DAFTAR PUSTAKA
Abas R. 2005. Mekanisme Perencanaan Partisipasi Stakeholder Taman Nasional Gunung Rinjani [Disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Abidin R, Ontarjo J, Wasis B. 2003. Kehutanan : Masa Lalu, Kini dan Mendatang. Bogor: Alqaprint Jatinangor bekerjasama dengan Fakultas Kehutanan IPB. Amirudin, Suardji, Usman A. 2001. Studi Dampak Keberhasilan Program HKm di NTB [Laporan Penelitian]. Mataram: Pusat Kajian Sumberdaya Kehutanan (PKSK), Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Anwar JZS, Asikin M. 2001. Aplikasi Perhitungan Neraca Sumberdaya Hutan di Indonesia. Di dalam: Natural Resources Accounting [Prosiding]. Jakarta: Direktorat Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam, BPPT. Arief S. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta: UI-Press. Azwar S. 2007. Sikap Manusia. Teori dan Pengukurannya. Edisi ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arman C. 2007. Pengembangan Usaha Ternak Sapi Menggunakan Sistem Pengkadasan Lombok Tengah [Laporan Penelitian]. Mataram: Fakultas Peternakan, Universitas Mataram. Balai Taman Nasional Meru Betiri. 2002. Identifikasi Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat Sekitar Penyangga Taman Nasional Meru Betiri [Laporan Penelitian]. Jawa Timur: kerjasama Balai Pengelolaan DAS Sampean – Madura, Balai Taman Nasional Meru Betiri, dan Universitas Jember. Balai Taman Nasional Gunung Rinjani. 2006a. Buku Informasi Taman Nasional Gunung Rinjani. Mataram: Balai TNGR. Balai Taman Nasional Gunung Rinjani. 2006b. Data Dasar Sumberdaya Alam Taman Nasional Gunung Rinjani. Mataram: Balai TNGR. Balai Taman Nasional Gunung Rinjani. 2007. Laporan Daftar Daerah Rawan Gangguan di Taman Nasional Gunung Rinjani. Balai TNGR. Mataram: Balai TNGR. Bappeda Propinsi NTB. 2004. Sumberdaya Alam Spasial Daerah Propinsi Nusa Tenggara Barat. Mataram: Bappeda NTB. Bappeda Propinsi NTB. 2006. Sumberdaya Alam Spasial Daerah Propinsi Nusa Tenggara Barat. Mataram: Bappeda NTB. Basari Z. 2004. Analisis Biaya Pemanenan Kayu Bulat Sistem Kemitraan HPHKoperasi Desa di Kalimantan Tengah. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. Volume 22 No. 2 Agustus 2004.
208 Bergson. 1954. On the Concept of Social Welfare, Quarterly Journal of Economics. The Foundations of Welfare Economics. Economic Journal. Vol. 69. (http://cepa.newschool.edu/het/essays/paretian/paretosocial.htm) Bulo D, Prabowo A dan Sabran M. 1992. Pemanfaatan Daun Kaliandra sebagai Tambahan Pakan Kambing yang Diberi Rumput Benggala. Prosiding Sarasehan Usaha Ternak Domba dan Kambing Menyongsong Era PJPT II, hal 56-58. Campbel BM. 2004. Empowering Forest Dwellers and Managing Forests More Sustainability in the Landscapes of Borneo. www.cifor.cigar.org.case4.pdf Carson RT, Flores N, Meade NF. 2000. Contingent Valuation: Kontroversi dan Bukti. Departement of Economics University of California. San Diego Notional Oceanic and Atmospheric Administration, US. Departement of Commerce. Chambers R. 1987. Pembangunan Desa Mulai dari Belakang. Jakarta: LP3ES. Cochran WG. 1991. Teknik Penarikan Sampel. Edisi Ketiga. Jakarta: UI Press. Colin P. 2000. Valuation of Unpriced Products: Contingent Valuation, CostBenefit Analysis and Participatory Democracy. Land Use Policy 17 (2000) 187-196. Bangor: School of Agricultural and Forest Sciences, University of Wales. Darusman, D. 2002. Pembenahan Kehutanan Indonesia. Bogor: Laboratorium Politik Ekonomi dan Sosial Kehutanan, Fakultas Kehutanan IPB. Dephut RI. 2003. Pedoman Umum Pengembangan Social Forestry. Jakarta: Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. Dephut RI, UNESCO, CIFOR. 2004. Buku Panduan 41 Taman Nasional di Indonesia. Bogor: Departemen Kehutanan, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization dan Center for International Forestry Research. Dephut RI. 2005. Statistik Kawasan Konservasi Sampai dengan Februari 2005. Departemen Kehutanan. Dephut RI. 2006. Master Plan Pengembangan Pariwisata Alam di Taman Nasional Gunung Rinjani. Bogor: PT. Sarbi Moerhani Lestari. Dinas Kehutanan Dati I NTB. 1997. Rencana Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) Gunung Rinjani 1998–2003 (Buku I, II dan III). Mataram: Dinas Kehutanan Provinsi Dati I NTB. Dinas Kehutanan Propinsi NTB. 2005. Laporan GN-RHL Propinsi Nusa Tenggara Barat. Mataram: Dinas Kehutanan NTB. Direktorat Bina Hutan Kemasyarakatan, Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Dephut RI bekerjasama dengan The Ford Foundation. 2004. Jakarta: Kumpulan Laporan Studi Lapang Praktik-Praktik Social Forestry.
209 Direktorat Bina Hutan Kemasyarakatan, Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Dephut RI bekerjasama dengan The Ford Foundation. 2004. Jakarta: Belajar dari Praktisi Lokal. Dunleavy. 1991. Rational Choice Theory. http://en.wikipedia.org/wiki/Welfare_economics#Paretian_Welfare_Economics (22/4/2008: 12 wita). FAO. 1981. Feasibility Study of the Rinjani Complex Lombok. Field Report of Project National Park Development. Jakarta: Food and Agricultural Organization - UNDP. Fauzi A. 2006. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Forest Watch Indonesia. 2003. Keadaan Hutan Indonesia. Bogor: Forest Watch Indonesia dan Washington D.C. Global Forest Watch. Gaspersz V. 1992. Teknik Analisis Dalam Penelitian Percobaan. Edisi Pertama. Bandung: Tarsito. Goodman DJ and Rizer G. 2003. Teori Sosiologi Modern. Edisi Keenam. Alimandan, penerjemah. Jakarta: Perpustakaan Nasional. Haeruman HJs, Eriyatno. 2001. Kemitraan Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal (Bunga Rampai). Jakarta: Yayasan Mitra Pembangunan Desa-Kota dan Bussiness Innovation Center of Indonesia. Hairiah K, Sarjono, Agung M, Sambas S. 2003. Pengantar Agroforestry. Word Agroforestry Centre (ICRAFT) Southeast Asia. Web Site: http/www.worldagroforestrycenter.org/sea atau http: www.icraft.cigar.org/sea. Hardin G. 1968. The Tragedy of the Commons. Science 162, 1243 (1968); DOI: 10.1126/Science.162.3859.1243. http//www.sciencemag.org/cgi/content/full/162/3859/1243. March 25, 2007. Hidayati RD, Tambunan CCH, Nugraha A, Amunudin I. 2006. Pemberantasan Illegal Logging dan Penyelundupan Kayu. Tangerang-Banten: Wana Aksara. Howel RE, Olsen ME and Olsen D. 1987. Designing A Citizen Involvement Program. Guide Book for involving Citizens in the Resolution of Environment Issues. Western Rural Development Center. USA: Oregon State University. Corvallis Oregon. Inoue M. 1998. Characteristics of Participatory Forest Management Systems in Southeast Asian Countries. Japan: Laboratory of Forest Policy, The University of Tokyo, Japan/Institute for Global Environment Strategies.
210 Iskandar J. 1998. Swidden Cultivation as a form of cultural identity: the Baduy case. [Dissertation]. University of Kent at Canterbury. Iskandar U, Nugroho A. 2004. Politik Pengelolaan Sumberdaya Hutan. Isu dan Agenda Mendesak. Jogjakarta: Debut Press. IUCN. 1980. World Conservation Strategy: Living Resource Conservation for Sustainable Development. Gland, Switzerland: International Union for Conservation of Nature and Natural Resources - UNEP - WWF. IUCN. 1985. United Nations List of National Parks and Protected Area. Gland, Switzerland: International Union for Conservation of Nature and Natural Resources. Just RE, Hueth DL, Schmitz A. 1982. Applied Welfare Economics and Public Policy. USA: Prentice-Hall Inc. Kadarsih S. 2004. Performans Sapi Bali Berdasarkan Ketinggian Tempat di Daerah Transmigrasi Bengkulu. Jurnal Penelitian UNIB. Vol X No 2. Juli 2004. Bengkulu: h 119-126. Karki M. 2001. Institusional and Socioeconomic Factors and Enabling Policies for Non-Timber Product-Based Development in Northeast India. Paper presented in the Pro-Identification Workshop for NTFP and Published IFAD Report No.1145-In March 2001. Kartasubrata J. 2003. Social Forestry dan Agroforestry di Asia. Buku I. Bogor: Laboratorium Politik Ekonomi dan Sosial Kehutanan, Fakultas Kehutanan IPB. Kertanegara, Maskur. 2007. Aplikasi Teknologi Reproduksi Dalam Rangka Pemberdayaan Peternak Kerbau di Lombok Tengah [Laporan Penelitian]. Mataram: Fakultas Peternakan, Universitas Mataram. Komite
PPA-MFA, Yayasan WWF-Indonesia. 2006. Kemitraan Dalam Pengelolaan Taman Nasional: Pelajaran untuk Transformasi Kebijakan. Jakarta: WWF-Indonesia and MFP Dephut DFID.
Kusmuljono BS. 2007. Sistem Pengembangan Usaha Pertanian Berbasis Lingkungan Didukung Lembaga Keuangan Mikro [Disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Kusumo BH et al. 2004. Penyusunan Rencana Pengelolaan PHBM di Kabupaten Lombok Timur. Mataram: Pusat Penelitian dan Pembangunan Perdesaan (P3P) Universitas Mataram. Kurniawati D. 2006. Analisis Pemanfaatan hasil Hutan Non Kayu Pakis dan Nangka di Desa Penyangga TNGR [Laporan Penelitian]. Mataram: Balai TNGR.
211 Liswanti N, Indrawan A, Sumardjo, Sheil D. 2004. Persepsi Masyarakat Dayak Merap dan Punan tentang Pentingnya Hutan di Lansekap Hutan Tropis, Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur. Jurnal Manajemen Hutan Tropika. Volume X No. 2. Juli - Desember 2006. MacKinnon J, MacKinnon K, Child G, Thorsell J. 1992. Managing Protected Areas in the Tropics. Gland, Switzerland: IUCN. Marimin. 2004. Pengambilan Keputusan Kreteria Majemuk. Teknik dan Aplikasi. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.. Markum, Sutedjo EB, Hakim MR. 2004. Dinamika Hubungan Kemiskinan dan Pengelolaan Sumberdaya Alam Pulau Kecil Kasus Pulau Lombok. Mataram: WWF Indonesia Program Nusa Tenggara. Maskur. 2006. Analisis Pengembangan Ternak Sapi di Pulau Lombok. Mataram [Laporan Penelitian]. Fakultas Peternakan, Universitas Mataram. McNelly JA. 1988. Economis and Biological Diversity; Developing and Using Economics Incentives to Conserve Biological Resources. Gland, Switzerland: IUCN. Miller KR. 1978. Planning National Park for Ecodevelopment: Method and Case from Latin Amerika. Madrid: Institute de la Craza Fotographics Ciencias de la Naturaleza Centro Iberamericane de Cooperation. Meuller DJ. 1996. Mengukur Sikap Sosial: Pegangan untuk Peneliti dan Praktisi. Kartawidjaja ES, penerjemah; Jakarta: Bumi Aksara. Terjemahan dari: Meaturing a Social Attitudes: A Handbook for Researchers and Practitioners. Muktasam et al. 2003. Implementasi Agroforestry dan Sistem Usahatani Terpadu Melalui Partisipasi Masyarakat Daerah Pinggiran Hutan dan Lahan Kering Miring [Laporan Penelitian]. Mataram: P3P Universitas Mataram NRC (National Research Council). 1983. Calliandra: a Versatile Small Tree for the Humid Tropics. Washington DC: National Academy Press. 52 p. Nurrochmat DR. 2006. Dasar-Dasar Valuasi Ekonomi. Bahan Pelatihan Penyusunan PDRB Hijau Departemen Kehutanan. Bogor: Lab. Politik Ekonomi dan Sosial Kehutanan IPB. Pane I. 1990. Upaya Peningkatan Mutu Genetik Sapi Bali. Proyek Pembibitan dan Pengembangan Sapi Bali (P3 Bali). [Proseding Seminar Nasional]: h11–14. Parera E, Darusman D, Simangunsong B. 2006. Nilai Ekonomi Total Hutan Kayu Putih: Kasus di Desa Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat, Propinsi Maluku. Jurnal Manajemen Hutan Tropika. Volume XII No. 1. Januari April 2006. Paretian Welfare Economics. http://en.wikipedia.org/wiki/Welfare_economics#Paretian_Welfare_Econo mics (22/4/2008: 12 WITA)
212 Parson RJ, Jorgensen JD, Hernandez SH. 1994. The Integration of Social Work Practice. California: Brooks/Cole. Pearce DW, Turner RK. 1990. Economics of Natural Resourcer and The Environment. BPCC Wheatons Ltd, Exeter. Pindyck RS, Rubinfeld DL. 1991. Econometric Models and Economic Forecasts. Third Edition. New York: McGraw-Hill, Inc. Primack RB, Supriatna J, Indrawan M, Kramadibrata P. 1998. Biologi Konservasi. Supriatna J, Indrawan M, Kramadibrata M, penerjemah. Jakarta: Yayasan Obor. Terjemahan dari: a Primer of Conservation Biology. Pottinger AJ, Dunsdon AJ. 2000. Provenance Trials. In: J.R. Chamberlain, (ed.) Calliandra calothyrsus: an Agroforestry Tree for the Humid Tropics. OFI Tropical Forestry Paper No. 40. Oxford Forestry Institute, Oxford, UK. p 49-62. Pusat Penelitian Perencanaan Regional (P3R) Unram. 2004. Rencana Pengembangan Usaha (Bisnis Plan) KAPET Bima dan Pra Studi Kelayakan Peluang Investasi [Laporan Penelitian]. Mataram: Kerjasama Badan Pengelola Kapet Bima dengan P3R Unram. Puslitbang Peternakan. 2007. Petunjuk Teknis Pembuatan Kompos Berbasis Kotoran Sapi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Putri EIK. 2004. Ekonomi Lingkungan. Bogor: PS PSL Sekolah Pasca sarjana IPB. Rakhmat J. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rapport J. 1984. Studies in Empowerment. Introduction to The Issues. Prevention in Human Issue. USA. Rhiti H. 2005. Kompleksitas Permasalahan Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya. Rianto B. 2005. Pemberdayaan Masyarakat sekitar Hutan Dalam Perlindungan Kawasan Pelestarian Alam. Bogor: Lembaga Pengkajian Hukum Kehutanan dan Lingkungan. Roshetko JM. 2000. Calliandra Calathyrsus di indonesia. Proseding Lokakarya Produksi Benih dan Pemanfaatan Kaliandra. Bogor: 14-16 Nopember 2000 p 27 – 30. Roshetko JM, Lesueur D, Sarrailh JM. 1997. Establishment. In: M.H. Powell, ed. Calliandra calothyrsus Production and Use: A field Manual. Forest, Farm, and Community Tree Network. Morrilton, Arkansas, USA: Winrock International and Taiwan Forestry Research Institute. p 11-22
213 Saaty TL. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan Dalam situasi yang Kompleks. PT. Pustaka Binaman Pressindo. Sanin B. 2006. Ekonomi Lingkungan dan Analisis Kebijakan. Bogor: Sekolah Paskasarjana Institut Pertanian. Schonhuth M, Kievelitz U. 1994. Participatory Learning Approaches: an Introductory Guide. Germany: GTZ. Setyowati AB. 2006. Metodologi Partisipasi dalam Kolaborasi: Tinjauan Kritis terhadap Partisipasi. Sinergi, Jurnal Manajemen Kolaborasi. Volume 1 Nomor 2 Tahun 2006. Bogor: h 49-54. Siegel S. 1990. Statistic Nonparametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Sayuti Z dan Simatupang L, penerjemah. Jakarta: PT. Gramedia Pusaka Utama. Terjemahan dari: nonparametric Statistics. Sila AM. 1996. Calliandra for Community Development in Sulawesi. In: D.O. Evans, ed. International Workshop on the Genus Calliandra. Proceedings of a Workshop held January 23-27, in Bogor, Indonesia. Forest, Farm, and Community Tree Research Reports (Special Issues). Morrilton, Arkansas, USA: Winrock International. p 134-136 Singarimbun M, Effendi S. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Soemarwoto O. 2004. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan. Soemarwoto O. 2005. Menyinergikan Yogyakarta: PD Anindya.
Pembangunan
dan
Lingkungan.
Storey D. 1999. Issues of Integration, Partcipation and Empowerment in Rural Development: The Case of LEADER in the Republic of Ireland. Journal of Rural Studies 15(3):307-315. Stuart TH. 1993. Participation for Empowerment and Sustainability: How Development Support Communication (DSC) Spels the Difference. Philippines: University of the Philippines Los Banos. Suadnya IW, Muktasam, Martindah E, Saptati A. 2007. Pemberdayaan Peternak Sapi Dalam Rangka Peningkatan Produksi Daging: Sebuah Aplikasi Pendekatan Participatory Action Research di Pulau Lombok – NTB. [Laporan Penelitian]. Kerjasama Universitas Mataram dengan Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan Balai Penelitian dan Pengembangan Peternakan Bogor. Sudarmadji. 2002. Pentingnya Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Konservasi Sumberdaya Alam Hayati di Era Pelaksanaan Otonomi Daerah. Jurnal Ilmu Dasar. Volume 3 No 1 2002: 50-55. Suhendang E. 2002. Pengantar Ilmu Kehutanan. Bogor: Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan (YPFK) IPB.
214 Suhendang E. 2004. Kemelut Dalam Pengurusan Hutan. Sejarah Panjang Kesenjangan antara Konsepsi Pemikiran dan Kenyataan. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB. Sukadaryati. 2006. Potensi Hutan Rakyat di Indonesia dan Permasalahannya. Prosiding Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan. Bogor: p 49-57. Sukardi L, Tajidan, Sahri. 2001. Pengembangan Spesifikasi Lokalita Wilayah Sentra Industri Pariwisata di Kabupaten Lombok Barat [Laporan Penelitian]. Mataram: Kerjasama Pusat Penelitian Perencanaan Regional (P3R) Unram dengan Balitbang dan Diklat Kabupaten Lombok Barat. Sunaryo. 2003. Laporan Kunjungan ke Costa Rica. Jakarta: Departemen Kehutanan. Suparmoko. 2006. Panduan dan Analisis Valuasi Ekonomi Sumberdaya alam dan Lingkungan. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Syahyuti, 2006. 30 Konsep Penting dalam Pembangunan Pedesaan dan Pertanian: Penjelasan tentang “Konsep, Istilah, Teori dan Indikator serta Variabel. Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara. Tanari M. 2007. Usaha Pengembangan Sapi Bali Sebagai Ternak Lokal Dalam Menunjang Pemenuhan Kebutuhan Protein Asal Hewani di Indonensia. Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. http://peternakanuin.blogspot.com/. Tangendjaja B, Wina E, Palmer B, Ibrahim T, penyunting. 1992. Kaliandra dan Pemanfaatannya. ACIAR dan Balitnak. Trasform, ICCON, 2007. Membingkai Pengalaman Merajut Harapan. Belajar dari Mitra MFP Mengelola Sumberdaya Hutan di Nusa Tenggara. Tolomundu, F, Markum, Editor. Mataram: Lembaga Trasform dan ICCON.. Ty HX, et al. 1997. Uses. In: M.H. Powell, ed. Calliandra calothyrsus Production and Use: A field Manual. Forest, Farm, and Community Tree Network. Morrilton, Arkansas, USA: Winrock International and Taiwan Forestry Research Institute. p 23-28 Yuwono DM, Subiharta, Prasetyo A, Bulu JG. 2005. Pemberdayaan Petani Melalui Pelatihan Pembuatan Kompos Kotoran Sapi di Kawasan Agropolitan Waliksarimadu, di Kabupaten Pemalang. http://ntb.litbang.deptan.go.id/2005/TPH/pemberdayaanpetani.doc Warner W. 1997. Consensus participation: An Example for Protected Areas Planning. Public Administration and Development, Vol.17, p. 413-432. Warsi. 2002. WARSI Dorong Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat. http://www.warsi.or.id/News/2002/News_200206_CBFM.htm
215 Widada. 2008. Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Upaya Pengelolaan Taman Nasional Gunung Halimun. http://72.14.235.132/search?q=cache:qCbxgtrg9ywJ:tumoutou.net/3_sem 1_012/widada.htm+pemberdayaan+masyarakat+sekitar+taman+nasional &hl=id&ct=clnk&cd=35&gl=id Widodo T. 2006. Perencanaan Pembangunan : Aplikasi Komputer. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Wikipedia Indonesia. Hutan Rakyat. http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan_rakyat. Wina E, Tangendjaja B, Palmer B. 2000. Free and Bound Tannin Analysis in Legume Forage. In: Brooker, J. (ed). Tannins in livestock and Human Nutrition. ACIAR Proceeding no 92: 82-85. Wiratno, Indriyo D, Syarifudin A, dan Kartikasari A. 2004. Berkaca di Cermin Retak. Refleksi Konservasi dan Implikasi bagi Pengelolaan Taman Nasional. Jakarta: Departemen Kehutanan, The Gibbon Foundation Indonesia, PILI-NGO Movement. Wrihatnolo RR, Dwidjowijoto RN. 2007. Manajemen Pemberdayaan: Sebuah Pengantar dan Panduan untuk Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Kelompok Gramedia. Wulandari C. 2005. Tingkatan Penerimaan Sosial Masyarakat Sekitar Hutan dalam Mengatasi Agroforestri di Lahan Pekarangan. Jurnal Hutan Rakyat. Vol VII No. 1 Tahun 2005. Wulandari C et al. 2006. Prinsip-prinsip Penerapan Community Empowerment Dalam Agenda Konservasi WWF-Indonesia. Jakarta: WWF-Indonesia. WWF Program Nusa Tenggara. 2002a. Penilaian Ekonomi Sumberdaya Kawasan Gunung Rinjani. Mataram: WWF-Indonesia. WWF Program Nusa Tenggara. 2002b. Economic Change, Poverty and Environment [Research Report]. Mataram: WWF-Indonesia. WWF-Indonesia. 2006. Kemitraan Dalam Pengelolaan Taman Nasional. Pelajaran untuk Transformasi Kebijakan. WWF-Indonesia.
237
LAMPIRAN
216 Lampiran 1.
Nilai Manfaat Ekonomi (milyar rp)
E s tim as i Nilai M anfaat Jas a P ariwis ata A lam TNG R Terhadap E k onom i Internas ional, Nas ional dan Lok al P eriode 2001 s .d 2005
2.500
2.000
1.500
1.000
500
-
2001
2002
2003
2004
2005
E s tim as i Nilai M anfaat Jas a P ariwis ata A lam THD E k onom i Internas ional
85
1.175
1.291
2.030
2.090
E s tim as i Nilai M anfaat Jas a P ariwis ata A lam THD E k onom i Nas ional
7
63
68
107
111
E s tim as i Nilai M anfaat Jas a P ariwis ata A lam THD E k onom i Lok al
4
39
42
66
68
Tahun
Grafik Nilai Manfaat Ekonomi Jasa Pariwisata Alam di TNGR Terhadap Ekonomi Internasional, Nasional dan Lokal (Sumber : Dephut RI 2006) Keterangan: Estimasi nilai ekonomi internasional dari pengeluaran transportasi luar negeri Estimasi nilai ekonomi nasional dari pengeluaran transportasi dari luar NTB ke NTB Estimasi nilai ekonomi lokal NTB adalah dari jumlah pengeluaran selama di NTB
217
.Lampiran 2. Kondisi Neraca Air DAS di Pulau Lombok DAS / SSWS
Luas (Km2)
Potensi (juta m3) 2003 2005
Kebutuhan (juta m3) 2003 2005
502
198
194
78,25
Dodokan*
2.027
1.167
1.266
2.925,59
Putih*
1.197
1.015
1.429
225,61
Menanga*
1.013
532
702
934,58
Jelateng
Neraca Air (juta m3) 2003 2005 119,75
121,19
3.422,89 -1.758,59
-2.156,89
313,60
79,39
1.115,40
960,15
-402,58
-258,15
72,81
Sumber : Bappeda NTB, 2004 dan 2006. Keterangan : * = catchment area di Kawasan Hutan Rinjani. Lampiran 3. Kondisi Debit Air di SSWS Dodokan dan Menanga, Tahun 2000 & 2003 No
DAS/SSWS
1
Dodokan
2
Menanga
Mata Air 1. Aik Nyet 2. Aik Bukak 3. Skidek 4. Montong kemo 5. benang Stukel 6. Bual 7. Nyeredet Rata-rata
8. Kembang Sri 9. Perempungan 10. Gading I 11. Aik Dewa I 12. Nyiur Sundung Rata-rata Sumber : Bappeda NTB 2004.
Debit Air (liter/detik) Penurunan 2000 2003 (%) 170,00 11,00 52,00 150,00 74,00 315,00 45,00
79,90 9,60 10,00 40,00 42,90 39,40 9,50
53,00 12,70 80,80 73,30 42,00 87,50 78,90 61,20
164,00 60,00 37,00 50,00 100,00
39,80 14,20 4,10 15,90 81,00
75,70 76,30 88,90 68,20 19,00 65,60
218 Lampiran 4. Desa-desa Sekitar Hutan Rinjani
33 35 36 42 1
41
40
34
32
31 30
26 25 24
37
39
PETA DESA SEKITAR HUTAN RINJANI, PULAU LOMBOK
28
29
SKALA 1 : 300.000
27 23
38 2 3 4
5
6 7
15 18 14 16 9 13 17 8 10 11 12
Keterangan nama-nama desa di sekitar Hutan Rinjani: 1. Kekait 8. Tanaq Beaq 15. Jurit 2. Gunungsari 9. Teratak 16. Pengadangan 3. Penimbung 10. Aik Bukak 17. Aikmel Utara 4. Duman 11. Wajageseng 18. Lenek Daya 5. Batu Kumbung 12. Pringgajurang 19. Karang Baru 6. Sesaot 13. Kembang Kuning 20. Sapit 7. Pemepek 14. Tete Batu 21. Perigi
19
20
21
22
22. Labuhan Lombok 23. Sambelia 24. Sembalun Bumbung 25. Sembalun Lawang 26. Sajang 27. Belanting 28. Obel-obel
29. Loloan 30. Bayan 31. Sukadana 32. Akar-akar 33. Selengen 34. Sesait 35. Rempek
36. Gondang 37. Bentek 38. Jenggala 39. Tanjung 40. Sokong 41. Pemenang Timur 42. Gili Indah
219
Lampiran 5. Topografi Kawasan TNGR (Sumber : Kanwil Kehutanan Prop. NTB, 1997).
220
Lampiran 6 Peta Hidrologi TNGR (Sumber : Kanwil Kehutanan Prop. NTB, 1997).
221 Lampiran 7 Luas DAS dan Sub DAS yang Tercakup Dalam Kawasan TNGR No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Nama DAS dan Sub Sub DAS Jurit DAS Putih DAS Lekok Reak DAS Lokok Reaangan DAS Lokok Peria DAS Amoranmor DAS Terutuk Sub DAS Gerengengan Sub DAS Segara Anak Sub DAS Anak Manongge Sub DAS Lenek Sub DAS Teratak DAS Dodongan Sub DAS Kokok Belek Sub DAS Jaga Jumlah
Sumber : RPTN Gunung Rinjani 1998 - 2023
Luas (Ha) 3.545 2.842 4.344 2.419 2.484 2.002 3.478 2.889 3.221 3.379 1.032 3.867 2.168 3.669 41.330
Keterangan
DAS DAS
222 Lampiran 8 Hasil Olahan Citra Landsat Mengenai Penutupan Lahan TNGR Tahun 1997.
Lampiran 9 Hasil Olahan Citra Landsat Mengenai Penutupan Lahan TNGR Tahun 2002
223 Lampiran 10 Hasil Olahan Citra Landsat Mengenai Penutupan Lahan TNGR Tahun 2006
Lampiran 11 Hasil Olahan Citra Landsat Mengenai Kerapatan Vegetasi TNGR Tahun 1997.
224 Lampiran 12 Hasil Olahan Citra Landsat Mengenai Kerapatan Vegetasi TNGR Tahun 2002
Lampiran 13 Hasil Olahan Citra Landsat Mengenai Kerapatan Vegetasi TNGR Tahun 2006
225 Lampiran 14 Hasil analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi interakisi masyarakat dengan hutan
Regression Model Summary
Model 1
R ,630a
R Square ,397
Adjusted R Square ,343
Std. Error of the Estimate 4,992
a. Predictors: (Constant), SAPI, TOTLL, LOKASI, KMAK, ATLOKAL, PLH, KNMAK, WTP, HKM
ANOVAb
Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 1657,044 2517,299 4174,342
df 9 101 110
Mean Square 184,116 24,924
F 7,387
Sig. ,000a
a. Predictors: (Constant), SAPI, TOTLL, LOKASI, KMAK, ATLOKAL, PLH, KNMAK, WTP, HKM b. Dependent Variable: FHHK a Coefficients
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 4,574 2,150 LOKASI 5,135 1,307 ,417 WTP -6,24E-05 ,000 -,235 KMAK 8,041E-06 ,000 ,149 KNMAK 7,378E-06 ,000 ,125 PLH -4,62E-06 ,000 -,150 TOTLL -,206 ,553 -,039 ATLOKAL 2,085 1,120 ,162 HKM -3,944 1,448 -,309 SAPI -1,411 1,060 -,114
t 2,128 3,929 -2,339 1,547 1,186 -1,650 -,372 1,861 -2,723 -1,331
Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF ,036 ,000 ,531 1,883 ,021 ,592 1,690 ,125 ,648 1,544 ,239 ,541 1,849 ,102 ,726 1,378 ,711 ,545 1,835 ,066 ,785 1,274 ,008 ,464 2,153 ,186 ,819 1,221
a. Dependent Variable: FHHK
Keterangan Lampiran 14 LOKASI WTP KMAK KNMAK PLH TOTLL ATLOKAL HKm SAPI
= Lokasi Interaksi (TNGR =1; luar TNGR = 0) = Willingness to pay (Rp/bulan) = Pengeluaran konsumsi untuk makanan (Rp/bulan) = Pengeluaran konsumsi untuk keperluan selain makanan (Rp/bulan) = Penghasilan rumahtangga dari luar hutan (Rp/bulan) = Total luas lahan responden (ha) = Adanya aturan/kebiasaan turun temurun dalam pengambilan kayu di hutan (ada = 1, tidak = 0) = Keikutsertaan dalam program HKm (ikut = 1, tidak = 0) = Kepemilikan/Pemeliharaan Sapi (ada -= 1, tidak = 0
226
Lampiran 15 Jumlah Rumahtangga Menurut Penggunaan Bahan Bakar No
Nama Desa
Resort
Kec. Bayan 1 Bayan Senaru 2 Loloan 3 Sambik Elen 4 Senaru 5 Akar-Akar Anyar 6 Sukadana 7 Anyar 8 Mumbul Sari Kec.Kayangan 1 Kayangan Santong 2 Sesait 3 Santong 4 Selengen 5 Gumantar 6 Dangiang 7 Salut 8 Pendua Kec. Kopang 1 Wajageseng Stiling Kec. Batukliang Utara 1 Setiling 2 Aikberik Aikberik 3 Lantan 4 Karang Sidemen Kec. Montong Gading 1 Pringgajurang Joben 2 Montong Betok 3 Perian 4 Jenggik Utara Kec. Sikur 1 Tete Batu Kembang 2 Kembang Kuning Kuning Kec. Pringgasela 1 Jurit 2 Pengadangan Kec. Aikmel 1 Lenek Daye Aikmel 2 Aikmel Utara Kec. Suela 1 Sapit Kec. Wanasaba 1 Karang Baru 2 Bebidas*
Minyak Tanah
Kayu Bakar
Gas/ Listrik
Lainnya
Jumlah
Persen Kayu
40 68 92 286 117 114 299 120
473 861 581 592 1.364 1.417 1.538 761
-
513 878 -
1.026 929 673 1.756 1.481 1.531 1.837 881
46,10 92,68 86,33 33,71 92,10 92,55 83,72 86,38
172 337 191 168 33 53 66 6
1.245 1.641 1.410 .508 1.349 788 944 488
1 -
-
1.418 1.978 1.601 1.676 1.382 841 1.010 494
87,80 82,96 88,07 89,98 97,61 93,70 93,47 98,79
632
2,450
-
-
3,082
79.49
283 314 289 283
1,097 1,217 ,121 1,096
-
-
1,380 1,531 1,410 1,379
79.49 79.49 79.49 79.49
847 1.436 697 211
1.893 2.991 1.619 .248
11 21 7 -
-
2.751 4.448 2.323 1.459
68,81 67,24 69,69 85,54
1.053 87
1.699 707
2 1
-
2.754 795
61,69 88,93
1.322 986
1.712 2.698
2 3
-
3.036 3.687
56,39 73,18
470 515
1.480 .721
-
-
1.950 3.236
75,90 84,09
256
852
-
-
1.108
76,90
897 472
2.703 763
-
-
3.600 1.235
75,08 61,78
227 Lanjutan Lampiran 15 No
Nama Desa
Kec. Sembalun 1 S. Bumbung 2 S. Lawang 3 Sajang JUMLAH
Resort Sembalun
Minyak Tanah 140 147 44 13.543
Kayu Bakar 1.397 .743 746 50.913
Gas/ Listrik 48
Lainnya 1.391
Jumlah 1.537 1.890 790 65.895
Persen Kayu 90,89 92,22 94,43 77,26
228 Lampiran 16 Desa-desa yang telah Mendapatkan Kegiatan Pembinaan Daerah Penyangga oleh Taman Nasional Gunung Rinjani No.
Kecamatan/ Desa
I. SKW I Lombok Barat 1. Bayan 1 Akar-akar 2 Sukadana
3
Loloan
4 Sambik Elen 2. Kayangan 5 Sesait 6 Santong 7 Selengen 8 Gumantar 9 Mumbul Sari II. SKW II Lombok Timur 1 Terara 10 Perian 2 Sikur 11 Tete Batu 12 Kembang Kuning 3 4 5
6
7 8 9
10 11
Masbagik 13 Jurit Pringgasela 14 Pengadangan Aikmel 15 Lenek Utara 16 Aikmel Utara Sembalun 17 Sembalun Bumbung 18 Sembalun Lawang 19 Sajang Swela 20 Sapit Wanasaba 21 Karaeang baru Montong gading 22 Pringga jurang 23 Montong Betok Kopang 24 Wajageseng Batukliang Utara 25 Aik Berik 26 Steling
Luas Penyang ga (Km2)
Jumlah Pendu duk
Jumlah KK
Jenis Pembinaan
Luas/ Jumlah
6,76 45,9
6.761 5.288
1.872 1.121
6 ekor 60 ekor
6
1999/2000 2006
5.000 btg
100
2004
7,10
5.467
1.720
-
-
-
1,8 8,8 4,06 -
8.380 5.112 6.918 -
1.820 1.286 1.676 -
Ternak sapi Ternak sapi Ternak sapi MPTS MPTS
6 ekor 6 ekor 6 ekor 5.000 btg 5.000 btg
60 60 60 100 100
2000 2002 1999 2003 2004
9,75
7.940
2.377
Ternak itik
225 eko
50
1999/2000
26,24
9.308
2.553
Ternak itik MPTS/Kelap a dan urian
225 ekor 5000 btg
30 100
1999/2000 2003
8,64
10.806
2.551
Ternk itik
225 ekor
59
1999/2000
9,67
12.703
2.733
Ternak sapi
6 ekor
60
2002
26,29 57,09
6.357 10.506
1.669 2.793
MPTS optic hidup Ternak sapi
5000 btg 10 Ha 6 ekor
200 20 60
2002 1998/1999 2002
-
-
-
3000 btg
42,39
4.619
1.322
MPTS/mang ga MPTS MPTS
5.000 btg 5.000 btg
100 100
2003 2001
17,00
3.667
1.170
MPTS
5000 btg
100
2001
37,38
17.681
4.185
Ternak sapi
6 ekor
60
2000
Ternak sapi Ternak sapi
5 ekor 5 ekor
50 50
2003 2004
MPTS
5.000 btg
100
2001
Ternak sapi Ternak Sapi
5 ekor 8 kor
50
2004 2006
11.489
2.878
60 20
Thn
Ternak sapi Ternak Kambing MPTS/ Coklat Ternak Sapi Ternak Kambing MPTS
14,34
6 ekor 40 ekor
Sas aran / KK
5.000 btg
1999/2000 2000 2003
2003
229 Lampiran 17 PERKEMBANGAN JUMLAH SAPI UNTUK PEMBERDAYAAN PADA 9 RESORT TNGR Skenario A Tingkat Reproduksi Sapi Bali = 100% Tingkat Kematian = 0% Sex Ratio = 50% Klp Sasaran
Jlh sapi (ekor)
Keterangan
INDUK SAPI AWAL
4
270
3
270
2 1
270
.- Jumlah induk tetap .- Pemeliharaan bergulir
270 270 1
2
3
4
ANAK SAPI MILIK KLP
4
SASARAN
3
180 180
2 1
180
180
180
180 1
2
180
3
90
270
4
810
ANAK SAPI MILIK
4
TNGR + KLP
3
90 90
2 1 Jlh kumulatif sapi
90
90
90
90 1 540
2 810
90
3 1080
TAHUN
dijual
90
4 1440
360
.- Anak sapi 50% jantan: untuk penggemukan dan 50% betina untuk dikembangbiakkan .- Pada akhir tahun ke-4, sapi milik kelompok tahun I (50% betina) melahirkan pertama
- Dipelihara sampai tahun ke-4 oleh peternak yang bersangkutan .- Tahun ke-4 dijual dengan alokasi: (1) Nilai Tambah dibagi oleh peternak dan kelompok (2) Nilai awal menjadi biaya konservasi TNGR
230 Lanjutan Lampiran 17 Skenario B Tingkat Reproduksi Sapi Bali = 85% Tingkat Kematian = 5% Sex Ratio = 50% Klp Sasaran
Jlh sapi (ekor)
Keterangan
INDUK SAPI AWAL
4
270
3
270
2 1
270
.- Jumlah induk tetap .- Pemeliharaan bergulir
270 270 1
2
3
4
ANAK SAPI MILIK KLP
4
SASARAN
3
145 145
2 1
145
145
145
145 1
2
145
3
59
204
4
639
ANAK SAPI MILIK
4
TNGR + KLP
3
73 73
2 1 Jlh kumulatif sapi
73
73
73
73 1 488
2 706
73
3 924
TAHUN
dijual
73
4 1201
292
.- Anak sapi 50% jantan: untuk penggemukan dan 50% betina untuk dikembangbiakkan .- Pada akhir tahun ke-4, sapi milik kelompok tahun I (50% betina) melahirkan pertama
.- Dipelihara sampai tahun ke-4 oleh peternak yang bersangkutan .- Tahun ke-4 dijual dengan alokasi: (1) Nilai Tambah dibagi oleh peternak dan kelompok (2) Nilai awal menjadi biaya konservasi TNGR
231 Lanjutan Lampiran 17 Skenario C Tingkat Reproduksi Sapi Bali = 85% (dihitung mulai pada sapi milik peternak) Tingkat Kematian = 5% (dihitung mulai pada sapi milik peternak) Sex Ratio = 50% Klp Sasaran
Jlh sapi (ekor)
Keterangan
INDUK SAPI AWAL
4
270
3
270
2 1
270
.- Jumlah induk tetap .- Pemeliharaan bergulir
270 270 1
2
3
4
ANAK SAPI MILIK KLP
4
SASARAN
3
180 180
2 1
180
180
180
180 1
2
180
3
73
253
4
793
ANAK SAPI MILIK
4
TNGR + KLP
3
90 90
2 1 Jlh kumulatif sapi
90
90
90
90 1 540
2 810
90
3 1080
TAHUN
dijual
90
4 1423
360
.- Anak sapi 50% jantan: untuk penggemukan dan 50% betina untuk dikembangbiakkan .- Pada akhir tahun ke-4, sapi milik kelompok tahun I (50% betina) melahirkan pertama
- Dipelihara sampai tahun ke-4 oleh peternak yang bersangkutan .- Tahun ke-4 dijual dengan alokasi: (1) Nilai Tambah dibagi oleh peternak dan kelompok (2) Nilai awal menjadi biaya konservasi TNGR
232 Lampiran 18 MITRA KERJA BALAI TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI NO
NAMA LEMBAGA
DASAR PELAKSANAAN
JENIS KEGIATAN
KETERANGAN
1.
Badan Pengelola Trekking Rinjani (BPTR/RTMB)
Perjanjian kerjasama antara Balai Taman Nasional Gunung Rinjani dengan Badan Pengelola Trekking Rinjani tentang pengelolaan Objek Wisata Pendakian Gunung Rinjani di TNGR tanggal 9 Juli 2004
1. membantu terselenggara nya kegiatan ekonomi produktif dalam masya rakat secara mandiri dan professional 2. membantu menyelesaiakan persoalan 2x yang timbul dalam pengelolaan TNGR khususnya dalam pengem bangan ekowisata trekking 3. membantu pengamanan dan penataan kawasan untuk pengembangan ekowisata dan trekking 4. mebantu pemantauan terhadap pelaksanaan pemungutan biaya masuk kawasan TNGR 5. rapat koordinasi 6. membentuk RTC di Senaru dengan koperasi pengelola Kop. Citra Wisata 7. membentuk RIC di Semba lun dengan koperasi peng elola Kop. Sinar Rinjani 8. terbentuknya wadah organisasi pemandu, porter di senaru, sembalun dan sapit 9. pengembangan usaha kecil masyarakat dan kapasitas local 10. peningkatan pengelolaan Taman Nasional Gunung Rinjani 11. peningkatan SDM/Staf TNGR 12. peningkatan pelayanan pengunjung 13. program peningkatan profil rinjani
Sejak Juni 2005 Donor RTMB yaitu NZAID sudah habis masa kontraknya, sehingga perlu upaya pengemba ngan organisasi yang lebih mandiri/swadaya
Dibentuk berdasarkan SK Gubernur Nusa Tenggara Barat No. 15 tahun 2003
Trekking Rinjani telah memberikan kontri busi yang besar untuk pengembangan ekonomi masyarakat khususnya Tavel Agent, Track Organiser, Guide, Porter, Home Stay, Logistik,home indstri, transportasi, dll.
233 Lanjutan Lampiran 18 NO 2
NAMA LEMBAGA WWF Indonesia Nusa Tenggara Programe
DASAR PELAKSANAAN Perjanjian kerjasama antara Dep. Kehutanan dengan Yayasan WWF Indonesia No. 188/DJVI/Binprog/1998 No.CR/026/III/98
JENIS KEGIATAN
KETERANGAN
1. Invnetarisasi flora dan fauna kawasan Rinjani 2. Penilaian ekonomi sumber daya alam gunung rinjani 3. mendukung kegiatan penyusunan rencana zonasi Taman Nasional Gunung Rinjani 4. Pengkajian Pengelolaan SDA dan sengketa kawasan Rinjani (PAR Rinjani) 5. Studi Economic Change, Poverty and Environment (ECPE) disekitar kawasan Gunung Rinjani 6. Memfasilitasi pertemuan Regional Pengembangan Kawasan Konservasi secara kolaboratif 7. Ekspose dan kampanye di Televisi local. 9. Pengembangan kebijakan daerah untuk pengelolaan jasa lingkungan di kabupaten Lombok Barat 10. Pengembangan model desain integrasi hulu hilir dan pesisir di Sub Das Poh Gading Sunggen dan Labuan Lombok Das Menanga Kab. Lotim 11. Pembuatan film-film documenter 12. Memfaslitasi Pertemuan Pra Konggres Dewan Kehutanan Nasional Tingkat Kawasan/ Nusa Tenggara
Perjanjian bilateral antara WWF Indonesia Nusa Tenggara Programe baru dilakukan sekali yaitu pada tahun 2000, dan selanjutnya untuk tajuan monitoring hasil yang telah dicapai perlu dibuat/disusun perjanjian kerjasama bilateral dalam kurun waktu tertentu.
234 Lanjutan Lampiran 18 NO
NAMA LEMBAGA
DASAR PELAKSANAAN
3
Gabungan Pemuda Peduli Lingkungan (GP2L) Sebau Lestari
4
Perorangan (R. Nino Soedjono)
5
TRANSFORM
-
6
KOSLATA
-
7
Gabungan Pecinta Alam (GPA) Santong
-
JENIS KEGIATAN
KETERANGAN
Sudah ada draf perjanjian 1. mengadakan seminar/dialog sehari kerjasama antara BTNGR mencari solusi alternative tentang dengan GP2L kerusakan hutan 2. penyuluhan kepada pengun jung dan masy. 3. membantu, menjaga dan merawat fasilitas sarpras di sekitra object 4. membantu mencegah kerusakan kawasan/hutan disekitar lokasi 5. mejaga kebersihan kawa an dari aktifitas pengunjung Perjanjian kerjasama 1. Rehabilitasi lahan secara swadaya di antara BTNGR dgn R. hutan Orong Grisak, Tetebatu, Sikur Nino Soedjono tgl. 16 Lombok Timur seluas 10 ha Maret 2005 -
1. Penyusunan desain model pengelolaan Sebagai anggota penyusun integrative hulu-hilir dan pesisir di Sub DAS Labuan Lombok dan Poh Gading Sunggen DAS Menangan Kab.Lotim 1. Identifikasi dan pengembangan hutan Sebagai anggota tim adat di sekitar kawasan Rinjani 1. 2. 3.
Penyuluhan Membantu perlindungan dan keamanan kawasan Persemaian untuk kebutuhan masyarakat
Berdiri September 2004
235 Lanjutan Lampiran 18 NO 8
9
NAMA LEMBAGA
DASAR PELAKSANAAN
Kelompok Masyarakat Peduli Hutan (KMPH) Jeruk Manis-Kembang Kuning
-
Kelompok masyarakat peduli Arboretum (KMPA) Otak Kokok
-
JENIS KEGIATAN 1.
2. 3. 1.
2. 3. 10
FK3I
11
PAR Rinjan Dasar SK Tim Inti SK Gubernur No. 339 tahun 2001 Dasar Tim Peneliti SK Ketua BAPPEDA Prop. Nusa Tenggara Barat No. 2/tahun 2002
-
Membantu pengelolaan objek wisata alam air terjun jeruk manis di Kembang Kuning Penyuluhan Membantu perlindungan dan keamanan kawasan Membantu pengelolaan objek wisata alam Sumber air Joben Otakl Kokok Gading di Montang Betok Kec. Montong Gading Lombok Timur Penyuluhan Membantu perlindungan dan keamanan kawasan
1. Pendidikan dan pelatihan konservasi 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Recruitment calon peneliti Kaji Lapangan Kaji Kebijakan Penyusunan kurikulum pelatihan Orientasi calon peneliti Pelatihan calon peneliti tim lapangan dan tim kebijakan Uji coba Metodologi Kaji lapangan dan Kaji Kebijakan Lokakarya penulisan laporan uji coba
KETERANGAN -
-
236 Lanjutan Lampiran 18 NO
NAMA LEMBAGA
DASAR PELAKSANAAN
JENIS KEGIATAN 7.
Seminar sehari hasil Uji Coba Kaji Lapangan dan Kaji Kebijakan 8. Evaluasi metodologi dan instrumen kajian 9. Pertemuan korodinasi tim inti 10. Pelaksanaan putaran I dan II Kaji Lapangan partisipatif di 2x12 desa sekitar Kawasan Rinjani 11. Workshop instrument kajian kebijakan 12. FGD kajian kebijakan di tingkat desa 13. Kajian partisipatif kebijakan di tingkat instansi pemerintah 14. Pelaksanaan kajian lapangan partisipatif putaran III di 16 desa sekitar Kawasan Rinjani 15. kajian partisipatif kebijakan (lanjutan) Pleno sub kawasan Pleno kawasan Pleno propinsi dan kajian lintas sektoral kebijakan PSDA Rinjani 4 Kegiatan yang akan Dilakukan : 1. seminar dan lokakarya penulisan 2. Perundingan dan mediasi perencanaan bersama 3. Pelaksanaan program/rencana tindak lanjut Kegiatan pendukung : 1. Pemantauan dan evaluasi program 2. Pengembangan media dan penyaluran 3. Dokumentasi dan pelaporan Sumber : Kantor Balai TNGR, 2008.
KETERANGAN