KOM ISI PEM ILIHAN U MUM KABUPATEN SIDOARJO Jl. Raya Cemengkalang No. 1 Sidoarjo Telp.031-8956691, 8956692 Fax. 031-8054345
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
A. Pendahuluan
Pemilihan umum (the election) merupakan sebuah keniscayaan bagi negara penganut demokrasi modern. Pemilihan umum (Pemilu) dijadikan titik tolak proses suksesi nasional untuk memilih para pemimpin bangsa, baik dalam domain eksekutif maupun legislatif. Pergantian pemimpin bangsa melalui pemilu dianggap paling efektif dan sesuai dengan ciri negara penganut demokrasi. Maksud dan tujuan pemilu dari berbagai negara relatif sama, yang membedakan adalah sistem dan proses yang berlangsung dalam pelaksanaannya di masing-masing negara. Pemilu yang bebas dan adil (free and fair) adalah prasyarat dalam suatu sistem politik demokrasi. Pemilu adalah tolak ukur pelaksanaan demokrasi di suatu negara. Di dunia ketiga acapkali pemilu tidak dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi. Pemilu hanya sekedar menunjukkan bahwa secara formal persyaratan minimal sebagai negara demokrasi telah dilakukan, sedangkan secara substansial masih jauh dari esensi demokrasi itu sendiri. Bangsa Indonesia telah melaksanakan Pemilu sebanyak sebelas (11) kali, sejak orde lama sampai orde baru dan era reformasi ini. Masing-masing orde menganut sistem yang berbeda-beda, sesuai dengan arah perpolitikan nasional. Pada masa orde lama Pemilu hanya dilaksanakan satu kali pada tahun 1955 dengan kontestan multi partai. Adapun pada era orde baru pemilu
The Republic Institute Surabaya
1
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
dilaksanakan sebanyak enam (6) kali. Dan sejak era reformasi pemilu telah dilaksanakan empat (4) kali. Pasca reformasi UU pemilu mengalami perubahan secara terus menerus hingga beberapa kali. Perubahan yang paling mendasar adalah bergantinya pemilihan presiden dan wakil presiden, pemilihan kepala daerah dipilih secara langsung (one man one vote), demikian juga dengan calon anggota legislative terpilih bukan berdasarkan nomor urut, melainkan berdasarkan suara terbanyak dimasing-masing partai politik sebagai peserta pemilu. Perubahan regulasi ini seharusnya juga diimbangi oleh proses pendidikan pemilih yang berkelanjutan dengan melibatkan berbagai unsur pemerintah dan masyarakat. Untuk membngun kesadaran politik masyarakat melalui saluran pemilu yang demokratis tentu butuh waktu dan proses pendidikan yang terusmenerus. Menggali cara yang solutif untuk mengatasi problem tersebut tentu dengan penelitian adalah langkah yang tepat, sehingga dapat diketahui secara langsung bagaimana harapan dan keinginan masyarakat sebagai rakyat yang berdulat. Karena pada prinsip dasarnya pemilu adalah dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat, namun sayangnya acapkali rakyat hanya sebagai penonton dan obyek belaka tanpa dilibatkan secara aktif.
B. Distribusi Sampel Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 430 sampel yang menyebar di enam Dapil dan sepuluh Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo.
The Republic Institute Surabaya
2
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
Distribusi sampel menyebar di enam (VI) Daerah Pemilihan sesuai dengan jumlah Dapil yang ada di Kabupaten Sidoarjo. Dari enam Dapil tersebut menyebar ke sepuluh kecamatan dengan prosentasi yang tergambar dalam tabel sebagai berikut : Distribusi Sampel Berdasarkan Daerah Pemilihan No
DAPIL
Jumlah dalam %
1
Dapil I
21, 4
2
Dapil II
14,9
3
Dapil III
13,0
4
Dapil IV
14,4
5
Dapil V
20,9
6
Dapil VI
15,3
Total
100
Distribusi Sampel Berdasarkan Wilayah Kecamatan No
Kecamatan
Jumlah dalam %
1
Sidoarjo
14
2
Tanggulangin
8,8
3
Porong
6,5
4
Prambon
7,0
5
Krian
13,0
6
Sukodono
7,9
7
Tulangan
6,0
8
Waru
20,9
9
Sedati
7,4
10
Gedangan
7,9
TOTAL
100
The Republic Institute Surabaya
3
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
Karakteristik Responden berdasarkan tempat tinggalnya terlihat bahwa sejumlah besar responden berada di wilayah pedesaan atau pinggiran, yaitu berjumlah 54,4%. Dan yang tinggal di daerah perkotaan atau perumahan berjumlah 45,6%. Namun dari jumlah prosentase tersebut relative berimbang mengingat wilayah Sidoarjo berkembang sebagai wilayah penyangga Kota Surabaya sehingga Sidoarjo dapat dikatakan sebagai daerah satelit bagi Surabaya. Oleh karena itu diseluruh kecamatan di Kabupaten Sidoarjo menjadi wilayah pengembangan perumahan. Distribusi Sampel Berdasarkan Tempat Tinggal No
Tempt Tinggal
Jum dlm %
1
Kota / Perumahan
45,6
2
Desa / Pinggiran
54,4
Total
100
Umur responden adalah masyarakat yang sudah memiliki hak pilih dalam pemilu, yaitu minimal umur 17 tahun. Dalam penelitian ini umur responden dibagi dalam lima kluster, sebagaimna tergambar dalam tabel berikut ini :
C. Latar Belakang Responden Kelompok Usia Responden No
Usia
Jumlah dlm %
1
< 20 Tahun
1,9
2
20 - 29 Tahun
12,6
3
30 – 39 Tahun
25,1
4
40 – 49 Tahun
38,6
The Republic Institute Surabaya
4
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
5
> 50 Tahun
21,9 100
Tabel diatas menunjukkan bahwa distribusi sampel merata ke semu kelompok umur, dan mayoritas responden adalah masyarakat Sidoarjo yang berumur 30 sampai 50 tahun. Adapun jenis kelamin responden terdiri dari 69,8% laki-laki dan 30,2% perempuan. Ada beberapa alasan kenapa pemilih perempuan hanya berjumlah 30 persen dari sampel, hal ini karena dalam kultur bangsa Indonesia khususnya Jawa, yang dianggap bertanggung jawab dalam sebuah rumah tangga adalah laki-laki, maka ketika dilakukan survey maka laki-lakilah yang tampil dahulu dan perempuan agak sulit jika di rumah tersebut ada laki-laki. Alasan lainnya adalah menyangkut aspek pemilu, dimana akseptabilitas politik laki-laki lebih luas daripada perempuan. Tingkat Pendidikan Responden No
Tingkat Pendidikan
Prosentase (%)
1
Tidak Sekolah
2,8
2
SD / Sederajat
21,4
3
SLTP / Sederajat
24,2
4
SLTA / Sederajat
42,8
5
PT. / Sederajat
8,8
Total
100
Pekerjaan Responden No
Pekerjaan
Prosentase (%)
1
PNS
1,4
2
Pengusaha
1,4
The Republic Institute Surabaya
5
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
3
Pedagang
16,7
4
Karyawan Swasta
31,2
5
Petani
13,0
6
Sektor Informal
15,8
7
Lain-lain
20,5
Total
100
Tingkat Penghasilan No
Tingkat Penghasilan
Prosentase (%)
1
< 1000.000
13,7
2
1000.000 - < 3,500.000
42,6
3
3,500.000 - < 5000.000
43,2
4
> 5000.000 Total
5 100
Latar Belakang Responden Berdasarkan Organisasi Masyarakat Organisasi kemasyarakatan diidentifikasi sebagai dasar pemetaan kultur, bukan sebagai pengikut formal yang dibuktikan melalui kepemilikan kartu anggota atau bukti lainnya, namun berdasarkan kecenderungan kultural responden.
No
Ormas
Prosentase (%)
1
NU / dibawah naungan NU
79,5
2
Muhammadiyah / dibawah Naungan MD
9,8
3
Gereja
7,4
4
Lain-lain
3,3
Total
100
The Republic Institute Surabaya
6
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
C. Kesukarelaan Masyarakat dalam Pemilihan Umum 1. Kesukarelaan dalam memilih Bupati dan Wakil Bupati Pengukuran kesukarealaan dalam Pemilukada ini diukur berdasarkan pemilukada tahun 2010. Pada pemilukada tahun tersebut diikuti oleh lima pasang calon, yaitu 1. Yuni – Sarto (YS), 2. Emy – Khulaim (Mikul), 3. Agung – Syamsul (Sahid), 4. Saiful – Cipto (Suci), dan 5. BPW. – Huda. Perolehan suara masing-masing pasangan calon berdasarkan rekapitulasi dari KPU Kabupaten Sidoarjo adalah sebagaimana tabel berikut :
Perolehan Suara Pemilukada Kabupten Sidoarjo Tahun 2010
7,32% 11,13% 17,84% 3,25%
1 2 3
60,46%
4 5
Dari jumlah tersebut angka Golputnya tergolong masih tinggi yaitu mencapai 38,45%. Hal ini selaras dengan hasil survey yang kami lakukan berdasarkan tingkat kesukarelaan masyarakat dalam mengikuti pemilukada di
The Republic Institute Surabaya
7
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
Sidoarjo adalah 65,6 % menyatakan sukarela dan 34,4% menyatakan tidak sukarela. Kesukarelaan dalam Pemilukada tahun 2010 No
Tingkat Kesukarelaan
Prosentase (%)
1
Sukarela
65,6
2
Tidak Sukarela
34,4
Total
100
Ada beberapa alasan yang kami tanyakan kepada responden, mengenai penyebab mengapa mereka sukarela dalam memberikan suaranya saat pemilukada, yaitu untuk memenuhi hak politik, untuk mendukung kemenangan calon tertentu, demi untuk perbaikan pemerinthan kedepan, menyukai sosok dari calon bupati dan wakil bupati, pemilunya yang jujur dan adil, dan sukarela karena cabupnya didukung oleh partai yang dia pilih. Dari alasan-alasan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut :
No
Kesukarelaan
Ya (%)
Tidak (%)
1
Untuk memenuhi hak politik
85,2
14,8
2
Untuk mendukung kemenangan calon tertentu
80,5
19,5
3
Demi untuk perbaikan pemerinthan kedepan
86,7
13,3
4
Menyukai sosok dari calon bupati dan wakil 62,5
37,5
bupati 5
Pemilunya yang jujur dan adil
78,9
21,1
6
Cabupnya didukung oleh partai yang dipilih
42,2
61,2
The Republic Institute Surabaya
8
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
Tabel diatas menunjukkan bahwa masyarakat yang sukarela dalam menggunakan hak politiknya memiliki kesadaran politik yang baik dan memiliki harapan yang tinggi terhadap kebaikan pemerintahan kedepan. Dimana mereka sukarela memilih karena berharap pemerintahan kedepan akan lebih baik, terdapat 86,7% yang menyatakan demikian, dan 85,2% menyatakan untuk memenuhi hak politiknya sebagai warga negara. Hal yang patut dijadikan perhatian dan harapan bagi penyelenggara pemilu dan pemerintah adalah pernyataan responden yang masih memiliki kepercayan tinggi terhadap proses penyelenggaraan pemilu yang jujur dan adil (sebanyak 78,9%), meskipun yang menyatakan demikian adalah dari responden yang terkelompokkan dalam kluster sukarela. Dari hasil riset ini juga menunjukkan bahwa tidak ada fanatisme terhadap partai tertentu yang didukungnya. Hal ini terbukti dari responden yang dengan sukarela menggunakan hak pilihnya hanya 42,2% yang mendukung Cabup dengan alasan didukung oleh partai tertentu yang dia pilih, tetapi sejumlah besar mereka tidak mendukung itu, yaitu sebanyak 61,2%. Pemilih partai A belum tentu dia akan memilih cabup yang diusung oleh partai A tersebut. Berdasarkan hasil survey ini ternyata mereka lebih tertarik memilih cabup berdasarkan kriteria-kriteria lainnya, bukan cabup yang diusung oleh parpol yang dia dukung. Figure calon jauh lebih penting daripada keberadaan partai pengusung. Selanjutnya jika dari masing-masing pertanyaan tersebut responden hanya diperbolehkan memilih salah satu alasan saja, maka hasilnya adalah masyarakat yang dengan sukarela menggunakan hak pilihnya karena untuk memenuhi hak politiknya (34,2%), kemudian yang mereka pilih adalah sosok pribadi calon
The Republic Institute Surabaya
9
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
bupati dan wakil bupati itu sendiri, menyangkut integritas, kapabilitas, performans dan lainnya (22,2%), demi untuk perbaikan pemerintahan kedepan dipilih oleh responden sebanyak (17,1%), untuk mendukung kemenangan calon tertentu dengan berbagai alasan yang menyertainya (14,5%), calon kepala daerahnya didukung oleh partai yang dia pilih (6,8%) dan yang menyatakan pemilunya dapat berjalan jujur dan adil hanya 5,1%. Alasan Utama Kesukarelaan No
Kesukarelaan
Prosentase %
1
Untuk memenuhi hak politik
34,2
2
Untuk mendukung kemenangan calon tertentu
14,5
3
Demi untuk perbaikan pemerintahan kedepan
17,1
4
Menyukai sosok dari calon bupati dan wakil bupati
22,2
5
Pemilunya yang jujur dan adil
5,1
6
Cabupnya didukung oleh partai yang dipilih
6,8
Total
100
2. Aspek ketidaksukarelan dalam Memilih Bupati dan Wakil Bupati Mengapa partisipasi masyarakat dalam pemilu rendah, angka golput tinggi, pemilu kurang dipercaya karena penyelenggaranya kurang jujur dan adil, serta sederet pertanyaan lain yang menyebabkan pemilu kualitasnya rendah karena kerelaan masyarakat untuk berpartisipasi juga masih rendah. Hasil riset yang kami lakukan terhadap 430 responden menunjukkan bahwa daya ikat pemilu yang paling kuat adalah faktor money politic (politik uang). Diantara beberapa alasan yang diberikan oleh responden dalam hal ketidakrelaan mereka dalam menggunakan hak pilihnya pada pemilu adalah The Republic Institute Surabaya
10
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
adanya pemberian uang, yang berjumlah cukup tinggi yaitu 86,3%. Meskipun tidak rela namun mereka tetap menggunakan hak pilihnya karena telah menerima uang, hal ini menunjukkan bahwa kesadaran politik dalam pemilu belum terjadi dengan baik di masyarakat. Dalam proses pemilukada, - hampir mirip dengan aspek pemberian uangyang menjadi penyebab lainnya adalah adanya pemberian materi (rupa-rupa bentuk materinya), dalam pemilu daya pikat lain yang tidak kalah kuatnya dengan pemberian uang adalah pemberian materi yang berjumlah 71,2 %. Ini adalah masalah yang serius dan mengancam proses demoktratisasi di Indonesia. Demokrasi tidak akan berjalan tanpa ada kesadaran dari semua pihak warga Negara, terutama dari pemerintah, partai politik dan penyelenggara sebagai pihak yang mengawal proses tersebut. Penyebab lainnya yang menjadi alasan masyarakat adalah adanya anggapan bahwa pemilu tidak akan merubah keadaan (42,2%), proses pemilu yang tidak jujur dan adil (46,6%), karena faktor pekerjaan (46,6%). Faktor Penyebab Ketidaksukarelaan No
Alasan Ketidaksukarelaan
Ya (%)
Tidak (%)
1
Diberi uang
86,3
13,7
2
Diberi materi
71,2
28,8
3
Dipaksa tim sukses
28,8
71,2
4
Bekerja
46,6
53,4
5
Pemilunya tidak jujur dan adil
46,6
53,4
6
Tidak merubah keadaan
42,2
61,2
The Republic Institute Surabaya
11
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
Data diatas dapat dikatakan pada taraf cukup mencemaskan bila masyarakat sudah apatis terhadap pemilu, kareana dengan pemilu tidak akan merubah keadaan, hanya menganggap pemilu sebagai program rutinitas saja tanpa memiliki efek yang signifikan bagi masyarakat. Harapan bahwa dengan adanya suksesi kepemimpinan melalui proses pemilu akan merubah keadaan (kearah yang semakin baik), semakin kecil harapan tersebut.
Pemilu Legislatif Aspek kesukarelaan dan ketidaksukarelaan dalam pemilu legisltif relative memiliki aspek-aspek kesamaan dengan pemilihan kepala daerah, tentu ada sedikit perbedaan, namun tidak signifikan, karena pada dasarnya proses pemilu, baik legislative maupun eksekutif dimasyarakat tidak terdapat perbedaan kecuali hanya peserta pemilunya atau kontestannya saja yang membedakan. Oleh krena itu tingkat pemhaman masyarakat juga tidak berbeda. Parpol Peserta Pemilu 2014 Dibwah ini adalah parpol peserta pemilu tahun 2014 di Kabupaten Sidoarjo.
The Republic Institute Surabaya
12
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
Diantara duabelas parpol tersebut hanya dua partai yang tidak memperoleh kursi di DPRD Kabupaten Sidoarjo, yaitu Hanura dan PKPI. Responden yang kami survey mengidentifiksikan pilihan parpolnya pada pemilu 2014 adalah sebagai berikut : No
Nama Parpol
Prosentase %
1
Nasdem
1,9
2
PKB
35,7
3
PKS
3,8
4
PDIP
20,2
5
Golkar
5,2
6
Gerindera
16,9
7
Demokrat
6,1
8
PAN
7,5
9
PPP
1,5
10
Hanura
0
11
PBB
1,3
12
PKPI
0
TOTAL
100
The Republic Institute Surabaya
13
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
Tingkat kesukarelaan dalam pemilu Terdapat beberapa faktor penting yang dijadikan alat ukur terhadap responden tingkat kesukarelaan masyarakat sebagai pemilih dlm pemilu, yaitu yang tergambarkan dalam tabel berikut :
kesukarelaan pilihan partai
Valid
Missing
ya, sukarela tidak sukarela
Frequency 354
Percent 82.3
Valid Percent 83.1
72 426
16.7 99.1
16.9 100.0
4 430
.9 100.0
Total System
Total
Cumulative Percent 83.1 100.0
memenuhi hak politik
Valid
Missing
Valid Percent 80.9
Cumulative Percent 80.9
15.8
19.1
100.0
82.8
100.0
Frequency 288
Percent 67.0
Tidak
68
Total
356
Ya
System
Total
74
17.2
430
100.0
mendukung kemenangan calon
Valid
Missing Total
Ya Tidak Total System
Frequency 268
Percent 62.3
Valid Percent 75.3
88 356
20.5 82.8
24.7 100.0
74 430
17.2 100.0
The Republic Institute Surabaya
Cumulative Percent 75.3 100.0
14
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
untuk kebaikan pemerintah kedepan
Valid
Missing
Ya Tidak Total System
Total
Frequency 286
Percent 66.5
Valid Percent 80.3
70 356
16.3 82.8
19.7 100.0
74 430
17.2 100.0
Cumulative Percent 80.3 100.0
menyukai calon
Valid
Missing
Valid Percent 66.3
Cumulative Percent 66.3
27.9
33.7
100.0
82.8
100.0
Frequency 236
Percent 54.9
Tidak
120
Total
356
Ya
System
Total
74
17.2
430
100.0
pemilu jurdil
Valid
Missing
Ya Tidak Total System
Total
Frequency 260
Percent 60.5
Valid Percent 73.0
96 356
22.3 82.8
27.0 100.0
74 430
17.2 100.0
Cumulative Percent 73.0 100.0
mendukung calon pilihan partai
Valid
Missing Total
Frequency 156
Percent 36.3
Valid Percent 43.8
Cumulative Percent 43.8
Tidak
200
46.5
56.2
100.0
Total
356
82.8
100.0
74
17.2
430
100.0
Ya
System
The Republic Institute Surabaya
15
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
alasan sukarela lain
Valid
Ya Tidak
Missing
Frequency 8
Percent 1.9
Valid Percent 2.2
348 356
80.9 82.8
97.8 100.0
74 430
17.2 100.0
Total System
Total
Cumulative Percent 2.2 100.0
alasan sukarela utama
Valid
Frequency 52
Percent 12.1
Valid Percent 14.9
Cumulative Percent 14.9
mendukung kemenangan calon
66
15.3
19.0
33.9
kebaikan pemerintah kedepan
56
13.0
16.1
50.0
menyukai cabup
86
20.0
24.7
74.7
pemilu jurdil
16
3.7
4.6
79.3
mendukung cabup pilihan lain
64
14.9
18.4
97.7 100.0
memenuhi hak politik
Missing
lain2.
8
1.9
2.3
Total
348
80.9
100.0
82
19.1
430
100.0
System
Total
Faktor-Faktor yang Menyebabkan Ketidaksukarelaan dipaksa tim sukses
Valid
Missing Total
Valid Percent 17.1
Cumulative Percent 17.1
13.5
82.9
100.0
16.3
100.0
Frequency 12
Percent 2.8
Tidak
58
Total
70
Ya
System
360
83.7
430
100.0
The Republic Institute Surabaya
16
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
diberi uang calon
Valid
Missing
Ya Tidak Total System
Total
Frequency 64
Percent 14.9
Valid Percent 91.4
6 70
1.4 16.3
8.6 100.0
360 430
83.7 100.0
Cumulative Percent 91.4 100.0
diberi materi calon
Valid
Missing
Ya
Frequency 60
Percent 14.0
Valid Percent 85.7
Cumulative Percent 85.7 100.0
Tidak
10
2.3
14.3
Total
70
16.3
100.0
System
Total
360
83.7
430
100.0
bekerja
Valid
Missing
Ya Tidak Total System
Total
Frequency 20
Percent 4.7
Valid Percent 28.6
50 70
11.6 16.3
71.4 100.0
360 430
83.7 100.0
Cumulative Percent 28.6 100.0
pemilu tdk merubah keadaan
Valid
Ya Tidak Total
Missing Total
System
Frequency 18
Percent 4.2
Valid Percent 25.7
Cumulative Percent 25.7
52
12.1
74.3
100.0
100.0
70
16.3
360
83.7
430
100.0
The Republic Institute Surabaya
17
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
kebijakan pemilu tdk fair & adil
Valid
Ya Tidak
Missing
Frequency 6
Percent 1.4
Valid Percent 8.6
64 70
14.9 16.3
91.4 100.0
360 430
83.7 100.0
Total System
Total
Cumulative Percent 8.6 100.0
alasan tidak sukarela lain
Valid
Tidak
Missing
System
Frequency 70
Total
Percent 16.3
360
83.7
430
100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
alasan tidak sukarela utama
Valid
dipaksa tim sukses
Missing
Frequency 8
Percent 1.9
Valid Percent 12.1
Cumulative Percent 12.1
sudah diberi uang oleh calon
22
5.1
33.3
45.5
sudah diberi materi calon
20
4.7
30.3
75.8
pemilu tdk merubah keadaan
14
3.3
21.2
97.0 100.0
lain2
2
.5
3.0
Total
66
15.3
100.0
System
Total
364
84.7
430
100.0
Tingkat kesukarelaan Masyarakat dalam PILPRES 2014 Presiden dan Wakil Presiden yang dipilih oleh responden pada pilpres 2014. No
Calon Presiden dan Wakil Presiden
Prosentase (%)
1
Prbowo – Hatta
46,1
The Republic Institute Surabaya
18
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
2
Jokowi – JK
53,9
Total
100
Kesadaran masyarakat dalam memilih presiden dan wakil presiden cukup tinggi dan menggantungkan harapan yang kuat, bahwa pergantian pucuk pimpinan Negara ini akan mampu merubah keadaan dan efeknya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat, hal ini berbeda dengan pileg dan pilbup. Hasil riset kami terhadap 430 responden menunjukkan, bahwa kesukarelaan masyarakat dalam pemilu sangat tinggi, mencapai 90,1% dan yang menyatakan tidak sukarela hanya 9,9%.
Kesukarelaan dalam PILPRES 2014 No
Jenis Partisipasi
Prosentase (%)
1
Ya, Sukarela
90,1
2
Tidak Sukarela
9,9
Total
100
Beberapa faktor yang kami jadikan bahan pertanyaan kepada responden, yang menjadi dasar atau alasan mereka dalam mengikuti Pilpres, yaitu untuk memenuhi hak politik, untuk mendukung kemenangan calon, untuk kebaikan pemerintahan kedepan, menyukai capres dan cawapresnya, pemilu yang dpat dilaksanakan secara jujur dan adil, serta mendukung capres yang diusung oleh partai yang dia dukung.
Adapun gambaran hasil risetnya sebagaimana tabel
berikut :
The Republic Institute Surabaya
19
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
a. Untuk memenuhi hak politik No
Motif Kesukarelaan
Prosentase (%)
1
Ya
83,9
2
Tidak
16,1
Total
100
b. Untuk mendukung kemenangan Capres No
Motif Kesukarelaan
Prosentase (%)
1
Ya
86,5
2
Tidak
13,5
Total
100
c. Untuk Kebaikan Pemerintahan kedepan No
Motif Kesukarelaan
Prosentase (%)
1
Ya
92,7
2
Tidak
7,3
Total
100
d. Menyukai Capres - Cawapres No
Motif Kesukarelaan
Prosentase (%)
1
Ya
80,2
2
Tidak
19,8
Total
100
e. Pemilu yang jujur dan adil No
Motif Kesukarelaan
The Republic Institute Surabaya
Prosentase (%)
20
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
1
Ya
77,1
2
Tidak
22,9
Total
100
f. Capres pilihan partai politik yang didukung No
Motif Kesukarelaan
Prosentase (%)
1
Ya
52,1
2
Tidak
47,9
Total
100
Faktor utama Sukarela dalam Pilpres No Alasan Kesukarelaan
Prosentase (%)
1
Untuk memenuhi hak politik
16,6
2
Untuk mendukung kemenangan Capres
13,3
3
Untuk Kebaikan Pemerintahan kedepan
20,4
4
Menyukai Capres - Cawapres
39,8
5
Pemilu yang jujur dan adil
2,2
6
Capres pilihan partai politik yang didukung
6,6
7
Lain – lain
1,1
Total
100
Faktor-Faktor Penyebab Ketidaksukarelaan dalam Pemilu Dipaksa oleh Tim Sukses No
Jawaban Responden
Prosentase (%)
1
Ya
100
2
Tidak
0
Total
100
The Republic Institute Surabaya
21
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
Menerima Uang dari Colon/Timses No
Jawaban Responden
Prosentase (%)
1
Ya
100
2
Tidak
0
Total
100
Dapat Bingkisan dari Calon No
Jawaban Responden
Prosentase (%)
1
Ya
100
2
Tidak
0
Total
100
Bekerja No
Jawaban Responden
Prosentase (%)
1
Ya
47,8
2
Tidak
52,2
Total
100
Pemilu tidak merubah keadaan No
Jawaban Responden
Prosentase (%)
1
Ya
43,5
2
Tidak
56,5
Total
100
The Republic Institute Surabaya
22
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
Pemilu tidak Jujur dan Adil No
Jawaban Responden
Prosentase (%)
1
Ya
4,3
2
Tidak
95,7
Total
100
Dari beberapa tabel yang terpapar diatas terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara pileg dan pilpres. Dimana dalam pilpres, masyarakat relatif masih menaruh harapan besar dan tidak terlihat unsur politik uang yang menyebabkan mereka tidak sukarela dalam mengikuti pemilu.
Arah Kebijakan dalam Meningkatkan Kesukarelaan Pemilu Berikut ini adalah beberapa poin penting yang dapat dijadikan ukuran untuk mengambil kebijakan terhadap proses pemilu. Bagaimana sikap, pandangan, dan pendapat masyarakat sebagai pemilih. Berikut ini adalah hasil penelitian tersebut, yaitu : 1. Proses penentuan calon yang jujur dan adil No
Jawaban Responden
Prosentase (%)
1
Ya
67,4
2
Tidak
32,6
Total
100
2. Sanksi Tegas terhadap Pelaku Money Politic No
Jawaban Responden
Prosentase (%)
1
Ya
64,7
The Republic Institute Surabaya
23
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
2
Tidak
35,3
Total
100
3. Sanksi Tegas terhdap Pelaku Black Compign No
Jawaban Responden
Prosentase (%)
1
Ya
58,6
2
Tidak
41,4
Total
100
4. Prosedur Demokrasi dijalankan secara Benar No
Jawaban Responden
Prosentase (%)
1
Ya
72,1
2
Tidak
27,9
Total
100
5. Penegakan Peraturan dalam Penyelenggaraan Pemilu No
Jawaban Responden
Prosentase (%)
1
Ya
69,8
2
Tidak
30,2
Total
100
6. Fungsi Pengawasan diperketat (berjalan dengan Baik) No
Jawaban Responden
Prosentase (%)
1
Ya
75,3
2
Tidak
24,7
Total
100
The Republic Institute Surabaya
24
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
7. Libur Nasional No
Jawaban Responden
Prosentase (%)
1
Ya
58,6
2
Tidak
41,4
Total
100
8. Peningkatan Sosialisasi Pemilu No
Jawaban Responden
Prosentase (%)
1
Ya
76,3
2
Tidak
23,7
Total
100
9. Pendidikan Pemilu secara baik No
Jawaban Responden
Prosentase (%)
1
Ya
84,2
2
Tidak
15,8
Total
100
Selanjutnya responden peneliti minta untuk meranking sesuai dengan pilahannya dari setiap aspek yang penting untuk dijadikan dasar dalam mengambil kebijakan melalui regulasi yang tepat.
The Republic Institute Surabaya
25
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
Kebijakan yang sesuai untuk meningkatkan kesukarelaan dalam pemilu Jenis Aspirasi
Prosentase %
1. Proses penentuan calon presiden fair & adil
7,9
2. Adanya sanksi tegas bagi politik uang
7,4
3. Adanya sanksi tegas bagi politik hitam
3,7
4. Prosedur demokrasi yang dijalankan secara benar
12.6
5. Penegakan peraturan dalam penyelenggaraan Pemilu
12,1
6. Pengawas pemilu dapat menjalankan fungsinya dengan baik
9,3
7. Libur nasional
6,5
8. Peningkatan Sosialisasi Pemilu
23,3
9. Pendidikan Pemilu yang Baik
15,8
10. lain-lain
1,4
TOTAL
100
Sikap Masyarakat terhadap Money Politik Hal penting yang perlu diketahui dan dipahami oleh semua pihak adalah pandangan dan sikap masyarakat yang berkaitan dengan politik uang. Oleh karena itu dalam penelitian ini kami jadikan bahan pertanyaan kepada responden, agar diperoleh data yang valid mengenai sikap masyarakat tersebut agar dapat dicarikan solusinya.
Sikap terhadap Politik Uang No
Sikap yang diambil
Prosentase (%)
1
Menerima uang tersebut dan memilih yang
26,0
memberi 2
Menerima uang tersebut tetapi tetap memilih
The Republic Institute Surabaya
41,4
26
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
berdasarkan hati nurani 3
Menerima uang tersebut dan memilih calon yang
25,6
memberi uang paling banyak 4
Menolak menerima uang tersebut
7,0
Total
100
Tabel diatas menunjukkan bahwa politik uang menjadi “sesuatu yang paling menentukan” dalam pemilu. Betapa tidak, hanya 7% responden yang menyatakan menolak menerima uang, berarti ada 97% pemilih yang mau menerima uang, dengan variasi sikapnya masing-masing. Terdapat 26% pemilih yang siap memilih kepada siapa yang memberi uang, dan 25,6% akan memilih calon yang mampu memberi uang paling banyak, dan sejumlah 41,4% pemilih yang menyatakan akan memilih sesuai dengan hati nuraninya, tetapi mau masih menerima uangnya. Pertanyaan selanjutnya adalah seberapa persen peluang calon yang tidak memberikan sesuatu akan terpilih kalau fenomenanya seperti gambaran survey ini. Karena nyatanya masyarakat pemilih akan memilih yang memberi uang berjumlah mayoritas, yaitu 51,6% gabungan kelompok pertama dan ketiga yang sama-sama akan memilih calon yang memberi uang. Fenomena ini menjadi tantangan yang sangat berat bagi semua pihak yang peduli terhadap nasib demokrasi di Indonesia, khususnya bagi penyelenggara, pemerintah, parpol dan peserta pemilu. Selain terdapat pemberian kepada pemilih berupa uang ada bentuk lain yang seringkali digunakan dalam mendekati para pemilih, yaitu dengan memberikan bingkisan (barang), seperti kaos, tas, topi, kerudung, sembako,
The Republic Institute Surabaya
27
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
souvenir dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian ini masyarakat pemilih mayoritas menyukai bingkisan berupa sembako (59,6%). Lebih terperincinya seperti terlihat dlam tabel dibawah ini : Bingkisan yang diinginkan No
Jenis Bingkisan/barang
Prosentase (%)
1
Kaos
15,9
2
Jilbab/kerudung
3,4
3
Sarung
4,8
4
Tas
1,4
5
Topi
0,5
6
Sembako
59,6
7
Lainnya
14,4
Total
100
Pemilu dan politik uang nampaknya sudah menyatu seperti dua sisi mata uang. Dimana pemilu dijalankan aroma politik uang langsung merebak. Kalau godaan politik uang terus dibiarkan dan leluasa menjalankan aksinya tanpa ada tindakan hukum yang tegas tentu kan mengancam dan menurunkn kualitas pesta demokrasi yang menjunjung tinggi fairplay, kontestasi yang jujur dan adil.
Kesimpulan Dari uraian singkat diatas, berdasarkan hasil penelitian tentang perilaku memilih masyarakat yang berhubungan dengan tingkat kesadaran dalam memahami pemilu dan tingkat kerelaannya untuk ikut ambil bagian dalam proses demokrasi di Indonesia, dalam hal ini proses pemilu (Legislatif maupun Eksekutif), dapat disimpulkan dalam beberapa poin pokok yaitu : The Republic Institute Surabaya
28
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
1. Sikap
atau
perilaku
kesukarelaannya
masih
masyarakat dibayangi
dalam oleh
pemilu, berbagai
partisipasi
dan
aspek
yang
mengiringinya. Tingkat kepercayaan kepada penyelenggara pemilu yang kurang, anggapan bahwa proses pemilu tidak jujur dan adil. Tujuan mulia pemilu yang demokratis, untuk mengantarkan para pemimpin bangsa dinodai oleh beragam tindakan calon yang tidak terpuji, misalnya dengan merebaknya daya pikat politik uang yang terus menggoda para pemilih dari peserta pemilu beserta tim suksesnya (pemilukada, pileg, dan pilpres). 2. Sosialisasi dan pendidikan politik sangat penting untuk memberikan pemahaman dan kesadaran politik masyarakat. Terlihat dengan jelas dari hasil penelitian ini bahwa masyarakat menginginkan adanya pendidikan pemilu yang baik, terdapat 84,2% yang menginginkan program pendidikan pemilu ini dilaksanakan secara kontinyu. Dan masyarakat juga menginginkan adanya sosialisasi pemilu yang intens, tercatat 76,3% masih menginginkan peningkatan sosialisasi pemilu. 3. Partisipasi dan kesukarelaan masyarakat dalam pemilu akan kan meningkat jika keinginan dan harapan seperti yang tertuang dalam survey ini dapat dipenuhi oleh Negara, atau para pihak yang memiliki tanggungjawab terhadap pelaksanaan pemilu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pemilu akan berjalan dengan baik dan sukses bilamana semua pihak mampu bersinergi untuk menjalankan peran dan fungsinya dengan baik pula.
The Republic Institute Surabaya
29
Penelitian KPU Sidoarjo 2015
Penyelenggara yang amanah, transparan, taat asas dan menjalankan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, pemerintah beserta jajarannya hingga paling bawah memberikan fasilitas yang memadai dan bersikap netral, para pihak yang berkompetisi dari parpol, caleg, calon bupati, walikota, gubernur dan presiden bersaing secara sehat dalam mendekati pemilih. Tidak melanggar aturan dan mengikuti semua aturan yang diberlakukan.
Masyarakat sebagai
pemilih harus cerdas dan menyadari posisinya untuk ikut aktif dalam proses pemilu, tidak mudah pindah pilihan hanya karena hal-hal yang berkitan dengan iming-iming materi, tanpa melihat visi misi dan program serta integritas dan rekam jejak si calon.
The Republic Institute Surabaya
30