KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)
Disusun Oleh : WENING HAYU MAKARTI L100100123
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
ii
KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA Wening Hayu Makarti E-mail:
[email protected] Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Informatika, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014
ABSTRAK
Akhir bulan November 2013, pemberitaan media online tanah air diramaikan dengan berita yang melibatkan seorang budayawan ternama di Indonesia yaitu Sitok Srengenge yang diduga melakukan perkosaan terhadap seorang mahasiswi. Kepopuleran Sitok Srengenge sebagai budayawan menjadi salah satu sumber penting ketika media mengangkat suatu berita karena akan menjadi perhatian khalayak dan menarik untuk diteliti. Ada hal menarik yang dilakukan oleh dua media online Tempo dan Republika karena dalam memberitakan isu tersebut ditampilkan dengan cara yang berbeda oleh keduanya, sehingga yang menjadi tantangannya adalah bagaimana media harus tetap menampilkan pemberitaan secara berimbang, aktual dan faktual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan pembingkaian berita yang disajikan dua media yang berbeda yaitu Tempo dan Republika atas dugaan kasus perkosaan yang dilakukan oleh Sitok Srengenge. Penelitian ini menggunakan metode analisis framing model Robert Entman yang menonjolkan seleksi isu dan penonjolan aspek dengan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembingkaian kasus ini, Tempo memiliki kecenderungan arah pemberitaan kepada satu pihak yaitu pelaku perkosaan Sitok Srengenge dengan memberikan ruang pemberitaan yang lebih tanpa menampilkan suara korban sama sekali, karena dipengaruhi oleh kedekatan antara pengelola media dengan pelaku sehingga memberikan dampak keberpihakan pemberitaan. Sedangkan Republika lebih cenderung menampilkan pemberitaan pada perempuan karena dinilai sebagai korban sehingga harus diberikan ruang berbicara yang lebih banyak dan tetap berusaha menggali kejadian sebenarnya dengan menampilkan informasi dari beberapa sudut pandang.
Kata Kunci: Media Online, Sitok Srengenge, Framing
iii
perempuan atau mahasiswi berinisial
A. Pendahuluan Menurut
pandangan
konstruksionis
berita
RW.
dimaknai
Kepopuleran Sitok Srengenge
sebagai upaya penciptaan realitas
sebagai budayawan menjadi satu
yang
sumber
dilakukan
melalui pandang
oleh
konstruksi
wartawan dan
tertentu
sudut
penting
ketika
media
mengangkat suatu berita karena akan
(Eriyanto,
menjadi
perhatian
2002:30). Seperti halnya penelitian
menarik
untuk
yang membahas mengenai berita
dalam berita ini yang diangkat adalah
dugaan kasus perkosaan ini juga
berita
dikonstruksi secara beragam oleh
terkait dengan isu negatif perkosaan,
beberapa media online tanah air,
maka nilai jual beritanya semakin
khusunya Tempo dan Republika
tinggi.
juga.
diteliti.
seorang
dugaan
kasus
sudah
ketika
memberitakan
dan
Terlebih
budayawan
Selanjutnya, Pemberitaan
khalayak
yang
media peristiwa
perkosaan tersebut dapat menarik
tersebut maka tantangannya adalah
perhatian media online Tempo dan
bagaimana
Republika
melibatkan
menampilkan
dan
juga
berimbang, aktual dan faktual. Dari
sastrawan ternama Indonesia yaitu
kedua media online yang dijadikan
Sitok Srengenge, yang melakukan
objek dalam penelitian ini yakni
perkosaan
Tempo
seorang
karena budayawan
terhadap
seorang
dan
media
harus
tetap
pemberitaan
secara
Republika
online,
awalnya kedua media menunjukkan
1
kepedulian
yang
cukup
besar
Sementara
itu,
Republika
terhadap korban dengan melindungi
sangat lain dalam memberitakan, hal
identitasnya. Lalu, keduanya juga
ini dapat dilihat dari berita yang
sama-sama
nama
diangkat pertama kali oleh Republika
“Sitok Srengenge” sebagai pihak
yang secara runtun, fokus dan lebih
yang dilaporkan pada awal berita
“berani” dalam memberitakan karena
dimuat.
dari
Nada
menunjukkan
pemberitaan
berbeda,
setelah
awal
sudah
mengungkap
mulai
kronologi kejadian secara jelas serta
Tempo
lebih menampilkan pemberitaan dari
menggunakan beragam cara untuk
sudut
menampilkan beritanya dengan nada
penjelasan di atas dapat dilihat
pemberitaan yang terkesan memihak
bahwa kali ini media online Tempo
pelaku perkosaan. Salah satunya
dan Republika tidak satu suara dalam
pada
penyajian dan pembingkaian berita
berita
yang
ditampilkan bahwa
hanya
Sitok
“perbuatan
pertama
menjelaskan
dilaporkan
tidak
kali
atas
menyenangkan
Tempo
diambil dari uraian diatas adalah “Bagaimana media online Tempo dan
juga
mengalihkan
Republika
melakukan
pembingkaian berita dugaan kasus
menampilkan pemberitaan dengan mencoba
Dari
Rumusan masalah yang dapat
disebutkan kata menghamili. Pada selanjutnya,
korban.
walaupun topik yang diambil sama.
terhadap seorang wanita”. Tidak
berita
pandang
perkosaan yang dilakukan oleh Sitok
fokus
Srengenge?”
pembicaraan.
2
Sedangkan
tujuan
dari
digunakan.
Jendela
itulah
yang
penelitian ini untuk mengetahui dan
disebut frame. Jadi, berita di media
mendeskripsikan
massa adalah realitas yang diciptakan
berita
pembingkaian
tentang
dugaan
kasus
wartawan melalui konstruksi dan
perkosaan yang dilakukan oleh Sitok
sudut pandang tertentu.
Srengenge dari dua media online
b) Konstruksi Realitas di Media
yang berbeda yaitu Tempo dan
(Media Online)
Republika.
Teori konstruksi sosial atas realitas dibagi menjadi tiga proses
B. Tinjauan Pustaka a) Berita
Sebagai
yaitu
Media
Internalisasi.
Berita menurut William S.
ikut merekonstruksi sebuah realitas
fakta-fakta
dan yang mengatur frame pembaca
terbaru yang benar terjadi dan dapat
dalam menafsirkan suatu peristiwa
menarik perhatian sebagian besar
sebagai acuan.
khalayak pembaca.
2002:4)
(dalam
melihat
berita
Kemunculan
Eriyanto,
dan
dirasakan
media
online
menambah generasi baru jurnalistik
sebagai
yang disebut
jendela dunia. Apa yang dilihat, diketahui
Eriyanto
konstruksi sosial karena media hanya
adalah perkataan benar serta tidak
Tuchman
Menurut
(2002), Media dilihat sebagai agen
Maulsby dalam Sumandiria (2008)
mengenai
eksternalisasi
(penyesuaian diri), Objektivasi dan
Komunikasi Massa
memihak
proses
Kelebihan
tentang
jurnalisme online.
media
baru
tersebut
adalah sebagai kendali masa depan
dunia tergantung pada jendela yang
3
dan isu-isu sosial (Fidler, 2003:291).
suatu
Sedangkan
menguraikan cara suatu media dalam
dilihat
dari
segi
penyampaian informasi, jurnalisme online juga tidak
teks
berita
dengan
membingkai berita.
mengenal waktu
Sumber data primer dalam
deadline karena setiap detik dapat
penelitian ini adalah teks berita
mengupdate info-info terbaru.
tentang dugaan kasus perkosaan yang
c)
dilakukan oleh Sitok Srengenge di
Analisis Framing Analisis framing adalah salah
media online Tempo dan Republika
satu model analisis yang dapat
periode November – Desember 2013.
mengungkap fakta dibalik rahasia
Teknik pengumpulan data pada
perbedaan media dengan mengkaji
penelitian
ini
pembingkaian
suatu
dokumentasi
dan
yang
Dokumentasi meliputi semua berita
dimaksud adalah proses konstruksi,
terkait dugaan kasus perkosaan yang
yaitu
dan
dilakukan oleh Sitok Srengenge dari
dan
media online Tempo dan Republika
peristiwa.
realitas
Pembingkaian
realitas
direkonstruksi makna
dipahami dengan
tertentu
cara
(Kriyantono,
pada
akhir
bulan
menggunakan studi
pustaka.
November
–
2006:256).
Desember 2013. Sedangkan studi
C. Metode Penelitian
pustaka meliputi artikel-artikel berita
Penelitian
ini
menggunakan
lain dengan topik yang sama.
metode penelitian kualitatif. Melalui
Teknik analisis yang digunakan
pendekatan penelitian ini, peneliti
dalam penelitian ini adalah model
berusaha menafsirkan makna dari
analisis framing Robert Entman.
4
Entman
mengemukakan
framing
dengan
memberikan
ruang
dalam dua dimensi besar, pertama
pemberitaan yang lebih. Selanjutnya
menggambarkan
dan
ketika masalah perkosaan ini dilihat
kedua penonjolan aspek tertentu
sebagai hal yang diinginkan oleh
(Eriyanto, 2002).
perempuan, maka aktor penyebab
seleksi
Eriyanto
isu
(2002:188-189)
dari kasus ini jelas si perempuan
mengatakan bahwa dalam framing
yaitu
model
pada
karena dinilai telah menyebarkan
Penjelasan,
fitnah kepada Sitok. Setelah itu,
Entman
pemberian evaluasi
merujuk
definisi, dan
rekomendasi
atau
mahasiswi
Tempo juga
berinisial
RW,
merokemendasikan
penyelesaian dari peristiwa.
penyelesaian
agar
D. Hasil dan Pembahasan
diselesaikan
secara
masalah
ini
kekeluargaan
Tempo membingkai dugaan
terlebih dahulu setelah itu diperkuat
kasus perkosaan dalam penelitian ini
dengan jalur hukum. Tetapi tetap
sebagai hal yang diinginkan oleh
memberi penonjolan bahwa kasus ini
perempuan dan pelaku perkosaan
hanya
Sitok
menyenangkan yang tidak menjurus
Srengenge
dinilai
sebagai
korban.
perbuatan
tidak
ke arah pelecehan seksual.
Hasil analisis tersebut didapat
Konstruksi yang disampaikan
dari arah pemberitaan Tempo di awal
Tempo dalam kasus ini adalah Sitok
yang lebih menyoroti dari kaca mata
dibingkai sebagai korban dari isu
pelaku perkosaan Sitok Srengenge
perkosaan yang beredar di media.
yang
Karena di awal mencuatnya kasus,
dibingkai
sebagai
korban
5
Tempo memberi judul yang terkesan
memihak,
menghakimi korban (RW) dengan
(Kusumaningrat, 2009:115).
mengutip pernyataan Sitok bahwa perbuatan didasari
itu rasa
Sehingga
dilakukan suka
kasus
Tempo
karena
sama
tersebut
adil
membuat
suka.
dan
juga
objektif
cukup
cerdas
pengalihan
fokus
pemberitaan dengan bergeser ke
terjadi
keluarga
memang karena adanya kesepakatan
putrinya.
Tetapi
di antara keduanya dan tidak ada
masalah
ketika
unsur paksaan.
dimunculkan
Sitok,
yakni
istri
dan
yang
menjadi
berita
tersebut
yaitu
menunjukkan
Belum cukup dengan hal itu,
bahwa seleksi isu yang ditampilkan
Tempo juga membela Sitok habis-
Tempo semakin tidak proporsional
habisan
dengan
menuliskan
berulang
kali
karena tidak didukung dengan suara
Sitok
siap
korban
bahwa
sama
sekali.
Dan
yang
bertanggung jawab dan membantah
menjadi alasan Tempo membuat
tuduhan
konstruksi pembelaan terhadap Sitok
perkosaan
dengan
cara
mengklarifikasi demi membersihkan
Srengenge
‘nama’nya. Kalimat itu diselipkan
kedekatannya dengan media Tempo.
Tempo
Dimana
di
akhir
pemberitaannya.
parapraf
media
lepas
Tempo
karena
menjadi
dalam
lembaga penuh yang menjadi mitra
wartawan
media Komunitas Salihara yaitu
memiliki kewajiban utama terhadap
tempat dimana Sitok berkerja sebagai
suara
penyair (Sastrosupadyo, 2009).
prinsip
Padahal
tak
jurnalistik,
hatinya
tanggung
jawab,
serta
memiliki
sikap
tidak
6
Adanya
kedekatan
antara
hukum agar kasus ini dapat diusut
media Tempo dan Sitok Srengenge
secara
tersebut, semakin menegaskan bahwa
kebenarannya. Dilihat dari masalah
wartawan
tidak
moral, biar bagaimanapun seorang
berdaya dalam mengungkap kasus
budayawan harus bersih dari skandal,
yang sebenarnya ke publik.
karena itu dibutuhkan moralitas yang
Tempo
seakan
tuntas
dan
diungkap
Pernyataan ini sesuai dengan
tinggi. Selanjutnya, Republika juga
apa yang dikemukakan oleh McQuail
membingkai dugaan kasus perkosaan
(1987), bahwa media massa dalam
ini dari sudut pandang mahasiswi
membuat, memilih dan menyeleksi
RW karena dianggap sebagai korban,
berita
sehingga
yang
ditampilkan
media
dalam
pemberitaannya
didasarkan atas subjektivitas jurnalis,
diberikan ruang yang lebih untuk
redaksi dan juga lembaga itu sendiri
korban berbicara kepada publik.
yang keseluruhannya terlihat dari
Selain
realitas berita yang ditampilkan. Jadi
mengusulkan tetap mengutamakan
media yang bersangkutan sangat
jalur
patuh dengan apa yang dikatakan
kebenaran yang sesungguhnya dan
oleh pemegang kekuasaan.
Indonesia benar-benar mempunyai
Sedangkan
hasil
analisis
itu
hukum
budayawan
Republika merupakan kebalikan dari
Republika
dan
agar
juga
diungkap
sastrawan
yang
bermoral dan bermartabat.
hasil analisis Tempo, Republika
Republika mengkonstruksikan
melihat kasus ini sebagai masalah
Sitok
moral tetapi tetap memakai ranah
utama (aktor) dari timbulnya dugaan
7
Srengenge
sebagai
pelaku
kasus perkosaan dengan memberikan
akhirnya ia mundur dari Komunitas
penonjolan pada judul berita yang
Salihara yang telah membesarkan
dimuat
namanya.
pertama
menunjukkan
kali
dengan
kata
“hamili
Hasil
mahasiswi”.
konstruksi
di
atas
menjelaskan bahwa Republika yang
Republika juga secara berani membingkai
pemberitaan
memang tidak memiliki kedekatan
dengan
apapun dengan Sitok Srengenge dan
gamblang
tidak dirasuki oleh unsur kekuasaan
mengenai kronologi kejadian dari
yang masuk, ingin mengusut kasus
awal. Dari pengungkapan semua
ini sampai tuntas dengan menggali
kronologi
dari beberapa narasumber.
menceritakan
secara
kejadian
semakin
meyakinkan bahwa Republika tetap
Pemaparan dari kedua media
tidak ingin menutup-nutupi sama
online
sekali
mengenai
menyatakan bahwa kali ini media
karena
ingin
pemberitaannya
mencari
Tempo
dan
Republika
kebenaran
online tersebut tidak satu suara
tentang sebuah kasus. Sedangkan
dalam penyajian dan pembingkaian
dari sisi pelaku, Republika memberi
pemberitaan walaupun topik yang
penonjolan dalam pemberitaannya
diambil
mengenai
telah
pemberitaan masing-masing media
mencederai dunia seni dan sastra
ini menunjukkan bahwa berita di
karena telah melakukan perbuatan
media massa merupakan sebuah
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
konstruksi karena dalam melihat
budaya
realitas sosial (suatu peristiwa) setiap
Sitok
yang
yang
dianutnya
sampai
8
sama.
Kecenderungan
media
menggunakan
kerangka
atau
tertentu untuk memahaminya.
dari seleksi sumber yang digunakan juga tidak berusaha menggali fakta
Berdasarkan pembahasan di
yang sebenarnya terjadi. Hal tersebut
atas, maka dapat ditarik kesimpulan
dipengaruhi oleh adanya kedekatan
bahwa:
Sitok
Tempo (tempo.co) Framing
yang
b.
Srengenge
kecenderungan satu
Srengenge
arah pihak
dengan
yang
arah
kecenderungan
dinilai sebagai korban sehingga harus
memberikan
diusahakan dalam
seobjektif
pemberitaannya
menggali
sekali. Bahkan memiliki indikator
lebih
dalam
mungkin dengan kejadian
sebenarnya. Lebih lanjut, walaupun
perempuan
Republika
sebagai korban perkosaan dalam pemberitaannya
framing
pemberitaan pada pihak RW karena
Sitok
menampilkan suara korban sama
menyudutkan
Republika (republika.co.id)
memiliki
pemberitaan
ruang pemberitaan yang lebih tanpa
yang
media
dilakukan Republika online yaitu
memiliki
yaitu
dengan
Sementara
kasus perkosaan yang dilakukan oleh Sitok
Srengenge
Tempo.
dilakukan
Tempo online terhadap berita dugaan
kepada
tindak
amoral tersebut, selain itu jika dilihat
E. Kesimpulan dan Saran
a.
sangsi bagi pelaku
memiliki
kecenderungan
kembali
arah
pemberitaan pada
pihak RW tetapi jika dilihat dari
mendapatkan perlakuan eksploratif,
seleksi
yaitu dapat dilihat dari teks yang
sumber
Republika
tidak memuat kejelasan hukuman
9
tetap
yang
digunakan
menampilkan
informasi tidak hanya dari satu sudut
pengarahan dalam menyusun skripsi
pandang saja, melainkan dengan
ini.
beberapa sudut pandang agar didapat
Ibu Nur Latifah Umi Satiti, MA
kedalaman suatu informasi
selaku dosen pembimbing II yang
Adapun saran dari peneliti
telah meluangkan waktu dan pikiran
adalah sebagai berikut:
dalam penyusunan skripsi ini.
Bagi praktisi media diharapkan dapat menyajikan berita dalam porsi
DAFTAR PUSTAKA
yang seimbang dan tidak menutupi fakta-fakta
penting
Buku: Eriyanto. 2002. Analisis Framing:
untuk
Konstruksi, masyarakat. Bagi
Ideologi,
Politik Media. Yogyakarta: peneliti
selanjutnya,
LKIS. Fidler, Roger. 2003. Mediamorfosis:
diharapkan dapat mengembangkan
Memahami penelitian ini dengan menggunakan
Media
Baru.
Yogyakarta: Bentang Budaya.
konsep bias media dan diperlukan
Kriyantono, Rachmat, 2006. Teknik
wawancara mendalam kepada pihak yang memproduksi teks berita.
Praktis
Riset
Komunikasi.
Jakarta:
Prenada
Kencana
Media Group. Kusumaningrat,
F. Persantunan
Hikmat.
Bandung:
yang
selaku dosen pembimbing I telah
pelaksanaan
membantu
dalam
bimbingan
dan
2009.
Jurnalistik Toeri & Praktik.
Bapak Drs. Achmad Muhibbin, M.Si
dan
Remaja
Rosadakarya. Mc
Quail,
Denis.
Komunikasi
1987.
Teori
Massa:
Suatu
Pengantar. Jakarta: Erlangga.
10
Mei
Sumandiria, Haris. 2008. Jurnalistik
25,
2014,
dari
Indonesia menulis Berita &
http://www.mediasastra.com/
Feature. Bandung: Remaja
sigit_sastrosupadyo/23/01/20
Rosdakarya.
09/komunitas_salihara.
Internet: Sastrosupadyo,
Sigit.
(2009).
Komunitas Salihara. Dipetik
11