikus yang diberi perlakuan dengan pemberian Streptococcus selam 10
9 hari, gerakan perut menjadi lebih cepat (4.8 kali menjadi 5.7 kali). Selain itu, Streptococcus memiliki aktifitas anti tumor dan menghasilkan Superoxide Dismutase yang berfungsi sebagai anti oksidan. Berbagai keuntungan atau manfaat secara umum dari probiotik adalah:
Meningkatkan sistem kekebalan tubuh (sistem imun)
Bakteri asam laktat dapat meningkatkan β-limfosit yang membantu menghancurkan benda asing, meningkatkan IgA, IgB, dan IgM yang berperan sebagai antibodi, dan menigkatkan sel interferon yang dapat membantu sel darah putih melawan penyakit (Winarno 2003).
Mempercepat waktu transit
Menurut Jennie (2007) probiotik dapat aktif sampai usus dan di dalam usus
bakteri
probiotik
memproduksi
asam
organik,
membantu
menurunkan pH usus, serta memiliki kemampuan untuk merangsang gerakan peristaltik hampir pada semua bagian saluran pencernaan sehingga waktu transit menjadi lebih cepat.
Menurunkan keparahan dan lama terjadinya diare
Banyak penelitian yang menyimpulkan probiotik mampu menurunkan keparahan dan lama terjadinya diare karena virus (Rotavirus yang menyerang bayi hingga umur 2 tahun) dan travelers diare. Mekanisme probiotik mengatasi hal tersebut karena mampu meningkatkan sistem pertahanan tubuh melalui peningkatan jumlah sel fagosit, T limfosit, Natural Killer cell dan IgA (Schrezenmeir & Vrese 2001). Bakteri
Lactose intolerance asam
laktat
dapat
menguraikan
laktosa
susu
menjadi
monosakarida dalam bentuk glukosa dan galaktosa yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh (Schrezenmeir & Vrese 2001).
Alergi
Adanya senyawa pertahanan tubuh seperti T limfosit akan mencegah terjadinya alergi. Dilaporkan banyak individu penderita atopic eczema membaik setelah mengkonsumsi probiotik (Schrezenmeir & Vrese 2001).
Kanker kolon
Adanya jumlah probiotik yang seimbang akan menurunkan produksi enzim β-Galaktosidase dalam saluran cerna yang merupakan pemicu kanker kolon (Winarno 2003).
10
Menurunkan Kolesterol
Bakteri probiotik dapat mendegradasi kolesterol menjadi coprostanol yaitu sebuah sterol yang tidak dapat diserap usus, selanjutnya coprostanol dan sisa kolesterol dikeluarkan bersama tinja (Schrezenmeir & Vrese 2001).
Menurunkan tekanan darah
Probiotik
mampu
menghasilkan
ACE
inhibitor
seperti
peptide
(Adrenocorticotropin Converting Enzyme) yang bersifat menurunkan tekanan darah melalui mekanisme melibatkan ginjal (Schrezenmeir & Vrese 2001).
Mencegah proses penuaan
Bakteri probiotik mampu memetabolisir senyawa polisakarida dan oligosakarida yang tidak dapat dicerna oleh tubuh menjadi asam asetat dan asam laktat dimana E.coli dan C. perfringens tidak mampu melakukannya (Winarno 2003).
Mencegah infeksi urogenital
Berdasarkan penelitian terhadap wanita yang mengalami infeksi vagina, kemudian mengkonsumsi yoghurt secara teratur yang mengandung L.acidophilus maka kejadian infeksi mengalami penurunan dibandingkan dengan wanita yang tidak mengkonsumsi yoghurt (Jenie 2007). Konsumsi Engel et al. 1994 mendefinisikan konsumsi pangan sebagai faktor utama untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi yang pada gilirannya zat gizi tersebut berfungsi untuk menyediakan tenaga bagi tubuh, mengatur proses dalam tubuh dan pertumbuhan, serta memperbaiki jaringan tubuh. Konsumsi makan seseorang telah dibentuk dalam lingkungan keluarga sejak bayi dan masih kanak-kanak. Jenis makanan yang disediakan oleh keluarga adalah makanan yang mudah didapat dan harganya sesuai dengan kondisi ekonomi keluarga yang bersangkutan. Menurut Khomsan (2002), remaja mulai memilih makanan yang disukai dan tidak disukai. Pemilihan makanan pada remaja biasanya tidak didasarkan pada kandungan gizinya melainkan didasarkan pada kesenangan dan kegiatan sosialisasi agar tidak kehilangan status. Selain hal itu, yang juga mempengaruhi konsumsi pada remaja adalah tekanan fisik dan psikososial. Remaja laki-laki memiliki kebiasaan makan yang lebih baik dibandingkan remaja putri. Kebiasaan makan yang buruk pada remaja putri dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor fisiologis dan tekanan sosial. Timbunan lemak pada
11 bagian tubuh tertentu dan aktifitas disebut sebagai faktor fisiologis pada remaja putri. Sedangkan adanya tren bentuk tubuh ideal pada wanita yang kurus dan tinggi disebut sebagai faktor sosial. Kedua faktor tersebut memicu remaja putri untuk melakukan diet yang buruk sehingga remaja putri sering mengalami kurang gizi (Rasalwati 2004). Konsumsi probiotik secara teratur memberikan beberapa efek positif bagi kesehatan. Tentu saja, klaim ini harus dapat dipertanggungjawabkan dengan adanya dukungan bukti ilmiah. Beberapa khasiat probiotik yang telah dibuktikan melalui penelitian ilmiah adalah untuk perawatan diare (khususnya diare yang disebabkan oleh rotavirus); untuk mencegah dan merawat infeksi saluran kencing dan saluran genital perempuan; untuk merawat radang usus; mengurangi kanker kandung kemih; dan mencegah eksim pada anak-anak. Probiotik juga bermanfaat untuk mengurangi efek samping penggunaan antibiotik dan mengurangi gejala-gejala lactose intolerance (gangguan pada perut karena minum susu) (Vrese et al. 2001). Beberapa ahli menyatakan dalam penelitiannya bahwa mengonsumsi minuman probiotik dalam jumlah yang banyak tidak akan berbahaya dan tidak menimbulkan efek samping bagi kesehatan. Prof Schrezenmeir menyarankan agar selalu menjaga pola makan dan mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung probiotik dan beliau juga menyatakan bahwa sisa minuman probiotik akan dikeluarkan bersama dengan tinja dari dalam tubuh manusia (Schrezenmeir & Vrese 2001). Jika Anda bermaksud mengonsumsi probiotik ,telitilah dalam memilih produk yang mengklaim mengandung probiotik. Produk yang baik adalah produk yang sesuai dengan anjuran FAO/WHO (2002) yaitu akan menginformasikan atau mencantumkan dalam labelnya spesifikasi bakteri (termasuk nama taksonomisnya), jumlah bakteri minimum yang tetap hidup di masa akhir umur simpan produk, porsi penyajian yang efektif, penjelasan mengenai efek fisiologis, cara penyimpanan dan penggunaan yang baik dan akses untuk informasi produk (Lahteenmaki & Ledeboer 2006).
12 Sumber Informasi Sumber informasi diartikan sebagai subjek ataupun karakter pesan. Validitas sumber informasi akan sangat mempengaruhi konsumen, dimana semakin ahli dan terpercaya sumber infomasi maka akan semakin dipercayai oleh konsumen. Informasi merupakan suatu yang dipertukarkan antara lingkungan dengan faktor internal individu. Berbagai informasi yang diterima mengenai objek, atribut, dan manfaat dari suatu produk akan disimpulkan dan diartikan sebagai kepercayaan konsumen terhadap produk (Mowen & Minor 2002). Menurut Kotler (2003), sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu : 1. Sumber pribadi yaitu informasi berasal dari keluarga, teman, tetangga, atau kenalan 2. Sumber komersial yaitu berasal dari iklan, kemasan, distributor, wiraniaga, atau model produk yang dipajang 3. Sumber publik yaitu media massa atau organisasi 4. Sumber pengalaman yaitu evaluasi dan pemakaian produk Karakteristik konsumen dan produk akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap sumber informasi yang digunakan. Menurut Kotler (2003), kelompok acuan pertama yang paling mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian adalah keluarga. Remaja Istilah remaja atau adolescence berasal dari kata latin Adolescere, yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Remaja merupakan suatu masa untuk tumbuh dari ketidakmatangan pada masa kanak-kanak menuju pada kematangan masa dewasa. Remaja berada pada masa transisi dalam aspek biologis, psikologis, sosial, dan ekonomi, dan hal ini merupakan periode yang sangat mengesankan dalam kehidupan mereka (Rasalwati 2004). Secara psikologi remaja adalah tahap-tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, yang ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat (Daradjat 1995). Pertumbuhan fisik maupun psikologi yang terjadi secara cepat pada tubuh remaja membawa akibat yang tidak sedikit terhadap perilaku, kesehatan, dan kepribadian remaja. Oleh sebab itu para pakar psikologi dan pendidikan menyebutkan bahwa remaja sebagai tahap peralihan dari anak-anak, serta persiapan untuk memasuki usia dewasa yang mempunyai ciri-ciri tersendiri.
13 Menurut Rasalwati (2004), remaja adalah seseorang yang sedang mengalami perkembangan yang pesat menuju kedewasaan dan berusia 12-19 tahun. Batasan usia remaja sangat beragam. Tidak ada satupun angka berapa yang pasti untuk memberikan tanda bahwa individu sedang berada pada masa remaja. Beberapa ahli memberikan batasan usia remaja yang berbeda-beda, seperti ; Hurlock (1973) usia remaja berkisar antara 13-18 tahun, Jersild (1967) usia 12-21 tahun, sedangkan Cole (1963) antara 13-21 tahun. Dari beberapa definisi dan batasan usia remaja di atas, Rasalwati (2004) menyatakan bahwa jika dilihat dari usia remaja di atas maka pada umumnya mereka masih duduk di bangku SLTP, SMA, serta sebagian sudah di perguruan tinggi. Usia remaja yang duduk di tingkat SLTP dan SMA berkisar antara usia 13-19 tahun, termasuk dalam masa remaja awal, pertengahan, dan telah mendekati remaja akhir. Sedangkan Wiramihardja (2004) membagi usia golongan remaja menjadi tiga bagian, yaitu : 1. Remaja awal, yaitu 10-12 tahun pada wanita, 12-14 tahun pada pria 2. Remaja tengah, yaitu usia 13-15 tahun pada wanita dan 15-17 tahun pada pria 3. Remaja akhir, yaitu usia 16-18 tahun pada wanita dan 18-20 tahun pada pria. Pertumbuhan cepat, perubahan emosional, dan perubahan sosial merupakan ciri yang spesifik pada usia remaja. Segala sesuatu berubah secara cepat dan untuk mengantisipasinya maka makanan sehari-hari menjadi sangat penting. Tubuh yang mengalami pertumbuhan perlu mendapat asupan zat gizi dari makanan yang seimbang. Tetapi pada kenyataannya, remaja saat ini lebih suka mengonsumsi jajanan yang kurang bergizi, makan makanan kaya energi namun rendah zat gizi lainnya, seperti coklat, fast food, dan minuman berkarbonat yang sangat umum dijumpai di kalangan remaja (Khomsan 2002). Menurut
Wahlquist
(1997),
remaja
mengalami
perubahan
pada
karakteristik fisik, psikis, aturan sosial, dan tanggung jawab. Salah satu hal yang penting dari adanya perubahan tersebut adalah kontrol yang berlebihan terhadap pola makan. Makanan yang dikonsumsi tidak hanya tergantung dari pengaruh pola makan keluarga, tetapi juga dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk image diri, peers (kelompok sebaya), media, budaya, dan harapan sosial dalam hubungannya dengan bentuk ukuran tubuh. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja yang sedang tumbuh menuju kedewasaan, antara lain adalah perkembangan teknologi,
14 termasuk teknologi komunikasi massa, stress atau emosional, situasi ekonomi, gaya hidup, mobilitas geografis, dan kehidupan keluarga (Adelas 1995). Keluhan Kesehatan Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Oleh sebab itu, keluhan kesehatan yang terjadi pada remaja terkadang dapat berpengaruh terhadap kegiatan yang dilakukan sehari-hari dan juga akan mempengaruhi kesehatan (Wibisana 1992). Menurut Wibisana (1992) derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh empat hal utama, yaitu faktor lingkungan (tempat tinggal), faktor perilaku seperti pola hidup sehat dan kebersihan pribadi, pelayanan kesehatan yang tersedia dan faktor keturunan. Keempat faktor tersebut perlu dikendalikan supaya derajat kesehatan menjadi lebih baik. Masalah kesehatan pada remaja, berawal sejak masa kecil yang merupakan gejala sisa infeksi dan gizi kurang selama kanak-kanak. Penyakit infeksi dapat mempengaruhi pertumbuhan melalui beberapa cara diantaranya yaitu mengurangi nafsu makan, menurunkan penyakit zat gizi, dan meningkatkan kebutuhan metabolik atau secara langsung dapat menyebabkan kehilangan zatzat gizi (Riyadi 2001). Menurut Arisman (2002), remaja yang pernah menderita diare dan infeksi kronis saluran pernafasan terkait dengan kekurangan gizi semasa bayi, tidak akan tumbuh (termasuk perkembangan mental dan psikososial) dengan sempurna yang pada gilirannya nanti akan menjadi tenaga kerja yang kurang produktif. Penyakit lain yang pernah diderita semasa kanak-kanak, seperti penyakit jantung dan asma akan cenderung kambuh pada usia remaja. Masalah gizi dapat menimbulkan masalah pembangunan di masa akan datang. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan taraf kesehatan dan kecerdasan serta pembangunan maka perlu dilakukan partisipasi aktif dari masyarakat dan diarahkan terutama pada golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah, baik di desa maupun di kota. Keluhan kesehatan yang sering terjadi pada remaja antara lain pusing, sakit kepala, susah buang air besar (konstipasi), dan gejala lainnya (Wibisana 1992).
Salah satu jenis keluhan yang sering dianggap sepele namun dapat
berakibat fatal adalah konstipasi. Menurut para ahli, konstipasi adalah susah buang air besar harus lebih dari lima hari, ukuran kecil-kecil, keluarnya sedikitsedikit sehingga tidak lega, tinjanya menjadi keras, tidak tuntas, harus mengejan,
15 ada gangguan pada muara, menahan buang air besar terlalu lama. Dengan demikian, yang dimaksud dengan konstipasi menurut para ahli adalah bila ada sedikitnya ditemukan dua dari beberapa gejala yang telah dijelaskan di atas (Probosuseno 2002). Konstipasi pada wanita lebih banyak terjadi dibandingkan pada pria. Hal ini disebabkan pada wanita ada unsur psikologis. Hasil penelitian Probo dan timnya tentang Konstipasi pada Pasien yang mendapatkan pelayaan Home Care di SMF Geriatri RS Dr Sardjito (Januari 2000-Desember 2002) menunjukkan, wanita lebih banyak yang mengalami konstipasi (71,4 persen) dibandingkan pria sebanyak 28,6 persen (Probosuseno 2002). Karakteristik Individu Usia Menurut Kotler (2003), konsumen melakukan pembelian sepanjang hidupnya dan setiap tahapan kehidupan dari mulai bayi hingga dewasa akan membeli barang atau jasa yang berbeda sesuai dengan adanya perbedaan kebutuhan. Pemilihan dan selera terhadap suatu pangan dan barang lainnya dipengaruhi oleh faktor usia. Pengetahuan Gizi Secara
umum,
Sumarwan
(2004)
mendefinisikan
pengetahuan
konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
Salah
satu
pengetahuan
yang
harus
diperhatikan
adalah
pengetahuan gizi. Pengetahuan gizi konsumen akan terkait dengan pengambilan keputusan dalam pembelian suatu produk. Pengetahuan gizi seseorang dapat diukur dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepara konsumen. Pengukuran pengetahuan gizi dilakukan dengan mengukur pemahaman terhadap terminologi, istilah yang spesifik, metode atau prosedur, penerapan suatu prinsip, ataupun pemahaman sebab akibat. Berdasarkan jumlah jawaban yang benar maka pengetahuan dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan yaitu kategori baik, sedang, dan kurang (Khomsan 2000). Uang Saku Tersedianya berbagai jenis jajanan khususnya di kota besar akan mempengaruhi pengeluaran dan penggunaan uang saku siswa. Uang saku merupakan bagian dari pengalokasian pendapatan keluarga yang diberikan pada
16 anak untuk jangka waktu tertentu. Hasil penelitian Napitu (1994) menunjukkan bahwa perolehan uang saku anak sebanding lurus dengan pendapatan keluarga, semakin besar pendapatan keluarga maka uang saku anak juga semakin besar (Napitu 1994). Karakteristik Keluarga Pendidikan dan Pekerjaan Orang Tua Orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang baik, akan dapat menerima segala informasi tentang kesehatan terhadap anaknya yang merupakan faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pekerjaannya, yang memungkinkan seseorang memiliki kesadaran yang lebih tinggi terhadap suatu hal. Pendapatan Keluarga Pendapatan adalah sumber daya material yang sangat diperlukan oleh konsumen. Pendapatan merupakan imbalan yang diterima oleh seseorang konsumen dari pekerjaan yang dilakukannya untuk mencari nafkah. Pada umumnya, pendapatan diterima dalam bentuk uang (Sumarwan 2004). Besar Keluarga Sumber pangan keluarga terutama mereka yang sangat miskin, akan lebih mudah memenuhi kebutuhan makannya jika jumlah anggota keluarganya sedikit. Berdasarkan NKKBN dalam BKKBN (1998), besar keluarga dibagi menjadi dua, yaitu keluarga dengan jumlah anggotakeluarga 1-4 disebut dengan keluarga kecil dan keluarga dengan jumlah anggota > 4 disebut keluarga besar.
Karakteristik Produk Kemasan Kemasan sama pentingnya juga dengan kualitas produk. Kemasan yang baik menciptakan suatu dorongan membeli. Teks atau tulisan pada kemasan biasanya memuat hal-hal seperti klaim yang menunjukan manfaat produk, komposisi kandungan bahan dari produk yang dilengkapi dengan jumlah kadarnya, dosis yang menunjukan aturan pakai, indikasi yang menunjukan keuntungan
dari
konsumsi
produk,
dan
petunjuk
lainnya
seperti
cara
penyimpanan yang baik dan peringatan pemakaian jika produk tersebut memiliki efek yang keras (Olivia, Syamsir, dan Iwan 2004).
KERANGKA PEMIKIRAN Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan telah meningkat secara nyata dalam dasawarsa ini. Keluhan kesehatan seperti pusing, mual, diare, susah buang besar (konstipasi), dan nyeri lambung yang sering terjadi pada kebanyakan orang akan mengganggu aktifitas fisik dari orang tersebut. Hal ini berpengaruh terhadap pemasaran produk pangan yang berlabel klaim kesehatan. Hasil kajian Fardiaz
&
Fardiaz
kecenderungan
(1992)
utama
yang
menunjukkan penting
bahwa
untuk
salah
diperhatikan
satu
dari
sepuluh
berkaitan
dengan
perkembangan pangan adalah meningkatnya kebutuhan kelompok khusus seperti halnya remaja putri akan produk pangan yang dapat meingkatkan derajat kesehatan secara tepat seperti minuman probiotik. Minuman probiotik termasuk ke dalam minuman kesehatan. Umumnya kandungan utama dalam minuman probiotik adalah bakteri asam laktat yang difermentasikan, seperti kelompok Lactobacillus, Streptococcus, dan Bifidobacteria. Pada dasarnya fungsi dari minuman probiotik adalah untuk meningkatkan sistem ketahanan tubuh, mencegah terjadinya konstipasi, mencegah terjadinya kanker kolon, membantu penyerapan kalsium, dan mengurangi kolesterol dalam tubuh (Jennie 2007). Menurut Mowen & Minor (2002) persepsi merupakan proses yang dilalui seseorang melalui tahap pemaparan, perhatian, dan pemahaman. Dengan demikian, segala sesuatu yang mempengaruhi persepsi seseorang maka juga akan mempengaruhi
perilakunya.
Persepsi
setiap
individu
berbeda-beda
hal
ini
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu pengetahuan gizi dan pengetahuan produk. Persepsi kemudian akan mempengaruhi konsumsi minuman probiotik. Setelah seseorang melakukan konsumsi maka orang tersebut akan merasakan manfaat dari minuman probiotik yang kemudian akan memiliki persepsi lagi terhadap manfaat minuman probiotik. Jadi, terdapat hubungan yang timbal balik antara persepsi dan manfaat yang dirasakan setelah mengonsumsi minuman probiotik. Skema kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.
21
Informasi Gizi
Uang Saku
Karakteristik Produk
Pengetahuan Gizi
Pengetahuan Produk
Riwayat Kesehatan
Persepsi Terhadap Produk
Konsumsi Minuman Probiotik
Manfaat yang Dirasakan
Gambar 1. Skema Kerangka Penelitian
: variabel utama yang diteiliti : variabel tambahan yang diteliti
Konsumsi sayur dan buah
17 Harga Harga adalah atribut produk atau jasa yang paling sering digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi produk. Bagi sebagian besar konsumen Indonesia yang yang masih berpendapatan rendah, harga merupakan faktor utama yang dipertimbangkan dalam memilih produk maupun jasa. Hal inilah yang membuat konsumen menjadi sangat sensitif terhadap harga (Sumarwan 2004). Mowen & Minor (2002) menyatakan bahwa pada kondisi tertentu konsumen menghubungkan harga dengan kualitas barang. Berdasarkan riset bahwa kombinasi karakteristik produk dengan harga akan mempengaruhi persepsi konsumen terhadap kualitas produk. Dengan kata lain konsumen yang memiliki beragam informasi terhadap suatu produk maka kecil kemungkinan menggunakan harga sebagai indikator kualitas produk. Merek Merek adalah nama penting bagi sebuah produk atau jasa. Merek merupakan simbol dan indikator kualitas dari sebuah produk. Merek-merek produk yang sudah lama dikenal oleh konsumen telah menjadi sebuah citra bahkan menjadi simbol status bagi produk tersebut. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan apabila merek seringkali dijadikan kriteria dalam mengevaluasi suatu produk (Sumarwan 2004). Label Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan (BPOM 2005). Label pangan fungsional dapat mencantumkan klaim tentang kandungan gizi, fungsi gizi, dan atau manfaat bagi kesehatan (BPOM 2005). Klaim Klaim didefinisikan sebagai suatu pernyataan bahwa produk pangan tertentu mengandung zat gizi tertentu yang bermanfaat jika dikonsumsi atau tidak dikonsumsi dicantumkan
oleh
kelompok
pada
label
tertentu. dan
Pernyataan
iklan
apabila
tersebut
hanya
dapat
secara
ilmiah
dapat
dipertanggungjawabkan melalui uji laboratorium atau uji klinis (Hardinsyah et al. 2001).
18 Secara umum persyaratan klaim pada label dan periklanan antara lain : 1. memberi infomasi kepada konsumen serta memberi pengertian tentang jumlah zat gizi yang terkandung 2. tidak boleh menyatakan seolah-olah produk yang berlabel gizi memiliki kelebihan dibandingkan dengan produk yang tidak berlabel 3. tidak boleh menyatakan suatu makanan memiliki nilai khusus 4. pernyataan bermanfaat bagi kesehatan harus benar-benar didasarkan pada komposisi dan jumlah yang dikonsumsi per hari
Persepsi Konsumen Menurut Kotler (2003) persepsi merupakan proses yang digunakan oleh seorang individu untuk memaknai sesuatu. Mowen dan Minor (2002) mengartikan persepsi sebagai proses pemaparan individu untuk menerima, memperhatikan, serta memahami informasi. Menurut Mather (2006) persepsi dapat dihasilkan dari sebuah sensasi indera yang muncul akibat adanya stimulus dan proses pengolahan informasi yang dipengaruhi oleh pengalaman seseorang sebelumnya. Persepsi tidak akan terjadi jika tidak didahului dengan perhatian konsumen terhadap produk. Perhatian terhadap produk berfungsi sebagai sarana seleksi dan pemilihan berbagai stimulus menjadi suatu informasi yang dapat diterima yang kemudian dapat dirasakan oleh konsumen. Oleh sebab itu, faktor eksternal maupun faktor internal akan mempengaruhi perhatian konsumen terhadap suatu produk (Mather 2006). Mather (2006) juga menyatakan bahwa adanya perbedaan persepsi antara konsumen yang satu dengan yang lain dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, budaya, ekspertise, dan idiosinkroni. Sedangkan menurut Kotler (2003), persepsi yang berbeda terhadap objek yang sama disebabkan oleh proses pembentukan persepsi yang mengalami tiga tahap, yaitu perhatian selektif, distorsi selektif, dan ingatan atau retensi selektif. Muhadjir (1992) menyatakan bahwa persepsi merupakan proses pengamatan seseorang yang berasal dari domain kognitif berupa ekspresi pendapat yang lebih tepat atau kurang tepat. Menurut Muhadjir (1992), pengukuran persepsi dapat disajikan dalam dua dimensi yaitu senang-tidak senang dan menerima-menolak. Selanjutnya Muhadjir (1992) menyederhanakan pengukuran persepsi tersebut dalam bentuk skala penilaian setuju sampai tidak setuju.
19 Persepsi Terhadap Minuman Probiotik Perilaku proses keputusan pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan yang didefinisikan sebagai suatu persepsi atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses kebutuhan (Engel et. al. 1994). Berdasarkan
penelitian
Ramadani
(2007),
seseorang
cenderung
mengkonsumsi Yakult untuk manfaat utama sebagai minuman yang menunjang kesehatan. Berkaitan dengan manfaat utama yang dicari responden Yakult adalah khasiat terhadap kesehatan. Sedangkan alasan atau motivasi utama yaitu karena kandungan probiotiknya yang baik untuk kesehatan. Lingkungan sosial yang mempengaruhi persepsi yaitu keluarga, saudara, dan teman atau kenalan, yang cenderung memilih minum minum kesehatan yang mempunyai banyak pilihan rasa. Sumber informasi yang digunakan oleh konsumen berasal dari berbagai macam media, seperti media cetak (koran dan majalah), media elektronik (televisi dan radio), dan dari peorangan (keluarga, teman, saudara). Berdasarkan penelitian Ramadani (2007), sumber infomasi yang paling banyak digunakan sebagai media adalah televisi. Informasi produk yang paling penting dalam penelitian ini adalah tanggal kadaluarsa. Sebagian besar responden tidak mengetahui manfaat lain dari yakult selain manfaat utama sebagai minuman yang dapat membantu kesehatan preventif. Namun sebagian kecil responden mengetahui manfaatnya sebagai pelepas dahaga. Bagian penting dari suatu produk adalah kemasan karena akan memberikan kesan pertama kali konsumsi. Kemasan yang paling banyak diinginkan adalah kemasan sederhana yang meliputi tampilan warna, informasi produk, dan bahan kemasan yang cenderung biasa dengan harapan kemudahan serta kenyamanan dari kemasan tetap baik. Selain itu, responden menginginkan ukuran kemasan yang besar. Responden cenderung lebih memilih tempat pembelian
minuman
probiotik
di
swalayan
dan
supermarket
dengan
pertimbangan harga yang paling utama dan tempat penyimpanan yang aman yakni di suhu dingin.
METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan crosssectional study. Penelitian dilakukan di wilayah kota Bogor, yaitu di SMA Negeri I, SMA Negeri 2, dan SMA Negeri 3 Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara purposive dengan alasan : (1) Sekolah-sekolah tersebut merupakan sekolah unggulan dan favorit di kota Bogor, (2) Tempat yang strategis (pusat kota) yang berkembang dengan pesat dan diduga banyak mendapatkan dampak akibat perkembangan masyarakat kota Jakarta, dan (3) Keragaman latar belakang sosial ekonomi siswi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-April 2008. Cara Pengambilan Contoh Contoh penelitian ini adalah khusus siswa puteri SMA Negeri 1, 2, dan 3 kota Bogor, dengan alasan usia SMA merupakan usia remaja yang sangat rentan dan mudah terpengaruh oleh perkembangan zaman. Sedangkan alasan remaja puteri yang dijadikan contoh adalah karena remaja putri merupakan kelompok yang lebih mementingkan gaya dan lebih rentan terhadap keluhan kesehatan terutama keluhan susah buang air besar dibandingkan remaja pria (Probosuseno 2005). Contoh dipilih secara random sampling, dengan kriteria contoh adalah kelas 1 dan 2 karena kelas 3 sedang konsentrasi dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian akhir sekolah maupun ujian akhir nasional. Jumlah total siswi SMU di kota Bogor tahun 2007/2008 adalah sebanyak 11.152 siswi (Dinas Pendidikan Kota Bogor 2008). Jumlah contoh minimal ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dengan batas kesalahan 10%. Berikut ini adalah rumus perhitungan ukuran responden menurut Slovin (Umar 2005). Rumus :
n = N (1 + N e2) Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = persen kelonggaran ketidaktelitian untuk kesalahan pengambilan responden
yang masih dapat ditolerir dan diinginkan, dimana dalam
penelitian ini adalah 10 persen
23 Pada nila e = 0.1, maka jumlah contoh minimal yang dibutuhkan adalah sebanyak 100 siswi. Berdasarkan jumlah contoh minimal rumus Slovin tersebut maka contoh diambil secara acak sederhana dengan jumlah total sebanyak 120 orang, masing-masing 40 siswi dari SMAN 1, 40 siswi dari SMAN 2, dan 40 siswi dari SMAN 3 kota Bogor. Jenis dan Cara Pengambilan Data Data yang diambil meliputi data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan adalah karakteristik contoh, karaktersitik keluarga, riwayat kesehatan, pengetahuan gizi, pengetahuan produk, persepsi terhadap minuman probiotik, pengalaman mengonsumsi minuman probiotik, sumber informasi, dan riwayat konsumsi contoh selama satu minggu terakhir. Sebelum disebarkan kepada contoh penelitian sebenarnya, dilakukan pengujian terhadap reabilitas alat ukur pengetahuan gizi, pengetahuan produk, dan persepsi. Uji reliabilitas dilakukan terhadap 15 orang dengan nilai Alpha Cronbach untuk pengetahuan gizi sebesar 0.656, untuk pengetahuan produk sebesar 0.530, dan untuk persepsi sebesar 0.848. Berdasarkan Simammora (2004), pada α = 0.05 dan n = 15, data tersebut telah reliabel (nilai Alpha Cronbach > 0.513). Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara pengisian kuesioner oleh contoh. Data karakteristik produk diperoleh dengan cara observasi pasar. Sedangkan data sekunder jumlah total siswi di kota Bogor yang diperoleh dari Dinas Pendidikan kota Bogor dan keadaan umum sekolah (letak lokasi, jumlah staf pengajar, jumlah pegawai, jumlah murid, fasilitas bangunan, lahan, dan fasilitas non fisik sekolah) diperoleh dari sekolah terkait. Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif dan inferensia. Data-data yang diperoleh dari kuesioner diolah dan dianaliisis, kemudian
dilakukan
pengolahan
data
dengan
sistem
komputerisasi
menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2003 dan SPSS versi 13.0 for windows. Proses pengolahan data meliputi editing, coding, dan data entry. Analisis secara deskriptif dilakukan dengan menghitung frekuensi contoh berdasarkan kelompok usia, uang jajan, tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan keluarga, besar keluarga, riwayat penyakit, pengetahuan gizi, pengetahuan produk, sumber informasi, konsumsi produk, persepsi, dan riwayat konsumsi pangan. Sedangkan analisis inferensia yang digunakan adalah korelasi Spearman untuk mengetahui hubungan antara konsumsi minuman probiotik, persepsi, dan manfaat kesehatan.
24 Pengetahuan gizi dan produk diukur dengan memberi skor masingmasing pada 20 jawaban pengetahuan gizi dan 10 jawaban pengetahuan produk yang diberikan kepada responden dari instrumen berbentuk pertanyaan benar dan salah. Penilaian dengan skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah (Khomsan 2000). Pengkategorian pengetahuan gizi dibagi menjadi tiga yaitu baik (x >80%), sedang (60 ≤ x ≥ 80%), dan kurang (x < 60%). Persepsi responden terhadap minuman probiotik diukur dengan cara meminta responden untuk memberikan penilaian terhadap 20 atribut minuman probiotik. Penilaian tersebut merupakan penilaian responden berdasarkan hasil tangkapan
seluruh
indera,
pengetahuan,
serta
pengalamannya
dalam
mengonsumsi minuman probiotik. Penilaian dilakukan dengan menggunakan skala Likert dengan lima skala, yaitu tidak tahu (1), sangat tidak setuju (2), tidak setuju (3), setuju (4), dan sangat setuju (5). Tingkat persepsi responden ditentukan berdasarkan kelas interval dari total skor persepsi responden. Adapun penentuan kelas interval persepsi responden adalah sebagai berikut : Kelas Interval = (Skor maksimum – Skor minimum)/Jumlah kategori 1. Kurang
: 20≤ skor ≤ 46.7
2. Sedang
: 46.7 < skor ≤ 73.4
3. Baik
: 73.4< skor ≤100 Berdasarkan Simamora (2004), interpretasi persepsi responden terhadap
berbagai atribut minuman probiotik dilakukan berdasarkan rentang skala dari nilai rata-rata. Rentang skala dihitung dengan menggunakan rumus : RS = (m – n)/b Keterangan : RS m n b
= Rentang skala = angka tertinggi dalam pengukuran, yaitu 5 = angka terendah dalam pengukuran, yaitu 1 = banyaknya kelas yang dibentuk, yaitu 5 kelas sesuai dengan jumlah kategori penilaian. Rentang skala yang diperoleh adalah sebesar 0.8, dan interpretasi dari persepsi responden terhadap atribut minuman probiotik adalah sebagai berikut : 1 < x ≤1.8
: tidak tahu
1.8 < x ≤ 2.6
: sangat tidak setuju
2.6 < x ≤ 3.4
: tidak setuju
3.4 < x ≤ 4.2
: setuju
4.2 < x ≤ 5
: sangat setuju
25 Tabel 1 Jenis dan kategori variabel Variabel Usia (Wiramihardja 2004) Pendidikan Orang Tua Pekerjaan Ayah
Pekerjaan Ibu
Pendapatan Keluarga / bulan (Rp) Besar Keluarga (BKKBN 1998) Riwayat Penyakit
Keluhan Kesehatan Jenis Keluhan
Susah buang air besar Pengetahuan gizi dan produk (Khomsan 2000) Konsumsi minuman probiotik Frekuensi konsumsi probiotik
Jumlah minuman probiotik yang dikomsumsi Ketersediaan minuman probiotik di pasaran
Kategori Variabel remaja awal (10-12 tahun) remaja tengah (13-15 tahun) remaja akhir (16-18 tahun) Tidak sekolah Tamat SMA Tamat SD Diploma Tamat SMP Sarjana (1) PNS (4) TNI/ POLRI (2) Karyawan/swasta (5) Lainnya, ……… (3) Wiraswasta/pedagang (1) PNS (4) IRT (2) Karyawan (5) Lainnya, ……… (3) Wiraswasta/pedagang (1) < 500.000 (2) 500.000 – 1.000.000 (3) 1.000.000 – 2.500.000 (4) 2.500.000-5.000.000 (5) > 5.000.000 keluarga kecil (≤ 4) keluarga besar (> 4) (1) Hipertensi (6) Ginjal (2) Hipotensi (7) Asma (3) Liver (8) Maag (4) Jantung (9) TBC (5) Anemia (10) Lainnya, ................. Ya Tidak (1) Pegel linu (2) Lemah, letih, lesu (3) Pusing (4) Nyeri pinggang (5) Sesak nafas (6) Kesemutan (7) Nafsu makan menurun (8) Susah buang air besar (9) Mual (10) Sariawan (11) Nyeri menstruasi (12) Lainnya, ……………………………… Ya Tidak Kurang (<60%) Sedang (60-80%) Baik (>80%) Ya Tidak 1 hari sekali 2 hari sekali 3 hari sekali 1 minggu sekali 2 minggu sekali 1 bulan sekali 1 botol 2 botol Selalu tersedia Tidak selalu tersedia
26 Variabel
Kategori Variabel
Merasakan manfaat konsumsi minuman probiotik Tingkat keyakinan manfaat yang dirasakan
Merasakan efek samping setelah konsumsi probiotik Mendengar informasi mengenai minuman probiotik Persepsi (Simamora 2004) Frekuensi konsumsi pangan
Ya Tidak Sangat yakin Yakin Agak yakin Ragu-ragu Tidak yakin Agak tidak yakin Sangat tidak yakin Ya Tidak Pernah Tidak pernah Kurang (20≤skor≤46.7) Sedang (46.7<skor≤73.3) Baik (73.3<skor≤100) 1-3 hari/minggu 4-5 hari/minggu 6-7 hari/minggu
Definisi Operasional Remaja Puteri adalah siswi kelas 1 dan 2 SMAN 1 Bogor, SMAN 2 Bogor, dan SMAN 3 Bogor yang berusia 14-18 tahun. Karakteristik individu remaja merupakan ciri-ciri remaja puteri yang meliputi usia dan uang saku Uang saku adalah jumlah uang yang diberikan kepada anaknya untuk jajan dan ongkos sekolah. Penyakit yang pernah diderita adalah penyakit yang pernah dialami remaja putri dari sejak dia lahir. Penyakit yang sedang diderita contoh adalah penyakit yang dialami responden satu bulan terakhir. Karakteristik keluarga merupakan ciri-ciri dari anggota keluarga responden, yang meliputi besar keluarga, pendiidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan pendapatan keluarga. Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah orang tua responden dan masih menjadi tanggungan orang tua. Pendidikan orang tua adalah jenjang pendidikan terakhir yang dicapai oleh orang tua responden. Pekerjaan orang tua merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang tua secara rutin yang dapat menghasilkan pendapatan bagi keluarga. Pendapatan keluarga merupakan total pendapatan keluarga dalam satuan rupiah per bulan.
27 Tingkat pengetahuan gizi merupakan skor yang diperoleh dari jawaban pertanyaan tentang pengetahuan gizi yang bernilai kurang, sedang, dan baik. Tingkat pengetahuan produk adalah skor yang diperoleh responden dari 10 pertanyaan mengenai minuman probiotik yang diajukan dalam kuesioner. Persepsi merupakan cara seseorang menafsirkan tentang berbagaio atribut dan manfaat dari sebuah produk minuman probiotik yang baik, yang dinyatakan dengan sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju, dan tidak tahu. Minuman probiotik adalah minuman yang dibuat dengan memanfaatkan bakteri probiotik tertentu dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Karakterisitk produk merupakan sifat dari minuman probiotik meliputi komposisi, harga, penampilan, jenis bakteri, dan klaim. Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan untuk memperoleh minuman probiotik. Kemasan adalah wadah minuman probiotik yang berfungsi untuk melindungi produk dan menarik perhatian konsumen. Kebiasaan mengkonsumsi minuman probiotik remaja ditunjukkan oleh frekuensi mengkonsumsi minuman probiotik, kesukaan terhadap minuman probiotik, jenis minuman probiotik yang dikonsumsi, dan cara memperoleh minuman probiotik Konsumsi minuman probiotik adalah jumlah minuman probiotik yang dikonsumsi yang dinyatakan dalam satuan botol/hari yang diperoleh melalui metode kuesioner Frekuensi konsumsi probiotik adalah berapa kali responden mengkonsumsi minuman probiotik dalam hari, minggu, atau bulan. Manfaat yang dirasakan adalah dampak positif yang dirasakan responden setelah mengonsumsi minuman probiotik. Sumber informasi adalah media atau pihak yang memberikan informasi tentang minuman probiotik kepada remaja putri. Susah Buang Air Besar (konstipasi) adalah adalah susah buang air besar harus lebih dari lima hari, ukuran kecil-kecil, keluarnya sedikit-sedikit sehingga tidak lega, tinjanya menjadi keras, tidak tuntas, harus mengejan, ada gangguan pada muara, menahan berak terlalu lama.
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bogor Lokasi Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bogor berada di Jalan Ir. H. Juanda No. 16, Kelurahan Paledang, Kecamatan Bogor Tengah, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat. Sekolah ini didirikan pada tahun 1947 dan mempunyai status negeri sejak mulai didirikan. Lokasi tersebut terletak di tengah kota yang dilalui angkutan umum selama 24 jam, dekat dengan perumahan penduduk, pusat perbelanjaan Matahari, Plaza Jembatan Merah, Toko Buku Gunung Agung, Pusat Grosir Bogor, dan Bogor Plaza. Selain itu, juga terdapat rumah sakit yang terletak tidak jauh dari sekolah ini yaitu Rumah Sakit Salak. Secara struktural, SMAN 1 berada di bawah Departemen Pendidikan dan Pengajaran Kota Bogor. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 dikepalai oleh Drs. H. Agus Suherman, M.Pd. Tenaga pengajar sekolah ini terdiri dari guru tetap dan duru honorer. Tenaga pendidikan terdiri dari satu kepala sekolah, empat wakil kepala sekolah, 56 orang guru tetap dan 14 orang guru tidak tetap. Pada tahun ajaran 2007/2008, jumlah siswa secara keseluruhan adalah 1115 siswa/siswi, dengan rincian 356 siswa/siswi kelas X, 357 siswa/siswi kelas XI, dan 402 siswa/siswi kelas XII. Sekolah Menengah Atas ini merupakan gedung bangunan sekolah milik Negara yang dibangun di atas tanah seluas 3.135 m2, dengan luas bangunan sekolah 1.619 m2, luas lapangan olahraga dan upacara 480 m2, dan pagar 30 m. Bangunan sekolah ini dalam kondisi baik dan layak untuk digunakan. Fasilitas fisik di sekolah ini terdiri dari satu buah ruang kepala sekolah, satu buah ruang wakil kepala sekolah, satu ruang Bimbingan Penyuluhan, satu ruang tata usaha, satu ruang guru, dua ruang perpustakaan, 24 ruang kelas, dua ruang laboratorium IPA, satu ruang laboratorium komputer, satu ruang laboratorium bahasa, dua mushola, delapan ruang OSIS, tujuh ruang sanitasi, satu lokal kantin, satu ruang koperasi, satu ruang unit kesehatan sekolah, satu ruang gedung, satu ruang broadcast, satu ruang seni, dan satu ruang penjaga sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini meliputi kegiatan komputer, kelompok ilmiah remaja, praktikum IPA, dan kelompok bahasa inggris. Selain itu juga terdapat kegiatan ekstrakurikuler non akademik yang dilaksanakan melalui wadah Organisasi Siswa Intra Sekolah, Dewan Kegiatan Masjid, Kelompok Ilmiah
29 Remaja, , Pandawa, Palang Merah Remaja, Pramuka, Olahraga dan Seni, English Club, dan perkumpulan bela diri. Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bogor Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bogor terletak di dua wilayah, yang satu merupakan gedung yang diperuntukkan bagi kelas X dan XI yang terletak di Jalan Keranji Ujung No. 1 Budi Agung, Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, sedangkan gedung yang diperuntukkan bagi kelas XII terletak di Jalan Mantarena No. 9, Kecamatan Bogor Tengah, Kotamadya Bogor, Provinsi Jawa Barat. Lokasi kelas X dan XI berada di dalam wilayah perumahan Budi Agung. Alat transportasi yang melalui wilayah ini hanya angkutan umum (angkot), ojek, dan beberapa becak. Selain itu, lokasi ini dekat dengan pusat perbelanjaan Yogya Departemen Store, serta tidak jauh dari sekolah ini juga terdapat satu rumah sakit yaitu Rumah Sakit Islam. Sekolah Menengah Atas Negeri 2 dipimpin oleh seorang kepala sekolah yakni Drs. H. Akhmad Rifa’I, M.Pd, yang dibantu oleh empat orang wakil kepala sekolah, 91 orang guru yang terdiri dari 22 guru laki-laki dan 46 guru perempuan yang berstatus sebagai guru tetap, serta 18 pegawai laki-laki dan 5 pegawai perempuan. Jumlah siswa secara keseluruhan pada tahun ajaran 2007/2008 adalah 1032 siswa/siswi, dengan rincian 348 siswa/siswi kelas X, 346 siswa/siswi kelas XI, dan 338 siswa/siswi kelas XII. Fasilitas yang terdapat di sekolah Sekolah Menengah Atas Negei 2 Bogor ini cukup memadai. Fasilitas fisik yang terdapat di sekolah ini berupa bangunan dan lahan. Bangunan terdiri dari satu ruang kepala sekolah, satu ruang wakil kepala sekolah, dua ruang guru yang terletak di bagian depan dan di bagian belakang, satu perpustakaan, 18 ruang belajar, empat laboratorium yakni laboratorium IPA, komputer, dan laboratorium bahasa inggris. Selain itu, juga terdapat bangunan lain yaitu : satu kantin, satu masjid, satu aula besar, satu gudang, tiga kamar mandi, satu ruang satpam, dan dua buah ruang kosong yang belum terisi. Lahan sekolah ini cukup luas, terdiri dari dua lapangan olah raga, dua taman, satu kebun, dan juga mempunyai sebuah lahan yang sangat strategis untuk parkir kendaraan guru maupun siswa. Selain fasilitas fisik, sekolah SMAN 2 Bogor juga didukung oleh fasilitas non fisik yang terdiri dari beasiswa BKM dan pertukaran pelajar AFS. Di luar kegiatan
intra
kulikuler,
sekolah
ini
juga
memiliki
beberapa
kegiatan
ekstrakulikuler yang digunakan sebagai tempat siswa menyalurkan bakat dan hobi seperti PMR, pramuka, paskibraka, dan lain-lain. Semua kegiatan
30 ekstrakulikuler itu berada di bawah pengawasan OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Bogor Sekolah Menengah Negeri 3 Bogor terletak di Jalan Pakuan nomor 4 Bogor. Sekolah ini memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Sekolah ini memiliki satu buah ruang kepala sekolah, satu ruangan wakil kepala sekolah, dua buah ruang guru. Sekolah yang terdiri dari dua lantai ini memiliki ruang kelas total sebanyak 22 ruang. Sekolah ini dilengkapi dengan ruangan penunjang kegiatan belajar seperti dua ruang laboratorium IPA dan satu ruang laboratorium komputer, serta satu ruang perpustakaan. Fasilitas penunjang lain diantaranya adalah empat ruang kantin, satu ruang mushola, satu ruang gudang, dan empat kamar mandi. Selain fasilitas bangunan, sekolah ini juga memiliki fasilitas lahan seperti lapangan terbuka yang merupakan sarana penunjang bagi kegiatan olahraga siswa, taman sekolah, dan kebun. Sekolah Menengah Negeri 3 ini dikepalai oleh Drs. Juskardi. Tenaga pengajar di sekolah ini terdiri dari 63 guru tetap dan 17 pegawai. Sedangkan jumlah siswa secara keseluruhan pada sekolah ini adalah 1015 siswa, dengan rincian sebanyak 320 siswa kelas X, 344 siswa kelas XI, dan 351 siswa kelas XII. Jumlah
siswa
yang
tidak
sebanding
dengan
jumlah
ruangan
kelas,
mengakibatkan kegiatan belajar mengajar dibagi menjadi dua waktu, yaitu pagi hari dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 11.40 WIB, dan siang hari pada pukul 12.30 WIB hingga sore hari. Salah satu keunggulan dari Sekolah Menengah Atas ini adalah memiliki kelas akselerasi. Kegiatan pendidikan tidak hanya terpaku pada kegiatan belajar mengajar, namun disediakan pula beberapa program ekstrakulikuler bagi para siswa sehingga mereka dapat mengembangkan diri dengan lebih baik. Lokasi sekolah ini dekat dengan perumahan, dekat dengan rumah sakit, dan dekat dengan terminal bus yang terkenal di kota bogor yaitu terminal Baranan Siang serta ada beberapa mall/ plaza yang terdapat di sekitar sekolah tersebut. Alat transportasi yang melalui lokasi sekolah tersebut adalah angkutan umum yang sering disebut dengan angkot, bis, dan juga ojek.
31 Karakteristik Produk Minuman Probiotik Masa sekarang ini, telah banyak produk probiotik dipasaran, dalam bentuk minuman, keju, susu, dan lain-lain dengan berbagai merek, kemasan, dan harga. Yakult bukanlah merek minuman probiotik yang menguasai pasar. Saat ini banyak sekali bermunculan merek-merek baru minuman probiotik, seperti Yakult ACE yang merupakan perluasan dari produk Yakult, Vita Charm, Bio Kul, Queen Yoghurt, Mella Yogh-Aroom, Yummy, Calpico, Bio Taurus, Dutch Mill, dan Activia. Merek-merek tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tabel 2. Karakteristik produk minuman probiotik yang dikonsumsi responden No. 1.
Atribut Komposisi dan kandungan gizi: Air Susu sapi segar Susu sapi rendah lemak Susu bubuk Susu bubuk skim Yoghurt Gula pasir Sukrosa Glukosa
1
2
V
V
4
5
V
V
V V
V
V
V
9
10
V
V
11
12
V
V V
V V
V V
Kalsium laktat Asam sitrat Natrium sitrat Acetylated distarch adipate Gelatin Protein susu Pektin Niasin Vitamin B6 Vitamin B12 Vitamin D Inulin Keragenan Kultur Konsentrat Krim Penstabil Pengemulsi Perisa Pewarna makanan (buatan/alami) Pemberi aroma Selai/sari/jus buah
3
Merek 6 7 8
V V
V
V
V
V
V V V
V
V V
V
V
V V
V V
V V
V V
V
V V
V V V V V V
V V V V
V V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V V
V
V V V V
V
V
V
V
V V V V
V V V
V
V
V V
V
V
V V
32
No.
Atribut
2.
Bakteri asam laktat: L. casei shirota strain L. acidophilus S. acidophilus L. bulgaicus S. thermophilus Bifidobacterium L. casei Lactobacillus Bifidobacterium animalis Klaim Kesehatan: Menjaga keseimbangan di dalam usus Mampu meningkatkan daya tahan tubuh Mengandung kultur hidup prebiotik dan probiotk Lebih efektif dan bermanfaat Rendah lemak Mengandung New Multi-Probiotic ABC (probiotik ekslusif) Memberikan pertahanan menyeluruh pada sistem pencernaan Membantu menekan bakteri merugikan Kaya akan zat gizi dan kalsium Harga Rp. 1.150-3.000 Rp. 3.100-5.850 Kemasan Botol Cup
3.
4
5
Ket: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Yakult Yakult ACE Taurus Bio-Yoghurt Vitacharm Biokul Cair Biokul Krim Queen Yoghurt Yummy Mella Yogh-Aroom Calpico Dutch Mill Activia
1
2
V
V
3
4
5
Merek 6 7 8
V
V
V
V
V V V
V
10
11
12
V V V V
V V
9
V
V V
V V
V V
V V
V
V
V
V V V V
V V
V
V
V
V V V
V
V
V
V
V V
V
V V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V V
V
V
V V
V
V
33 Pada Tabel 2 terlihat bahwa secara keseluruhan semua merek memiliki komposisi dan kandungan gizi yang hampir sama, yaitu terdiri dari air, susu bubuk skim, gula, perisa, kultur, pewarna, dan jus atau selai buah. Kandungan vitamin dan zat gizi lain seperti niasin, protein susu, inulin, gelatin, dan pektin hanya dimiliki oleh beberapa merek saja yang dijadikan sebagai nilai unggul mereka dibandingkan produk lain. Jenis bakteri probiotik yang banyak digunakan dalam pembuatan minuman probitoik adalah L. acidophilus, S. thermophilus, dan Bifidobacterium. Namun, juga terdapat jenis bakteri probiotik yang hanya dimiliki oleh satu merek minuman probiotik saja, seperti L. casei shirota strain merupakan bakteri yang hanya dimiliki oleh Yakult dan bakteri Bifidobacteria animalis merupakan bakteri yang hanya dimiliki oleh activia. L acidophilus merupakan pembuat enzim amylase/pencerna amilum/pati dalam saluran cerna. Selain itu juga memproduksi niasin (vitamin B3 atau asam nikotinat), piridoksin (vitamin B6), dan asam folat dalam saluran cerna. L acidophilus mampu meningkatkan sistem pertahanan tubuh, menghambat diare serta mencegah infeksi jamur Candida albicans di vagina maupun rongga mulut (Schrezenmeir & Vrese 2001). Bifidobacterium mampu menurunkan pertumbuhan tumor, mencegah terjadinya alergi, infeksi Candida serta diare karena E coli. Selain itu merupakan bakteri penjaga pH saluran cerna yang tangguh (Schrezenmeir & Vrese 2001). Penelitian Picard (2005) menunjukkan bahwa Bifidobacterium animalis dalam suatu produk susu fermentasi memiliki ketahanan hidup dalam strain sampai usus halus dan usus besar, tetap hidup dalam waktu transit gastrointestinal tanpa mengkoloni
usus.
Beberapa
studi
menyebutkan
bahwa
probiotik
strain
Bifidobacterium animalis dapat memperbaiki waktu transit pada dewasa dan dewasa tengah, terutama pada wanita. Hasil dari beberapa penelitian menyebutkan bahwa Bifidobacterium animalis tetap bertahan hidup selama waktu transit gastrointestinal dan masih terdeteksi meskipun konsumsi dihentikan (Scientific summary 2007). Merek-merek tersebut memiliki klaim kesehatan masing-masing. Klaim didefinisikan
sebagai
suatu
pernyataan
bahwa
produk
pangan
tertentu
mengandung zat gizi tertentu yang bermanfaat jika dikonsumsi atau tidak dikonsumsi dicantumkan
oleh
kelompok
pada
label
tertentu. dan
Pernyataan
iklan
apabila
tersebut
hanya
dapat
secara
ilmiah
dapat
dipertanggungjawabkan melalui uji laboratorium atau uji klinis (Hardinsyah et al. 2001). Masing-masing produk memiliki klaim kesehatan yang berbeda satu sama
34 lain untuk menarik minat konsumen. Namur, terdapat beberapa produk minuman probiotik yang tidak mencantumkan klaim kesehatan pada kemasan, yaitu Bio Kul (cair dan krim), Yummy, Mella Yogh-Aroom, dan Calpico, Minuman probiotik yang tersedia di pasaran tersedia dalam kemasan botol plastik dan cup plastik. Harga yang ditawarkan masing-masing merek berkisar antara Rp 1.150-5.850 per kemasan. Volume dari minuman probiotik juga bervariasi, yaitu 65-200 ml dan 120 gram untuk kemasan botol dan untuk kemasan cup yaitu berkisar 100-200 ml dan 80 gram. Karakteristik beberapa produk minuman probiotik secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2. Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan pada remaja puteri dengan alasan bahwa remaja puteri memiliki kebiasaan makan yang lebih buruk dibandingkan remaja pria. Menurut Rasalwati (2004), remaja puteri merupakan kelompok yang paling mudah terpengaruh dengan perkembangan zaman. Usia Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa 50% responden berada pada golongan usia 13-15 tahun, dan 50% responden berada pada golongan usia 16-18 tahun. Menurut Wiramihardja (2004), masa remaja pada wanita dibagi menjadi tiga bagian yakni remaja awal (10-12 tahun), remaja pertengahan (13-15 tahun), dan remaja akhir (16-18 tahun). Dengan demikian responden tersebut berada pada golongan remaja pertengahan dan remaja akhir. Tabel 3. Sebaran responden berdasarkan usia No 1 2
Umur 13-15 16-18 Total
n 60 60 120
% 50 50 100.0
Uang Saku per Hari Menurut Napitu (1994), uang saku merupakan bagian dari pengalokasian pendapatan keluarga yang diberikan pada anak untuk jangka waktu tertentu. Perolehan uang saku sering menjadi suatu kebiasaan, anak diharapkan untuk belajar mengelola dan bertanggung jawab atas uang saku yang dimiliki. Uang saku siswi pada penelitian ini sangat bevariasi. Dalam penelitian ini, uang saku siswi dikelompokkan menjadi 5 yaitu, kisaran Rp. 5000-10000, kisaran Rp. 10000-20000, kisaran Rp. 20000-30000, dan kisaran lebih dari Rp. 30000. Hasil uji deskriptif menjelaskan bahwa persentase tertinggi terdapat pada kisaran Rp. 10000-20000/hari yakni sebesar 63,3%, sedangkan persentase terendah
35 yaitu pada kisaran lebih dari Rp. 30000/hari (1.7%). Besarnya uang saku seorang anak,
dipengaruhi
oleh
besarnya
pendapatan
keluarga,
semakin
besar
pendapatan keluarga maka akan semakin besar uang saku seorang anak SMU, dan sebaliknya semakin rendah pendapatan keluarga maka semakin rendah pula uang saku seorang anak SMU (Napitu 1994). Tabel 4. Sebaran responden berdasarkan uang saku No 1 2 3 4
Uang saku (Rp/hari) 5000-10000 10000-20000 20000-30000 >30000 Total
n 31 76 11 2 120
% 25.8 63.3 9.2 1.7 100.0
Karakteristik Keluarga Besar Keluarga Besar keluarga berdasarkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) dari BKKBN yaitu empat orang. Pembagiannya dibagi menjadi dua kelompok yaitu kategori keluarga kecil dengan jumlah anggota keluarga kurang dari atau sama dengan empat orang (x ≤ 4) dan kategori keluarga besar dengan jumlah anggota keluarga lebih besar dari empat orang (x > 4). Sebanyak 40% siswi berasal dari keluarga kecil dan 60% siswi berasal dari keluarga besar. Tabel 5. Sebaran responden berdasarkan besar keluarga No 1 2
Besar Keluarga 1-4 orang >4 orang Total
n 48 72 120
% 40 60 100
Pendidikan Orang Tua Pendidikan orang tua pada penelitian ini dibagi menjadi 6 kategori yaitu tidak tamat SD, SD, SMP, SMA, Diploma, dan Sarjana. Sebanyak 49,2% pendidikan ayah adalah sarjana, sedangkan pendidikan ibu sebanyak 45,0% adalah SMA/SMEA. Orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang baik, akan dapat menerima segala informasi tentang kesehatan terhadap anaknya yang merupakan faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak.
36 Tabel 6. Sebaran responden berdasarkan pendidikan orang tua Orang Tua
Ayah
Ibu
Pendidikan SD SMP SMA/SMEA Diploma Sarjana Total Tidak Sekolah SD SMP SMA/SMEA Diploma Sarjana Total
n 2 1 45 13 59 120 2 2 3 54 25 34 120
% 1.7 0.8 37.5 10.8 49.2 100.0 1.7 1.7 2.5 45.0 20.8 28.3 100.0
Pekerjaan Orang Tua Orang tua yang memiliki pekerjaan yang baik, akan dapat menerima segala informasi tentang kesehatan terhadap anaknya yang merupakan faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak. Oleh sebab itu, pekerjaan orang tua juga akan berpengaruh terhadap pemilihan makanan sehari-hari yang disajikan untuk anggota keluarganya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan orang tua siswi sangat beragam, sebanyak 40.8% ayah bekerja sebagai karyawan/swasta dan sebagian besar (63.3%) ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga. Arisman (2002) menjelaskan bahwa ibu yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga akan memiliki banyak waktu untuk mempersiapkan makanan bagi keluarga. Sebaran remaja puteri menurut pendidikan orang tua dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini. Tabel 7. Sebaran responden berdasarkan pekerjaan orang tua Orang Tua
Ayah
Ibu
Jenis Pekerjaan PNS Karyawan/Swasta Wiraswasta/pedagang TNI/POLRI Pegawai BUMN Total PNS Karyawan/Swasta Wiraswasta/pedagang IRT pegawai BUMN Total
n 35 49 23 5 8 120 23 8 9 76 4 120
% 29.2 40.8 19.2 4.2 6.7 100.0 19.2 6.7 7.5 63.3 3.3 100.0
37 Pendapatan Keluarga Pendapatan adalah sumber daya material yang sangat diperlukan oleh konsumen. Pendapatan merupakan imbalan yang diterima oleh seseorang konsumen dari pekerjaan yang dilakukannya untuk mencari nafkah. Pada umumnya, pendapatan diterima dalam bentuk uang (Sumarwan 2004). Sedangkan pendapatan keluarga merupakan total pendapatan yang diterima oleh sebuah keluarga dari hasil kerjanya. Pendapatan keluarga siswi pada penelitian ini sangat bervariasi, persentase terbesar yaitu sebanyak 39.2% siswi berasal dari keluarga memiliki pendapatan sebesar Rp. 1000000-2500000/bulan. Persentase ini tidak jauh berbeda dengan responden yang berasal dari keluarga dengan pendapatan tiap bulan Rp. 2.500.000-5.000.000 (36.7%), dan hanya 0.8% siswi yang berasal dari keluarga yang memiliki pendapatan kurang dari Rp. 500000/ bulan. Tabel 8. Sebaran contoh berdasarkan pendapatan keluarga No 1 2 3 4 5
Pendapatan/bulan <500000 500000-1000000 1000000-2500000 2500000-5000000 >5000000 Total
n 1 9 47 44 19 120
% 0.8 7.5 39.2 36.7 15.8 100.0
Riwayat Kesehatan Riwayat penyakit adalah semua penyakit yang diderita oleh seseorang, dimana meliputi keluhan sekarang, riwayat penyakit terdahulu, serta penyakit sekarang. Penyakit merupakan suatu ketidakseimbangan yang berkaitan dengan organ tubuh atau jiwa seseorang (Wibisanan 1992). Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa kesehatan remaja puteri semakin baik. Hal ini terlihat dari berkurangnya persentase dari setiap penyakit yang diderita oleh remaja puteri kecuali penyakit jantung. Sebanyak 44.2% remaja puteri pernah menderita sakit maag dan hanya 18.3% remaja puteri yang masih memiliki sakit maag sampai sekarang. Penyakit maag sering terjadi pada kelompok remaja khususnya remaja putri diduga disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur dan pola makan yang tidak memperhatikan kandungan zat gizi (Khomsan 2002). Jenis penyakit lainnya meliputi tifus, cacar, demam berdarah, campak, dan malaria, bronchitis, dan paruparu basah. Jenis-jenis penyakit tersebut tidak diuraikan secara rinci karena persentasenya terlalu kecil.
38 Menurut Wibisana (1992) derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh empat hal utama, yaitu faktor lingkungan (tempat tinggal), faktor perilaku seperti pola hidup sehat dan kebersihan pribadi, pelayanan kesehatan yang tersedia dan faktor keturunan. Keempat faktor tersebut perlu dikendalikan supaya derajat kesehatan menjadi lebih baik. Dengan demikian diduga bahwa sebagian besar remaja puteri memiliki lingkungan dan gaya hidup yang bersih dan sehat serta pelayanan kesehatan yang memadai sehingga derajat kesehatannya menjadi lebih baik. Tabel 9. Persentase responden berdasarkan penyakit yang pernah diderita dan sedang diderita No 1 2 3 4 5 6 7 No 1 2 3 4 5 6
Jenis Penyakit (Pernah)
n 4 3 1 16 19 53 25 n 1 1 12 10 22 8
Hipotensi Liver Jantung Anemia Asma Maag Lainnya Jenis Penyakit (Sedang) Hipotensi Jantung Anemia Asma Maag Lainnya
% 3.3 2.5 0.8 13.3 15.8 44.2 20.8 % 0.8 0.8 10 8.3 18.3 6.7
Keluhan Kesehatan Selama Satu Bulan Terakhir Responden yang mengalami keluhan kesehatan selama satu bulan terakhir ini sekitar dua pertiga dari total jumlah siswi yang dijadikan responden dalam penelitian atau sebesar 66.7%.
33.3%
66.7%
ya tidak
Gambar 2. Sebaran responden berdasarkan keluhan kesehatan Menurut Wibisana (1992), keluhan kesehatan yang sering terjadi pada remaja antara lain pusing, sakit kepala, susah buang air besar (konstipasi), dan gejala lainnya. Pada Tabel 10 di bawah ini dapat dilihat bahwa keluhan
39 kesehatan yang paling banyak dirasakan oleh responden adalah pusing yakni sebesar 47.5%, kemudian disusul oleh keluhan menstruasi (26.7%) dan keluhan lemah, letih, dan lesu (26.7%). Lemah, letih, dan lesu merupakan gejala kekurangan darah atau yang sering disebut dengan anemia. Remaja putri sering mengalami anemia karena pola makan yang tidak seimbang, dimana menurut Khomasan (2002), remaja putri saat ini lebih mementingkan gaya dan prestise dalam memilih makanan sehingga asupan mineral dan vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh menjadi kurang. Sebaran responden berdasarkan jenis keluhan kesehatan yang dirasakan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Sebaran responden berdasarkan jenis keluhan kesehatan selama satu bulan terakhir Jenis Keluhan
n 12 32 57 4 10 12 14 9 12 32 4
Pegel linu Lemah, letih, lesu Pusing Nyeri pinggang Sesak nafas Kesemutan Nafsu makan menurun Mual Sariawan Nyeri Menstruasi Lainnya
% 10 26.7 47.5 3.3 8.3 10 11.7 7.5 10 26.7 3.3
Keluhan Konstipasi Berdasarkan Gambar 3 di bawah ini dapat dilihat bahwa sebanyak 86.7% responden tidak mengalami konstipasi. Menurut Probosuseno (2002), Konstipasi adalah susah BAB harus lebih dari lima hari, ukuran kecil-kecil, keluarnya sedikitsedikit sehingga tidak lega, tinjanya menjadi keras, tidak tuntas, harus mengejan, ada gangguan pada muara, menahan buang air besar terlalu lama. Jadi, yang dimaksud dengan konstipasi menurut para ahli adalah bila ada sedikitnya ditemukan dua dari beberapa gejala di atas.
13.3%
86.7%
ya t idak
Gambar 3. Sebaran responden berdasarkan keluhan konstipasi
40 Konsumsi Pangan Engel et al. 1994 mendefinisikan konsumsi pangan sebagai faktor utama untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi yang pada gilirannya zat gizi tersebut berfungsi untuk menyediakan tenaga bagi tubuh, mengatur proses dalam tubuh dan pertumbuhan, serta memperbaiki jaringan tubuh. Muchtadi (2000) menambahkan bahwa sayuran juga merupakan sumber serat pangan serta antioksidan yang terbukti mempunyai peranan yang sangat penting bagi kesehatan. Sedangkan buah merupakan jenis produk pangan yang mengandung berbagai zat gizi (terutama vitamin dan mineral) yang penting untuk menjaga kesehatan dan kecantikan tubuh. Tabel 11. Konsumsi pangan selama satu minggu terakhir No
Jenis Bahan Pangan
1
Sayur dan buah
2
Daging
3
Ikan
4
Telur
5
Susu
6
Minuman probiotik
7
Junk Food
Frekuensi Konsumsi Tidak konsumsi 1-3 hari 4-5 hari Setiap hari Total Tidak konsumsi 1-3 hari 4-5 hari Setiap hari Total Tidak konsumsi 1-3 hari 4-5 hari Setiap hari Total Tidak konsumsi 1-3 hari 4-5 hari Setiap hari Total Tidak konsumsi 1-3 hari 4-5 hari Setiap hari Total Tidak konsumsi 1-3 hari 4-5 hari Setiap hari Total Tidak konsumsi 1-3 hari 4-5 hari Setiap hari Total
n 0.0 11 44 65 120 1 42 56 21 120 19 69 25 7 120 8 61 39 12 120 5 30 31 54 120 5.0 30.0 31.0 54.0 120.0 17.0 87.0 15.0 1.0 120.0
% 0.0 9.2 36.7 54.2 100.0 0.8 35.0 46.7 17.5 100.0 15.8 57.5 20.8 5.8 100.0 6.7 50.8 32.5 10.0 100.0 4.2 25.0 25.8 45.0 100.0 4.2 25.0 25.8 45.0 100.0 14.2 72.5 12.5 0.8 100.0
41 Konsumsi sayur berdasarkan Piramida Pedoman Makanan sebaiknya 3-5 porsi sehari dalam frekuensi setiap hari. Sedangkan konsumsi buah yaitu sebaiknya setiap hari karena mengandung vitamin, mineral, dan serat dalam jumlah yang cukup tinggi. Pada penetian ini, pengkategorian konsumsi menjadi hari per minggu dengan tujuan untuk mempermudah perhitungan. Berdasarkan Tabel 11 dapat dinyatakan bahwa 65% responden mengonsumsi sayur dan buah setiap hari. Pangan hewani adalah kelompok pangan yang terdiri dari daging, telur, susu, ikan, serta hasil olahannya. Daging adalah makanan yang bergizi karena kandungan protein yang cukup tinggi dan sebagai sumber zat besi. Telur adalah hasil produksi dari ternak unggas. Susu adalah cairan yang diperoleh dari kambing ternak perah sehat, dengan cara pemerahan yang benar, terusmenerus, dan tidak dikurangi danatau ditambahkan sesuatu bahan lain ke dalamnya. Ikan adalah komoditas yang berupa binatang air dan biota perairan lainnya (Baliwati, Khomsan, dan Dwiriani 2004). Konsumsi pangan hewani responden selama satu minggu ini dapat dikatakan baik, hanya saja konsumsi ikan yaitu sebanyak 57.5% responden hanya mengonsumsi ikan sebanyak 1 sampai 3 hari dalam seminggu. Junk food adalah makanan yang hanya kaya kalori namun miskin akan vitamin dan serat (Wiramihardja 2004). Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (72.5%) mengonsumsi junk food 1-3 hari dalam seminggu. Sumber Informasi Meskipun semua responden pernah mengonsumsi minuman probiotik, namun tidak semua responden pernah mendengar tentang istilah minuman probiotik sebelumnya. Gambar dibawah ini menunjukkan bahwa terdapat 10% responden belum pernah mendengar tentang minuman probiotik.
10.0%
90.0%
Ya Tidak
Gambar 4. Persentase responden yang pernah mendengar minuman probiotik
42 Sumber informasi diartikan sebagai subjek ataupun karakter pesan (Mowen & Minor 2002). Sebagian besar (83.3%) responden mendapatkan informasi mengenai produk minuman probiotik dari televisi. Kotler (2003) menyatakan bahwa televisi merupakan media iklan yang paling banyak digunakan oleh produsen, karena jangkauannya yang luas dan kemampuan audio-visualnya dalam menyampaikan iklan. Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mendapat informasi dari televisi, kemudian diikuti oleh sumber dari ahli kesehatan/dokter, keluarga, dan majalah. Menurut Kotler (2003), salah satu sumber komersial yang paling umum digunakan adalah iklan yang bertujuan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada target pasar dan masyarakat. Tabel 12. Sebaran responden berdasarkan sumber informasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sumber Informasi Keluarga Teman Televisi Radio Koran Majalah Dokter/ahli kesehtan Sales/Distributor Internet Leaflet
n 55 45 100 17 27 54 58 2 2 1
% 45.8 37.5 83.3 14.2 22.5 45.0 48.3 1.7 1.7 0.8
Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa sebanyak 46.3% responden menyatakan bahwa dokter/ahli kesehatan merupakan sumber infomasi yang paling dipercayai. Menurut Mowen & Minor (2002), validitas sumber informasi akan sangat mempengaruhi konsumen, dimana semakin ahli dan terpercaya sumber infomasi maka akan semakin dipercayai oleh konsumen. Dokter dianggap lebih mengetahui tentang kesehatan dan makanan serta minuman yang menyehatkan. Oleh sebab itu responden lebih mempercayai dokter dibandingkan informasi dari televisi ataupun media lainnya.
43
0.9% 0.9% 0.9%
19.4% 3.7% keluarga teman televisi
46.3% 24.1% 2.8% 0.9%
radio majalah dokter sales/distributor internet Leaflet
Gambar 5. Persentase responden berdasarkan sumber informasi terpercaya
Informasi Yang Dicari Informasi merupakan suatu yang dipertukarkan antara lingkungan dengan faktor internal individu. Berbagai informasi yang diterima mengenai objek, atribut, dan manfaat dari suatu produk akan disimpulkan dan diartikan sebagai kepercayaan konsumen terhadap produk (Mowen & Minor 2002). Sebagian besar (78.3%) responden menyatakan bahwa informasi yang ingin diketahui dari sumber-sumber informasi tersebut adalah manfaat dari minuman probiotik. Menurut Sumarwan (2004), pengetahuan terhadap manfaat produk merupakan salah satu jenis pengetahuan konsumen terhadap suatu produk dan manfaat merupakan hasil positif yang diberikan oleh atribut kepada konsumen. Tabel 13. Sebaran responden berdasarkan informasi yang dicari dari suatu sumber informasi No 1 2 3 4 5
Informasi Manfaat minuman probiotik Klaim kesehatan minuman probiotik Harga minuman probiotik Merek minuman probiotik Lainnya
n 94 27 15 10 2
% 78.3 22.5 12.5 8.3 1.7
Pada Tabel 13 dapat dilihat sebaran responden berdasarkan hal yang pertama kali diperhatikan ketika membeli suatu produk. Sebanyak 43.3% responden menyatakan bahwa tanggal kadaluarsa adalah hal yang pertama kali diperhatikan dalam membeli suatu produk. Tanggal kadaluarsa adalah tenggat waktu jaminan mutu suatu produk pangan selama penyimpanannya sesuai
44 dengan petunjuk yang diberikan oleh produsen, yang pencantumannya pada bagian informasi kemasan pangan juga diikuti dengan kalimat “baik digunakan sebelum” (BPOM RI 2006). Tabel 14. Sebaran responden berdasarkan perhatian utama ketika membeli minuman probiotik No 1 2 3 4 5 6 7
Perhatian Utama tidak pernah dengar informasi gizi klaim gizi kemasan tanggal kedaluarsa harga jenis bakteri Total
n 12 26 4 14 52 10 2 120
% 10.0 21.7 3.3 11.7 43.3 8.3 1.7 100.0
Pengetahuan Gizi Sumarwan (2004) mendefinisikan pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. Salah satu pengetahuan yang harus diperhatikan adalah pengetahuan gizi. Pengetahuan gizi konsumen akan terkait dengan pengambilan keputusan dalam pembelian suatu produk. Pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa pertanyaan yang dapat dijawab dengan benar oleh seluruh total responden adalah pertanyaan mengenai makanan sehat, jenis zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, pangan sumber vitamin C, konsumsi sayur dan buah, jumlah air minimal yang harus dikonsumsi dalam sehari, dan pertanyaan mengenai ada atau tidaknya bakteri yang dapat memperlancar pencernaan. Pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan salah oleh responden adalah pertanyaan mengenai fungsi lemak dalam tubuh. Ketidakmampuan responden menjawab pertanyaan ini diduga karena pertanyaan yang bersifat kurang dimengerti oleh responden.
45 Tabel 15. Persentase responden yang menjawab pengetahuan gizi dengan benar dan salah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jenis Pertanyaan Pengetahuan Gizi Makanan sehat Zat gizi yang diperlukan tubuh Karbohidrat sebagai sumber energi Contoh sumber karbohidrat Fungsi protein dalam tubuh Pangan sumber protein Fungsi lemak dalam tubuh Akibat kelebihan lemak dalam tubuh Pangan sumber vitmain C Konsumsi sayur dan buah Sumber serat Kelebihan serat Junk food bagi kesehatan Jumlah air yang baik diminum setiap hari Pengaruh olahraga bagi kesehatan Pada usus terdapat bakteri baik dan jahat Pengaruh bakteri dalam pencernaan terhadap kesehatan Terdapat bakteri yang dapat memperlancar pencernaan Pengaruh konsumsi probiotik terhadap bakteri yang memperlancar pencernaan Efek konsumsi probiotik setiap hari
Benar n % 120 100.0 120 100.0 89 74.1 104 86.7 103 85.8 118 98.3 57 47.5 116 96.7 120 100.0 120 100.0 117 97.5 98 81.7 106 88.3 120 100.0 117 97.5 116 96.7
Salah n % 0 0.0 0 0.0 31 25.8 16 13.3 17 14.2 2 1.7 63 52.5 4 3.3 0 0.0 0 0.0 3 2.5 22 18.3 14 11.7 0 0.0 3 2.5 4 3.3
109
90.8
11
9.2
120
100.0
0
0.0
117 73
97.5 60.8
3 47
2.5 39.2
Berdasarkan persentase skor pengetahuan gizi dan kesehatan yang diperoleh dari 20 pertanyaan mengenai gizi secara umum dan gizi mengenai bakteri probiotik, contoh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu contoh yang memiliki tingkat pengetahuan gizi baik (skor > 80%), sedang (skor 60-80%), dan kurang (skor < 60%). Dari Tabel di bawah ini terlihat bahwa tidak ada responden yang memiliki pengetahuan gizi kurang dan hanya 12.5% responden yang memiliki pengetahuan gizi sedang. Menurut Nurjanah (2000), orang yang mempunyai pendidikan dan pengetahuan yang tinggi maka akan cenderung untuk memilih produk atau bahan makanan yang lebih baik daripada yang berpendidikan rendah. Keterbatasan informasi dan tingkat pengetahuan gizi seseorang dapat menyebabkan tujuan akhir dalam membeli dan mengonsumsi pangan berubah menjadi tujuan asal kenyang (Khomsan 2000). Responden dengan tingkat pendidikan gizi yang baik diharapkan mampu memilih produk pangan dengan baik pula.
46 Tabel 16. Sebaran responden berdasarkan tingkat pengetahuan gizi Tingkat Pengetahuan Gizi
n 15 105 120
Sedang (60-80%) Baik (>80%) Total
% 12.5 87.5 100.0
Pengetahuan Produk Engel, Blackwell, dan Miniard (1994) menggolongkan pengetahuan konsumen menjadi tiga, yaitu pengetahuan produk, pengetahuan pembelian, dan pengetahuan pemakaian. Pengetahuan produk mencakup kesadaran konsumen terhadap kategori dan merek produk, terminology produk, atribut atau ciri produk, dan kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut. Pada Tabel 17 dapat dilihat bahwa pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar oleh responden adalah pertanyaan mengenai kandungan dan kegunaan mikroba pada minuman probiotik (97.5%) serta jenis minuman probiotik (97.5%). Sedangkan pertanyaan yang paling banyak salah dijawab oleh responden adalah pertanyaan mengenai sifat minuman probiotik. Responden beranggapan
bahwa
minuman
probiotik
hanya
dikonsumsi
ketika
kita
membutuhkannya. Beberapa ahli menyatakan dalam penelitiannya bahwa mengonsumsi minuman probiotik dalam jumlah yang banyak tidak akan berbahaya dan tidak menimbulkan efek samping bagi kesehatan. Menurut dokter Lanny, yang berbahaya justru jika tubuh kita kekurangan probiotik. Prof Schrezenmeir menyatakan bahwa sisa minuman probiotik akan dikeluarkan bersama dengan tinja dari dalam tubuh manusia (Schrezenmeir & Vrese 2001). Tabel 17. Persentase responden yang menjawab pengetahuan produk dengan benar dan salah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jenis Pertanyaan Pengetahuan Produk Kandungan dan kegunaan mikroba pada minuman probiotik Peran minuman probiotik pada kesehatan Manfaat minuman probiotik pada pencernaan Sifat minuman probiotik Klasifikasi minuman probiotik Konsumsi minuman probiotik pada lanjut usia Peran minuman probiotik pada pencernaan Manfaat minuman probiotik pada sistem imun Efek samping probitik Jenis minuman probiotik
Benar n % 117 112 104 22 88 112 107 108 68 117
97.5 93.3 86.7 18.3 73.3 93.3 89.2 90.0 56.7 97.5
n
Salah %
3 8 16 98 32 8 13 12 52 3
2.5 6.7 13.3 81.7 26.7 6.7 10.8 10.0 43.3 2.5
47 Berdasarkan pesentase skor pengetahuan produk yang diperoleh dari 10 pertanyaan mengenai gizi produk maka didapatkan hasil bahwa hampir separo responden memiliki tingkat pengetahuan yang sedang. Hal ini diduga bahwa minuman probiotik merupakan produk yang ada sudah sejak lama, namun diduga bahwa manfaat bakteri probiotik secara lebih spesifik masih jarang diketahui oleh masyarakat. Tabel 18. Sebaran responden berdasarkan tingkat pengetahuan produk Tingkat Pengetahuan Produk Kurang (<60%) Sedang (60-80%) Baik (>80%) Total
n 8 58 54 120
% 6.7 48.3 45.0 100.0
Pembelian Minuman Probiotik Tempat Pembelian Tempat pembelian suatu produk dapat memberikan informasi kepada para pedagang mengenai tempat pemasaran yang paling baik bagi produk tersebut. Tabel 19 menunjukkan bahwa lebih dari separo responden (88.3%) membeli minuman probiotik di supermarket. Hal ini diduga disebabkan responden akan merasa lebih terjaga keamanannya jika mereka membeli suatu produk di supermarket. Selain di supermarket, lebih dari separo responden juga membeli minuman probiotik di toko/minimarket. Berdasarkan data tersebut dapat diduga bahwa kepraktisan menjadi salah satu pertimbangan responden untuk membeli minuman probiotik. Hanya 0.8% responden yang membeli minuman probiotik di pasar. Hal ini diduga karena responden tidak suka berkunjung ke pasar. Semua responden menyatakan bahwa tempat penyimpanan bagi minuman probiotik adalah lemari es. Hal yang harus diperhatikan adalah kemampuan bakteri untuk terus hidup (viability) ketika dalam penyimpanan, bakteri mudah mengalami degradasi oleh panas, cahaya, kelembapan, dan oksigen. Oleh karena itu, tempat penyimpanan harus diperhatikan agar kemampuan bakteri untuk terus hidup (viability) dapat terjaga dan bakteri tetap aktif (Lahteenmaki & Ledeboer 2006) Tabel 19. Persentase responden berdasarkan tempat pembelian minuman probiotik No 1 2 3 4
Tempat Pembelian Warung Toko/minimarket Supermarket Pasar
n 30 72 106 1
% 25.0 60.0 88.3 0.8
48 Loyalitas Merek dan Ketersediaan Produk Ketika responden hendak membeli minuman probiotik maka tidak selalu tersedia di tempat biasa mereka membeli. Sebanyak 15.8% responden menyatakan bahwa minuman probiotik yang mereka inginkan tidak selalu tersedia di tempat biasa mereka membeli. Ketika produk yang diinginkan tidak ada, responden memiliki beberapa alternatif tindakan. Gambar 6 dibawah ini menunjukkan beberapa tindakan alternatif yang dilakukan oleh responden, yaitu sebanyak 25.8% responden akan membeli ke tempat lain sehingga mereka tetap mendapatkan produk yang sama, sebanyak 35.8% responden memilih membeli merek lain di tempat pembelian yang sama, dan 38.3% responden lebih memilih menunda pembelian. Sebanyak 68.1% responden memiliki loyalitas merek. Menurut Nurjanah (2000), seorang konsumen dikatakan memiliki loyalitas merek jika ia menunda pembelian atau mencari merek tersebut di tempat lain pada saat merek yang diinginkan tidak tersedia di tempat pembelian. Tingkat kepuasan konsumen akan mempengaruhi tingkat loyalitas seseorang. Semakin tinggi tingkat kepuasan seseorang terhadap suatu merek maka akan semakin tinggi tingkat loyalitasnya.
25.8% 35.8%
38.3%
Beli merek lain M enunda Ke tempat lain
Gambar 6. Sebaran responden berdasarkan alternatif pembelian
Persepsi Terhadap Beberapa Atribut dan Manfaat Minuman Probiotik Menurut Kotler (2003) persepsi merupakan proses yang digunakan oleh seorang individu untuk memaknai sesuatu. Keputusan konsumen untuk melakukan pembelian ditentukan oleh persepsinya terhadap suatu produk. Persepsi bersifat subjektif, sehingga stimulus yang sama akan memberikan tanggapan yang berbeda antara konsumen yang satu dengan yang lainnya.
49 Tabel 20. Sebaran responden berdasarkan tingkat persepsi terhadap manfaat dan beberapa atribut minuman probiotik Tingkat Persepsi Kurang (20≤ skor ≤ 46.7) Sedang (46.7 < skor ≤ 73.3) Baik (73.3 < skor ≤ 100) Total
n 2 29 89 120
% 1.7 24.2 74.2 100.0
Menurut Kotler (2003), persepsi yang berbeda terhadap objek yang sama disebabkan oleh proses pembentukan persepsi yang mengalami tiga tahap, yaitu perhatian selektif, distorsi selektif, dan ingatan atau retensi selektif. Berdasarkan Tabel 20 dapat diketahui bahwa sebanyak 74.2% responden memiliki persepsi yang baik terhadap minuman probiotik, sebanyak 24.2% responden memiliki persepsi yang sedang, dan sisanya (1.7%) memiliki persepsi yang kurang terhadap minuman probiotik. Tabel 21. Persepsi responden terhadap berbagai atribut produk minuman probiotik No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skor
Atribut Minuman probiotik lebih menyehatkan Kemasan penting dalam pembelian Merek faktor utama pembelian Harga terjangkau Jaminan kualitas tertuang dalam label Klaim kesehatan menginformasikan manfaat Kandungan gizi lebih tinggi Informasi gizi tercantum Tanggal kadaluwarsa hal utama pembelian Tempat pembelian perlu diperhatikan
Total
Ratarata
Interpretasi
1
2
3
4
5
9
1
17
21
22
456
3.80
setuju
3
1
18
57
41
492
4.10
setuju
5 9
3 3
28 15
69 82
15 11
446 443
3.72 3.69
setuju setuju
13
1
3
78
25
461
3.84
setuju
17
0
0
86
17
446
3.72
setuju
15
0
18
64
23
440
3.67
0
0
0
53
67
547
4.56
0
0
0
21
99
579
4.83
setuju sangat setuju sangat setuju
2
1
10
67
40
502
4.18
setuju
Tabel 21 menunjukkan rata-rata responden memberikan penilaian setuju sampai sangat setuju terhadap berbagai atribut minuman probiotik. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan minuman probiotik dipersepsikan dengan baik oleh responden. Tanggal kadaluarsa merupakan atribut dengan nilai rata-rata skor persepsi tertinggi, diikuti oleh atribut informasi gizi pada minuman probiotik. Hal
50 ini menunjukkan bahwa rata-rata responden memiliki penilaian yang sangat baik terhadap atribut yang terkait dengan keamanan produk. Tabel 22. Persepsi Responden Terhadap Manfaat Minuman Probiotik No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skor
Atribut Kandungan mikroba pada minuman probiotik Peran minuman probitik pada kesehatan Manfaat minuman probiotik pada pencernaan Sifat minuman probiotik Klasifikasi minuman probiotik Konsumsi minuman probiotik pada remaja Peran minuman probitik pada pencernaan Manfaat minuman probiotik pada sistem imun Efek samping minuman probiotik Jenis minuman probiotik
Total
Ratarata
Interpretasi
1
2
3
4
5
2
0
1
79
38
511
4.26
sangat setuju
7
0
2
77
34
491
4.09
setuju
16
1
5
68
30
455
3.79
setuju
9
0
10
72
29
472
3.93
setuju
15
4
25
67
9
411
3.43
setuju
8
0
1
88
23
478
3.98
setuju
6
1
5
81
27
482
4.02
setuju
18
0
7
75
20
439
3.66
setuju
25
5
26
51
13
382
3.18
setuju
4
0
1
78
37
504
4.20
setuju
Tabel 22 menunjukkan persepsi responden terhadap beberapa manfaat dari minuman probiotik. Dari Tabel 22 dapat dilihat bahwa kandungan mikroba pada minuman probiotik memiliki nilai rata-rata skor persepsi tertinggi, yang kemudian diikuti oleh jenis minuman yogurt, dan peran probiotik dalam pencernaan. hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden memiliki persepsi yang baik terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan. Konsumsi Minuman Probiotik Merek Minuman Probiotik yang Dikonsumsi Berikut ini adalah beberapa merek minuman probiotik yang dikonsumsi oleh remaja puteri yang dijadikan responden dalam penelitian. Terdapat 13 merek yang dikonsumsi oleh responden, yaitu Yakult, Yakult ACE, Vita Charm, Bio Kul (cair), Bio Kul (krim), Queen Yoghurt, Yummy, Mella Yogh-Aroom, Calpico, Dutch Mill, Activia, dan Taurus Bio-Yoghurt. Hasil penelitian menyebutkan bahwa semua responden pernah mengonsumsi minuman probiotik.
51 Merek adalah nama penting bagi sebuah produk atau jasa. Merek merupakan simbol dan indikator kualitas dari sebuah produk. Merek-merek produk yang sudah lama dikenal oleh konsumen telah menjadi sebuah citra bahkan menjadi simbol status bagi produk tersebut. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan apabila merek seringkali dijadikan kriteria dalam mengevaluasi suatu produk (Sumarwan 2004). Merek minuman probiotik yang paling banyak dikonsumsi oleh responden adalah yakult yaitu sebesar 99.2% atau dapat dikatakan bahwa hanya satu responden yang belum pernah mengonsumsi yakult. Tabel 23. Merek minuman probiotik yang dikonsumsi oleh responden No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jenis Minuman Probiotik Yakult Yakult ACE Vitacharm Bio Kul (cair) Bio Kul (krim) Queen Yoghurt Yummy Mella Yogh-Aroom Calpico Dutch Mill Activia Cimory
n 119 24 86 16 7 17 7 4 63 94 31 2
% 99.2 20.0 71.7 13.3 5.8 14.2 5.8 3.3 52.5 78.3 25.8 1.7
Yakult merupakan minuman probiotik yang telah dikenal sejak lama dan paling awal dibandingkan dengan minuman probiotik lainnya. Oleh sebab itu diduga bahwa yakult telah memiliki reputasi yang baik di mata masyarakat sehingga
lebih dipercaya
keamanannya.
Menurut Engel et al. (1994),
kepercayaan terhadap merek yang telah dikenal reputasi kualitasnya dapat menjadi cara efektif untuk mengurangi resiko bagi konsumen. Alasan Mengonsumsi Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan yang paling banyak diungkapkan oleh responden dalam mengonsumsi minuman probiotik adalah rasanya yang enak (92.5%). Menurut Hilliam (2000), rasa akan mempengaruhi tingkat kesukaan terhadap suatu produk, oleh sebab itu rasa merupakan salah satu atribut yang penting dalam produk pangan. Rasa yang enak dapat menjadi salah satu alasan yang sangat mempengaruhi seseorang dalam mengonsumsi suatu produk pangan. Selain itu, lebih dari separo responden (70.8%) juga menyatakan bahwa manfaat bagi kesehatan merupakan alasan mereka untuk mengonsumsi
minuman
probiotik.
Menurut
Sumarwan
(2004),
merupakan hasil positif yang diberikan oleh atribut kepada konsumen.
manfaat
52 Pada Tabel 24 juga terlihat bahwa menghambat proses penuaan dini merupakan alasan yang paling sedikit diungkapkan oleh responden (0.8%). Hal ini diduga disebabkan bahwa sampai saat ini belum banyak masyarakat yang mengetahui tentang manfaat dari minuman probiotik secara lebih spesifik atau terperinci. Tabel 24. Persentase responden berdasarkan alasan mengonsumsi minuman probiotik Alasan Konsumsi Rasanya enak Klaim kesehatan Manfaat bagi kesehatan Harga murah/terjangkau Mudah didapat Penghilang dahaga Menghambat proses penuaan dini Menghaluskan kulit Mencegah/mengobati konstipasi Menyembuhkan diare Menurunkan kolesterol
n 111 14 85 37 48 40 1 15 17 6 6
% 92.5 11.7 70.8 30.8 40.0 33.3 0.8 12.5 14.2 5.0 5.0
Frekuensi Konsumsi Sumarwan
(2004)
menyatakan
bahwa
frekuensi
konsumsi
menggambarkan seberapa sering suatu produk dipakai atau dikonsumsi. Frekuensi minuman probiotik berkisar dari satu hari sekali sampai tidak teratur. Tabel 25 memperlihatkan bahwa lebih banyak responden yang mengonsumsi minuman probiotik sehari sekali (30.0%).. Hanya sebagian kecil responden saja yang mengonsumsi minuman probiotik dua minggu sekali (9.2%), tiga hari sekali (10.0%), dan sebulan sekali (10.8%). Isolauri (2001), menyatakan dalam penelitiannya bahwa minuman probiotik baik jika dikonsumsi setiap hari dan konsumsi dalam jumlah yang banyak tidak akan berbahaya dan tidak menimbulkan efek samping bagi kesehatan. Tabel 25. Sebaran responden berdasarkan frekuensi konsumsi minuman probiotik Frekuensi Konsumsi sebulan sekali dua minggu sekali seminggu sekali tiga hari sekali dua hari sekali sehari sekali Total
n 13 11 26 12 22 36 120
% 10,8 9,2 21,7 10,0 18,3 30,0 100,0
53 Jumlah Perkonsumsi Kuantitas produk yang digunakan oleh konsumen dapat digambarkan melalui jumlah produk yang dikonsumsi. Sumarwan (2004) menyatakan bahwa jumlah konsumsi akan menjadi indikator besarnya permintaan pasar bagi suatu produk. Gambar 7 menunjukkan jumlah konsumsi minuman probiotik dengan satuan ukuran kemasan saji (botol). Sebagian besar responden mengonsumsi minuman probiotik sebanyak satu botol tiap kali konsumsi (78.3%).
21.7%
78.3% 1 Botol 2 Botol
Gambar 7. Sebaran responden berdasarkan jumlah perkonsumsi minuman probiotik Sampai saat ini belum ada batasan yang pasti mengenai jumlah konsumsi minuman probiotik yang baik dalam sehari. Namun, berdasarkan penelitian Meance et al. (2001), kelompok yang diberi perlakuan 3 kemasan minuman probiotik dalam sehari maka lebih efektif dibandingkan yang hanya diberi perlakuan 2 kemasan minuman probiotik dalam sehari.
Kesediaan Mencoba Produk Probiotik Baru Produk baru merupakan produk yang memang belum dikenal oleh masyarakat ataupun produk yang merupakan hasil modifikasi dari produk yang sudah ada. Dari Gambar 8 di bawah ini dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (84.2%) bersedia untuk mencoba produk minuman probiotik baru. Beberapa responden menyatakan bahwa mereka besedia mencoba suatu produk baru dengan syarat sertifikasi kehalalan dari produk tersebut terjamin dan produk tersebut sudah mengalami tes uji coba sehingga aman untuk dikonsumsi.
54 15.8%
84.2% B ersedia Tidak bersedia
Gambar 8. Persentase responden berdasarkan kesediaan mencoba produk minuman probiotik baru Manfaat Konsumsi Minuman Probiotik Gambar 9 menunjukkan bahwa sebanyak 68.3% responden merasakan manfaat setelah mengonsumsi minuman probiotik. Hanya 2.5% responden yang tidak merasakan manfaat dari minuman probiotik dan 29.2% responden menyatakan tidak tahu apakah mereka merasakan atau tidak merasakan. Menurut Schrezenmeir & Vrese (2001), seseorang akan merasakan manfaat dari minuman probiotik jika mereka mengonsumsinya secara teratur. 31.7%
68.3%
Ya
Tidak
Gambar 9. Sebaran responden yang merasakan manfaat minuman probiotik Jenis manfaat yang dirasakan oleh responden sangat beragam. Ada delapan manfaat yang dirasakan oleh responden. Namun, manfaat yang paling banyak dirasakan oleh responden adalah lebih mudah buang air besar. Jennie (2007) menyatakan bahwa minuman probiotik dapat aktif sampai usus, dimana di dalam usus probiotik dapat memproduksi asam organik serta menurunkan pH usus sehingga mempercepat waktu transit. Selain itu, cukup banyak responden yang menyatakan bahwa manfaat dari konsumsi minuman probiotik adalah daya tahan tubuh meningkat (29.2%) dan badan menjadi lebih bugar (27.5%). Menurut Winarno (2003), mengkonsumsi bakteri probiotik dalam suatu produk makanan setiap hari akan menstimulir macrophage menjadi lebih ganas dalam memangsa bakteri jahat atau patogen di
55 usus kecil sehingga menjaga kebugaran serta meningkatkan seluruh sistem imunitas tubuh. Tabel 26. Persentase responden berdasarkan jenis manfaat minuman probiotik No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Manfaat Daya tahan tubuh meningkat Lebih mudah buang air besar Menyembuhkan diare Menyembuhkan TBC Badan menjadi lebih bugar Tidak mudah lelah Kulit menjadi lebih halus Menghambat proses penuaan dini Menurunkan kolesterol
n 35 54 3 0 33 19 9 2 8
% 29.2 45.0 2.5 0.0 27.5 15.8 7.5 1.7 6.7
Persen Keyakinan Responden yang menyatakan bahwa mereka merasakan manfaat maka mereka ditanya lebih lanjut mengenai keyakinan mereka akan manfaat tersebut. Persen keyakinan merupakan seberapa yakin responden bahwa manfaat yang mereka dapat tersebut dikarenakan mereka mengonsumsi minuman probiotik. Sebanyak 30.8% reponden menyatakan bahwa mereka yakin akan manfaat tersebut, namun perentase ini sama besarnya dengan responden yang hanya merasa agak yakin terhadap manfaat tersebut. Sedangkan responden yang merasa sangat yakin hanya sebesar 0.8% saja. Hal ini diduga disebabkan oleh adanya konsumsi makanan atau minuman lain yang memiliki manfaat hampir sama dengan minuman probiotik, sehingga responden agak yakin apakah manfaat yang mereka rasakan benar berasal dari minuman probiotik atau dari makanan atau minuman lainnya. Tabel 27. Sebaran responden berdasarkan tingkat keyakinan mengenai manfaat dari minuman probiotik No 1 2 3 4 5 6 7
Keyakinan Tidak merasakan Sangat yakin Yakin Agak yakin Ragu Tidak yakin Agak tidak yakin Total
n 38 1 37 37 4 2 1 120.0
% 31.7 0.8 30.8 30.8 3.3 1.7 0.8 100.0
Efek Samping Setelah Konsumsi Efek samping merupakan gejala yang timbul setelah seseorang mengonsumsi suatu produk dengan rentang waktu tertentu. Dari total jumlah
56 responden, hanya 7.5% responden yang merasakan adanya efek samping setelah mengonsumsi minuman probiotik. Efek samping yang dirasakan oleh responden adalah sakit perut. Hal ini diduga karena ketahanan tubuh dari individu sedang tidak dalam kondisi yang baik atau karena adanya efek antibiotik. Namun, menurut Isolauri (2001) sampai saat ini belum ada penelitian yang menyebutkan adanya efek samping dari minuman probiotik.
7.5%
92.5%
Ya Tidak
Gambar 10. Persentase responden yang merasakan efek samping minuman probiotik Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Persepsi Pada Tabel 28 dapat dilihat bahwa sebanyak 65.8% responden yang memiliki pengetahuan gizi yang baik, memiliki persepsi yang baik juga terhadap minuman probiotik. Menurut Kotler (2003), persepsi seseorang dapat diperkuat oleh adanya pengetahuan, dimana salah satu bentuk pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen adalah pengetahuan gizi. Tabel 28. Sebaran persepsi responden berdasarkan pengetahuan gizi Tingkat Pengetahuan Gizi
Persepsi Produk
Total
Kurang
Sedang
Baik
Sedang
0 0,0%
5 4,2%
10 8,3%
15 12,5%
Baik
2 1,7%
24 20,0%
79 65,8%
105 87,5%
Total
2 1,7%
29 24,2%
89 74,2%
120 100,0%
Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan gizi dan persepsi (p>0.05). Dapat diartikan bahwa semakin baik pengetahuan gizi remaja putri, semakin baik pula persepsi remaja putri terhadap minuman probiotik.Hubungan yang tidak signifikan menunjukkan bahwa adanya faktor lain yang juga mempengaruhi persepsi remaja putri terhadap persepsi manfaat dan berbagai atribut dari minuman probiotik. Faktor
57 lain yang diduga ikut mempengaruhi persepsi adalah karakteristik produk dan pengetahuan produk. Hal ini diduga bahwa pengetahuan gizi belum termasuk pengetahu Hubungan Pengetahuan Produk dengan Persepsi Berdasarkan Tabel 29 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (85.2%) yang berpengetahuan produk baik, memiliki persepsi yang baik juga. Pengetahuan produk merupakan kesadaran konsumen terhadap kategori, atribut, merek produk, dan kepercayaan terhadap produk tersebut. Menurut Mowen & Minor (2002), kepercayaan terhadap objek, atribut, dan manfaat suatu produk akan menunjukkan persepsi konsumen. Jadi, semakin percaya konsumen terhadap suatu produk maka akan memperkuat persepsi konsumen terhadap produk tersebut. Tabel 29. Sebaran persepsi responden berdasarkan pengetahuan produk Tingkat Pengetahuan Produk Kurang Sedang Baik Total
Persepsi Produk Kurang
Sedang
Total
Baik
0
3
5
8
0,0%
2,5%
4,2%
6,7%
0
20
38
58
0,0%
16,7%
31,7%
48,3%
2
6
46
54
1,7%
5,0%
38,3%
45,0%
2
29
89
120
1,7%
24,2%
74,2%
100,0%
Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara pengetahuan produk dengan persepsi (p<0.05, r = 0.209). Hal ini menunjukkan kecenderungan bahwa semakin baik pengetahuan produk responden maka semakin baik persepsi responden terhadap manfaat dan berbagai atribut minuman probiotik. Hubungan Uang Saku dengan Frekuensi Konsumsi Tabel
30
menunjukkan
hubungan
sebaran
frekuensi
responden
berdasarkan uang saku perhari. Dari Tabel 30 tersebut terlihat bahwa responden yang biasa mengonsumsi minuman probiotik adalah responden yang memiliki uang saku Rp. 10.000-20.000,-. Dari jumlah total responden, lebih banyak responden yang mengonsumsi minuman probiotik secara tidak teratur.
58 Tabel 30. Sebaran frekuensi konsumsi responden berdasarkan uang saku Frekuensi konsumsi Uang Saku 5000-10000 10000-20000 20000-30000 >30000 Total
sebulan sekali
dua minggu sekali
seminggu sekali
tiga hari sekali
dua hari sekali
sehari sekali
5 4,2% 8 6,7% 0 0,0% 0 0,0% 13 10,8%
2 1,7% 9 7,5% 0 0,0% 0 0,0% 11 9,2%
5 4,2% 16 13,3% 3 2,5% 2 1,7% 26 21,7%
3 2,5% 7 5,8% 2 1,7% 0 0,0% 12 10,0%
7 5,8% 14 11,7% 1 ,8% 0 0,0% 22 18,3%
9 7,5% 22 18,3% 5 4,2% 0 0,0% 36 30,0%
Total 31 25,8% 76 63,3% 11 9,2% 2 1,7% 120 100,0%
Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara uang saku dan frekuensi konsumsi (p>0.05). Artinya bahwa antara uang saku dan frekuensi konsumsi terdapat hubungan, namun ada faktor lain yang ikut mempengaruhi frekuensi minuman probiotik pada remaja putri. Menurut Khomsan (2002), pola makan remaja khususnya remaja putri cenderung lebih memilih makanan cemilan atau snack dan tidak memperdulikan zat gizi dari makanan tersebut.
Hubungan Persepsi dengan Frekuensi konsumsi Tabel di bawah ini merupakan hasil tabulasi silang antara tingkat persepsi dengan frekuensi konsumsi. Terlihat bahwa responden yang memiliki tingkat persepsi yang baik akan semakin sering mengonsumsi minuman probiotik. Tabel 31. Sebaran frekuensi konsumsi minuman probiotik berdasarkan tingkat persepsi Frekuensi Konsumsi Tingkat Persepsi Kurang Sedang Baik Total
sebulan sekali
dua minggu sekali
seminggu sekali
tiga hari sekali
dua hari sekali
sehari sekali
Total
1 0,8% 8 6,7% 4 3,3% 13 10,8%
0 0,0% 5 4,2% 6 5,0% 11 9,2%
1 0,8% 5 4,2% 20 16,7% 26 21,7%
0 0,0% 0 0,0% 12 10,0% 12 10,0%
0 0,0% 4 3,3% 18 15,0% 22 18,3%
0 0,0% 7 5,8% 29 24,2% 36 30,0%
2 1,7% 29 24,2% 89 74,2% 120 100,0%
59 Hasil uji korelasi Spearman menyatakan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi dengan frekuensi konsumsi minuman probiotik (p<0.05, r=0.227). Artinya bahwa semakin baik persepsi responden terhadap atribut dan manfaat minuman probiotik maka akan semakin sering responden mengonsumsi minuman probiotik. Menurut Mather (2006), jika seorang konsumen memiliki persepsi yang baik terhadap suatu produk maka konsumen tersebut akan membeli produk tersebut dan menambah frekuensi konsumsi. Hubungan Frekuensi Konsumsi Minuman Probiotik dan Konsumsi Sayur dan Buah Selama Satu Minggu Terakhir dengan Keluhan Konstipasi Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi konsumsi minuman probiotik dengan manfaat yang dirasakan (p>0.05). Artinya, semakin sering mengonsumsi minuman probiotik maka semakin tidak mengalami konstipasi. Berdasarkan hasil uji tersebut, dapat dinyatakan bahwa terdapat faktor lain yang mempengaruhi terjadinya keluhan konstipasi. Hasil uji korelasi Spearman juga menunjukkan bahwa antara konsumsi sayur dan buah dengan kejadian konstipasi pada remaja putri tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0.05). Hal ini berarti antara frekuensi konsumsi sayur dan buah dengan konstipasi terdapat hubungan yang berbanding terbalik, yakni semakin sering mengonsumsi sayur dan buah maka semakin tidak konstipasi. Hasil yang tidak signifikan menunjukkan bahwa adanya faktor lain yang menyebabkan tidak terjadi konstipasi pada responden. Menurut Probosuseno (2005), faktor yang mempengaruhi tidak terjadinya konstipasi, adalah olahraga karena bisa membuat rangsangan usus, diet banyak mengandung serat 20-30 per hari, dan banyak minum minimal 1500 cc atau delapan gelas. Oleh sebab itu, diduga bahwa ketiga hal di atas juga mempengaruhi tidak terjadinya konstipasi pada responden.
60 Tabel 32. Tabulasi silang antara frekuensi konsumsi minuman probiotik selama satu minggu terakhir, konsumsi sayur dan buah satu minggu terakhir, dan kejadian konstipasi Frekuensi Konsumsi Minuman Probiotik 1 hari sekali
2 hari sekali
3 hari sekali
1 minggu sekali
2 minggu sekali
1 bulan sekali Total
Konsumsi Sayur dan Buah 1-3hari/minggu 4-5hari/minggu 6-7hari/minggu 1-3hari/minggu 4-5hari/minggu 6-7hari/minggu 1-3hari/minggu 4-5hari/minggu 6-7hari/minggu 1-3hari/minggu 4-5hari/minggu 6-7hari/minggu 1-3hari/minggu 4-5hari/minggu 6-7hari/minggu 1-3hari/minggu 4-5hari/minggu 6-7hari/minggu
Konstipasi Tidak Ya n % n % 1 0.8 0 0.0 10 8.3 1 0.8 23 19.2 1 0.8 1 0.8 0 0.0 9 7.5 3 2.5 9 7.5 0 0.0 2 1.7 0 0.0 6 5.0 0 0.0 4 3.3 0 0.0 1 0.8 0 0.0 7 5.8 0 0.0 17 14.2 1 0.8 2 1.7 1 0.8 3 2.5 0 0.0 4 3.3 1 0.8 1 0.8 2 1.7 1 0.8 4 3.3 3 2.5 2 1.7 104 86.7 16 29.3
n 1 11 24 1 12 9 2 6 4 1 7 18 3 3 5 3 5 5 120
Total % 0.8 9.2 20.0 0.8 10.0 7.5 1.7 5.0 3.3 0.8 5.8 15.0 2.5 2.5 4.2 2.5 4.2 4.2 100.0
Hubungan Frekuensi Konsumsi Minuman Probiotik dengan Manfaat yang Dirasakan Tabel 33 menunjukkan sebaran manfaat berdasarkan frekuensi konsumsi responden. Sebanyak 30.0% responden yang mengonsumsi minuman probiotik dengan frekuensi setiap hari merasakan manfaat dari minuman probiotik. Setelah itu, disusul oleh sebanyak 16.7% responden yang mengonsumsi minuman probiotik dengan frekuensi dua hari sekali, merasakan manfaat dan sebanyak 10.8% responden yang mengonsumsi minuman probiotik seminggu sekali juga merasakan manfaat dari minuman probiotik.
61 Tabel 33. Sebaran manfaat berdasarkan frekuensi konsumsi Frekuensi Konsumsi sebulan sekali dua minggu sekali seminggu sekali tiga hari sekali dua hari sekali sehari sekali
Total
Merasakan Manfaat
Total
Tidak
Ya
9 7,5% 8 6,7% 13 10,8% 2 1,7% 2 1,7% 4 26,7% 38 31,7%
4 3,3% 3 2,5% 13 10,8% 10 8,3% 20 16,7% 32 30,0% 82 68,3%
13 10,8% 11 9,2% 26 21,7% 12 10,0% 22 18,3% 36 120 100,0%
Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa adanya hubungan yang positif dan signifikan antara frekuensi konsumsi dengan manfaat (p<0.01, r =0.491). Artinya bahwa semakin tinggi frekuensi konsumsi minuman probiotik maka semakin banyak responden yang merasakan manfaat dari minuman probiotik tersebut. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Vrese et al. (2001) yang menunjukkan bahwa manfaat dari minuman probiotik akan dapat dirasakan jika dikonsumsi dengan frekuensi yang sering.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Merek-merek minuman probiotik yang ada di pasaran diantaranya adalah Yakult, Yakult ACE, Vita Charm, Taurus Bio-Yoghurt, Bio Kul (Cair dan Krim), Queen Yoghurt, Yummy, Mella Yogh-Aroom, Calpico, Dutch Mill, dan Activia. Minuman probiotik yang tersedia di pasaran tersedia dalam kemasan botol plastik dan cup plastik. Harga yang ditawarkan masing-masing merek berkisar antara Rp 1.100-5.850 per kemasan. Volume dari minuman probiotik juga bervariasi, yaitu 65-200 ml dan 120 gram untuk kemasan botol dan untuk kemasan cup yaitu berkisar 100-200 ml dan 80 gram, dengan karakteristik yang berbeda. Lebih dari separo responden mengonsumsi sayur dan buah setiap hari (54.2%) dan 45.0% responden mengonsumsi minuman probiotik setiap hari selama satu minggu terakhir. Sebagian besar responden (83.3%) memperoleh informasi mengenai minuman probiotik dari televisi. Namun, hampir separo dari responden mengatakan bahwa sumber informasi yang paling dipercayai adalah dokter/ ahli kesehatan (46.3%). Sebagian besar responden (78.3%) menyatakan bahwa informasi yang ingin dicari dari sumber tesebut adalah mengenai manfaat kesehatan dan hampir separo responden menyatakan bahwa hal yang pertama kali diperhatikan ketika membeli minuman probiotik adalah tanggal kadaluarsa (43.3%). Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan gizi yang baik (87.5%) dan hampir separo dari responden memiliki tingkat pengetahuan produk sedang (48.3%). Lebih dari separo responden (74.2%) memiliki tingkat persepsi baik. Rata-rata responden memiliki persepsi yang baik terhadap berbagai atribut minuman probiotik. Sebagian besar responden membeli minuman probiotik di supermarket (88.3%). Lebih dari separo responden memiliki loyalitas terhadap merek (68.1%). Seluruh responden pernah mengonsumsi minuman probiotik dan hampir seluruh responden pernah mengonsumsi yakult, dengan alasan rasanya yang enak. Hampir sepertiga responden (30.0%) memiliki frekuensi konsumsi minuman probiotik setiap hari dengan jumlah konsumsi satu botol minuman probiotik setiap kali minum. Sebagian besar responden bersedia untuk mencoba produk minuman probiotik baru (84.2%).
63 Lebih dari separo responden (68.3%) yang mengonsumsi minuman probiotik merasakan manfaat dari minuman tersebut. Persentase terbesar manfaat yang dirasakan oleh responden adalah lebih mudah buang air besar (45.0%) dengan tingkat keyakinan 30.8% menyatakan yakin dan 30.8% menyatakan agak yakin. Hanya sebagian kecil responden yang merasakan efek samping setelah mengonsumsi minuman probiotik (7.5%). Tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0.05), antara pengetahuan gizi dan persepsi, antara uang saku dan frekuensi konsumsi minuman probiotik serta antara frekuensi konsumsi minuman probiotik dan konsumsi sayur dan buah dan konstipasi Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengetahuan produk dan persepsi (p<0.05, r = 0.209), persepsi dan frekuensi konsumsi (p<0.05, r=0.227), serta antara frekuensi konsumsi dan manfaat kesehatan (p<0.01, r =0.491.. Saran Iklan di Televisi merupakan media yang paling banyak digunakan responden sebagai sumber informasi mengenai produk minuman pribiotik. Oleh sebab itu, sebaiknya pemasar menggunakan televisi sebagai salah satu media untuk memasarkan produknya. Saat ini, semakin banyak produk minuman probiotik yang baru bermunculan di pasaran. Oleh sebab itu, untuk dapat mempertahankan pangsa pasar, sebaiknya produsen lebih kreatif lagi dalam memasarkan produknya, melakukan inovasi terus-menerus, dan mengefektifkan proses distribusi. Manfaat kesehatan merupakan alasan responden dalam mengonsumsi minuman probiotik. Oleh sebab itu, bagi para pemasar sebaiknya lebih menunjukkan tentang klaim kesehatan minuman probiotik dalam memasarkan produknya. Konsumen sebaiknya teliti dalam memilih produk minuman probiotik. Produk yang baik adalah produk yang sesuai dengan anjuran FAO/WHO (2002) yaitu akan menginformasikan atau mencantumkan dalam labelnya spesifikasi bakteri (termasuk nama taksonomisnya), jumlah bakteri minimum yang tetap hidup di masa akhir umur simpan produk, porsi penyajian yang efektif, penjelasan mengenai efek fisiologis, cara penyimpanan dan penggunaan yang baik dan akses untuk informasi produk
UCAPAN TERIMA KASIH Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan
karunia-Nya
berupa
kesempatan,
kemudahan,
dan
kemampuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah sau syarat akademis untuk memperoleh gelar sarjana Pertanian program studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Menyadari terbatasnya ilmu pengetahuan yang penulis kuasai sehingga terwujudnya skripsi masih jauh dari sempurna, namun berkat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih tak terhingga kepada : 1. Dr. Ir. Ahmad Sulaeman, MS. selaku dosen pembimbing, yang penuh kesabaran dan keikhlasan, serta telah meluangkan banyak waktu ditengah kesibukannya
untuk
memberikan
bimbingan
dan
pengarahan
serta
mendorong penulis dalam menyusun skripsi ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik. 2. Dr. Ir. Lilik Kustiyah Hartoyo M.Si. yang telah bersedia meluangkan waktunya menjadi dosen pemandu dalam seminar. 3. Leily Amalia, STP, M.Si. selaku dosen penguji telah memberikan masukan yang sangat bermanfaat sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih baik. 4. Ayahanda dan alm. Ibunda yang tiada pernah miskin akan doa, serta dukungan moril maupun materil yang tak tergantikan untuk keberhasilan penulis. 5. Dinas Pendidikan kota Bogor yang telah bersedia memberikan bantuan dengan tulus ikhlas segala sesuatu penulis perlukan hingga tersusunnya skripsi ini. 6. Kepala SMA Negeri 1 Bogor, SMA Negeri 2 Bogor, SMA Negeri 3 Bogor beserta
staf-stafnya
yang
telah
memberikan
izin
penelitianuntuk
mengumpulkan data guna menyelesaikan skripsi ini. 7. Mbak Eni dan Kak Dahrul terima kasih atas nasehat, semangat, dan dukungannya serta terima kasih telah menjadi orang tua penulis selama tujuh tahun. Mbak Neta dan Mas Eca, terima kasih atas bantuan doa dan materilnya. Mas Iwan dan Mbak Nur, tarima kasih atas doa dan pemberian souvenir untuk seminar, dan tarima kasih juga buat Mbak Esti yang telah memberi dukungan doa, moril dan materil buat penulis.
8. Om Yanto dan Tante Atik terima kasih atas komputer barunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lebih maksimal. 9. Pak Ugan, Mas Rena, juga petugas PAP yang telah bersedia memberikan pelayanan administrasi dengan sangat baik sehingga penulis tidak kesulitan dalam mengurus segala sesuatu untuk kelulusan. 10. Prita, thanks for your friendship for 4 years. “Makasih banget atas kesabaranmu dalam menghadapi mood Ku” dan juga buat seluruh bantuannya baik secara moril dan materil,. 11. Rika, makasih atas dukungan dan semangatnya sehingga penulis yakin mampu menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. 12. Anak Statistik 42 (Dhini dkk) terima kasih atas masukannya dalam analisis statistik 13. Teman-temen pembahas (Ratna. Novita M, Kiki, dan Lia M) terima kasih atas masukan dan sarannya yang membuat skripsi menjadi lebih baik. Buat Fera dan Pitri “Ipit” makasih atas dukungan dan supportnya yang membuat penulis yakin bisa menyelesaikan skripsi ini. 14. Om Widodo dan Tante Dwi, terima kasih atas bantuannya sehingga seminar bisa berjalan dengan lancar. 15. Pak Mashudi dan pak Dian yang telah memberi saran dan masukkan. 16. Petugas perpustakaan pusat, fakultas, dan departeman yang telah bersedia memberikan pelayanan dengan baik. 17. Ka’ Anita dan Ka’ Andi atas semangat dan sarannya. 18. Temen-temen GaMaSaKers ’41 semuanya tanpa terkecuali yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas kekompakkan dan kebersamaan serta semangatnya selama ini. Rasanya sukar sekali bagi penulis untuk membalas kebaikan dari semua pihak. Penulis menyampaikan maaf yang sebesar-besarnya jika ada pihak yang belum tertulis bukan maksud penulis untuk melupakan segala kebaikannya. Penulis hanya dapat berharap semoga segala bantuan semua pihak akan mendapatkan pahala dan imbalan dari Tuhan YME. Amin. Bogor, Mei 2008
Penulis
DAFTAR PUSTAKA Adelas SB. 1995. Kajian Aspek Psikososial Remaja Masa Kini dan Masa Mendatang. Makalah Pada Seminar Sehari Profil Remaja Indonesia di Masa Depan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Jakarta. Antoine JM. 2007. Probiotics, What Are They?. International Symposium Probiotics For Optimum Health. IPB International Convention Center, Botani Square, Bogor. Arisman. 2002. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Diktat Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Palembang. Badan Pemeriksa Obat-obatan dan Makanan Republik Indonesia. 2001. Tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan. http://pom.go.id. [14 Februari 2008]. Badan Pemeriksa Obat-obatan dan Makanan Republik Indonesia. 2005. Tentang Ketentuan Pokok Pengawasan Pangan Fungsional. http://pom.go.id. [14 Mei 2008]. Baliwati, Khomsan, dan Dwiriani. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya, Jakarta. Daradjat Z. 1995. Remaja Harapan dan Tantangan. Ruhuma, Jakarta. Dinas Pendidikan. 2008. Jumlah Siswi SMA Sekota Bogor. Dinas Pendidikan dan Kebudayan, Bogor. Engel JF, RD Blackwell, dan PW Miniard. 1994. Perilaku Konsumen Jilid 2 (6th ed.). (FX Budiyanto, penerjemah). Binarupa Akasara, Jakarta. Fardiaz D. & Fardiaz S. 1992. Makanan Jajanan dan Peluang Peningkatannya. Gizi Indonesia. Persagi, Jakarta. Fuller Rl. 1997. Probiotics 2, Applications and Practical Aspects. Freelunse Consultant in Gut. Microecology Reading UK, New York. Hardinsyah, Rentaningsih, & Siradjudin. 2001. Perilaku Konsumsi Suplemen Pria Dewasa Di Kota Makasar. Media Gizi dan Keluarga, Desember 2001, volume 25, nomor 2. 57-64. Heller K.J. 2001. Probiotic Bacteria In Fermented Foods : Product Characteristics and Starter Organisms. American Journal Clinical Nutrition. http://www.ajcn.org. [09 Desember 2007]. Hilliam M. 2000. Fungtional Food : How Big is The Market?. World of Food Ingredients 12: 50:53. Isolauri E. 2001. Probiotics In Human Diseases. American Journal Clinical Nutrition. http://www.ajcn.org. [14 Maret 2007].
65 Jenie BSL. 2007. Probiotics : General Benefits For Health. International Symposium. Probiotics For Optimum Health. IPB International Convention Center, Botani Square, Bogor. Khomsan. 2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Jurusan Gizi Mayarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Petanian Bogor Khomsan A. 2002. Pangan dan Gzi untuk Kesehatan. Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Kotler P. 2003. Marketing Management. International edition. Northwestern University, USA. Lahteenmaki L & Aat ML. 2006. Probiotics The Consumer Perspective. Food Science and Technology Buletin : Functional Foods 3 (5) 47-50. Mather G. 2006. Foundations Of Perception. University Of Sussex. Psychology Press, New York. Mowen & Minor. 2002. Perilaku Konsumen (Edisi 5). Erlangga, Jakarta. Muchtadi. 2000. Sayur-sayuran sumber serat dan anti oksidan : mencegah degeneratif. Muhadjir N. 1992. Pengukuran Kepribadian : Telaah Konsep dan Teknik Penyusunan Test Psikomotorik dan Skala Sikap. Rake Sarasin, Yogyakarta. Naputi N. 1994. Perilaku Jajanan di Kalangan Siswa SMA di Pinggiran Kota DKI Jakarta. Tesis, Instiitut Pertanian Bogor. Nurjanah E. 2000. Analisis Karakteristik Konsumen dan pola Konsumsi Sereal Sarapan. [Skripsi]. Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Olivia, Syamsir, & Iwan. 2004. Food Suplemen. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Probosuseno. 2005. Mengapa Susah Buang Air Beasr?. http://www.majalahfarmacia.com. [01 Februari 2008]. Ramadhani R. 2007. Analisis Perilaku Konsumen dalam Proses keputusan Pembelian Minuman Kesehatan Probiotik Yakult. [Skripsi]. Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Rasalwati UH. 2004. Pengaruh Pengasuhan dan Media Terhadap Perkembangan Psikososial Remaja. Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Riyadi H. 2001. Metode Penelitian Status Gizi secara Antopometri. Diktat. Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
66 Rolfe RD. 2000. The role of probiotic culture in the control of gastrointestinal helath. In Symposium : Probiotic Bacteria : Implication for Human Health. American Society for Nutritional Science. Roos MN & Katan MB. 2001. Effects of Probiotic Bacteria on Diarrhea, Lipid Metabolism, and Carcinogenesis: A Review of Papers Published Between 1988 and 1998. American Journal Clinical Nutrition. http://www.ajcn.org. [09 Desember 2007]. Rowen. 2006. Control of Gastric Emptying. Horizon Scientific Press, Norfolk, England. Salminen S., Wright A. V., Ouwehand A. 2004. Lactic Acid Bacteria: Microbiology and Fungtional Aspects. 3th edition. Revised and Expanded. Marcel Dekker, Inc., New York. Schrezenmeir J & Vrese M. 2001. Probiotics, Prebiotics, and Synbiotics— Approaching A Definition. American Journal Clinical Nutrition. http://www.ajcn.org. [09 Desember 2007]. Scientific Summary . 2007. For Health Care Professionals. Simamora. 2004. Panduan Riset perilaku Konsumen. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sumarwan U. 2004. Perilaku Konumen (Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran). Ghalia Indonesia, Bogor. Tannock GW. 1997. Probiotics A Critical Review. University of Otago, Dunedin. Horizon Scientific Press, New York. Umar H. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Vrese M., Anna S., Bernd R., Susanne F., Christiane L., Jurgen S. 2001. Probiotic Compensation for Lactase Insufficiency. American Journal Clinical Nutrition. http://www.ajcn.org. [09 Desember 2007]. Wahlquist ML. 1997. Food and Nutrition . Australia, Asia, and Pasific. Allen & Unwin. Waspodo IS. 2007. Efek probiotik, prebiotik, dan synbiotik bagi kesehatan. Di dalam : Intisari. 4(10-13). Wibisana W. 1992. Keterlibatan Lembaga Non Kesehatan dan Strategi Pengembangan KESUMA di Perguruan Tinggi Pertanian. Makalah disajikan dalam Semiloka Pengembangan Jaringan Kepemimpinan Kesehatan untuk Semua (KESUMA) di Perguruan Tinggi Pertanian. Dies Natalis XXIX Institut Pertanian Bogor.
67 Winarno FG. 1997. Keamanan panngan (Naskah Akademis). Institut Pertanian Bogor. _______. 2003. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia, Jakarta. Wiramihardja KK. 2004. Obesitas dan Penanggulangannya. Gramedia, Bandung.
69 Lampiran 1. FORM KARAKTERISTIK SEKOLAH
Nama Sekolah : 1. Data Guru dan Pegawai Guru/ Pegawai Guru Laki-Laki Perempuan Pegawai Laki-Laki Perempuan TOTAL 2.
Jumlah (orang)
Data Siswa
Siswa Laki-Laki Perempuan TOTAL
Kelas X
Kelas XI
Kelas XII
3. Lokasi Sekolah No. Lokasi 1 Lokasi dekat dengan : a. Perumahan b. Rumah Sakit c. Pasar d. Terminal e. Mall/ Plaza f. Lainnya, .................................................... 2. Dilalui alat transportasi : a. Becak b. Bemo c. Angkot d. bis e. Ojek f. Lainnya, ..................................................
Ya
Tidak
70
4. Fasilitas No. 1.
2.
3.
Penggunaan Bangunan a. Ruang kelas b. Ruang guru c. Perpustakaan d. Laboratorium e. Kantin f. Mushola g. Aula h. Gudang i. Toilet j. lainnya, ............................................................... Lahan a. Lapangan Olah raga b. Taman c. Kebun sekolah d. Tempat belajar e. Lainnya, ............................................................. Non Fisik a. Beasiswa b. Pertukaran pelajar c. OSIS d. Ekstrakulikuler : PMR, PRAMUKA, dll e. Lainnya, ........................................................
Jumlah
Bogor,
Februari 2008
Mengetahui, Kepala Sekolah
( NIP.
)
Lampiran 2.
KARAKTERISTIK BERBAGAI PRODUK MINUMAN PROBIOTIK No.
1.
2.
Merek
Yakult
Yakul ACE
Kemasan
Botol
Botol
Berat Isi
65 (ml)
80 (ml)
Harga (Rp)
@1150
@3000
Komposisi
Distributor
Registrasi
Air, sukrosa, susu bubuk skim, glukosa, kultur, dan perisa yakult
- PT Yakult Sukabumi, Indonesia - Persada Sukabumi, Indonesia
BPOM RI MD 206510001 370
Gula, susu tepung skim, glukosa, kalsium laktat, perisa, niasin, vitamin (B6, B12, dan D), Air, dan kultur
PT Yakult, Malaysia
BAL
L. casei shirota strain
L. casei shirota strain
Klaim
Menjaga keseimbangan mikroorganisme baik di dalam usus. 1. Mengandung 30 milyar kultur hidup L. casei shirota strain. 2. Lebih efektif dan bermanfaat. 3. Mampu meningkatkan daya tahan tubuh. 4. Mengandung vitamin B dan D
71
3.
4.
Taurus BioYoghurt
Vitacharm
Cup
Botol
125 (ml)
65 (ml)
4300
@1150
Susu sapi rendah lemak, selai buah, gula pasir, susu bubuk skim, kultur yoghurt, penstabil, dan inulin
Air, gula, susu skim bubuk, kultur, penstabil, sari buah, kalsium laktat, pengatur keasaman (asam sitrat dan natrium sitrat), perisa, dan pewarna makanan.
Fajar Taurus, Jakarta, Indonesia
PT. Ultra Prima Artaboga
BPOM 205209021 004
BPOM RI MD 206510003 759
L. acidophilus, L. bulgaicus, S. thermophilus, Bifidobacterium
1. Mengandung kultur hidup prebiotik dan probiotk 2. Rendah lemak
L. acidophilus, Bifidobacteria, dan L. casei
1. Mengandung New Multi-Probiotic ABC yang membantu memberikan pertahanan menyeluruh pada sistem pencernaan, baik di usus halus maupun di usus besar. 2. Mengandung Acidophilus digestiva dan Casei Imunita yang berperan dalam melindungi sistem pencernaan, membantu menekan bakteri merugikan, dan membantu keseimbangan miklofora usus. 3. Mengandung Bifido Defensia untuk melindungi sistem pencernaan.
72
5.
6.
7.
Bio Kul
Bio Kul
Queen Yoghurt
Botol
150 (ml)
Cup
100 (ml)
Cup
200 (ml)
8.
Yummy
Cup
80 (gram)
9.
Mella YoghAroom
Cup
175 (ml)
10.
Calpico
Botol
200 (ml)
PT Diamond Cold Storage, Jakarta, Indonesia PT Diamond Cold Storage, Jakarta, Indonesia
2900
Air, susu bubuk skim, gula, konsentrat jeruk, krim, asam sitrat, penstabil, yoghurt kultur, dan perisa
4900
Air, susu bubuk skim, gula, krim, Penstabil, dan yoghurt kultur
5850
Susu sapi segar, susu skim bubuk, pemberi aroma, gula, karagenan, dan pewarna
PT Queen, Bandung, Indonesia
MD 105210005 321
3700
Susu segar, buahbuahan, susu skim, gula pasir, acetylated distarch adipate, gelatin sapi, protein susu, pectin, pewarna alami, dan kultur
PT Yummy Food Utama, Jakarta, Indonesia
BPOM RI MD 205209021 149
L. acidophilus, S. thermophilus, Bifidobacterium
-
5650
Air, susu skim, gula, aroma, dan kultur
BPOM RI MD 2052 10006797
L. bulgaicus dan S. thermophilus
-
1150
Air, gula, susu skim bubuk, asam sitrat, kalsium laktat, perisa, pengemulsi nabati, dan vitamin D
BPOM RI MD 206510009 859
Lactobacillus
-
Mella Bogor, Indonesia -PT. Milko Beverage Industry Bogor - PT. Ajinomoto Calpis Beverage Bekasi, Ina
BPOM RI MD 205209199 001
L. acidophilus dan Bifidobacteria
-
BPOM RI MD 205209199 001
L. acidophilus dan Bifidobacteria
-
S. thermophilus, S.achidophilus, dan L. bulgaricus
Rendah Lemak
73
11.
Dutch Mill
Botol
Botol 12.
Activia Cup
180 (ml)
120 (gram) 80 (gram)
3250
3500 2500
Yoghurt, jus buah, gula, dan pewarna makanan
Dairy plus, LTD Nakhan Sawan, Thailand
Susu segar, susu bubuk, susu bubuk tanpa lemak, gula pasir, kultur, perisa, sari buah, pewarna buatan.
PT. Danone Indonesia, Bekasi
ICT. HL.. 60334035 0748 Reg. No. 601058411 0043
BPOM RI MD 205210088 288
L. bulgaicus dan S. thermophilus
Bifidobacterium animalis
Kaya akan zat gizi dan kalsium.
1. Mengandung probiotik ekslusif 2. Probiotik membantu mempertahankan fungsi saluran cerna.
74
75 Lampiran 3.
KUESIONER KONSUMSI DAN PERSEPSI MANFAAT KESEHATAN MINUMAN PROBIOTIK PADA REMAJA PUTERI (Studi kasus di SMAN 1, SMAN 2, dan SMAN 3 Kota Bogor)
Kode Responden
:
Responden
:
Alamat/Lokasi
:
Kota
:
Telepon
:
Waktu wawancara
: Hari:
Tanggal:
/
/
PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
76
A. IDENTITAS RESPONDEN Nama Umur/ Tempat dan Tanggal Lahir Anak ke….dari…. BB dan TB Uang saku per hari : a. uang transport b. uang jajan
: ……………………………………………… : ……………………………………………… :………………………………………………. : BB…………........../ TB…………………… : Rp............................................................ : Rp............................................................
A.1. Keluarga Nama Ayah Nama Ibu Jumlah anggota keluarga BB dan TB
: ……………………………………………… : ……………………………………………… :………………………………………………. : ……………………………………………… (1) Tidak Sekolah (4) SMA (2) SD (5) Diploma (3) SMP (6) Sarjana (1) PNS (4) TNI/ POLRI (2) Karyawan/swasta (5) Lainnya, ……… (3) Wiraswasta/pedagang (1) Tidak Sekolah (4) SMA (2) SD (5) Diploma (3) SMP (6) Sarjana (1) PNS (4) IRT (2) Karyawan (5) Lainnya, ……… (3) Wiraswasta/pedagang (1) < 500.000
Pendidikan ayah Pekerjaan Ayah Pendidikan Ibu : Pekerjaan Ibu
(2) 500.000 – 1.000.000 Pendapatan keluarga / bulan (Rp)
(3) 1.000.000 – 2.500.000 (4) 2.500.000-5.000.000 (5) > 5.000.000 : ………………………………………………
Alamat (Telp/HP)
B. RIWAYAT KESEHATAN Penyakit yang pernah anda derita
Penyakit yang sedang anda derita
(1) Hipertensi (2) Hipotensi (3) Liver (4) Jantung (5) Anemia (1) Hipertensi (2) Hipotensi (3) Liver (4) Jantung (5) Anemia a. Ya b. Tidak
(6) Ginjal (7) Asma (8) Maag (9) TBC (10) Lainnya, ................. (6) Ginjal (7) Asma (8) Maag (9) TBC (10) Lainnya, .................
Pernah mengalami keluhan kesehatan dalam satu bulan terakhir Bila jawaban Tidak, lanjut ke kolom C. Bila jawaban Ya, lanjutkan ke pertanyaan berikutnya. Keluhan kesehatan yang anda alami dalam (1) Pegel linu satu bulan terakhir (2) Lemah, letih, lesu (3) Pusing
77
Apakah anda sering mengalami susah buang air besar
(4) Nyeri pinggang (5) Sesak nafas (6) Kesemutan (7) Nafsu makan menurun (8) Susah buang air besar (9) Mual (10) Sariawan (11) Nyeri menstruasi (12) Lainnya, ……………………………… a.Ya, seberapa sering ................ b.Tidak
C. PENGETAHUAN GIZI DAN KESEHATAN No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Pertanyaan Makanan yang sehat adalah makanan yang cukup mengandung zat gizi dan bersih. Zat gizi yang diperlukan tubuh antara lain adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Karbohidrat bukan merupakan sumber energi utama. Jagung tidak termasuk ke dalam golongan sumber karbohidrat. Protein berfungsi untuk pemeliharaan jaringan tubuh. Salah satu pangan sumber protein adalah telur. Lemak sangat baik untuk dikonsumsi oleh remaja yang berfungsi sebagai zat pembangun. Kelebihan lemak dalam tubuh manusia akan menyebabkan kegemukan. Jeruk dan pepaya merupakan buah yang banyak mengandung vitamin C. Banyak konsumsi sayur dan buah akan membahayakan kesehatan remaja. Buah dan sayur merupakan sumber serat. Kelebihan serat dapat menyebabkan susah buang air besar. Junk food merupakan makanan yang mengandung kalori, lemak, gula, dan natrium yang tinggi, namun rendah serat, vitamin A, kalsium, dan folat. Minum air putih sekurang-kurangnya 8 gelas setiap hari baik untuk kesehatan. Olahraga yang teratur berpengaruh pada kesehatan remaja. Pada usus manusia terdapat bakteri baik dan bakteri jahat. Semua bakteri yang terdapat di dalam usus sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Terdapat bakteri dalam usus yang dapat berperan dalam memperlancar proses pencernaan. Bakteri yang dapat memperlancar pencernaan dapat ditingkatkan jumlahnya melalui konsumsi minuman probiotik. Mengkonsumsi minuman probiotik setiap hari tidak baik untuk kesehatan remaja.
Benar
Salah
Benar
Salah
D. PENGETAHUAN PRODUK No. 1. 2. 3.
Pertanyaan MInuman probiotik mengandung mikroba yang berguna bagi kesehatan. Mengkonsumsi minuman probiotik merupakan tindakan preventif (pencegahan) pada gangguan kesehatan. Minuman probiotik dapat memperlancar buang air besar.
78
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Minuman probiotik bersifat tambahan yang dikonsumsi bila hanya diperlukan. MInuman probiotik termasuk kedalam kelompok obat. Minuman probiotik tidak baik bila dikonsumsi oleh lremaja Probiotik dianggap penting karena berperan dalam pencernaan. Minuman probiotik dapat membuat tubuh menjadi lebih bugar. Mengkonsumsi minuman probiotik setiap hari dapat menimbulkan efek samping bagi kesehatan. Yoghurt merupakan salah satu jenis minuman probiotik. E. PENGALAMAN MENGONSUMSI MINUMAN PROBIOTIK
Apakah anda pernah mengetahui tentang minuman probiotik Pernah mengkonsumsi minuman probiotik
a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak Bila jawaban Tidak, apa alasannya a. Tidak tahu b. Tidak tahu manfaatnya c. Harganya mahal d. Susah didapat Bila jawaban Ya, lanjutkan ke pertanyaan selanjutnya. Merek minuman probiotik yang anda (1) Activia konsumsi (2) Yakult (3) Yakult ACE (4) Vita Charm (5) Bio Taurus (6) Bio Kul (cair) (7) Bio Kul (krim) (8) Queen Yoghurt (9) Yummy (10) Mella Yogh-Aroom (11) Calpico (12) Dutch Mill (13) Lainnya, …………………….. Alasan anda mengkonsumsi minuman (1) Rasanya enak probiotik (2) Klaim kesehatan (3) Manfaat bagi kesehatan (4) Harganya murah/terjangkau (5) Mudah didapat (6) Untuk penghilang dahaga (7) Untuk menghambat penuaan (8) Menghaluskan kulit (9) Menyembuhkan diare (10) Untuk mencegah/mengobati konstipasi (11) Menurunkan kolesterol (12) Lainnya, ……………………………... Frekuensi konsumsi minuman probiotik (1) Sehari sekali (2) Dua hari sekali (3) Tiga hari sekali (4) Seminggu sekali (5) Dua minggu sekali (6) Sebulan sekali (7) Lainnya, ……………………………...
79
Jumlah minuman probiotik setiap kali anda konsumsi (ukuran kemasan saji) Jika terdapat produk minuman probiotik baru dipasaran, anda bersedia untuk mencobanya
(1) 1 botol (2) 2 botol (3) Lainnya, ………….……… a. Ya b. Tidak
E.1 Pembelian Minuman Probiotik Tempat anda membeli minuman probiotik
Tempat menyimpan minuman probiotik di tempat anda membeli Produk tersebut selalu tersedia pada tempat yang sering anda kunjungi Jika minuman probiotik yang biasa anda minum tidak ada saat hendak membelinya, maka
(1) Warung (2) Toko/ Minimarket (3) Supermarket (4) Pasar (5) Penjaja (6)Lainnya, …………………………………. (1) Etalase (2) Lemari pendingin / Kulkas (3) Lainnya, ………………………………… a. Ya b. Tidak (1) Membeli merek lain (2) Menunda pembelian (3) Membeli ke tempat lain (4) Lainnya, …………………………………
E. 2 Manfaat Konsumsi Probiotik Anda merasakan manfaat minuman probiotik yang dikonsumsi Manfaat yang anda rasakan
Seberapa yakin bahwa manfaat yang anda rasakan tersebut adalah karena mengonsumsi minuman probiotik
a. Ya c. Tidak tahu b. Tidak (1) Daya tahan tubuh meningkat (2) Lebih mudah buang air besar (3) Menyembuhkan diare (4) Menyembuhkan TBC (5) Badan menjadi lebih bugar (6) Tidak mudah lelah (7) Kulit menjadi lebih halus (8) Memperlambat proses penuaan (9) Menurunkan kolesterol (10) Lainnya, ……………………….. (1) Sangat yakin (5) Tidak yakin (2) Yakin (6) Agak tidak yakin (3) Agak yakin (7) Sangat tidak yakin (4) Ragu-ragu
E. 3 Efek Samping Konsumsi Probiotik Anda merasakan efek samping setelah mengkonsumsi minuman probiotik Bila jawaban Ya, apakah yang anda rasakan
a. Ya b. Tidak (1) Sakit perut (2) Pusing (3) Mual-mual (4) Muntah (5) Mencret berdarah (6) Diare (7) Gatal-gatal (8) Lainnya, ……………………………
80
F. SUMBER INFORMASI
Anda pernah mendengar informasi tentang minuman probiotik Jika Tidak, lanjutkan ke kolom G Jika Ya, lanjutkan ke pertanyaan selanjutnya. Dari mana anda mengetahui informasi mengenai minuman probiotik
Sumber Informasi mana yang menurut anda paling dipercaya?
Sumber informasi tentang apa yang anda ingin ketahui
Yang pertama kali anda perhatikan sebelum mengkonsumsi minuman probiotik
a. Ya b. Tidak (1) Keluarga (2) Teman (3) Televisi (4) Radio (5) Koran (6) Majalah (7) Dokter/Ahli kesehatan (8) Sales/Distributor (9) Lainnya, ………………………………… (1) Keluarga (2) Teman (3) Televisi (4) Radio (5) Koran (6) Majalah (7) Dokter/Ahli kesehatan (8) Sales/Distributor (9) Lainnya, ………………………………… (1) Manfaat minuman probiotik (2) Klaim kesehatan minuman probiotik (3) Harga minuman probiotik (4) Merek minuman probiotik (5) Lainnya, ………………………………… (1) Informasi gizi (5) Harga (2) Klaim Gizi (6) Lainnya, ............. (3) Kemasan (4) Tanggal Kadaluarsa
G. PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK Apakah anda Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS), atau Tidak Tahu (TT) terhadap pernyataan-pernyataan di bawah ini? Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban yang anda inginkan ! No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pertanyaan Minuman probiotik lebih menyehatkan dibandingkan dengan minuman non-probiotik. Kemasan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pembelian minuman probiotik. Merek adalah faktor utama sebagai pertimbangan dalam pembelian minuman probiotik. Harga minuman probitik yang tersedia di pasaran sangat terjangkau. Jaminan kualitas minuman probiotik ditentukan dari label sertifikasi dalam kemasan. Klaim kesehatan menginformasikan manfaat yang terkandung dalam minuman probitik. Minuman probiotik memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi dibandingkan minuman non-probiotik.
SS
S
TS
STS
TT
81
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Informasi gizi penting dicantumkan dalam kemasan minuman probiotik. Tanggal kadaluwarsa merupakan hal utama yang harus diperhatikan pada saat pembelian minuman probiotik. Tempat pembelian perlu diperhatikan pada saat membeli minuman probiotik. Minuman probiotik mengandung mikroba yang berguna bagi kesehatan. Mengkonsumsi minuman probiotik merupakan tindakan preventif (pencegahan) pada gangguan kesehatan. Minuman probiotik dapat mencegah konstipasi (susah buang air besar). Minuman probitik bersifat tambahan yang baik bila dikonsumsi setiap hari. Minuman probiotik tidak termasuk kedalam kelompok obat. Minuman probiotik baik bila dikonsumsi oleh remaja. Probiotik dianggap penting karena berperan dalam pencernaan. Minuman probiotik dapat meningkatkan sistem ketahanan tubuh (sistem imun). Mengkonsumsi minuman probiotik setiap hari tidak menimbulkan efek samping bagi kesehatan. Yoghurt merupakan salah satu jenis minuman probiotik
H. RIWAYAT KONSUMSI MAKANAN Berilah tanda (√) pada daftar makanan di bawah ini yang anda konsumsi selama satu minggu terakhir beserta frekuensi konsumsinya (seberapa sering anda mengonsumsi makanan tersebut).
No. 1.
2.
3.
Daftar Makanan Sayur-sayuran - Bayam - Kangkung - Daun singkong - Daun pepaya - Kacang panjang - Wortel - Toge - Lainnya, ………… Buah-buahan - Pepaya - Jeruk - Mangga - Pisang - Jambu - Apel - Lainnya, ………… Daging - Daging sapi - Daging ayam - Daging kambing - Lainnya, ……………
Konsumsi satu minggu terakhir Ya Tidak
Frekuensi Konsumsi (Seberapa sering) 1
2
3
4
5
6
7
82
4.
5.
6.
7.
8.
Ikan - Ikan mas - Ikan tongkol - Ikan mujair - Ikan tenggiri - Lainnya, …………… Telur - Telur bebek - Telur ayam Susu dan olahannya - Susu sapi - Susu kental manis - Susu skim - Es krim - Lainnya, …………… Minuman Probiotik - Activia - Yakult - Yakult ACE - Vita Charm - Bio Taurus - Bio Kul (cair) - Bio Kul (krim) - Queen Yoghurt - Yummy - Mella Yogh-Aroom - Calpico - Dutch Mill - Lainnya, …………… Junk Food - Pizza - KFC/CFC/Mc Donald - Lainnya, ……………