BJ HABIBIE : KARTU MAHASISWA UI KETUA ILUNI UI: DARI MASA KE MASA www.alumni.ui.ac.id
UI PERKENALKAN MOBIL LISTRIK
6
“konsep rumah bersama” (arief ft’84, KETUM ILUNI UI 2016-2019)
kartun Bung iLUN
Soal Pemira Tanggapan mengenai pemira ini, yang jelas dewan pertimbangan sesuai dengan fungsinya harus bisa bekerja sama dengan dewan pengurus. Fungsinya pengawasan dan memberikan nasihat, tidak boleh intervensi. Jika ada sesuatu yang menyimpang maka mengingatkan tanpa mengambil tindakan eksekusi sebagai dewan pertimbangan. Itu saja normatifnya. ARIEF BUDHY HARDONO FT’84 Ketua Umum ILUNI UI terpilih 2016-2019
Ilustrasi: desprindo
Selamat Bung..! Selamat Bekerja Semoga Alumni UI semakin BERSINERGI..!
“Tak Terlupakan” . . . . . . . . . .
Hotbonar Sinaga – FEB’69 Ketua Dewan Pertimbangan ILUNI UI
Sistem pemira UI 2016 unik. Terimakasih atas bantuan semua pihak tanpa itu semua pemira ini tak akan berjalan baik dan lancar. Selama pemira cukup melelahkan karena saya terjebak dengan peraturan yang saya buat sendiri yaitu harus mempublikasikan atau mengupdate hasil perolehan suara selama 24 jam itu setiap jam sekali kepada setiap kandidat. Bagi saya juga bangga karena sistem pemira kali ini unik, karena dibuat oleh anak-anak UI dan dipakai untuk UI sendiri. Kalau ada kampus lain atau organisasi yang ingin melakukan pemilihan secara elektronik bisa menghubungi panitia. Haemiwan Z. Fathony – Fasilkom ’92
Sistem IT Pemira sangat aman Pemira kali ini berbeda dengan tahun 2011. Waktu dulu kebetulan saya ikut dengan sistem perwakilan. Kalau sekarang sistemnya benar-benar bisa melibatkan semua alumni. Alhamdulillah partisipasinya cukup tinggi. Dari sisi interaksi masing-masing kandidat juga mempunyai tim sukses dari fakultas lain. Khusus bidang IT saya juga turut mencermati, ini juga kolaborasi dari teman-teman UI. Bahkan sistemnya juga sempat dites oleh semacam institusi pengetesan sekuriti milik pemerintah. Hasilnya, sistem ini oke dan secara aspek sekuritinya sangat aman. Wafdan Metha Firdaus - FT ’92
“Wismarini”, Asram
22
a Mahasiswa Unive
Juli-Agustus 2016 alumni Juli-Agustus, 2016 alumniEdisiEdisi U N I V E R S I TA S I N D O N E S I A
rsitas Indonesia.
Kirimkan foto-foto unik Anda & sohib alumni UI ke
[email protected] ya... biar jelas. teks. Jangan lupa!.
e-voting memang lebih oke Sistem pemilihan Ketua Ikatan Alumni Universitas dengan e-voting ini baru dilakukan oleh dua perguruan tinggi yaitu ITB dan UI. Bisa dibilang tingkat partisipasi para alumni yang terlibat dalam pemilihan ini, UI tertinggi di atas ITB, kalau dilihat dari hasil perolehan suaranya. Cukup banggalah. Sigid Edi Sutomo, Ketua Sidang Munas ILUNI UI – Lulusan Psikologi ’76
FOTO ISTIMEWA
Tajuk
HYMNE ILUNI UNIVERSITAS INDONESIA Lirik & Lagu : Abib Harun Aransemen : Erwin Badudu Alumni Universitas Indonesia Bersatu padu bersama Menggalang kekuatan, ikatan persaudaraan Iluni Universitas Indonesia Doa kami panjatkan, kehadiratMu Yang kuasa Kuatkan tekat kami, tuntunlah langkah kami Dalam pengabdian bangsa dan negara Rasa haru dan bangga Tersemat Makara di dada Universitas Indonesia Jayalah selamanya.
Edisi Juli-Agustus 2016 Edisi Juli-Agustus 2016
alumni alumni
3 3
REDAKSI
www.alumni.ui.ac.id
www.alum
BJ HABIB IE : MAHASISKARTU WA UI KETUA ILU NI UI: DARI MA SA KE MASA UI PERK ENALKAN MO BIL LISTRIK
ni.ui.ac.id
6
“ ko rumah bnsep ersama” (arief ft’8
4, KETUM
ILUNI UI
2016-201 9)
Cover : Ketum ILUNI UI 2016-2019 Grafis : Desprindo/ Foto : Mudak Yassin
alumni U N I V E R S I TA S I N D O N E S I A
Kerjasama Direktorat Pengembangan Karir & Hubungan ALUMNI UI dan ILUNI UI.
REDAKSI MAJALAH ALUMNI UI Pelindung : Direktorat Pengembangan Karir & Hubungan ALUMNI UI & ILUNI UI Penasehat : Direktur Pengembangan Karir & Hubungan Alumni UI Ketua Umum ILUNI UI Dewan Redaksi : Sandra Fikawati, Nia Ayu Ismaniati Suria, Ahmad Syafiq, Montery D, Rudi Johanes Pemimpin Redaksi : Wicky Rosewiaty Redaksi Pelaksana : Dedeh Kurniasih Zenithesa Gifta Nadirini Kontributor: ILUNI UI Pusat & Fakultas, Humas dan Dir. Pengembangan Karir dan Hubungan Alumni UI Alamat redaksi : - Direktorat Pengembangan Karir & Hubungan Alumni UI dan ILUNI UI, Gd. Pelayanan Mahasiswa Terpadu Pusat Administrasi UI, lantai 2, Kampus UI Depok 16424, Tel : (021) 7867222, 78841818, ext. 100040 Fax : (021) 7863453 - Sekretariat ILUNI UI, Jl. Salemba Raya, No. 4 Jakarta Pusat, Tel : 021-3906411
Email :
[email protected] Website : www.alumni.ui.ac.id Media Partner : DESPRINDO (021-79198489)
Untuk Info Pemasangan Iklan Silakan Hubungi: Career Development Center Universitas Indonesia Komplek Pusgiwa Kampus UI Depok Telp: 021-98522842 , email :
[email protected]
4
alumni U N I V E R S I TA S I N D O N E S I A
Edisi Juli-Agustus 2016
Ketua Umum ILUNI UI terpilih periode 2016-2019 Arief Budhy Hardono FT’84, menerima secara simbolis estafet bendera ILUNI dari pengurus lama.
“ SELAMAT BEKERJA“ Salam Makara,
K
erja besar dan keras penuh dinamika demokratis dan terobosan baru – e vote, one man one vote - dalam seluruh proses Pemilihan Raya Ketua Umum ILUNI UI periode 2016-2019 sudah usai. Nama Arief Budhy Hardono, alumni Fakultas Teknik Sipil angkatan 1984 meraih suara terbanyak untuk memimpin sebuah wadah paguyuban yang berasaskan kekeluargaan yang bernama Ikatan Alumni UI disingkat menjadi ILUNI UI. Dalam edisi ini majalah ALUMNI UI kembali membuka lembaran sejarah terbentuknya ILUNI UI dan para tokoh yang telah berjasa memimpin ILUNI UI di bawah judul Ketua ILUNI UI dari masa ke masa. Harapan kita semua tentunya segala kerja keras para Ketua ILUNI UI terdahulu yang positif dan membangun rasa kekeluargaan diteruskan oleh Ketua Umum ILUNI UI yang baru. Dukungan semua Alumni UI akan sangat dibutuhkan.
Masih dalam suasana bahagia ini majalah ALUMNI UI tentunya menampilkan dua sosok penting yaitu Chandra Motik sebagai Ketua Umum ILUNI UI periode lalu dan Arief Budhy Hardono sebagai Ketua Umum ILUNI UI periode selanjutnya. Acungan jempol juga untuk dua sosok yang bisa menjadi bahan pelajaran atas kesuksesan dan kerja all out mereka di masa Pemira ini yaitu : Ratu Febriana Erawati (FIB’ 96), Ketua Pemira 2016 dan Tengku Tomy Suryatama (FT’89) ketua tim kampanye ABH. Salut! Redaksi Majalah ALUMNI UI mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Chandra Motik dan jajaran pengurus ILUNI UI 2011-2016 dan Selamat Berkarya untuk Arief Budhy Hardono dan jajaran pengurus ILUNI UI 2016-2019. Dalam menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2016, Majalah Alumni UI menampilkan tulisan mengenai Mapala UI dan foto nostalgia suasana Jambore Hari Kemerdekaan Indonesia yang diselenggarakan Mapala UI yaitu ramai-ramai mendaki gunung Gede/Pangrango ke Puncak Lembah Suryakencana yang dipenuhi tanaman edelweiss… Sayangnya kegiatan ini tidak lagi dilakukan karena kesulitan teknis menurut M. Opan Mustopha (FISIP’ 2012) ketua Mapala. Namun begitu kita tidak boleh terlalu kecewa karena MAPALA sudah banyak menorehkan nama harum di puncak gunung tertinggi dunia seperti Carstensz dan Australasia. Selamat membaca!
28
UI PERKENALKAN MOBIL LISTRIK
D A F T A R
I S I
TAJUK HYMNE UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN UTAMA
LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN KETUA ILUNI 2011-2016
06
BJ. HABIBIE “Saya Punya Kartu Mahasiswa UI”
11
06-11
HASIL PEMIRA ILUNI UI 2016 ARIEF BUDHY HARDONO (FT’84) KETUA ILUNI 2016-2019 HALAL BI HALAL - & GATHERING PEMIRA
PROFIL ALUMNI TENGKU TOMY SURYATAMA FT’89 ARIEF BUDHY HARDONO FT’84 CHANDRA MOTIK YUSUF FH’73 RATU FEBRIANA ERWATI FIB’96
-
22
SKETSA
24
UI UPDATE BIDIK AKUMNI SRI INDRASTUTI HADIPUTRANTO FH’65 AMAN PULUNGAN FKUI’92 -
UI UPDATE
Edisi Edisi Juli-Agustus 20162016 Juli-Agustus
alumni alumni
12-19
JADOEL MENGENANG HARTONO BASUKI TRADISI JAMBORE -
30
03
28-31 32 34
5 5
L APORAN UTAMA Dari MUNAS ILUNI UI :
Laporan PertanggungJawaban Ketua Umum ILUNI UI Periode 2011-2016, Chandra Motik. Pada tanggal 30 Juli 2016, pukul 10.30, pimpinan sidang Munas VII ILUNI UI Sigit kembali membuka sidang MUNAS VII ILUNI UI yang sempat diskors beberapa waktu untuk memberikan waktu kepada Panitia Pemilihan Ketua Umum ILUNI UI menyelenggarakan rangkaian kegiatan e-vote .
P
uncak acara Munas adalah sambutan sekaligus pembacaan Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum ILUNI UI Chandra Motik yang didampingi oleh para Pengurus ILUNI UI periode 2011 – 2016. Dalam Laporan PertanggungJawabannya, Chandra Motik menyampaikan bahwa saat ini ILUNI UI bagaikan gunung emas yang menjadi pusat perhatian banyak orang. Karena selama periode kepemimpinanya, telah banyak kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh ILUNI UI, mulai dari kegiatan internal maupun kegiatan eksternal. Kegiatan Eksternal ILUNI UI yang monumental adalah pembentukan Gerakan Anti Korupsi yang juga mengajak Perguruan Tinggi lain untuk bergabung, Aksi dukungan kepada KPK, Simposium Poros Maritim Dunia bekerjasama dengan Lemhannas RI, Konvensi Suara ILUNI UI yang melahirkan 7 pokok pikiran ILUNI UI serta yang terakhir adalah pembentukan
6
alumni U N I V E R S I TA S I N D O N E S I A
Edisi Juli-Agustus 2016
Gerakan Kembali ke UUD 1945 yang dideklarasikan melalui Piagam Dana UI yang ditandatangani tidak hanya oleh ILUNI UI tetapi juga para mahasiswa. Kegiatan lainnya yang tak kalah penting adalah seperti bakti sosial, pemberian bantuan kepada korban bencana alam, seminar-seminar, forum group diskusi dan lainnya. Kegiatan internal yang juga sangat membanggakan diantaranya adalah Makara Award, yaitu ajang pemberian pengahragaan kepada alumni UI yang berprestasi pada
Komisariat.
bangsa dan negara, kegiatan silaturahim Halal-Bihalal, Buka Puasa Bersama, Home Coming Day dan yang paling monumental adalah pembentukan kepengurusan ILUNI Wilayah, ILUNI Luar Negeri dan ILUNI
Chandra Motik juga menyampaikan perihal kegiatan Munas VII dan Pemira ILUNI UI yang penuh dinamika mengingat system one man one vote yang menggunakan metode e-vote baru pertama kali dilakukan oleh ILUNI UI, sehingga seandainya ada gejolak yang dilakukan oleh segelintir orang adalah hal yang
wajar dan merupakan riak kecil dalam karya-karya ILUNI UI yang demikian besar. Setelah Laporan Pertanggungjawaban dibacakan, semua peserta Munas menyatakan persetujuannya dan laporan pertanggungjawaban tersebut diterima dengan mutlak tanpa catatan. Munas juga menetapkan kepengurusan ILUNI UI 2011 – 2016 berakhir masa tugasnya. Edisi Juli-Agustus 2016
alumni
7
L APORAN UTAMA hasil pemira iluni ui 2016 :
Arief Budhy Hardono (FT’84) Ketua Umum ILUNI 2016 - 2019 Setelah melalui jalan yang penuh dinamika dan demokratis sejak Munas ILUNI tanggal 28 Mei hingga Minggu, 31 Agustus 2016, tersebutlah nama Arief Budhy Hardono, alumnus Fakultas Teknik Universitas Indonesia dengan perolehan 5.878 suara atau 52,76 persen dari total pemilih 11.142 orang, terpilih menjadi Ketua Ikatan Alumni UI periode 2016-2019. Menurut Ketua Panitia Pemilihan, Ratu Febrina Erawati, Arief mengungguli suara Ivan Ahda 860 suara (7,72 persen), Faldo Maldini 936 (8,4 persen) dan Chandra M. Hamzah 3.468 (31,13 persen). Awalnya, calon ketua Iluni UI ada enam orang, “Dua calon mengundurkan diri, Moeldoko dan Fahri Hamzah.”
P
emilihan raya dilakukan dengan sistem elektronik, yakni electronic voting, menggunakan fasilitas internet melalui laptop ataupun smartphone. Pemilihan kali ini mencetak sejarah total pemilih terbanyak se-Indonesia. E-vote ILUNI UI mengalahkan pemilihan e-vote ILUNI Institut Teknologi Bandung, begitu menurut Panitia Pemilihan yang telah bekerja keras untuk mencapai hasil ini. Pemilihan Ketua ILUNI UI 2016-2019 saat ini termasuk yang paling demokratis. Sebab, kedaulatan melekat di diri alumni UI yang pada Pemira UI sebelumnya menggunakan sistem perwakilan. Perwakilan fakultas yang mempunyai alumni lebih dari 10 ribu berhak mengirim perwakilan sebanyak sembilan orang. Sedangkan fakultas yang jumlah alumninya di bawah 10 ribu berhak mengirim lima wakilnya untuk memilih. Total 120 orang yang memilih calon ketua. Saat ini total Alumni UI mencapai 350 ribu orang, termasuk saat UI masih memiliki cabang-cabang di daerah seperti cabang Bandung, cabang Bogor dan yang lainnya. Yang terdaftar sebagai pemilih ada 32
8
alumni U N I V E R S I TA S I N D O N E S I A
Edisi Juli-Agustus 2016
ribu sementara yang tervalidasi dalam Pemira UI 22 ribu. Hasil Pemira Ketua ILUNI UI 2016-2019 sudah lebih dari target, yakni mencapai 11 ribu pemilih. Pemira UI tahun ini merupakan terobosan revolusioner, begitu komentar banyak Alumni UI. Acara penutupan Munas , diawali dengan pengumuman jumlah suara dan Ketua Umum terpilih. Acara dilanjutkan dengan pembentukan Dewan Pertimbangan sebagai penasehat pengurus ILUNI UI dalam menjalankan roda organisasi diakhiri dengan pidato pisah sambut oleh Ketua Umum lama, Chandra Motik dan Ketua Umum yang baru, Arief Budhy Hardono menjadi puncak acara. Ketua umum ILUNI UI punya kewajiban terus merangkul semua Alumni UI yang saat ini terpisah sesuai dengan bidang, fakultas, dan wilayah. Selain itu, ketua terpilih harus mampu membawa nama baik UI. Ini tentunya harapan kita semua sebagai Alumni UI.
Edisi Juli-Agustus 2016
alumni
9
L APORAN UTAMA
HALALBIHALAL & GATHERING PEMIRA
D
alam rangka merayakan Idul Fitri dan sebagai rangkaian dari Musyawarah Nasional Ikatan Alumni Universitas Indonesia untuk memilih Ketua Umum yang baru, pada tanggal 23 Juli lalu ILUNI UI mengadakan Halalbihalal dan Gathering Pemira ILUNI UI. Tema “ILUNI UI Harmoni – ILUNI UI Sinergi” ini bertujuan untuk menjalin silaturahmi untuk mempersatukan kembali seluruh Alumni UI yang punya pilihan berbeda dan metode one man-one vote melalui sistem e-Vote yang baru pertama kali dilakukan. “Sebelumnya menggunakan sistem perwakilan”, kata ketua Panitia Romi Gozali Rukmawijaya, SH., MM. Halalbihalal yang diadakan di Pusat Studi Jepang UI ini juga diisi dengan Diskusi Panel 4 Kandidat calon Ketua Umum ILUNI UI: agar para pemilih dapat bertemu dan mendengar langsung jagoannya. Diskusi panel ini dihadiri oleh 4 kandidat Ketua Umum ILUNI UI yaitu Ivan Adha, Arief Budhy Hardono, Faldo Maldini dan Chandra Hamzah. Dua kandidat sebelumnya, Moeldoko dan Fahri Hamzah menyatakan mengundurkan diri. Pengukuhan pengurus ILUNI UI cabang Aceh, Sulsel, Sulbar, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat dan peluncuran ensiklopedi direktori alumni UI oleh Chandra Motik, ketua umum ILUNI UI (2011-2016) menjadi bagian dari acara ini. Hadir sebagai tamu kehormatan : BJ Habibie dan Moeryati Sodibyo.
Sambutan dari Wakil Rektor Bidang SDM, Pengembangan dan Kerjasama UI, Dr. Hamid Chalid, S.H., LL.M.
10
alumni U N I V E R S I TA S I N D O N E S I A
Edisi Juli-Agustus 2016
Suasana Halalbihalal & Gathering Pemira ILUNI UI
BJ Habibie FT’54 : “Saya punya kartu mahasiswa UI” Prof. Dr.-Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie, atau yang lebih dikenal dengan BJ Habibie dengan tegas dan sangat meyakinkan menyebutkan dirinya sebagai alumni FT UI walaupun hanya untuk delapan bulan kuliah.”Kamu tau, saya juga alumni UI,” begitu sambutannya saat diundang ke acara Halalbihalal ILUNI UI dan gathering Pemira, Sabtu, 23 Juli 2016 lalu.
P
residen RI ke-3 yang juga dikenal sebagai presiden RI tersingkat - satu setengah tahun: 21 mei 1998 - 20 oktober 1999 - ini, menceriterakan kenangan yang tak pernah dilupakannya saat ‘dipelonco’ di Fakultas Teknik UI (kini ITB), di Jl. Imam Bonjol Bandung tahun 1954. Saat itu usianya 18 tahun. Seperti lazimnya perpeloncoan, semua calon mahasiswa diberi nama. Habibie diberi nama Bangsat. “Di setiap usai shalat subuh harus berkokok seperti ayam untuk membangunkan mahasiswi di asrama wanita. Bahkan saya diminta berkeliling dari jendela ke jendela kamar di asrama wanita untuk berkokok. Saya harus kukuruyuk seperti ayam di asrama wanita yang lebih senior,” kisahnya. Ketika tiba di sebuah jendela ia ditanya oleh seniornya yang kemudian menjadi Dubes,”siapa namamu, saya jawab: Bangsat, senior saya pun bertanya, apa itu Bangsat. Saya pun menjawab Bangsat itu pencuri hati seniorita,” Kisah kenangan Habibie ini langsung disambut gelak tawa para hadirin. Habibie yang mengaku hanya delapan bulan kuliah di Fakultas Teknik UI jurusan Teknik Mesin di Bandung yang kemudian berganti nama menjadi Institut Teknologi Bandung, meneruskan pendidikannya di Rheinisch Westfälische Hochschule, jurusan Teknik Penerbangan : Konstruksi Pesawat
Terbang, Jerman, pada 1955- 1965. “Saya cuma punya dua kartu mahasiswa, satu kartu mahasiswa UI dan satunya lagi di Jerman,” tuturnya. Badannya yang kecil dan mungil, oleh orang Jerman sempat dikira baru berumur 12 tahun ketika itu. “Ya mereka melihat saya badannya kecil, kulit warna coklat, matanya gede, di mata mereka aneh aja.” BJ Habibie berharap ILUNI UI dapat memperjuangkan masa depan Indonesia dengan mengandalkan sumber daya manusia (SDM) agar bangsa ini tidak selalu bergantung pada sumber-sumber daya alamnya semata. “Bangsa yang hanya menggantungkan masa depannya kepada sumber daya alam tidak akan pernah benar-benar maju.” Ia mencontohkan perbandingan dua negara, yaitu Timur Tengah yang mengandalkan minyak, yang harganya selalu berubah-ubah, dengan kemajuan Jerman, yang mengandalkan daya saing SDM dan produktivitas kerja. “Pesan saya untuk ILUNI UI dan juga alumni lainnya, supaya Anda berjuang dengan SDM. Saya sarankan UI bersinergi dengan alumni universitas lain, take off untuk kebangkitan SDM Indonesia,” tambahnya.“Kalau mau jadi presiden, jangan main Pokemon. Tapi baca buku,”. Habibie meminta anakanak rajin membaca karena beratnya tantangan sumber daya manusia negara ini, terutama untuk
bersaing dengan negara lain yang sudah maju. Habibie mengatakan orang tuanya dulu tidak membolehkan dia banyak bermain. Bahkan papan catur sebagai permainan kegemarannya dibakar. “Papan catur saya sampai dibakar orang tua saya. Saya diminta belajar.” Di akhir acara ‘ngobrol’ nya, suami almarhumah Hasri Ainun Besari, ayah dari Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie, mengajak agar momen penting ini dijadikan sebagai momen untuk menyatukan hati dan persaudaraan sesama alumni UI. Ini yang paling penting Prof! (WS/ Romi/ dari berbagai sumber)
Edisi Juli-Agustus 2016
alumni
11
PROFIL
ALUMNI
Sosok Manajer Kampanye Ketua ILUNI 2016 Pengalaman Ketua Alumni Center FTUI, T.Tomy Suryatama (46) sebagai manajer kampanye bukanlah yang pertama kalinya. Menjadi manajer kampanye untuk calon ketua Arief Budhy HaRdono pada Pemira Ketua ILUNI 2016 ini adalah pengalaman keduanya di Universitas Indonesia. Sebelumnya, Lulusan Teknik Kimia ini pernah menjadi mANAJEr kampanye tingkat universitas ketika Pemira Senat Mahasiswa UI tahun 1993 dengan sistem One Man One Vote pertama kali. Untuk pemira tingkat fakultas teknik punya beberapa kali pengalaman sebagai manajer kampanye. Kesibukannya berkampanye untuk calon tunggal dari FT, Arief Budhy Hardono membuat suami dari Rochima (41) dan ayah dari T. Adika Suryatama (15) dan T. Nayla Putri Suryatama (11) banyak keteteran tugasnya di kantor dan keluarga. Inilah bincang-bincang redaksi Alumni UI, Dedeh Kurniasih dengan alumni FT angkatan’89.
Kenapa tertarik menjadi manajer kampanye untuk Arief Budhy Hardono?
K
ebetulan saya Ketua Alumni Centre ILUNI FTUI, dan Forum Teknik yang diselenggarakan oleh ILUNI FTUI untuk membicarakan calon Ketua untuk ILUNI UI meminta dan memberi amanah kepada saya untuk menjadi CM ( Campaign Manager ) dari Mas Arief. Karena sudah keputusan Forum Teknik, maka saya ikut saja. Saya pikir waktu kerjanya cuma sebulan, ya okelah. Ternyata sampai akhir Juli. Saya tidak memprediksi bakal panjang waktunya dan serumit ini masalahnya. FTUI punya ambisi apa nih ? Awalnya FT tidak berambisi untuk maju. Namun karena mendengar selentingan
12
alumni U N I V E R S I TA S I N D O N E S I A
Edisi Juli-Agustus 2016
TENGKU TOMY SURYATAMA (Ft’ 89)
kabar akan ada calon yang bernuansa politis, ada kekhawatiran nantinya ILUNI dibawa ke arah kepentingan tertentu, bukan demi ILUNI sendiri. Daripada nantinya banyak orang yang ngomel, jadi lebih baik mencegah. Akhirnya FT berusaha mencari calon yang tidak bernuansa politis, bisa bekerja, profesional, dan bisa dipercaya. Ada kelebihan FT yang bisa dibilang sebagai salah satu penentu suara terbanyak di UI. Belum lama tahun 2015 FT pernah menyelenggarakan pemira akbar dengan memakai sistem e-voting . Dari situ kita bisa perkirakan jumlah orang yang tertarik memilih. Jadi ekspektasinya cukup besar. Di samping soliditas Alumni FT juga tinggi. Di satu sisi ini merupakan anugerah dan di sisi lain ini merupakan bentuk tanggung jawab kita. Pendaftaran untuk yang berminat menjadi calon ketua ILUNI dibuka. Seminggu kedua didapatlah tiga calon dari FT. Namun kita berharap hanya satu saja yang dicalonkan agar bisa di- support secara all out yang akhirnya disepakati Mas Arief saja yang maju dan kedua lainnya mendukung. Kita cukup senang karena Mas Arief seorang profesional yang bukan berlatar belakang politis, sehingga jika ingin memajukan ILUNI tidak ada kepentingan politik praktis tertentu. Selain itu untuk ‘menjualnya’ ke fakultas-fakultas pun cenderung mudah. Bagaimana sih sosok Arief menurut Anda ? Saya mengenal Mas Arief sewaktu masuk menjadi mahasiswa baru. Waktu itu dia menjadi ketua Senat FTUI. Saya kenal dia baik, orang kerja, tapi saya belum pernah kerja bareng. Mas Arief juga orang yang menginspirasi dan membuat saya punya pengalaman yang dalam dan membekas sehingga menjadikan saya senang berorganisasi seperti ini. Lantas, apa strategi kampanye untuk Arief? Mas Arief orang yang tidak berpolitik dan tidak popular dibandingkan kandidat lain yang kalau disebut namanya orang sudah pasti tahu. Strategi
kampanyenya adalah bagaimana mengenalkan Mas Arief ke berbagai kalangan serta simpul-simpul massa, antar lintas fakultas dan lintas generasi. Jadi, waktu dia dicalonkan saya bilang bahwa kita harus keliling. Orang bilang melalui sosial media sangat powerful , tapi di UI tidak begitu jalan. Menurut saya karena orang UI pintar-pintar dan mereka tidak bisa diberi gambaran yang manis-manis untuk pilih calon tertentu. Umumnya para pemilih mau mengenal calon secara personal untuk bisa percaya. Saya salut juga dengan komitmen Mas Arief berkeliling. Jika dijadwalkan untuk bertemu seseorang, beberapa puluh dan ratusan orang, dia usahakan hadir di mana pun, kapan pun. Hampir di atas 80 persen kehadirannya di mana-mana. Seberapa besar FT optimis pada peluang menangnya? Awalnya pesimis karena lawannya mempunyai previlege yang besar
dan populer. Ketika kita diliput pertama kali oleh media online , foto Mas Arief saja salah. Mereka browsing mencari fotonya tapi yang keluar bukan foto Mas Arief yang diingini. Di media sosial juga mas Arief bukan orang yang aktif. Kita merasa optimis ketika berkeliling menemui orang-orang secara pribadi dan mendatangi simpul-simpul massa yang real . Karena mereka menyatakan percaya dan men- support . Kita cukup optimis dengan jumlah tersebut untuk peluang menang. Sosok Tengku Tomy Suryatama : Pengalamannya menggeluti bidang teknik kimia sudah sangat lama namun tak pernah bisa lepas dari kegemarannya yang juga sudah sejak dulu yaitu mengurus organisasi, ngumpul dan ngobrol dengan teman-temannya. Di akhir pekan ia menyempatkan berolahraga basket atau pingpong dekat rumah dengan kedua anaknya; “mungkin keluarga sudah paham saya memang suka aktivitas seperti ini. Saya tahu ini skala UI dan lebih intensif satu bulan. Tapi ternyata harus extend sehingga cukup menganggu kantor dan keluarga”, tuturnya. Di kantor, sambungnya, terus memikirkan mau kampanye seperti apa dan bagaimana. “Saya kalau sudah mengambil tanggung jawab all out . Dan, karena otak cuma satu ya hampir enggak kerja..hahaha … ” Di keluarga ternyata Tomi sudah punya janji mau menemani anak selama masa ujian kenaikan dari SMP ke SMA. “Sementara pas anak mau ujian, saya harus mempersiapkan Mas Arief untuk acara debat. Syukurnya anakku hasilnya bisa bagus-bagus saja”. (dedeh) Edisi Juli-Agustus 2016
alumni
13
PROFIL
ALUMNI
(FT’84)
ARIEF BUDHY HARDONO “KERJA KERAS UNTUK JADI POPULER” Sosok alumni FT Sipil yang masuk tahun 1984 dan selesai tahun 1990 ini mengaku terus terang bahwa dirinya sama sekali tidak populEr walaupun suami Indy Hardono (FT’86) ini mengaku hampir 50 persen semasa kuliah, waktunya dihabiskan untuk aktiVitas kemahasiswaan. Daftar prestasinya cukup panjang : Ketua Senat FT, Ketua Bidang Kemahasiswaan senat mahasiswa FT, Kepala Operasi Yon Resimen Mahasiswa UI, Ketua Program Masa Bimbingan Mahasiswa Baru, Pembantu Umum ILUNI FT, Ketua pelayanan Alumni ILUNI FT. Saat Arief maju sebagai calon ketua umum ILUNI UI, ternyata itu tidak cukup dan masih harus bekerja keras agar dikenal dan “disayang” oleh Alumni UI sebagai pemilih. “Saya mempunyai checklist orang-orang untuk saya temui dalam roadshow”, begitu kata ayah dua putra Rayesha Ikram (19) dan Narendra Irham (17) tersenyum lega karena segala kerja kerasnya berbuah manis.
Seberapa keras Anda bekerja hingga mendapat kepercayaan besar dari alumni UI? walnya dari FT ada beberapa calon yang dimajukan, namun pada tanggal 9 April saya dicalonkan secara aklamasi dan resmi dari FT. Bagi saya calon Ketua yang lainnya orang-orang yang luar biasa, populer, dan sangat dikenal di generasinya. Sementara saya selesai kuliah meskipun aktif di ILUNI fakultas dan UI, lebih banyak bekerja di belakang layar. Setidaknya untuk bisa dikenal oleh para stakeholders, saya mempunyai checklist orang-orang untuk saya temui dalam roadshow. Kemudian saya membaginya
A
14
alumni U N I V E R S I TA S I N D O N E S I A
Edisi Juli-Agustus 2016
menjadi beberapa cluster angkatan. Angkatan terbaru sekarang sampai angkatan 2000, angkatan 2000-2010, angkatan 2010-2005, angkatan 2005 - 1995, angkatan 1995 1990, angkatan 1990 – 1980, dan angkatan 1980 sampai senior. Saya coba temui mereka semaksimal mungkin. Mulai dari yang baru lulus, yang baru mulai membuat startup company, temen-temen di middle management, di top management perusahaan swasta maupun pemerintah, para tokoh sesuai bidangnya masing-masing, para guru besar setiap fakultas, serta para rekan dekan hingga rektor. Dari checklist tersebut saya harus bisa mencatat dan menangkap aspirasi mereka. Harapannya, untuk mendapatkan konsep kebersamaan dalam ikatan ILUNI dan saya dapat dengan
lebih mudah menyampaikan values yang didapatkan tersebut. Insya Allah saya cukup matang dengan aspirasi ini. Dari situlah kita membuat konsep ILUNI UI sebagai Rumah Kita, sebagai bangunan yang lengkap dengan segala ruang yang ada di dalamnya. Ruang makan menjadi tempat kita bertemu untuk sharing, memberikan inspirasi dan aspirasi, membuat pola kolaborasi dan sinerginya. Sehingga ketika keluar dari rumah akan menjadi suatu harmoni dari kegiatan-kegiatan untuk alumni, almamater, bangsa dan negara. Roadshow yang awalnya dua bulan dengan speed waktu setiap harinya kemudian mundur dua bulan lagi. Siapapun yang menang nantinya, hasil roadshow tersebut akan saya berikan kepada pemenang. Ketika ternyata saya yang diberi amanah maka saya merasa sudah cukup dengan data hasil pertemuan-pertemuan selama ini. Hasil roadshow yang didapat? Sebetulnya alumni UI di luar sana sangat luar biasa, berprestasi, dan memberikan banyak kontribusi bagi keluarga, lingkungan, bangsa dan negara. Agar mereka merasa menjadi bagian alumni UI, mereka perlu sebuah “home” untuk mereka kembali dari manapun dan memberikan kontribusi. Hal ini akan menjadi aset luar biasa, bukan hanya bagi alumni tapi bagi bangsa dan negara, karena menyatukan banyak noktah dan tokoh. Hal inilah yang kemudian mempererat
mereka menjadi satu kesatuan, bersama-sama dengan seluruh stakeholders dalam menyelesaikan konflik, melakukan mediasi, serta memajukan bangsa ini. Semua konsep ini diperoleh dari hasil roadshow yang dilakukan selama sebulan. Lalu…? Program selanjutnya tentu sudah lebih konseptual dengan
SOP dan KPI yang baik dan jelas bagi semua alumni yang ada dalam kepengurusan. Para calon lainnya seperti Ivan Ahda menjadi pengurus penting yang memegang centre komunikasi. Faldo memegang centre yang berhubungan dengan mosaik nusantara artinya ILUNIILUNI wilayah termasuk di negara lain yang di dalamnya ada diaspora. Tim Chandra Hamzah masuk pula di kepengurusan dan Chandra menjadi PIC dalam memperbaiki ketata lembagaan ILUNI. Moeldoko bersedia untuk diposisikan pula dalam kepengurusan. Fahri Hamzah
pun mempunyai komitmennya dalam membantu ILUNI. Jadi, konsep Rumah Kita merupakan rumah bersama untuk para alumninya. Rencana 100 hari ke depan? Setelah pelantikan tanggal 31 Juli lalu, program yang sudah mulai disampaikan berkaitan dengan Rumah Kita yaitu program komunikasi, program alumni berupa database, program di community
development yang ada di sekitar UI saat ini bersama dengan green community dan NGO sekitar yang mendorong kegiatan yang ada di komunitas tersebut dan ILUNI. Untuk almamater centre bersama dengan universitas melakukan beberapa kegiatan yang ada di lingkungan UI seperti yang berhubungan dengan hutan kota, danau UI, dan sebagainya. Semua kegiatan akan disosialisasikan ke seluruh ILUNI dan kontribusinya dalam programprogram yang ada di alamamater. Selain itu ada program yang berkaitan dengan policy centre. Kita tidak bisa cepat merespon isu yang ada namun kita garda terdepan dalam gerakan antikorupsi dan antinarkoba. Juga program perbaikan ketatalembagaan yang ada di ILUNI UI.(Dedeh)
Edisi Juli-Agustus 2016
alumni
15
AYUNDA CHANDRA MOTIK YUSUF
(FH’73)
Ketua ILUNI UI: “Komitmennya menurut saya luar biasa!”
PROFIL
ALUMNI
Kepemimpinan Chandra Motik (62) sebagai Ketua Umum Ikatan Alumni Universita s Indone sia (ILUNI) periode 2011-2016 telah berakhir. Ayunda, begitu ia menyebutkan n a m a n ya , t e l a h m e n o r e h k a n sejarah baru : Pelaksanaan sistim digital dengan e-voting, One Man One Vote dan menjadikan ILUNI berbadan hukum. Banyak program dan suka duka yang telah dilalui oleh alumni Fakultas Hukum angkatan 73 ini. “Jadi, orang jangan gampang saja bilang mau jadi ketua. Karena komitmennya menurut saya luar biasa, harus siap lahir batin, moril dan materil, serta komitmen untuk mau bekerja. Jika hanya sekedar nama saja sangat sayang mendingan enggak usah, begitu kata pakar hukum kelautan yang pernah mendapat penghargaan Women in Maritime tahun 2015 dari Kementerian Perhubungan.”
Pengalaman yang sukanya dulu, semasa menjadi Ketua Umum ILUNI..
M
enariknya, jumlah Alumni UI dari 15 fakultas yang ada sampai 350 ribuan tersebar di dalam dan luar negeri. Mereka juga berkiprah secara nasional dan internasional. Untuk mempersatukan para alumni tersebut dibutuhkan usaha yang keras. Yang pertama dilakukan yaitu membuat jaringan paguyuban tingkat provinsi dan luar negeri. Jika kita pergi kemana-mana kita selalu cari keberadaan alumni. Kalau ada bagian rektorat alumni yang pergi kita juga sekalian menitipkan SK Pengangkatan. Jadi, kita pergi menjemput bola, sehingga mereka merasa diperhatikan oleh ILUNI Pusat. Alhamdulillah kita sekarang sudah punya 15 jaringan di tingkat provinsi yaitu Aceh, Kepri, Jambi, Sumbar, Sumsel, Banten, Jabar, Kaltim, Sulsel, Sulteng, Sulbar, Papua Barat,
16
alumni U N I V E R S I TA S I N D O N E S I A
Edisi Juli-Agustus 2016
Bali, dan Maluku Utara. Ada 9 jaringan ILUNI di luar negeri yaitu di Singapura, Jerman, Belanda, Inggris, Uni Emirat Arab, Qatar, Korea Selatan, dan Jepang. Ayunda bener-bener senang sekali karena enggak menyangka bisa mempunyai jaringan ILUNI sebanyak ini.
Sekarang pengalaman dukanya… (Ayunda tampak menarik nafas dan menahan kesedihannya. Namun sempat menitikkan air mata sambil bicara dengan nada bergetar dan seolah tak ingin bercerita panjang lebar) Dukanya banyak dan seru. Salah satunya orang-orang yang kita sangka baik ternyata tidak baik sama kita. Kalau saya bilang ini riak-riak kecil dalam kehidupan. Itu sajalah mungkin.
Ayu juga sempat membuat direktori ensiklopedi yang mendata secara komputer sejak tahun 2000 keberadaan alumni. Tanpa ada alumni maka tidak akan ada organisasinya. Buku ini ada di setiap fakultas.
Sebagai istri Yusuf Jemat, ibu seorang putri Ashana Vidia Yusuf dan dua putra kembarnya Yudi dan Yuda, juga nenek, bagaimana pandangan keluarga? Mereka tentu senang dan mereka mungkin melihat ibunya ada manfaatnya buat orang lain, ya mereka menerimanya. Namun, di satu pihak mereka juga bolak balik menanyakan kapan Ayu berhentinya. Karena banyak waktu keluarga dikorbankan. Contohnya, mau pergi kemana-mana sama keluarga bisa enggak jadi karena ada acara UI. Dana yang harusnya haknya untuk keluarga kadang-kadang dipakai untuk mengurus organisasi. Jadi, orang jangan gampang saja bilang mau jadi ketua. Karena komitmennya menurut saya luar biasa, harus siap lahir batin, moril dan materil, serta komitmen untuk mau bekerja. Jika hanya sekedar nama saja sangat sayang mendingan enggak usah. Ayu juga merasa cukuplah menjadi ketua untuk periode ini. Apa yang sudah menjadi kewajiban waktu itu sudah dikerjakan. Bahkan seminggu menjelang pemilihan raya masih mengurus paguyuban ini menjadi badan hukum ILUNI UI. Meskipun
Saat acara Pemira
Pasti ada pengaruhnya bagi diri pribadi … Ayu pribadi orangnya senang berteman, bersahabat, bergaul, dan bertemu orang. Dulu waktu Ayu kuliah tahun 73-77, bayar uang kuliah murah sekali karena pemerintah masih mensubsidi penuh. Sekarang setelah jadi alumni, bagaimanapun juga mau tidak mau dan suka tidak suka, menurut Ayu kewajiban kita sebagai alumni tanpa diminta harus berbuat sesuatu untuk UI dan juga alumninya. Umumnya lulusan UI itu lebih individual, mereka bergerak sendiri-sendiri, berkiprah secara nasional dan internasional termasuk pengabdian para Guru Besar. Kita ingin menyatukan mereka, bangga akan kiprah dan pengabdian mereka. Salah satunya dengan membuat buku mengenai hal ini. Hal-hal inilah yang membuat kita bangga.
Bersama BJ. Habibie dan Mooryati Soedibyo
sebenarnya ini tidak masuk ke dalam program kerja sebelumnya. Tapi kalau tidak saya lakukan bisa menimbulkan perpecahan di kalangan alumni. Bukanlah hal mudah menjadikan ILUNI UI yang tidak berbadan hukum menjadi badan hukum yang mempunyai dasar hukum legal yang diakui sah pemerintah dan ada surat keputusannya dari Kementerian Hukum dan HAM.
Rencana pribadi ke depan ? Sebetulnya rencananya sudah banyak. Tapi sejak jadi ketua ILUNI waktu saya lebih banyak habis untuk ILUNI. Sekarang setelah selesai, kembali akan mengerjakan yang sempat ditinggalkan sementara yaitu ke dunia maritim. Ayunda punya Chandra Motik Maritime Centre yang masih perlu disosialisasikan, dunia lawyer, mengadakan training dan sebagainya. Jadi banyak sekali kegiatan yang akan dilakukan.
Terakhir apa hobi Ayu? Travelling, jalan-jalan, dan bersepeda. Jadi ada waktu lagi setiap minggu pagi sambil bisa ketemu dengan teman-teman alumni fakultas lain. O ya..Ayu juga ikut main ketoprak dengan mereka 24 Agustus di Gedung Kesenian Jakarta. Pemainnya antara lain mas Budi Karya yang sekarang jadi menteri. Ayu satu-satunya orang yang dari swasta ya.. hahaha… Ketopraknya enggak terlalu serius. Jadi, kalau lupa naskahnya bisa sambil dibaca. ..hahaha… (Dedeh/ft.Yassin)
Edisi Juli-Agustus 2016
alumni
17
PROFIL
ALUMNI
SOSOK DI BALIK PEMIRA 2016
RATU FEBRIANA (FIB’ 96) ERAWATI NI FIB, U IL a u t e K , Presdir t Single Paren
Pemilihan Raya Ketua ILUNI dengan sistem e-voting pada tanggal 31 Juli 2016 lalu tepat pukul 12.00 berakhir. Arief Budhy Hardono, alumnus Fakultas Teknik Universitas Indonesia memperoleh suara 5.878 (52,76 %) dari total pemilih 11.142 orang. Kerja keras panitia pemilih mulai bekerja sejak menerima SK pengangkatannya tanggal 18 Mei 2016. Kesuksesan ini telah memberikan rasa lega dan bangga yang luar biasa bagi semua pihak dan juga tentunya bagi Ketua Panitia Pemilihan, Ratu Febriani Erawati (39). Kesibukannya dalam kepanitiaan yang harus berbagi pula dengan kesibukan kerjanya sebagai Presdir PT EDMI Indonesia dan Presdir PT EDMI Manufacturing Indonesia plus kesibukannya sebagai single parents bagi kedua buah hatinya, Youko Hanifa (8th) dan Kin Ciel Muazzam (20 bulan). Redaksi Alumni, Dedeh Kurniasih (FIB ‘ 90) menemui Aie, begitu panggilan akrabnya di tengah perhelatan Pemira berlangsung.
S
Aktivis dalam keorganisasian sejak mahasiswa ya? aya dulu pernah aktif di BPM (Badan Perwakilan Mahasiswa). Kalau di ILUNI FIB belum lama berorganisasinya. Kebetulan pernah membantu dan menjadi simpatisan bagi korban kasus pelecehan oleh oknum kampus belum lama ini. Lalu, ketika ada pemilihan ketua ILUNI FIB, teman-teman meminta saya mencalonkan diri. Karena bekerjanyapun bukan di bidang sastra maka saya beberapa kali ikut aktif ke kampus. Lalu ketika kawankawan ILUNI UI sudah mempercayai dan diminta menjadi ketua panitia pemilihan dalam waktu yang sangat singkat itu mulai bulan Mei, ya saya siap kalau memang diberi kepercayaan.
18
alumni U N I V E R S I TA S I N D O N E S I A
Edisi Juli-Agustus 2016
Sekarang kerjanya menggeluti bidang teknik? Iya… pekerjaan saya di bidang teknik. Saya mengurus pabrik KWH meter atau meteran listrik untuk pelanggan komersial dan industri, sementara ini belum masuk untuk pelanggan perumahan. Kenapa pilihnya masuk FIB? Saya masuk UI tahun 1996 dan lulus tahun 2002. Pilihannya waktu itu Sastra Perancis. Karena mau masuk teknik enggak boleh sama orang tua, takut ngelembur kerjanya. Sementara mau masuk ekonomi salah taruh prioritas. Akhirnya masuk sastra, tapi untung juga sih karena saya bisa ‘belanja’ kuliah di mana-mana. Jadi, cita-citanya apa sebetulnya? Dulu saya memang bercita-cita pingin punya pabrik dan alhamdulillah sekarang punya pabrik. Kalau sekarang ditanya cita-cita, apa ya? Yang penting hidup tidak
studi, dan juga ikutan demo tahun 98 sampai pernah ditahan juga karena demo itu hahaha….
Ada pengalaman yang dirasa tidak menyenangkan? Pernah saya ngebelain junior eh malah dimusuhi salah satu dosen killer. Alhasil nilai saya dikasih pas-pasan mulu deh sama itu dosen, plus dijutekin sampai lulus. Bagaimana membagi waktu antara kegiatan di dalam dan di luar rumah? Saya mencoba membagi waktu antara diri sendiri, organisasi, dan anak-anak. Tentunya anak-anak selalu menjadi prioritas utama. Kalau kegiatan dengan keluarga biasanya main dengan anak sesudah pulang kerja dan kalau di weekend saya bertiga dengan anak-anak. Rumah saya di daerah Cinere. Sementara kantor di daerah Tendean dan pabrik di Cikarang. Saya disewakan apartemen dekat kantor. Jadi saya dengan si kecil tinggal di apartemen, sementara anak yang besar enggak mau ikut pindah. Jadi, anak saya yang besar kelas 3 SD tinggalnya di Cinere dijagain tante dan oomnya. Kebetulan yang kecil ini saya punya pembantu yang bisa dipercaya banget. Awalnya, anak yang besar sempat cemburu pada yang kecil karena bisa tinggal dengan saya tapi akhirnya semua terselesaikan dengan soft. Anak-anak selalu menjadi nomor satu bagi saya karena mereka butuh figur saya. Untuk figur ayah mereka bisa dapatkan dari adik dan ayah saya. Alhamdulillah dalam mengurus mereka meskipun saya single parents tidak ada kendala. Untuk diri sendiri, hobi apa yang masih sempat dilakukan ? Saya sebenernya suka diving atau menyelam. Sukanya kalau ke Raja Ampat, cuma perlu waktu kalau pergi ke sana. Pinginnya ada waktu khusus juga untuk mengajak anak-anak. Paling dekat lokasi menyelam di Kepulauan Seribu. Kalau kebetulan ada waktu, saya sedang boring ingin menyelam biasanya saya ikut dengan teman-teman di komunitas. Mereka sering kirim update jadwalnya. Kalau butuh yang sederhana sih ya, dengerin musik dan nonton TV serial law & crime aja dari TV Kabel, soalnya sudah hampir 2 tahun ini, Alhamdulillah, tidak nonton siaran TV lokal hehehe. Kini setelah perhelatan besar tersebut tentunya Aie tidak lagi
Dengan anak-anak tercinta
menyusahkan orang lain, bisa memberi manfaat sebaikbaiknya bagi sesama.
Bagaimana ceritanya sampai mengeluti dunia teknik? Saya juga enggak tahu tapi jiwa saya memang di teknik dan saya senang dengan yang berbau kelistrikan. Jadi, ketika bekerja di bidang itu saya otodidak di perusahaan tempat saya bekerja, yang saat itu merupakan distributor produk. Saya disana mulai dari bawah, hanya sebagai resepsionis lalu diberi kepercayaan lebih hingga akhirnya dipercaya oleh perusahaan Singapura untuk membuka cabang di sini tanpa melalui distributor lagi. Jadi saya mengawasi distribusi dan juga pabrikasinya. Kerjanya setiap hari dari Senin sampai Jumat. Waktunya sebenarnya office hours tapi karena saya pimpin sendiri maka saya bisa atur sendiri, fleksibel, yang terpenting bisa dimonitor secara mobile. Makanya saya sangat terbantukan dengan teknologi yang berkembang saat ini. Pengalaman menarik apa semasa kuliah di UI? Pengalaman aktif di BPM, mengaudit keuangan kegiatan mahasiswa, dan bikin kegiatan-kegiatan lintas
Pengecekan te
rakhir sebelum
pelaksanaan Pe
mira
menjalani kesibukan rapat-rapat tambahan yang harus dihadirinya seperti yang lalu. Berharap tidak ada lagi japri-japri yang bernada tak menyenangkan yang masuk ke dalam telepon genggamnya. Segala pengalaman suka dan dukanya serta berbagai cerita kehebohan yang dialaminya menjadi bagian dari kisah perjalanan hidupnya. Aie kembali menjalani rutinitasnya dan berharap tetap dapat bekerja sama di lain kesempatan demi almamater tercinta. Edisi Juli-Agustus 2016
alumni
19
Ketua ILUNI 1958 - 2016
Ketua ILUNI UI dari masa ke masa
ILUNI UI: Dari Belum sampai Ada
D
imulai dari seruan Presiden Universitas Indonesia Prof. Dr. Bahder Djohan, untuk menghimpun lulusan Universitas Indonesia pada tanggal 19 Juli 1956, dan disusul Rapat Umum di aula Salemba 4, tanggal 3 Februari 1958, maka oleh peserta pertemuan sekitar 78 orang disahkan berdirinya ILUNI sejak 2 Februari 1958. Rapat tersebut juga bersepakat mensahkan Anggaran Dasar Sementara, membentuk Dewan Perwakilan Anggota (DPA), serta memilih Dr. Slamet Mulyana dan Mr. Purnadi Purbatjaraka, masing-masing sebagai Ketua dan Wakil Ketua. Organisasi muda ini kemudian dilengkapi dengan Drs. Swie Swan Po sebagai Sekretaris, Mr. Soepardo untuk Urusan Hubungan Luar, dan Urusan Keuangan ditangani oleh Mr. Slamet Siregar. Sedangkan sebagai Ketua Kehormatan ditetapkan Presiden Universitas Indonesia, yang waktu itu dijabat Prof. Dr. Bahder Djohan. Tanggal 25 November 1978 dilangsungkan Kongres ke-2 ILUNI serta pengesahan kepengurusan, AD/ART khusus menyangkut struktur organisasi ILUNI. Diputuskan antara lain bahwa di tingkat propinsi akan dibentuk ILUNI cabang dengan hak suara sama dengan cabang yang ada di tiap fakultas. Kongres ini memilih Djukardi Odang SH, sebagai Ketua Umum ILUNI. Pasang surut perkembangan organisasi ILUNI masih berlanjut karena tidak hanya ditentukan oleh personil yang duduk di dalamnya, tetapi juga oleh faktor eksternal. Pengaruh situasi politik nasional yang bergejolak di kurun waktu 1977-1980 tampaknya memberikan andil kepada kegiatan organisasi ILUNI sehingga pertemuan besar berikutnya baru terlaksana pada tanggal 18-19 Mei 1990 dengan diselenggarakannya Musyawarah Nasional ILUNI di Hotel Indonesia. Dalam Munas ini ditetapkan perubahan istilah ILUNI (Ikatan Lulusan Universitas Indonesia) menjadi ILUNI UI (Ikatan Alumni Universitas Indonesia) dan memilih dr. Hariadi Darmawan sebagai Ketua Umum ILUNI UI. Pada saat itu juga disahkan Mukadimah Anggaran Dasar ILUNI, yang salah satunya menyebutkan “bahwa ILUNI adalah manunggal dengan almamater mengabdi kepada rakyat, bangsa, dan negara dengan jalan melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi.” Pergantian kepengurusan berikutnya dilangsungkan pada Munas ILUNI UI ke II tanggal 2 Mei 1999 bertempat di Pusat Studi Jepang UI, Depok dan memilih Dr. Azrul Azwar sebagai Ketua Umum ILUNI UI 1999-2003. Pemilihan pengurus baru yang seharusnya dilakukan pada tahun 2003 baru dapat dilaksanakan pada Munas V ILUNI UI di Aula FKUI, Salemba tanggal 12 Agustus 2007. Saat itu peserta Munas yang merupakan wakil-wakil dari ILUNI Fakultas di lingkungan UI secara aklamasi mengangkat Sofyan Djalil SH sebagai ketua ILUNI UI periode 2007-2010.
Selanjutnya pada Munas VI ILUNI UI yang diselenggarakan pada tanggal 27 November 2011 di aula Fakultas Kedokteran UI Jl. Salemba, Dr. Chandra Motik Yusuf, SH, MSc terpilih sebagai Ketua Umum ILUNI UI periode 2011-2014. Dan ILUNI UI pun mencetak sejarah baru sebagai organisasi ikatan alumni perguruan tinggi pertama di Indonesia yang dipimpin oleh seorang alumnus perempuan. Pada akhir Juli 2016 dalam Musyawarah Nasional ke VII dengan menggunakan e vote terpilih Arief Budhy Hardono, alumni Fakultas Teknik Sipil angkatan masuk 1984 sebagai Ketua Umum ILUNI UI periode 2016- 2019. (WS/ sumber : ILUNI UI/ wawancara)
20 20
alumni alumni U N I V E R S I TA S I N D O N E S I A
U N I V E R S I TA S I N D O N E S I A
Edisi Juli-Agustus 2016 Edisi Juli-Agustus 2016
B
ahder Djohan lahir di Lubuk Begalung, Padang, Sumatera Barat, 30 Juli 1902 – meninggal di Jakarta, 8 Maret 1981 pada umur 78 tahun adalah anak kelima dari sepuluh bersaudara pasangan Mohamad Rapal gelar Sutan Boerhanoedin orang Koto Gadang, Agam, dengan Lisah yang berasal dari Alang Laweh, Padang. Ayahnya berprofesi sebagai jaksa. Bahder Djohan menerima gelar Marah Besar pada pernikahannya dengan Siti Zairi Yaman. Pada masa muda, Djohan adalah salah satu pimpinan Jong Sumatranen Bond. Dia aktif terlibat dalam kepanitiaan Kongres Pemuda. Dalam Kongres Pemuda I, Djohan menyampaikan pidato tentang kedudukan wanita. Pidatonya yang berjudul “Di Tangan Wanita,” dilarang beredar oleh pemerintah Hindia Belanda. Dr. Bahder Djohan adalah salah satu anggota panitia yang terdiri dari lima orang yang mempersiapkan terbentuknya Palang Merah Indonesia pada tanggal 17 September 1945, sebagai penulis, bersama Dr. R. Mochtar sebagai ketua dan Dr. Djoehana Wiradikarta, Dr. Marzuki dan Dr. Sitanala sebagai anggota. Setelah periode kemerdekaan, Djohan diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada Kabinet Natsir (1950-1951) dan Kabinet Wilopo (1952-1953). Pada tahun 1953 dia duduk sebagai direktur RSUP Jakarta (sekarang RSCM). Kemudian Djohan dipilih untuk menjabat Rektor Universitas Indonesia. Namun pada tahun 1958 sebelum masa jabatannya habis, Djohan mengundurkan diri. Dia tak setuju dengan pemerintah, yang menyelesaikan peristiwa PRRI dengan cara peperangan.(sumber wikipedia)
P
rof. Dr. Raden Benedictus Slamet Muljana lahir di Yogyakarta, 21 Maret 1929 – meninggal di Jakarta, 2 Juni 1986 pada umur 57 tahun, adalah seorang filologi dan sejarawan dari Indonesia, gelar B.A. dari Universitas Gadjah Mada tahun 1950, gelar M.A. dari Universitas Indonesia tahun 1952, gelar Doktor Sejarah dan Filologi dari Universitas Louvain, Belgia, tahun 1954, serta menjadi profesor pada Universitas Indonesia sejak tahun 1958. Slamet Muljana pernah mengajar di Universitas Gadjah Mada, IKIP Bandung (Universitas Pendidikan Indonesia sekarang), Akademi Penerangan, dan Akademi Jurnalistik. Selain itu ia juga pernah mengajar di luar negeri, antara lain, Wolfgang Goethe Universitat (Frankfurt, Jerman), State University of New York (Albany, Amerika Serikat), dan Nanyang University of Singapore (Singapura). Serta ia pernah pula menjabat sebagai direktur Institut untuk Bahasa dan Kebudayaan di Singapura, serta menjadi anggota dewan kurator pada Institute of Southeast Asian Studies di Singapura. Karya-karya Slamet Muljana dalam ilmu Sejarah tidak jarang mengundang kontroversi dari para pembacanya. Misalnya dalam buku Runtuhnja keradjaan Hindu-Djawa dan timbulnja negara-negara Islam di Nusantara (1968) dengan berani ia menyatakan bahwa Walisongo adalah para ulama keturunan Cina. Pendapat tersebut mengundang reaksi keras karena kepercayaan masyarakat yang sudah terlanjur kuat, bahwa anggota-anggota Walisongo adalah keturunan Arab. Tidak hanya itu, pemerintah Orde Baru bahkan melarang terbit buku tersebut, karena saat itu sedang maraknya sentimen anti Cina.
D
jukardi Odang Anak bekas Wali Kota Bogor, Haji Mohamad Odang, yang mengaku “bengal” selagi kecil ini sebenarnya ingin menjadi pegawai kehutanan. Ia akhirnya menjadi militer, lantaran sering diejek teman-teman sebayanya. “Seorang teman pernah mengatakan saya banci, cengeng, karena takut berjuang,” cerita Djukardi. Sejak berpangkat kapten, 1957, tugasnya lebih banyak di luar lingkungan militer. Misalnya menjadi Sekretaris Badan Nasionalisasi Perusahaan Belanda, Sekretaris Menteri Produksi, dan bertugas di CTC Singapura dan Hamburg. Setahun kemudian, Mayor Djukardi diangkat menjadi Direktur Utama PT Pantja Niaga. Di perusahaan ini, ia dinilai berhasil menciutkan utang perusahaan milik negara yang pernah mencapai sekitar Rp 5 milyar. Dengan 2.000 karyawan, perusahaan itu kini sudah bisa untung dengan omset sekitar Rp 150 milyar per tahun. Ia pernah terpilih sebagai Pengusaha Teladan DKI, 1977, dan menjabat Ketua Umum ILUNI UI, 1977. Djukardi menikah dengan Tati Rukmini Prawira Soebrata, dan dikaruniai seorang putri.
S
ofyan Djalil berasal dari keluarga sederhana di Peureulak, Aceh Timur. Karena dia sadar kemampuan ayahnya yang tukang cukur dan ibunya yang guru ngaji, Sofyan saat kecil mencari uang dengan menjual telur itik di daerahnya. Sejak dewasa, dia pindah ke Jakarta, dan sempat menjadi penjaga mesjid di Menteng Raya 58 dan kondektur metromini. Pada saat itu juga ia terlibat dalam aktivitas kegiatan kemasyarakatan sebagai aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII). Seiring perjalanan waktu, dengan kegigihan yang dimiliki Sofyan, akhirnya dia bisa kuliah di Universitas Indonesia, dan suatu ketika berkenalan dengan Ratna Megawangi dari IPB Bogor, sampai mereka menjalani kehidupan keluarga dan kuliah di Amerika. Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, bidang studi Hukum Bisnis, tahun 1984.
M
D
r. Hariadi Darmawan pernah menjabat sebagai Komisaris Independen di Primarindo Asia Infrastructure Tbk sejak 2001. Darmawan menjabat sebagai Supervisory Board/Commissioner di Perum Perhutani, Inspektur Jendral di Kementerian Kehutanan, anggota DPR. Hariadi juga berkarya di TNI dan pangkat terakhirnya sebagai Brigjen TNI AD. Memperoleh Master di FKUI tahun 1968.
R. CHANDRA MOTIK YUSUF, SH., MSc lahir di Jakarta, 18 Februari 1954 agama Islam, Menikah dengan Dipl. Ing. Yusuf Djemat – Tahun 1983, dianugerahi 1 orang puteri Ashana pada tahun 1984 dan 2 orang putera kembar – Yuda dan Yudi pada tahun 1985. Masuk FH UI angkatan 73 dan menyelesaikan tahun 77 dan penerima penghargaan Women in Maritime tahun 2015 dari Kementerian Perhubungan.
P
rof. Dr. Azrul Azwar, MPH lahir di Kutacane, Aceh, 6 Juni 1945 – meninggal di Jakarta, 1 April 2014 pada umur 68 tahun adalah seorang dokter dan ahli kesehatan masyarakat. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Indonesia dan Ketua Stikes Binawan Jakarta. Di lingkungan pemerintahan, Azrul pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, sedangkan di almamaternya, Universitas Indonesia, Azrul adalah Guru Besar Ilmu Kedokteran Komunitas dan pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Ia juga pernah menjabat sebagai Komisaris PT Kimia Farma, Tbk, serta Komisaris Utama PT Indofarma, Tbk. Azrul juga merupakan salah satu dokter yang banyak terlibat dalam berbagai organisasi kesehatan dunia, antara lain menjadi konsultan World Health Organization (WHO), konsultan International Organization of Migration (IOM), Wakil Presiden Medical Association of ASEAN, Presiden World Medical Association (WMA), Presiden Confederation of Medical Association in Asia & Oceania (CMAAO), Ketua Umum Asean Scout Association for Regional Cooperation (ASARc) serta Ketua Umum Asean Regional Primary Health Care Cooperation (ARPAc)
A
Ketua Umum Arief Budhy Hardono 2016 - 2019
rief Budhy Hardono Fakultas Teknik Sipil angkatan 1984. Menikah dengan adik kelasnya dari Fakultas Teknik jurusan Teknik Gas Petrokimia/Teknik Kimia dan dikaruniai dua orang putra yang sudah remaja, Rayesha Ikram ,19 tahun dan Narendra Irham, 17 tahun. Direktur PT Pionir Beton Indonesia. Direktur Citra Margatama Surabaya. Ketua Garusa Baseball Club, Jakarta, Sekjen Persatuan Baseball dan Softball Indonesia.
(8)
Edisi Juli-Agustus 2016
alumni
21
ALBUM JADOEL
Serangkaian kegiatan para peserta mahasiswa FE UI dalam program Penelitian Besar Economica Fakultas Ekonomi UI tahun 1997 di Gunung Bunder Bogor. 1. Lucky Meirinawati, Beby Dyah Widyanti, Paksi Bebibrama Paloma, Teuku Z, Juli Katarina, m Riksa Apriani, Cornelia S, Ari Perdana, Revindo Reuknapp, FX. Ariyanto W, Fiantoni Sihotang dll.
22
alumni U N I V E R S I TA S I N D O N E S I A
Edisi Juli-Agustus 2016
ALB UM JAD OEL
Kuliah lapangan ilmu ukur tanah, Kuningan
Ngaso sejenak setelah praktek Kuliah lapangan ilmu ukur tanah, Kuningan
Rangkaian foto-foto dokumentasi Alumni Geografi angkatan 1993
Prastudi Eskursi Geografi 1993, Pelabuhan Ratu
Saat di Gunung Bromo
Prastudi Eskursi Geografi 1993 Pelabuhan Ratu Suasana kuliah ilmu ukur tanah kuningan bersama Bapak Subandio.
Edisi Juli-Agustus 2016
alumni
23
Praktikum Interpretasi Foto Udara Geografi ‘93 di Parangtritis dengan dosen bu Sumilah.
Oleh: Adiseno
ki Mengenang Hartono Basu i as st re p er B i ak d en P I U a w is Mahas
L
embah Danau-Danau – Hartono Basuki, Norman Edwin keduanya sudah tiada. Keduanya anggota Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI), masing-masing mahasiswa FIPIA dan FS UI. Mereka pada 1981 mendaki sisi selatan Carstensz Pyramid bersama Ita Budhi (FEUI), Karina Arifin (FSUI kini FIB UI) dan Hendiarto atau Hendi (FSUI). Pada 10 April kelima anggota Mapala UI berhasil menjejakan kaki di puncak tertinggi Australasia.
yang bagi Mapala UI pusaka. Bendera yang berkibar sepuluh tahun sebelumnya di Puncak Ngga Poloe atau Puncak Sukarno yang sekarang disebut Puncak Jaya. Tono saat turun tali, terpleset dan mengalami luka. Malam itu ia bertahan ditemani Rianto Wahyudi, Paido Panggabean dan Hendi turun mencari bantuan tetapi malam itu terlalu panjang, beberapa hari setelah keberhasilan mencapai puncak Tono gugur didampingi Rianto Wahyudi.
Hari-hari pendakian di jalur baru meninggalkan lelah dan luka. Belum pernah sebelum mereka ada yang membuat jalur ke puncak Carstensz dari sisi selatan. 20 tahun sebelumnya Philip Temple dan Heinrich Harrer mencapai Carstensz Pyramid pertama kali dari sisi utara. Harrer adalah satu dari empat pendaki yang berhasil mendaki dinding utara Eiger, rute yang sulit pada masanya.
Bagi pendaki, ketika meniti bahaya ada ikatan persahabatan yang kerap tak lekang diterjang masa. Gugurnya Hartono Basuki di pendakian Carstensz Pyramid pada April 1981, menggugah Mapala UI untuk memasang plakat peringatan di Puncak Carstensz. Mengenang sahabat sekaligus penanda puncak.
Nama besar lain yang menyambangi Carstensz adalah Reindhold Messner, pendaki pertama yang menyelesaikan 14 puncak gunung tertinggi dunia di atas 8000 meter. Kemudian Peter Boardman, pendaki yang berhasil mencapai Everest melalui dinding Barat Daya. Semuanya dari sisi utara. Lelah dan luka terbayar, apalagi ketika mereka berhasil turun ke sisi utara di Lembah Kuning. Disana mereka disambut rekan, Rianto Wahyudi , Paido Panggabean(FEUI) yang menunggu. Namun, petaka Mapala UI tertinggal di lereng tebing. Tono dan Hendi kembali ke atas hendak membawa pulang
24 24
alumni Edisi Juli-Agustus 2016 alumni Edisi Juli-Agustus 2016 U N I V E R S I TA S I N D O N E S I A
U N I V E R S I TA S I N D O N E S I A
Ketika berada di Puncak Carstensz Pyramid, sebagaimana dituturkan Norman Edwin dalam tulisannya, mereka melihat peninggalan pendahulunya berserakan di puncak. Ada pecahan botol, di bawah batu puncak ada bendera Olimpiade Muenchen 1972 yang diduga ditinggalkan pendaki Jerman. Ada kaleng rokok State Express, di mana senior mereka di Mapala UI, Hendry Walandauw menorehkan namanya. Norman dan kawan-kawan pun meninggalkan kaleng Nivea, dengan menorehkan nama mereka. Ide pemasangan baru terealisir pada 1984 ketika Norman Edwin, Dondy Rahardjo, Achmad Rizali, Adiseno, dan Yadi Sugandi melawat ke Carstensz Pyramid. Kala itu plakat
sekaligus menandai puncak Carstensz karena peninggalan para pendaki pendahulu kerap hilang tertiup angin. Plakat pun terpasang dan sejak itu menandai titik puncak bagi penerus pendakian gunung tertinggi di Australasia. Tahun-tahun berlalu. Badai dan kuatnya alam melepaskan tanda puncak, kenangan sahabat pendakian. Kabar ini sudah beberapa tahun beredar di Mapala UI. Pada Juli 2016 ini, sekelompok anggota Mapala UI dengan didukung oleh PT Freeport Indonesia dan Pertamina, mendapatkan ijin mendaki ke kawasan Taman Nasional Lorentz di mana Carstensz Pyramid berada. Seregu pendaki dipersiapkan. Replika plakat peringatan gugurnya Tono pun disiapkan. Akhirnya pada Kamis subuh 21 April 2016, Fandhi Ahmad (Program D3), Firman Arif (FIB UI) dan Dedi Alloy (FSUI) berangkat dari Lembah Danau-danau. Mereka menelusuri jalur normal, melalui jurang yang dituruni Tono sampai kecelakaannya. Fandi Ahmad sudah puluhan kali mendaki ke Carstensz Pyramid sebagai pemandu. Terakhir, Mei lalu. Firman Arif tahun 2015 mencapai Carstensz Pyramid. Dedi Alloy adalah rekan pendakian Norman Edwin. Ia bersama
Norman adalah pendaki Indonesia pertama ke puncak Denali, tertinggi di Amerika Utara dan puncak Elbrus, tertinggi di Eropa. Tiga kali sebelumnya Dedi pernah menjajal menggapai puncak Carstensz, ketiga kalinya ia gagal. Kini adalah kesempatannya keempatnya. Saat lepas siang hari, Fandhi Ahmad, Firman dan Dedi berhasil mencapai puncak Carstensz. Mereka pun memasang plakat peringatan sahabat mereka yang gugur disebelah tempat yang lama. Memang tanda mengenang sahabat yang harus bertahan lebih lama dari kuatnya alam. Ketiga penerus Mapala UI ini tidak pernah mendaki bersama Tono, makara dan telapak kaki yang menyatukan mereka. (adiseno)
Edisi Juli-Agustus 2016 Edisi Juli-Agustus 2016
alumni alumni
25 25
MAPALA UI, Tradisi Jambore 17 Agustusan & HBH.
S
etiap menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus, alumni UI terkenang pada Lembah Suryakencana, Gunung Gede dan Gunung Pangrango. Puluhan mahasiswa UI lintas fakultas dan angkatan bersama-sama mendaki Gunung Gede atau Gunung Pangrango dalam rangka memeriahkan acara Jambore Mapala UI. Sejak tahun 1999 acara Jambore 17 Agustus Mapala UI ini tidak lagi diadakan . “Peserta Jambore sejak tahun 1995 semakin membludak, sehingga Mapala UI dan TNGP tidak mampu mengontrol peserta. Celakanya, karena kontrol yang semakin susah menyebabkan banyak peserta yang merusak kawasan hutan Gunung Gede dan tidak terkendali dari tahun ke tahun,” ujar M. Opan Mustopha mahasiswa FISIP 2012 yang juga Ketua Mapala UI (2015-2016). Sabtu, 23 Juli 2016 para anggota Mapala UI mengadakan acara halalbihalal dengan tagline
1975 ke lembah erta Jambore Mapala tahun Mahasiswi Fakultas Sastra pes pala. g Gede didampingi anggota Ma Suryakencana puncak Gunun
ah, Siap siap berangkat dari pos baw . hari pukul 01 dini
26
alumni U N I V E R S I TA S I N D O N E S I A
Edisi Juli-Agustus 2016
u Istirahat sejenak di Kandang Bat
Di lembah S
“Sehari bareng-bareng Mapala UI” di Rumah Gadog, sebuah Villa di kawasan Bogor. Acara ini bertujuan untuk mempertemukan kembali seluruh anggota keluarga besar Mapala UI yang berjumlah hampir seribu orang. Walaupun yang hadir tidak mencapai setengah dari jumlah seluruh anggota namun acara tetap berjalan dengan penuh kekeluargaan dan gembira. Rangkaian acara pada halal bihalal tersebut antara lain Sesi Sharing, Fun Fishing, Fun Futsal dan hiburan Acara ditutup dengan makan malam dan penyerahan kenang-kenangan kepada Abah Iwan dari Keluarga Besar Mapala UI. ( Aulia Farazenia M-956-UI, Alvina Desi S M-955-UI)
Gede Suryakencana puncak Gunung
Edisi Juli-Agustus 2016
alumni
27
UI
update
http://www.ui.ac.id/news
S
enin (18/7/2016), bertepatan dengan momen perayaan ulang tahun ke-52 Fakultas Teknik, UI meluncurkan kendaraan mobil berbasis listrik. Terdapat 4 mobil listrik yang ditampilkan pada acara ini, yaitu Bus Electric Vehicle (EV), Makara Electric Vehicle (MEV) 01, City Car MEV 02 dan City Car MEV 03. Mobil-mobil listrik ini merupakan inovasi karya dosen dan mahasiswa FTUI yang tergabung dalam Tim Molina UI. Bus EV merupakan kendaraan berkapasitas 60 penumpang dengan daya motor 120 kW dan 300 Ah. Harapannya bus ini diharapkan secara bertahap dapat mengganti keseluruhan fungsi bus kuning UI sebagai alat transportasi internal kampus UI. Kendaraan berikutnya yang ditampilkan adalah Makara Electric Vehicle (MEV) 01, sebuah city car yang menggunakan motor listrik buatan Tim Molina UI berupa Brushless Direct Current (BLDC) motor dengan kapasitas 25 kW. Jenis city car lain yang
Bus Electric Vehicle UI
Bus Electric Vehicle UI
UI PERKENALKAN MOBIL LISTRIK DI DIES NATALIS KE-52 FTUI ditampilkan adalah MEV 02 yang desain dan spesifikasinya menyerupai kendaraankendaraan komersial dan menggunakan motor AC Induksi dengan daya 7,5 kW dan kapasitas baterai 102 Ah. City car MEV 03 merupakan mobil jenis lain yang spesifikasinya menyerupai kendaraan komersial dengan
sistem hibrid menggunakan motor AC induksi dengan daya 32 kW dan kapasitas baterai 102 Ah. Sistem hibrid ini diharapkan dapat menambah jangkauan jarak kendaraan untuk berkendara. Selain merancang kendaraan listrik, Tim Molina UI juga menciptakan sistem termal untuk pendinginan Rektor UI bersama Makara Electric Vehicle (MEV) 02
28 28
alumni U N I V E R S I TA S I N D O N E S I A
Edisi Juli-Agustus 2016
kabin dan baterai serta sistem fluida berupa aplikasi jet sintetik untuk perbaikan aerodinamika kendaraan. Saat ini, Tim Molina UI juga tengah mengembangkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik dengan menggunakan energi dari PLN dan sel surya yang akan berfungsi layaknya pom bensin bagi mobil-mobil listrik. Tim Molina UI juga menyusun kajian aspek ekonomi, hukum dan sosial budaya terhadap teknologi kendaraan listrik untuk mengetahui reaksi penerimaan masyarakat terhadap kendaraan listrik dan perencanaan rekayasa sosial yang harus dilakukan. Dekan FTUI Prof. Dr. Ir. Dedi Priadi, DEA dalam peluncuran ini menyampaikan, “FTUI memiliki visi untuk mengedepankan inovasi dan penelitian. Diharapkan teknologi ini ke depannya dapat diterapkan pada mobil konvensional berbahan bakar minyak dan merangsang penelitian lainnya yang dapat diserap oleh industri.” (Sumber: Kantor Humas dan KIP UI)
http://www.ui.ac.id/news
UI
update
TIM UI UNJUK PRESTASI
DI KOMPETISI INTERNATIONAL DUTCH SOLAR CHALLENGE 2016 DI BELANDA DAN INTERNATIONAL ROBOBOAT COMPETITION 2016 DI AMERIKA SERIKAT.
M
Solar Boat Team (SBT) bersama Kapal Jagur (bawah)
ahasiswa Universitas Indonesia (UI) menorehkan prestasi pada kompetisi International Dutch Solar Challenge 2016 di Belanda dan International Roboboat Competition 2016 di Amerika Serikat. Solar Boat Team (SBT) UI berhasil meraih peringkat ke-2 di Asia dalam kompetisi yang berlangsung di International Dutch Solar Challenge 2016, sebuah kompetisi kejuaraan dunia perahu bertenaga surya. Solar Boat Team (SBT) UI tercatat sebagai peraih peringkat ke-15 dunia. Tim UI berlaga di ajang A class dengan kapal inovasi buatan tim mahasiswa UI, yaitu Si Jagur. Kapal Si
Jagur adalah kapal yang menggunakan tenaga matahari sebagai penggerak kapal. Keunikan kapal terletak pada desain kapal yang memiliki konsep trimaran atau kapal dengan tiga lambung yang saling terhubung yang membuat kapal lebih stabil, bermanuver baik, luas bidang basah lebih kecil serta lebih cepat. Tak kalah berprestasi, Tim Autonomous Marine Vehicle (AMV) UI berhasil meraih posisi 5 besar di International Roboboat Competition 2016. Kompetisi ini merupakan kompetisi robot kapal tingkat dunia yang diadakan oleh Association of Unmanned
Vehicle Systems International (AUVSI) Foundation. Tim AMV UI berhasil masuk dalam tahap final 5 besar dalam kompetisi advanced unmanned vehicle dengan robot MAKARA-05 dan MAKARA-06. Makara 05 dan Makara 06 merupakan kapal tanpa awak pertama dengan konsep hybrid, yaitu ROV (Remotely Operated Vehicle) dan AUV (Autonomous Underwater Vehicle). Keduanya saling melengkapi robot tak berawak yang bisa berlayar dan menyelam. Fungsi tersebut bisa mendukung pelaksanaan observasi laut karena tim AMV melekatkan fitur kamera yang dapat memotret objek dan warna di bawah laut. Tim SBT UI merupakan 14 mahasiswa multidisiplin keilmuan teknik yang terdiri atas Pradhana Sadhu, Rizka Yulianti, Hafizha Mulyasih, Sigit Yoga, Andika Aldi, Sandy Sugandhy, Aufa Yusuf, Dendi Nurachman, M. Hanafi Lubis, Didit Andika, Ryan Dwi, Danurwendo, Aldy Syarihadin dan Yusro Fahmi. Sementara, Tim AMV UI merupakan tim yang terdiri dari 31 anggota tim yaitu 11 orang tim inti dan 20 orang tim magang. Walaupun tim ini didominasi oleh mahasiswa teknik perkapalan dan teknik elektro, namun anggota tim AMV ini berasal dari berbagai jurusan di Universitas Indonesia, tidak hanya teknik. (Sumber: Kantor Humas dan KIP UI) Edisi Juli-Agustus 2016
alumni
29
UI
update
http://www.ui.ac.id/news
Peserta Turnamen Golf bersama Wakil Presiden RI, Bapak Jusuf Kalla
Turnamen Golf ke-XI Universitas Indonesia
P
ada Minggu (14/08/16), Persatuan Golf Alumni UI (PERGOLA UI) menyelenggarakan Turnamen Golf ke-XI Universitas Indonesia memperebutkan Piala Bergilir Presiden Republik Indonesia di Jagorawi Golf & Country Club. Acara dibuka oleh Wakil Presiden Indonesia, H. Muhammad Jusuf Kalla, yang juga merupakan alumni UI. Pada acara ini diberikan sumbangan dana beasiswa sejumlah Rp150.000.000 dari PERGOLA UI kepada mahasiswa yang kurang mampu namun berprestasi. Total bantuan Beasiswa PERGOLA UI selama beberapa tahun ini telah mencapai lebih dari Rp1 Milyar.
30
alumni U N I V E R S I TA S I N D O N E S I A
Edisi Juli-Agustus 2016
Pimpinan UI bersama pengurus PERGOLA UI
Penyerahan secara simbolis dana beasiswa untuk mahasiswa UI
UI
update
Gedung Information Technology Training Center (ITTC) Gedung Balai Sidang
PROGRAM PENAMAAN GEDUNG DAN TAMAN DALAM RANGKA PENGGALANGAN DANA ABADI UI
S
udah tidak asing lagi di telinga alumni, sosialisasi Dana Abadi Universitas Indonesia di tahun ini sedang digencarkan. Dana Abadi UI merupakan sekumpulan dana yang dihimpun dan disimpan secara permanen pada suatu Dana Investasi. Dana pokoknya disimpan selamanya, sedangkan hasil investasinya dimanfaatkan secara berkala untuk mendukung program Tridarma Perguruan Tinggi, seperti pemberian dana beasiswa, riset, pengabdian masyarakat, perbaikan fasilitas umum, dan lain-lain. Program Dana Abadi UI ini dibentuk untuk mengakomodasi Alumni, sahabat Alumni, orangtua mahasiswa, perusahaan, maupun masyarakat yang ingin turut berpartisipasi membangun UI. Salah satu bentuk penggalangan Dana Abadi UI adalah melalui program penamaan gedung dan taman di lingkungan Kampus UI. Saat ini, UI membuka kesempatan bagi keluarga besar dan mitra UI untuk mengukir sejarah perjalanan hidup dengan menorehkan nama pada gedung dan taman di lingkungan kampus UI. Penamaan ini dapat berupa nama individu donatur, perusahaan dan yayasan. Tentu, penamaan gedung dan taman oleh individu atau sekelompok orang yang telah memberikan kontribusi signifikan merupakan sebuah tradisi kebanggaan dari pendidikan tinggi. Penamaan dapat ditorehkan pada beberapa gedung yang disepakati di lingkungan kampus UI. Pada tiap periode penamaannya, donatur dapat menorehkan nama selama maksimal 10 tahun atau berdasarkan kesepakatan bersama. Penamaan diberikan dalam bentuk donasi untuk Dana Abadi UI. Nilai donasi yang diberikan pada setiap gedung dan tamannya telah tertulis dalam proposal penamaan, namun masih terbuka untuk dibicarakan lebih lanjut dengan calon donatur. Harapan besar terletak pada keluarga besar UI dan mitra UI yang merasa terpanggil untuk menjadi bagian tidak terpisahkan dari perkembangan UI. Berkembangnya Dana Abadi UI turut mengantarkan UI menuju Guru Bangsa. Suksesnya program penamaan gedung dan taman di lingkungan kampus UI akan mengukir sejarah baru di almamater tercinta. Alumni UI, mari ikut berpartisipasi dalam program ini. (Zenithesa Gifta Nadirini)
Gedung Integrated Faculty Club
Taman Firdaus
Klinik Edisi Satelit Juli-Agustus 2016
alumni
31 31
P R O F I L a l u m n i
bidik
ALUMNI
SRI INDRASTUTI HADIPUTRANTO
FH ‘ 65
Lawyer dan Tempe Sehat Binaannya
Perjalanan firma hukum Hadiputranto, Hadinoto & Partners , menjadi suatu institusi yang berkembang besar merupakan impian dari sosok pionir lawyer wanita yang paling menginspirasi dan berpengaruh di Indonesia. Berdiam di rumah tanpa melakukan sesuatu adalah hal yang mustahil bagi Sri Indrastuti Hadiputranto (73), wanita kelahiran Magelang. Kiprah mantan anggota Dewan Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) dan anggota berbagai Komite BEI ini telah membuatnya menjadi lawyer terkemuka dalam direktori hukum ternama seperti Chambers Asia, Asia Pacific Legal 500, IFLR 1000 dan Asia Law Profil , selama beberapa tahun. Bahkan belum lama pula Tuti dinobatkan sebagai salah satu Inspiring Woman oleh Forbes Indonesia. Apakah bidang hukum memang sudah menjadi bagian yang dicita-citakan ?
S
ebenarnya, fakultas hukum bukan pilihan saya. Saya inginnya masuk ITB tapi enggak keterima. Kata bapak saya, di keluarga sudah ada insinyur jadi buat apa saya insinyur, nanti juga saya ke dapur. Saya sempat marah dan mogok tidak mau kuliah. Lalu bapak saya menyarankan untuk menjadi lawyer karena banyak possibilities -nya. Akhirnya saya masuk kuliah hukum terlambat dari jadwal seharusnya dan saya kuliah sore. Saya bilang sama bapak, “Kalau aku lulus nanti ijasahnya untuk bapak saja, karena saya enggak senang.”
Apa yang membuat tidak senang kuliah hukum?
Bagi saya ilmunya bukan seperti yang
32
alumni U N I V E R S I TA S I N D O N E S I A
Edisi Juli-Agustus 2016
saya pelajari sewaktu SMA tentang ilmu pasti. Jadi, masuk ke Fakultas Hukum rasanya sesuatu yang asing. Saya tidak menikmatinya. Ketika tahun 65 ada demonstrasi mahasiswa, saya sempat ikut aktif dengan teman-temen di Kedokteran dan Ekonomi. Entah kenapa sejak itu saya mulai senang dengan pelajaran hukum dan mulai enjoy. Akhirnya saya lakoni kuliah di sana hingga lulus tahun 70. Perjalanan seorang Tuti dalam mendirikan law firm cukup panjang. Hingga kemudian pada tahun 1989 mendirikan Hadiputranto, Hadinoto, & Partners . Bidang pertama yang ditanganinya seputar pasar modal/ sekuritas, yang saat itu baru mulai berkembang. Tuti merupakan
masih kita bicarakan bagaimana teknis produksinya”. Anggota komite tropical forest conservation acts ini juga aktif dalam kegiatan sosial yang menyangkut human development seperti yayasan CCPHI, Yayasan Indonesia Bussiness Links, yayasan Usaha Indonesia Damai, dan kegiatan sosial lainnya yang diakuinya dilakukan dengan cinta. “Semua kegiatan itu tidak pernah sedikitpun terlintas dalam pikiran sebelumnya. Tapi saya merasa senang-senang saja melakukannya, karena sudah terbiasa dengan kesibukan”.
Bagaimana rasanya dengan pencapaian ini ? Tentu senang dan bangga sekali. Perlu dipahami, bahwa pencapaian ini bukan karena usaha saya sendiri tapi usaha begitu banyak orang. Itulah gunanya di dalam sebuah law firm harus selalu bekerja sama sebagai sebuah tim. We are one team. Lawyer yang bekerja baik dan bagus pada suatu waktu akan berkesempatan menjadi partner. Kita melihat hard skill, soft skill, technical skill, perilaku, dan semuanya. Menjadi partner itu tidak gampang karena harus mengerti bagaimana dealing with the lots of others people.
Bersama dengan Ayu Mulyadi (Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasaboga Indonesia/APJI), Wida Winarno (Indonesia Tempe Movement), dan Nancy Martasuta (Pembina APJI dan Inisiator Program Kolaborasi)
lawyer pertama yang berlisensi/terdaftar di Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal). Kini law firm-nya telah memiliki sekitar 300 staf dan 130 lawyer.
“Lari” ke Tempe sehat
Selain aktivitasnya di bidang hukum, dari rumahnya di kawasan Gadog, Ciawi, wanita yang tak bisa diam ini, juga melakukan pemberdayaan masyarakat sekitar dalam bidang industri rumahan untuk pembuatan tempe sehat tanpa formalin. “Kita sediakan pula bahan bakunya”. Usaha ini bekerja sama untuk pemasarannya dengan Asosiasi Perusahaan Jasaboga Indonesia. Meski keuntungan dari tempe mungkin cuma 1000-2000 rupiah tapi jangan anggap enteng kalau produksinya dalam jumlah besar. Untuk perkembangan ke depannya
Peserta workshop begitu antusias
Hobi apa yang disenangi? Hobi saya sebetulnya bekerja. Kalau tidak kerja rasanya resah. Selain itu hobi jalan-jalan dan melihat pemandangan, pepohonan kalau sedang di Ciawi. Saya juga senang arts karena itu hiburan. Maka itu saya senang pergi ke museum-museum di luar negeri karena itu suatu treasures. Saya juga senang lukisan, batik, dan tenun. Koleksi batik saya sampai ratusan karena saya mengumpulkan sejak tahun 70-an. Kecintaan ini bermula karena ibu saya berdagang batik waktu saya masih kecil, untuk menambah pendapatan keluarga. Bapak saya adalah pegawai negeri. Bagi saya melihat batik seolah membayangkan orang membuatnya. Saya juga senang dengan barang-barang seni. Jadi, kalau ada pameran batik atau barang-barang seni Indonesia saya kadang-kadang enggak berani datang karena bisa datang bawa koper kosong dan pulangnya penuh. Pembantu saya sampai minta saya untuk tidak belanja-belanja lagi karena tidak ada tempat menyimpannya. Kesehariannya sepulang kerja, yang dilakukannya tetap mengecek emailemail, mengirim email untuk anak semata wayangnya, Aryani Elisabeth Manring (37), yang tinggal di Amerika. Kadang-kadang saja nonton TV. Akhir minggu biasanya pergi ke Ciawi untuk menikmati suasana sejuk, jalan-jalan di kebun yang luas, serta memantau perkembangan staf yang belajar bercocok tanam organik, atau melakukan kegiatan sosial lain.(Dedeh) Edisi Juli-Agustus 2016
alumni
33
UI
update
http://www.ui.ac.id/news
MISI KEMANUSIAAN DMC ILUNI UI DI PURWOREJO
S
abtu,18 Juni 2016, Kabupaten Purworejo di Jawa Tengah dilanda bencana banjir dan tanah longsor. 46 jiwa meninggal, tiga orang hilang dan ratusan warga lainnya mengungsi. Kejadian ini merupakan bencana terparah yang melanda Purworejo dalam 30 tahun terakhir. Untuk menyikapi kejadian tersebut, Disaster Management Center ILUNI UI menurunkan tim tanggap darurat ke Purworejo. Tim ini mempunyai tugas untuk melakukan penyelamatan (evakuasi), pemetaan dampak bencana, pemberian bantuan kehidupan dasar dan layanan psikososial. Penentuan misi ini sudah ditentukan sejak awal berdasarkan informasi yang didapat dari lapangan.
34
alumni U N I V E R S I TA S I N D O N E S I A
Edisi Juli-Agustus 2016
Dari data BPBD Purworejo, ada delapan desa yang terkena dampak longsoran dan lima di antaranya cukup parah. Berdasarkan hasil assesment, tim DMC ILUNI UI kemudian memutuskan untuk memusatkan kegiatannya di daerah Jelok, Caok dan Donorati. Penyebaran kegiatan di tiga titik ini dimungkinkan dengan merapatnya para mahasiswa UI asal Purworejo yang sedang pulang ke kampung halamannya. Jika saat berangkat dari Jakarta kekuatan tim UI hanya lima personel, dengan tambahan mahasiswa UI asal Purworejo, maka kekuatan personel menjadi 17 orang. Dalam pelaksanaannya, DMC ILUNI UI tidak hanya terlibat pada fase tanggap darurat saja. Satu
minggu setelah Idul Fitri, tim kembali ke Purworejo dengan membawa perlengkapan sekolah untuk anakanak mengingat dalam beberapa hari ke depan masa sekolah sudah dimulai. Menggantikan posisi tim penyelamatan, kali ini tim DMC ILUNI UI diperkuat oleh dua orang pendongeng dari Gerakan Pendongeng Peduli untuk Kemanusiaan. Misi DMC ILUNI UI kali ini memang diperuntukkan untuk anak-anak. Memberikan keceriaan bagi mereka sebagai bagian dari proses pemulihan psikologis akibat bencana. Semoga kontribusi yang diberikan oleh DMC ILUNI UI dapat bermanfaat bagi para warga Purworejo.
temu kangen
Acara Halal Bihalal Fakultas Ilmu Budaya (FIB) diadakan pada hari Rabu, 13 Juli 2016 di Selasar kampus FIB. Pada acara seperti ini para dosen muda dan senior berkesempatan bersilaturahmi. rat L il i S u : D r. o t o f Fo t o -
m in t o
.
REUNI 36 TAHUN & HBH FT’80 Hari Sabtu, 23 Juli 2016 mulai jam 11.30 acara Reuni 36 tahun dan HBH FT’80 berlangsung dengan penuh kekeluargaan, hangat dan meriah. Ini adalah Acara Reuni FTUI’80 yang ke-dua, setelah yang pertama tahun 2010 di Kampus FTUI Depok. Acara dimeriahkan oleh “Nanta and Friends Band” (Nanta adalah alumni Jurusan Mesin’80), dipandu oleh MC Ivan dan Naya yang kocak, dan aktif dalam setiap games yang dibuat. Suasana semakin meriah saat masing masing Jurusan membuat performance, terutama performance dari ‘Ames’ (Anak Mesin) yang ca’ur abiiss... Acara dengan Door Prize dan pengumpulan dana untuk mengisi Kas Angkatan’80 berakhir pukul 16:00. Semoga dapat bertemu lagi dalam acara Reuni yang akan datang. BRAVO TEKNIK UI ! (Teten/ft) Edisi Juli-Agustus 2016 Edisi Juli-Agustus 2016
alumni alumni
35 35
bidik
ALUMNI
DR. dr. AMAN PULUNGAN,Sp.A(K): FKUI’92
“Cita-Cita Saya jadi Tentara !” “Children are the most vulnerable citizens in any society and the greatest of our treasures” (Nelson Mandela: Nobel Prize ceremony, Oslo, Norway, 1993)
3636
Masih ada dua pekerjaan rumah paling besar untuk tahun 2030 yaitu masalah 1000 hari pertama kehidupan dan stunting. Ini berkaitan pula dengan angka kematian bayi serta berat badan bayi lahir rendah. Jika penanganannya tidak tepat dan komprehensif maka hanya menghamburkan uang saja dan berpotensi terjadinya generasi yang hilang. Masalah lain yang juga menjadi perhatian yaitu soal imunisasi. Cakupan imunisasi tahun 2015 sebesar 92,5 % dan tahun 2016 hampir 100 %. Tapi tiba-tiba seperti kiamat kecil, ada masalah vaksin palsu. Program yang sudah dibina puluhan tahun menjadi terancam. Ini sebuah tantangan, kata lulusan spesialisasi Kedokteran Anak FKUI tahun 1996 yang kini Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia serta Presiden Terpilih Asosiasi Dokter Anak se-Asia Pasific. Bahkan belum lama terpilih sebagai Juli-Agustus 2016 alumni Edisi Standing Committee International Pediatric Association di Vancouver. U N I V E R S I TA S I N D O N E S I A
P R O F I L a l u m n i
M
enurut Aman Pulungan (58), masalah kesehatan anak merupakan hal yang serius untuk ditangani, karena berkaitan dengan aset bangsa di masa depan. “Saya sebenarnya anak tentara, jadi dari kecil selalu ingin menjadi tentara. Itu sampai saya usia sekolah SMA. Waktu itu saya bersekolah di Amerika karena ikut program pertukaran pelajar. Di sana saya tinggal di kota kecil. Ada seorang dokter yang sangat dikenal masyarakat. Semua sangat mengharapkan peran dokter tersebut.
Keluarga adalah segalanya
Sayapun jadi ingat waktu kecil ada dokter keluarga kami yang sering menyuntik saya dan merawat kami sekeluarga. Kami merasa aman jika ada beliau dan semua masalah selesai. Saya merasa cool juga ya kalau menjadi dokter. Sejak itulah saya ingin menjadi dokter. Saya masuk ke FK Universitas Sumatera Utara (USU). Setelah selesai, saya langsung bertugas di Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan”. Saat bertugas inilah, sambungnya, ditemui banyak sekali persoalan kesehatan anak yang sama sekali tidak dikuasainya. “Terus terang saya kelabakan menanganinya karena keahlian dan pengetahuan saya terbatas dan minim. Bahkan beberapa kasus harus dirujuk ke Palembang. Bahkan terkadang ada kasuskasus di mana anak akhirnya tidak tertolong. Saya pikir saya masih harus belajar dan saya yakin bisa menanganinya,” kata pria kelahiran Medan ini. Anak itu aset bangsa. Jika ingin bangsa ini besar maka pelayanan kesehatan anak perlu ditingkatkan. Saat itu pelayanan kesehatan anak belum merata di daerah dan kabupaten tempatnya bertugas. Bahkan
belum ada dokter anak. Jadi, di situlah sosok yang banyak menghadiri undanganundangan sebagai pembicara, acaraacara seminar, diskusi, workshop di tingkat nasional maupun internasional terkait masalah kesehatan anak ini banyak belajar mengenai kesehatan anak. “Bagi saya banyak sekali ilmunya yang sangat menantang bila dikaitkan dengan kesehatan masyarakat suatu bangsa.” Sewaktu masih kuliah kedokteran saya pernah mendapat kesempatan visiting fellowship di Harvard Medical School dan
orang waktu itu, jurusan endokrin dianggap susah. Namun, bagi saya setelah didalami sangat menarik dan menantang. Hal lain, yang juga belum mendapat perhatian serius seperti penyakit tidak menular pada anak. Penyakit seperti keganasan diabetes, hipertensi, hipotiroid, dan lain-lain, sudah menjadi masalah besar. Sementara penyakit menular seperti pneumonia, diare, dan TBC juga masih menjadi masalah. Bahkan khusus TBC anak sekarang naik menjadi peringkat kedua dunia. Masih banyak masalah kesehatan
Anak itu aset bangsa, pelayanan kesehatannya perlu ditingkatkan
Tulane Medical school. Saat di Harvard saya sudah ditawari ke Public Health dan di Tulane untuk bidang Tropical Medicines. Kedua itu terbaik di bidangnya tersebut. Ketika saya ingin mengambil spesialis di Indonesia maka tentu harus ke tempat yang terbaik. Karena itulah memilih FKUI dan mendalami Kedokteran Anak. Saya lulus spesialisasi anak tahun 1996 dan Konsultan Endokrin tahun 2002.
K i n i A m a n j u g a m e n j a d i Ke t u a divisi Endokrinologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak RS Ciptomangunkusumo/ Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Apa yang membuat tertarik untuk mendalami bidang endokrinologi anak? Sewaktu masa PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis), saya banyak terekspos dengan masalah endokrin . Selama ini masalah anak adalah masalah pertumbuhan. Ini dipelajari di bidang endokrin. Banyak faktor pertumbuhan anak tergantung hormon yang mengaturnya. Begitu pula penyakit metabolisme seperti diabetes, obesitas, dan lainnya. Menurut kebanyakan
anak yang perlu perhatian, menurut Aman yang pernah menjadi Kepala Projek dari World Diabetes Foundation for DM type 1 in Indonesia (2009-2013) dan juga pernah menjabat menjadi Dewan Penasehat Ikatan Dokter Anak dan Remaja untuk Diabetes (ISPAD, International Society for Pediatric and Adolescent Diabetes) tahun 2009-2012 dan sebagai President Asia Pacific Paediatric Endocrine Society (APPES) Doktor kelahiran Medan ini mengaku di waktu senggangnya mencoba menghabiskan waktu bersama keluarga, dengan istri Neneng Rubianti, kedua anaknya, Ardyan Winanshah Pulungan dan Andria Amanda Pulungan, serta cucu Hagia Nawlaa Ardyan Pulungan dan menantu Namira Syarfuan. Adakalanya juga masih harus pergi ke daerah sebagai pembicara seminar dan lainnya.“Saya juga masih bisa melakukan olahraga berenang atau lari diusahakan seminggu tiga kali,” ujar dokter yang juga aktif dalam jajaran Dewan Redaksi Jurnal Endokrinologi Anak Internasional. (Dedeh/ ft.Yassin)
Edisi Juli-Agustus 2016
alumni
37
UI
update
http://www.ui.ac.id/news
Sri Mulyani:
Pemuda Adalah Kunci Keberhasilan Negeri Ini
W
orld Bank Managing Director & COO, Sri Mulyani, bertatap muka dengan para mahasiswa UI pada Rabu (26/7/2016). Kegiatan ini terlaksana di Auditorium Djokosoetono, Fakultas Hukum UI. Pada kegiatan tatap muka ini, Sri Mulyani membawakan materi dengan tema “Peranan Pemuda Dalam Rangka Menyukseskan Pembangunan Berkelanjutan yang Inklusif ”. Menurut Sri, pemuda adalah kunci keberhasilan pembangunan negeri ini, karena saat ini anak muda merupakan sepertiga populasi jumlah penduduk di Indonesia. Ada tantangan-tantangan global yang harus dihadapi oleh para pemuda saat ini, yaitu melemahnya ekonomi perdagangan dunia dan pelambatan struktural ekonomi Tiongkok. Selain itu juga rendahnya hargaharga komoditas, menurunnya aliran modal ke negara berkembang, meluasnya konflik terorisme, serta perubahan iklim global menjadi permasalahan yang harus dihadapi bangsa ini. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pemuda Indonesia dalam menghadapi tantangantantangan ini. Pertama, “Jadilah bagian dunia yang berperan aktif,” ujarnya. Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa, terutama dalam kaitannya sebagai bagian dari Masyarakat Ekonomi ASEAN. Namun, potensi ini juga harus didukung oleh infrastruktur negara yang memadai, serta kualitas sumber daya manusia yang baik dan terbuka terhadap globalisasi. Rekomendasi kedua adalah agar pemuda tidak melupakan masyarakat yang tertinggal. “Tunjukkanlah empati,” tambahnya. Rekomendasi ini lahir dari kekhawatiran Sri terhadap ketimpangan sosial dan ekonomi yang terjadi di masyarakat. Indikator ketimpangan tersebut meningkat tajam dari 30% pada tahun 2003 ke tingkat 41% pada tahun 2014. Menurutnya, sepertiga dari ketimpangan di Indonesia disebabkan oleh empat faktor, yaitu provinsi dimana seseorang lahir, apakah tempat lahir itu desa atau kota, apakah kepala rumah tangga perempuan, dan tingkat pendidikan orang tua. Rekomendasi lainnya untuk pemuda Indonesia yang disampaikan Sri adalah agar para pemuda Indonesia dapat bertindak dengan dasar intergritas, jujur, adil, dan terus selalu belajar untuk menuntut ilmu dan kemampuan teknis. “Karena belajar, pintar, dan menjadi sukses untuk diri itu sendiri itu mudah. Tetapi, untuk menjadi pintar dan sukses bersama-sama itulah yang sulit,” tutur Sri. (Sumber: Kantor Humas dan KIP UI)
38
alumni U N I V E R S I TA S I N D O N E S I A
Edisi Juli-Agustus 2016
Edisi Juli-Agustus 2016
alumni
39