KERAGAAN LINGKUNGAN MESO ANAK SIBUK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANAK SIBUK DI KOTA BOGOR
ANICA PERDANA
PROGRAM STUD1 S1 GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
RINGKASAN ANICA PERDANA. Keragaan Lingkungan Meso Anak Sibuk dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anak Sibuk di Kota Bogor. Di bawah bimbingan EUIS SUNARTI dan EMMY S. KARSIN. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis keragaan lingkungan meso anak sibuk dan faktor-faktor yang mempengaruhi anak sibuk. Tujuan khusus penelitian adalah (1) menganalisis karakteristik contoh dan karakteristik keluarga contoh pada dua kelompok anak sibuk (hurried children dan non hurried children). (2) menganalisis keragaan lingkungan meso (keluarga besar, lingkungan sekolah anak, lingkungan pertetanggaan,peer group ibu dan lingkungan kerja ibu) contoh pada dua kelompok anak sibuk (hurried children dan non hurried children). (3) mengetahui hubungan karakteristik keluarga contoh dengan lingkungan meso. (4) mengetahui hubungan kegiatan contoh dengan lingkungan meso. ( 5 ) mengetahui hubungan interaksi antar sublingkungan meso (6) Menganalisis pengaruh inspirasi pengambilan keputusan kegiatan anak dan lingkungan meso tehadap kegiatan anak. Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Lokasi penelitian dipilih secara purpossive, berdasarkan rekomendasi Dinas Pendidikan Kota Bogor, yaitu SD Pengadilan 1, SD Pengadilan 2, SD Polisi 1 dan SD Polisi 4. Pengambilan data dilaksanakan mulai bulan Maret hingga bulan Juni 2006. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh ibu contoh, berupa data karakteristik keluarga, karakteristik contoh, lingkungan meso dan inspirasi pengambilan keputusan kegiatan anak. Data sekunder yang digunakan adalah data keadaan sekolah secara m u m yang diperoleh dari pihak sekolah. Data selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan inferensia (uji beda-t, uji Korelasi Spearmen dan uji regresi linear) dengan menggunakan program komputer SPSS 13.0for windows. Separuh contoh hurried children adalah laki-laki sedangkan lebih dari sepanih contoh non hurried children adalah perempuan. Contoh hurried children paling banyak adalah anak kedua (40.7%). Lebih dari separuh contoh non hurried children adalah anak sulung. Semua contoh memiliki kegiatan selain belajar disekolah. Jumlah kegiatan contoh hurried children dalam seminggu lebih sedikit daripada contoh non hurried children. Tidak terdapat perbedaan yang nyata pada jumlah kegiatan contoh hurried children dan non hurried children. Sebanyak 74.1% contoh hurried children mempunyai jumlah waktu kegiatan sebanyak satu hingga dua jam per hari, sebanyak 60.4% contoh non hurried children pun mempunyai jumlah waktu kegiatan yang sama. Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara jumlah waktu kegiatan contoh hurried children dan non hurried children, akan tetapi contoh hurried children mempunyai waktu kegiatan yang lebih banyak daripada contoh non hurried children. Sebanyak 70.4% contoh yang termasuk hurried children mempakan keluarga kecil. Lebih dari setengah contoh non hurried children termasuk dalam keluarga sedang. Masing-masing sebanyak 40% contoh mempuyai pendapatan kurang dari 1 000 000 dan 1 000 000-2 000 000. Sebagian besar ayah contoh hurried children termasuk dalam fase dewasa madya. Sebanyak 66% ayah contoh
non hurried children pun termasuk dalam fase dewasa madya. 'Lebih dari 60% ibu contoh baik hurried children ataupun non hurried children termasuk dalam fase dewasa muda. Lebih dari separuh ayah contoh memiliki tingkat pendidikan hingga PT. Terdapat perbedaan yang nyata pada pendidikan ayah kedua kelompok anak sibuk @<0.01). Lebih dari setengah ibu contoh hurried children mengenyam pendidikan hingga SMA, sedangkan lebih dari setengah contoh non hurried children memiliki ibu yang mempunyai pendidikan hingga PT. Profesi ayah contoh yang terbanyak adalah sebagai pegawai swasta yaitu 44.4% pada hurried children dan 39.6% pada non hurried children. Hampir setengah ibu contoh hurried children dan non hurried children tidak bekerja. Proporsi terbanyak contoh adalah yang sering diajak bersosialisasi oleh ibu yaitu sebanyak 63% untuk hurried children dan sebanyak 73.6% untuk non hurried children. Terdapat perbedaan yang nyata pada ajakan sosialisasi antara hurried children dan non hurried children @<0.05). Rata-rata skor interaksi dengan keluarga besar kedua kelompok contoh anak sibuk berada dalam kategori sedang. Rata-rata skor interaksi dengan lingkungan pertetanggaan kedua kelompok contoh anak sibuk berada dalam kategori sedang. Rata-rata skor interaksi dengan lingkungan kerja ibu kedua kelompok anak sibuk berada dalam kategori kedekatan rendah. Rata-rata skor interaksi dengan peer group ibu kedua kelompok anak sibuk berada dalam kategori rendah. Rata-rata skor interaksi dengan lingkungan sekolah anak kedua kelompok contoh anak sibuk dengan terdapat dalam kategori sedang. Tidak terdapat perbedaan yang nyata pada contoh hurried children dan non hurried children dalam skor interaksi dengan lingkungan meso (keluarga besar, lingkungan pertetanggaan, lingkungan kerja ibu,peer group ibu, dan lingkungan sekolah anak). Hasil uji korelasi Rank-Spearman memperlihatkan bahwa kekuensi ajakan bersosialisasi oleh ibu berhubungan sangat nyata positif dengan keluarga besar (r = 0.363; p = 0.001), lingkungan pertetanggaan (r = 0.411; p = 0.000), dan lingkungan kerja ibu (r = 0.414; p = 0.000). Lingkungan kerja ibu berhubungan nyata positif (r = 0.268; p = 0.016) dengan tingkat pendidikamya. Usia ibu berhubungan nyata positif dengan keluarga besar (r = 0.254; p = 0.023) dan lingkungan kerja ibu (r = 0.241; p = 0.031). Pendapatan per kapita berhubungan positif dan nyata dengan lingkungan kerja ibu (r = 0.225; p = 0.045) dan peer group ibu (r = 0.312; p = 0.005). Hasil uji korelasi Rank-Spearman memperlihatkan bahwa jumlah kegiatan (ekstra kurikuler, bimbingan belajar, k~rsus,les, klub) berhubungan nyata positif dengan keluarga besar (r = 0.389; p = 0.000) dan dengan lingkungan pertetanggaan (r = 0.326; p = 0.003). Jumlah kegiatan berhubungan tidak nyata dengan lingkungan kerja ibu danpeer group ibu. Hubungan antar sublingkungan meso positif dan nyata, kecuali hubunganpeer group ibu dan lingkungan sekolah anak. Hasil uji regresi memperlihatkan bahwa jumlah kegiatan anak dipengaruhi secara positif oleh keluarga besar (~'=0.085, p=0.009). Model yang didapatkan adalah Jumlah kegiatan=4.011+0.006keluargabesar
KERAGAAN LINGKUNGAN MESO ANAK SIBUK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANAK SIBUK
DI KOTA BOGOR
ANICA PERDANA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat wtuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUD1 S1 GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTINSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006