KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK MIN JEJERAN
ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Erlina Laili NIM. 10105241017
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JANUARI 2015
Kedisiplinan Peserta Didik .... (Erlina Laili) 1
KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK MIN JEJERAN DISCIPLINE OF STUDENTS IN MIN JEJERAN Oleh: Erlina Laili, Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kedisiplinan peserta didik, faktor yang mempengaruhi kedisiplinan, dan untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk membelajarkan peserta didik menegakkan kedisiplinan MIN Jejeran. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Responden pada penelitian ini adalah peserta didik kelas 4C, 5A, dan 6A MIN Jejeran. Pengumpulan data berlangsung dari bulan Agustus 2014 sampai dengan Oktober 2014. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, angket, dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan tekniik analisis data deskriptif dengan prosentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan kedisiplinan peserta didik MIN Jejeran berada pada kategori tinggi dengan prosentase 82,26%. Faktor- faktor yang mempengaruhi kedisiplinan peserta didik MIN Jejeran lebih dominasi faktor internal dengan prosentase 76,98% dan untuk faktor eksternal 55,06%. Faktor internal mendominasi terbukti upaya penanaman peserta didik untuk kedisipinan oleh pihak sekolah cukup bagus. Upaya strategi pembelajaran untuk membelajarkan kedisiplinan peserta didik yang dilakukan pihak sekolah yaitu dengan internal control, eksternal control dan keteladanan guru. Kata kunci: kedisiplinan, MIN Jejeran Abstract
This research aims to find out the level of discipline, the factors that affect the discipline, and the efforts made by MIN Jejeran to enforce the learners’ discipline. This study applied a quantitative descriptive approach. The respondents of the study were the students of class 4, 5, and 6 in MIN Jejeran. The data was obtained by means of interviews, questionnaires, and observations. The data analysis techniques used by descriptive data analysis techniques with percentage.The results showed that the discipline of the students of MIN Jejeran is in the high category with percentage 82,26%.. The dominant factors that influence the students’ discipline are from internal factors it self with percentage of 76,98% and for external factors 55,06% . It is proven that the school efforts to impart and accustom the learners to discipline is pretty good. Learning strategi for learn efforts to discipline the student who performed the school with external control, internal control and example teachers. Keywords: discipline, MIN Jejeran
2 Jurnal Teknologi Pendidikan Edisi Januari Tahun ..ke.. 2015.
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu bidang
lainnya.
Bentuk
pelanggaran
yang penting untuk mengangkat harkat dan
membutuhkan
martabat kehidupan manusia. Selain itu
penanggulangannya,
pendidikan
penting disiplin sekolah.
juga
faktor
utama
dalam
pembentukan pribadi manusia. Pendidikan
Dalam
upaya
pencegahan
dan di
kajian
tersebut dan
sinilah
bidang
arti
Teknologi
sangat berperan untuk pembentukan kualitas
Pendidikan
baik dan buruknya generasi manusia yang
pemecahan permasalahan belajar dengan gaya
akan datang. Seiring dengan tujuan bangsa
pembelajaran agar tepat sasaran. Guru dalam
Indonesia yang terdapat dalam Undang-
membelajarkan
Undang
yaitu
mempunyai ilmu dan seni membelajarkan
mencerdaskan kehidupan bangsa, maka dalam
yang disebut dengan Paedagogik. Istilah ini
hal ini pendidikan sangat berperan dalam
menunjuk paada strategi pembelajaran atau
pencapaian tujuan tersebut.
gaya pembelajaran.
Dasar
1945
Fungsi
alinea
IV
pendidikan
nasional
paedagogik
mempelajari
peserta
guru
mengenai
didik
harus
Dalam pembelajaran bukan
hanya
sekedar
berimplikasi pada pendidikan dalam hal ini
terampil dalam menyampaikan bahan ajar,
sekolah
namun disamping itu ia juga harus mampu
tidak
hanya
memberikan
ilmu
pengetahuan dan teknologi saja, tetapi lebih
mengembangkan
dari itu adalah pembentukan watak dan
penanaman karakter baik peserta didik. Di
kepribadian
sekolah seorang peserta didik berinteraksi
luhur
peserta
didik.
pribadi,
dan
Bagaimanapun kualitas manusia di Indonesia
dengan para guru
yang dibutuhkan dalam pembangunan adalah
mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan, dan
manusia yang berkualitas baik fisik maupun
perkataan para guru yang dilihat dan didengar
mental, termasuk manusia yang berdisiplin.
serta dianggap baik oleh peserta didik, dapat
Kedisiplinan merupakan modal penting bagi
meresap masuk ke dalam hati sanubarinya
keberhasilan manusia dalam menjalankan
dan dampaknya bahkan melebihi pengaruh
peran dalam kehidupannya.
dari orang tuanya di rumah. Sikap dan
Pengertian
disiplin
yang
watak
mendidik dan
dalam
perilaku yang ditampilkan pendidik tersebut
Kemendiknas (2010: 57), adalah tindakan
pada dasarnya merupakan bagian dari upaya
yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
membelajarkan pendisiplinan peserta didik di
pada berbagai ketentuan dan peraturan. Di
sekolah.
lingkungan internal sekolah pun pelanggaran
Diantara
nilai-nilai
karakter
yang
terhadap berbagai aturan dan tata tertib
dapat dibina melalui kegiatan-kegiatan di atas
sekolah masih sering ditemukan sepertiaksi
adalah disiplin, santun, jujur, dan sadar akan
corat-coret
hak dan kewajiban orang lain, peduli sosial
perkelahian,
meja,
membawa
mencontek,
mainan, pemalakan,
pencurian dan bentuk-bentuk penyimpangan
dan
lingkungan
(Kemendiknas,
2010).
Beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan
Kedisiplinan Peserta Didik .... (Erlina Laili) 3
sekolah dalam rangka menegakkan tatakrama
guru
dan tata tertib kehidupan akademik dan sosial
dalam proses pendidikan untuk membentuk
sekolah antara lain melaksanakan tata tertib
sumber
dan kultur sekolah, melaksanakan norma-
tuntutan zaman tersebut. Guru mempunyai
norma yang berlaku dan tatakrama pergaulan,
peran dan fungsi penting dalam mewujudkan
menumbuh kembangkan sikap hormat dan
tujuan pendidikan kepada peserta didik. Oleh
menghargai warga sekolah.
karena
Masalah disiplin sejak dulu hingga
merupakan salah satu unsur penting
daya
itu,
manusia
guru
meningkatkan
yang
dituntut
kemampuan
untuk
terus
dan
kualitas
menjalankan
tugas
kini menjadi topik pembicaraan yang menarik
dirinya
di berbagai kalangan, baik dalam keluarga,
profesionalnya sebagai pendidik. Salah satu
sekolah,
negara.
aspek penting yang harus diperhatikan oleh
dilontarkan
guru sesuai dengan kedudukan dan fungsinya
masyarakat
Diantaranya
yang
masyarakat
adalah
maupun pernah
merosotnya
disiplin
dalam
memenuhi
sebagai
pendidik
adalah
bagaimana
nasional atau belum membudayakan disiplin
menumbuhkan kedisiplinan kepada siswa,
nasional di negara kita, sehingga sangat tepat
karena masalah kedisiplinan merupakan salah
langkah pemerintah untuk menggalakkan
satu faktor penting yang harus ditanamkan ke
gerakan disiplin nasional. Suatu bangsa yang
dalam
mempunyai
kepribadian siswa yang baik.
disiplin
tinggi
diantaranya
diri
siswa
untuk
membentuk
tercermin dalam sikap disiplindimana mereka
Guru harus menciptakan atmosfir
berada, seperti disiplin keluarga, disiplin
kelas yang baik di dalam kelas. Lingkungan
sekolah, disiplin pegawai negeri dan lain-lain.
atmosfir kelas juga sangat
berpengaruh
Upaya pemerintah dalam memperbaiki
terhadap kedisiplinan peserta didik misalnya
pendidikan yang bersifat formal dengan
peserta didik merasa senang datang ke
perubahan kurikulum yang sekarang ini
sekolahnya
sedang gencar-gencarnya yaitu Kurikulum
pikirannya ruangan kelas yang nyaman,
2013. Dengan mengubah sistem kurikulum
pegajar yang baik dan kompeten, teman-
tersebut
memunculkan
teman yang baik, fasilitas yang mendukung
generasi penerus yang berkualitas dan mampu
sehingga mampu berfikir produktif dan
menyesuaikan
bekerja
diharapkan
diri
dapat
dalam
kehidupan,
berbangsa dan bernegara. Resolusi
kurikulum
karena
sama
tergambar
dengan
dalam
teman-temannya
sehingga mampu menyerap informasi yang 2013
ini
disampaikan. Maman Rachman (1999:83)
diharapkan mampu mengadaptasikan sistem
mengemukakan bahwa tujuan disiplin dalam
pendidikan supaya mengembangkan sumber
sekolah yaitu memberi
daya manusia agar dapat memenuhi tuntutan
terciptanya perilaku yang tidak menyimpang,
zaman yang sedang berkembang seperti
mendorong peserta didik melakukan yang
Indonesia saat ini. Seperti yang kita ketahui,
baik dan benar, membantu peserta didik
dukungan bagi
4 Jurnal Teknologi Pendidikan Edisi Januari Tahun ..ke.. 2015.
memahami dan menyesuaikan diri dengan
akan bersih, indah, sehat
tuntutan
terjadi bencana banjir.
lingkungannya
dan
menjauhi
dan tidak akan
melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah
Di dalam kelas apabila peserta didik
dan peserta didik belajar hidup dengan
bersikap disiplin maka pembelajaran di kelas
kebiasaan-kebiasaan
maupun kegiatan lain akan menjadi kondusif
yang
baik
dan
bermanfaat baginya serta lingkungannya. Menyadari pentingnya sikap disiplin, banyak
yang
menuntut
sekolah
untuk
sehingga
keberhasilan
mengajar
dapat
kegiatan
tercapai.
Hal
belajartersebut
disebabkan karena kedisiplinan berkaitan erat
membuat peraturan-peraturan agar peserta
dengan pengetahuan dan perilaku
didiknya terlatih disiplin sejak dini. Berbagai
positif,
cara sekolah untuk melatih disiplin misalnya
tanggung jawab, tolong menolong, kasih
dengan reward dan punishment. Tetapi untuk
sayang, patuh, hormat kepada guru dan
peserta
bila
sebagainya. Suatu peraturan atau kesepakatan
terlalu
di sekolah merupakan sebuah standar yang
menyudutkan peserta didik dan membuat
menjadi acuan seluruh warga sekolah dan
peserta didik justru takut.
membuat seluruh warga sekolah merasa
didik
SD
menggunakan
Usaha
tampaknya
punishment
membentuk
peserta
dengan pribadi yang disiplin,
didik
seperti
kebenaran,
yang
kejujuran,
terkontrol dan di kontrol.
guru harus
Penanaman disiplin di MIN Jejeran,
senantiasa mengajarkan dengan membiasakan
Wonokromo, Pleret, Bantul sebenarnya sudah
melakukan hal-hal yang kecil dengan baik
lumayan bagus, tetapi masih ada peserta didik
dan terus menerus. Sehingga peserta didik
yang bersikap insisipliner, apalagi di Era
akan terbiasa melakukan hal-hal yang kecil
sekarang berbagai macam perubahan sosial
dengan
menjadi
kultural dan perkembangan produk-produk
dewasa
teknologi yang semakin berkembang pesat
nantinya, misalnya dengan membiasakan hal
banyak mempengaruhi sifat dan pemikiran
kecil dengan membuang bekas rautan pensil
peserta
di tempat sampah. Sikap disiplin membuang
dilakukan peserta didik yang pertama, peserta
rautan pensil di tempat sampah mungkin hal
didik masih
sepele, namun dari hal sepele tersebut bisa
masuk ke sekolah maupun masuk kelas
berdampak besar bila dibiasakan. Peserta
dengan berbagai alasan. Kedua, mencontek.
didik lambat laun akan terbiasa membuang
Mencontek merupakan sikap yang merugikan
sampah sekecil apapun ke tempat sampah,
diri sendiri, peserta didik masih ada yang
dan ketika mereka menjadi orang dewasa
mencontek saat
akan mempunyai dampak yang luar biasa
Ketiga, corat-coret meja maupun tembok.
apabila seluruh peserta didik
mempunyai
Sikap coret-coret meja maupun tembok
sikap disiplin mengenai membuang sampah
tersebut dapat merusak fasilitas sekolah.
sekecil apapun di tempat sampah. Lingkungan
Keempat, membuang sampah sembarangan.
kebiasaan
baik baik
dan
lama-lama
bahkan
sampai
didik.
Sikap
indisipliner
yang
ada yang terlambat, telambat
ulangan maupun ujian.
Kedisiplinan Peserta Didik .... (Erlina Laili) 5
Seringkali peserta didik membuang sampah
penelitian,
mengkaji
kertas di laci meja dan di dalam kelas. Sikap
konsultasi
dengan
indisipliner tersebut terjadi sebab penciptaan
pembuatan proposal penelitian dan persiapan
kondisi
pelaksanaan penelitian. Tahap pelaksanaan
disiplin
yang
kurang
kondusif.
dosen
referensi,
pembimbing,
Kondisi kurang kondusif di sini maksudnya
diawali
dari lingkungan sekolah tersebut sudah ada
penelitian,
berbagai peraturan tetapi dalam penerapannya
angket,
belum maksimal.
memperkuat temuan data-data di lapangan.
Berdasarkan diuraikan
di
latar
atas,
belakang
peneliti
yang
bermaksud
dengan
beberapa
observasi
dan
Tahap
penyusunan laporan disusun
Peserta didik di MIN Jejeran, dengan judul
ditentukan.
“Studi
Eksploratif
Mengenai
Kedisiplinan Peserta didik di MIN Jejeran,
pada
Data,
awal,
obeservasi
pelaporan
pengadakan penelitian mengenai kedisiplinan
penelitian
menghubungi
subjek
wawancara,
lanjutan
merupakan
untuk
tahap
hasil penelitian yang
sistematika
Intrumen,
yang
dan
telah
Teknik
Pengumpulan Data
Wonokromo, Pleret, Bantul”.
Pengumpulan data pada penelitian ini
METODE PENELITIAN
menggunakan metode wawancara, angket,
Jenis Penelitian
dan obeservasi. Dalam penelitian kuantitatif
Penelitian
ini
menggunakan
instrumen utama adalah peneliti sendiri
pendekatan deskriptif kuntitatif dengan fokus
dengan
penelitian yaitu tingkat kedisiplinan peserta
angket/questioner,dan
didik dan faktor- faktor yang mempengaruhi
Wawancara digunakan untuk mengungkap
peserta didik MIN Jejeran.
data
Waktu dan Tempat Penelitian
berkaitan
Penelitian
ini
dilaksanakan
pada
bantuan
berupa
panduan
wawancara,
lembar
observasi.
pertanyaan-pertanyaan
langsung
dengan
yang
kedisiplinan
peserta ddik MIN Jejeran.
bulan Juli 2014 sampai dengan September
Angket/ questioner digunakan untuk
2014. Tempat penelitian dilaksanakan di MIN
mengungkap data sesungguhnya mengenai
Jejeran, Wonokromo, Pleret, Bantul 55791.
tingkat
Target/Subjek Penelitian
Jejeran
Subjek penelitian ini adalah peserta
kedisiplinan peserta dan
faktor-
didik
faktor
MIN yang
memperngaruhi kedisiplinan peserta didik
didik MIN Jejeran, Wonokromo, Pleret,
MIN
Jejeran.
Angket
tersebut
Bantul 55791.
pertanya-pertanyaan
Prosedur
mengenai sikap yang dilakukan dengan
untuk
peserta
berupa didik
Tahap-tahap yang dilakukan dalam
menggunakan bobot soal 1-4. Observasi
penelitian ini meliputi tahap persiapan, tahap
digunakan mengumpulkan data dan informasi
pelaksanaan, dan tahap pelaporan. Tahap
dari peserta didik baik secara langsung atauu
persiapan meliputi usulan judul, usulan
tidak langsung. Pengumpulan data awal pada
6 Jurnal Teknologi Pendidikan Edisi Januari Tahun ..ke.. 2015.
penelitian ini bertujuan landasan awal untuk
HASIL
mengetahui permasalahan kedisiplinan MIN
PEMBAHASAN
Jejeran.
Kedisiplinan
Observasi
lanjutan
untuk
pengumpulan data mengenai informasi yang
PENELITIAN
Kedisiplinan
DAN
merupakan
suatu
belum di dapatkan dengan angket.
keiklasan dalam menjalankan aturan dan
Teknik Analisis Data
norma, kesadaran dalam menjalankan aturan
Teknik analisis yang digunakan dalam
dan
norma,
pengendalian
diri
dalam
menganalisis data pada penelitian ini adalah
menjalankan aturan dan norma, ketaatan
teknik analisis data deskriptif kuantitatif
dalam menjalankan aturan dan norma. Untuk
dengan
tersebut
kedisiplinan peserta didik MIN Jejeran dari
menganalisa data dengan cara menjelaskan
semua aspek secara umum termasuk dalam
atau
kategori cukup.
prosentase.
Teknik
menggunakan
angka-angka
yang
disajikan dalam bentuk tabel, frekuensi, dan
Dari
aspek
keiklasan
dalam
presentase atau statistik deskriptif. Sugiyono
menjalankan aturan dana norma seperti
(2010: 207) mengatakan bahwa kegiatan
membuang sampah pada tempatnya, mentaati
dalam analisis data adalah mengelompokkan
perintah guru, membantu guru dan berdoa
data
jenis
sebelum sesudah belajar termasuk dalam
responden, mentabulasi data berdasarkan
kategori Cukup dengan responden sebanyak
variabel dari seluruh responden, menyajikan
40 responden, dengan total rata-rata 13,21.
data tiap variabel yang diteliti, melakukan
Namun di antara indikator tersebut untuk
penghitungan
rumusan
membuang sampah pada tempatnya dirasa
masalah dan melakukan perhitungan untuk
penerapannya masih kurang kondusif, sebab
menguji hipotesis yang telah diajukan. Karena
menurut pengamatan penulis waktu penelitian
dalam penelitian ini tidak
merumuskan
setelah jam istirahat masih ada sampah
hipotesis maka langkah terakhir tersebut tidak
disekitar tangga, padahal di dekat tangga
perlu dilakukan.
sudah
berdasarkan
variabel
untuk
dan
menjawab
disediakan
tempat
sampah
yang
Perolehan data kuantitatif berupa skor-
dibedakan jenisnya. Hal tersebut disebabkan
skor berbentuk angka yang kemudian dapat
peserta didik terburu-buru masuk ke dalam
diukur
skor
kelas sehingga meninggalkan bekas jajanan di
kualitatif
tangga tersebut. Membuang sampah tersebut
dengan
sebenarnya berkaitan juga dengan kesadaran,
dilakukan
seperti contoh di atas bahwa peserta didik
interpretasi terhadap data tersebut. Tahap
sebenarnya sadar bahwa membuang sampah
akhir yaitu menjabarkan data ke dalam kata-
harus pada tempatnya namun karena keadaan
kata agar data yang diperoleh bisa lebih jelas
yang terburu sehingga sampah tersebut
dan valid.
ditinggalkan di dekat tangga.
prosentasinya.
Selanjutnya
prosentase
dimaknai
secara
berdasarkan
pada
klasifikasi
pengkategorian,
kemudian
Kedisiplinan Peserta Didik .... (Erlina Laili) 7
Aspek kesadaran dalam menjalankan
Peserta didik di kelas V ada yang kurang jera
aturan dan norma termasuk dalam kategori
di hukum apabila tidak mengerjakan tugas,
cukup dengan responden sebanyak 30, total
justru seperti merasa bangga kalau dihukum.
rata-ratanya 30,78. Aspek kesadaran dalam
Perilaku tersebut dapat dibina dengan teknik
menjalankan
untuk
cooperative control dari Anas Purwanto
indikator yang masih dirasa kurang yaitu
(2008: 73), dengan penerapan guru sebaiknya
masuk kelas setelah jam istirahat. Peserta
dapat menemukan solusi atas perilaku peserta
didik saat bel masuk dibunyikan ada yang
didik
tidak
namun
memberikan konsekuensi. Jika peserta didik
berbincang-bincang dan makan di depan kelas
tidak mengerjakan PR/tugas, tindakan yang
atau ditangga, apabila guru terlihat hendak
harus dilakukan oleh guru adalah mengajak
masuk ke kelas mereka baru terburu-buru
peserta didik sharing untuk mengetahui
masuk
tersebut
mengapa ia tidak mengerjakan PR/tugas,
sebenarnya dapat dibina yaitu dengan guru
setelah itu guru memberikan saran/asolusi
bersifat disiplin waktu, seperti yang telah
untuk masalah yang dihadapi peserta didik
disampaikan Anas Purwanto (2008: 173),
tersebut.
aturan
langsung
ke
dan
masuk
dalam
norma
kelas
kelas.
Hal
salah satunya teknik cooperative control.
yang
Aspek
tidak
diharapkan
ketaatan
dalam
daripada
mematuhi
Teknik ini antara guru dan peserta didik
aturan dan norma peserta didik MIN Jejeran
bekerja sama,
guru
termasuk dalam kategori cukup dengan
mencontohkan perlaku yang tertib kepada
responden 34 dan total rata-ratanya 24,86.
peserta didiknya, sehingga guru jadi model
Aspek ketaatan dalam menjalankan aturan
peserta didik dalam melaksanakan perilaku
dan norma indikator yang masih kurang yaitu
disiplin. Seperti contoh di atas peserta didik
untuk kegiatan tadarus dan sholat dhuha,
setelah jam istirahat tidak langsung masuk
kegiatan tersebut dilakukan sebelum jam
kelas, apabila guru saat bel istirahat langsung
pelajaran dimulai, biasanya peserta didik
disiplin masuk ke dalam kelas, kemungkinan
tidak langsung menjalankannya melainkan
tidak
untuk
harus di datangi oleh gurunya dan di pantau
berbincang-bincang di depan kelas dan
sebab kalau tidak seperti itu kegiatan tadarus
peserta didik langsung masuk ke dalam kelas.
dan sholat dhuha lama-lama pudar. Aspek
Aspek pengendalian diri peserta didik
ketaatan ini bisa dibina dengan teknik internal
MIN Jejeran masuk dalam kategori cukup,
control Anas Purwanto, dalam teknik ini
dengan responden sebanyak 31, rata-ratanya
peserta didik disadarkan akan pentingnya
29,84.
dalam
disiplin. Sesudah peserta didik sadar, ia akan
menjalankan aturan dan norma indikator yang
mawas diri serta berusaha mendisiplinkan diri
masih kurang mengerjakan tugas tepat waktu
sendiri. Kunci sukses penerapan teknik ini
dan tidak membawa mainan ke sekolah.
adalah ada pada keteladanan guru.
ada
dalam penerapanya
waktu
Aspek
peserta
pengendalian
didik
diri
8 Jurnal Teknologi Pendidikan Edisi Januari Tahun ..ke.. 2015.
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
suatu kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan perilakunya yang benar atau
Kedisiplinan Peserta didik Kedisiplinan terbentuk oleh faktor
salah terhadap suatu aktivitas. Seseorang yang
internal dan faktor eksternal menurut yang
mempunyai
disampaikan
Kuswoyo(2004:39).
memperhatikan aktivitas itu secara konsisten
Menurut hasil penelitian kedisiplinan peserta
dengan rasa senang hati. Seseorang akan lebih
didik MIN Jejeran lebih dominan dipengaruhi
suka dalam melakukan aktivitasnya jika ia
oleh faktor internal yaitu
mempunyai kesadaran diri tanpa paksaan dari
oleh
kesadaran diri,
perasaan tanggung jawab dan perasaan malu.
kesadaran
diri
akan
pihak lain.
Hal tersebut bukan berarti faktor eksternal
Aspek tanggung jawab peserta MIN
tidak berpengaruh, faktor eksternal juga
Jejeran cukup tinggi dalam hal menjalankan
berpengaruh dalam sikap kedisiplinan peserta
jadwal piket dan mengerjakan tugas tepat
didik MIN Jejeran. Sesuai dengan pendapat
waktu, walaupun ada peserta didik yang
Anto Sina (2003: 48) terbentuknya disiplin
masih ada yang tidak mengerjakan tugas tepat
berasal dari diri pribadi yang didukung oleh
waktu. Sejumlah 30 peserta didik masuk
faktor- faktor pendukung di sekitarnya. Jadi
dalam kategori tinggi dalam aspek tanggung
faktor
eksternal
jawab. Aspek tanggung jawab merupakan
sebenarnya ada keterkaitan, faktor internal
indikator penting bahwa seseorang memiliki
terbentuk tidak dengan sendirinya melainkan
nilai lebih atau kualitas. Kualitas merupakan
terbentuk atas interaksi dengan lingkungan
dambaan
sosial.
tindakan apabila tidak dilandasi tanggung
internal
dan
faktor
Di MIN Jejeran faktor internal lebih dominan
disebabkan
oleh
pembiasaan-
banyak
orang.
Dalam
setiap
jawab biasanya seseorang akan ceroboh. Lebih
jauh
Soemarno
pembiasaan penanaman peserta didik yang
mengatakan
tanggung
jawab
dilakukan pihak sekolah secara eksternal
merupakan hal yang sangat urgen
dalam
sehingga
pembentukan
peserta
didik
terbiasa
untuk
bahwa
Soedarsono
watak
seseorang.
Rasa
berdisiplin yang menyebabkan kesadaran diri
tanggung
untuk bersikap disiplin. Aspek kesadaran diri
seseorang tumbuh dewasa. Untuk itulah
sejumlah 29 peserta didik masuk dalam
seorang anak dalam proses pendidikan perlu
kategori tinggi, tebukti kerelaan kedatangan
dilatih agar memliliki rasa tanggung jawab.
peserta didik tepat waktu, membuang sampah
jawab ini akan menyebabkan
Aspek internal rasa malu peserta didik
pada tempatnya, datang ke sekolah langsung
MIN
jejeran
dalam
mempengaruhi
sholat dhuha, kesadaran tadarus ketika datang
kedisiplinan termasuk dalam kriteria tinggi
kesekolah, kesadaran sholat dhuhur sesuai
terbukti sejumlah 36 peserta didik masuk
jadwal secara rutin, kesadaran memakai
dalam kategori tersebut. Dari hasil tersebut
seragam dan kelengkapannya sesuai jadwal.
terbukti sebagian besar peserta didik MIN
Seperti yang kita tahu kesadaran diri adalah
Jejeran merasa malu saat bersikap indispliner
Kedisiplinan Peserta Didik .... (Erlina Laili) 9
walaupun sejumlah 8 peserta didik ada yang
hukuman. Sebagian besar peserta didik
memiliki sikap rasa malu rendah. Sikap rasa
mengaku belum pernah dihukum. Menurut
malu ini jika melakukan kesalahan ini dapat
pengamatan, mereka belum pernah dihukum
dijadikan
kekuatan
ada yang karena memang tidak pernah
seseorang yang dapat menimbulkan tingkat
melanggar aturan tetapi ada juga yang mereka
antusiasmenya dalam melaksanakan suatu
melanggar aturan tetapi tidak dihukum.
motivasi
sebagai
kegiatan baik yang bersumber dari dalam diri
Aspek eksternal lingkungan sekolah di
individu sendiri maupun dari luar individu.
MIN Jejeran dalam mempengaruhi faktor
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu
kedisiplinan tergolong tinggi. Dari hasil
akan menentukan terhadap kaulitas perilaku
penelitian diperoleh sebanyak 51 peserta
yang ditampilkannya terutama dalam konteks
didik merasa kenyamanan di lingkungan
belajar.
sekolah sangat tinggi. Lingkungan sekolah di Aspek hukuman berperan penting
MIN Jejeran sangat nyaman selain itu di
dalam memelihara kedisiplinan peserta didik.
dalam masing-masing kelas mempunyai tema
Dengan sanksi hukuman yang semakin berat,
yang berbeda-beda. Di dalam kelas juga ada
peserta didik akan semakin takut melanggar
fasilitas yang mendukung seperti wastafel dan
peraturan-peraturan
sekolah,
sikap
dan
rautan disetiap mejanya yang membuat
peserta
didik
akan
peserta didik nyaman. John Locke ( 1632 –
berkurang. Berat/ringannya sanksi hukuman
1704) mengajarkan” bahwa perkembangan
yang akan diterapkan ikut mempengaruhi
pribadi
baik/buruknya kedisiplinan peserta didik.
lingkungan
Sanksi hukuman harus ditetapkan berdasarkan
berkesimpulan bahwa tiap individu lahir
pertimbangan
sebagai
perilaku
indispliner
logis,
masuk
akal
dan
ditentukan
oleh
terutama
kertas
faktor-faktor
pendidikan.
putih
dan
Beliau
lingkungan
diinformasikan secara jelas kepada semua
tersebutlah yang akan ”menulisi” kertas putih
peserta didik. Sanksi hukuman seharusnya
tersebut”. Jadi dengan demikian, bahwa
tidak terlalu ringan atau terlalu berat supaya
lingkungan
hukuman itu tetap mendidik peserta didik
membentuk dan membina pribadi yang ideal,
untuk
dan buakan semata-mata dari bakat anak
mengubah
perilakunya.
Sanksi
hukuman hendaknya cukup wajar untuk
yang
baiklah
yang
dapat
tersebut.
setiap tingkatan yang indisipliner, bersifat
Aspek
teman
sebaya
dalam
mendidik dan menjadi alat motivasi untuk
mempengaruhi faktor kedisiplinan peserta
memelihara kedisiplinan dalam sekolah. Di
didik
MIN
mengunggulkan
Terbukti 39 peserta didik mengaku kurang
keteladanan dibandingkan dengan hukuman,
terpengaruh oleh temannya. Hal tersebut
terbukti sejumlah 43 peserta didik masuk
terbukti bahwa peserta didik di MIN Jejeran
dalam
sedikit sekali yang memepengaruhi dan
Jejejeran
kategori
lebih
rendah
untuk
kriteria
termasuk
dalam
kategori kurang.
10 Jurnal Teknologi Pendidikan Edisi Januari Tahun ..ke.. 2015.
terpengaruh
teman
untuk
bersikap
yang dilakukan untuk dapat mencapai sasaran
indisipliner, hanya 5 peserta didik yang
tertentu. Ketika sekolah lebih fokus pada
terpengaruh dan mempengaruhi temannya.
masalah prestasi akademik peserta didik
Aspek teman sebaya dalam mempengaruhi
dibandingkan dengan masalah akhlak dan
kedisiplinan juga sangat penting sebab peserta
pengendalian
didik mudah terpengaruh terhadap seseorang
menimbulkan
atau objek yang berisikan komponen kognitif,
diantaranya. Melatih peserta didik untuk
afektif, dan behavior. Komponen kognitif
mengikuti dan menuruti aturan di sekolah
merupakan
adalah salah satu cara untuk memecahkan
kemampuan
yang
dimiliki
diri
peserta
didik
akan
ketidakseimbangan
seseorang mengenai objek sikap tertentu,
masalah
pengetahuan dan keyakinan tentang objek.
ditanamkannya
Komponen afektif merupakan perasaan emosi
peserta didik, dimana kedisiplinan dapat
seseorang. Tingkah laku merupakan kesiapan
diartikan sebagai serangkaian tingkah laku
seseorang untuk bereaksi atau kecenderungan
yang dilakukan untuk dapat mencapai sasaran
untuk bertindak terhadap objek.
tertentu. Berikut upaya strategi pembelajaran
Stretegi Pembelajaran yang dilakukan
yang
pihak
membelajarkan
MIN
untuk
Memberlajarkan
ini.
Maka
dari
kedisiplinan
dilakukan
MIN peserta
menegakkan kedisiplinan:
Kedisiplinan Sekolah merupakan merupakan salah
itu
perlu
dalam
diri
Jejeran
untuk
didik
dalam
Berikut
upaya
strategi yang dilakukan MIN Jejeran untuk
satu lembaga pendidikan yang dirancang
membelajarkan
untuk pengajaran peserta didik di bawah
menegakkan
pembinaan pendidik untuk memperoleh ilmu
Eksternal Control. Teknik ini merupakan
pengetahuan dan berakhlak
Jadi
suatu teknik yang mana disiplin peserta didik
secara
haruslah dikendalikan dari luar peserta didik .
akademik, melainkan mendidik sikap peserta
Berikut strategi yang dilakukan pihak MIN
didik. Apabila sekolah lebih fokus pada
Jejeran: (a) Apabila terlambat masuk sekolah,
masalah prestasi akademik peserta didik
peserta didik harus menunggu 15 menit di
dibandingkan dengan masalah akhlak dan
depan gerbang (b) Apabila tidak menjalankan
pengendalian
akan
piket kelas maka peserta didik membayar
ketidakseimbangan
denda, dan hari berikutnya tetap mengganti
sekolah
bukan
hanya
diri
mendidik
peserta
menimbulkan
mulia.
didik
didik
dalam
kedisiplinan:
(1)
Teknik
diantaranya. Melatih peserta didik untuk
dengan
mengikuti dan menuruti aturan di sekolah
gaduh/ribut di dalam kelas, dicatat oleh
adalah salah satu cara untuk memecahkan
sekertaris kelas yang kemudian jika sering
masalah
perlu
tercatat maka akan dilaporkan guru dan akan
diri
mendapat surat peringatan (d) Apabila tidak
peserta didik, dimana kedisiplinan dapat
mengerjakan tugas/PR maka peserta didik
diartikan sebagai serangkaian tingkah laku
disuruh berdiri di depan kelas dalam waktu
ini.
ditanamkannya
Maka
dari
kedisiplinan
itu dalam
piket
peserta
(c)
Apabila
membuat
Kedisiplinan Peserta Didik .... (Erlina Laili) 11
beberapa
menit.
bermain
satunya yang memiliki di tingkat SD di DIY.
HP/mainan saat pelajaran maka akan disita
Green House tersebut dibuat dari paranet
dan orang tua yang disuruh datang untuk
yang tertutup rapat untuk menghindarkan
mengambil
saat
hama, yang berisi 115 jenis obat tanaman dan
melaksanakan upacara/tidak membawa topi
setiap tanaman terdapat katalog, mula dari
saat upacara maka peserta didik di suruh
nama hingga fungsinya sehingga peserta didik
berdiri di depan
tidak hanya tahu
(f)
menghadap
(e)
Apabila
Apabila
terlambat
dekat tiang bendera
teman-temannya.
namanya tetapi juga
(2)Teknik
fungsinya. (3) Keteladanan Guru. Guru
Internal Control. Teknik Internal Control ini
merupakan cermin dari peserta didiknya,
mengusahakan
perilaku dari guru akan di contoh oleh peserta
peserta
didik
untuk
mendisiplinkan diri sendiri. Dalam teknik ini
didiknya. Dalam
peserta didik disadarkan akan pentingnya
Jejeran, guru juga mencontohkan perilaku
disiplin, setelah peserta didik sadar maka
tertib dan disiplin seperti datang ke sekolah
akan senantiasa mawas diri. Berikut ini teknik
lebih awal, sholat dhuha, membuang sampah
Internal Control yang dilakukan MIN Jejeran
pada tempatnya dan berbicara yang sopan.
dengan mengikuti lomba Sekolah Sehat
SIMPULAN DAN SARAN
Tingkat
Simpulan
Nasional
dan
lomba
sekolah
Adiwiyata tingkat Nasional. Strategi pihak
hal kedisiplinan MIN
Berdasarkan
pada
hasil
sekolah untuk memenangkan lomba tersebut
pembahasan pada bab sebelumnya, dapat
dengan melaksanakan pendidikan kesehatan
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
bekerjasama
1. Tingkat kedisiplinan peserta didik MIN
dengan
Puskesmas,
melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan
Jejeran berada pada ketegori Tinggi.
Sehat (PHBS), mengolah sampah kerjasama
2. Faktor internal dan faktor ekstenal dalam
dengan perajin sampah, menanam pohon dan
mempengaruhi kedisiplinan peserta didik
memelihara ikan bersama Dinas Pertanian,
MIN Jejeran sebesar 25%. Namun, faktor
serta memelihara lingkungan bersama Badan
internal lebih dominan sebesar 27,04%
Lingkungan Hidup.
sedangkan faktor eksternal 2,89%. Faktor
Selain itu pihak sekolah juga memberi
internal mencakup kesadaran, keikhlasan,
pelajaran dan bimbingan monolitik dari kelas
pengendalian diri dan ketaatan, sedangakan
1 sampai kelas 6. Monolitik yaitu pelajaran
faktor eksternal kesadaran diri, perasaan
lingkungan
bagaimana
tanggung jawab, perasaan malu, hukuman
meletakkan sampah organik, kertas, serta
yang adil, lingkungan sekolah dan teman
bagaimana mengolah sampah. Upaya yang
sebaya.
hidup,
seperti
lainnya yaitu pihak sekolah membuat Green
3. Upaya strategi pembelajarn yang dilakukan
House yang pembangunannya bekerja sama
pihak
sekolah
untuk
membelajaran
dengan Merapi Farma, yang mungkin satu-
kedisiplinan peserta didik yaitu dengan
12 Jurnal Teknologi Pendidikan Edisi Januari Tahun ..ke.. 2015.
teknik eksternal control, teknik internal control dan keteladanan guru. Saran 1. Bagi Sekolah Dasar Sebaiknya guru sekolah dasar dapat mendidik dan mengarahkan perkembangan karakter siswanya dan berperan aktif dalam mendidik kepribadian siswanya. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam penelitian selanjutnya dan dapat menambah variabel-variabel lain yang kemungkinan dapat mempengaruhi tingkat kedisiplinan peserta didik. DAFTAR PUSTAKA Anas Purwantoro. (2008). Upaya Sekolah dalam Meningkatkan KedisiplinanSiswa MTsN Ngemplak Sleman Yogyakarta. Skripsi. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Anto sina. (2003). Kedisiplinan Peserta didik. Jakarta: Rajawali. Kemendiknas. (2010). Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kemendiknas Kuswoyo .(2004). Penerapan disiplin di sekolah. Jakarta: Gramedia Persada. Maman Rachman. (1999). Manajemen Kelas. Jakarta: Depdiknas. Soemarno Soedarso. (2008). Membangun Kembali Jati Diri Bangsa: Peran Penting Karakter dan Hasrat untuk Berubah. Jakarta: Kompas Gramedia Sugiyono.(2005). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.