Jamili, et al., Biowallacea Vol. 1 (2) : Hal.71-81, Oktober 2014
71
KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA HUTAN MANGROVE DI KAWASAN SUNGAI LANOWULU TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI (TNRAW) SULAWESI TENGGARA Diversity Of Birds At The Mangrove Forest Of Lanowulu River, Rawa Aopa Watumohai National Park Southeast Sulawesi
1
1
2
Jamili , Analuddin , Wa Ode Amnawati 1
Jurusan Biologi, Fakultas MlPA Universitas Halu Oleo Kendari, Sulawesi Tenggara 2 Laboratorium Biologi, Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara e-mail :
[email protected]
ABSTRACT
This study was aimed to know the species diversity, abundance distribution, and similarity index of bird at the mangrove forest of Lanowulu river, Rawa Aopa Watumohai National Park, Southeast Sulawesi. The IPA (Indices Punctual Abundance) method was used in this study, i.e. the presence of bird in each mangrove stand was counted in certain time. The species diversity of bird was analyzed quantitatively by determining the Shannon-Wiener diversity index (H’), evenness index (E), abundance index, and similarity index. The results showed that the Shannon- Wienner diversity index (H’) of bird varied among the mangrove stands. The highest H’ index of bird was at mangrove of stand Rhizophora apiculata (2,81), while it was the lowest at a mangrove stand of Lumnitzera littorea (1,04). On the other hand, evenness index of bird in almost mangrove stands tended to similar, i.e. ranged from 0,91-1,0 of evenness index (E). There were several species of birds showed higher abundance in each mangrove stand, i.e. Zosterops choloris, Hirundo tahitica, Artamus leucorynchus, Halcyon sancta, and Anthreptes malacensis. However, the values of similarity index of bird among mangrove stands at Lanowulu river were low (IS < 30%), which indicated that each mangrove stand supports different composition of bird. The activity of birds at mangrove stands was mostly looking for food and taking a rest.
Key Words: Bird diversity, Mangrove Forest, Rawa Aopa Watumohai National Park
Keanekaragaman Jenis Burung Pada Hutan Mangrove Di Kawasan Sungai Lanowulu Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) Sulawesi Tenggara
kawasan
PENDAHULUAN
sungai
72
Lanowulu
disusun
oleh
beberapa jenis tegakkan seperti Rhizophora Hutan mangrove memiliki fungsi ekologis
apiculata, Rhizophora mucronata, Rhizophora
dan ekonomi yang sangat bermanfaat bagi
stylosa, Lumnitzera littorea, Ceriops tagal,
umat manusia.
Fungsi mangrove secara
maupun Bruguera gymnoriza, dan Xylocarpus
ekologis
sumber
granatum (Analuddin, dkk., 2012).
sebagai
nutrien,
karbon,
daerah pemijahan (spawning grounds) dan
Kawasan hutan
mangrove
Taman
daerah asuhan (nursery grounds) berbagai
Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW)
jenis
telah ditata untuk menjadi salah satu lokasi
ikan,
udang,
kerang-kerangan
dan
spesies lainnya. Mangrove merupakan habitat
pengamatan
bagi berbagai jenis satwa seperti jenis burung,
Sulawesi Tenggara. Menurut Analuddin, dkk.,
reptilia, mammalian dan berbagai jenis makhluk
(2012)
hidup
konservasi
lainnya.
Hutan
keanekaragaman
mangrove
hayati
memiliki
(biodiversity)
dan
burung
untuk
di
wilayah
Provinsi
mengoptimalkan
upaya
burung di kawasan mangrove
Taman Nasional Rawa Aopa
Watumohai
plasma nutfah (genetic pool) yang tinggi serta
(TNRAW)
berperan penting sebagai sistem penunjang
tentang keanekaragaman jenis burung yang
kehidupan. Hutan mangrove juga berfungsi
berasosiasi dengan mangrove sehingga dapat
sebagai
gelombang
menjelaskan keterkaitan keberadaan burung
tsunami, angin topan, maupun perembesan air
pada ekosistem mengrove. Hal ini sangat
laut (Hutchings dan Saenger, 1987).
penting,
pelindung
pantai
dari
Berbagai jenis burung, terutama burung air banyak ditemukan di daerah mangrove. Burung air yaitu jenis burung yang hidupnya sangat tergantung pada air, baik untuk mencari makan, berlindung, istirahat, berbiak dan untuk
sehingga mudah berjalan di rawa dan di daerah berair lainnya, misalnya jenis burung suku Rallidae,
Ardeidae,
dan
Ciconiidae. Selain
itu ada juga burung darat (Terestrial bird) yang memanfaatkan hutan mangrove sebagai tempat
mencari
makan
dan
diperlukan
karena
meskipun
pengetahuan
telah
ada
penetapan kawasan mangrove untuk berbagai pengelolaan termasuk burung, akan tetapi hingga saat ini informasi ilmiah tentang keterkaitan diantara keduanya masih sangat minim. Berdasarkan latar belakang di atas,
melakukan aktivitas social lainnya. Berbagai jenis burung air berkaki dan berjari panjang,
maka
maka perlu dilakukan suatu penelitian yang berjudul ‘‘Keanekaragaman Jenis Burung Pada Hutan Mangrove di
Kawasan
Sungai Lanowulu Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai
(TNRAW) Sulawesi
Tenggara’’
bermain
METODE PENELITIAN
(MacKinnon, 2000). Penelitian
Di taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) terdapat empat tipe ekosistem mangrove, rawa, savanna dan
hutan
yaitu hujan
yang merupakan suatu paduan yang menarik antara
hutan
rawa, perbukitan dan pesisir
(Coathes dan Bishop, 2000). Hutan mangrove di Jamili, et al., Biowallacea Vol. 1 (2) : Hal.71-81, Oktober 2014
ini
dilaksanakan
pada
bulan Juni 2013 dan bertempat di kawasan Sungai Lanowulu yang terletak di bagian selatan kawasan Taman Nasional Rawa Aopa
Watumohai
Tenggara.
(TNRAW)
Sulawesi
Keanekaragaman Jenis Burung Pada Hutan Mangrove Di Kawasan Sungai Lanowulu Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) Sulawesi Tenggara Metode penelitian
adalah
metode yaitu
yang
IPA
Ponctual
rentang
1981).
dalam
Wiener S = Jumlah Jenis Jenis dihitung
menggunakan
pengamatan
dalam
(Helvoort,
dengan
(Indices
metode
dihitung
digunakan
73
Abundance)
burung waktu
tertentu
Pengamatan
3. Kelimpahan
untuk
menurut
hari pukul 15.00 – 17.30.
dari
Sorensen (1948) dalam Krebs, (1978).
dilakukan
pada padi hari pukul 06.00 – 10.00 dan sore
rumus
Jum. individu tiap jenis burung K = Waktu pengamatan
Pengamatan jenis-jenis burung yang ditemukan karakter suara
melalui morfologi,
burung
perjumpaan perilaku
pada
yang
dicatat
mencakup
jenis
burung,
waktu
perjumpaan,
terbang
lokasi
Parameter
langsung,
pengamatan. penelitian
jumlah
individu,
burung
X 100% KR seluruh jenis
=
dan
selama
aktivitas
KR suatu jenis KR
4. Indeks kesamaan jenis dihitung menurut rumus dari Sorensen (1948) dalam Krebs, (1978).
pada
saat dijumpai, dan dan habitat (jenis tegakan
2 C IS =
x 100% (A + B)
mangrove dimana burung ditemukan). Analisis data yang digunakan: 1.
Indeks dihitung Wiener
keanekaragaman menurut (1949)
jenis
rumus
Shannon–
Krebs,
dalam
burung (1989)
yaitu : H'
= – Σ pi ln pi
Pi
=
H Dimana : H'
2. Indeks rumus
Sedangkan, penentuan Indeks Disimilaritas (ID) dihitung dengan rumus: ID = 100 - IS
�
= Indeks Keanekaragaman Shannon–Wiener Pi = Proporsi jumlah jenis ke – i ni = Jumlah Individu jenis ke – i N = Jumlah Individu seluruh jenis kemerataan dihitung menurut Pielou
(1966).
menggambarkan individu
��
dari
perataan
species
Indeks
ini
penyebaran
organisme
yang
menyusun komunitas yaitu : H' E
Dimana : IS = Indeks Kesamaan A = Jumlah total seluruh jenis yang terdapat pada komunitas A B = Jumlah total seluruh jenis yang terdapat pada komunitas B C = Jumlah individu terkecil dari jenis yang terdapat pada kedua komunitas
= ln S
Dimana : E = Indeks Kemerataan (Eveness) H' = Indeks Keanekaragaman ShannonJamili, et al., Biowallacea Vol. 1 (2) : Hal.71-81, Oktober 2014
5. Deskripsi mencari bermain.
aktivitas burung seperti makan, bertengger, dan
PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) merupakan penggabungan dari Taman
Buru
Watumohai,
Suaka
Margasatwa Rawa Aopa dan Taman Buru Daratan Rumbia, yang antara 121
0
’ 0 44 - 122
terletak
’ 0 44 BT dan 4
’ 0 ’ 22 – 4 39 LS. Taman Nasional Rawa Aopa
Watumohai
mangrove sepanjang
yang pantai
memiliki
ekosistem
membentang Lanowulu
4
km
dengan
:
Keanekaragaman Jenis Burung Pada Hutan Mangrove Di Kawasan Sungai Lanowulu Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) Sulawesi Tenggara luas 6.173
ha,
hijau untuk
menahan erosi, ekosistem ini
juga menjadi
selain
menjadi
habitat
famili tumbuhan
dari
bakau
Lanowulu (Gambar 1) cukup bervariasi
sabuk
yaitu
berbagai
diantaranya
(bakau
apiculata
(bakau
(Tangir),
family
hitam), putih),
unga)
dan
famili
jenis
burung
:
sebesar (2,81), dan R. mucronata sebesar (2,30).
Rhizophora
Ceriops
Kenekaragaman jenis burung terendah
tagal
pada tegakan X. granatum sebesar
seperti
Comretaceae
Lumnitzera littorea dan
keanekaragaman
paling tinggi pada tegakan R. apiculata
famili Rhizophoraceae, seperti Rhizophora mucronata
74
C.
L. racemosa (unga-
sebesar (1,63), R. stylosa
decandra
sebesar (1,10), C. tagal sebesar (1,08) dan L.
seperti
meliaceae
Xylocarpus granatum (buli) (Sugiarto, dkk.
littorea sebesar (1,04). Sebaliknya,
2010).
indeks
B. Indeks Keanekaragaman (H’) Kemerataan (E) Jenis Burung Hasil
perhitungan
keanekaragaman hutan
jenis
mangrove
kemerataan
berbagai tegakan
dan
jenis
burung
nilai pada
mangrove hampir sama
yaitu pada tegakan R. stylosa sebesar (1), indeks
burung
dikawasan
(1,66),
C. tagal sebesar (0,99), L. littorea sebesar
pada
(0,95), R.
mucronata
memiliki indeks
sungai
dan X. granatum
kemerataan
yang sama
sebesar (0,93), sama halnya pada tegakan C. decandra dan R. apiculata sebesar (0,91).
3.00
2.81 2.30
H' dan E
2.00
0.93
0.91 1.10
1.00
1 1.08
1.66 0.93
1.63 0.99 1.04
0.91
0.95
H'
E
Lumnitzera litorea
Ceriops decandra
Ceriops tagal
Xylocarpus granatum
Rhizophora stylosa
Rhizophota mucronata
Rhizophota apiculata
0.00
Tegakan Mangrove Gambar 1. Histogram Indeks Keanekaragaman dan Kemerataan Jenis Burung pada Berbagai Tipe Tegakan Mangrove di Kawasan Sungai Lanowulu Taman Nasional Rawa C. Distribusi Kelimpahan Jenis Burung pada Berbagai Tegakan Mangrove Hasil analisis distribusi kelimpahan 34 jenis
burung
berbagai
tegakan
sungai Aopa
yang
ditemukan
mangrove
pada
dikawasan
Lanowulu Taman Nasional Rawa Watumohai
diuraikan
sebagai
berikut :
Jamili, et al., Biowallacea Vol. 1 (2) : Hal.71-81, Oktober 2014
A A
Kelimpahan (individu/jam)
Keanekaragaman Jenis Burung Pada Hutan Mangrove Di Kawasan Sungai Lanowulu Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) Sulawesi Tenggara
75
Rhizophora apiculata 6
7 6 5 4 3 2 1 0
4
3 2 1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
2 1
1
1
2 1
1
1
Rhizophora mucronata 4
1
1
Haliaeetus leucogaster
Halcyon chloris
2
Ducula aenea
Turacoena manadensis
Ixobrychus cinnamomeus
Gerygone sulphurea
2 1
Hemiprocne longipennis
1
Dicaeum celebicum
1
Ducula bicolor
2 1
Anthreptes malacensis
2
5
Jenis Burung
Rhizophora stylosa
C
Kelimpahan (individu/jam)
5
4
4
Pelargopsis melanorhyncha
Cryptophaps poecilirrhoa
4
4 3 2 1 0 Dicaeum celebicum
Jenis Burung
Gambar 2. Histogram Kelimpahan Jenis Burung pada Tegakan Mangrove A. Rhizophora apiculata, B. Rhizophora mucronata dan C. Rhizophora stylosa
Jamili, et al., Biowallacea Vol. 1 (2) : Hal.71-81, Oktober 2014
Hirundo tahitica
6 5 4 3 2 1 0
Tanygnathus sumatranus
B
Kelimpahan (individu/jam)
Jenis Burung
Keanekaragaman Jenis Burung Pada Hutan Mangrove Di Kawasan Sungai Lanowulu Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) Sulawesi Tenggara
1. Distribusi kelimpahan jenis burung pada tegakan Rhizophora apiculata mangrove R. Pada tegakan ditemukan
apiculata, (Gambar yang
2A).
Kelimpahan
ditemukan
kelimpahan yaitu
22
jenis
burung
ditemukan
jenis
burung
Pelargopsis
melanorhynch,
poecilirrhoa,
dan
bervariasi, paling
tinggi
Jenis
kelimpahan
terendah
Ducula
flavicollis,
cinnamomeus, Zosterops tegakan
chloris,
burung
striatus,
terdapat
karena banyaknya ketersediaan
di
selain
itu
juga
tunas
makanan
jenis
celebicum
indeks
kelimpahan
yang dominansi di tegakan R.
R.
pemakan
stylosa
merupakan
buah-buahan,
daun
yang
jenis
biji-bijian
masih
muda.
dan Jenis
burung ini selain mencari makan, juga
yang disukai oleh jenis burung Zosterops chloris,
memiliki
tegakan
apiculata kemungkinan
R.
Dicaeum
Jenis burung yang ditemukan pada
1individu/Jam.
banyak
Cryptohaps
stylosa.
Ixobrychus
sebanyak
yaitu
ini mengindikasikan bahwa tidak ada jenis
platurus,
dan
bicolor,
burung
yang sama yaitu sebesar 4 individu/Jam. Hal
Dicrurus
Butorides
jenis
2C). Semua jenis burung yang
ditemukan
dengan
yaitu
Prioniturus
hottentottus, Ixobrychus
burung
3
(Gambar
7
Zosterops chloris sebanyak
individu/Jam.
3. Distribusi kelimpahan jenis burung pada tegakan Rhizophora stylosa Pada tegakan mangrove R. stylosa
jenis
sangat burung
76
memanfaatkan kawasan mangrove
tersebut
tempat
beristirahat.
sebagai
Jenis-jenis burung
merupakan jenis yang umum ditemukan di
yang didapatkan pada tegakan R. stylosa
ekosistem mangrove.
merupakan jenis burung darat (Teresterial bird). Sebagaimana Mac Kinnon
2. Distribusi kelimpahan jenis burung pada tegakan Rhizophora mucronata Pada tegakan mangrove R. mucronata (Gambar
ditemukan 2B).
12
Kelimpahan
jenis jenis
menjelaskan bahwa ada beberapa
burung darat yang memanfaatkan kawasan hutan mangrove sebagai tempat mencari
burung
makan.
dan Hemiprocne longipennis
yaitu 4 individu/Jam, sedangkan jenis burung
4. Distribusi kelimpahan jenis burung pada tegakan Xylocarpus granatum Pada tegakan mangrove X. granatum
seperti Anthreptes malacensis, Ducula bicolor, Gerygone sulphurea, Ixobrychus cinnamomeus, Haliaeetus leucogaster dan Halcyon chloris memperlihatkan kelimpahan yang terendah yaitu sebanyak 1 individu/Jam. Hirundo tahitica banyak terdapat di tegakan
R.
mucronata
kemungkinan karena sumber makanan yang tersedia. Jenis burung ini juga memanfaatkan tegakan
R.
mucronata
sebagai
jenis
burung
tertinggi yaitu Hirundo tahitica sebanyak 5 individu/Jam
(2000)
tempat
beristirahat.
ditemukan enam jenis burung vernans,
aureolimbatum,
leucopygialis,
Treron Dicaeum
Trichoglossus
ornatus,
Artamus leucorynchus, dan Halcyon chloris (Gambar
3A).
leucorynchus
Jenis memiliki
burung nilai
Artamus
kelimpahan
tertinggi yaitu sebesar 6 individu/Jam. Hal ini kemungkinkan bahwa ketersediaan makanan banyak pada tegakan ini. Coates dan Bishop (2000), menjelaskan bahwa jenis burung Artamus leucorynchusbanyak hutan
Jamili, et al., Biowallacea Vol. 1 (2) : Hal.71-81, Oktober 2014
Lalange
yaitu
mangrove
untuk
mendiami
mencari
makan.
Keanekaragaman Jenis Burung Pada Hutan Mangrove Di Kawasan Sungai Lanowulu Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) Sulawesi Tenggara Sedangkan beberapa jenis burung memiliki nilai
kelimpahan
vernans,
rendah
Lalage
yaitu
Treron
6. Distribusi kelimpahan jenis burung pada Ceriops decandra Pada tegakan C. decandra ditemukan 6
dan
leucopygialis,
77
Trichoglossus ornatusadalah 2 individu/Jam.
jenis
burung
yaitu
Jenis-jenis tersebut sangat sedikit ditemukan
Gerygone
pada tegakan X. granatum, karena beberapa
Lalage leucopygialis, Turacoena manadensis,
dari jenis burung ini merupakan pemakan
dan Halcyon sancta (Gambar
biji-bijian, sehingga hanya memanfaatkan
burung
tegakan ini sebagai tempat beristirahat.
kelimpahan paling tinggi
Zosterops
sulphurea,
chloris,
Hirundo tahitica, 3C).
Jenis
memiliki nilai
Halcyon sancta yaitu
sebesar
16
individu/Jam, Hirundo tahitica, dan Zosterops
Pada
tegakan
mangrove
C.
tagal
vulneratum, Zosterops choloris, dan Gerygone sulphurea (Gambar 3B). Dua jenis burung Dicaeum
individu/Jam,
sedangkan
kelimpahan terendah (4 individu/Jam) yaitu
ditemukan 3 jenis burung yaitu Dicaeum
yaitu
12
chloris
5. Distribusi kelimpahan jenis burung pada tegakan Ceriops tagal
vulneratum dan Gerygone
sulphurea memiliki nilai kelimpahan sangat tinggi yaitu sebanyak 12 individu/Jam. Hal ini
jenis Gerygone sulphurea,Lalage leucopygialis, dan Turacoena manadensis. Jenis burung Halcyon
sancta
memanfaatkan
sebagai
C.decandra
tempat
tegakan
beristirahat,
sedangkan jenis Zosterops chloris dan Hirundo memanfaatkan
tahitica
tegakan
sebagai
tempat mencari makan.
mengindikasikan bahwa jenis burung pada tegakan
ini
dibandingkan
lebih
banyak
dengan
ditemukan
tegakan
lainnya,
sedangkan nilai kelimpahan terendah pada tegakan
ini
yaitu
Zosterops
choloris
8
individu/Jam. Hal ini disebabkan spesies yang mendominasi merupakan spesies pemakan serangga.
Berdasarkan
7. Distribusi kelimpahan jenis burung pada Lumnitzera littorea
spesialisasi
habitatnya, burung-burung di lokasi penelitian dikelompokkan menjadi dua yaitu burung air (water birds) dan burung darat (terrestrial birds). Dengan demikian spesies burung yang ditemukan pada tegakan C.tagal tergolong ke dalam spesies burung darat.
Jamili, et al., Biowallacea Vol. 1 (2) : Hal.71-81, Oktober 2014
Pada tiga
tegakan
jenis
ornatus,
burung
L.littorea yaitu
Anthreptes
ditemukan
Trichoglossus dan
malacensis,
Dicrurus hottentottus (Gambar 3D). Jenis burung
yang
memiliki kelimpahan
tertinggi adalah jenis
burung Anthreptes
malacensis
yaitu
sebanyak
individu/Jam.
Sedangkan
jenis
4 yang
memiliki nilai kelimpahan yang rendah yaitu Trichoglossus hottentottus individu/Jam
ornatus masing-masing
dan
Dicrurus
sebanyak
2
Keanekaragaman Jenis Burung Pada Hutan Mangrove Di Kawasan Sungai Lanowulu Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) Sulawesi Tenggara
6 2
Jenis Burung
Trichoglossus ornatus
Halcyon chloris
12 8
10 5
Zosterops chloris Jenis Burung
16 4
Halcyon sancta
Gerygone sulphurea
4
Turacoena manadensis
4
Lalage leucopygiali s
Ceriops decandra 12
12
Hirundo tahitica
20.0 15.0 10.0 5.0 0.0
Gerygone sulphurea
0
Zosterops chloris
Kelimpahan (individu/jam)
C
2
Ceriops tagal
12
15
Dicaeum vulneratum
(Individu/jam)
Kelimpahan
B B
Artamus leucorynchus
2
m
2
Dicaeum aureolimbatu
2
Lalage leucopygialis
6 4 2 0
Treron vernans
Xylocarpus granatum
(individu/jam)
Kelimpahan
A
78
Jenis Burung
D
Lumnitzera littorea
Kelimpahan (individu/jam)
5.0 2
4
2
0.0 Trichoglossus ornatus
Anthreptes malacensis
Dicrurus hottentottus
Jenis Burung
Gambar 3. Histogram Kelimpahan Jenis Burung pada Tegakan A. Xylocarpus granatum, B. Ceriops tagal, C. Ceriops decandra dan D. Lumnitzera littorea
Jamili, et al., Biowallacea Vol. 1 (2) : Hal.71-81, Oktober 2014
Keanekaragaman Jenis Burung Pada Hutan Mangrove Di Kawasan Sungai Lanowulu Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) Sulawesi Tenggara Berdasarkan
hasil
kelimpahan
yang
indeks
79
similaritas
untuk
bertujuan
diperoleh, jenis burung yang sangat melimpah
membandingkan komposisi
dan mudah ditemukan pada hutan mangrove
kuantitatif jenis
kawasan sungai Lanowulu antara lain Zosterops
selanjutnya akan mengindikasikan bahwa pada
choloris, Hirundo tahitica, Artamus leucorynchus,
lokasi yang diperbandingkan jika mempunyai IS
Halcyon sancta dan Anthreptes malacensis.
yang
Burung-burung
komposisi
yang
ditemukan
umumnya
terbang secara berkelompok, melintas atau
tinggi
pada
berarti jenis
dan variasi nilai
suatu lokasi. Nilai ini
mempunyai
yang
sama,
kemiripan begitupun
sebaliknya.
singgah di hutan mangrove. E. Deskripsi Aktivitas Jenis Burung
D. Indeks Similaritas (IS) Jenis Burung pada Berbagai Tegakan Mangrove
Berdasarkan
Hasil perhitungan indeks similaritas
hasil
penelitian
yang
(IS)
dilakukan, ditemukan beberapa aktivitas jenis
mangrove di
burung pada saat pengamatan berlangsung
kawasan Sungai Lanowulu menunjukkan bahwa
pagi dan sore hari. Aktivitas tersebut adalah
(IS) jenis burung dari tujuh tegakan mangrove.
mencari makan, bertengger atau istirahat, dan
(IS) jenis burung antara tegakan C.tagal dan C.
bermain.
decandra memiliki
yang
mencari makan merupakan aktivitas jenis
paling tinggi yaitu sebesar (28,57%). Hal ini
burung yang banyak ditemukan pada pagi hari
kemungkinan
yang ditunjukkan dengan nilai persentase
jenis burung
burung
diantara tegakan
indeks
karena
kesamaan
adanya
dua
jenis
yang sama pada kedua tegakan
Dari
tertinggi
52%.
ketiga
aktivitas
Jenis-jenis
tersebut,
burung
yang
tersebut yaitu jenis burung Zosterops chloris
melakukan aktivitas ini adalah Zosterops
dan Gerygone sulphurea. Indeks similaritas
chloris, Trichastoma celebense, Gerygone
jenis burung antara tegakan R. mucronata
sulphurea,
dan C. decandra adalah sebesar (21,74%),
aenea, Halcyon
(IS)
Anas gibberifrons, Ardea purpurea, Ixobrychus
antara
tegakan
R. apiculata dan C.
decandra sebesar (21,62%), (IS) antara tegakan dan
R. apiculata
R.
mucronata
sebesar
cinnamomeus,
Treron
antara tegakan R. apiculata dan R.
Dicaeum
yaitu
(5,97%).
Sedangkan pada tegakan R.
stylosa dan C. tagal, R. stylosa dan decandra,
R.
stylosa
dan L.
littorea,
vulneratum,
Ducula
sancta, Egretta garzetta, Prioniturus
platurus,
Cryptophaps poecilirrhoa, Dicaeum celebicum,
(21,43%). (IS) jenis burung terendah adalah stylosa
Dicaeum
vernans,
ornatus,
Lalage
aureolimbatum, Anthreptes
leucopygialis, Trichoglossus
malacensis,
dan
C.
Nectarinia jugularis. Sedangkan aktivitas pada
X.
sore
hari
yang
banyak
teramati
adalah
granatum dan C. tagal, C. tagal dan L. littorea,
bertengger atau istirahat yaitu 53% (Tabel 4).
C. decandra dan L. littorea tidak memiliki
Jenis burung yang melakukan aktivitas ini
indeks
ini
adalah Merops philippinus, Ducula aenea,
mengindikasikan bahwa tidak ada jenis burung
Hemiprocne lingipennis, Lalage leucopygialis,
yang sama pada tegakan tersebut. Indeks
Turacoena manadensis, Dicrurus hottentottus,
similaritas jenis burung diantara tujuh tegakan
Halcyon sancta, Ixobrychus flavicollis, dan
mangrove
Butorides striatus.
kesamaan
kurang
mengindikasikan
jenis.
dari
Hal
30%,
rendahnya
sehingga kesamaan
komposisi jenis burung pada hutan mangrove kawasan Sungai
Lanowulu.
Perhitungan
Jamili, et al., Biowallacea Vol. 1 (2) : Hal.71-81, Oktober 2014
Keanekaragaman Jenis Burung Pada Hutan Mangrove Di Kawasan Sungai Lanowulu Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) Sulawesi Tenggara PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut : 1. Indeks keanekaragaman (H’) jenis burung cukup tinggi pada tegakan R. apiculata (2,81) dan R. mucronata (2,30). 2. Jenis burung yang memiliki kelimpahan tertinggi pada hutan mangrove yaitu jenis burung
Zosterops
choloris,
Hirundo
tahitica, Artamus leucorynchus, Halcyon sancta dan Anthreptes malacensis. 3. Indeks
similaritas
jenis
burung
yang
tertinggi ditemukan pada tegakan C. tagal dan C. decandra yaitu (28,57%).
dan Stratifikasi Habitat Hutan Cagar Alam Langgaliru Sumba. Program Pasca Sarjana IPB. Bogor. Kusmana, C., Onrizal, Sudarmaji. 2003. Jenisjenis pohon mangrove di teluk Bintuni, Papua. Fakultas IPB dan PT Bintuni Utama Murni Wood Industries. Bogor. Krebs, C.J., 1978. Ecology. The Experimental Analysis of Distribution and Abundance. Second Edition.Harper and Row, New York. Krebs, C.J., 1989. Ecological Methodology. Harper and Row Publishers, New York. Latupapua, M.J.J., 2011. Struktur dan Komposisi beberapa Jenis Burung di Mangrove Kawasan Segoro Anak Taman Nasional Alas Purwo. Agroforestri Politeknik Perdamaian Halmahera. Tobelo. Mackinnon J, Phillips K, and B. Van Balen. 1998. Burung – burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Puslitbang Biologi – LIPI/ Bird Life Indonesia. Mackinnon J, Philipps K dan Van Ballen A. 2000. Burung-burung di Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Puslitbang BiologiLIPI, Jakarta. Noor, Rusila Y. M. Khazali., Suryadiputra, IN. N. 1999. Panduan Pengenalan Mangrove Di Indonesia. Direktur Jenderal PKA/Wetlands International Indonesia Programme. Bogor. Noor, Y.R., M. Khazali, dan IN.N. Suryadiputra. 2006. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Wetlands International-Indonesia Programme. Bogor. Pielou, E. C. 1966. Ecological Diversity. John Wiley and Sons. New York. Pradana, F.E., I. Trisnawati, dan Aunorohim. 2013. Pemanfaatan Strata Vertikal Vegetasi Mangrove Oleh Burung di Wonorejo, Surabaya. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Surabaya. Romimohtarto, K. 1998. Prosidings Seminar VI Ekosistem Mangrove. Panitia Program MAB Indonesia-LIPI. Jakarta. Rusmendro, H. 2004. Bahan Kuliah Ornithology. Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta. Sujatnika, P. Jepson., T.R. Suhartono, M.J. Crosby, dan A. Mardiastuti, 1995, Melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia : Pendekatan daerah Endemik Burung, PHPA-Bird Life International Indonesia Programe, Bogor. Sugiarto, D.P., P. Budi, P. Efi, M. Handry, dan Darystin. 2010. Keanekaragaman Hayati Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. DIPA. Tatangge.
DAFTAR PUSTAKA Alikodra HS. 1990. Pengelolaan Satwa Liar Jilid 1. Depdikbud-Dirjen Pendidikan Tinggi PAU-IPB. Bogor. Alikodra, H. S. 2002. Pengelolaan Satwa liar. Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Analuddin, Jamili, dan Rasas Raya, 2012, Perancangan Model Pengelolaan Ekosistem Mangrove Untuk Mengoptimalkan Perlindungan Hewan Endemik Di Kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai Sulawesi Tenggara, Laporan Penelitian Hibah Bersaing Dikti. 2012, Univesitas Haluoleo, Kendari. Anwar, J., S. J. Damanik., A. J. Whitten & N. Hisyam. 1984. Ekologi Ekosistem Sumatera. Yogyakarta: Gadjah Mada . Coates, B.J & K.D. Bishop, 2000, Panduan Lapangan Burung-Burung di Kawasan Wallacea, Bird Life International Indonesia Programe. Helvoort, B.V. 1981. Bird Populations in The Rural Ecosistems of West Java. Nature Conservation Depertment. Netrherlands. Hutchings, P. and Saenger, P. 1987. Ecology of Mangroves. University of Queensland Press. Brisbane. Australia. Howes J, Bakewell D, Noor YR. Panduan Studi Burung Pantai. Wetlands International - Indonesia Programme, Bogor, 2003. Krebs, C. J., 1978. Ecological Methodology. New York: Harper and Row Publisher. 294–297, 361–368. Jati, A. 1998. Kelimpahan dan Distribusi Jenisjenis Burung Berdasarkan Fragmentasi Jamili, et al., Biowallacea Vol. 1 (2) : Hal.71-81, Oktober 2014
80
Keanekaragaman Jenis Burung Pada Hutan Mangrove Di Kawasan Sungai Lanowulu Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) Sulawesi Tenggara Sukmantoro, W., W. Irham, W. Novarino, F. Hasudungan, N. Kemp & M. Muchtar. 2007. Daftar Burung Indonesia No. 2. The Indonesian Ornithologist’s Union/LIPI/OBC Smythies Fund/Gibbon Foundation, Bogor. Welty, J.C. 1992. The Life of Bird. Saunders College Publishing. Philadelphia.
Jamili, et al., Biowallacea Vol. 1 (2) : Hal.71-81, Oktober 2014
81