KERAGAMAN TANAH PADA SATUAN PETA TANAH DETlL HASlL PEMETAAN DENGAM TlGA EARA DELlNEASl PADW SUATU WILAYAH 81 DAERAH EiMULANG, BOGOR
O l e h
S U K A R M A N
FAKULTAS PASC-4SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1 9 9 0
SUKARMAN.
Keragaman Tanah pada Satuan Peta Tanah Detil
Hasil Pemetaan Dengan Tiga Cara Delineasi pada Suatu Wilayah di
Daerah
Cimulang,' Bogor
(Di bawah
bimbingan
SARWONO
HARDJOWIGENO sebagai ketua, UUP SJAFEI WIRADISASTRA dan M . SOEKARDI sebagai anggota). :
Penelitian ini bertujuan : 1) untuk mengetahui perbe-
daan kualitas peta tanah yang dihasilkan dari ketiga cara delineasi yang digunakan, 2) untuk mengetahui cara delineasi satuan peta tanah yang paling baik untuk pemetaan tanah pada tingkat detil dan 3 ) untuk mengetahui
efisiensi waktu
pekerjaan survei lapangan yang diperlukan oleh tiga cara delineasi.
:
Untuk mencapai tujuan tersebut maka suatu wilayah dipetakan dengan tiga cara delineasi yaitu dengan metode interpretasi potret udara, metode grid dan metode taktis. Penelitian dilalcukan di daerah
perkebunan karet Cimulang
(PTP XI), Kecamatan Semplak, Kabupaten Bogor-9 Metode interpretasi potret udara menghasilkan 25 satuan peta tanah terdiri dari 3 order, 5 sub order, 7 great group, 9 sub group, 13 famili dan 19 seri.
Metode grid menghasil-
kan 26 satuan peta tanah terdiri dari 3 order, 5 sub order, 7 great group, 8 sub group, 12 famili dan 19 seri.
Metode
taktis menghasilkan 28 satuan peta tanah, terdiri dari 3 order, 5 sub order, 7 great group, 13 famili dan 20 seri.
Dari ketiga peta tanah yang dihasilkan kemudian dipilih masing-masing tiga satuan peta tanah untuk diuji kualitasnya yang meliputi ketelitian dan kemurniannya. peta tanah tersebut masing-masing
Ketiga satuan
terletak pada daerah
bergelombang sampai berbukit, daerah agak landai dan daerah landai.
Rancangan pengambilan contoh pada satuan peta tanah
yang diuji adalah rancangan tersarang (nested design). .
Di daerah bergelombang
sampai berbukit metode
taktis
menghasilkan satuan peta tanah yang lebih teliti daripada metode interpretasi potret udara maupun metode grid.
Metode
grid menghasilkan satuan peta tanah yang mempunyai ketelitian paling rendah. daerah datar
Sedangkan di daerah agak landai dan
metode taktis dan grid menghasilkan satuan
peta tanah yang mempunyai ketelitian sama, tetapi lebih tinggi daripada metode interpretasi potret udara. Penggunaan metode interpretasi potret udara, metode grid dan metode taktis di daerah bergelombang sampai berb u k i t m e n g h a s i l k a n s a t u a n p e t a tanah yang mempunyai -
~-~
kemurnian m a ~ i n g ~ m a s i nsebesar g 8 5 , 5 persen, 7 7 , O persen dan 8 7 , 4 persen.
metode
Dengan demikian penggunaan metode taktis dan
interpretasi potret
tanah yang tepat
udara menghasilkan
(kemurniannya lebih dari
sedangkan penggunaan metode
satuan peta 85 persen),
grid menghasilkan satuan peta
tanah yang tidak tepat. Di daerah agak landai metode interpretasi potret udara, metode grid dan metode taktis menghasilkan satuan peta tanah
iii J-----
uczlgan
krniiri-iian
itlasi~~r;-masingsebesar
77,7 persen, 88,Y
persen dan 8 8 , 9 persen. Di daerah datar masing-masing sebesar 47,O persen, 80,7 persen dan 80,7 persen. Ketelitian delineasi satuan peta tanah dinyatakan dalam indeks ketelitian delineasi rata-rata satuan peta tanah metode interpretasi potret udara dan metode grid terhadap metode taktis.
Indeks ketelitian delineasi rata-rata yang
diha-silkan dengan metode grid pada seluruh daerah penelitian adalah 77,s persen, lebih tinggi daripada dengan metode interpretasi potret udara (76,6 persen). 1.ombang sampai
berbuiii t
dihasj-lkan dengan metode
Pada daerah berge-
indelis lretelitian rata-rata
yang
interpretasi potret udara adalah
81,O persen, lebih tinggi daripada dengan metode grid (72,3 persen).
Sedangkan pada daerah datar sampai agak landai
terjadi sebaliirnya, masing-masing
6 3 , 2 persen dan 8 7 , 6
persen. Waktu pekerjaan survei lapangan metode interpretasi potret udara dan metode grid ternyata lebih efisien daripada metode taktis.
lJaktu pekerjaan survei lapangan metode
interpretasi potret udara 5 1
persen lebih efisien dari
survei lapangan metode taktis dan metode grid 85 persen lebih efisien dari metode taktis. lapangan berhubungan lapangan.
erat dengan
Lamanya pekerjaan survei intensitas pengamatan di
Efisiensi waktu pekerjaan survei lapangan antara
metode yang digunakan tidak selalu sama dengan perbandingan indelrs ketelitian delineasi rata-rata satuan peta tanah antar metode yang digunakan.
KERAGAMAN TANAH PADA SATUAN PETA TANAH DETIL HASIL PEMETAAN DENGAN TIGA CARA DELINEASI PADA SUATU WILAYAH DI DAERAH CIMULANG, BOGOR
0l.eh S U K A R M A N 85015 Tesis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains pada Fakultas Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor Jurusan Ilmu Tanah
FAXULTAS PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1990