PENGARUH STATUS PIONIR SEBUAH MEREK TERHADAP SIKAP KONSUMEN PADA TEH BOTOL SOSRO (STUDI KASUS PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA) Kharisma Sari Pardede1 Ulfah2 1 Alumni FE USU Departemen Manajemen 2 Staf Pengajar Departemen FE USU
ABSTRACT This study aims to determine the influence of pioneer status of a brand to the consumer attitudes for Teh Botol Sosro for students of Social and Political Science, University od North Sumatera. This research is descriptive quantitative. Data used are primary and secondary data obtained through the study of the measurement documentation and questionnaries using Likert’ scale. The population in this study were all students of Social and Political Science, University of North Sumatera who had consumed Teh Botol Sosro whose numbers unknown. Sampling technique using a accidental sampling method. The analysis method used is descriptive analysis method and the simple regression analysis method. The results of this study indicate that the pioneers status of a brand have a positive and significant impact on consumers attitude towards the category of beverage Teh Botol Sosro to the students of Social and Political Science, University of North Sumatera. R Square = 0,370, meaning 37% of the factors in consumer attitudes can be explained by the independent variable which is pioneer status while the remaining 63% explained by other factors not examined in this study Keywords: Pioneer Status of Teh Botol Sosro, Consumer Attitudes
A. PENDAHULUAN Saat ini tersedia begitu banyak pilihan jenis minuman yang bisa dikonsumsi sebagai pendamping makan atau hanya sekedar untuk melepaskan dahaga. Bermacam jenis minuman ini juga bisa didapatkan dengan mudah serta harganya yang cenderung terjangkau. Kemudahan untuk mendapatkan produk serta harga produk yang terjangkau merupakan salah satu dari beberapa hal yang mempengaruhi masyarakat untuk membeli suatu produk. Masyarakat juga berusaha untuk mendapatkan produk yang terjamin kualitasnya serta dapat memenuhi kebutuhannya disela-sela aktifitas yang padat. Hal ini merupakan salah satu faktor yang penting bagi produsen untuk memahami sikap konsumen, karena konsumen merupakan pusat perhatian produsen. Produsen harus berupaya maksimal untuk mendapatkan sikap positif dari konsumen atas produknya, karena konsumen yang memberikan
sikap positif terhadap suatu produk akan memiliki keinginan untuk memilih dan membeli produk tersebut. Apabila konsumen memberikan sikap negatif, biasanya ia tidak akan tertarik untuk membeli produk tersebut, bahkan mungkin menyatakan ketidaksukaannya pada orang lain. Upaya-upaya yang dilakukan produsen dapat dilihat dari segi kualitas ataupun kekuatan mereknya. Teh merupakan salah satu jenis minuman yang paling umum dikonsumsi pada saat makan sehari-hari. Teh dapat dinikmati baik pada pagi, siang, sore, ataupun malam hari. Banyak cara yang dipilih untuk menikmati minuman ini, baik dingin maupun panas. Seiring dengan kebiasaan masyarakat Indonesia mengonsumsi teh, teh dalam kemasan atau teh siap saji menjadi salah satu minuman ringan yang menjadi favorit di Indonesia. Hasil dari survey lembaga penelitian MARS di lima kota besar di Indonesia menunjukkan bahwa teh dikonsumsi oleh 75% penduduk Indonesia. Minuman teh tidak hanya enak rasanya, tetapi juga 1
menyebabkan peningkatan gairah makan. Bahkan, dengan kandungan alkaloid kafeinnya yang mempunyai efek rangsangan terhadap manusia, teh dapat memperkuat daya pikir dan menambah kekuatan badan. Status merek pioner (pioneer-status) pada suatu produk merupakan salah satu keungulan yang bisa menjadi senjata pemasaran yang ampuh untuk memenangkan persaingan yang ketat saat ini, apabila diolah dengan baik. Schnaars mendefenisikan status pionir sebuah merek sebagai merek yang memperkenalkan suatu produk ke pasar dan pertama kali menjualnya dengan sukses (Tjiptono, 2005:61). Keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh merek pionir sungguh mengagumkan sehingga mampu membuat merek pionir bertahan dari serangan para pesaing, hadirnya merek baru, inovasi produk pesaing, kompetisi harga, dan perubahan selera konsumen (Carpenter dan Nakamoto dalam Wardayanti, 2006:74). Keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh Teh Botol Sosro dalam hal inovasi, keterjangkauan harga serta rasa tehnya yang segar yang menyebabkan Teh Botol Sosro mampu mempertahankan konsumennya dari sejak pertama kali dipasarkan. Sosro merupakan perusahaan pertama yang mengeluarkan produk teh dalam kemasan botol yang diberi nama Teh Botol Sosro. Lalu PT. CocaCola Indonesia mengeluarkan produk Frestea yang kemudian meramaikan pasar teh dalam kemasan. Selanjutnya, berbagai produk dari perusahaan pesaing juga ikut mengeluarkan produk teh dalam kemasan, dengan berbagai variasi rasa dan juga dengan bentuk kemasan, baik kotak maupun botol. Namun Sosro yang merupakan market leader tidak tinggal diam untuk merespon pergerakan perusahaan pesaing. Mereka juga melakukan penambahan variasi rasa, bahkan juga melakukan inovasi dengan menggabungkan antara soda dan teh. Sebuah merek berfungsi untuk membedakan sebuah produk dari produk pesaing dimana seorang produsen tidak cukup hanya menawarkan kualitas produk yang tinggi untuk merebut konsumen, tetapi juga harus meningkatkan kekuatan mereknya di pasar. Dengan status pionir yang dimiliki Sosro, menjadikan teh dalam kemasan botol ini dipercaya penuh oleh konsumen. Konsumen yang bersifat
positif terhadap suatu produk cenderung memiliki keinginan yang kuat untuk memilih dan membeli produk yang disukainya. Perumusan Masalah Perumusan masalah penelitian adalah : “Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara status pionir merek Teh Botol Sosro terhadap sikap konsumen pada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara?” Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh status pionir merek Teh Botol Sosro terhadap sikap konsumen pada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Manfaat Penelitian Manfaat yang ddiharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan referensi bagi perusahaan untuk terus meningkatkan kekuatan status merek peionir agar mampu terus bertahan menguasai pasar dalam kategori produk Teh Botol Sosro yang pada akhirnya berguna bagi tujuan jangka panjang perusahaan. 2. Bagi Penulis Memberikan kontribusi bagi pemikiran untuk memperluas wawasan dalam bidang pemasaran dan menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan. 3. Bagi peneliti lain Sebagai referensi yang dapat dijadikan bahan perbandingan dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang. B. TINJAUAN PUSTAKA 1.
Merek Pionir Kalyanaram, Robinson, dan Urban dalam Tjiptono (2005: 61) mendefinisikan pionir sebagai merek yang pertama kali masuk ke sebuah pasar baru. Schmalensee dalam Tjiptono (2005:61) menyatakan pionir adalah merek yang muncul pertama kali dalam kategori produk baru. Defenisi lebih spesifik oleh Schnaars dalam Tjiptono 2
(2005:61) yang merumuskan pionir sebagai merek yang memperkenalkan suatu produk ke pasar dan pertama kali menjualnya dengan sukses. Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa merek pionir adalah suatu merek baru dalam kategori baru dan sukses menjualnya di pasar serta tetap mempertahankannya sehingga membekas di benak konsumen 2. Sikap Konsumen Schiffman dan Kanuk dalam Ferrinadewi (2008:94) mengatakan bahwa sikap merupakan respon yang konsisten baik itu respon positif maupun negatif terhadap suatu objek sebagai hasil dari proses belajar. Dapat dikatakan sikap bersifat menetap karena sikap memiliki kecenderungan berproses dalam kurun waktu panjang hasil dari pembelajaran. Dalam ungkapan yang lebih sederhana, sikap adalah bagaimana kita berpikir, merasa dan bertindak terhadap obyek tertentu dalam lingkungan. Triandis dan ahli lainnya dalam Setiadi (2003:14) mengkombinasikan tiga jenis tanggapan (pikiran, perasaan, dan tindakan) ke dalam model tiga unsur dari sikap (Tripartite Model of Attitude). Dalam skema ini sikap dipandang mengandung tiga komponen yang terkait yaitu kognisi (pengetahuan tentang obyek), afeksi (evaluasi positif atau negatid terhadap suatu obyek) dan conation (perilaku aktual terhadap suatu obyek). Konsumen yang suka atau bersikap positif terhadap suatu produk akan cenderung memiliki keinginan yang kuat untuk memilih dan membeli produk yang disukainya tersebut. Sebaliknya, kalau konsumen bersikap negatif terhadap suatu produk, maka biasanya akan tidak memperhitungkan produk tersebut sebagai pilihan pembelian, bahkan tidak jarang akan menyampaikan ketidaksukaannya tersebut kepada teman, kerabat atau tetangganya (Suryani, 2005:160). Sikap konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Sikap mewakili perasaan senang atau tidak senang konsumen terhadap obyek yang dipertanyakan. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap konsumen Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap konsumen menurut Suryani (2008:175) adalah sebagai berikut: a. Pengalaman Langsung
Pengalaman individu mengenai obyek sikap dari waktu ke waktu akan membentuk sikap tertentu pada individu. Seorang konsumen remaja putri sangat menyukai produk-produk keluaran Pond’s, karena dia merasa puas ketika membeli bedak, dia merasa cocok ketika membeli susu pembersih dan lipstiknya. Sewaktu dia membutuhkan produk tersebut juga selalu tersedia, serta tenaga penjual yang melayaninya memberikan pelayanan yang sangat memuaskan. b. Pengaruh Keluarga Keluarga memiliki peranan penting dalam pembentukan sikap maupun perilaku. Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat karena konsumen melakukan interaksi lebih intensif dibandingkan dengan lingkungan lain. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa sikap konsumen terhadap produk tertentu memiliki hubungan yang kuat dengan sikap orangtuanya terhadap produk tersebut. Seorang anak remaja yang menggunakan berbagai produk kecantikan dan perawatan tubuh seperti yang digunakan orangtuanya karena merasa sudah cocok dan terbiasa. c. Teman Sebaya Teman sebaya punya peran cukup besar terutama bagi anak-anak remaja dalam pembentukan sikap. Adanya kecenderungan untuk mendapatkan penerimaan dari teman-teman sebayanya, mendorong para anak muda mudah dipengaruhi oleh kelompoknya dibandingkan sumber-sumber lainnya. d. Pemasaran Langsung Mulai banyaknya perusahaan yang menggunakan pemasaran langsung atas produk yang ditawarkan secara tidak langsung berpengaruh dalam pembentukan konsumen. Pemasaran langsung yang dilakukan oleh City Bank, Bank Niaga, atau beberapa produsen lainnya merupakan sasaran yang potensial untuk membentuk sikap konsumen. e. Tayangan Media Massa Media massa yang merupakan sarana komunikasi yang hampir setiap saat dijumpai konsumen dapat membentuk sikap konsumen. Peran media sangat penting dalam pembentukan sikap konsumen, sehingga pemasar perlu mengetahui media apa yang biasanya dikonsumsi oleh pasar sasarannya dan melalui media tersebut dengan rancangan pesan yang tepat, sikap positif dapat dibentuk. 3
C. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif 1. Analisis Deskriptif responden Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Kuesioner sebagai data primer dalam penelitian ini telah disebarkan kepada sampel yang telah ditentukan. Dari populasi diambil sampel mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik Universits Sumatera Utara yang pernah mengkonsumsi Teh Botol Sosro sebanyak 96 orang. a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Presentase Responden (orang) Pria 41 42,7% Wanita 55 57,3% Total 96 100% Sumber : Data primer, diolah (2013) Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa mayoritas mahasiswa yang menjadi responden berdasarkani jenis kelamin adalah perempuan yang berjumlah 55 orang atau 56,7% sementara pria berjumlah 41 orang atau 42,7%. b. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 2 Karakteristik Berdasarkan Umur Umur Jumlah Presentase Responden (orang) 18 8 8,3% 19 18 18,8% 20 27 28,1% 21 27 28,1% 22 13 13,6% 23 3 3,1% Total 96 100% Sumber : Data primer, diolah (2013) Berdasarkan data yang ada pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa mayoritas responden berumur 20 dan 21 tahun yaitu sebanyak 27 orang atau 28,1%, 18,8% responden berumur 19 tahun, 13,6% responden berumur 22 tahun, 8,3% responden
berumur 18 tahun dan responden yang berumur 23 tahun memiliki presentase paling kecil yaitu 3,1%. c. Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan Tabel 3 Karakteristik Berdasarkan Jurusan Jurusan Jumlah Presentase Responden (orang) Administrasi 8 8,3% Bisnis Administrasi 17 17,7% Negara Antropologi 16 16,6% Sosial Kesejahteraan 2 2,1% Sosial Komunikasi 26 27,1% Perpajakan 1 1,1% Ilmu Politik 20 20,8% Sosiologi 6 6,3% Total 96 100% Sumber: Data primer, diolah (2013) Tabel 1.3 menjelaskan bahwa mayoritas responden berdasarkan jurusan yaitu mahasiswa jurusan Komunikasi yang berjumlah 26 orang (27,1%). 20 responden (20,8%) adalah mahasiswa jurusan Ilmu Politik, 17 responden (17,7%) adalah mahasiswa jurusan Administrasi Negara, 16 responden (16,6%) adalah mahasiswa jurusan Antropologi Sosial, 6 responden (6,3%) adalah mahasiswa jurusan Sosiologi, 8 responden (8,3%) adalah mahasiswa jurusan Administrasi Bisnis, 2 responden (2,1%) adalah mahasiswa jurusan Kesejahteraan Sosial, dan 1 responden (1,1%) adalah mahasiswa jurusan Perpajakan. 2. Deskriptif Variabel Deskriptif presentase hasil penelitian setiap variabel dengan tanggapan responden sebagai berikut: Skor 5 = Sangat Setuju (SS) Skor 4 = Setuju (S) Skor 3 = Kurang Setuju (KS) Skor 2 = Tidak Setuju (TS) Skor 1 = Sangat Tidak Setuju (STS) a. Variabel Status Pionir sebagai X
4
Tabel 4 Distribusi penilaian responden terhadap variabel X It ST TS KS S SS T Tot e S ot al m f % f % F % f % f % al resp % ond en 1 0 0 8 8 1 1 4 5 2 2 1 96 , 6 6, 8 0 4 5 0 3 7 0 2 0 0 4 4 8 8, 5 5 3 3 1 96 , 3 2 4, 2 3, 0 2 2 3 0 3 0 0 4 4 2 2 5 5 2 2 1 96 , 2 3, 0 2, 0 0, 0 2 1 1 6 0 Sumber : Data primer, diolah (2013) Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa: a. Frekuensi jawaban responden sampel terhadap pernyataan (item) 1 yaitu mengenai Teh Botol Sosro adalah minuman teh dalam kemasan botol yang pertama kali muncul di pasar diketahui bahwa tidak ada responden (0%) menjawab sangat tidak setuju, 8 responden (8,3%) menjawab tidak setuju, 16 responden (16,7%) menjawab kurang setuju, 48 responden (50%) menjawab setuju dan 24 responden (25%) menjawab sangat setuju. b. Frekuensi jawaban responden sampel terhadap pernyataan (item) mengenai Teh Botol Sosro adalah merek minuman teh dalam kemasan botol yang lebih dikenal daripada merek teh dalam kemasan lainnya diketahui tidak ada responden (0%) menjawab sangat tidak setuju, 4 responden (4,2%) menjawab tidak setuju, 8 responden (8,3%) menjawab kurang setuju, 52 responden (54,2%) menjawab setuju dan 32 responden (33,3%) menjawab sangat setuju. c. Frekuensi jawaban responden sampel terhadap pernyataan (item) 3 mengenai Teh Botol Sosro lebih diminati konsumen daripada minuman teh dalam kemasan botol lainnya diketahui bahwa tidak ada responden (0%) yang menjawab sangat tidak setuju, 4 responden (4,2%) menjawab tidak setuju, 22 responden (23,1%) menjawab kurang setuju, 50 responden (52,1%)
menjawab setuju dan 20 responden (20,6%) menjawab sangat setuju. b. Variabel Sikap Konsumen sebagai Y Tabel 5 Distribusi penilaian responden terhadap variabel Y It ST TS KS S SS T Tota e S ot l m f % f % f % f % f % al Res % pon den 1 0 0 1 1 1 1 5 5 1 1 1 96 0 0 6 6 2 4 8 8 0 , , , , 0 4 7 2 7 2 0 0 5 5 1 1 6 6 1 1 1 96 , 7 7 2 4 2 2 0 2 , , , 0 7 6 5 3 0 0 3 3 9 9 7 7 8 8 1 96 , , 6 9 , 0 1 4 , 3 0 2 4 0 0 0 0 2 2 5 5 1 1 1 96 3 3 6 8 7 7 0 , , , 0 9 4 7 5 0 0 3 3 1 1 6 6 1 1 1 96 , 8 8 4 6 1 1 0 1 , , , 0 7 7 5 6 0 0 1 1 2 2 3 3 2 3 1 96 0 0 6 7 1 2 9 0 0 , , , , 0 4 1 3 2 7 1 1 6 6 2 2 5 5 1 1 1 96 , , 2 2 0 2 7 7 0 1 2 , , , 0 9 1 7 8 0 0 5 5 1 1 6 6 1 1 1 96 , 2 2 0 2 9 9 0 2 , , , 0 5 5 8 9 0 0 1 1 6 6 5 6 3 3 1 96 , , 9 1 0 1 0 1 2 , , 0 5 2
5
1 0
1 1 4 , 1
4 , 2
1 7
1 5 5 2 2 1 96 7 1 3 3 3 0 , , , 0 7 1 9 1 0 0 7 7 2 2 4 4 2 2 1 96 1 , 6 7 3 4 0 0 0 3 , , , 0 1 7 8 1 0 0 1 1 3 3 3 3 2 2 1 96 2 2 2 3 4 1 2 0 0 0 , , , , 0 5 4 3 8 Sumber : Data primer, diolah (2013) Berdasarkan Tabel 1.5 dapat dilihat bahwa: a. Frekuensi jawaban responden sampel terhadap pernyataan (item) 1 yaitu responden mengetahui Teh Botol Sosro adalah merek teh dalam kemasan botol yang pertama kali dipasarkan diketahui bahwa tidak ada responden (0%) menjawab sangat tidak setuju, 10 responden (10,4%) menjawab tidak setuju, 16 responden (16,7%) menjawab kurang setuju, 52 responden (54,2%) menjawab setuju dan 18 responden (18,7%) menjawab sangat setuju. b. Frekuensi jawaban responden sampel terhadap pernyataan (item) 2 yaitu responden mengetahui Teh Botol Sosro menggunakan bahan baku yang berkualitas diketahui bahwa tidak ada responden (0%) yang menjawab sangat tidak setuju, 5 responden (5,2%) menjawab tidak setuju, 17 responden (17,7%) menjawab kurang setuju, 62 responden (64,6%) menjawab setuju dan 12 responden (12,5%) menjawab sangat setuju. c. Frekuensi jawaban responden sampel terhadap pernyataan (item) 3 yaitu responden mengetahui Teh Botol Sosro diproduksi sesuai dengan standar diketahui bahwa tidak ada responden (0%) menjawab sangat tidak setuju, 3 responden (3,1%) menjawab tidak setuju, 9 responden (9,4%) menjawab kurang setuju 76 responden (79,2%) menjawab setuju dan 8 responden (8,3%) menjawab sangat setuju. d. Frekuensi jawaban responden sampel terhadap pernyataan (item) 4 yaitu responden yakin bahwa status pionir Teh Botol Sosro menunjukkan kualitas yang baik dibanding merek pengikut, diketahui bahwa tidak ada responden (0%) menjawab sangat tidak setuju,
tidak ada responden (0%) yang menjawab tidak setuju, 23 responden (23,9%) menjawab kurang setuju, 56 responden (58,4%) menjawab setuju, 17 responden (17,7%) menjawab sangat setuju. e. Frekuensi jawaban responden sampel terhadap pernyataan (item) 5 yaitu responden yakin bahwa Teh Botol Sosro adalah pilihan yang tepat dalam kategori minuman teh dalam kemasan, diketahui bahwa tidak ada responden (0%) menjawab sangat tidak setuju, 3 responden (3,1%) menjawab tidak setuju, 18 responden (18,7%) menjawab kurang setuju, 64 responden (66,7%) menjawab setuju dan 11 responden (11,5%) menajwab sangat setuju. f. Frekuensi jawaban responden sampel terhadap pernyataan (item) 6 yaitu Teh Botol Sosro adalah merek yang disukai responden dibandingkan dengan merek pengikut, diketahui bahwa tidak ada responden (0%) menjawab sangat tidak setuju, 10 responden (10,4%) menjawab tidak setuju, 26 responden (27,1%) menjawab kurang setuju, 31 responden (32,3%) menjawab setuju, 29 responden (30,2%) menjawab sangat setuju. g. Frekuensi jawaban responden sampel terhadap pernyataan (item) 7 yaitu responden menyukai bentuk kemasan Teh Botol Sosro, diketahui bahwa 1 responden (1,1%) menjawab sangat tidak setuju, 6 responden (6,2%) responden menjawab tidak setuju, 22 responden (22,9%) menjawab kurang setuju, 50 responden (52,1%) menjawab setuju, 17 responden (17,7%) menjawab sangat setuju. h. Frekuensi jawaban responden sampel terhadap pernyataan (item) 8 yaitu responden menyukai Teh Botol Sosro karena harganya yang terjangkau, diketahui bahwa tidak ada responden (0%) menjawab sangat tidak setuju, 5 responden (5,2%) menjawab tidak setuju, 12 responden (12,5%) menjawab kurang setuju, 60 (62,5%) responden menjawab setuju, 19 (19,8%) responden menjawab sangat setuju. i. Frekuensi jawaban responden sampel terhadap pernyataan (item) 9 yaitu responden tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan Teh Botol Sosro, diketahui bahwa tidak ada responden (0%) menjawab sangat tidak setuju, 1 responden (1,1%) menjawab tidak setuju, 6 responden (6,2%) menjawab kurang setuju, 59 6
responden (61,5%) menjawab setuju, 30 responden (31,2%) menjawab sangat setuju. j. Frekuensi jawaban responden sampel terhadap pernyataan (item) 10 yaitu responden tidak pernah mendapatkan Teh Botol Sosro dalam keadaan rusak, diketahui bahwa 1 responden (1,1%) menjawab sangat tidak setuju, 4 responden (4,2%) menjawab tidak setuju, 17 responden (17,7%) menjawab kurang setuju, 51 responden (53,1%) menjawab setuju, 23 responden (23,9%) menjawab sangat setuju. k. Frekuensi jawaban responden sampel terhadap pernyataan (item) 11 yaitu responden akan mengkonsumsi Teh Botol Sosro ketika ingin mengkonsumsi minuman teh dalam kemasan botol, diketahui bahwa tidak ada responden (0%) menjawab sangat tidak setuju, 7 responden (7,3%) menjawab tidak setuju, 26 responden (27,1%) menjawab kurang setuju, 43 responden (44,7%) menjawab setuju, 20 responden (20,8%) menjawab sangat setuju. Frekuensi jawaban responden sampel terhadap pernyataan (item) 11 yaitu responden tetap akan mengkonsumsi Teh Botol Sosro meskipun banyak minuman teh dalam kemasan botol yang ada di pasar, diketahui bahwa tidak ada responden (0%) menjawab sangat tidak setuju, 12 responden (12,5%) menjawab tidak setuju, 33 responden (34,4%) menjawab kurang setuju, 31 responden (32,3%) menjawab setuju, 20 responden (20,8%) menjawab sangat setuju.
c. R hitung dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation. 2. Uji Hipotesis Analisis Regresi Linear Sederhana Analisis regresi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yang terdiri dari status pionir merek terhadap variabel terikat yaitu sikap konsumen.
ANALISIS STATISTIK 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas digunakan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung dari variabel penelitian dengan nilai r tabel. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut: a. Jika > maka pernyataan dinyatakan valid. b. Jika < maka pernyataan dinyatakan tidak valid.
Koefisen Determinasi ( ) R Square digunakan untuk melihat seberapa besar variabel bebas yaitu status pionir merek mampu menjelaskan variabel terikat yaitu sikap konsumen. Jika determinan ( ) semakin besar atau mendekati satu, maka pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin kuat. Jika determinan ( ) semakin kecil atau nol, maka pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat semakin lemah.
Tabel 6 Analisis Regresi Sederhana Coefficientsa Standa rdized Unstandardize Coeffici d Coefficients ents Model 1
B
Std. Error
(Const 25.000 2.935 ant)
Beta
t
Sig.
8.51 .000 9
status 1.797 .242 .608 7.42 .000 pionir 4 a. Dependent Variable: sikapkonsumen Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 16.0, 2013) Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditunjukkan pada Tabel 1.6 maka diperoleh persamaan hasil regresi sederhana sebagai berikut: Y = 25 + 1,797X
7
Tabel 7 Hasil Uji R Model Summary
Model
R
Tabel 8 Hasil Uji t Coefficientsa
R Adjuste Squa d R Std. Error of re Square the Estimate
1 .608a .370 .363 4.39771 a. Predictors: (Constant), statuspionir Sumber : Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 16.0, 2013) Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 1.6 diketahui nilai R sebesar 0,608 yang menunjukkan bahwa status pionir (X) mampu mencerminkan proporsi variabel sikap konsumen yang dijelaskan oleh variabel bebas (status pionir) mendekati angka satu dan menjauhi angka nol sehingga model regresi linear sederhana ini layak digunakan untuk memprediksi atau meramalkan pengaruh status pionir terhadap sikap konsumen. Penjelasan lain yang dapat diperoleh yaitu nilai R Square sebesar 0,370 yang menjelaskan status pionir sebagai variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikat yaitu sikap konsumen sebesar 37 % dan sisanya sebesar 63% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui secara individu pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas, yaitu variabel Status Pionir. Kriteria Pengujiannya: Ho : b1 = 0 artinya variabel bebas, yaitu Status Pionir secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat, yaitu Sikap Konsumen. Ha : b1 = 0 artinya variabel bebas, yaitu Status Pionir secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat, yaitu Status Pionir.
Standa Unstandardiz rdized ed Coeffic Coefficients ients Model 1
B
Std. Error
(Cons 25.00 2.935 tant) 0
Beta
t
Sig.
8.51 .000 9
status 1.797 .242 .608 7.42 .000 pionir 4 a. Dependent Variable: sikapkonsumen Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 16.0, 2013) Berdasarkan hasil pada Tabel 1.7 dapat dilihat bahwa nilai t hitung variabel Status Pionir adalah 7,424 dan nilai tabel adalah 1,985 sehingga t hitung > t tabel (7,424 > 1,985) dan dapat disimpulkan bahwa variabel Status Pionir merek Teh Botol Sosro berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap sikap konsumen pada mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
8
D. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Status Pionir merek Teh Botol Sosro berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap konsumen pada mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, artinya apabila status pionir merek Teh Botol Sosro naik maka sikap konsumen pada minuman Teh Botol Sosro akan naik, sebaliknya jika status pionir merek Teh Botol Sosro turun, maka sikap konsumen pada minuman Teh Botol Sosro juga akan turun. 2. Status Pionir merek Teh Botol Sosro (X) mempengaruhi sikap konsumen pada mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sebagai variabel terikat (Y) sebesar 37% dan sisanya sebesar 63% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.
3. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel status pionir Teh Botol Sosro mempengaruhi sikap konsumen pada Mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, maka perusahaan harus menjaga kualitas Teh Botol Sosro serta tetap up to date untuk tetap mendapatkan kepercayaan konsumen.
E. SARAN 1. Semakin gencar dalam memberikan informasi mengenai keunggulan-keunggulan Teh Botol Sosro sebagai merek pionir, karena pengetahuan konsumen akan Teh Botol Sosro merupakan hal yang paling berpengaruh terhadap sikap konsumen. Pemberian informasi-informasi tersebut dapat dilakukan melalui iklan pada media cetak atau elektronik yang menunjukkan keunggulan-keunggulan Teh Botol Sosro, misalnya dalam proses pembuatan, pemilihan bahan baku, dan lainnya, sehingga konsumen yakin bahwa Teh Botol Sosro adalah status pionir dan menjadi pilihan utama ketika ingin mengkonsumsi minuman teh dalam kemasan botol. 2. Selain faktor status pionir, sikap konsumen dalam penelitian ini juga dipengaruhi oleh faktor lainnya yang cukup besar yaitu sebesar 73%. Oleh karena itu, pihak manajemen harus memperhatikan faktor-faktor lain tersebut, misalnya dalam hal varian rasa, kemasan, keterjangkauan dan lainnya yang dapat mempengaruhi sikap konsumen. Perusahaan dapat melakukan survey kepada konsumen untuk mengetahui pembaharuan yang dapat dilakukan pada Teh Botol Sosro.
9
DAFTAR PUSTAKA Buku Ginting, Paham dan Situmorang, Syafrizal Helmi 2008. Filsafat Ilmu dan Metode Riset. Cetakan Kedua, USU Press, Medan. Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek dan Psikologi Konsumen: Implikasi pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta, Graha Ilmu. Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran: Perspektif Asia. Yogyakarta, Andi. Kotler, Philip dan Kevil Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13 jilid 1. Jakarta, Erlangga. Setiadi, Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta, Kencana. Setiadi, Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Bogor, Prenada Media. Situmorang, Syafrizal Helmi dan Paham Ginting. 2008. Analisis Data Penelitian (Menggunakan Program SPSS), USU Press, Medan. Sumarwan, Ujang. 2002. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor, Ghalia Indonesia. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung, CV. Alfabeta Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsumen: Implikasi pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta, Graha Ilmu. Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2000. Prinsip dan Dinamika Pemasaran. Yogyakrata, J & J Learning. Tjipotono, Fandy. 2005. Brand Management & Strategy. Yogyakarta, Andi. Skripsi Tarigan, Nina Karina. 2010. “Pengaruh Status Pionir Sebuah Merek Terhdap Sikap Konsumen Pada Kategori Minuman Isotonik Pocari Sweat (Studi Kasus Padas Mahasiswa Politeknik Negeri Medan)”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
USU”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. Jurnal Wardayanti, Cynthia. 2006. “Analisis Pengaruh Pioneer-Status Sebuah Merek terhadap Sikap Konsumen dalam Kategori Produk Vitamin C 500mg”, Jurnal Manajemen Pemasaran, Volume 1, No. 2, hal 16-30. Website www.sosro.com diakses Kamis 04 Oktober 2011 pukul 14.00 WIB http://www.scribd.com/Frestea-BrandMAnagement-060410-1912 diakses Jumat 05 Oktober 2012 pukul 23.03 WIB www.topbrand-award.com diakses Jumat 05 Oktober 2012 pukul 23.10 WIB
Azhani, Shanaz Tasya. 2011. “Pengaruh Status Pionir dan Kesadaran Merek Minuman Ringan Minuete Maid Pulpy Orange Terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen 10