POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 1
Maret 2015
PENERAPAN METODE COLLABORATIVE LEARNING BERBASIS MULTIMEDIA Salechan Jurusan Teknik Elektronika Politeknik Pratama Mulia Surakarta
ABSTRACT
Research title: "Application of Collaborative Learning Method to Improve Competency-Based Multimedia Learning outcomes" The target of this study were: (1) implement the measures of learning that uses multimediaBased Collaborative Learning on the course Industrial control instrumentation, (2) measuring the level of mastery students on courses in industrial control instrumentation politama Surakarta with Multimediabased collaborative learning methods, (3) measuring the level of motivation (intrinsic motivation) of the students towards mastery of course materials industrial control instrumentation, and (4) know the aspects of knowledge and psychomotor thoroughly. The research was conducted during two months in Politama Surakarta, population and the sample was Politama Surakarta Electrical engineering students fourth semester the number of 60 students (sample size equal to the population). Action is the subject of the giver and the receiver acts Lecturer is a student. with the steps of planning, action, observation, reflection, evaluation and analysis. Student learning scenarios created are actively involved. Key words: Multimedia-based learning methods Collaurative
Latar Belakang Era saat ini dan yang akan datang Beberapa Perguruan Tinggi telah menerapkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK), Penerapan KBK mestinya akan memberikan konsekuensi bahwa setiap mahasiswa harus mampu menjelaskan pengetahuan secara tiori dan ketrampilan pada praktek yang dapat diamati dan diukur dengan mengacu pada indikator
pencapaian yang telah ditetapkan. Kompetensi mata kuliah keahlian pada perguruan Tinggi yang menerapkan KBK telah dirumuskan dan disesuaikan dengan kebutuhan stakeholderi, dan masukan dunia industri telah digunakan sebagai umpan balik perbaikan silabi setiap mata kuliah keahlian. Sebagai contoh Mata kuliah Instrumentasi kendali Industri merupakan mata kuliah kompetensi ahli madya di
Penerapan metode collaborative . . .
87
POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 1
bidang teknik elektro di poltama Surakarta. Berdasarkan analisis instruksional, mata kuliah ini memberikan kompetensi tentang Instrumentasi dan kendali pada Industri. Dalam struktur kurikulum 2006, mata kuliah Instrumentasi dan kendali industry jurusan Teknik elektro Politama Surakarta ditempatkan pada semester 4 dan 5, diharapkan memberikan knowledge (kemampuan ) Mahasiswa untuk merencanakan maupun mengatasi masalah system kendali Industri setelah menempuh mata kuliah Instrumentasi Kendali Industri baik praktek maupun tiori. Dengan demikian pemahaman terhadap setiap sub-sub kompetensi mata kuliah Instrumentasi dan Kendali Industri diprediksi akan memberikan kemudahan bagi mahasiswa untuk mencapai perolehan hasil belajar mata kuliah tersebut secara optimal. Faktorfaktor yang diprediksi antara lain: strategi perkuliahan maupun metode pembelajaran yang diterapkan Dosen, kemampuan Dosen menggunakan media pembelajaran, ketersediaan bahan ajar, daya serap dan sikap belajar mahasiswa. Maka Dosen dituntut untuk mampu mengembangkan secara integratif faktor ragam media pembelajaran dan bahan ajar. Melihat uraian diatas maka Latar belakang penelitian ini adalah : 1. Dari pengalaman pribadi selama ini mengajar dan hasil peneltian awal Dosen sering mengalami hambatan untuk menjelaskan secara tuntas Penerapan metode collaborative . . .
Maret 2015
materi kuliah yang berkaitan dengan Instrumentasi dan Kendali Industri yang kompleks dan abstrak. Dan dirasakan akan sangat tidak efisien, jika harus menggambar secara berulang-ulang obyek pada saat paparan di papan tulis, atau juga menjadi tidak efektif jika dosen harus menyiapkan gambar dalam bentuk media wallchart. 2. Dari hasil Penelitian awal setelah penyebaran angket baik Dosen maupun Mahasiswa ditemukan masih banyaknya pembelajaran secara konvensinal yang cenderung berpusat pada dosen (teacher centered teaching method). Belum dilakukan diskusi kelompok. Pembelajaran seperti ini cenderung menghambat kreatifitas berpikir Mahasiswa. 3. Pengalaman kami selama ini mengajar Mahasiswa tidak terbiasa belajar kelompok saling mengisi diantara satu dengan yang lainnya . 4. Pengalaman kami selama ini mengajar Mahasiswa yang daya serapnya kurang atau tingkat pemahamannya kecil akan kesulitan memahami apabila system pembelajarannya secara konvensional sehingga kemungkinan kecil tercapainya kopetensi hasil belajar.
88
POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 1
Perumusan masalah Merujuk dari latar belakang serta permasalahan di atas, maka peneliti akan melakukan strategi pembelajaran berbasis Multi Media metode collaborative untuk dapat mengatasi permasalahan yang ada dan peningkatan kemampuan berpikir Mahasiswa, sehingga proses pembelajaran menjadi efektif. Dengan demikian, rumusan permasalahan yang akan dipecahkan pada penelitian ini adalah: Dengan menerapkan Metode Collaborative Learning Berbasis Multimedia apakah dapat Meningkatkan Kopetensi Hasil pembelajaran
Maret 2015
2. Membuktikan bahwa penerapan Teknologi informasi meningkatkan pencapaian kompetensi hasil belajar. 3. Meningkatkan efektivitas pembelajaran terhadap pencapaian kopetensi hasil belajar mahasiswa. 4. Menerapkan pembelajaran berbasis multimedia metode collaborative
Manfaat penelitian
1. Membandingkan antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran berbasis Multi Media metode collaborative
Adapun manfaat penelitian adalah: 1. Dapat menambah wawasan tentang pelaksanaan Model Pembelajaran Metode Collaborative Learning Berbasis Multimedia dan dapat digunakan sebagai bahan referensi peneliti yang lain yang akan meneliti permasalahan yang berhubungan dengan Model Pembelajaran Metode Collaborative Learning Berbasis Multimedia. 2. Mendapat pengalaman profesional dalam mengembangkan dan mengimplementasikan media pembelajaran. 3. Mengetahui perbedaan antara pembelajaran secara konvensional dengan pembelajaran berbasis Multi Media. 4. Mendapat gambaran tentang pelaksanaan perkuliahan dengan Multi media metode Collaburative.
Penerapan metode collaborative . . .
89
Batasan masalah Dalam suatu penelitian diperlukan batasan masalah agar pembahasan tidak melebar. Pada penelitian ini yang menjadi batasan masalah adalah: 1. Penelitian dari awal sampai akhir dilakukan di jurusan Teknik Elektro Politeknik Pratama Mulia Surakarta. 2. Menerapkan Multimedia animasi maupun video.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian meliputi:
POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 1
5.
Mendapat alternative sistem pembelajaran terhadap peningkatan Mahasiswa untuk belajar maupun mengembangkan ilmu secara mandiri.
Pengertian Multimedia Istilah multimedia berkenaan dengan penggunaan berbagai jenis/bentuk media secara berurutan maupun simultan dalam menyajikan suatu informasi. Merril et.al (1996: 168)[10] memberikan pengertian multimedia merupakan kombinasi dari berbagai jenis media seperti teks, grafik, suara, animasi dan video dalam aplikasi komputer. Pengertian yang sama diungkapkan oleh Steven Hackbarth (1996: 229) yaitu: Multimedia is suggested as meaning the use of multiple media formats for the presentation of information, including texts, still or animated graphics, movie segments, video, and audio information. Computerbased interactive multimedia includes hypermedia and hypertext. Hypermedia is a computer-based system that allows interactive linking of multimedia format information including text, still or animated graphic, movie segments, video, and audio. Hypertext is a non-linier organized and accessed screens of text and static diagrams, pictures, and tables. Pengertian Belajar Kolaboratif Konsep belajar kolaboratif sering diidentikkan dengan konsep belajar kooperatif, tetapi ada yang secara tegas membedakan antara Penerapan metode collaborative . . .
Maret 2015
keduanya. Pendukung konsep kooperatif, Slavin (1990:2) mengatakan belajar kooperatif mengacu pada variasi metode mengajar dimana pebelajar bekerja dalam kelompokkelompok kecil, saling membantu belajar materi pelajaran, berdiskusi dan saling adu argumentasi, saling mengases pengetahuan-pengetahuan baru dan dapat saling mengisi kekurangan pengertian yang dialami. Keberhasilan diukur dari kemampuan mereka untuk meyakinkan bahwa tiap-tiap individutelah menangkap pokokpokok materi dan ide-ide kunci yang diajarkan. Meskipun belajar kooperatif bukan ide baru dalam pendidikan, tetapi hingga kini masih sedikit pengajar-pengajar menggunakan dan hanya untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya hanya untuk kegiatan tugas proyek atau membuat laporan tugas bersama. Slavin (1990) lebih setuju penggunaan istilah belajar kooperatif daripada istilah belajar kolaboratif, karena berbagai hasil penelitian terdahulu telah mengidentifikasikan bahwa belajar kooperatif dapat digunakan secara efektif pada berbagai jenjang pendidikan untuk berbagai jenis isi pengajaran, mulai yang matematis hingga membaca, science, dari ketrampilan dasar hingga pemecahan masalah yang kompleks. Selain itu dapat digunakan sebagai cara utama pengajar untuk mengorganisasikan pengajaran di kelas. Ditegaskan pula alasannya oleh Slavin (1990:2) dalam kutipan berikut :
90
POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 1
There are many reasons that cooperative learning is entering the mainstream of educational practice. One is the extraordinary research base (summarized in this book) supporting the use of cooperative learning to increase student achievement, as well as such other outcomes as improved intergroup relations, acceptance of academically handicapped classmates, and increased selfesteem. Another reason is the growing realization that students needto learn to think, to solve problems, and to integrate and apply knowledge and skills, and that cooperative learning is an excellent means to that end.[15] Meminjam pernyataan Kreijns, Kirschner dan Jochems (2003) menyatakan, bahwa: “Just placing students in groups does not guarantee collaboration... The incentive to collaborate has to be structured within the groups.” Artinya jika sekedar membagi-bagi
Penerapan metode collaborative . . .
Maret 2015
pebelajar dalam kelompokkelompok tidak menjamin adanya kolaborasi; yang memicu adanya kolaborasi itu harus dibangun dari dan oleh dalam kelompok sendiri. dikembangkan berdasar asumsi bahwa pengetahuan adalah sebuah entitas yang kompleks yang dibentuk oleh konteks sosial, bukan sekedar hasil yang sederhana dari pemindahan atau sumbangan belaka. Johnson & Johnson (1987:15) juga menegaskan bahwa kerjasama merupakan dasar kemanusiaan sebagaimana udara bagi pernafasan kita. Kemampuan pebelajar untuk bekerja secara kolaboratif dengan lainnya adalah sebagai kunci untuk membangun dan memelihara kemantapan dalam berkeluarga, karir, persahabatan dan bermasyarakat. Kemampuan dan keterampilan tak ada gunanya jika tak dapat diterapkan dalam hubungan kerjasama dengan orang lain.[20]
91
POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 1
Maret 2015
Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran
ANALISIS HASIL PENELITIAN Analisa Data Awal Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa yang terdiri
dari 2 rombongan belajar. Banyak anggota populasi adalah 30 mahasiswa. Dari 2 rombongan belajar yang digunakan sebagai
Penerapan metode collaborative . . .
92
POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 1
populasi, maka setiap rombongan belajar mempunyai kemampuan yang seimbang yang ditunjukkan oleh pembagian kelas berdasarkan nilai yang hampir sama. Hasil dari wawancara dengan pembantu pimpinan bidang kurikulum di Politama yang bertugas membagi dan mendistribusikan kelas, diperoleh hasil pada saat pembagian kelas, antara semester IV sampai dengan V kemampuan Mahasiswa dibuat seimbang. Pembagian kelas yang seimbang bertujuan agar antar kelas tidak terjadi perbedaan sehingga penanganan oleh Dosen untuk setiap kelas tidak ada yang dibedakan. Dengan demikian perlakuan oleh guru antar kelas selama pembelajaran berlangsung sama.
Maret 2015
multimedia dalam pembelajaran gerak lurus beraturan. Sedangkan kelas semester V sebagai kelompok kontrol (Konvensional), dalam pembelajarannya menggunakan metode ceramah dan latihan (metode konvensional). Analisa Perbandingan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Setelah kelompok eksperimen diterapkan multimedia dan kelompok kontrol tidak mempergunakan multimedia diberikan evaluasi untuk mengukur keberhasilan antara kedua kelompok tersebut. Dengan memperhatikan hasil dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kemudian dianalisis dengan menggunakan Ujit. Perhitungan Uji-t dengan menggunakan Statistic Product Service Solution ( SPSS 17.0 ) adalah sebagai berikut:
Banyak anggota kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ( Konvensional ) adalah sama yaitu 30 Mahasiswa. sebagai kelompok eksperimen ( Multimedia) diberikan perlakuan yaitu penerapan Tabel 4.1 Perhitungan hasil tes antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Mean
Std. Deviation
N
Y
3.07
.704
30
X
2.27
.594
30
Kelompok
Penerapan metode collaborative . . .
93
POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 1
Maret 2015
Tabel 4.2. Perhitungan Uji-t untuk uji sampel bebas Independent Samples Test Model
1 (Constant) X
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B
Std. Error
Beta
3.189 -054
768 328
-046
t
4.18 -165
Dari tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Rata-rata nilai kelompok eksperimen sebesar 3,07 dan rata-rata kelompok kontroll 2,27 Dengan demikian kelompok eksperimen memperoleh hasil yang lebih baik dari pada kelompok kontrol. 2. Standar deviasi kelompok eksperimen sebesar 0.704 dan kelompok kontrol sebesar 0.594. 3. Simpangan rata-rata kelompok eksperimen sebesar 0.768 dan kelompok kontrol sebesar 0.328. Kesimpulan Setelah diterapkan Metode Collaborative Learning Berbasis Multimedia di jurusan teknik Elektro Politama Surakarta pada matakuliah Instrumentasi kendali Industri Tahun ajaran 2011/2012 diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Hasil Uji-t menunjukkan sig = 0,001 < 0,05, maka terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan Penerapan metode collaborative . . .
Sig.
001 872
95% Confidence Interval for B
Correlations
Lower Bound
Upper Bound
ZeroOrder
Partial
Pert
1530 -764
4848 656
-046
-046
-046
4. Batas ketuntasan mata kuliah Instrumentasi kendali di Politama tahun 2011 / 2012 sebesar 30. Dengan demikian Mahasiswa yang tuntas ada sebanyak 30 orang untuk kelompok multimedia dan sebanyak 30 orang untuk kelompok konvensional. Hasil Uji-t menunjukkan sig = 0,001 < 0,05, maka terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan multimedia dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar Mahasiswa. demikian dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran berbasis Multi Media metode collaborative dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar Mahasiswa. 2. Terbukti Pembelajaran berbasis Multimedia metode collaborative dapat meningkatkan pencapaian kompetensi hasil belajar.
94
POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 1
3. Pembelajaran berbasis Multi Media metode collaborative terbukti dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran terhadap pencapaian kopetensi hasil belajar mahasiswa.
Maret 2015
Allen, M.J. 2004 Student success in learner-centered environment. Available on http://www.calstate.edu/itl/. 10/15/2005. Barnes, L.B., Christensen, C.R., Hansen, A.J. 1994 Teaching and the case method: Text, cases, and readings; 3rd ed. Boston Massachussets: Harvard Business School Press. Barrows, H.S., Tamblyn, R.M. 1980 Problem-based learning: an
approach to medical education. Medical Eduation. Vol.I New York; Springer. Bligh, J., Prideaux, D., Parsell, G. 2001 PRISMS: new educational strategies for medical education. Med. Educ.35:520-1. Brooks, J.G., Brooks, M.G. 1999 In search of understanding: The case for constructivist classroom. Alexandria, VA; Association for Supervision and Curriculum Development. Candy, P.C. 1991 Self-direction for lifelong learning: a comprehensive guide to theory and practice. San Fransisco; Jossey-Bass. Davis, M.H., Harden, R.M. 1999 AMEE Medical Education Guide No.15: Problem-based learning: a practical guide. Med. Teach.21(2):130-140. Dolmans, D., Schmidt, H. 1996 The advantages of problem-based curricula. Postgrad. Med.72:535-8. Dolmans, D,. Snellen-Balendong, H. 2000 Problem construction. Maastricht; Datawyse I Universitaire Pers. Felder, R.M., Brent, R. 2001 Effrective strategies for cooperative learning.J. Coop. Collab Coll. Tecahing' 10(2):69-75.Gokhale, A.A. 1995 Collaborative learning enhances critical thinking. J. Tech. Educ 7(1)1045-64. Gordon, J. 2003 ABC of learning and teaching in medicine: One to one
Penerapan metode collaborative . . .
96
4. Dalam penelitian ini telah diterrapkan Pembelajaran berbasis Multi Media metode collaborative Saran Penelitian yang menerapkan Metode Collaborative Learning Berbasis Multimedia untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar pada materi kendali mesin Industri memungkinkan untuk dilakukan penelitian lanjutan. Adapun Lanjutan dari penelitian ini terletak pada bentuk multimedianya, perlunya peningkatan Multimedia menjadi multimedia interaktif online yang dapat diakses Mahasiswa melalui DAFTAR PUSTAKA
POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 1
Maret 2015
teaching and feedback. BMJ;326:543-45. Harden, R. 2000 Curriculum mapping: a tool for transparent and authentic teaching and learning. Med. Teach.;23(2):123-7. Harsono, Sastrowijoto S. 1996 Inovasi Pendidikan Kedokteran di Fakultas
Penerapan metode collaborative . . .
97