1.
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN KLAUSA VERBAL BAHASA TETUN DIALEK FEHAN Oleh: Drs.Tarno, M.Hum
ABSTRAK Penelitian ini mengkaji struktur klausa verbal bahasa Tetun Fehan, dengan sasaran pendeskripsian kaidahkaidah struktur konstituen, struktur fungsional dan struktur argumen. Kaidah-kaidah dirumuskan dengan prinsip kerja tata bahasa leksikal fungsional Tujuan penelitian ini adalah memaparkan dan menjelaskan karakteristik struktur konstituen, struktur fungsional, dan struktur argumen klausa verbal bahasa Tetun Fehan. Metode dan teknik pengumpulan data adalah pengamatan berperanserta, wawancara terbuka dan mendalam, perekaman, pencatatan atau simakcatat, dan studi dokumentasi. Data dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan metode induktif, analisis bergerak dari data menuju abstraksi dan konsep berupa teori tata bahasa leksikal fungsional. Teknik analisis data adalah teknik pengkodean (encoding) dengan alur kegiatan sebagai berikut: (a) open coding dengan mengikuti proses: breaking down, examining, conceptualizing, categorizing; (b) axial coding dan (c) selective coding. Analisis data dilakukan secara berkelanjutan sejak pengumpulan data awal sampai laporan hasil penelitian selesai ditulis. Hasil analisis data dinegosiasikan dan didiskusikan dengan para informan secara terus-menerus guna memperoleh kesesuaian dengan kerangka konseptual yang terpatri dalam peta pengetahuan mereka. Lokasi penelitian ini adalah Kabupaten Belu khususnya wilayah Kecamatan Betun dan Besikama. Sumber data utama adalah guyub tutur Tetun yang berdomisili di wilayah Kecamatan Betun dan Besikama. Meskipun jumlah informan tidak menjadi persoalan, 12 orang dipilih sebagai informan kunci, dengan kriteria utama sebagai berikut: (1) memiliki wawasan pengetahuan yang relatif luas dan mendalam tentang bahasa dan kebudayaan Tetun, terutama menyangkut kalimat dan klausa verbal; (2) laki-laki dewasa berusia minimal 40 tahun ke atas; dan (3) memiliki kesehatan jasmaniah dan rohaniah yang baik, termasuk tidak cacat wicara. Untuk mendapatkan informan kunci yang ideal, mekanisme pemilihan menggunakan sistem jaringan. Selain informan kunci, dipilih beberapa informan pembanding yang memiliki pengetahuan dan pengalaman relatif luas tentang bahasa dan kebudayaan Tetun terutama menyangkut kalimat da klausa verbal. Hasil penelitian menunjukkan pulkan bahwa dalam bahasa Tetun MLL terdapat klausa ekatransitif. Ketransitifan verba bahasa Tetun dibedakan menjadi tiga, yaitu karena perilaku verba asalnya verba transitif bawaan, transitif derivatif dengan verba kompleks, dan proklitikisasi. Tipologi Strukturbahasa Tetun Belu SVO, struktur argumen klausa ekatransitifnya: SUBJ>OBJ. Selain itu, terdapat argumen ADJ yang dapat berposisi di awal klausa dan di tengah klausa. Sedangkan OBL dan KOMPL dalam bahasa Tetun Fehan tidak ditemukan. Ini bukan berarti bahwa dalam klausa ekatransitif bahasa Tetun Fehan tidak memiliki unsur OBL dan KOMPL, tetapi keterbatasan data dalam MLL-lah yang menunjukkan demikian. ABSTRACT This research is to analyze verbal clause structure of Tetun Fehan, focuses on descriptions of constituent structural rules, functional and argument structures. The rules formulated based on the grammatical principle of functional lexical. The objective of this research is to analyze and describe characters of constituent structure, functional structure, and argument structure of verbal clause of Tetun Fehan language. Method and data collecting technique are partisan observation, open and detail interview,
recording, notation, and documentation study. The data is analyzed qualitatively using inductive method, analysis done based on the data to be abstraction and concept of functional lexical grammatical theory. Data analysis technique is encoding through the following steps; (a) open encoding trough the process: breaking down, examining, conceptualizing, categorizing; (b) axial coding, and (c) selective coding. Data analysis done incessantly since preliminary data collecting till research outcome completely achieved. The outcome of data analysis is negotiated and discussed with the informants continually in order to get conformity in their conceptual framework understanding. This research took place in Belu Regency, particularly in Betun and Besikama sub-districts. Main data source focused on Tetun speech community domiciled in those sub-districts. Although involving the amount of informants doesn’t have any problem, 12 people have been taken to be key informants, with the criteria as follows: (1) having good comprehension of Tetun language, especially in related to verbal clauses and sentences and also cultures; (2) male in the age of at least 40, and (3) having good brain and physical healthy. To acquire the amount of 12 ideal key informants, it is used network system mechanism. Beside the key informants, it involved some other comparison informants who comprehend the local language and culture. The outcome of the research concludes that in Tetun language MLL consists of mono-transitive. Verbal transitivity of Tetun language can be differentiated into three, namely because of derivative transitive verbs, derivative transitive with complex verbs, and procliticalization. Typology of Tetun Belu language structure is SVO, monotransitive clausal argument structure; SUBJ>OBJ. Besides, it consists of ADJ argument that can be put in the initial and middle position of the clause. Whereas, OBL and KOMPL in Tetun Fehan language are never found. In this case, it doesn’t mean that monotransitive clause of Tetun fehan language never consists of the elements of OBL and KOMPL, but the limited data of MLL shows as it is.
RE-INVENTING NILAI PERJUANGAN NASIONAL RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR MELAWAN KOLONIALISME DAN IMPERALISME DALAM KAITANNYA DENGAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA Oleh: Drs. Nua Sinu Gabriel, M.Hum, Drs. Andreas Ande, M.Si, Drs. Jakariah, M.Pd. ABSTRAK Menurut catatan sejarah bangsa Indonesia telah mengalami penjajahan dari bangsa asing selama bertahun-tahun bahkan berabad-abad terutama bangsa Portugis, Belanda, Inggris, dan bangsa Jepang. Dan bangsa yang paling lama menjajah bangsa Indonesia adalah bangsa Belanda. Bangsa Belanda menjajah Indonesia selama kurang lebih tiga setengah abad. Selama periode ini, bangsa Indonesia sangat menderita dalam berbagai bidang kehidupan baik fisik maupun mental. Penderitaan ini disebab kan oleh perlakuan bangsa Belanda sebagai penjajah terhadap bangsa Indonesia yang tidak berperikemanusiaan, secara politik bangsa Indonesia kehilangan kedaulatannya, dan secara ekonomi bangsa Indonesia menjadi miskin dan melarat. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perjuang-an rakyat di berbagai kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur melawan kolonialisme dan imperialisme untuk mencapai kemerdekaan. Penelitian ini mengenai segala sesuatu yang diketahui oleh warga masya rakat tertentu, maka metode historis merupakan pilihan metode yang digunakan untuk mendapatkan data lapangan mengenai: pengalaman, pengetahuan, pandangan dan keinginan warga masyarakat yang diteliti dengan cara pengamatan lapangan secara langsung dan wawancara mendalam, serta studi dokumentasi. Para tokoh pejuang dalam sejarah lokal bukanlah pemrakarsa perlawanan rakyat NTT dan bukan pula seorang bangsawan yang dapat mengerahkan rakyat untuk berperang. Tetapi kemampuan dan keberaniannya yang luar biasa serta semangat juangnya yang tinggi dalam berperang dan semangat rela berkorban yang tulus demi kepentingan rakyat, maka para tokoh pejuang lokal me-nerima tanggung jawab sebagai pemimpin perlawanan. Karena itu para tokoh pejuang lokal adalah seorang tokoh yang sangat dicintai dan sangat disegani oleh penduduk dalam masyarakatnya. Sebaliknya, tokoh-tokoh pejuang lokal pun mencintai penduduk daerahnya sebagai orang yang dikenalnya dan sebagai masyarakat yang telah menempah kepribadiannya. Untuk itu ketika timbul perlawanan, para tokoh pejuang lokal bersedia menjadi pernimpinnya demi membela penduduk yang dicintainya itu. Perlawanan rakyat terhadap pemerintah Kolonial asing ini disebabkan oleh kerja rodi yang berat dan pungutan pajak yang tinggi serta perlakuan para penguasa Kolonial Belanda yang tidak adil serta kasar dan kejam terhadap penduduk NTT. Sedangkan yang menjadi pemicu perlawanan adalah penyanderaan terhadap anak-anak dan para wanita, dan orang-orang tua dari daerahnya ketika kaum laki-laki dewasa sedang berada di tempat lain. Penyanderaan ini telah melanggar hak azasi manusia dan telah merendahkan harga diri dan martabat kemanusiaan bagi penduduk Key words: Perjuangan; perlawanan; kolonialisme; imperialisme.
ABSTRACT
According to historical records the Indonesian nation has experienced colonization of foreign nations for many years and even centuries, especially the Portuguese, Dutch, English, and the Japanese. And the nation's longest-colonize the nation of Indonesia is the Dutch nation. The Dutch ruled Indonesia for more than three and a half centuries. During this period, the Indonesian nation is suffering in many areas of life both physically and mentally. Suffering is caused by the treatment of the Dutch nation as a colonizer of
the Indonesian nation is not inhuman, politically Indonesian nation loses its sovereignty, and Indonesia became the nation economically poor and destitute.
In particular, this study aims to describe the struggle of the people in various districts in East Nusa Tenggara against colonialism and imperialism to achieve independence. This research is about everything that is known to the citizens of a particular society society, the historical method is the choice of methods used to obtain field data on: the experience, knowledge, views and desires of citizens who studied by direct field observation and in-depth interviews, as well as studies documentation.
The local hero in the history of popular resistance NTT is not a proponent nor an aristocrat who can mobilize people to fight. But the ability and the extraordinary courage and his fighting spirit is high in the war and a sincere spirit of sacrifice for the sake of the people, then the local hero to accept responsibility as the leader of the resistance. Therefore, the local hero is a character who is very loved and very respected by the residents in the community. Conversely, local fighters figures residents will love the area as people he knew and as a society that has menempah personality. For that when resistance arises, the local hero willing to be pernimpinnya to defend people who loved it. People's resistance against a foreign colonial government is due to the heavy forced labor and tax levies are high and the treatment of the Dutch colonial rulers unjust and harsh and cruel towards the people of NTT. While the trigger resistance is hostage to the children and women, and elderly people from the area when the adult males were in another place. This standoff has violated human rights and has lowered self-esteem and human dignity forresidents
Key words: struggle, resistance, colonialism, imperialism.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK HERBA Acalypha indica L. TERHADAP BAKTERI PENYEBAB BLOODY DIARRHOEA SECARA IN VITRO Oleh : Andam S.Ardan, Nikmah M., Abdul Majid ABSTRAK Tumbuhan herba Acalypha indica L. merupakan gulma yang sangat umum ditemukan tumbuh liar di pinggir jalan, lapangan rumput, maupun dilereng gunung. Secara tradisional seluruh bagian tumbuhan dapat digunakan sebagai obat dalam bentuk segar atau yang telah dikeringkan, untuk pengobatan disentri basiler, disentri amuba, diare, pendarahan seperti berak darah (melena), kencing darah (hermaturia), muntah darah (hematemesis), mimisan (epistaksis), dan masih banyak manfaat lain dari tumbuhan. Penggunaan ekstrak herba Acalypha indica L. asal Kupang sebagai obat alternatif antibakteri pada bakteri bloody diarrhea (Shigella dysenteriae subtype 1 dan EHEC 0157:H7) perlu dilakukan penelitian. Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan pengujian aktivitas antibakteri ( bakteriostatik/bakterisidal) ekstrak Acalypha indica L. asal Kupang NTT terhadap bakteri bloody diarrhea (Shigella dysenteriae subtype 1 dan EHECO157:H7) secara invitro. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratories dengan rancangan acak lengkap. Perlakuan terdiri dari enam konsentrasi (K=0/ml, P1=100/ml, P2=200/ml, P3=400/ml, P4=800/ml, P5= 1600mg/ml ai), dan masing-masing empat replikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Ekstrak herba Acalypha indica L asal Kupang NTT bersifat bakterisidal (mematikan) bakteri penyebab bloody diarrhea EHEC 0157:H7, dan Shigella dysentreriae tipe 1), yang diuji secara in vitro pada konsentrasi 800 mg/ml. ABSTRACT Plant of Acalypha indica L. herba is weeds which very general found wild grow neither at edge road, lawn nor slope of mountain. As empirical, the entire part of plant can be used as drug neither fresh nor dry to therapy of baciler dycentry, amoeba dycentry, diarrhea, hemorrhaging like melaena, hematuria, hematemesis, epistaksis, etc. The use of the Acalypha indica L. extract from Kupang NTT as the alternative antibacterial drug against on the bloody diarrhoea bacterial (EHEC 01 57:H7, and Shigella dysenteriae tipe 1) must be investigated accordingly. The purpose of this research is to know the activity of the antibacterial (bacteriostatic and bactericidal) of Acalypha indica L. extract from Kupang NTT on the bloody diarrhoea bacterial (EHEC 0 1 57:H7 , and Shigella dysenteriae tipe 1) in vitro This is the experimental-laboratory research using the complete random design. The treatment included five extract concentrations of Acalypha indica L. herba of 0 mg/ml, 100 mg/ml , 200 mg/ml, 400 mg/ml, 800 mg/ml and 1600 mg/mI, each with four replications. Based on the results that Acalypha indica L. extract from Kupang NTT can bacterisidalon bloody diarrhoea bacterial (EHEC 0157:H7, and Shigella dysenteriae tipe 1), in vitro at concentrations 800 mg/ml.
PERTAUTAN ARGUMEN DALAM BAHASA INDONESIA : SUATU KAJIAN MENGENAI GEJALA PENGHEMATAN STRUKTUR KALIMAT Oleh : Drs. Hendrikus Jehane,M.Hum dan Drs. Fransiskus Sanda,M.Hum ABSTRAK Pertautan argument adalah pengindonesiaan istilah lingustik noun incorporation. Pertautan argument adalah peleburan suatu argument kedalam verba atau perpindahan suatu argument yang menduduki posisi tertentu dalam struktur asal ke posisi verba dalam struktur dervasi. Pertautan argument merupakan salah satu gejela perkembangan struktur bahasa Indonesia yang semakin produktif dewasa ini disamping gejala perkembangan struktur lainnya seperti singkatan dan akronim. Tampaknya gejala meningkatnya pertautan argument erat kaitannya dengan kebutuhan akan komunikasi yang efektif dan efisien. Penelitian ini merupaksuatu upaya untuk mengkaji dan merumuskan tipe-tipe, proses pembentukan dan cirri-ciri pertautan argument dalam bahasa Indonesia. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Government dan Binding. Dengan sub teori perpindahan (movement theory). Teori perpindahan digunakan untuk menjelaskan proses perpindahan suatu konstituen dari posisi tertentu dalam struktur asal ke posisi lain dalam struktur derivasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pertautan argument dalam bahasa Indonesia digolongkan atas empat tipe yaitu : 1(1). Pertautan argument objek dalam transformasi derivasi-ø; (2). Pertautan argument agen dalam konstrukssi pasif; (3) pertautan argument dalam transformasi datif; (4) pertautan argument dalam konstruksi verbalisasi nomina. Kata kunci : pertautan argument, argument, objek, verba, struktur asal, derivasi, transformasi, perpindahan jejak. ABSTRACT Pertautan argumen is the Indonesian translation of linguistics term for noun incorporation. Pertautan argumen is the fusing an argumen into verb or the movement of the argument occupied certain position in underlying structure to verb position in the derived structure. Pertautan argumen can be regarded as one of the types structure in Indonesian which is used -widely nowadays bisides other structure such as abreviation and acronym. It seems that the widely use of pertauta'1 argumen are coused by the need for an effective and efficient communication. This research tries to study and formulate the types, process, and characteristics of pertautan argumen in Indonesian. The theory used in this study is Government and Binding (GB) with Movement theory. The Movement theory is used to analyze the movement process of a constituent from certain position in underlying structure to other position in derived structure. The result of the research indicates that incorporation in Indonesia can be devided into four types: (l) object incorporation in 0-verb + noun, (2) agent incorporation in passive construction, (3) argumen incorporation in dative transformation, and (4) object incorporation in nominal verbalisation. Key word: noun incorporation, argument, object, verb, underlying stucture, derivation, transformatio, movement, trace.
FABRIKASI SEL SURYA NANO SILIKON DENGAN METODE HOT WIRE CELL PECVD
Oleh: Fr. Amirudin Supu,S.Pd.,M.Si; I Wayan Sukarjita,S.Pd.,M.Si; Drs. Fakhrudin,M.Si ABSTRAK Kajian utama dalam penelitian ini difokuskan pada rendahnya tingkat kestabilan divais sel surya yang berbasis nano siJikon. Peningkatan kualitas material sel surya nano silikon dilakukan dengan mengembangkan metode penumbulJ.an baru hot wire cell plasma enhanced chemical vapor deposition (Hot Wire Cell-PECVD). Metode Hot Wire Cell PECVD ini digunakan untuk menumbuhkan lapisan tipis nano silikon di atas gelas corning 7059 dengan menggunakan gas silan (Si~) 10 % dalam gas hidrogen (H2) sebagai sumber gas. Lapisan tipis yang telah ditumbuhkan dikarakterisasi untuk mengamati sifat optik dan listrik maupun struktur Japisannya dengan menggunakan spektrometer ultraviolet visible (UV Vis), X-ray diffractometer (XRD), dan scanning electron microscope (SEM). Konduktivitas diukur dengan metode dua titik (coplanar) menggunakan elektrometer keithJey 617. Dalam penelitian ini, juga telah berhasil difabrikasi divais sel surya nano silikon n-Si dengan efisiensi 11 = 7,34 %. Tingkat kestabilan sel surya nano silikon yang difabrikasi dengan metode Hot Wire Cell PECVD lebih tinggi dari sel surya a-Si:H yang ditumbuhkan dengan metode PECVD. Penurunan Voc dan Isc-nya masingmasing 3,69 % dan 1,54 %. Tingginya tingkat kestabilan sel surya nano silikon (93,31 %) yang ditumbuhkan dengan metode Hot Wire Cell PECVD menunjukkan bahwa kandungan hidrogen pada lapisan tipis n-Si yang dihasilkan cukup rendah. ABSTRACT The major study in this research was focused on the problem of low stability of solar cell devices. The enhancement of the quality of nanocrystalline silicon material and the improvement of solar cell devices stability was done by developing a new deposition method of hot wire cell plasma enhanced chemical vapor deposition (Hot Wire Cell PECVD). The HWC-PECVD method was then applied to grow nanocrystalline silicon thin films on coming glass 7059 by using 10 % silane (S1H4) gas diluted in hydrogen (H2) as gas source. These thin films were then characterized to investigate the optical and electrical properties, and the structure of the films using ultraviolet visible (UV -VIS) spectrometer, Xray diffractometer (XRD), and scanning electron microscope (SEM). The conductivity was also measured by using two points (coplanar} method was measured by using keithley-617 electrometer. In this research, nanocrystalline silicon solar cells device had also been successfully fabricated with the efficiency of 7.34 %. Whereas, the nanocrystalline silicon solar cell grown by Hot Wire Cell PECVD is more stable compare with the cell grown by PECVD method. The decreasing in Voc and Isc are 3.69 % and 1.54 %. A better stability of nanocrystalline silicon solar cells (93.31 %) grown by the Hot Wire Cell PECVD method, indicated that the hydrogen content in this n-Si film was low enough.
ANALISIS POTENSI BAKTERI LAUT SELULOLITIK ALKOHOLIK TOLERAN UNTUK PRODUKSI BIOET ANOL DENGAN MEMANFAATKAN RUMPUT KERING SABANA PULAU TIMOR SEBAGAI SUBSTRA T FERMENTASI Oleh : Mbing Maria Imakulata, Moses Kopong Tokan, Jasman. ABSTRAK Masalah utama yang dihadapi saat ini adalah menipisnya sumberdaya bahan bakar minyak fosil, sementara pada sisi lain kebutuhan terhadap bahan bakar ini semakin meningkat dari waktu ke waktu. Berkaitan dengan permasalahan ini, solusi altematif yang bisa dilakukan adalah mencari sumberdaya bahan bakar barn untuk mengatasi kelangkaan bahan bakar fosil. Untuk memanfaatkan sumberdaya rumput yang melimpah di Pulau Timor, maka penelitian penting yang perlu dilakukan adalah isolasi mikroorganisme (bakteri) yang memiliki potensi untuk mendegradasi senyawa kompleks sefulosa yang merupakan komponen utama dinding sel. Mikroorganisme yang berasal dari lingkunganyang_ekstrimdiduga memiliki potensi yang lebih baik dibandingkan dengan lingkungan normal. Hal ini disebabkan karena mikroorganisme tersebut sudah teruji dan adaptif dengan kondisi tersebut.Degradasi selulosa akan menghasilkan monomer seperti g}ukosa yang dapat- digunakart-sebagai-- substrat fermentasi untuk produksi bioetanol. Tujuan penelitian yang ingin dicapai pada tahun I ini adaJah untuk (1) mengisolasi bakteri faut seIuIolitik, (2) mengevaluasi potensi seIuloIitik bakteri laut pada rumput kering sabana timor, (3) menganalisis toleransi bakteri !aut selulolitikterhadap alkohol. Isolasi bakteri selulolitik, karakterisasi morfologi dan biokimia dilakukan secara deskriptif. Uji potensi seluloIitik dan sensifitas terhadap afkonol dilakukan dengan desain RAL. Data tentang kakateristik morfologi dan bioldmia'dianatisis secara deskriptif dan data tentang potensi selulolitik dan sensisitifitas. terhadap_.alcoholdianalisis dengan Anova dan BNJ 5% melalui program SPPS for Window version 14. Pada penelitian ini ditemukan 5 isolat bakteri selulolitik dengan sifat morfologi, kelompok gram dan sifat biokimia beragam. Hasil analis statistik meninujukkan bahwa isolat selulolitik yang berbeda menghasilkan gula reduksi yang berbeda. Isolat 1 menghasilkan gula reduksi paling tinggi (8.17 mg! 100 gram bahan) dan terendah adalah isolate 5 (4.37 mg!100 gr bahan). Isolat yang berbeda memperlihatkan potensi penurunan kadar lignin yang berbeda. Isolat 5 menghasilkan rata-rata penurunan kadar lignin tertinggi (24.58%) dan terendah isolate 2 dan 4 7.36%). Analsis sensitifitas terhadap alcohol menunjukkan bahwa isolate yang berbeda memperlihatkan kepekaan yang berbeda terhadap kadar alcohol. Isolat 1 relatif lebih resisten ZH 14.67 mm) dan isolate 4 relatiflebih sensitif atau rentan (17.67 mm) dibandingkan dengan isolate lainnya. Semua isolate yang diperoleh adalah lignolitik selulolitik sehingga dapat digunakan untuk menyiapkan substrat fermentasi alkoholik. ABSTRACT The major problem that is faced nowadays is the depletion of fossil fuels, while the other hand, the demand of fuels trend to increase time by time. So, the fossil fuels become scarce fuels. According to this problem, alternative solution that might be done is to find the new sources of fuels. One of the new sources of fuels is grass. Timor Island is a savanna region in which there is too much grasses over the land. For the usefulness of grasses as a source of fuels, isolation of microorganisms which have abilities to hydrolyze the major component of plant cell wall, sellulose, is an important research as a first step of this project. Microorganisms which come from extreme environments are supposed to have better potency than those come from normal environments. It is because of the microorganisms- have been
adapted to the conditions. Degradation/hydrolysis of Cellulose will produces m~nomers like glucose that can be used as a substrate fermentation to produce bioethanol. This research in first year aims to: (I) isolate sea cellulolytic bacteria, (2) evaluate potency of sea bacteria to hydrolyze. cellulose upon dry grass of Timor Island Savanna, (3) analyze toleration of sea cellulolytic bacteria to alcohol. Isolation of Cellulolytic bacteria and characterization of morphology and biochemistry were carried out descriptively. The method to examine' the bacterial potency to hydrolyze cellulose and its sensibility to alcohol is experiment with completely randomized design. Data of morphological and biochemical characterizations were analyzed descriptively, while data of bacterial potency to hydrolyze cellulose and its sensibility to alcohol were analyzed by the analysis of variance (ANOV A) and continued with the test of honestly significant difference (HSD) 5% through SPPS program for window version 14. This research has success to find 5 isolates of cellulolytic bacteria from the sea with different features of morphology, gram group, and biochemistry. The results of statistical analysis show that different cellulolytic isolates produce different levels of sugar/glucose. The highest level of sugar (8.17 mg/l00 gram of substrate) is produced by the isolate 1 whereas the lowest level of sugar/glucose (4.37 mg/100 gram of substrate) is produced by the isolate 5. Different isolates also show differences in the decrease of lignin concentration. The highest decrease of lignin concentration (24.58%) is expressed by the isolate 5 whereas the lowest .ecrease (7.36%) is expressed by the isolate 2 and 4. Based on the analysis of alcohol sensibility of cellulolytic bacteria, different isolates show different alcohol sensibilities. Isolate 1 shows highest resistance (DZH 14.67 mm) and isolate 4 shows lowest resistance (17.67 mm). All ofthe isolates are ligno-cellulolytic bacteria. These bacteria can be used to provide substrates for Alcoholic fermentation.
BEBERAPA PERSPEKTIF TENTANG ANALISIS WACANA KRITIS Oleh: Fransiskus Bustan dan Maria F. Sutini ABSTRAK Tulisan ini mengulas beberapa perspektif tentang analisis wacana kritis dengan dengan sasaran bahasan berkenaan dengan definisi dan konsep analisis wacana kritis, struktur teks wacana, karakteristik analisis wacana kiritis, dan pemarjinalan melalui strategi wacana. Materi yang dikaji dan disajikan dalam tulisan ini bersumber pada data hasil studi dokumentasi, baik yang tersedia dalam bentuk acuan umum berupa buku maupun yang tersdia dalam bentuk acuan khusus berupa artikel imiah, disertasi, dan sebagainya. Kata kunci: perspektif, wacana, analisis wacana, analisis wacana kritis ABSTRACT This article discusses some perspectives on critical discourse analysis with the scope of discussion deals with definition and concept of critical discourse analysis, discourse structure, characteristics of critical discourse analysis, and marginalization through discouse strategy. The materials examined and presented in this article are based on data resulted from documentation study, either those are available in such general references as books or those are available in such specific references as scientific article, dissertation, and so forth. Key words: perspectives, discourse, discourse analysis, crtitical discourse anayisis
MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN BERMUTU BAGI BANGSA INDONESIA Oleh: Fransiskus Bustan, ABSTRAK Tulisan ini membahas beberapa isu dan masalah mengembangkan pendidikan bermutu dengan referensi khusus bagi bangsa Indonesia. Sasaran pemerian mencakup definisi dan konsep pendidikan bermutu, tujuan pendidikan bermutu, serta pilar pendidikan bermutu dan mekanisme penerapannya. Materi yang dikaji dan disajikan dalam tulisan ini bersumber pada data hasil studi pustaka dan studi dokumentasi dengan merujuk pada situasi dan kondisi yang dihadapi dan dialami bangsa Indonesia sebagai percontoh yang menunjukkan rendanya mutu pendidikan. Kata kunci: pendidikan, bermutu, bangsa Indonesia ABSTRACT This article discusses some issues and problems dealing with developing qualified education with special reference to Indonesian society. The scope of discussion covers definition and concept of qualified education, aims of qualified education, as well as basis of qualified education and its operating mechanism. The materials examined and presented in this article are based on data resulted from library research and documentation study with reference to the situation and condition faced and experienced by Indonesian society as samples showing low-qualified education. Key words: education, qualified, Indonesian people
KEBERMAKNAAN CERITA RAKYAT SEBAGAI CERMINAN PANDANGAN DUNIA SUATU MASYARAKAT Oleh: Drs. Julius M. I. Tlaan ABSTRAK Tulisan ini menelaah kebermaknaan cerita rakyat sebagai cerminan pandangan dunia suatu masyarakat. Masalah tersebut ditelaah dalam kaitan dengan fungsi yang diperani cerita rakyat dalam realitas kehidupan suatu masyarakat, dengan referensi khusus pada masyarakat pada masyarakat Indonesia. Kebermaknaan cerita rakyat sebagai cerminan pandangan dunia suatu masyarakat, selain menyatu dalam bentuk tekstual yang tampak secara fisik, juga menyata dalam sejumlah fungsi yang diemban dan diperani cerita rakyat tersebut dalam realitas kehidupan masyarakat bersangkutan. Sesuai fungsi yang diperaninya, cerita rakyat sebagai cerminan pandangan dunia suatu masyarakat bermakna sebagai sarana hiburan, sarana religius, wahana pendidikan, piranti pemersatu, pemerkokoh nilai sosial budaya, dan sarana pengontrol sosial. Kata kunci: kebermaknaan, cerita rakyat, pandangan dunia, masyarakat ABSTRACT This paper examines the significance of foklore as mirror of a society’s worldview. The problem is examined in relation to the function shared bu folklore in the reality of a society, with special reference to Indonesian society. The significance of folklore as the mirror of a soecietiy’s worldview are not only implied in the textual forms that can be phisically seen, baut also stated in a number of functions served by folklore in the reality of life of society in question. In terms of its functions, the significances of folklore as the mirror of a society’sworldview serves as as means of consolation, means of religion, means of education, means of unification, means of strengthening socio-cualtural values, and means of social control. Key words: significance, folklore, worldview, society
PERUBAHAN KONDISI PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN DAN PERKEMBANGAN KARAKTERISTIK POLA PENANGANANNYA Oleh: Jauhari Effendi ABSTRAK Hasil penelitian mengungkapkan tiga temuan. Temuan pertama menggambarkan bahwa pada seluruh pola penanganan terdapat ketidaksesuaian antara prasyarat kampung sasaran dengan kondisi nyata kampung terapan. Temuan kedua mengungkapkan keempat pola penanganan memberikan tingkat keberhasilan yang serupa, dalam tingkat sedang. Temuan ketiga menunjukkan bahwa upaya tambahan memiliki jenis dan tingkat keberhasilan yang beragam dalam setiap pola. Lebih lanjut, upaya mandiri warga dapat disimpulkan sebagai eksistensi pendekatan komunitas yang tidak saja berperan sebagai pelengkap, tetapi juga menjadi faktor kunci keberhasilan pendekatan-pendekatan teknokratik yang dianggap belum memperhatikan kondisi nyata kampung yang beragam. ABSTRACT Development of The Urban Slums Condition and its Upgrading Pattern Characteristics. Result of research lays open three findings. Finding firstly depicts that at all handling pattern there is unconformability between target kampong prerequisites with condition of applied kampong reality. Fourth laying open second finding of handling pattern to give level of similar success, in medium grade. Finding third indicates that additional effort has type and level of immeasurable success in every pattern. Generally effort type done by member is different aspect from handling pattern principal focus, but in other case also is found addition effort which in line with principal focus. Further, self-supporting effort of inferential member as approach existence of community that is is not even stands as complement, but also becomes key factor success of teknokratic approachs assumed has not paid attention to condition of immeasurable village reality.