perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR WISATA BUDAYA DI SOLO Dengan Pendekatan Arsitektur Jawa Tugas Akhir
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh: UMMI SALAMAH M. I0208084
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PLANNING AND DESIGN CONCEPT CULTURAL TOURISM MARKET IN SOLO With Java Architecture Approach Final
Proposed As Terms To Achieve A Bachelor of Engineering Sebelas Maret University
Prepared By:
Ummi Salamah M. I0208084
STUDY ARCHITECTURE ARCHITECTURE DEPARTMENT FACULTY OF ENGINEERING SEBELAS MARET UNIVERSITY 2013 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Abstrak
Pasar wisata budaya di Solo dengan pendekatan arsitektur jawa merupakan suatu pasar (tempat jual beli barang ataupun jasa) yang bersifat rekreatif (wisata) sehingga pembeli dapat membeli dan bersenang-senang untuk memperluas pengetahuan tentang produk budaya (kuliner, kerajinan dan pentas seni khas solo) yang disajikan seperti melihat proses pembuatan kerajinan, belajar pentas seni, belajar memasak serta sejarah perkembangan mengenai beberapa produk budaya dengan nuansa aristektur jawa yang tercipta dalam kawasan pasar wisata tersebut untuk bersenang-senang dan mencari pengalaman ruang yang baru. Sehingga pengunjung tidak hanya membeli tapi juga dapat belajar mengenai produk budaya yang disajikan. Makalah ini ditujukan untuk membahas konsep Pasar Wisata Budaya dengan pendekatan arsitektur jawa yang meliputi 4 hal, yaitu: 1) konsep program kegiatan dan ruang, 2) konsep orientasi bangungan; 3) konsep tata ruang, 4) konsep bentuk dan tampilan bangunan, 5) konsep pengolahan site, 6) konsep sistem struktur dan utilitas bangunan. Kata kunci: pasar, wisata, budaya; arsitektur jawa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Abstract Cultural tourism market in Solo with Javanese architecture approach is a market (where the sale and purchase of goods or services) that are recreational (tourist) so that buyers can buy and fun to expand the knowledge of cultural products (culinary, craft and art performances typical solo) presented like to see the process of making crafts, learning the arts, learn to cook as well as the history of the development of some cultural products with shades of Javanese architecture that is created in the tourism market is to have fun and experience a new space. So that visitors not only to buy but also to learn about the cultural products presented. This paper is intended to discuss the concept of Cultural Tourism Market with Java architecture approach that includes four things: 1) the concept of program activities and space, 2) the concept bangungan orientation, and 3) the spatial concept, 4) the concept of the shape and appearance of the building, 5) site processing concept, 6) the concept of utility structures and building systems. Key words: market, tourism, cultural ;java architecture
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ Pasar Wisata Budaya di Solo dengan Pendekatan Arsitektur Jawa ”. Tugas Akhir ini ditulis sebagai salah satu syarat yang harus ditempuh mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam meraih gelar sarjana. Penyusunan proposal ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS. 2. Kahar Sunoko ST, MT, selaku Ketua Prodi Arsitektur Fakultas Teknik UNS. 3. Ir. Hardiyati, MT, selaku pembimbing 1 terimakasih atas ilmu yang diberikan serta waktunya yang tersita untuk membimbing saya. 4. Amin Sumadyo,ST, MT, selaku pembimbing 2 terima kasih atas waktu dan bimbingannya selama tugas akhir. 5. Ir. MDE Purnomo, MT selaku Pembimbing Akademik.
Penulis berharap proposal tugas akhir ini bermanfaat bagi kita semua meski penulis sadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini.
Surakarta. Januari 2013 Penulis.
Ummi Salamah M.
commitiiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KUPERSEMBAHKAN UNTUK YANG TERCINTA Kedua orang tuaku Ummi (di surga aku sayang ummi karna Allah) Abi yang selalu mendoakan yang terbaik untuk anak-anaknya Kedua mertuaku Mama Papa yang menyayangiku seperti anak sendiri Suamiku Bara Mahendra Alita Wardana yang tersayang tercinta dan segalanya terimakasih atas kesabaranmu, kasihmu dan pengertianmu makasih banyak pacarku yang akhirnya jadi suamiku, imam hidupku. Semoga kita langgeng sampai akhir hayat diberkahi keturunan yang sholeh2 & sholehah2,bahagia dunia akhirat. Amin, amin, amin yaa rabbal ‘alamin. Keluargaku yang tersayang Mas Fai & Mas Amin semoga cepet nyusul aku, Mbak Elok, Aa Adhin, Raqi & Rara semoga bahagia slalu dan adikku Mb Dhira, Brian. Trima kasih atas kasih sayang kalian. Special thank’s to o Tim maketers Afla mksih udah bkin landscape nya dr 0 mp kelar plus nganter ngprint, Adis mksih y diz tong rajin bgt motong kerts kecil2 plus udh dibuatin trandes, dpnjmin lepi, flsdisk, printer dan bnyk lg, Debby mksih udh dibeliin cutter merah super tajem plus yg sering q repotin ngprint dmodrn (kos deb c dket modrn,heee), Rina mksih rin legendany keren abis, Sari mksh ats bntuannya plg kerja lgsg kermhq dan lusia mksh bntuannya.mksh much yaa kawan2.. o Thnks 2 cepy, liul, hafidz, tiwi afla (mksh wi pla dbntuin pameran), adis, udh liet sidang. o Studio 128 yang galau, Besty Suka Boni yang rajin studio gud job plen aq jd iktan rajin, Riska jun temen seperjuangan lanjutkan perjuangan mu kawan, & Cisma, Sendy, Rara, Hidayat, Firdaus, Agie, Akbar, kita emang kompak kalo Maksi. o Owh yaaa,mksh lg buat best udh ngsih voucer free facial, meski msh ditangguhkan teteep abs ujian huraa2 sejenak.. o Teman2 angkatan 2008 dan pihak lain yang tidak tertulis terimakasih banyak, ..
Alhamdulillah akhirnya Lulus !!!!!!!!!!
24.15, Minggu 13 Januari 2013-01-12 Mega Mahendra
commitivto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL…………………………….........................................................i HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................ii KATA PENGANTAR................................................................................................iii DAFTAR ISI...............................................................................................................iv DAFTAR GAMBAR…...………………………………………….....………..........v DAFTAR TABEL.......................................................................................................vi DAFTAR DIAGRAM.................................................................................................vi BABI: PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F. G. H. I.
Judul.......................................................................................................I-1 Pemahaman Judul...................................................................................I-1 Latar Belakang........................................................................................I-2 Permasalahan..........................................................................................I-7 Persoalan.................................................................................................I-7 Tujuan dan Sasaran.................................................................................I-8 Batasan dan Lingkup Pembahasan.........................................................I-8 Metode Pembahasan...............................................................................I-9 Sistematika Pembahasan.........................................................................I-9
BAB II: TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. Tinjauan Teori Pasar, Wisata dan Buadaya..........................................II-1 1. Pemahaman Pasar ...........................................................................II-1 a. Sejarah Proses Terjadinya Pasar................................................II-1 b. Pengguna Pasar..........................................................................II-2 c. Fungsi dan peranan Pasar.........................................................II-4 2. Pemahaman Wisata.........................................................................II-9 3. Pemahaman Budaya.........................................................................II-10 B. Pemahaman Pasar Wisata Budaya.........................................................II-11 1. Pemahaman Pasar Wisata................................................................II-11 2. Pemahaman.Pasar Wisata dan Budaya……..…,,,……………..….II-12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Tinjauan Teori arsitektur Jawa 1. Pengertian Arsitektur Jawa..............................................................II-14 2. Ragam Bentuk Bangunan Arsitektur Jawa......................................II-14 D. Tinjauan Pasar Wisata Budaya dengan Arsitektur Jawa.......................II-24 E. Kajian Studi Banding............................................................................II-29 1. Kajian Aplikasi Arsitektur Jawa pada Bangunan Omah Sinten..II-29 2. Kajian Pasar Gabusan Yogyakarta sebagai Preseden Obyek Wisata Berbasis Budaya Berupa Pasar............................................II-33 a. Sejarah Pasar Gabusan…..………..…………………………....II-33 b. Kegiatan Pasar Gabusan ……………………………………….II-34 c. Tata masa bangunan…………………………………………....II-35 d. Lokasi…………………………..……………………………....II-35 BAB III: TINJAUAN KOTA SURAKARTA A. Tinjauan Fisik Kota Surakarta sebagai Lokasi Dibangunnya Pasar Wisata Budaya yang Direncanakan...……………………………........III-1 1. Batas- batas administratif.................................................................III-1 2. Perekonomian...................................................................................III-2 3. Pertumbuhan wisata.........................................................................III-3 4. Penataan tata ruang kota...................................................................III-5 5. Potensi lokasi dibangunnya Pasar Wisata Budaya..........................IIIB. Tinjauan Potensi Kota Surakarta sebagai Dasar Kegiatan pada Pasar Wisata Budaya yang Direncanakan........................................................III-8 1. Potensi Kota Solo sebagai obyek wisata…………………………III-8 2. Potensi Kota Solo sebagai kota Budaya…………………………..III-9 a. Potennsi kuliner khas Solo……………………..........................III-9 b. Potensi pentas seni di Solo……………………………………III-12 c. Potensi kerajinan di Solo………………………………………III-14 3. Pasar- pasar di Solo………………………………………………III-28
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV: PASAR WISATA BUDAYA DI SOLO DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR JAWA A. Pasar Wisata Budaya yang Direncanakan..........................................IV-1 B. Fungsi dan Tujuan Keberadaan Pasar Wisata Budaya........................IV-1 1. Fungsi………………………………………………………...….IV-1 2. Tujuan……………………………………………………………IV-2 C. Visi dan Misi Pasar Wisata Budaya.....................................................IV-2 1. Visi………………………………………………………………IV-2 2. Misi………………………………………………………………IV-3 D. Status Kelembagaan Pasar Wisata Budaya ..........................................IV-4 1. Kedudukan ………………………………………………………IV-4 2. Status……………………………………………………………..IV-4 3. Pembiayaan………………………………………………………IV-5 E. Operasional Kerja Pasar Wisata Budaya…..………………………...IV-6 F. Bidang Usaha pada Pasar Wisata Budaya………………………….IV-6 1. Klasifikasi barang dan jasa yang dipasarkan...................................IV-6 2. Kelompok yang ditampung..............................................................IV-7 G. Aplikasi arsitektur Jawa pada obyek rancang bangun Pasar Wisata Budaya 1. Tata ruang dan orientasi banguanan.................................................IV-8 2. Bentuk bangunan..............................................................................IV-9 3. Tampilan bangunan........................................................................IV-10 4. Struktur bangunan..........................................................................IV-10 BAB V: ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR WISATA BUDAYA PASAR WISATA BUDAYA DI SOLO DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR JAWA A. Analisa Kegiatan dan Peruangan............................................................V-1 1. Analisa dasar perencanaan................................................................V-1 2. Analisa pendekatan dan pola kegiatan..............................................V-2 3. Analisa pendekatan kebutuhan ruang...............................................V-4 4. Analisa pendekatan besaran ruang...................................................V-9 5. Analisa pendekatan luas site............................................................V-21 6. Analisa pola hubungan ruang……………………………………..V-21 B. Analisa Aplikasi Arsitektur Jawa pada Obyek Rancang Bangunan..V-24 1. Analisa orientasi bangunan...............................................................V-24 2. Analisa tata ruang.............................................................................V-24 3. Analisa bentuk..................................................................................V-27
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Analisa tampilan bangunan..............................................................V-32 C. Analisa Pemilihan Lokasi Dan Site......................................................V-33 1. Analisa Pemilihan Lokasi…………………………………………V-33 2. Analisa Pemilihan Site……………………………..……………..V-34 3. Kondisi existing site………………………………………………V-36 4. Analisa Site Terpilih………………………………………………V-38 a. Analisa pencapaian ……………………………………………V-38 b. Analisa view dan orientasi bangunan………………………….V-41 c. Analisa noise…………………………………………………..V-43 d. Analisa matahari………………………………………………V-45 D. Analisa sistem struktur, konstruksi, dan mechanical electrical………V-46 1. Pemilihan sistem Struktur…………………………………………V-46 2. Sistem utilitas bangunan…………………………………………..V-52 3. Mechanical electrical…………………………………………….V-57 BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR WISATA BUDAYA PASAR WISATA BUDAYA DI SOLO DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR JAWA A. Konsep Kegiatan Dan Peruangan..........................................................VI-5 1. Konsep dasar perencanaan desain....................................................VI-6 2. Konsep kegiatan dan pola kegiatan..................................................VI-7 3. Konsep besaran ruang.....................................................................VI-1 4. Konsep pola hubungan ruang……………………………………VI-18 B. Konsep Aplikasi Arsitektur Jawa pada Obyek Rancang Bangunan..VI-19 1. Konsep orientasi bangunan..............................................................VI-19 2. Konsep tata ruang............................................................................VI-19 3. Konsep bentuk.................................................................................VI-20 4. Konsep Tampilan bangunan...........................................................VI- 21 C. Konsep Lokasi Dan Site.......................................................................VI-1 1. Konsep Lokasi……………………………………………………VI-1 2. Konsep Site…………….…………………………………………VI-1 a. Kondisi existing site…………………………………………..VI-2 b. Konsep pencapaian ……………………………………………VI-2 c. Konsep view dan orientasi bangunan………………………….VI-3 d. Konsep noise…………………………………………………...VI-4 e. Konsep matahari……………………………………………….VI-4 D. Konsep sistem struktur, konstruksi, dan mechanical electrical………VI-22 1. Sistem Struktur…………………………………………………VI-22 2. Sistem utilitas bangunan…………………………………………VI-26 3. Mechanical electrical……………………………………………VI-29 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
BAB I PENDAHULUAN A. Judul Pasar Wisata Budaya di Solo dengan Pendekatan Arsitektur Jawa B. Pemahaman Judul 1. Pasar wisata budaya sebagai tempat jual beli produk budaya Solo baik berupa barang ataupun jasa 2. Pasar wisata budaya sebagai tempat wisata, tempat rekrasi mengenaia produk budaya di Solo 3. Pasar wisata budaya sebagai tempat promosi produk budaya yang dimiliki kota Solo 4. Pasar wisata budaya sebagai tempat edukasi mengenai produk budaya yang dimiliki kota Solo Surakarta, juga disebut Solo atau Sala, adalah kota yang terletak di provinsi Jawa Tengah. Solo memiliki semboyan "Berseri", akronim dari "Bersih, Sehat, Rapi, dan Indah", sebagai slogan pemeliharaan keindahan kota. Untuk kepentingan pemasaran pariwisata, Solo mengambil slogan pariwisata Solo, The Spirit of Java (Jiwanya Jawa) sebagai upaya pencitraan kota Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa. 1 Jadi Pasar wisata budaya yang direncanakan adalah tempat dimana pembeli dan penjual menukar jenis barang, jasa dan informasi melalui kegiatan jual-beli serta belajar berbagai produk budaya yang disajikan seperti melihat proses pembuatan kerajinan, belajar pentas seni, belajar memasak
commit to user 1
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta)
I-1
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
serta sejarah perkembangan mengenai beberapa produk budaya khas Solo dengan nuansa aristektur jawa yang tercipta dalam kawasan pasar wisata tersebut untuk bersenang-senang dan mencari pengalaman ruang yang baru. Sehingga pengunjung tidak hanya membeli tapi juga dapat belajar mengenai produk budaya yang disajikan. C. Latar Belakang Ada beberapa hal yang melatar belakangi judul tersebut, yaitu: 1. Potensi Kota Solo sebagai kota Budaya Banyaknya hasil budaya leluhur yang bertahan dan dilestarikan sampai sekarang membuat kota Solo semakin dikenal sebagai kota budaya. Hasil budaya tersebut antara lain makanan khas Solo, hasil kerajinan, pakaian khas, alat musik, tarian, aritektur serta peninggalan sejarah. Solo atau Surakarta dikenal sebagai salah satu inti kebudayaan Jawa karena secara tradisional merupakan salah satu pusat politik dan pengembangan tradisi Jawa. Kemakmuran wilayah ini sejak abad ke-19 mendorong berkembangnya berbagai literatur berbahasa Jawa, tarian, seni boga, busana, arsitektur, dan bermacam-macam ekspresi budaya lainnya. Perkembangan kota Solo ini didukung oleh pemerintah kota Solo yang selalu mengembangkan kota Solo tanpa melupakan budaya dan tradisi yang ada. Sehingga banyak obyek wisata di solo yang mengusung hasil budaya kota Surakarta.Obyek wisata di solo berdasarkan jenisnya yaitu: a. Wisata kuliner Solo mempunyai banyak tempat wisata kuliner salah satunya Galabo yang menyajikan makanan khas Solo seperti nasi liwet, srabi,
commit to user I-2
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
timlo, dll. Kuliner makanan Raja Solo menjadi popular di tempat makan terutama mereka yang mengusung konsep menu tradisional. Solo juga mempunyai kampung wisata kuliner yang mengusung makanan khas Solo (dikenal jajanan pasar) sebagai lambang kampung wisata tersebut. b. Tempat Belanja Belanja batik merupakan kebiasaan wisatawan yang mengunjungi solo, banyak tempat belanja yang menjual berbagai macam olahan dari bahan batik antara lain: Pasar Klewer,Pusat Grosir Surakarta, Kampung Batik” ,Laweyan, Galery Batik “Danar Hadi” Pasar Kembang, Galery Batik “Batik Keris”. Selain batik di solo juga terdapat kampung wisata blangkon Putrojayan, Serengan. Di kampung tersebut terdapat banyak pengrajin bangkon disana wisatawan dapat melihat proses pembuatan batik dan membeli langsung blangkon yang dijual di showroom. c.
Tempat Wisata Arsitektur dan peninggalan sejarah Terdapat banyak bangunan bersejarah di Surakarta, mulai dari bangunan ibadah, bangunan umum, keraton, hingga bangunan militer, antara lain; Gereja Katolik Santo Antonius Surakarta, hingga Tempat Ibadah Tri Dharma Tien Kok Sie dan Vihara Am Po Kian.
d.
Museum dan perpustakaan - Museum batik yang terlengkap di Indonesia, yaitu House of Danar Hadi, - Museum tertua di Indonesia, yaitu Museum Radya Pustaka. - Museum Keraton Surakarta (Museum Sasana Pustaka) - Museum Pura Mangkunegaran (Museum Rekso Pustaka)
commit to user I-3
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
- Museum Pers - Museum Sangiran - Museum Lukis Dullah. Selain banyaknya tempat wisata yang dapat dikunjungi di kota Solo, kota ini juga mempunyai berbagai macam festival bertema budaya yang diselenggarakan pada setiap tahunnya, antara lain: Kirab Pusaka 1 Suro, Sekaten, Grebeg Sudiro, Tinggalan Dalem Jumenengan, Grebeg Pasa, Grebeg Besar, Solo Batik Carnival dan Solo Batik Fashion. 2. Pasar- pasar di Solo Industri batik menjadi salah satu industri khas Solo. Sentra kerajinan batik dan perdagangan batik antara lain di Laweyan dan Kauman. Pasar Klewer merupakan salah satu pasar tradisional sebagai pusat perdagangan batik di Indonesia. Sedangkan PGS dan Beteng juga merupakan pusat penjualan batik di Solo dengan tampilan banguan yang lebih modern. Selain Pasar Klewer, Solo juga memiliki banyak pasar tradisional yang tersebar di setiap kecamatan dan merupakan pasar yang menjual berbagai macam kebutuhan pokok, di antaranya Pasar Gedhe (Pasar Besar),Pasar
Kembang,Pasar
Pon,Pasar
Legi,Pasar
Ngemplak,Pasar
Gilingan,Pasar Kadipiro, Pasar Ledhoksari, Pasar Kliwon. Dari sekian banyak pasar di Solo selain Pasar Klewer terdapat tiga pasar yang menjadi tujuan wisatawan yaitu - Pasar Gedhe, merupakan salah satu cagar budaya, berupa pasar yang menjual kebutuhan pangan (sembako) dan beberapa sandang.
commit to user I-4
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Gambar I.1. Pasar Gedhe Sumber www.pasarsolo.com
- Pasar Triwindu, tempat jual beli barang antik (setiap Sabtu malam diubah menjadi Pasar Ngarsopuro)
Gambar I.2. Pasar Triwindhu (kiri) & Ngarsopuri (kanan) Sumber www.pasarsolo.com
- Pasar cenderamata alun-alun utara keraton solo, produk yang dijual mayoritas berupa sandang seperti kacamata, helm, tas, dll. 3. Tren wisata Di solo sendiri terdapat banyak event dimana pengunjung selalu memenuhi tempat diadakannya pameran. Berbagai macam event yang di selanggarakan oleh pemkot ataupun pihak swasta selalu menarik warga Solo dan wisatawan asing untuk melihat. Event tersebut berbagai macam jenisnya dari tradisional, budaya, elektronik dan distro. Namun kebanyakan event yang diadakan oleh pemkot Surakarta selalu mengangkat budaya tradisional Solo yaitu wisata budaya leluhur khususnya yang sedang menjadi tren di kalangan wisatawan domestik dan asing. Sehingga banyak tempat wisata baru di Solo yang mengusung kearifan lokal.
commit to user I-5
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
4. Pasar dan wisata Dalam ilmu ekonomi mainstream, konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. Dalam proses penjualan terdapat berbagai macam strategi untuk menunjang penjualan suatu produk, salah satunya dengan mengadakan pameran. Pameran adalah media menyampaikan informasi tentang suatu produk. Dalam proses penukaran jika menggunakan uang maka terjadi suatu transaksi. Sedangkan pariwisata menurut A.J. Burkart dan S. Medik (1987) adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan- tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hlidup dan bekerja dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu. Menurut Cooper, Fletcher, Gilbert Shepherd and Wanhill (1998), komponen produk wisata adalah: - Atraksi, alam, budaya, kerajinan tangan, event dan sebagainya - Fasilitas penunjang wisata, akomodasi, rumah makan, retail, toko cidera mata, fasilitas penukaran uang, biro perjalanan, pusat informasi wisata dan sebagainya - Aksesibilitas, dukungan sistem transportasi meliputi rute atau jalur transportasi, fasitlitas terminal bandara, pelabuhan dan moda transportasi lainnya - Layanan pendukung, ketersediaan fasilitas pendukung yang digunakan oleh wisatawan seperti bank, telekomunikasi, pos, rumah sakit, dan sebagainya
commit to user I-6
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
- Aktifitas, ragam kegiatan yang dapat diikuti ataupun dilakukan wisatan selama di lokasi atau destinasi dan terakhir, - Paket perjalanan wisata ditawarkan dan dikelola oleh biro perjalan wisata. Pariwisata dan perdagangan ibarat dua sisi mata uang, sektor pariwisata akan lebih dikenal bila didukung sektor perdagangan, keberadaan perdagangan cendera mata (kerajinan) dan kuliner khas daerah menjadikan pariwisata semakin berdenyut. Untuk itu pasar wisata budaya yang direncankan dapat meningkatkan sector perdagangan maupun pariwisata Solo. Sehingga dibutuhkan obyek wisata berbasis budaya berupa pasar dengan aplikasi arsitektur jawa sebagai wujud apresiasi dan nilai lebih tehadap budaya Solo. D. Permasalahan Pokok permasalahan dalam membangun Pasar Wisata Budaya yaitu mencari budaya yang relevan dengan mekanisme kegiatan pasar sehingga obyek wisata ini dapat berfungsi sebagai tempat jual beli produk budaya dengan mengusung konsep Arsitektur Jawa sebagai wujud apresiasi budaya Solo sehingga diharapkan mampu memberikan pengalaman ruang. E. Persoalan 1. Bagaimana merancang bentuk bangunan Pasar Wisata Budaya sesuai Arsitektur Jawa? 2. Bagaimana menentukan tataruang dan gubahan massa dari berbagai macam kegiatan yang diwadahi sesuai arsitektur tradisional jawa?
commit to user I-7
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
3. Bagaimana menentukan lokasi dan site yang sesuai dengan fungsi Pasar Wisata Budaya sebagai objek wisata budaya? 4. Bagaimana menentukan jenis kegiatan yang dapat mencerminakan fungsinnya sebagai Pasar Wisata Budaya ? 5. Bagaimana menentukan tampilan Pasar Wisata Budaya yang menarik pengunjung sesuai bentuk Arsitektur Jawa? 6. Bagaimana menentukan system struktur dan system utilitas bangunan pada Pasar Wisata Budaya sesuai aspek Arsitektur Jawa? F. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan Menyusun konsep perencanaan dan perancangan Pasar Wisata Budaya untuk mengukuhkan kota Solo sebagai kota budaya berdasarkan potensi wisata dan budaya yang ada di Solo. 2. Sasaran Merancang bangunan yang dapat mewadahi segala aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan pada Pasar Wisata Budaya yang mampu memberikan pengalaman ruang* sehingga pengunjung dapat bernostalgia* melalui pendekatan arsitektur tradisional Jawa. G. Batasan dan Lingkup Pembahasan 1. Batasan Batasan ditekankan pada aplikasi bentuk dan tata ruang arsitektur jawa pada bangunan Pasar Wisata Budaya yang direncanakan, dengan analisa besaran ruang dan bentuk kegiatan yang diwadahi, sehingga menghasilkan
commit to user *Bernostalgia bagi orang Jawa
I-8
*Pengalam ruang baru bagi pengunjung non-Jawa dan wisatawan Mancanegara
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
konsep akhir berupa penyelesaian masalah dalam bentuk suatu desain bangunan. 2. Lingkup pembahasan Dalam bangunan Pasar Wisata Budaya kegiatan yang diwadahi adalah kegiatan jual-beli produk budaya berupa pentas seni, kuliner dan kerajinan. Sedangkan kegiatan lain yang ada di Pasar Wisata Budaya
sebagai
kegiatan tambahan yang pewadahannya merupakan penunjang keberadaan pasar sebagai obyek wisata berbasis budaya. H. Metode Pembahasan 1. Observasi yaitu mengamati fasilitas semacam pasar wisata yang ada serta mengamati lokasi yang tepat untuk dibangunnya pasar wisata budaya . 2. Studi literature yaitu mempelajari literature yang berkaitan dengan teori, konsep maupun standar perencanaan pasar wisata. Studi literature juga dilakukan dengan cara studi internet untuk mencari data-data yang tidak didapatkan dari buku-buku. 3. Metoda studi empiris, yaitu menambah informasi berupa preseden yang dapat dijadikan acuan. Study empiris ini dilakukan dengan mengeksplorasi contoh-contoh objek sejenis sehingga dapat dijadikan perbandingan. I. Sistematika Pembahasan Bab I Pendahuluan berisi tentang latar belakang, tujuan dan sasaran pembahasan, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan.
commit to user I-9
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Bab II Tinjauan berisi tentang tinjauan teori mengenai pasar dan arsitektur jawa serta studi kasus mengenai aplikasi arsitektur Jawa pada bangunan sekarang serta mengenai pasar wisata yang udah ada . Bab III Tinjauan Kota Surakarta berisi tentang data fisik dan non fisik kota surakarta, tingkat pariwisata dan ekonomi, rencana lokasi pasar wisata budaya. Bab IV Analisa Pendekatan Konsep Perencanaan Dan Perancangan berisi tentang analisa kegiatan dan peruangan, analisa pemilihan lokasi dan site, analisa zonifikasi peruangan, analisa aplikasi arsitektur jawa, analisa sistem struktur, konstruksi dan ME. Bab V Konsep Dasar Dan Program Perencanaan Dan Perancangan Pada berisi tentang konsep kegiatan dan peruangan, konsep pemilihan lokasi dan site, konsep zonifikasi peruangan, konsep aplikasi arsitektur jawa, konsep sistem struktur, konstruksi dan ME.
commit to user I-10
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Tinjauan Teori Pasar, Wisata dan Budaya 1. Pemahaman Pasar a. Sejarah proses terjadinya pasar Berdasarkan sejarah diketahui bahwa masyarakat Indonesia sudah mengenal ekonomi yang disebut pasar. Pasar merupakan kegiatan jual-beli itu, biasanya (1) berlokasi yang mudah didatangi dari berbagai arah, (2) berlangsung pada waktu-waktu tertentu, (3) mengutamakan benda keperluan hidup sehari-hari untuk keluarga. Mengenai sejarah proses terjadinya pasar secara umum tidak ada catatan khusus yang menjelaskan proses secara gamblang. Namun dari diskripsi buku karangan A. Dewey, Peasant Marketing in Jawa (1962) kita dapat menggambarkan poses pasar di Jawa. Suatu pasar di Jawa atau peken (Krami), biasanya letaknya tidak jauh. Jarak dari rumah seseorang petani ke pasar, yang letaknya biasanya di tepi jalan besar, hanya kira-kira tiga sampai lima kilometer. Semua pasar di suatu daerah tertentu di Jawa buka seminggu sekali pada hari-hari tertentuyang berlainan satu dengan yang lainnya. Pasar tersebut biasanya tumbuh di persimpangan jalan atau di tempat yang strategis di dalam desa. Dari diskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa
commit II- 1to user
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
- Letak pasar berada di tempat yang strategis dimana orang berlalulalang. Oleh karena itu, pasar wisata Budaya yang direncanakan sebaiknya berada di tempat yang strategis, dekat dengan kegiatan wisata dan budaya untuk mendukung keberadaan pasar - Nama pasar di ambil dari nama tempat pasar tersebut berada atau nama hari disaat pasar beroperasi. Sama dengan pasar Wisata Budaya yang direncanakan , pasar ini berada di kawasan wisata dan budaya maka pasar ini disebut Pasar Wisata Budaya. b. Jenis pasar Pada umumnya pasar dibagi menjadi dua jenis yaitu pasar tradisonal dan modern. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar sedangkan pasar modern penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung (tidak ada proeses tawar menawar). c. Pengguna Pasar Pengguna pasar secara garis besar dibedakan menjadi 2 (dua) yakni pembeli dan pedagang. Damsar (1997) membedakan pembeli menjadi 3, yakni:
commit II- 2to user
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
a. Pengunjung, yaitu mereka yang datang ke pasar tanpa mempunyai tujuan untuk membeli suatu barang atau jasa. Mereka adalah orangorang yang menghabiskan waktu luangnya di pasar. b. Pembeli, yaitu mereka yang datang ke lokasi pasar dengan maksud untuk membeli sesuatu barang atau jasa tetapi tidak mempunyai tujuan ke (di) mana akan membeli. c. Pelanggan, yaitu mereka yang datang ke lokasi pasar dengan maksud untuk membeli sesuatu barang atau jasa dan mempunyai tujuan yang pasti ke (di) mana akan membeli. Seseorang menjadi pembeli tetap dari seorang penjual tidak terjadi secara kebetulan saja tetapi melalui proses interaksi sosial. Berdasarkan pola perjalanan berbelanja yang dikemukakan oleh Hartston (1987) tedapat tiga pengklasifikasian, yaitu: a. Single Purpose Trip, yaitu perjalanan berbelanja yang diawali di satu titik dan kembali pada titik yang sama. Biasanya rumah dijadikan titik awal dan pusat perbelanjaan sebagai titik yang dituju. Pola ini merupakan pola yang paling sering dilakukan. Pertimbangan utama dalam pola ini adalah jarak, artinya pusat perbelanjaan dengan jarak terdekatlah yang menjadi titik tujuan. b. Multi Purpose Trip, yaitu perjalanan berbelanja dengan titik awal rumah tetapi titik yang dituju lebih dari satu (pusat perbelanjaannya
commit II- 3to user
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
lebih dari Peranan keberadaan pasar satu) dan keragaman barang yang dibeli akan lebih banyak dibandingkan Single Purpose Trip. c. Combined Purpose Trip, yaitu perjalanan berbelanja sekaligus melakukan kegiatan bepergian lain seperti perjalanan kerja, baik sebelum atau setelah bekerja. Berdasarkan pola perjalanan belanja yang dikemukakan oleh Hartson. Dengan jarak tempuh yang relative dekat dengan Istana Mangkunegaran Pasar Wisata Budaya dapat dikembangkan menjadi Multi Purpose Trip. Dimana pasar ini dapat menjadi tujuan paket wisata dengan obyek wisata di sekitarnya. Misalnya dari Istana Mangkunegaran menuju Pasar Wisata Budaya ataupun sebaliknya dari Pasar Wisata Budaya menuju Istana Mangkunegaran. d. Fungsi dan peranan pasar Pasar merupakan akibat/hasil dari pola kegiatan manusia yang terjadi karena adanya saling membutuhkan, sehingga terjadi pola pertukaran
antara barang dan jasa. Kompleksitas kebutuhan akan
mengakibatkan kompleksitas jumlah orang, jenis barang, cara pertukaran dan membutuhkan tempat yang semakin luas (Kotler & Amstrong, 2001). Fungsi pasar yang ada saat ini berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 378/KPTS/1987 tentang Pengesahan 33 Standar Konstruksi Bangunan Indonesia, diuraikan sebagai berikut:
commit II- 4to user
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
(1) Pasar sebagai tempat pengumpul hasil pertanian. Penjualan hasil-hasil pertanian seperti ketela, kool, kentang, beras dan lain-lain banyak terjadi di pasar, di mana proses pengumpulan hasil pertanian tersebut dilakukan di lokasi pertanian. (2) Pasar sebagai tempat distribusi barang industri. Pasar juga merupakan tempat distribusi barang-barang industri tertentu yang menyediakan peralatan rumah tangga yang diperlukan sebagai pelengkap dapur atau kebutuhan sehari-hari. (3)
Pasar sebagai tempat menukar barang kebutuhan Proses jual beli sering kali terjadi dengan tidak mempergunakan alat tukar (uang) tetapi dengan barang (barter). Proses ini terjadi akibat adanya kontak langsung antara penjual dan pembeli dan kuatnya faktor budaya atau kebiasaan dari penjual.
(4)
Pasar sebagai tempat jual beli barang dan jasa Pasar berdasarkan fungsi ekonomisnya merupakan tempat jual beli barang dan jasa. Jasa disini tidak selalu berupa barang tetapi lebih merupakan tenaga keahlian atau pelayanan.
(5) Pasar sebagai tempat informasi perdagangan Pasar merupakan tempat informasi perdagangan karena di dalam pasar terjadi proses perputaran berbagai jenis barang, uang dan jasa.
commit II- 5to user
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Jumlah barang atau jenis barang yang diperlukan atau yang beredar, harga yang berlaku sampai pada distribusi barang dapat diketahui melalui informasi pasar. Peran pasar terus meningkat sebagai akibat berkembangnya fungsi pasar saat ini. Pasar mempunyai peranan yang beragam berdasarkan pada pengertian-pengertian tentang pasar dan berkembangnya kegiatan-kegiatan yang terjadi di pasar, di mana berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 378/KPTS/1987 tentang Pengesahan 33 Standar Konstruksi Bangunan Indonesia, peranan pasar dijabarkan sebagai berikut: (1) Pasar sebagai tempat pemenuhan kebutuhan. Pasar menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari yaitu sandang dan pangan, dengan demikian bisa diartikan bahwa di dalam pasar dapat ditemukan kebutuhan pokok sehari-hari atau kebutuhan pada waktuwaktu tertentu. (2) Pasar sebagai tempat rekreasi. Pasar menyediakan aneka ragam barang untuk kebutuhan seharihari atau kebutuhan yang akan datang. Barang-barang tersebut ditata dan disajikan sedemikian rupa sehingga menarik perhatian pengunjung. Orang-orang yang datang ke pasar kadang-kadang hanya sekedar berjalan-jalan sambil melihat-lihat barang dagangan untuk melepaskan ketegangan atau mengurangi kejenuhan.
commit II- 6to user
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
(3) Pasar sebagai sumber pendapatan daerah/kota. Kegiatan pasar akan mengakibatkan terjadinya perputaran uang dan Pemerintah Kabupaten berhak menarik retribusi dari kegiatankegiatan tertentu yang terjadi di pasar. Hasil penarikan retribusi akan menambah pendapatan daerah dan besarnya hasil penarikan dari retribusi ini akansangat bergantung pada kondisi pasar, skala pelayanan dan pengelolaan pasar. (4) Pasar sebagai tempat bekerja. Berdagang juga merupakan pelayanan jasa sehingga dalam kegiatan itu pasar tidak lagi sekedar tempat jual beli tetapi juga sebagai tempat kerja. (5) Pasar sebagai tempat komunikasi sosial. Bentuk jual beli antara pedagang dan pembeli terjadi dengan cara kontak langsung, sehingga dalam proses jual beli terjadi komunikasi dan terjadi interaksi sosial. Pasar-pasar tradisional yang berada di lokasi di mana masyarakat sekitarnya masih menampakkan sifat kerukunan dan masih adanya ikatan masyarakat yang sering disebut paguyuban, merupakan tempat orang berkumpul dan berbincangbincang, mengikat kerukunan yang telah hubungan batin.
ada dan menyambung
Paguyuban tampak akrab karena pembeli yang
datang tidak dibedakan status sosial dan profesinya.
commit II- 7to user
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
(6) Pasar sebagai tempat studi dan latihan. Pasar dapat digunakan sebagai tempat studi dan pendidikan di mana pada pasar tersebut dapat diketahui seluk-beluk kondisi pasar dan perkembangan pasar, tingkat kebutuhan pasar suatu daerah/kota, tingkat pendapatan, tingkat pelayanan, pola hubungan antara pasar dengan komponen pelayanan yang lainnya. Berdasarkan Kepmen
PU No.378/KPTS/1987 fungsi pasar dapat
berkembang mengikuti kebutuhan manusia sehingga pasar dapat menjadi : - Pasar sebagai tempat jual beli barang dan jasa Pasar berdasarkan fungsi ekonomisnya merupakan tempat jual beli barang dan jasa. Jasa disini tidak selalu berupa barang tetapi lebih merupakan tenaga keahlian atau pelayanan. (Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 378/KPTS/1987 tentang Pengesahan 33
Standar Konstruksi Bangunan Indonesia nomor 4) -
Pasar sebagai tempat rekreasi. Pasar menyediakan aneka ragam barang untuk kebutuhan seharihari atau kebutuhan yang akan datang. Barang-barang tersebut ditata dan
disajikan
sedemikian
rupa
sehingga
menarik
perhatian
pengunjung. Orang-orang yang datang ke pasar kadang-kadang hanya sekedar berjalan-jalan sambil melihat-lihat barang dagangan untuk melepaskan ketegangan atau mengurangi kejenuhan. (Keputusan
commit II- 8to user
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
Menteri
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
Pekerjaan
Umum
Nomor
378/KPTS/1987
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
tentang
Pengesahan 33 Standar Konstruksi Bangunan Indonesia nomor 2) Jadi berdasarkan tinjauan di atas pemahaman pasar adalah tempat dimana penjual, pembeli serta pelanggan bertemu untuk jual beli barang dan jasa yang berada di tempat strategis selain itu pasar dapat berperan sebagai tempat rekreasi. 2. Pemahaman Wisata Pariwisata menurut A.J. Burkart dan S. Medik (1987) adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan- tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hlidup dan bekerja dan kegiatankegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu. Sedangkan pengertian wisata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
bepergian
bersama-sama
(untuk
memperluas
pengetahuan,
bersenang-senang, dsb), bertamasya, piknik. Menurut Cooper, Fletcher, Gilbert Shepherd and Wanhill (1998), komponen produk wisata adalah: - Atraksi, alam, budaya, kerajinan tangan, event dan sebagainya - Fasilitas penunjang wisata, akomodasi, rumah makan, retail, toko cidera mata, fasilitas penukaran uang, biro perjalanan, pusat informasi wisata dan sebagainya
commit II- 9to user
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
- Aksesibilitas, dukungan sistem transportasi meliputi rute atau jalur transportasi, fasitlitas terminal bandara, pelabuhan dan moda transportasi lainnya - Layanan pendukung, ketersediaan fasilitas pendukung yang digunakan oleh wisatawan seperti bank, telekomunikasi, pos, rumah sakit, dan sebagainya - Aktifitas, ragam kegiatan yang dapat diikuti ataupun dilakukan wisatan selama di lokasi atau destinasi dan terakhir, - Paket perjalanan wisata ditawarkan dan dikelola oleh biro perjalan wisata. Berdasatkan
tinjauan
di
atas
pemahaman
wisata
adalah
perpindahan seseorang kesuatu tempat untuk bersenang-senang dan memperluas pengetahuan dengan komponen produk wisata (Cooper, Fletcher, Gilbert Shepherd and Wanhill (1998) sebagai pelengkap kegiatan wisata. 3. Pemahaman Budaya Menurut Koentjaraningrat kebudayaan berasal dari kata Sansekerta yaitu buddhayah (budaya) yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. Sedangkan menurut J.J. Hoenigman kebudayaan dapat berupa: - Gagasan Wujud ideal kebudayaan yang berupa kumpulan ide-ide, gagasan, nilainilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya. Sifatnya abstrak, tidak dapat diraba, dan tidak dapat disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak di
commit to user II- 10
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
alam pikiran warga masyarakat tersebut. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku- buku hasil karya para penulis. - Aktivitas Wujud kebudayaan sebagai suatu aktivitas serta tindakan berpola dari manusia di masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri atas aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya. - Artefak Wujud kebudayaan fisik yang paling konkret berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia di masyarakat berupa bendabenda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Dari pemahaman diatas budaya yang dimaksud penulis berupa budaya fisik yaitu berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia dalam bentuk kuliner, kerajinan dan pentas seni khas solo yang nantinya menjadi produk yang dijual di Pasar Wisata Budaya yang direncanakan. B. Pemahaman Pasar, Wisata dan Budaya 1. Pemahaman Pasar dan Wisata Definisi pasar wisata tidak dapat ditemukan dalam peraturan perundangan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia sehingga secara inplisit
commit to user II- 11
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
dapat dinyatakan bahwa pemerintah belum menganggap perlu pengawasan dan pengelolaan jenis pasar tersebut. Namun berdasarkan pemahaman pasar dan wisata maka dapat disimpulakan Pasar Wisata adalah tempat jual beli barang ataupun jasa yang bersifat rekreatif sehingga pembeli dapat membeli dan bersenangsenang untuk memperluas pengetahuan tentang produk yang dijual. 2. Pemahaman Pasar Wisata dan Budaya Pasar wisata budaya, budaya disini sebagai produk yang dijual dimana pasar wisata yang direncanakan merupakan tempat jual-beli yang bersifat rekreatif untuk memperluas pengetahuan mengenai produk budaya yang dijual. Budaya yang direncanakan penulis berupa kebudayaan fisik berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia di masyarakat yaitu makanan khas , kerajinan khas dan pentas seni. Untuk menunjang fasilitas pasar wisata budaya sebagai tempat wisata maka beberapa komponen produk wisata oleh Cooper, Fletcher, Gilbert Shepherd and Wanhill (1998) akan diadakan di Pasar Wisata Budaya yang direncanakan yaitu rumah makan, atm serta biro pariwisata. Jadi Pasar wisata budaya yang direncanakan adalah tempat dimana pembeli dan penjual menukar jenis barang, jasa dan informasi melalui kegiatan jual-beli serta belajar berbagai produk budaya yang disajikan seperti melihat proses pembuatan kerajinan, belajar pentas seni, belajar
commit to user II- 12
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
memasak serta sejarah perkembangan mengenai beberapa produk budaya dengan nuansa aristektur jawa yang tercipta dalam kawasan pasar wisata tersebut untuk bersenang-senang dan mencari pengalaman ruang yang baru. Sehingga pengunjung tidak hanya membeli tapi juga dapat belajar mengenai produk budaya yang disajikan. Berikut skema pemahaman pasar wisata budaya. yang direncanakan:
bepergian untuk memperluas pengetahuan, bersenangsenang.
Tawar-menawar
Sistem penjualan
WISATA
Tradisonal PASAR
Fungsi dan Peran pasar berdasarkan Kepmen PU No.378/KPTS/1987
Secara umum
PASAR WISATA
Pasar sebagai tempat jual-beli.
Modern
BUDAYA
Pasar sebagai tempat rekreasi.
BUDAYA
Sistem penjualan
kebudayaan fisik berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia berupa bendabenda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
Tidak ada tawar-menawar Produk yang dijual
Skema II.1. Pemahaman Pasar Wisata Budaya Sumber Analisa Pribadi
commit to user II- 13
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
C. Tinjauan Teori Arsitektur Jawa 1. Pengertian Arsitektur Jawa Arsitektur tradisional merupakan satu unsure kebudayaan yang tumbuh dan berkembang bersamaan dengan pertumbuhan suatu suku ataupun bangsa. Arsitektur tradisonal adalah suatu bangunan yang bentuk, struktur, fungsi , ragam hias dan cara pembuatannya diwariskan secara turun temurun serta dapat dipakai untuk melakukan aktivitas kehidupan dengan
sebaik-baiknya.
(Arsitektur
Tradisional
Daerah
Istimewa
Yogyakarta,DPDK,1986/1987) Jadi Arsitektur Jawa dapat diartikan arsitektur yang lahir, tumbuh dan berkembang, didukung dan digunakan oleh masyarakat Jawa. 2. Ragam Bentuk Bangunan Arsitektur Jawa Rumah tradisional Jawa merupakan salah satu wujud Arsitektur Jawa yang sangat bernilai. Karena dalam pembangunan rumah Jawa tidak sekedar membuat sebuah tempat untuk berteduh, tetapi juga memperhatikan keseimbanganalam. Hal ini terlihat pada pola pikir masyarakat Jawa yang mempertimbangkan masa lalu, rencana saat ini dan kegiatan masa yang akan datang. Mereka berusaha mempertimbangkan berbagai tandatanda atau peristiwa alam misalnya penebangan pohon yang menimbulkan gejala kerusakan lingkungan di sekitarnya. Mengingat bangunan rumah jawa
asli dibangunan dengan
menggunakan material kayu, sehingga
commit to user II- 14
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
dalam penebangan pohon dipilih dari pohon yang sudah tua, dan diganti dengan menanam pohon baru untuk keturunannya yang akan datang. Bentuk arsritektur Jawa merujuk pada pendapat Dakung (1982), Ismunandar (1986), Hamzuri (tanpa tahun), bersumber dari Mintobudoyo, bahwa ada 5 bentuk dasar rumah Jawa yaitu Panggang Pe, Kampung, Limasan, Joglo dan Tajug . Nama- nama rumah diambil dari bentuk atap rumah tersebut. Serta merujuk pada penelitan Drs. H.J. wibbowo, Drs. Gatot Murniatmo, Sukirman Dh. Dalam bukunya berjudul Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta jenis bangunan tradisional jawa ada 4 yaitu: a.
Panggang Pe Panggang pe merupakan bentuk bangunan yang paling sederhana dan bentuk dasar bangunan Jawa. Bentuk pokok bangunan memepunyai tiang sebanyak 4 atau 6.
Gambar II.1. Panggang Pe dasar Sumber Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,1986
Dalam perkembangan kebutuhan bentuk panggang pe mempunyai beberapa variasi yaitu:panggang pe gedhang selirang,
commit to user II- 15
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
empyak setangkeap, gedhang setangkep, ceregencet, trajumas, barengan. b. Kampung Bangunan lain setingkat lebih sempurna dari panggang pe adalah bentuk bangunan yang di sebut Kampung. Bangunan pokonya terdiri dari saka- saka yang berjumlah 4,6, atau 8 dan bisa seterusnya. Bentuk rumah kampong ini susunan ruangnya dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian depan, tengah dan belakang.
Gambar II.2. Bentuk Rumah kampung (kiri) & skema ruang (kanan) Sumber Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,1986
Dalam perkembangannya bentuk kapung mempunyai beberapa variasi yaitu kampung pacul gowang, srotong, dara gepak, klabang nyander, lambang teplok, lambang teplok semar tinandhu, gajah njerum, ceregncet, semar pinondhong. c. Limasan Bentuk bangunan ini merupakan perkembangan kelanjutan bentuk bangunan sebelumnya. Kata limosan ini diambil dari kata Lima- lasan, yakni perhitungan sederhana penggunaan molo 3m dan blandar 5m, atau molo 10m blandar 15m dan seterusnya.
commit to user II- 16
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Gambar II.3. Bentuk dasar Rumah Limasan Sumber Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,1986
Susunan ruang limasan dibagi menjadi 3 bagian yaitu ruang depan, tengah dan belakang. Hampir sama dengan kampung, tetapi ruangan tengah lebih luas daripada ruang depan dan belakang.
Gambar II.4. Skema ruang bangunan kampung Sumber Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,1986
d. Joglo Bentuk bangunan yang lebih sempurna dari bangunan sebelumnya. Ciri utama bangunan Joglo adalah menggunakan blandar bersusun (tumpang sari) yang di sangga dengan 4 tiang pokok yang terletak di tengah yang disebut Saka Guru.
Gambar II.5. Bentuk Rumah Joglo Sumber Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,1986
commit to user II- 17
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Bentuk bangunan dengan ukuran yang lebih besar, memungkinkan untuk penambahan ruang. Sehingga susunan ruang rumah Joglo lebih banyak dibandingkan rumah bentuk kampung dan limasan. Selain itu, rumah joglo para bangsawan lebih lengkap dibandingkan orang biasa
Gambar II.6. Skema ruang Sumber Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,1986
Keterangan: 1. Regol, merupakan pintu gerbang masuk terletak di sebelah kanan bangunan, tapi ada kalanya dibuat dua regol yang dibangun di sebelah kanan dan kiri depan rumah (berimbang).(Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:65)
2. Rana, seperti pagar penghalang yang diletakkan di belakang regol (Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:65)
3. Sumur terletak di sebelah barat daya (ArsiTradisional DIY,DPdK,1986:65) 4. Langgar, merupakan tempat ibadah. (Arsitektur Tradisional DIY,1986:65) 5. Kuncung, merupakan
tempat pemberhentian kendaraan dibangun
menjorok di depan pendhapa. (Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:64) 6. Kandang kuda, tempat kuda terletak disebelah kiri pendhapa sedikit kebelakang. (Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:64) 7. Pendapa, merupakan ruang pertemuan, ruang tamu sedangkan pendapa milik bangsawan kebanyakan berfungsi pula untuk pagelaran
commit to user II- 18
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
kesenian tradisional seperti tarian. Pendhpa dalam pandangan orang Jawa difungsikan untuk menerima tamu resmi, pertemuan, pesta maupun untuk pertunjukan dan juga tempat gamelan tradisional ditempatkan (Prijotomo, 1992: 102). Para undangan yang menyaksikan pagelaran itu berada di sebelah kiri dan kanan pendhapa, menghadap ke arah yang berlawanan dengan arah bangunan. Sedangkan para keluarga duduk dalam ruangan pendhapa menghadap ke arah bangunan, dan ruang depan untuk iringan musik.(Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:64) 1= Tempat keluarga 2= Tempat tamu kiri 3= Tempat tamu kanan 4= Tempat iringan music 5= Podium berlantai tinggi 6= Kuncung Gambar II.7. Skema ruang pendhapa Sumber Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,1986
8. Longkangan, pada rumah bentuk joglo milik bangsawan ada yang menggunakan batas pemisah antara pendapa dengan pringgitan, batas tersebut berupa sebuah gang kecil yang disebut longkangan dipergunakan untuk jalan kendaraan keluarga. (Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:64)
9. Seketheng, terletak diantara dalem dengan masing-masing gandhok berupa pintu gerbang kecil sebagai pembatas antara halaman luar dengan dhalem (omah jero). (Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:64) 10.Pringgitan, ruang tengah atau ruang untuk pementasan wayang (ringgit). Ruang pringgitan merupakan pengantar memasuki dalem ageng yang menjadi pusat rumah Jawa. Berdasar fungsi ini struktur
commit to user II- 19
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
ruang pringgitan didesain sebagai tempat yang semiprivat, yang tentu berbeda dengan desain
pendhapa
yang bersifat publik/ umum
(Bandingkan Caillois, 1959 ). 11.Dalem (omah jero) sebagai ruang keluarga. 12. Senthong kiwa (kamar kiri), untuk golongan petani senthong kiri berfungsi untuk menyimpan senjata atau barang-barang keramat. (Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:62)
13. Senthong tengah (kamar tengah), untuk golongan petani senthong tengan unutk menyimpan benih atau bibit, akar-akaran dan gabah. Terkadang dipakai pula untuk mengheningkan cipta dan berdoa kepada Tuhan. Disamping itu juga dipergunakan sebagai tempat pemujaan kepada Dewi Sri atau Dewi Kesuburan dan kebahagiaan rumah tangga. Oleh karena iru senthong tengah disebut pasren atau petanen.senthong tersebut diberi batas dengan kain yang disebut langse atau dari gedheg berhias anyaman yang disebut patangaring.Sedangkan milik bangsawan, senthong tengah ini berisi bermacam-macam
benda-benda
lambang
(perlengkapan)
yang
mempunyai kesatuan arti sakral (suci). Macam-macam benda lambang ini berbeda dengan benda-benda lambang petani. Namun keduanya mempunyai arti lambang kesuburan, kebahagiaan rumah tangga, personifikasinya
adalah
Dewi
Sri.
(Arsitektur
Tradisional
DIY,DPdK,1986:63)
14. Senthong tengen, baik golongan bangsawan ataupun petani senthong tengen untuk tempat tidur. (Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:63)
commit to user II- 20
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
15. Gandhok, berupa dua buah ruang samping yang memanjang sejajar dengan dalem, dipergunakan untuk tempat tinggal keluarga. Gandhok ini digunakan untuk kamar anak-anak yang sudah menginjak dewasa. Mereka dipisahkan menurut jenis kelamin. Anak putri yang sudah dewasa ditempatkan pada gandhok kiri sedangkan yang laki-laki di gandhok kanan. (Bahasa Dan Seni, Tahun 39, Nomor 1, Februari 2011:73) 16. Dapur posisinya sebelah timur dalem atau belakang gandhok kiri. Dapur digunakan untuk meramu bumbu, memasak, dan tempat sisa makanan atau sayuran. Dalam menerima tamu wanita dari tetangga dekat dan saudara biasanya juga di ruang dapur. Maka ruang ini lebih sebagai pusat kegiatan para wanita atau fungsi domestik merupakan tempat untuk memasak. Selain dapur terdapat gadri terdapat ruang di belakang senthong namanya gadri. Ruang ini digunakan sebagai tempat makan keluarga. Bagian belakang biasanya terdapat pintu. Pintu bagian belakang dalam rumah Jawa memiliki tafsiran sebagai sarana saling komunikasi, berhubungan sosial, dan fungsi menghargai. (Bahasa Dan Seni, Tahun 39, Nomor 1, Februari 2011:73) Namun pada
susunan tataruang di atas dapur menjadi satu dengan gadri. e. Tajug Rumah ibadah sepeti masjid kebanyakan menggunakan bentuk bangunan tajug. Bangunan tajug ini hamper samadengan bangunan joglo, bedanya bentuk atap tajug tidak mempunyai molo, jadi atapnya
commit to user II- 21
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
tidak brunjung tapi lancip atau runcing. Atap dibuat demikian diartikan sebagai lambang keabadian Tuhan dan keesaan Tuhan.
Gambar II.8. Bentuk Rumah Tajug Sumber Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,1986
Selain lima bangunan diatas terdapat bangunan lain yang biasanya ada di masyarakat Jawa: a. Rumah tempat musyawarah Rumah tempat musyawarah kebanyakan berbentuk Joglo dan limasan, sedangkan bentuk kampung tidak ada karena dirasa terlalu kecil. a= Lantai tengah b= lantai pananggap c= serambi untuk tamu kehormatan d= serambi untuk hadirin Gambar II.9. Bentuk ruang tempat musyawarah Sumber Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,1986
b. Rumah tempat menyimpan. Dalam rumah jawa biasanya ada tempat penyimpanan padi yang disebut lumbung dan terdapat kandang sapi.
Gambar II.10. Bentuk lumbung (kiri)dan kandang sapi (kanan) Sumber Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,1986
commit to user II- 22
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa bangunan Jawa dibedakan berdasarkan bentuk atapnya. Atap merupakan peneduh atau penutup suatu ruang, semakin luas kebutuhan ruang maka semakin luas atap yang digunakan. Begitu pula pada bangunan arsitektur Jawa semakin luas suatu ruang maka semakin kompleks bentuk atapnya. Hal itu menunjukkan bahwa orang dahulu juga memahami system sturktur bangunan. Berikut hirarki kerumitan bangunan Jawa.
Joglo
Tajug
Limasa
Kampung
Panggang Gambar II.11. Hirarki kerumitan bangunan Jawa Sumber Analisa Pribadi
commit to user II- 23
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Jadi juga dapat disimpulkan bahwa semakin banyak kegiatan yang di wadahi maka semakin besar ruang yang dibutuhkan dengan kata lain ruang yang besaran kecil seperti kios kemungkinan akan mengambil bentuk panggang pe dan seterusnya. Selain berdasarkan besaran ruang pemilihan bentuk bangunan juga diambil dari fungsi ruang bangunan jawa seperti:Masjid -> atap tajug, Ruang pagelaran seni -> pendhapa -> Joglo. D. Relevansi Pasar Wisata Budaya dengan Arsitektur Jawa Berdasarkan tinjauan teori arsitektur jawa terdapat 4 aspek yang mencerminkan arsitektur jawa, yaitu: 1. Tataruang dan orientasi bangunan Dalam Arsitektur Jawa tataruang yang ada berupa rumah tinggal dengan orientasi bangunan utara-selatan. Sedangkan untuk bangunan umum seperti pasar tidak ada tataruang khusus. Hal tersebut dapat dilihat dari diskripsi buku karangan A. Dewey, Peasant Marketing in Jawa (1962) yang menggambarkan poses terjadinya pasar di Jawa. Namun masyarakat Jawa sudah mengenal penzoningan tempat yang disebut Segara-Gunung dimana hasil bumi dari laut berada pada satu zona,tidak bercampur dengan hasil bumi dari gunung. 2. Bentuk bangunan Bentuk pokok bangunan Jawa terdapat lima yaitu Panggang Pe, Limasan, Kampung, Joglo dan Tajug.
commit to user II- 24
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
3. Material bangunan Bangunan jawa pada umumnya menggunakan material kayu, namun beberapa bangunan juga ditemukan menggunakan material bambu. 4. Struktur bangunan Struktur bangunan jawa menggunakan struktur kayu dengan gaya beban bidang sehingga dapat bertahan terhadap gaya horisontal. Sistem ini sangat berbeda dengan struktur kayu orang barat dimana gaya yang bekerja merupaka gaya vertikal. Sehingga konstruksi kayu bangunan Jawa dalam posisi tidur, sedangkan konstruksi kayu orang barat tegak. tidur
tegak
Arah beban
Arah beban
Gambar II.12. Struktur bangunan Jawa(kiri)& struktur barat (kanan) Sumber Analisa Pribadi
Berdasarkan kajian teori arsitektur jawa dan pemahaman pasar di atas maka aplikasi arsitektur jawa dapat diterapkan pada Pasar Wisata Budaya pada setiap aspek berikut: 1. Tata ruang dan orientasi bangunan Tidak adanya tataruang khusus tentang arsitektur jawa sebuah pasar, serta konsep Segara-Gunung yang kurang sesuai dengan produk yang dijual pada
Pasar
Wisata
Budaya
nantinya.
commit to user II- 25
Maka
penulis
mencoba
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
mentransformasikan susunan tataruang rumah jawa pada Pasar Wisata Budaya sebagai wujud melestarikan budaya. Arsitektur jawa mempunyai tata ruang yang khas, sebuah rumah tinggal Jawa setidak-tidaknya terdiri dari satu unit dasar yaitu omah yang terdiri dari dua bagian, bagian dalam terdiri dari deretan sentong tengah, sentong kiri, sentong kanan dan ruang terbuka memanjang di depan deretan sentong yang disebut dalem sedangkan bagian luar disebut emperan seperti dijelaskan dalam gambar 3. Umum
Semi privat Privat
Gambar II.13. Denah Rumah Jawa Sumber Analisa Pribadi
Pola tata ruang tersebut akan ditransformasikan pada Pasar Wisata Budaya yang direncanakan sesuai dengan kegiatan yang ada pada pasar. Sehingga penarapan tataruang rumah Jawa pada Pasar Wisata Budaya lebih ditekankan pada makna atau nilainya, seperti - Pendapa merupakan tempat terbuka untuk umum ditransformasikan pada fungsi ruang sebagai ruang penerima,
commit to user II- 26
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
- Gandok
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
sebagai
ruang
tambahan
dan
zona
semi
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
privat
alan
ditransformasikan kedalam fungsi ruang dengan kegiatan yang lebih bermakna seperti retail produk budaya besrta proses pembuatannya. - Senthong sebagai ruang privat yang dikenal dengan tempat sacral maka dimaknai sesuai konteks kekiniaan (kegiatan Pasar Wisata Budaya) akan ditransformasikan sebagai ruang pamer barang antik. Karena tataruang Pasar Wisata Budaya bercermin pada rumah Jawa maka orientasi banguanan juga sesuai rumah Jawa pada umumnya yaitu berorientasi utara-selatan. 2. Bentuk bangunan Bentuk bangunan pada Pasar Wisata Budaya tidak lepas dari tataruang rumah Jawa, seperti: Pendhapa menggunakan bentuk atap pendhapa, Gandhok mengggunakan bentuk atap panggangpe, Senthong menggunakan bentuk atap kampung Karena pasar wisata budaya yang direncanakan berupa masa jamak maka dimungkinkan untuk menggunakan
bentuk atap Jawa lainnya sesuai
kegiatan yang diwadahi.
commit to user II- 27
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
3. Tampilan bangunan berdasarkan material Material yang digunakan berupa kayu sertap penggunaan batu bata espos untuk sebagai eksplorasi bentuk masa kini sehingga memperkuat karakter konsep kedekatan dengan alam pada rumah Jawa. 4. Struktur bangunan Struktur banguana pasar sesuai dengan bentuk banguanan Jawa yang diterapkan dengan susunan strukur bangunan: - Upper sruktur berupa atap dengan konstruksi kayu - Sub stuktur berupa tiang atau disebut saka pada bangunan Jawa - Supper sturktur berupa umpak
atap
saka umpak Gambar II.14. Struktur Rumah Jawa Sumber Analisa Pribadi
Berikut kerangka pikir relecansi antara Pasar Wisata Budaya dengan Arsitektur Jawa:
commit to user II- 28
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
PASAR WISATA BUDAYA
ARSITEKTUR JAWA
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Tidak ada tata ruang arsitektur jawa mengenai pasar, A. Dewey, Peasant Marketing in Jawa (1962) TATA RUANG
Rumah tinggal
BENTUK
Panggang Pe, Limasan,Kampung, Joglo,
MATERIAL
Kayu dan bambu
STRUKTUR
Kayu
Skema II.2. Relevansi Pasar Wisata Budaya dengan Pendekatan Arsitektur Jawa Sumber Analisa Pribadi
E.Kajian Studi Banding 1. Kajian Aplikasi Arsitektur Jawa pada Bangunan Omah Sinten Omah Sinten, Heritage Hotel & resto, sebuah landmark di kawasan budaya Ngarsopuro yang letaknya tepat berhadapan dengan Istana Mangkunegaran, Solo. OmahSinten dirancang sebagai ruang publik, tempat bisnis yang mengintegrasikan kearifan budaya lokal. Peradaban masa lalu hadir kembali dalam kemasan kekinian untuk memenuhi citarasa masyarakat sekarang. Cita rasa tradisional Jawa diciptakan dalam suasana lingkungan, pengolahan lansekap, penataan ruang, serta pemilihan material bangunan. Penataan lansekap dengan pekarangan rumah tradisional Jawa, yang dikelilingi oleh tanaman-tanaman yang dulunya tumbuh di pekarangan rumah masyarakat Jawa namun saat ini sudah jarang ditemui, seperti pohon mlanding, tanaman obat, putrid malu sampai pohon mojo.
commit to user II- 29
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Gambar II.13. Penataan lansekap Omah Sinten Sumber www.pasarsolo.com
Material kayu bangunan OmahSinten adalah kayu daur-ulang, tidak menebang pohon / kayu baru. Penggunaan batu bata espos untuk sebagai eksplorasi bentuk masa kini sehingga memperkuat karakter juga konsep kedekatan dengan alam.
Gambar II.14. Material kayu pada tiap ruang Omah Sinten Sumber www.pasarsolo.com
Interior
dan
furniture
bangunan
Omah
Sinten
juga
menggunakan material kayu. Kayu yang digunakan merupakan bahan daur ulang, sehingga tidak menebang pohon.
Gambar II.15. Interior dan furniture Omah Sinten Sumber www.pasarsolo.com
Penataan setiap ruang yang bercermin pada rumah Jawa menciptakan nuansa masa lalu. Salah satunya dengan menerapkan
commit to user II- 30
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
konsep dapur terbuka seperti dapur pada rumah Jawa yang disebut Pawon.
Gambar II.16. Dapur terbuka Omah Sinten Sumber www.pasarsolo.com
Selain itu terdapat Pendopo joglo yang diberi nama Bale Mangundriyo, yang dibangun tahun 1930 Desa Kalioso daerah Solo Utara. Semua material bangunan Joglo menggunakan kayu jati dan dibawa secara utuh dari tempat asalnya, dirangkai dan dimaknai kembali dalam konteks kekinian sebagai resto dan area penerima. Elemen estetika yang digunakan bersumber dari khasanah tradisi dan memiliki nilai historis, seperti Candi Sukuh, metalurgi Pande Keris. Kayon symbol makrokosmos sebagai background water screen.Tangkai bajak, jagung, padi, presentasi mitologi Dewi Sri.
Gambar II.17. Elemen estetika Omah Sinten Sumber www.pasarsolo.com
Konsep kearifan lokal yang diangkat tidak hanya pada segi arsitektural, menu masakan serta aktivitas di dalamnya dibuat seakan
commit to user II- 31
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
menyusuri kembali kehidupan desa. Dengan mengusung konsep revitalisasi makanan-makanan tempo dulu (baik makanan yang memiliki sejarah maupun makanan tradisional yang sudah jarang ditemui)
yang diiringi alunan music
tradisional.
Menu-menu
tradisional seperti Garang Asem Bumbung, Manuk Nom, Ayam Goreng Sereh, serta minuman seperti Wedang Sereh, Serbat. Sehingga tercipta suasana seakan kembali ke masa lalu di perkampungan di Solo.
Gambar II.18. Menu tradisional Omah Sinten Sumber www.pasarsolo.com
Perwujudan aritektur Jawa pada Omah Sinten yang tidak hanya pada bentuk bangunan namun dari berbagai aspek. Sehingga perwujudan tersebut menguatkan nuansa tradisional yang diciptakan pada Omah Sinten. Pengapikasian tersebut dapat juga mendukung penciptaan nuansa Arsitektur Jawa yang akan diterapkan pada Pasar wisata budaya nantinya, antara lain: - Pengolahan
lansekap dengan menggunakan tanaman yang dulu
biasa tumbuh di pekarangan rumah masyarakat Jawa - Penataan ruang dengan konsep dapur terbuka seperti pada rumah Jawa yang disebut pawon serta bangunan pendhapa yang dirangkai
commit to user II- 32
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
dan dimaknai kembali dalam konteks kekinian sebagai resto dan area penerima. - Pemilihan material bangunan dengan menggunakan kayu daur ulang serta batu bata espos . 2. Kajian Pasar Gabusan Yogyakarta Sebagai Preseden Obyek Wisata Berbasis Budaya Berupa Pasar a.
Sejarah Didirikan pada tahun 2004, Pasar Seni Gabusan yang terletak sekira 10 km ke arah selatan pusat Kota Yogyakarta diharapakan mampu menjadi pusat jual-beli produk kerajinan dan karya seni warga Bantul. obyek wisata Pasar Seni Gabusan ini memang dibuat khusus agar para pengrajin dan produk kerajinan Bantul bisa menembus pasar internasional, sehingga Pasar Seni Gabusan ini dibuat sedemikian rupa dengan standar internasional. Berikut site plan dari pasar seni gabusan
Gambar II.19. Masterplan Pasar seni Gabusan Sumber www.jogjatrip.com
commit to user II- 33
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Dari site plan di atas dapat dilihat bahwa pasar seni gabusan merupakan kompleks kegiatan seni dari tempat penjual kerajinan, gedung kesenian, penginapan. b. Kegiatan Pasar Seni Gabusan mampu menampung kurang lebih 400 pengrajin yang terbagi dalam 16 los. Setiap los pasar merupakan pengelompokan produk, seperti los khusus Kerajinan anyaman berbagai hasil kerajinan anyaman dapat dijumpai di los pertama. Disana kita dapat melihat aneka produk yang terbuat dari anyaman bamboo ataupu rotan. Produk kerajinan tersebut antara lain berupa tas, kotak bingkisan, keranjang, Selain los anyaman juga terdapat los kerajinan kulit, terakota, kayu, logam, perak, bamboo dan lukisan.
Gambar II.20. Produk yang dipasarkan Sumber www.jogjatrip.com
Berdasarkan master plan Pasar Gabusan di Yogyakarta , fasilitas yang ada dikelompokkan sebagai berikut: -
kelompok utama merupakan kelompok bangunan untuk kegiatan penyewa seperti pengrajin seniman yaitu kegiatan
commit to user II- 34
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
pemasaran dan promosi terdiri dari kios-kios peragaan sebagai kios penjualan. -
kelompok bangunan pelengkap merupakan bangunan untuk kegiatan pengunjung yang meliputi bangunan pengelola, bangunan pelayanan umum berupa ruang informasi, hall dan ruang tunggu.
-
kelompok bangunan penunjang terdiri dari Gedung Kesenian Gabusan, panggung terbuka, Restoran serta taman. Kelompok bangunan Utama
Kelompok bangunan pelengakap Kelompok bangunan penunjang Gambar II.21. Kelompok kegiatan Pasar seni Gabusan Sumber www.jogjatrip.com
c. Tata masa bangunan Ir. Eka Putra sebagai arsitek Pasar Gabusan mencoba merancang sebuah pasar seni yang berkelanjutan. Konsepnya diawali dengan memperjelas konteks dari para pengrajin pasar,
khususnya untuk
pengrajin yang belum mapan,yaitu pengrajin yang belum mempunyai modal besar dan pasar internasional.
commit to user II- 35
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Masa bangunan terpusat
Gambar II.22. Tata masa bangunan Pasar seni Gabusan Sumber www.jogjatrip.com
Dalam desain pasar Gabusan arsitek mengambil bentuk arsitektur local Yogyakarta. Dengan luas lahan sekitar 3,6 hektar, karakter desain berupa sejumlah massa yang berorientasi pada sebuah ruang ditengahnya yaitu “ ruang beratap langit” yang bagi masyarakat Jawa bukan sekedar ruang terbuka, melainkan ruang untuk melakukan aktivitas “guyub” bersama.
Gambar II.23. Bentuk bangunan Pasar seni Gabusan Sumber www.jogjatrip.com
Atap bangunan ini menginterprestasikan dari bangunan local Jawa yang berbentuk lancip dan dipadukan dengan bentukan Tabang (bangunan untuk membakar gerabah) d. Lokasi Lokasi Pasar pasar Gabusan terletak di tempat yang strategis karena berada pada jalur perlintasan menuju objek wisata Pantai Parangtritis.
Sehingga kemungkinan wisatawan melewati pasar
tersebut sangat banyak, melihat pantai parangtriris merupakan objek
commit to user II- 36
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
wisata yang tidak pernah sepi pengunjung. Namun pada kenyataannya penjualan pada pasar Gabusan tidak seperti yang direncanakan terlihat dari sepinya pengunjung. Banyak pakar telah berdiskusi mengenai penyebab gagal pasar ini. Salah satunya karena letaknya, letak pasar Gabusan yang dekat dengan sentral pembuatan kerajinan tersebut membuat wisatawan lebih suka mengunjungi ke tempat pembuatan kerajinan tersebut salah satunya kerajinan kulit di Bantul.
Hal
tersebutlah yang membuat pasar ini sepi pengunjung, selain itu Pasar Gabusan juga terletak tidak jauh dari pasar kerajinan yang sudah ada lebih dulu yaitu Pasar Mlanding.
Kampung sentral pembuatan kerajinan
Pasar Gabusan Pantai Paris Gambar II.24.Peta Jogja Sumber www.jogjatrip.com
Selain letak secara makro, letak secaramikro Pasar Gabusan ini juga dirasa kurang menarik karena disisi selatan site pasar ini bersebelahan dengan lokasi kuburan yang secara estetika kurang mendukung keberadaan Pasar Gabusan sebagai pasar wisata.
commit to user II- 37
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Meskipun sudah ada berbagi perbaikan untuk menigkatkan jumlah kunjungan. Salah satunya perbaikan tersebut dengan dibuatnya jalan lingkar di depan pasar Gabusan dengan tujuan agar pengunjung memasuki area pasar tersebutb namun hal tersebut kurang menunjukkan perubahaan.
Existing kuburan
Jalan Lingkar Gambar II.25. Master Plan pasar gabusan Sumber www.jogjatrip.com
Dari studi kasus di Pasar Gabusan banyak kelebihan yang dapat dipelajari antara lain : 1) Sejarah Didirikannya Pasar Gabusan untuk meningkatkan kerajinan warga Yogyakarta ke pasar internasional, sehingga pasar tesebut didesain dengan standart internasional. 2) Kegiatan Kelompok kegiatan dikelompokkan sesuai fungsinya, yaitu: -
kelompok utama merupakan kelompok bangunan untuk kegiatan penyewa seperti pengrajin seniman yaitu kegiatan
commit to user II- 38
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
pemasaran dan promosi terdiri dari kios-kios peragaan sebagai kios penjualan. -
kelompok bangunan pelengkap merupakan bangunan untuk kegiatan pengunjung yang meliputi bangunan pengelola, bangunan pelayanan umum berupa ruang informasi, hall dan ruang tunggu.
-
kelompok bangunan penunjang terdiri dari Gedung Kesenian Gabusan, panggung terbuka, Restoran serta taman.
3) Tata masa bangunan Tata masa bangunan berorientasi pada perilaku masyarakat Jawa dengan pola tata masa
yang yang berorientasi pada
sebuah ruang ditengahnya yaitu “ ruang beratap langit” yang bagi masyarakat Jawa bukan sekedar ruang terbuka, melainkan ruang untuk melakukan aktivitas “guyub” bersama. 4) Lokasi Lokasi Pasar pasar Gabusan terletak di tempat yang strategis karena berada pada jalur perlintasan menuju objek wisata Pantai Parangtritis. Namun disisi lain ada beberapa kelamahan yang kurang diperhatikan diantaranya sebagai berikut: 1) Berada di dekat dengan pasar kerajinan serupa yaitu Pasar Mlanding yang sejak dahulu berdiri sehingga mempunyai histori yang lebih kuat.
commit to user II- 39
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENELITIAN TUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
2) Lokasi jauh dari pusat kota 3) Site terpilih dekat dengan makam 4) Penataan bangunan yang monoton seperti kios kerajinan pada satu block, ruang pentas seni berada di sebrang pasar. 5) Ruang pentas seni hanya digunakan pameran produk kerajinan, kegiatan tersebut dengan kata lain sama dengan kegiatan di dalam pasar.
commit to user II- 40
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
BAB III TINJAUAN KOTA SURAKARTA A. Tinjauan Fisik Kota Surakarta sebagai Lokasi Dibangunnya Pasar Wisata Budaya yang Direncanakan. 1. Batas- batas adminstratif Kota Surakarta terletak di antara 110 45` 15" - 110 45` 35" Bujur Timur dan 70` 36" - 70` 56" Lintang Selatan dan berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan. Kota Surakarta dan kabupaten-kabupaten
di
sekelilingnya,
Karanganyar,
Sukowati,
Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, Boyolali, secara kolektif masih sering disebut sebagai eks-Karesidenan Surakarta dengan mengangkat brand kawasan
Subosukawonosraten,
(Surakarta,
Boyolali,
Sukoharjo,
Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten) atau sekarang populer dengan sebutan Solo Raya. Kota Surakarta dibagi menjadi 5 kecamatan yang masing-masing dipimpin oleh seorang camat dan 51 kelurahan yang masing-masing dipimpin oleh seorang lurah. Kelima kecamatan di Surakarta adalah: - Kecamatan Pasar Kliwon (57110): 9 kelurahan - Kecamatan Jebres (57120): 11 kelurahan - Kecamatan Banjarsari (57130): 13 kelurahan - Kecamatan Laweyan (disebut juga Laweyan, 57140): 11 keluarhan - Kecamatan Serengan (57150): 7 kelurahan commit III-1to user I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
-
ÕÔßÌÛN
SRAGEN
SOLORAYA
ÉÑÒÑÙ×Î×
Gambar III.1. Peta Kota Surakarta Sumber :www.surakarta.go.id
2. Perekonomian (www.surakarta.go.id) Dari data pertumbuhan enduduk dapat di perkirakan jumlah masyarakat yang melakukan kegiatan baik siang maupun malam hari di kota Surakarta sekitar 800.000 jiwa, dan hal itu akan semakin berkembang di tahun-tahun mendatang. Selain itu dari jumlah pendapatan penduduk yang meningkat dari tahun ke tahun dapat dilihat dari presentase distribusi diman peningkatan rata-rat Produk Domestik Bruto Surakarta tiap tahunnya mencapai 6,4% lebih tinggi dari angkan pertumbuhan ekonomi nasional maupun Jawa Tengah. Sector – sector yang mendominasi dan memiliki presentase paling besar bagi Produk Domestik Regional Bruto adalah sector perdagangan, industry, perbankan, bangunan dan konstruksi serta pemerintahan dan hankam.
commit III-2to user I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Struktur ekonomi kota Surakarta Bertumpu pada sector industry pengolahan, perdagangan, rumah makan dan hotel. Di Surakarta terdapat sentra perdagagan tekstil atau pakaian dan batik yang terkenal di Indonesia. Selain itu terdapat terdapat banyak pasar modern yang terpusat di wilayah singosaren dan sepanjang Jl Slamet Riyadi diantaranya SGM, singosaren Plaza, Solo Square, Beteng trade Centre, dan PGS serta pasar tradisional Klewer yang menunjukkan kestabilan ekonomi warga Solo dengan tidak pernah sepinya pusat-pusat perdagangan tersebut. Table III.1. Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2000-20007 Sumber : www.surakarta.go.id
TAHUN
PERTUMBUHAN EKONOMI
2000
4,15%
2001
3,93%
2002
5,12%
2003
6,46%
2004
4,37%
2005
5,15%
2006
5,54%
2007
5,93%
3. Pertumbuhan wisata Solo sebagai kota budaya yang bergelar `The Spirit Of Java ` menjadi daerah yang diramaikan dengan event budaya baik lokal, regional, nasional hingga internasional yang diminati oleh para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
commit III-3to user I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Kunjungan wisatawan asing pada 2009 menurut data statistik jumlahnya 13.859 dan wisatawan domestik jumlahnya 1.029.003. Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan laporan untuk tahun 2008. Wisatawan asing jumlahnya 11.922 dan wisatawan domestik 960.625. Dari tahun ke tahun tingkat kunjungan wisatawan ke Solo semakin meningkat. Namun pada tahun ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo mencatat jumlah tamu masuk Solo ke anjlok hingga 100.000-an atau 8,46% lebih rendah daripada tamu tahun 2010. Kunjungan tamu di 2010 tembus 1,019 juta didominasi tamu lokal 1 juta. Sedangkan tahun 2011, jumlah tamu hanya 919.607 orang. Kendati demikian, masa tinggal atau length of stay (LOS) naik dari semula 1,5 hari menjadi 2 hari. Berikut table jumlah kunjungan wisatawan ke Solo. Table III.2. Kunjungan Wisatawan Domestik & Mancanegara Sumber : www.surakarta.go.id Table III.2. Kunjungan Wisatawan Domestik & Mancanegara Kunjungan Wisatawan Domestik & Tahun Sumber : www.surakarta.go.id
Mancanegara
2000
118.083
2001
283.858
2002
313.446
2003
357.537
2004
362.814
2005
769.744
2006
915.610
2007
972.547
2008
1.042.862
2009
1.080.350
commit III-4to user I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
2010
1.019.000
2011
919.607
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Dari data diatas kunjungan wisatawan ke Solo setiap tahunnya mengalami perubahan. Hanya saja pada tahun 2011 sedikit mengalami penurun jumlah kunjungan, namun mengalami kenaikan masa tinggal atau length of stay (LOS) naik dari semula 1,5 hari menjadi 2.( Kabid Pemasaran Disbudpar Solo, Budi Sartono, Jumat, 23/3/2012 14:25, Solopos) 4. Penataan tata ruang kota Bedasarkan SK Walikota Dati II Surakarta No.050/228/1/1989 tanggal 25 Mei 1989,bahwa wilayah kotamadya Surakarta dibagi dalam 4 wilayah pengembangan yang meliputi wilayah pengembangan Utara, Barat, Timur, dan Selatan. Kemudian dirinci dalam 10 Sub Wilayah pengembangan (SWP), sebagai unit perencanaan dalam penyusunan RUTRK Surakarta 1993-20113. Keterangan Pembagian Sub Wilayah Pembangunan Kota Surakarta: 1) SWP I
: kelurahan pucangsawit
2) SWP II
: kelurahan kampung baru
3) SWP III
: kelurahan gajahan
4) SWP IV
: kelurahan sriwedari
5) SWP V
: kelurahan sondakan
6) SWP VI
:: kelurahan jajar
7) SWP VII : kelurahan sumber 8) SWP VIII : kelurahan jebres 9) SWP IX
: kelurahan kadipiro
10) SWP X
: kelurahan mojosongo
commit III-5to user I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
SWP VII
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
SWP X SWP IX
SWP VI
SWP V
SWP IV SWP VIII
SWP II
SWP I
SWP III
Gambar III.2. Peta Penggunaan Lahan Kota Surakarta Sumber : RUTRK Surakarta tahun 1993-2013 Pemerintah Kota Daerah Tingkat II Surakarta
Adapun penyediaan ruang kegiatan kota Surakarta yang mengacu pada pengembangan fungsi-fungsi Kotamadya Surakarta di masa mendatang yaitu: 1) Penyediaan areal pusat pariwisata 2) Penyediaan areal pusat pengembangan kebudayaan 3) Penyediaan areal olahraga 4) Penyediaan areal relokasi industry 5) Penyediaan areal perluasan dan pembanguan pendidikan 6) Penyediaan
areal
pusat
perdagangan,
pertokoan
dan
perbelanjaan 7) Penyediaan areal pusat perkantoran / pusat administrasi 8) Penyediaan areal lingkungan perumahan
commit III-6to user I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Table III.3 Potensi Lokasi Dalam Penyediaan Ruang Untuk Fungsi Kota Sumber : RUTRK Kotamadya Surakarta 1993-2013
SWP
Pari wisat a
Keb uday aan
Olah raga
I II III IV
Indu stry
Pend idika n
Perd agan gan
Pst adm / ktr
Peru mah an
Pucangsawit
X X
X
X
X
X
X
X
V
Mangkunegaran, balaikota, Kaw. Komersial
X
Kearaton, Kaw. Komersial Sriwedari, Balekambang, Manahan
X
Sondakan, Laweyan
X
VI
X
VII VIII
X
IX
Lokasi Aktivitas/ Fungsi Kota
X
X
Jajar
X
Sumber, Banyuanyar Taman Jurug, UNS,Kaw. Komersial
X
Kadipiro
X
X
X
Mojosongo
5. Potensi lokasi dibangunnya Pasar Wisata Budaya Potensi lokasi terpilih yang tepat untuk pembangunan Pasar Wisata Budaya pada wilayah Surakarta yaitu pada kawasan pariwisata dan perdagangan. Sesuai RDTRK Kotamadya Dati II Surakarta Bagian Selatan Tahun 1996 – 2006 Struktur Ruang Kota Surakarta yang telah diuraikan di atas. Sehingga untuk menentukan lokasi yang berpotensi digunakan sebagai system pembandingan dua kawasan sebagai berikut: -
Kawasan pariwisata : Mangkunegaran, balaikota, Keraton, Kaw. Komersial, Sriwedari, Balekambang, Manahan
commit III-7to user I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
-
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Kawasan perdagangan : Mangkunegaran, balaikota, Keraton, Kaw. Komersial, Taman Jurug, UNS,Kaw. Komersial
Dari perbandingan di atas kawasan yang berpotensi didirikannya pasar wisata budaya adalah Mangkunegaran, balaikota dan kraton. B. Tinjauan Non Fisik Kota Surakarta sebagai Dasar Kegiatan Pada Pasar Wisata Budaya yang Direncanakan 1. Potensi Kota Solo sebagai obyek wisata Solo mempunyai berbagai obyek wisata yang dirankum dalam 7 atraksi utama oleh
(January 2008 ,Deutsche Gesellschaft für, Technische
Zusammenarbeit,GTZ) • 7 atraksi utama budaya (Candi Prambanan, Ratu Boko dan beberapa candi di dataran tinggi Siva, Candi Sukuh, dan Candi Cetho, Keraton Kasunanan, Keraton Mangkunegaran, Makam Pandanaran, Museum Manusia Purba & Fosil di Sangiran – Situs Peninggalan Sejarah tingkat dunia) • 7 atraksi utama situs alam ( Gunung Merapi yang maih aktif, Gunung Merbabu, Selo Pass di Boyolali, Gunung Lawu di Karanganyar, Grojogan Sewu/ air terjun di Karanganyar, Air Terjun Jumok di Karanganyar, Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri,Gua-gua karang di Wonogiri; Gua Gong dekat Pacitan) • 19 obyek wisata popular dengan minat khusus (Kampung Batik Kauman dan Kampung Batik Laweyan, Pasar Klewer, Pasar Antik Triwindu, THR Sriwedari (performance khusus), Kebun Binatang
commit III-8to user I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Satwataru Jurug, Desa Tua Baluwarti, Makam Ki Gede Solo, Makam Pangeran Samodro, Desa Wirun (tempat pembuatan gamelan Jawa, pembuatan genting dan tekstil secara tradisional, dll.), Perkebunan The Kemuning (di Gunung Lawu), Pabrik gula & musem gula di Klaten dan Karanganyar (dengan kereta api tua), perkebunan karet di Kedawung (Sragen), Tawangmangu Resort Area, sentra kerajinan kuningan (Boyolali), Taman rekreasi air Umbul Tlatar (Boyolali), Umbul Pengging (Boyolali), Kampung kerajinan keramik/gerabah di Melikan (Klaten), Rowo Jombor (Klaten), Sumber Air Ingas (Klaten), Taman Rekreasi Sendang Asri (Wonogiri). 2. Potensi Kota Solo sebagai kota Budaya Banyaknya hasil budaya leluhur yang bertahan dan dilestarikan hingga sekarang membuat kota Solo semakin dikenal sebagai kota budaya. Hasil budaya tersebut antara lain makanan khas Solo, hasil kerajinan , pentas seni, arsitektur serta peninggalan sejarah. a. Potensi kuliner khas Solo (wisata kuliner) Solo mempunyai banyak tempat wisata kuliner yang menyajikan makanan khas Solo seperti nasi liwet, srabi, timlo, dll. Solo sendiri semakin banyak tempat kuliner yang menyajikan makanan-makanan khas solo salah satunya rumah makan Omah Sinten, rumah makan tersebut menyajikan menu makanan khas Solo serta makanan khas raja kraton Solo. Selain rumah makan di Solo juga terdapat kampong wisata kuliner yang mengusung makanan khas Solo sebagai lambing kampung wisata tersebut
commit III-9to user I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
- Nasi liwet Nasi liwet adalah makanan khas yang terdiri dari nasi gurih dengan sayuran Jipang, daging ayam, telur, santan kental (kumut), opor, dan berbagai bahan lainnya yang disajikan dengan alas daun pisang dengan sedikit ditekuk dan disematkan lidi supaya berbentuk kerucut(istilahnya disebut pincukan). Nasi Liwet yang terkenal di Solo adalah Nasi Liwet Wongso Lemu yang tempatnya di Keprabon,
Jalan
Teuku
Umar,
(dekat
dengan
Kraton
Mangkunegaran).
Gambar III.3. Nasi liwet Sumber : www.pasarsolo.com
- Srabi
Srabi memiliki tekstur kenyal namun tetap lembut dan rasanya sangat legit. Letaknya srabi ini di sepanjang Jalan Moh. Yamin Notosuman. Toko srabi notosuman yang terkenal adalah Srabi Notosuman Ny Lidia (kotak bungkusnya warna hijau) dan Srabi Notosuman
Ny
Handayani
(kotak
bungkusnya
warna
coklat/merah).
Gambar III.4. Srabi Sumber : www.pasarsolo.com
- Timlo
commit to user III-10 I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Timlo adalah makanan khas Solo yang isinya potongan-potongan daging ayam, jerohan ayam seperti ati ampela, potongan-potongan sosis solo, telur ayam pindang, dengan kuah mirip dengan sop dan di atasnya ditaburi bawang. Timlo yang terkenal di Solo adalah Timlo Sastro yang tempatnya di belakang Pasar Gedhe Solo
Gambar III.5. Timlo Sumber : www.pasarsolo.com
- Gudeg Ceker Gudeg ceker adalah makanan khas yang terdiri dari nangka muda, krecek (kulit sapi), telur, daging ayam dan cakar ayam (ceker). Gudeg ceker yang terkenal di Solo adalah Gudeg Ceker Bu Kasno yang tempatnya di pinggir jalan (trotoar) di daerah Margoyudan.
- Bebek goreng
Gambar III.6. Gudeg ceker Sumber : www.pasarsolo.com
Bebek goreng yang terkenal di Solo dan sekitarnya adalah bebek Goreng H Slamet di Kartosuro - Makanan khas raja kraton Solo. Menu-menu tradisional seperti Garang Asem Bumbung, Manuk Nom, Ayam Goreng Sereh, serta minuman seperti Wedang Sereh, Serbat. b. Potensi pentas seni di Solo ( wisata budaya)
commit to user III-11 I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
1) Ketoprak Balekambang sudah ada sejak tahun 1950. Tapi gedungnya baru dibangun di tahun 1977. Dulu pertunjukan ini dinamakan "Tobong" atau panggung darurat karena tempatnya selalu berpindah-pindah tempat. Pada tahun 1989 diputuskan untuk mengadakan pertunjukan tetap di sebuah gedung yang tak terpakai. Hingga kini jumlah anggota Komunitas Ketoprak Tobong kurang tebih 70 orang. Kelompok ketoprak humor Srimulat juga lahir di sini, termasuk pelawak-pelawak terkenal seperti Gepeng, Timbul, Basuki, dan masih banyak lagi.
Gambar III.7. Ketoprak Balekambang Sumber : www.pasarsolo.com
2) Grup tari Soeryo Sumirat Berdirinya grup tari Soeryo Sumirat berawal dari pemikiran Gusti Pangeran Harya Herwasta Kusumo, adik kandung Sri Paduka Mangkoenegoro IX. Beliau bersama rekan-rekan yang tertarik akan seni tari membentuk sebuah grup tari.Di dalam grup tari Soeryo Sumirat ado 2 bagian, yaitu tari Klasik Jawa Solo dan Tari Moderen/Kreasi. Sanggar tari ini berada di dalam Istana Mangkunegaran Solo, satu-satunya sanggar tari dalam ruang lingkup kerajaan. Di Istana Mangkunegaran dapat melihat latihan
commit to user III-12 I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
tari grup Tari Soeryo Sumirat mulai dari tari moderen hingga tari klasik wayang bocah.
Gambar III.8. Penari Soeryo Sumirat Sumber : www.pasarsolo.com
S
3) Wayang Bocah Tidak seperti pemain wayang biasanya yang sudah dewasa, wayang ini dimainkan oleh anak-anak atau dalam bahasa Jawa disebut bocah. Pementasan serta tempat latihan berada di Sanggar Tari Wayang Bocah Soeryo Sumirat di Pura Mangkunegaran atau Meta Budaya di Kampung Baluwarti.
Gambar III.9. Wayang Orang Sumber : www.pasarsolo.com
4) Wayang kulit
Tokoh-tokoh wayang kulit berasal dari kisah klasik Ramayana dan Mahabharata yang mencerminkan kehidupan manusia. Kemampuan dalang yang paling berperan, terutama ketika memainkan penokohan wayang di balik tabir yang memunculkan bayang-bayang wayang, kemudian diiringi dengan musik
gamelan
menyempurnakan
Jawa.
Balutan
pertunjukan.
suara
sinden
Pengaturan
semakin
seperti
ini
menghasilkan sebuah pertunjukan mahakarya seni.
commit to user III-13 I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Gambar III.10. Wayang Kulit Sumber : www.pasarsolo.com
5) Wayang orang Wayang orang muncul di abad XVIII diilhami drama yang telah
berkembang
di
Eropa,
diciptakan
oleh
KGPAA
Mangkunegoro I di Solo.Pada saat Paku Buwono X membangun Taman Sriwedari sebagai taman hiburan untuk umum dan meresmikannya di tahun 1899, diadakan pertunjukan wayang orang yang kemudian tetap hidup hingga saat ini. Wayang Orang Sriwedari telah berjasa besar dalam ikut metestarikan kebudayaan bangsa, yaitu seni wayang orang, seni tari, seni busana, seni suara, serta seni karawitan
Gambar III.11. Wayang Orang Sumber : www.pasarsolo.com
c. Potensi kerajinan di Solo Potensi industri yang ditemukan di Solo mayoritas berupa industri kecil, kecuali industri batik. Program pemerintah yang mengangkat
brand
kawasan
Subosukawonosraten,
(Surakarta,
Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten), atau sekarang populer dengan sebutan Solo Raya memungkinkan untuk dipasarkannya kerajinan-kerajinan dari berbagai daerah commit to user III-14 I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
tersebut untuk dipasarkan di Kota Solo.
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Identitas wilayah
diharapkan akan membangun image Kota Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa, dan juga sebagai langkah untuk menarik wisatawan sekaligus investor baik dari dalam maupun luar negeri. Berikut potensi kerajinan di Kota Solo Raya: 1) Batik Industri batik menjadi salah satu industri khas Solo. Sentra pembuatan kerajinan batik dan perdagangan batik antara lain di Kampung Batik Laweyan dan Kauman. Pasar Klewer serta beberapa pasar batik tradisional lain menjadi salah satu pusat perdagangan batik di Indonesia. Sedangkan PGS merupakan salah satu pusat perdagangan batik Perdagangan di Solo berada di bawah naungan Dinas Industri dan Perdagangan. Banyaknya pengusaha dan pegrajin batik menjadi bukti banyaknya peminat berbagai olahan batik sehingga industru batik masih berpotensi untuk dikembangkan.
Gambar III.12. Kerajian batik Sumber : www.pasarsolo.com
Bahan baku pembuatan batik adalah sebagai berikut: - Kain mori - Gawangan (tempat untuk meletakkan kain saat proses membatik) - Lilin (malam yang dicairkan)
commit to user III-15 I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
- Panci - Kompor kecil - Larutan pewarna Sedangakan proses pembuatan batik adalah sebagai berikut: o
Ngemplong, mencuci kain mori untuk menghilangkan kanji. Yang kemudian dialnjutkan dengan pengeloyoran yaitu, memasukkan kain mori ke minyak jarak atau minyak kacang yang sudah ada di dalam abu merang/londo. kemudian kain diberi kanji dan setelah itu di jemur. Selanjutnya dilakukan pengemplongan, yaitu kain mori di palu untuk menghaluskan lapisan kain agar mudah dibatik.
o
Nyorek atau Mola adalah, proses membuat pola di atas kain mori menggunakan pensil atau canting.
o
Mbathik merupakan tehapan menorehkan malam (lilin) menggunakan canting batik ke kain mori yang dimulai
o
Nembok adalah proses dimana menutupi bagian-bagian yang tidak boleh kena warna dasar tentunya dengan menggunakan malam (lilin). Bagian kain yang tidak boleh kena warna dasar dalam hal ini adalah warna biru tua, ditutup dengan lapisan malam (lilin) yang tebal seolah-olah merupakan tembok penahan. Setelah proses menembok selesai maka, dilanjutkan dengan tahap berikutnya yaitu, Pencelupan pertama warna dasar.
commit to user III-16 I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
o
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Medel adalah proses pencelupan kain yang sudah di batik ke
cairan
warna
secara
berulang-ulang
sehingga,
mendapatkan hasil seperti warna yang diinginkan. o
Ngerok dan Mbirah pada proses ini dilakukan peglupasan malam dengan menggunakan lempengan logam yang kemudian, dibilas dengan air bersih, dan setelah itu dianginanginkan.
o
Mbironi yaitu, menutupi warna biru dan isen-isen pola yang berupa cecek atau titik dengan menggunakan malam.Selain itu ada juga proses ngrining, yaitu proses mengisi bagian yang belum diwarnai dengan motif tertentu. Biasanya, ngrining dilakukan setelah proses pewarnaan dilakukan.
o
Menyoga Berasal dari kata soga, yaitu sejenis kayu yang dipergunakan untuk mendapatkan warna coklat. Adapun caranya, dengan mencelupkan kain ke
dalam campuran
warna coklat tersebut.Setelah, pencelupan dalam soga kemudian proses dilanjutkan dengan pemberian warnanya dan membuang lilin-lilin seluruhnya (nglorod) o
Nglorod Merupakan tahapan akhir dalam proses pembuatan sehelai kain
Batik
tulis
ataupun
Batik
Cap
yang
menggunakan perintang warna (malam). Dalam tahap ini yaitu, melepaskan seluruh malam (lilin) dengan cara memasukkan kain yang sudah cukup tua warnanya ke dalam air mendidih yang kemudian, dibilas dengan air
commit to user III-17 I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
bersih dan setelah itu di angin-anginkan.Maka, tidak dapat disangsikan lagi kenapa sehelai kain batik tulis dapat mencapai harga yang tinggi. Karena, kalau kita melihat mulai dari proses awal, hingga proses akhir kadang-kadang melibatkan beberapa orang dalam penyelesaian suatu tahapan proses yang juga memakan waktu agak lama. Dari proses di atas tersebut, ruang untuk pembuatan batik ada 3 yaitu: - Ruang mencuci bahan dan pewaarnaan
Gambar III.13. Tempat mencuci batik Sumber: dokumen pribadi
-
Ruang membatik Proses membatik sendiri ada 3 macam yaitu dengan cara dicap, dicanthing dan printing (dicetak).
Gambar III.14. Proses cap kain batik Sumber http://rusabawean.com/wp-content/uploads/2012/03/Laweyan
- Ruang jemur, merupakan tempat untuk menjemur kain batik selama proses pembuatan
commit to user III-18 I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Gambar III. 15.Penjemuran kain batik Sumber: dokumen pribadi
Proses yang direncankan di worksop adalah proese membatik dengan canthing
2) Lukis
Gambar III. 16.Penjemuran kain batik Sumber: dokumen pribadi
Solo mempunyai seniman lukisan yang terkenal bernama Dullah. Dulu dirumah beliau terdapat museum lukisan yang berisi karya beliau terletak di Jalan Ciptomangunkusumo 11 Solo. Museum seluas 1.200 m2 ini, menyimpan tak kurang 500 buah lukisan. Lukisan-lukisan itu, bukan hanya karya Dullah sendiri, tapi juga karya pelukis-pelukis ternama lain, seperti
Affandi,
Abdullah Basuki, Raden Saleh, Abdullah dsb. Pelukis yang pernah mengenyam pendidikan di Taman Siswo dan Twede Inslansche School ini, juga punya sanggar lukis 'Pejeg' di Bali. ( Republika Online Jum'at, 22 Maret 1996). Solo sendiri juga terdapat beberapa sanggar seni lukis : Sanggar Lukis Warung Seni Pujasari Sriwedari Solo Sanggar Lukis Bobbo,Tugu Lilin Sanggar lukis Ilir-ilir
commit to user III-19 I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Dalam bidang usaha kerajinan lukis di Solo sudah berkembang dalam media pengaplikasiannya. Melukis tidak hanya di atas kanvas namun di berbagai obyek lain yang dapat dipasarkan. Berikut beberapa usaha kerijnan lukis di Solo: Jilbab , Kaos lukis di daerah Sampangan, Pasar Kliwon, Solo. Mukena lukis Kaca lukis solo Sepatu lukis 3) Kerajinan kulit Solo juga mempunyai pengrajin wayang kulit, salah satunya Art Lheater Craft milik Pak Suryo. Pengrajin ini mempunya gallery di daerah Purwosari 03/07 Laweyan, sedangkan workshopnya terletak Purbayan 03/10 Sukoharjo Solo. Sedangkan pusat kerajinan di desa Madegondo dan desa Telukan, kecamatan Grogol serta didesa Sonorejo kecamatan Sukoharjo. Terdapat 35 unit usaha kerajinan tatah sungging di Kabupaten Sukoharjo yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 120 orang. Jumlah produksi yang dihasilkan adalah 21.466 buah per tahun.
Gambar III.17. Wayang Kulit Sumber http://kerajinan-wayang-kulit-solo.blogspot.com
commit to user III-20
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Bahan utama Kerajinan wayang kulit dari kulit kerbau pilihan dan gapit (tangkai) dari tanduk kerbau. Namun. Jika kulit kerbau
tidak
ada
dapat
diganti
dengan
kulit
sapi.
(http://www.wayangpedia.com/bahan-baku-pembuat-wayangkulit.html) Proses pembuatan bahan baku tidak rumit, kulit kerbau atau sapi dijemur dengan dibentangkan hingga kulit terentang kuat merata
dengan menarik semua sisi. Proses ini bertujuan
untuk mengurangi kadar air pada kulit.
Gambar III.18.Proses penjemuran Sumber http://images.solopos.com/2012/09/Foto1612-370x222.jpg
Setelah kulit kering kemudian kulit dikerok menggunakan alat yang disebut pethel. Alat tersebut sangat tajam, proses pengerokan sendiri harus tegak lurus dengan bidang. Proses ini bertujuan untuk membersihkan kulit serta mendapatkan ketebalan yang diinginkan.
Gambar III.19. Proses pengerokan Sumber http://kerajinan-wayang-kulit-solo.blogspot.com
commit to user III-21 I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Setelah bahan baku siap digunakan, kerajinan wayang kulit diproses secara hand made dengan tatah atau pahat kemudian disungging atau dilukis, proses tersebut dikenal dengan istilah Tatah- sungging. Hasil kerajinan kulit yang paling diminati adalah souvenir seperti gantungan kunci, pembatas buku karena harganya yang relative terjangkau.
Gambar III.20. Souvenir dari bahan kulit Sumber http://kerajinan-wayang-kulit-solo.blogspot.com
Selain di Laweyan dan Sukoharjo,
Gandekan pernah
dikenal sebagai sentra perajin sandal kulit. Namun kerajinan sandal kulit itu kolaps pada tahun 2007 karena membanjirnya sandal murah asal China dan mereka gagal bersaing. Melihat potensi ini
Komunitas
Kampung
Solo
berinisiatif
untuk
membangkitkan kembali kampung kerajinan kulit yang sudah ada ini dan mengembangkan usaha mereka untuk menghasilkan produk yang variatif. Kegiatan ini juga di dukung penuh oleh Pemkot Solo mengenai pengembangan usaha berbasisi kerajinan. (http://www.solopos.com/2012/lifestyle/cagar-budaya-gerakan-
dari-kampung-164294) Proses yang direncankan di workshop adalah proses tatah sungging
commit to user III-22 I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Gambar III.21. Proses Tatah Sumber http://kerajinan-wayang-kulit-solo.blogspot.com
4) Kerajinan logam Kerajinan logam di Kota solo memang jarang dijumpai. Kerajinan ini banyak dijumpai di desa Cepogo dan Tumang (boyolali), desa tersebut terkenal sebagai desa pengrajin kuningan.
Gambar III.22. Produk Kerajinan logam Sumber http://kerajinan-wayang-kulit-solo.blogspot.com
Proses yang direncankan di workshop adalah proses memahat logam.
Gambar III.23. Proses memahat logam Sumber http://kerajinan-wayang-kulit-solo.blogspot.com
5) Kerajinan rotan Sentra Industri Rotan terletak di desa Trangsan dan desa Mayang, Kecamatan Gatak. Industri ini sebagian besar dikerjakan masih dalam skala Home Industry, namun mampu menembus pasar internasional karena hasil produksinya sudah diekspor ke berbagai negara diantaranya Inggris, Jerman, Belgia, Taiwan,
commit to user III-23 I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Belanda, Denmark dan Swiss dengan volume ekspor 910.230 kg dan omset penjualan mencapai US$ 4.794.958,89. Proses yangdirencankan di worksop adalah proes menganyam rotan
Gambar III.24. Proses menganyam rotan Sumber http://kerajinan-wayang-kulit-solo.blogspot.com
6) Kerajian gerabah Sentra kerajinan gerabah berada di Kasongan , Klaten. Pada dasarnya, proses pembuatan gerabah terbagi dalam dua bagian besar, yakni dengan cara cetak untuk pembuatan dalam jumlah banyak (massal) atau langsung dengan tangan. Proses pembuatan dengan menggunakan tangan pada keramik yang berbentuk silinder (jambangan, pot, guci), dilakukan dengan menambahkan sedikit demi sedikit tanah liat di atas tempat yang bisa diputar. Salah satu tangan pengrajin akan berada di sisi dalam sementara yang lainnya berada di luar. Dengan memutar alas tersebut, otomatis tanah yang ada di atas akan membentuk silinder dengan besaran diameter dan ketebalan yang diatur melalui proses penekanan dan penarikan tanah yang ada pada kedua telapak tangan pengrajin. Pembuatan gerabah atau keramik, mulai dari proses penggilingan, pembentukan bahan dengan menggunakan perabot, hingga penjemuran produk biasanya memakan waktu 2-4
commit to user III-24 I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
PENELITIANTUGAS AKHIR
hari. Produk yang telah dijemur itu kemudian dibakar, sebelum akhirnya proses finishing dilakukan dengan menggunakan cat tembok atau cat genteng. Proses yang direncanakan di workshop adalah proese pembuatan gerabah
Gambar III.25. Proses pembentukan gerabah Sumber http://kerajinan-wayang-kulit-solo.blogspot.com
7) Kerajinan grafir Kerajinan ini terdapat di desa Pabelan kecamatan Kartasura dan di desa Manang kecamatan Grogol. Jumlah unit usaha ada 15 dan menyerap tenaga kerja 157 orang dengan kapasitas produksi 13.100 buah. Kerajinan ini juga sudah dieskpor ke manca negara dengan volume 13.191 kg (US$ 339.311).
Gambar III.26. Proses menggrafir kaca http://www.promojateng-pemprovjateng.com/publik/1a.jpg
8) Kerajinan bambu Lugut Wiku Art adalah sentra perajin bambu di kadipiro banjarsari Solo yang menyediakan berbagai macam kerajinan dengan bahan dasar bambu, antara lain: mebel bambu, meja kursi bambu, almari bambu, rak bambu, penyekat ruang dari bambu,
commit to user III-25 I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
rumah
bunga,
ukir
bambu,
dan
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
anyaman
bambu.http://www.pasarsolo.com/mebel-bambu
Gambar III.27. produk kerajinan bamboo Sumber http://kerajinan-wayang-kulit-solo.blogspot.com
Teknik pengolahan bambu sebelum digunakan sebagai benda kerajinan hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya misalnya dikeringkan, direndam dan disemprot dengan cairan pestisida. Proses ini termasuk pengolahan awal untuk menghindari bambu dari serangan sehingga produk yang dihasilkan lebih awet.. Teknik pembuatan kerajinan bambu ini dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu dianyam, non anyaman (dipotong, dibelah, dan dilobangi dsb), dan gabungan dianyam dan no anyaman. Proses yang direncanakan di workshop adalah proese penganyaman
Gambar III.28. penganyaman bamboo Sumber http://kerajinan-wayang-kulit-solo.blogspot.com
Dari
potensi
yang
ada
di
Solo
dan
sekitarnya
(Subowonosraten) produk budaya yang akan di tampung dalam bentuk kegiatan maka jenis produk kerajinan yang akan ditampung di Pasar Wisata Budaya adalah sebagai berikut:
commit to user III-26 I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Table III.3. Produk budaya yang ditampung Sumber : www.surakarta.go.id
Produk budaya
Workshop
Retail
Pameran
x
Kuliner Pentas seni Ketoprak balekambang
x
Group tari Soeryo Sumirat
x
Wayang bocah
x
Wayang orang
x
Wayang kulit
x
Kerajinan Batik
x
x
Seni Lukis
x
x
Kerajinan kulit
x
x
Kerajinan logam
x
x
Kerajinan rotan
x
x
Kerajinan gerabah
x
x
Kerajinan grafir
x
x
Kerajinan bambu
x
x
Keterangan : x berarti ditampung
commit to user III-27 I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
3. Pasar- pasar di Solo Solo merupakan kota kecil yang mempunyai banyak pasar tradisional di setiap kecamatan. Pasar- pasar tersebut kebanyakan menjual kebutuhan pokok sehari-hari yang memasok kebutuhan warga Solo, pasar-pasar tersebut antara lain: - Pasar Sidodadi
Gambar III.29. Pasar Sidodadi Sumber http://pasarsolo.com
Pasar Sidodadi berlokasi di Jalan Slamet Riyadi, Kalurahan Karangasem, Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.Pasar tersebut tidak mempunyai spesifikasi khusus, tetapi mampu menyediakan berbagai kebutuhan pokok masyarakat. Setelah adanya perubahan luas lahan, hasil dari pembebasan tanah makan Kleco, pada tahun 2007 Pasar Sidodadi dibangun kembali oleh pemerintah Kota Surakarta. - Pasar kadipolo Pasar Kadipolo berlokasi di jalan Dr. Rajiman, Kalurahan Panularan, Kecamatan Laweyan Kota Surakarta yang berada diatas lahan seluas lebih kurang 1.500 m2.Pasar Kadipolo dibangun pada tahun 1980 spesifikasi jenis dagangan berupa peralatan rumah tangga yang terbuat dari logam, seperti ember, dandang, kompor minyak tanah dan lain-lain.
Gambar III.30. Pasar Kadipolo Sumber http://pasarsolo.com
commit to user III-28 I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Pada tahun 1989 para pedagang dipindahkan ke Pasar Kabangan karena Pasar Kadipolo tersebut akan digunakan untuk menampung pedagang dari Pasar Singosaren yang hendak dipindah karena Pasar Singosaren akan dijadikan pasar semi modern.Pasar Kadipolo tidak lagi sebagai pasar yang menjual dagangan alat-alat kebutuhan rumah tangga dari logam tetapi menjadi pasar yang menjual aneka jenis kebutuhan sehari-hari. - Pasar legi Pasar Legi didirikan pada masa pemerintahan Mangkunegoro I (Pangeran Samber Nyawa). Terletak dijalan Sutan Syahrir, Kelurahan Stabelan, Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.
Gambar III.31. Pasar Legi Sumber http://pasarsolo.com
Pasar ini mempunyai luas sekitar 16.640 m2. Pasar Legi merupakan pasar induk hasil bumi terbesar di Surakarta, yang mendapatkan pasokan dagangan dari berbagai daerah baik dari wilayah sekitar surakarta maupun dari luar daerah seperti Brebes, Temanggung, Tasikmalaya, Sidoarjo, Malang dan lain sebagainya. Kegiatan pasar ini dimulai dari dini hari sampai malam hari. - Pasar Klithikan Pasar Notoharjo dibangun pada tahun 2006 oleh Pemerintah Kota Surakarta. Pasar ini terletak di Kalurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, diatas lahan seluas 1.800m2. Pasar Klithikan Notoharjo dibangun menampung pedagang kaki lima diarea Taman Monumen 45 Banjarsari yang berjumlah 909 pedagang.
commit to user III-29 I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Gambar III.32. Pasar Klithikan Sumber http://pasarsolo.com
Pasar Notoharjo lebih dikenal dengan nama Pasar Klithikan karena pasar tersebut sebagai wadah bagi pedagang kakilima yang menjual berbagai barang bekas, seperti elektronik, pakaian, ponsel, sparepart kendaraan dan barang-barang lainnya. Pasar ini cukup unik karena disini pengunjung bisa menemukan barang-barang bekas yang dengan kreativitas para pedagang maka barang-barang tersebut dimanfaatkan kembali. - Pasar Kembang
Gambar III.33. Pasar Kembang Sumber http://pasarsolo.com
Pasar Kembang berlokasi di jalan Dr. Rajiman, Kalurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. pasar ini berdiri diatas lahan seluas lebih kurang 1.409m2. Sesuai dengan namanya, pasar tersebut diperuntukan bagi pedagang yang memiliki jenis dagangan bunga (kembang). Terutama bunga tabur beserta perangkat (ubo rampe) untuk orang yang meninggal dunia.Semula lokasi pasar ini adalah taman. - Pasar mojosongo
Gambar III.34. Pasar Mojosongo Sumber http://pasarsolo.com
commit to user III-30 I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Pasar Mojosongo terletak di jalan Brigjen Katamso, Kalurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres Kota Surakarta, diatas lahan seluas lebih kurang 1.120m2. Pasar ini dibangun pada tahun 1976. Setelah mengalami beberapa kali perbaikan, pada tahun 2007 pasar tersebut direnovasi kembali oleh pemerintah Kota Surakarta.Pasar Mojosongo menyediakan kebutuhan seharihari masyarakat. - Pasar Harjodaksino
Gambar III.34. Pasar Harjodaksino Sumber http://pasarsolo.com
Pasar tersebut sebelumnya adalah pindahan dari Pasar Gemblegan yang berada di bekas terminal bus Gemblegan yang merupakan pelabuhan dari Pasar Dawung dan Pasar Gading. Pada tahun 2006 Pasar Harjodaksino melakukan pembangunan kios baru bagian depan. Disamping menyediakan kebutuhan sehari-hari, Pasar Harjodaksino juga menyediakan berbagai barang kebutuhan upacara (ubo rampe) perkawinan atau Temanten. Selain pasar- pasar di atas Solo juga mempunyai pasar yang menjadi objek wisata bagi wisatawan domestik dan mancanegara , yaitu: - Pasar Klewer
Merupakan salah satu pasar tradisional sebagai pusat perdagangan batik di Indonesia. Pasar Klewer terkenal dengan aneka olahan batik dengan berbagai jenis bahan dari yang murah hingga termahal.
Gambar III.35. Pasar Klewer Sumber http://pasarsolo.com
commit to user III-31
I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
- Pasar Triwindu Merupakan tempat jual beli barang antic, pada tahun 2009 toko-toko elektronik yang kurang tertata serta pasar antik triwindu telah di renovasi menjadi
suatu
tempat
yang
sangat
indah
dan
menarik
untuk
dikunjungi.Dengan ditatanya toko-toko dan direhabnya pasar antik Triwindu dengan bangunan etnik yang sekarang berubah nama menjadi pasar antik Windujenar.
- Pasar Gedhe
Gambar III.36. Pasar Triwindu Sumber http://pasarsolo.com
Pasar Gedhe Hardjonegoro yang terletak di jalan Urip Sumoharjo, Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Surakarta ini dibangun oleh Sinuhun Pakoe Boewono x pada tahun 1930. Pasar ini didisain oleh arsitek Belanda bernama Thomas Karsten. Arsitektur Pasar Gedhe merupakan perpaduan antara gaya Eropa dengan gaya tradisional. Karena terjadi kebakaran pada tahun 2000, Pasar Gedhe mengalami renovasi namun tanpa mengubah bentuk aslinya.
Gambar III.37. Pasar Gedhe Sumber http://pasarsolo.com
Pada masa awal berdirinya, di pasar ini sudah diberlakukan sistem jual beli dan sewa terhadap toko dan tempat untuk berjualan. Sebuah sistem yang masih belum umum pada masa itu. Satu hal lagi adalah bahwa Pasar Gedhe Harjonegoro menjadi pasar bertingkat pertama di Indonesia.
commit to user III-32 I0208084
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PENELITIANTUGAS AKHIR
PASAR WISATA BUDAYA SOLO
- Pasar Ngarsopura Ngarsopuro merupakan suatu kawasan di depan Pura Mangkunegaran, Di sebelah kiri kanan JL Diponegoro di kawasan ngarsopuro tersebut dipasang paving ,tempat duduk dan berbagai patung serta lukisan menghiasi area tersebut.Pada setiap malam minggu area tersebut menjadi night market yang menjual berbagai barang souvenir khas serta pertunjukan pentas seni oleh warga Solo.
Gambar III.38. Pasar Ngarsopura Sumber http://pasarsolo.com
- Pasar Cendramata alun-alun Merupakan kompleks kios-kios yang ada disekitar alun-alun utara yang menjual berbagai souvenir seperti kacamata, helm, cincin akik, serta kerajinan tangan khas Solo. Dari sekian banyak pasar yang ada di Solo, Pasar Wisata Budaya yang direncanakan mempunyai kesamaan kegiatan pada pasar Ngarsopura dimana produk yang dijual merupakan kerajinan tangan, kuliner serta pentas seni. Namun pada Pasar Wisata Budaya nantinya pengunjung juga dapat melihat proses pembuatan produk yang dijual. Selain itu pengunjung juga dapat melihat serta belajar berbagai pentas seni yang digelar. Semua kegiatan tersebut akan diwadahi dalam bentuk bangunan yang mengusung konsep Arsitektur Jawa.
commit to user III-33 I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
BAB IV PASAR WISATA BUDAYA BUDAYA DI SOLO DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR JAWA
A. Pasar Wisata Budaya yang Direnacanakn Pasar wisata budaya yang direncanakan adalah tempat dimana pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi melalui kegiatan jual-beli serta belajar berbagai produk budaya yang disajikan seperi melihat proses pembuatan kerajinan, belajar pentas seni, belajar memasak serta sejarah perkembangan mengenai beberapa produk budaya dengan nuansa aristektur jawa yang tercipta dalam kawasan pasar wisata tersebut untuk bersenang-senang dan mencari pengalaman ruang yang baru. Sehingga pengunjung tidak hanya membeli tapi juga dapat belajar mengenai produk budaya yang disajikan. B. Fungsi dan Tujuan Keberadaan Pasar Wisata Budaya 1. Fungsi Fungsi utama dari Pasar Wisata Budaya adalah sebagai obyek wisata produk budaya khas Solo yaitu kuliner, kerajinan dan pentas seni yang dimiliki kota Solo dalam satu wadah untuk meningkatkan potensi wisata yang ada di seluruh kota Solo yang dikemas dalam sebuah “pasar”.
commit to user IV-1
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
Selain fungsi tersebut Pasar Wisata Budaya nantinya berperan sebagai pusat pengembangan produk local. Pembentukan sentra akan membuat kegiatan operasionalnya menjadi lebih terkoordinasikan, selain mungkin untuk membangun pola pelayanan kebutuhan yang lebih ekonomis sifatnya, seperti dapat membeli 10 bahan baku tambahan, dapat mengeksploitasi sumberdaya lokal secara lebih efisien; dapat pula membangun kebersamaan dalam menghadapi pasar, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar (ada skala ekonomi usaha) maupun untuk memenuhi kebutuhan mereka bersama (ada skala ekonomisnya juga). (Pengembangan Produk UMKM, oleh : Soebroto Hadisoegondo) 2. Tujuan Tujuan dibangunnya Pasar Wisata Budaya dan sebagai obyek wisata baru bagi masyarakat pada umumnya serta secara khusus untuk wisatawan yang mempunyai waktu tebatas berkunjung di Solo dapat menikmati kuliner, kerajinan, serta budaya yang dimiliki kota Solo dalam satu waktu dan satu tempat. C. Visi dan Misi Pasar Wisata Budaya 1. Visi Mewujudkan salah satu visi pemkot Kota Sala sebagai Kota Budaya yang bertumpu pada potensi Perdagangan dan Pariwisata.
commit to user IV-2
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
2. Misi Pasar Wisata Budaya yang direncanakan dapat berperan serta dalam per tumbuhan Kota Solo sesuai dengan misi pemkot yaitu: (www.surakarta.go.id) -
Revitalisasi
kemitraan
dan
partisipasi
seluruh
komponen
masyarakat dalam semua bidang pembangunan , serta perekatan kehidupan bermasyarakat dengan komitmen cinta kota yang berlandaskan pada nilai-nilai “Sala Kota Budaya”. -
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam pengusahaan dan pendaya gunaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, guna mewujudkan inovasi dan integrasi masyarakat madani yang berlandaskan ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
-
Mengembangkan seluruh kekuatan ekonomi Daerah, sebagai pemacu tumbuhan dan berkembangnya ekonomi rakyat yang berdaya saing tinggi, serta mendaya gunakan potensi pariwisata dan teknologi terapan yang akrab lingkungan.
-
Membudayakan peran dan fungsi hukum, pelaksanaan Hak Asasi Manusia dan demokratisasi bagi seluruh elemen masyarakat, utamanya para penyelenggara pemerintahan
-
Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah melalui kegiatan pemasaran
commit to user IV-3
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
D. Status Kelembagaan Pasar WIsata Budaya 1. Kedudukan Pasar Wisata Budaya berkedudukan di Surakarta yang sekaligus menjadi pusat pertumbuhan kawasan Solo Raya (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten ). 2. Status Pasar Wisata Budaya yang direncanakan, berstatus sebagai tempat wisata dan perdagangan yang berada dibawah wewenang Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Pariwisata yang pelaksanaannya dikelola
oleh
kepala
Pasar
Wisata
Budaya.
Berdasarkan
permen_no.20_th_2012 struktur organisasi pengelola pasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri dari: a. kepala pasar; b. pejabat keuangan; dan c. pejabat teknis lainnya sesuai kebutuhan. Maka dalam kelembagaan orientasi dan sifat usaha Pasar Wisata Budaya dapat dijelaskan dalam struktur organisasi sebagai berikut:
commit to user IV-4
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kepala Pasar Bagian admisistrasi
Bagian operasional
Bagian pemeliharaan
Seksi pengembangan pasar
Seksi pemungutan
Bagian humas
Seksi penataan Seksi kebersihan
Seksi pendapatan dan pelaporan
Seksi keamanan Diagram IV.1 Struktur Organisasi Pasar Sumber analisa pribadi
3. Pembiayaan a) Pembangunan gedung Dana dari Pemerintah Daerah Sumbangan Donatur ( pengusaha, LSM, masyarakat umum) b) Biaya operasional Hasil pemasukan dari Pasar wisata budaya Sumbangan Donatur ( pengusaha, LSM, masyarakat umum) E. Operasional kerja Pasar WIsata Budaya Pasar wisata budaya yang direncanakan merupakan tempat promosi dan perdagangan produk budaya Solo berupa kerajinan, pentas seni dan kuliner. Selain membeli produk budaya tersebut pengunjung juga dapat belajar berbagai produk budaya yang disajikan seperi melihat proses
commit to user IV-5
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
pembuatan kerjinan, belajar pentas seni, belajar memasak serta sejarah perkembangan mengenai beberapa produk budaya. Sehingga pengunjung tidak hanya membeli tapi juga dapat belajar mengenai produk budaya yang disajikan. Oleh karena itu, tempat ini dapat dijadikan sebuah obyek wisata perdagangan berbasis budaya. Maka operasional kerja pasar wisata budaya direncanakan sebagai berikut: 1. Pukul 09.00- 17.00 (senin- sabtu) dengan pertimbangan fungsi pasar sebagai tempat kerja sehari-hari. 2. Pada hari minggu dan libur besar , pukul 10.00- 21.00 dengan pertimbangan pasar sebagai obyek wisata. F. Bidang Usaha pada Pasar WIsata Budaya 1. Klasifikasi barang dan jasa yang dipasarkan Hasil budaya yang akan dipasarkan di Pasar Wisata Budaya antara lain makanan khas Solo (wisata kuliner), hasil kerajinan (wisata belanja) , pentas seni (wisata budaya), arsitektur serta peninggalan sejarah yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Wisata Kuliner yang mengangkat menu-menu tradisional seperti Garang Asem Bumbung, Manuk Nom, Ayam Goreng Sereh, serta minuman seperti Wedang Sereh, Serbat serta kuliner khas Solo seperti nasi liwet, srabi, timlo, dudeg ceker dan bebek goreng yang akan ditempatkan dalam suatu wadah dengan konsep jawa yang menyatu dengan alam.
commit to user IV-6
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
b. Wisata Kerajinan yaitu berupa kerajinan khas Solo yang dibuat oleh pengrajin dalam suatu tempat (work shop) sehingga pengunjung dapat melihat proses pembuatan kerajinan seperti kerajinan batik, lukis, ukiran atau pahat kayu, ukiran atau pahat batu, kerajinan logam, kerajinan dari bahan natural, anyaman bamboo, keramik atau gerabah, kerajinan kulit. c. Wisata pentas seni tradisional yang ada di Solo yaitu Ketoprak Balekambang, grup tari Soeryo Sumirat, wayang bocah, wayang kulit serta wayang orang. 2. Kelompok yang ditampung Kelompok yang ditampung dalam Pasar Wisata Budaya ini dari berbagai kelompok baik dari kelompok besar ataupun individu. Kelompok-kelompok tersebut terbagi atas : -
Kelompok Pengusaha (investor) Yaitu kelompok yang menanamkan modalnya untuk memasarkan produk karya seni atau kerajinan dengan membeli prodik tersebut dari pengrajin/ industri kecil). Dapat berupa golongan besar maupun individu.
-
Kelompok industri kecil ( pengrajin/ pedagang ) Yaitu kelompok orang yang memproduksi barang-barang seni atau kerajinan, makanan khas Solo yang memasarkan dan
commit to user IV-7
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
mempromosikan secara langsung kepada konsumen. Dapat berupa industry besar atau kecil dan individu. -
Kelompok seniman (pekerja seni) Yaitu kelompok orang yang bekerja secara individu dengan menjual keahliannya di bidang seni kepada konsumen secara langsung . seperti melukis atau membuat karya seni atau pementasan seni tari ataupun drama secara langsung kepada konsumen.
G. Aplikasi arsitektur Jawa pada obyek rancang bangun Pasar Wisata Budaya 1. Tata ruang dan orientasi bangunan Arsitektur jawa mempunyai tata ruang yang khas, sebuah rumah tinggal Jawa setidak-tidaknya terdiri dari satu unit dasar yaitu omah yang terdiri dari dua bagian, bagian dalam terdiri dari deretan sentong tengah, sentong kiri, sentong kanan dan ruang terbuka memanjang di depan deretan sentong yang disebut dalem sedangkan bagian luar disebut emperan seperti dijelaskan dalam gambar 3. Umum
Semi privat Privat
commit to user IV-8
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
Pola tata ruang tersebut akan ditransformasikan pada Pasar Wisata Budaya yang direncanakan sesuai dengan kegiatan yang ada pada pasar. Sehingga penarapan tataruang rumah Jawa pada Pasar Wisata Budaya lebih ditekankan pada makna atau nilainya, seperti - Pendapa merupakan tempat terbuka untuk umum ditransformasikan pada fungsi ruang sebagai ruang penerima, - Gandok
sebagai
ruang
tambahan
dan
zona
semi
privat
alan
ditransformasikan kedalam fungsi ruang dengan kegiatan yang lebih bermakna seperti retail produk budaya besrta proses pembuatannya - Senthong sebagai ruang privat yang dikenal dengan tempat sacral maka dimaknai sesuai konteks kekiniaan (kegiatan Pasar Wisata Budaya) akan ditransformasikan sebagai ruang pamer barang antik. Karena tataruang Pasar Wisata Budaya bercermin pada rumah Jawa maka orientasi banguanan juga sesuai rumah Jawa pada umumnya yaitu berorientasi utara-selatan. 2. Bentuk bangunan Bentuk bangunan pada Pasar Wisata Budaya tidak lepas dari tataruang rumah Jawa, seperti: - Pendhapa menggunakan bentuk atap pendhapa - Gandhok mengggunakan bentuk atap panggangpe - Senthong menggunakan bentuk atap kampung
commit to user IV-9
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
Karena pasar wisata budaya yang direncanakan berupa masa jamak maka dimungkinkan untuk menggunakan
bentuk atap Jawa lainnya sesuai
kegiatan yang diwadahi. 3. Tampilan bangunan berdasarkan material Material yang digunakan berupa kayu sertap penggunaan batu bata espos untuk sebagai eksplorasi bentuk masa kini sehingga memperkuat karakter konsep kedekatan dengan alam pada rumah Jawa. 4. Struktur bangunan Struktur banguana pasar sesuai dengan bentuk banguanan Jawa yang diterapkan dengan susunan strukur bangunan: - Upper sruktur berupa atap dengan konstruksi kayu - Sub stuktur berupa tiang atau disebut saka pada bangunan Jawa - Supper sturktur berupa umpak
atap
saka umpak
commit to user IV-10
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
BAB V ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR WISATA BUDAYA DI SOLO DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR JAWA A. Analisa Kegiatan dan Peruangan 1. Analisa dasar perencanaan desain Pasar wisata budaya yang direncanakan berupa suatu tempat wisata berupa pasar yang bersifat nyaman, menyenangkan dan mempunyai akses yang jelas. Hal ini diwujudkan dengan penempatan entrance yang jelas, layout/tata letak yang sederhana, mudah diidentifikasikan serta tidak monoton. Untuk itu konsep perancangan Pasar Wisata Budaya nantinya mengusung konsep petualang yang menggabungkan konsep wisata dan konsep edukasi dengan menikmati. Sehingga Pengunjung dapat merasakan ekspresi visual yang berbeda pada setiap zona kegiatan perancangan yang ada, berikut skema konsep petualang yang direncanakan: Pengunjung datang Pengunjung disambut dengan hiburan pentas seni
Pengunjung melihat berbagai proses pembuatankerajinan
Pengunjung menikmati berbagai kuliner Plasa Pengunjung melihat berbagai proses pembuatan kuliner
Pengunjung belajar proses pembuatankerajinan Pameran
Diagram V.1. Pola sirkulasi pengunjung Sumber analisa pribadi
commit to user V-1
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
Dari diagram di atas dapat dilihat kegiatan pengunjung ketika masuk ke kawasan pasar wisata budaya. Pengujung diberi pilihan zona yang akan dituju , pengunjung bisa memulai petualang di Pasar dengan melihat zona pentas seni menuju zona pentas seni lagi atau memilih zona kerajinan
menuju zona kuliner. Dengan konsep
petualang ini diharapkan pengunjung merasa ingin tahu setiap zona yang ada. Sehingga pengunjung ingin melihat dan mengitari seluruh pasar. 2. Analisa pendekatan kegiatan dan pola kegiatan a. Berdasarkan Pelaku kegiatan 1) Pengunjung Individu yang akan melakukan aktivitas kunjungan di Pasar Wisata Budaya dapat dikelompokkan menjadi: - Pengunjung yang datang khusus untuk berbelanja - Pengunjung datang bertujuan untuk berbelanja sambil rekreasi - Pengunjung yang datang hanya ingin berekreasi.
Belanja Melihat-lihat Datang
Pentas seni
Gambar V.1. Kegiatan pengunjung Sumber analisa pribadi
commit to user V-2
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
2) Pedagang Pihak perorangan atau kelompok yang menggunakan ruang dan fasilitas untuk tujuan komersil baik berupa usaha jasa maupun barang. Pedagang di pasar wisata budaya dapat digolongkan dalam 3 jenis yaitu: - Pedagang: perorangan atau kelompok orang yang menjual barang
Gambar V.2. Pedagang Sumber dokumen pribadi
- Seniman: perorangan atau kelompok orang yang menjual keahliannya dalam bidang pentas seni
Gambar V.3. Seniman Sumber dokumen pribadi
- Pengrajin : perorangan atau kelompok yang berkerja menunjukkan keahliaanya dalam membuat kerajianan.
Gambar V.4. Pengrajin Sumber dokumen pribadi
commit to user V-3
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
3) Pengelola Merupakan pihak yang tergabung dalam suatu badan yang mempunyai tugas mengelola, mengatur dan mengkoordinasi agar Pasar Wisata Budaya agar dapat berjalan baik. 4) Servis Merupakan pihak yang bekerja dalam memelihara dan menjaga kemanan, kebersihan dan ketertiban Pasar Wisata Budaya b. Berdasarkan sifat kegiatan 1) Kegiatan informasi Merupakan kelompok kegiatan yang berkaitan dengan informasi kegiatan yang sedang berlangsung dalam Pasar Wisata Budaya seperti menu spesial pada wisata kuliner, peragaan pembuatan produk kerajinan, serta pementasan seni yang sedang diadakan di Pasar Wisata Budaya. Pelayanan informasi dimulai dari pemberian brosur, gambar atau leftlet serta jasa pelayanan wisata. Datang Parkir Masuk Pelayanan informasi Pasar Wisata Budaya Tempat parkir Pulang Diagram V.2. Pola kegiatan informasi Sumber analisa pribadi
commit to user V-4
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
2) Kegiatan penjualan Merupakan kelompok kegiatan yang berkaitan dengan promosi produk kerajinan, kuliner serta pentas seni yang dimiliki kota Solo. Kegiatan promosi ini merupakan bagian kegiatan pemasaran. o Ruang pameran untuk produk kerajinan (wisata kerajinan). Ruang pamer ini akan diletakkan pada titik-titik tertentu di saat pengunjung mulai jenuh. o Ruang pentas seni untuk pertunjukan seni budaya (wisata budaya), sehingga pengunjung dapat mengenal ragam pentas seni yang dimiliki kota Solo yang dilakukan secara periodik. Hal ini juga untuk menumbuhkan kecintaan akan seni budaya yang dimiliki. o Ruang kuliner untuk kegiatan promosi makanan khas (wisata kuliner).
Pengunjung
dapat
melihat,
membuat
serta
menikmati secara langsung proses pembuatan makan khas solo . Datang Parkir Masuk Ruang Pentas
Ruang Pameran
Ruang Kuliner Tempat Parkir
Pulang Diagram V.3. Pola kegiatan penjualan Sumber analisa pribadi
commit to user V-5
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
3) Kegiatan pengelola o Kelompok direksi : kegiatan pemimpin Pasar Wisata Budaya o Kelompok admisistrasi : kegiatan mengelola admisistrasi (pemungutan, pendapatan dan pelaporan keuangan) pada Pasar Wisata Budaya. o Kegiatan operasional : kegiatan para staff operasional yang mengoperasikan Pasar Wisata Budaya o Kegiatan pemeliharaan : kegiatan yang berkaitan dengan penataan taman, kebersihan, dan keamanan Pasar Wisata Budaya o Kegiatan
humas: kegiatan yang
berhubungan dengan
msayarakat luar Pasar Wisata Budaya untuk kepentingan khusus seperti kunjungan khusus dari Mentri Perdagangan dsb. o Kegiatan rapat
: kegiatan yang dilakukan oleh pengelola
dengan pengelola atau pengelola dengan pengusaha atau pengrajin atau seniman untuk membahas perkembangan atau operasional Pasar Wisata Budaya 4) Kegiatan servis o Kegiatan dropping barang : kegiatan ini merupakan proses pemindahan bahan baku atau produk Pasar o Kegiatan keamanan : kegiayan menjaga seluruh keamanan proses kegiatan yang berlangsung dalam Pasar Wisata Budaya
commit to user V-6
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
o Kegiatan Enggenering : kegiatan yang meliputi mekanikal, elektrikal, penyediaan air bersih, dll o Kegiatan kebersihan : kegiatan yang berhubungan dengan kebersihan termasuk pengolahan sampah di Pasar Wisata Budaya o Kegiatan penyimpanan : kegiatan yang merawat atau menyimpan alat-alat 3. Analisa Pendekatan Kebutuhan Ruang Dasar pertimbangan: -
Kelompok kegiatan
-
Jenis kegiatan
-
Pelaku kegiatan
a. Kegiatan Penjualan Tabel V.1.Kegiatan Penjualan Sumber analisa pribadi
Pelaku Pengunjung
Bentuk Kegiatan Datang - kendaraan pribadi
Pendekatan Spesial ruang Tempat parkir sesuai jenis kendaraan
- kendaraan umum /pariwisata Masuk lingkungan pasar
Pintu gerbang Berupa point of interest Canopy memiliki naungan
Mencari Informasi
Ruang Informasi / peta informasi tentanag Pasar
Berbelanja dan belajar
Retail kerajianan Workshop (proses pembuatan)
Rekreasi
Atraksi pentas seni
commit to user V-7
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
Pedagang
Istirahat
Tempat duduk, taman
Makan-minum
Tempat makan bernuansa lampau dengan dapur terbuka
Metabolisme
Lavatory Pengunjung
Datang
Tempat parkir pengelola
SOLO
- kendaraan pribadi Dropping barang
Ruang Dropping
Menyimpan bahan baku
Gudang
Membuat kerajinan
Workshop
Membuat makanan khas
Dapur terbuka
Menjual kerajinan
Retail kerajinan
Menjual makanan
Kios makanan
Metabolisme
Lavatory Karyawan
b. Kegiatan informasi Tabel V.2. Kegiatan Informasi Sumber analisa pribadi
Pelaku
Bentuk Kegiatan
Pendekatanl ruang
Pengunjung
Mencari Informasi Pasar Wisata Budaya
Ruang informasi
Pengunjung
Mencari Informas Wisata Solo
Biro pariwisata
Pengelola
Memberi informasi
Ruang informasi
c. Kegiatan Pengelola Tabel V.3. Kegiatan Pengelola Sumber analisa pribadi
Pelaku
Bentuk Kegiatan
Pendekatan Ruang
Kepala Direksi
Mengatur kegiatan pasar
Ruang Pimpinan
Bag. Operasional
Mengoperasikan kegiatan pasar
R. Stf. Operasional
commit to user V-8
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
Bag. Administrasi
Mengelola keuangan
R. Stf. Administrasi
Bag. Pemeliharaan
Memelihara
R.Stf. Pemeliharaan
Bag. Humas
Pengelola tamu
R.Stf. Humas
SOLO
d. Kegiatan Servis Tabel V.4. Kegiatan Servis Sumber analisa pribadi
Jenis kegiatan
Pelaku kegiatan
Kebutuhan ruang
Parkir
Petugas parkir
Area parkir
Keamanan
Petugas keamanan
Ruang Jaga
Engenering
Petugas servis
R.Pompa, R.Genset, R.MEE, R. AHU
Pemeliharaan
Petugas kebersihan
Semua ruangan
Petugasa pertanaman
Semua taman dan elemen
Droping barang
Pengelola, pedagang, pengrajin, seniman
Ruang droping barang
Ibadah
Semua pelaku kegiatan
Musholla
Penyimpanan
Pengelola, pengrajin, petugas servis, seniman
Gudang
Metabolisme
Semua pelaku kegiatan
Lavatory
4. Analisa Pendekatan Besaran Ruang Pendekatan
besaran
ruang
yang
direncanakan
berdasarkan
pertimbangan sebagai berikut: - Jumlah pemakai - Peralatan yang digunakan - Besaran flow menurut jenis aktivitas Dengan menggunakan perhitungan standar
commit to user V-9
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
- Ernest Neufert, Data Arsitek (DA) - Time Server Standart for Building Type (TTS) Sedangkan perhitungan asumsi berdasarkan studi kasus dan survey serta perhitungan khusus (study ruang): - Flow 5-10%
= standar minimum
- Flow 20 %
= kekuasaan gerak
- Flow 30%
= tuntunan kenyamanan fisik
- Flow 40%
= tuntunan kenyamanan fisikologis
- Flow 50%
= tuntunan spesifik kegiatan
- Flow 60%-100%
= keterkaitan dengan banyak kegiatan
a. Kelompok Besaran Ruang Umum Kunjungan wisatawan yang datang ke Solo tahun 2011 sebanyak 919.607, jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 1.019.000. Meskipun jumlah wisatan turun namun lama tinggal di Solo menjadi 2 hari. Maka, wisatawan yang datang 10 tahun mendatang diperkirakan sebanyak: P 2022 = 919.607+(1.019.000 – 919.607)10 =1.913.537 wisatawan -
Rata- rata lama tinggal adalah 1,5-2 hari, berarti dalam satu tahun terdapat 73 kali kunjungan wisatawan (365 hari : 2= 183 kunjungan wisata) maka dalam satu bulan (182 : 12= 15 kali kunjungan )
commit to user V-10
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
-
SOLO
Asumsi terjadi overlap antara tamu datang dan pergi 125%, maka jumlah wisatawan sekali kunjung = 125% (1.913.537 : 182)= 13142orang,
-
Jumlah wisatawan yang ada dalam satu hari adalah = 5375 wisatawan
-
Diasumsikan dari jumlah tersebut mereka berkunjung pada 2 lokasi, jadi 5375 : 2= 2688
-
Tambahan konsumen 10% yang datang maka total kunjungan dalam satu hari = 2688 + (2688 x 10%) = 2957 orang
-
Lama jam buka rata-rata 12 jam/hari, dengan overlap 125% maka kunjungan dalam 1 jam adalah = 125% (2957:12) = 308 orang/jam Tabel V.5. Besaran Ruang Bagian Umum Sumber Analisa Pribadi
Parkir
Mobil pribadi 20% (kapasitas 5 orang) Bus pariwisata 30%, (kapasitas 40 orang) Sepeda motor 40%, (kapasitas 2 orang)
Standar Ruang Perhitungan 1 jam 308 orang, rata kunjungan 2 jam (308 x 2 = 616) 5,5m x 2,4m (DA)
20% x 616 = 184,8 184,8 : 5 = 24 ( 5,5m x 2,4m ) x 24
11m x 3,5m (DA)
30% x 616 = 184,8 185 : 40 = 5 ( 11m x 3,5m ) x 5
2,2m x 0,8m (DA)
40% x 616 = 246 246 : 2 = 123 (2,2m x 0,8m) x 123
Pejalan kaki 10%,
Flow
10% x 924 = 92,4 = 92 orang
Luas
316,8 m2
192,5 m2 216,5 m2
50%
1089 m2
commit to user V-11
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
Space penerima ( 308 pengunjung)
0,54 m2/ orang (HDIS)
308 x 0,54 m2
50%
SOLO
207,9 m2, 208 1297m2
Total Besaran Ruang Umum
b. Kelompok besaran Bagian Pengelola Tabel V.6. Besaran Ruang Bagian Pe ngelola Sumber analisa pribadi
Kebutuhan ruang R. Pimpinan
R. Administrasi (1 Ka. Admin,3 staff) R. Operasional
R. Pemeliharaan (Ka) -Pertamanan (5) - Pemeliharaan (5) - Keamanan (5) R. Humas
Ruang rapat Toilet pria (DA)
Standar Ruang Ruang kantor privat = 9,29 m2/ unit (TTS) Ruang kantor bersama = 4,74 m2/ unit (TTS) Ruang kantor bersama = 4,74 m2/ unit (TTS) Ruang kantor bersama = 4,74 m2/ unit (TTS) 0,625 m2/ orang (DA) Ruang kantor bersama = 4,74 m2/ unit (TTS) 0,625 m2/ orang (DA) 5,5 m x 5,45 m (DA) Closet= 2,4 m2 Urinoir= 0,8 m2/unt Wastafel= 0,54m2/unt
Toilet wanita (DA) 2
Perhitungan 1 x 9,29m2
Flow 50%
Luas 13,94 m2
4 x 4,74m2
50%
28,44 m2
4 x 4,74m2
50%
28,44 m2
50%
21 m2
50%
21 m2
(1 x 4,74m2) + (15 x 0,625 m2) (1 x 4,74m2) + (15 x 0,625 m2) 30 m2 2 x 2,4 m2 3 x 0,8 m2 1 x 0,54m2 5 x 2,4 m2 1 x 0,54m2
Closet=2,4 m Wastafel= 20% 0,54m2/unt Total Besaran Ruang Pengelola
24,34 m2 210 m2
commit to user V-12
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
c. Kelompok Besaran Bagian Informasi Tabel V.7. Besaran Ruang Bagian informasi Sumber analisa pribadi
Kebutuhan ruang Hall (50% dari 308)
Biro pariwisata (4 staff) Ruang Informasi& loket, 4 staff Ruang Tunggu (30) Ruang Jaga (2)
Standar Ruang Bergerak jalan santai 1,1 m2/orang Ruang kantor bersama = 4,74 m2/ unit (TTS) 1,6 x 1,5 m2/ orang
Perhitungan 184,8 x 1,1 m2 169,4 m2
Flow Luas 1 224 0%
4 x 4,74m2
30% 25 m2
4 x 1,6 x 1,5 m2
10% 10,56 m2, 11 10% 20,63 m2
0,625 m2/ orang 30 x 0,625 m2 (DA) 1,6 x 1,5 m2/ orang 2 x 1,6 x 1,5 m2 10% 5,28 m2 Total Besaran Ruang Bagian Informasi 286m2
d. Kelompok Besaran Bagian Penjualan Dasar pertimbangan untuk menentukan besaran ruang penjualan , adalah : -
Sifat pemasaran,
-
Barang atau jasa yang dipasarkan
-
Jumlah kios
1) Wisata kerajinan Pada kelompok wisata kerajian yang terdapat 9 jenis produk kerajinanan yang akan dijual di Pasar Wisata Buday. Berdasarkan proses yang sudah dijelaskan di bab III maka setiap produk kerajinan mempunyai 3 ruangan utama yaitu: - Ruang workshop, merupakan wadah proses pembuatan kerajinan yang dimungkinkan untuk dikerjakan di dalam sebuah Pasar Wisata Budaya.
commit to user V-13
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
Karena work shop disini sebagai representasi proses pembuatan produk maka skala ruang yang dibutuhkan tidak sama dengan skala sesungguhnya. Work shop disini bertujuan agar pengunjung dapat melihat dan mempelajari proses pembuatan suatu produk. Oleh karena itu, workshop hanya
ada
satu
pada
setiap
jenis
kerajinan
yang
penggunaanya dijadwal sesuai jumlah pemilik kios kerajinan. Analisa kegiatan dan besaran ruang workshop Besaran ruang workshop diasumsikan sama yaitu 30 m 2 untuk 12 orang dengan besaran kebutuhan 2,5m2 setiap orang. Besaran tersebut berdasarkan standar DA tentang kebutuhan ruang saat bekerja.
Gambar V.5. Ruang kerja Sumber Data Arsitek
Kerajinan batik Proses pembuatan batik yang paling diminati adalah proses membatik baik menggunakan cap ataupun canthing.
Gambar V.6. Belajar membatik Sumber http://sphotos-a.xx.fbcdn.net/hphotos-ash3
commit to user V-14
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
Lukis, ruang workshop lukis hanya disediakan ruang untuk melukis. Kerajinan kulit Ruang workshop kerajinan kulit hanya disediakan ruang proses tatah sungging.
Gambar V.7.Proses Tatah Sumber http://kerajinan-wayang-kulit-solo.blogspot.com
Kerajinan gerabah kegiatan pembuatan gerabah Ruang
workshop
kerajinan
gerabah
hanya
disediakan ruang proses pembuatan gerabah.
Gambar V.8. proses membuat gerabah Sumber http://kerajinan-wayang-kulit-solo.blogspot.com
Kerajinan rotan dan bambu Kedua kerajinan workshop tersebut disediakan ruang untuk proses pembuatan poduk seperti menganyam rotan ataupun bambu. Kerajinan logam (proses memahat logam) Kerajinan menggrafir kaca
commit to user V-15
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
- Retail Merupakan tempat display untuk menjual produk kerajinan. Analisa Layout Retail untuk mencari besaran ruang Retai kecil 1= Meja kecil o,6 x 1,2 m 2= Lemari 0,4 x 1,2 m 3= Meja pembayaran 0,6 x 1,2 Ukuran ruang sekitar 3m x 3m
Gambar V. 9.Layout Retail Kecil Sumber analisa pribadi
Retail sedang 1= Meja kecil o,6 x 1,2 m 2= Lemari 0,4 x 1,2 m 3= Meja pembayaran 0,6 x 1,2 Ukuran ruang sekitar 3m x 4m
Gambar V.10. Layout Retail Sedang Sumber analisa pribadi
Retail besar 1= Meja kecil o,6 x 1,2 m 2= Lemari 0,4 x 1,2 m 3= Meja pembayaran 0,6 x 1,2 Ukuran ruang sekitar 3m x 5m
Gambar V.11. Layout Retail Besar Sumber analisa pribadi
commit to user V-16
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
Table V.8. Be saran Ruang Wisata Kerajinan Sumber Analisa Pribadi
Kebutuhan ruang Ruang workshop(8)
Standar Ruang 2,5m2 / orang
Gudang (4)
Asumsi 4 x 4 m
Retail Kecil (16)
Meja kecil 1,2 x 1,2 m Lemari 0,4 x 1,2 m Meja pembayaran 0,6 x 1,2
Retail sedang(24)
Retai besar (24)
Perhitungan (2,5m2 x12)x8
Flow Luas 240 m2 64 m2 9 m2
1,2 x 1,2 2 x (0,4 x 1,2m) 0,6 x 1,2 m
50% 216 m2
Meja kecil 1,2 x 1,2 m 1,2 x 1,2 Lemari 0,4 x 1,2 m 3 x (0,4 x 1,2m) Meja pembayaran 0,6 0,6 x 1,2 m 50% x 1,2 Meja kecil 1,2 x 1,2 m 2 x 1,2 Lemari 0,4 x 1,2 m 3 x (0,4 x 1,2m) Meja pembayaran 0,6 0,6 x 1,2 m x 1,2 50% Total Besaran Ruang Wisata Kerajianan
12 m2 432 m2 14 m2 504 m2 1456m2
2) Wisata kuliner Pada wisata kuliner terdapat dua jenis pemasaran yaitu berupa pedagang kaki lima yang diwadahi pada retail kecil sesuai dagangan serta restoran yang berkonsep rumah jawa dengan dapur terbuka. Jumlah pengunjung 308 orang/jam, menggunakan kebutuhan standart Restaurant. Diasumsikan dapat menampung 20% pengunjung dengan konsep dapur terbuka. Table V.9. Besaran Ruang Wisata Kuliner Sumber Analisa Pribadi
Kebutuhan r uang Ruang makan(62) Dapur Pelayanan servis Gudang basah – kering Toilet
Standar Ruang 2,46 m2/ orang (TTS) 0,5 m2 0,2 m2 0,2 m2
Perhitungan 62 x 2,46 m2
Flow 30 %
Luas 198 m2
62 x 0,5 m2 62 x 0,2 m2 62 x 0,2 m2
50% 20 % 20 %
46,5 m2 14,88 m2 14,88 m2
Closet= 2,4 m2
2,4 m2 x 2
20 %
10m2
commit to user V-17
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
Wastafel= 0,54m2/unt
0,54 x 1
Lapak Makanan
4 m2/unit
4 m2 x 32
Ruang makan(62)
2,46 m2/ orang (TTS)
62 x 2,46 m2
SOLO
128 m2 30 %
198 m2 0,5 m2
Dapur
3) Wisata Pentas Seni Pentas seni yang akan diadakan di Pasar Wisata Budaya seperti yang telah di sebutkan pada bab III yaitu ; Grup tari Soeryo Sumirat , Ketoprak Balekambang, Wayang Bocah, wayang kulit, wayang orang.
Gambar V.12. Pendhapa Sumber dokumen pribadi
Pentas seni diadakan d ruang berbentuk pendapa dengan ukuran ratarata 12 m x 8 m. Berdasarkan kebutuhan tiap pementasan maksimal 20 orang dengan kebutuhan ruang 2m2 / orang, maka total luasan 40m2 . Table V.10. Besaran Ruang Wisata Pentas Seni Sumber analisa pribadi
Kebutuhan ruang Panggung (5) Ruang ganti (4) Toilet pria
Standar Ruang
Perhitungan
6x9m 10,03 m2/4 orang (TTS) Closet= 2,4 m2 Urinoir= 0,8 m2/unt Wastafel= 0,54m2/unt
6x9x5 2,51 m2 x 4
Closet=2,4 m2 Wastafel= 0,54m2/unt
5 x 2,4 m2 1 x 0,54m2
Flow
Luas 270 m2 10,4 m2
2 x 2,4 m2 3 x 0,8 m2 1 x 0,54m2
Toilet wanita 20%
24,34 m2
commit to user V-18
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
Total Besaran Ruang Wisata Pentas Seni 4) Kegiatan pameran
SOLO
644
Produk yang dipamerkan merupakan produk antik yang menceritakan sejarah perkembangan produk budaya yang dipasarkan. Seperti aneka ragam keris, canting, batik dan produk budaya lainnya. Jumlah produk yang ditampung 80 buah . Presentase ukuran obyek mencerminkan ukuran produk yang dipasarkan, yaitu - 50% ukuran kecil
x 40
= 20
- 30% ukuran sedang
x 40
= 12
- 20 % ukuran besar
x 40
=8
Berikut gambar analisa pengamatan berdasarka Data Arsitek: 0,5
0,5 0,5 1,2
0,6 0,5
0,5
0,5
2
1
Produk 2D (40x60 cm)
Produk 2D (60x90 cm)
Produk 3D 40x40x40
Produk 3D 60x60x60
0,5 1,73 Produk 2D (120x120 cm)
Produk 3D 90x90x90 cm)
Table V.11. Besaran Ruang Bagian Pameran Sumber analisa pribadi
Kebutuhan ruang R. Display Produk 2d - Produk Ukuran Kecil (40cm x 60cm), 10buah -Produk Ukuran Sedang (60cm x
Standar Ruang DA
Perhitungan
Jarak pengamatan ideal 0,5m Jarak pengamatan
(0,6 + 1 + 0,5)x 0,6m x 10 (0,6 + 1 + 1)x 1,2m x
Flow
Luas 13 m2 31 m2
commit to user V-19
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
90cm), 10 buah
ideal 1 m
12
-Produk Ukuran Besar (120cm x 120cm), 8buah
Jarak pengamatan ideal 1,73 m
(0,6 + 1 + 1,73)x 2m x 8
SOLO
40,00 m2
40% Total Besaran Ruang Display Produk 2D 84 m2 Kebutuhan ruang Standar Ruang Perhitungan Flow Luas R. Display DA Produk 3d Ukuran Kecil Jarak 3,14 x (1 + 8,48 25,4 m2 (40x 40x40)cm, 3 pengamatan 0,35) 2 x 10 blok ideal 0,35m 28,5 m2
Ukuran Sedang (60x60x60)cm, 3 blok
Jarak pengamatan ideal 0,52m
3,14 x (1 + 0,52) 2 x 8
9,55
Ukuran Besar (90x90x90)cm, 2 blok
Jarak pengamatan ideal 0,78m
3,14 x (1 + 0,78) 2 x 4
14,18 28m2
82 m2
Total Besaran Ruang Display Produk 3D e. Kelompok Besaran Bagian Servis Table V.12. Besaran Ruang Bagian Servis Sumber analisa pribadi
Kebutuhan ruang Pemeliharaan: R.Pompa R.Genset R.MEE R. AHU Mushola Parkir pengelola Mobil pribadi
Standar Ruang
Perhitungan Flow Luas
Asumsi Asumsi Asumsi Asumsi
3m x 4m 6m x 5m 3m x 4m 3m x 4m
66 m2
7 m x7 m
49 m2
5,5m x 2,4m x 10
132 m2
5,5m x 2,4m (DA) 2,2m x 0,8m (DA)
Sepeda motor
50% 2,2m x 0,8m x 40 (1,5m2 x
ATM (4 unit)
70 m2 202 m2 10,8m2
commit to user V-20
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
Dropping area Toilet pria ( 5)
Toilet wanita (5)
1,8m2)x 4 6m x 5m 2 x 2,4 m2 3 x 0,8 m2 1 x 0,54m2
SOLO
30 m2
Closet= 2,4 m2 Urinoir= 0,8 m2/unt Wastafel= 0,54m2/unt Closet=2,4 m2 5 x 2,4 m2 Wastafel= 1 x 0,54m2 2 2 0,54m /unt 20% 240m Total Besaran Ruang Pengelola 609
5. Analisa perhitungan luas site Tabel V.15. Rekapitulasi Besaran Kelompok Ruang Sumber analisa pribadi
Kelompok kegiatan
Besaran Kelompok
Kelompok Besaran Ruang Umum
1279
Kelompok Besaran Pengelola
210
Kelompok Besaran Informasi
286
Kelompok Besaran Penjualan
3319
Kelompok Besaran Bagian Servis
609
Total Kebutuhan Luas Bangunan
5703 m2
Pendekatan Kebutuhan Luas Minimal Site Total luasan bangunan = 57034 m2-1279m2=4424 Luasan site yang tersedia sekitar 9000 m2, maka BC= 50% x 9000m2= 5400 (BC 50% berdasarkan bangunan Jawa) Total luasan bangunan < BC => 4424 < 5400, berarti kegiatan yang direncakan dapat diwadahi di site tersebut. 6. Analisa pola hubungan ruang Dasar pertimbangan: Jarak antar ruang dan kebutuhan antar ruang
commit to user V-21
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
Pola hubungan ruang secara mikro berdasarkan kelompok kegiatan: a. Program ruang bagian umum Parkir R. Penerima Diagram V. 4. Hubungan ruang umum Sumber analisa pribadi
b. Program ruang bagian Pengelola R.Humas R.Pemeliharaa R.Adminstras
R.Rapat R.Operasional
R.Pimpinan
Toilet
Diagram V.5.Hubungan ruang pengelola Sumber analisa pribadi
c. Program ruang bagian Informasi Biro Pariwisata
Hall R. Tunggu
R. Informasi
Diagram V.6. Hubungan ruang promosi Sumber analisa pribadi
d. Program ruang bagian Penjualan Pentas seni
Kuliner
Kuliner
Pentas seni workshop
penunjang
workshop
Pentas seni R e t a i L
workshop
workshop Plasa
workshop
R e t a i L
workshop
penunjang workshop
workshop
Kuliner
Pentas seni
Pentas seni Kuliner
Pameran
Kuliner
Diagram V.7. Hubungan ruang penjualan Sumber analisa pribadi
commit to user V-22
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
e. Program ruang bagian Servis R. Pemeliharaan
Parkir
Gudang
Mushola
Dropping
Toilet
ATM
Diagram V.8 Hubungan ruang servis Sumber analisa pribadi
2. Pola hubungan ruang secara makro
Parkir R. Penerima R. Tunggu
Biro wisata
Hall
Mushola ATM
R. Informasi
Kuliner
Pentas seni
Kuliner
workshop Pentas seni penunjang
workshop R e t a i L
workshop
workshop
workshop Plasa
workshop
R e t a i L
Pentas seni penunjang workshop
workshop
Kuliner
Pentas seni
Pentas seni Kuliner
Pameran
Kuliner Toilet
Pengelola Gudang
Dropping
R. Pemeliharaan
Parkir
Diagram V.9. Hubungan makro Sumber analisa pribadi
commit to user V-23
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
B. Analisa Aplikasi Arsitektur Jawa pada Obyek Rancang Bangun 1. Analisa orientasi bangunan Dasar pertimbangan: -
Orientasi rumah Jawa pada arah utara- selatan
Analisa : Pada rumah Jawa bangunan terdiri dari beberapa masa tempat yang menjadi satu kesatuan dalam sebuah Omah (rumah). Rumah Jawa pada umumnya menghadap sisi utara-selatan. Berdasarkan hasil analisa site, orientasi bangunan menghadap sisi Selatan. Maka diperoleh orientasi masa bangunan sebagai berikut: Respon desain Dapur Gandhok Senthong Mushola
Dhalem Pringgitan Kandang kuda Pendhapa
Gambar V.13. Susunan rumah Jawa Sumber analisa pribadi
Orientasi bangunan arah UtaraSelatan, dengan pengolahan masa menyebar tapi terpusat.
Gambar V.14. Orientasi masa bangunan Sumber analisa pribadi
2. Analisa tata ruang Dasar pertimbangan: perubahan fungsi pada ruang , pola tata ruang pasar di susun mengikuti pola tata ruang rumah Jawa.
commit to user V-24
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
Analisa : Tata ruang mengikuti susunan rumah Jawa namun disesuaikan dengan fungsi dan kegiatan pada setiap ruang pada pasar. Berikut tabel tentang transformasi fungsi ruang rumah Jawa menjadi fungsi baru sesuai fungsi ruang pada pasar: Tata ruang Rumah Jawa
Penerapan ruang pada Pasar
Transformasi berdasarkan Fungsi ruang
Langgar
Mushola
- Tempat ibadah (II-19)
- Tempat ibadah
Pendhapa
Hall
Letak ruang di depan
- Letak di depan
- Letak didepan
- Sebagai ruang tamu sifatnya public (II-19)
- Sebagai ruang penerima, pementasan kesenian atau ruang pamer sementara
Fungsi ruang, sebagai ruang penerima bersifat publik
Pringgitan
Ruang pentas seni
- Ruang pementasan wayang (ringgit) (II-19)
- Sebagai ruang pementasan kesenian
Fungsi ruang, sebagai ruang pertunjukan
Kandang kuda
Ruang informasi
Letak ruang
- Letak di samping pendhapa
- Letak disamping hall
- Tempat menyimpan kuda sebagai alat trans portasi(II-19)
- Sebagai ruang pemberi dan penerima informasi mengenai kegiatan pada pasar
Aktivitas ruang, mobilitas kuda sebagai angkutan transportasi diibaratkan kinerja bagian informasi sebagai sarana penyampaian informasi
Dhalem
Plasa
Fungsi ruang
- Sebagai ruang keluarga merupakan tempat berkumpul dengan keluarga (II-20)
- Sebagai tempat berlalu lalang, dan berkumpul diaplikasikan ruang terbuka dengan bangku taman
Senthong
Ruang pameran
- Terdapat 3 senthong,
- Sebagai tempat pameran
Aktivitas ruang, nilai sacral dan privat disini diwujudkan dalam
commit to user V-25
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
salah satunya senthong tengah yaitu Tempat sacral digunakan sebagai tempat berdoa memuja Dewi Sri (bersifat privat). (II-20)
produk antik seperti keris, batik kuno yang memiliki nilai historikal terhadap budaya solo
SOLO
bentuk kegiatan pameran yang bersifat edukatif dan kegiatan didalam lebih tenang dibandingkan kegiatan lainnya yang ada di pasar
Gandhok
Retail penjualan
Letak Gandhok , berada pada kedua sisi dhalem yang memanjang dari utara-selatan, tapat untuk diaplilkasi
- Merupakan ruang tambahan untuk ruang tidur anak atau tamu (kerabat) yang terletak pada samping kanan dan kiri dhalaem (II-20)
-Sebagai tempat penjualaan kerajinan, dimana mayoritas produk yang dijual di pasar berupa kerajinan
Dapur
Ruang pengelola
Aktivitas ruang,
- Tempat mengolah masakan untuk keluarga (II-21)
- Tempat mengelola kegiatan di pasar
kegiatan di dapur diibaratkan kegiatan pengelola dalam megolah, mengatur dan merancanakan kegiatan pasar.
Berdasarkan analisa tata ruang di atas hasil penataan tersebut akan disesuaikan dengan dasar perancangan desain dengan konsep petualang maka di peroleh penataan ruang sebagai berikut:
Dapur Senthong Gandhok Dhalem Pringgitan Kandang kuda Pendhapa Mushola
Pengelola Pameran Retail kerajinan Plasa Pementasan seni Informasi Penerima Mushola dan mesin atm
commit to user V-26
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
Servis Pengelola Penjualan
Informasi Servis Gambar V.15. Tata ruang yang direncanakan Sumber analisa pribadi
3. Analisa Bentuk Seperti yang pada judul dimana Pasar Wisata Budaya yang direncanakan menggunakan pendekatan Arsitektur Jawa dalam bentuk dan tampilan bangunannya. Bentuk bangunan yang digunakan bermacam-macam seperti bentuk bangunan Jawa yang kita kenal yaitu Joglo, Limasan, Kampung, Pangang Pe, dan Tajug. Dasar pertimbangan: o Bentuk bangunan mengambil bentuk ruang pada rumah Jawa namun disesuaikan dengan fungsi baru. Analisa: Pada bangunan rumah Jawa menggunakan berbagai varian atap pada setiap tempat seperti skema di bawah ini: a. Kegiatan umum Analisa :
commit to user V-27
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
Salah satunya berupa pos jaga, pada bangunan Jawa pos jaga biasa di sebut Gerdhu Rondha. Bentuk gerdhu ronda yang kurang menarik akan diganti dengan mengambil bentuk limasan.
Gambar V.16. Bentuk dasar pos jaga Sumber dokumen pribadi
b. Kegiatan Informasi Analisa : Berupa ruang penyambut pengunjung (main hall) serta ruang loket pembayaran sebelum masuk zona pasar. Mengambil fungsi tataruang pendhapa sehingga bangunan berbentuk Joglo. Karena hall digabungkan dengan informasi maka bentuk bangunan gabungan antara Joglo dengan Kampung. Respon desain:
Gambar V. 17. Rencana Main Hall Sumber dokumen pribadi
c. Kegiatan penjualan 1) Kegiatan pentas seni , mengambil dari fungsi pendhapa sebagai tempat pagelaran seni. Maka pada kegiatan pentas seni akan diwadahi dalam bentuk Pendhapa beratap Joglo.
commit to user V-28
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
Gambar V.18. Pendhapa untuk tempat pentas Sumber dokumen pribadi
2) Kegiatan kerajinan dan kuliner Bentuk dasar bangunan Jawa berupa Panggang Pe, kegiatan jual- beli dengan retail yang tidak begitu luas maka lebih baik menggunakan bentuk tersebut. Bentuk retail akan dibedakan pada setiap ukurannya, yaitu o Retail kecil , mengambil bentuk panggang pe untuk lapak makanan kecil
Gambar V.19. Retail kecil Sumber dokumen pribadi
o Retail sedang, mengambil bentuk panggang pe gedhang selirang untuk lapak makanan berat.
Gambar V.20. Retail sedang Sumber dokumen pribadi
Agar lebih efektif dan efisien retail untuk produk kerajinan digabung dalam satu bangungan dengan bentuk pengembangan sesuai besaran ruang berdasarkan bentuk bangunan Jawa yang sudah ada.
commit to user V-29
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
Gambar V.21. Retail Kerajinan Sumber dokumen pribadi
Sedangkan kegiatan workshop dan gudang menggunakan bentuk atap panggangpe dan limasan
Gambar V.22. Workshop dan gudang Sumber dokumen pribadi
Pameran produk budaya kuno merupakan bagian dari kegiatan penjualan. Bentuk yang digunakan tidak menggunakan bentuk Pangganpe. Ruang pamer merupakan fungsi baru dari tata ruang senthong.sehingga menggunakan bentuka atap yang biasa digunakan pada Dhalem yaitu Kampung Dara Gepak.
Gambar V.23. Bentuk dasar Ruang Pameran Sumber dokumen pribadi
d. Kegiatan pengelola Analisa : Kantor pengelola merupakan fungsi baru dari dapur. Dapur pada rumah Jawa biasa menggunakan bentuk atap Limasan.
commit to user V-30
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
Gambar V.24. Bentuk dasar kantor pengelola Sumber dokumen pribadi
e. Kegiatan servis seperti mushola akan menggunakan atap berbentuk
tajug.
Seperti fungsi aslinya,
tajug
biasanya
digunakan pada tempat ibadah.
Gambar V.25. bentuk dasar mushola Sumber dokumen pribadi
Dari analisa di atas maka di peroleh bentukan masa bangunan sebagai berikut:
Gambar V.26. Respon bentuk bangunan Sumber dokumen pribadi
commit to user V-31
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
4. Analisa tampilan bangunan Dasar pertimbangan: Karakter bangunan sebagai pasar wisata budaya Analisa: Untuk menguatkan tampilan bangunan yang mencerminkan bangunan jawa. Material pada bangunan menggunakan kayu, seperti bangunan Jawa yang sudah ada. Seperti contoh bangunan komersil di bawah ini. Selain tampilan luar Interior dan furniture bangunan juga menggunakan material kayu.
.
Gambar V.28. Contoh penggunaan material kayu Sumber www. Pasarsolo.com
Selain material kayu dapat menggunakan material bamboo. Bamboo merupakan material pengganti yang sama kuat dengan kayu. Bamboo juga lebih lentur dibandingkan kayu, contoh aplikasi bamboo pada banguan Jawa.
Gambar V.29. Contoh penggunaan material bambu Sumber dokumen pribadi
commit to user V-32
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
C. Analisa Pemilihan Lokasi Dan Site 1. Analisa Pendekatan Lokasi Pasar wisata budaya yang direncanakan merupakan sebuah objek wisata baru yang bertumpu pada sektor Pariwisata dan Perdagangan dengan tampilan bangunan yang mengusung konsep arsitektur Jawa sebagai sarana rekreasi di Solo. Berdasarkan tinjauan tata guna lahan pada bab III sudah terpilih kawasan yang berpotensi didirikannya Pasar Wisata Budaya yaitu Mangkunegaran, Balaikota dan Kraton. Dari ketiga kawasan dipilih 2 yaitu Mangkunegaran dan Kraton, karena kawasan
Balaikota
lebih
tepat
untuk
kawasan
kantor.
Agar
mendapatkan lokasi yang tepat maka terdapat kriteria pemilihan lokasi sebagai berikut: o
Berlokasi ditempat yang strategis dimana banyak dikunjungi oleh banyak wisatawan.
o
Aksessibel, dimana lokasi yang dipilih dapat dijangkau dari berbagai arah serta dilewati transportasi umum.
o
Fungsi bangunan sejenis di sekitar lokasi
o
Sarana dan prasarana yang mendukung
Berdasarkan kriteria di atas untuk mendapatkan lokasi yang tepat maka dilakukan perbandingan pada kedua lokasi tersebut melalui tabel berikut: Tabel V.16. Perbandingan Lokasi Sumber analisa pribadi
Kriteria
Kraton Surakarta
Mangkunegaran
Lokasi
Strategis karena merupakan objek wisata
Strategis karena merupakan objek wisata
Aksesibilitas
Jalur satu arah dari Jl. Slamet Riyadi
Dapat dijangkau dari berbagai arah
Dilewati bus dan angkutan kota
Dilewati bus dan angkutan kota
Terdapat pasar klewer
Terdapat pasar Triwindu
Bangunan sekitar
commit to user V-33
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
Sarana dan Dekat dengan hotel prasarana berbintang dan stasiun
SOLO
Dekat dengan Masjid Agung Solo
Stasiun Balapan Puro Mangkunegaran
Pasar Alun2 Utara Dari Jl. Slamet Riyadi, banyak percabagan jalan menuju Mengkunegaran daripada Kasunanan Dekat dengan hotel Novotel, Ibis, Grand Orchid
Kraton Kasunanan Surakarta Gambar V.30. Peta Solo Sumber www.indonesia-tourism.com
Dari perbandingan tersebut kedua lokasi mempunyai potensi yang sama, namun dilihat dari kriteria akses Mangkunegaran lebih aksessibel serta sarana dan prasarana sekitar Mangkunegaran lebih mendukung dibandingkan Kraton. 2. Analisa Pemilihan Site Dari analisa pendekatan lokasi diatas maka terpilih lokasi di Kawasan Mangkunegaran. Pada kawasan Mangkunegaran terdapat 2 alternatif site yang dapat digunakan. Agar mendapatkan site yang tepat maka terdapat kriteria pemilihan site,sebagai berikut: o
Kondisi fisik, luasan site dapat menampung kegiatan pasar.
o
Masa bangunan sekitar mendukung
commit to user V-34
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
o
Akses jalan dekat jalur penghubung regional
o
Dilewati transportasi umum
o
Dekat dengan fasilitas sarana prasarana pendukung
SOLO
Monumen pers PARA GON
Tiga Serangkai
Site 2
Prodia
Site 1
Hotel Novetel, Ibis, Grand orchid
PKU Muhammadiyah
Gambar V.31. Foto site Sumber google-earth
Berdasarkan kriteria di atas untuk mendapatkan site yang tepat maka
dilakukan perbandingan pada kedua site tersebut
melalui tabel berikut:
Pura Mangkunegaran Tabel V.17. Perbandingan Site Sumber analisa pribadi Site 1
Kriteria
Site 1
Site 2
Luasan site
Lebih luas daripada site 2
Cukup luas
Bangunan sekitar
Bangunan sekitar site bukan bangunan tinggi
Terdapat bangunan tinggi (RS PKU)
Akses jalan
Terletak di perempat jalan, dapat diakses dari berbagai arah.
Hanya dapat diakses melalui Jl.Ronggowarsito
Transportasi umum
Dilewati bus dan angkutan
Dilewati bus
Sarana dan prasarana
Dekat dengan stasiun Balapan & hotel-hotel berbintang
Dekat degan RS PKU
commit to user V-35
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
Dari perbandingan tersebut kedua site mempunyai potensi yang sama , hal ini dikarenakan letak kedua site yang tidak jauh. Namun site 1 lebih dekat dengan Kawasan Mangkunegaran. Selain itu site 1 terletak di perempatan jalan dimana ke Utara menuju Museum Pers sedangkan ke Selatan menuju Hotel Novetel, letak tersebut lebih strategis dibanding site 2. Oleh karena itu terpilih site 1 sebagai tempat dibangunnya Pasar Wisata Budaya yang direncanakan. 3. Kondisi existing site
121,3m
72m
Rumah penduduk Sumber dok-pribadi
80m
42,8m 37m 57m
Gambar V.32. Existing site Sumber google-earth
Naratour Sumber dok-pribadi
Rumah penduduk Sumber dok-pribadi
SDN 14 Beskalan Sumber dok-pribadi
a. Bangunan di sekitar site - Sisi utara : terdapat pemukiman penduduk dan warung makan - Sisi selatan : terdapat laboratorium prodia - Sisi timur : terdapat pemukiman penduduk - Sisi barat : terdapat pemukiman penduduk b. Bangunan didalam site Didalam site yang akan didirikan Pasar WIsata Budaya nantinya terdapat beberapa bangunan yang nantinya akan dipertahankan dan dibongkar.
Bangunan yang akan dipertahankan adalah bangunan
commit to user V-36
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
yang kegiatannya menunjang Pasar Wisata Budaya, bangunan tersebut adalah : o Naratour merupakan jasa yang menawarkan biro pariwisata, bentuk banguanan yang kurang sesuai dengan konsep Pasar Wisata Budaya maka bangunan akan dibongkar sedangkan kegiatan biro pariwisata akan dikelompokkan sebagai kegiatan penunjang di Pasar Wisata Budaya.
Gambar V.33. Bangunan Naratour Sumber dokumen pribadi
o SD Negeri No. 14 Beskalan, karena merupakan bangunan pemerintah maka sekolah ini akan dipertahankan, keberadaan pasar Wisata Budaya nantinya dapat menjadi sarana meningkatkan apresiasi para pelajar akan budaya Jawa
Gambar V.34. Sekolah SDN 40 Sumber dokumen pribadi
o Pemukiman penduduk terdapat 6 rumah dan beberapa rumah kumuh nantinya akan dibongkar dan dimungkinkan untuk direlokasi di site tak terpilih.
commit to user V-37
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
Gambar V.35. Bangunan penduduk Sumber dokumen pribadi
4. Analisa Site Terpilih a. Analisa pencapaian Dasar pertimbangan o Kelancaran arus masuk ataupun arus keluar pengunjung terhadap jalan sekitar o Transportasi yang digunakan pengunjung Analisa : o Sisi utara dibatasi oleh jalan kampung yaitu Jalan Karimun Jawa. Luas kurang dari 6 m sehingga memungkinkan untuk dijadikan Side Entrance. o Sisi timur dibatasi oleh jalan kampung yaitu Jalan Jawa. Luas jalan sekitar 2,5m - 3m hanya dapat dilalui sepeda motor. o Sisi selatan dibatasi oleh jalan utama yaitu Jalan Ronggowarsito. o Sisi barat dibatasi oleh jalan utama yaitu Jalan Gajah Mada. Luas jalan sekitar 9 m dengan arus dua arah sehingga memungkinkan untuk dijadikan Main Entrance kemacetan biasa sekitar terjadi 30m dari lampu merah.
commit to user V-38
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id U
SOLO
T
Jalan Karimun Jawa
Jalan Jawa
B
S
Respon Jalan desain Gajah Mada
Gambar V.36. Existing Site Sumber dokumen pribadi
Jalan Ronggowarsito
Berdasarkan jalan sekitar : o Sisi utara merupakan jalan kampung lebar jalan kurang dari 6m sebaiknya
untuk Side
Entrance.
Side
entrance
digunakan untuk sirkulasi pengelola dan servis seperti pembuangan sampah, loding dock barang. o Sisi barat lebar jalan lebih dari 8m dengan jalur 2 arah berpotensi sebagai Main Entrance jalur masuk pengunjung dari arah utara- selata. o Sisi selatan lebar jalan lebih dari 9m berpotensi sebagai Main Entrance jalur keluar.
Gambar V.37. Analisa sirkulasi pengunjung Sumber analisa pribadi
commit to user V-39
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
Berdasarkan tranportasi pengunjung o Transportsi pribadi seperti mobil, sepeda motor atau bus pariwisata hasil analisa sama dengan analisa berdasarkan jalan sekitar. o Transportasi umum (pejalan kaki) Sisi selatan siite dilewati transportasi umum berupa Bus dengan jurusan Palur- kartosuro dari arah timur ke barat, sedangkan sisi barat
Gambar V.38. Analisa sirkulasi pengunjung Sumber analisa pribadi
Sehingga diperoleh penzoningan sebagai berikut kerajinan informasi pengelola servis Zona servis
pameran
Zona pengelola Zona penjualan Zona penerima
Gambar V.39. Penzoningan Site Sumber analisa pribadi
commit to user V-40
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
o Daerah bebas pandang tidak diperkenankan ditanami tanaman
yang
menghalangi
pandangan
pengemudi.
Sebaiknya digunakan tanaman rendah berbentuk tanaman perdu dengan ketinggian <0.80 m, dan jenisnya merupakan berbunga atau berstruktur indah, misalnya:
Soka
berwarna-warni, Lantana, Pangkas Kuning. b. Analisa view dan orientasi bangunan Dasar pertimbangan : o Letak jalan utama o Memaksimalkan fungsi bangunan, pencapaian dan bentuk bangunan Analisa : o Sisi utara merupakan pemukiman punduduk dengan kondisi perumahan yang kurang terawat dan tidak rapi sehingga memberi pemandangan kurang menarik. o Sisi timur terdapat tembok pembatas degan bangunan sekitar o Sisi selatan merupakan bangunan Laboratorium dan bangunan penduduk yang rapi memberi kesan lebih menarik. o Sisi barat berupa tembok pembatas pemukiman penduduk dan terdapat beberapa PKL di sepanjang pedestrian, (PKL) tersebut nantinya dapat dipindah ke Pasar Wisata Budaya sehingga tidak menimbulkan pemandangan yang kurang menarik.
commit to user V-41
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
U
SOLO
T
Jalan Karimun Jawa
Jalan Jawa
B
S
Jalan Gajah Mada Gambar V.40. Existing Site Sumber dokumen pribadi
Respon desain : Berdasarkan
pertimbangan di atas orientasi bangunan
Pasar Wisata Budaya menghadap selatan (sesuai
orientasi
rumah Jawa). Sedangkan pada sisi barat tampilan bangunan dibuat menarik sehingga mampu menunjukkan kesan menerima pengunjung dari berbagai arah. kerajinan informasi pengelola servis
Gambar V.41. Respon orientasi bangunan Sumber analisa pribadi
commit to user V-42
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
c. Analisa noise Dasar pertimbangan : o
Intensitas pengguna jalan sekitar
o
Jenis kegiatan
Analisa site o Sisi utara dibatasi oleh jalan kampung yaitu Jalan Karimun Jawa. Luas jalan sekitar 4,5m sehingga intensitas kebisingan suara tidak tinggi. o Sisi timur dibatasi oleh jalan kampung yaitu Jalan Jawa. Luas jalan sekitar 2,5m - 3m sehingga kebisingan rendah o Sisi selatan dibatasi oleh jalan utama yaitu Jalan Ronggowarsito sehingga intensitas kebisingan suara cukup tinggi. o Sisi barat dibatasi oleh jalan utama yaitu Jalan Gajah Mada. Luas jalan sekitar 9 m dengan arus dua arah sehingga intensitas kebisingan suara cukup tinggi. U
T
Jalan Karimun Jawa
Jalan Jawa
B
S
Jalan Gajah Mada
Gambar V.42. Existing Site Sumber dokumen pribadi
commit to user V-43
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
Respon desain Sisi barat dan selatan site merupakan sumber kebisingan maka diberi peredam kebisingan dengan menggunakan vegetasi sebagai berikut : - terdiri dari pohon, perdu/semak; - membentuk massa; - bermassa daun rapat; - berbagai bentuk tajuk. Contoh jenis tanaman: Tanjung, Kiara payung ( Filicium decipiens), Teh-tehan pangkas ( Acalypha sp), Kembang Sepatu ( Hibiscus rosa sinensis)Bogenvil,Oleander. Zona informasi dan penjualan dengan aktivitas yang tinggi berada pada sisi barat dan selatan, sedangkan pengelola membutuhkan ketenangan maka berada sisi utara. kerajinan informasi pengelola pameran servis
Gambar V.43. Respon kebisingan Sumber analisa pribadi
commit to user V-44
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
d. Analisa matahari Dasar pertimbangan: bangunan sekitar site dan jenis kegiatan Analisa : Letak site yang berada di sudut perempatan jalan membuat site mendapatkan sinar matahari secara maksimal terlebih bangunan sekitar site bukan merupakan banguanan tinggi. Maka sekitar site diberi pohon sebagai peneduh. Sedangakan penzoningan ruang, bagian informasi pada sisi barat karena tempat tersebut hanya sebagai tempat transisi, bagian penjualan pada sisi selatan. Sedangkan pengelola agar mendapat pencahayaan pagi hari terletak pada sisi timur. Sebagian kegiatan servis berada di basement agar tidak terkena langsung sinar matahari. Respon desain
kerajinan informasi pengelola pameran servis
Gambar V.44. Respon sinar matahari Sumber analisa pribadi
commit to user V-45
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
Berdasarkan ke empat analisa di atas maka diperoleh penzoningan akhir Respon orientasi
Respon pencapaian
Zona servis Zona pengelola Zona penerima
Respon noise
Respon matahari
pameran & pentas seni kerajinan informasi pengelola kuliner servis
Gambar V.45. Penzoningan akhir berdasarkan analisa site dan pola hubungan ruang Sumber analisa pribadi
commit to user V-46
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
D. Analisa Sistem Struktur, Konstruksi, Dan Mechanical Electrical 1. Pemilihan Sistem Struktur Pada bangunan jawa stuktur bangunan dibedakan menjadi 3 bagian yaitu bagian atas (atap), bagian badan (saka,pintu dan dinding) serta bagian bawah (umpak) a. Bagian atas berupa Atap berfungsi sebagai peneduh dengan bentukan yang variatif dari Panggang Pe, Kampung, Limasan, Tajug dan Joglo sesuai analisa bentuk di atas. Pada bangunan jawa semua bentuk atap menggunakan stuktur kayu. Dasar pertimbangan: struktur atap sesuai dengan bentuk bangunan. Analisa : Pemilihan sistem struktur yang digunakan tidak lepas dari struktur Arsitektur Jawa. o Atap kampung dan limasan System konstruksi yang terpenting pada atap kampung adalah molo (balok paling atas), balok kecer dan ander (balok penopang molo terletak di antara molo dan pangeret). molo ander Balok kecer Gambar V.46. Potongan atap kampung Sumber dokumen pribadi
Sedangkan pada atap limasan adalah molo, ander dan dudur yang berfungsi sebagai stabilisator molo. molo ander dudur Gambar V.47. Potongan Atap LImasan Sumber Dok.Pribadi commit to user
V-47
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
o Atap Joglo dan tajug Pada umumnya struktur atap tajug sama dengan atap joglo, hanya saja pada atap tajug tidak ada Molo sehingga atap berbentuk lancip. Sedangkan pada atap Joglo terdapat brunjung. Brunjung merupakan bagian atas keempat saka guru sampai ke molo dan brunjung inilah yang menjadi khas rumah bentuk Joglo . Brunjung
Gambar V. 48. Struktur Atap Joglo Sumber Dok.Pribadi
Respon desain
Berdasarkan analisa di atas, semua bangunan Jawa menggunakan struktur kayu. Untuk itu, semua atap bangunan Pasar Wisata Budaya juga akan menggunakan struktur kayu. b. Bagian tengah terdiri dari tiang atau saka, dinding, pintu. Dasar pertimbangan: o Jenis kegiatan o Keamanan ruang Analisa : o Saka berfungsi sebagai penopang dan penyalur beban atap ke lantai.
Gambar V. 49. Saka Sumber Dok.Pribadi
commit to user V-48
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
Untuk bangunan umum menggunakan saka sedangkan bangunan dengan kelmbaban tinggi menggunakan kolom beton bertulang yang di pernis seperti kayu. o Dinding pada bangunan Jawa dulunya juga terbuat dari kayu namun ada juga berupa gedeg (yaitu anyaman bamboo)
Gambar V.50. Dinding Gedheg (kiri) dan kayu (kanan) Sumber Dok.Pribadi
Untuk
bangunan
umum
seperti
bagian
penjualan
menggunakan dinding kayu dan gedheg. Sedangkan ruang yang mempunyai kelembaban tinggi dan keamanan ruang tang lebih seperti ruang pemeliharaan, kamar mandi dinding terbuat dari batu bata espos.
Gambar V.51.Bata espos Sumber astudioarchitect.com
Respon desain o Zona Informasi menggunakan dinding kayu dan bata espos pada ruang tertentu yang mepunyai tingkat keamanan tertentu
commit to user V-49
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
o Zona penjualan merupakan kegiatan utama untuk mengespos bangunan Jawa semua ruang menggunakan dinding kayu ataupun gedheg. o Zona servis merupakan ruang dengan pemeliharaan tinggi, agar bangunan lebih awet menggunakan bata espos. o Zona pengelola merupakan ruang dengan kegiatan privat menggunakan dinding massif berupa kayu dan bata espos. c. Bagian bawah berupa bebatur, umpak dan lantai. Dasar pertimbangan : beban yang diterima Analisa : Umpak merupakan ganjelan atau penyangga tiang (saka) yang terbuat dari batu atau kayu. Letak umpak di atas permukaan pondasi yang biasa disebut bebatur. Pondasi (bebatur) jaman dulu terbuat dari tanah liat yang di padatkan. Agar pondasi lebih kuat maka pondasi yang digunakan berupa cor beton.
Gambar V.52. Umpak Batu dan Umpak Kayu Sumber Dok.Pribadi
Respon desain o Pada semua bangunan kawasan pasar
menggunakan sistem
pondasi umpak.Bagian bawah Umpak sedikit dimasukkan kedalam plat beton dari atap basement, kemudian dieratkan dengan baut khusus.
commit to user V-50
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
Baut pengerat
Gambar V. 53. Sturktur Umpak Sumber Dok.Pribadi
o
Pada
bangunan basement menggunakan struktur
yang
secara garis besar terdiri dari Balok dan plat lantai
Dinding basement
Kolom
Raft foundation
Gambar V. 54. Sturktur basement Sumber Dok.Pribadi
o
Sedangkan pondasi tangga dari basement menuju Pasar Wisata Budaya menggunakan struktur pondasi footplat
Gambar V. 55. Sturktur pondasi footplat Sumber Dok.Pribadi
commit to user V-51
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
2. Sistem Utilitas Bangunan a. Sistem Informasi Untuk memberikan informasi kepada semua pelaku aktivitas dalam Pasar
Wisata
Budaya
sehubungan dengan
keamanan
dan
kenyamanan diperlukan sarana informasi dalam bentuk audio baik secara keseluruhan ruang dalam pasar maupun bagian-bagian tertentu. Dasar pertimbangan : kemudahan penyampain informasi Analisa : Sistem informasi audio yang digunakan adalah: 1) Sistem General Sistem tata suara menyeluruh untuk setiap bagian atau ruang yang berhubungan dengan unit informasi, sentral security dan emergency. 2) Sistem Lokal Digunakan untuk memberikan informasi dalam lingkup kecil. Respon desain - Sistem general (SG) akan di pasang pada setiap unit informasi yang tersebar di Pasar dan pengelola.
commit to user V-52
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
- Sistem lokal (SL) akan di pasang di setiap retail kerajinan dan pengelola
SG
SG
SG SL SL
SL
SL SG
SG
Gambar V. 56. Penataan sistem informasi Sumber analisa pribadi
b. Penangkal Bahaya Kebakaran Dasar pertimbangan: penempatan pada ruang yang rawan terbakar Analisa : Karena pasar wisata merupakan bangunan satu lantai dengan masa jamak maka penggunaan alat pemadam kebakaran tidak berupa pipa saluran air di atap seperti gedung bertingkat melainkan berupa: 1) Tabung pemadam api apar
Gambar V.57. Tabung pemadam api apar Sumber http://gisforum-gps.blogspot.com/2009/09/jpg.
commit to user V-53
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
2) Fire hydrant atau kotak-kotak air pemadaman
Gambar VI. 58. Fire hydrant Sumber http://indonetwork.net/pemadam_api_apar/hydrant-equipment-jpg
Respon desain : - Tabung pemadam api apar ditempatkan pada jarak radius 50 m t yang tersebar di setiap zona kegiatan. - Fire hydrant (FH) diitempatkan pada daerah yang sulit dijangkau mobil pemadam kebakaran dan ruangan yang membutuhkan kecepatan pemadaman
seperti ruang genset,
mesin dan sebagainya. Apar Apar
FH
FH
Apar
Apar FH
Apar Apar Gambar V. 59. Penataan pemadam kebakaran Sumber analisa pribadi
c. Sistem Sanitasi Dasar pertimbangan Pasar wisata merupakan bangunan public dimana kegiatan servis seperti penggunaan toilet lebih tinggi
dibandingkan pada rumah
untuk itu system sanitasi perlu diperhatikan.
commit to user V-54
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
Analisa : Berikut skema sistem pengolahan air kotor. 1) Sistem Sanitasi Air kotor
Penangkap lemak
Bak Penampungan
Air Kotor Toilet Faeces
Septic Tank
Sumur Peresapan
Skema V.10. Sistem sanitasi
2) Sistem Drainase Air Hujan dari Atap Saluran vertikal
Air hujan sekitar site Bak kontrol
Saluran Horizontal
Riol Kota
Skema .V.11.. Sistem drainase
Respon desain: Arah air kotor menuju sumur peresapan
Sumur peresapan
Sumur peresapan Sumur peresapan
Gambar V. 60. Panataan sistem sanitasi Sumber analisa pribadi
commit to user V-55
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
Alur pembuangan air kotor ke riol kota
Riol kota
Gambar V. 61. Panataan sistem drainase Sumber analisa pribadi
¼ò Penyediaan Air Bersih Air bersih dapat diperoleh melalui 2 cara yaitu, PAM dan sumber air sendiri (sumur) Terdapat 2 cara distribusi air bersih yaitu, up feed distribution dan down feed distribution Suply
Water tank
pompa
distribusi
Skema V.12. Up feed Distribution
Suply
Ground Tank
Pompa
Top Reservoir
Distribusi
Skema V.13. Down Feed Distribution
Ground tank
Alur distribusi air Ground tank
Gambar V. 62. Distribusi air bersih Sumber analisa pribadi
commit to user V-56
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
3. Mechanical dan Electrical Sumber energi listrik dihasilkan dari PLN dan genset. Jika suplai energi listrik dari PLN padam, maka untuk sementara waktu energi listrik diganti dengan tenaga generator. Berikut skema pendistribusian energi listrik:
PLN
Trafo
M
Distribusi Autoswitch
MDP
SDP
Distribusi
Sk
Distribusi Genset
Skema 5.14. Distribution Listrik
PLN R. Genset & panel listrik
Alur distribusi listrik
Gambar V. 63. Distribusi listrik Sumber analisa pribadi
commit to user V-57
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR WISATA BUDAYA PASAR WISATA BUDAYA DI SOLO DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR JAWA
A. Konsep Kegiatan dan Peruangan 1. Konsep dasar perencanaan desain Pasar wisata budaya yang direncanakan berupa suatu tempat wisata berupa pasar yang bersifat nyaman, menyenangkan dan mempunyai akses yang jelas. Hal ini diwujudkan dengan penempatan entrance yang jelas, layout/tata letak yang sederhana, mudah diidentifikasikan serta tidak monoton. Untuk itu konsep perancangan Pasar Wisata Budaya nantinya mengusung konsep petualang yang menggabungkan konsep wisata dan konsep edukasi dengan menikmati. Sehingga Pengunjung dapat merasakan ekspresi visual yang berbeda pada setiap zona kegiatan perancangan
yang
ada,
berikut
skema
konsep
petualang
yang
direncanakan: Pengunjung datang Pengunjung disambut dengan hiburan pentas seni
Pengunjung melihat berbagai proses pembuatankerajinan
Pengunjung menikmati berbagai kuliner Plasa Pengunjung melihat berbagai proses pembuatan kuliner
Pengunjung belajar proses pembuatankerajinan Pameran
Diagram VI.1. Pola sirkulasi pengunjung Sumber analisa pribadi
commit to user VI-1
I0208084
Ummi Salamah M.
SOLO
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
Dari diagram di atas dapat dilihat kegiatan pengunjung ketika masuk ke kawasan pasar wisata budaya. Pengujung diberi pilihan zona yang akan dituju , pengunjung bisa memulai petualang di Pasar dengan melihat zona pentas seni menuju zona pentas seni lagi atau memilih zona kerajinan menuju zona kuliner. Dengan konsep petualang ini diharapkan pengunjung merasa ingin tahu setiap zona yang ada. Sehingga pengunjung ingin melihat dan mengitari seluruh pasar. 2. Konsep kegiatan dan pola kegiatan a. Konsep pelaku kegiatan Pengunjung Individu yang akan melakukan aktivitas kunjungan di Pasar Wisata Budaya dapat dikelompokkan menjadi: - Pengunjung yang datang khusus untuk berbelanja - Pengunjung datang bertujuan untuk berbelanja sambil rekreasi - Pengunjung yang datang hanya ingin berekreasi.
Belanja Melihat-lihat Datang
Pedagang
Pentas seni
Gambar VI.1. Kegiatan pengunjung Sumber analisa pribadi
Pihak perorangan atau kelompok yang menggunakan ruang dan fasilitas untuk tujuan komersil baik berupa usaha jasa maupun
commit to user VI-2
I0208084
Ummi Salamah M.
SOLO
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
barang. Pedagang di pasar wisata budaya dapat digolongkan dalam 3 jenis yaitu: - Pedagang: perorangan atau kelompok orang yang menjual barang
Gambar VI.3. Pedagang Sumber dokumen pribadi
- Seniman: perorangan atau kelompok orang yang menjual keahliannya dalam bidang pentas seni
Gambar VI.4. Seniman Sumber dokumen pribadi
- Pengrajin
:
perorangan
atau
kelompok
yang
berkerja
menunjukkan keahliaanya dalam membuat kerajianan.
Gambar VI.5. Pengrajin Sumber dokumen pribadi
Pengelola Merupakan pihak yang tergabung dalam suatu badan yang mempunyai tugas mengelola, mengatur dan mengkoordinasi agar Pasar Wisata Budaya agar dapat berjalan baik.
commit to user VI-3
I0208084
Ummi Salamah M.
SOLO
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
Servis Merupakan pihak yang bekerja dalam memelihara dan menjaga kemanan, kebersihan dan ketertiban Pasar Wisata Budaya 3. Konsep kebutuhan ruang 1) Kegiatan Penjualan Tabel VI.1.Kegiatan Penjualan Sumber analisa pribadi
Pelaku
Bentuk Kegiatan
Pendekatan Spesial ruang
Pengunjung
Datang; kendaraan pribadi, kendaraan umum /pariwisata
Tempat parkir sesuai jenis kendaraan
Masuk lingkungan pasar
Pintu gerbang Canopy memiliki naungan
Mencari Informasi
Ruang Informasi / peta informasi tentanag Pasar
Berbelanja dan belajar
Retail kerajianan Workshop (proses pembuatan)
Pedagang
Rekreasi
Atraksi pentas seni
Istirahat
Tempat duduk, taman
Makan-minum
Tempat makan bernuansa lampau dengan dapur terbuka
Metabolisme
Lavatory Pengunjung
Datang
Tempat parkir pengelola
- kendaraan pribadi Dropping barang
Ruang Dropping
Menyimpan bahan baku
Gudang
Membuat kerajinan
Workshop
Membuat makanan khas
Dapur terbuka
Menjual kerajinan
Retail kerajinan
commit to user VI-4
I0208084
Ummi Salamah M.
SOLO
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
Menjual makanan
Kios makanan
Metabolisme
Lavatory Karyawan
2) Kegiatan informasi Tabel VI.2. Kegiatan Informasi Sumber analisa pribadi
Pelaku
Bentuk Kegiatan
Pendekatanl ruang
Pengunjung
Mencari Informasi Pasar Wisata Budaya
Ruang informasi
Pengunjung
Mencari Informas Wisata Solo
Biro pariwisata
Pengelola
Memberi informasi
Ruang informasi
3) Kegiatan Pengelola Tabel VI.3. Kegiatan Pengelola Sumber analisa pribadi
Pelaku
Bentuk Kegiatan
Pendekatan Ruang
Kepala Direksi
Mengatur kegiatan pasar
Ruang Pimpinan
Bag. Operasional
Mengoperasikan kegiatan pasar
R. Stf. Operasional
Bag. Administrasi
Mengelola keuangan
R. Stf. Administrasi
Bag. Pemeliharaan
Memelihara
R.Stf. Pemeliharaan
Bag. Humas
Pengelola tamu
R.Stf. Humas
4) Kegiatan Servis Tabel VI.4. Kegiatan Servis Sumber Analisa pribadi
Jenis kegiatan
Pelaku kegiatan
Kebutuhan ruang
Parkir
Petugas parkir
Area parkir
Keamanan
Petugas keamanan
Ruang Jaga
Engenering
Petugas servis
R.Pompa, R.Genset,
commit to user VI-5
I0208084
Ummi Salamah M.
SOLO
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
R.MEE, R. AHU Pemeliharaan
Petugas kebersihan
Semua ruangan
Petugasa pertanaman
Semua taman dan elemen
Droping barang
Pengelola, pedagang, pengrajin, seniman
Ruang droping barang
Ibadah
Semua pelaku kegiatan
Musholla
Penyimpanan
Pengelola, pengrajin, petugas servis, seniman
Gudang
Metabolisme
Semua pelaku kegiatan
Lavatory
4. Konsep Besaran Ruang a. Kelompok besaran ruang umum Tabel VI.5. Besaran Ruang Bagian Umum Sumber analisa pribadi
Parkir
Mobil pribadi 20% (kapasitas 5 orang) Bus pariwisata 30%, (kapasitas 40 orang) Sepeda motor 40%, (kapasitas 2 orang)
Standar Ruang 1 jam 308 orang, rata kunjungan 2 jam (308 x 2 = 616 orang) 5,5m x 2,4m (DA)
Flow
20% x 616 = 184,8 184,8 : 5 = 24 ( 5,5m x 2,4m ) x 24
11m x 3,5m (DA)
30% x 616 = 184,8 185 : 40 = 5 ( 11m x 3,5m ) x 5
2,2m x 0,8m (DA)
40% x 616 = 246 246 : 2 = 123 (2,2m x 0,8m) x 123
0,54 m2/ orang (HDIS)
316,8 m2
192,5 m2
308 x 0,54 m2
50%
1089 m2
50%
207,9 m2, 208
Total Besaran Ruang Umum
commit to user VI-6
Luas
216,5 m2
10% x 924 = 92,4 = 92 orang
Pejalan kaki 10%, Space penerima ( 308 pengunjung)
Perhitungan
I0208084
1297m2
Ummi Salamah M.
SOLO
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
b. Kelompok besaran bagian pengelola Tabel VI.6. Besaran Ruang Bagian Pengelola Sumber analisa pribadi
Kebutuhan ruang R. Pimpinan
R. Administrasi (1 Ka. Admin,3 staff) R. Operasional
R. Pemeliharaan (Ka) -Pertamanan (5) - Pemeliharaan (5) - Keamanan (5) R. Humas
Ruang rapat Toilet pria (DA)
Standar Ruang Ruang kantor privat = 9,29 m2/ unit (TTS) Ruang kantor bersama = 4,74 m2/ unit (TTS) Ruang kantor bersama = 4,74 m2/ unit (TTS) Ruang kantor bersama = 4,74 m2/ unit (TTS) 0,625 m2/ orang (DA) Ruang kantor bersama = 4,74 m2/ unit (TTS) 0,625 m2/ orang (DA) 5,5 m x 5,45 m (DA) Closet= 2,4 m2 Urinoir= 0,8 m2/unt Wastafel= 0,54m2/unt
Toilet wanita (DA) 2
Perhitungan 1 x 9,29m2
Flow 50%
Luas 13,94 m2
4 x 4,74m2
50%
28,44 m2
4 x 4,74m2
50%
28,44 m2
50%
21 m2
50%
21 m2
(1 x 4,74m2) + (15 x 0,625 m2)
(1 x 4,74m2) + (15 x 0,625 m2)
30 m2 2 x 2,4 m2 3 x 0,8 m2 1 x 0,54m2 5 x 2,4 m2 1 x 0,54m2
Closet=2,4 m Wastafel= 20% 0,54m2/unt Total Besaran Ruang Pengelola
24,34 m2 210m2
c. Kelompok besaran bagian informasi Tabel VI.7. Besaran Ruang Bagian informasi Sumber analisa pribadi
Kebutuhan ruang Hall (50% dari 308) Biro pariwisata (4 staff) Ruang
Standar Ruang Bergerak jalan santai 1,1 m2/orang Ruang kantor bersama = 4,74 m2/ unit (TTS) 1,6 x 1,5 m2/ orang
Perhitungan 184,8 x 1,1 m2 169,4 m2 4 x 4,74m2
Flow 10%
Luas 224
30%
25 m2
4 x 1,6 x 1,5 m2
10%
10,56 m2,
commit to user VI-7
I0208084
Ummi Salamah M.
SOLO
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
Informasi& loket, 4 staff Ruang Tunggu (30) Ruang Jaga (2)
11 0,625 m2/ orang (DA)
30 x 0,625 m2
20,63 m2
10%
1,6 x 1,5 m2/ orang 2 x 1,6 x 1,5 m2 10% Total Besaran Ruang Bagian Informasi
5,28 m2 286m2
d. Kelompok besaran bagian penjualan Table VI.8. Besaran Ruang Wisata Kerajinan Sumber analisa pribadi
Kebutuhan ruang Ruang workshop(8) Gudang (4)
Standar Ruang 2,5m2 / orang
Retail Kecil (16)
Meja kecil 1,2 x 1,2 m Lemari 0,4 x 1,2 m Meja pembayaran 0,6 x 1,2
Retail sedang(24)
Retai besar (24)
Perhitungan (2,5m2 x12)x8
Flow
Luas 240 m2 64m2
Asumsi 4 x 4 m
9 m2
1,2 x 1,2 2 x (0,4 x 1,2m) 0,6 x 1,2 m
216 m2
50%
Meja kecil 1,2 x 1,2 m 1,2 x 1,2 Lemari 0,4 x 1,2 m 3 x (0,4 x 1,2m) Meja pembayaran 0,6 x 0,6 x 1,2 m 50% 1,2 Meja kecil 1,2 x 1,2 m 2 x 1,2 Lemari 0,4 x 1,2 m 3 x (0,4 x 1,2m) Meja pembayaran 0,6 x 0,6 x 1,2 m 1,2 50% Total Besaran Ruang Wisata Kerajianan
12 m2 432 m2 14 m2 504 m2 1456m2
Table VI.9. Besaran Ruang Wisata Kuliner Sumber analisa pribadi
Kebutuhan r uang Ruang makan(62) Dapur Pelayanan servis Gudang basah kering Toilet
Lapak Makanan
Standar Ruang 2,46 m2/ orang (TTS) 0,5 m2 0,2 m2 0,2 m2
Perhitungan 62 x 2,46 m2
Flow 30 %
Luas 198 m2
62 x 0,5 m2 62 x 0,2 m2 62 x 0,2 m2
50% 20 % 20 %
46,5 m2 14,88 m2 14,88 m2
Closet= 2,4 m2 Wastafel= 0,54m2/unt
2,4 m2 x 2 0,54 x 1
20 %
10m2
4 m2/unit
4 m2 x 32
128 m2
commit to user VI-8
I0208084
Ummi Salamah M.
SOLO
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
Total Besaran Ruang Wisata Kuliner 921 m2 Table VI.10. Besaran Ruang Wisata Pentas Seni Sumber analisa pribadi
Kebutuhan ruang Panggung (5) Ruang ganti (4)
Standar Ruang 6x9m 10,03 m2/4 orang (TTS) Closet= 2,4 m2 Urinoir= 0,8 m2/unt Wastafel= 0,54m2/unt
Toilet pria
Toilet wanita
Perhitungan 6x9x5 2,51 m2 x 4
Flow
Luas 270 m2 10,4 m2
2 x 2,4 m2 3 x 0,8 m2 1 x 0,54m2 5 x 2,4 m2 1 x 0,54m2
Closet=2,4 m2 Wastafel= 24,34 m2 20% 2 0,54m /unt Total Besaran Ruang Wisata Pentas Seni 634 Table VI.11. Besaran Ruang Bagian Pameran Sumber analisa pribadi
Kebutuhan ruang R. Display Produk 2d - Produk Ukuran Kecil (40cm x 60cm), 10buah -Produk Ukuran Sedang (60cm x 90cm), 10 buah -Produk Ukuran Besar (120cm x 120cm), 8buah
Standar Ruang DA
Perhitungan
Flow
Luas
Jarak pengamatan ideal 0,5m
(0,6 + 1 + 0,5)x 0,6m x 10
13 m2
Jarak pengamatan ideal 1 m
(0,6 + 1 + 1)x 1,2m x 12
31 m2
Jarak pengamatan ideal 1,73 m
(0,6 + 1 + 1,73)x 2m x 8
40,00 m2 40%
Kebutuhan ruang R. Display Produk 3d Ukuran Kecil (40x 40x40)cm, 3 blok
Total Besaran Ruang Display Produk 2D 84 m2 Standar Ruang Perhitungan Flow Luas DA Jarak pengamatan 3,14 x (1 + 8,48 25,4 m2 ideal 0,35m 0,35) 2 x 10
Ukuran Sedang (60x60x60)cm, 3 blok
Jarak pengamatan ideal 0,52m
3,14 x (1 + 0,52) 2 x 8
9,55
commit to user VI-9
I0208084
28,5 m2
Ummi Salamah M.
SOLO
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
Ukuran Besar (90x90x90)cm, 2 blok
Jarak pengamatan ideal 0,78m
3,14 x (1 + 0,78) 2 x 4
28m2
14,18
82 m2
Total Besaran Ruang Display Produk 3D
e. Kelompok Besaran Bagian Servis TableV.12. Besaran Ruang Bagian Servis Sumber analisa pribadi
Kebutuhan ruang Pemeliharaan: R.Pompa R.Genset R.MEE R. AHU Mushola Toilet pria (2) Toilet wanita (2) Tempat wudlu Parkir pengelola Mobil pribadi Sepeda motor
ATM (4 unit) Dropping area Toilet pria ( 5)
Toilet wanita (5)
Standar Ruang
Perhitungan
Asumsi Asumsi Asumsi Asumsi
3m x 4m 6m x 5m x 4m 4m
Flow Luas
3m 3m x
66 m2 49 m2
Closet= 2,4 m Closet= 2,4 m2
7mx7m 2 x 2,4 m2 2 x 2,4 m2
5,5m x 2,4m (DA)
5,5m x 2,4m x 10
132 m2
2,2m x 0,8m (DA)
2,2m x 0,8m x 40
2
2
50%
202 m2 10,8 m2
2
(1,5m x 1,8m ) x 4 2
Closet= 2,4 m Urinoir= 0,8 m2/unt Wastafel= 0,54m2/unt
70 m2
30 m2
6m x 5m 2 x 2,4 m2 3 x 0,8 m2 1 x 0,54m2 5 x 2,4 m2 1 x 0,54m2
Closet=2,4 m2 Wastafel= 0,54m2/unt
20%
240m2
Total Besaran Ruang Pengelola 609
commit to user VI-10
I0208084
Ummi Salamah M.
SOLO
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
5. Konsep Luasan Site Tabel V.13. Rekapitulasi Besaran Kelompok Ruang Sumber analisa pribadi
Kelompok kegiatan
Besaran Kelompok
Kelompok Besaran Ruang Umum
1279
Kelompok Besaran Pengelola
210
Kelompok Besaran Informasi
286
Kelompok Besaran Penjualan
3319
Kelompok Besaran Bagian Servis
609
Total Kebutuhan Luas Bangunan
5703 m2
Konsep Kebutuhan Luas Minimal Site Total luasan bangunan = 5724 m2-1279m2=4424 Luasan site yang tersedia sekitar 9000 m2, maka BC= 50% x 9000m2= 5400 (BC 50% berdasarkan bangunan Jawa) Total luasan bangunan < BC => 4424 < 5400, berarti kegiatan yang direncakan dapat diwadahi di site tersebut.
commit to user VI-11
I0208084
Ummi Salamah M.
SOLO
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
6. Konsep Pola hubungan ruang Parkir R. Penerima R. Tunggu
Biro wisata
Hall
Mushola ATM
R. Informasi
Kuliner
Pentas seni
Kuliner workshop
workshop Pentas seni penunjang
R e t a i L
workshop
workshop
workshop Plasa
workshop
Pentas seni
R e t a i L
penunjang workshop
workshop
Kuliner
Pentas seni
Pentas seni Kuliner
Kuliner
Pameran
Toilet
Pengelola Gudang
Dropping
R. Pemeliharaan
Parkir
Diagram VI.2. Pola hubungan makro ruang Sumber analisa pribadi
commit to user VI-12
I0208084
Ummi Salamah M.
SOLO
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
SOLO
B. Konsep Aplikasi Arsitektur Jawa pada Obyek Rancang Bangun 1. Konsep orientasi bangunan Pada rumah Jawa bangunan terdiri dari beberapa masa tempat yang menjadi satu kesatuan dalam sebuah Omah (rumah). Rumah Jawa pada umumnya menghadap sisi utara-selatan. Berdasarkan hasil analisa site, orientasi bangunan menghadap sisi Selatan. Maka diperoleh orientasi masa bangunan sebagai berikut: Dapur
Orientasi bangunan arah UtaraSelatan, dengan pengolahan masa menyebar tapi terpusat.
Dhalem
Gandhok
Pringgitan
Senthong
Kandang kuda
Mushola
Pendhapa
Gambar VI.6. Susunan rumah Jawa Sumber analisa pribadi
Gambar VI.7. Orientasi masa bangunan Sumber analisa pribadi
2. Konsep tata ruang Berdasarkan analisa tata ruang di atas hasil penataan tersebut akan disesuaikan dengan dasar perancangan desain dengan konsep petualang maka di peroleh penataan ruang
Dapur Senthong Gandhok Dhalem Pringgitan Kandang kuda Pendhapa Mushola
Pengelola Pameran Retail kerajinan Plasa Pementasan seni Informasi Penerima Mushola dan mesin atm
commit to user VI-13
I0208084
Ummi Salamah M.
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
Servis Pengelola Penjualan
Informasi Servis
Gambar VI.8. Konsep Tata ruang Sumber analisa pribadi
3. Konsep Bentuk
Gambar VI.9. Respon bentuk bangunan Sumber dokumen pribadi
4. Konsep tampilan bangunan Untuk menguatkan tampilan bangunan yang mencerminkan bangunan jawa. Material pada bangunan menggunakan kayu, seperti bangunan Jawa yang sudah ada. Seperti contoh bangunan komersil di
commit to user VI-14
I0208084
Ummi Salamah M.
SOLO
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
bawah ini. Selain tampilan luar Interior dan furniture bangunan juga menggunakan material kayu.
. Gambar VI.10. Contoh penggunaan material kayu Sumber www. Pasarsolo.com
Selain material kayu dapat menggunakan material bamboo. Bamboo merupakan material pengganti yang sama kuat dengan kayu. Bamboo juga lebih lentur dibandingkan kayu, contoh aplikasi bamboo pada banguan Jawa.
Gambar VI.11. Contoh penggunaan material bambu Sumber dokumen pribadi
commit to user VI-15
I0208084
Ummi Salamah M.
SOLO
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
C. Lokasi Dan Site 1. Konsep Lokasi Lokasi terpilih berada di kawasan sekitar Mangkunegaran Stasiun Balapan Puro Mangkunegaran
SITE
Pasar Alun2 Utara Dari Jl. Slamet Riyadi, banyak percabagan jalan menuju Dekat dengan hotel
Kraton Kasunana n
2. Konsep Site
Gambar VI.12. Peta Solo Sumber www.indonesia-tourism.com
a. Kondisi existing site
Rumah penduduk Sumber dok-pribadi
Naratour Sumber dok-pribadi
72m
121,3m 37 m 42,8m 37m 80m 57m
Gambar VI.13. Existing site Sumber google-earth
commit to user VI-16
Rumah penduduk Sumber dok-pribadi
SDN 14 Beskalan Sumber dok-pribadi
I0208084
Ummi Salamah M.
SOLO
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
b. Konsep pencapaian kerajinan informasi pengelola pameran servis
Zona servis Zona penjualan
Daerah bebas pandang
Zona penerima
Gambar VI.14.Konsep Pencapaian Sumber analisa pribadi
o Daerah bebas pandang tidak diperkenankan ditanami
tanaman
yang menghalangi pandangan pengemudi. Sebaiknya digunakan tanaman rendah berbentuk
tanaman perdu dengan ketinggian
<0.80 m, dan jenisnya merupakan berbunga atau berstruktur indah, misalnya:
Soka berwarna-warni, Lantana, Pangkas Kuning.
c. Konsep view dan orientasi bangunan Berdasarkan
hasil analisa orientasi bangunan Pasar Wisata
Budaya menghadap selatan (sesuai
orientasi rumah Jawa) sejajar
dengan jalan. Sedangkan pada sisi barat tampilan bangunan dibuat menarik sehingga mampu menunjukkan kesan menerima pengunjung dari berbagai arah.
commit to user VI-17
I0208084
Ummi Salamah M.
SOLO
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
kerajinan informasi pengelola pameran servis
Gambar VI.15. Konsep orientasi bangunan Sumber analisa pribadi
d. Konsep noise
kerajinan informasi pengelola pameran servis
Gambar VI.16. Respon kebisingan Sumber analisa pribadi
e. Konsep matahari
kerajinan informasi pengelola pameran servis Gambar VI.17. Respon sinar matahari Sumber analisa pribadi
commit to user VI-18
I0208084
Ummi Salamah M.
SOLO
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan ke empat analisa di atas maka diperoleh penzoningan akhir pameran & pentas seni kerajinan informasi pengelola kuliner servis
Gambar VI.18. konsep penzoningan akhir Sumber analisa pribadi
D. Konsep Sistem Struktur, Konstruksi, Dan Mechanical Electrical 1. Sistem Struktur Pada bangunan jawa stuktur bangunan dibedakan menjadi 3 bagian yaitu bagian atas (atap), bagian badan (saka,pintu dan dinding) serta bagian bawah (umpak) a. Bagian atas berupa atap berfungsi sebagai peneduh dengan bentukan yang variatif dari Panggang Pe, Kampung, Limasan, Tajug dan Joglo sesuai analisa bentuk di atas. Pada bangunan jawa semua bentuk atap menggunakan stuktur kayu. Pemilihan sistem struktur yang digunakan tidak lepas dari struktur Arsitektur Jawa.
commit to user VI-19
I0208084
Ummi Salamah M.
SOLO
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
o Atap kampung dan limasan System konstruksi yang terpenting pada atap kampung adalah molo (balok paling atas), balok kecer dan ander (balok penopang molo terletak di antara molo dan pangeret). molo ander Balok kecer Gambar VI.19. Potongan atap kampung Sumber dokumen pribadi
Sedangkan pada atap limasan adalah molo, ander dan dudur yang berfungsi sebagai stabilisator molo.
Gambar VI.20. Potongan atap limasan Sumber dokumen pribadi
o Atap Joglo dan tajug
Pada umumnya struktur atap tajug sama dengan atap joglo, hanya saja pada atap tajug tidak ada Molo sehingga atap berbentuk lancip. Sedangkan
pada
atap
Joglo
terdapat
brunjung.
Brunjung
merupakan bagian atas keempat saka guru sampai ke molo dan brunjung inilah yang menjadi khas rumah bentuk Joglo .
Brunjung
Gambar VI. 21. Struktur Atap Joglo Sumber Dok.Pribadi
commit to user VI-20
I0208084
Ummi Salamah M.
SOLO
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan analisa di atas, semua bangunan Jawa menggunakan struktur kayu. Untuk itu, semua atap bangunan Pasar Wisata Budaya juga akan menggunakan struktur kayu. b. Bagian tengah terdiri dari tiang atau saka, dinding, pintu. o Saka Saka berfungsi sebagai penopang dan penyalur beban atap ke lantai.
Gambar VI. 22. Saka Sumber Dok.Pribadi
Untuk bangunan umum menggunakan saka sedangkan bangunan dengan kelmbaban tinggi menggunakan kolom beton bertulang yang di pernis seperti kayu. o Dinding pada bangunan Jawa dulunya juga terbuat dari kayu namun ada juga berupa gedeg (yaitu anyaman bamboo) Untuk
bangunan
umum
seperti
bagian
penjualan
menggunakan dinding kayu dan gedheg. Sedangkan ruang yang mempunyai kelembaban tinggi dan keamanan ruang tang lebih seperti ruang pemeliharaan, kamar mandi dinding terbuat dari batu bata espos.
commit to user VI-21
I0208084
Ummi Salamah M.
SOLO
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar VI.23.Bata espos, gedheg, kayu Sumber astudioarchitect.com
Zona Informasi menggunakan dinding kayu dan bata espos pada ruang tertentu yang mepunyai tingkat keamanan tertentu Zona penjualan merupakan kegiatan utama untuk mengespos bangunan Jawa semua ruang menggunakan dinding kayu ataupun gedheg. Zona servis merupakan ruang dengan pemeliharaan tinggi, agar bangunan lebih awet menggunakan bata espos. Zona pengelola merupakan ruang dengan kegiatan privat menggunakan dinding massif berupa kayu dan bata espos. c. Bagian bawah berupa bebatur, umpak dan lantai. o Pada semua bangunan kawasan pasar
menggunakan sistem
pondasi umpak.Bagian bawah Umpak sedikit dimasukkan kedalam plat beton dari atap basement, kemudian dieratkan dengan baut khusus.
Baut pengerat
Gambar VI. 24. Sturktur Umpak Sumber Dok.Pribadi
commit to user VI-22
I0208084
Ummi Salamah M.
SOLO
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
o Pada
bangunan basement menggunakan struktur tiang pancang
yang secara garis besar terdiri dari Dinding basement
Balok dan plat lantai
Kolom
Raft foundation
Gambar VI.25. Sturktur tiang pancang Sumber Dok.Pribadi
o Sedangkan
pondasi
tangga
dari
basement
menuju
atas
menggunakan struktur pondasi footplat
Gambar VI. 26. Sturktur pondasi footplat Sumber Dok.Pribadi
2. Sistem Utilitas Bangunan a. Sistem Informasi Sistem informasi audio yang digunakan adalah: 1) Sistem General Sistem tata suara menyeluruh untuk setiap bagian atau ruang yang berhubungan dengan unit informasi, sentral security dan emergency. Sistem general (SG) akan di pasang pada setiap unit informasi yang tersebar di Pasar dan pengelola.
commit to user VI-23
I0208084
Ummi Salamah M.
SOLO
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
2) Sistem Lokal Digunakan untuk memberikan informasi dalam lingkup kecil. - Sistem lokal (SL) akan di pasang di setiap retail kerajinan dan pengelola SG
SG SG
SL SL SL
SG Gambar VI. 27. Penataan SGsistem informasi Sumber analisa pribadi
b. Penangkal Bahaya Kebakaran - Tabung pemadam api apar ditempatkan pada jarak tertentu yang tersebar di setiap zona kegiatan. - Fire hydrant (FH) diitempatkan pada daerah yang sulit dijangkau mobil pemadam kebakaran dan ruangan yang membutuhkan kecepatan pemadaman seperti ruang genset, mesin dan sebagainya. Apar Apar
FH
FH
Apar
Apar FH
Apar Apar Gambar VI. 28. Penataan pemadam kebakaran Sumber analisa pribadi
commit to user VI-24
I0208084
Ummi Salamah M.
SOLO
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
c.Sistem Sanitasi Berikut skema sistem pengolahan air kotor. 1) Sistem Sanitasi Air kotor
Penangkap lemak
Bak Penampungan
Air Kotor Toilet Faeces
Septic Tank
Sumur Peresapan
Skema VI.10. Sistem sanitasi
Arah air kotor menuju sumur peresapan
Sumur peresapan
Sumur peresapan Sumur peresapan
Gambar VI.29. Panataan sistem sanitasi Sumber analisa pribadi
2) Sistem Drainase Air Hujan dari Atap Saluran vertikal
Air hujan sekitar site Bak kontrol
Saluran Horizontal
Riol Kota
Skema .VI.11.. Sistem drainase
commit to user VI-25
I0208084
Ummi Salamah M.
SOLO
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
Alur pembuangan air kotor ke riol kota
Riol kota
Gambar VI. 27. Panataan sistem drainase Sumber analisa pribadi
¼ò Penyediaan Air Bersih Air bersih dapat diperoleh melalui 2 cara yaitu, PAM dan sumber air sendiri (sumur). Suply
Water tank
pompa
distribusi
Skema VI.12. Up feed Distribution
Suply
Ground Tank
Pompa
Top Reservoir
Distribusi
Skema VI.13. Down Feed Distribution
Ground tank
Alur distribusi air
Gambar VI. 28. Distribusi air bersih analisa pribadi
Sumber
commit to user VI-26
I0208084
Ummi Salamah M.
SOLO
digilib.uns.ac.id PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA
perpustakaan.uns.ac.id
3. Mechanical dan Electrical Sumber energi listrik dihasilkan dari PLN dan genset. Jika suplai energi listrik dari PLN padam, maka untuk sementara waktu energi listrik diganti dengan tenaga generator. Berikut skema pendistribusian energi listrik: PLN
Trafo
M
Distribusi Autoswitch
MDP
SDP
Sk
Distribusi Distribusi
Genset
Skema VI.14. Distribution Listrik
PLN
Alur distribusi listrik R. Genset & panel listrik Gambar VI. 29. Distribusi listrik Sumber analisa pribadi
commit to user VI-27
I0208084
Ummi Salamah M.
SOLO