KONSEP KREATIF PERANCANGAN KEMASAN SEBAGAI MEDIA PROMOSI COKELAT BALI Konsep kreatif merupakan tahap pengembangan strategi media dan strategi kreatif sebagai media penyampaian pesan kepada target audience, agar pesan yang disampaikan dapat mengena di hati TA. Semua komponen penyampaian pesan sangat bergantung pada kekuatan ide. Tahap penggalian ide dilakukan dengan metode what to say dan how to say, untuk mendapatkan ide paling efektif dan komunikatif (tema rancangan) sebagai solusi atas permasalahan desain komunikasi visual yang di hadapi oleh sektor IKM selaku produsen coklat Bali. -
Metode What to Say What to Say dalam perancangan ini, bertujuan untuk memperkenalkan dan memposisikan produk coklat Bali merek “MANIC” dengan 5 rasa baru yang ditawarkan diantaranya; coklat dengan rasa cabe, jeruk, macadamia, gula aren, dan coklat hitam 55%, kepada TA (brand awareness & brand positioning) sebagai oleh oleh. Brand awareness & brand positioning merupakan atribut utama yang ingin ditonjolkan produk coklat Bali, dengan tujuan differentiation (produk coklat Bali memiliki daya tarik khas yang membedakannya dengan produk sejenis). Dalam hal ini coklat manic ingin memposisikan dirinya sebagai coklat dengan sensasi rasa yang unik dikemas dengan ciri khas budaya Bali berupa tekstil prada Bali (identik dengan nuansa warna keemasan) sebagai daya tarik desain kemasannya. What To Say diperoleh dari tahapan analisis yang dimulai dari consumer insight, consumer journey dan analisis point of contact untuk mendapatkan strategi media sebagai sarana penyampaian pesan.
-
Metode How to Say Merupakan strategi kreatif dalam menyampaikan pesan kepada target audience dengan memodifikasi pesan general menjadi pesan kreatif agar pesan dapat dengan efektif tersampaikan kepada TA. Salah satu strategi kreatif pesan yang dilakukan untuk menarik perhatian TA membeli produk manic coklat adalah :
Pesan yang berbicara pada kebutuhan TA. Dalam hal ini, TA selaku wisatawan membutuhkan produk oleh – oleh dengan desain kemasan bercirikan Bali yang dapat dijadikan sebagai souvenir (benda kenang –
1
kenangan). Menggunakan pendekatan pesan unique selling proposition (USP) untuk menciptakan perbedaan keunggulan yang tidak dimiliki produk pesaing.
Menarik perhatian TA, lewat berbagai media yang dapat menarik minat (rasa ingin tahu, ada kepentingan dan keterpesonaan), mudah diingat dan memiliki daya rekat diingatan.
Metode What to say dan How to say pada uraian diatas, dijadikan pijakan dalam menentukan tema rancangan (konsep kreatif) sebagai strategi komunikasi agar pesan yang disampaikan dapat secara efektif dan efisien menjangkau dan mengena dibenak TA. Tema utama yang digunakan dalam perancangan ini adalah
“Balinese Chocolate” Eksotisme Bali dengan kearifan budaya lokal yang berbasis pada konsep Tri Hita Karara (Hubungan harmonis manusia dengan penciptanya, manusia dengan sesamanya dan manusia dengan lingkungannya) demi terwujudnya Shanti (damai), melahirkan keunikan tradisi budaya, kesenian dan kerajinan yang terwakili dalam produk kuliner coklat Bali. Sebagai wujud kreatifitas masyarakat Bali yang sudah sangat terkenal menciptakan berbagai kuliner dengan cita rasa khas dan kreatifitasnya menciptakan karya seni yang indah (nilai Craftmanshipnya). “Balinese Chocolate” berarti coklatnya Bali, semakin mempertegas bahwa produk ini benar – benar produk asli Bali, dan diproduksi oleh orang Bali sendiri. untuk dijadikan oleh - oleh bagi wisatawan. “Balinese Chocolate” berarti coklatnya Bali, semakin mempertegas bhawa produk ini benar – benar produk asli Bali, dan diproduksi oleh orang Bali sendiri. Tema ini kemudian menjadi acuan dalam setiap proses perancangan, diantaranya :
1. Perancangan Identitas Merek (Logo) -
Proses Berfikir Perancangan identitas merek dalam desain kemasan coklat Bali, dimaksudkan untuk memberi jiwa pada merek dan produk yang berfungsi sebagai daya tarik kemasan. Identitas merek diperlukan sebagai solusi atas permasalahan semakin ketatnya persaingan diantara produk sejenis. Identitas merek untuk coklat Bali.
-
Proses Perancangan Perancangan identitas merek untuk mengkomunikasikan produk coklat Bali “MANIC” berbentuk logotype berupa tulisan manic & Balinese chocolate sebagai taglinenya. Logogram berupa elemen gambar ikon buah coklat. Adapun tahapannya dimulai dari :
Riset dan analisa
2
Berdasarkan atas data – data diatas, produk coklat dengan merek “MANIC” ditujukan kepada TA wanita yang sangat menyukai coklat (maniak coklat). Kata manic berasal dari kata dalam bahasa inggris “maniac, dan medicated”. Maniac sendiri berarti penggila coklat sedangkan medicated berarti mengandung obat karena zat flavonoid yang dikandungnya baik untuk kesehatan. Berdasarkan data diatas tahap selanjutnya adalah proses brainstorming dengan menggali hal – hal yang berkaitan dengan objek perancangan (coklat) dalam bentuk keywords/kata kunci, dari kata kunci tersebut kemudian dipilih mana ikon yang tepat dijadikan sebagai ikon yang mampu mewakili identitas coklat Bali dengan merek Manic.
Studi Ikon melalui tahapan brainstorm dan visual brainstorm
Dari hasil brainstorming diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ikon yang digunakan sebagai logogram adalah buah coklat. Buah coklat dipilih sebagai ikon untuk menginformasikan kualitas produk (bermakna keaslian). Bahwa produk yang di produksi berasal dari buah kako dengan kulitas terbaik menghasilkan produk berkualitas. Buah kako diambil bijinya kemudian diolah menjadi bubuk untuk kemudian diolah kembali menjadi berbagai macam varian produk. Kata manic = manik dalam bahasa Bali alus diidentikkan dengan sel telur perempuan, (kesuburan). Bagi suku Aztecs coklat dihubungkan dengan dewa (Manyan) – dewi (Xochiquetzal) sebagai dewa kesuburan. Bagi kaum bangsawan dan raja coklat disajikan bagi pengantin
3
baru
sebelum
memasuki
kamar
pengantin
karena
dipercaya
bisa
meningkatkan aktivitas seksual. Sensasi romantis, eksotis, dan sensasional yang dirasakan penikmatnya menjadikan coklat disebut sebagai makanan dewa.
Thumbnails (layout kasar) Tahapan ini merupakan tahapan mengembangkan ide dengan sketsa sketsa kasar sebelum nantinya diolah di komputer. Pengembangan logo untuk identitas merek dimulai dengan ekplorasi tipografi dan elemen visual dengan berbagai
gaya untuk
mengesankan kepribadian merek.
Penyempurnaan di komputer Pada tahap ini, ide – ide yang tertuang melalui sketsa – sketsa, disempurnakan dengan bantuan komputer, menggunakan software komputer grafis untuk mendapatkan alternatif logo sebagai identitas merek dari produk coklat “MANIC”. Tahapan ini dilakukan dengan beberapa studi antara lain : 1. Studi bentuk
4
Dari beberapa alternatif ikon diperoleh satu bentuk yang dijadikan logogram sebagai identitas merek coklat manik. Dipilihnya bentuk ikon coklat dengan arah garis miring/diagonal, mengandung makna bahwa coklat Bali “MANIC” akan senantiasa bergerak dinamis mengarah keatas menuju puncak kejayaan, menjadi produk coklat khas Bali dengan keunggulan produknya untuk dapat terus maju menjadi sebuah brand lokal dengan jangkauan global.
Bentuk segi empat terinspirasi dari bentuk coklat bar. Mengandung makna kesempurnaan, kokoh, kejujuran, stabil, dan keunggulan teknis. Sifat sifat ini, mewakili citra coklat Bali dibenak TA. 2. Studi tipografi Pemilihan karakter jenis huruf yang digunakan sebagai logotype diambil dari jenis huruf bercirikan karakter aksara Bali, dengan lengkungan tebal tipisnya yang khas. Hal ini mengandung makna bahwa nilai - nilai craftmanship masyarakat Bali sangat kental.
5
Jenis font owah tagu siam NF dan arial sangat tepat merepresentasikan kepribadian Coklat Manic (Coklat dengan Nuansa Bali yang sangat kental). Karakter huruf “M” menyerupai juluran lidah sebagai petanda kenikmatan tiada tara. Hal ini mengandung makna bahwa coklat Bali memiliki cita rasa khas lumer dimulut dengan kejutan rasa yang akan membuat penikmatnya merasakan sensasi – sensasi unik (mewakili tradisi budaya Bali yang terkenal karena keunikannya). 3. Studi warna Studi warna dilakukan dengam mengambil sample warna dari warna – warna buah coklat. Dari pilihan warna tersebut dipilih warna berdasarkan atas
makna
psikologisnya
kemudian
dianalogikan
dengan
konsep
perancangan.
- Warna emas identik dengan simbol keagungan (simbol sang pencipta (Tuhan)), glory (kejayaan & kekayaan), warna emas bagi masyarakat Bali menjadi warna khas dan banyak digunakan pada motif prada sebagai pakaian dan wastra untuk menghiasi tempat suci umat hindu (pura). Hal ini menyiratkan makna keagungan coklat Bali sebagai wujud kreatifitas masyarakatnya yang dipersembahkan kepada wisatawan untuk dijadikan oleh – oleh sebagai ungkapan rasa sayang. - Warna coklat mencerminkan tradisi dan segala sesuatu yang berbau kebudayaan. Bali sangat terkenal akan tradisi dan kebudayaannya. Selain itu coklat memiliki makna kesuburan hal ini memiliki keterkaitan dengan anggapan suku Aztecs, dimana coklat dihubungkan dengan dewa - dewi kesuburan, secara tak langsung mampu mewakili arti kata manic = manik (bahasa bali alus) berhubungan dengan kesuburan. 4. Review
6
Berdasarkan atas studi bentuk untuk memperoleh ikon sebagai logogram, studi tipografi untuk menemukan karakter huruf yang mampu mewakili identitas merek sebagai logotype, dan studi warna untuk menemukan cirikhas warna sebagai pembeda (differentiation). Tahap selanjutnya adalah review, guna menghasilkan beberapa alternatif pilihan logo yang tepat dijadikan sebagai identitas merek coklat Bali. Adapun pilihan alternatifnya sebagi berikut :
Dari alternatif desain diatas dipilih salah satu dengan memberi penilaian berdasarkan kriteria orisinal, unik, dinamis, dan komunikatif, dengan penilaian sebagai berikut :
Pembahasan Desain Identitas Merek (Logo)
7
Berdasarkan atas total skor terbanyak yang diperoleh alternatif desain no. 7, dibawah ini, akan dijabarkan kriteria – kriteria original, unik, dinamis, dan komunikatif : - Original Logo seperti ini belum pernah digunakan dan tidak ada kemiripan dengan logo lainnya. Buah coklat sebagai logogram memiliki makna bahwa coklat Bali dengan merek “Manic” terbuat dari coklat asli berkualitas, dimana coklat kaya akan manfaat bagi kesehatan. - Unik Huruf yang digunakan pada logotype mampu merepresentasikan kenikmatan coklat Bali yang kaya akan nuansa tradisinya yang kental. - Dinamis Bentuk logo seperti ini menyiratkan adanya satu kesatuan yang dinamis antara logotype dan logogram, dan mudah diaplikasikan diberbagai macam media. - Komunikatif Logogram & logotype mampu meprepresentasikan identitas merek “Manic” sebagai produk coklat Bali, dengan ciri khas tradisi budaya Bali yang sangat unik.
2. Perancangan Media Kemasan -
Proses Berfikir Kemasan secara tidak langsung dapat mempengaruhi daya tarik TA untuk melakukan tindakan (pembelian), maka dari itu, desain kemasan harus di desain tidak hanya memenuhi fungsi melindungi produk tetapi memenuhi fungsi lain diantaranya : fungsi pengelompokkan, penempatan, penyimpanan, fungsi keamanan, fungsi Informasi, fungsi kemudahan fisik, dan fungsi marketing. Keseluruhan fungsi melebur menjadi satu melahirkan kemasan yang ideal.
-
Proses Perancangan Dilihat dari wujud fisiknya, coklat merupakan produk yang mudah meleleh jika terkena panas, untuk itu diperlukan kemasan alumunium foil untuk melindungi produk dari cahaya, perubahan cuaca (kelembabpan) dan semut. Alumunium foil 8
tidak cukup aman melindungi produk saat proses distribusi, untuk itu diperlukan kemasan luar untuk membungkus produk yang dibedakan menjadi 3 kategori diantaranya :
Primary Packaging (kemasan yang bersentuhan langsung dengan produk) Primary packaging yang digunakan untuk mengemas produk coklat Bali, menggunakan teknik karton lipat, berbentuk persegi panjang mengikuti wujud fisik dari produk coklat. Bentuk seperti ini sangat efektif melindungi coklat dari pengaruh luar yang dapat merusak isinya.
1. Riset dan Analisa Konsep desain kemasannya terinspirasi dari salah satu potensi lokal budaya Bali yaitu tekstil Bali. Dipilihnya tekstil untuk mewakili pencitraan terhadap coklat Bali didasarkan pada tema utama perancangan “Balinese Chocolate”.
Tekstil
Bali
merupakan
hasil
kreatifitas
masyarakatnya
(craftsmanship) yang mencerminkan nilai budaya adiluhung, sangat fashionable dan dapat dijadikan sebagai tren. Penghasilan dan penggunaan tekstil sebagai bahan pakaian bukan saja dilihat dari sudut fungsi, tetapi dinilai dari sudut simbol dan keindahan. Tekstil termasuk contoh budaya benda yang penting dalam kehidupan manusia. Ia dihasilkan oleh karena keperluasan asas
9
(utilitarian function), diikuti pula dengan beberapa keperluan lain yang menghubungkan makna simbol dan keindahan (Symbolic and aesthetic symbol) Jenis tekstil yang digunakan sebagai motif pada kemasan coklat Bali adalah kain prada. Kain Prada dibuat dengan menggunakan teknik "prada". Prada adalah cara menghias yang menggunakan warna keemasan dalam bentuk lapisan. Pelapisan dilakukan dengan zat perekat cair. Kain prada bagi masyarakat Bali, difungsikan sebagai pakaian, dekorasi, dan wastra (pakaian untuk tempat - tempat suci umat Hindu (Pura)). 2. Penyempurnaan di komputer Motif menggunakan ikon coklat pada logo, yang disusun membentuk motif geometris merupakan ciri khas motif Bali. Susunan motif, terinspirasi dari bentuk motif tenganan pegeringsingan, dicetak menggunakan teknik cetak foil emas (hot print), layaknya seperti kain prada.
Antara satu rasa dengan rasa lainnya memiliki perbedaan yang terletak pada warna backgroundnya. Coklat rasa cabe, backgroundnya merah diambil dari warna cabe, identik dengan warna merah. Coklat jeruk dengan latar belakang oranye identik dengan warna buah jeruk. Coklat hitam 55% latar belakangnya coklat tua mewakili warna dari produk itu sendiri. Milk coklat dengan
macadamia
menggunakan
latar
belakang
warna
crème
mengindentifikasikan warna susu dan macadamia (kemiri). Coklat gula aren latar belakangnya coklat bronze diambil dari warna gula aren tersebut.
Keterangan : Ukuran kemasan 5.5 cm x 14cm, bahan yang digunakan untuk primary packaging adalah kertas artpaper 260gr, menggunakan teknik cetak offset, laminasi gloss dan di hot print (stempel foil emas) untuk bagian motifnya.
10
Secondary Packaging (Kemasan yang mewadahi primary packaging sekaligus) Kemasan luar yang membungkus produk, dibuat menggunakan karton tebal dengan ukuran lebih besar (kotak jadi), dapat memberikan kesan mewah menambah daya tarik visual bagi produk dan dapat memberikan “nilai tambah” dimana kotak sering disimpan oleh konsumen untuk digunakan lagi, menyimpan produk yang telah dipakai. (konsep reusable packaging dan kemasan sebagai souvenir).
Keterangan : Ukuran kemasan 34cm x 15cm x 5cm, bahan yang digunakan untuk secondary packaging adalah kappa board untuk membentuk struktur kemasannya, kertas wibalin warna merah maroon dikombinasi kertas warna gold pada bagian dalamnya, pekerjaan tangan.
Tertiary Packaging (kemasan yang melindungi produk saat pengiriman) Tertiary Packaging pada perancangan ini adalah tas belanja (shopping bag), digunakan sebagai wadah untuk membawa produk setelah pembelian. Terbuat dari kertas menggunakan motif ikon coklat pada logo membentuk pola geometris, yang menjadi ciri khas motif Bali. Keterangan : Ukuran tas 40cm x 22cm x 6cm, bahan yang digunakan untuk Tertiary packaging adalah art paper 310gr, menggunakan teknik cetak offset laminasi doff dan hotprint pada logo.
11
Desain Label Kemasan Berisi informasi mengenai produk, mulai dari identitas merek, rasa, bahan - bahan, kode produksi, masa kadaluarsa, cara penyimpanan produk dll. Dicetak diatas kertas sticker, sekaligus berfungsi sebagai segel produk.
Keterangan : Ukuran label 23.6 cm x 4.7 cm, bahan yang digunakan kertas sticker bontax, teknik cetak offset. 3. Perancangan Media POP (Point of Purchase) -
Proses Berfikir
12
POP merupakan iklan yang ada di toko, tujuannya untuk menciptakan pembeliaan yang tidak direncanakan (impulsive buying). Dipilihnya POP sebagai media pendukung karena dapat menciptakan atmosfer toko atau supermarket secara keseluruhan tampak menarik sehingga tercipta hasrat membeli. Selain sebagai pengingat iklan ini juga digunakan untuk memberikan dukungan bagi perdagangan itu sendiri, khususnya pengecer (retailer) agar produk – produk dapat didorong keluar dari channel (selling out). -
Proses Perancangan Media - media POP untuk mendukung kegiatan promosi coklat Bali terdiri dari :
Display Rak yang digunakan untuk menambah daya pikat produk, yang diakitkan dengan promosi yang diprakarsai distributor. Display adalah menggorganisir produk melalui system manajemen rak untuk mendorong terjadinya pembelian impulsif.
Keterangan : Ukuran tas 160cm x 55cm x 30cm, bahan yang digunakan karton gelombang, menggunakan teknik cetak flexografi
Signage
13
Sesuatu yang digunakan untuk menyemarakkan toko, dengan tujuan untuk menarik perhatian TA. Signae sebagai media pendukung promosi coklat Bali terdiri dari : - Flag chain Bendera – bendera untuk menghiasi toko, berisi pesan produk dan digantung pada tempat – tempat strategis. Bentuk flagchain terinspirasi dari bentuk coklat, dengan tema desain sama dengan desain kemasan
Keterangan : Ukuran 14 x 23 cm, bahan yang digunakan art paper 210gr, menggunakan teknik cetak offset. - Banner Terbuat dari bahan flexy untuk launching produk baru dan untuk menyemarakkan outlet penjualan. Desain kemasan yang diwujudkan dalam bentuk media banner. Fungsinnya untuk menarik perhatian dan sebagai penyampai pesan yang persuasif, sekaligus reminder (pengingat) pesan dengan bentuk menarik mudah dilihat dan diidentifikasif. Bisa di gantung atau dengan tiang penyangga.
Keterangan : Ukuran 160 x 60 cm, bahan yang digunakan flexy, menggunakan teknik cetak digital printing indoor (high res).
14