Judul
KEBUDAYAAN MASYARAKAT PRASEJARAH INDONESIA
Mata Pelajaran : Sejarah Kelas : I (Satu) Nomor Modul : Sej.I.02
Penulis: Dra. Dwi Hartini Penyunting Materi: Dra. Corry Iriani R., M.Pd. Penyunting Media: Dra. Asih Priati
DAFTAR ISI IDENTITAS DAFTAR ISI PENDAHULUAN Kegiatan Belajar 1: KEBUDAYAAN MATERIAL MASYARAKAT PRASEJARAH INDONESIA ...................................................... 5 A. Kebuadayaan Zaman Batu .................................................... 6 B. Kebuadayaan Zaman Logam ................................................. 17 C. Kebuadayaan Megalithikum .................................................. 25 Tugas Kegiatan 1 ........................................................................ 32 Kegiatan Belajar 2: CIRI DAN CORAK KEHIDUPAN MASYARAKAT PRASEJARAH INDONESIA ....................................................... A. Ciri Kehidupan Masyarakat Prasejarah Indonesia ................. B. Corak Kehidupan Masyarakat Prasejarah Indonesia ............. Tugas Kegiatan 2 ........................................................................
35 35 43 47
Kegiatan Belajar 3: NILAI-NILAI PENINGGALAN BUDAYA MASYARAKAT PRASEJARAH .................................................. A. Pengertian Nilai ...................................................................... B. Nilai-nilai Peninggalan Budaya Masa Prasejarah ................... Tugas Kegiatan 3 ........................................................................
49 49 49 51
PENUTUP ..................................................................................................................... 53 KUNCI TUGAS ............................................................................................................. 54 DAFTAR ISTILAH ........................................................................................................ 55 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 56
PENDAHULUAN
Selamat atas keberhasilan Anda menyelesaikan modul 1 dan sekarang kesiapan Anda sangat dibutuhkan untuk mempelajari modul 2 ini. Pada modul 2 ini, mengantarkan Anda untuk memahami dinamika kebudayaan Indonesia pada zaman prasejarah. Dengan mempelajari dinamika kebudayaan masyarakat prasejarah diharapkan akan tumbuh perasaan dalam diri Anda menghargai hasil karya orang lain, sekaligus menumbuhkan wawasan berfikir Anda bahwa manusia selalu menggunakan akal dan pikiran untuk mendapatkan hasil terbaik dalam kehidupannya. Modul ini berisi 3 kegiatan yang terdiri dari kegiatan belajar 1 membahas kebudayaan material masyarakat prasejarah Indonesia, kegiatan belajar 2 membahas ciri dan corak kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia, dan kegiatan belajar 3 membahas nilai-nilai peninggalan budaya prasejarah Indonesia. Setiap kegiatan dalam modul ini merupakan kelanjutan dari modul 1, dimana satu dengan yang lain saling berkaitan erat, untuk itu agar Anda memahami keseluruhan isi modul ini maka ikutilah petunjuk berikut ini. 1. Bacalah setiap penjelasan yang diberikan dengan cermat langkah demi langkah, jangan tergesa-gesa agar Anda benar-benar paham. 2. Apabila dalam uraian materi terdapat latihan soal untuk menguji tingkat pemahaman Anda maka kerjakanlah sesuai dengan arahan yang diberikan. 3. Waktu yang dibutuhkan utnuk mempelajari modul ini adalah 90 menit untuk kegiatan 1, kegiatan 2 juga membutuhkan waktu 90 menit, untuk kegiatan 3 membutuhkan waktu 45 menit. 4. Selama mempelajari modul ini hendaknya Anda berusaha untuk mempelajari peta Indonesia di perpustakaan sekolah bina Anda. 5. Setelah Anda merasa paham maka kerjakanlah soal latihan yang ada pada akhir kegiatan, kemudian cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban yang ada dihalaman belakang modul ini. 6. Jika jawaban Anda masih banyak yang tidak sesuai dengan kunci jawabannya, Anda harus membaca kembali bagian yang belum Anda pahami, usahakan Anda benar-benar jelas. Sekali lagi mudah-mudahan Anda siap untuk mempelajari modul 2 ini dengan baik dan ingat keberhasilan akan tetap ditangan Anda. Bila Anda mau belajar dengan tekun dan sungguhsungguh serta mengikuti petunjuk yang ada pada modul ini.
Selamat belajar dan sukses selalu!
Kegiatan Belajar 1
KEBUDAYAAN MATERIAL MASYARAKAT PRASEJARAH INDONESIA Setelah mempelajari modul ini Anda dapat: 1. menguraikan hasil peninggalan budaya zaman batu, 2. menjelaskan hasil peninggalan budaya zaman batu, dan 3. memberikan 5 contoh benda peninggalan Kebudayaan Batu Megalithikum. Adapun pokok-pokok materi yang dapat Anda pelajari pada bagian modul ini meliputi: 1. Kebudayaan zaman batu. 2. Kebudayaan zaman logam. 3. Kebudayaan Megalithikum.
Jika Anda mendengar/membaca istilah kebudayaan, apa yang terlintas dalam pikiran Anda? Keseniankah atau hal lain-lain? Dalam kehidupan sehari-hari istilah kebudayaan diartikan dengan hal-hal yang menyangkut kesenian dan adat istiadat. Bahkan tidak jarang media massapun ikut mempopulerkan istilah kebudayaan terbatas pada hal-hal yang bersangkutan dengan unsur seni. Hal ini berarti terjadi penyempitan terhadap makna kebudayaan. Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta “Buddhayah” yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Di samping itu pendapat para ahli lain mengupas kata kebudayaan sebagai perkembangan dari kata majemuk budi dan daya, yang berarti daya dari budi (kemampuan dari akal) yang berupa cipta rasa dan karsa, maka kebudayaan diartikan sebagai hasil dari cipta rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebudayaan dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu kebudayaan material dan kebudayaan immaterial. Kebudayaan material/jasmaniah adalah kebudayaan yang dapat diraba, dilihat secara konkrit/nyata atau yang bersifat kebendaan. Contohnya meja, buku, gedung, pakaian dan sebagainya. Sedangkan kebudayaan immaterial/rohaniah/spiritual adalah kebudayaan yang tidak dapat dilihat dan diraba tetapi dapat dirasakan dan dinikmati contohnya religi, kesenian, ideologi, filsafat dan sebagainya. Dari uraian di atas apakah Anda sudah memahami istilah kebudayaan? Untuk lebih memahami kebudayaan material masyarakat prasejarah Indonesia, maka Anda harus mengingat kembali uraian materi kegiatan belajar 2 modul 1 tentang pembabakan prasejarah berdasarkan arkeologinya menjadi zaman batu dan zaman logam.
5
Adapun bagian dari modul ini akan menguraikan lebih dalam lagi contoh-contoh dari periodisasi prasejarah tersebut. Sehingga untuk lebih jelasnya simaklah uraian materi berikut ini.
A. Kebudayaan zaman batu Seperti yang telah disebutkan pada modul sebelumnya bahwa zaman batu berdasarkan hasil temuan alat-alatnya dan dari cara pengerjaannya, maka zaman batu tersebut terbagi menjadi 3 yaitu zaman batu tua atau kebudayaan Palaeolithikum (Palaeo = tua, Lithos = batu), zaman batu madya atau kebudayaan Mesolithikum (Meso = tengah) dan zaman batu muda atau kebudayaan Neolithikum (Neo = baru). Untuk contoh-contoh dari hasil kebudayaan tersebut, akan diuraikan satu persatu agar pemahaman Anda lebih jelas.
1. Kebudayaan Palaeolithikum/Batu tua. Hasil kebudayaan Palaeolithikum banyak ditemukan di daerah Pacitan (Jawa Timur) dan Ngandong (Jawa Timur). Untuk itu para arkeolog sepakat untuk membedakan temuan benda-benda prasejarah di kedua tempat tersebut yaitu sebagai kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong. Untuk mengetahui bentuk kebudayaan Pacitan sekarang Anda amati gambar 1.1 di bawah ini.
Gambar 1.1. Alat Pacitan dari berbagai sisi Setelah Anda mengamati gambar 1.1, apakah Anda masih ingat nama gambar tersebut? Gambar 1.1 merupakan peninggalan zaman Palaeolithikum yang ditemukan pertama kali oleh Von Koenigswald tahun 1935 di Pacitan dan diberi nama dengan kapak genggam, karena alat tersebut serupa dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara mempergunakannya dengan cara menggenggam. Kapak genggam terkenal juga dengan sebutan kapak perimbas, atau dalam ilmu prasejarah disebut dengan chopper artinya alat penetak. Pembuatan kapak genggam dilakukan dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai menajam dan sisi lainnya dibiarkan apa adanya sebagai tempat menggenggam.
6
Pada awal penemuannya semua kapak genggam ditemukan di permukaan bumi, sehingga tidak dapat diketahui secara pasti berasal dari lapisan mana.
Berdasarkan penjelasan di atas silahkan Anda menyebutkan jenis manusia yang mempergunakan kapak genggam sebagai salah satu alat kehidupannya. Untuk itu tulislah jawaban Anda pada tabel di bawah ini. Tabel 1.1 Pendukung kebudayaan Palaeolithikum Manusia pendukung ..................
Hasil Kebudayaan Kapak genggam
Setelah Anda mengisi tabel 1.1 maka simaklah kembali uraian materi selanjutnya. Berdasarkan penelitian yang intensif yang dilakukan sejak awal tahun 1990, dan diperkuat dengan adanya penemuan terbaru tahun 2000 melalui hasil ekskavasi yang dilakukan oleh tim peneliti Indonesia-Perancis diwilayah Pegunungan Seribu/ Sewu maka dapat dipastikan bahwa kapak genggam/Chopper dipergunakan oleh manusia jenis Homo erectus. Daerah penemuan kapak perimbas/kapak genggam selain di Punung (Pacitan) Jawa Timur juga ditemukan di daerah-daerah lain yaitu seperti Jampang Kulon, Parigi (Jawa Timur), Tambang Sawah, Lahat, dan KaliAnda (Sumatera), Awangbangkal (Kalimantan), Cabenge (Sulawesi), Sembiran dan Terunyan (Bali). Untuk lebih memahami lokasi penyebaran kapak perimbas maka buatlah tanda ( (bujur sangkar) pada gambar peta kepulauan Indonesia berikut ini. MESOLITHIKUM Flake Chopper Jalan Penyebaran
Gambar 1.2. Peta penyebaran kebudayaan Palaeolithikum. Setelah Anda membuat tanda penemuan kapak genggam pada gambar peta, maka simaklah uraian kebudayaan Ngandong berikut ini.
7
Di sekitar daerah Nganding dan Sidorejo dekat Ngawi, Madiun (Jawa Timur) ditemukan kapak genggam dan alat-alat dari tulang dan tanduk. Alat-alat dari tulang tersebut bentuknya ada yang seperti belati dan ujung tombak yang bergerigi pada sisinya. Adapun fungsi dari alat-alat tersebut adalah untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah, serta menangkap ikan. Untuk lebih jelasnya tentang alat-alat ini maka amati gambar 1.3 berikut ini. Setelah Anda mengamati gambar 1.3 makadiskusikanlah bersama teman-teman Anda mengapa alat-alat dari tulang yang ditemukan di Ngandong dikelompokkan sebagai kebudayaan Palaeolithikum? Kemukakan alasannya! Jawaban dari hasil diskusi tersebut kumpulkan pada guru bina Anda.
Gambar 1.3. Alat-alat tulang dan tanduk rusa dari Ngandong. Selain alat-alat dari tulang yang termasuk kebudayaan Ngandong, juga ditemukan alat alat lain berupa alat alat kecil terbuat dari batu yang disebut dengan flakes atau alat serpih. Flakes selain terbuat dari batu biasa juga ada yang dibuat dari batu-batu indah berwarna seperti calsedon. Untuk mengetahui bentuk flakes maka amatilah gambar 1.4 berikut ini. Setelah Anda mengamati gambar 1.4 flakes dari Sangiran maka bandingkanlah dengan gambar kapak perimbas dari Pacitan. Bagaimana pendapat Anda?
Gambar 1.4. Flakes dari Sangiran. Flakes mempunyai fungsi sebagai alat untuk menguliti hewan buruannya, mengiris daging atau memotong umbi-umbian. Jadi fungsinya seperti pisau pada masa
8
sekarang. Selain ditemukan di Sangiran flakes ditemukan di daerah-daerah lain seperti Pacitan, Gombong, Parigi, Jampang Kulon, Ngandong (Jawa), Lahat (Sumatera), Batturing (Sumbawa), Cabbenge (Sulawesi), Wangka, Soa, Mangeruda (Flores). Seperti tugas Anda sebelumnya, maka tugas Anda selanjutnya adalah memberi tanda ∆ pada gambar peta 1.2 setiap lokasi penemuan flakes. Setelah Anda selesai membuat tugas tersebut, maka dapat Anda tunjukkan kepada guru bina Anda, sehingga hasil kerja Anda diketahui kebenarannya.
Walaupun alat-alat Ngandong ditemukan dipermukaan tanah tetapi melalui penelitian dapat ditentukan bahwa alat-alat tersebut berasal dari pleistocen atas/lapisan Ngandong. Untuk itu tentu Anda dapat menuliskan jenis manusia yang mempergunakan alat-alat kebudayaan Ngandong. Tuliskan jawaban Anda pada tabel 1.2 berikut ini. Manusia pendukung 1. ...................... 2. ......................
Hasil Kebudayaan Flakes, alat-alat tulang dan tanduk rusa.
Setelah Anda mengisi tabel 1.2 silahkan Anda cocokkan di kunci jawabannya berikut ini. a. Homo sapiens soloensis. b. Homo sapiens wajakensis. Jika jawaban Anda semua benar maka selamat untuk Anda dan lanjutkan uraian materi berikutnya.
2. Kebudayaan Mesolithikum Ciri kebudayaan Mesolithikum tidak jauh berbeda dengan kebudayaan Palaeolithikum, tetapi pada masa Mesolithikum manusia yang hidup pada zaman tersebut sudah ada yang menetap sehingga kebudayaan Mesolithikum yang sangat menonjol dan sekaligus menjadi ciri dari zaman ini yang disebut dengan kebudayaan Kjokkenmoddinger dan Abris sous Roche. Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark yaitu kjokken artinya dapur dan modding artinya sampah jadi Kjokkenmoddinger arti sebenarnya adalah sampah dapur. Dalam kenyataan Kjokkenmoddinger adalah timbunan atau tumpukan kulit kerang dan siput yang mencapai ketinggian ± 7 meter dan sudah membatu/menjadi fosil. Kjokkenmoddinger ditemukan disepanjang pantai timur Sumatera yakni antara Langsa dan Medan. Dari bekas-bekas penemuan tersebut menunjukkan bahwa manusia purba yang hidup pada zaman ini sudah menetap. Tahun 1925 Dr. P.V. Van Stein Callenfels melakukan penelitian di bukit kerang tersebut dan hasilnya banyak menemukan kapak genggam yang ternyata berbeda dengan chopper (kapak genggam Palaeolithikum).
9
Kapak genggam yang ditemukan di dalam bukit kerang tersebut dinamakan dengan pebble atau kapak Sumatera (Sumatralith) sesuai dengan lokasi penemuannya yaitu di pulau Sumatera. Untuk dapat mengetahui bentuk dari kapak Sumatera silahkan Anda amati gambar 1.5 berikut ini.
Gambar 1.5. Pebble/Kapak Sumatera. Setelah Anda mengamati gambar 1.5 coba Anda bandingkan pebble dengan chopper maupun dengan flakes! Bagaimana menurut pendapat Anda? Bentuk pebble seperti yang Anda lihat pada gambar 1.5 dapat dikatakan sudah agak sempurna dan buatannya agak halus. Bahan untuk membuat kapak tersebut berasal dari batu kali yang dipecah-pecah. Selain pebble yang ditemukan dalam Kjokkenmoddinger juga ditemukan sejenis kapak tetapi bentuknya pendek (setengah lingkaran) yang disebut dengan Hache Courte atau kapak pendek. Kapak ini cara penggunaannya dengan menggenggam. Di samping kapak-kapak yang ditemukan dalam Kjokkenmoddinger juga ditemukan pipisan (batu-batu penggiling beserta landasannya). Batu pipisan selain dipergunakan untuk menggiling makanan juga dipergunakan untuk menghaluskan cat merah, bahan cat merah yang dihaluskan berasal dari tanah merah. Dari uraian tersebut tentu timbul suatu pertanyaan untuk apa fungsi cat merah? Mengenai fungsi dari pemakaian cat merah tidak diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan bahwa cat merah dipergunakan untuk keperluan keagamaan atau untuk ilmu sihir. Dari pernyataan di atas, coba Anda diskusikan dengan teman-teman Anda, mengapa warna merah dikaitkan/dihubungkan dengan keagamaan/sihir? Kecuali hasil-hasil kebudayaan, di dalam Kjokkenmoddinger juga ditemukan fosil manusia yang berupa tulang belulang, pecahan tengkorak dan gigi, meskipun tulangtulang tersebut tidak memberikan gambaran yang utuh/lengkap, tetapi dari hasil
10
penelitian memberikan kesimpulan bahwa manusia yang hidup pada masa Mesolithikum adalah jenis Homo Sapiens.
Untuk itu silahkan Anda sebutkan jenis manusia pendukung Mesolithikum dan tulislah jawaban Anda pada tabel 1.3 berikut ini
Manusia pendukung
Hasil Kebudayaan - Pebble - Hache Courte - Pipisan
Setelah Anda mengisi tabel 1.3 silahkan Anda cocokkan dengan kunci jawabannya berikut ini. Manusia pendukung Mesolithikum adalah Papua Melanosoide. Untuk selanjutnya Anda dapat mempelajari uraian materi berikutnya. Abris Sous Roche adalah goa-goa yang yang dijadikan tempat tinggal manusia purba pada zaman Mesolithikum dan berfungsi sebagai tempat perlindungan dari cuaca dan binatang buas. Penyelidikan pertama pada Abris Sous Roche dilakukan oleh Dr. Van Stein Callenfels tahun 1928-1931 di goa Lawa dekat Sampung Ponorogo Jawa Timur. Alat-alat yang ditemukan pada goa tersebut antara lain alat-alat dari batu seperti ujung panah, flakes, batu pipisan, kapak yang sudah diasah yang berasal dari zaman Neolithikum, serta alat-alat dari tulang dan tanduk rusa. Di antara alat-alat kehidupan yang ditemukan ternyata yang paling banyak adalah alat dari tulang sehingga oleh para arkeolog disebut sebagai Sampung Bone Culture/kebudayaan tulang dari Sampung. Karena goa di Sampung tidak ditemukan Pebble ataupun kapak pendek yang merupakan inti dari kebudayaan Mesolithikum. Selain di Sampung, Abris Sous Roche juga ditemukan di daerah Besuki dan Bojonegoro Jawa Timur. Penelitian terhadap goa di Besuki dan Bojonegoro ini dilakukan oleh Van Heekeren. Di Sulawesi Selatan juga banyak ditemukan Abris Sous Roche terutama di daerah Lomoncong yaitu goa Leang Patae yang di dalamnya ditemukan flakes, ujung mata panah yang sisi-sisinya bergerigi dan pebble. Di goa tersebut didiami oleh suku Toala, sehingga oleh tokoh peneliti Fritz Sarasin dan Paul Sarasin, suku Toala yang sampai sekarang masih ada dianggap sebagai keturunan langsung penduduk Sulawesi Selatan zaman prasejarah. Untuk itu kebudayaan Abris Sous Roche di Lomoncong disebut kebudayaan Toala. Selain di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, Abris Sous Roche juga ditemukan di daerah Timor dan Rote. Penelitian terhadap goa tersebut dilakukan oleh Alfred Buhler yang di dalamnya ditemukan flakes dan ujung mata panah yang terbuat dari batu indah.
11
Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa zaman Mesolithikum sesungguhnya memiliki 3 corak kebudayaan yang terdiri dari: a. Kebudayaan pebble/pebble culture di Sumatera Timur. b. Kebudayaan tulang/bone culture di Sampung Ponorogo. c. Kebudayaan flakes/flakes culture di Toala, Timor dan Rote.
Dengan adanya kesimpulan dari kebudayaan Mesolithikum. Apakah Anda sudah memahami uraian materi kebudayaan Mesolithikum. Kalau Anda belum paham, maka baca kembali uraian materi di atas, namun jika Anda sudah paham silahkan lengkapi tabel 1.4 berikut ini. Tabel 1.4 Kebudayaan Mesolithikum Ciri-ciri Kebudayaan
Lokasi Penemuan
Kjokkenmonddiger 1.
Abris Sous Roche
4. Besuki 7. 8.
11.
Alat-alat Kehidupan
Tokoh Peneliti
2.
3.
5. Ujung mata panah, alat-alat tulang Pebble, kapak pendek. Alat-alat dari tulang dan kerang. 9 12.
Van Callenfels 6. Van Heekeren
10. 13.
Setelah Anda melengkapi tabel 1.4, maka cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban di bawah ini. 1. Sumatera Timur (Langsa - Medan). 2. Pebble, kapak pendek, batu pipisan. 3. Dr. Van Stein Callenpels. 4. Sampung. 5. Ujung mata panah, flakes, batu pipisan, alat-alat dari tulang. 6. Van Heekeren. 7. Bojonegoro. 8. Lamoncong/Sulawesi Selatan. 9. Flakes, pebble, ujung mata panah. 10. Frits Sarasin dan Paul Sarasin. 11. Timor dan Rote. 12. Flakes, ujung mata panah. 13. Alfred Buhler. Bagaimana hasil jawaban Anda? Apakah banyak yang benar? Jika jawaban Anda banyak yang sesuai dengan kunci jawaban yang telah disediakan, maka Anda dikatakan memahami uraian materi tersebut, tetapi jika masih banyak yang salah maka Anda harus mempelajari kembali uraian materi tersebut. Selanjutnya Anda harus menyimak kembali uraian materi berikut ini.
12
Dengan adanya keberadaan manusia jenis Papua Melanosoide di Indonesia sebagai pendukung kebudayaan Mesolithikum, maka para arkeolog melakukan penelitian terhadap penyebaran pebble dan kapak pendek sampai ke daerah teluk Tonkin daerah asal bangsa Papua Melanosoide. Dari hasil penyelidikan tersebut, maka ditemukan pusat pebble dan kapak pendek berasal dari pegunungan Bacson dan daerah Hoabinh, di Asia Tenggara. Tetapi di daerah tersebut tidak ditemukan flakes, sedangkan di dalam Abris Sous Roche banyak ditemukan flakes bahkan di pulau Luzon (Filipina) juga ditemukan flakes. Ada kemungkinan kebudayaan flakes berasal dari daratan Asia, masuk ke Indonesia melalui Jepang, Formosa dan Philipina. Berdasarkan uraian materi di atas dapatlah disimpulkan: a. Kebudayaan Bacson - Hoabinh yang terdiri dari pebble, kapak pendek serta alatalat dari tulang masuk ke Indonesia melalui jalur barat. b. Kebudayaan flakes masuk ke Indonesia melalui jalur timur. Untuk lebih memahami penyebaran kebudayaan Mesolithikum ke Indonesia, maka simaklah gambar 1.6 peta penyebaran kebudayaan tersebut ke Indonesia.
MESOLITHIKUM Alat-alat Pebble Alat-alat Flake Alat-alat Tukang Jalan Penyebaran Pebble Jalan Penyebaran Fekle
Gambar 1.6. Peta jalur penyebaran kebudayaan Mesolithikum. Setelah mengamati gambar 1.6, sekarang coba Anda bandingkan peta jalur penyebaran kebudayaan Mesolithikum dengan peta penyebaran kebudayaan Plaeolithikum. Dari uraian materi yang telah disajikan, maka tentu Anda dapat membandingkan penyebaran kebudayaan Mesolithikum lebih banyak dibandingkan dengan penyebaran kebudayaan Palaeolithikum. Dengan demikian masyarakat prasejarah selalu mengalami perkembangan. Pergantian zaman dari Mesolithikum ke zaman Neolithikum membuktikan bahwa kebudayaannya mengalami perkembangan dari tingkat sederhana ke tingkat yang lebih kompleks.
13
Dalam rangka menambah pemahaman Anda tentang perkembangan kebudayaan zaman Neolithikum, maka simaklah uraian materi berikut ini.
3. Kebudayaan Neolithikum. Hasil kebudayaan yang terkenal pada zaman Neolithikum ini adalah jenis kapak persegi dan kapak lonjong. Untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang perkembangan kapak tersebut, maka amatilah gambar 1.7 di bawah ini. Masih ingatkah Anda nama kapak pada gambar 1.7? Kalau Anda ingat nama kapak tersebut berarti Anda masih ingat asal-usul penyebaran kapak tersebut melalui suatu migrasi bangsa Asia ke Indonesia. Gambar 1.7. Peninggalan zaman Neolithikum. Nama kapak persegi diberikan oleh Van Heine Heldern atas dasar penampang lintangnya yang berbentuk persegi panjang atau trapesium. Penampang kapak persegi tersedia dalam berbagai ukuran, ada yang besar dan kecil. Yang ukuran besar lazim disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai cangkul/ pacul. Sedangkan yang ukuran kecil disebut dengan Tarah/Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat/alat untuk mengerjakan kayu sebagaimana lazimnya pahat. Bahan untuk membuat kapak tersebut selain dari batu biasa, juga dibuat dari batu api/chalcedon. Kemungkinan besar kapak yang terbuat dari calsedon hanya dipergunakan sebagai alat upacara keagamaan, azimat atau tAnda kebesaran. Untuk lebih jelasnya bentuk kapak persegi dari chalcedon, maka amatilah gambar 1.8 berikut ini.
Gambar 1.8. Kapak Chalcedon. Setelah Anda amati gambar 1.8 maka diskusikanlah bersama teman-teman Anda untuk mencari 2 alasan sebagai bukti bahwa kapak chalcedon hanya dipakai untuk acara khusus seperti upacara keagamaan. Untuk mendapatkan jawaban yang benar dari hasil diskusi Anda, dapat Anda tanyakan pada Guru Bina! Daerah asal kapak persegi adalah daratan Asia masuk ke Indonesia melalui jalur barat dan daerah penyebarannya di Indonesia adalah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku.
14
Walaupun kapak persegi berasal dari daratan Asia, tetapi di Indonesia banyak ditemukan pabrik/tempat pembuatan kapak tersebut yaitu di Lahat (Sumatera Selatan), Bogor, Sukabumi, Karawang, Tasikmalaya, Pacitan serta lereng selatan gunung Ijen (Jawa Timur). Pada waktu yang hampir bersamaan dengan penyebaran kapak persegi, di Indonesia Timur juga tersebar sejenis kapak yang penampang melintangnya berbentuk lonjong sehingga disebut kapak lonjong. Untuk mengetahui bentuk kapak lonjong, silahkan Anda amati gambar 1.9 berikut ini.
Gambar 1.9. Kapak Lonjong. Dengan adanya gambar kapak lonjong seperti pada gambar 1.9, bagaimana menurut pendapat Anda bentuk keseluruhan dari kapak lonjong tersebut? Sebagian besar kapak lonjong dibuat dari batu kali, dan warnanya kehitam-hitaman. Bentuk keseluruhan dari kapak tersebut adalah bulat telur dengan ujungnya yang lancip menjadi tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam. Untuk itu bentuk keseluruhan permukaan kapak lonjong sudah diasah halus. Ukuran yang dimiliki kapak lonjong yang besar lazim disebut dengan Walzenbeil dan yang kecil disebut dengan Kleinbeil, sedangkan fungsi kapak lonjong sama dengan kapak persegi. Daerah penyebaran kapak lonjong adalah Minahasa, Gerong, Seram, Leti, Tanimbar dan Irian. Dari Irian kapak lonjong tersebar meluas sampai di Kepulauan Melanesia, sehingga para arkeolog menyebutkan istilah lain dari kapak lonjong dengan sebutan Neolithikum Papua.
15
Setelah Anda mempelajari uraian materi contoh kebudayaan Neolithikum, maka untuk meningkatkan pemahaman Anda lengkapilah tabel 1.5 berikut ini. Tabel 1.5 Hasil Kebudayaan Neolithikum dan Penyebarannya. Hasil Kabudayaan Neolithikum
Ukuran
Kapak persegi besar
Jalur penyebaran
Daerah penyebaran di Indonesia
3.
4.
9.
10.
Fungsi
5.
Manusia pendukung
6.
1. kecil 2. Kapak lonjong besar 7. kecil 8.
- alat-alat pertanian -alat upacara
Jika Anda sudah melengkapi tabel 1.5, maka cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban berikut ini. 1. Beliung 2. Tarah 3. Daratan Asia - Malaysia Barat - Sumatra - Jawa Bali - Kalimantan. 4. Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku. 5. Alat pertanian, pacul dan alat upacara 6. Suku Nias, Toraja, Sasak, Dayak, Batak (Proto Melayu). 7. Walzenbeil. 8. Kleinbeil. 9. Daratan Asia - Jepang - Formosa - Philipina - Minahasa - Irian. 10. Irian , Leti, Tanimbar, Seram, Gorong, Minahasa. Apakah jawaban Anda banyak tepat? Jika jawaban Anda banyak yang tepat, maka selamat untuk Anda! Berarti Anda telah memahami uraian materi yang telah Anda pelajari. Untuk selanjutnya simak kembali uraian materi berikutnya. Pada jaman Neolithikum selain berkembang kapak persegi dan kapak lonjong juga terdapat barang-barang yang lain seperti perhiasan, gerabah dan pakaian. Perhiasan yang banyak ditemukan umumnya terbuat dari batu, baik batu biasa maupun batu berwarna/batu permata atau juga terbuat dari kulit kerang. Selain perhiasan, gerabah juga baru dikenal pada zaman Neolithikum, dan teknik pembuatannya masih sangat sederhana, karena hanya menggunakan tangan tanpa bantuan roda pemutar seperti sekarang. Sedangkan pakaian yang dikenal oleh masyarakat pada zaman Neolithikum dapat diketahui melalui suatu kesimpulan penemuan alat pemukul kayu di daerah Kalimantan dan Sulawesi Selatan. Hal ini berarti pakaian yang dikenal pada zaman Neolithikum berasal dari kulit kayu. Dan kesimpulan tersebut diperkuat dengan adanya pakaian suku dayak dan suku Toraja, yang terbuat dari kulit kayu.
16
Dengan adanya contoh-contoh kebudayaan Neolithikum, maka untuk memudahkan Anda memahami keseluruhan dari kebudayaan zaman batu. Simaklah tabel 1.6 berikut ini Tabel 1.6 IKHTISAR KEBUDAYAAN ZAMAN BATU Zaman
Hasil kebudayaan
Palaeolithikum Kapak genggam chopper/kapak perimbas, alat serpih/ flekes, alat-alat tulang
Manusia pendukung
Ciri-ciri hasil budaya
- Homo Erectus Erectus - Batunya kasar - Homo sapiens - Belum dibentuk wajakensis - Homo sapiens Soloensis
Mesolothikum
- Kjokkenmoddinger - Papua Melanosoide - Abris Sous Roche - Pebble, Hache Courte, Flakes - Ujung mata panah, pipisan
- Batunya agak halus - Agak dibentuk sesuai kebutuhan
Neolithikum
- Kapak persegi - Kapak lonjong - Perhiasan -Gerabah
- Batunya sudah halus - Dibentuk sesuai kebutuhan
- Proto melayu (suku Nias, Toraja, Dayak, sasak)
Setelah Anda menyimak bagan 1.6. Apakah Anda sudah memahami secara garis besar kebudayaan zaman batu? Kalau Anda belum paham, maka pelajari kembali uraian materinya. Jangan tergesa-gesa, tetapi apabila Anda sudah paham, lanjutkan kembali mempelajari kebudayaan zaman berikutnya.
B. Kebudayaan Zaman Logam Dengan berkembangnya tingkat berpikir manusia, maka manusia tidak hanya menggunakan bahan-bahan dari batu untuk membuat alat-alat kehidupannya, tetapi juga mempergunakan bahan dari logam yaitu perunggu dan besi untuk membuat alat-alat yang diperlukan. Seperti yang pernah Anda pelajari pada modul 1 kegiatan belajar 3 bahwa dengan adanya migrasi bangsa Deutro Melayu/Melayu muda ke Indonesia maka masyarakat prasejarah Indonesia mengenal logam perunggu dan besi secara bersamaan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka kebudayaan logam yang dikenal di Indonesia berasal dari Dongson, nama kota kuno di Tonkin yang menjadi pusat kebudayaan perunggu di Asia Tenggara. Karena itu kebudayaan perunggu di Indonesia disebut juga dengan Kebudayaan Dongson.
17
Munculnya kepandaian mempergunakan bahan logam, tentu dikuti dengan kemahiran teknologi yang disebut perundagian, karena logam tidak dapat dipukul-pukul atau dipecah seperti batu untuk mendapatkan alat yang dikehendaki, melainkan harus dilebur terlebih dahulu baru kemudian dicetak. Teknik pembuatan alat-alat perunggu pada zaman prasejarah terdiri dari 2 cara yaitu: 1. Teknik a cire perdue caranya adalah membuat bentuk benda yang dikehendaki dengan lilin, setelah membuat model dari lilin maka ditutup dengan menggunakan tanah, dan dibuat lubang dari atas dan bawah. Setelah itu dibakar, sehingga lilin yang terbungkus dengan tanah akan mencair, dan keluar melalui lubang bagian bawah. Untuk selanjutnya melalui lubang bagian atas dimasukkan cairan perunggu, dan apabila sudah dingin, cetakan tersebut dipecah sehingga keluarlah benda yang dikehendaki. 2. Teknik bivalve caranya yaitu menggunakan cetakan yang ditangkupkan dan dapat dibuka, sehingga setelah dingin cetakan tersebut dapat dibuka, maka keluarlah benda yang dikehendaki. Cetakan tersebut terbuat dari batu ataupun kayu. Dari penjelasan di atas, diskusikanlah bersama teman-teman Anda untuk menentukan diantara 2 teknik tersebut yang lain lebih efektif dan efisien, dan kemukakan alasannya. Hasil diskusi Anda, dapat Anda tunjukkan pada Guru Bina! Untuk selanjutnya hasil terpenting kebudayaan logam/perunggu di Indonesia akan disajikan pada uraian materi berikut ini.
a. Kapak Corong Pada dasarnya bentuk bagian tajamnya kapak corong tidak jauh berbeda dengan kapak batu, hanya bagian tangkainya yang berbentuk corong. Corong tersebut dipakai untuk tempat tangkai kayu . Kapak corong disebut juga kapak sepatu, karena seolah-olah kapak disamakan dengan sepatu dan tangkai kayunya disamakan dengan kaki. Untuk lebih memahami bentuk kapak corong, silahkan Anda amati gambar 1.10 berikut ini.
Gambar 1.10. Kapak Corong.
18
Setelah Anda meng-amati gambar 1.10 , apakah sebelumnya Anda pernah melihat bentuk kapak corong di lingkungan rumah sekitar Anda? Pada dasarnya bentuk kapak corong sangat beragam jenisnya, salah satunya ada yang panjang satu sisinya yang disebut dengan candrosa yang bentuknya sangat indah dan dilengkapi dengan hiasan. Untuk mengetahui bentuk candrosa, silahkan Anda amati gambar 1.11 berikut ini.
Gambar 1.11. Berbagai bentuk Candrosa Setelah Anda mengamati gambar 1.11, apa yang terlintas dalam pikiran Anda tentang fungsi dari kapak candrosa tersebut? Kalau dilihat dari bentuknya, tentu candrosa tidak berfungsi sebagai alat pertanian/ pertukangan tetapi fungsinya diduga sebagai tAnda kebesaran kepala suku dan alat upacara keagamaan. Hal ini karena bentuknya yang indah dan penuh dengan hiasan. Daerah penyebaran kapak corong di Indonesia adalah Sumatra Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan, pulau Selayar serta Irian dekat Danau Sentani. Setelah uraian materi tentang kapak corong maka untuk mengukur tingkat pemahaman Anda, jawablah pertanyan-pertanyaan di bawah ini. 1. Nama lain dari kapak corong adalah .... 2. Kapak corong yang salah satu sisinya berukuan panjang disebut dengan .... 3. Teknik pembuatan kapak corong adalah .... 4. Fungsi dari kapak corong adalah (a) ...; (b) .... 5. Fungsi dari candrosa adalah (a) ...; (b) .... Seyogyanya Anda tidak melihat terlebih dahulu kunci jawabannya, agar tingkat pemahaman Anda terukur! Setelah Anda menuliskan jawabannya, maka cocokkan jawaban yang Anda tulis dengan kunci jawaban berikut ini. 1. Kapak Sepatu 2. Candrosa 3. Cire perdue 4. a. Alat pertanian b. Alat membelah kayu 5. a. Tanda kebesaran kepala suku b. Alat upacara
19
Sudah puaskah Anda dengan jawaban Anda sendiri? Kalau Anda sudah puas, maka berarti Anda sudah paham dengan uraian materi tersebut. Untuk itu pelajari kembali uraian materi berikutnya.
b. Nekara Nekara dapat juga disebut Genderang Nobat atau Genderang Ketel, karena bentuknya semacam berumbung, yang terbuat dari perunggu yang berpinggang dibagian tengahnya, dan sisi atasnya tertutup. Bagi masyarakat prasejarah, nekara dianggap sesuatu yang suci. Dari pernyataan tersebut, tentunya Anda bertanya mengapa nekara dianggap suci? Di daerah asalnya Dongson, pemilikan nekara merupakan simbol status, sehingga apabila pemilikya meninggal, maka dibuatlah nekara tiruan yang kecil yang dipakai sebagai bekal kubur. Sedangkan di Indonesia nekara hanya dipergunakan waktu upacara-upacara saja antara lain ditabuh untuk memanggil arwah/roh nenek moyang, dipakai sebagai genderang perang dan dipakai sebagai alat memanggil hujan. Daerah penemuan Nekara di Indonesia antara lain, pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Sumbawa, Pulau Sangean, Pulau Roti dan pulau Kei serta pulau Selayar. Di antara nekara-nekara yang ditemukan di Indonesia, biasanya beraneka ragam sehingga melalui hiasan-hiasan tersebut dapat diketahui gambaran kehidupan dan kebudayaan yang ada pada masyarakat prasejarah. Pada umunya nekara yang ditemukan di Indonesia ukurannya besar-besar, contoh nekara yang ditemukan di desa Intaran daerah Pejeng Bali, memiliki ketinggian 1,86 meter dengan garis tengahnya 1,60 meter, nekara tersebut dianggap suci, sehingga ditempatkan di Pure Penataran Sasih. Dalam bahasa bali sasih artinya bulan, maka nekara tersebut dinamakan nekara Bulan Pejeng. Nekara yang ditemukan di pulau Alor selain bentuknya kecil juga ramping, disebut dengan Moko. Fungsi Moko selain sebagai benda pusaka, juga dipergunakan sebagai mas kawin atau jujur. Untuk mengetahui bentuk moko dan nekara, silahkan Anda amati gambar 1.12 berikut ini.
Gambar 1.12. Nekara dan Moko
20
Setelah Anda mengamati gambar 1.12, coba Anda bandingkan ragam hias yang terdapat pada nekara dan moko tersebut!
Untuk selanjutnya tugas Anda adalah tentukan teknik pembuatan nekara dan moko! Tulislah jawaban Anda pada tabel berikut ini.
Proses pembuatan nekara dan moko adalah .........
Nekara yang ditemukan di Indonesia tidak semua berasal dari daratan Asia, tetapiada pula yang berasal dari Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan penemuan cetakan nekara yang terbuat dari batu di desa Manuaba, Bali. Dan cetakan tersebut kini disimpan di dalam pure desa tersebut. Setelah pembahasan tentang kapak dan nekara, mudah-mudahan konsep pemahaman Anda tentang sejarah sebagai sebuah ilmu tentang waktu semakin jelas. Karena apa yang dihasilkan oleh masyarakat terus mengalami perkembangan dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks. Hal ini dapat Anda ketahui melalui hasil-hasil budaya perunggu yang akan disajikan pada materi berikut ini.
c. Arca perunggu Arca perunggu/patung yang berkembang pada zaman logam memiliki bentuk beranekaragam, ada yang berbentuk manusia, ada juga yang berbentuk binatang. Pada umumnya arca perunggu bentuknya kecil-kecil dan dilengkapi cincin pada bagian atasnya. Adapun fungsi dari cincin tersebut sebagai alat untuk menggantungkan arca itu sehingga tidak mustahil arca perunggu yang kecil dipergunakan sebagai Liontin/bandul kalung. Daerah penemuan arca perunggu di Indonesia adalah Bangkinang (Riau), Palembang (Sumsel) dan Limbangan (Bogor). Untuk memperjelas pemahaman Anda tentang arca perunggu, maka amatilah gambar 1.13 berikut ini.
Gambar1.13. Arca Perunggu.
21
Setelah Anda mengamati gambar 1.13, coba Anda bandingkan arca perunggu tersebut dengan liontin kalung pada masa sekarang.
d. Bejana Perunggu Bejana perunggu di Indonesia ditemukan di tepi Danau Kerinci (Sumatera) dan Madura, yang bentuknya seperti periuk tetapi langsing dan gepeng. Kedua bejana yang ditemukan mempunyai hiasan yang serupa dan sangat indah berupa gambar-gambar geometri dan pilin-pilin yang mirip huruf J. Untuk memperjelas pemahaman Anda tentang bejana perunggu maka berikut ini disajikan salah satu gambar bejana yang ditemukan di Kerinci. Silahkan Anda amati gambar 1.14 berikut ini.
Setelah Anda mengamati gambar 1.14 mungkin Anda ingin bertanya fungsi dari bejana ter-sebut? Sampai sekarang fungsi bejana perunggu tidak diketahui secara pasti, kemungkinan di-sebabkan penemuan bejana yang terbatas maka mempersulit penyelidikan tentang fungsi bejana dalam kehidupan masyarakat prasejarah.
Gambar 1.14. Bejana Perunggu dari Kerinci.
e. Perhiasan Perunggu Jenis perhiasan dari perunggu yang ditemukan sangat beragam bentuknya yaitu seperti kalung, gelang tangan dan kaki, bandul kalung dan cincin. Di antara bentuk perhiasan tersebut terdapat cincin yang ukurannya kecil sekali, bahkan lebih kecil dari lingkaran jari anak-anak. Untuk itu para ahli menduga fungsinya sebagai alat tukar (mata uang). Daerah penemuan perhiasan perunggu di Indonesia adalah Bogor, Malang dan Bali. Untuk mengetahui bentuk perhiasan perunggu tersebut dapat Anda amati gambar 1.15 berikut ini.
22
Gambar 1.15. Perhiasan Perunggu. Di samping perhiasan perunggu seperti yang Anda lihat pada gambar 1.15, juga terdapat perhiasan yang lain yang terbuat dari kaca yang disebut manik-manik.
f. Manik manik Manik -manik yang berasal dari jaman perunggu ditemukan dalam jumlah yang besar sebagai bekal kubur, sehingga memberikan corak istimewa pada zaman perunggu. Untuk mengetahui bentuk manik-manik, silahkan Anda amati gambar 1.16 berikut ini.
Gambar 1.16. Manik-manik. Setelah Anda mengamati gambar 1.16 maka coba Anda bandingkan manik-manik dari zaman perunggu dengan manik -manik pada zaman sekarang.
Bagaimana menurut Anda? Pada zaman logam di samping berkembang kebudayaan perunggu, juga terdapat alat-alat kehidupan yang terbuat dari besi, walaupun jumlahnya tidak banyak. Jenis barang yang terbuat dari besi tersebut antara lain kapak, sabit, pisau, cangkul, pedang, tongkat dan tembilang. Daerah penemuan benda tersebut antara lain Bogor, Wonosari, Ponorogo dan Besuki.
23
Setelah uraian materi contoh-contoh kebudayaan perunggu, maka untuk mengembangkan wawasan Anda. Diskusikanlah bersama teman-teman Anda. Apakah bahan dasar untuk membuat alat-alat dari perunggu dan besi berasal dari Indonesia? Tulislah jawaban dari hasil diskusi Anda, kemudian tanyakanlah kebenarannya kepada Guru Bina Anda! Selanjutnya agar Anda mudah memahami uraian materi kebudayaan zamanlogam maka simaklah ikhtisar kebudayaan logam pada tabel 1.7 berikut ini. Tabel 1.7 IKHTISAR KEBUDAYAAN LOGAM Jenis kebudayaan Logam
Hasil kebudayaan
Daerah penemuan/ penyebaran
Perunggu
- Kapak corong/sepatu Sentani,Rote, Sulawesi, Bali, Jawa - Nekara/Moko Sumatera, Jawa, Bali, Selayar, Kei, Alor - Arca perunggu Bangkinang (Riau) Palembang Bogor Makasar) - Bejana perunggu Kerinci, Madura - Perhiasan Bogor, Malang, Bali
Kaca
- Manik-manik
Kalimantan, Irian
Besi
- Kapak sabit - Cangkul, pedang - Pisau, tongkat - Tembilang
Bogor, Wonosari, Ponorogo, Besuki
Manusia pendukung Deutro Melayu (suku Minang, suku jawa, suku Bali, suku Bugis, suku
Setelah Anda menyimak ikhtisar logam pada tabel 1.7 maka untuk mengukur tingkat pemahaman Anda, jawablah pertanyan-pertanyaan berikut ini. 1. Fungsi dari nekara adalah
2. 3. 4. 5. 6.
24
a. ... b. ... c. ... Nekara terbesar dari pulau Bali ditemukan di daerah .... Nekara dari pulau Bali disebut dengan .... Nekara dari pulau Alor disebut dengan .... Fungsi nekara dari Pulau Alor adalah a. .... b. .... Arca perunggu kecil berfungsi sebagai ....
7. Bejana perunggu di Indonesia ditemukan di daerah .... 8. Cincin yang bentuknya kecil pada zaman logam menurut dugaan berfungsi sebagai .... 9. Manik-manik yang berasal dari zaman logam sebagian besar ditemukan sebagai.... 10. Corak istimewa dari zaman perunggu adalah ditemukan .... Setelah Anda mencocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban. Apakah Anda sudah puas dengan jawaban Anda? Kalau Anda sudah puas, silahkan Anda kembali mempelajari uraian materi berikutnya.
C. Kebudayaan Megalithikum Apakah Anda masih ingat kebudayaan Megalithikum? Seperti yang pernah Anda pelajari pada modul sebelumnya bahwa megalithikum/ kebudayaan batu besar sesungguhnya bukanlah mempunyai arti timbulnya kembali zaman batu sesudah zaman logam, tetapi kebudayaan megalithikum adalah kebudayaan yang menghasilkan bangunan-bangunan dari batu besar yang muncul sejak zaman Neolithikum dan berkembang pesat pada zaman logam. Apa yang dinyatakan dalam uraian di atas, dibuktikan dengan adanya penemuan bangunan batu besar seperti kuburan batu pada zaman prasejarah, banyak ditemukan manik-manik, alat-alat perunggu dan besi. Hasil kebudayaan megalithikum biasanya tidak dikerjakan secara halus, tetapi hanya diratakan secara kasar dan terutama hanya untuk mendapatkan bentuk yang diperlukan. Peninggalan kebudayaan megalithikum ternyata masih dapat Anda lihat samapai sekarang, karena pada beberapa suku-suku bangsa di Indonesia masih memanfaatkan kebudayaan megalithikum tersebut. Contohnya seperti suku Nias. Mengenai contoh-contoh suku lainnya dapat Anda pelajari pada buku-buku yang relevan seperti buku yang berjudul Manusia dan Kebudayaan di Indonesia karangan Prof. Dr. Koentjaraningrat. Buku tesebut dapat Anda pinjam dari perpustakaan umum atau perpustakaan sekolah bina Anda. Untuk mendapatkan pemahaman yang jelas tentang kebudayaan megalithikum, maka simaklah contoh-contoh dari hasil kebudayaan megalithikum yang akan disajikan pada uraian materi berikut ini.
1. Menhir Menhir adalah bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk upacara menghormati roh nenek moyang, sehingga bentuk menhir ada yang berdiri tunggal dan ada yang berkelompok serta ada pula yang dibuat bersama bangunan lain yaitu seperti punden berundak-undak. Lokasi tempat ditemukannya menhir di Indonesia adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan. Untuk mengetahui bentuk-bentuk menhir, maka simaklah gambar-gambar berikut ini.
25
Gambar 1.17. Menhir Bagaimana kesan Anda setelah melihat bentuk-bentuk menhir melalui gambar 1.17? Bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman kepada satu bentuk saja karena bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan terhadap roh nenek moyang. Selain menhir terdapat bangunan yang lain bentuknya, tetapi fungsinya sama yaitu sebagai punden berundak-undak.
2. Punden Berundak-undak Punden berundak-undak adalah bangunan dari batu yang bertingkat-tingkat dan fungsinya sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal. Bangunan tersebut dianggap sebagai bangunan yang suci, dan lokasi tempat penemuannya adalah Lebak Sibedug/Banten Selatan dan Lereng Bukit Hyang di Jawa Timur, sedangkan mengenai bentuk dari punden berundak dapat Anda amati gambar-gambar berikut ini.
Gambar 1.18. Punden berundak-undak dan ilustrasinya. Setelah Anda mengamati gambar 1.18, apa yang terlintas dalam pikiran Anda? Pernahkah Anda melihat bangunan yang bentuknya mirip punden berundak-undak. entu Anda sudah pernah melihat candi Borobudur, baik secara langsung maupun
26
hanya melalui gambar ataupun televisi. Candi Borobudur di Jawa Tengah adalah bangunan pemujaaan untuk umat Budha, dan menurut Prof. Dr. Sutjipto Wirgosuparto, arsitektur bangunan Borobudur merupakan tiruan atau kelanjutan dari punden berundak-undak.
Untuk itu tugas Anda adalah carilah persamaan dan perbedaan antara candi Borobudur dengan Punden berundak-undak pada tabel di bawah ini.
Candi Borobudur
Punden berundak-undak
Persamaan
............................... ...............................
.................................. ..................................
Perbedaan
............................... ...............................
................................... ..................................
Setelah Anda mengisi tabel di atas, untuk mengetahui kebenaran jawaban Anda, maka cocokkanlah jawan Anda dengnan kunci jawabannya berikut ini. Persamaan antara Borobudur dengan Punden Berundak-undak adalah sama-sama sebagai bangunan suci karena berfungsi untuk tempat pemujaan. Adapun perbedaannya candi Borobudur merupakan bangunan suci umat Budha, dan bentuk bangunannya sempurna dan indah karena penuh dengan relief dan ragam hias. Sedangkan Punden Berundak-undak hanyalah bangunan biasa yang terbuat dari batu yang disusun bertingkat-tingkat tanpa relief ataupun ragam hias dan sebagai tempat memuja arwah nenek moyang yang sudah meninggal. Berdasarkan penjelasan persamaan dan perbedaan antara Punden Berundak-undak dengan candi Borobudur, apakah Anda sudah memahami uraian materi tentang Punden Berundak-undak? Kalau Anda sudah merasa paham dengan uraian materi tersebut, maka Anda dapat mempelajari hasil budaya megalithikum selanjutnya.
3. Dolmen Dolmen merupakan meja dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan sajisajian untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen dipakai untuk meletakkan mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh binatang buas maka kaki mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh batu. Dengan demikian dolmen yang berfungsi sebagai tempat menyimpan mayat disebut dengan kuburan batu. Lokasi penemuan dolmen antara lain Cupari Kuningan/Jawa Barat, Bondowoso/Jawa Timur, Pasemah/Sumatera, dan Nusa Tenggara Timur.
27
Untuk mengetahui bentuk Dolmen, dapat Anda amati gambar 1.19 berikut ini.
Gambar 1.19. Dolmen
Bagaimana menurut Anda tentang gambar 1.19? Bagi masyarakat Jawa Timur, dolmen yang di bawahnya digunakan sebagai kuburan/ tempat menyimpan mayat lebih dikenal dengan sebutan Pandhusa atau makam Cina. Dari uraian materi di atas, apakah Anda sudah memahami tentang dolmen? Kalau Anda sudah paham bandingkan dengan hasil budaya Megalithikum berikut ini.
4. Sarkofagus Sarkofagus adalah keranda batu atau peti mayat yang terbuat dari batu. Bentuknya menyerupai lesung dari batu utuh yang diberi tutup. Dari Sarkofagus yang ditemukan umumnya di dalamnya terdapat mayat dan bekal kubur berupa periuk, kapak persegi, perhiasan dan benda-benda dari perunggu serta besi. Daerah tempat ditemukannya sarkofagus adalah Bali. Menurut masyarakat Bali Sarkofagus memiliki kekuatan magis/gaib. Berdasarkan pendapat para ahli bahwa sarkofagus dikenal masyarakat Bali sejak zaman logam. Untuk memperjelas pemahaman Anda tentang Sarkofagus, maka amatilah gambar 1.20 berikut ini.
Gambar 1.20. Sarkofagus
28
Dari gambar 1.20, coba Anda amati dengan baik bentuk dari Sarkofagus, kemudian nanti Anda bandingkan dengan hasil megalithikum berikut ini, sehingga Anda dapat mencari perbedaan antara keduanya.
5. Peti kubur Peti kubur adalah peti mayat yang terbuat dari batu-batu besar. Kubur batu dibuat dari lempengan/papan batu yang disusun persegi empat berbentuk peti mayat yang dilengkapi dengan alas dan bidang atasnya juga berasal dari papan batu. Daerah penemuan peti kubur adalah Cepari Kuningan, Cirebon (Jawa Barat), Wonosari (Yogyakarta) dan Cepu (Jawa Timur). Di dalam kubur batu tersebut juga ditemukan rangka manusia yang sudah rusak, alat-alat perunggu dan besi serta manik-manik. Dari penjelasan tentang peti kubur, tentu Anda dapat mengetahui persamaan antara peti kubur dengan sarkofagus, dimana keduanya merupakan tempat menyimpan mayat yang disertai bekal kuburnya. Tetapi untuk dapat mencari perbedaan antara keduanya, silahkan Anda amati gambar 1.21 berikut ini.
Gambar 1.21. Peti kubur. Setelah Anda mengamati bentuk peti kubur pada gambar 1.21 maka tugas Anda adalah mencari perbedaaan antara bentuk peti kubur dengan sarkofagus! Tulislah jawaban Anda pada tabel berikut ini.
Tabel Perbedaaan Peti Kubur Dengan Sarkofagus Perbedaan Peti Kubur
Sarkofagus
Jika Anda sudah mengisi tabel di atas, maka bacalah kembali uraian berikut ini agar Anda dapat mengetahui kebenaran jawaban Anda.
29
Seperti yang telah dijelaskan pada uraian materi sebelumnya, bahwa sarkofagus adalah keranda/peti mayat yang dibuat dari batu yang masih utuh dan batu utuh tersebut dibentuk seperti lesung yang ada tutupnya. Sedangkan peti kubur adalah peti mayat yang dibuat lempengan-lempengan batu/papan-papan batu disusun membentuk kotak batu yang disertai dengan tutupnya, Dari uraian di atas, apakah Anda memahami perbedaan antara keduanya? Kalau Anda sudah paham, maka pelajari kembali uraian materi budaya megalthikum berikutnya.
6. Arca batu Arca/patung-patung dari batu yang berbentuk binatang atau manusia. Bentuk binatang yang digambarkan adalah gajah, kerbau, harimau dan moyet. Sedangkan entuk arca manusia yang ditemukan bersifat dinamis. Maksudnya, wujudnya manusia dengan penampilan yang dinamis seperti arca batu gajah. Arca batu gajah adalah patung besar dengan gambaran seseorang yang sedang menunggang binatang yang diburu. Arca tersebut ditemukan di daerah Pasemah (Sumatera Selatan). Daerah-daerah lain sebagai tempat penemuan arca batu antara lain Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Untuk mengetahui bentuk Arca batu gajah dapat Anda amati gambar 1.26 berikut ini.
Gambar 1.22. Arca Batu Gajah dari Pasemah. Perhatikanlah gambar Arca Batu Gajah dari Pasemah tersebut, karena dari gambar tersebut terdapat gambar nekara kecil yang diikat di punggung. Dengan melihat gambar tersebut sebagai salah satu contoh peninggalan Megalithikum, maka tugas Anda memberikan kesimpulan hubungan antara Kebudayaan Megalithikum dengan Kebudayaan Perunggu seperti yang terlihat pada Arca Batu Gajah. Tulislah kesimpulan Anda pada titik-titik di bawah ini. Kesimpulannya adalah .............................................................................................. ...................................................................................................................................
30
Setelah Anda menuliskan kesimpulannya, maka cocokkan dengan penjelasan berikut ini. Penelitian terhadap Kebudayaan Megalithikum di dataran tinggi Pasemah/Sumatera Selatan dilakukan oleh Dr. Van Der Hoep dan Van Heine Geldern. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa Kebudayaan Perunggu mempengaruhi Kebudayaan Megalithikum atau dengan kata lain Kebudayaan Megalithikum merupakan cabang dari Kebudayaan Dongson (Perunggu). Kesimpulan ini dibuat karena di Pasemah banyak ditemukan peninggalan budaya Megalith dan budaya perunggu, seperti patung/arca prajurit dengan topi logam/helm yang mengendarai kerbau atau gajah. Prajurit tersebut juga membawa nekara kecil pada panggungnya. Demikianlah uraian materi tentang contoh-contoh peninggalan megalithikum yang berkembang pada zaman prasejarah. Untuk memudahkan Anda memahami uraian materi Kebudayaan Megalithikum maka simaklah ikhtisar dari Kebudayaan Megalithikum seperti pada tabel 1.8 di bawah ini. Tabel 1.8 IKHTISAR KEBUDAYAAN MEGALITHIKUM Hasil budaya Megalithikum
Ciri-ciri
Fungsi
Lokasi penemuan
Menhir
Tugu/tiang batu yang berdiri tunggal atau kelompok
Tempat pemujaan
Pasemah/Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah
Punden Berundakundak
Susunan batu bertingkat-tingkat
Tempat pemujaan
Lebak Sibedug, Bukit Hyang/Jawa Timur
Dolmen
Meja yang terbuat dari batu
Tempat sesajen
Cipari Kuningan, Pasemah, Nusa Tenggara
Pandhusa
Meja batu yang Kakinya tertutup rapat
Kuburan
Bondowoso Besuki/Jawa Timur
Sarkofagus
Batu utuh dibuat lasung yang ada tutup
Keranda/menyimpan mayat
Bali
Peti kubur
Lempengan batu yang tersusun
Menyimpan Mayat
Cipari, Cirebon, Cepu, Wonosari
Arca batu
Patung manusia dan binatang
Penghormatan terhadap tokoh/ yang disukai
Pasemah, Lampung Jawa Tengah, Jawa Timur
31
Dengan adanya ikhtisar/rangkuman tentang uraian materi seperti pada tabel 1.8, mudah-mudahan Anda semakin mudah memahami uraian materi tentang kebudayaan material masyarakat prasejarah Indonesia yang disajikan dalam modul ini. Demikian uraian materi kegiatan belajar 1 dari modul ini, semoga Anda mudah memahami materi kegiatan belajar ini dengan baik. Untuk mengukur tingkat pemahaman Anda kerjakanlah latihan soal berikut ini dengan sungguh-sungguh.
KEGIATAN I 1. Bacalah soal-soal dengan teliti sebelum Anda menjawab. 2. Dahulukan menjawab soal yang Anda anggap mudah. 3. Bentuk soal terdiri dari: a. Pilihan berganda 10 soal. b. Isian/essay berstruktur 10 soal.
I. Pilihlah salah satu jawaban yang Anda anggap benar! 1. Hasil dari cipta, rasa karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup adalah pengertian dari ... a. Peradaban d. Aktivitas b. Kebudayaan e. Cultural Universal c. Civilization 2. Kebudayaan yang dapat diraba dilihat secara nyata/kongkrit merupakan penegertian dari kebudayaan yang bersifat... a. Material d. Rohaniah b. Spiritual e. Aktivitas c. Immaterial 3. Kebudayaan batu yang dikerjakan secara kasar dan tidak diasah/dihaluskan adalah ciri dari kebudayaan ... a. Mikrolithikum d. Palaeolithikum b. Neolithikum e. Megalithikum c. Mesolithikum 4. Tokoh yag pertama kali menemukan kapak genggam adalah ... a. Von Koenigswald d. Van der Hoop b. Van Stein Callenfels e. Eugene Dubois c. Van Hekeeren 5. Ciri khas dari kebudayaan Mesolithikum adalah ditemukannya ... a. Abris Sous Roche d. Alat-alat tulang b. Hache Courte e. Kjokkenmoddinger c. Flakes
32
6. Perhatikan nama-nama daerah di bawah ini! 1. Sampung 2. Lamoncong 3. Pacitan 4. Besuki 5. Bondowoso Dari nama-nama daerah tersebut di atas, yang merupakan daerah tempat ditemukannya Abris Sous Roche adalah .... a. 1, 2, 3 d. 2, 3, 4 b. 1, 2, 4 e. 3, 4, 5 c. 1, 2, 5 7. Perhatikan gambar di bawah ini!
1
2
3
4
5
Dari gambar-gambar tersebut yang merupakan hasil budaya Neolithikum adalah .... a. 1 & 2 d. 2 & 4 b. 1 & 3 e. 3 & 5 c. 1 & 4 8. Perbedaan antara kapak lonjong dengan kapak persegi adalah .... Kapak lonjong a. Penyebarannya ke Indonesia melalui jalur barat b. Fungsinya sebagai alat upacara c. Terdiri dari walzenbeil dan kleinbeil d. Manusia pendukungnya Proto Melayu e. Daerah penemuannya Sumatera, Jawa, Bali
Kapak persegi a. Penyebarannya ke Indonesia melalui jalur timur b. Fungsinya sebagai alat pertanian c. Terdiri dari beliung dan tarah d. Manusia pendukungnya Deutro Melayu e. Kei Alor Selayar, Irian
33
9. Gambar di samping ini berfungsi sebagai .... a. Alat upacara b. Tempat menyimpan air c. Tempat menyimpan abu jenazah d. Simbol status e. Mas kawin/jujur
10. Arca batu Gajah adalah peninggalan dari kebudayaan ........ a. Palaeolithikum d. Megalithikum b. Mesolithikum e. Mikrolithikum c. Neolithikum
II. Jawablah dengan singkat pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! 1. Hasil kebudayaan Palaeolithikum banyak ditemukan di daerah: a. ... b. ... 2. Fungsi dari alat-alat tulang pada jaman Palaeolithikum adalah a. ... b. ... 3. Kapak peninggalan Mesolithikum disebut dengan a. ... b. ... 4. Tempat penemuan Bone Culture adalah .... 5. Tempat pembuatan kapak persegi di Indonesia terletak di daerah 6. a. ...
b. ...
c. ...
d. ...
7. Kapak lonjong disebut juga dengan. ... 8. Fungsi dari candrasa adalah .... 9. Teknik pembuatan nekara di Indonesia adalah .... 10. Fungsi dari dolmen adalah .... 11. Ciri dari peninggalan Megalitikhum adalah a. ... b. ... Setelah Anda menjawab soal-soal tugas kegiatan 1 ini, maka cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada akhir modul ini. Seyogyanya Anda tidak melihat kunci jawabannya terlebih dahulu, agar tingkat pemahaman Anda terukur. Kalau Anda berhasil , selamat! Anda dapat melanjutkan pada kegiatan belajar 2.
34
Kegiatan Belajar 2
CIRI DAN CORAK KEHIDUPAN MASYARAKAT PRASEJARAH INDONESIA Setelah mempelajari modul ini Anda dapat: 1. menjelaskan tiga ciri kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia; dan 2. menguraikan enam corak kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia.
Adapun pokok-pokok materi yang dapat Anda pelajari pada bagian modul ini meliputi: 1. Ciri-ciri kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia. 2. Corak kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia.
Keberhasilan selalu menjadi idaman setiap orang. Bagaimana dengan diri Anda?Jika Anda ingin selalu dapat mempertahankan keberhasilan, seperti yang pernah Anda raih, maka Anda harus tetap tekun dan ulet. Kegiatan belajar 2 ini membutuhkan persiapan diri Anda. Untuk lebih memahami apa yang di lakukan masyarakat prasejarah, silahkan Anda simak terlebih dahulu uraian materi berikut ini.
A. Ciri Kehidupan Masyarakat Prasejarah Indonesia Seperti yang pernah Anda pelajari pada kegiatan belajar 2 modul 1 tentang periodisasi prasejarah berdasarkan ciri kehidupan masyarakat, maka uraian materi ini akan membahas bagaimana perilaku masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, pada masa bercocok tanam dan pada masa perundagian. Dalam rangka memudahkan Anda memahami uraian materi ini maka yang akan disajikan terlebih dahulu adalah perilaku masyarakat pada awal berlangsungnya kehidupan masa prasejarah. Untuk itu simaklah uraian materi berikut ini.
1. Masa Berburu Dan Mengumpulkan Makanan Masa berburu dan mengumpulkan makanan, manusia tinggal di alam terbuka seperti di hutan, di tepi sungai, di goa, di gunung atau di lembah-lembah. Tempat tinggal mereka belum menetap, masih berpindah-pindah atau nomaden mengikuti alam yang dapat menyediakan makanan terutama binatang buruan. Apabila binatang buruan dan bahan makanan sudah habis, mereka akan mencari dan pindah ke tempat yang lebih subur. Inti dari kehidupan sehari-hari masyarakat ini adalah mengumpulkan bahan makanan dari alam untuk dikonsumsi saat itu juga. Kegiatan semacam ini disebut dengan Food Gathering atau pengumpul makanan tahap awal.
35
Masyarakat pengumpul makanan tersebut telah mengenal kehidupan berkelompok kecil, hal ini karena kehidupannya nomaden. Hubungan antara kelompok sangat erat, karena mereka harus bekerja bersama-sama untuk memenuhi kebutuhan hidup serta mempertahankan kelompoknya dari serangan kelompok lain atau serangan binatang-binatang buas. Meskipun dalam kehidupan yang masih sangat sederhana, mereka telah mengenal adanya pembagian tugas kerja, dimana kaum laki-laki biasanya tugasnya adalah berburu, kaum perempuan tugasnya adalah memelihara anak serta mengumpulkan buah-buahan dari hutan. Masing-masing kelompok memiliki pemimpin yang ditaati dan dihormati oleh anggata kelompoknya. Dengan demikian pada masa berburu dan mengumpulkan makanan sudah terlihat adanya tanda-tanda kehidupan sosial dalam suatu kelompok masyarakat, walaupun tingkatannya masih sangat sederhana. Kesederhanaan kehidupan sosial tersebut terlihat dari ketidaktahuan masyarakat dalam menyimpan sisa makanan, tidak mengenal tata cara perkawinan, tidak melakukan penguburan terhadap mayat. Karena belum mengenal religi/ kepercayaan. Hal ini dapat dibuktikan melalui alat-alat kehidupan yang dihasilkan pada zaman batu tua. Dari uraian tersebut, tentu masih hangat dalam ingatan Anda tentang kebudayaan batu tua/paleolithikum. Untuk menambah pemahaman Anda maka tulislah hasil kebudayaan palaeolithikum dan ciri-cirinya pada tabel di bawah ini.
TABEL 2.1 KEBUDAYAAN PALAEOLITHIKUM DAN CIRI-CIRINYA Hasil kebudayaan 1. 2. 3. 4. 5.
Ciri-cirinya 6. 7. 8. 9. 10.
Setelah Anda mengisi tabel 2.1, maka sesuaikan apa yang Anda tulis dengan kunci jawabannya berikut ini. 1. Chopper/kapak genggam 2. Flakes/alat serpih 3. Alat penusuk 4. Tombak 5. Mata panah 6. Sebagian besar alat terbuat dari batu 7. Terbuat dari tulang 8. Hasil buatannya kasar 9. Bentuknya sederhana. 10. Belum diasah/diupam Jika jawaban Anda banyak yang benar, selamat untuk Anda. Dan Anda dapat mempelajari kembali uraian berikutnya.
36
Pengenalan terhadap api bagi masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan sangat dimungkinkan karena berdasarkan analogi jenis manusia purba yang ditemukan di Cina sudah mengenal api. Dari uraian tersebut, apakah Anda masih ingat nama jenis manusia purba yang di temukan di Cina? Jenis manusia purba di Cina disebut dengan Sinanthropus Pekinensis yang memiliki persamaan dengan Homo Erectus. Dimana keduanya memiliki persamaan. Untuk itu apa yang menjadi ciri dari manusia Sinanthropus Pekinensis juga menjadi ciri dari Homo Erectus sebagai pendukung dari kehidupan berburu dan mengumpulkan makanan. Apakah dari uraian tersebut Anda sudah pahami? Kalau Anda sudah paham, silahkan simak kembali uraian materi ini. Untuk mengetahui alat komunikasi apa yang dipakai oleh masyarakat zaman batu tua sangatlah tidak mudah, tetapi yang jelas bahwa antar manusia yang satu dengan yang lain pasti mempunyai cara untuk berkomunikasi. Kira-kira menurut Anda bahasa apa yang dipakai sebagai alat komunikasi pertama pada zaman batu tua? Sesuai dengan kehidupan masyarakatnya berburu dan mengumpulkan makanan, maka alat komunnikasi yang sangat dimungkinkan adalah bahasa isyarat, karena bahasa isyarat adalah bahasa yang diperlukan pada saat berburu. Dengan adanya migrasi/perpindahan bangsa-bangsa dari Asia daratan ke Indonesia seperti yang dilakukan oleh bangsa Papua Melanosoide, maka secara lambat laun terjadi perubahan dalam kehidupan masyarakat . Perubahan kehidupan yang terjadi secara lambat sangat dimungkinkan karena di lihat dari bentuk adaptasinya masih berdasarkan berburu dan mengumpulkan makanan, walaupun sudah memasuki tingkat lanjut atau disebut dengan Food gathering tingkat lanjut. Kehidupan Food gathering tingkat lanjut terjadi pada saat berlangsungnya zaman Mesolithikum ditAndai dengan kehidupan sebagian masyarakatnya bermukim dan berladang (huma). Yang menjadi tempat mukimnya/menetapnya adalah gua-gua dipedalaman atau tepi-tepi pantai. Dengan kehidupan menetap tersebut maka terjadilah pertumbuhan dalam kehidupan yang lain yaitu antara lain mereka sudah tahu menyimpan sisa makanan, mengenal tata cara penguburan mayat, mengenal religi/kepercayaan dan bahkan mengenal kesenian. Bukti adanya pengenalan terhadap religi dan kesenian yaitu ditemukan lukisan cap tangan yang diberi warna merah dan lukisan babi hutan yang terdapat pada dinding gua Abris Sous Roche, seperti yang ditemukan di gua Leang-Leang Sulawesi Selatan, di Seram dan di Irian Jaya.
37
Untuk memperjelas pemahaman Anda , dapat Anda amati gambar 2.1 berikut ini.
Gambar 2.1. Lukisan tangan dan babi hutan pada dinding Gua Leang-leang (Sulawesi Selatan) Dari gambar 2.1 yang Anda amati, bagaimana pendapat Anda tentang makna lukisan tersebut? Lukisan pada dinding gua zaman mesolithikum banyak dihubungkan dengan keagamaan, karena lukisannya banyak menggunakan warna merah (warna darah). Warna merah dianggap memiliki kekuatan magis/gaib. Lukisan cap tangan dianggap memiliki makna tanda berkabung dari seorang wanita yang ditinggal mati suaminya, karena pada umumnya jari manis pada lukisan tangan tersebut dipotong. Sedangkan lukisan babi hutan yang sedang lari dan pada arah jantungnya terdapat mata panah dimaksudkan bahwa, pada waktu berburu mereka mengharapkan binatang buruan. Lukisan tersebut diduga dibuat oleh seorang pawang pada waktu upacara perburuan. Berdasarkan uraian materi tersebut, untuk mengukur tingkat pemahaman Anda terhadap materi ciri-ciri kehidupan masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, maka lengkapilah tabel 2.2 berikut ini.
Periodisasi prasejarah
38
Ciri-ciri kehidupan
Hasil kebudayaan
Berburu dan mengumpulkan makanan
PA LA EO LI THI KUM
- 1. - 2. - 3 - 4 -5 - 6
- 7 - 8 - 9 - 10
Bermukim dan berladang
ME SO LI THI KUM
11. 12. 13. 14. 15. 16.
17. 18. 19. 20.
Setelah Anda melengkapi tabel 2.2 di atas maka untuk mengetahui kebenaran tabel yang Anda lengkapi, cocokkanlah dengan kunci jawaban di bawah ini. 1. Hidupnya nomaden/berpindah - pindah tempat 2. Food Gathering 3. Hidupnya berkelompok kecil 4. Alat kehidupannya kasar 5. Sudah mengenal api 6. Menggunakan bahasa isyarat 7. Chopper/kapak genggam/kapak perimbas 8. Flakes 9. Mata panah 10. Alat-alat tulang 11. Menyimpan sisa makanan 12. Mengenal religi 13. Mengenal penguburan mayat 14. Mengenal kesenian 15. Alat kehidupannya agak halus 16. Hidupnya sebagian menetap 17. Pebble/kapak pendek 18. Flakes 19. Alat-alat tulang 20. Batu pipisan Bagaimana dengan jawaban dari tabel 2.2 yang Anda lengkapi? Apakah yang Anda tulis sudah benar? Kalau jawaban Anda banyak yang benar, maka Anda dapat melanjutkan mempelajari uraian materi selanjutnya.
2. Masa bercocok tanam Sebelum Anda mempelajari uraian materi, terlebih dahulu perhatikan skema berikut ini. Semi Sedenter
Menetap
Hidup teratur
Organisasi
Food Producing
Huma Perladangan
Bercocok tanam
Perdagangan barter
Desa
Kepala suku
Kuat
Keahlian
Dari skema di atas, dapatlah dijelaskan bahwa dengan adanya perubahan kehidupan dari semi sedenter menjadi kehidupan yang menetap maka sistem huma/perladangan yang sudah dikenal oleh masyarakat mengalami penyempurnaan menjadi sistem bercocok tanam. Sistem bercocok tanam atau dikenal dengan sistem persawahan dapat menggunakan lahan yang terbatas dan kesuburan tanahnya dapat dijaga melalui pengolahan tanah, irigasi dan pemupukan. Hal ini mengakibatkan masyarakat tidak lagi berpindah-pindah temapt dan selalu berusaha untuk menghasilkan makanan atau dikenal dengan istilah Food Producing.
39
Kemampuan Food Producing membawa perubahan yang besar, dalam arti membawa akibat yang mendalam dan meluas bagi seluruh kehidupan masyarakat pada masa tersebut, karena masyarakat yang sudah menetap maka akan tercipta kehidupan yang teratur. Dengan kehidupan masyarakat yang teratur berarti kehidupan masyarakatnya terorganisir dengan rapi dan bahkan membentuk semacam desa, dan masyarakat tersebut sudah memilih pemimpinya (kepala suku) dengan cara musyawarah sesuai dengan prinsip primus inter pares. Pemilihan pemimpin yang berdasarkan prinsip primus inter pares menAndakan bahwa pemimpin tersebut dipilih diantara mereka yang memiliki kelebihan baik fisik (kuat) maupun spiritual (keahlian). Di samping adanya perkembangan dalam kehidupan sosial, juga mumcul sistem perekonomian dalam kehidupan masyarakat. Hal ini karena dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup, maka dikenal sistem pertukaran barang dengan barang (perdagangan barter). Kemajuan yang dicapai oleh masyarakat pada masa bercocok tanam dapat dilihat dari alat-alat kehidupannya yang dibuat oleh masyarakat tersebut, dimana alat-alat kehidupannya sudah dibuat halus/diasah, sempurna serta mempunyai nilai seni bahkan fungsi beraneka ragam. Alat-alat kehidupan yang dibuat pada masa ini ada yang digunakan sebagai alat upacara (keagamaan) yang didasarkan atas kepercayaan yang berkembang pada masa ini yaitu Animisme dan Dinamisme. Animisme adalah kepercayaan terhadap roh dan Dinamisme adalah kepercayaan terhadap benda-benda yang memiliki kekuatan gaib. Untuk lebih jelasnya pengertian tentang kepercayaan aninisme dan dinamisme nanti akan Anda pelajari pada uraian materi selanjutnya. Dasar dari kepercayaan aninisme dan dinamisme terlihat adanya tradisi Megalith. Tradisi Megalithikum muncul pada masa Neolithikum dan berkembang pesat pada zaman perundagian, dan ditandai adanya bangunan-bangunan besar untuk pemujaan.
Demikianlah uraian materi tentang ciri-ciri kehidupan masyarakat bercocok tanam. Untuk selanjutnya jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini. 1. Lima ciri-ciri kehidupan masyarakat pada masa bercocok tanam yaitu: a. ... b. ... c. ... d. ... e. ...
40
2. Sebutkan hasil kebudayaan masyarakat pada masa bercocok tanam! a. ... b. ... c. ... d. ... e. ... 3. Sebutkan nama suku bangsa yang menjadi pendukung pada masa bercocok tanam! a. ... b. ... c. ... d. ... e. ... Jika Anda sudah menuliskan jawaban pertanyaan di atas, maka cocokkan dengan kunci jawaban berikut ini. 1. a. Menetap. b. Food Producing. c. Kehidupan masyarakat teratur (terbentuk desa). d. Mengenal tradisi megalith (Aninisme dan Dinamisme). e. Mengenal perdagangan barter. 2. a. b. c. d. e.
Kapak persegi. Kapak lonjong. Gerabah. Perhiasan Pakaian.
3. a. b. c. d. e.
Suku Toraja Suku Nias Suku Dayak Suku Sasak Suku Batak
Bagaimana dengan jawaban Anda? Jika jawaban Anda banyak yang benar berarti Anda sudah memahami, dan Anda dapat membandingkan dengan ciri-ciri kehidupan masyarakat berikutnya.
3. Masa perundagian Masa perundagian sangat penting artinya dalam perkembangan sejarah Indonesia, karena pada masa ini sudah terjadi hubungan dengan daerah-daerah disekitar kepulauan Indonesia. Penggalan masa perundagian menunjukkan kekayaan dan keanekaragaman budaya, berbagai bentuk benda seni, peralatan hidup dan upacara yang menunjukkan kehidupan masyarakat masa itu sudah memiliki selera yang tinggi. Hidup masyarakat teratur dan makmur.
41
Kemakmuran masyarakat dapat diketahui melalui perkembangan teknik pertama, dengan mengembangkan pertanian yang intensif dan sebagai akibatnya sektor pertanian mengalami perkembangan yang pesat dan hal ini berdampak kepada kemajuan perekonomian, yang ditandai dengan berkembangnya perdagangan dan pelayaran. Di samping perdaganan dan pelayaran yang meningkat dalam kehidupan beragamapun juga berkembang pesat, yang dibuktikan dengan banyaknya bangunan megalithikum yang didirikan dalam rangka penghormatan dan pemujaan terhadap roh nenek moyang.
Demikianlah uraian materi tentang ciri-ciri kehidupan masyarakat pada masa perundagian. Untuk mengukur tingkat pemahaman Anda lengkapilah tabel 2.3 di bawah ini.
TABEL 2.3 CIRI-CIRI KEHIDUPAN MASYARAKAT PERUNDAGIAN Periodisasi prasejarah
P E R U N D A G I A N
M E G A L I T H I K U M
CIRI-CIRI KEHIDUPAN 1. 2. 3. 4. 5. 6.
HASIL KEBUDAYAAN
- Kapak corong 7. 8. 9. 10. 11.
Menhir Sarkofagus 12. 13. 14. 15.
Setelah Anda melengkapi tabel 2.3 sesuaikan jawaban Anda dengan kunci jawaban berikut ini. 1. Mengenal teknologi pembuatan 8. Bejana perunggu alat-alat logam 9. Perhiasan 2. Mengenal pertanian intensif 10. Manik-manik 3. Perdagangan berkembang 11. Arca perunggu 4. Pelayaran berkembang 12. Punden berundak-undak 5. Masyarakat teratur 13. Dolmen 6. Kehidupan keagamaan berkembang 14. Kubur batu 7. Nekara 15. Arca batu Bagaimana jawaban Anda? Kalau Anda mempelajari dengan sungguh-sungguh uraian materinya, tentu Anda akan mudah memahaminya dan bagan yang Anda lengkapi akan sesuai dengan kunci jawabannya.
42
Selanjutnya Anda diharapkan dapat memahami bagaimana corak dari kehidupan masyarakat berdasarkan peninggalan-peningglan kebudayaan prasejarah yang telah Anda pelajari sebelumnya. Untuk mendapatkan pemahaman yang luas, silahkan Anda simak uraian materi berikut ini.
B. Corak Kehidupan Masyarakat Prasejarah Indonesia Kebudayaan dan masyarakat merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Masyarakat dapat bertahan hidup karena menghasilkan kebudayaan, kebudayaan itu ada karena dihasilkan oleh masyarakat. Dan melalui kebudayaanlah segala corak kehidupan masyarakat dapat diketahui. Dengan demikian dari hasil-hasil kebudayaan material seperti yang Anda pelajari pada kegiatan belajar 1 dapat dikaji dan dipelajari corak kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia, seperti yang akan diuraikan pada uraian materi berikut ini.
1. Sistem kepercayaan Sistem kepercayaan masyarakat prasejarah diperkirakan mulai tumbuh pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut atau disebut dengan masa bermukim dan berladang yang terjadi pada zaman Mesolithikum. Mengenai bukti adanya kepercayaan pada zaman Mesolithikum dapat Anda tulis pada titik-titik di bawah ini. Buktinya adalah .... Bukti lain yang turut memperkuat adanya corak kepercayaan pada zaman prasejarah adalah ditemukannya lukisan perahu pada nekara. Lukisan tersebut menggambarkan kendaraan yang akan mengantarkan roh nenek moyang ke alam baka. Hal ini berarti pada masa tersebut sudah mempercayai akan adanya roh. Kepercayaan terhadap roh terus berkembang pada zaman prasejarah hal ini tampak dari kompleksnya bentuk-bentuk upacara penghormatan, penguburan dan pemberian sesajen. Kepercayaan terhadap roh inilah dikenal dengan istilah Aninisme. Aninisme berasal dari kata Anima artinya jiwa atau roh, sedangkan isme artinya paham atau kepercayaan. Di samping adanya kepercayaan animisme, juga terdapat kepercayaan Dinamisme. Dinamisme adalah kepercayaan terhadap benda-benda tertentu yang dianggap memiliki kekuatan gaib. Contohnya yaitu kapak yang dibuat dari batu chalcedon (batu indah) dianggap memiliki kekuatan. Untuk contoh-contoh yang lain dapat Anda baca kembali uraian materi kegiatan belajar 1 modul ini. Dengan demikian kepercayaan masyarakat prasejarah adalah Animisme dan Dinamisme. Apakah dari uraian ini Anda sudah paham? Kalau sudah paham simak uraian materi berikutnya.
2. Kemasyarakatan Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, masyarakatnya hidup berkelompok-kelompok dalam jumlah yang kecil. Tetapi hubungan antara kelompoknya sudah erat karena mereka harus bersama-sama menghadapi kondisi
43
alam yang berat, sehingga sistem kemasyarakatan yang muncul pada masa tersebut sangat sederhana. Tetapi pada masa bercocok tanam, kehidupan masyarakat yang sudah menetap semakin mengalami perkembangan dan hal inilah yang mendorong masyarakat untuk membentuk keteraturan hidup. Dan aturan hidup dapat terlaksana denga baik karena adanya seorang pemimpin yang mereka pilih atas dasar musyawarah. Selanjutnya sistem kemasyarakatan terus mengalami perkembangan khususnya pada masa perundagian. Karena pada masa ini kehidupan masyarakat lebih kompleks. Masyarakat terbagi-bagi menjadi kelompok-kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. Masing-masing kelompok memiliki aturan-aturan sendiri, dan di samping adanya aturan yang umum yang menjamin keharmonisan hubungan masing-masing kelompok. Aturan yang umum dibuat atas dasar kesepakatan bersama/musyawarah dalam kehidupan yang demokratis. Dengan demikian sistem kemasyarakatan pada masa prasejarah di Indonesia telah dilandasi dengan musyawarah dan gotong royong. Dari uraian materi di atas, apakah Anda sudah memahami? Kalau Anda sudah merasa paham, silahkan kerjakanlah tugas berikut ini : Buatlah contoh-contoh perilaku dari masyarakat prasejarah yang dilAndasi dengan musyawarah dan gotong-royong.
Tulislah contoh-contoh Anda pada tabel 2.6 berikut ini
TABEL 2.6 CONTOH PERILAKU MASYARAKAT PRASEJARAH CONTOH Musyawarah
Gotong Royong
Setelah Anda mengisi tabel 2.6, maka salinlah jawaban Anda pada kertas selembar untuk ditunjukkan pada guru bina Anda pada saat tutorial dan selanjutnya Anda dapat menyimak kembali uraian materi berikutnya
3. Pertanian Sistem pertanian yang dikenal oleh masyarakat prasejarah pada awalnya adalah perladangan/huma, yang hanya mengandalkan pada humus, sehingga bentuk pertanian ini wujudnya berpindah tempat. Selanjutnya masyarakat mulai mengembangkan sistem persawahan, sehingga tidak lagi bergantung pada humus, dan berusaha mengatasi kesuburan tanahnya melalui pengolahan tanah, irigasi dan pemupukan.
44
Sistem persawahan dikenal oleh masyarakat prasejarah Indonesia pada masa Neolithikum, karena pada masa tersebut kehidupan masyarakat sudah menetap dan teratur. Pada masa perundagian sistem persawahan mengalami perkembangan mengingat adanya spesialisasi/pembagian tugas berdasarkan keahliannya. Sehingga masyarakat prasejarah semakin mahir dalam persawahan. Demikianlah uraian materi tentang corak pertanian yang dikenal oleh masyarakat prasejarah, untuk selanjutnya dapat Anda simak kembali corak kehidupan masyarakat yang lain seperti pada uraian materi berikut ini.
4. Pelayaran Anda masih ingat tentang migrasi bangsa-bangsa ke Indonesia seperti yang Anda pelajari pada kegiatan belajar 3 modul 1? Dengan adanya perpindahan bangsabangsa dari daratan Asia ke Indonesia membuktikan bahwa sejak abad sebelum masehi, nenek moyang bangsa Indonesia sudah memiliki kemampuan berlayar. Kemampuan berlayar terus mengalami perkembangan, mengingat kondisi geografis Indonesia terdiri dari pulau-pulau sehingga untuk sampai kepada pulau yang lain harus menggunakan perahu. Jenis perahu yang dipergunakan adalah perahu bercadik. Untuk menambah wawasan Anda, tentang perahu bercadik, silahkan Anda amati gambar 2.2. berikut ini.
Gambar 2.2. Perahu Bercadik. Setelah Anda melihat gambar 2.2, apakah Anda mengetahui cara pembuatan perahu bercadik? Dari pembuatan perahu bercadik yang sederhana tetapi sudah mampu mengarungi samudera pada jaman prasejarah tersebut. Hal tersebut patutlah untuk dibanggakan kehebatan kemampuan berlayar nenek moyang bangsa Indonesia menjadi modal dasar dari kemampuan berdagang. Sehingga pada awal abad masehi bangsa Indonesia sudah turut ambil bagian dalam jalur perdagangan internasional. Dengan uraian materi tersebut, apakah Anda sudah paham? Kalau sudah paham, dapat dilanjutkan kembali pada uraian materi selanjutnya.
45
5. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sejak zaman Neolithikum, masyarakat Indonesia telah megenal pengetahuan yang tinggi, dimana masyarakat telah dapat memanfaatkan angin musim sebagai tenaga penggerak dalam aktivitas perdagangan dan pelayaran juga mengenal astronomi atau ilmu perbintangan sebagai petunjuk arah pelayaran atau sebagai petunjuk waktu dalam bidang pertanian. Selain berkembangnya ilnu pengetahuan, teknologi juga dikenal oleh masyarakat prasejarah terutama pada zaman perundagian, yaitu teknologi pengecoran logam. Sehingga pada masa perundagian masyarakat sudah mampu menghasilkan alatalat kehidupan yang terbuat dari logam, seperti yang Anda pelajari pada kegiatan belajar 1 modul 2 ini. Demikianlah uraian tentang corak kehidupan masyarakat prasejarah dalam penguasaannya terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk selanjutnya Anda dapat mempelajari uraian materi berikutnya.
6. Kesenian Kesenian dikenal oleh masyarakat prasejarah sejak zaman Mesolithikum yang dibuktikan dengan adanya lukisan-lukisan pada dinding-dinding gua. Untuk selanjutnya kesenian mengalami perkembangan yang pesat pada zaman Neolithikum, karena pada masa bercocok tanam terdapat waktu senggang dari menanam hingga panen. Yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menyalurkan jiwa seni, dari seni membatik, gamelan bahkan wayang. Dari uraian tersebut maka dapatlah disimpulkan bahwa seni membatik, gamelan dan wayang adalah kesenian asli bangsa Indonesia. Untuk selanjutnya agar Anda mudah memahami seluruh corak kehidupan masyarakat prasejarah, maka simaklah bagan berikut ini Kepercayaan
C O R A K K E H I D U P A N
M A S Y A R A K A T P R A S E J A R A H
Animisme Dinamisme
Kemasyarakatan
Gotong royong musyawarah
Pertanian
Huma Persawahan
Pelayaran
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kesenian
Migrasi Pembuatan perahu bercadik Perdagangan Astronomi Pengecoran bahan logam Seni lukis Seni membatik Gamelan Wayang
Bagan 1. Corak Kehidupan Masyarakat Prasejarah Indonesia
46
Setelah Anda menyimak bagan di atas, maka berarti uraian materi tentang ciri dan corak kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia telah usai Anda pelajari. Untuk selanjutnya Anda dapat mengerjakan latihan soal kegiatan belajar 2 ini.
KEGIATAN 2 1. 2. 3.
Bacalah soal dengan teliti sebelum Anda menjawab. Dahulukan menjawab soal yang Anda anggap mudah. Bentuk soal terdiri dari : a. Pilihan berganda 10 soal. b. Essay 2 soal.
I. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap benar 1.
Perhatikan data berikut. 1. Hidupnya berkelompok kecil 2. Nomaden 3. Belum mengenal cara memasak 4. Menetap dan hidup teratur 5. Sudah mengenal kesenian Dari data di atas, yang merupakan ciri-ciri kehidupan manusia pada jaman berburu danmengumpulkan makanan adalah nomor .... a. 1, 2, 3 d. 2, 3, 4 b. 1, 2, 4 e. 3, 4, 5 c. 1, 2, 5
2. Tempat menetap masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut adalah .... a. Rumah-rumah panggung d. Rumah-rumah gubuk b. Rumah-rumah di atas pohon e. Gua-gua di pedalaman c. Tepi-tepi sungai 3. Bukti pada zaman Mesolithikum manusia telah mengenal kesenian adalah .... a. Adanya hasil kebudayaan prasejarah b. Banyaknya penemuan kapak pebble c. Adanya kapak-kapak yang terbuat dari chalcedon d. Penemuan lukisan pada dinding-dinding gua e. Ditemukannya perhiasan 4. Perhatikan data berikut. 1. Hidupnya sedenter 2. Mengenal pemujaan terhadap roh 3. Food Gathering tingkat lanjut 4. Masyarakatnya teratur 5. Mengenal pembuatan alat-alat dari logam Dari data di atas, yang merupakan ciri-ciri kehidupan manusia pada jaman bercocok tanam adalah nomor .... a. 1, 2, 3 d. 2, 3, 4 b. 1, 2, 4 e. 3, 4, 5 c. 1, 2, 5
47
5. Sistem pertanian dengan penebangan pohon dalam jangka waktu tertentu dan diolah menjadi pertanian sederhana disebut dengan .... a. Sawah d. Irigasi sederhana b. Ladang e. Huma c. Tumpang sari 6. Pemujaan terhadap arwah nenek moyang didasarkan atas kepercayaan .... a. Animisme d. Manaisme b. Dinamisme e. Totemisme c. Monotheisme 7. Perdagangan barter dikenal oleh masyarakat prasejarah sejak jaman .... a. Palaeolithikum d. Mikrolithikum b. Mesolithikum e. Megalithikum c. Neolithikum 8. Pengolahan logam memerlukan suatu tempat dan keahlian khusus tempat mengolah logam dikenal dengan sebutan .... a. A cire perdue d. Pande besi b. Bivalve e. Pengecoran c. Perundagian 9. Sistem kepercayaan dikenal pertama kali sejak jaman .... a. Palaeolithikum d. Mikrolithikum b. Mesolithikum e. Megalithikum c. Neolithikum 10. Bahasa yang dipakai oleh masyarakat prasejarah berasal dari rumpun bahasa .... a. Austronesia d. Mikronesia b. Melanesia e. Mongolia c. Polinesia
II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! 1. Apa yang dimaksud dengan Primus Inter Pares? 2. Sebutkan dua ciri-ciri kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut! 3. Sebutkan 3 hasil kebudayaan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan tingkat awal! 4. Sebutkan bukti-bukti bahwa masyarakat Indonesia memiliki kemampuan berlayar! Dengan mengerjakan latihan-latihan soal-soal tersebut di atas, mudah-mudahan Anda semakin memahami uraian materi pada kegiatan belajar 2 ini, dan untuk menilai kebenaran jawaban Anda, dapat Anda cocokkan dengan kunci jawaban yang terdapat pada akhir modul ini. Semoga jawaban Anda memuaskan! Dan selamat melanjutkan belajar Anda pada kegiatan 3.
48
Kegiatan Belajar 3
NILAI-NILAI PENINGGALAN BUDAYA MASA PRASEJARAH Setelah mempelajari modul ini Anda dapat: 1. memberikan definisi tentang nilai; dan 2. menyimpulkan 4 nilai peninggalan budaya masa prasejarah. Adapun pokok-pokok materi yang dapat Anda pelajari pada bagian modul ini meliputi: 1. Pengertian nilai. 2. Nilai-nilai peninggalan budaya masa prasejarah.
Sudah puaskan Anda dengan apa yang Anda peroleh dari kegiatan belajar 2? Kalau Anda sudah puas, berarti Anda sudah berhasil! Keberhasilan yang Anda raih, tentu karena usaha Anda, dalam mempersiapkandiri untuk bisa belajar dengan baik. Untuk itu selamat! Semoga keberhasilan tetap Anda raih di kegiatan belajar 3 ini dan selanjutnya Anda harus mempersiapkan diri kembali, dalam rangka mempelajari uraian materi berikut ini.
A. Pengertian Nilai. Nilai adalah sesuatu yang dipAndang baik, benar atau berharga bagi seseorang. Setiap masyarakat atau setiap budaya memiliki nilai-nilai tertentu mengenai sesuatu. Bahkan budaya dan masyarakat itu merupakan nilai yang tak terhingga bagi orang yang memilikinya. Bagi manusia nilai dijadikan landasan, alasan, motivasi dalam segala perbuatan karena nilai itu mengandung kekuatan yang mendorong manusia meyakini untuk berbuat dan bertindak. Sedangkan yang dimaksud dengan nilai penggalan budaya adalah penggalan budaya yang diyakini baik, benar dan berguna bagi masyarakat. Untuk itu bila masyarakat atau bangsa Indonesia masa kini meyakini kebenaran nilainilai peninggalan budaya masa prasejarah, maka akan dapat menumbuhkan kesadaran untuk ikut berperan serta dalam upaya pemeliharaan warisan budaya bangsa. Demikianlah penjelasan tentang pengertian nilai. Apakah Anda sudah memahami? Dalam rangka memperluas pemahamn Anda maka akan diuraikan tentang nilai-nilai peninggalan budaya masa prasejarah sehingga Anda dapat memelihara warisan budaya bangsa tersebut. Untuk itu simaklah uraian materi berikut ini.
B. Nilai-Nilai Peninggalan Budaya Masa Prasejarah Setelah Anda memperlajari modul ini dari kegiatan 1 sampai kegiatan 2, tentu dalam benak Anda terdapat hal-hal yang Anda akui kebaikan dan kebenarannya, kalau diterapkan dalam kehidupan masa sekarang.
49
Dari penjelasan di atas, tentu Anda ingin tahu lebih jauh tentang nilai apa yang dapat diwariskan dari peninggalan budaya masa prasejarah ini. Untuk itu simaklah uaraian materi tentang nilai-nilai peninggalan budaya masa prasejarah ini yang terdiri dari:
1. Nilai Religius/Keagamaan Nilai ini mencerminkan adanya kepercayaan terhadap sesuatu yang berkuasa atas mereka, dalam hal ini mereka berusaha membatasi perilakunya. Dari uraian tersebut, sikap yang perlu diwariskan adalah sikap penghormatan kepada yang lain, mengatur perilaku agar tidak semaunya dan penghormatan serta pemujaan sebagai dasar keagamaan.
2. Nilai Gotong Royong Masyarakat prasejarah hidup secara berkelompok, bekerja untuk kepentingan kelompok bersama, membangun rumah juga dilakukan secara bersama-sama. Hal ini dapat dibuktikan dari adanya bangunan-bangunan megalith yang dapat dipastikan secara gotong royong/bersama-sama. Dengan demikian patutlah ditiru bahwa hal-hal yang menyangkut kepentingan bersama hendaklah dilakukan secara bersama-sama (gotong royong) dengan prinsip berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.
3. Nilai musyawarah Nilai ini sudah dikembangkan oleh masyarakat prasejarah dalam hidupnya seperti dalam pemilihan pemimpin masyarakat dalam usaha pertanian dan perburuan. Dari perilaku tersebut menjadi dasar bagi tumbuh dan berkembangnya asas demokrasi.
4. Nilai Keadilan Sikap ini sudah diterapkan dalam kehidupan masyarakat prasejarah sejak masa berburu yaitu adanya pembagian tugas sesuai dengan tenaga dan kemampuannya sehingga tugas antara kaum laki-laki berbeda dengan kaum perempuan. Sikap keadilan ini berkembang pada masa perundagian, yaitu pembagian tugas berdasarkan keahliannya. Dari nilai tersebut mencerminkan sikap yang adil karena setiap orang akan memperoleh hak yang sama/tugas yang sama apabila didukung oleh kemampuannya. Demikianlah nilai-nilai peninggalan budaya masa prasejarah yang patut untuk dibanggakan dan ditiru dalam kehidupan masyarakat pada masa sekarang. Dalam rangka menambah wawasan berpikir Anda, maka diskusikanlah dengan temanteman Anda untuk mencari contoh-contoh perilaku pada masa sekarang yang mencermikan niali religius, nilai gotong-royong dan nilai musyawarah serta nilai keadilan seperti yang dikembangkan oleh masyarakat prasejarah. Hasil diskusi Anda dapat Anda tunjukkan pada guru bina Anda pada saat tutorial. Setelah Anda memahami tugas di atas, maka kerjakanlah latihan soal yang ada pada akhir kegiatan ini, agar kemampuan pemahaman Anda terukur. Selamat mengerjakan latihan soal berikut ini.
50
KEGIATAN 3 1. Bacalah soal dengan teliti sebelum Anda menjawab! 2. Dahulukan menjawab soal yang Anda anggap mudah! 3. Bentuk soal terdiri dari 4 essay.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat! 1. Jelaskan tentang pengertian nilai peninggalan budaya! 2. Jelaskan dengan disertai contoh bahwa masyarakat prasejarah Indonesia telah mengembangkan nilai gotong royong! 3. Jelaskan dengan disertai contoh bahwa masyarakat prasejarah masa berburu telah mengembangkan nilai keadilan! 4. Jelaskan tentang tumbuhnya asas demokrasi pada masa prasejarah! Jika Anda dalam mengerjakan soal tersebut, kesulitan dalam memberikan jawabannya, maka Anda harus mempelajari kembali uraian materinya sampai Anda memahami. Setalah Anda menjawab soal-soal tersebut, maka dapat Anda cocokkan dengan kunci jawabannya yang terdapat di halaman belakang modul ini. Seyogyanya Anda tidak melihat kunci jawabannya terlebih dahulu, agar tingkat pemahaman Anda terukur.
Mudah-mudahan Anda selalu berhasil.
51
52
PENUTUP
Selamat atas keberhasilan Anda dalam mempelajari modul ini. Semoga modul ini banyak memberikan manfaat untuk Anda! Sehingga Anda bisa mengetahui hasil karya nenek moyang bangsa Indonesia yang patut dikagumi dan dibanggakan karena sarat dengan nilai budaya yang dimiliki saat itu, walaupun teknologi pembuatannya sangat sederhana. Untuk itu dapatlah kiranya menjadi motivasi bagi diri Anda dalam menghasilkan suatu karya yang dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya. Hal terpenting yang perlu Anda ingat dari modul ini adalah: 1. Kebudayaan material masyarakat prasejarah Indonesia adalah sebagai hasil dari cipta, rasa dan karsa manusia pada zaman prasejarah yang bersifat nyata, dapat dilihat dan diraba, dihasilkan sejak jaman Palaeolithikum, Mesolithikum, Neolithikum, bahkan pada zaman logam. 2. Ciri dan corak kehidupan masyarakat prasejarah pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, bermukim dan berladang, masa bercocok tanam serta, masa perundagian, yang menghasilkan berbagai bentuk kebudayaan. Dari kebudayaan tersebut, maka muncul corak kehidupan masyarakat prasejarah yang terdiri dari corak kepercayaan kemasyarakatan, pertanian, pelayaran, ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. 3. Nilai-nilai peninggalan budaya masyarakat prasejarah yang dapat diwariskan meliputi nilai religius, nilai gotong royong, nilai musyawarah dan nilai keadilan. Setelah Anda paham terhadap seluruh uraian materi dalam modul ini, maka langkah selanjutnya untuk Anda adalah mendatangi sekolah penyelenggara untuk meminta tes akhir modul pada guru bina. Kemudian kerjakan soal-soal dalam tes tersebut dengan teliti dan sungguh-sunguh agar Anda berhasil kembali. Tanyakanlah hasil perolehan nilai tes Anda kepada Guru Bina. Jika perolehan nilai tes Anda mencapai 80%, maka selamat untuk Anda! atas keberhasilan mengikuti kegiatan belajar modul ini. Tetapi apabila perubahan nilai tes kurang dari 80%, silahkan pelajari kembali modul ini. Berusahalah sebaik mungkin untuk memahami kegiatan belajar dalam modul ini, agar keberhasilan tetap Anda raih. Dan ingatlah bahwa keberhasilan tidak datang dengan sendirinya, ttetapi harus melalui perjuangan dan kerja keras. Sekali lagi selamat atas keberhasilan Anda dan lanjutkan pada modul berikutnya.
53
KEGIATAN 1
I.
1. 3. 5. 7. 9.
B D E E E
2. 4. 6. 8. 10.
A A B C D
II. 1. a. Pacitan b. Ngandong 2. a. Mengorek ubi dan keladi. b. Menangkap ikan. 3. a. Pebble/kapak Sumatra. b. Hache Courk/kapak pendek. 4. Sampung, Ponorogo Jawa timur. 5. a. Lahat/Sumatera selatan. b. Bogor c. Sukabumi d. Karawang e. Tasikmalaya f. Pacitan 6. Neolithikum papie. 7. Tanda kebesaran/alat upacara. 8. A cire perdue. 9. Tempat sesajen. 10. a. Bentuk bangunan besar-besar dan tidak diratakan. b. Bangunannya sebagian besar berkaitan dengan kepercayaan.
KEGIATAN 2 I.
1. 3. 5. 7. 9.
II. 1. 2.
3.
54
A D E C B
2. 4. 6. 8. 10.
E B A C A
Pemilihan pemimpin melalui musyawarah diantara sesamanya berdasarkan kelebihan yang dimiliki baik secara fisik ataupun spiritual. a. Kehidupannya seni Nomad/semi sedenter. b. Food gathering tingkat lanjut. c. Sudah mengenal religi. d. Sudah mengenal penguburan mayat. e. Sudah mengenal tata cara perkawinan. - Chopper/alat penetak/kapak perinbas/kapak genggam. - Mata panah. - Flakes - Alat-alat tulang.
4.
-
Adanya migrasi dari daratan Asia ke Indonesia. Dikenalnya pembuatan perahu bercadik. Berkembangnya perdagangan antar pulau.
KEGIATAN 3 1. Nilai adalah sesuatu yang dipandang baik, benar atau berharga bagi seseorang sehingga nilai penggalan budaya adalah penggalan-penggalan budaya yang diyakini baik, benar dan berguna bagi masyarakat. 2. Nilai gotong royong masyarakat prasejarah. Segala sesuatu yang selalu dikerjakan secara bersama-sama dalam rangka kepentingan bersama dengan prinsip berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Contoh : Pembuatan rumah-rumah panggung selalu dikerjakan secara bersam-sama. 3. Nilai keadilan masyarakat prasejarah adalah pembagian tugas sesuai dengan tenaga dan kemampuannya sehingga orang memperoleh hak dan kewajiban yang sesuai dengan kemampuannya. Contoh: Berburu adalah tugas kaum laki-laki karena memerlukan tenaga yang kuat. Mengumpulkan makanan dan mengurus anak adalah tugas kaum perempuan. Dalam berburu dilakukan bersama-sama sehingga hasilnyapun dibagi rata. 4. Azas demokrasi mulai tumbuh pada masa prasejarah karena pada masa tersebut pemilihan pemimpin selalu dilakukan dengan musyawarah dan orang yang terpilih sebagai pemimpin adalah orang yang memiliki kemampuan dan dipilih secara bersama-sama sehingga melalui musyawarah maka berkembanglah azas demokrasi.
Animisme : Kepercayaan akan adanya roh. Aris Sous Roche : Gua-Gua di pedalaman. A Cire Perdue : Teknik pembuatan alat-alat dari logam dengan mengunakan lilin sebagai model. Bone Culture : Kebudayaan Tulang. Bivalve : Teknik pembuatan alat-alat dari logam dengan menggunakan cetakan. Chalcedon : Batu indah yang berwarna-warni. Dinamisme : Kepercayaan akan adanya kekuatan gaib. Kjokkenmodinge : Sampah-sampah kerang yang telah menggunung ditepi pantai. Kleinbeil : Kapak lonjong yang berukuran kecil. Nilai : Segala sesuatu yang dipandang baik, benar, dan berharga bagi seseorang. Primus Inter Pares: Pemilihan pemimpin diantara sesamanya. Walzenbeil : Kapak lonjong yang berukuran besar.
55
DAFTAR PUSTAKA Soekmono R, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia I, Yogyakarta: Kanisius, 1973. Chalif Latig, Irwin Lay, Atlas Sejarah, Jakarta: Pembina Peraga, 1993. Depdikbud, Album Peninggalan Sejarah dan Purbakala, Jakarta: Direktorat Perlindungan dan Pembinaan, 1991. Kuntowiryo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Benteng Budaya, 1995. William. A. Haviland & R.G Soekadijo, Antropologi I, Jakarta: Erlangga, 1988. Kompas, Jumat, 8 Desember 2000 halaman 32
56