Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal
DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
i
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .......................................................................................... i DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv DAFTAR TABEL……………………………………………………………………….. v PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ………………………………………....…... vi PETA KONSEP MODUL ………………………………………………………....…. vii MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SAAT MELAKUKAN PEMERIKSAAN KAPAL A. Pendahuluan ………………………………………………………...………… 1 1. Deskripsi Singkat ……………………...................................................... 1 2. Prasyarat Kompetensi ………………...................................................... 3 3. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) ........................ 3 4. Relevansi Modul ...........……………………………………..…...……….. 4 B. KEGIATAN BELAJAR ….............................................................................5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal Indikator Keberhasilan …..……………………………………...………… 5 1.
Uraian dan contoh .......................................................................... 5 A. Perlengkapan Perlindungan Diri (Personal Protective Equipment) ................................................................................... 5 1) Pengukuran Bahaya dan Gas Mudah Terbakar ……………..5 2) Hal-Hal Yang Berhubungan Dengan Alam Gas Monitor ….. 9 B. Potensi Yang Membahayakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja …………………………………………………….12 1) Tanki, Ruang Hampa dan Cofferdam…………………………… 12 2) Bahaya di Kapal (Shipboard Hazards)………………………..20 3) Keamanan dan Kesehatan di Dermaga………………………… 20 4) Tangga Kapal (Gangways)……………………………………….. 21 5) Keselamatan di atas Kapal……………………………………… 21
DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
ii
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal 6) Pengukuran dan Pemantauan Kandungan Udara di Lokasi Pemeriksaan .………………………………………. 26 27 7) Konversi dari PPM ke persentase………………………………. 8) Ada tiga kategori dari Threshold Limit Values (TLV)……..
27
C. Mencegah Kesalahan Menggunakan Alat dan Perlengkapan….. 27 D. Ruang Tertutup di Kapal……………………………………………..29 33 E. Faktor Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Kapal ………………. 2.
Latihan . ……..……………………………………………………...........40
3.
Rangkuman ………………………………………………………......….41
4.
Tes Formatif .. …………………………………………………….....….42
5.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut ……………………......................... 45
PENUTUP ……………………………………………………………………….......…46 TES SUMATIF ………………………….................................................................... 47 KUNCI JAWABAN ( TES FORMATIF DAN TES SUMATIF ) …………….......… 50 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….....……….51
DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
iii
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal
DAFTAR GAMBAR Nomor
Judul Gambar
Halaman
1
Tingkat LEL dan UEL
6
2
Gas Monitor
7
3
Tutup No. 5 Bagian Atas Tanki Ballas Dapat diakses
13
dari geladak utama 4
Tutup Lubang Side Tank, Diakses dari Passagaway
14
5
Transverse View of Vessel Midships
14
6
Transverse View of Vessel Midships
15
7
Pita Souding
16
8
Tank Arrangement on a Vessel
16
9
Tutup lubang cofferdam mesin kapal Diakses dari
17
bawah plat bilge 10
Cofferdam tampak dari dalam
18
11
Duct Keel
18
12
Tutup Lubang Rudder Trunk (RT)
19
13
Bagian dalam Rudder Trunk
19
14
Denah Kapal Chemical (Chemical Tanker) (I)
23
15
Denah Kapal Chemical (Chemical Tanker) (II)
24
16
Bahaya dari Gas Beracun
26
17
31
18
31
19
31
20
Ruang Kontrol Mesin
37
21
Dinding Meja Kontrol yang terbuka
37
22
Main Switchboard (MSB)
37
23
Panel MSB yang terbuka
38
24 25
38 Ruang Peralatan Kemudi
DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
39
iv
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal
DAFTAR TABEL
Nomor 1
2
Judul Gambar
Halaman
Bahaya Fisiologi yang Diakibatkan Kekurangan Oksigen
7
Tingkat Kerapatan Lapisan Udara
9
DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
v
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Untuk dapat memahami modul ini secara benar, maka peserta diklat diharapkan mempelajari modul ini secara urut. Cara mempelajari setiap kegiatan belajar adalah mengikuti tahap-tahap berikut ini: 1. Lihat apa yang menjadi target indikator dari kegiatan belajar tersebut; 2. Pelajari materi yang menjadi isi dari setiap kegiatan belajar (dengan cara membaca materi minimal 3 kali membaca isi materi kegiatan belajar tersebut); 3. Lakukan review materi secara umum, dengan cara membaca kembali ringkasan materi untuk mendapatkan hal-hal penting yang menjadi fokus perhatian pada kegiatan belajar ini; 4. Kerjakanlah Tes Formatif pada kegiatan belajar yang sedang dipelajari; 5. Lihat kunci jawaban Tes Formatif dari kegiatan belajar tersebut yang terletak pada bagian akhir modul ini. 6. Cocokkan hasil tes formatif dengan kunci jawaban tersebut, apabila ternyata hasil Tes Formatif peserta diklat memperoleh nilai minimal 67 (jumlah yang benar x 100/15), maka kegiatan belajar dapat dilanjutkan pada kegiatan belajar berikutnya, namun apabila diperoleh angka di bawah 67, maka peserta diklat diharuskan mempelajari kembali kegiatan belajar tersebut agar selanjutnya dapat diperoleh angka minimal 67. 7. Kerjakan Tes Sumatif apabila semua Tes Formatif dari seluruh kegiatan belajar telah dilakukan. 8. Lihat kunci jawaban Tes Sumatif yang terletak pada bagian akhir modul ini 9. Cocokkan hasil tes sumatif dengan kunci jawaban tes sumatif, apabila ternyata hasil tes sumatif peserta diklat memperoleh nilai minimal 67 (jumlah yang benar
x 100/25), maka peserta diklat dapat dinyatakan lulus dari
kegiatan belajar
DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
vi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal
PETA KONSEP Dalam mempelajari modul ini, agar lebih mudah dipahami maka disarankan kepada peserta diklat untuk mempelajari peta konsep modul. Dengan demikian pola pikir yang sistematik dalam mempelajari modul dapat terjaga secara berkesinambungan selama mempelajari modul.
DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
vii
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal
A PENDAHULUAN
MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SAAT MELAKUKAN PEMERIKSAAN KAPAL 1. Deskripsi Singkat
Sesuai dengan bunyi pasal 1 UU No. 17 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas UU No. 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan yang menyatakan bahwa Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi darat, perairan, dan ruang udara yang ada di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku UndangUndang Kepabeanan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Direktorat Jenderal Bea dan Cukai memiliki wewenang di daerah perairan Indonesia, terutama dalam hubungannya dengan ekspor dan impor. Seiring dengan perkembangan jaman, teknik perdagangan, khususnya ekspor impor, kini semakin maju, dan bisa dibilang kini semakin beresiko. Beresiko disini dalam artian bahwa akan semakin banyak pelanggaranpelanggaran yang terjadi. Penanganan atas pelanggaran ekspor impor inilah yang menjadi tugas bagi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Pelanggaran yang dapat terjadi misalnya penyelundupan, penghindaran terhadap pembayaran bea DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
1
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal masuk, perdagangan gelap, perdagangan narkoba, dan sebagainya. Hal inilah yang menjadi alasan bagi Pejabat Bea dan Cukai harus mengetahui dan memahami mengenai daerah perairan Indonesia, yang nantinya akan membantu dalam melaksanakan tugasnya. Sejak abad ke-17, laut dianggap sebagai warisan bersama umat manusia (common heritage of mankind). Berlaku suatu adagium pada masa itu, bahwa “ocean space as a commons, available to all but owned by non” (Juda 1996). Berdasarkan konsep ini maka Konferensi Hukum Laut Pertama diadakan di Switzerland tahun 1958 untuk membahas secara terbuka pengertian Common Heritage of Mankind, terutama pada saat dunia mulai memanfaatkan dasar laut dan lantai samudera (sea-bed and ocean floor) yang berada di luar yurisdiksi nasionalnya. Konferensi-konferensi selanjutnya membahas tidak hanya terbatas pada mineral yang terdapat di dasar samudera tetapi juga mencakup konsep negara pantai, negara kepulauan (archipelago), negara pulau-pulau (Islands States), negara yang secara geografis tidak diuntungkan terhadap ruang laut dan negara-negara yang tidak memiliki laut. Semua negara ini mempunyai hak dan kewajiban yang sama terhadap pemanfaatan ruang laut dan sumberdayanya. UNCLOS 1982 bagi Indonesia adalah pengakuan Indonesia sebagai negara kepulauan dengan semua perairan/laut di antara pulau-pulau menjadi laut/perairan nasional, yang kita sebut Perairan Nusantara. Juga UNCLOS mengukuhkan lebar laut teritorial menjadi 12 mil laut. Dengan demikian batas laut Indonesia adalah batas terluar yang menghubungkan semua pulau-pulau terluar. Selain laut teritorial, Indonesia juga mempunyai kewenangan penuh atas zona tambahan (continguous zone) juga 12 mil laut dari batas laut teritorial, hanya dalam 4 bidang: keimigrasian, kepabean, kebeacukaian
dan
kekarantinaan
hewan
dan
tanaman.Indonesia
menandatangani dan meratifikasi UNCLOS 1982 dengan Undang-Undang No.17 Tahun 1985, karena konvensi ini sejalan dengan Deklarasi Juanda 1957. Karena UNCLOS 1982 membolehkan negaranegara kepulauan menarik garis dasar melebihi 100 mil laut, maka Indonesia dapat menutup Kantung Natuna menjadi laut nasionalnya. Untuk memudahkan pengawasan atas pemenuhan kewajiban tersebut, garis daerah pabean ditarik ke darat, dalam hal ini Kantor Pabean. Di tempat tersebut dapat dilakukan DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
2
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal pemenuhan kewajiban di bidang kepabeanan dan cukai sehingga kebutuhan dunia bisnis dan usaha yang memerlukan kemudahan, kecepatan, dan ketepatan akan dapat terpenuhi Kegiatan dalam rangka impor ekspor, dan pengangkutan barang tertentu , di lakukan di Pelabuhan, untuk itu agar penanganan dan penyelesaian perkara atau pelanggaran Kepabeanan dan Cukai oleh Pegawai Ditrektorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) menjadi optimal dan berdaya guna serta berhasil guna disusunlah modul berdasarkan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 Tanggal 15 Nopember 2006 Tentang Perubahan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 Tanggal 30 Desember 1995 Tentang Kepabeanan, Undang-undang Lain yang pelaksanaannya dibebankan kepada DJBC beserta ketentuan pelaksanaannya, disusun dalam bentuk Modul dengan judul “Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal” ini disusun untuk memenuhi kebutuhan Diklat Ships Search.
2. Prasyarat Kompetensi 1. Minimal pegawai DJBC Gol. II/b; 2. Lulusan DTSD Kepabeanan dan Cukai s.d. kurikulum 2005; DTSS Kepabeanan dan Cukai Kurikulum 2006 dan 2007; Prodip III Bea dan Cukai; 3. Usia maksimum 45 tahun; 4. Sehat jasmani dan rohani; 5. Memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti diklat; 6. Tidak sedang menjalani atau dalam proses penjatuhan hukuman disiplin; 7. Tidak sedang ditunjuk mengikuti diklat lain;
8. Ditunjuk oleh sekretaris DJBC. 3. Stadar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi Setelah
mengikuti
pembelajaran
ini
peserta
diharapkan
mampu
melaksanakan dan menjelaskan peraturan dan ketentuan Keselamatan dan DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal, atas pelaksanaan penyelesaian pelanggaran Kepabeanan dan Cukai secara optimal.
Kompetensi dasar Bahan ajar atau Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan
Kapal
ini
dibuat
dengan
tujuan
untuk
mengembangkan
pengetahuan dan keahlian petegas Bea dan Cukai sehingga memiliki kompetensi yang tinggi dalam melakukan pemeriksaan kapal. Bermanfaat bagi peserta didik dan/atau peserta Diklat sebagai pedoman dalam mengikuti ujian, evaluasi pembelajaran dan nantinya berguna bagi peserta Diklat Ships Search dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya sewaktu bekerja sesuai bidang specialisasinya.
4. Relevansi Modul
Baca dan pelajari modul ini dengan seksama serta teliti dan pada bagian berupa data, definisi, pengertian, hal-hal yang dianggap penting agar dihafal dengan baik. Pelajari terlebih dahulu sistematika penyajian modul, latar belakang, diskripsi singkat, tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus. Kerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pengajar, dalam hal ada yang tidak dapat difahami/dimengerti atas penjelasan, keterangan, data yang ada pada modul agar dibuatkan catatan untuk ditanyakan kepada pengajar. Setiap akan belajar untuk mata pembelajaran ini agar modul dibaca dan dipelajari, berdasarkan sistem pembelajaran KBK (pembelajaran atau kuliah berbasiskan kompetensi), artinya sistem ini memacu peserta diklat harus lebih aktif belajar, diskusi dan bertanya kepada pengajar, widyaiswara, diruang pembelajaran untuk memandu diskusi sebagai moderatur atau fasilitator, untuk memacu peserta diklat lebih maju dan kreatif.
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
4
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal
B KEGIATAN BELAJAR
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SAAT MELAKUKAN PEMERIKSAAN KAPAL Indikator Keberhasilan : Setelah mempelajari materi diharapkan siswa mampu : 1. melaksanakan dan menjelaskan peraturan dan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal, 2. melaksanakan penyelesaian pelanggaran Kepabeanan dan Cukai secara optimal 1. Uraian dan Contoh
A.
Perlengkapan Perlindungan Diri (Personal Protective Equipment)
1)
Pengukuran Bahaya dari Gas Mudah Terbakar Dalam pemeriksaan sarana pengangkut/kapal, petugas Bea dan Cukai
harus memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja. Hampir semua kapal dilengkapi peralatan yang fungsinya adalah pengamanan, keselamatan, dan kesehatan anak buah kapal maupun kapal itu sendiri. Namun pelaksanaannya ada saja penurunan mutu, atau kerusakan maupun kebocoran alat dan peralatan DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal kapal yang seharusnya selalu optimal dan dalam keadaan baik untuk dipakai, untuk itu petugas Bea dan Cukai dituntut untuk dapat mengetahui alat adan peralatan kapal yang dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan. Untuk itu kegiatan pembelajaran ini dibahas tentang pengukuran bahaya dari gas mudah terbakar, Pemeriksa diharapkan dapat mengetahui pada tingkat mana gas tertentu mudah terbakar, dan tingkat ledakan mengacu pada LEL dan UEL, yaitu: - Konsentrasi terendah dari gas tertentu yang dapat mengakibatkan sebuah ledakan dengan adanya sumber api dan udara. LEL untuk gas methana adalah 5% dari volume - U.E.L. atau Upper Explosive Limit adalah konsentrasi tertinggi dari gas tertentu yang mudah terbakar yang dapat mengakibatkan ledakan dengan keberadaan udara dan sumber api. UEL untuk gas methana adalah 15,4 % dari volume.
Gambar 1. Tingkat LEL dan UEL
Too rich but hazardous 100% by Volume
Upper Explosive Limit (eg Methane 15.4% by Vol)
Explosive if conditions exist (100%LEL)
Lower Explosive Limit (eg Methane 5% by Vol)
10% LEL - Alarm (0.5% by Vol)
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
6
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal Tabel 1. Bahaya Fisiologi Yang Diakibatkan Kekurangan Oksigen
BAHAYA FISIOLOGI YANG DIAKIBATKAN KEKURANGAN OKSIGEN. KADAR OKSIGEN
GEJALA-GEJALA
11-14 %
Menurunnya sebelumnya
8-11 %
Resiko kehilangan kesadaran sesaat tanpa disadari
6- 8 %
Hilang kesadaran dalam beberapa menit dan masih dapat pulih kesadarannya bila ditangani dengan segera.
Kurang dari 6%
kondisi
fisik
dan
kesadaran tanpa disadari
Hilang kesadaran dengan tiba-tiba. Juga terdapat penambahan resiko kebakaran jika tingkat Oksigen bertambah melebihi 20,9% sampai diatas23,5% dari volume.
Gambar 2. Gas Monitor
Gas monitor “Impact Pro” mempunyai empat jenis sensor yaitu : sensor Oksigen (O2), Sensor gas beracun (Hydrogen Sulfida (H2S) dan Karbon Monoksida (CO)), dan Sensor Gas yang mudah terbakar.
Sensor Oksigen (O2) Sensor-sensor oksigen (sel-sel bahan bakar) merupakan sensor yang memiliki sumber tenaga sendiri, penyebaran yang terbatas, battery logam udara, terdiri dari anoda, elektrolit dan sebuah katoda udara. Sel sel oksigen merupakan DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
7
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal pembangkit-pembangkit arus listrik, dimana arus listrik tersebut sebanding dengan tingkat pemakaian oksigen (hukum Faraday) dan dioperasikan dengan sebuah hambatan muatan bernilai rendah yang dihubungkan melintasi teminal pengeluaran untuk menghasilkan sebuah tegangan sinyal yang sebanding dengan konsentrasi oksigen.
Sensor gas beracun Terdiri dari sel sel bahan bakar mikro dan memerlukan beberapa bentuk peralatan elektronik untuk mengoperasikannya dan dengan alasan tersebut sensor gas beracun secara umum dianggap sebagai sensor elektro kimia. Sensor tersebut dirancang bebas perawatan, selain kalibrasi dan tetap stabil dalam jangka waktu yang lama. Sensor tersebut menggunakan sebuah penghambat penyebaran yang memungkinkan gas masuk ke dalam sensor dan menahan elektrolit dari kebocoran. Sensor gas beracun terdiri dari tiga jenis elektroda yaitu Sensing Elektroda, Reference Electroda, dan Eelectroda, yang mana permukaan-permukaan aktifnya
Counter
berada di bawah
permukaan elektrolit. Semuanya dimuat dalam sebuah kotak pelindung yang berisi sebuah tempat penyimpanan elektrolit (acid) di bagian dasarnya. Reaksi gas dengan elektrolit akan menimbulkan arus listrik untuk diproduksi pada sensing elektroda dan (seperti sensor oksigen) sebuah hambatan muatan dipasang untuk menghasilkan sebuah tegangan sinyal yang sebanding dengan konsentrasi udara.
Sensor gas yang mudah terbakar Terdiri dari sepasang rangkaian detektor dan unsur-unsur referensi yang bekerja dalam sebuah sirkuit “Wheatstone Bridge”. Unsur unsur aktif yang terdiri dari sebuah kumparan kawat platina yang terpasang pada sebuah gulungan katalisator yag mempunyai kemampuan untuk mengoksidasi gas-gas yang mudah terbakar, sementara unsur referensi yag lemah menggantikanya untuk perubahan pada kelembaban dan suhu lingkungan sekitarnya. Panas yang dihasilkan selama poses oksidasi meningkatkan suhu dan daya hambatan dari unsur pendeteksi, yang menghasilkan sebuah sinyal keseimbangan pada sirkuit “Wheatstone Bridge” yang sebanding dengan konsentrasi gas yang mudah terbakar. DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
8
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal Lapisan udara Ketika tidak ada ventilasi, lapisan gas-gas di udara tergantung pada tingkat kerapatannya. Sangat penting menyadari hal tersebut pada saat dilakukan pengujian dengan gas monitor. Beberapa orang meninggal karena tidak memonitor kandungan udara secara terus menerus karena secara tiba-tiba harus menghadapi lapisan udara yang terkontaminasi.
Tabel 2. Tingkat Kerapatan Lapisan Udara
GAS
Tingkat Kerapatan (Densitas)
Udara
1
Oxygen
1.11
Nitrogen
0.97
Hydrogen
0.07
Carbon Dioxide
1.53
Carbon Monoxide
0.97
Methane
0.55
Hydrogen Sulphide
1.19
Pengujian kandungan udara, lakukan pengamatan di area pintu masuk (minimum 5 menit), lakukan pengamatan kedalaman di area pintu masuk (minimum 5 menit), dan lakukan pengamatan secara terus menerus.
2)
Hal - Hal Yang Berhubungan Dengan Alarm Gas Monitor Beberapa kondisi yang menyebabkan alarm gas monitor berbunyi,
adanya gas-gas beracun seperti : Karbon Monoksida dan Hidrogen Sulfida yang DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
9
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal melebihi tingkat tertentu (STEL, TWA & C), adanya gas yang dapat mneyebabkan ledakan yang melebihi tingkat tertentu, kekurangan atau kelebihan oksigen, tidak berfungsinya sistem sensor, battery yang sudah lemah, dan tidak berfungsinya alat monitor. Sebuah sensor gas yang bisa menimbulkan ledakan akan mengaktifkan alarm pada 10% dari lower explosive limit (LEL). Sebuah sensor oksigen akan mengaktifkan pada kadar dibawah 19,5% dan ditas 23,5%
Keterbatasan dan Kemampuan Gas Monitor Alat pendeteksi gas “Impact Pro” adalah suatu instrumen yang dapat diandalkan, dirancang untuk digunakan pada lingkungan industri. Apabila peralatan tersebut dipergunakan dan dirawat dengan baik, hal tersebut akan memberikan hasil yang optimal bagi pemakainya.
Sensor-sensor gas yang
mudah terbakar (combustible gas) akan bereaksi terhadap semua gas yang mudah terbakar, tetapi sensor tersebut hanya dapat mengukur secara akurat gas yang telah ditentukan tingkat kalibrasinya.
Sensor gas beracun: Sensor-sensor gas yang mudah terbakar bisa diracuni oleh minyak minyak silicon dan minyak gemuk, zat tambahan (additive) BBM, timbal, dan lain-lain yang akan menimbulkan pengaruh tetap pada pellistor karena terjadinya kontaminasi terhadap katalis, yang menyebabkan berkurangnya sensitifitas sensor-sensor tersebut secara signifikan dan ketidakkemampuanya mendeteksi keberadaan gas yang mudah terbakar yang telah dikalibrasi. Kerusakan pada sensor gas yang mudah terbakar dapat terjadi jika terkena gas hidrokarbon dengan kadar konsentrasi yang sangat tinggi (melebihi kadar 100% LEL)
Sensor Sensitivitas Sensor gas beracun tidak hanya mendeteksi gas yang telah dirancang untuknya, tetapi juga bisa mendeteksi gas yang intervensi terhadap gas gas lainya. Sangatlah penting untuk membaca rekomendasi dari perusahaan pembuat gas monitor sebelum menggunakan instrumen tersebut, dimana terdapat beberapa gas yang intervensi.
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
10
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal Kalibrasi Instrumen: Hasil yang dapat dipercaya hanya bisa dijamin apabila instrumen gas monitor tersebut dilakukan
kalibrasi secara teratur dengan menggunakan
sebuah alat penguji gas yang sudah dikenal. (telah mendapat sertifikat dari Australian NATA). Frekuensi pelaksanaan kalibrasi berhubungan dengan frekuensi pemakaian gas monitor dan sesuai dengan rekomendasi dari perusahaan pembuat instrumen tersebut. Tingkat pemakaian yang tinggi dan kontak yang kontinyu dengan gas gas memerlukan frekuensi kalibrasi yang lebih tinggi.
Tantangan dari instrumen (Bump Test): Sangatlah penting untuk menjamin bahwa gas monitor dioperasikan secara benar, dimana sensor-sensor tersebut bisa mengalami kegagalan untuk mendeteksi tanpa pemberitahuan dan indikasi atas kegagalan tersebut. Layar digital bisa menunjukkan angka nol pada kandungan udara yag diamati, dimana operator berasumsi bahwa tidak ada gas di daerah tersebut. Satu-satunya cara yang terpercaya untuk memeriksa keakuratan pemakaian insrumen ini adalah deangan melakukan pengujian
dengan sebuah
gas
penguji yang memiliki tingkat konsentrasi sekitar 20% lebih tinggi daripada tingkat penyetelan pada alarm, yang mengakibat kan alarm instrumen ini berbunyi.
Cara ini tidak hanya menguji bahwa sensor-sensor instrumen
tersebut bereaksi dengan benar, tetapi juga memungkinkan untuk mengetahui kapan instrumen tersebut harus dikalibrasi jika mengalami kegagalan untuk mengaktifkan alarm. Pada gas monitor ini terpasang alarm yang bisa didengar, bisa dilihat dan adanya getaran. Ketika instrumen ini diuji, alarm yang bisa didengar harus bisa dimonitor volume suaranya (bisa didengar pada suasana bising), dan alarm yang bisa dilihat harus dapat dimonitor intensitasnya. Jika hal-hal tersebut tidak dapat dimonitor, instrumen tsb harus diperbaiki. Sangatlah penting untuk menjaga kebersihan penutup alarm bunyi dan bebas dari hambatan, dan alarm visual harus bersih dan bebas dari goresan-goresan.
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
11
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal B.
Potensi Yang Membahayakan Kesehatan Kerja
1)
Tangki, Ruang Hampa, dan Cofferdam
Keselamatan
dan
Ada beberapa tipe tangki yang ada di kapal niaga, yang dikenal secara umum adalah double Bottom tanks (DB's), wing tanks, deep tanks, overflow tanks, dan peak tanks. Untuk keperluan dalam modul ini, Ruang Hampa (Void Space), Cofferdam, Palka dan lain-lain diperlakukan sama dengan tangki.
i. Double Bottom Tanks -
Tangki ini berada di bagian paling bawah kapal. Dasar atau lantai tanki ini adalah badan (lambung) kapal. Permukaan atas tangki ini adalah lantai palka.
-
Tanki ini terdiri dari port dan starboard double bottom. Keduanya saling berhubungan dan mempunyai ukuran / kapasitas yang sama. Tujuannya untuk keseimbangan kapal. Terdapat juga centre double bottom tanks, yang berada di sepanjang garis tengah kapal.
-
Tangki tersebut mempunyai kerangka kuat yang melintang dan membujur yang merupakan bagian dari konstruksi kapal. Kerangka tersebut sumber kekuatan melintang dan membujur yang dibutuhkan kapal. Kerangka tersebut memiliki lubang penerangan dan celah-celah yang memungkinkan mengalir nya cairan dari satu sisi ke sisi lainnya tanpa hambatan. Lubang cahaya tsb dp juga digunakan oleh awak kapal sebagai akses dari satu sisi ke sisi lainnya.
-
Tanki DB dapat berisi bermacam cairan, seperti bahan bakar, ballast (air laut), air tawar dan lain-lain. Centre DB sering dimuat Heavy Fuel Oil (HFO). Di dalam tangki ini terdapat juga koil pemanas yang berfungsi untuk memanaskan HFO ketika berada di perairan/laut yang dingin, pemanasan HFO dilakukan untuk menurunkan kadar kekentalan sehingga HFO tersebut mudah mengalir. Dapat dibayangkan, adanya koil pemanas di dalam tanki akan menyulitkan seseorang untuk memasuki tangki.
-
Proses pengisian dan pengurasan air di tangki DB menggunakan pompa yang berkekuatan besar yang biasanya berada di ruang mesin. Pipa-
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
12
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal pipa ballast terhubung dari pompa melalui manifold ke beberapa tangki. -
Bilge berada di sudut-sudut bagian luar dari tiap-tiap palka dan ruang mesin.
-
Sebagian besar tangki DB memiliki paling sedikit dua akses manhole, satu di bagian depan tangki dan satunya lagi di bagian belakang tangki.
ii. Wing/Side Tanks -
Seperti namanya, tangki ini ada di sayap kiri (port) dan kanan (starboard) kapal, berada disepanjang kapal dari bagian depan (forepeak) sampai dengan ruang mesin di bagian belakang kapal.
-
Wing tank pada umumnya tidak digunakan untuk sebagai tempat barang seperti pada kapal curah, kombinasi minyak-curah-bijih (Oil-Bulk-Ore) dan beberapa kapal kontainer. Tangki tersebut diperlukan untuk menjaga keseimbangan kapal.
-
Tangki ini sering digunakan sebagai tangki ballast. Pada beberapa kapal curah, wing tank juga digunakan untuk memuat barang (biji-bijian, dll.).
-
Pengisian tangki ini dng menggunakan pompa ballast. Pengurasan (deballasting) tangki sering dilakukan tanpa pompa atau dengan memanfaatkan gaya grafitasi. Katup dan alat pengontrol pompa berada di geladak yg berhubungan dng tangki.
Gambar 3. Tutup No.5 Bagian Atas Tangki Ballast Dapat diakses dari geladak utama
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
13
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal Gambar 4. Tutup lubang Side Tank, Diakses dari Passageway
Manhole Cover
Gambar 5. Transverse View of Vessel Midships
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
14
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal Gambar 6.
Transverse View of Vessel Midships
iii. Deep Tanks Tangki ini biasanya berfungsi sebagai tangki bahan bakar. Tangki ini berada di dekat ruang mesin. iv. Overflow Tanks Seperti namanya, tangki ini digunakan untuk mencegah meluapnya bahan bakar selama proses pengisian bahan bakar (bunkering), untuk mencegah tumpahnya ceceran minyak yang bisa menyebabkan polusi (yang bisa dikenakan denda berat dan sanksi lainnya terhadap kapal atau awak yang terlibat). v. Peak Tanks -
Tangki ini sangat besar dan berada di dua tempat yaitu di depan (disebut forepeak tank) dan di belakang (disebut aftpeak tank). Biasa berfungsi sebagai tangki ballast, tetapi sering juga digunakan sebagai tangki air tawar. Tangki ini mempunyai komponen tegak di dalamnya, sehingga menambah tinggi kapal.
-
Tangki belakang (aftpeak) biasanya dilalui pipa propeler. Air yang ada di tangki menjaga agar as propeler tidak panas. Karena itu, air dalam tangki ini tidak tidak pernah dikuras sampai di bawah level yang ditentukan. Pengurasan (deballasting) tangki ini bisa sampai level yang ditentukan
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
15
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal atau sampai level di dasar kapal. Pengurasan sampai level di dasar kapal jarang sekali dilakukan, hanya untuk keperluan perawatan dan pembersihan tangki dapat dikuras sampai benar-benar kosong. -
Seluruh tangki pada kapal niaga model lama umumnya memiliki pipa sounding dan pipa udara. Pipa sounding terpasang mulai dari geladak sampai dasar tangki untuk mengukur level air di dalam tangki dengan menggunakan pita atau tali sounding. Pada kapal modern, untuk mengukur level air di dalam tangki biasanya menggunakan alat pengukur tekanan (pressure gauges) dan sensor elektronik. Level air di dalam tangki dapat terlihat panel kontrol di ruang mesin atau ruang pengatur kargo, dengan demikian kapal tersebut kemungkinan tidak memiliki pipa sounding. Gambar 7. Pita Sounding
Gambar 8. Tank Arrangement on a Vessel
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
16
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal -
Pipa udara terpasang tegak dari bagian atas tangki sampai geladak, yang berfungsi sebagai ventilasi udara pada saat pengisian atau pengurasan tangki.
vi. Cofferdam, Ruang Hampa (Void Spaces) dan Duct Keels -
Cofferdam adalah sebuah ruang hampa yang memisahkan dua tangki yang berisi cairan yang berbeda guna mencegah kontaminasi diantara keduanya. Tangki minyak pelumas yang berada di bawah mesin utama memiliki sebuah cofferdam yang mengelilinginya untuk mencegah cairan dari tangki-tangki lainya (bilge, sludge, diesel, dll) yang bocor dan masuk ke dalamnya. Beberapa kolam renang yang terdapat pada kapal-kapal niaga juga memiliki cofferam yang mengelilingi dan/atau berada di bawahnya untuk mencegah bocornya air ke ruang akomodasi. Pada umumnya akses masuk ke dalam cofferdam melalui manhole.
-
Ruang hampa secara sederhana dibuat tanpa kegunaan khusus dan ditutup dengan manhole, dimana ruang-ruang hampa tersebut bisa ditemukan di seluruh bagian kapal.
-
Duct keel (bisa juga dianggap sebagai sebuah terowongan pipa) adalah sebuah ruangan kosong yang biasanya memanjang pada lunas kapal dan berisi pipa-pipa yang mengarah pada tangki DB. Untuk memasuki ruang ini bisa melalui sebuah manhole atau lubang kedap air yang berada di depan mesin utama dalam kamar mesin, tujannya untuk memudahkan akses orang pada saat perawatan pipa. Gambar 9. Tutup lubang cofferdam mesin kapal Diakses dari bawah plat bilge
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
17
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal Gambar 10. Cofferdam tampak dari dalam
Gambar 11. Duct Keel
Panjang duct keel bisa sampai ke bagian depan kapal (forepeak) atau berhenti pada beberapa titik dan pada titik-titik tersebut ditemukan pintu masuk lainnya, bisa di ruang penyimpanan bosuns atau bisa juga di geladak utama. Beberapa duct keel memiliki sistem ventilasi permanen untuk mencegah masalah udara di dalamnya.
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
18
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal vii. Rudder Trunk Rudder Trunk adalah sebuah ruang hampa di sekitar batang kemudi, yang memungkinkan akses untuk pemeriksaan atau perawatan. Akses menuju rudder tank adalah melalui sebuah manhole yang terdapat di dekat roda gigi kemudi. Pada beberapa kapal besar, rudder trunk dapat diakses langsung dari dlm air laut. Gambar 12. Tutup lubang Rudder Trunk (RT)
Gambar 13. Bagian dalam Rudder Trunk
Rudder Trunk
Rudder Stock
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
19
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal Untuk membantu dalam mendidentifikasi cofferdam, ruang hampa dan ruang di sepanjang lunas (ruang pipa), gunakan selalu denah kapal (denah umum, denah kapasitas dan lain-lain).
2)
Bahaya Di Kapal (Shipboard Hazards) Kapal adalah sebuah struktur yang sangat rumit dan hal tersebut dapat
berbahaya bagi siapa saja yang berada di kapal. Jika seseorang di kapal mengacuhkan, mengabaikan, atau melalaikan hal-hal yang berbahaya di kapal (shipboard hazards), maka keselamatan jiwa orang tersebut dapat terancam. Setiap kapal niaga memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya, karenanya tingkat resikonya pun berbeda tergantung dengan desain dan tujuan pembuatan kapal tersebut. Kewaspadaan dan kepekaan di kapal harus selalu dilatih setiap saat
3)
Keamanan dan Keselamatan di Dermaga i. Di dalam dermaga, kemudikanlah kendaraan dengan hati-hati-patuhi marka jalan yang ada. Jangan mengemudi di antara tumpukan kontainer. Selalu menyalakan lampu darurat (flashing lights). Selau siap akan hal-hal yang tidak terduga. ii. Parkirkan kendaraan sejajar dengan bangunan atas kapal (superstructure), sehingga tidak mengganggu proses bongkar muat. iii. Pada saat meninggalkan kendaraan di dekat kapal, harus sangat berhatihati ketika berjalan di sekitar kapal, dan pakailah jaket khusus yang mudah terlihat orang (kecuali ketentuan operasional mengatur lain). Waspada terhadap jalan/trek/alur crane pemuat (Gantry atau sering disebut Portainer) dan kabel-kabel yang tergantung. iv. Selalu waspada dan berasumsi bahwa operator derek atau forklift tidak bisa melihat kita. v. Waspada dengan apa-apa yang ada di atas kepala seperti pergerakan muatan kapal, gerakan crane, ban berjalan dll.
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
20
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal 4)
Tangga Kapal (Gangways) Sebelum naik ke kapal, pastikan tangga kapal (gangways) telah benar-benar
aman dengan jaring pengaman di bawahnya. Jangan membawa peralatan berlebihan sampai kita tidak dapat menjaga keseimbangan tubuh.
5)
Keselamatan di atas Kapal Peralatan Keselamatan Kerja (PPK) berikut ini harus dikenakan oleh
petugas ketika berada di atas kapal untuk melakukan pemeriksaan, yaitu: a. Baju kerja (wearpack) lengan panjang b. Rompi kerja (Reflektif Vests) c. Safety Helmets d. Safety Boot Peralatan Keselamatan Kerja (PPK) sebelum petugas naik ke kapal untuk melakukan pemeriksaan kapal, yang harus dibawa petugas adalah: a. Sarung tangan b. Lampu senter c. Pelindung telinga (pendengaran) d. Pelindung mata Peralatan Keselamatan Kerja (PPK) sebelum petugas naik ke kapal untuk melakukan pemeriksaan kapal, yang dapat diperlukan petugas adalah: a. Peralatan penahan jatuh (fall arrest equipment) b. Gas Monitor c. Alat bantu pernafasan d. Alat komunikasi e. Masker atau saringan Pernafasan (untuk debu atau lingkungan yang berbau) f. Krim atau lotion pelindung. Hal-hal yang harus diperhatikan dengan Peralatan Keselamatan Kerja (PPK): a. Periksa apakah peralatan masih layak pakai. b. Ganti apapun peralatan dan/atau komponen yang bekas, sudah dipakai, atau yang tidak dapat digunakan lagi. DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
21
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal c. Pastikan bahwa persediaan alat perlindungan (disposable protective equipment) selalu ada bilamana diperlukan.
Kapal Tangker
Sebelum menaiki kapal tanker, hal-hal yang harus selalu diperhatian adalah : - Jangan mengaktifkan hand phone - Jangan menyalakan korek api - Pada hakikatnya perlengkapan keselamatan harus selalu dikenakan kecuali di ruang akomodasi dan kamar mesin - Jangan memasuki ruang pompa pada kapal tangker, sangat berbahaya. Kalaupun akan diperiksa, masuki ruang tersebut dengan mengikuti petunjuk yang ada.
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
22
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal Gambar 14. Denah Kapal Chemical (Chemical Tanker) (I)
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
23
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal Gambar 15. Denah Kapal Chemical (Chemical Tanker) (II)
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
24
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal Udara yang tidak bisa dihirup, adalah udara yang mengandung unsur yang tidak berguna atau membahayakan jiwa. Bahaya-bahaya karena pernafasan dapat terjadi karena kekurangan oksigen atau telah terkontaminasi.
Tingkat kandungan oksigen yang aman adalah antara 19,5% - 23,5%.
Apabila kandungan oksigen dibawah 19,5% maka dianggap kekurangan oksigen
Apabila kandungan oksigen diatas 23,5 % maka dianggap kelebihan oksigen
Oksigen selalu diukur dalan prosentase volume dari kandungan udara.
Kekurangan oksigen dalam ruangan tertutup dapat meningkat karena: - Reaksi oksidasi yang lambat, baik dari benda organik maupun anorganik; - Oksidasi cepat (mudah terbakar); - Gas-gas lain yang bercampur dalam kandungan udara; - Penyerapan oleh biji-bijian, kayu, bahan kimia, tanah; atau - Kegiatan fisik
Mengapa kelebihan oksigen menjadi masalah? Karena hal tersebut menyebabkan kondisi yang mudah terbakar oleh percikan api.
Kebocoran tabung adalah salah satu penyebab kelebihan oksigen.
Kontaminasi dapat terjadi karena: - Kebocoran pada tutup kemasan barang yang mengandung gas tertentu; - Kontainer yang rusak akibat kebocoran bahan kimia; - Akumulasi gas beracun/mudah meledak, contohnya terganggunya komposisi unsur-unsur membebaskan
hidrogen
materi organik sulfid;
di
dalam tangki
pembersihan,
pengelasan
dapat dan
pengecatan dapat menghasilkan uap berbahaya.
Efek samping dari kontaminasi udara dapat diklasifikasi dalam tiga tingkat. - Jangka Pendek Mempengaruhi
saluran
pernafasan
dan
paru-paru
yang
menyebabkan batuk, mata berair, dll. Zat pencemar tidak diserap ke dalam darah. Dapat cepat pulih dengan membawanya ke ruang terbuka. DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
25
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal Tidak ada dampak dalam jangka waktu lama. - Jangka Menengah Dapat atau tidak menyebabkan efek langsung Terserap dalam aliran darah dan mengalir keseluruh tubuh sehingga
menyebabkan
muntah-muntah,
sakit
kepala
dan
kemungkinan pingsan. Pemulihannya membutuhkan waktu seiring bersihnya tubuh dari penyebab kontaminasi. - Jangka panjang Sering disebabkan karena konsentrasi rendah dari gas-gas tertentu dan debu Masuknya unsur yang terkontaminasi ke dalam tubuh melalui paruparu dan aliran darah. Kerusakan tetap pada sel-sel tubuh (contonya karena debu asbes)
6)
Pengukuran dan Pemantauan Kandungan Udara di Lokasi Pemeriksaan Ada tiga hal yang harus dicegah sehubungan dengan kandungan udara di
tempat pemeriksaan, yaitu:
Keracunan oleh gas beracun
Ledakan yang disebabkan oleh gas yang mudah terbakar
Kesulitan bernafas yang disebabkan karena kekurangan oksigen Sebagai tambahan, Kelebihan Oksigen ternyata dapat menimbulkan
masalah, karena meningkatkan resiko terjadinya bahaya kebakaran. Gambar 16. Bahaya dari Gas Beracun
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
26
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal Kandungan dari gas beracun harus diukur dan dievaluasi untuk menjamin agar para pekerja tidak terkontaminasi pada tingkat yang melebihi ambang toleransi yang diukur dalam PPM (parts per million).
7)
Konversi dari PPM ke persentase Untuk mengkonversi ppm ke %, memindahkan titik desimal empat angka
ke kiri. 1 ppm = 0.0001% dimana 1/10,000 dari 1% Jika satu detik dianggap satu ppm gas, maka akan sebanding dengan satu detik dalam sebelas setengah hari (11,5 x 24 x 60 x 60 = 993.600 detik) Batas ambang kontaminasi yang bisa ditoleransi mengacu pada Threshold Limit Values (TLV). TLV adalah standar kontaminasi dimana konsentrasi udara dari sebuah unsur pada wilayah pernafasan seseorang tidak menyebabkan pengaruh-pengaruh buruk pada kesehatan dan juga tidak menyebabkan ketidaknyamanan pada semua orang. 8)
Ada tiga kategori dari Threshold Limit Values (TLV): i.
TLV-STEL (Short Term Exposure Limit). Konsentrasi kandungan udara rata-rata dari sebuah unsur dapat diterima dalam satu periode 15 menit dan tidak boleh melebihinya. Kita harus memiliki paling sedikit 60 menit waktu jeda antara kontaminasi tersebut, dan tidak lebih 4 kali kontamisasi dalam sehari.
ii.
TLV-TWA (Time Weighted Average) adalah seberapa banyak semua orang dapat tekontaminasi selama 8 jam per hari, lima hari per minggu, misalnya karbon monoksida 30 ppm, Hidrogen sulfid 10 ppm.
iii.
TLV-C (Ceiling levels) tidak dapat melebihi tingkat ini secara seketika. Pada tingkat ini dibutuhkan alat bantu penafasan yang lengkap.
C.
Mencegah Kesalahan Perlengkapan
Menggunakan
Alat
dan
Tindakan Pencegahan dan Resiko Umum di Kapal Selalu membawa persediaan P3K Jangan melakukan pemeriksaan sendiri, pastikan paling tidak berpasangan DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
27
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal Pakailah lampu senter yang sesuai. Waspada terhadap bahaya seperti pintu palka (hatches) yang terbuka, manhole, material lepas atau tumpahan oli di lantai dll. Harus lebih hati-hati ketika melakukan pemeriksaan di dekat mesin atau peralatan elektrik. Berhati-hati terhadap banyaknya unsur di kapal yang dapat merusak kesahatan. Unsur-unsur tersebut bukan hanya berasal dari barang atau tempat yang memiliki label peringatan yang terpasang (contohnya seperti muatan kapal yang merupakan barang berbahaya dan ruang penyipanan kapal) tetapi juga berasal dari muatan kapal yang berdebu, beruap dan berjamur. Ketika berada di atas geladak, berjalanlah selalu pada sisi yang aman (tidak pada sisi sedang dilakukan bongkar muat). Sisi ini biasanya berada pada sisi yang menghadap ke laut. Bising. Di tempat yang bising seperti kamar mesin (bukan di ruang kontrol mesin), memakai pelindung telinga (pendengaran) adalah wajib hukumnya. Jika kita berada di tempat lain yang memiliki tingkat kebisingan tinggi, gunakan juga pelindung telinga (pendengaran). Mengangkat. Jika mengangkat sesuatu, gunakan kekuatan lutut, bukan pinggang. Ketika hendak memeriksa perlatan listrik, mintalah kepada awak kapal (engineer) yang bertugas untuk mengamankan dan mematikan sumber listrik sebelumnya. Berhati-hati terhadap bahaya radiasi dari radar dan antena. Jika kita hendak memeriksa di atas bridge, pastikan alat-alat tersebut dalam keadaan mati selama kita di atas.
Ingatlah selalu membawa cukup air. Jangan meminum air yang tersedia di kapal, karena kualitasnya tidak terjamin.
Pastikan perlengkapan dan peralatan kita aman (di dalam kantong)
Kontak yang terus menerus atau sering dengan bahan bakar kapal (heavy fuel), minyak diesel, oli hidrolik dan pelumas, debu-debu tertentu, cairan atau uap tertentu dapat menyebabkan radang. Hindari kontak yang tidak perlu dengan barang-barang tersebut dan pakailan krim pelindung serta sarung tangan.
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
28
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal
Asbes. Karena kemampuannya melindungi dan penghambat panas, asbes sering digunakan di industri perkapalan selama bertahun-tahun. Biasanya untuk dinding atau sekat kapal. Sekarang penggunaan asbes di kebanyakan negara sudah dilarang. Sejak tahun 1980, pembuatan kapal tidak boleh lagi mengandung asbes (meskipun tidak ada jaminan bahwa kapal yang dibangun di suatu negara setelah tahun tersebut tidak menggunakan asbes). Harus diperhatikan, bila ada informasi dari nakhoda atau awak kapal bahwa pada tempat-tempat tertentu terdapat kandungan asbes, BIARKAN SAJA. Jika benar-benar perlu dilakukan pemeriksaan di daerah tersebut sebaiknya memanggil ahli konstruksi kapal.
Serat Kaca. Pada ruang akomodasi biasanya terdapat penyekat yang terbuat dari serat kaca. Jika memeriksa pada tempat yang ada serat kacanya, pelindung mata dan sarung tangan kulit harus dipakai.
Infeksi. Selama berada di kapal dapat terjadi kemungkinan kita menyentuh dengan sumber penyakit yang disebabkan bakteri contohnya kotoran manusia atau hewan. Bakteri tersebut dapat memasuki tubuh kita melalui luka dan lecet, mulut, tenggorokan, mata dll. Untuk mencegahnya:
D.
-
Tutup semua luka dan lecet dengan plester anti air.
-
Pakailah selalu PPE.
-
Cucilah tangan anda sebelum makan, minum atau merokok.
Ruang Tertutup di Kapal
Ruang-Ruang Tertentu di Atas Kapal (Confined Spaces)
Berdasarkan data yang ada bahwa banyak penyelundup menyembunyikan barang selundupannya di ruang-ruang tertentu yang ada di kapal. Memasuki ruang-ruang tertutup (Confined Spaces) merupakan kegiatan yang sangat beresiko bagi petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan kapal. Untuk keperluan itu, di beberapa negara membuat peraturan tentang tata cara yang aman dan sistematik dalam bekerja di ruang-ruang tersebut. Berdasarkan standar Australia, seorang sudah dianggap memasuki ruangan tertutup apabila kepala atau bagian atas tubuhnya telah masuk ke dalam DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
29
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal ruangan tersebut. Confined spaces adalah ruang-ruang yang seluruhnya atau sebagian tertutup yang memiliki tekanan udara tertentu di dalamnya dan tidak dirancang sebagai tempat untuk bekerja, dan:
sewaktu-waktu: -
dapat mengandung udara yang berbahaya pada tingkat tertentu;
-
terjadi kekurangan atau kelebihan oksigen; atau
-
terjadi engulfment (tertimbun) sehingga tidak bisa keluar
sangat terlarang untuk memasuki ruangan ini, yang termasuk dalam confined space adalah antara lain: -
Tangki penyimpanan, tungku kapal, ruang tertutup, dan tangki lainnya seperti kompartemen.
-
Ruang (lubang) yang dapat dibuka dari atas seperti lubang kecil untuk pelumasan.
-
Pipa, as propeler (shaft), saluran air, dan struktur yang semacam itu.
-
Setiap ruang apapun di kapal dapat diakses melalui pintu kecil (small hatchway) atau tutup manhole, tangki muatan, tangki double bottom, duct keels, ballast dan tangki minyak dan ruang hampa.
Confined space selalu dilengkapi dengan tutup manhole yang kedap air sebagai akses untuk masuk ke dalamnya. Di dalam confined space orang tidak dapat bertahan lama, karena memang tidak dirancang untuk itu, hanya untuk keperluan pemeriksaan atau perbaikan saja orang masuk ke dalamnya dan dilakukan dalam waktu tidak lama. Selama melakukan pemeriksaan kapal sangatlah penting untuk selalu membuka
ruang-ruang
seperti
ini
dan
memeriksanya,
karena
sangat
memungkinkan dijadikan tempat untuk menyembuyikan barang selundupan dalam jumlah yang sangat besar. Peralatan khusus wajib disiapkan untuk menjamin keselamatan selama pemeriksaan di dalam confine spaces.
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
30
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal Gambar 17
Gambar 18
Gambar 19
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
31
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal Dalam standar prosedur operasi tentang “Confined Spaces” dinyatakan bahwa jika dianggap perlu untuk melakukan pemeriksaan di confine spaces, maka yang harus dilakukan:
Apabila sebuah ruangan di kapal dianggap sebagai confine spaces dan: - dalam keadaan disegel (pada tutup manhole, pintu palka dll) dan; - tidak memiliki sistem ventilasi permanen yang berfungsi untuk orang bila berada di dalamnya. Maka hanya petugas yang telah terlatih dan memiliki sertifikat yang valid yang dapat memasuki ruangan tertutup tersebut dengan menggunakan alat bantu pernafasan. Ruang tersebut misalnya adalah double bottoms, cofferdams dll
Apabila sebuah ruangan di kapal dianggap sebagai confine spaces dan: - dalam keadaa disegel dan memiliki sistem ventilasi permanen yang berfungsi untuk orang bila berada di dalamnya, atau - tidak disegel dan terdapat aliran udara di dalamnya
Maka petugas dapat memasuki ruangan tersebut dengan syarat sebagai berikut: - Kandungan udara didalamnya harus dites terlebih dahulu sebelum memasuki ruangan. - Gas monitor wajib dipakai selama memasuki ruangan, jika yang masuk lebih dari satu orang petugas, petugas terdepan yang memakainya. - Jika diperlukan, pakailah fall arrest equipment. - Tersedianya alat komunikasi - Salah satu petugas harus tetap berada di luar ruangan untuk keselamatan.
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
32
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal E. 1)
Faktor Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Kapal. Sistem Di Dalam Kamar Mesin Kamar mesin kapal adalah daerah yang sangat rumit. Karena kerumitannya dan ketidakpahaman petugas, kamar mesin paling sering dipilih
oleh
awak
kapal
sebagai
tempat
yang
sempurna
untuk
menyembunyikan barang. Kita akan melihat tata ruang dari kamar mesin, tempat-tempat tersebut merupakan tambahan dari kamar mesin dan berperan tidak langsung sebagai sebagai bagian daripadanya. 2)
Keselamatan dan kesehatan kerja Selalu diingat ketika memasuki kamar mesin dan sekitarnya, jika ragu, harus menghubungi perwira atau awak kapal yang bertanggung jawab. Sadari bahwa kita memasuki daerah yang panas, bising, dan mungkin banyak oli/kotoran, oleh karena itu waspadalah terhadap bahaya-bahaya yang ditimbulkannya. Pakailah perlengkapan keamanan kita.
3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara Umum -
Pastikan semua mesin dalam keadaan mati
-
Menjauhlah dari mesin potong dan mesin las, bila perlu mintalah operator untuk menghentikannya
-
Berhati-hatilah ketika mengangkat atau memindahkan barang yang berat
4)
5)
Berhati-hatilah dengan barang berat yang tersimpan di dalam laci
Tempat yang akan diperiksa -
Ruang kerja (work shop)
-
Ruang penyimpanan dan ruang ganti
-
Daerah cerobong
-
Saluran ventilasi
-
Ruang di bawah lantai kamar mesin (dexel)
-
Ruang kontrol utama mesin
-
Ruang (ceruk) kemudi
Ruang Kerja (Workshop) Semua kapal memiliki ruang kerja yang lengkap. Ada beberapa tempat untuk menyembunyikan barang:
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
33
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal -
Laci harus ditarik (dibuka) dan diterangi dengan senter dan semua interior dari meja kerja tersebut diperiksa
-
Lemari suku cadang harus diterangi dan diperiksa
-
Rak peralatan di dinding harus dibuka karena dimungkinkan terdapat ruang kosong dibelakangnya.
-
Mesin bor dan gerinda biasanya dibaut pada lantai dek. Lihat ruang di bawahnya (dng melepaskan bautnya akan dapat dimiringkan sehingga tampak ruangan di dlm nya).
-
Biasanya ada ruang pada Mesin bubut yang dapat digunakan oleh awak kapal untuk menyembunyikan barang. Untuk memeriksanya (membuka panel) pastikan mesin tersebut dalam keadaan mati.
6)
7)
Risalah Pemeriksaan di Ruang Kerja -
Periksa meja kerja
-
Terangi laci dan periksa
-
Periksa ruangan kosong
-
Periksa bagian dasar mesin
-
Periksa bagian dalam mesin
-
Lakukan pemeriksaan secara sistematik
-
Ingat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Ruang Penyimpanan (Store Room) Kebanyakan ruang penyimpanan (Locker / Store Room) adalah tempat yang sulit untuk diperiksa, barang-barang dapat disembunyikan dimana saja, pemeriksaan akan memakan waktu sehingga membosankan. Penting bagi kita
untuk
memeriksa
secara
keseluruhan
dan
sistematis.
Ruang
penyimpanan dapat digunakan untuk menyimpan peralatan mesin atau listrik. Suku cadang biasanya disimpan pada susunan rak penyimpan, yang terdiri dari kotak-kotak terkunci. Pastikan kita bisa memperoleh kuncikuncinya. 8)
Risalah pemeriksaan ruang penyimpanan -
Mintalah kunci-kunci (laci atau lemari) yang diperlukan
-
Kenali dan periksa ruang-ruang kosong
-
Periksa suku cadang
-
Hati-hati terhadap jejak kaki atau tangan yang mecurigakan.
-
Lakukan pemeriksaan secara sistematik.
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
34
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal 9)
Ruang Cerobong -
Ruang ini lebih panas daripada tempat-tempat yang berada di bawahnya.
-
Hati-hati terhadap pengaruh panas dan asap.
-
Perhatikan lapisan oli pada tangga dan lantai (resiko jatu) karena kita berada di tempat yang tinggi di atas lantai kamar mesin, perhatikan kemana kita pergi!
-
Berhati-hati dengan kemungkinan bahaya asbes.
-
Selalu dimlai dengan bagian atas cerobong dan bekerja ke bawah.
-
Ingatlah tentang cerobong bahwa tidak mudah dan biasa dilakukan memasukinya dari dek terbuka. Lihat tanda-tanda dari debu/jelaga yang menunjukkan sesuatu perbedaan/perubahan.
-
Tempat-tempat persembunyian yang potensial adalah bagian atas cerobong, jendela cerobong (ledges), dinding, panel pelindung dan di ruang belakang pipa-pipa.
-
Ingat Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
10) Saluran ventilasi Pintu masuk ke saluran ventilasi di kamar mesin biasanya diposisikan diatas kamar mesin. Selain itu, pada beberapa pintu masuk sistem ventilasi hanya dapat dicapai dengan melalui motor dan kipas angin. 11) Tempat persembunyian pada batang (belalai) ventilasi Terdapat ruang yang besar untuk menyembunyikan barang dan dengan memanjat naik atau turun pada batang tersebut kita akan dapat memasuki saluran (batang/belalai) yang lebih kecil. 12) Keselamatan dan Kesehatan kerja -
Lakukan pemeriksaan bersama ahli mesin dan tutup semua kipas
-
Pakailah masker dan gunakan rompi penahan jatuh (harness) dan tali.
-
Waspada terhadap debu dan bagian pinggir yang tajam.
13) Kamar ganti Di beberapa kapal, untuk memasuki kamar mesin kita harus melalui kamar ganti atau kamar mandi awak kapal. -
Perhatikan tata ruangnya
-
Temui pemegang kunci locker
-
Pindahkan dan periksa isi locker
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
35
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal -
Periksa konstruksi locker
-
Geser locker bila perlu
-
Periksa saluran air dan saluran ventilasi udara
-
Lakukan secara sistematis
-
Ingat Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
14) Bagian di bawah lantai kamar mesin (got) -
Beritahu rekan bahwa kita akan melakukan pemeriksaan di bawah lantai kamar mesin (got)
-
Beri tanda dengan meninggalkan peralatan di tempat di mana kita masuk pertama kalinya
-
Lihat bekas jejak kaki atau tangan yang ber-oli
-
Raba bagian dasar got untuk mencari barang yang tenggelam
-
Periksa area dibawah penyangga mesin-mesin
-
Ingat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
15) Hal-Hal Umum -
Peti/bak pasir Periksa peti/bak pasir dengan baik, dan bandingkan bila kosong. Lihat apakah ada perbedaan bagian dasar, ukur bagian dalam dan luarnya.
-
Suku cadang mesin Beberapa suku cadang akan terpasang di dinding pemisah dan dilindungi (ditutup) dengan triplek. Pindahkan triplek tersebut dan periksa.
-
Drum Oli Drum oli sering digunakan untuk menyembunyikan barang. Goyang drum dari sisi ke sisi lainnya, dan periksa bagian bawahnya. Lakukan pemeriksaan terhadap isinya. Periksa terhadap bekas las yang tidak biasa atau penutup yang telah dibuka atau dipindahkan.
-
Pelat nama perusahan (pabrik) pembuat Biasanya ada ruang dibaliknya, buka dan periksalah
-
Ruang kontrol Mesin Ruang kontrol adalah ruangan ber-ac dan kedap suara yang ada di dalam kamar mesin yang merupakan pusat kendali mesin. Ruang ini berisi alat kontrol atas mesin yang ada di kamar mesin dan Main Switch Board (MSB).
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
36
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal Gambar 20 Ruang kontrol mesin
Gambar 21 Dinding Meja Kontrol yang terbuka
Kabel bertegang an listrik
Gambar 22 Main Switchboard (MSB)
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
37
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal Gambar 23 Panel MSB yang terbuka
Catatan! Ingat akan keselamatan dan kesehatan kerja saat membuka panel pada MSB, tidak boleh memasukkan bagian tubuh anda, lihat saja dengan seksama, menyentuh plat besi (busbar) di dalam MSB dapat menyebabkan kematian (tegangan listrik). Gambar 24
BERBAHAYA
Tempat Penyembunyian Panel Pusat Kontrol dapat dibuka dan terdapat banyak ruang kosong yang ada didalamnya. Diantara papan panel dan sekat utama terdapat ruang yang luas. Ruang kosong dapat ditemukan di belakang MSB, kadang-kadang ada pintu ke tempat penyimpanan. MSB dapat di buka pada sisi depan dan belakangnya. Periksa bagian tersebut dengan bantuan juru motor. DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
38
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal 16) Ruang peralatan kemudi di kamar mesin Biasanya dapat dimasuki melalui kamar mesin. Peralatan kemudi tersebut menggerakan kemudi sesuai dengan perintah dari anjungan. Keseluruhan sistem terdiri dari tiga bagian, yaitu: Peralatan Kendali-menyampaikan sinyal yang dapat menggerakan kemudi sesuai dengan sudut yang diminta dari anjungan Sistem penggerak menyediakan kekuatan yang biasanya hidrolik, tetapi bisa juga elektrik Sistem transmisi, peralatan kemudi yang dimaksud disini adalah alat yang menggerakkan daun kemudi. Tempat Penyembunyian Di dalam dan sekitar peralatan serta ruang penyimpanan. Tangki oli hidrolik Tempat-tempat penyimpanan Saluran got
Gambar 25 Ruang peralatan kemudi
Ingat: ketika kita sedang melakukan pemeriksaan dan terjadi kekotoran, segera bersihkan! DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
39
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal 2. Latihan 1). Pertanyaan: Jelaskan empat jenis sensor yang dimiliki Gas Monitor “Impact Pro” dalam rangka pelaksanaan tugas pemeriksaan Kapal yang berguna bagi keselamatan dan kesehatan di Kapal. Dan jelaskan salah satu sensor yang dimiliki Gas Monitor-Impact Pro yang jenisnya gas mudah terbakar! Jawab: Empat jenis sensor yang dimiliki Gas monitor “Impact Pro” dalam rangka pelaksanaan tugas pemeriksaan Kapal yang berguna bagi keselamatan dan kesehatan di Kapal, adalah Sensor Oksigen (O2), Sensor Gas Beracun - Hydrogen Sulfida (H2S), Sensor Karbon Monoksida (CO)), dan Sensor Gas yang mudah terbakar. Salah satu sensor yang dimiliki Gas Monitor-Impact Pro yang jenisnya gas mudah terbakar adalah Sensor gas yang mudah terbakar Sensor ini terdiri dari sepasang rangkaian detektor dan unsur-unsur referensi yang bekerja dalam sebuah sirkuit “Wheatstone Bridge”. Unsur-unsur aktif yang terdiri dari sebuah kumparan kawat platina yang terpasang pada sebuah gulungan katalisator yag mempunyai kemampuan untuk mengoksidasi gas-gas yang mudah terbakar, sementara unsur referensi yag lemah menggantikanya
untuk
perubahan
pada
kelembaban
dan
suhu
lingkungan sekitarnya. Panas yang dihasilkan selama poses oksidasi meningkatkan suhu dan daya hambatan dari unsur pendeteksi, yang menghasilkan sebuah sinyal keseimbangan pada sirkuit “Wheatstone Bridge” yang sebanding dengan konsentrasi gas yang mudah terbakar.
2). Pertanyaan:Jelaskan ada berapa tipe tangki yang ada di kapal niaga, yang dikenal secara umum yang harus selalu diperhatikan pemeriksa Bea dan Cukai dalam rangka keselamatan dan kesehatan pemeriksaan kapal. Dan jelaskan salah satu tempat yang ada di Kapal niaga tersebut yang berupa ruang hampa yang memisahkan dua tangki!. Jawab Terdapat berapa tipe tangki yang ada di kapal niaga, yang dikenal secara umum yang harus selalu diperhatikan pemeriksa Bea dan Cukai dalam rangka keselamatan dan kesehatan pemeriksaan kapal, adalah double Bottom tanks (DB's), wing tanks, deep tanks, overflow tanks, dan DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
40
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal peak tanks, Ruang Hampa (Void Space), Cofferdam, Palka dan lain-lain diperlakukan sama dengan tangki. Salah satu tempat yang ada di Kapal niaga tersebut yang berupa ruang hampa yang memisahkan dua tangki, adalah Cofferdam, sebuah ruang hampa yang memisahkan dua tangki yang berisi cairan yang berbeda guna mencegah kontaminasi diantara keduanya. Tangki minyak pelumas yang berada di bawah mesin utama memiliki sebuah cofferdam yang mengelilinginya untuk mencegah cairan dari tangki-tangki lainya (bilge, sludge, diesel, dll) yang bocor dan masuk ke dalamnya. Beberapa kolam renang yang terdapat pada kapal-kapal niaga juga memiliki cofferam yang mengelilingi dan/atau berada di bawahnya untuk mencegah bocornya air ke ruang akomodasi. Pada umumnya akses masuk ke dalam cofferdam melalui manhole.
3. Rangkuman 1. Gas monitor “Impact Pro” mempunyai empat jenis sensor yaitu : sensor Oksigen (O2), Sensor gas beracun (Hydrogen Sulfida (H2S) dan Karbon Monoksida (CO)), dan Sensor Gas yang mudah terbakar. 2. Ketika tidak ada ventilasi, lapisan gas-gas di udara tergantung pada tingkat kerapatannya. Sangat penting menyadari hal tersebut pada saat dilakukan pengujian dengan gas monitor. Beberapa orang meninggal karena tidak memonitor kandungan udara secara terus menerus karena secara tiba-tiba harus menghadapi lapisan udara yang terkontaminasi. 3. Pengujian kandungan udara, lakukan pengamatan di area pintu masuk (minimum 5 menit), lakukan pengamatan kedalaman di area pintu masuk (minimum 5 menit), dan lakukan pengamatan secara terus menerus. 4. Ada beberapa tipe tangki yang ada di kapal niaga, yang dikenal secara umum adalah double Bottom tanks (DB's), wing tanks, deep tanks, overflow tanks, dan peak tanks. Untuk keperluan dalam modul ini, Ruang Hampa (Void Space), Cofferdam, Palka dan lain-lain diperlakukan sama dengan tangki. 5. Kamar
mesin kapal adalah daerah yang sangat rumit. Karena
kerumitannya dan ketidakpahaman petugas, kamar mesin paling sering dipilih oleh awak
kapal sebagai tempat
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
yang sempurna
untuk 41
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal menyembunyikan barang. Kita akan melihat tata ruang dari kamar mesin, tempat-tempat tersebut merupakan tambahan dari kamar mesin dan berperan tidak langsung sebagai sebagai bagian daripadanya. 6. Selalu diingat ketika memasuki kamar mesin dan sekitarnya, jika ragu, harus menghubungi perwira atau awak kapal yang bertanggung jawab. Sadari bahwa kita memasuki daerah yang panas, bising, dan mungkin banyak oli/kotoran, oleh karena itu waspadalah terhadap bahaya-bahaya yang ditimbulkannya. Pakailah perlengkapan keamanan kita.
4. Test Formatif 1). Hal-hal yang harus diperhatikan dengan Peralatan Keselamatan Kerja (PPK) dengan cara periksa apakah peralatan masih layak pakai, ganti apapun peralatan dan/atau komponen yang bekas, sudah dipakai, atau yang tidak dapat digunakan lagi, dan
pastikan bahwa persediaan alat perlindungan
(disposable protective equipment), adalah: a. Selalu ada bilamana diperlukan b. Selalu dalam keadaan baru c. Selalu jumlahnya lebih d. Selalu tersedia berbagai ukuran. 2). Sebelum menaiki suatu Kapal, hal-hal yang harus selalu diperhatian berupa jangan mengaktifkan hand phone, jangan menyalakan korek api, Pada hakikatnya perlengkapan keselamatan harus selalu dikenakan kecuali di ruang akomodasi dan kamar mesin, jangan memasuki ruang pompa pada kapal ini, sangat berbahaya, kalaupun akan diperiksa, masuki ruang tersebut dengan mengikuti petunjuk yang ada, kapal ini adalah: a. Rudder Trunk b. Gangways c. Kapal Tangker d. Confined Spaces 3). Ruang yang seluruhnya atau sebagian tertutup yang memiliki tekanan udara tertentu di dalamnya dan tidak dirancang sebagai tempat untuk bekerja, sewaktu-waktu dapat mengandung udara yang berbahaya pada tingkat tertentu, terjadi kekurangan atau kelebihan oksigen; atau terjadi penimbunan DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
42
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal oksigen sehingga tidak bisa keluar , sangat terlarang untuk memasuki ruangan ini, tempat di Kapal ini disebut: a. Confined Spaces b. Rudder Trunk c. Gangways d. Kapal Tangker 4). Sel-sel bahan bakar, merupakan sensor yang memiliki sumber tenaga sendiri, penyebaran yang terbatas, battery logam udara, terdiri dari anoda, elektrolit dan sebuah katoda udara, alat ini dikenal dengan nama: a. Sensor gas beracun b. Overflow Tanks c. Sensor Oksigen d. Peak Tanks 5). Terdiri dari sel sel bahan bakar mikro dan memerlukan beberapa bentuk peralatan elektronik untuk mengoperasikannya dan dengan alasan tersebut secara umum dianggap sebagai sensor elektro kimia, alat ini dikenal dengan nama: a. Sensor Oksigen b. Sensor gas beracun c. Overflow Tanks d. Peak Tanks 6). Alat ini digunakan untuk mencegah meluapnya bahan bakar selama proses pengisian bahan bakar (bunkering), untuk mencegah tumpahnya ceceran minyak yang bisa menyebabkan polusi (yang bisa dikenakan denda berat dan sanksi lainnya terhadap kapal atau awak yang terlibat), alat ini disebut: a. Overflow Tanks b. Sensor Oksigen c. Sensor gas beracun d. Peak Tanks 7). Sebelum naik ke kapal, pastikan alat ini telah benar-benar aman dengan jaring pengaman di bawahnya, jangan membawa peralatan berlebihan sampai kita tidak dapat menjaga keseimbangan tubuh, alat ini disebut: a. Rudder Trunk b. Kapal Tangker DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
43
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal c. Confined Spaces d. Gangways 8). Alat ini sangat besar dan berada di dua tempat yaitu di depan (disebut forepeak tank) dan di belakang (disebut aftpeak tank), biasa berfungsi sebagai tangki ballast, tetapi sering juga digunakan sebagai tangki air tawar, tangki ini mempunyai komponen tegak di dalamnya, sehingga menambah tinggi kapal, alat ini disebut: a. Sensor Oksigen b. Sensor gas beracun c. Overflow Tanks d. Peak Tanks 9). Sebuah ruang hampa di sekitar batang kemudi, yang memungkinkan akses untuk pemeriksaan atau perawatan, akses menuju tempat ini melalui sebuah manhole yang terdapat di dekat roda gigi kemudi, pada beberapa kapal besar, dapat diakses langsung dari dalam air laut, alat ini disebut: a. Gangways b. Rudder Trunk c. Kapal Tangker d. Confined Spaces 10). Kelebihan oksigen menjadi masalah, karena hal tersebut menyebabkan kondisi yang mudah terbakar oleh percikan api, kontaminasi dapat juga menjadi penyebab kelebihan oksigen, dan salah satu penyebab kelebihan oksigen, juga dapat terjadi karena: a. Kebocoran ruangan tertutup b. Kebocoran tabung c. Kebocoran ruangan penyimpanan d. Kebocoran
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
44
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal 5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkan hasil jawaban dengan kunci yang terdapat di bagian belakang modul ini. Hitung jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi hak dan kewajiban serta keberatan dan banding perpajakan.
TP =
Jumlah Jawaban Yang Benar X 100% Jumlah keseluruhan Soal
Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai 91 %
s.d
100 %
:
Amat Baik
81 %
s.d.
90,00 %
:
Baik
71 %
s.d.
80,99 %
:
Cukup
61 %
s.d.
70,99 %
:
Kurang
Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81 % ke atas (kategori “Baik”), maka disarankan mengulangi materi.
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
45
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal
PENUTUP Akhirnya, semoga modul ini bermanfaat khususnya bagi peserta Diklat Teknis Substantif Spesialis Intelijen Taktis dan umumnya bagi pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di seluruh Indonesia. Ingatlah bahwa keberhasilan orang-orang hebat di bidang apapun bukan semata-mata merupakan anugerah dari yang Maka Kuasa saja, namun sukses dan kompetensi yang unggul dibangun dari kemauan untuk belajar sepanjang [masa (longlife Learning). Setelah Saudara selesai mempelajari Modul ini (membaca serta mengerjakan latihan soal, maupun tes formatif yang tersedia) diharapkan Saudara telah memahami tentang Perlengkapan Perlindungan Diri, Potensi Yang Membahayakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Mencegah Kesalahan Menggunakan Alat dan Perlengkapan, Ruang Tertutup di Kapal, dan Faktor Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Kapal Modul ini merupakan dasar dari pemeriksaan sarana pengangkut yang harus Saudara ketahui. Untuk hal yang lebih “complicated” Saudara harus mencari tambahan pengetahuan sendiri melalui informasi di media masa, baik buku pengetahuan, koran, majalah serta media internet.
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
46
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal
TES SUMATIF 1). Hal-hal yang harus diperhatikan dengan Peralatan Keselamatan Kerja (PPK) dengan cara periksa apakah peralatan masih layak pakai, ganti apapun peralatan dan/atau komponen yang bekas, sudah dipakai, atau yang tidak dapat digunakan lagi, dan
pastikan bahwa persediaan alat perlindungan
(disposable protective equipment), adalah: a. Selalu ada bilamana diperlukan b. Selalu dalam keadaan baru c. Selalu jumlahnya lebih d. Selalu tersedia berbagai ukuran. 2). Sebelum menaiki suatu Kapal, hal-hal yang harus selalu diperhatian berupa jangan mengaktifkan hand phone, jangan menyalakan korek api, Pada hakikatnya perlengkapan keselamatan harus selalu dikenakan kecuali di ruang akomodasi dan kamar mesin, jangan memasuki ruang pompa pada kapal ini, sangat berbahaya, kalaupun akan diperiksa, masuki ruang tersebut dengan mengikuti petunjuk yang ada, kapal ini adalah: a. Rudder Trunk b. Gangways c. Kapal Tangker d. Confined Spaces 3). Ruang yang seluruhnya atau sebagian tertutup yang memiliki tekanan udara tertentu di dalamnya dan tidak dirancang sebagai tempat untuk bekerja, sewaktu-waktu dapat mengandung udara yang berbahaya pada tingkat tertentu, terjadi kekurangan atau kelebihan oksigen; atau terjadi penimbunan oksigen sehingga tidak bisa keluar , sangat terlarang untuk memasuki ruangan ini, tempat di Kapal ini disebut: a. Confined Spaces b. Rudder Trunk c. Gangways d. Kapal Tangker
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
47
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal 4). Sel-sel bahan bakar, merupakan sensor yang memiliki sumber tenaga sendiri, penyebaran yang terbatas, battery logam udara, terdiri dari anoda, elektrolit dan sebuah katoda udara, alat ini dikenal dengan nama: a. Sensor gas beracun b. Overflow Tanks c. Sensor Oksigen d. Peak Tanks 5). Terdiri dari sel sel bahan bakar mikro dan memerlukan beberapa bentuk peralatan elektronik untuk mengoperasikannya dan dengan alasan tersebut secara umum dianggap sebagai sensor elektro kimia, alat ini dikenal dengan nama: a. Sensor Oksigen b. Sensor gas beracun c. Overflow Tanks d. Peak Tanks 6). Alat ini digunakan untuk mencegah meluapnya bahan bakar selama proses pengisian bahan bakar (bunkering), untuk mencegah tumpahnya ceceran minyak yang bisa menyebabkan polusi (yang bisa dikenakan denda berat dan sanksi lainnya terhadap kapal atau awak yang terlibat), alat ini disebut: a. Overflow Tanks b. Sensor Oksigen c. Sensor gas beracun d. Peak Tanks 7). Sebelum naik ke kapal, pastikan alat ini telah benar-benar aman dengan jaring pengaman di bawahnya, jangan membawa peralatan berlebihan sampai kita tidak dapat menjaga keseimbangan tubuh, alat ini disebut: a. Rudder Trunk b. Kapal Tangker c. Confined Spaces d. Gangways 8). Alat ini sangat besar dan berada di dua tempat yaitu di depan (disebut forepeak tank) dan di belakang (disebut aftpeak tank), biasa berfungsi sebagai tangki ballast, tetapi sering juga digunakan sebagai tangki air tawar,
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
48
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal tangki ini mempunyai komponen tegak di dalamnya, sehingga menambah tinggi kapal, alat ini disebut: a. Sensor Oksigen b. Sensor gas beracun c. Overflow Tanks d. Peak Tanks 9). Sebuah ruang hampa di sekitar batang kemudi, yang memungkinkan akses untuk pemeriksaan atau perawatan, akses menuju tempat ini melalui sebuah manhole yang terdapat di dekat roda gigi kemudi, pada beberapa kapal besar, dapat diakses langsung dari dalam air laut, alat ini disebut: a. Gangways b. Rudder Trunk c. Kapal Tangker d. Confined Spaces 10). Kelebihan oksigen menjadi masalah, karena hal tersebut menyebabkan kondisi yang mudah terbakar oleh percikan api, kontaminasi dapat juga menjadi penyebab kelebihan oksigen, dan salah satu penyebab kelebihan oksigen, juga dapat terjadi karena: a. Kebocoran ruangan tertutup b. Kebocoran tabung c. Kebocoran ruangan penyimpanan d. Kebocoran
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
49
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal
KUNCI JAWABAN 1. Kunci Jawaban Test Formatif 1. a
6. a
2. c
7. d
3. a
8. d
4. c
9. b
5. b
10. b
2. TEST SUMATIF 2. a
6. a
2. c
7. d
3. a
8. d
4. c
9. b
6. b
10. b
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
50
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal
DAFTAR PUSTAKA Undang-undang No. 17 tahun 2006 Tanggal 15 Nopember 2006 tentang Perubahan Undang-undang No. 10 tahun 1995 Tanggal 30 Desember 1995 tentang Kepabeanan. Territoriale Zee En Maritieme Kringen Ordonantie (TZEMKO) No. 442 Th 1939 Peraturan Pemerintah RI No. 69 Tahun 2001 Tentang Kepelabuhanan Indische Scheepvaart-Wet (Staatablad 1936 No. 700) Tentang Pelabuhan Undang-undang No. 19 Tahun 1960 Tentang Pengelola Pelabuhan Keputusan Mahkamah Internasional tahun 1951 dalam Anglo-Norwegian Fisheries Case yang membenarkan penarikan garis-garis dasar lurus (straight base lines) dalam point to point theory dari Archipellagic State Principle,
melalui
Pengumuman Pemerintah
Indonesia
tanggal 13
Desember 1957 yang dikenal dengan nama ’Deklarasi Juanda’ UU No. 9 Tahun 1969 Tentang Perusahaan Negara Pelabuhan Instruksi Presiden No. 17/1967 Tentang Perusahaan Negara Pelabuhan PP No. 18/1969 Tentang Perusahaan Negara Pelabuhan PP No. 11/Tahun 1983 Tentang Perum Pelabuhan PP No. 3/Tahun 1983 Tentang pelabuhan di Indonesia dibagi dalam empat Perum. Undang-Undang Otonomi Daerah, yaitu UU No. 22/1999 dan PP No. 25/2000 Tentang kewenangan provinsi sebagai daerah otonom oleh Pemerintah. SK Menhub No. 53 tentang Tatanan Kepelabuhanan Nasional. SK Menhub No. 54 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut. SK Menhub No. 55 tentang Pengelolaan Pelabuhan Khusus. Shipping-Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut, Edisi Revisi, oleh Capt. R.P.Suyono, penerbit PPM-Jakarta Tahun 2003 Buku Panduan–Customs Course, Ships Search, Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai-Jakarta Tahun 2005 Pemeriksaan Kapal (Buku Panduan ini diperoleh dari hasil Shipsearch Training Course di National Enforcement Training Course– Australian Customs Service pada bulan Apri–Mei 2005, dan telah diterjemahkan oleh, DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
Pegawai
DJBC
Nama 51
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Saat Melakukan Pemeriksaan Kapal Sonny Wibisono, I Wayan Sapta Darma, Andhi Pramono, dan Fabian Cahyo Wibowo.
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
52