KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN TEKS-TEKS RELASI GENDER DALAM ISLAM Siti Zakiyah Pemerhati Islam Dan Gender
[email protected] Abstract: The Religion ( Islam ), is often justified as fortitude of gender-based violence. This condition becomes important to be clarified , so that mistakes can be rectified . In fact not a spirit that actually reinforce religious -based violence gender, but the understanding of the religion that ultimately reinforce gender-based violence . For example, there are two types of texts Quran is as if mutually contradictory. First, verses which indicate the existence of a relation and equal rights between men and women and secondly, is the opposite . Misogynis hadith, which spread in various books of Hadith that has been established, and arguably almost never touched by the critics, is also often used as a justification for gender-based violence. While the book of Fiqh, regardless of the authenticity and validit , Islam in this case Fiqh women admit that the price is half the price of the mal. The implication, women are inferior and men are superior. So the content of books of Fiqh Women emphasized gender bias in interpretation understanding the texts of the Qur'an and Hadith.
Keywords: Violence, Gender relations, Women, The religious of texts Abstraks: Agama (Islam), sering dibenarkan sebagai ketabahan gender kekerasan berbasis. Kondisi ini menjadi penting untuk diklarifikasi, sehingga kesalahan dapat diperbaiki. Bahkan, bukan roh yang benar-benar memperkuat agama berbasis kekerasan gender, tetapi pemahaman agama yang pada akhirnya memperkuat kekerasan berbasis gender. Sebagai contoh, ada dua jenis teks Quran adalah seolah-olah saling bertentangan. Pertama, ayatayat yang menunjukkan adanya hubungan dan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan dan kedua, adalah sebaliknya. Hadits Misogynis, yang tersebar di berbagai kitab hadis yang telah "mapan", dan bisa dibilang hampir tidak pernah tersentuh oleh para kritikus, juga sering digunakan sebagai pembenaran untuk jenis kelamin kekerasan berbasis. Sedangkan kitab Fiqh, terlepas dari kebenaran dan keabsahan, Islam dalam hal ini wanita Fiqih mengakui bahwa harga setengah harga laki-laki. Implikasinya, perempuan
Kekerasan Berbasis Gender dan Teks-Teks Relasi Gender… (Siti Zakiyah)
| 187
lebih rendah dan laki-laki lebih unggul. Jadi isi buku Fiqh Perempuan menekankan bias gender dalam penafsiran memahami teks-teks Al-Qur'an dan Hadis.
Kata Kunci: Kekerasan, Relasi gender, Perempuan, Teks-teks agama Kekerasan terhadap perempuan yang
Pendahuluan Secara historis, adanya kekerasan
selama ini terjadi, karena adanya relasi
adalah setua umur manusia itu sendiri.
gender yang timpang yang menimbulkan
Kekerasan dapat menimpa siapa saja, baik
perbedaan
laki-laki, perempuan, anak kecil maupun
antara
orang
Pembenaran
tua.
Akan
tetapi
realitasnya,
peran laki-laki
dan
tanggungjawab
dan
perempuan.
perbedaan
peran
dan
laki-laki
dan
kekerasan lebih banyak menimpa anak-
tanggungjawab
anak, terutama kaum perempuan. Oleh
perempuan, pada akhirnya menimbulkan
karena itu, kekerasan terhadap anak-anak
persoalan
bias
gender
khususnya
padangan
yang
membedakan
perempuan, menjadi topik
antara
yaitu
suatu peran,
sentral untuk segera dicari solusi dan akar
kedudukan dan tanggung jawab antara
penyebabnya.
laki-laki dan perempuan dalam kehidupan
Menurut John Galtung,
kekerasan
adalah
sedemikian
rupa
kondisi
keluarga , masyarakat bahkan negara.
realisasi
Persoalan bias gender inilah yang pada
jasmani dan mental aktualnya berada di
akhirnya melahirkan relasi gender yang
bawah realisasi potensialnya.. Penulis juga
timpang antara laki-laki dan perempuan
lebih setuju dengan konsep kekerasan
sehingga
dalam arti luas, yaitu yang tidak hanya
nalisasi terhadap perempuan, subordinasi,
meliputi
stereotipe, beban ganda
kekerasan
suatu sehingaga
dalam
arti
fisik
(penganiayaan dan pembunuhan), akan tetapi
juga
indoktrinasi,
meliputi ancaman,
sejenisnya bahkan penelantaran
dan yang
bahkan tindak
kekerasan terhadap perempuan.
kebohongan, tekanan
terjadi diskriminasi, margi-
Kembali pada topik awal, kekerasan berbasis gender identik dengan kekerasan terhadap
perempuan.
Para
feminis
dilakukan untuk menghasilkan akibat
berargumentasi, bahwa dalam masyarakat
terhalangnya
dengan
aktualisasi
kemampuan
kultur
patriarkhi
---
yang
potensial mental dan daya pikir seseorang
menyebabkan adanya ketimpangan relasi
(Windu, 1995 : 70).
gender antara laki-laki dan perempuan---, 95%
188 |
kekerasan
yang
sering
terjadi,
MUWÂZÂH, Volume 5, Nomor 2, Desember 2013
korbannya
adalah
perempuan.
Hal
yang mengakibatkan kesengsaraan atau
tersebut dipertegas oleh John Galtung
penderitaan secara fisik, seksual dan
bahwa,
kekerasan
pasiologis termasuuk ancaman tindakan
bentuk apapun pasti melibatkan dua relasi
tertentu, pemaksaan atau perampasan
yang tidak seimbang, yaitu ada pihak yang
kemerdekaan secara sewenang-wenang
kuat sebagai pelaku
baik yang terjadi di depan umum atau
dalam realitasnya
dan yang lemah
sebagai korban.
dalam kehidupan pribadi.
Pengertian
kekerasan
berbasis
Kekerasan berbasis gender, juga sering
terjadi
dijustifikasi oleh pemahaman terhadap
gender,
yang
teks teks agama yang keliru, karena
perempuan
lebih
agama
gender adalah kekerasan yang karena
keyakinan
mendudukan rendah
kaum
dibandingkan
laki—laki.
sering
memakai
direinterpretasi
idiologi
dengan
patriakhat
yang
Deklarasi CEDAW 1993, menegaskan
menyudutkan perempuan. Penafsiran yang
bahwa:
tidak lepas dari tujuan si penafsir,
“kekerasan
merupakan
berbasis
perwujudan
gender
ketimpangan
akhirnya
terlihat
seolah-olah
agama
historis dari pola hubungan kekuasaan
direduksi fungsinya tidak hanya sekedar
antara laki-laki dan perempuan yang
sebagai alat legitimasi dalam mencapai
mengakibatkan dominasi dan diskriminasi
tujuan hedonistik manusia (kekuasaan,
terhadap perempuan oleh kaum laki-laki
materi dan status), akan tetapi mengklaim
dan hambatan kemajuan bagi mereka”.
otoritas dirinya dengan mempertuhankan
Pernyataan
pendapatnya.
ini
memperlihatkan
sangat
adanya
jelas
ketimpangan
gender yang telah melembaga dalam
Pembahasan
ruang-ruang
A. Kekerasan
melalui
kehidupan
masyarakat
penempatan posisi laki-laki
sebagai pemegang otoritas dalam segala relasi antar manusia publik
maupun
menurut
baik dalam ruang
domestik.
Deklarasi
kekerasan
Sebuah Acuan Teoritis. 1. Pengertian, Ruang Lingkup Dan Bentuk Kekerasan
Sedangkan penghapusan
terhadap
Berbasis Gender :
Secara etimologis, difinisi kekerasan
dibagi
dalam
dua
perempuan
kategori, yaitu: Pertama, secara
menyebutkan bahwa, kekerasan berbasis
sempit kekerasan adalah perbuatan
gender
yang
adalah
berdasarkan
setiap
tindakan
perbedaan jenis kelamin
berupa
pemukulan,
penganiayaan yang menyebabkan
Kekerasan Berbasis Gender dan Teks-Teks Relasi Gender… (Siti Zakiyah)
| 189
matinya atau cederanya seseorang
bahkan
(kekerasan
dilakukan
fisik);
kekerasan
tidak
Kedua,
hanya
dalam
akibat
untuk
yang
menghasilkan
terhalangnya
aktualisasi
bentuk fisik , akan tetapi dapat
kemampuan potensial mental dan
dilihat
daya
dari
segi
akibat
pengaruhnya
pada
si
dan
korban.
Kekerasan yang berdampak pada jiwa
seseorang,
kebohongan, ancaman
seperti indoktrinasi,
dan
kekerasan
tekanan
psikologis
pikir
seseorang
(Windu,
1995: 70). Kekerasan berbasis gender identik dengan kekerasan terhadap perempuan.
Kaum
feminis
adalah
berargumen
bahwa
dalam
karena
masyarakat
dengan
kultur
dimaksudkan untuk mengurangi
patriarkhi,
kemampuan mental atau otak.
adanya ketimpangan relasi gender
Sedangkan Mansour fakih, dengan
antara laki-laki dan perempuan,
bahasa
sederhana
95% kekerasan yang sering terjadi
kekerasan
dan korbannya adalah perempuan.
(violence) secara umum dapat
Hal tersebut dipertegas oleh John
diartikan sebagai suatu serangan
Galtung bahwa dalam realitasnya
terhadap fisik dan psikis serta
kekerasan
integritas mental seorang Menurut
melibatkan dua relasi yang tidak
John Galtung, kekerasan adalah
seimbang, yaitu ada pihak yang
suatu kondisi sedemikian rupa
kuat sebagai pelaku
sehingaga realisasi jasmani dan
lemah sebagai korban.Pengertian
mental aktualnya berada di bawah
kekerasan berbasis gender adalah
realisasi potensialnya. Penulis juga
kekerasan yang
lebih
keyakinan
yang
menyatakan
bahwa,
setuju
dengan
konsep
yang
menyebabkan
bentuk apapun pasti
dan yang
terjadi karena
gender,
yang
kekerasan dalam arti luas, yaitu
mendudukan
yang
lebih rendah dibandingkan laki-
tidak
kekerasan
hanya
dalam
meliputi
arti
fisik
menegaskan
akan
berbasis
tetapi
juga
meliputi
kaum
perempuan
laki. Deklarasi CEDAW 1993,
(penganiayaan dan pembunuhan), kebohongan,
190 |
penelantaran
bahwa: gender
kekerasan merupakan
indoktrinasi,
perwujudan ketimpangan historis
ancaman, tekanan dan sejenisnya
dari pola hubungan kekuasaan
MUWÂZÂH, Volume 5, Nomor 2, Desember 2013
antara laki-laki dan perempuan
Kekerasan di ranah publik (publik
yang mengakibatkan dominasi dan
violence), yaitu kekerasan yang
diskriminasi terhadap perempuan
dialami perempuan di luar rumah
oleh kaum laki-laki dan hambatan
atau di masyarakat pada umumnya.
kemajuan bagi mereka. Pernyataan
Sedangkan kekerasan dalam ranah
ini sangat jelas memperlihatkan
domestik
adanya ketimpangan gender yang
yaitu kekerasan yang terjadi dalam
telah melembaga dalam ruang-
lingkup rumah tangga. Sedangkan
ruang
kehidupan
bentuk-bentuk kekerasan berbasis
melalui
penempatan posisi laki-
masyarakat
gender
(domestik
sebagaimana
violence),
yang
laki sebagai pemegang otoritas
terdapat dalam pasal 2 UDHR,
dalam segala relasi antar manusia
meliputi: Pertama,
baik dalam ruang publik maupun
fisik, seksual dan psikologis dalam
domestik.
menurut
keluarga termasuk kekerasan yang
Deklarasi penghapusan kekerasan
berhubungan dengan mas kawin,
terhadap perempuan menyebutkan
pemerkosaan dalam perkawinan,
bahwa, kekerasan berbasis gender
pengrusakan alat kelamin, dan
adalah
ekploitasi. Kedua, kekerasan fisik
Sedangkan
setiap
berdasarkan kelamin
perbedaan
yang
kesengsaraan
tindakan
kekerasan
jenis
seksual dan psiologis yang terjadi
mengakibatkan
dalam masyarakat luas, termasuk
atau
penderitaan
pemerkosaan,
penyalahgunaan,
secara fisik, seksual dan pasiologis
pelecehan dan ancaman seksual
termasuuk
ancaman
ditempat
tertentu,
pemaksaan
atau
lembaga pendidikan, perdagangan
perampasan
kemerdekaan secara
perempuan dan pelacuran paksa.
sewenang-wenang
tindakan
baik
kerja
dan
lembaga-
yang
Ketiga, kekerasan fisik, seksual
terjadi di depan umum atau dalam
dan psikologis yang dilakukan atau
kehidupan pribadi.
dibenarkan oleh negara.
Berangkat dari difinisi di atas,
ruang
berbasis dikategorikan domestik
Mansour
Fakih
lingkup
kekerasan
gender
dapat
kekerasan berbasis gender antara
ranah
lain:
dalam maupun
publik.
mengelompokkan
Pertama,
terhadap
bentuk pemerkosaan
perempuan
Kekerasan Berbasis Gender dan Teks-Teks Relasi Gender… (Siti Zakiyah)
termasuk
| 191
dalam perkawinan. Pemerkosaan
kekerasan yang dilakukan oleh
terjadi jika seseorang melakukan
suami terhadap istri baik fisik,
paksaan
ekonomi
untuk
mendapatkan
dan
psikologis;
pelayanan seksual tanpa kerelaan
perbedaan perlakuan anak laki-laki
yang
Misalnya
dan perempuan; kekerasan yang
ketakutan, malu, depresi dan lain
dilakukan oleh anggota keluarga
lain. Kedua, tindakan pemukulan
laki-laki terhadap anggota keluarga
dan serangan fisik yang terjadi di
perempuan; kedua, kekerasan dan
dalam rumah tangga termasuk
pelecehan
di
kekerasan dan penyiksaan terhadap
Biasanya
sering
anak-anak.
pekerja
bersangkutan.
bentuk
Ketiga,
tempat terjadi
perempuan.
kerja. pada
Misalnya,
penyiksaan terhadaap organ alat
colekan iseng pada organ seksual
kelamin
perempuan;
(genital
mutilation)
pembicaraan
yang
misalnya, sunat perempuan dengan
mengarah pada pornografi, ajakan
alasan
seks
tidak senonoh. Pelaku biasanya
perempuan. Keempat, kekerasan
atasan dan teman kerja laki-laki ;
dalam bentuk pelacuran. Pelacuran
ketiga, kekerasan dan pelecehan di
adalah bentuk kekerasan
yang
tempat keramaian. Mencolek dan
diselenggarakan
oleh
suatu
rayuan gombal dan ; keempat,
ekonomi
yang
kekerasan Media. Kekerasan ini
mengontrol
mekanisme
merugikan perempuan. Kelima,
terjadi
misalnya
pampangaan
pornaografi. Perempuan dijadikan
gambar seksi perempuan sebagai
objek demi keuntungan. Keenam,
pemanis sajian verita (Hermawan,
kekerasan dalam bentuk sterelisasi
2002 : 7).
KB, demi “mulus” target kontrol pertumbuhan penduduk. Ketujuh, kekerasan
ditempat
Kedelapan,
pelecehan
atau
sexual
and
kerja.
Hermawan, dalam: pertama,
192 |
Bentuk
Kekerasan
Berbasis Gender
seksual
Sebagai salah satu bentuk
emotional
kekerasan berbasis gender, yang
harassment. (Faqih, 2001 : 78). Sedangkan
2. KDRT:
menjadi korban KDRT sebagian
Iwan mengelompokan KDRT. Yaitu
besar
adalah
perempuan.
anak-anak
Keyakinan
dan gender
yang telah dikontruksi oleh nilai-
MUWÂZÂH, Volume 5, Nomor 2, Desember 2013
nilai patriarkhi, menghasilkan pola
keluarga dengan suami, istri dan
relasi yang timpang antara laki-laki
anak
dan perempuan dalam kehidupan
perkawinan,
masyarakat dus suami–istri dalam
pengasuhan dan perwalian yang
kehidupan rumah tangga menjadi
menetap dalam rumah tangga atau
salah satu sebab terjadinya tindak
orang yang bekerja membantu
KDRT. Menurut Elli Hasbianto,
rumah tangga serta menetap dalam
KDRT
rumah tangga tersebut.
adalah
suatu
bentuk
penganiayaan (abuse) baik secara fisk
dan
psikologis
merupakan
suaru
dari
hubungan
darah,
persusuan,
Dalam Pasal 5 UU No. 23
yang
tahun 2004 tentang Tindak KDRT,
cara
bentuk-bentuk
tindak
KDRT
pengontrolan terhadap pasangan
dikelompokan dalam: kekerasan
dalam kehidupan rumah tangga.
fisik,
Difinisi ini diperluas dalam UU
penelantaran rumah tangga. Dalam
No. 23 tahun 2004 tentang KDRT
pasal-pasal selanjutnya dipertegas
Pasal 1 ayat 1, yang berbunyi:
masing-masing bentuk kekerasan
“KDRT adalah setiap perbuatan
tersebut.
terhadap
seseorang
perempuan,
yang
timbulnya
terutama berakibat
kesengsaraan
penderitaan
fisik,
atau seksual,
psikologis,
1. Kekerasan
seksual
fisik
dan
adalah
perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat (Pasal 6);
psikologis dan/atau penelantaran,
2. Kekerasan
perampasan kemerdekaan secara
perbuatan
melawan hukum dalam lingkup
batkan rasa takut, hilangnya
rumah tangga”.
rasa percaya diri, kemampuan
Sedangkan
yang
adalah mengaki-
lingkup
untuk bertindak, rasa tidak
tindak Kekerasan Dalam Rumah
berdaya dan/atau penderitaan
Tangga menurut Pasal 2 (1) UU
psikis berat pada seseorang.
No.
(Pasal 7);
23
tahun
Penghapusan
ruang
psikis
2004
Kekerasan
tentang dalam
3. Kekerasaan seksual adalah
Rumah Tangga (PKDRT), meliputi
pemaksaan hubungan seks
suami, istri dan anak, serta orang-
yang
orang yang mempunyai hubungan
orang yang menetap dalam
dilakukan
Kekerasan Berbasis Gender dan Teks-Teks Relasi Gender… (Siti Zakiyah)
terhadap
| 193
lingkup rumah tangga
atau
pemaksaan hubungan seks
B. Teks-Teks Relasi Gender Dalam Islam
terhadap salah seorang dalam lingkup dengan
rumah orang
tangga
lain
1. Teks-Teks Alquran
untuk
Ada dua jenis teks al-Quran
tertentu
yang cenderung saling kontradiktif:
Misalnya
(i) ayat yang berindikasi adanya
pemaksaan kawin pada anak
relasi dan hak setara antara laki-laki
perempuan;
dan perempuan dan (ii) teks-teks
tujuan komersial (Pasal
8).
4. Penalantaran rumah tangga
yang mengandung pola relasi yang
adalah menelantarkan orang
setara, seperti pada ayat berikut:
yang
perjanjiannya
Dan orang-orang yang beriman,
memberikan
laki-laki dan perempuan, sebagian
karena
wajib
“
kehidupan, perawatan atau
mereka
pemeliharaan kepada orang
sebagian
tersebut dan berlaku pada
menyerukan yang ma’ruf, mencegah
orang
mempunyai
dari yang mungkar, mendirikan
secara
sholat , menunaikan zakat dan
cara
mereka taat kepada Allah dan
membatasi dan atau melarang
Rasul-Nya” (QS. Al-Taubah [9]: 71)
yang
ketergantungan ekonomi
dengan
menjadi penolong yang
lain.
bagi Mereka
bekerja yang layak di dalam atau di luar rumah sehingga
Secara lebih luas Allah
korban
berfirman:
berada
dibawah
SWT
” Sesungguhnya laki-
kendali orang tersebut ( Pasal
laki dan perempuan Islam, laki-laki
9).
dan perempuan beriman, laki-laki
Bisa dipaparkan secara rinci
dan perempuan taat, laki-laki dan
bahwa,
bentuk-bentuk
tindak
perempuan yang bersedekah, laki-
KDRT meliputi: kekerasan fisik,
laki dan perempuan yang berpuasa,
psikologis, seksual dan ekonomi
laki-laki
(penelantaran rumah tangga).
memelihara kehormatan, laki-laki
dan
perempuan
yang
dan perempuan yang mengingat Allah, dipersipakan ampunan dan
194 |
MUWÂZÂH, Volume 5, Nomor 2, Desember 2013
pahala besar” (QS. Al-Ahzab [33]:
mereka( laki-laki) atas sebagian
35).
yang lain (perempuan)….” (QS. AlBahkan
ayat
dalam salah satu
penciptaan
ada
Nisa
[4]:
34).“….perempuan-
yang
perempuan yang kamu kwatirkan
terkandung makna bahwa, antara
nusuznya, maka nasehatilah mereka
laki-laki dan perempuan diciptakan
dan pisahkanlah mereka dari tempat
dari satu living entety yang sama.
tidur dan pukulah mereka.” (QS.
Allah
Al-Nisa [4]: 34). Juga dalam Qs An
SWT
berfirman
“Sesungguhnya
kami
:
telah
Nisa
“...kawinilah wanita-waita
menciptakan mereka ( laki-laki dan
lain yang kamu senangi: dua, tiga
perempun)
liat"
atau empat….” (QS. Al-Nisa [4]: 3).
(QS.Ash-Shaffat [37]:11). Dan “Hai
Selanjutnya dalam Qs Al Baqoroh ”
sekalian manusia , bertaqwalah
Dan bagi kaum perempuan( istri)
pada
hak
dari
tanah
Tuhanmu
menciptakan
yang
kamu
telah
dari
nafs
wahidah…..” (QS. Al-Nisa [4]:1). Masih banyak lagi ayat-ayat
yang
sebanding
dengan
kewajibannya, akan tetapi laki-laki ( suami)
memiliki
tingkat
daripada
kelebihan
satu
perempuan
(
lain yang secara jelas menyebutkan
istrinya)” (QS. Al-Baqarah [2]:
bahwa
228).
antara
perempuan
laki-laki
memiliki
hak
dan yang
Di samping itu, ada juga teks
setara dan tidak ada yang dilebihkan
yang
antara satu dan lainnya. Akan tetapi,
domestifikasi perempuan, misalnya:
pandangan konservatisme tentang
“Dan hendaklah kamu( perempuan)
hubungan yang subordinat dalam
tetap di rumahmu dan janganlah
pola relasi laki-laki dan perempuan
kamu berhias dan bertingkah laku
juga mendapatkan pijakan yang
sepertri
jelas,
jahiliyah…”.(QS. Al Ahzab [33]:
karena
memberikan
secara wacana
eksplisit
superioritas
laki-laki atas perempuan, misalnya
berindikasi
pada
makna
orang-orang
33). Beberapa
ayat
Alquran
dalam beberapa ayat di bawah ini:“
tentang penciptaan juga ada yang
Kaum laki-laki adalah pemimpin
mengandung bias makna, seperti
kaum perempuan , oleh karena
dalam beberapa ayat berikut: “Hai
Allah telah melebihkan sebagian
sekalian
manusia,
bertaqwalah
Kekerasan Berbasis Gender dan Teks-Teks Relasi Gender… (Siti Zakiyah)
| 195
kepada
Tuhanmu
yang
telah
subordinat.
Hadist –hadist yang
menciptakan kamu dari diri yang
berindikasi memposisikan perempuan
satu
sebagai subordinat, disebut dengan
dan
dari
padanya
Allah
menciptakan istrinya…”. (QS. Al-
Istilah
Nisa [4]: 1). Selanjutnya dalam Qs
1987: 383).
Al Araf, “Dialah yang menciptakan
misoginis
sangatlah
kamu dari diri yang satu dan
menyebar
dalam
daripadanya
menciptakan
Hadist yang sudah “mapan”, dan bisa
istrinya agar dia merasa senang
dibilang hampir tak pernah tersentuh
kepadanya….” (QS. Al-Araf [7]:
oleh kritik. Pandangan yang bias
189).
Dia
gender dan diyakini sebagai hukum
menciptakan kamu seoorang diri ,
agama, karena dinyatakan oleh teks-
kemudian Dia jadikan daripadanya
teks otoritatif secara eksplisit dan
istrinya …” (QS. Al-Zumar [39]: 6).
dengan
Qs
dia
Al
Zumar
“
Menurut Yunahar Ilyas, ayat-ayat
Hadist
misogini
(Shadily,
Teks Hadist yang
demikian
tingkat sakralitas
banyak
berbagai
juga
dan kitab
memilki
seperti agama,
penciptaan di atas potensial ditafsiran
diantaranya: perempuan tercipta dari
bias, karena tidak disebutkan secara
tulang rusuk laki-laki; perempuan
jelas dan rinci bagaimana proses
sebagai sumber fitnah; perempuan
penciptaan manusia.
Dalam ayat
kurang akalnya; perempuan kurang
tersebut hanya disebutkan bahwa dari
agamanya; perempuan tidak boleh
padanya (Adam) Dia menciptakan
jadi pemimpin; seksualitas adalah
Istrinya (Hawa) (Ilyas, 2002 :23).
milik mutlak laki-laki dan lain-lain. Rasulullah bersabda: “ Aku
2. Teks-Teks Hadits Hadist adalah sumber otoritas
tidak meninggalkan sesudahku satu
kedua bagi umat Islam. Oleh karena
fitnah yang lebih membahayakan
itu,
laki-laki
teks-teks
Hadist
mempunyai
daripada
perempuan”.
posisi penting dalam menafsirkan
Dalam hadist ini perempuan dianggab
bahkan
menentukan.
sebagai sumber fitnah, sehingga tidak
Ironisnya, pola relasi laki-laki dan
boleh keluar rumah tanpa “mahram”.
perempuan
.”
seringkali yang
nampak
dalam
(HR Bukhari).
Implikasi dari
banyak Hadist selama ini, didudukan
hadist tersebut adalah: perempuan
dalam
setara,
tidak boleh memakai parfum apabila
perempuan masih diposisikan secara
bertemu dengan laki-laki yang bukan
196 |
posisi
yang
tidak
MUWÂZÂH, Volume 5, Nomor 2, Desember 2013
mahramnya; perempuan tidak boleh
muncul dalam bentuk yang sangat
menduduki jabatan –jabatan publik
krusial, yaitu ketika segala amal
dimana para laki-laki berkumpul,
kebaikan perempuan dianggab gugur
berhadapan dan berbincang.
di hadapan Tuhan karena tidak mau
Rasulullah
SAW bersabda:
dan
/atau
terlambat
melayani
“….kaum perempuan diciptakan dari
kebutuhan
tulah rusuk yang bengkok. Jika kamu
Diriwayatkan
ingin meluruskannya, maka kamu
perempuan yang rajin sholat malam
akan memecahkannya, dan jika kamu
dan puasa, tetapi ketika suaminya
membiarkannya maka ia akan tetap
mengajak ke ranjang , ia terlambat
bengkok.”
(HR Bukhari) Kesan
maka pada hari kiamat akan diseret
misoginis
dari
dengan rantai bersama setan ke
teks
tersebut
menggambarkan
inferioritas
neraka
bahwa
yang
perempuan dan superioritas laki-laki,
Selanjutnya
jadi harus dipahami dalam pengertian
mengajak
majasi,
bersama
bukan
seksuslitas
suami. “seorang
paling “
dasar”
Apabila
suami
untuk
tidur
istrinya
makna
hakiki.
yang
keliru
memenuhinya lalu suaminya marah
mengakibatkan ekses negatif terhadap
terhadap istrinya pada malam itu,
eksistensi perempuan.
niscaya istrinya akan mendapatkaan
Pemahaman
Rasulullah
bersabda:
“Aku
tidak pernah melihat wanita-wanita
kemudian ia tidak mau
kutukan malaikat sampai pagi.” (HR Bukhari) Bahkan
yang kurang akal dan agamanya
ada
Hadist
yang
dapat meluluhkan hati pria yang
menyatakan bahwa: “ Istri tidak boleh
kokoh perkasa….”.”
(HR Bukhari)
menghalangi permintaan suaminya
Hadist
erat
dengan
sekalipun dipunggung unta. Tidak
perempuan.
boleh berpuasa sunah tanpa seijin
Rasulullah bersabda: “Tidak akan
suami. Tidak boleh bersedekah tanpa
beruntung suatu kaum (masyarakat)
seijin suami. Tidak boleh keluar
yang
urusan
rumah tanpa ijin suami dan apabila
kepada
ia berbuat demikian maka Allah akan
ini
terkait
kepemimpinan
menyerahkan
(kepemimpinan)
mereka
perempuan.” (HR Bukhari) Dalam
teks-teks
melaknatnya, Hadist,
kekerasan terhadap perempuan juga
sementara
malaikat
memarahinya sampai ia bertaubat dan
pulang
kembali
Kekerasan Berbasis Gender dan Teks-Teks Relasi Gender… (Siti Zakiyah)
sekalipun
| 197
‘suaminya itu zalim’” .” (HR Abu
dan
Daud)
adalah istri yang shalihah. .. jika
“sebaik-baiknya perhiasan
Hal tersebut diperkuat dengan
melihat dia mampu membahagia-
bunyi Hadist : “ andaikan ada
kannya, jika dia memerintahkan dia
seorang perempuan memiliki seluruh
mentaatinya dan jika sedang tidak
isi dunia ini, dan menafkahkan semua
ada dia menjaga kehormatannya”. .”
itu
(HR Ibn Majah)
kepada
suaminya,
kemudian
menyebut-nyebut jasanya di hadapan-
Sebagaimana halnya teks-teks
nya, maka allah akan mengahpuskan
Alquran, ada teks-teks Hadist yang
pahala
kontroversial dengan Hadist-hadist di
amalnya
dan
dia
akan
diikumpulkan bersama sama qarun” Hal
yang
sangat
menarik
atas, yang melakukan pembelaan terhadap kaum perempuan. Misalnya:
adalah kata “ sekalipun suaminya
(1)
zalim”, karena suami sangat istimewa
yang paling baik
dalam Hadist tersebut,
(HR. Muslim); (2) “Janganlah kamu
sehingga
“sebaik-baiknya kalian adalah dengan istrinya”
seakan-akan istri harus benar-benar
memukul kaum perempuan
patuh terhadap suami tanpa kecuali.
jangan bertindak kasar kepadanya
Pertanyaanya adalah benarkah hal
(HR. Ibn Asakir); (3) “Paling baik
tersebut diperbolehkan karena posisi
diantara kalian adalah yang paling
suami sangat diuntungkan? Bukankah
baik dengan keluarganya dan aku
kezaliman terhadap istri bertentangan
adalah
dengan firman allah yang artinya “…
keluargaku” .” (HR Tirmidzi); dan
dan pergaulilah mereka dengan cara
(4) “Jika
yang baik” (QS. An-Nisa [4]: 19).
istrimu maka memulailah dengan
Batas kepatuhan istri terhadap suami,
juga
diriwayatkan
dalam
Hadist lain, misalnya: Nabi bersabda: ”
seandainya
menyuruh
aku
orang
diperbolehkan
untuk
bersujud
yang
terbaik
dan
terhadap
kamu hendak menggauli
rayuan dan ciuman”. .”
(HR Ibn
Majah) Dari dua kategori Hadist-hadist di atas, yang diperlukan sebenarnya adalah penafsiran ulang, sehingga
akan
tidak terjadi pemahaman yang keliru.
kusuruh wanita-wanita untuk sujud
Kekeliruan pemahaman menimbulkan
kepada suaminya ( HR. Ibnu majah,
akses yang lebih luas bagi eksistensi
kepada
orang
lain,
pasti
Ahmad, Abu Daud dan Turmudzi. )
198 |
MUWÂZÂH, Volume 5, Nomor 2, Desember 2013
perempuan terutama dalam pola relasi
sumber ajaran,
gender.
Lujaini fi Bayan Huquq al Zawjain, karya
Sheikh
Qurrah
3. Teks-Teks Kitab Fiqh Suatu hal yang tidak dapat
misalnya: Uqud al
al’
Muhammad
Nawawi Uyun,
Banten;
karya
Maulana
Abu
al-Tihami;
dipungkiri dalam realitas masyarakat
Qurrah al ‘Uyun karya Abd al Qodir
Islam
fiqh
Bafadhal dan; Adab al Mu’asyarah
merupakan referensi bagi pandangan
karya Ahmad bin Asmuni. Dari
dan
Indonesia,
bahwa
sikab
hidup
keberagamaan
semua kitab tersebut yang menduduki
masyarakat.
Fiqh
adalah
tingkat
hasil
popularitas
tertinggi
dan
pemahaman kaum muslimin terhadap
memiliki
teks-teks Alquran dan Hadist-hadist
tersendiri adalah Uqud Al-Lujaini.
Nabi. Fiqh, juga merupakan hasil refleksi
atas
kebudayaan
peradaban. Jadi
dan
Fiqh merupakan
makna
“sakralitas”
Masih dalam wacana di atas, Kitab-kitab tersebut secara umum mengandung
wacana-wacana
bias
produk nalar manusia atas persoalan
gender. Beberapa contoh teks yang
hukum yang mengacu pada Alquran
terdapat
dan
misalnya:
Hadist
dengan
mempertimbangkan
perkembangan
dalam
kitab
tersebut,
a. Tipe Istri yang shalihah
sosio– kultural yang melingkupinya.
“ Wajib bagi istri menunduk malu
Dalam tradisi pesantren, Kitab Fiqh
dihadapan suami, tidak banyak
sebagai karya para ulama klasik
melawan,
(kutub
al-qadimah)
paandangan matanya, patuh pada
dipandang sebagai interprestasi para
suami, diam ketika suaami bicara,
ulama atas sumber utama Islam :
berdiri ketika dia datang atau mau
Alquran dan Hadist Nabi, saw. Oleh
pergi, memperlihatkaan rasa cinta
karena
dan
al-turats
itu,
memiliki
keagamaan
yang
memandu
sekaligus
tinggi
otoritas
kegembiran
menundukan
kepadanya,
dalam
menawarkan diri ketika mau tidur,
membentuk
menebarkan keharuman tubuhnya
tingkah laku keseharian masyarakat
dan membersihkan mulutnya”.
pesantren khususnya dan masyarakat
b. Istri wajib menyerahkan tubuhnya
muslim pada umumnya .Berbagai
pada suami
macam Fiqh perempuan yang menjadi
Kekerasan Berbasis Gender dan Teks-Teks Relasi Gender… (Siti Zakiyah)
| 199
“
Seorang istri tidak boleh
menolak
memberikan
tubuhnya
pada suami, meski sedang berada
melarangnya tanpa alasan yang benar“. e. Suami boleh memukul Istri
di atas punggung unta“ Kelupaan
“Suami boleh memukul Istri kerena
seorang istri telah menghabiskan
menolak berhias, diajak tidur,
malamnya untuk ibadah, siang
keluar rumah tanpa ijin suami,
untuk puasa, tetapi ketika suami
membuka wajahnya di hadapan
mengajaknya ketempat tidur, dia
laki-laki
terlambat memenuhinya, maka ia
bercakap-cakap dengannya”
akan
diseret,
dibelenggu
dan
dikumpulkan bersama para setan lalu dimasukan ke neraka paling dalam” “
f. Kerelaan
Urusan tamu, politik, sosial
kemasyrakatan
dan
ekonomi
mahram
Allah
dan
tergantung
kerelaan suami. “ Allah tidak akan menerima sholat dan
c. Tugas Istri adalah urusan domestik
bukan
puasa
seorang
istri
yang
membuat marah suami sampai dia bertaubat dan kembali berbaik hati pada
suami…
karena
tanda
adalah urusan laki-laki. Suami
kerelaan
berhak
perempuan adalah jika suami ridha
tidak
memperkenankan
perempuan untuk ikut campur di
ridha
Allah
kepada
kepadanya”
dibutuhkan.
g. Poligami sebagai ketetapan agama.
Sedangkan urusan kamar, dapur
“ Selama masih ada pernikahan
dan urusan kamar yang lain serta
maka talak akan tetap ada, demikian
kerumah tanggan adalah urusan
juga poligami. Ia akan tetap ada
khusus perempuan. Dia berhak
sepanjang
menolak campurtangan laki-laki
berlangsung, walau ada syarat-syarat
kecuali diperlukan”
tertentu. Atas dasar ini perempuan
dalamnya,
kecuali
kehidupan
masih
d. Istri dilarang keluar rumah tanpa
harus
seijin suami
agama tersebut. Meyakini dua hal
“
Istri dilarang keluar rumah
tersebut
adalah
dua
ketentuan
bagian
dari
tanpa seijin suami. Jika dilanggar,
muhkamat al din (ketentuan agama),
maka
dan mengingkarinya dapat merusak
ia
malaikat bertaubat,
200 |
memahami
akan ,
dilaknat
kecuali meskipun
para
jika
ia
akidah. “
suami
MUWÂZÂH, Volume 5, Nomor 2, Desember 2013
Dari
kandungan
beberapa
kritik, juga sering dijadikan sebagai
Kitab Fiqh sebagaimana di atas,
justifikasi kekerasan berbasis gender.
terlepas
Sedangkan Kitab Fiqh,
dari
otensitas
dan
terlepas dari
validitasnya, Islam (dalam hal ini
otensitas dan validitasnya, Islam--- dalam
adalah Fiqh) mengakui bahwa harga
hal ini adalah Fiqh-mengakui bahwa harga
perempuan adalah separo harga laki-
perempuan adalah separo harga laki-laki.
laki. Implikasinya, perempuan adalah
Implikasinya, perempuan adalah inferior
inferior dan laki-laki adalah superior.
dan laki-laki adalah superior. Sehingga
Sehingga kandungan Kitab-kitab Fiqh
kandungan Kitab-kitab Fiqh Perempuan
Perempuan
mempertegas
semakin mempertegas bias gender dalam
bias gender dalam pemahaman tafsir
pemahaman tafsir teks-teks Alquran dan
teks-teks Alquran dan Hadist .
Hadist
semakin
Penutup
DAFTAR PUSTAKA
Kekerasan merupakan
berbasis
perwujudan
gender
ketimpangan
Gumiandari,
Septi,
2005,
"Akar
historis dari pola hubungan kekuasaan
Pemahaman Misoginis Atas Hadist”
antara laki-laki dan perempuan yang
dalam Jurnal Eqalita,Vol.5, No:2,
mengakibatkan dominasi dan diskriminasi
PSG STAIN Cirebon.
terhadap perempuan oleh kaum laki-laki
Hornby A.S, 1983, Oxford Anvanced
dan hambatan kemajuan bagi mereka.
Learner’s
Teks teks Agama ( Islam) juga ada yang
English, London: Oxfort University
bias
Press.
sehingga sering dimaknai sebagai
justifikasi kekerasan tehadap perempuan.
Dictionary of Current
Iwan Hermawan, 2002 “Kedudukan dan
Misalnya, ada dua jenis teks-teks al Quran
Nilai
yang “seolah-olah” saling kontradiktif.
Seminar, Bandung.
Pertama, ayat yang berindikasi adanya
Perempuan”,
Mansour Fakih, 2000, Kekerasan Dalam
relasi dan hak setara antara laki-laki dan
Perspektif
perempuan
Grasindo.
dan
Kedua
adalah
Makalah
Pesantren,
Jakarta:
kebalikannya. Hadist hadist misoginis,
Marsana Windu, 1995, “Kekuasaan dan
yang menyebar dalam berbagai kitab
Kekerasan Menurut Jhon Galtung ,
Hadist yang sudah “mapan”, dan bisa
dalam Noeke Sri Wardana, Persepsi
dibilang hampir tak pernah tersentuh oleh
Masyarakat
BengkuluTentang
Kekerasan Berbasis Gender dan Teks-Teks Relasi Gender… (Siti Zakiyah)
| 201
Kejahatan”, Semarang.
202 |
Tesis,
UNDIP,
Shadily,
Hasan, 1987, Kamus Inggris
Indonesia, Jakarta: Gramedia.
MUWÂZÂH, Volume 5, Nomor 2, Desember 2013